Ayah:
TAFSIR SURAT AL-MUZZAMMIL (Yang Berselimut)
TAFSIR SURAT AL-MUZZAMMIL (Yang Berselimut)
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
Ayah: 1 - 11 #
{يَاأَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ (1) قُمِ اللَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا (2) نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا (3) أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا (4) إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا (5) إِنَّ نَاشِئَةَ اللَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا (6) إِنَّ لَكَ فِي النَّهَارِ سَبْحًا طَوِيلًا (7) وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلًا (8) رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلًا (9) وَاصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلًا (10) وَذَرْنِي وَالْمُكَذِّبِينَ أُولِي النَّعْمَةِ وَمَهِّلْهُمْ قَلِيلًا (11)}.
"Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (dari padanya), (yaitu) seper-duanya atau kurangilah darinya sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah al-Qur`an itu dengan perlahan-lahan. Sesung-guhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu') dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). Sebutlah nama Rabbmu, dan beribadahlah kepadaNya dengan penuh ketekunan. (Dia-lah) Rabb masyriq dan maghrib, tiada ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia seba-gai pelindung. Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik. Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar." (Al-Muzzammil: 1-11).
#
{1 ـ 5} المزَّمِّل: المتغطي بثيابه كالمدَّثِّر، وهذا الوصف حصل من رسول الله - صلى الله عليه وسلم - حين أكرمه الله برسالته، وابتدأه بإنزال وحيه بإرسال جبريل إليه ، فرأى أمراً لم يَرَ مثلَه ولا يقدِرُ على الثَّبات عليه إلاَّ المرسلون، فاعتراه عند ذلك انزعاجٌ، حين رأى جبريلَ عليه السلام، فأتى إلى أهله، فقال: «زمِّلوني زمِّلوني»، وهو ترعَدُ فرائصُه، ثم جاءه جبريلُ، فقال: اقرأ. فقال: «ما أنا بقارئٍ». فغطه حتَّى بلغ منه الجهدَ، وهو يعالجه على القراءة، فقرأ - صلى الله عليه وسلم -. ثم ألقى الله عليه الثباتَ، وتابع عليه الوحيَ، حتى بَلَغَ مَبْلَغاً ما بَلَغَه أحدٌ من المرسلين؛ فسبحان الله ما أعظم التفاوت بين ابتداء نبوَّته ونهايتها! ولهذا خاطبه الله بهذا الوصف الذي وُجِدَ منه في أول أمره، فأمره هنا بالعباداتِ المتعلِّقة به، ثم أمره بالصبر على أذيَّة قومه ، ثم أمر بالصَّدْع بأمره وإعلان دعوتهم إلى الله، فأمره هنا بأشرف العبادات، وهي الصلاة، وبآكدِ الأوقات وأفضلها، وهو قيامُ الليل. ومن رحمته [تعالى] أنَّه لم يأمرْه بقيام الليل كلِّه، بل قال: {قم الليلَ إلاَّ قليلاً}. ثم قدَّر ذلك فقال: {نصفَه أو انقُصْ منه}؛ أي: من النصف {قليلاً}: بأن يكون الثلث ونحوه، {أو زِدْ عليه}؛ أي: على النصف، فيكون نحو الثلثين ، {ورتِّل القرآن ترتيلاً}؛ فإنَّ ترتيلَ القرآن به يحصُلُ التدبُّر والتفكُّر وتحريك القلوب به والتعبُّد بآياته والتهيُّؤ والاستعداد التامُّ له؛ فإنَّه قال: {إنَّا سنُلقي عليك قولاً ثقيلاً}؛ أي: نوحي إليك هذا القرآن الثقيل؛ أي: العظيمة معانيه، الجليلة أوصافه، وما كان بهذا الوصف حقيقٌ أن يُتَهَيَّأ له ويُرَتَّل ويُتَفَكَّر فيما يشتمل عليه.
