TAFSIR SURAT AL-MUNAFIQUN
( Orang-orang Munafik )
TAFSIR SURAT AL-MUNAFIQUN
( Orang-orang Munafik )
Madaniyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
{إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ (1) اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (2) ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا فَطُبِعَ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُونَ (3) وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ (4) وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا يَسْتَغْفِرْ لَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ لَوَّوْا رُءُوسَهُمْ وَرَأَيْتَهُمْ يَصُدُّونَ وَهُمْ مُسْتَكْبِرُونَ (5) سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَسْتَغْفَرْتَ لَهُمْ أَمْ لَمْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ لَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ (6)}
"Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata, 'Kami bersaksi bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah.' Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar RasulNya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguh-nya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka meng-halangi
(manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir
(lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti. Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata, kamu mende-ngarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan kayu yang ter-sandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras di-tujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh
(yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka, semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan
(dari kebenar-an)? Dan apabila dikatakan kepada mereka, 'Marilah
(beriman), agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu,' mereka membuang muka mereka dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri. Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik."
(Al-Munafiqun: 1-6).
#
{1} لمَّا قدم النبيُّ (- صلى الله عليه وسلم -) المدينة، وكَثُرَ الإسلام فيها وعزَّ ؛ صار أناس من أهلها من الأوس والخزرج يظهِرون الإيمان ويبطِنون الكفر؛ ليبقى جاهُهم وتُحْقَنَ دماؤهم وتَسْلَم أموالهم، فذكر الله من أوصافهم ما به يُعرفون؛ لكي يحذر العباد منهم ويكونوا منهم على بصيرةٍ، فقال: {إذا جاءك المنافقون قالوا}: على وجه الكذب: {نشهدُ إنَّك لرسولُ اللهِ}: وهذه الشهادة من المنافقين على وجه الكذب والنفاق، مع أنَّه لا حاجة لشهادتهم في تأييد رسوله، فإنَّ اللَّه {يعلمُ إنَّك لرسوله واللهُ يشهدُ إنَّ المنافقين لَكاذبونَ}: في قولهم ودعواهم، وأنَّ ذلك ليس بحقيقة منهم.
(1) Ketika Nabi a tiba di Madinah, Islam menyebar dan menguat, sekelompok orang dari kalangan suku Aus dan Khazraj menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekufuran agar wibawa mereka tetap ada, darah mereka terjaga dan harta mereka aman. Allah سبحانه وتعالى menyebutkan sifat-sifat mereka yang dapat diketahui agar semua hamba mewaspadai dan mengetahui mereka secara pasti seraya berfirman, ﴾ إِذَا جَآءَكَ ٱلۡمُنَٰفِقُونَ قَالُواْ
﴿ "Apabila orang-orang mu-nafik datang kepadamu, mereka berkata," seraya mendustakan ﴾ نَشۡهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ ٱللَّهِۗ
﴿ "Kami bersaksi bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah." Kesaksian orang-orang munafik ini adalah sebagai kedus-taan dan kemunafikan padahal mereka tidak perlu bersaksi untuk menegaskan RasulNya karena sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى ﴾ يَعۡلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُۥ وَٱللَّهُ يَشۡهَدُ إِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ لَكَٰذِبُونَ ﴿ "mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar RasulNya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta," dalam perkataan dan pengakuan mereka, serta perkataan yang mereka ucapkan itu bukan yang sebenarnya.
#
{2} {اتَّخذوا أيمانَهم جُنَّة}؛ أي: ترساً يتترَّسون بها من نسبتهم إلى النفاق، فصدُّوا عن سبيله بأنفسهم، وصدُّوا غيرهم ممَّن يخفى عليه حالُهم. {إنَّهم ساء ما كانوا يعملونَ}: حيث أظهروا الإيمان وأبطنوا الكفر وأقسموا على ذلك وأوهموا صدقهم.
