TAFSIR SURAT FATHIR
( Pencipta )
TAFSIR SURAT FATHIR
( Pencipta )
Makkiyah
{الْحَمْدُ لِلَّهِ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَاعِلِ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا أُولِي أَجْنِحَةٍ مَثْنَى وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ يَزِيدُ فِي الْخَلْقِ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (1) مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلَا مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلَا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (2)}.
"Segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi, Yang men-jadikan malaikat sebagai utusan-utusan yang mempunyai sayap-sayap, ada yang dua, tiga dan empat buah. Allah menambahkan pada ciptaanNya apa yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya, dan apa saja yang ditahan oleh Allah, maka tidak ada seorang pun yang sanggup untuk melepaskannya sesu-dah itu. Dan Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."
(Fathir: 1-2).
#
{1} يمدح [اللَّه] تعالى نفسه الكريمة المقدَّسةَ على خلقهِ السماواتِ والأرضَ وما اشتَمَلَتا عليه من المخلوقات؛ لأنَّ ذلك دليلٌ على كمال قدرتِهِ وسَعة ملكِهِ وعموم رحمتِهِ وبديع حكمته وإحاطةِ علمه. ولمَّا ذَكَرَ الخلقَ؛ ذَكَرَ بعده ما يتضمَّنُ الأمر، وهو أنه جعل {الملائكةَ رسلاً}: في تدبيرِ أوامرِهِ القدريَّة ووسائطَ بينَه وبين خلقِهِ في تبليغ أوامره الدينيَّة. وفي ذِكْرِهِ أنَّه جعل الملائكة رسلاً ولم يستثنِ منهم أحداً دليلٌ على كمال طاعتهم لربِّهم وانقيادِهِم لأمرِهِ؛ كما قال تعالى: {لا يعصونَ الله ما أمَرَهم ويفعلون ما يُؤمرون}. ولما كانت الملائكةُ مدبِّراتٍ بإذن الله ما جَعَلَهم الله موكَّلين فيه؛ ذَكَرَ قُوَّتَهم على ذلك وسرعة سيرِهِم؛ بأن جَعَلَهم {أولي أجنحةٍ}: تطير بها فتسرعُ بتنفيذ ما أمرت به، {مثنى وثلاث ورباع}؛ أي: منهم من له جناحان وثلاثة وأربعة بحسب ما اقتضتْه حكمتُه. {يزيدُ في الخَلْقِ ما يشاءُ}؛ أي: يزيد بعضَ مخلوقاتِهِ على بعض في صفة خلقِها وفي القوَّة وفي الحسن وفي زيادة الأعضاء المعهودةِ وفي حسن الأصوات ولذَّةِ النغماتِ. {إنَّ الله على كلِّ شيءٍ قديرٌ}: فقدرتُه تعالى تأتي على ما يشاؤه، ولا يستعصي عليها شيءٌ، ومن ذلك زيادة مخلوقاتِهِ بعضها على بعض.
(1) Allah سبحانه وتعالى memuji DiriNya sendiri Yang Mahamulia lagi Mahasuci karena penciptaanNya terhadap langit dan bumi serta berbagai macam makhluk yang ada pada keduanya; karena itu adalah bukti
(dalil) kesempurnaan KuasaNya, keluasan kerajaan-Nya, keluasan rahmatNya, keindahan hikmah dan ilmuNya yang meliputi
(segala sesuatu).
Dan setelah Allah menjelaskan tentang penciptaan, berikut-nya Allah menjelaskan apa yang berkaitan dengan perintahNya, yaitu Dia menjadikan ﴾ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ رُسُلًا
﴿ "malaikat sebagai utusan-utusan" di dalam mengatur perintah-perintahNya yang bersifat taqdiri dan sebagai perantara antara Allah dengan manusia di dalam me-nyampaikan perintah-perintahNya yang bersifat syar'i.
Di dalam penjelasan bahwa Dia menjadikan malaikat-malaikat sebagai utusan-utusan, Allah tidak memberikan pengecualian ter-hadap seorang pun di antara mereka, dan ini sekaligus merupakan satu dalil (bukti) yang menunjukkan totalitas kepatuhan mereka kepada Rabb, Allah سبحانه وتعالى, dan ketundukan mereka kepada perintah-perintahNya, sebagaimana Allah Firmankan,
﴾ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ 6
﴿
"Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintah-kanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (at-Tahrim: 6).
Oleh karena para malaikat itu adalah para pelaksana –berda-sarkan izin Allah– melakukan hal-hal yang ditugaskanNya kepada mereka, maka Allah menjelaskan kemampuan mereka untuk mela-kukannya, dan betapa sangat cepatnya perjalanan mereka, di mana Allah menjadikan di antara mereka mereka, ﴾ أُوْلِيٓ أَجۡنِحَةٖ
﴿ "mempunyai sayap-sayap" yang dengannya mereka bisa terbang dan segera me-laksanakan apa saja yang diperintahkan kepadanya, ﴾ مَّثۡنَىٰ وَثُلَٰثَ وَرُبَٰعَۚ
﴿ "ada yang memiliki dua, tiga dan empat buah," maksudnya: Di antara mereka ada yang mempunyai dua sayap, ada yang tiga dan ada juga yang empat, masing-masing sesuai dengan tuntutan hikmah Allah سبحانه وتعالى.
﴾ يَزِيدُ فِي ٱلۡخَلۡقِ مَا يَشَآءُۚ
﴿ "Dia menambahkan pada ciptaanNya apa yang dikehendakiNya." Maksudnya, memberikan kelebihan kepada se-bagian makhlukNya atas sebagian yang lain dalam bentuk pencip-taannya, kekuatannya, keindahannya, tambahan anggota badan melebihi yang biasanya, kemerduan suaranya, dan dalam kebagusan nadanya.
﴾ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ﴿ "Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." Maka dari itu Kuasa Allah berlaku menurut apa yang Dia kehendaki, tidak ada sesuatu apa pun yang menjadi sulit bagiNya; yang di antaranya adalah memberikan kelebihan kepada sebagian makhlukNya atas sebagian yang lain.
#
{2} ثم ذَكَرَ انفرادَه تعالى بالتدبيرِ والعطاء والمنع، فقال: {ما يَفْتَحِ اللهُ للناس من رحمةٍ فلا مُمْسِكَ لها وما يُمْسِكْ}: من رحمتِهِ عنهم {فلا مرسلَ له من بعدِهِ}: فهذا يوجب التعلُّقَ بالله تعالى والافتقارَ إليه من جميع الوجوه، وأنْ لا يُدعى إلاَّ هو ولا يُخاف ويُرجى إلاَّ هو. {وهو العزيز}: الذي قَهَرَ الأشياءَ كلَّها. {الحكيمُ}: الذي يضع الأشياءَ مواضِعَها، ويُنْزِلُها منازلها.
(2) Kemudian Allah menjelaskan bahwa hanya Dia yang mengatur, memberi, dan menahan
(tidak memberi), seraya ber-firman, ﴾ مَّا يَفۡتَحِ ٱللَّهُ لِلنَّاسِ مِن رَّحۡمَةٖ فَلَا مُمۡسِكَ لَهَاۖ وَمَا يُمۡسِكۡ
﴿ "Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah" dari mereka berupa bagian dari rahmatNya, ﴾ فَلَا مُرۡسِلَ لَهُۥ مِنۢ بَعۡدِهِۦۚ
﴿ "maka tidak ada seorang pun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu." Hal ini mengharuskan ketergantungan kepada Allah سبحانه وتعالى dan butuh kepadaNya dari segala sisi, dan mengharuskan tidak ada yang dimohon selain Dia, tidak ditakuti, dan tidak pula diharapkan kecuali Dia. ﴾ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ
﴿ "Dan Dia-lah Yang Mahaperkasa" Yang menun-dukkan dan menguasai segala sesuatu, ﴾ ٱلۡحَكِيمُ ﴿ "lagi Mahabijaksana," Yang meletakkan segala sesuatu pada tempat-tempatnya yang semestinya dan mendudukkannya pada kedudukannya masing-masing.
{يَاأَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ (3) وَإِنْ يُكَذِّبُوكَ فَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ (4)}.
"Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Ada-kah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rizki kepada kamu dari langit dan dari bumi? Tidak ada sembahan yang haq melainkan Dia; maka mengapakah kamu berpaling? Dan jika mereka mendustakan kamu, maka sungguh telah didustakan pula rasul-rasul sebelum kamu. Dan hanya kepada Allah-lah dikembali-kan segala urusan."
(Fathir: 3-4).
#
{3} يأمرُ تعالى جميع الناس أن يَذْكُروا نعمتَه عليهم، وهذا شاملٌ لِذِكْرِها بالقلب اعترافاً وباللسان ثناءً وبالجوارح انقياداً، فإنَّ ذِكْرَ نعمِهِ تعالى داع لشكرِهِ. ثم نَبَّههم على أصول النِّعم، وهي الخلق والرزق، فقال: {هل من خالق غيرُ الله يرزُقُكم من السماءِ والأرض}: ولما كان من المعلوم أنَّه ليس أحدٌ يَخْلُقُ ويرزقُ إلاَّ الله؛ نتج من ذلك أنْ كان ذلك دليلاً على ألوهيَّته وعبوديَّته، ولهذا قال: {لا إله إلاَّ هو فأنَّى تؤفَكونَ}؛ أي: تُصْرَفون من عبادةِ الخالق الرازق لعبادةِ المخلوق المرزوق.
(3) Allah سبحانه وتعالى memerintah seluruh manusia untuk mengingat nikmatNya atas mereka. Ini mencakup mengingat nikmat dengan hati sebagai bentuk pengakuan, dengan lisan sebagai bentuk pujian, dan dengan seluruh anggota tubuh dalam bentuk ketundukan. Sebab, sesungguhnya mengingat nikmat-nikmat Allah سبحانه وتعالى itu bisa memotivasi diri untuk bersyukur kepadaNya.
Kemudian Allah سبحانه وتعالى mengingatkan mereka akan pokok-pokok kenikmatan, yaitu bahwa mereka diciptakan dan diberikan rizki, seraya berfirman, ﴾ هَلۡ مِنۡ خَٰلِقٍ غَيۡرُ ٱللَّهِ يَرۡزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِۚ
﴿ "Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rizki kepada kamu dari langit dan dari bumi?" Oleh karena sudah dimaklumi bahwa tidak ada satu pun yang dapat menciptakan dan memberikan rizki kecuali Allah, maka hal ini menjadi bukti (dalil) akan ke-Tuhan-anNya dan ke-berhakanNya untuk disembah. Maka dari itu Dia berfirman, ﴾ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۖ فَأَنَّىٰ تُؤۡفَكُونَ ﴿ "Tidak ada sembahan yang haq melainkan Dia; maka mengapakah kamu berpaling?" Maksudnya, mengapa kalian berpaling dari peribadatan kepada Sang Pencipta lagi Pemberi rizki kepada peribadatan kepada makhluk yang justru
(sama dengan kalian) diberi rizki.
#
{4} {وإن يُكَذِّبوكَ}: يا أيُّها الرسولُ؛ فلك أسوةٌ بمن قبلَكَ من المرسلين؛ {فقد كُذِّبَتْ رسلٌ من قبلِكَ}: فأُهْلِكَ المكذِّبون، ونَجَّى الله الرسل وأتباعهم. {وإلى اللهِ تُرجع الأمورُ}.
(4) ﴾ وَإِن يُكَذِّبُوكَ
﴿ "Dan jika mereka mendustakan kamu" wahai Rasul, maka kamu mempunyai suri teladan dari para Rasul sebe-lum kamu, ﴾ فَقَدۡ كُذِّبَتۡ رُسُلٞ مِّن قَبۡلِكَۚ
﴿ "maka sungguh telah didustakan pula rasul-rasul sebelum kamu." Kemudian orang-orang yang mendusta-kan itu pun dibinasakan, dan Allah menyelamatkan para rasul tersebut beserta para pengikutnya.
﴾ وَإِلَى ٱللَّهِ تُرۡجَعُ ٱلۡأُمُورُ ﴿ "Dan hanya kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan."
{يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ (5) إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ (6) الَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ (7)}.
"Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah setan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh, karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. Orang-orang yang kafir, bagi mereka azab yang keras. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, bagi mereka ampunan dan pahala yang besar."
(Fathir: 5-7)
#
{5 ـ 6} يقول تعالى: {يا أيُّها الناس إنَّ وعدَ الله}: بالبعث والجزاء على الأعمال {حقٌّ}؛ أي: لا شكَّ فيه ولا مريةَ ولا تردُّد، قد دلَّت على ذلك الأدلة السمعية والبراهين العقلية، فإذا كان وعدُهُ حقًّا؛ فتهيَّؤوا له وبادِروا أوقاتَكم الشريفةَ بالأعمال الصالحة ولا يَقْطَعْكُم عن ذلك قاطعٌ. {فلا تَغُرَّنَّكُمُ الحياةُ الدُّنيا}: بلذَّاتِها وشهواتِها ومطالبِها النفسيَّة، فتُلهيكم عما خُلقتم له، {ولا يَغُرَّنَّكُم بالله الغَرورُ}: الذي هو الشيطانُ، الذي هو عدوُّكم في الحقيقة. {فاتَّخِذوه عَدُوًّا}؛ أي: لتكن منكم عداوته على بالٍ، ولا تُهملوا محاربته كلَّ وقتٍ؛ فإنَّه يراكم وأنتم لا تَرَوْنَه، وهو دائماً لكم بالمرصاد. {إنَّما يَدْعو حِزْبَه ليكونوا من أصحابِ السعيرِ}: هذا غايتُه ومقصودُه مِمَّنْ تَبِعَهُ أن يُهانَ غاية الإهانة بالعذاب الشديد.
(5-6) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ
﴿ "Hai manusia, se-sungguhnya janji Allah" akan adanya kebangkitan dan pembalasan terhadap amal perbuatan ﴾ حَقّٞۖ
﴿ "adalah benar adanya." Maksudnya: Tidak ada keraguan, kebimbangan ataupun ketidakpastian pada-nya. Hal ini telah dibuktikan oleh berbagai dalil sam'i (wahyu) dan berbagai argumen aqli (logis). Jika janjiNya adalah benar, maka bersiap-siaplah untuk menghadapinya dan pergunakanlah segera waktu-waktu kalian yang sangat berharga itu untuk beramal shalih, dan jangan sekali-kali ada yang menghalangi kalian dari yang demikian.
﴾ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا
﴿ "Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu" dengan segala kelezatan dan kegemerlapan-nya serta segala tuntutannya, sehingga melalaikan kalian dari tujuan kalian diciptakan, ﴾ وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِٱللَّهِ ٱلۡغَرُورُ
﴿ "dan sekali-kali janganlah setan yang pandai menipu memperdayakan kamu tentang Allah" yaitu setan, musuh kalian yang sesungguhnya, ﴾ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّاۚ
﴿ "maka anggap-lah ia musuh." Maksudnya: Hendaknya permusuhan setan terhadap kalian menjadi perhatian, dan jangan kalian meremehkan serangan-nya yang biasa terjadi setiap waktu, sebab dia bisa melihat kalian sedangkan kalian tidak dapat melihatnya, dan dia selalu mengintai kalian.
﴾ إِنَّمَا يَدۡعُواْ حِزۡبَهُۥ لِيَكُونُواْ مِنۡ أَصۡحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ ﴿ "Karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala." Inilah maksud dan yang diinginkannya dari siapa saja yang mengikutinya, yaitu dihinakan sehina-hinanya dengan azab yang sangat dahsyat.
#
{7} ثم ذكر أنَّ الناس انقسموا بحسب طاعة الشيطان وعدمِها إلى قسمين، وذَكَرَ جزاءَ كلٍّ منهما، فقال: {الذين كفروا}؛ أي: جحدوا ما جاءتْ به الرسلُ ودلَّت عليه الكتبُ {لهم عذابٌ شديدٌ}: في نار جهنَّم، شديدٌ في ذاتِهِ ووصفِهِ، وأنَّهم خالدون فيها أبداً، {والذين آمنوا}: بقلوبِهِم بما دعا الله إلى الإيمان به، {وعملوا} ـ بمقتضى ذلك الإيمان بجوارِحِهم ـ الأعمالَ الصالحةَ {لهم مغفرةٌ}: لذُنوبهم، يزولُ بها عنهم الشرُّ والمكروه، {وأجرٌ كبيرٌ}: يحصُلُ به المطلوبُ.
(7) Kemudian Allah menjelaskan bahwa manusia, dilihat dari
(sudut pandang) patuh dan tidaknya kepada setan terbagi menjadi dua golongan. Lalu Allah menyebutkan balasan masing-masing golongan, seraya berfirman, ﴾ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ
﴿ "Orang-orang yang kafir" yang mengingkari apa yang dibawa oleh para rasul dan di-jelaskan oleh kitab-kitab suci, ﴾ لَهُمۡ عَذَابٞ شَدِيدٞۖ
﴿ "bagi mereka azab yang keras" di dalam Neraka Jahanam; sangat dahsyat keadaan dan sifat-sifatnya, dan mereka kekal abadi di dalamnya selama-lamanya. ﴾ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
﴿ "Dan orang-orang yang beriman" dengan hati mereka kepada hal-hal yang Allah serukan untuk diimani, ﴾ وَعَمِلُواْ
﴿ "dan mengerjakan," dengan anggota badan mereka, amal-amal shalih sesuai dengan konsekwensi iman tersebut ﴾ لَهُم مَّغۡفِرَةٞ
﴿ "bagi mereka ampunan" terhadap dosa-dosa mereka, yang dengannya keburukan dan segala hal yang tidak diinginkan menjadi hilang dari mereka ﴾ وَأَجۡرٞ كَبِيرٌ ﴿ "dan pahala yang besar," yang dengannya segala hal yang diinginkan pasti tercapai.
{أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَ (8)}.
"Maka apakah orang yang dijadikan menganggap baik pe-kerjaannya yang buruk lalu ia meyakini pekerjaan itu baik? Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendakiNya dan menunjuki siapa yang dikehendakiNya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."
(Fathir: 8).
