Ayah:
TAFSIR SURAT YASIN ( Ya` Sin )
TAFSIR SURAT YASIN ( Ya` Sin )
Makkiyah
"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."
Ayah: 1 - 12 #
{يس (1) وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ (2) إِنَّكَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (3) عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (4) تَنْزِيلَ الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ (5) لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ آبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ (6) لَقَدْ حَقَّ الْقَوْلُ عَلَى أَكْثَرِهِمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (7) إِنَّا جَعَلْنَا فِي أَعْنَاقِهِمْ أَغْلَالًا فَهِيَ إِلَى الْأَذْقَانِ فَهُمْ مُقْمَحُونَ (8) وَجَعَلْنَا مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ (9) وَسَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (10) إِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ (11) إِنَّا نَحْنُ نُحْيِ الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ (12)}.
"Ya, sin. Demi al-Qur`an yang penuh hikmah, sesungguhnya kamu benar-benar salah seorang dari rasul-rasul, (yang berada) di atas jalan yang lurus, (sebagai wahyu) yang diturunkan oleh Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. Agar kamu memberi peringat-an kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena mereka lalai. Sungguh telah pasti berlaku per-kataan (ketentuan Allah) terhadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman. Sesungguhnya Kami telah memasang be-lenggu di leher mereka, lalu tangan mereka (diangkat) ke dagu, maka karena itu mereka tertengadah. Dan Kami adakan di ha-dapan mereka dinding dan di belakang mereka juga dinding, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat. Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman. Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan takut kepada Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak me-lihatNya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauhil Mahfuzh)." (Yasin: 1-12).
#
{2} هذا قسمٌ من الله تعالى بالقرآن الحكيم الذي وَصْفُهُ الحكمةُ، وهي وضعُ كلِّ شيءٍ موضعَه: وضعُ الأمر والنهي في المحلِّ اللائق بهما، ووضع الجزاء بالخير والشرِّ في محلِّهما اللائق بهما؛ فأحكامُهُ الشرعيَّةُ والجزائيةُ كلُّها مشتملةٌ على غاية الحكمة. ومن حكمة هذا القرآن أنه يجمع بين ذِكْر الحُكْم وحِكْمته، فينبِّه العقول على المناسبات والأوصاف المقتضية لترتيب الحكم عليها.
(2) Ini adalah sumpah dari Allah سبحانه وتعالى dengan al-Qur`an yang penuh hikmah, yang sifatnya adalah berisi hikmah (kebijaksanaan) yang artinya adalah menempatkan segala sesuatu pada tempatnya; menempatkan perintah dan larangan pada tempat masing-masing dan meletakkan balasan dengan kebaikan dan keburukan pada tempat masing-masing yang laik bagi keduanya. Maka hukum-hukum syariat dan perdatanya, semuanya mencakup puncak ke-bijaksanaan. Dan di antara hikmah al-Qur`an ini adalah, ia mema-dukan antara penjelas hukum dan hikmahnya. Dengan demikian ia menyadarkan akal pikiran pada korelasi-korelasi dan ciri-ciri yang memastikan lahirnya hukum (keputusan) atasnya.
#
{3} {إنَّك لَمِنَ المرسلينَ}: هذا المقسَم عليه، وهو رسالةُ محمد - صلى الله عليه وسلم -، وأنَّك يا محمد من جملة المرسلين، فلست ببدع من الرسل. وأيضاً؛ فجئت بما جاء به الرسل من الأصول الدينيَّة. وأيضاً؛ فمن تأمل أحوال المرسلين وأوصافهم وعرف الفرق بينهم وبين غيرهم؛ عرف أنَّك من خيار المرسلين بما فيك من الصفات الكاملة والأخلاق الفاضلة. ولا يخفى ما بين المقسَم به وهو القرآنُ الحكيم وبين المقسَم عليه وهو رسالةُ الرسول محمدٍ - صلى الله عليه وسلم - من الاتصال، وأنَّه لو لم يكن لرسالتِهِ دليلٌ ولا شاهدٌ إلاَّ هذا القرآن الحكيم؛ لكفى به دليلاً وشاهداً على رسالة محمد [- صلى الله عليه وسلم -]، بل القرآنُ العظيم أقوى الأدلةِ المتصلةِ المستمرةِ على رسالة الرسول، فأدلةُ القرآن كلُّها أدلةٌ لرسالة محمد - صلى الله عليه وسلم -.
(3) ﴾ إِنَّكَ لَمِنَ ٱلۡمُرۡسَلِينَ ﴿ "Sesungguhnya kamu benar-benar salah se-orang dari rasul-rasul." Inilah yang disumpahkan, yaitu kerasulan Muhammad a. Dan sesungguhnya engkau wahai Muhammad adalah termasuk golongan para rasul. Jadi, kamu bukan yang per-tama dari para rasul. Dan juga, kamu datang dengan membawa apa yang telah dibawa oleh para rasul, yaitu prinsip-prinsip agama. Dan juga, siapa saja yang mencermati hal-ihwal para rasul dan ciri-ciri mereka dan mengetahui perbedaan antara mereka dengan orang-orang selain mereka, niscaya ia mengetahui bahwa engkau termasuk para rasul yang terbaik, karena sifat-sifat yang sempurna dan akhlak yang mulia yang ada padamu. Sudah tidak diragukan lagi adanya hubungan antara yang disumpahkan, yaitu al-Qur`an yang penuh hikmah dengan yang disumpahkan atasnya, yaitu ke-rasulan Muhammad a. Dan bahwa sesungguhnya, kalau saja tidak ada bukti (dalil) bagi kerasulannya dan tidak ada pula saksi selain al-Qur`an yang penuh hikmah ini, niscaya al-Qur`an itu sudah cukup sebagai dalil dan saksi atas kerasulan Muhammad a, bah-kan, al-Qur`an yang mulia ini sendiri adalah merupakan dalil yang terkuat dan terus menerus yang menunjukkan kerasulan Rasulullah a. Jadi, dalil-dalil al-Qur`an itu semuanya adalah merupakan dalil-dalil (bukti-bukti) bagi kerasulan Muhammad a.
#
{4} ثم أخبر بأعظم أوصاف الرسول - صلى الله عليه وسلم -، الدالَّة على رسالته، وهو أنَّه {على صراطٍ مستقيم}: معتدل، موصل إلى الله وإلى دار كرامته، وذلك الصراط المستقيم مشتملٌ على أعمال، وهي الأعمال الصالحة المصلحة للقلب والبدن والدنيا والآخرة، والأخلاق الفاضلة المزكِّية للنفس المطهِّرة للقلب المنمِّية للأجر، فهذا الصراط المستقيم الذي هو وصفُ الرسول - صلى الله عليه وسلم - ووصفُ دينه الذي جاء به. فتأمَّلْ جلالةَ هذا القرآن الكريم؛ كيف جَمَعَ بين القَسَم بأشرف الأقسام على أجلِّ مُقْسَم عليه، وخبرُ الله وحدَه كافٍ، ولكنَّه تعالى أقام من الأدلَّة الواضحة والبراهين الساطعةِ في هذا الموضع على صحَّة ما أقسم عليه من رسالة رسولِهِ ما نبَّهنا عليه وأشرنا إشارةً لطيفة لسلوك طريقه.
(4) Kemudian Allah memberitakan tentang sifat Rasulullah a paling menonjol yang membuktikan kerasulannya, yaitu bah-wasanya dia ﴾ عَلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ ﴿ "di atas jalan yang lurus," yakni, jalan lempeng yang dapat mengantarkan kepada Allah dan kepada ne-geri kemuliaanNya. Jalan yang lurus itu meliputi amal-amal, yaitu amal-amal shalih yang dapat memperbaiki hati, badan, dunia dan akhirat, serta akhlak yang utama yang dapat menyucikan jiwa, membersihkan kalbu, dan melipatgandakan pahala. Inilah jalan yang lurus yang merupakan ciri (sifat) Rasulullah a dan ciri agama yang dibawanya. Perhatikanlah keagungan al-Qur`an Suci ini, bagaimana ia memadukan antara sumpah dengan jenis sumpah yang paling mulia dan dengan yang disumpahkan yang juga termulia. Berita dari Allah itu sendiri sudah cukup, akan tetapi Allah سبحانه وتعالى menegak-kan dalil-dalil yang sangat jelas dan argumen-argumen yang kon-kret pada bahasan ini yang menunjukkan kebenaran (kelegalan) apa yang Dia sumpahkan atasnya, yaitu kerasulan RasulNya, se-bagaimana telah kita uraikan dan kita singgung secara sederhana agar dijadikan pegangan.
#
{5} وهذا الصراط المستقيم {تنزيلَ العزيزِ الرَّحيم}؛ فهو الذي أنزلَ به كتابَه وأنزلَه طريقاً لعبادِهِ موصلاً لهم إليه، فحماه بعزَّته عن التغيير والتبديل، ورَحِمَ به عبادَه رحمةً اتَّصلتْ بهم حتى أوصلتْهم إلى دار رحمته، ولهذا ختم الآية بهذين الاسمين الكريمين العزيز الرحيم.
(5) Jalan yang lurus ini ﴾ تَنزِيلَ ٱلۡعَزِيزِ ٱلرَّحِيمِ ﴿ "diturunkan oleh Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang." Dia-lah yang menurunkan kitab-Nya dan Dia menurunkannya sebagai jalan bagi hamba-hamba-Nya, yang dapat mengantarkan mereka kepadaNya. Oleh karena itu, Dia melindunginya dengan keperkasaanNya dari perubahan dan pergantian; dan dengannya Dia mengasihi hamba-hambaNya dengan belas kasih yang sampai kepada mereka hingga mengan-tarkan mereka kepada negeri rahmat (kasih-sayang)Nya. Maka dari itu Dia menutup ayat ini dengan dua nama yang sangat mulia, yaitu Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.
#
{6} فلما أقسم تعالى على رسالته، وأقام الأدلَّةَ عليها؛ ذَكَرَ شدَّةَ الحاجة إليها واقتضاءَ الضَّرورة لها، فقال: {لِتُنذِرَ قوماً ما أُنذِرَ آباؤهم فهم غافلونَ}: وهم العربُ الأميُّون، الذين لم يزالوا خالين من الكتب، عادمين الرسل، قد عَمَّتْهُمُ الجهالة وغمرتْهُمُ الضلالة، وأضْحَكوا عليهم وعلى سَفَهِهِم عقولَ العالمينَ، فأرسل الله إليهم رسولاً من أنفسهم يزكِّيهم، ويعلِّمهم الكتاب والحكمة وإن كانوا من قبل لَفي ضلال مُبين، فينذرُ العربَ الأميِّين ومَنْ لَحِقَ بهم من كلِّ أميٍّ، ويذكِّرُ أهل الكتب بما عندهم من الكتبِ؛ فنعمةُ الله به على العرب خصوصاً وعلى غيرِهم عموماً.
(6) Setelah Allah سبحانه وتعالى bersumpah atas kerasulan Nabi a dan menegakkan dalil-dalil atasnya, Dia menjelaskan betapa sangat mendesaknya kebutuhan kepada kerasulan itu dan betapa sangat diperlukan, seraya berfirman, ﴾ لِتُنذِرَ قَوۡمٗا مَّآ أُنذِرَ ءَابَآؤُهُمۡ فَهُمۡ غَٰفِلُونَ ﴿ "Agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang bapak-bapak mereka belum pernah diberi peringatan, karena mereka lalai." Mereka adalah bangsa Arab yang buta huruf, yaitu mereka yang masih kosong dari kitab-kitab, kehilangan para rasul. Mereka telah dilanda oleh kebodohan dan diliputi kesesatan, serta mereka telah membuat akal manusia di jagat raya ini menertawakan mereka karena kedunguan mereka. Maka Allah سبحانه وتعالى mengutus kepada mereka seorang rasul dari kala-ngan mereka sendiri yang menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan hikmah, dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata. Maka dia pun memberikan peringatan kepada bangsa Arab yang ummi (buta huruf) dan kepada siapa saja yang dia jumpai dari setiap yang ummi. Dan dia juga mengingatkan para ahli kitab akan kitab-kitab yang ada pada mereka. Maka Nabi a menjadi nikmat bagi orang-orang Arab khususnya dan bagi bangsa-bangsa yang lain pada umumnya.
#
{7} ولكن هؤلاء الذين بُعِثْتَ [فيهم] لإنذارِهم بعدما أنذَرْتَهم انقسموا قسمين: قسمٌ ردَّ لما جئتَ به ولم يَقْبَلِ النِّذارة، وهم الذين قال الله فيهم: {لقد حَقَّ القولُ على أكْثَرِهم فهم لا يؤمنونَ}؛ أي: نفذ فيهم القضاءُ والمشيئةُ أنَّهم لا يزالون في كفرهم وشِرْكِهم، وإنَّما حقَّ عليهم القولُ بعد أن عُرِضَ عليهم الحقُّ فرفَضوه؛ فحينئذٍ عوقبوا بالطبع على قلوبهم.
(7) Akan tetapi mereka, yakni orang-orang yang mana kamu (Nabi Muhammad a) diutus untuk memberikan peringatan di tengah mereka, setelah engkau berikan peringatan, mereka terbagi menjadi dua golongan: Satu golongan menolak apa yang engkau bawa dan tidak menerima peringatan. Mereka adalah orang-orang yang dikatakan tentang mereka, ﴾ لَقَدۡ حَقَّ ٱلۡقَوۡلُ عَلَىٰٓ أَكۡثَرِهِمۡ فَهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ ﴿ "Sungguh telah pasti berlaku perkataan (ketentuan Allah) ter-hadap kebanyakan mereka, karena mereka tidak beriman." Maksudnya, takdir dan kehendak Allah berlaku kepada mereka, yaitu mereka terus pada kekafiran dan kesyirikannya. Sesungguhnya ketetapan Allah berlaku terhadap mereka setelah kebenaran ditawarkan kepada mereka lalu mereka menolaknya. Maka saat itulah mereka dihukum dengan dikunci mati hati mereka.
#
{8} وذَكَرَ الموانعَ من وصول الإيمان لقلوبهم، فقال: {إنَّا جَعَلْنا في أعناقِهِم أغلالاً}: وهي جمع غِلٍّ، والغلُّ ما يُغَلُّ به العُنُق؛ فهو للعنق بمنزلةِ القيد للرِّجْل. وهذه الأغلالُ التي في [الأذقان] عظيمةٌ قد وصَلَتْ {إلى}: أذقانهم، ورفعت رؤوسهم إلى فوق. {فهم مُقْمَحُونَ}؛ أي: رافعوا رؤوسهم من شدَّةِ الغلِّ الذي في أعناقهم؛ فلا يستطيعون أن يَخْفِضوها.
(8) Dan Allah menjelaskan penghalang-penghalang yang telah menghalangi iman untuk bisa sampai ke dalam hati mereka, seraya berfirman, ﴾ إِنَّا جَعَلۡنَا فِيٓ أَعۡنَٰقِهِمۡ أَغۡلَٰلٗا ﴿ "Sesungguhnya Kami telah memasang belenggu di leher mereka." أَغْلَالٌ adalah kata jamak dari غِلٌّ, yang artinya belenggu yang digunakan untuk membelenggu leher, ia serupa dengan borgol pengikat kaki. Belenggu-belenggu yang ada di leher ini sangat besar hingga sampai ﴾ إِلَى ﴿ "ke" dagu, se-dangkan kepala mereka diangkat ke atas, ﴾ فَهُم مُّقۡمَحُونَ ﴿ "maka karena itu mereka tertengadah," maksudnya, mereka mengangkat kepala karena kuat dan besarnya belenggu yang ada pada leher mereka, sehingga mereka tidak bisa menunduk.
#
{9} {وجَعَلْنا مِن بينِ أيْديهم سَدًّا ومن خَلْفِهِم سَدًّا}؛ أي: حاجزاً يحجُزُهم عن الإيمان؛ {فهم لا يُبْصِرونَ}: قد غمرهم الجهلُ والشقاءُ من جميع جوانبهم، فلم تُفِدْ فيهم النِّذارةُ.
(9) ﴾ وَجَعَلۡنَا مِنۢ بَيۡنِ أَيۡدِيهِمۡ سَدّٗا وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ سَدّٗا ﴿ "Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka juga dinding." Maksud-nya, penghalang yang menghalangi mereka untuk beriman, ﴾ فَهُمۡ لَا يُبۡصِرُونَ ﴿ "sehingga mereka tidak dapat melihat," karena telah diliputi oleh kebodohan dan kesengsaraan dari segala arah mereka, maka peringatan sama sekali tidak berguna bagi mereka.
#
{10} {وسواءٌ عليهم أأنذَرْتَهم أم لم تُنذِرْهُم لا يؤمنونَ}: وكيف يؤمِنُ من طبع على قلبه ورأى الحقَّ باطلاً والباطل حَقًّا؟!
(10) ﴾ وَسَوَآءٌ عَلَيۡهِمۡ ءَأَنذَرۡتَهُمۡ أَمۡ لَمۡ تُنذِرۡهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ ﴿ "Sama saja bagi mereka apakah kamu memberi peringatan kepada mereka ataukah kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman." Sebab, bagaimana akan bisa beriman orang yang hatinya telah dikunci rapat, yang melihat yang haq sebagai kebatilan dan yang batil se-bagai yang haq?
#
{11} والقسم الثاني الذين قَبِلوا النِّذارَةَ وقد ذَكَرَهُم بقوله: {إنَّما تُنذِرُ}؛ أي: إنَّما تنفعُ نِذارَتُك ويَتَّعِظُ بنُصْحِكَ {مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ}؛ أي: من قصْدُهُ اتِّباع الحقِّ وما ذُكِّر به، {وخَشِيَ الرحمنَ بالغيبِ}؛ أي: مَنِ اتَّصف بهذين الأمرين: القصد الحسن في طلب الحقِّ، وخشية الله تعالى؛ فهم الذين ينتفعونَ برسالتِكَ ويَزْكُون بتعليمِكَ، وهذا الذي وُفِّقَ لهذين الأمرين، بشِّره {بمغفرةٍ}: لذُنوبه {وأجرٍ كريم}: لأعماله الصالحة ونيَّتِهِ الحسنةِ.
(11) Sedangkan golongan yang kedua adalah orang-orang yang menerima peringatan. Allah telah menyebutkan mereka dengan FirmanNya, ﴾ إِنَّمَا تُنذِرُ ﴿ "Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan," maksudnya, sesungguhnya peringatanmu hanya akan berguna dan nasihatmu akan diterima oleh ﴾ مَنِ ٱتَّبَعَ ٱلذِّكۡرَ ﴿ "orang-orang yang mau mengikuti peringatan." Artinya, orang-orang yang niatnya adalah mengikuti yang haq dan apa yang diingatkan kepadanya, ﴾ وَخَشِيَ ٱلرَّحۡمَٰنَ بِٱلۡغَيۡبِۖ ﴿ "dan takut kepada Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatNya," artinya, yaitu orang mempunyai dua karakter ini, yaitu niat yang baik dalam mencari kebenaran dan takut kepada Allah سبحانه وتعالى. Merekalah orang-orang yang bisa mengambil manfaat dari kerasulanmu dan menjadi suci dengan pengajaranmu. Dan orang yang dikaruniai dua perkara (karakter) ini adalah orang yang telah diberi kabar gembira ﴾ بِمَغۡفِرَةٖ ﴿ "dengan ampunan" bagi dosa-dosanya ﴾ وَأَجۡرٖ كَرِيمٍ ﴿ "dan pahala yang mulia" bagi amal-amal shalih dan niat baiknya.
