TAFSIR SURAT AR-RA'D
( Guntur )
TAFSIR SURAT AR-RA'D
( Guntur )
Madaniyah –Versi Lain- Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang"
{المر تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ وَالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ (1)}.
"Alif lam mim ra. Ini adalah ayat-ayat al-Kitab
(al-Qur`an). Dan Kitab yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu itu adalah benar, akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman
(kepada-nya)."
(Ar-Ra'd: 1).
#
{1} يخبر تعالى أنَّ هذا القرآن هو آيات الكتاب الدالَّة على كلِّ ما يحتاج إليه العباد من أصول الدين وفروعه، وأن الذي أُنزلَ إلى الرسول من ربِّه هو الحقُّ المُبين؛ لأنَّ أخباره صدق وأوامره ونواهيه عدلٌ مؤيَّدة بالأدلَّة والبراهين القاطعة؛ فمن أقبل عليه وعلى علمه؛ كان من أهل العلم بالحقِّ الذي يوجب لهم علمهم العمل بما أحب الله. {ولكنَّ أكثر الناس [لا يؤمنون]}: بهذا القرآن: إمّا جهلاً وإعراضاً عنه وعدم اهتمام به، وإما عناداً وظلماً؛ فلذلك أكثر الناس غير منتفعين به؛ لعدم السبب الموجب للانتفاع.
(1) Allah تعالى mengabarkan bahwa al-Qur`an merupakan himpunan ayat-ayat yang dapat menunjukkan kebutuhan manusia, berupa prinsip-prinsip agama dan cabang-cabangnya.
(Juga mem-beritahukan) bahwa wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah dari Rabbnya adalah kebenaran yang nyata. Sebab, berita-beritanya merupakan kebenaran, seluruh perintah dan larangannya mencer-minkan keadilan, dengan didukung oleh berbagai dalil dan petunjuk yang pasti.
Barangsiapa yang menyambutnya dan merengkuh ilmunya, maka dia termasuk dari orang-orang yang menguasai kebenaran. Ilmu mereka akan mewajibkan mereka untuk mengamalkan hal-hal yang dicintai oleh Allah. ﴾ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يُؤۡمِنُونَ ﴿ "Akan tetapi kebanya-kan manusia tidak beriman
(kepadanya)," yaitu beriman kepada al-Qur`-an, baik karena kebodohan mereka, sikap antipati, tidak peduli atau lantaran sikap penentangan dan kezhaliman. Oleh karena itu, mayo-ritas manusia tidak mengambil manfaat dengannya, lantaran tidak ada faktor yang mendukung untuk menerima manfaat dengannya.
{اللَّهُ الَّذِي رَفَعَ السَّمَاوَاتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ (2) وَهُوَ الَّذِي مَدَّ الْأَرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَارًا وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ جَعَلَ فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (3) وَفِي الْأَرْضِ قِطَعٌ مُتَجَاوِرَاتٌ وَجَنَّاتٌ مِنْ أَعْنَابٍ وَزَرْعٌ وَنَخِيلٌ صِنْوَانٌ وَغَيْرُ صِنْوَانٍ يُسْقَى بِمَاءٍ وَاحِدٍ وَنُفَضِّلُ بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ فِي الْأُكُلِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (4)}
"Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang
(sebagai-mana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan
(makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda
(kebesaranNya), supaya kamu me-yakini pertemuan
(mu) dengan Rabbmu. Dan Dia-lah Rabb yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan ber-pasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesung-guhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. Dan di bumi ini terdapat ba-gian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanam-an-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan se-bagian tanaman-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasa-nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir."
(Ar-Ra'd: 2-4).
#
{2} يخبر تعالى عن انفراده بالخلق والتدبير والعظمة والسلطان الدالِّ على أنه وحده المعبود الذي لا تنبغي العبادة إلاَّ له، فقال: {الله الذي رفعَ السموتِ}: على عظمها واتِّساعها بقدرته العظيمة، {بغير عَمَدٍ تَرَوْنها}؛ أي: ليس لها عَمَدٌ من تحتها؛ فإنَّه لو كان لها عَمَدٌ؛ لرأيتُموها، {ثم}: بعدما خلق السماواتِ والأرض، {استوى على العرش}: العظيم، الذي هو أعلى المخلوقات، استواءً يَليق بجلاله ويناسب كماله. {وسخَّر الشمس والقمر}: لمصالح العباد ومصالح مواشيهم وثمارهم. {كلٌّ}: من الشمس والقمر، {يَجْري}: بتدبير العزيز العليم {إلى أجل مسمّى}: بسير منتظم لا يفتُران ولا يَنِيان حتى يجيء الأجل المسمَّى، وهو طيُّ الله هذا العالم ونقلهم إلى الدار الآخرة التي هي دار القرار؛ فعند ذلك يطوي الله السماواتِ ويبدِّلها ويُغَيِّر الأرض ويبدِّلها، فتكوَّر الشمس والقمر و [يُجمع] بينهما فيلقيانِ في النار؛ ليرى من عبدهما أنَّهما غير أهل للعبادة، فيتحسَّر بذلك أشدَّ الحسرة، وليعلم الذين كفروا أنَّهم كانوا كاذبين. وقوله: {يدبِّر الأمر يفصِّلُ الآياتِ}: هذا جمعٌ بين الخلق والأمر؛ أي: قد استوى الله العظيم على سرير الملك؛ يدبِّر الأمور في العالم العلويِّ والسفليِّ، فيخلق ويرزق، ويغني ويُفْقِر، ويرفع أقواماً ويضع آخرين، ويعزُّ ويذلُّ، ويَخْفِضُ ويرفعُ، ويَقيلُ العثراتِ، ويفرِّجُ الكربات، وينفذُ الأقدار في أوقاتها التي سبق بها علمهُ وجرى بها قلمه، ويرسل ملائكته الكرام لتدبير ما جعلهم على تدبيرِهِ، وينزِّل الكتب الإلهية على رسله، ويبين ما يحتاجُ إليه العباد من الشرائع والأوامر والنواهي، ويفصِّلها غايةَ التفصيل ببيانها وإيضاحها وتمييزها. {لعلَّكم}: بسبب ما أخرج لكم من الآيات الأفقيَّة والآيات القرآنيَّة، {بلقاء ربِّكم توقنون}: فإنَّ كثرة الأدلَّة وبيانها ووضوحها من أسباب حصول اليقين في جميع الأمور الإلهيَّة، خصوصاً في العقائد الكبار؛ كالبعث والنشور والإخراج من القبور.
وأيضاً؛ فقد عُلم أنَّ الله تعالى حكيمٌ؛ لا يخلُق الخلق سدىً، ولا يتركهم عبثاً؛ فكما أنَّه أرسل رسله وأنزل كتبه لأمر العباد ونهيهم؛ فلا بدَّ أن ينقلَهم إلى دار يحلُّ فيهم جزاؤه؛ فيجازي المحسنين بأحسن الجزاء، ويجازي المسيئين بإساءتهم.
(2) Allah تعالى memberitahukan tentang keesaanNya dalam penciptaan, pengaturan, dan keagungan, serta kekuasaan yang me-nandakan bahwa Dia-lah Dzat satu-satunya yang berhak disembah, tidak sepantasnya ibadah dilakukan kecuali untukNya saja. Allah berfirman, ﴾ ٱللَّهُ ٱلَّذِي رَفَعَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ
﴿ "Allah-lah Yang meninggikan langit," sesuai dengan bentuknya yang besar dan begitu luas dengan (menggunakan) kekuasaanNya yang agung ﴾ بِغَيۡرِ عَمَدٖ تَرَوۡنَهَاۖ
﴿ "tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat," maksudnya tidak ada tiang dari arah bawahnya. Karena seandainya langit mempunyai tiang, niscaya kalian akan benar-benar menyaksikannya.
﴾ ثُمَّ
﴿ "Kemudian" usai menciptakan langit dan bumi ﴾ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۖ
﴿ "Dia bersemayam di atas 'Arasy," yang agung yang merupakan makhluk Allah yang berada di tempat paling tinggi, dengan cara istiwa` (bersemayam) yang selaras dengan keagunganNya dan sesuai dengan kesempurnaanNya. ﴾ وَسَخَّرَ ٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَۖ
﴿ "Dan menundukkan ma-tahari dan bulan," bagi kepentingan manusia dan kemaslahatan bagi hewan-hewan ternak serta tanaman-tanaman mereka. ﴾ كُلّٞ
﴿ "Ma-sing-masing," dari matahari dan bulan ﴾ يَجۡرِي
﴿ "beredar," atas dasar pengaturan al-'Aziz al-'Alim (Yang Mahaperkasa lagi Maha Menge-tahui) ﴾ لِأَجَلٖ مُّسَمّٗىۚ
﴿ "hingga waktu yang ditentukan," dengan bentuk perjalanan yang teratur, tidak lamban dan tidak melemah, sampai datang masa yang telah ditentukan, yaitu saat Allah melipat alam semesta ini dan mengalihkan mereka ke kampung akhirat, yang merupakan tempat hunian abadi.
Pada waktu itu, Allah melipat langit-langit dan bulan, serta merubah bumi dan menggantikannya. Matahari dan bulan terbelah dan [disatukan], selanjutnya keduanya dilemparkan di neraka, agar orang yang menyembah keduanya (matahari dan bulan) menyaksi-kan bahwa keduanya (matahari dan bulan) tidak sepantasnya me-nerima ibadah (dari manusia). Dengan kejadian itu, dia akan mera-sakan penyesalan yang tiada taranya, dan supaya orang-orang kafir mengetahui bahwa mereka sebenarnya telah berbohong.
Firman Allah, ﴾ يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَ يُفَصِّلُ ٱلۡأٓيَٰتِ
﴿ "Allah mengatur urusan (makh-lukNya) dan menjelaskan tanda-tanda (kebesaranNya)," keterangan ini berbentuk kombinasi antara al-Khalqu (kekuasaan dalam mencip-takan) dan al-amru (perintah). Maksudnya, Allah al-'Azhim (Yang Mahaagung) bersemayam di singgasana kerajaan, mengendalikan segala urusan di alam semesta bagian atas dan di bagian bawah. Dia menciptakan dan memberi rizki, membuat orang menjadi ke-cukupan dan kekurangan, mengangkat derajat sejumlah orang dan menghinakan yang lain. Dia memuliakan dan merendahkan, me-nurunkan dan mengangkat (tingkatan makhlukNya), memberikan toleransi pada kekeliruan-kekeliruan (makhluk), mengentaskan ber-bagai permasalahan pelik, mengaktualisasikan berbagai ketentuan takdir di waktu-waktunya yang telah diketahui sebelumnya oleh Allah dan ditulis dengan al-Qalam (penaNya).
Allah mendelegasikan para malaikat yang mulia untuk meng-atur segala sesuatu, sehingga semua makhluk berada di bawah peng-aturanNya. Dia menurunkan kitab-kitab ilahiyah (yang berasal dari-Nya) kepada para rasulNya, menerangkan apa saja yang mereka butuhkan, berupa hukum-hukum syariat, perintah-perintah dan larangan-larangan. Dia memaparkannya dengan sangat gamblang, melalui keterangan dan penjelasan dan pemilah-milahannya.
﴾ لَعَلَّكُم
﴿ "Supaya kamu," disebabkan berbagai tanda-tanda ke-kuasaan alam dan ayat-ayat al-Qur`an yang sudah ditampilkan ﴾ بِلِقَآءِ رَبِّكُمۡ تُوقِنُونَ ﴿ "meyakini pertemuan
(mu) dengan Rabbmu". Karena kuantitas dalil yang banyak, keterangan dan kejelasannya termasuk sebab kausalitas yang bisa menghadirkan keyakinan dalam perkara-per-kara ilahiyah
(yang berhubungan dengan Allah), terutama dalam perkara-perkara akidah yang sangat prinsipil, seperti Hari Kebangkit-an, hari Penyebaran dan keluar dari kubur.
Begitu pula, telah diketahui bahwa Allah تعالى Mahabijaksana, tidak menciptakan makhluk tanpa tujuan pasti, tidak membiarkan mereka
(dalam permainan) yang sia-sia. Sebagaimana Dia telah meng-utus para rasulNya dan menurunkan kitab-kitabNya untuk memerin-tahkan para hamba dan melarang mereka, maka pasti Dia juga me-mindahkan mereka menuju tempat pembalasan bagi mereka. Dia akan membalas orang-orang yang berbuat baik dengan balasan ter-baik dan membalas orang-orang yang berbuat buruk sesuai keburuk-an mereka.
#
{3} {وهو الذي مدَّ الأرض}؛ أي: خلقها للعباد ووسَّعها وبارك فيها ومهَّدَها للعباد وأودعَ فيها من مصالحهم ما أودع، {وجعل فيها رواسيَ}؛ أي: جبالاً عظاماً؛ لئلاَّ تميدَ بالخلق؛ فإنَّه لولا الجبال؛ لمادت بأهلها؛ لأنها على تيار ماء لا ثبوت لها ولا استقرار إلا بالجبال الرَّواسي التي جعلها الله أوتاداً لها. {و} جعل فيها {أنهاراً} تسقي الآدميين وبهائمهم وحروثهم؛ فأخرج بها من الأشجار والزروع والثمار خيراً كثيراً، ولهذا قال: {ومن كلِّ الثمرات جعل فيها زوجين اثنينِ}؛ أي: صنفين مما يحتاج إليه العباد. {يُغشي الليل النهار}: فتظلم الآفاق، فيسكن كلُّ حيوان إلى مأواه، ويستريحون من التعب والنصب في النهار، ثم إذا قَضَوْا مآربهم من النوم؛ غشي النهارُ الليلَ؛ فإذا هم مصبحون [منتشرون] في مصالحهم وأعمالهم في النهار، {ومن رحمتِهِ جعل لكم الليلَ والنَّهار لتسكُنوا فيه ولِتَبْتَغوا من فضلِهِ ولعلَّكم تشكُرون}. {إنَّ في ذلك لآياتٍ}: على المطالب الإلهيَّة {لقوم يتفكَّرون}: فيها وينظرون فيها نظر اعتبارٍ دالَّة على أن الذي خلقها ودبَّرها وصرَّفها هو الله الذي لا إله إلاَّ هو، ولا معبود سواه، وأنَّه عالم الغيب والشهادة الرحمن الرحيم، وأنَّه القادر على كل شيء، الحكيم في كلِّ شيء، المحمود على ما خَلَقَه وأمر به، تبارك وتعالى.
(3) ﴾ وَهُوَ ٱلَّذِي مَدَّ ٱلۡأَرۡضَ
﴿ "Dan Dia-lah Rabb yang membentangkan bumi," Dia menciptakannya bagi manusia dan melebarkannya serta mencurahkan berkah padanya. Dia mempersiapkannya sebagai pijakan bagi manusia serta memasukkan ke dalamnya segala sesuatu yang menjadi maslahat bagi mereka.
﴾ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَٰسِيَ
﴿ "Dan menjadikan gunung-gunung padanya," yaitu gunung-gunung yang besar, supaya bumi tidak bergoncang disebab-kan penghuninya. Bila wujud gunung-gunung tidak ada, sudah tentu bumi akan bergoncang beserta isinya. Sebab, bumi berada di atas aliran air, sehingga tidak ada kekokohan dan tidak ada kestabilan kecuali dengan sebab keberadaan gunung-gunung yang besar yang Allah jadikan sebagai pasak-pasaknya. ﴾ و َ
﴿ "dan" menjadikan di dalamnya ﴾ أ َ ن ْ ه َ ا ر ً ا
﴿ "sungai-sungai," yang menyediakan air minum bagi manusia dan hewan-hewan ternak serta tanaman pertanian mereka. Dengan air itu, Dia mengeluarkan berbagai kebaikan yang banyak dalam bentuk pepohonan, tanaman, buah-buahan.
Oleh karenanya, Dia berfirman, ﴾ وَمِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ جَعَلَ فِيهَا زَوۡجَيۡنِ ٱثۡنَيۡنِۖ
﴿ "dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan," dua jenis yang dibutuhkan manusia. ﴾ يُغۡشِي ٱلَّيۡلَ ٱلنَّهَارَۚ
﴿ "Dia menutupkan malam kepada siang," sehingga cakrawala menjadi gelap dan setiap binatang berteduh kepada tempat bermalamnya. Manusia beristirahat dari rasa capek dan kelelahan di siang hari. Lantas, bila mereka telah menuntaskan kebutuhan-kebutuhan mereka berupa tidur, maka siang akan menutupi malam. Kemudian mereka akan berada di pagi hari untuk [bertebaran] kembali memenuhi kepentingan-ke-pentingan dan pekerjaan-pekerjaan mereka di siang hari.
﴾ وَمِن رَّحۡمَتِهِۦ جَعَلَ لَكُمُ ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّهَارَ لِتَسۡكُنُواْ فِيهِ وَلِتَبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِهِۦ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ 73
﴿
"Dan karena rahmatNya, Dia menjadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu men-cari sebagian dari karuniaNya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepadaNya." (Al-Qashash: 73).
﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ
﴿ "Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)," yang menunjukkan orientasi-orientasi ilahiyah ﴾ لِّقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ ﴿ "bagi kaum yang memikirkan," tentangnya, dan mencermatinya dengan pandangan kognitif yang menunjukkan bahwa Dzat yang menciptakan, mengatur, dan mengendalikannya adalah Allah, yang tidak ada ilah
(yang berhak disembah) kecuali Dia, tidak ada sesembahan selainNya. Dia mengetahui alam ghaib dan alam nyata, ar-Rahman ar-Rahim
(Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang), Dia Mahakuasa atas segala sesuatu, al-Hakim
(Maha-bijaksana) dalam segala urusan, al-Mahmud
(Yang Maha Terpuji) atas seluruh yang diciptakan dan diperintahkanNya Yang Mahasuci lagi Mahatinggi.
#
{4} {و} من الآيات على كمال قدرتِهِ وبديع صنعته أن جعل {في الأرض قِطَعٌ متجاوراتٌ وجناتٌ}: فيها أنواع الأشجار: من الأعنابٍ والنخل والزَرْع، وغير ذلك، والنخيل التي بعضها {صنوان}؛ أي: عدة أشجار في أصل واحدٍ. {وغيرُ صِنْوانٍ}: بأن كان كل شجرة على حدتها، والجميع {يُسْقى بماء واحدٍ}: وأرضُه واحدةٌ. {ونُفضِّل بعضَها على بعضٍ في الأُكُل}: لوناً وطعماً ونفعاً ولذَّةً؛ فهذه أرض طيِّبة تنبت الكلأ والعشب الكثير والأشجار والزروع، وهذه أرضٌ تلاصِقُها لا تنبتُ كلأً ولا تمسك ماءً، وهذه تمسك الماء ولا تنبت الكلأ، وهذه تنبِتُ [الزروع] والأشجار ولا تنبِتُ الكلأ، وهذه الثمرةُ حلوةٌ وهذه مرَّةٌ وهذه بين ذلك؛ فهل هذا التنوُّع في ذاتها وطبيعتها أم ذلك تقدير العزيز الرحيم؟ {إنَّ في ذلك لآياتٍ لقوم يعقلونَ}؛ أي: لقوم لهم عقولٌ تهديهم إلى ما ينفعُهم وتقودهم إلى ما يرشدون ويعقلون عن الله وصاياه وأوامره ونواهيه، وأما أهلُ الإعراض وأهل البلادة؛ فهم في ظُلُماتهم يعمَهون وفي غيِّهم يتردَّدون، لا يهتدون إلى ربِّهم سبيلاً ولا يعون له قيلاً.
(4) ﴾ و َ
﴿ "Dan," di antara tanda kebesaran Allah yang menun-jukkan kesempurnaan kekuasaan dan keistimewaan ciptaanNya, Dia menjadikan ﴾ ف ِ ي ٱلۡأَرۡضِ قِطَعٞ مُّتَجَٰوِرَٰتٞ وَجَنَّٰتٞ
﴿ "di bumi ini bagian-bagian yang berdampingan dan kebun-kebun," di dalamnya terdapat berbagai macam pepohonan, berupa pohon anggur, kurma, biji-bijian dan lain-lain. Ada pohon kurma yang sebagiannya ﴾ صِنۡوَانٞ
﴿ "bercabang-cabang," artinya beberapa batang pohon berada di atas satu pongkol tanaman ﴾ وَغَيۡرُ صِنۡوَانٖ
﴿ "yang tidak bercabang-cabang," maksudnya setiap pohon berada pada pongkolnya masing-masing. Semuanya ﴾ يُسۡقَىٰ بِمَآءٖ وَٰحِدٖ
﴿ "disirami dengan air yang sama," dan tanahnya pun sejenis.
