Ayah:
TAFSIR SURAT AN-NAML (Semut)
TAFSIR SURAT AN-NAML (Semut)
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
Ayah: 1 - 6 #
{طس تِلْكَ آيَاتُ الْقُرْآنِ وَكِتَابٍ مُبِينٍ (1) هُدًى وَبُشْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ (2) الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ بِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (3) إِنَّ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ زَيَّنَّا لَهُمْ أَعْمَالَهُمْ فَهُمْ يَعْمَهُونَ (4) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَهُمْ سُوءُ الْعَذَابِ وَهُمْ فِي الْآخِرَةِ هُمُ الْأَخْسَرُونَ (5) وَإِنَّكَ لَتُلَقَّى الْقُرْآنَ مِنْ لَدُنْ حَكِيمٍ عَلِيمٍ (6)}
"Tha Sin. Ini adalah ayat-ayat al-Qur`an, dan (ayat-ayat) Kitab yang menjelaskan, untuk menjadi petunjuk dan berita gembira bagi orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat. Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat, Kami jadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, maka mereka bergelimang (dalam kesesatan). Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang buruk (di dunia) dan mereka di akhirat adalah orang-orang yang paling merugi. Dan sesungguhnya kamu telah diberi al-Qur`an dari sisi (Allah) Yang Mahabijaksana lagi Maha Me-ngetahui." (An-Naml: 1-6).
#
{1} ينبِّه تعالى عباده على عظمة القرآن، ويشيرُ إليه إشارة دالَّة على التعظيم، فقال: {تلك آياتُ القرآنِ وكتابٍ مبين}؛ أي: هي أعلى الآيات وأقوى البيِّنات وأوضح الدِّلالات وأبينها على أجلِّ المطالب وأفضل المقاصد وخير الأعمال وأزكى الأخلاق؛ آياتٌ تدلُّ على الأخبار الصَّادقة والأوامرِ الحسنةِ والنَّهي عن كلِّ عمل وخيم وخُلُقٍ ذَميم، آياتٌ بلغتْ في وضوحِها وبيانها للبصائر النيِّرة مبلغ الشمس للأبصار، آياتٌ دلَّت على الإيمان ودعت للوصول إلى الإيقان وأخبرت عن الغيوب الماضية والمستقبلة [على] طبق ما كان ويكون، آياتٌ دعت إلى معرفة الربِّ العظيم بأسمائِهِ الحسنى وصفاتِهِ العليا وأفعاله الكاملة، آياتٌ عرَّفتنا برسله وأوليائِهِ ووصفتهم حتى كأنَّنا ننظرُ إليهم بأبصارنا.
(1) Allah سبحانه وتعالى mengingatkan hamba-hambaNya akan keagung-an al-Qur`an, dan Dia mengisyaratkan kepada al-Qur`an dengan suatu isyarat yang bermakna "ta'zhim" (pengagungan), seraya ber-firman, ﴾ تِلۡكَ ءَايَٰتُ ٱلۡقُرۡءَانِ وَكِتَابٖ مُّبِينٍ ﴿ "Ini adalah ayat-ayat al-Qur`an, dan (ayat-ayat) Kitab yang menjelaskan." Maksudnya, ia adalah ayat-ayat yang tertinggi, penjelasan-penjelasan yang terkuat dan keterangan-keterangan yang terjelas dan paling nyata tentang harapan-harapan yang paling tinggi, tujuan-tujuan yang paling utama, amal-amal yang terbaik, dan akhlak yang terluhur. Ayat-ayat yang menunjukkan kepada berita-berita yang benar, perintah-perintah yang baik dan larangan dari segala perbuatan jelek dan akhlak (moral) yang tercela. Ayat-ayat yang sampai pada kejelasan dan keterangannya bagi mata hati yang bercahaya sejelas matahari bagi pandangan mata; ayat-ayat yang menunjukkan kepada iman dan mengajak untuk sampai kepada keyakinan, dan ia menginformasikan tentang perkara-perkara ghaib yang telah berlalu dan yang akan datang (sebagaimana) telah terjadi dan akan terjadi; ayat-ayat yang mengajak untuk mengenal Rabb yang Mahaagung dengan nama-namaNya yang sangat baik dan sifat-sifatNya yang tinggi dan perbuatan-perbuatanNya yang sempurna; ayat-ayat yang mengenalkan kepada kita Rasul-rasulNya, para waliNya dan sifat-sifat mereka hingga seakan-akan kita melihat mereka dengan pandangan mata kita.
#
{2} ولكن مع هذا؛ لم ينتفعْ بها كثيرٌ من العالمين، ولم يهتدِ بها جميع المعاندين؛ صوناً لها عن من لا خير فيه ولا صلاح ولا زكاء في قلبه، وإنما اهتدى بها من خصَّهم الله بالإيمان واستنارتْ بذلك قلوبهم وصَفَتْ سرائرُهم، فلهذا قال: {هدىً وبُشرى للمؤمنينَ}؛ أي: تهديهم إلى سلوك الصراط المستقيم، وتبيِّن لهم ما ينبغي أن يَسْلُكوه أو يَتْرُكوه، وتبشِّرهم بثواب الله. المرتَّب على الهداية لهذا الطريق.
(2) Akan tetapi, bersama (semua) ini kebanyakan manusia tidak mengambil pelajaran darinya, dan seluruh orang yang me-nentang tidak berpedoman kepada ayat-ayat tersebut, sebagai penjagaan terhadapnya dari orang-orang yang tidak mengandung kebaikan, dan tidak pula keshalihan ataupun kesucian di dalam hatinya. Sesungguhnya yang mau berpedoman kepadanya hanya-lah orang yang telah diistimewakan dengan iman, sehingga dengan-nya hati mereka menjadi bercahaya dan nurani mereka menjadi bersih. Maka dari itu, Dia berfirman, ﴾ هُدٗى وَبُشۡرَىٰ لِلۡمُؤۡمِنِينَ ﴿ "Sebagai pe-tunjuk dan berita gembira bagi orang-orang yang beriman," maksudnya, membimbing mereka untuk menelusuri jalan yang lurus, menjelas-kan kepada mereka apa-apa yang semestinya harus mereka lakukan atau yang harus mereka tinggalkan, dan memberikan berita gembira kepada mereka akan pahala dari Allah sebagai akibat atas tindakan (menelusuri) jalan yang lurus tersebut.
#
{3} ربَّما قيل: لعلَّه يكثُر مدعو الإيمان؛ فهل يُقبل من كلِّ أحدٍ ادَّعى أنه مؤمنٌ ذلك؟ أم لا بدَّ لذلك من دليل وهو الحقُّ؟ فلذلك بيَّن تعالى صفة المؤمنين، فقال: {الذين يقيمون الصلاة}: فرضَها ونفلَها؛ فيأتون بأفعالها الظاهرة من أركانها وشروطها وواجباتها [بل] ومستحبَّاتها وأفعالها الباطنة وهو الخشوع الذي هو روحها ولبُّها؛ باستحضار قرب الله وتدبُّر ما يقوله المصلي ويفعلُه، {ويؤتون الزَّكاة}: المفروضة لمستحقِّها. {وهم بالآخرة هم يوقِنونَ}؛ أي: قد بلغ معهم الإيمانُ إلى أن وَصَلَ إلى درجة اليقين، وهو العلم التامُّ الواصل إلى القلب الدَّاعي إلى العمل، ويقينهم بالآخرة يقتضي كمال سعيِهِم لها وحَذَرِهم من أسباب العذاب وموجبات العقاب، وهذا أصلُ كلِّ خير.
(3) Barangkali ada yang mengatakan: Sudah banyak sekali orang yang mengklaim beriman. Apakah diterima dari setiap orang yang mengklaim bahwa dirinya adalah seorang Mukmin? Atau harus ada bukti yang benar? Maka dari itu, Allah سبحانه وتعالى menjelaskan sifat (ciri) orang-orang beriman, seraya berfirman, ﴾ ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ ﴿ "(Yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat," yang wajib dan yang sunnah. Mereka melakukannya sesuai dengan aturan-aturannya yang nampak, berupa rukun-rukun, syarat-syarat, kewajiban-ke-wajiban bahkan sunnah-sunnahnya, dan lengkap dengan amalnya yang batin, yaitu khusyu' yang merupakan jiwa dan substansinya, yaitu dengan merasakan kedekatan Allah dan menghayati apa yang dibaca dan dilakukan oleh orang yang shalat. ﴾ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ ﴿ "Dan menunaikan zakat," yang wajib kepada yang berhak menerimanya, ﴾ وَهُم بِٱلۡأٓخِرَةِ هُمۡ يُوقِنُونَ ﴿ "dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat." Mak-sudnya, Keimanan mereka telah mencapai pada tingkat yakin, yaitu ilmu yang sempurna yang sampai ke dalam hati, lagi mendorong untuk beramal. Keyakinan mereka kepada akhirat mengharuskan keseriusan usaha mereka untuk menghadapinya dan mewaspadai segala hal yang bisa menjadi sebab siksaan dan hukuman. Ini ada-lah dasar segala kebaikan.
#
{4} {إنَّ الذين لا يؤمنونَ بالآخرةِ}: ويكذِّبون بها ويكذِّبون مَن جاء بإثباتها؛ {زيَّنَّا لهم أعمالهم فهم يَعْمَهونَ}: حائرين، متردِّدين، مؤثِرين سَخَطَ الله على رضاه، قد انقلبتْ عليهم الحقائقُ، فرأوا الباطل حقًّا والحقَّ باطلاً.
(4) ﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأٓخِرَةِ ﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat," dan mereka (malah) mendustakannya serta mendustakan orang yang datang dengan meyakinkannya, ﴾ زَيَّنَّا لَهُمۡ أَعۡمَٰلَهُمۡ فَهُمۡ يَعۡمَهُونَ ﴿ "Kami jadikan mereka memandang indah per-buatan-perbuatan mereka, maka mereka bergelimang," dengan penuh rasa bimbang, bingung dan lebih mengutamakan murka Allah daripada keridhaanNya. Kenyataan-kenyataan telah terbalik bagi mereka, sehingga mereka melihat yang batil itu sebagai kebenaran, dan yang benar sebagai kebatilan.
#
{5} {أولئك الذين لهم سوء العذاب}؛ أي: أشدُّه وأسوؤه وأعظمه. {وهم} بالآخرةِ {هم الأخسرونَ}: حَصَرَ الخَسارَ فيهم لكونِهِم خَسِروا أنفسهم وأهليهم يوم القيامة، وخسروا الإيمان الذي دعتهم إليه الرسل.
(5) ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَهُمۡ سُوٓءُ ٱلۡعَذَابِ ﴿ "Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang buruk." Maksudnya, azab yang paling dahsyat, paling buruk dan paling besar. ﴾ وَهُمۡ ﴿ "Dan mereka," di akhirat,﴾ هُمُ ٱلۡأَخۡسَرُونَ ﴿ "adalah orang-orang yang paling merugi." Kerugian dipusat-kan kepada mereka disebabkan mereka telah merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya di Hari Kiamat kelak. Dan mereka telah merugi pada iman yang telah diserukan oleh para rasul kepada mereka.
#
{6} {وإنَّكَ لَتُلَقَّى القرآنَ مِن لَدُنْ حكيم [عليم] }؛ أي: وإنَّ هذا القرآن الذي ينزِلُ عليك، وتتلقَّنُهُ ينزل من عند حكيم، يَضَعُ الأشياءَ مواضعَها، وينزِلُها منازلها، [خبير] بأسرار الأحوال وبواطنها كظواهرها. وإذا كان من عند حكيم [خبير]؛ علم أنه كلَّه حكمةٌ ومصالحُ للعباد من الذي أعلم بمصالحهم منهم.
(6) ﴾ وَإِنَّكَ لَتُلَقَّى ٱلۡقُرۡءَانَ مِن لَّدُنۡ حَكِيمٍ [عَلِيمٍ]﴿ "Dan sesungguhnya kamu telah diberi al-Qur`an dari sisi (Allah) Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui." Maksudnya, sesungguhnya al-Qur`an yang turun kepadamu dan yang engkau terima ini adalah turun dari sisi Dzat Yang Mahabijaksana, yang meletakkan segala sesuatu tepat pada tempatnya, dan menurunkannya pada kedudukan-kedudukan-nya, ﴾ خَبِيرٍ ﴿ "Yang Maha Mengetahui" segala rahasia keadaan, yang tersembunyi dan yang tampak. Apabila ia berasal dari Yang Maha-bijaksana lagi Maha Mengetahui, maka sudah dapat dipastikan bahwasanya al-Qur`an itu semuanya adalah suatu hikmah dan kemaslahatan bagi manusia, siapakah yang lebih mengetahui akan kemaslahatan mereka daripada mereka sendiri?
Ayah: 7 - 14 #
{إِذْ قَالَ مُوسَى لِأَهْلِهِ إِنِّي آنَسْتُ نَارًا سَآتِيكُمْ مِنْهَا بِخَبَرٍ أَوْ آتِيكُمْ بِشِهَابٍ قَبَسٍ لَعَلَّكُمْ تَصْطَلُونَ (7) فَلَمَّا جَاءَهَا نُودِيَ أَنْ بُورِكَ مَنْ فِي النَّارِ وَمَنْ حَوْلَهَا وَسُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (8) يَامُوسَى إِنَّهُ أَنَا اللَّهُ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (9) وَأَلْقِ عَصَاكَ فَلَمَّا رَآهَا تَهْتَزُّ كَأَنَّهَا جَانٌّ وَلَّى مُدْبِرًا وَلَمْ يُعَقِّبْ يَامُوسَى لَا تَخَفْ إِنِّي لَا يَخَافُ لَدَيَّ الْمُرْسَلُونَ (10) إِلَّا مَنْ ظَلَمَ ثُمَّ بَدَّلَ حُسْنًا بَعْدَ سُوءٍ فَإِنِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ (11) وَأَدْخِلْ يَدَكَ فِي جَيْبِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاءَ مِنْ غَيْرِ سُوءٍ فِي تِسْعِ آيَاتٍ إِلَى فِرْعَوْنَ وَقَوْمِهِ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ (12) فَلَمَّا جَاءَتْهُمْ آيَاتُنَا مُبْصِرَةً قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ (13) وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ (14)}.
"(Ingatlah) ketika Musa berkata kepada keluarganya, 'Se-sungguhnya aku melihat api. Aku kelak akan membawa kepadamu kabar darinya, atau aku membawa kepadamu suluh api supaya kamu dapat berdiang.' Maka tatkala dia tiba di (tempat) api itu, diserulah dia, 'Bahwa telah diberkati orang-orang yang berada di dekat api itu, dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dan Mahasuci Allah, Tuhan semesta Alam.' Allah berfirman, 'Hai Musa, sesungguhnya Akulah Allah, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijak-sana, dan lemparkanlah tongkatmu.' Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seakan-akan ia seekor ular yang gesit, larilah dia berbalik ke belakang tanpa menoleh. 'Hai Musa, janganlah kamu takut. Sesungguhnya Aku, tidaklah orang yang dijadikan rasul takut di hadapanKu. Tetapi orang yang berlaku lalim, kemudian ditukarnya kezhalimannya dengan kebaikan (Allah akan mengampuninya); maka sesungguh-nya Aku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan masuk-kanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia akan ke luar putih (bersinar) bukan karena penyakit. (Kedua mukjizat ini) termasuk sembilan buah mukjizat (yang akan dikemukakan) kepada Fir'aun dan kaumnya. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.' Maka tatkala mukjizat-mukjizat Kami yang jelas itu sampai kepada mereka, berkatalah mereka, 'Ini adalah sihir yang nyata.' Dan mereka mengingkarinya karena kelaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan." (An-Naml: 7-14).
#
{7} يعني: اذكر هذه الحالة الفاضلة الشريفة من أحوال موسى بن عمران ابتداء الوحي إليه واصطفائه برسالته وتكليم الله إياه، وذلك أنَّه لمَّا مَكَثَ في مدين عدة سنين، وسار بأهله من مدين متوجهاً إلى مصر، فلما كان في أثناء الطريق؛ ضلَّ، وكان في ليلةٍ مظلمةٍ باردةٍ، فقال لهم: {إني آنستُ ناراً}؛ أي: أبصرتُ ناراً من بعيد، {سآتيكُم منها بخبرٍ}: عن الطريق، {أو آتيكم بشهابٍ قَبَسٍ لعلَّكُم تصطلونَ}؛ أي: تستدفِئون، وهذا دليلٌ على أنَّه تائهٌ ومشتدٌّ بردُه هو وأهله.
(7) Maksudnya, ingatlah kondisi yang utama lagi sangat mulia ini dari kondisi-kondisi Nabi Musa bin Imran, yaitu pada permulaan mendapat wahyu, dan terpilihnya dia menjadi Rasul-Nya, serta pembicaraan Allah secara langsung kepadanya. Yaitu, setelah dia tinggal di negeri Madyan dalam beberapa tahun lama-nya, kemudian dia berjalan bersama keluarganya dari Madyan menuju Mesir. Ketika dia di tengah perjalanan, dia tersesat, dan pada saat itu dia berada dalam kegelapan malam yang sangat dingin. Maka dia berkata kepada mereka (keluarganya),"﴾ إِنِّيٓ ءَانَسۡتُ نَارٗا ﴿ "Sesungguhnya aku melihat api." Aku melihat adanya api dari kejauhan. ﴾ سَـَٔاتِيكُم مِّنۡهَا بِخَبَرٍ ﴿ "Aku nanti akan membawa kepadamu kabar darinya," tentang jalan, ﴾ أَوۡ ءَاتِيكُم بِشِهَابٖ قَبَسٖ لَّعَلَّكُمۡ تَصۡطَلُونَ ﴿ "atau aku membawa kepadamu suluh api supaya kamu dapat berdiang.' Maksudnya, kalian dapat menghangatkan badan. Ini menunjukkan bahwa Musa ter-sesat dan sudah sangat kedinginan dan begitu pula keluarganya.
#
{8} {فلما جاءها نودي أن بورِكَ مَنْ في النار ومن حولها}؛ أي: ناداه الله تعالى وأخبره أنَّ هذا محلٌّ مقدسٌ مباركٌ، ومن بركتِهِ أن جَعَلَهُ الله موضعاً لتكليم الله لموسى وندائه وإرساله. {وسبحان الله ربِّ العالمين}: عن أن يُظَنَّ به نقصٌ أو سوءٌ، بل هو الكامل في وصفه وفعله.
(8) ﴾ فَلَمَّا جَآءَهَا نُودِيَ أَنۢ بُورِكَ مَن فِي ٱلنَّارِ وَمَنۡ حَوۡلَهَا ﴿ "Maka tatkala dia tiba di (tempat) api itu, diserulah dia, 'Bahwa telah diberkati orang-orang yang berada di dekat api itu, dan orang-orang yang berada di sekitarnya'." Maksudnya, dia diseru oleh Allah سبحانه وتعالى dan dikabarkan kepadanya bahwa ini adalah tempat yang suci lagi diberkati. Di antara berkat-nya adalah Allah menjadikannya sebagai tempat untuk Dia ber-bicara langsung kepada Musa, menyerunya dan mengangkatnya sebagai rasul. ﴾ وَسُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Dan Mahasuci Allah, Rabb semesta alam," dari segala dugaan bahwa Dia memiliki kekurangan dan kelemahan. Bahkan dia Mahasempurna dalam sifat dan perbuatan-Nya.
#
{9} {يا موسى إنَّه أنا اللهُ العزيز الحكيم}؛ أي: أخبره الله أنَّه اللهُ المستحقُّ للعبادة وحدَه لا شريك له؛ كما في الآية الأخرى: {إنِّي أنا الله لا إله إلاَّ أنا فاعْبُدْني وَأقِمِ الصَّلاةَ لِذِكْري}. {العزيز}: الذي قَهَرَ جميع الأشياء وأذعنتْ له كلُّ المخلوقات. {الحكيمُ}: في أمره وخَلْقِهِ، ومن حكمتِهِ أنْ أرسلَ عبده موسى بن عمران، الذي عَلِمَ اللهُ منه أنَّه أهلٌ لرسالته ووحيه وتكليمه، ومن عزَّتِهِ أن تعتمد عليه ولا تستوحش من انفرادك وكثرة أعدائِكَ وجبروتِهم؛ فإنَّ نواصيهم بيد الله وحركاتهم وسكونهم بتدبيره.
(9) ﴾ يَٰمُوسَىٰٓ إِنَّهُۥٓ أَنَا ٱللَّهُ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ ﴿ "Hai Musa, sesungguhnya, Akulah Allah, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana," maksudnya, Allah menginformasikan kepadanya bahwa Allah semata-lah yang berhak disembah, tiada sekutu bagiNya, sebagaimana disebutkan dalam ayat yang lain, ﴾ إِنَّنِيٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعۡبُدۡنِي وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكۡرِيٓ 14 ﴿ "Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada yang berhak disembah kecuali Aku, maka sembahlah Aku (semata), dan dirikanlah shalat untuk mengingatKu." (Thaha: 14). ﴾ ٱلۡعَزِيزُ ﴿ "Yang Mahaperkasa," Yang menundukkan segala sesuatu dan semua makhluk tunduk kepadaNya, ﴾ ٱلۡحَكِيمُ ﴿ "lagi Mahabijaksa-na," di dalam urusan dan penciptaanNya. Di antara kebijaksanaan-Nya adalah Dia mengangkat Musa bin Imran sebagai RasulNya, yang mana Allah telah mengetahui bahwa Musa mampu untuk mengemban kerasulan, wahyu dan pembicaraan denganNya. Dan di antara keperkasaanNya adalah Anda bersandar (pasrah) kepa-daNya dan Anda tidak merasa takut karena kesendirianmu dan banyaknya musuhmu serta keganasan mereka. Sebab ubun-ubun mereka ada di Tangan Allah, gerak-gerik dan diamnya mereka ada dalam pengendalian Allah.
#
{10} {وألقِ عصاك}: فألقاها، {فلمَّا رآها تهتزُّ كأنَّها جانٌّ}: وهو ذكر الحيات سريعُ الحركة؛ {وَلَّى مُدْبِراً ولم يُعَقِّبْ}: ذُعراً من الحية التي رأى على مقتضى الطبائع البشرية، فقال الله له: {يا موسى لا تخفْ}، وقال في الآية الأخرى: {أقْبِلْ ولا تَخَفْ إنَّكَ من الآمِنينَ}. {إنِّي لا يخافُ لديَّ المرسلونَ}: لأنَّ جميع المخاوف مندرجةٌ في قضائِهِ وقدرِهِ وتصريفِهِ وأمرِهِ، فالذين اختصَّهم الله برسالتِهِ واصطفاهم لوحيِهِ لا ينبغي لهم أن يخافوا غيرَ الله؛ خصوصاً عند زيادة القُرْبِ منهم والحظوة بتكليمه.
(10) ﴾ وَأَلۡقِ عَصَاكَۚ ﴿ "Dan lemparkanlah tongkatmu," maka Musa pun melemparkannya. ﴾ فَلَمَّا رَءَاهَا تَهۡتَزُّ كَأَنَّهَا جَآنّٞ ﴿ "Maka tatkala (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seakan-akan seekor ular yang gesit," ular jantan yang geraknya cepat, ﴾ وَلَّىٰ مُدۡبِرٗا وَلَمۡ يُعَقِّبۡۚ ﴿ "larilah dia berbalik ke belakang tanpa menoleh" karena ketakutan kepa-da ular yang dia lihat sesuai tuntutan tabi'at manusia. Maka Allah berkata kepadaNya, ﴾ يَٰمُوسَىٰ لَا تَخَفۡ ﴿ "Hai Musa, janganlah kamu takut." Pada ayat yang lain Dia berfirman, ﴾ يَٰمُوسَىٰٓ أَقۡبِلۡ وَلَا تَخَفۡۖ إِنَّكَ مِنَ ٱلۡأٓمِنِينَ 31 ﴿ "Hai Musa, datanglah kepadaKu dan janganlah kamu takut. Sesung-guhnya kamu termasuk orang-orang yang aman." (Al-Qashash: 31). ﴾ إِنِّي لَا يَخَافُ لَدَيَّ ٱلۡمُرۡسَلُونَ ﴿ "Sesungguhnya Aku, tidaklah orang yang dijadikan rasul takut di hadapanKu," karena seluruh hal-hal yang menakutkan sudah termuat dalam keputusan dan takdirNya dan pengendalian dan perintahNya. Maka, orang-orang yang telah diistimewakan oleh Allah dengan risalah (kerasulan)Nya dan dipi-lihNya untuk menerima wahyuNya maka tidak pantas bagi mereka untuk takut kepada selain Allah, terutama ketika Allah makin dekat kepada mereka dan selangkah akan berbicara dengannya.
#
{11} {إلاَّ مَن ظلمَ ثمَّ بَدَّلَ حسناً بعد سوء}؛ أي: فهذا الذي هو محلُّ الخوف والوحشة؛ بسبب ما أسدى من الظُّلم وما تقدَّم له من الجرم، وأما المرسلون؛ فما لهم وللوحشةِ والخوفِ؟! ومع هذا؛ من ظَلَمَ نفسَه بمعاصي الله و تاب وأناب فبدَّلَ سيئاتِهِ حسناتٍ ومعاصيه طاعاتٍ؛ فإنَّ الله غفورٌ رحيمٌ؛ فلا ييأسْ أحدٌ من رحمته ومغفرتِهِ؛ فإنَّه يغفر الذنوبَ جميعاً، وهو أرحمُ بعباده من الوالدة بولدها.
(11) ﴾ إِلَّا مَن ظَلَمَ ثُمَّ بَدَّلَ حُسۡنَۢا بَعۡدَ سُوٓءٖ ﴿ "Tetapi orang yang berlaku zhalim, kemudian menukar kezhalimannya dengan kebaikan (Allah akan meng-ampuninya)." Maksudnya, inilah tempat (di mana dia layak) takut dan kesepian, disebabkan ia telah terlanjur melakukan kezhaliman dan telah melakukan perbuatan dosa. Adapun para rasul, maka mereka sama sekali tidak layak mempunyai rasa kesepian dan rasa takut. Tetapi, sekalipun demikian, siapa saja yang telah terlanjur berbuat zhalim terhadap diri sendiri dengan bermaksiat kepada Allah, lalu dia bertaubat dan kembali kepadaNya, lalu dia meng-ganti perbuatan maksiatnya itu dengan kebajikan-kebajikan, dan kemaksiatan-kemaksiatannya dengan ketaatan-ketaatan, karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, maka jangan ada seseorang pun yang berputus asa dari rahmat dan ampunanNya, karena sesungguhnya Dia selalu mengampuni dosa-dosa semuanya, dan Dia lebih sayang kepada hamba-hambaNya daripada seorang ibu terhadap anaknya.
#
{12} {وأدخلْ يَدَكَ في جيبِك تَخْرُجْ بيضاءَ من غير سوءٍ}: لا برصَ ولا نقصَ، بل بياضٌ يبهر الناظرين شعاعه {في تسع آياتٍ إلى فرعونَ وقومِهِ}؛ أي: هاتان الآيتان ـ انقلابُ العصا حيَّة تسعى وإخراجُ اليدِ من الجيب فتخرجُ بيضاءَ ـ في جملة تسع آياتٍ تذهبُ بها وتدعو فرعون وقومه. {إنَّهم كانوا قوماً فاسقين}: فَسَقوا بشركِهِم وعتوِّهم وعلوِّهم على عباد الله واستكبارِهِم في الأرض بغير الحقِّ.
