Ayah:
TAFSIR SURAT HUD ( Nabi Hud )
TAFSIR SURAT HUD ( Nabi Hud )
Makkiyyah
Ayah: 1 - 4 #
{الر كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آيَاتُهُ ثُمَّ فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ (1) أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ إِنَّنِي لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ (2) وَأَنِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ (3) إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (4)}.
"Alif lam ra, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi kemudian dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Mahabijaksana lagi Mahatahu, agar kamu tidak menyembah kecuali Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa kabar gembira kepadamu dariNya, dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu dan bertaubat kepadaNya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan, dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa Hari Kiamat. Kepada Allah-lah kembalimu, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu." (Hud: 1-4).
#
{1} يقول تعالى: هذا {كتابٌ}: عظيم ونزل كريم، {أُحْكِمَتْ آياته}؛ أي: أتقنت وأحسنت، صادقةٌ أخبارها، عادلةٌ أوامرها ونواهيها، فصيحةٌ ألفاظهُ بهيةٌ معانيه، {ثم فُصِّلَتْ}؛ أي: ميزت وبينت بياناً في أعلى أنواع البيان، {من لَدُنْ حكيم}: يضع الأشياء مواضعها، وينزلها منازلها، لا يأمر ولا ينهى إلا بما تقتضيه حكمته، {خبيرٍ}: مطَّلع على الظواهر والبواطن؛ فإذا كان إحكامه وتفصيلُه من عند الله الحكيم الخبير؛ فلا تسألْ بعد هذا عن عظمته وجلالته واشتماله على كمال الحكمة وسعة الرحمة.
(1) Allah berfirman, ﴾ كِتَٰبٌ ﴿ "(Inilah) suatu kitab", yang agung yang diturunkan dengan mulia ﴾ أُحۡكِمَتۡ ءَايَٰتُهُۥ ﴿ "yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi." Yakni dengan sempurna dan bagus. Berita-beritanya jujur, perintah dan larangannya adil, lafazhnya fasih, maknanya indah ﴾ ثُمَّ فُصِّلَتۡ ﴿ "kemudian dijelaskan secara terperinci." Yakni diterang-kan dan diperjelas sebagai bentuk penjelasan yang paling tinggi, ﴾ مِن لَّدُنۡ حَكِيمٍ ﴿ "yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Mahabijaksana." Meletakkan segala sesuatu di tempatnya, mendudukkannya pada posisinya, tidak memerintahkan dan melarang kecuali sesuai dengan tuntutan hikmahNya. ﴾ خَبِيرٍ ﴿ "Lagi Mahatahu", yang mengetahui lahir dan batin. Jika penataannya yang rapi dan penjelasannya dari Allah Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui, maka sesudah itu janganlah kamu bertanya tentang kebesaranNya, keagungan-Nya dan pencakupanNya atas hikmah yang sempurna dan rahmat yang luas.
#
{2} وإنما أنزل الله كتابه لأن لا تعبدوا إلاَّ اللهَ؛ أي: لأجل إخلاص الدين كلِّه لله، وأن لا يُشْرِكَ به أحدٌ من خلقه. {إنني لكم}: أيُّها الناس، {منه}؛ أي: من الله ربكم {نذيرٌ}: لمن تجرَّأ على المعاصي بعقاب الدنيا والآخرة، {وبشيرٌ}: للمطيعين لله بثواب الدُّنيا والآخرة.
(2) Allah hanyalah menurunkan kitabNya agar kamu tidak menyembah kecuali Allah, maksudnya agar mengikhlaskan seluruh agama kepada Allah dan agar tidak seorang pun dari makhlukNya yang disekutukan denganNya. ﴾ إِنَّنِي لَكُم ﴿ "Sesungguhnya aku (Muham-mad) bagimu", wahai manusia. ﴾ مِّنۡهُ ﴿ "DariNya", dari Allah Rabbmu ﴾ نَذِيرٞ ﴿ "adalah pemberi peringatan", bagi yang berani melakukan ke-maksiatan dengan azab dunia dan akhirat. ﴾ وَبَشِيرٞ ﴿ "Dan pembawa kabar gembira", bagi orang-orang yang taat kepada Allah dengan pahala dunia dan akhirat.
#
{3} {وأن استغفروا ربَّكم}: عن ما صدر منكم من الذُّنوب، {ثم توبوا إليه}: فيما تستقبلون من أعماركم بالرجوع إليه بالإنابة والرجوع عما يكرهه الله إلى ما يحبُّه ويرضاه. ثم ذكر ما يترتَّب على الاستغفار والتوبة، فقال: {يمتِّعْكم متاعاً حسناً}؛ أي: يعطيكم من رزقه ما تتمتَّعون به، وتنتفعون {إلى أجل مسمّى}؛ أي: إلى وقت وفاتكم. {ويؤت}: منكم {كلَّ ذي فضل فضلَه}؛ أي: يعطي أهل الإحسان والبر من فضله وبرِّه ما هو جزاءٌ لإحسانهم من حصول ما يحبُّون ودفع ما يكرهون. {وإن تَوَلَّوا}: عن ما دعوتكم إليه، بل أعرضتُم عنه، وربَّما كذَّبتم به، {فإني أخاف عليكم عذابَ يوم كبيرٍ}: وهو يوم القيامة، الذي يجمع الله فيه الأوَّلين والآخرين.
(3) ﴾ وَأَنِ ٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ ﴿ "Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabbmu", dari dosa-dosa yang kamu kerjakan, ﴾ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِ ﴿ "dan ber-taubat kepadaNya", pada (sisa) umurmu yang kamu hadapi dengan kembali dan mendekatkan diri kepadaNya, meninggalkan sesuatu yang dibenci Allah kepada sesuatu yang dicintai dan diridhaiNya. Kemudian Allah menyebutkan akibat dari istighfar dan taubat, seraya Dia berfirman, ﴾ يُمَتِّعۡكُم مَّتَٰعًا حَسَنًا ﴿ "Niscaya Dia akan memberi kenik-matan yang baik (terus menerus) kepadamu." Maksudnya, Dia mem-berimu rizki yang bisa kamu nikmati dan manfaatkan, ﴾ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمّٗى ﴿ "sampai kepada waktu yang telah ditentukan." Yakni sampai kamu mati. ﴾ وَيُؤۡتِ كُلَّ ذِي فَضۡلٖ فَضۡلَهُۥۖ ﴿ "Dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya." Maksudnya, Allah memberikan karunia dan kebaikanNya kepada ahli kebaikan dan kebajikan sebagai balasan atas kebaikannya dalam bentuk ke-baikan yang mereka raih dan keburukan yang dijauhkan. ﴾ وَإِن تَوَلَّوۡاْ ﴿ "Jika kamu berpaling", dari apa yang aku dakwahkan kepadamu, kamu berpaling bahkan kamu mungkin mendustakan,﴾ فَإِنِّيٓ أَخَافُ عَلَيۡكُمۡ عَذَابَ يَوۡمٖ كَبِيرٍ ﴿ "maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa Hari Kiamat." Yaitu Hari Kiamat yang padanya Allah mengumpulkan orang-orang terdahulu dan yang datang kemudian.
#
{4} فيجازيهم بأعمالهم إن خيراً؛ فخير، وإن شرًّا؛ فشر. وفي قوله: {وهو على كلِّ شيء قديرٌ}: كالدليل على إحياء الله الموتى؛ فإنه على كلِّ شيء قديرٌ ، ومن جملة الأشياء إحياء الموتى، وقد أخبر بذلك، وهو أصدق القائلين؛ فيجب وقوع ذلك عقلاً ونقلاً.
(4) Lalu Allah membalas perbuatan mereka, jika baik maka baik, jika buruk maka buruk. Dan FirmanNya, ﴾ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٌ ﴿ "Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu." Sebagai dalil bahwa Allah meng-hidupkan yang mati karena Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Termasuk kategori sesuatu itu adalah menghidupkan orang mati. Dia telah mengabarkan itu, dan Dia adalah pembicara paling benar, maka dari segi akal dan syariat hal itu pasti terjadi.
Ayah: 5 #
{أَلَا إِنَّهُمْ يَثْنُونَ صُدُورَهُمْ لِيَسْتَخْفُوا مِنْهُ أَلَا حِينَ يَسْتَغْشُونَ ثِيَابَهُمْ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (5)}
"Ingatlah, sesungguhnya (orang munafik itu) memalingkan dada mereka untuk menyembunyikan diri darinya (Muhammad). Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya dengan kain, Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka tampakkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati." (Hud: 5).
#
{5} يخبر تعالى عن جهل المشركين وشدة ضلالهم أنهم {يَثْنون صدورَهم}؛ أي: يميلونها ليستخفوا من الله، فتقع صدورهم حاجبةً لعلم الله بأحوالهم وبصره لهيئاتهم. قال تعالى مبيناً خطأهم في هذا الظنِّ: {ألا حين يَسْتَغْشون ثيابهم}؛ أي: يتغطون بها، يعلمهم في تلك الحال التي هي من أخفى الأشياء، بل {يعلم ما يُسِرُّون}: من الأقوال والأفعال، {وما يُعْلِنون}: منها، بل ما هو أبلغُ من ذلك، وهو: {إنه عليمٌ بذات الصدور}؛ أي: بما فيها من الإرادات والوساوس والأفكار التي لم ينطقوا بها سرًّا ولا جهراً؛ فكيف تخفى عليه حالكم إذا ثنيتم صدوركم لتستخفوا منه؟! ويُحتمل أنَّ المعنى في هذا: أن الله يذكر إعراض المكذِّبين للرسول، الغافلين عن دعوته، أنَّهم من شدَّة إعراضهم يَثْنون صدورهم؛ أي: يَحْدَوْدِبون حين يرون الرسول؛ لئلاَّ يراهم ويُسْمِعَهم دعوته ويعظَهم بما ينفعهم؛ فهل فوق هذا الإعراض شيء؟! ثم توعَّدهم بعلمه تعالى بجميع أحوالهم وأنهم لا يخفون عليه، وسيجازيهم بصنيعهم.
(5) Allah mengabarkan kebodohan orang-orang musyrik dan kesesatan mereka yang jauh, bahwa mereka itu ﴾ يَثۡنُونَ صُدُورَهُمۡ ﴿ "memalingkan dada mereka" maksudnya, mereka berpaling agar bisa bersembunyi dari Allah sehingga dada mereka itu menghalangi ilmu Allah tentang keadaan mereka dan menghalangi penglihatan-Nya kepada gerak-gerik mereka. Allah berfirman menjelaskan ke-salahan mereka dalam prasangkanya ini, ﴾ أَلَا حِينَ يَسۡتَغۡشُونَ ثِيَابَهُمۡ ﴿ "Ingatlah, di waktu mereka menyelimuti dirinya dengan kain." Yakni menutupi dengannya. Dalam kondisi tersebut yang merupakan kondisi paling tersamar, Allah tetap mengetahui keadaan mereka lebih dari itu. ﴾ يَعۡلَمُ مَا يُسِرُّونَ ﴿ "Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan", berupa perkataan dan perbuatan, ﴾ وَمَا يُعۡلِنُونَۚ ﴿ "dan apa yang mereka tampakkan", darinya bahkan apa yang lebih mendalam darinya, yaitu ﴾ إِنَّهُۥ عَلِيمُۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ ﴿ "sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati." Yakni keinginan-keinginan, was-was dan pemikiran-pemikiran yang ada di dalamnya yang tidak dikatakan, baik secara rahasia atau terang-terangan, bagaimana mungkin keadaanmu samar bagiNya ketika kamu memalingkan dadamu agar bisa bersembunyi dariNya? Ada kemungkinan makna lain dalam hal ini yaitu bahwa Allah menyebut berpalingnya orang-orang musyrik dari Rasul dan kela-laian mereka terhadap dakwahnya, bahwa karena kerasnya berpa-lingnya mereka, sampai mereka memalingkan dada mereka yakni mereka membelokkan badan manakala mereka melihat Rasul agar beliau tidak melihat mereka, menyampaikan dakwahnya dan me-nasihati mereka dengan sesuatu yang bermanfaat bagi mereka. Ada-kah sesuatu yang melebihi atas berpalingnya mereka ini? Kemudian Allah mengancam mereka dengan ilmuNya terhadap seluruh ke-adaan mereka, dan bahwa mereka tidak ada sesuatu pun yang ter-sembunyi atas Allah dan Dia akan membalas mereka sesuai dengan perbuatan mereka.
Ayah: 6 #
{وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (6)}.
"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melain-kan Allah-lah yang memberi rizkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiamnya bintang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (Hud: 6).
#
{6} أي: جميع ما دبَّ على وجه الأرض من آدميٍّ وحيوانٍ بَرِّيٍّ أو بحريٍّ؛ فالله تعالى قد تكفَّل بأرزاقهم وأقواتهم، فرزقُهم على الله. {ويعلم مستقرَّها ومستوْدَعَها}؛ أي: يعلم مستقرَّ هذه الدوابِّ، وهو المكان الذي تقيم فيه وتستقرُّ فيه وتأوي إليه، ومستودعُها المكانُ الذي تنتقل إليه في ذهابها ومجيئها وعوارض أحوالها. {كلٌّ}: من تفاصيل أحوالها {في كتابٍ مبينٍ}؛ أي: في اللوح المحفوظ، المحتوي على جميع الحوادث الواقعة، والتي تقع في السماوات والأرض، الجميع قد أحاط بها علم الله، وجرى بها قلمه، ونفذت فيها مشيئته ووسعها رزقه؛ فلتطمئنَّ القلوب إلى كفاية من تكفَّلَ بأرزاقها، وأحاط علماً بذواتها وصفاتها.
(6) Maksudnya, semua yang merayap di muka bumi berupa manusia, binatang darat atau laut maka Allah telah menjamin rizki dan makanan mereka, rizki mereka menjadi kewajiban Allah. ﴾ وَيَعۡلَمُ مُسۡتَقَرَّهَا وَمُسۡتَوۡدَعَهَاۚ ﴿ "Dan Dia mengetahui tempat berdiamnya binatang itu dan tempat penyimpanannya." Maksudnya, Dia mengetahui tempat ber-diam diri binatang-binatang ini yaitu rumah tempat tinggalnya dan perlindungannya, dan mengetahui tempat penyimpanannya yaitu tempat di mana ia berpindah kepadanya pada waktu pulang per-ginya dan kondisi-kondisi tertentunya. ﴾ كُلّٞ ﴿ "Semuanya" seluruh perincian tentang keadaannya ﴾ فِي كِتَٰبٖ مُّبِينٖ ﴿ "tertulis dalam Kitab yang nyata." Yakni Lauh Mahfuzh yang meliputi seluruh peristiwa yang terjadi di langit dan bumi. Semuanya diliputi oleh ilmu Allah, dicatat oleh penaNya, berlaku padanya kehendakNya dan dicukupi olehNya rizkinya. Hendaknya manusia tetap tenang kepada jami-nan Allah yang menjamin rizkinya dan yang ilmuNya meliputi Dzat dan sifat-sifatNya.
Ayah: 7 - 8 #
{وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَكَانَ عَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَلَئِنْ قُلْتَ إِنَّكُمْ مَبْعُوثُونَ مِنْ بَعْدِ الْمَوْتِ لَيَقُولَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ (7) وَلَئِنْ أَخَّرْنَا عَنْهُمُ الْعَذَابَ إِلَى أُمَّةٍ مَعْدُودَةٍ لَيَقُولُنَّ مَا يَحْبِسُهُ أَلَا يَوْمَ يَأْتِيهِمْ لَيْسَ مَصْرُوفًا عَنْهُمْ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (8)}.
"Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan ArasyNya berada di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kalian yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Makkah), 'Sesungguhnya kamu akan dibangkit-kan sesudah mati,' niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata, 'Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.' Dan sesungguhnya jika Kami mundurkan azab dari mereka sampai kepada suatu waktu yang ditentukan, niscaya mereka akan berkata, 'Apakah yang meng-halanginya?' Ingatlah, di waktu azab itu datang kepada mereka, tidaklah dapat dipalingkan dari mereka, dan mereka diliputi oleh azab yang dahulunya mereka selalu memperolok-olokkannya." (Hud: 7-8).
#
{7} يخبر تعالى أنه {خَلَقَ السمواتِ والأرضَ في ستَّة أيام}: أولها يوم الأحد، وآخرُها يوم الجمعة. {و} حين خلق السماواتِ والأرضَ، {كان عرشُهُ على الماء}: فوق السماء السابعة؛ فبعد أن خلقَ السماوات والأرض؛ استوى على عرشه، يدبِّر الأمور ويصرِّفها كيف شاء من الأحكام القدريَّة والأحكام الشرعيَّة. ولهذا قال: {لِيَبْلُوَكم أيُّكم أحسنُ عملاً}؛ أي: ليمتَحِنَكم إذ خَلَقَ لكم ما في السماوات والأرض بأمره ونهيه، فينظر أيُّكم أحسنُ عملاً. قال الفضيل بن عِياض رحمه الله: أخلصُه وأصوبُه. قيل: يا أبا علي! ما أخلصه وأصوبه؟ فقال: إنَّ العمل إذا كان خالصاً ولم يكن صواباً؛ لم يُقْبَلْ، وإذا كان صواباً ولم يكن خالصاً؛ لم يُقْبَلْ، حتى يكون خالصاً صواباً. والخالص: أن يكون لوجه الله، والصواب: أن يكون متَّبِعاً فيه الشرع والسُّنة. وهذا كما قال تعالى: {وما خلقتُ الجِنَّ والإنس إلا ليعبدونِ}، وقال تعالى: {اللهُ الذي خلق سبع سمواتٍ ومن الأرض مثلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الأمر بينَهنَّ لِتَعْلموا أنَّ الله على كلِّ شيءٍ قديرٌ وأن الله قد أحاطَ بكلِّ شيءٍ علماً}: فالله تعالى خلق الخلق لعبادته ومعرفته بأسمائه وصفاته، وأمرهم بذلك؛ فمن انقاد وأدَّى ما أمِرَ به؛ فهو من المفلحين، ومن أعرض عن ذلك؛ فأولئك هم الخاسرون، ولا بدَّ أن يجمَعَهم في دار يجازيهم على ما أمرهم به ونهاهم. ولهذا ذكر الله تكذيب المشركين بالجزاء، فقال: {ولئن قلتَ إنَّكم مبعوثون من بعدِ الموت لَيقولَنَّ الذين كفروا إنْ هذا إلاَّ سحرٌ مبينٌ}؛ أي: ولئن قلتَ لهؤلاء وأخبرتَهم بالبعث بعد الموت؛ لم يصدِّقوك، بل كذَّبوك أشدَّ التكذيب ، وقدحوا فيما جئت به، وقالوا: {إنْ هذا إلا سحرٌ مُبين}: ألا وهو الحقُّ المبين.
