Ayah:
TAFSIR SURAT AT-TAGHABUN (Hari Ditampakkannya Kesalahan-kesalahan)
TAFSIR SURAT AT-TAGHABUN (Hari Ditampakkannya Kesalahan-kesalahan)
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
Ayah: 1 - 4 #
{يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (1) هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ فَمِنْكُمْ كَافِرٌ وَمِنْكُمْ مُؤْمِنٌ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (2) خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ وَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ (3) يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُسِرُّونَ وَمَا تُعْلِنُونَ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (4)}.
"Bertasbih kepada Allah apa yang di langit dan apa yang ada di bumi; hanya Allah-lah yang mempunyai semua kerajaan dan semua pujian-pujian; dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Dia-lah yang menciptakan kamu, maka di antara kamu ada yang kafir dan di antaramu ada yang beriman. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar, Dia membentuk rupamu dan dibaguskanNya rupamu itu, dan hanya kepadaNya-lah kembali(mu). Dia menge-tahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan me-ngetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati." (At-Taghabun: 1-4).
#
{1} هذه الآيات الكريمات مشتملاتٌ على جملةٍ كثيرةٍ واسعة من أوصاف الباري العظيمة، فذَكَرَ كمال ألوهيَّته سبحانه [وتعالى]، وسعة غناه، وافتقارَ جميع الخلائق إليه، وتسبيح من في السماوات والأرض بحمد ربِّها، وأنَّ المُلْكَ كلَّه لله؛ فلا يخرج عن ملكه مخلوقٌ ، والحمد كله له؛ حمدٌ على ما له من صفات الكمال، وحمدٌ على ما أوجده من الأشياء، وحمدٌ على ما شرعه من الأحكام وأسداه من النِّعم، وقدرتُه شاملةٌ لا يخرج عنها موجودٌ؛ فلا يعجِزُهُ شيءٌ يريده.
(1) Ayat-ayat mulia ini mencakup jumlah besar sifat-sifat agung Allah Yang Maha Pencipta. Allah سبحانه وتعالى menyebutkan kesem-purnaan ketuhananNya, luasnya kekayaanNya, semua makhluk memerlukanNya, semua makhluk yang ada di langit dan di bumi bertasbih memuji Rabbnya, seluruh kerajaan hanya milik Allah سبحانه وتعالى, tidak ada satu makhluk pun yang terlepas dari kekuasaanNya, segala puji hanya milik Allah سبحانه وتعالى semata. Pujian atas sifat-sifat ke-sempurnaan yang Dia miliki. Pujian atas segala sesuatu yang Dia ciptakan. Pujian atas hukum-hukum yang disyariatkan dan nikmat-nikmat yang dikaruniakan. KekuasaanNya menyeluruh, yang tidak satu makhluk pun terlepas darinya. Tidak ada sesuatu pun yang menghalangi kehendakNya.
#
{2} وذكر أنَّه خلق العباد، وجعل منهم المؤمن والكافر؛ فإيمانهم وكفرُهم كلُّه بقضاء الله وقدره، وهو الذي شاء ذلك منهم؛ بأنْ جعل لهم قدرةً وإرادةً بها يتمكَّنون من كلِّ ما يريدون من الأمر والنهي. {والله بما تعلمون بصيرٌ}.
(2) Allah سبحانه وتعالى menyebutkan bahwa Dia menciptakan manu-sia. Di antara mereka ada yang dijadikan sebagai orang Mukmin dan kafir. Keimanan dan kekafiran mereka seluruhnya berdasar-kan Qadha` dan Qadar Allah سبحانه وتعالى. Dia-lah yang menghendaki hal itu dari mereka dengan memberikan kemampuan dan kemauan yang memungkinkan mereka melakukan apa pun yang mereka kehendaki, berupa perintah dan larangan. ﴾ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٌ ﴿ "Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
#
{3} فلمَّا ذكر خلق الإنسان المأمور المنهيِّ؛ ذكر خلق باقي المخلوقات، فقال: {خَلَقَ السمواتِ والأرض}؛ أي: أجرامهما وجميع ما فيهما فأحسنَ خَلْقَهما {بالحقِّ}؛ أي: بالحكمة والغاية المقصودة له تعالى، {وصَوَّرَكم فأحسن صُوَرَكم}؛ كما قال تعالى: {لقد خَلَقْنا الإنسان في أحسن تقويم}: فالإنسان أحسن المخلوقات صورةً، وأبهاها منظراً. {وإليه المصيرُ}؛ أي: المرجع يوم القيامةِ، فيجازيكم على إيمانكم وكفركم، ويسألكم عن النِّعم والنعيم الذي أولاكم؛ هل قمتُم بشكره أم لم تقوموا به ؟
(3) Setelah menyebutkan penciptaan manusia yang diperin-tah dan dilarang, selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menyebutkan makhluk-makhluk lain seraya berfirman, ﴾ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ ﴿ "Dia menciptakan langit dan bumi," maksudnya, menciptakan bentuk keduanya serta seluruh yang terdapat pada keduanya secara baik, ﴾ بِٱلۡحَقِّ ﴿ "dengan (tujuan) yang benar," maksudnya, dengan hikmah dan tujuan yang dimaksudkan oleh Allah سبحانه وتعالى. ﴾ وَصَوَّرَكُمۡ فَأَحۡسَنَ صُوَرَكُمۡۖ ﴿ "Dia membentuk rupa-mu dan dibaguskannya rupamu itu," dan ini semakna dengan Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ فِيٓ أَحۡسَنِ تَقۡوِيمٖ 4 ﴿ "Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (At-Tin: 4). Manusia adalah makhluk dengan bentuk yang paling baik dan pemandangan yang paling indah. ﴾ وَإِلَيۡهِ ٱلۡمَصِيرُ ﴿ "Dan hanya ke-padaNya-lah kembali(mu)." Maksudnya, tempat kembali pada Hari Kiamat. Allah سبحانه وتعالى akan memberi balasan atas keimanan dan keku-furan kalian dan meminta pertanggungjawaban atas nikmat yang diberikan pada kalian, apakah kalian mensyukurinya atau tidak?
#
{4} ثم ذكر عموم علمه، فقال: {يعلم ما في السمواتِ والأرض}؛ أي: من السرائر والظواهر والغيب والشهادة، {ويعلمُ ما تُسِرُّون وما تُعْلِنونَ والله عليمٌ بذاتِ الصُّدور}؛ أي: بما فيها من الأسرار الطيِّبة والخبايا الخبيثة والنيَّات الصالحة والمقاصد الفاسدة؛ فإذا كان عليماً بذات الصُّدور؛ تعيَّن على العاقل البصير أن يحرص ويجتهد في حفظ باطِنِه من الأخلاق الرذيلة واتِّصافه بالأخلاق الجميلة.
