Ayah:
TAFSIR SURAT AL-QALAM ( Pena )
TAFSIR SURAT AL-QALAM ( Pena )
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
Ayah: 1 - 7 #
{ن وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ (1) مَا أَنْتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُونٍ (2) وَإِنَّ لَكَ لَأَجْرًا غَيْرَ مَمْنُونٍ (3) وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ (4) فَسَتُبْصِرُ وَيُبْصِرُونَ (5) بِأَيِّكُمُ الْمَفْتُونُ (6) إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ (7)}.
"Nun. Demi pena dan apa yang mereka tulis. Berkat nikmat Rabbmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. Dan se-sungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat, siapa di antara kamu yang gila. Sesungguhnya Rabbmu, Dia-lah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalanNya; dan Dia-lah Yang Paling Menge-tahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (Al-Qalam: 1-7).
#
{1 ـ 2} يقسم تعالى بالقلم، وهو اسم جنس شامل للأقلام التي تُكْتَبُ بها أنواع العلوم، ويسطرُ بها المنثور والمنظوم ، وذلك أنَّ القلم وما يسطرُ به من أنواع الكلام من آياته العظيمة، التي تستحقُّ أن يُقْسِمَ [اللَّهُ] بها على براءة نبيِّه محمدٍ - صلى الله عليه وسلم - مما نسبه إليه أعداؤه من الجنون؛ فنفى عنه ذلك بنعمةِ ربِّه عليه وإحسانه؛ حيث منَّ عليه بالعقل الكامل والرأي الجَزْل والكلام الفَصل، الذي هو أحسن ما جرت به الأقلام وسطره الأنام، وهذا هو السعادة في الدُّنيا.
(1-2) Allah سبحانه وتعالى bersumpah dengan pena yang merupakan kata benda umum (isim jenis) yang mencakup seluruh macam pena yang dipakai untuk mencatat berbagai disiplin ilmu dan dipakai untuk menulis prosa dan puisi. Pena dan perkataan apa saja yang ditulis dengan pena merupakan salah satu tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى yang besar, yang berhak untuk dijadikan obyek sumpah Allah سبحانه وتعالى atas terbebasnya Nabi Muhammad a dari sifat gila yang dituduhkan pada beliau oleh musuh-musuh beliau. Sumpah Allah سبحانه وتعالى ini menafikan sifat gila yang dituduhkan itu karena nikmat dan kebaikan RabbNya, karena Dia menganugerahkan akal yang sem-purna, pandangan yang arif, dan perkataan yang fasih yang meru-pakan hal terbaik yang ditulis pena dan dicatat oleh manusia. Dan inilah kebahagiaan di dunia.
#
{3} ثم ذكر سعادته في الآخرة، فقال: {وإنَّ لك لأجرًا غيرَ ممنونٍ}؛ أي: لأجراً عظيماً كما يفيده التنكير، غير مقطوع ، بل هو دائمٌ مستمرٌّ، وذلك لما أسلفه - صلى الله عليه وسلم - من الأعمال الصالحة والأخلاق الكاملة والهداية إلى كلِّ خير.
(3) Kemudian Allah سبحانه وتعالى menyebutkan kebahagiaan Nabi Muhammad a di akhirat seraya berfirman, ﴾ وَإِنَّ لَكَ لَأَجۡرًا غَيۡرَ مَمۡنُونٖ ﴿ "Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya." Yaitu pahala besar sebagaimana yang disebutkan oleh kata nakirah (indevinite) dalam ayat ini. Pahala besar yang tidak ada putusnya, namun tetap mengalir. Hal itu dikarenakan amal shalih, akhlak yang sempurna, dan petunjuk menuju kebaikan yang dilakukan oleh Rasulullah a.
#
{4} ولهذا قال: {وإنَّك لَعلى خُلُقٍ عظيم}؛ أي: عليًّا به، مستعلياً بخُلُقك الذي مَنَّ الله عليك به. وحاصل خُلُقِهِ العظيم ما فسَّرته به أمُّ المؤمنين عائشة رضي الله عنها لمن سألها عنه، فقالت: كان خلقه القرآن. وذلك نحو قوله تعالى: {خُذِ العَفْوَ وأْمُرْ بالعُرْفِ وأعرِضْ عن الجاهلينَ}، {فبما رحمةٍ من الله لِنتَ لهم ... } الآية، {لقد جاءكم رسولٌ من أنفسِكُم عزيزٌ عليه ما عَنِتُم ... } الآية، وما أشبه ذلك من الآيات الدالاَّت على اتِّصافه - صلى الله عليه وسلم - بمكارم الأخلاق، والآيات الحاثَّات على كلِّ خُلُقٍ جميل ، فكان له منها أكملها وأجلها، وهو في كلِّ خصلة منها في الذَّروة العليا، فكان [- صلى الله عليه وسلم -] سهلاً ليناً قريباً من الناس، مجيباً لدعوة مَنْ دعاه، قاضياً لحاجة من استقضاه، جابراً لقلب مَنْ سأله لا يحرمه ولا يردُّه خائباً. وإذا أراد أصحابُهُ منه أمراً؛ وافقهم عليه وتابعهم فيه إذا لم يكن فيه محذورٌ، وإن عَزَمَ على أمرٍ؛ لم يستبدَّ به دونهم، بل يشاورهم ويؤامرهم، وكان يقبلُ من محسنهم، ويعفو عن مسيئهم، ولم يكن يعاشِرُ جليساً إلاَّ أتمَّ عشرةٍ وأحسنها، فكان لا يعبسُ في وجهه، ولا يُغْلِظُ عليه في مقاله، ولا يطوي عنه بشره، ولا يمسك عليه فَلَتات لسانِهِ، ولا يؤاخذه بما يصدُرُ منه من جفوةٍ، بل يُحْسِنُ إليه غاية الإحسان، ويحتمله غاية الاحتمال - صلى الله عليه وسلم -.
(4) Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ ﴿ "Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung." Maksud-nya, agung dan tinggi dengan budi pekerti yang dikaruniakan Allah سبحانه وتعالى kepadamu. Secara garis besar tentang akhlaknya yang agung dijelaskan oleh Ummul Mukminin, Aisyah i, ketika ditanya tentang akhlak Rasulullah a, ia menjawab, كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ. "Akhlaknya adalah al-Qur`an."[124] Ini semakna dengan Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَٰهِلِينَ 199 ﴿ "Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh." (Al-A'raf: 199). ﴾ فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ 159 ﴿ "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentu-lah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepadaNya." (Ali Imran: 159). ﴾ لَقَدۡ جَآءَكُمۡ رَسُولٞ مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ عَزِيزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيصٌ عَلَيۡكُم بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَءُوفٞ رَّحِيمٞ 128 ﴿ "Sungguh telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sen-diri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang Mukmin." (At-Taubah: 128). Dan ayat-ayat lain yang menunjukkan sifat-sifat mulia Rasu-lullah a dan berbagai ayat yang mendorong untuk berakhlak yang baik. Beliau memiliki akhlak yang paling sempurna dan agung. Beliau selalu berada di puncak tertinggi pada masing-masing akhlak baik. Rasulullah a adalah sosok lembut, mudah (bergaul) dan dekat dengan orang, mendatangi undangan orang, memenuhi keperluan orang yang meminta sebagai pelipur lara orang yang meminta, beliau selalu memberi dan tidak menolak dalam keadaan gagal (tidak membawa hasil). Apabila sahabat-sahabat beliau menginginkan sesuatu dari Rasulullah a, beliau mengiyakan dan mengikuti mereka jika tidak ada halangan. Jika bertekad melaku-kan sesuatu, beliau tidak pernah memutuskan sendiri, namun berembug dengan para sahabat. Rasulullah a adalah sosok yang menerima kebaikan orang, memaafkan kesalahan orang dan selalu memperlakukan teman secara baik dan sempurna. Beliau tidak pernah bermuka kusam, tidak pernah berkata kasar, tidak bersikap dingin, tidak pernah terselip lidah, tidak pernah dendam dengan perlakuan dingin orang, namun justru dibalas dengan kebaikan dan beliau sangat penyabar, semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada beliau.
