TAFSIR SURAT AL-AHQAF
( Bukit-bukit Pasir )
TAFSIR SURAT AL-AHQAF
( Bukit-bukit Pasir )
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
{حم (1) تَنْزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ (2) مَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَجَلٍ مُسَمًّى وَالَّذِينَ كَفَرُوا عَمَّا أُنْذِرُوا مُعْرِضُونَ (3)}.
"Ha Mim. Diturunkan kitab ini dari Allah Yang Mahaperka-sa lagi Mahabijaksana. Kami tiada menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan
(tujuan) yang benar dan dalam waktu yang ditentukan. Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka."
(Al-Ahqaf: 1-3).
#
{2} هذا ثناءٌ منه تعالى على كتابه العزيز وتعظيمٌ له، وفي ضمن ذلك إرشادُ العباد إلى الاهتداء بنوره والإقبال على تدبُّر آياته واستخراج كنوزِهِ.
(2) Ini adalah pujian dan pengagungan Allah سبحانه وتعالى terhadap KitabNya yang mulia. Dan hal tersebut mencakup ajaran agar manusia menjadikan cahaya kitab suci ini sebagai petunjuk, mere-nungkan ayat-ayatnya dan menguak kandungan-kandungan yang tersimpan di dalamnya.
#
{3} ولمَّا بيَّن إنزال كتابه المتضمِّن للأمر والنهي؛ ذكر خلقه السماواتِ والأرض، فجمع بين الخَلْق والأمر، {ألا له الخلقُ والأمر}؛ كما قال تعالى: {الله الذي خَلَقَ سبع سماواتٍ ومن الأرض مِثْلَهُنَّ يتنزَّلُ الأمرُ بينَهُنَّ}، وكما قال تعالى: {ينزِّلُ الملائكة بالرُّوح من أمرِهِ على مَن يشاءُ من عبادِهِ أنْ أنذِروا أنَّه لا إله إلا أنا فاتَّقونِ. خلقَ السمواتِ والأرض بالحقِّ}؛ فالله تعالى هو الذي خَلَقَ المكلَّفين، وخلق مساكِنَهم، وسخَّر لهم ما في السماوات وما في الأرض، ثم أرسل إليهم رسله، وأنزل عليهم كُتُبَه، وأمرهم ونهاهم، وأخبرهم أنَّ هذه الدارَ دارُ أعمال وممرٌّ للعمال، لا دار إقامة لا يرحلُ عنها أهلُها، وهم سينتقلون منها إلى دار الإقامة والقرارة وموطن الخلود والدوام، وإنَّما أعمالُهم التي عملوها في هذه الدار سيجدون ثوابها في تلك الدار كاملاً موفَّراً، وأقام تعالى الأدلَّة الدالَّة على تلك الدار، وأذاق العباد نموذجاً من الثواب والعقاب العاجل؛ ليكون أدعى لهم إلى طلب المحبوب والهرب من المرهوب، ولهذا قال هنا: {ما خَلَقْنا السمواتِ والأرضَ وما بينهما إلاَّ بالحقِّ}؛ أي: لا عبثاً ولا سدىً، بل ليعرف العبادُ عظمة خالقهما، ويستدلُّوا على كماله، ويعلموا أنَّ الذي خلقهما على عظمهما قادرٌ على أن يعيدَ العباد بعد موتِهِم للجزاء، وأنَّ خلقهما وبقاءهما مقدرٌ إلى أجل مسمًّى.
فلما أخبر بذلك، وهو أصدق القائلين، وأقام الدليل، وأنار السبيل؛ أخبر مع ذلك أنَّ طائفةً من الخلق قد أبوا إلا إعراضاً عن الحقِّ وصدوفاً عن دعوة الرسل، فقال: {والذين كفروا عمَّا أُنذروا معرضون}. وأمَّا الذين آمنوا؛ فلمَّا علموا حقيقة الحال؛ قبلوا وصايا ربِّهم، وتلقَّوْها بالقبول والتسليم، وقابلوها بالانقياد والتعظيم، ففازوا بكلِّ خير، واندفع عنهم كلُّ شرٍّ.
(3) Ketika Allah سبحانه وتعالى menjelaskan penurunan KitabNya yang mencakup perintah dan larangan, Allah سبحانه وتعالى menyebutkan penciptaan langit dan bumi, sehingga ayat ini merangkum antara penciptaan dan perintah.
﴾ أَلَا لَهُ ٱلۡخَلۡقُ وَٱلۡأَمۡرُۗ
﴿
"Ingatlah, bagiNya penciptaan dan perintah." (Al-A'raf: 54).
Sebagaimana Allah سبحانه وتعالى juga berfirman,
﴾ ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ سَبۡعَ سَمَٰوَٰتٖ وَمِنَ ٱلۡأَرۡضِ مِثۡلَهُنَّۖ يَتَنَزَّلُ ٱلۡأَمۡرُ بَيۡنَهُنَّ
﴿
"Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya." (Ath-Thalaq: 12).
Dan juga Firman Allah سبحانه وتعالى,
﴾ يُنَزِّلُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةَ بِٱلرُّوحِ مِنۡ أَمۡرِهِۦ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦٓ أَنۡ أَنذِرُوٓاْ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱتَّقُونِ 2 خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ بِٱلۡحَقِّۚ
﴿
"Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan perintahNya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu, 'Peringatkanlah olehmu sekalian bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepadaKu.' Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq." (An-Nahl: 2-3).
Allah-lah yang menciptakan manusia yang dibebani menja-lankan syariat, Dia juga menciptakan tempat tinggal mereka dan menundukkan yang ada di langit dan di bumi untuk kepentingan manusia. Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى mengirimkan para rasul untuk me-reka, kitab pun diturunkan untuk mereka, mereka diberi perintah dan larangan. Mereka juga diberitahu bahwa dunia ini adalah tem-pat bekerja dan sebagai tempat berlalunya para pekerja. Balasan semua amal perbuatan yang mereka perbuat di dalam kehidupan dunia ini akan mereka temukan di akhirat secara sempurna. Allah سبحانه وتعالى juga memberikan berbagai bukti dan dalil atas kehidupan akhirat dan memberikan sebagian balasan dan siksaan di dunia ini sebagai contoh kecil dari kehidupan akhirat agar mendorong mereka untuk lebih mencari yang disukai dan meninggalkan yang ditakuti.
Karena itulah, dalam ayat ini Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ مَا خَلَقۡنَا ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ وَمَا بَيۡنَهُمَآ إِلَّا بِٱلۡحَقِّ
﴿ "Dan tidaklah Kami menciptakan langit dan bumi kecuali dengan haq," artinya tidak sia-sia, tapi agar manusia mengeta-hui keagungan Pencipta langit dan bumi dan sebagai bukti atas kesempurnaanNya. Agar manusia mengetahui bahwa Rabb yang telah menciptakan langit dan bumi dengan keagungan kedua makhluk ini Mahakuasa untuk mengembalikan manusia setelah meninggal dunia untuk menerima balasan amal perbuatan. Pen-ciptaan dan keberadaan langit dan bumi telah ditentukan dalam waktu yang dibatasi.
Ketika Allah سبحانه وتعالى Yang paling benar UcapanNya memberitahu-kan hal itu serta menyebutkan dalil dan menerangi jalan, Allah سبحانه وتعالى juga memberitahukan, bahwa meski demikian tetap saja ada se-golongan manusia yang berpaling dari kebenaran dan menentang dakwah para rasul seraya berfirman, ﴾ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ عَمَّآ أُنذِرُواْ مُعۡرِضُونَ ﴿ "Dan orang-orang yang kafir berpaling dari apa yang diperingatkan kepada mereka."
Sedangkan orang-orang yang beriman tatkala mengetahui hakikat hal itu, mereka pun menerima wasiat-wasiat Rabb mereka secara tunduk dan memahaagungkan, sehingga mereka pun men-dapatkan segala kebaikan dan terhindar dari segala keburukan.
{قُلْ أَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَرُونِي مَاذَا خَلَقُوا مِنَ الْأَرْضِ أَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِي السَّمَاوَاتِ ائْتُونِي بِكِتَابٍ مِنْ قَبْلِ هَذَا أَوْ أَثَارَةٍ مِنْ عِلْمٍ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (4) وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ (5) وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ (6)}.
"Katakanlah, 'Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu sembah selain Allah, perlihatkanlah kepadaKu apakah yang telah mereka ciptakan dari bumi ini atau adakah mereka berserikat
(dengan Allah) dalam
(penciptaan) langit? Bawalah kepadaku kitab yang sebelum
(al-Qur`an) ini atau peninggalan dari pengeta-huan
(orang-orang dahulu), jika kamu adalah orang-orang yang benar.' Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang me-nyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat mem-perkenankan
(doanya) sampai Hari Kiamat dan mereka lalai dari
(memperhatikan) doa mereka. Dan apabila manusia dikumpulkan
(pada Hari Kiamat), niscaya sembahan-sembahan mereka itu men-jadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka."
(Al-Ahqaf: 4-6).
#
{4} أي: {قل}: لهؤلاء الذين أشركوا بالله أوثاناً وأنداداً لا تملك نفعاً ولا ضرًّا ولا موتاً ولا حياة ولا نشوراً، قل لهم مبيناً عجز أوثانهم، وأنَّها لا تستحقُّ شيئاً من العبادة: {أروني ماذا خَلَقوا من الأرض أمْ لهم شِرْكٌ في السمواتِ}: هل خلقوا من أجرام السماوات والأرض شيئاً؟ هل خلقوا جبالاً؟ هل أجْرَوْا أنهاراً؟ هل نشروا حيواناً؟ هل أنبتوا أشجاراً؟ هل كان منهم معاونةٌ على خلق شيءٍ من ذلك؟ لا شيء من ذلك بإقرارهم على أنفسهم فضلاً عن غيرهم. فهذا دليلٌ عقليٌّ قاطعٌ على أنَّ كلَّ من سوى الله؛ فعبادتُه باطلةٌ.
ثم ذكر انتفاء الدليل النقليِّ، فقال: {ائتوني بكتابٍ من قبل هذا}: الكتاب، يدعو إلى الشرك، {أو أثارةٍ من علم}: موروث عن الرسل يأمر بذلك. من المعلوم أنَّهم عاجزون أن يأتوا عن أحدٍ من الرسل بدليل يدلُّ على ذلك، بل نجزم ونتيقَّن أنَّ جميع الرسل دَعَوْا إلى توحيد ربِّهم ونَهَوْا عن الشرك به، وهي أعظم ما يؤثَر عنهم من العلم؛ قال تعالى: {ولقد بَعَثْنا في كلِّ أمةٍ رسولاً أنِ اعبدوا الله واجتنبوا الطاغوتَ}، وكلُّ رسول قال لقومه: {اعبُدوا الله ما لكم من إلهٍ غيرُه}، فعُلِمَ أنَّ جدال المشركين في شركهم غير مستندين على برهانٍ ولا دليل، وإنَّما اعتمدوا على ظنونٍ كاذبةٍ وآراءٍ كاسدةٍ وعقولٍ فاسدةٍ، يدلك على فسادها استقراء أحوالهم وتتبُّع علومهم وأعمالهم والنظرُ في حال من أفْنَوْا أعمارهم بعبادته؛ هل أفادهم شيئاً في الدُّنيا أو في الآخرة.
(4) Artinya, ﴾ قُلۡ
﴿ "Katakanlah," kepada mereka yang menye-kutukan Allah سبحانه وتعالى dengan patung dan sekutu yang tidak memiliki manfaat dan juga bahaya, tidak juga memiliki kehidupan, kematian dan kebangkitan. Katakanlah kepada mereka seraya menjelaskan lemahnya berhala-berhala mereka dan berhala-berhala tersebut sama sekali tidak berhak disembah, ﴾ أَرُونِي مَاذَا خَلَقُواْ مِنَ ٱلۡأَرۡضِ أَمۡ لَهُمۡ شِرۡكٞ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِۖ
﴿ "Perlihatkanlah kepadaKu apakah yang telah mereka ciptakan dari bumi ini atau adakah mereka berserikat (dengan Allah) dalam (penciptaan) langit." Artinya, apakah sesembahan-sesembahan selain Allah سبحانه وتعالى itu mampu menciptakan bintang di langit atau menciptakan sesuatu di bumi, apakah mereka mampu menciptakan gunung, apakah mereka yang mengalirkan sungai, apakah mereka mengembang-biakkan hewan, apakah mereka menumbuhkan pohon, apakah di antara sesembahan-sesembahan selain Allah سبحانه وتعالى itu membantu Allah سبحانه وتعالى dalam menciptakan salah satu dari makhluk? Tentu tidak, ber-dasarkan pengakuan mereka sendiri, lebih-lebih pengakuan yang lain. Ini merupakan dalil aqli yang jelas dan tegas yang menunjuk-kan bahwa penyembahan selain Allah سبحانه وتعالى adalah batil.
Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menyebutkan dalil n a q l i ﴾ ٱئۡتُونِي بِكِتَٰبٖ مِّن قَبۡلِ هَٰذَآ
﴿ "Bawalah kepadaku kitab yang sebelum (al-Qur`an) ini," yaitu sebuah kitab yang menyerukan untuk berbuat syirik, ﴾ أَوۡ أَثَٰرَةٖ مِّنۡ عِلۡمٍ
﴿ "atau peninggalan dari pengetahuan," yang diwariskan oleh para rasul yang memerintahkan hal itu. Dapat diketahui, orang-orang musy-rik tidak mampu menunjukkan dalil yang menunjukkan adanya seorang rasul pun yang memerintahkan untuk berbuat syirik. Kita semua yakin bahwa semua rasul memerintahkan untuk mengesa-kan Allah سبحانه وتعالى dan melarang untuk berbuat syirik, dan inilah ilmu terbesar yang mereka wariskan. Allah سبحانه وتعالى berfirman,
﴾ وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِي كُلِّ أُمَّةٖ رَّسُولًا أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُواْ ٱلطَّٰغُوتَۖ
﴿
"Dan Kami telah mengutus seorang rasul dalam tiap-tiap umat agar mereka menyembah Allah dan menjauhi thaghut," (An-Nahl: 36), dan setiap rasul berkata kepada kaumnya,
﴾ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥٓۚ ﴿
"Sembahlah Allah, kalian tidak memiliki sesembahan lain selain-Nya."
(Al-A'raf: 59).
Maka dapat diketahui bahwa penolakan orang-orang musyrik tentang perbuatan syirik yang mereka lakukan sama sekali tidak berdasar pada bukti maupun dalil. Mereka hanya berlandaskan pada dugaan dusta, pendapat runtuh, serta akal yang rusak. Hal itu menunjukkan kepada kita semua akan runtuhnya dugaan, pandangan, serta akal sehat mereka melalui penelusuran terhadap kondisi mereka, ilmu dan amal, serta dengan meneliti orang-orang yang menghabiskan usia mereka dalam menyembah berhala dan sesembahan lain selain Allah سبحانه وتعالى, apakah hal itu berguna bagi me-reka di dunia dan di akhirat.
#
{5 ـ 6} ولهذا قال تعالى: {ومن أضلُّ ممَّن يدعو من دونِ الله من لا يستجيبُ له إلى يوم القيامةِ}؛ أي: مدة مقامه في الدنيا لا ينتفع به مثقال ذرَّة، {وهم عن دعائهم غافلون}: لا يسمعون منهم دعاءً ولا يجيبون لهم نداءً. هذا حالهم في الدُّنيا، ويوم القيامة يكفرون بشرككم، وإذا حُشِرَ الناس كانوا لهم أعداء يلعن بعضُهم بعضاً، ويتبرأ بعضُهم من بعض وكانوا بعبادتهم كافرين.
(5-6) Karena itulah Allah سبحانه وتعالى berfirman,﴾ وَمَنۡ أَضَلُّ مِمَّن يَدۡعُواْ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَن لَّا يَسۡتَجِيبُ لَهُۥٓ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ
﴿ "Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doanya) sampai Hari Kiamat?" Yakni, selama waktu ketika mereka berada di dunia, sesembahan-sesembahan selain Allah سبحانه وتعالى itu sama sekali tidak membawa manfaat sekecil atom se-kalipun, ﴾ وَهُمۡ عَن دُعَآئِهِمۡ غَٰفِلُونَ ﴿ "dan mereka lalai dari
(memperhatikan) doa mereka." Para sesembahan selain Allah سبحانه وتعالى itu tidak bisa mendengar satu pun permintaan mereka dan tidak mampu pula mengabul-kannya.
Ini adalah kondisi mereka di dunia. Sedangkan pada Hari Kiamat, para sesembahan itu akan mengingkari kesyirikan yang mereka lakukan. Ketika semua manusia dikumpulkan, semua sesembahan selain Allah سبحانه وتعالى menjadi musuh orang-orang musyrik. Mereka saling melaknat satu sama lain. Semua sesembahan selain Allah سبحانه وتعالى mengingkari sesembahan yang dilakukan oleh orang-orang musyrik.
{وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ قَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُمْ هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ (7) أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ إِنِ افْتَرَيْتُهُ فَلَا تَمْلِكُونَ لِي مِنَ اللَّهِ شَيْئًا هُوَ أَعْلَمُ بِمَا تُفِيضُونَ فِيهِ كَفَى بِهِ شَهِيدًا بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (8) قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ وَمَا أَدْرِي مَا يُفْعَلُ بِي وَلَا بِكُمْ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ وَمَا أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ مُبِينٌ (9) قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كَانَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَكَفَرْتُمْ بِهِ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى مِثْلِهِ فَآمَنَ وَاسْتَكْبَرْتُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (10)}
"Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang menjelaskan, berkatalah orang-orang yang mengingkari ke-benaran ketika kebenaran itu datang kepada mereka, 'Ini adalah sihir yang nyata.' Bahkan mereka mengatakan, 'Dia
(Muhammad) telah mengada-adakannya
(al-Qur`an).' Katakanlah, 'Jika aku mengada-adakannya, maka kamu tiada mempunyai kuasa sedikit-pun mempertahankan aku dari
(azab) Allah itu. Dia lebih menge-tahui apa-apa yang kamu percakapkan tentang al-Qur`an itu. Cukuplah Dia menjadi saksi antaraku dan antaramu dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.' Katakanlah, 'Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak
(pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwah-yukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang memberi penjelasan.' Katakanlah, 'Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika al-Qur`an itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui
(kebenaran) yang serupa dengan
(yang disebut dalam) al-Qur`an lalu dia beriman, sedang kamu menyom-bongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim."
(Al-Ahqaf: 7-10).
#
{7} أي: {وإذا تُتْلى}: على المكذِّبين {آياتُنا بيناتٍ}: بحيث تكون على وجهٍ لا يُمترى بها، ولا يشكُّ في وقوعها وحقِّها؛ لم تفِدْهم خيراً، بل قامت عليهم بذلك الحجة، ويقولون من إفكهم وإفترائهم {للحقِّ لمَّا جاءهم هذا سحرٌ مبينٌ}؛ أي: ظاهرٌ لا شكَّ فيه. وهذا من باب قلب الحقائق، الذي لا يروجُ إلاَّ على ضعفاء العقول، وإلاَّ؛ فبين الحقِّ الذي جاء به الرسولُ - صلى الله عليه وسلم - وبين السحر من المنافاة والمخالفة أعظم ممَّا بين السماء والأرض، وكيف يقاسُ الحقُّ ـ الذي علا وارتفع ارتفاعاً علا على الأفلاك، وفاق بضوئه ونوره نور الشمس، وقامت الأدلَّة الأفقيَّة والنفسيَّة عليه، وأقرَّت به، وأذعنت أولو البصائر والعقول الرزينة بالباطل الذي هو السحرُ الذي لا يصدُرُ إلاَّ من ضالٍّ ظالمٍ خبيث النفس خبيث العمل؛ فهو مناسبٌ له وموافقٌ لحاله؟! وهل هذا إلاَّ من البهرجة؟!
(7) Maknanya, ﴾ وَإِذَا تُتۡلَىٰ
﴿ "Dan apabila dibacakan," kepada orang-orang yang mendustakan, ﴾ ءَايَٰتُنَا بَيِّنَٰتٖ
﴿ "ayat-ayat Kami yang menjelaskan," sehingga tidak mungkin diragukan dan tidak ada ke-raguan bahwa ia akan terjadi, hanya saja tidak ada satu pun kabar yang membuat mereka percaya namun hujjah telah tegak atas mereka, lalu mereka berkata berdasarkan kedustaan serta bualan bohong mereka, ﴾ لِلۡحَقِّ لَمَّا جَآءَهُمۡ هَٰذَا سِحۡرٞ مُّبِينٌ ﴿ "kepada kebenaran ketika kebe-naran itu datang kepada mereka, 'Ini adalah sihir yang nyata'." Yakni, nyata dan tidak diragukan. Dan inilah pemutarbalikan fakta yang hanya dilakukan oleh orang-orang yang lemah akal, sebab sean-dainya mereka bisa memahami dan mencerna kebenaran tersebut, tentu kebenaran yang dibawa Rasulullah a itu pasti jelas, dan sihir pun jelas, laksana perbedaan langit dan bumi. Bagaimanakah kebenaran yang membumbung tinggi jauh di atas bintang dan yang cahayanya lebih kuat dari cahaya matahari, yang berbagai dalil penciptaan langit, bumi dan penciptaan manusia menunjukkan hal itu dan orang-orang berakal pun tunduk pada kebenaran itu, disamakan dengan kebatilan yang merupakan sihir yang berasal dari orang sesat, zhalim, buruk jiwa dan perbuatannya? Kebatilan itulah yang sesuai dan cocok dengan kondisinya. Analogi tersebut tidak lain hanyalah bersumber dari kepalsuan.
#
{8} {أم يقولون افتراه}؛ أي: افترى محمدٌ هذا القرآن من عند نفسه؛ فليس من عند الله، {قل} لهم: {إن افتريتُهُ}؛ فالله عليَّ قادرٌ وبما تفيضون فيه عالمٌ؛ فكيف لم يعاقبني على افترائي الذي زعمتم؛ فهل {تملِكون لي من الله شيئاً}: إنْ أرادني الله بضرٍّ أو أرادني برحمةٍ؟ {كفى به شهيداً بيني وبينَكم}: فلو كنت متقولاً عليه؛ لأخذ مني باليمين، ولعاقبني عقاباً يراه كلُّ أحدٍ؛ لأنَّ هذا أعظم أنواع الافتراء لو كنت متقوِّلاً. ثم دعاهم إلى التوبة مع ما صدر منهم من معاندة الحقِّ ومخاصمته، فقال: {وهو الغفورُ الرحيم}؛ أي: فتوبوا إليه، وأقلعوا عما أنتم فيه يغفر لكم ذنوبكم، ويرحمكم فيوفقكم للخير، ويثيبكم جزيل الأجر.
(8) ﴾ أَمۡ يَقُولُونَ ٱفۡتَرَىٰهُۖ
﴿ "Bahkan mereka mengatakan, 'Dia (Muhammad) telah mengada-adakannya (al-Qur`an)'." Artinya, Muhammad mem-buat-buat al-Qur`an ini dari dirinya sendiri, bukan dari Allah سبحانه وتعالى. ﴾ قُلۡ
﴿ "Katakanlah," kepada mereka, ﴾ إِنِ ٱفۡتَرَيۡتُهُۥ
﴿ "Jika aku mengada-adakannya," maka Allah سبحانه وتعالى memiliki kekuasaan atas diriku dan mengetahui apa yang kalian katakan, lantas mengapa Allah سبحانه وتعالى tidak menyiksaku atas cerita yang aku ada-adakan sebagaimana yang kalian sangkakan, apakah ﴾ تَمۡلِكُونَ لِي مِنَ ٱللَّهِ شَيۡـًٔاۖ
﴿ "kamu tiada mem-punyai kuasa sedikitpun mempertahankan aku dari (azab) Allah itu." Jika Allah سبحانه وتعالى menghendakiku suatu bahaya atau menghendakiku suatu rahmat. ﴾ كَفَىٰ بِهِۦ شَهِيدَۢا بَيۡنِي وَبَيۡنَكُمۡۖ
﴿ "Cukuplah Dia menjadi saksi antaraku dan antaramu," andai aku mengada-adakan al-Qur`an, tentu aku akan disiksa dengan Tangan kananNya dan sungguh Dia akan menyiksaku dengan siksaan yang bisa disaksikan oleh setiap orang, karena mengada-adakan al-Qur`an adalah dosa mengada-adakan yang paling besar andai memang aku melakukan hal itu.
Kemudian Muhammad a mengajak mereka untuk bertaubat dan kembali kepada Allah سبحانه وتعالى meski mereka menentang kebenaran. Kemudian Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَهُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ ﴿ "Dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Artinya, bertaubatlah kalian semua kepadaNya dan tinggalkanlah perbuatan kalian, niscaya Allah سبحانه وتعالى akan mengampuni dosa-dosa kalian, merahmati kalian dan menunjukkan kalian pada kebaikan, serta memberikan kalian pahala yang besar.