(7) Allah mengabarkan bahwa Dia ﴾ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٖ ﴿ "menciptakan langit dan bumi dalam enam masa", hari pertamanya adalah Hari Ahad dan hari terakhirnya adalah Hari Jum'at. Dan ketika Dia menciptakan langit dan bumi ﴾ وَكَانَ عَرۡشُهُۥ عَلَى ٱلۡمَآءِ ﴿ "yang mana ArasyNya berada di atas air", di atas langit ketujuh, setelah men-ciptakan langit dan bumi, maka Dia bersemayam di atas ArasyNya. Dia mengatur dan menata segala urusan menurut kehendakNya yang meliputi hukum-hukum qadari dan hukum-hukum syar'i. Oleh karena itu, Dia berfirman, ﴾ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۗ ﴿ "Agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya." Maksudnya, Allah mengujimu tatkala Dia menciptakan segala sesuatu yang ada di langit dan bumi untukmu. Dia mengujimu dengan perintah dan laranganNya, maka Dia melihat siapa yang lebih baik amalnya di antara kamu. Al-Fudhail bin Iyadh 5 berkata, "Yang paling ikhlas dan yang paling benar." Dia ditanya, "Wahai Abu Ali, apa maksud-nya?" Dia menjawab, "Jika suatu amal perbuatan itu ikhlas, akan tetapi ia tidak benar, maka ia tidak diterima, jika ia benar tetapi ti-dak ikhlas, maka ia tidak diterima, hingga ia dilakukan secara ikhlas dan benar. Yang ikhlas adalah yang dilakukan karena Wajah Allah, dan yang benar adalah yang mengikuti syariat dan sunnah. Ini se-bagaimana Firman Allah, ﴾ وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ 56 ﴿ "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu." (Adz-Dzariyat: 56). Dan Dia berfirman, ﴾ ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ سَبۡعَ سَمَٰوَٰتٖ وَمِنَ ٱلۡأَرۡضِ مِثۡلَهُنَّۖ يَتَنَزَّلُ ٱلۡأَمۡرُ بَيۡنَهُنَّ لِتَعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ وَأَنَّ ٱللَّهَ قَدۡ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عِلۡمَۢا 12 ﴿ "Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan bahwa Allah, ilmuNya benar-benar meliputi segala sesuatu." (Ath-Thalaq: 12). Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepadaNya dan mengetahuiNya dengan nama-nama dan sifatNya. Dia memerintah mereka dengan itu. Maka barangsiapa yang tunduk dan menunai-kan apa yang diperintahkan maka dia termasuk orang-orang yang beruntung. Barangsiapa yang berpaling maka mereka adalah orang-orang yang merugi, dan pasti Dia akan mengumpulkan mereka di alam yang mana Dia membalas mereka atas dasar perintah dan laranganNya. Oleh karena itu, Allah menyebutkan pendustaan orang-orang musyrik terhadap Hari Pembalasan. Dia berfirman, ﴾ وَلَئِن قُلۡتَ إِنَّكُم مَّبۡعُوثُونَ مِنۢ بَعۡدِ ٱلۡمَوۡتِ لَيَقُولَنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا سِحۡرٞ مُّبِينٞ ﴿ "Dan jika kamu berkata (kepada penduduk Makkah), 'Sesungguhnya kamu akan di-bangkitkan sesudah mati,' niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata, 'Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata'." Maksudnya, jika kamu ber-kata dan mengabarkan kepada mereka tentang kebangkitan sesudah kematian niscaya mereka tidak mempercayaimu, justru mereka sangat mendustakanmu dan melecehkan apa yang kamu bawa, dan mereka berkata, ﴾ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا سِحۡرٞ مُّبِينٞ ﴿ "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata." Ketahuilah, ia adalah kebenaran yang nyata.
#
{8} {ولئنْ أخَّرْنا عنهم العذابَ إلى أمَّةٍ معدودةٍ}؛ أي: إلى وقت مقدَّر فتباطؤوه، لقالوا من جهلهم وظلمهم: {ما يحبِسُه}؟! ومضمونُ هذا تكذيبُهم به؛ فإنهم يستدلُّون بعدم وقوعه بهم عاجلاً على كذب الرسول المخبر بوقوع العذاب؛ فما أبعد هذا الاستدلال. {ألا يوم يأتيهم} العذابُ {ليس مصروفاً عنهم}: فيتمكَّنون من النظر في أمرهم، {وحاق بهم}؛ أي: نزل {ما كانوا به يستهزِئون}: من العذاب حيثُ تهاونوا به، حتى جَزَموا بكذب مَنْ جاء به.
(8) ﴾ وَلَئِنۡ أَخَّرۡنَا عَنۡهُمُ ٱلۡعَذَابَ إِلَىٰٓ أُمَّةٖ مَّعۡدُودَةٖ ﴿ "Dan sesungguhnya jika Kami mundurkan azab dari mereka sampai kepada suatu waktu yang ditentukan." Yakni kepada waktu yang ditakdirkan, lalu mereka merasakan kelambatannya, niscaya mereka berkata karena kebodohan dan kezhaliman, ﴾ مَا يَحۡبِسُهُۥٓۗ ﴿ "Apakah yang menghalanginya?" Ucapan ini mengandung pendustaan mereka kepadanya. Tidak terjadinya azab yang menimpa mereka, dijadikan sebagai bukti kebohongan Rasulullah yang mengabarkan terjadinya azab, alangkah jauhnya pengambilan dalil ini. ﴾ أَلَا يَوۡمَ يَأۡتِيهِمۡ لَيۡسَ مَصۡرُوفًا عَنۡهُمۡ ﴿ "Ingatlah, di waktu azab itu datang kepada mereka, tidaklah dapat dipalingkan dari mereka", sehingga membuat mereka mampu melihat azab bagi mereka.﴾ وَحَاقَ بِهِم مَّا كَانُواْ بِهِۦ يَسۡتَهۡزِءُونَ ﴿ "Dan mereka diliputi oleh azab yang dahulunya me-reka selalu memperolok-olokkannya." Di mana mereka meremehkannya sampai-sampai mereka memastikan kebohongan orang yang hadir membawanya.
Ayah: 9 - 11 #
{وَلَئِنْ أَذَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً ثُمَّ نَزَعْنَاهَا مِنْهُ إِنَّهُ لَيَئُوسٌ كَفُورٌ (9) وَلَئِنْ أَذَقْنَاهُ نَعْمَاءَ بَعْدَ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُ لَيَقُولَنَّ ذَهَبَ السَّيِّئَاتُ عَنِّي إِنَّهُ لَفَرِحٌ فَخُورٌ (10) إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ (11)}.
"Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nik-mat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut darinya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih. Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpa-nya, niscaya dia akan berkata, 'Telah hilang bencana-bencana itu dariku.' Sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga, kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal shalih, mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar." (Hud: 9-11).
#
{9 ـ 10} يخبر تعالى عن طبيعة الإنسان أنه جاهلٌ ظالمٌ: بأنَّ الله إذا أذاقه منه رحمةً كالصحة والرزق والأولاد ونحو ذلك، ثم نزعها منه؛ فإنَّه يستسلم لليأس وينقادُ للقنوط؛ فلا يرجو ثوابَ الله ولا يخطُرُ بباله أنَّ الله سيردُّها أو مثلها أو خيراً منها عليه، وأنَّه إذا أذاقه رحمةً من بعد ضرَّاء مسَّتْه، أنه يفرح ويَبْطَرُ ويظنُّ أنه سيدوم له ذلك الخير ويقول: {ذَهَبَ السيئاتُ عنِّي إنَّه لفرحٌ فخورٌ}؛ أي: يفرح بما أوتي مما يوافق هوى نفسه، فخورٌ بنعم الله على عباد الله، وذلك يحمله على الأشر والبطر والإعجاب بالنفس والتكبُّر على الخلق واحتقارهم وازدرائهم، وأيُّ عيبٍ أشدُّ من هذا؟!
(9-10) Allah mengabarkan tentang tabiat manusia bahwa dia itu bodoh dan zhalim, bahwa jika Allah memberikan rahmat kepadanya seperti rizki, kesehatan, anak keturunan dan lain-lain, kemudian Dia mengambil darinya, maka dia menyerah dan tunduk kepada keputusasaan, tidak berharap pahala Allah dan tidak ter-lintas di benaknya bahwa Allah akan mengembalikannya atau yang sepertinya atau yang lebih baik daripadanya, dan bahwa jika Allah melimpahkan rahmat setelah kesulitan yang menimpanya maka dia berbahagia menyombongkan diri dan menyangka harta yang banyak itu akan langgeng, seraya dia berkata, ﴾ ذَهَبَ ٱلسَّيِّـَٔاتُ عَنِّيٓۚ إِنَّهُۥ لَفَرِحٞ فَخُورٌ ﴿ "'Telah hilang bencana-bencana itu dariku.' Sesungguhnya dia sa-ngat gembira lagi bangga." Maksudnya, dia berbahagia dengan apa yang diberikan kepadanya yang sesuai dengan keinginan dirinya, bangga dengan nikmat Allah kepada hamba-hambaNya. Hal itu membuatnya lupa diri, sombong, angkuh, takabur di hadapan manusia, menghina dan merendahkan mereka. Adakah cacat yang lebih berat daripada ini?
#
{11} وهذه طبيعة الإنسان من حيث هو؛ إلا مَنْ وفَّقه الله وأخرجه من هذا الخُلُق الذميم إلى ضدِّه، وهم الذين صبَّروا أنفسهم عند الضراءِ فلم ييأسوا، وعند السراء فلم يبطروا، وعملوا الصالحات من واجبات ومستحبَّات. {أولئك لهم مغفرة}؛ لذنوبهم يزول بها عنهم كل محذور، {وأجر كبير}؛ وهو الفوز بجناتِ النعيم التي فيها ما تشتهيه الأنفس، وتلذُّ الأعين.
(11) Ini adalah tabiat manusia itu sendiri, kecuali orang yang diberi taufik oleh Allah dan dikeluarkan dari perilaku buruk ini kepada perilaku baik, mereka itu adalah orang-orang yang sabar pada saat sulit, mereka tidak berputus asa karenanya, pada saat senang, mereka tidak sombong dan mengamalkan amal shalih yang wajib dan yang dianjurkan, ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُم مَّغۡفِرَةٞ ﴿ "mereka itu beroleh ampun-an", atas dosa-dosa mereka yang dengannya segala perkara yang dikhawatirkan lenyap dari mereka. ﴾ وَأَجۡرٞ كَبِيرٞ ﴿ "Dan pahala yang besar." Maksudnya, beruntung dengan meraih surga kekekalan yang berisi apa yang diinginkan oleh jiwa dan dinikmati oleh mata.
Ayah: 12 - 14 #
{فَلَعَلَّكَ تَارِكٌ بَعْضَ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَضَائِقٌ بِهِ صَدْرُكَ أَنْ يَقُولُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ كَنْزٌ أَوْ جَاءَ مَعَهُ مَلَكٌ إِنَّمَا أَنْتَ نَذِيرٌ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ (12) أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (13) فَإِلَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّمَا أُنْزِلَ بِعِلْمِ اللَّهِ وَأَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَهَلْ أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (14)}.
"Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan dadamu sempit karenanya, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan, 'Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengannya seorang malaikat?' Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan, dan Allah Pemelihara segala sesuatu. Bahkan mereka mengatakan, 'Muhammad telah membuat-buat al-Qur`an itu.' Katakanlah, '(Kalau demikian), maka datang-kanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar.' Jika me-reka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka (katakanlah olehmu), 'Ketahuilah sesungguhnya al-Qur`an itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?'" (Hud: 12-14).
#
{12} يقول تعالى مسلياً لنبيه محمد - صلى الله عليه وسلم - عن تكذيب المكذبين: {فلعلَّك تاركٌ بعضَ ما يوحى إليك وضائقٌ به صدرُك أن يقولوا لولا أنزِلَ عليه كنزٌ}؛ أي: لا ينبغي هذا لمثلك؛ أن قولهم يؤثِّر فيك ويصدُّك عما أنت عليه، فتترك بعضَ ما يوحى إليك، ويضيق صدرك لتعنُّتهم بقولهم: {لولا أُنزِلَ عليه كنزٌ أو جاء معه مَلَكٌ}: فإنَّ هذا القول ناشئ من تعنُّتٍ وظلم وعنادٍ وضلالٍ وجهلٍ بمواقع الحجج والأدلَّة؛ فامضِ على أمرك، ولا تصدَّك هذه الأقوالُ الركيكةُ التي لا تصدُرُ إلا من سفيهٍ، ولا يضيق لذلك صدرك؛ فهل أوردوا عليك حجَّة لا تستطيع حلَّها؟! أم قدحوا ببعض ما جئت به قدحاً يؤثِّر فيه وينقص قدره فيضيق صدرك لذلك؟! أم عليك حسابُهم ومُطَالَبٌ بهدايتهم جبراً؟! {إنما أنت نذيرٌ والله على كلِّ شيءٍ وكيلٌ}: فهو الوكيل عليهم، يحفظُ أعمالهم، ويجازيهم بها أتمَّ الجزاء.
(12) Allah berfirman menghibur NabiNya Muhammad ter-hadap pendustaan orang-orang yang mendustakan,﴾ فَلَعَلَّكَ تَارِكُۢ بَعۡضَ مَا يُوحَىٰٓ إِلَيۡكَ وَضَآئِقُۢ بِهِۦ صَدۡرُكَ أَن يَقُولُواْ لَوۡلَآ أُنزِلَ عَلَيۡهِ كَنزٌ ﴿ "Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan dada-mu sempit karenanya, karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan, 'Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan)'." Maksudnya, ini tidak layak untuk orang sepertimu, karena ucapan mereka berpengaruh padamu dan menghalangi pekerjaan dakwah-mu, akibatnya kamu meninggalkan sebagian yang diwahyukan kepadamu dan dadamu menjadi sempit karena penolakan mereka dengan ucapan mereka, ﴾ لَوۡلَآ أُنزِلَ عَلَيۡهِ كَنزٌ أَوۡ جَآءَ مَعَهُۥ مَلَكٌۚ ﴿ "Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan (kekayaan) atau datang bersama-sama dengannya seorang malaikat?" Ucapan ini muncul dari penging-karan, kezhaliman, kesombongan, kesesatan dan kebodohan ter-hadap tempat-tempat dalil dan bukti, maka majulah terus di atas dakwahmu. Ucapan-ucapan yang lemah yang keluar dari orang bodoh ini janganlah menghalangimu, janganlah membuat dadamu sempit karenanya. Apakah mereka menyodorkan dalil-dalil yang kamu tidak bisa membantahnya? Ataukah mereka mencela sebagian dari ajaran yang kamu bawa dengan celaan yang mempengaruhi-nya dan mengurangi nilainya yang akibatnya kamu menjadi sempit dada karenanya? Apakah kamu bertanggung jawab atas hisab me-reka dan dituntut untuk memberi petunjuk kepada mereka? ﴾ إِنَّمَآ أَنتَ نَذِيرٞۚ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ وَكِيلٌ ﴿ "Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan, dan Allah Pemelihara segala sesuatu." Dia-lah pemelihara mereka, yang menjaga amal mereka dan membalasnya dengan ba-lasan yang sempurna.
#
{13} {أم يقولون افتراه}؛ أي: افترى محمدٌ هذا القرآن، فأجابهم بقوله: {قلْ}: لهم: {فأتوا بعشر سورٍ مثله مفتريات وادعوا مَنِ استَطَعْتُم من دون الله إن كنتُم صادقين}؛ أي: إنه قد افتراه؛ فإنَّه لا فرق بينكم وبينه في الفصاحة والبلاغة، وأنتُم الأعداء حقًّا الحريصون بغاية ما يمكنكم على إبطال دعوته فإن كنتم صادقين فأتوا بعشر سورٍ مثله مفتريات!
(13) ﴾ أَمۡ يَقُولُونَ ٱفۡتَرَىٰهُۖ ﴿ "Bahkan mereka mengatakan, 'Muhammad telah membuat-buat al-Qur`an itu'." Maksudnya, Muhammad adalah pembuat al-Qur`an, maka Allah menjawab mereka dengan ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah", kepada m e r e k a ﴾ فَأۡتُواْ بِعَشۡرِ سُوَرٖ مِّثۡلِهِۦ مُفۡتَرَيَٰتٖ وَٱدۡعُواْ مَنِ ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ﴿ "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar." Maksudnya, kalau memang Muhammad telah membuatnya lalu karena dalam urusan kefasihan dan balaghah tiada beda antara kalian dengan dia, sementara kalian adalah benar-benar musuh, yang berusaha dengan segala upaya yang memung-kinkanmu untuk membatalkan dakwahnya, jika kalian benar maka datangkanlah sepuluh surat yang sepertinya, hasil dari kreasimu.
#
{14} {فإن لم يستجيبوا لكم}: على شيءٍ من ذلكم، {فاعلموا أنَّما أنزِلَ بعلم الله}: من عند الله ؛ لقيام الدليل والمقتضي وانتفاء المعارِض. {وأن لا إله إلا هو}؛ أي: واعلموا أنه لا إله إلا هو؛ أي: هو [وحده] المستحقُّ للألوهيَّة والعبادة. {فهل أنتم مسلمونَ}؛ أي: منقادون لألوهيته، مستسلمون لعبوديته. وفي هذه الآيات إرشادٌ إلى أنه لا ينبغي للدَّاعي إلى الله أن يصدَّه اعتراضُ المعترضين ولا قدحُ القادحين، خصوصاً إذا كان القدح لا مستندَ له ولا يقدح فيما دعا إليه، وأنه لا يضيق صدرُه، بل يطمئنُّ بذلك، ماضياً على أمره، مقبلاً على شأنه، وأنه لا يجب إجابة اقتراحات المقترحين للأدلَّة التي يختارونها، بل يكفي إقامةُ الدليل السالم عن المعارض على جميع المسائل والمطالب. وفيها: أن هذا القرآن معجِزٌ بنفسه، لا يقدر أحدٌ من البشر أن يأتي بمثله، ولا بعشر سورٍ مثله، بل ولا بسورة من مثله؛ لأنَّ الأعداء البلغاء الفصحاء تحدَّاهم الله بذلك، فلم يعارضوه؛ لعلمهم أنَّهم لا قدرة فيهم على ذلك. وفيها: أن مما يُطْلَبُ فيه العِلْمُ ولا يكفي غلبةَ الظنِّ، علمُ القرآن وعلمُ التوحيد؛ لقوله تعالى: {فاعلموا أنَّما أنزل بعلم الله وأن لا إله إلا هو}.
(14) ﴾ فَإِلَّمۡ يَسۡتَجِيبُواْ لَكُمۡ ﴿ "Jika mereka yang kamu seru itu tidak me-nerima seruanmu (ajakanmu) itu", sedikit pun ﴾ فَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَآ أُنزِلَ بِعِلۡمِ ٱللَّهِ ﴿ "maka (katakanlah olehmu), 'Ketahuilah sesungguhnya al-Qur`an itu diturunkan dengan ilmu Allah'," dari sisi Allah[3] karena adanya dalil dan tuntutan dan hilangnya penghalang. ﴾ وَأَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۖ ﴿ "Dan bahwasanya tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Dia." Maksudnya, ketahuilah bahwa tiada tuhan yang haq kecuali Dia, yakni hanya Dia semata yang berhak dituhankan dan diibadahi. ﴾ فَهَلۡ أَنتُم مُّسۡلِمُونَ ﴿ "Maka mau-kah kamu berserah diri (kepada Allah)?" Tunduk kepada uluhiyahNya dan pasrah kepada ubudiyahNya. Ayat-ayat ini mengandung petunjuk bahwa tidak seharusnya seorang da'i kepada Allah terhalangi oleh sanggahan orang-orang yang menyanggah dan celaan orang-orang yang mencela, lebih-lebih jika celaannya tidak berdasar dan tidak mengarah kepada apa yang dia dakwahkan. Hendaknya dia tidak bersempit dada, justru dia mesti tetap tenang, maju terus dalam urusannya dan memperhati-kan perkaranya. Dia tidak harus menjawab sanggahan mereka yang berpijak kepada dalil-dalil yang mereka pilih. Cukup baginya me-negakkan dalil yang benar yang bebas dari sanggahan atas segala persoalan dan tuntutan. Ayat ini menunjukkan bahwa al-Qur`an adalah mukjizat de-ngan sendirinya, tak satu pun manusia yang mampu menghadirkan yang sepertinya, tidak pula dengan sepuluh surat sepertinya bah-kan tidak pula dengan satu surat sepertinya, karena para musuh yang fasih dan ahli ilmu balaghah telah ditantang oleh Allah untuk membuat ayat dan mereka tidak menyangkalnya karena mereka mengetahui bahwa mereka tidak memiliki kemampuan untuk itu. Ayat ini menunjukkan bahwa perkara yang padanya dituntut keyakinan (ilm al-Yaqin) dan tidak cukup dengan dugaan semata adalah ilmu al-Qur`an dan ilmu tauhid berdasarkan FirmanNya, ﴾ فَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَآ أُنزِلَ بِعِلۡمِ ٱللَّهِ وَأَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۖ ﴿ "Maka (katakanlah olehmu), 'Ketahuilah sesungguhnya al-Qur`an itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwa-sanya tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Dia'."