﴾ وَنُفَضِّلُ بَعۡضَهَا عَلَىٰ بَعۡضٖ فِي ٱلۡأُكُلِۚ
﴿ "Kami melebihkan sebagian tanaman itu di atas sebagian tanaman yang lain tentang rasanya," dalam aspek warna, cita rasa, manfaat, dan tingkat kelezatan. Ada jenis tanah yang baik (subur), bisa menumbuhkan ilalang dan rerumputan yang banyak, bermacam pohon dan tanaman. Ada tanah yang berada di dekat tanah tadi, (namun) tidak bisa menumbuhkan tanaman atau-pun menyimpan cadangan air. Ada tanah yang mampu menyimpan suplai air, namun tidak mampu menumbuhkan ilalang. Ada tanah yang lain mampu menumbuhkan tanaman biji-bijian dan berbagai pepohonan, namun tidak menumbuhkan rumput ilalang. Buah ini begitu manis, sementara buah itu pahit. Dan buah yang lain rasanya sedang-sedang saja. Apakah keanekaragaman ini muncul dari dzat-nya itu sendiri dan karakteristiknya, ataukah merupakan ketentuan dari al-Aziz ar-Rahim (Dzat Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang)?
﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَعۡقِلُونَ ﴿ "Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir," mak-sudnya bagi orang-orang yang mempunyai akal pikiran yang meng-antarkan mereka menuju hal-hal yang bermanfaat bagi mereka dan mengajak mereka kepada kematangan hidayah dan berpikir tentang Allah, berupa pesan-pesan, perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya. Adapun orang-orang yang kerap berpaling dan orang-orang yang berpikiran tumpul, maka mereka berada dalam kubangan ke-gelapan tanpa mengetahui apa-apa, berjalan mondar-mandir dalam kesesatan mereka, tidak mendapatkan jalan petunjuk kepada Rabb mereka, dan tidak memahami ucapan-ucapanNya. 9
{وَإِنْ تَعْجَبْ فَعَجَبٌ قَوْلُهُمْ أَإِذَا كُنَّا تُرَابًا أَإِنَّا لَفِي خَلْقٍ جَدِيدٍ أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ الْأَغْلَالُ فِي أَعْنَاقِهِمْ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (5)}.
"Dan jika
(ada sesuatu) yang kamu herankan, maka yang patut mengherankan adalah ucapan mereka, 'Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan
(dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?' Orang-orang itulah yang kafir kepada Rabb-nya; dan orang-orang itulah
(yang dilekatkan) belenggu di leher-nya; mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya."
(Ar-Ra'd: 5).
#
{5} يحتمل أنَّ معنى قوله: {وإن تَعْجَبْ}: من عظمة الله تعالى وكثرة أدلَّة التوحيد؛ فإنَّ العجب مع هذا إنكار المكذِّبين وتكذيبهم بالبعث وقولهم: {أإذا كُنَّا تراباً أإنّا لفي خلقٍ جديدٍ}؛ أي: هذا بعيدٌ في غاية الامتناع بزعمهم أنَّهم بعدما كانوا تراباً أن الله يُعيدهم؛ فإنَّهم من جهلهم قاسوا قدرة الخالق بقدرة المخلوق، فلما رأوا هذا ممتنعاً في قدرة المخلوق، ظنُّوا أنه ممتنعٌ على قدرة الخالق، ونسوا أنَّ الله خلقهم أول مرَّة ولم يكونوا شيئاً. ويُحتمل أنَّ معناه: وإنْ تعجَبْ من قولهم وتكذيبهم للبعث؛ فإنَّ ذلك من العجائب؛ فإنَّ الذي تُوَضَّح له الآيات ويرى منها الأدلة القاطعة على البعث ما لا يقبل الشكَّ والريبَ ثم ينكِرُ ذلك؛ فإنَّ قوله من العجائب، ولكن ذلك لا يُستغرب على {الذين كفروا بربهم}: وجَحَدوا وحدانيَّته، وهي أظهرُ الأشياء وأجلاها. {وأولئك الأغلالُ}: المانعة لهم من الهدى {في أعناقِهِم}: حيث دُعُوا إلى الإيمان فلم يؤمنوا، وعُرِضَ عليهم الهدى فلم يهتدوا، فقلِبَت قلوبهم وأفئدتهم عقوبةً على أنهم لم يؤمنوا به أول مرة. {وأولئك أصحابُ النار هم فيها خالدون}: لا يخرجون منها أبداً.
(5) Firman Allah tersebut mengandung kemungkinan penger-tian, ﴾ وَإِن تَعۡجَبۡ
﴿ "Dan jika (ada sesuatu) yang kamu herankan," karena keagungan Allah تعالى dan banyaknya jumlah petunjuk tentang ke-esaanNya, maka sesungguhnya keheranan yang bersama ini adalah sikap pengingkaran para pendusta serta pengingkaran mereka ter-hadap Hari Kebangkitan, dan komentar mereka, ﴾ أَءِذَا كُنَّا تُرَٰبًا أَءِنَّا لَفِي خَلۡقٖ جَدِيدٍۗ
﴿ "Apabila kami telah menjadi tanah, apakah kami sesungguhnya akan (dikembalikan) menjadi makhluk yang baru?" maksudnya bahwa setelah mereka menjadi tanah, lalu Allah akan mengembalikan mereka (hidup kembali), maka ini terlalu mustahil untuk terjadi menurut anggapan mereka. Karena sebagian tanda kebodohan mereka adalah mereka menganalogikan kekuasaan Allah al-Khaliq (Sang Pencipta) dengan kekuatan makhluk. Ketika mereka menyaksikan hal tersebut mustahil dalam koridor kemampuan makhluk, maka mereka berasumsi bah-wa kejadian itu juga tidak mungkin terjadi dengan kekuasaan Allah. Mereka lupa bahwa Allah telah menciptakan mereka pertama kali saat mereka tidak berwujud apa-apa.
Pengertian ayat ini juga bisa diarahkan kepada makna, kalau engkau keheranan terhadap ucapan dan pendustaan mereka ter-hadap Hari Kebangkitan, maka sungguh itu merupakan salah satu keajaiban.
Sesungguhnya orang yang telah menerima penjelasan tentang berbagai tanda kebesaran Allah dan menyaksikan berbagai bukti pasti yang menunjukkan kedatangan Hari Kebangkitan, dengan keterangan yang tidak menimbulkan keraguan dan rasa syak pun, kemudian dia mengingkarinya, maka perkataan itu termasuk ke-ajaiban. Namun (sebenarnya) hal itu tidak perlu menjadi bahan ke-heranan pada ﴾ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِرَبِّهِمۡۖ
﴿ "orang-orang yang kafir kepada Rabbnya," dan mereka menentang keesaanNya, padahal merupakan hakikat yang sangat jelas lagi paling tampak terang.
﴾ وَأُوْلَٰٓئِكَ ٱلۡأَغۡلَٰلُ
﴿ "Dan orang-orang itulah (yang dilekatkan) belenggu," yang memasung mereka dari petunjuk Allah ﴾ فِيٓ أَعۡنَاقِهِمۡۖ
﴿ "di lehernya," di mana mereka diseru kepada keimanan namun tidak menyambut, ditawarkan kepada mereka hidayah, namun mereka tidak berhasil mendapatkan hidayah. Maka hati dan kalbu mereka terombang-ambing, sebagai bentuk hukuman bagi mereka karena tidak ber-iman kepadaNya secara langsung ﴾ وَأُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ﴿ "mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya," mereka tidak akan keluar darinya selama-lamanya.
{وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ وَقَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمُ الْمَثُلَاتُ وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو مَغْفِرَةٍ لِلنَّاسِ عَلَى ظُلْمِهِمْ وَإِنَّ رَبَّكَ لَشَدِيدُ الْعِقَابِ (6)}.
"Mereka meminta kepadamu supaya disegerakan
(datangnya) siksa, sebelum
(mereka meminta) kebaikan, padahal telah terjadi bermacam-macam contoh siksa sebelum mereka. Sesungguhnya Rabbmu benar-benar mempunyai ampunan
(yang luas) bagi manu-sia atas kezhaliman mereka, dan sesungguhnya Rabbmu benar-benar sangat keras siksanya."
(Ar-Ra'd: 6)
#
{6} يخبر تعالى عن جهل المكذِّبين لرسوله، المشركين به، الذين وُعظوا فلم يتَّعظوا، وأُقيمت عليهم الأدلَّة فلم ينقادوا لها، بل جاهروا بالإنكار، واستدلُّوا بحِلْم الله الواحد القهار عنهم وعدم معاجلتهم بذنوبهم أنهم على حقٍّ، وجعلوا يستعجلون الرسول بالعذاب، ويقول قائلهم: {اللهمَّ إن كان هذا هو الحقَّ من عندِكَ فأمطِرْ علينا حجارةً من السماء أو ائتِنا بعذابٍ أليم}! {و} الحال أنَّه {قد خَلَتْ من قبلهم المَثُلاتُ}؛ أي: وقائع الله وأيامه في الأمم المكذبين، أفلا يتفكَّرون في حالهم ويتركون جهلهم؟! {وإنَّ ربَّك لذو مغفرةٍ للناس على ظلمِهِم}؛ أي: لا يزال خيره إليهم وإحسانُه وبرُّه وعفوه نازلاً إلى العباد، وهم لا يزال شِرْكهم وعصيانهم إليه صاعداً؛ يعصونه فيدعوهم إلى بابه، ويجرِمون فلا يحرِمُهم خيره وإحسانه؛ فإنْ تابوا إليه؛ فهو حبيبُهم؛ لأنَّه يحبُّ التوَّابين ويحبُّ المتطهِّرين، وإن لم يتوبوا؛ فهو طبيبُهم؛ يبتليهم بالمصائب ليطهِّرهم من المعايب: {قل يا عبادي الذين أسرفوا على أنفسهم لا تقنَطوا من رحمةِ الله إنَّ الله يغفرُ الذُّنوب جميعاً إنَّه هو الغفور الرحيم}. {وإنَّ ربَّك لشديدُ العقابِ}: على من لم يزلْ مصرًّا على الذُّنوب، قد أبى التوبة والاستغفار والالتجاء إلى العزيز الغفار؛ فليحذرِ العبادُ عقوباتِهِ بأهل الجرائم؛ فإنَّ أخذَه أليم شديدٌ.
(6) Allah تعالى mengabarkan tentang kebodohan orang-orang yang mendustakan rasulNya lagi menyekutukanNya. Mereka diberi nasihat tetapi mereka tidak mengambil nasihat itu. Bermacam-ma-cam dalil disampaikan kepada mereka, namun mereka tidak tunduk kepadanya. Justru terang-terangan melakukan pengingkaran dan
(membela diri) berdalih dengan kelembutan Allah al-Wahid al-Qahhar
(kepada mereka) dan tidak mengobati dosa-dosa mereka dengan alasan bahwa mereka berada di atas kebenaran. Mereka pun me-mulai meminta kepada rasul untuk menyegerakan siksaan. Ada yang berkata,
﴾ ٱللَّهُمَّ إِن كَانَ هَٰذَا هُوَ ٱلۡحَقَّ مِنۡ عِندِكَ فَأَمۡطِرۡ عَلَيۡنَا حِجَارَةٗ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ أَوِ ٱئۡتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٖ 32
﴿
"Ya Allah, jika (al-Qur`an) ini adalah benar dari sisiMu, maka hu-janilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih." (Al-Anfal: 32), padahal mereka itu ﴾ وَقَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِهِمُ ٱلۡمَثُلَٰتُۗ
﴿ "padahal telah terjadi bermacam-macam siksa sebelum mereka," maksud-nya berbagai peristiwa dan sejarah yang menimpa umat-umat pen-dusta. Apakah mereka tidak merenungi kondisi orang-orang itu dan meninggalkan kebodohan mereka?
﴾ وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو مَغۡفِرَةٖ لِّلنَّاسِ عَلَىٰ ظُلۡمِهِمۡۖ
﴿ "Dan sesungguhnya Rabbmu benar-benar mempunyai ampunan (yang luas) bagi manusia atas kezhaliman mereka," maksudnya senantiasa kebaikan, kebajikan dan maafNya tercurah kepada para hamba. Sementara, praktik syirik dan maksiat mereka masih saja melaju kepada Allah. Mereka bermaksiat kepada-Nya, tetapi Allah menyuruh mereka menuju pintuNya. Mereka ber-buat jahat, tetapi Dia tetap tidak menghalangi kebaikanNya bagi mereka. Bila mereka bertaubat kepadaNya, niscaya Dia menjadi kekasih mereka, sebab Dia mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri. Bila mereka tidak bertaubat, maka Dia akan memberikan terapi penyembuhan bagi mereka dengan menimpakan berbagai musibah atas mereka untuk membersihkan mereka dari keburukan-keburukan.
﴾ قُلۡ يَٰعِبَادِيَ ٱلَّذِينَ أَسۡرَفُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُواْ مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًاۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ 53
﴿
"Katakanlah, 'Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesung-guhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang'." (Az Zumar: 53).
﴾ وَإِنَّ رَبَّكَ لَشَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ ﴿ "Dan sesungguhnya Rabbmu benar-benar sangat keras siksaanNya," terhadap orang yang kontinyu berulang-berulang dalam bermaksiat. Ia sudah benar-benar enggan bertaubat, beristighfar, dan kembali kepada al-Aziz al-Ghaffar
(Yang Mahaper-kasa lagi Maha Pengampun). Hendaknya para hamba berhati-hati terhadap siksa-siksaNya
(yang menimpa) orang-orang yang berbuat jahat. Sesungguhnya siksaNya sangat pedih lagi keras.
{وَيَقُولُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ آيَةٌ مِنْ رَبِّهِ إِنَّمَا أَنْتَ مُنْذِرٌ وَلِكُلِّ قَوْمٍ هَادٍ (7)}.
"Orang-orang yang kafir berkata, 'Mengapa tidak diturunkan kepadanya
(Muhammad) suatu tanda
(kebesaran) dari Rabbnya?' Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk."
(Ar-Ra'd: 7).
#
{7} أي: ويقترح الكفارُ عليك من الآيات التي يُعَيِّنُونَها ويقولون: {لولا أنزِلَ عليه آيةٌ من ربِّه}، ويجعلون هذا القول منهم عُذراً لهم في عدم الإجابة إلى الرسول، والحال أنَّه منذرٌ، ليس له من الأمر شيءٌ، والله هو الذي ينزِّل الآيات، وقد أيَّده بالأدلَّة البيِّنات التي لا تخفى على أولي الألباب، وبها يهتدي من قصدُهُ الحقُّ، وأما الكافر الذي مِنْ ظلمه وجهله يقترح على الله الآيات؛ فهذا اقتراحٌ منه باطلٌ وكذبٌ وافتراءٌ ؛ فإنَّه لو جاءته أيُّ آية كانت؛ لم يؤمن ولم ينقد؛ لأنَّه لم يمتنع من الإيمان لعدم ما يدلُّه على صحته، وإنَّما ذلك لهوى نفسه واتِّباع شهوته. {ولكلِّ قوم هادٍ}؛ أي: داعٍ يدعوهم إلى الهدى من الرسل وأتباعهم، ومعهم من الأدلَّة والبراهين ما يدلُّ على صحَّة ما معهم من الهدى.
(7) Maksudnya, orang-orang kafir melontarkan usulan ke-padamu tentang tanda-tanda kebenaran
(adanya Hari Kebangkitan) sesuai yang mereka tentukan sendiri. Mereka menyatakan, ﴾ لَوۡلَآ أُنزِلَ عَلَيۡهِ ءَايَةٞ مِّن رَّبِّهِۦٓۗ
﴿ "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda (kebesaran) dari Rabbnya?" Pernyataan ini, mereka jadikan se-bagai alasan untuk menjastifikasi sikap penolakan mereka terhadap Rasul. Padahal, beliau hanyalah seorang pemberi peringatan, tidak memiliki wewenang atas sesuatu pun. Allah-lah yang menurunkan tanda-tanda kebenaran risalah. Dia telah mendukung beliau dengan beraneka bukti kebenaran yang tidak tersembunyi bagi orang-orang yang berakal. Dengan itu, orang yang niatnya mencari kebenaran akan mendapatkan petunjuk. Adapun orang kafir, dikarenakan kezhaliman dan kebodohannya, maka akan melontarkan usulan kepada Allah tentang tanda-tanda kebenaran (yang mesti diturun-kan). Itu me-rupakan pengajuan usulan yang batil, kedustaan, dan mengada-ada. Sesungguhnya bila datang sebuah ayat (tanda ke-benaran) apa pun itu, niscaya dia tidak akan beriman dan tidak akan tunduk kepadanya. Dia menampik beriman bukan lantaran tidak ada yang menunjukkannya kepada kebenaran, tapi karena hawa nafsu dan menuruti syahwat belaka. ﴾ وَلِكُلِّ قَوۡمٍ هَادٍ ﴿ "Dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk," maksudnya mem-punyai penyeru yang mengajak mereka menuju hidayah, dari ka-langan para rasul dan pengikut-pengikut mereka. Mereka dibekali bermacam-macam dalil dan bukti kebenaran yang menunjukkan kebenaran hidayah yang ada pada mereka.
{اللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَحْمِلُ كُلُّ أُنْثَى وَمَا تَغِيضُ الْأَرْحَامُ وَمَا تَزْدَادُ وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِمِقْدَارٍ (8) عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْكَبِيرُ الْمُتَعَالِ (9) سَوَاءٌ مِنْكُمْ مَنْ أَسَرَّ الْقَوْلَ وَمَنْ جَهَرَ بِهِ وَمَنْ هُوَ مُسْتَخْفٍ بِاللَّيْلِ وَسَارِبٌ بِالنَّهَارِ (10) لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ (11)}.
"Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perem-puan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang ber-tambah. Dan segala sesuatu pada sisiNya ada ukurannya. Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; Yang Mahabesar lagi Mahatinggi. Sama saja
(bagi Allah), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus-terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan
(menampakkan diri) di siang hari. Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Se-sungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."
(Ar-Ra'd: 8-11).
#
{8 ـ 9} يخبر تعالى بعموم علمه وسعة اطَّلاعه وإحاطته بكلِّ شيء، فقال: {الله يعلمُ ما تحمِلُ كلُّ أنثى}: من بني آدم وغيرهم، {وما تَغيضُ الأرحامُ}؛ أي: تَنْقُصُ مما فيها، إما أن يَهْلِكَ الحمل أو يتضاءل أو يضمحلَّ، {وما تزدادُ}: الأرحام وتكبر الأجنَّة التي فيها. {وكلُّ شيءٍ عنده بمقدارٍ}: لا يتقدَّم عليه ولا يتأخَّر ولا يزيد ولا يَنْقُص إلاَّ بما تقتضيه حكمته وعلمه؛ فإنَّه {عالمُ الغيب والشهادةِ الكبيرُ}: في ذاته وأسمائه وصفاته، {المتعالِ}: على جميع خلقه بذاتِهِ وقدرته وقهره.
(8-9) Allah تعالى memberitahukan tentang cakupan ilmuNya yang merata dan luasnya pengetahuan dan penguasaanNya yang meliputi segala sesuatu, Dia berfirman, ﴾ ٱللَّهُ يَعۡلَمُ مَا تَحۡمِلُ كُلُّ أُنثَىٰ
﴿ "Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan," baik pada ka-langan anak Adam dan lainnya ﴾ وَمَا تَغِيضُ ٱلۡأَرۡحَامُ
﴿ "dan kandungan rahim yang kurang sempurna," yang mengalami penyusutan apa yang ada di dalamnya, baik kandungannya rusak atau mengecil ataupun mengerut, ﴾ وَمَا تَزۡدَادُۚ
﴿ "dan (kandungan rahim) yang bertambah," pada rahim-rahim wanita, dan (proses) besarnya janin di dalamnya. ﴾ وَكُلُّ شَيۡءٍ عِندَهُۥ بِمِقۡدَارٍ
﴿ "Dan segala sesuatu pada sisiNya ada ukurannya," tidak maju maupun mundur, tidak bertambah ataupun berkurang kecuali berdasarkan tuntutan hikmah dan ilmuNya.
