Ayah:
TAFSIR SURAT AL-MA'ARIJ ( Tempat-tempat Naik )
TAFSIR SURAT AL-MA'ARIJ ( Tempat-tempat Naik )
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
Ayah: 1 - 7 #
{سَأَلَ سَائِلٌ بِعَذَابٍ وَاقِعٍ (1) لِلْكَافِرِينَ لَيْسَ لَهُ دَافِعٌ (2) مِنَ اللَّهِ ذِي الْمَعَارِجِ (3) تَعْرُجُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ (4) فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيلًا (5) إِنَّهُمْ يَرَوْنَهُ بَعِيدًا (6) وَنَرَاهُ قَرِيبًا (7)}.
"Seorang peminta telah meminta kedatangan azab yang bakal terjadi untuk orang-orang kafir, yang tidak seorang pun dapat menolaknya. (Yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat naik. Malaikat-malaikat dan ruh naik (menghadap) kepada Rabb dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun. Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik. Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu jauh (mustahil). Sedangkan Kami meman-dangnya dekat (pasti terjadi)." (Al-Ma'arij: 1-7).
#
{1 ـ 4} يقول تعالى مبيِّناً لجهل المعاندين واستعجالهم لعذاب الله استهزاءً وتعنُّتاً وتعجيزاً: {سأل سائلٌ} أي: دعا داعٍ واستفتح مستفتح، {بعذابٍ واقعٍ للكافرينَ}: لاستحقاقهم له بكفرِهم وعنادِهم. {ليس له دافع من الله}؛ أي: ليس لهذا العذاب الذي استعجلَ به مَنِ استعجلَ من متمرِّدي المشركين أحدٌ يدفعه قبل نزوله أو يرفعه بعد نزوله، وهذا حين دعا النَّضْر بن الحارث القرشيُّ أو غيره من المكذِّبين ، فقال: {اللهمَّ إنْ كان هذا هو الحقَّ من عندِكَ فأمطِرْ علينا حجارةً من السماء أو ائتنا بعذابٍ أليم ... } [إلى آخر الآيات]؛ فالعذابُ لا بدَّ أن يقع عليهم من الله؛ فإمَّا أن يُعَجَّلَ لهم في الدُّنيا، وإمَّا أن يُدَّخَرَ لهم في الآخرة؛ فلو عرفوا الله وعرفوا عظمته وسعة سلطانه وكمال أسمائِهِ وصفاتِهِ؛ لما استعجلوا، ولاستسلموا وتأدَّبوا، ولهذا ذكر تعالى من عظمته ما يضادُّ أقوالهم القبيحة، فقال: {ذي المعارج. تَعْرُجُ الملائكةُ والرُّوح إليه}؛ أي: ذي العلوِّ والجلال والعظمة والتَّدبير لسائر الخلق، الذي تَعْرُجُ إليه الملائكة بما جعلها على تدبيره، وتَعْرُجُ إليه الرُّوح، وهذا اسم جنس يشمل الأرواح كلَّها؛ بَرَّها وفاجِرَها، وهذا عند الوفاة، فأمَّا الأبرار؛ فتعرج أرواحُهم إلى الله، فيؤذن لهم من سماءٍ إلى سماءٍ، حتى تنتهي إلى السماء التي فيها اللهُ عزَّ وجلَّ، فتحيي ربَّها وتسلِّم عليه وتحظى بقربه، وتبتهج بالدنوِّ منه، ويحصُلُ لها منه الثناء والإكرام والبرُّ والإعظام، وأمَّا أرواحُ الفجَّار؛ فتعرج، فإذا وصلت إلى السماء؛ استأذنتْ، فلا يؤذَنُ لها، وأعيدت إلى الأرض. ثم ذكر المسافةَ التي تَعْرُجُ فيها الملائكةُ والرُّوح إلى الله، وأنَّها تعرج في يوم بما يَسِّر لها من الأسباب وأعانها عليه من اللَّطافة والخفَّة وسرعة السير، مع أنَّ تلك المسافة على السير المعتاد مقدار خمسين ألف سنةٍ، من ابتداء العروج إلى وصولها ما حُدَّ لها، وما تنتهي إليه من الملأ الأعلى؛ فهذا المُلْك العظيم والعالم الكبير علويُّه وسفليُّه جميعه قد تولَّى خلقه وتدبيره العليُّ الأعلى، فعلم أحوالهم الظاهرة والباطنة، [وَعَلِمَ] مستقرَّهم ومستودَعَهم، وأوصلهم من رحمته وبرِّه وإحسانه ما عمَّهم وشَمَلَهم، وأجرى عليهم حكمه القدريَّ وحكمه الشرعيَّ وحكمه الجزائيَّ؛ فبؤساً لأقوام جهلوا عظمته ولم يقدروه حقَّ قدره، فاستعجلوا بالعذاب على وجه التعجيز والامتحان. وسبحان الحليم الذي أمهلهم وما أهملهم، وآذَوْه فصبر عليهم وعافاهم ورَزَقَهم! هذا أحدُ الاحتمالات في تفسير هذه الآية الكريمة، فيكون هذا العروجُ والصعودُ في الدنيا؛ لأنَّ السِّياق الأول يدلُّ عليه. ويُحتمل أنَّ هذا في يوم القيامةِ، وأنَّ الله [تبارك و] تعالى يظهِرُ لعباده في يوم القيامةِ من عظمته وجلاله وكبريائه، ما هو أكبر دليل على معرفتِهِ مما يشاهدونه من عروج الأملاك والأرواح، صاعدةً ونازلةً بالتدابير الإلهيّة والشؤون الربَّانيَّة في ذلك اليوم الذي مقداره خمسين ألف سنة من طوله وشدَّته، لكنَّ الله تعالى يخفِّفه على المؤمن.
