Ayah:
TAFSIR SURAT AL-HAQQAH ( Hari Kiamat )
TAFSIR SURAT AL-HAQQAH ( Hari Kiamat )
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
Ayah: 1 - 8 #
{الْحَاقَّةُ (1) مَا الْحَاقَّةُ (2) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحَاقَّةُ (3) كَذَّبَتْ ثَمُودُ وَعَادٌ بِالْقَارِعَةِ (4) فَأَمَّا ثَمُودُ فَأُهْلِكُوا بِالطَّاغِيَةِ (5) وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ (6) سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَى كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ (7) فَهَلْ تَرَى لَهُمْ مِنْ بَاقِيَةٍ (8)}.
"Hari Kiamat, apakah Hari Kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah Hari Kiamat itu? Kaum Tsamud dan 'Ad telah mendusta-kan Hari Kiamat. Adapun kaum Tsamud, maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa. Adapun kaum 'Ad, maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang. Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum 'Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tanggul-tanggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorang pun yang tinggal (masih hidup) di antara mereka." (Al-Haqqah: 1-8).
#
{1 ـ 3} {الحاقَّة}: من أسماء يوم القيامة؛ لأنَّها تحقُّ وتنزل بالخلق وتظهر فيها حقائق الأمور ومخبآت الصدور؛ فعظَّم تعالى شأنها وفخَّمه بما كرَّره من قوله: {الحاقَّة. ما الحاقَّة. وما أدراك ما الحاقَّة}؛ فإنَّ لها شأناً عظيماً وهولاً جسيماً. «ومن عظمتها أن الله أهلك الأمم المكذبة بها بالعذاب العاجل».
(1-3) ﴾ ٱلۡحَآقَّةُ ﴿ "Hari Kiamat." Ini adalah salah satu nama lain Hari Kiamat. (Disebut demikian) karena kiamat terwujud, menem-patkan seluruh manusia dan menampakkan berbagai hakikat ma-salah dan rahasia-rahasia hati. Allah سبحانه وتعالى membesar-besarkan peri-halnya dengan menyebutnya berulang-ulang dengan berfirman, ﴾ ٱلۡحَآقَّةُ 1 مَا ٱلۡحَآقَّةُ 2 وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا ٱلۡحَآقَّةُ 3 ﴿ "Hari Kiamat, apakah Hari Kiamat itu? Dan tahukah kamu apa Hari Kiamat itu?" Hari Kiamat adalah hari besar dan huru-hara yang dahsyat. Di antara dahsyatnya kiamat; Allah سبحانه وتعالى membinasakan umat-umat yang mendustakannya dengan siksaan yang disegerakan.
#
{4} ثم ذكر نموذجاً من أحوالها الموجودة في الدُّنيا المشاهدة فيها، وهو ما أحلَّه من العقوبات البليغة بالأمم العاتية، فقال: {كذَّبتْ ثمودُ}: وهم القبيلةُ المشهورةُ سكان الحِجْر الذين أرسل الله إليهم رسوله صالحاً عليه السلام؛ ينهاهم عمَّا هم عليه من الشِّرك ويأمرهم بالتوحيد، فردُّوا دعوته، وكذَّبوه، وكذَّبوا ما أخبر به من يوم القيامةِ، وهي القارعة التي تقرع الخَلْقَ بأهوالها، وكذلك عادٌ الأولى سكان حضرموت حين بَعَثَ الله إليهم رسوله هوداً عليه الصلاة والسلام، يدعوهم إلى عبادة الله وحده، فكذَّبوه، وأنكروا ما أخبر به من البعث، فأهلك الله الطائفتين بالهلاك العاجل.
(4) Kemudian Allah سبحانه وتعالى menyebutkan contoh dari kondisi-kondisi kiamat yang ada di dunia yang bisa disaksikan, yaitu datangnya berbagai macam siksaan keras yang menimpa umat-umat pembangkang seraya berfirman, ﴾ كَذَّبَتۡ ثَمُودُ ﴿ "Kaum Tsamud telah mendustakan." Mereka adalah kabilah terkenal yang menghuni daerah al-Hijir, mereka adalah kaum yang diutuskan kepada me-reka seseorang rasul bernama Nabi Shaleh عليه السلام. Nabi Shaleh عليه السلام melarang mereka dari kesyirikan yang mereka lakukan dan me-merintahkan mereka untuk bertauhid, tapi mereka menentang dan mendustakan seruan Nabi Shaleh عليه السلام. Mereka mendustakan berita tentang Hari Kiamat yang disampaikan Nabi Shaleh عليه السلام. Hari Kiamat itulah hari menakutkan yang membuat makhluk ketakutan karena huru-haranya. Begitu juga dengan kaum 'Ad pertama, kaum yang bertempat di Hadhramaut ketika Allah سبحانه وتعالى mengutus Nabi Hud عليه السلام kepada mereka. Nabi Hud عليه السلام menyerukan mereka untuk menyembah Allah سبحانه وتعالى semata, tapi mereka mendustakannya dan mengingkari Hari Kebangkitan yang disampaikan pada mereka. Allah سبحانه وتعالى kemudian membinasakan kedua kaum tersebut dengan siksaan yang disegerakan.
#
{5} {فأمَّا ثمودُ فأهْلِكوا بالطَّاغية}: وهي الصيحة العظيمة الفظيعة، التي قطَّعتْ قلوبهم وزهقتْ لها أرواحهم، فأصبحوا موتى لا يُرى إلاَّ مساكِنُهم وجُثَثُهم.
(5) ﴾ فَأَمَّا ثَمُودُ فَأُهۡلِكُواْ بِٱلطَّاغِيَةِ ﴿ "Adapun kaum Tsamud, maka mereka telah dibinasakan dengan kejadian yang luar biasa." Yakni suara keras yang amat mengerikan, yang memutuskan hati dan menghempas-kan ruh mereka. Mereka pun menjadi bangkai, dan yang terlihat hanya tempat tinggal serta bangkai mereka.
#
{6} {وأمَّا عادٌ فأُهْلِكوا بريح صرصرٍ}؛ أي: قويَّةٍ شديدةِ الهبوب لها صوتٌ أبلغ من صوت الرعد القاصف. {عاتيةٍ}؛ أي: عتت على خزَّانها على قول كثير من المفسرين، أو عتت على عادٍ، وزادت على الحدِّ كما هو الصحيح.
(6) ﴾ وَأَمَّا عَادٞ فَأُهۡلِكُواْ بِرِيحٖ صَرۡصَرٍ ﴿ "Adapun kaum 'Ad, maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin," yaitu angin yang bertiup sangat kencang yang mengeluarkan gemuruh keras mele-bihi suara halilintar, ﴾ عَاتِيَةٖ ﴿ "lagi amat kencang," yang melebihi batas menurut pendapat mayoritas ahli tafsir. Atau menerjang kaum 'Ad dan melebihi batasnya sebagaimana menurut pendapat yang benar.