Sesungguhnya Allah, ﴾ عَٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ ٱلۡكَبِيرُ
﴿ "Dzat yang menge-tahui semua yang ghaib dan yang nampak, Yang Mahabesar," dalam Dzat, Nama dan SifatNya, ﴾ ٱلۡمُتَعَالِ ﴿ "Yang Mahatinggi," di atas se-luruh makhlukNya dengan Dzat, kekuasaan dan KeperkasaanNya.
#
{10} {سواءٌ منكم}: في علمه وسمعه وبصره، {مَنْ أسرَّ القول ومن جَهَرَ به ومن هو مستخفٍ بالليل}؛ أي: مستقرٌّ بمكان خفي فيه، {وساربٌ بالنهار}؛ أي: داخل سربه في النهار، والسربُ هو ما يستخفي فيه الإنسان: إما جوف بيته، أو غار، أو مغارة، أو نحو ذلك.
(10) ﴾ سَوَآءٞ
﴿ "Sama saja (bagi Allah),"pada ilmu, pendengaran, dan pandanganNya ﴾ مَّنۡ أَسَرَّ ٱلۡقَوۡلَ وَمَن جَهَرَ بِهِۦ وَمَنۡ هُوَ مُسۡتَخۡفِۭ بِٱلَّيۡلِ
﴿ "siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus-terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari," berdiam di suatu tempat, tersembunyi. ﴾ وَسَارِبُۢ بِٱلنَّهَارِ ﴿ "Dan yang berjalan
(menam-pakkan diri) di siang hari," maksudnya berada dalam tempat tinggal-nya di siang hari. Yang dimaksud dengan اَلسِّرْبُ, ialah tempat yang dijadikan oleh seseorang sebagai tempat persembunyian, baik di tengah rumahnya, gua, atau lubang persembunyian dan lain-lain.
#
{11} {له}؛ أي: للإنسان {معقباتٌ}: من الملائكة يتعاقبون في الليل والنهار، {من بين يديهِ ومن خلفِهِ يحفظونَه من أمر الله}؛ أي: يحفظون بدنه وروحه من كلِّ مَن يريده بسوء، ويحفظون عليه أعماله، وهم ملازمون له دائماً؛ فكما أنَّ علم الله محيطٌ به؛ فالله قد أرسل هؤلاء الحفظة على العباد بحيث لا تَخْفى أحوالهم ولا أعمالهم ولا يُنسَى منها شيء. {إنَّ الله لا يغيِّر ما بقوم}: من النعمة والإحسان ورَغَدِ العيش، {حتَّى يغيِّروا ما بأنفسِهم}: بأن ينتقلوا من الإيمان إلى الكفر، ومن الطاعة إلى المعصية، أو من شكر نعم الله إلى البطر بها، فيسلُبُهم الله عند ذلك إياها، وكذلك إذا غير العباد ما بأنفسهم من المعصية، فانتقلوا إلى طاعة الله؛ غيَّر الله عليهم ما كانوا فيه من الشقاء إلى الخير والسرور والغبطة والرحمة. {وإذا أراد الله بقوم سوءاً}؛ أي: عذاباً وشدَّة وأمراً يكرهونه؛ فإنَّ إرادته لا بدَّ أن تنفذ فيهم، فإنه {لا مردَّ له}، ولا أحد يمنعهم منه، {وما لهم من دونِهِ من والٍ}: يتولَّى أمورهم، فيجلب لهم المحبوبَ، ويدفع عنهم المكروهَ. فَلْيَحْذروا من الإقامة على ما يكره الله؛ خشية أن يحلَّ بهم من العقاب ما لا يُرَدُّ عن القوم المجرمين.
(11) ﴾ لَهُۥ
﴿ "Baginya," yaitu bagi manusia ﴾ مُعَقِّبَٰتٞ
﴿ "ada yang selalu mengikutinya bergiliran," dari kalangan malaikat, mereka silih berganti di malam dan siang hari ﴾ مِّنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ يَحۡفَظُونَهُۥ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۗ
﴿ "di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah," mak-sudnya memelihara jasmani dan nyawanya dari setiap orang yang ingin berbuat buruk padanya. Mereka memelihara amalan-amalan-nya, selalu menyertainya terus-menerus. Sebagaimana juga ilmu Allah meliputinya, maka Allah pun telah mengutus para malaikat penjaga kepada hamba-hambaNya, di mana hal itu menjadikan kondisi-kondisi dan amalan-amalan mereka tidak tersembunyi, juga tidak dilupakan sedikit pun darinya.
﴾ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ
﴿ "Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum," berupa kenikmatan, curahan kebaikan, dan kehidupan yang enak, ﴾ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ
﴿ "sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri," dengan beralih dari keimanan kepada kekufuran, dari ketaatan menuju maksiat atau dari mensyukuri nikmat-nikmat Allah kepada mengingkarinya, maka Allah akan mencabut semua kenikmatan itu dari mereka. Begitu pula, jikalau para hamba merubah kondisi mereka, dari maksiat menuju ketaatan kepada Allah, niscaya Allah akan merubah kondisi yang menyelimuti mereka sebelumnya berupa kesengsaraan menuju kepada kebaikan, kebahagiaan, dan ghibthah (semangat iri dalam kebaikan) serta rahmat.
﴾ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوۡمٖ سُوٓءٗا
﴿ "Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum," berupa siksa, perkara yang berat, serta hal yang mereka benci, maka sesungguhnya kehendakNya pasti ter-laksana pada mereka. Karena ﴾ ل َ ا مَرَدَّ لَهُۥۚ
﴿ "tidak ada yang dapat menolak-nya," tidak ada seorang pun yang mampu menghindarkan mereka darinya. ﴾ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ ﴿ "Dan sekali-kali tak ada pelindung bagi me-reka selain Dia," yang menangani urusan-urusan mereka, mendatang-kan hal-hal yang disukai bagi mereka dan menyingkirkan hal-hal yang dibenci dari mereka. Maka, hendaklah mereka berhati-hati agar tidak berkutat pada perkara-perkara yang dibenci oleh Allah, karena dikhawatirkan siksa Allah akan menimpa mereka, yang tidak bisa ditolak dari kaum yang telah berbuat jahat.
{هُوَ الَّذِي يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ (12) وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ (13)}
"Dia-lah Rabb yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung. Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah,
(demikian pula) para malaikat karena takut kepadaNya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Rabb Yang Mahakeras siksaNya."
(Ar-Ra'd: 12-13).
#
{12} يقول تعالى: {هو الذي يُريكم البرقَ خوفاً وطمعاً}؛ أي: يُخاف منه الصواعق والهدم وأنواع الضَّرر على بعض الثمار ونحوها، ويُطمع في خيره ونفعه، {ويُنشِئ السَّحاب الثِّقال}: بالمطر الغزير الذي به نفعُ العباد والبلاد.
(12) Allah تعالى berfirman, ﴾ هُوَ ٱلَّذِي يُرِيكُمُ ٱلۡبَرۡقَ خَوۡفٗا وَطَمَعٗا
﴿ "Dia-lah Rabb yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ke-takutan dan harapan," menjadi sumber ketakutan karena kemunculan suara-suara guruh, kehancuran dan berbagai macam bahaya yang bisa menimpa sebagian buah-buahan dan lainnya, dan (menjadi sumber harapan) kebaikan dan manfaatnya darinya. ﴾ وَيُنشِئُ ٱلسَّحَابَ ٱلثِّقَالَ ﴿ "Dan Dia mengadakan awan mendung," dengan curahan hujan lebat yang mengandung manfaat bagi umat manusia dan negeri-negeri.
#
{13} {ويسبِّح الرعدُ بحمده}: وهو الصوت الذي يُسمع من السحاب المزعج للعباد؛ فهو خاضعٌ لربِّه، مسبِّح بحمده، {و} تسبِّح {الملائكةُ من خِيفتِهِ}؛ أي: خُشَّعاً لربهم خائفين من سطوتِهِ، {ويرسل الصواعقَ}: وهي هذه النار التي تخرج من السحاب. {فيصيبُ بها مَن يشاءُ}: من عباده بحسب ما شاءه وأراده. {وهو شديدُ المحال}؛ أي: شديد الحَوْل والقوَّة؛ فلا يريد شيئاً إلاَّ فعله، ولا يتعاصى عليه شيءٌ، ولا يفوتُه هاربٌ. فإذا كان هو وحده الذي يسوق للعباد الأمطار والسحب التي فيها مادة أرزاقهم، وهو الذي يدبِّر الأمور وتخضع له المخلوقاتُ العظام التي يُخاف منها وتزعِجُ العباد، وهو شديد القوة؛ فهو الذي يستحقُّ أن يُعْبَدَ وحده لا شريك له، ولهذا قال:
(13) ﴾ وَيُسَبِّحُ ٱلرَّعۡدُ
﴿ "Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah," yaitu suara yang terdengar dari mendung, yang mengagetkan ma-nusia. Ia tunduk kepada Rabbnya, melantunkan tasbih dengan me-mujiNya ﴾ و َ
﴿ "dan" bertasbih ﴾ ا ل ْ م َ ل َ ا ئ ِ ك َ ة ُ مِنۡ خِيفَتِهِۦ
﴿ "para malaikat karena takut kepadaNya," dalam keadaan khusyu' kepada Rabb mereka dan takut dari kemurkaanNya ﴾ وَيُرۡسِلُ ٱلصَّوَٰعِقَ
﴿ "dan Allah melepaskan hali-lintar," yaitu percikan api yang muncul dari sela-sela awan mendung ﴾ فَيُصِيبُ بِهَا مَن يَشَآءُ
﴿ "lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki," dari kalangan manusia, tergantung pada kehendak dan iradahNya. ﴾ وَهُوَ شَدِيدُ ٱلۡمِحَالِ ﴿ "Dan Dia-lah Rabb Yang Mahakeras siksaNya," maksud-nya Dia sangat dahsyat daya dan kekuatanNya. Tidaklah Dia ber-kehendak berbuat sesuatu melainkan pasti merealisasikannya. Tidak ada urusan yang sulit bagiNya. Tidak terlewatkan dariNya obyek yang telah melarikan diri. Apabila Allah semata yang mendatang-kan hujan bagi hamba-hambaNya, dan mendung yang berisi sumber rizki mereka,
(dan Dia-lah yang mengatur segala urusan, semua makhluk yang besar yang ditakuti dan membuat orang-orang terusik, semuanya sangat tunduk patuh kepadaNya, Dia sangat dahsyat kekuatanNya), maka Dia-lah yang berhak untuk diibadahi semata, tidak ada sekutu bagiNya.
Oleh karena itu, Allah berfirman,
{لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لَا يَسْتَجِيبُونَ لَهُمْ بِشَيْءٍ إِلَّا كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهِ وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ (14)}
"Hanya bagi Allah-lah
(hak mengabulkan) doa yang benar. Dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memperkenankan sesuatu pun bagi mereka, melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya air sampai ke mulutnya, padahal air itu tidak dapat sam-pai ke mulutnya. Dan doa
(ibadah) orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka."
(Ar-Ra'd: 14).
#
{14} أي: لله وحده {دعوةُ الحقِّ}: وهي عبادته وحده لا شريك له، وإخلاص دعاء العبادة ودعاء المسألة له تعالى؛ أي: هو الذي ينبغي أن يُصرف له الدعاء والخوف والرجاء والحبُّ والرغبة والرهبة والإنابة؛ لأنَّ ألوهيَّته هي الحقُّ، وألوهيَّة غيره باطلة. فَـ {الذينَ يدعونَ من دونه}: من الأوثان والأنداد التي جعلوها شركاء لله، {لا يستجيبون لهم}؛ أي: لمن يَدْعوها ويعبُدها بشيء قليل ولا كثير، لا من أمور الدُّنيا ولا من أمور الآخرة. {إلاَّ كباسط كفَّيه إلى الماء}: الذي لا تناله كفَّاه لبعدِهِ؛ {ليبلغَ}: ببسط كفَّيه إلى الماء {فاه}؛ فإنَّه عطشان، ومن شدَّة عطشه يتناول بيده ويبسطها إلى الماء الممتنع وصولها إليه؛ فلا يصلُ إليه؛ كذلك الكفار الذين يدعون معه آلهةً لا يستجيبون لهم بشيء ولا ينفعونهم في أشدِّ الأوقات إليهم حاجةً؛ لأنَّهم فقراء؛ كما أنَّ من دعوهم فقراء {لا يملكون مثقال ذرَّة في السموات ولا في الأرض وما لهم فيهما من شِرْك وما له منهم من ظهير}، {وما دعاءُ الكافرين إلاَّ في ضلال}: لبطلان ما يَدْعون من دون الله، فبطلت عبادتُهم ودعاؤُهم؛ لأنَّ الوسيلة تَبْطُلُ ببطلان غايتها، ولما كان اللهُ تعالى هو الملك الحق المبين؛ كانت عبادتُه حقًّا متَّصلة النفع بصاحبها في الدنيا والآخرة.
وتشبيه دعاء الكافرين لغير الله بالذي يبسط كفَّيه إلى الماء ليبلغ فاه من أحسن الأمثلة؛ فإنَّ ذلك تشبيهٌ بأمرٍ مُحال؛ فكما أن هذا محالٌ؛ فالمشبَّه به محالٌ، والتعليق على المحال من أبلغ ما يكون في نفي الشيء؛ كما قال تعالى: {إنَّ الذين كفروا وكذَّبوا بآياتنا لا تُفَتَّحُ لهم أبوابُ السماء ولا يدخلونَ الجنَّةَ حتى يَلِجَ الجَمَلُ في سَمِّ الخِياط}.
(14) Maksudnya, hanya bagi Allah semata
(hak mengabul-kan) ﴾ دَعۡوَةُ ٱلۡحَقِّۚ
﴿ "doa yang benar," yaitu beribadah kepadaNya saja, tidak ada sekutu bagiNya serta mengikhlaskan doa ibadah dan doa permintaan kepadaNya تعالى. Maksudnya, sepatutnya seluruh ibadah doa, khauf (rasa takut), raja` (rasa berharap), kecintaan, ke-inginan dan kekhawatiran serta taubah diarahkan hanya kepada-Nya. Sebab aspek ketuhananNya adalah benar. Sementara sisi ke-tuhanan selainNya adalah batil. Maka, ﴾ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦ
﴿ "berhala-ber-hala yang mereka sembah selain Allah," yang berupa patung-patung dan tandingan-tandingan yang mereka jadikan sebagai sekutu bagi Allah, ﴾ لَا يَسۡتَجِيبُونَ لَهُم
﴿ "tidak dapat memperkenankan sesuatu pun bagi me-reka," yaitu bagi orang yang menyeru dan menyembahnya, dengan (memberikan jawaban) yang sedikit atau banyak, baik berkaitan de-ngan urusan duniawi maupun urusan ukhrawi, ﴾ إِلَّا كَبَٰسِطِ كَفَّيۡهِ إِلَى ٱلۡمَآءِ
﴿ "melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air," yang tidak bisa dijangkau oleh dua telapak tangannya karena letaknya yang jauh. ﴾ لِيَبۡلُغَ
﴿ "Supaya sampai," dengan memben-tangkan tangannya ke air ﴾ فَاهُ
﴿ "ke mulutnya," karena dia sedang kehausan. Saking hausnya, dia menyodorkan telapak tangan dan membukanya ke arah air yang mustahil sampai kepadanya. Maka air itu pun tidak bisa sampai kepadanya. Demikian juga, orang-orang kafir yang menyembah sesembahan lain bersama Allah, me-reka (sesembahan-sesembahan itu) tidak bisa merealisasikan apa pun bagi mereka, tidak bermanfaat bagi mereka pada kondisi-kon-disi yang mana mereka benar-benar membutuhkannya. Sebab me-reka makhluk-makhluk yang tidak memiliki apa pun, begitu pula orang-orang yang menyeru mereka dalam keadaan kekurangan.
﴾ لَا يَمۡلِكُونَ مِثۡقَالَ ذَرَّةٖ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَلَا فِي ٱلۡأَرۡضِ وَمَا لَهُمۡ فِيهِمَا مِن شِرۡكٖ وَمَا لَهُۥ مِنۡهُم مِّن ظَهِيرٖ 22
﴿
"Mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat dzarrah pun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu saham pun dalam (pen-ciptaan) langit dan bumi, dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagiNya." (Saba`: 22).
﴾ وَمَا دُعَآءُ ٱلۡكَٰفِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَٰلٖ
﴿ "Dan doa (ibadah) orang-orang kafir itu hanya-lah sia-sia belaka," karena kebatilan sesuatu yang mereka seru, selain Allah. Maka, ibadah dan doa mereka pun batil (sia-sia). Sebab, peran-taranya pun (wasilah) batil disebabkan kebatilan tujuannya. Karena Allah adalah Raja, Pemilik kebenaran yang nyata, maka beribadah kepadaNya merupakan perkara yang benar, manfaatnya benar-benar mengalir kepada pelakunya di dunia dan akhirat.
Permisalan doa orang-orang kafir kepada selain Allah dengan (permisalan) orang yang membentangkan dua telapak tangannya ke arah air agar supaya mencapai mulutnya adalah termasuk analogi yang terbaik. Itu merupakan permisalan dengan perkara yang muhal terjadi. Sebagaimana hal itu mustahil terjadi, maka perkara yang dianalogikan dengannya pun tidak mungkin terwujud. Pengaitan kepada perkara yang mustahil terjadi adalah termasuk cara penafian masalah yang paling mengena. Seperti yang diungkapkan Allah تعالى,
﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَا وَٱسۡتَكۡبَرُواْ عَنۡهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمۡ أَبۡوَٰبُ ٱلسَّمَآءِ وَلَا يَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ ٱلۡجَمَلُ فِي سَمِّ ٱلۡخِيَاطِۚ ﴿
"Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak
(pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum."
(Al A'raf: 40).
{وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَظِلَالُهُمْ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ (15)}.
"Hanya kepada Allah-lah, segala apa yang di langit dan di bumi sujud
(patuh), baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa, dan bayang-bayangnya di waktu pagi dan waktu petang sujud pula."
(Ar-Ra'd: 15).
#
{15} أي: جميع ما احتوت عليه السماوات والأرض كلُّها خاضعةٌ لربِّها، تسجد له {طوعاً وكرهاً}: فالطَّوْع لمن يأتي بالسجود والخضوع اختياراً كالمؤمنين، والكَرْهُ لمن يستكبر عن عبادة ربِّه، وحالُه وفطرتُه تكذِّبه في ذلك. {وظلالُهم بالغُدُوِّ والآصال}؛ أي: ويسجد له ظلال المخلوقات أوَّلَ النهار وآخره، وسجودُ كلِّ شيء بحسب حاله؛ كما قال تعالى: {وإن مِن شيءٍ إلاَّ يسبِّحُ بحمدِهِ ولكن لا تفقهونَ تسبيحَهم}؛ فإذا كانت المخلوقات كلُّها تسجد لربِّها طوعاً وكرهاً؛ كان هو الإله حقًّا، المعبود المحمود حقًّا، وإلهيَّة غيره باطلة، ولهذا ذكر بطلانها وبرهن عليه بقوله:
(15) Segala sesuatu yang berada di dalam langit dan bumi tunduk patuh kepada Rabbnya, sujud kepadaNya ﴾ طَوۡعٗا وَكَرۡهٗا
﴿ "baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa," maka sikap sukarela adalah bagi orang yang melakukan sujud dan tunduk patuh atas keinginan sendiri sebagaimana (tunduknya) kaum Mukminin. Sementara ke-terpaksaan adalah bagi orang yang menyombongkan diri dari ber-ibadah kepada Rabbnya. Padahal kondisi dan fitrahnya mendusta-kannya dalam hal tersebut. ﴾ وَظِلَٰلُهُم بِٱلۡغُدُوِّ وَٱلۡأٓصَالِ۩
﴿ "Dan bayang-bayang-nya di waktu pagi dan waktu petang sujud pula," dan bayang-bayang para makhluk di permulaan hari dan penghujungnya bersujud pula. Cara bersujud masing-masing makhluk sesuai dengan kondisinya sebagaimana yang difirmankan oleh Allah تعالى,
﴾ وَإِن مِّن شَيۡءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمۡدِهِۦ وَلَٰكِن لَّا تَفۡقَهُونَ تَسۡبِيحَهُمۡۚ ﴿
"Dan tiada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memujiNya, akan tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka."
(Al-Isra`: 44).