(1-5) Al-Muzzammil adalah orang yang menutupi badannya dengan baju semakna dengan kata al-Muddatstsir. Hal ini terjadi pada Rasulullah a ketika Allah سبحانه وتعالى memuliakan beliau dengan risalah. Allah سبحانه وتعالى memulainya dengan menurunkan wahyu dengan mengutus Jibril menemui beliau. Rasulullah a melihat sesuatu yang belum pernah beliau lihat sebelumnya dan tidak ada yang mampu bertahan atasnya melainkan hanya para rasul. Pada saat itu Rasulullah a gemetar kala melihat Jibril عليه السلام. Kemudian Rasulullah a pulang kepada istri beliau dan berkata, "Selimutilah aku, seli-mutilah aku." Rasulullah a menggigil ketakutan. Setelah itu da-tanglah Jibril dan berkata, "Bacalah!" Rasulullah a menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Jibril memeluk erat beliau hingga Rasulullah a kelelahan, Jibril mengajarkan bacaan padanya lalu Rasulullah a pun membaca.[127] Kemudian Allah سبحانه وتعالى menganugerahkan keteguhan padanya dan memberinya wahyu hingga mencapai tingkat yang belum pernah dicapai oleh para rasul sebelumnya. Subhanallah! Alangkah besar-nya perbedaan antara permulaan kenabian dan akhirannya. Karena itulah Allah سبحانه وتعالى berfirman kepada Rasulullah a dengan menyebut-kan sifat seperti ini yang dilihat pada beliau pada saat pertama kali. Allah سبحانه وتعالى memerintahkan Rasulullah a dengan berbagai ibadah yang berkaitan denganNya. Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى memerintahkan beliau untuk bersabar atas gangguan kaumnya lalu memerintahkan untuk tegar dengan perintahNya dan mengumumkan dakwah beliau kepada Allah سبحانه وتعالى. Allah سبحانه وتعالى memerintah beliau dengan ibadah yang paling mulia, yaitu shalat pada waktu yang paling mantap dan utama (qiyamul lail). Di antara rahmat Allah سبحانه وتعالى, Dia tidak memerintahkan Rasulullah a untuk menghidupkan seluruh malam dengan shalat, tapi Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ قُمِ ٱلَّيۡلَ إِلَّا قَلِيلٗا ﴿ "Bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (darinya)." Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menentukannya, ﴾ نِّصۡفَهُۥٓ أَوِ ٱنقُصۡ مِنۡهُ ﴿ "(Yaitu) seperduanya atau kurangilah darinya," yakni dari se-perdua, ﴾ قَلِيلًا ﴿ "sedikit," misalnya sepertiganya, ﴾ أَوۡ زِدۡ عَلَيۡهِ ﴿ "atau lebih dari seperdua itu," lebih dari seperdua seukuran dua pertiga malam, ﴾ وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلًا ﴿ "dan bacalah al-Qur`an itu dengan perlahan-lahan," karena membaca al-Qur`an dengan perlahan bisa mendatangkan perenungan, pemikiran, bisa menggerakkan kalbu, beribadah dengan tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى serta bersiap-siaga secara sempurna untuk itu. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ إِنَّا سَنُلۡقِي عَلَيۡكَ قَوۡلٗا ثَقِيلًا ﴿ "Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat," yakni, Kami akan mewahyukan al-Qur`an yang berat ini padamu. Yang dimaksud dengan berat adalah makna-maknanya yang agung, sifat-sifatnya yang luhur. Untuk itu, sesuatu yang sifatnya seperti ini layak di-persiapkan, dibaca secara perlahan, serta merenungkan apa yang tercakup di dalamnya.
#
{6} ثم ذكر الحكمة في أمره بقيام الليل، فقال: {إنَّ ناشئةَ الليل}؛ أي: الصلاة فيه بعد النوم، {هي أشدُّ وطئاً وأقومُ قيلاً}؛ أي: أقرب إلى حصول مقصود القرآن؛ يتواطأ عليه القلب واللسان، وتقلُّ الشواغل، ويفهم ما يقول، ويستقيم له أمره.
(6) Kemudian Allah سبحانه وتعالى menyebutkan hikmah dalam perin-tah qiyamul lail seraya berfirman, ﴾ إِنَّ نَاشِئَةَ ٱلَّيۡلِ ﴿ "Sesungguhnya bangun di waktu malam," yakni, shalat pada waktu malam setelah tidur, ﴾ هِيَ أَشَدُّ وَطۡـٔٗا وَأَقۡوَمُ قِيلًا ﴿ "adalah lebih tepat (untuk khusyu') dan bacaan di waktu itu lebih berkesan," yakni, lebih dekat mencapai maksud al-Qur`an sehingga sesuai dengan hati dan lisan, beban menjadi ringan, apa yang diucapkan bisa dipahami, dan urusannya menjadi lurus.
#
{7} وهذا بخلاف النهار؛ فإنَّه لا يحصلُ به هذه المقاصد ، ولهذا قال: {إنَّ لك في النهار سبحاً طويلاً}؛ أي: تردُّداً في حوائجك ومعاشك يوجبُ اشتغال القلب وعدم تفرُّغه التفرُّغ التامَّ.
(7) Tidak seperti di siang hari, karena di waktu siang mak-sud-maksud ini tidak bisa dicapai. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ إِنَّ لَكَ فِي ٱلنَّهَارِ سَبۡحٗا طَوِيلٗا ﴿ "Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak)," yakni, untuk memenuhi kebutuhan dan penghidupan yang menyebabkan hati sibuk dengan yang lain, tidak konsentrasi secara sempurna.
