Ayah:
TAFSIR SURAT IBRAHIM (Nabi Ibrahim)
TAFSIR SURAT IBRAHIM (Nabi Ibrahim)
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang"
Ayah: 1 - 3 #
{الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (1) اللَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَوَيْلٌ لِلْكَافِرِينَ مِنْ عَذَابٍ شَدِيدٍ (2) الَّذِينَ يَسْتَحِبُّونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا عَلَى الْآخِرَةِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا أُولَئِكَ فِي ضَلَالٍ بَعِيدٍ (3)}
"Alif, lam ra. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang, dengan izin Rabb mereka (yaitu) menuju jalan Rabb Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji. Allah yang me-miliki segala apa yang di langit dan di bumi. Dan celakalah orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih. (Yaitu) orang-orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan mengingin-kan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu berada dalam kese-satan yang jauh." (Ibrahim: 1-3).
#
{1 ـ 2} يخبر تعالى أنه أنزل كتابه على رسوله محمد - صلى الله عليه وسلم -؛ لنفع الخلق؛ ليخرج الناس من ظلمات الجهل والكفر والأخلاق السيِّئة وأنواع المعاصي إلى نور العلم والإيمان والأخلاق الحسنة. وقوله: {بإذن ربِّهم}؛ أي: لا يحصل منهم المراد المحبوب لله إلا بإرادةٍ من الله ومعونة؛ ففيه حثٌّ للعباد على الاستعانة بربهم. ثم فسَّر النور الذي يهديهم إليه هذا الكتاب، فقال: {إلى صراط العزيز الحميد}؛ أي: الموصل إليه وإلى دار كرامته، المشتمل على العلم بالحقِّ والعمل به. وفي ذكر العزيز الحميد بعد ذكر الصراط الموصل إليه إشارة إلى أنَّ مَنْ سَلَكه؛ فهو عزيزٌ بعزِّ الله، قويٌّ ولو لم يكن له أنصار إلاَّ الله، محمودٌ في أموره، حسن العاقبة، وليدلَّ ذلك على أنَّ صراطَ الله من أكبر الأدلَّة على ما لله من صفات الكمال ونعوت الجلال، وأنَّ الذي نصبه لعباده عزيزُ السلطان حميدٌ في أقواله وأفعاله وأحكامه، وأنه مألوهٌ معبودٌ بالعبادات التي هي منازل الصراط المستقيم، وأنه كما أن له ملك السماوات والأرض خلقاً ورزقاً وتدبيراً؛ فله الحكم على عباده بأحكامه الدينيَّة؛ لأنَّهم ملكه، ولا يَليق به أن يترُكَهم سدىً. فلما بيَّن الدليل والبرهان؛ توعَّد مَن لم يَنْقَدْ لذلك، فقال: {وويلٌ للكافرين من عذابٍ شديدٍ}: لا يقدَّر قَدْره، ولا يوصَفُ أمره.
(1-2) Allah تعالى memberitahukan bahwa Dia telah menurunkan kitabNya kepada RasulNya Muhammad, demi kemaslahatan para makhluk. Yaitu untuk mengentaskan manusia dari kegelapan ke-bodohan, kekufuran, dan perangai-perangai yang buruk serta be-ragam maksiat menuju cahaya ilmu, iman dan akhlak yang baik. Firman Allah ﴾ بِإِذۡنِ رَبِّهِمۡ ﴿ "dengan izin Rabb mereka", maksud-nya tidak akan terwujud hal yang mereka sukai karena (mencari ridha) Allah, melainkan dengan kehendak dan pertolongan dari Allah. Hal ini mengandung anjuran bagi para hamba untuk meminta bantuan kepada Rabb mereka. Kemudian Allah menerangkan arti 'cahaya' yang mana kitab ini memberi petunjuk mereka kepada cahaya itu seraya berfirman, ﴾ إِلَىٰ صِرَٰطِ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡحَمِيدِ ﴿ "(yaitu) menuju jalan Rabb Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji," maksudnya jalan yang menghubungkan kepadaNya dan ke kampung kemuliaan-Nya, yang mencakup penguasaan ilmu kebenaran dan pengamalan-nya. Dalam penyebutan nama Allah al-'Aziz dan al-Hamid (Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji) sesudah penyebutan jalan yang menghubungkan menuju kemuliaanNya secara implisit, terkandung isyarat bahwa siapa saja yang menelusurinya (jalan tersebut), maka dia akan menjadi orang yang penuh kemuliaan dengan kemuliaan dari Allah, insan yang kuat meskipun tanpa pendukung kecuali Allah, terpuji dalam segala urusannya, dan akhir hidupnya pun baik. Itu semua sungguh membuktikan bahwa jalan Allah menjadi salah satu bukti kuat tentang kepemilikan Allah atas sifat-sifat yang sem-purna dan agung, dan bahwa Dzat yang menegakkan jembatan tersebut adalah Dzat yang mempunyai kekuasaan yang kuat, terpuji dalam setiap ucapan, tindakan dan ketetapan hukumNya, dan bah-wa Dia diibadahi dengan berbagai jenis ibadah yang merupakan anak tangga menuju Sirath al-Mustaqim. Dan bahwa sebagaimana Allah menguasai kerajaan langit dan bumi, dalam aspek penciptaan, pemberian rizki dan pengaturan, maka Dia juga menguasai hak penetapan hukum atas hamba-hambaNya dengan hukum-hukum agama. Sebab mereka adalah milikNya, dan tidak sepantasnya bagi Allah membiarkan mereka begitu saja dengan sia-sia. Usai menerangkan dalil dan buktinya, maka Allah mengan-cam orang-orang yang tidak patuh terhadap ketentuan tersebut. Allah berfirman, ﴾ وَوَيۡلٞ لِّلۡكَٰفِرِينَ مِنۡ عَذَابٖ شَدِيدٍ ﴿ "Dan celakalah orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih", yang tidak bisa diper-kirakan kadar tingkat (kepedihan)nya dan tidak bisa dideskripsi-kan hakikat siksaanNya.
#
{3} ثم وصفهم بأنهم الذين استحبوا {الحياة الدُّنيا على الآخرة}: فرضوا بها واطمأنوا وغفلوا عن الدار الآخرة. {ويصدُّون} الناس {عن سبيل الله}: التي نَصَبها لعباده وبيَّنها في كتبه وعلى ألسنة رسله؛ فهؤلاء قد نابَذوا مولاهم بالمعاداة والمحاربة. {ويَبْغونها}؛ أي: سبيل الله {عوجاً}؛ أي: يحرصون على تهجينها وتقبيحها للتنفير عنها، ولكن يأبى الله إلا أن يُتِمَّ نوره ولو كره الكافرون. {أولئك}: الذين ذُكِر وصفهم {في ضلال بعيد}: لأنهم ضلُّوا وأضلُّوا وشاقُّوا اللهَ ورسولَهُ وحاربوهما؛ فأيُّ ضلال أبعدُ من هذا؟! وأما أهل الإيمان؛ فبعكس هؤلاء؛ يؤمنون بالله وآياته، ويستحبُّون الآخرة على الدنيا، ويدعون إلى سبيل الله، ويحسِّنونها مهما أمكنهم، ويبينون استقامتها.
(3) Berikutnya, Allah menceritakan sifat-sifat mereka. Me-reka adalah orang-orang yang menyukai ﴾ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا عَلَى ٱلۡأٓخِرَةِ ﴿ "ke-hidupan dunia daripada kehidupan akhirat." Mereka begitu gandrung kepadanya dan merasa tentram dengannya serta melalaikan akhirat. ﴾ وَيَصُدُّونَ ﴿ "Dan menghalang-halangi", orang-orang ﴾ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ﴿ "dari jalan Allah", yang mana Allah telah menentukannya bagi hamba-hambaNya dan menjelaskannya di dalam kitab-kitabNya melalui penjelasan para RasulNya. Mereka itu telah menentang Pelindung mereka dengan perseteruan dan peperangan ﴾ وَيَبۡغُونَهَا ﴿ "dan mengingin-kan agar jalan itu" yaitu jalan Allah ﴾ عِوَجًاۚ ﴿ "bengkok." Mereka begitu semangat berupaya memperburuk citranya dan mendiskreditkan-nya untuk tujuan menjauhkan (orang-orang) darinya. Tetapi Allah enggan (berkehendak) kecuali untuk menyempurnakan cahaya-Nya, kendatipun orang-orang kafir benci. ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ ﴿ "Mereka itu", orang-orang yang telah disebutkan karakteristiknya ﴾ فِي ضَلَٰلِۭ بَعِيدٖ ﴿ "berada dalam kesesatan yang jauh", karena mereka telah sesat dan menyesatkan (orang lain) serta menantang dan memusuhi Allah dan RasulNya. Apakah ada bentuk kesesatan yang lebih parah dari ini? Sedangkan orang-orang yang beriman, jelas berbeda dengan mereka, mereka mengimani Allah dan ayat-ayatNya, lebih mencintai akhirat daripada dunia, menyeru kepada jalan Allah serta berupaya menggambarkannya dengan citra yang baik semampu mereka dan menjelaskan unsur konsistensinya.
Ayah: 4 #
{وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ فَيُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (4)}.
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun melainkan de-ngan bahasa kaumnya, supaya dia dapat memberi penjelasan de-ngan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehen-daki. Dan Dia-lah Rabb Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (Ibrahim: 4).
#
{4} وهذا من لطفه بعباده أنَّه ما أرسل رسولاً إلا بلسان قومه؛ ليبيِّن لهم ما يحتاجون إليه، ويتمكَّنون من تعلُّم ما أتى به، بخلاف ما لو أتى على غير لسانهم؛ فإنهم يحتاجون إلى تعلُّم تلك اللغة التي يتكلَّم بها، ثم يفهمون عنه. فإذا بيَّن [لهم] الرسول ما أمروا به ونُهوا عنه وقامت عليهم حجَّة الله؛ {فيضلُّ الله مَن يشاء}: ممَّن لم ينقدْ للهدى، {ويَهْدي من يشاء}: ممَّن اختصَّه برحمته. {وهو العزيز الحكيم}: الذي من عزته أنه انفرد بالهداية والإضلال وتقليب القلوب إلى ما شاء، ومن حكمته أنه لا يضع هدايته ولا إضلاله إلا بالمحل اللائق به. ويستدل بهذه الآية الكريمة على أن علوم العربية الموصلة إلى تبيُّن كلامه وكلام رسوله أمورٌ مطلوبةٌ محبوبةٌ لله؛ لأنَّه لا يتمُّ معرفة ما أنزل على رسوله إلا بها، إلا إذا كان الناس في حالة لا يحتاجون إليها، وذلك إذا تمرَّنوا على العربية، ونشأ عليها صغيرهم، وصار طبيعةً لهم؛ فحينئذٍ قد اكتفوا المؤنة، وصلحوا على أن يَتَلَقَّوْا عن الله وعن رسوله ابتداءً، كما تلقَّى عنهم الصحابة رضي الله عنهم.
(4) Ini salah satu bentuk sifat kelembutan Allah kepada hamba-hambaNya, yaitu Allah tidak mengutus seorang rasul pun melainkan dengan bahasa kaumnya, untuk menjelaskan kepada mereka tentang hal-hal yang mereka butuhkan, dan membuat mereka mampu mempelajari risalah yang dia bawa. Berbeda halnya, bila datang bukan dengan bahasa (komunikasi) mereka, maka tentu mereka akan memerlukan proses pembelajaran bahasa yang dipakai-nya dalam berkomunikasi, baru kemudian bisa memahaminya. Jika rasul tersebut telah menjelaskan [bagi mereka] tentang perintah dan larangan yang terarah kepada mereka, dan sudah tegak hujjah Allah di hadapan mereka ﴾ فَيُضِلُّ ٱللَّهُ مَن يَشَآءُ ﴿ "maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki", dari orang-orang yang tidak tunduk ke-pada hidayahNya ﴾ وَيَهۡدِي مَن يَشَآءُۚ ﴿ "dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki", dari orang-orang yang Allah istimewakan de-ngan rahmatNya ﴾ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ ﴿ "dan Dia-lah Rabb Yang Maha-perkasa lagi Mahabijaksana," yang mana termasuk dari keperkasaan Allah, bahwa Dia-lah Dzat satu-satunya yang memiliki kekuasaan memberi hidayah dan menyesatkan serta membolak-balikkan hati kepada kondisi yang Dia kehendaki. Termasuk dari hikmahNya adalah, Dia tidak menempatkan hidayah dan ketetapan sesatNya kecuali pada tempat yang pantas. Ayat yang mulia ini bisa dijadikan sebagai dalil, bahwa (mem-pelajari) ilmu-ilmu bahasa Arab yang akan membantu menjelas-kan Firman Allah dan ucapan RasulNya merupakan tuntutan dan perkara yang disukai Allah. Sebab pengetahuan tentang wahyu yang Allah turunkan kepada RasulNya hanya tercapai dengannya, kecuali bila orang-orang dalam kondisi tidak membutuhkannya. Hal itu bisa diwujudkan apabila mereka telah terlatih dengan ba-hasa Arab, dan anak-anak mereka tumbuh dengannya serta sudah menjadi kebiasaan mereka. Saat itulah, mereka telah menuntaskan masalah dan layak bisa langsung menerima dari Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana yang dilakukan para sahabat رضي الله عنهم.
Ayah: 5 - 8 #
{وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِآيَاتِنَا أَنْ أَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَذَكِّرْهُمْ بِأَيَّامِ اللَّهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ (5) وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ أَنْجَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ وَيُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ وَفِي ذَلِكُمْ بَلَاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ (6) وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ (7) وَقَالَ مُوسَى إِنْ تَكْفُرُوا أَنْتُمْ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا فَإِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ حَمِيدٌ (8)}.
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan mem-bawa ayat-ayat Kami, dan Kami perintahkan kepadanya, 'Keluar-kanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang, dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah.' Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur. Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya, 'Ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari (Fir'aun dan) peng-ikut-pengikutnya, mereka menyiksa kamu dengan siksa yang pedih, mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu, membiarkan hidup anak-anak perempuanmu; dan pada yang demikian itu ada cobaan yang besar dari Rabbmu.' Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih.' Dan Musa berkata, 'Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi se-muanya mengingkari (nikmat Allah), maka sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji'." (Ibrahim: 5-8).
#
{5} يخبر تعالى أنه أرسل موسى بآياته العظيمة الدالَّة على صدق ما جاء به وصحَّته، وأمره بما أمر الله به رسوله محمداً - صلى الله عليه وسلم -، بل وبما أمر به جميع الرسل قومهم: {أن أخْرِجْ قومك من الظُّلمات إلى النور}؛ أي: ظلمات الجهل والكفر وفروعه إلى نور العلم والإيمان وتوابعه. {وذكِّرْهم بأيام الله}؛ أي: بنعمه عليهم وإحسانه إليهم، وبأيَّامه في الأمم المكذِّبين ووقائعه بالكافرين؛ ليشكروا نعمه وليحذروا عقابه. {إنَّ في ذلك}؛ أي: في أيام الله على العباد، {لآياتٍ لكلِّ صبَّارٍ شكور}؛ أي: صبار في الضرَّاء والعسر والضيق، شكور على السراء والنعمة؛ فإنَّه يستدلُّ بأيامه على كمال قدرته وعميم إحسانه وتمام عدله وحكمته.
(5) Allah تعالى memberitahukan bahwa Dia mengirim Musa dengan dibekali ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran Allah) yang agung, yang menunjukkan kejujuran dan kebenaran misi yang dia bawa. Dan Allah telah memerintahkan Musa dengan sesuatu yang juga Dia perintahkan kepada RasulNya Muhammad, bahkan ke-pada seluruh RasulNya dan kaum mereka, yaitu ﴾ أَنۡ أَخۡرِجۡ قَوۡمَكَ مِنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ ﴿ "Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang", dari kegelapan kebodohan, kekufuran dan cabang-cabangnya menuju cahaya ilmu, iman, dan ranting-rantingnya. ﴾ وَذَكِّرۡهُم بِأَيَّىٰمِ ٱللَّهِۚ ﴿ "Dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah", dengan nikmat-nikmatNya serta curahan kebaikanNya pada mereka, mengingatkan sejarah-sejarah tentang umat-umat yang mendustakan (ajaran Allah) serta peristiwa-peristiwa yang Allah (timpakan) kepada orang-orang kafir. Tujuannya, agar mereka mensyukuri nikmat-nikmatNya dan berhati-hati dari siksaNya. ﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ ﴿ "Sesungguhnya pada yang demikian itu", sejarah-sejarah ketentuan Allah terhadap hamba-hambaNya, ﴾ لَأٓيَٰتٖ لِّكُلِّ صَبَّارٖ شَكُورٖ ﴿ "terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang yang penyabar lagi banyak bersyukur," yaitu orang yang sangat sabar ter-hadap kesengsaraan, kesulitan, dan himpitan hidup, bersyukur atas kesenangan dan kenikmatanNya. Sesungguhnya kejadian-ke-jadian (yang telah Allah tentukan) bisa dijadikan bukti kesempur-naan kekuasaanNya dan luasnya kebaikanNya serta paripurnanya sifat keadilan dan kebijaksanaanNya.
#
{6} ولهذا امتثل موسى عليه السلام أمر ربِّه، فذكَّرهم نعم الله، فقال: {اذكروا نعمة الله عليكم}؛ أي: بقلوبكم وألسنتكم، {إذ أنجاكم من آل فرعونَ يسومونكم}؛ أي: يُولُونكم، {سوء العذاب}؛ أي: أشده. وفسَّر ذلك بقوله: {ويذبِّحون أبناءكم ويَسْتَحْيون نساءكم}؛ أي: يبقونهنَّ فلا يقتلونهنَّ. {وفي ذلكم}: الانجاء {بلاءٌ من ربِّكم عظيمٌ}؛ أي: نعمة عظيمة، أو وفي ذلكم العذاب الذي ابتُليتم به من فرعون وملئه ابتلاءٌ من الله عظيمٌ لكم لينظر هل تصبرون أم لا.
(6) Oleh karenanya, Musa menaati perintah Rabbnya. Dia mengingatkan mereka tentang nikmat-nikmatNya pada mereka. Ia berkata, ﴾ ٱذۡكُرُواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ ﴿ "Ingatlah nikmat Allah atasmu", dengan hati dan lisan kalian ﴾ إِذۡ أَنجَىٰكُم مِّنۡ ءَالِ فِرۡعَوۡنَ يَسُومُونَكُمۡ ﴿ "ketika Dia menyelamatkan kamu dari (Fir'aun dan) pengikut-pengikutnya, mereka menyiksa kamu," mereka menimpakan pada kalian ﴾ سُوٓءَ ٱلۡعَذَابِ ﴿ "siksa yang pedih," maksudnya yang paling keras. Musa menjelaskannya dengan berkata, ﴾ وَيُذَبِّحُونَ أَبۡنَآءَكُمۡ وَيَسۡتَحۡيُونَ نِسَآءَكُمۡۚ ﴿ "Mereka menyem-belih anak-anak laki-lakimu, membiarkan hidup anak-anak perempuanmu", membiarkan mereka (para wanita), tidak membunuhi mereka. ﴾ وَفِي ذَٰلِكُم ﴿ "Dan pada yang demikian itu", penyelamatan bagi mereka ﴾ بَلَآءٞ مِّن رَّبِّكُمۡ عَظِيمٞ ﴿ "ada cobaan yang besar dari Rabbmu", yaitu kenikmatan agung atau maksudnya dalam siksaan (yang ka-lian teruji dengannya yang berasal dari Fir'aun dan para pembesar-nya) terdapat ujian besar dari Allah, untuk melihat apakah kalian bersabar ataukah tidak?