Apabila setiap makhluk telah bersujud kepada Rabbnya, baik dengan sukarela atau terpaksa, maka Dia-lah sesembahan yang benar, Dzat yang disembah lagi terpuji dengan sebenarnya. Maka, label ketuhanan bagi selainnya adalah batil. 9
Oleh karenanya, Dia menyebutkan kebatilan ketuhanan bagi selainNya, dan mengetengahkan sejumlah buktinya dengan berfirman,
{قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ قُلْ أَفَاتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ لَا يَمْلِكُونَ لِأَنْفُسِهِمْ نَفْعًا وَلَا ضَرًّا قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَى وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ أَمْ جَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ خَلَقُوا كَخَلْقِهِ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْ قُلِ اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ (16)}.
"Katakanlah, 'Siapakah Rabb langit dan bumi?' Jawablah, 'Allah.' Katakanlah, 'Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak
(pula) kemudaratan bagi diri mereka sen-diri?' Katakanlah, 'Adakah sama orang buta dan yang dapat me-lihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat mencip-takan seperti ciptaanNya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?' Katakanlah, 'Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Rabb Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa'."
(Ar-Ra'd: 16).
#
{16} أي: قل لهؤلاء المشركين به أوثاناً وأنداداً؛ يحبُّونها كما يحبُّون الله، ويبذُلون لها أنواع التقرُّبات والعبادات: أفتاهتْ عقولكم حتى اتَّخذتم من دونه أولياء تتولَّوْنهم بالعبادة وليسوا بأهل لذلك؛ فإنَّهم {لا يملِكون لأنفسهم نفعاً ولا ضَرًّا}، وتتركون ولاية من هو كامل الأسماء والصفات، المالك للأحياء والأموات، الذي بيده الخَلْق والتدبير والنفع والضُّرُّ؛ فما تستوي عبادة الله وحده وعبادة المشركين به، كما لا يستوي الأعمى والبصير، وكما لا {تستوي الظلماتُ والنور}: فإنْ كان عندهم شكٌّ واشتباهٌ وجعلوا له شركاء، زعموا أنَّهم خلقوا كخَلْقه، وفعلوا كفعله؛ فأزِلْ عنهم هذا الاشتباه واللَّبس بالبرهان الدالِّ على تَوَحُّدِ الإله بالوحدانيَّة، فقل لهم: اللهُ خالقُ كلِّ شيء؛ فإنه من المحال أن يَخْلُقَ شيءٌ من الأشياء نفسَه، ومن المحال أيضاً أن يوجدَ مِن دون خالقٍ، فتعيَّن أنَّ لها إلهاً خالقاً لا شريك له في خلقه؛ لأنَّه الواحدُ القهَّارُ؛ فإنَّه لا توجد الوحدة والقهر إلاَّ لله وحده؛ فالمخلوقات كلُّ مخلوق فوقه مخلوقٌ يقهره، ثم فوق ذلك القاهر قاهرٌ أعلى منه، حتى ينتهي القهر للواحد القهار؛ فالقهر والتوحيد متلازمان متعيِّنان لله وحده، فتبيَّن بالدليل العقليِّ القاهر أنَّ ما يُدعى من دون الله ليس له شيء من خَلْق المخلوقات، وبذلك كانت عبادته باطلة.
(16) Maksudnya, 'Katakanlah kepada orang-orang yang me-nyekutukan berhala-berhala dan sesembahan-sesembahan tandingan lainnya dengan Allah, yang mana mereka mencintai sesembahan-sesembahan itu layaknya kecintaan mereka kepada Allah, mem-persembahkan bermacam-macam bentuk qurbah
(untuk mendekat-kan diri kepada Allah) dan ibadah baginya. Apakah akal pikiran kalian telah tumpul sehingga mendaulat selain Allah sebagai wali
(penolong) yang mereka agungkan dengan ibadah, padahal mereka itu tidak patut untuk diperlakukan demikian?
Mereka
(sesembahan selain Allah) itu ﴾ لَا يَمۡلِكُونَ لِأَنفُسِهِمۡ نَفۡعٗا وَلَا ضَرّٗاۚ
﴿ "mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri," dan kalian mengenyampingkan pertolongan dari Dzat yang sempurna Nama-nama dan Sifat-sifatNya, Pemilik semua makhluk hidup dan benda yang mati. Di TanganNya-lah hak penciptaan, pengaturan, pemberian manfaat dan pengarahan bahaya. Maka tidak sama, ibadah kepada Allah semata dengan ibadah kepada tuhan yang disekutukan dengan Allah, sebagaimana tidak sama orang buta dengan orang yang bisa melihat, juga sebagai-mana tidak ﴾ تَسۡتَوِي ٱلظُّلُمَٰتُ وَٱلنُّورُۗ ﴿ "sama gelap gulita dengan terang bende-rang." Apabila mereka mempunyai unsur keragu-raguan serta ke-tidakjelasan sehingga mengangkat beberapa sekutu bagiNya, dengan beranggapan bahwa sekutu-sekutu itu mampu menciptakan seperti penciptaan Allah, dan sanggup berbuat apa saja seperti yang di-perbuat Allah, maka singkirkanlah kesimpangsiuran dan kerancuan ini dari mereka dengan bukti yang menunjukkan ketauhidan Allah dengan keesaanNya dan katakanlah kepada mereka, "Allah-lah pencipta segala sesuatu."
Sungguh merupakan perkara mustahil, sesuatu bisa mencipta-kan dirinya sendiri. Begitu pula, termasuk hal yang tidak mungkin terjadi, sesuatu muncul tanpa pencipta. Maka akan teridentifikasilah bahwa makhluk itu memiliki Pencipta yang menciptakan, tidak ada sekutu bagiNya dalam penciptaan. Karena Dia-lah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa. Tidak ada keesaan dan keperkasaan kecuali bagi Allah semata. Seluruh makhluk, masing-masing saling menundukkan makhluk lainnya dengan kegagahannya. Kemudian di atas sang penakluk tadi terdapat Dzat Yang Maha Penakluk yang lebih kuat darinya, sampai berakhir kepada keperkasaan Dzat Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa.
Keperkasaan dan keesaan, dua sifat yang saling berkorelasi yang mesti dimiliki oleh Allah saja, maka jelaslah sebuah keniscayaan, ditinjau dari sudut nalar akal bahwa segala sesuatu yang diseru selain Allah, tidak mempunyai sedikit pun andil dalam penciptaan makhluk-makhluk. Dengan berdasarkan itu, maka ibadah kepadanya menjadi sebuah kebatilan. 9
{أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَابِيًا وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيْهِ فِي النَّارِ ابْتِغَاءَ حِلْيَةٍ أَوْ مَتَاعٍ زَبَدٌ مِثْلُهُ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ (17)}.
"Allah telah menurunkan air
(hujan) dari langit, maka me-ngalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa
(logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada
(pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah mem-buat perumpamaan
(bagi) yang benar dan yang batil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; sedangkan yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan."
(Ar-Ra'd: 17).
#
{17} شبَّه تعالى الهدى الذي أنزل على رسوله لحياة القلوب والأرواح بالماء الذي أنزله لحياة الأشباح. وشبَّه ما في الهدى من النفع العام الكثير الذي يضطرُّ إليه العباد بما في المطر من النفع العامِّ الضروريِّ. وشبَّه القلوب الحاملة للهدى وتفاوتها بالأودية التي تسيل فيها السيول؛ فَوَادٍ كبيرٌ يَسَعُ ماءً كثيراً كقلبٍ كبيرٍ يسعُ علماً كثيراً، ووادٍ صغيرٌ يأخذ ماءً قليلاً كقلبٍ صغيرٍ يسعُ علماً قليلاً ... وهكذا. وشبَّه ما يكون في القلوب من الشهوات والشُّبهات عند وصول الحقِّ إليها بالزَّبد الذي يعلو الماءَ ويعلو ما يوقَدُ عليه النار من الحلية التي يُراد تخليصُها وسبكها، وأنها لا تزال فوق الماء طافيةً مكدِّرةً له حتى تذهب وتضمحلَّ، ويبقى ما ينفع الناس من الماء الصافي والحلية الخالصة، كذلك الشبهاتُ والشَّهوات لا يزال القلب يكرهها ويجاهدها بالبراهين الصادقة والإرادات الجازمة حتى تذهب وتضمحلَّ ويبقى القلبُ خالصاً صافياً ليس فيه إلاَّ ما ينفعُ الناس من العلم بالحقِّ وإيثاره والرغبة فيه؛ فالباطل يذهبُ ويَمْحَقُهُ الحقُّ؛ {إنَّ الباطل كان زهوقاً}، وقال هنا: {كذلك يضرِبُ الله الأمثال}: ليتَّضح الحقُّ من الباطل والهدى من الضلال.
(17) Allah تعالى menyerupakan hidayah yang diturunkan ke-pada RasulNya bagi kehidupan kalbu dan ruh manusia dengan air yang diturunkan bagi kehidupan pepohonan. Allah menganalogikan manfaat luas lagi melimpah yang terkandung dalam hidayah yang sangat dibutuhkan oleh manusia dengan hal-hal yang dikandung oleh hujan, berupa manfaat-manfaat makro yang mendesak. Allah mempermisalkan hati yang berhasil mengemas hidayah dan ting-katan-tingkatannya dengan lembah-lembah yang menjadi muara aliran air.
Lembah yang luas, mampu menampung air yang banyak ada-lah ibarat hati lapang, yang memuat ilmu yang banyak. Sedangkan lembah kecil yang hanya membutuhkan sedikit air seperti halnya hati yang sempit yang hanya memuat ilmu yang sedikit….dan de-mikianlah seterusnya.
Selanjutnya, Allah mengumpamakan nafsu syahwat dan syu-bhat
(kerancuan) pada hati manusia saat kebenaran datang kepada-nya dengan buih yang berada di atas permukaan air, dan benda yang dipanaskan di atas api berupa perhiasan yang akan dimurnikan dan dilebur untuk dimasukkan dalam cetakan. Ia akan tetap di atas air dalam keadaan mengambang menyebabkannya keruh sampai akhir-nya hilang dan lenyap. Dan akan tersisa hal-hal yang berguna bagi manusia dalam wujud air jernih dan perhiasan yang murni.
Demikian pula keadaan dengan syahwat dan syubhat, karena hati akan senantiasa membenci dan berusaha menaklukkannya me-lalui bukti-bukti yang benar dan tekad-tekad yang bulat agar pergi dan lenyap. Hati pun menjadi bersih lagi murni, di dalamnya hanya ada hal-hal yang bermanfaat bagi manusia berupa ilmu dan kebenar-an serta tindakan untuk mengutamakan dan mencintainya. Kebatil-an akan lenyap, dan kebenaranlah yang menyirnakannya.
﴾ إِنَّ ٱلۡبَٰطِلَ كَانَ زَهُوقٗا 81
﴿
"Sesungguhnya kebatilan itu adalah sesuatu yang pasti lenyap." (Al-Isra`: 81).
Di sini, Allah berfirman, ﴾ كَذَٰلِكَ يَضۡرِبُ ٱللَّهُ ٱلۡأَمۡثَالَ ﴿ "Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan," tujuannya agar kebenaran menjadi jelas dan terbedakan dari kebatilan, dan hidayah terbeda-kan dari kesesatan.
{لِلَّذِينَ اسْتَجَابُوا لِرَبِّهِمُ الْحُسْنَى وَالَّذِينَ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَهُ لَوْ أَنَّ لَهُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُ مَعَهُ لَافْتَدَوْا بِهِ أُولَئِكَ لَهُمْ سُوءُ الْحِسَابِ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهَادُ (18)}.
"Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Rabbnya,
(disedia-kan) pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Rabbnya, sekiranya mereka mempunyai semua
(kekayaan) yang ada di bumi dan
(ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi beserta-nya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu disediakan baginya hisab yang buruk, dan tempat kediaman mereka ialah Jahanam, dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman."
(Ar-Ra'd: 18).
#
{18} لما بيَّن تعالى الحقَّ من الباطل؛ ذَكَرَ أنَّ الناس على قسمين: مستجيب لربِّه فذكر ثوابه، وغير مستجيب فذكر عقابه، فقال: {للذين استجابوا لربِّهم}؛ أي: انقادت قلوبُهم للعلم والإيمان، وجوارحُهم للأمر والنهي، وصاروا موافقين لربِّهم فيما يريده منهم؛ فلهم {الحسنى}؛ أي: الحالة الحسنة والثواب الحسن؛ فلهم من الصفات أجلُّها، ومن المناقب أفضلُها، ومن الثواب العاجل والآجل ما لا عينٌ رأت ولا أذنٌ سمعت ولا خطر على قلب بشر. {والذين لم يستجيبوا له}: بعدما ضَرَبَ لهم الأمثال وبيَّن لهم الحقَّ لهم الحالةُ غير الحسنة. فَـ {لو أنَّ لهم ما في الأرض جميعاً}: من ذهب وفضةٍ وغيرهما، {ومثلَه معه لافتَدَوْا به}: من عذاب يوم القيامة؛ ما تُقُبِّلَ منهم. وأنَّى لهم ذلك؟! {أولئك لهم سوء الحساب}: وهو الحساب الذي يأتي على كلِّ ما أسلفوه من عمل سيئ وما ضيعوه من حقوق الله وحقوق عباده، قد كُتِبَ ذلك وسُطِرَ عليهم: {وقالوا يا وَيْلَتَنا مالِ هذا الكتابِ لا يغادِرُ صغيرةً ولا كبيرةً إلا أحصاها ووَجَدوا ما عملوا حاضراً ولا يظلمُ ربُّك أحداً}. {و} بعد هذا الحساب السيئ، {مأواهم جهنَّم}: الجامعة لكلِّ عذابٍ من الجوع الشديد والعطش الوجيع والنار الحامية والزقُّوم والزمهرير والضَّريع، وجميع ما ذكره الله من أصناف العذاب. {وبئس المهادُ}؛ أي: المَقَرُّ والمسكن مسكنهم.
(18) Ketika Allah menerangkan kebenaran untuk menyisih-kannya dari kebatilan,
maka Allah تعالى menyebutkan bahwa manusia terkualifikasi menjadi dua golongan: Golongan yang menyambut seruan Rabbnya lalu disebutkan balasan baiknya, dan golongan yang tidak menyambut lalu disebutkan hukumannya.
Allah berfirman, ﴾ لِلَّذِينَ ٱسۡتَجَابُواْ لِرَبِّهِمُ
﴿ "Bagi orang-orang yang meme-nuhi seruan Rabbnya," maksudnya orang-orang yang hatinya tunduk kepada ilmu dan keimanan, dan anggota tubuh mereka patuh pada perintah dan larangan, maka mereka menjadi insan-insan yang se-jalan dengan Rabb mereka dalam hal-hal yang diinginkanNya dari mereka. Maka bagi mereka ﴾ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ
﴿ "(disediakan) pembalasan yang baik," yaitu kondisi yang baik dan pahala yang bagus. Mereka memiliki sifat yang termulia dan budi pekerti yang paling luhur, serta balasan segera (di dunia ini) dan balasan yang akan datang, yang tidak pernah disaksikan pandangan, tidak pernah didengar pendengaran serta tidak pernah terbetik di dalam hati manusia.
﴾ وَٱلَّذِينَ لَمۡ يَسۡتَجِيبُواْ لَهُۥ
﴿ "Dan orang-orang yang tidak memenuhi se-ruan Rabbnya," sesudah Allah membuat permisalan-permisalan dan menjelaskan kebenaran kepada mereka, maka mereka mendapatkan kondisi yang tidak baik. ﴾ لَوۡ أَنَّ لَهُم مَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا
﴿ "Sekiranya mereka mem-punyai semua (kekayaan) yang ada di bumi," berupa emas, perak, dan lain-lain, ﴾ وَمِثۡلَهُۥ مَعَهُۥ لَٱفۡتَدَوۡاْ بِهِۦٓۚ
﴿ "dan (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu," dari siksa pada Hari Kiamat. Semua itu tidak akan diterima dari mereka. Dan dari mana mereka memiliki itu semua?
﴾ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ سُوٓءُ ٱلۡحِسَابِ
﴿ "Orang-orang itu disediakan baginya hisab yang buruk," yaitu proses hisab (perhitungan amal) yang akan berlaku bagi semua perkara yang pernah mereka kerjakan, yang berbentuk amalan yang buruk, dan hak-hak Allah serta hak-hak manusia yang telah mereka sepelekan. Hal tersebut telah ditulis dan digariskan pada mereka,
﴾ وَيَقُولُونَ يَٰوَيۡلَتَنَا مَالِ هَٰذَا ٱلۡكِتَٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةٗ وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحۡصَىٰهَاۚ وَوَجَدُواْ مَا عَمِلُواْ حَاضِرٗاۗ وَلَا يَظۡلِمُ رَبُّكَ أَحَدٗا 49
﴿
"Dan mereka mengatakan, 'Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melain-kan ia mencatat semuanya,' dan mereka mendapati apa yang mereka ker-jakan ada (tertulis). Dan Rabbmu tidak menganiaya seorang pun".( Al-Kahfi: 49)
﴾ و َ
﴿ "Dan" pasca perhitungan (amal) yang buruk ini ﴾ م َ أ ْ و َ ا ه ُ م ْ جَهَنَّمُۖ
﴿ "tempat kediaman mereka ialah Jahanam," yang menghimpun ber-bagai macam siksaan, berupa kelaparan yang dahsyat, rasa haus yang menyakitkan, serta api yang menyala-nyala, buah zaqqum, hawa dingin yang sangat menusuk, dan makanan dari pohon yang berduri dan seluruh macam siksaan yang telah Allah sebutkan. ﴾ وَبِئۡسَ ٱلۡمِهَادُ ﴿ "Dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman," yaitu seburuk-buruk hunian dan tempat tinggal adalah tempat mereka.
{أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَى إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ (19) الَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَلَا يَنْقُضُونَ الْمِيثَاقَ (20) وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ (21) وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ (22) جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالْمَلَائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ (23) سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ (24)}.
"Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang di-turunkan kepadamu dari Rabbmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat meng-ambil pelajaran.
(Yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian. Dan orang-orang yang menghubung-kan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan me-reka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang buruk. Dan orang-orang yang sabar karena mencari Wajah Rabbnya, men-dirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan
(yang baik).
(Yaitu) surga 'Adn yang mereka ma-suk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang shalih dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu.
(Sambil mengucapkan), 'Salamun 'alaikum bima shabartum.' Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu."
(Ar-Ra'd: 19-24).
#
{19 ـ 20} يقول تعالى: مفرقاً بين أهل العلم والعمل وبين ضدِّهم: {أفَمَن يعلمُ أنَّما أنزِلَ إليك من ربِّك الحقُّ}: ففهم ذلك وعمل به. {كَمَنْ هو أعمى}: لا يعلم الحقَّ ولا يعمل به؛ فبينهما من الفرق كما بين السماء والأرض؛ فحقيقٌ بالعبد أن يتذكَّر ويتفكَّر، أيُّ الفريقين أحسن حالاً وخير مآلاً، فيؤثر طريقها، ويسلك خلف فريقها، ولكن ما كلُّ أحدٍ يتذكَّر ما ينفعه ويضره. {إنَّما يتذكَّر أولو الألباب}؛ أي: أولو العقول الرزينة والآراء الكاملة، الذين هم لبُّ العالم وصفوةُ بني آدم. فإن سألتَ عن وصفِهم؛ فلا تجدُ أحسن من وصف الله لهم بقوله: {الذين يُوفونَ بعهدِ اللهِ}: الذي عَهِدَهُ إليهم والذي عاهدهم عليه من القيام بحقوقه كاملة موفرة؛ فالوفاء بها توفيتها حقَّها من التتميم لها والنصح فيها، ومن تمام الوفاء بها أنَّهم {لا ينقُضون الميثاقَ}؛ أي: العهد الذي عاهدوا الله عليه، فدخل في ذلك جميع المواثيق والعهود والأيمان والنُّذور التي يعقِدُها العباد، فلا يكون العبد من أولي الألباب الذين لهم الثواب العظيم إلا بأدائها كاملةً وعدم نقضها وبخسها.
(19-20) Allah تعالى berfirman untuk membedakan antara orang-orang yang berilmu dan mengamalkannya dengan orang yang tidak demikian adanya, ﴾ أَفَمَن يَعۡلَمُ أَنَّمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَ ٱلۡحَقُّ
﴿ "Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu itu benar," lalu dia memahami dan mengamalkannya ﴾ كَمَنۡ هُوَ أَعۡمَىٰٓۚ
﴿ "sama dengan orang yang buta," yang tidak mengetahui kebenaran sehingga tidak mengamalkannya? Perbedaan antara keduanya bak perbedaan antara langit dan bumi. Oleh karenanya, sudah semesti-nya seorang hamba mengingat dan berpikir, siapakah di antara dua macam orang itu yang paling bagus kondisinya dan terbaik peng-hujung kehidupannya, sehingga jalannya diikuti dan dititi di be-lakang golongannya. Namun, tidak setiap orang mengingat-ingat hal yang bermanfaat dan berbahaya baginya.
