Ayah:
TAFSIR SURAT AL-JIN ( Bangsa Jin )
TAFSIR SURAT AL-JIN ( Bangsa Jin )
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
Ayah: 1 - 2 #
{قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا (1) يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا (2)}.
"Katakanlah (hai Muhammad), 'Telah diwahyukan kepada-ku bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan (al-Qur`an), lalu mereka berkata, 'Sesungguhnya kami telah mendengarkan al-Qur`an yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Rabb kami, dan bahwasanya Mahatinggi kebesaran Rabb kami, Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak. Dan bahwasanya, orang yang kurang akal dari kami dahulu selalu mengatakan (perkataan) yang me-lampaui batas terhadap Allah'." (Al-Jin: 1-4).
#
{1} أي: {قل}: يا أيُّها الرسول للناس، {أوحِيَ إليَّ أنَّه استمع نفرٌ من الجنِّ}: صرفهم الله إلى رسوله لسماع آياته؛ لتقوم عليهم الحجَّة وتتمَّ عليهم النعمة ويكونوا منذِرين لقومهم، وأمر [اللَّهُ] رسولَه أن يقصَّ نبأهم على الناس، وذلك أنَّهم لما حضروه؛ قالوا: أنصتوا، فلما أنصتوا؛ فهموا معانيه ووصلت حقائقُه إلى قلوبهم. {فقالوا إنَّا سمِعْنا قرآناً عَجَباً}؛ أي: من العجائب الغالية والمطالب العالية.
(1) Maksudnya, ﴾ قُلۡ ﴿ "katakanlah," wahai Rasul kepada ma-nusia, ﴾ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ ٱسۡتَمَعَ نَفَرٞ مِّنَ ٱلۡجِنِّ ﴿ "Telah diwahyukan kepadaku bahwasanya sekumpulan jin telah mendengarkan (al-Qur`an)." Allah سبحانه وتعالى mengalih-kan mereka kepada RasulNya untuk mendengarkan tanda-tanda kebesaranNya agar hujjah tegak atas mereka, agar nikmat sem-purna atas mereka dan agar mereka memberi peringatan kepada kaumnya. Allah سبحانه وتعالى memerintahkan RasulNya untuk mengisahkan berita tentang jin tersebut kepada manusia. Yaitu ketika mereka mendekat kepada beliau, lalu mereka berkata, "Diamlah kalian." Ketika mereka menyimak dengan seksama, mereka memahami makna-maknanya dan hakikat-hakikatnya merasuk ke dalam hati mereka, ﴾ فَقَالُوٓاْ إِنَّا سَمِعۡنَا قُرۡءَانًا عَجَبٗا ﴿ "lalu mereka berkata, 'Sesungguhnya kami telah mendengarkan al-Qur`an yang menakjubkan'," yakni, salah satu keajaiban tinggi dan tuntutan luhur.
#
{2} {يهدي إلى الرُّشْدِ}: والرُّشدُ: اسمٌ جامعٌ لكلِّ ما يرشد الناس إلى مصالح دينهم ودنياهم، {فآمنَّا به ولن نُشْرِكَ بربِّنا أحداً}: فجمعوا بين الإيمان الذي يدخُلُ فيه جميع أعمال الخير، وبين التَّقوى المتضمِّنة لترك الشرِّ، وجعلوا السبب الداعي لهم إلى الإيمان وتوابعه ما علموه من إرشادات القرآن، وما اشتمل عليه من المصالح والفوائد واجتناب المضارِّ؛ فإنَّ ذلك آيةٌ عظيمةٌ وحجَّةٌ قاطعةٌ لمن استنار به واهتدى بهديه، وهذا الإيمانُ النافع المثمر لكلِّ خير، المبنيُّ على هداية القرآن؛ بخلاف إيمان العوائد والمَرْبى والإلف ونحو ذلك؛ فإنَّه إيمانُ تقليدٍ تحت خطر الشُّبُهات والعوارض الكثيرة.
(2) ﴾ يَهۡدِيٓ إِلَى ٱلرُّشۡدِ ﴿ "(Yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar." Petunjuk adalah kata umum untuk segala sesuatu yang mengarahkan manusia pada kebaikan dunia dan Agama mereka. ﴾ فَـَٔامَنَّا بِهِۦۖ وَلَن نُّشۡرِكَ بِرَبِّنَآ أَحَدٗا ﴿ "Lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Rabb kami." Me-reka menyatukan antara keimanan yang mencakup seluruh amal baik dengan ketakwaan yang mencakup meninggalkan keburukan. Mereka menjadikan faktor yang mendorong mereka pada keimanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan keimanan yang mereka kerjakan berkat petunjuk-petunjuk al-Qur`an serta segala sesuatu yang mencakup berbagai kemaslahatan, faidah, dan meninggal-kan bahaya. Hal itu merupakan tanda-tanda kebesaran dan hujjah pasti bagi orang yang menjadikannya sebagai cahaya dan petunjuk. Iman yang berguna dan membuahkan berbagai kebaikan ini terba-ngun di atas hidayah al-Qur`an. Tidak seperti keimanan pengikut tradisi dan persaudaraan, karena keimanan seperti ini adalah iman ikut-ikutan di bawah bahaya syubhat dan berbagai macam peng-halang.