(2) ﴾ ٱتَّخَذُوٓاْ أَيۡمَٰنَهُمۡ جُنَّةٗ
﴿ "Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai," yakni, sebagai tameng yang mereka jadikan sebagai penghalang agar tidak disebut sebagai munafik, mereka mengha-langi diri mereka dari jalan Allah سبحانه وتعالى dan menghalangi orang lain yang statusnya tidak jelas. ﴾ إِنَّهُمۡ سَآءَ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴿ "Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan." Karena menampakkan ke-imanan, menyembunyikan kekufuran dan mereka bersumpah atas hal itu serta menyatakan kedustaan mereka.
#
{3} {ذلك}: الذي زين لهم النفاق، {بـ} سبب {أنَّهم} لا يَثْبُتون على الإيمان، بل {آمنوا ثم كفروا فَطُبِعَ على قلوبهم}: بحيث لا يدخلها الخيرُ أبداً. {فهم لا يَفْقَهون}: ما ينفعهم ولا يَعونَ ما يعودُ بمصالحهم.
(3) ﴾ ذَٰلِكَ
﴿ "Yang demikian itu," yang dihiasi oleh kemuna-fikan, ﴾ أَنَّهُم
﴿ "adalah karena sesungguhnya mereka," tidak tetap dalam keimanan, namun ﴾ ءَامَنُواْ ثُمَّ كَفَرُواْ فَطُبِعَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ
﴿ "telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati," di mana hatinya tidak bisa dimasuki kebaikan selamanya. ﴾ فَهُمۡ لَا يَفۡقَهُونَ ﴿ "Karena itu mereka tidak dapat mengerti." Tidak mengerti apa yang bisa membawa manfaat bagi mereka dan tidak memahami apa yang bisa menda-tangkan maslahat bagi mereka.
#
{4} {وإذا رأيتَهم تُعْجِبُكَ أجسامُهم}: من روائها ونضارتها، {وإن يقولوا تَسْمَعْ لقولِهم}؛ أي: من حسن منطقهم تستلذُّ لاستماعه؛ فأجسامُهم وأقوالُهم معجبةٌ، ولكن ليس وراء ذلك من الأخلاق الفاضلة والهَدي الصالح شيءٌ، ولهذا قال: {كأنَّهم خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ}: لا منفعة فيها ولا يُنال منها إلاَّ الضَّرر المحض. {يَحْسَبون كلَّ صيحةٍ عليهم}: وذلك لجبنهم وفزعهم وضعف قلوبِهم ورَيْبها ؛ يخافون أن يُطَّلع عليها؛ فهؤلاء {هم العدو} على الحقيقة؛ لأنَّ العدوَّ البارز المتميِّز أهونُ من العدوِّ الذي لا يشعَر به، وهو مخادعٌ ماكرٌ، يزعم أنَّه وليٌّ، وهو العدو المبين. {فاحذَرْهم قاتَلَهُمُ الله أنَّى يُؤْفَكونَ}؛ أي: كيف يُصْرَفُون عن الدين الإسلاميِّ بعدما تبينت أدلَّته واتَّضحت معالمه إلى الكفر الذي لا يُفيدهم إلاَّ الخسار والشقاء.