#
{5 ـ 6} فلمَّا أنزله الله في أعلى المنازل [من جميع الوجوه]، وكان أعداؤه ينسِبون إليه أنَّه مجنونٌ مفتونٌ؛ قال: {فستُبْصِرُ ويُبْصِرونَ. بأيِّكُم المفتونُ}: وقد تبيَّن أنَّه أهدى الناس وأكملهم لنفسه ولغيره، وأنَّ أعداءه أضلُّ الناس وشرُّ الناس للناس ، وأنَّهم هم الذين فتنوا عبادَ الله وأضلُّوهم عن سبيله، وكفى بعلم الله بذلك؛ فإنَّه [هو] المحاسب المجازي.
(5-6) Karena Allah سبحانه وتعالى menempatkan Rasulullah a di posisi tertinggi dalam berbagai hal sedangkan para musuhnya menuduh sebagai orang gila dan sakit, maka Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَسَتُبۡصِرُ وَيُبۡصِرُونَ 5 بِأَييِّكُمُ ٱلۡمَفۡتُونُ 6 ﴿ "Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat, siapa di antara kamu yang gila." Jelas sudah, Rasulullah a adalah orang yang paling lurus dan paling sempurna terhadap dirinya dan orang lain, sedangkan musuh-mu-suhnya adalah orang-orang yang paling sesat dan buruk. Mereka adalah orang-orang yang memfitnah dan menyesatkan hamba-hamba Allah سبحانه وتعالى dari jalanNya. Cukuplah Allah سبحانه وتعالى yang mengetahui tentang hal itu, karena Dia-lah yang akan memberi perhitungan dan membalas segala perbuatan.
#
{7} {إنَّ ربَّك هو أعلمُ بمن ضلَّ عن سبيله وهو أعلم بالمهتدينَ}: وهذا فيه تهديدٌ للضَّالِّين، ووعدٌ للمهتدين، وبيانٌ لحكمة الله؛ حيث كان يهدي مَنْ يَصْلُحُ للهداية دون غيره.
(7) ﴾ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ ﴿ "Sesungguhnya Rabbmu, Dia-lah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dia-lah Yang Paling Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." Dalam ayat ini terdapat ancaman untuk orang-orang zhalim, janji baik untuk mereka yang mendapatkan petunjuk, dan penjelasan tentang hikmah Allah سبحانه وتعالى yang memberi hidayah pada orang yang layak mendapatkannya, bukan pada lainnya.
Ayah: 8 - 16 #
{فَلَا تُطِعِ الْمُكَذِّبِينَ (8) وَدُّوا لَوْ تُدْهِنُ فَيُدْهِنُونَ (9) وَلَا تُطِعْ كُلَّ حَلَّافٍ مَهِينٍ (10) هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ (11) مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ (12) عُتُلٍّ بَعْدَ ذَلِكَ زَنِيمٍ (13) أَنْ كَانَ ذَا مَالٍ وَبَنِينَ (14) إِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ آيَاتُنَا قَالَ أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ (15) سَنَسِمُهُ عَلَى الْخُرْطُومِ (16)}.
"Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendusta-kan (ayat-ayat Allah). Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu). Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kesana kemari menghambur fitnah, yang sangat enggan berbuat baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, yang kaku kasar, selain dari itu, yang terkenal kejahatannya, karena dia mempunyai (banyak) harta dan anak. Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata, '(Ini adalah) dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala.' Kelak akan Kami beri tanda dia di belalai(nya)." (Al-Qalam: 8-16).
#
{8} يقول الله تعالى لنبيِّه محمدٍ - صلى الله عليه وسلم -: {فلا تُطِعِ المكذِّبين}: الذين كذَّبوك وعاندوا الحقَّ؛ فإنَّهم ليسوا أهلاً لأن يُطاعوا؛ لأنَّهم لا يأمرون إلاَّ بما يوافق أهواءهم، وهم لا يريدون إلاَّ الباطل؛ فالمطيع لهم مُقْدِمٌ على ما يضرُّه، وهذا عامٌّ في كلِّ مكذِّب وفي كلِّ طاعةٍ ناشئةٍ عن التكذيب، وإن كان السياقُ في شيءٍ خاصٍّ، وهو أنَّ المشركين طلبوا من النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - أن يسكت عن عيب آلهتهم ودينهم ويسكتوا عنه.
(8) Allah سبحانه وتعالى berfirman kepada Nabi Muhammad a, ﴾ فَلَا تُطِعِ ٱلۡمُكَذِّبِينَ ﴿ "Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah)," yakni, orang-orang yang mendustakanmu dan menentang kebenaran, karena mereka adalah orang-orang yang tidak patut untuk diikuti, karena mereka hanya memerintah sesuai kehendak hawa nafsu mereka. Yang mereka inginkan hanyalah kebatilan. Orang yang menaati mereka adalah orang yang mem-persembahkan marabahaya pada dirinya sendiri. Hal ini bersifat umum pada setiap pendusta dan dalam setiap ketaatan yang ber-sumber dari kebohongan, meski tekstual ayat berlaku pada masa-lah khusus, yaitu ketika orang-orang musyrik meminta Nabi a agar tidak mencela tuhan-tuhan dan agama mereka.
#
{9} ولهذا قال: {ودُّوا}؛ أي: المشركون، {لو تُدْهِنُ}؛ أي: توافقهم على بعض ما هم عليه: إمَّا بالقول، أو بالفعل، أو بالسكوت عما يتعيَّن الكلام فيه {فَيُدْهِنونَ}، ولكن اصدعْ بأمر الله، وأظهرْ دين الإسلام؛ فإنَّ تمام إظهاره نقضُ ما يضادُّه وعيب ما يناقضه.
(9) Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَدُّواْ ﴿ "Maka mereka meng-inginkan," yakni, orang-orang musyrik, ﴾ لَوۡ تُدۡهِنُ ﴿ "supaya kamu bersi-kap lunak," maksudnya, setuju terhadap sebagian keyakinan mereka, baik dengan perkataan, tindakan, maupun bersikap diam dari apa yang seharusnya dikatakan, ﴾ فَيُدۡهِنُونَ ﴿ "lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu)." Tapi tegaklah dengan perintah Allah سبحانه وتعالى dan tam-pakkan Agama Islam, karena kesempurnaan penampakan Islam adalah kebalikan dari lawannya dan mencela agama yang menen-tangnya.
#
{10} {ولا تطِعْ كلَّ حلاَّفٍ}؛ أي: كثير الحلف؛ فإنَّه لا يكون كذلك إلاَّ وهو كذَّابٌ، ولا يكون كذّاباً إلاَّ وهو {مَهينٌ}؛ أي: خسيس النفس، ناقصُ الهمة، ليس له رغبةٌ في الخير، بل إرادتُه في شهوات نفسه الخسيسة.
(10) ﴾ وَلَا تُطِعۡ كُلَّ حَلَّافٖ ﴿ "Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah," yaitu orang yang sering bersumpah. Karena hal itu hanya dilakukan oleh pendusta. Dan pendusta itu adalah orang ﴾ مَّهِينٍ ﴿ "hina," yakni buruk jiwanya, kecil semangatnya, dan tidak memiliki keinginan untuk kebaikan, tapi seluruh keinginan-nya hanya untuk kepentingan syahwat dirinya yang tercela.
#
{11} {همَّازٍ}؛ أي: كثير العيب للناس والطعن فيهم بالغيبة والاستهزاء وغير ذلك، {مشاءٍ بنميمٍ}؛ أي: يمشي بين الناس بالنميمة، وهو نقلُ كلام بعضِ الناس لبعض لقصد الإفسادِ بينهم وإيقاع العداوة والبغضاء.