#
{7} وقال لهم حاثًّا على شكر نعم الله: {وإذْ تأذَّن ربُّكم}؛ أي: أعلم ووعد، {لئن شكرتُم لأزيدنَّكم}: من نعمي، {ولئن كفرتُم إن عذابي لشديدٌ}: ومن ذلك أنْ يزيل عنهم النعمة التي أنعم بها عليهم. والشكرُ: هو اعتراف القلب بنعم الله، والثناء على الله بها، وصرفها في مرضاة الله تعالى. وكفر النعمة ضدُّ ذلك.
(7) Dia berkata kepada kaumnya untuk menghimbau mereka supaya mensyukuri nikmat-nikmat Allah, ﴾ وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ ﴿ "Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan", maksudnya memberi-tahukan dan menjanjikan ﴾ لَئِن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡۖ ﴿ "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu", dari nikmat-nikmatKu. ﴾ وَلَئِن كَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٞ ﴿ "Dan jika kamu menging-kari (nikmatKu), maka sesungguhnya azabKu sangat pedih", dan di antara bentuk siksaNya, adalah Allah akan melenyapkan nikmat yang telah Allah curahkan dari mereka. Bersyukur hakikatnya, pe-ngakuan hati terhadap nikmat-nikmat Allah dan menyanjung Allah karenanya, serta mempergunakannya dalam keridhaan Allah. Se-mentara, pengingkaran terhadap nikmat Allah mempunyai penger-tian yang berlawanan dengannya.
#
{8} {وقال موسى إن تكفُروا أنتم ومن في الأرض جميعاً}: فلن تضرُّوا الله شيئاً، فإنَّ الله غنيٌ حميدٌ، فالطاعات لا تزيد في ملكه، والمعاصي لا تنقصه، وهو كامل الغنى، حميدٌ في ذاته وأسمائه وصفاته وأفعاله، ليس له من الصفات إلا كل صفة حمدٍ وكمال، ولا من الأسماء إلا كل اسم حسن، ولا من الأفعال إلاَّ كل فعل جميل.
(8) ﴾ وَقَالَ مُوسَىٰٓ إِن تَكۡفُرُوٓاْ أَنتُمۡ وَمَن فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا ﴿ "Dan Musa berkata, 'Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah)", maka kalian tidak akan pernah bisa membahayakan Allah sedikit pun. Sesungguhnya, Allah Mahakaya lagi Terpuji. Ketaatan-ketaatan (yang dikerjakan makhluk) tidak menambah apa pun dalam kerajaanNya. Demikian juga maksiat-maksiat (mereka) tidak mengurangi keutuhan kerajaanNya. Dia sempurna kekayaan-Nya, terpuji dalam dzat, nama-nama, sifat-sifat, serta perbuatan-perbuatanNya. Dia tidak mempunyai sifat melainkan segala sifat yang mengandung pujian dan kesempurnaan, dan tidak memiliki nama kecuali segala nama yang baik, dan tidak bertindak kecuali segala tindakan yang baik.
Ayah: 9 - 12 #
{أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَالَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ لَا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا اللَّهُ جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَرَدُّوا أَيْدِيَهُمْ فِي أَفْوَاهِهِمْ وَقَالُوا إِنَّا كَفَرْنَا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ وَإِنَّا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُونَنَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ (9) قَالَتْ رُسُلُهُمْ أَفِي اللَّهِ شَكٌّ فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يَدْعُوكُمْ لِيَغْفِرَ لَكُمْ مِنْ ذُنُوبِكُمْ وَيُؤَخِّرَكُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى قَالُوا إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا تُرِيدُونَ أَنْ تَصُدُّونَا عَمَّا كَانَ يَعْبُدُ آبَاؤُنَا فَأْتُونَا بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ (10) قَالَتْ لَهُمْ رُسُلُهُمْ إِنْ نَحْنُ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَمُنُّ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَمَا كَانَ لَنَا أَنْ نَأْتِيَكُمْ بِسُلْطَانٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ (11) وَمَا لَنَا أَلَّا نَتَوَكَّلَ عَلَى اللَّهِ وَقَدْ هَدَانَا سُبُلَنَا وَلَنَصْبِرَنَّ عَلَى مَا آذَيْتُمُونَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ (12)}.
"Belumkah sampai (kepada kamu) berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, 'Ad, Tsamud, dan orang-orang sesudah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka kecuali Allah. Telah datang rasul-rasul kepada mereka (membawa) bukti-bukti yang nyata lalu mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian), dan berkata, 'Sesungguhnya kami mengingkari sesuatu yang kamu disuruh menyampaikannya (kepada kami), dan sesung-guhnya kami benar-benar dalam keragu-raguan yang menggelisah-kan terhadap sesuatu yang kamu ajak kami kepadanya.' Rasul-rasul mereka berkata, 'Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi, Dia menyeru kamu untuk memberi am-punan kepadamu dari dosa-dosamu dan menangguhkan (siksaan)-mu sampai masa yang ditentukan.' Mereka berkata, 'Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga. Kamu menghendaki untuk menghalang-halangi (membelokkan) kami dari sesuatu yang selalu disembah nenek moyang kami, karena itu datangkanlah kepada kami bukti yang nyata.' Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka, 'Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberikan karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya. Dan tidak patut bagi kami mendatang-kan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah. Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang yang beriman itu bertawakal. Mengapa kami tidak bertawakal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami.' Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakal itu berserah diri." (Ibrahim: 9-12).
#
{9} يقول تعالى مخوِّفاً عباده ما أحلَّه بالأمم المكذِّبة حين جاءتهم الرسل فكذَّبوهم، فعاقبهم بالعقاب العاجل الذي رآه الناس وسمعوه، فقال: {ألم يأتِكُم نبأ الذين من قبلكم قومُ نوح وعادٍ وثمودَ}: وقد ذكر الله قصصهم في كتابه وبسطها. {والذين من بعدِهم لا يعلمُهم إلاَّ الله}: من كثرتهم وكون أخبارهم اندرست؛ فهؤلاء كلُّهم {جاءتهم رسلُهم بالبيناتِ}؛ أي: بالأدلة الدالَّة على صدق ما جاؤوا به، فلم يرسل الله رسولاً إلا آتاه من الآيات ما يؤمِنُ على مثلِهِ البشرُ؛ فحين أتتهم رسلُهم بالبينات؛ لم ينقادوا لها، بل استكبروا عنها، {فردُّوا أيدِيَهم في أفواههم}؛ أي: لم يؤمنوا بما جاؤوا به، ولم يتفوَّهوا بشيء مما يدلُّ على الإيمان؛ كقوله: {جعلوا أصابِعَهم في آذانهم من الصواعِقِ حَذَرَ الموت}. {وقالوا} صريحاً لرسلهم: {إنَّا كَفَرْنا بما أرسِلْتم به وإنا لفي شكٍّ مما تدعوننا إليه مريبٍ}؛ أي: موقع في الريبة.
(9) Allah berkata untuk menakut-nakuti para hambaNya dengan azab yang telah Dia timpakan kepada bangsa-bangsa yang mendustakan ketika telah didatangi oleh para rasul lalu mereka justru mengingkari para rasul. Maka Allah menghukumi mereka dengan siksaan cepat yang dapat disaksikan dan didengar oleh orang-orang. Allah berfirman, ﴾ أَلَمۡ يَأۡتِكُمۡ نَبَؤُاْ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ قَوۡمِ نُوحٖ وَعَادٖ وَثَمُودَ ﴿ "Belumkah sampai (kepada kamu) berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, 'Ad, Tsamud", sungguh Allah telah mengetengahkan cerita-cerita tentang mereka di dalam kitabNya dan menerangkan-nya dengan panjang lebar. ﴾ وَٱلَّذِينَ مِنۢ بَعۡدِهِمۡ لَا يَعۡلَمُهُمۡ إِلَّا ٱللَّهُۚ ﴿ "Dan orang-orang sesudah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka kecuali Allah", karena jumlah mereka banyak dan karena sejarah-sejarah tentang mereka telah tertelan oleh masa. Mereka semua ﴾ جَآءَتۡهُمۡ رُسُلُهُم بِٱلۡبَيِّنَٰتِ ﴿ "para rasul telah datang kepada mereka (membawa) bukti-bukti yang nyata", dengan bermacam-macam bukti tentang kebenaran yang mereka bawa. Allah tidaklah mengutus seorang rasul melainkan pasti dibekali dengan bukti-bukti yang menjadikan orang-orang beriman dengan mukjizat semacam itu. Ketika para rasul telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan, tapi mereka belum tunduk kepadanya (bukti-bukti tersebut), justru malah bersikap sombong terhadapnya ﴾ فَرَدُّوٓاْ أَيۡدِيَهُمۡ فِيٓ أَفۡوَٰهِهِمۡ ﴿ "lalu mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian)", maksudnya mereka tidak beriman dengan risalah yang dibawa oleh para rasul, tidak mengatakan sedikit pun yang menunjukkan keimanan. Seperti FirmanNya, ﴾ يَجۡعَلُونَ أَصَٰبِعَهُمۡ فِيٓ ءَاذَانِهِم مِّنَ ٱلصَّوَٰعِقِ حَذَرَ ٱلۡمَوۡتِۚ ﴿ "Mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (men-dengar suara) petir, sebab takut akan mati." (Al-Baqarah: 19) وَقَالُوٓاْ ﴿ "Dan mereka berkata", kepada para rasul dengan te-rang-terangan, ﴾ إِنَّا كَفَرۡنَا بِمَآ أُرۡسِلۡتُم بِهِۦ وَإِنَّا لَفِي شَكّٖ مِّمَّا تَدۡعُونَنَآ إِلَيۡهِ مُرِيبٖ ﴿ "Sesungguh-nya kami mengingkari sesuatu yang kamu disuruh menyampaikannya (kepada kami), dan sesungguhnya kami benar-benar dalam keragu-raguan yang menggelisahkan terhadap sesuatu yang kamu ajak kami kepadanya", maksudnya pada posisi ragu-ragu.
#
{10} وقد كذبوا في ذلك وظلموا، ولهذا {قالتْ} لهم {رسُلُهم أفي الله شكٌّ}؛ أي: فإنه أظهر الأشياء وأجلاها؛ فمن شَكَّ في الله {فاطرِ السمواتِ والأرضِ}: الذي وجود الأشياء مستندٌ إلى وجوده؛ لم يكن عنده ثقةٌ بشيء من المعلومات، حتى الأمور المحسوسة. ولهذا خاطبتهم الرسل خطابَ من لا يشكُّ فيه، ولا يصلح الريب فيه. {يدعوكم}: إلى منافعكم ومصالحكم، {ليغفرَ لكم من ذنوبكم ويؤخِّرَكم إلى أجل مسمًّى}؛ أي: ليثيبكم على الاستجابة لدعوته بالثواب العاجل والآجل، فلم يدعُكم لينتفع بعبادتكم، بل النفع عائد إليكم. فردُّوا على رسلهم ردَّ السفهاء الجاهلين، {وقالوا} لهم: {إنْ أنتم إلاَّ بشرٌ مثلُنا}؛ أي: فكيف تَفْضُلوننا بالنبوة والرسالة؟ {تريدون أن تصدُّونا عما كان يعبد آباؤنا}: فكيف نترُكُ رأي الآباء وسيرتهم لرأيكم؟! وكيف نطيعكم وأنتم بشرٌ مثلنا؟! {فأتونا بسلطانٍ مبينٍ}؛ أي: بحجَّة وبيِّنة ظاهرة، ومرادهم بيِّنة يقترحونها هم، وإلاَّ؛ فقد تقدَّم أنَّ رسلهم جاءتهم بالبينات.
(10) Dan sungguh mereka telah mendustakannya dan telah berbuat kezhaliman. Oleh karenanya, ﴾ قَالَتۡ رُسُلُهُمۡ ﴿ "para rasul ber-kata", kepada mereka, ﴾ أَفِي ٱللَّهِ شَكّٞ ﴿ "Apakah ada keragu-raguan tentang Allah", sesungguhnya itu merupakan sebuah perkara yang sangat jelas dan terang. Siapa saja yang meragukan tentang Allah ﴾ فَاطِرِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ ﴿ "Pencipta langit dan bumi", yang keberadaan segala sesuatu tergantung pada wujudNya. Tidak ada seorang makhluk hebat pun di sisi Allah yang memiliki pengetahuan hingga pada hal-hal yang bisa dicerna dengan panca indera. Karenanya, para rasul mengajak bicara mereka sebagaimana komunikasi kepada orang yang tidak syak lagi tentangNya, dan tidak pantas untuk terjadinya keraguan padaNya. ﴾ يَدۡعُوكُمۡ ﴿ "Dia menyeru kamu", kepada beragam kemanfaat-an dan kemaslahatan bagi kalian ﴾ لِيَغۡفِرَ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمۡ وَيُؤَخِّرَكُمۡ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمّٗىۚ ﴿ "untuk memberi ampunan kepadamu dari dosa-dosamu dan me-nangguhkan (siksaan)mu sampai masa yang ditentukan", maksudnya agar Allah memberikan pahala yang bersifat segera dan yang ter-tunda atas sambutan kalian terhadap seruanNya. Allah menyeru kalian bukan untuk (kepentingan) mencari manfaat dari ibadah kalian, justru nilai manfaatnya berbalik kembali kepada kalian. Maka mereka membantah para rasul dengan bantahan yang biasa dilon-tarkan orang-orang bodoh lagi tidak berakal, ﴾ قَالُوٓاْ ﴿ "mereka berkata" kepada para rasul, ﴾ إِنۡ أَنتُمۡ إِلَّا بَشَرٞ مِّثۡلُنَا ﴿ "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga", maksudnya bagaimana bisa, kalian mengungguli kami dengan nubuwwat (kenabian) dan risalah (kerasulan)? ﴾ تُرِيدُونَ أَن تَصُدُّونَا عَمَّا كَانَ يَعۡبُدُ ءَابَآؤُنَا ﴿ "Kamu menghendaki untuk meng-halang-halangi (membelokkan) kami dari sesuatu yang selalu disembah nenek moyang kami", bagaimana mungkin kami bisa meninggalkan ideologi nenek moyang kami dan sejarah mereka karena jalan pi-kiran nalarmu? Bagaimana kami menaatimu padahal kamu itu ma-nusia juga seperti kami? ﴾ فَأۡتُونَا بِسُلۡطَٰنٖ مُّبِينٖ ﴿ "Karena itu datangkanlah kepada kami bukti yang nyata", yaitu dengan hujah yang terang lagi jelas. Yang dimaksud dengan bukti adalah bukti yang mereka minta. Kalau tidak demikian yang dimaksud, maka seperti sudah dikemu-kakan, bahwa para rasul telah membawa bukti-bukti kebenaran kepada mereka.
#
{11} {قالت لهم رسلهم} مجيبين لاقتراحهم واعتراضهم: {إن نحن إلاَّ بشرٌ مثلُكم}؛ أي: صحيح وحقيقة أنَّا بشرٌ مثلكم. {ولكن} ليس في ذلك ما يدفعُ ما جئنا به من الحقِّ؛ فإنَّ {الله يَمُنُّ على مَن يشاء من عبادِهِ}؛ فإذا منَّ الله علينا بوحيه ورسالته؛ فذلك فضله وإحسانه، وليس لأحدٍ أن يَحْجُرَ على الله فضله ويمنعه من تفضله؛ فانظروا ما جئناكم به؛ فإنْ كان حقًّا؛ فاقبلوه، وإن كان غير ذلك؛ فردُّوه، ولا تجعلوا حالنا حجَّة لكم على ردِّ ما جئناكم به، وقولكم: {فائتونا بسلطانٍ مبين}، فإنَّ هذا ليس بأيدينا وليس لنا من الأمر شيء. {وما كان لنا أن نأتِيَكم بسلطانٍ إلاَّ بإذن الله}: فهو الذي إن شاء جاءكم به وإن شاء لم يأتِكُم به، وهو لا يفعل إلاَّ ما هو مقتضى حكمته ورحمته. {وعلى الله}: لا على غيره، {فليتوكَّل المؤمنون}: فيعتمدون عليه في جلب مصالحهم ودفع مضارِّهم؛ لعلمهم بتمام كفايته وكمال قدرتِهِ وعميم إحسانه، ويثقون به في تيسير ذلك، وبحسب ما معهم من الإيمان يكونُ توكُّلهم. فعُلم بهذا وجوب التوكُّل وأنَّه من لوازم الإيمان ومن العبادات الكبار التي يحبُّها الله ويرضاها لتوقُّف سائر العبادات عليه.
(11) ﴾ قَالَتۡ لَهُمۡ رُسُلُهُمۡ ﴿ "Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka", untuk menjawab usulan dan sanggahan mereka ﴾ إِن نَّحۡنُ إِلَّا بَشَرٞ مِّثۡلُكُمۡ ﴿ "kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu", memang benar, dan demikianlah hakikatnya, kami adalah manusia (biasa) seperti kalian, ﴾ وَلَٰكِنَّ ﴿ "akan tetapi", bukan berarti kondisi itu menyebabkan penolakan terhadap risalah yang kami bawa yang berbentuk kebe-naran. Sesungguhnya ﴾ ٱللَّهَ يَمُنُّ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦۖ ﴿ "Allah memberikan karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya", apabila Allah telah menganugerahkan karunia kepada kami dengan memberi wahyu dan risalahNya, maka itu merupakan keutamaan dan kebaikan Allah bagi kami. Tidak ada seorang pun yang berhak membatasi Allah dalam mencurahkan keutamaan dan kebaikan-Nya, dan menghalanginya dari mengalirkan keutamaan dariNya. Maka, perhatikanlah risalah yang kami bawa kepada kalian. Jika merupakan kebenaran, maka terimalah. Jika memang bukan, maka tampiklah. Janganlah kalian menjadikan kondisi kami sebagai ala-san buat kalian untuk menampik risalah yang kami bawa kepada kalian. Ucapan kalian, ﴾ فَأۡتُونَا بِسُلۡطَٰنٖ مُّبِينٖ ﴿ "karena itu, datangkanlah kepada kami bukti yang nyata", sesungguhnya wewenang itu bukan berada di tangan kami, kami tidak mempunyai hak pengaturan se-dikit pun. ﴾ وَمَا كَانَ لَنَآ أَن نَّأۡتِيَكُم بِسُلۡطَٰنٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ ﴿ "Dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah", Dia-lah, Dzat yang bila berkehendak, niscaya akan mendatangkan-nya kepada kalian. Dan bila (tidak) berkehendak, maka tidak mem-bawakannya kepada kalian. Dia tidak bertindak kecuali dengan tindakan yang menuntut hikmah dan rahmat. ﴾ وَعَلَى ٱللَّهِ ﴿ "Dan hanya kepada Allah-lah", tidak kepada selainNya ﴾ فَلۡيَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ﴿ "maka hendaknya orang-orang yang beriman itu bertawakal", mereka bergan-tung kepadaNya dalam memperoleh kebaikan-kebaikan dan mene-pis bahaya. Karena, mereka mengetahui tentang kesempurnaan penanganan dan kekuasaanNya, dan luasnya cakupan kebaikan-Nya. Maka, mereka begitu percaya kepadaNya dalam memudahkan urusan tersebut. Tergantung pada tingkat keimanan yang ada pada merekalah, kualitas tawakal mereka kepada Allah. Dengan ini, dapat diketahui, wajibnya bertawakal kepada Allah, dan bahwa ia ter-masuk kelaziman dari keimanan, dan juga termasuk ibadah besar yang dicintai dan diridhai oleh Allah, lantaran segenap ibadah ter-paku dengannya.