Ayah: 15 - 16 #
{مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (16)}.
"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhia-sannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan." (Hud: 15-16).
#
{15} يقول تعالى: {من كان يريد الحياة الدُّنيا وزينتَها}؛ أي: كلُّ إرادته مقصورةٌ على الحياة الدُّنيا وعلى زينتها من النساء والبنين والقناطير المقنطرة من الذهب والفضة والخيل المسوَّمة والأنعام والحرث، قد صرف رغبته وسعيَهُ وعملَهُ في هذه الأشياء، ولم يجعلْ لدار القرار من إرادته شيئاً؛ فهذا لا يكون إلا كافراً؛ لأنَّه لو كان مؤمناً؛ لكان ما معه من الإيمان يمنعُه أن تكون جميع إرادتِهِ للدار الدُّنيا، بل نفس إيمانه وما تيسَّر له من الأعمال أثرٌ من آثار إرادتِهِ الدارَ الآخرة، ولكنْ، هذا الشقيُّ الذي كأنه خُلِقَ للدنيا وحدها، {نوفِّ إليهم أعمالهم فيها}؛ أي: نعطيهم ما قُسِمَ لهم في أمِّ الكتاب من ثواب الدُّنيا. {وهم فيها لا يُبْخَسون}؛ أي: لا يُنْقَصون شيئاً مما قُدِّرَ لهم، ولكنْ هذا منتهى نعيمهم.
(15) Allah berfirman, ﴾ مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا وَزِينَتَهَا ﴿ "Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya", maksudnya segala keinginannya terbatas hanya pada kehidupan dunia berupa wanita, anak-anak, emas, dan perak yang melimpah, kuda pilihan, ternak dan tanah pertanian, maka sungguh dia telah memfokuskan keinginannya, usahanya dan pekerjaannya pada hal-hal ini, dan tidak terbetik dalam keinginannya untuk alam akhirat sedikit pun, orang ini tidak lain melainkan orang kafir karena jika dia adalah orang yang beriman, niscaya imannya menghalanginya untuk mem-berikan seluruh keinginannya kepada alam dunia, bahkan imannya itu sendiri dan amal perbuatan yang dilakukannya adalah salah satu tanda kalau dia itu menginginkan alam akhirat, akan tetapi orang yang sengsara ini yang sepertinya hanya diciptakan untuk dunia saja, ﴾ نُوَفِّ إِلَيۡهِمۡ أَعۡمَٰلَهُمۡ فِيهَا ﴿ "niscaya Kami berikan kepada mereka ba-lasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna." Maksudnya, Kami memberi mereka sesuatu yang telah dibagikan kepada mereka di Ummul Kitab berupa balasan dunianya. ﴾ وَهُمۡ فِيهَا لَا يُبۡخَسُونَ ﴿ "Dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan", tidak sedikit pun dari sesuatu yang ditakdirkan untuknya akan dikurangi, akan tetapi ini adalah pun-cak nikmat mereka.
#
{16} {أولئك الذين ليس لهم في الآخرة إلاَّ النارُ}: خالدين فيها أبداً، لا يفتر عنهم العذاب، وقد حرموا جزيل الثواب. {وحَبِطَ ما صنعوا فيها}؛ أي: في الدنيا؛ أي: بطل، واضمحلَّ ما عملوه مما يكيدون به الحقَّ وأهله، وما عملوه من أعمال الخير التي لا أساس لها، ولا وجود لشرطها وهو الإيمان.
(16) ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَيۡسَ لَهُمۡ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ إِلَّا ٱلنَّارُۖ ﴿ "Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka", mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, azabNya tidak terputus, mereka tidak mendapat-kan balasan yang mulia. ﴾ وَحَبِطَ مَا صَنَعُواْ فِيهَا ﴿ "Dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dalamnya," yakni di dunia, mak-sudnya, batal dan lenyap rencana mereka untuk membuat makar bagi kebenaran dan pengikutnya, begitu pula amal kebaikan yang tidak berdasar dan tidak terpenuhi syaratnya, yaitu iman.
Ayah: 17 #
{أَفَمَنْ كَانَ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّهِ وَيَتْلُوهُ شَاهِدٌ مِنْهُ وَمِنْ قَبْلِهِ كِتَابُ مُوسَى إِمَامًا وَرَحْمَةً أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ مِنَ الْأَحْزَابِ فَالنَّارُ مَوْعِدُهُ فَلَا تَكُ فِي مِرْيَةٍ مِنْهُ إِنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ (17)}.
"Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang sudah mempunyai bukti yang nyata (al-Qur`an) dari Rabb-nya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum al-Qur`an itu telah ada kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat? Mereka itu beriman kepada al-Qur`an. Dan barangsiapa mengingkari al-Qur`an di antara kelompok-kelompok, (kaum Quraisy) maka nerakalah tempat yang diancamkan bagi-nya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap al-Qur`an itu. Sesungguhnya (al-Qur`an) itu benar-benar dari Rabbmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman." (Hud: 17).
#
{17} يذكر تعالى حال رسوله محمد - صلى الله عليه وسلم - ومن قام مقامه من ورثته القائمين بدينه. وحججه الموقنين بذلك، وأنهم لا يوصف بهم غيرهم، ولا يكون أحدٌ مثلهم، فقال: {أفمن كان على بيِّنةٍ من ربِّه}: بالوحي الذي أنزل الله فيه المسائل المهمَّة ودلائلها الظاهرة، فتيقَّن تلك البيِّنة، {ويتلوه}؛ أي: يتلو هذه البينة والبرهان برهانٌ آخرُ، {شاهدٌ منه}: وهو شاهدُ الفطرة المستقيمة والعقل الصحيح، حين شهد حقيقةَ ما أوحاه الله وشَرَعَهُ وعَلِمَ بعقله حُسْنَهُ فازداد بذلك إيماناً إلى إيمانِهِ {و} ثَمَّ شاهدٌ ثالثٌ؛ وهو {كتابُ موسى}: التوراة التي جعلها الله {إماماً} للناس {ورحمةً} لهم، يشهد لهذا القرآن بالصدق ويوافقه فيما جاء به من الحقِّ؛ أي: أفمنْ كان بهذا الوصف، قد تواردتْ عليه شواهدُ الإيمان وقامتْ لديه أدلُة اليقين؛ كمن هو في الظُّلمات والجهالات ليس بخارج منها؟ لا يستوون عند الله ولا عند عباد الله. {أولئك}؛ أي: الذين وفِّقوا لقيام الأدلَّة عندهم، يؤمنون بالقرآن حقيقة، فيثمر لهم إيمانهم كلَّ خيرٍ في الدنيا والآخرة. {ومن يكفُرْ به}؛ أي: القرآن، {من الأحزاب}؛ أي: سائر طوائف أهل الأرض المتحزِّبة على ردِّ الحق، {فالنار موعده}: لا بدَّ من وروده إليها، {فلا تكُ في مِريةٍ [منه]}؛ أي: في أدنى شكٍّ. {إنَّه الحقُّ من ربِّك ولكنَّ أكثر الناس لا يؤمنون}: إما جهلاً منهم وضلالاً، وإما ظلماً وعناداً وبغياً، وإلاَّ؛ فمن كان قصدُه حسناً وفَهْمُه مستقيماً؛ فلا بدَّ أن يؤمنَ به؛ لأنَّه يرى ما يدعوه إلى الإيمان من كلِّ وجه.
(17) Allah menyebutkan keadaan RasulNya, Muhammad dan ahli waris dakwahnya yang meneruskan perjuangannya serta para penegak hujjah yang yakin dengan itu dan (menyebutkan) bahwa selain mereka tidak disandangkan sifat-sifat milik mereka dan tidak ada yang sama dengan mereka. ﴾ أَفَمَن كَانَ عَلَىٰ بَيِّنَةٖ مِّن رَّبِّهِۦ ﴿ "Apa-kah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang sudah mem-punyai bukti yang nyata (al-Qur`an) dari Rabbnya", dengan wahyu yang Allah turunkan, di dalamnya terdapat masalah-masalah penting dengan dalil-dalilnya yang jelas maka dia yakin dengan keterangan itu. ﴾ وَيَتۡلُوهُ ﴿ "Dan diikuti", yakni keterangan dan bukti ini diikuti oleh bukti yang lain, yaitu ﴾ شَاهِدٞ مِّنۡهُ ﴿ "seorang saksi", yakni saksi (yang memliki) fitrah yang lurus dan akal yang benar (yaitu Muhammad ﷺ) ketika dia bersaksi terhadap apa yang diwahyukan dan disya-riatkan Allah dan dia mengetahui kebaikannya dengan akalnya, maka hal itu menambah keimanannya. (وَ) "Dan" ada saksi ketiga, yaitu ﴾ كِتَٰبُ مُوسَىٰٓ ﴿ "Kitab Musa" Taurat yang Allah jadikan sebagai ﴾ إِمَامٗا ﴿ "pedoman" bagi manusia ﴾ وَرَحۡمَةًۚ ﴿ "dan rahmat" bagi mereka. Ia menjadi saksi kebenaran al-Qur`an dan menyetujuinya dalam kebenaran yang dibawanya. Maksudnya, apakah orang dengan sifat begini, yang telah hadir kepadanya bukti-bukti keimanan dan tegak baginya bukti-bukti keyakinan sama dengan orang yang berada di dalam kebodohan dan kegelapan dalam keadaan tidak keluar darinya? Tentu di sisi Allah dan di mata hamba Allah tidaklah sama. ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ ﴿ "Mereka itu" yaitu orang-orang yang diberi taufik untuk mengetahui dalil-dalil, mereka beriman kepada al-Qur`an secara hakiki, maka iman mereka membuahkan seluruh kebaikan di dunia dan akhirat. ﴾ وَمَن يَكۡفُرۡ بِهِۦ ﴿ "Dan barangsiapa yang mengingkarinya," yakni al-Qur`an, ﴾ مِنَ ٱلۡأَحۡزَابِ ﴿ "di antara sekutu-sekutunya" Yakni seluruh golo-ngan penduduk bumi yang bersekutu menolak kebenaran,﴾ فَٱلنَّارُ مَوۡعِدُهُۥۚ ﴿ "maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya." Mereka pasti masuk ke dalamnya. ﴾ فَلَا تَكُ فِي مِرۡيَةٖ مِّنۡهُۚ ﴿ "Karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap al-Qur`an itu", dengan kebimbangan sedikit pun. ﴾ إِنَّهُ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكَ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يُؤۡمِنُونَ ﴿ "Sesungguhnya (al-Qur`an) itu benar-benar dari Rabbmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman." Bisa jadi karena ketidaktahuan dan kesesatan, bisa jadi karena kezhaliman, pengingkaran dan kekejian mereka, karena jika tidak maka barang-siapa tujuannya baik dan pemahamannya lurus, niscaya dia pasti beriman kepadanya karena dia melihat ajakan kepada iman dari segala segi.
Ayah: 18 - 22 #
{وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أُولَئِكَ يُعْرَضُونَ عَلَى رَبِّهِمْ وَيَقُولُ الْأَشْهَادُ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ (18) الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا وَهُمْ بِالْآخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ (19) أُولَئِكَ لَمْ يَكُونُوا مُعْجِزِينَ فِي الْأَرْضِ وَمَا كَانَ لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ يُضَاعَفُ لَهُمُ الْعَذَابُ مَا كَانُوا يَسْتَطِيعُونَ السَّمْعَ وَمَا كَانُوا يُبْصِرُونَ (20) أُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ (21) لَا جَرَمَ أَنَّهُمْ فِي الْآخِرَةِ هُمُ الْأَخْسَرُونَ (22)}.
"Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang mem-buat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Rabb mereka, dan para saksi akan berkata, 'Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka.' Ingatlah, ku-tukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zhalim. (Yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya Hari Akhirat. Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengazab me-reka) di bumi ini, dan sekali-kali tidak ada penolong bagi mereka selain Allah. Siksaan itu dilipatgandakan kepada mereka. Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran), dan mereka selalu tidak dapat melihat(nya). Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan. Pasti mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling merugi." (Hud: 18-22).
#
{18} يخبر تعالى أنه لا أحد {أظلمُ ممَّن افترى على الله كذباً}: ويدخل في هذا كلُّ من كذب على الله بنسبة الشريك له، أو وَصَفَه بما لا يَليق بجلاله، أو الإخبار عنه بما لم يقلْ، أو ادعاء النبوَّة، أو غير ذلك من الكذب على الله؛ فهؤلاء أعظم الناس ظلماٌ. {أولئك يُعْرَضونَ على ربِّهم}: ليجازِيَهم بظلمهم؛ فعندما يحكُم عليهم بالعقاب الشديد؛ {يقولُ الأشهادُ}؛ أي: الذين شهدوا عليهم بافترائهم وكذبهم: {هؤلاء الذين كَذَبوا على ربِّهم ألا لعنة الله على الظالمين}؛ أي: لعنة لا تنقطع؛ لأنَّ ظلمهم صار وصفاً لهم ملازماً، لا يقبل التخفيف.
(18) Allah mengabarkan bahwa tidak seorang p u n ﴾ أَظۡلَمُ مِمَّنِ ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًاۚ ﴿ "yang lebih zhalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah?" Termasuk dalam hal ini adalah semua yang berdusta atas Nama Allah dengan menisbatkan sekutu kepadaNya atau menyifatiNya dengan sifat yang tidak layak dengan kebesaran-Nya atau mengabarkan dariNya sesuatu yang Dia tidak katakan atau mengaku sebagai nabi, atau dusta-dusta lain atas Nama Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang paling besar kezhalimannya. ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ يُعۡرَضُونَ عَلَىٰ رَبِّهِمۡ ﴿ "Mereka itu akan dihadapkan kepada Rabb mereka", untuk membalas kezhalimannya, pada saat Allah memutuskan hukuman yang besar. ﴾ وَيَقُولُ ٱلۡأَشۡهَٰدُ ﴿ "Dan para saksi akan berkata", yaitu orang-orang yang menjadi saksi atas kedustaan dan keboho-ngan mereka, ﴾ هَٰٓؤُلَآءِ ٱلَّذِينَ كَذَبُواْ عَلَىٰ رَبِّهِمۡۚ أَلَا لَعۡنَةُ ٱللَّهِ عَلَى ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka." Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zhalim." Yakni laknat yang tak terputus, karena kezhaliman telah menjadi sifat yang melekat pada mereka, tak ada keringanan.
#
{19} ثم وصف ظلمهم فقال: {الذين يصدُّون عن سبيل الله}: فصدُّوا بأنفسهم عن سبيل الله، وهي سبيل الرسل التي دعوا الناس إليها، وصدُّوا غيرَهم عنها، فصاروا أئمة يدعون إلى النار {ويبغونَها}؛ أي: سبيل الله {عوجاً}؛ أي: يجتهدون في ميلها وتشيينها وتهجينها؛ لتصير عند الناس غير مستقيمة، فيحسِّنون الباطل؛ ويقبِّحون الحقَّ؛ قبَّحهم الله. {وهم بالآخرة هم كافرون}.
(19) Kemudian Allah menyifati kezhaliman mereka, seraya berfirman, ﴾ ٱلَّذِينَ يَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ﴿ "(Yaitu) orang-orang yang mengha-langi (manusia) dari jalan Allah." Mereka menghalangi jalan Allah dengan diri mereka sendiri yaitu jalan para rasul yang mana mereka menyeru manusia kepadanya. Orang-orang itu menghalangi orang lain darinya. Mereka menjadi imam-imam yang menyeru kepada neraka. ﴾ وَيَبۡغُونَهَا عِوَجٗا ﴿ "Dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok", mereka bersungguh-sungguh membelokkan jalan Allah, menjelek-kannya dan mencorengnya agar ia menurut pandangan manusia menjadi bukan jalan yang lurus, maka mereka memperindah keba-tilan dan memperburuk kebenaran –semoga Allah menimpakan keburukan kepada mereka–. ﴾ وَهُم بِٱلۡأٓخِرَةِ هُمۡ كَٰفِرُونَ ﴿ "Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya Hari Akhirat."
#
{20} {أولئك لم يكونوا معجزِين في الأرض}؛ أي: ليسوا فائتين الله؛ لأنهم تحت قبضته وفي سلطانه، {وما كان لهم مِن دونِ الله من أولياء}: فيدفعون عنهم المكروهَ أو يحصِّلون لهم ما ينفعهم، بل تقطَّعت بهم الأسباب. {يضاعفُ لهم العذابُ}؛ أي: يغلَّظ ويزداد؛ لأنَّهم ضلوا بأنفسهم وأضلُّوا غيرهم. {ما كانوا يستطيعون السمع}؛ أي: من بغضهم للحقِّ ونفورهم عنه، ما كانوا يستطيعون أن يسمعوا آياتِ الله سماعاً ينتفعون به؛ {فما لهم عن التَّذْكِرَةِ معرضينَ. كأنَّهم حُمُرٌ مُسْتَنفِرَةٌ. فرَّتْ من قَسْوَرة}، {وما كانوا يبصِرون}؛ أي: ينظرون نظر عبرة وتفكُّر فيما ينفعهم، وإنما هم كالصمِّ البكم الذين لا يعقلون.
(20) ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ لَمۡ يَكُونُواْ مُعۡجِزِينَ فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengazab mereka) di bumi ini." Yakni mereka tidak lolos dari azab Allah karena mereka di bawah ceng-keraman dan kekuasaanNya. ﴾ وَمَا كَانَ لَهُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِنۡ أَوۡلِيَآءَۘ ﴿ "Dan sekali-kali tidak ada penolong bagi mereka selain Allah," yang menolak dari mereka perkara yang dibenci dan menolong mewujudkan bagi me-reka apa yang bermanfaat, akan tetapi seluruh sarana dengan para penolong telah terputus. ﴾ يُضَٰعَفُ لَهُمُ ٱلۡعَذَابُۚ ﴿ "Siksaan itu dilipatgandakan kepada mereka." Ditambah dan diberatkan karena mereka telah sesat dan menyesatkan orang lain. ﴾ مَا كَانُواْ يَسۡتَطِيعُونَ ٱلسَّمۡعَ ﴿ "Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran)", akibat kebencian dan ketidaksukaan-nya terhadap kebenaran. Mereka tidak bisa mendengar ayat-ayat Allah dengan pendengaran yang bermanfaat. ﴾ فَمَا لَهُمۡ عَنِ ٱلتَّذۡكِرَةِ مُعۡرِضِينَ 49 كَأَنَّهُمۡ حُمُرٞ مُّسۡتَنفِرَةٞ 50 فَرَّتۡ مِن قَسۡوَرَةِۭ 51 ﴿ "Maka mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringa-tan (Allah)? Seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut, lari dari singa." (Al-Muddatstsir: 49-51). ﴾ وَمَا كَانُواْ يُبۡصِرُونَ ﴿ "Dan mereka selalu tidak dapat melihat(nya)." Maksudnya, melihat dengan tujuan mengambil pelajaran dan me-renungkan apa yang berguna bagi mereka. Mereka itu hanyalah orang yang tuli dan bisu yang tidak berakal.