#
{8} {واذكرِ اسمَ ربِّك}: شاملٌ لأنواع الذِّكْر كلِّها، {وتَبَتَّلْ إليه تَبتيلاً}؛ أي: انقطع إليه ؛ فإنَّ الانقطاع إلى الله والإنابة إليه هو: الانفصالُ بالقلب عن الخلائق، والاتِّصاف بمحبَّة الله وما يقرِّب إليه ويدني من رضاه.
(8) ﴾ وَٱذۡكُرِ ٱسۡمَ رَبِّكَ ﴿ "Sebutlah nama Rabbmu," mencakup berbagai macam dzikir, ﴾ وَتَبَتَّلۡ إِلَيۡهِ تَبۡتِيلٗا ﴿ "dan beribadahlah kepadaNya dengan penuh ketekunan," yakni konsentrasi padaNya, sebab konsentrasi dan kembali kepada Allah سبحانه وتعالى adalah terputusnya hati dari seluruh makhluk dan penuh kecintaan terhadap Allah سبحانه وتعالى serta segala se-suatu yang bisa mendekatkan padaNya dan pada ridhaNya.
#
{9} {رب المشرق والمغرب}: وهذا اسم جنس؛ يشمل المشارق والمغارب كلَّها؛ فهو تعالى ربُّ المشارق والمغارب، وما يكون فيها من الأنوار، وما هي مصلحةٌ له من العالم العلويِّ والسفليِّ؛ فهو ربُّ كلِّ شيءٍ وخالقُه ومدبِّره. {لا إله إلاَّ هو}؛ أي: لا معبود إلاَّ وجهه الأعلى، الذي يستحقُّ أن يُخَصَّ بالمحبَّة والتعظيم والإجلال والتكريم، ولهذا قال: {فاتَّخِذْه وكيلاً}؛ أي: حافظاً ومدبِّراً لأمورك كلِّها.
(9) ﴾ رَّبُّ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ ﴿ "(Dia-lah) Rabb masyriq dan maghrib," ini adalah isim jenis yang mencakup seluruh arah timur dan barat. Allah سبحانه وتعالى adalah Rabb seluruh timur dan barat serta segala cahaya yang ada padanya serta segala sesuatu yang menjadi maslahat miliknya dari alam atas dan alam bawah. Allah سبحانه وتعالى adalah Rabb segala sesuatu, Pencipta dan Pengaturnya. ﴾ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ﴿ "Tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia," yakni, tidak ada yang berhak disembah selain WajahNya Yang Agung Yang berhak diistimewa-kan dan dicintai, diagungkan dan dimuliakan, karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَٱتَّخِذۡهُ وَكِيلٗا ﴿ "Maka ambillah Dia sebagai pelindung," yakni Penjaga dan Pengatur untuk segala urusanmu.
#
{10} فلما أمره الله بالصَّلاة خصوصاً وبالذِّكر عموماً، وذلك يحصل للعبد مَلَكَةٌ قويةٌ في تحمُّل الأثقال وفعل المُشِقِّ من الأعمال؛ أمره بالصبر على ما يقوله المعاندون له ويسبُّونه ويسبُّون ما جاء به، وأن يمضِيَ على أمر الله؛ لا يصدُّه عنه صادٌّ ولا يردُّه رادٌّ، وأن يَهْجُرَهُم هجراً جميلاً، وهو الهجر حيث اقتضت المصلحةُ [الهجرَ]، الذي لا أذيَّة فيه، بل يعاملهم بالهجر والإعراض عن أقوالهم التي تؤذيه، وأمره بجدالهم بالتي هي أحسن.
(10) Pada saat Allah سبحانه وتعالى memerintahkan Rasulullah a untuk shalat secara khusus dan berdzikir secara umum di mana hal ter-sebut akan memberikan kemampuan kuat bagi seorang hamba untuk memikul beban dan pekerjaan berat, Allah سبحانه وتعالى memerintah-kan Rasulullah a untuk bersabar atas perkataan yang diucapkan oleh para penentang dan mereka yang mencelanya dan mencela risalah yang beliau bawa serta diperintahkan untuk terus menjalan-kan perintah Allah سبحانه وتعالى yang tidak dapat ditahan dan dihadang oleh siapa pun. Allah سبحانه وتعالى memerintahkan beliau untuk meninggalkan mereka secara baik-baik. Itulah cara menjauhi orang sekiranya ada maslahatnya dan tidak ada gangguannya. Rasulullah a bahkan memperlakukan mereka dengan meninggalkan dan berpaling dari perkataan-perkataan yang menyakiti. Allah سبحانه وتعالى juga memerintahkan beliau untuk mendebat mereka dengan cara yang baik.