(4) Kemudian Allah سبحانه وتعالى menyebutkan ilmuNya yang luas seraya berfirman, ﴾ يَعۡلَمُ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Dia mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi," maksudnya, mengetahui segala yang rahasia dan yang nyata, yang ghaib dan yang nampak, ﴾ وَيَعۡلَمُ مَا تُسِرُّونَ وَمَا تُعۡلِنُونَۚ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ ﴿ "dan mengetahui apa yang kamu rahasia-kan dan apa yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati." Maksudnya, mengetahui segala rahasia baik, rahasia buruk, niat yang baik dan niat yang buruk yang ada di dalam hati, karena Allah سبحانه وتعالى Maha Mengetahui isi hati, maka sebagai orang yang ber-akal dan memiliki mata hati harus berusaha keras dan bersungguh-sungguh menjaga sisi batinnya dari berbagai akhlak tercela dan hendaknya berakhlak yang baik.
Ayah: 5 - 6 #
{أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ فَذَاقُوا وَبَالَ أَمْرِهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (5) ذَلِكَ بِأَنَّهُ كَانَتْ تَأْتِيهِمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالُوا أَبَشَرٌ يَهْدُونَنَا فَكَفَرُوا وَتَوَلَّوْا وَاسْتَغْنَى اللَّهُ وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَمِيدٌ (6)}.
"Apakah belum datang kepadamu (hai orang-orang kafir) berita orang-orang kafir dahulu? Maka mereka telah merasakan akibat yang buruk dari perbuatan mereka dan mereka memperoleh azab yang pedih. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul mereka (membawa) kete-rangan-keterangan lalu mereka berkata, 'Apakah manusia yang akan memberi petunjuk kepada kami?' Lalu mereka ingkar dan berpaling; dan Allah tidak memerlukan (mereka). Dan Allah Maha-kaya lagi Maha Terpuji." (At-Taghabun: 5-6).
#
{5} لما ذكر تعالى من أوصافه الكاملة العظيمة ما به يُعرف، ويُعبد، ويُبذل الجهدُ في مرضاته، وتُجتنبُ مساخِطُه؛ أخبر بما فعل بالأمم السابقين والقرون الماضين، الذين لم تَزَلْ أنباؤهم يتحدَّثُ بها المتأخرون، ويُخْبِرُ بها الصادقون، وأنَّهم حين جاءتهم رسلُهم بالحقِّ؛ كذَّبوهم، وعاندوهم فأذاقهم الله وَبالَ أمرِهم في الدُّنيا، وأخزاهم فيها. {ولهم عذابٌ أليمٌ}: في الدار الآخرة.
(5) Setelah Allah سبحانه وتعالى menyebutkan sifat-sifatNya yang sem-purna dan agung, yang dengan sifat-sifat tersebut Allah سبحانه وتعالى bisa diketahui dan disembah, segala usaha dicurahkan demi mencari ridhaNya dan menjauhi murkaNya, selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menye-butkan apa yang Dia lakukan terhadap umat-umat terdahulu dan masa-masa yang telah berlalu. Di mana orang-orang yang datang kemudian senantiasa membicarakan mereka dan mengisahkan tentang orang-orang shalih. Ketika para rasul mendatangi mereka dengan kebenaran, mereka mendustakan para rasul itu dan me-nentang. Kemudian Allah سبحانه وتعالى menimpakan akibat buruk perbuatan mereka di dunia dan juga kehinaan. ﴾ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ ﴿ "Dan mereka mem-peroleh azab yang pedih"di akhirat.
#
{6} ولهذا ذكر السبب في هذه العقوبة، فقال: {ذلك}: النكال والوبال الذي أحللناه بهم {بأنَّه كانت تأتيهم رُسُلُهم بالبيناتِ}؛ أي: بالآيات الواضحات الدالَّة على الحقِّ والباطل، فاشمأزُّوا واستكبروا على رسلهم، وقالوا: {أبشرٌ يهدونَنا}؛ أي: ليس لهم فضلٌ علينا؛ ولأيِّ شيءٍ خصَّهم الله دوننا؟! كما قال في الآية الأخرى: {قالتْ لهم رسُلُهم إن نحنُ إلاَّ بشرٌ مثلُكم ولكنَّ الله يمنُّ على مَن يشاءُ من عبادِه}: فهم حجروا فضل الله ومنَّته على أنبيائه أن يكونوا رسلاً للخلق، واستكبروا عن الانقياد لهم، فابْتُلوا بعبادة الأشجار والأحجار ونحوها، {فكفروا} بالله، {وتولَّوا} عن طاعته، {واستغنى الله} عنهم؛ فلا يبالي بهم ولا يضرُّه ضلالهم شيئاً. {والله غنيٌّ حميدٌ}؛ أي: هو الغنيُّ الذي له الغنى التامُّ المطلقُ من جميع الوجوه، الحميد في أقواله وأفعاله وأوصافه.
(6) Karena itu Allah سبحانه وتعالى menyebutkan sebab siksaan tersebut seraya berfirman, ﴾ ذَٰلِكَ ﴿ "Yang demikian itu," yakni, siksaan dan aki-bat buruk yang Kami timpakan pada mereka ﴾ بِأَنَّهُۥ كَانَت تَّأۡتِيهِمۡ رُسُلُهُم بِٱلۡبَيِّنَٰتِ ﴿ "adalah karena sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-Rasul mereka (membawa) keterangan-keterangan," yakni tanda-tanda kebe-saran Allah سبحانه وتعالى yang jelas, yang menunjukkan kebenaran dan keba-tilan, namun mereka bersikap sombong terhadap para rasul mereka seraya berkata, ﴾ أَبَشَرٞ يَهۡدُونَنَا ﴿ "Apakah manusia yang akan memberi pe-tunjuk kepada kami," maksudnya, mereka tidak memiliki keutamaan atas kami, lantas karena apa Allah سبحانه وتعالى memberikan keistimewaan pada mereka dan tidak memberikannya pada kami? Ini sejalan dengan Firman Allah سبحانه وتعالى dalam surat lain, ﴾ قَالَتۡ لَهُمۡ رُسُلُهُمۡ إِن نَّحۡنُ إِلَّا بَشَرٞ مِّثۡلُكُمۡ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَمُنُّ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦۖ 11 ﴿ "Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka, 'Kami tidak lain hanya-lah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberikan karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya'." (Ibrahim: 11). Mereka menahan karunia dan pemberian Allah سبحانه وتعالى untuk para nabi supaya mereka tidak menjadi utusan Allah سبحانه وتعالى kepada manusia. Mereka bersikap sombong untuk menaati para rasul. Mereka pun diuji dengan penyembahan patung, batu, dan lainnya. ﴾ فَكَفَرُواْ ﴿ "Lalu mereka ingkar" terhadap Allah سبحانه وتعالى ﴾ وَتَوَلَّواْۖ ﴿ "dan berpaling" dari ketaatan-Nya, ﴾ وَّٱسۡتَغۡنَى ٱللَّهُۚ ﴿ "dan Allah tidak memerlukan (mereka)."Allah سبحانه وتعالى tidak menghiraukan mereka, dan kesesatan mereka sama sekali tidak membahayakan Allah سبحانه وتعالى. ﴾ وَٱللَّهُ غَنِيٌّ حَمِيدٞ ﴿ "Dan Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji." Maksudnya, Dia-lah Yang Mahakaya, bagiNya kekayaan yang sempurna dan mutlak dari segala hal, Terpuji dalam perkata-an, perbuatan, dan sifat-sifatNya.