(1-4) Allah سبحانه وتعالى berfirman menjelaskan kebodohan para pe-nentang dan permintaan mereka untuk disegerakan azab Allah سبحانه وتعالى kepada mereka seraya memperolok-olok, membangkang dan mem-perlemah, ﴾ سَأَلَ سَآئِلُۢ بِعَذَابٖ وَاقِعٖ ﴿ "Seorang peminta telah meminta kedatangan azab yang bakal terjadi," yakni seorang telah meminta dan meminta dibuka, ﴾ لِّلۡكَٰفِرِينَ ﴿ "untuk orang-orang kafir," karena mereka berhak mendapatkannya lantaran kekufuran, ﴾ لَيۡسَ لَهُۥ دَافِعٞ 2 مِّنَ ٱللَّهِ ﴿ "yang tidak seorang pun dapat menolaknya, (yang datang) dari Allah," artinya, tidak seorang pun yang bisa menolak datangnya azab yang diminta segera oleh para pembangkang kaum musyrikin sebelum waktu-nya tiba atau tidak seorang pun yang bisa melenyapkannya ketika azab menimpa. Hal ini terjadi pada saat al-Nadhr bin Harits al-Qurasyi atau para dedengkot lainnya memintanya seraya berkata, ﴾ ٱللَّهُمَّ إِن كَانَ هَٰذَا هُوَ ٱلۡحَقَّ مِنۡ عِندِكَ فَأَمۡطِرۡ عَلَيۡنَا حِجَارَةٗ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ أَوِ ٱئۡتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٖ 32 ﴿ "Ya Allah, jika betul (al-Qur`an) ini, ialah yang benar dari sisiMu, maka hujanilah kami batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih." (Al-Anfal: 32). Azab pasti menimpa mereka, bisa disegerakan untuk mereka di dunia atau disimpan di akhirat kelak untuk mereka. Andai saja mereka mengenal Allah سبحانه وتعالى dan mengenal keagunganNya serta luasnya kuasa, sempurnanya nama-nama dan sifatNya, niscaya mereka tidak meminta untuk disegerakannya azab dan niscaya mereka memiliki sopan santun. Karena itu Allah سبحانه وتعالى menyebutkan salah satu keagunganNya yang bertentangan dengan perkataan buruk mereka, ﴾ ذِي ٱلۡمَعَارِجِ 3 تَعۡرُجُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ إِلَيۡهِ ﴿ "Mempunyai tem-pat-tempat naik. Malaikat-malaikat dan ruh[126] naik (menghadap) kepada Rabb," yakni, Pemilik keluhuran, keagungan, kemuliaan, dan hak mengatur seluruh makhluk, kepadaNya para malaikat naik dengan tugas yang diberikan pada mereka, ruh naik padanya. Ruh adalah isim jenis yang mencakup seluruh ruh, yang baik maupun yang buruk. Hal ini terjadi pada saat kematian. Ruh orang-orang suci naik kepada Allah سبحانه وتعالى, mereka diberi izin dari satu langit ke langit lain hingga berhenti di langit di mana Allah سبحانه وتعالى berada. Menyam-paikan ucapan penghormatan kepada Allah سبحانه وتعالى dan mengucapkan salam serta mendekat ke arahNya. Mereka senang berada di dekat Allah سبحانه وتعالى dan mendapatkan pujian, penghormatan, perlakuan baik dan pengagungan dari Allah سبحانه وتعالى. Sedangkan ruh para pendosa, ketika naik ke langit dan meminta izin, mereka tidak diberi izin dan dikembalikan lagi ke bumi. Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menyebutkan jarak yang ditempuh oleh para malaikat dan ruh menuju Allah سبحانه وتعالى. Para malaikat dan ruh naik dalam sehari dengan sebab-sebab yang Allah mudahkan baginya serta dengan pertolongan Allah سبحانه وتعالى berupa kemudahan, keringanan dan cepatnya perjalanan, padahal jarak tersebut sejauh jarak lima puluh ribu tahun perjalanan normal, mulai dari saat naik hingga sampai yang telah ditentukan hingga sampai pada golongan ma-laikat tertinggi. Kerajaan yang amat besar ini dan alam yang agung ini, baik yang berada di atas maupun bawah, seluruhnya dicipta-kan dan diatur oleh Allah سبحانه وتعالى Yang Mahaluhur lagi Tinggi. Allah سبحانه وتعالى mengetahui kondisi-kondisi mereka, baik yang lahir maupun yang batin. Allah سبحانه وتعالى mengetahui apa yang ada dan apa yang tersimpan. Allah سبحانه وتعالى memberikan rahmat dan kebaikanNya pada seluruh makhluk. Allah سبحانه وتعالى memberlakukan hukumNya, baik yang bersifat takdir ataupun syariat pada mereka, serta memberlakukan hukum pembalasanNya. Celakalah bagi kaum yang tidak mengerti ke-agungan Allah سبحانه وتعالى dan tidak memuliakan Allah سبحانه وتعالى dengan sebenar-nya. Mereka meminta agar segera diturunkan azab sebagai pengu-jian dan anggapan memperlemah. Mahasuci Allah سبحانه وتعالى Yang Maha Penyabar yang memberi mereka tempo, tapi tidak lalai terhadap mereka. Mereka menyakiti Allah سبحانه وتعالى tapi Allah سبحانه وتعالى bersabar terhadap mereka, memberi keselamatan dan rizki pada mereka. Inilah salah satu kemungkinan penafsiran ayat tersebut. Sehingga yang dimaksud dengan naik dalam ayat ini adalah naik di dunia, sebab kontekstual pertama menunjukkan hal tersebut. Kemungkinan juga hal ini berlaku pada Hari Kiamat dan Allah سبحانه وتعالى memberitahukan keagungan, keluhuran, dan kebesaranNya pada semua hambaNya. Tidak ada bukti yang lebih besar yang dapat mereka saksikan untuk dapat mengenal Allah سبحانه وتعالى selain peristiwa naiknya para malaikat dan ruh. Mereka naik dan turun berdasar pengaturan Allah serta urusan rabbani pada hari itu yang berjarak lima puluh ribu tahun karena panjang dan beratnya perjalanan. Tapi Allah سبحانه وتعالى meringankan perjalanan tersebut bagi orang yang beriman.