#
{12} {وما لنا أن لا نتوكَّل على الله وقد هدانا سُبُلَنا}؛ أي: أيُّ شيء يمنعنا من التوكُّل على الله والحال أننا على الحقِّ والهدى، ومن كان على الحقِّ والهدى؛ فإنَّ هداه يوجب له تمام التوكُّل، وكذلك ما يُعْلَمُ من أنَّ الله متكفِّل بمعونة المهتدي وكفايته، يدعو إلى ذلك؛ بخلاف من لم يكن على الحقِّ والهدى؛ فإنَّه ليس ضامناً على الله؛ فإنَّ حاله مناقضةٌ لحال المتوكِّل؟! وفي هذا كالإشارة من الرسل عليهم الصلاة والسلام لقومهم بآيةٍ عظيمةٍ، وهو أنَّ قومهم في الغالب أنَّ لهم القهر والغلبة عليهم، فتحدَّتهم رسلُهم بأنَّهم متوكِّلون على الله في دفع كيدهم ومكرهم، وجازمون بكفايته إيَّاهم، وقد كفاهم الله شرَّهم مع حرصهم على إتلافهم وإطفاء ما معهم من الحقِّ، فيكون هذا كقول نوح لقومِهِ: {يا قوم إن كان كَبُرَ عليكم مقامي وتذكيري بآيات الله فعلى الله توكَّلْتُ فأجمِعوا أمرَكم وشُركاءَكم ثمَّ لا يكنْ أمرُكم عليكم غُمَّة ثم اقضوا إليَّ ولا تُنظِرونِ ... } الآيات، وقول هود عليه السلام: {قالَ إنِّي أُشْهِدُ الله واشْهَدوا أني بريءٌ مما تشرِكونَ من دونِهِ فكيدوني جميعاً ثم لا تُنظِرونِ}. {ولَنَصْبِرَنَّ على ما آذَيْتُمونا}: ولنستمرنَّ على دعوتِكم ووعظِكم وتذكيركم، ولا نبالي بما يأتينا منكم من الأذى؛ فإنَّا سنوطِّن أنفسنا على ما ينالنا منكم من الأذى؛ احتساباً للأجر ونصحاً لكم، لعلَّ الله أن يهدِيَكم مع كثرة التذكير. {وعلى الله}: وحدَه لا على غيره، {فليتوكَّل المتوكِّلون}: فإنَّ التوكُّل عليه مفتاح لكل خير. واعلم أن الرسل عليهم الصلاة والسلام توكُّلهم في أعلى المطالب وأشرف المراتب، وهي التوكُّل على الله في إقامة دينه ونصره وهداية عبيده وإزالة الضَّلال عنهم. وهذا أكمل ما يكون من التوكُّل.
(12) ﴾ وَمَا لَنَآ أَلَّا نَتَوَكَّلَ عَلَى ٱللَّهِ وَقَدۡ هَدَىٰنَا سُبُلَنَاۚ ﴿ "Mengapa kami tidak bertawakal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami", apakah yang menghalangi kami untuk bertawakal kepada Allah? Sementara kondisi kami berada di atas kebenaran dan hidayah. Barangsiapa berada di atas kebenaran dan petunjuk, maka hidayah (yang dia genggam) akan mengarahkannya menuju kesempurnaan dalam bertawakal. Begitu pula yang telah diketahui, bahwa Allah akan menjamin untuk menolong dan menangani urusan orang yang mendapatkan hidayah, yang menyeru kepadanya. Berbeda halnya dengan orang yang tidak berdiri di atas kebenaran dan hidayah, maka dia bukan orang yang dijamin oleh Allah. Sepak terjangnya berlawanan dengan karakter orang yang bertawakal. Dalam ucapan ini, sepertinya terdapat sinyal dari para rasul k kepada kaumnya dengan sebuah ayat yang agung, yaitu bahwa kaum mereka pada umumnya, mempunyai hegemoni dan penguasa-an atas para rasul. Maka para rasul itu menantang mereka (dengan bertawakal kepada Allah) dalam menghadapi tipu daya dan makar orang-orang yang mendustakan. Para rasul merasa benar-benar yakin dengan pertolongan Allah bagi mereka. Sungguh, Allah telah membebaskan mereka dari kejahatan kaumnya, padahal mereka begitu semangat dalam menghabisi para rasul dan memadamkan cahaya kebenaran yang mereka bawa. Sehingga ini laksana perkata-an Nuh kepada kaumnya, ﴾ يَٰقَوۡمِ إِن كَانَ كَبُرَ عَلَيۡكُم مَّقَامِي وَتَذۡكِيرِي بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَعَلَى ٱللَّهِ تَوَكَّلۡتُ فَأَجۡمِعُوٓاْ أَمۡرَكُمۡ وَشُرَكَآءَكُمۡ ثُمَّ لَا يَكُنۡ أَمۡرُكُمۡ عَلَيۡكُمۡ غُمَّةٗ ثُمَّ ٱقۡضُوٓاْ إِلَيَّ وَلَا تُنظِرُونِ 71 ﴿ "Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah-lah aku bertawakal. Karena itu bulatkanlah keputusanmu (untuk membinasa-kanku). Kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku." (Yu-nus: 71). Dan seperti perkataan Hud عليه السلام, ﴾ قَالَ إِنِّيٓ أُشۡهِدُ ٱللَّهَ وَٱشۡهَدُوٓاْ أَنِّي بَرِيٓءٞ مِّمَّا تُشۡرِكُونَ 54 مِن دُونِهِۦۖ فَكِيدُونِي جَمِيعٗا ثُمَّ لَا تُنظِرُونِ 55 ﴿ "Dia berkata, 'Sesungguhnya aku jadikan Allah sebagai saksiku dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan, dari selainNya. Sebab itu, jalankanlah tipu dayamu semua-nya terhadapku, dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku." (Hud: 54-55). ﴾ وَلَنَصۡبِرَنَّ عَلَىٰ مَآ ءَاذَيۡتُمُونَاۚ ﴿ "Dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami", kami akan (tetap) melanjutkan dakwah kepada kalian dan menasihati serta mengingatkan kalian. Kami tidak peduli dengan gangguan yang kalian gencarkan kepada kami. Kami akan menempa diri kami untuk menghadapi siksaan yang kami peroleh dari kalian, karena mengharapkan pahala dari Allah, dan demi untuk menasihati ka-lian. Semoga Allah memberikan hidayah kepada kalian melalui banyaknya peringatan. ﴾ وَعَلَى ٱللَّهِ ﴿ "Dan hanya kepada Allah-lah", ke-padaNya semata, bukan selainNya ﴾ فَلۡيَتَوَكَّلِ ٱلۡمُتَوَكِّلُونَ ﴿ "orang-orang yang bertawakal itu berserah diri", karena bertawakal kepadaNya merupa-kan kunci segala kebaikan. Ketahuilah, bahwa tingkatan tawakal para rasul k itu sudah berada di level paling atas dan kedudukan paling mulia. Yakni ta-wakal kepada Allah dalam menegakkan agamaNya, membela dan memberi hidayah kepada para hambaNya, serta dalam upaya peng-hapusan kesesatan dari mereka. Ini merupakan bentuk tawakal yang paling sempurna.
Ayah: 13 - 17 #
{وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِرُسُلِهِمْ لَنُخْرِجَنَّكُمْ مِنْ أَرْضِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا فَأَوْحَى إِلَيْهِمْ رَبُّهُمْ لَنُهْلِكَنَّ الظَّالِمِينَ (13) وَلَنُسْكِنَنَّكُمُ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِهِمْ ذَلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِي وَخَافَ وَعِيدِ (14) وَاسْتَفْتَحُوا وَخَابَ كُلُّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ (15) مِنْ وَرَائِهِ جَهَنَّمُ وَيُسْقَى مِنْ مَاءٍ صَدِيدٍ (16) يَتَجَرَّعُهُ وَلَا يَكَادُ يُسِيغُهُ وَيَأْتِيهِ الْمَوْتُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَمَا هُوَ بِمَيِّتٍ وَمِنْ وَرَائِهِ عَذَابٌ غَلِيظٌ (17)}.
"Orang-orang kafir berkata kepada rasul-rasul mereka, 'Kami sungguh-sungguh akan mengusir kamu dari negeri kami atau kamu kembali kepada agama kami.' Maka Rabb mewahyukan kepada mereka, 'Kami pasti akan membinasakan orang-orang yang zhalim itu. Dan Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu sesudah mereka. Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) ke hadiratKu dan yang takut kepada ancamanKu.' Dan mereka memohon kemenangan (atas musuh-musuh mereka), dan binasalah semua orang-orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala. Di hadapannya ada Jahanam, dan dia akan diberi minuman dengan air nanah. Diminumnya air nanah itu, dan hampir dia tidak bisa menelannya, dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati; dan di hadapannya masih ada azab yang berat." (Ibra-him: 13-17).
#
{13} لما ذكر دعوة الرسل لقومهم ودوامهم على ذلك وعدم مللهم؛ ذكر منتهى ما وصلت بهم الحال مع قومهم، فقال: {وقال الذين كفروا لرسلهم}: متوعِّدين لهم: {لَنُخْرِجَنَّكم من أرضِنا أو لَتعودُنَّ في مِلَّتنا}: وهذا أبلغ ما يكون من الردِّ، وليس بعد هذا فيهم مطمع؛ لأنَّه ما كفاهم أن أعرضوا عن الهدى، بل توعَّدوهم بالإخراج من ديارهم، ونسبوها إلى أنفسهم، وزعموا أنَّ الرسل لا حقَّ لهم فيها، وهذا من أعظم الظُّلم؛ فإنَّ الله أخرج عباده إلى الأرض، وأمرهم بعبادته، وسخَّر لهم الأرض وما عليها يستعينون بها على عبادته؛ فمن استعان بذلك على عبادة الله؛ حلَّ له ذلك وخرج من التَّبِعة، ومن استعان بذلك على الكفر وأنواع المعاصي؛ لم يكن ذلك خالصاً له ولم يحلَّ له، فعلم أن أعداء الرسل في الحقيقة ليس لهم شيء من الأرض التي تَوَعَّدوا الرسل بإخراجهم منها. وإن رجَعْنا إلى مجرَّد العادة؛ فإنَّ الرسل من جملة أهل بلادهم وأفراد منهم؛ فلأيِّ شيء يمنعونهم حقًّا لهم صريحاً واضحاً؟! هل هذا إلا من عدم الدين والمروءة بالكلية؟! ولهذا لما انتهى مكرهم بالرسل إلى هذه الحال؛ ما بقي حينئذٍ إلاَّ أن يُمضي الله أمره وينصر أولياءه. {فأوحى إليهم ربُّهم لَنُهْلِكَنَّ الظالمين}: بأنواع العقوبات.
(13) Ketika Allah menyebutkan dakwah para rasul kepada kaum mereka dan konsistensi mereka dalam menjalankannya tanpa bosan, maka Allah menyebutkan kondisi akhir yang mereka alami bersama kaum mereka. Allah berfirman, ﴾ وَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لِرُسُلِهِمۡ ﴿ "Orang-orang kafir berkata kepada rasul-rasul mereka", mereka mengancam para rasul, ﴾ لَنُخۡرِجَنَّكُم مِّنۡ أَرۡضِنَآ أَوۡ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَاۖ ﴿ "Kami sungguh-sungguh akan mengusir kamu dari negeri kami atau kamu kembali kepada agama kami", ini merupakan bentuk penolakan yang sangat jelas, tidak ada lagi keinginan kuat pada mereka. Mereka tidak hanya merasa cukup untuk berpaling dari petunjuk, bahkan melancarkan ancaman kepada para rasul dalam bentuk pengusiran dari kampung hala-man mereka. Mereka mengklaim bahwa tanah itu milik mereka, sementara para rasul sama sekali tidak memiliki hak atas tanah. Ini termasuk tindak kezhaliman yang besar. Allah menempat-kan para hambaNya di bumi ini dan memerintahkan mereka untuk beribadah kepadaNya serta menundukkan bumi bagi mereka dan kekayaan yang ada padanya untuk dijadikan sebagai sarana pen-dukung dalam beribadah kepadaNya. Barangsiapa yang meman-faatkannya untuk tujuan beribadah, maka dia boleh melakukannya dan terlepas dari akibat buruk. Dan barangsiapa menjadikannya sebagai pendukung kekufuran, bermacam-macam maksiat, maka (sebenarnya) kenikmatan tersebut bukan miliknya secara murni, dan tidak halal baginya. Hingga dapat diketahui, bahwa para mu-suh rasul, pada hakikatnya mereka tidak mempunyai hak kepemilik-an tanah yang mana mereka mengancam para rasul dengan peng-usiran dari sana. Kalau kita kembalikan pada hukum normatif, maka para rasul (biasanya) termasuk penduduk asli wilayah itu dan ba-gian dari mereka. Atas dasar apa mereka menghalangi para rasul dari sebuah hak kepemilikan yang jelas lagi pasti? Tidaklah tinda-kan ini melainkan disebabkan tidak adanya agama dan kehormatan sama sekali (pada mereka). Oleh karenanya, ketika makar mereka terhadap rasul berujung demikian, maka pada saat itu, tidak ada yang tersisa kecuali Allah melaksanakan ketentuanNya dan menolong para pembelaNya, ﴾ فَأَوۡحَىٰٓ إِلَيۡهِمۡ رَبُّهُمۡ لَنُهۡلِكَنَّ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "Maka Rabb mewahyukan kepada mereka, 'Kami pasti akan membinasakan orang-orang yang zhalim itu'."
#
{14} {ولَنُسْكِنَنَّكُمُ الأرض من بعدهم ذلك}؛ أي: العاقبة الحسنة التي جعلها الله للرسل ومَنْ تَبِعَهم جزاء، {لِمَنْ خاف مقامي}: عليه في الدنيا، وراقب الله مراقبة من يعلم أنه يراه، {وخاف وعيدِ}؛ أي: ما توعَّدت به مَنْ عصاني؛ فأوجب له ذلك الانكفاف عمَّا يكرهُهُ الله والمبادرة إلى ما يحبُّه الله.
(14) ﴾ وَلَنُسۡكِنَنَّكُمُ ٱلۡأَرۡضَ مِنۢ بَعۡدِهِمۡۚ ﴿ "Dan Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu sesudah mereka", kesudahan yang baik yang Allah gariskan bagi para rasul dan para pengikutnya sebagai ba-lasan bagi mereka ﴾ ذَٰلِكَ لِمَنۡ خَافَ مَقَامِي ﴿ "yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) kehadiratKu", takut kepada-Nya di dunia, dan dia bersikap muraqabah terhadap Allah (merasa diawasi oleh Allah) layaknya muraqabah orang yang meyakini bahwa Dia melihatnya. ﴾ وَخَافَ وَعِيدِ ﴿ "Dan yang takut kepada ancamanKu", an-caman yang Aku layangkan kepada orang yang bermaksiat kepada-Ku. Maka hal itu menuntutnya untuk menahan diri dari perkara-perkara yang dibenci oleh Allah dan bersegera melaksanakan per-kara-perkara yang dicintaiNya.
#
{15} {واستفتحوا}؛ أي: الكفار؛ أي: هم الذين طلبوا واستعجلوا فَتْحَ الله وفرقانَهُ بين أوليائه وأعدائه، فجاءهم ما استفتحوا به، وإلاَّ؛ فالله حليمٌ، لا يعاجِل من عصاه بالعقوبة. {وخاب كلُّ جبارٍ عنيدٍ}؛ أي: خسر في الدنيا والآخرة من تجبَّر على الله وعلى الحقِّ وعلى عباد الله، [واستكبر] في الأرض، وعاند الرسل، وشاقَّهم.
(15) ﴾ وَٱسۡتَفۡتَحُواْ ﴿ "Dan mereka memohon kemenangan (atas musuh-musuh mereka )", yaitu orang-orang kafir. Mereka itu adalah orang-orang yang meminta dan memohon dipercepatnya kemenangan dari Allah dan (hari) yang membedakan antara para pembelaNya dan musuh-musuhNya. Maka datanglah apa yang mereka minta. Apabila tidak demikian, maka sesungguhnya Allah Mahalembut, Dia tidak akan menyegerakan siksaan bagi orang yang bermaksiat kepadaNya ﴾ وَخَابَ كُلُّ جَبَّارٍ عَنِيدٖ ﴿ "dan binasalah semua orang-orang yang berlaku sewenang-wenang lagi keras kepala", maksudnya merugi di dunia dan akhirat, orang yang arogan di hadapan Allah dan ter-hadap kebenaran serta kepada para hambaNya [menyombongkan diri] di bumi, menentang para rasul dan memusuhi mereka.
#
{16} {من ورائه جهنَّمُ}؛ أي: جهنَّم لهذا الجبار العنيد بالمرصاد؛ فلا بدَّ له من ورودها، فيذاق حينئذٍ العذاب الشديد. {ويُسْقى من ماءٍ صديدٍ}: في لونه وطعمه ورائحته الخبيثة، وهو في غاية الحرارة.
(16) ﴾ مِّن وَرَآئِهِۦ جَهَنَّمُ ﴿ "di hadapannya ada jahanam", maksudnya jahanam mengintai orang yang arogan lagi penentang tadi. Ia pasti memasukinya, maka dia akan ditimpa siksaan yang keras. ﴾ وَيُسۡقَىٰ مِن مَّآءٖ صَدِيدٖ ﴿ "Dan dia akan diberi minuman dengan air nanah", dengan warna, rasa, dan bau yang menjijikkan, dan minuman ini berada dalam suhu yang sangat tinggi.