(4) ﴾ وَإِذَا رَأَيۡتَهُمۡ تُعۡجِبُكَ أَجۡسَامُهُمۡۖ
﴿ "Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum," karena kekar dan kuat-nya, ﴾ وَإِن يَقُولُواْ تَسۡمَعۡ لِقَوۡلِهِمۡۖ
﴿ "dan jika mereka berkata, kamu mendengarkan perkataan mereka," maksudnya, karena kepandaian mereka dalam berbicara, engkau merasa enak mendengar perkataan mereka. Per-kataan dan penampilan tubuh mereka membuat kalian kagum. Tapi di balik itu tidak ada akhlak baik dan petunjuk baik sama sekali, karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ كَأَنَّهُمۡ خُشُبٞ مُّسَنَّدَةٞۖ
﴿ "Mereka seakan-akan kayu yang tersandar," yang tidak ada manfaatnya dan hanya menim-bulkan mudarat. ﴾ يَحۡسَبُونَ كُلَّ صَيۡحَةٍ عَلَيۡهِمۡۚ
﴿ "Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka." Hal itu disebabkan ka-rena sifat pengecut, takut, lemah dan ragunya hati mereka, mereka khawatir rahasia mereka terbongkar. Mereka itu adalah ﴾ ٱلۡعَدُوُّ
﴿ "musuh" yang sebenarnya, karena musuh yang nampak dan bisa dibedakan itu lebih ringan daripada musuh yang tidak dapat di-rasakan keberadaannya. Musuh semacam ini adalah penipu dan pembuat makar. Ia mengira sebagai penolong padahal ia adalah musuh yang nyata. ﴾ فَٱحۡذَرۡهُمۡۚ قَٰتَلَهُمُ ٱللَّهُۖ أَنَّىٰ يُؤۡفَكُونَ ﴿ "Maka waspadalah terhadap mereka, semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan
(dari kebenaran)." Maksudnya bagaimanakah me-reka bisa dipalingkan dari agama Islam setelah bukti-bukti nyata kokoh, setelah tanda-tandanya tegas terhadap kekafiran yang hanya membuahkan kerugian dan kesengsaraan bagi mereka.
#
{5} {وإذا قيل}: لهؤلاء المنافقين: {تعالَوْا يَسْتَغْفِرْ لكم رسولُ الله}: عمَّا صدر منكم؛ لتحسن أحوالكم، وتُقبل أعمالكم؛ امتنعوا من ذلك أشدَّ الامتناع، و {لَوَّوْا رؤوسَهم}: امتناعاً من طلب الدُّعاء من الرسول، {ورأيتَهم يصدُّون}: عن الحقِّ بغضاً له، {وهم مستكبِرونَ}: عن اتِّباعه بغياً وعناداً. فهذه حالُهم عندما يُدْعَوْنَ إلى طلب الدُّعاء من الرسول.
(5) ﴾ وَإِذَا قِيلَ
﴿ "Dan apabila dikatakan kepada mereka," kepada orang-orang munafik, ﴾ تَعَالَوۡاْ يَسۡتَغۡفِرۡ لَكُمۡ رَسُولُ ٱللَّهِ
﴿ "Marilah (beriman), agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu," dari apa pun yang mereka lakukan agar kondisi mereka membaik dan amal mereka dapat di-terima, mereka benar-benar enggan untuk itu dan ﴾ لَوَّوۡاْ رُءُوسَهُمۡ
﴿ "mem-buang muka mereka," karena enggan meminta doa dari Rasulullah a. ﴾ وَرَأَيۡتَهُمۡ يَصُدُّونَ
﴿ "Dan kamu lihat mereka berpaling" dari kebenaran, karena kebencian mereka terhadap kebenaran itu, ﴾ وَهُم مُّسۡتَكۡبِرُونَ ﴿ "sedang mereka menyombongkan diri" untuk mengikutinya disertai dengki dan membangkang. Inilah kondisi mereka ketika diajak untuk meminta didoakan oleh Rasulullah a.
#
{6} وهذا من لطف الله وكرامته لرسوله؛ حيث لم يأتوا إليه فيستغفر لهم، فإنَّه {سواءٌ} أستغفر لهم أمْ لم يَسْتَغْفِر لهم فَـ {لن يَغْفِرَ اللهُ لهم}؟ وذلك لأنَّهم قومٌ فاسقون خارجون عن طاعة الله مؤثِرون للكفر على الإيمان؛ فلذلك لا ينفع فيهم استغفارُ الرسول لو استغفر لهم؛ كما قال تعالى: {استَغْفِر لهم أو لا تَسْتَغْفِرْ لهم إن تَسْتَغْفِرْ لهم سبعينَ مرةً فلن يَغْفِرَ الله لهم}. {إنَّ الله لا يَهْدي القوم الفاسقينَ}.