#
{5 ـ 7} وقوله: {فاصْبِرْ صبراً جميلاً}؛ أي: اصبر على دعوتك لقومك صبراً جميلاً، لا تَضَجُّرَ فيه ولا ملل، بل استمرَّ على أمر الله، وادعُ عباده إلى توحيده، ولا يمنعْك عنهم ما ترى من عدم انقيادهم وعدم رغبتهم؛ فإنَّ في الصَّبر على ذلك خيراً كثيراً. {إنَّهم يرونَه بعيداً ونراه قريباً}: الضمير يعود إلى البعث الذي فيه عذابُ السائلين بالعذاب؛ أي: إنَّ حالهم حال المنكر له، والذي غلبت عليه الشِّقْوة والسكرة، حتى تباعد جميع ما أمامه من البعث والنشور، والله يراه قريباً؛ لأنَّه رفيقٌ حليمٌ لا يَعْجَلُ، ويعلم أنَّه لا بدَّ أن يكون، و [كلُّ] ما هو آتٍ فهو قريبٌ.
(5-7) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَٱصۡبِرۡ صَبۡرٗا جَمِيلًا ﴿ "Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik," yakni bersabarlah atas seruan dak-wahmu untuk kaummu dengan sabar yang baik, jangan malas dan enggan, tapi teruslah berjalan di atas perintah Allah سبحانه وتعالى. Serulah para hambaNya kepada tauhid. Jangan sampai ketidaktaatan dan ketidaktertarikan mereka yang kau saksikan menghalangimu. Ka-rena bersabar atas hal tersebut merupakan kebaikan yang banyak. ﴾ إِنَّهُمۡ يَرَوۡنَهُۥ بَعِيدٗا 6 وَنَرَىٰهُ قَرِيبٗا 7 ﴿ "Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu jauh (mustahil). Sedangkan Kami memandangnya dekat (pasti terjadi)," kata ganti kembali kepada Hari Kebangkitan yang di dalamnya terdapat azab bagi mereka yang memintanya. Yaitu, kondisi me-reka adalah kondisi orang yang memungkiri azab dan orang yang dikalahkan oleh kesengsaraan serta hilang akal hingga mengang-gap mustahil Hari Kebangkitan yang ada di hadapannya. Allah سبحانه وتعالى memandangnya dekat karena Dia Mahalembut dan Sabar yang tidak menyegerakan. Allah سبحانه وتعالى mengetahui azab itu pasti terjadi. Semua yang akan terjadi berarti dekat.
Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menyebutkan huru-hara serta apa pun yang terjadi kala itu seraya berfirman,
Ayah: 8 - 18 #
{يَوْمَ تَكُونُ السَّمَاءُ كَالْمُهْلِ (8) وَتَكُونُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ (9) وَلَا يَسْأَلُ حَمِيمٌ حَمِيمًا (10) يُبَصَّرُونَهُمْ يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِي مِنْ عَذَابِ يَوْمِئِذٍ بِبَنِيهِ (11) وَصَاحِبَتِهِ وَأَخِيهِ (12) وَفَصِيلَتِهِ الَّتِي تُؤْوِيهِ (13) وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ يُنْجِيهِ (14) كَلَّا إِنَّهَا لَظَى (15) نَزَّاعَةً لِلشَّوَى (16) تَدْعُو مَنْ أَدْبَرَ وَتَوَلَّى (17) وَجَمَعَ فَأَوْعَى (18)}.
"Pada hari ketika langit menjadi seperti luluhan perak. Dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang beterbangan). Dan tidak ada seorang teman akrab pun menanyakan temannya, padahal mereka saling melihat. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya, dan istrinya dan saudaranya, dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia), dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya. Sekali-kali tidak dapat. Sesungguhnya neraka itu adalah api yang berge-jolak, yang mengelupaskan kulit kepala, yang memanggil orang yang membelakang dan yang berpaling (dari agama), serta me-ngumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya." (Al-Ma'arij: 8-18).
#
{8 ـ 9} أي: {يوم} القيامة تقع فيه هذه الأمور العظيمة {تكونُ السماءُ كالمُهْل}: وهو الرصاص المذاب من تشقُّقها وبلوغ الهول منها كلَّ مبلغ، {وتكونُ الجبالُ كالعِهْن}: وهو الصوف المنفوش، ثم تكون بعد ذلك هباءً منثوراً فتضمحلُّ.
(8-9) ﴾ يَوۡمَ ﴿ "Pada hari" kiamat, terjadilah peristiwa-peristiwa besar ini, ﴾ تَكُونُ ٱلسَّمَآءُ كَٱلۡمُهۡلِ ﴿ "ketika langit menjadi seperti luluhan perak," yakni seperti perak meleleh karena terbelah dan begitu gentingnya, ﴾ وَتَكُونُ ٱلۡجِبَالُ كَٱلۡعِهۡنِ ﴿ "dan gunung-gunung menjadi seperti bulu (yang be-terbangan)," yakni seperti bulu yang beterbangan kemudian setelah itu menjadi debu yang beterbangan dan lenyap.
#
{10 ـ 14} فإذا كان هذا الانزعاج والقلق لهذه الأجرام الكبيرة الشديدة؛ فما ظنُّك بالعبد الضعيف الذي قد أثقل ظهره بالذنوب والأوزار؟! أليس حقيقياً أن ينخلِعَ قلبُه و [ينزعجَ] لبُّه ويذهلَ عن كلِّ أحدٍ؟! ولهذا قال: {ولا يسألُ حميمٌ حميماً يُبَصِّرونَهم}؛ أي: يشاهدُ الحميمُ ـ وهو القريب ـ حميمَه؛ فلا يبقى في قلبه متَّسع لسؤاله عن حاله ولا فيما يتعلَّق بعشرتهم ومودَّتهم ولا يهمُّه إلاَّ نفسُه. {يودُّ المجرِمُ}: الذي حقَّ عليه العذاب {لو يفتدي من عذاب يومِئِذٍ ببنيهِ. وصاحبتِهِ}؛ أي: زوجته، {وأخيه. وفصيلته}؛ أي: قرابته، {التي تُؤْويه}؛ أي: التي جرت عادتها في الدنيا أن تتناصَرَ ويعينَ بعضها بعضاً؛ ففي [يوم] القيامةِ لا ينفع أحدٌ أحداً، ولا يشفع أحدٌ إلاَّ بإذن الله، بل لو يفتدي المجرمُ المستحقُّ للعذاب بجميع ما في الأرض ثم ينجيه ذلك؛ لم ينفعه.