#
{8} يقولُ تعالى: {أفَمَن زُيِّنَ له}: عملُه السيئ القبيح، زيَّنه له الشيطانُ وحسَّنه في عينِهِ ، {فرآه حسناً}؛ أي: كمن هداه الله إلى الصراطِ المستقيم والدين القويم؛ فهل يستوي هذا وهذا؟! فالأول عمل السيئ، ورأى الحقَّ باطلاً والباطل حقًّا، والثاني عمل الحسنَ ورأى الحقَّ حقًّا والباطل باطلاً، ولكن الهداية والإضلال بيدِ الله تعالى. {فإنَّ الله يُضِلُّ مَن يشاءُ ويَهْدي مَن يشاءُ فلا تَذْهَبْ نفسُك عليهم}؛ أي: على الضالِّين الذين زُيِّنَ لهم سوءُ أعمالِهِم، وصدَّهُم الشيطانُ عن الحقِّ {حسراتٍ}: فليس عليك إلاَّ البلاغُ، وليس عليك مِن هداهم شيءٌ، والله هو الذي يُجازيهم بأعمالهم. {إنَّ الله عليمٌ بما يصنعونَ}.
(8) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ أَفَمَن زُيِّنَ لَهُۥ
﴿ "Maka apakah orang yang dijadikan menganggap baik" pekerjaannya yang buruk lagi keji, yang dihiasi dan diperbagus oleh setan dalam pandangan matanya, ﴾ فَرَءَاهُ حَسَنٗاۖ
﴿ "lalu ia meyakini pekerjaan itu baik." Yakni, seperti orang yang diberi hidayah oleh Allah kepada jalan yang lurus dan Agama yang benar; apakah sama yang ini dengan yang itu?! Yang pertama melakukan amal keburukan dan memandang yang haq itu batil, sedangkan yang batil itu haq, dan orang yang kedua melakukan kebaikan dan melihat yang haq adalah haq dan yang batil adalah batil. Namun, pemberian hidayah dan penyesatan itu hanya ada di Tangan Allah سبحانه وتعالى, ﴾ فَإِنَّ ٱللَّهَ يُضِلُّ مَن يَشَآءُ وَيَهۡدِي مَن يَشَآءُۖ فَلَا تَذۡهَبۡ نَفۡسُكَ عَلَيۡهِمۡ
﴿ "maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendakiNya dan me-nunjuki siapa yang dikehendakiNya; maka janganlah dirimu binasa ter-hadap mereka," yakni terhadap orang-orang yang sesat di mana perbuatan-perbuatan buruk mereka pandang baik dan mereka dihalang-halangi oleh setan dari yang haq, ﴾ حَسَرَٰتٍۚ
﴿ "karena kese-dihan." Hal itu karena kewajibanmu hanyalah menyampaikan, dan sedikitpun kamu tidak berwenang memberi petunjuk kepada mereka, dan Allah-lah yang akan memberikan pembalasan kepada mereka atas amal perbuatan mereka. ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمُۢ بِمَا يَصۡنَعُونَ ﴿ "Sesungguh-nya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."
{وَاللَّهُ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَسُقْنَاهُ إِلَى بَلَدٍ مَيِّتٍ فَأَحْيَيْنَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا كَذَلِكَ النُّشُورُ (9)}.
"Dan Allah-lah yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu ke suatu negeri yang mati lalu Kami hidupkan bumi setelah kematiannya dengan hujan itu. Demikianlah kebangkitan itu."
(Fathir: 9).
#
{9} يخبر تعالى عن كمال اقتدارِهِ وسَعَة جودِهِ وأنَّه {أرسلَ الرياحَ فتُثير سحاباً فسُقْناه إلى بلدٍ مَيِّتٍ}: فأنزله الله عليها، {فأحْيَيْنا به الأرض بعدَ موتها}: فحييتِ البلادُ والعبادُ، وارتزقت الحيواناتُ، ورَتَعَتْ في تلك الخيرات، {كذلك}: الذي أحيا الأرض بعد موتها ينشر الأمواتَ من قبورهم بعدما مزَّقَهم البلاء، فيسوقُ إليهم مطراً كما ساقه إلى الأرض الميتة، فينزِلُه عليهم، فتحيا الأجساد والأرواح من القبور، فيأتون للقيام بين يدي الله، ليحكم بينهم ويَفْصِلَ بحكمِهِ العدل.
(9) Allah سبحانه وتعالى menginformasikan tentang kemahasempurnaan KuasaNya dan kemahaluasan belas kasihNya, dan sesungguhnya Dia-lah ﴾ أَرۡسَلَ ٱلرِّيَٰحَ فَتُثِيرُ سَحَابٗا فَسُقۡنَٰهُ إِلَىٰ بَلَدٖ مَّيِّتٖ
﴿ "yang mengirimkan angin; lalu angin itu menggerakkan awan, maka Kami halau awan itu ke suatu negeri yang mati" kemudian Allah menurunkannya di atasnya ﴾ أَرۡسَلَ ٱلرِّيَٰحَ فَتُثِيرُ سَحَابٗا فَسُقۡنَٰهُ إِلَىٰ بَلَدٖ مَّيِّتٖ
﴿ "lalu Kami hidupkan bumi setelah kematiannya dengan hujan itu" maka hiduplah daerah tersebut dan juga para penghuni-nya, hewan-hewan pun mendapat makanan dan berkeliaran di ladang-ladang rumput itu.
﴾ كَذَٰلِكَ ﴿ "Demikianlah," Allah Yang telah menghidupkan bumi setelah kematiannya, akan menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati dari dalam kuburnya; maka kelak mereka akan datang untuk menghadap Allah, supaya Dia memberikan kepu-tusan di antara mereka dan menetapkan keputusan dengan kepu-tusan hukum yang adil.
{مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ وَالَّذِينَ يَمْكُرُونَ السَّيِّئَاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَكْرُ أُولَئِكَ هُوَ يَبُورُ (10)}.
"Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka hanya milik Allah kemuliaan itu semuanya. KepadaNya-lah naiknya perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih yang dinaik-kanNya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras, dan rencana jahat mereka akan hancur."
(Fathir: 10).
#
{10} أي: يا مَن يُريد العزَّةَ! اطْلُبْها ممَّنْ هي بيدِهِ؛ فإنَّ العزَّة بيد اللَّه، ولا تُنال إلاَّ بطاعتِهِ، وقد ذَكَرَها بقولِهِ: {إليه يصعدُ الكلمُ الطيِّبُ}: من قراءة وتسبيح وتحميدٍ وتهليل وكل كلام حسنٍ طيِّبٍ، فيرُفع إلى الله، ويُعرضُ عليه، ويُثني الله على صاحبه بين الملأ الأعلى، {والعملُ الصالح}: من أعمال القلوب وأعمال الجوارح {يرفَعُهُ}: الله تعالى إليه أيضاً كالكلم الطيب. وقيل: والعمل الصالحُ يرفَعُ الكلمَ الطَّيِّبَ؛ فيكون رفع الكلم الطيب بحسب أعمال العبد الصالحة فهي التي ترفع كلمه الطيب، فإذا لم يكنْ له عملٌ صالحٌ؛ لم يُرْفَعْ له قولٌ إلى الله تعالى. فهذه الأعمال التي تُرفع إلى الله تعالى ويَرْفَعُ الله صاحِبَها ويعزُّه، وأمَّا السيئاتُ؛ فإنَّها بالعكس، يريدُ صاحبُها الرفعةَ بها، ويمكرُ ويكيدُ ويعودُ ذلك عليه، ولا يزدادُ إلاَّ هواناً ونزولاً، ولهذا قال: {والعملُ الصالحُ يرفعُهُ والذين يمكرونَ السيئاتِ لهم عذابٌ شديدٌ}: يُهانون فيه غايةَ الإهانة. {ومَكْرُ أولئك هو يبورُ}؛ أي: يهلك ويضمحلُّ ولا يفيدُهم شيئاً؛ لأنَّه مكرٌ بالباطل لأجل الباطل.
(10) Artinya: Hai orang yang menghendaki kemuliaan, carilah kemuliaan itu pada Dzat Yang kemuliaan itu ada di Tangan-Nya. Dan sesungguhnya kemuliaan itu hanya di Tangan Allah, dan ia tidak bisa diperoleh kecuali dengan cara menaatiNya. Allah telah menyebutkannya melalui FirmanNya, ﴾ إِلَيۡهِ يَصۡعَدُ ٱلۡكَلِمُ ٱلطَّيِّبُ
﴿ "Ke-padaNya-lah naiknya perkataan-perkataan yang baik," seperti bacaan al-Qur`an, tasbih, tahmid, tahlil dan setiap perkataan yang baik lagi mulia. Ia diangkat kepada Allah dan diperlihatkan kepadaNya, lalu Allah membanggakan pelakunya di hadapan para malaikat.
﴾ وَٱلۡعَمَلُ ٱلصَّٰلِحُ
﴿ "Dan amal yang shalih" berupa amalan-amalan hati dan amalan-amalan lahiriah. ﴾ يَرۡفَعُهُۥۚ
﴿ "yang dinaikkanNya." Yakni, diangkat oleh Allah سبحانه وتعالى sebagaimana halnya kalimat-kalimat yang baik.
Ada yang mengatakan: Maksudnya, amal shalih mengangkat perkataan-perkataan yang baik; sehingga terangkatnya perkataan-perkataan yang baik itu tergantung kepada amal-amal shalih sang hamba. Amal shalihnyalah yang mengangkat perkataan-perkataan yang baik. Jika ia tidak mempunyai amal shalih, maka tidak ada satu perkataan pun yang dinaikkan kepada Allah سبحانه وتعالى. Itulah amal-amal yang dinaikkan kepada Allah سبحانه وتعالى dan Allah meninggikan dan memuliakan pelakunya.
Adapun amal-amal buruk, maka sebaliknya, pelakunya meng-inginkan ia mendapatkan kemuliaan dengannya; ia melakukan tipu daya dan muslihat namun akibatnya menimpa dirinya sendiri. Ia tidak makin bertambah kecuali kehinaan dan kerendahan. Maka dari itu Allah berfirman,﴾ وَٱلۡعَمَلُ ٱلصَّٰلِحُ يَرۡفَعُهُۥۚ وَٱلَّذِينَ يَمۡكُرُونَ ٱلسَّيِّـَٔاتِ لَهُمۡ عَذَابٞ شَدِيدٞۖ
﴿ "Dan amal yang shalih dinaikkanNya, sedangkan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras," di mana mereka dihinakan di dalamnya dengan sehina-hinanya. ﴾ وَمَكۡرُ أُوْلَٰٓئِكَ هُوَ يَبُورُ ﴿ "Dan rencana jahat mereka akan hancur." Maksudnya, akan binasa dan menjadi sirna, dan rencana jahat mereka sama sekali tidak menguntungkan mereka sedikitpun; sebab ia adalah rencana jahat dengan kebatilan dan untuk tujuan kebatilan pula.
{وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ جَعَلَكُمْ أَزْوَاجًا وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنْثَى وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِ وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُعَمَّرٍ وَلَا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهِ إِلَّا فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (11)}.
"Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan. Dan tidak ada seorang perempuan pun yang mengandung dan tidak pula melahirkan melainkan dengan pengetahuanNya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan ada dalam Kitab. Sesungguh-nya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah."
(Fathir: 11).
#
{11} يذكر تعالى خلقَه الآدميَّ وتنقُّله في هذه الأطوار من ترابٍ إلى نطفةٍ وما بعدها، {ثم جَعَلَكم أزواجاً}؛ أي: لم يزل ينقُلُكم طوراً بعد طورٍ حتى أوصلكم إلى أنْ كنتُم أزواجاً؛ ذكر يتزوجُ أنثى، ويُرادُ بالزواج الذُّرِّية والأولاد؛ فهو وإنْ كان النكاحُ من الأسبابِ فيه؛ فإنَّه مقترنٌ بقضاء الله وقدره وعلمه. {وما تَحْمِلُ مِن أنثى ولا تضعُ إلاَّ بعلمِهِ}: وكذلك أطوارُ الآدميِّ كلُّها بعلمه وقضائه {وما يُعَمَّرُ من مُعَمَّرٍ ولا يُنقَصُ من عُمُرِهِ}؛ أي: عمر الذي كان معمَّراً عمراً طويلاً، {إلاَّ}: بعلمه تعالى، أو: وما ينقص من عمر الإنسان الذي هو بصدد أن يَصِلَ إليه لولا ما سلكه من أسباب قِصَرِ العمر؛ كالزِّنا وعقوق الوالدين وقطيعة الأرحام ونحو ذلك مما ذُكِرَ أنَّها من أسباب قصر العمر، والمعنى أنَّ طولَ العمر وقِصَرَه بسببٍ وبغير سببٍ كله بعلمه تعالى، وقد أثبت ذلك {في كتابٍ}: حوى ما يجري على العبد في جميع أوقاته وأيام حياته. {إنَّ ذلك على الله يسيرٌ}؛ أي: إحاطة علمه بتلك المعلومات الكثيرة، وإحاطةُ كتابه بها.
فهذه ثلاثةُ أدلَّة من أدلَّة البعث والنشور، كلُّها عقليَّة، نبَّه الله عليها في هذه الآيات: إحياء الأرض بعد موتها، وأنَّ الذي أحياها سيُحيي الموتى. وتَنَقُّل الآدمي في تلك الأطوار، فالذي أوجَدَه ونَقَّلَه طبقاً بعد طبق وحالاً بعد حال حتى بلغ ما قُدِّرَ له؛ فهو على إعادتِهِ وإنشائِهِ النشأةَ الأخرى أقدرُ، وهو أهونُ عليه. وإحاطة علمه بجميع أجزاء العالم العلويِّ والسفليِّ دقيقها وجليلها، الذي في القلوب، والأجنَّة التي في البطون، وزيادة الأعمار ونقصها، وإثباتُ ذلك كلِّه في كتاب؛ فالذي كان هذا يسيراً عليه؛ فإعادتُه للأموات أيسرُ وأيسرُ. فتبارك من كَثُرَ خيرُه، ونبَّه عبادَه على ما فيه صلاحُهم في معاشهم ومعادهم.
(11) Allah سبحانه وتعالى mengingatkan penciptaanNya kepada manu-sia dan bagaimana manusia berpindah fase demi fase, sejak dari tanah lalu menjadi air mani dan seterusnya.
﴾ ثُمَّ جَعَلَكُمۡ أَزۡوَٰجٗاۚ
﴿ "Kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan," yakni, Dia terus memindahkan kalian dari satu fase ke fase berikut-nya hingga menjadikan kalian sampai berpasang-pasangan, yang laki-laki mengawini yang perempuan; yang melalui perkawinan itu diharapkan adanya anak keturunan. Sekalipun nikah itu meru-pakan salah satu sebabnya, namun ia tetap selalu disertai qadha`, takdir, dan ilmu Allah.
﴾ وَمَا تَحۡمِلُ مِنۡ أُنثَىٰ وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلۡمِهِۦۚ
﴿ "Dan tidak ada seorang perempuan pun yang mengandung dan tidak pula melahirkan melainkan dengan pe-ngetahuanNya," begitu juga fase-fase kehidupan manusia, semuanya berdasarkan ilmu dan ketentuan Allah, ﴾ وَمَا يُعَمَّرُ مِن مُّعَمَّرٖ وَلَا يُنقَصُ مِنۡ عُمُرِهِۦٓ
﴿ "Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya." Maksudnya, orang yang diberi umur panjang, ﴾ إِلَّا
﴿ "melainkan" berdasarkan ilmuNya; dan tidak pula berkurang umur seseorang yang sedang ia jalani, kalau seki-ranya ia tidak melakukan hal-hal yang menjadi sebab makin pen-deknya umur, seperti zina, durhaka terhadap kedua ibu-bapak, memutus hubungan kerabat (silaturahim) dan yang serupa; yang tersebut di atas adalah termasuk faktor penyebab pendeknya umur.
Artinya: Panjang atau pendeknya umur, baik karena suatu sebab atau tanpa sebab, semuanya berdasarkan ilmu Allah سبحانه وتعالى, dan Dia telah mengukuhkannya ﴾ فِي كِتَٰبٍۚ
﴿ "dalam Kitab" yang menghim-pun seluruh apa yang akan terjadi pada seorang hamba dalam se-luruh waktunya dan hari-hari kehidupannya.
﴾ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ ﴿ "Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah ," maksudnya, Ilmu Allah meliputi semua data-data yang banyak dan juga cakupan kitabNya padanya.
Itulah tiga dalil dari sekian dalil-dalil tentang
(kebenaran) kebangkitan dan akan dihidupkannya kembali manusia, semuanya rasional. Allah mengingatkannya di dalam ayat-ayat di atas,
yaitu: Menghidupkan kembali tanah
(bumi) sesudah kekeringannya, dan sesungguhnya yang kuasa menghidupkannya pasti akan kuasa menghidupkan orang-orang yang sudah mati; berpindah-pindah-nya seorang manusia dari fase ke fase yang lain. Maka Tuhan yang telah menciptakannya dan memindahnya dari fase ke fase yang lain, dari satu kondisi ke kondisi yang lain hingga mencapai kepada garis yang telah ditentukan untuknya, maka untuk mengulangi-nya dan menciptakannya kembali dalam bentuk ciptaan yang lain adalah lebih mudah dan itu lebih gampang bagiNya.
Begitu pula cakupan ilmuNya terhadap seluruh bagian-bagian
(partikel-partikel) alam samawi dan alam bumi, yang kecil dan yang besar, yang ada di dalam hati, dan janin yang ada di dalam rahim, bertambah dan berkurangnya umur, semua itu ada di dalam suatu kitab. Dan karena yang telah terjadi itu sudah ter-bukti mudah bagiNya, maka kalau Dia menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati tentu lebih mudah dan lebih gampang lagi. Maka Mahasuci Allah yang kebaikanNya amat sangat banyak, dan Dia mengingatkan hamba-hambaNya akan apa yang mengan-dung kebaikan bagi mereka untuk kehidupan dunia dan akhirat mereka.
{وَمَا يَسْتَوِي الْبَحْرَانِ هَذَا عَذْبٌ فُرَاتٌ سَائِغٌ شَرَابُهُ وَهَذَا مِلْحٌ أُجَاجٌ وَمِنْ كُلٍّ تَأْكُلُونَ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُونَ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ فِيهِ مَوَاخِرَ لِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (12) يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ مَا يَمْلِكُونَ مِنْ قِطْمِيرٍ (13) إِنْ تَدْعُوهُمْ لَا يَسْمَعُوا دُعَاءَكُمْ وَلَوْ سَمِعُوا مَا اسْتَجَابُوا لَكُمْ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكْفُرُونَ بِشِرْكِكُمْ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثْلُ خَبِيرٍ (14)}.