﴾ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ
﴿ "Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran," yaitu orang-orang yang mempunyai akal yang matang dan pemikiran yang sempurna, yang merupakan un-sur penting alam semesta dan keturunan Adam yang terpilih. Jika engkau menanyakan tentang karakteristik mereka, maka engkau tidak akan menjumpai sifat yang lebih baik dari sebutan Allah bagi mereka dengan FirmanNya, ﴾ ٱلَّذِينَ يُوفُونَ بِعَهۡدِ ٱللَّهِ
﴿ "orang-orang yang me-menuhi janji Allah," yang telah Allah amanatkan kepada mereka dan mengikat mereka dengan janji itu, berupa pelaksanaan hak-hakNya secara sempurna lagi komplet. Yang dimaksud dengan menepatinya ialah memenuhi hak-haknya dalam bentuk menyem-purnakan dan bersikap tulus terhadapnya. Dan termasuk indikasi pemenuhan hak tersebut, bahwa mereka ﴾ ل َ ا يَنقُضُونَ ٱلۡمِيثَٰقَ ﴿ "tidak merusak perjanjian," perjanjian yang telah mereka tetapkan sendiri dengan Allah. Seluruh akad, perjanjian, sumpah dan nadzar yang telah di-ikrarkan seseorang masuk ke dalamnya. Seseorang tidak termasuk dalam kategori 'ulul albab'
(orang-orang yang berakal) yang men-dapatkan pahala besar kecuali dengan melaksanakannya secara utuh, tidak membatalkan dan menguranginya.
#
{21} {والذين يصِلونَ ما أمرَ اللهُ به أن يوصَلَ}: وهذا عامٌّ في كلِّ ما أمر الله بوصله من الإيمان به وبرسوله ومحبَّته ومحبَّة رسوله والانقياد لعبادته وحده لا شريك له ولطاعة رسوله، ويصلون آباءهم وأمهاتهم ببرِّهم بالقول والفعل وعدم عقوقهم، ويصلون الأقارب والأرحام بالإحسان إليهم قولاً وفعلاً، ويصلون ما بينَهم وبين الأزواج والأصحاب والمماليك بأداء حقِّهم كاملاً موفَّراً من الحقوق الدينيَّة والدنيويَّة. والسبب الذي يجعل العبد واصلاً ما أمر الله به أن يوصَلَ خشيةُ الله وخوفُ يوم الحساب، ولهذا قال: {ويَخْشَوْنَ ربَّهم}؛ أي: يخافونه، فيمنعهم خوفُهم منه ومن القدوم عليه يوم الحساب أن يتجرَّؤوا على معاصي الله أو يقصروا في شيء ممَّا أمر الله به؛ خوفاً من العقاب ورجاءً للثواب.
(21) ﴾ وَٱلَّذِينَ يَصِلُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ
﴿ "Dan orang-orang yang meng-hubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan," Hal ini bersifat umum, mencakup seluruh perkara yang diperintahkan oleh Allah untuk dijalin, berupa iman kepadaNya dan kepada Rasul-Nya, mencintaiNya dan mencintai RasulNya, tunduk patuh untuk beribadah kepadaNya semata tanpa menyekutukanNya dengan apa pun, taat kepada RasulNya, menjalin hubungan dengan ayah dan ibu mereka, melalui bakti kepada mereka dengan ucapan dan tindakan, tidak berbuat durhaka kepada mereka, menyambung tali silaturahim dengan kerabat dekat dan handai taulan melalui curah-an sikap baik kepada mereka dalam bentuk ucapan maupun per-buatan, menyambung tali silaturahim antara mereka dengan istri-istri, teman-teman, budak belian dengan memenuhi hak mereka secara penuh lagi sempurna, baik hak agama ataupun hak duniawi. Faktor sebab yang menjadikan seorang hamba menjalin hubungan yang Allah perintahkan untuk diretas, adalah khasyyatullah (rasa takut kepada Allah) dan khawatir terhadap Hari Perhitungan. Atas dasar itu, Allah berfirman, ﴾ وَيَخۡشَوۡنَ رَبَّهُمۡ ﴿ "Dan mereka takut kepada Rabb mereka," maksudnya mereka takut kepadaNya. Rasa takut mereka kepada Allah dan kekhawatiran terhadap Hari Perhitungan amalan menghalangi mereka untuk berbuat seenaknya dalam ber-maksiat kepada Allah, atau menyepelekan sebagian dari perintah Allah, lantaran takut terhadap siksaan dan mengharapkan pahala-Nya.
#
{22} {والذين صبروا}: على المأمورات بالامتثال، وعن المنهيَّات بالانكفاف عنها والبعد منها، وعلى أقدار الله المؤلمة بعدم تسخُّطها، ولكن بشرط أن يكون ذلك الصبر {ابتغاءَ وجهِ ربِّهم}: لا لغير ذلك من المقاصد والأغراض الفاسدة؛ فإنَّ هذا الصبر النافع، الذي يَحْبِسُ به العبد نفسه طلباً لمرضاة ربِّه ورجاءً للقرب منه والحظوة بثوابه، وهو الصبر الذي من خصائص أهل الإيمان، وأما الصبر المشترك الذي غايتُهُ التجلُّد ومنتهاه الفخر؛ فهذا يصدُرُ من البَرِّ والفاجر والمؤمن والكافر؛ فليس هو الممدوح على الحقيقة. {وأقاموا الصَّلاة}: بأركانها وشروطها ومكمِّلاتها ظاهراً وباطناً. {وأنفقوا مما رزقْناهم سرًّا وعلانية}: دخل في ذلك النفقات الواجبة كالزكوات والكفارات والنفقات المستحبَّة، وأنهم ينفقون حيث دعت الحاجةُ إلى النفقة سرًّا وعلانيةً. {ويدرؤونَ بالحسنةِ السيئةَ}؛ أي: مَن أساء إليهم بقول أو فعل؛ لم يقابلوه بفعله، بل قابلوه بالإحسان إليه، فيعطون من حَرَمَهم، ويعفون عمَّن ظَلَمهم، ويصِلون من قَطَعهم، ويحسِنون إلى مَن أساء إليهم، وإذا كانوا يقابلون المسيء بالإحسان؛ فما ظنُّك بغير المسيء. {أولئك}: الذين وُصِفَتْ صفاتهم الجليلة ومناقبهم الجميلة؛ {لهم عُقبى الدار}.
(22) ﴾ وَٱلَّذِينَ صَبَرُواْ
﴿ "Dan orang-orang yang sabar," terhadap segala perintah dengan menaatinya dan semua larangan dengan menahan diri darinya dan menjauhinya, dan (sabar) terhadap seluruh keten-tuan Allah yang menyakitkan dengan tidak geram terhadapnya, tapi dengan syarat, sabar tersebut mesti ﴾ ٱبۡتِغَآءَ وَجۡهِ
﴿ "karena mencari Wajah Rabbnya," tidak didorong oleh tujuan-tujuan dan kepentingan-kepentingan yang rusak, karena jenis sabar yang bermanfaat ini, yang seorang hamba berusaha mengekang jiwanya karena mencari ridha Rabbnya, berharap dekat kepadaNya serta berhasil menggapai pahalaNya, itulah sabar yang merupakan ciri spesifik orang-orang yang beriman.
Adapun kesabaran yang telah mengalami percampuran yang tujuannya untuk penempaan diri dan bermuara kepada kebangga-an diri, maka ini bisa muncul dari orang yang baik dan orang yang buruk, orang Mukmin dan orang kafir. Kesabaran demikian ini se-cara hakikat tidak terpuji.
﴾ وَأَقَامُواْ ٱلصَّلَوٰةَ
﴿ "mendirikan shalat," dengan memenuhi rukun-rukun dan syarat-syaratnya, serta hal-hal yang menyempurnakan-nya, baik secara lahiriyah maupun batiniyah. ﴾ وَأَنفَقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ سِرّٗا وَعَلَانِيَةٗ
﴿ "dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami berikan kepada mereka, se-cara sembunyi dan terang-terangan," termasuk di dalamnya infak-infak (pembayaran-pembayaran) yang wajib, seperti zakat, kaffarah, dan infak-infak yang sunnah. Mereka mengeluarkan nafkah di saat dibutuhkan, dengan sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, ﴾ وَيَدۡرَءُونَ بِٱلۡحَسَنَةِ ٱلسَّيِّئَةَ
﴿ "serta menolak kejahatan dengan kebaikan," barang-siapa yang berulah buruk kepada mereka, melalui ucapan atau per-buatan, maka mereka tidak membalas orang itu dengan hal yang sama, justru menyikapinya dengan berbuat baik kepadanya. Mem-beri kepada orang yang bakhil kepada mereka, memaafkan orang yang berbuat aniaya kepada mereka, menjalin hubungan dengan orang yang mengucilkan mereka dan bersikap baik kepada orang yang jahat dengan mereka. Kalau mereka membalas orang yang berbuat jelek kepada mereka dengan kebaikan, maka menurutmu, bagaimana (sikap mereka) dengan orang yang tidak berbuat jelek (kepada mereka)? ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ
﴿ "Mereka," adalah orang-orang yang diberi sifat mulia dan perangai yang indah ﴾ لَهُمۡ عُقۡبَى ٱلدَّارِ ﴿ "mereka itulah yang mendapat tempat kesudahan
(yang baik)".
#
{23 ـ 24} فسَّرها بقوله: {جناتُ عدنٍ}؛ أي: إقامةٍ لا يزولون عنها ولا يبغون عنها حِوَلاً؛ لأنَّهم لا يرون فوقها غايةً؛ لما اشتملت عليه من النعيم والسرور، الذي تنتهي إليه المطالب والغايات، ومن تمام نعيمهم وقرَّة أعينهم أنَّهم {يدخُلونها وَمَن صَلَحَ من آبائهم وأزواجهم وذرِّيَّاتهم}: من الذكور والإناث وأزواجهم؛ أي: الزوج أو الزوجة، وكذلك النظراء والأشباه والأصحاب والأحباب؛ فإنَّهم من أزواجهم وذُرِّيَّاتهم. {والملائكةُ يدخُلون عليهم من كلِّ بابٍ}: يهنونهم بالسلامة وكرامة الله لهم، ويقولون: {سلامٌ عليكم}؛ أي: حلَّت عليكم السلامة والتحيَّة من الله وحَصَلَت لكم، وذلك متضمِّنٌ لزوال كلِّ مكروه ومستلزمٌ لحصول كل محبوب {بما صبرتُم}؛ أي: صبركم هو الذي أوصلكم إلى هذه المنازل العالية والجنان الغالية. {فنعم عُقبى الدار}: فحقيقٌ بمن نصح نفسه، وكان لها عنده قيمة أن يجاهِدَها لعلَّها تأخُذُ من أوصاف أولي الألباب بنصيب، ولعلها تحظى بهذه الدار التي هي مُنْيَةُ النفوسِ وسرورُ الأرواحِ الجامعة لجميع اللَّذَّات والأفراح؛ فلمِثْلها فليعمل العاملون، وفيها فليتنافس المتنافسون.
(23-24) Allah menjelaskannya
(tempat kesudahan yang baik) dengan FirmanNya ﴾ جَنَّٰتُ عَدۡنٖ
﴿ "(yaitu) surga 'Adn," artinya surga tempat menetap, mereka tidak akan terpisahkan darinya, dan me-reka tidak mengharapkan relokasi ke tempat lain sebagai gantinya. Sebab, mereka tidak menyaksikan ada tempat lain yang lebih baik, lantaran sarat dengan kenikmatan dan kebahagiaan, yang menjadi puncak segala obsesi dan tujuan. Termasuk bagian dari kesem-purnaan kenikmatan dan kebahagiaan pandangan mereka, bahwa ﴾ يَدۡخُلُونَهَا وَمَن صَلَحَ مِنۡ ءَابَآئِهِمۡ وَأَزۡوَٰجِهِمۡ وَذُرِّيَّٰتِهِمۡۖ
﴿ "mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang-orang shalih dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak-cucunya," dari kaum lelaki, perempuan dan pasangan-pasangan mereka, maksudnya suami atau istri mereka. Begitu pula orang-orang semisal mereka, orang yang menyerupai mereka, dan kawan, serta orang-orang yang mereka cintai, semua masuk dalam makna 'pasangan-pasangan dan keturunan-keturunan mereka.'
﴾ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ يَدۡخُلُونَ عَلَيۡهِم مِّن كُلِّ بَابٖ
﴿ "Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu," untuk menyambut mereka dengan ucapan selamat dan (menyampaikan) karamah Allah untuk mereka. Para malaikat itu mengucapkan, ﴾ سَلَٰمٌ عَلَيۡكُم
﴿ "Keselamatan atasmu," ke-selamatan dan penghormatan dari Allah telah menghampiri kalian dan menjadi milik kalian. Kondisi demikian ini, berimplikasi lenyap-nya segala hal yang dibenci dan munculnya semua yang disukai ﴾ بِمَا صَبَرۡتُمۡۚ
﴿ "berkat kesabaranmu," kesabaran kalianlah yang mengan-tarkan kalian menuju kedudukan nan tinggi dan surga yang sangat bernilai, ﴾ فَنِعۡمَ عُقۡبَى ٱلدَّارِ ﴿ "maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu," maka sepatutnya orang yang menuluskan dirinya, -dan menurut pandangannya surga mempunyai nilai tinggi-, untuk memperoleh-nya dengan usaha keras, semoga ia ikut meng-ambil bagian dari karakteristik orang-orang yang berakal itu. Semoga, ia bisa beruntung mendapatkan tempat kesudahan tersebut yang menjadi impian manusia dan kebahagiaan jiwa, yang menyatukan berbagai kelezat-an dan kesenangan. Dan untuk hal semacam itu, hendaknya orang-orang beramal dan berlomba-lomba.
{وَالَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ أُولَئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ (25)}.
"Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan, dan mereka mendapatkan tempat kediaman yang buruk
(Jahanam)."
(Ar-Ra'd: 25).
#
{25} لما ذكر حال أهل الجنة؛ ذكر أنَّ أهل النار بعكس ما وصفهم به، فقال عنهم: {والذين ينقُضون عهد الله من بعد ميثاقِهِ}؛ أي: من بعدما أكَّده عليهم على أيدي رسله وغلَّظ عليهم، فلم يقابلوه بالانقياد والتسليم، بل قابلوه بالإعراض والنقض. {ويقطَعون ما أمر الله به أن يوصَلَ}: فلم يَصِلوا ما بينهم وبين ربِّهم بالإيمان والعمل الصالح، ولا وصلوا الأرحام، ولا أدَّوا الحقوق، بل أفسدوا في الأرض بالكفر والمعاصي والصدِّ عن سبيل الله وابتغائها عوجاً. {أولئك لهم اللعنةُ}؛ أي: البعد والذمُّ من الله وملائكته وعباده المؤمنين. {ولهم سوء الدار}: وهي الجحيم بما فيها من العذاب الأليم.
(25) Usai menceritakan mengenai sifat-sifat penduduk surga, Allah menyebutkan bahwa penduduk neraka berada dalam karak-ter yang berlawanan dengan sifat-sifat yang Allah ceritakan me-ngenai para penghuni surga. Allah berfirman tentang mereka, ﴾ وَٱلَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهۡدَ ٱللَّهِ مِنۢ بَعۡدِ مِيثَٰقِهِۦ
﴿ "Orang-orang yang merusak janji Allah se-telah diikrarkan dengan teguh,"sesudah ditekankan dan ditegaskan oleh Allah atas mereka melalui kehadiran para RasulNya, maka mereka tidak menyikapinya dengan kesetiaan dan penyerahan diri. Justru menghadapinya dengan sikap berpaling dan mencampakkan-nya.
﴾ وَيَقۡطَعُونَ مَآ أَمَرَ ٱللَّهُ بِهِۦٓ أَن يُوصَلَ
﴿ "dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan," mereka itu tidak sudi menyambung hubungan antara mereka dengan Rabb mereka dengan keimanan dan amalan shalih, tidak juga menjalin hubungan dengan handai taulan, tidak melaksanakan hak-hak (orang-orang). Justru mela-kukan kerusakan di dunia dengan kekufuran, maksiat dan meng-halangi orang dari jalan Allah serta mengharapkannya (jalan itu) menjadi bengkok. ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱللَّعۡنَةُ
﴿ "Orang-orang itulah yang memper-oleh kutukan" maksudnya pengusiran dan celaan dari Allah, para malaikat dan kaum Mukminin. ﴾ وَلَهُمۡ سُوٓءُ ٱلدَّارِ ﴿ "Dan mereka mendapatkan tempat kediaman yang buruk," yaitu Neraka Jahim dengan segala siksaan yang pedih di dalamnya.
{اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مَتَاعٌ (26)}.
"Allah meluaskan rizki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu
(dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan
(yang sedikit)."
(Ar-Ra'd: 26).
#
{26} أي: هو وحده يوسِّع الرزق ويبسُطُه على من يشاء ويَقْدِره ويضيِّقه على مَن يشاء. {وفرحوا}؛ أي: الكفار {بالحياة الدنيا}: فرحاً أوجب لهم أن يطمئنُّوا بها ويغفلوا عن الآخرة، وذلك لنقصان عقولهم. {وما الحياة الدُّنيا في الآخرة إلاَّ متاعٌ}؛ أي: شيء حقيرٌ يُتَمَتَّع به قليلاً ويفارق أهله وأصحابه ويُعْقِبُهم وَيلاً طويلاً.
(26) Allah semata-lah yang meluaskan dan melapangkan rizki bagi orang-orang yang dikehendakiNya dan menentukan ta-karannya, menyusahkan dan mempersempitnya bagi orang yang dikehendakiNya. ﴾ وَفَرِحُواْ
﴿ "Mereka bergembira," yakni orang-orang kafir ﴾ بِٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا
﴿ "dengan kehidupan dunia," dengan kegembiraan yang menyebabkan mereka merasa nyaman dengannya dan melalaikan akhirat. Hal itu sebabnya adalah kekurangan akal pada mereka, ﴾ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا فِي ٱلۡأٓخِرَةِ إِلَّا مَتَٰعٞ ﴿ "padahal kehidupan dunia itu
(dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan
(yang sedikit)," merupakan sesuatu yang hina, dinikmati dalam waktu sekejap, kemudian ber-pisah dari pemiliknya dan orang-orang yang menggenggamnya, dan akhirnya akan melahirkan banyak kesulitan bagi mereka.
{وَيَقُولُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ آيَةٌ مِنْ رَبِّهِ قُلْ إِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ أَنَابَ (27) الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ (28) الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ طُوبَى لَهُمْ وَحُسْنُ مَآبٍ (29)}.
"Orang-orang kafir berkata, 'Mengapa tidak diturunkan ke-padanya
(Muhammad) tanda
(mukjizat) dari Rabbnya?' Katakan-lah, 'Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepadaNya.'
(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram. Orang-orang yang beriman dan beramal shalih, mereka mendapatkan kebahagiaan dan tempat kembali yang baik."
(Ar-Ra'd: 27-29).
#
{27} يخبر تعالى أنَّ الذين كفروا بآيات الله يتعنَّتون على رسول الله ويقترحون ويقولون: {لولا أنزِلَ عليه آيةٌ من ربِّه}: وبزعمهم أنها لو جاءت لآمنوا، فأجابهم الله بقوله: {قل إنَّ الله يُضِلُّ مَن يشاء ويهدي إليه من أنابَ}؛ أي: طلب رضوانه، فليست الهداية والضلال بأيديهم حتى يجعلوا ذلك متوقِّفاً على الآيات، ومع ذلك؛ فهم كاذبون فـ {لو أننا نزَّلنا إليهم الملائكة وكلَّمهم الموتى وحَشَرْنا عليهم كلَّ شيءٍ قُبُلاً ما كانوا لِيُؤمنوا إلاَّ أنْ يشاء الله ولكنَّ أكثرهم يجهلونَ}.
ولا يلزمُ أن يأتي الرسولُ بالآية التي يعيِّنونها ويقترحونها، بل إذا جاءهم بآيةٍ تبيِّنُ ما جاء به من الحقِّ؛ كفى ذلك وحصل المقصودُ وكان أنفع لهم من طلبهم الآيات التي يعيِّنونها؛ فإنَّها لو جاءتهم طِبْقَ ما اقترحوا، فلم يؤمنوا بها؛ لعاجلهم العذاب.
