Ayah:
TAFSIR SURAT ASH-SHAFFAT ( Rombongan Yang Berbaris )
TAFSIR SURAT ASH-SHAFFAT ( Rombongan Yang Berbaris )
Makkiyah
Ayah: 1 - 11 #
صاف {وَالصَّافَّاتِ صَفًّا (1) فَالزَّاجِرَاتِ زَجْرًا (2) فَالتَّالِيَاتِ ذِكْرًا (3) إِنَّ إِلَهَكُمْ لَوَاحِدٌ (4) رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَرَبُّ الْمَشَارِقِ (5) إِنَّا زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِزِينَةٍ الْكَوَاكِبِ (6) وَحِفْظًا مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ مَارِدٍ (7) لَا يَسَّمَّعُونَ إِلَى الْمَلَإِ الْأَعْلَى وَيُقْذَفُونَ مِنْ كُلِّ جَانِبٍ (8) دُحُورًا وَلَهُمْ عَذَابٌ وَاصِبٌ (9) إِلَّا مَنْ خَطِفَ الْخَطْفَةَ فَأَتْبَعَهُ شِهَابٌ ثَاقِبٌ (10) فَاسْتَفْتِهِمْ أَهُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمْ مَنْ خَلَقْنَا إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِنْ طِينٍ لَازِبٍ (11)}.
"Demi rombongan yang bershaf-shaf dengan sebenar-benar-nya, dan demi rombongan yang melarang dengan sebenar-benarnya, dan demi rombongan yang membacakan pelajaran, sesungguhnya sembahanmu benar-benar Esa. Rabb langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dan Rabb tempat-tempat terbit matahari. Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan bintang-bintang, dan telah memeliharanya dari setiap setan yang sangat durhaka, setan-setan itu tidak dapat mendengar (pem-bicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal, akan tetapi barangsiapa yang mencuri (pendengaran); maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang. Maka tanyakanlah kepada mereka, 'Apakah mereka lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?' Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat." (Ash-Shaffat: 1-11).
#
{1 ـ 4} هذا قسمٌ منه تعالى بالملائكة الكرام في حال عباداتها وتدبيرها ما تُدَبِّرُهُ بإذن ربِّها على ألوهيَّتِهِ تعالى وربوبيَّته، فقال: {والصّافاتِ صَفًّا}؛ أي: صفوفاً في خدمة ربِّهم، وهم الملائكة، {فالزاجراتِ زَجْراً}: وهم الملائكة يَزْجُرونَ السحابَ وغيرَه بأمر الله، {فالتَّالِياتِ ذِكْراً}: وهم الملائكة الذين يَتْلون كلامَ الله تعالى، فلمَّا كانوا متألِّهين لربِّهم ومتعبِّدين في خدمتِهِ ولا يعصونَه طرفةَ عين؛ أقسم بهم على ألوهيَّتِهِ، فقال: {إنَّ إلهكم لَواحدٌ}: ليس له شريكٌ في الإلهيَّة؛ فأخلِصوا له الحبَّ والخوفَ والرجاءَ وسائرَ أنواع العبادة.
(1-4) Ini adalah sumpah dari Allah سبحانه وتعالى dengan malaikat-ma-laikatNya yang mulia dalam kondisi ibadah mereka dan pengaturan yang mereka jalankan berdasarkan izin Rabbnya, dalam menegas-kan Uluhiyah dan RububiyahNya, seraya berfirman, ﴾ وَٱلصَّٰٓفَّٰتِ صَفّٗا ﴿ "Demi rombongan yang bershaf-shaf dengan sebenar-benarnya," maksud-nya, berbaris dalam mengabdi kepada Rabbnya. Mereka adalah para malaikat. ﴾ فَٱلزَّٰجِرَٰتِ زَجۡرٗا ﴿ "Dan demi rombongan yang melarang dengan sebe-nar-benarnya." Mereka adalah para malaikat yang menahan awan dan lain-lain berdasarkan perintah Allah. ﴾ فَٱلتَّٰلِيَٰتِ ذِكۡرًا ﴿ "Dan demi rombongan yang membacakan pelajaran." Mereka adalah para malaikat yang membacakan Firman Allah سبحانه وتعالى. Oleh karena mereka selalu tunduk kepada Rabbnya dan beribadah di dalam pengabdian kepadaNya dan mereka tidak pernah men-durhakaiNya sekejap mata pun, maka Allah bersumpah dengan mereka menegaskan UluhiyahNya, seraya berfirman, ﴾ إِنَّ إِلَٰهَكُمۡ لَوَٰحِدٞ ﴿ "Sesungguhnya sembahanmu benar-benar Esa" Dia tidak mempunyai sekutu di dalam status sebagai tuhan yang berhak disembah, maka dari itu ikhlaskanlah rasa cinta, takut dan harapan, serta segala bentuk ibadah kepadaNya.
#
{5} {ربُّ السمواتِ والأرضِ وما بينَهما وربُّ المشارقِ}؛ أي: هو الخالق لهذه المخلوقات، الرازقُ لها، الْمدبِّرُ لها؛ فكما أنَّه لا شريك له في ربوبيَّتِهِ إيَّاها؛ فكذلك لا شريك له في ألوهيَّتِهِ. وكثيراً ما يقرِّرُ تعالى توحيد الإلهيَّةِ بتوحيد الربوبيَّةِ؛ لأنَّه دالٌّ عليه. وقد أقرَّ به أيضاً المشركون في العبادة، فيلزمُهم بما أقرُّوا به على ما أنكروه. وخصَّ الله المشارقَ بالذِّكْر؛ لدلالتها على المغارب، أو لأنَّها مشارقُ النجوم التي سيذكرها. فلهذا قال:
(5) ﴾ رَّبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَا وَرَبُّ ٱلۡمَشَٰرِقِ ﴿ "Rabb langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dan Rabb tempat-tempat terbit matahari." Maksudnya, Dia-lah Pencipta semua makhluk ini, Pemberi rizki dan Pengaturnya. Sebagaimana tiada sekutu bagiNya di dalam rububiyahNya ini, maka tiada sekutu pula bagiNya di dalam ulu-hiyahNya. Banyak sekali Allah سبحانه وتعالى mengukuhkan Tauhid Uluhiyah dengan Tauhid Rububiyah, sebab tauhid rububiyah menunjukkan kepada tauhid uluhiyah; dan tauhid rububiyah juga telah diakui oleh orang-orang musyrikin dalam ibadah, maka dari itu Allah menun-tut mereka dengan apa yang mereka akui atas apa yang mereka ingkari. Dalam ayat ini, secara khusus Allah menyebutkan al-masyâriq (tempat terbit matahari) karena dilalahnya kepada magharib (tempat terbenamnya); atau karena dia merupakan tempat-tempat terbitnya bintang-bintang yang akan Dia sebutkan berikut. Maka dari itu Dia berfirman,
#
{6 ـ 9} {إنَّا زَيَّنَّا السماءَ الدُّنيا بزينةٍ الكواكبِ. وحفظاً من كلِّ شيطانٍ ماردٍ. لا يَسَّمَّعونَ إلى الملأ الأعلى}: ذكر الله في الكواكب هاتين الفائدتين العظيمتين: إحداهما: كونُها زينةً للسماء؛ إذ لولاها؛ لكانتِ السماء جرماً مظلماً لا ضوء فيه ، ولكن زيَّنها فيها؛ لتستنيرَ أرجاؤها وتَحْسُنَ صورتُها، ويُهْتَدى بها في ظُلُمات البرِّ والبحر، ويحصُلَ فيها من المصالح ما يحصُلُ. والثانية: حراسةُ السماء عن كلِّ شيطانٍ ماردٍ يصل بتمرُّدِهِ إلى استماع الملأ الأعلى، وهم الملائكة؛ إذا استمعت قذفتها بالشهب الثواقب {من كلِّ جانبٍ}: طَرْداً لهم وإبعاداً عن استماع ما يقولُ الملأُ الأعلى. {ولهم عذابٌ واصِبٌ}؛ أي: دائمٌ معدٌّ لهم لتمرُّدهم عن طاعةِ ربِّهم.
(6-9) ﴾ إِنَّا زَيَّنَّا ٱلسَّمَآءَ ٱلدُّنۡيَا بِزِينَةٍ ٱلۡكَوَاكِبِ 6 وَحِفۡظٗا مِّن كُلِّ شَيۡطَٰنٖ مَّارِدٖ 7 لَّا يَسَّمَّعُونَ إِلَى ٱلۡمَلَإِ ٱلۡأَعۡلَىٰ ﴿ "Sesungguhnya Kami telah menghias langit dunia (yang ter-dekat) dengan hiasan bintang-bintang, dan telah memeliharanya dari setiap setan yang sangat durhaka, setan-setan itu tidak dapat mendengar-pem-bicaraan para malaikat." Allah سبحانه وتعالى menjelaskan dua faidah besar berikut ini berkaitan dengan bintang-bintang, salah satunya adalah kebe-radaannya sebagai perhiasan langit, sebab kalau tidak ada bintang, niscaya langit ini akan menjadi gelap gulita, tidak memiliki cahaya. Maka Allah menjadikan bintang sebagai hiasan di dalamnya agar segenap penjurunya terang dan bentuknya menjadi indah serta bisa dijadikan sebagai pedoman (petunjuk arah) dalam kegelapan darat dan lautan serta banyak terdapat maslahat besar lain darinya. Kedua, menjaga langit dari segala setan pembangkang yang dengan pembangkangannya sampai kepada al-mala`il-a'la, yaitu para ma-laikat. Apabila setan-setan itu berusaha mencuri informasi dengan menguping, maka para malaikat melemparnya dengan suluh api yang cemerlang ﴾ مِن كُلِّ جَانِبٖ ﴿ "dari segala penjuru," untuk mengusir dan menghalau mereka supaya tidak mendengar apa yang dikata-kan oleh para malaikat tersebut. ﴾ وَلَهُمۡ عَذَابٞ وَاصِبٌ ﴿ "Dan bagi mereka siksaan yang kekal." Maksudnya, yang terus menerus, yang telah dipersiapkan untuk mereka karena pembangkangannya dari ketaatan kepada Allah, Rabb mereka.
#
{10} ولولا أنه تعالى استثنى؛ لكان ذلك دليلاً على أنَّهم لا يستمعون شيئاً أصلاً، ولكن قال: {إلاَّ مَنْ خَطِفَ الخَطْفَةَ}؛ أي: إلاَّ مَنْ تَلَقَّفَ من الشياطين المَرَدَةِ الكلمةَ الواحدةَ على وجه الخفيةِ والسرقةِ، {فأتْبَعَهُ شهابٌ ثاقبٌ}: تارة يدرِكُه قبل أن يوصِلَها إلى أوليائِهِ فينقطع خبرُ السماء، وتارةً يُخْبِرُ بها قبل أن يدرِكَه الشهابُ، فيكذِبون معها مائةَ كذبةٍ، يروِّجونها بسبب الكلمةِ التي سُمِعَتْ من السماء.
(10) Kalau saja Allah سبحانه وتعالى tidak mengecualikan, niscaya hal itu menjadi dalil yang membuktikan bahwasanya setan-setan itu tidak akan dapat mendengar apa pun sama sekali. Akan tetapi Dia berfir-man, ﴾ إِلَّا مَنۡ خَطِفَ ٱلۡخَطۡفَةَ ﴿ "Akan tetapi barangsiapa yang mencuri (pendengar-an." Maksudnya, kecuali siapa di antara setan-setan pembangkang itu yang mengambil secara rahasia dan mencuri satu kata,﴾ فَأَتۡبَعَهُۥ شِهَابٞ ثَاقِبٞ ﴿ "maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang" kadang ia dapat menghanguskannya sebelum setan itu menyampaikannya kepada para sekutunya sehingga berita dari langit pun terputus (terjaga), dan kadang ia sempat menyampaikannya sebelum suluh api itu menghanguskannya. Pada saat itulah setan-setan itu menambah kalimat yang dicuri itu dengan seratus dusta, mereka mempropa-gandakannya disebabkan satu kata yang berhasil ia curi dari langit.
#
{11} ولَمَّا بيَّن هذه المخلوقاتِ العظيمةَ؛ قال: {فاسْتَفْتِهم}؛ أي: اسأل منكري خَلْقِهِم بعد موتِهِم: {أهم أشدُّ خَلْقاً}؛ أي: إيجادُهم بعد موتهم أشدُّ خَلْقاً وأشقُّ. {أم مَنْ خَلَقْنا}: من هذه المخلوقات؛ فلا بدَّ أن يُقِرُّوا أنَّ خَلْقَ السماواتِ والأرض أكبرُ من خَلْق الناس، فيلزمهم إذاً الإقرار بالبعثِ، بل لو رَجَعوا إلى أنفسهم وفكَّروا فيها؛ لعلموا أنَّ ابتداء خَلْقِهِم من طينٍ لازبٍ أصعب عند الفكر من إنشائهم بعد موتهم، ولهذا قال: {إنَّا خَلَقنَاهُم من طِينٍ لازِب}؛ أي: قويٍّ شديدٍ؛ كقوله تعالى: {ولقد خَلَقْنا الإنسانَ من صَلْصال من حَمَأٍ مسنونٍ}.
(11) Setelah Allah سبحانه وتعالى menjelaskan makhluk-makhluk agung tersebut, Dia berfirman, ﴾ فَٱسۡتَفۡتِهِمۡ ﴿ "Maka tanyakanlah kepada mereka." Maksudnya, tanyakanlah (olehmu wahai Muhammad) kepada orang-orang yang mengingkari penciptaan mereka setelah kematian mereka, ﴾ أَهُمۡ أَشَدُّ خَلۡقًا ﴿ "Apakah mereka lebih kukuh kejadiannya?" Mak-sudnya, apakah penciptaannya sesudah kematiannya lebih berat dan lebih sulit, ﴾ أَم مَّنۡ خَلَقۡنَآۚ ﴿ "ataukah apa yang telah Kami ciptakan" di antara makhluk-makhluk ini? Maka mereka harus mengakui bahwa penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan ma-nusia. Maka jika demikian, mereka harus mengakui (meyakini) kebangkitan. Bahkan kalau seandainya mereka kembali kepada diri mereka sendiri dan merenungkannya, tentu mereka mengetahui bahwa permulaan penciptaan mereka dari tanah liat itu lebih sulit -saat direnungkan-, daripada penciptaan mereka kembali sesudah mereka mati. Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ إِنَّا خَلَقۡنَٰهُم مِّن طِينٖ لَّازِبِۭ ﴿ "Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat." Maksud-nya, yang sangat kuat lagi keras. Ini seperti dalam Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ مِن صَلۡصَٰلٖ مِّنۡ حَمَإٖ مَّسۡنُونٖ 26 ﴿ "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk." (Al-Hijr: 26).
Ayah: 12 - 21 #
{بَلْ عَجِبْتَ وَيَسْخَرُونَ (12) وَإِذَا ذُكِّرُوا لَا يَذْكُرُونَ (13) وَإِذَا رَأَوْا آيَةً يَسْتَسْخِرُونَ (14) وَقَالُوا إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ (15) أَإِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَإِنَّا لَمَبْعُوثُونَ (16) أَوَآبَاؤُنَا الْأَوَّلُونَ (17) قُلْ نَعَمْ وَأَنْتُمْ دَاخِرُونَ (18) فَإِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَاحِدَةٌ فَإِذَا هُمْ يَنْظُرُونَ (19) وَقَالُوا يَاوَيْلَنَا هَذَا يَوْمُ الدِّينِ (20) هَذَا يَوْمُ الْفَصْلِ الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ (21)}.
"Bahkan kamu menjadi heran dan mereka menghinakan kamu. Dan apabila mereka diberi pelajaran, mereka tiada meng-ingatnya. Dan apabila mereka melihat sesuatu tanda, mereka sangat menghinakan. Dan mereka berkata, 'Ini tiada lain adalah sihir yang nyata.' Apakah apabila kami telah mati dan telah men-jadi tanah serta menjadi tulang, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan. Dan apakah bapak-bapak kami yang telah terdahulu (juga demikian)? Katakanlah, 'Ya, dan kamu akan terhina.' Maka sesungguhnya ia hanya satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka melihatnya. Dan mereka berkata, 'Aduhai celakalah kita!' Inilah Hari Pembalasan. Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendus-takannya." (Ash-Shaffat: 12-21).
#
{12} {بل عجبتَ}: أيُّها الرسولُ أو أيُّها الإنسانُ من تكذيب مَنْ كَذَّبَ بالبعث بعد أن أرَيْتَهم من الآيات العظيمةِ والأدلَّة المستقيمةِ، وهو حقيقةً محلُّ عجبٍ واستغرابٍ؛ لأنَّه مما لا يَقْبَلُ الإنكارَ. {و} أعجبُ من إنكارِهِم وأبلغُ منه أنَّهم {يسخَرون}: ممَّنْ جاء بالخبر عن البعثِ، فلم يَكْفِهِم مجردُ الإنكار، حتى زادوا السخريةَ بالقول الحقِّ.
(12) ﴾ بَلۡ عَجِبۡتَ ﴿ "Bahkan kamu menjadi heran" wahai rasul, atau wahai manusia, kepada pendustaan orang yang mendustakan kebangkitan, setelah kamu memperlihatkan kepada mereka ayat-ayat (tanda-tanda, bukti) yang luar biasa dan dalil-dalil yang lurus itu. Ini benar-benar sangat aneh dan mengherankan, sebab ia sudah termasuk hal yang tidak diingkari lagi, ﴾ وَ﴿ "dan" lebih mengheran-kan dari keingkaran mereka dan lebih kentara lagi, adalah bahwa mereka ﴾ ي َ س ْ خ َ ر ُ و ْ ن َ ﴿ "menghinakan" orang yang datang dengan mem-bawa berita tentang kebangkitan. Tidak cukup bagi mereka hanya sekedar mengingkari, hingga mereka tambah dengan memperolok-olokkan perkataan yang haq.
#
{13} {و} من العجب أيضاً أنَّهم {إذا ذُكِّروا}: ما يعرفون في فِطَرِهِم وعُقولهم وفَطِنوا له ولَفَتَ نَظَرَهم إليه {لا يَذْكرونَ}: ذلك؛ فإنْ كان جهلاً؛ فهو من أدلِّ الدلائل على شِدَّةِ بلادَتِهِم العظيمة؛ حيث ذُكِّروا ما هو مستقرٌّ في الفطر معلومٌ بالعقل لا يقبلُ الإشكالَ، وإن كان تَجاهُلاً وعناداً؛ فهو أعجبُ وأغربُ.
(13) ﴾ وَ﴿ "Dan" termasuk yang mengherankan juga adalah ﴾ إ ِ ذ َ ا ذُكِّرُواْ ﴿ "apabila mereka diingatkan," tentang apa yang mereka ketahui dalam fitrah dan akal mereka sendiri, mereka menyadari-nya dan perhatian mereka dialihkan kepadanya, ﴾ لَا يَذۡكُرُونَ ﴿ "mereka tidak mengingat" nya. Kalau yang demikian itu adalah kebodohan, maka sesungguhnya ia merupakan bukti yang paling kuat yang menunjukkan pada kedunguan mereka yang sangat kentara, di mana mereka diingatkan tentang hal yang sudah ada dalam fitrah dan sudah diketahui oleh akal sehat, tidak ada kesulitan lagi pada-nya. Kalau ia adalah sikap berpura-pura bodoh dan keras kepala, maka hal itu lebih aneh dan lebih mengherankan lagi!
#
{14} ومن العَجَبِ أيضاً أنَّهم إذا أُقيمتْ عليهم الأدلَّةُ، وذُكِّروا الآياتِ التي يخضعُ لها فحولُ الرجال وألبابُ الألِبَّاء، يَسْخَرون منها ويَعْجَبونَ.
(14) Dan di antara yang mengherankan juga adalah bahwa mereka apabila telah dikemukakan dalil-dalil kepada mereka dan mereka diingatkan dengan ayat-ayat yang biasanya orang-orang yang berakal dan para pakar tunduk kepadanya, maka mereka memperolok-olokkannya dan merasa heran.
#
{15} ومن العجب أيضاً قولُهُم للحقِّ لما جاءهم: {إنْ هذا إلاَّ سحرٌ مبينٌ}: فجعلوا أعلى الأشياء وأجلَّها ـ وهو الحقُّ ـ في رتبة أخسِّ الأشياء وأحقرِها.
(15) Dan di antara yang mengherankan juga adalah perka-taan mereka kepada kebenaran saat datang kepada mereka,﴾ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا سِحۡرٞ مُّبِينٌ ﴿ "Ini tiada lain adalah sihir yang nyata." Mereka menjadikan sesuatu yang paling tinggi lagi paling mulia, yaitu al-haq (kebenaran), pada tingkat sesuatu yang paling hina dan paling tercela, sihir.
#
{16 ـ 17} ومن العجب أيضاً قياسُهم قدرةَ ربِّ الأرض والسماواتِ على قدرةِ الآدميِّ الناقص من جميع الوجوه، فقالوا استبعاداً وإنكاراً: {أإذا مِتْنا وكُنَّا تُراباً وعِظاماً أإنَّا لَمَبْعوثونَ. أوَ آباؤنا الأوَّلونَ}.
(16-17) Dan di antara yang aneh juga adalah mereka meng-kiaskan (menganalogikan) kekuasaan Rabb Pencipta langit dan bumi ini dengan kekuasaan manusia yang sangat rapuh dari segala sisinya. Mereka berkata dengan nada mengingkari dan mengang-gap tidak mungkin akan terjadi,﴾ أَءِذَا مِتۡنَا وَكُنَّا تُرَابٗا وَعِظَٰمًا أَءِنَّا لَمَبۡعُوثُونَ 16 أَوَءَابَآؤُنَا ٱلۡأَوَّلُونَ 17 ﴿ "Apakah apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah serta menjadi tulang, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan. Dan apakah bapak-bapak kami yang telah terdahulu (juga demikian)?"
#
{18} ولمَّا كانَ هذا منتهى ما عندَهم وغايةَ ما لَدَيْهم؛ أمر الله رسولَه أن يُجيبَهم بجواب مشتمل على ترهيِبِهم ، فقال: {قل نعم}: ستُبْعَثون أنتم وآباؤكم الأولون، {وأنتُم داخِرون}: ذَليلون صاغِرون لا تمتَنعون، ولا تَسْتَعْصون على قدرةِ الله.
(18) Setelah sedemikian rupa puncak sikap yang mereka miliki, maka Allah memerintah RasulNya agar menjawab mereka dengan jawaban yang mengandung pemberian ancaman (menakut-nakuti) terhadap mereka, seraya berfirman, ﴾ قُلۡ نَعَمۡ ﴿ "Katakanlah, 'Ya'," kalian dan bapak-bapak kalian terdahulu akan dibangkitkan, ﴾ وَأَنتُمۡ دَٰخِرُونَ ﴿ "dan kamu akan terhina," nista lagi tercela, kalian tidak bisa bertahan dan kalian tidak sulit bagi kekuasaan Allah.