#
{17} {يَتَجَرَّعُه}: من العطش الشديد، {ولا يكادُ يُسيغُهُ}: فإنه إذا قرب إلى وجهه؛ شواه، وإذا وصل إلى بطنه؛ قطع ما أتى عليه من الأمعاء، {ويأتيه الموتُ من كلِّ مكان وما هو بميِّتٍ}؛ أي: يأتيه العذاب الشديد من كلِّ نوع من أنواع العذاب، وكلُّ نوع منه من شدَّته يبلغ إلى الموت، ولكنَّ الله قضى أن لا يموتوا؛ كما قال تعالى: {لا يُقْضى عليهم فيموتوا ولا يُخَفَّفُ عنهم من عذابها كذلك نَجْزي كلَّ كفورٍ}. وهم يصطرخون فيها، {ومن ورائِه}؛ أي: الجبار العنيد {عذابٌ غليظٌ}؛ أي: قويٌّ شديدٌ لا يعلم بوصفه وشدَّته إلا الله تعالى.
(17) ﴾ يَتَجَرَّعُهُۥ ﴿ "diminumnya air nanah itu", lantaran kehausan yang dahsyat ﴾ وَلَا يَكَادُ يُسِيغُهُۥ ﴿ "dan hampir dia tidak bisa menelannya", karena apabila mendekati wajahnya, maka ia membakarnya. Jika sampai ke perut, maka ia memotong-motong usus-usus yang dilin-tasinya. ﴾ وَيَأۡتِيهِ ٱلۡمَوۡتُ مِن كُلِّ مَكَانٖ وَمَا هُوَ بِمَيِّتٖۖ ﴿ "Dan datanglah (bahaya) maut kepadanya dari segenap penjuru, tetapi dia tidak juga mati", mak-sudnya siksaan pedih menghampirinya dengan berbagai jenisnya. Dan setiap jenis siksaan itu, lantaran sangat dahsyat, menyeretnya kepada kematian. Tetapi, Allah menetapkan mereka tidak akan mati, sebagaimana yang difirmankanNya, ﴾ لَا يُقۡضَىٰ عَلَيۡهِمۡ فَيَمُوتُواْ وَلَا يُخَفَّفُ عَنۡهُم مِّنۡ عَذَابِهَاۚ كَذَٰلِكَ نَجۡزِي كُلَّ كَفُورٖ 36 وَهُمۡ يَصۡطَرِخُونَ فِيهَا ﴿ "Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati, dan tidak (pula) diringankan dari mereka azab mereka. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang kafir. Mereka berteriak di dalam neraka itu." (Fathir: 36-37). Dan FirmanNya, ﴾ وَمِن وَرَآئِهِۦ ﴿ "Dan di hadapannya", yaitu di hadapan orang arogan lagi penentang tadi ﴾ عَذَابٌ غَلِيظٞ ﴿ "masih ada azab yang berat", yaitu yang kuat dan pedih, tidak ada yang mengetahui bentuk dan kengeriannya kecuali Allah تعالى.
Ayah: 18 #
{مَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ أَعْمَالُهُمْ كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ لَا يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُوا عَلَى شَيْءٍ ذَلِكَ هُوَ الضَّلَالُ الْبَعِيدُ (18)}
"Perumpamaan orang-orang yang kafir kepada Rabbnya, amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin de-ngan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikit pun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh." (Ibrahim: 18).
#
{18} يخبِّر تعالى عن أعمال الكفار التي عملوها: إما أن المراد بها الأعمال التي عملوها لله بأنَّها في ذَهابها وبطلانها واضمحلالها كاضمحلال الرماد الذي هو أدقُّ الأشياء وأخفها إذا اشتدَّت به الريح في يوم عاصف شديد الهبوب؛ فإنَّه لا يُبقي منه شيئاً ولا يُقْدَرُ منه على شيء يذهب ويضمحلُّ؛ فكذلك أعمال الكفار، {لا يقدِرونَ ممَّا كسبوا على شيء}، ولا على مثقال ذرَّة منه؛ لأنَّه مبنيٌّ على الكفر والتكذيب. {ذلك هو الضلال البعيد}: حيث بَطَلَ سعيُهم واضمحلَّ عملُهم. وإمَّا أنَّ المراد بذلك أعمال الكفار التي عملوها لِيَكيدوا بها الحقَّ؛ فإنَّهم يسعون ويكدحون في ذلك، ومكرهم عائدٌ عليهم، ولن يضرُّوا الله ورسله وجنده وما معهم من الحقِّ شيئاً.
(18) Allah تعالى mengabarkan tentang amalan-amalan yang diperbuat oleh kaum kafir, baik yang dimaksud adalah amalan yang mereka kerjakan untuk Allah, amalan tersebut ditinjau dari aspek hilangnya manfaat, kebatilan dan kepudaran amalan mereka ibarat melayangnya abu yang merupakan obyek paling lembut dan paling ringan ketika angin bertiup kencang di hari yang angin-nya sangat kencang. Ia tidak menyisakan apa pun, dan tidak dimung-kinkan untuk menangkap sesuatu yang telah lenyap dan kabur. Begitu pula amalan-amalan orang-orang kafir, ﴾ لَّا يَقۡدِرُونَ مِمَّا كَسَبُواْ عَلَىٰ شَيۡءٖۚ ﴿ "mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikit pun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia)", bahkan tidak (mampu mendapat-kan manfaat) sebesar biji dzarrah pun dari amalannya. Pasalnya, amalan tersebut berpondasi kekufuran dan pendustaan. ﴾ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلضَّلَٰلُ ٱلۡبَعِيدُ ﴿ "Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh", di mana usaha mereka menjadi batil (sia-sia) dan amalan mereka menjadi musnah. Atau bisa juga yang dimaksud adalah usaha-usaha orang kafir yang mereka tempuh untuk menipu daya kebenaran. Mereka benar-benar berupaya dan kelelahan untuk itu. Padahal makar orang-orang kafir itu berubah menjelma bumerang bagi mereka sendiri, tidak membahayakan Allah dan RasulNya, pasukanNya dan kebenaran yang mereka sampaikan.
Ayah: 19 - 21 #
{أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَأْتِ بِخَلْقٍ جَدِيدٍ (19) وَمَا ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ بِعَزِيزٍ (20) وَبَرَزُوا لِلَّهِ جَمِيعًا فَقَالَ الضُّعَفَاءُ لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنْتُمْ مُغْنُونَ عَنَّا مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ قَالُوا لَوْ هَدَانَا اللَّهُ لَهَدَيْنَاكُمْ سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَجَزِعْنَا أَمْ صَبَرْنَا مَا لَنَا مِنْ مَحِيصٍ (21)}
"Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Allah telah mencipta-kan langit dan bumi dengan haq. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru. Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sukar bagi Allah. Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul meng-hadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong, 'Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindar-kan dari kami azab Allah (walaupun) sedikit saja,' Mereka menja-wab, 'Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri'." (Ibrahim: 19-21).
#
{19} ينبِّه تعالى عباده بأنّه {خَلَقَ السمواتِ والأرض بالحقِّ}؛ أي: ليعبده الخلق ويعرفوه ويأمرهم وينهاهم، وليستدلوا بهما وما فيهما على ما له من صفات الكمال، وليعلموا أنَّ الذي خَلَقَ السماوات والأرض ـ على عظمهما وسعتهما ـ قادرٌ على أن يعيدَهم خلقاً جديداً؛ ليجازِيَهم بإحسانهم وإساءتهم، وأنَّ قدرته ومشيئته لا تَقْصُرُ عن ذلك. ولهذا قال: {إنْ يَشَأ يُذْهِبْكم ويأتِ بخَلْقٍ جديدٍ}: يُحتمل أنَّ المعنى: إنْ يشأ يُذهبكم ويأت بقوم غيركم يكونون أطوعَ لله منكم. ويُحتمل أنَّ المراد: إنْ يشأ يُفْنيكم ثم يعيدهم بالبعث خلقاً جديداً. ويدلُّ على هذا الاحتمال ما ذكره بعده من أحوال القيامة.
(19) Allah تعالى mengingatkan para hambaNya bahwasanya Dia ﴾ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ بِٱلۡحَقِّۚ ﴿ "telah menciptakan langit dan bumi dengan haq", agar makhluk-makhlukNya beribadah kepadaNya, mengenal-Nya, serta memerintahkan dan melarang mereka. Juga supaya me-reka menjadikan keduanya (langit dan bumi) dan seisinya sebagai bukti atas kesempurnaan sifatNya, dan supaya mereka mengetahui bahwa Dzat yang menciptakan langit dan bumi –padahal begitu besar dan luas– mampu untuk mengembalikan mereka kepada ciptaan yang baru, untuk membalas mereka atas kebaikan dan ke-burukan mereka, dan (memberitahukan bahwa) kekuasaan Allah dan kehendakNya tidak kerepotan untuk melakukannya. Oleh karenanya, Allah berfirman, ﴾ إِن يَشَأۡ يُذۡهِبۡكُمۡ وَيَأۡتِ بِخَلۡقٖ جَدِيدٖ ﴿ "Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakanmu, dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru", ayat itu mengandung suatu pengertian, bila Allah menghendaki, niscaya Allah melenyapkan kalian dan mendatangkan umat yang baru selain kalian, yang akan menjadi makhluk yang lebih taat kepada Allah daripada kalian. Dan juga memuat pengertian, jika Allah menghendaki, niscaya Dia akan me-musnahkan kalian lantas mengembalikan wujud kalian dengan membangkitkan kalian (dari kubur) dalam wujud manusia baru. Dua pengertian ini ditunjukkan pada pembahasan Hari Kiamat yang disebutkan Allah nanti.
#
{20} {وما ذلك على الله بعزيزٍ}؛ أي: بممتنع، بل هو سهلٌ عليه جدًّا، {ما خَلْقُكُم ولا بَعْثُكم إلا كنفس واحدةٍ وهو الذي يبدأ الخَلْق ثم يعيدُه وهو أهونُ عليه}.
(20) ﴾ وَمَا ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ بِعَزِيزٖ ﴿ "Dan yang demikian itu sekali-kali tidak sukar bagi Allah", maksudnya, tidak mustahil, bahkan merupakan perkara mudah sekali bagiNya. ﴾ مَّا خَلۡقُكُمۡ وَلَا بَعۡثُكُمۡ إِلَّا كَنَفۡسٖ وَٰحِدَةٍۚ ﴿ "Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja." (Luqman: 28) وَهُوَ ٱلَّذِي يَبۡدَؤُاْ ٱلۡخَلۡقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥ وَهُوَ أَهۡوَنُ عَلَيۡهِۚ ﴿ "Dan Dia-lah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemu-dian mengembalikan (menghidupkan)nya, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagiNya." (Ar-Rum: 27).
#
{21} {وبرزوا}؛ أي: الخلائق {لله جميعاً}: حين يُنفخُ في الصور فيخرجون من الأجداث إلى ربِّهم، فيقفون في أرض مستوية، قاعٍ صفصفٍ، لا ترى فيها عوجاً ولا أمتاً، ويبرُزون له لايخفى عليه منهم خافيةٌ؛ فإذا برزوا؛ صاروا يتحاجُّون، وكلٌّ يدفع عن نفسه ويدافع ما يقدر عليه، ولكن أنَّى لهم ذلك؟! فيقول {الضعفاء}؛ أي: التابعون والمقلِّدون، {للذين استكبروا}: وهم المتبوعون الذين هم قادة في الضَّلال: {إنَّا كنَّا لكم تَبَعاً}؛ أي: في الدنيا أمرتمونا بالضلال وزيَّنتموه لنا فأغويتمونا. {فهل أنتم} اليوم {مُغنون عنَّا من عذاب الله من شيء}؛ أي: ولو مثقال ذرَّة {قالوا}؛ أي: المتبوعون والرؤساء: أغويناكم كما غوينا، فَـ {لو هدانا الله لهديناكم}؛ فلا يُغني أحدٌ أحداً. {سواءٌ علينا أجَزِعْنا}: من العذاب، {أم صَبَرْنا}: عليه. {ما لنا من مَحيصٍ}؛ أي: [من] ملجأ نلجأ إليه، ولا مَهْرَبَ لنا من عذاب الله.
(21) ﴾ وَبَرَزُواْ ﴿ "Dan mereka akan berkumpul", yaitu makhluk-makhluk ﴾ لِلَّهِ جَمِيعٗا ﴿ "semuanya menghadap ke hadirat Allah", ketika sangkakala ditiup. Mereka pun bangkit dari kubur-kubur menuju Rabb mereka, berdiri di permukaan bumi yang rata, datar sama sekali, tiada sedikit pun kamu melihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi. Mereka berdiri menghadap ke hadirat Allah, tidak ada sesuatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi atasNya. Ketika berhadapan, maka mereka melakukan perdebatan mencari-cari alasan. Setiap orang membebaskan dirinya dan berupaya mem-bela diri sebisanya. Tetapi, apakah itu bisa mereka lakukan? Maka berkatalah, ﴾ ٱلضُّعَفَٰٓؤُاْ ﴿ "orang-orang yang lemah", yaitu yang mengekor dan mengedepankan fanatisme buta ﴾ لِلَّذِينَ ٱسۡتَكۡبَرُوٓاْ ﴿ "kepada orang-orang yang sombong", mereka adalah para panutan mereka yang menjadi lokomotif dalam kesesatan, ﴾ إِنَّا كُنَّا لَكُمۡ تَبَعٗا ﴿ "Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu", di dunia, kalian memerintahkan kami untuk berbuat kesesatan dan menyo-dorkannya kepada kami dalam keadaan memikat sehingga kalian pun menjerumuskan kami dalam kesesatan. ﴾ فَهَلۡ أَنتُم ﴿ "Maka dapatkah kamu", pada hari ini ﴾ مُّغۡنُونَ عَنَّا مِنۡ عَذَابِ ٱللَّهِ مِن شَيۡءٖۚ ﴿ "menghindarkan dari kami azab Allah (walaupun) sedikit saja", meski hanya siksaan seberat biji dzarrah saja. Seandainya ﴾ قَالُواْ ﴿ "me-reka mengatakan", yaitu para panutan dan pimpinan, "Kami menyesat-kan kalian sebagaimana kami telah sesat, maka ﴾ لَوۡ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ لَهَدَيۡنَٰكُمۡۖ ﴿ "seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu", sehingga tidak ada seorang pun yang bisa menolong orang lain. ﴾ سَوَآءٌ عَلَيۡنَآ أَجَزِعۡنَآ ﴿ "Sama saja bagi kita apa-kah kita mengeluh", karena siksaan ﴾ أَمۡ صَبَرۡنَا ﴿ "ataukah sabar" mengha-dapinya ﴾ مَا لَنَا مِن مَّحِيصٖ ﴿ "sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri", (yaitu berupa) tempat perlindungan yang kami bersembunyi di sana, juga tidak ada tempat melarikan diri bagi kami dari siksaan Allah.
Ayah: 22 - 23 #
{وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِ مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (22) وَأُدْخِلَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ تَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَامٌ (23)}.
"Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah disele-saikan, 'Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap-mu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu, lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu, janganlah kamu mencercaku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu, dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (de-ngan Allah) sejak dahulu.' Sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu mendapat siksaan yang pedih. Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal shalih ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dengan seizin Rabb mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam surga itu ialah, 'Salam'." (Ibrahim: 22-23).
#
{22} أي: {وقال الشيطان}: الذي هو سببٌ لكلِّ شرٍّ يقع ووقع في العالم مخاطباً لأهل النار ومتبرئاً منهم، {لمَّا قُضِيَ الأمر}: ودخل أهلُ الجنةِ الجنةَ وأهلُ النارِ النارَ: {إنَّ الله وَعَدَكم وعدَ الحقِّ}: على ألسنة رسله فلم تطيعوه؛ فلو أطعتموه؛ لأدركتم الفوز العظيم. {ووعدتُكم}: الخير، {فأخلفتُكم}؛ أي: لم يحصُلْ ولن يحصُلَ لكم ما منَّيتكم به من الأماني الباطلة. {وما كان لي عليكُم من سلطانٍ}؛ أي: من حجة على تأييد قولي، {إلاَّ أن دعوتُكم فاستجبتُم لي}؛ أي: هذه نهاية ما عندي أني دعوتُكم إلى مُرادي وزيَّنته لكم فاستجبتُم لي اتِّباعاً لأهوائكم وشهواتكم؛ فإذا كانت الحال بهذه الصورة؛ {فلا تلوموني ولوموا أنفسكم}: فأنتم السبب وعليكم المدار في موجب العقاب. {ما أنا بمصرِخِكُم}؛ أي: بمغيثكم من الشدَّة التي أنتم بها، {وما أنتم بمصرخيَّ}: كلٌّ له قسطٌ من العذاب. {إنِّي كفرتُ بما أشركتمونِ من قبلُ}؛ أي: تبرأت من جعلكم لي شريكاً مع الله، فلست شريكاً لله، ولا تجب طاعتي. {إنَّ الظالمين}: لأنفسهم بطاعة الشيطان {لهم عذابٌ أليمٌ}: خالدين فيه أبداً. وهذا من لطف الله بعباده أن حذَّرهم من طاعة الشيطان، وأخبر بمداخلِهِ التي يدخل منها على الإنسان ومقاصدِهِ فيه، وأنه يقصدُ أن يدخله النيران. وهنا بيَّن لنا أنَّه إذا دخل النار وجندُه ؛ أنَّه يتبرَّأ منهم هذه البراءة، ويكفُر بشركِهِم، ولا ينبِّئك مثل خبيرٍ. واعلم أن الله ذكر في هذه الآية أنه ليس له سلطانٌ، وقال في آية أخرى: {إنَّما سُلْطانُهُ على الذين يَتَوَلَّوْنَهُ والذين هم به مشركونَ}؛ فالسلطان الذي نفاه عنه هو سلطان الحجَّة والدليل، فليس له حجَّة أصلاً على ما يدعو إليه، وإنما نهاية ذلك أن يُقيم لهم من الشُبَه والتزيينات ما به يتجرؤون على المعاصي، وأما السلطان الذي أثبته؛ فهو التسلُّط بالإغراء على المعاصي لأوليائه يؤزُّهم إلى المعاصي أزًّا، وهم الذين سلَّطوه على أنفسهم بموالاته والالتحاق بحزبه، ولهذا ليس له سلطان على الذين آمنوا وعلى ربِّهم يتوكَّلون.
