Ayah:
TAFSIR SURAT AL-MUDDATSTSIR ( Orang yang Berselimut )
TAFSIR SURAT AL-MUDDATSTSIR ( Orang yang Berselimut )
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
Ayah: 1 - 7 #
{يَاأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (1) قُمْ فَأَنْذِرْ (2) وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ (3) وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ (4) وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ (5) وَلَا تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرُ (6) وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ (7)}.
"Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringat-an! Dan Rabbmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah, dan jangan-lah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabar-lah." (Al-Muddatstsir: 1-7).
#
{1 ـ 2} تقدَّم أنَّ المزَّمِّل والمدَّثر بمعنى واحد، وأنَّ الله أمر رسوله - صلى الله عليه وسلم - بالاجتهاد في عبادات الله القاصرة والمتعدِّية، فتقدَّم هناك الأمر له بالعبادات الفاضلة القاصرة، والصبر على أذى قومه، وأمره هنا بالإعلان بالدَّعوة والصَّدْع بالإنذار، فقال: {قمْ}؛ أي: بجدٍّ ونشاطٍ {فأنذِرْ}: الناس بالأقوال والأفعال التي يحصلُ بها المقصودُ وبيانُ حال المنذَر عنه ليكون ذلك أدعى لتركه.
(1-2) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa al-Muzzammil dan al-Muddatstsir maknanya sama. Allah سبحانه وتعالى memerintahkan RasulNya a untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah menyembah Allah سبحانه وتعالى dengan ibadah-ibadah pendek dan panjang. Dalam surat sebelumnya dijelaskan perintah Allah سبحانه وتعالى untuk ibadah-ibadah utama yang pendek pada RasulNya serta perintah bersabar terha-dap gangguan kaumnya, dan dalam surat ini Allah سبحانه وتعالى memerintah-kannya untuk memberitahukan seruannya dan tegas menyampai-kan peringatan. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ قُمۡ ﴿ "Bangunlah," yakni dengan sungguh-sunggah dan giat, ﴾ فَأَنذِرۡ ﴿ "lalu berilah peringatan" kepada manusia dengan perkataan dan perbuatan yang bisa menyampai-kan pada tujuan serta menjelaskan kondisi apa-apa yang diperingat-kan darinya agar hal itu lebih mendorong untuk ditinggalkan.
#
{3} {وربَّك فكبِّرْ}؛ أي: عظِّمه بالتوحيد، واجعل قصدك في إنذارك وجه الله وأن يعظِّمه العباد، ويقوموا بعبادته.
(3) ﴾ وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ ﴿ "Dan Rabbmu agungkanlah," yakni, agungkan-lah Dia dengan bertauhid dan jadikanlah Allah سبحانه وتعالى sebagai tujuan-mu dalam memberi peringatan dan agar para hamba mengagung-kanNya dan beribadah menyembahNya.
#
{4} {وثيابَكَ فطَهِّرْ}: يُحتمل أنَّ المراد بالثياب أعماله كلها. وبتطهيرها: تخليصها، والنُّصح بها، وإيقاعها على أكمل الوجوه، وتنقيتها عن المبطلات والمفسدات والمنقصات من شركٍ ورياء ونفاق وعُجْبٍ وتكبُّر وغفلةٍ وغير ذلك مما يؤمَرُ العبد باجتنابه في عباداته، ويدخل في ذلك تطهير الثياب من النجاسة؛ فإنَّ ذلك من تمام التطهير للأعمال، خصوصاً في الصلاة، التي قال كثيرٌ من العلماء: إنَّ إزالة النجاسة عنها شرطٌ من شروطها. ويُحتمل أنَّ المراد بثيابه الثياب المعروفة؛ أنَّه مأمورٌ بتطهيرها عن جميع النجاسات في جميع الأوقات، خصوصاً عند الدُّخول في الصلوات.
(4) ﴾ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرۡ ﴿ "Dan pakaianmu bersihkanlah." Kemungkinan yang dimaksud dengan pakaian adalah seluruh perbuatan Rasu-lullah a dan maksud membersihkannya adalah memurnikannya, tulus melaksanakannya, dilakukan secara sempurna dan menafi-kannya dari berbagai hal yang bisa membatalkan, merusak dan mengurangi pahalanya, seperti syirik, riya`, nifak, ujub, takabur, lalai dan lain sebagainya yang diperintahkan untuk ditinggalkan dalam beribadah menyembah Allah سبحانه وتعالى. Perintah ini juga mencakup perintah untuk menyucikan baju dari najis karena hal itu adalah termasuk salah satu penyempurna kebersihan amal, khususnya dalam Shalat sebagaimana yang dinyatakan oleh kebanyakan ulama bahwa menghilangkan najis merupakan salah satu syarat shalat. Bisa juga yang dimaksud dengan baju adalah baju yang kita kenal. Artinya, Rasulullah a diperintahkan untuk menyucikannya dari seluruh najis di seluruh waktu, khususnya ketika masuk waktu Shalat.
#
{5} وإذا كان مأموراً بطهارة الظَّاهر؛ فإنَّ طهارة الظاهر من تمام طهارة الباطن: {والرُّجْزَ فاهْجُرْ}: يُحتمل أنَّ المراد بالرجز الأصنام والأوثان التي عُبِدَتْ مع الله، فأمره بتركها والبراءة منها ومما نُسِبَ إليها من قول أو عمل، ويُحتمل أنَّ المرادَ بالرُّجز أعمالُ الشرِّ كلُّها وأقوالُه، فيكون أمراً له بترك الذُّنوب صغارها وكبارها ظاهرها وباطنها، فيدخل في هذا الشرك فما دونه.
(5) Bila Rasulullah a diperintahkan untuk menyucikan lahiriah, maka kesucian lahiriah adalah bagian dari kesempurnaan kesucian batin. ﴾ وَٱلرُّجۡزَ فَٱهۡجُرۡ ﴿ "Dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah." Kemungkinan yang dimaksud dengan اَلرُّجْزُ adalah patung dan berhala yang disembah di samping menyembah Allah سبحانه وتعالى. Allah سبحانه وتعالى memerintahkan Rasulullah a untuk meninggalkannya dan melepaskan diri darinya dan dari segala sesuatu yang dinis-batkan padanya, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Dan kemungkinan yang dimaksud dengan اَلرُّجْزُ adalah seluruh perbuatan buruk, baik yang lahir maupun yang batin. Sehingga perintah ini adalah perintah bagi Rasulullah a untuk meninggalkan seluruh dosa, baik yang kecil maupun yang besar, baik yang lahir maupun yang batin, dan dalam hal ini termasuk syirik dan dosa-dosa lain.