#
{19} {فإنَّما هي زجرةٌ واحدةٌ}: يَنْفُخُ إسرافيلُ فيها في الصُّورِ، {فإذا هم} مبعوثونَ من قبورهم {يَنظُرونَ}: كما ابْتُدِئ خَلْقُهم، بُعثِوا بجميع أجزائِهِم حفاةً عراةً غُرلاً.
(19) ﴾ فَإِنَّمَا هِيَ زَجۡرَةٞ وَٰحِدَةٞ ﴿ "Maka sesungguhnya ia hanya satu teriakan saja" yang ditiupkan oleh Israfil pada sangkakala, ﴾ فَإِذَا هُمۡ ﴿ "maka tiba-tiba mereka" dibangkitkan dari kuburannya, ﴾ يَنظُرُونَ ﴿ "mereka melihat," sebagaimana penciptaan mereka semula, mereka dibangkitkan dengan seluruh bagian-bagiannya dalam keadaan kaki telanjang, badan telanjang, dan tidak bersunat.
#
{20} وفي تلك الحال يُظْهِرون الندمَ والخزيَ والخسارَ، ويَدْعونَ بالويل والثُّبور، {وقالوا يا وَيْلَنا هذا يومُ الدينِ}؛ فقد أقرُّوا بما كانوا في الدنيا به يهزؤون!
(20) Dan pada saat itu mereka menampakkan penyesalan, kehinaan, dan kerugian, dan mereka mengucapkan kecelakaan, ﴾ وَقَالُواْ يَٰوَيۡلَنَا هَٰذَا يَوۡمُ ٱلدِّينِ ﴿ "Dan mereka berkata, 'Aduhai celakalah kita'." Inilah Hari Pembalasan," maka mereka mengakui apa yang dahulu di dunia mereka olok-olokkan.
#
{21} فيُقالُ لهم: {هذا يومُ الفصلِ}: بين العبادِ فيما بينَهم وبين ربِّهم من الحقوق وفيما بينهم وبين غيرِهِم من الخلق.
(21) Lalu dikatakan kepada mereka, ﴾ هَٰذَا يَوۡمُ ٱلۡفَصۡلِ ﴿ "Inilah hari keputusan" di antara manusia tentang urusan yang bersangkutan dengan Tuhan mereka, yaitu berupa hak-hak dan juga di antara sesama mereka.
Ayah: 22 - 26 #
{احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ (22) مِنْ دُونِ اللَّهِ فَاهْدُوهُمْ إِلَى صِرَاطِ الْجَحِيمِ (23) وَقِفُوهُمْ إِنَّهُمْ مَسْئُولُونَ (24) مَا لَكُمْ لَا تَنَاصَرُونَ (25) بَلْ هُمُ الْيَوْمَ مُسْتَسْلِمُونَ (26)}.
"Kumpulkanlah orang-orang yang zhalim bersama teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah, selain Allah; maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka. Dan tahanlah mereka, karena sesungguhnya mereka akan ditanya, 'Kenapa kamu tidak tolong-menolong?' Bahkan mereka pada hari itu menyerahkan diri." (Ash-Shaffat: 22-26).
#
{22 ـ 23} أي: إذا حضروا يوم القيامةِ وعاينوا ما به يكذبون ورأوا ما به يستسخرون؛ يُؤْمَرُ بهم إلى النارِ التي بها يكذبون، فيقال: {احشُروا الذين ظلموا}: أنفسَهم بالكفرِ والشركِ والمعاصي {وأزواجَهم}: الذين من جنس عملهم، كلٌّ يُضَمُّ إلى مَنْ يُجانِسُه في العمل، {وما كانوا يَعْبُدون من دونِ الله}: من الأصنام والأندادِ التي زعموها، اجمعوهم جميعاً، واهدوهم {إلى صراطِ الجَحيم}؛ أي: سوقوهم سوقاً عنيفاً إلى جهنم.
(22-23) Maksudnya, apabila mereka telah berkumpul di Hari Kiamat kelak, mereka melihat dengan mata kepala apa yang dahulu mereka dustakan dan mereka melihat apa yang telah mereka perolok-olokkan, maka mereka diperintah supaya masuk ke neraka yang pernah mereka dustakan itu, seraya dikatakan, ﴾ ٱحۡشُرُواْ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ ﴿ "Kumpulkanlah orang-orang yang zhalim" terhadap diri mereka sendiri dengan melakukan kekafiran, syirik, dan berbagai maksiat, ﴾ وَأَزۡوَٰجَهُمۡ ﴿ "bersama pasangan-pasangan (teman sejawat) me-reka" yakni yang perbuatannya sejenis dengan mereka. Semuanya dikumpulkan dengan orang-orang yang amal perbuatannya sejenis, ﴾ وَمَا كَانُواْ يَعۡبُدُونَ 22 مِن دُونِ ٱللَّهِ ﴿ "dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah selain Allah," seperti patung-patung dan para sekutu yang mereka klaim; kumpulkanlah mereka semua dan tunjukkanlah mereka ﴾ إِلَىٰ صِرَٰطِ ٱلۡجَحِيمِ ﴿ "jalan ke neraka." Maksudnya, halaulah me-reka dengan keras menuju Neraka Jahanam.
#
{24} {و} بعدما يتعيَّن أمرُهم إلى النار ويَعْرِفون أنَّهم من أهلِ دار البوار؛ يُقالُ: {قِفوهُم}: قبل أن توصِلوهم إلى جهنَّم، {إنَّهم مسؤولونَ}: عمَّا كانوا يفترونَه في الدُّنيا؛ ليظهرَ على رؤوس الأشهادِ كَذِبُهم وفضيحتُهم.
(24) ﴾ وَ﴿ "Dan" setelah dipastikan keputusan terhadap mereka, yaitu ke neraka dan mereka mengetahui bahwa mereka adalah termasuk para penghuni negeri kesengsaraan, maka dikata-kan, ﴾ قِفُوهُمْ﴿ "Tahanlah mereka" sebelum kalian mengantar mereka ke Jahanam, ﴾ إِنَّهُم مَّسۡـُٔولُونَ ﴿ "karena sesungguhnya mereka akan ditanya" tentang kedustaan yang mereka lakukan di dunia, agar kedok me-reka tampak di hadapan seluruh orang-orang yang menyaksikan.
#
{25} فيقال لهم: {ما لكم لا تناصرون}: أي: ما الذي جرى عليكم اليوم، وما الذي طرقكم، لا ينصر بعضكم بعضاً، ولا يغيث بعضُكم بعضاً، بعدما كنتُم تزعُمون في الدُّنيا أنَّ آلهتكم ستدفعُ عنكم العذابَ وتُغيثكم أو تشفعُ لكم عند الله؟!
(25) Lalu dikatakan kepada mereka, ﴾ مَا لَكُمۡ لَا تَنَاصَرُونَ ﴿ "Kenapa kamu tidak tolong-menolong?" Maksudnya, apa gerangan yang telah terjadi pada kalian hari ini, dan apa yang telah menyebabkan kalian tidak menolong sebagian yang lain, sebagian kalian tidak menye-lamatkan sebagian yang lain setelah kalian dahulu di dunia meng-klaim bahwa sembahan-sembahan kalian akan mencegah kalian dari azab, menyelamatkan kalian atau memberikan syafa'atnya kepada kalian dari sisi Allah?!
#
{26} فكأنهم لا يجيبون هذا السؤال؛ لأنَّهم قد علاهم الذُّلُّ والصَّغارُ، واستسلموا لعذابِ النارِ وخَشَعوا وخَضَعوا وأُبْلِسوا، فلم يَنْطِقوا، ولهذا قال: {بل هُمُ اليومَ مُسْتَسْلِمونَ}.
(26) Seakan-akan mereka tidak bisa menjawab pertanyaan ini, sebab mereka diliputi oleh kehinaan dan kenistaan; dan mereka pun berserah diri untuk menerima azab neraka, mereka tunduk, hina, dan putus asa, dan mereka tidak bisa berbicara. Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ بَلۡ هُمُ ٱلۡيَوۡمَ مُسۡتَسۡلِمُونَ ﴿ "Bahkan mereka pada hari itu menyerahkan diri."
Ayah: 27 - 39 #
{وَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ يَتَسَاءَلُونَ (27) قَالُوا إِنَّكُمْ كُنْتُمْ تَأْتُونَنَا عَنِ الْيَمِينِ (28) قَالُوا بَلْ لَمْ تَكُونُوا مُؤْمِنِينَ (29) وَمَا كَانَ لَنَا عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ بَلْ كُنْتُمْ قَوْمًا طَاغِينَ (30) فَحَقَّ عَلَيْنَا قَوْلُ رَبِّنَا إِنَّا لَذَائِقُونَ (31) فَأَغْوَيْنَاكُمْ إِنَّا كُنَّا غَاوِينَ (32) فَإِنَّهُمْ يَوْمَئِذٍ فِي الْعَذَابِ مُشْتَرِكُونَ (33) إِنَّا كَذَلِكَ نَفْعَلُ بِالْمُجْرِمِينَ (34) إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ (35) وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُو آلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ (36) بَلْ جَاءَ بِالْحَقِّ وَصَدَّقَ الْمُرْسَلِينَ (37) إِنَّكُمْ لَذَائِقُو الْعَذَابِ الْأَلِيمِ (38) وَمَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (39)}.
"Sebagian dari mereka menghadap kepada sebagian yang lain berbantah-bantahan. Mereka berkata, 'Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dari kanan.' Mereka menjawab, 'Sebe-narnya kamulah yang tidak mau beriman.' Dan sekali-kali kami tidak berkuasa terhadapmu, bahkan kamulah kaum yang melam-paui batas. Maka pastilah putusan Rabb kita menimpa kita; se-sungguhnya kita akan merasakan. Maka kami telah menyesatkan kamu, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang sesat. Maka sesungguhnya mereka pada hari itu bersama-sama dalam azab. Sesungguhnya demikianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berbuat jahat. Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikata-kan kepada mereka, 'La ilaha illallah' mereka menyombongkan diri, dan mereka berkata, 'Apakah sesungguhnya kami harus me-ninggalkan sesembahan-sesembahan kami karena seorang penyair gila?' Sebenarnya dia telah datang membawa kebenaran dan mem-benarkan rasul-rasul. Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan azab yang pedih. Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan. " (Ash-Shaffat: 27-39).
#
{27 ـ 28} لما جُمِعوا هم وأزواجهم وآلهتُهم وهُدوا إلى صراط الجحيم ووُقِفوا فسُئِلوا فلم يُجيبوا؛ أقبلوا فيما بينَهم يلومُ بعضُهم بعضاً على إضلالِهِم وضلالِهِم، فقال الأتباعُ للمتبوعينَ الرؤساء: {إنَّكُم كنتُم تأتونَنا عن اليمينِ}؛ أي: بالقوَّة والغلبة فتُضِلُّونا، ولولا أنتُم؛ لكُنَّا مؤمنينَ.
(27-28) Setelah mereka dikumpulkan, juga teman-teman sejawat mereka serta sembahan-sembahannya dan mereka telah digiring ke jalan neraka serta ditahan lalu ditanya dan mereka tidak dapat menjawab, maka mereka menghadap kepada sesama mereka, lalu sebagian mereka mencela sebagian yang lain atas penyesatan dan kesesatan mereka. Maka para pengikut berkata kepada pemimpinnya, ﴾ إِنَّكُمۡ كُنتُمۡ تَأۡتُونَنَا عَنِ ٱلۡيَمِينِ ﴿ "Sesungguhnya kamulah yang datang kepada kami dari kanan," maksudnya, dengan kekuatan dan kekuasaan hingga kalian dapat menyesatkan kami; kalau saja bukan karena kalian, tentu kami menjadi orang-orang yang beriman.
#
{29 ـ 32} {قالوا} لهم: {بل لمْ تكونوا مؤمنينَ}؛ أي: ما زلتُم مشرِكين كما نحنُ مشركونَ؛ فأيُّ شيءٍ فضَّلَكم علينا؟! وأيُّ شيء يوجِبُ لومَنا؟! {و} الحالُ أنَّه {ما كان لنا عليكُم من سلطانٍ}؛ أي: قهرٍ لكم على اختيار الكفر، {بل كنتُم قوماً طاغينَ}: متجاوِزين للحدِّ ، {فحقَّ علينا}: نحنُ وإيَّاكُم {قولُ ربِّنا إنَّا لَذائقونَ}: العذاب؛ أي: حقَّ علينا قَدَرُ ربِّنا وقضاؤه أنَّا وإيِّاكم سنذوقُ العذابَ ونشترِكُ في العقاب. {فـ} لذلك {أغْوَيْناكم إنَّا كُنَّا غاوينَ}؛ أي: دَعَوْناكم إلى طريقتِنا التي نحنُ عليها، وهي الغوايةُ، فاستَجَبْتُم لنا؛ فلا تلومونا ولوموا أنفسكم.
(29-32) ﴾ قَالُواْ ﴿ "Mereka menjawab" kepada mereka, ﴾ بَل لَّمۡ تَكُونُواْ مُؤۡمِنِينَ ﴿ "Sebenarnya kamulah yang tidak mau beriman." Maksudnya, kalian tetap sebagai orang-orang musyrik sebagaimana kami adalah orang-orang musyrik, lalu apa yang mengutamakan kalian atas kami?! Apa pula yang mengharuskan kami tercela? ! ﴾ وَ﴿ "Dan" sesungguhnya ﴾ م َ ا كَانَ لَنَا عَلَيۡكُم مِّن سُلۡطَٰنِۭۖ ﴿ "sekali-kali kami tidak berkuasa terhadapmu," artinya, kami tidak memiliki kekuasaan untuk me-maksa kalian memilih kekafiran, ﴾ بَلۡ كُنتُمۡ قَوۡمٗا طَٰغِينَ ﴿ "bahkan kamulah kaum yang melampaui batas," kalian melampaui batas, ﴾ فَحَقَّ عَلَيۡنَا ﴿ "maka pastilah terhadap kita," berlaku terhadap kami dan kalian, ﴾ قَوۡلُ رَبِّنَآۖ إِنَّا لَذَآئِقُونَ ﴿ "putusan Rabb kita; sesungguhnya kita akan merasakan" azab. Maksudnya, sudah pasti menimpa kita keputusan Rabb kita dan hukumNya, kami dan kalian akan merasakan azab dan sama-sama di dalam hukuman. ﴾ ف َ ـ ﴿ "Maka" karena itu, ﴾ فَأَغۡوَيۡنَٰكُمۡ إِنَّا كُنَّا غَٰوِينَ ﴿ "kami telah menyesatkan kamu, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang sesat." Maksudnya, kami telah mengajak kalian kepada jalan hidup yang kami anut, yaitu kesesatan, lalu kalian memenuhi seruan kami, maka kalian jangan mencela kami, tetapi celalah diri kalian sendiri.
#
{33 ـ 34} قال تعالى: {فإنَّهم يومئذٍ}؛ أي: يوم القيامةِ {في العذاب مشترِكونَ}: وإن تفاوتتْ مقاديرُ عذابِهِم بحسب جُرمهم؛ كما اشتركوا في الدُّنيا على الكفر اشتركوا في الآخرة بجزائِهِ، ولهذا قال: {إنَّا كذلك نفعلُ بالمجرِمين}.
(33-34) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَإِنَّهُمۡ يَوۡمَئِذٖ ﴿ "Maka sesungguhnya mereka pada hari itu," maksudnya, pada Hari Kiamat, ﴾ فِي ٱلۡعَذَابِ مُشۡتَرِكُونَ ﴿ "bersama-sama dalam azab," sekalipun berbeda-beda kadar azab mereka tergantung kepada dosa kejahatan mereka, sebagaimana dahulu mereka sama-sama di dunia dalam kekafiran, maka sama-sama pula mereka di akhirat dalam merasakan balasannya. Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَفۡعَلُ بِٱلۡمُجۡرِمِينَ ﴿ "Sesungguhnya demi-kianlah Kami berbuat terhadap orang-orang yang berbuat jahat."
#
{35 ـ 36} ثم ذكر أنَّ إجرامَهم قد بَلَغَ الغايةَ وجاوز النهايةَ، فقال: {إنَّهم كانوا إذا قيل لهم لا إله إلاَّ اللهُ}: فدعوا إليها وأمروا بترك إلهيَّة ما سواه {يَسْتَكْبِرونَ}: عنها وعلى مَنْ جاء بها، {ويقولون} معارضةً لها: {أإنَّا لَتارِكو آلهتِنا}: التي لم نزل نعبدُها نحنُ وآباؤنا، لقول {شاعرٍ مجنونٍ}؛ يعنون: محمداً - صلى الله عليه وسلم -، فلم يكفهم قبَّحَهُمُ اللهُ الإعراضُ عنه ولا مجردُ تكذيبِهِ، حتى حكموا عليه بأظلم الأحكام، وجعلوه شاعراً مجنوناً، وهم يعلمون أنَّه لا يعرفُ الشعر والشعراء، ولا وصفُهُ وصفُهم، وأنَّه أعقلُ خَلْقِ اللَّه وأعظمُهم رأياً.
(35-36) Kemudian Allah menjelaskan bahwa kejahatan mereka telah sampai pada puncaknya dan melampaui batas pun-caknya, seraya berfirman, ﴾ إِنَّهُمۡ كَانُوٓاْ إِذَا قِيلَ لَهُمۡ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ ﴿ "Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka, 'La ilaha illallah'," lalu diserukan kepadanya dan mereka diperintah supaya meninggal-kan penyembahan kepada selain Dia, ﴾ يَسۡتَكۡبِرُونَ ﴿ "mereka menyom-bongkan diri," darinya dan terhadap orang yang datang membawa-nya. ﴾ وَيَقُولُونَ ﴿ "Dan mereka berkata" dengan maksud menentangnya, ﴾ أَئِنَّا لَتَارِكُوٓاْ ءَالِهَتِنَا ﴿ "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan se-sembahan-sesembahan kami" yang tetap kami sembah dan juga oleh bapak-bapak kami hanya karena perkataan ﴾ لِشَاعِرٖ مَّجۡنُونِۭ ﴿ "seorang penyair gila?" Yang mereka maksud adalah Nabi Muhammad a. Mereka tidak cukup hanya berpaling darinya (semoga Allah meng-azab mereka) dan tidak pula hanya mendustakan hingga mereka mencapnya dengan hukum yang paling zhalim serta menjadikan-nya sebagai seorang penyair yang gila, padahal mereka mengetahui bahwa beliau tidak mengenal syair dan para penyair, tidak pula cirinya dan ciri mereka. Dan sesungguhnya beliau adalah manusia yang paling berakal dan paling lurus cara pandangnya.
#
{37} ولهذا قال تعالى ناقضاً لقولهم: {بل جاء}: محمدٌ {بالحقِّ}؛ أي: مجيئه حقًّا، وما جاء به من الشرع والكتاب حقٌّ، {وصدَّقَ المرسلينَ}؛ أي: ومجيئُهُ صَدَّقَ المرسلين؛ فلولا مجيئُهُ وإرسالُهُ؛ لم يكن الرسل صادقين؛ فهو آيةٌ ومعجزةٌ لكلِّ رسول قبله؛ لأنَّهم أخبروا به وبشَّروا، وأخذ الله عليهم العهدَ والميثاق لئن جاءهم ليؤمنُنَّ به ولَيَنْصُرُنَّه، وأخذوا ذلك على أممهم، فلما جاء؛ ظهر صِدْقُ الرسل الذين قبله، وتبيَّن كَذِبُ مَنْ خالفهم، فلو قدر عدم مجيئه، وهم قد أَخْبَروا به؛ لكان ذلك قادحاً في صدقهم. وصَدَّقَ أيضاً المرسلين؛ بأنْ جاء بما جاؤوا به، ودعا إلى ما دَعَوْا إليه، وآمن بهم، وأخبر بصحة رسالتهم ونبوَّتهم وشرعهم.
(37) Maka dari itu Allah سبحانه وتعالى berfirman mematahkan perkata-an mereka, ﴾ بَلۡ جَآءَ ﴿ "Sebenarnya dia telah datang." Maksudnya, Nabi Muhammad, ﴾ بِٱلۡحَقِّ ﴿ "membawa kebenaran," maksudnya, kedatang-annya benar dan apa yang dibawanya juga benar, yaitu syariat dan Kitab Suci adalah haq, ﴾ وَصَدَّقَ ٱلۡمُرۡسَلِينَ ﴿ "dan membenarkan rasul-rasul," maksudnya, kedatangannya membenarkan para rasul sebelumnya. Kalau saja tidak ada kedatangan dan diutusnya beliau sebagai rasul, maka para rasul itu bukan orang-orang yang jujur. Jadi, beliau adalah tanda dan mukjizat bagi setiap rasul sebelumnya, sebab mereka telah menginformasikan dan memberitakan akan keda-tangan beliau, dan Allah telah mengambil janji dan sumpah mereka, yaitu jika beliau kelak datang kepada mereka, niscaya mereka akan beriman kepadanya dan akan membelanya. Para rasul itu meng-ambil sumpah itu pada umat-umat mereka. Maka setelah beliau dating, tampaklah kebenaran para rasul sebelumnya dan menjadi nyata pula kedustaan orang-orang yang menyalahi para rasul itu. Kalau saja tidak ditakdirkan kedatangannya padahal para rasul itu telah memberitakannya, maka hal itu menjadi bumerang bagi kejujuran mereka. Dan beliau juga membenarkan para rasul, artinya beliau datang dengan membawa apa yang telah dibawa oleh me-reka dan beliau menyeru kepada apa yang telah diserukan mereka. Beliau beriman kepada mereka dan beliau mengabarkan tentang shahihnya risalah (kerasulan), kenabian, dan syariat mereka.
#
{38 ـ 39} ولما كان قولُهُم السابقُ: {إنَّا لَذائقونَ} قولاً صادراً منهم يحتملُ أنْ يكونَ صدقاً أو غيره؛ أخبر تعالى بالقول الفصل الذي لا يَحْتَمِلُ غيرَ الصدق واليقين، وهو الخبر الصادر منه تعالى، فقال: {إنَّكم لَذائقو العذابِ الأليم}؛ أي: المؤلم الموجع، {وما تُجْزَوْنَ}: في إذاقة العذاب الأليم {إلاَّ ما كُنتُم تعملونَ}: فلم نَظْلِمْكم، وإنَّما عَدَلْنا فيكم.
