Ayah:
TAFSIR SURAT ADZ-DZARIYAT ( Angin Yang Menerbangkan )
TAFSIR SURAT ADZ-DZARIYAT ( Angin Yang Menerbangkan )
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
Ayah: 1 - 6 #
{وَالذَّارِيَاتِ ذَرْوًا (1) فَالْحَامِلَاتِ وِقْرًا (2) فَالْجَارِيَاتِ يُسْرًا (3) فَالْمُقَسِّمَاتِ أَمْرًا (4) إِنَّمَا تُوعَدُونَ لَصَادِقٌ (5) وَإِنَّ الدِّينَ لَوَاقِعٌ (6)}
"Demi (angin) yang menerbangkan debu yang sekuat-kuatnya, dan awan yang mengandung hujan, dan bintang-bintang yang berjalan dengan mudah, dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan, sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar, dan sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi." (Adz-Dzariyat: 1-6).
#
{1 ـ 6} هذا قسمٌ من الله الصادق قي قيله بهذه المخلوقات العظيمة، التي جعل اللهُ فيها من المصالح والمنافع ما جعل، على أنَّ وعدَه صدقٌ، وأنَّ الدين الذي هو يوم الجزاء والمحاسبة على الأعمال لواقعٌ لا محالةَ، ما له من دافع. فإذا أخبر به الصادقُ العظيم، وأقسم عليه، وأقام الأدلَّة والبراهين عليه؛ فلِمَ يكذِّب به المكذِّبون، ويعرِض عن العمل له العاملون؟! {والذَّارياتِ}: هي الرياح التي تذرو في هبوبها {ذرواً}: بلينها ولطفها وقوَّتها وإزعاجها، {فالحاملاتِ وِقراً}: هي السحاب، تحمل الماء الكثير، الذي ينفع الله به العباد والبلاد ، {فالجارياتِ يُسراً}: النجوم التي تجري على وجه اليُسر والسُّهولة، فتتزيَّن بها السماواتُ، ويُهتدَى بها في ظلمات البرِّ والبحر، ويُنْتَفَعُ بالاعتبار بها، والمقَسِّمات {أمراً}: الملائكة التي تقسِّم الأمر وتدبِّره بإذن الله؛ فكلٌّ منهم قد جعله الله على تدبير أمرٍ من أمور الدنيا والآخرة لا يتعدَّى ما حُدَّ له وقُدِّر ورُسِم ولا ينقص منه.
(1-6) Ini adalah sumpah Allah سبحانه وتعالى Yang Mahabenar dalam FirmanNya dengan makhluk-makhluk yang besar, yang padanya Allah سبحانه وتعالى menjadikan berbagai kepentingan dan manfaat, janji Allah سبحانه وتعالى adalah benar, Hari Pembalasan serta perhitungan amal perbuatan benar-benar akan terjadi dan bukan mustahil, dan tidak ada yang bisa menolaknya. Kalau Allah Yang Mahabenar dan Mahaagung bersumpah atas Hari Pembalasan dengan menyebutkan berbagai dalil dan bukti atas hal itu, lantas mengapakah masih ada orang-orang yang mendustakan dan tidak mau mempersiapkan amal untuk menghadapinya? ﴾ وَٱلذَّٰرِيَٰتِ ﴿ "Demi (angin) yang menerbangkan debu," yakni, angin yang menerbangkan tanah, ﴾ ذَرۡوٗا ﴿ "sekuat-kuatnya," dengan kelem-butan, kekuatan, dan suaranya yang riuh. ﴾ فَٱلۡحَٰمِلَٰتِ وِقۡرٗا ﴿ "Dan awan yang mengandung hujan," yakni, men-dung yang mengandung banyak air, yang dengan air itu Allah سبحانه وتعالى memberikan manfaat untuk manusia dan negeri. ﴾ فَٱلۡجَٰرِيَٰتِ يُسۡرٗا ﴿ "Dan bintang-bintang yang berjalan dengan mudah," bintang-bintang yang berjalan dengan mudah, menghiasi langit dan dijadikan sebagai petunjuk dalam gelapnya daratan dan lautan dan bisa dimanfaatkan melalui perenungan, dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi ﴾ أَمۡرًا ﴿ "urusan," para malaikat yang membagi-bagikan urusan dan mengaturnya dengan izin dari Allah سبحانه وتعالى. Ma-sing-masing dari para malaikat ditugaskan Allah سبحانه وتعالى untuk mengatur urusan dunia dan akhirat, mereka tidak melampaui batas wewe-nang yang diberikan, yang ditentukan dan ditakdirkan serta tidak melalaikan wewenangnya.
Ayah: 7 - 9 #
{وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْحُبُكِ (7) إِنَّكُمْ لَفِي قَوْلٍ مُخْتَلِفٍ (8) يُؤْفَكُ عَنْهُ مَنْ أُفِكَ (9)}
"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan, sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat, dipa-lingkan darinya (Rasul dan al-Qur`an) orang yang dipalingkan." (Adz-Dzariyat: 7-9).
#
{7} أي: {والسماء}: ذات الطرائق الحسنة، التي تشبه حُبُكَ الرمال ومياه الغدران حين يحركها النسيم.
(7) ﴾ وَٱلسَّمَآءِ ﴿ "Demi langit" yang mempunyai jalan-jalan yang indah yang menyerupai jalan-jalan di padang pasir dan (bagaikan) air di pepohonan ketika digerakkan oleh angin sepoi.
#
{8} {إنَّكم}: أيُّها المكذِّبون لمحمدٍ - صلى الله عليه وسلم -، {لفي قول مختلفٍ}: منكم من يقولُ: ساحر! ومنكم من يقول: كاهن! ومنكم من يقول: مجنون! إلى غير ذلك من الأقوال المختلفة الدالَّة على حيرتهم وشكِّهم، وأنَّ ما هم عليه باطلٌ.
(8) ﴾ إِنَّكُمۡ ﴿ "Sesungguhnya kamu," hai orang-orang yang men-dustakan Muhammad a ﴾ لَفِي قَوۡلٖ مُّخۡتَلِفٖ ﴿ "benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat." Di antara kalian ada yang mengatakan, "Muhammad adalah tukang sihir," ada juga yang mengatakan, "Muhammad adalah dukun," ada yang mengatakan, "Muhammad adalah orang gila," dan perkataan-perkataan yang bermacam-macam lainnya yang menunjukkan kegamangan serta keraguan mereka dan menunjukkan bahwa mereka berada di atas kebatilan.
#
{9} {يؤفَكُ عنه من أُفِكَ}؛ أي: يُصْرَفُ عنه من صُرف عن الإيمان وانصرف [قلبه] عن أدلَّة الله اليقينيَّة وبراهينه. واختلافُ قولهم دليلٌ على فساده وبطلانه؛ كما أنَّ الحقَّ الذي جاء به محمد - صلى الله عليه وسلم - متَّفق؛ يصدِّقُ بعضه بعضاً، لا تناقض فيه ولا اختلاف، وذلك دليلٌ على صحَّته، وأنَّه من عند الله؛ فلو كان من عند غير الله؛ لوجدوا فيه اختلافاً كثيراً.
(9) ﴾ يُؤۡفَكُ عَنۡهُ مَنۡ أُفِكَ ﴿ "Dipalingkan darinya (Rasul dan al-Qur`an) orang yang dipalingkan." Artinya, dipalingkan darinya dan dipaling-kan dari keimanan sehingga hatinya pun berpaling dari dalil-dalil Allah سبحانه وتعالى yang meyakinkan serta berpaling dari bukti-buktiNya. Perbedaan pernyataan mereka merupakan bukti kerancuan serta batilnya perkataan mereka sendiri sebagaimana kebenaran yang dibawa Muhammad adalah sesuatu yang sama di mana yang satu sama lain saling membenarkan, tidak ada perbedaan dan kontra-diksi di dalamnya. Hal itu adalah bukti atas kebenarannya yang berasal dari Allah سبحانه وتعالى. Andai saja bukan berasal dari Allah سبحانه وتعالى, tentu mereka menemukan berbagai pertentangan yang banyak.
Ayah: 10 - 14 #
{قُتِلَ الْخَرَّاصُونَ (10) الَّذِينَ هُمْ فِي غَمْرَةٍ سَاهُونَ (11) يَسْأَلُونَ أَيَّانَ يَوْمُ الدِّينِ (12) يَوْمَ هُمْ عَلَى النَّارِ يُفْتَنُونَ (13) ذُوقُوا فِتْنَتَكُمْ هَذَا الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تَسْتَعْجِلُونَ (14)}.
"Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta, (yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan lagi lalai, mereka bertanya, 'Bilakah Hari Pembalasan itu.' (Hari Pembalasan itu ialah) pada hari ketika mereka diazab di atas api neraka. (Dikata-kan kepada mereka), 'Rasakanlah azabmu itu. Inilah azab yang dahulu kamu minta supaya disegerakan'." (Adz-Dzariyat: 10-14).
#
{10} يقول تعالى: {قُتِلَ الخرَّاصونَ}؛ أي: قاتل الله الذين كَذَبوا على الله، وجحدوا آياته، وخاضوا بالباطل ليُدْحِضوا به الحقَّ، الذين يقولون على الله ما لا يعلمون.
(10) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ قُتِلَ ٱلۡخَرَّٰصُونَ ﴿ "Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta." Artinya semoga Allah سبحانه وتعالى membinasakan orang-orang yang mendustakanNya, menentang ayat-ayatNya, terbenam dalam kebatilan untuk membantah kebenaran, mereka mengatakan sesuatu atas nama Allah سبحانه وتعالى yang tidak mereka ketahui.
#
{11} {الذين هم في غمرةٍ}؛ أي: في لُجَّةٍ من الكفر والجهل والضلال، {ساهون}.
(11) ﴾ ٱلَّذِينَ هُمۡ فِي غَمۡرَةٖ ﴿ "(Yaitu) orang-orang yang terbenam dalam kebodohan," terbenam dalam gelombang kekufuran, kebodohan, dan kesesatan, ﴾ سَاهُونَ ﴿ "lagi lalai."
#
{12} {يسألون}: على وجه الشكِّ والتكذيب: {أيَّان [يوم الدين] }: يبعثون؛ أي: متى يُبعثون؟! مستبعدين لذلك!
(12) ﴾ يَسۡـَٔلُونَ ﴿ "Mereka bertanya," berdasarkan keraguan dan mendustakan, ﴾ أَيَّانَ يَوۡمُ ٱلدِّينِ ﴿ "Bilakah Hari Pembalasan itu?" Artinya, kapankah mereka dibangkitkan? Seraya menganggap mustahil hal itu.
#
{13 ـ 14} فلا تسألْ عن حالهم وسوء مآلهم! {يوم هم على النار يُفتنون}؛ أي: يعذَّبون بسبب ما انطووا عليه من خبث الباطن والظاهر، ويُقالُ لهم: {ذوقوا فتنتكم}؛ أي: العذاب والنار، الذي هو أثر ما افتتنوا به من الابتلاء، الذي صيَّرهم إلى الكفر والضلال. {هذا}: العذابُ الذي وصلتم إليه هو {الذي كنتُم به تستعجلونَ}: فالآن تمتَّعوا بأنواع العقاب والنَّكال، والسلاسل والأغلال، والسخط والوَبال.