#
{21} {أولئك الذين خسروا أنفسهم}: حيث فوَّتوها أعظم الثواب واستحقُّوا أشدَّ العذاب، {وضلَّ عنهم ما كانوا يفترون}؛ أي: اضمحلَّ دينُهم الذي يدعون إليه ويحسِّنونه، ولم تغنِ عنهم آلهتُهم التي يعبدون من دون الله لمَّا جاء أمرُ ربِّك.
(21) ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ ﴿ "Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri", di mana mereka menghilangkan pahala besar dan tertimpa siksa yang berat. ﴾ وَضَلَّ عَنۡهُم مَّا كَانُواْ يَفۡتَرُونَ ﴿ "Dan le-nyaplah dari mereka sesuatu yang selalu mereka ada-adakan." Maksudnya, sirnalah agama yang mereka propagandakan dan mereka anggap baik. Tuhan yang mereka sembah selain Allah tidak memberi man-faat kepada mereka ketika keputusan Rabbmu telah tiba.
#
{22} {لا جرم}؛ أي: حقًّا وصدقاً، {أنهم في الآخرة هم الأخسرون}: حصر الخسار فيهم، بل جعل لهم منه أشدَّه؛ لشدة حسرتهم وحرمانهم وما يعانون من المشقَّة من العذاب، فنستجير بالله من حالهم.
(22) ﴾ لَا جَرَمَ ﴿ "Pasti" benar dan jujur ﴾ أَنَّهُمۡ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ هُمُ ٱلۡأَخۡسَرُونَ ﴿ "mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling merugi." Keru-gian dibatasi pada mereka, bahkan mereka meraih yang paling berat karena beratnya kerugian dan penyesalan serta kesengsaraan yang mereka rasakan akibat siksa Allah. Kita berlindung kepada Allah dari mereka.
Manakala Allah menyebutkan keadaan orang-orang yang sengsara, maka Dia menyebutkan sifat orang-orang yang berbaha-gia dan pahala mereka di sisi Allah, seraya Dia berfirman,
Ayah: 23 - 24 #
{إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَخْبَتُوا إِلَى رَبِّهِمْ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (23) مَثَلُ الْفَرِيقَيْنِ كَالْأَعْمَى وَالْأَصَمِّ وَالْبَصِيرِ وَالسَّمِيعِ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (24)}.
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih dan merendahkan diri kepada Rabb mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalam-nya. Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang kafir dan orang-orang Mukmin), seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan mendengar. Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran (dari perbandingan itu)." (Hud: 23-24).
#
{23} يقول تعالى: {إنَّ الذين آمنوا}: بقلوبهم؛ أي: صدقوا واعترفوا لما أمر الله بالإيمان به من أصول الدين وقواعده، {وعملوا الصالحات}: المشتملة على أعمال القلوب والجوارح وأقوال اللسان، {وأخْبَتوا إلى ربِّهم}؛ أي: خضعوا له واستكانوا لعظمته وذلوا لسلطانه، وأنابوا إليه بمحبته وخوفه ورجائه والتضرُّع إليه. {أولئك}: الذين جمعوا تلك الصفات، {أصحابُ الجنة هم فيها خالدون}: لأنهم لم يتركوا من الخير مطلباً إلا أدركوه، ولا خيراً إلا سَبَقوا إليه.
(23) Allah berfirman, ﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang beriman", dengan hati mereka, yakni mereka membenarkan dan mengakui apa yang diperintahkan Allah untuk beriman kepa-da pokok-pokok dan dasar-dasar agama, ﴾ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ ﴿ "dan menger-jakan amal-amal shalih", yang meliputi perbuatan-perbuatan hati, anggota badan dan perkataan-perkataan lisan, ﴾ وَأَخۡبَتُوٓاْ إِلَىٰ رَبِّهِمۡ ﴿ "dan merendahkan diri kepada Rabb mereka." Yakni mereka tunduk, pasrah dan takluk kepada kebesaran dan kekuasaanNya, mereka kembali kepadaNya dengan kecintaan, ketakutan, harapan dan berserah diri kepadaNya. ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ ﴿ "Mereka itu", orang-orang yang mengum-pulkan sifat-sifat tersebut ﴾ أَصۡحَٰبُ ٱلۡجَنَّةِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ﴿ "adalah penghuni-penghuni surga. Mereka kekal di dalamnya." Karena mereka tidak membiarkan kebaikan sebagai tuntutan melainkan pasti mereka mendapatkannya, dan tidak ada kebaikan melainkan mereka ber-lomba kepadanya.
#
{24} {مَثَلُ الفريقين}؛ أي: فريق الأشقياء وفريق السعداء، {كالأعمى والأصمِّ}: هؤلاء الأشقياء. {والبصير والسميع}: مَثَل السعداء. {هل يستويان مثلاً}؟ لا يستوون مثلاً، بل بينهما من الفَرْق ما لا يأتي عليه الوصف. {أفلا تَذَكَّرون}: الأعمال التي تنفعكم فتفعلونها، والأعمال التي تضرُّكم فتتركونها.
(24) ﴾ مَثَلُ ٱلۡفَرِيقَيۡنِ ﴿ "Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang kafir dan orang-orang Mukmin)," yaitu kelompok orang-orang yang sengsara dan orang-orang yang berbahagia, ﴾ كَٱلۡأَعۡمَىٰ وَٱلۡأَصَمِّ ﴿ "se-perti orang buta dan tuli." Mereka adalah orang-orang yang sengsara ﴾ وَٱلۡبَصِيرِ وَٱلسَّمِيعِۚ ﴿ "dengan orang yang dapat melihat dan mendengar." Me-reka adalah orang-orang yang berbahagia. ﴾ هَلۡ يَسۡتَوِيَانِ مَثَلًاۚ ﴿ "Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya?" Perbandingan yang tidak sama, akan tetapi antara keduanya terdapat perbedaan yang sulit dijelaskan. ﴾ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ﴿ "Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran (dari perbandingan itu)?" Perbuatan-perbuatan yang berguna untuk-mu, kamu melakukannya dan perbuatan-perbuatan yang merugi-kan, kamu menjauhinya.
Ayah: 25 - 49 #
{وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ إِنِّي لَكُمْ نَذِيرٌ مُبِينٌ (25) أَنْ لَا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ أَلِيمٍ (26) فَقَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ مَا نَرَاكَ إِلَّا بَشَرًا مِثْلَنَا وَمَا نَرَاكَ اتَّبَعَكَ إِلَّا الَّذِينَ هُمْ أَرَاذِلُنَا بَادِيَ الرَّأْيِ وَمَا نَرَى لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ بَلْ نَظُنُّكُمْ كَاذِبِينَ (27) قَالَ يَاقَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَآتَانِي رَحْمَةً مِنْ عِنْدِهِ فَعُمِّيَتْ عَلَيْكُمْ أَنُلْزِمُكُمُوهَا وَأَنْتُمْ لَهَا كَارِهُونَ (28) وَيَاقَوْمِ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مَالًا إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى اللَّهِ وَمَا أَنَا بِطَارِدِ الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّهُمْ مُلَاقُو رَبِّهِمْ وَلَكِنِّي أَرَاكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُونَ (29) وَيَاقَوْمِ مَنْ يَنْصُرُنِي مِنَ اللَّهِ إِنْ طَرَدْتُهُمْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (30) وَلَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ إِنِّي مَلَكٌ وَلَا أَقُولُ لِلَّذِينَ تَزْدَرِي أَعْيُنُكُمْ لَنْ يُؤْتِيَهُمُ اللَّهُ خَيْرًا اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا فِي أَنْفُسِهِمْ إِنِّي إِذًا لَمِنَ الظَّالِمِينَ (31) قَالُوا يَانُوحُ قَدْ جَادَلْتَنَا فَأَكْثَرْتَ جِدَالَنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ (32) قَالَ إِنَّمَا يَأْتِيكُمْ بِهِ اللَّهُ إِنْ شَاءَ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ (33) وَلَا يَنْفَعُكُمْ نُصْحِي إِنْ أَرَدْتُ أَنْ أَنْصَحَ لَكُمْ إِنْ كَانَ اللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يُغْوِيَكُمْ هُوَ رَبُّكُمْ وَإِلَيْهِ {تُرْجَعُونَ (34) أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ إِنِ افْتَرَيْتُهُ فَعَلَيَّ إِجْرَامِي وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تُجْرِمُونَ (35) وَأُوحِيَ إِلَى نُوحٍ أَنَّهُ لَنْ يُؤْمِنَ مِنْ قَوْمِكَ إِلَّا مَنْ قَدْ آمَنَ فَلَا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ (36) وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا إِنَّهُمْ مُغْرَقُونَ (37) وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَأٌ مِنْ قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ قَالَ إِنْ تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنْكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ (38) فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَنْ يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌ مُقِيمٌ (39) حَتَّى إِذَا جَاءَ أَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّورُ قُلْنَا احْمِلْ فِيهَا مِنْ كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلَّا مَنْ سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ آمَنَ وَمَا آمَنَ مَعَهُ إِلَّا قَلِيلٌ (40) وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ (41) وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَابُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ (42) قَالَ سَآوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ قَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلَّا مَنْ رَحِمَ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ (43) وَقِيلَ يَاأَرْضُ ابْلَعِي مَاءَكِ وَيَاسَمَاءُ أَقْلِعِي وَغِيضَ الْمَاءُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ وَقِيلَ بُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (44) وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ (45) قَالَ يَانُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ (46) قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ (47) قِيلَ يَانُوحُ اهْبِطْ بِسَلَامٍ مِنَّا وَبَرَكَاتٍ عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَمٍ مِمَّنْ مَعَكَ وَأُمَمٌ سَنُمَتِّعُهُمْ ثُمَّ يَمَسُّهُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ (48) تِلْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْغَيْبِ نُوحِيهَا إِلَيْكَ مَا كُنْتَ تَعْلَمُهَا أَنْتَ وَلَا قَوْمُكَ مِنْ قَبْلِ هَذَا فَاصْبِرْ إِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِينَ (49)}.
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaum-nya, (dia berkata), 'Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagimu, agar kamu tidak menyembah kecuali Allah. Sesungguhnya aku mengkhawatirkanmu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan.' Maka berkatalah pemimpin-pemim-pin yang kafir dari kaumnya, 'Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina-dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta'." (Hud: 25-27) "Nuh berkata, 'Hai kaumku, bagaimana pendapatmu, jika aku sudah mempunyai bukti yang nyata dari Rabbku, dan Dia membe-riku rahmat dari sisiNya, tetapi rahmat itu disamarkan bagimu. Apa akan kami paksakan kamu menerimanya, padahal kamu tiada menyukainya.' Dan (dia berkata), 'Hai kaumku, aku tiada meminta harta benda kepadamu (sebagai upah) bagi seruanku. Tidaklah upahku melainkan dari Allah, dan aku sekali-kali tidak akan me-ngusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Rabbnya, akan tetapi aku memandangmu sebagai kaum yang tidak mengetahui.' Dan (dia berkata), 'Hai kaumku, siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku meng-usir mereka. Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran.' Dan aku tidak mengatakan kepada kamu (bahwa), aku mempunyai gudang-gudang rizki dan kekayaan dari Allah, dan aku tidak juga menge-tahui yang ghaib, dan tidak (pula) aku mengatakan, sesungguhnya aku adalah malaikat, dan tidak juga aku mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu, 'Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka.' Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka; sesungguhnya aku, ka-lau begitu benar-benar termasuk orang-orang yang zhalim." (Hud: 28-31) "Mereka berkata, 'Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah ber-bantah-bantahan dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.' Nuh menjawab, 'Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri. Dan tidaklah nasihatku bermanfaat kepadamu jika aku hendak memberi nasihat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu. Dia adalah Rabbmu, dan kepadaNya-lah kamu dikembalikan.' Malahan kaum Nuh itu berkata, 'Dia cuma membuat-buat nasihatnya saja.' Kata-kanlah, 'Jika aku membuat-buat nasihat itu, maka hanya akulah yang memikul dosaku, dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat'." (Hud: 32-35) "Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan. Dan buatlah bahtera itu dengan mata (pengawasan) dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bi-carakan dengan Aku tentang orang-orang yang zhalim itu; sesung-guhnya mereka itu akan ditenggelamkan. Dan mulailah Nuh mem-buat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewati Nuh, maka mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh, 'Jika kamu me-ngejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagai-mana kamu sekalian mengejek (kami). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakannya dan siapa yang akan ditimpa azab yang kekal.' Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur perapian telah memancarkan air, maka Kami berfirman, 'Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang ketetapan (takdir) terhadapnya telah terdahulu dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman.' Dan tidak beriman bersama dengan Nuh itu kecuali sedikit." (Hud: 36-40) "Dan Nuh berkata, 'Naiklah kamu sekalian ke dalamnya de-ngan menyebut Nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya.' Sesungguhnya Rabbku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam ge-lombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya -sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil-, 'Hai anakku, naik-lah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.' Anaknya menjawab, 'Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!' Nuh berkata, 'Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang Maha Penyayang.' Dan gelombang men-jadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan." (Hud: 41-43) "Dan difirmankan, 'Hai bumi, telanlah airmu, dan hai langit (hujan), berhentilah,' dan air pun disurutkan, perintah pun disele-saikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas bukit Judi, dan dika-takan, 'Binasalah orang-orang yang zhalim.' Dan Nuh berseru kepada Rabbnya sambil berkata, 'Ya Rabbku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janjiMu itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.' Allah berfirman, 'Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya ada-lah perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepadaKu sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakikat)nya. Se-sungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan'." (Hud: 44-46). "Nuh berkata, 'Ya Rabbku, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu untuk memohon sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepa-daku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.' Difirmankan, 'Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) dari orang-orang yang bersamamu. Dan akan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kese-nangan pada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami.' Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (Hud: 47-49)
#
{25} أي: {ولقد أرسلْنا نوحاً}: أول المرسلين {إلى قومه}: يدعوهم إلى الله وينهاهم عن الشرك، فقال: {إني لكم نذيرٌ مبينٌ}؛ أي: بينتُ لكم ما أنذرتكم به بياناً زال به الإشكال.
(25) ﴾ وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا نُوحًا ﴿ "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh", Rasul pertama ﴾ إِلَىٰ قَوۡمِهِۦٓ ﴿ "kepada kaumnya." Mengajak mereka kepada Allah dan melarang mereka berbuat syirik. Dia berkata,﴾ إِنِّي لَكُمۡ نَذِيرٞ مُّبِينٌ ﴿ "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagimu." Maksudnya, aku menjelaskan kepadamu sesuatu yang mana aku memperingatkanmu dengannya sebagai penjelasan yang menghilangkan kerancuan permasalahan.
#
{26} {أن لا تعبُدوا إلاَّ الله}؛ أي: أخلصوا العبادة لله وحده، واتركوا كلَّ ما يُعبد من دون الله. {إني أخافُ عليكم عذابَ يوم أليم}: إنْ لم تقوموا بتوحيد الله وتطيعوني.
(26) ﴾ أَن لَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّا ٱللَّهَۖ ﴿ "Agar kamu tidak menyembah kecuali Allah." Maksudnya, ikhlaskanlah ibadah hanya kepada Allah semata, tinggalkan semua yang disembah selain Allah.﴾ إِنِّيٓ أَخَافُ عَلَيۡكُمۡ عَذَابَ يَوۡمٍ أَلِيمٖ ﴿ "Sesungguhnya aku mengkhawatirkanmu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan." Jika kamu tidak mentauhidkan Allah dan menaatiku.
#
{27} {فقال الملأ الذين كَفَروا من قومِهِ}؛ أي: الأشراف والرؤساء رادِّين لدعوة نوح عليه السلام كما جَرَتِ العادة لأمثالهم أنَّهم أول مَن ردَّ دعوة المرسلين {ما نراك إلا بشراً مثلَنا}: وهذا مانعٌ بزعمهم عن اتِّباعه، مع أنه في نفس الأمر هو الصوابُ الذي لا ينبغي غيره؛ لأنَّ البشر يتمكَّن البشرُ أن يتلقَّوا عنه ويراجعوه في كلِّ أمرٍ؛ بخلاف الملائكة. {وما نراك اتَّبعك إلا الذين هم أراذِلُنا}؛ أي: ما نرى اتَّبعك منَّا إلا الأراذلُ والسَّفَلة ـ بزعمهم ـ وهم في الحقيقة الأشرافُ وأهل العقول، الذين انقادوا للحقِّ، ولم يكونوا كالأراذل الذين يُقال لهم: الملأ، الذين اتَّبعوا كل شيطان مَريدٍ، واتَّخذوا آلهة من الحجر والشجر يتقرَّبون إليها ويسجدون لها؛ فهل ترى أرذل من هؤلاء وأخس؟! وقولهم: {بادِيَ الرأي}؛ أي: إنما اتَّبعوك من غير تفكُّر ورويَّة، بل بمجرَّد ما دعوتهم اتَّبعوك؛ يعنون بذلك أنهم ليسوا على بصيرةٍ من أمرهم، ولم يعلموا أنَّ الحقَّ المبينَ تدعو إليه بداهةُ العقول، وبمجرَّد ما يصل إلى أولي الألباب يعرفونه ويتحقَّقونه، لا كالأمور الخفيَّة التي تحتاج إلى تأمُّل وفكر طويل. {وما نرى لكم علينا من فضل}؛ أي: لستم أفضل منا فننقادُ لكم، {بل نظنُّكم كاذبين}: وكذبوا في قولهم هذا؛ فإنَّهم رأوا من الآيات التي جعلها الله مؤيِّدة لنوح ما يوجِبُ لهم الجزم التامَّ على صدقه.