(38-39) Oleh karena perkataan mereka yang d a h u l u ﴾ إِنَّا لَذَآئِقُونَ ﴿ "Sesungguhnya kita akan merasakan," yang merupakan per-kataan yang berasal dari mereka, bisa berarti benar atau lainnya; maka Allah mengabarkan tentang perkataan pamungkas yang tidak mengandung makna selain kejujuran dan keyakinan, yaitu informasi yang berasal dari Allah سبحانه وتعالى, seraya berfirman, ﴾ إِنَّكُمۡ لَذَآئِقُواْ ٱلۡعَذَابِ ٱلۡأَلِيمِ ﴿ "Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan azab yang pedih," artinya, yang sangat menyakitkan, ﴾ وَمَا تُجۡزَوۡنَ ﴿ "Dan kamu tidak diberi pembalasan" di dalam penimpaan azab yang sangat pedih itu ﴾ إِلَّا مَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ﴿ "melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan." Jadi, Kami tidak menzhalimi kalian, melainkan sesungguhnya Kami berlaku adil terhadap kalian.
Oleh karena lafazh sapaan (khithab) ini umum, padahal yang dimaksud adalah orang-orang musyrik, maka Allah سبحانه وتعالى memper-kecualikan orang-orang beriman, seraya berfirman,
Ayah: 40 - 49 #
{إِلَّا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ (40) أُولَئِكَ لَهُمْ رِزْقٌ مَعْلُومٌ (41) فَوَاكِهُ وَهُمْ مُكْرَمُونَ (42) فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ (43) عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ (44) يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ (45) بَيْضَاءَ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ (46) لَا فِيهَا غَوْلٌ وَلَا هُمْ عَنْهَا يُنْزَفُونَ (47) وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ عِينٌ (48) كَأَنَّهُنَّ بَيْضٌ مَكْنُونٌ (49)}.
"Kecuali hamba-hamba Allah yang diberi keikhlasan. Me-reka itu memperoleh rizki yang tertentu, yaitu buah-buahan, dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan, di dalam surga-surga yang penuh nikmat, di atas tahta-tahta kebesaran berhadap-hadapan. Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamar dari sungai yang mengalir. Putih bersih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum. Tidak ada dalam khamar itu unsur yang memabuk-kan dan mereka tiada mabuk karenanya. Di sisi-sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita mata-nya. Seakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan dengan baik." (Ash-Shaffat: 40-49).
#
{40} يقول تعالى: {إلاَّ عبادَ الله المُخْلَصينَ}: فإنَّهم غير ذائقي العذاب الأليم؛ لأنهم أخلصوا لله الأعمال، فأخلصهم واختصَّهم برحمتِهِ وجادَ عليهم بلطفِهِ.
(40) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلۡمُخۡلَصِينَ ﴿ "Kecuali hamba-hamba Allah yang diberi keikhlasan," maka mereka tidak akan mera-sakan azab yang pedih, sebab mereka telah mengikhlaskan amal kepada Allah, maka dari itu Allah tulus kepada mereka dan meng-istimewakan mereka dengan rahmatNya dan mengaruniakan ke-pada mereka kelembutanNya.
#
{41 ـ 42} {أولئك لهم رزقٌ معلومٌ}؛ أي: غير مجهول، وإنَّما هو رزقٌ عظيمٌ جليلٌ لا يُجهلُ أمرُهُ ولا يُبْلَغُ كُنْهُهُ، فسَّره بقوله: {فواكِهُ}: من جميع أنواع الفواكه التي تَتَفَكَّه بها النفس للذَّتِها في لونها وطعمها. {وهم مُكْرَمونَ}: لا مهانون محتَقَرون، بل معظَّمون مبجَّلون موقَّرون، قد أكرم بعضُهم بعضاً، وأكرمَتْهُمُ الملائكةُ الكرامُ، وصاروا يدخُلون عليهم من كلِّ باب، ويهنِّئونهم ببلوغ أهنأ الثواب، وأكرمَهَم أكرمُ الأكرمين وجادَ عليهم بأنواع الكرامات من نعيم القلوب والأرواح والأبدان.
(41-42) ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ رِزۡقٞ مَّعۡلُومٞ ﴿ "Mereka itu memperoleh rizki yang tertentu," artinya, tidak semu, melainkan ia adalah rizki yang sangat agung lagi besar yang tidak semu keadaannya dan tidak dapat dibayangkan hakikatnya. Lalu Allah memperjelasnya dengan FirmanNya, ﴾ فَوَٰكِهُ ﴿ "Yaitu buah-buahan" dari semua jenis buah-buahan yang sangat disenangi oleh jiwa karena kelezatan, warna, dan rasanya. ﴾ وَهُم مُّكۡرَمُونَ ﴿ "Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan," bukan dihinakan lagi dicela, melainkan diagungkan, dimuliakan dan dihormati. Satu sama lain memuliakan dan mereka pun di-muliakan oleh para malaikat yang mulia, mereka masuk menjum-painya dari semua pintu, dan para malaikat juga mengucapkan selamat atas diraihnya pahala yang paling menyenangkan, dan mereka dimuliakan pula oleh akramul akramin (Allah سبحانه وتعالى) dan Dia mengaruniakan kepada mereka berbagai macam karamah berupa kenikmatan hati, ruh, dan badan.
#
{43} {في جنات النعيم}؛ أي: الجنات التي النعيم وَصْفُها والسرورُ نعمتُها، وذلك لما جَمَعَتْهُ ممَّا لا عينٌ رأتْ، ولا أذنٌ سمعتْ، ولا خَطَرَ على قلب بشر، وسلمتْ من كلِّ مخلٍّ بنعيمها من جميع المكدِّرات والمنغِّصات.
(43) ﴾ فِي جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ ﴿ "Di dalam surga-surga yang penuh nikmat," yakni, surga-surga yang kekhasannya adalah kenikmatan dan cirinya adalah kesenangan. Yang demikian itu karena surga-surga itu berisi apa-apa yang belum pernah dilihat mata, tidak pula di-dengar oleh telinga, ataupun terlintas pada hati seorang manusia, dan ia bersih dari segala yang bisa merusak kenikmatannya dari hal-hal yang dapat mencemari dan mengotorinya.
#
{44} ومن كرامتهم عند ربِّهم وإكرام بعضهم بعضاً أنَّهم على {سُرُرٍ}: وهي المجالس المرتفعةُ المزينة بأنواع الأكسيةِ الفاخرةِ المزخرفة المجملة؛ فهم مُتَّكئونَ عليها على وجهِ الراحةِ والطُّمأنينة والفرح، {متقابلينَ}: فيما بينَهم، قد صَفَتْ قلوبُهم ومحبتُهم فيما بينَهم، ونَعِموا باجتماع بعضهم مع بعض؛ فإنَّ مقابلة وجوههم تدلُّ على تقابل قلوبهم وتأدُّب بعضهم مع بعض، فلم يستدبِرْه أو يجعَلْه إلى جانبه، بل من كمال السرور والأدب ما دلَّ عليه ذلك التقابل.
(44) Di antara kemuliaan mereka di sisi Rabb mereka dan saling hormat-menghormati satu sama lain di antara mereka ada-lah bahwa mereka berada di atas ﴾ سُرُرٖ ﴿ "tahta-tahta kebesaran," yaitu tempat-tempat duduk yang tinggi yang terhias dengan berbagai macam kain yang termewah yang sangat indah. Mereka bersandar di atasnya dengan penuh kebahagiaan, ketenangan, dan kegem-biraan, ﴾ مُّتَقَٰبِلِينَ ﴿ "berhadap-hadapan" di antara sesama mereka. Hati dan rasa cinta mereka sudah menjadi tulus di antara sesama me-reka dan mereka bersenang-senang dengan berkumpulnya sesama mereka. Sebab sesungguhnya saling berhadapannya wajah mereka menunjukkan saling berhadapannya hati mereka dan saling hormat-menghormati satu sama lain di antara mereka. Tidak ada seorang pun yang membelakangi atau menjadikannya di samping. Bahkan termasuk kesempurnaan kebahagiaan dan etika adalah apa yang ditunjukkan oleh posisi saling berhadapan tersebut.
#
{45 ـ 47} {يُطافُ عليهم بكأسٍ من مَعين}؛ أي: يتردَّدُ الولدان المستعدِّون لخدمتهم عليهم بالأشربةِ اللذَّيذةِ بالكاسات الجميلةِ المنظر المُتْرَعَةِ من الرحيق المختوم بالمسك، وهي كاساتُ الخمر، وتلك الخمرُ تخالِفُ خَمْرَ الدُّنيا من كل وجه؛ فإنَّها في لونها {بيضاء} من أحسن الألوان، وفي طعمها {لَذَّةٍ للشارِبينَ}: يلتذُّ شاربُها بها وقتَ شُربها وبعدَه، وأنَّها سالمةٌ من غول العقل وذهابِهِ ونزفِهِ ونزفِ مال صاحبها، وليس فيها صداعٌ ولا كدرٌ.
(45-47) ﴾ يُطَافُ عَلَيۡهِم بِكَأۡسٖ مِّن مَّعِينِۭ ﴿ "Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamar dari sungai yang mengalir." Maksudnya, anak-anak yang selalu siap membantu mereka selalu hadir membawakan minuman lezat dengan gelas-gelas yang sangat indah dipandang yang berisikan ar-rahiq al-makhtum yang beraroma minyak kasturi. Ia adalah gelas-gelas penuh dengan khamar. Khamar tersebut berbeda dengan khamar yang ada di dunia ini dari segala sisinya. Sebab warnanya saja ﴾ بَيۡضَآءَ ﴿ "putih bersih" yang merupakan warna terbaik, dan rasanya ﴾ لَذَّةٖ لِّلشَّٰرِبِينَ ﴿ "sedap bagi orang-orang yang minum," dirasakan kelezatannya oleh orang yang meminumnya pada saat diminum dan sesudahnya; dan ia bebas dari unsur-unsur yang dapat menghilangkan kesadaran akal dan tidak memabukkan serta tidak menghabiskan harta pemiliknya, tidak ada rasa pusing dan teler karenanya.
#
{48 ـ 49} فلمَّا ذَكَرَ طعامهم وشرابَهم ومجالِسَهم. وعمومُ النعيم وتفاصيلُه داخلٌ في قوله: {جنات النعيم}، لكن فصَّلَ هذه الأشياءَ لِتُعْلَمَ فتشتاقَ النفوس إليها؛ ذَكَرَ أزواجَهم، فقال: {وعندهم قاصراتُ الطَّرْفِ عِينٌ}؛ أي: وعند أهل دار النعيم في محلاَّتهم القريبة حورٌ حسانٌ كاملاتُ الأوصافِ قاصراتُ الطرفِ: إمَّا أنَّها قَصَرَتْ طَرْفَها على زوجِها لعفَّتِها، وعدم مجاوزتِهِ لغيرِهِ، ولجمال زوجِها وكماله؛ بحيث لا تطلبُ في الجنة سواه، ولا ترغبُ إلاَّ به. وإمَّا لأنَّها قَصَرَتْ طَرْفَ زوجها عليها، وذلك يدلُّ على كمالها وجمالها الفائق، الذي أوجب لزوجِها أن يَقْصُرَ طرفَه عليها. وقَصْرُ الطرفِ أيضاً يدلُّ على قَصْرِ النفس والمحبَّة عليها، وكلا المعنيينِ محتملٌ، وكلاهما صحيحٌ. وكلُّ هذا يدلُّ على جمال الرجال والنساء في الجنَّة ومحبَّة بعضهم بعضاً محبةً لا يَطْمَحُ إلى غيره وشدة عفَّتهم كلِّهم وأنَّه لا حَسَدَ فيها ولا تباغُضَ ولا تشاحُنَ، وذلك لانتفاء أسبابه. {عِيْنٌ}؛ أي: حسانُ الأعين جميلاتُها ملاحُ الحدق. {كأنهنَّ}؛ أي: الحور {بَيْضٌ مكنونٌ}؛ أي: مستورٌ، وذلك من حسنهنَّ وصفائهنَّ، وكون ألوانهنَّ أحسن الألوان وأبهاها، ليس فيه كدرٌ ولا شينٌ.
(48-49) Setelah Allah menjelaskan makanan, minuman, dan tempat-tempat duduk mereka, di mana kebanyakan kenik-matan dan rinciannya sudah masuk dalam FirmanNya, ﴾ جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ ﴿ "Surga-surga yang penuh kenikmatan," namun hal-hal tersebut di-rincikan agar diketahui lalu dirindukan oleh jiwa manusia, maka Allah kemudian menjelaskan istri-istri mereka seraya berfirman, ﴾ وَعِندَهُمۡ قَٰصِرَٰتُ ٱلطَّرۡفِ عِينٞ ﴿ "Di sisi-sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya." Maksudnya, di sisi para penghuni negeri kenikmatan itu di tempat-tempat dekat (sekitar) mereka ada bida-dari-bidadari cantik jelita nan sempurna lagi tidak liar pandangan matanya, baik karena pandangan matanya hanya dibatasi kepada suaminya saja karena sangat menjaga kesuciannya dan tidak me-lampaui kepada selain suaminya, atau karena ketampanan suami dan kesempurnaannya hingga di surga itu ia tidak mencari selain dia, dan tidak suka kecuali kepadanya, atau juga karena dia mampu membatasi pandangan suaminya hanya kepada dirinya saja, dan hal ini membuktikan kesempurnaan dan kecantikannya yang luar biasa yang membuat pandangan sang suami hanya terpaku kepa-danya saja. Dan tidak liarnya pandangan mata juga menunjukkan pada tidak liarnya jiwa dan rasa kasih sayang kepadanya. Kedua makna di atas sangat mungkin dan keduanya shahih. Semua ini menunjukkan ketampanan kaum lelaki dan kejelita-an wanita di dalam surga dan kecintaan satu sama lainnya dengan cinta yang membuatnya tidak berkeinginan kepada yang lain dan betapa sangat terpeliharanya kehormatan mereka semuanya, dan bahwasanya tidak ada rasa hasad (iri hati), rasa saling membenci, ataupun rasa permusuhan di sana. Hal itu terjadi karena tidak adanya faktor-faktor penyebabnya. ﴾ عِينٞ ﴿ "Dan jelita matanya." Maksudnya, jelita dan molek ma-tanya, sedap dilihat, ﴾ كَأَنَّهُنَّ ﴿ "seakan-akan mereka," yakni, bidadari-bidadari itu ﴾ بَيۡضٞ مَّكۡنُونٞ ﴿ "adalah telur yang tersimpan dengan baik," maksudnya, tertutup, karena kecantikan dan kebeningannya, dan warna kulit mereka adalah warna kulit yang terindah dan merona, tidak ada cacat ataupun noda.
Ayah: 50 - 61 #
{فَأَقْبَلَ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ يَتَسَاءَلُونَ (50) قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ إِنِّي كَانَ لِي قَرِينٌ (51) يَقُولُ أَإِنَّكَ لَمِنَ الْمُصَدِّقِينَ (52) أَإِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَإِنَّا لَمَدِينُونَ (53) قَالَ هَلْ أَنْتُمْ مُطَّلِعُونَ (54) فَاطَّلَعَ فَرَآهُ فِي سَوَاءِ الْجَحِيمِ (55) قَالَ تَاللَّهِ إِنْ كِدْتَ لَتُرْدِينِ (56) وَلَوْلَا نِعْمَةُ رَبِّي لَكُنْتُ مِنَ الْمُحْضَرِينَ (57) أَفَمَا نَحْنُ بِمَيِّتِينَ (58) إِلَّا مَوْتَتَنَا الْأُولَى وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ (59) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (60) لِمِثْلِ هَذَا فَلْيَعْمَلِ الْعَامِلُونَ (61)}.
"Lalu sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain sambil bercakap-cakap. Berkatalah salah seorang di antara mereka, 'Sesungguhnya aku dahulu mempunyai seorang teman yang berkata, 'Apakah kamu sungguh-sungguh termasuk orang-orang yang membenarkan? Apakah bila kita telah mati dan kita telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah sesungguhnya kita benar-benar diberi pembalasan?' Berkata pulalah ia, 'Maukah kamu meninjau?' Maka ia meninjaunya, lalu dia melihat temannya itu di tengah-tengah neraka menyala-nyala. Ia berkata, 'Demi Allah, sesungguhnya kamu benar-benar hampir mencelakakanku, jikalau tidak karena nikmat Rabbku, pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret. Maka apakah kita tidak akan mati melainkan hanya kematian kita yang pertama saja, dan kita tidak akan disiksa? Sesungguhnya ini benar-benar kemenangan yang besar. Untuk hal seperti inilah hendaknya beramal orang-orang yang beramal." (Ash-Shaffat: 50-61).
#
{50 ـ 59} لمَّا ذَكَرَ تعالى نعيمَهم وتمام سُرورهم بالمآكل والمشارب والأزواج الحسانِ والمجالس الحسنةِ؛ ذَكَرَ تذاكُرَهم فيما بينَهم ومطَارَحَتَهم للأحاديث عن الأمور الماضيةِ وأنَّهم ما زالوا في المحادثة والتساؤل حتى أفضى ذلك بهم إلى أن قال قائلٌ منهم: {إنِّي كان لي قرينٌ}: في الدنيا ينكِرُ البعث ويلومُني على تصديقي به، ويقولُ لي: {أإنَّك لَمِنَ المصدِّقينَ. أإذا مِتْنا وكُنَّا تراباً وعِظاماً أإنَّا لَمَدينونَ}؛ أي: مجازَوْن بأعمالنا؟! أي: كيف تصدِّقُ بهذا الأمر البعيد، الذي في غاية الاستغراب، وهو أنَّنا إذا تَمَزَّقْنا فَصِرْنا تراباً وعظاماً أنَّنا نُبعث ونعادُ ثم نحاسبُ ونُجازى بأعمالنا؛ أي: يقول صاحب الجنة لإخوانه: هذه قصَّتي وهذا خبري أنا وقريني، ما زلتُ أنا مؤمناً مصدِّقاً، وهو ما زال مكذِّباً منكراً للبعث، حتى متنا، ثم بُعِثْنا، فوصلتُ أنا إلى ما تَرَوْن من النعيم الذي أخْبَرَتْنا به الرسل، وهو لا شكَّ أنَّه قد وَصَلَ إلى العذاب. فهل {أنتُم مُطَّلِعونَ}: لننظرَ إليه فنزدادَ غِبْطَةً وسروراً بما نحن فيه، ويكونَ ذلك رأي عين؟! والظاهرُ من حال أهل الجنة وسرورِ بعضِهِم ببعضٍ وموافقة بعضِهِم بعضاً أنَّهم أجابوه لما قال، وذهبوا تبعاً له للاطِّلاع على قرينه. {فاطَّلَع} فرأى قرينَه {في سواء الجحيم}؛ أي: في وسط العذاب وغمراتِهِ. والعذابُ قد أحاطَ به، فقال له لائماً على حالِهِ وشاكراً لله على نعمتِهِ أنْ نجَّاه من كيدِهِ: {تاللهِ إنْ كِدْتَ لَتُرْدينِ}؛ أي: تهلكني بسبب ما أدخلتَ عليَّ من الشُّبه بزعمك، {ولولا نعمةُ ربِّي}: على أن ثبتني على الإسلام {لكنتُ من المُحْضَرينَ}: في العذاب معك. {أفَما نحنُ بِمَيِّتينَ. إلاَّ مَوْتَتَنا الأولى وما نحنُ بِمُعَذَّبينَ}؟ أي: يقوله المؤمن مبتهجاً بنعمة الله على أهل الجنة بالخلودِ الدائم والسلامة من العذاب. استفهامٌ بمعنى الإثبات والتقرير. وقوله: {فأقبل بعضُهُم على بعضٍ يتساءلون}، وحَذَفَ المعمولَ، والمقامُ مقامُ لذَّةٍ وسرور، فدلَّ ذلك على أنهم يتساءلون بكلِّ ما يتلذَّذون بالتحدُّث به والمسائل التي وقع فيها النزاعُ والإشكالُ، ومن المعلوم أنَّ لَذَّةَ أهل العلم بالتساؤل عن العلم والبحث عنه فوق اللَّذَّاتِ الجاريةِ في أحاديث الدُّنيا؛ فلهم من هذا النوع النصيبُ الوافر، ويحصُلُ لهم من انكشافِ الحقائق العلميَّةِ في الجنة ما لا يمكنُ التعبيرُ عنه.