(11) ﴾ هَمَّازٖ ﴿ "Yang banyak mencela," yaitu banyak mencela dan menuduh orang dengan cara ghibah, mengolok-olok atau yang lainnya. ﴾ مَّشَّآءِۭ بِنَمِيمٖ ﴿ "Yang kesana kemari menghambur fitnah," maksud-nya, menyebarkan namimah (adu domba) di antara sesama manu-sia. Namimah adalah menukil perkataan sebagian orang untuk di-sampaikan pada orang lain dengan tujuan untuk merusak hubungan di antara mereka serta menimbulkan permusuhan dan kebencian.
#
{12} {منَّاع للخيرِ}: الذي يلزمه القيام به من النفقات الواجبة والكفارات والزَّكَوات وغير ذلك. {معتدٍ}: على الخلق؛ يظلِمُهم في دمائهم وأموالهم وأعراضهم. {أثيمٍ}؛ أي: كثير الإثم والذُّنوب المتعلِّقة في حقِّ الله [تعالى].
(12) ﴾ مَّنَّاعٖ لِّلۡخَيۡرِ ﴿ "Yang sangat enggan berbuat baik," yang seha-rusnya dilakukan, seperti nafkah wajib, kaffarat, zakat, dan lainnya, ﴾ مُعۡتَدٍ ﴿ "yang melampaui batas" terhadap sesama dengan cara men-zhalimi darah, harta, maupun kehormatan, ﴾ أَثِيمٍ ﴿ "lagi banyak dosa," yakni banyak dosa yang berkaitan dengan hak-hak Allah سبحانه وتعالى.
#
{13} {عُتُلٍّ بعد ذلك}؛ أي: غليظٍ شرس الخلق، قاسٍ، غير منقادٍ للحقِّ. {زنيمٍ}؛ أي: دعيٍّ ليس له أصلٌ ولا مادةٌ ينتج منها الخير، بل أخلاقه أقبح الأخلاق، ولا يرجى منه فلاحٌ. له زِنْمَةٌ؛ أي: علامةٌ في الشرِّ يعرف بها.
(13) ﴾ عُتُلِّۭ بَعۡدَ ذَٰلِكَ ﴿ "Yang kaku kasar, selain dari itu," yakni kasar dan berperangai kaku, keras, tidak tunduk pada kebenaran. ﴾ زَنِيمٍ ﴿ "Yang terkenal kejahatannya," yaitu orang jahat yang tidak memiliki pangkal serta kesiapan untuk melakukan kebaikan namun perangainya adalah akhlak yang paling buruk dan tidak bisa diha-rapkan adanya keberuntungan darinya serta memiliki tanda-tanda keburukan yang dikenal.
#
{14} وحاصل هذا أنَّ الله تعالى نهى عن طاعة كلِّ حلافٍ كذابٍ خسيس النفس سيِّئِ الأخلاق، خصوصاً الأخلاق المتضمِّنة للإعجاب بالنفس، والتكبُّر على الحقِّ وعلى الخَلْق، والاحتقار للناس بالغيبة والنَّميمة، والطعن فيهم، وكثرة المعاصي.
(14) Kesimpulannya, Allah سبحانه وتعالى melarang untuk menaati orang-orang tukang bersumpah, pendusta, berjiwa dan berperangai buruk, khususnya perangai yang mencakup rasa ujub terhadap diri sendiri, bersikap sombong terhadap kebenaran dan sesama manusia, menghina orang lain dengan ghibah dan namimah, menu-duh orang lain, dan banyak berbuat maksiat.
#
{15} وهذه الآياتُ وإن كانت نزلتْ في بعض المشركين؛ كالوليد بن المغيرة أو غيره ؛ لقوله عنه: {أن كان ذا مال وبنينَ. إذا تُتْلى عليه آياتُنا قال أساطيرُ الأولينَ}؛ أي: لأجل كثرة ماله وولده طغى واستكبر عن الحقِّ ودَفَعه حين جاءه وجعله من جملة أساطير الأولين التي يمكنُ صدقُها وكذبُها؛ فإنَّها عامةٌ في كلِّ من اتَّصف بهذا الوصف؛ لأنَّ القرآن نزل لهداية الخلق كلِّهم، ويدخل فيه أول الأمة وآخرهم، وربَّما نزل بعض الآياتِ في سببٍ أو [في] شخصٍ من الأشخاص، لتتَّضح به القاعدةُ العامةُ، ويُعْرَفَ به أمثال الجزئيات الداخلة في القضايا العامَّة.
(15) Ayat-ayat ini meski turun berkenaan dengan perihal sebagian orang-orang musyrik seperti al-Walid bin al-Mughirah atau lainnya,[125] berdasarkan Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ أَن كَانَ ذَا مَالٖ وَبَنِينَ 14 إِذَا تُتۡلَىٰ عَلَيۡهِ ءَايَٰتُنَا قَالَ أَسَٰطِيرُ ٱلۡأَوَّلِينَ 15 ﴿ "karena dia mempunyai (banyak) harta dan anak. Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata, '(Ini adalah) dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala'," yaitu disebab-kan oleh banyaknya harta dan anak, ia pun melampaui batas dan bersikap sombong terhadap kebenaran serta menolaknya ketika kebenaran itu datang padanya dan dianggap sebagai dongeng orang-orang dahulu yang bisa dipercaya dan juga bisa didustakan, tapi ayat ini bersifat umum dan berlaku pada siapa saja yang me-miliki sifat serupa, karena al-Qur`an turun untuk memberi petun-juk pada seluruh manusia, sehingga umat yang pertama dan yang terakhir masuk dalam cakupan ayat-ayat ini yang bisa saja sebagian ayat-ayat al-Qur`an turun karena sebab tertentu atau permasalahan sebagian orang, agar kaidah umum bisa terlihat jelas sehingga masalah-masalah cabang yang tercakup dalam permasalahan-permasalahan umum bisa diketahui.
#
{16} ثم توعَّد تعالى مَنْ جرى منه ما وَصَفَ الله بأن الله سَيَسِمُهُ {على الخرطوم}: في العذاب، وليعذبه عذاباً ظاهراً يكون عليه سِمَةً وعلامةً في أشقِّ الأشياء عليه وهو وجهه.
(16) Kemudian Allah سبحانه وتعالى mengancam orang yang sifat-sifat-nya sesuai dengan yang disebutkan Allah سبحانه وتعالى di atas akan diberi tanda ﴾ عَلَى ٱلۡخُرۡطُومِ ﴿ "di belalai(nya)," di dalam siksaan, di mana Allah akan menyiksanya secara nyata hingga menjadi tanda pada sesuatu yang paling berat baginya, yaitu wajahnya.
Ayah: 17 - 33 #
{إِنَّا بَلَوْنَاهُمْ كَمَا بَلَوْنَا أَصْحَابَ الْجَنَّةِ إِذْ أَقْسَمُوا لَيَصْرِمُنَّهَا مُصْبِحِينَ (17) وَلَا يَسْتَثْنُونَ (18) فَطَافَ عَلَيْهَا طَائِفٌ مِنْ رَبِّكَ وَهُمْ نَائِمُونَ (19) فَأَصْبَحَتْ كَالصَّرِيمِ (20) فَتَنَادَوْا مُصْبِحِينَ (21) أَنِ اغْدُوا عَلَى حَرْثِكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَارِمِينَ (22) فَانْطَلَقُوا وَهُمْ يَتَخَافَتُونَ (23) أَنْ لَا يَدْخُلَنَّهَا الْيَوْمَ عَلَيْكُمْ مِسْكِينٌ (24) وَغَدَوْا عَلَى حَرْدٍ قَادِرِينَ (25) فَلَمَّا رَأَوْهَا قَالُوا إِنَّا لَضَالُّونَ (26) بَلْ نَحْنُ مَحْرُومُونَ (27) قَالَ أَوْسَطُهُمْ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ لَوْلَا تُسَبِّحُونَ (28) قَالُوا سُبْحَانَ رَبِّنَا إِنَّا كُنَّا ظَالِمِينَ (29) فَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ يَتَلَاوَمُونَ (30) قَالُوا يَاوَيْلَنَا إِنَّا كُنَّا طَاغِينَ (31) عَسَى رَبُّنَا أَنْ يُبْدِلَنَا خَيْرًا مِنْهَا إِنَّا إِلَى رَبِّنَا رَاغِبُونَ (32) كَذَلِكَ الْعَذَابُ وَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (33)}.