#
{11} {وذرني والمكذِّبينَ}؛ أي: اتركْني وإيَّاهم، فسأنتقم منهم، وإنْ أمْهَلْتُهم؛ فلا أهمِلُهم. وقوله: {أولي النَّعْمةِ}؛ أي: أصحاب النَّعمة والغنى، الذين طَغَوْا حين وسَّع الله عليهم من رزقه وأمدَّهم من فضله؛ كما قال تعالى: {كلاَّ إنَّ الإنسانَ لَيَطْغى. أن رآه استَغْنى}.
(11) ﴾ وَذَرۡنِي وَٱلۡمُكَذِّبِينَ ﴿ "Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terha-dap orang-orang yang mendustakan itu," yakni, tinggalkan antara Aku dengan mereka. Aku akan membalas mereka, meski Aku memberi mereka waktu, bukan berarti Aku melalaikan mereka. Allah سبحانه وتعالى ber-firman, ﴾ أُوْلِي ٱلنَّعۡمَةِ ﴿ "Orang-orang yang mempunyai kemewahan," yakni para pemilik kenikmatan dan kekayaan yang bertindak melampaui batas pada saat Allah سبحانه وتعالى memperluas rizki mereka dan melapang-kan mereka berkat karuniaNya seperti disebutkan dalam Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ كـَلَّآ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَيَطۡغَىٰٓ 6 أَن رَّءَاهُ ٱسۡتَغۡنَىٰٓ 7 ﴿ "Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup." (Al-Alaq: 6-7).
Allah kemudian mengancam mereka dengan azab yang ada di sisiNya dengan berfirman,
Ayah: 12 - 14 #
{إِنَّ لَدَيْنَا أَنْكَالًا وَجَحِيمًا (12) وَطَعَامًا ذَا غُصَّةٍ وَعَذَابًا أَلِيمًا (13) يَوْمَ تَرْجُفُ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ وَكَانَتِ الْجِبَالُ كَثِيبًا مَهِيلًا (14)}.
"Sesungguhnya pada sisi Kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang bernyala-nyala, dan makanan yang menyum-bat di kerongkongan dan azab yang pedih. Pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan, dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan pasir yang beterbangan." (Al-Muzzammil: 12-14).
#
{12 ـ 13} أي: إنَّ عندنا {أنكالاً}؛ أي: عذاباً شديداً جعلناه تنكيلاً للذي لا يزال مستمرًّا على ما يغضِبُ الله، {وجحيماً}؛ أي: ناراً حامية، {وطعاماً ذا غُصَّةٍ} وذلك لمرارته وبشاعته وكراهة طعمه وريحه الخبيث المنتن، {وعذاباً أليماً}؛ أي: موجعاً مفظعاً.
(12-13) Maksudnya, sesungguhnya di sisi Kami terdapat ﴾ أَنكَالٗا ﴿ "belenggu-belenggu yang berat," siksa yang berat yang Kami jadikan siksaan bagi orang yang terus menerus berada di atas apa yang membuat murka Allah سبحانه وتعالى, ﴾ وَجَحِيمٗا ﴿ "dan neraka yang bernyala-nyala," yaitu api yang berkobar, ﴾ وَطَعَامٗا ذَا غُصَّةٖ ﴿ "dan makanan yang menyumbat di kerongkongan," karena pahit, buruk, amat tidak enak, dan berbau busuk, ﴾ وَعَذَابًا أَلِيمٗا ﴿ "dan azab yang pedih," yang menyakit-kan dan mengerikan.
#
{14} وذلك {يوم ترجُفُ الأرضُ والجبالُ}: من الهول العظيم، فكانتِ {الجبالُ}: الراسياتُ الصمُّ الصلابُ {كثيباً مَهيلاً}؛ أي: بمنزلة الرمل المنهال المنتثر، ثم إنها تُبَسُّ بعد ذلك فتكون كالهباء المنثور.
(14) Hal itu akan terjadi ﴾ يَوۡمَ تَرۡجُفُ ٱلۡأَرۡضُ وَٱلۡجِبَالُ ﴿ "pada hari bumi dan gunung-gunung bergoncangan," karena huru-hara dahsyat, ﴾ وَكَانَتِ ٱلۡجِبَالُ كَثِيبٗا مَّهِيلًا ﴿ "dan menjadilah gunung-gunung itu tumpukan pasir yang beterbangan," yakni seperti pasir berhamburan kemudian terhempas setelah itu sehingga menjadi seperti debu yang berserakan.
Ayah: 15 - 16 #
{إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولًا شَاهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولًا (15) فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا (16)}.
"Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu (hai orang-orang kafir Makkah) seorang Rasul, yang menjadi saksi terhadap-mu, sebagaimana Kami telah mengutus (dahulu) seorang Rasul kepada Fir'aun. Maka Fir'aun mendurhakai Rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan siksaan yang berat." (Al-Muzzammil: 15-16).