(12) ﴾ وَأَدۡخِلۡ يَدَكَ فِي جَيۡبِكَ تَخۡرُجۡ بَيۡضَآءَ مِنۡ غَيۡرِ سُوٓءٖۖ ﴿ "Dan masukkanlah tangan-mu ke leher bajumu, niscaya ia akan keluar putih (bersinar) bukan karena penyakit," bukan sopak dan bukan karena sesuatu kekurangan, bahkan ia putih yang cahayanya mengagumkan orang-orang yang memandangnya, ﴾ فِي تِسۡعِ ءَايَٰتٍ إِلَىٰ فِرۡعَوۡنَ وَقَوۡمِهِۦٓۚ ﴿ "(kedua mukjizat ini) termasuk sembilan buah mukjizat (yang akan dikemukakan) kepada Fir'aun dan kaumnya." Maksudnya, dua Mukjizat ini (berubahnya tongkat men-jadi seekor ular besar dan keluarnya tangan dari dalam leher baju dengan putih bersinar) termasuk dalam sembilan mukjizat yang kamu gunakan untuk menyeru Fir'aun dan kaumnya dengannya. ﴾ إِنَّهُمۡ كَانُواْ قَوۡمٗا فَٰسِقِينَ ﴿ "Sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik." Me-reka fasik karena kesyirikan mereka, kecongkakan, dan kesemena-menaan mereka terhadap hamba-hamba Allah dan kesombongan mereka di muka bumi ini dengan tidak benar.
#
{13} فذهب موسى عليه السلام إلى فرعون وملئه، ودعاهم إلى الله تعالى، وأراهم الآيات، {فلمَّا جاءتهم آياتُنا مبصرةً}: مضيئةً تدلُّ على الحقِّ ويُبْصَرُ بها كما تُبْصِرُ الأبصارُ بالشمس، {قالوا هذا سحرٌ مبين}: لم يكفِهِم مجرَّدُ القول بأنه سحرٌ، بل قالوا: مبينٌ ظاهرٌ لكلِّ أحدٍ! وهذا من أعجب العجائب؛ الآيات المبصرات والأنوار الساطعات تُجْعَلُ من أبينِ الخُزَعْبِلات وأظهر السحرِ، هل هذا إلاَّ من أعظم المكابرة وأوقح السفسطة؟!
(13) Maka Musa عليه السلام berangkat menuju Fir'aun dan para pembesarnya, lalu mengajak mereka kepada Allah سبحانه وتعالى dan dia mem-perlihatkan kepada mereka mukjizat-mukjizat tersebut,﴾ فَلَمَّا جَآءَتۡهُمۡ ءَايَٰتُنَا مُبۡصِرَةٗ ﴿ "maka tatkala mukjizat-mukjizat Kami itu sampai kepada mereka dengan jelas," (yaitu) dengan terang yang membuktikan kebenaran dan dengannya kebenaran menjadi sangat jelas sebagaimana pan-dangan mata melihat jelas matahari, ﴾ قَالُواْ هَٰذَا سِحۡرٞ مُّبِينٞ ﴿ "berkatalah mereka, 'Ini adalah sihir yang nyata'." Tidak cukup bagi mereka seke-dar mengatakan bahwa itu adalah sihir, bahkan mereka mengata-kan, "yang sangat nyata lagi jelas bagi setiap orang!" Ini merupakan hal yang paling mengherankan! Bukti-bukti (mukjizat-mukjizat) yang sangat jelas dan mengungkap kebenaran dianggap kejang-galan yang paling besar dan sihir yang paling nyata. Tidaklah ini melainkan sikap kecongkakan dan alasan yang paling tidak tahu malu!
#
{14} {وجحدوا بها}؛ أي: كفروا بآيات الله جاحدين لها، {واسْتَيْقَنَتْها أنفسُهم}؛ أي: ليس جحدهم مستنداً إلى الشك والريبِ، وإنَّما جحدُهم مع علمهم وتيقُّنهم بصحَّتها {ظلماً}: منهم لحقِّ ربهم ولأنفسهم، {وعلوًّا}: على الحقِّ وعلى العباد وعلى الانقياد للرسل. {فانْظُرْ كيفَ كان عاقبةُ المفسدين}: أسوأ عاقبة؛ دمَّرهم الله، وغرَّقَهم في البحر، وأخزاهم، وأورث مساكِنَهم المستضعفين من عباده.
(14) ﴾ وَجَحَدُواْ بِهَا ﴿ "Dan mereka mengingkarinya." Maksudnya, mereka mengingkari dan tidak mempercayai ayat-ayat Allah itu (mukjizat), ﴾ وَٱسۡتَيۡقَنَتۡهَآ أَنفُسُهُمۡ ﴿ "padahal hati mereka meyakini (kebenaran)-nya." Maksudnya, pengingkaran dan ketidakpercayaan mereka terhadapnya tidak berdasar pada keraguan dan kebimbangan, melainkan sebenarnya pengingkaran mereka itu disertai dengan rasa tahu dan yakin kepada kebenaran mukjizat-mukjizat tersebut, (hal itu) ظُلۡمٗا ﴿ "karena kezhaliman," dari mereka terhadap hak Allah dan terhadap diri mereka sendiri, ﴾ وَعُلُوّٗاۚ ﴿ "dan (karena) kesombongan," terhadap kebenaran, terhadap manusia dan terhadap sikap patuh kepada para rasul. ﴾ فَٱنظُرۡ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلۡمُفۡسِدِينَ ﴿ "Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan." Yaitu seburuk-buruk kesudahan; mereka dibinasakan oleh Allah dan ditenggelamkan di lautan. Allah menjadikan mereka hina dan mewariskan tempat-tempat tinggal mereka kepada rakyat yang tertindas dari hamba-hambaNya.
Ayah: 15 - 44 #
{وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُودَ وَسُلَيْمَانَ عِلْمًا وَقَالَا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي فَضَّلَنَا عَلَى كَثِيرٍ مِنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ (15) وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُودَ وَقَالَ يَاأَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمْنَا مَنْطِقَ الطَّيْرِ وَأُوتِينَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْفَضْلُ الْمُبِينُ (16) وَحُشِرَ لِسُلَيْمَانَ جُنُودُهُ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ وَالطَّيْرِ فَهُمْ يُوزَعُونَ (17) حَتَّى إِذَا أَتَوْا عَلَى وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَاأَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (18) فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِنْ قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ (19) وَتَفَقَّدَ الطَّيْرَ فَقَالَ مَا لِيَ لَا أَرَى الْهُدْهُدَ أَمْ كَانَ مِنَ الْغَائِبِينَ (20) لَأُعَذِّبَنَّهُ عَذَابًا شَدِيدًا أَوْ لَأَذْبَحَنَّهُ أَوْ لَيَأْتِيَنِّي بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ (21) فَمَكَثَ غَيْرَ بَعِيدٍ فَقَالَ أَحَطْتُ بِمَا لَمْ تُحِطْ بِهِ وَجِئْتُكَ مِنْ سَبَإٍ بِنَبَإٍ يَقِينٍ (22) إِنِّي وَجَدْتُ امْرَأَةً تَمْلِكُهُمْ وَأُوتِيَتْ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ وَلَهَا عَرْشٌ عَظِيمٌ (23) وَجَدْتُهَا وَقَوْمَهَا يَسْجُدُونَ لِلشَّمْسِ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَصَدَّهُمْ عَنِ السَّبِيلِ فَهُمْ لَا يَهْتَدُونَ (24) أَلَّا يَسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي يُخْرِجُ الْخَبْءَ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُخْفُونَ وَمَا تُعْلِنُونَ (25) اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (26) قَالَ سَنَنْظُرُ أَصَدَقْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْكَاذِبِينَ (27) اذْهَبْ بِكِتَابِي هَذَا فَأَلْقِهْ إِلَيْهِمْ ثُمَّ تَوَلَّ عَنْهُمْ فَانْظُرْ مَاذَا يَرْجِعُونَ (28) قَالَتْ يَاأَيُّهَا الْمَلَأُ إِنِّي أُلْقِيَ إِلَيَّ كِتَابٌ كَرِيمٌ (29) إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (30) أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ (31) قَالَتْ يَاأَيُّهَا الْمَلَأُ أَفْتُونِي فِي أَمْرِي مَا كُنْتُ قَاطِعَةً أَمْرًا حَتَّى تَشْهَدُونِ (32) قَالُوا نَحْنُ أُولُو قُوَّةٍ وَأُولُو بَأْسٍ شَدِيدٍ وَالْأَمْرُ إِلَيْكِ فَانْظُرِي مَاذَا تَأْمُرِينَ (33) قَالَتْ إِنَّ الْمُلُوكَ إِذَا دَخَلُوا قَرْيَةً أَفْسَدُوهَا وَجَعَلُوا أَعِزَّةَ أَهْلِهَا أَذِلَّةً وَكَذَلِكَ يَفْعَلُونَ (34) وَإِنِّي مُرْسِلَةٌ إِلَيْهِمْ بِهَدِيَّةٍ فَنَاظِرَةٌ بِمَ يَرْجِعُ الْمُرْسَلُونَ (35) فَلَمَّا جَاءَ سُلَيْمَانَ قَالَ أَتُمِدُّونَنِ بِمَالٍ فَمَا آتَانِيَ اللَّهُ خَيْرٌ مِمَّا آتَاكُمْ بَلْ أَنْتُمْ بِهَدِيَّتِكُمْ تَفْرَحُونَ (36) ارْجِعْ إِلَيْهِمْ فَلَنَأْتِيَنَّهُمْ بِجُنُودٍ لَا قِبَلَ لَهُمْ بِهَا وَلَنُخْرِجَنَّهُمْ مِنْهَا أَذِلَّةً وَهُمْ صَاغِرُونَ (37) قَالَ يَاأَيُّهَا الْمَلَأُ أَيُّكُمْ يَأْتِينِي بِعَرْشِهَا قَبْلَ أَنْ يَأْتُونِي مُسْلِمِينَ (38) قَالَ عِفْرِيتٌ مِنَ الْجِنِّ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ تَقُومَ مِنْ مَقَامِكَ وَإِنِّي عَلَيْهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٌ (39) قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ (40) قَالَ نَكِّرُوا لَهَا عَرْشَهَا نَنْظُرْ أَتَهْتَدِي أَمْ تَكُونُ مِنَ الَّذِينَ لَا يَهْتَدُونَ (41) فَلَمَّا جَاءَتْ قِيلَ أَهَكَذَا عَرْشُكِ قَالَتْ كَأَنَّهُ هُوَ وَأُوتِينَا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهَا وَكُنَّا مُسْلِمِينَ (42) وَصَدَّهَا مَا كَانَتْ تَعْبُدُ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنَّهَا كَانَتْ مِنْ قَوْمٍ كَافِرِينَ (43) قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الصَّرْحَ فَلَمَّا رَأَتْهُ حَسِبَتْهُ لُجَّةً وَكَشَفَتْ عَنْ سَاقَيْهَا قَالَ إِنَّهُ صَرْحٌ مُمَرَّدٌ مِنْ قَوَارِيرَ قَالَتْ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَانَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (44)}.
"Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Dawud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan, 'Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambaNya yang beriman.' Dan Sulaiman telah mewarisi Dawud, dan dia berkata, 'Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu karunia yang nyata.' Dan dihimpunkan untuk Sulai-man tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan). Hingga apabila mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, 'Hai semut-semut, ma-suklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari,' maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, 'Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau anugerahkan ke-padaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal shalih yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmatMu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang shalih.' Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata, 'Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir. Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau benar-benar aku menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang.' Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata, 'Aku telah menge-tahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan aku membawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini, sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai sing-gasana yang besar. Aku mendapatinya dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan setan telah menjadikan mereka me-mandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak mendapat pe-tunjuk, agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan sesuatu yang terpendam di langit dan bumi, dan Yang mengetahui sesuatu yang kamu sembunyikan dan sesuatu yang kamu nyata-kan. Allah, tiada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai Arasy yang besar.' Berkatalah Sulaiman, 'Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuh-kanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan.' Berkata ia (Balqis), 'Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya, 'Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku, dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang berserah diri.' Berkata dia (Balqis), 'Hai para pembesar, berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini), aku ti-dak pernah memutuskan sesuatu persoalan sehingga kalian berada dalam majelis(ku).' Mereka menjawab, 'Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan.' Dia berkata, 'Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat. Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu.' Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata, 'Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? Maka sesuatu yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada sesuatu yang diberi-kanNya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiah-mu. Kembalilah kepada mereka, sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dalam keadaan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina.' Sulaiman berkata, 'Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri?' Berkatalah 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin, 'Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya.' Ber-katalah seorang yang mempunyai ilmu dari al-Kitab, 'Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.' Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hada-pannya, dia pun berkata, 'Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya lagi Mahamulia.' Dia berkata, 'Rubahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya).' Dan ketika Balqis datang, ditanya-kanlah kepadanya, 'Serupa inikah singgasanamu?' Dia menjawab, 'Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pe-ngetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri.' Dan sesuatu yang disembahnya selama ini selain Allah, men-cegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir. Dikatakan ke-padanya, 'Masuklah ke dalam istana.' Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkap-kannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman, 'Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca.' Berkatalah Balqis, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat lalim terhadap diriku, dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam'." (An-Naml: 15-44).
#
{15} يذكر في هذا القرآن وينوِّه بمنَّته على داود وسليمان ابنه بالعلم الواسع الكثير؛ بدليل التَّنْكير؛ كما قال تعالى: {وداودَ وسليمانَ إذْ يَحْكُمانِ في الحَرْثِ إذْ نَفَشَتْ فيه غنمُ القومِ وكُنَّا لحكمِهِم شاهدينَ. ففَهَّمْناها سليمانَ وكلًّا آتَيْنا حكماً وعلماَ ... } الآية. وقالا شاكرين لربهما منَّتَه الكُبرى بتعليمهما: {الحمدُ لله الذي فَضَّلَنا على كثيرٍ من عبادِهِ المؤمنين}: فحمدا الله على جَعْلِهِما من المؤمنين أهل السعادة، وأنَّهم كانوا من خواصِّهم. ولا شكَّ أن المؤمنين أربع درجات: الصالحون، ثم فوقَهم الشهداءُ، ثم فوقهم الصديقونَ، ثم فوقهم الأنبياء. وداود وسليمان من خواصِّ الرسل، وإن كانوا دون درجة أولي العزم الخمسة، لكنَّهم من جملة الرسل الفضلاء الكرام، الذين نوَّه الله بذكرهم ومدحهم في كتابه مدحاً عظيماً، فحمدوا الله على بلوغ هذه المنزلة، وهذا عنوان سعادةِ العبد: أنْ يكون شاكراً لله على نعمه الدينيَّة والدنيويَّة، وأن يرى جميع النعم من ربِّه؛ فلا يفخرُ بها ولا يُعْجَبُ بها، بل يرى أنها تستحقُّ عليه شكراً كثيراً.
(15) Allah mengingatkan di dalam al-Qur`an ini dan memuji karuniaNya kepada Dawud dan putranya, Sulaiman yaitu berupa ilmu pengetahuan yang luas lagi banyak, dengan bukti (ungkapan) nakirah (kata indefinite), sebagaimana Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَدَاوُۥدَ وَسُلَيۡمَٰنَ إِذۡ يَحۡكُمَانِ فِي ٱلۡحَرۡثِ إِذۡ نَفَشَتۡ فِيهِ غَنَمُ ٱلۡقَوۡمِ وَكُنَّا لِحُكۡمِهِمۡ شَٰهِدِينَ 78 فَفَهَّمۡنَٰهَا سُلَيۡمَٰنَۚ وَكُلًّا ءَاتَيۡنَا حُكۡمٗا وَعِلۡمٗاۚ ﴿ "Dan (ingatlah kisah) Dawud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu, maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat), dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu." (Al-Anbiya`: 78-79). Dan keduanya pun berkata seraya bersyukur kepada Tuhan-nya atas karuniaNya yang sangat besar, yaitu atas pengajaran untuk keduanya, ﴾ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي فَضَّلَنَا عَلَىٰ كَثِيرٖ مِّنۡ عِبَادِهِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ﴿ "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambaNya yang beriman.' Maka keduanya memuji Allah karena telah menjadikan keduanya termasuk orang-orang yang beriman, manusia yang mendapat kebahagiaan, dan mereka adalah orang-orang yang spesial. Sudah tidak sak lagi bahwa orang-orang yang beriman itu ada empat derajat, yaitu orang-orang shalih, lalu di atasnya adalah para syuhada`, dan di atasnya lagi adalah para shiddiqin dan yang paling atas adalah para nabi. Dawud dan Sulaiman adalah termasuk dalam kategori elitnya para rasul, sekalipun mereka masih berada di bawah derajat (tingkatan) ulul 'azmi yang berjumlah lima rasul. Akan tetapi mereka tetap termasuk golongan para rasul yang paling utama lagi mulia; yaitu mereka yang dipuji oleh Allah di dalam al-Qur`an dengan pujian yang sangat besar. Maka dari itu mereka memuji Allah atas kedudukan yang mereka capai ini. Ini adalah tanda kebahagiaan seorang hamba, yaitu dia bersyukur kepada Allah atas berbagai nikmatNya yang bersifat religi dan duniawi, dan kalau dia melihat (merasakan) bahwa seluruh nikmat adalah berasal dari Rabbnya, maka dia tidak akan berbangga diri karenanya dan tidak menjadi sombong dengannya, bahkan dia melihat bahwa kenikmatan-kenikmatan tersebut sangat berhak untuk disyukuri sebanyak-banyaknya.
#
{16} فلما مدحهما مشتركين؛ خصَّ سليمان بما خصَّه به لكون الله أعطاه ملكاً عظيماً وصار له من الماجريات ما لم يكن لأبيه صلى الله عليهما وسلم، فقال: {وورث سليمانُ داودَ}؛ أي: ورث علمه ونبوَّته، وانضمَّ علم أبيه إلى علمه، فلعلَّه تعلَّم من أبيه ما عنده من العلم مع ما كان عليه من العلم وقتَ أبيه؛ كما تقدَّم من قوله: {ففهَّمْناها سليمانَ}. {وقال}: شكراً لله وتبجُّحاً بإحسانه وتحدُّثاً بنعمتِهِ: {يا أيُّها الناس عُلِّمْنا منطقَ الطيرِ}: فكان عليه الصلاة والسلام يفقهُ ما تقولُ وتتكلمُ به؛ كما راجعَ الهدهدَ وراجَعَه، وكما فهم قول النملةِ للنمل كما يأتي، وهذا لم يكن لأحدٍ غير سليمان عليه السلام، {وأوتينا من كلِّ شيءٍ}؛ أي: أعطانا الله من النعم ومن أسباب الملك ومن السلطنة والقهر ما لم يؤتِ أحداً من الآدميين، ولهذا دعا ربَّه، فقال: {ربِّ هَبْ لي ملكاً لا ينبغي لأحدٍ من بعدي}: فسخَّر الله له الشياطينَ يَعْمَلونَ له كلَّ ما شاء من الأعمال التي يَعْجَزُ عنها غيرُهم، وسخَّر له الريح غُدُوُّها شهرٌ ورَواحها شهرٌ. {إنَّ هذا}: الذي أعطانا الله، وفضَّلنا، واختصَّنا به {لهو الفضلُ المبين}: الواضح الجليُّ، فاعترف أكمل اعترافٍ بنعمة الله تعالى.
(16) Setelah Allah memuji keduanya secara bersamaan, maka Dia menyebut Sulaiman secara khusus karena keistimewaan yang diberikan kepadanya. Sebab Allah telah menganugerahkan kepadanya suatu kerajaan yang sangat besar hingga memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki ayahnya عليهما السلام. Maka Dia berfirman, ﴾ وَوَرِثَ سُلَيۡمَٰنُ دَاوُۥدَۖ ﴿ "Sulaiman telah mewarisi Dawud." Mak-sudnya, Sulaiman telah mewarisi ilmu dan kenabian ayahnya, dan ilmu ayahnya telah tergabung dalam ilmunya. Bisa jadi Sulaiman telah mempelajari ilmu yang dimiliki ayahnya dan ditambah dengan ilmunya sendiri yang sudah ada pada waktu ayahnya masih ada, sebagaimana telah disebutkan dahulu Firman Allah, ﴾ فَفَهَّمۡنَٰهَا سُلَيۡمَٰنَۚ ﴿ "Maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat)." (Al-Anbiya`: 79). ﴾ وَقَالَ ﴿ "Dan ia berkata," sebagai rasa syukurnya kepada Allah dan mengingat karunia dan nikmatNya, ﴾ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ عُلِّمۡنَا مَنطِقَ ٱلطَّيۡرِ ﴿ "Hai Manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung." Nabi Sulaiman عليه السلام mengerti dan memahami apa yang dikatakan dan dibicarakan oleh burung-burung, sebagaimana dia telah berdialog dengan burung hud-hud, dan hud-hud pun menjawabnya, dan sebagaimana dia paham perkataan ratu semut kepada para pasu-kannya, sebagaimana akan dijelaskan nanti. Derajat ini tidak pernah dimiliki oleh siapa pun selain nabi Sulaiman عليه السلام, ﴾ وَأُوتِينَا مِن كُلِّ شَيۡءٍۖ ﴿ "dan kami diberi segala sesuatu." Maksudnya, kami telah dikaruniai Allah berbagai nikmat dan berbagai fasilitas kerajaan dan kekuasa-an yang belum pernah Dia berikan kepada seorang pun dari anak cucu Adam ini. Oleh karena itu, ia berdoa kepada Rabbnya, ﴾ رَبِّ ٱغۡفِرۡ لِي وَهَبۡ لِي مُلۡكٗا لَّا يَنۢبَغِي لِأَحَدٖ مِّنۢ بَعۡدِيٓۖ ﴿ "Ya Rabbku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku." (Shad: 35). Lalu Allah سبحانه وتعالى menundukkan seluruh setan (jin) kepadanya, yang mana mereka dapat mengerjakan untuknya pekerjaan apa saja yang dikehendakinya, yang tidak sanggup dilakukan oleh selain mereka. Dan Allah menundukkan angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan. ﴾ إِنَّ هَٰذَا ﴿ "Sesungguhnya (semua) ini," yang diberikan Allah kepada kami ini, diutamakan dan diistimewakannya kepada kami, ﴾ لَهُوَ ٱلۡفَضۡلُ ٱلۡمُبِينُ ﴿ "benar-benar suatu karunia yang nyata," jelas lagi gamblang. Maka dia mengakui dengan sesempurna pengakuan tentang kenikmatan Allah تعالى.
#
{17} {وحُشِرَ لسليمانَ جنودُهُ من الجنِّ والإنس والطير فهم يوزَعونَ}: أي جُمِعَ له جنودُه الكثيرةُ الهائلة المتنوِّعة من بني آدم ومن الجنِّ والشياطين ومن الطيور. {فهُم يوزَعون}: يُدَبَّرون ويردُّ أولُهم على آخرهم وينظَّمون غاية التنظيم في سيرهم ونزولهم وحَلِّهم وتَرْحالهم، قد استعدَّ لذلك وأعدَّ له عدَّته، وكلُّ هذه الجنود مؤتمرةٌ بأمرِهِ لا تقدرُ على عصيانِهِ ولا تتمرَّد عليه؛ كما قال تعالى: {هذا عطاؤنا فامْنُنْ أو أمْسِكْ}؛ أي: أعط بغير حساب.
(17) ﴾ وَحُشِرَ لِسُلَيۡمَٰنَ جُنُودُهُۥ مِنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ وَٱلطَّيۡرِ فَهُمۡ يُوزَعُونَ ﴿ "Dan dihimpun-kan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia, dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib." Maksudnya, bala tentaranya yang berjum-lah sangat besar dan bermacam-macam dari bangsa manusia, jin, setan dan burung-burung dikumpulkan. ﴾ فَهُمۡ يُوزَعُونَ ﴿ "Lalu mereka itu diatur dengan tertib," mereka diatur dan dirapikan serapi-rapinya dari yang awal hingga yang terakhir, dan mereka ditertibkan de-ngan sangat rapi dalam perjalanan, dalam waktu singgah dan dalam waktu ada di tempat tinggal serta waktu bepergian. Sulaiman sudah siap untuk itu dan telah mempersiapkan segalanya. Semua tentara tersebut tunduk kepada perintahnya, tidak mampu mendurhakai atau membangkang terhadapnya, sebagaimana dijelaskan oleh Allah سبحانه وتعالى, ﴾ هَٰذَا عَطَآؤُنَا فَٱمۡنُنۡ أَوۡ أَمۡسِكۡ بِغَيۡرِ حِسَابٖ 39 ﴿ "Inilah anugerah Kami; maka berikanlah (kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri) dengan tiada pertanggungan jawab." (Shad: 39).
#
{18} فسار بهذه الجنودِ الضخمةِ في بعض أسفاره، {حتى إذا أتَوْا على وادي النمل قالت نملةٌ}: منبهةٌ لرفقتها وبني جنسها: {يا أيُّها النملُ ادخُلوا مساكِنَكم لا يَحْطِمَنَّكُم سليمانُ وجنودُه وهم لا يشعرونَ}: فنصحت هذه النملة وأسمعتِ النمل: إما بنفسِها، ويكون الله قد أعطى النملَ أسماعاً خارقةً للعادة؛ لأنَّ التنبيه للنمل الذي قد ملأ الوادي بصوت نملةٍ واحدة من أعجب العجائب. وإما بأنَّها أخْبَرَتْ مَنْ حولَها من النمل ثم سرى الخبرُ من بعضهنَّ لبعضٍ حتى بَلَغَ الجميع وأمَرَتْهُنَّ بالحذر والطريق في ذلك، وهو دخول مساكنهنَّ، وعرفت حالة سليمان وجنوده وعظمةَ سلطانِهِ، واعتذرتْ عنهم أنَّهم إنْ حَطَموكم؛ فليس عن قصدٍ منهم ولا شعورٍ.
(18) Maka berangkatlah pasukan tentara yang sangat besar tersebut di dalam salah satu perjalanannya, ﴾ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَوۡاْ عَلَىٰ وَادِ ٱلنَّمۡلِ قَالَتۡ نَمۡلَةٞ ﴿ "hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut," maksudnya, ia mengingatkan kawan-kawan dan keluarga besarnya, ﴾ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّمۡلُ ٱدۡخُلُواْ مَسَٰكِنَكُمۡ لَا يَحۡطِمَنَّكُمۡ سُلَيۡمَٰنُ وَجُنُودُهُۥ وَهُمۡ لَا يَشۡعُرُونَ ﴿ "Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak di-injak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari." Semut itu memberi nasihat dan memperdengarkan (ucapannya) kepada semut-semut lainnya, baik dengan sendirinya di mana Allah سبحانه وتعالى telah menganugerahkan kepada semut-semut itu kemampuan untuk mendengar yang di luar dari kebiasaan, karena peringatan kepada seluruh semut yang memenuhi lembah dengan suara se-ekor semut merupakan suatu keajaiban luar biasa; atau (kemung-kinan kedua) semut itu memberitahu kepada semut-semut yang ada di sekitarnya lalu berita menyebar dari satu kepada yang lainnya hingga sampai kepada seluruhnya, dan semut itu memerintahkan kepada mereka supaya berhati-hati dan berjalan menuju sarang-sarangnya. Semut itu mengetahui kondisi Sulaiman dan bala ten-taranya serta keagungan kekuasaannya; dan semut itu memberi-tahu seluruh rekan-rekannya bahwasanya bala tentara tersebut, jika menginjak kalian, maka hal itu terjadi bukan karena kesengajaan atau kesadaran mereka.