(22) Artinya ﴾ وَقَالَ ٱلشَّيۡطَٰنُ ﴿ "Dan berkatalah setan", yang men-jadi faktor pemicu segala keburukan yang terjadi di alam semesta, sedang berbicara kepada para penghuni neraka, dalam rangka men-cuci tangannya dari tanggung jawab kepada mereka ﴾ لَمَّا قُضِيَ ٱلۡأَمۡرُ ﴿ "tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan", penghuni surga memasuki surga dan penghuni neraka masuk ke dalam neraka, ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ وَعَدَكُمۡ وَعۡدَ ٱلۡحَقِّ ﴿ "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar", melalui lisan para RasulNya, namun kalian tidak menaati-nya. Jikalau kalian mau menaatinya, niscaya kalian benar-benar akan menjumpai kemenangan besar, ﴾ وَوَعَدتُّكُمۡ ﴿ "dan aku pun telah menjanjikan kepadamu", dengan kebaikan ﴾ فَأَخۡلَفۡتُكُمۡۖ ﴿ "tetapi aku me-nyalahinya", tapi (janji tersebut) tidak terealisasikan, dan harapan yang aku janjikan kepada kalian yang berupa impian-impian yang batil tidak pernah terwujud. ﴾ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيۡكُم مِّن سُلۡطَٰنٍ ﴿ "Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku ter-hadapmu", tidak ada kekuatan hujjah yang mendukung ucapanku, ﴾ إِلَّآ أَن دَعَوۡتُكُمۡ فَٱسۡتَجَبۡتُمۡ لِيۖ ﴿ "melainkan (sekedar) aku menyeru kamu, lalu kamu mematuhi seruanku", maksudnya, inilah puncak (tujuan) yang aku canangkan, yaitu aku menyeru kalian kepada keinginanku dan aku mengkondisikannya agar nampak indah di mata kalian, lantas kalian menyambut (seruan)ku, lantaran kalian mengikuti hawa nafsu dan dorongan syahwat kalian. Kalau faktanya demikian ﴾ فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوٓاْ أَنفُسَكُمۖ ﴿ "oleh sebab itu, janganlah kamu mencercaku. Akan tetapi cerca-lah dirimu sendiri", kalianlah yang menjadi penyebab, dan pada kalianlah inti penyebab hukuman, ﴾ مَّآ أَنَا۠ بِمُصۡرِخِكُمۡ ﴿ "aku sekali-kali tidak dapat menolongmu", aku bukan penolong kalian dari kesulitan yang kalian alami ﴾ وَمَآ أَنتُم بِمُصۡرِخِيَّ ﴿ "dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku", setiap pihak menerima siksanya masing-masing. ﴾ إِنِّي كَفَرۡتُ بِمَآ أَشۡرَكۡتُمُونِ مِن قَبۡلُۗ ﴿ "Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah ) sejak dulu", maksud-nya aku berlepas diri dari tindakan kalian mempersekutukanku denganNya. Aku bukan sekutu bagi Allah, dan tidak wajib (sese-orang) taat kepadaku. ﴾ إِنَّ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu", (ber-buat zhalim) kepada diri mereka sendiri dengan taat kepada setan ﴾ لَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ ﴿ "mereka mendapat siksaan yang pedih", kekal abadi di dalamnya selamanya. Ini termasuk cerminan sifat kelembutan Allah kepada para hambaNya, dengan memperingatkan mereka dari bahaya taat kepada setan dan memberitahukan celah-celah yang digunakan setan untuk mengintervensi manusia dan (memberitahu-kan) maksud setan terhadap seorang manusia. Tujuannya adalah menjerumuskan manusia ke dalam api neraka. Di sini, Allah menjelaskan kepada kita bahwa setan dan pung-gawanya bila telah masuk neraka, maka mereka akan berkilah de-ngan pernyataan tersebut, mengingkari praktik kesyirikan mereka. ﴾ وَلَا يُنَبِّئُكَ مِثۡلُ خَبِيرٖ 14 ﴿ "Dan tidak ada yang memberi berita kepadamu seperti yang dilaku-kan Dzat yang Maha Mengetahui." (Fathir: 14). Ketahuilah, di ayat ini, Allah menerangkan bahwa setan tidak mempunyai kekuasaan. Sementara di dalam ayat lain Allah berfir-man, ﴾ إِنَّمَا سُلۡطَٰنُهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ يَتَوَلَّوۡنَهُۥ وَٱلَّذِينَ هُم بِهِۦ مُشۡرِكُونَ 100 ﴿ "Sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya menjadi pemimpin dan atas orang-orang yang mem-persekutukannya dengan Allah." (An-Nahl: 100). Kekuasaan yang Allah tepis darinya adalah kekuatan hujjah dan dalil. Pada dasarnya, ia tidak mempunyai hujjah yang men-dukung seruannya. Kemampuannya yang paling tinggi hanyalah, melontarkan berbagai macam syubhat dan tipudaya kepada mereka, yang membuat mereka nekad dalam berbuat maksiat. Sedangkan kekuasaan yang Allah tetapkan baginya, adalah kemampuan melan-carkan tipuan kepada para pengikutnya untuk berbuat maksiat yang benar-benar menyeret mereka ke dalamnya dengan kuat. Mereka itu adalah orang-orang yang mendudukkannya sebagai penguasa atas diri mereka melalui pemberian loyalitas dan bergabung dengan kelompoknya. Oleh karenanya, ia tidak mempunyai kekuasaan (ke-kuatan) atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Allah.
#
{23} ولما ذكر عقاب الظالمين؛ ذكر ثواب الطائعين، فقال: {وأُدْخِلَ الذين آمنوا وعملوا الصالحات}؛ أي: قاموا بالدين قولاً وعملاً واعتقاداً، {جناتٍ تجري من تحتها الأنهارُ}: فيها من اللَّذَّات والشَّهَوات ما لا عينٌ رأتْ ولا أذنٌ سمعتْ ولا خطر على قلب بشرٍ. {خالدين فيها بإذنِ ربِّهم}؛ أي: لا بحولهم وقوَّتهم، بل بحول الله وقوته. {تحيَّتُهم فيها سلامٌ}؛ أي: يحيّي بعضُهم بعضاً بالسلام والتحية والكلام الطيب.
(23) Ketika Allah menyebutkan hukuman bagi orang-orang yang berbuat zhalim, lantas menyebutkan pahala bagi orang-orang yang taat. Dia berfirman, ﴾ وَأُدۡخِلَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ ﴿ "Dan dimasukkanlah orang-orang yang beriman dan beramal shalih", yaitu mereka yang melaksanakan agama dalam bentuk ucapan, amalan, dan keyakinan ﴾ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ ﴿ "ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai", di dalamnya terdapat berbagai kenikmat-an dan kesenangan yang tidak pernah disaksikan mata, tidak ter-dengar oleh pendengaran, dan tidak terlintas pada benak siapa pun. ﴾ خَٰلِدِينَ فِيهَا بِإِذۡنِ رَبِّهِمۡۖ ﴿ "Mereka kekal di dalamnya dengan seizin Rabb mereka", bukan karena daya dan kekuatan mereka, tapi dengan daya dan kekuatan Allah. ﴾ تَحِيَّتُهُمۡ فِيهَا سَلَٰمٌ ﴿ "Ucapan penghormatan mereka dalam surga itu ialah, 'Salam'," mereka saling menyampai-kan ucapan selamat, sambutan dan perkataan yang baik kepada yang lain.
Ayah: 24 - 26 #
{أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ (24) تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (25) وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الْأَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ (26)}
"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk adalah seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun." (Ibrahim: 24-26).
#
{24} يقول تعالى: {ألم تَرَ كيف ضَرَبَ الله مثلاً كلمةً طيبةً}: وهي شهادة أن لا إله إلا الله وفروعها {كشجرةٍ طيبةٍ}: وهي النخلة {أصلُها ثابتٌ}: في الأرض. {وفرعُها}: منتشرٌ {في السماء}: وهي كثيرة النفع دائماً.
(24) Allah تعالى berfirman, ﴾ أَلَمۡ تَرَ كَيۡفَ ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلٗا كَلِمَةٗ طَيِّبَةٗ ﴿ "Tidak-kah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan ka-limat yang baik", yaitu persaksian tidak ada sesembahan (yang ber-hak disembah) kecuali Allah, dan cabang-cabangnya adalah ﴾ كَشَجَرَةٖ طَيِّبَةٍ ﴿ "seperti pohon yang baik", yaitu pohon kurma ﴾ أَصۡلُهَا ثَابِتٞ ﴿ "akar-nya teguh" ke dalam tanah ﴾ وَفَرۡعُهَا ﴿ "dan cabangnya", menjulang ﴾ فِي ٱلسَّمَآءِ ﴿ "ke langit", selalu banyak manfaatnya.
#
{25} {تؤتي أكُلَها}؛ أي: ثمرتها، {كلَّ حين بإذن ربِّها}: فكذلك شجرة الإيمان أصلُها ثابتٌ في قلب المؤمن علماً واعتقاداً، وفرعُها من الكلم الطيِّب والعمل الصالح والأخلاق المرضيَّة والآداب الحسنة في السماء دائماً، يصعَدُ إلى الله منه من الأعمال والأقوال التي تخرِجُها شجرة الإيمان، ما ينتفعُ به المؤمن وينتفع غيره، {ويضرِبُ الله الأمثالَ للناس لعلَّهم يتذكَّرون}: ما أمرهم به ونهاهم عنه؛ فإنَّ في ضرب الأمثال تقريباً للمعاني المعقولة من الأمثال المحسوسة، ويتبيَّن المعنى الذي أراده الله غاية البيان ويتَّضح غاية الوضوح، وهذا من رحمته وحسن تعليمه؛ فللَّه أتمُّ الحمد وأكمله وأعمُّه. فهذه صفة كلمة التوحيد، وثباتُها في قلب المؤمن.
(25) ﴾ تُؤۡتِيٓ أُكُلَهَا ﴿ "Pohon itu memberikan buahnya", hasil buah-buahnya ﴾ كُلَّ حِينِۭ بِإِذۡنِ رَبِّهَاۗ ﴿ "pada setiap musim dengan seizin Rabbnya", demikian pula pohon iman, akarnya teguh di hati seorang Mukmin dalam bentuk ilmu dan keyakinan. Cabangnya berbentuk perkataan baik, amal shalih, akhlak yang disukai dan etika-etika yang bagus selalu berada di langit, menuju kepada Allah dari dirinya berupa amalan-amalan dan ucapan-ucapan yang dihasilkan oleh pohon iman, yang menorehkan manfaat bagi seorang Mukmin dan orang lain. ﴾ وَيَضۡرِبُ ٱللَّهُ ٱلۡأَمۡثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَذَكَّرُونَ ﴿ "Allah membuat perumpa-maan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat", ke-pada hal-hal yang diperintahkan dan dilarang. Karena di dalam penetapan permisalan terdapat (makna) pendekatan untuk makna yang logis dari permisalan yang dapat dicerna oleh panca indera. Dan makna yang diinginkan Allah menjadi benar-benar terang dan betul-betul jelas. Ini salah satu bentuk rahmat dan keindahan pem-binaanNya (kepada para makhluk). Bagi Allah pujian yang paling sempurna dan paling paripurna serta paling luas. Sifat ini merupa-kan karakteristik kalimat tauhid dan keteguhannya di hati seorang Mukmin.
#
{26} ثم ذكر ضدَّها، وهي كلمة الكفر وفروعها، فقال: {ومَثَلُ كلمةٍ خبيثة كشجرةٍ خبيثةٍ}: المأكل والمطعم، وهي شجرة الحنظل ونحوها. {اجتُثَّت}: هذه الشجرة {من فوق الأرض ما لها من قرارٍ}؛ أي: [من] ثبوت؛ فلا عروق تمسكها، ولا ثمرة صالحة تنتِجُها، بل إنْ وُجِدَ فيها ثمرةٌ؛ فهي ثمرةٌ خبيثة، كذلك كلمة الكفر والمعاصي، ليس لها ثبوتٌ نافعٌ في القلب، ولا تثمِرُ إلا كلَّ قولٍ خبيثٍ وعملٍ خبيثٍ يستضر به صاحبه، ولا ينتفعُ، ولا يصعدُ إلى الله منه عملٌ صالح، ولا ينفع نفسه، ولا ينتفع به غيره.
(26) Kemudian Allah menyebutkan lawannya, yaitu kalimat al-Kufr (perkataan kekufuran) dan cabang-cabangnya. Allah berfir-man, ﴾ وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٖ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ ﴿ "Dan perumpamaan kalimat yang buruk adalah seperti pohon yang buruk", untuk dimakan dan dirasakan, ia merupakan pohon Handzhal dan pohon yang serupa lainnya ﴾ ٱجۡتُثَّتۡ ﴿ "yang telah dicabut dengan akar-akarnya", yakni pohon ini (telah dicabut) مِن فَوۡقِ ٱلۡأَرۡضِ مَا لَهَا مِن قَرَارٖ ﴿ "dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun", tidak ada keteguhan, tidak ada akar yang menahannya dan tidak ada buah bagus yang dihasilkannya. Bahkan kalaupun ada buahnya, tapi jenis buah yang jelek. Demikian pula kalimat kekufuran dan kemaksiatan. Tidak ada keteguhan yang bermanfaat dalam hati, tidak menghasilkan melainkan ucapan buruk, dan amalan keji. Orangnya pun justru terancam bahaya olehnya. Tidak mendapatkan manfaat darinya. Amalan shalih darinya tidak melaju naik kepada Allah. Tidak memberinya manfaat kepada dirinya, dan orang lain pun tidak merasakan manfaatnya.
Ayah: 27 #
{يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ (27)}
"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim dan berbuat apa yang Dia kehendaki." (Ibrahim: 27).
#
{27} يخبر تعالى أنَّه يثبِّت عباده المؤمنين؛ أي: الذين قاموا بما عليهم من الإيمان القلبيِّ التامِّ، الذي يستلزم أعمال الجوارح ويثمِّرها، فيثبتهم الله: في الحياة الدنيا عند ورود الشبهات بالهداية إلى اليقين، وعند عروض الشهوات بالإرادة الجازمة على تقديم ما يحبُّه الله على هوى النفس ومرادها، وفي الآخرة عند الموت بالثبات على الدين الإسلاميِّ والخاتمة الحسنة، وفي القبر عند سؤال الملكين للجواب الصحيح إذا قيل للميت: من ربُّك؟ وما دينُك؟ ومن نبيُّك؟ هداهم للجواب الصحيح بأن يقولَ المؤمن: اللهُ ربِّي، والإسلامُ ديني، ومحمدٌ نبيِّي. {ويضِلُّ الله الظالمين}: عن الصواب في الدنيا والآخرة، وما ظلمهم الله ولكنَّهم ظلموا أنفسهم. وفي هذه الآية دلالة على فتنة القبر وعذابه ونعيمه؛ كما تواترت بذلك النصوص عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - في الفتنة وصفتها ونعيم القبر وعذابه.
(27) Allah تعالى memberitahukan bahwa Dia meneguhkan (hati) para hambaNya yang beriman, yaitu orang-orang yang melaksana-kan kewajiban mereka berupa keimanan hati yang sempurna, yang berkonsekuensi pelaksanaan amalan-amalan fisik dan mengembang-kannya. Maka Allah menetapkan hati mereka di kehidupan dunia saat gencarnya syubhat-syubhat dengan kekuatan hidayah menuju keyakinan, dan saat bermunculannya syahwat-syahwat melalui tekad baja untuk lebih mengutamakan hal-hal yang dicintai Allah daripada bisikan hawa nafsu dan hasratnya. Sementara itu, di akhi-rat kelak, ketika kematian datang, (Dia menetapkan hati) dengan keteguhan berpedoman pada agama Islam dan husnul khatimah. Sedangkan di kubur nanti, saat menghadapi pertanyaan dua ma-laikat (maka Allah meneguhkannya) dengan (memudahkannya untuk) menjawabnya dengan jawaban yang benar, ketika dilontar-kan kepada mayat: Siapakah Rabbmu? Apakah agamamu? Dan siapakah nabimu? Allah memberikan hidayah kepada mereka untuk menjawab dengan benar, dengan menjawab, "Allah Rabbku, Islam agamaku dan Muhammad Nabiku." ﴾ وَيُضِلُّ ٱللَّهُ ٱلظَّٰلِمِينَۚ ﴿ "Dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim", dari jalan kebenaran di dunia dan akhirat. Allah tidak ber-buat kezhaliman kepada mereka. Mereka sendirilah yang telah meng-aniaya diri mereka sendiri. Dalam ayat ini, terkandung petunjuk tentang wujud fitnah kubur, siksaan dan kenikmatan padanya, sebagaimana tertuang dalam banyak nash dari Nabi tentang fitnah dan bentuknya, kenik-matan kubur dan siksanya.
Ayah: 28 - 30 #
{أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَتَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ (28) جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا وَبِئْسَ الْقَرَارُ (29) وَجَعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلُّوا عَنْ سَبِيلِهِ قُلْ تَمَتَّعُوا فَإِنَّ مَصِيرَكُمْ إِلَى النَّارِ (30)}
"Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menukar nik-mat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan. Yaitu Neraka Jahanam; mereka masuk ke dalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman. Orang-orang kafir itu telah menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah supaya mereka menyesatkan (manusia) dari jalanNya. Katakanlah, 'Bersenang-senanglah kamu, karena sesungguhnya tempat kembalimu ialah neraka'." (Ibrahim: 28-30).
#
{28} يقول تعالى مبينِّاً حال المكذِّبين لرسوله من كفار قريش وما آلَ إليه أمرُهم: {ألم تَرَ إلى الذين بدَّلوا نعمة الله كفراً}: ونعمة الله هي إرسال محمد - صلى الله عليه وسلم - إليهم يدعوهم إلى إدراك الخيرات في الدُّنيا والآخرة وإلى النجاة من شرور الدُّنيا والآخرة، فبدَّلوا هذه النعمة بردِّها والكفر بها والصدِّ عنها بأنفسهم وصدِّهم غيرهم حتى {أحلُّوا قومَهم دار البوارِ}: وهي النار؛ حيث تسبَّبوا لإضلالهم، فصاروا وبالاً على قومهم من حيث يُظَنُّ نفعهم، ومن ذلك أنهم زيَّنوا لهم الخروج يوم بدر ليحاربوا الله ورسوله، فجرى عليهم ما جرى، وقُتِلَ كثيرٌ من كبرائهم وصناديدهم في تلك الوقعة.
(28) Allah تعالى berfirman menjelaskan kondisi riil orang-orang yang mendustakan RasulNya, dari kalangan orang-orang kafir Quraisy dan kesudahan ulah mereka. ﴾ أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ بَدَّلُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ كُفۡرٗا ﴿ "Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menukar nikmat Allah dengan kekafiran", kenikmatan dari Allah yakni pengutusan Mu-hammad kepada mereka untuk menyeru mereka kepada pencapaian kebaikan-kebaikan di dunia dan akhirat, dan (menyeru) kepada keselamatan dari macam-macam kejelekan dunia dan akhirat. Mereka menggantikan nikmat ini dengan menampiknya dan mengingkari-nya serta berpaling darinya dengan tindakan diri mereka sendiri dan menghalangi orang lain sehingga ﴾ أ َ ح َ ل ّ ُ و ْ ا قَوۡمَهُمۡ دَارَ ٱلۡبَوَارِ ﴿ "dan men-jatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan", yaitu neraka. Mereka menjadi faktor penyebab kesesatan mereka sendiri, hingga menjelma sebagai malapetaka bagi kaum mereka, padahal diperkirakan memberikan manfaat bagi mereka. Di antaranya, mereka berhasil membujuk kaum mereka untuk keluar menuju perang Badar guna memerangi Allah dan RasulNya. Maka, terjadilah apa yang sudah dibukukan sejarah. Banyak pembesar dan tokoh mereka yang terbunuh dalam pertempuran tersebut.