"Dan tiada sama dua laut; yang ini tawar, segar, sedap di-minum dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari karuniaNya dan supaya kamu bersyukur. Dia memasukkan malam ke dalam siang dan mema-sukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang demikian itulah Allah Rabbmu, kepunyaanNyalah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu. Dan di Hari Kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberikan keterangan kepadamu sebagaimana yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui."
(Fathir: 12-14).
#
{12} هذا إخبارٌ عن قدرتِهِ وحكمتِهِ ورحمتِهِ، أنَّه جعل البحرينِ لمصالح العالم الأرضيِّ كلِّهم، وأنَّه لم يسوِّ بينهما؛ لأنَّ المصلحة تقتضي أن تكون الأنهارُ عذبةً فراتاً سائغاً شرابها؛ لينتفعَ بها الشاربون والغارسون والزارعون، وأن يكونَ البحرُ ملحاً أجاجاً؛ لئلاَّ يَفْسُدَ الهواءُ المحيطُ بالأرض بروائح ما يموتُ في البحر من الحيوانات، ولأنَّه ساكنٌ لا يجري؛ فملوحتُه تمنعُه من التغيُّر، ولتكون حيواناتُه أحسنَ وألذَّ، ولهذا قال: {ومن كلٍّ}: من البحر الملح والعذب {تأكلونَ لحماً طريًّا}: وهو السمك المتيسِّرُ صيدُه في البحر، {وتستخرِجون حِلْيَةً تَلْبَسونَها}: من لؤلؤ ومرجانٍ وغيره مما يوجدُ في البحر، فهذه مصالحُ عظيمةٌ للعباد.
ومن المصالح أيضاً والمنافع في البحر أن سَخَّرَه الله تعالى يحملُ الفلكَ من السفن والمراكب، فتراها تمخُرُ البحر وتشقُّه، فتسلكُ من إقليم إلى إقليم آخر ومن محلٍّ إلى محلٍّ، فتحمل السائرين وأثقالَهم وتجاراتِهِم، فيحصُلُ بذلك من فضل الله وإحسانه شيءٌ كثير، ولهذا قال: {ولِتَبْتَغوا من فضلِهِ ولعلَّكم تشكُرون}.
(12) Ini adalah pemberitaan tentang Kuasa, hikmah, dan rahmatNya, yaitu bahwasanya Dia menjadikan dua laut untuk ke-pentingan alam bumi ini semuanya, dan Allah tidak menyamakan antara dua laut itu, sebab maslahat menuntut adanya sungai-sungai itu tawar, segar dan sedap diminum agar bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang ingin meminumnya, oleh para pemilik kebun dan para petani; dan menuntut keberadaan laut asin lagi pahit agar udara yang melingkupi bumi ini tidak rusak karena berbagai bau binatang-binatang laut yang mati, dan keberadaannya yang diam tidak bergerak. Keasinannya mencegahnya untuk cepat membusuk, dan supaya hewan-hewannya menjadi lebih indah dan lebih lezat. Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ وَمِن كُلّٖ
﴿ "Dan dari masing-masing" laut yang asin dan sungai yang tawar ﴾ تَأۡكُلُونَ لَحۡمٗا طَرِيّٗا
﴿ "kamu dapat memakan daging yang segar" yaitu ikan yang mudah ditangkap di lautan ﴾ وَتَسۡتَخۡرِجُونَ حِلۡيَةٗ تَلۡبَسُونَهَاۖ
﴿ "dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya" seperti mutiara, permata, dan lain-lain dari apa-apa yang terdapat di dalam lautan. Ini adalah kemaslahatan yang sangat besar bagi manusia.
Dan di antara maslahat dan kegunaan lain dari lautan adalah bahwasanya Allah telah menundukkannya untuk mengapungkan berbagai bahtera seperti kapal dan berbagai alat-alat transportasi, maka Anda melihatnya mengarungi lautan dan membelahnya. Ia mengarunginya dari satu pulau ke pulau yang lain, dari satu tem-pat ke tempat yang lain. Bahtera itu mengangkut para penumpang, barang-barang kebutuhan, dan barang-barang perniagaan mereka, sehingga banyak karunia Allah dan nikmatNya yang bisa diambil. Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ لِتَبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِهِۦ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ ﴿ "Supaya kamu dapat mencari karuniaNya dan supaya kamu bersyukur."
#
{13} ومن ذلك أيضاً إيلاجُهُ تعالى الليلَ بالنهارِ والنهارَ بالليلِ؛ يُدْخِلُ هذا على هذا وهذا على هذا، كلما أتى أحدُهما؛ ذهب الآخر، ويزيدُ أحدُهما وينقصُ الآخرُ ويتساويان، فيقوم بذلك ما يقومُ من مصالح العبادِ في أبدانهم وحيواناتهم وأشجارِهم وزُروعهم، وكذلك ما جعل الله في تسخير الشمس والقمر من مصالح الضياء والنورِ والحركة والسكون وانتشار العباد في طلب فضله وما فيهما من تنضيج الثمار وتجفيف ما يجفَّف وغير ذلك مما هو من الضَّرورياتِ التي لو فُقِدَتْ؛ لَلَحِقَ الناسَ الضررُ.
وقوله {كلٌّ يجري لأجل مُسَمًّى}؛ أي: كلٌّ من الشمس والقمر يسيران في فلكهما ما شاء الله أن يسيرا؛ فإذا جاء الأجلُ وقَرُبَ انقضاءُ الدُّنيا؛ انقطع سيرُهما، وتعطَّل سلطانُهما، وخسفَ القمرُ، وكُوِّرَتِ الشمسُ، وانتثرتِ النُّجومُ.
فلما بيَّن تعالى ما بيَّن من هذه المخلوقات العظيمة وما فيها من العبرِ الدالَّة على كماله وإحسانِهِ قال: {ذلكُمُ الله ربُّكم له الملكُ}؛ أي: الذي انفرد بخَلْق هذه المذكورات وتسخيرِها هو الربُّ المألوه المعبودُ الذي له الملكُ كلُّه. {والذين تدعونَ من دونِهِ}: من الأوثان والأصنام، لا يملِكونَ {من قِطْميرٍ}؛ أي: لا يملكون شيئاً لا قليلاً ولا كثيراً، حتى ولا القطمير الذي هو أحقر الأشياء، وهذا من تنصيص النفي وعمومه؛ فكيف يُدْعَوْنَ وهم غير مالكينَ لشيء من ملك السماواتِ والأرض؟!
(13) Hal lain adalah bahwa Allah menggantikan siang dengan malam dan malam dengan siang, dan memasukkan siang kepada malam dan malam kepada siang. Apabila siang tiba, maka malam pun pergi, dan terkadang memperpanjang yang satu dan memperpendek yang lain dan kadang menjadikannya sama pan-jang; sehingga dengan demikian terciptalah berbagai maslahat bagi manusia untuk tubuh, hewan ternak, pepohonan dan tanaman-tanaman mereka.
Demikian pula apa-apa yang diciptakan oleh Allah سبحانه وتعالى seperti ditundukkannya matahari dan bulan, seperti berbagai maslahat sinar dan cahaya, gerak, diam dan bertebarannya manusia dalam mencari karuniaNya, lalu fungsi cahaya matahari dalam mema-tangkan buah-buahan dan mengeringkan apa saja yang hendak dikeringkan dan berbagai hal lainnya yang menjadi kebutuhan primer yang kalau saja ia tidak ada, maka manusia akan mendapat-kan bahaya
(mudarat) yang sangat besar.
Dan FirmanNya ﴾ كُلّٞ يَجۡرِي لِأَجَلٖ مُّسَمّٗىۚ
﴿ "Masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan." Masing-masing matahari dan bulan beredar pada garis orbitnya sebagaimana dikehendaki oleh Allah. Lalu apabila batas waktunya telah datang dan kehancuran dunia telah dekat waktunya, maka terhentilah peredarannya, kekuatan-nya menjadi tersendat, dan bulan pun redup, matahari pun digu-lung, dan bintang-bintang berjatuhan.
Setelah Allah menjelaskan sebagian dari makhluk-makhluk ciptaan tersebut dan menjelaskan apa-apa yang terkandung di dalamnya, yaitu ibrah (pelajaran) yang membuktikan kemaha-sempurnaanNya dan karuniaNya, Dia berfirman,﴾ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمۡ لَهُ ٱلۡمُلۡكُۚ
﴿ "Yang demikian itulah Allah Rabbmu, kepunyaanNya-lah kera-jaan."Artinya, Dia-lah satu-satunya yang menciptakan semua apa yang disebutkan di atas dan yang menundukkannya adalah Rabb Sembahan yang berhak diibadahi, yang kepunyaanNya jualah semua kerajaan.
﴾ وَٱلَّذِينَ تَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦ
﴿ "Dan orang-orang yang kamu seru selain Dia" seperti patung-patung dan berhala-berhala sama sekali tidak memiliki ﴾ مِن قِطۡمِيرٍ ﴿ "apa-apa walaupun setipis kulit ari." Maksud-nya, sama sekali tidak mempunyai sesuatu apa pun, sedikit atau banyak, walaupun setipis kulit ari yang merupakan sesuatu yang paling remeh. Ini merupakan peniadaan yang total dan berlaku umum. Lalu bagaimana mereka diseru
(disembah), padahal mereka sama sekali tidak mempunyai sesuatu pun dari kerajaan langit dan bumi.
#
{14} ومع هذا: {إن تَدْعوهم}: لا يسمعوكم؛ لأنهم ما بين جمادٍ وأمواتٍ وملائكةٍ مشغولين بطاعة ربهم، {ولو سمعوا}: على وجه الفرض والتقدير {ما اسْتَجابوا لكم}: لأنَّهم لا يملِكون شيئاً ولا يرضى أكثرُهم بعبادةِ مَنْ عَبَدَه، ولهذا قال: {ويوم القيامةِ يكفُرونَ بشِرْكِكُم}؛ أي: يتبرؤون منكم، ويقولونَ: سبحانك أنتَ ولِيُّنا من دونهم، {ولا ينبِّئُك مثلُ خبيرٍ}؛ أي: لا أحدَ ينبِّئُكَ أصدقُ من الله العليم الخبيرِ؛ فاجْزِمْ بأنَّ هذا الأمر الذي نبأ به كأنه رأيُ عينٍ، فلا تشكَّ فيه ولا تمترِ. فتضمَّنَتْ هذه الآياتُ الأدلَّة والبراهين الساطعةَ الدالَّة على أنَّه تعالى المألوهُ المعبودُ الذي لا يستحقُّ شيئاً من العبادة سواه، وأنَّ عبادةَ ما سواه باطلةٌ متعلقةٌ بباطل لا تفيدُ عابده شيئاً.
(14) Di sisi lain, ﴾ إِن تَدۡعُوهُمۡ
﴿ "jika kamu menyeru mereka," me-reka tidak mendengar kalian, karena mereka ada yang berwujud benda mati, orang-orang yang sudah mati dan para malaikat yang sibuk dengan ketaatan kepada Tuhannya. ﴾ وَلَوۡ سَمِعُواْ
﴿ "Dan kalau mereka mendengar," ini jika berandai-andai, ﴾ مَا ٱسۡتَجَابُواْ لَكُمۡۖ
﴿ "mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu," sebab mereka tidak mempunyai sesuatu pun dan kebanyakan mereka tidak meridhai ibadah orang yang menyembahnya. Oleh karenanya, Allah berfir-man, ﴾ وَيَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ يَكۡفُرُونَ بِشِرۡكِكُمۡۚ
﴿ "Dan di Hari Kiamat mereka akan meng-ingkari kemusyrikanmu." Maksudnya, mereka berlepas diri dari kalian, dan mereka mengatakan: Mahasuci Engkau, Engkau-lah Pelindung kami dari mereka.
﴾ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثۡلُ خَبِيرٖ ﴿ "Dan tidak ada yang dapat memberikan kete-rangan kepadamu sebagaimana yang diberikan oleh Yang Maha Menge-tahui," maksudnya, tidak ada seorang pun yang dapat memberikan keterangan kepadamu yang lebih benar daripada Allah Yang Maha Mengetahui, maka pastikanlah bahwa perkara yang diberitakan-Nya seakan-akan penglihatan dengan mata, maka janganlah Anda ragu dan syak hati padanya.
Maka ayat-ayat ini mengandung dalil-dalil dan argumen-ar-gumen yang pasti yang membuktikan bahwasanya Allah سبحانه وتعالى adalah Dzat yang berhak diibadahi dan disembah, yang tidak ada siapa pun selain Dia yang berhak disembah; dan bahwa sesungguhnya ibadah
(penyembahan) kepada selain Dia adalah kebatilan
(kepal-suan) yang bergantung kepada kebatilan; sama sekali tidak berguna bagi penyembahnya.
{يَاأَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ (15) إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ (16) وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ (17) وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى وَإِنْ تَدْعُ مُثْقَلَةٌ إِلَى حِمْلِهَا لَا يُحْمَلْ مِنْهُ شَيْءٌ وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى إِنَّمَا تُنْذِرُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَمَنْ تَزَكَّى فَإِنَّمَا يَتَزَكَّى لِنَفْسِهِ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ (18)}.
"Hai manusia, kamulah yang butuh kepada Allah; dan Allah, Dia-lah Yang Mahakaya lagi Maha Terpuji. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru. Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah. Dan orang-orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil untuk memikul dosanya itu tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab RabbNya, sekalipun mereka tidak melihatNya, dan mereka men-dirikan shalat. Dan barangsiapa yang menyucikan dirinya, se-sungguhnya ia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah semua akan kembali."
(Fathir: 15-18).
#
{15} يخاطبُ تعالى جميع الناس، ويخبِرُهم بحالِهم ووصفِهم، وأنهم فقراءُ إلى الله من جميع الوجوه: فقراءُ في إيجادِهم؛ فلولا إيجادُه إيَّاهم لم يوجدوا، فقراء في إعدادِهم بالقُوى والأعضاء والجوارح، التي لولا إعدادُه إيَّاهم بها؛ لما استعدُّوا لأيِّ عمل كان، فقراء في إمدادِهم بالأقواتِ والأرزاقِ والنعم الظاهرةِ والباطنة؛ فلولا فضلُه وإحسانُه وتيسيرُه الأمور، لما حصل لهم من الرزقِ والنعم شيءٌ، فقراءُ في صرف النقم عنهم ودفع المكارِهِ وإزالة الكروب والشدائدِ؛ فلولا دفعُه عنهم وتفريجُه لكُرُباتهم وإزالتُهُ لعسرِهِم؛ لاستمرَّتْ عليهم المكارهُ والشدائدُ، فقراءُ إليه في تربيتهم بأنواع التربية وأجناس التدبير، فقراء إليه في تألُّههم له وحُبِّهم له وتعبُّدهم وإخلاص العبادة له تعالى؛ فلو لم يوفِّقْهم لذلك؛ لهلكوا وفسدتْ أرواحُهم وقلوبُهم وأحوالُهم، فقراءُ إليه في تعليمهم ما لا يعلمون وعملهم بما يُصْلِحُهم؛ فلولا تعليمُه؛ لم يتعلَّموا، ولولا توفيقُه؛ لم يَصْلُحوا؛ فهم فقراء بالذات إليه بكلِّ معنى وبكل اعتبارٍ، سواء شعروا ببعض أنواع الفقرِ أم لم يشعُروا، ولكنَّ الموفَّق منهم الذي لا يزال يشاهدُ فَقْرَه في كل حال من أمورِ دينه ودنياه، ويتضرَّعُ له ويسألُه أنْ لا يَكِلَه إلى نفسِهِ طرفةَ عين وأنْ يعينَه على جميع أمورِهِ، ويستصحبُ هذا المعنى في كلِّ وقتٍ؛ فهذا حريٌّ بالإعانة التامَّة من ربِّه وإلهه الذي هو أرحمُ به من الوالدةِ بولدها.
{والله هو الغنيُّ الحميدُ}؛ أي: الذي له الغنى التامُّ من جميع الوجوه؛ فلا يحتاجُ إلى ما يحتاجُ إليه خلقُه، ولا يفتقرُ إلى شيءٍ مما يفتقرُ إليه الخلقُ، وذلك لكمال صفاتِهِ، وكونِها كلها صفاتِ كمال ونعوتَ جلال، ومن غناه تعالى أنَّه أغنى الخلقَ في الدُّنيا والآخرة، الحميدُ في ذاته، وأسمائِهِ؛ لأنَّها حسنى، وأوصافه؛ لكونها عليا، وأفعاله؛ لأنَّها فضلٌ وإحسانٌ وعدلٌ وحكمةٌ ورحمةٌ، وفي أوامره ونواهيه؛ فهو الحميدُ على ما فيه، وعلى ما منّه ، وهو الحميدُ في غناه، الغنيُّ في حمده.
(15) Allah سبحانه وتعالى mengalamatkan FirmanNya kepada seluruh manusia, memberitahu mereka tentang kondisi dan sifat mereka, dan sesungguhnya mereka adalah benar-benar butuh kepada Allah dari segala segi. Mereka butuh diciptakan; kalau saja bukan karena Allah menciptakan mereka, tentu mereka tidak ada. Mereka juga butuh untuk dibekali dengan kekuatan, dan anggota tubuh, yang kalau saja Allah tidak memberikannya kepada mereka, tentu me-reka tidak bisa melakukan suatu pekerjaan apa pun.
Mereka butuh untuk dibekali dengan makanan pokok, rizki, dan berbagai nikmat yang nampak dan yang tidak nampak; yang kalau saja bukan karena karunia, kebaikan, dan pemberian kemu-dahan segala urusan dariNya, maka tentu mereka tidak bisa mem-peroleh rizki dan kenikmatan sedikitpun.
Mereka juga butuh untuk dihindarkan dari berbagai bencana, dilepaskan dari segala hal yang tidak disukai, dijauhkan dari ber-bagai kesengsaraan dan penderitaan, yang kalau saja bukan karena pembelaan Allah terhadap mereka, yang melepaskan mereka dari berbagai penderitaan dan menghilangkan berbagai kesulitan me-reka, tentu saja berbagai hal yang tidak disukai dan berbagai pen-deritaan tetap menimpa mereka.
Mereka juga butuh kepadaNya untuk dibimbing dengan berbagai bentuk bimbingan dan berbagai jenis pengaturan.
Mereka sangat butuh kepadaNya di dalam menghambakan diri dan mencintaiNya, beribadah kepadaNya dan ketulusan iba-dah kepadaNya; yang kalau saja Allah سبحانه وتعالى tidak memberi hidayah kepada mereka untuk semua itu, tentu mereka binasa, ruh, jiwa, hati, dan keadaan mereka menjadi rusak.