(50-59) Setelah Allah سبحانه وتعالى menjelaskan kenikmatan mereka dan puncak kebahagiaan mereka dengan berbagai makanan, mi-numan, istri-istri yang cantik jelita, dan tempat-tempat duduk yang baik, maka Allah menjelaskan percakapan dan dialog di antara mereka tentang masalah-masalah yang sudah berlalu, dan bahwa-sanya mereka terus dalam perbincangan dan saling bercakap-cakap hingga hal itu menyebabkan salah seorang di antara mereka berkata, ﴾ إِنِّي كَانَ لِي قَرِينٞ ﴿ "Sesungguhnya aku dahulu mempunyai seorang teman" di dunia, ia mengingkari kehidupan setelah mati dan ia mencelaku karena aku membenarkannya dan ia mengatakan, ﴾ أَءِنَّكَ لَمِنَ ٱلۡمُصَدِّقِينَ 52 أَءِذَا مِتۡنَا وَكُنَّا تُرَابٗا وَعِظَٰمًا أَءِنَّا لَمَدِينُونَ ﴿ "Apakah kamu sungguh-sungguh termasuk orang-orang yang membenarkan? Apakah bila kita telah mati dan kita telah menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah sesungguhnya kita benar-benar diberi pembalasan?" Maksudnya, apakah kita akan diberi balasan atas amal perbuatan kita?! Artinya, bagaimana kamu membenarkan perkara yang tidak mungkin ini, yang benar-benar sangat aneh ini?! Yaitu, apabila kita telah tercabik-cabik dan men-jadi tanah dan tulang-belulang kita akan dibangkitkan dan dihi-dupkan kembali, lalu kita dihisab dan diberi pembalasan sesuai dengan amal perbuatan kita? Seorang penghuni surga ini berkata kepada rekan-rekannya, Inilah kisah dan berita dariku dengan temanku, dan aku tetap dan terus beriman lagi meyakini, sedang-kan dia tetap dan terus mendustakan lagi mengingkari kebang-kitan, hingga kita mati lalu kita dibangkitkan, dan kemudian aku sampai kepada apa yang kalian lihat sekarang berupa berbagai kenikmatan yang telah diinformasikan oleh para rasul, sedangkan dia sudah tidak diragukan lagi telah sampai pada azab. Maka apa-kah ﴾ أَنتُم مُّطَّلِعُونَ ﴿ "kalian mau meninjau?," supaya kita bisa melihatnya hingga kita makin merasa senang dan bahagia dengan apa yang sedang kita rasakan ini, dan agar itu benar-benar menjadi pan-dangan dengan kasat mata?! Nampaknya bahwa di antara perihal keadaan para penghuni surga dan kebahagian sebagian dengan sebagian yang lain dan persetujuan sebagian mereka terhadap se-bagian yang lain, adalah bahwa mereka pun memenuhi ajakannya, dan mereka pun pergi mengikutinya untuk meninjau temannya. ﴾ فَٱطَّلَعَ ﴿ "Maka ia meninjau" dan melihat temannya tersebut ﴾ فِي سَوَآءِ ٱلۡجَحِيمِ ﴿ "di tengah-tengah neraka yang menyala-nyala." Maksud-nya, di tengah-tengah azab dan siksaannya. Azab benar-benar telah mengelilinginya. Lalu orang itu berkata seraya mencela temannya atas keadaannya dan bersyukur kepada Allah atas karuniaNya, karena telah menyelamatkan dirinya dari tipu muslihat temannya, ﴾ تَٱللَّهِ إِن كِدتَّ لَتُرۡدِينِ ﴿ "Demi Allah, sesungguhnya kamu benar-benar hampir mencelakakanku." Maksudnya, engkau hampir membinasakanku disebabkan kerancuan-kerancuan pemikiran yang kamu masukkan kepadaku berdasarkan anggapanmu. ﴾ وَلَوۡلَا نِعۡمَةُ رَبِّي ﴿ "Jikalau tidak karena nikmat Rabbku," kepadaku dengan meneguhkan pendirianku pada Islam, ﴾ لَكُنتُ مِنَ ٱلۡمُحۡضَرِينَ ﴿ "pastilah aku termasuk orang-orang yang diseret" di dalam azab ber-samamu. ﴾ أَفَمَا نَحۡنُ بِمَيِّتِينَ 58 إِلَّا مَوۡتَتَنَا ٱلۡأُولَىٰ وَمَا نَحۡنُ بِمُعَذَّبِينَ 59 ﴿ "Maka apakah kita tidak akan mati melainkan hanya kematian kita yang pertama saja, dan kita tidak akan disiksa?" Maksudnya, orang yang beriman itu berkata kepadanya dengan membanggakan nikmat Allah سبحانه وتعالى kepada para penghuni surga dengan kekal abadi dan selamat dari azab. Ini adalah bentuk kalimat tanya yang bermakna pengukuhan dan penetapan. Dan FirmanNya, ﴾ فَأَقۡبَلَ بَعۡضُهُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖ يَتَسَآءَلُونَ ﴿ "Lalu sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain sambil bercakap-cakap," ma'mûl (objek) dalam kalimat ini dihapus, sedangkan konteksnya adalah kelezatan dan kesenangan. Maka ini menunjukkan bahwa mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang mereka merasa lezat bila membicarakannya dan juga tentang masalah-masalah yang diperselisihkan serta rumit. Sebagaimana sudah dimaklumi bahwa kelezatan para ahli ilmu adalah dengan memperbincangkan ilmu dan membahasnya melebihi kelezatan-kelezatan yang terjadi dalam perbincangan masalah dunia. Di sisi ini, di dalam surga, mereka mempunyai bagian yang sangat besar, mereka dapat menyingkap berbagai kenyataan-kenyataan ilmiah di dalam surga yang tidak mungkin diungkapkan.
#
{60} فلما ذكر تعالى نعيمَ الجنَّة ووَصَفَه بهذه الأوصاف الجميلة؛ مَدَحَه وشوَّقَ العاملين وحثَّهم على العمل له، فقال: {إنَّ هذا لهو الفوزُ العظيمُ}: الذي حصلَ لهم به كلُّ خيرٍ وكلُّ ما تهوى النفوس وتشتهي، واندفَعَ عنهم به كلُّ محذورٍ ومكروهٍ؛ فهل فوزٌ يُطْلَبُ فوقَه، أم هو غايةُ الغاياتِ ونهايةُ النهايات؛ حيث حلَّ عليهم رضا ربِّ الأرض والسماواتِ، وفرحوا بقربه، وتنعَّموا بمعرفتِهِ، واسترّوا برؤيتِهِ، وطربوا لكلامه؟!
(60) Setelah Allah menjelaskan kenikmatan surga dan me-nguraikannya dengan uraian yang sangat indah, maka kemudian Dia memujinya dan merangsang orang-orang yang beramal shalih dan memacu mereka supaya beramal untuk meraihnya, seraya berfirman, ﴾ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ﴿ "Sesungguhnya ini benar-benar kemena-ngan yang besar," yang dengannya mereka bisa memperoleh segala kebaikan yang diinginkan dan didambakan oleh jiwa, dan dengan-nya segala yang berbahaya dan tidak disuka akan tertolak. Maka apakah ada lagi kemenangan yang dicari di atas itu, ataukah itu puncak dari segala tujuan dan akhir dari segala harapan, di mana ridha dari Rabb Penguasa langit dan bumi menyelimuti mereka, mereka bahagia karena bisa dekat denganNya, mereka merasakan kenikmatan mengenalNya, sangat berbahagia karena bisa melihat-Nya, dan sangat menikmati FirmanNya?!
#
{61} {لمثل هذا فليعمل العاملون}: فهو أحقُّ ما أُنْفِقَتْ فيه نفائسُ الأنفاس، وأولى ما شَمَّرَ إليه العارفون الأكياس، والحسرةُ كلُّ الحسرة أن يمضي على الحازم وقتٌ من أوقاته وهو غير مشتغل بالعمل الذي يقرِّبُ لهذه الدار؛ فكيف إذا كان يسير بخطاياه إلى دار البوار؟!
(61) ﴾ لِمِثۡلِ هَٰذَا فَلۡيَعۡمَلِ ٱلۡعَٰمِلُونَ ﴿ "Untuk hal seperti inilah hendaknya beramal orang-orang yang beramal." Itulah yang lebih berhak untuk mendapat curahan infak apa-apa yang termahal sekalipun, dan yang lebih utama untuk disingsingkan lengan baju oleh orang-orang yang berpengetahuan lagi beruntung. Sungguh puncak segala ke-rugian adalah berlalunya waktu bagi orang yang serius, sedangkan ia dalam keadaan tidak sibuk dengan amal yang bisa mendekatkan-nya kepada negeri kebahagiaan ini. Maka bagaimana seseorang rela berjalan dengan dosa-dosa menuju negeri kebinasaan?!
Ayah: 62 - 74 #
{أَذَلِكَ خَيْرٌ نُزُلًا أَمْ شَجَرَةُ الزَّقُّومِ (62) إِنَّا جَعَلْنَاهَا فِتْنَةً لِلظَّالِمِينَ (63) إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ (64) طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ (65) فَإِنَّهُمْ لَآكِلُونَ مِنْهَا فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ (66) ثُمَّ إِنَّ لَهُمْ عَلَيْهَا لَشَوْبًا مِنْ حَمِيمٍ (67) ثُمَّ إِنَّ مَرْجِعَهُمْ لَإِلَى الْجَحِيمِ (68) إِنَّهُمْ أَلْفَوْا آبَاءَهُمْ ضَالِّينَ (69) فَهُمْ عَلَى آثَارِهِمْ يُهْرَعُونَ (70) وَلَقَدْ ضَلَّ قَبْلَهُمْ أَكْثَرُ الْأَوَّلِينَ (71) وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا فِيهِمْ مُنْذِرِينَ (72) فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُنْذَرِينَ (73) إِلَّا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ (74)}.
"Apakah itu yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. Sesung-guhnya Kami menjadikannya sebagai fitnah bagi orang-orang yang zhalim. Sesungguhnya ia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar Neraka Jahim. Mayangnya seperti kepala setan-setan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengannya. Ke-mudian sesudah memakan buah pohon zaqqum itu, pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengar air yang sangat panas. Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka benar-benar ke Neraka Jahim. Karena sesungguhnya mereka mendapati bapak-bapak mereka dalam keadaan sesat. Lalu mereka sangat tergesa-gesa mengikuti jejak orang-orang tua mereka itu. Dan sesungguh-nya telah sesat sebelum mereka sebagian besar dari orang-orang yang dahulu, dan sesungguhnya telah Kami utus pemberi-pemberi peringatan di kalangan mereka. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu. Kecuali hamba-hamba Allah yang diberi keikhlasan." (Ash-Shaffat: 62-74).
#
{62} {أذلك خير}؛ أي: ذلك النعيم الذي وصفناهُ لأهل الجنَّة خيرٌ أم العذابُ الذي يكون في الجحيم من جميع أصنافِ العذاب؛ فأيُّ الطعامين أولى؟ الطعامُ الذي وُصِفَ في الجنة، {أم} طعامُ أهل النار، وهو {شجرةُ الزَّقُّوم}؟
(62) ﴾ أَذَٰلِكَ خَيۡرٞ ﴿ "Apakah itu yang lebih baik," yakni, kenikmatan yang telah Kami uraikan untuk para penghuni surga tadi lebih baik, ataukah azab yang ada di dalam Neraka Jahim dengan segala macam siksaannya? Makanan yang mana dari keduanya yang lebih utama? Makanan yang dijelaskan yang ada di dalam surga ﴾ أَمۡ ﴿ "ataukah" makanan para penghuni neraka, yaitu ﴾ شَجَرَةُ ٱلزَّقُّومِ ﴿ "pohon zaqqum."
#
{63 ـ 66} {إنا جعلناها فتنةً}؛ أي: عذاباً ونكالاً {للظَّالمينَ}: أنفسهم بالكفر والمعاصي. {إنها شجرةٌ تخرجُ في أصل الجحيم}؛ أي: وسطه؛ فهذا مخرجُها ومعدِنُها؛ شرُّ المعادن وأسوؤها، وشرُّ المغرس يدل على شرِّ الغراس وخسَّته، ولهذا نبَّهنا الله على شرِّها بما ذكر أين تنبُت به وبما ذكر من صفة ثمرتها، وأنها كرؤوس الشياطينِ؛ فلا تسألْ بعد هذا عن طعمها وما تفعلُ في أجوافهم وبطونهم. وليس لهم عنها مندوحةٌ ولا مَعْدِلٌ ، ولهذا قال: {فإنَّهم لآكلونَ منها فمالِئونَ منها البطونَ}: فهذا طعامُ أهل النارِ؛ فبئس الطعامُ طعامُهم.
(63-66) ﴾ إِنَّا جَعَلۡنَٰهَا فِتۡنَةٗ ﴿ "Sesungguhnya Kami menjadikannya sebagai fitnah." Maksudnya, sebagai azab dan hukuman, ﴾ لِّلظَّٰلِمِينَ ﴿ "bagi orang-orang yang zhalim," terhadap diri mereka sendiri dengan melakukan kekafiran dan berbagai maksiat. ﴾ إِنَّهَا شَجَرَةٞ تَخۡرُجُ فِيٓ أَصۡلِ ٱلۡجَحِيمِ ﴿ "Sesungguhnya ia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar Neraka Jahim," artinya, dari tengah-te-ngahnya. Inilah tempat asal keluarnya dan tempat mulanya, yaitu tempat terburuk dan terbusuk. Dan seburuk-buruk tempat tumbuh menunjukkan sangat buruk dan hinanya tanaman itu. Maka dari itu Allah سبحانه وتعالى mengingatkan akan keburukannya dengan menjelas-kan dari mana asal tumbuhnya dan dengan menyebutkan salah satu ciri buahnya, yaitu seperti kepala setan-setan. Maka janganlah kamu menanyakan sesudah itu tentang rasa dan reaksinya di dalam rongga dan perut mereka. Tidak ada jalan pelarian bagi mereka darinya dan tidak pula ada tempat melepaskan diri. Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ فَإِنَّهُمۡ لَأٓكِلُونَ مِنۡهَا فَمَالِـُٔونَ مِنۡهَا ٱلۡبُطُونَ ﴿ "Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengannya." Inilah hidangan para penghuni neraka, dan seburuk-buruk hidangan adalah hidangan mereka.
#
{67} ثم ذكر شرابهم، فقال: {ثم إنَّ لهم عليها}؛ أي: على أثر هذا الطعام {لَشَوْباً من حَميم}؛ أي: ماءً حارًّا قد تناهى حرُّه؛ كما قال تعالى: {وإن يَسْتَغيثوا يُغاثوا بماءٍ كالمُهْلِ يَشْوي الوجوهَ بئس الشرابُ وساءتْ مُرْتَفَقاً}، وكما قال تعالى: {وسُقوا ماءً حَميماً فقَطَّعَ أمعاءهم}.
(67) Kemudian Allah menjelaskan minuman mereka seraya berfirman, ﴾ ثُمَّ إِنَّ لَهُمۡ عَلَيۡهَا ﴿ "Kemudian sesungguhnya bagi mereka sesudah itu" sesudah menyantap hidangan itu ﴾ لَشَوۡبٗا مِّنۡ حَمِيمٖ ﴿ "pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengar air yang sangat panas," artinya, air panas yang telah mencapai puncak kepanasannya (men-didih), sebagaimana FirmanNya dalam ayat yang lain, ﴾ وَإِن يَسۡتَغِيثُواْ يُغَاثُواْ بِمَآءٖ كَٱلۡمُهۡلِ يَشۡوِي ٱلۡوُجُوهَۚ بِئۡسَ ٱلشَّرَابُ وَسَآءَتۡ مُرۡتَفَقًا 29 ﴿ "Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek." (Al-Kahfi: 29). Dan juga FirmanNya, ﴾ وَسُقُواْ مَآءً حَمِيمٗا فَقَطَّعَ أَمۡعَآءَهُمۡ 15 ﴿ "Dan mereka diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya." (Muhammad: 15).
#
{68} {ثم إنَّ مَرْجِعَهم}؛ أي: مآلهم ومقرّهم ومأواهم {لإلى الجحيم}: ليذوقوا من عذابه الشديد وحرِّه العظيم ما ليس عليه مزيدٌ من الشقاء.
(68) ﴾ ثُمَّ إِنَّ مَرۡجِعَهُمۡ ﴿ "Kemudian sesungguhnya tempat kembali mereka," yakni tempat tinggal, diam, dan tempat berteduh mereka ﴾ لَإِلَى ٱلۡجَحِيمِ ﴿ "benar-benar ke Neraka Jahim," agar merasakan sebagian dari azabnya yang sangat dahsyat dan panasnya yang sangat berat, yang kesengsaraannya tidak ada yang melebihinya.
#
{69 ـ 73} كأنه قيل: ما الذي أوْصَلَهم إلى هذه الدار؟ فقال: {إنّهم ألْفَوْا}؛ أي: وجدوا {آباءهم ضالِّينَ. فهم على آثارِهِم يُهْرَعونَ}؛ أي: يسرعون في الضلال، فلم يلتفتوا إلى ما دعتهم إليه الرسلُ ولا إلى ما حَذَّرَتْهم عنه الكتبُ ولا إلى أقوال الناصحين، بل عارضوهم بأنْ قالوا: إنَّا وَجَدْنا آباءنا على أمَّةٍ وإنا على آثارهم مقتدونَ. {ولقد ضلَّ قبلَهم}؛ أي: قبل هؤلاء المخاطبينَ {أكثرُ الأولينَ}: وقليلٌ منهم آمن واهتدى، {ولقد أرْسَلْنا فيهم مُنذِرينَ}: ينذِرونَهم عن غيِّهم وضلالهم، {فانظُرْ كيف كان عاقبةُ المنذَرين}: كانت عاقبتهم الهلاك والخزي والفضيحة؛ فليحذرْ هؤلاء أن يستمرُّوا على ضلالهم فيصيبهم مثلُ ما أصابهم.
(69-73) Seakan-akan dikatakan, Apa yang telah mengantar-kan kalian ke negeri ini? Maka Allah berfirman, ﴾ إِنَّهُمۡ أَلۡفَوۡاْ ﴿ "Karena sesungguhnya mereka mendapati," menemukan ﴾ ءَابَآءَهُمۡ ضَآلِّينَ 69 فَهُمۡ عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِمۡ يُهۡرَعُونَ 70 ﴿ "bapak-bapak mereka dalam keadaan sesat. Lalu mereka sangat tergesa-gesa mengikuti jejak mereka itu," maksudnya, mereka segera turut melakukan kesesatan, tanpa menoleh kepada apa yang di-serukan oleh para rasul dan tidak pula kepada apa-apa yang telah diwanti-wantikan oleh kitab-kitab suci, serta tidak pula kepada perkataan orang-orang yang memberikan nasihat. Bahkan mereka menentangnya dengan mengatakan, ﴾ إِنَّا وَجَدۡنَآ ءَابَآءَنَا عَلَىٰٓ أُمَّةٖ وَإِنَّا عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِم مُّقۡتَدُونَ 23 ﴿ "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan mengikuti jejak mereka." (Az-Zukhruf: 22). ﴾ وَلَقَدۡ ضَلَّ قَبۡلَهُمۡ ﴿ "Dan sesungguhnya telah sesat sebelum mereka," maksudnya, sebelum orang-orang yang menjadi alamat pembica-raan, ﴾ أَكۡثَرُ ٱلۡأَوَّلِينَ ﴿ "sebagian besar dari orang-orang yang dahulu," sedikit sekali dari mereka yang beriman dan mengambil petunjuk. ﴾ وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا فِيهِم مُّنذِرِينَ ﴿ "Dan sesungguhnya telah Kami utus pemberi-pemberi peringatan di kalangan mereka," yakni, yang mengingatkan mereka dari kesesatan, ﴾ فَٱنظُرۡ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلۡمُنذَرِينَ ﴿ "maka perhatikan-lah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu." Kesu-dahan mereka adalah kebinasaan, kehinaan, dan kenistaan. Maka hendaklah mereka waspada kalau masih tetap terus dalam kese-satannya, akan ditimpa seperti apa yang telah menimpa orang-orang terdahulu tersebut.
#
{74} ولما كان المُنْذَرون ليسوا كلهم ضالِّين، بل منهم مَنْ آمن وأخلصَ الدين لله؛ استثناهُمُ الله من الهلاك، فقال: {إلاَّ عبادَ الله المخلَصين}؛ أي: الذين أخْلَصَهم الله وخَصَّهم برحمتِهِ لإخلاصهم؛ فإنَّ عواقِبَهم صارت حميدةً.
(74) Oleh karena tidak semua orang yang diberi peringatan itu sesat, bahkan di antara mereka ada yang beriman dan meng-ikhlaskan ketaatan kepada Allah, maka mereka dikecualikan oleh Allah سبحانه وتعالى dari kebinasaan, seraya berfirman, ﴾ إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلۡمُخۡلَصِينَ ﴿ "Kecuali hamba-hamba Allah yang diberi keikhlasan." Maksudnya: Orang-orang yang disucikan oleh Allah dan diistimewakan dengan rahmatNya karena ketulusan mereka. Maka kesudahan mereka adalah menjadi terpuji.
Kemudian Allah menyebutkan satu contoh dari kesudahan umat-umat yang mendustakan, seraya berfirman,
Ayah: 75 - 82 #
{وَلَقَدْ نَادَانَا نُوحٌ فَلَنِعْمَ الْمُجِيبُونَ (75) وَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيمِ (76) وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهُ هُمُ الْبَاقِينَ (77) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ (78) سَلَامٌ عَلَى نُوحٍ فِي الْعَالَمِينَ (79) إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (80) إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ (81) ثُمَّ أَغْرَقْنَا الْآخَرِينَ (82)}.
"Sesungguhnya Nuh telah menyeru Kami; maka sesungguh-nya (Kami adalah) sebaik-baik yang memperkenankan (doa). Dan Kami telah menyelamatkannya dan pengikutnya dari bencana yang besar. Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melan-jutkan keturunan. Dan Kami abadikan untuk Nuh itu di kalangan orang-orang yang datang kemudian; 'Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam.' Sesungguhnya demikianlah Kami mem-berikan balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesung-guhnya dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman. Kemudian Kami tenggelamkan orang-orang yang lain." (Ash-Shaffat: 75-82).
#
{75 ـ 82} يخبر تعالى عن عبدِهِ ورسولِهِ نوح عليه السلام أول الرسل أنَّه لما دعا قومه إلى الله تلك المدةَ الطويلة، فلم يزدهم دعاؤُهُ إلاَّ فراراً؛ أنه نادى ربَّه، فقال: {ربِّ لا تَذَرْ على الأرضِ من الكافرين ديّاراً ... } الآية، وقال: {ربِّ انصُرْني على القوم المُفْسِدينَ}. فاستجاب اللهُ له، ومدح تعالى نفسه، فقال: {فَلَنِعْمَ المجيبونَ}: لدعاء الداعينَ وسماع تَبَتُّلِهِم وتضرُّعهم، أجابه إجابةً طابقتْ ما سأل، نَجَّاه وأهلَه من الكرب العظيم، وأغرقَ جميع الكافرين، وأبقى نسلَه وذُرِّيَّته متسلسلين؛ فجميع الناس من ذُرِّيَّة نوح عليه السلام، وجعل له ثناءً حسناً مستمرًّا إلى وقت الآخرين، وذلك لأنَّه محسنٌ في عبادة الخالق، محسنٌ إلى الخلق، وهذه سنَّته تعالى في المحسنين؛ أنْ يَنْشُرَ لهم من الثناء على حسب إحسانهم، ودلَّ قولُه: {إنَّه من عبادِنا المؤمنينَ}: أنَّ الإيمانَ أرفعُ منازل العباد، وأنَّه مشتملٌ على جميع شرائع الدِّين وأصولِهِ وفروعِهِ؛ لأنَّ الله مَدَحَ به خواصَّ خلقِهِ.
(75-82) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan tentang hamba dan Rasul-Nya, yaitu Nuh عليه السلام, rasul pertama, yaitu bahwasanya ketika beliau mengajak kaumnya kepada Allah dalam jangka waktu yang sangat panjang, namun seruan Nuh hanya makin menambah mereka makin jauh, dan Nuh pun telah berdoa kepada Rabbnya seraya mengatakan, ﴾ رَّبِّ لَا تَذَرۡ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ دَيَّارًا 26 ﴿ "Ya Rabbi, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi." (Nuh: 26). Dan ia juga berkata, ﴾ رَبِّ ٱنصُرۡنِي عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡمُفۡسِدِينَ 30 ﴿ "Ya Rabb, tolonglah aku atas kaum yang membuat kerusakan."[73] Lalu Allah سبحانه وتعالى mengabulkan doanya dan Allah memuji DiriNya seraya berfirman, ﴾ فَلَنِعۡمَ ٱلۡمُجِيبُونَ ﴿ "maka sesungguhnya (Kami adalah) sebaik-baik yang memperkenankan," bagi doa orang-orang yang ber-doa dan mendengarkan doa dan sikap merendahkan diri mereka kepadaNya. Allah mengabulkan doa Nabi Nuh عليه السلام sesuai dengan apa yang beliau mohon. Allah menyelamatkannya dan keluarganya dari bencana yang sangat besar dan menenggelamkan seluruh orang-orang kafir dan menyisakan anak keturunannya yang kemudian menjadi pengganti silih berganti, sehingga seluruh manusia (yang ada saat ini) berasal dari keturunan nabi Nuh عليه السلام. Dan Allah سبحانه وتعالى menjadikan pujian yang baik dan berlanjut bagi Nabi Nuh عليه السلام hingga zaman manusia-manusia yang terakhir datang. Yang demi-kian itu karena dia adalah orang yang ihsan dalam beribadah kepada Sang Pencipta dan muhsin (berbuat baik) kepada sesama manusia. Inilah Sunnah Allah سبحانه وتعالى pada orang-orang yang berbuat ihsan, yaitu menebarkan pujian baik bagi mereka menurut kadar ihsan (kebaikan) mereka. Dan FirmanNya, ﴾ إِنَّهُۥ مِنۡ عِبَادِنَا ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ﴿ "Sesungguhnya dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman," menunjukkan bahwa iman merupakan kedudukan manusia yang tertinggi, ia mencakup seluruh syariat-syariat agama, prinsip-prinsip dan cabang-cabang-nya, karena Allah memuji manusia-manusia pilihanNya karena imannya tersebut.