#
{19} فسمع سليمانُ عليه الصلاة والسلامُ قولَها وفَهِمَهُ، {فتبسَّمَ ضاحكاً من قولِها}: إعجاباً منه بفصاحتها ونُصحها وحسن تعبيرها، وهذا حال الأنبياء عليهم الصلاة والسلام؛ الأدبُ الكاملُ، والتعجُّب في موضعه، وأنْ لا يبلغَ بهم الضَّحِك إلاَّ إلى التبسُّم؛ كما كان الرسول - صلى الله عليه وسلم - جُلُّ ضَحِكِهِ التبسُّمُ؛ فإنَّ القهقهةَ تدلُّ على خفة العقل وسوء الأدب، وعدم التبسُّم والعجب مما يُتَعَجَّب منه يدلُّ على شراسةِ الخلق والجبروت، والرسل منزَّهون عن ذلك. وقال شاكراً لله الذي أوصله إلى هذه الحال: {ربِّ أوْزِعْني}؛ أي: ألهمني ووفقني {أنْ أشكُرَ نعمتَكَ التي أنعمتَ عليَّ وعلى والديَّ}: فإنَّ النعمةَ على الوالدين نعمةٌ على الولد، فسأل ربَّه التوفيق للقيام بشكر نعمتِهِ الدينيَّة والدنيويَّة عليه وعلى والديه، {وأنْ أعملَ صالحاً ترضاه}؛ أي: ووفِّقْني أن أعمل صالحاً ترضاه؛ لكونه موافقاً لأمرك مخلصاً فيه سالماً من المفسدات والمنقصات، {وأدخلني برحمتِكَ}: التي منها الجنة، {في}: جملةِ {عبادِكَ الصالحين}: فإنَّ الرحمةَ مجعولةٌ للصالحين على اختلاف درجاتهم ومنازلهم. فهذا نموذجٌ ذَكَره الله من حالة سليمان عند سماع خطابِ النملة وندائها.
(19) Setelah Sulaiman عليه السلام mendengar ucapan semut itu dan memahaminya, ﴾ فَتَبَسَّمَ ضَاحِكٗا مِّن قَوۡلِهَا ﴿ "maka dia tersenyum dengan ter-tawa karena (mendengar) perkataan semut itu," karena kagum terhadap kefasihan, nasihat dan indahnya ungkapan semut itu. Ini adalah keadaan para Nabi k, yaitu etika yang sempurna dan kagum pada tempatnya, dan tertawa mereka tidak melebihi kecuali pada senyum, sebagaimana Rasulullah a, kebanyakan tertawanya adalah senyum.[36] Sebab tertawa terbahak-bahak itu menunjukkan kelemahan akal dan kejelekan adab, sedangkan tidak senyum dan tidak kagum terhadap sesuatu yang memang pantas dikagumi menunjukkan pada perangai jahat dan kecongkakan. Para rasul semuanya bersih dari itu semua. Dan Sulaiman berkata seraya bersyukur kepada Allah yang telah menyampaikannya kepada kedudukan (mulia) ini, ﴾ رَبِّ أَوۡزِعۡنِيٓ ﴿ "Ya Rabbku, berilah aku ilham." Maksudnya, ilhami dan berilah aku bimbingan, ﴾ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَيَّ ﴿ "untuk tetap mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku," sebab sesungguhnya nikmat kepada kedua ibu dan bapak merupakan nikmat kepada anak. Oleh karena itu, Sulaiman memohon kepada Rabbnya bimbingan (taufiq) untuk bisa mensyukuri nikmat agama dan dunia yang dianugerahkanNya kepadanya dan kepada kedua orang tuanya, ﴾ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَٰلِحٗا تَرۡضَىٰهُ ﴿ "dan untuk mengerjakan amal shalih yang Engkau ridhai." Maksudnya, bimbinglah aku untuk beramal shalih yang Engkau ridhai, karena amal shalih tersebut sejalan dengan perintahMu, dalam keadaan tulus di dalam melakukannya, selamat dari hal-hal yang dapat merusak dan menguranginya, ﴾ وَأَدۡخِلۡنِي بِرَحۡمَتِكَ ﴿ "dan masukkanlah aku dengan rahmatMu" yang di antaranya adalah surga, ﴾ فِي ﴿ "ke dalam," golongan, ﴾ عِبَادِكَ ٱلصَّٰلِحِينَ ﴿ "hamba-hambaMu yang shalih." Sebab rahmat itu diperuntukkan hanya untuk orang-orang yang shalih dengan berbagai derajat dan kedudukan mereka. Itu semua adalah satu contoh dari kondisi Sulaiman ketika mendengar sapaan dan seruan seekor semut.
#
{20} ثم ذَكَرَ نموذجاً آخر من مخاطبته للطير، فقال: {وتفقَّدَ الطيرَ}: دلَّ هذا على كمال عزمِهِ وحزمِهِ وحسن تنظيمِهِ لجنودِهِ وتدبيرِهِ بنفسه للأمور الصغار والكبار، حتى إنَّه لم يُهْمِلْ هذا الأمر، وهو تفقُّد الطيور، والنظرُ هل هي موجودةٌ كلُّها أم مفقودٌ منها شيء؟ وهذا هو المعنى للآية. ولم يصنع شيئاً مَنْ قال: إنَّه تفقَّد الطير لينظرَ أين الهدهد منه ليدلَّه على بعدِ الماء وقربِهِ؛ كما زعموا عن الهدهد أنَّه يبصِرُ الماء تحت الأرض الكثيفة؛ فإنَّ هذا القول لا يدلُّ عليه دليلٌ، بل الدليلُ العقليُّ واللفظيُّ دالٌّ على بطلانِهِ: أما العقليُّ؛ فإنَّه قد عُرِفَ بالعادة والتجارب والمشاهدات أنَّ هذه الحيوانات كلَّها ليس منها شيءٌ يبصر هذا البصرَ الخارقَ للعادة وينظر الماءَ تحت الأرض الكثيفة، ولو كان كذلك؛ لَذَكَرَهُ الله؛ لأنَّه من أكبر الآيات. وأما الدليلُ اللفظيُّ؛ فلو أريد هذا المعنى؛ لقال: وطلب الهدهدَ لينظر له الماء، فلمَّا فقده؛ قال ما قال، أو: فَفَتَّش عن الهدهد، أو: بحث عنه. ونحو ذلك من العبارات. وإنَّما تفقَّد الطيرَ لينظرَ الحاضر منها والغائبَ ولزومَها للمراكز والمواضع التي عيَّنها لها. وأيضاً؛ فإنَّ سليمان عليه السلام لا يحتاج ولا يضطرُّ إلى الماء بحيث يحتاج لهندسةِ الهدهدِ؛ فإنَّ عنده من الشياطين والعفاريت ما يحفرون له الماء، ولو بلغ في العمق ما بلغ، وسخَّر الله له الريح غُدُوُّها شهرٌ ورَواحها شهرٌ؛ فكيف مع ذلك يحتاجُ إلى الهدهد؟! وهذه التفاسير التي توجد وتشتهر بها أقوالٌ لا يُعْرَفُ غيرُها تَنْقِلُ هذه الأقوال عن بني إسرائيل مجرَّدة، ويغفل الناقل عن مناقضتها للمعاني الصحيحة وتطبيقِها على الأقوال، ثم لا تزال تَتَناقل وينقُلُها المتأخِّر مسلِّماً للمتقدِّم، حتى يُظَنَّ أنَّها الحقُّ، فيقع من الأقوال الرديَّة في التفاسير ما يقعُ، واللبيبُ الفطنُ يعرِف أنَّ هذا القرآن الكريم العربيَّ المبينَ الذي خاطب الله به الخلقَ كلَّهم عالمهم وجاهلهم وأمَرَهم بالتفكُّر في معانيه وتطبيقها على ألفاظه العربيَّة المعروفة المعاني التي لا تجهلُها العربُ العرباءُ، وإذا وَجَدَ أقوالاً منقولة عن غير رسول الله - صلى الله عليه وسلم -، رَدَّها إلى هذا الأصل؛ فإن وافقه؛ قبلها؛ لكون اللفظ دالًّا عليها، وإنْ خالفتْه لفظاً ومعنىً أو لفظاً أو معنىً؛ ردَّها وجزم ببطلانِها؛ لأنَّ عنده أصلاً معلوماً مناقضاً لها، وهو ما يعرفه من معنى الكلام ودلالته. والشاهدُ أنَّ تفقُّدَ سليمان عليه السلام للطير وفَقْدَهُ الهدهدَ يدلُّ على كمال حزمِهِ وتدبيرِهِ للمُلك بنفسه وكمال فطنتِهِ، حتى فَقَدَ هذا الطائر الصغير، {فقال ما لي لا أرى الهُدْهُدَ أم كان من الغائبين}؛ أي: هل عدم رؤيتي إيَّاه لقلَّة فطنتي به لكونه خفيًّا بين هذه الأمم الكثيرة؟ أم على بابها بأن كان غائباً من غير إذني ولا أمري؟!
(20) Kemudian Allah menyebutkan satu contoh lain dari dialognya kepada burung, seraya berfirman, ﴾ وَتَفَقَّدَ ٱلطَّيۡرَ ﴿ "Dan dia memeriksa burung-burung.' Ini menunjukkan pada kebulatan tekad dan ketegasannya serta betapa baiknya dia dalam mengorgani-sasikan bala tentaranya dan pengendaliannya terhadap semua per-masalahan yang kecil dan yang besar, sampai-sampai beliau tidak pernah menyepelekan masalah ini, yaitu masalah memeriksa bu-rung dan melihat langsung apakah semuanya ada atau ada sesuatu yang hilang. Inilah makna ayat di atas. Sungguh sama sekali tidak melakukan apa-apa orang yang mengatakan, "Sesungguhnya (tindakan) Sulaiman memeriksa bu-rung adalah untuk melihat ada di mana posisi burung hud-hud dari Sulaiman, (yang bertugas) untuk menunjukkan kepadanya jauh atau dekatnya air. Mereka juga telah beranggapan bahwa burung hud-hud sedang melihat adanya air di bawah tanah yang sangat rimbun. Sesungguhnya pendapat ini sama sekali tidak ada dalilnya. Bahkan dalil aqli dan lafzhi (nash) menunjukkan ketidak benaran pendapat ini. Dalil aqli menunjukkan bahwa sebenarnya berdasar-kan kebiasaan dan pengalaman serta kenyataan-kenyataan bahwa hewan-hewan tersebut, semuanya tidak mempunyai sedikit pun kemampuan melihat sebagaimana penglihatan yang di luar kebia-saan seperti ini, dan melihat adanya air di bawah tanah yang sangat rimbun. Kalau halnya memang seperti itu, tentu Allah pasti menye-butkannya, sebab ia merupakan mukjizat yang paling besar. Sedang-kan dalil lafzhi (menunjukkan) kalau seandainya yang dimaksud adalah makna tersebut, tentu Allah mengatakan, "Sulaiman men-cari hud-hud untuk melihat air untuknya. Maka tatkala Sulaiman mencarinya, maka dia mengatakan apa yang telah dikatakannya (di atas, dalam ayat. Pent), atau, "dia memeriksa hud-hud" atau "ia mencarinya" atau ungkapan lain yang serupa dengannya. Dan yang benar adalah bahwa Sulaiman memeriksa seluruh burung untuk mengetahui mana yang hadir dan mana yang absen dan untuk mengetahui kekonsistenan masing-masing pada pos-pos dan tempat-tempat yang telah ditetapkannya. Dan juga, Sulaiman merasa tidak butuh dan tidak memerlukan air secara mendesak sehingga harus memerintahkan burung hud-hud. Sebab di sisinya ada setan-setan dan ifrit-ifrit yang sanggup menggali tanah untuk mencarikan air untuknya sedalam apa pun keberadaan air tersebut, dan Allah pun telah menundukkan angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan. Maka bagaimana mungkin, bersama semua itu (dikatakan bahwa) Sulaiman membutuhkan burung hud-hud?! Tafsiran-tafsiran yang ada ini dan perkataan-perkataan yang masyhur ini tidaklah dikenal selainnya (jadi hanya ini semata. Ed. T), ia dinukil dari Bani Israil secara lepas, dan penukilnya lupa akan kontradiksinya dengan makna-makna yang shahih dan kesesuaian-nya dengan berbagai pendapat. Kemudian tafsiran-tafsiran tersebut senantiasa dinukil dan dikutip oleh orang yang datang kemudian begitu saja (tanpa diricek) dari orang-orang terdahulu, hingga dia mengira bahwa tafsiran tersebutlah yang benar, sehingga termuat-lah secara bebas perkataan-perkataan yang sangat rancu di dalam kitab-kitab tafsir. Orang yang pandai nan cermat mengetahui bahwa al-Qur`an mulia yang berbahasa Arab nan jelas ini, yang dengannya Allah berbicara kepada semua manusia, yang berilmu dan yang bodoh dan memerintahkan mereka untuk merenungkan maknanya dan memahaminya sesuai dengan lafazh-lafazh bahasa Arab yang sudah dimaklumi maknanya, yang tidak awam bagi orang-orang Arab asli, dan apabila dia menemukan pendapat-pendapat (tafsiran. Pent) yang dikutip dari selain Rasulullah a, maka dia mengembalikan-nya kepada prinsip ini, lalu jika pendapat itu sejalan dengan prinsip ini, maka dia menerimanya, karena lafazh itu menunjukkan kepada yang demikian. Dan jika pendapat-pendapat itu menyalahinya baik secara lafazh dan makna atau secara lafazh saja, atau secara makna saja maka dia menolaknya dan memastikan kebatilannya, karena ia mempunyai prinsip (landasan) yang sudah maklum yang ber-tentangan dengan pendapat-pendapat tersebut, yaitu makna dan petunjuk kalimat yang sudah baku (diketahui). Buktinya adalah bahwa pemeriksaan Sulaiaman عليه السلام terhadap burung-burung dan perasaan kehilangan burung hud-hud mem-buktikan kesempurnaan pengaturan dan pengendaliannya pada kerajaan sendirian, dan menunjukkan kesempurnaan kecerdasan-nya, sampai-sampai dia mencari burung sekecil itu. ﴾ فَقَالَ مَا لِيَ لَآ أَرَى ٱلۡهُدۡهُدَ أَمۡ كَانَ مِنَ ٱلۡغَآئِبِينَ ﴿ "Lalu berkata, 'Mengapa aku tidak melihat burung hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir'." Maksudnya, apakah ketidakdapatanku melihat burung hud-hud ini karena kurangnya pengetahuanku kepadanya karena ia tersembunyi di antara kum-pulan yang sangat besar ini? Atau ia ada di atas pintunya karena absen (tidak hadir) tanpa seizin ataupun perintah dariku?!
#
{21} فحينئذٍ تغيَّظَ عليه وتوعَّده فقال: {لأعذِّبَنَّه عذاباً شديداً}: دون القتل {أو لأذْبَحَنَّه أو ليأتِيَنِّي بسلطانٍ مبينٍ}؛ أي: حجة واضحة على تخلُّفه. وهذا من كمال ورعِهِ وإنصافِهِ؛ أنَّه لم يقسم على مجرَّد عقوبته بالعذاب أو القتل؛ لأنَّ ذلك لا يكون إلاَّ من ذنبٍ، وغيبته قد تحتمل أنها لعذرٍ واضح؛ فلذلك استثناه لورعه وفطنته.
(21) Maka saat itulah Sulaiman marah kepadanya dan mengancamnya seraya mengatakan, ﴾ لَأُعَذِّبَنَّهُۥ عَذَابٗا شَدِيدًا ﴿ "Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan keras," tidak untuk mem-bunuhnya. ﴾ أَوۡ لَأَاْذۡبَحَنَّهُۥٓ أَوۡ لَيَأۡتِيَنِّي بِسُلۡطَٰنٖ مُّبِينٖ ﴿ "Atau benar-benar aku akan menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang." Maksudnya, argumen yang jelas atas ketidak-hadirannya. Ini pun menunjukkan keutuhan sifat wara' (sikap ekstra hati-hati) dan keadilannya. Yaitu bahwa Sulaiman tidak akan ber-sumpah atas dasar hanya sekedar akan menghukumnya dengan siksaan atau dengan membunuhnya, karena hal ini tidak mungkin terjadi kecuali karena suatu dosa, sedangkan keabsenan (ketidak-hadirannya) bisa jadi karena suatu alasan yang jelas. Maka dari itu Sulaiman memberikan pengecualian disebabkan sifat wara' dan kecerdasan yang dimilikinya.
#
{22} {فمكث غير بعيدٍ}: ثم جاء، وهذا يدلُّ على هيبة جنوده منه وشدَّة ائتمارهم لأمره، حتى إن هذا الهدهد الذي خَلَّفَه العذرُ الواضح لم يقدِرْ على التخلُّف زمناً كثيراً، {فقال} لسليمانَ: {أحطتُ بما لم تُحِطْ به}؛ أي: عندي من العلم علمٌ ما أحطتَ به على علمك الواسع وعلوِّ درجتك فيه، {وجئتُك من سبأ}: القبيلة المعروفة في اليمن {بنبأ يقين}؛ أي: خبر متيقن.
(22) ﴾ فَمَكَثَ غَيۡرَ بَعِيدٖ ﴿ "Maka tidak lama kemudian." Maksudnya, kemudian hud-hud datang. Ini membuktikan betapa segannya para tentara itu kepada Sulaiman dan menunjukkan betapa patuhnya mereka kepada perintahnya, sampai-sampai burung hud-hud yang telah terlambat karena adanya alasan yang sangat jelas tidak mampu untuk terlambat dalam waktu yang cukup lama. ﴾ فَقَالَ ﴿ "Lalu ia berkata" kepada Sulaiman, ﴾ أَحَطتُ بِمَا لَمۡ تُحِطۡ بِهِۦ ﴿ "Aku telah me-ngetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya." Maksudnya, saya mempunyai suatu ilmu (pengetahuan) yang tidak terjangkau oleh pengetahuanmu yang luas dan ketinggian derajatmu di dalamnya. ﴾ وَجِئۡتُكَ مِن سَبَإِۭ ﴿ "Dan kubawa kepadamu dari negeri Saba`." Yaitu nama satu kabilah yang sangat terkenal di negeri Yaman. ﴾ بِنَبَإٖ يَقِينٍ ﴿ "Suatu berita yang diyakini." Maksudnya, berita yang sangat meyakinkan.
#
{23} ثم فسَّر هذا النبأ فقال: {إني وجدتُ امرأةً تملِكُهم}؛ أي: تملك قبيلة سبأ، وهي امرأة، {وأوتِيَتْ من كلِّ شيءٍ}: يؤتاه الملوك من الأموال والسلاح والجنود والحصون وقلاع ونحو ذلك، {ولها عرشٌ عظيمٌ}؛ أي: كرسي ملكها الذي تجلس عليه عرشٌ هائلٌ، وعِظَمُ العروش تدُلُّ على عظمة المملكة وقوة السلطان وكثرة رجال الشورى.
(23) Kemudian ia menjelaskan berita tersebut, seraya ber-kata, ﴾ إِنِّي وَجَدتُّ ٱمۡرَأَةٗ تَمۡلِكُهُمۡ ﴿ "Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka," maksudnya, memerintah suku Saba`, dan dia adalah seorang perempuan. ﴾ وَأُوتِيَتۡ مِن كُلِّ شَيۡءٖ ﴿ "Dan dia dianugerahi segala sesuatu," maksudnya, dia diberi kekuasaan berupa harta benda, perlengkapan senjata, bala tentara, benteng-benteng dan pagar kokoh, dan lain-lainnya, ﴾ وَلَهَا عَرۡشٌ عَظِيمٞ ﴿ "serta mempunyai singgasana yang besar." Maksudnya, kursi kerajaannya yang dijadikannya sebagai tempat duduk adalah singgasana yang sangat besar. Besarnya singgasana membuktikan kebesaran kera-jaan, kekuatan kekuasaan, dan banyaknya anggota-anggota dewan musyawarah.
#
{24} {وجدتُها وقَوْمَها يسجُدون للشمس من دونِ الله}؛ أي: هم مشرِكون يعبُدون الشمس، {وزيَّن لهم الشيطانُ أعمالَهم}: فرأوا ما هم عليه هو الحقَّ، {فهم لا يهتدونَ}: لأنَّ الذي يرى أنَّ الذي عليه حقٌّ لا مطمعَ في هدايته حتى تتغيَّر عقيدتُه.
(24) ﴾ وَجَدتُّهَا وَقَوۡمَهَا يَسۡجُدُونَ لِلشَّمۡسِ مِن دُونِ ٱللَّهِ ﴿ "Aku mendapatinya dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah," maksudnya, mereka ada-lah orang-orang musyrik penyembah matahari. ﴾ وَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ أَعۡمَٰلَهُمۡ ﴿ "Dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-per-buatan mereka," sehingga mereka melihat sesuatu yang mereka anut itulah yang benar, ﴾ فَهُمۡ لَا يَهۡتَدُونَ ﴿ "sehingga mereka tidak dapat petun-juk," karena orang yang sudah berkeyakinan bahwa yang dianutnya itu benar, maka tidak mungkin bisa diharap mendapat petunjuk sehingga keyakinannya berubah.
#
{25} ثم قال: {ألاَّ}؛ أي: هلاَّ {يسجدوا لله الذي يُخْرِجُ الخَبْءَ في السمواتِ والأرض}؛ أي: يعلم الخفي الخبيء في أقطار السماوات وأنحاء الأرض من صغارِ المخلوقات وبذور النباتات وخفايا الصدور، ويخرج خَبْءَ الأرض والسماء بإنزال المطر وإنبات النبات، ويخرِجُ خَبْءَ الأرض عند النفخ في الصور وإخراج الأموات من الأرض ليجازِيَهم بأعمالهم، {ويعلم ما تُخفون وما تُعْلِنون}.
(25) Kemudian ia berkata, ﴾ أَلَّاۤ ﴿ "Mengapa tidak." Maksud-nya, kenapa tidak ﴾ يَسۡجُدُواْۤ لِلَّهِ ٱلَّذِي يُخۡرِجُ ٱلۡخَبۡءَ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ ﴿ "mereka me-nyembah Allah Yang mengeluarkan sesuatu yang terpendam di langit dan bumi." Maksudnya, Dia yang mengetahui apa saja yang tersembu-nyi lagi terpendam di penjuru langit dan di segala penjuru bumi, berupa makhluk terkecil, bibit tumbuh-tumbuhan dan rahasia hati, dan yang mengeluarkan sesuatu yang tersimpan di dalam bumi dan langit dengan menurunkan hujan dan menumbuhkan tanaman dan mengeluarkan sesuatu yang tersimpan di dalam bumi (jasad manusia. Pent) saat sangkakala ditiup dan dikeluarkannya orang-orang yang sudah mati dari tanah untuk memberikan pembalasan terhadap amal perbuatan mereka, ﴾ وَيَعۡلَمُ مَا تُخۡفُونَ وَمَا تُعۡلِنُونَ ﴿ "dan Yang mengetahui sesuatu yang kamu sembunyikan dan sesuatu yang kamu nyatakan."
#
{26} {الله لا إله إلاَّ هو}؛ أي: لا تنبغي العبادة والإنابة والذلُّ والحبُّ إلاَّ له؛ لأنَّه المألوه؛ لما له من الصفات الكاملة والنعم الموجبة لذلك. {ربُّ العرش العظيم}: الذي هو سقفُ المخلوقات، ووسع الأرضَ والسماوات. فهذا الملك عظيم السلطان كبير الشأن هو الذي يُذَلُّ له ويُخْضعُ ويُسْجَدُ له ويُرْكَع.
(26) ﴾ ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ﴿ "Allah, tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia." Maksudnya, penghambaan, inabah, rasa hina dan rasa cinta tidak pantas dipersembahkan kecuali hanya kepadaNya, sebab sesungguhnya Dia-lah sembahan, karena sifat-sifat yang sempurna yang dimilikiNya dan karena berbagai karunia (nikmatNya) yang mengharuskan akan hal itu. ﴾ رَبُّ ٱلۡعَرۡشِ ٱلۡعَظِيمِ۩ ﴿ "Rabb Yang mempunyai Arasy yang besar," yang merupakan atap bagi seluruh makhluk ciptaanNya, dan yang melebihi luas bumi dan langit. Maka Dzat Yang Maharaja ini sangat besar kekuasaanNya, sangat agung ke-dudukanNya. KepadaNya-lah tempat mengekspresikan rasa hina, tunduk, sujud dan rukuk.
#
{27 ـ 28} فسلم الهدهدُ حين ألقى إليه هذا النبأ العظيم، وتعجَّب سليمان كيف خفي عليه، وقال مثبتاً لكمال عقله ورزانته: {سننظُرُ أصَدَقْتَ أم كنتَ من الكاذِبينَ. اذهبْ بكتابي هذا}: وسيأتي نصُّه، {فألْقِهِ إليهم ثم تولَّ عنهم}؛ أي: استأخِرْ غير بعيد، {فانظُرْ ماذا يرجِعونَ}: إليك وما يتراجَعون به.
(27-28) Maka selamatlah hud-hud itu setelah ia menyam-paikan berita yang sangat besar itu, dan Sulaiman pun merasa sa-ngat heran, bagaimana berita ini bisa luput dari pengetahuannya, kemudian dia berkata seraya meneguhkan kesempurnaan dan ke-matangan akalnya, ﴾ سَنَنظُرُ أَصَدَقۡتَ أَمۡ كُنتَ مِنَ ٱلۡكَٰذِبِينَ 27 ٱذۡهَب بِّكِتَٰبِي هَٰذَا ﴿ "Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta. Pergilah dengan (membawa) suratku ini," nashnya akan di-sebutkan pada ayat berikutnya, ﴾ فَأَلۡقِهۡ إِلَيۡهِمۡ ثُمَّ تَوَلَّ عَنۡهُمۡ ﴿ "lalu jatuhkanlah kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka," maksudnya, mun-dur dengan tidak terlalu jauh. ﴾ فَٱنظُرۡ مَاذَا يَرۡجِعُونَ ﴿ "Lalu perhatikanlah apa yang mereka kembalikan," kepadamu, dan apa yang mereka bicara-kan tentang isi surat ini.
#
{29 ـ 31} فذهب به، فألقاه عليها، فقالت لقومها: {إني أُلْقِي إليَّ كتابٌ كريمٌ}؛ أي: جليل المقدار، من أكبر ملوك الأرض، ثم بيَّنت مضمونَه، فقالت: {إنَّه من سليمانَ وإنَّه بِسْم الله الرحمن الرحيم. أن لا تَعْلوا عليَّ وأْتُوني مسلمينَ}؛ أي: لا تكونوا فوقي، بل اخضعوا تحت سلطاني، وانقادوا لأوامري، وأقبلوا إليَّ مسلمين. وهذا في غاية الوجازة مع البيان التامِّ؛ فإنَّه تضمَّن نهيَه عن العلوِّ عليه والبقاء على حالهم التي هم عليها، والانقيادَ لأمرِهِ والدخول تحت طاعته، ومجيئَهم إليه ودعوتهم إلى الإسلام. وفيه استحبابُ ابتداء الكتب بالبسملة كاملةً، وتقديمُ الاسم في أول عنوان الكتاب.