#
{12} {إنَّا نحنُ نُحْيي الموتى}؛ أي: نبعثُهم بعد موتِهِم لِنُجازِيَهم على الأعمال، {ونَكْتُبُ ما قَدَّموا}: من الخير والشرِّ، وهو أعمالُهم التي عملوها وباشَروها في حال حياتِهِم، {وآثارَهُم}: وهي آثار الخير وآثارُ الشرِّ التي كانوا هم السببَ في إيجادها في حال حياتِهِم وبعدَ وفاتِهِم، وتلك الأعمال التي نشأت من أقوالِهِم وأفعالِهِم وأحوالِهِم؛ فكلُّ خيرٍ عمل به أحدٌ من الناس بسبب علم العبد وتعليمِهِ أو نُصحه أو أمرِهِ بالمعروف أو نهيِهِ عن المنكر أو علم أوْدَعَه عند المتعلِّمين أو في كتبٍ يُنْتَفَع بها في حياتِهِ وبعدَ موتِهِ أو عمل خيراً من صلاةٍ أو زكاةٍ أو صدقةٍ أو إحسانٍ فاقتدى به غيرُه، أو عمل مسجداً أو محلاًّ من المحالِّ التي يرتَفِقُ بها الناسُ وما أشبهَ ذلك؛ فإنَّها من آثارِهِ التي تُكْتَبُ له، وكذلك عمل الشرِّ، ولهذا: «من سنَّ سنَّةً حسنةً؛ فله أجْرُها وأجْرُ من عَمِلَ بها إلى يوم القيامةِ، ومن سنَّ سنَّة سيئة، فعليه وزرها ووزر من عمل بها إلى يوم القيامة». وهذا الموضع يبيِّنُ لك علوَّ مرتبة الدَّعوة إلى الله والهداية إلى سبيله بكلِّ وسيلةٍ وطريق موصل إلى ذلك، ونزول درجة الداعي إلى الشرِّ الإمام فيه، وأنَّه أسفل الخليقة وأشدُّهم جرماً وأعظمُهم إثماً، {وكلَّ شيءٍ}: من الأعمال والنيَّاتِ وغيرها {أحْصَيْناه في إمام مُبينٍ}؛ أي: كتاب هو أمُّ الكتب، وإليه مرجِعُ الكُتُب التي تكون بأيدي الملائكة، وهو اللوحُ المحفوظُ.
(12) ﴾ إِنَّا نَحۡنُ نُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰ ﴿ "Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati," yakni, Kami membangkitkan mereka setelah mereka mati untuk memberikan balasan kepada mereka atas per-buatan-perbuatannya, ﴾ وَنَكۡتُبُ مَا قَدَّمُواْ ﴿ "dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan" yang baik dan yang buruk, yaitu amal-amal perbuatan yang telah mereka kerjakan dan mereka laksana-kan pada saat mereka masih hidup, ﴾ وَءَاثَٰرَهُمۡۚ ﴿ "dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan," yaitu, bekas-bekas kebaikan dan bekas-bekas keburukan yang mana mereka menjadi sebab diadakannya saat mereka masih hidup dan sesudah mereka mati. Amal perbuatan tersebut timbul dari perkataan, perbuatan, dan perihal keadaan mereka. Maka setiap kebaikan yang dilakukan oleh salah seorang manusia disebabkan oleh ilmu seorang hamba dan pengajarannya, atau nasihatnya, atau amar ma'rufnya, atau nahi mungkarnya, atau ilmu yang ia simpan pada para pelajar atau pada kitab-kitab yang digunakan pada saat masih hidup dan sesudah mati, atau melakukan kebaikan seperti shalat, zakat, sedekah atau suatu kebaikan yang diikuti oleh orang lain, atau membangun sebuah masjid atau salah satu tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum dan yang serupa dengannya, maka sesungguhnya semua itu termasuk bekas-bekas peninggalannya yang akan dicatat untuk-nya. Dan demikian pula perbuatan buruk. Maka dari itu, مَنْ سَنَّ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ سَنَّ سُنَّةً سَيِّئَةً، فَعَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. "Barangsiapa yang mensunnahkan (mempelopori) satu sunnah yang baik, maka ia akan mendapat pahalanya dan pahala orang yang menger-jakannya hingga Hari Kiamat; dan barangsiapa yang mensunnahkan (mempelopori) satu sunnah yang buruk, maka ia menanggung dosanya dan dosa orang yang mengerjakannya hingga Hari Kiamat."[69] Bagian ini menjelaskan kepada Anda betapa tingginya kedu-dukan berdakwah kepada Allah سبحانه وتعالى dan menunjukkan manusia ke-pada jalan Allah dengan segala sarana dan cara yang dapat meng-antarkan ke sana, dan (sebaliknya) betapa rendahnya derajat orang yang menyeru kepada keburukan dan menjadi pelopor dalam ke-burukan; dan sesungguhnya dia merupakan manusia yang paling hina, paling durjana, dan paling besar dosanya. ﴾ وَكُلَّ شَيۡءٍ ﴿ "Dan segala sesuatu," dari amal-amal perbuatan, niat, dan lain-lainnya ﴾ أَحۡصَيۡنَٰهُ فِيٓ إِمَامٖ مُّبِينٖ ﴿ "Kami kumpulkan dalam Kitab yang nyata," maksudnya, kitab yang merupakan kitab induk, dan ia merupakan rujukan semua kitab-kitab yang ada di tangan para malaikat. Ia adalah al-Lauhil Mahfuzh.
Ayah: 13 - 32 #
{وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلًا أَصْحَابَ الْقَرْيَةِ إِذْ جَاءَهَا الْمُرْسَلُونَ (13) إِذْ أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوا إِنَّا إِلَيْكُمْ مُرْسَلُونَ (14) قَالُوا مَا أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَمَا أَنْزَلَ الرَّحْمَنُ مِنْ شَيْءٍ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَكْذِبُونَ (15) قَالُوا رَبُّنَا يَعْلَمُ إِنَّا إِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُونَ (16) وَمَا عَلَيْنَا إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (17) قَالُوا إِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ لَئِنْ لَمْ تَنْتَهُوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ (18) قَالُوا طَائِرُكُمْ مَعَكُمْ أَئِنْ ذُكِّرْتُمْ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (19) وَجَاءَ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَى قَالَ يَاقَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ (20) اتَّبِعُوا مَنْ لَا يَسْأَلُكُمْ أَجْرًا وَهُمْ مُهْتَدُونَ (21) وَمَا لِيَ لَا أَعْبُدُ الَّذِي فَطَرَنِي وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (22) أَأَتَّخِذُ مِنْ دُونِهِ آلِهَةً إِنْ يُرِدْنِ الرَّحْمَنُ بِضُرٍّ لَا تُغْنِ عَنِّي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا وَلَا يُنْقِذُونِ (23) إِنِّي إِذًا لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (24) إِنِّي آمَنْتُ بِرَبِّكُمْ فَاسْمَعُونِ (25) قِيلَ ادْخُلِ الْجَنَّةَ قَالَ يَالَيْتَ قَوْمِي يَعْلَمُونَ (26) بِمَا غَفَرَ لِي رَبِّي وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُكْرَمِينَ (27) وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى قَوْمِهِ مِنْ بَعْدِهِ مِنْ جُنْدٍ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِينَ (28) إِنْ كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ خَامِدُونَ (29) يَاحَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (30) أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنَ الْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ (31) وَإِنْ كُلٌّ لَمَّا جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُونَ (32)}.
"Dan buatlah bagi mereka suatu perumpamaan, yaitu pen-duduk suatu negeri ketika utusan-utusan datang kepada mereka; (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata, 'Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.' Mereka menjawab, 'Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami dan Allah Yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatu pun, kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka.' Mereka berkata, 'Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu. Dan kewajiban kami tidak lain hanya-lah menyampaikan (perintah Allah) dengan jelas.' Mereka menja-wab, 'Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu, sesung-guhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami.' Utusan-utusan itu berkata, 'Kemalanganmu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu mengancam kami)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.' Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki (Habib an-Najjar) dengan bergegas ia berkata, 'Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu, ikutilah orang yang tiada meminta balasan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang menda-pat petunjuk. Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakanku dan yang hanya kepadaNya-lah kamu (semua) akan dikembalikan? Mengapa aku akan menyembah tuhan-tuhan selainNya? Jika (Allah) Yang Maha Pemurah menghendaki kemu-daratan terhadapku, niscaya syafa'at mereka tidak memberi manfaat sedikit pun bagi diriku dan mereka tidak (pula) dapat menyelamatkanku? Sesungguhnya aku kalau begitu pasti berada dalam kesesatan yang nyata. Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; maka dengarkanlah (pengakuan keimanan)ku. Dikatakan (kepadanya), 'Masuklah ke surga.' Ia berkata, 'Alang-kah baiknya sekiranya kaumku mengetahui, apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan.' Dan Kami tidak menurunkan ke-pada kaumnya sesudah dia (meninggal) suatu pasukan pun dari langit dan tidak layak Kami menurunkannya. Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan suara saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati. Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tidaklah datang seorang rasul pun kepada me-reka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. Tidakkah mereka mengetahui betapa banyaknya umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwasanya orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada mereka. Dan setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami." (Yasin: 13-32).
#
{13} أي: واضرِبْ لهؤلاء المكذِّبين برسالتك الرادِّين لدعوتِكَ مثلاً يعتبرونَ به ويكون لهم موعظةً إن وُفِّقوا للخيرِ، وذلك المثلُ أصحابُ القريةِ وما جرى منهم من التَّكذيب لرسل الله وما جرى عليهم من عقوبتِهِ ونَكاله، وتعيينُ تلك القريةِ لو كان فيه فائدةٌ؛ لعيَّنَها الله، فالتعرُّض لذلك وما أشبهه من باب التكلُّف والتكلُّم بلا علم، ولهذا إذا تكلَّم أحدٌ في مثل هذه الأمور؛ تجدُ عنده من الخَبْطِ والخَلْطِ والاختلاف الذي لا يستقرُّ له قرارٌ ما تعرِفُ به أنَّ طريقَ العلم الصحيح الوقوفُ مع الحقائق وتَرْكُ التعرُّض لما لا فائدة فيه، وبذلك تزكو النفسُ ويزيدُ العلمُ من حيث يظنُّ الجاهل أنَّ زيادتَه بذكر الأقوال التي لا دليلَ عليها ولا حُجَّةَ عليها ولا يَحْصُلُ منها من الفائدة إلاَّ تشويشُ الذهن واعتيادُ الأمور المشكوكِ فيها. والشاهدُ أنَّ هذه القريةَ جَعَلَها الله مثلاً للمخاطَبين. {إذ جاءها المُرْسَلونَ}: من الله تعالى؛ يأمُرونَهم بعبادةِ الله وحدَه وإخلاصِ الدين له، ويَنْهَوْنَهم عن الشرك والمعاصي.
(13) Maksudnya, buatlah untuk mereka yang mendusta-kan kerasulanmu, yang menolak seruanmu sebuah perumpamaan yang dapat mereka jadikan pelajaran dan menjadi nasihat bagi mereka jika mereka diberi taufik untuk kebaikan. Perumpamaan itu adalah para penduduk suatu negeri dan apa yang terjadi dari perbuatan mereka, yaitu pendustaan terhadap para utusan Allah, serta apa-apa yang menimpa mereka berupa hukuman dan azab dariNya. Menyebutkan secara pasti negeri yang dimaksud, kalau saja ada gunanya tentu Allah menyebutkannya. Maka mencoba menebaknya atau yang serupa dengannya termasuk tindakan ceroboh dan berbicara tanpa dasar pengetahuan. Maka dari itu, apabila ada seseorang yang membicarakan tentang perkara semisal ini, Anda akan menjumpainya simpang siur dan berbeda-beda pendapat yang tidak mempunyai kepastian, yang dengan begitu Anda tahu bahwa sesungguhnya jalan ilmu yang shahih adalah berhenti pada data-data yang tepat dan tidak menyentuh hal-hal yang tidak ada gunanya. Dan dengan cara seperti ini jiwa akan menjadi bersih dan ilmunya makin bertambah. Sementara, orang yang jahil mengira bahwa bertambahnya ilmu itu dengan cara menyebutkan pendapat-pendapat yang tidak ada dalilnya, tidak ada argumennya dan tidak pula ada faidahnya selain mengacaukan pikiran dan terbiasa dengan perkara-perkara yang masih diragukan kebenarannya. Ringkasnya, negeri tersebut telah dijadikan oleh Allah sebagai perumpamaan bagi para mukhathabin (lawan bicara) ﴾ إِذۡ جَآءَهَا ٱلۡمُرۡسَلُونَ ﴿ "ketika utusan-utusan datang kepada mereka," dari Allah سبحانه وتعالى; memerintah mereka beribadah kepada Allah سبحانه وتعالى semata dan menuluskan kepatuhan hanya kepadaNya, dan mencegah mereka dari syirik dan maksiat-maksiat.
#
{14} {إذ أرْسَلْنا إليهم اثْنَيْنِ فكذَّبوهما فَعَزَّزْنا بثالثٍ}؛ أي: قوَّيْناهما بثالثٍ، فصاروا ثلاثةَ رسل؛ اعتناءً من الله بهم، وإقامةً للحجَّة بتوالي الرسل إليهم، {فقالوا} لهم: {إنَّا إليكُم مُرْسَلونَ}.
(14) ﴾ إِذۡ أَرۡسَلۡنَآ إِلَيۡهِمُ ٱثۡنَيۡنِ فَكَذَّبُوهُمَا فَعَزَّزۡنَا بِثَالِثٖ ﴿ "Yaitu ketika Kami meng-utus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan kedua-nya; kemudian kami kuatkan dengan ketiga." Maksudnya, Kami perkuat keduanya dengan orang ketiga, sehingga mereka menjadi tiga orang utusan, sebagai bentuk perhatian Allah سبحانه وتعالى kepada mereka dan sebagai penegakan hujjah dengan berdatangannya para rasul (utusan) itu kepada mereka secara bergantian, ﴾ فَقَالُوٓاْ ﴿ "maka mereka berkata," kepada mereka (orang-orang yang musyrik itu),﴾ إِنَّآ إِلَيۡكُم مُّرۡسَلُونَ ﴿ "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu."
#
{15} فأجابوهم بالجوابِ الذي ما زال مشهوراً عند من ردَّ دعوةَ الرُّسل، فقالوا: {ما أنتُم إلاَّ بشرٌ مثلُنا}؛ أي: فما الذي فضَّلَكم علينا وخصَّكم من دوننا؟! قالت الرسل لأممهم: إن نحنُ إلاَّ بشرٌ مثلُكم، ولكن [اللَّهَ] يمنُّ على من يشاءُ من عبادِهِ، {وما أنزل الرحمنُ من شيءٍ}؛ أي: أنكروا عمومَ الرسالةِ، ثم أنكروا أيضاً المخاطبين لهم، فقالوا: {إنْ أنتُم إلاَّ تكذِبونَ}.
(15) Lalu mereka menjawab para rasul itu dengan jawaban yang masih tetap populer di kalangan orang-orang yang menolak dakwah para rasul, seraya berkata, ﴾ قَالُواْ مَآ أَنتُمۡ إِلَّا بَشَرٞ مِّثۡلُنَا ﴿ "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami," artinya, apa yang membuat kalian merasa lebih utama dan unggul daripada kami? Para rasul berkata kepada umat mereka, Kami tiada lain manusia biasa seperti kalian, akan tetapi Allah memberikan karunia kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya. ﴾ وَمَآ أَنزَلَ ٱلرَّحۡمَٰنُ مِن شَيۡءٍ ﴿ "Dan Allah Yang Maha Pemurah tidak me-nurunkan sesuatu pun," artinya, mereka mengingkari keseluruhan kerasulan; lalu mereka juga mengingkari orang-orang yang ber-bicara kepada mereka (tentang kerasulan tersebut), seraya mengata-kan, ﴾ إِنۡ أَنتُمۡ إِلَّا تَكۡذِبُونَ ﴿ "Kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka."
#
{16} فقالت هؤلاء الرسل الثلاثة: {ربُّنا يعلم إنَّا إليكُم لَمُرْسَلونَ}: فلو كنَّا كاذبينَ؛ لأظهر اللَّهُ خِزْيَنا ولبادَرَنا بالعقوبة.
(16) Rasul yang tiga itu mengatakan, ﴾ رَبُّنَا يَعۡلَمُ إِنَّآ إِلَيۡكُمۡ لَمُرۡسَلُونَ ﴿ "Rabb kami lebih mengetahui bahwa sesungguhnya kami adalah orang yang diutus kepada kamu," maka jika kami adalah orang-orang pen-dusta, tentu Allah pasti telah menampakkan kehinaan kami dan pasti Dia segera menimpakan azabNya terhadap kami.
#
{17} {وما علينا إلاَّ البلاغُ المُبينُ}؛ أي: البلاغ المبينُ الذي يحصُلُ به توضيحُ الأمور المطلوب بيانها، وما عدا هذا من آيات الاقتراح أو من سرعةِ العذاب؛ فليس إلينا، وإنَّما وظيفتُنا التي هي البلاغُ المبينُ قُمْنا بها وبيَّنَّاها لكم؛ فإنِ اهْتَدَيْتُم؛ فهو حظُّكم وتوفيقُكم، وإن ضَلَلْتُم؛ فليس لنا من الأمر شيءٌ.
(17) ﴾ وَمَا عَلَيۡنَآ إِلَّا ٱلۡبَلَٰغُ ٱلۡمُبِينُ ﴿ "Dan kewajiban kami tidak lain hanyalah menyampaikan dengan jelas," yakni, menyampaikan dengan jelas yang dengannya perkara-perkara menjadi terjelaskan yang memang dituntut untuk dijelaskan. Adapun selain dari itu berupa ayat-ayat usulan atau minta dipercepatnya azab, maka bukan tugas kami. Tugas kami hanyalah menyampaikan dengan jelas, dan kami telah melaksanakan dan menjelaskannya kepada kalian. Jika kalian menjadikannya sebagai petunjuk, maka itu adalah bagian yang baik dan taufik bagi kalian, namun jika kalian sesat, maka kami sama sekali tidak mempunyai urusan apa pun.
#
{18} فقال أصحاب القرية لرُسُلِهِم: {إنَّا تَطَيَّرْنا بكُم}؛ أي: لم نر على قدومكم علينا واتِّصالكم بنا إلاَّ الشرَّ، وهذا من أعجب العجائب؛ أن يُجْعَلَ من قَدِمَ عليهم بأجَلِّ نعمةٍ يُنْعِمُ اللهُ بها على العبادِ وأجلِّ كرامةٍ يكرِمُهم بها، وضرورتهم إليها فوق كلِّ ضرورةٍ، قد قدم بحالة شَرٍّ زادت على الشرِّ الذي هم عليه واستشأموا بها، ولكنَّ الخِذْلانَ وعدمَ التوفيق يَصْنَعُ بصاحبِهِ أعظمَ مما يَصْنَعُ به عدوُّه، ثم توعَّدوهم فقالوا: {لَئِن لم تَنتَهوا لَنَرْجُمَنَّكُمْ}؛ أي: لَنَقْتُلَنَّكم رجماً بالحجارةِ أشنع القتلات، {ولَيَمَسَّنَّكُم مِنَّا عذابٌ أليمٌ}.
(18) Kemudian para penduduk negeri itu berkata kepada para rasulnya, ﴾ إِنَّا تَطَيَّرۡنَا بِكُمۡۖ ﴿ "Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu," artinya, kami tidak melihat dari kedatangan kalian dan hubungan kalian dengan kami selain keburukan. Ini adalah keanehan yang paling aneh, di mana orang yang datang kepada mereka dengan membawa nikmat yang paling mulia lagi paling besar yang dikaruniakan Allah kepada hamba-hambaNya dan karamah yang paling besar yang dianugerahkan kepada mereka serta kebutuhan mereka kepadanya di atas semua kebutuhan, dianggap datang dengan kondisi keburukan yang makin menambah keburukan yang mereka anut dan mereka me-rasa sial karenanya. Sesungguhnya tidak adanya pertolongan dan ketiadaan taufik dapat berakibat buruk terhadap seseorang yang lebih besar daripada apa yang dilakukan oleh musuhnya. Kemudian mereka mengancam para rasul seraya mengata-kan, ﴾ لَئِن لَّمۡ تَنتَهُواْ لَنَرۡجُمَنَّكُمۡ ﴿ "Sungguh jika kamu tidak berhenti, niscaya kami akan merajam kamu." Maksudnya, niscaya kami membunuh kalian dengan cara melempari kalian dengan batu hingga menjadi pem-bunuhan yang paling sadis, ﴾ وَلَيَمَسَّنَّكُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٞ ﴿ "dan kamu pasti akan mendapatkan siksa yang pedih dari kami."