Ayah: 83 - 113 #
{وَإِنَّ مِنْ شِيعَتِهِ لَإِبْرَاهِيمَ (83) إِذْ جَاءَ رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (84) إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ مَاذَا تَعْبُدُونَ (85) أَئِفْكًا آلِهَةً دُونَ اللَّهِ تُرِيدُونَ (86) فَمَا ظَنُّكُمْ بِرَبِّ الْعَالَمِينَ (87) فَنَظَرَ نَظْرَةً فِي النُّجُومِ (88) فَقَالَ إِنِّي سَقِيمٌ (89) فَتَوَلَّوْا عَنْهُ مُدْبِرِينَ (90) فَرَاغَ إِلَى آلِهَتِهِمْ فَقَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ (91) مَا لَكُمْ لَا تَنْطِقُونَ (92) فَرَاغَ عَلَيْهِمْ ضَرْبًا بِالْيَمِينِ (93) فَأَقْبَلُوا إِلَيْهِ يَزِفُّونَ (94) قَالَ أَتَعْبُدُونَ مَا تَنْحِتُونَ (95) وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ (96) قَالُوا ابْنُوا لَهُ بُنْيَانًا فَأَلْقُوهُ فِي الْجَحِيمِ (97) فَأَرَادُوا بِهِ كَيْدًا فَجَعَلْنَاهُمُ الْأَسْفَلِينَ (98) وَقَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَى رَبِّي سَيَهْدِينِ (99) رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (100) فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ (101) فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (102) فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (103) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَاإِبْرَاهِيمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (105) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ (106) وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (107) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ (108) سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ (109) كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (110) إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ (111) وَبَشَّرْنَاهُ بِإِسْحَاقَ نَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ (112) وَبَارَكْنَا عَلَيْهِ وَعَلَى إِسْحَاقَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِمَا مُحْسِنٌ وَظَالِمٌ لِنَفْسِهِ مُبِينٌ (113)}.
"Dan sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk golongan-nya (Nuh). (Ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya, 'Apakah yang kamu sembah itu? Apakah kamu meng-hendaki sembahan-sembahan selain Allah dengan jalan berbohong? Maka apakah anggapanmu terhadap Tuhan semesta alam?' Lalu ia memandang sekali pandang ke bintang-bintang. Kemudian ia berkata, 'Sesungguhnya aku sakit.' Lalu mereka berpaling dari pa-danya dengan membelakang. Kemudian ia pergi dengan diam-diam kepada berhala-berhala mereka; lalu ia berkata, 'Apakah kamu tidak makan? Kenapa kamu tidak menjawab?' Lalu dihadapinya berhala-berhala itu sambil memukulnya dengan tangan kanannya (dengan kuat). Kemudian kaumnya datang kepadanya dengan bergegas. Ibrahim berkata, 'Apakah kamu menyembah patung-pa-tung yang kamu pahat itu? Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.' Mereka berkata, 'Dirikan-lah suatu bangunan untuk (membakar) Ibrahim; lalu lemparkan-lah dia ke dalam api yang menyala-nyala itu.' Mereka hendak melakukan tipu muslihat kepadanya, maka Kami jadikan mereka orang-orang yang hina. Dan Ibrahim berkata, 'Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petun-juk kepadaku.' 'Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih.' Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, 'Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkan-lah apa pendapatmu!' Ia menjawab, 'Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan men-dapatiku termasuk orang-orang yang sabar.' Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya di atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggil-lah dia, 'Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu', sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) 'Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.' Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. Dan Kami beri dia kabar gembira dengan kelahiran Ishaq, seorang nabi yang termasuk orang-orang yang shalih. Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq. Dan di antara anak cucu mereka berdua ada yang baik dan ada (pula) yang lalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata." (Ash-Shaffat: 83-113).
#
{83 ـ 84}؛ أي: وإنَّ من شيعة نوح عليه السلام ومَنْ هو على طريقتِهِ في النبوَّة والرسالة ودعوة الخلقِ إلى اللَّه وإجابةِ الدُّعاء إبراهيم الخليل عليه السلام. {إذْ جاء ربَّه بقلبٍ سليم}: من الشركِ والشُّبَهِ والشَّهَوات المانعة من تصوُّر الحقِّ والعمل به. وإذا كان قلبُ العبدِ سليماً؛ سَلِمَ من كلِّ شرٍّ، وحصل له كلُّ خيرٍ.
(83-84) Maksudnya, sesungguhnya termasuk golongan Nabi Nuh عليه السلام dan orang yang sejalan dengannya dalam kenabian, kerasulan, menyeru manusia kepada Allah, dan dikabulkan doa-nya, adalah Nabi Ibrahim al-Khalil عليه السلام, ﴾ إِذۡ جَآءَ رَبَّهُۥ بِقَلۡبٖ سَلِيمٍ ﴿ "ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci," dari syirik, syubhat, dan syahwat yang merupakan penghalang untuk memandang yang haq dan mengamalkannya. Apabila hati seorang manusia sudah suci, maka ia suci (selamat) dari segala keburukan dan ia pun pasti meraih segala kebaikan.
#
{85 ـ 87} ومن سلامته أنه سليمٌ من غشِّ الخلق وحَسَدِهم وغير ذلك من مساوئ الأخلاق، ولهذا نصح الخلق في الله، وبدأ بأبيه وقومِهِ، فقال: {إذْ قال لأبيه وقومِهِ ماذا تَعْبُدونَ}؟ هذا استفهامٌ على وجه الإنكار وإلزامٌ لهم بالحجة. {أإفكاً آلهةً دون الله تريدونَ}؟ أي: أتعبدون من دون آلهة كذباً ليست بآلهة، ولا تصلُحُ للعبادة؟! {فما ظنُّكم بربِّ العالمين}: أن يفعل بكم وقد عبدتُم معه غيره؟! وهذا ترهيبٌ لهم بالجزاء بالعقابِ على الإقامة على شركهم، وما الذي ظننتُم بربِّ العالمين من النقص حتى جعلتُم له أنداداً وشركاء؟!
(85-87) Di antara kesuciannya adalah ia suci dari sifat curang dan dengki terhadap manusia dan dari sifat-sifat (akhlak) yang buruk lainnya. Maka dari itu beliau telah berhasil menasihati manusia karena Allah, dan ia mulai dari ayahnya dan kaumnya. Allah berfirman, ﴾ إِذۡ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوۡمِهِۦ مَاذَا تَعۡبُدُونَ ﴿ "Ketika ia berkata kepada bapaknya dan kaumnya, 'Apakah yang kamu sembah itu?'" Ini adalah bentuk pertanyaan dengan maksud mengingkari dan mengukuh-kan hujjah (argumen) kepada mereka. ﴾ أَئِفۡكًا ءَالِهَةٗ دُونَ ٱللَّهِ تُرِيدُونَ ﴿ "Apakah kamu menghendaki sembahan-sembahan selain Allah dengan jalan berbohong?" Maksudnya, apakah kalian menyembah selain tuhan-tuhan[74] secara dusta, padahal me-reka bukan Tuhan dan ia tidak pantas disembah?! ﴾ فَمَا ظَنُّكُم بِرَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Maka apakah anggapanmu terhadap Rabb se-mesta alam," kalau Dia bertindak terhadap kalian, sedangkan kalian telah menyembah selain Dia?! Ini adalah suatu peringatan keras bagi mereka akan balasan dengan azab jika mereka terus melaku-kan kesyirikan! Kekurangan (kelemahan) apa yang kalian duga terhadap Allah Tuhan semesta alam hingga kalian menjadikan tandingan dan sekutu bagiNya?!
#
{88 ـ 93} فأراد عليه السلام أن يكسِرَ أصنامهم ويتمكَّن من ذلك، فانتهز الفرصةَ في حين غفلةٍ منهم لما ذهبوا إلى عيدٍ من أعيادهم، فخرج معهم، {فَنَظَرَ نظرةً في النجوم. فقال: إني سقيمٌ}: في الحديث الصحيح: «لم يكذبْ إبراهيمُ عليه السلام إلاَّ ثلاثَ كذباتٍ: قولُهُ: إني سقيمٌ، وقوله: بل فعله كبيرُهُم هذا، وقوله عن زوجته: إنها أختي». والقصدُ أنَّه تخلَّف عنهم ليتمَّ له الكيدُ بآلهتهم. ولهذا {تولَّوا عنه مدبِرينَ}، فلما وجد الفرصة؛ {فراغ إلى آلهتهم}؛ أي: أسرع إليها على وجه الخفية والمراوغة، {فقال} متهكِّماً بها: {ألا تأكُلونَ. ما لكم لا تنطقونَ}؛ أي: فكيف يليقُ أن تُعْبَدَ وهي أنقص من الحيوانات التي تأكُلُ و تُكلِّم، وهذه جمادٌ لا تأكل ولا تُكلِّم؟! {فراغَ عليهم ضرباً باليمين}؛ أي: جعل يضربها بقوَّتِهِ ونشاطِهِ حتى جعلها جذاذاً؛ إلاَّ كبيراً لهم لعلَّهم إليه يرجِعون.
(88-93) Lalu, Nabi Ibrahim عليه السلام hendak menghancurkan patung-patung mereka, dan beliau mampu menghabisinya. Maka beliau pun mengambil kesempatan pada saat mereka lalai, tatkala mereka pergi menuju salah satu hari raya mereka, dan Ibrahim pun turut keluar bersama mereka, ﴾ فَنَظَرَ نَظۡرَةٗ فِي ٱلنُّجُومِ 88 فَقَالَ إِنِّي سَقِيمٞ 89 ﴿ "Lalu ia memandang sekali pandang ke bintang-bintang, kemudian ia berkata, 'Sesungguhnya aku sakit'." Di dalam sebuah hadits shahih disebut-kan, لَمْ يَكْذِبْ إِبْرَاهِيْمُ عليه السلام إِلَّا ثَلَاثَ كَذَبَاتٍ: قَوْلُهُ: إِنِّيْ سَقِيْمٌ، وَقَوْلُهُ: بَلْ فَعَلَهُ كَبِيْرُهُمْ هٰذَا، وَقَوْلُهُ: إِنَّهَا أُخْتِيْ. "Ibrahim عليه السلام tidak pernah berdusta kecuali tiga kali dusta saja, yaitu: Ketika berkata, 'Sesungguhnya aku sakit', ketika berkata, 'Sesung-guhnya itu dilakukan oleh patung yang paling besar ini', dan ketika ber-kata tentang istrinya, 'Dia adalah saudara perempuanku'."[75] Maksudnya adalah bahwa Nabi Ibrahim tidak ikut serta ber-sama mereka dengan maksud supaya bisa menghancurkan berhala-berhala mereka. Maka dari itu, ﴾ فَتَوَلَّوۡاْ عَنۡهُ مُدۡبِرِينَ ﴿ "mereka berpaling dari padanya dengan membelakang." Dan tatkala beliau menemukan kesempatan, ﴾ فَرَاغَ إِلَىٰٓ ءَالِهَتِهِمۡ ﴿ "ia pergi dengan diam-diam kepada berhala-berhala mereka," maksudnya, segera pergi kepadanya secara sem-bunyi-sembunyi dan penuh kehati-hatian, ﴾ فَقَالَ ﴿ "lalu ia berkata" dengan nada mengejeknya, ﴾ أَلَا تَأۡكُلُونَ 91 مَا لَكُمۡ لَا تَنطِقُونَ 92 ﴿ "Apakah kamu tidak makan? Kenapa kamu tidak berbicara?"Artinya, bagaimana ia laik disembah padahal ia lebih lemah daripada hewan-hewan yang bisa makan dan berbicara; sedangkan berhala-berhala ini adalah benda mati yang tidak makan dan tidak pula bisa berbicara? ﴾ فَرَاغَ عَلَيۡهِمۡ ضَرۡبَۢا بِٱلۡيَمِينِ 93 ﴿ "Lalu dihadapinya berhala-berhala itu sambil memukul-nya dengan tangan kanannya." Artinya, Nabi Ibrahim pun mulai me-mukulnya dengan kuat dan keras hingga menjadi hancur, kecuali berhala yang terbesar milik mereka (dibiarkannya) agar mereka kembali kepadanya.
#
{94 ـ 96} {فأقبلوا إليه يزِفُّونَ}؛ أي: يسرعون ويُهْرَعون؛ يريدون أن يوقعوا به بعد ما بحثوا و {قالوا: مَنْ فَعَلَ هذا بآلهتنا إنَّه لمن الظالمين}؟ {وقيل لهم: سمِعْنا فتى يذكُرُهم يُقالُ له: إبراهيمُ}، يقول {تالله لأكيدنَّ أصنامَكُم بعدَ أن تُوَلُّوا مدبِرين}. فوبَّخوه ولاموه، فقال: {بل فَعَلَه كبيرُهم هذا فاسألوهم إن كانوا ينطِقون. فرجَعَوا إلى أنفسِهِم فقالوا إنَّكم أنتم الظالمونَ. ثم نُكِسوا على رؤوسِهِم لقد علمتَ ما هؤلاء ينطِقون. قال أفتعبدُونَ من دون اللهِ ما لا ينفعكم شيئاً ولا يضرُّكم ... } الآية، و {قال} هنا: {أتعبدُونَ ما تَنْحِتونَ}؛ أي: تنحِتونه بأيديكم وتصنعونه؛ فكيف تعبُدونهم وأنتم الذين صنعتُموهم، وتتركون الإخلاصَ لله الذي {خَلَقَكُم وما تعمَلون}؟!
(94-96) ﴾ فَأَقۡبَلُوٓاْ إِلَيۡهِ يَزِفُّونَ ﴿ "Kemudian kaumnya datang kepadanya dengan bergegas," maksudnya, segera dan terburu-buru, mereka hendak menghajar beliau setelah mereka mencarinya. Dan ﴾ مَن فَعَلَ هَٰذَا بِـَٔالِهَتِنَآ إِنَّهُۥ لَمِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ 59 ﴿ "Mereka berkata, 'Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap ilah-ilah kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zhalim'." (Al-Anbiya`: 59). Lalu dikatakan kepada mereka, ﴾ قَالُواْ سَمِعۡنَا فَتٗى يَذۡكُرُهُمۡ يُقَالُ لَهُۥٓ إِبۡرَٰهِيمُ 60 ﴿ "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim." (Al-Anbiya`: 60). Dan Ibrahim berkata, ﴾ وَتَٱللَّهِ لَأَكِيدَنَّ أَصۡنَٰمَكُم بَعۡدَ أَن تُوَلُّواْ مُدۡبِرِينَ 57 ﴿ "Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya ter-hadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya." (Al-Anbiya`: 57). Mereka pun mencela dan memaki Ibrahim, lalu Nabi Ibrahim menjawab, ﴾ قَالَ بَلۡ فَعَلَهُۥ كَبِيرُهُمۡ هَٰذَا فَسۡـَٔلُوهُمۡ إِن كَانُواْ يَنطِقُونَ 63 فَرَجَعُوٓاْ إِلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ فَقَالُوٓاْ إِنَّكُمۡ أَنتُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ 64 ثُمَّ نُكِسُواْ عَلَىٰ رُءُوسِهِمۡ لَقَدۡ عَلِمۡتَ مَا هَٰٓؤُلَآءِ يَنطِقُونَ 65 قَالَ أَفَتَعۡبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكُمۡ شَيۡـٔٗا وَلَا يَضُرُّكُمۡ 66 ﴿ "Sebenarnya patung yang besar itu yang melakukannya, maka ta-nyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara." Maka mereka telah kembali kepada kesadaran mereka dan lalu berkata, "Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri)." Kemu-dian kepala mereka jadi tertunduk (lalu berkata), "Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara." Ibrahim berkata, "Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudarat kepada kamu?" (Al-Anbiya`: 63-66). Sedangkan di sini (dalam surat ash-Shaffat) ini Ibrahim me-ngatakan, ﴾ قَالَ أَتَعۡبُدُونَ مَا تَنۡحِتُونَ ﴿ "Apakah kamu menyembah patung-patung yang kamu pahat" dengan tangan kalian sendiri dan kalian mem-buatnya. Bagaimana kalian menyembahnya padahal kalian sendiri yang membuat mereka dan kalian meninggalkan keikhlasan (ketu-lusan ibadah) kepada Allah yang ﴾ خَلَقَكُمۡ وَمَا تَعۡمَلُونَ ﴿ "menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu?"
#
{97 ـ 98} {قالوا ابنوا له بنياناً}؛ أي: عالياً مرتفعاً وأوقِدوا فيه النارَ، {فألقوه في الجحيم}: جزاءً على ما فعل من تكسير آلهتهم، وأرادوا {به كيداً}: ليقتُلوه أشنعَ قِتْلَةٍ؛ {فجعلناهُمُ الأسفلينَ}: ردَّ الله كيدَهم في نُحورهم، وجَعَلَ النار على إبراهيم برداً وسلاماً.
(97-98) ﴾ قَالُواْ ٱبۡنُواْ لَهُۥ بُنۡيَٰنٗا ﴿ "Mereka berkata, 'Dirikanlah suatu bangunan untuk Ibrahim'," yang sangat tinggi kemudian nyalakan api di atasnya. ﴾ فَأَلۡقُوهُ فِي ٱلۡجَحِيمِ ﴿ "Lalu lemparkanlah dia dalam api yang menyala-nyala itu," sebagai balasan atas perbuatannya menghancur-kan berhala-berhala mereka; dan mereka pun hendak ﴾ بِهِۦ كَيۡدٗا ﴿ "me-lakukan tipu muslihat kepadanya" yaitu membunuhnya dengan pembunuhan yang paling keji, ﴾ فَجَعَلۡنَٰهُمُ ٱلۡأَسۡفَلِينَ ﴿ "maka Kami jadikan mereka orang-orang yang hina"; Allah mengembalikan tipu muslihat mereka ke leher mereka sendiri dan Allah jadikan api itu dingin dan keselamatan bagi Nabi Ibrahim عليه السلام.
#
{99} {و} لما فعلوا فيه هذا الفعل، وأقام عليهم الحجة، وأعذر منهم؛ {قال إنِّي ذاهبٌ إلى ربِّي}؛ أي: مهاجر إليه، قاصدٌ إلى الأرض المباركة أرض الشام {سيهدينِ}: يدلُّني على ما فيه الخير لي من أمر ديني ودنياي. وقال في الآية الأخرى: {وأعْتَزِلُكم وما تَدْعونَ من دونِ الله وأدْعو ربِّي عسى ألاَّ أكونَ بِدُعاءِ ربي شَقِيًّا}.
(99) ﴾ وَ﴿ "Dan" setelah mereka melakukan tindakan ter-sebut, dan Nabi Ibrahim عليه السلام telah menegakkan argumen (hujjah) terhadap mereka, serta telah memberikan alasan, ﴾ قَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَىٰ رَبِّي ﴿ "dia berkata, 'Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Rabbku'." Maksudnya, berhijrah kepadaNya, menuju daerah yang penuh berkah, yaitu negeri Syam, ﴾ سَيَهۡدِينِ ﴿ "Dia akan memberi petunjuk kepadaku," Dia akan menunjukkan kepadaku apa yang menjadi kebaikan bagiku dalam urusan agama dan duniaku. Dalam ayat yang lain Nabi Ibrahim berkata, ﴾ وَأَعۡتَزِلُكُمۡ وَمَا تَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَأَدۡعُواْ رَبِّي عَسَىٰٓ أَلَّآ أَكُونَ بِدُعَآءِ رَبِّي شَقِيّٗا 48 ﴿ "Dan aku akan menjauhkan diri dari padamu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Rabbku, mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Rabbku." (Maryam: 48).
#
{100} {ربِّ هَبْ لي}: ولداً يكون {من الصالحين}، وذلك عندما أيس من قومه، ولم يَرَ فيهم خيراً؛ دعا الله أن يَهَبَ له غلاماً صالحاً ينفع الله به في حياتِهِ وبعد مماتِهِ.
(100) ﴾ رَبِّ هَبۡ لِي ﴿ "Ya Rabbku, anugerahkanlah kepadaku," se-orang anak yang ﴾ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ﴿ "termasuk orang-orang yang shalih." Ini beliau lakukan ketika sudah skeptis dari kaumnya dan beliau telah melihat tidak adanya kebaikan pada mereka. Maka beliau berdoa kepada Allah agar dianugerahi seorang anak yang shalih yang dijadikan bermanfaat oleh Allah di waktu beliau masih hidup dan sepeninggalannya.
#
{101} فاستجابَ اللَّه له وقال: {فبشَّرناه بغلام حَليم}: وهذا إسماعيلُ عليه السلام بلا شكٍّ؛ فإنَّه ذكر بعدَه البشارة بإسحاقَ، ولأنَّ الله تعالى قال في بُشراه بإسحاقَ: {فبشَّرنْاها بإسحاقَ ومِن وراء إسحاقَ يعقوبَ}: فدلَّ على أنَّ إسحاقَ غير الذبيح، ووَصَفَ الله إسماعيلَ عليه السلام بالحلم، وهو يتضمَّنُ الصبرَ وحسنَ الخُلُق وسَعَةَ الصدر والعفو عَمَّنْ جنى.
(101) Lalu Allah mengabulkannya dan berfirman, ﴾ فَبَشَّرۡنَٰهُ بِغُلَٰمٍ حَلِيمٖ ﴿ "Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar." Anak itu adalah Isma'il عليه السلام, dan tak ada keraguan tentang itu, sebab sesudah itu disebutkan berita gembira dengan kedatangan Ishaq, dan karena Allah سبحانه وتعالى menginformasikan tentang kabar gembira untuknya akan kehadiran Ishaq, ﴾ فَبَشَّرۡنَٰهَا بِإِسۡحَٰقَ وَمِن وَرَآءِ إِسۡحَٰقَ يَعۡقُوبَ 71 ﴿ "Maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kela-hiran) Ishaq dan sesudah Ishaq (lahir pula) Ya'qub." (Hud: 71). Ini menunjukkan bahwa Ishaq bukanlah anak yang dijadikan kurban; dan Allah menyifati Isma'il dengan al-hilm yang mengan-dung arti sabar, budi pekerti yang luhur, lapang dada, dan memaaf-kan orang yang berbuat salah.