(29-31) Maka burung itu pun pergi, lalu menjatuhkan surat tersebut kepada sang ratu. Dan ia (sang ratu) berkata kepada kaumnya, ﴾ إِنِّيٓ أُلۡقِيَ إِلَيَّ كِتَٰبٞ كَرِيمٌ ﴿ "Sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia." Maksudnya, surat yang sangat berharga, berasal dari raja yang paling besar di bumi ini. Kemudian dia men-jelaskan isinya, seraya berkata, ﴾ إِنَّهُۥ مِن سُلَيۡمَٰنَ وَإِنَّهُۥ بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ 30 أَلَّا تَعۡلُواْ عَلَيَّ وَأۡتُونِي مُسۡلِمِينَ ﴿ "Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman, dan sesung-guhnya (isi)nya, 'Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri'." Maksudnya, jangan sampai kalian berada di atasku, akan tetapi tunduklah kalian di bawah kekuasaanku, dan patuhilah perintah-perintahku serta datanglah kalian kepadaku dengan ber-serah diri. Ini kalimat yang sangat ringkas disertai penjelasan yang sem-purna, karena ia mencakup larangannya dari tindakan sombong dan menetapi keadaan sesat mereka selama ini, tunduk kepada perintahnya, bergabung di bawah (panji) ketaatan kepadanya, dan datang menghadapnya serta mengajak mereka kepada Islam. Di dalamnya terkandung kesunnahan memulai tulis menulis dengan ungkapan basmalah secara sempurna, dan mendahulukan nama di awal judul tulisan.
#
{32 ـ 33} فمن حزمها وعقلها أنْ جمعت كبارَ دولتها ورجال مملكَتِها وقالت: {يا أيُّها الملأ أفتوني في أمري}؛ أي: أخبروني ماذا نجيبُه به؟! وهل ندخُلُ تحت طاعتِهِ وننقادُ أم ماذا نفعل؟! {ما كنتُ قاطعةً أمراً حتى تَشْهَدونِ}؛ أي: ما كنتُ مستبدَّةً بأمرٍ دون رأيكم ومشورَتِكم، {قالوا نحنُ أولو قوَّةٍ وأولو بأس شديدٍ}؛ أي: إن رددتِ عليه قولَه، ولم تدخُلي في طاعتِهِ؛ فإنَّا أقوياء على القتال. فكأنَّهم مالوا إلى هذا الرأي الذي لو تمَّ، لكان فيه دمارُهم، ولكنَّهم أيضاً لم يستقرُّوا عليه، بل قالوا: {والأمرُ إليكِ}؛ أي: الرأي ما رأيتِ؛ لعلمهم بعقلِها وحزمِها ونُصحها لهم، {فانظُري}: نظر فكرٍ وتدبُّر {ماذا تأمُرينَ}.
(32-33) Di antara hal yang menunjukkan ketegasan dan kematangan akal si ratu itu adalah dia segera mengumpulkan para tokoh kerajaannya dan para pembesar negaranya, lalu berkata, ﴾ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَؤُاْ أَفۡتُونِي فِيٓ أَمۡرِي ﴿ "Hai para pembesar, berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini)." Maksudnya, sampaikan kepadaku apa yang akan kita jawabkan kepadanya?! Apakah kita masuk saja pada kekuasa-annya, kita tunduk, atau apa yang harus kita lakukan?! ﴾ مَا كُنتُ قَاطِعَةً أَمۡرًا حَتَّىٰ تَشۡهَدُونِ ﴿ "Aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sehingga kalian hadir dalam majelisku." Maksudnya, aku sekali-kali tidak bersikap diktator dalam suatu perkara tanpa melibatkan pendapat dan musyawarah kalian. ﴾ قَالُواْ نَحۡنُ أُوْلُواْ قُوَّةٖ وَأُوْلُواْ بَأۡسٖ شَدِيدٖ ﴿ "Mereka menjawab, 'Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat'," maksudnya, kalau engkau menolak perka-taannya dan engkau tidak mau tunduk kepadanya, maka sesung-guhnya kami adalah orang-orang yang kuat dalam peperangan. Nampaknya mereka lebih condong kepada pendapat yang terakhir ini yang kalau saja terjadi, maka ia akan menjadi kebinasaan me-reka. Akan tetapi mereka juga tidak begitu mantap padanya, maka mereka mengatakan, ﴾ وَٱلۡأَمۡرُ إِلَيۡكِ ﴿ "Dan keputusan berada di tanganmu," maksudnya, keputusannya adalah keputusanmu. Hal ini disebab-kan mereka tahu kecerdasan akalnya, ketegasannya dan ketulusan-nya kepada mereka. ﴾ فَٱنظُرِي ﴿ "Maka pertimbangkanlah," dengan per-timbangan akal pikiran, ﴾ مَاذَا تَأۡمُرِينَ ﴿ "apa yang akan kamu perintahkan."
#
{34 ـ 35} فقالت لهم مقنعةً لهم عن رأيِهِم، ومبيِّنة سوء مغبَّة القتال: {إنَّ الملوكَ إذا دخلوا قريةً أفسَدوها}: قتلاً وأسراً ونهباً لأموالها وتخريباً لديارها، {وجعلوا أعِزَّةَ أهلها أذِلَّةً}؛ أي: جعلوا الرؤساء السادة أشراف الناس من الأرذلين ؛ أي: فهذا رأيٌ غير سديد، وأيضاً؛ فلست بمطيعةٍ له قبل الاختبار وإرسال مَنْ يكشِفُ عن أحواله ويتدبَّرُها، وحينئذٍ نكونُ على بصيرةٍ من أمرِنا. فقالت: {وإنِّي مرسلةٌ إليهم بهديَّةٍ فناظرةٌ بم يَرْجِعُ المرسلونَ}: منه؛ هل يستمرُّ على رأيِهِ وقولِهِ؟ أم تخدعُهُ الهديةُ وتُبَدِّلُ فكرتَه؟! وكيف أحوالُه وجنودُه؟!
(34-35) Kemudian sang ratu berkata kepada mereka untuk meyakinkan mereka tentang pendapat mereka, sambil menjelaskan buruknya akibat peperangan, ﴾ إِنَّ ٱلۡمُلُوكَ إِذَا دَخَلُواْ قَرۡيَةً أَفۡسَدُوهَا ﴿ "Sesungguh-nya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasa-kannya," dalam bentuk pembunuhan, penawanan, perampasan harta benda dan pengrusakan bangunan­-bangunannya, ﴾ وَجَعَلُوٓاْ أَعِزَّةَ أَهۡلِهَآ أَذِلَّةٗۚ ﴿ "dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina," mak-sudnya, mereka menjadikan para pemimpin kaum bangsawannya termasuk orang-orang yang hina. Maksudnya, ini adalah pendapat yang kurang tepat. Dan juga, aku tidak akan patuh kepadanya se-belum melakukan pengujian dan mengutus orang yang menyingkap tentang segala kondisinya dan mempertimbangkannya, barulah saat itu permasalahan kita akan menjadi jelas. Lalu dia berkata, ﴾ وَإِنِّي مُرۡسِلَةٌ إِلَيۡهِم بِهَدِيَّةٖ فَنَاظِرَةُۢ بِمَ يَرۡجِعُ ٱلۡمُرۡسَلُونَ ﴿ "Sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) me-nunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu" darinya. Apakah dia tetap pada pendirian dan pendapatnya? Ataukah dia akan terpedaya dengan hadiah, dan hadiah itu mampu merubah pikirannya? Dan bagaimana pula keadaan bala tentaranya?!
#
{36} فأرسلت إليه بهديَّةٍ مع رسل من عقلاء قومها وذوي الرأي منهم. {فلمَّا جاءَ سليمانُ}؛ أي: جاءه الرسل بالهديةِ، {قال}: منكراً عليهم ومتغيِّظاً على عدم إجابتهم: {أتُمِدُّونَنِ بمالٍ فما آتانِيَ اللهُ خيرٌ مما آتاكم}: فليست تقع عندي موقعاً، ولا أفرح بها، قد أغناني الله عنها، وأكثر عليَّ النعم، {بل أنتُم بهديَّتِكم تفرحونَ}: لحبِّكُم للدُّنيا، وقلَّة ما بأيديكم بالنسبة لما أعطاني الله.
(36) Kemudian dia pun mengirim hadiah bersama para utusan yang dipilih dari kalangan orang-orang yang cerdik dan mempunyai kepandaian di antara para pengikutnya. ﴾ فَلَمَّا جَآءَ سُلَيۡمَٰنَ ﴿ "Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman." Maksudnya, para utusan telah sampai kepada Sulaiman dengan membawa hadiah, ﴾ قَالَ ﴿ "Sulaiman berkata," dengan nada kesal terhadap mereka dan marah atas ketidakpatuhan mereka, ﴾ أَتُمِدُّونَنِ بِمَالٖ فَمَآ ءَاتَىٰنِۦَ ٱللَّهُ خَيۡرٞ مِّمَّآ ءَاتَىٰكُمۚ ﴿ "Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? Sementara sesuatu yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada sesuatu yang diberi-kanNya kepadamu?" Hadiah ini sama sekali tidak berkenan bagiku, dan aku pun tidak bahagia disebabkannya, karena Allah sudah membuatku tidak butuh kepadanya, dan Dia telah banyak melim-pahkan berbagai karuniaNya kepadaku. ﴾ بَلۡ أَنتُم بِهَدِيَّتِكُمۡ تَفۡرَحُونَ ﴿ "Tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu," karena kecintaan kalian pada dunia dan karena sedikitnya sesuatu yang kalian miliki dibanding apa yang Allah karuniakan kepadaku.
#
{37} ثم أوصى الرسول من غير كتاب لما رأى من عقلِهِ وأنَّه سينقُلُ كلامَه على وجهه، فقال: {ارجِعْ إليهم}؛ أي: بهديَّتك، {فَلَنَأتِيَنَّهم بجنودٍ لا قِبَلَ لهم}؛ أي: لا طاقة لهم {بها وَلَنُخْرِجَنَّهم منها أذلَّةً وهم صاغرونَ}: فرجع إليهم وأبلَغَهم ما قال سليمانُ، وتجهَّزوا للمسير إلى سليمانَ.
(37) Kemudian Sulaiman berpesan kepada utusan itu tanpa menuliskannya dalam surat setelah melihat kecerdasannya, dan setelah dia yakin bahwa utusan itu akan menyampaikan pesannya sebagaimana adanya, seraya berkata, ﴾ ٱرۡجِعۡ إِلَيۡهِمۡ ﴿ "Kembalilah kepada mereka," maksudnya, dengan hadiah ini. ﴾ فَلَنَأۡتِيَنَّهُم بِجُنُودٖ لَّا قِبَلَ لَهُم بِهَا ﴿ "Sungguh Kami akan mendatangi mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya," maksudnya, yang mereka tidak akan mampu menghadapinya. ﴾ وَلَنُخۡرِجَنَّهُم مِّنۡهَآ أَذِلَّةٗ وَهُمۡ صَٰغِرُونَ ﴿ "Dan pasti kami akan meng-usir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina, dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina.' Maka utusan itu pun kembali kepada mereka dan menyampaikan segala apa yang telah dikata-kan oleh Sulaiman. Dan mereka pun bersiap-siap untuk berangkat menuju Sulaiman.
#
{38 ـ 40} وعلم سليمانُ أنَّهم لا بدَّ أن يسيروا إليه، فقال لمن حَضَرَه من الجنِّ والإنس: {أيُّكم يأتيني بعرشِها قبلَ أن يأتوني مسلمينَ}؛ أي: لأجل أن نتصرَّف فيه قبل أن يُسْلِموا فتكونَ أموالُهم محترمةً، {قال عفريتٌ من الجنِّ}: والعفريتُ هو القويُّ النشيطُ جدًّا، {أنا آتيكَ به قبلَ أن تقومَ من مقامِكَ وإنِّي عليه لقويٌّ أمينٌ}: والظاهر أن سليمان إذ ذاك في الشام، فيكون بينَه وبين سبأ نحو مسيرة أربعة أشهر؛ شهرانِ ذهاباً وشهران إياباً، ومع ذلك يقولُ هذا العفريت: أنا ألتزِمُ بالمجيء به على كبرِهِ وثقلِهِ وبُعْدِه قبل أن تقومَ من مجلسِكَ الذي أنت فيه، والمعتادُ من المجالس الطويلة أن تكونَ معظمَ الضُّحى نحو ثُلُثِ يوم، هذا نهايةُ المعتاد، وقد يكونُ دونَ ذلك أو أكثر، وهذا المَلِكُ العظيم الذي عند آحادِ رعيَّتِهِ هذه القوَّة والقدرةُ. وأبلغُ من ذلك أنْ {قال الذي عندَه علمٌ من الكتابِ}: قال المفسِّرون: هو رجلٌ عالمٌ صالحٌ عند سليمان، يُقالُ له: آصف بن برخيا، كان يعرفُ اسم الله الأعظم، الذي إذا دُعي به؛ أجابَ، وإذا سُئِل به أعطى: {أنا آتيكَ به قبلَ أنْ يَرْتَدَّ إليك طرفُك}: بأن يدعوَ الله بذلك الاسم، فيحضرَ حالاً، وأنَّه دعا الله، فحضر. فالله أعلم؛ هل هذا المرادُ، أم أنَّ عندَه علماً من الكتاب يقتدِرُ به على جلب البعيدِ وتحصيل الشديد؟! {فلمَّا رآهُ} سليمان {مستقرًّا عنده}: حمد الله تعالى على أقدارِهِ وملكِهِ وتيسيرِ الأمور له، و {قال هذا مِن فضل ربِّي لِيَبْلُوَني أأشكُرُ أمْ أكفُرُ}؛ أي: ليختبِرَني بذلك، فلم يغترَّ عليه السلام بِمُلْكِهِ وسلطانِهِ وقدرتِهِ كما هو دأبُ الملوك الجاهلين، بل علم أنَّ ذلك اختبارٌ من ربِّه، فخاف أنْ لا يقومَ بشكرِ هذه النعمة، ثم بيَّنَ أنَّ هذا الشكر لا ينتفعُ الله به، وإنَّما يرجِعُ نفعُه إلى صاحبه، فقال: {ومَن شَكَرَ فإنَّما يشكُرُ لنفسه ومَن كَفَرَ فإنَّ ربِّي غنيٌّ كريم}: غنيٌّ عن أعماله، كريمٌ كثير الخير، يعمُّ به الشاكر والكافر؛ إلاَّ أنَّ شكر نعمِهِ داعٍ للمزيد منها، وكفرَها داعٍ لزوالِها.
(38-40) Sulaiman telah mengetahui bahwa mereka pasti akan berangkat menuju kepadanya. Maka dia segera berkata kepada jin dan manusia yang hadir di sisinya, ﴾ أَيُّكُمۡ يَأۡتِينِي بِعَرۡشِهَا قَبۡلَ أَن يَأۡتُونِي مُسۡلِمِينَ ﴿ "Siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasana-nya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri?" Maksudnya, agar kita dapat menguasainya sebelum mereka menyerahkan diri, sehingga harta mereka menjadi terpeli-hara. ﴾ قَالَ عِفۡرِيتٞ مِّنَ ٱلۡجِنِّ ﴿ "Berkatalah Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin." Ifrit adalah jin yang paling kuat lagi sangat aktif sekali, ﴾ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبۡلَ أَن تَقُومَ مِن مَّقَامِكَۖ وَإِنِّي عَلَيۡهِ لَقَوِيٌّ أَمِينٞ ﴿ "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat membawanya lagi dapat dipercaya." Secara zahir, Sulaiman saat itu ada di negeri Syam, sehingga perja-lanan pulang pergi antara dia dengan negeri Saba` kira-kira sejauh perjalanan 4 bulan: Dua bulan untuk pergi dan dua bulan untuk pulang. Namun demikian Ifrit berkata, "Aku berkomitmen untuk membawanya, bagaimanapun besar dan beratnya serta jauhnya perjalanan, sebelum engkau beranjak dari tempat dudukmu yang saat ini sedang engkau duduki." Biasanya pertemuan yang panjang itu adalah selama panjangnya waktu dhuha kira-kira sepertiga hari. Ini adalah kebiasaan yang panjang. Dan kadang-kadang kurang dari itu atau lebih. Inilah raja yang agung yang beberapa gelintir dari para pengikutnya mempunyai kekuatan dan kemampuan seperti itu. Yang lebih dahsyat dari itu lagi adalah bahwa, ﴾ قَالَ ٱلَّذِي عِندَهُۥ عِلۡمٞ مِّنَ ٱلۡكِتَٰبِ ﴿ "Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari al-Kitab." Para ahli tafsir mengatakan, "Seorang lelaki shalih yang ada di sisi Sulaiman, namanya Ashaf bin Barkhiya`. Dia mengetahui nama Allah yang teragung, yang kalau Allah dimohon dengannya pasti mengabulkan, dan kalau diminta dengannya pasti memberi, ﴾ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبۡلَ أَن يَرۡتَدَّ إِلَيۡكَ طَرۡفُكَۚ ﴿ "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebe-lum matamu berkedip," dengan berdoa kepada Allah menggunakan nama Allah yang teragung itu, hingga singgasana itu hadir saat itu juga. Dia pun berdoa kepada Allah, maka singgasana itu datang. Allah yang lebih mengetahui maksudnya, apakah ini yang dimaksud, atau dia adalah orang yang mempunyai ilmu dari al-Kitab yang dengannya dia mempunyai kemampuan untuk meng-ambil benda yang jauh dan menjangkau sesuatu yang sulit ﴾ فَلَمَّا رَءَاهُ ﴿ "maka tatkala dia melihat singgasana itu," maksudnya, Sulaiman me-lihatnya, ﴾ مُسۡتَقِرًّا عِندَهُۥ ﴿ "terletak di hadapannya," maka dia memuji kepada Allah سبحانه وتعالى atas ketentuanNya, kerajaanNya dan kemudahan segala perkara baginya, dan ﴾ قَالَ هَٰذَا مِن فَضۡلِ رَبِّي لِيَبۡلُوَنِيٓ ءَأَشۡكُرُ أَمۡ أَكۡفُرُۖ ﴿ "dia pun berkata, 'Ini termasuk karunia Rabbku untuk mengujiku apakah aku ber-syukur atau mengingkari'." Maksudnya, untuk mengujiku dalam hal ini. Jadi, Sulaiman عليه السلام sama sekali tidak terpedaya dengan kera-jaan, kekuasaan dan kemampuannya, seperti kebiasaan para raja jahiliyah, bahkan dia mengetahui bahwa itu semua adalah ujian dari Rabbnya. Maka dari itu dia takut kalau tidak bisa mensyukuri nikmat ini. Kemudian dia menjelaskan bahwa kesyukuran itu manfaat-nya sama sekali bukan untuk Allah, melainkan kembali kepada orang yang bersyukur itu sendiri, seraya berkata,﴾ وَمَن شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشۡكُرُ لِنَفۡسِهِۦۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيّٞ كَرِيمٞ ﴿ "Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesung-guhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Rabbku Mahakaya lagi Mahamulia," Mahakaya dari segala amalnya, Mahamulia lagi banyak kebaikan-nya, meliputi orang yang bersyukur dan yang mengingkari. Hanya saja mensyukuri nikmat-nikmatNya akan menambah nikmat itu sendiri, sedangkan mengingkarinya menyebabkan kemusnahannya.
#
{41} ثم قال لِمَنْ عندَه: {نَكِّروا لها عرشَها}؛ أي: غيروه بزيادةٍ ونقص، ونحن في ذلك: {ننظُرْ}: مختبرينَ لعقلِها: {أتهتدي} للصوابِ ويكونُ عندَها ذكاءٌ وفطنةٌ تَليقُ بملكها، {أم تكونُ من الذين لا يهتدونَ}.
(41) Kemudian dia berkata kepada orang yang di sekitar-nya, ﴾ نَكِّرُواْ لَهَا عَرۡشَهَا ﴿ "Rubahlah baginya singgasananya," maksudnya, rubahlah ia dengan cara menambah atau menguranginya, dan kita dalam hal ini, ﴾ نَنظُرۡ ﴿ "akan melihat," dengan maksud menguji ke-cerdasan Balqis, ﴾ أَتَهۡتَدِيٓ ﴿ "apakah dia mengenal," yang benar, dan dia benar-benar mempunyai kecerdasan dan kepandaian yang laik dengan kerajaannya, ﴾ أَمۡ تَكُونُ مِنَ ٱلَّذِينَ لَا يَهۡتَدُونَ ﴿ "ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya)."
#
{42} {فلما جاءت}: قادمةً على سليمان؛ عرض عليها عرشَها، وكان عهدُها به قد خلَّفتْه في بلدها، و {قيلَ لها أهكذا عرشُك}؛ أي: أنَّه استقرَّ عندنا أنَّ لك عرشاً عظيماً؛ فهل هو كهذا العرش الذي أحضَرْناه لك؟ {قالتْ كأنَّه هو}: وهذا من ذكائِها وفطنتِها: لم تَقُلْ هو لوجود التغيير فيه والتنكير، ولم تَنْفِ أنَّه هو لأنها عَرَفَتْه، فأتت بلفظٍ محتمل للأمرين، صادقٍ على الحالين. فقال سليمان متعجِّباً من هدايتها وعقلِها وشاكراً لله أن أعطاه أعظَمَ منها: {وأوتينا العلمَ مِن قبلِها}؛ أي: الهدايةَ والعقلَ والحزم من قبل هذه الملكة، {وكُنَّا مسلمينَ}: وهي الهدايةُ النافعة الأصليَّة. ويُحتمل أنَّ هذا من قول ملكة سبأ: وأوتينا العلمَ عن مُلْكِ سليمانَ وسلطانِهِ وزيادةِ اقتدارِهِ من قبلِ هذه الحالة التي رأيْنا فيها قدرتَه على إحضار العرش من المسافة البعيدة، فأذْعَنَّا له وجِئْنا مسلمينَ له خاضعينَ لسلطانه.
(42) ﴾ فَلَمَّا جَآءَتۡ ﴿ "Dan ketika Balqis datang," menghadap Sulai-man, maka Sulaiman memperlihatkan kepadanya singgasana itu, yang mana Balqis belum lama meninggalkannya di negerinya. Dan ﴾ قِيلَ أَهَٰكَذَا عَرۡشُكِۖ ﴿ "ditanyakanlah kepadanya, 'Serupa inikah singgasanamu?'" Maksudnya, sesungguhnya kami yakin bahwa Anda mempunyai singgasana yang sangat besar. Apakah ia serupa dengan singgasana yang kami perlihatkan kepada Anda ini? ﴾ قَالَتۡ كَأَنَّهُۥ هُوَۚ ﴿ "Dia menjawab, 'Seakan-akan singgasana ini singgasanaku'." Ini menunjukkan kecer-dasan dan kepandaiannya. Ia tidak mengatakan, "ia ini" karena adanya perubahan dan modifikasi pada singgasana tersebut, dan dia juga tidak menafikan kalau itu adalah singgasananya, karena dia memang mengenalnya. Maka dari itu dia mengungkapkan jawabannya dengan ungkapan yang mengandung dua kemung-kinan, mengandung dua sayap makna. Maka Sulaiman dengan rasa kagum kepada kehebatan dan kecerdasannya, dan rasa bersyukur kepada Allah karena telah mengaruniakan kepada dirinya karunia yang lebih besar daripada yang dikaruniakanNya kepada Balqis, berkata, ﴾ وَأُوتِينَا ٱلۡعِلۡمَ مِن قَبۡلِهَا ﴿ "Kami telah diberi pengetahuan sebelumnya." Maksudnya, hidayah, kecer-dasan dan ketegasan sebelum ratu ini, ﴾ وَكُنَّا مُسۡلِمِينَ ﴿ "dan kami adalah orang-orang yang berserah diri.' Inilah hidayah yang sesungguhnya yang (sangat) bermanfaat. Dan ada kemungkinan bahwa ungkapan ini adalah perkataan sang ratu Saba` itu (yang artinya), dan kami telah diberi pengeta-huan tentang kerajaan Sulaiman, kekuasaan dan kehebatannya sebelum keadaan di mana kami melihat kemampuannya meng-hadirkan singgasana ini dari jarak yang sangat jauh. Maka dari itu kami tunduk kepadanya, kami datang dengan berserah diri dan tunduk kepada kekuasaannya.
#
{43} قال الله تعالى: {وصدَّها ما كانتْ تعبُدُ من دونِ الله}؛ أي: عن الإسلام، وإلاَّ؛ فلها من الذكاء والفطنة ما به تعرفُ الحقَّ من الباطل، ولكنَّ العقائدَ الباطلة تُذْهِبُ بصيرة القلب. {إنَّها كانت من قوم كافرين}: فاستمرَّتْ على دينهم، وانفرادُ الواحد عن أهل الدِّين والعادة المستمرَّة بأمرٍ يراه بعقلِهِ من ضلالهم وخطئهم من أندرِ ما يكون؛ فلهذا لايُسْتَغْرَبُ بقاؤُها على الكفرِ.
(43) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَصَدَّهَا مَا كَانَت تَّعۡبُدُ مِن دُونِ ٱللَّهِۖ ﴿ "Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, telah mencegahnya." Maksudnya, mencegahnya untuk masuk Islam. Sebab, dia mempunyai kecer-dasan dan kepandaian yang bisa digunakan untuk membedakan mana yang haq dan mana yang batil. Akan tetapi keyakinan-keya-kinan yang palsu telah melenyapkan mata hati(nya), ﴾ إِنَّهَا كَانَتۡ مِن قَوۡمٖ كَٰفِرِينَ ﴿ "sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir." Maka dari itu dia tetap berpegang kepada agama (sesat) mereka. Kesendirian seseorang dari para ahli agama dan kebiasaan yang berlanjut pada suatu perkara yang dia lihat dengan akalnya, berupa kesesatan dan kesalahan mereka merupakan sesuatu yang sangat jarang terjadi. Maka dari itu tidak aneh kalau Balqis tetap pada kekafirannya.
#
{44} ثم إنَّ سليمان أراد أن ترى من سلطانِهِ ما يَبْهَرُ العقولَ، فأمرها أن تَدْخُلَ الصرحَ، وهو المجلسُ المرتفع المتَّسع، وكان مجلساً من قوارير، تجري تحتَه الأنهار. {قيلَ لها ادْخُلي الصرحَ فلمَّا رأتْه حَسِبَتْه لُجَّةً}: ماءً؛ لأنَّ القوارير شفَّافةٌ يرى الماء الذي تحتها كأنه بذاته يجري ليس دونَه شيءٌ، {وكَشَفَتْ عن ساقَيْها}: للخياضةِ، وهذا أيضاً من عقلِها وأدبها؛ فإنَّها لم تمتَنِعْ من الدُّخول للمحلِّ الذي أُمِرَتْ بدخولِهِ لعلِمها أنَّها لم تُسْتَدْعَ إلاَّ للإكرام، وأنَّ ملكَ سليمان وتنظيمَه قد بناه على الحكمةِ، ولم يكنْ في قلبها أدنى شكٍّ من حالة السوء بعدما رأت ما رأت، فلما استعدَّت للخوض؛ قيل لها: {إنَّه صرحٌ مُمَرَّدٌ}؛ أي: مجلس {من قوارير}: فلا حاجةَ منك لكشفِ الساقين؛ فحينئذٍ لما وصلتْ إلى سليمان وشاهدتْ ما شاهدتْ وعلمت نبوَّتَه ورسالتَهُ؛ تابتْ ورجعتْ عن كفرها و {قالتْ ربِّ إنِّي ظلمتُ نفسي وأسلمتُ مع سليمانَ لله ربِّ العالمين}. فهذا ما قصَّه الله علينا من قصَّة ملكة سبأ وما جرى لها مع سليمانَ، وما عدا ذلك من الفروع المولَّدة والقصص الإسرائيليَّة؛ فإنَّه لا يتعلق بالتفسير لكلام الله، وهو من الأمورِ التي يقف الجزم بها على الدليل المعلوم المعصوم، والمنقولات في هذا الباب كلها أو أكثرها ليس كذلك؛ فالحزمُ كلُّ الحزم الإعراضُ عنها وعدم إدخالِها في التفاسير. والله أعلم.
