Ayah:
TAFSIR SURAT SHAD ( Shad )
TAFSIR SURAT SHAD ( Shad )
Makkiyah
Ayah: 1 - 11 #
{ص وَالْقُرْآنِ ذِي الذِّكْرِ (1) بَلِ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي عِزَّةٍ وَشِقَاقٍ (2) كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ قَرْنٍ فَنَادَوْا وَلَاتَ حِينَ مَنَاصٍ (3) وَعَجِبُوا أَنْ جَاءَهُمْ مُنْذِرٌ مِنْهُمْ وَقَالَ الْكَافِرُونَ هَذَا سَاحِرٌ كَذَّابٌ (4) أَجَعَلَ الْآلِهَةَ إِلَهًا وَاحِدًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ (5) وَانْطَلَقَ الْمَلَأُ مِنْهُمْ أَنِ امْشُوا وَاصْبِرُوا عَلَى آلِهَتِكُمْ إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ يُرَادُ (6) مَا سَمِعْنَا بِهَذَا فِي الْمِلَّةِ الْآخِرَةِ إِنْ هَذَا إِلَّا اخْتِلَاقٌ (7) أَأُنْزِلَ عَلَيْهِ الذِّكْرُ مِنْ بَيْنِنَا بَلْ هُمْ فِي شَكٍّ مِنْ ذِكْرِي بَلْ لَمَّا يَذُوقُوا عَذَابِ (8) أَمْ عِنْدَهُمْ خَزَائِنُ رَحْمَةِ رَبِّكَ الْعَزِيزِ الْوَهَّابِ (9) أَمْ لَهُمْ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَلْيَرْتَقُوا فِي الْأَسْبَابِ (10) جُنْدٌ مَا هُنَالِكَ مَهْزُومٌ مِنَ الْأَحْزَابِ (11)}.
"Shad, demi al-Qur`an yang mempunyai keagungan. Sebenar-nya orang-orang kafir itu dalam kesombongan dan permusuhan yang sengit. Betapa banyaknya umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan, lalu mereka meminta tolong padahal (waktu itu) bukanlah saat untuk lari melepaskan diri. Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan dari ka-langan mereka; dan orang-orang kafir berkata, 'Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta.' Mengapa ia menjadikan sesem-bahan-sesembahan itu sesembahan Yang Satu saja. Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka, 'Pergilah kamu dan bersabarlah terhadap sembahan-sembahanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki. Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir; ini tidak lain hanyalah pengada-adaan belaka. Mengapa al-Qur`an itu diturunkan kepadanya di antara kita.' Sebenarnya mereka ragu-ragu terhadap al-Qur`anKu, dan sebenarnya mereka belum merasakan azabKu. Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan rahmat Rabbmu Yang Mahaperkasa lagi Maha Pemberi. Atau apakah mereka memiliki kerajaan langit dan bumi dan yang ada di antara keduanya? Maka hendaklah mereka menaiki tangga-tangga. Suatu tentara yang besar yang berada di sana dari golongan-golongan yang berserikat, pasti akan dikalahkan." (Shad: 1-11).
#
{1} هذا بيانٌ من الله تعالى لحال القرآن وحال المكذِّبين به معه ومع من جاء به، فقال: {ص والقرآنِ ذي الذِّكْرِ}؛ أي: ذي القَدْر العظيم والشرف، المذكِّر للعباد كلَّ ما يحتاجون إليه من العلم بأسماء الله وصفاته وأفعاله، ومن العلم بأحكام الله الشرعية، ومن العلم بأحكام المعاد والجزاء؛ فهو مذكِّرٌ لهم في أصول دينهم وفروعه. وهنا لا يُحتاجُ إلى ذِكْرِ المقسَم عليه؛ فإنَّ حقيقة الأمر أنَّ المقسم به وعليه شيءٌ واحدٌ، وهو هذا القرآن الموصوف بهذا الوصف الجليل.
(1) Ini adalah penjelasan dari Allah سبحانه وتعالى perihal al-Qur`an dan perihal orang-orang yang mendustakannya dan mendustakan orang yang datang membawanya, seraya berfirman, ﴾ صٓۚ وَٱلۡقُرۡءَانِ ذِي ٱلذِّكۡرِ ﴿ "Shad, demi al-Qur`an yang mempunyai keagungan." Yakni, yang mempunyai kedudukan yang agung dan kemuliaan, yang mengingatkan ma-nusia akan segala apa yang mereka butuhkan, seperti pengetahuan tentang nama-nama Allah, sifat-sifatNya dan perbuatan-perbuatan-Nya, dan seperti pengetahuan tentang hukum-hukum syariatNya serta pengetahuan tentang hukum-hukum di akhirat kelak dan pembalasan. Jadi, al-Qur`an itu mengingatkan mereka tentang prinsip-prinsip dan cabang-cabang agama mereka. Dan di sini tidak diper-lukan penyebutan apa yang disumpahkan, karena pada hakikatnya yang digunakan bersumpah dan yang disumpahkan adalah satu (sama), yaitu al-Qur`an yang disifati dengan sifat yang mulia ini.
#
{2} فإذا كان القرآن بهذا الوصف؛ عُلِمَ ضرورةُ العبادِ إليه فوق كلِّ ضرورةٍ، وكان الواجبُ عليهم تلقِّيه بالإيمان والتَّصديق والإقبال على استخراج ما يُتَذَكَّرُ به منه، فهدى الله مَنْ هدى لهذا، وأبى الكافرون به وبمن أنزلَه، وصار معهم عِزَّةٌ وشقاقٌ، عزَّةٌ وامتناعٌ عن الإيمان به، واستكبارٌ وشقاقٌ له؛ أي: مشاقَّة ومخاصمة في ردِّه وإبطاله وفي القَدْح بمن جاء به.
(2) Kalau al-Qur`an seperti itu sifatnya, maka dapat diketa-hui bahwa kebutuhan manusia kepadanya di atas segala kebutuhan. Maka kewajiban mereka adalah meresponsnya dengan mengimani, membenarkan, dan serius untuk mengambil pelajaran darinya. Maka Allah memberi petunjuk kepada orang-orang yang mendapat petunjuk untuknya, sedangkan orang-orang kafir menolaknya dan menolak yang menurunkannya, dan mereka selalu bersikap sombong dan memusuhi, sombong, dan menolak untuk beriman kepadanya, congkak dan memusuhinya. Artinya, menentang dan memusuhi dalam menolak, merusaknya dan dalam memperolok-olokkan Nabi yang datang membawanya.
#
{3} فتوعَّدهم بإهلاك القرون الماضية المكذِّبة بالرسل، وأنَّهم حين جاءهم الهلاكُ؛ نادَوْا واستغاثوا في صرف العذاب عنهم، ولكنْ {لاتَ حينَ مناص}؛ أي: وليس الوقت وقتَ خلاصٍ مما وقعوا فيه ولا فرج لما أصابهم، فليحذَرْ هؤلاء أن يَدوموا على عزَّتِهِم وشقاقِهِم؛ فيصيبُهم ما أصابهم.
(3) Maka Allah mengancam mereka dengan kebinasaan seperti yang telah ditimpakan kepada umat-umat terdahulu yang mendustakan para rasul; dan mereka, pada saat kebinasaan datang melanda, mereka menyeru dan meminta keselamatan agar dilepas-kan dari azab itu. Akan tetapi ﴾ وَّلَاتَ حِينَ مَنَاصٖ ﴿ "waktu itu bukanlah saat untuk lari melepaskan diri." Maksudnya, dan waktu itu bukan waktu penyela-matan dari apa yang mereka terjerumus di dalamnya, dan bukan pula waktu pembebasan dari apa yang menimpa mereka. Maka hendaklah mereka berhati-hati kalau tetap pada sikap kesombongan dan permusuhan mereka, karena mereka akan ditimpa oleh apa yang telah menimpa orang-orang sebelumnya.
#
{4} {وعَجِبوا أن جاءهم منذرٌ منهم}؛ أي: عجب هؤلاء المكذِّبون في أمرٍ ليس محلَّ عجبٍ أن جاءهم منذرٌ منهم ليتمكَّنوا من التلقِّي عنه وليعرفوه حقَّ المعرفة، ولأنَّه من قومهم؛ فلا تأخُذُهم النَّخوة القوميَّة عن اتِّباعِهِ؛ فهذا مما يوجبُ الشكر عليهم وتمامَ الانقيادِ له، ولكنَّهم عكسوا القضيَّة، فتعجَّبوا تعجُّب إنكار، وقالوا من كفرهم وظلمهم: {هذا ساحرٌ كذابٌ}!
(4) ﴾ وَعَجِبُوٓاْ أَن جَآءَهُم مُّنذِرٞ مِّنۡهُمۡۖ ﴿ "Dan mereka heran karena mereka keda-tangan seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka." Maksudnya, orang-orang yang mendustakan itu merasa heran terhadap suatu perkara yang tidak pantas untuk diherankan, yaitu karena datang-nya seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka sendiri supaya mereka bisa belajar kepadanya dan supaya mereka bisa mengenalnya dengan sebenar-benarnya, dan karena ia berasal dari kaum mereka sendiri, sehingga fanatisme kesukuan tidak bisa men-cegah mereka untuk mengikutinya. Padahal perkara ini termasuk hal yang patut disyukuri dan dipatuhi sepenuhnya. Namun mereka malah sebaliknya, mereka sangat heran dengan keheranan yang bermakna mengingkari, dan mereka berkata karena kekafiran dan kezhaliman mereka, ﴾ هَٰذَا سَٰحِرٞ كَذَّابٌ ﴿ "Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta."
#
{5} وذنبُهُ عندَهم أنَّه {جعل الآلهة إلهاً واحداً}؛ أي: كيف ينهى عن اتِّخاذ الشركاء والأنداد ويأمُرُ بإخلاص العبادة لله وحده؟! {إنَّ هذا}: الذي جاء به {لشيءٌ عُجابٌ}؛ أي: يقضى منه العجب لبطلانِهِ وفسادِهِ عندهم.
(5) Dosanya menurut mereka adalah karena dia ﴾ جَعَلَ ٱلۡأٓلِهَةَ إِلَٰهٗا وَٰحِدًاۖ ﴿ "menjadikan sesembahan-sesembahan itu sesembahan Yang Satu saja." Maksudnya, bagaimana dia melarang mengambil sekutu-sekutu dan tuhan-tuhan tandingan dan memerintahkan supaya menuluskan ibadah hanya kepada Allah saja?! ﴾ إِنَّ هَٰذَا ﴿ "Sesungguh-nya ini," yang dibawanya ini ﴾ لَشَيۡءٌ عُجَابٞ ﴿ "benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan," maksudnya, menimbulkan keheranan karena kepalsuan dan kerusakan (ketidakbenaran)nya, menurut mereka.
#
{6} {وانطَلَقَ الملأ منهم}: المقبولُ قولُهم، محرِّضينَ قومَهم على التمسُّك بما هم عليه من الشرك. {أنِ امْشوا واصبِروا على آلِهَتِكُم}؛ أي: استمرَّوا عليها وجاهدوا نفوسَكم في الصبر عليها وعلى عبادتها، ولا يردُّكم عنها رادٌّ، ولا يصدَّنَّكم عن عبادتها صادٌّ. {إنَّ هذا}: الذي جاء به محمدٌ من النهي عن عبادتها {لشيءٌ يُرادُ}؛ أي: يُقْصَدُ؛ أي: له قصدٌ ونيةٌ غير صالحة في ذلك، وهذه شبهةٌ لا تَروج إلاَّ على السُّفهاء؛ فإنَّ مَنْ دعا إلى قول حقٍّ أو غير حقٍّ لا يُرَدُّ قولُه بالقدح في نيَّتِهِ؛ فنيَّتُهُ وعملُه له، وإنَّما يُرَدُّ بمقابلتِهِ بما يُبْطِلُهُ ويفسِدُهُ من الحُجج والبراهين، وهم قصدُهم أنَّ محمداً ما دعاكم إلى ما دعاكم إلاَّ ليرأس فيكم ويكونَ معظَّماً عندكم متبوعاً.
(6) ﴾ وَٱنطَلَقَ ٱلۡمَلَأُ مِنۡهُمۡ ﴿ "Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka" yang perkataan mereka diterima, dengan maksud menghimbau kaumnya supaya mereka tetap berpegang teguh kepada kesyirikan yang mereka anut, ﴾ أَنِ ٱمۡشُواْ وَٱصۡبِرُواْ عَلَىٰٓ ءَالِهَتِكُمۡۖ ﴿ "Pergilah kamu dan bersabar-lah terhadap sembahan-sembahanmu." Maksudnya, teruslah kalian menyembahnya dan bersungguh-sungguhlah dalam memperta-hankan dan menyembahnya, jangan sekali-kali ada apa pun yang mencegah kalian dan jangan pula ada seorang pun yang mengha-lang-halangi kalian, ﴾ إِنَّ هَٰذَا ﴿ "sesungguhnya ini," yang dibawa oleh Muhammad ini, yaitu larangan menyembah mereka, ﴾ لَشَيۡءٞ يُرَادُ ﴿ "benar-benar suatu hal yang dikehendaki," yakni yang dimaksud. Artinya, Muhammad mempunyai niat dan tujuan yang tidak baik padanya. Ini adalah propaganda yang tidak akan pernah laku ke-cuali di kalangan orang-orang yang dungu (tidak berakal). Sebab, sesungguhnya siapa saja yang mengajak kepada perkataan yang benar atau yang tidak benar, maka perkataannya tidak bisa ditolak dengan cara mencemoohkan niatnya, karena niat dan amalnya hanya orang yang bersangkutan yang tahu. Semestinya ia ditolak (ditanggapi) dengan cara menghadapinya dengan apa yang dapat membatalkan dan merusak argumen-argumen dan hujjah-hujjah (dalil)nya; sedangkan tujuan mereka adalah bahwa Muhammad itu sebenarnya mengajak kalian kepada apa yang diserukannya hanyalah untuk (dapat) memimpin kalian dan supaya menjadi orang yang dihormati dan diikuti di kalangan kalian.
#
{7} {ما سمعنا بهذا}: القول الذي قاله والدين الذي دعا إليه {في الملَّةِ الآخرةِ}؛ أي: في الوقت الأخير، فلا أدْرَكْنا عليه آباءنا، ولا آباؤنا أدركوا آباءهم عليه؛ فامضوا على الذي مضى عليه آباؤكم؛ فإنَّه الحقُّ، وما هذا الذي دعا إليه محمدٌ إلاَّ اختلاقٌ اخْتَلَقَهُ وكذبٌ افتراه. وهذه أيضاً شبهةٌ من جنس شبهتهم الأولى؛ حيث ردُّوا الحقَّ بما ليس بحجَّة لردِّ أدنى قول، وهو أنَّه قولٌ مخالف لما عليه آباؤهم الضالُّون؛ فأين في هذا ما يدلُّ على بطلانه؟!
(7) ﴾ مَا سَمِعۡنَا بِهَٰذَا ﴿ "Kami tidak pernah mendengar hal ini," artinya paham yang dikatakannya dan agama yang diserukannya ﴾ فِي ٱلۡمِلَّةِ ٱلۡأٓخِرَةِ ﴿ "dalam agama yang terakhir," maksudnya, pada masa terakhir, kita tidak menjumpainya sebagai anutan bapak-bapak kita, dan tidak pula bapak-bapak kita menjumpainya dari nenek moyang mereka. Maka teruslah kalian berpegang kepada apa yang dianut oleh bapak-bapak kalian, sebab itulah yang haq. Sedangkan apa yang diserukan oleh Muhammad itu hanyalah perbuatan mengada-ada yang dilakukannya dan kedustaan yang direkayasanya! Ini juga satu syubhat (kerancuan) dan sejenis dengan syubhat mereka yang pertama, di mana mereka menolak kebenaran dengan sesuatu yang bukan argumen untuk menolak pendapat yang sangat sederhana, yaitu pendapat yang berlawanan dengan paham yang dianut oleh bapak-bapak mereka yang sesat. Di mana yang bisa menunjukkan kepalsuannya?!
#
{8} {أأُنزِلَ عليه الذِّكْرُ من بيننا}؛ أي: ما الذي فضَّله علينا حتى ينزل الذِّكْر عليه من دوننا ويخصَّه الله به؟! وهذه أيضاً شبهةٌ، أين البرهانُ فيها على ردِّ ما قاله؟ وهل جميع الرسل إلاَّ بهذا الوصف؟! يمنُّ الله عليهم برسالته ويأمُرُهم بدعوة الخلق إلى الله. ولهذا؛ لما كانت هذه الأقوالُ الصادرةُ منهم لا يَصْلُحُ شيءٌ منها لردِّ ما جاء به الرسول؛ أخبر تعالى من أين صَدَرَتْ، وأنَّهم {في شكٍّ من ذِكْري}: ليس عندَهم علمٌ ولا بيِّنةٌ، فلما وقعوا في الشكِّ وارتَضَوا به وجاءهم الحقُّ الواضحُ وكانوا جازمين بإقامتهم على شكِّهم؛ قالوا ما قالوا من تلك الأقوال لدفع الحقِّ، لا عن بيِّنة من أمرهم، وإنَّما ذلك من باب الائتفاكِ منهم. ومن المعلوم أنَّ مَنْ هو بهذه الصفة يتكلَّم عن شكٍّ وعنادٍ؛ فإنَّ قولَه غيرُ مقبول ولا قادح أدنى قدحٍ في الحقِّ، وأنَّه يتوجَّه عليه الذمُّ واللوم بمجرَّد كلامه، ولهذا توعَّدهم بالعذاب، فقال: {بل لَمَّا يَذوقوا عذابِ}؛ أي: قالوا هذه الأقوالَ وتجرَّؤوا عليها؛ حيث كانوا ممتَّعين في الدُّنيا، لم يصبْهم من عذاب الله شيءٌ؛ فلو ذاقوا عذابَه؛ لم يتجرَّؤوا.
(8) ﴾ أَءُنزِلَ عَلَيۡهِ ٱلذِّكۡرُ مِنۢ بَيۡنِنَاۚ ﴿ "Mengapa al-Qur`an itu diturunkan kepadanya di antara kita?" Maksudnya, apa yang telah membuatnya lebih utama daripada kita sehingga al-Qur`an diturunkan kepada-nya, bukan kepada kita dan ia diistimewakan oleh Allah dengan-nya?! Ini juga adalah syubhat mereka. Mana dalil yang terdapat di dalam syubhat ini yang membuktikan penolakan terhadap apa yang ia katakan? Tidakkah semua rasul itu melainkan demikian adanya?! Allah mengaruniakan kerasulan kepada mereka dan me-merintah mereka mengajak manusia kepadaNya. Maka dari itu, tatkala perkataan-perkataan yang bersumber dari mereka tersebut tidak pantas sedikitpun (untuk dijadikan argumen) untuk menolak apa yang dibawa oleh Rasul, maka Allah سبحانه وتعالى memberitahu dari mana perkataan-perkataan seperti itu bersumber, dan sesungguhnya mereka ﴾ فِي شَكّٖ مِّن ذِكۡرِيۚ ﴿ "berada dalam keragu-raguan terhadap al-Qur`an-Ku." Mereka sama sekali tidak mempunyai ilmu pengetahuan dan tidak pula bukti. Tatkala mereka sudah terjerumus dalam lembah keraguan dan puas dengannya, sedangkan kebenaran yang nyata telah datang kepada mereka, dan mereka pun sudah berbulat hati untuk terus berada dalam keraguan, maka mereka mengatakan perkataan-perkataan tersebut untuk menolak kebenaran, tanpa satu bukti pun dari mereka, melainkan hanya bersumber dari kedusta-an yang mereka lakukan. Sudah dimaklumi bahwasanya siapa saja yang berkarakter seperti itu, berbicara berdasarkan keraguan dan sikap keras kepala, maka perkataannya tidak bisa diterima, dan tak seorang pun yang dapat mencemarkan kebenaran; dan sesungguhnya orang yang seperti itu keadaannya mendapat celaan dan cacian akibat perkataannya. Maka dari itu Allah mengancam mereka dengan azab, seraya berfirman, ﴾ بَل لَّمَّا يَذُوقُواْ عَذَابِ ﴿ "Dan sebenarnya mereka belum merasakan azabKu." Maksudnya, mereka telah mengatakan perkataan-per-kataan tersebut dan telah lancang melakukannya, di mana mereka bersenang-senang di dunia, tidak ditimpa azab Allah sedikitpun. Kalau saja mereka merasakan azabNya, tentu mereka tidak akan berani berbuat lancang seperti itu.