#
{9} {قلْ ما كنتُ بدعاً من الرُّسل}؛ أي: لست بأول رسول جاءكم حتى تستغربوا رسالتي وتستنكروا دعوتي؛ فقد تقدَّم من الرسل والأنبياء من وافقت دعوتي دعوتهم؛ فلأيِّ شيء تنكرون رسالتي؟! {وما أدري ما يُفْعَلُ بي ولا بكم}؛ أي: لست إلاَّ بشراً، ليس بيدي من الأمر شيء، والله تعالى [هو] المتصرِّفُ بي وبكم، الحاكم عليَّ وعليكم، ولست آتي بالشيء من عندي. {وما أنا إلاَّ نذيرٌ مبينٌ}: فإنْ قبلتُم رسالتي وأجبتُم دعوتي؛ فهو حظُّكم ونصيبُكم في الدُّنيا والآخرة، وإن رددتُم ذلك عليَّ؛ فحسابُكم على الله، وقد أنذرْتكم، ومن أنذر فقد أعذر.
(9) ﴾ قُلۡ مَا كُنتُ بِدۡعٗا مِّنَ ٱلرُّسُلِ
﴿ "Katakanlah, 'Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul'." Artinya, aku bukanlah rasul pertama yang datang pada kalian sehingga kalian merasa aneh dengan risalah yang aku bawa dan kalian mengingkari seruanku. Telah berlalu para rasul dan nabi yang seruanku dan seruan mereka adalah sama, lantas karena apa kalian mengingkari ajakanku?
﴾ وَمَآ أَدۡرِي مَا يُفۡعَلُ بِي وَلَا بِكُمۡۖ
﴿ "Dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu." Artinya, aku hanya manusia biasa, aku tidak berkuasa sama sekali terhadap urusanku, hanya Allah سبحانه وتعالى yang mengaturku dan kalian, Dia-lah yang me-mutuskan perkaraku dan perkara kalian, aku sama sekali tidak membawa risalah dari diriku.
﴾ وَمَآ أَنَا۠ إِلَّا نَذِيرٞ مُّبِينٞ ﴿ "Dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang memberi penjelasan." Jika kalian menerima risalahku dan merespon seruanku, maka itulah bagian kalian di dunia dan akhirat, namun jika kalian menolak risalah dan ajakanku, maka hisab kalian berada dalam kekuasaan Allah سبحانه وتعالى, aku telah menyam-paikan peringatan kepada kalian, dan barangsiapa yang telah mem-beri peringatan, maka telah memiliki alasan.
#
{10} {قل أرأيتُم إن كان من عندِ الله وكفرتُم به وشَهِدَ شاهدٌ من بني إسرائيل على مثلِهِ فآمن واستكبرتُم}؛ أي: أخبروني لو كان هذا القرآن من عند الله، وشهد على صحَّته الموفَّقون من أهل الكتاب، الذين عندهم من الحقِّ ما يعرفون أنَّه الحقُّ، فآمنوا به واهتدَوْا، فتطابقتْ أنباء الأنبياء وأتباعهم النبلاء واستكبرتُم أيُّها الجهلاء الأغبياء؛ فهل هذا إلا أعظم الظلم وأشدُّ الكفر؟! {إنَّ الله لا يهدي القوم الظالمين}: ومن الظُّلم الاستكبار عن الحقِّ بعد التمكُّن منه.
(10) ﴾ قُلۡ أَرَءَيۡتُمۡ إِن كَانَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ وَكَفَرۡتُم بِهِۦ وَشَهِدَ شَاهِدٞ مِّنۢ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ عَلَىٰ مِثۡلِهِۦ فَـَٔامَنَ وَٱسۡتَكۡبَرۡتُمۡۚ
﴿ "Katakanlah, 'Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapat-mu jika al-Qur`an itu datang dari sisi Allah, padahal kamu menging-karinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) al-Qur`an lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri'." Artinya, beritahukanlah kepadaku jika al-Qur`an ini berasal dari sisi Allah سبحانه وتعالى yang kebenarannya disaksi-kan oleh mereka yang mendapat pertolongan Allah سبحانه وتعالى dari kalangan ahli kitab, yaitu orang-orang yang memiliki kebenaran namun mereka tidak mengetahui bahwa itu adalah kebenaran. Berimanlah kepada al-Qur`an dan jadikanlah sebagai petunjuk, semua kisah para nabi dan para pengikutnya yang berakal itu sama, sedangkan kalian tetap saja mengingkari wahai orang-orang bodoh dan tolol. Perbuatan kalian ini tidak lain adalah kezhaliman dan kekufuran paling besar. ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "Sesungguhnya Allah tiada mem-beri petunjuk kepada orang-orang yang zhalim." Termasuk kezhaliman adalah menyombongkan diri terhadap kebenaran setelah mema-haminya dengan baik.
{وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا لَوْ كَانَ خَيْرًا مَا سَبَقُونَا إِلَيْهِ وَإِذْ لَمْ يَهْتَدُوا بِهِ فَسَيَقُولُونَ هَذَا إِفْكٌ قَدِيمٌ (11) وَمِنْ قَبْلِهِ كِتَابُ مُوسَى إِمَامًا وَرَحْمَةً وَهَذَا كِتَابٌ مُصَدِّقٌ لِسَانًا عَرَبِيًّا لِيُنْذِرَ الَّذِينَ ظَلَمُوا وَبُشْرَى لِلْمُحْسِنِينَ (12)}.
"Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman, 'Kalau sekiranya ia
(al-Qur`an) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami
(beriman) kepadanya. Dan karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya, maka mereka berkata, 'Ini adalah dusta yang lama.' Dan sebelum al-Qur`an itu telah ada kitab Musa sebagai petunjuk dan rahmat. Dan ini
(al-Qur`an) adalah kitab yang membenarkannya dalam bahasa Arab untuk memberi peringatan kepada orang-orang yang zhalim dan memberi kabar gembira kepada orang-orang yang ber-buat baik."
(Al-Ahqaf: 11-12).
#
{11 ـ 12} أي: قال الكفار بالحقِّ معاندين له ورادِّين لدعوته: {لو كان خيراً ما سبقونا إليه}؛ أي: ما سَبَقَنا إليه المؤمنون، أي: لكنّا أول مبادرٍ به وسابق إليه! وهذا من البهرجة في مكان؛ فأيُّ دليل يدلُّ على أنَّ علامة الحقِّ سبق المكذبين به للمؤمنين؟! هل هم أزكى نفوساً؟! أم أكمل عقولاً؟! أم الهدى بأيديهم؟! ولكن هذا الكلام الذي صدر منهم يعزُّون به أنفسهم، بمنزلة من لم يقدرْ على الشيء ثم طَفِقَ يذمُّه، ولهذا قال: {وإذْ لم يَهْتَدوا به فسيقولونَ هذا إفكٌ قَديمٌ}؛ أي: هذا السبب الذي دعاهم إليه أنهم لما لم يهتدوا بهذا القرآن، وفاتهم أعظمُ المواهب وأجلُّ الرغائب؛ قدحوا فيه بأنَّه كذبٌ، وهو الحقُّ الذي لا شكَّ فيه ولا امتراء يعتريه، {الذي} قد وافق الكتب السماويَّة، خصوصاً أكملها وأفضلها بعد القرآن، وهي التوراة التي أنزلها الله على {موسى إماماً ورحمة}؛ أي: يقتدي بها بنو إسرائيل ويهتدون بها، ويحصُلُ لهم خير الدنيا والآخرة.
{وهذا}: القرآن {كتابٌ مصدقٌ}: للكتب السابقة، شهد بصدِقها وصدَّقها بموافقته لها، وجَعَلَه الله {لساناً عربيًّا}: ليسهل تناوله ويتيسر تذكُّره؛ {لينذر الذين ظلموا}: أنفسهم بالكفر والفسوق والعصيان إن استمرُّوا على ظلمهم بالعذاب الوبيل، ويبشر المحسنين في عبادة الخالق وفي نفع المخلوقين بالثواب الجزيل في الدُّنيا والآخرة، ويذكِّر الأعمال التي ينذر عنها والأعمال التي يبشر بها.
(11-12) Artinya, mereka mengingkari dan menentang ke-benaran serta menolak seruan Nabi Muhammad a dengan berkata, ﴾ لَوۡ كَانَ خَيۡرٗا مَّا سَبَقُونَآ إِلَيۡهِۚ
﴿ "Kalau sekiranya ia (al-Qur`an) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman) kepadanya." Artinya, tentu tidak didahului oleh orang-orang yang beriman dan tentu kami adalah orang-orang yang pertama mendahuluinya. Pernyataan mereka ini merupakan kepalsuan. Bukti apa yang bisa menunjukkan bahwa tanda-tanda kebenaran itu pasti didahului oleh mereka yang mendustakan, bukan orang-orang yang percaya terlebih dahulu? Apakah jiwa mereka paling bersih, akalnya paling sempurna atau apakah petunjuk berada di tangan mereka? Hanya saja perkataan yang muncul dari mulut mereka ini adalah ucapan duka cita untuk diri mereka sendiri seperti orang yang tidak mampu berbuat sesuatu kemudian mencelanya. Karena itulah Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَإِذۡ لَمۡ يَهۡتَدُواْ بِهِۦ فَسَيَقُولُونَ هَٰذَآ إِفۡكٞ قَدِيمٞ
﴿ "Karena mereka tidak men-dapat petunjuk dengannya, maka mereka berkata, 'Ini adalah dusta yang lama'." Artinya, penyebab yang membuat mereka melakukan hal itu adalah karena mereka tidak mendapat petunjuk al-Qur`an ini, mereka pun tidak mendapatkan karunia terbesar dan keinginan paling agung. Mereka tidak menerima al-Qur`an karena mereka berdusta, padahal al-Qur`an adalah kebenaran yang tidak ada ke-raguannya dan tidak bisa dibantah. Al-Qur`an sesuai dengan kitab samawi sebelumnya dari segi kesempurnaan dan keutamaan yaitu kitab Taurat yang diturunkan oleh Allah سبحانه وتعالى kepada, ﴾ مُوسَىٰٓ إِمَامٗا وَرَحۡمَةٗۚ
﴿ "Musa, sebagai petunjuk dan rahmat." Artinya, diteladani oleh Bani Israil dan dijadikan petunjuk sehingga mereka pun mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat.
﴾ وَهَٰذَا
﴿ "Dan ini," yakni, al-Qur`an, ﴾ كِتَٰبٞ مُّصَدِّقٞ
﴿ "adalah kitab yang membenarkannya," yakni, membenarkan kitab-kitab sebelum-nya dan bersaksi atas kebenarannya karena sesuai dengan kitab-kitab sebelumnya. Allah menjadikannya ﴾ لِّسَانًا عَرَبِيّٗا
﴿ "dalam bahasa Arab," agar mudah dibaca dan diingat, ﴾ لِّيُنذِرَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ ﴿ "untuk mem-beri peringatan kepada orang-orang yang zhalim" terhadap diri mereka dengan kekufuran, kefasikan, dan pembangkangan bahwa jika mereka terus menerus dalam kezhaliman, maka mereka akan mendapatkan siksaan. Dan juga memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang berbuat baik dengan menyembah sang Khaliq dan yang berguna bagi orang lain dengan pahala yang besar di dunia dan di akhirat dan diberi peringatan akan amalan-amalan yang diperingatkan dan amalan-amalan yang digembirakan.
{إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (13) أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (14)}.
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Rabb kami ialah Allah سبحانه وتعالى,' kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada
(pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan."
(Al-Ahqaf: 13-14).
#
{13} أي: إنَّ الذين أقرُّوا بربِّهم، وشهدوا له بالوحدانيَّة، والتزموا طاعته، وداموا على ذلك، و {استقاموا} مدَّة حياتهم؛ {فلا خوفٌ عليهم}: من كل شرٍّ أمامهم، {ولا هم يحزنونَ}: على ما خلَّفوا وراءهم.
(13) Maksudnya, sesungguhnya orang-orang yang menga-kui Rabb mereka dan bersaksi akan keesaanNya, melaksanakan ketaatan secara kontinu dan ﴾ ٱسۡتَقَٰمُواْ
﴿ "tetap istiqamah," selama mereka hidup, ﴾ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ
﴿ "maka tidak ada kekhawatiran," terhadap segala sesuatu yang ada di hadapan mereka, ﴾ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ﴿ "dan mereka tiada
(pula) berduka cita," atas segala sesuatu yang telah me-reka tinggalkan setelahnya.
#
{14} {أولئك أصحابُ الجنَّة}؛ أي: أهلها الملازمون لها، الذين لا يبغون عنها حِوَلاً ولا يريدونَ بها بدلاً، {خالدين فيها جزاءً بما كانوا يعملونَ}: من الإيمان بالله، المقتضي للأعمال الصالحة، التي استقاموا عليها.
(14) ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلۡجَنَّةِ
﴿ "Mereka itulah penghuni-penghuni surga," artinya, penghuninya dan akan tetap berada di dalamnya, mereka tidak menginginkan kenikmatan itu dirubah dan tidak mengingin-kan diganti, ﴾ خَٰلِدِينَ فِيهَا جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴿ "mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan." Dengan beriman kepada Allah سبحانه وتعالى yang mengharuskan mereka beramal shalih yang tetap mereka laksanakan secara istiqamah.
{وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ نَتَقَبَّلُ عَنْهُمْ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَنَتَجَاوَزُ عَنْ سَيِّئَاتِهِمْ فِي أَصْحَابِ الْجَنَّةِ وَعْدَ الصِّدْقِ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ (16)}.
"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
(pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa, 'Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyu-kuri nikmatMu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan
(memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepa-daMu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri'. Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka."
(Al-Ahqaf: 15-16)
#
{15} هذا من لطفه تعالى بعباده وشكره للوالدين أن وصَّى الأولاد وعهد إليهم أن يحسنوا إلى والديهم بالقول اللطيف والكلام الليِّن وبَذْل المال والنفقة وغير ذلك من وجوه الإحسان، ثم نبَّه على ذكر السبب الموجب لذلك، فذكر ما تحمَّلته الأمُّ من ولدها، وما قاستْه من المكاره وقت حَمْلِها، ثم مشقَّة ولادتها المشقَّة الكبيرة، ثم مشقَّة الرضاع وخدمة الحضانة، وليست المذكوراتُ مدة يسيرة ساعة أو ساعتين، وإنما ذلك مدة طويلة قدرها {ثلاثون شهراً}: للحمل تسعة أشهر ونحوها، والباقي للرضاع، هذا الغالب. ويستدلُّ بهذه الآية مع قوله: {والوالداتُ يرضِعْن أولادهنَّ حولينِ كاملينِ}: أنَّ أقلَّ مدَّة الحمل ستة أشهر؛ لأنَّ مدَّة الرضاع وهي سنتان إذا سقطت منها السنتان؛ بقي ستة أشهر مدة للحمل، {حتى إذا بلغ أشُدَّه}؛ أي: نهاية قوَّته وشبابه وكمال عقله، {وبَلَغَ أربعين سنةً قال ربِّ أوْزِعْني}؛ أي: ألهمني ووفقني، {أنْ أشكر نعمتَك التي أنعمتَ عليَّ وعلى والديَّ}؛ أي: نعم الدين ونعم الدنيا، وشكره بصرف النعم في طاعة مسديها وموليها ومقابلة منَّته بالاعتراف والعجز عن الشكر والاجتهاد في الثناء بها على الله، والنعم على الوالدين نعم على أولادهم وذُرِّيَّتهم لأنَّهم لا بدَّ أن ينالهم منها ومن أسبابها وآثارها، خصوصاً نعم الدين؛ فإنَّ صلاح الوالدين بالعلم والعمل من أعظم الأسباب لصلاح أولادهم، {وأنْ أعمل صالحاً ترضاه}: بأنْ يكونَ جامعاً لما يصلِحُه سالماً مما يفسِدُه؛ فهذا العمل الذي يرضاه الله ويقبله ويثيبُ عليه، {وأصلحْ لي في ذُرِّيَّتي}: لما دعا لنفسه بالصلاح؛ دعا لذرِّيَّته أن يصلح الله أحوالهم، وذكر أنَّ صلاحهم يعود نفعه على والديهم؛ لقوله: {وأصلِحْ لي}. {إني تبتُ إليك}: من الذَّنوب والمعاصي ورجعت إلى طاعتك، {وإنِّي من المسلمين}.
(15) Ayat ini adalah di antara bentuk kasih Allah سبحانه وتعالى kepada para hambaNya dan balasan baikNya terhadap para orang tua. Allah سبحانه وتعالى berwasiat dan memerintahkan para anak untuk berbuat baik terhadap orang tua dengan berkata yang lemah lembut, mem-berikan nafkah dan uang serta perbuatan baik lainnya, selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menjelaskan sebab mengapakah berbuat baik terhadap orang tua diwajibkan, Allah سبحانه وتعالى menyebutkan beban mengandung yang ditanggung oleh seorang ibu serta berbagai rasa sakit yang dihadapi pada saat mengandung, selanjutnya beban berat pada saat melahirkan merupakan beban yang teramat besar, dilanjutkan lagi dengan beban menyusui dan merawat. Semua beban berat tersebut tidak berlangsung hanya sesaat, namun hal itu berlang-sung dalam waktu yang lama yaitu, ﴾ ثَلَٰثُونَ شَهۡرًاۚ
﴿ "tiga puluh bulan," menjalani hamil menghabiskan waktu sembilan bulan, bisa kurang bisa lebih, sedangkan sisanya untuk menyusui, dan waktu ini ber-dasarkan pada umumnya.
Dari ayat ini dan ayat lainnya, ﴾ وَٱلۡوَٰلِدَٰتُ يُرۡضِعۡنَ أَوۡلَٰدَهُنَّ حَوۡلَيۡنِ كَامِلَيۡنِۖ
﴿ "para ibu menyusui anak-anak mereka selama dua tahun penuh," bisa dijadikan dalil bahwa batas minimal lamanya hamil adalah enam bulan sebab masa menyusui, yaitu dua tahun, jika tiga puluh bulan dikurangi dengan waktu menyusui tersebut maka masih tersisa enam bulan untuk masa hamil.
﴾ حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُۥ
﴿ "Sehingga apabila ia telah dewasa," yaitu menca-pai puncak kekuatan dan kematangan akal, ﴾ وَبَلَغَ أَرۡبَعِينَ سَنَةٗ قَالَ رَبِّ أَوۡزِعۡنِيٓ
﴿ "dan umurnya sampai empat puluh tahun, ia berdoa, 'Ya Rabbku, tunjuki-lah aku'," artinya, berilah aku ilham dan p e r t o l o n g a n ﴾ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَيَّ
﴿ "untuk mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku," yakni nikmat agama dan dunia serta rasa syukurnya dengan menggunakan kenikmatan ter-sebut dalam ketaatan terhadap Dzat yang memberi serta berusaha dengan sungguh-sungguh memuji Allah سبحانه وتعالى atas nikmat yang diberi. Nikmat yang dimiliki orang tua adalah nikmat yang dimiliki anak dan juga keturunan mereka, sebab mereka itu (anak-anak dan keturunannya) pasti akan mendapatkannya, mendapatkan sebab-sebab dan sisa-sisanya, khususnya nikmat agama, karena keshalihan orang tua dengan ilmu dan amal adalah faktor kebaikan dan ke-shalihan terbesar bagi anak-anak.
﴾ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَٰلِحٗا تَرۡضَىٰهُ
﴿ "Dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridhai," yakni mencakup semua yang menjadikannya baik dan bebas dari apa-apa yang merusaknya. Dan inilah amal yang diridhai, diterima, dan dibalas dengan pahala oleh Allah سبحانه وتعالى.
﴾ وَأَصۡلِحۡ لِي فِي ذُرِّيَّتِيٓۖ
﴿ "Dan berilah kebaikan kepadaku dengan (mem-beri kebaikan) kepada anak cucuku." Tatkala beliau berdoa untuk ke-baikan dan keshalihan diri, tidak lupa beliau mendoakan kebaikan dan keshalihan bagi keturunannya agar Allah berkenaan memper-baiki keadaan mereka. Dan Allah سبحانه وتعالى menyebutkan bahwa manfaat kebaikan dan keshalihan keturunan akan berpulang pada orang tua mereka, berdasarkan FirmanNya, ﴾ وَأَصۡلِحۡ لِي فِي ذُرِّيَّتِيٓۖ
﴿ "Dan berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku."﴾ إِنِّي تُبۡتُ إِلَيۡكَ
﴿ "Sesungguhnya aku bertaubat kepadaMu ," dari segala dosa dan kemaksiatan, aku kembali kepadaMu dengan ketaatan,﴾ وَإِنِّي مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ ﴿ "dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri."
#
{16} {أولئك}: الذين ذكرت أوصافهم {الذين نتقبَّلُ عنهم أحسنَ ما عملوا}: وهو الطاعاتُ؛ لأنَّهم يعملون أيضاً غيرها، {ونتجاوزُ عن سيِّئاتِهم في}: جملة {أصحاب الجنة}: فحصل لهم الخيرُ والمحبوبُ، وزال عنهم الشرُّ والمكروه. {وعدَ الصِّدْقِ الذي كانوا يوعدونَ}؛ أي: هذا الوعدُ الذي وعَدْناهم هو وعدٌ صادقٌ من أصدق القائلين الذي لا يُخلف الميعادَ.
(16) ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ
﴿ "Mereka itulah," orang-orang yang sifatnya disebutkan di atas, ﴾ ٱلَّذِينَ نَتَقَبَّلُ عَنۡهُمۡ أَحۡسَنَ مَا عَمِلُواْ
﴿ "orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik," yaitu ketaatan, sebab mereka juga mengerjakan yang lainnya, ﴾ وَنَتَجَاوَزُ عَن سَيِّـَٔاتِهِمۡ فِيٓ
﴿ "Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama" golongan ﴾ أَصۡحَٰبِ ٱلۡجَنَّةِۖ
﴿ "penghuni-penghuni surga," di mana mereka mendapatkan kebaikan dan kese-nangan serta dihindarkan dari keburukan dan bencana.﴾ وَعۡدَ ٱلصِّدۡقِ ٱلَّذِي كَانُواْ يُوعَدُونَ ﴿ "Sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka." Artinya, janji yang Kami berikan kepada mereka ini adalah janji yang benar yang diucapkan oleh Allah سبحانه وتعالى yang tidak pernah mengingkari janjiNya.
{وَالَّذِي قَالَ لِوَالِدَيْهِ أُفٍّ لَكُمَا أَتَعِدَانِنِي أَنْ أُخْرَجَ وَقَدْ خَلَتِ الْقُرُونُ مِنْ قَبْلِي وَهُمَا يَسْتَغِيثَانِ اللَّهَ وَيْلَكَ آمِنْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَيَقُولُ مَا هَذَا إِلَّا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ (17) أُولَئِكَ الَّذِينَ حَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنَّهُمْ كَانُوا خَاسِرِينَ (18) وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا وَلِيُوَفِّيَهُمْ أَعْمَالَهُمْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ (19)}.
"Dan orang yang berkata kepada dua orang ibu bapaknya, 'Cih bagi kamu berdua, apakah kamu berdua memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku?' Lalu kedua ibu bapaknya memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan, 'Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah itu adalah benar.' Lalu dia berkata, 'Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang yang dahulu belaka.' Mereka itulah orang-orang yang telah pasti
(azab) atas mereka bersama umat-umat yang telah berlalu sebe-lum mereka dari jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi. Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencu-kupkan bagi mereka
(balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan."
(Al-Ahqaf: 17-19).
#
{17} لما ذكر تعالى حالَ الصالح البارِّ لوالديه؛ ذكر حالة العاقِّ، وأنَّها شرُّ الحالات، فقال: {والذي قال لوالديه}: إذ دعياه إلى الإيمان بالله واليوم الآخر، وخوَّفاه الجزاء، وهذا أعظم إحسان يصدُرُ من الوالدين لولدهما أن يَدْعُواه إلى ما فيه سعادتُه الأبديَّة وفلاحه السرمديُّ، فقابلهما بأقبح مقابلة، فقال: {أفٍّ لكُما}؛ أي: تبًّا لكما، ولما جئتما به.
ثم ذكر وجه استبعادِه وإنكاره لذلك، فقال: {أتعدانِني أنْ أُخْرَجَ}: من قبري إلى يوم القيامة {وقد خلتِ القرونُ من قبلي}: على التكذيب، وسلفوا على الكفر، وهم الأئمَّة المقتدى بهم لكلِّ كفورٍ وجهول ومعاندٍ. {وهما}؛ أي: والداه {يستغيثان الله}: عليه ويقولان له: {ويلكَ آمِنْ}؛ أي: يبذلان غاية جهدهما ويسعيان في هدايته أشدَّ السعي، حتى إنَّهما من حرصهما عليه إنهما يستغيثان الله له استغاثةَ الغريق، ويسألانه سؤال الشريق، ويعذلان ولدهما، ويتوجَّعان له، ويبيِّنان له الحقَّ، فيقولان: {إنَّ وعد الله حقٌّ}، ثم يقيمان عليه من الأدلَّة ما أمكنهما، وولدُهما لا يزداد إلا عتوًّا ونفوراً واستكباراً عن الحقِّ وقدحاً فيه، {فيقول ما هذا إلاَّ أساطير الأولينَ}؛ أي: إلا منقولٌ من كتب المتقدِّمين، ليس من عند الله، ولا أوحاه الله إلى رسوله، وكل أحدٍ يعلم أنَّ محمداً - صلى الله عليه وسلم - أميٌّ لا يكتب ولا يقرأ، ولا يتعلَّم من أحد؛ فمن أين يتعلَّمه، وأنَّى للخلق أن يأتوا بمثل هذا القرآن ولو كان بعضُهم لبعضٍ ظهيراً؟!