Mereka sangat membutuhkanNya di dalam mengajarkan kepada mereka apa-apa yang tidak mereka ketahui dan amal yang dapat memperbaiki keadaan mereka; yang kalau saja bukan karena Allah mengajarkan kepada mereka, tentu mereka tidak akan pernah belajar; dan kalau saja bukan karena taufikNya, tentu mereka tidak akan bisa menjadi baik.
Jadi, mereka sangat fakir
(butuh) secara dasar kepadaNya dengan segala arti kefakiran; sama saja, apakah mereka menyadari akan sebagian bentuk kefakiran itu ataukah tidak! Akan tetapi orang yang mendapat taufik di antara mereka, yaitu yang selalu merasakan kefakiran
(kebutuhan) dirinya dalam setiap keadaan dalam permasalahan dunia dan agamanya, merendahkan diri dan memohon kepadaNya untuk tidak diserahkan kepada dirinya sendiri sekejap mata pun, dan memohon kepadaNya agar diberi pertolongan atas segala urusannya, dan ia merasakan
(menyerta-kan) makna seperti ini dalam setiap saat, maka orang seperti ini pantas mendapatkan pertolongan yang sempurna dari Allah se-sembahannya Yang lebih sayang kepadanya daripada seorang ibu terhadap anaknya.
﴾ وَٱللَّهُ هُوَ ٱلۡغَنِيُّ ٱلۡحَمِيدُ ﴿ "Dan Allah, Dia-lah Yang Mahakaya lagi Maha Terpuji." Maksudnya, Dia-lah yang memiliki kekayaan yang sem-purna dari segala sisi. Dia sama sekali tidak membutuhkan kepada apa yang dibutuhkan oleh makhlukNya, dan Dia juga sama sekali tidak memerlukan kepada apa yang diperlukan oleh manusia. Hal itu adalah karena kesempurnaan sifat-sifatNya dan keberadaan se-mua sifat-sifatNya sebagai sifat-sifat kesempurnaan dan kemuliaan.
Dan di antara kemahakayaan Allah سبحانه وتعالى adalah bahwa Dia men-jadikan manusia kaya di dunia dan di akhirat. Allah Maha Terpuji pada DzatNya, nama-namaNya, karena semua namaNya adalah husna
(sangat indah), juga sifat-sifatNya, karena semua sifatNya adalah tinggi
(mulia), dan semua perbuatanNya, karena semua perbuatanNya adalah merupakan karunia, kebaikan, keadilan, hikmah dan rahmat; dan juga
(Maha Terpuji) dalam semua perin-tah dan semua laranganNya. Maka Dia Maha Terpuji atas apa yang ada di dalamnya dan atas apa yang dikaruniakanNya. Dan Dia Maha Terpuji di dalam kemahakayaanNya dan Dia Mahakaya di dalam keterpujianNya.
#
{16} {إن يَشَأْ يُذْهِبْكم ويأتِ بخلقٍ جديدٍ}: يُحتمل أنَّ المرادَ: إنْ يشأ يُذْهِبْكم أيُّها الناس ويأتِ بغيركم من الناس أطوع لله منكم، ويكون في هذا تهديدٌ لهم بالهلاك والإبادة، وأنَّ مشيئتَه غيرُ قاصرة عن ذلك. ويُحتمل أنَّ المرادَ بذلك إثباتُ البعث والنُّشور، وأنَّ مشيئةَ الله تعالى نافذةٌ في كلِّ شيءٍ، وفي إعادتكم بعد موتكم خلقاً جديداً، ولكن لذلك الوقت أجلٌ قدَّره الله لا يتقدَّم عنه ولا يتأخَّر.
(16) ﴾ إِن يَشَأۡ يُذۡهِبۡكُمۡ وَيَأۡتِ بِخَلۡقٖ جَدِيدٖ ﴿ "Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu dan mendatangkan makhluk yang baru." Ada kemungkinan bahwa maknanya adalah jika Dia menghendaki, maka Dia memusnahkan kalian wahai manusia dan mendatang-kan manusia selain kalian yang lebih taat kepada Allah daripada kalian. Dengan demikian, ayat ini mengandung ancaman bagi mereka berupa kebinasaan dan kemusnahan, dan sesungguhnya masyi`ah
(kehendak) Allah سبحانه وتعالى tidak hanya terbatas pada yang de-mikian saja.
Bisa juga maknanya adalah penetapan kebenaran kebangkitan dan kehidupan kembali, dan bahwa kehendak Allah سبحانه وتعالى berlaku terhadap segala sesuatu dan terhadap penghidupan kembali sete-lah kalian mati menjadi makhluk yang baru. Namun waktunya telah ditetapkan oleh Allah سبحانه وتعالى, tidak akan dimajukan dan tidak pula ditunda.
#
{17} {وما ذلك على الله بعزيزٍ}؛ أي: بممتنع ولا معجزٍ له.
(17) ﴾ وَمَا ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ بِعَزِيزٖ ﴿ "Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sulit bagi Allah." Maksudnya, tidak ada halangan bagiNya dan tidak pula ada yang dapat membuatNya lemah.
#
{18} ويدلُّ على المعنى الأخير ما ذكره بعده في قوله: {ولا تزرُ وازرةٌ وِزْرَ أخرى}؛ أي: في يوم القيامةِ كلُّ أحدٍ يُجازى بعمله، ولا يحملُ أحدٌ ذنبَ أحدٍ. {وإن تَدْعُ مُثْقَلَةٌ}؛ أي: نفسٌ مثقلةٌ بالخطايا والذنوب تستغيثُ بمن يحمل عنها بعضَ أوزارها، {لا يُحْمَلْ منه شيءٌ ولو كان ذا قُربى}: فإنَّه لا يَحْمِلُ عن قريبٍ، فليست حالُ الآخرة بمنزلةِ حال الدُّنيا يساعدُ الحميم حميمَه والصديقُ صديقَه، بل يوم القيامةِ يتمنَّى العبدُ أن يكونَ له حقٌّ على أحدٍ، ولو على والديه وأقاربه. {إنَّما تنذرُ الذين يَخْشَوْنَ ربَّهم بالغيب وأقاموا الصلاة}؛ أي: هؤلاء الذين يقبلون النذارةَ وينتفعون بها، أهلُ الخشية لله بالغيبِ. الذين يخشونَه في حال السرِّ والعلانية والمشهدِ والمغيبِ وأهل إقامةِ الصلاة بحدودِها وشروطِها وأركانها وواجباتها وخُشوعها؛ لأنَّ الخشيةَ لله تستدعي من العبدِ العملَ بما يخشى من تضييعِهِ العقاب والهربَ مما يخشى من ارتكابِهِ العذاب، والصلاة تدعو إلى الخير وتنهى عن الفحشاء والمنكر. {ومن تزكَّى فإنَّما يتزكَّى لنفسِهِ}؛ أي: ومن زكَّى نفسَه بالتنقِّي من العيوب كالرياء والكبر والكذبِ والغشِّ والمكرِ والخداع والنفاقِ ونحو ذلك من الأخلاق الرذيلة، وتحلَّى بالأخلاق الجميلة من الصدقِ والإخلاصِ والتواضُع ولين الجانب والنُّصح للعباد وسلامةِ الصدرِ من الحقدِ والحسدِ وغيرِهما من مساوئ الأخلاق؛ فإنَّ تزكِيَتَه يعود نفعُها إليه ويصلُ مقصودُها إليه، ليس يضيعُ من عملِهِ شيءٌ. {وإلى الله المصيرُ}: فيجازي الخلائقَ على ما أسْلَفوه، ويحاسِبُهم على ما قدَّموه وعَمِلوه، ولا يغادِرُ صغيرةً ولا كبيرةً إلاَّ أحصاها.
(18) Makna yang terakhir dikuatkan oleh apa yang disebut-kanNya sesudahnya pada FirmanNya, ﴾ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٞ وِزۡرَ أُخۡرَىٰۚ
﴿ "Dan orang-orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain," maksud-nya, pada Hari Kiamat kelak, setiap orang akan diberi pembalasan menurut amal perbuatannya, dan tidak seorang pun menanggung dosa orang lain.
﴾ وَإِن تَدۡعُ مُثۡقَلَةٌ
﴿ "Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil untuk memikul dosanya itu," maksudnya, seorang jiwa yang penuh kesalahan dan dosa meminta pertolongan kepada orang yang mau menanggung sebagian dosa-dosanya, ﴾ لَا يُحۡمَلۡ مِنۡهُ شَيۡءٞ وَلَوۡ كَانَ ذَا قُرۡبَىٰٓۗ
﴿ "tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun kaum kerabat-nya." Dia sama sekali tidak akan menanggung dosa seorang kera-batnya, karena keadaan di akhirat tidak sama dengan keadaan di dunia, di mana seseorang bisa menolong teman dekatnya, seorang sahabat dapat menolong sahabatnya. Bahkan pada di Hari Kiamat nanti, masing-masing orang mendambakan kalau dirinya mempu-nyai hak atas orang lain, sekalipun atas kedua orang tua dan kaum kerabatnya.
﴾ إِنَّمَا تُنذِرُ ٱلَّذِينَ يَخۡشَوۡنَ رَبَّهُم بِٱلۡغَيۡبِ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَۚ
﴿ "Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Rabb-Nya, sekalipun mereka tidak melihatNya, dan mereka mendirikan shalat." Maksudnya, mereka yang mau mendengar peringatan dan meng-ambil pelajaran darinya, adalah orang-orang yang takut kepada Allah, sekalipun mereka tidak melihatNya; yaitu orang-orang yang takut kepadaNya dalam kondisi sembunyi maupun terlihat orang dan berada di tempat jauh (ghaib), dan mereka adalah orang-orang yang menegakkan shalat dengan segala batasan-batasannya, syarat-syaratnya, rukun-rukun, kewajiban-kewajiban dan kekhusyu'an-nya. Sebab, takut kepada Allah mendorong seorang hamba untuk mengerjakan apa-apa yang jika diabaikan akan ditimpa azab, dan jauh dari apa-apa yang jika dilakukan dapat mengakibatkan siksa. Sedangkan shalat itu sendiri mengajak kepada kebaikan dan men-cegah dari yang keji dan mungkar.
﴾ وَمَن تَزَكَّىٰ فَإِنَّمَا يَتَزَكَّىٰ لِنَفۡسِهِۦۚ
﴿ "Dan barangsiapa yang menyucikan di-rinya, sesungguhnya ia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri." Maksudnya, siapa saja yang menyucikan dirinya dengan cara membersihkan diri dari sifat-sifat tercela, seperti riya', sombong, dusta, curang, makar, penipuan, kemunafikan, dan akhlak buruk yang serupa dengannya, dan menghiasi dirinya dengan akhlak mulia, seperti jujur, ikhlas, tawadhu' (merendahkan hati), bersikap santun, memberikan nasihat baik kepada orang lain, dan bersih dari rasa dengki, iri dan akhlak-akhlak tercela lainnya, maka se-sungguhnya pembersihan itu, manfaatnya pasti kembali kepada dirinya sendiri dan tujuannya (melakukan itu semua) pasti sampai kepada dirinya, tidak ada sesuatu apa pun dari amalnya yang ter-sia-siakan.
﴾ وَإِلَى ٱللَّهِ ٱلۡمَصِيرُ ﴿ "Dan kepada Allah-lah semua akan kembali," lalu Dia akan memberikan balasan kepada segenap manusia atas apa yang telah mereka kerjakan, dan Allah akan memperhitungkan mereka berdasarkan apa yang telah mereka lakukan, dan Dia sama sekali tidak akan mengabaikan satu perbuatan kecil ataupun besar, melainkan Dia pasti menghitungnya.
{وَمَا يَسْتَوِي الْأَعْمَى وَالْبَصِيرُ (19) وَلَا الظُّلُمَاتُ وَلَا النُّورُ (20) وَلَا الظِّلُّ وَلَا الْحَرُورُ (21) وَمَا يَسْتَوِي الْأَحْيَاءُ وَلَا الْأَمْوَاتُ إِنَّ اللَّهَ يُسْمِعُ مَنْ يَشَاءُ وَمَا أَنْتَ بِمُسْمِعٍ مَنْ فِي الْقُبُورِ (22) إِنْ أَنْتَ إِلَّا نَذِيرٌ (23) إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ (24)}.
"Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang me-lihat. Dan tidak pula sama gelap gulita dengan cahaya, dan tidak pula sama yang teduh dengan yang panas, dan tidak pula sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati. Sesungguh-nya Allah memberikan pendengaran kepada siapa yang dikehen-dakiNya dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar. Kamu tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan. Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umat pun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan."
(Fathir: 19-24).
#
{19 ـ 23} يخبر تعالى أنَّه لا يتساوى الأضدادُ في حكمة الله وفيما أوْدَعَه في فِطَرِ عباده، فلا {يستوي الأعمى}: فاقد البصر {والبصيرُ. ولا الظلماتُ ولا النورُ. ولا الظِّلُّ ولا الحَرورُ. وما يستوي الأحياءُ ولا الأمواتُ}؛ فكما أنه من المتقرِّر عندكم الذي لا يَقْبَلُ الشكَّ أنَّ هذه المذكورات لا تتساوى؛ فكذلك فَلْتَعْلَموا أنَّ عدمَ تساوي المتضادَّاتِ المعنويَّةِ أولى وأولى؛ فلا يستوي المؤمنُ والكافرُ، ولا المهتدي والضالُّ، ولا العالم والجاهل، ولا أصحابُ الجنة وأصحابُ النار، ولا أحياءُ القلوبِ وأمواتُها؛ فبين هذه الأشياء من التفاوتِ والفَرْقِ ما لا يعلمُه إلاَّ الله تعالى. فإذا علمتَ المراتبَ وميَّزْتَ الأشياء وبان الذي ينبغي أن يُتَنافَسَ في تحصيله من ضدِّه؛ فليخترِ الحازمُ لنفسه ما هو أولى به وأحقُّ بالإيثار. {إنَّ الله يُسْمِعُ مَن يشاءُ}: سماع فَهْم وقَبول؛ لأنَّه تعالى هو الهادي الموفِّق. {وما أنتَ بمسمعٍ مَن في القبورِ}؛ أي: أمواتُ القلوب، أو: كما أنَّ دعاءَك لا يفيدُ سكانَ القبورِ شيئاً، كذلك لا يفيدُ المعرِضَ المعاندَ شيئاً، ولكنَّ وظيفتَكَ النذارةُ وإبلاغُ ما أرسلتَ به؛ قُبِلَ منك أم لا، ولهذا قال: {إنْ أنتَ إلا نذيرٌ}.
(19-23) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan bahwa sesungguhnya tidak sama dalam hikmah
(kebijaksanaan) Allah hal-hal yang berla-wanan dan dalam apa-apa yang telah Allah letakkan dalam fitrah hamba-hambaNya. Maka tidaklah ﴾ يَسۡتَوِي ٱلۡأَعۡمَىٰ
﴿ "sama orang yang buta ," yaitu yang daya penglihatannya rusak, ﴾ وَٱلۡبَصِيرُ 19 وَلَا ٱلظُّلُمَٰتُ وَلَا ٱلنُّورُ 20 وَلَا ٱلظِّلُّ وَلَا ٱلۡحَرُورُ 21 وَمَا يَسۡتَوِي ٱلۡأَحۡيَآءُ وَلَا ٱلۡأَمۡوَٰتُۚ
﴿ "dengan orang yang me-lihat. Dan tidak pula sama gelap gulita dengan cahaya. Dan tidak pula sama yang teduh dengan yang panas, dan tidak pula sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati." Sebagaimana telah kalian akui dan tidak ada keraguan bahwa hal-hal yang disebutkan ini tidak sama, maka demikian pula, hendaklah kalian ketahui bahwa tidak adanya kesamaan di antara hal-hal yang berlawanan yang bersifat spiritual tentu lebih utama dan lebih utama. Maka tidak sama orang yang beriman dengan orang yang kafir, tidak sama orang yang mendapat petunjuk dengan orang yang sesat, tidak sama orang yang berilmu dengan orang yang bodoh, tidak sama pula para penghuni surga dengan para penghuni neraka, dan tidak juga orang-orang yang hatinya hidup dengan orang-orang hatinya mati.
Perbedaan dan perselisihan yang ada di antara hal-hal terse-but sangat banyak sekali, hanya Allah yang mengetahuinya secara pasti. Lalu, apabila Anda telah mengetahui tingkatan-tingkatan-(nya) dan Anda dapat membedakan segala sesuatu, dan apa yang sepantasnya diperlombakan untuk diraih itu sudah menjadi jelas dari lawannya, maka hendaklah orang yang mempunyai tekad sungguh-sungguh memilih untuk dirinya apa yang lebih utama baginya dan lebih berhak diutamakan.
﴾ إِنَّ ٱللَّهَ يُسۡمِعُ مَن يَشَآءُۖ
﴿ "Sesungguhnya Allah memberikan pendengaran kepada siapa yang dikehendakiNya," pendengaran untuk memahami dan menerima. Sebab Allah-lah Yang memberi petunjuk dan taufik.
﴾ وَمَآ أَنتَ بِمُسۡمِعٖ مَّن فِي ٱلۡقُبُورِ
﴿ "Dan kamu sekali-kali tiada sanggup men-jadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar." Maksudnya, orang-orang yang mati hatinya. Atau, sebagaimana seruanmu tidak berguna bagi para penghuni kubur sedikitpun, maka demikian pula tidak berguna bagi pembangkang lagi keras kepala sedikitpun. Kewajibanmu hanyalah memberikan peringatan dan menyampai-kan apa yang karenanya kamu diutus, baik ucapanmu diterima ataupun tidak. Maka dari itu Dia berfirman, ﴾ إِنۡ أَنتَ إِلَّا نَذِيرٌ ﴿ "Kamu tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan."
#
{24} {إنا أرسلناك بالحقِّ}؛ أي: مجرَّدُ إرسالنا إيَّاك بالحقِّ؛ لأنَّ الله تعالى بَعَثَكَ على حين فترةٍ من الرسل وطموسٍ من السُّبل واندراسٍ من العلم وضرورةٍ عظيمةٍ إلى بعثك، فبعثَكَ اللَّه رحمةً للعالمين، وكذلك ما بَعَثْناك به من الدين القويم والصراطِ المستقيم حقٌّ لا باطل، وكذلك ما أرسلناك به من هذا القرآن العظيم وما اشتملَ عليه من الذِّكْرِ الحكيم حقٌّ وصدقٌ، {بشيراً}: لمن أطاعَكَ بثواب الله العاجل والآجل {ونذيراً}: لمن عصاك بعقاب الله العاجل والآجل، ولست ببدعٍ من الرسل. فما {منْ أمَّةٍ}: من الأمم الماضية والقرون الخالية {إلاَّ خلا فيها نذيرٌ}: يقيمُ عليهم حجَّةَ الله؛ {لِيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عن بَيِّنَةٍ ويَحْيا مَنْ حَيَّ عن بَيِّنَةٍ}.