"Sesungguhnya Kami telah mencobai mereka (musyrikin Makkah) sebagaimana Kami telah menguji pemilik-pemilik kebun, ketika mereka bersumpah bahwa mereka sungguh-sungguh akan memetik (hasil)nya di pagi hari, dan mereka tidak menyisihkan (hak fakir miskin), lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Rabbmu ketika mereka sedang tidur, maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita, lalu mereka panggil me-manggil di pagi hari, 'Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak memetik buahnya.' Maka pergilah mereka saling berbisik-bisikan, 'Pada hari ini janganlah ada seorang miskin pun yang masuk ke dalam kebunmu.' Dan berangkatlah mereka di pagi hari dengan niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal me-reka mampu (menolongnya). Tatkala mereka melihat kebun itu, mereka berkata, 'Sesungguhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan), bahkan kita dihalangi (dari memperoleh hasilnya).' Berkatalah seorang yang paling baik pikirannya di antara mereka, 'Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Rabbmu)?' Mereka mengucapkan, 'Mahasuci Rabb kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zhalim.' Lalu sebagian mereka menghadapi sebagian yang lain seraya cela-mencela. Mereka berkata, 'Aduhai celakalah kita; sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas.' Mudah-mu-dahan Rabb kita memberi ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dari Rabb kita.' Seperti itulah azab (dunia). Dan sungguh azab akhirat lebih besar jika mereka mengetahui." (Al-Qalam: 17-33).
#
{17 ـ 18} يقول تعالى: إنَّا بَلَوْنا هؤلاء المكذِّبين بالخير، وأمهلناهم، وأمددناهم بما شئنا من مال وولدٍ وطول عمرٍ ونحو ذلك ممَّا يوافق أهواءهم، لا لكرامتهم علينا، بل ربَّما يكون استدراجاً لهم من حيثُ لا يعلمون، فاغترارهم بذلك نظيرُ اغترار أصحاب الجنَّة الذين هم فيها شركاء، حين أينعت أشجارها، وزهت ثمارها ، وآن وقت صِرامها وجزموا أنَّها في أيديهم وطوع أمرهم، وأنَّه ليس ثَمَّ مانعٌ يمنعهم منها، ولهذا أقسموا وحلفوا من غير استثناءٍ أنَّهم سيصرمونها؛ أي: يجذُّونها مصبحين، ولم يَدْروا أنَّ الله بالمرصادِ، وأنَّ العذاب سيخلفهم عليها ويبادِرُهم إليها.
(17-18) Allah سبحانه وتعالى berfirman bahwa Dia menguji orang-orang yang mendustakan dengan kebaikan, Allah سبحانه وتعالى memberi mereka tangguhan dan memberikan berbagai hal yang dikehendakiNya berupa harta, anak, umur panjang dan lainnya yang sesuai dengan hawa nafsu mereka, bukan karena kemuliaan mereka dalam pan-dangan Allah سبحانه وتعالى, bahkan (sebaliknya) bisa jadi merupakan penun-daan (agar mereka mengintrospeksi diri) tapi mereka tidak menya-darinya. Mereka terlena dengan semua itu, mirip dengan keadaan para penghuni surga yang sama-sama diberi berbagai kenikmatan ketika pepohonan surga berbuah, buahnya meranum dan sudah waktunya diketam, mereka memastikan semua nikmat tersebut berada di tangan dan dalam kekuasaan mereka, tidak ada sesuatu pun yang menghalangi mereka untuk semua itu. Karena itu, mereka (orang-orang kafir yang tertipu dengan kesenangan dan kenikmat-an dunia) bersumpah tanpa adanya pengecualian bahwa mereka akan mendapatkannya, sedangkan mereka tidak mengetahui bahwa Allah سبحانه وتعالى mengintai mereka, siksaan akan mereka dapatkan dengan segera.
#
{19 ـ 20} {فطاف عليها طائفٌ من ربِّك}؛ أي: عذابٌ نزل عليها ليلاً، {وهم نائمونَ}: فأبادها، وأتلفها، {فأصبحتْ كالصَّريم}؛ أي: كالليل المظلم، وذهبت الأشجار والثمار.
(19-20) ﴾ فَطَافَ عَلَيۡهَا طَآئِفٞ مِّن رَّبِّكَ ﴿ "Lalu kebun itu diliputi malapetaka (yang datang) dari Rabbmu," maksudnya, azab yang turun pada malam hari, ﴾ وَهُمۡ نَآئِمُونَ ﴿ "ketika mereka sedang tidur." Azab itu membi-nasakan dan melenyapkannya, ﴾ فَأَصۡبَحَتۡ كَٱلصَّرِيمِ ﴿ "maka jadilah kebun itu hitam seperti malam yang gelap gulita," yaitu seperti malam yang gelap; pohon dan buahnya telah sirna.
#
{21 ـ 22} هذا وهم لا يشعرون بهذا الواقع الملم، ولهذا تنادوا فيما بينهم لما أصبحوا؛ يقول بعضهم لبعض: {اغْدوا على حرثِكم إن كنتُم صارمين}.
(21-22) Begitulah, namun mereka tidak merasakan kenya-taan pahit ini. Karena itu mereka saling memanggil satu sama lain di pagi harinya, mereka saling berkata satu sama lain, ﴾ ٱغۡدُواْ عَلَىٰ حَرۡثِكُمۡ إِن كُنتُمۡ صَٰرِمِينَ ﴿ "Pergilah di waktu pagi (ini) ke kebunmu jika kamu hendak me-metik buahnya."
#
{23 ـ 24} {فانطلقوا}: قاصدين لها ، {وهم يتخافتونَ}: فيما بينهم بمنع حقِّ الله تعالى، ويقولون: {لا يَدْخُلَنَّها اليومَ عليكم مسكينٌ}؛ أي: بكِّروا قبل انتشار الناس، وتواصوا مع ذلك بمنع الفقراء والمساكين. ومن شدَّة حرصهم وبخلهم أنَّهم يتخافتون بهذا الكلام مخافتةً خوفاً أن يَسْمَعَهم أحدٌ فيخبر الفقراء.
(23-24) ﴾ فَٱنطَلَقُواْ ﴿ "Maka pergilah mereka," menuju perkebunan, ﴾ وَهُمۡ يَتَخَٰفَتُونَ ﴿ "mereka saling berbisik-bisikan," di antara mereka seraya menahan hak Allah سبحانه وتعالى dengan mengatakan, ﴾ لَّا يَدۡخُلَنَّهَا ٱلۡيَوۡمَ عَلَيۡكُم مِّسۡكِينٞ ﴿ "Pada hari ini janganlah ada seorang miskin pun yang masuk ke dalam kebunmu." Maksudnya, ketamlah sesegera mungkin sebelum orang-orang berkeliaran. Terlalu loba dan pelitnya mereka hingga mereka mengutarakan pembicaraan itu secara berbisik-bisik agar tidak didengar oleh seorang pun, supaya berita itu tidak bocor pada orang-orang miskin.