Ayah: 7 #
{زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ وَذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (7)}
"Orang-orang yang kafir mengatakan, bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah, 'Tidak demikian, demi Rabbku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.' Yang de-mikian itu adalah mudah bagi Allah." (At-Taghabun: 7).
#
{7} يخبر تعالى عن عناد الكافرين وزعمهم الباطل وتكذيبهم بالبعث بغير علمٍ ولا هدىً ولا كتابٍ منيرٍ، فأمر أشرف خلقِهِ أن يُقْسِمَ بربِّه على بعثهم وجزائهم بأعمالهم الخبيثة وتكذيبهم بالحقِّ. {وذلك على الله يسيرٌ}: فإنَّه وإن كان عسيراً، بل متعذِّراً بالنسبة إلى الخلق؛ فإنَّ قُواهم كلهم لو اجتمعت على إحياء ميتٍ واحدٍ؛ ما قدروا على ذلك، وأمَّا الله تعالى، فإنَّه إذا أراد شيئاً؛ قال له: كنْ فيكون؛ قال تعالى: {ونُفِخَ في الصُّورِ فَصَعِقَ مَن في السموات ومن في الأرض إلاَّ مَن شاء الله ثم نُفِخَ فيه أخرى فإذا هم قيامٌ ينظُرونَ}.
(7) Allah سبحانه وتعالى memberitahukan tentang pembangkangan orang-orang kafir, dugaan batil, serta pendustaan mereka terhadap Hari Kebangkitan yang tanpa didasari ilmu, tanpa petunjuk, dan kitab yang menerangi. Kemudian Allah سبحانه وتعالى memerintahkan makh-lukNya yang paling mulia agar bersumpah terhadap Rabbnya akan adanya Hari Kebangkitan, pembalasan amal-amal buruk orang-orang kafir, serta kedustaan mereka terhadap kebenaran. ﴾ وَذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ ﴿ "Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." Karena kebangkitan itu meski berat dan tidak bisa dilakukan oleh makhluk, sebab andai seluruh kekuatan mereka berkumpul untuk menghidupkan satu orang saja yang mati, tentu mereka tidak mampu melakukannya, sedangkan bagi Allah سبحانه وتعالى, jika Dia menghendaki sesuatu hanya dengan berfirman, "Jadilah," maka jadilah sesuatu itu. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَنُفِخَ فِي ٱلصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِي ٱلۡأَرۡضِ إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُۖ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخۡرَىٰ فَإِذَا هُمۡ قِيَامٞ يَنظُرُونَ 68 ﴿ "Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangka-kala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)." (Az-Zumar: 68).
Ayah: 8 #
{فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالنُّورِ الَّذِي أَنْزَلْنَا وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (8)}
"Maka berimanlah kamu kepada Allah dan RasulNya dan kepada cahaya (al-Qur`an) yang telah Kami turunkan, Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (At-Taghabun: 8).
#
{8} لمَّا ذكر تعالى إنكارَ مَنْ أنكر البعث، وأنَّ ذلك منهم موجبٌ كفرَهم بالله وآياته؛ أمر بما يعصمُ من الهلكة والشقاء، وهو الإيمان به وبرسوله وبكتابه ، وسمَّاه الله نوراً؛ لأنَّ النور ضدُّ الظلمة؛ فما في الكتاب الذي أنزله الله من الأحكام والشرائع والأخبار أنوارٌ يُهتدى بها في ظُلمات الجهل المدلهمَّة، ويمشى بها في حِنْدِسِ الليل البهيم، وما سوى الاهتداء بكتاب الله؛ فهي علومٌ ضررها أكثر من نفعها، وشرُّها أكثر من خيرها، بل لا خير فيها ولا نفع؛ إلاَّ ما وافق ما جاءت به الرسل، والإيمانُ بالله ورسوله وكتابه يقتضي الجزم التامَّ واليقين الصادق بها والعمل بمقتضى ذاك التصديق من امتثال الأوامر واجتناب النواهي. {والله بما تعملونَ خبيرٌ}: فيجازيكم بأعمالكم الصالحة والسيِّئة.
(8) Setelah Allah سبحانه وتعالى menyebutkan keingkaran orang yang memungkiri Hari Kebangkitan dan hal itu mewajibkan mereka kufur terhadap Allah سبحانه وتعالى dan tanda-tanda kebesaranNya, selan-jutnya Allah سبحانه وتعالى memerintahkan apa yang bisa membentengi diri dari kesengsaraan dan kebinasaan yaitu beriman kepada Allah سبحانه وتعالى, RasulNya, dan KitabNya yang disebut Allah سبحانه وتعالى sebagai cahaya, karena cahaya adalah kebalikan dari kegelapan. Hukum, syariat, dan kabar yang terdapat di dalam kitab yang diturunkan Allah سبحانه وتعالى adalah cahaya yang bisa dijadikan petunjuk dalam kelamnya ke-bodohan yang amat gelap gulita, bisa dijadikan petunjuk dalam kegelapan malam. Petunjuk selain kitab Allah سبحانه وتعالى banyak dampak bahayanya daripada manfaatnya. Keburukannya lebih banyak daripada kebaikannya. Bahkan tidak ada kebaikan dan manfaat pada petunjuk selain kitab Allah سبحانه وتعالى kecuali yang sesuai dengan yang dibawa Rasul. Keimanan terhadap Allah سبحانه وتعالى, Rasul dan Kitab-Nya mengharuskan keteguhan sempurna dan keyakinan yang benar dan diamalkan sesuai dengan tuntutan pembenaran tersebut dengan melakukan perintah-perintah dan menjauhi larangan-la-rangan. ﴾ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ ﴿ "Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan," di mana Allah سبحانه وتعالى akan membalas amal baik dan amal buruk kalian.