#
{15 ـ 16} يقول تعالى: احْمَدوا ربَّكم على إرسال هذا النبيِّ الأميِّ العربيِّ البشير النذير الشاهد على الأمَّة بأعمالهم، واشكروه، وقوموا بهذه النِّعمة الجليلة، وإيَّاكم أن تَكْفُروا، فتَعْصوا رسولكم، فتكونوا كفرعون حين أرسل الله إليه موسى بن عمران، فدعاه إلى الله، وأمره بالتَّوحيد، فلم يصدِّقْه، بل عصاه، فأخذه الله {أخذاً وبيلاً}؛ أي: شديداً بليغاً.
(15-16) Allah سبحانه وتعالى berfirman, bahwa pujilah Rabb kalian atas diutusnya seorang nabi `ummi berbangsa Arab ini yang memberi kabar gembira dan peringatan serta sebagai saksi atas perbuatan umatnya. Janganlah kalian kufur dan mendurhakai Rasul kalian sehingga kalian seperti Fir'aun ketika Allah سبحانه وتعالى mengutus Musa bin Imran, Musa عليه السلام menyerunya kepada Allah سبحانه وتعالى dan memerintahkan-nya untuk bertauhid, tapi Fir'aun tidak membenarkannya, justru malah mendurhakainya, kemudian Allah سبحانه وتعالى menyiksanya ﴾ أَخۡذٗا وَبِيلٗا ﴿ "dengan siksaan yang berat," yaitu berat dan dahsyat.
Ayah: 17 - 18 #
{فَكَيْفَ تَتَّقُونَ إِنْ كَفَرْتُمْ يَوْمًا يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيبًا (17) السَّمَاءُ مُنْفَطِرٌ بِهِ كَانَ وَعْدُهُ مَفْعُولًا (18)}.
"Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban. Langit (pun) menjadi pecah belah pada hari itu oleh Allah. Adalah janjiNya itu pasti terlaksana." (Al-Muzzammil: 17-18).
#
{17 ـ 18} أي: فكيف يحصلُ لكم الفكاكُ والنَّجاة يومَ القيامةِ، اليوم المَهيل أمرُه، العظيمُ خطرُه ، الذي يشيِّبُ الولدان وتذوبُ له الجمادات العظام؛ فتنفطر السماء وتنتثر نجومُها. {كان وعدُه مفعولاً}؛ أي: لا بدَّ من وقوعه ولا حائل دونه.
(17-18) Maksudnya, bagaimana kalian bisa selamat pada Hari Kiamat, hari yang urusannya amat menakutkan dan besar bahayanya yang membuat anak-anak menjadi beruban dan mele-lehkan benda-benda padat yang besar, langit terpecah dan bintang-bintangnya bertebaran. ﴾ كَانَ وَعۡدُهُۥ مَفۡعُولًا ﴿ "Adalah janjiNya itu pasti ter-laksana," pasti terjadi dan tidak ada yang bisa menghalanginya.
Ayah: 19 #
{إِنَّ هَذِهِ تَذْكِرَةٌ فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَى رَبِّهِ سَبِيلًا (19)}.
"Sesungguhnya ini adalah suatu peringatan, maka barang-siapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan (yang me-nyampaikannya) kepada Rabbnya." (Al-Muzzammil: 19).
#
{19} أي: إنَّ هذه الموعظة التي نبَّأ الله بها من أحوال يوم القيامةِ وأهوالها تذكرةٌ يتذكَّر بها المتَّقون وينزجر بها المؤمنون. {فمن شاءَ اتَّخذ إلى ربِّه سبيلاً}؛ أي: طريقاً موصلاً إليه، وذلك باتِّباع شرعه؛ فإنَّه قد أبانه كلَّ البيان وأوضحه غاية الإيضاح، وفي هذا دليلٌ على أنَّ الله تعالى أقْدَرَ العبادَ على أفعالهم ومكَّنَهم منها، لا كما يقوله الجبريَّةُ: إنَّ أفعالهم تقع بغير مشيئتهم؛ فإنَّ هذا خلاف النقل والعقل.
(19) Maksudnya, sesungguhnya nasihat yang diberitahukan Allah سبحانه وتعالى tentang keadaan-keadaan Hari Kiamat serta huru-haranya ini adalah sebagai peringatan yang mengingatkan orang-orang bertakwa serta sebagai peringatan bagi orang-orang yang beriman, ﴾ فَمَن شَآءَ ٱتَّخَذَ إِلَىٰ رَبِّهِۦ سَبِيلًا ﴿ "maka barangsiapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan (yang menyampaikannya) kepada Rabbnya," yakni, sebagai jalan yang menghubungkan padaNya dengan cara meng-ikuti syariatNya, karena Allah سبحانه وتعالى telah menjelaskan syariatNya secara jelas. Dalam hal ini terdapat dalil bahwa Allah telah membuat manusia mampu melakukan perbuatan-perbuatan mereka, tidak seperti yang dikatakan oleh Jabriyah yang menyatakan bahwa per-buatan manusia berlaku di luar kehendak mereka. Hal ini berten-tangan dengan dalil naqli dan dalil aqli.