#
{3} {وأنَّه تعالى جَدُّ رَبِّنا}؛ أي: تعالت عظمتُه وتقدَّسَتْ أسماؤُه، {ما اتَّخَذَ صاحبةً ولا ولداً}: فعلموا من جَدِّ الله وعظمتِهِ ما دلَّهم على بطلان مَنْ يزعُمُ أنَّ له صاحبةً أو ولداً؛ لأنَّ له العظمة والجلال في كلِّ صفة كمال، واتِّخاذُ الصاحبة والولد ينافي ذلك؛ لأنَّه يضادُّ كمال الغنى.
(3) ﴾ وَأَنَّهُۥ تَعَٰلَىٰ جَدُّ رَبِّنَا ﴿ "Dan bahwasanya Mahatinggi kebesaran Rabb kami," yakni, luhur keagunganNya dan suci nama-namaNya. ﴾ مَا ٱتَّخَذَ صَٰحِبَةٗ وَلَا وَلَدٗا ﴿ "Dia tidak beristri dan tidak (pula) beranak." Mereka me-ngetahui kemuliaan dan keagungan Allah سبحانه وتعالى yang menunjukkan mereka atas batilnya orang yang mengira bahwa Allah memiliki pendamping (istri) dan anak, karena Allah سبحانه وتعالى memiliki keagungan dan keluruhan, setiap sifatNya sempurna. Sedangkan memiliki pasangan dan anak menafikan hal itu, karena bertentangan dengan sempurnanya keesaanNya (yang tidak memerlukan yang lain).
#
{4} {وأنَّه كان يقولُ سفيهُنا على الله شططاً}؛ أي: قولاً جائراً عن الصواب متعدياً للحدِّ، وما حمله على ذلك إلاَّ سفهُه وضعفُ عقله، وإلاَّ؛ فلو كان رزيناً مطمئناً؛ لعرف كيف يقول.
(4) ﴾ وَأَنَّهُۥ كَانَ يَقُولُ سَفِيهُنَا عَلَى ٱللَّهِ شَطَطٗا ﴿ "Dan bahwasanya, orang yang kurang akal dari kami dahulu selalu mengatakan (perkataan) yang me-lampaui batas terhadap Allah," yakni, perkataan lalim dari kebenaran dan menerjang batas. Yang menyebabkan hal itu adalah kebodohan dan kelemahan akalnya, sebab andai yang bersangkutan teguh dan tenang, pasti ia memahami apa yang diucapkan.
Ayah: 5 #
{وَأَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَنْ تَقُولَ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا (5)}.
"Dan kami mengira, bahwa manusia dan jin sekali-kali tidak akan mengatakan perkataan yang dusta atas nama Allah." (Al-Jin: 5).
#
{5} أي: كنَّا مغترِّين قبل ذلك، غرَّتنا السادة والرؤساء من الجنِّ والإنس، فأحسنَّا بهم الظنَّ، وحسبناهم لا يتجرؤون على الكذب على الله؛ فلذلك كنَّا قبل ذلك على طريقهم؛ فاليوم إذ بان لنا الحقُّ؛ سلكنا طريقه ، وانقَدْنا له، ولم نبالِ بقول أحدٍ من الخلق يعارض الهدى.
(5) Maksudnya, kami sebelumnya tertipu. Dan yang menipu kami adalah para penguasa dan pemimpin dari kalangan jin dan manusia. Kami berbaik sangka pada mereka dan kami mengira mereka tidak akan berani berdusta atas nama Allah سبحانه وتعالى, karena itu-lah kami mengikuti mereka sebelumnya. Maka pada hari ini, karena kebenaran telah jelas bagi kami, kami mengikuti Nabi Muhammad a, kami taat pada beliau dan kami tidak mempedulikan perkataan siapa pun yang bertentangan dengan petunjuk.
Ayah: 6 #
{وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا (6)}.
"Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan." (Al-Jin: 6).
#
{6} أي: كان الإنس يعوذون بالجنِّ عند المخاوف والأفزاع ويعبُدونهم، فزاد الإنسُ الجنَّ رهقاً؛ أي: طغياناً وتكبراً، لمَّا رأوا الإنس يعبدونَهم ويستعيذون بهم، ويُحتمل أنَّ الضمير وهي الواو ترجع إلى {الجنِّ}؛ أي: زاد الجنُّ الإنسَ ذُعْراً وتخويفاً لما رأوْهم يستعيذون بهم ليلجِئوهم إلى الاستعاذة بهم والتمسُّك بما هم عليه، فكان الإنسيُّ إذا نزل بوادٍ مخوفٍ؛ قال: أعوذ بسيِّد هذا الوادي من سفهاء قومه.
(6) Maksudnya, orang-orang biasa meminta perlindungan pada jin ketika merasa takut dan gentar. Mereka menyembahnya sehingga manusia semakin membuat jin bersalah karena melam-paui batas dan takabbur ketika jin melihat manusia menyembah dan meminta perlindungan pada mereka. Kemungkinan kata ganti kembali pada ﴾ ٱلۡجِنِّ ﴿ "jin," artinya jin semakin menambah takut manusia ketika melihat manusia meminta perlindungan pada mereka agar mendorong mereka untuk berlin-dung pada jin dan berpegang teguh di atas cara itu. Itulah sebab-nya, dulu bila ada seseorang melintasi lembah yang menakutkan, ia berkata, "Aku berlindung pada penguasa lembah ini dari oknum-oknum bodoh dari kaumnya."