#
{6} {ولا تَمْنُنْ تَسْتَكثِرْ}؛ أي: لا تمنُنْ على الناس بما أسديت إليهم من النعم الدينيَّة والدنيويَّة، فتستكثر بتلك المنَّة، وترى لك الفضل عليهم ، بل أحسِنْ إلى الناس مهما أمكنك، وانْسَ عندهم إحسانَك، واطلُبْ أجرك من الله تعالى ، واجعلْ مَن أحسنتَ إليه وغيره على حدٍّ سواء. وقد قيل: إنَّ معنى هذا ألاَّ تعطي أحداً شيئاً وأنت تريدُ أن يكافِئَك عليه بأكثر منه، فيكون هذا خاصًّا بالنبيِّ صلى الله عليه وسلم .
(6) ﴾ وَلَا تَمۡنُن تَسۡتَكۡثِرُ ﴿ "Dan janganlah kamu memberi (dengan mak-sud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak," yaitu janganlah engkau berharap pada manusia atas nikmat-nikmat dunia dan akhirat yang kau berikan sehingga kau meminta lebih atas pemberian itu dan kau melihat adanya keutamaan dirimu atas mereka. Tapi berbuat baiklah kepada manusia selagi kau mampu dan harapkan pahalamu dari Allah سبحانه وتعالى dan sikapilah orang yang kau perlakukan baik dan yang lain secara sama. Ada yang menyatakan bahwa maknanya, janganlah engkau memberi apa pun pada seseorang, dan engkau ingin orang itu mem-beri balasan lebih banyak untukmu, dan berarti ini khusus untuk Nabi a.
#
{7} {ولربِّكَ فاصْبِرْ}؛ أي: احتسبْ بصبرك واقصدْ به وجهَ الله تعالى. فامتثل رسولُ الله - صلى الله عليه وسلم - لأمر ربِّه، وبادر فيه ، فأنذر الناس وأوضح لهم بالآياتِ البيناتِ جميع المطالب الإلهيَّة، وعظَّم الله تعالى، ودعا الخلق إلى تعظيمه، وطهَّر أعماله الظاهرة والباطنة من كل سوءٍ، وهجر كلَّ ما يُعْبَدُ من دون الله وما يُعْبَدُ معه من الأصنام وأهلها والشرِّ وأهله، وله المنَّة على الناس بعد منَّة الله، من غير أن يطلبَ عليهم بذلك جزاءً ولا شكوراً، وصبر لربِّه أكمل صبر: فصبر على طاعة الله، وعن معاصيه، وصبر على أقداره المؤلمة، حتى فاق أولي العزم من المرسَلين. صلواتُ الله وسلامُه عليه وعليهم أجمعين.
(7) ﴾ وَلِرَبِّكَ فَٱصۡبِرۡ 7 ﴿ "Dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah," dan berharaplah pahala Allah سبحانه وتعالى dengan kesabaranmu itu dan niatkanlah untuk Allah سبحانه وتعالى. Rasulullah a melaksanakan perintah Rabbnya dan bersegera menunaikannya. Rasulullah a memberikan peringatan pada manu-sia dan menjelaskan tuntutan-tuntutan ilahi pada mereka disertai dengan ayat-ayat yang jelas. Rasulullah a mengagungkan Allah سبحانه وتعالى dan menyeru manusia agar mengagungkanNya, membersihkan perbuatan-perbuatan lahir dan batin dari segala keburukan, me-ninggalkan segala sesuatu yang disembah selain Allah سبحانه وتعالى dan yang disembah bersama Allah سبحانه وتعالى berupa patung dan keburukan beserta para penganutnya. Rasulullah a memiliki pemberian agung pada manusia setelah karunia Allah سبحانه وتعالى tanpa mengharapkan balasan atau kata terima kasih dari mereka. Rasulullah a bersabar demi Rabbnya dengan kesabaran paling sempurna, bersabar dalam melakukan ketaatan, bersabar dalam meninggalkan kemaksiatan, bersabar atas takdirNya yang menyakitkan, hingga Rasulullah a mengungguli para rasul lain yang juga memiliki keteguhan hati. Semoga kesejahteraan dan keselamatan selalu tercurah bagi beliau dan seluruh sahabat beliau.
Ayah: 8 - 10 #
{فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ (8) فَذَلِكَ يَوْمَئِذٍ يَوْمٌ عَسِيرٌ (9) عَلَى الْكَافِرِينَ غَيْرُ يَسِيرٍ (10)}.
"Apabila ditiup sangkakala, maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit bagi orang-orang kafir lagi tidak mu-dah." (Al-Muddatstsir: 8-10).
#
{8 ـ 10} أي: فإذا نُفِخَ في الصُّور للقيام من القبور، وجُمِعَ الخلائق للبعث والنشور، {فذلك يومئذٍ يومٌ عسيرٌ}: لكثرة أهواله وشدائده، {على الكافرين غيرُ يسيرٍ}؛ لأنَّهم قد أيِسوا من كلِّ خيرٍ وأيقنوا بالهلاك والبَوار. ومفهومُ ذلك أنَّه على المؤمنين يسيرٌ؛ كما قال تعالى: {يقول الكافرون هذا يومٌ عَسِرٌ}.
(8-10) Yaitu bila sangkakala ditiup untuk bangkit dari kubur, semua manusia dikumpulkan untuk dibangkitkan, ﴾ فَذَٰلِكَ يَوۡمَئِذٖ يَوۡمٌ عَسِيرٌ ﴿ "maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit," karena banyaknya huru hara dan kedahsyatannya, ﴾ عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ غَيۡرُ يَسِيرٖ ﴿ "bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah," karena mereka telah putus asa dari berbagai kebaikan dan yakin akan binasa. Kontekstualnya, hari itu mudah bagi orang-orang yang beriman sebagaimana yang difirmankan Allah سبحانه وتعالى, ﴾ يَقُولُ ٱلۡكَٰفِرُونَ هَٰذَا يَوۡمٌ عَسِرٞ ﴿ "Orang-orang kafir berkata, 'Ini adalah hari yang sulit'."