Ayah: 20 #
{إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَى مِنْ ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِنَ الَّذِينَ مَعَكَ وَاللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ عَلِمَ أَنْ لَنْ تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ عَلِمَ أَنْ سَيَكُونُ مِنْكُمْ مَرْضَى وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَآخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (20)}.
"Sesungguhnya Rabbmu mengetahui bahwasanya kamu ber-diri (shalat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi ke-ringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al-Qur`an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al-Qur`an dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu, niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Muzzammil: 20).
#
{20} ذكر الله في أول هذه السورة أنَّه أمر رسولَه بقيام نصفِ الليل أو ثلثيه أو ثلثه ، والأصلُ أنَّ أمته أسوةٌ له في الأحكام، وذكر في هذا الموضع أنَّه امتثل ذلك هو وطائفةٌ معه من المؤمنين. ولما كان تحرير الوقت المأمور به مشقَّة على الناس؛ أخبر أنَّه سهَّل عليهم في ذلك غاية التسهيل؛ فقال: {والله يقدِّرُ الليلَ والنهارَ}؛ أي: يعلم مقاديرهما وما يمضي ويبقى منهما ، {علم أن لن تُحصوه}؛ أي: لن تعرِفوا مقداره من غير زيادةٍ ولا نقصٍ؛ لكون ذلك يستدعي انتباهاً وعناءً زائداً؛ أي: فخفَّف عنكم وأمركم بما تيسَّر عليكم سواء زاد على المقدَّر أو نَقَصَ، {فاقرؤوا ما تيسَّرَ من القرآن}؛ أي: ممَّا تعرفون ولا يشقُّ عليكم، ولهذا كان المصلِّي بالليل مأموراً بالصلاة ما دام نشيطاً؛ فإذا فَتَرَ أو كسل أو نعس؛ فليسترحْ ليأتيَ الصلاةَ بطمأنينةٍ وراحةٍ. ثم ذكر بعضَ الأسباب المناسبة للتخفيف، فقال: {علم أن سيكونُ منكم مرضى}: يشقُّ عليهم صلاة نصف الليل أو ثلثيه أو ثلثه، فليصلِّ المريض ما يسهُلُ عليه، ولا يكون أيضاً مأموراً بالصَّلاة قائماً عند مشَّقة ذلك، بل لو شقَّت عليه الصلاةُ النافلةُ؛ فله تركُها، وله أجرُ ما كان يعمل صحيحاً. {وآخرون يضرِبون في الأرض يبتغونَ من فضل الله}؛ أي: وعلم أنَّ منكم مسافرين يسافرون للتجارة؛ ليستغنوا عن الخلق، ويتكفَّفوا عنهم ؛ أي: فالمسافر حالُهُ تناسِبُ التخفيف، ولهذا خفَّف عنه في صلاة الفرض، فأبيح له جمعُ الصلاتين في وقتٍ واحدٍ وقصرُ الصَّلاة الرُّباعية. وكذلك {آخرون يقاتِلون في سبيل اللهِ فاقرؤوا ما تيسَّرَ منه}: فذكر تعالى تخفيفين؛ تحفيفاً للصحيح المقيم يراعي فيه نشاطه من غير أن يُكَلَّفَ عليه تحرير الوقت، بل يتحرَّى الصلاة الفاضلة، وهي ثلث الليل بعد نصفه الأول، وتخفيفاً للمريض والمسافر، سواء كان سفرُه للتجارة أو لعبادةٍ من جهادٍ أو حجٍّ أو غيره ؛ فإنَّه [أيضاً] يراعي ما لا يكلِّفه؛ فلله الحمد والثناء؛ حيث لم يجعلْ علينا في الدين من حرج، بل سهَّل شرعه، وراعى أحوال عباده ومصالح دينهم وأبدانهم ودنياهم. ثم أمر العباد بعبادتين هما أمُّ العبادات وعمادُها: إقامة الصلاة التي لا يستقيمُ الدين إلاَّ بها، وإيتاءُ الزَّكاة التي هي برهانُ الإيمان وبها تحصُلُ المواساة للفقراء والمساكين، فقال: {وأقيموا الصلاة}؛ أي: بأركانها وحدودها وشروطها وجميع مكمِّلاتها ، {وأقرِضوا الله قرضاً حسناً}؛ أي: خالصاً لوجه الله بنيَّة صادقةٍ وتثبيتٍ من النفس ومال طيِّبٍ، ويدخُلُ في هذا الصدقة الواجبة والمستحبَّة. ثم حثَّ على عموم الخير وأفعاله، فقال: {وما تقدِّموا لأنفسكم من خيرٍ تجِدوه عند الله هو خيراً وأعظم أجراً}: الحسنة بعشر أمثالها إلى سبعمائةِ ضعفٍ إلى أضعافٍ كثيرة. وليعلمْ أنَّ مثقال ذرَّةٍ في هذه الدار من الخير يقابله أضعافُ أضعافِ الدُّنيا وما عليها في دار النعيم المقيم من اللذَّات والشَّهوات، وأنَّ الخير والبرَّ في هذه الدنيا مادةُ الخير والبرِّ في دار القرار وبذرُه وأصلُه وأساسُه. فوا أسفاه على أوقاتٍ مضت في الغفلات! ووا حسرتاه على أزمانٍ تقضَّت في غير الأعمال الصالحات! ووا غوثاه من قلوبٍ لم يؤثِّرْ فيها وعظُ بارئها ولم ينجَعْ فيها تشويق من هو أرحم بها من نفسها! فلك اللهم الحمدُ وإليك المشتكى وبك المستغاث ولا حول ولا قوَّة إلاَّ بك. {واستغفروا الله إنَّ الله غفورٌ رحيمٌ}: وفي الأمر بالاستغفار بعد الحثِّ على أفعال الطاعة والخير فائدةٌ كبيرةٌ، وذلك أنَّ العبد لا يخلو من التقصير فيما أُمِرَ به: إما أنْ لا يفعلَه أصلاً، أو يفعله على وجهٍ ناقصٍ، فأُمِرَ بترقيع ذلك بالاستغفار؛ فإنَّ العبد يذنِبُ آناء الليل والنهار؛ فمتى لم يتغمَّدْه الله برحمته ومغفرته؛ فإنَّه هالكٌ.