(17) Setelah Allah سبحانه وتعالى menyebutkan kondisi anak shalih yang berbakti kepada kedua orang tua, selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menyebut-kan kondisi anak durhaka dan itu adalah kondisi terburuk. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَٱلَّذِي قَالَ لِوَٰلِدَيۡهِ
﴿ "Dan orang yang berkata kepada dua orang ibu bapaknya," ketika diajak untuk beriman kepada Allah سبحانه وتعالى dan Hari Akhir serta memberi kabar ancaman akan adanya pem-balasan dan inilah kebaikan terbesar yang berasal dari orang tua terhadap anak-anaknya yang mengajak anaknya kepada kesenangan dan keberuntungan abadi, hanya saja si anak membalasnya secara tidak baik seraya berkata, ﴾ أُفّٖ لَّكُمَآ
﴿ "Cih bagi kamu berdua," artinya, celakalah kalian berdua dan apa yang kalian berdua bawa itu.
Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menyebutkan sebab mengapa anak me-mungkiri serta mengingkari ajakan orang tuanya, Allah سبحانه وتعالى berfir-man, ﴾ أَتَعِدَانِنِيٓ أَنۡ أُخۡرَجَ
﴿ "Apakah kamu berdua memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan," dari kuburku menuju Hari Kiamat, ﴾ وَقَدۡ خَلَتِ ٱلۡقُرُونُ مِن قَبۡلِي
﴿ "padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebe-lumku?" Mereka sebelumnya juga mendustakan dan mengingkari ajakan seperti ini, mereka adalah umat-umat yang dijadikan panutan bagi orang-orang kafir, bodoh, dan pembangkang. ﴾ وَهُمَا يَسۡتَغِيثَانِ ٱللَّهَ
﴿ "Lalu kedua ibu bapaknya memohon pertolongan kepada Allah سبحانه وتعالى," atas putranya seraya mengatakan pada putranya, ﴾ وَيۡلَكَ ءَامِنۡ
﴿ "Celaka kamu, berimanlah!" Artinya, kedua orang tuanya mencurahkan segenap tenaga yang dimiliki dan berusaha keras untuk menunjukkan pu-tranya, dengan begitu gigihnya sampai-sampai kedua orang tuanya memintakan pertolongan kepada Allah سبحانه وتعالى untuk putranya layaknya orang yang hendak tenggelam ke dalam air, kedua orang tuanya meminta dan memohon kepada Allah سبحانه وتعالى dengan memelas seraya merasa perih karena anaknya dan menjelaskan kebenaran padanya, keduanya berkata, ﴾ إِنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقّٞ
﴿ "Sesungguhnya janji Allah itu adalah benar."
Kemudian keduanya memaparkan dalil-dalil semampunya, namun putranya justru semakin membantah, menjauh, dan me-nyombongkan diri dari kebenaran seraya menuduh kebenaran yang dibawa kedua orang tuanya, ﴾ فَيَقُولُ مَا هَٰذَآ إِلَّآ أَسَٰطِيرُ ٱلۡأَوَّلِينَ ﴿ "lalu dia berkata, 'Ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang yang dahulu belaka'." Artinya, tidak lain hanyalah dinukil dari kitab-kitab orang ter-dahulu, bukan berasal dari Allah سبحانه وتعالى dan tidak pula berasal dari wahyu yang diberikan kepada RasulNya. Semua orang tahu bahwa Muhammad a adalah orang yang tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis dan tidak pernah belajar dari siapa pun, lantas dari mana dia belajar? Bagaimana manusia bisa membuat seperti al-Qur`an ini meski mereka saling membantu satu sama lain?
#
{18} {أولئك الذين}: بهذه الحالة الذَّميمة {حقَّ عليهم القولُ}؛ أي: حقَّت عليهم كلمة العذاب {في} جملة {أمم قد خَلَتْ من قبلهم من الجنِّ والإنس}: على الكفر والتكذيب، فسيدخل هؤلاء في غمارهم، ويغرقون في تيَّارهم. {إنَّهم كانوا خاسرينَ}: والخسران فواتُ رأس مال الإنسان، وإذا فقد رأسَ مالِهِ؛ فالأرباح من باب أولى وأحرى؛ فهم قد فاتهم الإيمان، ولم يحصِّلوا شيئاً من النعيم، ولا سلموا من عذاب الجحيم.
(18) ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ
﴿ "Mereka itulah," dengan kondisi tercela itu ﴾ حَقَّ عَلَيۡهِمُ ٱلۡقَوۡلُ
﴿ "orang-orang yang telah pasti (azab) atas mereka," yaitu azab pasti akan ditimpakan kepada m e r e k a ﴾ فِيٓ أُمَمٖ قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِهِم مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِۖ
﴿ "bersama umat-umat yang telah berlalu sebelum mereka dari jin dan manusia." Yang berada dalam kekufuran dan kedustaan, mereka itu akan masuk bersama para jin dan manusia ke dalam neraka dan ﴾ إِنَّهُمۡ كَانُواْ خَٰسِرِينَ ﴿ "sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi." Rugi adalah lenyapnya modal seseorang, maka jika modal saja sudah tidak didapatkan, lantas bagaimana bisa mendapatkan keuntungan? Mereka telah kehilangan keimanan dan tidak men-dapatkan kenikmatan sedikit pun hingga mereka pun tidak bisa terhindar dari siksaan Neraka Jahim.
#
{19} {ولكلٍّ}: من أهل الخير وأهل الشرِّ {درجاتٌ مما عملوا}؛ أي: كلٌّ على حسب مرتبته من الخير والشرِّ، ومنازلهم في الدار الآخرة على قدر أعمالهم، ولهذا قال: {ولِيُوَفِّيهم أعمالَهم وهم لا يُظْلَمونَ}: بأن لا يزاد في سيِّئاتهم ولا ينقصَ من حسناتِهِم.
(19) ﴾ وَلِكُلّٖ
﴿ "Dan bagi masing-masing mereka," dari orang-orang yang baik dan orang-orang yang jahat, ﴾ دَرَجَٰتٞ مِّمَّا عَمِلُواْۖ
﴿ "derajat-derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan." Artinya, masing-ma-sing berdasarkan derajatnya dalam kebaikan dan kejahatan, tempat mereka di akhirat adalah berdasarkan amalan mereka. Karena itulah Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَلِيُوَفِّيَهُمۡ أَعۡمَٰلَهُمۡ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ ﴿ "Dan agar Allah mencukupkan bagi mereka
(balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan." Keburukan mereka tidak ditambah sedikit pun dan kebaikan mereka tidak dikurangi sedikit pun.
{وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِينَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُونَ (20)}.
"Dan
(ingatlah) hari
(ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka
(kepada mereka dikatakan), 'Kamu telah menghabiskan rizkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu
(saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah me-nyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan kamu telah fasik'."
(Al-Ahqaf: 20).
#
{20} يذكر تعالى حال الكفار عند عرضهم على النار حين يُوَبَّخون ويُقَرَّعون، فيقال لهم: {أذهبتم طيباتِكُم في حياتكم الدُّنيا}؛ حيث اطمأننتم إلى الدُّنيا، واغتررتم بلذَّاتها، ورضيتم بشهواتها، وألهتكم طيِّباتُها عن السعي لآخرتكم، وتمتَّعتم تمتُّع الأنعام السارحة؛ فهي حظُّكم من آخرتكم. {فاليوم تُجْزَوْنَ عذاب الهون}؛ أي: العذاب الشديد الذي يهينكم، ويفضحكم [بما كنتُم تقولون على الله غير الحقِّ] ؛ أي: تنسبون الطريق الضالَّة التي أنتم عليها إلى الله وإلى حكمِهِ وأنتم كَذَبة في ذلك، {وبما كنتُم تفسُقونَ}؛ أي: تتكبَّرون عن طاعته، فجمعوا بين قول الباطل والعمل بالباطل والكذب على الله بنسبته إلى رضاه والقدح في الحقِّ والاستكبار عنه، فعوقبوا أشدَّ العقوبة.
(20) Allah سبحانه وتعالى menyebutkan kondisi orang-orang kafir ketika akan digiring ke neraka pada saat mereka dicaci maki, dikatakan kepada mereka, ﴾ أَذۡهَبۡتُمۡ طَيِّبَٰتِكُمۡ فِي حَيَاتِكُمُ ٱلدُّنۡيَا
﴿ "Kamu telah menghabiskan rizkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja)," karena kalian merasa tentram terhadap dunia, kalian tertipu dengan kesenangan-kesenangan dunia, kalian puas dengan segala hawa nafsunya, rizki dan kebaikanKu tidak kalian gunakan untuk kehidupan akhirat dan kalian bersenang-senang layaknya binatang dan inilah bagian kalian di akhirat. ﴾ فَٱلۡيَوۡمَ تُجۡزَوۡنَ عَذَابَ ٱلۡهُونِ
﴿ "Maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan," artinya, siksaan pedih yang meng-hinakan kalian dan menguak kejelekan kalian, karena kalian me-ngatakan atas nama Allah سبحانه وتعالى yang tidak benar. Kalian menempuh jalan kesesatan namun kalian katakan bahwa jalan itu berasal dari sisi Allah سبحانه وتعالى dan sesuai hukum Allah سبحانه وتعالى, kalian adalah para pendusta dalam hal itu, ﴾ وَبِمَا كُنتُمۡ تَفۡسُقُونَ ﴿ "Dan karena kamu telah fasik." Artinya, kalian menyombongkan diri tidak mau taat pada Allah سبحانه وتعالى. Mereka mencampuradukkan perkataan batil dan perbuatan batil serta ber-dusta atas Nama Allah سبحانه وتعالى karena dinisbatkan pada keridhaanNya serta menuduh dan menyombongkan diri dari kebenaran sehingga mereka pun disiksa secara pedih.
{وَاذْكُرْ أَخَا عَادٍ إِذْ أَنْذَرَ قَوْمَهُ بِالْأَحْقَافِ وَقَدْ خَلَتِ النُّذُرُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ (21) قَالُوا أَجِئْتَنَا لِتَأْفِكَنَا عَنْ آلِهَتِنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ (22) قَالَ إِنَّمَا الْعِلْمُ عِنْدَ اللَّهِ وَأُبَلِّغُكُمْ مَا أُرْسِلْتُ بِهِ وَلَكِنِّي أَرَاكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُونَ (23) فَلَمَّا رَأَوْهُ عَارِضًا مُسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ قَالُوا هَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا بَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ بِهِ رِيحٌ فِيهَا عَذَابٌ أَلِيمٌ (24) تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا لَا يُرَى إِلَّا مَسَاكِنُهُمْ كَذَلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ (25) وَلَقَدْ مَكَّنَّاهُمْ فِيمَا إِنْ مَكَّنَّاكُمْ فِيهِ وَجَعَلْنَا لَهُمْ سَمْعًا وَأَبْصَارًا وَأَفْئِدَةً فَمَا أَغْنَى عَنْهُمْ سَمْعُهُمْ وَلَا أَبْصَارُهُمْ وَلَا أَفْئِدَتُهُمْ مِنْ شَيْءٍ إِذْ كَانُوا يَجْحَدُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (26)}.
"Dan ingatlah
(Hud) saudara kaum 'Ad yaitu ketika dia mem-beri peringatan kepada kaumnya di al-Ahqaf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan sesudahnya
(dengan mengatakan), 'Janganlah kamu menyembah selain Allah, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang besar'."
(Al-Ahqaf: 21).
"Mereka menjawab, 'Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari
(menyembah) sesembahan-sesembahan kami? Maka datangkanlah kepada kami azab yang telah kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar.' Ia berkata, 'Sesungguhnya pengetahuan
(tentang itu) hanya pada sisi Allah dan aku
(hanya) menyampaikan kepadamu apa yang aku diutus dengan membawanya, tetapi aku lihat kamu ada-lah kaum yang bodoh'."
(Ahqaf: 22-23).
"Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka, 'Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami.'
(Bukan)! bahkan itu-lah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera
(yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Rabbnya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali
(bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa."
(Al-Ahqaf: 24-25).
"Dan sungguh Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukan-mu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah di-liputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkan-nya."
(Al-Ahqaf: 26).