#
{9} {أم عِندَهُم خزائنُ رحمةِ ربِّك العزيز الوهَّاب}: فيعطون منها مَنْ شاؤوا ويمنعونَ منها مَن شاؤوا؛ حيث قالوا: {أأنزِلَ عليه الذِّكْرُ مِن بَيْنِنا}؛ أي: هذا فضلُه تعالى ورحمتُه، وليس ذلك بأيديهم حتى يتجرؤوا على الله.
(9) ﴾ أَمۡ عِندَهُمۡ خَزَآئِنُ رَحۡمَةِ رَبِّكَ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡوَهَّابِ ﴿ "Atau apakah mereka itu mem-punyai perbendaharaan rahmat Rabbmu Yang Mahaperkasa lagi Maha Pemberi," lalu mereka memberikan sebagian darinya kepada siapa saja yang mereka kehendaki dan tidak memberikannya kepada siapa yang mereka kehendaki, di mana dengan itu mereka bisa mengatakan, ﴾ أَءُنزِلَ عَلَيۡهِ ٱلذِّكۡرُ مِنۢ بَيۡنِنَاۚ ﴿ "Mengapa al-Qur`an itu diturunkan kepadanya di antara kita," maksudnya, ini adalah karunia dan rahmat Allah سبحانه وتعالى, dan hal itu bukan wewenang mereka sehingga mereka berbuat lancang terhadap Allah (dengan bertanya seperti itu).
#
{10} {أم لهم مُلْكُ السمواتِ والأرض وما بينَهما}: بحيثُ يكونون قادرين على ما يريدون، {فَلْيَرْتَقوا في الأسبابِ}: الموصلة لهم إلى السماء، فيقطعوا الرحمةَ عن رسول الله! فكيف يتكلَّمون وهم أعجزُ خلق الله وأضعفُهم بما تكلَّموا به؟!
(10) ﴾ أَمۡ لَهُم مُّلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَاۖ ﴿ "Atau apakah mereka memi-liki kerajaan langit dan bumi dan yang ada di antara keduanya," sehingga mereka kuasa melakukan apa saja yang mereka inginkan?﴾ فَلۡيَرۡتَقُواْ فِي ٱلۡأَسۡبَٰبِ ﴿ "Maka hendaklah mereka menaiki tangga-tangga," yang dapat mengantarkan mereka ke langit, lalu mereka mencegat Rahmat Allah terhadap Rasulullah a! Beraninya mereka membicarakan, padahal mereka adalah makhluk ciptaan Allah yang paling lemah dan paling tidak berdaya, tentang apa yang mereka bicarakan!
#
{11} أم قصدُهم التحزُّب والتجنُّد والتعاون على نصر الباطل وخذلان الحقِّ، وهو الواقعُ؛ فإنَّ هذا المقصودَ لا يتمُّ لهم، بل سعيُهم خائبٌ، وجندُهم مهزومٌ، ولهذا قال: {جندٌ ما هنالك مهزومٌ من الأحزابِ}.
(11) Atau apakah tujuan mereka adalah penggalangan koalisi, pasukan dan saling bahu-membahu dalam membela keba-tilan dan menyia-nyiakan kebenaran. Dan memang inilah realita-nya! Sesungguhnya rencana jahat ini tidak akan bisa mereka capai, malah upaya-upaya mereka pasti sia-sia dan bala tentara mereka pasti tercerai berai. Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ جُندٞ مَّا هُنَالِكَ مَهۡزُومٞ مِّنَ ٱلۡأَحۡزَابِ ﴿ "Suatu tentara yang besar yang berada di sana dari golongan-golongan yang berserikat, pasti akan dikalahkan."
Ayah: 12 - 15 #
{كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَعَادٌ وَفِرْعَوْنُ ذُو الْأَوْتَادِ (12) وَثَمُودُ وَقَوْمُ لُوطٍ وَأَصْحَابُ الْأَيْكَةِ أُولَئِكَ الْأَحْزَابُ (13) إِنْ كُلٌّ إِلَّا كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ عِقَابِ (14) وَمَا يَنْظُرُ هَؤُلَاءِ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً مَا لَهَا مِنْ فَوَاقٍ (15)}.
"Telah mendustakan sebelum mereka itu kaum Nuh, 'Ad, Fir'aun yang mempunyai tentara yang banyak, dan Tsamud, kaum Luth dan penduduk Aikah. Mereka itulah golongan-golongan yang bersekutu. Semua mereka itu tidak lain hanyalah mendustakan rasul-rasul, maka pastilah mereka mendapat azabKu. Tidaklah yang mereka tunggu melainkan hanya satu teriakan saja yang tidak ada baginya saat berselang." (Shad: 12-15).
#
{12 ـ 15} يحذِّرُهم تعالى أن يَفْعَلَ بهم ما فعل بالأمم من قبلهم، الذين كانوا أعظم قوَّةً منهم وتحزُّباً على الباطل. {قومُ نوح وعادٌ}: قوم هود وفرعونُ ذي الأوتادِ؛ أي: الجنود العظيمة والقوَّة الهائلة، {وثمودُ}: قوم صالح، {وقومُ لوطٍ وأصحابُ الأيْكَةِ}؛ أي: الأشجار والبساتين الملتفَّة، وهم قوم شعيب. {أولئك الأحزابُ}: الذين اجتمعوا بقوَّتهم وعَددِهِم وعُدَدِهِم على ردِّ الحقِّ، فلم تُغْنِ عنهم شيئاً {إن كُلٌّ}: من هؤلاء {إلاَّ كَذَّبَ الرُّسُلَ فحقَّ}: عليهم {عقاب}: الله، وهؤلاء ما الذي يطهِّرهم ويزكِّيهم أن لا يُصيبَهم ما أصاب أولئك؟! فلينتظروا {صيحة واحدة ما لها من فَواقٍ}؛ أي: من رجوع وردٍّ، تهلِكُهم، وتستأصِلُهم إن أقاموا على ما هم عليه.
(12-15) Allah سبحانه وتعالى mewanti-wanti akan bertindak terhadap mereka seperti yang dilakukanNya terhadap umat-umat sebelum mereka yang keberadaannya jauh lebih kuat daripada mereka (kaum Quraisy) dan lebih besar jumlah koalisinya dalam kebatilan, yakni ﴾ قَوۡمُ نُوحٖ وَعَادٞ ﴿ "kaum Nuh, 'Ad," kaum nabi Hud, dan ﴾ وَفِرۡعَوۡنُ ذُو ٱلۡأَوۡتَادِ ﴿ "Fir'aun yang mempunyai tentara yang banyak." Maksudnya, bala tentara yang sangat besar jumlahnya dan (memiliki) kekuatan yang luar biasa, ﴾ وَثَمُودُ ﴿ "dan Tsamud" yaitu kaum Nabi Shalih, ﴾ وَقَوۡمُ لُوطٖ وَأَصۡحَٰبُ لۡـَٔيۡكَةِۚ ﴿ "kaum Luth dan penduduk Aikah," yang memiliki banyak pepohonan dan kebun-kebun yang rindang. Mereka adalah kaum Nabi Syu'aib. ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلۡأَحۡزَابُ ﴿ "Mereka itulah golongan-golongan yang bersekutu," yang bersatu dengan kekuatan, jumlah dan per-lengkapan mereka untuk menolak kebenaran. Namun semua itu sama sekali tidak berguna bagi mereka. ﴾ إِن كُلٌّ ﴿ "Semua mereka," masing-masing dari mereka itu ﴾ إِلَّا كَذَّبَ ٱلرُّسُلَ فَحَقَّ ﴿ "tidak lain ha-nyalah mendustakan rasul-rasul, maka pastilah" maka pastilah mereka ditimpa oleh ﴾ عِقَابِ ﴿ "azab" dari Allah. Mereka (kaum musyrikin Quraisy), apa yang dapat menyuci-kan dan membersihkan mereka agar tidak ditimpa oleh apa yang telah menimpa umat-umat sebelumnya?! Maka hendaklah mereka menunggu ﴾ صَيۡحَةٗ وَٰحِدَةٗ مَّا لَهَا مِن فَوَاقٖ ﴿ "satu teriakan saja yang tidak ada baginya saat berselang," maksudnya, untuk kembali. Teriakan (tiupan sangkakala malaikat Israfil) itu akan membinasakan dan memus-nahkan mereka jika mereka tetap ngotot pada kesesatan yang me-reka anut.
Ayah: 16 - 0 #
{وَقَالُوا رَبَّنَا عَجِّلْ لَنَا قِطَّنَا قَبْلَ يَوْمِ الْحِسَابِ (16) اصْبِرْ عَلَى مَا يَقُولُونَ}.
"Dan mereka berkata, 'Ya Rabb kami, cepatkanlah untuk kami azab yang diperuntukkan bagi kami sebelum hari berhisab.' Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan." (Shad: 16-17).
#
{16} أي: قال هؤلاءِ المكذِّبون من جَهْلِهِم ومعانَدَتِهِم الحقَّ مستعجلين للعذاب: {ربَّنا عَجِّلْ لنا قِطَّنا}؛ أي: قِسْطَنا وما قسم لنا من العذابِ عاجلاً {قبلَ يوم الحسابِ}: ولجُّوا في هذا القول، وزعموا أنَّك يا محمدُ إن كنتَ صادقاً؛ فعلامةُ صدقِكَ أن تأتينا بالعذاب.
(16) Maksudnya, orang-orang yang mendustakan itu, karena kebodohan dan sikap keras kepala, mereka berkata dengan maksud meminta supaya segera ditimpa azab, ﴾ وَقَالُواْ رَبَّنَا عَجِّل لَّنَا قِطَّنَا ﴿ "Dan mereka berkata, 'Ya Rabb kami cepatkanlah untuk kami azab yang diperuntukkan bagi kami', yakni, bagian siksa dan azab yang telah diperuntukkan bagi kami sesegera mungkin, ﴾ قَبۡلَ يَوۡمِ ٱلۡحِسَابِ ﴿ "sebelum hari berhisab." Mereka berkeras hati mengatakan perkataan tersebut dan berang-gapan, bahwa sesungguhnya engkau wahai Muhammad, jika engkau benar-benar orang yang benar, maka tanda kebenaranmu adalah kamu bisa mendatangkan azab terhadap kami.
#
{17} فقال لرسوله: {اصْبِرْ على ما يَقولونَ}: كما صبر مَنْ قَبْلَكَ من الرُّسل؛ فإنَّ قولَهم لا يضرُّ الحقَّ شيئاً، ولا يضرُّونك في شيءٍ، وإنَّما يضرُّون أنفسَهم.
Maka Allah berfirman kepada RasulNya, ﴾ ٱصۡبِرۡ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ ﴿ "Ber-sabarlah atas segala apa yang mereka katakan" sebagaimana para rasul sebelummu telah bersabar, sebab sesungguhnya perkataan mereka sama sekali tidak membahayakan kebenaran dan tidak membahaya-kanmu sedikitpun, melainkan membahayakan diri mereka sendiri.
Ayah: 17 - 20 #
{وَاذْكُرْ عَبْدَنَا دَاوُودَ ذَا الْأَيْدِ إِنَّهُ أَوَّابٌ (17) إِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهُ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِشْرَاقِ (18) وَالطَّيْرَ مَحْشُورَةً كُلٌّ لَهُ أَوَّابٌ (19) وَشَدَدْنَا مُلْكَهُ وَآتَيْنَاهُ الْحِكْمَةَ وَفَصْلَ الْخِطَابِ (20)}.
"Dan ingatlah hamba Kami Dawud yang mempunyai kekuat-an; sesungguhnya dia amat taat. Sesungguhnya Kami menunduk-kan gunung-gunung untuk bertasbih bersamanya di waktu petang dan pagi, dan burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masingnya amat taat kepada Allah. Dan Kami kuatkan kerajaan-nya dan Kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan." (Shad: 18-20).
#
{17} لمَّا أمر الله رسولَه بالصبر على قومه؛ أمَرَه أن يستعينَ على الصبر بالعبادةِ لله وحدَه، ويتذكَّرَ حال العابدين؛ كما قال في الآية الأخرى: {فاصْبِرْ على ما يَقولونَ وسَبِّحْ بِحَمْدِ ربِّكَ قبلَ طُلوع الشمسِ وقبلَ غُروبها}. ومن أعظم العابدين نبيُّ الله داود عليه الصلاة والسلام، ذو {الأيْدِ}؛ أي: القوة العظيمة على عبادةِ الله تعالى في بدنِهِ وقلبِهِ. {إنَّه أوَّابٌ}؛ أي: رجاعٌ إلى الله في جميع الأمور بالإنابة إليه بالحبِّ والتألُّه والخوف والرجا وكثرَةِ التضرُّع والدُّعاء، رجاعٌ إليه عندما يقعُ منه بعض الخلل بالإقلاع والتوبة النَّصوح.
(17) Setelah Allah سبحانه وتعالى memerintah RasulNya untuk bersabar dalam menghadapi kaumnya, Dia memerintah beliau untuk memo-hon pertolongan dalam bersabar tersebut dengan beribadah hanya kepada Allah saja dan mengingat-ingat keadaan para ahli ibadah, sebagaimana dikatakanNya di dalam ayat yang lain, ﴾ فَٱصۡبِرۡ عَلَىٰ مَا يَقُولُونَ وَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ قَبۡلَ طُلُوعِ ٱلشَّمۡسِ وَقَبۡلَ غُرُوبِهَاۖ ﴿ "Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertas-bihlah dengan memuji Rabbmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya." (Thaha: 130). Dan di antara ahli ibadah yang teragung adalah Nabiyullah Dawud عليه السلام, yang ﴾ ذَا ٱلۡأَيۡدِۖ ﴿ "mempunyai kekuatan," maksudnya, ke-kuatan yang sangat besar untuk beribadah kepada Allah سبحانه وتعالى yang terdapat pada jasad dan dalam hatinya, ﴾ إِنَّهُۥٓ أَوَّابٌ ﴿ "sesungguhnya dia amat taat," maksudnya, selalu kembali kepada Allah dalam segala permasalahannya dengan inabah kepadaNya, mencintai, meng-hambakan diri, takut, berharap dan selalu merendahkan diri dan berdoa kepadaNya; selalu kembali kepadaNya di kala terlanjur melakukan kekeliruan dengan cara menghentikan kesalahan itu dan bertaubat dengan sebenarnya.
#
{18 ـ 19} ومن شدة إنابته لربِّه وعبادتِهِ أن سَخَّرَ الله الجبال معه تسبِّحُ معه بحمدِ ربِّها {بالعشيِّ والإشراقِ}: أول النهار وآخره، {و} سخَّر {الطيرَ محشورةً}: معه مجموعةً. {كلٌّ}: من الجبال والطير {له} تعالى {أوابٌ}: امتثالاً لقوله تعالى: {يا جبالُ أوِّبي معه والطير}: فهذه منَّةُ الله عليه بالعبادة.
(18-19) Di antara kesungguhan inabah dan ibadahnya ke-pada Rabbnya adalah, Allah menundukkan gunung-gunung untuk turut bertasbih bersamanya dengan memuji Rabbnya, ﴾ بِٱلۡعَشِيِّ وَٱلۡإِشۡرَاقِ ﴿ "di waktu petang dan pagi," pada waktu menjelang siang dan men-jelang malam, ﴾ وَ﴿ "dan" Allah juga menundukkan ﴾ وَٱلطَّيۡرَ مَحۡشُورَةٗۖ ﴿ "burung-burung dalam keadaan terkumpul" yakni bergerombolan dan terhimpun. ﴾ كُلّٞ ﴿ "Masing-masing," baik gunung maupun burung ﴾ لَّهُۥٓ ﴿ "kepadaNya" kepada Allah سبحانه وتعالى ﴾ أَوَّابٞ ﴿ "amat taat," sebagai pe-ngamalan terhadap Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ يَٰجِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُۥ وَٱلطَّيۡرَۖ ﴿ "Hai gunung-gunung dan burung-burung, bertasbihlah berulang-ulang bersama Dawud." (Saba`: 10). Itu adalah karunia Allah kepadanya yakni kekuatan dalam ibadah.
#
{20} ثم ذكر منَّته عليه بالملك العظيم، فقال: {وشَدَدْنا مُلْكَه}؛ أي: قوَّيْناه بما أعطيناه من الأسباب وكثرة العَدَدِ والعُدَدِ التي بها قوَّى اللهُ ملكَه. ثم ذكر مِنَّتَه عليه بالعلم، فقال: {وآتَيْناه الحكمةَ}؛ أي: النبوَّة والعلم العظيم {وفصلَ الخطابِ}؛ أي: الخصومات بين الناس.
(20) Kemudian Allah menyebutkan karuniaNya kepada beliau, yaitu kerajaan agung, seraya berfirman, ﴾ وَشَدَدۡنَا مُلۡكَهُۥ ﴿ "Dan Kami kuatkan kerajaannya," maksudnya, Kami mengokohkannya dengan apa-apa yang Kami anugerahkan kepadanya, seperti ber-bagai fasilitas, banyaknya jumlah pasukan dan perlengkapan yang dengannya Allah menguatkan kerajaannya. Kemudian Allah me-nyebutkan karuniaNya yang lain kepada beliau berupa ilmu, seraya berfirman, ﴾ وَءَاتَيۡنَٰهُ ٱلۡحِكۡمَةَ ﴿ "Dan Kami berikan kepadanya hikmah," mak-sudnya, kenabian dan ilmu yang agung, ﴾ وَفَصۡلَ ٱلۡخِطَابِ ﴿ "dan kebijak-sanaan dalam menyelesaikan perselisihan," yakni pertikaian dan per-selisihan di antara manusia.
Ayah: 21 - 26 #
{وَهَلْ أَتَاكَ نَبَأُ الْخَصْمِ إِذْ تَسَوَّرُوا الْمِحْرَابَ (21) إِذْ دَخَلُوا عَلَى دَاوُودَ فَفَزِعَ مِنْهُمْ قَالُوا لَا تَخَفْ خَصْمَانِ بَغَى بَعْضُنَا عَلَى بَعْضٍ فَاحْكُمْ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَلَا تُشْطِطْ وَاهْدِنَا إِلَى سَوَاءِ الصِّرَاطِ (22) إِنَّ هَذَا أَخِي لَهُ تِسْعٌ وَتِسْعُونَ نَعْجَةً وَلِيَ نَعْجَةٌ وَاحِدَةٌ فَقَالَ أَكْفِلْنِيهَا وَعَزَّنِي فِي الْخِطَابِ (23) قَالَ لَقَدْ ظَلَمَكَ بِسُؤَالِ نَعْجَتِكَ إِلَى نِعَاجِهِ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْخُلَطَاءِ لَيَبْغِي بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَقَلِيلٌ مَا هُمْ وَظَنَّ دَاوُودُ أَنَّمَا فَتَنَّاهُ فَاسْتَغْفَرَ رَبَّهُ وَخَرَّ رَاكِعًا وَأَنَابَ (24) فَغَفَرْنَا لَهُ ذَلِكَ وَإِنَّ لَهُ عِنْدَنَا لَزُلْفَى وَحُسْنَ مَآبٍ (25) يَادَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوَى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّ الَّذِينَ يَضِلُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا نَسُوا يَوْمَ الْحِسَابِ (26)}.
"Dan adakah sampai kepadamu berita orang-orang yang berperkara ketika mereka memanjat pagar di mihrab? Ketika me-reka masuk kepada Dawud lalu ia terkejut karena mereka. Mereka berkata, 'Janganlah kamu merasa takut; kami adalah dua orang yang berperkara yang salah seorang dari kami berbuat zhalim ke-pada yang lain; maka berilah keputusan antara kami dengan haq (adil) dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjuki-lah kami ke jalan yang lurus. Sesungguhnya saudaraku ini mem-punyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mem-punyai seekor saja. Maka ia berkata, 'Serahkanlah kambingmu itu kepadaku dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan.' Dawud berkata, 'Sesungguhnya dia telah berbuat zhalim kepadapmu de-ngan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kam-bingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zhalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih; dan amat sedikitlah mereka ini.' Dan Dawud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Rabbnya lalu menyungkur sujud dan bertaubat. Maka Kami ampuni baginya kesalahannya itu. Dan sesungguhnya dia mem-punyai kedudukan dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik. Hai Dawud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah di muka bumi, maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan." (Shad: 21-26).