Ayah: 11 - 31 #
{ذَرْنِي وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا (11) وَجَعَلْتُ لَهُ مَالًا مَمْدُودًا (12) وَبَنِينَ شُهُودًا (13) وَمَهَّدْتُ لَهُ تَمْهِيدًا (14) ثُمَّ يَطْمَعُ أَنْ أَزِيدَ (15) كَلَّا إِنَّهُ كَانَ لِآيَاتِنَا عَنِيدًا (16) سَأُرْهِقُهُ صَعُودًا (17) إِنَّهُ فَكَّرَ وَقَدَّرَ (18) فَقُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ (19) ثُمَّ قُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ (20) ثُمَّ نَظَرَ (21) ثُمَّ عَبَسَ وَبَسَرَ (22) ثُمَّ أَدْبَرَ وَاسْتَكْبَرَ (23) فَقَالَ إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ يُؤْثَرُ (24) إِنْ هَذَا إِلَّا قَوْلُ الْبَشَرِ (25) سَأُصْلِيهِ سَقَرَ (26) وَمَا أَدْرَاكَ مَا سَقَرُ (27) لَا تُبْقِي وَلَا تَذَرُ (28) لَوَّاحَةٌ لِلْبَشَرِ (29) عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ (30) وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلَّا مَلَائِكَةً وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَانًا وَلَا يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلًا كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْبَشَرِ (31)}.
"Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian. Dan Aku jadikan baginya harta benda yang banyak, dan anak-anak yang selalu bersama dia, dan Kula-pangkan baginya (rizki dan kekuasaan) dengan selapang-lapang-nya, kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya. Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (al-Qur`an). Aku akan membebaninya mendaki pendakian yang memayahkan. Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkannya), maka celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan, kemudian celakalah dia! Bagai-manakah dia menetapkan, kemudian dia memikirkan, sesudah itu dia bermasam muka dan merengut, kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri, lalu dia berkata, '(Al-Qur`an) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), ini tidak lain hanyalah perkataan manusia.' Aku akan memasukkannya ke dalam Saqar. Tahukah kamu apa (Neraka) Saqar itu. Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). Dan tiada Kami jadikan pen-jaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami men-jadikan bilangan mereka itu melainkan untuk menjadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi al-Kitab yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi al-Kitab dan orang-orang Mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan), 'Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai perumpamaan.' Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Rabbmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manu-sia." (Al-Muddatstsir: 11-31).
#
{11 ـ 30} هذه الآيات نزلت في الوليد بن المغيرة ، المعاند للحقِّ، المبارز لله ولرسوله بالمحاربة والمشاقَّة، فذمَّه الله ذمًّا لم يذمَّ به غيره، وهذا جزاءُ كلِّ مَنْ عانَد الحقَّ ونابذه؛ أنَّ له الخزيَ في الدُّنيا ولَعذاب الآخرة أخزى، فقال: {ذَرْني ومَن خلقتُ وحيداً}؛ أي: خلقته منفرداً بلا مال ولا أهل ولا غيره، فلم أزل أربِّيه وأعطيه، فجعلت {له مالاً ممدوداً}؛ أي: كثيراً، {و} جعلتُ له {بنينَ}؛ أي: ذكوراً، {شهوداً}؛ أي: حاضرين عنده على الدَّوام، يتمتَّع بهم ويقضي بهم حوائِجَه ويستنصِرُ بهم، {ومهَّدْتُ له تمهيداً}؛ أي: مكَّنته من الدُّنيا وأسبابها حتى انقادَتْ له مطالِبُه وحصل له ما يشتهي ويريدُ. {ثم}: مع هذه النعم والإمدادات {يَطْمَعُ أن أزيدَ}؛ أي: يطمع أن ينال نعيم الآخرة كما نال نعيم الدنيا، {كلاَّ}؛ أي: ليس الأمر كما طمع، بل هو بخلاف مقصوده ومطلوبه، وذلك {إنَّه كان لآياتنا عنيداً}: عرفها ثم أنكرها، ودعتْه إلى الحقِّ فلم يَنْقَدْ لها، ولم يكفِهِ أنَّه أعرض عنها وتولَّى ، بل جعل يحاربُها ويسعى في إبطالها، ولهذا قال عنه: {إنَّه فَكَّر}؛ أي: في نفسه. {وقدَّر}: ما فكَّر فيه؛ ليقولَ قولاً يبطِلُ به القرآن، {فقُتِلَ كيف قدَّر. ثم قُتِلَ كيف قدَّر}؛ لأنَّه قدَّر أمراً ليس في طوره، وتسوَّر على ما لا ينالُه هو ولا أمثاله، {ثم نَظَرَ}: ما يقول، {ثم عَبَسَ وبَسَرَ}: في وجهه وظاهره نفرةً عن الحقِّ وبُغضاً له، {ثم أدبر}؛ أي: تولَّى، {واستكبر}: نتيجة سعيه الفكريِّ والعمليِّ والقوليِّ، {فقال إنْ هذا إلاَّ سحرٌ يُؤْثَرُ. إنْ هذا إلاَّ قولُ البشرِ}؛ أي: ما هذا كلام الله، بل كلام البشر، وليس أيضاً كلام البشر الأخيار، بل كلام الأشرار منهم والفجَّار من كل كاذبٍ سحَّارٍ، فتبًّا له! ما أبعده من الصواب! وأحراه بالخسارة والتَّباب! كيف يدور في الأذهان أو يتصوَّره ضميرُ أيِّ إنسان أن يكون أعلى الكلام وأعظمه كلام الربِّ الكريم الماجد العظيم يشبِهُ كلام المخلوقين الفقراء الناقصين؟! أم كيف يتجرَّأ هذا الكاذب العنيد على وصفه بهذا الوصف لكلام الله تعالى ؛ فما حقُّه إلاَّ العذاب الشديد [والنكال]، ولهذا قال تعالى: {سأُصْليه سَقَرَ. وما أدراك ما سَقَرُ. لا تُبْقي ولا تَذَرُ}؛ أي: لا تبقي من الشدَّة ولا على المعذَّب شيئاً إلا وبَلَغَتْه. {لوَّاحةٌ للبشر}؛ أي: تلوحهم وتُصليهم في عذابها وتقلقهم بشدَّة حرِّها وقَرِّها. {عليها تسعةَ عشرَ}: من الملائكة، خزنة لها، غلاظٌ شدادٌ لا يعصون الله ما أمرهم ويفعلون ما يُؤمرون.