#
{21} أي: {واذكر}: بالثناء الجميل {أخا عادٍ}: وهو هودٌ عليه السلام، حيث كان من الرسل الكرام، الذين فضَّلهم الله تعالى بالدَّعوة إلى دينه وإرشاد الخلق إليه، {إذْ أنذر قومَه}: وهم عادٌ {بالأحقافِ}؛ أي: في منازلهم المعروفة بالأحقاف، وهي الرمال الكثيرة في أرض اليمن، {وقد خَلَتِ النُّذُر من بين يديه ومن خلفِهِ}: فلم يكن بدعاً منهم ولا مخالفاً لهم، قائلاً لهم: {أن لا تعبُدوا إلاَّ الله إنِّي أخافُ عليكم عذابَ يوم عظيم}: فأمرهم بعبادة الله الجامعة لكلِّ قول سديدٍ وعمل حميدٍ، ونهاهم عن الشِّرْكِ والتَّنديد، وخوفهم إنْ لم يطيعوه العذابَ الشَّديد، فلم تُفِدْ فيهم تلك الدعوة.
(21) Maksudnya, ﴾ وَٱذۡكُرۡ
﴿ "dan ingatlah," dengan pujian indah, ﴾ أَخَا عَادٍ
﴿ "saudara kaum 'Ad," yakni Nabi Hud عليه السلام yang termasuk di antara rasul-rasul mulia, di mana mereka diberi karunia Allah سبحانه وتعالى dengan berdakwah dan menyeru kepada AgamaNya dan menun-jukkan manusia kepadaNya. ﴾ إِذۡ أَنذَرَ قَوۡمَهُۥ
﴿ "Ketika dia memberi peri-ngatan kepada kaumnya," yakni, kaum 'Ad, ﴾ بِٱلۡأَحۡقَافِ
﴿ "di al-Ahqaf," yaitu di tempat kediaman mereka yang dikenal dengan al-Ahqaf yang berupa tanah pasir yang berada di bumi Yaman. ﴾ وَقَدۡ خَلَتِ ٱلنُّذُرُ مِنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦٓ
﴿ "Sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan sesudahnya." Hud عليه السلام bukanlah satu-satu-nya rasul yang diutus dan tidak pula ajarannya berbeda dengan ajaran mereka seraya berkata, ﴾ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّا ٱللَّهَ إِنِّيٓ أَخَافُ عَلَيۡكُمۡ عَذَابَ يَوۡمٍ عَظِيمٖ ﴿ "Janganlah kamu menyembah selain Allah, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang besar." Nabi Hud عليه السلام memerintah-kan mereka untuk menyembah Allah سبحانه وتعالى secara keseluruhan dengan berkata benar dan berbuat yang terpuji serta melarang mereka untuk menyekutukan Allah سبحانه وتعالى dan menjadikan tandingan bagi Allah سبحانه وتعالى. Nabi Hud عليه السلام memberikan peringatan siksaan pedih pada mereka jika tidak menuruti ajakannya, tetapi seruan ini tidak ada gunanya bagi mereka.
#
{22} فَـ {قَالوا أجئتنا لِتأفِكَنا عن آلهتنا}؛ أي: ليس لك من القصد ولا معك من الحقِّ إلاَّ أنك حِدتنا على آلهتنا، فأردتَ أن تصرِفَنا عنها، {فأتِنا بما تَعِدُنا إن كنتَ من الصادقين}: وهذا غاية الجهل والعناد.
(22) ﴾ قَالُوٓاْ أَجِئۡتَنَا لِتَأۡفِكَنَا عَنۡ ءَالِهَتِنَا
﴿ "Mereka menjawab, 'Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari (menyembah) sesem-bahan-sesembahan kami?'" Artinya, engkau tidak memiliki maksud dan tidak membawa kebenaran apa pun selain hanya ingin mencela sesembahan-sesembahan kami dan engkau hendak memalingkan kami darinya. ﴾ فَأۡتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ ﴿ "Maka datangkanlah kepada kami azab yang telah kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar." Ini adalah puncak kebodohan dan penen-tangan.
#
{23} {قال إنَّما العلمُ عند اللهِ}: فهو الذي بيده أزمَّةُ الأمور ومقاليدُها، وهو الذي يأتيكم بالعذاب إن شاء، {وأبَلِّغُكُم ما أرسلتُ به}؛ أي: ليس عليَّ إلاَّ البلاغُ المبين، {ولكني أراكم قوماً تجهلونَ}: فلذلك صدر منكم ما صدر من هذه الجرأة الشديدة.
(23) ﴾ قَالَ إِنَّمَا ٱلۡعِلۡمُ عِندَ ٱللَّهِ
﴿ "Ia berkata, 'Sesungguhnya pengetahuan (tentang itu) hanya pada sisi Allah'." Di TanganNya-lah kendali semua urusan, dan Dia-lah yang akan mendatangkan siksaan kepada ka-lian jika Dia berkehendak. ﴾ وَأُبَلِّغُكُم مَّآ أُرۡسِلۡتُ بِهِۦ
﴿ "Dan aku (hanya) menyam-paikan kepadamu apa yang aku diutus dengan membawanya." Artinya, tugasku tidak lain hanyalah menyampaikan, ﴾ وَلَٰكِنِّيٓ أَرَىٰكُمۡ قَوۡمٗا تَجۡهَلُونَ ﴿ "tetapi aku lihat kamu adalah kaum yang bodoh." Karena itulah kalian mengatakan seperti yang dikatakan oleh orang-orang yang sangat lancang ini.
#
{24 ـ 25} فأرسل اللهُ عليهم العذاب العظيم، وهو الريحُ التي دمَّرتهم وأهلكتهم، ولهذا قال: {فلما رأوْه}؛ أي: العذاب، {عارضاً مستقبلَ أودِيَتِهِم}؛ أي: معترضاً كالسَّحاب، قد أقبل على أوديتهم التي تسيلُ فتسقي نوابتهم ويشربون من آبارها وغدرانها، {قالوا}: مستبشرين: {هذا عارضٌ ممطِرنُا}؛ أي: هذا السحاب سيمطرنا. قال تعالى: {بل هو ما استعجَلْتُم به}؛ أي: هذا الذي جنيتُم به على أنفسِكم حيث قلتُم: {فأتِنا بما تَعِدُنا إن كنتَ من الصادقين}. {ريحٌ فيها عذابٌ أليمٌ. تدمِّرُ كلَّ شيءٍ}: تمرُّ عليه من شدَّتها ونحسها، فسلَّطها الله {عليهم سبع ليالٍ وثمانية أيام حسوماً، فترى القوم فيها صَرْعى كأنَّهم أعجازُ نخل خاويةٍ}، {بأمر ربِّها}؛ أي: بإذنه ومشيئته، {فأصبحوا لا يرى إلاَّ مساكِنُهُم}: قد تلفتْ مواشيهم وأموالُهم وأنفسهم. {كذلك نجزي القوم المجرمين}: بسبب جرمِهِم وظُلمهم.
(24) Kemudian Allah سبحانه وتعالى mengirim siksaan besar kepada mereka berupa angin kencang yang menghancurkan dan membina-sakan mereka, karena itulah Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَلَمَّا رَأَوۡهُ
﴿ "Maka tat-kala mereka melihat azab itu," yakni, ketika mereka melihat hukuman itu, ﴾ عَارِضٗا مُّسۡتَقۡبِلَ أَوۡدِيَتِهِمۡ
﴿ "menuju ke lembah-lembah mereka," yakni, da-tang seperti awan yang mengarah ke lembah-lembah mereka namun mereka mengira bahwa azab yang seperti awan itu akan mengaliri sungai mereka, menyiram bibit yang mereka tanam serta akan mengisi sumur-sumur dan kolam mereka sehingga mereka bisa meminumnya, ﴾ قَالُواْ
﴿ "berkatalah mereka," seraya bergembira, ﴾ هَٰذَا عَارِضٞ مُّمۡطِرُنَاۚ
﴿ "Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami." Artinya, awan ini akan menurunkan hujan untuk kami. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ بَلۡ هُوَ مَا ٱسۡتَعۡجَلۡتُم بِهِۦۖ
﴿ "(Bukan)! bahkan itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera." Inilah perbuatan dosa yang kalian lakukan terhadap diri kalian sendiri, karena kalian mengatakan, ﴾ فَأۡتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ
﴿ "Maka datangkanlah kepada kami azab yang telah kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar."
﴾ رِيحٞ فِيهَا عَذَابٌ أَلِيمٞ 24 تُدَمِّرُ كُلَّ شَيۡءِۭ
﴿ "(Yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu" yang dilintasinya karena sangat kencang. Allah سبحانه وتعالى berfirman,
﴾ سَخَّرَهَا عَلَيۡهِمۡ سَبۡعَ لَيَالٖ وَثَمَٰنِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومٗاۖ فَتَرَى ٱلۡقَوۡمَ فِيهَا صَرۡعَىٰ كَأَنَّهُمۡ أَعۡجَازُ نَخۡلٍ خَاوِيَةٖ 7
﴿
"Menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kamu 'Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tanggul-tanggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk)." (Al-Haqqah: 7).
﴾ بِأَمۡرِ رَبِّهَا
﴿ "Dengan perintah Rabbnya," yakni, dengan izin dan kehendakNya, ﴾ فَأَصۡبَحُواْ لَا يُرَىٰٓ إِلَّا مَسَٰكِنُهُمۡۚ
﴿ "maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka." Binatang ternak, harta, serta diri mereka binasa semua oleh angin kencang itu. ﴾ كَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡمُجۡرِمِينَ ﴿ "Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa," karena kejahatan serta kezhaliman yang mereka lakukan.
#
{26} هذا مع أنَّ الله قد أدرَّ عليهم النِّعم العظيمة فلم يشكُروه ولا ذكَروه، ولهذا قال: {ولقد مكَّنَّاهم فيما إن مَكَّنَّاكم فيه}؛ أي: مكنَّاهم في الأرض يتناولون طيباتها، ويتمتَّعون بشهواتها، وعمَّرناهم عمراً يتذكَّر فيه من تذكَّر ويتَّعظ فيه المهتدي؛ أي: ولقد مكَّنَّا عاداً كما مكَّنَّاكم يا هؤلاء المخاطبون؛ أي: فلا تحسبوا أنَّ ما مَكَّنَّاكم فيه مختصٌّ بكم، وأنَّه سيدفع عنكم من عذاب الله شيئاً، بل غيرُكم أعظمُ منكم تمكيناً، فلم تُغْنِ عنهم أموالُهم ولا أولادُهم ولا جنودُهم من الله شيئاً، {وجَعَلْنا لهم سمعاً وأبصاراً وأفئدةً}؛ أي: لا قصور في أسماعهم ولا أبصارهم ولا أذهانهم حتى يقال: إنَّهم تركوا الحقَّ جهلاً منهم وعدم تمكُّن من العلم به ولا خلل في عقولهم، ولكنَّ التوفيقَ بيدِ الله، {فما أغنى عنهم سمعُهم ولا أبصارُهم ولا أفئدتُهم من شيءٍ}: لا قليل ولا كثير، وذلك بسبب أنهم يجحدون آيات الله الدَّالَّة على توحيدِهِ وإفرادِهِ بالعبادة، {وحاق بهم ما كانوا به يستهزِئون}؛ أي: نزل بهم العذاب الذي يكذِّبون بوقوعه، ويستهزِئون بالرسل الذين حذَّروهم منه.
(26) Meskipun Allah سبحانه وتعالى telah memberikan berbagai nikmat besar, namun mereka tetap saja tidak mau mensyukurinya dan tidak mau menyebut-nyebutnya, karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَلَقَدۡ مَكَّنَّٰهُمۡ فِيمَآ إِن مَّكَّنَّٰكُمۡ فِيهِ
﴿ "Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu." Yakni, Kami telah menempatkan mereka di dunia dan mereka pun mendapatkan kebaikan-kebaikannya dan bersenang-senang berdasarkan hawa nafsu mereka, Kami memberi mereka usia yang bisa diingat oleh mereka yang ingat dan bisa di-jadikan pelajaran oleh orang yang mendapatkan petunjuk. Artinya, Kami telah meneguhkan kedudukan 'Ad sebagaimana Kami me-neguhkan kedudukan kalian wahai kalian yang mendengarkan. Jangan pernah mengira bahwa kedudukan yang Kami berikan kepada kalian itu hanya khusus untuk kalian, kedudukan itu sama sekali tidak akan bisa menolak siksaan Allah سبحانه وتعالى yang akan ditim-pakan kepadamu, justru umat lain selain kalian lebih kuat kedu-dukannya daripada kalian, namun harta, anak, dan bala tentara mereka sama sekali tidak berguna bagi mereka untuk menolak keputusan Allah سبحانه وتعالى.