(13-14) Jangan kau tanyakan tentang kondisi mereka dan buruknya tempat kembali mereka, ﴾ يَوۡمَ هُمۡ عَلَى ٱلنَّارِ يُفۡتَنُونَ ﴿ "(Hari Pemba-lasan itu ialah) pada hari ketika mereka diazab di atas api neraka." Artinya, mereka disiksa karena banyak memiliki kekejian lahir dan batin, dikatakan kepada mereka, ﴾ ذُوقُواْ فِتۡنَتَكُمۡ ﴿ "Rasakanlah azabmu itu," yaitu azab dan neraka yang merupakan pengaruh dari ujian yang membuat mereka tersiksa, ujian yang membuat mereka menjadi kufur dan sesat. ﴾ هَٰذَا ﴿ "Inilah," azab yang menimpa kalian ini ada-lah ﴾ ٱلَّذِي كُنتُم بِهِۦ تَسۡتَعۡجِلُونَ ﴿ "yang dahulu kamu minta supaya disegerakan," kini, nikmatilah berbagai macam siksaan, rantai, belenggu, kemur-kaan, dan bencana.
Ayah: 15 - 19 #
{إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (15) آخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ (16) كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ (17) وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ (18) وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ (19)}.
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka. Sesungguh-nya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian." (Adz-Dzariyat: 15-19).
#
{15} يقول تعالى في ذكر ثواب المتَّقين وأعمالهم التي وصلوا بها إلى ذلك الجزاء: {إنَّ المتَّقينَ}؛ أي: الذين كانت التَّقوى شعارهم وطاعةُ اللهِ دثارهم، {في جناتٍ}: مشتملات على جميع أصناف الأشجار والفواكه، التي يوجد لها نظيرٌ في الدنيا، والتي لا يوجد لها نظيرٌ، مما لم تنظر العيونُ إلى مثله، ولم تسمع الآذانُ، ولم يخطرْ على قلب بشرٍ ، {وعيونٍ}: سارحة تشرب منها تلك البساتين، ويشربُ بها عبادُ الله يفجِّرونها تفجيراً.
(15) Allah سبحانه وتعالى berfirman menyebutkan balasan orang-orang yang bertakwa serta amalan-amalan mereka yang menyampaikan mereka pada balasan itu, ﴾ إِنَّ ٱلۡمُتَّقِينَ ﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa," yaitu orang-orang yang menjadikan takwa sebagai syiar dan ketaatan terhadap Allah سبحانه وتعالى sebagai pakaian mereka,﴾ فِي جَنَّٰتٖ ﴿ "berada di dalam taman-taman (surga)," yang di dalamnya ter-dapat semua jenis pohon dan buah-buahan, sebagiannya ada yang mirip dengan buah dunia serta ada yang tidak memiliki kesamaan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga dan belum pernah terlintas dalam benak manusia, ﴾ وَعُيُونٍ ﴿ "dan di mata air-mata air," yang memancarkan air yang diserap oleh taman-taman surga, diminum oleh hamba-hamba Allah سبحانه وتعالى, dan memancarkan air dengan melimpah.
#
{16} {آخذينَ ما آتاهم ربُّهم}: يُحتملُ أنَّ المعنى أنَّ أهل الجنَّة قد أعطاهم مولاهم جميع مناهم من جميع أصناف النعيم، فأخذوا ذلك راضين به، قد قرَّت به أعينُهم، وفرحتْ به نفوسُهم، ولم يطلبُوا منه بدلاً، ولا يبغون عنه حولاً، وكلٌّ قد ناله من النعيم ما لا يطلب عليه المزيد. ويُحتمل أنَّ هذا وصف المتَّقين في الدُّنيا، وأنَّهم آخذون ما آتاهم الله من الأوامر والنواهي؛ أي: قد تلقَّوها بالرحب وانشراح الصدر، منقادين لما أمر الله به بالامتثال على أكمل الوجوه، ولما نهى عنه بالانزجار عنه لله على أكمل وجه؛ فإنَّ الذي أعطاهم الله من الأوامر والنواهي هو أفضل العطايا التي حقُّها أن تُتَلَقَّى بالشُّكر لله عليها والانقياد. والمعنى الأول ألصقُ بسياق الكلام؛ لأنَّه ذكر وصفهم في الدُّنيا وأعمالهم بقوله: {إنَّهم كانوا قبل ذلك}: الوقت الذي وصلوا به إلى النعيم {محسنين}: وهذا شاملٌ لإحسانهم بعبادة ربِّهم؛ بأن يعبدوه كأنهم يرونه؛ فإنْ لم يكونوا يرونه؛ فإنَّه يراهم، وللإحسان إلى عباد الله ببذل النفع والإحسان من مال أو علم أو جاهٍ أو نصيحةٍ أوأمرٍ بمعروف أو نهي عن منكرٍ، أو غير ذلك من وجوه البرِّ وطرق الخيرات، حتى إنَّه يدخُلُ في ذلك الإحسان بالقول والكلام الليِّن والإحسان إلى المماليك والبهائم المملوكة وغير المملوكة.
(16) ﴾ ءَاخِذِينَ مَآ ءَاتَىٰهُمۡ رَبُّهُمۡۚ ﴿ "Sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka," kemungkinan makna ayat ini adalah penduduk surga diberi berbagai nikmat oleh Rabb mereka, mereka mengambilnya secara suka cita, jiwa mereka bahagia. Mereka tidak menginginkan pengganti nikmat tersebut dan mereka tidak ingin mencari yang lain. Masing-masing penduduk surga mendapatkan berbagai kenikmatan yang membuatnya tidak meminta lebih. Ke-mungkinan juga makna ayat ini menjelaskan sifat-sifat orang yang bertakwa di dunia, mereka menerima apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah سبحانه وتعالى, perintah dan larangan itu diterima dengan lapang dada seraya tunduk dan patuh terhadap perintah Allah سبحانه وتعالى dengan dilaksanakan secara sempurna dan menjauhi larangan Allah سبحانه وتعالى secara sempurna. Perintah dan larangan yang diberikan kepada mereka itu merupakan karunia terbesar yang berhak disyu-kuri dan ditaati. Makna pertama sesuai dengan redaksi ayat, sebab Allah سبحانه وتعالى menyebutkan sifat-sifat orang yang bertakwa ketika di dunia dan amalan-amalan mereka, ﴾ إِنَّهُمۡ كَانُواْ قَبۡلَ ذَٰلِكَ ﴿ "Sesungguhnya mereka se-belum itu," pada saat mendapatkan kenikmatan adalah, ﴾ مُحۡسِنِينَ ﴿ "orang-orang yang berbuat baik." Kebaikan di sini mencakup kebaikan mereka dalam menyembah Rabb mereka, mereka menyembahNya seolah-olah mereka melihatNya, meski mereka tidak melihatNya tapi Dia melihat mereka. Kebaikan tersebut juga mencakup berbuat baik terhadap sesama hamba Allah سبحانه وتعالى dengan mencurahkan ber-bagai manfaat serta kebaikan berupa harta, ilmu, jabatan, nasihat, perintah untuk kebaikan, larangan dari kemungkaran atau kebaikan lainnya hingga kebaikan tersebut mencakup berbuat baik dalam perkataan lembut dan berbuat baik terhadap budak dan hewan, baik yang dimiliki maupun tidak.
#
{17} ومن أفضل أنواع الإحسان في عبادة الخالق صلاةُ الليل الدالَّة على الإخلاص وتواطؤ القلب واللسان، ولهذا قال: {كانوا}؛ أي: المحسنون، {قليلاً من الليل ما يَهْجَعونَ}؛ أي: كان هجوعهم؛ أي: نومهم بالليل قليلاً، وأمَّا أكثر الليل؛ فإنَّهم قانتون لربِّهم، ما بين صلاة وقراءة وذكر ودعاء وتضرُّع.
(17) (Jenis) kebaikan yang paling utama dalam menyembah Sang Maha Pencipta adalah shalat malam yang menunjukkan ke-ikhlasan serta kesesuaian antara hati dan lisan. Karena itulah Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ كَانُواْ ﴿ "Mereka," orang-orang yang berbuat baik ter-sebut, ﴾ قَلِيلٗا مِّنَ ٱلَّيۡلِ مَا يَهۡجَعُونَ ﴿ "sedikit sekali tidur di waktu malam," artinya, tidur mereka hanya sebentar, kebanyakan mereka melakukan ketaatan terhadap Rabb mereka antara shalat, membaca al-Qur`an, berdzikir, berdoa, dan menundukkan hati.
#
{18} {وبالأسحار}: التي هي قبيل الفجر، {هم يستغفرونَ}: الله تعالى، فمدُّوا صلاتهم إلى السحر، ثم جلسوا في خاتمة قيامهم بالليل يستغفرون الله تعالى استغفار المذنبِ لذنبه. وللاستغفار بالأسحار فضيلةٌ وخصيصةٌ ليست لغيره؛ كما قال تعالى في وصف أهل الإيمان والطاعة: {والمستغفرين بالأسحار}.
(18) ﴾ وَبِٱلۡأَسۡحَارِ ﴿ "Dan di akhir-akhir malam," yaitu sebelum fajar, ﴾ هُمۡ يَسۡتَغۡفِرُونَ ﴿ "mereka memohon ampun (kepada Allah)." Mereka melaksanakan shalat hingga waktu sahur, kemudian duduk di akhir shalat malamnya seraya memohon ampunan Allah سبحانه وتعالى layaknya orang berdosa yang memohon ampunan atas dosanya. Memohon ampunan di waktu menjelang fajar memiliki keutamaan khusus yang tidak dimiliki pada waktu-waktu lain sebagaimana yang di-firmankan Allah سبحانه وتعالى tentang ahli iman dan taat, ﴾ وَٱلۡمُسۡتَغۡفِرِينَ بِٱلۡأَسۡحَارِ 17 ﴿ "Dan orang-orang yang memohon ampunan di waktu sahur." (Ali Imran: 17).
#
{19} {وفي أموالهم حقٌّ}: واجبٌ ومستحبٌّ {للسائل والمحروم}؛ أي: للمحتاجين الذين يطلبون من الناس والذين لا يسألونهم.
(19) ﴾ وَفِيٓ أَمۡوَٰلِهِمۡ حَقّٞ ﴿ "Dan pada harta-harta mereka ada hak," yang wajib dan sunnah, ﴾ لِّلسَّآئِلِ وَٱلۡمَحۡرُومِ ﴿ "untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian," yakni, orang-orang yang memerlukan, baik yang meminta-minta maupun tidak.