(11-30) Ayat-ayat ini turun berkenaan dengan al-Walid bin al-Mughirah yang sengit menentang kebenaran,[128] yang menantang Allah سبحانه وتعالى dan RasulNya dengan peperangan dan menyelisihi. Allah سبحانه وتعالى amat mencelanya dengan celaan yang tidak pernah dialamatkan pada yang lain. Ini adalah balasan bagi semua orang yang menen-tang dan mencampakkan kebenaran. Orang seperti ini pasti men-dapatkan kehinaan di dunia dan siksaan akhirat jauh lebih meng-hinakan. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ ذَرۡنِي وَمَنۡ خَلَقۡتُ وَحِيدٗا ﴿ "Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian," yakni, yang Aku ciptakan sendirian tanpa harta, keluarga, dan lainnya yang senantiasa Aku jaga dan Aku beri. Aku jadikan, ﴾ لَهُۥ مَالٗا مَّمۡدُودٗا ﴿ "bagi-nya harta benda yang banyak," yakni harta yang berlimpah, ﴾ وَ﴿ "dan," Aku jadikan untuknya ﴾ بَنِينَ ﴿ "anak-anak," yakni anak-anak lelaki, ﴾ شُهُودٗا ﴿ "yang selalu bersama dia," yaitu selalu ada bersamanya. Dengan anak-anak itu ia bersenang-senang, dengan mereka juga ia meme-nuhi kebutuhan-kebutuhannya dan mendapatkan pertolongan, ﴾ وَمَهَّدتُّ لَهُۥ تَمۡهِيدٗا ﴿ "dan Ku-lapangkan baginya (rizki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya," yakni, Aku berikan padanya dunia dan sebab-sebabnya ketika semua keinginannya terpenuhi dan semua yang dikehendaki diperoleh. ﴾ ثُمَّ ﴿ "Kemudian," dengan berbagai nikmat dan pemberian ini, ﴾ يَطۡمَعُ أَنۡ أَزِيدَ ﴿ "dia ingin sekali supaya Aku menam-bahnya," yakni ia ingin untuk mendapatkan nikmat akhirat sebagai-mana ia mendapatkan kenikmatan dunia. ﴾ كـَلَّآۖ ﴿ "Sekali-kali tidak (akan Aku tambah)," yakni, tidak seperti yang ia dambakan, tapi se-baliknya justru berseberangan dengan apa yang diinginkan. Hal itu ﴾ إِنَّهُۥ كَانَ لِأٓيَٰتِنَا عَنِيدٗا ﴿ "karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (al-Qur`an)." Ia mengetahui (kebenaran)nya, tapi kemu-dian mengingkarinya. Ayat-ayat mengajaknya pada kebenaran tapi ia tidak mau tunduk padanya. Ia tidak cukup hanya berpaling dari ayat-ayat al-Qur`an, tapi ia memeranginya dan berusaha untuk membatalkannya. Karena itulah Allah سبحانه وتعالى berfirman tentangnya, ﴾ إِنَّهُۥ فَكَّرَ ﴿ "Sesungguhnya dia telah memikirkan," dalam dirinya, ﴾ وَقَدَّرَ ﴿ "dan menetapkan (apa yang ditetapkannya)," apa yang di pikirannya agar bisa mengucapkan perkataan yang membatalkan al-Qur`an, ﴾ فَقُتِلَ كَيۡفَ قَدَّرَ 19 ثُمَّ قُتِلَ كَيۡفَ قَدَّرَ 20 ﴿ "maka celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan, kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan," karena ia memikirkan suatu hal yang berada di luar kemampuan-nya dan berharap bisa mendapatkan sesuatu yang tidak bisa dida-patkan oleh dia sendiri dan orang-orang sepertinya. ﴾ ثُمَّ نَظَرَ ﴿ "Kemu-dian dia memikirkan" perkataannya. ﴾ ثُمَّ عَبَسَ وَبَسَرَ ﴿ "Sesudah itu dia ber-masam muka dan merengut," pada wajah dan penampilan luarnya sebagai sikap lari dari kebenaran dan membencinya. ﴾ ثُمَّ أَدۡبَرَ وَٱسۡتَكۡبَرَ ﴿ "Kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri," sebagai akibat dari usaha pikiran, tindakan, dan perkataannya. ﴾ فَقَالَ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا سِحۡرٞ يُؤۡثَرُ 24 إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا قَوۡلُ ٱلۡبَشَرِ 25 ﴿ "Lalu dia berkata, '(al-Qur`an) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), ini tidak lain hanyalah perkataan manusia'," yakni, bukan Firman Allah, tapi perkataan manusia. Di samping itu bukan perkataan manusia terbaik tapi perkataan orang-orang buruk dan keji yang diucapkan oleh pendusta lagi penyihir. Celakalah dia, alangkah jauhnya dia dari kebenaran dan alangkah dekatnya dia dengan kerugian dan kecelakaan. Bagaimana terlintas di otak dan terbayang oleh nurani siapa pun orang yang menyatakan Firman paling luhur dan agung, Firman Rabb Yang Mahamulia, Luhur dan Agung menyerupai perkataan makhluk-makhluk yang miskin dan serba kurang? Atau bagaimanakah si pendusta lagi pembangkang ini berani mengung-kapkan sifat seperti itu pada Firman Allah سبحانه وتعالى? Tidak ada yang ber-hak dia dapatkan melainkan azab yang dahsyat. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ سَأُصۡلِيهِ سَقَرَ 26 وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا سَقَرُ 27 لَا تُبۡقِي وَلَا تَذَرُ 28 ﴿ "Aku akan mema-sukkannya ke dalam Saqar, tahukah kamu apa (Neraka) Saqar itu, Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan," yakni, tidak meninggal-kan kedahsyatan maupun orang yang disiksa sedikit pun kecuali pasti mengenainya, ﴾ لَوَّاحَةٞ لِّلۡبَشَرِ ﴿ "(Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia," membakar mereka dalam siksaan dan membuat mereka gemetar karena amat panas. ﴾ عَلَيۡهَا تِسۡعَةَ عَشَرَ ﴿ "Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga)," dari kalangan malaikat yang menjaganya. Mereka kejam dan bengis. Mereka tidak mendurhakai Allah سبحانه وتعالى ter-hadap apa yang diperintahkan dan mereka melakukan apa yang diperintahkan.