Ayah: 7 #
{وَأَنَّهُمْ ظَنُّوا كَمَا ظَنَنْتُمْ أَنْ لَنْ يَبْعَثَ اللَّهُ أَحَدًا (7)}.
"Dan bahwa mereka (jin) menyangka sebagaimana persang-kaan kamu (orang-orang kafir Makkah), bahwa Allah sekali-kali tidak akan membangkitkan seorang (rasul) pun, dan bahwa kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapati-nya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan bahwa kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi seka-rang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu), tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya)." (Al-Jin: 7-9).
#
{7} أي: فلمَّا أنكروا البعث؛ أقدموا على الشرك والطغيان.
(7) Maksudnya, ketika mereka mengingkari Hari Kebang-kitan, mereka melakukan kesyirikan dan tindakan yang melampaui batas.
#
{8 ـ 9} {وأنَّا لمسنا السماءَ}؛ أي: أتيناها واختبرناها، {فوجَدْناها مُلِئَتْ حرساً شديداً}: عن الوصول إلى أرجائها والدنوِّ منها، {وشُهُباً}: يرمى بها من استرقَ السمعَ، وهذا مخالفٌ لعادتنا الأولى؛ فإنَّا كنَّا نتمكَّن من الوصول إلى خبر السماء فإنا {كنَّا نقعدُ منها مقاعدَ للسمع}: فنتلقَّف من أخبار السماء ما شاء الله، {فمن يستمِع الآنَ يَجِدْ له شهاباً رصداً}؛ أي: مرصداً له معدًّا لإتلافه وإحراقه؛ أي: وهذا له شأنٌ عظيمٌ ونبأٌ جسيمٌ، وجزموا أنَّ الله تعالى أراد أن يحدِثَ في الأرض حادثاً كبيراً من خيرٍ أو شرٍّ؛ فلهذا قالوا:
(8-9) ﴾ وَأَنَّا لَمَسۡنَا ٱلسَّمَآءَ ﴿ "Dan bahwa kami telah mencoba mengeta-hui (rahasia) langit," yakni, mendatanginya dan kami mencobanya, ﴾ فَوَجَدۡنَٰهَا مُلِئَتۡ حَرَسٗا شَدِيدٗا ﴿ "maka kami mendapatinya penuh dengan pen-jagaan yang kuat," untuk bisa mencapai tepi dan mendekatinya sekalipun, ﴾ وَشُهُبٗا ﴿ "dan panah-panah api" dilemparkan pada jin yang mencuri pendengaran. Hal ini bertentangan dengan kebiasaan kami sebelumnya. Dulu kami mampu untuk mencapai berita langit, dan ﴾ كُنَّا نَقۡعُدُ مِنۡهَا مَقَٰعِدَ لِلسَّمۡعِۖ ﴿ "kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya)," sehingga kami pun banyak menukil berita-berita langit. ﴾ فَمَن يَسۡتَمِعِ ٱلۡأٓنَ يَجِدۡ لَهُۥ شِهَابٗا رَّصَدٗا ﴿ "Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengar-kan (seperti itu), tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya)," yakni mengintai dan siap untuk membinasakan dan membakarnya. Dan ini merupakan sesuatu yang besar dan berita yang agung. Mereka memastikan bahwa Allah سبحانه وتعالى menghendaki suatu kejadian besar di muka bumi, baik kejadian buruk ataupun baik. Karena itu para jin itu berkata,
Ayah: 10 #
{وَأَنَّا لَا نَدْرِي أَشَرٌّ أُرِيدَ بِمَنْ فِي الْأَرْضِ أَمْ أَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا (10)}.
"Dan kami tidak mengetahui (dengan adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki bagi orang yang di bumi ataukah Rabb mereka menghendaki kebaikan bagi mereka. Dan di antara kami ada orang-orang yang shalih dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Kami menempuh jalan yang berbeda-beda." (Al-Jin: 10-11).
#
{10} أي: لا بدَّ من هذا أو هذا؛ لأنَّهم رأوا الأمر تغيَّر عليهم تغيُّراً أنكروه، فعرفوا بفطنتهم أنَّ هذا الأمر يريده الله ويحدِثُه في الأرض، وفي هذا بيانٌ لأدبهم إذ أضافوا الخير إلى الله تعالى، والشرُّ حذفوا فاعله تأدُّباً [مع اللَّه].
(10) Maksudnya, pasti ini atau itu yang akan terjadi karena mereka melihat adanya perubahan besar. Mereka mengetahui bahwa hal ini dikehendaki dan akan diberlakukan Allah سبحانه وتعالى di atas muka bumi dengan kepintaran mereka. Dalam ayat ini terdapat penjelasan tentang etika sopan santun mereka ketika mereka menyandarkan kebaikan kepada Allah سبحانه وتعالى sedangkan mereka tidak menyebutkan subyek keburukan sebagai wujud etika terhadap Allah سبحانه وتعالى.