(27) Allah تعالى memberitahukan bahwa orang-orang yang men-dustakan ayat-ayat Allah, mereka bersikap keras kepala kepada Ra-sulullah dan melontarkan usulan dengan berkata, ﴾ لَوۡلَآ أُنزِلَ عَلَيۡهِ ءَايَةٞ مِّن رَّبِّهِۦۚ
﴿ "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mukjizat) dari Rabbnya?" Klaim mereka bahwa, bila datang sebuah ayat (bukti kekuasaan Allah), niscaya mereka akan beriman. Maka Allah men-jawab pernyataan mereka dengan berfirman, ﴾ قُلۡ إِنَّ ٱللَّهَ يُضِلُّ مَن يَشَآءُ وَيَهۡدِيٓ إِلَيۡهِ مَنۡ أَنَابَ
﴿ "Katakanlah, 'Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepadaNya'," yaitu orang yang mencari keridhaanNya. Hidayah dan kesesatan bukan berada di tangan mereka hingga mereka bisa menjadikan (keputus-an keimanan mereka) itu tergantung dengan kemunculan tanda (mukjizat) Allah. Kendatipun demikian, mereka sebenarnya berdusta,
﴾ وَلَوۡ أَنَّنَا نَزَّلۡنَآ إِلَيۡهِمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةَ وَكَلَّمَهُمُ ٱلۡمَوۡتَىٰ وَحَشَرۡنَا عَلَيۡهِمۡ كُلَّ شَيۡءٖ قُبُلٗا مَّا كَانُواْ لِيُؤۡمِنُوٓاْ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَهُمۡ يَجۡهَلُونَ 111 ﴿
"Kalau sekiranya, Kami menurunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka, dan Kami kumpul-kan
(pula) segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya mereka tidak
(juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui."
(Al An'am: 111).
Rasulullah ﷺ tidak terikat suatu kelaziman untuk mendatang-kan ayat
(bukti kebesaran Allah) yang sudah mereka tentukan dan usulkan. Tetapi, bila beliau mendatangi mereka dengan
(hanya) membawa sebuah ayat pun yang menjelaskan kebenaran yang beliau emban, itu sudah cukup dan telah merealisasikan tujuan. Demikian ini lebih bermanfaat bagi mereka daripada mereka menuntut di-hadirkannya ayat-ayat yang mereka inginkan. Seandainya ayat-ayat itu datang menghampiri mereka sesuai dengan apa yang mereka usulkan, maka pasti mereka tetap saja tidak beriman, lalu Allah akan menimpakan siksa pada mereka dengan segera.
#
{28} ثم ذكر تعالى علامة المؤمنين، فقال: {الذين آمنوا وتطمئنُّ قلوبُهم بذكر الله}؛ أي: يزول قلقها واضطرابها، وتحضُرُها أفراحها ولذَّاتها. {ألا بذكرِ الله تطمئنُّ القلوب}؛ أي: حقيق بها وحريٌّ أن لا تطمئنَّ لشيءٍ سوى ذكره؛ فإنَّه لا شيء ألذُّ للقلوب ولا أشهى ولا أحلى من محبة خالقها والأنس به ومعرفته، وعلى قَدْرِ معرفتها بالله ومحبَّتها له يكون ذِكْرُها له، هذا على القول بأنَّ ذكرَ الله ذِكْرُ العبد لربِّه من تسبيح وتهليل وتكبير وغير ذلك، وقيل: إن المراد بذِكْر الله كتابُه الذي أنزله ذكرى للمؤمنين؛ فعلى هذا معنى طمأنينة القلب بذكر الله أنها حين تَعْرِفُ معاني القرآن وأحكامه تطمئنُّ لها؛ فإنَّها تدل على الحقِّ المبين المؤيَّد بالأدلة والبراهين، وبذلك تطمئنُّ القلوب؛ فإنَّها لا تطمئنُّ إلا باليقين والعلم، وذلك في كتاب الله مضمونٌ على أتمِّ الوجوه وأكملها، وأما ما سواه من الكتب التي لا ترجِعُ إليه؛ فلا تطمئنُّ بها، بل لا تزال قلقةً من تعارض الأدلَّة وتضادِّ الأحكام، {ولو كان من عندِ غيرِ الله لَوَجَدوا فيه اختلافاً كثيراً}، وهذا إنما يعرفه من خَبَرَ كتابَ الله، وتدبَّره، وتدبَّر غيره من أنواع العلوم؛ فإنَّه يجد بينها وبينه فرقاً عظيماً.
(28) Berikutnya, Allah تعالى menyebutkan tanda kaum Muk-minin. Allah berfirman, ﴾ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ
﴿ "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah," maksudnya, kegundahan dan kegelisahannya (hati mereka) lenyap dan berganti dengan kebahagiaan hati dan kenikmatan-kenikmatannya.
﴾ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ
﴿ "Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram," maksudnya semestinya dan sudah seyogyanya, kalbu-kalbu itu tidak menjadi tenang dengan sesuatu selain dengan mengingatNya. Karena tidak ada sesuatu pun yang lebih nikmat, lebih memikat dan lebih manis bagi kalbu ketimbang (kenikmatan dalam) mencintai Penciptanya, berdekatan dan me-ngenalNya. Berdasarkan tingkat ma'rifah (pengenalan)nya dan ke-cintaannya kepada Allah-lah tingkat intensitas dzikirnya kepada Allah. Demikian ini, merujuk keterangan bahwa dzikrullah yang dimaksud adalah seorang hamba yang mengingat Allah dengan lantunan tasbih, tahlil, takbir dan lain-lain. Ada yang menafsirkan bahwa 'dzikrullah' maksudnya kitabNya yang diturunkan sebagai dzikra (peringatan) bagi kaum Mukminin. Atas dasar ini, maka thuma`ninah al-Qalbi (ketenangan hati) dengan dzikrullah yakni ketika mengenal makna-makna al-Qur`an dan hukum-hukumnya, hati menjadi tenang dengannya. Sebab, hal-hal itu akan menunjukkan-nya kepada kebenaran yang nyata yang didukung oleh dalil-dalil dan bukti-bukti.
Dengan itu, hati akan menjadi tentram. Sungguh, hati tidak akan tenang kecuali dengan sebuah keyakinan dan ilmu. Hal ini sudah dijamin dalam Kitabullah dengan jaminan dalam bentuk yang paling sempurna dan paripurna. Sedangkan kitab-kitab lain-nya yang tidak mengacu kepada dzikir, maka hati tidak merasa-kan ketentraman dengannya. Bahkan akan senantiasa dilanda ke-bingungan karena adanya kontradiksi antar dalil dan unsur per-tentangan antar hukum yang ada.
﴾ وَلَوۡ كَانَ مِنۡ عِندِ غَيۡرِ ٱللَّهِ لَوَجَدُواْ فِيهِ ٱخۡتِلَٰفٗا كَثِيرٗا 82 ﴿
"Kalau sekiranya al-Qur`an itu bukan dari sisi Allah, tentulah me-reka menjumpai pertentangan yang banyak di dalamnya."
(An-Nisa`: 82).
Masalah ini hanya diketahui oleh orang-orang yang menguasai seluk-beluk Kitabullah, menghayatinya dan mencermati kitab-kitab lainnya yang mengandung berbagai jenis ilmu
(untuk memper-bandingkannya), niscaya dia akan menjumpai perbedaan tajam antara al-Qur`an dan kitab-kitab lainnya.
#
{29} ثم قال تعالى: {الذين آمنوا وعملوا الصالحات}؛ أي: آمنوا بقلوبهم بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر، وصدَّقوا هذا الإيمان بالأعمال الصالحة؛ أعمال القلوب كمحبة الله وخشيته ورجائه، وأعمال الجوارح كالصلاة ونحوها. {طوبى لهم وحسنُ مآب}؛ أي: لهم حالةٌ طيبةٌ ومرجع حسنٌ، وذلك بما ينالون من رضوان الله وكرامته في الدنيا والآخرة، وإنَّ لهم كمال الراحة وتمام الطمأنينة، ومن جملة ذلك شجرةُ طوبى التي في الجنة، التي يسير الراكب في ظلِّها مائة عام ما يقطعُها؛ كما وردت بها الأحاديث الصحيحة.
(29) Kemudian Allah berfirman, ﴾ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ
﴿ "Orang-orang yang beriman dan beramal shalih," yaitu orang-orang yang beriman dengan sepenuh hati mereka kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para RasulNya dan Hari Akhir, mem-buktikan keimanannya dengan amalan-amalan shalih; berupa amalan-amalan hati seperti cinta Allah, rasa takut dan pengharapan kepadaNya dan amalan-amalan anggota tubuh seperti shalat dan lainnya.
﴾ طُوبَىٰ لَهُمۡ وَحُسۡنُ مَـَٔابٖ ﴿ "Mereka mendapatkan kebahagiaan dan tempat kembali yang baik," mereka mendapatkan kondisi yang baik dan tempat kembali yang bagus. Balasan demikian itu, lantaran mereka mendapatkan keridhaan Allah dan kemuliaan dariNya di dunia dan akhirat. Mereka juga memperoleh kesempurnaan dalam menik-mati kenyamanan istirahat dan ketentraman yang utuh. Termasuk hal itu adalah, pohon Thuba yang berada di surga, yang mana na-ungannya yang panjang tidak bisa ditempuh oleh seseorang yang berkendaraan di bawahnya selama seratus tahun lamanya, sebagai-mana keterangannya tertuang dalam hadits-hadits shahih.
[9]
{كَذَلِكَ أَرْسَلْنَاكَ فِي أُمَّةٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهَا أُمَمٌ لِتَتْلُوَ عَلَيْهِمُ الَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَهُمْ يَكْفُرُونَ بِالرَّحْمَنِ قُلْ هُوَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ مَتَابِ (30)}.
"Demikianlah, Kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka
(al-Qur`an) yang Kami wahyu-kan kepadamu, padahal mereka kafir kepada Rabb Yang Maha Pemurah. Katakanlah, 'Dia-lah Rabbku, tidak ada tuhan
(yang berhak disembah) kecuali Dia; hanya kepadaNya aku bertawakal dan hanya kepadaNya aku bertaubat'."
(Ar-Ra'd: 30).
#
{30} يقول تعالى لنبيِّه محمد - صلى الله عليه وسلم -: {كذلك أرسلناك}: إلى قومك تدعوهم إلى الهدى، {قد خَلَتْ من قبلها أممٌ}: أرسلنا فيهم رسلنا، فلستَ ببدع من الرسل حتى يستنكروا رسالتك، ولستَ تقول من تلقاءِ نفسك، بل تتلو عليهم آياتِ الله، التي أوْحاها الله إليك، التي تطهِّر القلوب وتزكِّي النفوس، والحال أنَّ قومك يكفرون بالرحمن، فلم يقابلوا رحمته وإحسانه ـ التي أعظمها أنْ أرسلناك إليهم رسولاً وأنزلنا عليك كتاباً ـ بالقبول والشكر، بل قابلوها بالإنكار والردِّ؛ أفلا يعتبرون بمَنْ خلا من قبلهم من القرون المكذِّبة كيف أخذهم الله بذنوبهم؟ {قل هو ربِّي لا إله إلاَّ هو}: وهذا متضمِّن [للتوحيدين]: توحيد الألوهيَّة وتوحيد الربوبيَّة؛ فهو ربي الذي رَبَّاني بنعمِهِ منذ أوجدني، وهو إلهي الذي {عليه توكلتُ} في جميع أموري وإليه أنيب ؛ أي: أرجع في جميع عباداتي وفي حاجاتي.
(30) Allah تعالى berfirman kepada NabiNya, Muhammad, ﴾ كَذَٰلِكَ أَرۡسَلۡنَٰكَ
﴿ "Demikianlah, Kami telah mengutus kamu," kepada kaum-mu, untuk menyeru mereka kepada hidayah ﴾ فِيٓ أُمَّةٖ قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِهَآ أُمَمٞ
﴿ "pada suatu umat yang sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumnya," Kami telah mengutus kepada mereka para rasul Kami. Engkau bukanlah seorang rasul yang pertama dari para rasul yang ada, hingga mereka merasa perlu mengingkari risalahmu. Dan engkau pun tidak mengatakan sesuatu dari dirimu sendiri. Bahkan engkau itu membacakan ayat-ayat Allah kepada mereka yang Allah wahyu-kan kepadamu, yang akan membersihkan hati dan menyucikan jiwa.
Dan sebenarnya, kaummu itu mengingkari ar-Rahman. Mereka tidak membalas rahmat dan kebaikanNya –yang paling besar ada-lah, Kami mengutus dirimu kepada mereka sebagai rasul dan me-nurunkan kitab kepadamu– dengan sambutan dan rasa syukur. Justru mereka menyikapinya dengan pengingkaran dan penolakan. Tidakkah mereka mengambil pelajaran dengan orang-orang yang telah berlalu dari umat-umat yang telah mendustakan, bagaimana Allah menyiksa mereka lantaran dosa-dosa mereka? ﴾ قُلۡ هُوَ رَبِّي لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ
﴿ "Katakanlah, 'Dia-lah Rabbku, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Dia," ayat ini mengandung [dua bentuk tauhid]: tauhid ulu-hiyah dan tauhid rububiyah. Dia adalah Rabbku yang telah mendi-dikku dan memeliharaku dengan berbagai nikmatNya semenjak Dia menciptakanku. Dia-lah Ilahku (sesembahanku) yang ﴾ عَلَيۡهِ تَوَكَّلۡتُ ﴿ "hanya kepadaNya aku bertawakal," di seluruh urusanku, dan kepada-Nya-lah aku berinabah
[10] maksudnya aku kembali kepadaNya dalam ibadahku dan kebutuhan-kebutuhanku.
{وَلَوْ أَنَّ قُرْآنًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ أَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْأَرْضُ أَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتَى بَلْ لِلَّهِ الْأَمْرُ جَمِيعًا أَفَلَمْ يَيْأَسِ الَّذِينَ آمَنُوا أَنْ لَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيعًا وَلَا يَزَالُ الَّذِينَ كَفَرُوا تُصِيبُهُمْ بِمَا صَنَعُوا قَارِعَةٌ أَوْ تَحُلُّ قَرِيبًا مِنْ دَارِهِمْ حَتَّى يَأْتِيَ وَعْدُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ (31)}.
"Dan sekiranya ada suatu bacaan
(kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi ter-belah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara,
(tentulah al-Qur`an itulah ia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki
(semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya? Dan orang-orang yang kafir senantiasa di-timpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. "
(Ar-Ra'd: 31).
#
{31} يقول تعالى مبيِّناً فضل القرآن الكريم على سائر الكتب المنزَّلة: {ولو أنَّ قرآناً}: من الكتب الإلهيَّة، {سُيِّرتْ به الجبال}: عن أماكنها، و {قُطِّعت به الأرضُ}: جناناً وأنهاراً، و {كُلِّم به الموتى}: لكان هذا القرآن. {بل لله الأمرُ جميعاً}: فيأتي بالآيات التي تقتضيها حكمته؛ فما بال المكذبين يقترحون من الآيات ما يقترحون؟! فهل لهم ولغيرهم من الأمر شيء؟! {أفلم ييأسِ الذين آمنوا أن لو يشاءُ الله لهدى الناسَ جميعاً}: فليعلموا أنَّه قادرٌ على هدايتهم جميعاً، ولكنه لا يشاء ذلك، بل يهدي مَنْ يشاء ويُضِلُّ من يشاء. {ولا يزالُ الذين كفروا}: على كفرهم لا يعتبرون ولا يتَّعظون، والله تعالى يوالي عليهم القوارعَ التي تصيبُهم في ديارهم أو تَحُلُّ قريباً منها وهم مصرُّون على كفرهم. {حتى يأتي وعدُ الله}: الذي وَعَدَهم به لنزول العذاب المتَّصل الذي لا يمكن رفعُه. {إنَّ الله لا يخلِفُ الميعاد}: وهذا تهديدٌ لهم وتخويفٌ من نزول ما وعدهم الله به على كفرهم وعنادهم وظلمهم.
(31) Allah تعالى berfirman untuk menjelaskan keutamaan al-Qur`an al-Karim atas seluruh kitab yang diturunkan. ﴾ وَلَوۡ أَنَّ قُرۡءَانٗا
﴿ "Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci)," dari kitab-kitab Allah ﴾ سُيِّرَتۡ بِهِ ٱلۡجِبَالُ
﴿ "yang dengan itu gunung-gunung dapat digoncangkan," dari tempat-tempatnya dan ﴾ قُطِّعَتۡ بِهِ ٱلۡأَرۡضُ
﴿ "dan bumi jadi terbelah," menjadi bentuk kebun-kebun dan sungai-sungai, dan ﴾ كُلِّمَ بِهِ ٱلۡمَوۡتَىٰۗ
﴿ "karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara," maka kitab itu tentulah al-Qur`an. ﴾ بَل لِّلَّهِ ٱلۡأَمۡرُ جَمِيعًاۗ
﴿ "Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah," Dia membawakan ayat-ayat yang dituntut oleh hikmahNya. Mengapa orang-orang yang mendustakan saling mengusulkan ayat-ayat (yang mesti diturunkan)? Apakah mereka dan orang lain mempunyai hak pengaturan?
﴾ أَفَلَمۡ يَاْيۡـَٔسِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَن لَّوۡ يَشَآءُ ٱللَّهُ لَهَدَى ٱلنَّاسَ جَمِيعٗاۗ
﴿ "Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya," sehingga mereka mengetahui bahwa Allah Mahakuasa untuk memberikan hidayah kepada mereka semua? Akan tetapi Dia tidak menghendakinya. Allah mencurahkan hidayah kepada orang yang dikehendakiNya dan menyesatkan orang yang dikehen-dakiNya.
﴾ وَلَا يَزَالُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ
﴿ "dan orang-orang yang kafir senantiasa," berada dalam kekufuran mereka, tidak sudi mengambil 'ibrah (pelajaran) dan tidak menyambut nasihat. Allah تعالى akan menuangkan bahaya besar dengan bertubi-tubi yang akan menimpa mereka di kampung-kampung mereka atau muncul di dekatnya, dalam keadaan mereka tetap bersikeras berpegang teguh pada kekufuran, ﴾ حَتَّىٰ يَأۡتِيَ وَعۡدُ ٱللَّهِۚ
﴿ "sehingga datanglah janji Allah," yang mana Allah menjanjikan mereka dengannya, untuk menurunkan siksaan yang berkelanjutan yang tidak mungkin diberhentikan. ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُخۡلِفُ ٱلۡمِيعَادَ ﴿ "Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji." Ini merupakan ancaman dan peringatan yang menakutkan bagi mereka, dalam bentuk turunnya sesuatu yang telah Allah janjikan sebagai balasan kekufuran dan penentangan serta tindak kezhaliman mereka.
{وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِنْ قَبْلِكَ فَأَمْلَيْتُ لِلَّذِينَ كَفَرُوا ثُمَّ أَخَذْتُهُمْ فَكَيْفَ كَانَ عِقَابِ (32)}.
" Dan se-sungguhnya telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka Aku beri tangguh kepada orang-orang kafir itu, kemudian Aku binasakan mereka. Alangkah hebatnya siksaanKu itu!"
(Ar-Ra'd: 32).
#
{32} يقول تعالى لرسوله مثبِّتاً له ومسلياً: {ولقد استُهْزِئ برسل من قبلِكَ}: فلستَ أوَّلَ رسول كُذِّب وأوذِيَ. {فأمليتُ للذين كفروا}: برسلهم؛ أي: أمهلتهم مدة حتى ظنُّوا أنَّهم غيرُ معذَّبين، {ثم أخذتُهم}: بأنواع العذاب. {فكيف كان عقابِ}: كان عقاباً شديداً وعذاباً أليماً؛ فلا يغترَّ هؤلاء الذين كذَّبوك واستهزؤوا بك بإمهالنا؛ فلهم أسوةٌ فيمن قبلهم من الأمم، فليحذَروا أن يُفْعَلَ بهم كما فُعِلَ بأولئك.