Ayah: 9 - 10 #
{يَوْمَ يَجْمَعُكُمْ لِيَوْمِ الْجَمْعِ ذَلِكَ يَوْمُ التَّغَابُنِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (9) وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ خَالِدِينَ فِيهَا وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (10)}
"(Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan (untuk dihisab), itulah hari ditam-pakkannya kesalahan-kesalahan. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan mengerjakan amal shalih, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah keberuntungan yang besar. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalam-nya. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali." (At-Taghabun: 9-10).
#
{9} يعني: اذكُروا يومَ الجمع الذي يجمع الله به الأوَّلين والآخرين، ويقفُهم موقفاً هائلا عظيماً، وينبِّئهم بما عملوا؛ فحينئذٍ يظهر الفرق والتغابن بين الخلائق، ويُرفع أقوامٌ إلى علِّيين في الغرف العاليات والمنازل المرتفعات المشتملة على جميع اللَّذَّات والشهوات، ويُخفض أقوامٌ إلى أسفل سافلين محلِّ الهمِّ والغمِّ والحزن والعذاب الشديد، وذلك نتيجة ما قدَّموه لأنفسهم وأسلفوه أيَّام حياتهم، ولهذا قال: {ذلك يومُ التغابنِ}؛ أي: يظهر فيه التغابن والتفاوت بين الخلائق، ويغبن المؤمنون الفاسقين، ويعرِفُ المجرمون أنَّهم على غير شيء، وأنَّهم هم الخاسرون. فكأنَّه قيل: بأيِّ شيءٍ يحصلُ الفلاحُ والشقاء والنعيم والعذاب؟ فذكر [تعالى] أسباب ذلك بقوله: {ومَن يؤمِن بالله}: إيماناً تامًّا شاملاً لجميع ما أمر الله بالإيمان به، {ويعملْ صالحاً}: من الفرائض والنوافل؛ من أداء حقوق الله وحقوق عباده، {يُدْخِلْه جناتٍ تجري من تحتها الأنهار}: فيها ما تشتهيه الأنفسُ، وتلذُّ الأعينُ، وتختارهُ الأرواح، وتحنُّ إليه القلوب، ويكون نهاية كلِّ مرغوب. {خالدين فيها أبداً ذلك الفوزُ العظيمُ}.
(9) Maksudnya, ingatlah hari di mana pada hari itu Allah سبحانه وتعالى akan mengumpulkan semua manusia dari yang pertama hingga yang terakhir. Allah سبحانه وتعالى memberhentikan mereka di tempat pem-berhentian yang mengerikan dan agung. Allah سبحانه وتعالى akan memberi-tahukan apa pun yang mereka lakukan. Pada hari itu nampaklah perbedaan dan pengumpulan antara manusia. Ada yang diangkat ke tingkat tinggi di kamar-kamar atas dan tempat tinggal yang tinggi yang mencakup berbagai macam kenikmatan dan keinginan. Ada juga yang ditempatkan di tempat yang paling rendah. Tempat kesedihan, duka, dan siksaan yang dahsyat. Hal itu disebabkan oleh perbuatan-perbuatan yang mereka persembahkan untuk diri mereka sendiri selama hidup mereka. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ ذَٰلِكَ يَوۡمُ ٱلتَّغَابُنِۗ ﴿ "Inilah hari ditampakkannya kesalahan-kesalahan," mak-sudnya, pada hari itu nampak kesalahan-kesalahan dan perbeda-an-perbedaan antara manusia. Hari itu orang-orang Mukmin yang fasik merugi dan orang-orang yang berdosa diketahui bahwa me-reka bukan apa-apa dan mereka adalah orang-orang yang merugi. Seolah-olah dikatakan, "Dengan apa keberuntungan, kesengsaraan, nikmat dan azab bisa didapatkan?" Allah سبحانه وتعالى menyebutkan penye-bab semua hal itu seraya berfirman, ﴾ وَمَن يُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ ﴿ "Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah," dengan keimanan yang sempurna yang mencakup seluruh hal yang diperintahkan Allah سبحانه وتعالى agar diimani, ﴾ وَيَعۡمَلۡ صَٰلِحٗا ﴿ "dan mengerjakan amal shalih," berupa amalan-amalan wajib dan sunnah dengan menunaikan hak-hak Allah سبحانه وتعالى dan hak-hak sesama manusia, ﴾ يُدۡخِلۡهُ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ ﴿ "niscaya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai," di dalamnya terda-pat apa pun yang diinginkan jiwa, dipandang nikmat oleh mata, dipilih oleh ruh, diinginkan hati dan puncak segala yang diingin-kan. ﴾ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ﴿ "Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah keberuntungan yang besar."
#
{10} {والذين كفروا وكذَّبوا بآياتنا}؛ أي: كفروا بها من غير مستندٍ شرعيٍّ ولا عقليٍّ، بل جاءتهم الأدلَّة والبيِّنات، فكذَّبوا بها وعاندوا ما دلَّت عليه، {أولئك أصحابُ النار خالدين فيها وبئسَ المصيرُ}: لأنَّها جمعت كلَّ بؤسٍ وشدةٍ وشقاءٍ وعذابٍ.
(10) ﴾ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَكَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَآ ﴿ "Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami," maksudnya, kufur terhadapnya tanpa dilandasi dasar syar'i maupun akal, bahkan dalil-dalil dan penje-lasan-penjelasan itu datang kepada mereka, namun mereka men-dustakan dan menentangnya, ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِ خَٰلِدِينَ فِيهَاۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ ﴿ "mereka itulah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali." Karena neraka itu menca-kup segala keburukan, kengerian, kesengsaraan, dan siksa.
Ayah: 11 - 13 #
{مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (11) وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَإِنَّمَا عَلَى رَسُولِنَا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (12) اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ (13)}.
"Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, jika kamu berpaling, maka sesungguh-nya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (Dia-lah) Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia. Dan hendaklah orang-orang yang Muk-min bertawakal kepada Allah saja." (At-Taghabun: 11-13).