(10-14) Bila huru-hara dan kondisi genting ini dialami oleh makhluk besar dan kuat, lantas bagaimana engkau membayang-kannya terhadap manusia lemah yang punggungnya diperberat oleh berbagai kesalahan dan dosa? Bukankah hatinya akan terlepas dan akalnya akan tergoncang dan tidak akan sempat memikirkan orang lain? Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَلَا يَسۡـَٔلُ حَمِيمٌ حَمِيمٗا 10 يُبَصَّرُونَهُمۡۚ ﴿ "Dan tidak ada seorang teman akrab pun menanyakan temannya, padahal mereka saling melihat," yakni teman akrab melihat temannya tapi hatinya tidak memungkinkannya untuk bertanya tentang kondisi-nya dan segala sesuatu yang berkaitan dengan keluarga dan rasa cinta mereka; yang ada dalam benaknya hanyalah diri pribadi. ﴾ يَوَدُّ ٱلۡمُجۡرِمُ ﴿ "Orang kafir ingin," yakni orang kafir yang berhak men-dapatkan azab, ﴾ لَوۡ يَفۡتَدِي مِنۡ عَذَابِ يَوۡمِئِذِۭ بِبَنِيهِ 11 وَصَٰحِبَتِهِۦ وَأَخِيهِ 12 وَفَصِيلَتِهِ ﴿ "kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya, dan istrinya dan saudaranya, dan kaum familinya," yakni kera-batnya, ﴾ ٱلَّتِي تُـٔۡوِيهِ ﴿ "yang melindunginya (di dunia)," yakni seperti biasa terjadi di dunia untuk saling menolong dan membantu satu sama lain. Pada Hari Kiamat, tidak seorang pun yang bisa menolong lain-nya dan tidak ada seorang pun yang bisa memberi syafa'at kecuali atas izin Allah سبحانه وتعالى. Bahkan jika pun orang berdosa yang berhak mendapatkan siksa menebus siksaan dengan seluruh yang ada di bumi agar bisa selamat dari siksaan tersebut, hal itu tidak berguna baginya.
#
{15 ـ 18} {كلاَّ}؛ أي: لا حيلة ولا مناص لهم، قد حقَّت عليهم كلمةُ ربِّك ، وذهب نفعُ الأقارب والأصدقاء، {إنَّها لظى. نزاعةً للشَّوى}؛ أي: النار التي تتلظَّى تنزِعُ من شدَّتها للأعضاء الظاهرة والباطنة ، {تَدْعو}: إلى نفسها {مَنْ أدْبَرَ وتَوَلَّى. وجَمَعَ فأوْعى}؛ أي: أدبر عن اتِّباع الحقِّ، وأعرض عنه؛ فلا غرض له فيه ، وجمع الأموال بعضها فوق بعض، وأوعاها فلم ينفِقْ منها ما ينفعه ويدفع عنه النار؛ فالنار تدعو هؤلاء إلى نفسها ، وتستعدُّ للالتهاب بهم.
(15-18) ﴾ كـَلَّآۖ ﴿ "Sekali-kali tidak," yakni, tidak ada cara dan tempat berlari bagi mereka, kalimat Rabbmu telah berlaku bagi mereka. Bantuan kerabat dan teman sudah tidak ada. ﴾ إِنَّهَا لَظَىٰ 15 نَزَّاعَةٗ لِّلشَّوَىٰ 16 ﴿ "Sesungguhnya neraka itu adalah api yang bergejolak, yang mengelupaskan kulit kepala," yakni api yang bergejolak karena begitu dahsyatnya hingga mengelupas bagian tubuh yang nampak dan yang tidak, ﴾ تَدۡعُواْ ﴿ "yang memanggil," menuju dirinya, ﴾ مَنۡ أَدۡبَرَ وَتَوَلَّىٰ 17 وَجَمَعَ فَأَوۡعَىٰٓ 18 ﴿ "orang yang membelakangi dan yang berpaling (dari agama), serta mengumpulkan (harta benda) lalu menyimpannya," yakni, orang yang berpaling untuk mengikuti kebenaran dan tidak memiliki keinginan untuk ke sana. Mereka saling mengumpulkan harta satu sama lain, dikumpulkan dan tidak diinfakkan yang seharusnya bisa bermanfaat baginya dan melindunginya dari siksa neraka. Neraka menyeru orang-orang seperti itu kepada dirinya serta siap untuk membakar mereka.
Ayah: 19 - 35 #
{إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (19) إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (20) وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (21) إِلَّا الْمُصَلِّينَ (22) الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ (23) وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ (24) لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ (25) وَالَّذِينَ يُصَدِّقُونَ بِيَوْمِ الدِّينِ (26) وَالَّذِينَ هُمْ مِنْ عَذَابِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ (27) إِنَّ عَذَابَ رَبِّهِمْ غَيْرُ مَأْمُونٍ (28) وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (29) إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (30) فَمَنِ ابْتَغَى وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ (31) وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ (32) وَالَّذِينَ هُمْ بِشَهَادَاتِهِمْ قَائِمُونَ (33) وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ (34) أُولَئِكَ فِي جَنَّاتٍ مُكْرَمُونَ (35)}.
"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah, dan apa-bila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempu-nyai apa-apa (yang tidak mau meminta), dan orang-orang yang mempercayai Hari Pembalasan, dan orang-orang yang takut ter-hadap azab Rabbnya. Karena sesungguhnya azab Rabb mereka tidak dapat dirasa aman (dari kedatangannya). Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan." (Al-Ma'arij: 19-35).
#
{19 ـ 21} وهذا الوصف للإنسان من حيث هو؛ ووَصَفَ طبيعتَه [الأصليةَ] أنَّه هلوعٌ، وفسَّر الهَلوعَ بقوله: {إذا مسَّه الشَّرُّ جزوعاً}: فيجزع إن أصابه فقرٌ أو مرضٌ أو ذهابُ محبوبٍ له من مال أو أهل أو ولدٍ، ولا يستعمل في ذلك الصبر والرِّضا بما قضى الله، {وإذا مسَّه الخير منوعاً}: فلا يُنْفِقُ مما آتاه الله، ولا يشكر الله على نعمه وبرِّه فيجزع في الضَّراء ويمنع في السَّراء.