﴾ وَجَعَلۡنَا لَهُمۡ سَمۡعٗا وَأَبۡصَٰرٗا وَأَفۡـِٔدَةٗ
﴿ "Dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan, dan hati," artinya, tidak ada yang kurang dalam pendengaran, penglihatan, serta hati mereka hingga dikatakan kepada mereka, "Sesungguhnya mereka itu meninggal-kan kebenaran karena kebodohan mereka serta karena mereka tidak memiliki ilmu tentang hal itu, padahal tidak ada kekurangan sedikit pun pada akal mereka, tapi pertolongan dan hidayah itu berada di Tangan Allah سبحانه وتعالى. ﴾ فَمَآ أَغۡنَىٰ عَنۡهُمۡ سَمۡعُهُمۡ وَلَآ أَبۡصَٰرُهُمۡ وَلَآ أَفۡـِٔدَتُهُم مِّن شَيۡءٍ
﴿ "Tetapi pendengaran, penglihatan, dan hati mereka tidak berguna sedikit juapun bagi mereka," tidak sedikit dan tidak juga banyak. Hal itu dikarenakan mereka menentang ayat-ayat Allah سبحانه وتعالى yang menunjuk-kan atas keesaanNya serta hanya Allah سبحانه وتعالى yang berhak untuk di-sembah. ﴾ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُواْ بِهِۦ يَسۡتَهۡزِءُونَ ﴿ "Karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok-olokkannya." Artinya, siksaan yang mereka dusta-kan kejadiannya itu menimpa mereka dan juga karena mereka menghina para rasul yang telah memberi peringatan pada mereka.
{وَلَقَدْ أَهْلَكْنَا مَا حَوْلَكُمْ مِنَ الْقُرَى وَصَرَّفْنَا الْآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (27) فَلَوْلَا نَصَرَهُمُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ قُرْبَانًا آلِهَةً بَلْ ضَلُّوا عَنْهُمْ وَذَلِكَ إِفْكُهُمْ وَمَا كَانُوا يَفْتَرُونَ (28)}
"Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan negeri-negeri di sekitarmu dan Kami telah mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami berulang-ulang supaya mereka kembali
(bertaubat). Maka mengapa yang mereka sembah selain Allah sebagai sembahan-sembahan untuk mendekatkan diri
(kepada Allah) tidak dapat menolong mereka. Bahkan sembahan-sembahan itu telah lenyap dari mereka. Itulah akibat kebohongan mereka dan apa yang dahulu mereka ada-adakan."
(Al-Ahqaf: 28).
#
{27 ـ 28} يحذِّر تعالى مشركي العرب وغيرهم بإهلاك الأمم المكذِّبين الذين هم حول ديارهم، بل كثيرٌ منهم في جزيرة العرب؛ كعادٍ وثمودَ ونحوهم، وأنَّ الله تعالى صَرَّفَ لهم {الآياتِ}؛ أي: نوَّعها من كل وجه، {لعلهم يرجِعونَ}: عمَّا هم عليه من الكفر والتكذيب، فلمَّا لم يؤمنوا؛ أخذهم اللهُ أخذَ عزيزٍ مقتدرٍ، ولم تنفعْهم آلهتُهم التي يَدْعون من دون الله من شيءٍ، ولهذا قال هنا: {فلولا نَصَرَهُم الذين اتَّخذوا من دون الله قُرباناً آلهةً}؛ أي: يتقرَّبون إليهم ويتألَّهونهم لرجاء نفعهم. {بل ضلُّوا عنهم}: فلم يُجيبوهم ولا دَفَعوا عنهم، {وذلك إفْكُهُمْ وما كانوا يفترونَ}: من الكذب الذي يُمَنُّون به أنفسَهم؛ حيث يزعُمون أنَّهم على الحقِّ، وأنَّ أعمالهم ستنفعُهم، فضلَّت وبطلت.
(27-28) Allah سبحانه وتعالى memperingatkan kaum musyrikin Arab dan lainnya karena Allah سبحانه وتعالى telah membinasakan umat-umat pen-dusta yang berada di sekitar wilayah mereka bahkan kebanyakan umat-umat yang dibinasakan itu berada di Jazirah Arab seperti kaum 'Ad, Tsamud dan lainnya. Allah سبحانه وتعالى telah mendatangkan ﴾ ٱلۡأٓيَٰتِ
﴿ "tanda-tanda kebesaran," kepada mereka dengan berbagai ragamnya, ﴾ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ
﴿ "supaya mereka kembali (bertaubat)" dari keku-furan dan pendustaan yang mereka lakukan. Namun karena me-reka tidak mau beriman, Allah سبحانه وتعالى pun menyiksa mereka dengan siksaan dari Allah Yang Mahaperkasa lagi Berkuasa. Sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak membawa man-faat sedikit pun, karena itulah dalam ayat ini Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَلَوۡلَا نَصَرَهُمُ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُواْ مِن دُونِ ٱللَّهِ قُرۡبَانًا ءَالِهَةَۢۖ
﴿ "Maka mengapa yang mereka sembah selain Allah sebagai ilah untuk mendekatkan diri (kepada Allah) tidak dapat menolong mereka." Artinya, mereka mendekatkan diri mereka kepada sembahan-sembahan selain Allah سبحانه وتعالى dan mengagung-agungkannya demi mengharap agar dapat menolong mereka.﴾ بَلۡ ضَلُّواْ عَنۡهُمۡۚ
﴿ "Bahkan sembahan-sembahan itu telah lenyap dari mereka," sembahan-sembahan itu pun tidak dapat mengabulkan permintaan mereka serta tidak dapat menolong mereka. ﴾ وَذَٰلِكَ إِفۡكُهُمۡ وَمَا كَانُواْ يَفۡتَرُونَ ﴿ "Itulah akibat kebohongan mereka dan apa yang dahulu mereka ada-ada-kan," dengan berdusta yang disematkan pada diri mereka, karena mereka mengira bahwa mereka berada di atas kebenaran dan per-buatan mereka akan menolong mereka, hingga mereka pun tersesat dan amalan mereka gugur.
{وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ مُنْذِرِينَ (29) قَالُوا يَاقَوْمَنَا إِنَّا سَمِعْنَا كِتَابًا أُنْزِلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَى مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ وَإِلَى طَرِيقٍ مُسْتَقِيمٍ (30) يَاقَوْمَنَا أَجِيبُوا دَاعِيَ اللَّهِ وَآمِنُوا بِهِ يَغْفِرْ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ وَيُجِرْكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ (31) وَمَنْ لَا يُجِبْ دَاعِيَ اللَّهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِزٍ فِي الْأَرْضِ وَلَيْسَ لَهُ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءُ أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (32)}.
"Dan
(ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan al-Qur`an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan
(nya), mereka berkata, 'Diamlah kamu
(untuk mendengarkannya).' Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya
(untuk) memberi peringatan. Mereka berkata, 'Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab
(al-Qur`an) yang telah diturunkan sesudah Musa yang mem-benarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada ke-benaran dan kepada jalan yang lurus. Hai kaum kami, terimalah
(seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepa-daNya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih. Dan orang yang tidak menerima
(seruan) orang yang menyeru kepada Allah, maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata."
(Al-Ahqaf: 29-32).
#
{29} كان الله تعالى قد أرسل رسولَه محمداً - صلى الله عليه وسلم - إلى الخلق إنسهم وجنهم، وكان لا بدَّ من إبلاغ الجميع لدعوة النبوَّة والرسالة؛ فالإنس يمكنه عليه الصلاة والسلام دعوتُهم وإنذارُهم، وأمَّا الجنُّ؛ فصَرَفَهم الله إليه بقدرته وأرسل إليه {نفراً من الجنِّ يستمعونَ القرآن فلمَّا حَضَروه قالوا أنصِتوا}؛ أي: وصَّى بعضُهم بعضاً بذلك، {فلما قُضِيَ}: وقد وَعَوْه وأثَّر ذلك فيهم، {ولَّوْا إلى قومِهِم منذِرين}: نصحاً منهم لهم، وإقامة لحجَّة الله عليهم، وقيَّضهم الله معونةً لرسوله - صلى الله عليه وسلم - في نشر دعوتِهِ في الجنِّ.
(29) Allah سبحانه وتعالى mengutus RasulNya, Muhammad a, untuk semua makhluk, baik manusia maupun jin, untuk itu Muhammad a harus menyampaikan seruan kenabian dan risalah kepada selu-ruhnya. Rasulullah a secara leluasa bisa menyeru dan memberi pe-ringatan kepada manusia, sedangkan jin, dihadapkan oleh Allah سبحانه وتعالى berdasarkan kekuasaanNya dan Allah mengutus kepada Muhammad a, ﴾ نَفَرٗا مِّنَ ٱلۡجِنِّ يَسۡتَمِعُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوٓاْ أَنصِتُواْۖ
﴿ "serombongan jin yang mendengarkan al-Qur`an, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan-(nya), mereka berkata, 'Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)'." Arti-nya, satu sama lain memerintahkan seperti itu. ﴾ فَلَمَّا قُضِيَ
﴿ "Ketika pembacaan telah selesai," dan mereka telah memahaminya dan bacaan itu berpengaruh pada mereka, ﴾ وَلَّوۡاْ إِلَىٰ قَوۡمِهِم مُّنذِرِينَ ﴿ "mereka kembali kepada kaumnya
(untuk) memberi peringatan." Yakni, mereka memberi nasihat kepada kaumnya dan menegakkan hujjah Allah سبحانه وتعالى kepada mereka. Dan itu adalah pertolongan Allah تعالى untuk RasulNya a dalam menyebarkan dakwah pada golongan jin.
#
{30} {قالوا يا قومَنا إنَّا سَمِعْنا كتاباً أنزِلَ من بعدِ موسى}: لأنَّ كتاب موسى أصلٌ للإنجيل وعمدةٌ لبني إسرائيل في أحكام الشرع، وإنَّما الإنجيل متمِّم ومكمِّل ومغيِّر لبعض الأحكام، {مصدِّقاً لما بين يديه يَهْدي}: هذا الكتاب الذي سَمِعْناه، {إلى الحقِّ}: وهو الصوابُ في كلِّ مطلوبٍ وخبرٍ، {وإلى طريقٍ مستقيمٍ}: موصل إلى الله وإلى جنَّته من العلم بالله وبأحكامه الدينيَّة وأحكام الجزاء.
(30) ﴾ قَالُواْ يَٰقَوۡمَنَآ إِنَّا سَمِعۡنَا كِتَٰبًا أُنزِلَ مِنۢ بَعۡدِ مُوسَىٰ
﴿ "Mereka berkata, 'Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (al-Qur`an) yang telah diturunkan sesudah Musa'." Karena kitab Nabi Musa عليه السلام adalah asal kitab Injil serta pedoman Bani Israil dalam hukum-hukum syariat, hanya saja Injil melengkapi serta merubah beberapa hukum yang terdapat dalam Taurat, ﴾ مُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ يَهۡدِيٓ
﴿ "yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya," kitab ini yang kita dengar, ﴾ إِلَى ٱلۡحَقِّ
﴿ "kepada kebenaran," yaitu kebenaran dalam setiap tuntutan dan kebaikan, ﴾ وَإِلَىٰ طَرِيقٖ مُّسۡتَقِيمٖ ﴿ "dan kepada jalan yang lurus." Yang menghubungkan kepada Allah سبحانه وتعالى dan kepada surgaNya yang berisi ilmu tentang Allah سبحانه وتعالى, hukum-hukum dunia dan hukum-hukum balasanNya.
#
{31} فلمَّا مَدَحوا القرآن وبيَّنوا محلَّه ومرتبته؛ دَعَوْهم إلى الإيمان به، فقالوا: {يا قومَنا أجيبوا داعيَ اللهِ}؛ أي: الذي لا يدعو إلاَّ إلى ربِّه، لا يدعوكم إلى غرض من أغراضِهِ ولا هوى، وإنَّما يدعوكم إلى ربِّكم لِيُثيبَكم، ويزيلَ عنكم كلَّ شرٍّ ومكروه، ولهذا قالوا: {يغفرْ لكم من ذُنوبِكُم ويُجِرْكُم من عذابٍ أليم}: وإذا أجارهم من العذاب الأليم؛ فما ثمَّ بعد ذلك إلاَّ النعيم؛ فهذا جزاءُ من أجاب داعي الله.
(31) Tatkala para golongan jin itu memuji al-Qur`an serta menjelaskan kedudukan dan tingkatannya, mereka menyeru kaum-nya untuk beriman kepada al-Qur`an seraya berkata, ﴾ يَٰقَوۡمَنَآ أَجِيبُواْ دَاعِيَ ٱللَّهِ
﴿ "Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah," yaitu yang tidak menyeru kepada selain Allah سبحانه وتعالى, tidak me-nyeru kalian kepada keinginan-keinginan dirinya dan hawa nafsu, ia hanya menyeru kalian kepada Rabb kalian, agar kalian menda-patkan pahala dan menghindarkan kalian dari segala keburukan dan musibah. Karena itulah mereka berkata,﴾ يَغۡفِرۡ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمۡ وَيُجِرۡكُم مِّنۡ عَذَابٍ أَلِيمٖ ﴿ "Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan me-lepaskan kamu dari azab yang pedih." Jika Allah سبحانه وتعالى melindungi mereka dari siksaan pedih, maka tidak ada lagi setelahnya selain kenikmat-an, dan inilah balasan orang yang mau menerima seruan Allah سبحانه وتعالى.