Ayah: 20 - 23 #
{وَفِي الْأَرْضِ آيَاتٌ لِلْمُوقِنِينَ (20) وَفِي أَنْفُسِكُمْ أَفَلَا تُبْصِرُونَ (21) وَفِي السَّمَاءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ (22) فَوَرَبِّ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِنَّهُ لَحَقٌّ مِثْلَ مَا أَنَّكُمْ تَنْطِقُونَ (23)}
"Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin, dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan. Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rizkimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepada-mu." (Adz-Dzariyat: 20-22). "Maka demi Rabb langit dan bumi, sesungguhnya yang dijan-jikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan." (Adz-Dzariyat: 23).
#
{20} يقول تعالى داعياً عباده إلى التفكُّر والاعتبار: {وفي الأرضِ آياتٌ للموقِنينَ}: وذلك شاملٌ لنفس الأرض وما فيها من جبال وبحارٍ وأنهارٍ وأشجارٍ ونباتٍ تدلُّ المتفكِّر فيها، المتأمِّل لمعانيها على عظمة خالقها وسعة سلطانه وعميم إحسانه وإحاطة علمه بالظواهر والبواطن.
(20) Allah سبحانه وتعالى berfirman seraya menyeru hamba-hambaNya untuk berpikir dan merenung, ﴾ وَفِي ٱلۡأَرۡضِ ءَايَٰتٞ لِّلۡمُوقِنِينَ ﴿ "Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin," dan ini mencakup bumi serta segala sesuatu yang terdapat di bumi, seperti gunung, lautan, sungai, pepohonan, tanaman yang menun-jukkan bagi siapa pun yang memikirkan serta merenungkannya akan keagungan Penciptanya serta luas kekuasaanNya, kebaikan-Nya yang menyeluruh, pengetahuanNya yang meliputi segala sesuatu, baik yang nampak maupun tidak.
#
{21} وكذلك في نفس العبد من العِبَرِ والحكمة والرحمة ما يدلُّ على أنَّ الله واحدٌ أحدٌ فردٌ صمدٌ ، وأنَّه لم يخلق الخلق سدىً.
(21) Begitu juga terdapat pelajaran, hikmah serta rahmat pada diri manusia yang menunjukkan bahwa Allah سبحانه وتعالى Maha Esa, Tunggal dan Tempat Bergantung dan sesembahan yang tidak men-ciptakan makhluk dengan sia-sia.
#
{22} وقوله: {وفي السماء رزقُكُم}؛ أي: مادة رزقكم من الأمطار وصنوف الأقدار؛ الرزق الدينيُّ والدنيويُّ، وما توعدونه من الجزاء في الدنيا والآخرة؛ فإنَّه ينزل من عند الله كسائر الأقدار.
(22) Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ وَفِي ٱلسَّمَآءِ رِزۡقُكُمۡ ﴿ "Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rizkimu," yaitu bahan baku rizki kalian berupa hujan dan berbagai jenis ketentuan takdir, rizki dunia dan akhirat serta janji balasan dunia dan akhirat yang diberikan kepada kalian. Ba-lasan itu turun dari sisi Allah سبحانه وتعالى seperti halnya takdir-takdir lainnya.
#
{23} فلما بيَّن الآيات ونبَّه عليها تنبيهاً ينتبه به الذكيُّ اللبيبُ؛ أقسم تعالى على أنَّ وعده وجزاءه حقٌّ، وشبَّه ذلك بأظهر الأشياء لنا، وهو النُّطق، فقال: {فوربِّ السماءِ والأرضِ إنَّه لَحَقٌّ مثلما أنَّكم تَنطِقونَ}؛ فكما أنَّكم لا تشكُّون في نطقكم؛ فكذلك ينبغي أن لا يعترِيَكم الشكُّ في البعث والجزاء.
(23) Setelah Allah سبحانه وتعالى menjelaskan tanda-tanda kebesaranNya serta memperingatkannya yang hanya bisa dipahami oleh orang yang cerdas dan berakal, selanjutnya Allah سبحانه وتعالى bersumpah bahwa janji dan balasanNya adalah benar, Allah سبحانه وتعالى menyamakan janji itu dengan segala sesuatu yang nampak pada kita, yaitu ucapan, karena itulah Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَوَرَبِّ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ إِنَّهُۥ لَحَقّٞ مِّثۡلَ مَآ أَنَّكُمۡ تَنطِقُونَ ﴿ "Maka demi Rabb langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikan itu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan," sebagaimana kalian tidak ragu bahwa kalian bisa berbicara, seperti itulah seharusnya kalian tidak meragukan hari kebangkitan dan pembalasan.
Ayah: 24 - 37 #
{هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ ضَيْفِ إِبْرَاهِيمَ الْمُكْرَمِينَ (24) إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلَامًا قَالَ سَلَامٌ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ (25) فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ (26) فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ (27) فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ (28) فَأَقْبَلَتِ امْرَأَتُهُ فِي صَرَّةٍ فَصَكَّتْ وَجْهَهَا وَقَالَتْ عَجُوزٌ عَقِيمٌ (29) قَالُوا كَذَلِكِ قَالَ رَبُّكِ إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيمُ الْعَلِيمُ (30) قَالَ فَمَا خَطْبُكُمْ أَيُّهَا الْمُرْسَلُونَ (31) قَالُوا إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمٍ مُجْرِمِينَ (32) لِنُرْسِلَ عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ طِينٍ (33) مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَ لِلْمُسْرِفِينَ (34) فَأَخْرَجْنَا مَنْ كَانَ فِيهَا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (35) فَمَا وَجَدْنَا فِيهَا غَيْرَ بَيْتٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ (36) وَتَرَكْنَا فِيهَا آيَةً لِلَّذِينَ يَخَافُونَ الْعَذَابَ الْأَلِيمَ (37)}.
"Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yakni malaikat-malaikat) yang dimuliakan. (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan, 'Salaman,' Ibrahim menjawab, 'Salamun' (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal. Maka dia pergi dengan diam-diam me-nemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar), lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim ber-kata, 'Silahkan kamu makan.' (Tetapi mereka tidak mau makan) karena itu Ibrahim merasa takut kepada mereka. Mereka berkata, 'Janganlah kamu takut,' dan mereka memberi kabar gembira kepa-danya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak). Kemu-dian istrinya datang memekik (tercengang) lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata, '(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul.' Mereka berkata, 'Demikianlah Rabbmu menfirmankan.' Sesungguhnya Dia-lah Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengeta-hui. Ibrahim bertanya, 'Apakah urusanmu hai para utusan.' Mereka menjawab, 'Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth), agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah (yang keras), yang ditandai di sisi Rabbmu untuk (membina-sakan) orang-orang yang melampaui batas.' Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu. Dan Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri. Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut pada siksa yang pedih'." (Adz-Dzariyat: 24-37).
#
{24} يقول تعالى: {هل أتاك}؛ أي: أما جاءك؟ {حديثُ ضيفِ إبراهيمَ المُكْرَمينَ}: ونبأهُم الغريب العجيب، وهم الملائكة الذين أرسلهم الله لإهلاك قوم لوطٍ، وأمرهم بالمرور على إبراهيم، فجاؤوه في صورة أضياف.
(24) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ هَلۡ أَتَىٰكَ ﴿ "Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad)," artinya, bukankah telah datang kepadamu ﴾ حَدِيثُ ضَيۡفِ إِبۡرَٰهِيمَ ٱلۡمُكۡرَمِينَ ﴿ "cerita tentang tamu Ibrahim (yakni malaikat-malaikat) yang dimuliakan," cerita mereka itu aneh dan ajaib, mereka adalah para malaikat yang diutus Allah سبحانه وتعالى untuk membinasakan kaum Nabi Luth عليه السلام, mereka diperintahkan untuk menemui Ibrahim dalam wujud para tamu.
#
{25} {إذْ دَخَلوا عليه فقالوا سلاماً قال}: مجيباً لهم: {سلامٌ}؛ أي: عليكم، {قومٌ منكَرون}؛ أي: أنتم قوم منكَرون، فأحبُّ أن تعرِّفوني بأنفسكم، ولم يعرفهم إلاَّ بعد ذلك.
(25) ﴾ إِذۡ دَخَلُواْ عَلَيۡهِ فَقَالُواْ سَلَٰمٗاۖ قَالَ ﴿ "(Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan, 'Salaman,' Ibrahim menjawab" mereka, ﴾ سَلَٰمٞ ﴿ "Salamun," atas kalian. ﴾ قَوۡمٞ مُّنكَرُونَ ﴿ "(Kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal." Artinya, kalian adalah orang-orang yang tidak di-kenal, aku ingin kalian mengenalkan diri kalian kepadaku. Ibrahim belum mengenalnya kecuali setelah itu.
#
{26} ولهذا راغ {إلى أهلِهِ}؛ أي: ذهب سريعاً في خفيةٍ ليحضر لهم قِراهم، {فجاء بعجلٍ سمينٍ}.
(26) Karena itu, Ibrahim pergi diam-diam ﴾ إِلَىٰٓ أَهۡلِهِۦ ﴿ "mene-mui keluarganya," yakni menyelinap pergi dengan segera secara diam-diam menemui keluarganya agar menghidangkan jamuan tamu ﴾ فَجَآءَ بِعِجۡلٖ سَمِينٖ ﴿ "kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar)."
#
{27} {فقرَّبه إليهم}: وعرض عليهم الأكل، فَـ {قَالَ ألا تأكُلونَ}؟
(27) ﴾ فَقَرَّبَهُۥٓ إِلَيۡهِمۡ ﴿ "Lalu dihidangkannya kepada mereka," yakni, Nabi Ibrahim عليه السلام menawarkan mereka supaya makan, ﴾ قَالَ أَلَا تَأۡكُلُونَ ﴿ "Ibrahim berkata, 'Silahkan kamu makan'."
#
{28} {فأوجسَ منهم خيفةً}: حين رأى أيديهم لا تصلُ إليه، {قالوا لا تخفْ}: وأخبروه بما جاؤوا له، {وبشَّروه بغلام عليم}: وهو إسحاق عليه السلام.
(28) ﴾ فَأَوۡجَسَ مِنۡهُمۡ خِيفَةٗۖ ﴿ "(Tetapi mereka tidak mau makan) karena itu Ibrahim merasa takut kepada mereka." Ketika tangan mereka tidak dapat mencapai jamuan makanan, ﴾ قَالُواْ لَا تَخَفۡۖ ﴿ "mereka berkata, 'Ja-nganlah kamu takut'." Para malaikat itu memberitahukan maksud kedatangannya, ﴾ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَٰمٍ عَلِيمٖ ﴿ "dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (berilmu)," yaitu Ishak عليه السلام.
#
{29} فلمَّا سمعت المرأةُ البشارةَ؛ {أقبلتْ}: فرحةً مستبشرةً {في صَرَّةٍ}؛ أي: صيحة، {فصكَّتْ وجهها}: وهذا من جنس ما يجري للنساء عند السرور ونحوه من الأقوال والأفعال المخالفة للطبيعة والعادة، {وقالتْ عجوزٌ عقيمٌ}؛ أي: أنَّى لي الولد وأنا عجوزٌ قد بلغتُ من السنِّ ما لا تلد معه النساء! ومع ذلك؛ فأنا عقيمٌ غير صالح رحمي للولادة أصلاً؛ فثمَّ مانعان، كلٌّ منهما مانعٌ من الولد، وقد ذكرت المانع الثالث في سورة هودٍ في قولها: {وهذا بعلي شيخاً إنَّ هذا لشيءٌ عجيبٌ}.