#
{29} {جهنم يَصْلَوْنها}؛ أي: يحيط بهم حرُّها من جميع جوانبهم. {وبئس القرارُ}.
(29) ﴾ جَهَنَّمَ يَصۡلَوۡنَهَاۖ ﴿ "Yaitu Neraka Jahanam, mereka masuk ke dalamnya", panasnya akan mengitari diri mereka dari semua sisi. ﴾ وَبِئۡسَ ٱلۡقَرَارُ ﴿ "Dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman."
#
{30} {وجعلوا لله أنداداً}؛ أي: نظراء وشركاء، {ليُضِلُّوا عن سبيله}؛ أي: ليضلُّوا العباد عن سبيل الله بسبب ما جعلوا لله من الأنداد ودَعَوْهم إلى عبادتها. {قل} لهم متوعِّداً: {تمتَّعوا} بكفركم وضلالكم قليلاً؛ فليس ذلك بنافعكم، {فإنَّ مصيركم إلى النار}؛ أي: مآلكم ومأواكم فيها وبئس المصير.
(30) ﴾ وَجَعَلُواْ لِلَّهِ أَندَادٗا ﴿ "Dan orang-orang kafir itu telah menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah", tandingan-tandingan dan sekutu-sekutu ﴾ لِّيُضِلُّواْ عَن سَبِيلِهِۦۗ ﴿ "supaya mereka menyesatkan (manusia) dari jalanNya", untuk menyesatkan para hamba dari jalan Allah melalui tandingan-tandingan yang telah mereka tetapkan bagi Allah dan menyeru orang-orang untuk menyembahnya. ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah", untuk meng-ancam mereka, ﴾ تَمَتَّعُواْ ﴿ "Bersenang-senanglah", dengan kekufuran dan kesesatan kalian sejenak. Kesempatan itu tidaklah bermanfaat bagi kalian ﴾ فَإِنَّ مَصِيرَكُمۡ إِلَى ٱلنَّارِ ﴿ "karena sesungguhnya tempat kembali-mu ialah neraka", tempat kembali dan tempat kesudahan mereka adalah di dalamnya. Dan neraka itu merupakan seburuk-buruk tempat kembali.
Ayah: 31 #
{قُلْ لِعِبَادِيَ الَّذِينَ آمَنُوا يُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خِلَالٌ (31)}.
"Katakanlah kepada hamba-hambaKu yang telah beriman, 'Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebagian rizki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun te-rang-terangan sebelum datang hari (Kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan'." (Ibrahim: 31).
#
{31} أي: قل لعبادي المؤمنين آمراً لهم بما فيه غايةُ صلاحهم وأن ينتهزوا الفرصةَ قبل أن لا يمكنهم ذلك، {يُقيموا الصلاة}: ظاهراً وباطناً، {وينفِقوا مما رَزَقْناهم}؛ أي: من النعم التي أنعمنا بها عليهم قليلاً أو كثيراً، {سرًّا وعلانيةً}: وهذا يشمل النفقة الواجبة كالزكاة ونفقة من تجب عليه نفقته، والمستحبَّة كالصدقات ونحوها. {مِنْ قبل أن يأتي يومٌ لا بيعٌ فيه ولا خِلالٌ}؛ أي: لا ينفع فيه شيء، ولا سبيل إلى استدراك ما فات؛ لا بمعاوضة بيع وشراءٍ، ولا بهبة خليل وصديق؛ فكل امرئٍ له شأنٌ يغنيه؛ فليقدِّم العبد لنفسه، ولينظرْ ما قدَّمه لغدٍ، وليتفقدْ أعماله، ويحاسب نفسه قبل الحساب الأكبر.
(31) Artinya, katakanlah kepada para hambaKu yang beriman untuk memerintahkan mereka dengan perintah yang berisi puncak kemaslahatan bagi mereka dan sepatutnya mempergunakan kesem-patan sebelum mereka tidak mampu berbuat apa-apa. ﴾ يُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ ﴿ "Hendaklah mereka mendirikan shalat", secara zahir dan batin ﴾ وَيُنفِقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ ﴿ "menafkahkan sebagian rizki yang Kami berikan", dalam ben-tuk kenikmatan yang telah Kami curahkan kepada mereka, sedikit atau banyak ﴾ سِرّٗا وَعَلَانِيَةٗ ﴿ "secara sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan", infak ini mencakup infak wajib, misalnya zakat, dan me-nafkahi orang yang wajib dinafkahi oleh seseorang, juga mencakup nafkah yang mustahab seperti sedekah-sedekah dan lainnya. ﴾ مِّن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَ يَوۡمٞ لَّا بَيۡعٞ فِيهِ وَلَا خِلَٰلٌ ﴿ "sebelum datang hari (Kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan", tidak ada sesuatu pun yang ber-guna pada waktu itu, dan tidak ada cara untuk mengejar sesuatu yang telah terlewatkan, tidak terbeli melalui praktik transaksi jual beli, atau dengan pemberian hibah (hadiah) dari orang terkasih atau teman akrab. Setiap insan mempunyai urusan sendiri-sendiri yang menyibukkannya. Hendaklah seorang hamba mempersembahkan (amalan) bagi dirinya dan memperhatikan apa yang telah dia per-siapkan untuk hari esok. Hendaklah dia memantau aktifitas-aktifitas-nya, mengintrospeksi diri sebelum datangnya hari perhitungan yang agung.
Ayah: 32 - 34 #
{اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ لِتَجْرِيَ فِي الْبَحْرِ بِأَمْرِهِ وَسَخَّرَ لَكُمُ الْأَنْهَارَ (32) وَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ دَائِبَيْنِ وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ (33) وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ (34)}.
"Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menu-runkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan -dengan air hujan itu- berbagai buah-buahan menjadi rizki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendakNya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagi-mu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbit-nya); dan Dia telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya tidaklah kamu dapat menghitungnya. Se-sungguhnya manusia itu, sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." (Ibrahim: 32-34).
#
{32} يخبر تعالى أنَّه وحده {الذي خلق السمواتِ والأرضَ}: على اتِّساعهما وعظمهما، {وأنزل من السماء ماءً}: وهو المطر الذي ينزله الله من السحاب، فأخرج بذلك الماء {من الثمراتِ}: المختلفة الأنواع، {رزقاً لكم}: ورزقاً لأنعامكم. {وسخَّر لكم الفُلْكَ}؛ أي: السفن والمراكب، {لتجرِيَ في البحر بأمرِهِ}: فهو الذي يسَّر لكم صنعتها وأقْدَرَكم عليها وحَفِظَها على تيار الماء لتحمِلَكم وتحمل تجاراتكم وأمتعتكم إلى بلدٍ تقصدونه. {وسخَّرَ لكم الأنهارَ}: لتسقي حروثكم وأشجاركم، وتشربوا منها.
(32) Allah تعالى memberitakan bahwa Dia-lah semata ﴾ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ ﴿ "yang telah menciptakan langit dan bumi", dengan segala bentuknya yang luas lagi besar ﴾ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ ﴿ "dan menurunkan air hujan dari langit", air hujan yang Allah turunkan dari gumpalan mendung, lantas mengeluarkan dengan air itu ﴾ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ ﴿ "berbagai buah-buahan", yang bermacam-macam jenisnya ﴾ رِزۡقٗا لَّكُمۡۖ ﴿ "menjadi rizki bagi dirimu", dan sebagai rizki bagi hewan ternak kalian ﴾ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلۡفُلۡكَ ﴿ "dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu", kapal-kapal dan perahu-perahu ﴾ لِتَجۡرِيَ فِي ٱلۡبَحۡرِ بِأَمۡرِهِۦۖ ﴿ "supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendakNya", Dia-lah Dzat yang memudahkan proses pembuatannya bagi kalian dan memberikan kemampuan bagi kalian untuk mengerjakannya dan menjaganya (tetap mengambang) di atas aliran air. Gunanya, untuk membawa kalian dan benda pernia-gaan kalian serta barang-barang kalian menuju tempat yang kalian tuju. ﴾ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلۡأَنۡهَٰرَ ﴿ "Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai", untuk mengairi sawah pertanian kalian dan pepo-honan, dan untuk kalian minum sebagiannya.
#
{33} {وسخَّر لكم الشمسَ والقمر دائِبَيْنِ}: لا يفتران ولا يَنيان، يسعَيان لمصالحكم من حساب أزمنتكم ومصالح أبدانكم وحيواناتكم وزروعكم وثماركم. {وسخَّر لكم الليل}: لتسكُنوا فيه، {والنهار} مبصراً لتبتغوا من فضله.
(33) ﴾ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَ دَآئِبَيۡنِۖ ﴿ "Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya)", tidak lamban dan tidak tersendat-sendat, melaju guna menciptakan kemaslahatan bagi kalian seperti perhitungan waktu-waktu dan maslahat bagi fisik, hewan ternak, dan tanaman serta buah-buahan milik kalian. ﴾ وَسَخَّرَ لَكُمُ ٱلَّيۡلَ ﴿ "Dan Dia telah menundukkan bagimu malam" agar kalian dapat tidur padanya ﴾ وَٱلنَّهَارَ ﴿ "dan siang", penuh cahaya agar kalian bisa mencari sebagian dari keutamaan-Nya.
#
{34} {وآتاكم من كلِّ ما سألتُموه}؛ أي: أعطاكم من كلِّ ما تعلَّقت به أمانيكم وحاجتكم مما تسألونه إيَّاه بلسان الحال أو بلسان المقال من أنعام وآلاتٍ وصناعاتٍ وغير ذلك. {وإن تَعُدُّوا نعمة الله لا تُحْصوها}: فضلاً عن قيامكم بشكرها. {إنَّ الإنسان لظلومٌ كفَّارٌ}؛ أي: هذه طبيعة الإنسان من حيثُ هو ظالمٌ متجرِّئٌ على المعاصي مقصِّرٌ في حقوق ربِّه، كفَّار لنعم الله لا يشكرها ولا يعترفُ بها؛ إلاَّ مَن هداه الله فشَكَرَ نِعَمَهُ، وعَرَفَ حقَّ ربِّه وقام به. ففي هذه الآيات من أصناف نعم الله على العباد شيءٌ عظيمٌ مجملٌ ومفصَّلٌ يدعو الله به العباد إلى القيام بشكره وذكره، ويحثُّهم على ذلك، ويرغِّبهم في سؤاله ودعائه آناء الليل والنهار؛ كما أنَّ نعمته تتكرَّر عليهم في جميع الأوقات.
(34) ﴾ وَءَاتَىٰكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلۡتُمُوهُۚ ﴿ "Dan Dia telah memberikan kepada-mu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya", Allah memberikan kepada kalian segala hal yang berhubungan dengan angan-angan dan kebutuhan kalian yang kalian mohon-kan kepadaNya, baik melalui gerak-gerik kalian atau dengan per-nyataan verbal berupa hewan-hewan ternak, alat-alat (piranti), produk-produk dan lain sebagainya. ﴾ وَإِن تَعُدُّواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ لَا تُحۡصُوهَآۗ ﴿ "Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menghitung-nya", apalagi berkaitan dengan pelaksanaan syukur kalian terha-dapnya ﴾ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَظَلُومٞ كَفَّارٞ ﴿ "Sesungguhnya manusia itu, sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)", maksudnya sifat ini merupakan tabiat manusia, di mana dia berbuat zhalim dan nekad melakukan maksiat-maksiat, lalai dalam memenuhi hak-hak Allah, sering mengingkari nikmat-nikmat Allah, tidak mensyukurinya, tidak mengakuinya, kecuali orang-orang yang diberi hidayah oleh Allah, hingga mau bersyukur atas nikmat-nikmatNya, dan menya-dari hak Rabbnya (atas dirinya) dan menjalankannya. Pada beberapa ayat ini, terdapat keterangan mengenai berba-gai macam nikmat Allah yang banyak kepada hamba, baik terpe-rinci ataupun global. Allah mengajak para hambaNya untuk berbuat syukur kepadaNya dan mengingatNya serta menganjurkan mereka untuk itu, mendorong untuk meminta dan berdoa kepadaNya di waktu-waktu malam dan siang hari, sebagaimana (timbal baliknya) bahwa nikmatNya akan datang berulang-ulang di segala waktu.
Ayah: 35 - 41 #
{وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا [وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الْأَصْنَامَ (35) رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِي فَإِنَّهُ مِنِّي وَمَنْ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (36) رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ (37) رَبَّنَا إِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نُخْفِي وَمَا نُعْلِنُ وَمَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ (38) الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى الْكِبَرِ إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ الدُّعَاءِ (39) رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ (40) رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ] (41)}.
"Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata, 'Ya Rabbku, jadikan-lah negeri ini (Makkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala. Ya Rabbku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan dari manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesung-guhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang men-durhakaiku, maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menem-patkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumahMu (Baitullah) yang dihormati, Ya Rabb kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rizki dari buah-buahan, mudah-mudahan me-reka bersyukur. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit. Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishaq. Se-sungguhnya Rabbku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenan-kan) doa. Ya Rabbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Rabb kami, perkenankan doaku. Ya Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang Mukmin pada hari terjadinya hisab (Hari Kiamat)'." (Ibrahim: 35-41).
#
{35} أي: {و} اذكُرْ إبراهيم عليه الصلاة والسلام في هذه الحالة الجميلة. {إذ قال إبراهيم ربِّ اجعل هذا البلد}؛ أي: الحرم {آمناً}: فاستجاب الله دعاءه شرعاً وقدراً، فحرمه الله في الشرع، ويسَّر من أسباب حرمته قَدَراً ما هو معلوم، حتى إنه لم يردْه ظالمٌ بسوءٍ إلاَّ قصمه الله؛ كما فعل بأصحاب الفيل وغيرهم. ولما دعا له بالأمن؛ دعا له ولبنيه بالأمن، فقال: {واجْنُبْني وبَنِيَّ أن نعبُدَ الأصنام}؛ أي: اجعلني وإيَّاهم جانباً بعيداً عن عبادتها والإلمام بها.
(35) Artinya ﴾ و َ ﴿ "Dan", ingatlah Ibrahim عليه السلام pada momen-tum yang bagus ini ﴾ إ ِ ذ ْ قَالَ إِبۡرَٰهِيمُ رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَٰذَا ٱلۡبَلَدَ ﴿ "ketika Ibrahim berkata, 'Ya Rabbku, jadikanlah negeri ini (Makkah)'," tanah Haram ﴾ ءَامِنٗا ﴿ "ne-geri yang aman", kemudian Allah mengabulkan doanya, sebagai ketentuan syariat dan takdirNya. Lalu Allah menjadikannya tanah haram (suci) dalam syariat Islam dan membuat mudah faktor-fak-tor yang (memelihara) kesuciannya berdasarkan ketentuan takdir-Nya, seperti yang telah diketahui, hingga tidaklah ada orang zhalim yang berhasrat melancarkan keburukan padanya melainkan Allah membinasakannya. Sebagaimana yang dialami tentara gajah dan lain-lain. Ketika beliau memohon terciptanya keamanan baginya (tanah haram), maka beliau memohon jaminan keamanan bagi diri-nya dan keturunannya. Beliau berkata, ﴾ وَٱجۡنُبۡنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعۡبُدَ ٱلۡأَصۡنَامَ ﴿ "Dan jauhkanlah aku dan anak cucuku dari menyembah berhala", jadikanlah kami dan mereka berada di posisi yang jauh dari beribadah dan berkonsentrasi dengannya.
#
{36} ثم ذكر الموجب لخوفه عليه وعلى بنيه بكثرة مَن افتتن وابتُلِيَ بعبادتها. فقال: {ربِّ إنهنَّ أضْلَلْنَ كثيراً من الناس}؛ أي: ضلوا بسببها، {فمن تَبِعَنِي}: على ما جئتُ به من التوحيد والإخلاص لله ربِّ العالمين {فإنَّه منِّي}: لتمام الموافقة، ومن أحبَّ قوماً وتبعهم؛ التحق بهم. {ومَنْ عصاني فإنَّك غفورٌ رحيم}: وهذا من شفقة الخليل عليه الصلاة والسلام؛ حيث دعا للعاصين بالمغفرة والرحمة من الله، والله تبارك وتعالى أرحمُ منه بعباده، لا يعذِّب إلاَّ من تمرَّد عليه.
(36) Kemudian Allah menyebutkan alasan kekhawatiran Nabi Ibrahim terhadap praktik kesyirikan pada diri dan anak-keturunan-nya, yaitu banyaknya orang yang terfitnah dan tergoda oleh per-ibadahan syirik. Dia berkata, ﴾ رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضۡلَلۡنَ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلنَّاسِۖ ﴿ "Ya Rabbku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan dari manusia", mereka tersesat disebabkannya ﴾ فَمَن تَبِعَنِي ﴿ "maka barang-siapa mengikutiku", sesuai kandungan risalah yang aku bawa, berupa tauhid dan ikhlas kepada Allah Rabb semesta alam ﴾ فَإِنَّهُۥ مِنِّيۖ ﴿ "maka sesungguhnya dia termasuk golonganku", lantaran integritasnya dalam mengikuti. Barangsiapa mencintai suatu kaum, niscaya akan meng-ikuti mereka, dan bergabung dengan mereka. ﴾ وَمَنۡ عَصَانِي فَإِنَّكَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ ﴿ "Dan barangsiapa yang mendurhakaiku, maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang", ungkapan ini menjadi bukti rasa iba Ibrahim عليه السلام (kepada anak cucunya) di mana beliau ber-doa bagi orang yang bermaksiat agar mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah. Allah سبحانه وتعالى lebih sayang daripada Ibrahim kepada para hamba Allah, tidak menyiksa kecuali orang yang keras kepala (dalam maksiat).