#
{7} {سخَّرَها عليهم سبعَ ليال وثمانية أيَّام حسوماً}؛ أي: نحساً وشرًّا فظيعاً عليهم فدمَّرتهم وأهلكتهم؛ {فترى القومَ فيها صَرْعى}؛ أي: هَلكى موتى، {كأنَّهم أعجازُ نخلٍ خاويةٍ}؛ أي: كأنهم جذوعُ النخل التي قد قُطِّعت رؤوسها الخاوية الساقط بعضها على بعض.
(7) ﴾ سَخَّرَهَا عَلَيۡهِمۡ سَبۡعَ لَيَالٖ وَثَمَٰنِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومٗاۖ ﴿ "Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus," yakni malapetaka dan bencana mengerikan yang menimpa mereka sehingga memporak-porandakan dan membinasakan mereka. ﴾ فَتَرَى ٱلۡقَوۡمَ فِيهَا صَرۡعَىٰ ﴿ "Maka kamu melihat kaum 'Ad pada waktu itu mati bergelimpangan," maksudnya, dalam keadaan mati binasa, ﴾ كَأَنَّهُمۡ أَعۡجَازُ نَخۡلٍ خَاوِيَةٖ ﴿ "seakan-akan mereka tanggul-tanggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk)," maksudnya, mereka seperti batang pohon kurma yang ujungnya telah terpotong (mati) karena lapuk, sehingga ber-jatuhan.
#
{8} {فهل ترى لهم من باقيةٍ}؟: وهذا استفهامٌ بمعنى النفي المتقرِّر.
(8) ﴾ فَهَلۡ تَرَىٰ لَهُم مِّنۢ بَاقِيَةٖ ﴿ "Maka kamu tidak melihat seorang pun yang tinggal (masih hidup) di antara mereka." Pertanyaan ini bermakna penafian yang ditegaskan.
Ayah: 9 - 12 #
{وَجَاءَ فِرْعَوْنُ وَمَنْ قَبْلَهُ وَالْمُؤْتَفِكَاتُ بِالْخَاطِئَةِ (9) فَعَصَوْا رَسُولَ رَبِّهِمْ فَأَخَذَهُمْ أَخْذَةً رَابِيَةً (10) إِنَّا لَمَّا طَغَى الْمَاءُ حَمَلْنَاكُمْ فِي الْجَارِيَةِ (11) لِنَجْعَلَهَا لَكُمْ تَذْكِرَةً وَتَعِيَهَا أُذُنٌ وَاعِيَةٌ (12)}.
"Dan telah datang Fir'aun dan orang-orang yang sebelumnya dan (penduduk) negeri yang dijungkirbalikkan karena kesalahan yang besar. Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Rabb mereka, lalu Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras. Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung), Kami bawa (nenek moyang) kamu, ke dalam bahtera, agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar." (Al-Haqqah: 9-12).
#
{9 ـ 10} أي: وكذلك غير هاتين الأمَّتين الطاغيتين عاد وثمود جاء غيرهم من الطُّغاة العتاة؛ كفرعون مصر الذي أرسل الله إليه عبده ورسوله موسى بن عمران عليه الصلاة والسلام، وأراهم من الآيات البيِّنات ما تيقَّنوا بها الحقَّ، ولكن جحدوا وكفروا ظلماً وعلوًّا، وجاء من قبله من المكذِّبين {والمؤتفكات}؛ أي: قرى قوم لوطٍ؛ الجميع جاؤوا {بالخاطئة}؛ أي: بالفعلة الطاغية، وهو الكفر والتكذيب والظُّلم والمعاندة وما انضمَّ إلى ذلك من أنواع المعاصي والفسوق، {فعصَوْا رسولَ ربِّهم}: وهذا اسم جنس؛ أي: كلٌّ من هؤلاء كذَّبوا الرسول الذي أرسله الله إليهم ؛ فأخذ اللهُ الجميع {أخذةً رابيةً}؛ أي: زائدة على الحدِّ والمقدار الذي يحصُلُ به هلاكهم.
(9-10) Maksudnya, begitu juga dengan selain kedua umat pembangkang tadi, yaitu 'Ad dan Tsamud, masih banyak lagi umat yang melampaui batas dan membangkang, seperti raja Mesir (Fir'aun) yang didatangi oleh rasul Allah سبحانه وتعالى, Nabi Musa bin Imran عليه السلام. Nabi Musa عليه السلام memberitahukan tanda-tanda kebesaran yang jelas padanya, namun mereka tidak meyakini kebenaran itu, justru membangkang dan kufur secara zhalim dan sombong. Sebelum mereka ada, ﴾ وَٱلۡمُؤۡتَفِكَٰتُ ﴿ "(penduduk) negeri yang dijungkirbalikkan," yaitu negeri kaum Luth a, seluruhnya melakukan ﴾ بِٱلۡخَاطِئَةِ ﴿ "kesa-lahan yang besar," yakni, melakukan perbuatan yang melampaui batas; kekufuran, pendustaan, kezhaliman, pembangkangan yang disertai dengan berbagai kemaksiatan dan kefasikan. ﴾ فَعَصَوۡاْ رَسُولَ رَبِّهِمۡ ﴿ "Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Rabb mereka," ini adalah isim jenis (kata benda umum) yang maksudnya, mereka semua mendustakan rasul yang diutus Allah سبحانه وتعالى pada mereka, kemu-dian mereka semua disiksa oleh Allah سبحانه وتعالى ﴾ أَخۡذَةٗ رَّابِيَةً ﴿ "dengan siksaan yang sangat keras," yakni, siksaan yang melebihi batas dan ukuran yang membinasakan mereka.
#
{11 ـ 12} ومن جملة هؤلاء قومُ نوح؛ أغرقهم الله في اليمِّ حين طغى الماءُ على وجه الأرض وعلا على مواضعها الرفيعة، وامتنَّ الله على الخلق الموجودين بعدَهم أن حملهم {في الجاريةِ}، وهي السفينة؛ في أصلاب آبائهم وأمهاتهم، الذين نجَّاهم الله؛ فاحمدوا الله واشكروا الذي نجَّاكم حين أهلك الطاغين، واعتبروا بآياتِهِ الدالَّة على توحيده، ولهذا قال: {لِنَجْعَلَها}؛ أي: الجارية، والمراد جنسها [لكم] {تذكرةً}: تذكِّركم أول سفينةٍ صُنِعَتْ وما قصَّتها، وكيف نجَّى الله عليها مَنْ آمن به واتَّبع رسوله وأهلك أهل الأرض كلَّهم؛ فإنَّ جنس الشيء مذكِّرٌ بأصله. وقوله: {وتَعِيها أذنٌ واعيةٌ}؛ أي: يعقلها أولو الألباب، ويعرفون المقصود منها ووجه الآية بها. وهذا بخلاف أهل الإعراض والغفلة وأهل البلادة وعدم الفطنة؛ فإنَّهم ليس لهم انتفاعٌ بآيات الله؛ لعدم وعيهم عن الله وتفكُّرهم بآياته.