(29) Ketika istrinya mendengar berita gembira itu, ﴾ أَقْبَلَتْ﴿ "Ia datang," dengan penuh gembira, sambil ﴾ فِي صَرَّةٖ ﴿ "memekik," yakni, berteriak keras, ﴾ فَصَكَّتۡ وَجۡهَهَا ﴿ "lalu menepuk mukanya sendiri." Ini merupakan kebiasaan yang lazim dilakukan kaum wanita ketika merasa bahagia atau lainnya, baik berupa perkataan, maupun tin-dakan yang berbeda-beda berdasarkan watak dan adat, ﴾ وَقَالَتۡ عَجُوزٌ عَقِيمٞ ﴿ "seraya berkata, '(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul'." Artinya, bagaimana aku bisa akan punya anak sedangkan aku sudah tua, aku sudah berusia lanjut di mana wanita tidak bisa me-lahirkan dalam usia ini, di samping itu aku juga mandul, rahimku sama sekali tidak bisa dipakai untuk melahirkan. Ini adalah dua penghalang di mana masing-masing dari keduanya menghalangi seseorang untuk punya anak. Istri Ibrahim عليه السلام menyebutkan peng-halang ketiga sebagaimana yang disebutkan dalam surat Hud, ﴾ وَهَٰذَا بَعۡلِي شَيۡخًاۖ إِنَّ هَٰذَا لَشَيۡءٌ عَجِيبٞ 72 ﴿ "Dan ini suamiku dalam keadaan yang sudah tua pula. Sesungguh-nya ini benar-benar suatu yang sangat aneh." (Hud: 72).
#
{30} {قالوا كذلِكِ قال رَبُّكِ}؛ أي: الله الذي قدَّر ذلك وأمضاه؛ فلا عجب في قدرة الله [تعالى]، {إنَّه هو الحكيم العليم}؛ أي: الذي يضع الأشياء مواضعها، وقد وسعَ كلَّ شيء علماً، فسلِّموا لحكمه، واشكروه على نعمته.
(30) ﴾ قَالُواْ كَذَٰلِكِ قَالَ رَبُّكِۖ ﴿ "Mereka berkata, 'Demikianlah Rabbmu menfirmankan'." Artinya, Allah سبحانه وتعالى lah yang menentukan hal itu dan pasti akan mewujudkannya, tidak ada takdir Allah سبحانه وتعالى yang aneh. ﴾ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡحَكِيمُ ٱلۡعَلِيمُ ﴿ "Sesungguhnya Dia-lah Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui." Allah yang meletakkan segala sesuatu di tem-patnya masing-masing, ilmuNya meliputi segala sesuatu, karena itu terimalah kebijaksanaanNya dan bersyukurlah atas nikmatNya.
#
{31} {قال فما خطبُكم أيُّها المرسلونَ} ؛ أي: قال لهم إبراهيم عليه السلام: ما شأنُكم أيُّها المرسلون؟! وماذا تريدون؟! لأنَّه استشعر أنهم رسلٌ أرسلهم الله لبعض الشؤون المهمَّة.
(31) ﴾ قَالَ فَمَا خَطۡبُكُمۡ أَيُّهَا ٱلۡمُرۡسَلُونَ ﴿ "Ibrahim bertanya, 'Apakah urusan-mu hai para utusan'." Yakni Nabi Ibrahim bertanya kepada mereka, "Apa keperluan kalian wahai para utusan, dan apa yang kalian inginkan?" Karena Nabi Ibrahim merasa bahwa para tamunya itu adalah utusan yang diutus oleh Allah سبحانه وتعالى untuk suatu keperluan penting.
#
{32} {قالوا إنَّا أرْسِلْنا إلى قوم مجرمينَ}: وهم قومُ لوطٍ، قد أجرموا بإشراكهم بالله وتكذيبهم لرسولهم وإتيانهم الفاحشة التي لم يَسْبِقْهم إليها أحدٌ من العالمين.
(32) ﴾ قَالُوٓاْ إِنَّآ أُرۡسِلۡنَآ إِلَىٰ قَوۡمٖ مُّجۡرِمِينَ ﴿ "Mereka menjawab, 'Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa'," yakni, kaum Nabi Luth, me-reka berbuat dosa dengan menyekutukan Allah سبحانه وتعالى, mendustakan rasul mereka, melakukan perbuatan keji yang belum pernah dila-kukan seorang pun dari seluruh alam.
#
{33 ـ 34} {لنرسلَ عليهم حجارةً من طينٍ. مسوَّمةً عند ربِّكَ للمسرفينَ}؛ أي: معلَّمة على كلِّ حجرٍ اسم صاحبه؛ لأنَّهم أسرفوا وتجاوزوا الحدَّ. فجعل إبراهيمُ يجادِلُهم في قوم لوطٍ، لعلَّ الله يدفعُ عنهم العذاب، فقيل له: {يا إبراهيمُ أعْرِضْ عن هذا إنَّه قد جاء أمرُ رَبِّك وإنَّهم آتيهم عذابٌ غيرُ مردودٍ}.
(33-34) ﴾ لِنُرۡسِلَ عَلَيۡهِمۡ حِجَارَةٗ مِّن طِينٖ 33 مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَ لِلۡمُسۡرِفِينَ 34 ﴿ "Agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah (yang keras), yang ditandai di sisi Rabbmu untuk (membinasakan) orang-orang yang melampaui batas," yakni, masing-masing batu diberi tanda berupa nama orang yang ditimpakan padanya, karena mereka telah berlebih-lebihan dan melampaui batas, kemudian Ibrahim mendebat tamunya ten-tang kaum Nabi Luth عليه السلام agar Allah سبحانه وتعالى menolak azab dari mereka, dikatakan kepadanya, ﴾ يَٰٓإِبۡرَٰهِيمُ أَعۡرِضۡ عَنۡ هَٰذَآۖ إِنَّهُۥ قَدۡ جَآءَ أَمۡرُ رَبِّكَۖ وَإِنَّهُمۡ ءَاتِيهِمۡ عَذَابٌ غَيۡرُ مَرۡدُودٖ 76 ﴿ "Hai Ibrahim, tinggalkanlah soal jawab ini, sesungguhnya telah datang ketetapan Rabbmu, dan sesungguhnya mereka itu akan didatangi azab yang tidak dapat ditolak." (Hud: 76).
#
{35 ـ 36} {فأخْرَجْنا من كان فيها من المؤمنينَ. فما وَجَدْنا فيها غيرَ بيتٍ من المسلمين}: وهم بيتُ لوطٍ عليه السلام؛ إلاَّ امرأتَه؛ فإنَّها من المهلكين.
(35-36) ﴾ فَأَخۡرَجۡنَا مَن كَانَ فِيهَا مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ 35 فَمَا وَجَدۡنَا فِيهَا غَيۡرَ بَيۡتٖ مِّنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ 36 ﴿ "Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu. Dan Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri," yakni rumah keluarga Nabi Luth عليه السلام kecuali istrinya karena termasuk orang-orang yang akan dibinasakan.
#
{37} {وتركْنا فيها آيةً للذين يخافون العذابَ الأليمَ}: يعتبرون بها ويعلمون أنَّ الله شديدُ العقاب، وأنَّ رسلَه صادقون مصدوقون.
(37) ﴾ وَتَرَكۡنَا فِيهَآ ءَايَةٗ لِّلَّذِينَ يَخَافُونَ ٱلۡعَذَابَ ٱلۡأَلِيمَ ﴿ "Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut pada siksa yang pedih," agar mereka dapat mengambil pelajaran dan mengetahui bahwa siksaan Allah سبحانه وتعالى, sangat dahsyat dan sesungguhnya semua rasul-Nya adalah orang-orang yang benar lagi dibenarkan.
PASAL Di dalam kisah ini terdapat beberapa hikmah dan hukum: Pertama, di antara hikmah kisah yang dituturkan Allah سبحانه وتعالى kepada para hambaNya tentang orang-orang baik dan orang-orang keji, adalah agar para hamba bisa mengambil pelajaran dari mereka dan sampai di manakah kondisi mereka. Kedua, keutamaan Nabi Ibrahim عليه السلام, kekasih Allah سبحانه وتعالى, di mana Allah سبحانه وتعالى memulai kisah kaum Nabi Luth عليه السلام dengan kisah Nabi Ibrahim عليه السلام, yang menunjukkan perhatian Allah سبحانه وتعالى terhadap kondisinya. Ketiga, anjuran menjamu tamu. Menjamu tamu termasuk salah satu sunnah Nabi Ibrahim عليه السلام, kekasih Allah سبحانه وتعالى, di mana Allah سبحانه وتعالى memerintahkan Nabi Muhammad a dan umatnya untuk mengikuti Agama Ibrahim عليه السلام. Kisah yang disebutkan Allah سبحانه وتعالى dalam topik ini adalah sebagai pujian dan sanjungan untuk Nabi Ibrahim عليه السلام. Keempat, tamu harus dihormati dengan berbagai macam penghormatan, baik dengan perkataan maupun perbuatan, sebab Allah سبحانه وتعالى menggambarkan tamu-tamu Ibrahim عليه السلام sebagai orang-orang yang dimuliakan. Artinya, mereka dimuliakan oleh Ibrahim عليه السلام. Allah سبحانه وتعالى menggambarkan bagaimana jamuan yang dilakukan Nabi Ibrahim عليه السلام, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Dan para tamu Nabi Ibrahim عليه السلام juga dimuliakan di sisi Allah سبحانه وتعالى. Kelima, rumah Nabi Ibrahim عليه السلام menjadi tempat persing-gahan tamu yang datang di malam hari, sebab para tamu Ibrahim عليه السلام itu langsung masuk tanpa izin, namun menempuh cara beradab dengan memulai salam, kemudian Nabi Ibrahim عليه السلام membalas salam mereka secara lengkap dan sempurna. Balasan salam yang disebutkan Ibrahim berbentuk jumlah ismiyyah yang menunjukkan keteguhan dan ketetapan. Keenam, anjuran untuk mengenal orang yang datang atau ketika terjadi semacam interaksi dengan seseorang, karena hal itu memiliki banyak manfaat. Ketujuh, sopan santun Nabi Ibrahim عليه السلام dan kelembutannya ketika berbicara, karena beliau berkata, "Kaum yang tidak dikenal," tidak berkata, "Aku tidak mengenal kalian," terdapat perbedaan jelas antara kedua kata tersebut. Kedelapan, bersegera dalam menjamu tamu, sebab kebaikan yang paling utama adalah yang segera. Karena itulah Ibrahim عليه السلام segera menghidangkan jamuan makanan untuk para tamunya. Kesembilan, hewan sembelihan yang sudah ada yang telah disiapkan untuk selain tamu sebelum tamu datang lalu disuguh-kan untuk tamu bukan suatu penghinaan sama sekali, namun hal itu sebagai salah satu bentuk memuliakan tamu sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim عليه السلام. Allah سبحانه وتعالى sendiri memberitahukan bahwa para tamunya adalah terhormat. Kesepuluh, Ibrahim adalah orang yang menjamu tamunya meski dia adalah kekasih Allah Yang Maha Pengasih dan pemim-pin para orang yang menjamu tamu. Kesebelas, Ibrahim menyuguhkan makanan di tempat yang dekat dengan para tamu, tidak diletakkan di tempat yang agak jauh dengan mengatakan, "Silahkan," atau "Datangilah," karena hal itu lebih mudah dan lebih baik. Kedua belas, melayani tamu dengan perkataan yang lembut khususnya ketika menghidangkan makanan, seperti yang dilaku-kan Ibrahim عليه السلام yang menyuguhkan makanan dengan tutur kata yang lembut, "Apakah kalian tidak makan?" Bukan dengan tutur kata, "Makanlah," dan tutur kata lain yang lebih baik lagi, boleh meng-gunakan etika menawarkan makanan untuk tamu dengan kata, "Apakah kalian tidak makan?" "Apakah kalian tidak mempersilah-kan diri kalian?" "Kami mendapatkan kemuliaan dan kalian berbuat baik terhadap kami…" atau kata-kata yang lain. Ketiga belas, orang yang merasa takut pada seseorang karena adanya suatu sebab, maka yang ditakuti itu harus menghilangkan perasaan takutnya dengan menyebutkan sesuatu yang bisa mem-berinya rasa aman dari rasa takut dan menentramkan kegelisahan-nya, sebagaimana yang dikatakan oleh para malaikat itu kepada Nabi Ibrahim ketika Nabi Ibrahim takut terhadap mereka, "Jangan takut," kemudian mereka memberitahukan kabar gembira yang menyenangkan setelah sebelumnya Nabi Ibrahim ketakutan. Keempat belas, Sarah, istri Nabi Ibrahim عليه السلام, begitu gembira sehingga terjadilah apa yang terjadi, dengan memukul-mukul mukanya serta tingkah lakunya yang tidak seperti biasa. Kelima belas, kemuliaan yang diberikan Allah سبحانه وتعالى kepada Nabi Ibrahim عليه السلام dan istri beliau berupa berita gembira akan lahir-nya seorang putra yang alim.