#
{37} {ربَّنا إني أسكنتُ من ذُرِّيَّتي بوادٍ غير ذي زرع عند بيتِكَ المحرَّم}: وذلك أنَّه أتى بهاجر أم إسماعيل وبابنها إسماعيل عليه الصلاة والسلام وهو في الرَّضاع من الشام حتى وضعهما في مكة، وهي إذ ذاك ليس فيها سكنٌ ولا داعٍ ولا مجيب، فلما وضعهما؛ دعا ربَّه بهذا الدعاء، فقال متضرِّعاً متوكِّلاً على ربِّه: رب {إني أسكنتُ من ذُرِّيَّتي}؛ أي: لا كل ذُرِّيَّتي؛ لأنَّ إسحاق في الشام وباقي بنيه كذلك، وإنما أسكن في مكة إسماعيل وذريته. وقوله: {بواد غير ذي زَرْع}؛ أي: لأن أرض مكة لا تصلح للزراعة. {ربَّنا لِيقيموا الصلاةَ}؛ أي: اجعلهم موحِّدين مقيمين الصلاة؛ لأنَّ إقامة الصلاة من أخصِّ وأفضل العبادات الدينيَّة؛ فمنْ أقامها كان مقيماً لدينه. {فاجْعَلْ أفئدةً من الناس تَهْوي إليهم}؛ أي: تحبُّهم وتحبُّ الموضع الذي هم ساكنون فيه. فأجاب الله دعاءه، فأخرج من ذريَّة إسماعيل محمداً - صلى الله عليه وسلم -، حتى دعا ذرِّيَّته إلى الدين الإسلاميِّ وإلى ملَّة أبيهم إبراهيم، فاستجابوا له وصاروا مقيمي الصلاة. وافترض الله حجَّ هذا البيت الذي أسكن به ذريَّته إبراهيم، وجعل فيه سرًّا عجيباً جاذباً للقلوب؛ فهي تحجُّه ولا تقضي منه وطراً على الدوام، بل كلَّما أكثر العبدُ التردُّد إليه؛ ازداد شوقُه وعظُم وَلَعُه وتَوْقُه، وهذا سرُّ إضافته تعالى إلى نفسه المقدسة. {وارزُقْهم من الثمرات لعلَّهم يشكرون}: فأجاب الله دعاءه، فصار يُجبى إليه ثمرات كل شيء؛ فإنك ترى مكة المشرفة كلَّ وقت، والثمارُ فيها متوفِّرة، والأرزاق تتوالى إليها من كل جانب.
(37) ﴾ رَّبَّنَآ إِنِّيٓ أَسۡكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيۡرِ ذِي زَرۡعٍ عِندَ بَيۡتِكَ ٱلۡمُحَرَّمِ ﴿ "Ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati", kisahnya, beliau membawa Hajar, ibu Isma'il bersama putranya, Isma'il عليه السلام saat masih dalam masa susu-an dari wilayah Syam hingga menempatkannya di Makkah. Pada waktu itu, kota Makkah tidak berpenghuni, tiada orang yang me-manggil maupun yang menjawab. Ketika Ibrahim menaruh mereka di sana, maka beliau memanjatkan doa ini. Beliau memohon dengan ketundukan lagi bertawakal kepadaNya, wahai Rabbku, ﴾ إِنِّيٓ أَسۡكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي ﴿ "sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku", tidak semua keturunanku. Karena Ishaq masih berada di negeri Syam. Demikian pula anak-anaknya yang lain. Beliau hanya menem-patkan Isma'il dan keturunannya di kota Makkah. FirmanNya, ﴾ بِوَادٍ غَيۡرِ ذِي زَرۡعٍ ﴿ "di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman", karena tanah kota Makkah tidak cocok untuk lahan pertanian. ﴾ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ ﴿ "Ya Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka men-dirikan shalat", maksudnya jadikanlah mereka orang-orang yang bertauhid lagi mendirikan shalat. Sebab menegakkan shalat ter-masuk ibadah agama yang paling istimewa lagi utama. Siapa saja yang menegakkannya, maka sungguh dia telah menegakkan Agama-nya. ﴾ فَٱجۡعَلۡ أَفۡـِٔدَةٗ مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهۡوِيٓ إِلَيۡهِمۡ ﴿ "Maka jadikanlah hati sebagian ma-nusia cenderung kepada mereka", maksudnya mencintai mereka dan menyenangi tempat yang mereka huni. Allah mengabulkan doa beliau. Allah melahirkan Muhammad dari keturunan Isma'il yang mengajak umat keturunan beliau kepada agama Islam dan ajaran agama Ibrahim. Mereka pun menyambut dakwah nabi Muhammad dan menjadi orang-orang yang menegakkan shalat. Dan Allah mewajibkan berhaji ke Baitullah yang mana Ibrahim telah menem-patkan (sebagian) keturunannya di dalamnya, dan menciptakan rahasia yang menakjubkan di sana, memikat kalbu-kalbu (manusia). Keturunan- keturunan beliau senantiasa berangkat haji ke sana tanpa pernah menghapuskan niatan ini. Bahkan, semakin sering seorang hamba bolak-balik ke sana, semakin tinggi rasa kerinduan dan semakin besar kecintaan dan hasrat untuk ke sana. Inilah ra-hasia kenapa lafazh "bait (rumah)" dinisbatkan kepada DzatNya yang suci (menjadi rumah Allah). ﴾ وَٱرۡزُقۡهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمۡ يَشۡكُرُونَ ﴿ "Dan berilah mereka rizki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur", Allah mengabulkan doa Nabi Ibrahim. Maka berubahlah keadaan, berbagai buah-buahan didatangkan ke sana. Engkau dapat melihat kota Makkah setiap saat, dalam keadaan dipenuhi bermacam-ma-cam buah yang melimpah dan rizki datang silih-berganti dari segala penjuru.
#
{38} {ربَّنا إنك تعلم ما نُخفي وما نُعْلِنُ}؛ أي: أنت أعلم بنا منا، فنسألك من تدبيرك وتربيتك لنا أن تيسِّر لنا من الأمور التي نعلمها والتي لا نعلمها ما هو مُقتضى علمك ورحمتك. {وما يخفى على اللهِ من شيءٍ في الأرض ولا في السماء}: ومن ذلك هذا الدعاء الذي لم يَقْصِدْ به الخليل إلا الخير وكثرة الشكر لله ربِّ العالمين.
(38) ﴾ رَبَّنَآ إِنَّكَ تَعۡلَمُ مَا نُخۡفِي وَمَا نُعۡلِنُۗ ﴿ "Ya Rabb kami, sesungguhnya Eng-kau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan", maksudnya, Engkau lebih mengetahui diri kami daripada kami sendiri. Karena itu, kami memohon melalui pengaturan dan pembi-naanMu terhadap kami untuk memudahkan urusan-urusan yang kami mengerti dan yang kami tiada mengetahuinya, sebagai bias kandungan sifat ilmu dan rahmatMu. ﴾ وَمَا يَخۡفَىٰ عَلَى ٱللَّهِ مِن شَيۡءٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِي ٱلسَّمَآءِ ﴿ "Dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit", termasuk dalam konteks ini, doa yang mana tidaklah didedikasikan oleh sang Khalilur Rahman (kekasih Dzat Yang Maha Penyayang) melainkan untuk meraih kebaikan dan memperbanyak frekuensi syukur kepada Allah, Pe-nguasa alam semesta.
#
{39} {الحمد لله الذي وَهَبَ لي على الكِبَرِ إسماعيل وإسحاقَ}: فَهِبَتُهم من أكبر النعم، وكونهم على الكبر في حال الإياس من الأولاد نعمةٌ أخرى، وكونهم أنبياء صالحين أجلُّ وأفضل. {إنَّ ربِّي لسميع الدعاء}؛ أي: لقريب الإجابة ممن دعاه، وقد دعوتُه فلم يخيِّبْ رجائي.
(39) Berikutnya, beliau mendoakan kebaikan bagi dirinya dan keturunannya, dengan berkata, ﴾ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى ٱلۡكِبَرِ إِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَۚ ﴿ "Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(ku) Ismail dan Ishaq", karunia dalam bentuk mereka adalah termasuk kenikmatan yang paling besar. Kelahiran mereka di usia tua beliau dalam kondisi yang sudah tiada harapan lagi untuk men-dapatkan anak keturunan merupakan kenikmatan agung yang lain. Dan status mereka sebagai para nabi yang shalih adalah kenikmat-an yang paling besar lagi utama. ﴾ إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ ﴿ "Sesungguhnya Rabbku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doaku," mak-sudnya, sangat dekat pengabulanNya dari orang yang berdoa ke-padaNya. Aku telah berdoa kepadaNya, namun Dia tidak pernah memupuskan harapanku.
#
{40 ـ 41} ثم دعا لنفسه ولذرِّيَّته، فقال: {ربِّ اجعلني مقيم الصَّلاة ومن ذُرِّيَّتي ربَّنا وتقبَّل دُعاء. ربَّنا اغفِرْ لي ولوالديَّ وللمؤمنين يومَ يقومُ الحساب}: فاستجاب الله له في ذلك كلِّه؛ إلاَّ أنَّ دعاءه لأبيه إنما كان عن موعدةٍ وعدها إيَّاه، فلما تبيَّن له أنه عدوٌّ لله؛ تبرَّأ منه.
(40-41) Kemudian beliau mendoakan kebaikan bagi dirinya dan keturunannya dengan berkata, ﴾ رَبِّ ٱجۡعَلۡنِي مُقِيمَ ٱلصَّلَوٰةِ وَمِن ذُرِّيَّتِيۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلۡ دُعَآءِ 40 رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيَّ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ يَوۡمَ يَقُومُ ٱلۡحِسَابُ 41 ﴿ "Ya Rabbku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Rabb kami, perkenankan doaku. Ya Rabb kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang Mukmin pada hari terjadinya hisab (Hari Kiamat)", Allah menyambut seluruh permohonan beliau, kecuali doa (permohonan ampunan) bagi ayahnya yang mana be-liau panjatkan sekedar hanya untuk pemenuhan janji yang beliau sampaikan kepada ayahnya. Ketika telah jelas bahwa dia adalah musuh Allah, maka dia berlepas diri darinya.
Selanjutnya, Allah تعالى berfirman,
Ayah: 42 - 43 #
{وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ (42) مُهْطِعِينَ مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ لَا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءٌ (43)}.
"Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira bah-wa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zhalim. Sesungguhnya Allah hanya memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. Mereka datang bergegas-gegas dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong." (Ibrahim: 42-43).
#
{42} هذا وعيدٌ شديد للظالمين وتسلية للمظلومين؛ يقول تعالى: {ولا تحسبنَّ الله غافلاً عما يعملُ الظالمون}: حيث أمهلهم وأدرَّ عليهم الأرزاق وتَرَكَهم يتقلَّبون في البلاد آمنين مطمئنِّين؛ فليس في هذا ما يدلُّ على حسن حالهم؛ فإنَّ الله يُملي للظالم ويُمْهِلُه ليزداد إثماً، حتى إذا أخذه؛ لم يُفْلِتْه، {وكذلك أخْذُ ربِّك إذا أخَذَ القُرى وهي ظالمةٌ إنَّ أخذَهُ أليمٌ شديدٌ}. والظلم ها هنا يشمل الظلم فيما بين العبد وربِّه وظلمه لعباد الله. {إنما يؤخِّرُهم ليوم تَشْخَصُ فيه الأبصارُ}؛ أي: لا تطرف من شدَّة ما ترى من الأهوال وما أزعجها من القلاقل.
(42) Ini adalah ancaman keras bagi orang-orang yang berbuat aniaya sekaligus sebagai penghibur hati bagi orang-orang yang men-jadi obyek penganiayaan. Allah تعالى berfirman, ﴾ وَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱللَّهَ غَٰفِلًا عَمَّا يَعۡمَلُ ٱلظَّٰلِمُونَۚ ﴿ "Dan janganlah sekali-kali kamu (Muhammad) mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zhalim", (fakta menyatakan) Allah masih memberikan kesempatan bagi mereka, dan mencurahkan berbagai jenis rizki, serta membiarkan mereka bebas bergerak di negeri-negeri dalam keadaan aman lagi tenang. Hal itu bukan menjadi pertanda baiknya kondisi mereka. Karena Allah sedang menunda waktu dan memberikan kesempatan bagi orang yang berbuat aniaya, agar dosanya semakin menumpuk. Sampai akhirnya, ketika Allah menyiksanya, maka dia tidak dapat berkutik lagi. ﴾ وَكَذَٰلِكَ أَخۡذُ رَبِّكَ إِذَآ أَخَذَ ٱلۡقُرَىٰ وَهِيَ ظَٰلِمَةٌۚ إِنَّ أَخۡذَهُۥٓ أَلِيمٞ شَدِيدٌ 102 ﴿ "Dan begitulah azab Rabbmu, apabila Dia mengazab penduduk ne-geri yang berbuat zhalim. Sesungguhnya azabNya itu adalah sangat pedih lagi keras." (Hud: 102) Kezhaliman di sini mencakup setiap bentuk kezhaliman antara seorang hamba dengan Rabbnya dan kezhalimannya kepada sesama. ﴾ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمۡ لِيَوۡمٖ تَشۡخَصُ فِيهِ ٱلۡأَبۡصَٰرُ ﴿ "Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak", maksudnya matanya tidak bergerak sekalipun karena dahsyatnya keadaan yang dia lihat, berupa kengerian-kengerian. Betapa meri-saukan malapateka di sana!
#
{43} {مُهْطِعينَ}؛ أي: مسرعين إلى إجابة الداعي حين يدعوهم إلى الحضور بين يدي الله للحساب، لا امتناعَ لهم ولا محيص ولا ملجأ، {مُقنعي رؤوسهم}؛ أي: رافعيها، قد غُلَّتْ أيديهم إلى الأذقان، فارتفعت لذلك رؤوسهم، {لا يرتدُّ إليهم طرفُهم وأفئِدَتُهم هواء}؛ أي: أفئدتهم فارغةٌ من قلوبهم، قد صعدت إلى الحناجر، لكنَّها مملوءةٌ من كل همٍّ وغمٍّ وحزن وقلق.
(43) ﴾ مُهۡطِعِينَ ﴿ "Mereka datang bergegas-gegas", maksudnya mereka bersegera merangsek ke arah penyeru ketika meminta me-reka untuk datang di hadapan Allah untuk menjalani proses hisab (perhitungan amal). Tidak ada penolakan pada mereka, dan tiada tempat lari maupun tempat bersembunyi ﴾ مُقۡنِعِي رُءُوسِهِمۡ ﴿ "dengan meng-ngkat kepalanya" maksudnya menengadahkannya. Dua tangan mereka telah dirantai sampai menyentuh dagu-dagu mereka. Karenanya, kepala-kepala mereka terangkat ﴾ لَا يَرۡتَدُّ إِلَيۡهِمۡ طَرۡفُهُمۡۖ وَأَفۡـِٔدَتُهُمۡ هَوَآءٞ ﴿ "sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong", maksudnya hati-hati mereka kosong dari dada mereka, karena telah naik ke arah kerongkongan. Akan tetapi, begitu tersesaki oleh kegelisahan, kerisauan, kesedihan, dan kegundahan.
Ayah: 44 - 46 #
{وَأَنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ الْعَذَابُ فَيَقُولُ الَّذِينَ ظَلَمُوا رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ نُجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ أَوَلَمْ تَكُونُوا أَقْسَمْتُمْ مِنْ قَبْلُ مَا لَكُمْ مِنْ زَوَالٍ (44) وَسَكَنْتُمْ فِي مَسَاكِنِ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ وَتَبَيَّنَ لَكُمْ كَيْفَ فَعَلْنَا بِهِمْ وَضَرَبْنَا لَكُمُ الْأَمْثَالَ (45) وَقَدْ مَكَرُوا مَكْرَهُمْ وَعِنْدَ اللَّهِ مَكْرُهُمْ وَإِنْ كَانَ مَكْرُهُمْ لِتَزُولَ مِنْهُ الْجِبَالُ (46)}.
"Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkata-lah orang-orang yang zhalim, 'Ya Rabb kami, beri tangguhlah kami (kembalikan kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruanMu dan akan mengikuti rasul-rasul.' (Kepada mereka dikatakan), 'Bukankah kamu telah bersum-pah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa. Dan kamu telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri, dan telah nyata bagimu ba-gaimana Kami telah berbuat terhadap mereka, dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan.' Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar, padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya." (Ibrahim: 44-46).
#
{44} يقول تعالى لنبيِّه محمد - صلى الله عليه وسلم -: {وأنذِرِ الناس يوم يأتيهم العذابُ}؛ أي: صف لهم صفة تلك الحال، وحذِّرهم من الأعمال الموجبة للعذاب، الذي حين يأتي في شدائده وقلاقله، فيقول الذين ظلموا بالكفر والتكذيب وأنواع المعاصي، نادمين على ما فعلوا، سائلين للرجعة في غير وقتها: {ربَّنا أخِّرْنا إلى أجل قريبٍ}؛ أي: رُدَّنا إلى الدُّنيا؛ فإنَّا قد أبصرنا؛ {نُجِبْ دعوتَكَ}: والله يدعو إلى دار السلام، {ونتَّبع الرُّسل}: وهذا كلُّه لأجل التخلُّص من العذاب الأليم، وإلاَّ؛ فهم كَذَبَةٌ في هذا الوعد؛ فلو رُدُّوا لعادوا لما نهوا عنه، ولهذا يوبَّخون ويُقال لهم: {أولم تكونوا أقسمتُمْ من قبلُ ما لكم من زوالٍ}: عن الدُّنيا وانتقال إلى الآخرة؛ فها قد تبيَّن لكم حنثكم في إقسامكم وكذبكم فيما تدَّعون.
(44) Allah berfirman kepada NabiNya, M u h a m m a d ﴾ وَأَنذِرِ ٱلنَّاسَ يَوۡمَ يَأۡتِيهِمُ ٱلۡعَذَابُ ﴿ "Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka", maksudnya deskripsikanlah kondisinya dan peringatkanlah mereka dari amalan-amalan yang mendatangkan siksa, yang jika telah tiba membawa kesengsaraan dan malapetaka, maka berkatalah orang-orang yang berbuat kezhaliman dalam bentuk kekufuran dan pendustaan serta macam-macam maksiat dalam perasaan sesal atas tindakan mereka, permohonan untuk kembali (ke dunia) yang sudah bukan waktunya lagi, ﴾ رَبَّنَآ أَخِّرۡنَآ إِلَىٰٓ أَجَلٖ قَرِيبٖ ﴿ "Ya Rabb kami, beri tangguhlah kami (kem-balikan kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit", maksudnya tolong kembalikanlah kami ke alam dunia. Sungguh kami telah menyaksikan (kebenaran yang kami dustakan) نُّجِبۡ دَعۡوَتَكَ ﴿ "niscaya kami akan mematuhi seruanMu", dan Allah menyeru ke Darussalam (tempat keselamatan, surga) وَنَتَّبِعِ ٱلرُّسُلَۗ ﴿ "dan kami akan mengikuti rasul-rasul", semua omongan ini hanyalah untuk terbebaskan dari siksaan yang pedih. Apabila tidak demikian, maka sebetulnya me-reka itu berbohong saja dalam janji ini. Bila mereka dikembalikan (ke dunia lagi), tentulah mereka kembali menerjang larangan-la-rangan. Oleh sebab itu, cercaan dialamatkan kepada mereka. Dikatakan kepada mereka ﴾ أَوَلَمۡ تَكُونُوٓاْ أَقۡسَمۡتُم مِّن قَبۡلُ مَا لَكُم مِّن زَوَالٖ ﴿ "Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa", dari dunia dan berpindah ke alam akhirat. Sekarang ini, telah jelas bagi kalian batalnya sumpah kalian dan kedustaan kalian yang kalian klaim.