#
{11} يقول تعالى: {ما أصاب من مصيبةٍ إلاَّ بإذنِ الله}: وهذا عامٌّ لجميع المصائب في النفس والمال والولد والأحباب ونحوهم؛ فجميع ما أصاب العباد بقضاء الله وقدره؛ قد سبق بذلك علمُ الله وجرى به قلمُه ونفذت به مشيئتُه واقتضتْه حكمتُه، ولكنَّ الشأن كل الشأن: هل يقومُ العبد بالوظيفة التي عليه في هذا المقام أم لا يقوم بها؟ فإنْ قام بها؛ فله الثواب الجزيل والأجر الجميل في الدُّنيا والآخرة؛ فإذا آمن أنها من عند الله، فرضي بذلك وسلَّم لأمره؛ هدى الله قلبه، فاطمأنَّ ولم ينزعجْ عند المصائب؛ كما يجري ممَّن لم يهدِ الله قلبه، بل يرزقه الله الثبات عند ورودِها والقيام بموجب الصبر، فيحصل له بذلك ثوابٌ عاجلٌ مع ما يدَّخر اللهُ له يوم الجزاء من الأجر العظيم ؛ كما قال تعالى: {إنَّما يُوَفَّى الصابرون أجرهم بغير حساب}. وعُلِمَ من ذلك أنَّ من لم يؤمنْ بالله عند ورود المصائب؛ بأن لم يلحظْ قضاء الله وقدره بل وقف مع مجرَّد الأسباب؛ أنَّه يُخذل ويَكِلُه الله إلى نفسه، وإذا وُكِلَ العبد إلى نفسه؛ فالنفس ليس عندها إلاَّ الهلع والجزع الذي هو عقوبةٌ عاجلةٌ على العبد قبل عقوبة الآخرة على ما فرَّط في واجب الصبر، هذا ما يتعلَّق بقوله: {ومَن يؤمِنْ بالله يَهْدِ قلبَه} في مقام المصائب الخاصِّ، وأمَّا ما يتعلَّق بها من حيث العموم اللَّفظيُّ؛ فإنَّ الله أخبر أنَّ كلَّ مَنْ آمنَ؛ أي: الإيمان المأمور به، وهو الإيمان بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر والقدر خيره وشرِّه، وصدَّق إيمانه بما يقتضيه الإيمان من لوازمه وواجباته؛ أنَّ هذا السبب الذي قام به العبدُ أكبرُ سببٍ لهداية الله له في أقواله وأفعاله وجميع أحواله وفي علمه وعمله، وهذا أفضل جزاءٍ يعطيه الله لأهل الإيمان؛ كما قال تعالى مخبراً أنَّه يثبِّت المؤمنين في الحياة الدنيا وفي الآخرة، وأصل الثبات ثباتُ القلب وصبرُه ويقينُه عند ورود كلِّ فتنة، فقال: {يُثبِّتُ الله الذين آمنوا بالقول الثابتِ في الحياة الدُّنيا وفي الآخرة}؛ فأهلُ الإيمان أهدى الناس قلوباً وأثبتُهم عند المزعجات والمقلقات، وذلك لما معهم من الإيمان.
(11) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ ﴿ "Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah." Ini berlaku secara umum untuk berbagai musibah yang menimpa diri, harta, anak, orang-orang tercinta, dan lainnya. Semua yang menimpa manusia berdasarkan Qadha` dan Qadar Allah سبحانه وتعالى. Allah سبحانه وتعالى telah mengetahui hal itu sebelumnya, penaNya telah menulis semua takdir dan ketentuan. Dengan pena itu, kehendak dan hik-mahNya berlaku. Namun yang amat penting adalah apakah ma-nusia menunaikan tugasnya dalam hal Qadha` dan Qadar ataukah tidak? Jika ia menunaikannya, maka ia akan mendapatkan pahala yang besar dan indah, baik di dunia maupun di akhirat. Jika per-caya bahwa semua yang menimpanya berasal dari sisi Allah سبحانه وتعالى, merelakannya, dan menyerahkan masalahnya, maka Allah سبحانه وتعالى akan menunjukkan hatinya sehingga ia akan merasa tenang dan tidak gentar ketika tertimpa berbagai musibah, tidak seperti yang terjadi pada orang yang hatinya tidak diberi petunjuk oleh Allah سبحانه وتعالى. Allah سبحانه وتعالى memberikan keteguhan pada orang yang hatinya diberi petun-juk ketika musibah datang serta bersikap sabar. Dengan demikian, ia mendapatkan pahala besar di samping pahala besar yang disim-pan Allah سبحانه وتعالى pada Hari Pembalasan kelak. Ini sejalan dengan Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجۡرَهُم بِغَيۡرِ حِسَابٖ 10 ﴿ "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicu-kupkan pahala mereka tanpa batas." (Az-Zumar: 10). Dari sini dapat diketahui, bahwa orang yang tidak beriman kepada Allah سبحانه وتعالى pada saat tertimpa musibah karena tidak mema-hami takdir dan ketentuan Allah سبحانه وتعالى namun hanya terbatas pada sebab-sebabnya saja, maka ia telah dihinakan, dan Allah-pun me-nyerahkan urusannya itu pada dirinya sendiri. Apabila seorang hamba telah diserahkan pada dirinya sendiri padahal jiwa manusia itu hanya bisa berkeluh kesah dan bersedih, maka hal itu merupa-kan siksaan yang disegerakan bagi seorang hamba sebelum siksaan akhirat nanti karena tidak menunaikan kewajiban bersabar. Inilah yang berkaitan dengan Firman Allah تعالى, ﴾ وَمَن يُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ يَهۡدِ قَلۡبَهُۥۚ ﴿ "Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya," yakni ketika tertimpa musibah. Adapun yang berkaitan dengan keumuman tekstual ayat, Allah سبحانه وتعالى membe-ritahukan bahwa setiap orang yang beriman (maksudnya, dengan keimanan sesuai yang diperintahkan yaitu beriman kepada Allah سبحانه وتعالى, malaikat, kitab, rasul, Hari Akhir, dan takdir, baik dan buruk-nya) dan membuktikan kebenaran imannya dengan menunaikan tuntutan-tuntutan serta kewajiban-kewajiban iman, faktor yang dilakukan oleh seorang hamba seperti ini merupakan faktor ter-besar hidayah Allah سبحانه وتعالى dalam perkataan, perbuatan, dan di segala halnya, dan juga dalam ilmu dan amalnya. Ini adalah balasan ter-baik yang diberikan Allah bagi orang-orang yang beriman. Seba-gaimana yang disebutkan dalam Firman Allah سبحانه وتعالى ketika memberi-tahukan bahwa Dia meneguhkan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan di akhirat. Asal mula keteguhan adalah keteguhan hati, kesabaran, dan keyakinannya ketika tertimpa berbagai musibah. Firman Allah سبحانه وتعالى yang dimaksud adalah, ﴾ يُثَبِّتُ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱلۡقَوۡلِ ٱلثَّابِتِ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِۖ ﴿ "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat." (Ibra-him: 27). Orang yang beriman adalah orang yang hatinya mendapatkan hidayah dan paling kuat ketika tertimpa berbagai musibah yang merisaukan. Hal itu dikarenakan keimanan yang tertanam pada diri mereka.