(27) ﴾ فَقَالَ ٱلۡمَلَأُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِن قَوۡمِهِۦ ﴿ "Maka berkatalah pemimpin-pe-mimpin yang kafir dari kaumnya", yakni orang-orang terhormat dan para pembesar kaumnya menolak dakwah Nuh عليه السلام sebagaimana kebiasaan yang berlaku pada orang seperti mereka bahwa mereka-lah yang pertama kali menolak dakwah para rasul, ﴾ مَا نَرَىٰكَ إِلَّا بَشَرٗا مِّثۡلَنَا ﴿ "Kami tidak melihatmu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami." Ini adalah penghalang –menurut mereka– untuk me-ngikutinya, padahal sebenarnya itulah yang benar yang tidak ada kebenaran selainnya, karena manusia hanya mungkin belajar dari manusia dan berdialog dengannya dalam segala urusan, lain halnya dengan malaikat. ﴾ وَمَا نَرَىٰكَ ٱتَّبَعَكَ إِلَّا ٱلَّذِينَ هُمۡ أَرَاذِلُنَا ﴿ "Dan kami tidak me-lihat orang-orang yang mengikutimu, melainkan orang-orang yang hina-dina di antara kami." Maksudnya, kami melihat yang mengikutimu hanyalah orang-orang hina lagi rendah di antara kami –menurut mereka– padahal sebenarnya mereka adalah orang-orang yang mulia dan manusia yang berakal yang tunduk kepada kebenaran. Mereka bukan orang-orang hina seperti yang dibilang oleh pembe-sar-pembesar kaum yang mengikuti semua setan yang bengal dan mengangkat tuhan-tuhan dari batu dan pohon lalu mereka mende-katkan diri kepadanya dan bersujud. Apakah kamu tahu ada yang lebih hina dan rendah daripada mereka? Ucapan mereka, ﴾ بَادِيَ ٱلرَّأۡيِ ﴿ "yang lekas percaya saja." Maksudnya, mereka hanya mengikutimu tanpa berpikir dan menimbang, tetapi hanya disebabkan kamu me-ngajak mereka, langsung mereka mengikutimu. Maksud mereka dengan itu adalah bahwa mereka bukanlah orang-orang yang menge-tahui urusan. Mereka tidak mengetahui bahwa akal yang spontan mengajak kepada kebenaran yang nyata. Begitu kebenaran sampai kepada ulul albab, mereka langsung mengenali dan mengetahuinya, tidak seperti perkara yang samar yang memerlukan pemikiran dan perenungan panjang. ﴾ وَمَا نَرَىٰ لَكُمۡ عَلَيۡنَا مِن فَضۡلِۭ ﴿ "Dan kami tidak melihatmu memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami." Maksudnya, kamu tidak lebih baik dari-pada kami yang membuat kami tunduk kepadamu. ﴾ بَلۡ نَظُنُّكُمۡ كَٰذِبِينَ ﴿ "Bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta." Mereka berbohong dalam ucapan mereka. Ini karena mereka telah melihat ayat-ayat yang Allah jadikan sebagai duku-ngan bagi Nuh yang membuat mereka merasa yakin dengan pasti terhadap kebenarannya.
#
{28} ولهذا {قال} لهم نوحٌ مجاوباً: {يا قوم أرأيتُم إن كنتُ على بيِّنةٍ من ربِّي}؛ أي: على يقين وجزم؛ يعني: وهو الرسول الكامل القدوة، الذي ينقاد له أولو الألباب، وتضمحِلُّ في جنب عقله عقول الفحول من الرجال، وهو الصادق حقًّا؛ فإذا قال: إني على بيِّنة من ربِّي؛ فحسبُك بهذا القول شهادةً له وتصديقاً. {وآتاني رحمةً من عنده}؛ أي: أوحى إليَّ وأرسلني ومنَّ عليَّ بالهداية، {فعُمِّيَتْ عليكم}؛ أي: خفيت عليكم وبها تثاقلتم، {أنُلْزِمُكموها}؛ أي: أنُكْرِهكم على ما تحقَّقناه، وشككتم أنتم فيه. وأنتم كارهونَ حتَّى حرصتُم على ردِّ ما جئتُ به، ليس ذلك ضارَّنا، وليس بقادح مِن يقيننا فيه، ولا قولكم وافتراؤكم علينا صادًّا لنا عمَّا كنَّا عليه، وإنَّما غايته أن يكون صادًّا لكم أنتم وموجباً لعدم انقيادكم للحقِّ الذي تزعمون أنَّه باطل؛ فإذا وصلت الحال إلى هذه الغاية؛ فلا نقدر على إكراهكم على ما أمر الله ولا إلزامكم ما نفرتُم عنه، ولهذا قال: {أنُلْزِمُكموها وأنتم لها كارهون}؟!
(28) Oleh karena itu, ﴾ قَالَ ﴿ "Nuh berkata" kepada mereka menanggapi, ﴾ يَٰقَوۡمِ أَرَءَيۡتُمۡ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٖ مِّن رَّبِّي ﴿ "Hai kaumku, bagaimana pen-dapatmu, jika aku sudah mempunyai bukti yang nyata dari Rabbku." Maksudnya berada di atas keyakinan dan kepastian, yakni dia adalah Rasul yang sempurna dan teladan yang ditaati oleh orang-orang yang berakal. Akal tokoh-tokoh besar dibanding akal Nuh adalah kecil. Dia adalah orang yang benar-benar jujur, maka jika dia berkata, "Sesungguhnya aku mempunyai bukti yang nyata dari Rabbku." Cukuplah ucapan ini sebagai bukti dan saksi atas kebe-narannya. ﴾ وَءَاتَىٰنِي رَحۡمَةٗ مِّنۡ عِندِهِۦ ﴿ "Dan Dia memberiku rahmat dari sisiNya." Maksudnya, Dia memberiku wahyu, mengangkatku menjadi rasul dan memberiku nikmat hidayah. ﴾ فَعُمِّيَتۡ عَلَيۡكُمۡ ﴿ "Tetapi rahmat itu di-samarkan bagimu." Maksudnya, tidak jelas bagimu, dan dengannya kamu bermalas-malasan. ﴾ أَنُلۡزِمُكُمُوهَا ﴿ "Apa akan kami paksakan kamu menerimanya." Maksudnya, apakah kami akan memaksamu atas sesuatu yang telah jelas bagi kami sementara kamu masih ragu pada-nya dan kamu tidak menyukainya sehingga kamu berusaha menolak sesuatu yang aku bawa? Itu semua tidak merugikan kami dan tidak menodai keyakinan kami sedikit pun. Ucapan dan dustamu atas kami, tidak menghalangi kami dari sesuatu yang kami imani, paling-paling ia justru menjadi penghalang bagimu yang mengakibatkan kamu menolak tunduk kepada kebenaran yang menurutmu adalah kebatilan. Jika keadaannya telah sampai di sini maka kami tidak kuasa memaksamu kepada perintah Allah dan mewajibkanmu ke-pada sesuatu yang kamu lari darinya. Oleh karena itu, dia berkata, ﴾ أَنُلۡزِمُكُمُوهَا وَأَنتُمۡ لَهَا كَٰرِهُونَ ﴿ "Apa akan kami paksakan kamu menerimanya pa-dahal kamu tiada menyukainya?"
#
{29} {ويا قوم لا أسألُكم عليه}؛ أي: على دعوتي إياكم {مالاً}: فتستثقلون المغرم، {إنْ أجرِيَ إلاَّ على الله}: وكأنهم طلبوا منه طردَ المؤمنين الضعفاء، فقال لهم: {وما أنا بطاردِ الذين آمنوا}؛ أي: ما ينبغي لي ولا يَليق بي ذلك، بل أتلقَّاهم بالرُّحب والإكرام والإعزاز والإعظام، {إنَّهم ملاقو ربِّهم}: فمثيبهم على إيمانهم وتقواهم بجنات النعيم. {ولكنِّي أراكم قوماً تجهلون}: حيث تأمرونني بطرد أولياء الله وإبعادهم عنِّي، وحيث رددتُم الحقَّ لأنهم أتباعه، وحيث استدللتم على بطلان الحقِّ بقولكم: إني بشرٌ مثلكم، وإنَّه ليس لنا عليكم من فضل.
(29) ﴾ وَيَٰقَوۡمِ لَآ أَسۡـَٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ ﴿ "Dan (dia berkata), 'Hai kaumku, aku tiada meminta bagi seruanku," atas dakwahku kepada kalian ﴾ مَالًاۖ ﴿ "harta benda (sebagai upah)", karena kamu akan merasakan beratnya beban. ﴾ إِنۡ أَجۡرِيَ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِۚ ﴿ "Tidaklah upahku melainkan dari Allah." Dan sepertinya mereka menuntut pengusiran orang-orang Mukmin yang lemah, maka dia menjawab mereka, ﴾ وَمَآ أَنَا۠ بِطَارِدِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْۚ ﴿ "Dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman", tidak layak dan tidak pantas bagiku untuk melakukan hal itu, justru aku menyambut mereka dengan gembira, penghormatan, penghargaan dan kegembiraan. ﴾ إِنَّهُم مُّلَٰقُواْ رَبِّهِمۡ ﴿ "Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Rabbnya." Maka Dia membalas iman dan takwa mereka dengan surga kenikmatan. ﴾ وَلَٰكِنِّيٓ أَرَىٰكُمۡ قَوۡمٗا تَجۡهَلُونَ ﴿ "Akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui." Di mana kamu menyuruhku mengusir wali-wali Allah dan menjauhkan mereka dariku, di mana kamu telah menolak kebenaran, karena mereka adalah para pengikutnya, di mana kamu berdalil atas batilnya kebe-naran dengan ucapan, "Sesungguhnya aku hanyalah manusia biasa sepertimu, dan bahwa kami tidak memiliki keutamaan atasmu."
#
{30} {ويا قومِ مَن ينصُرني من الله إن طَرَدْتُهم}؛ أي: مَن يمنعني من عذابِهِ؛ فإنَّ طردهم موجب للعذاب والنَّكال الذي لا يمنعه من دون الله مانع. {أفلا تذكَّرونَ}: ما هو الأنفع لكم والأصلح وتدبَّرون الأمور؟!
(30) ﴾ وَيَٰقَوۡمِ مَن يَنصُرُنِي مِنَ ٱللَّهِ إِن طَرَدتُّهُمۡۚ ﴿ "Dan (dia berkata), 'Hai kaumku, siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir me-reka." Maksudnya, siapa yang melindungiku dari azabNya, karena mengusir mereka menyebabkan turunnya azab dan siksa yang mana tidak ada pelindung selain Allah. ﴾ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ﴿ "Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran?" Apa yang lebih berguna dan lebih baik bagi-mu, dan semestinya kamu merenungkan segala urusan.
#
{31} {ولا أقول لكم عندي خزائنُ الله ولا أعلم الغيبَ ولا أقولُ إني مَلَكٌ}؛ أي: غايتي أني رسولُ الله إليكم؛ أبشِّركم وأنذركم، وما عدا ذلك؛ فليس بيدي من الأمر شيء، فليست خزائن الله عندي أدبِّرها أنا وأعطي مَنْ أشاء وأحْرُمُ مَن أشاء. {ولا أعلمُ الغيبَ}: فأخبركم بسرائِرِكم وبواطنكم، {ولا أقولُ إني مَلَك}: والمعنى أني لا أدَّعي رتبةً فوق رتبتي، ولا منزلةً سوى المنزلة التي أنزلني الله بها، ولا أحكم على الناس بظنِّي، فلا {أقول للذين تَزْدَري أعيُنكم}؛ أي: الضعفاء المؤمنين الذين يحتقرهم الملأ الذين كفروا؛ {لن يؤتيهم الله خيراً اللهُ أعلم بما في أنفسِهم}: فإن كانوا صادقينَ في إيمانهم؛ فلهم الخير الكثير، وإن كانوا غير ذلك؛ فحسابهم على الله. {إني إذاً}؛ أي: إن قلتُ لكم شيئاً ممَّا تقدَّم، {لمن الظَّالمين}: وهذا تأييس منه عليه الصلاة والسلام لقومِهِ أن ينبذَ فقراء المؤمنين أو يمقتهم، وتقنيع لقومه بالطُّرق المقنعة للمنصف.
(31) ﴾ وَلَآ أَقُولُ لَكُمۡ عِندِي خَزَآئِنُ ٱللَّهِ وَلَآ أَعۡلَمُ ٱلۡغَيۡبَ وَلَآ أَقُولُ إِنِّي مَلَكٞ ﴿ "Dan aku ti-dak mengatakan kepada kamu (bahwa), 'aku mempunyai gudang-gudang rizki dan kekayaan dari Allah, dan aku tiada mengetahui yang ghaib, dan tidak (pula) aku mengatakan, 'Sesungguhnya aku adalah malaikat'." Aku hanyalah seorang Rasul Allah kepadamu, aku memberimu berita gembira dan peringatan, selain itu aku tidak sedikitpun mempunyai wewenang. Kekayaan Allah tidak ada padaku sehingga aku bisa mengaturnya dan memberikannya kepada orang yang aku kehen-daki, dan menghalanginya dari orang yang aku kehendaki. ﴾ وَلَآ أَعۡلَمُ ٱلۡغَيۡبَ ﴿ "Dan aku tiada mengetahui yang ghaib", sehingga aku bisa me-ngabarkan rahasiamu dan batinmu. ﴾ وَلَآ أَقُولُ إِنِّي مَلَكٞ ﴿ "Dan tidak (pula) aku mengatakan, 'Sesungguhnya aku adalah malaikat'." Maknanya adalah aku tidak mengklaim tingkatan di atas tingkatanku, tidak pula posisi melainkan posisi di mana Allah mendudukkanku pada-nya, tidak pula aku menghukum manusia berdasarkan dugaanku. Aku tidak ﴾ أَقُولُ لِلَّذِينَ تَزۡدَرِيٓ أَعۡيُنُكُمۡ ﴿ "mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu", yakni orang-orang Mukmin yang lemah yang diremehkan oleh para pembesar orang-orang kafir. ﴾ لَن يُؤۡتِيَهُمُ ٱللَّهُ خَيۡرًاۖ ٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا فِيٓ أَنفُسِهِمۡ ﴿ "Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka, Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka." Jika mereka benar dalam urusan iman mereka, maka me-reka mendapatkan banyak kebaikan, jika tidak demikian, maka hisab mereka menjadi tanggung jawab Allah. ﴾ إِنِّيٓ إِذٗا ﴿ "Sesungguh-nya aku kalau begitu", jika aku mengatakan sesuatu dari yang di atas ﴾ لَّمِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "benar-benar termasuk orang-orang yang zhalim." Ini adalah pemutus asaan dari Nuh kepada kaumnya untuk mengusir orang-orang Mukmin yang miskin atau membenci mereka sekaligus meyakinkan kaumnya dengan cara-cara yang meyakinkan bagi orang yang berpikir obyektif. 9
#
{32} فلما رأوه لا ينكفُّ عما كان عليه من دعوتهم ولم يدرِكوا منه مطلوبَهم؛ {قالوا يا نوحُ قد جادَلْتنا فأكثرتَ جِدالنا فأتِنا بما تَعِدُنا} [من العذابِ] {إنْ كنتَ من الصادقين}: فما أجهلهم وأضلَّهم! حيثُ قالوا هذه المقالة لنبِّيهم الناصح؛ فهلاَّ قالوا إن كانوا صادقين: يا نوحُ! قد نصحتَنا وأشفقتَ علينا ودعوتَنا إلى أمرٍ لم يتبيَّن لنا فنريدُ منك أن تبيِّنه لنا لننقادَ لك، وإلاَّ فأنت مشكورٌ في نصحك؛ لكان هذا الجواب المنصف للذي قد دُعِيَ إلى أمرٍ خفي عليه، ولكنهم في قولهم كاذبون، وعلى نبيهم متجرِّئون، ولم يردُّوا ما قاله بأدنى شبهةٍ فضلاً عن أن يردُّوه بحجَّة، ولهذا عدلوا من جهلهم وظلمهم إلى الاستعجال بالعذاب وتعجيز الله.
(32) Tatkala mereka melihat Nuh tidak berhenti dari dak-wahnya dan mereka sendiri tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, maka ﴾ قَالُواْ يَٰنُوحُ قَدۡ جَٰدَلۡتَنَا فَأَكۡثَرۡتَ جِدَٰلَنَا فَأۡتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ ﴿ "mereka berkata, 'Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah-bantahan dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar?" Betapa bodohnya me-reka, betapa sesatnya mereka, di mana mereka mengucapkan kata-kata ini kepada Nabi mereka yang tulus. Jika mereka benar, mengapa mereka tidak mengatakan, 'Hai Nuh, kamu telah menasihati kami, mengasihi kami dan menyeru kami kepada perkara-perkara yang belum jelas bagi kami, maka kami ingin kamu menjelaskannya agar kami bisa mengikutimu, jika tidak maka terima kasih atas nasihat-mu." Sungguh ini adalah jawaban yang obyektif bagi orang yang di-seru kepada perkara yang samar baginya, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang dusta dalam kata-kata mereka, lancang terhadap Nabi mereka. Mereka tidak menolak kata-katanya dengan syubhat paling rendah, terlebih lagi menolak dengan hujjah. Oleh karena itu, mereka membelok karena kebodohan dan kesesatan mereka kepada permintaan disegerakannya azab, dan menantang Allah.
#
{33} ولهذا أجابهم نوحٌ عليه السلام بقوله: {إنَّما يأتيكم به الله إن شاءَ}؛ أي: إن اقتضتْ مشيئته وحكمتُه أن يُنْزِلَه بكم؛ فعل ذلك، {وما أنتم بمعجِزين}: لله، وأنا ليس بيدي من الأمر شيءٌ.
(33) Oleh karena itu, Nuh menjawab mereka dengan ber-kata, ﴾ إِنَّمَا يَأۡتِيكُم بِهِ ٱللَّهُ إِن شَآءَ ﴿ "Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki." Maksudnya, jika hikmah dan kehendakNya menuntutNya menurunkan siksa kepadamu, maka Dia akan melakukan itu ﴾ وَمَآ أَنتُم بِمُعۡجِزِينَ ﴿ "Dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri", dari Allah, sedangkan aku sendiri tidak memiliki wewenang apa pun.
#
{34} {ولا ينفعكم نُصحي إنْ أردتُ أنْ أنصَحَ لكم إن كان الله يريدُ أن يُغْوِيَكم}؛ أي: إن إرادة الله غالبةٌ؛ فإنَّه إذا أراد أن يغوِيَكم لردِّكمُ الحقَّ؛ فلو حرصتُ غاية مجهودي ونصحتُ لكم أتمَّ النُّصح ـ وهو قد فعل عليه السلام ـ؛ فليس ذلك بنافع لكم شيئاً. {هو ربُّكم}: يفعلُ بكم ما يشاء ويحكُم فيكم بما يُريدُ، {وإليه تُرْجَعون}: فيجازيكم بأعمالكم.
(34) ﴾ وَلَا يَنفَعُكُمۡ نُصۡحِيٓ إِنۡ أَرَدتُّ أَنۡ أَنصَحَ لَكُمۡ إِن كَانَ ٱللَّهُ يُرِيدُ أَن يُغۡوِيَكُمۡۚ ﴿ "Dan tidaklah nasihatku bermanfaat kepadamu jika aku hendak memberi nasihat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkanmu." Maksudnya, keinginan Allah-lah yang akan menang, jika Dia hendak menyesatkanmu karena kamu menolak kebenaran meskipun aku sudah berusaha sekuat tenaga memberimu nasihat dengan baik –Nuh telah mela-kukan itu– tetap saja hal itu tidak berguna bagimu sedikit pun.﴾ هُوَ رَبُّكُمۡ ﴿ "Dia adalah Rabbmu," melakukan apa yang dikehendakiNya dan menetapkan hukum yang diinginkanNya. ﴾ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ ﴿ "Dan kepadaNya-lah kamu dikembalikan." Lalu Dia membalas perbuatanmu.