#
{32} {ومَن لا يُجِبْ داعيَ الله فليس بمعجزٍ في الأرضِ}: فإنَّ الله على كلِّ شيءٍ قديرٌ، فلا يفوته هاربٌ ولا يغالِبُه مغالبٌ، {وليس له من دونِهِ أولياءُ أولئك في ضلالٍ مبينٍ}، وأيُّ ضلال أبلغُ من ضلال مَنْ نادَتْه الرسل، ووصلتْ إليه النُّذُر بالآيات البيِّنات والحجج المتواتراتِ فأعرض واستكبر؟!
(32) ﴾ وَمَن لَّا يُجِبۡ دَاعِيَ ٱللَّهِ فَلَيۡسَ بِمُعۡجِزٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ
﴿ "Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah, maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi," karena sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى Mahakuasa atas segala sesuatu sehingga tidak ada sesuatu pun yang bisa lari dariNya dan tidak akan ada yang mengalahkan urusanNya.
﴾ وَلَيۡسَ لَهُۥ مِن دُونِهِۦٓ أَوۡلِيَآءُۚ أُوْلَٰٓئِكَ فِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٍ ﴿ "Dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata." Kesesatan mana lagi yang lebih nyata melebihi kesesatan orang yang telah ditun-jukkan oleh para rasul, telah sampai berita peringatan padanya dengan berbagai ayat-ayat yang jelas dan berbagai hujjah mutawatir, kemudian berpaling dan membanggakan diri.
{أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَمْ يَعْيَ بِخَلْقِهِنَّ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتَى بَلَى إِنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (33)}.
"Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesung-guhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya
(bahkan) sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu."
(Al-Ahqaf: 33).
#
{33} هذا استدلالٌ منه تعالى على الإعادة بعد الموت بما هو أبلغُ منها، وهو {أنَّه الذي خلقَ السماواتِ والأرضَ} على عظمهما وسعتهما وإتقان خلقهما من دون أن يَكْتَرِثَ بذلك، ولم يَعْيَ بِخَلْقِهِنَّ؛ فكيف تعجِزُه إعادتُكم بعد موتكم وهو {على كل شيءٍ قديرٌ}؟!
(33) Ini adalah hujjah Allah سبحانه وتعالى yang membuktikan bahwa Dia Kuasa mengembalikan manusia setelah kematian, yaitu dengan yang lebih mengena, yaitu ﴾ أَوَلَمۡ يَرَوۡاْ أَنَّ ٱللَّهَ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ
﴿ "dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi," dengan kebesaran dan keluasan kedua-nya dan kesempurnaan penciptaan keduanya tanpa merasa lelah dengan hal itu dan tidak merasa payah menciptakannya, lantas bagaimana tidak mampu untuk mengembalikan kalian, setelah ke-matian kalian, dan Dia ﴾ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ﴿ "Mahakuasa atas segala sesuatu."
{وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِينَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَلَيْسَ هَذَا بِالْحَقِّ قَالُوا بَلَى وَرَبِّنَا قَالَ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ (34) فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ بَلَاغٌ فَهَلْ يُهْلَكُ إِلَّا الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ (35)}
"Dan
(ingatlah) hari
(ketika) orang-orang kafir dihadapkan kepada neraka, dikatakan kepada mereka, 'Bukankah
(azab) ini benar?' Mereka menjawab, 'Ya benar, demi Rabb kami.' Allah ber-firman, 'Maka rasakanlah azab ini disebabkan kamu selalu ingkar.' Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai ke-teguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan
(azab) bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka, mereka
(merasa) seolah-olah tidak tinggal
(di dunia) melainkan sesaat pada siang hari.
(Inilah) suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik'."
(Al-Ahqaf: 34-35).
#
{34} يخبر تعالى عن حال الكفار الفظيعة عند عرضِهِم على النار التي كانوا يكذِّبون بها، وأنَّهم يوبَّخون ويُقال لهم: {أليس هذا بالحقِّ}؛ فقد حضرتُموه وشاهدتُموه عياناً، {قالوا بلى وربِّنا}: فاعترفوا بذنوبهم وتبين كذبهم، {قال فَذُوقُوا العَذابَ بما كنتُم تكفُرون}؛ أي: عذاباً لازماً دائماً كما كان كفرُكم صفةً لازمةً.
(34) Allah سبحانه وتعالى memberitahukan kondisi mengerikan orang-orang kafir ketika akan dimasukkan ke dalam neraka yang dulunya mereka dustakan, mereka dicerca dan dikatakan pada mereka, ﴾ أَلَيۡسَ هَٰذَا بِٱلۡحَقِّۖ
﴿ "Bukankah (azab) ini benar?" Kalian sekarang telah mendatangi dan menyaksikannya secara langsung dengan mata telanjang. ﴾ قَالُواْ بَلَىٰ وَرَبِّنَاۚ
﴿ "Mereka menjawab, 'Ya benar, demi Rabb kami'." Mereka pun mengakui dosa-dosa mereka dan kedustaan mereka terbukti jelas, ﴾ قَالَ فَذُوقُواْ ٱلۡعَذَابَ بِمَا كُنتُمۡ تَكۡفُرُونَ ﴿ "Allah berfirman, 'Maka rasakanlah azab ini disebabkan kamu selalu ingkar'." Yaitu azab yang pasti dan langgeng sebagaimana kekufuran kalian yang menjadi sifat yang tidak terpisah
(dari diri kalian).
#
{35} ثم أمر تعالى رسوله أن يصبِرَ على أذيَّة المكذِّبين المعادين له، وأن لا يزال داعياً لهم إلى الله، وأن يقتديَ بصبرِ أولي العزم من المرسَلين سادات الخَلْق أولي العزائم والهِمَم العالية، الذين عَظُم صَبْرُهم وتمَّ يقينُهم؛ فهم أحقُّ الخلق بالأسوة بهم والقفو لآثارهم والاهتداء بمنارِهِم، فامتثل - صلى الله عليه وسلم - لأمر ربِّه، فصبر صبراً لم يصبِرْه نبيٌّ قبله، حتى رماه المعادون له عن قوسٍ واحدةٍ، وقاموا جميعاً بصدِّه عن الدَّعوة إلى الله، وفعلوا ما يمكنهم من المعاداة والمحاربة، وهو - صلى الله عليه وسلم - لم يزل صادعاً بأمر الله، مقيماً على جهاد أعداء الله، صابراً على ما ينالُه من الأذى، حتى مكَّن الله له في الأرض، وأظهر دينَه على سائر الأديان وأمَّته على الأمم، فصلى الله عليه وسلم تسليماً.
وقوله: {ولا تستعجل لهم}؛ أي: لهؤلاء المكذِّبين المستعجلين للعذاب؛ فإنَّ هذا من جهلهم وحمقهم؛ فلا يستخفنَّكَ بجهلهم ولا يَحْمِلْك ما ترى من استعجالهم على أنْ تدعُوَ الله عليهم بذلك؛ فإنَّ كلَّ ما هو آتٍ قريبٌ، و {كأنَّهم} حين {يَرَوْنَ ما يوعدونَ لم يَلْبَثوا} في الدُّنيا {إلاَّ ساعةً من نهارٍ}؛ فلا يحزُنْك تمتُّعهم القليل وهم صائرون إلى العذاب الوبيل، {بلاغٌ}؛ أي: هذه الدنيا متاعها وشهواتها ولذَّاتها بلغةٌ منغصةٌ ودفعُ وقتٍ حاضر قليل، أو هذا القرآن العظيم ـ الذي بيَّنَّا لكم فيه البيانَ التامَّ ـ بلاغٌ لكم وزادٌ إلى الدار الآخرة، ونِعْم الزادُ والبلغةُ، زادٌ يوصل إلى دار النعيم، ويعصِمُ من العذابِ الأليم؛ فهو أفضل زاد يتزوَّده الخلائقُ، وأجلُّ نعمة أنعم الله بها عليهم، {فهل يُهْلَكُ}: بالعقوبات {إلاَّ القومُ الفاسقون}؛ أي: الذين لا خير فيهم، وقد خرجوا عن طاعة ربِّهم، ولم يَقْبَلوا الحقَّ الذي جاءتهم به الرسل، وأعذر الله لهم وأنذرهم، فبعد ذلك إذ يستمرُّون على تكذيبهم وكفرهم، نسأل الله العصمة.
(35) Kemudian Allah سبحانه وتعالى memerintahkan RasulNya untuk bersabar atas gangguan orang-orang yang mendustakan dan me-nentangnya. Allah سبحانه وتعالى memerintahkan RasulNya untuk tetap me-nyeru mereka kepada Allah سبحانه وتعالى serta meneladani kesabaran para rasul yang memiliki keteguhan hati dan para pemimpin manusia, mereka adalah pemilik keteguhan hati serta tekad yang tinggi, kesabaran mereka begitu besar dan keyakinan mereka sempurna. Mereka adalah sosok manusia yang perlu diteladani dan cahaya mereka harus dijadikan petunjuk.
Rasulullah a melaksanakan perintah Rabbnya kemudian bersabar dengan kesabaran yang belum pernah dilakukan oleh para nabi sebelumnya, hingga para penentang saling bahu membahu menyerang bersama. Mereka semua berusaha menghalangi Rasu-lullah a agar tidak bisa berdakwah. Orang-orang musyrik melaku-kan berbagai tindakan permusuhan dan memerangi beliau sebisa mungkin. Namun Rasulullah a tetap tegar melaksanakan perintah Allah سبحانه وتعالى, tetap berdiri untuk berjihad melawan musuh-musuh Allah سبحانه وتعالى, bersabar atas gangguan yang beliau terima hingga Allah سبحانه وتعالى meneguhkan kedudukan beliau di muka bumi dan memenang-kan agamaNya di atas seluruh agama serta memenangkan umatnya atas seluruh umat yang ada. Semoga kesejahteraan dan keselamatan tetap terlimpah untuk beliau.
Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ وَلَا تَسۡتَعۡجِل لَّهُمۡۚ
﴿ "Maka janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka." Artinya, untuk mereka yang mendus-takan dan meminta disegerakan siksanya, hal ini diucapkan karena kebodohan dan ketololan mereka. Jangan sampai kebodohan mereka membuatmu berkecil hati dan jangan sampai permintaan mereka agar disegerakan siksanya yang kau lihat itu membuatmu mendoakan keburukan bagi mereka, karena semua yang akan datang itu dekat masanya. ﴾ كَأَنَّهُمۡ
﴿ "Seolah-olah mereka," pada saat ﴾ يَرَوۡنَ مَا يُوعَدُونَ لَمۡ يَلۡبَثُوٓاْ إِلَّا سَاعَةٗ مِّن نَّهَارِۭۚ
﴿ "melihat apa yang dijanjikan kepada mereka, mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari." Janganlah kesenangan sesaat mereka itu membuatmu bersedih karena mereka akan menuju azab yang ber-akibat buruk.
﴾ بَلَٰغٞۚ
﴿ "Suatu pelajaran yang cukup," yakni, dunia ini dengan berbagai kesenangan dan kenikmatannya adalah sebagai penyampai dan pendorong waktu yang akan datang sesaat lagi, atau al-Qur`an ini yang kami jelaskan kepada kalian terdapat padanya penjelasan yang nyata dan sebagian pelajaran bagi kalian serta sebagai bekal untuk kehidupan akhirat. Al-Qur`an adalah bekal dan pelajaran terbaik, bekal yang akan menuntun ke surga yang penuh kenikmat-an dan menjaga mereka dari siksa yang pedih. Al-Qur`an adalah bekal terbaik yang dijadikan bekal oleh manusia dan nikmat terbe-sar yang diberikan Allah سبحانه وتعالى kepada mereka. ﴾ فَهَلۡ يُهۡلَكُ
﴿ "Maka tidak dibinasakan," dengan hukuman-h u k u m a n ﴾ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ ﴿ "melainkan kaum yang fasik," yaitu orang-orang yang tidak memiliki kebaikan, mereka telah keluar dari jalur ketaatan terhadap Rabb mereka, tidak mau menerima kebenaran yang dibawa para rasul kepada mereka. Allah سبحانه وتعالى telah menyampaikan udzur dan memberikan peringatan kepada mereka setelah itu, namun karena mereka tetap mendusta-kan dan kufur, maka mereka mendapatkan siksaan yang pedih. Semoga Allah سبحانه وتعالى berkenan memberikan kita penjagaan.
Demikian tafsir terakhir Surat al-Ahqaf. Segala puji hanya bagi Allah سبحانه وتعالى Rabb semesta alam.