(19-21) Ini adalah sifat manusia yang esensial. Allah سبحانه وتعالى menggambarkan karakter asli manusia dengan sifat berkeluh kesah. Sifat keluh kesah dijelaskan oleh FirmanNya, ﴾ إِذَا مَسَّهُ ٱلشَّرُّ جَزُوعٗا ﴿ "Apa-bila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah," manusia berkeluh kesah manakala ditimpa kemiskinan, penyakit, atau hilangnya benda-benda yang dicintai, seperti hilangnya harta, meninggalnya keluar-ga atau anak, tidak bersabar dan merelakan takdir Allah سبحانه وتعالى. ﴾ وَإِذَا مَسَّهُ ٱلۡخَيۡرُ مَنُوعًا ﴿ "Dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir," tidak menginfakkan sebagian yang diberikan Allah سبحانه وتعالى , tidak bersyukur kepada Allah سبحانه وتعالى atas nikmat dan kebaikanNya sehingga manusia bersikap keluh kesah dalam kesusahan dan bersifat kikir ketika berbahagia.
#
{22 ـ 23} {إلاَّ المصلِّين}: الموصوفين بتلك الأوصاف؛ فإنَّهم إذا مسَّهم الخير؛ شكروا الله وأنفقوا مما خوَّلهم [الله]، وإذا مسَّهم الشرُّ؛ صبروا واحتسبوا. وقوله في وصفهم: {الذين هم على صلاتهم دائمونَ}؛ أي: مداومون عليها في أوقاتها بشروطها ومكمِّلاتها، وليسوا كمن لا يفعلها، أو يفعلها وقتاً دون وقتٍ، أو يفعلها على وجهٍ ناقص.
(22-23) ﴾ إِلَّا ٱلۡمُصَلِّينَ ﴿ "Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat," yakni mereka yang disifati dengan sifat-sifat tersebut, di mana bila mereka diberi kebaikan, mereka bersyukur kepada Allah سبحانه وتعالى dan menginfakkan sebagian pemberian Allah سبحانه وتعالى, (sebaliknya) bila mereka tertimpa kesusahan, mereka bersabar dan mengharap-kan pahala dari Allah سبحانه وتعالى. Allah سبحانه وتعالى berfirman tentang sifat-sifat me-reka, ﴾ ٱلَّذِينَ هُمۡ عَلَىٰ صَلَاتِهِمۡ دَآئِمُونَ ﴿ "Yang mereka itu tetap mengerjakan shalat-nya," yaitu menjalankan secara kontinu pada waktunya dengan syarat-syarat serta (sunnah-sunnah) yang menyempurnakannya. Tidak seperti orang-orang yang tidak mengerjakannya atau hanya mengerjakan sebagian waktu saja maupun dilakukan secara tidak sempurna.
#
{24 ـ 25} {والذين في أموالهم حقٌّ معلومٌ}: من زكاة وصدقة، {للسائل}: الذي يتعرَّض للسؤال، {والمحروم}: وهو المسكين الذي لا يسألُ الناس فيعطوه ولا يفطنُ له فيتصدَّق عليه.
(24-25) ﴾ وَٱلَّذِينَ فِيٓ أَمۡوَٰلِهِمۡ حَقّٞ مَّعۡلُومٞ ﴿ "Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu," berupa zakat sedekah, ﴾ لِّلسَّآئِلِ ﴿ "bagi orang (miskin) yang meminta," yaitu orang yang terdorong untuk meminta-minta, ﴾ وَٱلۡمَحۡرُومِ ﴿ "dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)," yakni orang miskin yang tidak meminta-minta pada orang dan tidak disadari oleh orang lain bahwa dia adalah orang miskin, hendaklah orang seperti ini diberi sedekah.
#
{26} {والذين يصدِّقون بيوم الدين}؛ أي: يؤمنون بما أخبر به وأخبرت به الرسلُ من الجزاء والبعث، ويتيقَّنون ذلك، فيستعدُّون للآخرة، ويَسْعَوْن لها سعيها. والتصديق بيوم الدين يلزم منه التصديق بالرسل وبما جاؤوا به من الكتب.
(26) ﴾ وَٱلَّذِينَ يُصَدِّقُونَ بِيَوۡمِ ٱلدِّينِ ﴿ "Dan orang-orang yang mempercayai Hari Pembalasan," yakni, mereka beriman kepada Hari Pembalasan dan Hari Kebangkitan sebagaimana yang dikabarkan Allah سبحانه وتعالى dan para rasul. Mereka meyakini hal itu dan mempersiapkan diri meng-hadapi Hari Akhir serta berusaha untuknya. Membenarkan Hari Pembalasan mengharuskannya membenarkan para rasul serta kitab-kitab yang mereka bawa.
#
{27 ـ 28} {والذين هم من عذاب ربِّهم مشفِقون}؛ أي: خائفون وجِلون، فيتركون لذلك كلَّ ما يقرِّبهم من عذاب الله. {إنَّ عذاب ربِّهم غيرُ مأمونٍ}؛ أي: هو العذاب الذي يُخشى ويُحذر.
(27-28) ﴾ وَٱلَّذِينَ هُم مِّنۡ عَذَابِ رَبِّهِم مُّشۡفِقُونَ ﴿ "Dan orang-orang yang takut terhadap azab Rabbnya," yaitu takut sehingga mereka meninggalkan segala sesuatu yang mendekatkan mereka pada azab Allah سبحانه وتعالى. ﴾ إِنَّ عَذَابَ رَبِّهِمۡ غَيۡرُ مَأۡمُونٖ ﴿ "Karena sesungguhnya azab Rabb mereka tidak dapat di-rasakan aman (dari kedatangannya)," yakni azab yang sangat ditakuti dan diwaspadai.
#
{29 ـ 31} {والذين هم لفروجهم حافظون}: فلا يطؤون بها وطئاً محرماً من زنا أو لواطٍ أو وطءٍ في دُبُرٍ أو حيضٍ ونحو ذلك، ويحفظونها أيضاً من النظر إليها ومسِّها ممَّن لا يجوز له ذلك، ويتركون أيضاً وسائل المحرَّمات الداعية لفعل الفاحشة، {إلا على أزواجهم أو ما ملكتْ أيمانُهم}؛ أي: سُرِّيَّاتهم، {فإنَّهم غير ملومين}: في وطئهنَّ في المحلِّ الذي هو محلُّ الحرثِ. {فمنِ ابتغى وراء ذلك}؛ أي: غير الزوجة وملك اليمين، {فأولئك هم العادون}؛ أي: المتجاوزون ما أحل الله إلى ما حرم الله. ودلَّت هذه الآية على تحريم نكاح المتعة؛ لكونها غير زوجةٍ مقصودةٍ ولا ملك يمينٍ.