#
{25} {وغَدَوْا}: في هذه الحالة الشنيعة والقسوة وعدم الرحمة {على حردٍ قادرينَ}؛ أي: على إمساكٍ ومنعٍ لحقِّ الله جازمين بقدرتهم عليها.
(25) ﴾ وَغَدَوۡاْ ﴿ "Dan berangkatlah mereka di pagi hari," dalam kondisi keji, kasar, dan tidak berbelas kasih seperti ini, ﴾ عَلَىٰ حَرۡدٖ قَٰدِرِينَ ﴿ "dengan niat menghalangi (orang-orang miskin) padahal mereka mampu (menolongnya)." Yakni, mereka menahan hak Allah سبحانه وتعالى yang pasti mereka mampu lakukan.
#
{26 ـ 27} {فلمَّا رأوْها}: على الوصف الذي ذَكَرَ الله كالصريم، {قالوا}: من الحيرة والانزعاج، {إنَّا لضالُّون}؛ أي: تائهون عنها، لعلَّها غيرها، فلما تحقَّقوها ورجعت إليهم عقولهم؛ قالوا: {بل نحن محرومون}: منها، فعرفوا حينئذٍ أنَّه عقوبةٌ.
(26-27) ﴾ فَلَمَّا رَأَوۡهَا ﴿ "Tatkala mereka melihat kebun itu," dalam kondisi seperti yang disebutkan Allah سبحانه وتعالى seperti malam yang gelap, ﴾ قَالُوٓاْ ﴿ "mereka berkata," karena bingung dan resah, ﴾ إِنَّا لَضَآلُّونَ ﴿ "Sesung-guhnya kita benar-benar orang-orang yang sesat (jalan)," bingung tidak mengetahui kebunnya, sepertinya kebun yang lain. Ketika mereka telah memastikan kebunnya telah hangus, mereka kembali berpikir seraya berkata, ﴾ نَحۡنُ مَحۡرُومُونَ ﴿ "Bahkan kita dihalangi (dari memperoleh hasilnya)," yakni hasil panen kebun ini. Pada waktu itu mereka baru menyadari bahwa itu adalah hukuman.
#
{28} فَـ {قَالَ أوسطُهم}؛ أي: أعدلُهم وأحسنُهم طريقةً: {ألم أقل لكم لولا تسبِّحونَ}؛ أي: تنزِّهون الله عما لا يليق به، ومن ذلك ظنُّكم أنَّ قدرتكم مستقلةٌ، فلولا استثنيتم وقلتُم: إنْ شاء الله، وجعلتم مشيئتكم تابعةً لمشيئتِهِ ؛ لما جرى عليكم ما جرى.
(28) Maka ﴾ قَالَ أَوۡسَطُهُمۡ ﴿ "berkatalah seorang yang paling baik pi-kirannya di antara mereka," yaitu orang yang paling lurus dan baik, ﴾ أَلَمۡ أَقُل لَّكُمۡ لَوۡلَا تُسَبِّحُونَ ﴿ "Bukankah aku telah mengatakan kepadamu, hendaklah kamu bertasbih (kepada Rabbmu)," yaitu memahasucikan Allah سبحانه وتعالى dari sesuatu yang tidak layak bagiNya, di antaranya adalah kalian mengira bahwa kemampuan kalian itu berdiri sendiri. Andai kalian mengecualikan dan mengatakan, "Insya Allah," dan kalian menem-patkan kehendak kalian mengikuti kehendakNya, tentu hal ini tidak akan terjadi.
#
{29} فَـ {قالوا سبحانَ ربِّنا إنَّا كُنَّا ظالمين}؛ أي: استدركوا بعد ذلك، ولكن بعدما وقع العذاب على جنتهم، الذي لا يُرفع، ولكن لعلَّ تسبيحهم هذا وإقرارهم على أنفسهم بالظُّلم ينفعهم في تخفيف الإثم ويكونُ توبةً.
(29) Maka ﴾ قَالُواْ سُبۡحَٰنَ رَبِّنَآ إِنَّا كُنَّا ظَٰلِمِينَ ﴿ "mereka mengucapkan, 'Maha-suci Rabb kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zhalim'." Maksudnya, mereka sadar, hanya saja kesadaran mereka itu baru muncul setelah azab menimpa perkebunan mereka yang tentu saja tidak bisa dihilangkan. Namun, mudah-mudahan tasbih dan pe-ngakuan akan kezhaliman diri mereka berguna bagi mereka agar siksaan mereka diringankan dan menjadi taubat (bagi mereka).
#
{30 ـ 32} ولهذا ندموا ندامةً عظيمةً، وأقبل {بعضُهم على بعضٍ يتلاومونَ}: فيما أجروه وفعلوه، {قالوا يا وَيْلَنا إنا كُنَّا طاغينَ}؛ أي: متجاوزين للحدِّ في حقِّ الله وحقِّ عباده، {عسى ربُّنا أن يُبْدِلَنا خيراً منها إنَّا إلى ربِّنا راغبونَ}: فهم رجوا الله أن يبدِّلهم خيراً منها، ووعدوا أن سيرغبون إلى الله ويلحُّون عليه في الدُّنيا؛ فإنْ كانوا كما قالوا؛ فالظاهر أنَّ الله أبدلهم في الدُّنيا خيراً منها؛ لأنَّ من دعا الله صادقاً ورغب إليه ورجاه؛ أعطاه سؤاله.
(30-32) Karena itulah mereka amat menyesal, ﴾ بَعۡضُهُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖ يَتَلَٰوَمُونَ ﴿ "lalu sebagian mereka menghadapi sebagian yang lain seraya cela-mencela" atas perbuatan yang telah mereka lakukan. ﴾ قَالُواْ يَٰوَيۡلَنَآ إِنَّا كُنَّا طَٰغِينَ ﴿ "Mereka berkata, 'Aduhai celakalah kita; sesungguhnya kita ini adalah orang-orang yang melampaui batas'," yakni melampaui batas dalam hak Allah سبحانه وتعالى dan hak sesama manusia. ﴾ عَسَىٰ رَبُّنَآ أَن يُبۡدِلَنَا خَيۡرٗا مِّنۡهَآ إِنَّآ إِلَىٰ رَبِّنَا رَٰغِبُونَ ﴿ "Mudah-mudahan Rabb kita memberi ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu; sesungguhnya kita mengharapkan ampunan dari Rabb kita." Mereka mengharap agar Allah سبحانه وتعالى menggantikan yang lebih baik dan mereka berjanji akan berharap dan terus me-minta pada Allah سبحانه وتعالى di dunia. Jika mereka seperti yang mereka katakan, zahirnya Allah سبحانه وتعالى menggantikan rizki yang lebih baik bagi mereka di dunia, karena orang yang berdoa dengan tulus pada Allah سبحانه وتعالى serta memohon dan mengharapNya, maka Allah سبحانه وتعالى akan mengabulkan permintaannya.
#
{33} قال تعالى معظماً ما وقع: {كذلك العذابُ}؛ أي: الدنيويُّ لمن أتى بأسباب العذاب أن يسلبَه الله الشيء الذي طغى به وبغى وآثَرَ الحياةَ الدُّنيا وأن يزيلَه عنه أحوجَ ما يكون إليه، {ولَعذابُ الآخرةِ أكبرُ}: من عذاب الدُّنيا، {لو كانوا يعلمون}: فإنَّ مَنْ عَلِمَ ذلك؛ أوجب له الانزجار عن كلِّ سبب يوجب العقاب ويحرم الثواب.