(11-12) Di antara sebagian besar kaum pendusta terdapat kaum Nuh عليه السلام. Allah سبحانه وتعالى menenggelamkan mereka dalam lautan ketika air menggenangi seluruh permukaan bumi dan melampaui ambang batas tertingginya. Allah سبحانه وتعالى memberi karunia seluruh makhluk yang ada setelah mereka yang berada ﴾ فِي ٱلۡجَارِيَةِ ﴿ "dalam bah-tera," semua makhluk yang ada setelah mereka berada di tulang punggung ayah dan ibu mereka yang diselamatkan Allah سبحانه وتعالى. Me-reka memuji dan bersyukur kepada Allah سبحانه وتعالى yang telah menyela-matkan mereka pada saat kaum yang melampaui batas dibinasakan. Mereka menjadikan tanda-tanda kebesaranNya sebagai pelajaran yang menunjukkan keesaanNya. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ لِنَجۡعَلَهَا ﴿ "Agar Kami jadikan," perahu dan yang dimaksudkan adalah jenisnya, sebagai ﴾ تَذۡكِرَةٗ ﴿ "peringatan bagi kamu," ingatan kalian pada perahu pertama yang dibuat dan bagaimana kisahnya dan bagai-mana Allah سبحانه وتعالى menyelamatkan orang yang beriman kepadaNya dan mengikuti RasulNya di atas perahu itu dan bagaimana Allah سبحانه وتعالى membinasakan seluruh penduduk bumi, karena jenis sesuatu itu mengingatkan pada aslinya. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَتَعِيَهَآ أُذُنٞ وَٰعِيَةٞ ﴿ "Dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar," yang dicerna oleh mereka yang berakal dan dimengerti maksudnya, serta arah tanda-tanda kebesaranNya. Lain halnya dengan mereka yang berpaling, orang-orang yang lalai, orang-orang tolol, dan tidak memiliki kecerdasan. Mereka ini tidak bisa mengambil manfaat dari tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى karena tidak adanya pemahaman mereka mengenai Allah سبحانه وتعالى dan tidak mau memikirkan tanda-tanda kebe-saranNya.
Ayah: 13 - 18 #
{فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ نَفْخَةٌ وَاحِدَةٌ (13) وَحُمِلَتِ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً (14) فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ (15) وَانْشَقَّتِ السَّمَاءُ فَهِيَ يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ (16) وَالْمَلَكُ عَلَى أَرْجَائِهَا وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ (17) يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ (18)}.
"Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkat-lah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu dela-pan orang malaikat menjunjung 'Arasy Rabbmu di atas (kepala) mereka. Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Rabbmu), tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah)." (Al-Haqqah: 13-18).
#
{13 ـ 18} لمَّا ذكر تعالى ما فعله بالمكذِّبين لرسله، وكيف جازاهم وعجَّل لهم العقوبة في الدُّنيا، وأنَّ الله نجَّى الرسل وأتباعهم؛ كان هذا مقدِّمةً للجزاء الأخرويِّ وتوفيةَ الأعمال كاملةً يوم القيامةِ، فذكر الأمور الهائلة التي تقع أمام يوم القيامةِ، وأنَّ أوَّل ذلك أنَّه ينفخ إسرافيل {في الصور} ـ إذا تكاملتِ الأجسادُ نابتةً ـ نفخةً واحدةً؛ فتخرج الأرواح، فتدخلُ كلُّ روح في جسدها؛ فإذا الناس قيامٌ لربِّ العالمين، {وحُمِلَتِ الأرضُ والجبالُ فدُكَّتا دكةً واحدةً}؛ أي: فتِّتت الجبال، واضمحلَّت وخلطت بالأرض، ونُسِفَتْ عليها ، فكان الجميع قاعاً صفصفاً، لا ترى فيها عوجاً ولا أمتاً. هذا ما يُصنع بالأرض وما عليها، وأمَّا ما يُصنع بالسماء؛ فإنَّها تضطرب وتمور وتشقَّق ويتغيَّر لونُها، وتهي بعد تلك الصلابة والقوة العظيمة، وما ذاك إلا لأمرٍ عظيم أزعجها وكربٍ جسيم هائل أوهاها وأضعفها، {والمَلَكُ}؛ أي: الملائكة الكرام {على أرجائِها}؛ أي: على جوانب السماء وأركانها، خاضعين لربِّهم، مستكينين لعظمته، {ويحمِلُ عرشَ ربِّك فوقَهم يومئذٍ ثمانيةٌ}: أملاكٌ في غاية القوة، إذا أتى للفصل بين العباد والقضاء بينهم بعدله وقسطه وفضله، ولهذا قال: {يومئذٍ تُعْرَضون}: على الله، {لا تَخْفى منكم خافيةٌ}: لا من أجسادكم وذواتكم ، ولا من أعمالكم وصفاتكم؛ فإنَّ الله تعالى عالمُ الغيب والشهادة، ويحشُرُ العباد حفاةً عراةً غُرلاً في أرض مستويةٍ يسمِعُهم الدَّاعي ويَنْفُذُهم البصرُ، فحينئذٍ يجازيهم بما عملوا، ولهذا ذَكَرَ كيفيةَ الجزاءِ، فقال:
(13-18) Ketika Allah سبحانه وتعالى menyebutkan apa yang dilakukan-Nya terhadap orang-orang yang mendustakan para rasulNya dan bagaimana Allah سبحانه وتعالى memberi balasan serta menyegerakan siksaan mereka di dunia, Allah سبحانه وتعالى menyelamatkan para rasul dan pengikut-nya, hal ini menjadi pendahuluan balasan akhirat serta pembalasan amal perbuatan secara sempurna pada Hari Kiamat. Allah سبحانه وتعالى menyebutkan berbagai hal mengerikan yang akan terjadi pada Hari Kiamat. Pertama yang terjadi pada Hari Kiamat adalah ketika Israfil meniup ﴾ فِي ٱلصُّورِ ﴿ "sangkakala," ketika seluruh jasad bangkit pada tiupan pertama. Kemudian semua ruh keluar dan merasuk ke jasadnya masing-masing. Semua manusia berdiri menuju Rabb semesta alam. ﴾ وَحُمِلَتِ ٱلۡأَرۡضُ وَٱلۡجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةٗ وَٰحِدَةٗ ﴿ "Dan diangkat-lah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur." Maksudnya, gunung-gunung dicabut dan terlepas dari bumi kemu-dian diangkat