#
{31} {وما جعلنا أصحاب النارِ إلاَّ ملائكةً}: وذلك لشدَّتهم وقوَّتهم، {وما جعلنا عِدَّتهم إلاَّ فتنةً للذين كفروا}: يحتمل أنَّ المراد؛ إلاَّ لعذابهم وعقابهم في الآخرة ولزيادة نَكالهم فيها، والعذاب يسمَّى فتنة؛ كما قال تعالى: {يومَ هم على النَّارِ يُفْتَنونَ}. ويُحتمل أنَّ المراد أنَّا ما أخبرناكم بعدَّتهم إلاَّ لنعلم من يصدِّق ممَّن يكذِّب. ويدلُّ على هذا ما ذكره بعده في قوله: {ليستيقِنَ الذين أوتوا الكتاب ويزدادَ الذين آمنوا إيماناً}: فإنَّ أهل الكتاب إذا وافق ما عندَهم وطابَقَه؛ ازدادَ يقينُهم بالحقِّ، والمؤمنون كلَّما أنزل الله آيةً، فآمنوا بها وصدَّقوا؛ ازداد إيمانُهم، {ولا يرتابَ الذين أوتوا الكتابَ والمؤمنون}؛ أي: ليزول عنهم الريبُ والشكُّ، وهذه مقاصدُ جليلةٌ يعتني بها أولو الألباب، وهي السعي في اليقين وزيادة الإيمان في كلِّ وقتٍ وكلِّ مسألةٍ من مسائل الدين، ودفع الشكوك والأوهام التي تَعْرِضُ في مقابلة الحقِّ، فجعل ما أنزله على رسولِهِ محصِّلاً لهذه المقاصد الجليلة، ومميزاً للصادقين من الكاذبين ، ولهذا قال: {وليقولَ الذين في قلوبِهِم مرضٌ}؛ أي: شكٌّ وشبهةٌ ونفاقٌ، {والكافرون ماذا أرادَ الله بهذا مثلاً}: وهذا على وجه الحيرة والشكِّ منهم والكفر بآيات الله، وهذا وذاك من هداية الله لمن يهديه وإضلاله لمن يُضِلُّه، ولهذا قال: {كذلك يُضِلُّ الله مَن يشاءُ ويَهْدي مَن يشاءُ}: فمن هداه الله؛ جعل ما أنزل على رسوله رحمةً في حقِّه وزيادةً في إيمانه ودينه، ومن أضلَّه؛ جعل ما أنزله على رسوله زيادةَ شقاءٍ عليه وحيرةً وظلمةً في حقِّه، والواجب أن يُتَلَقى ما أخبر الله به ورسولُه بالتسليم، فإنه {لا يعلمُ جنودَ ربِّك} من الملائكة وغيرهم {إلاَّ هو}: فإذا كنتُم جاهلين بجنوده، وأخبركم بها العليم الخبير؛ فعليكم أن تصدِّقوا خبره من غير شكٍّ ولا ارتياب، {وما هي إلاَّ ذِكْرى للبشرِ}؛ أي: وما هذه الموعظة والتذكار مقصوداً به العبث واللعب، وإنما المقصود به أن يتذكَّر به البشر ما ينفعهم فيفعلونه، وما يضرُّهم فيتركونه.
(31) ﴾ وَمَا جَعَلۡنَآ أَصۡحَٰبَ ٱلنَّارِ إِلَّا مَلَٰٓئِكَةٗۖ ﴿ "Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat," karena mereka kokoh dan kuat, ﴾ وَمَا جَعَلۡنَا عِدَّتَهُمۡ إِلَّا فِتۡنَةٗ لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ ﴿ "dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk menjadi cobaan bagi orang-orang kafir." Kemung-kinan yang dimaksudkan adalah kecuali untuk menyiksa mereka di akhirat dan untuk menambahkan azab mereka. Azab juga disebut fitnah sebagaimana Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ يَوۡمَ هُمۡ عَلَى ٱلنَّارِ يُفۡتَنُونَ 13 ﴿ "Pada hari mereka difitnah (disiksa) di atas neraka." (Adz-Dzariyat: 13). Kemungkinan lain yang dimaksudkan adalah sesungguhnya berita yang Kami sampaikan kepadamu tentang jumlah mereka itu tidak lain supaya Kami mengetahui siapa yang membenarkan dan siapa yang mendustakan. Hal ini ditunjukkan oleh ayat selan-jutnya, ﴾ لِيَسۡتَيۡقِنَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ وَيَزۡدَادَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِيمَٰنٗا وَلَا يَرۡتَابَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ ﴿ "Supaya orang-orang yang diberi al-Kitab yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi al-Kitab dan orang-orang Mukmin itu tidak ragu-ragu," yakni, agar keraguan hilang dari mereka. Tujuan-tujuan agung ini diperhatikan oleh mereka yang berakal. Tujuan-tujuan yang dimaksudkan adalah usaha untuk yakin dan bertambah iman di setiap waktu dan dalam berba-gai permasalahan-permasalahan Agama dan menangkal keraguan dan dugaan-dugaan keliru yang menghadang kebenaran, menjadi-kan wahyu yang diturunkan Allah سبحانه وتعالى pada RasulNya sebagai pe-wujud tujuan-tujuan agung ini dan untuk membedakan manakah orang-orang yang benar dan orang-orang yang berdusta. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَلِيَقُولَ ٱلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٞ ﴿ "Dan supaya berkata orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit," yakni, ragu, syubhat dan nifak, ﴾ وَٱلۡكَٰفِرُونَ مَاذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِهَٰذَا مَثَلٗاۚ ﴿ "dan orang-orang kafir (mengatakan), 'Apa-kah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai perumpamaan'." Perkataan ini diucapkan karena ragu dan kekufuran mereka ter-hadap tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى. keduanya adalah petunjuk Allah سبحانه وتعالى bagi siapa saja yang diberi hidayah oleh Allah سبحانه وتعالى dan sebagai kesesatan bagi siapa saja yang disesatkan Allah سبحانه وتعالى. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ كَذَٰلِكَ يُضِلُّ ٱللَّهُ مَن يَشَآءُ وَيَهۡدِي مَن يَشَآءُۚ ﴿ "Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendakiNya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya." Maka siapa pun yang diberi pe-tunjuk oleh Allah سبحانه وتعالى, Allah سبحانه وتعالى menjadikan wahyu yang diturunkan pada RasulNya sebagai rahmat untuknya serta sebagai penambah keimanan dan agamanya. Dan siapa pun yang disesatkan Allah سبحانه وتعالى, Allah سبحانه وتعالى menjadikan wahyu yang diturunkan pada RasulNya sebagai penambah penderitaan baginya, sebagai kegamangan dan kegelapan baginya. Berita yang diwahyukan Allah سبحانه وتعالى kepada RasulNya wajib diterima, karena ﴾ وَمَا يَعۡلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَۚ ﴿ "tidak ada yang mengetahui tentara Rabbmu melainkan Dia sendiri," dari kalangan malaikat dan lainnya. Karena kalian tidak mengetahui tentaraNya dan kalian diberitahu mengenai itu oleh Dzat Yang Maha Mengetahui lagi Melihat, kalian harus membenarkan beritaNya tanpa ragu. ﴾ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكۡرَىٰ لِلۡبَشَرِ ﴿ "Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia," yakni, dan ti-daklah nasihat dan peringatan ini dimaksudkan untuk kesia-siaan dan main-main, tapi dimaksudkan sebagai peringatan bagi manu-sia terhadap apa pun yang berguna bagi mereka sehingga mereka melaksanakannya dan sebagai peringatan terhadap apa pun yang membahayakan mereka sehingga mereka tinggalkan.