(24) ﴾ إِنَّآ أَرۡسَلۡنَٰكَ بِٱلۡحَقِّ
﴿ "Sesungguhnya Kami mengutus kamu de-ngan membawa kebenaran." Maksudnya, Kami mengutusmu hanya dengan kebenaran. Sebab Allah سبحانه وتعالى mengutusmu pada saat keko-songan para rasul dan lenyapnya jalan-jalan (kebenaran), terhapus-nya ilmu dan kebutuhan yang sangat mendesak kepada penugasan-mu sebagai rasul. Maka Allah mengutusmu sebagai rahmat bagi semesta alam. Demikian pula, apa yang karenanya Kami meng-utusmu, yaitu agama yang benar dan jalan yang lurus itu adalah haq, bukan kepalsuan, dan demikian pula apa yang Kami utuskan kepadamu, yaitu al-Qur`an yang agung dan Dzikir yang penuh hikmah, yang termuat di dalamnya adalah haq dan kebenaran.
Ia merupakan ﴾ بَشِيرٗا
﴿ "pembawa berita gembira," bagi siapa saja yang patuh kepadamu, yaitu kabar gembira dengan pahala dunia dan akhirat dari Allah.
﴾ وَنَذِيرٗاۚ
﴿ "Dan sebagai pemberi peringatan" bagi siapa saja yang durhaka terhadapmu, yaitu dengan azab Allah di dunia ini dan di akhirat nanti.
Kamu bukanlah hal yang baru dari para rasul. Maka tidaklah ada ﴾ مِّنۡ أُمَّةٍ
﴿ "suatu umat pun" dari umat-umat yang terdahulu dan dari generasi-generasi yang silam ﴾ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٞ
﴿ "melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan," yang menegakkan hujjah Allah atas mereka,
﴾ لِّيَهۡلِكَ مَنۡ هَلَكَ عَنۢ بَيِّنَةٖ وَيَحۡيَىٰ مَنۡ حَيَّ عَنۢ بَيِّنَةٖۗ ﴿
"Agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu dengan keterangan yang nyata
(pula)."
(Al-Anfal: 42).
{وَإِنْ يُكَذِّبُوكَ فَقَدْ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ وَبِالزُّبُرِ وَبِالْكِتَابِ الْمُنِيرِ (25) ثُمَّ أَخَذْتُ الَّذِينَ كَفَرُوا فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ (26)}.
"Dan jika mereka mendustakan kamu, maka sungguh orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan; kepada mereka telah datang rasul-rasulNya dengan membawa mukjizat yang nyata, zubur, dan kitab yang memberikan cahaya. Kemudian Aku azab orang-orang yang kafir; maka bagaimana akibat kemurkaan-Ku."
(Fathir: 25-26).
#
{25} أي: وإنْ يكذِّبْك أيُّها الرسول هؤلاء المشركون؛ فلست أول رسول كُذِّبَ، {فقد كَذَّبَ الذين من قبلهم جاءتْهم رسُلُهم بالبيناتِ}: الدالاَّتِ على الحقِّ وعلى صدقهم فيما أخبروهم به. {والزُّبُرِ}؛ أي: الكتب المكتوبة المجموع فيها كثير من الأحكام. {والكتابِ المنيرِ}؛ أي: المضيء في أخباره الصادقة وأحكامه العادلة، فلم يكن تكذيبُهم إياهم ناشئاً عن اشتباه أو قصورٍ بما جاءتْهم به الرسلُ، بل بسبب ظلمِهِم وعنادِهِم.
(25) Maknanya: Jika mereka, kaum musyrikin, mendusta-kanmu, wahai Rasul, maka engkau bukanlah rasul pertama yang didustakan, ﴾ فَقَدۡ كَذَّبَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ جَآءَتۡهُمۡ رُسُلُهُم بِٱلۡبَيِّنَٰتِ
﴿ "maka sungguh orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan; kepada mereka telah datang rasul-rasulNya dengan membawa mukjizat yang nyata" yang membuktikan kebenaran dan kejujuran mereka dalam apa yang mereka beritakan, ﴾ وَبِٱلزُّبُرِ
﴿ "dan dengan zubur," maksudnya, kitab-kitab yang tertulis, yang di dalamnya terhimpun berbagai hukum-hukum Allah, ﴾ وَبِٱلۡكِتَٰبِ ٱلۡمُنِيرِ ﴿ "dan kitab yang memberikan cahaya," yakni, yang memberikan penjelasan di dalam berita-beritanya yang benar dan hukum-hukumnya yang adil. Jadi, pendustaan mereka terhadap para rasul itu bukan karena ketidakjelasan atau kelemahan ajaran yang disampaikan oleh para rasul, melainkan disebabkan oleh kezhaliman dan sikap keras kepala mereka.
#
{26} {ثم أخذتُ الذين كفروا}: بأنواع العقوباتِ {فكيف كان نكيرِ}: عليهم؟ كان أشدَّ النكير وأعظمَ التنكيل؛ فإيَّاكم وتكذيبَ هذا الرسول الكريم، فيصيبكم كما أصاب أولئك من العذاب الأليم والخزي الوخيم.
(26) ﴾ ثُمَّ أَخَذۡتُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْۖ
﴿ "Kemudian Aku azab orang-orang yang kafir" dengan berbagai macam siksaan, ﴾ فَكَيۡفَ كَانَ نَكِيرِ ﴿ "maka bagai-mana akibat kemurkaanKu" terhadap mereka? Ia benar-benar kemur-kaan yang paling keras dan penyiksaan yang paling besar. Maka jangan sekali-kali kalian mendustakan Rasul yang mulia ini, sebab kalian akan ditimpa azab yang sangat pedih dan kehinaan yang sangat nista sebagaimana telah menimpa orang-orang
(yang telah mendustakan para rasul sebelumnya).
{أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ ثَمَرَاتٍ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهَا وَمِنَ الْجِبَالِ جُدَدٌ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ (27) وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَلِكَ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ (28)}.
"Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit, lalu Kami hasilkan dari hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada pula yang hitam pekat. Dan demikian pula di antara ma-nusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya. Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya, hanyalah ulama. Se-sungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Maha Pengampun."
(Fathir: 27-28).
Allah سبحانه وتعالى mengingatkan bahwa Dia menciptakan segala se-suatu yang berlawanan yang asalnya adalah satu dan materinya pun satu (sama), namun terdapat perbedaan yang sangat jauh se-bagaimana dapat kita lihat dan kita saksikan, untuk membuktikan kepada hamba-hambaNya kesempurnaan KuasaNya dan keindahan HikmahNya:
#
{27} فمن ذلك أنَّ الله تعالى أنزلَ من السماء ماءً، فأخرج به من الثمراتِ المختلفاتِ والنباتات المتنوعاتِ ما هو مشاهدٌ للناظرين، والماء واحدٌ والأرضُ واحدةٌ. ومن ذلك الجبالُ التي جعلها الله أوتاداً للأرض؛ تجدِها جبالاً مشتبكةً، بل جبلاً واحداً، وفيها ألوان متعددةٌ، فيها {جُدَدٌ بيضٌ}؛ أي: طرائق بيضٌ، وفيها طرائقُ صفرٌ وحمرٌ، وفيها {غرابيبُ سودٌ}؛ أي: شديدة السواد جدًّا.
(27) Di antaranya adalah bahwa sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى menurunkan air
(hujan) dari langit, kemudian dengan air hujan itu Dia menumbuhkan berbagai jenis buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan yang beragam seperti yang disaksikan oleh orang-orang yang memperhatikannya. Padahal airnya sama dan tanahnya pun sama. Dan di antaranya juga adalah gunung-gunung yang dijadikan sebagai pasak bumi oleh Allah سبحانه وتعالى, Anda menjumpainya sebagai gunung-gunung yang menyatu, bahkan satu gunung, dan padanya terdapat banyak warna, ada ﴾ جُدَدُۢ بِيضٞ
﴿ "garis-garis putih," maksud-nya, jalan-jalan putih, dan ada pula jalan-jalan berwarna kekuning-kuningan, kemerah-merahan, dan ada pula ﴾ وَغَرَابِيبُ سُودٞ ﴿ "yang hitam pekat," maksudnya, sangat hitam sekali.
#
{28} ومن ذلك الناسُ والدوابُّ والأنعام؛ فيها من اختلاف الألوان والأوصافِ والأصواتِ والهيئاتِ ما هو مرئيٌّ بالأبصار مشهودٌ للنُّظَّارِ، والكلُّ من أصل واحدٍ ومادةٍ واحدةٍ، فتفاوتُها دليلٌ عقليٌّ على مشيئةِ الله تعالى التي خَصَّصَتْ ما خَصَّصَتْ منها بلونِهِ ووصفِهِ، وقدرة الله تعالى حيث أوجدها كذلك، وحكمتِهِ ورحمتِهِ حيث كان ذلك الاختلاف وذلك التفاوتُ فيه من المصالح والمنافع ومعرفة الطرق ومعرفة الناس بعضهم بعضاً ما هو معلوم، وذلك أيضاً دليلٌ على سعة علم الله تعالى، وأنه يَبْعَثُ مَنْ في القبور. ولكن الغافل ينظر في هذه الأشياء وغيرها نَظَرَ غفلةٍ لا تحدثُ له تذكُّراً، وإنَّما ينتفع بها من يخشى الله تعالى ويعلم بفكرِهِ الصائب وجهَ الحكمة فيها، ولهذا قال: {إنَّما يخشى اللهَ من عبادِهِ العلماءُ}: فكلُّ من كان بالله أعلم؛ كان أكثرَ له خشيةً، وأوجبتْ له خشيةُ الله الانكفافَ عن المعاصي والاستعدادَ للقاء مَنْ يخشاه، وهذا دليلٌ على فضيلة العلم؛ فإنَّه داع إلى خشية الله، وأهلُ خشيتِهِ هم أهلُ كرامتِهِ؛ كما قال تعالى: {رضي الله عنهم ورَضُوا عنه ذلك لِمَنْ خَشِيَ ربَّه}. {إنَّ الله عزيزٌ}: كامل العزَّة، ومن عزَّته خَلْقُ هذه المخلوقات المتضادَّات. {غفورٌ}: لذنوب التائبين.
(28) Dan termasuk di antaranya juga adalah manusia, bina-tang melata dan binatang-binatang ternak berkaki empat, padanya terdapat perbedaan warna, perbedaan bulu, bunyi
(suara), dan bentuk, sebagaimana dapat dilihat dengan pandangan mata dan dapat disaksikan oleh orang-orang yang memperhatikannya. Se-muanya berasal dari asal dan materi yang sama. Maka perbedaan-nya merupakan dalil
(bukti) rasional atas masyi`ah
(kehendak) Allah سبحانه وتعالى yang telah memberikan keistimewaan pada masing-masing de-ngan warna dan sifatnya,
(dan menunjukkan kepada) Kuasa Allah سبحانه وتعالى di mana Dia telah menciptakannya seperti itu, dan menunjukkan kepada hikmah dan rahmatNya di mana perbedaan dan keragaman itu mempunyai banyak maslahat dan berbagai manfaat, untuk mengenal jalan-jalan, mengenal manusia satu sama lainnya sebagai-mana telah dimaklumi.
Dan hal itu juga merupakan dalil
(bukti) yang menunjukkan kemahaluasan ilmu Allah سبحانه وتعالى, dan sesungguhnya Dia pasti akan membangkitkan orang-orang yang ada di dalam kubur. Namun, orang yang lalai melihat hal-hal di atas dengan penglihatan kela-laian yang tidak bisa menimbulkan kesadaran baginya. Sesungguh-nya yang dapat mengambil pelajaran darinya hanyalah orang yang takut kepada Allah سبحانه وتعالى dan berusaha mengetahui dengan pikiran-nya yang fokus apa yang menjadi hikmah dari makhluk-makhluk tersebut. Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَٰٓؤُاْۗ
﴿ "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya, hanyalah ulama." Maka setiap orang yang lebih mengenal Allah, ia akan menjadi lebih takut kepadaNya, dan takutnya kepada Allah menjadikannya menahan diri dari perbuatan maksiat dan selalu bersiap untuk perjumpaan dengan Tuhan yang ditakutinya. Ini merupakan satu dalil yang menunjukkan tingginya keutamaan ilmu, sebab ilmu mengajak takut kepada Allah, dan orang-orang yang takut kepadaNya adalah orang-orang yang dianugerahi kara-mah, sebagaimana FirmanNya,
﴾ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُۚ ذَٰلِكَ لِمَنۡ خَشِيَ رَبَّهُۥ 8
﴿
"Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabb-nya." (Al-Bayyinah: 8).
﴾ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ
﴿ "Sesungguhnya Allah Mahaperkasa," yakni, Maha-sempurna keperkasaanNya; dan di antara keperkasaanNya adalah Dia menciptakan makhluk-makhluk yang berbeda-beda itu.
﴾ غ َ ف ُ و ر ٌ ﴿ "Lagi Maha Pengampun" terhadap dosa-dosa orang-orang yang bertaubat.
{إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (29) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (30)}.
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karuniaNya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri."
(Fathir: 29-30).
#
{29} {إنَّ الذين يتلونَ كتاب الله}؛ أي: يتَّبعونَه في أوامره فيمتَثِلونها وفي نواهيه فيترُكونها وفي أخبارِهِ فيصدِّقونها ويعتَقِدونها ولا يقدِّمون عليه ما خالَفَه من الأقوال، ويتلون أيضاً ألفاظَه بدراستِهِ، ومعانِيه بتتبُّعِها واستخراجِها، ثم خصَّ من التلاوة بعدما عمَّ الصلاةَ ـ التي هي عمادُ الدِّين ونورُ المسلمين وميزانُ الإيمان وعلامةُ صدق الإسلام ـ النفقةَ على الأقارب والمساكين واليتامى وغيرهم من الزكاة والكفارات والنذور والصدقات، {سرًّا وعلانيةً}: في جميع الأوقات؛ {يرجونَ}: بذلك {تجارةً لن تبورَ}؛ أي: لن تكسدَ وتفسدَ، بل تجارة هي أجلُّ التجاراتِ وأعلاها وأفضلُها ألا وهي رضا ربِّهم والفوزُ بجزيل ثوابِهِ والنجاةُ من سخطِهِ وعقابِهِ، وهذا فيه الإخلاصُ بأعمالهم، وأنَّهم لا يرجون بها من المقاصدِ السيئةِ والنيَّاتِ الفاسدةِ شيئاً.
(29) ﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتۡلُونَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ
﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah." Maksudnya, mengkaji perintah-perin-tahnya dan mereka mengerjakannya, dan terhadap larangan-lara-ngannya lalu mereka meninggalkannya, juga terhadap informasi-informasinya lalu mereka membenarkan dan meyakininya, serta mereka tidak mengutamakan apa-apa yang bertentangan dengan-nya dari pendapat-pendapat manusia. Dan mereka pun membaca lafazh-lafazhnya dengan mempelajarinya, membaca artinya dengan menghayati dan menyimpulkannya.
Kemudian, setelah menjelaskan tentang membaca al-Qur`an secara khusus dan shalat secara umum yang merupakan tiang agama, cahaya bagi kaum Muslimin, standar keimanan dan tanda ketulusan dalam ber-islam, Allah secara khusus menjelaskan ten-tang pemberian nafkah kepada kaum kerabat, orang-orang miskin, anak-anak yatim, dan lain-lainnya dalam bentuk zakat, kaffarat, nadzar dan berbagai bentuk sedekah, ﴾ سِرّٗا وَعَلَانِيَةٗ
﴿ "dengan diam-diam dan terang-terangan," sepanjang waktu, ﴾ يَرۡجُونَ
﴿ "mereka itu mengharapkan" dengan itu, ﴾ تِجَٰرَةٗ لَّن تَبُورَ ﴿ "perniagaan yang tidak akan merugi." Maksudnya, tidak akan bangkrut atau rusak. Bahkan ia adalah perniagaan yang paling mulia, paling tinggi, dan paling utama, yaitu keridhaan Allah, Rabb mereka, menang dengan me-raih pahala yang berlipat ganda dan selamat dari murka dan siksa-anNya. Di sini terkandung keikhlasan dalam amal-amal kebajikan mereka, yang mana sesungguhnya mereka tidak mengharapkan sedikitpun dari amal-amal tersebut tujuan-tujuan buruk dan niat-niat yang tidak benar.
#
{30} ذكر أنَّهم حصل لهم ما رَجَوْه، فقال: {لِيُوَفِّيهم أجورَهم}؛ أي: أجور أعمالهم على حسب قِلَّتِها وكثرتها وحُسنها وعدمِهِ، {ويزيدَهُم من فضلِهِ}: زيادة عن أجورهم. {إنَّه غفورٌ شكورٌ}: غفر لهم السيئاتِ، وقَبِلَ منهم القليل من الحسنات.
(30) Allah menyebutkan bahwa mereka pasti meraih apa yang mereka harapkan itu, seraya berfirman, ﴾ لِيُوَفِّيَهُمۡ أُجُورَهُمۡ
﴿ "Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka," maksudnya, pahala amal-amal kebajikan mereka sesuai dengan sedikit atau banyaknya, baik atau tidaknya.
﴾ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضۡلِهِۦٓۚ
﴿ "Dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya" sebagai tambahan atas pahala yang mereka terima.
﴾ إِنَّهُۥ غَفُورٞ شَكُورٞ ﴿ "Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri," Dia mengampuni dosa-dosa mereka dan mene-rima kebajikan mereka sekalipun kecil.
{وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ هُوَ الْحَقُّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ إِنَّ اللَّهَ بِعِبَادِهِ لَخَبِيرٌ بَصِيرٌ (31) ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ (32) جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ (33) وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ (34) الَّذِي أَحَلَّنَا دَارَ الْمُقَامَةِ مِنْ فَضْلِهِ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ (35)}.
"Dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu yaitu al-Kitab, itulah yang benar, dengan membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mengetahui lagi Maha Melihat hamba-hambaNya. Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. Surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutra. Dan mereka ber-kata, 'Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Rabb kami benar-benar Maha Pengam-pun lagi Maha Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal dari karuniaNya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu'."
(Fathir: 31-35).
#
{31} يذكر تعالى أنَّ الكتابَ الذي أوحاه إلى رسوله {هو الحقُّ}: من كثرةِ ما اشتمل عليه من الحقِّ، كأنَّ الحقَّ منحصرٌ فيه؛ فلا يكنْ في قلوبكم حرجٌ منه ولا تتبرَّموا منه ولا تستهينوا به؛ فإذا كان هو الحقَّ؛ لزم أنَّ كلَّ ما دلَّ عليه من المسائل الإلهيَّة والغيبيَّة وغيرها مطابقٌ لما في الواقع؛ فلا يجوز أن يُرادَ به ما يخالفُ ظاهرَه وما دلَّ عليه. {مصدِّقاً لما بينَ يديهِ}: من الكتب والرسل؛ لأنَّها أخبرتْ به، فلما وُجِدَ وظهرَ؛ ظهرَ به صدقُها؛ فهي بشرتْ به وأخبرتْ، وهو صدَّقها، ولهذا لا يمكن أحداً أن يؤمنَ بالكتب السابقة وهو كافرٌ بالقرآن أبداً؛ لأنَّ كفره به ينقضُ إيمانه بها؛ لأنَّ من جملة أخبارِها الخبرَ عن القرآن، ولأنَّ أخبارها مطابقةٌ لأخبار القرآن. {إنَّ الله بعبادِهِ لخبيرٌ بصيرٌ}: فيعطي كلَّ أمةٍ وكلَّ شخص ما هو اللائقُ بحالِهِ، ومن ذلك أنَّ الشرائع السابقة لا تَليق إلاَّ بوقتها وزمانها، ولهذا ما زال الله يرسلُ الرسلَ رسولاً بعد رسول حتى خَتَمَهم بمحمدٍ - صلى الله عليه وسلم -، فجاء بهذا الشرع الذي يَصْلُحُ لمصالح الخلق إلى يوم القيامةِ، ويتكفَّل بما هو الخير في كل وقت، ولهذا لمَّا كانت هذه الأمةُ أكملَ الأمم عقولاً وأحسنهم أفكاراً وأرقَّهم قلوباً وأزكاهم أنفساً؛ اصطفاهم تعالى واصطفى لهم دينَ الإسلام وأورثهم الكتابَ المهيمنَ على سائر الكتب.
(31) Allah سبحانه وتعالى mengingatkan bahwa sesungguhnya al-Kitab yang telah diwahyukanNya kepada RasulNya ﴾ هُوَ ٱلۡحَقُّ
﴿ "itulah yang benar," karena banyaknya kebenaran (al-haq) yang terkandung di dalamnya, sehingga seakan-akan kebenaran hanya terbatas pada yang ada di dalamnya saja. Maka hendaknya jangan sampai ada rasa keberatan di dalam hati kalian terhadapnya dan jangan pula kalian merasa bosan kepadanya atau meremehkannya.
Kalau al-Kitab ini adalah yang haq (benar), maka sudah pasti setiap apa yang dijelaskannya, seperti permasalahan-permasalahan ketuhanan dan hal-hal yang ghaib serta lain-lainnya sesuai dengan apa yang terjadi dalam realita. Maka tidak boleh diartikan dengan makna yang bertentangan dengan makna lahirnya dan dengan makna yang dikandungnya.
﴾ مُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِۗ
﴿ "Dengan membenarkan apa-apa yang sebelum-nya," yaitu berupa kitab-kitab dan para rasul, sebab kitab-kitab dan para rasul itu telah menginformasikannya. Maka setelah al-Kitab (al-Qur`an) ini ada dan muncul dan dengannya terbukti kebenaran adanya kitab-kitab terdahulu itu, di mana kitab-kitab tersebut telah mengabarkan tentangnya dan menginformasikannya, dan al-Kitab ini pun membenarkannya, maka dari itu, tidak mungkin seseorang beriman kepada kitab-kitab terdahulu sementara ia kafir kepada al-Qur`an! Sama sekali tidak mungkin! Sebab kekafirannya kepada al-Qur`an berarti merusak imannya kepada kitab-kitab sebelum al-Qur`an tersebut. Sebab, di antara sejumlah khabar (informasi) kitab-kitab tersebut adalah informasi tentang al-Qur`an, dan juga karena khabar-khabarnya sesuai dengan khabar-khabar al-Qur`an.
﴾ إِنَّ ٱللَّهَ بِعِبَادِهِۦ لَخَبِيرُۢ بَصِيرٞ ﴿ "Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Mengetahui lagi Maha Melihat hamba-hambaNya," maka dari itu Dia memberikan kepada setiap umat dan setiap orang apa yang sesuai
(layak) dengan keadaannya, termasuk di antaranya adalah bahwa syariat-syariat yang telah lalu tidak sesuai kecuali pada masa dan waktunya saat itu. Maka dari itu Allah سبحانه وتعالى terus mengutus para RasulNya secara silih berganti hingga akhirnya Allah menutupnya dengan Nabi Muhammad a. Maka dari itu beliau datang dengan membawa syariat yang selalu sesuai dengan kemaslahatan manu-sia hingga Hari Kiamat kelak dan memberikan jaminan dengan apa yang lebih baik pada setiap saat. Maka dari itu, setelah umat ini menjadi umat yang paling sempurna
(matang) akal pikirannya, paling lembut hatinya, dan paling bersih jiwanya, maka Allah memilih mereka dan memilih Agama Islam sebagai agama mereka dan mewariskan al-Kitab yang mewakili seluruh kitab-kitab suci sebelumnya.
#
{32} ولهذا قال: {ثم أوْرَثْنا الكتاب الذين اصْطَفَيْنا من عبادِنا}: وهم هذه الأمة. {فمنهم ظالمٌ لنفسِهِ}: بالمعاصي التي هي دون الكفرِ، {ومنهم مقتصدٌ}: مقتصرٌ على ما يجب عليه، تاركٌ للمحرَّم، {ومنهم سابقٌ بالخيرات}؛ أي: سَارَعَ فيها، واجْتَهَدَ فسبق غيره، وهو المؤدي للفرائض، المكثر من النوافل، التارك للمحرم والمكروه؛ فكلهم اصطفاه الله تعالى لوراثة هذا الكتاب، وإن تفاوتتْ مراتِبُهم وتميَّزت أحوالُهم؛ فلكل منهم قسطٌ من وراثتِهِ، حتى الظالم لنفسه؛ فإنَّ ما معه من أصل الإيمان وعلوم الإيمان وأعمال الإيمان من وراثة الكتاب؛ لأنَّ المراد بوراثة الكتاب وراثةُ علمِهِ وعمله ودراسةُ ألفاظِهِ واستخراج معانيه، وقوله: {بإذن الله}: راجعٌ إلى السابق إلى الخيرات ؛ لئلاَّ يغترَّ بعمله، بل ما سَبَقَ إلى الخيرات إلاَّ بتوفيق الله تعالى ومعونته؛ فينبغي له أن يشتغلَ بشكر الله تعالى على ما أنعم به عليه. {ذلك هو الفضلُ الكبيرُ}؛ أي: وراثة الكتاب الجليل لمن اصطفى تعالى من عباده هو الفضلُ الكبيرُ الذي جميع النعم بالنسبة إليه كالعدم، فأجلُّ النعم على الإطلاق وأكبرُ الفضل وراثةُ هذا الكتاب.
(32) Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ ثُمَّ أَوۡرَثۡنَا ٱلۡكِتَٰبَ ٱلَّذِينَ ٱصۡطَفَيۡنَا مِنۡ عِبَادِنَاۖ
﴿ "Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami." Mereka yang terpilih ter-sebut adalah umat ini.
﴾ فَمِنۡهُمۡ ظَالِمٞ لِّنَفۡسِهِۦ
﴿ "Lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri," dengan perbuatan-perbuatan maksiat selain kekafiran, ﴾ وَمِنۡهُم مُّقۡتَصِدٞ
﴿ "dan di antara mereka ada yang pertengahan," hanya melakukan hal-hal yang diwajibkan kepadanya dan mening-galkan yang diharamkan, ﴾ وَمِنۡهُمۡ سَابِقُۢ بِٱلۡخَيۡرَٰتِ
﴿ "dan di antara mereka ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan." Maksudnya, segera me-lakukannya dan bersungguh-sungguh hingga mengalahkan orang yang lain. Dia adalah orang yang selalu menunaikan apa-apa yang fardhu dan banyak mengerjakan amalan-amalan sunnah, mening-galkan yang haram dan yang makruh. Mereka semua dipilih oleh Allah سبحانه وتعالى untuk mewarisi kitab al-Qur`an ini, sekalipun tingkatan-tingkatan mereka berbeda-beda dan kondisi mereka tidak sama, namun masing-masing dari mereka mempunyai bagian dari wari-sannya hingga orang yang zhalim terhadap dirinya sendiri sekali-pun, sebab sesungguhnya dasar iman, ilmu-ilmu iman, dan amal-amal iman yang mereka miliki merupakan bagian dari warisan al-Kitab (al-Qur`an), karena yang dimaksud warisan al-Kitab ada-lah warisan ilmu, amal, dan mempelajari lafazh-lafazhnya, serta mengambil makna-maknanya.
Sedang Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ
﴿ "Dengan izin Allah." Kalimat ini merujuk kepada "yang lebih dahulu berbuat kebaikan" agar ia tidak tertipu dengan amal kebajikannya. Sebab, ia tidak akan ber-gegas melakukan kebaikan-kebaikan kecuali karena taufik dari Allah سبحانه وتعالى dan pertolonganNya. Maka semestinya dia aktif bersyukur kepada Allah سبحانه وتعالى atas karunia yang telah dikaruniakan kepadanya.
﴾ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَضۡلُ ٱلۡكَبِيرُ ﴿ "Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar." Maksudnya, warisan al-Kitab yang sangat mulia bagi orang yang dipilih oleh Allah سبحانه وتعالى di antara hamba-hambaNya itulah karunia yang sangat besar, yang semua nikmat bila dibandingkan dengannya sama sekali tidak ada artinya. Jadi, nikmat yang paling besar secara keseluruhan dan karunia yang paling agung adalah warisan kitab suci al-Qur`an ini.
#
{33} ثم ذكر جزاء الذين أوْرَثَهم كتابَه، {جناتُ عدنٍ يَدْخُلونها}؛ أي: جناتٌ مشتملاتٌ على الأشجار والظلِّ والظليل والحدائق الحسنة والأنهار المتدفِّقة والقصور العالية والمنازلِ المزخرفةِ في أبدٍ لا يزول وعيش لا يَنْفَدُ. والعَدْنُ: الإقامة؛ فجنات عدنٍ؛ أي: جنات إقامة، أضافها للإقامة لأنَّ الإقامةَ والخلودَ وصفُها ووصفُ أهلها، {يُحَلَّوْنَ فيها من أساورَ من ذهبٍ}: وهو الحُلِيُّ الذي يُجعل في اليدين على ما يحبُّون ويرونَ أنَّه أحسنُ من غيره، الرجال والنساء في الحلية في الجنة سواء. {و} يحلَّوْن فيها {لؤلؤاً}: يُنْظَمُ في ثيابهم وأجسادهم، {ولباسُهُم فيها حريرٌ}: من سندس ومن إستبرقٍ أخضر.
(33) Kemudian Allah menjelaskan balasan untuk orang-orang yang diwarisi KitabNya tersebut dengan, ﴾ جَنَّٰتُ عَدۡنٖ يَدۡخُلُونَهَا
﴿ "Surga 'Adn, mereka masuk ke dalamnya." Yakni, surga-surga yang penuh dengan pohon-pohon, naungan dan pohon-pohon yang rindang, kebun-kebun yang baik, sungai-sungai yang mengalir, istana-istana yang menjulang tinggi, tempat-tempat tinggal yang terukir indah selama-lamanya, tidak akan pernah sirna dan kehi-dupan yang tidak akan pernah akan berkesudahan.
"Al-Adn" artinya: Tinggal (menetap). Maka Jannatu Adn itu adalah surga tempat tinggal. Di-idhafahkan kepada iqamah (diam, tinggal) karena tinggal dan kekekalan di dalamnya menjadi sifat dan ciri para penghuninya.
﴾ يُحَلَّوۡنَ فِيهَا مِنۡ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٖ
﴿ "Di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas." Perhiasan di sini adalah perhiasan yang dikenakan di lengan tangan dengan sesuka mereka dan mereka pandang lebih indah daripada yang lainnya. Laki-laki dan perempuan sama-sama mengenakan perhiasan di surga. ﴾ وَ
﴿ "Dan" mereka dihiasi di dalamnya ﴾ وَلُؤۡلُؤٗاۖ
﴿ "dengan mutiara" yang teruntai indah pada pakaian dan tubuh mereka, ﴾ وَلِبَاسُهُمۡ فِيهَا حَرِيرٞ ﴿ "dan pa-kaian mereka di dalamnya adalah sutera," berupa sutra tipis dan sutra tebal berwarna hijau.
#
{34} {و} لمَّا تمَّ نعيمُهم وكَمُلَتْ لَذَّتُهم؛ {قالوا الحمدُ لله الذي أذْهَبَ عنَّا الحَزَنَ}: وهذا يشملُ كلَّ حزنٍ؛ فلا حزنَ يعرض لهم بسبب نقص في جمالهم ولا في طعامهم وشرابهم ولا في لذَّاتهم ولا في أجسادهم ولا في دوام لَبْثِهم؛ فهم في نعيمٍ ما يرونَ عليه مزيداً، وهو في تزايدٍ أبدَ الآباد. {إنَّ ربَّنا لَغفورٌ}: حيث غَفَرَ لنا الزلاتِ. {شكورٌ}: حيث قَبِلَ منَّا الحسناتِ وضاعَفَها، وأعطانا من فضلِهِ ما لم تَبْلُغْهُ أعمالُنا ولا أمانينا. فبمغفرتِهِ؛ نَجَوْا من كلِّ مكروه ومرهوبٍ، وبشكرِهِ وفضلِهِ؛ حصل لهم كلُّ مرغوبٍ محبوبٍ.
(34) ﴾ وَ
﴿ "Dan" setelah sempurna nikmat untuk mereka dan lengkap kelezatan yang mereka rasakan, ﴾ قَالُوٓاْ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِيٓ أَذۡهَبَ عَنَّا ٱلۡحَزَنَۖ
﴿ "mereka berkata, 'Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami'." Ini mencakup segala bentuk rasa duka. Maka mereka sama sekali tidak merasakan rasa sedih (duka) yang disebabkan kekurangan pada keindahan mereka atau pada makanan dan mi-numan mereka, tidak pula pada kelezatan, pada tubuh atau pada keabadian mereka tinggal. Jadi, mereka selalu berada di dalam kenikmatan yang mereka rasakan selalu bertambah. Ia selalu ber-tambah terus selama-lamanya.
﴾ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٞ
﴿ "Sesungguhnya Rabb kami benar-benar Maha Pe-ngampun" yang mana Dia mengampuni kekhilafan-kekhilafan kami, ﴾ شَكُورٌ ﴿ "lagi Maha Mensyukuri," di mana Dia menerima amal-amal kebajikan kami dan melipatgandakannya, dan Dia berikan kepada kami bagian dari karunia yang sebenarnya tidak bisa dijangkau oleh amal-amal maupun oleh angan-angan kami. Maka, karena ampunanNya-lah mereka selamat dari segala yang tidak diinginkan dan yang dikhawatirkan, dan dengan syukur dan karuniaNya mereka memperoleh segala apa saja yang disuka dan diinginkan.
#
{35} {الذي أحَلَّنا}؛ أي: أنزلنا نزول حلول واستقرارٍ، لا نزول معبرٍ واعتبار {دار المُقامةِ}؛ أي: الدار التي تدوم فيها الإقامةُ، والدار التي يُرغب في المقام فيها؛ لكثرة خيراتها وتوالي مسرَّاتها وزوال كدوراتها، وذلك الإحلال بفضلِهِ علينا وكرمِهِ، لا بأعمالنا؛ فلولا فضلُهُ؛ لما وَصَلْنا إلى ما وَصَلْنا إليه، {لا يَمَسُّنا فيها نَصبٌ ولا يَمَسُّنا فيها لُغوبٌ}؛ أي: لا تعبٌ في الأبدان ولا في القلبِ والقُوى ولا في كثرة التمتُّع.
وهذا يدلُّ على أن الله تعالى يَجْعَلُ أبدانَهم في نشأةٍ كاملةٍ ويُهَيِّئُ لهم من أسباب الراحة على الدَّوام ما يكونون بهذه الصفة؛ بحيث لا يمسُّهم نصبٌ ولا لغوبٌ ولا همٌّ ولا حزنٌ.
ويدلُّ على أنهم لا ينامون في الجنة؛ لأنَّ النوم فائدتُه زوالُ التعب وحصولُ الراحة به، وأهل الجنةِ بخلافِ ذلك، ولأنَّه موتٌ أصغر، وأهل الجنة لا يموتون. جعلنا الله منهم بمنِّه وكرمه.
(35) ﴾ ٱلَّذِيٓ أَحَلَّنَا
﴿ "Yang menempatkan kami," yakni, Dia menem-patkan kami untuk keabadian dan selama-lamanya, bukan untuk sekedar melintasi atau singgah, ﴾ دَارَ ٱلۡمُقَامَةِ
﴿ "dalam tempat yang kekal," yakni, negeri yang didiami adalah untuk selama-lamanya, dan negeri yang memang diidam-idamkan untuk tinggal di dalamnya, karena kebaikannya yang sangat banyak, hal-hal yang menyenang-kan silih berganti dan tidak adanya hal-hal yang tidak menyenang-kan di dalamnya. Penempatan itu semuanya adalah karena karunia dan kemurahanNya kepada kami, bukan karena amal-amal kami. Kalau saja bukan karena karuniaNya, tentu kami tidak pernah mencapai kepada apa yang telah kami capai ini.
﴾ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٞ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٞ ﴿ "Di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu," artinya, tidak ada rasa letih di badan, di hati dan kekuatan sekalipun karena banyaknya bersenang-senang.
Ini membuktikan bahwasanya Allah سبحانه وتعالى menjadikan tubuh mereka dalam pertumbuhan yang sempurna, menyediakan segala fasilitas ketenangan bagi mereka untuk selama-lamanya sehingga mereka menjadi seperti itu, yang mana mereka tidak pernah merasa lesu, letih, sedih, ataupun duka.