(32) Allah تعالى berfirman kepada RasulNya untuk meneguhkan hati dan menghiburnya, ﴾ وَلَقَدِ ٱسۡتُهۡزِئَ بِرُسُلٖ مِّن قَبۡلِكَ
﴿ "Dan sesungguhnya telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu," engkau bukan-lah rasul pertama yang didustakan dan disakiti ﴾ فَأَمۡلَيۡتُ لِلَّذِينَ كَفَرُواْ
﴿ "maka Aku beri tangguh kepada orang-orang kafir itu," (yang mengingkari) rasul-rasul yang diutus kepada mereka. Maksudnya, Aku memberi-kan penangguhan tempo bagi mereka sampai mereka mengira tidak akan disiksa.
﴾ ثُمَّ أَخَذۡتُهُمۡۖ
﴿ "Kemudian Aku binasakan mereka," dengan berbagai macam siksaan. ﴾ فَكَيۡفَ كَانَ عِقَابِ ﴿ "Alangkah hebatnya siksaanKu itu," hal ini merupakan hukuman yang keras dan siksaan yang menyakit-kan, maka jangan sampai orang-orang yang mendustakan dan mem-perolokmu itu tertipu daya dengan penangguhan siksaan dari Kami. Mereka mempunyai cermin pada
(kisah) orang-orang yang telah berlalu. Hendaknya mereka berhati-hati, jangan sampai hal itu di-wujudkan kepada mereka sebagaimana telah ditimpakan kepada mereka
(yang terdahulu kisahnya).
{أَفَمَنْ هُوَ قَائِمٌ عَلَى كُلِّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ وَجَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ قُلْ سَمُّوهُمْ أَمْ تُنَبِّئُونَهُ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي الْأَرْضِ أَمْ بِظَاهِرٍ مِنَ الْقَوْلِ بَلْ زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مَكْرُهُمْ وَصُدُّوا عَنِ السَّبِيلِ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ (33) لَهُمْ عَذَابٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَشَقُّ وَمَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَاقٍ (34)}.
"Maka apakah Rabb yang menjaga setiap jiwa terhadap apa yang diperbuatnya
(sama dengan yang tidak demikian sifatnya)? Mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah. Katakanlah, 'Sebutkanlah sifat-sifat mereka itu.' Atau apakah kamu hendak memberitakan kepada Allah apa yang tidak diketahuiNya di bumi, atau kamu mengatakan
(tentang hal itu) sekedar perkataan pada lahirnya saja. Sebenarnya orang-orang kafir itu dijadikan
(oleh setan) memandang baik tipu daya mereka dan dihalanginya dari jalan
(yang benar). Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tak ada seorang pun yang akan memberinya petunjuk. Mereka men-dapatkan azab dalam kehidupan dunia, dan sesungguhnya azab akhirat adalah lebih keras, dan tak ada bagi mereka seorang pe-lindung pun dari
(azab) Allah."
(Ar-Ra'd: 33-34)
#
{33} يقول تعالى: {أفمن هو قائمٌ على كلِّ نفس بما كسبتْ}: بالجزاء العاجل والآجل، بالعدل والقسط، وهو الله تبارك وتعالى؛ كمن ليس كذلك. ولهذا قال: {وجعلوا للهِ شركاءَ}: وهو اللهُ الأحدُ الفردُ الصمدُ الذي لا شريك له ولا ندَّ ولا نظير. {قل}: لهم إن كانوا صادقين: {سموهم}: لِتَعْلَمَ حالَهم. {أم تنبِّئونَه بما لا يعلم في الأرض}: فإنَّه إذا كان عالم الغيب والشهادة، وهو لا يعلم له شريكاً؛ عُلِمَ بذلك بطلان دعوى الشريك له، وأنَّكم بمنزلة الذي يُعْلِمُ الله أنَّ له شريكاً وهو لا يعلمه، وهذا أبطل ما يكون! ولهذا قال: {أم بظاهرٍ من القول}؛ أي: غاية ما يمكن من دعوى الشريك له تعالى أنه بظاهر أقوالكم، وأما في الحقيقة؛ فلا إله إلا الله، وليس أحدٌ من الخلق يستحقُّ شيئاً من العبادة. ولكن {زُيِّنَ للذين كفروا مكرُهم}: الذي مكروه، وهو كفرهم وشركهم وتكذيبهم لآيات الله. {وصدُّوا عن السبيل}؛ أي: عن الطريق المستقيمة الموصلة إلى الله وإلى دار كرامته. {ومن يُضْلِل الله فما له من هادٍ}: لأنه ليس لأحدٍ من الأمر شيءٌ.
(33) Allah تعالى berfirman, ﴾ أَفَمَنۡ هُوَ قَآئِمٌ عَلَىٰ كُلِّ نَفۡسِۭ بِمَا كَسَبَتۡۗ
﴿ "Maka apakah Rabb yang menjaga setiap jiwa terhadap apa yang diperbuatnya (sama dengan yang tidak demikian sifatnya)?" Dengan balasan cepat dan balasan yang ditunda dengan pertimbangan keadilan dan ke-seimbangan. Dan Dia-lah Allah Yang Mahasuci dan Mahatinggi, (apakah) sama dengan Dzat yang tidak melakukan demikian. Oleh karenanya, Allah berfirman, ﴾ وَجَعَلُواْ لِلَّهِ شُرَكَآءَ
﴿ "Mereka menjadikan be-berapa sekutu bagi Allah," Dia-lah Allah Yang Mahasatu lagi Esa dan ash-Shamad (menjadi tempat bergantung (segala sesuatu)), yang tidak ada sekutu bagiNya, juga tidak ada tandingan dan padanan bagiNya.
﴾ قُلۡ
﴿ "Katakanlah," kepada mereka jika mereka mau jujur ﴾ سَمُّوهُمۡۚ
﴿ "Sebutkanlah sifat-sifat mereka itu," agar engkau mengetahui kondisi-kondisi mereka (sekutu-sekutu) ﴾ أَمۡ تُنَبِّـُٔونَهُۥ بِمَا لَا يَعۡلَمُ فِي ٱلۡأَرۡضِ
﴿ "atau apakah kamu hendak memberitahukan kepada Allah apa yang tidak diketahuiNya di bumi," apabila Allah Maha mengetahui yang ghaib dan yang nyata namun Dia tidak mengetahui adanya sekutu bagi-Nya, maka dapat diketahui batilnya klaim adanya sekutu bagiNya, dan kalian laksana orang yang memberitahukan kepada Allah bahwa Dia mempunyai sekutu yang tidak diketahui olehNya. Ini merupakan kebatilan yang tiada taranya!
Karenanya, Allah berfirman, ﴾ أَم بِظَٰهِرٖ مِّنَ ٱلۡقَوۡلِۗ
﴿ "Atau kamu menga-takan (tentang hal itu) sekadar perkataan pada lahirnya saja". Maksudnya, kemungkinan maksimal dari klaim keberadaan sekutu bagi Allah bahwa ia adalah sekedar perkataan pada lahirnya saja. Adapun faktanya, maka tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah kecuali Allah, tidak ada seorang makhluk pun yang berhak untuk disembah. Tetapi, ﴾ زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُواْمَكۡرُهُمۡ
﴿ "(Sebenarnya) orang-orang kafir itu dijadikan (oleh setan) memandang baik tipu daya mereka" yang telah mereka rencanakan, yaitu kekufuran, kesyirikan, dan kedustaan mereka kepada ayat-ayat Allah ﴾ وَصُدُّواْ عَنِ ٱلسَّبِيلِۗ
﴿ "dan dihalanginya dari jalan (yang benar)," yakni dari jalan lurus yang menghubungkan kepada Allah dan ke tempat kemuliaanNya ﴾ وَمَن يُضۡلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنۡ هَادٖ ﴿ "Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka tak ada seorang pun yang akan memberinya petunjuk," sebab, tidak ada seorang makhluk pun yang memegang kendali pengaturan.
#
{34} {لهم عذابٌ في الحياة الدنيا ولعذابُ الآخرة أشقُّ}: من عذاب الدُّنيا؛ لشدَّته ودوامه. {وما لهم من الله من واقٍ}: يقيهم من عذابِ [اللهِ]؛ فعذابُهُ إذا وجَّهه إليهم لا مانع منه.
(34) ﴾ لَّهُمۡ عَذَابٞ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَلَعَذَابُ ٱلۡأٓخِرَةِ أَشَقُّۖ
﴿ "Mereka mendapatkan azab dalam kehidupan dunia, dan sesungguhnya azab akhirat adalah lebih keras," daripada siksaan dunia karena kedahsyatan dan kontinyui-tasnya ﴾ وَمَا لَهُم مِّنَ ٱللَّهِ مِن وَاقٖ ﴿ "dan tak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari
(azab) Allah," yang akan melindungi mereka dari siksa
[Allah]. SiksaNya bila sudah diarahkan kepada mereka, maka tidak ada seorang pun yang mampu menghalanginya.
{مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ أُكُلُهَا دَائِمٌ وَظِلُّهَا تِلْكَ عُقْبَى الَّذِينَ اتَّقَوْا وَعُقْبَى الْكَافِرِينَ النَّارُ (35)}
"Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa ialah
(seperti taman) yang mengalir sungai-sungai di bawahnya; buahnya tak henti-henti, dan naungannya
(demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka."
(Ar-Ra'd: 35).
#
{35} يقول تعالى: {مَثَلُ الجنة التي وُعِدَ المتَّقون}: الذين تركوا ما نهاهم الله عنه، ولم يقصِّروا فيما أمرهم به؛ أي: صفتها وحقيقتها، {تجري من تحتها الأنهار}: أنهار العسل وأنهار الخمر وأنهار اللبن وأنهار الماء التي تجري في غير أخدودٍ، فتسقي تلك البساتين والأشجار، فتحمل جميع أنواع الثمار. {أكُلُها دائمٌ وظلُّها}: دائمٌ أيضاً. {تلك عُقبى الذين اتَّقوا}؛ أي: عاقبتهم ومآلهم التي إليها يصيرون. {وعُقبى الكافرين النار}: فكم بين الفريقين من الفرق المبين؟
(35) Allah تعالى mengatakan, ﴾ مَّثَلُ ٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِي وُعِدَ ٱلۡمُتَّقُونَۖ
﴿ "Perumpa-maan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa," orang-orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah, tidak me-nyepelekan perintah-perintahNya; maksudnya sifat dan hakikat surga itu ﴾ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ
﴿ "ialah (seperti taman yang) mengalir sungai-sungai di bawahnya," yakni, sungai-sungai madu, sungai-sungai khamar, sungai-sungai susu, dan sungai-sungai air tawar yang mengalir pada selain parit, mengairi kebun-kebun dan pepohonan, sehingga menjadi sarat dengan berbagai macam buah-buahan. ﴾ أُكُلُهَا دَآئِمٞ وَظِلُّهَاۚ
﴿ "Buahnya tak henti-henti, dan naungannya (demikian pula)," yakni, juga abadi.
﴾ تِلۡكَ عُقۡبَى ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْۚ
﴿ "Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa," yaitu tempat kesudahan dan tempat kembali yang mana mereka menuju kepadanya. ﴾ وَّعُقۡبَى ٱلۡكَٰفِرِينَ ٱلنَّارُ ﴿ "Sedang tempat ke-sudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka," betapa besar perbedaan antara dua golongan tersebut!
{وَالَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَفْرَحُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمِنَ الْأَحْزَابِ مَنْ يُنْكِرُ بَعْضَهُ قُلْ إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ وَلَا أُشْرِكَ بِهِ إِلَيْهِ أَدْعُو وَإِلَيْهِ مَآبِ (36)}.
"Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka bergembira dengan kitab yang diturunkan kepadamu, dan di antara golongan-golongan
(Yahudi dan Nasrani) yang bersekutu, ada yang mengingkari sebagiannya. Katakanlah, 'Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan Dia. Hanya kepadaNya aku menyeru
(manusia), dan hanya kepadaNya aku kembali."
(Ar-Ra'd: 36)
#
{36} يقول تعالى: {والذين آتَيْناهم الكتابَ}؛ أي: مننَّا عليهم به وبمعرفته، {يفرحون بما أنزل إليك}: فيؤمنون به ويصدِّقونه ويفرحون بموافقة الكتب بعضها لبعض وتصديق بعضها بعضاً، وهذه حال مَنْ آمن مِنْ أهل الكتابين. {ومن الأحزاب مَن ينكِرُ بعضه}؛ أي: ومن طوائف الكفار المتحزبين على الحقِّ من ينكر بعض هذا القرآن ولا يصدقه؛ فمن اهتدى فلنفسه، ومن ضلَّ؛ فإنما يضلُّ عليها، إنما أنت يا محمد منذرٌ تدعو إلى الله. {قل إنَّما أمِرْتُ أن أعبدَ الله ولا أشرك به}؛ أي: بإخلاص الدين لله وحده. {إليه أدعو وإليه مآبِ}؛ أي: مرجعي الذي أرجع به إليه، فيجازيني بما قمتُ به من الدعوة إلى دينه والقيام بما أمرت به.
(36) Allah تعالى berfirman, ﴾ وَٱلَّذِينَ ءَاتَيۡنَٰهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ
﴿ "Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka," yang Kami berikan ke-nikmatan dengannya disertai penguasaan pengetahuan tentangnya, ﴾ يَفۡرَحُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَۖ
﴿ "bergembira dengan kitab yang diturunkan kepadamu," sehingga mereka beriman dengannya, dan membenarkannya serta bergembira dengan adanya sinkronisasi antara satu kitab dengan kitab lainnya. Demikian ini adalah kondisi orang-orang yang ber-iman dari kalangan ahli kitab.
﴾ وَمِنَ ٱلۡأَحۡزَابِ مَن يُنكِرُ بَعۡضَهُۥۚ
﴿ "dan di antara golongan-golongan (Yahudi dan Nasrani) yang bersekutu ada yang mengingkari sebagiannya," mak-sudnya dan di antara golongan orang kafir yang memusuhi kebe-naran, ada yang mengingkari sebagian al-Qur`an dan tidak mem-benarkannya. Barangsiapa mendapatkan hidayah, maka (manfaat) itu adalah bagi dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang tersesat, maka dia menyesatkan dirinya atas hal itu. Engkau, sesungguhnya wahai Muhammad hanyalah seorang pemberi peringatan yang menyeru kepada Allah.
﴾ قُلۡ إِنَّمَآ أُمِرۡتُ أَنۡ أَعۡبُدَ ٱللَّهَ وَلَآ أُشۡرِكَ بِهِۦٓۚ
﴿ "Katakanlah, 'Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan Dia," yaitu dengan memurnikan agama bagi Allah semata, ﴾ إِلَيۡهِ أَدۡعُواْ وَإِلَيۡهِ مَـَٔابِ ﴿ "hanya kepadaNya aku menyeru
(manusia), dan hanya kepadaNya aku kembali," tempat kembaliku yang mana aku akan menuju kepadaNya melaluinya. Maka, Allah akan membalasku dengan apa yang telah aku kerjakan, berupa dakwah untuk menyeru kepada agamaNya dan melaksanakan perintah-perintahNya.
{وَكَذَلِكَ أَنْزَلْنَاهُ حُكْمًا عَرَبِيًّا وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا وَاقٍ (37)}
" Dan demikianlah, Kami telah menurunkan al-Qur`an itu sebagai peraturan
(yang benar) dalam Bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu dari
(siksa) Allah."
(Ar-Ra'd: 37)
#
{37} أي: ولقد أنزلنا هذا القرآن والكتاب {حُكْماً عربيًّا}؛ أي: محكماً متقناً بأوضح الألسنة وأفصح اللغات؛ لئلاَّ يقع فيه شكٌّ واشتباهٌ، وليوجب أن يُتَّبع وحدَه ولا يُداهن فيه ولا يتَّبع ما يضادُّه ويناقضه من أهواء الذين لا يعلمون، ولهذا توعَّد رسوله ـ مع أنه معصومٌ ـ ليمتنَّ عليه بعصمته، ولتكون أمَّتُه أسوتَه في الأحكام، فقال: {ولئن اتَّبعتَ أهواءهم بعدما جاءك من العلم}: البيِّن، الذي ينهاك عن اتِّباع أهوائهم. {ما لك من الله من وليٍّ}: يتولاَّك فيحصل لك الأمر المحبوب. {ولا واقٍ}: يقيك من الأمر المكروه.
(37) Sungguh Kami telah menurunkan al-Qur`an dan al-Kitab ﴾ حُكۡمًا عَرَبِيّٗاۚ
﴿ "sebagai peraturan (yang benar) dalam Bahasa Arab," maksudnya yang menetapkan hukum dan sempurna dengan ung-kapan yang paling jelas dan bahasa yang paling fasih, agar tidak timbul keragu-raguan dan kesamaran serta untuk mendorong agar kitab itu (al-Qur`an) menjadi satu-satunya kitab yang diikuti, tidak ada unsur penipuan di dalamnya dan tidak mengikuti hal-hal yang bertentangan dan berlawanan dengannya seperti hawa nafsu orang-orang yang tidak berilmu. Oleh karena itu, Allah mengancam RasulNya –meskipun beliau seorang yang ma'shum– untuk mengo-kohkan beliau dengan menjaganya. Supaya umat Islam meniru beliau dalam hukum-hukum agama. Allah berfirman, ﴾ وَلَئِنِ ٱتَّبَعۡتَ أَهۡوَآءَهُم بَعۡدَ مَا جَآءَكَ مِنَ ٱلۡعِلۡمِ
﴿ "Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu," yang jelas yang melarangmu dari mengikuti hawa nafsu mereka ﴾ مَا لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن وَلِيّٖ
﴿ "maka sekali-kali tidak ada pelindung bagimu dari (siksa) Allah," yang akan memelihara dirimu sehingga hal-hal yang menyenangkan terwujud untukmu. ﴾ وَلَا وَاقٖ ﴿ "Dan pemelihara," yang melindungimu dari perkara yang tidak mengenakkan.
{وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَنْ يَأْتِيَ بِآيَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ لِكُلِّ أَجَلٍ كِتَابٌ (38) يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ (39)}.
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu, dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan. Dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatang-kan suatu ayat
(mukjizat) melainkan dengan izin Allah. Tiap-tiap masa memiliki Kitab
(yang tertentu). Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki, dan menetapkan
(apa yang Dia kehendaki), dan di sisiNya-lah terdapat Ummul-Kitab
(Lauh mahfuzh)."
(Ar-Ra'd: 38-39)
#
{38} أي: لست أول رسول أرسل إلى الناس حتى يستغربوا رسالتك. فقد {أرسَلْنا رسلاً من قبلِكَ وجَعَلْنا لهم أزواجاً وذُرِّيَّةً}: فلا يعيبك أعداؤك بأن يكون لك أزواجٌ وذُرِّيَّة كما كان لإخوانك المرسلين؛ فلأيِّ شيء يقدحون فيك بذلك وهم يعلمون أن الرسل قبلك كذلك إلاَّ لأجل أغراضهم الفاسدة وأهوائهم، وإن طلبوا منك آيةً اقترحوها؛ فليس لك من الأمر شيء. فما {كان لرسول أن يأتي بآيةٍ إلاَّ بإذنِ الله}: والله لا يأذن فيها إلاَّ في وقتها الذي قدَّره وقضاه. {لكلِّ أجل كتابٌ}: لا يتقدم عليه ولا يتأخَّر عنه، فليس استعجالهم بالآيات أو بالعذاب موجباً لأنْ يقدِّم الله ما كتب أنه يؤخَّر، مع أنَّه تعالى فعَّالٌ لما يريد.
(38) Maksudnya, engkau bukan seorang rasul pertama yang diutus kepada umat manusia sehingga mereka pantas untuk merasa asing dengan risalahmu. Sungguh ﴾ أَرۡسَلۡنَا رُسُلٗا مِّن قَبۡلِكَ وَجَعَلۡنَا لَهُمۡ أَزۡوَٰجٗا وَذُرِّيَّةٗۚ
﴿ "Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu, dan Kami mem-berikan kepada mereka istri-istri dan keturunan," maka jangan sampai musuh-musuhmu melancarkan celaan pada dirimu lantaran engkau memiliki istri-istri dan keturunan sebagaimana yang terjadi pada saudara-saudaramu, para rasul untuk tujuan mencelamu dengan itu, padahal mereka mengetahui bahwa sesungguhnya para rasul sebelumnya pun sama saja, selain (untuk mewujudkan) kepenti-ngan-kepentingan busuk dan dorongan hawa nafsu mereka saja. Apabila mereka menginginkan suatu ayat (tanda kebenaran) yang mereka usulkan, engkau tidak memiliki hak sedikit pun tentang itu.