(29-31) ﴾ وَٱلَّذِينَ هُمۡ لِفُرُوجِهِمۡ حَٰفِظُونَ ﴿ "Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya," yakni tidak menggunakannya untuk melakukan persetubuhan haram seperti zina, homo, menggauli istri di dubur, menggauli istri ketika sedang haid dan lainnya. Mereka juga men-jaganya untuk tidak dilihat dan disentuh oleh orang yang tidak dibolehkan. Mereka juga meninggalkan perantara-perantara haram yang menyebabkan terjadinya tindakan kekejian, ﴾ إِلَّا عَلَىٰٓ أَزۡوَٰجِهِمۡ أَوۡ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُهُمۡ ﴿ "kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki," yaitu sahaya-sahaya, ﴾ فَإِنَّهُمۡ غَيۡرُ مَلُومِينَ ﴿ "maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela," dalam menggauli mereka pada tempat-nya. ﴾ فَمَنِ ٱبۡتَغَىٰ وَرَآءَ ذَٰلِكَ ﴿ "Barangsiapa mencari yang di balik itu," yaitu pada selain istri dan budak, ﴾ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡعَادُونَ ﴿ "maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas," yakni orang-orang yang melampaui batas yang telah dihalalkan Allah سبحانه وتعالى hingga menerjang sesuatu yang diharamkan Allah سبحانه وتعالى. Ayat ini menunjukkan haramnya nikah mut'ah, karena wanita yang dinikahi secara mut'ah bukan dimaksudkan untuk menjadi istri dan bukan pula berstatus budak.
#
{32} {والذين هم لأماناتهم وعهدِهِم راعونَ}؛ أي: مراعون لها حافظون مجتهدون على أدائها والوفاء بها، وهذا شاملٌ لجميع الأمانات التي بين العبد وبين ربِّه؛ كالتكاليف السِّرِّيَّة التي لا يطَّلع عليها إلاَّ اللهُ، والأمانات التي بيْن العبد وبيْن الخلق في الأموال والأسرار، وكذلك العهد شاملٌ للعهد الذي عاهد عليه الله، والعهد الذي عاهد الخلق عليه ؛ فإنَّ العهد يُسأل عنه العبد؛ هل قام به ووفَّاه أم رفضه وخانه فلم يقم به.
(32) ﴾ وَٱلَّذِينَ هُمۡ لِأَمَٰنَٰتِهِمۡ وَعَهۡدِهِمۡ رَٰعُونَ ﴿ "Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya," yakni, menjaga dan memeliharanya serta berusaha dengan sekuat tenaga untuk menu-naikan dan memenuhinya. Ini mencakup seluruh amanat antara hamba dengan Rabbnya seperti tugas-tugas syariat rahasia yang hanya diketahui Allah سبحانه وتعالى semata. Serta amanat-amanat antara hamba dan makhluk lain dalam kaitannya dengan harta dan raha-sia. Perjanjian yang dimaksudkan juga mencakup perjanjian yang dibuat oleh Allah dan perjanjian yang dibuat untuk makhluk atas Allah سبحانه وتعالى, sebab manusia akan dimintai pertanggungan jawab atas janjinya, apakah ia menunaikan dan memenuhinya ataukah seba-liknya dengan menolak dan mengkhianatinya serta tidak menu-naikannya.
#
{33} {والذين هم بشهادتهم قائمونَ}؛ أي: لا يشهدون إلاَّ بما يعلمونه من غير زيادةٍ ولا نقصٍ ولا كتمانٍ، ولا يحابي فيها قريباً ولا صديقاً ونحوه، ويكون القصد بإقامتها وجه الله؛ قال تعالى: {وأقيموا الشهادةَ لله}، {يا أيُّها الذين آمنوا كونوا قوَّامينَ بالقِسطِ شهداءَ لله ولو على أنفسِكُم أوِ الوالِدَيْن والأقربين}.
(33) ﴾ وَٱلَّذِينَ هُم بِشَهَٰدَٰتِهِمۡ قَآئِمُونَ ﴿ "Dan orang-orang yang memberikan ke-saksiannya," yaitu mereka hanya bersaksi atas apa yang diketahui tanpa ditambahi, dikurangi dan disembunyikan. Tidak membela kerabat, teman atau lainnya. Dan maksud dari kesaksian yang di-berikan adalah keridhaan Allah سبحانه وتعالى. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَأَقِيمُواْ ٱلشَّهَٰدَةَ لِلَّهِۚ ﴿ "Dan tegakkanlah persaksian karena Allah." (Ath-Thalaq: 2). ﴾ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُونُواْ قَوَّٰمِينَ بِٱلۡقِسۡطِ شُهَدَآءَ لِلَّهِ وَلَوۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمۡ أَوِ ٱلۡوَٰلِدَيۡنِ وَٱلۡأَقۡرَبِينَۚ ﴿ "Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah walaupun ter-hadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu." (An-Nisa`: 135).
#
{34} {والذين هم على صلاتهم يحافظون}: بالمداومة عليها على أكمل الوجوه.
(34) ﴾ وَٱلَّذِينَ هُمۡ عَلَىٰ صَلَاتِهِمۡ يُحَافِظُونَ ﴿ "Dan orang-orang yang memelihara shalatnya," dengan kontinu mengerjakan shalat secara sempurna.