(6) Inilah di antara kelembutan dan anugerah kehormatan Allah سبحانه وتعالى terhadap RasulNya, karena orang-orang munafik tidak mendatangi Rasulullah a untuk dimintakan ampunan, karena ﴾ سَوَآءٌ عَلَيۡهِمۡ
﴿ "sama saja bagi mereka," apakah engkau memintakan ampunan untuk mereka atau tidak ﴾ لَن يَغۡفِرَ ٱللَّهُ لَهُمۡۚ
﴿ "Allah sekali-kali tidak akan mengampuni mereka." Hal itu disebabkan karena mereka adalah kaum fasik, keluar dari jalur ketaatan, lebih memilih ke-kufuran daripada keimanan. Karena itu permintaan ampunan Rasulullah a, andai Rasulullah a memintakan ampunan untuk mereka, tidak berguna sama sekali. Ini semakna dengan Firman Allah سبحانه وتعالى,
﴾ ٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ أَوۡ لَا تَسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ إِن تَسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ سَبۡعِينَ مَرَّةٗ فَلَن يَغۡفِرَ ٱللَّهُ لَهُمۡۚ
﴿
"Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohon-kan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohon-kan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampun bagi mereka." (At-Taubah: 80).
﴾ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَٰسِقِينَ ﴿ "Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik."
{هُمُ الَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنْفِقُوا عَلَى مَنْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ حَتَّى يَنْفَضُّوا وَلِلَّهِ خَزَائِنُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَفْقَهُونَ (7) يَقُولُونَ لَئِنْ رَجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ (8)}.
"Merekalah orang-orang yang mengatakan
(kepada orang-orang Anshar), 'Janganlah kamu memberikan infak kepada orang-orang
(Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah supaya mereka bubar
(meninggalkan Rasulullah).' Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami. Mereka berkata, 'Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah darinya.' Padahal kekuatan itu hanya-lah milik Allah, milik RasulNya, dan milik orang-orang muk'min, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui."
(Al-Munafiqun: 7-8).
#
{7} وهذا من شدَّة عداوتهم للنبيِّ - صلى الله عليه وسلم - والمسلمين، لما رأوا اجتماع أصحابه وائتلافَهم ومسارعتَهم في مرضاة الرسول - صلى الله عليه وسلم -؛ قالوا بزعمهم الفاسد: {لا تُنفِقوا على مَنْ عندَ رسول حتى يَنفَضُّوا}: فإنَّهم على زعمهم لولا أموالُ المنافقين ونفقاتُهم عليهم؛ لما اجتمعوا في نصرة دين الله! وهذا من أعجب العجب أن يدَّعِيَ هؤلاء المنافقون الذين هم أحرصُ الناس على خذلان الدين وأذيَّة المسلمين مثل هذه الدَّعوى التي لا تَروجُ إلاَّ على مَنْ لا علم له بالحقائق ، ولهذا قال تعالى ردًّا لقولهم: {ولله خزائنُ السمواتِ والأرض}: فيؤتي الرزق مَنْ يشاءُ، ويمنعه من يشاء، وييسِّر الأسباب لمن يشاء، ويعسِّرها على مَنْ يشاء. {ولكنَّ المنافقينَ لا يفقهونَ} فلذلك قالوا تلك المقالة التي مضمونُها أنَّ خزائن الرزقِ في أيديهم وتحت مشيئتهم.