(44) Kemudian Sulaiman ingin agar Balqis melihat sebagian dari kekuasaannya yang mencengangkan akal. Lalu dia menyuruh-nya masuk ke mahligainya (istana), yaitu berupa tempat (ruangan) yang tinggi dan luas. Ia terbuat dari kaca yang tembus pandang, di bawahnya sungai-sungai mengalir, ﴾ قِيلَ لَهَا ٱدۡخُلِي ٱلصَّرۡحَۖ فَلَمَّا رَأَتۡهُ حَسِبَتۡهُ لُجَّةٗ ﴿ "Dikatakan kepadanya, 'Masuklah ke dalam istana.' Maka tatkala dia me-lihat lantai istana itu, dikiranya kolam yang besar'," maksudnya, kolam air. Hal itu karena kaca-kaca tersebut tembus pandang, hingga air yang berada di bawahnya terlihat seolah-olah tempat itu adalah air yang mengalir tanpa pembatas yang membatasinya. ﴾ وَكَشَفَتۡ عَن سَاقَيۡهَاۚ ﴿ "Dan dia menyingkap kedua betisnya." Karena takut basah. Ini juga termasuk kecerdasan dan kesopanannya, karena dia tidak menolak untuk masuk ke tempat yang diperintahkan kepadanya untuk dimasuki. Sebab, dia yakin bahwa dirinya tidak diundang kecuali untuk dihormati, dan dia tahu bahwa kerajaan Sulaiman dan sistem regulasinya telah dibangun di atas landasan kebijaksanaan, dan dalam hatinya pun sama sekali tidak ada rasa ragu sedikit pun ter-hadap kondisi buruk setelah melihat apa yang telah bisa dilihatnya. Setelah dia bersiap untuk menceburkan diri, maka dikatakan kepa-danya, ﴾ إِنَّهُۥ صَرۡحٞ مُّمَرَّدٞ ﴿ "Sesungguhnya ia adalah istana licin." Maksud-nya sebuah majelis, ﴾ مِّن قَوَارِيرَۗ ﴿ "terbuat dari kaca." Maka Anda tidak perlu menyingkap kedua betismu. Pada saat itu, ketika dia telah sampai kepada Sulaiman dan menyaksikan apa yang telah dilihat-nya serta mengetahui kenabian dan kerasulannya, maka dia pun bertaubat dan kembali dari kekafirannya, dan berkata, ﴾ رَبِّ إِنِّي ظَلَمۡتُ نَفۡسِي وَأَسۡلَمۡتُ مَعَ سُلَيۡمَٰنَ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Ya Rabbku, sesungguhnya aku telah berbuat zhalim terhadap diriku, dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Rabb semesta alam." Demikianlah bagian dari kisah ratu negeri Saba` yang Allah kisahkan kepada kita dan tentang apa yang terjadi antara dia dengan Sulaiman. Adapun selain itu berupa kisah-kisah tambahan dan kisah-kisah isra`iliyat (yang bersumber dari Bani Israil) maka sama sekali tidak ada hubungannya dengan tafsir (penjelasan) ter-hadap Firman Allah, yang mana tafsir itu harus berdasarkan pada dalil yang telah dimaklumi lagi terjaga, sedangkan nukilan-nukilan dalam malasah ini, semuanya atau kebanyakannya tidak demikian. Kewajiban yang harus dilakukan adalah mengabaikannya dan tidak memasukkannya ke dalam tafsir. Wallahu a'lam.
Ayah: 45 - 53 #
{وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ فَإِذَا هُمْ فَرِيقَانِ يَخْتَصِمُونَ (45) قَالَ يَاقَوْمِ لِمَ تَسْتَعْجِلُونَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ لَوْلَا تَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (46) قَالُوا اطَّيَّرْنَا بِكَ وَبِمَنْ مَعَكَ قَالَ طَائِرُكُمْ عِنْدَ اللَّهِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ تُفْتَنُونَ (47) وَكَانَ فِي الْمَدِينَةِ تِسْعَةُ رَهْطٍ يُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ وَلَا يُصْلِحُونَ (48) قَالُوا تَقَاسَمُوا بِاللَّهِ لَنُبَيِّتَنَّهُ وَأَهْلَهُ ثُمَّ لَنَقُولَنَّ لِوَلِيِّهِ مَا شَهِدْنَا مَهْلِكَ أَهْلِهِ وَإِنَّا لَصَادِقُونَ (49) وَمَكَرُوا مَكْرًا وَمَكَرْنَا مَكْرًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (50) فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ مَكْرِهِمْ أَنَّا دَمَّرْنَاهُمْ وَقَوْمَهُمْ أَجْمَعِينَ (51) فَتِلْكَ بُيُوتُهُمْ خَاوِيَةً بِمَا ظَلَمُوا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (52) وَأَنْجَيْنَا الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (53)}
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada (kaum) Tsamud saudara mereka Shaleh (yang berseru), 'Sembahlah Allah.' Tetapi tiba-tiba mereka (jadi) dua golongan yang bermusuhan. Dia berkata, 'Hai kaumku, mengapa kamu minta disegerakan kebu-rukan sebelum (kamu minta) kebaikan? Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat.' Mereka men-jawab, 'Kami mendapat nasib yang malang, disebabkan kamu dan orang-orang yang besertamu.' Shaleh berkata, 'Nasibmu ada pada sisi Allah, (bukan kami yang menjadi sebab), tetapi kamu kaum yang diuji.' Dan ketika itu di kota itu ada sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan. Mereka berkata, 'Bersumpahlah kamu dengan nama Allah, bahwa kita sungguh-sungguh akan menyerangnya dengan tiba-tiba beserta keluarganya di malam hari, kemudian kita katakan kepada ahli warisnya (bahwa) kita tidak menyaksi-kan kematian keluarganya itu, dan sesungguhnya kita adalah orang-orang yang benar.' Dan mereka pun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh, dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari. Maka perhatikanlah bagaimana akibat makar mereka itu, bahwasanya Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya. Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh disebabkan kelaliman mereka. Se-sungguhnya pada yang demikian itu (terdapat) pelajaran bagi kaum yang mengetahui. Dan telah Kami selamatkan orang-orang yang beriman, dan mereka itu selalu bertakwa." (An-Naml: 45-53).
#
{45} يخبرُ تعالى أنَّه أرسل إلى ثمود القبيلة المعروفة أخاهم في النسب صالحاً، وأنَّه أمرهم أن يعبُدوا الله وحدَه، ويترُكوا الأنداد والأوثان؛ {فإذا هم فريقان يختصمون}: منهم المؤمن، ومنهم الكافر ـ وهم معظمهم ـ.
(45) Allah سبحانه وتعالى menginformasikan bahwasanya Dia telah mengutus kepada kaum Tsamud, yaitu suatu kabilah yang sangat populer, saudara mereka senasab, yaitu Shaleh; dan bahwa Shaleh memerintahkan kepada mereka agar beribadah hanya kepada Allah saja dan meninggalkan sembahan-sembahan dan segala bentuk berhala. ﴾ فَإِذَا هُمۡ فَرِيقَانِ يَخۡتَصِمُونَ ﴿ "Tetapi tiba-tiba mereka (menjadi) dua golongan yang bermusuhan," di antara mereka ada yang beriman dan ada pula yang kafir, dan mereka (yang kafir) adalah yang terbanyak.
#
{46} {قال يا قوم لم تستعجلونَ بالسيئة قبل الحسنة}؛ أي: لم تبادرونَ فعل السيئاتِ وتحرصونَ عليها قبل فعل الحسناتِ التي بها تحسُنُ أحوالُكم وتصلُحُ أمورُكم الدينيَّة والدنيويَّة، والحالُ أنَّه لا موجبَ لكم إلى الذَّهاب لفعل السيئات {لولا تستغفِرون اللهَ}: بأن تتوبوا من شِرْكِكُم وعِصْيانِكم وتَدْعونَ أن يغفر لكم، {لعلَّكم تُرحمون}: فإنَّ رحمة الله قريبٌ من المحسنين، والتائبُ من الذُّنوب هو من المحسنين.
(46) ﴾ قَالَ يَٰقَوۡمِ لِمَ تَسۡتَعۡجِلُونَ بِٱلسَّيِّئَةِ قَبۡلَ ٱلۡحَسَنَةِۖ ﴿ "Dia berkata, 'Hai kaum-ku mengapa kamu minta disegerakan keburukan sebelum kebaikan?" Maksudnya, kenapa kalian bersegera melakukan dosa-dosa dan bersemangat untuknya sebelum kalian melakukan kebaikan yang dengannya keadaan kalian menjadi baik dan permasalahan agama dan dunia kalian menjadi baik pula. Padahal sebenarnya tidak ada yang mengharuskan kalian pergi untuk melakukan dosa-dosa. ﴾ لَوۡلَا تَسۡتَغۡفِرُونَ ٱللَّهَ ﴿ "Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah," yaitu kalian bertaubat dari kesyirikan dan kedurhakaan kalian, dan kalian berdoa agar Dia mengampuni kalian, ﴾ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ ﴿ "agar kamu mendapat rahmat," karena sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebajikan; dan orang yang bertaubat dari dosa termasuk orang-orang yang berbuat kebajikan.
#
{47} {قالوا}: لنبيِّهم صالحٍ مكذِّبين ومعارضينَ: {اطَّيَّرْنا بك وبمن معك}: زعموا قَبَّحَهُمُ الله أنهم لم يَرَوْا على وجهِ صالحٍ خيراً، وأنَّه هو ومن معه من المؤمنين صاروا سبباً لمنع بعض مطالبهم الدنيويَّة! فقال لهم صالحٌ: {طائِرُكم عند الله}؛ أي: ما أصابكم إلاَّ بذنوبكم. {بل أنتم قومٌ تُفْتَنون}: بالسَّراء والضرَّاء، والخير والشرِّ؛ لينظر هل تُقْلِعون وتتوبون أم لا؛ فهذا دأبُهم في تكذيبِ نبيِّهم وما قابَلوه به.
(47) ﴾ قَالُواْ ﴿ "Mereka berkata," kepada nabi mereka, Shaleh, seraya mendustakan dan menentang, ﴾ ٱطَّيَّرۡنَا بِكَ وَبِمَن مَّعَكَۚ ﴿ "Kami men-dapat nasib yang malang, disebabkan kamu dan orang-orang yang beser-tamu.' Mereka beranggapan –semoga Allah memperburuk mereka– bahwa mereka sama sekali tidak melihat suatu kebaikan di wajah Shaleh, dan bahwa dia dan orang-orang yang beriman bersamanya telah menjadi penyebab yang telah menghalangi sebagian tuntutan kehidupan dunia mereka! Maka Shaleh berkata kepada mereka, ﴾ طَٰٓئِرُكُمۡ عِندَ ٱللَّهِۖ ﴿ "Nasibmu ada pada sisi Allah." Maksudnya, tidaklah yang menimpa kalian itu melainkan karena dosa-dosa kalian, ﴾ بَلۡ أَنتُمۡ قَوۡمٞ تُفۡتَنُونَ ﴿ "tetapi kamu kaum yang diuji,' dengan kesenangan dan kesusahan, kebaikan dan keburukan, untuk diketahui apakah kalian mau berhenti (melakukan dosa) dan bertaubat, atau tidak. Itulah tabi'at mereka dalam mendustakan nabi mereka sendiri dan itulah respons mereka kepadanya.
#
{48} {وكان في المدينةِ}: التي فيها صالحٌ، الجامعة لمعظم قومه {تسعةُ رهطٍ يفسِدون في الأرض ولا يُصْلِحونَ}؛ أي: وصفُهُم الإفساد في الأرض، ولا لهم قصدٌ ولا فعلٌ بالإصلاح، قد استعدُّوا لمعاداةِ صالح والطعنِ في دينِهِ ودعوةِ قومهم إلى ذلك؛ كما قال تعالى: {فاتقوا اللهَ وأطيعونِ. ولا تُطيعوا أمر المسرِفينَ. الذين يُفْسِدونَ في الأرض ولا يُصْلِحونَ}.
(48) ﴾ وَكَانَ فِي ٱلۡمَدِينَةِ ﴿ "Dan pada saat itu di kota itu," maksudnya, di kota di mana Shaleh berada, yaitu kota tempat mayoritas kaum-nya, ﴾ تِسۡعَةُ رَهۡطٖ يُفۡسِدُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا يُصۡلِحُونَ ﴿ "ada sembilan orang laki-laki yang membuat kerusakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat ke-baikan." Maksudnya, tabi'at mereka adalah melakukan pengrusakan di bumi. Mereka tidak mempunyai tujuan atau perbuatan untuk perbaikan. Mereka telah bersiap-siap untuk menentang Shaleh, melecehkan agamanya, dan mengajak kaumnya untuk melakukan hal demikian, sebagaimana dinyatakan oleh Allah سبحانه وتعالى, ﴾ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ 150 وَلَا تُطِيعُوٓاْ أَمۡرَ ٱلۡمُسۡرِفِينَ 151 ٱلَّذِينَ يُفۡسِدُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا يُصۡلِحُونَ 152 ﴿ "Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku; dan jangan-lah kamu menaati perintah orang-orang yang melewati batas, yang mem-buat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan." (Asy-Syu'ara`: 150-152).
#
{49} فلم يزالوا بهذه الحال الشنيعةِ حتى أنَّهم من عداوتهم {تقاسموا} فيما بينَهم؛ كلُّ واحدٍ أقسم للآخر: {لَنُبَيِّتَنَّهُ وأهلَه}؛ أي: لنأتِيَنَّهم ليلاً هو وأهله، فلنقتلنّهم، {ثم لنقولَنَّ لوليِّه}: إذا قام علينا وادَّعى علينا أنَّا قَتَلْناهم؛ ننكِرُ ذلك وننفيه ونحلفُ: {إنَّا لَصادِقونَ}.
(49) Mereka terus dalam kondisi keji tersebut, sehingga karena permusuhan itu ﴾ تَقَاسَمُواْ ﴿ "mereka saling bersumpah" di antara mereka; setiap orang bersumpah kepada yang lain, ﴾ لَنُبَيِّتَنَّهُۥ وَأَهۡلَهُۥ ﴿ "Kita sungguh-sungguh akan menyerangnya dengan tiba-tiba beserta keluarganya di malam hari." Maksudnya, sungguh kami akan men-datangi mereka, Shaleh dan keluarganya di malam hari, lalu kami akan membunuh mereka, ﴾ ثُمَّ لَنَقُولَنَّ لِوَلِيِّهِۦ ﴿ "kemudian kami katakan ke-pada ahli warisnya," apabila dia menuntut kami dan menuduh kami bahwa kamilah yang telah membunuh mereka. Kita mengingkari hal itu, menafikannya dan kita bersumpah bahwa, ﴾ وَإِنَّا لَصَٰدِقُونَ ﴿ "sesungguhnya kami benar-benar jujur."
#
{50} فتواطؤوا على ذلك، {ومكروا مكراً}: دبَّروا أمرهم على قتل صالح وأهله على وجه الخُفْيَةِ حتى من قومهم خوفاً من أوليائه، {ومَكَرْنا مكراً}: بنصرِ نبيِّنا صالح عليه السلام وتيسيرِ أمرِهِ وإهلاكِ قومِهِ المكذِّبين. {وهم لا يشعُرونَ}.
(50) Mereka pun sepakat untuk melakukan hal itu, ﴾ وَمَكَرُواْ مَكۡرٗا ﴿ "Dan mereka pun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh," mereka sudah mengatur siasat untuk membunuh Shaleh dan ke-luarganya secara sembunyi-sembunyi sampai dari kaum mereka sendiri karena takut kepada ahli warisnya, ﴾ وَمَكَرۡنَا مَكۡرٗا ﴿ "dan Kami merencanakan makar (pula)," untuk memberikan pertolongan kepada Shaleh عليه السلام dan mempermudah urusannya serta membinasakan kaumnya yang mendustakan, ﴾ وَهُمۡ لَا يَشۡعُرُونَ ﴿ "sedang mereka tidak menyadari."
#
{51} {فانظرْ كيف كان عاقِبَةُ مَكْرِهِم}: هل حصل مقصودُهم وأدركوا بذلك المكر مطلوبَهم؟ أم انتقضَ عليهم الأمر؟! ولهذا قال: {أنَّا دَمَّرْناهم وقومَهم أجمعينَ}: أهلَكْناهم واستأصَلْنا شأفَتَهم فجاءتهم صيحةُ عذابٍ فأُهْلِكوا عن آخرهم.
(51) ﴾ فَٱنظُرۡ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ مَكۡرِهِمۡ ﴿ "Maka perhatikanlah bagai-mana akibat makar mereka itu," apakah niat jahat mereka tercapai dan apakah dengan makar itu mereka mendapat apa yang mereka inginkan? Atau malah makar itu menimpa mereka sendiri?! Oleh karenanya Allah berfirman, ﴾ أَنَّا دَمَّرۡنَٰهُمۡ وَقَوۡمَهُمۡ أَجۡمَعِينَ ﴿ "Bahwasanya Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya." Kami membina-sakan mereka dan Kami memusnahkan mereka sehabis-habisnya. Mereka ditimpa suara pekikan azab sehingga mereka binasa sampai musnah semuanya.
#
{52} {فتلك بيوتُهم خاويةٌ}: قد تهدَّمت جدرانُها على سقوفِها، وأوحشتْ من ساكِنِها، وعطِّلَتْ من نازليها {بما ظَلَموا}؛ أي: هذا عاقبةُ ظلمهم وشِرْكِهم بالله وبغيِهِم في الأرض. {إنَّ في ذلك لآيةً لقومٍ يعلمونَ}: الحقائق، ويتدبَّرون وقائعَ الله في أوليائِهِ وأعدائِهِ، فيعتبِرون بذلك، ويعلمون أنَّ عاقبة الظُّلم الدَّمار والهلاك، وأنَّ عاقبة الإيمان والعدل النجاة والفوز.
(52) ﴾ فَتِلۡكَ بُيُوتُهُمۡ خَاوِيَةَۢ ﴿ "Maka itulah rumah-rumah mereka dalam keadaan runtuh," dinding-dindingnya telah roboh menutupi atapnya, sepi dari penghuninya dan kosong dari orang-orang yang mengunjunginya, ﴾ بِمَا ظَلَمُوٓاْۚ ﴿ "disebabkan kezhaliman mereka." Mak-sudnya, itu adalah akibat kezhaliman dan kesyirikan mereka ter-hadap Allah serta kecongkakan mereka di muka bumi. ﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَةٗ لِّقَوۡمٖ يَعۡلَمُونَ ﴿ "Sesungguhnya pada yang demikian itu (terdapat) pela-jaran bagi kaum yang mengetahui," kenyataan-kenyataan, dan mereka merenungkan balasan Allah terhadap para waliNya dan musuh-musuhNya sehingga mereka dapat mengambil pelajaran darinya; serta mereka mengetahui bahwa kesudahan perbuatan zhalim ada-lah kebinasaan dan kehancuran; sedangkan kesudahan keimanan dan keadilan adalah keselamatan dan kemenangan.
#
{53} ولهذا قال: {وأنجَيْنا الذين آمنوا وكانوا يتَّقونَ}؛ أي: أنجينا المؤمنين بالله وملائكتِهِ وكتبِهِ ورسلِهِ واليوم الآخر والقدَرِ خيرِهِ وشرِّه، وكانوا يتَّقون الشركَ بالله والمعاصيَ، ويعملونَ بطاعتِهِ وطاعةِ رسلِهِ.
(53) Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ وَأَنجَيۡنَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَكَانُواْ يَتَّقُونَ ﴿ "Dan telah Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka itu selalu bertakwa." Maksudnya, Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitab-Nya, para RasulNya, Hari Akhir dan kepada takdir, yang baik dan yang buruk; dan mereka selalu mewaspadai syirik kepada Allah dan berbagai kemaksiatan, dan mereka melaksanakan ketaatan kepadaNya dan ketaatan kepada para RasulNya.
Ayah: 54 - 58 #
{وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ وَأَنْتُمْ تُبْصِرُونَ (54) أَئِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ (55) فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَنْ قَالُوا أَخْرِجُوا آلَ لُوطٍ مِنْ قَرْيَتِكُمْ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ (56) فَأَنْجَيْنَاهُ وَأَهْلَهُ إِلَّا امْرَأَتَهُ قَدَّرْنَاهَا مِنَ الْغَابِرِينَ (57) وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا فَسَاءَ مَطَرُ الْمُنْذَرِينَ (58)}
"Dan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaum-nya, 'Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji itu sedang kamu melihat(nya)? Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (meme-nuhi) nafsu(mu), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang tidak mengetahui (akibat perbuatanmu).' Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan, 'Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu; karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang (mendakwakan dirinya) bersih.' Maka Kami menyelamatkannya beserta keluarganya, kecuali istrinya. Kami telah menakdirkannya termasuk orang-orang yang tertinggal (di-binasakan). Dan Kami turunkan hujan atas mereka (hujan batu), maka amat buruklah hujan yang ditimpakan atas orang-orang yang diberi peringatan itu." (An-Naml: 54-58).
#
{54} أي: واذكرْ عبدَنا ورسولَنا لوطاً ونبأه الفاضلَ حين قال لقومِهِ داعياً لهم إلى الله وناصحاً: {أتأتونَ الفاحشةَ}؛ أي: الفَعْلَةَ الشنعاء التي تستفحِشُها العقولُ والفطرُ وتستقبِحُها الشرائع. {وأنتُم تبصِرونَ}: ذلك وتعلمونَ قُبحَه، فعاندتم وارتكَبْتُم ذلك ظلماً منكم وجرأةً على الله.
(54) Maksudnya, ingatlah hamba dan rasul Kami, yaitu Luth dan kabarnya yang mulia di waktu dia berkata kepada kaum-nya seraya mengajak mereka kepada Allah dan memberi nasihat, ﴾ أَتَأۡتُونَ ٱلۡفَٰحِشَةَ ﴿ "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji itu," mak-sudnya, perbuatan yang sangat menjijikkan yang dinyatakan keji oleh akal sehat dan fitrah serta dianggap buruk oleh syariat, ﴾ وَأَنتُمۡ تُبۡصِرُونَ ﴿ "sedang kamu melihat," hal tersebut dan kalian mengetahui keburukannya, namun kalian tetap berkeras kepala dan tetap me-lakukan perbuatan itu karena kezhaliman dari kalian dan ceroboh terhadap Allah.
#
{55} ثم فسَّر تلك الفاحشةَ فقال: {أإنَّكم لتأتونَ الرجالَ شهوةً من دون النساء}؛ أي: كيف توصَّلْتم إلى هذه الحال، فصارت شهوتُكم للرجال وأدبارِهم محلِّ الغائط والنجوِ والخبثِ، وتركتُم ما خلقَ اللهُ لكم من النساء من المحالِّ الطيِّبة التي جُبِلَتِ النفوس إلى الميل إليها، وأنتم انقلبَ عليكم الأمرُ، فاستحسنتُم القبيح، واستقبحْتُم الحسن؟! {بل أنتم قومٌ [مسرفون] }: متجاوِزون لحدود الله متجرِّئون على محارمه.
(55) Kemudian Allah menjelaskan kekejian tersebut, seraya berfirman, ﴾ أَئِنَّكُمۡ لَتَأۡتُونَ ٱلرِّجَالَ شَهۡوَةٗ مِّن دُونِ ٱلنِّسَآءِۚ ﴿ "Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu(mu), bukan (mendatangi) wanita?" Maksudnya, bagaimana kalian bisa sampai pada kondisi seperti ini, sehingga nafsu birahi kalian tertuju kepada kaum laki-laki dan kepada dubur mereka, yaitu tempat keluarnya tinja, kentut dan kotoran, dan kalian meninggalkan sesuatu yang telah Allah cipta-kan untuk kalian pada kaum perempuan, yaitu berupa tempat yang baik yang mana jiwa sudah difitrahkan cenderung kepada-nya, sedangkan kalian malah terbalik, kalian menganggap baik se-suatu yang buruk dan menganggap buruk sesuatu yang baik?﴾ بَلۡ أَنتُمۡ قَوۡمٞ مُّسۡرِفُونَ ﴿ "Sebenarnya kamu adalah kaum yang [berlebih-lebihan][37]," melampaui batasan-batasan Allah dan sangat lancang terhadap apa-apa yang diharamkanNya.
#
{56} {فما كان جوابَ قومِهِ}: قبولٌ ولا انزجارٌ ولا تذكُّرٌ وادِّكارٌ، إنَّما كان جوابُهم المعارضةَ والمناقضةَ والتوعُّد لنبيِّهم الناصح ورسولهم الأمين بالإجلاء عن وطنِهِ والتشريدِ عن بلدِهِ؛ فما كان جوابَ قومِهِ {إلاَّ أن قالوا أخرِجوا آلَ لوطٍ من قريَتِكُم}: فكأنَّه قيل: ما نقمتُم منهم وما ذنبُهم الذي أوجبَ لهم الإخراج؟ فقالوا: {إنَّهم أناسٌ يتطهَّرونَ}؛ أي: يتنزَّهون عن اللِّواط وأدبارِ الذُّكور!! فقبَّحهم الله؛ جعلوا أفضلَ الحسناتِ بمنزلة أقبح السيئات، ولم يكتفوا بمعصيَتِهِم لنبيِّهم فيما وعظهم به، حتى وصلوا إلى إخراجِهِ، والبلاءُ موكلٌ بالمنطق؛ فهم قالوا: أخرِجوهم من قريَتِكُم إنَّهم أناسٌ يتطهَّرون! ومفهوم هذا الكلام: وأنتُم متلوِّثون بالخبثِ والقذارةِ المقتضي لنزول العقوبة بقريَتِكم ونجاةِ من خَرَجَ منها.
(56) ﴾ فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوۡمِهِۦٓ ﴿ "Maka jawaban kaumnya bukan," menerima dan tidak pula kesadaran, ingat ataupun mengambil pelajaran. Tetapi malah jawaban mereka adalah menentang, mem-bangkang dan mengancam nabi mereka yang sangat tulus itu dan rasul mereka yang terpercaya dengan ancaman mengeluarkan dan mengusirnya dari negerinya. Maka tidaklah jawaban k a u m n y a ﴾ إِلَّآ أَن قَالُوٓاْ أَخۡرِجُوٓاْ ءَالَ لُوطٖ مِّن قَرۡيَتِكُمۡۖ ﴿ "melainkan mengatakan, 'Usirlah Luth beserta keluarganya dari negerimu'." Lalu, seakan-akan dikatakan kepada mereka, "Apa dendam kalian terhadap mereka dan apa dosa me-reka yang telah mengharuskan mereka diusir?" Maka mereka menjawab, ﴾ إِنَّهُمۡ أُنَاسٞ يَتَطَهَّرُونَ ﴿ "Karena sesungguh-nya mereka itu orang-orang yang menjaga kesucian diri." Maksudnya, mereka menjauhkan diri dari homoseks dan dari dubur kaum le-laki!! Semoga Allah menjelekkan mereka. Mereka benar-benar telah menjadikan kebajikan yang termulia setingkat dengan keburukan yang paling busuk, dan mereka tidak puas hanya dengan mendur-hakai nabi mereka dalam segala sesuatu yang dinasihatkannya, hingga sampai pada tingkat akan mengusirnya. Keburukan (me-reka) dapat dilihat dari cara mereka berbicara. Mereka mengata-kan, "Usirlah mereka dari kampung halaman kalian, sebab mereka adalah manusia-manusia yang mengaku suci!!" Arti dari ungkapan ini adalah: Kalian adalah orang-orang yang tercemar dengan ke-busukan dan kekejian yang berkonsekuensi turunnya hukuman di kampung halaman kalian dan keselamatan orang yang keluar darinya!