#
{21} لما ذكر تعالى أنَّه آتى نبيَّه داود الفصل في الخطاب بين الناس، وكان معروفاً بذلك مقصوداً؛ ذَكَرَ تعالى نبأ خصمينِ اختصما عنده في قضيَّةٍ جعلهما الله فتنةً لداود وموعظةً لخلل ارتَكَبَهُ، فتاب الله عليه وغَفَرَ له وقيَّضَ له هذه القضيَّة، فقال لنبيِّه محمدٍ - صلى الله عليه وسلم -: {وهل أتاك نبأُ الخصم}: فإنَّه نبأ عجيبٌ، {إذ تَسَوَّروا}: على داود {المحرابَ}؛ أي: محلَّ عبادتِهِ من غير إذنٍ ولا استئذانٍ، ولم يدخُلوا عليه مع باب.
(21) Setelah Allah سبحانه وتعالى menjelaskan bahwasanya Dia telah menganugerahkan kepada NabiNya, Dawud عليه السلام, kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan di antara manusia, hingga ia menjadi terkenal dengan sifat itu dan menjadi sandaran, maka Allah menyebutkan berita tentang dua orang yang berselisih di hadapannya dalam suatu perkara yang mana keduanya dijadikan oleh Allah sebagai fitnah (cobaan) bagi Nabi Dawud عليه السلام dan pelajaran (nasihat) atas kekeliruan yang dilakukannya. Lalu Allah menerima taubat dan mengampuninya, dan Allah menakdirkan perkara tersebut baginya. Maka Allah تعالى berkata kepada NabiNya, Muhammad a, ﴾ وَهَلۡ أَتَىٰكَ نَبَؤُاْ ٱلۡخَصۡمِ ﴿ "Dan adakah sampai kepadamu berita orang-orang yang berperkara?" Sebab ia merupakan berita yang sa-ngat menakjubkan, ﴾ إِذۡ تَسَوَّرُواْ ﴿ "ketika mereka memanjat pagar" untuk menemui Nabi Dawud ﴾ ٱلۡمِحۡرَابَ ﴿ "di Mihrab," yaitu tempat ibadah beliau tanpa izin dan tanpa minta izin terlebih dahulu, mereka tidak masuk untuk menjumpainya lewat pintu.
#
{22} فلذلك لما دَخَلوا عليه بهذه الصورةِ؛ فَزِعَ منهم وخاف، فقالوا له: نحن خصمانِ؛ فلا تخفْ، {بغى بعضُنا على بعضٍ}: بالظلم، {فاحْكُم بينَنا بالحقِّ}؛ أي: بالعدل ولا تَمِلْ مع أحدِنا، {ولا تُشْطِطْ واهْدِنا إلى سواءِ الصِّراطِ}.
(22) Maka dari itu, setelah mereka masuk menemuinya dengan cara seperti itu, ia merasa sangat terkejut dan takut. Maka mereka berkata kepadanya, "Kami adalah dua orang yang berseng-keta, maka jangan takut," ﴾ بَغَىٰ بَعۡضُنَا عَلَىٰ بَعۡضٖ ﴿ "yang salah seorang dari kami berbuat melampaui batas kepada yang lain" dengan melakukan ke-zhaliman, ﴾ فَٱحۡكُم بَيۡنَنَا بِٱلۡحَقِّ ﴿ "maka berilah keputusan antara kami dengan haq," maksudnya, dengan adil dan jangan berpihak kepada salah satu di antara kami, ﴾ وَلَا تُشۡطِطۡ وَٱهۡدِنَآ إِلَىٰ سَوَآءِ ٱلصِّرَٰطِ ﴿ "dan janganlah kamu menyimpang dari kebenaran dan tunjukilah kami ke jalan yang lurus."
#
{23} والمقصود من هذا أن الخصمين قد عُرِفَ أنَّ قصدَهما الحقُّ الواضحُ الصرفُ، وإذا كان ذلك؛ فسيقصُّون عليه نبأهم بالحقِّ، فلم يشمئزَّ نبيُّ الله داود من وعِظِهما له ولم يؤنِّبْهما، فقال أحدُهما: {إنَّ هذا أخي}: نصَّ على الأخوَّة في الدين أو النسب أو الصداقة؛ لاقتضائِها عدم البغي، وأن بغيَه الصادرَ منه أعظمُ من غيره، {له تسعٌ وتسعون نعجةً}؛ أي: زوجة، وذلك خير كثيرٌ يوجِبُ عليه القناعة بما آتاه الله، {ولي نعجةٌ واحدةٌ}، فطمع فيها، {فقال أكْفِلْنيها}؛ أي: دعها لي وخَلِّها في كفالتي، {وعَزَّني في الخطاب}؛ أي: غلبني في القول، فلم يزلْ بي حتى أدركها أو كادَ.
(23) Maksudnya adalah, bahwa kedua orang yang berseng-keta ini telah diketahui bahwa tujuan mereka adalah mencari ke-benaran yang jelas lagi murni. Jika demikian, maka mereka akan menceritakan kepada Dawud tentang informasi mereka dengan benar. Nabiyullah Dawud sama sekali tidak merasa muak oleh nasihat mereka berdua padanya dan tidak pula mencela keduanya, di mana salah satu dari keduanya berkata, ﴾ إِنَّ هَٰذَآ أَخِي ﴿ "Sesungguhnya saudaraku ini," artinya ia menyatakan persaudaraan seagama atau seketurunan atau persahabatan untuk menyatakan tidak adanya perbuatan zhalim, dan bahwa perbuatan zhalimnya yang keluar darinya lebih besar daripada yang lain; ﴾ لَهُۥ تِسۡعٞ وَتِسۡعُونَ نَعۡجَةٗ ﴿ "mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina." Ini adalah suatu keun-tungan yang sangat besar yang patut diterima dengan puas hati atas apa yang telah dikaruniakan Allah, ﴾ وَلِيَ نَعۡجَةٞ وَٰحِدَةٞ ﴿ "dan aku mempunyai seekor saja." Lalu ia berambisi memilikinya. ﴾ فَقَالَ أَكۡفِلۡنِيهَا ﴿ "Maka ia berkata, 'Serahkanlah kambingmu itu kepadaku'," maksudnya, biarkan-lah semuanya padaku dalam tanggunganku, ﴾ وَعَزَّنِي فِي ٱلۡخِطَابِ ﴿ "dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan." Yakni, dia telah mengalahkanku dalam perkataan, dan ia terus mengalahkanku atau hampir.
#
{24} فقال داود لما سمع كلامَه، ومن المعلوم من السياق السابق من كلامِهِما أنَّ هذا هو الواقع؛ فلهذا لم يحتج أن يتكلَّم الآخرُ؛ فلا وجهَ للاعتراض بقول القائل: لِمَ حَكَمَ داودُ قبل أن يسمعَ كلام الخصم الآخر؟ {لقد ظَلَمَكَ بسؤال نعجتِكَ إلى نعاجِهِ}: وهذه عادةُ الخُلَطاء والقرناءِ الكثير منهم، فقال: {وإنَّ كثيراً من الخُلَطاءِ لَيَبْغي بعضُهم على بعضٍ}: لأنَّ الظُّلم من صفة النفوس {إلاَّ الذين آمنوا وعملوا الصالحاتِ}: فإنَّ ما مَعَهم من الإيمان والعمل الصالح يمنعُهم من الظُّلم، {وقليلٌ ما هم}؛ كما قال تعالى: {وقليلٌ من عِبادي الشَّكُورُ}. {وظنَّ داودُ}: حين حَكَمَ بينَهما {أنَّما فَتَنَّاهُ}؛ أي: اختبرناه ودبَّرْنا عليه هذه القضيةَ ليتنبَّهَ، {فاسْتَغْفَرَ ربَّه}: لما صدر منه، {وخَرَّ راكعاً}؛ أي: ساجداً، {وأناب}: لله تعالى بالتوبة النصوح والعبادة.
(24) Maka Nabi Dawud berkata demikian tadi setelah men-dengar perkataannya. Dan merupakan hal yang telah dimaklumi dari konteks terdahulu, dari perkataan mereka berdua, bahwa yang demikian itulah yang terjadi, maka dari itu, yang satu tidak perlu untuk bicara dan juga tidak ada alasan untuk menentang dengan perkataan yang mengatakan, "Kenapa Dawud memberikan kepu-tusan sebelum mendengar pembicaraan lawan sengketa orang itu?" ﴾ لَقَدۡ ظَلَمَكَ بِسُؤَالِ نَعۡجَتِكَ إِلَىٰ نِعَاجِهِۦۖ ﴿ "Sesungguhnya dia telah berbuat zhalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya," dan inilah kebiasaan orang-orang yang berserikat, kebiasaan kebanyakan mereka. Beliau berkata, ﴾ وَإِنَّ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلۡخُلَطَآءِ لَيَبۡغِي بَعۡضُهُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٍ ﴿ "Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berseri-kat itu sebagian mereka berbuat zhalim kepada sebagian yang lain," sebab kezhaliman itu merupakan sifat (ciri khas)nya nafsu. ﴾ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ ﴿ "Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih," sebab iman dan amal-amal shalih yang mereka miliki dapat mencegah mereka melakukan kezhaliman, ﴾ وَقَلِيلٞ مَّا هُمۡۗ ﴿ "Dan amat sedikitlah mereka ini," seperti yang difirmankan Allah سبحانه وتعالى, ﴾ وَقَلِيلٞ مِّنۡ عِبَادِيَ ٱلشَّكُورُ 13 ﴿ "Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur." (Saba`: 13). ﴾ وَظَنَّ دَاوُۥدُ ﴿ "Dan Dawud mengetahui" pada saat memberikan keputusan di antara mereka berdua, ﴾ أَنَّمَا فَتَنَّٰهُ ﴿ "bahwa Kami meng-ujinya." Kami memberinya cobaan dan Kami yang merekayasa persengketaan itu kepadanya agar ia waspada, ﴾ فَٱسۡتَغۡفَرَ رَبَّهُۥ ﴿ "maka ia meminta ampun kepada Rabbnya" atas keluputan yang terjadi dari dirinya ﴾ وَخَرَّۤ رَاكِعٗاۤ ﴿ "lalu menyungkur rukuk," maksudnya, bersujud, ﴾ وَأَنَابَ۩ ﴿ "dan kembali" kepada Allah dengan bertaubat yang tulus dan beribadah.
#
{25} {فغفرنا له ذلك}: الذي صَدَرَ منه، وأكرمه الله بأنواع الكراماتِ، فقال: {وإنَّ له عندَنا لَزُلْفى}؛ أي: منزلة عالية وقربة منَّا، {وحسنَ مآبٍ}؛ أي: مرجع. وهذا الذنبُ الذي صَدَرَ من داود عليه السلام لم يَذْكُرْهُ الله لعدم الحاجةِ إلى ذكرِهِ؛ فالتعرُّضُ له من باب التكلُّف، وإنَّما الفائدةُ ما قصَّه الله علينا من لطفِهِ به وتوبتِهِ وإنابتِهِ وأنَّه ارتفع محلُّه فكان بعد التوبةِ أحسنَ منه قبلَها.
(25) ﴾ فَغَفَرۡنَا لَهُۥ ذَٰلِكَۖ ﴿ "Maka Kami ampuni baginya kesalahannya" yang terjadi darinya dan Allah memuliakannya dengan berbagai macam karamah. Allah berfirman, ﴾ وَإِنَّ لَهُۥ عِندَنَا لَزُلۡفَىٰ ﴿ "Dan sesungguhnya dia mem-punyai kedudukan dekat pada sisi Kami." Maksudnya, kedudukan tinggi dan kedekatan kepada Kami, ﴾ وَحُسۡنَ مَـَٔابٖ ﴿ "dan tempat kembali yang baik," yakni tempat berpulang yang baik. Dosa yang terjadi dari Nabi Dawud عليه السلام ini tidak dijelaskan oleh Allah, karena tidak ada faidahnya kalau dijelaskan. Siapa pun yang mencoba mem-bahasnya maka itu merupakan sikap memaksakan diri. Sedangkan yang mengandung faidah adalah apa yang telah Allah kisahkan kepada kita, yaitu kelembutan Allah padanya, menerima taubat dan inabahnya, dan kedudukannya yang makin tinggi. Dan setelah Nabi Dawud bertaubat, kedudukannya lebih baik dari sebelumnya.
#
{26} {يا داود إنَّا جَعَلْناكَ خليفةً في الأرض}: تنفِّذُ فيها القضايا الدينيَّةَ والدنيويَّةَ، {فاحْكُم بين الناسِ بالحقِّ}؛ أي: العدل، وهذا لا يتمكَّن منه إلا بعلم بالواجب وعلم بالواقع وقدرةٍ على تنفيذ الحقِّ، {ولا تَتَّبِع الهوى}: فتميل مع أحدٍ لقرابةٍ أو صداقةٍ أو محبةٍ أو بغضٍ للآخر، {فيضلَّك}: الهوى {عن سبيل الله}: ويخرِجَك عن الصراط المستقيم. {إنَّ الذين يَضِلُّون عن سبيل الله}: خصوصاً المتعمِّدين منهم {لهم عذابٌ شديدٌ بما نسوا يومَ الحسابِ}؛ فلو ذَكَروه ووقع خوفُهُ في قلوبِهِم؛ لم يَميلوا مع الهوى الفاتن.
(26) ﴾ يَٰدَاوُۥدُ إِنَّا جَعَلۡنَٰكَ خَلِيفَةٗ فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Hai Dawud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah di muka bumi," di sana engkau mene-rapkan berbagai persoalan agama dan dunia, ﴾ فَٱحۡكُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ بِٱلۡحَقِّ ﴿ "maka berilah keputusan di antara manusia dengan haq." Maksudnya, dengan adil. Hal ini tidak mungkin dapat beliau lakukan kecuali dengan ilmu pengetahuan tentang yang wajib, pengetahuan tentang realita dan kemampuan menegakkan yang haq, ﴾ وَلَا تَتَّبِعِ ٱلۡهَوَىٰ ﴿ "dan jangan-lah kamu mengikuti hawa nafsu," seperti lebih condong kepada sese-orang karena adanya hubungan keluarga, atau hubungan persaha-batan, rasa cinta atau rasa tidak suka kepada yang lain. ﴾ فَيُضِلَّكَ ﴿ "Karena ia akan menyesatkan kamu," maksudnya, hawa nafsu,﴾ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ ﴿ "dari jalan Allah," dan mengeluarkanmu dari jalan yang lurus. ﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah," terutama orang-orang yang berbuat sengaja di antara mereka, ﴾ لَهُمۡ عَذَابٞ شَدِيدُۢ بِمَا نَسُواْ يَوۡمَ ٱلۡحِسَابِ ﴿ "akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan." Kalau saja mereka meng-ingatnya dan ada rasa takut di dalam hati mereka, tentu mereka tidak condong bersama hawa nafsu yang menyesatkan tersebut.
Ayah: 27 - 29 #
{وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ذَلِكَ ظَنُّ الَّذِينَ كَفَرُوا فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنَ النَّارِ (27) أَمْ نَجْعَلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِينَ فِي الْأَرْضِ أَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِينَ كَالْفُجَّارِ (28) كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ (29)}
"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya sebagai suatu yang batil. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu, karena mereka akan masuk neraka. Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah pula Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat? Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah, supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapat pelajaran." (Shad: 27-29).
#
{27} يخبر تعالى عن تمام حكمتِهِ في خلقه السماواتِ والأرضَ، وأنَّه لم يخلُقْهما {باطلاً}؛ أي: عبثاً ولعباً من غير فائدةٍ ولا مصلحةٍ. {ذلك ظنُّ الذين كفروا}: بربِّهم حيث ظنُّوا ما لا يَليقُ بجلالِهِ. {فويلٌ للذين كَفَروا من النارِ}: فإنَّها التي تأخُذُ الحقَّ منهم وتَبْلُغُ منهم كلَّ مبلغ. وإنَّما خلق الله السماواتِ والأرض بالحقِّ وللحقِّ، فخلقهما لِيَعْلَمَ العبادُ كمالَ علمِهِ وقدرتِهِ وسعةَ سلطانه، وأنه تعالى وحدَه المعبودُ دون من لم يَخْلُقْ مثقال ذَرَّةٍ من السماواتِ والأرض، وأنَّ البعث حقٌّ، وسيفصِلُ الله بين أهل الخير والشرِّ، ولا يظنُّ الجاهل بحكمة الله أن يُسَوِّيَ الله بينهما في حكمه.
(27) Allah سبحانه وتعالى memberitahu tentang kesempurnaan hikmah-Nya dalam penciptaan langit dan bumi, dan sesungguhnya Dia tidak menciptakannya ﴾ بَٰطِلٗاۚ ﴿ "sebagai suatu yang batil," artinya, dengan sia-sia dan main-main, tanpa ada faidah ataupun maslahatnya. ﴾ ذَٰلِكَ ظَنُّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْۚ ﴿ "Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir" terhadap Rabb mereka, di mana mereka meyakini apa yang tidak pantas bagi kebesaranNya. ﴾ فَوَيۡلٞ لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ مِنَ ٱلنَّارِ ﴿ "Maka celakalah orang-orang kafir itu, karena mereka akan masuk neraka." Nerakalah yang akan mengambil yang hak dari mereka dan akan menghanguskan mereka. Sebab, sesung-guhnya Allah سبحانه وتعالى menciptakan langit dan bumi ini dengan (alasan) yang hak dan untuk (tujuan) yang hak. Allah menciptakan kedua-nya agar manusia mengetahui kemahasempurnaan ilmuNya, ke-mampuanNya dan keluasan KuasaNya, dan bahwa sesungguhnya hanya Allah سبحانه وتعالى semata sembahan, bukan yang tidak pernah men-ciptakan sebesar biji sawi pun dari langit dan bumi ini; dan sesung-guhnya kebangkitan itu benar adanya dan Allah akan memberikan keputusan antara para pelaku kebaikan dan para pelaku keburukan. Dan hendaknya orang yang tidak mengetahui (bodoh) terhadap hikmah (kebijaksanaan) Allah, tidak menyangka bahwa Allah akan menyetarakan antara kedua golongan itu dalam putusan hukum-Nya kelak.
#
{28} ولهذا قال: {أم نجعلُ الذين آمنوا وعَمِلوا الصالحاتِ كالمفسدينَ في الأرض أم نَجْعَلُ المتَّقينَ كالفجَّارِ}: هذا غيرُ لائقٍ بحكمتِنا وحكمِنا.
(28) Maka dari itu Dia berfirman, ﴾ أَمۡ نَجۡعَلُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ كَٱلۡمُفۡسِدِينَ فِي ٱلۡأَرۡضِ أَمۡ نَجۡعَلُ ٱلۡمُتَّقِينَ كَٱلۡفُجَّارِ ﴿ "Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang shalih sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah pula Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat maksiat?" Ini sama sekali tidak patut bagi kebijakan dan keputusan Kami.