Ayah: 38 - 40 #
وقوله تعالى: {وَفِي مُوسَى إِذْ أَرْسَلْنَاهُ إِلَى فِرْعَوْنَ بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ (38) فَتَوَلَّى بِرُكْنِهِ وَقَالَ سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ (39) فَأَخَذْنَاهُ وَجُنُودَهُ فَنَبَذْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ وَهُوَ مُلِيمٌ (40)}.
Firman Allah سبحانه وتعالى, "Dan juga pada Musa (terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah) ketika Kami mengutusnya kepada Fir'aun dengan membawa mukjizat yang nyata. Maka dia (Fir'aun) berpaling (dari iman) bersama tentaranya dan berkata, 'Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila.' Maka Kami siksa dia dan tentaranya lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut, sedang dia melakukan pekerjaan yang tercela." (Adz-Dzariyat: 38-40).
#
{38} أي: {وفي موسى}: وما أرسله الله به إلى فرعون وملئه بالآيات البينات والمعجزات الظاهرات آيةٌ للذين يخافون العذاب الأليم.
(38) ﴾ وَفِي مُوسَىٰٓ ﴿ "Dan juga pada Musa (terdapat tanda-tanda ke-kuasaan Allah)," dan apa yang dititahkan Allah ketika mengutusnya kepada Fir'aun dan kaumnya, berupa ayat-ayat yang jelas serta mukjizat-mukjizat yang nyata, merupakan tanda kekuasaan Allah سبحانه وتعالى bagi mereka yang takut akan siksaan yang pedih.
#
{39} فلمَّا أتى موسى فرعون بذلك السلطان المبين؛ تولَّى فرعون {بركنِهِ}؛ أي: أعرض بجانبه عن الحقِّ، ولم يلتفتْ إليه، وقدحوا فيه أعظم القدح، فقالوا: {ساحرٌ أو مجنونٌ}؛ أي: إن موسى لا يخلوا إمَّا أن يكون ما أتى به سحراً وشعبذةً ليس من الحقِّ قي شيء، وإمَّا أن يكون مجنوناً لا يؤاخَذُ بما صدر منه لعدم عقله! هذا وقد علموا ـ خصوصاً فرعون ـ أنَّ موسى صادقٌ؛ كما قال تعالى: {وجَحَدوا بها واسْتَيْقَنَتْها أنفسُهم ظلماً وعلوًّا}، وقال موسى لفرعون: {لقد علمتَ ما أنزل هؤلاءِ إلاَّ ربُّ السمواتِ والأرض بصائرَ ... } الآية.
(39) Ketika Musa mendatangi Fir'aun dengan segala bukti yang nyata itu, Fir'aun berpaling ﴾ بِرُكۡنِهِۦ ﴿ "bersama tentaranya," yaitu berpaling dengan sisinya dari kebenaran tanpa mau menengoknya serta mencelanya dengan keras, mereka berkata, ﴾ سَٰحِرٌ أَوۡ مَجۡنُونٞ ﴿ "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila," artinya, Musa itu datang membawa sihir atau sulap, bukan datang membawa kebenaran sama sekali, atau Musa itu orang gila yang perkataannya tidak bisa dipegang karena tidak berakal. Meski demikian, mereka –khususnya Fir'aun– mengetahui bahwa Nabi Musa itu benar sebagaimana yang disebutkan dalam Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ وَجَحَدُواْ بِهَا وَٱسۡتَيۡقَنَتۡهَآ أَنفُسُهُمۡ ظُلۡمٗا وَعُلُوّٗاۚ ﴿ "Mereka menentangnya, padahal diri-diri mereka meyakininya karena kezhaliman dan kesombongan." (An-Naml: 14). Nabi Musa عليه السلام berkata kepada Fir'aun, ﴾ لَقَدۡ عَلِمۡتَ مَآ أَنزَلَ هَٰٓؤُلَآءِ إِلَّا رَبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ بَصَآئِرَ وَإِنِّي لَأَظُنُّكَ يَٰفِرۡعَوۡنُ مَثۡبُورٗا 102 ﴿ "Sungguh kamu telah mengetahui, bahwa tiada yang menurunkan mukjizat-mukjizat itu kecuali Rabb yang memelihara langit dan bumi sebagai bukti-bukti yang nyata, dan sesungguhnya aku mengira kamu, hai Fir'aun, seorang yang akan binasa." (Al-Isra`: 102).
#
{40} {فأخذْناه وجنودَه فنَبَذْناهم في اليمِّ وهو مُليمٌ}؛ أي: مذنبٌ طاغٍ عاتٍ على الله، فأخذه [اللَّهُ] أخذَ عزيزٍ مقتدرٍ.
(40) ﴾ فَأَخَذۡنَٰهُ وَجُنُودَهُۥ فَنَبَذۡنَٰهُمۡ فِي ٱلۡيَمِّ وَهُوَ مُلِيمٞ ﴿ "Maka Kami siksa dia dan tentaranya lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut, sedang dia mela-kukan pekerjaan yang tercela," yakni, pendosa, melampaui batas dan menentang Allah سبحانه وتعالى sehingga Allah سبحانه وتعالى menyiksanya dengan siksaan Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahakuat.
Ayah: 41 - 42 #
{وَفِي عَادٍ إِذْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الرِّيحَ الْعَقِيمَ (41) مَا تَذَرُ مِنْ شَيْءٍ أَتَتْ عَلَيْهِ إِلَّا جَعَلَتْهُ كَالرَّمِيمِ (42)}.
"Dan juga pada (kisah) kaum 'Ad ketika Kami kirimkan ke-pada mereka angin yang membinasakan, angin itu tidak membiar-kan suatu pun yang dilandanya, melainkan dijadikannya seperti serbuk." (Adz-Dzariyat: 41-42) .
#
{41} أي: {و} آية لهم {في عادٍ}: القبيلة المعروفة، {إذْ أرسَلْنا عليهم الريحَ العقيمَ}؛ أي: التي لا خير فيها، حين كذَّبوا نبيَّهم هوداً عليه السلام.
(41) ﴾ و َ ﴿ "Dan," terdapat tanda kekuasaan Allah سبحانه وتعالى untuk mereka ﴾ فِي عَادٍ ﴿ "pada (kisah) 'Ad," yaitu suatu kabilah yang terke-nal, ﴾ إِذۡ أَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِمُ ٱلرِّيحَ ٱلۡعَقِيمَ ﴿ "ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan," yakni yang tidak membawa kebaikan, ketika mereka mendustakan nabi mereka, Nabi Hud عليه السلام.
#
{42} {ما تَذَرُ من شيءٍ أتتْ عليه إلاَّ جَعَلَتْهُ كالرَّميم}؛ أي: كالرِّمم البالية؛ فالذي أهلكهم على قوَّتهم وبطشهم دليلٌ على كمال قوَّته واقتداره، الذي لا يعجِزُه شيء، المنتقم ممَّن عصاه.
(42) ﴾ مَا تَذَرُ مِن شَيۡءٍ أَتَتۡ عَلَيۡهِ إِلَّا جَعَلَتۡهُ كَٱلرَّمِيمِ ﴿ "Angin itu tidak membiar-kan suatu pun yang dilandanya, melainkan dijadikannya seperti serbuk," yakni seperti serbuk halus. Allah سبحانه وتعالى yang membinasakan mereka meski mereka memiliki kekuatan dan ketangguhan, merupakan bukti sempurnanya kekuatan Allah سبحانه وتعالى serta KuasaNya yang tidak terkalahkan oleh apa pun, dan membalas orang-orang yang men-durhakaiNya.
Ayah: 43 - 45 #
{وَفِي ثَمُودَ إِذْ قِيلَ لَهُمْ تَمَتَّعُوا حَتَّى حِينٍ (43) فَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ فَأَخَذَتْهُمُ الصَّاعِقَةُ وَهُمْ يَنْظُرُونَ (44) فَمَا اسْتَطَاعُوا مِنْ قِيَامٍ وَمَا كَانُوا مُنْتَصِرِينَ (45)}.
"Dan pada (kisah) kaum Tsamud ketika dikatakan kepada mereka, 'Bersenang-senanglah kamu sampai suatu waktu.' Maka mereka berlaku angkuh terhadap perintah Rabbnya, lalu mereka disambar petir sedang mereka melihatnya. Maka mereka sekali-kali tidak dapat bangun dan tidak pula mendapat pertolongan." (Adz-Dzariyat: 43-45).