hingga bumi menjadi datar sama sekali, tidak terlihat adanya tanah menurun dan tidak pula perbukitan. Inilah yang dilakukan Allah سبحانه وتعالى tehadap bumi beserta seluruh yang ada di atasnya. Sedangkan yang dilakukan terhadap langit; langit bergetar, berjalan, terpecah dan warnanya berubah. Keko-kohan dan kekuatan besar pun melemah setelah itu. Hal itu terjadi tidak lain dikarenakan sesuatu yang besar yang membuatnya ter-guncang dan dikarenakan urusan besar yang membuatnya lemah. ﴾ وَٱلۡمَلَكُ ﴿ "Dan malaikat-malaikat" mulia ﴾ عَلَىٰٓ أَرۡجَآئِهَاۚ ﴿ "berada di pen-juru-penjuru langit." Yakni, berada di tepi-tepi langit dan di pancang-pancang langit. Mereka tunduk karena Rabb mereka dan merendah karena keagunganNya. ﴾ وَيَحۡمِلُ عَرۡشَ رَبِّكَ فَوۡقَهُمۡ يَوۡمَئِذٖ ثَمَٰنِيَةٞ ﴿ "Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arasy Rabbmu di atas (kepala) me-reka," yakni para malaikat dengan kekuatan yang luar biasa ketika Allah سبحانه وتعالى datang untuk memutuskan perkara manusia dengan ke-adilan dan karuniaNya. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ يَوۡمَئِذٖ تُعۡرَضُونَ لَا تَخۡفَىٰ مِنكُمۡ خَافِيَةٞ ﴿ "Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Rabbmu), tiada sesuatu pun dari ke-adaanmu yang tersembunyi (bagi Allah)." Tidak raga dan hati kalian, tidak perbuatan dan sifat-sifat kalian, karena Allah سبحانه وتعالى Maha Me-ngetahui yang ghaib dan yang nyata. Semua manusia dikumpulkan dalam keadaan telanjang dan tidak mengenakan alas kaki di tanah luas terbentang rata. Penyeru akan memperdengarkan kepada mereka. Pandangan Allah سبحانه وتعالى mengenai semua manusia. Pada hari itu Allah سبحانه وتعالى akan memberi balasan atas amal perbuatan mereka. Karena itu Allah سبحانه وتعالى menjelaskan bagaimanakah cara pemberian balasan amal seraya berfirman,
Ayah: 19 - 24 #
{فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمُ اقْرَءُوا كِتَابِيَهْ (19) إِنِّي ظَنَنْتُ أَنِّي مُلَاقٍ حِسَابِيَهْ (20) فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (21) فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ (22) قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ (23) كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ (24)}.
"Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata, 'Ambillah, bacalah kitabku (ini). Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku.' Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam surga yang tinggi, buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan), 'Makan dan mi-numlah dengan penuh nikmat disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu'." (Al-Haqqah: 19-24).
#
{19 ـ 20} وهؤلاء هم أهل السعادة؛ يُعْطَوْن كُتُبهم التي فيها أعمالهم الصالحة بأيمانهم تمييزاً لهم وتنويهاً بشأنهم ورفعاً لمقدارهم، ويقول أحدُهم عند ذلك من الفرح والسرور ومحبَّة أن يطَّلع الخلق على ما منَّ الله عليه به من الكرامة: {هاؤمُ اقرؤوا كتابِيَهْ}؛ أي: دونكم كتابي فاقرؤوه؛ فإنَّه يبشِّر بالجنَّات وأنواع الكرامات ومغفرة الذُّنوب وستر العيوب، والذي أوصلني إلى هذه الحال ما منَّ الله به عليَّ من الإيمان بالبعث والحساب والاستعداد له بالممكن من العمل، ولهذا قال: {إنِّي ظننتُ أنِّي ملاقٍ حسابِيَهْ}؛ أي: أيقنتُ؛ فالظنُّ هنا بمعنى اليقين.
(19-20) Mereka adalah orang-orang yang berbahagia. Catatan amal baik mereka diterima dengan tangan kanan sebagai suatu pengistimewaan bagi mereka dan sebagai pemberitahuan tingginya tingkatan mereka. Pada saat itu salah seorang dari me-reka berkata karena merasa senang dan gembira serta ingin dilihat oleh seluruh manusia atas kemuliaan yang diberikan Allah سبحانه وتعالى ke-pada mereka, ﴾ هَآؤُمُ ٱقۡرَءُواْ كِتَٰبِيَهۡ ﴿ "Ambillah, bacalah kitabku (ini)," maksud-nya, ambillah kitabku ini dan bacalah. Karena Allah سبحانه وتعالى memberi kabar gembira berupa surga dengan berbagai kehormatan, am-punan dosa, dan ditutupinya aib-aib. Dan yang membuatku sampai pada kondisi ini adalah karena Allah سبحانه وتعالى memberiku karunia berupa keimanan terhadap Hari Kebangkitan, penghitungan amal baik, serta persiapan-persiapan amal baik untuk menghadapi hari ke-bangkitan dan penghisaban. Karena itu ia berkata, ﴾ إِنِّي ظَنَنتُ أَنِّي مُلَٰقٍ حِسَابِيَهۡ ﴿ "Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku." Maksudnya, aku yakin. اَلظَّنُّ (dugaan) di sini ber-makna yakin.
#
{21 ـ 24} {فهو في عيشةٍ راضيةٍ}؛ أي: جامعة لما تشتهيه الأنفس وتلذُّ الأعين وقد رضوها ولم يختاروا عليها غيرها، {في جنةٍ عاليةِ}؛ أي: المنازل والقصور عالية المحلِّ، {قطوفُها دانيةٌ}؛ أي: ثمرها وجناها من أنواع الفواكه قريبةٌ سهلة التناول على أهلها، ينالها أهلُها قياماً وقعوداً ومتَّكئين، ويقال لهم إكراماً: {كلوا واشربوا}؛ أي: من كلِّ طعام لذيذٍ وشرابٍ شهيٍّ، {هنيئاً}؛ أي: تامًّا كاملاً من غير مكدِّرٍ ولا منغِّصٍ. وذلك الجزاء حصل لكم {بما أسلفْتُم في الأيَّام الخالية}: من الأعمال الصالحة ـ وترك الأعمال السيِّئة ـ من صلاةٍ وصيام وصدقةٍ وحجٍّ وإحسانٍ إلى الخلق وذكر لله وإنابةٍ إليه؛ فالأعمال جعلها الله سبباً لدخول الجنة ومادَّةً لنعيمها وأصلاً لسعادتها.