#
{29} {كتابٌ أنزلناه إليك مبارَكٌ}: فيه خيرٌ كثيرٌ وعلمٌ غزيرٌ، فيه كلُّ هدى من ضلالة وشفاء من داء ونور يُسْتَضاء به في الظُّلمات، وكلُّ حكم يحتاج إليه المكلَّفون، وفيه من الأدلَّة القطعيَّة على كلِّ مطلوب ما كان به أجَلَّ كتاب طَرَقَ العالَمَ منذ أنشأه الله، {لِيَدَّبَّروا آياتِهِ}؛ أي: هذه الحكمة من إنزاله؛ ليتدبَّر الناسُ آياتِهِ، فيستخرِجوا علمَها، ويتأمَّلوا أسرارها وحِكَمَها؛ فإنَّه بالتدبُّر فيه والتأمُّل لمعانيه وإعادة الفكر فيها مرةً بعد مرةٍ تُدْرَكُ بركتُهُ وخيرُهُ، وهذا يدلُّ على الحثِّ على تدبُّرِ القرآن، وأنَّه من أفضل الأعمال، وأنَّ القراءة المشتملة على التدبُّرِ أفضل من سرعةِ التلاوةِ التي لا يحصُلُ بها هذا المقصودُ، {ولِيَتَذَكَّرَ أولو الألبابِ}؛ أي: أولو العقول الصحيحة، يتذكَّرون بتدبُّرهم لها كلَّ علم ومطلوب. فدَّل هذا على أنه بحسب لُبِّ الإنسان وعقله يحصُلُ له التذكُّر والانتفاعُ بهذا الكتاب.
(29) ﴾ كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ إِلَيۡكَ مُبَٰرَكٞ ﴿ "Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah." Di dalamnya terkandung banyak kebaikan dan ilmu yang banyak. Dan di dalamnya terdapat setiap petunjuk dari kesesatan, penawar dari segala penyakit dan cahaya yang dapat dijadikan penerang di dalam berbagai kegelapan serta segala hukum yang dibutuhkan oleh orang-orang mukallaf. Dan di dalamnya juga terdapat dalil-dalil qath'i (pasti) untuk segala hal yang diinginkan, yang menjadikannya sebagai suatu kitab pa-ling agung yang pernah mengetuk dunia ini semenjak diciptakan oleh Allah, ﴾ لِّيَدَّبَّرُوٓاْ ءَايَٰتِهِۦ ﴿ "supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya." Maksudnya, inilah hikmah diturunkannya al-Qur`an ini, yaitu agar manusia merenungkan ayat-ayatnya lalu mereka mendapatkan ilmunya, dan agar mereka menghayati rahasia-rahasia dan hikmah-hikmahnya. Sebab sesungguhnya dengan menghayatinya, mere-nungkan makna-maknanya dan kembali memikirnya secara ber-ulang-ulang akan diketahui berkah dan kebaikan di dalamnya. Ini menunjukkan anjuran (himbauan) untuk menghayati dan mere-nungkan al-Qur`an, dan ia termasuk amal yang paling utama, dan bahwa bacaan yang disertai dengan penghayatan itu lebih utama daripada bacaan cepat yang maksud seperti ini tidak akan bisa dicapai. ﴾ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ ﴿ "Dan supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapat pelajaran," maksudnya, orang-orang yang berakal sehat. Dengan perenungan dan penghayatan yang mereka lakukan itu mereka dapat mempelajari berbagai ilmu dan segala apa yang dicari. Ini membuktikan bahwa pelajaran dan manfaat dari al-Qur`an itu dapat diperoleh tergantung kepada daya akal dan pikiran seseorang.
Ayah: 30 - 40 #
{وَوَهَبْنَا لِدَاوُودَ سُلَيْمَانَ نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ (30) إِذْ عُرِضَ عَلَيْهِ بِالْعَشِيِّ الصَّافِنَاتُ الْجِيَادُ (31) فَقَالَ إِنِّي أَحْبَبْتُ حُبَّ الْخَيْرِ عَنْ ذِكْرِ رَبِّي حَتَّى تَوَارَتْ بِالْحِجَابِ (32) رُدُّوهَا عَلَيَّ فَطَفِقَ مَسْحًا بِالسُّوقِ وَالْأَعْنَاقِ (33) وَلَقَدْ فَتَنَّا سُلَيْمَانَ وَأَلْقَيْنَا عَلَى كُرْسِيِّهِ جَسَدًا ثُمَّ أَنَابَ (34) قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَهَبْ لِي مُلْكًا لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ (35) فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيحَ تَجْرِي بِأَمْرِهِ رُخَاءً حَيْثُ أَصَابَ (36) وَالشَّيَاطِينَ كُلَّ بَنَّاءٍ وَغَوَّاصٍ (37) وَآخَرِينَ مُقَرَّنِينَ فِي الْأَصْفَادِ (38) هَذَا عَطَاؤُنَا فَامْنُنْ أَوْ أَمْسِكْ بِغَيْرِ حِسَابٍ (39) وَإِنَّ لَهُ عِنْدَنَا لَزُلْفَى وَحُسْنَ مَآبٍ (40)}.
"Dan Kami karuniakan kepada Dawud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat. Ketika dipertun-jukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan yang cepat waktu berlari pada waktu sore, maka ia berkata, 'Se-sungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik ini sehingga aku lalai mengingat Rabbku sampai kuda itu hilang dari pandangan. Bawalah kuda-kuda itu kembali kepadaku.' Lalu ia mengusap-ngusap kaki dan lehernya. Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami tempatkan di atas kursinya sebatang tubuh, kemudian ia bertaubat. Ia berkata, 'Ya Rabbku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak pantas dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.' Kemudian Kami tundukkan kepa-danya angin yang berhembus dengan baik, yang menurut ke mana saja yang dikehendakinya, dan setan-setan semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan setan yang lain yang terikat dalam belenggu. Inilah anugerah Kami; maka berikanlah atau tahanlah dengan tiada perhitungan. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik." (Shad: 30-40).
#
{30} لما أثنى الله تعالى على داودَ وذَكَرَ ما جرى له ومنه؛ أثنى على ابنِهِ سليمانَ عليهما السلام، فقال: {ووَهَبْنا لداودَ سليمانَ}؛ أي: أنْعَمْنا به عليه وأقررْنا به عينَه. {نعم العبدُ}: سليمانُ عليه السلام، فإنَّه اتَّصف بما يوجب المدح، وهو {إنَّه أوابٌ}؛ أي: رجاعٌ إلى الله في جميع أحوالِهِ بالتألُّه والإنابة والمحبَّة والذِّكر والدُّعاء والتضرُّع والاجتهاد في مرضاة الله وتقديمها على كل شيءٍ.
(30) Setelah Allah سبحانه وتعالى memuji Nabi Dawud عليه السلام dan menje-laskan apa yang terjadi baginya dan darinya, Allah memuji putra beliau, yaitu Nabi Sulaiman عليه السلام, seraya berfirman, ﴾ وَوَهَبۡنَا لِدَاوُۥدَ سُلَيۡمَٰنَۚ ﴿ "Dan Kami karuniakan kepada Dawud, Sulaiman," maksudnya, Kami anugerahkan Nabi Sulaiman kepadanya dan Kami bahagiakan jiwanya dengannya, ﴾ نِعۡمَ ٱلۡعَبۡدُ ﴿ "sebaik-baik hamba" adalah Sulaiman عليه السلام, sebab dia mempunyai sifat-sifat yang pantas dipuji, y a i t u ﴾ إِنَّهُۥٓ أَوَّابٌ ﴿ "sesungguhnya dia amat taat," maksudnya, yang sangat kembali kepada Allah dalam seluruh keadaannya dengan menghambakan diri, berinabah, mencintai, berdzikir, berdoa, bertadharru' dan ber-sungguh-sungguh dalam mencari keridhaan Allah dan menguta-makannya atas segala sesuatu.
#
{31 ـ 33} ولهذا؛ لما عُرِضَتِ [عليه] الخيل الجياد السبق {الصافناتُ}؛ أي: التي من وصفها الصُّفونُ، وهو رفع إحدى قوائِمِها عند الوقوف، وكان لها منظرٌ رائقٌ وجمالٌ معجبٌ، خصوصاً للمحتاج إليها؛ كالملوك؛ فما زالتْ تُعْرَضُ عليه حتى غابتِ الشمس في الحجاب، فألهتْه عن صلاة المساءِ وذِكْرِهِ، فقال ندماً على ما مضى منه، وتقرُّباً إلى الله بما ألهاه عن ذكرِهِ، وتقديماً لحبِّ الله على حبِّ غيره: {إنِّي أحببتُ حُبَّ الخيرِ}: وضمَّنَ أحببتُ معنى آثرتُ؛ أي: آثرتُ حبَّ الخير الذي هو المالُ عموماً وفي الموضع المرادُ الخيل {عن ذِكْرِ ربِّي حتى تَوارَتْ بالحجابِ. ردُّوها عليَّ}: فردُّوها، {فطَفِقَ}: فيها {مسحاً بالسُّوقِ والأعناقِ}؛ أي: جعل يعقِرُها بسيفِهِ في سوقِها وأعناقها.
(31-33) Maka dari itu, tatkala diperlihatkan kepadanya kuda-kuda yang gagah lagi sangat kencang larinya. ﴾ ٱلصَّٰفِنَٰتُ ﴿ "yang tenang," maksudnya, yang salah satu cirinya adalah ash-shufun, yaitu salah satu kakinya terangkat tinggi saat berdiri, dan itu merupakan pemandangan yang sangat indah dan kegagahan yang sangat me-nakjubkan, terutama bagi orang yang membutuhkannya, seperti para raja. Kuda-kuda itu pun terus diperlihatkan kepadanya hingga matahari hilang dari penglihatan. Dengan demikian kuda-kuda itu telah membuatnya lupa melakukan shalat di waktu sore dan dzikir. Lalu ia berkata dengan penuh penyesalan atas apa yang telah terjadi dari dirinya dan sebagai taqarrubnya kepada Allah disebab-kan apa yang telah membuatnya lupa mengingatNya, dan demi mengutamakan cinta Allah atas cinta kepada yang lain,﴾ إِنِّيٓ أَحۡبَبۡتُ حُبَّ ٱلۡخَيۡرِ ﴿ "Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik ini." Kata أَحْبَبْتُ (aku menyukai) mengandung makna آثَرْتُ (aku lebih mengutamakan). Artinya, aku lebih mengutamakan suka ke-pada barang baik ini, yaitu harta pada umumnya, dan yang dimak-sud di sini adalah kuda. ﴾ عَن ذِكۡرِ رَبِّي حَتَّىٰ تَوَارَتۡ بِٱلۡحِجَابِ 32 رُدُّوهَا عَلَيَّۖ ﴿ "Sehingga aku lalai mengingat Rabbku sampai kuda itu hilang dari pandangan. Bawalah kuda-kuda itu kembali kepadaku." Maka mereka pun mengem-balikannya. ﴾ فَطَفِقَ ﴿ "Lalu ia" pada kuda-kuda itu ﴾ مَسۡحَۢا بِٱلسُّوقِ وَٱلۡأَعۡنَاقِ ﴿ "mengusap-ngusap kaki dan lehernya." Maksudnya, beliaupun lalu memotongnya dengan pedangnya pada bagian leher dan kakinya.
#
{34} {ولقد فتنَّا سليمانَ}؛ أي: ابتليْناه واختبرْناه بذَهابِ ملكِهِ وانفصالِهِ عنه بسبب خلل اقتضتْه الطبيعةُ البشريةُ، {وألقَيْنا على كرسيِّه جسداً}؛ أي: شيطاناً قضى الله وقَدَّر أن يجلسَ على كرسيِّ ملكِهِ ويتصرَّفَ في الملك في مدَّةِ فتنة سليمان، {ثم أنابَ}: سليمانُ إلى الله تعالى، وتابَ.
(34) ﴾ وَلَقَدۡ فَتَنَّا سُلَيۡمَٰنَ ﴿ "Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman." Kami memberinya cobaan dan ujian dengan kehilangan kerajaannya dan terlepasnya kerajaan itu darinya disebabkan ke-salahan-kesalahan yang terjadi akibat tabiat kemanusiaan, ﴾ وَأَلۡقَيۡنَا عَلَىٰ كُرۡسِيِّهِۦ جَسَدٗا ﴿ "dan Kami tempatkan di atas kursinya sebatang tubuh," yakni, setan yang telah ditakdirkan Allah untuk duduk di atas kursi kera-jaannya dan ia mengendalikan kerajaan pada masa ujian Sulaiman, ﴾ ثُمَّ أَنَابَ ﴿ "kemudian ia kembali" kepada Allah dan bertaubat.
#
{35 ـ 39} فَـ {قَالَ ربِّ اغْفِرْ لي وَهَبْ لي مُلْكاً لا ينبغي لأحدٍ من بعدي إنَّك أنت الوهابُ}: فاستجاب الله له، وغفر له، وردَّ عليه مُلْكَه، وزادَه ملكاً لم يحصُلْ لأحدٍ من بعده، وهو تسخيرُ الشياطين له يبنونَ ما يريدُ ويغوصون له في البحر يستخرِجون الدُّرَّ والحُلِيَّ، ومَنْ عصاه منهم؛ قَرَّنَه في الأصفاد وأوثقه، وقلنا له: {هذا عطاؤنا}: فَقُرَّ به عيناً، {فامنُنْ}: على من شئتَ، {أو أمْسِكْ}: مَنْ شئتَ {بغير حسابٍ}؛ أي: لا حرج عليك في ذلك ولا حسابَ؛ لعلمه تعالى بكمال عدلِهِ وحسن أحكامِهِ.
(35-39) ﴾ قَالَ رَبِّ ٱغۡفِرۡ لِي وَهَبۡ لِي مُلۡكٗا لَّا يَنۢبَغِي لِأَحَدٖ مِّنۢ بَعۡدِيٓۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ ﴿ "Ia ber-kata, 'Ya Rabbku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak pantas dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku, sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Pemberi'." Allah pun mengabulkan doa beliau dan mengampuni beliau serta mengembalikan kerajaan kepadanya, dan bahkan Allah menambahkan untuknya kerajaan yang belum pernah terjadi bagi seorang pun sesudahnya, yaitu patuhnya setan-setan kepadanya, mereka membangun apa yang beliau kehendaki dan menyelam di dasar laut untuknya, mereka mengeluarkan mu-tiara-mutiara dan perhiasan. Dan siapa saja yang durhaka kepada-nya di antara mereka, maka ia membelenggu dan mengikatnya dengan belenggu, dan Kami katakan kepadanya, ﴾ هَٰذَا عَطَآؤُنَا ﴿ "Inilah anugerah Kami" maka berbahagialah dengannya, ﴾ فَٱمۡنُنۡ ﴿ "maka berikanlah" kepada siapa saja yang kamu kehendaki ﴾ أَوۡ أَمۡسِكۡ ﴿ "atau tahanlah" dari siapa saja yang kamu suka, ﴾ بِغَيۡرِ حِسَابٖ ﴿ "dengan tiada perhitungan." Maksudnya, tidak ada dosa ataupun perhitungan bagimu dalam hal itu, karena Allah سبحانه وتعالى Maha Mengetahui kesem-purnaan keadilannya dan kebaikan keputusan-keputusannya.
#
{40} ولا تحسبنَّ هذا لسليمانَ في الدُّنيا دون الآخرة، بل له في الآخرة خيرٌ عظيمٌ، ولهذا قال: {وإنَّ له عندَنا لَزُلْفى وحسنَ مآبٍ}؛ أي: هو من المقرَّبين عند اللهِ المكرَمين بأنواع الكراماتِ لله.
(40) Dan jangan sekali-kali Anda mengira bahwa itu semua hanya di dunia saja yang didapat Nabi Sulaiman, sedangkan di akhiratnya tidak! Bahkan di akhirat nanti beliau akan mendapatkan kebaikan yang sangat besar. Maka dari itu Allah berfirman,﴾ وَإِنَّ لَهُۥ عِندَنَا لَزُلۡفَىٰ وَحُسۡنَ مَـَٔابٖ ﴿ "Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik." Artinya, beliau termasuk orang-orang yang didekatkan di sisi Allah dan dimulia-kan dengan berbagai macam karamah oleh Allah.