#
{102} {فلمَّا بَلَغَ الغلامُ معه السعيَ}؛ أي: أدرك أن يسعى معه، وبلغ سنًّا يكون في الغالب أحبَّ ما يكون لوالديه؛ قد ذهبتْ مشقَّتُه وأقبلتْ منفعتُهُ، فقال له إبراهيمُ عليه السلام: {إنِّي أرى في المنام أنِّي أذْبَحُكَ}؛ أي: قد رأيت في النوم والرؤيا أنَّ الله يأمُرُني بِذَبْحِكَ، ورؤيا الأنبياءِ وحيٌ. {فانْظُرْ ماذا ترى}؛ فإنَّ أمر الله تعالى لا بدَّ من تنفيذِهِ، فقال إسماعيلُ صابراً محتسباً مرضياً لربِّه وبارًّا بوالده: {يا أبتِ افْعَلْ ما تُؤْمَرْ}؛ أي: امضِ لما أمَرَكَ الله، {سَتَجِدُني إن شاء الله من الصابرينَ}: أخبر أباه أنَّه موطِّنٌ نفسَه على الصبر، وقَرَنَ ذلك بمشيئة الله تعالى؛ لأنَّه لا يكون شيءٌ بدون مشيئةِ الله.
(102) ﴾ فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡيَ ﴿ "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-samanya," maksudnya, sampai pada umur mampu berusaha bersama Ibrahim dan sudah mencapai usia yang pada umumnya, usia yang sangat disayang oleh kedua orang tuanya, di mana beban mengurusinya sudah tidak ada dan masa usia bergunanya telah datang, maka Nabi Ibrahim عليه السلام berkata kepadanya, ﴾ يَٰبُنَيَّ إِنِّيٓ أَرَىٰ فِي ٱلۡمَنَامِ أَنِّيٓ أَذۡبَحُكَ ﴿ "Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu." Maksudnya, aku telah melihat dalam tidur dan bermimpi bahwa Allah سبحانه وتعالى memerin-tahku menyembelihmu. Mimpi para nabi itu adalah wahyu. ﴾ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰۚ ﴿ "Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Karena perintah Allah سبحانه وتعالى itu harus dilaksanakan, maka Nabi Isma'il berkata dengan sabar, mengharap pahala, rela kepada Tuhannya, dan berbakti kepada ayahnya, ﴾ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ ﴿ "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepa-damu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." Nabi Isma'il menyampaikan kepada ayahnya bahwasanya ia memantapkan dirinya untuk sabar, dan ia menyertakan kehendak Allah سبحانه وتعالى padanya, sebab tidak akan terjadi sesuatu tanpa kehendak Allah.
#
{103} {فلمَّا أسْلَما}؛ أي: إبراهيم وابنه إسماعيل: إبراهيم جازماً بقتل ابنه وثمرةِ فؤادِهِ امتثالاً لأمر ربِّه وخوفاً من عقابه، والابن قد وطَّن نفسه على الصبر، وهانتْ عليه في طاعة ربِّه ورضا والده، {وَتَلَّه للجبينِ}؛ أي: تلَّ إبراهيمُ إسماعيلَ على جبينِهِ لِيُضْجِعَه فيذبَحَه، وقد انكبَّ لوجهِهِ؛ لئلاَّ ينظرَ وقت الذبح إلى وجهِهِ.
(103) ﴾ فَلَمَّآ أَسۡلَمَا ﴿ "Tatkala keduanya telah berserah diri," maksud-nya, Nabi Ibrahim dan Nabi Isma'il; di mana Nabi Ibrahim sudah bertekad menyembelih anaknya, buah hatinya, sebagai kepatuhan kepada perintah Rabbnya dan takut terhadap siksaanNya, sedang-kan sang anak telah memantapkan dirinya untuk sabar dan taat kepada Rabbnya, sudah menjadi ringan baginya dan demikian pula keridhaan ayahnya, ﴾ وَتَلَّهُۥ لِلۡجَبِينِ ﴿ "dan ia membaringkan anaknya di atas pelipis," maksudnya, Nabi Ibrahim pun membaringkan Isma'il di atas pelipisnya untuk menyembelihnya, dan ia pun mengalihkan mukanya agar tidak melihat wajah anaknya saat penyembelihan.
#
{104 ـ 105} {وناديناه}: في تلك الحال المزعجة والأمر المدهش: {أن يا إبراهيمُ. قد صَدَّقْتَ الرؤيا}؛ أي: قد فعلتَ ما أُمِرْتَ به؛ فإنَّك وطَّنْتَ نفسك على ذلك، وفعلتَ كلَّ سبب، ولم يبقَ إلاَّ إمرار السكين على حلقه. {إنَّا كذلك نَجْزي المحسنين}: في عبادتنا، المقدِّمين رضانا على شهواتِ أنفسهم.
(104-105) ﴾ وَنَٰدَيۡنَٰهُ ﴿ "Dan Kami panggillah dia," pada saat yang menegangkan dan perkara yang sangat mengerikan itu,﴾ أَن يَٰٓإِبۡرَٰهِيمُ 104 قَدۡ صَدَّقۡتَ ٱلرُّءۡيَآۚ ﴿ "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah mem-benarkan mimpi itu." Maksudnya, sesungguhnya kamu telah mela-kukan apa yang telah diperintahkan padamu, maka sesungguhnya kamu telah meneguhkan dirimu atas perintah itu dan kamu telah melakukan segala sesuatunya, dan tidak ada yang tersisa selain menekankan pisau pada lehernya, ﴾ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلۡمُحۡسِنِينَ ﴿ "Sesungguh-nya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat ihsan" dalam beribadah kepada Kami, yang lebih mengutamakan keridhaan Kami atas kehendak nafsu mereka.
#
{106} {إنَّ هذا}: الذي امتحنَّا به إبراهيمَ عليه السلام {لهو البَلاءُ المُبينُ}؛ أي: الواضح الذي تَبَيَّنَ به صفاءُ إبراهيم وكمالُ محبَّتِهِ لربِّه وخلَّتِهِ؛ فإن إسماعيلَ عليه الصلاة (والسلام) لما وَهَبَهُ الله لإبراهيم؛ أحبَّه حبًّا شديداً، وهو خليل الرحمن، والخلَّة أعلى أنواع المحبة، وهو منصبٌ لا يقبل المشاركة، ويقتضي أن تكونَ جميعُ أجزاء القلب متعلقةً بالمحبوب، فلما تعلقتْ شعبةٌ من شُعَبِ قلبِهِ بابنه إسماعيلَ؛ أراد الله تعالى أن يُصَفِّي وُدَّه ويختبرَ خُلَّتَهَ، فأمره أن يذبح مَنْ زاحَمَ حبُّه حبَّ ربِّه، فلما قَدَّمَ حبَّ الله وآثره على هواه وعزم على ذبحِهِ وزال ما في القلب من المزاحم، بقي الذبحُ لا فائدة فيه؛ فلهذا قال: {إنَّ هذا لهو البلاءُ المبينُ}.
(106) ﴾ إِنَّ هَٰذَا ﴿ "Sesungguhnya ini," yang Kami ujikan ter-hadap Ibrahim عليه السلام, ini ﴾ لَهُوَ ٱلۡبَلَٰٓؤُاْ ٱلۡمُبِينُ ﴿ "benar-benar suatu ujian yang nyata," yang sangat jelas, yang dengannya ketulusan Ibrahim, ke-sempurnaan cintanya kepada Rabbnya, dan kesetiaannya menjadi nampak jelas. Karena, ketika Allah menganugerahkan Isma'il عليه السلام kepada Ibrahim عليه السلام, dia sangat mencintainya, padahal dia adalah khalilurrahman (orang yang sangat-sangat dicintai Allah). Kata al-Khullah (khalil) adalah tingkat tertinggi dalam kecintaan, dan ia sepenuhnya tercurahkan, tidak dapat dicampuri apa pun, dan berkonsekuensi bahwa seluruh bagian kalbu terpaut kepada sang mahbûb (kekasih). Tatkala salah satu bagian dari bagian-bagian hatinya terpaut (tergantung, terkonsentrasi) kepada putranya, Isma'il, maka Allah سبحانه وتعالى hendak memurnikan cintanya dan menguji kesetiaannya. Oleh karena itu Allah memerintahkan kepadanya untuk menyembelih orang yang kecintaan kepadanya telah meng-usik kecintaan kepada Rabbnya. Tatkala Ibrahim telah mementingkan cinta Allah dan meng-utamakannya atas hawa nafsunya serta telah berbulat hati untuk menyembelihnya dan pengusik cinta kepada Rabbnya telah hilang dari dalam kalbunya, maka penyembelihan menjadi tidak ada arti-nya, maka dari itu Allah berfirman, ﴾ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلۡبَلَٰٓؤُاْ ٱلۡمُبِينُ ﴿ "Sesungguh-nya ini benar-benar cobaan yang nyata."
#
{107} {وفديناه بِذبْحٍ عظيم}؛ أي: صار بَدَلَه ذبحٌ من الغنم عظيمٌ ذبحه إبراهيم، فكان عظيماً: من جهة أنَّه كان فداء لإسماعيلَ، ومن جهة أنَّه من جملة العبادات الجليلة، ومن جهة أنه كان قرباناً وسنةً إلى يوم القيامةِ.
(107) ﴾ وَفَدَيۡنَٰهُ بِذِبۡحٍ عَظِيمٖ ﴿ "Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar." Maksudnya, maka gantinya adalah sembe-lihan berupa domba yang sangat besar, disembelih oleh Ibrahim. Sembelihan ini menjadi agung (besar) dilihat dari sudut sebagai ganti Isma'il dan dilihat dari sudut keberadaannya sebagai salah satu bentuk ibadah yang sangat mulia, serta dilihat dari sudut ke-beradaannya sebagai kurban dan sunnah hingga Hari Kiamat.
#
{108 ـ 109} {وتركنا عليه في الآخرين. سلام على إبراهيم}؛ أي: وأبقينا عليه ثناءً صادقاً في الآخرين؛ كما كان في الأولين؛ فكل وقت بعد إبراهيم عليه السلام؛ فإنَّه فيه محبوبٌ معظَّم مثنى عليه. {سلامٌ على إبراهيم}؛ أي: تحية عليه؛ كقوله: {قُل الحمدُ لله وسلامٌ على عبادِهِ الذين اصطفى}.
(108-109) ﴾ وَتَرَكۡنَا عَلَيۡهِ فِي ٱلۡأٓخِرِينَ 108 سَلَٰمٌ عَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِيمَ 109 ﴿ "Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, 'Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim'." Maksud-nya, Kami abadikan untuknya pujian sejati pada orang-orang yang datang kemudian sebagaimana terjadi pada orang-orang terdahulu. Maka, setiap waktu sepeninggalannya, ia selalu dicintai, dimulia-kan, dan dipuji, ﴾ سَلَٰمٌ عَلَىٰٓ إِبۡرَٰهِيمَ ﴿ "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim." Maksudnya, salam hormat untuknya. Ini sama dengan FirmanNya, ﴾ قُلِ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ وَسَلَٰمٌ عَلَىٰ عِبَادِهِ ٱلَّذِينَ ٱصۡطَفَىٰٓۗ ﴿ "Katakanlah, 'Segala puji bagi Allah dan salam atas hamba-hamba pilihanNya'." (An-Naml: 59).
#
{110} {إنَّا كذلك نجزي المحسنين}: في عبادة الله ومعاملة خلقِهِ أن نُفَرِّجَ عنهم الشدائدَ، ونَجْعَلَ لهم العاقبة والثناء الحسن.
(110) ﴾ كَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلۡمُحۡسِنِينَ ﴿ "Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik," dalam beribadah kepada Allah dan bergaul dengan sesama manusia, yaitu Kami membebaskan mereka dari berbagai kesempitan, serta kesudahan, dan pujian yang baik Kami berikan kepada mereka.
#
{111} {إنَّه من عبادِنا المؤمنينَ}: بما أمر الله بالإيمان به، الذين بَلَغَ بهم الإيمانُ إلى درجة اليقين؛ كما قال تعالى: {وكذلك نُري إبراهيمَ مَلَكوتَ السمواتِ والأرضِ وليكون من الموقنين}.
(111) ﴾ إِنَّهُۥ مِنۡ عِبَادِنَا ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ﴿ "Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman," kepada apa yang diperintahkan oleh Allah untuk diimani, yaitu orang-orang yang beriman yang sudah sampai kepada derajat al-yaqîn, seperti yang difirmankan Allah سبحانه وتعالى, ﴾ وَكَذَٰلِكَ نُرِيٓ إِبۡرَٰهِيمَ مَلَكُوتَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلِيَكُونَ مِنَ ٱلۡمُوقِنِينَ 75 ﴿ "Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan di bumi, dan (Kami mem-perlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin." (Al-An'am: 75).
#
{112} {وبَشَّرْناهُ بإسحاقَ نَبِيًّا من الصالحين}: هذه البشارة الثانية بإسحاقَ؛ الذي من ورائِهِ يعقوبَ، فَبُشِّرَ بوجوده وبقائه ووجود ذُرِّيَّتِهِ وكونه نبيًّا من الصالحين؛ فهي بشاراتٌ متعدِّدة.
(112) ﴾ وَبَشَّرۡنَٰهُ بِإِسۡحَٰقَ نَبِيّٗا مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ﴿ "Dan Kami beri dia kabar gembira dengan Ishaq sebagai seorang nabi yang termasuk orang-orang yang shalih." Ini adalah berita gembira kedua mengenai akan dila-hirkannya Ishaq, yang di belakangnya adalah Ya'qub. Jadi, Ibrahim telah diberi kabar gembira dengan keberadaannya, kelangsungan-nya dan keberadaan anak keturunannya serta keberadaannya se-bagai seorang nabi yang termasuk orang-orang shalih. Itu semua adalah kabar gembira yang beragam.
#
{113} {وبارَكْنا عليه وعلى إسحاقَ}؛ أي: أنْزَلْنا عليهما البركةَ التي هي النمو والزيادة في علمهما وعملهما وذريتهما، فنشر الله من ذُرِّيَّتِهِما ثلاث أمم عظيمة: أمة العرب من ذُرِّيَّةِ إسماعيلَ، وأمة بني إسرائيل، وأمة الروم من ذُرِّيَّةِ إسحاقَ. {ومن ذُرِّيَّتِهِما محسنٌ وظالمٌ لنفسِهِ مبينٌ}؛ أي: منهم الصالح والطالح، والعادل والظالم، الذي تبيَّن ظلمُهُ بكفرِهِ وشركِهِ، ولعل هذا من باب دفع الإيهام؛ فإنَّه لمَّا قال: {وبارَكْنا عليه وعلى إسحاقَ}؛ اقتضى ذلك البركة في ذُرِّيَّتِهِما، وأنَّ من تمام البركة أن تكون الذُّرِّيَّة كلُّهم محسنين، فأخبر الله تعالى أنَّ منهم محسناً وظالماً. والله أعلم.
(113) ﴾ وَبَٰرَكۡنَا عَلَيۡهِ وَعَلَىٰٓ إِسۡحَٰقَۚ ﴿ "Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq." Yakni, Kami turunkan kepada keduanya berkah yang berupa perkembangan dan pertambahan ilmu mereka berdua, amal, dan anak keturunannya. Dari anak keturunan dua nabi inilah Allah سبحانه وتعالى menyebarkan tiga umat besar, yaitu Umat Arab yang ber-asal dari anak keturunan Nabi Isma'il, Umat Bani Isra`il dan Umat Romawi dari anak keturunan Nabi Ishaq. ﴾ وَمِن ذُرِّيَّتِهِمَا مُحۡسِنٞ وَظَالِمٞ لِّنَفۡسِهِۦ مُبِينٞ ﴿ "Dan di antara anak cucu mereka berdua ada yang baik dan ada pula yang zhalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata." Maksudnya, di antara mereka ada yang shalih dan ada yang jahat, ada yang adil dan ada yang zhalim, yang kezhalim-annya sangat jelas melalui kekafiran dan kesyirikannya. Ini bisa jadi sebagai bagian dari pencegahan terhadap pan-dangan keliru, karena tatkala Allah سبحانه وتعالى mengatakan, ﴾ وَبَٰرَكۡنَا عَلَيۡهِ وَعَلَىٰٓ إِسۡحَٰقَۚ ﴿ "Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishaq," maka berarti berkah itu harus tetap ada pada anak keturunannya, dan di antara kesempurnaan berkah itu adalah keberadaan semua anak ketu-runannya sebagai orang-orang yang berbuat baik. Maka Allah سبحانه وتعالى mengabarkan bahwa di antara mereka ada yang baik dan ada yang zhalim. Wallahu a'lam.
Ayah: 114 - 122 #
{وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلَى مُوسَى وَهَارُونَ (114) وَنَجَّيْنَاهُمَا وَقَوْمَهُمَا مِنَ الْكَرْبِ الْعَظِيمِ (115) وَنَصَرْنَاهُمْ فَكَانُوا هُمُ الْغَالِبِينَ (116) وَآتَيْنَاهُمَا الْكِتَابَ الْمُسْتَبِينَ (117) وَهَدَيْنَاهُمَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (118) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِمَا فِي الْآخِرِينَ (119) سَلَامٌ عَلَى مُوسَى وَهَارُونَ (120) إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (121) إِنَّهُمَا مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ (122)}.
"Dan sesungguhnya Kami telah melimpahkan nikmat atas Musa dan Harun. Dan Kami selamatkan keduanya dan kaumnya dari bencana yang besar. Dan Kami tolong mereka, maka jadilah mereka orang-orang yang menang. Dan Kami berikan kepada keduanya kitab yang sangat jelas. Dan Kami tunjuki keduanya kepada jalan yang lurus. Dan Kami abadikan untuk keduanya (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian; (yaitu), 'Kesejahteraan dilimpahkan atas Musa dan Harun.' Se-sungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya keduanya termasuk hamba-hamba Kami yang beriman." (Ash-Shaffat: 114-122).
#
{114 ـ 122} يذكُرُ تعالى منَّته على عبديه ورسوليه موسى وهارون ابني عمران بالنبوَّة والرسالة والدعوة إلى الله تعالى، ونجاتهما وقومهما من عدوِّهما فرعون، ونصرهما عليه، حتى أغرقه الله وهم ينظرون، وإنزال الله عليهما الكتاب المستَبين، وهو التوراة التي فيها الأحكام والمواعظُ وتفصيلُ كلِّ شيء، وأنَّ الله هداهما الصراطَ المستقيم؛ بأنْ شَرَعَ لهما ديناً ذا أحكام وشرائع مستقيمةٍ موصلةٍ إلى الله، ومَنَّ عليهما بسلوكِهِ. {وتَرَكْنا عليهما في الآخرين. سلامٌ على موسى وهارونَ}؛ أي: أبقى عليهما ثناء حسناً وتحيَّةً في الآخرين، ومن باب أولى وأحرى في الأوَّلين. {إنَّا كذلك نَجْزي المحسنين. إنَّهما من عبادِنا المؤمنينَ}.
(114-122) Allah سبحانه وتعالى mengingatkan karuniaNya kepada ke-dua hamba dan kedua rasulNya, yaitu Nabi Musa dan Nabi Harun عليهما السلام, keduanya adalah putra Imran. Yaitu karunia berupa kenabian, kerasulan, dan berdakwah kepada Allah سبحانه وتعالى, serta keselamatan keduanya dan kaumnya, dari musuh mereka, yaitu Fir'aun serta kemenangan mereka atasnya, hingga Allah menenggelamkannya sedangkan mereka melihatnya. Dan juga diturunkannya al-Kitab yang menjelaskan, yaitu Taurat yang di dalamnya terdapat aturan-aturan, nasihat-nasihat, dan penjelasan tentang segala sesuatu, dan bahwa sesungguhnya Allah telah membimbing mereka berdua kepada jalan yang lurus, yaitu dengan menetapkan satu agama untuk mereka yang penuh dengan aturan-aturan (hukum), syariat-syariat yang bijak yang dapat mengantarkan kepada Allah, dan Allah juga membimbing mereka berdua untuk mengamalkannya. ﴾ وَتَرَكۡنَا عَلَيۡهِمَا فِي ٱلۡأٓخِرِينَ 119 سَلَٰمٌ عَلَىٰ مُوسَىٰ وَهَٰرُونَ 120 ﴿ "Dan Kami abadi-kan untuk keduanya di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) 'Kesejahteraan dilimpahkan atas Musa dan Harun'." Maksudnya, Kami telah mengabadikan untuk mereka berdua pujian yang baik dan ucapan selamat di kalangan orang-orang yang datang kemu-dian, dan lebih-lebih di kalangan orang-orang yang terdahulu. ﴾ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلۡمُحۡسِنِينَ 121 إِنَّهُمَا مِنۡ عِبَادِنَا ٱلۡمُؤۡمِنِينَ 122 ﴿ "Sesungguh-nya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya keduanya termasuk hamba-hamba Kami yang ber-iman."
Ayah: 123 - 132 #
{وَإِنَّ إِلْيَاسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (123) إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَلَا تَتَّقُونَ (124) أَتَدْعُونَ بَعْلًا وَتَذَرُونَ أَحْسَنَ الْخَالِقِينَ (125) اللَّهَ رَبَّكُمْ وَرَبَّ آبَائِكُمُ الْأَوَّلِينَ (126) فَكَذَّبُوهُ فَإِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ (127) إِلَّا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ (128) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ (129) سَلَامٌ عَلَى إِلْ يَاسِينَ (130) إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (131) إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ (132)}.
"Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah se-orang di antara rasul-rasul. Ketika ia berkata kepada kaumnya, 'Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Ba'l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, yaitu Allah Rabbmu dan Rabb bapak-bapakmu yang terdahulu?' Maka mereka mendus-takannya, karena itu mereka akan diseret, kecuali hamba-hamba Allah yang diberi keikhlasan. Dan Kami abadikan untuk Ilyas di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) 'Kesejah-teraan dilimpahkan atas Ilyas.' Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesung-guhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman." (Ash-Shaffat: 123-132).