#
{11} {وأنَّا منَّا الصالحون ومنَّا دون ذلك}؛ أي: فساق وفجار وكفار، {كنَّا طرائِقَ قِدَداً}؛ أي: فرقاً متنوعةً وأهواءً متفرقةً؛ كلُّ حزبٍ بما لديهم فرحون.
(11) ﴾ وَأَنَّا مِنَّا ٱلصَّٰلِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَٰلِكَۖ ﴿ "Dan di antara kami ada orang-orang yang shalih dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian hal-nya," yaitu jin-jin fasik, keji dan kafir. ﴾ كُنَّا طَرَآئِقَ قِدَدٗا ﴿ "Kami menempuh jalan yang berbeda-beda." Yakni, kaum yang berbeda-beda dan ke-inginan yang beraneka ragam. Masing-masing bangga atas kelom-poknya sendiri.
Ayah: 12 #
{وَأَنَّا ظَنَنَّا أَنْ لَنْ نُعْجِزَ اللَّهَ فِي الْأَرْضِ وَلَنْ نُعْجِزَهُ هَرَبًا (12)}.
"Dan kami mengetahui, bahwa kami sekali-kali tidak akan dapat melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di muka bumi dan sekali-kali tidak (pula) dapat melepaskan diri (dari)Nya dengan lari. Dan kami tatkala mendengarkan petunjuk (al-Qur`an) ter-sebut, kami beriman kepadanya. Barangsiapa beriman kepada Rabbnya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan. Dan di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus." (Al-Jin: 12-14).
#
{12} أي: وأنَّا في وقتنا الآن تبيَّن لنا كمال قدرة الله وكمال عجزنا، وأنَّ نواصينا بيد الله؛ فلن نعجِزَه في الأرض ولن نعجِزَه إن هَرَبْنا وسَعَيْنا بأسباب الفرار والخروج عن قدرته، لا ملجأ منه إلاَّ إليه.
(12) Maksudnya, dan bahwasanya kami saat sekarang ini, telah jelas bagi kami akan sempurnanya Kuasa Allah سبحانه وتعالى dan lemah-nya kami. Ubun-ubun kami berada di Tangan Allah سبحانه وتعالى. Karena itu sekali-kali kami tidak akan dapat melepaskan diri dari kekuasaan Allah سبحانه وتعالى di muka bumi, sekali-kali pula tidak dapat melepaskan diri dariNya dan menguasakan berbagai sebab untuk dapat lari serta terlepas dari KuasaNya. Tidak ada tempat berlindung kecuali kepadaNya.
#
{13} {وأنَّا لمَّا سمِعنا الهدى}: وهو القرآن الكريم الهادي إلى الصراط المستقيم، وعرفنا هدايته وإرشاده؛ أثَّر في قلوبنا، فآمنَّا به، ثم ذكروا ما يرغِّب المؤمن، فقالوا: {فمن يؤمِن بربِّه فلا يخافُ بخساً ولا رَهَقاً}؛ أي: من آمن به إيماناً صادقاً؛ فلا عليه نقصٌ ولا أذىً يلحقُه، وإذا سَلِمَ من الشرِّ؛ حصل له الخيرُ؛ فالإيمان سببٌ داعٍ إلى [حصول] كلِّ خيرٍ وانتفاء كلِّ شرٍّ.
(13) ﴾ وَأَنَّا لَمَّا سَمِعۡنَا ٱلۡهُدَىٰٓ ﴿ "Dan kami tatkala mendengarkan petun-juk (al-Qur`an) tersebut," yakni, al-Qur`an yang mulia yang menun-jukkan ke jalan yang lurus, kami mengetahui petunjuknya, mem-pengaruhi hati kami dan kami beriman padanya. Selanjutnya para jin menyebutkan apa yang mendorong orang beriman, ﴾ فَمَن يُؤۡمِنۢ بِرَبِّهِۦ فَلَا يَخَافُ بَخۡسٗا وَلَا رَهَقٗا ﴿ "Barangsiapa beriman kepada Rabbnya, maka ia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut pula) akan penambahan dosa dan kesalahan," yakni, siapa pun yang beriman kepadaNya de-ngan benar, pahalanya tidak akan dikurangi dan tidak akan disakiti oleh apa pun. Ketika selamat dari keburukan, ia mendapatkan ke-baikan. Iman adalah faktor yang mendorong untuk mendapatkan berbagai kebaikan dan menafikan segala keburukan.
#
{14} {وأنَّا منَّا المسلمونَ ومنَّا القاسطونَ}؛ أي: الجائرون العادلون عن الصراط المستقيم، {فَمَنْ أسلم فأولئك تَحَرَّوْا رَشَداً}؛ أي: أصابوا طريق الرشد الموصل لهم إلى الجنة ونعيمها.
(14) ﴾ وَأَنَّا مِنَّا ٱلۡمُسۡلِمُونَ وَمِنَّا ٱلۡقَٰسِطُونَۖ ﴿ "Dan di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebe-naran," yakni lalim dan menyimpang dari jalan yang haq, ﴾ فَمَنۡ أَسۡلَمَ فَأُوْلَٰٓئِكَ تَحَرَّوۡاْ رَشَدٗا ﴿ "barangsiapa yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus," artinya mereka menempuh jalan lurus yang menghantarkan mereka ke surga dengan segala kenikmatannya.