PASAL Di antara pelajaran dan hikmah yang dapat kita petik dari kisah Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman عليهما السلام adalah sebagai berikut: 1. Bahwasanya Allah سبحانه وتعالى menceritakan kepada nabiNya, Nabi Muhammad a, sejarah-sejarah orang-orang (para rasul) sebelum beliau supaya hati beliau teguh dan jiwa beliau tenang serta meng-ingatkan kepadanya sebagian dari ibadah mereka; betapa sabar dan berinabahnya mereka; hal yang membuat beliau berkeinginan (merindukan) untuk mengalahkan mereka dan bertaqarrub kepada Allah seperti yang mereka lakukan dalam bertaqarrub kepadaNya dan sabar dalam menghadapi gangguan kaumnya. Maka dari itu, dalam hal ini, setelah Allah menjelaskan sebagian dari gangguan kaumnya dan perkataan mereka terhadapnya dan terhadap apa yang ia bawa (ajarkan), Allah memerintahkannya agar sabar dan mengingat hambaNya, Dawud, sehingga beliau merasa terhibur dengannya. 2. Bahwasanya Allah سبحانه وتعالى memuji dan suka kepada kekuatan (keteguhan dan sikap konsisten) dalam mematuhiNya, yaitu ke-kuatan hati dan badan. Sebab dari kekuatan itu akan bisa dicapai banyak sekali bentuk-bentuk ketaatan, kesempurnaan, dan kuanti-tasnya yang tidak akan bisa dicapai oleh sikap lemah dan tidak adanya kekuatan. Dan seorang hamba hendaknya melakukan segala upaya ke arah sana dan tidak cenderung kepada sikap malas dan menganggur yang merusak kekuatan dan melemahkan jiwa. 3. Bahwasanya kembali kepada Allah dalam semua perma-salahan adalah termasuk sifat para Nabi dan manusia-manusia pilihanNya, sebagaimana Dia telah memuji Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman karenanya. Maka hendaklah orang-orang yang ingin mengambil teladan meneladani mereka dan hendaklah orang-orang yang meniti jalan keridhaan Allah mengikuti petunjuk mereka. ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ هَدَى ٱللَّهُۖ فَبِهُدَىٰهُمُ ٱقۡتَدِهۡۗ ﴿ "Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka." (Al-An'am: 90). 4. Hal-hal yang dengannya Allah memuliakan nabiNya, Dawud عليه السلام, yaitu suara yang agung yang karenanya Allah men-jadikan gunung-gunung yang bisu dan burung-burung yang tidak bisa berbicara memberikan respon kepadanya apabila Dawud mengalunkan suaranya dengan ucapan tasbih, dan mereka pun turut bertasbih bersamanya di waktu sore dan pagi hari. 5. Di antara nikmat Allah yang paling besar atas hambaNya adalah, Dia menganugerahkan ilmu yang bermanfaat kepadanya dan menguasai hukum dan cara memberikan keputusan di antara manusia, sebagaimana yang telah Allah karuniakan kepada hamba-Nya, Nabi Dawud عليه السلام. 6. Perhatian Allah سبحانه وتعالى kepada para nabi dan manusia-manusia pilihanNya pada saat sebagian mereka terjerumus ke dalam keke-liruan karena ujian dan cobaanNya terhadap mereka yang dengan-nya apa-apa yang membahayakan menjadi terhapus dari mereka, dan mereka kembali kepada kondisi awal mereka yang paling sempurna, sebagaimana terjadi pada Nabi Sulaiman عليه السلام. 7. Bahwasanya para nabi k itu terpelihara dari kesalahan dalam hal apa yang mereka sampaikan dari Allah سبحانه وتعالى, karena tujuan risalah (misi kerasulan) tidak akan dicapai kecuali dengannya. Dan sesungguhnya bisa saja terjadi sebagian perbuatan maksiat dari mereka sebagai konsekuensi tabiat manusia, namun Allah سبحانه وتعالى segera mengampuni mereka dengan kelembutanNya. 8. Bahwasanya Nabi Dawud عليه السلام dalam kebanyakan kondisi-nya selalu berada di mihrab (tempat ibadah)nya guna berbakti kepada Rabbnya. Maka dari itu dua orang yang bersengketa me-manjat pagar menuju mihrabnya, karena apabila ia telah menyen-diri di mihrabnya, maka tidak seorang pun dapat menemuinya. Jadi, beliau tidak memberikan semua waktunya untuk masyarakat, sekalipun banyak sekali hukum-hukum yang datang kepadanya, melainkan ia menetapkan waktu khusus untuk beribadah kepada Rabbnya, dan jiwanya menjadi bahagia dengan beribadah kepada-Nya dan membantunya untuk tetap ikhlas dalam seluruh perma-salahannya. 9. Semestinya mematuhi etika ketika menghadap para pejabat dan lain-lainnya; sebab, ketika dua orang yang bersengketa masuk untuk menjumpai Nabi Dawud عليه السلام dalam kondisi yang tidak lazim dan bukan dari pintu yang biasa, Nabi Dawud sangat risih dan sangat merasa keberatan, dan beliau melihatnya tidak laik dengan keadaan. 10. Bahwasanya ketidaksopanan etika orang yang bersengketa dan perbuatannya yang tidak sepantasnya, tidak boleh menjadi penghalang bagi sang hakim untuk memberikan keputusan dengan haq. 11. Kesempurnaan sifat santun Nabi Dawud عليه السلام. Hal ini tam-pak pada sikapnya yang tidak marah kepada kedua orang yang bersengketa pada saat keduanya datang menjumpainya tanpa minta izin terlebih dahulu, padahal beliau adalah raja, dan beliau juga tidak membentak dan tidak pula mencela keduanya. 12. Orang yang terzhalimi (teraniaya) boleh mengatakan ke-pada yang menzhalimi, "Engkau telah menzhalimiku," atau, "Wahai orang zhalim," atau yang serupa dengannya, atau, "Orang yang telah menganiayaku." Ini berdasarkan perkataan keduanya: خَصۡمَانِ بَغَىٰ بَعۡضُنَا عَلَىٰ بَعۡضٖ ﴿ "Kami adalah dua orang yang berperkara yang salah seorang dari kami berbuat zhalim kepada yang lain." (Shad: 22). 13. Bahwasanya orang yang diberi bimbingan dan arahan, sekalipun berkedudukan tinggi dan berilmu, apabila dinasihati oleh seseorang atau diberi arahan, maka ia tidak akan marah dan tidak pula merasa sempit hati, bahkan ia segera menerimanya dan berterima kasih. Sesungguhnya kedua orang yang berselisih ter-sebut telah memberi nasihat kepada Nabi Dawud, namun beliau tidak merasa sempit hati dan tidak pula marah karenanya, bahkan hal itu tidak membuat diri beliau berpaling dari yang haq, dan justru beliau memutuskan dengan kebenaran murni. 14. Bahwasanya suka bergaul dengan kaum kerabat dan sahabat-sahabat, dan banyaknya kegandrungan (kecintaan) pada dunia dan materi dapat menyebabkan permusuhan di antara me-reka, sebagian berbuat zhalim terhadap sebagian yang lain, dan tidak ada yang dapat mencegah hal ini kecuali takwa kepada Allah dan sabar dalam menghadapi berbagai permasalahan dengan ber-iman dan beramal shalih. Dan yang berbuat demikian ini jarang sekali ada pada manusia. 15. Bahwasanya istighfar (meminta ampun) dan ibadah, ter-utama shalat termasuk amal yang dapat menghapuskan dosa-dosa. Sebab Allah سبحانه وتعالى memberikan ampunan bagi dosa Nabi Dawud عليه السلام atas istighfar dan sujudnya. 16. Allah سبحانه وتعالى memuliakan hambaNya, yaitu Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman عليهما السلام dengan kedekatan padaNya dan pahala yang baik, dan juga dengan menepis dugaan bahwa apa yang terjadi pada mereka berdua itu mengurangi derajat mereka di sisi Allah سبحانه وتعالى. Ini bagian dari kemahalembutanNya kepada hamba-hambaNya yang tulus. Dan kalau Allah sudah mengampuni dan menghilang-kan bekas dosa-dosa mereka, maka Dia menghapus akibat-akibat yang ditimbulkannya semuanya, hingga apa saja yang terlintas di dalam hati manusia. Karena sesungguhnya apabila mereka menge-tahui sebagian dosa-dosanya dan hati mereka merasakan turunnya derajat mereka dari derajat yang semula, maka Allah سبحانه وتعالى pasti meng-hilangkan kesan-kesan tersebut, dan hal seperti itu sama sekali tidak sulit bagi Allah yang Mahamulia lagi Maha Pengampun. 17. Bahwasanya memberikan keputusan hukum di antara manusia merupakan kedudukan Agama yang dilaksanakan oleh para utusan Allah dan manusia-manusia pilihanNya, dan sesung-guhnya tugas orang yang melaksanakannya adalah memberikan keputusan dengan haq (benar) dan menjauhi hawa nafsu. Memberi-kan keputusan dengan haq itu menuntut adanya ilmu pengetahuan tentang permasalahan-permasalahan syar'i dan pengetahuan ten-tang bentuk permasalahan yang akan diberikan putusan dan cara memasukkannya ke dalam hukum syar'i. Maka orang yang bodoh (tidak mengerti) berada di antara salah satu dari dua perkara ini; tidak berwenang memberikan keputusan dan tidak halal baginya memberanikan diri untuk melakukannya. 18. Hendaknya seorang hakim mewaspadai hawa nafsu dan selalu menyadarinya, sebab rongrongan hawa nafsu itu tidak akan pernah lepas darinya, bahkan semestinya ia selalu bermujahadah melawan nafsu dengan cara menjadikan kebenaran sebagai tujuan-nya, dan hendaknya ia menanggalkan dari dirinya segala rasa cinta atau rasa benci terhadap salah satu dari dua orang yang berseng-keta pada saat akan mengeluarkan keputusan. 19. Sesungguhnya Nabi Sulaiman عليه السلام termasuk bagian dari keutamaan Nabi Dawud dan termasuk anugerah Allah سبحانه وتعالى kepada-nya, di mana Allah telah menganugerahkan Sulaiman kepadanya; dan sesungguhnya di antara nikmat Allah yang paling besar kepada hambaNya adalah kalau Dia mengaruniakan padanya seorang anak yang shalih. Jika anak shalih itu adalah seorang yang berilmu, maka itu adalah cahaya di atas cahaya. 20. Pujian dan sanjungan Allah سبحانه وتعالى kepada Nabi Sulaiman عليه السلام yang terdapat dalam FirmanNya, ﴾ نِّعۡمَ ٱلۡعَبۡدُ إِنَّهُۥٓ أَوَّابٞ 44 ﴿ "Dia adalah sebaik-baik hamba, sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat taat." (Shad: 44). 21. Betapa banyaknya kebaikan Allah سبحانه وتعالى dan karuniaNya ke-pada hamba-hambaNya, di mana Dia anugerahkan kepada mereka amal shalih dan akhlak mulia, kemudian Dia memuji mereka ka-renanya. Dan Dia adalah Yang Maha Pemberi karunia dan Maha Pemberi. 22. Sesungguhnya setiap sesuatu yang melalaikan seorang hamba dari Allah سبحانه وتعالى, maka ia adalah suatu kesialan dan dicela. Maka hendaklah ia meninggalkannya dan beralih kepada apa yang lebih bermanfaat. 23. Kaidah yang terkenal mengatakan, "Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah menggantikan-nya dengan yang lebih baik darinya." Nabi Sulaiman عليه السلام menyem-belih kuda yang sangat gagah lagi berlari kencang yang sangat disukai oleh jiwa, adalah demi mengutamakan cinta kepada Allah. Maka dari itu Allah menggantikannya dengan yang lebih baik dari itu, yaitu menundukkan kepadanya angin sepoi nan lembut yang bertiup berdasarkan perintahnya, kemana saja ia suka dan ia maksud. Bertiupnya di waktu pagi satu bulan dan di waktu sore satu bulan pula. Dan Allah juga menundukkan setan-setan kepada-nya yang mempunyai kemampuan mengerjakan pekerjaan-peker-jaan berat yang tidak bisa dilakukan oleh manusia. 24. Bahwasanya penundukan setan-setan tidak mungkin ter-jadi bagi seseorang pun setelah Nabi Sulaiman عليه السلام. 25. Bahwasanya Nabi Sulaiman عليه السلام adalah seorang raja se-kaligus seorang nabi. Beliau bisa melakukan apa saja yang beliau inginkan, akan tetapi ia tidak menghendaki kecuali keadilan; beda dengan seorang nabi yang hamba, karena kehendak nabi yang hamba mengikuti perintah Allah. Maka ia tidak mengerjakan dan tidak pula meninggalkan kecuali berdasarkan perintah, seperti halnya nabi kita, Nabi Muhammad a. Kondisi seperti ini lebih sempurna.
Ayah: 41 - 44 #
{وَاذْكُرْ عَبْدَنَا أَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ (41) ارْكُضْ بِرِجْلِكَ هَذَا مُغْتَسَلٌ بَارِدٌ وَشَرَابٌ (42) وَوَهَبْنَا لَهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنَّا وَذِكْرَى لِأُولِي الْأَلْبَابِ (43) وَخُذْ بِيَدِكَ ضِغْثًا فَاضْرِبْ بِهِ وَلَا تَحْنَثْ إِنَّا وَجَدْنَاهُ صَابِرًا نِعْمَ الْعَبْدُ إِنَّهُ أَوَّابٌ (44)}.
"Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Rabbnya, 'Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.' 'Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum.' Dan Kami anugerahkan kepadanya keluarga-nya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula, sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. Dan ambillah dengan tanganmu seikat, maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Se-sungguhnya Kami dapati dia seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat." (Shad: 41-44).
#
{41} أي: {واذكر}: في هذا الكتاب ذي الذكر {عبدَنا أيُّوبَ}: بأحسن الذِّكْر، وأثْنِ عليه بأحسن الثناء؛ حين أصابه الضُّرُّ فصبر على ضُرِّه، فلم يشتكِ لغير ربِّه، ولا لجأ إلاَّ إليه. فـ {نادى ربَّه}: داعياً، وإليه لا إلى غيره شاكياً، فقال: ربِّ {إنِّي مَسَّنِيَ الشيطانُ بِنُصْبٍ وعذابٍ}؛ أي: بأمر مُشِقٍّ متعبٍ معذبٍ، وكان سُلِّطَ على جسدِهِ فنفخ فيه حتى تقرَّحَ ثم تقيَّحَ بعد ذلك، واشتدَّ به الأمر، وكذلك هلك أهلُه ومالُه.
(41) Maksudnya, ﴾ وَٱذۡكُرۡ ﴿ "dan ingatlah" di dalam kitab suci yang penuh pelajaran ini, ﴾ عَبۡدَنَآ أَيُّوبَ ﴿ "akan hamba Kami Ayyub" , de-ngan sebaik-baik mengingat, dan pujilah dia dengan sebaik-baik pujian, yaitu pada saat ia ditimpa penyakit, lalu ia sabar atas pe-nyakit yang dideritanya; ia tidak mengeluh kepada selain Rabbnya dan tidak pula pernah kembali kecuali hanya kepadaNya. Maka ﴾ إِذۡ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ ﴿ "ia menyeru Rabbnya," seraya berdoa kepadaNya, bukan kepada selainNya ia mengadu, seraya mengatakan, Rabbku,﴾ أَنِّي مَسَّنِيَ ٱلشَّيۡطَٰنُ بِنُصۡبٖ وَعَذَابٍ ﴿ "sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan." Artinya, dengan penyakit yang sangat menyusahkan, melelahkan, lagi menyiksa. Setan berhasil menguasai jasadnya dan meniupnya hingga sekujur tubuhnya berkoreng lalu bernanah sesudah itu, dan keadaannya pun makin parah, dan keluarga serta hartanya ikut binasa.
#
{42} فقيل له: {اركُضْ برِجْلِكَ}؛ أي: اضربِ الأرض بها؛ لينبعَ لك منها عينٌ تغتسلُ منها وتشربُ، فيذهب عنك الضرُّ والأذى، ففعل ذلك، فذهب عنه الضرُّ وشفاه الله تعالى.
(42) Lalu dikatakan kepada beliau, ﴾ ٱرۡكُضۡ بِرِجۡلِكَۖ ﴿ "Hantamkan-lah kakimu." Maksudnya, pukullah tanah dengan kakimu agar ter-pancar sumber air untukmu, dari situ kamu mandi dan minum, hingga mudarat dan penyakit sembuh dari badanmu. Nabi Ayyub pun melakukannya dan hilanglah penyakit yang memudaratkan itu dari jasadnya dan Allah menyembuhkannya.
#
{43} {ووهَبْنا له أهلَه}: قيل: إنَّ الله تعالى أحياهم له {ومثلَهُم معهم}: في الدنيا، وأغناه الله وأعطاه مالاً عظيماً، {رحمةً منَّا}: بعبدنا أيوبَ حيث صَبَرَ فأثبناه من رحمتنا ثواباً عاجلاً وآجلاً. {وذِكرى لأولي الألبابِ}؛ أي: وليتذكَّر أولو العقول بحالةِ أيُّوب ويعتبِروا فيعلموا أنَّ مَنْ صَبَرَ على الضُّرِّ؛ فإنَّ الله تعالى يُثيبه ثواباً عاجلاً وآجلاً ويستجيبُ دعاءه إذا دعاه.
(43) ﴾ وَوَهَبۡنَا لَهُۥٓ أَهۡلَهُۥ ﴿ "Dan Kami anugerahkan kepadanya keluarga-nya." Menurut suatu pendapat, Allah سبحانه وتعالى menghidupkan kembali mereka, ﴾ وَمِثۡلَهُم مَّعَهُمۡ ﴿ "dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula" di dunia, kemudian Allah menjadikannya kaya dan mengaruniakan harta yang berlimpah kepadanya, ﴾ رَحۡمَةٗ مِّنَّا ﴿ "sebagai rahmat dari Kami" kepada hamba Kami Ayyub, karena ia telah sabar, maka Kami tetapkan bagian dari rahmat Kami padanya sebagai pahala yang segera di dunia dan nanti di akhirat, ﴾ وَذِكۡرَىٰ لِأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ ﴿ "dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran." Maksudnya, dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran dan ibrah dari kondisi Ayyub, sehingga mereka mengetahui bahwa siapa saja yang sabar atas musibah, maka Allah سبحانه وتعالى akan membalasnya dengan pahala dunia dan akhirat, dan Allah kabulkan doanya apabila ia berdoa.
#
{44} {وخُذْ بيدِكَ ضِغْثاً}؛ أي: حزمة شماريخ، {فاضْرِبْ به ولا تَحْنَثْ}: قال المفسِّرون: وكان في مرضه وضُرِّه قد غضب على زوجتِهِ في بعض الأمور، فحلف لئن شفاهُ الله ليضرِبَنَّها مائةَ جلدةٍ، فلمَّا شفاه الله، وكانت امرأتُه صالحةً محسنةً إليه؛ رحمها الله ورحمه، فأفْتاه أن يضرِبَها بِضِغْثٍ فيه مائةُ شمراخ ضربةً واحدةً فيبَرَّ في يمينه. {إنا وجَدْناه}؛ أي: أيوب {صابراً}؛ أي: ابتليناه بالضُّرِّ العظيم فصبر لوجه الله تعالى. {نعم العبدُ}: الذي كَمَّلَ مراتبَ العبوديَّة في حال السرَّاءِ والضرَّاءِ والشدَّة والرَّخاء، {إنَّه أوابٌ}؛ أي: كثير الرجوع إلى الله في مطالبه الدينيَّة والدنيويَّة، كثير الذِّكْرِ لربِّه والدعاء والمحبة والتألُّه.
(44) ﴾ وَخُذۡ بِيَدِكَ ضِغۡثٗا ﴿ "Dan ambillah dengan tanganmu seikat," maksudnya, seikat rumput, ﴾ فَٱضۡرِب بِّهِۦ وَلَا تَحۡنَثۡۗ ﴿ "maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah." Para ahli tafsir mengata-kan, Ayyub dalam penderitaan dan sakitnya pernah marah ter-hadap istrinya karena beberapa persoalan, sehingga ia bersumpah kalau ia disembuhkan oleh Allah, niscaya ia akan mencambuk istrinya sebanyak 100 kali. Nah, setelah beliau disembuhkan oleh Allah, sedangkan istrinya sudah menjadi shalihah dan berbuat baik kepadanya –semoga Allah merahmati mereka berdua–, lalu Allah memerintahkan kepadanya agar menderanya dengan seikat yang berisi seratus batang rumput satu kali deraan saja, sehingga dengan demikian ia berarti telah melaksanakan sumpahnya dengan baik. ﴾ إِنَّا وَجَدۡنَٰهُ ﴿ "Sesungguhnya kami dapati dia," maksudnya, Ayyub, ﴾ صَابِرٗاۚ ﴿ "seorang yang sabar." yakni: Kami telah mengujinya dengan musibah besar, dan ia bersabar karena mencari ridha Allah سبحانه وتعالى. ﴾ نِّعۡمَ ٱلۡعَبۡدُ ﴿ "Dialah sebaik-baik hamba" yang telah menyempurnakan ting-katan-tingkatan ubudiyah pada saat kondisi senang dan susah, sulit dan lapang. ﴾ إِنَّهُۥٓ أَوَّابٞ ﴿ "Sesungguhnya dia amat taat," maksudnya, orang yang selalu kembali kepada Allah dalam segala keperluan agama dan dunianya, banyak berdzikir, berdoa, mencintai dan mengabdikan diri kepada RabbNya.
Ayah: 45 - 47 #
{وَاذْكُرْ عِبَادَنَا إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ أُولِي الْأَيْدِي وَالْأَبْصَارِ (45) إِنَّا أَخْلَصْنَاهُمْ بِخَالِصَةٍ ذِكْرَى الدَّارِ (46) وَإِنَّهُمْ عِنْدَنَا لَمِنَ الْمُصْطَفَيْنَ الْأَخْيَارِ (47)}.
"Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang mempunyai kekuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan akhlak yang tinggi, yaitu selalu mengingatkan kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang baik." (Shad: 45-47).
#
{45} يقول تعالى: {واذْكُرْ عِبَادَنا}: الذين أخلصوا لنا العبادةَ ذكراً حسناً {إبراهيم}: الخليل {و} ابنه {إسحاقَ} وابن ابنه {يعقوب أولي الأيدي}؛ أي: القوَّة على عبادة اللَّه تعالى، {والأبصار}؛ أي: البصيرة في دين اللَّه. فوصَفَهم بالعلم النافع والعمل الصالح الكثير.
(45) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَٱذۡكُرۡ عِبَٰدَنَآ ﴿ "Dan ingatlah hamba-hamba Kami" yang menuluskan ibadah kepada Kami, dengan ingatan yang baik, (yaitu) إِبۡرَٰهِيمَ ﴿ "Ibrahim," al-khalil, ﴾ وَ﴿ "dan" putranya ﴾ إِسۡحَٰقَ ﴿ "Ishaq" dan putranya, ﴾ وَيَعۡقُوبَ أُوْلِي ٱلۡأَيۡدِي ﴿ "Ya'qub yang mempu-nyai kekuatan," maksudnya, kekuatan dalam beribadah kepada Allah سبحانه وتعالى, ﴾ وَٱلۡأَبۡصَٰرِ ﴿ "dan ilmu-ilmu yang tinggi," pemahaman yang benar tentang Agama Allah. Allah menyifati mereka dengan ilmu yang bermanfaat dan amal shalih yang banyak.
#
{46} {إنَّا أخْلَصْنَاهم بخالصةٍ}: عظيمة وخصيصةٍ جسيمةٍ، وهي: {ذِكْرى الدارِ}: جعلنا ذكرى الدارِ الآخرةِ في قلوبهم والعملَ لها صفوةَ وقتِهِم. والإخلاصُ والمراقبةُ لله وَصْفُهُمُ الدائمُ، وجَعَلْناهم ذكرى الدار، يتذكَّر بأحوالِهِم المتذكِّرُ ويعتبرُ بهم المعتبِرُ، ويُذْكَرونَ بأحسن الذِّكر.
(46) ﴾ إِنَّآ أَخۡلَصۡنَٰهُم بِخَالِصَةٖ ﴿ "Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan akhlak yang tinggi," yang agung dan keunggulan yang besar, yaitu, ﴾ ذِكۡرَى ٱلدَّارِ ﴿ "selalu mengingatkan kepada negeri akhirat." Kami telah menjadikan ingat selalu kepada negeri akhirat terus ada dalam hati mereka dan beramal untuknya dalam kebanyakan waktu. Ikhlas dan selalu merasa diawasi Allah menjadi ciri mereka yang abadi. Dan Kami jadikan mereka sebagai peringatan akan negeri akhirat, kondisi dan perihal mereka dapat diambil pelajaran-nya oleh orang yang mau mengambil pelajaran, dan mereka dapat dijadikan sebagai ibrah (suri teladan) oleh orang-orang yang mau meneladani.