(7) Ini adalah di antara kerasnya permusuhan mereka ter-hadap Nabi a dan kaum Muslimin, ketika mereka melihat persa-tuan para sahabat dan segeranya mereka melakukan apa pun yang membuat Rasulullah a ridha. Mereka berkata dengan dugaan keliru, ﴾ لَا تُنفِقُواْ عَلَىٰ مَنۡ عِندَ رَسُولِ ٱللَّهِ حَتَّىٰ يَنفَضُّواْۗ
﴿ "Janganlah kamu memberi-kan infak kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)," karena mereka me-ngira, andai bukan karena harta orang-orang munafik dan dana yang mereka berikan, tentu mereka tidak bersatu padu dalam me-nolong Agama Allah سبحانه وتعالى. Inilah hal paling aneh dari orang-orang munafik. Mereka membuat dugaan seperti itu padahal mereka adalah orang yang paling getol dalam mencela Agama Islam dan menyakiti kaum Muslimin. Dugaan seperti ini hanya diucapkan oleh orang yang tidak mengerti hal sebenarnya. Karena itulah Allah سبحانه وتعالى berfirman seraya membantah pernyataan mereka, ﴾ وَلِلَّهِ خَزَآئِنُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ
﴿ "Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi." Allah سبحانه وتعالى memberi rizki kepada siapa saja yang dikehendaki, me-nahan rizki dari siapa saja yang dikehendaki, memudahkan sebab-sebab rizki untuk siapa saja yang dikehendaki dan mempersulit sebab-sebab rizki untuk siapa saja yang dikehendaki. ﴾ وَلَٰكِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ لَا يَفۡقَهُونَ ﴿ "Tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami." Karena itu-lah mereka mengucapkan perkataan seperti itu yang pengertiannya adalah perbendaharaan rizki berada di tangan mereka dan ada di bawah kehendak mereka.
#
{8} {يقولون لئن رَجَعْنا إلى المدينة لَيُخْرِجَنَّ الأعزُّ منها الأذلَّ}: وذلك في غزوة المريسيع، حين صار بين بعض المهاجرين والأنصار بعض كلام كدَّرَ الخواطر؛ ظهر حينئد نفاقُ المنافقين، وتبيَّن ما في قلوبهم ، وقال كبيرهم عبدُ الله بنُ أبيِّ بنُ سلول: ما مَثَلُنا ومَثَلُ هؤلاء ـ يعني: المهاجرين ـ إلاَّ كما قال القائل: سَمِّنْ كلبك يأكلك. وقال: لئنْ رجَعْنا إلى المدينة لَيُخْرِجَنَّ الأعزُّ منها الأذلَّ؛ بزعمه أنَّه هو وإخوانه المنافقين الأعزُّون، وأنَّ رسول الله ومن اتَّبعه هم الأذلُّون، والأمر بعكس ما قال هذا المنافق، فلهذا قال تعالى: {ولله العزَّةُ ولرسوله وللمؤمنين}: فهم الأعزَّاء، والمنافقون وإخوانُهم من الكفار هم الأذلاَّء. {ولكنَّ المنافقين لا يعلمون}: ذلك؛ فلذلك زعموا أنَّهم الأعزَّاء اغتراراً بما هم عليه من الباطل.
(8) ﴾ يَقُولُونَ لَئِن رَّجَعۡنَآ إِلَى ٱلۡمَدِينَةِ لَيُخۡرِجَنَّ ٱلۡأَعَزُّ مِنۡهَا ٱلۡأَذَلَّۚ
﴿ "Mereka berkata, ''Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah darinya'.'" Ini terjadi pada saat Perang al-Muraisi, ketika beberapa orang dari kalangan Muhajirin dan Anshar terlibat adu mulut yang mengusik perasaan. Saat itu kemunafikan mereka nampak dan jelaslah apa yang tersem-bunyi di hati mereka. Pemimpin kaum munafik, Abdullah bin Ubai bin Salul, berkata, "Perumpamaan kami dengan mereka –maksud-nya kaum Muhajirin– tidak lain adalah seperti orang yang berkata, 'Gemukkanlah anjingmu, niscaya ia akan memakanmu.'" Dan dia juga berkata, "Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah darinya," karena mengira bahwa dia dan teman-temannya dari kalangan munafik adalah orang-orang kuat dan Rasulullah a serta orang-orang yang bersamanya adalah kalangan lemah, padahal sebenar-nya perkataan si munafik itu terbalik. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfir-man, ﴾ وَلِلَّهِ ٱلۡعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِۦ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ
﴿ "Padahal kekuatan itu hanyalah milik Allah, milik RasulNya, dan milik orang-orang Mukmin." Merekalah yang kuat sedangkan orang-orang munafik serta teman-teman mereka adalah orang-orang lemah. ﴾ وَلَٰكِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ لَا يَعۡلَمُونَ ﴿ "Tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui" hal itu. Karena itu mereka mengira bahwa mereka adalah orang-orang kuat dengan kebatilan yang ada pada diri mereka.