Ayah: 15 - 2 #
{وَأَمَّا الْقَاسِطُونَ فَكَانُوا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا (15) [وَأَلَّوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُمْ مَاءً غَدَقًا (16) لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَمَنْ يُعْرِضْ عَنْ ذِكْرِ رَبِّهِ يَسْلُكْهُ عَذَابًا صَعَدًا (17)}] (2).
"Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu (bahan bakar) bagi Neraka Jahanam. Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rizki yang banyak). Untuk Kami beri cobaan kepada mereka padanya. Dan barangsiapa yang ber-paling dari peringatan Rabbnya, niscaya akan dimasukkanNya ke dalam azab yang amat berat." (Al-Jin: 15-17).
#
{15 ـ 17} {وأما القاسطون فكانوا لجهنم حطباً}: وذلك جزاءً على أعمالهم، لا ظلم من الله لهم، فإنَّهم {لو استقاموا على الطريقةِ}: المثلى، {لأسْقَيْناهم ماءً غَدَقاً}؛ أي: هنيئاً مريئاً، ولم يمنعْهم ذلك إلاَّ ظلمهم وعدوانهم، {لِنَفْتِنَهم فيه}؛ أي: لنختبرهم [فيه] ونمتحِنَهم ليظهر الصادق من الكاذب، {ومن يعرِضْ عن ذكر ربِّه يَسْلُكْه عذاباً صَعَداً}؛ أي: من أعرض عن ذكر الله الذي هو كتابه، فلم يتَّبِعْه وينقدْ له، بل لها عنه وغفل ؛ يَسْلُكْه عذاباً صَعَداً؛ أي: بليغاً شديداً.
(15-17) ﴾ وَأَمَّا ٱلۡقَٰسِطُونَ فَكَانُواْ لِجَهَنَّمَ حَطَبٗا ﴿ "Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu (bahan bakar) bagi Neraka Jahanam." Hal itu sebagai balasan atas amal perbuatan mereka dan bukan kezhaliman Allah سبحانه وتعالى, sebab sesungguhnya, ﴾ وَأَلَّوِ ٱسۡتَقَٰمُواْ عَلَى ٱلطَّرِيقَةِ لَأَسۡقَيۡنَٰهُم مَّآءً غَدَقٗا ﴿ "jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rizki yang banyak)," yakni, lezat dan luas (banyak). Tidak ada yang menghalangi mereka dari hal itu selain kezhaliman dan permusuhan mereka. ﴾ لِّنَفۡتِنَهُمۡ فِيهِۚ ﴿ "Untuk Kami beri cobaan kepada mereka padanya," yakni, agar Kami menguji mereka di dalamnya agar terlihat jelas siapa yang benar dan siapa yang ber-dusta. ﴾ وَمَن يُعۡرِضۡ عَن ذِكۡرِ رَبِّهِۦ يَسۡلُكۡهُ عَذَابٗا صَعَدٗا ﴿ "Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Rabbnya, niscaya akan dimasukkanNya ke dalam azab yang amat berat," yakni barangsiapa yang berpaling dari peringatan Allah سبحانه وتعالى yaitu (yang tertuang dalam) KitabNya dan tidak mengikuti-nya, justru melalaikannya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam siksaan yang amat berat.
Ayah: 18 - 28 #
{وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا (18) [وَأَنَّهُ لَمَّا قَامَ عَبْدُ اللَّهِ يَدْعُوهُ كَادُوا يَكُونُونَ عَلَيْهِ لِبَدًا (19) قُلْ إِنَّمَا أَدْعُو رَبِّي وَلَا أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا (20) قُلْ إِنِّي لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا رَشَدًا (21) قُلْ إِنِّي لَنْ يُجِيرَنِي مِنَ اللَّهِ أَحَدٌ وَلَنْ أَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا (22) إِلَّا بَلَاغًا مِنَ اللَّهِ وَرِسَالَاتِهِ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ لَهُ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا (23) حَتَّى إِذَا رَأَوْا مَا يُوعَدُونَ فَسَيَعْلَمُونَ مَنْ أَضْعَفُ نَاصِرًا وَأَقَلُّ عَدَدًا (24) قُلْ إِنْ أَدْرِي أَقَرِيبٌ مَا تُوعَدُونَ أَمْ يَجْعَلُ لَهُ رَبِّي أَمَدًا (25) عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا (26) إِلَّا مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا (27) لِيَعْلَمَ أَنْ قَدْ أَبْلَغُوا رِسَالَاتِ رَبِّهِمْ وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَأَحْصَى كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا (28)}].
"Dan bahwasanya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, maka janganlah kamu berdoa kepada seseorang pun (di dalamnya) di samping (berdoa kepada) Allah. Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembahNya (me-ngerjakan ibadah), hampir saja jin-jin itu desak-mendesak menge-rumuninya. Katakanlah, 'Sesungguhnya aku hanya berdoa kepada Rabbmu dan aku tidak mempersekutukan sesuatu pun denganNya.' Katakanlah, 'Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan se-suatu kemudaratan pun kepadamu dan tidak (pula) sesuatu ke-manfaatan.' Katakanlah, 'Sesungguhnya aku sekali-kali tiada se-orang pun yang dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali tiada akan memperoleh tempat berlindung selain dariNya. Akan tetapi (aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalahNya.' Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasulnya, maka sesungguhnya baginyalah Neraka Jahanam, me-reka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sehingga apabila mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka, maka mereka akan mengetahui siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit bilangannya. Katakanlah, 'Aku tidak mengetahui, apakah azab yang diancamkan kepadamu itu dekat ataukah Rabbku menjadikan bagi (kedatangan) azab itu, masa yang panjang.' (Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak mem-perlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhaiNya, maka sesungguhnya Dia menga-dakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. Supaya Dia mengetahui, bahwa rasul-rasul itu sungguh telah me-nyampaikan risalah-risalah Rabbnya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu-persatu." (Al-Jin: 18-28).