#
{35} {أولئك}؛ أي: الموصفون بتلك الصفات، {في جناتٍ مُكْرَمون}؛ أي: قد أوصل الله لهم من الكرامة والنعيم المقيم، ما تشتهيه الأنفس، وتلذُّ الأعين، وهم فيها خالدون. وحاصل هذا أنَّ الله وصف أهل السعادة والخير بهذه الأوصاف الكاملة والأخلاق المرضيَّة الفاضلة من العبادات البدنيَّة؛ كالصلاة والمداومة عليها، والأعمال القلبيَّة؛ كخشية الله الداعية لكلِّ خير، والعبادات الماليَّة، والعقائد النافعة، والأخلاق الفاضلة؛ ومعاملة الله ومعاملة خلقِهِ أحسن معاملةٍ؛ من إنصافهم وحفظ حقوقهم وأماناتهم والعفَّة التامَّة بحفظ الفروج عمَّا يكرهه الله تعالى.
(35) ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ ﴿ "Mereka itu," yang sifat-sifatnya telah disebut, ﴾ فِي جَنَّٰتٖ مُّكۡرَمُونَ ﴿ "(kekal) di surga lagi dimuliakan," yakni Allah سبحانه وتعالى mem-berikan kemuliaan dan nikmat abadi bagi mereka yang diinginkan oleh jiwa dan dipandang nikmat oleh mata. Mereka kekal di dalam surga. Kesimpulannya, Allah سبحانه وتعالى menyebutkan sifat orang-orang yang berbahagia dan gemar berbuat baik dengan sifat-sifat sempurna dan akhlak terpuji dengan ibadah badan seperti shalat dan kontinu melakukannya serta amalan-amalan hati, seperti takut kepada Allah سبحانه وتعالى yang mendorong untuk berbuat baik, ibadah harta, keya-kinan-keyakinan yang berguna, akhlak terpuji, berlaku baik kepada Allah سبحانه وتعالى dan makhlukNya dengan perlakuan yang baik seperti berbuat adil, menjaga hak-hak mereka, menjaga amanat mereka serta menjaga diri secara sempurna dengan menjaga kemaluan dari segala sesuatu yang dibenci Allah سبحانه وتعالى.
Ayah: 36 - 39 #
{فَمَالِ الَّذِينَ كَفَرُوا قِبَلَكَ مُهْطِعِينَ (36) عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ عِزِينَ (37) أَيَطْمَعُ كُلُّ امْرِئٍ مِنْهُمْ أَنْ يُدْخَلَ جَنَّةَ نَعِيمٍ (38) كَلَّا إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِمَّا يَعْلَمُونَ (39)}.
"Mengapakah orang-orang kafir itu bersegera datang ke arah-mu, dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok. Ada-kah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk ke dalam surga yang penuh kenikmatan? Sekali-kali tidak! Sesungguhnya Kami ciptakan mereka dari apa yang mereka ketahui (air mani)." (Al-Ma'arij: 36-39).
#
{36 ـ 39} يقول تعالى مبيناً اغترار الكافرين: {فمال الذين كَفَروا قِبَلَكَ مُهْطِعينَ}؛ أي: مسرعين، {عن اليمين وعن الشمال عِزينَ}؛ أي: قطعاً متفرِّقة وجماعاتٍ متنوِّعة ، كلٌّ منهم بما لديه فرحٌ. {أيطمعُ كلُّ امرئٍ منهم أن يُدْخَلَ جنَّةَ نعيم}؛ أيُّ سببٍ أطمعهم وهم لم يقدِّموا سوى الكفر والجحود لربِّ العالمين؟! ولهذا قال: {كلاَّ}: أي: ليس الأمر بأمانيهم ولا إدراك ما يشتهون بقوَّتهم، {إنَّا خلَقْناهم ممَّا يعلمونَ}؛ أي: من ماء دافقٍ يخرج من بين الصُّلب والترائب؛ فهم ضعفاء لا يملكون لأنفسهم نفعاً ولا ضرًّا ولا موتاً ولا حياةً ولا نشوراً.
(36-39) Allah سبحانه وتعالى berfirman menjelaskan orang-orang kafir yang tertipu, ﴾ فَمَالِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ قِبَلَكَ مُهۡطِعِينَ ﴿ "Mengapakah orang-orang kafir itu bersegera datang ke arahmu," yakni, datang cepat-cepat, ﴾ عَنِ ٱلۡيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ عِزِينَ ﴿ "dari kanan dan dari kiri dengan berkelompok-kelompok," yakni kelompok-kelompok yang beragam dan jamaah-jamaah yang ber-lainan, masing-masing dari mereka bangga dengan apa yang ada pada mereka; ﴾ أَيَطۡمَعُ كُلُّ ٱمۡرِيٕٖ مِّنۡهُمۡ أَن يُدۡخَلَ جَنَّةَ نَعِيمٖ ﴿ "adakah setiap orang dari orang-orang kafir itu ingin masuk ke dalam surga yang penuh kenik-matan?" Apa gerangan yang akan membuat mereka ambisi sedang-kan mereka hanya melakukan kekufuran dan pembangkangan terhadap Rabb semesta alam. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ كـَلَّآۖ ﴿ "Sekali-kali tidak," yakni, masalahnya tidak seperti yang mereka bayangkan dan kekuatan mereka tidak akan mampu mencapai apa yang mereka inginkan. ﴾ إِنَّا خَلَقۡنَٰهُم مِّمَّا يَعۡلَمُونَ ﴿ "Sesungguhnya Kami ciptakan mereka dari apa yang mereka ketahui (air mani)," yaitu dari air yang memancar yang keluar dari tulang punggung (sulbi) dan tulang dada. Mereka adalah makhluk lemah yang tidak bisa mem-beri guna maupun bahaya pada diri sendiri serta tidak berkuasa atas kematian, kehidupan, dan kebangkitan.
Ayah: 40 - 44 #
{فَلَا أُقْسِمُ بِرَبِّ الْمَشَارِقِ وَالْمَغَارِبِ إِنَّا لَقَادِرُونَ (40) عَلَى أَنْ نُبَدِّلَ خَيْرًا مِنْهُمْ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوقِينَ (41) فَذَرْهُمْ يَخُوضُوا وَيَلْعَبُوا حَتَّى يُلَاقُوا يَوْمَهُمُ الَّذِي يُوعَدُونَ (42) يَوْمَ يَخْرُجُونَ مِنَ الْأَجْدَاثِ سِرَاعًا كَأَنَّهُمْ إِلَى نُصُبٍ يُوفِضُونَ (43) خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ذَلِكَ الْيَوْمُ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ (44)}.