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (9) وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ (10) وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (11)}.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang-siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata, 'Ya Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan
(kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih.' Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan
(kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(Al-Munafi-qun: 9-11).
#
{9} يأمر تعالى عباده المؤمنين بالإكثار من ذِكْرِه؛ فإنَّ في ذلك الربح والفلاح والخيراتِ الكثيرةَ، وينهاهم أنْ تَشْغَلَهم أموالُهم وأولادُهم عن ذِكره؛ فإنَّ محبَّة المال والأولاد مجبولةٌ عليها أكثر النفوس، فتقدِّمها على محبة الله، وفي ذلك الخسارة العظيمة، ولهذا قال تعالى: {ومَن يفعلْ ذلك}؛ أي: يُلْهِهِ مالُه وولدُه عن ذكر الله، {فأولئك هم الخاسرونَ}: للسعادة الأبديَّة والنعيم المقيم؛ لأنَّهم آثروا ما يفنى على ما يبقى؛ قال تعالى: {إنَّما أموالكم وأولادُكم فتنةٌ والله عنده أجرٌ عظيمٌ}.
(9) Selanjutnya Allah memerintahkan hamba-hambaNya yang beriman agar banyak-banyak mengingatNya karena di dalam dzikir itu terdapat keberuntungan, laba dan kebaikan yang banyak. Allah سبحانه وتعالى juga melarang hamba-hambaNya yang beriman agar tidak dipersibuk oleh harta dan anak sehingga lalai untuk mengingat Allah سبحانه وتعالى, karena kebanyakan jiwa manusia itu terbentuk untuk mencintai harta dan anak sehingga lebih dikedepankan daripada mengingat Allah سبحانه وتعالى yang akan menimbulkan kerugian besar. Ka-rena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٰلِكَ
﴿ "Barangsiapa yang berbuat demikian," yakni, dilalaikan oleh harta dan anaknya dari mengingat Allah سبحانه وتعالى ﴾ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ
﴿ "maka mereka itulah orang-orang yang rugi." Untuk kebahagiaan abadi dan nikmat yang kekal, karena mereka lebih mengedepankan kefanaan daripada keabadian. Allah سبحانه وتعالى ber-firman,
﴾ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَآ أَمۡوَٰلُكُمۡ وَأَوۡلَٰدُكُمۡ فِتۡنَةٞ وَأَنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥٓ أَجۡرٌ عَظِيمٞ 28 ﴿
"Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanya se-bagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar."
(Al-Anfal: 28).