#
{57 ـ 58} ولهذا قال تعالى: {فأنجَيْناه وأهلهَ إلاَّ امرأتَه قَدَّرْناها من الغابرينَ}: وذلك لمَّا جاءتْه الملائكةُ في صورة أضيافٍ، وسمع بهم قومُه، فجاؤوا إليه يريدونَهم بالشرِّ، وأغلق الباب دونَهم، واشتدَّ الأمر عليه، ثم أخبرتْهم الملائكةُ عن جليَّة الحال، وأنَّهم جاؤوا لاستنقاذِهِ وإخراجِهِ من بين أظهُرِهم، وأنَّهم يريدون إهلاكَهم، وأنَّ موعِدَهم الصبح، وأمروه أن يسريَ بأهلِهِ ليلاً إلاَّ امرأتَهَ؛ فإنَّه سيصيبُها ما أصابهم، فخرج بأهلِهِ ليلاً، فنجوا، وصبَّحَهم العذابُ، فقلبَ الله عليهم ديارَهم، وجعل أعلاها أسفلها، وأمطر عليهم حجارةً من سجِّيلٍ منضودٍ مسوَّمَةً عند ربِّك، ولهذا قال هنا: {وأمْطَرْنا عليهم مطراً فساء مَطَرُ المُنذَرين}؛ أي: بئس المطرُ مطرُهم، وبئس العذابُ عذابُهم؛ لأنَّهم أُنْذِروا وخوِّفوا فلم ينزَجِروا ولم يرتَدِعوا، فأحلَّ الله بهم عقابَه الشديد.
(57-58) Oleh karenanya, Allah سبحانه وتعالى berfirman,﴾ فَأَنجَيۡنَٰهُ وَأَهۡلَهُۥٓ إِلَّا ٱمۡرَأَتَهُۥ قَدَّرۡنَٰهَا مِنَ ٱلۡغَٰبِرِينَ ﴿ "Maka Kami menyelamatkannya beserta keluarga-nya, kecuali istrinya. Kami telah menakdirkannya termasuk orang-orang yang tertinggal." Yaitu, tatkala malaikat mendatanginya dalam ben-tuk beberapa orang tamu, hal itu didengar oleh kaumnya, maka mereka datang kepadanya dengan maksud buruk terhadap para tamu itu, dan Luth menutup pintu agar mereka tidak dapat ma-suk; kemudian keadaan menjadi lebih tegang, maka para malaikat mengabarkan tentang keadaan yang sebenarnya, dan bahwa mereka (para malaikat) datang untuk menyelamatkan Luth dan menge-luarkannya dari tengah-tengah mereka, dan bahwa para malaikat hendak membinasakan mereka (kaum Luth), dan waktunya adalah dini hari. Para malaikat menyuruh Luth agar berangkat beserta keluarga di malam hari kecuali istrinya, karena dia akan ditimpa oleh azab yang akan menimpa kaumnya. Maka Luth pun berangkat di malam hari bersama keluarganya sehingga mereka pun selamat. Sedang-kan mereka (kaumnya) ditimpa azab di waktu dini hari, lalu Allah membalik kampung halaman mereka sehingga bagian atasnya menjadi terbalik ke bagian bawah, dan Allah menimpakan hujan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi terhadap mereka dari sisi Tuhanmu. Maka dari itu, di sini Dia berfirman,﴾ وَأَمۡطَرۡنَا عَلَيۡهِم مَّطَرٗاۖ فَسَآءَ مَطَرُ ٱلۡمُنذَرِينَ ﴿ "Dan Kami turunkan hujan atas mereka (hujan batu), maka amat buruklah hujan yang ditimpakan atas orang-orang yang diberi peringatan itu." Maksudnya, seburuk-buruk hujan adalah hujan (yang menim-pa) mereka, dan seburuk-buruk azab adalah azab yang menimpa mereka, sebab mereka telah diberi peringatan dan ditakut-takuti, namun mereka tidak berhenti dan tidak jera. Maka dari itu, Allah menimpakan hukumanNya yang sangat keras terhadap mereka.
Ayah: 59 #
{قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَسَلَامٌ عَلَى عِبَادِهِ الَّذِينَ اصْطَفَى آللَّهُ خَيْرٌ أَمَّا يُشْرِكُونَ (59)}.
"Katakanlah, 'Segala puji bagi Allah dan kesejahteraan atas hamba-hambaNya yang dipilihNya.' Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan denganNya?" (An-Naml: 59).
#
{59} أي: قل الحمدُ لله الذي يستحقُّ كمالَ الحمدِ والمدح والثناءِ؛ لكمال أوصافه وجميل معروفه وهباتِهِ وعدلِهِ وحكمتِهِ في عقوبته المكذِّبين وتعذيب الظالمين، وسلِّمْ أيضاً على عبادِهِ الذين تخيَّرهم واصطفاهم على العالمين من الأنبياء والمرسلين وصفوة الله ربِّ العالمين، وذلك لرفع ذِكْرِهم وتنويهاً بقَدْرِهم وسلامتهم من الشرِّ والأدناس وسلامةِ ما قالوه في ربِّهم من النقائص والعيوب. {آللهُ خيرٌ أمْ ما يُشْرِكون}: وهذا استفهامٌ قد تقرَّر وعُرِفَ؛ أي: الله الربُّ العظيم كاملُ الأوصاف عظيمُ الألطاف خيرٌ أم الأصنامُ والأوثانُ التي عَبَدوها معه وهي ناقصةٌ من كلِّ وجه؛ لا تنفعُ ولا تضرُّ ولا تملِكُ لأنفسها ولا لِعابديها مثقالَ ذرَّةٍ من الخير؛ فاللهُ خيرٌ مما يُشْرِكون.
(59) Maksudnya, katakanlah, "Segala puji hanya milik Allah yang berhak mendapat kesempurnaan pujian, pujaan dan san-jungan, karena kesempurnaan sifat-sifatNya, keindahan kebaikan, karunia, keadilan dan kebijaksanaanNya dalam menimpakan hukuman terhadap orang-orang yang mendustakan dan menyiksa orang-orang yang zhalim. Dan berilah juga salam kepada hamba-hambaNya yang Dia pilih atas sekalian manusia, dari kalangan para nabi, para utusan, dan manusia-manusia pilihan Allah, Rabb semesta alam. Hal itu karena sangat tingginya kemuliaan mereka dan sebagai isyarat kepada kedudukan dan keselamatan mereka dari keburukan dan najis, dan kebersihan apa yang mereka katakan tentang Rabb mereka dari segala kekurangan dan aib (cela). ﴾ ءَآللَّهُ خَيۡرٌ أَمَّا يُشۡرِكُونَ ﴿ "Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan denganNya?" Ini adalah kalimat tanya (yang jawabannya) sudah pasti dan telah dimaklumi. Maksudnya, Allah Rabb yang Mahaagung yang sempurna sifat-sifatNya, Mahabesar kelembutanNya yang lebih baik, ataukah patung-patung dan ber-hala-berhala yang mereka sembah selain Allah, sedangkan mereka lemah dari segala sisi, tidak bisa menimpakan madarat dan tidak pula dapat memberikan manfaat, tidak bisa menguasai untuk dirinya dan untuk para penyembahnya sebesar biji sawi pun dari kebaikan. Jadi, Allah yang lebih baik daripada sesuatu yang mereka persekutukan itu.
Kemudian Allah menjelaskan rincian hal-hal yang dengan-nya Dia dapat dikenal dan dapat dipastikan bahwasanya Dia-lah Ilah yang disembah, dan bahwa beribadah kepadaNya itulah yang benar dan beribadah kepada selain Dia adalah kepalsuan, seraya berfirman,
Ayah: 60 #
{أَمَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَنْبَتْنَا بِهِ حَدَائِقَ ذَاتَ بَهْجَةٍ مَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُنْبِتُوا شَجَرَهَا أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ هُمْ قَوْمٌ يَعْدِلُونَ (60)}.
"Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air bagimu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya. Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebe-narnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang." (An-Naml: 60).
#
{60} أي: أمَّن خَلَقَ السماواتِ وما فيها من الشمس والقمر والنجوم والملائكة والأرض وما فيها من جبال وبحار وأنهار وأشجار وغير ذلك، {وأنزل لكم}؛ أي: لأجلكم {من السماءِ ماءً فأنْبَتْنا به حدائقَ}؛ أي: بساتين {ذاتَ بهجةٍ}؛ أي: حسن منظر من كثرة أشجارها وتنوُّعها وحسنِ ثمارها. {ما كانَ لكُم أن تُنبِتوا شَجَرَها}: لولا مِنَّةُ الله عليكم بإنزال المطر. {أإلهٌ مع اللهِ}: فَعَلَ هذه الأفعالَ حتى يُعبد معه ويُشرَك به، {بل هم قوم يعدِلونَ}: به غيره، ويسوُّون به سواه، مع علمِهِم أنَّه وحده خالقُ العالم العلويِّ والسفليِّ ومنزلُ الرزق.
(60) Maksudnya, atau siapakah yang telah menciptakan langit dan segala apa yang ada di dalamnya, berupa matahari, bulan, bintang-bintang, para malaikat dan bumi serta segala apa yang ada padanya seperti gunung, lautan, sungai, pohon-pohonan dan lain-lainnya, ﴾ وَأَنزَلَ لَكُم ﴿ "dan yang menurunkan bagimu," mak-sudnya, untuk kalian ﴾ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ فَأَنۢبَتۡنَا بِهِۦ حَدَآئِقَ ﴿ "air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun," maksudnya, taman-taman, ﴾ ذَاتَ بَهۡجَةٖ ﴿ "yang berpemandangan indah," maksudnya, indah dipandang karena banyak pohon-pohon, bermacam-macam, dan buah-buahannya yang baik. ﴾ مَّا كَانَ لَكُمۡ أَن تُنۢبِتُواْ شَجَرَهَآۗ ﴿ "Yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya." Kalau saja bukan karunia Allah terhadap kalian, dengan menurunkan hujan (niscaya kalian tidak mampu menumbuhkan pohon-pohon). ﴾ أَءِلَٰهٞ مَّعَ ٱللَّهِۚ ﴿ "Apakah di samping Allah ada sembahan (yang lain)," yang mampu melakukan perbuatan seperti itu hingga berhak disembah bersama-Nya dan dipersekutukan denganNya? ﴾ بَلۡ هُمۡ قَوۡمٞ يَعۡدِلُونَ ﴿ "Bahkan (sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang," dari Allah kepada selain Dia, dan mereka menyetarakanNya dengan selain Dia, padahal mereka mengetahui bahwa hanya Dia semata Pencipta alam bawah dan alam atas dan yang menurunkan rizki.
Ayah: 61 #
{أَمَّنْ جَعَلَ الْأَرْضَ قَرَارًا وَجَعَلَ خِلَالَهَا أَنْهَارًا وَجَعَلَ لَهَا رَوَاسِيَ وَجَعَلَ بَيْنَ الْبَحْرَيْنِ حَاجِزًا أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (61)}.
"Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, dan yang menjadikan pasak-pasak (gunung-gunung) untuknya dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui." (An-Naml: 61).
#
{61} أي: هل الأصنام والأوثان الناقصة من كلِّ وجه التي لا فعلَ منها ولا رزقَ ولا نفعَ خيرٌ أم الله الذي {جعل الأرضَ قَراراً}: يستقرُّ عليها العبادُ ويتمكَّنون من السكنى والحرث والبناء والذَّهاب والإياب، {وجَعَلَ خلالها أنهاراً}؛ أي: جعل في خلال الأرض أنهاراً ينتفعُ بها العبادُ في زُروعهم وأشجارهم وشُربهم وشربِ مواشيهم، {وجَعَلَ لها رَواسي}؛ أي: جبالاً تُرسيها وتُثبتها لئلاَّ تميدَ وتكون أوتاداً لها لئلا تضطرِبَ، {وجعل بين البحرينِ}: البحر المالح والبحر العذب {حاجزاً}: يمنعُ من اختلاطِهِما فتفوت المنفعةُ المقصودة من كل منهما، بل جعل بينَهما حاجزاً من الأرض؛ جعل مجرى الأنهار في الأرض مبعدة عن البحار، فيحصُلُ منها مقاصدُها ومصالحها. {أإلهٌ مع الله}: فعل ذلك حتى يُعْدَلَ بهِ اللهُ ويُشْرَكَ به معه، {بل أكثرُهم لا يعلمون}: فيشركون بالله تقليداً لرؤسائهم، وإلاَّ؛ فلو علموا حقَّ العلم لم يشركوا به شيئاً.
(61) Maksudnya, apakah patung-patung dan berhala-ber-hala yang sangat lemah dari segala sisinya, yang tidak bisa berbuat apa pun, tidak bisa memberi rizki dan tidak bermanfaat itu lebih baik, atau Allah yang ﴾ جَعَلَ ٱلۡأَرۡضَ قَرَارٗا ﴿ "telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam," didiami oleh manusia, dan memungkinkan me-reka untuk tinggal (menetap), bercocok tanam, membangun, pergi dan pulang, ﴾ وَجَعَلَ خِلَٰلَهَآ أَنۡهَٰرٗا ﴿ "dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya." Maksudnya, menjadikan sungai-sungai di celah-celah bumi ini yang dapat digunakan oleh manusia untuk tanaman mereka, pohon-pohon mereka, minuman mereka dan hewan ternak mereka, ﴾ وَجَعَلَ لَهَا رَوَٰسِيَ ﴿ "dan yang menjadikan pasak-pasak (gunung-gunung) untuknya." Maksudnya, gunung-gunung yang menjadikan bumi jadi kokoh dan terpasak kuat, agar tidak binasa, dan gunung-gunung itu menjadi pasak baginya, agar tidak goncang,﴾ وَجَعَلَ بَيۡنَ ٱلۡبَحۡرَيۡنِ ﴿ "dan menjadikan antara dua laut," maksudnya, air asin dan air tawar ﴾ حَاجِزًاۗ ﴿ "suatu pemisah," yang mencegah keduanya ber-campur, sehingga mengakibatkan hilangnya manfaat yang diingin-kan dari keduanya. Akan tetapi Allah menjadikan di antara kedua-nya dinding pemisah dari tanah. Dia jadikan tempat mengalirnya sungai itu di bumi (darat), dijauhkan dari lautan, sehingga dengan begitu dapat dicapai maksud dan kemaslahatan keduanya. ﴾ أَءِلَٰهٞ مَّعَ ٱللَّهِۚ ﴿ "Apakah di samping Allah ada sembahan (yang lain)," yang mampu melakukan itu semua sehingga laik kalau Allah dikesampingkan dan dipersekutukan dengannya? ﴾ بَلۡ أَكۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ ﴿ "Bahkan (sebenarnya) kebanyakan dari me-reka tidak mengetahui," sehingga mereka mempersekutukan Allah karena bertaklid buta kepada para pembesar mereka. Dan apabila tidak demikian, kalau mereka mengetahui dengan sebenar-benar-nya, tentu mereka tidak mempersekutukan sesuatu apa pun de-nganNya.
Ayah: 62 #
{أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ (62)}.
"Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepadaNya, dan yang menghi-langkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya)." (An-Naml: 62).
#
{62} أي: هل يجيبُ المضطرَّ الذي أقلقتْه الكروبُ وتعسَّر عليه المطلوبُ واضطرَّ للخلاص بما هو فيه إلاَّ الله وحدَه؟! ومن يكشِفُ السوءَ؛ أي: البلاء والشرَّ والنقمةَ؛ إلاَّ الله وحده؟! ومن يجعلُكُم خلفاء الأرض يمكِّنُكم منها ويمدُّ لكم بالرزق ويوصل إليكم نعمه وتكونون خلفاء مَنْ قبلَكم كما أنَّه سيميتُكم ويأتي بقوم بعدكم؟! أإلهٌ مع الله يفعل هذه الأفعالَ؟! لا أحد يفعلُ مع الله شيئاً من ذلك، حتى بإقرارِكم أيُّها المشركون، ولهذا كانوا إذا مسَّهم الضُّرُّ دَعَوا الله مخلصين له الدين؛ لعلمِهم أنَّه وحدَه المقتدر على دفعه وإزالته، {قليلاً ما تَذَكَّرونَ}؛ أي: قليلاً تذكُّركم وتدبُّركم للأمور التي إذا تذكَّرتموها ادّكرتُم ورجعتُم إلى الهدى، ولكن الغفلة والإعراض شاملٌ لكم؛ فلذلك ما ارْعَوَيْتم ولا اهتديتم.
(62) Maksudnya, apa ada yang dapat memperkenankan doa orang yang sedang sangat kesulitan yang telah dibuat sedih oleh berbagai kesusahan, dan mengalami kesulitan untuk mendapatkan yang diinginkan, dan terdesak untuk membebaskan dirinya dari keadaannya itu selain Allah semata? Dan siapa yang menghilang-kan kesusahan. Maksudnya, bala`, keburukan dan bencana, selain Allah semata? Dan siapa yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Yang dapat memberikan semua itu kepada kalian, dan membekali kalian dengan rizki, melimpahkan nikmat-nikmatNya kepada kalian dan kalian menjadi khalifah (penerus) orang-orang sebelum kalian, sebagaimana Dia juga akan memati-kan kalian dan akan mendatangkan generasi yang lain sesudah kalian? Apakah di samping Allah ada sembahan (yang lain) yang dapat melakukan ini semua? Sungguh, tidak ada seorang pun yang dapat melakukan se-dikit pun dari semua itu bersama Allah, hingga berdasarkan penga-kuan kalian sendiri, wahai kaum musyrikin. Karena itu, apabila mereka ditimpa kesulitan, mereka berdoa kepada Allah dengan tulus patuh kepadaNya, karena mereka tahu bahwa hanya Dia semata yang kuasa menolak dan menghilangkannya. ﴾ قَلِيلٗا مَّا تَذَكَّرُونَ ﴿ "Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran." Maksudnya, sedikit sekali kesadaran kalian dan renungan kalian terhadap perkara-perkara yang apabila kalian merenungkan dan mengingatnya maka kalian akan menyadari dan kembali kepada jalan yang benar. Akan tetapi kelalaian dan sikap berpaling telah meliputi kalian. Maka dari itu kalian tidak sadar dan tidak menda-pat petunjuk.
Ayah: 63 #
{أَمَّنْ يَهْدِيكُمْ فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَنْ يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ تَعَالَى اللَّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ (63)}.
"Atau siapakah yang memimpin kamu dalam kegelapan di daratan dan lautan, dan siapa (pula)kah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmatNya? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Mahatinggi Allah terha-dap apa yang mereka persekutukan (denganNya)." (An-Naml: 63).
#
{63} أي: من هو الذي يهديكم حين تكونون في ظُلُمات البرِّ والبحرِ حيث لا دليل ولا مَعْلَمَ يُرى ولا وسيلةَ إلى النجاة إلاَّ هدايتُه لكم وتيسيرُهُ الطريق وجعل ما جعل لكم من الأسباب التي تهتدون بها؟! {ومَن يرسِلُ الرياح بُشراً بين يدي رحمتِهِ}؛ أي: بين يدي المطر، فيرسِلُها، فتثيرُ السحاب، ثم تؤلِّفُه، ثم تجمعُه، ثم تُلْقِحُه، ثم تُدِرُّه، فيستبشر بذلك العباد قبل نزول المطر. {أإلهٌ مع الله}: فعل ذلك؟! أم هو وحده الذي انفرد به؟! فلم أشركتُم معه غيرَه وعبدتُم سواه؟! {تعالى الله عما يشرِكون}: تعاظم وتنزَّه وتقدَّس عن شِرْكِهم وتسوِيَتِهِم به غيره.
(63) Maksudnya, siapa yang memberi kalian bimbingan pada saat kalian berada dalam kegelapan malam dan kegelapan lautan di mana tidak ada pemberi petunjuk sama sekali dan tidak pula ada tanda-tanda yang dapat dilihat, dan tidak ada jalan me-nuju keselamatan kecuali (jalan) bimbinganNya kepada kalian dan tindakanNya memudahkan jalan, serta menjadikan segala fasilitas (sebab-sebab) yang dengannya kalian bisa mendapatkan arah pe-tunjuk. ﴾ وَمَن يُرۡسِلُ ٱلرِّيَٰحَ بُشۡرَۢا بَيۡنَ يَدَيۡ رَحۡمَتِهِۦٓۗ ﴿ "Dan siapa pulakah yang menda-tangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan) rahmatNya?" Maksudnya, (siapa yang mendatangkan angin) sebelum kedatangan hujan. Dia mendatangkannya lalu menggerakkan awan, kemudian menyatukannya, kemudian menggabungkannya, kemudian me-ngawinkannya, kemudian mencurahkannya (dalam bentuk hujan), hingga manusia merasa gembira karenanya sebelum hujan itu turun. ﴾ أَءِلَٰهٞ مَّعَ ٱللَّهِۚ ﴿ "Apakah di samping Allah ada sembahan (yang lain)," yang mampu melakukan itu semua?! Atau hanya Dia semata yang melakukannya?! Lalu kenapa kalian mempersekutukan sesuatu de-nganNya dan kalian menyembah selain Dia? ﴾ تَعَٰلَى ٱللَّهُ عَمَّا يُشۡرِكُونَ ﴿ "Mahatinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya)." Mahatinggi Allah, Mahasuci lagi Mahaqudus dari perbuatan syirik kalian dan dari penyetaraan kalian terhadapNya dengan yang lain.
Ayah: 64 #
{أَمَّنْ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَمَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (64)}.
"Atau siapakah yang menciptakan (manusia dari permulaan-nya), kemudian mengulanginya (lagi), dan siapa (pula) yang mem-berikan rizki kepadamu dari langit dan bumi. Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Katakanlah, 'Unjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu orang-orang yang benar'." (An-Naml: 64).
#
{64} أي: من هو الذي يبدأُ الخَلْقَ وينشئ المخلوقاتِ ويبتدي خلقَها ثم يعيدُ الخَلْقَ يوم البعث والنشور؟! {ومن يرزقُكم من السماء والأرض} بالمطر والنبات؟! {أإلهٌ مع الله}: يفعلُ ذلك ويقدر عليه، {قل هاتوا برهانكم}؛ أي: حجَّتكم ودليلكم على ما قلتم: {إن كنتُم صادقين} وإلاَّ؛ فبتقدير أنَّكم تقولون: إنَّ الأصنام لها مشاركة له في شيء من ذلك؛ فذلك مجرَّد دعوى صَدِّقُوهَا بالبرهان، وإلاَّ؛ فاعرفوا أنَّكم مبطلون لا حجَّة لكم، فارجِعوا إلى الأدلَّة اليقينيَّة والبراهين القطعيَّة الدالَّة على أنَّ الله هو المتفرِّد بجميع التصرُّفات وأنَّه المستحقُّ أن يُصْرَفَ له جميع أنواع العبادات.
(64) Maksudnya, siapakah yang memulai penciptaan dan menjadikan makhluk-makhluk ini, dan memulai penciptaannya kemudian mengulangi penciptaan pada Hari Kiamat dan kebang-kitan? ﴾ وَمَن يَرۡزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِۗ ﴿ "Dan siapa (pula) yang memberikan rizki kepadamu dari langit dan bumi," berupa hujan dan tumbuh-tumbuh-an?! ﴾ أَءِلَٰهٞ مَّعَ ٱللَّهِۚ ﴿ "Apakah di samping Allah ada sembahan (yang lain)?" Yang melakukannya dan kuasa atasnya. ﴾ قُلۡ هَاتُواْ بُرۡهَٰنَكُمۡ ﴿ "Katakanlah, 'Unjukkanlah bukti kebenaranmu'." Maksudnya, argumen dan dalil kalian yang membuktikan kebenaran apa yang kalian katakan. ﴾ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ﴿ "Jika kamu orang-orang yang benar." Kalau tidak, maka dengan asumsi bahwa kalian mengatakan, "Sesungguhnya patung-patung memiliki persekutuan denganNya dalam hal itu," maka hal itu hanya klaim semata yang kalian bisa membenarkannya dengan bukti. Kalau tidak, maka ketahuilah bahwa kalian telah berbuat kepalsuan, kalian tidak mempunyai argumen. Maka kembalilah kepada dalil-dalil yang pasti dan argumen-argumen yang meya-kinkan yang membuktikan bahwa Allah semata yang melakukan semua itu, dan hanya Dia semata yang berhak mendapat curahan segala bentuk ibadah dan pengabdian kepadaNya.
Ayah: 65 - 69 #
{قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ (65) بَلِ ادَّارَكَ عِلْمُهُمْ فِي الْآخِرَةِ بَلْ هُمْ فِي شَكٍّ مِنْهَا بَلْ هُمْ مِنْهَا عَمُونَ (66) وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَإِذَا كُنَّا تُرَابًا وَآبَاؤُنَا أَئِنَّا لَمُخْرَجُونَ (67) لَقَدْ وُعِدْنَا هَذَا نَحْنُ وَآبَاؤُنَا مِنْ قَبْلُ إِنْ هَذَا إِلَّا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ (68) قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِينَ (69)] }.
"Katakanlah, 'Tidak ada seorang pun di langit dan bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah,' dan mereka tidak mengetahui kapankah mereka akan dibangkitkan. Sebenarnya pe-ngetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (ke sana) malahan mereka ragu-ragu tentang akhirat itu, lebih-lebih lagi mereka buta darinya. Berkatalah orang-orang yang kafir, 'Apakah setelah kita menjadi tanah dan (begitu pula) bapak-bapak kita; apakah sesung-guhnya kita akan dikeluarkan (dari kubur)? Sesungguhnya kami telah diberi ancaman dengan ini dan (juga) bapak-bapak kami da-hulu; ini tidak lain hanyalah dongengan-dongengan orang dahulu kala.' Katakanlah, 'Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhati-kanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa'." (An-Naml: 65-69).
#
{65} يخبر تعالى أنه المنفردُ بعلم غيب السماواتِ والأرض؛ كقوله تعالى: {وعنده مفاتِحُ الغيبِ لا يَعْلَمُها إلاَّ هو ويَعْلَمُ ما في البرِّ والبحرِ وما تسقُطُ من ورقةٍ إلاَّ يعلمُها ولا حبَّةٍ في ظلمات الأرضِ ولا رطبٍ ولا يابس إلاَّ في كتابٍ مبين}، وكقوله: {إنَّ الله عندَه علمُ الساعةِ وينزِّلُ الغيثَ ويعلم ما في الأرحام ... } إلى آخر السورة؛ فهذه الغيوب ونحوها اختصَّ الله بعلمِها، فلم يعلَمْها مَلَكٌ مقرَّب ولا نبيٌّ مرسلٌ، وإذا كان هو المنفردُ بعلم ذلك، والمحيط علمه بالسرائر والبواطن والخفايا؛ فهو الذي لا تنبغي العبادة إلاَّ له. ثم أخبر تعالى عن ضَعْفِ علم المكذِّبين بالآخرة، منتقلاً من شيء إلى ما هو أبلغ منه، فقال: {وما يشعُرونَ}؛ أي: وما يدرون {أيانَ يُبْعَثونَ}؛ أي: متى البعث والنشور والقيام من القبور؛ أي: فلذلك لم يستعدوا.