#
{43} أي: {وفي ثمودَ}: آيةٌ عظيمةٌ حين أرسل الله إليهم صالحاً عليه السلام، فكذَّبوه وعاندوه، وبعث الله له الناقة آيةً مبصرةً، فلم يزدْهم ذلك إلاَّ عتُوًّا ونفوراً، {قيل لهم تمتَّعوا حتى حينٍ}.
(43) ﴾ وَفِي ثَمُودَ ﴿ "Dan pada (kisah) kaum Tsamud," terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah سبحانه وتعالى yang besar ketika Allah سبحانه وتعالى mengutus Nabi Shaleh عليه السلام kepada mereka, lalu mereka mendustakan serta me-nentangnya. Allah سبحانه وتعالى mengirimkan untuk menegaskan kerasulan beliau berupa unta sebagai tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى yang jelas, namun hal itu hanya semakin menambah mereka tinggi hati dan lari, ﴾ إِذۡ قِيلَ لَهُمۡ تَمَتَّعُواْ حَتَّىٰ حِينٖ ﴿ "ketika dikatakan kepada mereka, 'Berse-nang-senanglah kamu sampai suatu waktu'."
#
{44} {فعَتَوْا عن أمرِ ربِّهم فأخَذَتْهُمُ الصَّاعقةُ}؛ أي: الصيحة العظيمة المهلكة، {وهم ينظرونَ}: إلى عقوبتهم بأعينهم.
(44) ﴾ فَعَتَوۡاْ عَنۡ أَمۡرِ رَبِّهِمۡ فَأَخَذَتۡهُمُ ٱلصَّٰعِقَةُ ﴿ "Maka mereka berlaku angkuh terhadap perintah Rabbnya, lalu mereka disambar petir," yaitu petir yang besar dan membinasakan, ﴾ وَهُمۡ يَنظُرُونَ ﴿ "sedang mereka melihatnya," yakni, melihat hukuman mereka dengan mata kepala mereka sendiri.
#
{45} {فما استَطاعوا من قيامٍ}: ينجون به من العذاب، {وما كانوا منتصِرينَ}: لأنفسهم.
(45) ﴾ فَمَا ٱسۡتَطَٰعُواْ مِن قِيَامٖ ﴿ "Maka mereka sekali-kali tidak dapat ba-ngun," untuk menyelamatkan diri mereka dari azab, ﴾ وَمَا كَانُواْ مُنتَصِرِينَ ﴿ "dan tidak pula mendapat pertolongan," untuk diri mereka.
Ayah: 46 #
{وَقَوْمَ نُوحٍ مِنْ قَبْلُ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ (46)}.
"Dan (Kami membinasakan) kaum Nuh sebelum itu. Sesung-guhnya mereka adalah kaum yang fasik." (Adz-Dzariyat: 46).
#
{46} أي: وكذلك ما فعل الله بقوم نوح حين كذَّبوا نوحاً عليه السلام وفَسَقوا عن أمِر الله، فأرسل الله عليهم السماء والأرض بماءٍ منهمرٍ ، فأغرقهم عن آخرهم، ولم يُبْقِ من الكافرين ديَّاراً. وهذه عادة الله وسنَّتُه فيمَن عصاه.
(46) Dan seperti itu juga tindakan yang dilakukan Allah سبحانه وتعالى terhadap kaum Nabi Nuh عليه السلام ketika mereka mendustakan Nuh عليه السلام serta menyimpang dari perintah Allah سبحانه وتعالى, Allah سبحانه وتعالى mengutus air bah dari langit dan bumi kepada mereka sehingga menengge-lamkan mereka semua hingga tidak tersisa seorang kafir pun di muka bumi. Ini merupakan kebiasaan Allah سبحانه وتعالى serta sunnahNya terhadap orang-orang yang mendurhakaiNya.
Ayah: 47 - 51 #
{وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ (47) وَالْأَرْضَ فَرَشْنَاهَا فَنِعْمَ الْمَاهِدُونَ (48) وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (49) فَفِرُّوا إِلَى اللَّهِ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ (50) وَلَا تَجْعَلُوا مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ إِنِّي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ مُبِينٌ (51)}.
"Dan langit itu Kami bangun dengan tangan-tangan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya. Dan bumi itu Kami hamparkan; maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami). Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah. Maka segeralah kembali kepada (menaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pem-beri peringatan yang nyata dari Allah untukmu. Dan janganlah kamu mengadakan sesembahan yang lain di samping Allah. Se-sungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu." (Adz-Dzariyat: 47-51).
#
{47} يقول تعالى مبيِّناً لقدرته العظيمة: {والسماءَ بَنَيْناها}؛ أي: خلقناها وأتقنَّاها وجَعَلْناها سقفاً للأرض وما عليها، {بأيْدٍ}؛ أي: بقوَّةٍ وقدرةٍ عظيمةٍ، {وإنَّا لَموسعونَ}: لأرجائها وأنحائها، وإنَّا لموسعون أيضاً على عبادنا بالرِّزق الذي ما ترك دابَّة في مهامه القفارِ ولُجج البحارِ وأقطار العالم العلويِّ والسفليِّ إلاَّ وأوصل إليها من الرزق ما يكفيها، وساق إليها من الإحسان ما يُغنيها. فسبحان من عمَّ بجوده جميع المخلوقات، وتبارك الذي وسعتْ رحمتُه جميع البريَّات.
(47) Allah سبحانه وتعالى berfirman menjelaskan KuasaNya yang agung, ﴾ وَٱلسَّمَآءَ بَنَيۡنَٰهَا ﴿ "Dan langit itu Kami bangun," artinya, Kami ciptakan, Kami sempurnakan dan Kami jadikan atap untuk bumi dan apa pun yang berada di atas bumi, ﴾ بِأَيۡيْدٖ ﴿ "dengan tangan-tangan (Kami)," yakni, dengan kekuatan dan Kuasa yang besar, ﴾ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ ﴿ "dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya," sisi-sisi dan arah-arahnya, dan sesungguhnya Kami juga meluaskan untuk hamba-hamba Kami dengan rizki yang mana Allah tidak meninggalkan satu binatang pun di dalam sarangnya, binatang yang berada di gelombang samudera dan yang berada di seluruh kawasan bumi, baik di dataran tinggi maupun rendah, melainkan rizki yang men-cukupinya pasti sampai padanya, kebaikan Allah سبحانه وتعالى yang mencu-kupinya sampai padanya. Mahasuci Dzat yang kemuliaanNya mencakup seluruh makhluk, Mahasuci Dzat yang rahmatNya me-liputi seluruh manusia.
#
{48} {والأرضَ فَرَشْناها}؛ أي: جعلناها فراشاً للخلق يتمكَّنون فيها من كلِّ ما تتعلَّق به مصالحهم من مساكنَ وغراسٍ وزرعٍ وحرثٍ وجلوسٍ وسلوكٍ للسُّبل الموصلة إلى مقاصدهم ومآربهم. ولمَّا كان الفراشُ قد يكون صالحاً للانتفاع من كلِّ وجهٍ، وقد يكون من وجهٍ دون وجهٍ؛ أخبر تعالى أنه مَهَدَها أحسنَ مهادٍ على أكمل الوجوه وأحسنها، وأثنى على نفسه بذلك، فقال: {فنعمَ الماهِدونَ}: الذي مَهَدَ لعبادِهِ ما اقتضتْه حكمتُه ورحمتُه.
(48) ﴾ وَٱلۡأَرۡضَ فَرَشۡنَٰهَا ﴿ "Dan bumi itu Kami hamparkan," artinya, Kami menjadikan bumi sebagai hamparan bagi makhluk yang memungkinkan bagi mereka hidup di bumi dengan berbagai hal yang berkaitan dengan kepentingan mereka seperti tempat tinggal, tanaman, buah-buahan, tempat duduk, serta berbagai cara yang menghantarkan mereka pada maksud dan tujuan mereka. Karena hamparan itu bisa dimanfaatkan dari berbagai segi, bisa juga di-manfaatkan untuk satu sisi saja. Allah سبحانه وتعالى memberitahukan bahwa Dia menghamparkan bumi dengan sebaik-baiknya dan secara sempurna, Dia juga memuji diriNya sendiri karena hal itu seraya berkata, ﴾ فَنِعۡمَ ٱلۡمَٰهِدُونَ ﴿ "Maka sebaik-baik yang menghamparkan," yang menghamparkan untuk para hambaNya sesuai keputusan hikmah dan rahmatNya.
#
{49} {ومن كلِّ شيءٍ خَلَقْنا زوجين}؛ أي: صنفين ذكرٍ وأنثى من كلِّ نوع من أنواع الحيوانات، {لعلَّكم تذكَّرونَ}: لنعم اللهِ التي أنعم بها عليكم في تقدير ذلك وحكمتِهِ؛ حيث جعل ما هو السبب لبقاء نوع الحيوانات كلها؛ لتقوموا بتنميتها وخدمتها وتربيتها فيحصل من ذلك ما يحصل من المنافع.
(49) ﴾ وَمِن كُلِّ شَيۡءٍ خَلَقۡنَا زَوۡجَيۡنِ ﴿ "Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan," dua jenis, lelaki dan perempuan pada semua jenis hewan ﴾ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ ﴿ "supaya kamu mengingat," nikmat-nikmat Allah سبحانه وتعالى yang dikaruniakan kepada kalian berdasarkan takdir dan hikmahNya yang menjadikannya sebagai penyebab bertahannya berbagai jenis hewan agar kalian para manusia bisa mengembang-kan dan merawatnya sehingga akan didapatkan berbagai macam manfaat.
#
{50} فلما دعا العبادَ إلى النظر إلى آياته الموجبة لخشيته والإنابة إليه؛ أمر بما هو المقصود من ذلك، وهو الفرارُ إليه؛ أي: الفرار مما يكرهه الله ظاهراً وباطناً إلى ما يحبُّه ظاهراً وباطناً، فرارٌ من الجهل إلى العلم، ومن الكفر إلى الإيمان، ومن المعصية إلى الطاعة، من الغفلة إلى الذِّكر؛ فمن استكمل هذه الأمور؛ فقد استكمل الدين كلَّه، وزال عنه المرهوب، وحصل له غايةُ المراد والمطلوب. وسمى الله الرجوع إليه فراراً؛ لأنَّ في الرجوع إلى غيره أنواعَ المخاوف والمكاره، وفي الرجوع إليه أنواعَ المحابِّ والأمن والسرور والسعادة والفوزِ، فيفرُّ العبدُ من قضائه وقدره إلى قضائه وقدره، وكلُّ مَنْ خِفْتَ منه فررتَ منه إلاَّ الله تعالى؛ فإنَّه بحسب الخوف منه يكون الفرارُ إليه، {إنِّي لكُم منه نذيرٌ مبينٌ}؛ أي: منذرٌ لكم من عذاب الله ومخوِّفٌ بيِّن النذارة.