#
{12} وقوله: {وأطيعوا الله وأطيعوا الرسولَ}؛ أي: في امتثال أمرهما واجتناب نهيهما؛ فإنَّ طاعة الله وطاعة رسولِهِ مدارُ السعادة وعنوانُ الفلاح، {فإن تولَّيْتُم}؛ أي: عن طاعة الله وطاعة رسوله، {فإنَّما على رسولنا البلاغُ المبينُ}؛ أي: يبلِّغُكم ما أرسل به إليكم بلاغاً بيِّناً واضحاً، فتقوم عليكم به الحجَّة، وليس بيده من هدايتكم ولا من حسابكم شيءٌ ، وإنَّما يحاسبكم على القيام بطاعة الله وطاعة رسوله أو عدم ذلك، عالمُ الغيب والشهادة.
(12) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَۚ ﴿ "Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul," maksudnya, dalam menunai-kan perintah dan menjauhi larangan keduanya. Karena menaati perintah Allah سبحانه وتعالى dan RasulNya adalah pusat kebahagiaan dan tanda-tanda keberuntungan. ﴾ فَإِن تَوَلَّيۡتُمۡ ﴿ "Jika kamu berpaling," dari menaati Allah سبحانه وتعالى dan menaati Rasul, ﴾ فَإِنَّمَا عَلَىٰ رَسُولِنَا ٱلۡبَلَٰغُ ٱلۡمُبِينُ ﴿ "maka sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang." Maksudnya, menyampaikan apa yang diutus-kan untuk kalian secara jelas dan gamblang sehingga hujjah telah tegak untuk kalian. Rasul tidak berkuasa memberikan petunjuk pada kalian dan sama sekali tidak berkuasa menghisab amal kalian. Perhitungan amal kalian atas ketaatan kalian terhadap Allah سبحانه وتعالى dan RasulNya, apakah kalian menunaikan hal itu atau tidak, sepenuh-nya dilakukan oleh Allah Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata.
#
{13} {الله} الذي {لا إله إلاَّ هو}؛ أي: هو المستحق للعبادة والألوهيَّة؛ فكل معبودٍ سواه فباطلٌ. {وعلى الله فليتوكَّل المؤمنون}؛ أي: فليعتمدوا عليه في كلِّ أمرٍ نابهم وفيما يريدون القيام به؛ فإنَّه لا يتيسَّر أمرٌ من الأمور إلاَّ بالله ولا سبيل إلى ذلك إلاَّ بالاعتماد على الله، ولا يتمُّ الاعتماد على الله حتى يُحْسِنَ العبدُ ظنَّه بربِّه ويثق به في كفايته الأمر الذي يعتمد عليه به، وبحسب إيمان العبد يكون توكُّله قوةً وضعفاً.
(13) ﴾ ٱللَّهُ ﴿ "(Dia-lah) Allah," Yang ﴾ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۚ ﴿ "tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia." Maksudnya, Dia-lah yang berhak disembah dan dituhankan. Semua sesembahan selainNya adalah batil. ﴾ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ﴿ "Dan hendaklah orang-orang yang Mukmin bertawakal kepada Allah saja." Maksudnya, hendaklah orang-orang yang beriman bergantung pada Allah سبحانه وتعالى dalam segala hal yang menimpa mereka dan apa pun yang ingin mereka laku-kan, karena tidak ada satu pun hal yang berlaku kecuali atas izin Allah سبحانه وتعالى dan tidak ada cara untuk itu kecuali dengan bergantung pada Allah سبحانه وتعالى. Ketergantungan seseorang terhadap Allah سبحانه وتعالى tidak berlaku secara sempurna hingga ia memperbaiki sangkaannya ter-hadap Rabbnya serta percaya sepenuh hati bahwa Allah-lah yang akan mencukupi urusan yang disandarkan padaNya. Ukuran lemah dan kuatnya tawakal seorang hamba ditentukan oleh kadar keimanannya.
Ayah: 14 - 15 #
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (14) إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ (15)}
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu me-maafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Se-sungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); dan di sisi Allah-lah pahala yang besar." (At-Taghabun: 14-15).
#
{14 ـ 15} هذا تحذيرٌ من الله للمؤمنين عن الاغترار بالأزواج والأولاد؛ فإنَّ بعضهم عدوٌّ لكم، والعدوُّ هو الذي يريد لك الشرَّ، فوظيفتُك الحذرُ ممَّن هذه صفته ، والنفس مجبولة على محبّة الأزواج والأولاد، فنصح تعالى عباده أن توجب لهم هذه المحبة الانقياد لمطالب الأزواج والأولاد، التي فيها محذورٌ شرعيٌّ ، ورغَّبهم في امتثال أوامره وتقديم مرضاته بما عنده من الأجر العظيم، المشتمل على المطالب العالية والمحابِّ الغالية، وأن يؤثِروا الآخرة على الدُّنيا الفانية المنقضية. ولما كان النهيُ عن طاعة الأزواج والأولاد فيما هو ضررٌ على العبد والتحذير من ذلك قد يوهِمُ الغِلْظَةَ عليهم وعقابهم؛ أمَرَ تعالى بالحذر منهم والصفح عنهم والعفو؛ فإنَّ في ذلك من المصالح ما لا يمكن حصرُه، فقال: {وإن تَعْفوا وتَصْفَحوا وتَغْفِروا فإنَّ الله غفورٌ رحيمٌ}؛ لأنَّ الجزاء من جنس العمل؛ فمن عفا؛ عفا الله عنه، ومن صَفَحَ؛ صفح [اللَّه] عنه، ومن عامَلَ الله [تعالى] فيما يحبُّ، وعامل عباده بما يحبُّون وينفعهم؛ نال محبَّة الله ومحبَّة عباده واستوسق له أمره.