#
{35} {أم يقولونَ افتراه}: هذا الضمير محتملٌ أن يعود إلى نوح كما كان السياق في قصتِهِ مع قومه، وأنَّ المعنى: إنَّ قومه يقولون: افترى على الله كذباً، وكَذَبَ بالوحي الذي يزعم أنَّه من الله، وأنَّ الله أمره أن يقول: {قلْ إنِ افتريتُه فعليَّ إجرامي وأنا بريء مما تُجْرِمون}؛ أي: كلٌّ عليه وزره، {ولا تَزِرُ وازرةٌ وِزْرَ أخرى}. ويُحتمل أن يكون عائداً إلى النبيِّ محمدٍ - صلى الله عليه وسلم -، وتكون هذه الآية معترضةً في أثناء قصة نوح وقومه؛ لأنَّها من الأمور التي لا يعلمها إلا الأنبياء، فلما شرع الله في قصِّها على رسوله، وكانت من جملة الآيات الدالَّة على صدقه ورسالته؛ ذكر تكذيب قومه له، مع البيان التامِّ، فقال: {أم يقولونَ افتراه}؛ أي: هذا القرآن اختلقه محمدٌ من تلقاء نفسه؛ أي: فهذا من أعجب الأقوال وأبطلها؛ فإنَّهم يعلمون أنَّه لم يقرأ ولم يكتبْ ولم يرحلْ عنهم لدراسة على أهل الكتب، فجاء بهذا الكتاب الذي تحدَّاهم أن يأتوا بسورةٍ من مثله؛ فإذا زعموا مع هذا أنَّه افتراه؛ عُلِمَ أنَّهم معاندون، ولم يبقَ فائدةٌ في حجاجهم، بل اللائق في هذه الحال الإعراضُ عنهم، ولهذا قال: {قلْ إنِ افتريتُهُ فعليَّ إجرامي}؛ أي: ذنبي وكذبي. {وأنا بريءٌ مما تجرِمون}؛ أي: فلم تستلِجُّون في تكذيبي؟
(35) ﴾ أَمۡ يَقُولُونَ ٱفۡتَرَىٰهُۖ ﴿ "Malahan kaum Nuh itu berkata, 'Dia cuma membuat-buat nasihatnya saja." Kata ganti ini mengandung ke-mungkinan kembali kepada Nuh sebagaimana konteks ucapan yang membicarakan Nuh dengan kaumnya, maknanya adalah bahwa kaumnya berkata, "Nuh telah berdusta atas Nama Allah, berdusta tentang wahyu yang dia klaim bahwa ia dari Allah. Dan bahwa Allah memintanya untuk berkata, ﴾ قُلۡ إِنِ ٱفۡتَرَيۡتُهُۥ فَعَلَيَّ إِجۡرَامِي وَأَنَا۠ بَرِيٓءٞ مِّمَّا تُجۡرِمُونَ ﴿ "Katakanlah, 'Jika aku membuat-buat nasihat itu, maka hanya akulah yang memikul dosaku, dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat." Masing-masing memikul dosanya. ﴾ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٞ وِزۡرَ أُخۡرَىٰۗ ﴿ "Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain." (Al-Isra`: 15). Dan mengandung kemungkinan ia kembali kepada Nabi Muhammad ﷺ. Jadi ayat ini merupakan sisipan di tengah-tengah kisah Nuh dengan kaumnya karena ia termasuk perkara yang tidak diketahui oleh para Nabi. Tatkala Allah mulai menceritakannya kepada RasulNya, dan itu termasuk bukti-bukti yang menunjukkan kebenaran risalahnya, maka Dia pun menyebutkan pendustaan ka-umnya kepadanya dengan penjelasan yang sempurna, seraya Dia berfirman, ﴾ أَمۡ يَقُولُونَ ٱفۡتَرَىٰهُۖ ﴿ "Apakah mereka berkata, 'Dia telah membuat-buatnya?'" Yakni al-Qur`an ini dibuat-buat oleh Muhammad dari dirinya sendiri. Ini termasuk kata-kata yang paling aneh dan yang paling batil, karena mereka mengetahui bahwa dia (Muhammad) tidak mem-baca dan tidak menulis serta tidak pernah pergi dari mereka untuk mengkaji kitab-kitab, lalu dia hadir dengan kitab ini yang menantang mereka agar menghadirkan satu surat yang semisal dengannya. Jika mereka tetap mengklaim –dengan realita yang demikian– bahwa Muhammad membuat-buatnya, maka jelaslah bahwa mereka itu hanya sekedar menentang. Tak ada lagi guna berdebat dengan me-reka, bahkan yang cocok dalam kondisi ini adalah berpaling dari mereka. Oleh karena itu, Dia berfirman, ﴾ قُلۡ إِنِ ٱفۡتَرَيۡتُهُۥ فَعَلَيَّ إِجۡرَامِي ﴿ "Kata-kanlah, 'Jika aku membuat-buat nasihat itu, maka hanya akulah yang memikul dosaku", dan kebohonganku. ﴾ وَأَنَا۠ بَرِيٓءٞ مِّمَّا تُجۡرِمُونَ ﴿ "Dan aku berlepas diri dari dosa yang kamu perbuat." Yakni mengapa kamu terus menuduhku berdusta.
#
{36} وقوله: {وأوحي إلى نوح أنَّه لن يؤمِنَ مِن قومِكَ إلاَّ مَنْ قد آمنَ}؛ أي: قد قسوا {فلا تبتئِسْ بما كانوا يفعلون}؛ أي: فلا تحزنْ ولا تبالِ بهم وبأفعالهم؛ فإنَّ الله قد مَقَتَهم وأحقَّ عليهم عذابه الذي لا يردُّ.
(36) FirmanNya, ﴾ وَأُوحِيَ إِلَىٰ نُوحٍ أَنَّهُۥ لَن يُؤۡمِنَ مِن قَوۡمِكَ إِلَّا مَن قَدۡ ءَامَنَ ﴿ "Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja)." Yakni mereka adalah orang-orang yang keras (hatinya). ﴾ فَلَا تَبۡتَئِسۡ بِمَا كَانُواْ يَفۡعَلُونَ ﴿ "Ka-rena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan." Jangan bersedih, jangan hiraukan mereka dan keadaan mereka, karena Allah telah murka kepada mereka dan menimpakan azabNya yang tak bisa ditolak.
#
{37} {واصنع الفُلْكَ بأعيُننا ووَحْينا}؛ أي: بحفظنا ومرأىً منَّا وعلى مرضاتنا، {ولا تخاطِبْني في الذين ظلموا}؛ أي: لا تراجِعْني في إهلاكهم، {إنَّهم مُغْرَقون}؛ أي: قد حقَّ عليهم القولُ، ونَفَذَ فيهم القدرُ.
(37) ﴾ وَٱصۡنَعِ ٱلۡفُلۡكَ بِأَعۡيُنِنَا وَوَحۡيِنَا ﴿ "Dan buatlah bahtera itu dengan mata (pengawasan) dan petunjuk wahyu Kami." Maksudnya, di bawah penjagaan Kami, pengawasan Kami dan keridhaan dari Kami.﴾ وَلَا تُخَٰطِبۡنِي فِي ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓاْ ﴿ "Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zhalim itu." Maksudnya, jangan mendebatku dalam perkara pembinasaan mereka. ﴾ إِنَّهُم مُّغۡرَقُونَ ﴿ "Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan." Maksudnya, ketetapanKu telah berlaku atas mereka dan takdirKu telah berjalan pada mereka.
#
{38} فامتثلَ أمر ربِّه، وجَعَلَ يصنع الفلك، {وكلما مرَّ عليه ملأ من قومِهِ}: ورأوا ما يصنع، {سَخِروا منه قال إن تَسْخَروا منَّا}: الآن، {فإنَّا نسخَرُ منكم كما تسخَرونَ}.
(38) Nuh menaati perintah Allah تعالى, dia mulai membuat bahtera. ﴾ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيۡهِ مَلَأٞ مِّن قَوۡمِهِۦ ﴿ "Dan setiap kali pemimpin kaumnya ber-jalan melewati Nuh", dan melihat perahu yang Nuh buat ﴾ سَخِرُواْ مِنۡهُۚ قَالَ إِن تَسۡخَرُواْ مِنَّا ﴿ "mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh, 'Jika kamu mengejek kami", sekarang ﴾ فَإِنَّا نَسۡخَرُ مِنكُمۡ كَمَا تَسۡخَرُونَ ﴿ "maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami)."
#
{39} {فسوفَ تعلمونَ مَن يأتيه عذابٌ يُخْزيه ويَحِلُّ عليه عذابٌ مقيمٌ}: نحنُ أم أنتم؟ وقد علموا ذلك حين حلَّ بهم العقاب.
(39) ﴾ فَسَوۡفَ تَعۡلَمُونَ مَن يَأۡتِيهِ عَذَابٞ يُخۡزِيهِ وَيَحِلُّ عَلَيۡهِ عَذَابٞ مُّقِيمٌ ﴿ "Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakan-nya dan siapa yang akan ditimpa azab yang kekal". Kami atau kamu? Mereka mengetahuinya ketika azab turun menimpa mereka.
#
{40} {حتَّى إذا جاء أمرُنا}؛ أي: قدرُنا بوقتِ نزول العذاب بهم، {وفار التنُّور}؛ أي: أنزل الله السماء بالماء المنهمر، وفجَّر الأرض كلَّها عيوناً، حتى التنانير التي هي محلُّ النار في العادة وأبعد ما يكون عن الماء تفجَّرت، فالتقى الماءُ على أمرٍ قد قُدِرَ، {قُلْنا} لنوح: {احملْ فيها مِن كلٍّ زوجين اثنين}؛ أي: من كلِّ صنف من أصناف المخلوقات ذكر وأنثى؛ لتبقى مادَّة سائر الأجناس، وأما بقيَّة الأصناف الزائدة عن الزوجين؛ فلأنَّ السفينة لا تُطيق حملها، {وأهْلَكَ إلاَّ مَن سَبَقَ عليه القولُ}: ممَّن كان كافراً؛ كابنه الذي غرق. {ومَنْ آمن و} ـ الحال أنه ـ {ما آمَنَ معه إلا قليلٌ}.
(40) ﴾ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَمۡرُنَا ﴿ "Hingga apabila perintah Kami datang", yakni takdir kami tentang turunnya azab kepada mereka, ﴾ وَفَارَ ٱلتَّنُّورُ ﴿ "dan dapur perapian telah memancarkan air." Yakni Allah menurun-kan hujan deras dan memancarkan bumi dengan mata air sampai-sampai tungku di dapur yang biasanya menyala dengan api dan jauh dari air ikut serta memancarkan air, maka kedua air itu bertemu atas dasar perkara yang telah ditakdirkan. ﴾ قُلۡنَا ﴿ "Kami berfirman, kepada Nuh, ﴾ ٱحۡمِلۡ فِيهَا مِن كُلّٖ زَوۡجَيۡنِ ٱثۡنَيۡنِ ﴿ "Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina)." Maksud-nya, jantan dan betina dari setiap spesies makhluk agar cikal bakal makhluk tetap terjaga. Adapun sisa spesies yang lebih dari sepasang, maka ia tidak diangkut karena perahu tidak mampu membawanya. ﴾ وَأَهۡلَكَ إِلَّا مَن سَبَقَ عَلَيۡهِ ٱلۡقَوۡلُ ﴿ "Dan keluargamu kecuali orang yang ketetapan (takdira) terhadapnya telah terdahulu", dari golongan kaum kafir seperti anaknya yang tenggelam. ﴾ وَمَنۡ ءَامَنَۚ ﴿ "Dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman." Padahal ketika itu ﴾ م َ ا ءَامَنَ مَعَهُۥٓ إِلَّا قَلِيلٞ ﴿ "tidak beriman ber-sama dengan Nuh itu kecuali sedikit."
#
{41} {وقال} نوحٌ لمن أمره الله أن يحمِلَهم: {ارْكَبوا فيها بسم الله مَجْريها ومُرْساها}؛ أي: تجري على اسم الله وترسي [على اسم الله وتجري] بتسخيره وأمره. {إنَّ ربِّي لغفورٌ رحيمٌ}: حيث غَفَرَ لنا، ورَحِمنا، ونجَّانا من القوم الظالمين.
(41) ﴾ وَقَالَ ﴿ "Dan Nuh berkata", kepada orang-orang yang Allah perintahkan agar mereka diangkut. ﴾ ٱرۡكَبُواْ فِيهَا بِسۡمِ ٱللَّهِ مَجۡر۪ىٰهَا وَمُرۡسَىٰهَآۚ ﴿ "Naik-lah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya." Bahtera itu berlayar dengan nama Allah, berlabuh dengan nama Allah dan berjalan dengan perintah dan instruksiNya. ﴾ إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٞ رَّحِيمٞ ﴿ "Sesungguhnya Rabbku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Di mana Dia mengampuni kami, menyayangi kami dan menyelamatkan kami dari kaum yang zhalim.
#
{42} ثم وصف جريانَها كأنَّا نشاهدها، فقال: {وهي تجري بهم}؛ أي: بنوح ومَنْ رَكِبَ معه {في موج كالجبال}: والله حافِظُها، وحافظُ أهلها، {ونادى نوحٌ ابنَه}: لما ركب ليركبَ معه، {وكان} ابنُه {في مَعْزِل}: عنهم حين ركبوا؛ أي: مبتعداً، وأراد منه أن يقرب ليركبَ، فقال له: {يا بنيَّ اركب معنا ولا تَكُن مع الكافرين}: فيصيُبك ما يصيبهم.
(42) Kemudian Allah menjelaskan bagaimana bahtera itu berlayar seolah-olah kita melihatnya, seraya Dia berfirman,﴾ وَهِيَ تَجۡرِي بِهِمۡ ﴿ "Dan bahtera itu berlayar membawa mereka", Nuh dan orang-orang yang bersamanya ﴾ فِي مَوۡجٖ كَٱلۡجِبَالِ ﴿ "dalam gelombang laksana gunung." Allah-lah Penjaganya dan Penjaga penumpangnya. ﴾ وَنَادَىٰ نُوحٌ ٱبۡنَهُۥ ﴿ "Dan Nuh memanggil anaknya", ketika dia naik supaya sang anak naik bersamanya, ﴾ وَكَانَ فِي مَعۡزِلٖ ﴿ "sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil", dari mereka ketika mereka naik. Maksudnya, dia menjauh sementara Nuh ingin agar dia mendekat untuk naik. Nuh berkata kepadanya, ﴾ يَٰبُنَيَّ ٱرۡكَب مَّعَنَا وَلَا تَكُن مَّعَ ٱلۡكَٰفِرِينَ ﴿ "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami, dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir." Akibatnya kamu akan tertimpa azab yang menimpa mereka.
#
{43} فقال ابنُه مكذِّباً لأبيهِ أنَّه لا ينجو إلاَّ مَنْ رَكِبَ [معه] السفينة: {سآوي إلى جبل يَعْصِمُني من الماء}؛ أي: سأرتقي جبلاً أمتنع به من الماء. فقال نوحٌ: {لا عاصِمَ اليوم من أمرِ الله إلاّ مَن رَحِمَ}: فلا يعصمُ أحداً جبلٌ ولا غيرُه، ولو تسبَّب بغاية ما يمكِنُه من الأسباب؛ لَمَا نجا إن لم يُنْجِهِ الله، {وحال بينَهما الموجُ فكانَ} الابنُ {من المغرَقين}.
(43) Anaknya menyanggah untuk mendustakan ucapan ba-paknya bahwa tiada yang selamat kecuali orang yang naik perahu bersamanya. ﴾ سَـَٔاوِيٓ إِلَىٰ جَبَلٖ يَعۡصِمُنِي مِنَ ٱلۡمَآءِۚ ﴿ "Aku akan mencari perlindu-ngan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" Maksudnya, aku akan naik ke gunung yang melindungiku dari banjir. Nuh ber-seru, ﴾ لَا عَاصِمَ ٱلۡيَوۡمَ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِ إِلَّا مَن رَّحِمَۚ ﴿ "Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang." Tidak ada gunung dan lainnya yang menyelamatkan seseorang meskipun dia mengambil cara apa pun, dia tetap tidak akan selamat jika Allah tidak menyelamatkannya. ﴾ وَحَالَ بَيۡنَهُمَا ٱلۡمَوۡجُ فَكَانَ مِنَ ٱلۡمُغۡرَقِينَ ﴿ "Dan gelom-bang menjadi penghalang antara keduanya, maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan."
#
{44} فلمَّا أغرَقَهم الله ونجَّى نوحاً ومن معه؛ و {قيل يا أرضُ ابلَعي ماءَك}: الذي خرج منك، والذي نزل إليك، ابلعي الماء الذي على وجهك، {ويا سماءُ أقلِعي}: فامتَثَلَتا لأمر الله، فابتلعتِ الأرضُ ماءها، وأقلعتِ السماء فنضب الماء من الأرض، {وقُضِيَ الأمرُ}: بهلاك المكذِّبين ونجاة المؤمنين، {واسْتَوَت} السفينةُ {على الجوديِّ}؛ أي: أرست على ذلك الجبل المعروف في أرض الموصل، {وقيلَ بُعداً للقوم الظالمين}؛ أي: أُتْبِعوا بهلاكهم لعنةً وبُعداً وسُحْقاً لا يزال معهم.
(44) Ketika Allah menenggelamkan mereka dan menyela-matkan Nuh dan orang-orangnya maka ﴾ وَقِيلَ يَٰٓأَرۡضُ ٱبۡلَعِي مَآءَكِ ﴿ "Difirman-kan, 'Hai bumi telanlah airmu'," yang keluar darimu dan yang turun kepadamu, telanlah air yang ada di permukaanmu, ﴾ وَيَٰسَمَآءُ أَقۡلِعِي ﴿ "dan hai langit (hujan) berhentilah," maka keduanya menaati perintah Allah. Bumi menelan airnya dan langit menghentikan hujannya, hingga air di bumi pun surut. ﴾ وَقُضِيَ ٱلۡأَمۡرُ ﴿ "Perintah pun diselesaikan", dengan dibinasakannya orang-orang yang mendustakan dan diselamatkan-nya orang-orang Mukmin. ﴾ وَٱسۡتَوَتۡ عَلَى ٱلۡجُودِيِّۖ ﴿ "Dan bahtera itu pun ber-labuh di atas bukit Judi", yaitu perahu itu berhenti di gunung itu yang terkenal dari negeri Maushil. ﴾ وَقِيلَ بُعۡدٗا لِّلۡقَوۡمِ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "Dan dikatakan, 'Binasalah orang-orang yang zhalim'." Maksudnya, kebinasaan me-reka diikuti dengan laknat, kemurkaan dan kemarahan yang selalu bersama mereka.
#
{45} {ونادى نوحٌ ربَّه فقالَ ربِّ إنَّ ابني من أهلي وإنَّ وعدَكَ الحقُّ}؛ [أي]: وقد قلتَ لي: فاحملْ فيها من كلٍّ زوجين اثنين وأهلَكَ، ولن تُخْلِفَ ما وَعَدْتَني به. لعلَّه عليه الصلاة والسلام ـ حملتْه الشفقةُ وأنَّ الله وعده بنجاة أهلِهِ ـ ظنَّ أنَّ الوعد لعمومهم؛ مَن آمن ومَن لم يؤمن؛ فلذلك دعا ربَّه بذلك الدُّعاء، ومع هذا؛ ففوَّض الأمر لحكمة الله البالغة.
(45) ﴾ وَنَادَىٰ نُوحٞ رَّبَّهُۥ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ٱبۡنِي مِنۡ أَهۡلِي وَإِنَّ وَعۡدَكَ ٱلۡحَقُّ ﴿ "Dan Nuh ber-seru kepada Rabbnya sambil berkata, 'Ya Rabbku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janjiMu itulah yang benar'." Maksudnya, Engkau telah berkata kepadaku, "Angkutlah dari ma-sing-masing hewan (jantan dan betina) dan keluargamu," dan Engkau tidak akan menyelisihi janjiMu kepadaku. Boleh jadi Nuh terbawa oleh rasa kasih sayangnya, dan bahwa Allah menjanjikan kesela-matan keluarganya, sehingga dia mengira bahwa janjiNya berlaku umum kepada keluarganya yang beriman dan yang tidak beriman. Oleh karena itu, dia berdoa kepada Allah dengan doa itu, meski begitu dia menyerahkan urusannya kepada hikmah Allah yang mendalam.