(65) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan bahwasanya hanya Dia Yang Esa yang mengetahui rahasia langit dan bumi, sebagaimana dije-laskan dalam FirmanNya, ﴾ وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلۡغَيۡبِ لَا يَعۡلَمُهَآ إِلَّا هُوَۚ وَيَعۡلَمُ مَا فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِۚ وَمَا تَسۡقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعۡلَمُهَا وَلَا حَبَّةٖ فِي ظُلُمَٰتِ ٱلۡأَرۡضِ وَلَا رَطۡبٖ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مُّبِينٖ 59 ﴿ "Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur me-lainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (Al-An'am:59); dan juga seperti disebutkan dalam FirmanNya yang lain, ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥ عِلۡمُ ٱلسَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ ٱلۡغَيۡثَ وَيَعۡلَمُ مَا فِي ٱلۡأَرۡحَامِۖ وَمَا تَدۡرِي نَفۡسٞ مَّاذَا تَكۡسِبُ غَدٗاۖ وَمَا تَدۡرِي نَفۡسُۢ بِأَيِّ أَرۡضٖ تَمُوتُۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرُۢ 34 ﴿ "Sesungguhnya Allah, hanya pada sisiNya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan menge-tahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat me-ngetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesung-guhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (Luqman: 34). Hal-hal yang ghaib seperti ini dan yang serupa dengannya, hanya Allah سبحانه وتعالى yang mengetahuinya. Ia tidak diketahui oleh se-orang malaikat yang paling dekat (kepada Allah) dan tidak pula oleh seorang nabi yang diutus. Jika hanya Dia semata yang menge-tahui hal-hal seperti itu, dan pengetahuanNya meliputi seluruh apa yang tersembunyi, tidak nampak dan samar, maka ibadah hanya berhak dipersembahkan kepadaNya semata. Kemudian Allah سبحانه وتعالى menginformasikan tentang betapa rapuh-nya pengetahuan orang-orang yang mendustakan tentang akhirat, seraya beralih dari sesuatu menuju kepada sesuatu lain yang lebih (dalam) daripadanya, seraya berfirman, ﴾ وَمَا يَشۡعُرُونَ ﴿ "Dan mereka tidak menyadari," maksudnya, mereka tidak mengetahui, ﴾ أَيَّانَ يُبۡعَثُونَ ﴿ "kapan mereka akan dibangkitkan." Maksudnya, kapan kebangkitan, dan kehidupan kembali dari kubur. Maka dari itu mereka tidak siap.
#
{66} {بل ادَّارَكَ علمُهم في الآخرة}؛ أي: بل ضَعُفَ وقلَّ ولم يكن يقيناً ولا علماً واصلاً إلى القلب، وهذا أقلُّ وأدنى درجة للعلم، ضعفه ووهاؤه، بل ليس عندهم علمٌ ولا ضعيفٌ، وإنما {هم في شكٍّ منها}؛ أي: من الآخرة، والشكُّ زال به العلم؛ لأنَّ العلم بجميع مراتبه لا يُجامِعُ الشكَّ. {بل هم منها}؛ أي: من الآخرة {عَمونَ}: قد عَمِيَتْ عنها بصائِرُهم، ولم يكنْ في قلوبهم من وقوعها، ولا احتمالٌ، بل أنكروها واستبعَدوها.
(66) ﴾ بَلِ ٱدَّٰرَكَ عِلۡمُهُمۡ فِي ٱلۡأٓخِرَةِۚ ﴿ "Sebenarnya pengetahuan mereka tentang akhirat tidak sampai (ke sana)." Maksudnya, sebenarnya pengetahuan mereka sangat lemah dan sangat kurang, dan belum menjadi keyakinan, tidak pula menjadi pengetahuan yang sampai ke dalam hati. Ini adalah tingkatan pengetahuan yang paling dang-kal dan paling rendah, lemah dan rapuh. Bahkan mereka tidak mempunyai ilmu walaupun sedikit. Dan s e s u n g g u h n y a ﴾ هُمۡ فِي شَكّٖ مِّنۡهَاۖ ﴿ "malahan mereka ragu-ragu tentangnya" maksudnya, (ragu-ragu) tentang akhirat itu, dan dengan adanya keraguan itu ilmu (penge-tahuan) menjadi sirna, sebab ilmu (pengetahuan) itu dengan semua tingkatannya tidak bisa bersatu dengan keraguan, ﴾ بَلۡ هُم مِّنۡهَا ﴿ "lebih-lebih lagi mereka darinya" maksudnya, dari akhirat, ﴾ عَمُونَ ﴿ "buta." Mata hati mereka telah buta darinya, dan di dalam hati mereka tidak ada keyakinan kepada kejadiannya, atau kemungkinan akan terjadi; bahkan mereka mengingkarinya dan menganggapnya tidak mungkin.
#
{67} ولهذا قال: {وقال الذين كفروا أإذا كُنَّا تراباً وآباؤنا أإنَّا لَمُخْرَجونَ}؛ أي: هذا بعيدٌ غير ممكن؛ قاسوا قدرة كامل القدرة بقُدَرِهِم الضعيفة.
(67) Maka dari itu Allah berfirman,﴾ وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَءِذَا كُنَّا تُرَٰبٗا وَءَابَآؤُنَآ أَئِنَّا لَمُخۡرَجُونَ ﴿ "Berkatalah orang-orang yang kafir, 'Apakah setelah kita menjadi tanah dan (begitu pula) bapak-bapak kita; apakah sesungguh-nya kita akan dikeluarkan?" Maksudnya, ini sangat tidak mungkin. Mereka menganalogikan kekuasaan Dzat Yang Mahasempurna kekuasaanNya dengan kekuasaan mereka yang sangat lemah.
#
{68} {لقد وُعِدْنا هذا}؛ أي: البعث {نحنُ وآباؤنا من قبلُ}؛ أي: فلم يجئنا ولا رأينا منه شيئاً. {إنْ هذا إلاَّ أساطيرُ الأولينَ}؛ أي: قَصصهم وأخبارهم التي تُقطع بها الأوقات، وليس لها أصل، ولا صِدْقَ فيها. فانتقل في الإخبار عن أحوال المكذِّبين بالإخبار أنَّهم لا يدرونَ متى وقتُ الآخرة، ثم الإخبار بضَعْفِ علمِهِم فيها، ثم الإخبار بأنَّه شكٌّ، ثم الإخبار بأنه عمىً، ثم الإخبار بإنكارِهم لذلك واستبعادِهم وقوعَه؛ أي: وبسبب هذه الأحوال؛ تَرَحَّلَ خوفُ الآخرة من قلوبهم، فأقدموا على معاصي الله، وسَهُلَ عليهم تكذيب الحقِّ والتصديق بالباطل، واستحلُّوا الشهواتِ على القيام بالعبادات، فخسروا دُنياهم وأخراهم.
(68) ﴾ لَقَدۡ وُعِدۡنَا هَٰذَا ﴿ "Sesungguhnya kami telah diberi ancaman dengan ini," maksudnya, dengan kebangkitan, ﴾ نَحۡنُ وَءَابَآؤُنَا مِن قَبۡلُ ﴿ "kami dan juga bapak-bapak kami dahulu," namun ia pun tidak kunjung mendatangi kami, dan kami pun tidak pernah melihatnya sedikit pun darinya. ﴾ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّآ أَسَٰطِيرُ ٱلۡأَوَّلِينَ ﴿ "Ini tidak lain hanyalah dongengan-dongengan orang dahulu kala." Maksudnya, cerita dan dongeng-do-ngeng mereka yang digunakan untuk melewatkan waktu, padahal ia sama sekali tidak memiliki landasan (bukti) dan tidak pula mem-punyai kebenaran tentangnya. Allah beralih di dalam memberitakan tentang keadaan orang-orang yang mendustakan kepada pemberitaan bahwa mereka tidak mengetahui kapan waktu akhirat itu, kemudian pemberitaan ten-tang kelemahan ilmu pengetahuan mereka tentangnya. Kemudian pemberitaan bahwa pengetahuan mereka itu adalah keraguan, kemudian pemberitaan tentang kebutaan mereka, kemudian pem-beritaan tentang keingkaran mereka dan anggapan mereka bahwa akhirat itu sangat tidak mungkin akan terjadi. Maksudnya, dan disebabkan keadaan dan kondisi seperti itu maka hilanglah rasa takut kepada akhirat dari dalam hati mereka. Maka dari itu mereka berani melakukan maksiat terhadap Allah, dan sangat mudah bagi mereka untuk mendustakan kebenaran dan meyakini yang batil (palsu), dan mereka menghalalkan segala keinginan (syahwat) de-ngan mengorbankan segala bentuk ibadah. Maka dari itu mereka rugi dunia dan akhirat.
#
{69} ثمَّ نبَّههم على صدق ما أخبرت به الرسل، فقال: {قل سيروا في الأرض فانْظُروا كيف كانَ عاقبةُ المجرمينَ}؛ فلا تجدون مجرماً قد استمرَّ على إجرامه إلاَّ وعاقبتُه شرُّ عاقبة، وقد أحلَّ الله به من الشرِّ والعقوبة ما يَليق بحاله.
(69) Kemudian Allah mengingatkan mereka akan kebenar-an apa saja yang diinformasikan oleh para rasul, seraya berfirman, ﴾ قُلۡ سِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلۡمُجۡرِمِينَ ﴿ "Katakanlah, 'Berjalanlah kamu (di muka) bumi, lalu perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang berdosa'." Oleh karena itu, kalian tidak akan menemukan seorang yang berdosa yang terus dalam perbuatan dosanya melainkan ke-sudahannya adalah seburuk-buruk kesudahan, dan Allah سبحانه وتعالى telah menimpakan terhadapnya sebagian dari keburukan dan siksaan yang laik dengan keadaannya.
Ayah: 70 - 72 #
{وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُنْ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ (70) وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (71) قُلْ عَسَى أَنْ يَكُونَ رَدِفَ لَكُمْ بَعْضُ الَّذِي تَسْتَعْجِلُونَ (72)}
"Dan janganlah kamu berduka cita terhadap mereka, dan janganlah (dadamu) merasa sempit terhadap apa yang mereka tipudayakan. Dan mereka (orang-orang kafir) berkata, 'Bilakah datangnya azab itu, jika memang kamu orang-orang yang benar.' Katakanlah, 'Mungkin telah hampir datang kepadamu sebagian dari (azab) yang kamu minta (supaya) disegerakan itu'." (An-Naml: 70-72).
#
{70} أي: لا تحزنْ يا محمدُ على هؤلاء المكذِّبين وعدم إيمانهم؛ فإنَّك لو علمتَ ما فيهم من الشرِّ وأنَّهم لا يَصْلُحون للخير؛ لم تأسَ ولم تحزنْ، ولا يضيق صدرك ولا تقلق نفسك بمكرِهِم؛ فإنَّ مكرَهم سيعود عاقبته عليهم، {ويمكُرون ويَمْكُرُ اللهُ والله خيرُ الماكرينَ}.
(70) Maksudnya, janganlah kamu bersedih, wahai Muham-mad, terhadap orang-orang yang mendustakan itu dan ketidakber-imanan mereka; karena sesungguhnya kamu, kalau saja mengetahui keburukan yang ada pada mereka dan bahwa mereka sebenarnya tidak layak untuk kebaikan, tentu kamu tidak akan berduka dan bersedih, dadamu tidak akan merasa sempit dan jiwamu tidak akan merasa gelisah dengan tipu daya mereka, karena sesungguhnya tipu daya mereka akan kembali menimpa mereka sendiri, ﴾ وَيَمۡكُرُونَ وَيَمۡكُرُ ٱللَّهُۖ وَٱللَّهُ خَيۡرُ ٱلۡمَٰكِرِينَ 30 ﴿ "Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya." (Ali Imran: 54).
#
{71} ويقولُ المكذِّبون بالمَعاد وبالحقِّ الذي جاء به الرسولُ مستعجلينَ للعذاب: {متى هذا الوعدُ إن كنتُم صادقينَ}: وهذا من سفاهة رأيِهِم وجهلِهِم؛ فإنَّ وقوعَه ووقتَه قد أجَّله الله بأجَلِهِ وقَدَّرَه بقدرٍ؛ فلا يدلُّ عدم استعجاله على بعض مطلوبهم، ولكن مع هذا قال تعالى محذِّراً لهم وقوعَ ما يستعجِلون:
(71) Dan orang-orang yang mendustakan itu berkata tentang kebangkitan dan kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah, a seraya meminta agar azab segera menimpa, ﴾ مَتَىٰ هَٰذَا ٱلۡوَعۡدُ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ﴿ "Bilakah datangnya azab itu, jika memang kamu orang-orang yang benar." Ini merupakan kepicikan pikiran dan kebodohan mereka; sebab se-sungguhnya terjadinya azab dan waktunya telah ditangguhkan oleh Allah pada waktu yang telah ditetapkan dan telah ditetapkan berdasarkan ketetapanNya. Sehingga tidak menunjukkan ketidak-segeraanNya mewujudkan permintaan mereka. Sekalipun demi-kian Allah سبحانه وتعالى berfirman dengan nada mengingatkan mereka akan terjadinya apa yang mereka minta untuk disegerakan.
#
{72} {قل عسى أن يكونَ رَدِفَ لكم}؛ أي: قرب منكم وأوشك أن يقعَ بكم {بعضُ الذي تستعجِلونَ}: من العذاب.
(72) ﴾ قُلۡ عَسَىٰٓ أَن يَكُونَ رَدِفَ لَكُم ﴿ "Katakanlah, 'Mungkin telah hampir datang kepadamu'." Maksudnya, sudah dekat dari kalian, atau sudah hampir menimpa kalian, ﴾ بَعۡضُ ٱلَّذِي تَسۡتَعۡجِلُونَ ﴿ "sebagian dari (azab) yang kamu minta (supaya) disegerakan itu," yaitu berupa azab (siksaan).
Ayah: 73 - 75 #
{وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَشْكُرُونَ (73) وَإِنَّ رَبَّكَ لَيَعْلَمُ مَا تُكِنُّ صُدُورُهُمْ وَمَا يُعْلِنُونَ (74) وَمَا مِنْ غَائِبَةٍ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (75)}
"Dan sesungguhnya Rabbmu benar-benar mempunyai karunia yang besar (yang diberikanNya) kepada manusia, tetapi kebanyak-an mereka tidak mensyukuri(nya). Dan sesungguhnya Rabbmu, benar-benar mengetahui apa yang disembunyikan hati mereka dan apa yang mereka nyatakan. Tiada sesuatu pun yang ghaib di langit dan bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh)." (An-Naml: 73-75).
#
{73} ينبِّه عباده على سَعَةِ جوده وكَثْرَةِ أفضاله، ويحثُّهم على شكرِها، ومع هذا؛ فأكثر الناس قد أعرضوا عن الشكر، واشتغلوا بالنعم عن المنعم.
(73) Allah mengingatkan hamba-hambaNya kepada ke-luasan kemurahan dan berlimpahnya karuniaNya, dan Allah meng-anjurkan mereka untuk berterima-kasih (bersyukur). Sekalipun begitu, kebanyakan manusia telah berpaling dari bersyukur dan mereka asyik (sibuk) dengan berbagai kenikmatan, lupa terhadap pemberi nikmat tersebut.
#
{74} {وإنَّ ربَّك لَيعلمُ ما تُكِنُّ}؛ أي: تنطوي عليه {صدورُهم وما يُعْلِنون}: فليحذروا من عالم السَّرائر والظَّواهر وليراقبوه.
(74) ﴾ وَإِنَّ رَبَّكَ لَيَعۡلَمُ مَا تُكِنُّ ﴿ "Dan sesungguhnya Rabbmu, benar-benar mengetahui apa yang disembunyikan," yang diliputi ﴾ صُدُورُهُمۡ وَمَا يُعۡلِنُونَ ﴿ "dada mereka dan apa yang mereka nyatakan," maka hendaklah mereka waspada terhadap Dzat Yang Maha Mengetahui segala yang ter-sembunyi dan segala yang nampak, dan hendaklah mereka selalu mengawasiNya.
#
{75} {وما من غائبةٍ في السماء والأرض}؛ أي: خفيَّةٍ وسرٍّ من أسرار العالم العلويِّ والسفليِّ {إلاَّ في كتابٍ مبينٍ}: قد أحاط ذلك الكتابُ بجميع ما كان ويكون إلى أن تقومَ الساعةُ؛ فكل حادث يحدث جليٍّ أو خفيٍّ؛ إلاَّ وهو مطابقٌ لما كتب في اللوح المحفوظ.
(75) ﴾ وَمَا مِنۡ غَآئِبَةٖ فِي ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Tiada sesuatu pun yang ghaib di langit dan bumi," maksudnya, yang tersembunyi dan yang rahasia dari rahasia-rahasia alam atas dan alam bawah, ﴾ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مُّبِينٍ ﴿ "me-lainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata," maksudnya, semua itu telah dimuat oleh al-Kitab dengan segala apa yang telah terjadi dan yang akan terjadi hingga Hari Kiamat. Jadi, segala kejadian yang terjadi, yang nampak atau yang tersembunyi, melainkan pasti ia sesuai dengan catatan yang termaktub di dalam Lauhul Mahfuzh.
Ayah: 76 - 77 #
{إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَقُصُّ عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ أَكْثَرَ الَّذِي هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ (76) وَإِنَّهُ لَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ (77)}
"Sesungguhnya al-Qur`an ini menjelaskan kepada Bani Israil sebagian besar dari (perkara-perkara) yang mereka berselisih ten-tangnya. Dan sesungguhnya al-Qur`an itu benar-benar menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (An-Naml: 76-77)
#
{76} وهذا خبر عن هيمنةِ القرآن على الكتبِ السابقةِ وتفصيله وتوضيحه لما كان فيها قد وقع فيه اشتباهٌ واختلافٌ عند بني إسرائيل، فقصَّه هذا القرآن قصًّا زال به الإشكال، وبيَّن الصوابَ من المسائل المختلَف فيها.
(76) Ini adalah informasi tentang penjagaan al-Qur`an ter-hadap kitab-kitab suci terdahulu, uraian dan penjelasannya terha-dap apa-apa yang terkandung di dalam kitab-kitab tersebut, karena telah terjadi kesamaran dan perselisihan di kalangan Bani Israil. Lalu al-Qur`an mengisahkan semua itu dengan suatu kisah yang dengannya segala kesulitan dapat tertanggulangi, dan al-Qur`an menjelaskan yang benar dari berbagai permasalahan yang diper-selisihkan.
#
{77} وإذا كان بهذه المثابة من الجلالة والوضوح وإزالةِ كلِّ خلافٍ وفَصْل كلِّ مشكل؛ كان أعظم نعم الله على العباد، ولكن ما كل أحدٍ يقابِلُ النعمةَ بالشُّكر، ولهذا بيَّن أن نفعه ونورَه وهُداه مختصٌ بالمؤمنين، فقال: {وإنَّه لهدى}: من الضلالة والغيِّ والشبه، {ورحمةٌ}: تنثلج له صدورُهم وتستقيمُ به أمورهم الدينيَّة والدنيويَّة، {للمؤمنين}: به المصدِّقين له المتلقِّين له بالقبول المقبِلين على تدبُّره المتفكِّرين في معانيه؛ فهؤلاء تحصُلُ لهم به الهدايةُ إلى الصراط المستقيم والرحمة المتضمِّنة للسعادةِ والفوزِ والفلاح.
(77) Kalaulah al-Qur`an memiliki kedudukan agung seperti itu, berupa kejelasan dan mampu menghapus semua perselisihan dan menguraikan semua yang tidak jelas (musykil), maka ia berarti menjadi nikmat (karunia) terbesar dari Allah atas hamba-hambaNya (umat manusia). Akan tetapi tidak semua orang mau menerima kenikmatan dengan mensyukurinya. Maka dari itu Allah menjelas-kan bahwa manfaat al-Qur`an, cahaya dan petunjuknya khusus bagi orang-orang yang beriman saja, seraya berfirman, ﴾ وَإِنَّهُۥ لَهُدٗى ﴿ "Dan sesungguhnya al-Qur`an itu benar-benar menjadi petunjuk," dari kesesatan, kepalsuan dan kerancuan, ﴾ وَرَحۡمَةٞ ﴿ "dan rahmat." Dada mereka menjadi sejuk karenanya, dan segala urusan agama dan dunia mereka menjadi lancar (lurus) dengannya, ﴾ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ 77 ﴿ "bagi orang-orang yang beriman" kepadanya, yang membenarkannya dan menerimanya dengan tulus, bersemangat untuk menghayatinya, merenungkan makna-maknanya. Maka merekalah yang menggu-nakan al-Qur`an untuk memperoleh hidayah kepada jalan yang lurus dan rahmat yang mengandung kebahagiaan, kemenangan, dan keberuntungan.
Ayah: 78 #
{إِنَّ رَبَّكَ يَقْضِي بَيْنَهُمْ بِحُكْمِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْعَلِيمُ (78)}
"Sesungguhnya Rabbmu akan menyelesaikan perkara antara mereka dengan keputusanNya, dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui." (An-Naml: 78).
#
{78} أي: إنَّ الله تعالى سيفصِلُ بين المختصمين وسيحكُم بين المختلفين بحكمِهِ العدل وقضائِهِ القسط؛ فالأمور؛ وإنْ حَصَلَ فيها اشتباهٌ في الدُّنيا بين المختلفين لخفاء الدليل أو لبعض المقاصد؛ فإنَّه سيبين فيها الحقُّ المطابقُ للواقع حين يحكُمُ الله فيها. {وهو العزيزُ}: الذي قهر الخلائق فأذعنوا له. {العليم}: بجميع الأشياء، العليم بأقوال المختلفين، وعن ماذا صدرت، وعن غاياتها ومقاصدها، وسيجازي كلًّا بما علمه فيه.
(78) Maksudnya, sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى akan menyelesai-kan perkara di antara orang-orang yang bersengketa dan akan memberikan keputusan hukum di antara orang-orang yang berse-lisih berdasarkan keputusanNya yang adil dan ketentuanNya yang bijaksana. Jadi, semua perkara, sekalipun terjadi ketidakjelasan padanya di dunia di antara orang-orang yang berselisih karena ketidakjelasan dalil, atau karena adanya beberapa tujuan, maka sesungguhnya yang benar yang sesuai dengan realita akan dijelas-kan di saat Allah memberikan keputusanNya. ﴾ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ﴿ "Dan Dia Mahaperkasa," Yang menaklukkan seluruh makhluk, sehingga me-reka tunduk kepadaNya, ﴾ ٱلۡعَلِيمُ ﴿ "lagi Maha Mengetahui," seluruh sesuatu, Mengetahui perkataan orang-orang yang berselisih, ber-dasarkan apa perkataan itu keluar, tujuannya apa dan maksudnya apa. Dan Dia akan memberikan balasan pada masing-masing sesuai dengan pengetahuanNya.
Ayah: 79 - 81 #
{فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّكَ عَلَى الْحَقِّ الْمُبِينِ (79) إِنَّكَ لَا تُسْمِعُ الْمَوْتَى وَلَا تُسْمِعُ الصُّمَّ الدُّعَاءَ إِذَا وَلَّوْا مُدْبِرِينَ (80) وَمَا أَنْتَ بِهَادِي الْعُمْيِ عَنْ ضَلَالَتِهِمْ إِنْ تُسْمِعُ إِلَّا مَنْ يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا فَهُمْ مُسْلِمُونَ (81)}.
"Sebab itu bertawakallah kepada Allah, sesungguhnya kamu berada di atas kebenaran yang nyata. Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati dapat mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar panggilan, apabila mereka telah berpaling ke belakang. Dan kamu sekali-kali tidak dapat memimpin (memalingkan) orang-orang buta dari kesesatan mereka. Kamu tidak dapat menjadikan (seorang pun) mendengar, kecuali orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami, lalu mereka berserah diri." (An-Naml: 79-81).
#
{79} أي: اعتمدْ على ربِّك في جلب المصالح ودفع المضارِّ وفي تبليغ الرسالة وإقامة الدين وجهاد الأعداء. {إنَّك على الحقِّ المُبين}: الواضح، والذي على الحقِّ يدعو إليه ويقوم بنصرته أحقُّ من غيرِهِ بالتوكُّل؛ فإنَّه يسعى في أمر مجزوم به، معلوم صدقه، لا شكَّ فيه ولامِرْيَةَ، وأيضاً؛ فهو حقٌّ في غاية البيان، لا خفاء به ولا اشتباه.
(79) Maksudnya, bersandarlah kepada Rabbmu dalam men-cari kebaikan dan menolak segala marabahaya, dan dalam menyam-paikan risalah, menegakkan agama dan berjihad melawan musuh. ﴾ إِنَّكَ عَلَى ٱلۡحَقِّ ٱلۡمُبِينِ ﴿ "Sesungguhnya kamu berada di atas kebenaran yang nyata," yaitu yang jelas. Orang yang berada di atas kebenaran yang menyerukan dan membela kebenaran adalah lebih berhak bertawa-kal daripada yang lain. Sebab ia tengah mengupayakan perkara yang pasti, yang dimaklumi kebenarannya, tidak ada keraguan sama sekali padanya. Apalagi ia benar-benar sangat jelas, tidak ada kesamarannya dan tidak ada pula kekaburannya.
#
{80} وإذا قمتَ بما حملت وتوكلَّت على الله في ذلك؛ فلا يضرُّك ضلالُ مَن ضلَّ وليس عليك هداهم؛ فلهذا قال: {إنَّك لا تُسْمِعُ الموتى ولا تُسْمِعُ الصمَّ الدُّعاء}؛ أي: حين تدعوهم وتناديهم، وخصوصاً: {إذا وَلَّوْا مُدْبِرينَ}: فإنه يكون أبلغَ في عدم إسماعهم.
(80) Apabila kamu telah melaksanakan apa yang dibeban-kan kepadamu dan kamu telah bertawakal kepada Allah dalam semua itu, maka kesesatan orang yang sesat tidak akan membaha-yakanmu, dan bukan kewajibanmu memberi petunjuk mereka. Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ إِنَّكَ لَا تُسۡمِعُ ٱلۡمَوۡتَىٰ وَلَا تُسۡمِعُ ٱلصُّمَّ ٱلدُّعَآءَ ﴿ "Sesung-guhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati dapat men-dengar dan (tidak pula) menjadikan orang-orang yang tuli mendengar panggilan." Maksudnya, pada saat kamu mengajak dan memanggil mereka, terutama ﴾ إِذَا وَلَّوۡاْ مُدۡبِرِينَ 80 ﴿ "apabila mereka telah berpaling ke belakang," karena hal itu akan menjadi lebih parah dalam membuat mereka tidak mendengar.
#
{81} {وما أنت بهادي العُمْي عن ضلالتهم}: كما قال تعالى: {إنَّك لا تَهْدي مَنْ أحببتَ ولكنَّ الله يَهْدي مَن يشاءُ}. {إن تُسْمِعُ إلاَّ مَن يؤمنُ بآياتنا فهم مسلمونَ}؛ أي: هؤلاء الذين ينقادون لك، الذين يؤمنون بآيات الله وينقادون لها بأعمالهم واستسلامهم؛ كما قال تعالى: {إنَّما يستجيبُ الذين يسمعونَ. والموتى يبعثُهُم اللهُ ثم إليه يُرْجَعون}.