#
{10} وقوله: {وأنفقوا ممَّا رَزَقْنَاكُم}: يدخلُ في هذه النفقات الواجبة من الزكاة والكفارات ، ونفقة الزوجات والمماليك، ونحو ذلك، والنفقات المستحبَّة؛ كبذل المال في جميع المصالح، وقال: {ممَّا رَزَقْناكم}: ليدلَّ ذلك على أنَّه تعالى لم يكلِّف العباد من النفقة ما يُعْنِتُهُمْ ويشقُّ عليهم، بل أمرهم بإخراج جزءٍ ممَّا رزقهم ويسَّره ويسَّر أسبابه، فليشكروا الذي أعطاهم بمواساة إخوانهم المحتاجين، وليبادروا بذلك، الموت الذي إذا جاء؛ لم يمكن العبد أن يأتي بمثقال ذرَّة من الخير، ولهذا قال: {من قبل أن يأتيَ أحدَكم الموتُ فيقولَ}: متحسراً على ما فَرَّطَ في وقت الإمكان، سائلاً الرجعةَ التي هي محالٌ: {ربِّ لولا أخَّرْتَني إلى أجل قريبٍ}؛ أي: لأتدارك ما فرَّطتُ فيه، {فأصَّدَّقَ}: من مالي ما به أنجو من العذاب، وأستحقُّ [به] جزيل الثواب، {وأكن من الصالحين}: بأداء المأموراتِ كلِّها واجتناب المنهيَّات، ويدخل في هذا الحجُّ وغيره.
(10) Firman Allah تعالى, ﴾ وَأَنفِقُواْ مِن مَّا رَزَقۡنَٰكُم
﴿ "Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu." Nafkah ini men-cakup nafkah wajib seperti zakat, kaffarat, nafkah untuk istri, budak dan lainnya, serta nafkah sunnah seperti nafkah untuk berbagai kemaslahatan. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ مِن مَّا رَزَقۡنَٰكُم
﴿ "Sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu," agar hal itu memberitahukan bahwa Allah سبحانه وتعالى tidak membebankan nafkah yang memberatkan hamba-hambaNya. Untuk itu, mereka hendaknya mensyukuri karunia yang didapatkan dengan berbagi kepada saudara-saudaranya yang me-merlukan uluran tangan. Segeralah lakukan hal itu sebelum maut datang menjemput, karena ketika kematian datang, manusia tidak mungkin sedikit pun bisa melakukan kebaikan. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ مِن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَ أَحَدَكُمُ ٱلۡمَوۡتُ فَيَقُولَ
﴿ "Sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata," seraya menyesali perbuatan yang seharusnya bisa dilakukan di saat-saat masih bisa dilakukan dan hal itu mustahil, ﴾ رَبِّ لَوۡلَآ أَخَّرۡتَنِيٓ إِلَىٰٓ أَجَلٖ قَرِيبٖ
﴿ "Ya Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat," agar aku bisa melakukan apa yang tidak sempat aku kerja-kan, ﴾ فَأَصَّدَّقَ
﴿ "yang menyebabkan aku dapat bersedekah," dari hartaku yang bisa menyelamatkanku dari azab dan menyebabkan aku ber-hak mendapatkan pahala yang besar, ﴾ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ﴿ "dan aku ter-masuk orang-orang yang shalih," dengan mengerjakan perintah-pe-rintah dan menjauhi seluruh larangan, termasuk melakukan haji dan lainnya.
#
{11} وهذا السؤال والتَّمني قد فات وقتُه، ولا يمكن تداركه، ولهذا قال: {ولن يؤخِّرَ اللهُ نفساً إذا جاء أجَلُها}: المحتوم لها. {والله خبيرٌ بما تعملون}: من خير وشرٍّ، فيجازيكم على ما علمه منكم من النيِّات والأعمال.
(11) Ini adalah permintaan dan harapan hampa yang wak-tunya telah berlalu dan tidak mungkin bisa dilakukan. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَلَن يُؤَخِّرَ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِذَا جَآءَ أَجَلُهَاۚ
﴿ "Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kema-tiannya" yang telah dipastikan, ﴾ وَٱللَّهُ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ ﴿ "Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan," yang baik dan yang buruk. Allah سبحانه وتعالى akan membalas kalian berdasarkan pengetahuanNya tentang niat dan amal kalian.
Selesai tafsir Surat al-Munafiqun. Segala puji hanya bagi Allah سبحانه وتعالى semata.