#
{18} {وأنَّ المساجد لله فلا تدعوا مع الله أحداً}؛ أي: لا دعاء عبادةٍ ولا دعاء مسألةٍ؛ فإنَّ المساجد التي هي أعظم محالِّ العبادة مبنيَّةٌ على الإخلاص لله والخضوع لعظمته والاستكانة لعزَّته.
(18) ﴾ وَأَنَّ ٱلۡمَسَٰجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدۡعُواْ مَعَ ٱللَّهِ أَحَدٗا ﴿ "Dan bahwasanya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah." Yakni, tidak doa ibadah dan bukan pula doa permohonan karena masjid-masjid adalah tempat paling agung untuk beribadah yang dibangun di atas keikhlasan karena Allah سبحانه وتعالى semata serta tunduk pada ke-agungan dan keperkasaanNya.
#
{19} {وأنَّه لمَّا قام عبدُ اللهِ يدعوه}؛ أي: يسأله ويتعبَّد له ويقرأ القرآن كاد الجنُّ من تكاثُرِهم عليه، {يكونون عليه لِبَداً}؛ أي: متلبِّدين متراكمين حرصاً على [سماع] ما جاء به من الهدى.
(19) ﴾ وَأَنَّهُۥ لَمَّا قَامَ عَبۡدُ ٱللَّهِ يَدۡعُوهُ ﴿ "Dan bahwasanya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembahNya," memohon dan menyembah-Nya serta membaca al-Qur`an, karena terlalu banyaknya mereka, ﴾ كَادُواْ يَكُونُونَ عَلَيۡهِ لِبَدٗا ﴿ "hampir saja jin-jin itu desak-mendesak mengerumuni-nya," yakni saling berdesakan untuk mendengarkan petunjuk yang ada di dalamnya.
#
{20} {قل}: لهم يا أيُّها الرسول، مبيِّناً حقيقة ما تدعو إليه: {إنَّما أدعو ربِّي ولا أشرِكُ به أحداً}؛ أي: أوحِّده وحده لا شريك له، وأخلع ما دونَه من الأنداد والأوثان، وكلُّ ما يتَّخذه المشركون من دونه.
(20) ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah" kepada mereka wahai rasul, seraya menjelaskan hakikat apa yang kau serukan, ﴾ إِنَّمَآ أَدۡعُواْ رَبِّي وَلَآ أُشۡرِكُ بِهِۦٓ أَحَدٗا ﴿ "Sesungguhnya aku hanya berdoa kepada Rabbmu dan aku tidak mem-persekutukan sesuatu pun denganNya." Yakni, aku mengesakanNya semata, yang tidak ada sekutu bagiNya. Aku berlepas diri dari segala sekutu dan berhala, serta segala sesuatu yang dijadikan se-sembahan oleh kaum musyrikin selain Allah سبحانه وتعالى.
#
{21 ـ 22} {قل إنِّي لا أملِكُ لكم ضَرًّا ولا رَشَداً}: فإنِّي عبدٌ ليس لي من الأمر والتصرُّفِ شيءٌ ، {قلْ إنِّي لن يُجيرَني من اللهِ أحدٌ}؛ أي: لا أحدَ أستجير به ينقذني من عذاب الله، وإذا كان الرسولُ الذي هو أكملُ الخلق لا يملكُ ضرًّا ولا رشداً ولا يمنعُ نفسَه من الله شيئاً إن أراده بسوءٍ؛ فغيرُهُ من الخلق من باب أولى وأحرى، {ولن أجدَ من دونِهِ مُلْتَحَداً}؛ أي: ملجأ ومنتصراً.
(21-22) ﴾ قُلۡ إِنِّي لَآ أَمۡلِكُ لَكُمۡ ضَرّٗا وَلَا رَشَدٗا ﴿ "Katakanlah, 'Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudaratan pun kepadamu dan tidak (pula) sesuatu kemanfaatan'." Yakni, aku hanyalah seorang hamba, aku tidak memiliki kuasa untuk mengatur dan bertindak atas segala sesuatu pun. ﴾ قُلۡ إِنِّي لَن يُجِيرَنِي مِنَ ٱللَّهِ أَحَدٞ ﴿ "Katakanlah, 'Sesung-guhnya aku sekali-kali tiada seorang pun yang dapat melindungiku dari (azab) Allah'," yakni, tidak ada seorang pun yang bisa aku mintai perlindungan yang bisa menyelamatkanku dari siksaan Allah سبحانه وتعالى. Bila seorang rasul yang merupakan manusia terbaik tidak kuasa menimpakan bahaya dan memberi manfaat serta tidak bisa me-nangkal sesuatu keburukan dari Allah سبحانه وتعالى jika memang dikehen-daki, maka orang yang bukan rasul tentu lebih tidak bisa, ﴾ وَلَنۡ أَجِدَ مِن دُونِهِۦ مُلۡتَحَدًا ﴿ "dan sekali-kali tiada akan memperoleh tempat berlindung selain dariNya," yakni tempat perlindungan dan memohon pertolongan.