#
{19} فقالت لهم رسلهم: {طائِرُكُم معكم}: وهو ما معهم من الشركِ والشرِّ المقتضي لوقوع المكروِه والنقمةِ وارتفاع المحبوبِ والنعمةِ. {أإن ذُكِّرْتُم}؛ أي: بسبب أنَّا ذكَّرْناكم ما فيه صلاحُكُم وحظُّكُم قلتُم لنا ما قلتُم، {بل أنتُم قومٌ مسرِفونَ}: متجاوِزونَ للحدِّ مُتَجَرْهِمونَ في قولِكُم. فلم يزِدْهم دعاؤُهم إلاَّ نفوراً واستكباراً.
(19) Para rasul itu berkata kepada mereka, ﴾ طَٰٓئِرُكُم مَّعَكُمۡ ﴿ "Ke-malanganmu itu adalah karena kamu sendiri," yaitu syirik dan keja-hatan yang ada pada kalian yang berakibat pada terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, berupa bencana dan dicabutnya hal-hal yang dicintai dan nikmat. ﴾ أَئِن ذُكِّرۡتُمۚ ﴿ "Apakah jika kamu diberi peringatan," yakni, karena kami mengingatkan kalian kepada apa yang di situ terdapat kebaikan dan nasib baik kalian, maka kalian mengatakan kepada kami apa yang telah kalian katakan? ﴾ بَلۡ أَنتُمۡ قَوۡمٞ مُّسۡرِفُونَ ﴿ "Sebenarnya kamu adalah kaum yang berlebihan," melampaui batas lagi sombong dalam bicara. Maka seruan mereka (para rasul itu) tidak menambah selain mereka semakin jauh dan semakin sombong.
#
{20} {وجاء من أقصى المدينةِ رجلٌ يسعى}: حرصاً على نُصْح قومِهِ حين سمعَ ما دَعَتْ إليه الرسل وآمنَ به وعلم ما ردَّ به قومُه عليهم، فقال لهم: {يا قوم اتَّبِعوا المرسلينَ}: فأمَرَهُم باتِّباعهم، ونَصَحَهم على ذلك، وشهد لهم بالرسالة.
(20) ﴾ وَجَآءَ مِنۡ أَقۡصَا ٱلۡمَدِينَةِ رَجُلٞ يَسۡعَىٰ ﴿ "Dan datanglah dari ujung kota seorang laki-laki dengan bergegas," karena sangat bersemangat untuk memberikan nasihat kepada kaumnya ketika ia telah mendengar apa yang diserukan oleh para rasul dan ia beriman kepadanya serta mengetahui penolakan kaumnya terhadap mereka, seraya berkata, ﴾ يَٰقَوۡمِ ٱتَّبِعُواْ ٱلۡمُرۡسَلِينَ ﴿ "Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu." Orang itu memerintah mereka supaya mengikuti para rasul dan mena-sihatkan hal itu kepada mereka serta memberikan kesaksian akan kerasulan para rasul itu.
#
{21} ثم ذكر تأييداً لما شهد به ودعا إليه، فقال: {اتَّبِعوا مَن لا يَسْألُكُم أجراً}؛ أي: اتَّبِعوا مَنْ نَصَحَكُم نُصْحاً يعودُ إليكم بالخير، وليس يريدُ منكم أموالَكُم ولا أجراً على نصحِهِ لكم وإرشادِهِ؛ فهذا موجبٌ لاتِّباع مَنْ هذا وصفُهُ. بقي أن يُقالَ: فلعلَّه يَدْعو ولا يأخُذُ أجرةً ولكنَّه ليس على الحقِّ، فدَفَعَ هذا الاحتراز بقوله: {وهم مهتدونَ}: لأنهم لا يَدْعون إلاَّ لما يَشْهَدُ العقلُ الصحيح بحُسْنِهِ، ولا يَنْهَوْنَ إلاَّ بما يشهدُ العقلُ الصحيح بقُبْحِهِ.
(21) Kemudian orang itu menjelaskan sebagai dukungan terhadap apa yang dipersaksikannya dan diserukannya, seraya ber-kata, ﴾ ٱتَّبِعُواْ مَن لَّا يَسۡـَٔلُكُمۡ أَجۡرٗا ﴿ "Ikutilah orang yang tiada meminta balasan kepadamu." Ikutilah orang yang menasihati kalian dengan nasihat yang membawa kebaikan kepada kalian, dan ia tidak mengingin-kan harta ataupun imbalan dari kalian atas nasihat dan bimbingan-nya kepada kalian. Ini mengharuskan untuk mengikuti orang yang sifatnya seperti itu. Lebih dari itu bisa dikatakan, Bisa saja dia mengajak dan tidak mengambil upah, akan tetapi dia tidak berada di atas yang haq? Kemungkinan ini ditolak dengan FirmanNya, ﴾ وَهُم مُّهۡتَدُونَ ﴿ "Sedangkan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk," karena mereka tidak mengajak kecuali kepada hal-hal yang dikukuhkan oleh akal sehat akan kebaikannya, dan mereka pun tidak mencegah kecuali apa yang dibenarkan oleh akal sehat akan keburukannya.
#
{22 ـ 25} فكأنَّ قومَه لم يَقْبَلوا نُصْحَهُ، بل عادوا لائمين له على اتِّباع الرسل وإخلاص الدين لله وحده، فقال: {وما لي لا أعبُدُ الذي فَطَرَني وإليه تُرْجَعونَ}؛ أي: وما المانعُ لي من عبادةِ مَنْ هو المستحقُّ للعبادة؛ لأنَّه الذي فَطَرني وخَلَقَني ورَزَقَني وإليه مآل جميع الخلق فيجازيهم بأعمالهم؛ فالذي بيدِهِ الخَلْقُ والرزقُ والحكمُ بين العباد في الدُّنيا والآخرة هو الذي يَسْتَحِقُّ أن يُعْبَدَ ويُثْنى عليه ويُمَجَّدَ دون مَنْ لا يملِكُ نفعاً ولا ضرًّا ولا عطاءً ولا منعاً ولا موتاً ولا حياةً ولا نشوراً، ولهذا قال: {أأتَّخِذُ من دونِهِ آلهةً إن يُرِدْنِ الرحمنُ بِضُرٍّ لا تُغْنِ عنِّي شفاعَتُهُم شيئاً}: لأنَّه لا أحدَ يشفع عند الله إلاَّ بإذنِهِ؛ فلا تُغْني شفاعتُهم عني شيئاً {ولا هم يُنقِذونِ}: من الضُّرِّ الذي أرادَه اللهُ بي. {إنِّي إذاً}؛ أي: إن عبدتُ آلهةً هذا وصفُها {لَفي ضلال مُبينٍ}: فجمع في هذا الكلام بين نُصحهم، والشهادةِ للرسُل بالرسالةِ والاهتداءِ، والإخبار بتعيُّن عبادة الله وحدَه، وذكر الأدلَّة عليها، وأنَّ عبادة غيرِهِ باطلةٌ، وذَكَرَ البراهينَ عليها والأخبارَ بضلال مَنْ عَبَدَها، والإعلان بإيمانِهِ جَهْراً مع خوفِهِ الشديد من قتلهم، فقال: {إنِّي آمنتُ بربِّكُم فاسمعونِ}.
(22-25) Seolah-olah kaumnya belum juga menerima nasi-hatnya, bahkan mereka kembali mencelanya karena mengikuti para rasul dan mengikhlaskan kepatuhan hanya kepada Allah سبحانه وتعالى semata, maka ia berkata, ﴾ وَمَا لِيَ لَآ أَعۡبُدُ ٱلَّذِي فَطَرَنِي وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ ﴿ "Mengapa aku tidak menyembah Tuhan yang telah menciptakanku dan yang hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan?" Artinya, apa yang menghalangiku untuk beribadah kepada Yang berhak untuk diibadahi (disembah), sebab Dia-lah yang telah menjadikan dan menciptakanku serta memberiku rizki dan kepadaNya tempat kembali semua makhluk, lalu Dia akan memberikan balasan kepada mereka menurut amal-amal perbuatan mereka. Maka Tuhan yang di TanganNya pen-ciptaan, rizki, dan keputusan di antara manusia di dunia dan di akhirat, Dia-lah yang berhak disembah, disanjung dan dipuji, bukan yang tidak memiliki manfaat, tidak menimpakan bahaya, tidak bisa memberi dan menahan (keburukan), tidak pula memiliki hak mematikan, menghidupkan ataupun membangkitkan kembali. Maka dari itu Dia berfirman,﴾ ءَأَتَّخِذُ مِن دُونِهِۦٓ ءَالِهَةً إِن يُرِدۡنِ ٱلرَّحۡمَٰنُ بِضُرّٖ لَّا تُغۡنِ عَنِّي شَفَٰعَتُهُمۡ شَيۡـٔٗا ﴿ "Mengapa aku akan menyembah ilah-ilah selainNya? Jika Yang Maha Pemurah menghendaki kemudaratan terhadapku, niscaya syafa'at mereka tidak memberi manfaat sedikitpun bagi diriku," karena tidak ada seorang pun yang dapat memberikan syafa'at di sisi Allah kecuali berdasarkan izin dariNya, maka syafa'at mereka sama sekali tidak bermanfaat bagi mereka, ﴾ وَلَا يُنقِذُونِ ﴿ "dan mereka tidak pula dapat menyelamatkanku," yakni, dari bahaya (mudarat) yang Allah kehendaki menimpaku? ﴾ إِنِّيٓ إِذٗا ﴿ "Sesungguhnya aku kalau begitu," artinya, jika aku beribadah kepada sembahan-sembahan yang se-demikian rapuh sifat-sifatnya, ﴾ لَّفِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٍ ﴿ "pasti (aku) berada dalam kesesatan yang nyata." Di dalam ungkapannya ini orang itu meng-kombinasikan antara pemberian nasihat kepada mereka, pemberian kesaksian kepada para rasul akan kerasulan dan hidayahnya dan pemberitaan akan dipastikannya ibadah hanya kepada Allah semata serta penyebutan dalil-dalil untuknya, dan bahwa sesungguhnya ibadah kepada selainNya adalah batil. Lalu ia menyebutkan argu-men-argumen terhadapnya, pemberitaan tentang kesesatan siapa saja yang menyembahnya dan maklumat tentang keimanannya secara terang-terangan, padahal ia sangat takut kalau mereka akan membunuhnya. Ia berkata, ﴾ إِنِّيٓ ءَامَنتُ بِرَبِّكُمۡ فَٱسۡمَعُونِ ﴿ "Sesungguhnya aku telah beriman kepada Rabbmu; maka dengarkanlah aku."
#
{26 ـ 27} فقتله قومُه لمَّا سَمِعوا منه وراجَعَهم بما راجَعَهم به. {قيل}: له في الحال: {ادْخُلِ الجَنَّةَ}. فقال مخبراً بما وصل إليه من الكرامة على توحيدِهِ وإخلاصِهِ وناصحاً لقومه بعدَ وفاتِهِ كما نَصَحَ لهم في حياته: {يا لَيتَ قَومِي يَعلمُونَ. بمَا غَفَر لي ربِّي}؛ أي: بأي شيءٍ غفر لي فأزال عني أنواع العقوبات، {وجَعَلَني من المُكْرَمينَ}: بأنواع المَثوبات والمسرَّات؛ أي: لو وَصَلَ علمُ ذلك إلى قلوبهم؛ لم يقيموا على شركهم.
(26-27) Lalu lelaki ini dibunuh oleh kaumnya sendiri sete-lah mereka mendengar darinya dan ia berdialog dengan mereka. ﴾ قِيلَ ﴿ "Dikatakan" kepadanya pada saat itu juga, ﴾ ٱدۡخُلِ ٱلۡجَنَّةَۖ ﴿ "Masuklah ke surga." Allah berfirman seraya mengabarkan karamah (kemuliaan) yang diraihnya karena tauhid dan keikhlasannya serta nasihatnya kepada kaumnya, sesudah wafatnya, sebagaimana dinasihatkannya saat masih hidup, ﴾ يَٰلَيۡتَ قَوۡمِي يَعۡلَمُونَ 26 بِمَا غَفَرَ لِي رَبِّي ﴿ "Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui; apa yang menyebab-kan Rabbku memberikan ampun kepadaku." Maksudnya, disebabkan apa Dia mengampuniku hingga Dia menjauhkan segala bentuk siksaan dariku, ﴾ وَجَعَلَنِي مِنَ ٱلۡمُكۡرَمِينَ ﴿ "dan menjadikanku termasuk orang-orang yang dimuliakan" dengan berbagai macam pahala dan segala hal yang menyenangkan. Artinya, kalau sekiranya pengetahuan tentang hal ini sampai ke dalam hati mereka, tentu mereka tidak tetap berada dalam kesyirikan.
#
{28} قال الله في عقوبة قومه: {وما أنزَلْنا على قومِهِ من بعدِهِ من جندٍ من السماءِ}؛ أي: ما احْتَجْنا أن نتكَلَّفَ في عقوبتهم فننزلَ جنداً من السماء لإتلافِهِم. {وما كُنَّا منزِلينَ}: لعدم الحاجةِ إلى ذلك، وعظمة اقتدارِ الله تعالى، وشدَّةِ ضعفِ بني آدم، وأنَّهم أدنى شيء يصيبهم من عذاب الله يكفيهم.
(28) Allah سبحانه وتعالى berfirman tentang siksaan bagi kaumnya, ﴾ وَمَآ أَنزَلۡنَا عَلَىٰ قَوۡمِهِۦ مِنۢ بَعۡدِهِۦ مِن جُندٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ ﴿ "Dan Kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah dia meninggal suatu pasukan pun dari langit," artinya, Kami tidak perlu bersusah-susah untuk menyiksa mereka dengan menurunkan pasukan dari langit untuk membinasakan mereka, ﴾ وَمَا كُنَّا مُنزِلِينَ ﴿ "dan tidak layak Kami menurunkannya," karena tidak ada perlunya untuk itu, karena keagungan kekuasaan Allah سبحانه وتعالى dan betapa sangat rapuhnya manusia, sehingga azab Allah yang paling ringan saja, sudah cukup buat mereka.
#
{29} {إن كانتْ}؛ أي: ما كانت عقوبتُهم {إلاَّ صيحةً واحدةً}؛ أي: صوتاً واحداً تكلَّم به بعضُ ملائكة الله؛ {فإذا هم خامدونَ}: قد تقطَّعتْ قلوبُهم في أجوافهم وانْزَعَجوا لتلك الصيحةِ فأصبحوا خامدينَ لا صوتَ ولا حركةَ ولا حياةَ بعد ذلك العتوِّ والاستكبار ومقابلة أشرفِ الخَلْقِ بذلك الكلام القبيح وتجبُّرهم عليهم.
(29) ﴾ إِن كَانَتۡ ﴿ "Tidak ada ia," maksudnya, siksaan atas mereka, ﴾ إِلَّا صَيۡحَةٗ وَٰحِدَةٗ ﴿ "melainkan satu teriakan suara saja," yakni, satu suara saja yang dilontarkan oleh salah seorang malaikat Allah, ﴾ فَإِذَا هُمۡ خَٰمِدُونَ ﴿ "maka tiba-tiba mereka semuanya mati," hati mereka tercabik-cabik (hancur) di dalam rongga tubuh mereka dan mereka tersen-tak karena suara teriakan itu, maka mereka pun menjadi mati, tidak bersuara, tidak bergerak dan tidak pula hidup setelah kecongkakan dan kesombongan mereka serta setelah merespons orang-orang yang paling mulia (rasul) dengan perkataan kotor dan sikap semena-mena kepada mereka.
#
{30} قال الله مترحِماً للعبادِ: {يا حسرةً على العبادِ ما يأتيهم من رسول إلاَّ كانوا به يستهزِئونَ}؛ أي: ما أعظم شقاءَهم وأطولَ عناءَهم وأشدَّ جهلَهم حيث كانوا بهذه الصفةِ القبيحةِ التي هي سببٌ لكلِّ شقاءٍ وعذابٍ ونَكال.
(30) Allah سبحانه وتعالى berfirman dengan nada prihatin kepada ma-nusia, ﴾ يَٰحَسۡرَةً عَلَى ٱلۡعِبَادِۚ مَا يَأۡتِيهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا كَانُواْ بِهِۦ يَسۡتَهۡزِءُونَ ﴿ "Alangkah besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu. Tidaklah datang seorang rasul pun kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya." Artinya, alangkah hebatnya kesengsaraan mereka dan betapa panjang penderitaan mereka serta betapa bodohnya mereka karena mereka bersifat buruk seperti itu, sifat yang menjadi sebab bagi segala kesengsaraan, azab, dan hukuman.
#
{31 ـ 32} {ألم يروا كم أهلكنا قبلهم من القرون أنهم إليهم لا يرجعون. وإن كلُّ لمَّا جميعٌ لدينا محضرون}؛ يقول تعالى: ألم يَرَ هؤلاء ويَعْتَبِروا بِمَنْ قبلَهم من القرون المكذِّبة التي أهْلَكَها الله تعالى وأوقَعَ بها عقابَها، وأنَّ جميعَهم قد بادَ وهَلَكَ فلم يرجِعْ إلى الدُّنيا ولنْ يَرْجِعَ إليها، وسيعيدُ الله الجميع خلقاً جديداً، ويبعثُهُم بعد موتِهِم، ويحضُرونَ بين يديهِ تعالى؛ ليحكمَ بينهم بحكمِهِ العدل الذي لا يظلِمُ مثقالَ ذَرَّةٍ وإنْ تَكُ حسنةً يضاعِفْها، ويُؤْتِ من لَدُنْه أجراً عظيماً.
(31-32) ﴾ أَلَمۡ يَرَوۡاْ كَمۡ أَهۡلَكۡنَا قَبۡلَهُم مِّنَ ٱلۡقُرُونِ أَنَّهُمۡ إِلَيۡهِمۡ لَا يَرۡجِعُونَ 31 وَإِن كُلّٞ لَّمَّا جَمِيعٞ لَّدَيۡنَا مُحۡضَرُونَ 32 ﴿ "Tidakkah mereka mengetahui betapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, bahwasanya (orang-orang yang telah Kami binasakan) itu tiada kembali kepada mereka. Dan setiap mereka semuanya akan dikumpulkan lagi kepada Kami." Allah سبحانه وتعالى menyatakan, Tidakkah mereka melihat dan mengambil pelajaran dari orang-orang sebelum mereka, yaitu generasi-generasi yang mendustakan para rasul yang telah dibinasakan oleh Allah سبحانه وتعالى dan ditimpa azabNya; dan sesungguhnya mereka semua sudah musnah dan binasa, tidak seorang pun yang kembali ke dunia dan tidak akan dikembalikan lagi kepadanya; dan kelak Allah akan mengem-balikannya sebagai makhluk baru, Dia akan menghidupkan kembali sesudah kematian mereka serta akan menghadirkan mereka di hadapanNya untuk diberikan keputusan dengan keputusan yang adil di antara mereka, yang di situ Dia tidak menzhalimi seberat biji sawi pun, jika kebaikan, maka Dia akan melipatgandakannya dan akan memberikan pahala yang sangat besar dari sisiNya.