Dan juga menunjukkan bahwasanya mereka di surga tidak tidur, karena fungsi tidur adalah menghilangkan rasa lesu dan merasa istirahat karenanya. Sedangkan para penghuni surga keba-likan dari semua itu. Dan juga, karena tidur adalah bentuk mati kecil, sedangkan para penghuni surga tidak akan mengalami mati. Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan mereka dengan karunia dan kemurahanNya.
{وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقْضَى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا كَذَلِكَ نَجْزِي كُلَّ كَفُورٍ (36) وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ (37)}.
"Dan orang-orang kafir bagi mereka Neraka Jahanam. Me-reka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak pula diri-ngankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir. Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, 'Ya Rabb kami, keluarkanlah kami, niscaya kami akan mengerja-kan amal yang shalih berlainan dengan yang telah kami kerjakan.' Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir, dan telah da-tang kepadamu pemberi peringatan, maka rasakanlah dan tidak ada bagi orang-orang yang zhalim seorang penolong pun."
(Fathir: 36-37).
#
{36} لما ذكر تعالى حال أهل الجنة ونعيمَهم؛ ذكر حالَ أهل النار وعذابَهم، فقال: {والذين كَفَروا}؛ أي: جحدوا ما جاءتْهم به رسُلُهم من الآيات وأنكروا لقاءَ ربِّهم، {لهم نارُ جهنَّم}: يعذَّبون فيها أشدَّ العذاب وأبلغ العقاب، {لا يُقْضى عليهم}: بالموت {فيمَوتوا}: فيستريحوا، {ولا يُخَفَّفُ عنهم من عذابِها}: فشدَّة العذاب وعِظَمُهُ مستمرٌّ عليهم في جميع الآنات واللحظات. {كذلك نجزي كلَّ كفورٍ}.
(36) Setelah Allah سبحانه وتعالى menjelaskan keadaan para penghuni surga dengan segala kenikmatan yang mereka dapatkan, maka Allah menjelaskan keadaan para penghuni neraka dan azab yang akan mereka dapatkan, seraya berfirman, ﴾ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ
﴿ "Dan orang-orang kafir" yaitu orang-orang yang mengingkari apa-apa yang di-bawa oleh para Rasul, seperti ayat-ayat, dan mereka mengingkari perjumpaan dengan Allah.
﴾ لَهُمۡ نَارُ جَهَنَّمَ
﴿ "Bagi mereka Neraka Jahanam"; mereka disiksa di dalamnya dengan siksaan yang paling dahsyat dan hukuman yang paling keras.
﴾ لَا يُقۡضَىٰ عَلَيۡهِمۡ
﴿ "Mereka tidak dibinasakan" dengan kematian ﴾ فَيَمُوتُواْ
﴿ "sehingga mereka mati" sehingga mereka bisa beristirahat, ﴾ وَلَا يُخَفَّفُ عَنۡهُم مِّنۡ عَذَابِهَاۚ
﴿ "dan tidak pula diringankan dari mereka azabnya."
Jadi, dahsyat dan besarnya siksaan itu terus melanda mereka sepanjang waktu dan setiap detik.
﴾ كَذَٰلِكَ نَجۡزِي كُلَّ كَفُورٖ ﴿ "Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir."
#
{37} {وهم يَصْطَرِخون فيها}؛ أي: يصرخون ويتصايحون ويستغيثون ويقولون: {ربَّنا أخْرِجْنا نَعْمَلْ صالحاً غير الذي كنَّا نعملُ}: فاعترفوا بذنبهم، وعرفوا أنَّ الله عَدَلَ فيهم، ولكنْ سألوا الرجعةَ في غير وقتها، فيُقال لهم ألم: {نُعَمِّرْكُم ما}؛ أي: دهراً وعمراً {يتذكَّرُ فيه مَن تَذَكَّرَ}؛ أي: يتمكَّن فيه من أراد التَذكُّر من العمل، مَتَّعْناكم في الدنيا، وأدررنا عليكم الأرزاق، وقيضْنا لكم أسباب الراحة، ومددْنا لكم في العمر، وتابعْنا عليكم الآياتِ، وواصَلْنا إليكم النُّذُر، وابْتَلَيْناكم بالسراءِ والضراءِ؛ لِتُنيبوا إلينا وترجِعوا إلينا، فلم ينجَعْ فيكم إنذارٌ، ولم تُفِدْ فيكم موعظةٌ، وأخَّرْنا عنكم العقوبةَ، حتى إذا انقضتْ آجالُكم وتمَّتْ أعمارُكم ورحلتُم عن دار الإمكان بأشرِّ الحالات ووصلتُم إلى هذه الدار دار الجزاء على الأعمال؛ سألتُمُ الرجعةَ! هيهات هيهات! فات وقتُ الإمكان، وغضب عليكم الرحيم الرحمن، واشتدَّ عليكم عذاب النار، ونسيَكُم أهلُ الجنة، فامكثوا فيها خالدين مخلَّدين وفي العذاب مُهانين، ولهذا قال: {فذوقوا فما للظالمين من نصيرٍ}: ينصُرُهم فيُخْرِجُهم منها، أو يخفِّفُ عنهم من عذابها.
(37) ﴾ وَهُمۡ يَصۡطَرِخُونَ فِيهَا
﴿ "Dan mereka berteriak di dalamnya." Me-reka berteriak (menjerit) dan meraung-raung (karena kesakitan) serta meminta pertolongan seraya mengatakan, ﴾ رَبَّنَآ أَخۡرِجۡنَا نَعۡمَلۡ صَٰلِحًا غَيۡرَ ٱلَّذِي كُنَّا نَعۡمَلُۚ
﴿ "Ya Rabb kami, keluarkanlah kami, niscaya kami akan mengerjakan amal yang shalih yang berlainan dengan yang telah kami kerjakan." Jadi, mereka mengakui dosa-dosa mereka dan mereka mengetahui bahwa Allah سبحانه وتعالى benar-benar telah berlaku adil terhadap mereka, namun mereka tetap meminta agar dikembalikan ke dunia bukan pada waktunya. Maka mereka dijawab, ﴾ أَوَلَمۡ نُعَمِّرۡكُم مَّا
﴿ "Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa" maksudnya: Waktu dan usia ﴾ يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَن تَذَكَّرَ
﴿ "yang cukup untuk berpikir bagi orang yang mau berpikir," maksudnya, yang memungkinkan untuk merenungkan amal perbuatan. Kami telah memberikan kepada kalian kesenangan di dunia, Kami limpahkan berbagai rizki kepada kalian, Kami sediakan untuk kalian berbagai fasilitas untuk berse-nang-senang, Kami panjangkan umur kalian, Kami turunkan ayat-ayat (mukjizat-mukjizat) secara bergantian kepada kalian, Kami utus secara silih berganti para pemberi peringatan kepada kalian dan Kami telah menguji kalian dengan kesenangan dan kesempit-an agar kalian mau bertaubat dan kembali kepada Kami. Namun tidak satu pun peringatan itu yang membekas terhadap kalian, tidak satu nasihat pun yang berguna bagi kalian dan siksaan pun telah Kami tangguhkan terhadap kalian hingga akhirnya usia kalian berakhir, umur kalian ditutup dan kalian tinggalkan negeri dunia dengan kondisi yang paling buruk, dan kalian tiba di negeri ini, yaitu negeri pembalasan terhadap semua perbuatan, lalu kalian meminta agar dikembalikan? Sungguh tidak mungkin! Dan tidak mungkin! Kesempatan sudah berlalu, kalian telah dimurkai oleh Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, azab pun sudah makin dahsyat menimpa kalian dan kalian telah dilupakan oleh para penghuni surga. Maka tinggallah kalian di dalam neraka de-ngan kekal abadi, dalam keadaan terhina di dalam siksaan.
Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ فَذُوقُواْ فَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِن نَّصِيرٍ ﴿ "Maka rasakanlah dan tidak ada bagi orang-orang yang zhalim seorang penolong pun" yang dapat menolong mereka untuk mengeluarkannya dari-nya, atau meringankan azabnya dari mereka.
{إِنَّ اللَّهَ عَالِمُ غَيْبِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (38)}.
"Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati."
(Fathir: 38).
#
{38} لمَّا ذكر جزاء أهل الدارين، وذكر أعمال الفريقين؛ أخبر تعالى عن سعةِ علمِهِ تعالى واطِّلاعه على غيب السمواتِ والأرض التي غابت عن أبصارِ الخَلْق وعن علمهم، وأنَّه عالمٌ بالسرائر وما تنطوي عليه الصُّدور من الخير والشرِّ والزكاء وغيره، فيعطي كلاًّ ما يستحقُّه، وينزِلُ كلَّ أحدٍ منزلته.
(38) Setelah Allah menjelaskan balasan bagi para penghuni dua negeri akhirat
(surga dan neraka) dan menjelaskan amal per-buatan kedua golongan
(penghuninya), maka Allah memberita-kan tentang kemahaluasan ilmu dan pengetahuanNya atas segala yang ghaib di langit dan di bumi yang tidak dapat diketahui oleh pandangan mata manusia dan oleh pengetahuan mereka; dan bahwa sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى mengetahui semua apa-apa yang tersembunyi dan semua yang tersimpan di dalam dada, seperti kebaikan, keburukan, kesucian, dan lain-lain, lalu Dia akan mem-berikan kepada masing-masing orang apa yang berhak ia terima dan menempatkan setiap orang pada tempatnya.
{هُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ فِي الْأَرْضِ فَمَنْ كَفَرَ فَعَلَيْهِ كُفْرُهُ وَلَا يَزِيدُ الْكَافِرِينَ كُفْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ إِلَّا مَقْتًا وَلَا يَزِيدُ الْكَافِرِينَ كُفْرُهُمْ إِلَّا خَسَارًا (39)}.
"Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barangsiapa yang kafir, maka kekafirannya menimpa diri-
nya sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi RabbNya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka."
(Fathir: 39).
#
{39} يخبر تعالى عن كمال حكمتِهِ ورحمتِهِ بعبادِهِ أنَّه قَدَّرَ بقضائِهِ السابق أنْ يجعلَ بعضَهم يَخْلُفُ بعضاً في الأرض، ويرسلَ لكلِّ أمَّةٍ من الأمم النُّذُرَ، فينظرَ كيف يعملونَ؛ {فمن كَفَرَ}: بالله وبما جاءتْ به رسلُه؛ فإنَّ كفرَه عليه، وعليه إثمُه وعقوبتُه، ولا يَحْمِلُ عنه أحدٌ، ولا يزداد الكافر بكفرِهِ إلاَّ مقتَ ربِّه له وبغضَه إيَّاه، وأيُّ عقوبة أعظمُ من مقت الربِّ الكريم؟! {ولا يزيد الكافرين كُفْرُهُم إلاَّ خساراً}؛ أي: يخسرون أنفسَهم وأهليهم وأعمالَهم ومنازلَهم في الجنة؛ فالكافر لا يزالُ في زيادةٍ من الشقاء والخسران والخزي عند الله وعند خلقِهِ والحرمان.
(39) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan tentang kemahasempurnaan hikmah dan rahmatNya terhadap hamba-hambaNya, yaitu bahwa sesungguhnya Dia telah menetapkan dengan ketetapan takdirNya yang azali untuk menjadikan sebagian mereka menggantikan seba-gian yang lain di bumi ini dan mengutus pada setiap umat seorang rasul yang memberikan peringatan, lalu Dia memperhatikan ba-gaimana mereka berbuat.
﴾ فَمَن كَفَرَ
﴿ "Barangsiapa yang kafir" kepada Allah dan kepada apa-apa yang disampaikan oleh para RasulNya, maka akibat buruk kekafirannya pasti menimpa dirinya sendiri, dosa dan siksaannya melanda dirinya sendiri, tidak ada seorang pun yang akan menang-gungnya; dan kekafiran orang yang kafir itu hanya menambah ke-bencian dan kemurkaan RabbNya terhadap dirinya. Siksaan apakah yang lebih besar daripada murka Rabb yang Mahasuci?
﴾ وَلَا يَزِيدُ ٱلۡكَٰفِرِينَ كُفۡرُهُمۡ إِلَّا خَسَارٗا ﴿ "Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka." Mak-sudnya, merugikan diri mereka sendiri dan keluarga,
(menyia-nyiakan) amal perbuatan serta
(gagal meraih) tempat-tempat tinggal mereka di surga. Jadi, orang yang kafir itu selalu makin bertambah sengsara, rugi dan hina di sisi Allah dan di sisi makhlukNya.
{قُلْ أَرَأَيْتُمْ شُرَكَاءَكُمُ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَرُونِي مَاذَا خَلَقُوا مِنَ الْأَرْضِ أَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِي السَّمَاوَاتِ أَمْ آتَيْنَاهُمْ كِتَابًا فَهُمْ عَلَى بَيِّنَتٍ مِنْهُ بَلْ إِنْ يَعِدُ الظَّالِمُونَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا إِلَّا غُرُورًا (40)}.
"Katakanlah, 'Apakah kalian perhatikan tentang sekutu-sekutumu yang kamu seru selain Allah. Perlihatkanlah kepadaKu manakah
(bagian) dari bumi ini yang telah mereka ciptakan atau-kah mereka mempunyai saham dalam langit atau adakah Kami memberi kepada mereka sebuah Kitab sehingga mereka mendapat keterangan-keterangan yang jelas darinya? Sebenarnya orang-orang yang zhalim itu sebagian dari mereka tidak menjanjikan kepada sebagian yang lain, melainkan tipuan belaka."
(Fathir: 40).
#
{40} يقول تعالى معجِّزاً لآلهةِ المشركين ومبيِّناً نقصَها وبطلانَ شِركهم من جميع الوجوه: {قُلْ} يا أيُّها الرسول لهم: {أرأيتُم}؛ أي: أخْبِروني عن شركائكُم {الذين تدعونَ من دونِ الله}: هل هم مستحقُّون للدعاء والعبادةِ؟! فأروني {ماذا خَلَقوا من الأرضِ}: هل خَلَقوا بحراً أم خلقوا جبالاً أو خلقوا حيواناً أو خلقوا جماداً؟! سيقرُّون أنَّ الخالقَ لجميع الأشياء هو الله تعالى. أم لشركائِكُم {شركٌ في السمواتِ}: في خلقها وتدبيرها؟! سيقولون: ليس لهم شركةٌ! فإذا لم يخلقْ شيئاً ولم يَشْركوا الخالقَ في خلقه؛ فلم عبدتُموهم ودعوتُموهم مع إقراركم بعجزهم؟! فانتفى الدليل العقليُّ على صحَّةِ عبادتهم، ودلَّ على بطلانها.
ثم ذكر الدليل السمعيَّ، وأنَّه أيضاً منتفٍ، فلهذا قال: {أم آتَيْناهم كتاباً}: يتكلَّم بما كانوا به يشرِكون؛ يأمُرُهم بالشركِ وعبادةِ الأوثان. {فهم}: في شركهم {على بينةٍ}: من ذلك الكتاب الذي نَزَلَ عليهم في صحة الشرك، ليس الأمر كذلك؛ فإنَّهم ما نزل عليهم كتابٌ قبلَ القرآن، ولا جاءهم نذيرٌ قبل رسول الله محمدٍ - صلى الله عليه وسلم -، ولو قُدِّرَ نزولُ كتاب إليهم وإرسالُ رسول إليهم وزعموا أنَّه أمَرَهم بشِرْكِهِم؛ فإنَّا نجزِمُ بكذِبِهم؛ لأنَّ الله قال: {وما أرْسَلْنا من قبلِكَ من رسول إلاَّ نوحي إليه أنَّه لا إله إلاَّ أنا فاعبدونِ}: فالرسلُ والكتبُ كلُّها متفقةٌ على الأمر بإخلاص الدين لله تعالى: {وما أُمِروا إلاَّ لِيَعْبُدوا اللهَ مخلِصينَ له الدينَ حنفاءَ}. فإنْ قيلَ: إذا كان الدليل العقليُّ والنقليُّ قد دلاَّ على بطلان الشرك؛ فما الذي حمل المشركين على الشركِ وفيهم ذوو العقول والذكاء والفطنة؟! أجاب تعالى بقوله: {بل إن يَعِدُ الظالمون بعضُهم بعضاً إلاَّ غروراً}؛ أي: ذلك الذي مَشَوْا عليه ليس لهم فيه حُجَّةٌ، وإنَّما ذلك توصيةُ بعضهم لبعضٍ به، وتزيينُ بعضِهِم لبعضٍ، واقتداءُ المتأخِّر بالمتقدِّم الضالِّ، وأماني منَّاها الشياطين، وزيَّنَ لهم سوءَ أعمالهم ، فنشأت في قلوبهم، وصارتْ صفةً من صفاتها، فعَسُرَ زوالُها وتعسَّرَ انْفِصالها، فحصل ما حَصَلَ من الإقامة على الكفر والشرك الباطل المضمحلِّ.
(40) Allah سبحانه وتعالى berfirman sebagai pernyataan kelemahan bagi sembahan-sembahan kaum musyrikin, dan menjelaskan kerapuhan dan kepalsuan kesyirikan mereka dari segala sisinya, ﴾ قُلۡ
﴿ "Kata-kanlah" wahai rasul, kepada mereka, ﴾ أَرَءَيۡتُمۡ
﴿ "Apakah kalian perhati-kan." Artinya, jelaskanlah kepadaku tentang sembahan-sembahan kalian, ﴾ ٱلَّذِينَ تَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ
﴿ "yang kamu seru selain Allah," apakah me-reka berhak diseru dan diibadahi?! Cobalah perlihatkan kepadaku, ﴾ مَاذَا خَلَقُواْ مِنَ ٱلۡأَرۡضِ
﴿ "manakah (bagian) dari bumi ini yang telah mereka ciptakan" apakah mereka yang menciptakan lautan, atau merekakah yang telah menciptakan gunung, atau merekakah yang telah men-ciptakan hewan, atau merekakah yang telah menciptakan benda-benda mati?! Mereka akan mengakui bahwa Pencipta semua benda-benda itu adalah Allah سبحانه وتعالى. Ataukah sembahan-sembahan kalian mempunyai ﴾ شِرۡكٞ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ
﴿ "saham dalam langit," yakni, dalam men-ciptakan dan mengaturnya?! Mereka akan mengatakan, kalau mereka tidak mempunyai andil! Kalau mereka sama sekali tidak menciptakan sesuatu apa pun dan tidak mempunyai andil bersama Sang Pencipta di dalam menciptakannya. Lalu kenapa kalian me-nyembah dan berdoa kepada mereka, padahal kalian mengakui kelemahan dan kerapuhan mereka? Maka sirnalah dalil aqli (logika) yang membenarkan peribadahan kepada mereka dan membuktikan kepalsuannya.