#
{46} فقال اللهُ له: {إنَّه ليس من أهلك}: الذين وعدتُك بإنجائهم، {إنَّه عملٌ غيرُ صالح}؛ أي: هذا الدُّعاء الذي دعيتَ به لنجاة كافر لا يؤمنُ بالله ولا رسوله، {فلا تَسْألْنِ ما ليس لك به علمٌ}؛ أي: ما لا تعلم عاقبته ومآله، وهل يكون خيراً أو غير خير. {إني أعظُك أن تكونَ من الجاهلين}؛ أي: إني أعظُك وعظاً تكون به من الكاملين، وتنجو به من صفات الجاهلين.
(46) Allah berfirman kepadanya, ﴾ إِنَّهُۥ لَيۡسَ مِنۡ أَهۡلِكَۖ ﴿ "Sesungguh-nya dia bukanlah termasuk keluargamu", yang Aku janjikan kepadamu selamat. ﴾ إِنَّهُۥ عَمَلٌ غَيۡرُ صَٰلِحٖۖ ﴿ "Sesungguhnya (perbuatannya) adalah perbuatan yang tidak baik." Maksudnya, doa yang kamu ucapkan untuk kese-lamatan orang kafir yang tidak beriman kepada Allah dan RasulNya. ﴾ فَلَا تَسۡـَٔلۡنِ مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٌۖ ﴿ "Sebab itu janganlah kamu memohon kepadaKu se-suatu yang kamu tidak mengetahui hakikat(nya)." Yang kamu tidak mengetahui akhirnya dan akibatnya, apakah ia baik atau tidak baik. ﴾ إِنِّيٓ أَعِظُكَ أَن تَكُونَ مِنَ ٱلۡجَٰهِلِينَ ﴿ "Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan." Sesungguhnya Aku menasihatimu dengan nasihat yang dengan-nya kamu termasuk orang-orang yang sempurna, dan dengannya kamu selamat dari sifat orang-orang yang bodoh.
#
{47} فحينئذٍ ندمَ نوحٌ عليه السلام ندامةً شديدةً على ما صَدَرَ منه، و {قال ربِّ إنِّي أعوذُ بك أن أسألَكَ ما ليس لي به علمٌ وإلاَّ تَغْفِرْ لي وترحَمْني أكن من الخاسرينَ}: فبالمغفرة والرحمة ينجو العبدُ من أن يكون من الخاسرين. ودلَّ هذا على أنَّ نوحاً عليه السلام لم يكنْ عندَه علمٌ بأنَّ سؤاله لربِّه في نجاة ابنه محرَّمٌ داخلٌ في قوله: {ولا تخاطِبْني في الذين ظَلَموا إنَّهم مغرقونَ}، بل تعارض عندَه الأمران، وظنَّ دخوله في قوله: {وأهلَكَ}، وبعد هذا تبيَّن له أنَّه داخلٌ في المنهيِّ عن الدعاء لهم والمراجعة فيهم.
(47) Pada saat itu Nuh sangat menyesal atas apa yang dila-kukannya, dan ﴾ قَالَ رَبِّ إِنِّيٓ أَعُوذُ بِكَ أَنۡ أَسۡـَٔلَكَ مَا لَيۡسَ لِي بِهِۦ عِلۡمٞۖ وَإِلَّا تَغۡفِرۡ لِي وَتَرۡحَمۡنِيٓ أَكُن مِّنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ ﴿ "Nuh berkata, 'Ya Rabbku, sesungguhnya aku berlindung kepada- Mu untuk memohon sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang me-rugi." Dengan ampunan dan rahmat, seorang hamba selamat dari kerugian. Ini menunjukkan bahwa Nuh عليه السلام tidak memiliki ilmu bahwa pertanyaannya kepada Allah tentang anaknya adalah haram dan termasuk ke dalam Firman Allah, ﴾ وَلَا تُخَٰطِبۡنِي فِي ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓاْ إِنَّهُم مُّغۡرَقُونَ ﴿ "Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zhalim itu, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan." Akan tetapi ada dua perkara yang bertentangan padanya, dia mengira ia masuk ke dalam FirmanNya, ﴾ وَأَهۡلَكَ ﴿ "Dan keluargamu." Dan setelah itu, jelaslah baginya bahwa ia termasuk ke dalam larangan terhadap mendoakan mereka dan mengulang-ulangnya untuk mereka.
#
{48} {قيل يا نوحُ اهبطْ بسلام منَّا وبركاتٍ عليك وعلى أمم ممَّن معكَ}: من الآدميين وغيرهم من الأزواج التي حملها معه، فبارك الله في الجميع، حتى ملؤوا أقطار الأرض ونواحيها {وأممٌ سنمتِّعهم}: في الدُّنيا، {ثم يمسُّهم منَّا عذابٌ أليمٌ}؛ أي: هذا الإنجاء ليس بمانع لنا من أنَّ مَنْ كَفَرَ بعد ذلك؛ أحلَلْنا به العقاب، وإنْ مُتِّعوا قليلاً؛ فسيؤخذون بعد ذلك.
(48) ﴾ قِيلَ يَٰنُوحُ ٱهۡبِطۡ بِسَلَٰمٖ مِّنَّا وَبَرَكَٰتٍ عَلَيۡكَ وَعَلَىٰٓ أُمَمٖ مِّمَّن مَّعَكَۚ ﴿ "Difirmankan, 'Hai Nuh, turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang Mukmin) dari orang-orang yang bersamamu", dari kalangan manusia dan pasangan binatang yang dia bawa bersamanya. Allah memberkahi semuanya sehingga me-reka memenuhi seluruh penjuru bumi. ﴾ وَأُمَمٞ سَنُمَتِّعُهُمۡ ﴿ "Dan akan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan pada mereka", dalam kehi-dupan dunia, ﴾ ثُمَّ يَمَسُّهُم مِّنَّا عَذَابٌ أَلِيمٞ ﴿ "kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari Kami." Penyelamatan ini tidak menghalangi Kami untuk menghukum orang yang kafir setelah itu meskipun dia diberi kenikmatan sesaat, dia tetap akan dihukum setelah itu.
#
{49} قال الله لنبيِّه محمد - صلى الله عليه وسلم - بعدما قصَّ عليه هذه القصة المبسوطة التي لا يعلمها إلاَّ مَنْ مَنَّ عليه برسالته: {تلك من أنباء الغيبِ نوحيها إليكَ ما كنتَ تعلمُها أنت ولا قومُك مِن قَبْلِ هذا}: فيقولوا: إنَّه كان يعلمها؛ فاحمدِ الله واشكُرْه واصبرْ على ما أنت عليه من الدِّين القويم والصِّراط المستقيم والدَّعوة إلى الله. {إنَّ العاقبةَ للمتَّقين}: الذين يتَّقون الشرك وسائر المعاصي، فستكون لك العاقبةُ على قومِكَ كما كانت لنوح على قومِهِ.
(49) Allah berfirman kepada NabiNya, Muhammad setelah menyampaikan kisah yang gamblang ini yang tidak diketahui ke-cuali oleh orang yang Allah beri nikmat kerasulan. ﴾ تِلۡكَ مِنۡ أَنۢبَآءِ ٱلۡغَيۡبِ نُوحِيهَآ إِلَيۡكَۖ مَا كُنتَ تَعۡلَمُهَآ أَنتَ وَلَا قَوۡمُكَ مِن قَبۡلِ هَٰذَاۖ ﴿ "Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini." Me-reka berkata, "Dia mengetahuinya, maka bersyukurlah kepada Allah dan bersabarlah kamu, berpegang teguhlah pada agamamu yang benar, jalan yang lurus dan dakwah kepada Allah. ﴾ إِنَّ ٱلۡعَٰقِبَةَ لِلۡمُتَّقِينَ ﴿ "Sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang ber-takwa." Orang-orang yang menjauhi syirik dan dosa-dosa yang lain, maka kesudahan yang baik akan menjadi milikmu dan milik kaum-mu sebagaimana terjadi pada Nuh dan kaumnya.
Ayah: 50 - 60 #
{وَإِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا مُفْتَرُونَ (50) يَاقَوْمِ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى الَّذِي فَطَرَنِي أَفَلَا تَعْقِلُونَ (51) وَيَاقَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ (52) قَالُوا يَاهُودُ مَا جِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍ وَمَا نَحْنُ بِتَارِكِي آلِهَتِنَا عَنْ قَوْلِكَ وَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ (53) إِنْ نَقُولُ إِلَّا اعْتَرَاكَ بَعْضُ آلِهَتِنَا بِسُوءٍ قَالَ إِنِّي أُشْهِدُ اللَّهَ وَاشْهَدُوا أَنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ (54) مِنْ دُونِهِ فَكِيدُونِي جَمِيعًا ثُمَّ لَا تُنْظِرُونِ (55) إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ مَا مِنْ دَابَّةٍ إِلَّا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (56) فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ مَا أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَيْكُمْ وَيَسْتَخْلِفُ رَبِّي قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلَا تَضُرُّونَهُ شَيْئًا إِنَّ رَبِّي عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ (57) وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُودًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَنَجَّيْنَاهُمْ مِنْ عَذَابٍ غَلِيظٍ (58) وَتِلْكَ عَادٌ جَحَدُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَعَصَوْا رُسُلَهُ وَاتَّبَعُوا أَمْرَ كُلِّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ (59) وَأُتْبِعُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلَا إِنَّ عَادًا كَفَرُوا رَبَّهُمْ أَلَا بُعْدًا لِعَادٍ قَوْمِ هُودٍ (60)}.
"Dan kepada kaum 'Ad (Kami utus) saudara mereka Hud. Ia berkata, 'Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada ba-gimu Ilah selain Dia. Tidaklah kamu melainkan mengada-adakan saja. Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruan-ku ini. Tidaklah upahku melainkan dari Allah yang telah mencipta-kanku. Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?' Dan (dia berkata), 'Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu lalu taubatlah kepadaNya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatan-mu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.' Kaum 'Ad berkata, 'Hai Hud, kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata, dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu'." (Hud: 50-53) "Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sesem-bahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu." Hud menjawab, "Sesungguhnya aku jadikan Allah sebagai saksiku, dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan, dari selainNya. Sebab itu jalankanlah tipu dayamu semuanya terhadapku dan janganlah kamu memberi tang-guh kepadaku." (Hud: 54-55). "Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah, Rabbku dan Rabbmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Rabbku di atas jalan yang lurus. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan Rabbku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat memu-daratNya sedikit pun. Sesungguhnya Rabbku Maha Pemelihara segala sesuatu." (Hud: 56-57). "Dan tatkala datang azab Kami, maka Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat dari Kami; dan Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang berat. Dan itulah (kisah) kaum 'Ad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Rabb mereka, dan mendurhakai rasul-rasul Allah dan mereka menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi menentang (kebenaran). Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di Hari Kiamat. Ingatlah, sesungguhnya kaum 'Ad itu kafir kepada Rabb mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum 'Ad, (yaitu) kaum Hud itu." (Hud: 58-60).
#
{50} أي: {و} أرسلنا {إلى عادٍ}: وهم القبيلة المعروفة في الأحقاف من أرض اليمن، {أخاهم}: في النسب، {هوداً}: ليتمكَّنوا من الأخذ عنه والعلم بصدقه، فقال لهم: {اعبُدوا الله ما لكم من إلهٍ غيرُه إنْ أنتُم إلاَّ مفتَرون}؛ أي: أمرهم بعبادة الله وحده، ونهاهم عمَّا هم عليه من عبادة غير الله، وأخبرهم أنَّهم قد افتَرَوا على الله الكذب في عبادتهم لغيره وتجويزهم لذلك، ووَضَّحَ لهم وجوب عبادة الله وفساد عبادة ما سواه.
(50) Maksudnya, (وَ) "dan", Kami utus, ﴾ إِلَىٰ عَادٍ ﴿ "kepada kaum 'Ad." Mereka adalah suku yang terkenal yang tinggal di negeri Ahqaf di daerah Yaman ﴾ أَخَاهُمۡ ﴿ "saudara mereka", dalam nasab ﴾ هُودٗاۚ ﴿ "Hud", agar mereka bisa mengambil darinya dan mengetahui ke-benarannya. Dia berkata kepada kaumnya, ﴾ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥٓۖ إِنۡ أَنتُمۡ إِلَّا مُفۡتَرُونَ ﴿ "Sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu tuhan selain Dia. Tidaklah kamu melainkan mengada-adakan saja." Maksudnya, dia memerintahkan kaumnya agar beribadah hanya kepada Allah dan melarang mereka dari ibadah kepada selain Allah yang mereka lakukan selama ini. Dia mengabarkan kepada mereka bahwa mereka telah berbuat dusta terhadap Allah dalam urusan beribadah kepada selainNya dan pembolehan mereka terhadap hal itu dan dia men-jelaskan kepada mereka kewajiban beribadah kepada Allah dan kebatilan beribadah kepada selainNya.
#
{51} ثم ذكر عدم المانع لهم من الانقياد، فقال: {يا قومِ لا أسألُكم عليه أجراً}؛ أي: غرامة من أموالكم على ما دعوتكم إليه فتقولوا: هذا يريدُ أن يأخذَ أموالنا، وإنما أدعوكم وأعلِّمكم مجاناً. {إن أجْرِيَ إلاَّ على الذي فطرني أفلا تعقلون}: ما أدعوكم إليه وأنَّه موجبٌ لقبوله، منتفٍ المانع عن ردِّه.
(51) Kemudian Hud menyebutkan tidak adanya penghalang bagi mereka untuk patuh kepadanya, ﴾ يَٰقَوۡمِ لَآ أَسۡـَٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ أَجۡرًاۖ ﴿ "Hai kaum-ku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini." Yakni bayaran dari hartamu atas ajakanku yang akibatnya kamu akan berkata bahwa orang ini hendak mengambil harta kami. Aku berdakwah dan mengajar cuma-cuma. ﴾ إِنۡ أَجۡرِيَ إِلَّا عَلَى ٱلَّذِي فَطَرَنِيٓۚ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ ﴿ "Tidaklah upahku melainkan dari Allah yang telah menciptakanku, maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?" Sesuatu yang aku dakwahkan kepadamu, yang harus diterima. Berpikir adalah penghilang suatu penghalang dari penolakan terhadap dakwah.
#
{52} {ويا قوم استغفروا ربكم}: عما مضى منكم، {ثم توبوا إليه}: فيما تستقبلونه بالتوبة النَّصوح والإنابة إلى الله تعالى؛ فإنَّكم إذا فعلتم ذلك؛ {يُرْسِل السماءَ عليكُم مِدْراراً}: بكثرة الأمطار التي تَخْصُبُ بها الأرض ويكثر خيرها، {ويَزدْكم قوةً إلى قوَّتكم}: فإنَّهم كانوا من أقوى الناس، ولهذا قالوا: {من أشدُّ مِنَّا قوَّةً}، فوعدهم أنَّهم إن آمنوا زادهم قوَّةً إلى قوَّتهم، {ولا تتولَّوا}: عنه؛ أي: عن ربكم {مجرمين}؛ أي: مستكبرين عن عبادته، متجرِّئين على محارمه.
(52) ﴾ وَيَٰقَوۡمِ ٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ ﴿ "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Rabbmu", terhadap dosa-dosamu yang telah berlalu. ﴾ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِ ﴿ "Lalu bertaubatlah kepadaNya", terhadap dosa-dosamu yang akan datang dengan taubat yang nasuha dan inabah (kembali) kepada Allah, karena jika kamu melakukan itu, ﴾ يُرۡسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيۡكُم مِّدۡرَارٗا ﴿ "niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu", dengan banyaknya hujan yang membuat bumi subur dan menghasilkan banyak ke-baikan. ﴾ وَيَزِدۡكُمۡ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمۡ ﴿ "Dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu", karena mereka termasuk orang-orang yang kuat. Oleh karena itu, mereka berkata, "Siapakah yang lebih kuat dari kami." Hud menjanjikan kepada mereka bahwa jika mereka beriman, maka Allah akan menambahkan kekuatan di atas kekuatan mereka. ﴾ وَلَا تَتَوَلَّوۡاْ ﴿ "Dan janganlah kamu berpaling", dari Rabbmu ﴾ مُجۡرِمِينَ ﴿ "de-ngan berbuat dosa", dengan menolak beribadah kepadaNya, berani melanggar larangan-laranganNya.
#
{53} فقالوا رادِّين لقوله: {يا هودُ ما جئتَنا ببيِّنةٍ}: إن كان قصدُهم بالبينة البينة التي يقترحونها؛ فهذه غير لازمة للحقِّ، بل اللازم أن يأتي النبيُّ بآية تدلُّ على صحة ما جاء به، وإن كان قصدُهم أنه لم يأتهم ببيِّنة تشهدُ لما قاله بالصحة؛ فقد كذبوا في ذلك؛ فإنَّه ما جاء نبيٌّ لقومه إلاَّ وبعث الله على يديه من الآيات ما يؤمن على مثله البشر، ولو لم يكن له آية إلاَّ دعوتُه إياهم لإخلاص الدين لله وحده لا شريك له، والأمر بكلِّ عمل صالح وخُلُق جميل، والنهي عن كلِّ خُلُق ذميم من الشرك بالله والفواحش والظُّلم وأنواع المنكرات، مع ما هو مشتملٌ عليه هودٌ عليه السلام من الصفات التي لا تكون إلاَّ لخيار الخلق وأصدقهم، لكفى بها آيات وأدلة على صدقه، بل أهل العقول وأولو الألباب يرون أنَّ هذه الآية أكبر من مجرَّد الخوارق التي يراها بعض الناس هي المعجزات فقط. ومن آياته وبيِّناته الدالة على صدقه أنَّه شخصٌ واحدٌ، ليس له أنصار ولا أعوان، وهو يصرخُ في قومه ويناديهم ويعجِزُهم ويقول لهم: إنِّي توكلتُ على الله ربِّي وربكم، {إنِّي أُشْهِدُ اللهَ واشْهَدوا أنِّي بريءٌ مما تشرِكونَ. من دونِهِ فكيدوني جميعاً ثم لا تُنظِرونِ}: وهم الأعداءُ الذين لهم السَّطوة والغَلَبة، ويريدون إطفاء ما معه من النور بأيِّ طريق كان، وهو غير مكترث منهم ولا مبال بهم، وهم عاجزون لا يقدرون أن ينالوه بشيءٍ من السُّوء، إنِّ في ذلك لآيات لقوم يعقلون. وقولهم: {وما نحنُ بتارِكي آلهتنا عن قولِكَ}؛ أي: لا نترك عبادةَ آلهتنا لمجرَّد قولِكَ الذي ما أقمتَ عليه بيِّنةً بزعمهم. {وما نحنُ لك بمؤمنينَ}: وهذا تأييس منهم لنبيِّهم هودٍ عليه السلام في إيمانهم، وأنهم لا يزالون في كفرهم يعمهون.