#
{123 ـ 132} يمدحُ تعالى عبدَه ورسولَه إلياس عليه الصلاةُ والسلام بالنبوَّةِ والرسالة والدَّعوة إلى الله، وأنَّه أمر قومَه بالتَّقوى وعبادة الله وحدَه، ونهاهم عن عبادَتِهِم صنماً لهم يُقالُ له: بعلٌ، وتركِهِم عبادَة الله الذي خَلَقَ الخلقَ، وأحسنَ خَلْقَهم وربَّاهم فأحسنَ تربِيتهم، وأدرَّ عليهم النِّعَمَ الظاهرة والباطنة، وأنَّكم كيف تركتُم عبادةَ مَنْ هذا شأنُه إلى عبادة صنم لا يضرُّ ولا ينفع ولا يخلُق ولا يرزُقُ، بل لا يأكل ولا يتكلَّم، وهل هذا إلاَّ من أعظم الضلال والسَّفه والغيِّ. {فكذَّبوه}: فيما دعاهم إليه، فلم ينقادوا له، قال الله متوعِّداً لهم: {فإنَّهم لَمُحْضَرونَ}؛ أي: يوم القيامةِ في العذاب، ولم يذكرْ لهم عقوبةً دنيويَّةً {إلاَّ عباد الله المُخْلَصينَ}؛ أي: الذين أخلصهم الله ومَنَّ عليهم باتِّباع نبيِّهم؛ فإنَّهم غير محضرين في العذاب، وإنَّما لهم من الله جزيل الثواب. {وتركنا عليه}؛ أي: على إلياس {في الآخِرين}: ثناءً حسناً. {سلامٌ على إل ياسينَ}؛ أي: تحية من الله ومن عبادِهِ عليه. {إنَّا كذلك نَجْزي المُحْسِنينَ. إنَّه من عبادِنا المؤمنينَ}: فأثنى اللهُ عليه كما أثنى على إخوانِهِ صلواتُ الله وسلامُه عليهم أجمعينَ.
(123-132) Allah سبحانه وتعالى memuji hamba dan RasulNya, Nabi Ilyas عليه السلام, dengan kenabian, kerasulan, dan dakwah kepada Allah سبحانه وتعالى, dan Allah telah memerintahkan kepadanya dan kaumnya su-paya bertakwa dan hanya beribadah (menyembah) kepada Allah سبحانه وتعالى saja, dan melarang mereka menyembah berhala yang mereka miliki yang disebut Ba`l, dan juga melarang mereka mengabaikan ibadah kepada Allah yang telah menciptakan manusia dan telah menyempurnakan penciptaan mereka, menumbuhkan mereka dengan sebaik-baik pertumbuhan, serta mencurahkan kepada mereka berbagai nikmat lahir dan batin. Bagaimana kalian bisa meninggalkan ibadah kepada Tuhan yang seperti itu kedudukan-Nya, lalu beralih kepada penyembahan kepada berhala yang sama sekali tidak dapat membahayakan, tidak pula berguna, tidak men-ciptakan, tidak memberi rizki, bahkan tidak dapat makan ataupun berbicara. Tindakan ini merupakan kesesatan, kedunguan, dan kebodohan yang paling besar! ﴾ فَكَذَّبُوهُ ﴿ "Maka mereka mendustakannya," mengenai apa yang beliau serukan kepada mereka, mereka tidak mau tunduk kepada-nya. Maka Allah سبحانه وتعالى berfirman mengancam mereka, ﴾ فَإِنَّهُمۡ لَمُحۡضَرُونَ ﴿ "karena itu mereka akan diseret," yaitu, pada Hari Kiamat ke dalam azab. Allah سبحانه وتعالى tidak menyebutkan siksaan duniawi mereka. ﴾ إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلۡمُخۡلَصِينَ ﴿ "Kecuali hamba-hamba Allah yang diberi ke-ikhlasan," yaitu orang-orang yang diberi keikhlasan oleh Allah dan diberi karunia mengikuti Nabi mereka, maka mereka tidak akan diseret ke dalam azab, melainkan mereka akan memperoleh pahala yang berlipat ganda dari Allah. ﴾ وَتَرَكۡنَا عَلَيۡهِ ﴿ "Dan Kami abadikan untuknya," maksudnya, untuk Ilyas, ﴾ فِي ٱلۡأٓخِرِينَ ﴿ "di kalangan orang-orang yang datang kemudian," yaitu berupa pujian yang baik, ﴾ سَلَٰمٌ عَلَىٰٓ إِلۡ يَاسِينَ ﴿ "Kesejahteraan dilim-pahkan atas Ilyas," sebagai salam hormat dari Allah dan dari hamba-hambaNya kepadanya. ﴾ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلۡمُحۡسِنِينَ 131 إِنَّهُۥ مِنۡ عِبَادِنَا ٱلۡمُؤۡمِنِينَ 132 ﴿ "Sesungguhnya demi-kianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman." Allah سبحانه وتعالى memujinya sebagaimana Dia telah memuji saudara-saudaranya, para nabi yang lain. Semoga shalawat dan salam Allah curahkan kepada mereka semua.
Ayah: 133 - 138 #
{وَإِنَّ لُوطًا لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (133) إِذْ نَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ أَجْمَعِينَ (134) إِلَّا عَجُوزًا فِي الْغَابِرِينَ (135) ثُمَّ دَمَّرْنَا الْآخَرِينَ (136) وَإِنَّكُمْ لَتَمُرُّونَ عَلَيْهِمْ مُصْبِحِينَ (137) وَبِاللَّيْلِ أَفَلَا تَعْقِلُونَ (138)}.
"Sesungguhnya Luth benar-benar salah seorang rasul. Ketika Kami selamatkan dia dan keluarganya semua, kecuali seorang pe-rempuan tua bersama-sama orang yang tinggal. Kemudian Kami binasakan orang-orang yang lain. Dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melalui mereka di waktu pagi dan di waktu malam. Maka apakah kamu tidak memikirkan?" (Ash-Shaffat: 133-138).
#
{133 ـ 138} وهذا ثناءٌ منه تعالى على عبدِهِ ورسولِهِ لوطٍ بالنبوَّة والرسالة ودعوتِهِ إلى الله قومَه ونهِيِهم عن الشرك وفعل الفاحشةِ، فلمَّا لم ينتهوا؛ نجَّاه الله وأهلَه أجمعين، فَسَرَوْا ليلاً، فنجَوْا؛ {إلاَّ عجوزاً في الغابرين}؛ أي: الباقين المعذَّبين، وهي زوجة لوطٍ، لم تكن على دينِهِ. {ثم دمَّرْنا الآخرين}: بأن قَلَبْنا عليهم ديارَهم فجَعَلْنا عالِيَها سافِلَها، وأمْطَرْنا عليها حجارةً من سِجِّيل منضودٍ حتى هَمَدوا وخَمَدوا، {وإنَّكُم لتمرُّون عليهم}؛ أي: على ديار قوم لوطٍ {مصبحينَ. وبالليل}؛ أي: في هذه الأوقات يكثُرُ تَرَدُّدُكم إليها ومروركم بها، فلم تقبل الشك والمِرْيَةَ. {أفلا تعقلونَ}: الآياتِ والعِبَرَ وتنزجِرون عمَّا يوجِبُ الهلاكَ؟!
(133-138) Ini adalah pujian dari Allah سبحانه وتعالى kepada hamba dan RasulNya, Nabi Luth عليه السلام, yaitu pujian dengan kenabian, kerasulan, menyeru kaumnya kepada Allah dan melarang mereka melakukan syirik dan mengerjakan perbuatan keji. Oleh karena mereka tidak berhenti, maka Allah hanya menyelamatkan Nabi Luth dan keluarganya semuanya. Mereka berangkat di malam hari hingga mereka selamat, ﴾ إِلَّا عَجُوزٗا فِي ٱلۡغَٰبِرِينَ ﴿ "kecuali seorang perempuan tua bersama-sama orang yang tinggal," yang diam lagi disiksa. Dia adalah istri Nabi Luth yang tidak mau menganut agama suaminya. ﴾ ثُمَّ دَمَّرۡنَا ٱلۡأٓخَرِينَ ﴿ "Kemudian Kami binasakan orang-orang yang lain," yaitu Kami balik negeri mereka sehingga bagian atas menjadi bagian bawahnya dan Kami hujani mereka dengan bebatuan sijjil yang sangat lebat hingga mereka binasa dan musnah. ﴾ وَإِنَّكُمۡ لَتَمُرُّونَ عَلَيۡهِم ﴿ "Dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melalui mereka," maksud-nya, melalui perkampungan kaum Nabi Luth, ﴾ مُّصۡبِحِينَ 137 وَبِٱلَّيۡلِۚ ﴿ "di waktu pagi dan di waktu malam." Maksudnya, pada waktu-waktu tersebut di mana kalian sering pulang pergi melintasi dan melalui-nya, sehingga tidak bisa diragukan lagi. ﴾ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ ﴿ "Maka apakah kamu tidak memikirkan," ayat-ayat dan berbagai pelajaran, dan kalian tidak menjauhi perbuatan-perbuatan yang dapat menimbulkan kebinasaan?!
Ayah: 139 - 148 #
{وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ الْمُرْسَلِينَ (139) إِذْ أَبَقَ إِلَى الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ (140) فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ الْمُدْحَضِينَ (141) فَالْتَقَمَهُ الْحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٌ (142) فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ (143) لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (144) فَنَبَذْنَاهُ بِالْعَرَاءِ وَهُوَ سَقِيمٌ (145) وَأَنْبَتْنَا عَلَيْهِ شَجَرَةً مِنْ يَقْطِينٍ (146) وَأَرْسَلْنَاهُ إِلَى مِائَةِ أَلْفٍ أَوْ يَزِيدُونَ (147) فَآمَنُوا فَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ (148)}.
"Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingat-lah) ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan Kami tumbuh-kan untuknya sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu." (Ash-Shaffat: 139-148).
#
{139} وهذا ثناءٌ منه تعالى على عبدِهِ ورسولِهِ يونسَ بن متَّى؛ كما أثنى على إخوانِهِ المرسَلين بالنبوَّة والرسالة والدَّعوة إلى الله.
(139) Ini adalah satu pujian dari Allah سبحانه وتعالى terhadap hamba dan RasulNya, Yunus bin Matta عليه السلام, sebagaimana Dia telah memuji saudara-saudaranya, para nabi yang lain semuanya dengan kena-bian, kerasulan, dan berdakwah kepada Allah سبحانه وتعالى.
#
{140} وذكر تعالى عنه أنَّه عاقَبَه عقوبةً دنيويَّةً أنجاه منها بسبب إيمانِهِ وأعمالِهِ الصالحة، فقال: {إذْ أبَقَ}؛ أي: من ربِّه مغاضِباً له ظانًّا أنه لا يقدِرُ عليه ويحبِسُه في بطن الحوت، ولم يذكُرِ الله ما غاضبَ عليه ولا ذَنْبَهُ الذي ارتكبه؛ لعدم فائِدَتِنا بذكرِهِ، وإنَّما فائدتُنا بما ذكرنا عنه أنه أذنبَ، وعاقبه الله مع كونِهِ من الرُّسل الكرام، وأنَّه نجَّاه بعد ذلك، وأزال عنه الملامَ، وقيَّضَ له ما هو سببُ صلاحِهِ. فلمَّا أبَقَ؛ لجأ {إلى الفلك المشحونِ}: بالركاب والأمتعة.
(140) Dan Allah سبحانه وتعالى menyebutkan tentangnya, bahwa Allah telah menghukumnya dengan hukuman duniawi yang kemudian Allah menyelamatkannya darinya disebabkan iman dan amal-amal shalihnya, seraya berfirman, ﴾ إِذۡ أَبَقَ ﴿ "Ketika ia lari," dari Rabbnya dengan rasa jengkel kepadaNya dan menyangka bahwa Dia tidak akan mampu menguasainya; dan Allah menahannya di dalam perut ikan paus. Allah سبحانه وتعالى tidak menjelaskan apa yang membuat Nabi Yunus jengkel dan tidak pula dosa yang dilakukannya, karena tidak ada gunanya bagi kita kalaupun dijelaskan. Sedangkan yang berguna bagi kita adalah apa yang telah kami sebutkan, yaitu ia berbuat dosa dan ia dihukum oleh Allah سبحانه وتعالى, padahal beliau adalah salah seorang rasul yang mulia, dan kemudian, sesudah itu Allah menyelamatkannya, menghapus celaan darinya, dan Allah menak-dirkan sebab-sebab keshalihannya. Maka setelah lari, Nabi Yunus naik ﴾ إِلَى ٱلۡفُلۡكِ ٱلۡمَشۡحُونِ ﴿ "ke kapal yang penuh muatan," dengan para pe-numpang dan barang-barang angkutan.
#
{141} فلما رَكِبَ مع غيره والفلك شاحن؛ ثقلتِ السفينةُ، فاحتاجوا إلى إلقاءِ بعضِ الركبانِ، وكأنَّهم لم يجِدوا لأحدٍ مزيَّةً في ذلك، فاقترعوا على أنَّ مَنْ قُرِعَ وغُلِبَ؛ ألقي في البحر؛ عدلاً من أهل السفينة، وإذا أراد الله أمراً؛ هيَّأ أسبابه، فلما اقترعوا؛ أصابتِ القرعةُ يونسَ. {فكان من المُدْحَضينَ}؛ أي: المغلوبين، فألقي في البحر.
(141) Setelah ia berangkat bersama yang lainnya, sedang-kan kapal itu sangat sarat (penuh muatan), dan keberatan hingga para awak kapal harus membuang sebagian dari para penumpang ke laut, seolah-olah mereka sudah tidak menemukan suatu keisti-mewaan pada siapa pun dalam masalah ini. Untuk itu mereka melakukan undian terhadap para penumpang, maka siapa yang terkena undian dan kalah, ia harus dibuang ke laut sebagai per-lakuan adil dari para awak kapal. Apabila Allah سبحانه وتعالى menghendaki suatu perkara, maka Dia mempermudah segala sebab-sebabnya. Setelah mereka melakukan pengundian, maka undian itu pun jatuh kepada Nabi Yunus ﴾ فَكَانَ مِنَ ٱلۡمُدۡحَضِينَ ﴿ "lalu dia termasuk orang-orang yang kalah untuk undian," maksudnya: Kalah. Dan beliau pun di-ceburkan ke laut.
#
{142} {فالْتَقَمَهُ الحوتُ وهو}: وقت التقامِهِ {مُليمٌ}؛ أي: فاعلٌ ما يُلام عليه، وهو مغاضبتُهُ لربِّه.
(142) ﴾ فَٱلۡتَقَمَهُ ٱلۡحُوتُ وَهُوَ ﴿ "Maka ia ditelan oleh ikan yang besar dalam keadaan," yakni pada saat ia ditelan, ﴾ مُلِيمٞ ﴿ "tercela." Maksud-nya, tercela sebagai yang melakukan perbuatan yang menyebab-kannya dicela, yaitu merasa jengkel hingga Tuhannya marah.
#
{143 ـ 144} {فلولا أنَّه كان من المسبِّحينَ}؛ أي: في وقتِه السابقِ بكثرةِ عبادته لربِّه وتسبيحِهِ وتحميدِهِ وفي بطن الحوت حيث قال: {لا إله إلا أنت سبحانَكَ إنِّي كُنْتُ من الظالمين}؛ {لَلَبِثَ في بطنِهِ إلى يوم يُبْعَثونَ}؛ أي: لكانتْ مقبرتَهَ، ولكن بسبب تسبيحِهِ وعبادتِهِ لله؛ نجَّاه الله تعالى، وكذلك ينجي الله المؤمنين عند وقوعهم في الشدائد.
(143-144) ﴾ فَلَوۡلَآ أَنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلۡمُسَبِّحِينَ ﴿ "Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak bertasbih," maksudnya, pada waktu-waktu sebelumnya banyak melakukan ibadah kepada Rabb-nya, bertasbih dan bertahmid kepadaNya, dan ketika berada di dalam perut ikan paus itu, di mana dia berdoa dengan mengucap-kan, ﴾ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ 87 ﴿ "Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim." (Al-Anbiya`: 87). (Kalau tidak), ﴾ لَلَبِثَ فِي بَطۡنِهِۦٓ إِلَىٰ يَوۡمِ يُبۡعَثُونَ ﴿ "niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit." Maksudnya, niscaya perut ikan itu menjadi kuburannya, akan tetapi disebabkan tasbih (me-nyucikan Allah) dan ibadahnya kepada Allah, maka ia diselamat-kan oleh Allah سبحانه وتعالى, dan demikianlah Allah menyelamatkan orang-orang beriman di kala mereka terjatuh dalam kesempitan.
#
{145} {فَنبَذْناه بالعراءِ}: بأنْ قَذَفَهُ الحوت من بطنِهِ بالعراء، وهي الأرض الخالية العاريةُ من كلِّ أحدٍ، بل ربَّما كانت عارية من الأشجارِ والظِّلال. {وهو سقيمٌ}؛ أي: قد سَقِمَ ومَرِضَ بسبب حبسِهِ في بطن الحوت حتى صار مثل الفرخ الممعوط من البيضة.
(145) ﴾ فَنَبَذۡنَٰهُ بِٱلۡعَرَآءِ ﴿ "Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus," dengan dilemparkan oleh ikan paus itu dari dalam perutnya ke tanah yang tandus, yaitu tanah yang kosong lagi tidak ada siapa-siapa pun, bahkan bisa jadi kosong dari pepohonan dan naungan, ﴾ وَهُوَ سَقِيمٞ ﴿ "sedang ia dalam keadaan sakit." Maksudnya, ia menderita sakit karena terkurung lama di dalam perut ikan paus hingga seperti anak burung yang baru menetas dari telur.
#
{146} {وأنبَتْنا عليه شجرةً من يَقْطينٍ}: تُظِلُّه بظلِّها الظليل؛ لأنَّها باردةُ الظِّلال، ولا يسقُطُ عليها ذبابٌ، وهذا من لطفِهِ به وبرِّه.
(146) ﴾ وَأَنۢبَتۡنَا عَلَيۡهِ شَجَرَةٗ مِّن يَقۡطِينٖ ﴿ "Dan Kami tumbuhkan untuknya sebatang pohon dari jenis labu," yang menaunginya dengan naungan-nya yang rindang, sebab naungannya sejuk dan tidak dihinggapi oleh lalat. Ini adalah bagian dari kasih sayang dan kebaikan dari Allah سبحانه وتعالى kepadanya.
#
{147 ـ 148} ثم لَطَفَ به لطفاً آخرَ، وامتنَّ عليه مِنَّةً عظمى، وهو أنَّه أرسله {إلى مائةِ ألفٍ}: من الناس {أو يَزيدونَ}: عنها، والمعنى أنَّهم إنْ لم يزيدوا عنها؛ لم ينقُصوا، فدعاهم إلى الله تعالى، {فآمنوا}: فصاروا في موازينِهِ؛ لأنَّه الدَّاعي لهم، {فمتَّعْناهم إلى حينٍ}: بأن صَرَفَ الله عنهم العذابَ بعد ما انعقدتْ أسبابُهُ؛ قال تعالى: {فلولا كانتْ قريةٌ آمَنَتْ فَنَفَعَها إيمانُها إلاَّ قومَ يونُسَ لما آمنوا كَشَفْنا عنهم عذابَ الخِزْي في الحياة الدُّنيا ومَتَّعْناهم إلى حينٍ}.
(147-148) Kemudian Allah memberikan kasih sayang lagi padanya dalam bentuk yang lain dan mengaruniakan kepadanya suatu karunia yang sangat besar, yaitu Dia mengutusnya ﴾ إِلَىٰ مِاْئَةِ أَلۡفٍ ﴿ "kepada seratus ribu," orang manusia ﴾ أَوۡ يَزِيدُونَ ﴿ "atau lebih" dari itu. Artinya, mereka kalau tidak lebih dari itu, maka tidak kurang dari itu. Yunus pun mengajak mereka kepada Allah سبحانه وتعالى, ﴾ فَـَٔامَنُواْ ﴿ "Lalu mereka beriman," sehingga mereka menjadi timbangan kebaikan-kebaikan Nabi Yunus عليه السلام, karena beliaulah yang mengajak me-reka. ﴾ فَمَتَّعۡنَٰهُمۡ إِلَىٰ حِينٖ ﴿ "Karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu." Allah menjauhkan azab dari mereka setelah faktor-faktornya sudah ada semua. Allah ber-firman, ﴾ فَلَوۡلَا كَانَتۡ قَرۡيَةٌ ءَامَنَتۡ فَنَفَعَهَآ إِيمَٰنُهَآ إِلَّا قَوۡمَ يُونُسَ لَمَّآ ءَامَنُواْ كَشَفۡنَا عَنۡهُمۡ عَذَابَ ٱلۡخِزۡيِ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَمَتَّعۡنَٰهُمۡ إِلَىٰ حِينٖ 98 ﴿ "Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus. Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang meng-hinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai pada waktu yang tertentu." (Yunus: 98).
Ayah: 149 - 157 #
{فَاسْتَفْتِهِمْ أَلِرَبِّكَ الْبَنَاتُ وَلَهُمُ الْبَنُونَ (149) أَمْ خَلَقْنَا الْمَلَائِكَةَ إِنَاثًا وَهُمْ شَاهِدُونَ (150) أَلَا إِنَّهُمْ مِنْ إِفْكِهِمْ لَيَقُولُونَ (151) وَلَدَ اللَّهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (152) أَصْطَفَى الْبَنَاتِ عَلَى الْبَنِينَ (153) مَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ (154) أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (155) أَمْ لَكُمْ سُلْطَانٌ مُبِينٌ (156) فَأْتُوا بِكِتَابِكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (157)}.
"Tanyakanlah kepada mereka: Apakah untuk Rabbmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki, atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan? Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan, 'Allah beranak.' Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta. Apa-kah Dia memilih anak-anak perempuan daripada anak laki-laki, apakah yang terjadi padamu? Bagaimana kamu menetapkan? Maka apakah kamu tidak memikirkan? Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata. Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar." (Ash-Shaffat: 149-157).
#
{149} يقول تعالى لنبيِّه - صلى الله عليه وسلم - {فاسْتَفْتِهِمْ}؛ أي: اسأل المشركين باللهِ غيرَه، الذين عبدوا الملائكةَ وزَعَموا أنَّها بناتُ الله، فجمعوا بين الشركِ بالله ووصفِهِ بما لا يَليقُ بجلالِهِ. {ألربِّكَ البناتُ ولهم البنونَ}؛ أي: هذه قسمةٌ ضيزى، وقولٌ جائرٌ من جهة جعلهم الولدَ لله تعالى، ومن جهة جعلِهِم أردأ القسمينِ وأخسَّهما له، وهو البناتُ، التي لا يَرْضَوْنَهُنَّ لأنفسِهِم؛ كما قال في الآية الأخرى: {ويَجْعَلونَ لله البناتِ سبحانَه ولهم ما يَشْتَهونَ}، ومن جهةِ جعلِهِم الملائكةَ بناتٍ لله، وحكمِهِم بذلك.