(21-24) ﴾ فَهُوَ فِي عِيشَةٖ رَّاضِيَةٖ ﴿ "Maka orang itu berada dalam kehi-dupan yang diridhai," maksudnya mencakup seluruh hal yang di-inginkan jiwa dan dipandang nikmat oleh mata. Mereka rela men-dapatkannya dan tidak memilih yang lain. ﴾ فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٖ ﴿ "Dalam surga yang tinggi," yakni, istana-istana yang tinggi tempatnya. ﴾ قُطُوفُهَا دَانِيَةٞ ﴿ "Buah-buahannya dekat," maksudnya, buah dan tamannya de-ngan berbagai jenisnya dekat dan mudah dipetik oleh penghuninya, baik dengan berdiri, duduk, maupun bertelekan. Dikatakan kepada mereka sebagai suatu penghormatan, ﴾ كُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ ﴿ "Makan dan minum-lah," dari berbagai jenis makanan nikmat dan minuman yang lezat, ﴾ هَنِيٓـَٔۢا ﴿ "dengan penuh nikmat," yakni, dengan sempurna tanpa ter-kotori dan tanpa lelah mengunyah. Balasan itu mereka dapatkan ﴾ بِمَآ أَسۡلَفۡتُمۡ فِي ٱلۡأَيَّامِ ٱلۡخَالِيَةِ ﴿ "disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu," yaitu amal-amal shalih seperti shalat, puasa, sedekah, haji, berbuat baik terhadap sesama, dzikir mengingat Allah سبحانه وتعالى, bertaubat padaNya dan amalan-amalan lain yang men-jadi sebab masuk surga, menjadi unsur kenikmatan dan pangkal kebahagiaannya dan meninggalkan amal-amal yang buruk.
Ayah: 25 - 37 #
{وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَالَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ (25) وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ (26) يَالَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ (27) مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيَهْ (28) هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ (29) خُذُوهُ فَغُلُّوهُ (30) ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ (31) ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ (32) إِنَّهُ كَانَ لَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ (33) وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (34) فَلَيْسَ لَهُ الْيَوْمَ هَاهُنَا حَمِيمٌ (35) وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنْ غِسْلِينٍ (36) لَا يَأْكُلُهُ إِلَّا الْخَاطِئُونَ (37)}.
"Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya dari sebe-lah kirinya, maka dia berkata, 'Aduhai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini), dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Aduhai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaan dariku.' (Allah berfir-man), 'Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Mahaagung. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin.' Maka tiada seorang teman pun baginya pada hari ini di sini. Dan tiada (pula) makanan sedi-kitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa." (Al-Haqqah: 25-37).
#
{25 ـ 29} هؤلاء هم أهل الشقاء؛ يعطَوْن كتبهم المشتملة على أعمالهم السيِّئة بشمالهم؛ تمييزاً لهم وخزياً وعاراً وفضيحةً، فيقول أحدُهم من الهمِّ والغمِّ والحزن: {يا ليتني لم أوتَ كتابِيَهْ}؛ لأنَّه يبشر بدخول النار والخسارة الأبديَّة، {ولم أدرِ ما حسابِيَهْ}؛ أي: ليتني كنت نسياً منسيًّا ولم أُبْعَثْ وأحاسب، ولهذا قال: {يا ليتَها كانتِ القاضيةَ}؛ أي: يا ليت موتتي هي الموتة التي لا بَعْثَ بعدها. ثم التفت إلى ماله وسلطانه؛ فإذا هو وبالٌ عليه لم يقدِّم منه لآخرته ولا ينفعه لو افتدى به من العذاب شيئاً ، فيقول: {ما أغنى عنِّي مالِيَهْ}؛ أي: ما نفعني لا في الدُّنيا ـ لم أقدِّم منه شيئاً ـ ولا في الآخرة؛ قد ذهب وقت نفعه، {هلك عني سُلطانِيَهْ}؛ أي: ذهب واضمحلَّ، فلم تنفع الجنود ولا الكثرة ولا العَدَدُ ولا العُدَدُ ولا الجاه العريض، بل ذهب ذلك كله أدراج الرياح، وفاتت بسببه المتاجر والأرباح، وحضرت بدله الهموم والغموم والأتراح.
(25-29) Mereka adalah orang-orang yang celaka. Catatan amal mereka yang mencakup amalan-amalan buruk diterima de-ngan tangan kiri sebagai tanda yang membedakan mereka dengan yang lain dan sebagai tanda kehinaan, aib, dan dipermalukan. Salah satu dari mereka berkata dengan bersedih dan berduka, ﴾ يَٰلَيۡتَنِي لَمۡ أُوتَ كِتَٰبِيَهۡ ﴿ "Aduhai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini)," karena ia diberi kabar gembira akan masuk neraka dan keru-gian abadi, ﴾ وَلَمۡ أَدۡرِ مَا حِسَابِيَهۡ ﴿ "dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku," alangkah baiknya aku terlupakan dan tidak dibangkitkan serta amalku tidak diperhitungkan. Karena itu ia berkata, ﴾ يَٰلَيۡتَهَا كَانَتِ ٱلۡقَاضِيَةَ ﴿ "Aduhai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala se-suatu," maksudnya, alangkah baiknya (jika) kematianku itu adalah kematian yang tidak lagi dibangkitkan. Kemudian ia menengok harta dan kekuasaannya. Itulah yang mengundang bencana baginya dan sama sekali tidak membawa guna untuk hari akhirnya andai dijadikan tebusan dari siksaan. Ia berkata, ﴾ مَآ أَغۡنَىٰ عَنِّي مَالِيَهۡۜ ﴿ "Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat ke-padaku." Maksudnya, tidak berguna bagiku, tidak di dunia karena tidak aku gunakan untuk amal baik sama sekali dan tidak pula di akhirat. Waktu memanfaatkan harta telah habis. ﴾ هَلَكَ عَنِّي سُلۡطَٰنِيَهۡ ﴿ "Telah hilang kekuasaan dariku," yakni lenyap dan sirna. Bala tentara tidak lagi berguna, tidak pula banyaknya segala sesuatu, tidak jumlah maupun persiapan dan tidak pula wibawa. Semua itu lenyap bagai diterbangkan angin. Karenanya, pedagang kehilangan laba. Yang datang adalah penggantinya berupa kesedihan dan duka.