Kemudian Allah menyebutkan dalil sam'i (wahyu), dan itu juga ditiadakan, maka dari itu Allah berfirman, ﴾ أَمۡ ءَاتَيۡنَٰهُمۡ كِتَٰبٗا
﴿ "Atau adakah Kami memberi kepada mereka sebuah Kitab" yang membicarakan tentang apa yang mereka persekutukan, yang menyuruh mereka melakukan syirik dan menyembah berhala, ﴾ فَهُمۡ
﴿ "sehingga mereka," di dalam kesyirikan mereka t e r s e b u t ﴾ عَلَىٰ بَيِّنَتٖ
﴿ "mendapat keterangan-keterangan yang jelas," dari Kitab yang diturunkan kepada mereka itu tentang sahnya perbuatan syirik mereka? Sama sekali tidak demikian adanya, sebab mereka sama sekali tidak mendapat satu kitab pun sebelum diturunkannya al-Qur`an, dan tidak pula ada seorang rasul pun yang datang sebelum kedatangan Rasulullah, Muhammad a. Kalau seandainya dipastikan bahwa ada sebuah kitab yang diturunkan dan seorang rasul telah diutus kepada mereka dan mereka mengaku bahwa rasul itu telah memerintah mereka melakukan syirik, maka Kami dengan tegas menyatakan kedustaan mereka, sebab Allah سبحانه وتعالى telah berfirman,
﴾ وَمَآ أَرۡسَلۡنَا مِن قَبۡلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِيٓ إِلَيۡهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعۡبُدُونِ 25
﴿
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu me-lainkan Kami wahyukan kepadanya: bahwa sesungguhnya tiada sembahan yang haq selain Aku, maka sembahlah Aku." (Al-Anbiya`: 25).
Jadi, para rasul dan kitab-kitab suci samawi semua sepakat atas perintah mengikhlaskan agama (kepatuhan) hanya kepada Allah سبحانه وتعالى, sebagaimana ditegaskan oleh Allah سبحانه وتعالى,,,
﴾ وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ
﴿
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama yang lurus." (Al-Bayyinah: 5).
Kalau ada yang mengatakan, Apabila dalil aqli dan naqli sudah membuktikan kepalsuan syirik, lalu apa yang menyeret kaum musyrikin kepada syirik, padahal di antara mereka ada orang-orang yang berakal, cerdik dan pintar?! Allah سبحانه وتعالى menjawab dengan FirmanNya, ﴾ بَلۡ إِن يَعِدُ ٱلظَّٰلِمُونَ بَعۡضُهُم بَعۡضًا إِلَّا غُرُورًا ﴿ "Sebenarnya orang-orang yang zhalim itu sebagian dari mereka tidak menjanjikan kepada sebagian yang lain, melainkan tipuan belaka." Maksudnya, jalan
(syirik) yang mereka tempuh itu sama sekali mereka tidak memiliki hujjahnya
(argumen, dalil). Ia hanyalah merupakan pesan sebagian mereka kepada sebagian yang lain untuk melakukannya, pengelabuan sebagian mereka kepada sebagian yang lain, taklid buta orang yang datang kemudian kepada para pendahulunya yang sesat dan angan-angan kosong yang dibisikkan oleh setan. Setan telah men-jadikan indah perbuatan-perbuatan buruk mereka sehingga terpatri dalam hati mereka dan menjadi salah satu sifatnya, sehingga sulit dihilangkan dan sukar untuk dipisahkan darinya. Maka terjadilah apa yang terjadi, yaitu kukuh dalam kekafiran dan kesyirikan batil.
{إِنَّ اللَّهَ يُمْسِكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ أَنْ تَزُولَا وَلَئِنْ زَالَتَا إِنْ أَمْسَكَهُمَا مِنْ أَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا (41)}.
"Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya ja-ngan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Se-sungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun."
(Fathir: 41).
#
{41} يخبر تعالى عن كمال قدرتِهِ وتمام رحمتِهِ وسعةِ حلمِهِ ومغفرتِهِ، وأنَّه تعالى {يمسِكُ السمواتِ والأرضَ}: عن الزوال؛ فإنَّهما لو زالتا؛ ما أمسكهما أحدٌ من الخلق، لعجزتْ قُدَرُهُم وقُواهم عنهما، ولكنَّه تعالى قضى أن يكونا كما وُجِدا؛ ليحصُلَ للخلقِ القرارُ والنفعُ والاعتبارُ، وليعلموا من عظيم سلطانِهِ وقوَّةِ قدرتِهِ ما به تمتلئُ قلوبُهم له إجلالاً وتعظيماً ومحبةً وتكريماً، وليعلموا كمال حِلمِهِ ومغفرتِهِ بإمهال المذنبين وعدم معاجلتِهِ للعاصين، مع أنَّه لو أمر السماء؛ لَحَصَبَتْهم، ولو أذِنَ للأرض؛ لابتلعتْهم، ولكن وَسِعَتْهم مغفرتُه وحلمُه وكرمُه. {إنَّه كان حليماً غفوراً}.
(41) Allah سبحانه وتعالى menginformasikan tentang kemahasempurna-an KuasaNya dan keparipurnaan rahmatNya serta keluasan sifat santun dan ampunanNya, dan bahwasanya Allah تعالى ﴾ يُمۡسِكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ
﴿ "menahan langit dan bumi" agar tidak lenyap, sebab kalau keduanya lenyap, maka tak seorang pun di antara makhluk ini yang dapat menahannya, dan sudah pasti kuasa dan kekuatan mereka tidak mampu untuk bisa menahannya. Namun, Allah سبحانه وتعالى telah menetapkan keberadaan keduanya sebagaimana adanya, agar tercipta rasa aman, manfaat, dan sikap mengambil pelajaran bagi manusia, dan agar mereka mengetahui keagungan kerajaan-Nya dan kehebatan kekuasaanNya yang dapat membuat hati me-reka penuh dengan rasa membesarkan, mengagungkan, mencintai dan memuliakan(Nya), dan supaya mereka mengetahui kesempur-naan sifat santunNya dan mengampuni dengan menangguhkan orang-orang yang berdosa dan Allah tidak segera mengazab orang-orang yang durhaka, padahal kalau saja Allah memerintah langit, niscaya ia melempari mereka (dengan hujan azab); dan kalau saja Allah mengizinkan kepada bumi, niscaya ia menelan mereka. Akan tetapi ampunan, kelembutan, dan kemurahanNya Mahaluas. ﴾ إِنَّهُۥ كَانَ حَلِيمًا غَفُورٗا ﴿ "Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun."
{وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَئِنْ جَاءَهُمْ نَذِيرٌ لَيَكُونُنَّ أَهْدَى مِنْ إِحْدَى الْأُمَمِ فَلَمَّا جَاءَهُمْ نَذِيرٌ مَا زَادَهُمْ إِلَّا نُفُورًا (42) اسْتِكْبَارًا فِي الْأَرْضِ وَمَكْرَ السَّيِّئِ وَلَا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلَّا بِأَهْلِهِ فَهَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا سُنَّتَ الْأَوَّلِينَ فَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللَّهِ تَبْدِيلًا وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللَّهِ تَحْوِيلًا (43)}.
"Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sekuat-kuat sumpah; sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat. Tatkala datang kepada mereka pem-beri peringatan, maka kedatangannya itu tidak menambah kepada mereka, kecuali jauhnya mereka, karena kesombongan di muka bumi dan karena rencana jahat mereka. Rencana jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiada-lah yang mereka nanti-nantikan melainkan sunnah kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan menda-pat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak pula akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu."
(Fathir: 42-43).
#
{42} أي: وأقسم هؤلاء الذين كذَّبوك يا رسول الله قسماً اجتهدوا فيه بالأيمانِ الغليظة: {لَئِن جاءهم نذيرٌ لَيكونُنَّ أهدى من إحدى الأمم}؛ أي: أهدى من اليهودِ والنصارى أهل الكتب، فلم يفوا بتلك الإقسامات والعهود، {فلما جاءهم نذيرٌ}: لم يَهْتَدوا، ولم يَصيروا أهدى من إحدى الأمم، بل لم يَدوموا على ضلالهم الذي كان، بل {ما زادَهم} ذلك {إلاَّ نفوراً}: زيادة ضلال وبغي وعناد.
(42) Maksudnya, mereka yang mendustakanmu, wahai Rasulullah, bersumpah dengan satu sumpah yang sungguh-sung-guh mereka lakukan dan sumpah yang sangat berat,﴾ لَئِن جَآءَهُمۡ نَذِيرٞ لَّيَكُونُنَّ أَهۡدَىٰ مِنۡ إِحۡدَى ٱلۡأُمَمِۖ
﴿ "sesungguhnya jika datang kepada mereka seorang pemberi peringatan, niscaya mereka akan lebih mendapat petunjuk dari salah satu umat-umat." Maksudnya, lebih lurus di atas petunjuk daripada orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani, Ahli kitab. Akan tetapi mereka tidak memenuhi sumpah-sumpah dan janji-janji tersebut.
﴾ فَلَمَّا جَآءَهُمۡ نَذِيرٞ
﴿ "Tatkala datang kepada mereka pemberi peringatan," mereka tidak mau menerima petunjuk dan tidak mau menjadi manusia yang paling lurus di atas petunjuk, bahkan mereka tetap di dalam kesesatan mereka yang dahulu, bahkan, ﴾ مَّا زَادَهُمۡ
﴿ "tidak menambah kepada mereka," yang demikian itu, ﴾ إِلَّا نُفُورًا ﴿ "kecuali makin jauh," makin bertambah sesat, congkak, dan keras kepala.
#
{43} وليس إقسامُهُم المذكورُ لقصدٍ حسنٍ وطلبٍ للحقِّ، وإلاَّ؛ لَوُفِّقوا له، ولكنه صادرٌ عن استكبارٍ في الأرض على الخلق وعلى الحقِّ، وبهرجةٍ في كلامهم هذا؛ يريدون به المكر والخداع، وأنَّهم أهل الحقِّ الحريصون على طلبه، فيغتر بهم المغترُّون، ويمشي خلفهم المقتدون، {ولا يَحيق المكرُ السيِّئُ}: الذي مقصودُهُ مقصودٌ سَيِّئٌ ومآله وما يرمي إليه سَيِّئٌ باطل {إلا بأهلِهِ}: فمكرُهُم إنَّما يعودُ عليهم. وقد أبان الله لعبادِهِ في هذه المقالات وتلك الإقسامات أنَّهم كَذَبَةٌ في ذلك مزوِّرون، فاستبان خِزْيُهُم، وظهرتْ فضيحتُهُم، وتبيَّن قصدُهم السيِّئُ، فعاد مكرُهُم في نحورهم، وردَّ الله كيدَهم في صدورهم، فلم يبقَ لهم إلاَّ انتظارُ ما يَحِلُّ بهم من العذابِ، الذي هو سنَّةُ الله في الأولين، التي لا تُبَدَّلُ ولا تُغَيَّرُ؛ أنَّ كلَّ مَن سار في الظلم والعناد والاستكبار على العباد أنْ تَحِلَّ به نقمتُه وتُسْلَبَ عنه نعمتُه، فليترقَّبْ هؤلاء ما فعل بأولئك.
(43) Sumpah mereka tersebut bukan untuk tujuan baik dan bukan untuk mencari kebenaran. Kalau tidak, tentu mereka diberi taufik kepadanya. Akan tetapi sumpah itu berasal dari sikap som-bong mereka di muka bumi ini terhadap manusia dan terhadap kebenaran, serta kecongkakan dalam perkataan yang mereka ucapkan itu. Maksud mereka sebenarnya adalah makar dan tipu daya. Dan mereka menyatakan bahwa mereka adalah ahlul haq
(orang-orang yang benar) yang sangat giat dalam mencari kebe-naran, sehingga banyak orang yang terpedaya dengan mereka dan diikuti oleh orang-orang yang taklid
(ikut-ikutan).
﴾ وَلَا يَحِيقُ ٱلۡمَكۡرُ ٱلسَّيِّئُ
﴿ "Rencana jahat itu tidak akan menimpa," yakni rencana yang tujuannya adalah tujuan jahat, akibat dan targetnya adalah jahat lagi batil, ﴾ إِلَّا بِأَهۡلِهِۦۚ ﴿ "selain orang yang merencanakannya sendiri." Rencana jahat mereka hanya akan menimpa mereka. Allah سبحانه وتعالى telah menyingkap kepada hamba-hambaNya dalam perkataan-perkataan mereka tersebut dan dalam sumpah-sumpah itu, bahwa mereka dusta dalam semua itu dan berbohong besar, sehingga kehinaan mereka tampak, kebusukan mereka terungkap, niat jahat mereka jelas, dan akibatnya, rencana jahat mereka menimpa diri mereka sendiri dan Allah mengembalikan tipu muslihat mereka ke dalam dada mereka. Maka tidak ada yang tersisa bagi mereka selain menunggu azab yang akan menimpa, yaitu azab yang sudah menjadi sunnatullah terhadap orang-orang terdahulu, yang tidak akan diganti atau dirubah. Dan sesungguhnya setiap orang yang berjalan di dalam lembah kezhaliman, sikap menentang, dan congkak terhadap sesama manusia, bencananya akan menimpa dirinya sendiri dan nikmatNya akan diangkat darinya. Hendaknya mereka memperhatikan apa yang ditimpakan terhadap orang-orang yang zhalim itu.
{أَوَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَكَانُوا أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعْجِزَهُ مِنْ شَيْءٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ إِنَّهُ كَانَ عَلِيمًا قَدِيرًا (44) وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوا مَا تَرَكَ عَلَى ظَهْرِهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِعِبَادِهِ بَصِيرًا (45)}.
"Dan apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu me-lihat bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka, sedangkan orang-orang itu adalah lebih besar kekuatannya dari mereka? Dan tiada sesuatu pun yang dapat melemahkan Allah, baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Menge-tahui lagi Mahakuasa. Dan kalau sekiranya Allah menyiksa ma-nusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melata pun, akan tetapi Allah menangguhkan mereka, sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Melihat hamba-hambaNya."
(Fathir: 44-45).
#
{44} يحضُّ تعالى على السير في الأرض في القلوب والأبدان للاعتبار لا لمجرَّدِ النظر والغفلة، وأن ينظُروا إلى عاقبة الذين من قبلهم ممَّن كذَّبوا الرسلَ وكانوا أكثر منهم أموالاً وأولاداً وأشدَّ قوةً وعمروا الأرض أكثر مما عمرها هؤلاء، فلما جاءهم العذابُ؛ لم تنفعْهم قوتُهم، ولم تغنِ عنهم أموالُهم ولا أولادُهم من الله شيئاً، ونفذتْ فيهم قدرةُ الله ومشيئتُه، {وما كانَ اللهُ لِيُعْجِزَهُ من شيءٍ في السمواتِ ولا في الأرضِ}: لكمال علمه وقدرته. {إنَّه كان عليماً قديراً}.
(44) Allah سبحانه وتعالى menghimbau untuk melakukan perjalanan di muka bumi dengan jiwa dan raga untuk mengambil pelajaran, bukan sekedar melihat yang membawa kepada sikap lalai
(bersan-tai-santai), melainkan supaya mereka memperhatikan kepada akhir kesudahan orang-orang sebelum mereka, yaitu mereka yang men-dustakan para rasul, yang jumlah, harta, dan anak-anaknya lebih banyak daripada mereka dan lebih kuat, dan telah meramaikan bumi lebih dari apa yang dilakukan oleh mereka. Namun, tatkala azab datang menimpa mereka, maka sedikitpun kekuatan yang mereka miliki itu tidak berguna, harta dan anak-anak mereka sama sekali tidak bermanfaat. Kuasa dan masyi`ah
(kehendak) Allah ber-laku terhadap mereka.
﴾ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعۡجِزَهُۥ مِن شَيۡءٖ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَلَا فِي ٱلۡأَرۡضِۚ
﴿ "Dan tiada sesuatu pun yang dapat melemahkan Allah, baik di langit maupun di bumi," karena kesempurnaan ilmu dan KuasaNya.
﴾ إِنَّهُۥ كَانَ عَلِيمٗا قَدِيرٗا ﴿ "Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahakuasa."
#
{45} ثم ذَكَرَ تعالى كمالَ حلمِهِ وشدَّةَ إمهاله وإنظارِهِ أربابَ الجرائم والذنوب، فقال: {ولو يؤاخِذُ اللهُ الناس بما كَسَبوا}: من الذنوب {ما ترك على ظَهْرِها من دابَّةٍ}؛ أي: لاستوعبت العقوبةُ حتى الحيواناتِ غيرَ المكلَّفةِ. {ولكن}: يُمهلهم تعالى ولا يُهملهم ، {يؤخِّرُهم إلى أجلٍ مسمًّى فإذا جاء أجلُهم فإنَّ الله كانَ بعبادِهِ بصيراً}: فيجازيهم بحسبِ ما عَلِمَهُ منهم من خيرٍ وشرٍّ.
(45) Kemudian Allah سبحانه وتعالى menyebutkan kesempurnaan sifat santunNya dan betapa Dia menangguhkan para pelaku maksiat dan dosa, seraya berfirman, ﴾ وَلَوۡ يُؤَاخِذُ ٱللَّهُ ٱلنَّاسَ بِمَا كَسَبُواْ
﴿ "Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya," yaitu berupa dosa-dosa, ﴾ مَا تَرَكَ عَلَىٰ ظَهۡرِهَا مِن دَآبَّةٖ
﴿ "niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melata pun," yakni, niscaya siksaan itu merata hingga menimpa hewan-hewan yang tidak mukallaf.
﴾ وَلَٰكِن
﴿ "Akan tetapi" mereka ditangguhkan oleh Allah سبحانه وتعالى dan Dia tidak mengabaikan mereka.﴾ يُؤَخِّرُهُمۡ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمّٗىۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمۡ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِعِبَادِهِۦ بَصِيرَۢا ﴿ "Allah menangguhkan mereka sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Melihat hamba-hambaNya." Lalu Dia akan memberikan balasan terhadap mereka sesuai dengan perbuatan baik atau buruk yang telah Dia ketahui dari mereka.