Tidaklah ﴾ كَانَ لِرَسُولٍ أَن يَأۡتِيَ بِـَٔايَةٍ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۗ
﴿ "ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan suatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah," Allah tidak mengizinkan untuk mendatangkan suatu ayat kecuali pada waktunya yang telah ditentukan dan ditetapkanNya. ﴾ لِكُلِّ أَجَلٖ كِتَابٞ ﴿ "Tiap-tiap masa memiliki Kitab
(yang tertentu)," tidak maju dan tidak mundur darinya. Tuntutan mereka untuk menyegerakan turunnya ayat-ayat
(mukjizat) atau siksa tidak mengharuskan Allah untuk menyegerakan sesuatu yang telah Dia tetapkan agar diakhirkan, meskipun Allah تعالى Mahakuasa berbuat apa saja yang diinginkan-Nya.
#
{39} {يمحو الله ما يشاءُ}: من الأقدار، {ويُثْبِتُ}: ما يشاء منها، وهذا المحو والتغيير في غير ما سبق به علمُه وكَتَبَه قلمُه؛ فإنَّ هذا لا يقع فيه تبديلٌ ولا تغييرٌ؛ لأنَّ ذلك محالٌ على الله أن يقع في علمِهِ نقصٌ أو خللٌ، ولهذا قال: {وعنده أمُّ الكتاب}؛ أي: اللوح المحفوظ الذي ترجِعُ إليه سائر الأشياء؛ فهو أصلها، وهي فروعٌ [له] وشعبٌ؛ فالتغيير والتبديل يقع في الفروع والشعب؛ كأعمال اليوم والليلة التي تكتبها الملائكة ويجعل الله لثبوتها أسباباً ولمحوها أسباباً، لا تتعدَّى تلك الأسباب ما رُسِم في اللوح المحفوظ؛ كما جعل الله البرَّ والصلة والإحسان من أسباب طول العمر وسعة الرزق، وكما جعل المعاصي سبباً لمحق بركة الرزق والعمر، وكما جعل أسباب النجاة من المهالك والمعاطب سبباً للسلامة، وجعل التعرُّض لذلك سبباً للعطب؛ فهو الذي يدبِّر الأمور بحسب قدرته وإرادته، وما يدبِّره منها لا يخالف ما قد علمه وكتبه في اللوح المحفوظ.
(39) ﴾ يَمۡحُواْ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ
﴿ "Allah menghapuskan apa yang Dia kehen-daki," dari takdir-takdirNya ﴾ وَيُثۡبِتُۖ
﴿ "dan menetapkan," apa yang dikehendakiNya dari yang sudah ditetapkan. Penghapusan dan perubahan ini bukan pada hal-hal yang mana ilmu Allah telah men-dahului (bahwa akan terjadi dan Pena Allah telah menuliskan tak-dirnya). Sesungguhnya, hal itu tidak mengalami perubahan dan pergantian. Karena, menjadi suatu perkara yang mustahil bagi Allah jika terjadi suatu kekurangan dan kekeliruan pada ilmu Allah (ten-tang segala sesuatu yang akan terjadi).
Oleh karena itu, Allah berfirman ﴾ وَعِندَهُۥٓ أُمُّ ٱلۡكِتَٰبِ ﴿ "dan di sisiNya terdapat Ummul Kitab," yaitu Lauh Mahfuzh yang menjadi buku rujukan bagi segala sesuatu. Itu adalah intinya, ia mempunyai cabang dan sisi. Perubahan dan pergantian terjadi pada cabang dan sisinya. Misalnya, amalan pagi dan siang hari yang dicatat oleh malaikat, dan Allah menciptakan sebab kausalitas yang bisa me-netapkannya dan sebab-sebab yang bisa menghapuskannya. Sebab-sebab tersebut tidak akan melampaui batas dengan apa yang telah digariskan di Lauh Mahfuzh. Sebagaimana Allah menjadikan ke-baikan, silaturahim, dan perbuatan baik sebagai sebab kausalitas yang bisa memanjangkan usia dan meluaskan rizki. Sebagaimana Allah menjadikan maksiat-maksiat sebagai sebab yang menghilang-kan berkah rizki dan usia. Sebagaimana Allah menetapkan beberapa sebab kausalitas keselamatan dari berbagai kebinasaan dan kehan-curan sebagai jalan menuju keselamatan, dan menjadikan sebab kausalitas penghalang keselamatan sebagai penyebab kehancuran. Dia-lah yang mengatur segala urusan sesuai dengan kekuasaan dan kehendakNya. Hal-hal yang Allah atur tidak bertentangan dengan apa yang sudah diketahui Allah
(akan terjadi) dan dituliskan di Lauh Mahfuzh.
{وَإِنْ مَا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ الَّذِي نَعِدُهُمْ أَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ وَعَلَيْنَا الْحِسَابُ (40) أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا نَأْتِي الْأَرْضَ نَنْقُصُهَا مِنْ أَطْرَافِهَا وَاللَّهُ يَحْكُمُ لَا مُعَقِّبَ لِحُكْمِهِ وَهُوَ سَرِيعُ الْحِسَابِ (41)}.
"Dan jika Kami perlihatkan kepadamu sebagian
(siksa) yang Kami ancamkan kepada mereka, atau Kami wafatkan kamu
(se-belum siksa itu terjadi, maka hal itu tidak penting bagimu) karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedang Kami-lah yang menghisab amalan mereka. Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah
(orang-orang kafir), lalu Kami kurangi daerah-daerah itu
(sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya? Dan Allah menetapkan hukum
(menurut kehendakNya), tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya; dan Dia-lah Yang Mahacepat hisabNya."
(Ar-Ra'd: 40-41).
#
{40} يقول تعالى لنبيِّه محمد - صلى الله عليه وسلم -: لا تعجل عليهم بإصابة ما يوعَدون [به] من العذاب؛ فهم إن استمرُّوا على طغيانهم وكفرهم؛ فلا بدَّ أن يصيبَهم ما وُعِدوا به: إما أنْ نرينَّك إيَّاه في الدنيا فَتَقَرَّ بذلك عينك، أو نتوفَّيَنَّكَ قبل إصابتهم؛ فليس ذلك شغلاً لك. {فإنما عليك البلاغ}: والتبيين للخلق، {وعلينا الحسابُ}: فنحاسب الخلق على ما قاموا به مما عليهم وضيَّعوه، ونثيبهم أو نعاقبهم.
(40) Allah berfirman kepada NabiNya, "Janganlah engkau bersegera menimpakan apa yang telah diancamkan kepada mereka yang berbentuk siksaan. Mereka bila melampaui batas dan kufur secara terus-menerus, maka pasti akan dilanda azab yang diancam-kan kepada mereka, baik Kami akan memperlihatkannya kepadamu agar pandanganmu menjadi sejuk dengannya, atau mewafatkanmu sebelum menimpakan
(siksaan) mereka, maka itu bukanlah urusan yang merepotkanmu. ﴾ فَإِنَّمَا عَلَيۡكَ ٱلۡبَلَٰغُ
﴿ "Karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja," dan menjelaskan kepada manusia ﴾ وَعَلَيۡنَا ٱلۡحِسَابُ ﴿ "sedang Kami-lah yang menghisab amalan mereka," Kami akan memperhitungkan amalan makhluk-makhluk berdasarkan apa yang telah mereka perbuat dan kewajiban yang mereka sepelekan serta Kami akan memberi pahala atau menghukumi mereka.
#
{41} ثم قال متوعِّداً للمكذبين: {أو لم يروا أنا نأتي الأرضَ ننقُصُها من أطرافها}: قيل: بإهلاك المكذبين واستئصال الظالمين، وقيل: بفتح بلدان المشركين ونقصهم في أموالهم وأبدانهم، وقيل غير ذلك من الأقوال. والظاهر ـ والله أعلم ـ أنَّ المراد بذلك أنَّ أراضي هؤلاء المكذِّبين جعل الله يفتحها ويجتاحها ويُحِلُّ القوارع بأطرافها تنبيهاً لهم قبل أن يجتاحهم النقص ويوقع الله بهم من القوارع ما لا يردُّه أحدٌ، ولهذا قال: {والله يحكم لا مُعَقِّبَ لحكمِهِ}: ويدخل في هذا حكمه الشرعيُّ والقدريُّ والجزائيُّ؛ فهذه الأحكام التي يحكم الله فيها توجد في غاية الحكمة والإتقان، لا خلل فيها ولا نقص، بل هي مبنيَّة على القسط والعدل والحمد؛ فلا يتعقَّبها أحدٌ، ولا سبيل إلى القدح فيها؛ بخلاف حكم غيره؛ فإنَّه قد يوافق الصواب وقد لا يوافقه. {وهو سريع الحساب}؛ أي: فلا يستعجلوا بالعذاب؛ فإنَّ كل ما هو آتٍ فهو قريبٌ.
(41) Kemudian Allah mengancam orang-orang yang men-dustakan, ﴾ أَوَلَمۡ يَرَوۡاْ أَنَّا نَأۡتِي ٱلۡأَرۡضَ نَنقُصُهَا مِنۡ أَطۡرَافِهَاۚ
﴿ "Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah (orang-orang kafir), lalu Kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya?" Ada pendapat yang menyatakan, "Dengan cara membinasakan orang-orang yang mendustakan dan menghabisi orang-orang yang zhalim sampai tuntas." Pendapat lain, dengan menaklukkan wilayah-wilayah kaum musyrikin dan pengurangan pada harta-benda mereka dan jasmani mereka." Dan masih ada pen-dapat-pendapat lain dalam masalah ini. Pendapat yang tampak ke-benarannya –wallahu a'lam– maksudnya; bahwa Allah akan memulai menaklukkan tanah-tanah milik orang-orang yang mendustakan itu dan menguasainya serta menimpakan berbagai musibah di se-gala sisinya sebagai pengingat bagi mereka sebelum mereka meng-alami kekurangan, dan Allah menimpakan musibah-musibah yang tidak bisa ditampik oleh siapa pun.
Oleh karenanya, Allah berfirman, ﴾ وَٱللَّهُ يَحۡكُمُ لَا مُعَقِّبَ لِحُكۡمِهِۦۚ
﴿ "Dan Allah menetapkan hukum (menurut kehendakNya), tidak ada yang dapat menolak ketetapanNya," termasuk dalam maknanya, ketetapan hukum-Nya yang bersifat syar'i, takdir dan balasanNya. Ketetapan-kete-tapan ini, (yang dijadikan Allah sebagai hukum di dalamnya), ter-lihat sangat mengandung puncak hikmah dan kerapian. Tidak ada kekeliruan atau kekurangan padanya. Bahkan berbasis keadilan dan keseimbangan serta pujian. Tidak ada seorang pun yang bisa mengkritiknya, dan tidak ada cara untuk mencelanya, berbeda de-ngan ketetapan hukum selainNya. Kadang-kadang benar, namun suatu waktu mengalami kekeliruan. ﴾ وَهُوَ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ ﴿ "Dan Dia-lah Yang Mahacepat hisabNya," janganlah meminta disegerakan
(datang-nya) siksaan. Sesungguhnya segala sesuatu yang akan tiba itu dekat.
{وَقَدْ مَكَرَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلِلَّهِ الْمَكْرُ جَمِيعًا يَعْلَمُ مَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ وَسَيَعْلَمُ الْكُفَّارُ لِمَنْ عُقْبَى الدَّارِ (42) وَيَقُولُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَسْتَ مُرْسَلًا قُلْ كَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ وَمَنْ عِنْدَهُ عِلْمُ الْكِتَابِ (43)}.
"Dan sungguh orang-orang kafir yang sebelum mereka
(yaitu kafir Makkah) telah mengadakan tipu daya, tetapi semua tipu daya itu adalah dalam kekuasaan Allah. Dia mengetahui apa yang di-usahakan oleh setiap diri, dan orang-orang kafir akan mengetahui untuk siapa tempat kesudahan
(yang baik) itu. Orang-orang kafir berkata, 'Kamu bukan orang yang dijadikan Rasul.' Katakanlah, 'Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu, dan antara orang yang mempunyai ilmu al-Kitab'."
(Ar-Ra'd: 42-43)
#
{42} يقول تعالى: {وقد مكر الذين من قبلهم}: برسلهم وبالحقِّ الذي جاءت به الرسل، فلم يُغْنِ عنهم مكرهم، ولم يصنعوا شيئاً؛ فإنَّهم يحاربون الله ويبارزونه. {فلله المكرُ جميعاً}؛ أي: لا يقدر أحدٌ أن يمكر مكراً إلاَّ بإذنه وتحت قضائه وقدره؛ فإذا كانوا يمكرون بدينه؛ فإنَّ مكرهم سيعود عليهم بالخيبة والندم؛ فإنَّ الله {يعلم ما تكسِبُ كلُّ نفسٍ}؛ أي: همومها وإراداتها وأعمالها الظاهرة والباطنة، والمكر لا بدَّ أن يكون من كسبها؛ فلا يخفى على الله مكرهم، فيمتنع أن يمكروا مكراً يضرُّ الحقَّ وأهله ويفيدهم شيئاً. {وسيعلم الكفَّار لمن عُقبى الدار}؛ أي: أَلَهُمْ أَوْ لِرُسُلِه؟ ومن المعلوم أنَّ العاقبةَ للمتَّقِينَ لِلْكُفْرِ، وَأَعْمَالِه.
(42) Allah تعالى berfirman, ﴾ وَقَدۡ مَكَرَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ
﴿ "Dan sungguh orang-orang kafir yang sebelum mereka (yaitu kafir Makkah) telah meng-adakan tipu daya," kepada para rasul (yang diutus kepada) mereka dan kepada kebenaran yang dibawa oleh para rasul. Rencana makar mereka tidak berguna, dan mereka tidak berkutik sedikit pun. Me-reka memusuhi Allah dan menentangNya.
﴾ فَلِلَّهِ ٱلۡمَكۡرُ جَمِيعٗاۖ
﴿ "Tetapi semua tipu daya itu adalah dalam kekuasaan Allah," tidak ada seorang pun yang bisa menciptakan makar kecuali dengan izinNya dan di bawah ketentuan dan takdirNya. Apabila mereka ingin berbuat makar terhadap agamaNya, niscaya (dampak) makar mereka akan berbalik kepada mereka dengan kegagalan dan penyesalan.
Sesungguhnya Allah ﴾ يَعۡلَمُ مَا تَكۡسِبُ كُلُّ نَفۡسٖۗ
﴿ "Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh setiap diri," yaitu mengetahui pikiran-pikiran-nya, kehendak dan amalan-amalan lahiriyah dan batiniahnya. Dan tindakan makar itu mesti muncul dari usahanya, sehingga makar mereka tidak tersembunyi di hadapan Allah. Tidak akan terjadi (tindakan) mereka melancarkan makar yang akan membahayakan kebenaran dan para pengikutnya dan (tidak akan terjadi) keman-faatan bagi mereka sama sekali. ﴾ وَسَيَعۡلَمُ ٱلۡكُفَّٰرُ لِمَنۡ عُقۡبَى ٱلدَّارِ ﴿ "Dan orang-orang kafir akan mengetahui untuk siapa tempat kesudahan
(yang baik) itu," apakah bagi mereka atau para rasul? Dan sudah diketahui, bahwa akibat yang baik adalah diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa, bukan untuk kekufuran dan ahli kufur itu.
#
{43} {ويقول الذين كفروا لستَ مرسلاً}؛ أي: يكذِّبونك ويكذِّبون ما أرسلت به. {قل} لهم إن طلبوا على ذلك شهيداً: {كفى بالله شهيداً بيني وبينَكم}: وشهادته بقوله وبفعله وإقراره: أما قوله؛ فبما أوحاه الله إلى أصدق خلقه مما يُثْبِتُ به رسالته. وأما فعله؛ فلأنَّ الله تعالى أيَّد رسوله ونصره نصراً خارجاً عن قدرته وقدرة أصحابه وأتباعه، وهذا شهادةٌ منه له بالفعل والتأييد، وأما إقراره؛ فإنَّه أخبر الرسول عنه أنه رسول ، وأنه أمر الناس باتباعه؛ فمن اتَّبعه؛ فله رضوانُ الله وكرامته، ومن لم يتَّبعه؛ فله النار والسخط، وحلَّ له مالُه ودمه، والله يقرُّه على ذلك؛ فلو تقوَّل عليه بعض الأقاويل؛ لعاجله بالعقوبة.
{ومَنْ عندَه علمُ الكتاب}: وهذا شاملٌ لكلِّ علماء أهل الكتابين؛ فإنَّهم يشهدون للرسول، من آمن واتَّبع الحقَّ، صرَّح بتلك الشهادة التي عليه، ومن كتم ذلك؛ فإخبار الله عنه أنَّ عنده شهادةً أبلغ من خبره، ولو لم يكن عنده شهادةٌ؛ لردَّ استشهاده بالبرهان؛ فسكوته يدلُّ على أن عنده شهادةً مكتومةً، وإنَّما أمر الله باستشهاد أهل الكتاب لأنَّهم أهل هذا الشأن، وكلُّ أمر إنما يُستشهد فيه أهله ومن هم أعلم به من غيرهم؛ بخلاف مَنْ هو أجنبيٌّ عنه؛ كالأميِّين من مشركي العرب وغيرهم؛ فلا فائدة في استشهادهم؛ لعدم خبرتهم ومعرفتهم. والله أعلم.
(43) ﴾ وَيَقُولُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَسۡتَ مُرۡسَلٗاۚ
﴿ "Orang-orang kafir berkata, "Kamu bukan orang yang dijadikan Rasul," maksudnya, mereka men-dustakanmu dan mendustakan risalahmu ﴾ قُلۡ
﴿ "Katakanlah," kepada mereka bila mereka meminta saksi ﴾ كَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدَۢا بَيۡنِي وَبَيۡنَكُمۡ
﴿ "Cu-kuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu," dan persaksian Allah itu dengan ucapan, tindakan, dan penetapanNya. Adapun (persaksi-an) ucapanNya, maka dengan segala berita yang diwahyukan ke-pada makhlukNya yang paling jujur yang menguatkan risalahNya. Sedangkan (persaksian) tindakanNya, maka dengan cara Allah telah mendukung RasulNya dan menolongnya dengan pertolongan yang di luar jangkauan kemampuannya dan kemampuan para sahabat serta para pengikutnya. Ini adalah persaksianNya melalui tindakan dan dukungan. Sedangkan penetapanNya, maka (perwujudannya adalah bahwa) Rasulullah telah memberitahukan tentang dirinya bahwa ia seorang rasul (Allah), dan memerintahkan orang-orang untuk mengikutinya. Barangsiapa yang mengikutinya, maka akan meraih kemuliaan dan keridhaanNya. Barangsiapa yang tidak meng-ikutinya, maka dia mendapatkan neraka dan murka. Harta dan nyawanya halal. Dan Allah menetapkannya atas hal tersebut. Se-andainya, beliau berbicara macam-macam, niscaya beliau akan segera dikenakan hukuman.
﴾ وَمَنۡ عِندَهُۥ عِلۡمُ ٱلۡكِتَٰبِ ﴿ "Dan antara orang yang mempunyai ilmu al- Kitab," ini mencakup semua ulama ahli kitab dari dua golongannya
(Yahudi dan Nasrani). Karena mereka bersaksi atas
(kebenaran) Rasulullah. Barangsiapa yang beriman dan mengikuti kebenaran, niscaya akan menyampaikan kesaksian yang menjadi kewajibannya. Sedangkan orang yang menyembunyikannya, maka pemberitahuan Allah tentang dirinya, bahwa dia mempunyai persaksian adalah lebih gamblang daripada pernyataannya
(dari dirinya sendiri). Se-andainya dia tidak memiliki kesaksian, maka kesaksiannya akan tertolak dengan petunjuk bukti. Karena itu, sikap diamnya menun-jukkan bahwa dia mempunyai kesaksian yang disembunyikan. Allah memerintahkan beliau untuk meminta persaksian ahli kitab, sebab mereka orang-orang yang berkompeten dalam masalah ini. Dan setiap perkara, maka hanya para ahlinyalah yang dimintai keterangan dan orang-orang yang lebih tahu daripada orang lain tentang itu. Berbeda dengan orang yang tidak tahu sama sekali tentangnya, misalnya bangsa yang buta huruf, dari kalangan kaum musyrikin Arab dan lainnya, maka tidak ada manfaatnya untuk memintai keterangan dari mereka. Karena mereka tidak mengetahui dan tidak mengerti. Wallahu a'lam.
Sudah tuntas tafsir Surat ar-Ra'd. Walhamdulillahi Rabbil 'Alamin.