#
{45} {و} ليس عليكم قاصر في الدنيا من أجل الآيات البينات، بل {سكنتُم في مساكن الذين ظلموا أنفُسَهم وتبيَّن لكم كيف فعلنا بهم}: من أنواع العقوبات، وكيف أحلَّ الله بهم العقوبات حين كذَّبوا بالآيات البينات، {وضَرَبْنا لكم الأمثالَ}: الواضحة التي لا تَدَعُ أدنى شكٍّ في القلب إلا أزالته، فلم تنفعْ فيكم تلك الآيات، بل أعرضتُم ودمتُم على باطلكم، حتى صار ما صار، ووصلتُم إلى هذا اليوم الذي لا ينفع فيه اعتذارُ مَنِ اعتذر بباطل.
(45) ﴾ و َ ﴿ "Dan" kalian tidak terpasung di dunia untuk men-cerna ayat-ayat dan bukti-bukti nyata (tentang kebenaran akhirat). Bahkan ﴾ س َ ك َ ن ْ ت ُ م ْ فِي مَسَٰكِنِ ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ وَتَبَيَّنَ لَكُمۡ كَيۡفَ فَعَلۡنَا بِهِمۡ ﴿ "kamu telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat terhadap mereka", yang berbentuk menimpakan macam-macam hukum-an, dan bagaimana Allah menjatuhkan siksaan-siksaan pada mereka ketika berbuat pendustaan terhadap ayat-ayat (tanda-tanda kebesar-an Allah) yang sudah jelas. ﴾ وَضَرَبۡنَا لَكُمُ ٱلۡأَمۡثَالَ ﴿ "Dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan", yang terang, yang mana tidaklah dia meninggalkan satu unsur keraguan sedikit pun dalam hati seseorang melainkan dia pasti menyingkirkannya. Ayat-ayat itu tidak berfaidah bagi kalian. Justru kalian berpaling dan tetap berkubang dalam kebatilan kalian. Maka, terjadilah peristiwa yang menimpa mereka. Dan kalian sudah sampai ke momentum hari ini yang mana pengajuan alasan dengan (disertai) kebatilan padanya tidak efektif.
#
{46} {وقد مكروا}؛ أي: المكذِّبون للرسل {مكرَهم}: الذي وصلت إراداتهم وقدرهم عليه، {وعند الله مكرُهُم}؛ أي: هو محيطٌ به علماً وقدرةً، فإنه عاد مكرُهم عليهم، ولا يَحيق المكر السيئ إلاَّ بأهله. {وإنْ كان مكرُهُم لِتَزولَ منه الجبالُ}؛ أي: ولقد كان مكرُ الكفار المكذِّبين للرسل بالحقِّ وبمن جاء به من عظمه لِتَزولَ الجبالُ الراسيات بسببه عن أماكنها؛ أي: مكروا مكراً كُبَّاراً لا يُقادَرُ قَدْرُه، ولكن الله ردَّ كيدهم في نحورهم. ويدخل في هذا كلُّ مَنْ مكر من المخالفين للرسل لينصر باطلاً أو يبطل حقًّا، والقصد أنَّ مكرهم لم يغنِ عنهم شيئاً ولم يضرَّوا الله شيئاً، وإنَّما ضروا أنفسهم.
(46) ﴾ وَقَدۡ مَكَرُواْ ﴿ "Dan sesungguhnya mereka telah membuat ma-kar", yaitu kaum yang mendustakan para rasul ﴾ مَكۡرَهُمۡ ﴿ "makar yang besar", yang telah didukung oleh kehendak dan kemampuan mereka ﴾ وَعِندَ ٱللَّهِ مَكۡرُهُمۡ ﴿ "padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu", maksudnya ilmu dan kekuasaan Allah meliputinya, karena ulah makar mereka akan berbalik menyerang mereka. Dan tidaklah makar yang buruk itu menerjang melainkan kepada pencetusnya saja. ﴾ وَإِن كَانَ مَكۡرُهُمۡ لِتَزُولَ مِنۡهُ ٱلۡجِبَالُ ﴿ "Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya", mak-sudnya sungguh, usaha makar kaum kafir yang mendustakan para rasul yang haq dan orang-orang yang membawa kebenaran –karena besarnya- sehingga bisa menyebabkan gunung-gunung yang men-julang tinggi hilang dari tempat-tempatnya. Maksudnya, mereka telah menggerakkan makar yang begitu besar, yang tidak bisa diukur tingkatannya. Akan tetapi, Allah membalikkan pengaruh makar itu ke leher-leher mereka. Termasuk dalam konteks ini, setiap orang yang menciptakan makar dari kalangan orang-orang yang menyalahi para rasul, untuk membela kebatilan atau melumpuhkan kebenar-an. Jadi, maksud ayat ini, bahwa makar mereka tidak bermanfaat bagi mereka sedikit pun, dan tidak menimbulkan bahaya apa pun bagi Allah. Justru mereka sedang menciptakan bahaya bagi diri mereka sendiri.
Ayah: 47 - 52 #
{فَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ مُخْلِفَ وَعْدِهِ رُسُلَهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ ذُو انْتِقَامٍ (47) يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ (48) وَتَرَى الْمُجْرِمِينَ يَوْمَئِذٍ مُقَرَّنِينَ فِي الْأَصْفَادِ (49) سَرَابِيلُهُمْ مِنْ قَطِرَانٍ وَتَغْشَى وُجُوهَهُمُ النَّارُ (50) لِيَجْزِيَ اللَّهُ كُلَّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ (51) هَذَا بَلَاغٌ لِلنَّاسِ وَلِيُنْذَرُوا بِهِ وَلِيَعْلَمُوا أَنَّمَا هُوَ إِلَهٌ وَاحِدٌ وَلِيَذَّكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ (52)}
"Karena itu janganlah sekali-kali kamu mengira Allah akan menyalahi janjiNya kepada rasul-rasulNya; sesungguhnya Allah Mahaperkasa, lagi mempunyai pembalasan. (Yaitu) pada hari (ke-tika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) la-ngit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul meng-hadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Mahaperkasa. Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu. Pakaian mereka adalah dari cair-an ter, dan muka mereka ditutup oleh api neraka, agar Allah mem-beri pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang dia usahakan. Sesungguhnya Allah Mahacepat hisabNya. (Al-Qur`an) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, supaya mereka diberi peringatan dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa, dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran." (Ibrahim: 47-52).
#
{47} يقول تعالى: {فلا تحسبنَّ الله مُخْلِفَ وعدِهِ رسلَه}: بنجاتهم ونجاة أتباعهم وسعادتهم، وإهلاك أعدائهم وخذلانهم في الدنيا وعقابهم في الآخرة؛ فهذا لا بدَّ من وقوعه؛ لأنَّه وعد به الصادقُ قولاً على ألسنة أصدق خلقه، وهم الرسل، وهذا أعلى ما يكون من الأخبار، خصوصاً وهو مطابقٌ للحكمة الإلهيَّة والسنن الربانيَّة وللعقول الصحيحة، والله تعالى لا يعجزه شيءٌ؛ فإنَّه {عزيزٌ ذو انتقام}؛ أي: إذا أراد أن ينتقم من أحدٍ؛ فإنه لا يفوته ولا يعجزه، وذلك في يوم القيامة.
(47) Allah تعالى berfirman, ﴾ فَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱللَّهَ مُخۡلِفَ وَعۡدِهِۦ رُسُلَهُۥٓۚ ﴿ "Karena itu, janganlah sekali-kali kamu mengira Allah akan menyalahi janjiNya kepada rasul-rasulNya", dengan menyelamatkan mereka dan para pengikut mereka, dan menjadikan mereka bahagia, lalu memusnah-kan musuh-musuh mereka serta menelantarkan para musuh itu (tanpa bimbingan dariNya) dan mengenakan hukuman bagi mereka di akhirat. Kejadian ini pasti terealisasikan, karena merupakan janji yang telah disampaikan oleh Dzat yang Jujur melalui lisan insan yang paling jujur. Mereka itu adalah para rasul. Informasi ini sebuah berita yang paling tinggi (tingkatan keakurasiannya). Apalagi, kabar itu sejalan dengan hikmah ilahiyah dan ketetapan-ketetapan Rabbani serta akal-akal yang sehat. Tiada sesuatu pun yang sanggup melemah-kan Allah تعالى. Sesungguhnya Dia ﴾ عَزِيزٞ ذُو ٱنتِقَامٖ ﴿ "Mahaperkasa lagi mempunyai pembalasan", maksudnya jika Allah ingin menimpakan balasan kepada seseorang, maka tidak ada sesuatu pun yang mem-buatnya lolos dan lemah (tidak setimpal). Peristiwa tersebut pasti terjadi di Hari Kiamat.
#
{48} {يوم تُبَدَّلُ الأرضُ غير الأرض والسمواتُ}: تُبَدَّلُ غيرَ السماوات، وهذا التبديل تبديل صفات لا تبديل ذات؛ فإنَّ الأرض يوم القيامة تُسَوَّى وتُمَدُّ كمدِّ الأديم، ويُلقى ما على ظهرها من جبل ومَعْلَم، فتصير قاعاً صفصفاً، لا ترى فيها عوجاً ولا أمتاً، وتكونُ السماء كالمهل من شدَّة أهوال ذلك اليوم، ثم يطويها الله تعالى بيمينه. {وبرزوا}؛ أي: الخلائق من قبورهم إلى يوم بعثهم ونشورهم في محلٍّ لا يخفى منهم على الله شيء، {لله الواحد القهار}؛ أي: المنفرد بعظمته وأسمائه وصفاته وأفعاله العظيمة وقهره لكلِّ العوالم؛ فكلُّها تحت تصرُّفه وتدبيره؛ فلا يتحرَّك منها متحرِّك، ولا يسكنُ ساكنٌ إلاَّ بإذنِهِ.
(48) ﴾ يَوۡمَ تُبَدَّلُ ٱلۡأَرۡضُ غَيۡرَ ٱلۡأَرۡضِ وَٱلسَّمَٰوَٰتُۖ ﴿ "(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit", langit pun diganti dengan rupa langit yang lain. Perubahan ini hanya pada karakteristiknya saja, bukan perubahan wujudnya. Karena bumi pada Hari Kiamat akan diratakan dan dihamparkan ibarat permukaan lapangan yang datar. Seluruh isinya, seperti gunung dan dataran-dataran yang menonjol diletakkan pada permukaan-nya. Jadilah bumi dataran yang rata. Engkau tidak melihat tempat yang rendah maupun yang tinggi. Langit bagaikan luluhan perak lantaran kedahsyatan keadaan hari itu. Lantas, Allah تعالى menggu-lungnya dengan Tangan KananNya ﴾ وَبَرَزُواْ ﴿ "dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul", seluruh makhluk (bangkit) dari kubur-kubur mereka menuju hari kebangkitan dan mereka bangkit di tempat yang mana tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi pada pandangan Allah. ﴾ لِلَّهِ ٱلۡوَٰحِدِ ٱلۡقَهَّارِ ﴿ "Menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Mahaperkasa", Satu-satunya Dzat Yang mempunyai keagungan, nama-nama dan sifat, serta perbuatan yang agung. Dan keperkasaanNya atas seluruh alam semesta. Semuanya berada di bawah penanganan dan pengaturanNya. Tidak ada yang bergerak dan tidak ada yang tetap diam kecuali dengan seizinNya.
#
{49} {وترى المجرمين}؛ أي: الذين وصفُهم الإجرامُ وكثرة الذنوب في ذلك اليوم، {مقرَّنين في الأصفادِ}؛ أي: يُسَلْسَلُ كلُّ أهل عمل من المجرمين بسلاسل من نارٍ، فيُقادون إلى العذاب في أذلِّ صورة وأشنعها وأبشعها.
(49) ﴾ وَتَرَى ٱلۡمُجۡرِمِينَ ﴿ "Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa", yaitu orang-orang yang melekat padanya ciri kejahatan dan banyak dosa pada hari itu ﴾ مُّقَرَّنِينَ فِي ٱلۡأَصۡفَادِ ﴿ "diikat bersama-sama dengan belenggu", maksudnya setiap orang yang berbuat dosa di-rantai dengan belenggu dari neraka. Mereka pun digiring menuju siksaan dalam kondisi yang sangat nista, buruk, lagi menjijikkan.
#
{50} {سرابيلُهم}؛ أي: ثيابهم {من قَطِرانٍ}: وذلك لشدَّة اشتعال النار فيهم وحرارتها ونتن ريحها، {وتَغْشى وجوهَهم}: التي هي أشرف ما في أبدانهم {النارُ}؛ أي: تحيط بها، وتَصلاها من كل جانب، وغير الوجوه من باب أولى وأحرى.
(50) ﴾ سَرَابِيلُهُم ﴿ "Pakaian mereka", yaitu pakaian-pakaian mereka ﴾ مِّن قَطِرَانٖ ﴿ "adalah dari cairan ter", hal itu karena begitu dah-syatnya nyala neraka di tengah mereka, tingkat suhu panasnya, serta kebusukan bau, ﴾ وَتَغۡشَىٰ وُجُوهَهُمُ ﴿ "dan muka mereka ditutup", yang merupakan bagian yang paling mulia pada raga mereka ﴾ ٱلنَّارُ ﴿ "oleh api neraka", api mengitarinya, membakarnya dari segala sisi. Sudah tentu, bagian selain wajah akan lebih parah.
#
{51} وليس هذا ظلماً من الله [لهم]، وإنما هو جزاءٌ لما قدَّموا وكسبوا، ولهذا قال تعالى: {لِيَجْزِيَ الله كلَّ نفس ما كَسَبَتْ}: من خير وشرٍّ بالعدل والقِسْط الذي لا جَوْر فيه بوجه من الوجوه. {إنَّ الله سريعُ الحساب}؛ كقوله تعالى: {اقتربَ للناس حسابُهم وهم في غفلةٍ معرضونَ}، ويُحتمل أن معناه سريع المحاسبة؛ فيحاسِبُ الخلق في ساعة واحدةٍ كما يرزقهم ويدبِّرهم بأنواع التدابير في لحظة واحدةٍ، لا يشغَلُه شأنٌ عن شأنٌ، وليس ذلك بعسير عليه.
(51) Penyiksaan itu bukanlah bentuk tindak kezhaliman Allah (terhadap mereka). Itu hanyalah bentuk balasan atas amalan yang mereka kerjakan dan usahakan. Oleh karena itu, Allah تعالى berfirman, ﴾ لِيَجۡزِيَ ٱللَّهُ كُلَّ نَفۡسٖ مَّا كَسَبَتۡۚ ﴿ "agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang dia usahakan", berupa amalan yang baik maupun yang jelek dengan keadilan dan tidak berat sebelah, yang tidak berisi kezhaliman dalam kondisi apa pun. ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ ﴿ "Sesungguhnya Allah Mahacepat hisabNya", seperti Firman Allah, ﴾ ٱقۡتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمۡ وَهُمۡ فِي غَفۡلَةٖ مُّعۡرِضُونَ 1 ﴿ "Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (darinya)." (Al-An-biya`: 1). Pengertian ayat ini juga bisa (mengarah pada realita) bahwa Allah sangat cepat perhitunganNya. Mampu menjalankan (perhi-tungan amalan) semua makhluk dalam satu waktu, sebagaimana Allah mencurahkan rizki, mengatur mereka dengan berbagai aturan dalam sekejap saja. Tidak ada urusan yang menyibukkan kepen-tingan urusan lain. Yang demikian itu tidaklah sukar bagi Allah.
#
{52} فلما بيَّن البيان المبين في هذا القرآن؛ قال في مدحه: {هذا بلاغٌ للناس}؛ أي: يتبلَّغون به ويتزوَّدون إلى الوصول إلى أعلى المقامات وأفضل الكرامات؛ لما اشتمل عليه من الأصول والفروع وجميع العلوم التي يحتاجها العباد، {ولِيُنْذَروا به}: لما فيه من الترهيب من أعمال الشرِّ وما أعدَّ الله لأهلها من العقاب، {ولِيَعْلموا أنَّما هو إلهٌ واحدٌ}: حيث صرف فيه من الأدلَّة والبراهين على ألوهيَّته ووحدانيَّته ما صار ذلك حق اليقين، {ولِيَذَّكَّرَ أولو الألباب}؛ أي: العقول الكاملة ما ينفعهم فيفعلونه وما يضرُّهم فيتركونه، وبذلك صاروا أولي الألباب والبصائر؛ إذ بالقرآن ازدادت معارفهم وآراؤهم، وتنوَّرت أفكارهم لَمَّا أخذوه غضًّا طريًّا؛ فإنَّه لا يدعو إلاَّ إلى أعلى الأخلاق والأعمال وأفضلها، ولا يستدلُّ على ذلك إلا بأقوى الأدلة وأبينها، وهذه القاعدة إذا تدرَّب بها العبد الذكيُّ؛ لم يزل في صعود ورقيٍّ على الدوام في كلِّ خصلة حميدة. والحمد لله رب العالمين.
(52) Setelah menjelaskan keterangan yang nyata tentang al-Qur`an ini, Allah berfirman, ﴾ هَٰذَا بَلَٰغٞ لِّلنَّاسِ ﴿ "(Al-Qur`an) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia", mereka mempersiapkan dan membekali diri dengannya menuju tingkatan tertinggi dan kemulia-an teristimewa. Karena al-Qur`an memuat prinsip-prinsip (al-Ushul), cabang-cabang, dan seluruh pengetahuan yang diperlukan oleh para hamba. ﴾ وَلِيُنذَرُواْ بِهِۦ ﴿ "Supaya mereka diberi peringatan", karena di dalamnya mengandung peringatan dari tindakan-tindakan buruk dan siksaan yang Allah persiapkan bagi para pelakunya. ﴾ وَلِيَعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا هُوَ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞ ﴿ "Dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa", di mana Allah telah menguraikan dalam al-Qur`an dalil-dalil dan bukti-bukti nyata mengenai ulu-hiyah (hak disembah) dan wihdaniyah (keesaan)Nya hingga telah menciptakan sebuah keyakinan yang haq. ﴾ وَلِيَذَّكَّرَ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ ﴿ "Dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran", yaitu akal-akal yang sempurna. (Yaitu) orang-orang yang berhasil mengingat hal-hal yang bermanfaat bagi mereka (darinya), lantas mengerjakannya sedangkan hal-hal yang membahayakan mereka maka (segera) mereka tinggalkan. Dengan tindakan ini, mereka menjadi orang-orang yang berakal dan bermata hati jernih. Pasalnya, melalui al-Qur`an itu, pengetahuan dan pikiran-pikiran mereka semakin me-ningkat, pola pikir mereka bersinar lantaran memetiknya langsung dalam keadaan utuh masih segar. Sesungguhnya al-Qur`an itu tidaklah mengajak kecuali kepada akhlak yang paling luhur dan amalan yang paling utama. Tidak menguatkan pandangan itu ke-cuali dengan bukti yang paling kuat dan paling jelas. Kaidah ini, jika seseorang yang cerdik melatih diri dengannya, maka dia akan se-nantiasa berada di tangga atas dan selalu menanjak naik selama-nya dalam setiap budi pekerti. Walhamdu lillahi Rabbil 'alamin.