Ayah: 33 - 36 #
{وَآيَةٌ لَهُمُ الْأَرْضُ الْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَاهَا وَأَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ (33) وَجَعَلْنَا فِيهَا جَنَّاتٍ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ وَفَجَّرْنَا فِيهَا مِنَ الْعُيُونِ (34) لِيَأْكُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ وَمَا عَمِلَتْهُ أَيْدِيهِمْ أَفَلَا يَشْكُرُونَ (35) سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ وَمِنْ أَنْفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ (36)}.
"Dan suatu tanda bagi mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, maka dari padanya mereka makan. Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur? Mahasuci Allah Yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui." (Yasin: 33-36).
#
{33} أي: {وآيةٌ لهم}: على البعثِ والنُّشور والقيام بين يدي الله تعالى للجزاء على الأعمال هذه {الأرضُ المَيْتَةُ}: أنزل الله عليها المطرَ فأحْياها بعد موتها، {وأخْرَجْنا منها حَبًّا فمنه يأكُلونَ}: من جميع أصناف الزُّروع ومن جميع أصناف النباتِ التي تأكُلُه أنعامُهم.
(33) Maksudnya, ﴾ وَءَايَةٞ لَّهُمُ ﴿ "dan suatu tanda bagi mereka," atas (adanya) kebangkitan, kehidupan sesudah mati dan mengha-dap kepada Allah سبحانه وتعالى untuk menerima pembalasan atas amal-amal perbuatan, adalah ﴾ ٱلۡأَرۡضُ ٱلۡمَيۡتَةُ ﴿ "bumi yang mati" ini, di mana Allah menurunkan hujan kepadanya lalu menghidupkannya kembali sesudah sebelumnya mati, ﴾ أَحۡيَيۡنَٰهَا وَأَخۡرَجۡنَا مِنۡهَا حَبّٗا فَمِنۡهُ يَأۡكُلُونَ ﴿ "dan Kami keluarkan dari padanya biji-bijian, maka dari padanya mereka makan," dari seluruh jenis tanaman dan dari seluruh jenis tumbuh-tum-buhan yang dimakan oleh hewan-hewan ternak kalian.
#
{34} {وجَعَلْنا فيها}؛ أي: في تلك الأرض الميتة {جَنَّاتٍ}؛ أي: بساتين فيها أشجارٌ كثيرةٌ، وخصوصاً النخيل والأعناب، اللذان هما أشرف الأشجار، {وفجَّرْنا فيها}؛ أي: في الأرض {من العيون}: جعلنا في الارض تلكَ الأشجارَ والنخيل والأعناب.
(34) ﴾ وَجَعَلۡنَا فِيهَا ﴿ "Dan Kami jadikan padanya," yakni, pada bumi (tanah) yang kering itu, ﴾ جَنَّٰتٖ ﴿ "kebun-kebun," artinya, kebun-kebun yang penuh dengan banyak pepohonan, terutama pohon kurma dan anggur yang keduanya merupakan pohon yang paling berharga, ﴾ وَفَجَّرۡنَا فِيهَا ﴿ "dan Kami pancarkan padanya," maksudnya, pada bumi tersebut ﴾ مِنَ ٱلۡعُيُونِ ﴿ "beberapa mata air," lalu Kami jadikan ber-aneka pohon, pohon kurma dan pohon anggur di sana.
#
{35} {لِيأكُلوا من ثمرِهِ}: قوتاً وفاكهةً وأدماً ولذَّةً. {و} الحال أنَّ تلك الثمار {ما} عملتها {أيديهم}: وليس لهم فيها صنعٌ ولا عملٌ، إنْ هو إلاَّ صنعةُ أحكم الحاكمين وخيرِ الرازقين، وأيضاً؛ فلم تَعْمَلْهُ أيديهم بطبخ ولا غيرِهِ، بل أوجد اللهُ هذه الثمارَ غير محتاجةٍ لطَبْخ ولا شيءٍ تؤخَذُ من أشجارِها فتُؤكَلُ في الحال. {أفلا يَشْكُرونَ}: مَنْ ساقَ لهم هذه النعم، وأسبغَ عليهم من جُودِهِ وإحسانِهِ ما به تَصْلُحُ أمورُ دينهم ودُنْياهم، أليس الذي أحْيا الأرض بعد موتِها فأنْبَتَ فيها الزُّروعَ والأشجارَ وأوْدَعَ فيها لذيذَ الثمار وأظهر ذلك الجنى من تلك الغصونِ وفَجَّرَ الأرضَ اليابسة الميتة بالعُيونِ بقادرٍ على أن يُحْيِيَ الموتى؟ بلى إنَّه على كل شيء قدير.
(35) ﴾ لِيَأۡكُلُواْ مِن ثَمَرِهِۦ ﴿ "Supaya mereka dapat makan dari buahnya," sebagai makanan pokok, buah-buahan, penyedap makanan, dan kelezatan, ﴾ و َ ﴿ "dan" sesungguhnya buah-buahan itu ﴾ م َ ا ﴿ "dari apa" yang d i u s a h a k a n ﴾ أَيۡدِيهِمۡۚ ﴿ "oleh tangan mereka." Mereka sama sekali tidak mempunyai andil dalam menciptakan ataupun mem-buatnya. Itu semua sesungguhnya adalah ciptaan Allah Yang Ma-habijaksana dan Pemberi rizki yang terbaik. Dan juga, tidak dila-kukan oleh tangan mereka dalam bentuk memasaknya di atas api atau lainnya, melainkan Allah-lah yang mengadakan buah-buahan itu, yang tidak perlu dimasak atau diapakan saja, melainkan lang-sung diambil dari pohonnya lalu bisa dimakan saat itu juga. ﴾ أَفَلَا يَشۡكُرُونَ ﴿ "Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?" ke-pada yang telah melimpahkan berbagai nikmat ini dan mencurah-kan bagian dari kemurahan dan karuniaNya kepada mereka hingga permasalahan agama dan dunia mereka menjadi baik? Tidakkah yang telah menghidupkan tanah setelah kematiannya (kekeringan-nya) lalu menumbuhkan padanya berbagai tanaman dan pepo-honan, meletakkan padanya rasa lezat buah-buahan dan menge-luarkan benih-benih baru dari dahan-dahannya serta memancarkan dari tanah yang kering lagi mati beberapa sumber air, maka bu-kankah itu bukti Allah Kuasa untuk menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati?! Ya, sesungguhnya Dia Kuasa atas segala sesuatu.
#
{36} {سبحانَ الذي خَلَقَ الأزواجَ كُلَّها}؛ أي: الأصناف كلَّها {مما تُنْبِتُ الأرضُ}: فَنَوَّعَ فيها من الأصناف ما يعسُرُ تعدادُهُ، {ومن أنفسِهِم}: فنوَّعَهم إلى ذكرٍ وأنثى، وفاوتَ بين خَلْقِهِم وخُلُقِهِم وأوصافهم الظاهرة والباطنة {وممَّا لا يعلمونَ}: من المخلوقات التي قد خُلِقَتْ وغابتْ عن عِلْمِنا، والتي لم تُخْلَقْ بعد؛ فسُبحانه وتعالى أن يكونَ له شريكٌ أو ظهيرٌ أو عوينٌ أو وزيرٌ أو صاحبةٌ أو ولدٌ أو سميٌّ أو شبيهٌ أو مثيلٌ في صفاتِ كماله ونعوتِ جلالِهِ، أو يُعْجِزَه شيءٌ يريدُه.
(36) ﴾ سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡأَزۡوَٰجَ كُلَّهَا ﴿ "Mahasuci Allah Yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya." Yakni, semua jenis makh-luk. ﴾ مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلۡأَرۡضُ ﴿ "Baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi," di mana Dia aneka-ragamkan berbagai jenis tumbuhan, yang sangat sulit untuk bisa dihitung. ﴾ وَمِنۡ أَنفُسِهِمۡ ﴿ "Dan dari diri mereka," Dia meragamkannya juga menjadi laki-laki dan perempuan, Dia beda-bedakan bentuk tubuh, perangai, dan sifat-sifat lahiriah dan batiniyah mereka, ﴾ وَمِمَّا لَا يَعۡلَمُونَ ﴿ "maupun dari apa yang tidak mereka ketahui," dari berbagai makhluk yang telah diciptakan dan alpa dari pengetahuan kita, dan juga yang belum diciptakan. Maka Mahasuci Allah سبحانه وتعالى dari sekutu, tandingan, penolong, pendukung atau istri, anak atau yang sama denganNya, serupa atau semisal denganNya dalam sifat-sifat kesempurnaanNya dan sifat-sifat keagunganNya, atau tidak mampu melakukan sesuatu yang dikehendakiNya. (Mahasuci Allah dari semua kekurangan itu).
Ayah: 37 - 40 #
{وَآيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ (37) وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (38) وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ (39) لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ (40)}.
"Dan suatu tanda bagi mereka adalah malam; di mana Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka dalam kegelapan, dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengeta-hui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan garis-garis peredaran, sehingga kembalilah ia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya." (Yasin: 37-40).
#
{37} أي: {وآيةٌ لهم}: على نفوذِ مشيئتِهِ وكمال قدرتِهِ وإحيائِهِ الموتى بعد موتهم {الليلُ نسلخُ منه النهارَ}؛ أي: نزيل الضياءَ العظيمَ الذي طَبَّقَ الأرضَ فنبدِلُه بالظُّلمة ونُحِلُّها محلَّه؛ {فإذا هم مظلِمون}.
(37) Maksudnya, ﴾ وَءَايَةٞ لَّهُمُ ﴿ "dan satu tanda bagi mereka" yang membuktikan terjadinya kehendak Allah, kesempurnaan KuasaNya dan bahwa Dia akan menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati setelah kematian mereka, adalah ﴾ ٱلَّيۡلُ نَسۡلَخُ مِنۡهُ ٱلنَّهَارَ ﴿ "malam; di mana Kami tanggalkan siang dari malam itu." Artinya, Kami hapus cahaya besar yang telah meliputi bumi dan menggan-tikannya dengan kegelapan, dan menempatkan kegelapan itu pada tempat cahaya, ﴾ فَإِذَا هُم مُّظۡلِمُونَ ﴿ "maka dengan serta merta mereka dalam kegelapan."
#
{38} وكذلك نزيلُ هذه الظلمةَ التي عَمَّتْهم وشَمِلَتْهم، فنُطْلِعُ الشمسَ، فتضيء الأقطار، وينتشر الخلقُ لمعايشهم ومصالحهم، ولهذا قال: {والشمسُ تجري لِمُسْتَقَرٍّ لها}؛ أي: دائماً تجري لمستقرٍّ لها، قدَّرها الله، لا تتعداه ولا تقصر عنه وليس لها تصرف في نفسها ولا استعصاء على قدرة الله تعالى. {ذلك تقدير العزيزِ}: الذي بعزَّتِهِ دَبَّرَ هذه المخلوقاتِ العظيمةَ بأكمل تدبيرٍ وأحسن نظام. {العليم}: الذي بعِلْمِهِ جَعَلَها مصالح لعبادِهِ ومنافعَ في دينِهِم ودُنياهم.
(38) Dan demikian pula Kami menghilangkan kegelapan yang telah menutupi dan meliputi mereka, Kami terbitkan matahari lalu ia menerangi seluruh penjuru (bumi), dan manusia pun berte-baran untuk kepentingan hidup dan maslahat hidup mereka. Maka dari itu Dia berfirman, ﴾ وَٱلشَّمۡسُ تَجۡرِي لِمُسۡتَقَرّٖ لَّهَاۚ ﴿ "Dan matahari ber-jalan di tempat peredarannya." Maksudnya, selalu berputar pada pusat orbitnya yang telah ditetapkan oleh Allah سبحانه وتعالى, ia tidak akan menyalahinya dan tidak pula menyimpang darinya, dan matahari pun tidak mempunyai kemampuan mengatur dirinya dan tidak pula bisa menolak Kuasa Allah. ﴾ ذَٰلِكَ تَقۡدِيرُ ٱلۡعَزِيزِ ﴿ "Demikianlah ketetapan Yang Mahaperkasa," yang dengan keperkasaanNya, Dia mengendalikan semua makhluk yang begitu besar ini dengan pengendalian yang paling sempurna dan aturan yang paling baik, ﴾ ٱلۡعَلِيمِ ﴿ "lagi Maha Mengetahui," Yang dengan ilmu pengetahuanNya Dia menjadikan makhluk agung ini sebagai maslahat bagi hamba-hambaNya dan manfaat bagi mereka dalam urusan agama dan dunia mereka.
#
{39} {والقَمَرَ قدَّرْناه منازلَ}: ينزِلُها ، كلَّ ليلةٍ ينزِلُ منها واحدةً، {حتى}: يصغُرَ جدًّا فيعود {كالعُرْجونِ القديم}؛ أي: عُرجون النخلةِ الذي من قدمه نَشَّ وصَغُر حجمُهُ وانحنى، ثم بعد ذلك ما زال يزيدُ شيئاً فشيئاً حتى يتمَّ نورُه، وَيَتَّسِقَ ضياؤُه.
(39) ﴾ وَٱلۡقَمَرَ قَدَّرۡنَٰهُ مَنَازِلَ ﴿ "Dan telah Kami tetapkan bagi bulan garis-garis peredaran," yang ia tempati. Pada setiap malam ia me-nempati satu garis darinya, ﴾ حَتَّىٰ ﴿ "sehingga" ia menjadi kecil sekali dan kembalilah dia ﴾ كَٱلۡعُرۡجُونِ ٱلۡقَدِيمِ ﴿ "sebagai bentuk tandan yang tua." Maksudnya, seperti tandan buah kurma yang karena ketuaannya ia menjadi kering, makin kecil dan melengkung. Kemudian, se-sudah itu bulan itu bertambah besar sedikit-demi sedikit hingga cahayanya sempurna dan sinarnya makin merata.
#
{40} وكلٌّ من الشمس والقمر والليل والنهار قدَّره الله تقديراً لا يتعدَّاه، وكلٌّ له سلطانٌ ووقتٌ، إذا وُجِدَ؛ عُدِمَ الآخرَ، ولهذا قال: {لا الشمسُ ينبغي لها أن تُدْرِكَ القمرَ}؛ أي: في سلطانِهِ الذي هو الليل؛ فلا يمكنُ أن توجدَ الشمسُ في الليل، {ولا الليلُ سابِقُ النهارِ}: فيدخُلُ عليه قبل انقضاءِ سلطانِهِ. {وكلٌّ}: من الشمس والقمر والنجوم {في فَلَكٍ يَسْبِحونَ}؛ أي: يترَّددون على الدوام؛ فكلُّ هذا دليلٌ ظاهرٌ وبرهانٌ باهرٌ على عظمة الخالقِ وعظمةِ أوصافِهِ، خصوصاً وصفَ القدرةِ والحكمةِ والعلم في هذا الموضع.
(40) Masing-masing dari matahari, bulan, malam, dan siang telah ditetapkan oleh Allah pada ketetapan yang tidak akan dilam-pauinya, dan masing-masing mempunyai kekuatan dan waktu tertentu, yang apabila ia ada (muncul), maka yang lain menjadi tiada. Maka dari itu Dia berfirman, ﴾ لَا ٱلشَّمۡسُ يَنۢبَغِي لَهَآ أَن تُدۡرِكَ ٱلۡقَمَرَ ﴿ "Tidak-lah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan," yaitu yang di dalam kekuasaannya, yaitu malam. Maka tidak mungkin matahari ada di malam hari, ﴾ وَلَا ٱلَّيۡلُ سَابِقُ ٱلنَّهَارِۚ ﴿ "dan malam pun tidak dapat mendahului siang," lalu ia memasukinya sebelum kekuasaannya berakhir, ﴾ وَكُلّٞ ﴿ "dan masing-masing" dari matahari, bulan, dan bintang ﴾ فِي فَلَكٖ يَسۡبَحُونَ ﴿ "beredar pada garis edarnya." Maksudnya, mereka selalu bergerak bolak-balik terus menerus. Semua ini adalah bukti nyata dan argu-men yang luar biasa atas keagungan sang Pencipta dan keagungan sifat-sifatNya, terutama sifat Kuasa (qudrat), hikmah, dan ilmu pada tempat ini.
Ayah: 41 - 50 #
{وَآيَةٌ لَهُمْ أَنَّا حَمَلْنَا ذُرِّيَّتَهُمْ فِي الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ (41) وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِنْ مِثْلِهِ مَا يَرْكَبُونَ (42) وَإِنْ نَشَأْ نُغْرِقْهُمْ فَلَا صَرِيخَ لَهُمْ وَلَا هُمْ يُنْقَذُونَ (43) إِلَّا رَحْمَةً مِنَّا وَمَتَاعًا إِلَى حِينٍ (44) وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّقُوا مَا بَيْنَ أَيْدِيكُمْ وَمَا خَلْفَكُمْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (45) وَمَا تَأْتِيهِمْ مِنْ آيَةٍ مِنْ آيَاتِ رَبِّهِمْ إِلَّا كَانُوا عَنْهَا مُعْرِضِينَ (46) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ أَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ قَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنُطْعِمُ مَنْ لَوْ يَشَاءُ اللَّهُ أَطْعَمَهُ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (47) وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (48) مَا يَنْظُرُونَ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُونَ (49) فَلَا يَسْتَطِيعُونَ تَوْصِيَةً وَلَا إِلَى أَهْلِهِمْ يَرْجِعُونَ (50)}.
"Dan suatu tanda bagi mereka adalah Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan, dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu. Dan jika Kami menghendaki, niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka dise-lamatkan. Tetapi karena Rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika. Dan apabila dikatakan kepada mereka, 'Takutlah kamu akan siksa yang ada di hadapanmu dan siksa yang akan datang supaya kamu mendapat rahmat', Dan sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu tanda dari tanda-tanda kekuasaan Rabb mereka, melainkan mereka selalu berpaling darinya. Dan apabila dikatakan kepada mereka, 'Nafkahkanlah sebagian dari rizki yang diberikan Allah kepadamu', maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman, 'Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan? Tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata.' Dan mereka berkata, 'Bilakah janji ini jika kamu adalah orang-orang yang benar?' Mereka tidak menunggu melain-kan satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar. Lalu mereka tiada kuasa membuat suatu wasiat pun dan tidak (pula) dapat kembali kepada keluarga-nya." (Yasin: 41-50).
#
{41} أي: ودليلٌ لهم وبرهانٌ على أنَّ اللهَ وحدَه المعبودُ؛ لأنَّه المنعِمُ بالنِّعم الصارف للنِّقم الذي من جملةِ نعمه {أنَّا حَمَلْنا ذُرِّيَّتَهم}: قال كثيرٌ من المفسِّرين: المرادُ بذلك آباؤهم.