(20) Di permulaan surat ini Allah سبحانه وتعالى memerintahkan Rasul-Nya untuk shalat di seperdua malam, dua pertiga atau sepertiga-nya. Dan hukum asalnya, bahwa Rasulullah a adalah teladan bagi umatnya dalam hukum-hukum. Dan di tempat ini Allah سبحانه وتعالى menjelaskan bahwa Rasulullah a menunaikan perintah tersebut dan juga segolongan dari orang-orang yang beriman. Mengingat penentuan waktu pelaksanaan shalat malam berat bagi orang, maka Allah سبحانه وتعالى mengabarkan bahwa Dia amat memudahkannya seraya berfirman, ﴾ وَٱللَّهُ يُقَدِّرُ ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّهَارَۚ ﴿ "Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang," yakni, mengetahui ukuran keduanya, mengetahui apa yang berlalu dan yang masih tersisa dari keduanya. ﴾ عَلِمَ أَن لَّن تُحۡصُوهُ ﴿ "Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu," artinya, kalian tidak akan mengetahui ukurannya secara tepat, tidak kurang dan tidak lebih, karena hal itu akan menuntut sikap waspada dan beban yang lebih. ﴾ فَٱقۡرَءُواْ مَا تَيَسَّرَ مِنَ ٱلۡقُرۡءَانِۚ ﴿ "Karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al-Qur`an," yakni, yang kalian bisa dan yang tidak berat bagimu. Karena itu orang yang shalat malam diperintahkan untuk tetap shalat selama masih kuat. Kemudian bila lelah, malas atau mengantuk, hendak-lah beristirahat agar bisa melaksanakan shalat dengan tenang dan nyaman. Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menyebutkan sebagian sebab yang sesuai untuk meringankan, ﴾ عَلِمَ أَن سَيَكُونُ مِنكُم مَّرۡضَىٰ ﴿ "Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit," berat bagi mereka untuk menjalankan shalat di seperdua, sepertiga atau dua pertiga malam terakhir. Untuk itu, orang yang sakit hendaklah shalat sebatas kemampuannya. Dalam shalat malam tidak diperintahkan berdiri bila hal itu terasa memberatkan. Bahkan bila shalat sunnah terasa berat, boleh ditinggalkan dan yang bersangkutan tetap mendapat-kan pahala seperti ketika mengerjakannya pada saat masih sehat. ﴾ وَءَاخَرُونَ يَضۡرِبُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ يَبۡتَغُونَ مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ ﴿ "Dan orang-orang lainnya berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah," yakni, Allah سبحانه وتعالى mengeta-hui bahwa di antara kalian ada yang bepergian untuk urusan per-dagangan demi mencukupi diri agar tidak membebani orang lain dan menahan diri untuk tidak meminta-minta. Kondisi orang yang bepergian cocok untuk diberi keringanan. Karena itu orang yang bepergian, shalat wajibnya diberi keringanan. Ia dibolehkan untuk menjamak dua shalat dalam satu waktu dan menqashar shalat yang empat rakaat. ﴾ وَءَاخَرُونَ يُقَٰتِلُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۖ فَٱقۡرَءُواْ مَا تَيَسَّرَ مِنۡهُۚ ﴿ "Dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari al-Qur`an." Allah سبحانه وتعالى menyebutkan dua keringanan; keringanan bagi orang sehat dan tidak bepergian untuk menjaga vitalitasnya tanpa harus memaksakan diri menentukan waktu shalat malam tapi cukup mencari waktu shalat yang utama, yaitu sepertiga malam terakhir setelah seperdua pertama. Yang kedua adalah keringanan bagi orang sakit, orang yang bepergian, baik untuk urusan perdagangan atau ibadah seperti jihad, haji atau yang lainnya. Yang bersangkutan juga mesti memelihara sesuatu yang tidak membebaninya. Karena itu, segala puja dan puji hanya bagi Allah سبحانه وتعالى semata yang tidak membuat kerumitan dalam Agama bagi kita, sebaliknya Allah سبحانه وتعالى mempermudah syariatNya serta memperhatikan kondisi-kondisi manusia serta kepentingan Agama, raga, dan dunia mereka. Kemudian Allah سبحانه وتعالى memerintahkan hamba-hambaNya untuk dua ibadah yang merupakan induk dan inti dari ibadah; yaitu mendirikan shalat yang Agama tidak bisa tegak tanpanya dan me-nunaikan zakat yang merupakan bukti keimanan. Dengan zakat, kesetaraan antara orang-orang fakir miskin bisa terpenuhi. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ ﴿ "Dan dirikanlah shalat," yakni, dengan rukun-rukunnya, batasan-batasannya, syarat-syaratnya dan seluruh penyempurna-penyempurnanya. ﴾ وَأَقۡرِضُواْ ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنٗاۚ ﴿ "Dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik," yakni, murni demi meng-harap Wajah Allah سبحانه وتعالى dengan niat tulus dan teguh dari hati serta dengan harta yang baik. Pinjaman baik ini mencakup sedekah wajib dan sunnah. Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menganjurkan untuk mengerjakan per-buatan baik secara umum seraya berfirman, ﴾ وَمَا تُقَدِّمُواْ لِأَنفُسِكُم مِّنۡ خَيۡرٖ تَجِدُوهُ عِندَ ٱللَّهِ هُوَ خَيۡرٗا وَأَعۡظَمَ أَجۡرٗاۚ ﴿ "Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu, niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya," kebaikan itu pahalanya sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali dan bahkan hingga berli-pat-lipat. Perlu diketahui, kebaikan seberat biji atom dalam dunia ini sebanding dengan berlipat-lipat nilai dunia serta segala apa pun yang ada di atasnya serta apa pun yang terdapat di negeri penuh nikmat abadi berupa kenikmatan-kenikmatan dan kesenangan-ke-senangan. Kebaikan dunia ini merupakan bahan kebaikan di negeri keabadian, benih, asal dan asasnya. Alangkah ruginya waktu-waktu yang berlalu dalam kelalaian dan alangkah ruginya waktu yang berlalu tanpa amal baik. Alangkah ruginya hati yang tidak terpengaruh oleh petuah Penciptanya dan tidak berbekas seruan rindu Dzat Yang Maha Pengasih padanya ketimbang kasihnya terhadap dirinya sendiri. Segala puji hanya bagiMu ya Allah سبحانه وتعالى, kepadaMu-lah tempat mengadu, padaMu kami mohon pertolongan, tidak ada daya dan kekuatan selain dariMu. ﴾ وَٱسۡتَغۡفِرُواْ ٱللَّهَۖ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمُۢ ﴿ "Dan mohonlah ampunan kepada Allah; se-sungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Di dalam perintah istighfar setelah dorongan berbuat ketaatan dan kebaikan terdapat faidah besar, sebab manusia itu mungkin tidak melakukan perintah secara sempurna, yang mungkin tidak dikerjakan sama sekali atau dikerjakan tapi tidak sempurna. Untuk itu manusia di-perintahkan untuk menutupi kekurangan di atas dengan beristigh-far. Manusia selalu berbuat dosa di malam dan di siang hari, bila tidak direngkuh dengan rahmat dan maghfirah Allah سبحانه وتعالى, tentu binasa.
Selesai tafsir Surat al-Muzzammil. Segala puji bagi Allah سبحانه وتعالى semata.