#
{30 ـ 37} فحينئذٍ يؤمَر بعذابه، فيقال للزَّبانية الغلاظ الشداد: {خُذوه فغُلُّوه}؛ أي: اجعلوا في عنقه غلًّا يخنقه، {ثم الجَحيم صَلُّوه}؛ أي: قلِّبوه على جمرها ولهبها، {ثم في سلسلةٍ ذَرْعُها سبعون ذراعاً}: من سلاسل الجحيم في غاية الحرارة، {فاسْلُكوه}؛ أي: انظموه فيها بأن تدخل في دبره وتخرج من فمه ويعلَّق فيها فلا يزال يعذَّب هذا العذاب الفظيع؛ فبئس العذاب والعقاب، وواحسرة له من التوبيخ والعتاب؛ فإنَّ السبب الذي أوصله إلى هذا المحلِّ {إنَّه كان لا يؤمن بالله العظيم}: بأن كان كافراً بربِّه معانداً لرسله رادًّا ما جاؤوا به من الحقِّ، {ولا يحضُّ على طعام المسكين}؛ أي: ليس في قلبه رحمةٌ يرحم بها الفقراء والمساكين؛ فلا يطعمهم من ماله ولا يحضُّ غيره على إطعامهم؛ لعدم الوازع في قلبه، وذلك لأنَّ مدار السعادة ومادَّتها أمران: الإخلاص لله الذي أصله الإيمان بالله، والإحسان إلى الخلق بجميع وجوه الإحسان، الذي من أعظمها دفع ضرورة المحتاجين بإطعامهم ما يتقوَّتون به، وهؤلاء لا إخلاص ولا إحسان؛ فلذلك استحقُّوا ما استحقُّوا. {فليس له اليومَ ها هنا}؛ أي: يوم القيامة {حميمٌ}؛ أي: قريب أو صديق يشفع له لينجو من عذاب الله أو يفوز بثوابه. {ولا تنفعُ الشفاعة عندَه إلاَّ لمن أذن له}، {ما للظالمين من حميمٍ ولا شفيع يُطاع}. وليس له {طعامٌ إلاَّ من غِسْلينَ}: وهو صديدُ أهل النار، الذي هو في غاية الحرارة والمرارة ونتن الريح وقبح الطعم ، لا يأكل هذا الطعامَ الذميم {إلاَّ الخاطئونَ}، الذين أخطؤوا الصراط المستقيم، وسلكوا كلَّ طريق يوصِلُهم إلى الجحيم ؛ فلذلك استحقُّوا العذاب الأليم.
(30-37) Pada saat itu ia diperintahkan untuk disiksa, dika-takan kepada Zabaniyah malaikat yang bengis dan kejam, ﴾ خُذُوهُ فَغُلُّوهُ ﴿ "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya." Maksudnya, kenakan belenggu di lehernya hingga tercekik, ﴾ ثُمَّ ٱلۡجَحِيمَ صَلُّوهُ ﴿ "kemu-dian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala." Mak-sudnya, bolak-balikkan dia di atas bara dan kobarannya, ﴾ ثُمَّ فِي سِلۡسِلَةٖ ذَرۡعُهَا سَبۡعُونَ ذِرَاعٗا ﴿ "kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta," yang berasal dari belenggu Neraka Jahanam yang amat panas membara. Belitlah dia dengan dimasukkan dari anus-nya hingga menusuk keluar dari mulutnya kemudian digantung dan terus disiksa dengan azab yang mengerikan. Alangkah buruk-nya azab dan siksa. Duhai meruginya dia dengan penghinaan dan celaan. Penyebabnya sampai di tempat itu adalah, ﴾ إِنَّهُۥ كَانَ لَا يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ ٱلۡعَظِيمِ ﴿ "sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha-agung." Ia kufur terhadap Rabbnya, membangkang para rasulNya, dan menolak kebenaran yang dibawa oleh para rasul, ﴾ وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلۡمِسۡكِينِ ﴿ "dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin." Maksudnya, di hatinya tidak ada belas kasih terhadap para fakir miskin. Ia tidak pernah memberi mereka ma-kan dari hartanya dan tidak mendorong orang lain untuk memberi mereka makan, karena tidak adanya nilai Agama dalam dirinya. Oleh karena itu, pusat dan unsur kebahagiaan itu ada dua; ikhlas karena Allah سبحانه وتعالى semata yang akarnya ada pada keimanan terhadap Allah سبحانه وتعالى dan berbuat baik terhadap sesama. Karena itulah mereka berhak mendapatkan apa yang mereka peroleh. ﴾ فَلَيۡسَ لَهُ ٱلۡيَوۡمَ هَٰهُنَا ﴿ "Maka tiada seorang teman pun baginya pada hari ini di sini." Pada Hari Kiamat tidak ada seorang ﴾ حَمِيمٞ ﴿ "teman" dan sahabat pun yang bisa menolongnya agar bisa selamat dari azab Allah سبحانه وتعالى dan bisa membuatnya mendapatkan pahala Allah سبحانه وتعالى. ﴾ وَلَا تَنفَعُ ٱلشَّفَٰعَةُ عِندَهُۥٓ إِلَّا لِمَنۡ أَذِنَ لَهُۥۚ ﴿ "Dan tiadalah berguna syafa'at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkanNya memperoleh syafa'at itu." (Ghafir: 18). ﴾ مَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ حَمِيمٖ وَلَا شَفِيعٖ يُطَاعُ 18 ﴿ "Orang-orang yang zhalim tidak mempunyai teman setia seorang pun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya." (Al-Mu`min: 18). Ia tidak mendapat ﴾ طَعَامٌ إِلَّا مِنۡ غِسۡلِينٖ ﴿ "makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah." Yaitu darah bercampur nanah pendu-duk neraka yang amat panas, pahit, busuk dan tidak enak. Tidak ada yang memakan makanan seperti ini ﴾ إِلَّا ٱلۡخَٰطِـُٔونَ ﴿ "kecuali orang-orang yang berdosa." Yaitu orang-orang yang tersesat dari jalan yang lurus dan menempuh jalan lain yang mengantarkan mereka menuju Neraka Jahim. Karena itu mereka berhak mendapatkan siksaan yang pedih.
Ayah: 38 - 52 #
{فَلَا أُقْسِمُ بِمَا تُبْصِرُونَ (38) وَمَا لَا تُبْصِرُونَ (39) إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ (40) وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍ قَلِيلًا مَا تُؤْمِنُونَ (41) وَلَا بِقَوْلِ كَاهِنٍ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ (42) تَنْزِيلٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (43) وَلَوْ تَقَوَّلَ عَلَيْنَا بَعْضَ الْأَقَاوِيلِ (44) لَأَخَذْنَا مِنْهُ بِالْيَمِينِ (45) ثُمَّ لَقَطَعْنَا مِنْهُ الْوَتِينَ (46) فَمَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ عَنْهُ حَاجِزِينَ (47) وَإِنَّهُ لَتَذْكِرَةٌ لِلْمُتَّقِينَ (48) وَإِنَّا لَنَعْلَمُ أَنَّ مِنْكُمْ مُكَذِّبِينَ (49) وَإِنَّهُ لَحَسْرَةٌ عَلَى الْكَافِرِينَ (50) وَإِنَّهُ لَحَقُّ الْيَقِينِ (51) فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ (52)}.
"Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat. Dan dengan apa yang tidak kamu lihat. Sesungguhnya al-Qur`an itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia. Dan al-Qur`an itu bukanlah perkataan penyair. Sedi-kit sekali kamu beriman kepadanya. Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran darinya. Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Rabb semesta alam. Sean-dainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantung-nya. Maka sekali-kali tidak ada seorang pun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu. Dan sesung-guhnya al-Qur`an itu benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. Dan sesungguhnya Kami benar-benar menge-tahui bahwa di antara kamu ada orang yang mendustakannya. Dan sesungguhnya al-Qur`an itu benar-benar menjadi penyesalan bagi orang-orang kafir (di akhirat). Dan sesungguhnya al-Qur`an itu benar-benar kebenaran yang diyakini. Maka bertasbihlah de-ngan (menyebut) Nama Rabbmu Yang Mahabesar." (Al-Haqqah: 38-52).
#
{38 ـ 43} أقسم تعالى بما يُبْصِرُ الخلقُ من جميع الأشياء وما لا يبصِرونه، فدخل في ذلك كلُّ الخلق، بل دخل في ذلك نفسُه المقدَّسة، على صدق الرسول بما جاء به من هذا القرآن الكريم، وأنَّ الرسول الكريم بلَّغه عن الله تعالى، ونزَّه اللهُ رسولَه عمَّا رماه به أعداؤه من أنَّه شاعرٌ أو ساحرٌ، وأنَّ الذي حملهم على ذلك عدم إيمانهم وتذكُّرهم؛ فلو آمنوا وتذكَّروا ما ينفعهم ويضرُّهم، ومن ذلك أن ينظروا في حال محمدٍ - صلى الله عليه وسلم - ويرمُقوا أوصافه وأخلاقه ليروا أمراً مثل الشمس يدلُّهم على أنَّه رسول الله حقًّا وأن ما جاء به {تنزيلٌ من ربِّ العالمين}، لا يَليقُ أن يكون قولاً للبشر، بل هو كلامٌ دالٌّ على عظمة من تكلَّم به وجلالة أوصافه وكمال تربيته للخلق وعلوِّه فوق عباده. وأيضاً؛ فإنَّ هذا ظن منهم بما لا يليق بالله وحكمته.
(38-43) Allah سبحانه وتعالى bersumpah dengan apa saja yang dapat dilihat oleh makhluk dan yang tidak dapat dilihat, hal itu mencakup seluruh makhluk, bahkan juga mencakup DzatNya Yang Mahasuci. (Allah سبحانه وتعالى bersumpah) atas kebenaran al-Qur`an yang dibawa oleh Rasulullah a. Rasulullah a menyampaikan al-Qur`an dari sisi Allah سبحانه وتعالى. Allah سبحانه وتعالى menyucikan Rasulullah a dari berbagai tuduhan yang dialamatkan para musuhnya yang dinyatakan sebagai penyair atau penyihir. Yang membuat mereka melakukan hal itu adalah karena mereka tidak memiliki iman dan tidak mau berpikir. Seki-ranya mereka mau beriman dan memikirkan apa yang bermanfaat bagi mereka dan apa yang buruk bagi mereka, di antaranya dengan melihat keadaan Nabi Muhammad a dan memperhatikan sifat-sifat serta akhlak beliau a, niscaya mereka akan melihat perkara-nya (jelas) seperti matahari, yang akan menunjukkan kepada me-reka bahwasanya beliau a adalah benar-benar utusan Allah, dan bahwasanya apa yang beliau bawa ﴾ تَنزِيلٞ مِّن رَّبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "adalah wahyu yang diturunkan dari Rabb semesta alam," tidak pantas sebagai ucapan manusia. Akan tetapi ia adalah perkataan yang menunjukkan keagungan Dzat Yang Mengucapkannya, kebesaran sifat-sifatNya, kesempurnaan pemeliharaanNya kepada makhluk dan ketinggian-Nya di atas para hamba. Dan bahwasanya hal ini adalah persang-kaan dari mereka dengan apa-apa yang tidak pantas bagi Allah سبحانه وتعالى dan bagi hikmah (kebijaksanaanNya).
#
{44 ـ 47} فإنه {لو تقوَّل}: عليه وافترى {بعض الأقاويل}: الكاذبة، {لأخذنا منه باليمين ثم لقطعنا منه الوتينَ}: وهو عرقٌ متصلٌ بالقلب إذا انقطع هلك منه الإنسان؛ فلو قدِّر أنَّ الرسول ـ حاشا وكلا ـ تقوَّل على الله؛ لعاجَلَه بالعقوبة وأخذَه أخذَ عزيزٍ مقتدرٍ؛ لأنَّه حكيمٌ قديرٌ على كلِّ شيءٍ ؛ فحكمته تقتضي أن لا يُمْهِلَ الكاذب عليه الذي يزعم أنَّ الله أباح له دماء مَنْ خالفه وأموالهم، وأنَّه هو وأتباعه لهم النجاةُ، ومَنْ خالفَه؛ فله الهلاكُ. فإذا كان الله قد أيَّد رسوله بالمعجزات، وبرهن على صدق ما جاء به بالآيات البيِّنات، ونصره على أعدائه، ومكَّنه من نواصيهم؛ فهو أكبر شهادةٍ منه على رسالته. وقوله: {فما منكم من أحدٍ عنه حاجزينَ}؛ أي: لو أهلكه؛ ما امتنعَ هو بنفسه ولا قَدَرَ أحدٌ أن يمنعه من عذاب الله.
(44-47) Sesungguhnya ﴾ وَلَوۡ تَقَوَّلَ ﴿ "seandainya dia (Muhammad) mengadakan perkataan" atas nama Allah dan mengadakan kebo-hongan pada ﴾ بَعۡضَ ٱلۡأَقَاوِيلِ ﴿ "sebagian perkataan" yang dusta, ﴾ لَأَخَذۡنَا مِنۡهُ بِٱلۡيَمِينِ 45 ثُمَّ لَقَطَعۡنَا مِنۡهُ ٱلۡوَتِينَ 46 ﴿ "niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya." Yaitu urat yang bersambung dengan hati, apabila ia terputus, nis-caya manusia akan binasa disebabkannya. Seandainya ditakdirkan bahwa Rasulullah –dan hal ini tidak mungkin- mengadakan perka-taan dusta atas nama Allah, niscaya Dia akan menyegerakan azab untuk beliau, dan menghukum beliau sebagaimana hukuman Dzat Yang Mahaperkasa lagi Mampu, karena Dia Mahabijaksana dan Mampu melakukan segala sesuatu. HikmahNya menuntut agar tidak memberi waktu tangguh kepada orang yang berdusta atas namaNya yang mengklaim bahwa Allah membolehkan untuknya darah dan harta dari orang-orang yang menyelisihi mereka, dan (mengklaim) bahwa dia dan pengi-kutnya mendapatkan keselamatan sedangkan yang menyelisihinya mendapatkan kebinasaan. Maka apabila Allah telah mengukuhkan RasulNya dengan bukti-bukti yang nyata berupa mukjizat-mukjizat dan menolong beliau dalam menghadapi para musuh serta mem-berikan kemampuan kepada beliau menundukkan mereka, maka itu merupakan kesaksian terbesar dari Allah atas risalahnya. Dan FirmanNya, ﴾ فَمَا مِنكُم مِّنۡ أَحَدٍ عَنۡهُ حَٰجِزِينَ ﴿ "Maka sekali-kali tidak ada seorang pun dari kalian yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu." Maksudnya, kalau Allah hendak membinasakan beliau, niscaya dia sendiri tidak akan mampu mencegahnya dan tidak ada seorang pun yang kuasa mencegahnya dari azab Allah.