(33) Allah سبحانه وتعالى berfirman membesarkan apa yang terjadi, ﴾ كَذَٰلِكَ ٱلۡعَذَابُۖ ﴿ "Seperti itulah azab (dunia)." Yakni siksa dunia bagi orang yang melakukan perbuatan-perbuatan yang mengundang azab, Allah سبحانه وتعالى akan mencabut nikmat yang menjadikannya angkuh dan lebih mengedepankan kehidupan dunia. Allah سبحانه وتعالى akan melenyapkan nikmat tersebut dari pemiliknya pada saat-saat amat diperlukan. ﴾ وَلَعَذَابُ ٱلۡأٓخِرَةِ أَكۡبَرُۚ ﴿ "Dan sungguh azab akhirat lebih besar," dari azab dunia, ﴾ لَوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ ﴿ "jika mereka mengetahui." Siapa pun yang mengetahui hal itu, maka harus menjauhi berbagai hal yang mengundang azab dan mencegah pahala.
Ayah: 34 - 41 #
{إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتِ النَّعِيمِ (34) أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ (35) مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ (36) أَمْ لَكُمْ كِتَابٌ فِيهِ تَدْرُسُونَ (37) إِنَّ لَكُمْ فِيهِ لَمَا تَخَيَّرُونَ (38) أَمْ لَكُمْ أَيْمَانٌ عَلَيْنَا بَالِغَةٌ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ إِنَّ لَكُمْ لَمَا تَحْكُمُونَ (39) سَلْهُمْ أَيُّهُمْ بِذَلِكَ زَعِيمٌ (40) أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ فَلْيَأْتُوا بِشُرَكَائِهِمْ إِنْ كَانُوا صَادِقِينَ (41)}.
"Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Rabbnya. Maka apa-kah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)? Mengapa kamu (berbuat demikian); bagaimanakah kamu mengambil keputusan? Atau ada-kah kamu mempunyai sebuah kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu membacanya, bahwa di dalamnya kamu benar-benar boleh memilih apa yang kamu sukai untukmu? Atau apakah kamu mem-peroleh janji-janji yang diperkuat dengan sumpah dari Kami, yang tetap berlaku sampai Hari Kiamat? Sesungguhnya kamu benar-benar dapat mengambil keputusan (sekehendakmu)? Tanyakanlah kepada mereka, 'Siapakah di antara mereka yang bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil itu?' Atau apakah mereka mempunyai sekutu-sekutu? Maka hendaklah mereka mendatang-kan sekutu-sekutunya jika mereka adalah orang-orang yang benar." (Al-Qalam: 34-41).
#
{34 ـ 41} يخبر تعالى بما أعدَّه للمتَّقين للكُفْرِ والمعاصي، من أنواع النعيم والعيش السليم في جوار أكرم الأكرمين، وأنَّ حكمته تعالى لا تقتضي أن يجعل المتَّقين القانتين لربِّهم، المنقادين لأوامره، المتَّبِعين مراضِيَه، كالمجرمين الذين أوضَعوا في معاصيه والكفر بآياتِهِ ومعاندةِ رسلِهِ ومحاربة أوليائِهِ، وأنَّ من ظنَّ أنَّه يسوِّيهم في الثواب؛ فإنَّه قد أساء الحكم، وأنَّ حكمه [حكمٌ] باطلٌ ورأيه فاسدٌ، وأن المجرمين إذا ادَّعوا ذلك؛ فليس لهم مستندٌ، لا كتابٌ فيه يدرسون ويتلون أنَّهم من أهل الجنة، وأنَّ لهم ما طلبوا وتخيَّروا، وليس لهم عند الله عهدٌ ويمينٌ بالغةٌ إلى يوم القيامةِ أنَّ لهم ما يحكمون، وليس لهم شركاءُ وأعوانٌ على إدراك ما طلبوا؛ فإنْ كان لهم شركاءُ وأعوانٌ؛ فليأتوا بهم إن كانوا صادقين. ومن المعلوم أنَّ جميع ذلك منتفٍ؛ فليس لهم كتابٌ ولا لهم عهدٌ عند الله في النجاة ولا لهم شركاءُ يعينونَهم، فعُلِمَ أنَّ دعواهم باطلةٌ فاسدةٌ. وقوله: {سَلْهُم أيُّهم بذلك زعيمٌ}؛ أي: أيُّهم الكفيل بهذه الدعوى التي تَبَيَّنَ بطلانها؛ فإنَّه لا يمكن أحداً أن يتصدَّر بها ولا يكون زعيماً فيها.
(34-41) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan apa yang dipersiapkan bagi orang-orang yang bertakwa yang menjaga diri dari kekufuran dan berbagai kemaksiatan, berupa berbagai macam kenikmatan dan kehidupan sentosa di dekat Allah, Dzat Yang Mahamulia. Kebi-jaksanaan Allah سبحانه وتعالى tidak menyamakan antara orang-orang yang bertakwa yang menunaikan hak-hak Rabb mereka, tunduk pada perintah-perintahNya dan yang meniti ridhaNya seperti orang-orang pendosa yang larut dalam kemaksiatan, mengkufuri ayat-ayatNya, membangkang rasul-rasulNya dan memerangi para kekasihNya. Jika ada yang mengira balasan kedua golongan tersebut sama, tentu hukum yang berlaku tidak adil. Hukumnya batil dan pandangannya tidak benar. Jika para pendosa mengira demikian, mereka sama sekali tidak memiliki sandaran. Bukan kitab yang mereka pelajari dan baca yang menyebutkan bahwa mereka ada-lah penghuni surga, mereka mendapatkan apa saja yang mereka inginkan dan pilih, mereka juga tidak memiliki janji dan sumpah sempurna di sisi Allah سبحانه وتعالى pada Hari Kiamat bahwa mereka akan mendapatkan apa pun yang mereka putuskan, mereka juga tidak memiliki sekutu dan teman yang membantu mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jika mereka memiliki sekutu dan te-man, silahkan mereka datangkan jika mereka adalah orang-orang yang benar. Sebagaimana diketahui, semua hal itu tidak ada. Me-reka tidak memiliki kitab dan janji di sisi Allah سبحانه وتعالى akan mendapat-kan keselamatan, mereka juga tidak memiliki sekutu yang akan menolong mereka. Maka dapat diketahui bahwa klaim mereka batil belaka. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ سَلۡهُمۡ أَيُّهُم بِذَٰلِكَ زَعِيمٌ ﴿ "Tanyakanlah kepada mereka, 'Siapakah di antara mereka yang bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil itu'." Maksudnya, siapa yang bertanggung jawab atas klaim yang jelas-jelas batil ini. Tidak akan ada seorang pun yang mau mengakui dan bertanggung jawab.
Ayah: 42 - 43 #
{يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ فَلَا يَسْتَطِيعُونَ (42) خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ وَقَدْ كَانُوا يُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ وَهُمْ سَالِمُونَ (43)}.
"Pada hari betis disingkapkan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa, (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sungguh mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan me-reka dalam keadaan sejahtera." (Al-Qalam: 42-43).
#
{42 ـ 43} أي: إذا كان يوم القيامة، وانكشفَ فيه من القلاقل والزلازل والأهوال ما لا يدخُلُ تحت الوهم، وأتى الباري لفصل القضاءِ بين عباده ومجازاتهم، فكشف عن ساقه الكريمة التي لا يشبِهُها شيءٌ، ورأى الخلائقُ من جلال الله وعظمته ما لا يمكن التعبير عنه؛ فحينئذٍ {يُدْعَوْنَ إلى السجود}: لله، فيسجد المؤمنون الذين كانوا يسجُدون لله طوعاً واختياراً، ويذهب الفجَّارُ المنافقون ليسجدوا؛ فلا يقدرون على السجود، وتكون ظهورهم كصياصِي البقرِ؛ لا يستطيعون الانحناء، وهذا الجزاء من جنس عملهم؛ فإنَّهم كانوا يُدْعَوْنَ في الدُّنيا إلى السجود لله وتوحيده وعبادته وهم سالمون لا علَّة فيهم؛ فيستكبرون عن ذلك، ويأبَوْن؛ فلا تسأل يومئذٍ عن حالهم وسوء مآلهم؛ فإنَّ الله قد سَخِطَ عليهم، وحقَّت عليهم كلمة العذاب، وتقطَّعت أسبابهم، ولم تنفعهم الندامة والاعتذار يوم القيامة؛ ففي هذا ما يزعِجُ القلوب عن المقام على المعاصي ويوجب التدارك مدة الإمكان.