#
{47} {وإنَّهم عندنا لَمِنَ المُصْطَفَيْنَ}: الذين اصطفاهم الله من صفوة خلقه {الأخيار}: الذين لهم كلُّ خُلُق كريم وعمل مستقيم.
(47) ﴾ وَإِنَّهُمۡ عِندَنَا لَمِنَ ٱلۡمُصۡطَفَيۡنَ ﴿ "Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan," yaitu orang-orang yang dipilih oleh Allah di antara manusia-manusia pilihanNya, ﴾ ٱلۡأَخۡيَارِ ﴿ "yang baik," yaitu yang memiliki segala sifat mulia dan amal yang istiqamah.
Ayah: 48 - 0 #
{وَاذْكُرْ إِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَذَا الْكِفْلِ وَكُلٌّ مِنَ الْأَخْيَارِ (48) هَذَا ذِكْرٌ}.
"Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa', dan Dzulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik. Ini adalah pelajaran." (Shad: 48-49).
#
{48} أي: واذكر هؤلاء الأنبياء بأحسن الذِّكْر، وأثنِ عليهم أحسن الثناء؛ فإنَّ كلاًّ منهم من الأخيار، الذين اختارهم الله من الخلق، واختار لهم أكمل الأحوال من الأعمال والأخلاق والصفاتِ الحميدةِ والخصال السديدةِ.
(48) Maksudnya, ingatlah para nabi itu dengan sebaik-baik mengingat, dan pujilah mereka dengan sebaik-baik pujian, karena masing-masing mereka termasuk manusia-manusia pilihan, yang dipilih oleh Allah di antara manusia, dan Allah memilihkan untuk mereka kondisi-kondisi terbaik berupa amal-amal perbuatan, akhlak, sifat-sifat terpuji dan sikap-sikap yang lurus.
#
{49} هذا؛ أي: ذِكْرُ هؤلاء الأنبياء الصفوة، وذِكْر أوصافهم {ذِكْرٌ}: في هذا القرآن ذي الذكر، يَتَذَكَّرُ بأحوالهم المتذكِّرون، ويشتاقُ إلى الاقتداء بأوصافهم الحميدةِ المقتدونَ، ويُعَرفُ ما منَّ الله عليهم به من الأوصاف الزكيَّة، وما نَشَرَ لهم من الثناء بين البريَّة. فهذا نوعٌ من أنواع الذكر، وهو ذكر أهل الخير.
(49) ﴾ هَٰذَا ﴿ "Ini," maksudnya, mengingat para nabi pilihan ini dan mengingat sifat-sifat mereka, ﴾ ذِكۡرٞۚ ﴿ "adalah pelajaran," di dalam al-Qur`an yang penuh dengan pelajaran ini, di mana kondisi dan perihal mereka dijadikan pelajaran oleh orang-orang yang mau mengambil pelajaran, dan meneladani sifat-sifat terpuji mereka dirindukan oleh orang-orang yang mau meneladaninya; dan dapat diketahui apa-apa yang Allah anugerahkan kepada mereka, seperti sihat-sifat yang mulia dan apa-apa yang tersebar luas di kalangan manusia, yaitu pujian. Ini semua adalah salah satu bentuk meng-ingat, yaitu mengingat ahlul khair (para pelaku kebaikan).
Ayah: 49 - 54 #
{وَإِنَّ لِلْمُتَّقِينَ لَحُسْنَ مَآبٍ (49) جَنَّاتِ عَدْنٍ مُفَتَّحَةً لَهُمُ الْأَبْوَابُ (50) مُتَّكِئِينَ فِيهَا يَدْعُونَ فِيهَا بِفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ وَشَرَابٍ (51) وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ أَتْرَابٌ (52) هَذَا مَا تُوعَدُونَ لِيَوْمِ الْحِسَابِ (53) إِنَّ هَذَا لَرِزْقُنَا مَا لَهُ مِنْ نَفَادٍ (54)}
"Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar disediakan sebaik-baik tempat kembali, yaitu Surga 'Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka, di dalamnya mereka bertelekan sambil meminta buah-buahan yang banyak dan mi-numan di surga itu. Dan pada sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya. Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari berhisab. Sesungguhnya ini adalah benar-benar rizki dari Kami yang tiada habis-habisnya." (Shad: 49-54).
#
{49} أي: {وإنَّ للمتقين}: ربَّهم؛ بامتثال الأوامر واجتناب النواهي من كلِّ مؤمن ومؤمنة {لَحُسْنَ مآبٍ}؛ أي: لمآباً حسناً ومرجعاً مستحسناً.
(49) Artinya, ﴾ وَإِنَّ لِلۡمُتَّقِينَ ﴿ "Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa" kepada Rabbnya dengan cara mematuhi perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya dari setiap orang laki-laki dan perempuan yang beriman ﴾ لَحُسۡنَ مَـَٔابٖ ﴿ "benar-benar di-sediakan sebaik-baik tempat kembali," yakni tempat kembali yang sangat baik dan tempat pulang yang terindah.
#
{50} ثم فسَّره وفصَّله فقال: {جناتِ عدنٍ}؛ أي: جنات إقامةٍ لا يبغي صاحبها بدلاً منها من كمالها وتمام نعيمها، وليسوا بخارجين منها ولا بمُخْرَجينَ، {مفتَّحةً لهم الأبوابُ}؛ أي: مفتحة لأجلهم أبوابُ منازِلِها ومساكِنِها، لا يحتاجونَ أن يَفْتَحوها هم، بل هم مخدومونَ، وهذا دليلٌ أيضاً على الأمان التامِّ، وأنَّه ليس في جناتِ عدنٍ ما يوجِبُ أن تُغَلَّقَ لأجلِهِ أبوابُها.
(50) Kemudian Allah menjelaskan dan merincikannya, seraya berfirman, ﴾ جَنَّٰتِ عَدۡنٖ ﴿ "Yaitu Surga 'Adn," yakni surga-surga tempat tinggal yang penghuninya sama sekali tidak mau diganti dengan apa pun karena kesempurnaannya dan kelengkapan nik-mat-nikmatnya, dan mereka tidak akan pernah keluar darinya dan tidak pula dikeluarkan. ﴾ مُّفَتَّحَةٗ لَّهُمُ ٱلۡأَبۡوَٰبُ ﴿ "Yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka." Maksudnya, dibuka untuk mereka pintu-pintu setiap tingkatannya dan tempat-tempat tinggalnya, mereka sudah tidak perlu membukanya sendiri, melainkan mereka selalu dilayani. Ini juga adalah bukti atas keamanan mereka yang paripurna, dan bahwa di Surga 'Adn itu tidak ada sesuatu pun yang mengharus-kan pintu-pintunya ditutup.
#
{51} {متكئين فيها}: على الأرائك المزيَّنات والمجالس المزخرفات. {يَدْعون فيها}؛ أي: يأمرون خدَّامهم أن يأتوا {بفاكهةٍ كثيرةٍ وشرابٍ}: من كلِّ ما تشتهيه نفوسُهم وتلذُّه أعينُهم، وهذا يدلُّ على كمال النعيم وكمال الراحة والطُّمأنينة وتمام اللَّذَّة.
(51) ﴾ مُتَّكِـِٔينَ فِيهَا ﴿ "Di dalamnya mereka bersandar" pada dipan-dipan yang terhias dan tempat-tempat duduk yang berukiran indah, ﴾ يَدۡعُونَ فِيهَا ﴿ "sambil meminta," maksudnya, mereka menyuruh para pembantu untuk menghidangkan ﴾ بِفَٰكِهَةٖ كَثِيرَةٖ وَشَرَابٖ ﴿ "buah-buahan yang banyak dan minuman di surga itu," dari segala yang di-inginkan oleh nafsu mereka dan yang lezat dipandang mata mereka. Ini menunjukkan pada kesempurnaan nikmat, kesempurnaan ke-senangan dan ketenangan, serta kesempurnaan kelezatan.
#
{52} {وعندَهم}: من أزواجهم الحور العين {قاصراتُ} طرفهن على أزواجهنَّ، وطَرْفِ أزواجهنَّ عليهنَّ لجمالهم كلِّهم ومحبَّة كلٍّ منهما للآخر وعدم طموحِهِ لغيره، وأنَّه لا يبغي بصاحبه بدلاً ولا عنه عِوَضاً، {أترابٌ}؛ أي: على سنٍّ واحدٍ، أعدل سنِّ الشباب وأحسنُه وألذُّه.
(52) ﴾ وَعِندَهُمۡ ﴿ "Dan pada sisi mereka" ada istri-istri mereka dari bidadari-bidadari ﴾ قَٰصِرَٰتُ ﴿ "yang tidak liar," pandangannya hanya tertuju kepada suami-suaminya saja, dan pandangan mata suami-suaminya pun tertuju kepada mereka karena kecantikan mereka semua dan karena kecintaan masing-masing kepada pasangannya dan tidak ada hasrat kepada yang lain, dan sang suami tidak meng-hendaki wanita lain sebagai ganti dari istrinya ﴾ أَتۡرَابٌ ﴿ "dan sebaya umurnya," maksudnya, usianya sama, yaitu usia remaja matang, usia terindah dan paling nikmat.
#
{53} {هذا ما توعَدونَ}: أيُّها المتَّقونَ {ليوم الحسابِ}: جزاء على أعمالِكُم الصالحة.
(53) ﴾ هَٰذَا مَا تُوعَدُونَ ﴿ "Inilah apa yang dijanjikan kepadamu" wahai orang-orang yang bertakwa, ﴾ لِيَوۡمِ ٱلۡحِسَابِ ﴿ "pada hari berhisab" sebagai balasan atas amal-amal shalih kalian.
#
{54} {إنَّ هذا لرِزْقُنا}: الذين أوردناه على أهل دار النعيم {ما له من نفادٍ}؛ أي: انقطاع، بل هو دائمٌ مستقرٌّ في جميع الأوقات، متزايدٌ في جميع الآنات، وليس هذا بعظيم على الربِّ الكريم، الرءوف الرحيم، البَرِّ الجواد، الواسع الغني، الحميد اللطيف، الرحمن، الملك الديان، الجليل الجميل المنان، ذي الفضل الباهر والكرم المتواتر، الذي لا تُحصى نعمُه ولا يُحاط ببعض بِرِّه.
(54) ﴾ إِنَّ هَٰذَا لَرِزۡقُنَا ﴿ "Sesungguhnya ini adalah benar-benar rizki dari Kami" yang Kami anugerahkan kepada para penghuni negeri kenikmatan, ﴾ مَا لَهُۥ مِن نَّفَادٍ ﴿ "yang tiada habis-habisnya," yakni, tidak pernah putus, melainkan ia selalu ada dan tersedia sepanjang waktu, dan selalu bertambah setiap saat. Dan hal seperti ini sama sekali tidak sulit bagi Rabb yang Mahamulia, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Mahabaik lagi Pemberi karunia, Mahaluas lagi Mahakaya, Maha Terpuji lagi Mahalembut, Maha Pengasih Maha-raja yang Merajai, Mahatinggi lagi Mahaindah lagi Maha Pemberi, Pemilik karunia yang luar biasa, kemurahan yang berlimpah ruah, yang nikmat-nikmatNya tidak terhitung dan tidak bisa diketahui sebagian kebaikanNya (apalagi keseluruhannya. Pent).
Ayah: 55 - 64 #
{هَذَا وَإِنَّ لِلطَّاغِينَ لَشَرَّ مَآبٍ (55) جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا فَبِئْسَ الْمِهَادُ (56) هَذَا فَلْيَذُوقُوهُ حَمِيمٌ وَغَسَّاقٌ (57) وَآخَرُ مِنْ شَكْلِهِ أَزْوَاجٌ (58) هَذَا فَوْجٌ مُقْتَحِمٌ مَعَكُمْ لَا مَرْحَبًا بِهِمْ إِنَّهُمْ صَالُو النَّارِ (59) قَالُوا بَلْ أَنْتُمْ لَا مَرْحَبًا بِكُمْ أَنْتُمْ قَدَّمْتُمُوهُ لَنَا فَبِئْسَ الْقَرَارُ (60) قَالُوا رَبَّنَا مَنْ قَدَّمَ لَنَا هَذَا فَزِدْهُ عَذَابًا ضِعْفًا فِي النَّارِ (61) وَقَالُوا مَا لَنَا لَا نَرَى رِجَالًا كُنَّا نَعُدُّهُمْ مِنَ الْأَشْرَارِ (62) أَتَّخَذْنَاهُمْ سِخْرِيًّا أَمْ زَاغَتْ عَنْهُمُ الْأَبْصَارُ (63) إِنَّ ذَلِكَ لَحَقٌّ تَخَاصُمُ أَهْلِ النَّارِ (64)}.
"Beginilah. Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang dur-haka benar-benar tempat kembali yang buruk, Neraka Jahanam, yang mereka masuk ke dalamnya; maka amat buruklah itu sebagai tempat tinggal. Inilah, biarlah mereka merasakannya, air yang sangat panas dan air yang sangat dingin. Dan azab yang lain yang serupa itu berbagai macam. Ini adalah suatu rombongan yang masuk berdesak-desakan bersama kamu. Tiadalah ucapan selamat datang kepada mereka karena sesungguhnya mereka akan masuk neraka. Mereka menjawab, 'Sebenarnya kamulah yang tiada ucapan selamat datang bagimu, karena kamulah yang mendatangkan azab ini bagi kami, maka amat buruklah ia sebagai tempat menetap.' Mereka berkata lagi, 'Ya Rabb kami, barangsiapa yang menjeru-muskan kami ke dalam azab ini, maka tambahkanlah azab kepa-danya dengan berlipat ganda di dalam neraka.' Dan mereka ber-kata, 'Mengapa kami tidak melihat orang-orang yang dahulu kami angkat sebagai orang-orang yang jahat. Apakah kami dahulu menjadikan mereka olok-olokan, ataukah karena mata kami tidak melihat mereka?' Sesungguhnya yang demikian itu pasti terjadi, yaitu pertengkaran penghuni neraka." (Shad: 55-64).
#
{55} {هذا} الجزاء للمتَّقين ما وصفناه، {وإنَّ للطَّاغين}؛ أي: للمتجاوزين للحدِّ في الكفر والمعاصي {لَشَرَّ مآبٍ}؛ أي: لشرَّ مرجع ومُنْقَلَبٍ.
(55) ﴾ هَٰذَاۚ ﴿ "Beginilah" balasan bagi orang-orang yang ber-takwa seperti yang telah Kami ungkapkan. ﴾ وَإِنَّ لِلطَّٰغِينَ ﴿ "Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang durhaka," yakni, bagi orang-orang yang melampaui batas dalam kekafiran dan berbagai kemaksiatan ﴾ لَشَرَّ مَـَٔابٖ ﴿ "benar-benar tempat kembali yang buruk," maksudnya, tempat kembali dan tempat tinggal yang paling buruk.
#
{56} ثم فَصَّلَه فقال: {جَهَنَّم}: التي جمع فيها كلَّ عذاب واشتدَّ حرُّها وانتهى قرُّها {يَصْلَوْنها}؛ أي: يعذَّبون فيها عذاباً يحيطُ بهم من كل وجهٍ، لهم من فوقهم ظلل من النار ومن تحتهم ظلل. {فبئس المِهادُ}: المعدُّ لهم مسكناً ومستقرًّا.
(56) Kemudian Allah merincikannya seraya berfirman, ﴾ جَهَنَّمَ ﴿ yaitu "Neraka Jahanam" yang di dalamnya sudah terhimpun berbagai azab, panasnya makin dahsyat dan memuncak, ﴾ يَصۡلَوۡنَهَا ﴿ "yang mereka masuk ke dalamnya," artinya, mereka disiksa di dalam-nya dengan siksa yang meliputi mereka dari segala arah; dari atas mereka diselimuti oleh gumpalan api dan dari bawah mereka pun gumpalan api pula, ﴾ فَبِئۡسَ ٱلۡمِهَادُ ﴿ "maka amat buruklah itu sebagai tempat tinggal," yang telah disediakan untuk mereka sebagai tempat tinggal dan tempat menetap.
#
{57} {هذا}: المهاد، هذا العذاب الشديد والخزي والفضيحة والنَّكالُ. {فَلْيَذوقوهُ حميمٌ}: ماءٌ حارٌّ قد اشتدَّ حرُّه، يشربونه فيقطِّع أمعاءهم، {وغَسَّاقٌ}: وهو أكرهُ ما يكون من الشرابِ من قيح وصديدٍ، مرِّ المذاق، كريه الرائحة.
(57) ﴾ هَٰذَا ﴿ "Inilah" tempat tinggal tersebut; inilah siksaan yang sangat dahsyat dan kehinaan, dipermalukan dan hukuman, ﴾ فَلۡيَذُوقُوهُ حَمِيمٞ ﴿ "biarlah mereka merasakannya, air yang sangat panas," air panas yang sudah memuncak panasnya, mereka meminumnya lalu terputus-putuslah isi perut mereka, ﴾ وَغَسَّاقٞ ﴿ "dan air yang sangat dingin," ia merupakan minuman yang sangat tidak disukai yang terbuat dari nanah busuk dan darah, pahit rasanya dan sangat busuk baunya.
#
{58} {وآخرُ من شكلِهِ}؛ أي: من نوعه {أزواجٌ}؛ أي: عدَّة أصناف من أصناف العذاب، يعذَّبون بها ويُخْزَوْنَ بها.
(58) ﴾ وَءَاخَرُ مِن شَكۡلِهِۦٓ ﴿ "Dan yang lain yang serupa itu," maksud-nya, yang sejenis dengan azab tersebut ﴾ أَزۡوَٰجٌ ﴿ "berbagai macam," artinya, ada berbagai bentuk azab-azab lainnya yang dengannya mereka disiksa dan dihinakan.
#
{59 ـ 60} وعند توارُدِهِم على النار يشتُمُ بعضُهم بعضاً ويقول بعضُهم لبعضٍ: {هذا فوجٌ مقتحمٌ معكم}: النار {لا مرحباً بهم إنَّهم صالوا النار. قالوا}؛ أي: الفوج المقبِلُ المقتحم: {بل أنتُم لا مرحباً بكم أنتم قدَّمْتُموه}؛ أي: العذاب {لنا}: بدعوتِكُم لنا وفِتْنَتِكم وإضْلالِكُم وتسبُّبكم. {فبئس القرارُ}: قرار الجميع قرار السَّوْء والشرِّ.
(59-60) Di saat mereka memasuki neraka, maka sebagian di antara mereka mencela sebagian yang lain, yang satu berkata kepada yang lainnya, ﴾ هَٰذَا فَوۡجٞ مُّقۡتَحِمٞ مَّعَكُمۡ ﴿ "Ini adalah suatu rombongan yang masuk berdesak-desakan bersama kamu" untuk memasuki neraka. ﴾ لَا مَرۡحَبَۢا بِهِمۡۚ إِنَّهُمۡ صَالُواْ ٱلنَّارِ ﴿ "Tiadalah ucapan selamat datang kepada mereka karena sesungguhnya mereka akan masuk neraka. " ﴾ قَالُواْ ﴿ "Mereka men-jawab," maksudnya, rombongan yang datang yang saling berdesak-desakan tersebut, ﴾ بَلۡ أَنتُمۡ لَا مَرۡحَبَۢا بِكُمۡۖ أَنتُمۡ قَدَّمۡتُمُوهُ ﴿ "Sebenarnya kamulah yang tiada ucapan selamat datang bagimu, karena kamulah yang mendatang-kannya," yakni azab ini ﴾ لَنَاۖ ﴿ "bagi kami" dengan seruan kalian kepada kami, bujukan dan penyesatan kalian terhadap kami, serta kalianlah yang menjadi sebabnya, ﴾ فَبِئۡسَ ٱلۡقَرَارُ ﴿ "maka amat buruklah ia sebagai tempat menetap." Tempat tinggal mereka semua adalah tempat tinggal yang sangat buruk dan jahat.