(14-15) Ini adalah peringatan dari Allah سبحانه وتعالى untuk orang-orang yang beriman agar tidak terpedaya oleh istri dan anak, karena sebagian dari mereka itu adalah musuh. Dan musuh itu (hakikat-nya) adalah orang yang menghendaki kejelekan bagi kalian. Tugas kalian adalah bersikap waspada dari orang yang sifatnya seperti ini. Jiwa diciptakan dengan tabiat mencintai istri dan anak. Karena itu Allah سبحانه وتعالى memberikan nasihat untuk para hambaNya agar mem-batasi rasa cintanya yang tunduk pada kemauan istri dan anak itu, karena di dalamnya terdapat larangan syar'i. Allah سبحانه وتعالى juga mendo-rong para hambaNya agar menunaikan perintah-perintahNya dan agar lebih mengedepankan ridhaNya, karena Allah سبحانه وتعالى memiliki pahala yang besar yang mencakup berbagai cita-cita tinggi dan kecintaan-kecintaan yang mahal. Allah سبحانه وتعالى juga mendorong agar para hamba-hambaNya lebih mengutamakan akhirat daripada dunia yang fana dan akan lenyap ini. Mengingat larangan untuk menuruti kemauan istri dan anak yang bisa membawa dampak buruk dan peringatan dari hal itu mungkin disalahpahami seba-gian orang yang memahami harus bersikap kasar terhadap istri dan anak dan menghukum mereka, Allah سبحانه وتعالى memerintahkan mereka agar waspada serta memaafkan mereka, karena dalam hal ini ter-dapat berbagai maslahat yang tidak terhitung jumlahnya. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَإِن تَعۡفُواْ وَتَصۡفَحُواْ وَتَغۡفِرُواْ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٌ ﴿ "Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka se-sungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Karena balasan itu berdasarkan amal. Siapa pun yang memberi maaf, maka dia diberi maaf oleh Allah سبحانه وتعالى. Siapa yang tidak marah, maka Allah سبحانه وتعالى tidak akan memurkainya. Siapa pun yang menunaikan amalan-amalan yang disukai Allah سبحانه وتعالى dan menunaikan amalan-amalan yang disukai oleh sesama serta berguna bagi mereka, maka akan mendapatkan cinta Allah سبحانه وتعالى dan cinta hamba-hambaNya. Dan Allah سبحانه وتعالى akan menata rapi masalah-masalah hidupnya.
Ayah: 16 - 18 #
{فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لِأَنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (16) إِنْ تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ (17) عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (18)}.
"Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesang-gupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang berun-tung. Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipatgandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas jasa lagi Maha Penyantun. Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (At-Taghabun: 16-18).
#
{16} يأمر تعالى بتقواه التي هي امتثالُ أوامره واجتنابُ نواهيه، وقيَّد ذلك بالاستطاعة والقدرة. فهذه الآية تدلُّ على أنَّ كلَّ واجبٍ عجز عنه العبد يسقُطُ عنه، وأنَّه إذا قدر على بعض المأمور وعجز عن بعضه؛ فإنَّه يأتي بما يقدر عليه ويسقُطُ عنه ما يعجزُ عنه؛ كما قال النبيُّ - صلى الله عليه وسلم -: «إذا أمرتُكم بأمرٍ؛ فأتوا منه ما استطعتُم ». ويدخل تحت هذه القاعدة الشرعيَّة من الفروع ما لا يدخُل تحت الحصر. وقوله: {واسمعوا}؛ أي: اسمعوا ما يعِظُكم الله به وما يَشْرَعُه لكم من الأحكام واعلموا ذلك وانقادوا له، {وأطيعوا}: الله ورسولَه في جميع أموركم، {وأنفِقوا}: من النفقات [الشرعية] الواجبة والمستحبَّة؛ يَكُنْ ذلك الفعل منكم خيراً لكم في الدُّنيا والآخرة؛ فإنَّ الخير كلَّه في امتثال أوامر الله [تعالى] وقَبول نصائحه والانقياد لشرعه، والشرَّ كلَّه في مخالفة ذلك، ولكن ثَمَّ آفةٌ تمنعُ كثيراً من الناس من النفقة المأمور بها، وهو الشحُّ المجبولة عليه أكثر النفوس؛ فإنَّها تشحُّ بالمال وتحبُّ وجوده وتكره خروجه من اليد غاية الكراهة، فمن وقاه اللَّهُ [تعالى] {شُحَّ نفسِه}: بأن سمحت نفسه بالإنفاق النافع لها، {فأولئك هم المفلحونَ}: لأنَّهم أدركوا المطلوب ونجوا من المرهوب، بل لعلَّ ذلك شاملٌّ لكلِّ ما أمر به العبدُ ونهي عنه؛ فإنَّه إن كانت نفسُه شحيحةً لا تنقاد لما أمرت به ولا تخرِج ما قِبَلَها؛ لم يفلح، بل خسر الدنيا والآخرة، وإن كانت نفسه نفساً سمحة مطمئنةً منشرحةً لشرع الله طالبةً لمرضاته ؛ فإنَّها ليس بينها وبين فعل ما كلِّفت به إلاَّ العلم به ووصول معرفته إليها والبصيرة بأنَّه مُرضٍ لله [تعالى]، وبذلك تفلح وتنجح وتفوز كلَّ الفوز.