(41) Artinya, dalil untuk mereka dan argumen yang mem-buktikan bahwasanya Allah سبحانه وتعالى semata yang berhak disembah adalah karena Dia-lah yang mencurahkan segala nikmat, dan Yang men-jauhkan bencana, yang di antara nikmatNya adalah, ﴾ أَنَّا حَمَلۡنَا ذُرِّيَّتَهُمۡ ﴿ "Kami angkut keturunan mereka." Banyak ahli tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud di sini adalah, kakek moyang mereka.[70]
#
{42} {وخَلَقْنا لهم}؛ أي: للموجودين من بعدِهم {من مثلِهِ}؛ أي: من مثل ذلك الفلك؛ أي: جنسه {ما يَرْكَبونَ}: به. فذكر نعمتَه على الآباء بِحَمْلِهِم في السفن؛ لأنَّ النعمة عليهم نعمةٌ على الذُّرِّيَّة. وهذا الموضعُ من أشكل المواضع عليَّ في التفسير؛ فإنَّ ما ذَكَرَه كثيرٌ من المفسِّرين من أنَّ المرادَ بالذُّرِّيَّةِ الآباء مما لا يُعْهَدُ في القرآن إطلاقُ الذُّرِّيَّةِ على الآباء، بل فيه من الإبهام وإخراج الكلام عن موضوعِهِ ما يأباه كلامُ ربِّ العالمين وإرادتُه البيانَ والتوضيحَ لعبادِهِ. وثَمَّ احتمالٌ أحسنُ من هذا، وهو أنَّ المرادَ بالذُّرِّيَّةِ الجنسُ، وأنَّهم هم بأنفسهم؛ لأنَّهم هم من ذُرِّيَّةِ بني آدم، ولكن يَنْقُضُ هذا المعنى قوله: {وخَلَقْنا لهم من مثلِهِ ما يَرْكَبون}: إنْ أريدَ: وخَلَقْنا من مثل ذلك الفُلْك؛ أي: لهؤلاء المخاطبين ما يركبونَ من أنواع الفُلْك، فيكونُ ذلك تكريراً للمعنى تأباه فصاحةُ القرآن. فإنْ أريدَ بقوله: {وخَلَقْنا لهم من مثلِهِ ما يركبونَ}: الإبل التي هي سُفُن البرِّ؛ استقامَ المعنى واتَّضح؛ إلاَّ أنَّه يبقى أيضاً أن يكون الكلامُ فيه تشويشٌ؛ فإنَّه لو أُريد هذا المعنى؛ لقال: وآيةٌ لهم أنَّا حَمَلْناهم في الفُلْكِ المَشْحونِ وخَلَقْنا لهم من مثلِهِ ما يركبونَ، فأمَّا أنْ يُقالَ في الأول: حملنا ذريتهم، وفي الثاني: حملناهم؛ فإنَّه لا يظهرُ المعنى إلاَّ أنْ يقالَ: الضميرُ عائدٌ إلى الذُّرِّيَّةِ. والله أعلم بحقيقةِ الحال. فلمَّا وصلتُ في الكتابة إلى هذا الموضع؛ ظهر لي معنى ليس ببعيدٍ من مرادِ الله تعالى، وذلك أنَّ مَنْ عَرَفَ جلالة كتابِ الله وبيانَه التامَّ من كلِّ وجهٍ للأمور الحاضرة والماضية والمستقبلةِ، وأنَّه يَذْكُرُ من كلِّ معنى أعلاه وأكمل ما يكون من أحوالِهِ، وكانت الفُلْكُ من آياته تعالى ونعمِهِ على عباده من حين أنعم عليهم بتعلُّمها إلى يوم القيامةِ، ولم تزلْ موجودةً في كلِّ زمان إلى زمانِ المواجَهين بالقرآن، فلمَّا خاطبهم الله تعالى بالقرآن، وذَكَرَ حالةَ الفُلك، وعَلِمَ تَعالى أنَّه سيكونُ أعظمُ آياتِ الفلكِ في غير وقتهم وفي غير زمانهم حين يُعَلِّمُهُم صنعةَ الفُلك البحريَّة الشراعيَّة منها والنّارية والجويَّة السابحة في الجوِّ كالطيور ونحوها والمراكبِ البريَّة ممَّا كانت الآيةُ العظمى فيه لم توجَدُ إلاَّ في الذُّرِّيَّةِ؛ نبَّه في الكتاب على أعلى نوع من أنواع آياتها، فقال: {وآيةٌ لهم أنَّا حَمَلْنا ذُرِّيَّتَهُمْ في الفُلْكِ المشحونِ}؛ أي: المملوء ركباناً وأمتعةً، فحملهم الله تعالى، ونجَّاهم بالأسباب التي علَّمهم اللهُ بها من الغرق.
(42) ﴾ وَخَلَقۡنَا لَهُم ﴿ "Dan Kami ciptakan untuk mereka," maksud-nya, untuk orang-orang yang ada sesudah mereka, ﴾ مِّن مِّثۡلِهِۦ ﴿ "dari yang semisal dengannya," yakni semisal bahtera itu, dalam arti satu jenis dengannya ﴾ مَا يَرۡكَبُونَ ﴿ "apa yang mereka kendarai." Di sini Allah mengingatkan akan nikmatNya kepada nenek-nenek moyang, yaitu mereka dimuat di dalam kapal laut. Hal ini adalah karena nikmat yang dikaruniakan kepada mereka, juga merupakan nikmat kepada anak keturunannya kemudian. Masalah ini merupakan permasalahan yang paling rumit bagi saya di dalam ilmu tafsir, karena kebanyakan hal yang dijelaskan oleh para ahli tafsir, yaitu bahwa yang dimaksud "keturunan" adalah bapak-bapak moyang, dan ini merupakan hal yang tidak biasa di dalam al-Qur`an, yaitu mengartikan dzurriyyah (keturunan) dengan bapak-bapak moyang. Sungguh ini mengandung ketidak-jelasan dan mengeluarkan kata (kalimat) dari makna asalnya, hal yang sangat dijauhi oleh Firman Allah Rabbul 'Alamin dan kehen-dakNya untuk memberikan penjelasan dan keterangan kepada hamba-hambaNya. Ada makna alternatif yang lebih baik dari makna di atas, yaitu bahwa yang dimaksud dengan "keturunan" adalah "jenis," dan bahwa mereka adalah diri mereka sendiri, karena mereka berasal dari anak cucu Nabi Adam. Akan tetapi arti sema-cam ini tidak dibenarkan oleh FirmanNya, ﴾ وَخَلَقۡنَا لَهُم مِّن مِّثۡلِهِۦ مَا يَرۡكَبُونَ ﴿ "Dan Kami ciptakan untuk mereka yang semisal apa yang akan mereka kendarai." Jika artinya, dan Kami ciptakan dari yang semisal dengan bahtera itu, yakni, untuk mereka yang diajak bicara (mukhathabin) apa yang akan mereka kendarai dari jenis-jenis bahtera. Jika demi-kian, maka ini adalah pengulangan terhadap makna ayat yang tidak dikehendaki oleh fashahah (kefasihan) al-Qur`an. Dan jika arti dari, ﴾ وَخَلَقۡنَا لَهُم مِّن مِّثۡلِهِۦ مَا يَرۡكَبُونَ ﴿ "Dan Kami ciptakan untuk mereka yang semisal apa yang akan mereka kendarai," adalah unta yang merupakan bahtera darat, maka maknanya menjadi lurus dan jelas; hanya saja masih ada hal lain, yaitu keberadaan ungkapan ini mengandung kerancuan (tasywisy). Sebab, kalau itu yang dimaksud, tentu Allah berfirman, وَآيَةٌ لَهُمْ أَنَّا حَمَلْنَاهُمْ فِي الْفُلْكِ الْمَشْحُوْنِ. وَخَلَقْنَا لَهُمْ مِنْ مِثْلِهِ مَا يَرْكَبُوْنَ. "Dan suatu tanda bagi mereka adalah Kami angkut mereka dalam bahtera yang penuh muatan, dan Kami ciptakan untuk mereka dari yang semisalnya apa yang akan mereka kendarai." Kalau pada yang pertama disebutkan, ﴾ حَمَلۡنَا ذُرِّيَّتَهُمۡ ﴿ "Kami ang-kut keturunan mereka" sedangkan ini, "Kami angkut mereka," maka maknanya tidak jelas kecuali dikatakan: dhamir (kata ganti) "hum" kembali kepada "dzurriyyah." Dan hanya Allah Yang lebih menge-tahui akan hakikat yang sebenarnya. Setelah saya sampai pada pembahasan ini dalam penulisan tafsir ini, maka tampak bagi saya suatu makna yang tidak jauh dari maksud Allah سبحانه وتعالى, yaitu, bahwa siapa saja yang mengetahui keagungan Kitabullah dan uraiannya yang sempurna dari segala sisi tentang perkara-perkara yang sekarang, yang telah lalu dan yang akan datang, dia (menjadi tahu) bahwa sesungguhnya Allah menyebutkan dari setiap maknanya itu yang paling tinggi dan paling sempurna dari keadaannya, sedangkan bahtera merupakan salah satu tanda dan salah satu nikmatNya kepada hamba-hamba-Nya semenjak Dia mengaruniakannya kepada mereka, dengan mempelajarinya hingga Hari Kiamat nanti, dan ia terus ada pada setiap zaman hingga pada zaman orang-orang yang dihadapkan kepada al-Qur`an. Setelah Allah berbicara kepada mereka dengan al-Qur`an dan menjelaskan perihal bahtera, dan Allah mengetahui bahwa akan ada tanda-tanda (cikal-bakal) bahtera yang lebih besar pada waktu lain selain waktu mereka dan pada zaman lain selain zaman mereka saat Dia mengajarkan kepada mereka cara pembuatan bahtera laut, baik yang menggunakan layar dan mesin, dan bahtera angkasa yang terbang seperti burung di angkasa dan yang serupa dengan-nya dan berbagai alat-alat transportasi darat, yang merupakan tanda kekuasaan yang besar padanya yang belum pernah ada kecuali pada "keturunan," maka Allah mengingatkan di dalam al-Qur`an ini akan salah satu macam yang paling tinggi dari macam-macam tanda-tandanya, seraya berfirman, ﴾ وَءَايَةٞ لَّهُمۡ أَنَّا حَمَلۡنَا ذُرِّيَّتَهُمۡ فِي ٱلۡفُلۡكِ ٱلۡمَشۡحُونِ ﴿ "Dan suatu tanda bagi mereka adalah Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan." Artinya, yang penuh de-ngan penumpang dan barang bawaan. Lalu Allah سبحانه وتعالى mengangkut mereka dan menyelamatkan mereka dari musibah karam (teng-gelam) dengan cara-cara yang telah diajarkan oleh Allah kepada mereka.
#
{43} ولهذا نبَّههم على نعمتِهِ عليهم حيث أنْجاهم من الغرقِ مع قدرتِهِ على ذلك، فقال: {وإن نشأ نُغْرِقْهم فلا صريخَ لهم}؛ أي: لا أحد يصرُخُ لهم فيعاوِنُهم على الشدَّة ولا يزيلُ عنهم المشقَّة، {ولا هم يُنقَذونَ}: مما هم فيه.
(43) Maka dari itu Allah سبحانه وتعالى mengingatkan mereka akan nik-matNya kepada mereka di mana Allah menyelamatkan mereka dari tenggelam (karam di lautan) padahal Dia kuasa menenggelamkan-nya. Maka dari itu Dia berfirman, ﴾ وَإِن نَّشَأۡ نُغۡرِقۡهُمۡ فَلَا صَرِيخَ لَهُمۡ ﴿ "Dan jika Kami menghendaki, niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong." Artinya, tidak seorang pun yang meneriakkan-nya untuk menolong mereka dari kesengsaraan atau melepaskan-nya dari kesulitan, ﴾ وَلَا هُمۡ يُنقَذُونَ ﴿ "dan tidak pula mereka diselamatkan," dari penderitaan yang sedang mereka derita tersebut.
#
{44} {إلاَّ رحمةً مِنَّا ومتاعاً إلى حينٍ}: حيث لم نُغْرِقْهم لطفاً بهم وتمتيعاً لهم إلى حينٍ، لعلَّهم يرجِعونَ، أو يستدرِكون ما فَرَطَ منهم.
(44) ﴾ إِلَّا رَحۡمَةٗ مِّنَّا وَمَتَٰعًا إِلَىٰ حِينٖ ﴿ "Tetapi karena Rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika," yang di mana Kami tidak menenggelamkan mereka karena belas-kasih dan untuk memberikan kenikmatan kepada mereka hingga waktu yang telah ditentukan, dengan harapan mereka kem-bali atau mencari apa-apa yang telah mereka abaikan.
#
{45} {وإذا قيل لهمُ اتَّقوا ما بَيْنَ أيديكم وما خَلْفَكُم}؛ أي: من أحوال البرزخ والقيامةِ وما في الدُّنيا من العقوبات؛ {لعلَّكُم تُرْحَمونَ}: أعرضوا عن ذلك، فلم يرفعوا به رأساً، ولو جاءَتْهم كلُّ آيةٍ.
(45) ﴾ وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱتَّقُواْ مَا بَيۡنَ أَيۡدِيكُمۡ وَمَا خَلۡفَكُمۡ ﴿ "Dan apabila dikatakan kepada mereka, 'Takutlah kamu akan siksa yang di hadapanmu dan siksa yang akan datang'," maksudnya, seperti kondisi di alam barzakh, Hari Kiamat dan berbagai hukuman di dunia, ﴾ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ ﴿ "supaya kamu mendapat rahmat," tapi mereka tetap berpaling darinya, me-reka sama sekali tidak peduli, sekalipun berbagai tanda kekuasaan Allah telah datang kepada mereka.
#
{46} ولهذا قال: {وما تأتيهم مِن آيةٍ مِن آياتِ ربِّهم إلاَّ كانوا عنها معرضينَ}: وفي إضافة الآياتِ إلى ربِّهم دليلٌ على كمالها ووضوحِها؛ لأنَّه ما أبين من آياتِ اللَّه ولا أعظم بياناً، وإنَّ من جملة تربيةِ الله لعبادِهِ أنْ أوصلَ إليهم الآياتِ التي يستدلُّون بها على ما ينفعُهم في دينهم ودنياهم.
(46) Maka dari itu Dia berfirman,﴾ وَمَا تَأۡتِيهِم مِّنۡ ءَايَةٖ مِّنۡ ءَايَٰتِ رَبِّهِمۡ إِلَّا كَانُواْ عَنۡهَا مُعۡرِضِينَ ﴿ "Dan sekali-kali tiada datang kepada mereka suatu tanda dari tanda-tanda (kekuasaan) Rabb mereka, melainkan mereka selalu berpaling darinya." Di dalam penyandaran tanda-tanda (ayat-ayat) kepada Allah terdapat dalil yang menunjukkan kesempurnaan dan keje-lasan tanda-tanda tersebut, sebab tidak ada yang lebih jelas dari tanda-tanda (kekuasaan) Allah dan tidak ada yang lebih hebat darinya. Dan sesungguhnya di antara bentuk pendidikan Allah terhadap hamba-hambaNya adalah Dia menyampaikan kepada mereka tanda-tanda yang dapat mereka jadikan sebagai petunjuk untuk mendapatkan apa-apa yang berguna bagi mereka dalam urusan agama dan dunia mereka.
#
{47} {وإذا قيلَ لهم أنفِقوا ممَّا رَزَقَكُمُ اللهُ}؛ أي: من الرزق الذي مَنَّ به اللهُ عليكم، ولو شاء لَسَلَبَكُم إيَّاه، {قالَ الذين كَفَروا للذين آمنوا}: معارضينَ للحقِّ محتجِّين بالمشيئةِ: {أنُطْعِمُ مَن لو يشاءُ الله أطْعَمَهُ إنْ أنتُم}: أيها المؤمنون، لفي {ضلالٍ مبينٍ}: حيث تأمروننا بذلك، وهذا مما يدلُّ على جهلهم العظيم أو تجاهُلِهِم الوخيم؛ فإنَّ المشيئة ليست حجَّةً لعاصٍ أبداً؛ فإنَّه وإنْ كان ما شاءَ اللهُ كان، وما لم يشأ لم يكنْ؛ فإنَّه تعالى مَكَّنَ العبادَ وأعطاهم من القوَّةِ ما يقدرون على فعل الأمرِ واجتنابِ النَّهْي؛ فإذا تَرَكوا ما أمِروا به؛ كان ذلك اختياراً منهم لا جبراً لهم وقهراً.
(47) ﴾ وَإِذَا قِيلَ لَهُمۡ أَنفِقُواْ مِمَّا رَزَقَكُمُ ﴿ "Dan apabila dikatakan kepada me-reka, 'Nafkahkanlah sebagian dari rizki yang diberikan Allah kepadamu'," artinya, dari sebagian rizki yang telah dikaruniakan Allah kepada kalian; yang kalau saja Dia berkehendak, tentu Dia mengambilnya dari kalian, ﴾ قَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ ﴿ "maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman," seraya menentang kebe-naran sambil berargumen dengan kehendak Allah, ﴾ أَنُطۡعِمُ مَن لَّوۡ يَشَآءُ ٱللَّهُ أَطۡعَمَهُۥٓ إِنۡ أَنتُمۡ ﴿ "Apakah kami akan memberi makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki, tentulah Dia akan memberinya makan? Kamu tidak lain" wahai orang-orang yang beriman melainkan benar-benar berada ﴾ فِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ ﴿ "dalam kesesatan yang nyata," yang mana kalian menyuruh kami melakukan hal itu! Ini membuktikan kebodohan besar mereka atau sikap pura-pura bodoh mereka yang sangat kotor, karena sesungguhnya ke-hendak Allah itu sama sekali bukan hujjah (argumen, alasan) bagi pelaku maksiat. Sebab, sekalipun apa yang dikehendaki Allah itu pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendakiNya tidak akan terjadi, namun Allah telah memberikan kemampuan kepada manusia dan telah memberi mereka kekuatan yang dengannya mereka mampu melakukan perintah dan menjauhi larangan. Apabila mereka se-ngaja meninggalkan apa-apa yang diperintahkan kepada mereka, maka itu berarti kesengajaan dari mereka, bukan paksaan terhadap mereka.
#
{48 ـ 49} {ويقولون}: على وجه التكذيب والاستعجال: {متى هذا الوعدُ إن كُنتُم صادقينَ}. قال الله تعالى: لا يستبعدوا ذلك؛ فإنَّه عن قريبٍ، {ما ينظُرونَ إلاَّ صَيْحَةً واحدةً}: وهي نفخةُ الصور. {تأخُذُهم}؛ أي: تصيبُهم {وهم يَخِصِّمونَ}؛ أي: وهم لاهون عنها، لم تخطُرْ على قلوبِهِم في حال خصومَتِهم وتشاجُرِهم بينَهم، الذي لا يوجد في الغالب إلاَّ وقتَ الغفلة.
(48-49) ﴾ وَيَقُولُونَ ﴿ "Dan mereka berkata," dengan nada men-dustakan dan minta agar disegerakan, ﴾ مَتَىٰ هَٰذَا ٱلۡوَعۡدُ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ﴿ "Bila-kah janji ini jika kamu adalah orang-orang yang benar?" Allah سبحانه وتعالى menga-takan, Jangan kalian menganggap tidak mungkin, sebab ia sudah dekat, ﴾ مَا يَنظُرُونَ إِلَّا صَيۡحَةٗ وَٰحِدَةٗ ﴿ "Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja," yaitu tiupan sangkakala ﴾ تَأۡخُذُهُمۡ ﴿ "yang akan meng-ambil mereka." Maksudnya, menimpa mereka, ﴾ وَهُمۡ يَخِصِّمُونَ ﴿"ketika mereka sedang bertengkar," yakni, mereka sedang dalam keadaan lalai darinya, sama sekali tidak terlintas dalam hati mereka saat mereka bertengkar dan berseteru di antara sesama mereka, yang biasanya tidak ada kecuali pada waktu lalai.
#
{50} وإذا أخذتُهم وقتَ غفلَتِهِم؛ فإنَّهم لا يُنظرونَ ولا يُمهلون؛ {فلا يستطيعون توصيةً}؛ أي: لا قليلة ولا كثيرة، {ولا إلى أهْلِهِم يَرْجِعونَ}.
(50) Apabila Aku membinasakan mereka pada saat mereka lalai, maka mereka tidak akan ditangguhkan dan tidak akan di-tunda, ﴾ فَلَا يَسۡتَطِيعُونَ تَوۡصِيَةٗ ﴿ "lalu mereka tiada kuasa membuat suatu wasiat pun" sedikit ataupun banyak, ﴾ وَلَآ إِلَىٰٓ أَهۡلِهِمۡ يَرۡجِعُونَ ﴿ "dan tidak pula dapat kembali kepada keluarganya."
Ayah: 51 - 54 #
{وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ (51) قَالُوا يَاوَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ (52) إِنْ كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُونَ (53) فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَلَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (54)}.
"Dan ditiuplah sangkalala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya kepada Rabb mereka. Mereka ber-kata, 'Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami?' Inilah yang dijanjikan Allah Yang Maha Pengasih dan benarlah para rasul. Tidak adalah teriakan itu selain sekali teriakan saja, maka tiba-tiba mereka semua dikumpulkan kepada Kami. Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalas, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan." (Yasin: 51-54).