(50) Tatkala Allah سبحانه وتعالى menyeru para hamba untuk melihat tanda-tanda kekuasaanNya yang mengharuskan mereka takut dan kembali padaNya, selanjutnya Allah memerintahkan sesuatu yang menjadi tujuan dari seruan itu, yaitu lari (mendekat) kepada-Nya, maksudnya lari dan menjauh dari semua yang dibenci Allah سبحانه وتعالى secara lahir dan batin menuju yang dicintai Allah سبحانه وتعالى secara lahir dan batin, lari dari kebodohan menuju ilmu, lari dari kekufuran menuju keimanan, lari dari kemaksiatan menuju ketaatan, lari dari kelalaian menuju kewaspadaan. Siapa pun yang memenuhi semua hal tersebut, maka dia telah menyempurnakan agama secara kese-luruhan, semua yang ditakuti akan lenyap darinya dan akan mem-peroleh tujuan yang diinginkan. Allah سبحانه وتعالى menyebut kembali kepadaNya sebagai lari, sebab kembali pada selain Allah سبحانه وتعالى terdapat berbagai hal yang ditakuti dan tidak diinginkan sedangkan kembali kepada Allah سبحانه وتعالى terdapat berbagai hal yang disenangi, keamanan, kesenangan, kebahagiaan dan keberuntungan. Manusia lari dari Qadha` dan Qadar menuju Qadha` dan Qadar. Semua orang yang engkau takuti hendaklah engkau jauhi kecuali Allah سبحانه وتعالى, karena hanya sekedar takut saja, maka itu berarti engkau telah berlari menuju kepadaNya. ﴾ إِنِّي لَكُم مِّنۡهُ نَذِيرٞ مُّبِينٞ ﴿ "Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu," yakni pemberi peringatan untuk kalian akan azab Allah سبحانه وتعالى serta agar kalian takut dengan peringatan yang jelas.
#
{51} {ولا تَجْعَلوا مع الله إلهاً آخرَ}: هذا من الفرار إلى الله، بل هذا أصلُ الفرارِ إليه: أنْ يَفِرَّ العبدُ من اتِّخاذ آلهةٍ غير الله من الأوثان والأندادِ والقبورِ وغيرها مما عُبِدَ من دون الله، ويخلِصَ [العبدُ] لربِّه العبادة والخوف والرجاء والدعاء والإنابة.
(51) ﴾ وَلَا تَجۡعَلُواْ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَۖ ﴿ "Dan janganlah kamu mengadakan sesembahan yang lain di samping Allah سبحانه وتعالى." Ini adalah termasuk salah satu bentuk berlari menuju Allah سبحانه وتعالى bahkan inilah asal mula mak-sud berlari menuju Allah سبحانه وتعالى, lari dari menjadikan sesembahan selain Allah سبحانه وتعالى berupa patung, sekutu, kubur dan lainnya yang disembah selain Allah سبحانه وتعالى untuk kemudian mengikhlaskan ibadah, takut, peng-harapan, doa, dan kembali hanya kepada Allah.
Ayah: 52 - 53 #
{كَذَلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ (52) أَتَوَاصَوْا بِهِ بَلْ هُمْ قَوْمٌ طَاغُونَ (53)}.
"Demikianlah, tidak seorang rasul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan, 'Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila.' Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu? Sebenarnya me-reka adalah kaum yang melampaui batas." (Adz-Dzariyat: 52-53).
#
{52} يقول الله مسلياً لرسوله - صلى الله عليه وسلم - عن تكذيب المشركين بالله، المكذِّبين له، القائلين فيه من الأقوال الشنيعة ما هو منزَّه عنه، وأنَّ هذه الأقوال ما زالتْ دأباً وعادةً للمجرمين المكذِّبين للرسل؛ فما أرسل اللهُ من رسول؛ إلاَّ رماه قومُه بالسحر أو الجنون.
(52) Allah سبحانه وتعالى berfirman menghibur RasulNya a dari pen-dustaan kaum musyrikin terhadap Allah سبحانه وتعالى dan mendustakan beliau, mereka mengatakan dengan berbagai kata-kata keji yang Mahasuci Allah dari kata-kata itu. Kata-kata itu senantiasa menjadi kebiasaan dan adat para pendosa yang mendustakan para rasul. Tidaklah Allah سبحانه وتعالى mengutus seorang utusan melainkan dituduh oleh kaumnya sebagai penyihir maupun orang gila.
#
{53} يقول الله تعالى: هذه الأقوال التي صَدَرَتْ منهم ـ الأولين والآخرين ـ هل هي أقوالٌ تواصَوْا بها، ولقَّن بعضُهم بعضاً بها؛ فلا يُستغرب بسبب ذلك اتِّفاقهم عليها؟! أم {هم قومٌ طاغونَ}؛ تشابهتْ قلوبُهم وأعمالهم بالكفر والطُّغيان، فتشابهت أقوالُهم الناشئة عن طغيانهم؟! وهذا هو الواقع؛ كما قال تعالى: {وقال الذين لا يعلمون لولا يُكَلِّمُنا الله أو تأتينا آيةٌ كذلك قال الذينَ من قَبْلِهِم مثلَ قولِهِم تشابهتْ قلوبُهم}، وكذلك المؤمنون لمَّا تشابهتْ قلوبُهم بالإذعان للحقِّ وطلبه والسعي فيه؛ بادروا إلى الإيمان برسُلِهم وتعظيمهم وتوقيرهم وخطابهم بالخطاب اللائق بهم.
(53) Allah سبحانه وتعالى berfirman bahwa perkataan-perkataan yang mereka ungkapkan, baik orang-orang yang terdahulu maupun yang datang kemudian, tidak lain merupakan perkataan yang sa-ling mereka wasiatkan, mereka mentransformasikannya satu sama lain, maka tidak perlu heran kalau perkataan mereka itu sama, atau bahkan ﴾ بَلۡ هُمۡ قَوۡمٞ طَاغُونَ ﴿ "sebenarnya mereka adalah kaum yang melam-paui batas," hati dan perbuatan mereka serupa dengan kekufuran dan melampaui batas sehingga perkataan mereka yang sama itu muncul dari perbuatan mereka yang melampaui batas. Dan inilah nyatanya sebagaimana yang disebutkan dalam Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ وَقَالَ ٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَ لَوۡلَا يُكَلِّمُنَا ٱللَّهُ أَوۡ تَأۡتِينَآ ءَايَةٞۗ كَذَٰلِكَ قَالَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِم مِّثۡلَ قَوۡلِهِمۡۘ تَشَٰبَهَتۡ قُلُوبُهُمۡۗ قَدۡ بَيَّنَّا ٱلۡأٓيَٰتِ لِقَوۡمٖ يُوقِنُونَ 118 ﴿ "Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata, 'Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan kami atau datang tanda-tanda kekua-saanNya kepada kami?' Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan itu; hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin." (Al-Baqarah: 118). Begitu juga halnya dengan orang-orang yang beriman tatkala hati mereka serupa dalam ketundukan terhadap kebenaran serta mencari dan mengusahakannya, mereka pun bergegas menuju ke-imanan bersama dengan para rasul mereka, mereka mengagungkan dan menghormati rasul mereka dan berbicara dengan tutur kata yang layak.
Ayah: 54 - 55 #
{فَتَوَلَّ عَنْهُمْ فَمَا أَنْتَ بِمَلُومٍ (54) وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ (55)}.
"Maka berpalinglah kamu dari mereka, dan kamu sekali-kali tidak tercela. Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesung-guhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman." (Adz-Dzariyat: 54-55).
#
{54} يقولُ تعالى آمراً رسولَه بالإعراض عن المعرضين المكذِّبين: {فتولَّ عنهم}؛ أي: لا تبالِ بهم، ولا تؤاخِذْهم، وأقبِلْ على شأنك؛ فليس عليك لومٌ في ذنبهم، وإنَّما عليك البلاغُ، وقد أدَّيت ما حملتَ وبلَّغتَ ما أرسلت به.
(54) Allah سبحانه وتعالى berfirman seraya memerintahkan RasulNya agar menjauh dari orang-orang yang berpaling serta mendustakan, ﴾ فَتَوَلَّ عَنۡهُمۡ ﴿ "Maka berpalinglah kamu dari mereka." Artinya, jangan pe-dulikan mereka dan fokuslah, perhatikan urusanmu karena engkau tidak akan dicela karena dosa mereka, karena tugasmu hanyalah sebagai penyampai, engkau telah menunaikan kewajibanmu dan telah menyampaikan apa yang diutuskan padamu.
#
{55} {وذكِّرْ فإنَّ الذِّكْرى تنفعُ المؤمنين}: والتَّذكير نوعان: تذكيرٌ بما لم يُعْرَفْ تفصيله مما عُرِفَ مجملُه بالفِطَر والعقول ؛ فإنَّ الله فطر العقول على محبَّة الخير وإيثاره وكراهة الشرِّ والزُّهد فيه، وشرعُه موافقٌ لذلك؛ فكل أمرٍ ونهيٍ من الشرع؛ فهو من التذكير، وتمامُ التذكير أن يذكر ما في المأمور من الخير والحسن والمصالح، وما في المنهيِّ عنه من المضارِّ. والنوع الثاني من التذكير: تذكيرٌ بما هو معلومٌ للمؤمنين، ولكن انسحبتْ عليه الغفلةُ والذُّهول، فيذكَّرون بذلك، ويكرَّر عليهم؛ ليرسخ في أذهانهم، وينتبهوا، ويعملوا بما تَذَكَّروه من ذلك، وليحدثَ لهم نشاطاً وهمَّة توجب لهم الانتفاع والارتفاع. وأخبر الله أنَّ الذِّكرى تنفع المؤمنين؛ لأنَّ ما معهم من الإيمان والخشية والإنابة واتِّباع رضوان الله يوجب لهم أن تنفع فيهم الذِّكرى وتقع الموعظة منهم موقعها؛ كما قال تعالى: {فذكِّرْ إن نفعتِ الذِّكرى. سَيَذَّكَّرُ مَن يَخْشى. وَيَتَجَنَّبُها الأشقى}، وأما من ليس معه إيمانٌ ولا استعدادٌ لقبول التذكير؛ فهذا لا ينفع تذكيره؛ بمنزلة الأرض السبخة التي لا يفيدها المطر شيئاً. وهؤلاء الصنف لو جاءتهم كلُّ آية؛ لم يؤمنوا حتى يروا العذاب الأليم.