(42-43) Maksudnya, ketika Hari Kiamat terjadi dan nam-paklah kerisauan, goncangan serta huru-hara yang belum pernah terbayangkan, lalu Allah سبحانه وتعالى datang untuk memberikan keputusan dan balasan amal perbuatan hamba-hambaNya. Allah سبحانه وتعالى menam-pakkan BetisNya Yang Mulia yang tidak serupa dengan apa pun, para manusia melihat keluhuran dan keagungan Allah سبحانه وتعالى yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Ketika itulah ﴾ يُدۡعَوۡنَ إِلَى ٱلسُّجُودِ ﴿ "mereka dipanggil untuk bersujud," yakni, bersujud kepada Allah سبحانه وتعالى. Maka orang-orang Mukmin yang ketika di dunia bersujud pada Allah سبحانه وتعالى, bersujud dengan taat dan suka rela. Orang-orang keji dan orang-orang munafik juga ingin bersujud, namun tidak mampu merendahkan diri. Inilah balasan yang sesuai dengan amal per-buatan, karena ketika di dunia mereka diseru untuk bersujud ke-pada Allah سبحانه وتعالى, mengesakan dan menyembahNya padahal mereka tidak memiliki penghalang dan penyakit apa pun, namun mereka bersikap sombong dan enggan. Maka pada hari ini, jangan engkau menanyakan kondisi dan akibat buruk mereka. Allah سبحانه وتعالى memurkai mereka sehingga berlakulah siksaan atas mereka. Semua sebab-sebab telah terputus. Penyesalan tidak berguna lagi bagi mereka pada Hari Kiamat. Hal ini amat menakutkan hati untuk melakukan kemaksiatan dan mengharuskan bertaubat selama masih dimung-kinkan.
Ayah: 44 - 52 #
{فَذَرْنِي وَمَنْ يُكَذِّبُ بِهَذَا الْحَدِيثِ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ (44) وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ (45) أَمْ تَسْأَلُهُمْ أَجْرًا فَهُمْ مِنْ مَغْرَمٍ مُثْقَلُونَ (46) أَمْ عِنْدَهُمُ الْغَيْبُ فَهُمْ يَكْتُبُونَ (47) فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُنْ كَصَاحِبِ الْحُوتِ إِذْ نَادَى وَهُوَ مَكْظُومٌ (48) لَوْلَا أَنْ تَدَارَكَهُ نِعْمَةٌ مِنْ رَبِّهِ لَنُبِذَ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ مَذْمُومٌ (49) فَاجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَجَعَلَهُ مِنَ الصَّالِحِينَ (50) وَإِنْ يَكَادُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُ لَمَجْنُونٌ (51) وَمَا هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ (52)}.
"Maka serahkanlah (wahai Muhammad) kepadaKu (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (al-Qur`an). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui. Dan Aku mem-beri tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencanaKu amat teguh. Ataukah kamu meminta upah kepada mereka, lalu mereka diberati dengan hutang? Ataukah ada pada mereka ilmu tentang yang ghaib lalu mereka menulis (padanya apa yang mereka tetap-kan)? Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap kete-tapan Rabbmu, dan janganlah kamu seperti orang (Yunus) yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam ke-adaan marah (kepada kaumnya). Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Rabbnya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela. Lalu Rabbnya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-orang yang shalih. Dan sungguh orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar al-Qur`an dan mereka berkata, 'Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila.' Dan al-Qur`an itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat." (Al-Qalam: 44-52).
#
{44 ـ 45} أي: دعني والمكذِّبين بالقرآن العظيم؛ فإنَّ عليَّ جزاءهم، ولا تستعجل لهم؛ فسنستدرِجُهم {من حيث لا يعلمونَ}: فنُمِدُّهم بالأموال والأولاد، ونُمِدُّهم في الأرزاق والأعمال؛ ليغتروا ويستمرُّوا على ما يضرُّهم، وهذا من كيد الله لهم. وكيدُ الله لأعدائه متينٌ قويٌّ، يبلغ من ضررهم وعقوبتهم كلَّ مبلغ.
(44-45) Maksudnya, serahkanlah kepadaKu urusan orang-orang yang mendustakan al-Qur`an yang agung, Aku-lah yang akan membalas mereka dan jangan kau minta siksaan mereka disegerakan, Kami akan menarik mereka secara berangsur-angsur (menuju kebinasaan), ﴾ مِّنۡ حَيۡثُ لَا يَعۡلَمُونَ ﴿ "dari arah yang tidak mereka ketahui." Kami memberi keleluasaan mereka dengan harta dan anak. Kami memberi keleluasaan mereka dalam rizki dan pekerjaan, agar mereka terpedaya dan tetap berada di atas apa yang memudarat-kan mereka. Ini adalah balasan tipu daya Allah سبحانه وتعالى atas mereka dan balasan tipu daya Allah سبحانه وتعالى pada musuh-musuhNya amat kokoh dan kuat. Dampak berbahaya dan siksaan mereka akan benar-benar sampai pada mereka.
#
{46} {أم تسألهم أجراً فهم من مَغْرَم مُثْقَلون}؛ أي: ليس لنفورهم عنك وعدم تصديقهم لك سببٌ يوجب لهم ذلك ؛ فإنَّك تعلِّمُهم وتدعوهم إلى الله لمحض مصلحتهم من غير أن تطلبهم من أموالهم مغرماً يَثْقُلُ عليهم.
(46) ﴾ أَمۡ تَسۡـَٔلُهُمۡ أَجۡرٗا فَهُم مِّن مَّغۡرَمٖ مُّثۡقَلُونَ ﴿ "Ataukah kamu meminta upah kepada mereka, lalu mereka diberati dengan hutang?" Maksudnya, tidak ada sebab yang membuat mereka lari darimu dan tidak membenar-kanmu yang mengharuskan mereka melakukan hal itu. Engkau hanyalah mengajarkan dan menyeru mereka menuju Allah سبحانه وتعالى murni karena kepentingan mereka sendiri, tanpa kau mintai upah yang membuat mereka terbebani hutang.
#
{47} {أم عندَهم الغيبُ فهم يكتُبون}: ما كان عندهم من الغيوب، وقد وجدوا [فيها] أنَّهم على حقٍّ، وأنَّ لهم الثواب عند الله؛ فهذا أمرٌ ما كان، وإنَّما كانت حالهم حال معاندٍ ظالم.
(47) ﴾ أَمۡ عِندَهُمُ ٱلۡغَيۡبُ فَهُمۡ يَكۡتُبُونَ ﴿ "Ataukah ada pada mereka ilmu ten-tang yang ghaib lalu mereka menulis (padanya apa yang mereka tetapkan)." Hal-hal ghaib yang ada pada mereka dan mereka menemukan tulisan dalam ilmu ghaib itu yang menyatakan bahwa mereka berada di atas kebenaran dan mereka memiliki pahala di sisi Allah سبحانه وتعالى. Ini adalah sesuatu yang mustahil adanya. Kondisi mereka tidak lain hanyalah orang yang membangkang dan zhalim.