#
{61} ثم دعوا على المغوين لهم: {قالوا ربَّنا مَن قَدَّمَ لنا هذا فَزِدْهُ عذاباً ضِعْفاً في النارِ}. وقال في الآية الأخرى: {قال لِكُلٍّ ضعفٌ ولكن لا تعلمون}.
(61) Kemudian mereka mendoakan keburukan terhadap orang-orang yang telah menyesatkan mereka, ﴾ قَالُواْ رَبَّنَا مَن قَدَّمَ لَنَا هَٰذَا فَزِدۡهُ عَذَابٗا ضِعۡفٗا فِي ٱلنَّارِ ﴿ "Mereka berkata lagi, 'Ya Rabb kami; barangsiapa yang mendatangkan azab ini bagi kami, maka tambahkanlah azab kepadanya dengan berlipat ganda di dalam neraka'." Dan dikatakan di dalam ayat yang lain sebagai berikut, ﴾ قَالَ لِكُلّٖ ضِعۡفٞ وَلَٰكِن لَّا تَعۡلَمُونَ 38 ﴿ "Allah berfirman, 'Masing-masing mendapat (siksaan), yang ber-lipat ganda, akan tetapi kamu tidak mengetahui'." (al-A'raf: 38).
#
{62} {وقالوا}: وهم في النار: {ما لَنا لا نرى رِجالاً كُنَّا نعدُّهم من الأشرارِ}؛ أي: كنَّا نزعُمُ أنَّهم من الأشرارِ المستحقِّين لعذاب النار، وهم المؤمنون، تَفَقَّدَهُم أهلُ النار قبَّحَهم الله؛ هل يَرَوْنَهم في النار؟
(62) ﴾ وَقَالُواْ ﴿ "Dan mereka berkata" sedangkan mereka di dalam neraka, ﴾ مَا لَنَا لَا نَرَىٰ رِجَالٗا كُنَّا نَعُدُّهُم مِّنَ ٱلۡأَشۡرَارِ ﴿ "Mengapa kami tidak melihat orang-orang yang dahulu kami angkat sebagai orang-orang yang jahat," yakni, yang kami dahulu menganggap mereka termasuk orang-orang jahat yang berhak mendapat siksa api neraka, padahal me-reka adalah orang-orang Mukmin. Para penghuni neraka mencari-cari mereka. Semoga Allah menjelekkan para penghuni neraka itu. Apakah mereka bisa melihat (menjumpai) kaum beriman di dalam neraka?
#
{63} {أتَّخَذْناهُم سِخْرِيًّا أم زاغَتْ عنهُمُ الأبصارُ}؛ أي: عدم رؤيتنا لهم دائرٌ بين أمرينِ: إمَّا أنَّنا غالِطونَ في عدِّنا إيَّاهم من الأشرارِ، بل هم من الأخيارِ، وإنَّما كلامُنا لهم من باب السُّخرية والاستهزاء بهم، وهذا هو الواقع؛ كما قال تعالى لأهل النار: {إنَّه كان فريقٌ من عِبادي يقولون رَبَّنا آمَنَّا فاغْفِرْ لنا، وارْحَمْنا وأنت خيرُ الراحمين. فاتَّخَذْتُموهم سِخْريًّا حتى أنْسَوْكُم ذِكْري وكنتُم منهم تضحكونَ}. والأمرُ الثاني: أنَّهم لعلَّهم زاغتْ أبصارُنا عن رؤيتهم معنا في العذاب، وإلاَّ؛ فهم معنا معذَّبون، ولكن تجاوزَتْهُم أبصارُنا! فيُحتمل أنَّ هذا الذي في قلوبهم، فتكون العقائدُ التي اعتقدوها في الدُّنيا وكثرة ما حكموا لأهل الإيمان بالنار تمكَّنتْ من قلوبِهم وصارتْ صبغةً لها، فدخلوا النار وهم بهذه الحالة، فقالوا ما قالوا. ويُحتمل أنَّ كلامَهم هذا كلامُ تمويهٍ؛ كما موَّهوا في الدُّنيا موَّهوا حتى في النار، ولهذا يقول أهلُ الأعراف لأهل النار: {أهؤلاء الذين أقْسَمْتُم لا ينالُهُمُ الله برحمةٍ، ادْخُلوا الجنةَ لا خوفٌ عليكم ولا أنتم تحزنونَ}.
(63) ﴾ أَتَّخَذۡنَٰهُمۡ سِخۡرِيًّا أَمۡ زَاغَتۡ عَنۡهُمُ ٱلۡأَبۡصَٰرُ ﴿ "Apakah kami dahulu menjadi-kan mereka olok-olokan, ataukah karena mata kami tidak melihat mereka?" Maksudnya, kami tidak melihat mereka adalah karena dua kemung-kinan: Pertama, kami keliru dalam menggolongkan mereka termasuk orang-orang jahat, dan ternyata mereka adalah orang-orang yang baik, sedangkan ucapan-ucapan kami tidak lain hanyalah sebagai perolok-olokan dan penghinaan terhadap mereka. Inilah realitanya, sebagaimana difirmankan oleh Allah سبحانه وتعالى kepada para penghuni neraka, ﴾ إِنَّهُۥ كَانَ فَرِيقٞ مِّنۡ عِبَادِي يَقُولُونَ رَبَّنَآ ءَامَنَّا فَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَا وَأَنتَ خَيۡرُ ٱلرَّٰحِمِينَ 109 فَٱتَّخَذۡتُمُوهُمۡ سِخۡرِيًّا حَتَّىٰٓ أَنسَوۡكُمۡ ذِكۡرِي وَكُنتُم مِّنۡهُمۡ تَضۡحَكُونَ 110 ﴿ "Sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hambaKu berdoa (di dunia), 'Ya Rabb kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik.' Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan kamu selalu menertawakan mereka." (Al-Mu'minun: 109-110). Kedua, kemungkinan pandangan mata kami luput dari me-lihat mereka karena sama-sama di dalam azab. Jadi, mereka sama-sama disiksa bersama kami akan tetapi pandangan mata kami luput dari mereka. Kemungkinan inilah yang terbesit di dalam hati mereka. Itu berarti keyakinan-keyakinan yang mereka yakini di dunia dan banyaknya apa yang mereka voniskan terhadap orang-orang beriman bahwa mereka pasti masuk neraka benar-benar telah mengakar di dalam hati mereka dan telah menjadi tabiatnya. Mereka masuk neraka sedangkan mereka seperti itu keadaannya, lalu di sanalah mereka mengatakan apa yang mereka katakan itu. Bisa jadi perkataan mereka ini adalah pengelabuan, sebagai-mana mereka telah sering melakukan pengelabuan di dunia, hingga bahkan sampai di neraka. Maka dari itu para penghuni tempat-tempat tinggi di surga berkata kepada para penghuni neraka, ﴾ أَهَٰٓؤُلَآءِ ٱلَّذِينَ أَقۡسَمۡتُمۡ لَا يَنَالُهُمُ ٱللَّهُ بِرَحۡمَةٍۚ ٱدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ لَا خَوۡفٌ عَلَيۡكُمۡ وَلَآ أَنتُمۡ تَحۡزَنُونَ 49 ﴿ "Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?" (Kepada orang Mukmin itu dikata-kan, 'Masuklah ke dalam surga, tidak ada kekhawatiran terhadapmu dan tidak (pula) kamu bersedih hati'." (Al-A'raf: 49).
#
{64} قال تعالى مؤكِّداً ما أخبر به، وهو أصدقُ القائلين: {إنَّ ذلك}: الذي ذكرتُ لكم {لَحَقٌّ}: ما فيه شكٌّ ولا مِرْيةٌ {تخاصُمُ أهل النارِ}.
(64) Allah سبحانه وتعالى berfirman menegaskan apa yang diinformasi-kanNya, dan Dia adalah Yang Mahabenar PerkataanNya, ﴾ إِنَّ ذَٰلِكَ ﴿ "Sesungguhnya yang demikian itu" yang Aku uraikan kepada kalian itu, ﴾ لَحَقّٞ ﴿ "pasti terjadi," tidak ada keraguan padanya, ﴾ تَخَاصُمُ أَهۡلِ ٱلنَّارِ ﴿ "yaitu pertengkaran para penghuni neraka."
Ayah: 65 - 88 #
{قُلْ إِنَّمَا أَنَا مُنْذِرٌ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ (65) رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ (66) قُلْ هُوَ نَبَأٌ عَظِيمٌ (67) أَنْتُمْ عَنْهُ مُعْرِضُونَ (68) مَا كَانَ لِيَ مِنْ عِلْمٍ بِالْمَلَإِ الْأَعْلَى إِذْ يَخْتَصِمُونَ (69) إِنْ يُوحَى إِلَيَّ إِلَّا أَنَّمَا أَنَا نَذِيرٌ مُبِينٌ (70) إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ (71) فَإِذَا سَوَّيْتُهُ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ (72) فَسَجَدَ الْمَلَائِكَةُ كُلُّهُمْ أَجْمَعُونَ (73) إِلَّا إِبْلِيسَ اسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ (74) قَالَ يَاإِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ (75) قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ (76) قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَإِنَّكَ رَجِيمٌ (77) وَإِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِي إِلَى يَوْمِ الدِّينِ (78) قَالَ رَبِّ فَأَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (79) قَالَ فَإِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ (80) إِلَى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُومِ (81) قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (82) إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (83) قَالَ فَالْحَقُّ وَالْحَقَّ أَقُولُ (84) لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنْكَ وَمِمَّنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ أَجْمَعِينَ (85) قُلْ مَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُتَكَلِّفِينَ (86) إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِلْعَالَمِينَ (87) وَلَتَعْلَمُنَّ نَبَأَهُ بَعْدَ حِينٍ (88)}.
"Katakanlah, 'Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan, dan sekali-kali tidak ada sembahan yang haq melain-kan Allah Yang Maha Esa dan Maha Mengalahkan. Rabb langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, Yang Mahaper-kasa lagi Maha Pengampun.' Katakanlah, 'Berita itu adalah berita yang besar, yang kamu berpaling darinya. Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang al-mala`ul a'la itu ketika mereka berbantah-bantahan. Tidak diwahyukan kepadaku, melainkan bahwa sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata.' Ketika Rabbmu berfirman kepada malaikat, 'Sesung-guhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruhKu; maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya.' Lalu seluruh malaikat-malaikat itu sujud semuanya. Kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan dia termasuk orang-orang yang kafir. Allah berfirman, 'Hai iblis, apakah yang menghalangimu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua TanganKu? Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu termasuk orang-orang yang lebih tinggi?' Iblis berkata, 'Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau cipta-kan dari tanah.' Allah berfirman, 'Maka keluarlah kamu darinya; sesungguhnya kamu adalah yang diusir. Sesungguhnya kutukanKu tetap atasmu sampai Hari Pembalasan.' Iblis berkata, 'Ya Rabbku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan.' Allah ber-firman, 'Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya.' Iblis menjawab, 'Demi KeperkasaanMu, aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang diberi keikh-lasan di antara mereka.' Allah berfirman, 'Maka yang benar dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi Neraka Jahanam dengan jenismu dan dengan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka kesemuanya.' Katakanlah, 'Aku tidak meminta upah sedikit pun kepadamu atas dakwahku; dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang meng-ada-adakan. Al-Qur`an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui berita al-Qur`an setelah beberapa waktu lagi'." (Shad: 65-88).
#
{65} {قل}: يا أيُّها الرسولُ لهؤلاء المكذِّبين إنْ طَلَبوا منك ما ليس لك ولا بيدِكَ: {إنَّما أنا منذرٌ}: هذا نهايةُ ما عندي، وأمَّا الأمرُ؛ فلله تعالى، ولكني آمرُكُم وأنهاكُم وأحثُّكم على الخير وأزجُرُكم عن الشرِّ؛ فمنِ اهتدى فلنفسِهِ، ومن ضلَّ فعليها. {وما مِنْ إلهٍ إلاَّ الله}؛ أي: ما أحدٌ يؤلَّه ويُعبدُ بحقِّ إلاَّ الله، {الواحدُ القهارُ}: هذا تقريرٌ لألوهيَّته بهذا البرهان القاطع، وهو وحدتُه تعالى وقهرُه لكلِّ شيء؛ فإنَّ القهر ملازمٌ للوحدة؛ فلا يكون قهّارَيْنِ متساوِيَيْنِ في قهرهما أبداً، فالذي يقهر جميع الأشياءِ هو الواحدُ الذي لا نظير له، وهو الذي يستحقُّ أن يُعْبَدَ وحدَه كما كان قاهراً وحدَه.
(65) ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah," wahai rasul kepada mereka-mereka yang mendustakan, jika mereka meminta apa yang tidak kamu miliki wewenang padanya dan tidak pada kekuasaanmu,﴾ إِنَّمَآ أَنَا۠ مُنذِرٞۖ ﴿ "Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan." Inilah segala apa yang aku miliki. Adapun semua wewenang urusan adalah milik Allah سبحانه وتعالى, sedangkan saya hanyalah menyuruh kalian, melarang kalian dan menghimbau kalian kepada kebaikan dan mencegah kalian dari segala keburukan. Barangsiapa yang mau mengikutinya, maka keuntungannya kembali kepada dirinya sen-diri, dan siapa saja yang sesat, maka kesesatannya menimpa dirinya sendiri. ﴾ وَمَا مِنۡ إِلَٰهٍ إِلَّا ٱللَّهُ ﴿ "Dan sekali-kali tidak ada sembahan yang haq me-lainkan Allah." Maksudnya, tiada seorang pun yang berhak dipertu-hankan dan disembah dengan haq kecuali Allah ﴾ ٱلۡوَٰحِدُ ٱلۡقَهَّارُ ﴿ "Yang Maha Esa dan Maha Mengalahkan." Ini adalah sebuah penegasan tentang ketuhananNya berdasarkan argumen yang tak terbantah-kan, yaitu keesaanNya dan keperkasaanNya atas segala sesuatu, sebab keperkasaan itu memastikan keesaan. Maka tidak akan ada dua yang tidak terkalahkan yang sama di dalam keperkasaannya selama-lamanya. Maka, yang mengalahkan segala sesuatu itu, Dia-lah Yang Esa, yang tidak ada tandinganNya, dan Dia-lah semata yang berhak disembah sebagaimana halnya hanya Dia yang Maha Mengalahkan.
#
{66} وقرَّر ذلك أيضاً بتوحيد الربوبيَّة، فقال: {ربُّ السمواتِ والأرضِ وما بينَهما}؛ أي: خالقُهما ومربِّيهما ومدبِّرُهما بجميع أنواع التدابير، {العزيزُ}: الذي له القوة التي بها خَلَقَ المخلوقاتِ العظيمة. {الغفَّارُ}: لجميع الذنوب؛ صغيرها وكبيرها، لمن تاب إليه وأقلع منها. فهذا الذي يحبُّ، ويستحقُّ أن يُعْبَدَ دونَ مَنْ لا يخلُق، ولا يرزُق ولا يضرُّ، ولا ينفعُ، ولا يملِكُ من الأمر شيئاً، وليس له قوَّةُ الاقتدار، ولا بيدِهِ مغفرةُ الذُّنوب والأوزار.
(66) Dan hal tersebut diperkuat lagi dengan tauhid rububi-yah, seraya berfirman, ﴾ رَبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَا ﴿ "Rabb langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya." Artinya, Pencipta keduanya, Pemelihara dan Yang Mengatur keduanya dengan berbagai bentuk pengendalian, ﴾ ٱلۡعَزِيزُ ﴿ "Yang Mahaperkasa," yang memiliki kekuatan yang dengannya Dia menciptakan ciptaan-ciptaan agung (luar biasa besarnya), ﴾ ٱلۡغَفَّٰرُ ﴿ "lagi Maha Pengampun" terhadap semua dosa, yang kecil dan yang besar bagi siapa saja yang bertaubat kepada-Nya dan menanggalkan diri dari perbuatan dosa. Inilah yang pantas dan yang berhak diibadahi (disembah), bukan siapa yang tidak mampu menciptakan, tidak mampu mem-beri rizki, tidak bisa menimpakan mudarat, tidak dapat memberi manfaat dan tidak pula memiliki wewenang sedikitpun, tidak me-miliki power untuk berkuasa dan tidak pula mempunyai kemam-puan memberikan ampunan terhadap dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan.
#
{67 ـ 68} {قل}: لهم مخوفاً ومحذِّراً ومنهضاً لهم ومنذراً: {هو نبأٌ عظيمٌ}؛ أي: ما أنبأتُكم به من البعث والنشور والجزاء على الأعمال خبرٌ عظيم ينبغي الاهتمام الشديد بشأنه، ولا ينبغي إغفالُه. ولكنْ {أنتُم عنه معرِضونَ}: كأنَّه ليس أمامكم حسابٌ ولا عقابٌ ولا ثوابٌ.
(67-68) ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah" kepada mereka, seraya memper-takuti, mewanti-wanti, membangkitkan dan memberikan peringatan kepada mereka, ﴾ هُوَ نَبَؤٌاْ عَظِيمٌ ﴿ "Berita itu adalah berita yang besar." Arti-nya, apa yang saya informasikan kepada kalian ini, seperti kebang-kitan, dihidupkan kembali sesudah mati dan pemberian balasan atas amal-amal adalah merupakan berita yang sangat agung yang pantas diperhatikan dengan serius dan tidak boleh diabaikan. Akan tetapi ﴾ أَنتُمۡ عَنۡهُ مُعۡرِضُونَ ﴿ "kamu berpaling darinya" hingga seakan-akan kalian tidak mempercayai bahwa di hadapan kalian ada hisab (per-hitungan amal perbuatan), hukuman, ataupun pahala.
#
{69 ـ 70} فإنْ شَكَكْتُم في قولي وامْتَرَيْتُم في خبري؛ فإني أخبركم بأخبارٍ لا علم لي بها ولا دَرَسْتُها في كتاب؛ فإخباري بها على وجهها من غير زيادةٍ ولا نقصٍ أكبرُ شاهدٍ لصدقي وأدلُّ دليل على حقِّ ما جئتُكم به، ولهذا قال: {ما كان لي من علم بالملأ الأعلى}؛ أي: الملائكة؛ {إذْ يَخْتَصِمونَ}؛ لولا تعليم الله إيَّاي وإيحاؤه إليَّ، ولهذا قال: {إن يوحى إليَّ إلاَّ أنَّما أنا نذيرٌ مبينٌ}؛ أي: ظاهر النذارة جليُّها؛ فلا نذير أبلغ من نذارتِهِ - صلى الله عليه وسلم -.
(69-70) Jika kalian ragu terhadap perkataanku dan kalian meragukan informasi dariku, maka sesungguhnya aku hanya me-nyampaikan informasi-informasi yang aku sendiri tidak mempu-nyai pengetahuannya dan tidak pula aku pelajari dari satu kitab mana pun. Jadi, penyampaian informasi yang aku sampaikan ini sebagaimana adanya, tanpa tambahan ataupun pengurangan, adalah merupakan saksi yang paling besar bagi kejujuranku dan bukti yang paling tepat atas kebenaran apa yang aku bawa kepada kalian ini. Maka dari itu Allah berfirman (memerintahkan RasulNya) ﴾ مَا كَانَ لِيَ مِنۡ عِلۡمِۭ بِٱلۡمَلَإِ ٱلۡأَعۡلَىٰٓ ﴿ "Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang al-mala`ul a'la itu," maksudnya, para malaikat, ﴾ إِذۡ يَخۡتَصِمُونَ ﴿ "ketika mereka berbantah-bantahan," kalau saja bukan karena Allah menginformasikannya dan mewahyukannya kepadaku. Dan karena itu ayat berikutnya mengatakan, ﴾ إِن يُوحَىٰٓ إِلَيَّ إِلَّآ أَنَّمَآ أَنَا۠ نَذِيرٞ مُّبِينٌ ﴿ "Tidak di-wahyukan kepadaku, melainkan bahwa sesungguhnya aku hanyalah se-orang pemberi peringatan yang nyata," artinya, yang jelas lagi nyata peringatannya. Maka tidak ada pemberi peringatan yang lebih jelas daripada perintah yang disampaikan oleh Rasulullah a.