Ayah: 32 - 56 #
{كَلَّا وَالْقَمَرِ (32) وَاللَّيْلِ إِذْ أَدْبَرَ (33) وَالصُّبْحِ إِذَا أَسْفَرَ (34) إِنَّهَا لَإِحْدَى الْكُبَرِ (35) نَذِيرًا لِلْبَشَرِ (36) لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَتَقَدَّمَ أَوْ يَتَأَخَّرَ (37) كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ (38) إِلَّا أَصْحَابَ الْيَمِينِ (39) فِي جَنَّاتٍ يَتَسَاءَلُونَ (40) عَنِ الْمُجْرِمِينَ (41) مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ (42) قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ (43) وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ (44) وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَ (45) وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ (46) حَتَّى أَتَانَا الْيَقِينُ (47) فَمَا تَنْفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشَّافِعِينَ (48) فَمَا لَهُمْ عَنِ التَّذْكِرَةِ مُعْرِضِينَ (49) كَأَنَّهُمْ حُمُرٌ مُسْتَنْفِرَةٌ (50) فَرَّتْ مِنْ قَسْوَرَةٍ (51) بَلْ يُرِيدُ كُلُّ امْرِئٍ مِنْهُمْ أَنْ يُؤْتَى صُحُفًا مُنَشَّرَةً (52) كَلَّا بَلْ لَا يَخَافُونَ الْآخِرَةَ (53) كَلَّا إِنَّهُ تَذْكِرَةٌ (54) فَمَنْ شَاءَ ذَكَرَهُ (55) وَمَا يَذْكُرُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ هُوَ أَهْلُ التَّقْوَى وَأَهْلُ الْمَغْفِرَةِ (56)}.
"Sekali-kali tidak, demi bulan, dan malam ketika telah ber-lalu, dan Shubuh apabila mulai terang. Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar, sebagai ancaman bagi manusia. (Yaitu) bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur. Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, kecuali golongan kanan, berada di dalam surga, mereka tanya menanya, tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa, 'Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?' Mereka menjawab, 'Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang-orang miskin, dan kami membicarakan hal-hal yang batil bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan kami mendustakan Hari Pembalasan, hingga datang kepada kami kematian.' Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa'at dari orang-orang yang memberikan syafa'at. Maka mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringatan (Allah), seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut, lari dari singa. Bahkan tiap-tiap orang dari mereka berkehendak supaya diberikan kepa-danya lembaran-lembaran yang terbuka? Sekali-kali tidak. Sebe-narnya mereka tidak takut kepada negeri akhirat. Sekali-kali tidak demikian halnya. Sesungguhnya al-Qur`an itu adalah peringatan. Maka barangsiapa menghendaki, niscaya dia mengambil pelajaran darinya (al-Qur`an). Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran darinya kecuali (jika) Allah menghendakinya. Dia (Allah) adalah Rabb Yang patut (kita) bertakwa kepadaNya dan berhak memberi ampun." (Al-Muddatstsir: 32-56).
#
{32 ـ 34} {كلاَّ}: هنا بمعنى حقًّا، أو بمعنى ألا الاستفتاحية، فأقسم تعالى بالقمر، وبالليل وقتَ إدباره، والنهارِ وقتَ إسفاره؛ لاشتمال المذكورات على آيات الله العظيمة الدالَّة على كمال قدرةِ الله وحكمته وسعة سلطانه وعموم رحمته وإحاطة علمه.
(32-34) ﴾ كـَلَّا ﴿ "Sekali-kali tidak," di sini bermakna sebenar-nya atau bermakna sebagai pembukaan. Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى ber-sumpah dengan bulan dan dengan malam pada saat berlalu serta dengan siang pada saat mulai terang karena dalam semua hal ter-sebut terdapat tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى yang agung yang menunjukkan atas sempurnanya Kuasa, Kebijaksanaan, luasnya kekuasaan dan menyeluruhnya rahmat serta pengetahuanNya.
#
{35 ـ 37} والمقسَمُ عليه قوله: {إنَّها لإحدى الكُبَرِ}؛ أي: إنَّ النار لإحدى العظائم الطامَّة والأمور الهامَّة؛ فإذا أعلمناكم بها وكنتُم على بصيرةٍ من أمرها؛ فمن شاء منكم أن يتقدَّم فيعمل بما يقرِّبُه إلى الله ويُدْنيه من رضاه ويُزْلفه من دار كرامته، أو يتأخَّر عمَّا خُلِقَ له وعمَّا يحبُّه الله ويرضاه، فيعمل بالمعاصي، ويتقرَّب إلى جهنَّم؛ كما قال تعالى: {وقلِ الحقُّ من ربِّكم فَمَن شاء فَلْيُؤمِن ومَن شاءَ فَلْيَكْفُرْ ... } الآية.
(35-37) Obyek yang disumpahkan Allah سبحانه وتعالى adalah Firman-Nya, ﴾ إِنَّهَا لَإِحۡدَى ٱلۡكُبَرِ ﴿ "Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar," yaitu sesungguhnya neraka adalah salah satu ben-cana besar dan penting. Karena Kami telah memberitahukannya kepada kalian dan kalian mengetahuinya, maka siapa saja di antara kalian yang mau, silahkan melaksanakan amalan yang mendekat-kannya pada Allah سبحانه وتعالى dan mendekatkan pada keridhaanNya serta memasukkannya pada negeri kemuliaanNya. Dan siapa yang mau, silahkan mengesampingkan tujuan penciptaannya dan apa pun yang dicintai dan diridhai Allah سبحانه وتعالى dan sebaliknya mengerjakan kemaksiatan-kemaksiatan dan mendekatkannya pada Neraka Jahanam, sebagaimana yang disebutkan dalam Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ وَقُلِ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكُمۡۖ فَمَن شَآءَ فَلۡيُؤۡمِن وَمَن شَآءَ فَلۡيَكۡفُرۡۚ ﴿ "Dan katakanlah, 'Kebenaran itu datangnya dari Rabbmu, maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir'." (Al-Kahfi: 29).