#
{48 ـ 50} فلم يبقَ إلاَّ الصبر لأذاهم والتحمُّل لما يصدُرُ منهم والاستمرار على دعوتهم، ولهذا قال: {فاصبِرْ لحكم ربِّك}؛ أي: لما حكم به شرعاً وقدراً؛ فالحكم القدريُّ يُصْبَرُ على المؤذي منه ولا يُتَلَقَّى بالسخط والجزع، والحكم الشرعيُّ يقابَلُ بالقَبول والتسليم والانقياد [التامِّ] لأمرِهِ. وقوله: {ولا تكن كصاحب الحوتِ}: وهو يونس بن متى عليه الصلاة والسلام؛ أي: ولا تشابِهه في الحال التي أوصلَتْه وأوجبت له الانحباس في بطن الحوت، وهو عدم صبره على قومِهِ الصبرَ المطلوب منه وذَهابُه مغاضباً لربِّه، حتى ركب [في] البحر، فاقترع أهل السفينة حين ثقلت بأهلها أيُّهم يلقون؛ لكي تَخِفَّ بهم، فوقعت القرعةُ عليه، فالتقمه الحوتُ وهو مليمٌ. وقوله: {إذ نادى وهو مكظومٌ}؛ أي: وهو في بطنها قد كظمت عليه، أو: نادى وهو مغتمٌّ مهتمٌّ، فقال: لا إله إلا أنت سبحانك إنِّي كنت من الظالمين، فاستجاب الله له، وقَذَفَتْه الحوتُ من بطنها بالعراء وهو سقيمٌ، وأنبت الله عليه شجرةً من يقطينٍ، ولهذا قال هنا: {لولا أن تدارَكَه نعمةٌ من ربِّه لَنُبِذَ بالعراء}؛ أي: لَطُرِحَ في العراء، وهي الأرض الخالية، {وهو مذمومٌ}: ولكنَّ الله تغمَّده برحمته، فَنُبِذَ وهو ممدوحٌ، وصارت حالُه أحسنَ من حاله الأولى، ولهذا قال: {فاجتباه ربُّه}؛ أي: اختاره واصطفاه ونقَّاه من كلِّ كدرٍ، {فجعله من الصالحين}؛ أي: الذين صَلَحَتْ أعمالهم وأقوالهم ونيَّاتهم وأحوالهم.
(48-50) Yang tersisa hanya (engkau Muhammad) bersikap sabar atas gangguan mereka dan menahan diri dari perkataan dan tindakan yang mereka lakukan, serta tetap terus menyeru mereka. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَٱصۡبِرۡ لِحُكۡمِ رَبِّكَ ﴿ "Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Rabbmu," terhadap keputusan, baik syariat maupun takdir yang telah ditentukan. Keputusan tak-dir harus disikapi secara sabar atas segala sesuatu yang menyakiti, bukan dihadapi dengan kemarahan dan kesedihan. Sedangkan ketetapan syariat diterima dan ditaati secara sempurna, karena itu adalah perintah Allah سبحانه وتعالى. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَلَا تَكُن كَصَاحِبِ ٱلۡحُوتِ ﴿ "Dan janganlah kamu se-perti orang (Yunus) yang berada dalam (perut) ikan," yaitu Nabi Yunus bin Matta عليه السلام. Maksudnya, jangan menyamainya dalam kondisi yang membuatnya tertahan dalam perut ikan, yaitu karena menyi-kapi kaumnya dengan kesabaran yang semestinya serta sikapnya yang meninggalkan kaumnya yang membuat Rabbnya marah. Sampai ketika Yunus naik perahu, kemudian para penumpangnya mengadakan pengundian, karena terlalu beratnya beban siapa di antara mereka yang dibuang ke laut agar beban yang ada di perahu agak ringan. Undian jatuh pada Yunus kemudian beliau dilempar ke laut dan ditelan ikan dalam kondisi mencela diri. Allah سبحانه وتعالى ber-firman, ﴾ إِذۡ نَادَىٰ وَهُوَ مَكۡظُومٞ ﴿ "Ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya)." Maksudnya, ketika ia berada di dalam perut ikan dan tertahan di dalamnya, atau ia berdoa dalam kondisi ber-duka dan sedih seraya berkata, ﴾ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "Tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Engkau, Maha-suci Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim." (Al-Anbiya`: 87). Lalu Allah سبحانه وتعالى mengabulkan doanya. Ikan yang menelannya kemudian memuntahkannya di tanah tandus dan Yunus dalam keadaan sakit. Allah سبحانه وتعالى menumbuhkan tanaman untuknya sejenis labu. Karena itu dalam surat ini Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ لَّوۡلَآ أَن تَدَٰرَكَهُۥ نِعۡمَةٞ مِّن رَّبِّهِۦ لَنُبِذَ بِٱلۡعَرَآءِ ﴿ "Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Rabb-nya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus," maksudnya, tentu akan dilemparkan ke tanah kering kerontang, ﴾ وَهُوَ مَذۡمُومٞ ﴿ "dalam keadaan tercela." Tapi Allah سبحانه وتعالى meliputinya dengan rahmat, Yunus pun dilemparkan dalam keadaan terpuji sehingga kondisinya lebih baik dari sebelumnya. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَٱجۡتَبَٰهُ رَبُّهُۥ ﴿ "Lalu Rabbnya memilihnya," yakni, Allah سبحانه وتعالى memilihnya dan menyu-cikannya dari segala kotoran, ﴾ فَجَعَلَهُۥ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ﴿ "dan menjadikannya ter-masuk orang-orang yang shalih," yakni, orang-orang yang perbuatan, perkataan, niat, dan kondisinya baik.
#
{51 ـ 52} فامتثل نبيُّنا محمدٌ - صلى الله عليه وسلم - أمر الله ، فصبر لحكم ربِّه صبراً لا يدركه [فيه] أحدٌ من العالمين، فجعل الله له العاقبة، والعاقبةُ للمتقين، ولم يبلغ أعداؤه فيه إلاَّ ما يسوؤهم، حتى إنَّهم حرصوا على أن يُزْلِقوه {بأبصارهم}؛ أي: يصيبوه بأعينهم من حسدهم وحنقهم وغيظهم. هذا منتهى ما قدروا عليه من الأذى الفعليِّ، والله حافظه وناصِرُه. وأمَّا الأذى القوليُّ؛ فيقولون فيه أقوالاً بحسب ما توحي إليهم قلوبهم، فيقولون تارةً: مجنونٌ! وتارةً: شاعرٌ! وتارة: ساحرٌ! قال تعالى: {وما هو إلا ذكرٌ للعالمين}؛ أي: وما هذا القرآن العظيم والذِّكر الحكيم إلاَّ ذكرٌ للعالمين، يتذكَّرون به مصالح دينهم ودنياهم. والحمد لله.
(51-52) Nabi kita, Muhammad a melaksanakan perintah Rabbnya dan bersabar atas ketetapanNya dengan kesabaran yang tidak bisa ditandingi oleh seorang pun dari seluruh alam. Allah سبحانه وتعالى memberikan akibat baik bagi beliau dan juga untuk orang-orang yang bertakwa. Para musuh Nabi Muhammad a tidak berbuat apa pun selain yang mencelakai mereka sendiri, hingga (sampai pada tahap) mereka amat menginginkan untuk menggelincirkan-mu, ﴾ بِأَبۡصَٰرِهِمۡ ﴿ "dengan pandangan mereka." Maksudnya, mencederai-mu dengan pandangan-pandangan mereka, berupa sikap hasad, dengki, dan marah. Inilah puncak gangguan berupa tindakan yang mereka lakukan, tapi Allah سبحانه وتعالى menjaga dan menolongnya. Adapun gangguan berupa perkataan, mereka mengatakan apa saja tentang Muhammad a sesuai kehendak hati mereka. Sesekali mereka menyebut Muhammad a penyair dan sesekali mereka menyebut Muhammad a penyihir. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَمَا هُوَ إِلَّا ذِكۡرٞ لِّلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Dan al-Qur`an itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat." Mak-sudnya, al-Qur`an agung dan peringatan bijak ini tidak lain hanya-lah merupakan peringatan untuk seluruh alam. Mereka menjadi-kannya sebagai peringatan demi kebaikan dunia dan agama mereka. Segala puji hanya bagi Allah سبحانه وتعالى semata.