#
{23} {إلاَّ بلاغاً من الله ورسالاتِهِ}؛ أي: ليس لي مزيَّةٌ على الناس إلاَّ أنَّ الله خصَّني بإبلاغ رسالاته ودعوة خلقِهِ إليه ، وبذلك تقوم الحجَّةُ على الناس، {ومن يَعْصِ الله ورسولَه فإنَّ له نارَ جهنَّمَ خالدين فيها أبداً}: وهذا المراد به المعصية الكفريَّة كما قيَّدتها النُّصوص الأخر المحكمة، وأمَّا مجرَّد المعصية؛ فإنَّه لا يوجب الخلود في النار؛ كما دلَّت على ذلك آيات القرآن والأحاديث عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم -، وأجمع عليه سَلَفُ الأمَّة وأئمَّة هذه الأمَّة.
(23) ﴾ إِلَّا بَلَٰغٗا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِسَٰلَٰتِهِۦۚ ﴿ "Akan tetapi (aku hanya) menyampaikan (peringatan) dari Allah dan risalahNya," aku tidak memiliki keistime-waan atas manusia selain hanya karena Allah سبحانه وتعالى mengkhususkanku untuk menyampaikan risalah-risalahNya dan mendakwahi para hambaNya kepada Allah. Dengan demikian, tegaklah hujjah atas manusia. ﴾ وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَإِنَّ لَهُۥ نَارَ جَهَنَّمَ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ﴿ "Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasulnya, maka sesungguhnya baginyalah Neraka Jahanam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya." Yang di-maksud adalah maksiat kekufuran sebagaimana dibatasi oleh nash-nash tegas lainnya. Sedangkan kemaksiatan saja tidaklah membuat pelakunya kekal di dalam neraka sebagaimana ditunjukkan oleh ayat-ayat al-Qur`an dan hadits-hadits Nabi a, serta berdasarkan ijma' as-Salaf ash-Shalih dan para imam umat ini.
#
{24} {حتى إذا رأوا ما يوعدونَ}؛ أي: شاهدوه عياناً وجزموا أنَّه واقعٌ بهم، {فسيعلمون}: في ذلك الوقت حقيقة المعرفة، {مَنْ أضعفُ ناصراً وأقلُّ عدداً}: حين لا ينصرُهُم غيرهم، ولا أنفسهم ينتصِرونَ، وإذْ يُحْشَرون فرادى كما خُلِقوا أوَّلَ مرَّةٍ.
(24) ﴾ حَتَّىٰٓ إِذَا رَأَوۡاْ مَا يُوعَدُونَ ﴿ "Sehingga apabila mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka," yakni menyaksikan dengan mata kepala dan memastikan akan menimpa mereka, ﴾ فَسَيَعۡلَمُونَ ﴿ "maka mereka akan mengetahui," pada saat itu dengan sebenar-benarnya, ﴾ مَنۡ أَضۡعَفُ نَاصِرٗا وَأَقَلُّ عَدَدٗا 24 ﴿ "siapakah yang lebih lemah penolongnya dan lebih sedikit bilangannya," ketika tidak ditolong oleh yang lain bah-kan dirinya sendiri tidak mendapatkan pertolongan kala mereka digiring seorang demi seorang sebagaimana mereka diciptakan pertama kalinya.
#
{25 ـ 26} {قل} لهم إنْ سألوك فقالوا: متى هذا الوعد؟: {إنْ أدري أقريبٌ ما توعدونَ أمْ يجعلُ له ربِّي أمداً}؛ أي: غايةً طويلةً؛ فعلمُ ذلك عند الله {عالمُ الغيب فلا يُظْهِرُ على غيبِهِ أحداً}: من الخلق، بل انفرد بعلم الضمائر والأسرار والغيوب.
(25-26) ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah" kepada mereka bila mereka ber-tanya padamu tentang kapankah terjadinya ancaman itu, ﴾ إِنۡ أَدۡرِيٓ أَقَرِيبٞ مَّا تُوعَدُونَ أَمۡ يَجۡعَلُ لَهُۥ رَبِّيٓ أَمَدًا ﴿ "Aku tidak mengetahui, apakah azab yang diancamkan kepadamu itu dekat ataukah Rabbku menjadikan bagi (keda-tangan) azab itu, masa yang panjang," yakni, jarak waktu yang pan-jang. Pengetahuan mengenai hal itu hanya ada di sisi Allah سبحانه وتعالى. ﴾ عَٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ فَلَا يُظۡهِرُ عَلَىٰ غَيۡبِهِۦٓ أَحَدًا ﴿ "(Dia adalah Rabb) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu," hanya Allah سبحانه وتعالى sendiri yang mengetahui isi hati, rahasia, dan hal-hal ghaib.