(149) Allah berfirman kepada NabiNya, Muhammad a, ﴾ فَٱسۡتَفۡتِهِمۡ ﴿ "Tanyakanlah kepada mereka." Maksudnya, tanyakanlah kepada orang-orang yang mempersekutukan Allah dengan yang lainnya, yaitu kepada mereka yang menyembah para malaikat dan mereka meyakini bahwa para malaikat adalah putri-putri Allah! Mereka benar-benar telah memadukan kesyirikan kepada Allah dengan menyifatiNya dengan hal-hal yang sangat tidak layak de-ngan keagunganNya. ﴾ أَلِرَبِّكَ ٱلۡبَنَاتُ وَلَهُمُ ٱلۡبَنُونَ ﴿ "Apakah untuk Rabbmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak laki-laki?" Maksudnya, ini adalah pembagian yang sangat curang dan perkataan zhalim, dilihat dari sudut mereka menetapkan anak bagi Allah سبحانه وتعالى, dan juga dari sudut mereka menetapkan bagian yang paling buruk dan paling nista untukNya, yaitu anak-anak perempuan, yang mereka sendiri tidak meridhainya untuk diri mereka sendiri, sebagaimana Allah firmankan di dalam ayat yang lain, ﴾ وَيَجۡعَلُونَ لِلَّهِ ٱلۡبَنَٰتِ سُبۡحَٰنَهُۥ وَلَهُم مَّا يَشۡتَهُونَ 57 ﴿ "Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha-suci Allah, sedang untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang me-reka sukai (yaitu anak-anak laki-laki)." (An-Nahl: 57). Dan dari sudut lain, mereka menetapkan para malaikat se-bagai putri-putri Allah dan mereka menetapkan demikian.
#
{150} قال تعالى في بيان كَذِبِهم: {أمْ خَلَقْنا الملائكةَ إناثاً وهم شاهِدونَ}: خَلْقَهم؛ أي: ليس الأمر كذلك؛ فإنَّهم ما شَهِدوا خلقَهم، فدلَّ على أنَّهم قالوا هذا القول بلا علم، بل افتراءٌ على الله.
(150) Allah سبحانه وتعالى berfirman dalam menjelaskan kedustaan mereka, ﴾ أَمۡ خَلَقۡنَا ٱلۡمَلَٰٓئِكَةَ إِنَٰثٗا وَهُمۡ شَٰهِدُونَ ﴿ "Atau apakah Kami mencip-takan malaikat-malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan" penciptaan mereka. Artinya, kenyataannya tidak demikian, karena mereka sesungguhnya sama sekali tidak menyaksikan penciptaan para malaikat. Maka hal ini membuktikan bahwa mereka mengata-kan perkataan tersebut tanpa landasan ilmu, melainkan perbuatan mengada-ada terhadap Allah.
#
{151 ـ 157} ولهذا قال: {ألا إنَّهم من إفْكِهِم}؛ أي: كذبهم الواضح؛ {ليَقولونَ وَلَدَ اللهُ وإنَّهم لَكاذبونَ. أصطفى}؛ أي: اختار {البناتِ على البنينَ. مالَكُم كيفَ تَحْكُمونَ}: هذا الحكمَ الجائرَ. {أفلا تَذَكَّرونَ}: وتميِّزونَ هذا القول الباطل الجائر؟ فإنَّكم لو تَذَكَّرْتُم؛ لم تقولوا هذا القول. {أم لكم سلطانٌ مبينٌ}؛ أي: حجَّة ظاهرةٌ على قولكم من كتابٍ أو رسول، وكلُّ هذا غير واقع، ولهذا قال: {فأتوا بكتابِكُم إن كُنتُم صادقينَ}: فإنَّ مَنْ يقولُ قولاً لا يُقيم عليه حجَّة شرعيَّة؛ فإنَّه كاذبٌ متعمِّدٌ أو قائلٌ على الله بلا علم.
(151-157) Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ أَلَآ إِنَّهُم مِّنۡ إِفۡكِهِمۡ ﴿ "Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya," yakni, dengan kedustaan yang sangat jelas, ﴾ لَيَقُولُونَ 151 وَلَدَ ٱللَّهُ وَإِنَّهُمۡ لَكَٰذِبُونَ 152 ﴿ (mereka benar-benar mengatakan, 'Allah beranak.' Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang berdusta." ﴾ أَصۡطَفَى ﴿ "Apakah Dia memilih," yakni, m e n g u t a m a k a n ﴾ ٱلۡبَنَاتِ عَلَى ٱلۡبَنِينَ 153 مَا لَكُمۡ كَيۡفَ تَحۡكُمُونَ 154 ﴿ "anak-anak perempuan daripada anak laki-laki. Apakah yang terjadi padamu? Bagaimana kamu menetapkan" kepu-tusan yang sangat zhalim ini? ﴾ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ﴿ "Maka apakah kamu tidak memikirkan," apakah kalian tidak bisa membedakan perkataan yang palsu lagi sangat zhalim ini? Sebab, kalau saja kalian memikir-kannya, tentu kalian tidak akan mengatakan perkataan demikian. ﴾ أَمۡ لَكُمۡ سُلۡطَٰنٞ مُّبِينٞ ﴿ "Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata." Maksudnya, argumen yang jelas atas perkataan kalian ini dari suatu Kitab atau dari seorang Rasul. Semua ini tidak pernah terjadi! Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ فَأۡتُواْ بِكِتَٰبِكُمۡ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ﴿ "Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar," sebab, sesungguhnya orang yang mengatakan suatu perkataan yang tidak berdasarkan bukti syar'i adalah pendusta yang sengaja, atau orang yang mengatakan sesuatu terhadap Allah tanpa dasar ilmu.
Ayah: 158 - 160 #
{وَجَعَلُوا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجِنَّةِ نَسَبًا وَلَقَدْ عَلِمَتِ الْجِنَّةُ إِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ (158) سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ (159) إِلَّا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ (160)}.
"Dan mereka adakan nasab antara Allah dengan jin. Dan sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka benar-benar akan diseret. Mahasuci Allah dari apa yang mereka sifatkan, kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan." (Ash-Shaffat: 158-160).
#
{158} أي: جعل هؤلاء المشركون باللهِ بين اللهِ وبين الجِنَّةِ نَسَباً؛ حيث زَعَموا أنَّ الملائكةَ بناتُ الله، وأنَّ أمهاتِهِم سَرَواتُ الجنِّ! والحالُ أنَّ الجِنَّةَ قد علمتْ أنَّهم مُحْضَرونَ بين يدي الله لِيُجازِيَهم؛ فهم عبادٌ أذلاَّءٌ؛ فلو كان بينَهم وبينَه نسبٌ؛ لم يكونوا كذلك.
(158) Orang-orang yang mempersekutukan Allah itu mene-tapkan adanya hubungan nasab antara Allah dengan jin, di mana mereka beranggapan bahwa sesungguhnya para malaikat adalah putri-putri Allah dan sesungguhnya ibu-ibu mereka adalah jin-jin perempuan! Padahal jin-jin itu nanti, sebagaimana telah diketahui, akan dihadirkan ke hadapan Allah سبحانه وتعالى untuk diberikan pembalasan. Jadi, mereka adalah hamba-hamba yang hina-dina. Kalau saja ada hubungan nasab antara Allah dengan mereka tentu mereka tidak diperlakukan demikian.
#
{159 ـ 160} {سبحانَ الله}: الملك العظيم، والكامل الحليم، عما يصِفه به المشركون من كل وصفٍ أوجَبَه كفرُهم وشركُهم. {إلاَّ عبادَ الله المخلَصين}: فإنَّه لم يُنَزِّهْ نفسَه عمَّا وَصَفوه به؛ لأنَّهم لم يَصِفوه إلاَّ بما يليق بجلالِهِ، وبذلك كانوا مخلَصين.
(159-160) ﴾ سُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ ﴿ "Mahasuci Allah" Yang Maharaja lagi Mahaagung, Mahasempurna lagi Maha Penyantun dari apa-apa yang diungkapkan oleh kaum musyrikin berupa segala ungkapan yang menyebabkan kekafiran dan kemusyrikan mereka; ﴾ إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلۡمُخۡلَصِينَ ﴿ "kecuali hamba-hamba Allah yang diberi ke-ikhlasan," di mana Allah tidak menyucikan diriNya dari apa yang mereka sifatkan bagiNya, karena mereka tidak menyifatiNya ke-cuali dengan apa-apa yang pantas dengan keagunganNya, maka dari itu mereka menjadi orang-orang yang dianugerahi keikhlasan.
Ayah: 161 - 163 #
{فَإِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ (161) مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ بِفَاتِنِينَ (162) إِلَّا مَنْ هُوَ صَالِ الْجَحِيمِ (163)}.
"Maka sesungguhnya kamu dan apa-apa yang kamu sembah itu, sekali-kali tidak dapat menyesatkan terhadap Allah, kecuali orang-orang yang akan masuk neraka yang menyala." (Ash-Shaffat: 161-163).
#
{161 ـ 163} أي: إنَّكم أيُّها المشركون ومَنْ عَبَدْتُموه مع الله لا تقدِرون أن تَفْتِنوا وتُضِلُّوا أحداً إلاَّ مَنْ قضى الله أنَّه من أهل الجحيم، فَنَفَذَ فيه القضاءُ الإلهيُّ. والمقصودُ من هذا بيانُ عجزِهم وعجزِ آلهتهم عن إضلال أحدٍ، وبيانُ كمال قدرةِ الله تعالى؛ أي: فلا تَطْمَعوا بإضلال عبادِ الله المخلَصين وحزبِه المفلحين.
(161-163) Maksudnya, sesungguhnya kalian, wahai orang-orang musyrik dan juga apa-apa yang kalian sembah selain Allah, tidak akan mampu memperdayakan dan menyesatkan seseorang kecuali orang yang telah ditetapkan Allah sebagai penghuni neraka yang menyala-nyala, yang padanya berlaku takdir ilahi. Maksud dari ini semua adalah menjelaskan ketidak-berdayaan mereka dan ketidakberdayaan sembahan-sembahan mereka untuk melakukan penyesatan terhadap seseorang, dan menjelaskan kemahasempur-naan kekuasaan Allah سبحانه وتعالى. Artinya, Maka janganlah kalian berambisi untuk menyesatkan hamba-hamba Allah yang disucikan dan go-longanNya yang beruntung.
Ayah: 164 - 166 #
{وَمَا مِنَّا إِلَّا لَهُ مَقَامٌ مَعْلُومٌ (164) وَإِنَّا لَنَحْنُ الصَّافُّونَ (165) وَإِنَّا لَنَحْنُ الْمُسَبِّحُونَ (166)}.
"Tiada seorang pun di antara kami melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu, dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf. Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih." (Ash-Shaffat: 164-166).
#
{164 ـ 166} هذا فيه بيانُ براءة الملائكة عليهم السلام عمَّا قاله فيهم المشركونَ، وأنَّهم عبادُ الله، لا يعصونَه طرفةَ عينٍ؛ فما منهم من أحدٍ إلاَّ وله مقامٌ وتدبيرٌ قد أمره الله به لا يتعدَّاه ولا يتجاوزه، وليس لهم من الأمر شيءٌ، {وإنَّا لنحنُ الصافُّون}: في طاعة الله وخدمتِهِ، {وإنَّا لنحنُ المسبِّحونَ}: لله عما لا يَليقُ به؛ فكيف مع هذا يَصْلُحون أن يكونوا شركاء لله، تعالى الله!
(164-166) Di sini terdapat penjelasan tentang kebersihan para Malaikat k dari apa yang dikatakan oleh kaum musyrikin tentang mereka, dan bahwasanya mereka adalah juga hamba-hamba Allah yang tidak pernah mendurhakaiNya sekejap mata pun. Tiada seorang pun di antara mereka melainkan mempunyai kedudukan dan tugas mengatur yang telah diperintahkan oleh Allah kepadanya, ia tidak akan melampaui atau melanggarnya, dan mereka juga sama sekali tidak mempunyai hak perintah. ﴾ وَإِنَّا لَنَحۡنُ ٱلصَّآفُّونَ ﴿ "Dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf" dalam menaati Allah dan berbakti kepadaNya. ﴾ وَإِنَّا لَنَحۡنُ ٱلۡمُسَبِّحُونَ ﴿ "Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih," menyucikan Allah dari apa-apa yang tidak pantas bagiNya. Kalau sedemikian adanya, maka bagaimana mereka pantas menjadi sekutu-sekutu bagi Allah? Mahasuci Allah.
Ayah: 167 - 182 #
{وَإِنْ كَانُوا لَيَقُولُونَ (167) لَوْ أَنَّ عِنْدَنَا ذِكْرًا مِنَ الْأَوَّلِينَ (168) لَكُنَّا عِبَادَ اللَّهِ الْمُخْلَصِينَ (169) فَكَفَرُوا بِهِ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (170) وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا الْمُرْسَلِينَ (171) إِنَّهُمْ لَهُمُ الْمَنْصُورُونَ (172) وَإِنَّ جُنْدَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ (173) فَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتَّى حِينٍ (174) وَأَبْصِرْهُمْ فَسَوْفَ يُبْصِرُونَ (175) أَفَبِعَذَابِنَا يَسْتَعْجِلُونَ (176) فَإِذَا نَزَلَ بِسَاحَتِهِمْ فَسَاءَ صَبَاحُ الْمُنْذَرِينَ (177) وَتَوَلَّ عَنْهُمْ حَتَّى حِينٍ (178) وَأَبْصِرْ فَسَوْفَ يُبْصِرُونَ (179) سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ (180) وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ (181) وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (182)}.
"Sesungguhnya mereka benar-benar akan berkata, 'Kalau sekiranya di sisi kami ada sebuah dzikir dari orang-orang dahulu, benar-benar kami akan jadi hamba Allah yang dibersihkan.' Te-tapi mereka mengingkarinya; maka kelak mereka akan mengetahui. Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, yaitu sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang. Maka berpalinglah kamu dari mereka sampai suatu ketika. Dan lihatlah mereka, maka kelak mereka akan melihat. Maka apakah mereka meminta supaya siksa Kami disegerakan. Maka apabila siksaan itu turun di halaman mereka, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu. Dan berpalinglah kamu dari mereka hingga suatu ketika. Dan lihatlah, maka kelak mereka juga akan melihat. Mahasuci Rabbmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah, Rabb seru sekalian alam." (Ash-Shaf-fat: 167-178).
#
{167 ـ 170} يخبرُ تعالى أنَّ هؤلاء المشركين يُظْهِرونَ التمنِّي ويقولون: لو جاءنا من الذِّكْرِ والكتبِ ما جاء الأولين؛ لأخْلَصْنا لله العبادة، بل لكنَّا المخلِصينَ على الحقيقةِ، وهم كَذَبَةٌ في ذلك؛ فقد جاءهم أفضلُ الكتب فكفروا به، فعُلِمَ أنَّهم متمرِّدونَ على الحقِّ. {فسوف يعلمونَ}: العذابَ حين يقعُ بهم.
(167-170) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan bahwa kaum musyrikin itu akan menampakkan angan-angan dan mengatakan, Kalau saja datang kepada kami pelajaran dan kitab seperti yang telah datang kepada orang-orang yang terdahulu, tentu kami pasti mengikhlas-kan ibadah hanya kepada Allah, bahkan kami pasti menjadi orang-orang yang tulus dengan sebenar-benarnya. Sesungguhnya mereka adalah dusta dalam hal ini, karena sesungguhnya kitab yang paling utama telah datang kepada mereka, namun mereka mengingkari-nya. Maka dengan demikian dapat diketahui bahwa mereka adalah orang-orang yang membangkang terhadap kebenaran. ﴾ فَسَوۡفَ يَعۡلَمُونَ ﴿ "Maka kelak mereka akan mengetahui" azab yang menimpa mereka.
#
{171 ـ 179} ولا يحسبوا أيضاً أنَّهم في الدنيا غالبون، بل قد سَبَقَتْ كلمةُ الله التي لا مردَّ لها ولا مخالفَ لها لعبادِهِ المرسَلين وجندِهِ المفلِحين أنَّهم الغالبونَ لغيرِهِم المنصورون من ربِّهم نصراً عزيزاً يتمكَّنون فيه من إقامة دينهم. وهذه بشارةٌ عظيمةٌ لمن اتَّصف بأنَّه من جندِ الله؛ بأن كانت أحوالُهُ مستقيمةً، وقاتلَ مَنْ أمر بقتالهم أنه غالبٌ منصورٌ. ثم أمر رسولَه بالإعراض عَمَّنْ عاندوا ولم يَقْبَلوا الحقَّ، وأنَّه ما بقي إلاَّ انتظارُ ما يَحِلُّ بهم من العذاب، ولهذا قال: {وأبصرهم فسوفَ يُبْصِرونَ}: مَنْ يَحِلُّ به النَّكالُ؛ فإنَّه سيحلُّ بهم. {فإذا نَزَلَ بساحتِهِم}؛ أي: نزل عليهم وقريباً منهم، {فساء صَباحُ المُنْذَرينَ}؛ لأنَّه صباح الشرِّ والعقوبة والاستئصال. ثم كرَّر الأمر بالتولِّي عنهم وتهديدهم بوقوع العذاب.
(171-179) Dan mereka juga jangan mengira bahwa mereka di dunia akan menang, sebab ketetapan Allah سبحانه وتعالى sudah ditetapkan, tidak akan bisa ditolak dan tidak pula bisa diselisihi, bagi hamba-hambaNya, para rasul dan bala tentaranya yang beruntung, adalah bahwa merekalah yang menang terhadap orang-orang lainnya, merekalah yang mendapatkan pertolongan dari Rabb mereka de-ngan pertolongan yang sangat besar, di mana mereka dapat me-negakkan agamaNya. Ini adalah suatu berita gembira yang sangat agung bagi siapa saja yang menyifatkan dirinya sebagai tentara Allah, yaitu orang-orang yang kepribadiannya lurus (konsisten) dan berperang (berjihad) bersama pemimpin yang memerintah-kan untuk memerangi kaum musyrikin, maka dialah yang akan menang lagi mendapat pertolongan. Kemudian Allah memerintah RasulNya supaya berpaling dari orang-orang yang bersikap keras kepala dan tidak mau menerima kebenaran. Sesungguhnya yang tersisa hanyalah menunggu turun-nya azab yang akan menimpa mereka. Maka dari itu Dia berfirman, ﴾ وَأَبۡصِرۡهُمۡ فَسَوۡفَ يُبۡصِرُونَ ﴿ "Dan lihatlah mereka, maka kelak mereka akan melihat," orang-orang yang akan ditimpa azab, sebab ia pasti menimpa me-reka. ﴾ فَإِذَا نَزَلَ بِسَاحَتِهِمۡ ﴿ "Maka apabila siksaan itu turun di halaman mereka." Artinya, menimpa mereka dan dekat dari mereka, ﴾ فَسَآءَ صَبَاحُ ٱلۡمُنذَرِينَ ﴿ "maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang di-peringatkan itu." Sebab, ia adalah pagi hari yang penuh keburukan, siksaan, dan pemusnahan. Kemudian Allah mengulangi perintah berpaling dari mereka dan mengancam mereka dengan azab yang akan menimpa.
#
{180 ـ 182} ولما ذكر في هذه السورة كثيراً من أقوالهم الشنيعة التي وَصَفوه بها؛ نزَّهَ نفسَه عنها، فقال: {سبحانَ ربِّك}؛ أي: تنزَّه وتعالى، {ربِّ العزَّةِ}؛ أي: الذي عزَّ فقهر كلَّ شيء، واعتزَّ عن كل سوءٍ يصفونه به، {وسلامٌ على المرسلين}: لسلامتهم من الذُّنوب والآفات، وسلامة ما وصفوا به فاطر الأرض والسماوات. {والحمدُ لله ربِّ العالمين}: الألف واللام للاستغراق؛ فجميعُ أنواع الحمدِ من الصفاتِ الكاملةِ العظيمةِ والأفعالِ التي ربَّى بها العالمينَ وأدَرَّ عليهم فيها النِّعم وصَرَفَ عنهم بها النِّقَمَ ودَبَّرَهم تعالى في حَرَكاتِهِم وسكونِهِم وفي جميع أحوالِهِم كلِّها لله تعالى؛ فهو المقدَّسُ عن النقص، المحمودُ بكلِّ كمال، المحبوبُ المعظَّم، ورسلُهُ سالمون مسلَّم عليهم، ومن اتَّبَعَهم في ذلك له السلامةُ في الدُّنيا والآخرة، وأعداؤُهُ لهم الهلاك والعطبُ في الدُّنيا والآخرة.
(180-182)0 Setelah Allah menyebutkan di dalam Surat ini banyak sekali perkataan-perkataan mereka yang sangat keji yang mereka lontarkan terhadapNya, maka Allah menyucikan diriNya dari perkataan-perkataan keji itu, seraya berfirman, ﴾ سُبۡحَٰنَ رَبِّكَ ﴿ "Mahasuci Rabbmu," artinya, Mahabebas dan Mahatinggi D i a ﴾ رَبِّ ٱلۡعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ ﴿ "Rabb Yang mempunyai keperkasaan," Yang tidak bisa dikalahkan, maka dari itu Dia menundukkan segala sesuatu, dan suci dari segala keburukan yang mereka sandangkan terhadapNya; ﴾ وَسَلَٰمٌ عَلَى ٱلۡمُرۡسَلِينَ ﴿ "dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul," ka-rena keselamatan mereka dari dosa-dosa dan noda-noda dan se-lamatnya apa yang mereka sandangkan terhadap Pencipta langit dan bumi. ﴾ وَٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Dan segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam." Alif dan lam ("al" pada al-hamdu) bermakna meliputi (lil istighrâq). Artinya, seluruh bentuk pujian dari berbagai sifat yang sempurna lagi agung dan perbuatan-perbuatan yang dengan-nya Dia mengatur semesta alam ini, melimpahkan berbagai nikmat kepada mereka, dan dengannya Dia melepaskan berbagai bencana dari mereka, serta mengendalikan mereka dalam segala gerak dan diam mereka dan dalam seluruh kondisi mereka. Semua itu adalah milik Allah سبحانه وتعالى. Jadi, Dia-lah Yang Maha Qudus (suci) dari segala kekurangan, Yang Terpuji dengan segala kesempurnaan, Yang Dicintai lagi Diagungkan. Para RasulNya sejahtera dan diucapkan selamat (salam sejahtera) atas mereka, dan bagi siapa yang meng-ikuti mereka dalam hal ini, maka dia memperoleh kesejahteraan di dunia dan akhirat, sedangkan bagi musuh mereka adalah kebina-saan dan bencana di dunia dan akhirat.
Selesailah Tafsir Surat ash-Shaffât, pada tanggal 6 Syawwal, tahun 1343 H[76], oleh penyusun dan penulisnya: Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad. Dan segala puji hanyalah bagi Allah yang dengan nikmatNya segala amal shalih dapat terselesaikan.[77] 9