#
{71 ـ 72} ثم ذَكَرَ اختصام الملأ الأعلى، فقال: {إذ قال ربُّك للملائكة}: على وجه الإخبارِ، {إنِّي خالقٌ بشراً من طينٍ}؛ أي: مادَّتُه من طين، {فإذا سَوَّيْتُهُ}؛ أي: سويت جسمه وتمَّ، {ونفختُ فيه من روحي فَقَعوا له ساجدينَ}.
(71-72) Kemudian Allah menjelaskan perbantahan para malaikat tersebut seraya berfirman, ﴾ إِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ ﴿ "Ketika Rabbmu berfirman kepada malaikat" sebagai informasi, ﴾ إِنِّي خَٰلِقُۢ بَشَرٗا مِّن طِينٖ ﴿ "Sesung-guhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah." Maksudnya, mate-rinya dari tanah liat, ﴾ فَإِذَا سَوَّيۡتُهُۥ ﴿ "Maka apabila telah Ku-sempurnakan," maksudnya, menyempurnakan jasadnya dan telah terbentuk,﴾ وَنَفَخۡتُ فِيهِ مِن رُّوحِي فَقَعُواْ لَهُۥ سَٰجِدِينَ ﴿ "dan Ku-tiupkan kepadanya ruhKu, maka hendak-lah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya."
#
{73 ـ 74} فوطَّن الملائكةُ الكرامُ أنفسَهم على ذلك حين يتمُّ خلقُهُ ونفخُ الروح فيه امتثالاً لربِّهم وإكراماً لآدم عليه السلام، فلما تمَّ خلقُه في بدنِهِ وروحِهِ، وامتحنَ الله آدمَ والملائكةَ في العلم، وظهر فضلُه عليهم؛ أمرهم الله بالسجودِ، فسجدوا {كلُّهم أجمعون، إلاَّ إبليسَ}: لم يسجد، {استَكْبَرَ}: عن أمر ربِّه، واستكبر على آدم، {وكان من الكافرينَ}: في علم الله تعالى.
(73-74) Maka para malaikat yang mulia itu menundukkan dirinya untuk hal tersebut, ketika penciptaan manusia itu telah sempurna dan telah ditiupkan ruh padanya, sebagai sikap patuh terhadap Rabb mereka dan sebagai sikap hormat kepada Adam عليه السلام. Setelah sempurna penciptaan jasad dan ruhnya dan setelah Allah menguji Adam dan para malaikat dalam ilmu pengetahuan, dan setelah tampak keunggulan Adam atas mereka, maka Allah memerintahkan mereka untuk sujud kepada Adam. Maka mereka pun sujud ﴾ كُلُّهُمۡ أَجۡمَعُونَ 73 إِلَّآ إِبۡلِيسَ ﴿ "semuanya, kecuali iblis," ia tidak mau sujud, ﴾ ٱسۡتَكۡبَرَ ﴿ "dia menyombongkan diri" terhadap perintah Rabbnya, dan menyombongkan diri terhadap Nabi Adam عليه السلام , ﴾ وَكَانَ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ ﴿ "dan dia termasuk orang-orang yang kafir" dalam ilmu Allah سبحانه وتعالى.
#
{75} فقال اللهُ له موبِّخاً ومعاتباً: {ما مَنَعَكَ أن تسجدَ لما خلقتُ بيديَّ}؛ أي: شرَّفْتُه وكرَّمْتُه واختصصتُه بهذه الخصيصة التي اختصَّ بها عن سائر الخلق، وذلك يقتضي عدم التكبُّر عليه. {أستكبرتَ}: في امتناعِك {أم كنتَ من العالينَ}.
(75) Maka Allah سبحانه وتعالى berkata kepadanya sebagai celaan,﴾ مَا مَنَعَكَ أَن تَسۡجُدَ لِمَا خَلَقۡتُ بِيَدَيَّۖ ﴿ "Apakah yang menghalangimu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua TanganKu?" Maksudnya, yang Aku muliakan, Aku hargai dan Aku istimewakan dengan keistimewaan ini; yang dengannya ia menjadi istimewa daripada seluruh makhluk, dan hal itu seharusnya tidak menimbulkan sikap sombong terha-dapnya. ﴾ أَسۡتَكۡبَرۡتَ ﴿ "Apakah kamu menyombongkan diri" dalam keeng-gananmu itu, ﴾ أَمۡ كُنتَ مِنَ ٱلۡعَالِينَ ﴿ "ataukah kamu termasuk orang-orang yang lebih tinggi?"
#
{76} {قال} إبليسُ معارضاً لربِّه مناقضاً: {أنا خيرٌ منه خَلَقْتَني من نارٍ وخَلَقْتَهُ من طين}: وبزعمِهِ أنَّ عنصر النار خيرٌ من عنصر الطين، وهذا من القياس الفاسدِ؛ فإنَّ عنصرَ النار مادَّةُ الشرِّ والفساد والعلوِّ والطيش والخفَّة، وعنصرُ الطِّين مادَّةُ الرزانة والتواضُع وإخراج أنواع الأشجارِ والنباتات، وهو يغلِبُ النار ويطفِئُها، والنارُ تحتاج إلى مادَّةٍ تقومُ بها والطينُ قائمٌ بنفسِهِ. فهذا قياسُ شيخ القوم، الذي عارض به الأمر الشفاهيَّ من الله، قد تبيَّن غايةُ بطلانِهِ وفسادِهِ؛ فما بالُك بأقيسةِ التلاميذ الذين عارضوا الحقَّ بأقْيِسَتِهِم؛ فإنَّها كلَّها أعظمُ بطلاناً وفساداً من هذا القياس.
(76) ﴾ قَالَ ﴿ "Berkata" iblis dengan sikap menentang dan melawan Rabbnya, ﴾ أَنَا۠ خَيۡرٞ مِّنۡهُ خَلَقۡتَنِي مِن نَّارٖ وَخَلَقۡتَهُۥ مِن طِينٖ ﴿ "Aku lebih baik dari-padanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah." Menurut anggapannya bahwa unsur api itu lebih baik daripada unsur tanah. Ini termasuk analogi yang rusak, karena sesungguhnya unsur api itu adalah materi kejahatan, keru-sakan, keangkuhan, kesombongan, dan kehinaan, sedangkan unsur tanah adalah materi kematangan, tawadhu' (rendah diri) dan tem-pat tumbuhnya berbagai pohon dan tanaman. Ia bisa mengalahkan api dan memadamkannya. Dan api selalu membutuhkan benda untuk bisa hidup, sedangkan tanah bisa berdiri sendiri. Itulah analogi dedengkot makhluk jahat yang dengannya ia menentang perintah langsung dari Allah سبحانه وتعالى, sudah sangat jelas sekali kebatilan dan kesesatannya. Lalu bagaimana menurut Anda dengan analogi-analogi para murid-muridnya (pengikutnya) yang menentang kebenaran dengan analogi-analogi yang mereka buat? Sesungguhnya analogi-analogi yang mereka gunakan itu adalah lebih batil dan lebih sesat lagi daripada analogi iblis ini.
#
{77 ـ 78} فقال الله له: اخرج {منها}؛ أي: من السماء والمحلِّ الكريم، {فإنَّك رجيمٌ}؛ أي: مبعد مدحور، {وإنَّ عليك لعنتي} أي: طردي وإبعادي {إلى يوم الدين}: دائماً أبداً.
(77-78) Maka Allah berfirman kepadanya, ﴾ فَٱخۡرُجۡ مِنۡهَا ﴿ "Maka keluarlah kamu darinya," maksudnya, dari langit dan tempat yang mulia, ﴾ فَإِنَّكَ رَجِيمٞ ﴿ "sesungguhnya kamu adalah yang diusir," artinya, yang dijauhkan dan disingkirkan. ﴾ وَإِنَّ عَلَيۡكَ لَعۡنَتِيٓ ﴿ "Sesungguhnya ku-tukanKu tetap atasmu," maksudnya, sesungguhnya pengusiran dan pengucilanKu terhadapmu ﴾ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلدِّينِ ﴿ "sampai Hari Pembalasan," yakni, selama-lamanya.
#
{79} {قال ربِّ فأنظِرْني إلى يوم يبعثون}: لشدَّة عداوتِهِ لآدمَ وذرَّيَّته؛ ليتمكَّن من إغواء مَنْ قَدَّرَ الله أن يُغْوِيَه.
(79) ﴾ قَالَ رَبِّ فَأَنظِرۡنِيٓ إِلَىٰ يَوۡمِ يُبۡعَثُونَ ﴿ "Ia berkata, 'Ya Rabbku, beri tang-guhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan'." Ini disebabkan karena permusuhannya yang sangat berat terhadap Nabi Adam dan anak keturunannya agar ia bisa menyesatkan siapa saja yang telah di-takdirkan Allah untuk disesatkannya.
#
{80 ـ 81} فـ {قال} الله مجيباً لدعوتِهِ حيث اقتضتْ حكمتُهُ ذلك: {إنَّكَ من المُنْظَرين. إلى يوم الوقتِ المعلوم}: حين تُسْتَكْمَلُ الذريَّةُ، ويتمُّ الامتحان.
(80-81) Maka A l l a h ﴾ قَالَ ﴿ "berfirman" memenuhi permin-taannya sesuai dengan tuntutan hikmah (kebijaksanaan)Nya, ﴾ فَإِنَّكَ مِنَ ٱلۡمُنظَرِينَ 80 إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡوَقۡتِ ٱلۡمَعۡلُومِ 81 ﴿ "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya," yakni, hingga seluruh anak keturunan Nabi Adam habis dan ujian telah usai.
#
{82 ـ 83} فلما علم أنه مُنْظَرٌ؛ بادى ربَّه من خبثه بشدَّة العداوةِ لربِّه ولآدم وذُرِّيَّتِهِ، فقال: {فبعزَّتِك لأغْوِيَنَّهُم أجمعينَ}: يُحتمل أنَّ الباء للقسم، وأنَّه أقسم بعزَّةِ الله ليغوينَّهم كلَّهم أجمعين {إلاَّ عبادك منهم المخلَصين}: علم أنَّ الله سيحفظُهم من كيدِهِ. ويُحتمل أنَّ الباء للاستعانة، وأنَّه لما علم أنه عاجزٌ من كل وجهٍ، وأنه لا يضلُّ أحداً إلاَّ بمشيئة الله تعالى، فاستعانَ بعزَّةِ الله على إغواءِ ذُرِّيَّةِ آدمَ. هذا وهو عدوُّ الله حقًّا، ونحن يا ربَّنا العاجزونَ المقصرونَ، المقرُّونَ لك بكل نعمةٍ، ذُرِّيَّةُ من شَرَّفْتَه وكرَّمْتَه؛ فنستعين بعزَّتك العظيمة، وقدرتك، ورحمتك الواسعة لكلِّ مخلوق، ورحمتك التي أوصلتَ إلينا بها ما أوصلتَ من النعم الدينيَّة والدنيويَّة، وصرفتَ بها ما عنَّا صرفتَ من النِّقم، أن تعينَنا على محاربتِهِ وعداوتِهِ والسلامة من شرِّه وشركِهِ، ونحسنُ الظَّنَّ بك أن تجيبَ دعاءنا، ونؤمنُ بوعدِك الذي قلت لنا: {وقال ربُّكم ادْعوني أسْتَجِبْ لكُم}؛ فقد دَعَوْناك كما أمَرْتَنا، فاستجِبْ لنا كما وَعَدْتَنا. {إنَّك لا تُخْلِفُ الميعاد}.
(82-83) Setelah iblis mengetahui bahwa dirinya diberi tang-guhan waktu, maka ia terang-terangan melawan Rabbnya dengan kebusukannya, dengan permusuhan yang sengit terhadap Rabbnya dan terhadap Adam dan anak-anak keturunannya, seraya berkata, ﴾ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغۡوِيَنَّهُمۡ أَجۡمَعِينَ ﴿ "Demi keperkasaanMu, aku akan menyesatkan mereka semuanya." Huruf ba' (pada بِعِزَّتِكَ) bermakna sumpah. Ini berarti ia ber-sumpah dengan keperkasaan Allah bahwa iblis benar-benar akan menyesatkan mereka semuanya, ﴾ إِلَّا عِبَادَكَ مِنۡهُمُ ٱلۡمُخۡلَصِينَ ﴿ "kecuali hamba-hambaMu yang diberi keikhlasan di antara mereka." Iblis menge-tahui bahwa Allah akan melindungi mereka dari tipu dayanya. Dan bisa juga huruf ba' itu bermakna isti'anah (permintaan pertolongan). Artinya, oleh karena iblis mengetahui bahwasanya dia lemah dari segala sisinya dan bahwa ia sama sekali tidak bisa menyesatkan seseorang kecuali dengan kehendak dari Allah سبحانه وتعالى, maka dia mencari pertolongan kepada keperkasaan Allah agar bisa menyesatkan anak keturunan Nabi Adam عليه السلام. Demikianlah, dan dia benar-benar musuh Allah yang sejati. Sedangkan kami, wahai Rabb, lemah tidak berdaya dan lalai, kami mengakui seluruh nikmat dariMu. Kami adalah anak cucu dari manusia yang telah Engkau muliakan dan Engkau hargai itu; maka kami memohon pertolongan dengan keperkasaanMu yang agung dan kekuasaanMu dan dengan rahmatMu yang luas yang meliputi segala sesuatu, rahmatMu yang dengannya Engkau telah mengantarkan kami kepada apa yang telah kami capai, yaitu berupa kenikmatan agama dan dunia, dan dengannya pula Engkau men-jauhkan segala bentuk bencana dari kami; tolonglah kami untuk memeranginya, memusuhinya dan selamat dari kejahatan dan kesyirikannya. Dan kami berbaik sangka, bahwa Engkau pasti mengabulkan doa kami, dan kami beriman kepada janjiMu yang telah Engkau katakan kepada kami, ﴾ وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِيٓ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ ﴿ "Dan Rabbmu berkata, 'Berdoalah kepadaKu niscaya Aku kabulkan untukmu'." (al-Ghafir: 60). Dan inilah kami, telah berdoa kepadaMu sebagaimana telah Engkau perintahkan kepada kami, maka kabulkanlah doa kami sebagaimana yang telah Engkau janjikan. ﴾ إِنَّكَ لَا تُخۡلِفُ ٱلۡمِيعَادَ 194 ﴿ "Sesungguhnya Engkau tidak mengingkari janji." (Ali Imran: 194).
#
{84 ـ 85} {قال} الله تعالى: {فالحقُّ والحقَّ أقولُ}؛ أي: الحقُّ وصفي والحقُّ قولي، {لأملأنَّ جهنَّم منك ومِمَّن تَبِعَكَ منهم أجمعينَ}.
(84-85) Allah تعالى ﴾ قَالَ ﴿ "berfirman (kepada iblis),"﴾ فَٱلۡحَقُّ وَٱلۡحَقَّ أَقُولُ ﴿ "Maka yang benar dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan," artinya, al-Haq (kebenaran) itu adalah sifatKu dan yang benar itu FirmanKu, ﴾ لَأَمۡلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنكَ وَمِمَّن تَبِعَكَ مِنۡهُمۡ أَجۡمَعِينَ ﴿ "sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi Neraka Jahanam dengan jenismu dan dengan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka kesemuanya."
#
{86} فلما بيَّنَ الرسول للناس الدليلَ، ووضَّح لهم السبيلَ؛ قال الله له: {قل ما أسألُكُم عليه}؛ أي: على دعائي إياكم {من أجرٍ وما أنا من المتكلِّفين}: أدَّعي أمراً ليس لي، وأقفو ما ليس لي به علمٌ، لا أتَّبِعُ إلاَّ ما يُوحى إليَّ.
(86) Setelah Rasulullah a menjelaskan dalil kepada ma-nusia dan menjelaskan kepada mereka jalan (yang lurus) ini, maka Allah berfirman, ﴾ قُلۡ مَآ أَسۡـَٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ ﴿ "Katakanlah, 'Aku tidak meminta kepadamu atasnya'," maksudnya, atas seruanku kepada kalian ini, ﴾ مِنۡ أَجۡرٖ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُتَكَلِّفِينَ ﴿ "upah sedikitpun dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mengada-adakan," di mana aku mengklaim suatu perkara yang bukan milikku dan mengikuti apa yang tidak aku miliki ilmu-nya, dan tidak pula aku mengikuti selain dari apa yang diwahyu-kan kepadaku.
#
{87} {إنْ هو}؛ أي: هذا الوحي والقرآن {إلاَّ ذِكْرٌ للعالَمين}: يتذكَّرون به كلَّ ما ينفعُهم من مصالح دينهم ودُنياهم، فيكون شرفاً ورفعةً للعالمين به وإقامةَ حجَّة على المعاندين. فهذه السورة العظيمة مشتملةٌ على الذِّكْر الحكيم، والنبأ العظيم، وإقامةِ الحُجَج والبراهين على مَنْ كذَّب بالقرآن، وعارَضَه، وكذَّب مَنْ جاء به، والإخبار عن عباد الله المخلَصين، وجزاء المتَّقين والطاغين؛ فلهذا أقسم في أولها بأنَّه ذو الذِّكْر، ووصفه في آخرها بأنَّه ذِكْرٌ للعالمين، وأكثَرَ التَّذْكيرَ بها فيما بين ذلك؛ كقوله: {واذْكُرْ عَبْدَنا}، {واذْكُرْ عِبَادَنا}، {رحمةً منّا وذِكْرى}، {هذا ذكرٌ}. اللهمَّ علِّمْنا منه ما جهلنا، وذكِّرْنا منه ما نَسينا نِسيانَ غفلةٍ ونسيان تركٍ.
(87) ﴾ إِنۡ هُوَ ﴿ "Ia tidak lain," maksudnya, wahyu dan al-Qur`an ini ﴾ إِلَّا ذِكۡرٞ لِّلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "hanyalah peringatan bagi semesta alam," yang de-ngannya mereka dapat mempelajari apa-apa yang bermanfaat bagi mereka dari berbagai maslahat agama dan dunia mereka. Maka dengan demikian, al-Qur`an menjadi kemuliaan dan pengangkat derajat manusia semuanya dan sebagai penegakan hujjah atas orang-orang yang membangkang. Dengan demikian, surat yang agung ini mengandung pela-jaran yang sangat bijaksana, informasi yang agung, penegakan hujjah dan argumen terhadap orang-orang yang mendustakan al-Qur`an dan menentangnya, mendustakan nabi (Rasul) yang datang dengannya, informasi tentang hamba-hamba Allah yang tulus dan balasan bagi orang-orang yang bertakwa dan orang-orang melam-paui batas. Maka dari itu Allah bersumpah pada awal surat ini bahwa al-Qur`an ini mengandung pelajaran, dan di akhir surat Dia menyatakan bahwa al-Qur`an ini adalah pelajaran (peringatan) bagi semesta alam; dan di dalamnya Allah banyak sekali mengingatkan, seperti pada FirmanNya, ﴾ وَٱذۡكُرۡ عَبۡدَنَآ ﴿ "Dan ingatlah hamba Kami," ﴾ وَٱذۡكُرۡ عِبَٰدَنَآ ﴿ "dan ingatlah hamba-hamba Kami," ﴾ رَحۡمَةٗ مِّنَّا وَذِكۡرَىٰ ﴿ "sebagai rahmat dan peringatan dari Kami," ﴾ هَٰذَا ذِكۡرٞۚ ﴿ "Ini adalah peringatan." Ya Allah, ajarkan kepada kami darinya apa yang belum kami ketahui dan ingatlah kepada kami apa yang kami lupa darinya karena kelalaian, kelupaan, dan pengabaian.
#
{88} {ولَتَعْلَمُنَّ نبأه}؛ أي: خبره {بعد حينٍ}: وذلك حين يقع عليهم العذابُ، وتتقطَّع عنهم الأسبابُ.
(88) ﴾ وَلَتَعۡلَمُنَّ نَبَأَهُۥ ﴿ "Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui beritanya," maksudnya, informasinya, ﴾ بَعۡدَ حِينِۭ ﴿ "setelah beberapa waktu lagi," yaitu ketika azab terjadi menimpa mereka dan segala bentuk hubungan terputus dari mereka.
Selesailah tafsir surat Shad, dengan karunia dan pertolongan Allah سبحانه وتعالى.