#
{48} {وإنَّه}؛ أي: القرآن الكريم، {لتذكرةٌ للمتَّقين}: يتذكَّرون به مصالح دينهم ودنياهم، فيعرفونها ويعملون عليها، يذكِّرهم العقائد الدينيَّة والأخلاق المرضيَّة والأحكام الشرعيَّة، فيكونون من العلماء الربانيِّين، والعباد العارفين، والأئمَّة المهديِّين.
(48) ﴾ وَإِنَّهُۥ ﴿ "Dan sesungguhnya ia" yakni al-Qur`an al-Karim, ﴾ لَتَذۡكِرَةٞ لِّلۡمُتَّقِينَ ﴿ "benar-benar suatu pelajaran bagi orang-orang yang ber-takwa." Mereka mengambil pelajaran melalui al-Qur`an tentang kemaslahatan agama dan dunia mereka, sehingga mereka menge-tahui dan mengamalkannya. Al-Qur`an mengingatkan mereka ber-kaitan dengan akidah-akidah Agama, dan akhlak-akhlak yang di-ridhai, serta hukum-hukum syar'i, sehingga mereka menjadi ulama rabbani, hamba yang arif, dan imam yang mendapat petunjuk.
#
{49} {وإنَّا لَنَعْلَمُ أنَّ منكم مكذِّبين}: به، وهذا فيه تهديدٌ ووعيدٌ للمكذِّبين، وأنَّه سيعاقِبُهم على تكذيبهم بالعقوبة البليغة.
(49) ﴾ وَإِنَّا لَنَعۡلَمُ أَنَّ مِنكُم مُّكَذِّبِينَ ﴿ "Dan sesungguhnya Kami benar-benar mengetahui bahwa di antara kamu ada orang yang mendustakan(nya)." Yakni al-Qur`an. Demikianlah, di dalamnya terdapat hardikan dan ancaman bagi orang-orang yang mendustakan, dan bahwa Allah akan mengazab mereka atas pendustaan mereka dengan hukuman yang sangat keras.
#
{50} {وإنَّه لحسرةٌ على الكافرين}: فإنَّهم لما كفروا به ورأوا ما وَعَدَهم به؛ تحسَّروا إذ لم يهتدوا به ولم ينقادوا لأمره، ففاتهم الثواب، وحصلوا على أشدِّ العذاب، وتقطَّعت بهم الأسباب.
(50) ﴾ وَإِنَّهُۥ لَحَسۡرَةٌ عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ ﴿ "Dan sesungguhnya al-Qur`an itu benar-benar menjadi penyesalan bagi orang-orang kafir (di akhirat)." Sesung-guhnya mereka, ketika mengingkari al-Qur`an dan melihat azab yang Dia ancamkan kepada mereka, maka mereka menyesal karena tidak mengambilnya sebagai petunjuk dan tidak tunduk kepada perintahNya, sehingga mereka melewatkan pahala itu dan men-dapatkan azab yang paling keras, sedangkan segala sebab (perto-longan) telah terputus.
#
{51} {وإنَّه لحقُّ اليقين}؛ أي: أعلى مراتب العلم؛ فإنَّ أعلى مراتب العلم اليقين، وهو العلم الثابت الذي لا يتزلزل ولا يزول. واليقين مراتبه ثلاثةٌ، كلُّ واحدة أعلى مما قبلها: أولُها علم اليقين، وهو العلمُ المستفاد من الخبر. ثم عينُ اليقين، وهو العلم المدرَك بحاسة البصر. ثم حقُّ اليقين، وهو العلم المدرَك بحاسَّة الذوق والمباشرة. وهذا القرآن بهذا الوصف؛ فإنَّ ما فيه من العلوم المؤيَّدة بالبراهين القطعيَّة وما فيه من الحقائق والمعارف الإيمانيَّة يحصُلُ به لمن ذاقه حقُّ اليقين.
(51) ﴾ وَإِنَّهُۥ لَحَقُّ ٱلۡيَقِينِ ﴿ "Dan sesungguhnya al-Qur`an itu benar-benar kebenaran yang diyakini." Maksudnya, al-Qur`an merupakan urutan ilmu yang paling tinggi, karena urutan ilmu yang paling tinggi adalah al-Yaqin, yaitu ilmu yang tetap yang tidak goyah dan tidak pula sirna. Al-Yaqin itu memiliki tiga derajat. Masing-masing lebih tinggi daripada yang sebelumnya: Yang pertama, ilmul Yaqin, yaitu ilmu yang diambil dari kabar. Kemudian yang kedua, ainul Yaqin, yaitu ilmu yang dijangkau dari penginderaan mata. Kemu-dian ketiga, haqqul Yaqin, yaitu ilmu yang didapatkan dari rasa dan interaksi langsung. Al-Qur`an ini termasuk ke dalam kriteria yang ketiga ini. Sesungguhnya segala sesuatu yang di dalamnya terma-suk ilmu-ilmu yang dikuatkan dengan bukti yang pasti (qath'i) dan segala fakta di dalamnya serta pengetahuan yang bersifat imaniyah, bisa didapatkan oleh orang yang telah meraih haqqul Yaqin.
#
{52} {فسبِّح باسم ربِّك العظيم}؛ أي: نزِّههُ عما لا يَليق بجلاله، وقدِّسْه بذِكْرِ أوصاف جلاله وجماله وكماله.
(52) ﴾ فَسَبِّحۡ بِٱسۡمِ رَبِّكَ ٱلۡعَظِيمِ ﴿ "Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang Mahabesar." Maksudnya, sucikanlah Allah dari segala sesuatu yang tidak sesuai dengan kebesaranNya, dan suci-kanlah Dia dengan menyebutkan sifat-sifat kebesaran, keindahan, serta kesempurnaanNya.
Sempurnalah tafsir Surat al-Haqqah. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.