#
{51} النفخة الأولى هي نفخةُ الفزع والموت. وهذه نفخةُ البعثِ والنشور؛ فإذا نُفِخَ في الصور؛ خرجوا {من الأجداث} والقبور {يَنْسِلون} إلى ربِّهم؛ أي: يسرعون للحضور بين يديه، لا يتمكَّنونَ من التأنِّي والتأخُّر.
(51) Tiupan sangkakala yang pertama adalah tiupan sen-takan (al-Faza') dan kematian. Sedangkan yang (disebutkan) ini adalah tiupan kebangkitan dan hidup kembali. Apabila sangkakala telah ditiup (untuk kedua kalinya), maka mereka pun keluar ﴾ مِّنَ ٱلۡأَجۡدَاثِ ﴿ "dari ajdats," maksudnya, dari kubur-kubur ﴾ يَنسِلُونَ ﴿ "mereka keluar dengan segera" menuju Rabbnya. Maksudnya, mereka segera untuk hadir menghadapNya, mereka tidak mampu untuk berlam-bat-lambat atau tinggal.
#
{52} وفي تلك الحال يحزنُ المكذِّبون ويُظْهِرونَ الحسرةَ والندم ويقولون: {يا وَيْلَنا مَن بَعَثَنا مِن مَرْقَدِنا}؛ أي: من رقدتنا في القبور؛ لأنه ورد في بعض الأحاديث أنَّ لأهل القبور رقدةٌ قبيل النفخ في الصور. فيُجابون ويُقال لهم: {هذا ما وَعَدَ الرحمنُ وَصَدَقَ المرسلونَ}؛ أي: هذا الذي وعدكم اللَّه به ووعدتْكم به الرسلُ، فظهر صدقُهم رأي عينٍ. ولا تَحْسَبْ أنَّ ذكر الرحمن في هذا الموضع لمجرَّدِ الخبر عن وعدِهِ، وإنَّما ذلك للإخبار بأنَّه في ذلك اليوم العظيم سَيَرَوْنَ من رحمتِهِ ما لا يخطُرُ على الظُّنون ولا حَسَبَ به الحاسبون؛ كقوله: {المُلْكُ يومئذٍ الحقُّ للرحمن}، {وخَشَعَتِ الأصواتُ للرحمنِ}، ونحو ذلك مما يَذْكُرُ اسمَه الرحمن في هذا.
(52) Dan dalam kondisi itu orang-orang yang mendustakan bersedih dan menampakkan keluhan dan penyesalan, dan mereka berkata, ﴾ يَٰوَيۡلَنَا مَنۢ بَعَثَنَا مِن مَّرۡقَدِنَاۜۗ ﴿ "Aduh celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami?" Maksudnya, dari tidur kami dalam kubur. Hal ini karena disebutkan di dalam beberapa hadits bahwa ahli kubur itu mengalami tidur pada saat-saat sebe-lum peniupan sangkakala.[71] Lalu mereka dijawab dan dikatakan kepada mereka, ﴾ هَٰذَا مَا وَعَدَ ٱلرَّحۡمَٰنُ وَصَدَقَ ٱلۡمُرۡسَلُونَ ﴿ "Inilah yang dijanjikan Allah Yang Maha Pe-ngasih dan benarlah para rasul itu." Maksudnya, inilah yang dijanjikan oleh Allah kepada kalian dan dijanjikan oleh para rasul kepada kalian. Di sinilah tampak kebenaran mereka dengan dilihat oleh pandangan mata. Anda jangan mengira bahwa penyertaan kata ar-Rahman pada ayat ini hanya sekedar untuk informasi tentang janjiNya. Hal ini sesungguhnya adalah untuk menginformasikan bahwa pada hari yang sangat mengerikan itu mereka akan melihat sebagian dari rahmat (kasih sayang)Nya yang belum pernah terlintas dalam dugaan dan tidak pernah disangka-sangka oleh siapa pun, seperti difirmankanNya, ﴾ ٱلۡمُلۡكُ يَوۡمَئِذٍ ٱلۡحَقُّ لِلرَّحۡمَٰنِۚ ﴿ "Kerajaan saat itu hanya milik Allah Yang Maha Pengasih."(Al-Furqan: 26). ﴾ وَخَشَعَتِ ٱلۡأَصۡوَاتُ لِلرَّحۡمَٰنِ ﴿ "Semua manusia tunduk kepada Allah Yang Maha Pengasih." (Thaha: 108); dan ayat-ayat lainnya yang di sana disebutkan kata "ar-Rahman" dalam masalah ini.
#
{53} {إن كانت}: البعثة من القبور {إلاَّ صيحةً واحدةً}: يَنْفُخُ فيها إسرافيلُ في الصور، فتحيا الأجساد؛ {فإذا هم جميعٌ لَدَيْنا مُحْضَرونَ}: الأولون والآخرون، والإنس والجن؛ ليحاسبوا على أعمالهم.
(53) ﴾ إِن كَانَتۡ ﴿ "Tidak adalah" kebangkitan dari kubur itu ﴾ إِلَّا صَيۡحَةٗ وَٰحِدَةٗ ﴿ "selain sekali teriakan saja" yang ditiupkan oleh ma-laikat Israfil pada sangkakala, maka semua jasad manusia hidup kembali, ﴾ فَإِذَا هُمۡ جَمِيعٞ لَّدَيۡنَا مُحۡضَرُونَ ﴿ "maka tiba-tiba mereka semua dikum-pulkan kepada Kami," seluruh manusia generasi pertama hingga yang terakhir, dari bangsa jin dan manusia untuk perhitungan amal mereka.
#
{54} {فاليومَ لا تُظْلَمُ نفسٌ شيئاً}: لا يُنْقَصُ من حسناتها ولا يُزاد في سيئاتها. {ولا تُجْزَوْنَ إلاَّ ما كنتُم تعملونَ}: من خيرٍ أو شرٍّ؛ فمن وَجَدَ خيراً؛ فليحمد الله، ومن وَجَدَ غير ذلك؛ فلا يلومنَّ إلاَّ نفسه.
(54) ﴾ فَٱلۡيَوۡمَ لَا تُظۡلَمُ نَفۡسٞ شَيۡـٔٗا ﴿ "Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun" tidak dikurangi sedikitpun dari amal kebajikannya dan tidak pula ditambah amal-amal buruknya, ﴾ وَلَا تُجۡزَوۡنَ إِلَّا مَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ﴿ "dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan" dari kebaikan dan kejahatan. Barangsiapa yang menemukan kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah, dan siapa saja yang menjumpai lain dari itu, maka hendaklah ia tidak mencela kecuali terhadap dirinya sendiri.
Ayah: 55 - 58 #
{إِنَّ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ الْيَوْمَ فِي شُغُلٍ فَاكِهُونَ (55) هُمْ وَأَزْوَاجُهُمْ فِي ظِلَالٍ عَلَى الْأَرَائِكِ مُتَّكِئُونَ (56) لَهُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ وَلَهُمْ مَا يَدَّعُونَ (57) سَلَامٌ قَوْلًا مِنْ رَبٍّ رَحِيمٍ (58)}.
"Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-se-nang dalam kesibukan. Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. Di surga itu mereka memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang me-reka minta. (Kepada mereka dikatakan), 'Salam' sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang." (Yasin: 55-58).
#
{55 ـ 56} لما ذكر تعالى أنَّ كلَّ أحدٍ لا يُجْزى إلاَّ ما عَمِلَه؛ ذَكَرَ جزاء الفريقينِ، فبدأ بجزاء أهل الجنة، وأخبر أنَّهم في ذلك اليوم {في شُغُلٍ فاكهونَ}؛ أي: في شُغُل مُفَكِّهٍ للنفس مُلِذٍّ لها من كلِّ ما تهواه النفوس وتَلَذُّه العيون ويتمنَّاه المتمنُّون، ومن ذلك افتضاض العذارى الجميلات؛ كما قال: {هم وأزواجُهُم}: من الحور العين اللاَّتي قد جَمَعْنَ حسنَ الوجوهِ والأبدان وحسنَ الأخلاق {في ظلال على الأرائِكِ}؛ أي: السرر المزيَّنة باللباس المزخْرَفِ الحسن {متَّكِئونَ}: عليها اتِّكاءً دالاً على كمال الراحة والطمأنينة واللذة.
(55-56) Setelah Allah سبحانه وتعالى menjelaskan bahwa setiap orang tidak akan dibalas kecuali menurut apa yang dikerjakannya, Allah lalu menjelaskan balasan kedua golongan itu. Allah mulai dengan menjelaskan balasan untuk para penghuni surga dan Dia menga-barkan bahwa mereka pada hari itu ﴾ فِي شُغُلٖ فَٰكِهُونَ ﴿ "bersenang-senang dalam kesibukan." Maksudnya, berada dalam kesibukan yang me-nyenangkan jiwa dan membuatnya merasakan kelezatan akan segala apa yang disuka oleh nafsunya, sedap dipandang mata dan didamba-dambakan oleh orang-orang yang mendambakannya. Di antara kesenangan itu adalah bertebarannya gadis-gadis cantik se-bagaimana difirmankaNnya ﴾ هُمۡ وَأَزۡوَٰجُهُمۡ ﴿ "Mereka dan istri-istri mereka" dari bidadari-bidadari yang memadukan semua unsur keelokan pada wajah, tubuh, dan akhlak, ﴾ فِي ظِلَٰلٍ عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِ ﴿ "berada dalam tem-pat yang teduh, di atas dipan-dipan," yakni, dipan-dipan yang dihiasi dengan kain-kain bercorak sangat indah dan menarik, ﴾ مُتَّكِـُٔونَ ﴿ "bertelekan," di atasnya, yang menunjukkan puncak kesenangan, kedamaian dan kelezatan.
#
{57} {لهم فيها فاكهةٌ}: كثيرة من جميع أنواع الثمارِ اللذيذة؛ من عنب، وتين، ورمان، وغيرها، {ولهم ما يَدَّعونَ}؛ أي: يطلبون؛ فمهما طلبوه وتمنَّوْه؛ أدْرَكوه.
(57) ﴾ لَهُمۡ فِيهَا فَٰكِهَةٞ ﴿ "Di dalamnya mereka memperoleh buah-buahan" yang sangat banyak dari berbagai jenis buah-buahan yang sangat lezat, seperti anggur, tin, delima, dan lain-lain ﴾ وَلَهُم مَّا يَدَّعُونَ ﴿ "dan memperoleh apa yang mereka minta" apa yang mereka cari. Kapan saja mereka mencari dan mendambakannya, maka mereka pasti mendapatkannya.
#
{58} ولهم أيضاً {سلامٌ} حاصلٌ لهم {من ربٍّ رحيم}: ففي هذا كلام الربِّ تعالى لأهل الجنةِ وسلامُهُ عليهم، وأكَّده بقولِهِ: {قولاً}: وإذا سَلَّم عليهم الربُّ الرحيمُ؛ حَصَلَتْ لهم السلامةُ التامةُ من جميع الوجوه، وحَصَلَتْ لهم التحيةُ التي لا تَحِيَّةَ أعلى منها ولا نعيم مثلها؛ فما ظنُّك بتحيَّة ملك الملوك، الربِّ العظيم، الرءوف الرحيم، لأهل دار كرامته، الذين أحلَّ عليهم رضوانَه؛ فلا يسخط عليهم أبداً؛ فلولا أنَّ الله تعالى قَدَّرَ أنْ لا يموتوا أو تزولَ قلوبُهم عن أماكنها من الفرح والبهجة والسرور؛ لحصل ذلك، فنرجو ربَّنا أن لا يَحْرمَنا ذلك النعيم، وأن يُمَتِّعَنا بالنظر إلى وجهه الكريم.
(58) Dan untuk mereka juga ﴾ سَلَٰمٞ ﴿ "Salam" yang diperoleh, ﴾ مِّن رَّبّٖ رَّحِيمٖ ﴿ "dari Rabb Yang Maha Penyayang," ini menunjukkan adanya percakapan Allah سبحانه وتعالى dengan para penghuni surga dan ucapan selamat Allah kepada mereka. Lalu dikukuhkannya lagi dengan FirmanNya, ﴾ قَوۡلٗا ﴿ "Sebagai ucapan selamat." Apabila Allah yang Maha Pengasih itu memberikan salam kepada mereka, maka mereka memperoleh keselamatan yang sempurna dari segala sisi-nya, dan mereka juga memperoleh penghormatan yang tidak ada bentuk penghormatan yang lebih tinggi darinya dan tidak ada pula kenikmatan yang setara dengannya. Lalu bagaimana menurut Anda dengan ucapan salam penghormatan dari Maharaja bagi se-gala raja, Rabb Yang Mahaagung, lagi Maha Penyantun dan Maha Penyayang bagi para penghuni negeri karamahNya, yaitu orang-orang yang telah mendapatkan ridha dariNya. Maka Dia tidak akan pernah memurkai mereka untuk selama-lamanya. Kalau sekiranya bukan karena Allah telah menakdirkan mereka tidak akan mati atau kaki mereka berpindah dari tempat-tempatnya karena kegem-biraan, kesenangan, dan kebahagiaan, tentu hal itu pasti terjadi. Maka kami berharap kepada Rabb, Tuhan kami agar kiranya tidak menghalangi kami untuk mendapatkan nikmat-nikmat tersebut dan menyenangkan kami dengan melihat kepada wajahNya yang mulia.
Ayah: 59 - 67 #
{وَامْتَازُوا الْيَوْمَ أَيُّهَا الْمُجْرِمُونَ (59) أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَابَنِي آدَمَ أَنْ لَا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (60) وَأَنِ اعْبُدُونِي هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ (61) وَلَقَدْ أَضَلَّ مِنْكُمْ جِبِلًّا كَثِيرًا أَفَلَمْ تَكُونُوا تَعْقِلُونَ (62) هَذِهِ جَهَنَّمُ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (63) اصْلَوْهَا الْيَوْمَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ (64) الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَى أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (65) وَلَوْ نَشَاءُ لَطَمَسْنَا عَلَى أَعْيُنِهِمْ فَاسْتَبَقُوا الصِّرَاطَ فَأَنَّى يُبْصِرُونَ (66) وَلَوْ نَشَاءُ لَمَسَخْنَاهُمْ عَلَى مَكَانَتِهِمْ فَمَا اسْتَطَاعُوا مُضِيًّا وَلَا يَرْجِعُونَ (67)}.
"Dan berpisahlah kamu pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat. Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu, dan hendaklah kamu me-nyembahKu. Inilah jalan yang lurus. Sesungguhnya setan itu telah menyesatkan sebagian besar di antaramu. Maka apakah kamu tidak memikirkan? Inilah Jahanam yang dahulu kamu diancam. Masuklah kamu ke dalamnya pada hari ini disebabkan kamu dahulu mengingkarinya. Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesak-sian kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. Dan jikalau Kami menghendaki, pastilah Kami hapuskan mata mereka; lalu mereka berlomba-lomba menuju jalan. Maka betapa-kah mereka dapat melihat? Dan jikalau Kami menghendaki, pasti-lah Kami rubah mereka di tempat mereka berada; maka mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak pula sanggup kembali." (Yasin: 59-67).
#
{59} لمَّا ذَكَرَ تعالى جزاء المتَّقين؛ ذَكَرَ جزاء المجرمين، {و} أنَّهم يُقال لهم يوم القيامةِ: {امْتازوا اليومَ أيُّها المجرمونَ}؛ أي: تميَّزوا عن المؤمنين، وكونوا على حِدَةٍ؛ ليوبِّخَهم ويُقَرِّعَهم على رؤوس الأشهادِ قبلَ أن يُدْخِلَهُمُ النار، فيقول لهم:
(59) Setelah Allah سبحانه وتعالى menjelaskan balasan untuk orang-orang yang bertakwa, Allah lalu menjelaskan balasan untuk orang-orang yang berdosa, ﴾ و َ ﴿ "Dan" sesungguhnya nanti pada Hari Kiamat akan dikatakan kepada mereka, ﴾ وَٱمۡتَٰزُواْ ٱلۡيَوۡمَ أَيُّهَا ٱلۡمُجۡرِمُونَ ﴿ "Ber-pisahlah kamu pada hari ini, hai orang-orang yang berbuat jahat," mak-sudnya, berpisahlah kalian dari orang-orang yang beriman dan mereka menjadi kelompok tersendiri untuk dicela dan dihinakan di hadapan segenap manusia yang menyaksikan sebelum Allah memasukkan mereka ke neraka. Dikatakan kepada mereka:
#
{60} {ألمْ أعْهَدْ إليكُم}؛ أي: آمرُكُم وأوصيكم على ألسنةِ رُسُلي وأقول لكم: {يا بَني آدمَ أن لا تَعْبُدوا الشيطانَ}؛ أي: لا تطيعوه! وهذا التوبيخ يدخل فيه التوبيخُ عن جميع أنواع الكفرِ والمعاصي؛ لأنَّها كلها طاعةٌ للشيطان وعبادةٌ له، {إنَّه لكم عدوٌّ مُبينٌ}: فحذَّرتكم منه غايةَ التَّحذير، وأنذرتُكم عن طاعتِهِ، وأخبرتُكم بما يدعوكم إليه.
(60) ﴾ أَلَمۡ أَعۡهَدۡ إِلَيۡكُمۡ ﴿ "Bukankah Aku telah memerintahkan kepada-mu," maksudnya, telah memerintahkan dan mewasiatkan kepada kalian melalui lisan para rasulKu, dan Aku katakan kepada kalian ﴾ يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ أَن لَّا تَعۡبُدُواْ ٱلشَّيۡطَٰنَۖ ﴿ "hai Bani Adam, supaya kamu tidak menyem-bah setan," maksudnya, jangan kalian menaatinya. Cercaan ini termasuk juga di dalamnya cercaan tentang semua jenis kekafiran dan maksiat, karena semuanya merupakan ketaatan kepada setan dan bentuk peribadahan kepadanya. ﴾ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ ﴿ "Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu." Jadi Aku telah memperingatkan kalian darinya dengan peringatan benar-benar dan Aku pun telah mewanti-wanti kalian untuk tidak mematuhi-nya, bahkan Aku pun telah menginformasikan kepada kalian ten-tang apa yang dia serukan kepada kalian.
#
{61} {و} أمرتُكم: أنْ تعبدوني بامتثال أوامري وترك زَواجِري. {هذا}؛ أي: عبادتي وطاعتي ومعصية الشيطان {صراطٌ مستقيمٌ}: فعُلوم الصراط المستقيم وأعمالُهُ ترجعُ إلى هذين الأمرين؛ أي: فلم تَحْفَظوا عهدي ولم تَعْمَلوا بوصِيَّتي، فواليتُم عدوَّكم.
(61) ﴾ و َ ﴿ "Dan" Aku telah memerintah kalian untuk ber-ibadah kepadaKu dengan mengerjakan perintah-perintahKu dan meninggalkan larangan-laranganKu. ﴾ هَٰذَا ﴿ "Inilah," maksudnya, beribadah kepadaKu, taat kepadaKu, dan mendurhakai setan adalah ﴾ صِرَٰطٞ مُّسۡتَقِيمٞ ﴿ "jalan yang lurus," jadi, ilmu-ilmu jalan yang lurus dan amal-amalnya kembali kepada dua perkara ini. Maksudnya, namun kalian tidak memelihara perintahKu dan kalian tidak juga mengerjakan wasiatKu, malah kalian mendukung dan membela musuh kalian sendiri.
#
{62} فأضلَّ {منكم جِبِلاًّ كثيراً}؛ أي: خلقاً كثيراً. {أفلم تكونوا تعقلونَ}؛ أي: أفلا كان لكم عقلٌ يأمُرُكم بموالاة ربِّكم ووليِّكم الحقِّ، ويزجركم عن اتِّخاذ أعدى الأعداءِ لكم وليًّا؟ فلو كان لكم عقلٌ صحيحٌ؛ لما فعلتُم ذلك.