(81) ﴾ وَمَآ أَنتَ بِهَٰدِي ٱلۡعُمۡيِ عَن ضَلَٰلَتِهِمۡۖ ﴿ "Dan kamu sekali-kali tidak dapat memimpin orang-orang buta dari kesesatan mereka," sebagaimana di-firmankanNya di dalam ayat lain: إِنَّكَ لَا تَهۡدِي مَنۡ أَحۡبَبۡتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ يَهۡدِي مَن يَشَآءُۚ ﴿ "Sesungguhnya engkau tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu cintai, akan tetapi Allah-lah yang dapat memberi pe-tunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya." (Al-Qashash: 56). ﴾ إِن تُسۡمِعُ إِلَّا مَن يُؤۡمِنُ بِـَٔايَٰتِنَا فَهُم مُّسۡلِمُونَ ﴿ "Kamu tidak dapat menjadikan (seorang pun) mendengar, kecuali orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami, lalu mereka berserah diri." Maksudnya, mereka yang patuh kepadamu, yaitu orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Allah dan tunduk kepadanya dengan perbuatan dan kepasrahan mereka, sebagaimana yang difirmankan Allah سبحانه وتعالى, ﴾ إِنَّمَا يَسۡتَجِيبُ ٱلَّذِينَ يَسۡمَعُونَۘ وَٱلۡمَوۡتَىٰ يَبۡعَثُهُمُ ٱللَّهُ ثُمَّ إِلَيۡهِ يُرۡجَعُونَ 36 ﴿ "Hanya orang-orang yang mendengar sajalah yang mematuhi (se-ruan Allah), sedangkan orang-orang yang mati (hatinya), akan dibang-kitkan oleh Allah, kemudian kepadaNya-lah mereka dikembalikan." (Al-An'am: 36).
Ayah: 82 #
{وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِنَ الْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ (82)}
"Dan apabila perkataan itu telah jatuh atas mereka, maka Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan me-ngatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami." (An-Naml: 82).
#
{82} أي: إذا وقع على الناس {القولُ} الذي حَتَّمهُ الله وفرضَ وقته؛ {أخرجنا لهم دابَّةً} خارجةً {من الأرض}، أو دابةً من دوابِّ الأرض، ليست من السماء، وهذه الدابَّة {تكلِّمهم}؛ أي: تكلِّم العباد {أنَّ الناس كانوا بآياتنا لا يوقنون}؛ أي: لأجل أنَّ الناس ضَعُفَ علمهم ويقينهم بآيات الله؛ فإظهار الله هذه الدابة من آياتِ الله العجيبة؛ ليبيِّن للناس ما كانوا فيه يمترون. وهذه الدابَّة المشهورة التي تخرج في آخر الزمان، وتكون من أشراط الساعة؛ كما تكاثرت بذلك الأحاديث ، [لم يذكر الله ورسوله كيفيَّة هذه الدابة، وإنَّما ذكر أثرها والمقصود منها، وأنَّها من آيات الله؛ تكلِّم الناسَ كلاماً خارقاً للعادة حين يقعُ القول على الناس وحين يمترونَ بآياتِ الله، فتكون حجَّة وبرهاناً للمؤمنين، وحجَّة على المعاندين].
(82) Maksudnya, apabila telah jatuh atas manusia ﴾ ٱلۡقَوۡلُ ﴿ "perkataan" yang telah dipastikan oleh Allah dan telah ditetapkan waktunya; ﴾ أَخۡرَجۡنَا لَهُمۡ دَآبَّةٗ ﴿ "Kami keluarkan sejenis binatang melata" yang keluar ﴾ مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "dari bumi" atau salah satu binatang melata yang ada di bumi, bukan dari langit. Dan binatang melata ini ﴾ تُكَلِّمُهُمۡ ﴿ "akan mengatakan kepada mereka," akan mengatakan kepada manusia, ﴾ أَنَّ ٱلنَّاسَ كَانُواْ بِـَٔايَٰتِنَا لَا يُوقِنُونَ ﴿ "bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami," maksudnya, karena manusia sa-ngat lemah pengetahuan dan keyakinan mereka kepada ayat-ayat Allah. Maka Allah memunculkan binatang melata tersebut sebagai salah satu mukjizat Allah yang sangat menakjubkan, untuk men-jelaskan kepada manusia apa yang dahulu mereka ragukan. Dan binatang melata ini yang dikenal akan muncul di akhir zaman, dan ia akan menjadi salah satu dari tanda-tanda kiamat, sebagaimana dijelaskan di dalam banyak hadits.[38] [Allah dan RasulNya tidak menjelaskan bentuk binatang melata ini, dan yang dijelaskan hanya pengaruhnya saja dan maksud darinya, dan bahwa ia merupakan salah satu dari ayat-ayat (tanda-tanda kebenaran) Allah; ia akan berkata kepada manusia dengan perkataan yang di luar dari ke-biasaan di saat perkataan (putusan Allah) jatuh pada manusia dan di saat mereka meragukan ayat-ayat Allah, sehingga ia menjadi hujjah (argumen) dan bukti bagi orang-orang yang beriman, dan hujjah terhadap orang-orang yang menentang].[39]
Ayah: 83 - 85 #
{وَيَوْمَ نَحْشُرُ مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ فَوْجًا مِمَّنْ يُكَذِّبُ بِآيَاتِنَا فَهُمْ يُوزَعُونَ (83) حَتَّى إِذَا جَاءُوا قَالَ أَكَذَّبْتُمْ بِآيَاتِي وَلَمْ تُحِيطُوا بِهَا عِلْمًا أَمَّاذَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (84) وَوَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ بِمَا ظَلَمُوا فَهُمْ لَا يَنْطِقُونَ (85)}.
"Dan (ingatlah) hari (ketika) Kami kumpulkan dari tiap-tiap umat segolongan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, lalu mereka dibagi-bagi (dalam kelompok-kelompok). Hingga apa-bila mereka datang, Allah berfirman, 'Apakah kamu telah men-dustakan ayat-ayatKu, padahal ilmumu tidak meliputinya, atau apakah yang telah kamu kerjakan?' Dan jatuhlah perkataan (azab) atas mereka disebabkan kezhaliman mereka, maka mereka tidak dapat berkata (apa-apa)." (An-Naml: 83-85).
#
{83} يخبر تعالى عن حالة المكذِّبين في موقف القيامة، وأنَّ الله يجمَعُهم ويحشُرُ من كلِّ أمةٍ من الأمم فوجاً وطائفةً، {مِمَّن يكذِّبُ بآياتِنا فهم يُوزَعون}: يُجْمَعُ أوَّلُهم على آخرهم، وآخرهم على أولهم؛ ليعمَّهم السؤال والتوبيخ واللوم.
(83) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan tentang keadaan orang-orang yang mendustakan di suatu tempat pemberhentian pada Hari Kiamat, dan bahwasanya Allah akan menghimpun mereka dan setiap umat akan dikumpulkan secara bergelombang dan berke-lompok, ﴾ مِّمَّن يُكَذِّبُ بِـَٔايَٰتِنَا فَهُمۡ يُوزَعُونَ ﴿ "dari orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, lalu mereka dibagi-bagi," dikumpulkan dari yang terdahulu kepada yang terakhir, dan yang terakkhir kepada yang terdahulu, agar pertanyaan, cercaan dan makian meliputi mereka semua.
#
{84} {حتى إذا جاؤوا}: وحضروا؛ قال لهم موبِّخاً ومقرِّعاً: {أكذَّبْتُم بآياتي ولم تحيطوا بها علماً}؛ أي: الواجب عليكم التوقف حتى ينكشف لكم الحقُّ، وأن لا تتكلَّموا إلا بعلم؛ فكيف كذبتم بأمر لم تحيطوا به علماً. {أم ماذا كنتم تعملونَ}؛ أي: يسألهم عن علمهم وعن عملهم، فيجد علمهم تكذيباً بالحق وعَمَلَهم لغير الله، أو على غير سنة رسولهم.
(84) ﴾ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُو ﴿ "Hingga apabila mereka datang," hadir; Allah berkata kepada mereka dengan mencela dan mencerca, ﴾ أَكَذَّبۡتُم بِـَٔايَٰتِي وَلَمۡ تُحِيطُواْ بِهَا عِلۡمًا ﴿ "Apakah kamu telah mendustakan ayat-ayatKu, padahal ilmumu tidak meliputinya." Maksudnya, yang wajib atas kalian adalah menahan diri (abstain) hingga kebenaran menjadi terbuka bagi kalian, dan kalian (wajib) tidak berbicara kecuali berdasarkan pengetahuan. Lalu bagaimana mungkin kalian mendustakan suatu perkara yang kalian sama sekali tidak mempunyai ilmu tentang-nya, ﴾ أَمَّاذَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ﴿ "atau apakah yang telah kamu kerjakan?" Maksud-nya, mereka ditanya tentang ilmu dan perbuatan mereka; lalu ter-nyata Allah menemukan ilmu mereka adalah pendustaan terhadap kebenaran, dan perbuatan mereka (dipersembahkan) untuk selain Allah, atau tidak berdasarkan Sunnah Rasul mereka.
#
{85} {ووقع القول عليهم بما ظلموا}؛ أي: حقت عليهم كلمة العذاب بسبب ظلمهم الذي استمرُّوا عليه وتوجهت عليهم الحجة، {فهم لا ينطِقونَ}: لأنه لا حجة لهم.
(85) ﴾ وَوَقَعَ ٱلۡقَوۡلُ عَلَيۡهِم بِمَا ظَلَمُواْ ﴿ "Dan jatuhlah perkataan (azab) atas mereka disebabkan kezhaliman mereka." Maksudnya, sudah menjadi hak atas mereka jatuhnya azab disebabkan kezhaliman mereka yang terus mereka kerjakan, sementara hujjah telah dihadapkan atas mereka, ﴾ فَهُمۡ لَا يَنطِقُونَ ﴿ "maka mereka tidak dapat berkata," karena mereka sama sekali tidak memiliki hujjah (dalil, argumen. Pent).
Ayah: 86 #
{أَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا اللَّيْلَ لِيَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (86)}.
"Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguh-nya Kami telah menjadikan malam supaya mereka beristirahat padanya dan siang yang menerangi. Sesungguhnya pada demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang beriman." (An-Naml: 86).
#
{86} أي: ألم يشاهِدوا هذه الآية العظيمة والنعمةَ الجسيمةَ، وهو تسخيرُ الله لهم الليل والنهار، هذا بظلمتِهِ لِيَسْكُنوا فيه ويستريحوا من التعب ويستعدُّوا للعمل، وهذا بضيائه لينتَشِروا فيه في معاشهم وتصرُّفاتهم. {إنَّ في ذلك لآياتٍ لقوم يؤمنونَ}: على كمالِ وحدانيَّة الله وسبوغ نعمتِهِ.
(86) Maksudnya, apakah mereka tidak menyaksikan tanda yang sangat besar ini dan kenikmatan yang sangat agung ini, yaitu Allah telah menundukkan malam dan siang untuk mereka. Malam dengan kegelapannya adalah agar mereka bisa tenang dan istirahat dari kelelahan dan agar bisa bersiap untuk bekerja; dan siang de-ngan cahayanya agar mereka bisa bertebaran di dalam (mencari) kehidupan dan (membantu) aktivitas mereka. ﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يُؤۡمِنُونَ ﴿ "Sesungguhnya pada demikian itu ter-dapat tanda-tanda bagi orang-orang yang beriman" yang menunjukkan kesempurnaan keesaan Allah dan berlimpahnya karuniaNya.
Ayah: 87 - 90 #
{وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ (87) وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ (88) مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ خَيْرٌ مِنْهَا وَهُمْ مِنْ فَزَعٍ يَوْمَئِذٍ آمِنُونَ (89) وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَكُبَّتْ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (90)}.
"Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terke-jutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadapNya dengan merendahkan diri. Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka ia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai-mana jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya Allah Maha Me-ngetahui apa yang kamu kerjakan. Barangsiapa yang membawa kebaikan, maka dia memperoleh (balasan) yang lebih baik darinya, sedang mereka itu adalah orang-orang yang aman tenteram dari kejutan yang dahsyat pada hari itu. Dan barangsiapa yang mem-bawa kejahatan, maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka. Tiadalah kamu dibalasi, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan." (An-Naml: 87-90).
#
{87} يخوِّفُ تعالى عبادَه ما أمامهم من يوم القيامة وما فيه من المحنِ والكروبِ ومزعجات القلوب، فقال: {ويوم يُنفَخُ في الصور فَفَزِغَ}: بسبب النفخ فيه {مَن في السمواتِ ومن في الأرض}؛ أي: انزعجوا وارتاعوا وماج بعضُهم ببعضٍ خوفاً مما هو مقدِّمة له {إلاَّ مَن شاء الله}: ممَّن أكرمه الله وثبَّته وحَفِظَه من الفزع. {وكلٌّ} من الخلق عند النفخ في الصور {أتَوْه داخِرينَ}: صاغِرين ذليلينَ؛ كما قال تعالى: {إن كلُّ مَن في السمواتِ والأرضِ إلاَّ آتي الرحمن عبداً}. ففي ذلك اليوم يتساوى الرؤساءُ والمرؤوسون في الذُّلِّ والخضوع لمالك الملك.
(87) Allah سبحانه وتعالى menakut-nakuti hamba-hambaNya dengan apa yang ada di hadapan mereka, yaitu Hari Kiamat dan segala apa yang di dalamnya berupa berbagai ujian, kesempitan dan hal-hal yang sangat menakutkan hati, seraya berfirman, ﴾ وَيَوۡمَ يُنفَخُ فِي ٱلصُّورِ فَفَزِعَ ﴿ "Dan hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah" disebabkan tiupan itu, ﴾ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "segala yang di langit dan segala yang di bumi," maksudnya, mereka tersentak dan kaget, sebagian dari mereka merangkul sebagian yang lain karena ketakutan ter-hadap apa yang menjadi pendahuluan kiamat, ﴾ إِلَّا مَن شَآءَ ٱللَّهُۚ ﴿ "kecuali siapa yang dikehendaki Allah," di antara orang-orang yang dimulia-kan oleh Allah, diteguhkan dan dijaga dari rasa takut. ﴾ وَكُلٌّ ﴿ "Dan semua mereka" dari setiap manusia di saat sangkakala ditiup, ﴾ أَتَوۡهُ دَٰخِرِينَ ﴿ "datang menghadapNya dengan merendahkan diri," dengan rasa hina dina lagi tunduk, sebagaimana difirmankan oleh Allah سبحانه وتعالى di dalam ayat yang lain: إِن كُلُّ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ إِلَّآ ءَاتِي ٱلرَّحۡمَٰنِ عَبۡدٗا 93 ﴿ "Tidak ada seorang pun di langit dan bumi, kecuali akan datang kepada Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba." (Maryam: 93). Dan pada hari itu para pemimpin dan rakyat yang dipimpin sama merasa hina dan tunduk kepada Raja Diraja.
#
{88} ومن هَوْلِهِ أنَّك {ترى الجبال تَحْسَبُها جامدةً}: لا تفقد شيئاً منها ، وتظنُّها باقية على الحال المعهودة، وهي قد بلغت منها الشدائدُ والأهوالُ كلَّ مبلغ، وقد تفتَّت، ثم تضمحلُّ وتكون هباءً منبثًّا، ولهذا قال: {وهي تَمُرُّ مَرَّ السحاب}: من خفَّتها وشدَّة ذلك الخوف، وذلك {صُنْعَ اللهِ الذي أتقنَ كلَّ شيءٍ إنه خبيرٌ بما [تفعلونَ] }: فيجازيكم بأعمالكم.
(88) Di antara praharanya adalah ﴾ تَرَى ٱلۡجِبَالَ تَحۡسَبُهَا جَامِدَةٗ ﴿ "kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka ia tetap." Tidak hilang sedikit pun darinya, dan kamu mengiranya tetap seperti sebagai-mana adanya, padahal ia telah mencapai puncak rasa terhimpit dan rasa takut luar biasa, ia hancur, kemudian berangsur sirna dan menjadi bagai debu yang beterbangan. Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ ٱلسَّحَابِۚ ﴿ "Padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan," ka-rena sangat ringan dan sangat ketakutan. Dan begitulah ﴾ صُنۡعَ ٱللَّهِ ٱلَّذِيٓ أَتۡقَنَ كُلَّ شَيۡءٍۚ إِنَّهُۥ خَبِيرُۢ بِمَا تَفۡعَلُونَ ﴿ "perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
#
{89} ثم بيَّن كيفيَّة جزائِهِ، فقال: {من جاء بالحسنةِ}: اسم جنس، يشملُ كلَّ حسنةٍ قوليةٍ أو فعليةٍ أو قلبيةٍ، [فله عشر أمثالها]: هذا أقلُّ التفضيل. {وهم من فزع يومئذٍ آمنونَ}؛ أي: من الأمر الذي فَزِعَ الخلقُ لأجله آمنون، وإنْ كانوا يفزعون معهم.
(89) Kemudian Allah menjelaskan bagaimana cara pemba-lasanNya, seraya berfirman, ﴾ مَن جَآءَ بِٱلۡحَسَنَةِ ﴿ "Barangsiapa yang membawa kebaikan," kebaikan adalah kata jenis, mencakup segala kebaikan yang bersifat perkataan, perbuatan atau gerak hati [maka dia akan mendapat sepuluh kali lipat pahalanya].[40] Ini adalah pelipatan yang paling sedikit. ﴾ وَهُم مِّن فَزَعٖ يَوۡمَئِذٍ ءَامِنُونَ ﴿ "Sedang mereka itu adalah orang-orang yang aman dari kejutan yang dahsyat pada hari itu." Maksudnya, aman dari perkara yang karenanya manusia seluruhnya merasa sangat ketakutan, sekalipun mereka juga tersentak bersama mereka.
#
{90} {ومن جاء بالسيِّئةِ}: اسم جنس يشمل كلَّ سيئةٍ، {فكُبَّتْ وجوهُهُم في النارِ}؛ أي: أُلقوا في النار على وجوههم، ويُقالُ لهم: {هل تُجْزَوْنَ إلاَّ ما كُنتُم تَعْمَلونَ}.
(90) ﴾ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ ﴿ "Dan barangsiapa yang membawa kejahatan," kata jenis yang mencakup seluruh kejahatan, ﴾ فَكُبَّتۡ وُجُوهُهُمۡ فِي ٱلنَّارِ ﴿ "maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka." Maksudnya, mereka diceburkan ke dalam neraka dengan muka tersungkur, dan dikata-kan kepada mereka, ﴾ هَلۡ تُجۡزَوۡنَ إِلَّا مَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ﴿ "Tiadalah kamu dibalas, melainkan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan."
Ayah: 91 - 93 #
{إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلُّ شَيْءٍ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ (91) وَأَنْ أَتْلُوَ الْقُرْآنَ فَمَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَقُلْ إِنَّمَا أَنَا مِنَ الْمُنْذِرِينَ (92) وَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ سَيُرِيكُمْ آيَاتِهِ فَتَعْرِفُونَهَا وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ (93)}. .
"Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Rabb negeri ini (Makkah) yang telah menjadikannya haram, dan kepunyaanNya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri. Dan supaya aku membacakan al-Qur`an (kepada manusia). Maka barangsiapa yang mendapat pe-tunjuk, maka sesungguhnya dia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barangsiapa yang sesat maka katakanlah, 'Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan.' Dan katakanlah, 'Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda kebesaranNya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Rabbmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan'." (An-Naml: 91-93).
#
{91} أي: قل لهم يا محمدُ: {إنَّما أمرتُ أن أعْبُدَ ربَّ هذه البلدةِ}؛ أي: مكةَ المكرمةَ {الذي حرَّمها} وأنعم على أهلِها؛ فيجبُ أن يقابِلوا ذلك بالشكر والقبول، {وله كلُّ شيءٍ}: من العلويَّات والسفليَّات؛ أتى به لئلاَّ يُتَوَهَّم اختصاصُ ربوبيَّتِهِ بالبيت وحدَه. وأمِرْتُ لأن {أكونَ من المسلمينَ} ؛ أي: أبادر إلى الإسلام. وقد فعل - صلى الله عليه وسلم -؛ فإنَّه أول هذه الأمة إسلاماً، وأعظمها استسلاماً.
(91) Maksudnya, katakanlah kepada mereka wahai Muham-mad, ﴾ إِنَّمَآ أُمِرۡتُ أَنۡ أَعۡبُدَ رَبَّ هَٰذِهِ ٱلۡبَلۡدَةِ ﴿ "Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Rabb negeri ini." Maksudnya, Makkah al-Mukarramah, ﴾ ٱلَّذِي حَرَّمَهَا ﴿ "yang telah menjadikannya haram" dan memberikan lim-pahan karunia kepada penduduknya. Maka mereka wajib me-responsnya dengan bersyukur dan menerima, ﴾ وَلَهُۥ كُلُّ شَيۡءٖۖ ﴿ "dan kepunyaanNya-lah segala sesuatu," yang ada di atas dan yang di bawah. Kalimat ini diungkapkan agar tidak ada anggapan keliru bahwa kerububiyahanNya tidak hanya khusus pada Baitullah saja. Dan aku diperintah ﴾ أَنۡ أَكُونَ مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ ﴿ "supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri."[41] Maksudnya, aku segera masuk kepada Islam. Dan ini telah dilakukan oleh Rasulullah a, karena beliau adalah orang pertama yang masuk Islam dari umat ini dan meru-pakan orang yang paling besar penyerahan dirinya.
#
{92} {و} أُمِرْتُ أيضاً {أنْ أتْلُوَ} عليكم {القرآنَ}: لِتَهْتَدوا به وتَقْتَدوا وتعلموا ألفاظَه ومعانِيَه؛ فهذا الذي عليَّ، وقد أدَّيته، {فَمَنِ اهْتَدى فإنَّما يهتدي لنفسِهِ}: نفعُهُ يعود عليه، وثمرتُهُ عائدةٌ إليه، {ومَن ضلَّ فقُل إنَّما أنا من المنذِرينَ}: وليس بيدي من الهداية شيءٌ.
(92) ﴾ و َ ﴿ "Dan" aku juga diperintah ﴾ أ َ ن ْ أَتۡلُوَاْ ﴿ "supaya aku membacakan" kepada kalian ﴾ ٱلۡقُرۡءَانَۖ ﴿ "al-Qur`an," agar kalian men-jadikannya sebagai pedoman, mengikuti dan mempelajari lafazh-lafazhnya dan makna-maknanya. Inilah yang menjadi kewajibanku, dan aku pun telah menunaikannya. ﴾ فَمَنِ ٱهۡتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهۡتَدِي لِنَفۡسِهِۦۖ ﴿ "Maka barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk dirinya." Manfaatnya akan kembali kepada dirinya sendiri. ﴾ وَمَن ضَلَّ فَقُلۡ إِنَّمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُنذِرِينَ ﴿ "Dan barangsiapa yang sesat maka katakanlah, 'Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah se-orang pemberi peringatan'." Aku sama sekali tidak memiliki hidayah sedikit pun.
#
{93} {وقل الحمدُ لله}: الذي له الحمد في الأولى والآخرة، ومن جميع الخلق، خصوصاً أهل الاختصاص والصفوةِ من عباده؛ فإنَّ الذي وقع والذي ينبغي أن يَقَعَ منهم من الحمدِ والثناءِ على ربِّهم أعظمُ مما يقعُ من غيرهم؛ لرفعةِ درجاتهم وكمال قُربهم منه وكثرةِ خيراتِهِ عليهم، {سيريكم آياتِهِ فتعرِفونها}: معرفةً تدلُّكم على الحق والباطل؛ فلا بدَّ أن يريكم من آياته ما تستنيرون به في الظلمات؛ ليهلك من هَلَك عن بيِّنة ويحيا مَنْ حَيَّ عن بيِّنة. {وما ربُّك بغافل عما تعملون}: بل قد علم ما أنتم عليه من الأعمال والأحوال، وعلم مقدارَ جزاء تلك الأعمال، وسيحكم بينكم حكماً تحمَدونه عليه، ولا يكون لكم حجَّةٌ بوجه من الوجوهِ عليه.
(93) ﴾ وَقُلِ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ﴿ "Dan katakanlah, 'Segala puji bagi Allah'," yang milikNya-lah segala puji di dunia dan akhirat, dan dari seluruh makhluk, terutama manusia-manusia pilihan dari hamba-hamba-Nya. Karena sesungguhnya yang terjadi dan yang seharusnya terjadi dari mereka berupa puja dan puji kepada Allah lebih besar daripada pujian yang terjadi dari selain mereka, karena ketinggian derajat mereka dan kesempurnaan kedekatan mereka kepadaNya serta berlimpahnya karuniaNya terhadap mereka. ﴾ سَيُرِيكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ فَتَعۡرِفُونَهَاۚ ﴿ "Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tandaNya, maka kamu akan mengetahuinya," dengan suatu pengeta-huan yang menunjukkan kalian kepada yang benar dan yang palsu. Maka Dia pasti memperlihatkan kepada kalian tanda-tandaNya yang dapat kalian jadikan sebagai penerang dalam kegelapan-kegelapan; agar binasa orang yang semestinya binasa berdasarkan bukti, dan agar hidup orang semestinya hidup berdasarkan bukti. ﴾ وَمَا رَبُّكَ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُونَ ﴿ "Dan Rabbmu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan." Bahkan sebenarnya Dia telah mengetahui apa yang telah kalian lalui berupa perbuatan dan keadaan, dan Dia mengetahui besarnya kadar balasan untuk perbuatan tersebut, dan Dia akan memberikan keputusan di antara kalian dengan suatu keputusan yang kalian akan memujiNya atas putusan itu, dan kalian sama sekali tidak akan memiliki argumen apa pun terhadapnya dari segala sisi.
Selesailah tafsir surat an-Naml (semut) berkat karunia Allah, pertolongan dan kemudahan dariNya. Dan kami memohon kepada-Nya, semoga kelembutanNya dan pertolonganNya terus tetap di-curahkan kepada kami, sampai dariNya kepada kami. Dia-lah Yang Maha Pemurah dan sebaik-baik Yang Maha Pengasih, penyambung orang-orang yang terputus, pengabul doa orang-orang yang memo-hon, yang memudahkan segala urusan yang sulit, pembuka segala pintu keberkatanNya, pelimpah karuniaNya dalam seluruh waktu, yang memudahkan al-Qur`an bagi orang-orang yang mempelajari, dan yang memudahkan jalan-jalan dan pintu-pintunya bagi orang-orang yang menyambutnya, dan Dia memberikan hidangan ber-bagai kebaikanNya dan karuniaNya kepada orang-orang yang merenungkan (ayat-ayatNya). Segala puji bagi Allah, Rabb bagi semesta alam. Semoga shalawat dan salam Allah curahkan kepada Muhammad, keluarga dan para sahabatnya. Melalui tangan penghimpunnya dan penulisnya, Abdurrah-man bin Nashir bin Abdullah as-Sa'di, semoga Allah mengampuni-nya dan kedua orang tuanya serta seluruh kaum Muslimin. Dan ini pada 22 Ramadhan 1343 H. Dan selesai penulisannya dari tulisan pengarangnya pada 29 Dzulhijjah 1346 H. 9