#
{27} {إلاَّ منِ ارتضى من رسول}؛ أي: فإنَّه يخبره بما اقتضت حكمته أن يخبِرَه به، وذلك لأنَّ الرسل ليسوا كغيرهم؛ فإنَّ الله أيَّدهم بتأييدٍ ما أيَّده أحداً من الخلق، وحفظ ما أوحاه إليهم حتى يبلِّغوه على حقيقته؛ من غير أن تَقْرَبَهُ الشياطينُ فيزيدوا فيه أو يَنْقُصوا، ولهذا قال: {فإنَّه يَسْلُكُ من بينِ يديهِ ومن خلفِهِ رَصَداً}؛ أي: يحفظونه بأمر الله.
(27) ﴾ إِلَّا مَنِ ٱرۡتَضَىٰ مِن رَّسُولٖ ﴿ "Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya," Allah سبحانه وتعالى memberitahunya sesuai tuntutan hikmahNya untuk memberitahukan, sebab rasul tidak seperti manusia lainnya. Allah سبحانه وتعالى meneguhkan mereka dengan penguat yang tidak diberikan pada orang lain dan Allah سبحانه وتعالى menjaga wahyu yang disampaikan padanya hingga para rasul bisa menyampaikannya pada manusia dengan sebenarnya tanpa didekati oleh para setan sehingga mereka me-ngurangi atau menambahi wahyu. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَإِنَّهُۥ يَسۡلُكُ مِنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ رَصَدٗا ﴿ "Maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya," menjaganya berdasarkan perintah Allah سبحانه وتعالى.
#
{28 ـ 29} {ليعلم} بذلك {أن قد أبْلَغوا رسالات ربِّهم}: بما جعله لهم من الأسباب، {وأحاط بما لَدَيْهم}؛ أي: بما عندهم وما أسرُّوه وما أعلنوه، {وأحصى كلَّ شيءٍ عدداً}.
(28) ﴾ لِّيَعۡلَمَ ﴿ "Supaya Dia mengetahui" dengan hal itu, ﴾ أَن قَدۡ أَبۡلَغُواْ رِسَٰلَٰتِ رَبِّهِمۡ ﴿ "bahwa rasul-rasul itu sungguh telah menyampaikan risalah-risalah Rabbnya," dengan menjadikan sebab-sebab pada mereka, ﴾ وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيۡهِمۡ ﴿ "sedang (sebenarnya) ilmuNya meliputi apa yang ada pada mereka," yakni apa saja yang ada pada mereka dan apa pun yang mereka rahasiakan dan tampakkan, ﴾ وَأَحۡصَىٰ كُلَّ شَيۡءٍ عَدَدَۢا ﴿ "dan Dia meng-hitung segala sesuatu satu-persatu."
Dalam surat ini terdapat beberapa faidah: Pertama: Keberadaan jin dan mereka adalah makhluk mu-kallaf yang juga diperintah dan dilarang, serta akan diberi balasan atas perbuatan mereka sebagaimana disebutkan secara jelas dalam surat ini dan surat lain. Kedua: Rasulullah a juga diutus kepada bangsa jin sebagai-mana beliau juga diutus kepada manusia. Allah سبحانه وتعالى mengalihkan segolongan jin untuk mendengarkan wahyu yang disampaikan padanya dan agar mereka menyampaikannya pada kaum mereka. Ketiga: Kecerdasan jin serta kemampuan mereka mengetahui kebenaran, dan bahwa yang mendorong mereka untuk beriman adalah petunjuk al-Qur`an dan etika baik dalam berbicara yang mereka wujudkan. Keempat: Perhatian Allah سبحانه وتعالى terhadap RasulNya a dan penjagaanNya atas wahyu yang dibawa. Ketika berita kenabian Rasulullah a dimulai, langit dijaga oleh bintang-bintang, para setan lari dari tempat mereka dan terhalang untuk mengintai. Dengan al-Qur`an, Allah سبحانه وتعالى merahmati penduduk bumi dengan rahmat yang tidak terkira dan Allah سبحانه وتعالى menghendaki petunjuk pada mereka. Allah سبحانه وتعالى hendak menampakkan sebagian dari AgamaNya, syariat dan ma'rifat tentangNya yang dapat menggelorakan hati, yang membuat orang-orang berakal gembira, dan syiar-syiar Islam nam-pak dan para penyembah patung serta berhala terpuruk. Kelima: Begitu semangatnya para jin untuk mendengarkan al-Qur`an dari Rasulullah a serta berkerumunnya mereka untuk itu. Keenam: Surat ini mencakup perintah bertauhid, larangan menyekutukan Allah سبحانه وتعالى, penjelasan tentang kondisi makhluk, tidak seorang pun berhak disembah sekecil apa pun, karena Rasulullah Muhammad a sendiri tidak kuasa untuk menolong dan memba-hayakan seorang pun, bahkan tidak kuasa atas dirinya sendiri, se-hingga dapat diketahui bahwa seluruh manusia juga sama. Adalah salah dan zhalim menjadikan orang yang sifatnya seperti ini seba-gai sembahan-sembahan lain. Ketujuh: Pengetahuan-pengetahuan ghaib hanya diketahui Allah سبحانه وتعالى semata. Tidak ada seorang pun yang mengetahuinya kecuali orang yang diridhai dan dikhususkan untuk mengetahui sebagian darinya.
Selesai tafsir Surat al-Jin. Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam.