Ayah:
TAFSIR SURAT SABA` (Kaum Saba`)
TAFSIR SURAT SABA` (Kaum Saba`)
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
Ayah: 1 - 2 #
{الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي الْآخِرَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ (1) يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ الرَّحِيمُ الْغَفُورُ (2)}
"Segala puji bagi Allah yang milikNya-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagiNya pula segala puji di akhirat. Dan Dia-lah Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang keluar dari-nya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia-lah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun." (Saba`: 1-2).
#
{1} {الحمدُ}: الثناء بالصفات الحميدةِ والأفعال الحسنة؛ فلله تعالى الحمدُ؛ لأنَّ جميع صفاته يُحمد عليها لكونها صفاتِ كمال، وأفعالُه يُحمد عليها لأنَّها دائرةٌ بين الفضل الذي يُحمد عليه ويُشكر، والعدل الذي يُحمد عليه ويُعترف بحكمتِهِ فيه. وحَمَدَ نفسَه هنا على أنَّ {له ما في السموات وما في الأرض}: مُلكاً وعبيداً يتصرَّف فيهم بحمده. {وله الحمدُ في الآخرة}: لأنَّ في الآخرة يظهرُ من حمدِهِ والثناء عليه ما لا يكون في الدنيا؛ فإذا قضى الله تعالى بين الخلائق كلِّهم، ورأى الناس والخلق كلُّهم ما حكم به وكمال عدلِهِ وقسطِهِ وحكمته فيه؛ حمدوه كلُّهم على ذلك، حتى أهل العقاب؛ ما دخلوا النار إلاَّ وقلوبُهم ممتلئةٌ من حمده، وأنَّ هذا من جرّاء أعمالهم، وأنَّه عادلٌ في حكمه بعقابهم. وأمَّا ظهورُ حمدِهِ في دار النعيم والثواب؛ فذلك شيء قد تواردتْ به الأخبارُ وتوافقَ عليه الدليلُ السمعيُّ والعقليُّ؛ فإنَّهم في الجنة يرون من توالي نعم الله وإدرارِ خيره وكثرةِ بركاته وسَعَةِ عطاياه التي لم يبقَ في قلوب أهل الجنة أمنيةٌ ولا إرادةٌ إلاَّ وقد أعطي فوق ما تمنَّى وأراد، بل يُعْطَوْنَ من الخير ما لم تتعلَّقْ به أمانيهم ولم يخطُرْ بقلوبِهم؛ فما ظنُّك بحمدِهم لربِّهم في هذه الحال مع أنَّ في الجنة تضمحلُّ العوارض والقواطع التي تقطع عن معرفة الله ومحبَّتِهِ والثناء عليه، ويكون ذلك أحبَّ إلى أهلها من كلِّ نعيم وألذَّ عليهم من كل لَذَّةٍ؟! ولهذا؛ إذا رأوا الله تعالى وسمعوا كلامه عند خطابِهِ لهم؛ أذْهَلَهم ذلك عن كلِّ نعيم، ويكون الذكر لهم في الجنة كالنَفَس متواصلاً في جميع الأوقات، هذا إذا أضفتَ ذلك إلى أنَّه يظهر لأهل الجنة في الجنةِ كلَّ وقتٍ من عظمة ربِّهم وجلالِهِ وجمالِهِ وسعة كمالِهِ ما يوجب لهم كمالَ الحمد والثناء عليه. {وهو الحكيمُ}: في ملكه وتدبيره، الحكيم في أمره ونهيه. {الخبيرُ}: المطَّلعُ على سرائر الأمورِ وخفاياها.
(1) ﴾ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ﴿ "Segala puji," menyanjung dengan sifat-sifat yang terpuji dan perbuatan-perbuatan yang baik. Maka milik Allah-lah segala puji, karena semua sifat-sifatNya terpuji, karena keberadaannya sebagai sifat-sifat kesempurnaan, dan perbuatan-perbuatanNya pun terpuji, karena semuanya berkisar pada karunia yang terpuji dan disyukuri, dan pada keadilan yang terpuji dan diakui kebijaksanaanNya padanya. Di sini Allah memuji diriNya, karena ﴾ لَهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "milikNya-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi," baik raja atau-pun budak sahaya; Dia berbuat terhadap mereka dengan pujian-Nya, ﴾ وَلَهُ ٱلۡحَمۡدُ فِي ٱلۡأٓخِرَةِۚ ﴿ "dan bagiNya pula segala puji di akhirat," karena di akhirat nanti akan tampak pujian dan sanjungan kepadaNya yang tidak tampak di dunia. Apabila Allah سبحانه وتعالى telah selesai mem-berikan keputusan di antara manusia semuanya, dan semua manu-sia melihat apa yang diputuskanNya, kesempurnaan keadilanNya dan kebijaksanaanNya di dalamnya, maka mereka semua pun memujiNya atas hal ini, sampai orang-orang yang mendapat siksa, tidaklah mereka masuk neraka melainkan hati mereka penuh de-ngan pujian kepadaNya, dan (mereka mengakui) bahwa sesungguh-nya siksaan ini adalah akibat dari amal perbuatan mereka sendiri, dan bahwa sesungguhnya Allah Mahaadil dalam keputusanNya menyiksa mereka. Adapun tampaknya pujian kepadaNya di dalam negeri yang penuh nikmat dan pahala (surga), maka hal ini sudah sangat banyak diberitakan oleh nash-nash mutawatir dan dibuktikan oleh dalil sam'i (wahyu) dan aqli. Sebab, mereka di surga melihat lim-pahan nikmat Allah, curahan kebaikanNya, banyaknya berkahNya dan sangat luasnya pemberianNya yang mana tidak ada satu impian pun dan tidak pula suatu keinginan pun yang tersisa melainkan pasti telah diberi melebihi dari apa yang diimpikan dan diinginkan-nya. Bahkan mereka diberi kebaikan yang belum pernah terbetik dalam angan-angan mereka dan belum pernah terlintas di dalam hati mereka. Lalu bagaimana menurut Anda dengan pujian mereka kepada Rabbnya dalam kondisi seperti ini, di samping di dalam surga itu pun, semua penghalang dan rintangan yang bisa meng-halangi manusia untuk mengenal Allah, mencintai dan memujiNya menjadi sirna, dan hal ini menjadi yang paling disukai oleh para penghuninya daripada segala kenikmatan, dan terasa lebih lezat bagi mereka daripada segala kelezatan? Maka dari itu, apabila mereka melihat Allah سبحانه وتعالى dan mende-ngar ucapanNya di saat Dia berbicara kepada mereka, maka hal ini membuat mereka lupa terhadap segala kenikmatan, dan dzikir mereka di dalam surga seperti nafas, terus mengalir sepanjang waktu. Apalagi kalau Anda diberi tambahan nikmat yaitu Allah menampakkan setiap saat bagian dari keagungan Allah, kebesaran, keindahan dan keluasan kesempurnaanNya bagi ahli surga di dalam surga, hal yang mewajibkan mereka makin memuji dan menyanjungNya. ﴾ وَهُوَ ٱلۡحَكِيمُ ﴿ "Dan Dia-lah Yang Mahabijaksana," di dalam ke-kuasaan dan wewenangNya, Mahabijaksana dalam perintah dan laranganNya, ﴾ ٱلۡخَبِيرُ ﴿ "lagi Maha Mengetahui" rahasia segala perkara.
#
{2} ولهذا فصَّلَ علمَه بقولِهِ: {يعلم ما يَلِجُ في الأرضِ}؛ أي: من مطر وبذرٍ وحيوان، {وما يخرُجُ منها}: من أنواع النباتاتِ وأصناف الحيواناتِ، {وما ينزِلُ من السماءِ}: من الأملاك والأرزاق والأقدار، {وما يعرُجُ فيها}: من الملائكة والأرواح وغير ذلك. ولمَّا ذَكَرَ مخلوقاتِهِ وحكمتَه فيها وعلمَه بأحوالها؛ ذكر مغفرتَه ورحمتَه لها، فقال: {وهو الرحيمُ الغفورُ}؛ أي: الذي الرحمة والمغفرة وصفُه، ولم تزلْ آثارُهُما تنزِلُ على العباد كلَّ وقتٍ بحسب ما قاموا به من مقتضياتهما.
(2) Maka dari itu Allah memperincikan ilmuNya dengan FirmanNya, ﴾ يَعۡلَمُ مَا يَلِجُ فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi" maksudnya, seperti hujan, benih dan hewan, ﴾ وَمَا يَخۡرُجُ مِنۡهَا ﴿ "dan apa yang keluar darinya," seperti berbagai macam tumbuh-tumbuhan dan beraneka jenis hewan, ﴾ وَمَا يَنزِلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ ﴿ "dan apa yang turun dari langit," seperti kekayaan, rizki dan takdir, ﴾ وَمَا يَعۡرُجُ فِيهَاۚ ﴿ "dan apa yang naik kepadanya" seperti para malaikat, ruh dan lain-lain. Ketika Allah menjelaskan bermacam-macam makhluk-Nya dan kebijaksanaanNya di dalamnya dan ilmuNya mengenai keadaannya, maka Dia menyebutkan ampunan dan rahmatNya kepadanya, seraya berfirman, ﴾ وَهُوَ ٱلرَّحِيمُ ٱلۡغَفُورُ ﴿ "Dan Dia-lah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun," maksudnya, yang rahmat (sifat berbelas kasih) dan mengampuni menjadi sifatNya. Efek dari dua sifat ini terus mengucur kepada hamba-hambaNya setiap saat sesuai dengan amal yang telah mereka kerjakan dari tuntutan-tuntutannya.
Ayah: 3 - 5 #
{وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَأْتِينَا السَّاعَةُ قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتَأْتِيَنَّكُمْ عَالِمِ الْغَيْبِ لَا يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَلَا أَصْغَرُ مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْبَرُ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (3) لِيَجْزِيَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (4) وَالَّذِينَ سَعَوْا فِي آيَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مِنْ رِجْزٍ أَلِيمٌ (5)}.
"Dan orang-orang yang kafir berkata, 'Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami.' Katakanlah, 'Bahkan pasti da-tang, demi Rabbku yang mengetahui yang ghaib, sungguh kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada yang tersembunyi dariNya seberat biji sawi pun yang ada di langit dan yang ada di bumi, dan tidak ada pula yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata,' supaya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerja-kan amal yang shalih. Mereka itu adalah orang-orang yang men-dapatkan ampunan dan rizki yang mulia. Dan orang-orang yang berusaha untuk (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan mereka dapat melemahkan (menggagalkan azab Kami), mereka itu memperoleh azab, yaitu azab yang pedih." (Saba`: 3-5).
#
{3} لمَّا بيَّن تعالى عظمته بما وصف به نفسه، وكان هذا موجباً لتعظيمه وتقديسه والإيمان به؛ ذكر أنَّ من أصناف الناس طائفةً لم تُقَدِّرْ ربَّها حقَّ قدرِهِ، ولم تعظِّمْه حق عظمته، بل كفروا به وأنكروا قدرتَه على إعادةِ الأموات وقيام الساعة، وعارضوا بذلك رسلَه، فقال: {وقال الذين كفروا}؛ أي: بالله وبرسله وبما جاؤوا به، فقالوا بسبب كفرهم: {لا تَأتينا الساعةُ}؛ أي: ما هي إلاَّ هذه الحياة الدُّنيا نموت ونحيا! فأمر الله رسولَه أنْ يردَّ قولَهم ويُبْطِلَه ويقسِمَ على البعث وأنَّه سيأتيهم، واستدلَّ على ذلك بدليل مَن أقرَّ به؛ لزمه أن يصدِّق بالبعث ضرورةً، وهو علمُه تعالى الواسعُ العامُّ، فقال: {عالم الغيب}؛ أي: الأمور الغائبة عن أبصارنا وعن علمنا؛ فكيف بالشهادة؟! ثم أكَّد علمه فقال: {لا يعزُبُ}؛ أي: لا يغيب عن علمه {مثقالُ ذرَّةٍ في السمواتِ ولا في الأرض}؛ أي: جميع الأشياء بذواتها وأجزائها، حتى أصغر ما يكون من الأجزاء، وهو المثاقيل منها، {ولا أصغر من ذلك ولا أكبر إلاَّ في كتابٍ مبينٍ}؛ أي: قد أحاط به علمُه وجرى به قلمُه وتضمَّنه الكتابُ المبينُ الذي هو اللوحُ المحفوظ. فالذي لا يخفى عن علمِهِ مثقال الذرة فما دونَه في جميع الأوقات، ويعلم ما تَنْقُصُ الأرضُ من الأموات وما يبقى من أجسادهم؛ قادرٌ على بعثهم من باب أولى، وليس بعثُهم بأعجبَ من هذا العلم المحيط.
(3) Setelah Allah سبحانه وتعالى menjelaskan keagunganNya melalui sifat-sifat yang Dia sandangkan pada diriNya; dan hal ini mengha-ruskan mengagungkan dan menyucikanNya serta beriman kepada-Nya, maka Dia menyebutkan bahwa di antara golongan-golongan manusia ada sekelompok manusia yang tidak menghargai Rabbnya dengan sebenar-benarnya dan tidak mengagungkanNya dengan pengagungan yang sebenarnya, malah mereka kafir kepadaNya dan mengingkari kekuasaanNya untuk menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati dan adanya kiamat, dan dengan itu mereka menentang Rasul-rasulNya, seraya berfirman, ﴾ وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ﴿ "Dan orang-orang yang kafir berkata," maksudnya, kafir kepada Allah, rasul-rasulNya dan ajaran yang mereka bawa. Maka disebabkan kekafiran itu, mereka berkata, ﴾ لَا تَأۡتِينَا ٱلسَّاعَةُۖ ﴿ "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami." Maksudnya, tidaklah kiamat itu melain-kan kehidupan dunia ini saja, kami mati dan hidup! Lalu Allah memerintah RasulNya untuk membantah per-kataan mereka dan mematahkannya serta bersumpah tentang kebangkitan, bahwa kebangkitan itu pasti akan datang kepada mereka. Dan untuk hal itu Dia berdalil (berargumen) dengan dalil bahwa siapa yang membenarkannya, maka dia harus membenar-kan kebangkitan dengan pasti, yaitu ilmu Allah سبحانه وتعالى yang Mahaluas lagi meliputi segala sesuatu, seraya berfirman, ﴾ عَٰلِمِ ٱلۡغَيۡبِۖ ﴿ "yang mengetahui yang ghaib," maksudnya, perkara-perkara yang ghaib dari pandangan mata kita dan dari pengetahuan kita, maka bagai-mana dengan yang nampak? (Tentu Dia lebih mengetahuinya) kemudian Dia mengukuhkan ilmuNya serya berfirman, ﴾ لَا يَعۡزُبُ ﴿ "Tidak ada yang tersembunyi," maksudnya, tidak ada yang lepas dari pengetahuan Allah, ﴾ مِثۡقَالُ ذَرَّةٖ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَلَا فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "seberat biji sawi pun yang ada di langit dan yang ada di bumi," maksudnya, segala sesuatu dengan raga dan bagian-bagiannya, hingga bagian yang terkecil dari bagian-bagian tersebut, yaitu serpihan-serpihannya, ﴾ وَلَآ أَصۡغَرُ مِن ذَٰلِكَ وَلَآ أَكۡبَرُ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مُّبِينٖ ﴿ "dan tidak ada pula yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam Kitab yang nyata." Maksudnya, semua telah diliputi oleh ilmuNya, telah dicatat oleh penaNya dan telah termuat di dalam KitabNya yang nyata, yaitu Lauh Mahfuzh. Maka, Tuhan yang tidak ada yang tersembunyi dari ilmuNya sebesar atom pun lalu yang lebih kecil darinya dalam sepanjang waktu, dan mengetahui yang berkurang dari bumi berupa mayat dan apa-apa yang tersisa dari jasad mereka itu Kuasa menghidup-kan kembali mereka adalah tentu lebih pasti, dan kebangkitan me-reka tidak lebih aneh daripada ilmu yang meliputi segala sesuatu ini.
#
{4} ثم ذكر المقصودَ من البعث، فقال: {ليجزِيَ الذين آمنوا}: بقلوبهم صدَّقوا الله، وصدَّقوا رسله تصديقاً جازماً، {وعملوا الصالحاتِ}: تصديقاً لإيمانهم. {أولئك لهم مغفرةٌ}: لذنوبهم، بسبب إيمانهم وعملهم يندفعُ بها كلُّ شرٍّ وعقابٍ، {ورزقٌ كريمٌ}: بإحسانهم، يحصلُ لهم به كلُّ مطلوبٍ ومرغوبٍ وأمنيَّة.
(4) Kemudian Allah menjelaskan tujuan dari kebangkitan itu, seraya berfirman, ﴾ لِّيَجۡزِيَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ﴿ "Supaya Allah memberi bala-san kepada orang-orang yang beriman," dengan hati mereka, meyakini Allah dan meyakini rasul-rasulNya dengan keyakinan yang teguh, ﴾ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِۚ ﴿ "dan mengerjakan amal yang shalih," sebagai pembe-naran bagi iman mereka. ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُم مَّغۡفِرَةٞ ﴿ "Mereka itu adalah orang-orang yang mendapatkan ampunan," terhadap dosa-dosa mereka disebabkan iman dan amal shalih mereka. Semua keburukan dan siksa tertolak karenanya, ﴾ وَرِزۡقٞ كَرِيمٞ ﴿ "dan rizki yang mulia," karena ihsan yang mereka lakukan, yang dengannya mereka memperoleh segala yang didambakan, diinginkan dan diangan-angankan.
#
{5} {والذين سَعَوْا في آياتنا مُعَاجِزينَ}؛ أي: سعوا فيها كفراً بها وتعجيزاً لمن جاء بها وتعجيزاً لمن أنزلها كما عجَّزوه في الإعادة بعد الموت. {أولئك لهم عذابٌ من رجزٍ أليم}؛ أي: مؤلم لأبدانهم وقلوبهم.
(5) ﴾ وَٱلَّذِينَ سَعَوۡ فِيٓ ءَايَٰتِنَا مُعَٰجِزِينَ ﴿ "Dan orang-orang yang berusaha untuk menentang ayat-ayat Kami dengan anggapan mereka dapat mele-mahkan," maksudnya, mereka berupaya menentangnya karena kafir kepadanya dan untuk melemahkan orang yang datang membawa-nya dan melemahkan Tuhan yang menurunkannya, sebagaimana mereka telah berupaya melemahkanNya dalam penghidupan kem-bali orang-orang yang telah mati, ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ عَذَابٞ مِّن رِّجۡزٍ أَلِيمٞ ﴿ "mereka itu memperoleh azab, yaitu azab yang pedih," yakni sangat menyakitkan badan dan hati mereka.
Ayah: 6 #
{وَيَرَى الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ الَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ هُوَ الْحَقَّ وَيَهْدِي إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (6)}.
"Dan orang-orang yang diberi ilmu berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu itulah yang benar, dan menunjukkan kepada jalan Rabb Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji." (Saba`: 6).
#
{6} لما ذكر تعالى إنكارَ من أنكر البعثَ، وأنَّهم يرونَ ما أنزل على رسوله ليس بحقٍّ؛ ذكر حالة الموفَّقين من العباد، وهم أهل العلم، وأنَّهم يرون ما أنزل الله على رسوله؛ من الكتاب وما اشتملَ عليه من الأخبارِ {هو الحقَّ}؛ أي: الحقُّ منحصرٌ فيه، وما خالفه وناقضه فإنه باطل؛ لأنَّهم وصلوا من العلم إلى درجة اليقين، ويرون أيضاً أنَّه في أوامره ونواهيه؛ {يهدي إلى صراطِ العزيز الحميد}: وذلك لأنَّهم جزموا بصدق ما أخبر بها من وجوهٍ كثيرةٍ: من جهة علمِهم بصدقِ مَنْ أخبر بها، ومن جهةِ موافقتها للأمور الواقعة والكتبِ السابقة، ومن جهةِ ما يشاهِدون من أخبارها التي تقع عياناً، ومن جهة ما يشاهدونَ من الآيات العظيمة الدالَّة عليها في الآفاق وفي أنفسهم، ومن جهةِ موافقتها لما دلَّت عليه أسماؤه تعالى وأوصافُه، ويرون في الأوامر والنواهي أنها تهدي إلى الصراط المستقيم المتضمن للأمور بكل صفةٍ تزكي النفس وتنمي الأجر وتفيد العامل وغيره؛ كالصدق والإخلاص وبر الوالدين وصلة الأرحام والإحسان إلى عموم الخلق ونحو ذلك، وتنهى عن كلِّ صفة قبيحةٍ، تدنِّس النفس، وتحبِطُ الأجر، وتوجِبُ الإثم والوزر من الشرك والزنا والربا والظُّلم في الدماء والأموال والأعراض. وهذه منقبةٌ لأهل العلم وفضيلةٌ وعلامةٌ لهم، وأنَّه كلَّما كان العبد أعظم علماً وتصديقاً بأخبار ما جاء به الرسول وأعظم معرفةً بحكم أوامره ونواهيه؛ كان من أهل العلم الذين جعلهم الله حجةً على ما جاء به الرسول، احتجَّ الله بهم على المكذِّبين المعاندين كما في هذه الآية وغيرها.
(6) Setelah Allah سبحانه وتعالى menjelaskan tentang keingkaran orang yang mengingkari kebangkitan, dan mereka memandang apa yang diturunkan kepada RasulNya itu tidak benar, maka Allah men-jelaskan kondisi orang-orang yang mendapat taufik dari hamba-hambaNya. Mereka adalah para ahli ilmu, dan mereka memandang apa yang Allah turunkan kepada RasulNya, berupa al-Kitab dan berita-berita yang terkandung di dalamnya ﴾ هُوَ ٱلۡحَقَّ ﴿ "itulah yang benar," maksudnya, kebenaran hanya terbatas pada apa yang ada di dalamnya, sedangkan apa saja yang menyalahi dan bertentangan dengannya adalah kebatilan. Sebab mereka dalam ilmunya telah mencapai pada tingkatan yakin. Dan mereka juga berpandangan bahwa pada perintah-perintah dan larangan-laranganNya,﴾ يَهۡدِيٓ إِلَىٰ صِرَٰطِ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡحَمِيدِ ﴿ "menunjukkan kepada jalan Rabb Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji." Hal itu karena sesungguhnya mereka memastikan kebenaran apa yang Allah beritakan dari berbagai sisi. Yaitu dari sisi ilmu pengetahuan mereka tentang kebenaran (kejujuran) orang yang memberitakannya; dan dari sisi sejalannya berita-berita itu dengan perkara-perkara yang terjadi dan dengan kitab-kitab suci terdahulu; dan juga dari sisi apa yang mereka saksikan dari berita-berita yang terjadi secara nyata; dan dari sisi apa-apa yang mereka saksikan, berupa tanda-tanda yang sangat besar yang membuktikan berita-berita tersebut, baik yang ada di jagat raya ataupun yang ada dalam diri mereka sendiri; dan dari sudut kesesuaian berita-berita tersebut dengan kandungan yang dikandung oleh nama-nama dan sifat-sifatNya. Dan mereka melihat perintah-perintah dan larangan-laranganNya memberi petunjuk kepada jalan yang lurus yang me-liputi segala permasalahan dengan segala sifat yang dapat mem-bersihkan jiwa dan mengembangkan pahala dan berguna bagi pelaku dan yang lainnya, seperti kejujuran, keikhlasan, berbakti kepada kedua orang tua, silaturahim (menjalin hubungan kerabat), berbuat baik kepada manusia pada umumnya dan lain-lainnya; dan melarang dari segala sifat yang buruk yang dapat menodai jiwa, menghapus pahala amal, dan memastikan dosa, seperti syirik, zina, riba, dan zhalim dalam masalah darah (jiwa), harta, dan ke-hormatan. Ini adalah kemuliaan bagi para ahli ilmu, keutamaan dan tanda bagi mereka. Dan bahwa setiap kali seorang hamba makin agung (banyak) ilmunya dan makin meyakini kabar-kabar yang disampaikan oleh RasulNya, serta lebih mengetahui hikmah perintah-perintah dan larangan-laranganNya, maka dia termasuk ahli ilmu yang Allah jadikan sebagai hujjah (alasan, argumen) atas ajaran yang dibawa oleh Rasulullah; dengan mereka Allah سبحانه وتعالى ber-argumen terhadap orang-orang yang mendustakan lagi menentang, sebagaimana dalam ayat ini dan ayat-ayat lainnya.
Ayah: 6 - 9 #
{وَيَرَى الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ الَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ هُوَ الْحَقَّ وَيَهْدِي إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (6) وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا هَلْ نَدُلُّكُمْ عَلَى رَجُلٍ يُنَبِّئُكُمْ إِذَا مُزِّقْتُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ إِنَّكُمْ لَفِي خَلْقٍ جَدِيدٍ (7) أَفْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَمْ بِهِ جِنَّةٌ بَلِ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ فِي الْعَذَابِ وَالضَّلَالِ الْبَعِيدِ (8) أَفَلَمْ يَرَوْا إِلَى مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِنْ نَشَأْ نَخْسِفْ بِهِمُ الْأَرْضَ أَوْ نُسْقِطْ عَلَيْهِمْ كِسَفًا مِنَ السَّمَاءِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِكُلِّ عَبْدٍ مُنِيبٍ (9)}.
"Dan orang-orang kafir berkata, 'Maukah kamu agar kami tunjukkan seorang laki-laki yang memberitakan kepadamu bahwa apabila badanmu telah hancur sehancur-hancurnya, sesungguhnya kamu benar-benar dalam ciptaan yang baru? Apakah dia mengada-adakan kebohongan terhadap Allah ataukah ada padanya penyakit gila?' Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat berada dalam siksaan dan kesesatan yang jauh. Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada di hadapan dan di belakang mereka? Jika Kami menghendaki, niscaya Kami benamkan mereka di bumi atau Kami jatuhkan kepada mereka gumpalan dari langit. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi setiap hamba yang kembali." (Saba`: 7-9).
#
{7} أي: {وقال الذين كفروا}: على وجه التكذيب والاستهزاء والاستبعاد، وذِكْر وجه الاستبعاد؛ أي: قال بعضُهم لبعض: {هل ندلُّكم على رَجُل يُنَبِّئُكُم إذا مُزِّقْتُم كلَّ مُمَزَّقٍ إنَّكم لَفي خَلْقٍ جديدٍ}؛ يعنون بذلك الرجل رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم -، وأنَّه رجلٌ أتى بما يُستغرب منه، حتى صار بزعمهم فرجةً يتفرَّجون عليه وأعجوبةً يسخرون منه، وأنَّه كيف يقولُ: إنكم مبعوثون بعد ما مَزَّقَكُمُ البِلى وتفرَّقت أوصالُكم، واضمحلَّتْ أعضاؤكم!
(7) Maksudnya ﴾ وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ﴿ "dan orang-orang kafir berkata," dengan maksud mendustakan, memperolok-olok dan menganggap tidak mungkin, serta menyebutkan sisi ketidak-mungkinannya. Sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain, ﴾ هَلۡ نَدُلُّكُمۡ عَلَىٰ رَجُلٖ يُنَبِّئُكُمۡ إِذَا مُزِّقۡتُمۡ كُلَّ مُمَزَّقٍ إِنَّكُمۡ لَفِي خَلۡقٖ جَدِيدٍ ﴿ "Maukah kamu agar kami tunjukkan seorang laki-laki yang memberitakan kepadamu bahwa apabila badanmu telah hancur sehancur-hancurnya, sesungguhnya kamu benar-benar dalam ciptaan yang baru?" Yang mereka maksud orang laki-laki itu adalah Rasulullah a. Beliau dianggap orang laki-laki yang mem-bawa sesuatu yang sangat aneh, hingga (menurut anggapan me-reka), beliau menjadi tontonan yang mereka tonton dan keanehan yang mereka perolok-olokkan; dan bahwa bagaimana mungkin dia mengatakan, "Sesungguhnya kalian pasti akan dihidupkan kembali setelah kalian hancur lebur dan tulang-belulang kalian telah tercerai-berai dan sudah sirna seluruh anggota badan kalian."
#
{8} فهذا الرجلُ الذي يأتي بذلك: هل افْتَرَى {على الله كَذِباً}: فتجرَّأ عليه وقال ما قال، {أم به جِنَّةٌ}: فلا يُستغرب منه؛ فإنَّ الجنون فنونٌ، وكلُّ هذا منهم على وجه العناد والظُّلم، ولقد علموا أنه أصدقُ خلقِ الله وأعقلُهم، ومِنْ علمِهِم أنَّهم أبدووا وأعادوا في معاداتهم، وبذلوا أنفُسَهم وأموالَهم في صدِّ الناس عنه؛ فلو كان كاذباً مجنوناً؛ لم ينبغ لكم يا أهل العقول غير الزاكيةِ أن تُصْغوا لما قال ولا تحتَفِلوا بدعوتِهِ؛ فإنَّ المجنون لا ينبغي للعاقل أن يُلْفِتَ إليه نَظَرَه أو يبلغَ قولُهُ منه كلَّ مبلغ، ولولا عنادُكم وظلمُكم؛ لَبادَرْتُم لإجابته ولَبَّيْتُم دعوتَه، ولكن ما تُغني الآياتُ والنُّذر عن قوم لا يؤمنون، ولهذا قال تعالى: {بل الذين لا يؤمنونَ بالآخرةِ}، ومنهم الذين قالوا تلك المقالَة {في العذابِ والضَّلال البعيدِ}؛ أي: في الشقاء العظيم والضلال البعيدِ الذي ليس بقريبٍ من الصواب، وأيُّ شقاءٍ وضلال أبلغُ من إنكارِهم لقدرةِ الله على البعثِ، وتكذيِبِهم لرسولهم الذي جاء به، واستهزائِهِم به، وجزمِهِم بأنَّ ما جاؤوا به هو الحقُّ فرأوا الحقَّ باطلاً والباطل والضلال حقًّا وهدى؟!
(8) Orang laki-laki ini yang datang dengan membawa berita seperti itu, apakah dia mengada-adakan ﴾ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا ﴿ "kebohongan terhadap Allah" sehingga dia lancang kepadaNya, lalu mengatakan apa yang telah ia katakan itu, ﴾ أَم بِهِۦ جِنَّةُۢۗ ﴿ "ataukah ada padanya penya-kit gila?" (Kalau demikian), maka tidak perlu merasa aneh dengan-nya, karena kegilaan itu seni! Semua (sikap mereka) ini dengan nada keras kepala dan zhalim. Padahal sebenarnya mereka sudah mengetahui bahwasa-nya beliau adalah makhluk Allah yang paling jujur dan paling ber-akal. Di antara (bukti) pengetahuan mereka adalah bahwa mereka menampakkan dan mengulangi permusuhannya, mereka mengor-bankan diri dan harta benda mereka untuk menghalang-halangi manusia dari Rasulullah a. Maka, kalau sekiranya rasul itu dusta dan gila, tentu sangat tidak pantas bagi kalian, wahai orang-orang yang mempunyai akal tidak sehat, tidak pantas kalau kalian men-dengarkan perkataan yang dia katakan atau mengerumuni dakwah-nya. Sebab, orang gila itu sangat tidak pantas kalau orang yang ber-akal memperhatikannya, atau perkataannya sampai (ke telinganya). Kalau saja bukan karena sikap keras kepala dan kezhaliman kalian, tentu kalian segera memenuhi seruannya dan niscaya kalian menyambut dakwahnya dengan senang. Akan tetapi ayat-ayat (mukjizat-mukjizat) dan para rasul sama sekali sudah tidak berguna bagi orang-orang yang tidak beriman. Maka dari itu Allah سبحانه وتعالى ber-firman, ﴾ بَلِ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأٓخِرَةِ ﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat." Dan di antara mereka adalah orang-orang yang mengatakan perkataan di atas, ﴾ فِي ٱلۡعَذَابِ وَٱلضَّلَٰلِ ٱلۡبَعِيدِ ﴿ "ber-ada dalam siksaan dan kesesatan yang jauh." Maksudnya, di dalam kesengsaraan yang sangat dahsyat dan kesesatan yang sangat jauh, yang sangat tidak dekat kepada yang benar. Kesengsaraan dan kesesatan apa yang lebih dahsyat daripada keingkaran mereka terhadap kekuasaan Allah untuk menghidupkan kembali? Dan kesengsaraan dan kesesatan apa yang lebih dahsyat daripada pen-dustaan mereka terhadap RasulNya yang datang dengan membawa berita kebangkitan serta ejekan mereka terhadapnya dan keteguhan pendirian mereka bahwa ajaran yang mereka anutlah yang benar? Jadi, mereka melihat yang benar sebagai kebatilan, dan kebatilan sebagai kebenaran dan petunjuk.
#
{9} ثم نبَّههم على الدليل العقلي الدالِّ على عدم استبعاد البعث الذي استبعدوه، وأنَّهم لو نظروا إلى ما بين أيديهم وما خلفهم من السماء والأرض، فرأوا من قدرة الله فيهما ما يُبْهِرُ العقول، ومن عظمتِهِ ما يُذْهِلُ العلماء الفحول، وأنَّ خلقَهما وعظمتَهما وما فيهما من المخلوقات أعظمُ من إعادة الناس بعد موتِهِم من قبورِهم؛ فما الحاملُ لهم على ذلك التكذيب مع التصديق بما هو أكبر منه؟! نعم؛ ذاك خبرٌ غيبيٌّ إلى الآن ما شاهدوه؛ فلذلك كذَّبوا به. قال الله: {إن نَشَأ نَخْسِفْ بِهِمُ الأرضَ أو نُسْقِطْ عليهم كِسَفاً من السماء}؛ أي: من العذاب؛ لأنَّ الأرض والسماء تحت تدبيرنا؛ فإنْ أمرناهما؛ لم يستعصيا؛ فاحذَروا إصرارَكم على تكذيبِكُم فنعاقِبَكُم أشدَّ العقوبة. {إنَّ في ذلك}؛ أي: خلق السماواتِ والأرضِ وما فيهما من المخلوقات {لآيةً لكلِّ عبدٍ منيبٍ}: فكلَّما كان العبدُ أعظم إنابةً إلى الله؛ كان انتفاعُه بالآياتِ أعظم؛ لأنَّ المنيبَ مقبلٌ إلى ربِّه، قد توجَّهت إرادتُه وهمَّاتُه لربِّه، ورجع إليه في كلِّ أمر من أموره، فصار قريباً من ربِّه، ليس له همٌّ إلاَّ الاشتغال بمرضاته، فيكون نظرُهُ للمخلوقات نظرَ فكرةٍ وعبرةٍ لا نظر غفلةٍ غير نافعةٍ.
(9) Kemudian Allah سبحانه وتعالى mengingatkan mereka kepada dalil aqli (rasio) yang membuktikan tidak adanya kemustahilan bagi "kebangkitan" yang mereka anggap mustahil. Dan sesungguhnya kalau saja mereka mau memperhatikan kepada apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, berupa langit dan bumi, kemudian mereka melihat sebagian dari kekuasaan Allah di dalamnya yang mencengangkan akal, dan sebagian dari keagungannya yang membuat para ilmuan terperangah, dan bahwa sesungguhnya penciptaan keduanya dan segala apa yang ada di dalamnya berupa berbagai macam makhluk itu jauh lebih besar daripada sekedar menghidupkan kembali manusia dari dalam kubur sesudah kematian mereka, maka apa gerangan yang men-dorong mereka untuk melakukan pendustaan itu, padahal mereka meyakini apa yang lebih agung (hebat, besar dan luar biasa. Pent.) daripadanya? Ya, memang itu adalah berita ghaib, hingga sekarang mereka belum menyaksikannya, maka dari itu mereka mendusta-kannya. Allah berfirman, ﴾ إِن نَّشَأۡ نَخۡسِفۡ بِهِمُ ٱلۡأَرۡضَ أَوۡ نُسۡقِطۡ عَلَيۡهِمۡ كِسَفٗا مِّنَ ٱلسَّمَآءِۚ ﴿ "Jika Kami menghendaki, niscaya Kami benamkan mereka di bumi atau Kami jatuhkan kepada mereka gumpalan dari langit," maksudnya, se-bagai azab. Sebab langit dan bumi berada di bawah kendali Kami. Maka jika Kami memerintah keduanya, niscaya keduanya tidak akan mendurhakai perintah Kami, maka waspadalah atas sikap kalian yang terus melakukan pendustaan, karena kami akan meng-hukum kalian dengan hukuman (siksaan) yang paling berat. ﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ ﴿ "Sesungguhnya pada yang demikian itu" maksudnya, pada penciptaan langit dan bumi serta apa-apa yang ada pada ke-duanya berupa berbagai macam makhluk, ﴾ لَأٓيَةٗ لِّكُلِّ عَبۡدٖ مُّنِيبٖ ﴿ "benar-benar terdapat tanda bagi setiap hamba yang kembali." Semakin besar inabah seorang hamba kepada Allah, maka semakin besar pula pelajaran-pelajaran yang dia dapat dari ayat-ayat itu. Sebab orang yang kembali (berinabah) kepada Allah itu tulus menghadap ke-pada Rabbnya, keinginan dan kemauannya sudah terfokus kepada Rabbnya, dan dia selalu kembali kepadaNya dalam setiap urusan-nya, sehingga dia menjadi dekat kepada Rabbnya, dia sama sekali tidak mempunyai keinginan kecuali sibuk mencari keridhaanNya. Maka pengamatannya terhadap semua makhluk (ciptaan) adalah pengamatan yang penuh perenungan dan pelajaran, bukan peng-lihatan kelalaian yang tidak bermanfaat.
Ayah: 10 - 11 #
{وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُودَ مِنَّا فَضْلًا يَاجِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُ وَالطَّيْرَ وَأَلَنَّا لَهُ الْحَدِيدَ (10) أَنِ اعْمَلْ سَابِغَاتٍ وَقَدِّرْ فِي السَّرْدِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (11)}.
"Dan sungguh telah Kami berikan kepada Dawud karunia dari Kami. Kami berfirman, 'Hai gunung-gunung dan burung-burung, ber-tasbihlah berulang-ulang bersamanya,' dan Kami telah melunakkan besi untuknya, yaitu buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyaman-nya; dan kerjakanlah amalan yang shalih. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan." (Saba`: 10-11).
#
{10 ـ 11} أي: ولقد مَننا على عبدنا ورسولنا داود عليه الصلاة والسلام، وآتيناه فضلاً من العلم النافع والعمل الصالح والنعم الدينيَّة والدنيويَّة: ومن نعمِهِ عليه: ما خصَّه به من أمرِهِ تعالى الجمادات كالجبال والحيوانات من الطيور أن تؤوِّبَ معه وتُرَجِّعَ التسبيحَ بحمدِ ربِّها مجاوبةً له، وفي هذا من النعمة عليه أنْ كان ذلك من خصائصه التي لم تكنْ لأحدٍ قبلَه ولا بعدَه، وأنَّ ذلك يكون منهضاً له ولغيره على التسبيح إذا رأوا هذه الجماداتِ والحيواناتِ تتجاوبُ بتسبيح ربِّها وتمجيدِهِ وتكبيرِهِ وتحميدِهِ؛ كان ذلك مما يُهيج على ذكر الله تعالى. ومنها: أنَّ ذلك كما قال كثيرٌ من العلماء أنَّه طرباً بصوت داودَ؛ فإنَّ الله تعالى قد أعطاه من حُسن الصوت ما فاق به غيرَه، وكان إذا رجَّعَ التسبيحَ والتهليلَ والتمجيدَ بذلك الصوت الرخيم الشَّجِيِّ المطرِب؛ طربَ كلُّ مَنْ سَمِعَهُ من الإنس والجنِّ، حتى الطيور والجبال، وسبَّحت بحمدِ ربِّها. ومنها: أنَّه لعله ليحصل له أجر تسبيحها، لأنه سبب ذلك، وتسبح تبعاً له. ومن فضله عليه أن ألانَ له الحديدَ؛ ليعملَ الدروع السابغاتِ، وعلَّمه تعالى كيفيَّة صنعتِهِ؛ بأن يقدِّرَه في {السردِ}؛ أي: يقدِّره حَلَقاً ويصنعُه كذلك ثم يُدْخِلُ بعضها ببعض، قال تعالى: {وعلَّمْناه صنعةَ لَبوس لكم لِتُحْصِنَكُم من بأسِكُم فهل أنتم شاكرونَ}، ولمَّا ذَكَرَ ما امتنَّ به عليه وعلى آله؛ أمره بشكرِهِ وأن يَعْمَلوا صالحاً، ويراقِبوا الله تعالى فيه بإصلاحه وحفظِهِ من المفسداتِ؛ فإنَّه بصيرٌ بأعمالهم، مطَّلع عليها، لا يخفى عليه منها شيءٌ.
(10-11) Kami telah memberikan nikmat kepada hamba dan Rasul Kami, Dawud عليه السلام, dan Kami memberikan karunia kepada-nya berupa ilmu yang bermanfaat, amal shalih, dan berbagai nikmat agama dan dunia. Dan di antara nikmatNya kepadanya adalah: 1. Allah سبحانه وتعالى mengistimewakannya dengan memerintah benda-benda mati seperti gunung-gunung dan hewan-hewan dari jenis burung untuk bertasbih berulang-ulang bersamanya memuji Tuhan-nya sebagai (bentuk) kepatuhan kepadaNya. Ini merupakan nikmat kepada Dawud عليه السلام, karena hal itu menjadi salah satu keistimewa-annya yang belum pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelumnya dan sesudahnya; dan hal ini menjadi pembangkit baginya dan bagi yang lain untuk bertasbih kepada Allah apabila mereka melihat benda-benda mati dan berbagai hewan merespons sesuatu dengan bertasbih kepada Rabbnya, mengagungkan, mem-besarkan dan memujiNya. Hal ini termasuk hal yang membangkit-kan semangat berdzikir kepada Allah سبحانه وتعالى. 2. Sesungguhnya hal itu terjadi, (sebagaimana pendapat ke-banyakan ulama), adalah karena kemerduan suara Dawud. Sebab Allah سبحانه وتعالى telah mengaruniakan kepadanya suara yang sangat indah yang mengungguli manusia lainnya. Dan apabila dia mengulang-ulang tasbih, tahlil dan tamjîj[63] dengan suara yang sangat merdu lagi indah itu, maka setiap orang yang mendengarnya, dari bangsa jin dan manusia hingga burung-burung dan gunung-gunung ter-tarik padanya dan ikut bertasbih memuji Rabbnya. 3. Dan bahwa bisa jadi Nabi Dawud mendapat pahala tasbih mereka, karena dia telah menjadi sebabnya, mereka bertasbih meng-ikutinya. Di antara karunia Allah سبحانه وتعالى kepadaNya adalah Allah melu-nakkan besi untuknya untuk membuat baju besi yang sempurna, dan Allah mengajarkan kepadanya cara membuatnya, yaitu meng-ukurnya dalam ﴾ ٱلسَّرۡدِۖ ﴿ "anyamannya." Maksudnya, dia mengukur-nya seukuran lingkaran dan membuatnya, lalu menganyamkannya. Allah berfirman, ﴾ وَعَلَّمۡنَٰهُ صَنۡعَةَ لَبُوسٖ لَّكُمۡ لِتُحۡصِنَكُم مِّنۢ بَأۡسِكُمۡۖ فَهَلۡ أَنتُمۡ شَٰكِرُونَ 80 ﴿ "Dan telah Kami ajarkan kepada Dawud (cara) membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperangan; maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah)." (Al-Anbiya`: 80). Ketika Allah menjelaskan apa yang dikaruniakanNya kepada-nya dan kepada keluarganya, maka Dia memerintahkannya supaya bersyukur kepadaNya dan beramal shalih serta selalu merasa di-awasi oleh Allah سبحانه وتعالى di dalamnya di mana Allah telah memperbaiki keadaannya dan menjaganya dari segala hal yang merusak. Sebab, sesungguhnya Allah Maha Melihat semua perbuatan mereka dan mengetahuinya, tidak ada sesuatu apa pun yang tersembunyi dariNya.
Ayah: 12 - 14 #
{وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ غُدُوُّهَا شَهْرٌ وَرَوَاحُهَا شَهْرٌ وَأَسَلْنَا لَهُ عَيْنَ الْقِطْرِ وَمِنَ الْجِنِّ مَنْ يَعْمَلُ بَيْنَ يَدَيْهِ بِإِذْنِ رَبِّهِ وَمَنْ يَزِغْ مِنْهُمْ عَنْ أَمْرِنَا نُذِقْهُ مِنْ عَذَابِ السَّعِيرِ (12) يَعْمَلُونَ لَهُ مَا يَشَاءُ مِنْ مَحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَاسِيَاتٍ اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ (13) فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَى مَوْتِهِ إِلَّا دَابَّةُ الْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ (14)}.
"Dan Sulaiman memiliki angin yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan, dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan pula, dan Kami mengalirkan cairan tembaga baginya. Dan sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya dengan izin Rabbnya. Dan siapa yang menyimpang dari kalangan mereka dari perintah Kami, niscaya Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. Para jin itu membuat untuk Sulaiman sesuatu yang dikehendakinya dari bangunan-bangunan yang tinggi dan patung-patung, dan piring-piring seperti kolam dan periuk yang tetap kokoh. Bekerjalah hai keluarga Dawud untuk bersyukur. Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. Maka tatkala Kami telah mene-tapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala dia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap (senantiasa) dalam siksa yang menghinakan." (Saba`: 12-14).
#
{12} لمَّا ذَكَرَ فضلَه على داود عليه السلام؛ ذكر فضلَه على ابنه سليمان عليه الصلاة والسلام، وأنَّ الله سخَّر له الريح تجري بأمرِهِ وتحمِلُه وتحمِلُ جميعَ ما معه وتقطعُ المسافة البعيدةَ جدًّا في مدةٍ يسيرةٍ، فتسير في اليوم مسيرة شهرين: {غدوُّها شهرٌ}؛ أي: أول النهار إلى الزوال، {ورواحُها شهرٌ}: من الزَّوال إلى آخر النهار، {وأسَلْنا له عَيْنَ القِطْرِ}؛ أي: سخَّرْنا له عينَ النُّحاس وسهَّلْنا له الأسباب في استخراج ما يُستخرج منها من الأواني وغيرها، وسخَّرَ اللهُ له أيضاً الشياطين والجنَّ لا يقدِرون أن يستعصوا عن أمرِهِ، {ومن يَزِغْ منهم عن أمرِنا نُذِقْه من عذاب السعير}.
(12) Ketika Allah menjelaskan karuniaNya kepada Dawud عليه السلام maka Dia menyebutkan karuniaNya kepada putranya, Sulaiman عليه السلام, dan bahwasanya Allah سبحانه وتعالى telah menundukkan angin kepada-nya yang bertiup menurut perintahnya, membawanya dan mem-bawa segala sesuatu yang dibawa Sulaiman, dan ia menempuh jarak yang sangat jauh sekali dalam waktu yang sangat singkat, sehingga dalam satu hari ia dapat menempuh perjalanan dua bulan, ﴾ غُدُوُّهَا شَهۡرٞ ﴿ "yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan." Maksudnya, dari pagi hingga matahari condong ke barat, ﴾ وَرَوَاحُهَا شَهۡرٞۖ ﴿ "dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan pula," maksudnya, dari senja hingga akhir malam, ﴾ وَأَسَلۡنَا لَهُۥ عَيۡنَ ٱلۡقِطۡرِۖ ﴿ "dan Kami mengalirkan cairan tembaga baginya," maksudnya, Kami menundukkan kepadanya cairan tembaga dan memudah-kan sarana pembuatan berbagai bejana dan lain-lainnya darinya. Dan demikian pula, Allah menundukkan setan-setan dan jin-jin kepadanya, mereka sama sekali tidak mampu untuk menghindari perintahnya. ﴾ وَمَن يَزِغۡ مِنۡهُمۡ عَنۡ أَمۡرِنَا نُذِقۡهُ مِنۡ عَذَابِ ٱلسَّعِيرِ ﴿ "Dan siapa yang me-nyimpang dari kalangan mereka dari perintah Kami, niscaya Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala."
#
{13} وأعمالُهم ؛ كلُّ ما شاء سليمان عَمِلوه؛ {من محاريبَ}: وهو كلُّ بناءٍ يُعقد وتحكم به الأبنية؛ فهذا فيه ذكرُ الأبنية الفخمة. {وتماثيلَ}؛ أي: صور الحيوانات والجمادات من إتقانِ صنعتهم، وقدرتِهِم على ذلك، وعملهم لسليمان. {وجفانٍ كالجوابِ}؛ أي: كالبرك الكبار يعملونها لسليمان للطعام؛ لأنَّه يحتاجُ إلى ما لا يحتاج إليه غيره. {و} يعملونَ له قدوراً {راسياتٍ}: لا تُزالُ عن أماكِنِها من عِظَمِها، فلما ذكر مِنَّتَه عليهم؛ أمَرَهم بشكرها، فقال: {اعْمَلوا آل داودَ}: وهم داودُ وأولادهُ وأهلُه؛ لأنَّ المنَّةَ على الجميع، وكثير من هذه المصالح عائدٌ لكلِّهم {شُكراً}: لله على ما أعطاهم، ومقابلةً لما أولاهم. {وقليلٌ من عبادي الشَّكورُ}: فأكثرُهم لم يشكُروا الله تعالى على ما أوْلاهم من نعمِهِ ودَفَعَ عنهم من النقم. والشكرُ: اعترافُ القلب بمنَّةِ الله تعالى، وتلقِّيها افتقاراً إليها، وصرفُها في طاعة الله تعالى، وصونُها عن صرفها في المعصية.
(13) Dan pekerjaan mereka adalah melakukan segala sesuatu yang dikehendaki oleh Sulaiman, maka mereka mengerjakannya, ﴾ مِن مَّحَٰرِيبَ ﴿ "dari bangunan-bangunan yang tinggi" maksudnya, setiap bangunan yang dibangun yang dengannya gedung-gedung men-jadi kokoh. Keterangan ini menginformasikan tentang gedung-gedung raksasa, ﴾ وَتَمَٰثِيلَ ﴿ "dan patung-patung," maksudnya, gambar-gambar berbagai hewan[64] dan benda-benda mati dari kecanggihan buatan mereka dan kemampuan mereka melakukan hal itu, dan mereka bekerja untuk Sulaiman, ﴾ وَجِفَانٖ كَٱلۡجَوَابِ ﴿ "dan piring-piring seperti kolam," yaitu seperti kolam-kolam besar yang mereka kerja-kan untuk Sulaiman sebagai tempat makanan, sebab dia membutuh-kan sesuatu yang tidak dibutuhkan oleh orang lainnya, ﴾ وَ﴿ "dan" mereka juga membuatkan untuknya periuk ﴾ رَّاسِيَٰتٍۚ ﴿ "yang tetap kokoh" tidak bisa dipindah dari tempatnya karena sangat besar. Setelah Allah mengingatkan karuniaNya kepada mereka, maka Dia memerintah mereka untuk mensyukurinya, seraya berfirman, ﴾ ٱعۡمَلُوٓاْ ءَالَ دَاوُۥدَ ﴿ "Bekerjalah, hai keluarga Dawud." Mereka adalah Dawud, anak-anaknya dan keluarganya. Sebab karunia itu diberikan kepada mereka semua; dan kebanyakan maslahatnya kembali kepada mereka semua, ﴾ شُكۡرٗاۚ ﴿ "untuk bersyukur," kepada Allah atas apa yang telah dikaruniakanNya kepada mereka sebagai timbal balik dari apa yang telah dianugerahkanNya. ﴾ وَقَلِيلٞ مِّنۡ عِبَادِيَ ٱلشَّكُورُ ﴿ "Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih," jadi keba-nyakan mereka tidak bersyukur kepada Allah سبحانه وتعالى atas karunia yang dianugerahkanNya kepada mereka, berupa berbagai nikmat dan mencegah berbagai bencana dari mereka. Dan syukur adalah me-ngakui dengan hati akan karunia Allah سبحانه وتعالى dan menerimanya dengan penuh rasa butuh kepadanya serta menggunakannya dalam rangka ketaatan kepada Allah سبحانه وتعالى dan memeliharanya dari penggunaan dalam kemaksiatan.
#
{14} فلم يزل الشياطينُ يعملون لسليمانَ عليه الصلاة والسلامُ كلَّ بناءٍ، وكانوا قد موَّهوا على الإنس، وأخبروهم أنهم يعلمون الغيبَ، ويطَّلعون على المكنوناتِ، فأرادَ اللَّه تعالى أن يُرِيَ العبادَ كَذِبَهم في هذه الدعوى، فمكثوا يعملون على عملِهِم، وقضى الله الموتَ على سليمان عليه السلام، واتَّكأ على عصاه، وهي المنسأة، فصاروا إذا مروا به وهو متَّكئٌ عليها؛ ظنُّوه حيًّا وهابوه، فغدوا على عَمَلِهِم كذلك سنةً كاملةً على ما قيل، حتى سُلِّطَتْ دابةُ الأرض على عصاه، فلم تزل ترعاه حتى باد وسقط، فسقط سليمان، وتفرقتِ الشياطينُ وتبينتِ الإنسُ أنَّ الجنَّ {لو كانوا يعلمونَ الغيبَ ما لَبِثوا في العذابِ المُهين}: وهو العملُ الشاقُّ عليهم؛ فلو علموا الغيبَ؛ لعلموا موتَ سليمان الذي هم أحرص شيءٍ عليه ليسلموا ممَّا هم فيه.
(14) Setan-setan pun terus bekerja untuk Sulaiman عليه السلام (membuat) segala macam bangunan. Dan mereka sebelumnya selalu mengecoh manusia, dan mereka memberitakan kepada ma-nusia bahwa mereka mengetahui hal-hal yang ghaib dan mereka mengetahui rahasia-rahasianya. Lalu Allah berkehendak menam-pakkan kepada manusia tentang kedustaan setan-setan itu dalam klaim mereka. Mereka pun terus mengerjakan pekerjaan mereka, sementara itu Allah menetapkan kematian atas Sulaiman عليه السلام, yang sedang bersandar kepada tongkatnya. Setan-setan itu, apabila lewat di hadapannya, sedangkan dia bersandar pada tongkatnya, maka mereka mengiranya masih hidup dan mereka pun sangat segan (takut) kepadanya. Maka mereka terus melakukan pekerjaan mereka seperti itu selama satu tahun lamanya, menurut yang di-kisahkan, hingga akhirnya rayap-yarap tanah memakan tongkatnya hingga rapuh dan jatuh, maka Sulaiman pun jatuh dan setan-setan itu pun berpencar-pencar. Semenjak itu manusia tahu bahwa se-sungguhnya jin, ﴾ لَّوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ ٱلۡغَيۡبَ مَا لَبِثُواْ فِي ٱلۡعَذَابِ ٱلۡمُهِينِ ﴿ "kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak tetap (senantiasa) dalam siksa yang menghinakan," maksudnya, dalam pekerjaan yang sangat berat bagi mereka. Kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentu mereka mengetahui kematian Sulaiman عليه السلام yang sangat mereka inginkan untuk bisa terbebas dari beban pekerjaan yang sedang mereka derita.
Ayah: 15 - 21 #
{لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ (15) فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ (16) ذَلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِمَا كَفَرُوا وَهَلْ نُجَازِي إِلَّا الْكَفُورَ (17) وَجَعَلْنَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْقُرَى الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا قُرًى ظَاهِرَةً وَقَدَّرْنَا فِيهَا السَّيْرَ سِيرُوا فِيهَا لَيَالِيَ وَأَيَّامًا آمِنِينَ (18) فَقَالُوا رَبَّنَا بَاعِدْ بَيْنَ أَسْفَارِنَا وَظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَجَعَلْنَاهُمْ أَحَادِيثَ وَمَزَّقْنَاهُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ (19) وَلَقَدْ صَدَّقَ عَلَيْهِمْ إِبْلِيسُ ظَنَّهُ فَاتَّبَعُوهُ إِلَّا فَرِيقًا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (20) وَمَا كَانَ لَهُ عَلَيْهِمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يُؤْمِنُ بِالْآخِرَةِ مِمَّنْ هُوَ مِنْهَا فِي شَكٍّ وَرَبُّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ (21)}.
"Sungguh bagi kaum Saba` ada tanda (kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (Dikatakanlah kepada mereka), 'Makanlah olehmu dari rizki Rabbmu dan bersyukurlah kamu kepadaNya. (Negerimu) adalah negeri yang baik, dan (Rabbmu) adalah Rabb Yang Maha Pengampun.' Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir bandang dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi tumbuhan yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. Demikian-lah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran me-reka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab, melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir. Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan padanya perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam dan siang hari dengan aman. Maka mereka berkata, 'Ya Rabb kami, jauhkanlah jarak perjalanan kami,' dan mereka menganiaya diri mereka sendiri; maka Kami jadikan mereka buah mulut dan Kami hancurkan mereka sehancur-hancurnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur. Dan sungguh iblis telah dapat mem-buktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian orang-orang yang beriman. Dan tidak ada kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. Dan Rabbmu Maha Memelihara segala sesuatu." (Saba`: 15-21).
#
{15 ـ 19} سبأ قبيلةٌ معروفةٌ في أداني اليمن، ومسكنُهم بلدةٌ يُقالُ لها: مأرِب، ومن نعم الله ولطفِهِ بالناس عموماً وبالعرب خصوصاً أنه قصَّ في القرآن أخبار المهلكين والمعاقَبين ممَّنْ كان يجاوِرُ العرب، ويشاهدُ آثاره، ويتناقلُ الناس أخبارَه؛ ليكونَ ذلك أدعى إلى التصديق وأقربَ للموعظة، فقال: {لقد كان لسبأٍ في مسكنِهِم}؛ أي: محلِّهم الذي يسكنون فيه {آيةٌ}: والآيةُ هنا ما أدرَّ الله عليهم من النعم، وصرف عنهم من النقم، الذي يقتضي ذلك منهم أن يَعْبُدوا الله ويشكُروه. ثم فسَّرَ الآية بقوله: {جنَّتانِ عن يمينٍ وشمال}: وكان لهم وادٍ عظيمٌ تأتيه سيولٌ كثيرةٌ، وكانوا بنوا سدًّا محكماً يكون مجمعاً للماء، فكانت السيول تأتيه، فيجتمع هناك ماءٌ عظيمٌ، فيفرِّقونَه على بساتينهم التي عن يمين ذلك الوادي وشماله، وتُغِلُّ لهم تلك الجنتان العظيمتان من الثمار ما يكفيهم ويَحْصُلُ لهم به الغبطةُ والسرورُ، فأمرهم الله بشكرِ نِعَمِهِ التي أدرَّها عليهم من وجوه كثيرة: منها: هاتان الجنَّتان اللتان غالب أقواتهم منهما. ومنها: أنَّ الله جعل بَلَدَهُم بلدةً طيبةً لحسن هوائها وقلَّة وَخَمِها وحصول الرزق الرغد فيها. ومنها: أنَّ الله تعالى وَعَدَهم إن شكروه أن يغفرَ لهم ويرحَمَهم، ولهذا قال: {بلدةٌ طيبةٌ وربٌّ غفورٌ}. ومنها: أنَّ الله لما علم احتياجَهم في تجاراتِهِم ومكاسِبِهم إلى الأرض المباركة ـ الظاهرُ أنَّها قُرى صنعاء كما قاله غيرُ واحدٍ من السلف، وقيل: إنَّها الشامُ ـ؛ هيَّأ لهم من الأسباب ما به يتيسَّر وصولُهم إليها بغايةِ السُّهولة من الأمن وعدم الخوف وتواصُل القرى بينهم وبينها؛ بحيثُ لا يكون عليهم مشقَّةٌ بحمل الزاد والمزاد، ولهذا قال: {وجعلنا بينهم وبين القرى التي بارَكْنا فيها قرىً ظاهرةً وقدَّرْنا فيها السيرَ}؛ أي: سيراً مقدراً يعرفونه ويحكمونَ عليه بحيث لا يتيهونَ عنه ليالي وأياماً. {آمنينَ}؛ أي: مطمئنين في السير في تلك الليالي والأيام غير خائفينَ، وهذا من تمام نعمةِ الله عليهم أنْ أمَّنَهم من الخوف. فأعْرَضوا عن المنعِم وعن عبادتِهِ، وبَطِروا النعمةَ وملُّوها، حتى إنَّهم طلبوا وتمنَّوا أن تتباعد أسفارُهم بين تلك القرى التي كان السير فيها متيسراً. {وظلموا أنْفُسَهم}: بكفرِهِم بالله وبنعمتِهِ، فعاقَبَهُمُ الله تعالى بهذه النعمة التي أطْغَتْهم، فأبادها عليهم، فأرسل عليها {سيلَ العَرِم}؛ أي: السيل المتوعِّر الذي خَرَّبَ سدَّهم، وأتلف جناتهم، وخرَّبَ بساتينَهم، فتبدَّلت تلك الجناتُ ذات الحدائق المعجِبَة والأشجار المثمرة، وصار بَدَلَها أشجارٌ لا نفعَ فيها. ولهذا قال: {وبدَّلْناهم بجنَّتَيْهم جنتينِ ذواتي أكُل}؛ أي: شيءٍ قليل من الأكل الذي لا يقع منهم موقعاً، {خَمْطٍ وأثْلٍ وشيءٍ من سدرٍ قليل}: وهذا كله شجرٌ معروفٌ، وهذا من جنس عملهم؛ فكما بدَّلوا الشكر الحسن بالكفر القبيح؛ بُدِّلُوا تلك النعمة بما ذكر. ولهذا قال: {ذلك جَزَيْناهم بما كفروا وهل نُجازي إلاَّ الكفورَ}؛ أي: وهل نُجازي جزاء العقوبة ـ بدليل السياق ـ إلاَّ مَنْ كَفَرَ بالله وبَطِرَ النعمة؟! فلمَّا أصابَهم ما أصابَهم؛ تفرَّقوا وتمزَّقوا بعدما كانوا مجتمعينَ، وجَعَلَهُمُ الله أحاديثَ يُتَحَدَّث بهم وأسماراً للناس، وكان يُضْرَبُ بهم المثلُ، فيقالُ: «تفرَّقوا أيدي سبأ»؛ فكلُّ أحدٍ يتحدَّث بما جرى لهم، ولكنْ لا ينتفعُ بالعبرة فيهم إلاَّ مَنْ قال الله: {إنَّ في ذلك لآياتٍ لكلِّ صبارٍ شكورٍ}: صبَّارٍ على المكاره والشدائدِ، يتحمَّلُها لوجه الله، ولا يتسخَّطُها، بل يصبرُ عليها، شكورٍ لنعمة الله تعالى، يُقِرُّ بها، ويعترفُ، ويثني على من أولاها، ويصرِفُها في طاعته. فهذا إذا سمع بقصَّتِهم وما جرى منهم وعليهم؛ عَرَفَ بذلك أنَّ تلك العقوبة جزاءٌ لكفرِهم نعمةَ الله، وأنَّ مَنْ فَعَلَ مثلهم؛ فُعِلَ به كما فُعِلَ بهم، وأنَّ شُكْرَ الله تعالى حافظٌ للنعمة دافعٌ للنقمة، وأنَّ رُسُلَ الله صادقون فيما أخبروا به، وأنَّ الجزاء حقٌّ كما رأى أنموذَجَه في دار الدنيا.
(15-19) Saba` adalah satu kabilah (suku bangsa) yang sangat populer yang terletak di pesisir negeri Yaman, dan daerah tempat tinggal mereka disebut Ma'rib. Di antara karunia Allah dan kemurahanNya kepada manusia secara umum dan kepada bangsa Arab khususnya adalah bahwasanya Allah سبحانه وتعالى menceritakan di dalam al-Qur`an sejarah-sejarah orang-orang yang dibinasakan dan diazab dari kalangan penduduk yang bertetangga dengan bangsa Arab, dan sisa-sisanya masih bisa disaksikan dan sejarahnya di-pindah dari mulut ke mulut agar hal itu lebih mudah untuk mem-benarkan dan mudah untuk menerima nasihat, seraya berfirman, ﴾ لَقَدۡ كَانَ لِسَبَإٖ فِي مَسۡكَنِهِمۡ ﴿ "Sungguh bagi kaum Saba`, di tempat kediaman mereka" maksudnya, di daerah tempat mereka tinggal ﴾ ءَايَةٞۖ ﴿ "ada tanda." Tanda di sini adalah nikmat yang berlimpah ruah yang Allah limpahkan kepada mereka, dan dijauhkannya mereka dari berbagai bencana, yang sebenarnya (hal ini) menuntut mereka untuk beribadah kepada Allah dan bersyukur kepadaNya. Kemudian ayat ini dijelaskan dengan FirmanNya, ﴾ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٖ وَشِمَالٖۖ ﴿ "Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri." Me-reka memiliki lembah air yang sangat besar yang selalu dialiri air hujan, dan mereka membuat bendungan yang sangat kuat yang menjadi tempat penampungan air. Aliran air hujan selalu mengalir kepadanya hingga terbendunglah di sana air yang sangat besar. Dari bendungan itu mereka mengalirkannya ke kebun-kebun yang berada di sebelah kanan dan kiri bendungan itu; dan kebun-kebun ini mendatangkan buah-buahan yang mencukupi kebutuhan me-reka sehingga mereka merasa senang dan bahagia. Kemudian Allah memerintahkan kepada mereka untuk mensyukuri nikmatNya yang telah Dia limpahkan kepada mereka dari berbagai sisi: 1. Kedua kebun itulah yang menjadi pokok mata pencaharian mereka. 2. Allah سبحانه وتعالى menjadikan negeri (daerah) mereka sebagai negeri yang baik karena cuacanya yang sangat baik, minimnya area per-kebunan yang jelek dan berlimpah-ruahnya rizki di dalamnya. 3. Allah سبحانه وتعالى menjanjikan kepada mereka jika mereka bersyukur kepadaNya, bahwa Dia akan mengampuni dan merahmati mereka; maka dari itu Allah berfirman, ﴾ بَلۡدَةٞ طَيِّبَةٞ وَرَبٌّ غَفُورٞ ﴿ "(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Rabbmu) adalah Rabb Yang Maha Pengampun." 4. Ketika Allah سبحانه وتعالى mengetahui kebutuhan mereka kepada tanah (negeri) yang diberkahi dalam perniagaan dan usaha mereka, (secara zahir bahwa negeri ini adalah kota di Shan'a`, sebagaimana dikatakan oleh banyak kaum Salaf. Ada yang berpendapat bahwa negeri tersebut adalah negeri Syam), maka Allah menyediakan untuk mereka segala fasilitas yang dengannya mereka mudah untuk sampai kepadanya dengan sangat mudah, seperti adanya rasa aman, tidak ada rasa takut dan berentetannya perkampungan penghubung antara mereka dengan negeri tersebut sehingga me-reka tidak merasakan adanya kesulitan dalam membawa bekal dan barang-barang perniagaan. Maka dari itu Allah berfirman,﴾ وَجَعَلۡنَا بَيۡنَهُمۡ وَبَيۡنَ ٱلۡقُرَى ٱلَّتِي بَٰرَكۡنَا فِيهَا قُرٗى ظَٰهِرَةٗ وَقَدَّرۡنَا فِيهَا ٱلسَّيۡرَۖ ﴿ "Dan Kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan Kami tetapkan padanya perjalanan," maksudnya, per-jalanan yang bisa diprediksikan kadarnya, mereka mengenalnya dan menguasainya hingga mereka tidak tersesat darinya, siang dan malam hari. ﴾ ءَامِنِينَ ﴿ "Dengan aman," maksudnya dengan tenang dalam perjalanan pada malam dan siang hari tanpa ada rasa takut. Ini merupakan kesempurnaan nikmat Allah terhadap mereka, yaitu Allah memberikan rasa aman dari rasa takut. Namun kemudian mereka berpaling dari Sang Pemberi nikmat dan dari beribadah kepadaNya, mereka mengingkari nikmat dan merasa jemu hingga mereka menuntut dan berangan-angan agar perjalanan-perjalanan jauh (safar) mereka menjadi semakin jauh dari perkampungan-per-kampungan yang di sana sebenarnya perjalanan sudah menjadi mudah; ﴾ وَظَلَمُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ ﴿ "dan mereka menganiaya diri mereka sendiri," dengan mengingkari Allah سبحانه وتعالى dan nikmatNya. Oleh karena itu, mereka disiksa oleh Allah سبحانه وتعالى karena nikmat yang telah membuat mereka congkak ini. Maka Allah membinasa-kan mereka dan menimpakan terhadap mereka ﴾ سَيۡلَ ٱلۡعَرِمِ ﴿ "banjir bandang." Maksudnya, banjir bandang yang sangat kuat yang mem-porak-porandakan bendungan mereka dan merusak kebun-kebun dan menghancurkan ladang-ladang mereka. Berubahlah kebun-kebun yang penuh dengan tanaman yang sangat menakjubkan dan pohon-pohon yang berbuah, dan sebagai gantinya adalah pohon-pohon yang tidak ada gunanya. Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ وَبَدَّلۡنَٰهُم بِجَنَّتَيۡهِمۡ جَنَّتَيۡنِ ذَوَاتَيۡ أُكُلٍ ﴿ "Dan Kami ganti kedua kebun mereka de-ngan dua kebun yang ditumbuhi tumbuhan yang berbuah," maksudnya, sesuatu yang sedikit dari makanan yang tidak menggembirakan mereka, yaitu ﴾ خَمۡطٖ وَأَثۡلٖ وَشَيۡءٖ مِّن سِدۡرٖ قَلِيلٖ ﴿ "(tumbuhan yang berbuah) pahit, pohon Atsl (sejenis cemara), dan sedikit pohon Sidr (sejenis bidara)." Ini semua adalah pohon yang sudah dikenal; dan ini berasal dari salah satu jenis perbuatan mereka, sebagaimana mereka menukar kesyukuran yang baik dengan kekufuran yang busuk; maka mereka mengganti kenikmatan tersebut dengan apa yang disebutkan tadi. Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ ذَٰلِكَ جَزَيۡنَٰهُم بِمَا كَفَرُواْۖ وَهَلۡ نُجَٰزِيٓ إِلَّا ٱلۡكَفُورَ ﴿ "Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka, dan Kami tidak menjatuhkan azab, melainkan hanya kepada orang-orang yang sangat kafir." Maksudnya, tidaklah Kami membalas dengan balasan siksaan –berdasarkan susunan kalimat– kecuali kepada orang yang kafir kepada Allah dan mengingkari nikmat. Setelah musibah melanda mereka, maka mereka tercerai-berai dan tercabik-cabik setelah dahulu mereka bersatu, dan Allah menjadi-kan mereka sebagai bahan pembicaraan yang dibicarakan manusia dan menjadi dongeng masyarakat di malam hari, dan mereka di-jadikan pribahasa: "Bercerai-berailah seperti tangan-tangan kaum Saba`." Jadi, setiap orang membicarakan apa yang terjadi terhadap mereka, akan tetapi tidaklah mengambil pelajarannya dari mereka kecuali orang yang dikatakan oleh Allah, ﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّكُلِّ صَبَّارٖ شَكُورٖ ﴿ "Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur," sabar dalam menghadapi hal-hal yang dibenci dan berbagai cobaan, ia mengembannya untuk mendapat ridha Allah, tidak menggerutu karenanya, akan tetapi dia sabar menghadapinya; lagi bersyukur atas nikmat Allah سبحانه وتعالى dan mengakuinya, dan memuji Allah yang telah mengarunia-kannya, serta menggunakannya dalam ketaatan kepadaNya. Orang seperti itu, apabila dia mendengar sejarah mereka dan apa yang mereka lakukan dan apa yang menimpa mereka, maka ia tahu bahwa siksaan (hukuman) itu adalah sebagai balasan atas kekafiran mereka terhadap nikmat Allah; dan siapa saja yang ber-buat seperti perbuatan mereka, niscaya akan diperlakukan seperti apa yang diperlakukan terhadap mereka, dan bahwa bersyukur kepada Allah سبحانه وتعالى itu memelihara nikmat dan menolak bencana, serta bahwa para utusan Allah itu benar dalam apa yang mereka sampaikan, dan bahwa sesungguhnya balasan itu adalah haq seba-gaimana dia telah melihat contohnya di dunia ini.
#
{20} ثم ذكر أنَّ قوم سبأ من الذين صَدَّقَ عليهم إبليسُ ظنَّه؛ حيث قال لربِّه: {فبعزَّتِكَ لأُغْوِيَنَّهُمْ أجمعينَ. إلاَّ عبادَكَ منهم المُخْلَصينَ}: وهذا ظنٌّ من إبليس لا يقينٌ؛ لأنَّه لا يعلم الغيبَ ولم يأتِهِ خبرٌ من الله أنَّه سيُغْويهم أجمعين؛ إلاَّ من استثنى؛ فهؤلاء وأمثالهم ممَّنْ صدَّقَ عليه إبليسُ ظنَّه ودعاهم وأغواهم، {فاتَّبَعوه إلاَّ فريقاً من المؤمنين}: ممَّنْ لم يكفرْ بنعمة الله؛ فإنَّه لم يدخُلْ تحتَ ظنِّ إبليس، ويُحتمل أنَّ قصة سبأ انتهت عند قولِهِ: {إنَّ في ذلك لآياتٍ لكلِّ صبارٍ شكورٍ}. ثم ابتدأ فقال: {ولقد صَدَّقَ عليهم}؛ أي: على جنس الناس، فتكون الآيةُ عامةً في كلِّ مَنِ اتَّبَعَهُ.
(20) Kemudian Allah menjelaskan bahwa kaum Saba` ter-masuk orang-orang yang mana iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka, yang mana ia berkata kepada Allah, ﴾ قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغۡوِيَنَّهُمۡ أَجۡمَعِينَ 82 إِلَّا عِبَادَكَ مِنۡهُمُ ٱلۡمُخۡلَصِينَ 83 ﴿ "Demi kekuasaanMu, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hambaMu yang mukhlas dari mereka." (Shad: 37-83). Ini adalah prasangka iblis, bukan keyakinannya, sebab dia tidak mengetahui yang ghaib dan dia tidak pernah menerima khabar dari Allah bahwasanya ia akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali orang yang dikecualikan. Jadi, mereka dan orang-orang yang semisal mereka adalah termasuk orang yang mana iblis mem-buktikan sangkaannya terhadapnya, ia mengajak dan menyesatkan mereka, ﴾ فَٱتَّبَعُوهُ إِلَّا فَرِيقٗا مِّنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ﴿ "lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian orang-orang yang beriman," yang tidak kafir kepada nikmat Allah. Orang seperti ini tidak termasuk dalam sangkaan iblis. Boleh jadi kisah kaum Saba` sudah habis pada Firman Allah سبحانه وتعالى,﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّكُلِّ صَبَّارٖ شَكُورٖ ﴿ "Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur." Kemudian Allah memulai hal baru, seraya berfirman,﴾ وَلَقَدۡ صَدَّقَ عَلَيۡهِمۡ ﴿ "Dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka" yaitu terhadap jenis manusia. Jika demikian, maka ayat tersebut bermakna umum, meliputi setiap orang yang mengikuti iblis.
#
{21} ثم قال تعالى: {وما كان له}؛ أي: لإبليس {عليهم من سلطانٍ}؛ أي: تسلُّطٍ وقهرٍ وقسرٍ على ما يريده منهم، ولكنَّ حكمةَ الله تعالى اقتضت تسليطَه وتسويلَه لبني آدم؛ {لنعلم من يؤمنُ بالآخرة ممَّنْ هو منها في شكٍّ}؛ أي: ليقوم سوقُ الامتحان، ويُعْلَمَ به الصادقُ من الكاذب، ويُعْرَفَ مَنْ كان إيمانُه صحيحاً يثبتُ عند الامتحان والاختبار وإلقاءِ الشُّبَه الشيطانيَّةِ ممَّنْ إيمانُه غيرُ ثابتٍ يتزلزلُ بأدنى شبهةٍ ويزولُ بأقلِّ داع يدعوه إلى ضدِّه؛ فالله تعالى جعله امتحاناً يمتحن به عبادَه ويُظْهِرُ الخبيثَ من الطيب. {وربُّك على كلِّ شيءٍ حفيظٌ}: يحفظُ العباد ويحفظُ عليهم أعمالهم، ويحفظُ تعالى جزاءَها؛ فيوفِّيهم إيَّاها كاملة موفرةً.
(21) Kemudian Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَمَا كَانَ لَهُۥ ﴿ "Dan tidak ada baginya" maksudnya, bagi iblis ﴾ عَلَيۡهِم مِّن سُلۡطَٰنٍ ﴿ "sedikit pun ke-kuasaan terhadap mereka" maksudnya, pengendalian penguasaan dan pemaksaan terhadap apa yang dikehendakinya dari mereka; namun hikmah (kebijaksanaan) Allah سبحانه وتعالى menuntut penguasaan iblis dan bujukannya terhadap manusia, ﴾ لِنَعۡلَمَ مَن يُؤۡمِنُ بِٱلۡأٓخِرَةِ مِمَّنۡ هُوَ مِنۡهَا فِي شَكّٖۗ ﴿ "agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu," maksudnya, agar terjadi proses pengujian, dan dengannya dapat diketahui orang yang jujur dan yang dusta, serta dapat dibedakan siapa yang imannya benar-benar tetap teguh dalam menghadapi ujian, cobaan dan menghadapi syubhat-syubhat (pemikiran rancu) setan dari orang yang imannya tidak kokoh lagi mudah goncang dengan (ujian) syubhat yang sangat sepele, dan (imannya) mudah terkikis disebabkan faktor yang sangat sederhana yang mengajaknya ke-pada lawan iman. Jadi, Allah سبحانه وتعالى menjadikan iblis sebagai ujian untuk menguji hamba-hambaNya dan menampakkan mana yang busuk dan mana yang baik, ﴾ وَرَبُّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ حَفِيظٞ ﴿ "Dan Rabbmu Maha Memelihara segala sesuatu," memelihara hamba-hambaNya dan men-jaga amal perbuatan mereka serta memelihara balasannya, dan Dia akan memberikannya kepada mereka secara sempurna.
Ayah: 22 - 23 #
{قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ (22) وَلَا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهُ إِلَّا لِمَنْ أَذِنَ لَهُ حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ (23)}.
"Katakanlah, 'Serulah mereka yang kamu yakini selain Allah, mereka tidak memiliki seberat zarrah pun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu saham pun dalam langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada dari mereka yang menjadi pem-bantu bagiNya.' Dan tiadalah berguna syafa'at di sisi Allah me-lainkan bagi orang yang telah diizinkanNya (untuk memperoleh syafa'at itu), sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata, 'Apakah yang telah difirmankan oleh Rabbmu?' Mereka menjawab, '(Perkataan) yang benar,' dan Dia-lah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar." (Saba`: 22-23).
#
{22 ـ 23} أي: {قل}: يا أيها الرسولُ للمشركين بالله غيرَهُ من المخلوقاتِ التي لا تنفعُ ولا تضرُّ ملزماً لهم بعجزِها ومبيِّناً بطلان عبادتها: {ادعوا الذينَ زعمتُم من دون الله}؛ أي: زعمتموهم شركاء لله إنْ كان دعاؤكم ينفعُ؛ فإنَّهم قد توفرتْ فيهم أسبابُ العجز وعدم إجابة الدعاء من كلِّ وجه؛ فإنَّهم ليس لهم أدنى ملك، فلا يملكونَ مثقال ذرَّةٍ في السماوات والأرض: على وجه الاستقلال، ولا على وجه الاشتراك، ولهذا قال: {وما لهم}؛ أي: لتلك الآلهة الذين زعمتم {فيهما}؛ أي: في السماواتِ والأرض {من شِرْكٍ}؛ أي: لا شركٌ قليل ولا كثيرٌ؛ فليس لهم ملكٌ ولا شركة ملك. بقي أنْ يُقالَ: ومع ذلك؛ فقد يكونون أعواناً للمالك ووزراء له؛ فدعاؤهم يكون نافعاً؛ لأنَّهم بسبب حاجة الملك إليهم يقضون حوائج مَنْ تعلَّق بهم، فنفى تعالى هذه المرتبةَ، فقال: {وما له}؛ أي: للَّه تعالى الواحد القهار {منهم}؛ أي: من هؤلاء المعبودين {من ظهيرٍ}؛ أي: معاونٍ ووزيرٍ يساعده على الملك والتدبير. فلم يبقَ إلاَّ الشفاعةُ، فنفاها بقوله: {ولا تنفَعُ الشفاعةُ عنده إلا لِمَنْ أذِنَ له}: فهذه أنواع التعلُّقات التي يتعلَّقُ بها المشركون بأندادهم وأوثانهم من البشر والشجر والحجر وغيرهم، قَطَعَها الله وبيَّن بطلانَها تبييناً حاسماً لموادِّ الشرك قاطعاً لأصوله؛ لأنَّ المشرك إنَّما يدعو ويعبدُ غير الله؛ لما يرجو منه من النفع؛ فهذا الرجاء هو الذي أوجبَ له الشركَ؛ فإذا كان من يدعوه غير الله لا مالكاً للنفع والضرِّ ولا شريكاً للمالك ولا عوناً وظهيراً للمالك ولا يقدِرُ أن يَشْفَعَ بدون إذنِ المالك؛ كان هذا الدعاء وهذه العبادة ضلالاً في العقل باطلةً في الشرع، بل ينعكسُ على المشركِ مطلوبُه ومقصودُه؛ فإنَّه يريدُ منها النفع، فبيَّن الله بطلانه وعدمه، وبيَّن في آيات أُخَرَ ضررَها على عابديها ، وأنَّه يوم القيامةِ يكفرُ بعضُهم ببعض ويلعنُ بعضُهم بعضاً ومأواهم النارُ، وإذا حُشِرَ الناس كانوا لهم أعداءً وكانوا بعبادتهم كافرين. والعجب أن المشرك استكبر عن الانقياد للرسل بزعمهم أنهم بشرٌ، ورضي أن يَعْبُدَ ويدعو الشجر والحجر، استكبر عن الإخلاص للملك الرحمن الديان، ورضي بعبادةِ مَنْ ضَرُّهُ أقربُ من نفعِهِ طاعةً لأعدى عدوٍّ له وهو الشيطان! وقوله: {حتى إذا فُزِّعَ عن قلوبِهِم قالوا ماذا قال ربُّكُم قالوا الحقَّ وهو العليُّ الكبيرُ}: يُحتمل أنَّ الضمير في هذا الموضع يعودُ إلى المشركين؛ لأنهم مذكورون في اللفظ، والقاعدة في الضمائرِ أن تعودَ إلى أقرب مذكورٍ، ويكونُ المعنى: إذا كان يوم القيامةِ وفُزِّع عن قلوب المشركين؛ أي: زال الفزع وسُئِلوا حين رجعت إليهم عقولُهم عن حالهم في الدُّنيا وتكذيبهم للحقِّ الذي جاءت به الرسل؛ أنَّهم يقرُّون أنَّ ما هم عليه من الكفر والشرك باطلٌ، وأنَّ ما قال الله وأخبرت به عنه رسلُه هو الحقُّ، فبدا لهم ما كانوا يُخفون من قبلُ، وعلموا أن الحقَّ لله، واعترفوا بذُنوبهم. {وهو العليُّ}: بذاته فوقَ جميع المخلوقاتِ، وقهرُهُ لهم وعلوُّ قدره بما له من الصفات العظيمةِ جليلة المقدار. {الكبيرُ}: في ذاته وصفاته، ومن علوِّه أنَّ حكمه تعالى يعلو، وتُذْعِنُ له النفوسُ، حتى نفوس المتكبرينَ والمشركينَ، وهذا المعنى أظهرُ، وهو الذي يدلُّ عليه السياق. ويُحتمل أنَّ الضمير يعود إلى الملائكة، وذلك أنَّ الله تعالى إذا تكلَّم بالوحي؛ سمعتْه الملائكةُ فصُعِقوا وخرُّوا لله سجداً، فيكون أول من يرفعُ رأسهَ جبريلُ، فيكلِّمه الله من وحيه بما أراد؛ فإذا زال الصعقُ عن قلوب الملائكة وزال الفزعُ، فيسأل بعضُهم بعضاً عن ذلك الكلام الذي صعقوا منه: ماذا قال ربُّكم؟ فيقولُ بعضُهم لبعض: قال الحقَّ: إمَّا إجمالاً لعلمهم أنه لا يقول إلاَّ حقًّا، وإمَّا أن يقولوا: قال كذا وكذا ، للكلام الذي سمعوه منه، وذلك من الحقِّ. فيكون المعنى على هذا أنَّ المشركين الذين عبدوا مع الله تلك الآلهة التي وَصَفْنا لكم عجزها ونقصها وعدم نفعها بوجهٍ من الوجوه كيف صَدَفوا وصَرَفوا عن إخلاص العبادة للربِّ العظيم العليِّ الكبير الذي من عظمته وجلاله أنَّ الملائكة الكرام والمقرَّبين من الخلق يبلغ بهم الخضوعُ والصعقُ عند سماع كلامه هذا المبلغ، ويقرُّون كلُّهم لله أنَّه لا يقول إلاَّ الحقَّ؛ فما بال هؤلاءِ المشركين استكبروا عن عبادةِ مَنْ هذا شأنُه وعظمةُ ملكِهِ وسلطانِهِ؟! فتعالى العليُّ الكبيرُ عن شركِ المشركين وإفكِهِم وكذِبِهم.
(22-23) Maksudnya, ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah" wahai Rasul kepada orang-orang yang mempersekutukan Allah dengan yang lainnya dari kalangan makhluk yang tidak bisa menciptakan manfaat atau-pun mudarat, dengan memastikan ketidakberdayaannya kepada mereka dan menjelaskan kepalsuan beribadah kepadanya,﴾ ٱدۡعُواْ ٱلَّذِينَ زَعَمۡتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ ﴿ "Serulah mereka yang kamu yakini selain Allah," mak-sudnya, tuhan yang kalian yakini bahwa mereka adalah sekutu-sekutu bagi Allah, jika seruan kalian berguna. Sebab, sesungguhnya faktor-faktor ketidakberdayaan dan ketidakmampuan mengabul-kan doa sudah terpenuhi dari segala sisi. Karena mereka sama sekali tidak memiliki kemampuan sekecil apa pun. Mereka tidak memiliki seberat biji sawi pun di langit dan di bumi ini, baik secara independen ataupun secara bersama. Maka dari itu Allah berfir-man, ﴾ وَمَا لَهُمۡ ﴿ "Mereka tidak memiliki" maksudnya, sesembahan-sesembahan yang kalian yakini itu (sama sekali) tidak memiliki, ﴾ فِيهِمَا ﴿ "di keduanya," di langit dan di bumi, ﴾ مِن شِرۡكٖ ﴿ "suatu saham pun" maksudnya, tidak memiliki saham kecil ataupun saham besar. Jadi mereka sama sekali tidak memiliki kepemilikan ataupun saham. Tinggal dikatakan, "Selain itu, bisa jadi mereka menjadi para pembantu bagi sang Pemilik dan menteri-menteriNya, sehingga doa mereka menjadi bermanfaat, karena disebabkan kebutuhan sang Raja kepada mereka, maka mereka bisa menunaikan kebutuhan-kebutuhan siapa saja yang bergantung kepada mereka. Namun Allah سبحانه وتعالى menafikan kedudukan ini seraya berfirman, ﴾ وَمَا لَهُۥ ﴿ "Dan sekali-kali tidak ada bagiNya" maksudnya: Bagi Allah yang Maha Esa lagi Mahaperkasa ﴾ مِنۡهُم ﴿ "dari mereka" maksudnya, dari para se-sembahan-sesembahan itu, ﴾ مِّن ظَهِيرٖ ﴿ "yang menjadi pembantu," yakni: Yang menjadi penolong dan menteri yang membantunya dalam kerajaan dan pengaturan. Kemudian, tidak ada yang tersisa selain syafa'at. Namun Allah سبحانه وتعالى menafikan syafa'at dengan FirmanNya, ﴾ وَلَا تَنفَعُ ٱلشَّفَٰعَةُ عِندَهُۥٓ إِلَّا لِمَنۡ أَذِنَ لَهُۥۚ ﴿ "Dan tiadalah berguna syafa'at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkanNya." Inilah beberapa macam bentuk ke-tergantungan yang mana orang-orang musyrik menjadikannya sebagai sandaran kepada sesembahan-sesembahan dan berhala-berhala mereka dari jenis manusia, pepohonan, bebatuan dan lain sebagainya. Ia diputuskan oleh Allah dan dijelaskan kepalsuannya dengan penjelasan yang mencincang habis materi-materi syirik dan memutus dasar-dasarnya, karena sesungguhnya orang yang musyrik itu sebenarnya hanyalah berdoa dan beribadah (menyem-bah) kepada selain Allah, dengan maksud mengharapkan manfaat darinya. Pengharapan seperti inilah yang menyebabkannya ter-jerumus ke dalam syirik. Apabila yang diseru dari selain Allah itu tidak memiliki manfaat dan mudarat (tidak dapat memberikan manfaat dan mudarat), dan bukan juga sekutu bagi Sang Maha Pemilik, bukan pembantu dan bukan pula penolong bagiNya, dan ia tidak kuasa memberikan syafa'at tanpa ada izin dari Sang Maha Pemilik, maka doa dan ibadah tersebut merupakan kesesatan menurut akal dan kebatilan menurut syariat, bahkan permintaan dan harapan mereka itu berbalik menimpa kepada pelaku syirik itu. Sebab, dia sebenarnya menginginkan manfaat darinya, lalu Allah menjelaskan kepalsuan dan ketidakbergunaannya, dan Dia menjelaskan di dalam ayat-ayatNya yang lain bahwa bahayanya menimpa para penyembahnya, dan bahwa nanti di Hari Kiamat sebagian mereka mengingkari sebagian yang lain dan saling me-ngutuk, dan tempat mereka semua adalah neraka. ﴾ وَإِذَا حُشِرَ ٱلنَّاسُ كَانُواْ لَهُمۡ أَعۡدَآءٗ وَكَانُواْ بِعِبَادَتِهِمۡ كَٰفِرِينَ 6 ﴿ "Dan apabila manusia dikumpulkan (pada Hari Kiamat) niscaya sembahan-sembahan mereka itu menjadi musuh mereka, dan mereka meng-ingkari pemujaan-pemujaan mereka." (Al-Ahqaf: 6). Yang aneh lagi adalah bahwa orang musyrik itu menyom-bongkan diri untuk tunduk kepada para rasul dengan alasan bahwa mereka adalah manusia biasa sementara dia sendiri rela menyem-bah dan berdoa kepada pepohonan dan bebatuan, ia menyombong-kan diri untuk tulus kepada sang Maharaja Yang Maha Pengasih lagi Mahaperkasa, sementara dia rela menyembah sembahan yang bahayanya lebih dekat daripada manfaatnya, karena taat kepada musuh bebuyutannya, yaitu setan. Dan FirmanNya,﴾ حَتَّىٰٓ إِذَا فُزِّعَ عَن قُلُوبِهِمۡ قَالُواْ مَاذَا قَالَ رَبُّكُمۡۖ قَالُواْ ٱلۡحَقَّۖ وَهُوَ ٱلۡعَلِيُّ ٱلۡكَبِيرُ ﴿ "Sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata, 'Apakah yang telah difirmankan oleh Rabbmu?' Mereka menjawab, '(Perkataan) yang benar,' dan Dia-lah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar." Kemungkinan pertama kata ganti (dhamir) "hum" dalam ayat ini kembali kepada kaum musyrikin, sebab mereka disebutkan di dalam redaksi ayat tersebut, sedangkan kaidah tentang dhamir (kata ganti) itu adalah kembali kepada kata yang paling dekat (yang disebutkan). Maka makna ayat di atas adalah: Apabila Hari Kiamat terjadi dan rasa ketakutan telah dihilangkan dari hati orang-orang musyrikin. Maksudnya, rasa takut sudah tidak ada dan mereka ditanya, –saat akal mereka sudah dikembalikan–, tentang keadaan mereka dahulu di dunia dan tentang pendustaan mereka terhadap kebenaran yang dibawa oleh para rasul, maka mereka mengakui bahwa apa yang mereka anut, yaitu kekafiran dan ke-syirikan itu adalah batil, dan bahwa apa yang dikatakan oleh Allah dan diberitakan oleh para rasul itulah yang haq. Maka terungkap-lah apa yang dahulu mereka sembunyikan, mereka tahu bahwa kebenaran adalah milik Allah dan mereka mengakui dosa-dosa mereka. ﴾ وَهُوَ ٱلۡعَلِيُّ ﴿ "Dan Dia-lah Yang Mahatinggi" dengan DzatNya di atas seluruh makhluk, keperkasaanNya terhadap mereka dan ke-tinggian martabatNya karena sifat-sifatNya yang Agung lagi Suci, ﴾ ٱلۡكَبِيرُ ﴿ "lagi Mahabesar" DzatNya dan Sifat-sifatNya. Dan di antara ketinggianNya adalah bahwa hukum (keputusan) Allah itu tinggi, jiwa tunduk kepadanya, hingga jiwa orang-orang yang menyom-bongkan diri dan kaum musyrikin sekalipun. Makna ini sudah sangat jelas dan inilah yang ditunjukkan oleh konteks ayat. Kemungkinan kedua, dhamir "hum" kembali kepada para malaikat. Sebab, Allah سبحانه وتعالى apabila berbicara melalui wahyu, maka didengar oleh para malaikat dan mereka tersentak ketakutan dan menyungkur sujud kepada Allah. Dan malaikat pertama yang mengangkat kepalanya adalah Jibril, lalu Allah menyampaikan wahyu yang dikehendakiNya kepadanya. Lalu apabila rasa keta-kutan sudah hilang dari hati para malaikat, maka sebagian mereka menanyakan kepada sebagian yang lain tentang firman yang me-nyebabkan mereka tersentak itu, "Apa yang telah dikatakan oleh Rabb?" Maka sebagiannya menjawab, "Perkataan yang haq." Bisa jadi jawaban itu secara global, karena mereka telah mengetahui bahwa Dia tidak mengatakan kecuali yang haq, atau mereka me-ngatakan, "Dia berfirman begini dan begitu"[65] untuk firman yang telah mereka dengar dariNya. Dan yang demikian itu termasuk yang haq. Maka makna ayat di atas berdasarkan alternatif ini ada-lah bahwa kaum musyrikin yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah, yang telah kami uraikan kepada kalian tentang ke-tidakberdayaannya, kelemahannya dan ketidakmampuannya memberikan manfaat dari sudut mana pun, bagaimana mungkin mereka bisa berpaling dan menjauh dari ketulusan ibadah kepada Rabb yang Mahaagung, Mahatinggi lagi Mahabesar, yang karena keagungan dan kebesaranNya menciptakan sikap tunduk dan rasa takut para malaikat nan mulia lagi muqarrabin sampai pada kadar seperti itu, dan mereka semua mengakui bahwasanya Allah tidak mengatakan kecuali yang haq. Lalu bagaimana kaum musyrikin bisa menyombongkan diri untuk beribadah kepada Tuhan yang sedemikian keadaanNya dan keagungan kerajaan dan kekuasaan-Nya? Maka Mahasuci Allah yang Mahatinggi lagi Mahabesar dari kesyirikan kaum musyrikin, dari kedustaan dan kebohongan mereka!
Ayah: 24 - 27 #
{قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ وَإِنَّا أَوْ إِيَّاكُمْ لَعَلَى هُدًى أَوْ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (24) قُلْ لَا تُسْأَلُونَ عَمَّا أَجْرَمْنَا وَلَا نُسْأَلُ عَمَّا تَعْمَلُونَ (25) قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيمُ (26) قُلْ أَرُونِيَ الَّذِينَ أَلْحَقْتُمْ بِهِ شُرَكَاءَ كَلَّا بَلْ هُوَ اللَّهُ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (27)}.
"Katakanlah, 'Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi?' Katakanlah, 'Allah;' dan sesungguhnya kami atau kamu (wahai orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. Katakanlah, 'Kamu tidak akan ditanya tentang dosa yang kita perbuat dan kami tidak akan ditanya pula tentang apa yang kamu perbuat.' Katakanlah, 'Rabb kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui. Katakanlah, 'Perlihatkanlah kepadaku sembahan-sembahan yang kamu hubungkan denganNya sebagai sekutu-sekutu, sekali-kali tidak mungkin! Sebenarnya Dia-lah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana'." (Saba`: 24-27).
#
{24} يأمر تعالى نبيَّه محمداً - صلى الله عليه وسلم - أن يقولَ لمن أشركَ بالله ويسألَه عن صحةِ شركِهِ: {من يَرْزُقُكم من السمواتِ والأرضِ}: فإنَّهم لا بدَّ أن يُقرُّوا أنَّه الله، ولئنْ لم يقرُّوا؛ فَـ {قُلِ اللهُ}: فإنَّك لا تجد من يدفعُ هذا القول. فإذا تبيَّن أنَّ الله وحده الذي يرزقُكم من السماواتِ والأرضِ ويُنْزِلُ لكم المطر ويُنْبِتُ لكم النباتَ ويفجِّرُ لكم الأنهارَ ويُطْلِعُ لكم من ثمار الأشجار وجعل لكم الحيواناتِ جميعَها لنفعِكُم ورزقِكُم؛ فلِمَ تعبدون معه من لا يرزُقُكم شيئاً ولا يفيدكم نفعاً؟! وقوله: {وإنا أو إيَّاكم لعلى هدىً أو في ضلال مبينٍ}؛ أي: إحدى الطائفتين منَّا ومنكم على الهدى مستعليةٌ عليه، أو في ضلال بيِّنٍ منغمرةٌ فيه. وهذا الكلام يقولُه من تبيَّن له الحقُّ واتَّضح له الصوابُ وجَزَمَ بالحقِّ الذي هو عليه وبطلانِ ما عليه خصمُه؛ أي: قد شرحنا من الأدلَّة الواضحة عندنا وعندكم ما به يُعْلَم علماً يقينيًّا لا شكَّ فيه مَن المحقُّ منا ومَن المبطلُ ومَن المهتدي ومن الضالُّ، حتى إنَّه يصير التعيينُ بعد ذلك لا فائدة فيه؛ فإنَّك إذا وازنتَ بين من يدعو إلى عبادة الخالقِ لسائر المخلوقات، المتصرِّفِ فيها بجميع أنواع التصرُّفات، المسدي جميع النعم، الذي رزقهم وأوصل إليهم كلَّ نعمة ودفع عنهم كلَّ نقمة، الذي له الحمدُ كلُّه والملكُ كلُّه وكلُّ أحدٍ من الملائكة فَمَنْ دونهم خاضعون لهيبته متذلِّلون لعظمته، وكلُّ الشفعاء تخافه، لا يشفعُ أحدٌ منهم عنده إلاَّ بإذنِهِ، العليُّ الكبيرُ في ذاتِهِ وأوصافِهِ وأفعالِهِ، الذي له كلُّ كمال وكلُّ جلال وكلُّ جمال وكلُّ حمد وثناء ومجدٍ، يدعو إلى التقرُّب لمن هذا شأنه، وإخلاص العمل له، وينهى عن عبادةِ مَنْ سواه، وبين من يتقرَّب إلى أوثان وأصنام وقبور لا تَخْلُقُ ولا ترزقُ ولا تملكُ لأنفسها ولا لِمَنْ عَبَدَها نفعاً ولا ضرًّا ولا موتاً ولا حياةً ولا نشوراً، بل هي جماداتٌ لا تعقل ولا تسمع دعاء عابديها، ولو سمعتْه؛ ما استجابت لهم، ويوم القيامةِ يكفُرون بشِرْكِهم ويتبرؤون منهم ويتلاعنون بينهم، ليس لهم قِسْطٌ من الملك، ولا شركة فيه ولا إعانة فيه، ولا لهم شفاعةٌ يستقلُّون بها دون الله؛ فهو يدعو من هذا وصفُهُ، ويتقرَّبُ إليه مهما أمكَنَه، ويعادي مَنْ أخلصَ الدين لله ويحاربُهُ، ويكذِّبُ رسل الله الذين جاؤوا بالإخلاص لله وحده؛ تبيَّنَ لك أيُّ الفريقين: المهتدي من الضالِّ والشقيِّ من السعيد، ولم يحتج إلى أن يعينَ لك ذلك؛ لأنَّ وصف الحال أوضح من لسان المقال.
(24) Allah سبحانه وتعالى memerintah NabiNya, Muhammad a, untuk mengatakan kepada orang yang mempersekutukan Allah dan menanyakan kepadanya tentang kebenaran[66] syiriknya,﴾ مَن يَرۡزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ ﴿ "Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi?" Sebab mereka terpaksa harus mengakui bahwasanya Dia adalah Allah. Dan jika mereka tidak mau mengakui, maka ﴾ قُلِ ٱللَّهُۖ ﴿ "Katakanlah, 'Allah'," niscaya kamu tidak akan menjumpai orang yang menolak perkataan ini. Kalau sudah terbukti bahwa Allah semata yang memberi kalian rizki dari langit dan bumi, dan yang menurunkan hujan untuk kalian serta menumbuhkan berbagai tanaman, memancarkan sungai untuk kalian dan menimbulkan buah-buahan dari berbagai pohon dan menciptakan berbagai hewan semuanya untuk kalian, untuk kepentingan kalian dan rizki kalian, lalu kenapa kalian menyembah sesuatu yang sama sekali tidak memberikan rizki kepada kalian dan tidak memberikan satu man-faat pun kepada kalian? Dan FirmanNya, ﴾ وَإِنَّآ أَوۡ إِيَّاكُمۡ لَعَلَىٰ هُدًى أَوۡ فِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ ﴿ "Dan se-sungguhnya kami atau kamu (wahai orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata," yakni, salah satu dari dua golongan dari kami dan kalian ada yang berpegang teguh pada petunjuk dalam keadaan mengunggulinya, atau ada di dalam kesesatan yang nyata dalam keadaan tenggelam di dalamnya. Dan perkataan ini diucapkan oleh orang yang kebenaran menjadi jelas baginya dan yang benar menjadi terang, dan ia me-negaskan terhadap kebenaran yang dianutnya dan terhadap ke-palsuan apa yang dianut oleh musuhnya. Maksudnya, kami telah menjelaskan dalil-dalil yang sangat jelas bagi kami dan kalian, yang dengannya dapat diketahui dengan seyakin-yakinnya, tidak ada keraguan lagi padanya, siapa yang benar dari kita dan siapa pembuat kepalsuan, siapa yang mendapat petunjuk dan siapa yang tersesat, sehingga penentuan sudah tidak berguna lagi sesudahnya. Sebab, jika kamu membandingkan[67] antara orang yang mengajak untuk beribadah kepada Allah, Sang Pencipta semua makhluk, Yang mengaturnya dengan berbagai bentuk otoritasNya, Yang mencurahkan seluruh kenikmatan, Yang memberi mereka rizki dan melimpahkan kepada mereka segala bentuk nikmat dan mencegah dari mereka segala bentuk bencana, Yang kepunyaanNya-lah segala puja dan puji, kerajaan semuanya, dan setiap orang dari malaikat dan selain mereka semuanya tunduk kepada kebesaranNya, meng-hinakan diri di hadapan keagunganNya, setiap pemberi syafa'at takut kepadaNya, tiada seorang pun dari mereka yang dapat mem-beri syafa'at di sisiNya kecuali dengan izin dariNya, Yang Maha-tinggi lagi Mahabesar dalam Dzat, sifat-sifat dan segala perbuatan-Nya, yang milikNya-lah segala kesempurnaan, segala kemuliaan, segala keindahan dan segala puji, puja dan sanjungan. Orang itu mengajak kepada Tuhan yang sedemikian rupa keadaanNya, dan kepada ketulusan beramal kepadaNya, melarang beribadah kepada selainNya, (bandingkan) dengan orang-orang yang mendekatkan diri kepada berhala, patung dan kuburan yang sama sekali tidak menciptakan, tidak memberi rizki, tidak dapat menyelamatkan dirinya dan diri orang yang menyembahnya dan tidak pula dapat menimpakan bahaya, tidak dapat mematikan, menghidupkan dan membangkitkan, bahkan itu semua adalah benda-benda mati yang tidak berakal, tidak mendengar seruan para penyembahnya, dan kalau seandainya dia mendengar pun, niscaya tidak akan dapat mengabulkannya untuk mereka, sedang-kan di Hari Kiamat kelak mereka mengingkari kesyirikan mereka dan berlepas diri dari mereka serta saling mengutuk di antara mereka. Mereka sama sekali tidak mempunyai bagian sedikit pun dari kekuasaan, tidak memiliki persekutuan padanya, tidak pula memiliki bantuan di dalamnya, dan tidak memiliki hak memberi-kan syafa'at secara independen tanpa campur tangan Allah. Lalu ia menyeru (berdoa) kepada orang yang sedemikian ini sifatnya dan mendekatkan diri kepadanya sebisa mungkin dan memusuhi orang yang menuluskan kepatuhan hanya kepada Allah semata serta menyatakan dusta para utusan Allah yang membawa syariat de-ngan ikhlas semata karena Allah, maka akan menjadi jelas bagimu[68] golongan yang mana yang mendapat petunjuk dan yang tersesat, yang celaka dan yang berbahagia; dan kamu tidak perlu diberi tahu tentang hal itu, karena deskripsi keadaan sudah lebih jelas daripada ungkapan lisan.
#
{25} {قل} لهم: {لا تُسْألونَ عمَّا أجْرَمْنا ولا نسألُ عما تَعْمَلونَ}؛ أي: كلٌّ منَّا ومنكم له عمله، أنتم لا تُسألون عن إجرامِنا وذنوبِنا لو أذْنَبْنا، ونحنُ لا نُسألُ عن أعمالكم؛ فليكن المقصودُ منَّا ومنكم طَلَبَ الحقائق وسلوكَ طريق الإنصاف، ودَعوا ما كُنَّا نعملُ، ولا يكنْ مانعاً لكم من اتِّباع الحقِّ؛ فإنَّ أحكام الدُّنيا تجري على الظواهر، ويُتَّبَعُ فيها الحقُّ ويُجْتَنَبُ الباطلُ، وأما الأعمال؛ فلها دارٌ أخرى يَحْكُمُ فيها أحكمُ الحاكمين، ويفصِلُ بين المختصمين أعدلُ العادلين.
(25) ﴾ قُل ﴿ "Katakanlah" kepada mereka, ﴾ لَّا تُسۡـَٔلُونَ عَمَّآ أَجۡرَمۡنَا وَلَا نُسۡـَٔلُ عَمَّا تَعۡمَلُونَ ﴿ "Kamu tidak akan ditanya tentang dosa yang kita perbuat dan kami tidak akan ditanya pula tentang apa yang kamu perbuat," mak-sudnya, masing-masing kita dan kalian menanggung perbuatannya masing-masing, kalian tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang perbuatan kami dan dosa-dosa kami kalau kami melaku-kannya, dan kami tidak akan diminta pertanggungjawaban ten-tang perbuatan kalian, maka hendaklah tujuan kami dan kalian adalah mencari yang benar dan menempuh jalan terbuka (adil dan objektif), dan tinggalkanlah apa yang telah (terlanjur) kita lakukan dan jangan menjadi penghalang bagi kalian untuk mengikuti al-haq (kebenaran). Sebab, sesungguhnya hukum-hukum yang di-berlakukan di dunia ini hanya dalam hal-hal yang nampak, di situ kebenaran diikuti dan kebatilan dijauhi. Adapun amal-amal per-buatan, maka ia mempunyai negeri yang lain di mana di dalamnya Sang Mahabijaksana memberikan keputusan, Sang Mahaadil me-netapkan keputusan di antara orang-orang yang berselisih.
#
{26} ولهذا قال: {قل يَجْمَعُ بينَنا ربُّنا ثم يفتحُ بينَنا}؛ أي: يحكم بينَنا حكماً يتبيَّن به الصادقُ من الكاذب، والمستحقُّ للثواب من المستحقِّ للعقاب وهو خير الفاتحين.
(26) Maka dari itu Dia berfirman, ﴾ قُلۡ يَجۡمَعُ بَيۡنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفۡتَحُ بَيۡنَنَا ﴿ "Katakanlah, 'Rabb kita akan mengumpulkan kita semua'," maksudnya, Dia akan memberikan keputusan di antara kita, yang dengannya akan dapat dibedakan mana yang benar (jujur) dan mana yang dusta; mana yang berhak mendapat pahala dan mana yang berhak diazab; dan Dia adalah sebaik-baik pemberi keputusan.
#
{27} {قل}: لهم يا أيها الرسولُ، ومَنْ ناب منابك: {أروني الذين ألحقتم به شركاءَ}؛ أي: أين هم؟ وأين السبيل إلى معرفتهم؟ وهل هم في الأرض أم في السماء؟ فإنَّ عالم الغيب والشهادة قد أخبرنا أنَّه ليس في الوجودِ له شريكٌ: {ويعبُدونَ من دون الله ما لا يضرُّهم ولا يَنْفَعُهم ويقولون هؤلاءِ شفعاؤُنا عند اللهِ قل أتنبِّئونَ الله بما لا يعلمُ ... } [الآية]، {وما يتَّبِعُ الذين يدعونَ من دون الله شركاءَ؟ إنْ يتَّبِعونَ إلاَّ الظَّنَّ وإنْ هم إلاَّ يَخْرُصونَ}، وكذلك خواصُّ خلقِهِ من الأنبياء والمرسلين لا يعلَمون له شريكاً؛ فيا أيُّها المشركون! أروني الذين ألحقتم بزعمكم الباطل بالله شركاء! وهذا السؤال لا يمكنهم الإجابةُ عنه، ولهذا قال: {كلا}؛ أي: ليس للَّه شريكٌ ولا ندٌّ ولا ضدٌّ، {بل هو اللهُ}: الذي لا يستحقُّ التألُّه والتعبُّد إلاَّ هو {العزيزُ}: الذي قهر كلَّ شيء؛ فكلُّ ما سواه فهو مقهورٌ مسخَّر مدبَّر. {الحكيمُ}: الذي أتقن ما خَلَقَه، وأحسنَ ما شَرَعَه، ولو لم يكنْ في حكمتِهِ في شرعِهِ إلاَّ أنَّه أمر بتوحيده وإخلاص الدين له، وأحبَّ ذلك وجعله طريقاً للنجاة، ونهى عن الشرك به واتِّخاذ الأندادِ من دونِهِ، وجَعَلَ ذلك طريقاً للشقاء والهلاك؛ لكفى بذلك برهاناً على كمال حكمتِهِ؛ فكيف وجميعُ ما أمر به ونهى عنه مشتملٌ على الحكمة؟!
(27) ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah" kepada mereka, wahai rasul, dan wahai orang yang mewakilimu, ﴾ أَرُونِيَ ٱلَّذِينَ أَلۡحَقۡتُم بِهِۦ شُرَكَآءَۖ ﴿ "Perlihat-kanlah kepadaku sembahan-sembahan yang kamu hubungkan denganNya sebagai sekutu-sekutu," maksudnya, di mana mereka? Di mana jalan untuk mengenal mereka? Apakah mereka ada di bumi atau di langit? Karena sesungguhnya Allah Yang Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib dan nyata telah menginformasikan kepada kami, bahwa di dalam wujud (alam semesta ini) ia sama sekali tidak mempunyai seorang sekutu pun, ﴾ وَيَعۡبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمۡ وَلَا يَنفَعُهُمۡ وَيَقُولُونَ هَٰٓؤُلَآءِ شُفَعَٰٓؤُنَا عِندَ ٱللَّهِۚ قُلۡ أَتُنَبِّـُٔونَ ٱللَّهَ بِمَا لَا يَعۡلَمُ ﴿ "Dan mereka menyembah selain dari Allah sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemudaratan kepada mereka dan tidak pula kemanfaatan, dan mereka berkata, 'Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah.' Katakanlah, 'Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahuiNya?'" (Yunus: 18). ﴾ وَمَا يَتَّبِعُ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ شُرَكَآءَۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنۡ هُمۡ إِلَّا يَخۡرُصُونَ 66 ﴿ "Dan orang-orang yang menyeru sekutu-sekutu selain Allah, tidaklah mengikuti (suatu keyakinan). Tidaklah mereka mengikuti kecuali prasangka belaka, dan mereka hanyalah menduga-duga." (Yunus: 66). Demikian pula orang-orang istimewa dari makhlukNya, yaitu para nabi dan para rasul, mereka tidak mengetahui adanya sekutu bagiNya. Maka, wahai sekalian kaum musyrikin, perlihat-kanlah kepadaku sembahan-sembahan yang kalian hubungkan dengan Allah sebagai sekutu-sekutuNya menurut klaim palsu kalian! Permintaan ini tidak mungkin mereka penuhi, maka dari itu Allah berfirman, ﴾ كـَلَّاۚ ﴿ "Sekali-kali tidak mungkin." Maksudnya, Allah sama sekali tidak mempunyai sekutu, tandingan dan lawan. ﴾ بَلۡ هُوَ ٱللَّهُ ﴿ "Sebenarnya Dia-lah Allah" yang tidak ada yang berhak disembah dan diibadahi, kecuali Dia ﴾ ٱلۡعَزِيزُ ﴿ "yang Mahaperkasa" yang mengalahkan segala sesuatu. Maka segala sesuatu, semuanya dikendalikan, dikalahkan dan ditundukkanNya. ﴾ ٱلۡحَكِيمُ ﴿ "Lagi Mahabijaksana," yang menciptakan dengan sangat rapi dan membuat indah apa yang diciptakanNya, dan sangat baik apa yang disyariat-kanNya. Kalaupun tidak ada dalam hikmah syariatnya kecuali hanya (pertama) perintah mengesakanNya dan mengikhlaskan kepatuhan (agama) hanya kepadaNya dalam keadaan mencintai hal ini dan menjadikannya sebagai jalan keselamatan, dan (kedua) larangan berbuat syirik dan mengambil sembahan-sembahan selain Dia, serta menjadikan hal ini sebagai jalan kesengsaraan dan kebi-nasaan, maka hal ini sudah sangat cukup untuk menjadi argumen (bukti) atas kesempurnaan hikmah (kebijaksanaan)Nya; lalu bagai-mana dengan keadaan syariat di mana seluruh yang Dia perintah-kan dan apa yang Dia larang mencakup hikmah?
Ayah: 28 - 30 #
{وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (28) وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (29) قُلْ لَكُمْ مِيعَادُ يَوْمٍ لَا تَسْتَأْخِرُونَ عَنْهُ سَاعَةً وَلَا تَسْتَقْدِمُونَ (30)}.
"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. Dan mereka berkata, 'Kapankah janji ini, jika kamu adalah orang-orang yang benar?' Katakanlah, 'Bagimu ada hari yang telah di-janjikan yang tiada dapat kamu minta mundur darinya barang sesaat pun dan tidak pula kamu dapat meminta supaya dimaju-kan." (Saba`: 28-30).
#
{28} يخبر تعالى أنَّه ما أرسل رسولَه - صلى الله عليه وسلم - إلا ليبشِّر جميع الناس بثواب الله، ويخبِرَهم بالأعمال الموجبة لذلك، وينذِرَهم عقاب الله، ويخبِرَهم بالأعمال الموجبة له؛ فليس لك من الأمر شيءٌ، وكلُّ ما اقْتَرَحَ عليك أهلُ التكذيب والعنادِ؛ فليس من وظيفتِكَ، إنَّما ذلك بيد الله تعالى. {ولكنَّ أكثرَ الناس لا يعلمونَ}؛ أي: ليس لهم علمٌ صحيحٌ، بل إمَّا جهالٌ أو معاندونَ لم يعملوا بعلمهم، فكأنَّهم لا علم لهم، ومن عدم علمِهِم جَعْلُهُم عدمَ الإجابة لما اقترحوه على الرسول موجباً لردِّ دعوته.
(28) Allah سبحانه وتعالى memberitakan bahwasanya tidaklah Dia meng-utus RasulNya, Muhammad a melainkan agar menyampaikan berita gembira kepada seluruh manusia tentang pahala dari Allah dan menyampaikan kepada mereka amal perbuatan yang dapat mengantarkan kepadanya dan memberi peringatan akan azab Allah, lalu mengabarkan tentang amal yang mengantarkan kepadanya. Jadi, kamu sama sekali tidak mempunyai campur tangan dalam urusan tersebut; dan semua yang diusulkan kepadamu oleh kaum yang mendustakan dan keras kepala bukanlah tugasmu. Itu semua ada di Tangan Allah سبحانه وتعالى, ﴾ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ ﴿ "tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui," maksudnya, mereka sama sekali tidak mempunyai ilmu yang shahih, malah mereka sebenarnya adalah orang-orang bodoh atau orang-orang yang keras kepala yang tidak mau mengamalkan ilmunya, sehingga seakan-akan mereka tidak mempunyai ilmu. Dan di antara tanda mereka tidak mempunyai ilmu adalah Allah menjadikan mereka tidak memperoleh jawaban dari apa yang mereka minta (berupa usulan) kepada Rasul sebagai sesuatu yang mengharuskan mereka untuk menolak dakwahnya.
#
{29} فممَّا اقترحوه استعجالُهم العذابَ الذي أنْذَرَهم به، فقال: {ويقولونَ متى هذا الوعدُ إن كنتُم صادقينَ}: وهذا ظلمٌ منهم؛ فأيُّ ملازمة بين صدقِهِ وبين الإخبار بوقت وقوعِهِ؟! وهل هذا إلاَّ ردٌّ للحقِّ وسفهٌ في العقل؟! أليس النذير في أمرٍ من أحوال الدُّنيا لو جاء قوماً يعلمون صدقَه ونُصحه ولهم عدوٌّ ينتهزُ الفرصة منهم ويعدُّ لهم، فقال لهم: تركتُ عدوَّكم قد سار يريد اجتِياحَكُم واستئصالَكم؛ فلو قال بعضُهم: إن كنتَ صادقاً؛ فأخبِرْنا بأيَّةِ ساعةٍ يصل إلينا؟ وأين مكانَه الآن؟ فهل يعدُّ هذا القائل عاقلاً أم يُحكم بسفهِهِ وجنونِهِ؟! هذا والمخبر يمكن صدقُهُ وكذبُهُ، والعدوُّ قد يبدو له غيرهم وقد تنحلُّ عزيمته، وهم قد يكون بهم مَنَعَةٌ يدافعون بها عن أنفسهم؛ فكيفَ بمن كذَّبَ أصدقَ الخلقِ المعصوم في خبره، الذي لا ينطِقُ عن الهوى بالعذاب اليقين، الذي لا مَدْفَعَ له ولا ناصر منه، أليس ردُّ خبرِهِ بحجَّة عدم بيان وقت وقوعِهِ من أسفه السفه؟!
(29) Di antara hal yang mereka usulkan adalah mereka minta disegerakannya azab yang diperingatkan oleh Rasul ter-hadap mereka. Allah berfirman, ﴾ وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هَٰذَا ٱلۡوَعۡدُ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ﴿ "Dan mereka berkata, 'Kapankah janji ini, jika kamu adalah orang-orang yang benar?'" Ini adalah kezhaliman mereka. Sebab, kelaziman jenis apa yang membedakan antara kebenarannya dengan informasi tentang waktu terjadinya azab? Tidaklah ini merupakan sikap menolak kebenaran dan ke-picikan akal? Bukankah seorang pemberi peringatan dalam salah satu urusan dunia, kalau dia membawa (syariat) kepada sekelom-pok manusia (suatu kaum) yang mengenal kejujurannya dan ketulusannya, sedangkan mereka memiliki musuh yang sedang menunggu-nunggu kesempatan untuk menyerang dan tengah mengadakan persiapan, lalu pemberi peringatan itu berkata kepada mereka, "Aku telah melihat musuh kalian telah berangkat hendak menyerang dan menumpas kalian." Lalu salah seorang di antara kaum itu mengatakan, "Jika Anda benar, maka sampaikanlah ke-pada kami, jam berapa mereka akan sampai kepada kami? Di mana tempat mereka sekarang?" Apakah orang seperti ini bisa dianggap seorang yang berakal atau sudah pantas dicap dungu dan gila? Di sisi lain, orang yang menyampaikan berita memang bisa benar dan bisa dusta, sedangkan musuh bisa jadi telah tampak oleh sebagian mereka sementara tekad mereka telah pupus, padahal bisa jadi kaum itu memiliki pertahanan yang dengannya mereka dapat mempertahankan diri. Lalu bagaimana dengan orang yang men-dustakan manusia yang paling jujur lagi ma'shum (terpelihara dari kesalahan) dalam informasinya, yang tidak berbicara berdasarkan hawa nafsu tentang azab yang pasti, yang tidak bisa dicegah, tidak ada penolong darinya, tidakkah menolak informasi yang berasal darinya dengan alasan tidak jelas waktu terjadinya adalah meru-pakan kepicikan yang paling parah?
#
{30} {قل} لهم مخبراً بوقت وقوعِهِ الذي لا شكَّ فيه: {لكم ميعادُ يوم لا تستأخِرونَ عنه ساعةً ولا تَسْتَقْدِمونَ}: فاحْذَروا ذلك اليوم وأعدُّوا له عدَّتَه.
(30) ﴾ قُل ﴿ "Katakanlah," kepada mereka dengan memberita-kan mengenai waktu terjadinya Hari Kiamat yang sudah tidak ada keraguan lagi padanya, ﴾ لَّكُم مِّيعَادُ يَوۡمٖ لَّا تَسۡتَـٔۡخِرُونَ عَنۡهُ سَاعَةٗ وَلَا تَسۡتَقۡدِمُونَ ﴿ "Bagimu ada hari yang telah dijanjikan yang tiada dapat kamu minta mundur darinya barang sesaat pun, dan tidak pula kamu dapat meminta supaya dimajukan," maka waspadailah hari itu dan lakukanlah per-siapan untuk menghadapinya.
Ayah: 31 - 33 #
{وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَنْ نُؤْمِنَ بِهَذَا الْقُرْآنِ وَلَا بِالَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ مَوْقُوفُونَ عِنْدَ رَبِّهِمْ يَرْجِعُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ الْقَوْلَ يَقُولُ الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا لَوْلَا أَنْتُمْ لَكُنَّا مُؤْمِنِينَ (31) قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا لِلَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا أَنَحْنُ صَدَدْنَاكُمْ عَنِ الْهُدَى بَعْدَ إِذْ جَاءَكُمْ بَلْ كُنْتُمْ مُجْرِمِينَ (32) وَقَالَ الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا بَلْ مَكْرُ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ إِذْ تَأْمُرُونَنَا أَنْ نَكْفُرَ بِاللَّهِ وَنَجْعَلَ لَهُ أَنْدَادًا وَأَسَرُّوا النَّدَامَةَ لَمَّا رَأَوُا الْعَذَابَ وَجَعَلْنَا الْأَغْلَالَ فِي أَعْنَاقِ الَّذِينَ كَفَرُوا هَلْ يُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (33)}.
"Dan orang-orang kafir berkata, 'Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada al-Qur`an dan tidak pula kepada kitab yang sebelumnya.' Dan (alangkah mengerikan) kalau kamu lihat ketika orang-orang yang zhalim itu dihadapkan kepada RabbNya, seba-gian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, 'Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman.' Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang di-anggap lemah, 'Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petun-juk sesudah petunjuk itu datang kepadamu? (Tidak), sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa.' Dan orang-orang yang tertindas berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, '(Tidak), sebenarnya tipu daya di waktu malam dan siang, ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan men-jadikan sekutu-sekutu bagiNya.' Kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan Kami pasang be-lenggu di leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas me-lainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan." (Saba`: 31-33).
#
{31} لما ذكر تعالى أنَّ ميعادَ المستعجلين بالعذابِ لابدَّ من وقوعه عند حلول أجله؛ ذكر هنا حالَهم في ذلك اليوم، وأنَّك لو رأيتَ حالَهم إذ وُقِفوا عند ربِّهم واجتمع الرؤساءُ والأتباعُ في الكفر والضَّلال؛ لرأيتَ أمراً عظيماً وهولاً جسيماً، ورأيت كيف يتراجع و {يرجِعُ بعضُهم إلى بعضٍ القولَ}، فيقول {الذين استُضْعِفوا}: وهم الأتباعُ، {للذين استَكْبَروا}: وهم القادةُ: {لولا أنتُم لَكُنَّا مؤمنينَ}: ولكنَّكُم حُلْتُم بيننا وبين الإيمان، وزيَّنْتُم لنا الكفرانَ ، فتبعناكم على ذلك، ومقصودُهم بذلك أن يكون العذابُ على الرؤساءِ دونهم.
(31) Ketika Allah سبحانه وتعالى menjelaskan bahwa waktu yang dijan-jikan kepada orang-orang yang minta disegerakan turunnya azab itu pasti terjadi jika waktunya telah tiba, maka di sini Dia menje-laskan kondisi mereka pada Hari (Kiamat) itu; dan bahwa kalau saja kamu melihat keadaan mereka ketika mereka dihadapkan kepada Rabb mereka dan (di situ) berkumpul para pemimpin dan para pengikutnya dalam kekafiran dan kesesatan, tentu kamu akan melihat perkara yang sangat luar biasa dan keadaan yang sangat menakutkan, dan kamu melihat bagaimana mereka saling menya-lahkan dan ﴾ يَرۡجِعُ بَعۡضُهُمۡ إِلَىٰ بَعۡضٍ ٱلۡقَوۡلَ ﴿ "sebagian dari mereka menghadap-kan perkataan kepada sebagian yang lain," lalu berkata ﴾ ٱلَّذِينَ ٱسۡتُضۡعِفُواْ ﴿ "orang-orang yang dianggap lemah," yaitu para pengikut ﴾ لِلَّذِينَ ٱسۡتَكۡبَرُواْ ﴿ "kepada orang-orang yang menyombongkan diri," mereka adalah para penguasa dan pemimpin, ﴾ لَوۡلَآ أَنتُمۡ لَكُنَّا مُؤۡمِنِينَ ﴿ "Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman," akan tetapi kalian telah menghalangi kami untuk beriman, dan kalian mem-perindah kekafiran bagi kami, sehingga kami mengikuti kalian. Maksud mereka dengan ucapan tersebut adalah agar siksaan hanya ditimpakan kepada para pemimpin saja, tanpa menimpa mereka.
#
{32} {قال الذين استَكْبَروا للذين استضعفوا}: مستفهمينَ لهم ومخبرينَ أنَّ الجميع مشتركون في الجُرم: {أنحن صَدَدْناكم عن الهُدى بعد إذْ جاءَكُم}؛ أي: بقوَّتنا وقهرِنا لكم، {بل كنتُم مجرمينَ}؛ أي: مختارين للإجرام، لستُم مقهورين عليه، وإن كُنَّا قد زَيَّنَّا لكُم؛ فما كان لنا عليكم من سلطان.
(32) ﴾ قَالَ ٱلَّذِينَ ٱسۡتَكۡبَرُواْ لِلَّذِينَ ٱسۡتُضۡعِفُوٓاْ ﴿ "Orang-orang yang menyom-bongkan diri berkata kepada orang-orang yang tertindas," dengan maksud minta penjelasan kepada mereka dan menginformasikan bahwa semua sama-sama ikut serta dalam kejahatan, ﴾ أَنَحۡنُ صَدَدۡنَٰكُمۡ عَنِ ٱلۡهُدَىٰ بَعۡدَ إِذۡ جَآءَكُمۖ ﴿ "Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepadamu." Maksudnya, dengan sebab kekuatan dan pemaksaan kamikah terhadap kalian? ﴾ بَلۡ كُنتُم مُّجۡرِمِينَ ﴿ "Sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa," maksudnya, sebenarnya kalianlah yang memilih untuk melakukan dosa, kalian tidak dipaksa untuk itu. Sekalipun kami telah memperindah ke-sesatan untuk kalian, namun kami tetap tidak memiliki kekuasaan terhadap kalian.
#
{33} فقال {الذين استُضْعِفوا للذينَ استَكْبَروا بلْ مَكْرُ الليل والنهارِ إذْ تأمرونَنا أن نكفُرَ بالله ونجعلَ له أنداداً}؛ أي: بل الذي دهانا منكم ووصل إلينا من إضلالكم ما دبَّرْتُموه من المكر في الليل والنهار؛ إذْ تُحَسِّنون لنا الكفرَ وتدعوننا إليه، وتقولون: إنَّه الحقُّ، وتقدحون في الحقِّ، وتهجِّنونَه وتزعمونَ أنَّه الباطلُ؛ فما زال مكرُكُم بنا وكيدُكُم إيَّانا حتى أغْوَيْتُمونا وفَتَنْتُمونا. فلم تُفِدْ تلك المراجعةُ بينَهم شيئاً إلاَّ تبرِّي بعضِهم من بعضٍ والندامةَ العظيمةَ، ولهذا قال: {وأسرُّوا الندامةَ لما رأوا العذابَ}؛ أي: زال عنهم ذلك الاحتجاج الذي احتجَّ به بعضُهم لينجو من العذاب، وعلم أنَّه ظالمٌ مستحقٌّ له، فندم كلٌّ منهم غاية الندم، وتمنَّى أنْ لو كان على الحقِّ، وأنَّه ترك الباطل الذي أوصله إلى هذا العذاب، سرًّا في أنفسهم؛ لخوفهم من الفضيحة في إقرارهم على أنفسهم! وفي بعض مواقف القيامةِ وعند دخولِهِمُ النارَ يُظْهِرون ذلك الندمَ جهراً: {ويومَ يَعَضُّ الظالمُ على يَدَيْهِ يقولُ يا لَيْتَني اتَّخَذْتُ مع الرسول سَبيلاً. يا وَيْلَتى لَيْتَني لم أتَّخِذْ فُلاناً خليلاً ... } الآيات، {وقالوا لو كُنَّا نَسْمَعُ أو نَعْقِلُ ما كنَّا في أصحابِ السعير. فاعترفوا بذَنْبِهِم فَسُحْقاً لأصحاب السَّعيرِ}. {وجعلنا الأغلال في أعناق الذين كفروا}: يُغَلُّونَ كما يُغَلُّ المسجونُ الذي سيُهانُ في سجنه؛ كما قال تعالى: {إذِ الأغلالُ في أعناقِهِم والسلاسلُ يُسْحَبونَ في الحميم ثم في النارِ يُسْجَرونَ ... } الآيات. {هل يُجْزَوْنَ}: في هذا العذاب والنَّكال وتلك الأغلال الثقال {إلاَّ ما كانوا يَعْمَلونَ}: من الكفر والفسوق والعصيان.
(33) Maka berkatalah,﴾ ٱلَّذِينَ ٱسۡتُضۡعِفُواْ لِلَّذِينَ ٱسۡتَكۡبَرُواْ بَلۡ مَكۡرُ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ إِذۡ تَأۡمُرُونَنَآ أَن نَّكۡفُرَ بِٱللَّهِ وَنَجۡعَلَ لَهُۥٓ أَندَادٗاۚ ﴿ "orang-orang yang tertindas kepada orang-orang yang menyombongkan diri, '(Tidak) sebenarnya tipu daya di waktu malam dan siang, ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagiNya," maksudnya sebenarnya yang telah membuat kami terpedaya adalah disebabkan kalian dan kami menjadi sesat seperti ini adalah karena tipu daya yang kalian lakukan terhadap kami, siang dan malam, yaitu ketika kalian mem-perindah kekafiran bagi kami, dan kalian mengajak kami kepada-nya, kalian mengatakan, "Ini yang benar!" Dan kalian menjelek-jelekkan yang haq, mencelanya dan menganggap bahwa yang haq itu adalah kebatilan. Kalian terus melancarkan tipudaya kepada kami hingga akhirnya kalian berhasil menyesatkan dan memfitnah kami. Namun saling menyalahkan itu sama sekali tidak berguna bagi mereka, kecuali saling berlepas diri satu sama lain dan penye-salan besar. Maka dari itu, Allah berfirman, ﴾ وَأَسَرُّواْ ٱلنَّدَامَةَ لَمَّا رَأَوُاْ ٱلۡعَذَابَۚ ﴿ "Kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab." Maksudnya, protes yang dilakukan oleh sebagian mereka terhadap yang lain untuk selamat dari azab itu pun sirna, dan masing-ma-sing mengetahui bahwa dirinya zhalim, dan pantas mendapat azab. Maka masing-masing merasa sangat menyesal dan berkhayal kalau saja dahulu dia berpegang teguh pada yang haq dan meninggalkan kebatilan yang telah mengantarkannya kepada azab ini. Hal ini mereka katakan secara tersembunyi di dalam hati mereka karena takut celaan karena telah mengakui (keburukan sendiri)! Kelak di beberapa posisi pada Hari Kiamat dan pada saat mereka masuk neraka, mereka akan menampakkan penyesalannya secara jelas, ﴾ وَيَوۡمَ يَعَضُّ ٱلظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيۡهِ يَقُولُ يَٰلَيۡتَنِي ٱتَّخَذۡتُ مَعَ ٱلرَّسُولِ سَبِيلٗا 27 يَٰوَيۡلَتَىٰ لَيۡتَنِي لَمۡ أَتَّخِذۡ فُلَانًا خَلِيلٗا 28 ﴿ "Dan (ingatlah) hari (ketika) orang yang zhalim itu menggigit dua tangannya, seraya berkata, 'Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan (yang lurus) bersama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan jadi teman akrab(ku)'." (Al-Furqan: 27-28). ﴾ وَقَالُواْ لَوۡ كُنَّا نَسۡمَعُ أَوۡ نَعۡقِلُ مَا كُنَّا فِيٓ أَصۡحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ 10 فَٱعۡتَرَفُواْ بِذَنۢبِهِمۡ فَسُحۡقٗا لِّأَصۡحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ 11 ﴿ "Dan mereka berkata, 'Sekiranya kami mendengarkan atau memikir-kan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala.' Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala." (Al-Mulk: 10-11). ﴾ وَجَعَلۡنَا ٱلۡأَغۡلَٰلَ فِيٓ أَعۡنَاقِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْۖ ﴿ "Dan Kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir." Mereka dibelenggu sebagaimana nara pidana dibelenggu, dan akan diperlakukan dengan hina di dalam penjaranya, sebagaimana Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ إِذِ ٱلۡأَغۡلَٰلُ فِيٓ أَعۡنَٰقِهِمۡ وَٱلسَّلَٰسِلُ يُسۡحَبُونَ 71 فِي ٱلۡحَمِيمِ ثُمَّ فِي ٱلنَّارِ يُسۡجَرُونَ 72 ﴿ "… ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar di dalam api." (Ghafir: 71-72). ﴾ هَلۡ يُجۡزَوۡنَ ﴿ "Tidaklah mereka dibalas," di dalam azab, hukuman dan belenggu berat ini ﴾ إِلَّا مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴿ "melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan," yaitu kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan.
Ayah: 34 - 39 #
{وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ (34) وَقَالُوا نَحْنُ أَكْثَرُ أَمْوَالًا وَأَوْلَادًا وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ (35) قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (36) وَمَا أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ بِالَّتِي تُقَرِّبُكُمْ عِنْدَنَا زُلْفَى إِلَّا مَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَئِكَ لَهُمْ جَزَاءُ الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوا وَهُمْ فِي الْغُرُفَاتِ آمِنُونَ (37) وَالَّذِينَ يَسْعَوْنَ فِي آيَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُولَئِكَ فِي الْعَذَابِ مُحْضَرُونَ (38) قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ (39)}.
"Dan tidaklah Kami mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, 'Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya.' Dan mereka berkata, 'Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak, kami sekali-kali tidak akan diazab.' Katakanlah, 'Sesungguhnya Rabbku me-lapangkan rizki bagi siapa yang dikehendakiNya dan menyempit-kan, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.' Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan pula anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikit pun; melainkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih, mereka-lah itu yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan amal yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi. Dan orang-orang yang berusaha me-nentang ayat-ayat Kami dengan anggapan untuk dapat meng-gagalkan, mereka itu dimasukkan ke dalam azab. Katakanlah, 'Sesungguhnya Rabbku melapangkan rizki bagi siapa yang dikehen-dakiNya dari hamba-hambaNya dan menyempitkan.' Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rizki yang sebaik-baiknya." (Saba`: 34-39).
#
{34} يخبر تعالى عن حالة الأمم الماضية المكذِّبة للرسل أنَّها كحال هؤلاء الحاضرين المكذِّبين لرسولهم محمدٍ - صلى الله عليه وسلم -، وأنَّ الله إذا أرسل رسولاً في قريةٍ من القرى؛ كفر به مُتْرَفوها، وأبطرتْهم نعمتُهم، وفخروا بها.
(34) Allah سبحانه وتعالى memberitakan tentang keadaan umat-umat terdahulu yang mendustakan para Rasul, keadaannya seperti keadaan orang-orang yang mendustakaan Rasul mereka saat ini, yaitu Muhammad a; dan bahwa Allah, apabila mengutus seorang Rasul di salah satu kota, maka kaum yang hidup mewah di negeri itu mendustakannya, kemewahan yang mereka miliki membuat mereka congkak dan mereka berbangga-bangga dengannya.
#
{35} {وقالوا نحنُ أكثرُ أموالاً وأولاداً}؛ أي: ممَّن اتَّبع الحقَّ، {وما نحن بمعذَّبينَ}؛ أي: أولاً لسنا بمبعوثينَ؛ فإنْ بُعِثْنا؛ فالذي أعطانا الأموال والأولاد في الدنيا؛ سَيُعْطينا أكثر من ذلك في الآخرة، ولا يعذِّبُنا.
(35) ﴾ وَقَالُواْ نَحۡنُ أَكۡثَرُ أَمۡوَٰلٗا وَأَوۡلَٰدٗا ﴿ "Dan mereka berkata, 'Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak-anak'," maksudnya, lebih banyak daripada orang-orang yang mengikuti kebenaran, ﴾ وَمَا نَحۡنُ بِمُعَذَّبِينَ ﴿ "dan kami sekali-kali tidak akan diazab." Pertama, kami tidak akan dihidupkan kembali; dan jika kami dihidupkan kembali, maka Tuhan yang telah memberi kami harta kekayaan dan anak-anak di dunia akan memberi kami lebih banyak lagi di akhirat kelak dan Dia tidak akan menyiksa kami.
#
{36} فأجابهم اللهُ تعالى بأنَّ بَسْطَ الرزقِ وتضييقَه ليس دليلاً على ما زعمتُم؛ فإنَّ الرزق تحت مشيئةِ الله؛ إنْ شاءَ؛ بسطه لعبده، وإن شاء؛ ضيَّقَه.
(36) Mereka dijawab oleh Allah سبحانه وتعالى, bahwa dilapangkan atau disempitkannya rizki itu bukan bukti atas apa yang kalian klaim, sebab sesungguhnya rizki itu di bawah kendali masyi`ah (kehendak) Allah. Jika Dia berkehendak, maka Dia melapangkan-nya dan jika Dia berkehendak lain, maka Dia menyempitkannya.
#
{37} وليست الأموال والأولاد {بالتي} تقرب إلى الله {زُلْفى}: وتُدني إليه، وإنَّما الذي يقرِّبُ منه زلفى الإيمان بما جاء به المرسلونَ والعملُ الصالح الذي هو من لوازم الإيمان؛ فإنَّ أولئك لهم الجزاء عند الله تعالى مضاعفاً الحسنة بعشر أمثالها إلى سبعمائةِ ضعفٍ إلى أضعافٍ كثيرة لا يعلمُها إلاَّ الله. {وهم في الغُرُفاتِ آمنونَ}؛ أي: في المنازل العاليات المرتفعات جدًّا، ساكنين فيها مطمئنِّين، آمنون من المكدِّرات والمنغِّصات لما هم فيه من اللذَّات وأنواع المشتَهَياتِ، وآمنون من الخروج منها والحزن فيها.
(37) Bukan harta benda dan anak-anak ﴾ بِٱلَّتِي ﴿ "yang" men-dekatkan kamu kepada Allah ﴾ زُلۡفَىٰٓ ﴿ "sedekat-dekatnya." Sesung-guhnya yang mendekatkan kepadaNya adalah kedekatan iman kepada ajaran yang dibawa oleh para Rasul dan amal shalih yang merupakan konsekuensi iman. Maka orang-orang seperti ini men-dapatkan balasan di sisi Allah سبحانه وتعالى dengan berlipat-lipat ganda, satu kebaikan dibalas dengan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat, dan dilipatgandakan dengan banyak yang jumlahnya hanya Allah semata yang mengetahui, ﴾ وَهُمۡ فِي ٱلۡغُرُفَٰتِ ءَامِنُونَ ﴿ "dan mereka aman sen-tosa di tempat-tempat yang tinggi," maksudnya, mereka berada pada kedudukan-kedudukan yang sangat tinggi sekali, mereka tinggal di dalamnya dengan rasa tenang. Mereka aman dari hal-hal yang mencemarkan dan menyengsarakan, karena kelezatan dan berbagai hal yang menyenangkan yang ada di dalamnya, dan aman dari (bahaya) keluar darinya serta dari rasa sedih.
#
{38} وأما الذين سعوا في آياتنا على وجه التعجيز لنا ولرسلنا والتكذيب؛ {أولئك في العذاب مُحْضَرونَ}.
(38) Sedangkan orang-orang yang berusaha untuk mele-mahkan ayat-ayat Kami dengan maksud mengalahkan Kami dan Rasul Kami serta mendustakan, ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ فِي ٱلۡعَذَابِ مُحۡضَرُونَ ﴿ "mereka itu dimasukkan ke dalam azab."
#
{39} ثم أعادَ تعالى أنه {يَبْسُطُ الرزقَ لِمَن يشاءُ مِنْ عبادِه ويَقْدِرُ له}: ويَقْدِرُ له ليرتِّبَ عليه قوله: {وما أنفَقْتُم من شيء}: نفقةً واجبةً أو مستحبَّةً على قريب أو جارٍ أو مسكينٍ أو يتيم أو غير ذلك، {فهو} تعالى {يُخْلِفُهُ}: فلا تتوهَّموا أنَّ الإنفاق مما يُنْقِصُ الرزق، بل وعد بالخلف للمنفق الذي يبسط الرزق لمن يشاءُ ويَقْدِرُ. {وهو خيرُ الرازقينَ}: فاطلُبوا الرزقَ منه، واسعَوْا في الأسبابِ التي أمَرَكم بها.
(39) Kemudian Allah سبحانه وتعالى mengulangi bahwa Dia, ﴾ يَبۡسُطُ ٱلرِّزۡقَ لِمَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦ وَيَقۡدِرُ لَهُۥۚ ﴿ "melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendakiNya dari hamba-hambaNya dan menyempitkannya," agar mengakibatkan FirmanNya berikut ini, ﴾ وَمَآ أَنفَقۡتُم مِّن شَيۡءٖ ﴿ "Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan," nafkah yang wajib atau yang sunnah kepada ke-rabat dekat, tetangga, orang miskin, anak yatim atau lain-lainnya, ﴾ فَهُوَ ﴿ "maka Dia" سبحانه وتعالى ﴾ يُخۡلِفُهُۥۖ ﴿ "akan menggantinya," maka jangan kalian berpraduga salah bahwa berinfak itu termasuk hal yang dapat mengurangi rizki. Malah Allah (Dzat Yang melapangkan rizki kepada siapa yang dikehendakiNya dan menyempitkan) menjanjikan akan memberi ganti untuk orang yang b e r i n f a k ﴾ وَهُوَ خَيۡرُ ٱلرَّٰزِقِينَ ﴿ "dan Dia-lah Pemberi rizki yang sebaik-baiknya," maka mintalah rizki kepadaNya dan berusahalah dengan menggunakan cara-cara yang diperintahkanNya kepada kalian.
Ayah: 40 - 42 #
{وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ يَقُولُ لِلْمَلَائِكَةِ أَهَؤُلَاءِ إِيَّاكُمْ كَانُوا يَعْبُدُونَ (40) قَالُوا سُبْحَانَكَ أَنْتَ وَلِيُّنَا مِنْ دُونِهِمْ بَلْ كَانُوا يَعْبُدُونَ الْجِنَّ أَكْثَرُهُمْ بِهِمْ مُؤْمِنُونَ (41) فَالْيَوْمَ لَا يَمْلِكُ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ نَفْعًا وَلَا ضَرًّا وَنَقُولُ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا ذُوقُوا عَذَابَ النَّارِ الَّتِي كُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُونَ (42)}.
"Dan (ingatlah) pada hari Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat, 'Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?' Malaikat-malaikat itu menjawab, 'Mahasuci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu.' Maka pada hari ini sebagian kamu tidak berkuasa memberikan kemanfaatan dan tidak pula kemudaratan kepada sebagian yang lain. Dan Kami katakan kepada orang-orang yang zhalim, 'Rasakanlah olehmu azab neraka yang dahulunya kamu dustakan itu'." (Saba`: 40-42).
#
{40 ـ 41} {ويوم يحشُرُهم جميعاً}؛ أي: العابدين لغير الله والمعبودين من دونه من الملائكةِ، {ثم يقولُ}: الله {للملائكةِ}: على وجه التوبيخ لِمَنْ عَبَدَهم: {أهؤلاء إيَّاكُم كانوا يعبدونَ}؟ فتبرؤوا من عبادتهم و {قالوا سبحانَكَ}؛ أي: تنزيهاً لك وتقديساً أنْ يكونَ لك شريكٌ أو ندٌّ، {أنت وَلِيُّنا من دونِهِم}: فنحن مفتقِرونَ إلى ولايتك، مضطرُّون إليها؛ فكيف ندعو غيرنا إلى عبادتنا؟ أم كيف نَصْلُحُ لأن نُتَّخَذَ من دونك أولياءَ وشركاءَ، ولكنْ هؤلاء المشركون {كانوا يَعْبُدون الجنَّ}؛ أي: الشياطين، يأمرونَهم بعبادتِنا أو عبادة غيرنا، فيطيعونَهم بذلك، وطاعتُهم هي عبادتُهم؛ لأنَّ العبادة الطاعة؛ كما قال تعالى مخاطباً لكلِّ من اتَّخذ معه آلهة: {ألم أعْهَدْ إليكُم يا بني آدم أنْ لا تَعْبُدوا الشيطانَ إنَّه لكم عدوٌّ مبينٌ. وأنِ أعْبُدوني هذا صراطٌ مستقيمٌ}. {أكْثَرُهم بهم مؤمنونَ}؛ أي: مصدِّقون للجنِّ منقادون لهم؛ لأنَّ الإيمانَ هو التصديقُ الموجِبُ للانقياد.
(40-41) ﴾ وَيَوۡمَ يَحۡشُرُهُمۡ جَمِيعٗا ﴿ "Dan (ingatlah) pada hari Allah me-ngumpulkan mereka semuanya," yakni, para penyembah kepada selain Allah dan sesembahan-sesembahan selain Allah dari golongan malaikat, ﴾ ثُمَّ يَقُولُ ﴿ "kemudian Dia berfirman" yaitu Allah ﴾ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ﴿ "kepada malaikat," dengan nada mencela orang-orang yang menyem-bahnya, ﴾ أَهَٰٓؤُلَآءِ إِيَّاكُمۡ كَانُواْ يَعۡبُدُونَ ﴿ "Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?" Maka malaikat pun berlepas diri dari penyembahan mereka, dan ﴾ قَالُواْ سُبۡحَٰنَكَ ﴿ "mereka menjawab, 'Mahasuci Engkau'," maksudnya, untuk menyucikanMu dan mengquduskanMu dari sekutu atau-pun tandingan, ﴾ أَنتَ وَلِيُّنَا مِن دُونِهِمۖ ﴿ "Engkau-lah pelindung kami, bukan mereka." Kami sangat membutuhkan perlindunganMu lagi sangat memerlukannya, lalu bagaimana mungkin kami mengajak makhluk selain kami untuk beribadah (menyembah) kepada kami? Atau bagaimana mungkin kami akan menjadikan diri kami sebagai pe-lindung dan sekutu dari selain Engkau. Akan tetapi kaum musy-rikin itu ﴾ كَانُواْ يَعۡبُدُونَ ٱلۡجِنَّۖ ﴿ "telah menyembah jin," setan-setan yang memerintah mereka menyembah kami atau menyembah selain kami, lalu mereka menaatinya. Ketaatan mereka kepada setan-setan itulah wujud penyembahan mereka, sebab ibadah itu adalah ketaatan, seperti yang difirmankan Allah سبحانه وتعالى kepada setiap orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Dia, ﴾ أَلَمۡ أَعۡهَدۡ إِلَيۡكُمۡ يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ أَن لَّا تَعۡبُدُواْ ٱلشَّيۡطَٰنَۖ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ 60 وَأَنِ ٱعۡبُدُونِيۚ هَٰذَا صِرَٰطٞ مُّسۡتَقِيمٞ 61 ﴿ "Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu, dan hendaklah kamu menyembahKu. Inilah jalan yang lurus." (Yâsîn: 60-61). ﴾ أَكۡثَرُهُم بِهِم مُّؤۡمِنُونَ ﴿ "Kebanyakan mereka beriman kepada jin itu." Maksudnya, mereka membenarkan jin dan tunduk patuh kepada mereka, sebab iman itu adalah pembenaran yang mewajibkan sikap tunduk.
#
{42} فلما تبرؤوا منهم؛ قال تعالى مخاطباً لهم: {فاليوم لا يملِكُ بعضُكُم لبعضٍ نفعاً ولا ضَرًّا}: تقطَّعت بينكم الأسبابُ، وانقطع بعضُكم من بعض، {ونقولُ للذين ظلموا}: بالكفر والمعاصي بعدما ندخِلُهُمُ النارَ: {ذوقوا عذابَ النارِ التي كنتُم بها تكذِّبون}: فاليوم عايَنْتُموها ودخَلْتُموها جزاءً لتكذيبكم وعقوبةً لما أحدثه ذلك التكذيبُ من عدم الهربِ من أسبابها.
(42) Setelah para malaikat berlepas diri dari mereka, maka Allah سبحانه وتعالى berfirman seraya menyapa mereka, ﴾ فَٱلۡيَوۡمَ لَا يَمۡلِكُ بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٖ نَّفۡعٗا وَلَا ضَرّٗا ﴿ "Maka pada hari ini, sebagian kamu tidak berkuasa memberikan kemanfaatan dan tidak pula kemudaratan kepada sebagian yang lain," terputuslah segala bentuk hubungan di antara kalian, dan sebagian dari kalian berlepas diri dari sebagian yang lain. ﴾ وَنَقُولُ لِلَّذِينَ ظَلَمُواْ ﴿ "Dan Kami katakan kepada orang-orang yang zhalim," disebabkan kekafiran dan kemaksiatan, setelah Kami memasukkan mereka ke neraka, ﴾ ذُوقُواْ عَذَابَ ٱلنَّارِ ٱلَّتِي كُنتُم بِهَا تُكَذِّبُونَ ﴿ "Rasakanlah olehmu azab neraka yang dahu-lunya kamu dustakan itu." Hari ini kalian melihatnya dengan mata kepala, dan kalian memasukinya sebagai balasan atas pendustaan kalian dan sebagai hukuman akibat kalian tidak mau lari dari segala sebab-sebab pendustaan.
Ayah: 43 - 45 #
{وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ قَالُوا مَا هَذَا إِلَّا رَجُلٌ يُرِيدُ أَنْ يَصُدَّكُمْ عَمَّا كَانَ يَعْبُدُ آبَاؤُكُمْ وَقَالُوا مَا هَذَا إِلَّا إِفْكٌ مُفْتَرًى وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُمْ إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ (43) وَمَا آتَيْنَاهُمْ مِنْ كُتُبٍ يَدْرُسُونَهَا وَمَا أَرْسَلْنَا إِلَيْهِمْ قَبْلَكَ مِنْ نَذِيرٍ (44) وَكَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَمَا بَلَغُوا مِعْشَارَ مَا آتَيْنَاهُمْ فَكَذَّبُوا رُسُلِي فَكَيْفَ كَانَ نَكِيرِ (45)}.
"Dan apabila dibacakan kepada kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang, mereka berkata, 'Orang ini tiada lain hanyalah seorang laki-laki yang ingin menghalangi kamu dari apa yang disembah oleh bapak-bapakmu.' Dan mereka berkata, '(Al-Qur`an) ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan saja.' Dan orang-orang kafir berkata terhadap kebenaran tatkala kebenaran itu datang kepada mereka, 'Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.' Dan Kami tidak pernah memberikan kepada mereka kitab-kitab yang mereka baca, dan sekali-kali tidak pernah pula meng-utus kepada mereka sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun. Dan orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan, sedang orang-orang kafir Makkah itu belum sampai menerima sepersepuluh dari sesuatu yang telah Kami berikan kepada orang-orang dahulu itu, lalu (tiba-tiba) mereka mendustakan Rasul-rasulKu. Maka (lihatlah) alangkah hebatnya akibat kemurkaan-Ku." (Saba`: 43-45).
#
{43} يخبر تعالى عن حالةِ المشركين عندما تُتلى عليهم آياتُ اللَّه البيناتُ وحججُه الظاهراتُ وبراهينُه القاطعاتُ، الدالةُ على كل خير، الناهيةُ عن كلِّ شرٍّ، التي هي أعظمُ نعمةٍ جاءتهم ومنَّةٍ وصلتْ إليهم، الموجبة لمقابلتها بالإيمان والتصديق والانقياد والتسليم، أنَّهم يقابِلونَها بضدِّ ما ينبغي ويكذِّبونَ مَنْ جاءهم بها ويقولونَ: {ما هذا إلاَّ رجلٌ يريدُ أن يَصُدَّكُم عما كان يعبدُ آباؤُكم}؛ أي: هذا قصدُه حين يأمُرُكم بالإخلاص لله لتتركوا عوائدَ آبائِكُم الذين تعظِّمون وتمشون خلفَهم، فردُّوا الحقَّ بقول الضالِّين، ولم يوردوا برهاناً ولا شبهةً؛ فأيُّ شبهة إذا أمرتِ الرسلُ بعضَ الضالِّين باتِّباع الحقِّ فادَّعَوْا أنَّ إخوانهم الذين على طريقتهم لم يزالوا عليه؟! وهذه السفاهة وردُّ الحقِّ بأقوال الضالين إذا تأملتَ كلَّ حقٍّ رُدَّ؛ فإذا هذا مآلُه، لا يُرَدُّ إلاَّ بأقوال الضالِّين من المشركين والدَّهريين والفلاسفة والصابئين والملحدين في دين الله المارقين؛ فهم أسوةُ كلِّ من رَدَّ الحقَّ إلى يوم القيامةِ. ولمَّا احتجُّوا بفعل آبائِهِم وجعلوها دافعةً لما جاءت به الرسل؛ طعنوا بعد هذا بالحقِّ، {وقالوا ما هذا إلا إفكٌ مفترىً}؛ أي: كذبٌ افتراه هذا الرجلُ الذي جاء به، {وقال الذينَ كفروا للحقِّ لمَّا جاءهم إنْ هذا إلاَّ سحرٌ مبينٌ}؛ أي: سحرٌ ظاهرٌ بيِّنٌ لكلِّ أحدٍ؛ تكذيباً بالحقِّ وترويجاً على السفهاء.
(43) Allah سبحانه وتعالى memberitakan tentang kondisi orang-orang musyrik di saat dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah yang sangat jelas, hujjah-hujjahNya yang nyata dan argumen-argumen-Nya yang bersifat pasti yang menunjukkan kepada segala kebaikan, yang mencegah dari segala keburukan, yang sebenarnya ia meru-pakan nikmat terbesar yang datang kepada mereka dan karunia teragung yang sampai kepada mereka yang seharusnya diterima dengan (sikap) iman, membenarkan, mematuhi dan berserah diri, namun mereka menerimanya dengan berlawanan dari yang se-pantasnya, dan mereka mendustakan Rasul yang datang kepada mereka seraya mengatakan, ﴾ مَا هَٰذَآ إِلَّا رَجُلٞ يُرِيدُ أَن يَصُدَّكُمۡ عَمَّا كَانَ يَعۡبُدُ ءَابَآؤُكُمۡ ﴿ "Orang ini tiada lain hanyalah seorang laki-laki yang ingin menghalangi kamu dari apa yang disembah oleh bapak-bapakmu," maksudnya, inilah tujuannya saat ia menyuruh kalian ikhlas (bertauhid) kepada Allah agar kalian meninggalkan kebiasaan-kebiasaan bapak-bapak kalian yang kalian agungkan dan kalian berjalan di belakang (mengikuti) mereka. Lalu mereka menolak kebenaran dengan perkataan orang-orang yang sesat, mereka pun tidak mengemukakan dalil (argu-men) ataupun syubhat. Lalu syubhat jenis apa apabila para rasul memerintah kepada sebagian orang-orang yang sesat untuk meng-ikuti kebenaran, lalu mereka mengklaim bahwa saudara-saudara mereka yang sepaham dengan mereka masih berpegang teguh pada paham sesat itu? Kepicikan berpikir dan penolakan terhadap kebenaran dengan (dasar) perkataan-perkataan orang-orang yang sesat ini, apabila Anda mencermatinya dengan sebenar-benarnya, adalah (argumen-tasi) yang ditolak apabila ini referensi penolakannya, yaitu ditolak hanya dengan berdasarkan perkataan-perkataan orang-orang sesat dari kaum musyrikin, matrealis, kaum filosof, kaum Shabi'un dan kaum mulhidin (kafir) terhadap agama Allah, maka merekalah suri teladan bagi setiap orang yang menolak kebenaran hingga Hari Kiamat. Setelah mereka berargumen dengan perbuatan bapak-bapak mereka terdahulu, dan menjadikannya sebagai penolak terhadap ajaran yang dibawa oleh para Rasul, maka mereka setelah itu mulai melecehkan kebenaran ﴾ وَقَالُواْ مَا هَٰذَآ إِلَّآ إِفۡكٞ مُّفۡتَرٗىۚ ﴿ "dan mereka berkata, '(Al-Qur`an) ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan saja," maksudnya, kebohongan yang dibuat-buat oleh si lelaki yang datang membawanya, ﴾ وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لِلۡحَقِّ لَمَّا جَآءَهُمۡ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا سِحۡرٞ مُّبِينٞ ﴿ "Dan orang-orang kafir berkata terhadap kebenaran tatkala kebenaran itu datang kepada mereka, 'Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata'," sihir yang jelas lagi nyata bagi setiap orang, (sebagai sikap) pendustaan ter-hadap kebenaran dan promosi kepada orang-orang yang dungu.
#
{44} ولمَّا بيَّن ما ردُّوا به الحقَّ، وأنَّها أقوالٌ دون مرتبة الشُّبهة، فضلاً أن تكون حجَّةً؛ ذكر أنَّهم وإنْ أراد أحدٌ أن يحتجَّ لهم؛ فإنَّهم لا مستند لهم ولا لهم شيءٌ يعتمدونَ عليه أصلاً، فقال: {وما آتَيْناهم من كتبٍ يدرسونَها}: حتى تكون عمدةً لهم، {وما أرسَلْنا إليهم قبلَكَ من نذيرٍ}: حتى يكونَ عندَهم من أقوالِهِ وأحوالِهِ ما يدفعون به ما جئتَهم به؛ فليس عندهم علمٌ ولا أثارَةٌ من علم.
(44) Setelah Allah menjelaskan argumentasi yang mereka jadikan untuk menolak kebenaran, yaitu berupa perkataan-per-kataan yang masih di bawah tingkatan syubhat, dan sama sekali bukan hujjah (argumen), maka di sini Allah menjelaskan bahwa mereka, sekalipun ada seseorang yang akan membelanya, maka sesungguhnya mereka sama sekali tidak mempunyai sandaran dan tidak mempunyai sesuatu apa pun yang dapat dijadikan sebagai pegangan, seraya berfirman, ﴾ وَمَآ ءَاتَيۡنَٰهُم مِّن كُتُبٖ يَدۡرُسُونَهَاۖ ﴿ "Dan Kami tidak pernah memberikan kepada mereka kitab-kitab yang mereka baca," sehingga mereka mempunyai sandaran, ﴾ وَمَآ أَرۡسَلۡنَآ إِلَيۡهِمۡ قَبۡلَكَ مِن نَّذِيرٖ ﴿ "dan sekali-kali tidak pernah pula mengutus kepada mereka sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun," sehingga mereka memiliki per-kataan-perkataan dan kondisi-kondisi yang dapat mereka jadikan sebagai alat untuk menolak syariat yang engkau bawa. Jadi, mereka tidak mempunyai ilmu ataupun secuil dari ilmu.
#
{45} ثم خوَّفَهم ما فَعَلَ بالأمم المكذبين قبلَهم، فقال: {وكَذَّبَ الذين من قبلِهِم وما بَلَغوا}؛ أي: ما بلغ هؤلاء المخاطَبون {معشارَ ما آتَيْناهم فكذَّبوا}؛ أي: الأمم الذين من قبلهم {رسلي فكيف كان نكيرِ}؛ أي: إنكاري عليهم وعقوبتي إيَّاهم، قد أَعْلَمَنَا ما فَعَلَ بهم من النَّكال، وأنَّ منهم من أغرقه، ومنهم من أهلكه بالريح العقيم وبالصيحة وبالرجفة وبالخسف بالأرض وبإرسال الحاصِبِ من السماء؛ فاحذَروا يا هؤلاءِ المكذِّبون أن تدوموا على التكذيبِ، فيأخُذَكُم كما أخَذَ مَنْ قبلَكم ويصيبُكم ما أصابَهم.
(45) Kemudian Allah menakut-nakuti mereka dengan azab yang telah Dia timpakan terhadap umat-umat terdahulu sebelum mereka, seraya berfirman, ﴾ وَكَذَّبَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ وَمَا بَلَغُواْ ﴿ "Dan orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan, sedang orang-orang kafir Makkah itu belum sampai," maksudnya, mereka yang diseru belum sampai ﴾ مِعۡشَارَ مَآ ءَاتَيۡنَٰهُمۡ فَكَذَّبُواْ ﴿ "menerima sepersepuluh dari apa yang telah Kami berikan kepada mereka, lalu mendustakan," maksudnya, Kami berikan kepada umat terdahulu sebelum mereka, lalu mereka mendustakan ﴾ رُسُلِيۖ فَكَيۡفَ كَانَ نَكِيرِ ﴿ "para rasulKu. Maka (lihatlah) alang-kah hebatnya akibat kemurkaanKu," maksudnya, keingkaranKu dan siksaanKu terhadap mereka. Sesungguhnya Allah telah menginfor-masikan kepada kita tentang hukuman (azab) yang ditimpakan kepada mereka, dan di antara mereka ada yang Dia tenggelamkan, adapula yang Dia binasakan dengan badai angin topan yang mem-binasakan, dengan petir, dengan gempa bumi, dengan ditimbun tanah (tanah longsor) dan dengan badai berbatu dari langit. Maka waspadalah wahai orang-orang yang mendustakan, kalau kalian tetap bersikap mendustakan, karena Allah akan merenggut kalian sebagaimana telah merenggut umat-umat sebelum kalian dan menimpakan kepada kalian seperti apa yang telah Dia timpakan kepada mereka.
Ayah: 46 - 50 #
{قُلْ إِنَّمَا أَعِظُكُمْ بِوَاحِدَةٍ أَنْ تَقُومُوا لِلَّهِ مَثْنَى وَفُرَادَى ثُمَّ تَتَفَكَّرُوا مَا بِصَاحِبِكُمْ مِنْ جِنَّةٍ إِنْ هُوَ إِلَّا نَذِيرٌ لَكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيدٍ (46) قُلْ مَا سَأَلْتُكُمْ مِنْ أَجْرٍ فَهُوَ لَكُمْ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى اللَّهِ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (47) قُلْ إِنَّ رَبِّي يَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَّامُ الْغُيُوبِ (48) قُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَمَا يُبْدِئُ الْبَاطِلُ وَمَا يُعِيدُ (49) قُلْ إِنْ ضَلَلْتُ فَإِنَّمَا أَضِلُّ عَلَى نَفْسِي وَإِنِ اهْتَدَيْتُ فَبِمَا يُوحِي إِلَيَّ رَبِّي إِنَّهُ سَمِيعٌ قَرِيبٌ (50)}.
"Katakanlah, 'Sesungguhnya aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja, yaitu supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; kemudian kamu pikirkan (tentang Muhammad), tidak ada penyakit gila sedikit pun pada kawanmu itu. Dia tidak lain hanyalah pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras.' Katakanlah, 'Upah apa pun yang aku minta kepadamu, maka itu untuk kamu. Upahku hanyalah dari Allah, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.' Katakanlah, 'Sesungguhnya Rabbku mewahyukan kebe-naran. Dia Maha Mengetahui segala yang ghaib.' Katakanlah, 'Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak pula akan mengulangi.' Katakanlah, 'Jika aku sesat maka sesungguhnya aku sesat atas kemudaratan diriku sendiri; dan jika aku mendapat petunjuk, maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Rabbku kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Mahadekat." (Saba`: 46-50).
#
{46} أي: {قل}: يا أيُّها الرسولُ لهؤلاء المكذِّبين المعاندين المتصدِّين لردِّ الحقِّ وتكذيبِهِ والقدح بِمَنْ جاء به: {إنَّما أعِظُكم بواحدةٍ}؛ أي: بخصلةٍ واحدةٍ أشيرُ عليكم بها وأنصحُ لكم في سلوكها، وهي طريقٌ نَصَفٌ، لست أدعوكم بها إلى اتِّباع قولي ولا إلى ترك قولِكُم من دون موجبٍ لذلك، وهي: {أن تقوموا للهِ مثنى وفرادى}؛ أي: تنهضوا بهمَّةٍ ونشاطٍ وقصدٍ لاتِّباع الصواب وإخلاصٍ لله مجتمعين ومتباحِثين في ذلك ومتناظرين وفرادى، كلُّ واحدٍ يخاطِبُ نفسَه بذلك؛ فإذا قُمتم لله مثنى وفرادى؛ استعملتُم فِكْرَكُم وأجَلْتُموه وتدبَّرْتُم أحوال رسولِكُم: هل هو مجنونٌ فيه صفاتُ المجانين من كلامِهِ وهيئتِهِ وصفتِهِ؟ أم هو نبيٌّ صادقٌ منذرٌ لكم ما يضرُّكم مما أمامكم من العذاب الشديد؟ فلو قبلوا هذه الموعظةَ واستعملوها؛ لتبيَّن لهم أكثر من غيرهم أنَّ رسول الله - صلى الله عليه وسلم - ليس بمجنونٍ؛ لأنَّ هيئاته ليست كهيئات المجانين في خنقهم واختلاجهم ونظرهم، بل هيئتُهُ أحسنُ الهيئات، وحركاتُهُ أجلُّ الحركات، وهو أكمل الخلق أدباً وسكينةً وتواضعاً ووقاراً، لا يكون إلاَّ لأرزن الرجال عقلاً. ثم إذا تأمَّلوا كلامَه الفصيحَ ولفظَه المليحَ وكلماتِهِ التي تملأ القلوب أمناً وإيماناً وتزكِّي النفوس وتطهِّرُ القلوب وتبعثُ على مكارم الأخلاق وتحثُّ على محاسن الشِّيَم وترهِّبُ عن مساوئ الأخلاق ورذائِلِها، إذا تكلَّم؛ رَمَقَتْهُ العيونُ هيبةً وإجلالاً وتعظيماً؛ فهل هذا يشبِهُ هَذَيان المجانين وعربَدَتَهم وكلامَهم الذي يشبِهُ أحوالَهم؟! فكلُّ من تدبَّر أحوالَه وقصده استعلام: هل هو رسولُ الله أم لا؟ سواء تفكَّر وحدَه أم معه غيرُهُ؛ جزم بأنه رسولُ الله حقًّا ونبيُّه صدقاً، خصوصاً المخاطبين، الذي هو صاحبُهم، يعرفون أول أمرِهِ وآخرَه.
(46) Maksudnya, ﴾ قُلۡ ﴿ "katakanlah" wahai Rasul, kepada mereka yang mendustakan lagi keras kepala yang bersikap meno-lak kebenaran dan mendustakannya serta mencela orang yang membawanya, ﴾ إِنَّمَآ أَعِظُكُم بِوَٰحِدَةٍۖ ﴿ "Sesungguhnya aku hendak memper-ingatkan kepadamu satu hal saja," maksudnya satu masalah saja yang akan aku pesankan kepada kalian dan aku nasihatkan agar kalian menjalaninya. Yaitu jalan pertengahan, aku tidak mengajak kalian untuk mengikuti perkataanku dan tidak mengajak untuk mening-galkan perkataan kalian tanpa ada sebabnya yang jelas. Yaitu ﴾ أَن تَقُومُواْ لِلَّهِ مَثۡنَىٰ وَفُرَٰدَىٰ ﴿ "supaya kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri," maksudnya, supaya kalian bangkit dengan semangat dan giat serta dengan tujuan mengikuti yang benar dan ikhlas kepada Allah, saling mencari dan saling merenung secara bersama-sama dan sendiri-sendiri. Masing-masing berdialog dengan jiwanya dalam hal ini. Apabila kalian telah menghadap kepada Allah berdua-dua atau sendiri-sendiri, maka kalian telah menggunakan akal pikiran kalian sendiri, kalian telah menghargai-nya dan kalian telah menghayati (merenungkan) keadaan dan kondisi Rasul kalian, apakah dia seorang gila yang memiliki sifat-sifat, perbuatan-perbuatan gila dari perkataannya atau seorang Nabi nan jujur yang memberikan peringatan kepada kalian tentang sesuatu yang membahayakan kalian berupa azab yang sangat dahsyat yang ada di hadapan kalian? Kalau saja mereka menerima dan melaksanakan nasihat ini, tentu mereka akan mengetahui lebih jelas daripada selain mereka bahwa Rasulullah a ini bukanlah seorang gila, karena perilakunya tidak seperti perilaku orang-orang gila dalam pengamatan, per-hatian dan pandangan mereka. Malah perilakunya adalah perilaku yang terbaik, gerak-geriknya adalah gerak-gerik yang paling mulia, dan dia merupakan manusia yang paling sempurna budi pekerti dan ketenangannya, kerendahan hati dan kewibawaannya, dia tidak lain adalah lelaki yang paling matang akalnya. Kemudian apabila mereka mengamati perkataannya yang sangat fasih dan kata-katanya yang sangat manis dan kalimat-kalimatnya yang memenuhi hati dengan rasa aman dan keimanan, menyucikan jiwa dan membersihkan hati, memotivasi untuk ber-akhlak mulia, memberikan rangsangan untuk berbudi pekerti nan luhur serta mencegah perilaku buruk (akhlak tidak terpuji) lagi rendahan. Ketika dia berbicara, niscaya perhatian mata terarah kepadanya sebagai bentuk segan dan menghormati serta memulia-kan. Lalu apakah orang yang seperti ini sama dengan ketidaksa-daran orang-orang gila, keburukan perilaku dan perkataan mereka sama dengan keadaan dan kondisi mereka? Siapa saja yang memperhatikan kondisi dan perihal beliau, sedangkan maksudnya adalah mencari tahu, apakah dia seorang Rasul atau bukan? Apakah dia mengamati sendiri-sendiri atau bersama orang lain, maka pasti dia akan memastikan bahwa dia adalah Rasulullah sejati dan NabiNya yang sesungguhnya; apalagi orang-orang yang dijadikan lawan bicara, yang Muhammad a itu sendiri sahabat mereka, adalah orang-orang yang mengetahui keadaan dan perihalnya dari A sampai Z-nya.
#
{47} وثَمَّ مانعٌ للنفوس آخرُ عن اتِّباع الداعي إلى الحقِّ، وهو أنه يأخذُ أموال مَن يستجيبُ له ويأخذُ أجرةً على دعوتِهِ، فبيَّن الله تعالى نزاهةَ رسوله عن هذا الأمر، فقال: {قل ما سألتُكُم من أجرٍ}؛ أي: على اتِّباعكم للحقِّ {فهو لكم}؛ أي: فأشهدكم أنَّ ذلك الأجر على التقدير أنَّه لكم. {إنْ أجرِيَ إلاَّ على الله وهو على كلِّ شيءٍ شهيدٌ}؛ أي: محيطٌ علمهُ بما أدعو إليه؛ فلو كنتُ كاذباً؛ لأخذني بعقوبته، وشهيدٌ أيضاً على أعمالِكم، سيحفظُها عليكم ثم يجازيكم بها.
(47) Di sana ada penghalang lain bagi jiwa untuk mengikuti orang yang menyeru kepada al-haq (kebenaran), yaitu kalau ia (penyeru) memungut harta orang yang diharapkan menerima seruannya, dan mengambil imbalan atas dakwahnya. Maka Allah سبحانه وتعالى menjelaskan kebersihan RasulNya dari perkara seperti ini, seraya berfirman, ﴾ قُلۡ مَا سَأَلۡتُكُم مِّنۡ أَجۡرٖ ﴿ "Katakanlah, 'Upah apa pun yang aku minta kepadamu'," maksudnya, dalam rangka kalian mengikuti kebenaran, ﴾ فَهُوَ لَكُمۡۖ ﴿ "maka itu untuk kamu." Maka aku persaksikan bahwa upah itu, kalaupun aku minta, maka itu adalah untuk kalian. ﴾ إِنۡ أَجۡرِيَ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ شَهِيدٞ ﴿ "Upahku hanyalah dari Allah, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." IlmuNya meliputi apa yang aku serukan. Maka kalau aku berdusta, tentu Dia akan merenggutku dengan siksaanNya. Dan Dia juga menyaksikan perbuatan kalian, Dia akan menyimpannya untuk kalian, lalu Dia akan memberikan balasannya kepada kalian.
#
{48} ولمَّا بيَّنَ البراهينَ الدالةَ على صحة الحقِّ وبطلان الباطل؛ أخبر تعالى أنَّ هذه سنَّتُه وعادته أن يَقْذِف بالحقِّ على الباطل فيدمَغَهُ فإذا هو زاهقٌ؛ لأنَّه بيَّن من الحقِّ في هذا الموضع وردَّ به أقوالَ المكذِّبين ما كان عبرةً للمعتبرين وآيةً للمتأملين؛ فإنَّك كما ترى كيف اضمحلَّتْ أقوالُ المكذِّبين، وتبيَّن كذِبُهم وعنادُهم، وظهر الحقُّ وسطع، وبطل الباطلُ وانقمعْ، وذلك بسبب بيان {عَلاَّم الغُيوبِ}، الذي يعلم ما تنطوي عليه القلوبُ من الوساوس والشُّبه، ويعلم ما يقابِلُ ذلك ويدفعُه من الحُجج، فيعلِّم بها عبادَه، ويبيِّنُها لهم.
(48) Setelah Allah menjelaskan argumen-argumen yang membuktikan kebenaran al-haq dan kepalsuan kebatilan, maka Allah سبحانه وتعالى mengabarkan bahwa yang demikian ini adalah sunnahNya dan kebiasaanNya, yaitu memenangkan yang haq atas yang batil, lalu mengenyahkannya, hingga kebatilan binasa. Sebab Allah سبحانه وتعالى menjelaskan yang haq di dalam tema ini agar Dia menggunakan-nya untuk membantah perkataan-perkataan orang-orang yang mendustakan, hingga bisa dijadikan ibrah (pelajaran) bagi orang-orang yang mengambil pelajaran dan ayat (tanda) bagi orang-orang yang merenungkan. Sesungguhnya Anda bisa melihat bagaimana perkataan-perkataan orang-orang yang mendustakan itu menjadi redup (tumbang, binasa), kedustaan dan sikap keras kepala mereka terungkap, sedangkan yang haq menjadi nampak dan berkilau, dan kebatilan menjadi batal dan padam. Semua itu disebabkan penjelasan dari ﴾ عَلَّٰمُ ٱلۡغُيُوبِ ﴿ "Dzat Yang Maha Mengetahui segala yang ghaib" yang mengetahui segala sesuatu yang tersimpan di dalam hati, berupa bisikan-bisikan buruk dan syubhat; dan Mengetahui lawannya dan menolaknya dengan hujjah, lalu Dia mengajarkan kepada hamba-hambaNya dan menjelaskannya kepada mereka.
#
{49} ولهذا قال: {قل جاء الحقُّ}؛ أي: ظهر وبان وصار بمنزلة الشمس وظَهَرَ سلطانُه، {وما يُبدِئُ الباطل وما يعيدُ}؛ أي: اضمحلَّ وبطل أمرُه وذهب سلطانُه؛ فلا يُبدئ ولا يُعيدُ.
(49) Maka dari itu Dia berfirman, ﴾ قُلۡ جَآءَ ٱلۡحَقُّ ﴿ "Katakanlah, 'Kebenaran telah datang'," maksudnya, kebenaran telah jelas, nampak dan menjadi laksana matahari, dan kekuatannya sudah jelas,﴾ وَمَا يُبۡدِئُ ٱلۡبَٰطِلُ وَمَا يُعِيدُ ﴿ "dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak pula akan mengulangi," maksudnya, ia menjadi redup dan keadaannya menjadi sirna serta hilang kekuatannya, maka ia tidak akan me-mulai dan tidak pula akan mengulangi.
#
{50} ولما تبيَّن الحقُّ بما دعا إليه الرسولُ، وكان المكذِّبونَ له يرمونَه بالضَّلال؛ أخبرهم بالحقِّ، ووضَّحه لهم وبيَّن لهم عَجْزَهُم عن مقاومتِهِ، وأخبرَهَم أنَّ رميَهم له بالضلال ليس بضائرٍ الحقَّ شيئاً ولا دافع ما جاء به، وأنَّه إنْ ضلَّ ـ وحاشاه من ذلك، لكن على سبيل التنزُّلِ في المجادلة ـ؛ فإنَّما يَضِلُّ على نفسِهِ؛ أي: ضلالُه قاصرٌ على نفسه، غيرُ متعدٍّ إلى غيرِهِ، {وإنِ اهتديتُ}: فليس ذلك من نفسي وحولي وقوَّتي، وإنَّما هدايتي بما {يوحي إليَّ ربي}: فهو مادة هدايتي؛ كما هو مادةُ هداية غيري؛ إنَّ ربِّي سميعٌ للأقوال والأصواتِ كلِّها، قريبٌ ممَّن دعاه وسأله وعَبَدَهُ.
(50) Setelah kebenaran menjadi jelas melalui seruan yang diserukan oleh Rasul, yang mana sebelumnya orang-orang yang mendustakannya menuduhnya sesat, maka Allah memberitakan kepada mereka tentang yang haq dan menjelaskannya kepada mereka dan menyingkap ketidakberdayaan mereka untuk menen-tangnya. Dan Allah memberitakan kepada mereka bahwa tuduhan sesat yang dialamatkan kepadanya (kepada rasul. Pent.) sama se-kali tidak membahayakan yang haq itu sedikit pun dan tidak pula bisa mencegah apa yang beliau bawa. Dan sesungguhnya, kalau beliau sesat (ini tidak mungkin, ini merupakan sikap merendahkan diri dalam berdebat), maka sesungguhnya kesesatannya hanya akan menimpa dirinya sendiri. Maksudnya, kesesatannya hanya terbatas menimpa dirinya, tidak berpengaruh kepada orang lain. ﴾ وَإِنِ ٱهۡتَدَيۡتُ ﴿ "Dan jika aku mendapat petunjuk," maka hal ini bukan dari diriku, bukan karena kemampuan atau kekuatanku. Sesung-guhnya petunjukku adalah karena sesuatu ﴾ يُوحِيٓ إِلَيَّ رَبِّيٓۚ ﴿ "yang di-wahyukan Rabbku kepadaku." Dia-lah sumber hidayahku, sebagai-mana Dia pulalah sumber hidayah bagi selainku. Sesungguhnya Rabbku Maha Mendengar semua perkataan dan semua suara. Dia Mahadekat dari orang yang berdoa kepadaNya, memohon dan beribadah kepadaNya.
Ayah: 51 - 54 #
{وَلَوْ تَرَى إِذْ فَزِعُوا فَلَا فَوْتَ وَأُخِذُوا مِنْ مَكَانٍ قَرِيبٍ (51) وَقَالُوا آمَنَّا بِهِ وَأَنَّى لَهُمُ التَّنَاوُشُ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ (52) وَقَدْ كَفَرُوا بِهِ مِنْ قَبْلُ وَيَقْذِفُونَ بِالْغَيْبِ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ (53) وَحِيلَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ مَا يَشْتَهُونَ كَمَا فُعِلَ بِأَشْيَاعِهِمْ مِنْ قَبْلُ إِنَّهُمْ كَانُوا فِي شَكٍّ مُرِيبٍ (54)}.
"Dan jikalau kamu melihat ketika mereka terperanjat keta-kutan (pada Hari Kiamat); maka mereka tidak dapat melepaskan diri dan mereka ditangkap dari tempat yang dekat (untuk dibawa ke neraka), dan mereka berkata, 'Kami beriman kepada Allah,' bagaimanakah mereka dapat mencapai (keimanan) dari tempat yang jauh itu. Dan sesungguhnya mereka telah mengingkari Allah sebelum itu; dan mereka menduga-duga tentang yang ghaib dari tempat yang jauh. Dan dihalangi antara mereka dengan apa yang mereka ingini sebagaimana yang dilakukan terhadap orang-orang yang serupa dengan mereka pada masa dahulu. Sesungguhnya me-reka dahulu (di dunia) dalam keraguan yang mendalam." (Saba`: 51-54).
#
{51} يقول تعالى: {ولو ترى}: أيُّها الرسولُ ومَنْ قام مقامَكَ حالَ هؤلاء المكذِّبين {إذْ فَزِعوا}: حين رأوا العذابَ وما أخبرتْهم به الرسلُ وما كذَّبوا به؛ لرأيتَ أمراً هائلاً ومنظراً مفظِعاً وحالةً منكرةً وشدَّةً شديدةً، وذلك حين يحقُّ عليهم العذابُ، وليس لهم عنه مهربٌ ولا فوتٌ، {وأخِذوا من مكانٍ قريبٍ}؛ أي: ليس بعيداً عن محلِّ العذاب، بل يُؤخَذون ثم يُقْذَفون في النار.
(51) Allah سبحانه وتعالى berfirman ﴾ وَلَوۡ تَرَىٰٓ ﴿ "Dan jikalau kamu melihat," wahai Rasul dan orang yang menduduki kedudukanmu, tentang keadaan mereka yang mendustakan ﴾ إِذۡ فَزِعُواْ ﴿ "ketika mereka terpe-ranjat ketakutan (pada Hari Kiamat)," di saat mereka melihat azab dan apa-apa yang telah diberitakan oleh para rasul serta apa-apa yang telah mereka dustakan, niscaya kamu melihat suatu perkara yang sangat mengerikan, pemandangan yang sangat menjijikkan dan suatu kondisi yang sangat memuakkan serta kesengsaraan yang sangat dahsyat. Dan hal ini akan terjadi pada saat azab sedang menimpa mereka, sedangkan mereka sama sekali tidak mempu-nyai tempat untuk melarikan atau melepaskan diri darinya. ﴾ وَأُخِذُواْ مِن مَّكَانٖ قَرِيبٖ ﴿ "Dan mereka ditangkap dari tempat yang dekat," maksudnya, tidak jauh dari tempat azab. Malah mereka ditangkap lalu dilem-parkan ke dalam api neraka.
#
{52} {وقالوا}: في تلك الحال: آمنَّا باللهِ، وصدَّقْنا ما به كذَّبْنا، {و} لكنْ {أنَّى لهم التَّناوُشُ}؛ أي: تناولُ الإيمان، {من مكانٍ بعيدٍ}: قد حيل بينَهم وبينَه، وصار من الأمورِ المُحالة في هذه الحالة.
(52) ﴾ وَقَالُوٓاْ ﴿ "Dan mereka berkata," pada saat seperti itu, "Kami beriman kepada Allah dan kami membenarkan syariat yang telah kami dustakan, ﴾ و َ ﴿ "dan" akan tetapi ﴾ أَنَّىٰ لَهُمُ ٱلتَّنَاوُشُ ﴿ "bagaimanakah mereka dapat mencapai," maksudnya, mencapai iman ﴾ مِن مَّكَانِۭ بَعِيدٖ ﴿ "dari tempat yang jauh itu," karena sudah dihalangi antara mereka dengan iman, dan iman pun sudah menjadi hal yang mustahil pada kondisi ini.
#
{53} فلو أنَّهم آمنوا وقتَ الإمكان؛ لكان إيمانُهم مقبولاً، ولكنَّهم {كفروا به من قبلُ ويَقْذِفُونَ}؛ أي: يرمون {بالغيبِ من مكانٍ بعيد}: بقذفهم الباطل لِيُدْحِضوا به الحقَّ، ولكن لا سبيل إلى ذلك؛ كما لا سبيل للرامي من مكانٍ بعيد إلى إصابةِ الغرضِ؛ فكذلك الباطلُ من المُحال أن يغلبَ الحقَّ أو يدفَعَه، وإنَّما يكون له صولةٌ وقتَ غفلةِ الحقِّ عنه، فإذا برزَ الحقُّ وقاوم الباطلَ؛ قمعه.
(53) Kalau saja mereka beriman pada waktu mereka masih bisa beriman, tentu iman mereka diterima, akan tetapi ﴾ كَفَرُواْ بِهِۦ مِن قَبۡلُۖ وَيَقۡذِفُونَ ﴿ "mereka telah mengingkari Allah sebelum itu; dan mereka menduga-duga" maksudnya, mengira-ngira secara membabi buta ﴾ بِٱلۡغَيۡبِ مِن مَّكَانِۭ بَعِيدٖ ﴿ "tentang yang ghaib dari tempat yang jauh," dengan melemparkan kebatilan untuk memberantas yang haq. Akan tetapi sudah tidak ada jalan lagi untuk itu, sebagaimana juga tidak ada jalan bagi orang yang melemparkan dari tempat yang jauh untuk bisa tepat sasaran. Demikian pula kebatilan, ia mustahil akan bisa mengalahkan yang haq atau menolaknya. Ia hanya mempunyai kesempatan menikam pada saat yang haq lalai darinya. Lalu apa-bila yang haq itu muncul dan melawan kebatilan, maka ia dapat memadamkannya.
#
{54} {وحِيل بينَهم وبينَ ما يَشْتهونَ}: من الشهواتِ واللَّذَّاتِ والأولاد والأموال والخدم والجنودِ، قد انفردوا بأعمالِهِم، وجاؤوا فرادى كما خُلِقوا وتَركَوا ما خُوِّلوا وراءَ ظهورهم، {كما فعل بأشياعِهِم}: من الأمم السابقين حين جاءهم الهلاك حيل بينَهم وبينَ ما يشتهون. {إنَّهم كانوا في شكٍّ مريبٍ}؛ أي: مُحْدِث الرِّيبة وقلق القلب؛ فلذلك لم يؤمِنوا، ولم يعتَبوا حين استُعْتِبوا.
(54) ﴾ وَحِيلَ بَيۡنَهُمۡ وَبَيۡنَ مَا يَشۡتَهُونَ ﴿ "Dan dihalangi antara mereka dengan apa yang mereka ingini," berupa berbagai syahwat, berbagai kele-zatan, anak-anak, harta kekayaan, para pembantu dan bala tentara; masing-masing mereka menanggung amal perbuatan mereka sendiri dan datang sendiri-sendiri sebagaimana mereka dahulu diciptakan, dan mereka meninggalkan apa yang pernah mereka miliki di belakang mereka ﴾ كَمَا فُعِلَ بِأَشۡيَاعِهِم ﴿ "sebagaimana yang dila-kukan terhadap orang-orang yang serupa dengan mereka," dari umat-umat terdahulu saat kebinasaan menimpa mereka, dihalangi antara mereka dengan apa yang mereka inginkan. ﴾ إِنَّهُمۡ كَانُواْ فِي شَكّٖ مُّرِيبِۭ ﴿ "Sesungguhnya mereka dahulu dalam keraguan yang mendalam," yang membangkitkan keraguan dan kegoncangan hati. Maka dari itu, mereka tidak beriman, dan mereka tidak men-cela pada saat diminta mencela.
Selesailah tafsir Surat Saba`. Segala puji, karunia dan nikmat hanya bagi Allah, dan dari-Nya-lah pertolongan, dan hanya kepadaNya-lah kami bertawakal dan hanya kepadaNya kami yakin.