(55) ﴾ وَذَكِّرۡ فَإِنَّ ٱلذِّكۡرَىٰ تَنفَعُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ﴿ "Dan tetaplah memberi peringat-an, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman." Memberi peringatan terbagi menjadi dua macam; peringatan yang perinciannya tidak diketahui namun secara garis besarnya dapat diketahui oleh fitrah dan akal sehat, karena Allah سبحانه وتعالى telah membentuk akal dengan fitrah yang menyukai kebaikan serta mengedepankan kebaikan dan juga membenci keburukan serta meninggalkannya. Dan syariat Allah سبحانه وتعالى sesuai dengan hal itu. Maka semua perintah dan larangan syariat merupakan peringatan. Peringatan yang sempurna adalah peringatan yang di dalamnya disebutkan kebaikan, keindahan, dan kemaslahatan yang terdapat pada apa yang diperintahkan serta disebutkannya mudarat dari apa yang dilarang disebutkan. Kedua adalah peringatan yang diketahui oleh orang-orang yang beriman, hanya saja dilalaikan sehingga perlu diulang-ulang agar mereka ingat kembali, agar mengakar di dalam otak mereka, dan agar waspada sehingga mereka mengeta-hui peringatan yang disampaikan, menimbulkan semangat dan tekad tinggi yang menyebabkan mereka memanfaatkan peringatan tersebut hingga derajat mereka bisa terangkat. Allah سبحانه وتعالى mengabar-kan bahwa peringatan itu berguna bagi orang-orang yang beriman sebab keimanan yang mereka miliki dan juga rasa takut, kembali kepada Allah سبحانه وتعالى, serta meniti keridhaanNya mengharuskan mereka terpengaruh oleh peringatan dan nasihat pun mengena pada tem-patnya sebagaimana yang disebutkan dalam Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ فَذَكِّرۡ إِن نَّفَعَتِ ٱلذِّكۡرَىٰ 9 سَيَذَّكَّرُ مَن يَخۡشَىٰ 10 وَيَتَجَنَّبُهَا ٱلۡأَشۡقَى 11 ﴿ "Maka berilah peringatan, karena peringatan itu bermanfaat, akan diingat oleh orang yang takut dan akan dijauhi oleh orang yang celaka." (Al-A'la: 9-11). Adapun orang yang tidak memiliki keimanan serta tidak memiliki kesiapan untuk menerima peringatan, maka peringatan sama sekali tidak berguna baginya, sama seperti tanah lembab dan asin yang tidak bisa memanfaatkan air hujan sama sekali. Orang-orang seperti ini andai seluruh ayat datang kepada mereka, tentu mereka tidak beriman hingga mereka melihat azab yang pedih.
Ayah: 56 - 58 #
{وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56) مَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ (57) إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ (58)}.
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu. Aku tidak menghendaki rizki sedi-kitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah, Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh." (Adz-Dzari-yat: 56-58).
#
{56} هذه الغاية التي خَلَقَ الله الجنَّ والإنس لها، وبعث جميعَ الرسل يدعون إليها، وهي عبادتُه المتضمِّنة لمعرفته ومحبَّته والإنابة إليه والإقبال عليه والإعراض عما سواه، وذلك متوقِّف على معرفة الله تعالى ؛ فإنَّ تمام العبادة متوقِّف على المعرفةِ بالله ، بل كلَّما ازداد العبد معرفةً بربِّه ؛ كانت عبادته أكمل؛ فهذا الذي خلق الله المكلَّفين لأجله؛ فما خَلَقَهم لحاجة منه إليهم.
(56) Inilah tujuan Allah سبحانه وتعالى menciptakan jin dan manusia, dan Allah سبحانه وتعالى mengutus semua rasul untuk menyeru kepada tujuan tersebut. Tujuan tersebut adalah menyembah Allah سبحانه وتعالى yang men-cakup berilmu tentang Allah سبحانه وتعالى, mencintaiNya, kembali kepada-Nya, menghadap kepadaNya dan berpaling dari selainNya. Semua tujuan itu tergantung pada ilmu tentang Allah سبحانه وتعالى, sebab kesempur-naan ibadah itu tergantung pada ilmu dan ma'rifatullah. Semakin bertambah pengetahuan seorang hamba terhadap Rabbnya, maka ibadahnya akan semakin sempurna. Dan inilah tujuan Allah سبحانه وتعالى menciptakan jin dan manusia yang diberi beban taklif, dan Allah سبحانه وتعالى menciptakan mereka bukan karena mereka diperlukan oleh Allah سبحانه وتعالى.
#
{57} فما يريد {منهم من رزقٍ وما} يريدُ {أن يطعمونِ}: تعالى الغنيُّ المغني عن الحاجة إلى أحدٍ بوجه من الوجوه، وإنَّما جميع الخلق فقراءُ إليه في جميع حوائجهم ومطالبهم الضروريَّة وغيرها.
(57) Allah سبحانه وتعالى tidak menginginkan ﴾ مِنۡهُم مِّن رِّزۡقٖ وَمَآ ﴿ "rizki sedikit-pun dari mereka," dan tidak pula ﴾ أُرِيدُ أَن يُطۡعِمُونِ ﴿ "supaya memberi Aku makan." Mahatinggi Allah Yang Mahakaya yang tidak memerlukan kepada siapa pun bagaimana pun juga, sebaliknya seluruh makh-luk memerlukanNya dalam berbagai keperluan, kebutuhan pokok, dan lainnya.
#
{58} ولهذا قال: {إنَّ الله هو الرزَّاقُ}؛ أي: كثير الرزق، الذي ما من دابَّةٍ في الأرض ولا في السماء إلاَّ على الله رزقُها، ويعلمُ مستقرَّها ومستودَعَها، {ذو القوَّةِ المتينُ}؛ أي: الذي له القوة والقدرةُ كلُّها، الذي أوجد بها الأجرام العظيمة السفليَّة والعلويَّة، وبها تصرَّف في الظواهر والبواطن، ونفذت مشيئته في جميع البريَّات؛ فما شاء الله كان، وما لم يشأ لم يكن، ولا يعجِزُه هاربٌ، ولا يخرج عن سلطانه أحدٌ، ومن قوَّته أنه أوصل رزقه إلى جميع العالم، ومن قدرته وقوَّته أنه يبعث الأموات بعدما مزَّقهم البِلى، وعصفت بهم الرياحُ، وابتلعتْهم الطيور والسِّباع، وتفرَّقوا وتمزَّقوا في مهامه القفار ولُجج البحار؛ فلا يفوته منهم أحدٌ، ويعلم ما تَنْقُصُ الأرضُ منهم؛ فسبحان القويِّ المتين.
(58) Karena itulah Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلرَّزَّاقُ ﴿ "Se-sungguhnya Allah, Dia-lah Maha Pemberi rizki," artinya, banyak rizki-Nya yang tidak ada satu pun binatang di muka bumi dan tidak pula yang ada di langit kecuali rizkinya menjadi tanggungan Allah سبحانه وتعالى. Dia-lah yang memberi rizki serta mengetahui tempat diamnya dan tempat penyimpanannya, ﴾ ذُو ٱلۡقُوَّةِ ٱلۡمَتِينُ ﴿ "Yang Mempunyai Ke-kuatan lagi Sangat Kokoh." Artinya, Dia-lah Pemilik kekuatan dan kemampuan secara keseluruhan, yang dengannya Allah سبحانه وتعالى men-ciptakan planet-planet besar, baik yang ada di bawah maupun yang ada di atas. Dengan kekuatan dan kemampuanNya Allah سبحانه وتعالى mengatur semua hal, baik yang lahir maupun yang batin. Kehen-dakNya berlaku pada seluruh manusia. Apa saja yang dikehendaki Allah سبحانه وتعالى, pasti terjadi dan yang tidak dikehendaki, tidak akan ter-jadi. Orang yang lari dariNya tidak akan melemahkanNya. Tidak ada yang bisa keluar dari kekuasaanNya. Dan di antara kekuatanNya, Allah سبحانه وتعالى menyampaikan rizki kepada seluruh alam, dan di antara KuasaNya, Allah سبحانه وتعالى mampu membangkitkan orang-orang yang sudah mati yang sudah hancur lebur, meski telah dihempaskan oleh angin, ditelan oleh burung-burung dan binatang buas lain, meski telah tercerai berai dan terkoyak-koyak pada kedalaman bumi dan gelombang laut. Tidak seorang pun yang bisa luput dari Allah سبحانه وتعالى, Allah سبحانه وتعالى mengetahui bagian manusia yang ditelan bumi. Mahasuci Allah Yang Mahakuat dan Mahakokoh.
Ayah: 59 - 60 #
{فَإِنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا ذَنُوبًا مِثْلَ ذَنُوبِ أَصْحَابِهِمْ فَلَا يَسْتَعْجِلُونِ (59) فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ يَوْمِهِمُ الَّذِي يُوعَدُونَ (60)}.
"Maka sesungguhnya untuk orang-orang zhalim ada bagian (siksa) seperti bagian teman-teman mereka (dahulu), maka jangan-lah mereka meminta kepadaKu menyegerakannya. Maka kecela-kaanlah bagi orang-orang yang kafir pada hari yang diancamkan kepada mereka." (Adz-Dzariyat: 59-60).
#
{59} أي: {فإنَّ للذين ظلموا}: بتكذيبهم محمداً - صلى الله عليه وسلم - من العذاب والنَّكال {ذَنوباً}؛ أي: نصيباً وقسطاً، مثل ما فُعِلَ بأصحابهم من أهل الظُّلم والتكذيب، {فلا يستعجلونَ}: بالعذاب؛ فإنَّ سنة الله في الأمم واحدةٌ؛ فكلُّ مكذِّب يدوم على تكذيبه من غير توبةٍ وإنابةٍ؛ فإنَّه لا بدَّ أن يقع عليه العذابُ ولو تأخَّر عنه مدَّة.
(59) ﴾ فَإِنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُواْ ﴿ "Maka sesungguhnya untuk orang-orang zhalim," karena mendustakan Nabi Muhammad a, mendustakan azab dan siksaan, ﴾ ذَنُوبٗا ﴿ "ada bagian," yakni bagian dan andil se-perti yang dilakukan oleh teman-teman mereka dari kalangan orang-orang zhalim dan pendusta itu, ﴾ فَلَا يَسۡتَعۡجِلُونِ ﴿ "maka janganlah mereka meminta kepadaKu menyegerakannya." Yakni, segera meminta diturunkannya azab, karena sunnatullah terhadap seluruh umat itu sama. Semua orang yang mendustakan dan terus menerus men-dustakan tanpa bertaubat dan kembali kepada Allah سبحانه وتعالى, maka pasti akan tertimpa azab meski azab itu ditunda sementara waktu.
#
{60} ولهذا توعَّدهم الله بيوم القيامة، فقال: {فويلٌ للذين كفروا من يومهمُ الذي يوعَدون}: وهو يومُ القيامةِ، الذي قد وُعِدوا فيه بأنواع العذاب والنَّكال [والسلاسل] والأغلال؛ فلا مغيثَ ولا منقذَ لهم من عذاب الله. نعوذ بالله منه.
(60) Karena itulah Allah سبحانه وتعالى mengancam mereka dengan ada-nya Hari Kiamat seraya berfirman, ﴾ فَوَيۡلٞ لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ مِن يَوۡمِهِمُ ٱلَّذِي يُوعَدُونَ ﴿ "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang kafir pada hari yang dian-camkan kepada mereka," yaitu Hari Kiamat yang diancamkan kepada mereka dengan berbagai jenis azab dan siksaan berupa rantai dan belenggu. Dan tidak ada yang bisa menolong dan menyelamatkan mereka dari azab Allah سبحانه وتعالى. Semoga Allah سبحانه وتعالى melindungi kita dari hal itu.