"Maka Aku bersumpah dengan Rabb Yang Mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan dan bintang; sesungguh-nya Kami benar-benar Mahakuasa untuk mengganti (mereka) de-ngan kaum yang lebih baik dari mereka, dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan. Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kebatilan) dan bermain-main sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka. (Yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat seakan-akan mereka pergi dengan segera ke-pada berhala-berhala (sewaktu di dunia), dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diancamkan kepada mereka." (Al-Ma'arij: 40-44).
#
{40 ـ 41} هذا إقسامٌ منه تعالى بالمشارق والمغارب للشمس والقمر والكواكب؛ لما فيها من الآيات الباهرات على البعث وقدرته على تبديل أمثالهم وهم بأعيانهم؛ كما قال تعالى: {وننشِئُكم فيما لا تعلمونَ}. {وما نحنُ بمسبوقينَ}؛ أي: ما أحدٌ يسبقنا ويفوتنا ويعجِزُنا إذا أردنا أن نعيدَه.
(40-41) Ini adalah sumpah Allah سبحانه وتعالى dengan arah timur (tempat terbit) dan barat (tempat terbenam) bagi matahari, bulan dan bintang, karena padanya terdapat tanda-tanda nyata atas pas-tinya Hari Kebangkitan serta kekuasaan Allah سبحانه وتعالى untuk mengganti orang-orang seperti mereka, padahal mereka menyaksikan sendiri, sebagaimana yang disebutkan dalam Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ وَنُنشِئَكُمۡ فِي مَا لَا تَعۡلَمُونَ 61 ﴿ "Dan Kami menciptakan kalian pada apa yang tidak kalian ketahui." (Al-Waqi'ah: 31). ﴾ وَمَا نَحۡنُ بِمَسۡبُوقِينَ ﴿ "Dan Kami sekali-kali tidak dapat dikalahkan," yakni, tidak ada seorang pun yang mengalahkan Kami dan melemahkan Kami jika Kami ingin mengembalikannya.
#
{42} فإذا تقرَّر البعث والجزاء، واستمرُّوا على تكذيبهم وعدم انقيادهم لآيات الله؛ {فذَرْهم يخوضوا ويلعبوا}؛ أي: يخوضوا بالأقوال الباطلة والعقائد الفاسدة، ويلعبوا بدينهم، ويأكلوا ويشربوا ويتمتَّعوا، {حتَّى يلاقوا يومَهُمُ الذي يوعدونَ}: فإنَّ الله قد أعدَّ لهم فيه من النَّكال والوبال ما هو عاقبةُ خوضهم ولعبهم.
(42) Bila Hari Kebangkitan dan pembalasan telah tegas tapi mereka tetap mendustakan dan tidak tunduk pada tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى, ﴾ فَذَرۡهُمۡ يَخُوضُواْ وَيَلۡعَبُواْ ﴿ "maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kebatilan) dan bermain-main," yaitu tenggelam dalam perka-taan batil dan keyakinan-keyakinan rusak, bermain-main dengan dunia mereka; makan, minum, serta bersenang-senang, ﴾ حَتَّىٰ يُلَٰقُواْ يَوۡمَهُمُ ٱلَّذِي يُوعَدُونَ ﴿ "sampai mereka menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka," Allah سبحانه وتعالى telah menyediakan siksa bagi mereka, yang meru-pakan akibat dari tenggelamnya mereka dalam kesenangan serta sikap main-main mereka.
#
{43 ـ 44} ثم ذكر حال الخلق حين يلاقون اليوم الذي يوعدون، فقال: {يوم يَخْرُجونَ من الأجداثِ}؛ أي: القبور {سراعاً}: مجيبين لدعوة الداعي مهطِعين إليها، {كأنَّهم إلى نُصُبٍ يوفِضونَ}؛ أي: كأنَّهم إلى علم يَؤُمُّون ويقصدون؛ فلا يتمكَّنون من الاستعصاء على الدَّاعي ولا الالتواء عن نداء المنادي ، بل يأتون أذلاَّء مقهورين للقيام بين يدي ربِّ العالمين، {خاشعةً أبصارُهم ترهَقُهم ذِلَّةٌ}: وذلك أنَّ الذِّلَّة والقلق قد ملك قلوبهم، واستولى على أفئدتهم، فخشعتْ منهم الأبصار، وسكنتِ [منهم] الحركاتُ، وانقطعت الأصوات. فهذه الحال والمآل هو يومهم {الذي كانوا يوعدون}: ولا بدَّ من الوفاء بوعد الله.
(43-44) Kemudian Allah سبحانه وتعالى menyebutkan kondisi manusia ketika mereka bertemu dengan hari yang dijanjikan, ﴾ يَوۡمَ يَخۡرُجُونَ مِنَ ٱلۡأَجۡدَاثِ سِرَاعٗا ﴿ "(Yaitu) pada hari mereka keluar dari kubur dengan cepat," yakni dari dalam kubur-kubur dengan bersegera memenuhi panggilan penyeru, ﴾ كَأَنَّهُمۡ إِلَىٰ نُصُبٖ يُوفِضُونَ ﴿ "seakan-akan mereka pergi dengan segera kepada berhala-berhala (sewaktu di dunia)," yakni seolah-olah mereka pergi menuju tanda yang menggiring mereka, mereka tidak kuasa membangkang penyeru dan menyimpang dari ajakan penyeru, me-reka tunduk dan dipaksa untuk berdiri di hadapan Rabb semesta alam, ﴾ خَٰشِعَةً أَبۡصَٰرُهُمۡ تَرۡهَقُهُمۡ ذِلَّةٞۚ ﴿ "dalam keadaan mereka menekurkan pandang-annya (serta) diliputi kehinaan," karena kehinaan dan keresahan telah menguasai hati mereka dan bersemayam dalam benak mereka. Pandangan merasa takut dan tidak ada gerakan, serta terputuslah suara. Inilah kondisi dan akibat yang merupakan hari mereka itu nanti, ﴾ ٱلَّذِي كَانُواْ يُوعَدُونَ ﴿ "yang dahulunya diancamkan kepada mereka," dan janji Allah سبحانه وتعالى pasti akan dipenuhi.
Selesai tafsir Surat al-Ma'arij. Segala puji hanya milik Allah سبحانه وتعالى semata.