#
{38 ـ 48} {كلُّ نفس بما كسبتْ}: من أفعال الشرِّ وأعمال السوء {رهينةٌ}: بها موثقةٌ بسعيها، قد أُلْزِمَ عنقها وغُلَّ في رقبتها واستوجبت به العذاب، {إلاَّ أصحابَ اليمين}: فإنَّهم لم يرتهنوا، بل أُطلقوا وفرحوا {في جناتٍ يتساءلونَ. عن المجرمينَ}؛ أي: في جناتٍ قد حصل لهم فيها جميع مطلوباتهم وتمَّت لهم الراحةُ والطمأنينة، حتى أقبلوا يتساءلون، فأفضتْ بهم المحادثة أن سألوا عن المجرمين؛ أيُّ حال وصلوا إليها؟ وهل وَجَدوا ما وعَدَهم الله [تعالى]؟ فقال بعضهم لبعضٍ هل أنتم مُطَّلعونَ عليهم، فاطَّلعوا عليهم في وسطِ الجحيم يعذَّبون، فقالوا لهم: {ما سَلَككم في سَقَرَ}؛ أي: أيُّ شيءٍ أدخلكم فيها؟ وبأيِّ ذنبٍ اسْتَحَقيْتُموها؟ فقالوا: {لم نَكُ من المصلِّينَ. ولم نكُ نطعِمُ المسكينَ}: فلا إخلاص للمعبودِ ولا إحسانَ ولا نفع للخلق المحتاجين، {وكنَّا نخوضُ مع الخائضينَ}؛ أي: نخوض بالباطل ونجادل به الحقَّ، {وكنَّا نكذِّبُ بيوم الدِّينِ}: هذه آثار الخوض بالباطل، وهو التَّكذيب بالحقِّ، ومن أحقِّ الحقِّ يوم الدين، الذي هو محلُّ الجزاء على الأعمال وظهور مُلك الله وحُكمه العدل لسائر الخلق، فاستمرَّ عَمَلُنا على هذا المذهب الباطل {حتَّى أتانا اليقين}؛ أي: الموت، فلما ماتوا على الكفر؛ تعذَّرت حينئذٍ عليهم الحِيَلُ، وانسدَّ في وجوههم باب الأمل. {فما تَنفَعُهم شفاعةُ الشَّافعين}؛ لأنَّهم لا يشفعون إلاَّ لِمَنِ ارتضى، وهؤلاء لا يرضى الله أعمالهم.
(38-48) ﴾ كُلُّ نَفۡسِۭ بِمَا كَسَبَتۡ رَهِينَةٌ ﴿ "Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya," atas perbuatan-perbuatan buruk dan jelek. Ia bertanggung jawab atasnya. Perbuatan buruknya meng-haruskannya dibelenggu di lehernya dan mengharuskannya men-dapatkan azab, ﴾ إِلَّآ أَصۡحَٰبَ ٱلۡيَمِينِ ﴿ "kecuali golongan kanan," karena sesung-guhnya mereka tidak tergadai tapi mereka terlepas dan bergembira, ﴾ فِي جَنَّٰتٖ يَتَسَآءَلُونَ 40 عَنِ ٱلۡمُجۡرِمِينَ 41 ﴿ "berada di dalam surga, mereka tanya me-nanya, tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa," yakni, berada di dalam surga, mereka mendapatkan semua yang mereka inginkan. Sempurnalah kenyamanan dan keamanan hingga mereka saling berhadap-hadapan dan bertanya satu sama lain, dan percakapan mereka sampai pada pertanyaan tentang orang-orang yang berdosa, bagaimana keadaan mereka, apakah mereka telah mendapatkan apa yang diancamkan Allah سبحانه وتعالى pada mereka? Sebagian mereka berkata kepada yang lain, Apakah kalian melihat mereka? Mereka pun melihat orang-orang berdosa berada di tengah-tengah Neraka Jahim dalam keadaan tersiksa. Para penduduk surga bertanya pada mereka, ﴾ مَا سَلَكَكُمۡ فِي سَقَرَ ﴿ "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)," yakni, apa yang membuatmu masuk ke dalamnya, karena dosa apa kalian mendapatkan neraka? Mereka menjawab, ﴾ قَالُواْ لَمۡ نَكُ مِنَ ٱلۡمُصَلِّينَ 43 وَلَمۡ نَكُ نُطۡعِمُ ٱلۡمِسۡكِينَ 44 ﴿ "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin," tidak ada keikhlasan untuk Allah سبحانه وتعالى Yang disembah, tidak memberi kebaikan dan manfaat bagi orang yang membutuhkan, ﴾ وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ ٱلۡخَآئِضِينَ ﴿ "dan kami membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya," yakni kami membicarakan yang batil dan kami jadikan sebagai pembantah kebenaran, ﴾ وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوۡمِ ٱلدِّينِ ﴿ "dan kami mendustakan Hari Pembalasan." Inilah pengaruh dari pembicaraan tentang kebatilan; yaitu mendustakan kebenaran, dan siapakah yang lebih berhak dari Yang Maha Haq pada hari itu? Tempat balasan amal perbuatan dan tegaknya kerajaan Allah سبحانه وتعالى dan hukumNya yang adil pada seluruh makhluk. Dan kami terus menurus berada di atas langkah batil ini, ﴾ حَتَّىٰٓ أَتَىٰنَا ٱلۡيَقِينُ ﴿ "hingga datang kepada kami kematian." اَلْيَقِيْنُ (dalam ayat) bermakna kematian. Pada saat mereka mati di atas kekufuran, berbagai usaha tidak berguna kala itu dan pintu harapan tertutup di hadapan wajah mereka, ﴾ فَمَا تَنفَعُهُمۡ شَفَٰعَةُ ٱلشَّٰفِعِينَ ﴿ "maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa'at dari orang-orang yang memberikan syafa'at," karena orang-orang yang memberi syafa'at hanya bisa memberi pada orang yang diridhai Allah سبحانه وتعالى, sedangkan orang-orang kafir itu, perbuatannya tidak diridhai Allah سبحانه وتعالى.
#
{49 ـ 53} فلمَّا بيَّن الله مآل المخالفين وبيَّن ما يفعل بهم؛ عطف على الموجودين بالعتاب واللوم، فقال: {فما لهم عن التَّذْكِرَةِ معرِضينَ}؛ أي: صادَّين غافلين عنها، {كأنَّهم}: في نفرتِهِم الشديدة منها {حمُرٌ مستنفرةٌ}؛ أي: [كأنّهم] حمُرُ وحشٍ نفرتْ؛ فنفَّر بعضُها بعضاً فزاد عَدْوُها، {فرَّتْ من قَسْوَرَةٍ}؛ أي: من صائدٍ ورامٍ يريدها أو من أسدٍ ونحوه، وهذا من أعظم ما يكون من النُّفور عن الحقِّ، ومع هذا النفور والإعراض يدَّعون الدَّعاوي الكبار؛ فيريد {كلُّ} واحد {منهم أن يُؤْتى صُحُفاً منشَّرةً}: نازلة عليه من السماء؛ يزعم أنَّه لا ينقاد للحقِّ؛ إلاَّ بذلك، وقد كذَّبوا؛ فإنَّهم لو جاءتهم كلُّ آيةٍ؛ لم يؤمنوا حتى يروا العذاب الأليم؛ لأنَّهم جاءتهم الآياتُ البيناتُ، التي تبيِّن الحقَّ وتوضِّحه؛ فلو كان فيهم خيرٌ؛ لآمنوا، ولهذا قال: {كلاَّ}؛ أي: لا نعطيهم ما طلبوا، وهم ما قصدوا بذلك إلاَّ التعجيز، {بل لا يخافونَ الآخرةَ}: فلو كانوا يخافونها؛ لما جرى منهم ما جرى.
(49-53) Saat Allah سبحانه وتعالى menjelaskan akibat orang-orang yang menentang dan menjelaskan apa yang Allah سبحانه وتعالى lakukan pada mereka, Allah سبحانه وتعالى melanjutkannya dengan celaan terhadap orang-orang yang ada seraya berfirman, ﴾ فَمَا لَهُمۡ عَنِ ٱلتَّذۡكِرَةِ مُعۡرِضِينَ ﴿ "Maka mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringatan (Allah)," meng-halangi dan melalaikannya, ﴾ كَأَنَّهُمۡ ﴿ "seakan-akan mereka itu," karena amat kencangnya lari dari kebenaran ﴾ حُمُرٞ مُّسۡتَنفِرَةٞ ﴿ "keledai liar yang lari terkejut," yakni keledai liar lari, yang masing-masing membuat lari yang lain sehingga lari mereka semakin kencang, ﴾ فَرَّتۡ مِن قَسۡوَرَةِۭ ﴿ "lari dari singa," yakni dari pemburu, pemanah yang mengingin-kannya atau dari singa dan lainnya. Ini adalah cara berpaling dari kebenaran yang paling dahsyat. Di samping lari dan berpaling seperti ini, mereka mengklaim beberapa hal besar, ﴾ كُلُّ ﴿ "masing-masing" dari mereka ﴾ مِّنۡهُمۡ أَن يُؤۡتَىٰ صُحُفٗا مُّنَشَّرَةٗ ﴿ "berkehendak supaya diberikan kepadanya lembaran-lembaran yang terbuka," turun dari langit padanya dan mengklaim bahwa tidak akan ada yang tunduk kepada kebe-naran kecuali dengan lembaran-lembaran itu. Mereka berdusta. Andai pun seluruh tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى tiba, niscaya mereka tidak akan beriman hingga mereka mendapatkan siksaan yang pedih. Sebab mereka telah kedatangan tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى yang jelas yang menjelaskan kebenaran. Andai pada diri mereka terdapat kebaikan, pasti mereka beriman, karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ كـَلَّاۖ ﴿ "Sekali-kali tidak," yakni, Kami tidak memberi apa yang mereka inginkan, mereka hanya ingin memperlemah dengan permintaan itu, ﴾ بَل لَّا يَخَافُونَ ٱلۡأٓخِرَةَ ﴿ "bahkan sebenarnya mereka tidak takut kepada negeri akhirat," sebab andai mereka takut pada Hari Akhirat, tentu apa yang menimpa mereka tidak berlaku.
#
{54 ـ 56} {كلاَّ [إنَّه] تذكرةٌ}: الضمير إمَّا أن يعود على هذه السورة أو على ما اشتملتْ عليه من هذه الموعظة، {فَمَن شاء ذَكَرَهُ}: لأنَّه قد بيَّن له السبيل ووضَح له الدَّليل. {[وما يَذْكُرون] إلاَّ أن يشاءَ اللهُ}: فإنَّ مشيئة اللَّه نافذةٌ عامَّةٌ، لا يخرج عنها حادثٌ قليلٌ ولا كثيرٌ؛ ففيها ردٌّ على القدريَّة، الذين لا يُدْخِلون أفعال العباد تحت مشيئة الله، والجبريَّة، الذين يزعمون أنَّه ليس للعبد مشيئةٌ ولا فعلٌ حقيقةً، وإنَّما هو مجبور على أفعاله، فأثبت تعالى للعباد مشيئةً حقيقةً وفعلاً، وجعل ذلك تابعاً لمشيئته، و {وهو أهلُ التَّقوى وأهل المغفرةِ}؛ أي: هو أهل أن يُتَّقى ويُعبد؛ لأنَّه الإله الذي لا تنبغي العبادة إلاَّ له، وأهلٌ أن يَغْفِرَ لمن اتَّقاه واتَّبع رضاه.
(54-56) ﴾ كـَلَّآ إِنَّهُۥ تَذۡكِرَةٞ ﴿ "Sekali-kali tidak demikian halnya. Se-sungguhnya al-Qur`an itu adalah peringatan." Kata ganti dalam ayat ini kemungkinan merujuk kepada surat atau segala sesuatu yang terdapat dalam nasihat ini. ﴾ فَمَن شَآءَ ذَكَرَهُۥ ﴿ "Maka barangsiapa meng-hendaki, niscaya dia mengambil pelajaran darinya (al-Qur`an)," karena al-Qur`an telah menjelaskan jalan lurus dan petunjuk. ﴾ وَمَا يَذۡكُرُونَ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُۚ ﴿ "Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran darinya kecuali (jika) Allah menghendakinya," karena sesungguhnya kehendak Allah سبحانه وتعالى berlaku secara umum. Tidak ada satu kejadian pun, baik kecil atau besar yang luput dari kehendak Allah سبحانه وتعالى. Di sini terdapat bantahan bagi Qadariyah yang memasukkan perbuatan manusia di bawah kehendak Allah سبحانه وتعالى sekaligus sebagai bantahan bagi Jabariyah yang mengira bahwa manusia tidak memiliki kehendak dan perbuatan secara hakiki, tapi semuanya dipaksa untuk dilaku-kan. Dalam ayat ini Allah سبحانه وتعالى menegaskan adanya kehendak hakiki dan nyata bagi manusia. Allah سبحانه وتعالى menjadikan kehendak manusia sebagai pengikut kehendakNya. ﴾ هُوَ أَهۡلُ ٱلتَّقۡوَىٰ وَأَهۡلُ ٱلۡمَغۡفِرَةِ ﴿ "Dia (Allah) adalah Rabb Yang patut (kita) bertakwa kepadaNya dan berhak memberi ampun," yakni, Dia patut ditakuti dan disembah, karena hanya Dia-lah Tuhan yang sepatutnya disembah dan patut untuk memberi ampunan pada siapa saja yang bertakwa padaNya dan mencari ridhaNya.
Selesai tafsir Surat al-Muddatstsir. Segala puji dan karunia hanya milik Allah سبحانه وتعالى semata.