(62) Maka dari itu ia telah menyesatkan ﴾ مِنكُمۡ جِبِلّٗا كَثِيرًاۖ ﴿ "se-bagian besar di antaramu," artinya, banyak sekali manusia. ﴾ أَفَلَمۡ تَكُونُواْ تَعۡقِلُونَ ﴿ "Maka apakah kamu tidak memikirkan," maksud-nya, apakah kalian tidak mempunyai akal pikiran yang bisa me-merintah kalian untuk berloyalitas kepada Rabb kalian, padahal Dia adalah pelindung kalian yang haq, dan Dia melarang kalian menjadikan musuh bebuyutan kalian sebagai pelindung? Kalau sekiranya kalian mempunyai akal yang sehat, tentu kalian tidak melakukan hal itu.
#
{63} فإذْ أطعتُم الشيطان، وعاديتُم الرحمن، وكذَّبتم بلقائِهِ، ووردتُم القيامةَ دار الجزاء، وحقَّ عليكم القولُ بالعذاب، فَـ {هذه جهنَّمُ التي كنتُم توعَدونَ}: وتكذِّبون بها؛ فانظروا إليها عياناً! فهناك تنزعِجُ منهم القلوبُ، وتزوغُ الأبصارُ، ويحصُلُ الفزعُ الأكبرُ.
(63) Apabila kalian telah mematuhi setan, memusuhi Allah yang Maha Pengasih, kalian mendustakan perjumpaan denganNya dan kalian meragukan Hari Kiamat, Negeri Pembalasan, serta ketetapan azab telah pasti terhadap kalian, m a k a ﴾ هَٰذِهِۦ جَهَنَّمُ ٱلَّتِي كُنتُمۡ تُوعَدُونَ ﴿ "inilah Jahannam yang dahulu diancamkan kepada kamu," dan kalian mendustakannya. Maka lihatlah dengan mata kepala kalian! Maka saat itulah hati mereka sangat gelisah, mata mereka terbelalak dan terjadilah al-faza' al-akbar (ketakutan yang besar).
#
{64} ثم يُكْمِلُ ذلك بأنْ يُؤْمَرَ بهم إلى النار، ويقالَ لهم: {اصْلَوْها اليوم بما كنتُم تكفُرونَ}؛ أي: ادخُلوها على وجه تَصْلاكُم، ويحيطُ بكم حرُّها، ويبلغُ منكم كلَّ مبلغ بسبب كفرِكُم بآيات الله وتكذيبِكُم لرسل الله.
(64) Kemudian Allah menyempurnakan penjelasan di atas dengan menyuruh mereka masuk neraka. Kepada mereka dikata-kan, ﴾ ٱصۡلَوۡهَا ٱلۡيَوۡمَ بِمَا كُنتُمۡ تَكۡفُرُونَ ﴿ "Masuklah kamu ke dalamnya pada hari ini disebabkan kamu dahulu mengingkarinya." Maksudnya, masuklah kalian padanya, ia akan membakar kalian dan kalian diliputi oleh panasnya hingga mencapai puncak panasnya disebabkan keing-karan kalian terhadap ayat-ayat Allah dan kalian mendustakan Rasul-rasulNya.
#
{65} قال تعالى في بيان وَصْفِهم الفظيع في دار الشقاء: {اليوم نَخْتِمُ على أفواهِهِم}: بأن نَجْعَلَهم خُرْساً فلا يتكلمون، فلا يقدِرونَ على إنكارِ ما عَمِلوه من الكُفْرِ والتَّكْذيب. {وتُكَلِّمُنا أيْديهم وتَشْهَدُ أرجُلُهم بما كانوا يَكْسِبونَ}؛ أي: تشهد عليهم أعضاؤُهم بما عملوه، ويُنْطِقُها الذي أنطقَ كلَّ شيءٍ.
(65) Allah سبحانه وتعالى berfirman dalam menjelaskan perihal mereka yang sangat mengerikan di dalam negeri kesengsaraan,﴾ ٱلۡيَوۡمَ نَخۡتِمُ عَلَىٰٓ أَفۡوَٰهِهِمۡ ﴿ "Pada hari ini Kami tutup mulut mereka" Kami menjadikan mereka bungkam, tidak bisa berbicara, sehingga mereka tidak dapat mengingkari apa yang telah mereka kerjakan, yaitu kekufuran dan pendustaan. ﴾ وَتُكَلِّمُنَآ أَيۡدِيهِمۡ وَتَشۡهَدُ أَرۡجُلُهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ ﴿ "Dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksian kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan." Maksudnya, seluruh anggota tubuh mereka akan memberikan kesaksian terhadap apa yang telah mereka kerjakan, mereka dijadikan berbicara oleh Allah yang telah membuat segala sesuatu dapat berbicara.
#
{66} {ولو نشاءُ لَطَمَسْنا على أعيُنِهم}: بأن نُذْهِبَ أبصارَهم كما طَمَسْنا على نُطْقِهِم؛ {فاسْتَبَقوا الصراطَ}؛ أي: فبادروا إليه؛ لأنَّه الطريق إلى الوصول إلى الجنة. {فأنَّى يُبْصِرونَ}: وقد طُمِسَتْ أبصارُهم؟!
(66) ﴾ وَلَوۡ نَشَآءُ لَطَمَسۡنَا عَلَىٰٓ أَعۡيُنِهِمۡ ﴿ "Dan jikalau Kami menghendaki, pastilah Kami hapuskan mata mereka," yaitu dengan cara mengambil penglihatan mereka sebagaimana Kami telah menghapus kemam-puan mereka berbicara. ﴾ فَٱسۡتَبَقُواْ ٱلصِّرَٰطَ ﴿ "Lalu mereka berlomba-lomba menuju jalan." Maksudnya, mereka segera menuju kepadanya, ka-rena ia adalah jalan yang dapat mengantarkan menuju surga.﴾ فَأَنَّىٰ يُبۡصِرُونَ ﴿ "Maka betapakah mereka dapat melihat?" Sebab, pandangan mata mereka telah dihapus.
#
{67} {ولو نشاءُ لَمَسَخْناهم على مَكانَتِهِم}؛ أي: لأذْهَبْنا حَرَكَتَهم، {فما استطاعوا مُضِيًّا}: إلى الأمام، {ولا يرجِعونَ}: إلى ورائِهِم، ليبعدُوا عن النار. والمعنى: أنَّ هؤلاء الكفار حقَّتْ عليهم كلمةُ العذاب، ولم يكن بدٌّ من عقابهم، وفي ذلك الموطن ما ثَمَّ إلاَّ النار قد بُرِّزَتْ، وليس لأحدٍ نجاةٌ إلا بالعبور على الصراط، وهذا لا يستطيعه إلاَّ أهلُ الإيمان الذين يمشونَ في نورِهِم، وأمَّا هؤلاء؛ فليس لهم عند الله عهدٌ في النجاة من النار؛ فإنْ شاء؛ طمس أعْيُنَهم، وأبقى حَرَكَتَهم فلم يَهْتَدوا إلى الصراطِ لو اسْتَبَقوا إليه وبادروه، وإن شاء؛ أذهبَ حِراكهم فلم يَسْتَطيعوا التقدُّم ولا التأخُّر، المقصودُ أنَّهم لا يَعْبُرونه، فلا تحصُلُ لهم النجاةُ.
(67) ﴾ وَلَوۡ نَشَآءُ لَمَسَخۡنَٰهُمۡ عَلَىٰ مَكَانَتِهِمۡ ﴿ "Dan jikalau Kami meng-hendaki, pastilah Kami rubah mereka di tempat mereka berada." Maksud-nya, pasti Kami hilangkan gerak mereka, ﴾ فَمَا ٱسۡتَطَٰعُواْ مُضِيّٗا ﴿ "maka mereka tidak sanggup berjalan lagi" ke depan, ﴾ وَلَا يَرۡجِعُونَ ﴿ "dan tidak pula sanggup kembali" ke belakang untuk bisa jauh dari neraka. Artinya, mereka, orang-orang kafir itu, telah pasti mendapat ketetapan azab, dan mereka pasti akan disiksa; dan pada saat itu tidak ada tempat lain selain neraka, dan ia telah ditampakkan, dan tidak ada keselamatan bagi siapa pun selain dengan cara menye-berangi shirath (jembatan di atas Jahanam). Dan penyeberangan ini tidak akan mampu dilakukan kecuali oleh ahlul iman yang berjalan dengan diterangi oleh cahaya mereka sendiri. Adapun orang-orang kafir, maka Allah sama sekali tidak memberikan jaminan untuk bisa selamat dari neraka. Maka jika Dia menghendaki, niscaya Dia hapus penglihatan mereka dan membiarkan mereka bergerak, namun mereka tidak tahu bagaimana menuju shirath sekalipun mereka berlomba dan bersegera kepadanya. Dan jika Allah meng-hendaki, niscaya Dia hilangkan gerak mereka hingga mereka tidak bisa maju dan tidak pula bisa mundur. Artinya adalah, mereka tidak bisa menyeberang, hingga mereka sama sekali tidak mendapat keselamatan.
Ayah: 68 #
{وَمَنْ نُعَمِّرْهُ نُنَكِّسْهُ فِي الْخَلْقِ أَفَلَا يَعْقِلُونَ (68)}.
"Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan mereka kepada kejadiannya. Maka apakah mereka tidak memikirkan?" (Yasin: 68).
#
{68} يقولُ تعالى: {ومَن نُعَمِّرْهُ}: من بني آدم {نُنَكِّسْه في الخَلْقِ}؛ أي: يعود إلى الحالة التي ابتدأ منها؛ حالة الضعف؛ ضعف العقل وضعف القوة. {أفلا يعقلونَ}: أنَّ الآدميَّ ناقصٌ من كلِّ وجه، فيتداركوا قوتهم وعقولَهم، فيستَعْمِلونها في طاعة ربِّهم؟
(68) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَمَن نُّعَمِّرۡهُ ﴿ "Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya" di antara manusia ini, ﴾ نُنَكِّسۡهُ فِي ٱلۡخَلۡقِۚ ﴿ "niscaya Kami kembalikan mereka kepada kejadiannya," niscaya ia kem-bali kepada kondisi awal ia diciptakan, yaitu kondisi lemah, lemah akal, dan lemah kekuatan. ﴾ أَفَلَا يَعۡقِلُونَ ﴿ "Maka apakah mereka tidak me-mikirkan," bahwa seorang manusia itu kurang (lemah) dari segala sisi? Maka hendaklah mereka memanfaatkan kekuatan dan akal pikiran mereka dan menggunakannya dalam ketaatan kepada Rabbnya.
Ayah: 69 - 70 #
{وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ (69) لِيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكَافِرِينَ (70)}.
"Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya, dan tidak-lah layak baginya. Al-Qur`an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan, supaya dia memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup dan supaya pastilah ketetapan terhadap orang-orang kafir." (Yasin: 69-70).
#
{69} ينزِّه تعالى نبيَّه محمداً - صلى الله عليه وسلم - عمَّا رماه به المشركون من أنَّه شاعرٌ، وأنَّ الذي جاء به شعرٌ، فقال: {وما علَّمناه الشعرَ وما يَنبَغي له}: أن يكون شاعراً؛ أي: هذا من جنس المحال أن يكون شاعراً؛ لأنَّه رشيدٌ مهتدٍ، والشعراء غاوون، يتَّبِعُهُم الغاوون، ولأنَّ الله تعالى حَسَمَ جميع الشُّبه التي يتعلَّق بها الضالُّون عن رسوله، فحسم أن يكون يكتبُ أو يقرأ، وأخبر أنَّه ما علَّمه الشعر وما ينبغي له. {إنْ هو إلاَّ ذِكْرٌ وقرآنٌ مبينٌ}؛ أي: ما هذا الذي جاء به إلاَّ ذكرٌ يتذكَّر به أولو الألباب جميع المطالب الدينيَّة؛ فهو مشتملٌ عليها أتمَّ اشتمال، وهو يذكِّرُ العقولَ ما رَكَزَ اللَّهُ في فِطَرِها من الأمر بكلِّ حسنٍ والنهي عن كلِّ قبيح. {وقرآنٌ مُبينٌ}؛ أي: مبينٌ لما يُطْلَبُ بيانُه، ولهذا حذف المعمولَ؛ ليدلَّ على أنَّه مبينٌ لجميع الحقِّ بأدلَّته التفصيليَّة والإجماليَّة والباطل وأدلَّة بطلانِهِ. أنزله الله كذلك على رسولِهِ.
(69) Allah سبحانه وتعالى menyucikan nabiNya, Muhammad a dari tuduhan yang dialamatkan oleh kaum musyrikin kepadanya, yaitu bahwa dia adalah seorang penyair, dan apa yang ia bawa (al-Qur`an) itu adalah syair. Maka Allah berfirman, ﴾ وَمَا عَلَّمۡنَٰهُ ٱلشِّعۡرَ وَمَا يَنۢبَغِي لَهُۥٓۚ ﴿ "Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Nabi Muhammad), dan tidak-lah layak baginya" menjadi seorang penyair. Maksudnya, ini terma-suk kategori mustahil kalau beliau menjadi seorang penyair, sebab beliau adalah orang yang cerdas dan mendapat petunjuk, sedang-kan para penyair itu sesat dan diikuti oleh orang-orang yang sesat; dan juga karena sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى telah melumpuhkan semua syubhat (tuduhan-tuduhan miring, pent) dari Rasulullah a yang dihembuskan oleh orang-orang yang sesat. Allah membantah kalau Nabi a itu bisa membaca atau me-nulis dan Dia menginformasikan bahwa Dia tidak pernah menga-jarkan syair kepadanya dan itu tidak pantas baginya,﴾ إِنۡ هُوَ إِلَّا ذِكۡرٞ وَقُرۡءَانٞ مُّبِينٞ ﴿ "al-Qur`an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan." Maksudnya, tidaklah apa yang dibawa oleh Muhammad a ini melainkan pelajaran yang dapat dipelajari oleh orang-orang yang berakal mengenai tuntutan-tuntutan agama, ia mencakup semuanya secara sempurna, dan ia juga mengingatkan akal kepada apa yang telah Allah pusatkan di dalam fitrahnya, yaitu perintah kepada segala yang baik dan larangan dari segala yang buruk. ﴾ وَقُرۡءَانٞ مُّبِينٞ ﴿ "Kitab yang memberi penerangan." Maksudnya, me-nerangkan segala yang dibutuhkan penjelasannya. Maka dari itu ma'mûl (objek penderita)nya tidak disebutkan, agar menunjukkan bahwa al-Qur`an itu menjelaskan seluruh yang haq dengan dalil-dalilnya yang terperinci dan global, dan yang batil dengan dalil-dalil yang menunjukkan kebatilannya. Allah menurunkannya se-demikian rupa kepada RasulNya.
#
{70} {لِيُنذِرَ مَن كان حَيًّا}؛ أي: حيَّ القلب واعِيَه؛ فهو الذي يزكو على هذا القرآن، وهو الذي يزداد من العلم منه والعمل، ويكون القرآنُ لقلبِهِ بمنزلة المطرِ للأرض الطيِّبة الزاكية، {ويَحِقَّ القولُ على الكافرينَ}: لأنَّهم قامت عليهم به حُجَّةُ الله وانقطع احتجاجُهم، فلم يبقَ لهم أدنى عذرٍ وشبهةٍ يُدلون بها.
(70) ﴾ لِّيُنذِرَ مَن كَانَ حَيّٗا ﴿ "Supaya dia (Nabi Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup," maksudnya, yang hidup hatinya dan sadar. Dialah orang yang bisa menjadi baik di atas al-Qur`an ini dan bertambah ilmu dan amal darinya. Dan al-Qur`an bagi hatinya laksana hujan bagi tanah yang subur lagi bersih. ﴾ وَيَحِقَّ ٱلۡقَوۡلُ عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ ﴿ "Dan supaya pastilah ketetapan terhadap orang-orang kafir," karena hujjah Allah telah ditegakkan terhadap mereka dan protes mereka terputus, sehingga tidak ada sedikitpun alasan dan syubhat yang masih tersisa yang mereka miliki yang bisa mereka jadikan dalil.
Ayah: 71 - 73 #
{أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَا أَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُونَ (71) وَذَلَّلْنَاهَا لَهُمْ فَمِنْهَا رَكُوبُهُمْ وَمِنْهَا يَأْكُلُونَ (72) وَلَهُمْ فِيهَا مَنَافِعُ وَمَشَارِبُ أَفَلَا يَشْكُرُونَ (73)}.
"Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka menguasainya? Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka; maka sebagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagiannya mereka makan. Dan mereka memperoleh padanya manfaat-manfaat dan minuman. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?" (Yasin: 71-73).
#
{71 ـ 73} يأمُرُ تعالى العباد بالنظر إلى ما سَخَّر لهم من الأنعام وذلَّلها وجَعَلَهم مالكينَ لها مطاوعةً لهم في كلِّ أمرٍ يريدونَه منها، وأنَّه جعل لهم فيها منافعَ كثيرةً من حَمْلِهم وحَمْل أثقالِهِم ومحامِلِهم وأمْتِعَتِهم من محلٍّ إلى محلٍّ، ومن أكْلِهِم منها، وفيها دفءٌ، ومن أوبارِها وأصوافها وأشعارِها أثاثاً ومتاعاً إلى حينٍ، وفيها زينةٌ وجمالٌ وغيرُ ذلك من المنافع المشاهدة منها. {أفلا يشكرونَ} اللهَ تعالى الذي أنعم بهذه النعم، ويخلِصونَ له العبادةَ، ولا يتمتَّعون بها تمتُّعاً خالياً من العبرة والفكرة؟!
(71-73) Allah سبحانه وتعالى memerintah hamba-hambaNya untuk memperhatikan (merenungkan) kepada apa yang ditundukkan dan dipatuhkan oleh Allah سبحانه وتعالى kepada mereka, yaitu hewan ternak dan menjadikan mereka dapat memilikinya, dan hewan-hewan itu patuh kepada mereka pada setiap perintah yang mereka kehen-daki; dan bahwa sesungguhnya Allah menciptakan banyak manfaat pada hewan-hewan ternak itu untuk mereka, seperti untuk meng-angkut mereka, mengangkut barang-barang bawaan, harta benda dan barang-barang dagangan mereka dari satu tempat ke tempat lain, dan mereka juga dapat mengkonsumsi binatang-binatang ternak tersebut. Dan juga manfaat untuk kehangatan badan, dan dari kulit dan bulunya dapat dijadikan perabot dan alat-alat untuk kesenangan hingga waktu yang telah ditentukan. Dan padanya terdapat manfaat sebagai perhiasan dan keindahan dan berbagai manfaat lainnya yang sudah kita saksikan. ﴾ أَفَلَا يَشۡكُرُونَ ﴿ "Maka mengapakah mereka tidak bersyukur" kepada Allah سبحانه وتعالى yang telah me-ngaruniakan nikmat-nikmat tersebut dan tulus beribadah hanya kepadaNya, serta tidak menikmatinya dengan cara yang kosong dari ibrah dan fikrah (pelajaran dan penghayatan)?
Ayah: 74 - 75 #
{وَاتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ آلِهَةً لَعَلَّهُمْ يُنْصَرُونَ (74) لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَهُمْ وَهُمْ لَهُمْ جُنْدٌ مُحْضَرُونَ (75)}.
"Mereka mengambil sembahan-sembahan selain Allah agar mereka mendapat pertolongan. Berhala-berhala itu tidak dapat menolong mereka; Padahal berhala-berhala itu (bagaikan) tentara yang (akan) dihadirkan kepada mereka." (Yasin: 74-75).