0(16) Allah سبحانه وتعالى memerintahkan para hambaNya agar bertakwa padaNya, yaitu dengan menunaikan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. Allah سبحانه وتعالى membatasi hal itu dengan kadar kemampuan dan kesanggupan. Ayat ini menunjukkan bahwa kewajiban yang tidak mampu dilakukan oleh seorang hamba menjadi gugur. Jika seorang hamba mampu menunaikan sebagian kewajiban dan tidak mampu menunaikan kewajiban lainnya, maka ia cukup menunaikan kewajiban yang mampu dia lakukan, sedang-kan kewajiban lainnya yang tidak mampu dilakukan menjadi gugur. Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi a, إِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ، فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ. "Jika aku memerintahkan kalian dengan suatu perintah, maka tu-naikanlah ia semampu kalian."[121] Kaidah syariah ini mencakup cabang-cabang masalah yang tidak terhitung jumlahnya. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَٱسۡمَعُواْ ﴿ "Dan de-ngarlah," maksudnya, dengarkan nasihat Allah سبحانه وتعالى dan syariat yang diberlakukan pada kalian berupa hukum-hukum. Lakukan dan taatlah padaNya, ﴾ وَأَطِيعُواْ ﴿ "serta taatlah," pada Allah سبحانه وتعالى dan Rasul-Nya pada semua gerak-gerik kalian, ﴾ وَأَنفِقُواْ ﴿ "dan nafkahkanlah," berupa nafkah-nafkah syar'i yang wajib dan yang sunnah, niscaya amal baik kalian itu berguna bagi kalian di dunia dan di akhirat, karena seluruh kebaikan itu terletak pada menunaikan semua perintah Allah سبحانه وتعالى, menerima nasihat-nasihatNya dan tunduk pada syariatNya, dan (sebaliknya) seluruh keburukan itu terletak pada pembangkangan perintah Allah سبحانه وتعالى. Namun ada bencana yang menahan orang untuk menunaikan nafkah yang diperintahkan, yaitu sifat kikir yang banyak terdapat dalam watak manusia. Sifat ini membuat orang mencintai harta dan amat tidak menyukai untuk dikeluarkan dari tangannya. Untuk itu, siapa pun yang dijaga Allah سبحانه وتعالى ﴾ شُحَّ نَفۡسِهِۦ ﴿ "dari kekikiran dirinya," dengan mengizinkan dirinya untuk memberikan nafkah yang ber-manfaat baginya, ﴾ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ﴿ "maka mereka itulah orang-orang yang beruntung." Karena mereka mendapatkan apa yang diingin-kan dan selamat dari yang ditakutkan. Lebih dari itu, sepertinya ini mencakup seluruh yang diperintahkan dan yang dilarang. Jika jiwa seseorang bersifat kikir dan tidak tunduk pada perintah Allah سبحانه وتعالى, serta tidak mau mengeluarkan hartanya, maka ia tidak akan beruntung tapi akan mendapatkan kerugian di dunia dan di akhirat. Dan jika jiwanya lapang dan tenang terhadap syariat Allah سبحانه وتعالى ka-rena ingin mencari keridhaanNya, maka tidak terdapat pengha-lang antara jiwanya dan perintah yang dibebankan Allah سبحانه وتعالى selain pengetahuannya akan perintah tersebut bahwa hal itu mendatang-kan ridha Allah سبحانه وتعالى. Dengan demikian, ia akan mendapatkan kebe-runtungan, keberhasilan, dan benar-benar akan mendapatkan kemenangan.
#
{17} ثم رغَّب تعالى في النفقة، فقال: {إن تقرِضوا الله قرضاً حسناً}: وهو كلُّ نفقة كانت من الحلال إذا قَصَدَ بها العبدُ وجه الله تعالى ووضعها موضعها، {يضاعِفْه لكم}: النفقة بعشر أمثالها إلى سبعمائة ضعفٍ إلى أضعافٍ كثيرة، {و} مع المضاعفة أيضاً {يَغْفِرْ} اللهُ {لكم}: بسبب الإنفاق والصدقة ذنوبَكم؛ فإنَّ الذُّنوبَ يكفرها [اللَّهُ] بالصدقات والحسنات؛ {إنَّ الحسنات يُذْهِبْنَ السيئات}. {والله شكورٌ حليمٌ}: لا يعاجِلُ من عصاه، بل يُمْهِلُه ولا يُهْمِلُه، {ولو يؤاخِذُ اللهُ الناس بما كَسَبوا ما ترك على ظهرها من دابَّةٍ ولكن يؤخِّرُهم إلى أجلٍ مسمًّى}، والله تعالى شكورٌ، يقبلُ من عباده اليسير من العمل، ويجازيهم عليه الكثير من الأجر، ويشكر تعالى لمن تحمَّل من أجله المشاقَّ والأثقال وأنواع التَّكاليف الثقال، ومن ترك شيئاً لله؛ عوَّضه الله خيراً منه.
(17) Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى memberi dorongan untuk berinfak seraya berfirman, ﴾ إِن تُقۡرِضُواْ ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنٗا ﴿ "Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik." Pinjaman yang baik adalah semua nafkah yang berasal dari harta halal yang diberikan oleh seseorang karena mengharap bertemu dengan Allah سبحانه وتعالى dan mengalokasikannya pada tempatnya, ﴾ يُضَٰعِفۡهُ لَكُمۡ ﴿ "niscaya Allah melipatgandakan (pembalasan-nya) kepadamu," pahala nafkah adalah sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali dan bahkan sampai berlipat-lipat lagi, ﴾ وَ﴿ "dan," di samping dilipatgandakan, Dia ﴾ يَغۡفِرۡ لَكُمۡۚ ﴿ "mengampuni kamu." Maksudnya, Allah سبحانه وتعالى memberi ampunan dosa bagi kalian karena infak dan sedekah. Allah سبحانه وتعالى menghapus kesalahan dan dosa dengan sedekah dan kebaikan-kebaikan. Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu bisa menghapus kesalahan-kesalahan. ﴾ وَٱللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ ﴿ "Dan Allah Maha Pembalas jasa lagi Maha Penyantun." Tidak langsung memberi hukuman bagi orang yang durhaka kepadaNya, tapi diberi tang-guhan, namun tidak dilalaikan. ﴾ وَلَوۡ يُؤَاخِذُ ٱللَّهُ ٱلنَّاسَ بِمَا كَسَبُواْ مَا تَرَكَ عَلَىٰ ظَهۡرِهَا مِن دَآبَّةٖ وَلَٰكِن يُؤَخِّرُهُمۡ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمّٗىۖ ﴿ "Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan (dosa-dosa) usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu pun makhluk yang melata, akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan) mereka, sampai waktu yang tertentu." (Fathir: 45). Allah سبحانه وتعالى Maha Membalas kebaikan, menerima amalan kecil hamba-hambaNya namun diberi balasan yang besar. Allah سبحانه وتعالى mem-beri balasan baik bagi hambaNya yang rela menanggung beban berat dan berbagai taklif (beban syariat) yang berat karenaNya. Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah سبحانه وتعالى, niscaya akan diberi ganti yang lebih baik oleh Allah سبحانه وتعالى.
#
{18} {عالمُ الغيبِ والشهادةِ}؛ أي: ما غاب من العباد من الجنود التي لا يعلمها إلاَّ هو وما يشاهدونه من المخلوقات. {العزيزُ}: الذي لا يغالَب ولا يمانَع، الذي قهر جميع الأشياء. {الحكيمُ}: في خلقه وأمره، الذي يضع الأشياء مواضعها.
(18) ﴾ عَٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ ﴿ "Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata." Maksudnya, tidak ada satu pun rahasia manusia yang tidak nampak bagi Allah سبحانه وتعالى. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah سبحانه وتعالى dan juga segala makhluk yang mereka saksikan. ﴾ ٱلۡعَزِيزُ ﴿ "Yang Mahaperkasa," yang tidak terkalahkan dan tidak tertahan, Yang Maha Memaksa segala sesuatu, ﴾ ٱلۡحَكِيمُ ﴿ "lagi Mahabijaksana," pada makhluk dan perintahNya, Yang meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.
Selesai tafsir Surat at-Taghabun. Segala puji hanya bagi Allah سبحانه وتعالى semata.