#
{74 ـ 75} هذا بيانٌ لبطلان آلهة المشركين التي اتَّخذوها مع الله تعالى ورَجَوْا نَصْرَها وشَفْعَها؛ فإنها في غاية العجز. {لا يَسْتَطيعون نَصْرَهم}: ولا أنْفُسَهم يَنْصُرونَ: فإذا كانوا لا يستطيعون نَصْرَهم؛ فكيف يَنْصُرونَهم؟! والنصر له شرطانِ: الاستطاعةُ [والقدرةُ] ؛ فإذا استطاع: يبقى: هل يُريدُ نصرةً مِنْ عَبْدِه أم لا؟ فنفي الاستطاعةِ ينفي الأمرين كليهما. {وهم لهم جُندٌ محضَرون}؛ أي: محضَرون هم وهم في العذاب، ومتبرِّئٌ بعضُهم من بعض، أفلا تبرؤوا في الدنيا من عبادة هؤلاء وأخلصوا العبادةَ للذي بيدِهِ الملكُ والنفعُ والضرُّ والعطاءُ والمنعُ وهو الوليُّ النصيرُ؟!
(74-75) Ini adalah penjelasan tentang kepalsuan sembahan-sembahan kaum musyrikin yang mereka angkat (ambil) selain Allah سبحانه وتعالى, mereka harapkan pertolongan dan syafa'atnya. Sesungguhnya sembahan-sembahan tersebut benar-benar sangat rapuh, ﴾ لَا يَسۡتَطِيعُونَ نَصۡرَهُمۡ ﴿ "tidak dapat menolong mereka," dan bahkan mereka tidak dapat menolong diri mereka sendiri. Kalau mereka tidak mampu meno-long diri mereka sendiri, lalu bagaimana mereka akan menolong para penyembahnya?! Pertolongan itu harus memenuhi dua syarat, yaitu kemampuan dan (kuasa).[72] Apabila ia mampu, maka masih ada lagi syarat lain, yaitu apakah ia mau menolong penyembahnya atau tidak? Dengan demikian, penafian kemampuan menafikan dua hal ini sekaligus. ﴾ وَهُمۡ لَهُمۡ جُندٞ مُّحۡضَرُونَ ﴿ "Padahal berhala-berhala itu bagai tentara yang (akan) dihadirkan kepada mereka." Maksudnya, mereka akan dihadir-kan dan juga para penyembahnya di dalam satu siksaan, dan satu sama lain saling berlepas diri. Lalu kenapa mereka tidak berlepas diri di dunia dari penyembahan kepada sembahan-sembahan tersebut dan kemudian mengikhlaskan ibadah hanya kepada yang di TanganNya kerajaan, pemberian manfaat, mara bahaya, pem-berian rizki dan menahannya, yaitu Dia Yang Maha Pelindung lagi Maha Penolong.
Ayah: 76 #
{فَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ إِنَّا نَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ (76)}.
"Maka janganlah ucapan mereka menyedihkan kamu. Se-sungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan." (Yasin: 76).
#
{76} أي: فلا يَحْزُنْكَ يا أيُّها الرسولُ قول المكذِّبين، والمرادُ بالقول ما دلَّ عليه السياقُ، كلُّ قول يَقْدَحون فيه في الرسول أو فيما جاء به؛ أي: فلا تَشْغَلْ قَلْبَكَ بالحزن عليهم. {إنَّا نعلمُ ما يُسِرُّونَ وما يُعْلِنونَ}؛ فنجازِيهم على حسبِ عِلْمِنا بهم، وإلاَّ؛ فقولُهم لا يضرُّك شيئاً.
(76) Maksudnya, maka hendaknya jangan sampai ucapan orang-orang yang dustakan itu menjadikan kamu sedih, wahai Rasul. Yang dimaksud ucapan di sini adalah apa yang dimaksud oleh konteks ayat, yaitu setiap ucapan yang dengannya mereka mencemoohkan Rasulullah a, atau apa yang beliau bawa. Artinya, maka kamu jangan menyibukkan hatimu dengan rasa sedih ter-hadap mereka. ﴾ إِنَّا نَعۡلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعۡلِنُونَ ﴿ "Sesungguhnya Kami mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka nyatakan." Lalu Kami akan memberikan pembalasan kepada mereka sesuai dengan pengeta-huan Kami tentang mereka. Dan sesungguhnya ucapan mereka sama sekali tidak memudaratkanmu.
Ayah: 77 - 83 #
{أَوَلَمْ يَرَ الْإِنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ (77) وَضَرَبَ لَنَا مَثَلًا وَنَسِيَ خَلْقَهُ قَالَ مَنْ يُحْيِ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ (78) قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ (79) الَّذِي جَعَلَ لَكُمْ مِنَ الشَّجَرِ الْأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَا أَنْتُمْ مِنْهُ تُوقِدُونَ (80) أَوَلَيْسَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يَخْلُقَ مِثْلَهُمْ بَلَى وَهُوَ الْخَلَّاقُ الْعَلِيمُ (81) إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (82) فَسُبْحَانَ الَّذِي بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (83)}.
"Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air, maka tiba-tiba ia menjadi pe-nantang yang nyata! Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata, 'Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?' Katakanlah, 'Ia akan dihidupkan oleh Rabb yang menciptakan-nya kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk, yaitu Rabb yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan api dari kayu itu.' Tidakkah Rabb yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka yang sudah hancur itu? Benar. Dia berkuasa. Dan Dia-lah Maha Pencipta lagi Maha Me-ngetahui. Sesungguhnya perintahNya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, 'Jadilah!' Maka terjadilah ia. Maka Mahasuci (Dzat) Yang di TanganNya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepadaNya-lah kamu dikembalikan." (Yasin: 77-83).
Ayat-ayat mulia ini di dalamnya terdapat penjelasan tentang syubhat (kerancuan) orang-orang yang mengingkari kebangkitan sesudah mati dan jawaban terhadapnya dengan jawaban yang paling sempurna, paling baik, dan paling jelas.
#
{77} فقال تعالى: {أوَلَم يَرَ الإنسانُ}: المنكِرُ للبعث أو الشاكُّ فيه أمراً يفيدُه اليقينَ التامَّ بوقوعه، وهو ابتداءُ خلقِهِ {من نطفةٍ}، ثم تنقُّلُه في الأطوار شيئاً فشيئاً، حتى كبر وشبَّ وتمَّ عقلُه واستتبَّ؛ {فإذا هو خصيمٌ مبينٌ}: بعد أنْ كان ابتداءُ خلقِهِ من نطفةٍ؛ فلينظرِ التفاوتَ بين هاتين الحالتين، ولْيعلمْ أنَّ الذي أنشأه من العدم قادرٌ على أن يعيدَه بعدما تفرَّق وتمزَّق من باب أولى.
(77) Maka Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ أَوَلَمۡ يَرَ ٱلۡإِنسَٰنُ ﴿ "Dan apakah manusia tidak memperhatikan" yaitu manusia yang mengingkari kebangkitan atau ragu padanya, (memperhatikan) suatu perkara yang memberinya keyakinan sempurna kepada kepastiannya, yaitu awal mula penciptaannya ﴾ مِن نُّطۡفَةٖ ﴿ "dari setitik air," kemudian berubah-ubahnya dalam beberapa fase sedikit demi sedikit hingga menjadi besar dan menjadi anak remaja dan akalnya pun menjadi sempurna dan dewasa, ﴾ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٞ مُّبِينٞ ﴿ "lalu tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata," setelah sebelumnya penciptaannya dari setetes air. Cobalah perhatikan perbedaan antara dua kondisi ini. Dan hendaknya ia mengetahui bahwa yang telah menciptakannya dari ketiadaan itu lebih kuasa lagi mengulangi penciptaannya kembali setelah ia tercerai berai dan hancur luluh!
#
{78} {وضرب لنا مثلاً}: لا ينبغي لأحدٍ أن يضرِبَه، وهو قياسُ قدرةِ الخالق بقدرةِ المخلوق، وأنَّ الأمر المُسْتَبْعَدَ على قدرة المخلوق مُسْتَبْعَدٌ على قدرة الخالق، فَسَّرَ هذا المثل بقوله: {قال}: ذلك الإنسان: {مَن يُحيي العظامَ وهي رميمٌ}؛ أي: هل أحدٌ يحييها؟ استفهام إنكارٍ؛ أي: لا أحَدَ يُحييها بعدما بَلِيَتْ وتلاشَتْ. هذا وجهُ الشبهة والمثل، وهو أنَّ هذا أمرٌ في غاية البعدِ على ما يُعْهَدُ من قدرةِ البشر، وهذا القولُ الذي صَدَرَ من هذا الإنسان غفلةٌ منه ونسيانٌ لابتداء خلقِهِ؛ فلو فَطِنَ لِخَلْقِهِ بعد أن لم يكن شيئاً مذكوراً، فوُجِد عياناً؛ لم يضرِبْ هذا المثل.
(78) ﴾ وَضَرَبَ لَنَا مَثَلٗا ﴿ "Dan dia membuat perumpamaan bagi Kami," yang tidak pantas bagi siapa pun untuk membuatnya, yaitu meng-analogikan kekuasaan sang Pencipta dengan kekuasaan makhluk, yaitu bahwa perkara yang tidak mungkin bagi kekuasaan makhluk juga tidak mungkin bagi kekuasaan Pencipta. Allah mengurai pe-rumpamaan tersebut dengan perkataanNya, ﴾ قَالَ ﴿ "ia berkata," mak-sudnya, orang (yang mengingkari) itu berkata, ﴾ مَن يُحۡيِ ٱلۡعِظَٰمَ وَهِيَ رَمِيمٞ ﴿ "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?" Maksudnya, apakah seseorang bisa menghidupkannya? Ini adalah bentuk pertanyaan menyangkal. Maka artinya, tidak akan ada seseorang pun yang dapat menghidupkannya setelah ia hancur luluh dan binasa. Inilah sisi keserupaan dan perumpamaannya. Yakni bahwa hal itu merupakan perkara yang sangat tidak mungkin (mustahil) berdasarkan kelaziman kemampuan manusia. Ucapan yang muncul dari manusia seperti ini adalah merupakan ketidak-sadaran dari-nya dan kelupaannya terhadap awal mula penciptaannya. Kalau saja ia menyadari akan penciptaannya setelah sebelumnya ia tidak pernah menjadi sesuatu apa pun yang bisa disebut, lalu kemudian menjadi ada secara kasat mata, tentu ia tidak akan memberikan perumpamaan ini!
#
{79} فأجاب تعالى عن هذا الاستبعادِ بجوابٍ شافٍ كافٍ، فقال: {قُلْ يُحْييها الذي أنشَأها أوَّلَ مَرَّةٍ}: وهذا بمجرَّدِ تصوُّرِهِ يعلم به علماً يقيناً لا شبهةَ فيه أنَّ الذي أنشأها أوَّلَ مرةٍ قادرٌ على الإعادةِ ثاني مرةٍ، وهو أهونُ على القدرةِ إذا تصوَّره المتصوِّر. {وهو بكلِّ خلقٍ عليمٌ}: هذا أيضاً دليلٌ ثانٍ من صفاتِ الله تعالى، وهو أنَّ علمه تعالى محيطٌ بجميع مخلوقاتِهِ في جميع أحوالِها في جميع الأوقات، ويَعْلَمُ ما تَنْقُصُ الأرضُ من أجسادِ الأمواتِ وما يبقى، ويعلمُ الغيبَ والشهادة؛ فإذا أقرَّ العبدُ بهذا العلم العظيم؛ علم أنَّه أعظمُ وأجلُّ من إحياء اللَّه الموتى من قبورِهم.
(79) Kemudian Allah سبحانه وتعالى menjawab anggapan tidak mungkin tersebut dengan jawaban yang sangat memuaskan, seraya berfir-man, ﴾ قُلۡ يُحۡيِيهَا ٱلَّذِيٓ أَنشَأَهَآ أَوَّلَ مَرَّةٖۖ ﴿ "Katakanlah, 'Ia akan dihidupkan oleh Rabb yang menciptakannya kali yang pertama'." Yang demikian itu, hanya dengan merenungkannya (saja) seseorang pasti tahu dengan yakin, tanpa ada syubhat sedikitpun bahwa yang telah menciptakan-nya pada kali yang pertama itu kuasa untuk mengulangi pencipta-annya untuk kali yang kedua, dan ini lebih mudah bagi kekuasaan-Nya apabila direnungkan oleh orang yang mau merenungkan. ﴾ وَهُوَ بِكُلِّ خَلۡقٍ عَلِيمٌ ﴿ "Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk." Ini juga dalil yang kedua yang bersumber dari sifat-sifat Allah سبحانه وتعالى, yaitu bahwa ilmu Allah سبحانه وتعالى meliputi segala makhlukNya dalam seluruh kondisinya sepanjang waktu dan apa yang masih tersisa; dan Dia mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Apabila seorang manusia telah mengakui ilmu yang luar biasa ini, maka niscaya dia tahu bahwasanya ia lebih agung dan lebih tinggi dari hanya sekedar menghidupkan kembali orang-orang mati dari dalam kubur.
#
{80} ثم ذَكَرَ دليلاً ثالثاً، فقال: {الذي جَعَلَ لكم من الشَّجَرِ الأخضرِ ناراً فإذا أنتُم منه توقِدونَ}: فإذا أخرجَ النار اليابسة من الشجر الأخضرِ الذي هو في غاية الرُّطوبة مع تضادِّهما وشدَّة تخالُفِهما؛ فإخْراجُهُ الموتى من قبورِهِم مثلُ ذلك.
(80) Kemudian Allah mengemukakan dalil ketiga, seraya berfirman, ﴾ ٱلَّذِي جَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلشَّجَرِ ٱلۡأَخۡضَرِ نَارٗا فَإِذَآ أَنتُم مِّنۡهُ تُوقِدُونَ ﴿ "Yaitu Rabb yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan api dari kayu itu." Apabila Dia mampu mengeluarkan api yang kering dari pohon yang hijau yang masih sangat basah, pa-dahal sangat berlawanan dan sangat kontras, maka mengeluarkan kembali orang-orang yang mati dari kuburnya juga adalah seperti itu.
#
{81} ثم ذكر دليلاً رابعاً، فقال: {أوَ لَيْسَ الذي خلقَ السمواتِ والأرضَ}: على سعتهما وعظمهما {بقادرٍ على أن يَخْلُقَ مثلَهم}؛ أي: أن يعيدَهم بأعيانهم {بلى}: قادرٌ على ذلك؛ فإنَّ خَلْقَ السماواتِ والأرض أكبرُ من خَلْقِ الناس. {وهو الخلاَّقُ العليمُ}: وهذا دليلٌ خامسٌ؛ فإنَّه تعالى الخلاقُ الذي جميع المخلوقات؛ متقدِّمها ومتأخِّرها، صغيرها وكبيرها؛ كلُّها أثرٌ من آثار خلقِهِ وقدرتِهِ، وأنَّه لا يستعصي عليه مخلوقٌ أراد خَلْقَه؛ فإعادتُهُ للأموات فردٌ من أفراد آثارِ خلقِهِ.
(81) Kemudian Allah menyebutkan dalil yang keempat, seraya berfirman, ﴾ أَوَلَيۡسَ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ ﴿ "Tidakkah Rabb yang menciptakan langit dan bumi" yang begitu luas dan besar ini ﴾ بِقَٰدِرٍ عَلَىٰٓ أَن يَخۡلُقَ مِثۡلَهُمۚ ﴿ "berkuasa menciptakan kembali jasad-jasad mereka?" Mak-sudnya, Dia akan mengembalikan mereka dengan raga mereka. ﴾ بَلَىٰ ﴿ "Benar," Dia kuasa melakukan itu! Sebab penciptaan langit dan bumi itu lebih besar daripada penciptaan manusia. ﴾ وَهُوَ ٱلۡخَلَّٰقُ ٱلۡعَلِيمُ ﴿ "Dan Dia-lah Maha Pencipta lagi Maha Menge-tahui." Ini adalah dalil kelima. Yaitu bahwa sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى Maha Pencipta semua makhluk, dalam proses awalnya dan kemu-diannya, yang kecil dan yang besarnya. Semuanya adalah bekas (tanda) dari bekas-bekas penciptaan dan kekuasaanNya, dan se-sungguhnya tidak ada satu pun makhluk yang sulit bagiNya apa-bila Dia berkehendak menciptakannya. Jadi, menciptakan kembali orang-orang yang sudah mati merupakan salah satu dari bentuk bekas ciptaanNya.
#
{82} ولهذا قال: {إنَّما أمرُهُ إذا أراد شيئاً}: نكرةٌ في سياق الشرط فَتَعُمُّ كلَّ شيءٍ، {أن يقولَ له كُن فيكونُ}؛ أي: في الحال من غير تمانع.
(82) Maka dari itu Dia berfirman, ﴾ إِنَّمَآ أَمۡرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيۡـًٔا ﴿ "Se-sungguhnya perintahNya apabila Dia menghendaki sesuatu." (شَيْئًا) adalah kata nakirah (indifinit) dalam konteks syarat, maka maknanya men-cakup segala sesuatu. ﴾ أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ ﴿ "Hanyalah berkata kepadanya, 'Jadilah!' maka terjadilah ia." Maksudnya: Terjadi pada saat itu juga tanpa ada jeda waktu atau penghalang.
#
{83} {فسبحانَ الذي بيدِهِ مَلَكوتُ كُلِّ شيءٍ}: وهذا دليلٌ سادسٌ؛ فإنَّه تعالى هو الملِكُ المالكُ لكلِّ شيءٍ؛ الذي جميعُ ما سكن في العالم العلويِّ والسفليِّ مُلْكٌ له وعبيدٌ مسخَّرون مدبَّرون، يَتَصَرَّفُ فيهم بأقدارِهِ الحكميَّة وأحكامِهِ الشرعيَّة وأحكامِهِ الجزائيَّة؛ فإعادتُه إيَّاهم بعد موتِهِم لينفذَ فيهم حكم الجزاء من تمام ملكِهِ، ولهذا قال: {وإليه تُرْجَعونَ}: من غير امتراءٍ ولا شكٍّ؛ لتواتُرِ البراهين القاطعةِ والأدلَّةِ الساطعةِ على ذلك. فتبارك الذي جَعَلَ في كلامِهِ الهدى والشفاء والنور.
(83) ﴾ فَسُبۡحَٰنَ ٱلَّذِي بِيَدِهِۦ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيۡءٖ ﴿ "Maka Mahasuci Allah yang di TanganNya kekuasaan atas segala sesuatu." Ini adalah dalil keenam. Sebab sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى adalah Maharaja lagi Maha Pemilik segala sesuatu, yang semua apa yang tinggal di alam atas dan alam bawah adalah milikNya, hamba yang ditundukkan lagi dikendali-kan, Dia berbuat apa saja terhadap mereka berdasarkan ketetapan-ketetapanNya yang bersifat kebijaksanaan dan hukum-hukumnya yang bersifat syar'i serta yang bersifat jaza`i (balasan). Maka peng-hidupan kembali orang-orang yang sudah mati untuk member-lakukan hukum balasanNya terhadap mereka merupakan bagian dari kesempurnaan kemaharajaanNya. Maka dari itu Allah berfir-man, ﴾ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ ﴿ "Dan kepadaNya-lah kamu dikembalikan," tidak bisa diragukan dan tidak pula bisa dielakkan lagi karena sudah sangat banyak argumen-argumen yang pasti (telak) dan dalil-dalil yang tegas yang membuktikan semua itu. Maka Mahasuci Allah yang telah menjadikan petunjuk, penawar, dan cahaya di dalam Firman-Nya.
Selesailah tafsir surat Yasin. Maka segala puji bagi Allah سبحانه وتعالى sebagaimana mestinya yang sesuai dengan kebesaranNya, bagiNya segala sanjungan sebagai-mana pantas bagi kesempurnaanNya, dan hanya bagiNya-lah kemu-liaan sebagaimana tuntutan keaguangan dan kebesaranNya. Semoga shalawat dan salam Dia limpahkan kepada Nabi Muhammad a.