(53) Mereka menjawab ucapan Hud, ﴾ يَٰهُودُ مَا جِئۡتَنَا بِبَيِّنَةٖ ﴿ "Hai Hud, kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata", jika yang mereka maksud adalah bukti yang nyata yang mereka usul-kan, maka ini tidaklah lazim bagi kebenaran. Yang lazim adalah seorang nabi menghadirkan bukti yang nyata yang menunjukkan kebenaran apa yang dibawanya. Jika maksud mereka adalah bahwa dia tidak membawakan bukti nyata yang menjadi saksi atas perkataannya sebagai suatu kebenaran, maka mereka telah berdusta dalam hal ini karena tiada seorang Nabi pun yang datang kepada kaumnya melainkan Allah pasti memberinya ayat-ayat mukjizat yang membuat orang beriman. Kalaupun dia tidak menghadirkan ayat-ayat kecuali ajakannya kepa-da mereka agar mengikhlaskan agama hanya kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, perintahnya kepada semua perbuatan baik dan perilaku yang terpuji, larangannya terhadap sifat-sifat tercela berupa menyekutukan Allah, perbuatan-perbuatan keji, per-buatan aniaya dan macam-macam kemungkaran disertai sifat-sifat yang dimiliki sendiri oleh Hud عليه السلام yang tidak dimiliki kecuali oleh orang-orang yang jujur lagi terpilih, niscaya cukuplah itu sebagai tanda dan bukti atas kebenarannya, bahkan orang-orang yang ber-akal dan ulil albab melihat bahwa tanda ini lebih besar daripada sekedar mukjizat yang dilihat oleh sebagian orang saja. Di antara tanda-tanda dan bukti-bukti yang menunjukkan atas kebenarannya adalah bahwa dia adalah satu orang, tanpa kawan dan pendukung sedangkan dia menyeru kepada kaumnya, memang-gil mereka, menantang mereka dan berkata kepada mereka, "Sesung-guhnya aku bertawakal kepada Allah, Rabbku dan Rabbmu." Mereka adalah musuh, pemegang kendali kekuasaan, mereka hendak memadamkan cahaya yang dibawanya dengan cara apa pun. Namun Hud tidak menghiraukan dan mempedulikan mereka. Dan mereka tidak mampu dan tidak kuasa sedikit pun menimpa-kan keburukan kepadanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal. Ucapan mereka, ﴾ وَمَا نَحۡنُ بِتَارِكِيٓ ءَالِهَتِنَا عَن قَوۡلِكَ ﴿ "Dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu." Maksudnya, kami tidak akan meninggalkan penyembahan terha-dap tuhan-tuhan kami hanya disebabkan oleh perkataanmu yang mana kamu tidak mendukungnya –menurut mereka– dengan bukti apa pun. ﴾ وَمَا نَحۡنُ لَكَ بِمُؤۡمِنِينَ ﴿ "Dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu." Ini adalah pemutusasaan dari mereka kepada Nabi mereka Hud عليه السلام terhadap kemungkinan mereka beriman, dan bahwa me-reka akan tetap tersesat di dalam kekufuran mereka.
#
{54} {إن نقولُ}: فيك {إلاَّ اعتراكَ بعضُ آلهتنا بسوءٍ}؛ أي: أصابتك بخبال وجنون، فصرتَ تَهْذي بما لا يُعْقَلُ؛ فسبحان من طبع على قلوب الظالمين! كيف جعلوا أصدقَ الخلق الذي جاء بأحقِّ الحقِّ بهذه المرتبة التي يستحي العاقل من حكايتها عنهم، لولا أنَّ الله حكاها عنهم؟!
(54) ﴾ إِن نَّقُولُ ﴿ "Kami tidak mengatakan", t e n t a n g m u ﴾ إِلَّا ٱعۡتَرَىٰكَ بَعۡضُ ءَالِهَتِنَا بِسُوٓءٖۗ ﴿ "melainkan bahwa sebagian sembahan kami telah menim-pakan penyakit gila atas dirimu." Yakni kamu ditimpa kegilaan dan kerusakan akal, akibatnya kamu mengatakan apa yang tidak dime-ngerti. Mahasuci Allah yang mengunci mati hati orang-orang zhalim, bagaimana bisa mereka menjadikan orang paling jujur (dengan kebenaran yang paling benar) pada kedudukan ini di mana orang yang berakal merasa malu untuk menceritakannya dari mereka, kalau seandainya Allah tidak menceritakannya dari mereka?
#
{55} ولهذا بيَّن هودٌ عليه الصلاة والسلام أنه واثقٌ غاية الوثوق أنَّه لا يصيبُه منهم ولا من آلهتهم أذىً، فقال: {إنِّي أُشْهِدُ الله واشْهَدوا أنِّي بريءٌ مما تشركون. من دونِهِ فكيدوني جميعاً}؛ أي: اطلبوا لي الضَّرر كلُّكم بكلِّ طريق تتمكَّنون بها منِّي، {ثم لا تُنظِرونِ}؛ أي: لا تمهلوني.
(55) Oleh karena itu, Hud menjelaskan bahwa dia benar-benar percaya diri bahwa dia tidak akan tertimpa kesulitan dari mereka dan dari sesembahan-sesembahan mereka, dia berkata,﴾ إِنِّيٓ أُشۡهِدُ ٱللَّهَ وَٱشۡهَدُوٓاْ أَنِّي بَرِيٓءٞ مِّمَّا تُشۡرِكُونَ 54 مِن دُونِهِۦۖ فَكِيدُونِي جَمِيعٗا ﴿ "Sesungguhnya aku jadikan Allah sebagai saksiku, dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan, dari selainNya. Sebab itu jalankan-lah tipu dayamu semuanya terhadapku." Yakni carilah kemudaratan untukku semuanya dengan segala cara yang bisa kamu lakukan, ﴾ ثُمَّ لَا تُنظِرُونِ ﴿ "dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku."
#
{56} {إني توكلتُ على الله}؛ أي: اعتمدت في أمري كلِّه على الله، {ربِّي وربِّكم}؛ أي: هو خالق الجميع ومدبِّرنا وإيَّاكم، وهو الذي ربَّانا. {ما من دابَّةٍ إلاَّ هو آخذٌ بناصيتها}: فلا تتحرَّك ولا تسكُن إلا بإذنِهِ؛ فلو اجتمعتُم جميعاً على الإيقاع بي، والله لم يسلِّطْكم عليَّ؛ لم تقدِروا على ذلك؛ فإن سلَّطكم فلحكمةٍ أرادَها. {إنَّ ربِّي على صراطٍ مستقيم}؛ أي: على عدل وقِسْطٍ وحكمةٍ وحمدٍ في قضائه وقَدَرِهِ و [في] شرعِهِ وأمره وفي جزائه وثوابه وعقابه، لا تخرجُ أفعالُه عن الصراط المستقيم التي يُحْمَد، ويُثنى عليه بها.
(56) ﴾ إِنِّي تَوَكَّلۡتُ عَلَى ٱللَّهِ ﴿ "Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah." Aku bersandar kepada Allah dalam segala urusanku. ﴾ رَبِّي وَرَبِّكُمۚ ﴿ "Rabb-ku dan Rabbmu." Dia Pencipta semuanya, Pengatur kami dan kamu. Dia-lah yang mendidik kami. ﴾ مَّا مِن دَآبَّةٍ إِلَّا هُوَ ءَاخِذُۢ بِنَاصِيَتِهَآۚ ﴿ "Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya." Dia tidak diam dan tidak bergerak kecuali dengan izinNya, jika kamu semua bersepakat mencelakaiku sementara Allah tidak menguasa-kanmu atasku, niscaya kamu tidak akan mampu melakukannya. Jika Dia menguasakanmu, maka itu karena suatu hikmah yang di-inginkanNya. ﴾ إِنَّ رَبِّي عَلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ ﴿ "Sesungguhnya Rabbku di atas jalan yang lurus." Yakni di atas keadilan, hikmah dan pujian dalam kete-tapan, takdir, syariat, perintah, balasan, pahala dan azabNya. Per-buatan-perbuatanNya tidak keluar dari jalan yang lurus yang terpuji karenanya.
#
{57} {فإن تولَّوا}: عما دعوتُكم إليه، {فقد أبلغتكُم ما أُرْسِلْتُ به إليكم}: فلم يبقَ عليَّ تَبِعَةٌ من شأنكم، {ويستخلِفُ ربِّي قوماً غيركم}: يقومون بعبادته ولا يشرِكون به شيئاً، {ولا تضرُّونه شيئاً}: فإنَّ ضرركم إنما يعودُ إليكم ؛ فالله لا تضرُّه معصية العاصين ولا تنفعه طاعةُ الطائعين ، مَنْ عمل صالحاً؛ فلنفسه، ومَن أساء؛ فعليها. {إنَّ ربِّي على كلِّ شيء حفيظٌ}.
(57) ﴾ فَإِن تَوَلَّوۡاْ ﴿ "Jika kamu berpaling", dari apa yang aku dak-wahkan kepadamu, ﴾ فَقَدۡ أَبۡلَغۡتُكُم مَّآ أُرۡسِلۡتُ بِهِۦٓ إِلَيۡكُمۡۚ ﴿ "maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu apa (amanat) yang aku diutus (untuk me-nyampaikan)nya kepadamu." Tidak ada lagi tanggung jawab atasku dalam urusanmu. ﴾ وَيَسۡتَخۡلِفُ رَبِّي قَوۡمًا غَيۡرَكُمۡ ﴿ "Dan Rabbku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu", yang menjalankan ibadah kepadaNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu. ﴾ وَلَا تَضُرُّونَهُۥ شَيۡـًٔاۚ ﴿ "Dan kamu tidak dapat memudaratNya sedikit pun." Karena muda-ratmu akan kembali kepada dirimu. Kemaksiatan yang dilakukan oleh seseorang tidak merugikan Allah dan ketaatan yang dilakukan oleh seseorang tidak berguna bagi Allah. Siapa berbuat baik, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang berbuat jahat maka (dosanya) menjadi tanggungan dirinya sendiri.﴾ إِنَّ رَبِّي عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ حَفِيظٞ ﴿ "Sesungguhnya Rabbku adalah Maha Pemelihara segala sesuatu."
#
{58} {ولما جاء أمرُنا}؛ أي: عذابُنا بإرسال الريح العقيم التي ما تَذَرُ من شيء أتت عليه إلاَّ جَعَلَتْهُ كالرَّميم؛ {نجَّينا هوداً والذين آمنوا معه برحمةٍ منَّا ونَجَّيْناهم من عذاب غليظٍ}؛ أي: عظيم شديد أحلَّه الله بعادٍ فأصبحوا لا يُرى إلاَّ مساكنُهم.
(58) ﴾ وَلَمَّا جَآءَ أَمۡرُنَا ﴿ "Dan tatkala datang azab Kami", dengan diki-rimnya angin yang kencang yang tidak berhembus kepada sesuatu melainkan ia menjadikannya seperti debu,﴾ نَجَّيۡنَا هُودٗا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ بِرَحۡمَةٖ مِّنَّا وَنَجَّيۡنَٰهُم مِّنۡ عَذَابٍ غَلِيظٖ ﴿ "Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat dari Kami, dan Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang berat." Yang keras lagi berat yang diturun-kan oleh Allah kepada 'Ad sehingga mereka pada waktu pagi tidak terlihat kecuali tempat tinggal mereka.
#
{59} {وتلك عادٌ}: الذين أوقع الله بهم ما أوقعَ بظُلْم منهم لأنهم {جَحَدوا بآيات ربِّهم}: ولهذا قالوا لهود: ما جئتَنا ببيِّنةٍ! فتبيَّن بهذا أنهم متيقِّنون لدعوته، وإنما عاندوا وجحدوا، {وعَصَوا رُسُلَه}؛ لأنَّ من عصى رسولاً؛ فقد عصى جميع المرسلين؛ لأنَّ دعوتهم واحدة، {واتَّبعوا أمر كلِّ جبارٍ}؛ أي: متسلِّط على عباد الله بالجبروت، {عنيدٍ}؛ أي: معاند لآيات الله، فعصَوْا كلَّ ناصح ومشفق عليهم، واتَّبعوا كلَّ غاشٍّ لهم يريد إهلاكَهم، لا جَرَمَ أهلكهم الله.
(59) ﴾ وَتِلۡكَ عَادٞۖ ﴿ "Dan itulah (kisah) kaum 'Ad", yang mana Allah menimpakan azab kepada mereka karena kezhaliman mereka, ka-rena mereka ﴾ جَحَدُواْ بِـَٔايَٰتِ رَبِّهِمۡ ﴿ "mengingkari tanda-tanda kekuasaan Rabb mereka." Oleh karena itu, mereka berkata kepada Hud, "Kamu tidak datang kepada kami dengan membawa bukti." Jelaslah dengan ini bahwa sebenarnya mereka itu meyakini dakwahnya, hanya saja mereka menentang dan mengingkarinya, ﴾ وَعَصَوۡاْ رُسُلَهُۥ ﴿ "dan mendur-hakai rasul-rasul Allah", karena barangsiapa yang mendurhakai rasul, maka dia mendurhakai semua rasul, hal itu karena dakwah mereka adalah sama. ﴾ وَٱتَّبَعُوٓاْ أَمۡرَ كُلِّ جَبَّارٍ ﴿ "Dan mereka menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang," yang menguasai hamba Allah dengan kezhaliman ﴾ عَنِيدٖ ﴿ "yang menentang (kebenaran)" yakni ayat-ayat Allah, mereka mendurhakai semua orang yang memberi na-sihat dan menyayangi mereka, dan mereka menuruti penipu yang hendak mencelakakan mereka, maka tidak heran kalau Allah mem-binasakan mereka.
#
{60} {وأتبعوا في هذه الدُّنيا لعنةً}: فكل وقتٍ وجيل إلا ولأنبائهم القبيحة وأخبارهم الشنيعة ذِكْرٌ يذكَرون به وذمٌّ يلحقُهم. {ويوم القيامة}: لهم أيضاً لعنةٌ، {ألا إنَّ عاداً كفروا ربَّهم}؛ أي: جحدوا مَنْ خَلَقَهم ورَزَقَهم وربَّاهم. {ألا بعداً لعادٍ قوم هود}؛ أي: أبعدهم الله عن كلِّ خير، وقرَّبهم من كلِّ شرٍّ.
(60) ﴾ وَأُتۡبِعُواْ فِي هَٰذِهِ ٱلدُّنۡيَا لَعۡنَةٗ ﴿ "Dan mereka selalu diikuti dengan kutu-kan di dunia ini", di setiap waktu dan pada semua generasi. Sungguh cerita mereka yang buruk dan berita mereka yang jelek selalu dise-but-sebut dengan celaan dan cibiran. ﴾ وَيَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۗ ﴿ "Dan (begitu pula) di Hari Kiamat." Mereka mendapatkan laknat pula. ﴾ أَلَآ إِنَّ عَادٗا كَفَرُواْ رَبَّهُمۡۗ ﴿ "Ingatlah, sesungguhnya kaum 'Ad itu kafir kepada Rabb mereka." Yakni mengingkari Penciptanya, Pemberi rizkinya dan Pemberi nikmat-nya. ﴾ أَلَا بُعۡدٗا لِّعَادٖ قَوۡمِ هُودٖ ﴿ "Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum 'Ad, (yaitu) kaum Hud itu." Maksudnya, semoga Allah menjauhkan mereka dari kebaikan dan mendekatkan kepada keburukan.
Ayah: 61 - 68 #
{وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ (61) قَالُوا يَاصَالِحُ قَدْ كُنْتَ فِينَا مَرْجُوًّا قَبْلَ هَذَا أَتَنْهَانَا أَنْ نَعْبُدَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا وَإِنَّنَا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ (62) قَالَ يَاقَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَآتَانِي مِنْهُ رَحْمَةً فَمَنْ يَنْصُرُنِي مِنَ اللَّهِ إِنْ عَصَيْتُهُ فَمَا تَزِيدُونَنِي غَيْرَ تَخْسِيرٍ (63) وَيَاقَوْمِ هَذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ قَرِيبٌ (64) فَعَقَرُوهَا فَقَالَ تَمَتَّعُوا فِي دَارِكُمْ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ ذَلِكَ وَعْدٌ غَيْرُ مَكْذُوبٍ (65) فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا صَالِحًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَمِنْ خِزْيِ يَوْمِئِذٍ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ (66) وَأَخَذَ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ (67) كَأَنْ لَمْ يَغْنَوْا فِيهَا أَلَا إِنَّ ثَمُودَ كَفَرُوا رَبَّهُمْ أَلَا بُعْدًا لِثَمُودَ (68)}.
"Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata, 'Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Ilah selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikan pemakmurnya, karena itu mohonlah am-punanNya kemudian bertaubatlah kepadaNya. Sesungguhnya Rabbku amat dekat (rahmatNya) lagi memperkenankan (doa ham-baNya).' Kaum Tsamud berkata, 'Hai Shaleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah tuhan yang disem-bah oleh bapak-bapak kami, dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami'." (Hud: 61-62). "Shaleh berkata, 'Hai kaumku, bagaimana pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Rabbku dan Dia memberi-ku rahmat dari padaNya, maka siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mendurhakaiNya. Sebab itu kamu tidak menambah apapun kepadaku selain dari pada kerugian. Hai kaum-ku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang menunjuk-kan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah ia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa-pun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat'. Mereka membunuh unta itu, maka Shaleh berkata, 'Bersu-karialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan.' Maka tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Shaleh beserta orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat dari Kami dan (kami selamatkan) dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Rabbmu Dia-lah Yang Maha-kuat lagi Mahaperkasa. Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zhalim itu, lalu mereka mati bergelim-pangan di tempat tinggal mereka, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud meng-ingkari Rabb mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud." (Hud: 63-68)
#
{61} أي: {و} أرسلنا {إلى ثمودَ}: وهم عادٌ الثانية، المعروفون، الذين يسكنون الحِجْر ووادي القُرى، {أخاهم}: في النسب، {صالحاً}: عبد الله ورسوله - صلى الله عليه وسلم -، يدعوهم إلى عبادة الله وحده. فَـ {قَالَ يا قومِ اعبُدوا الله}؛ أي: وحِّدوه وأخلصوا له الدين، {ما لكُم من إلهٍ غيرُه}: لا من أهل السماء ولا من أهل الأرض، {هو أنشأكم من الأرض}؛ أي: خلقكم فيها، فقال: {واستعمَرَكم فيها}؛ أي: استخلفكم فيها وأنعم عليكم بالنِّعم الظاهرة والباطنة، ومكَّنكم في الأرض؛ تَبْنون وتغرسون وتزرعون وتحرثون ما شئتم وتنتفعون بمنافعها وتستغلون مصالحها؛ فكما أنَّه لا شريك له في جميع ذلك؛ فلا تشركوا به في عبادته. {فاستغفروه}: مما صَدَرَ منكم من الكفر والشِّرْك والمعاصي وأقلعوا عنها، {ثمَّ توبوا إليه}؛ أي: ارجِعوا إليه بالتوبة النصوح والإنابة. {إنَّ ربِّي قريبٌ مجيبٌ}؛ أي: قريبٌ ممَّن دعاه دعاء مسألة أو دعاء عبادة يجيبه بإعطائِهِ سؤاله وقَبول عبادتِهِ وإثابته عليها أجلَّ الثواب. واعلم أنَّ قُرْبَهُ تعالى نوعان: عامٌّ وخاصٌّ: فالقربُ العامُّ: قربُه بعلمه من جميع الخلق، وهو المذكور في قوله تعالى: {ونحنُ أقربُ إليه من حبل الوريدِ}. والقربُ الخاصُّ: قربُه من عابديه وسائليه ومحبِّيه، وهو المذكورُ في قوله تعالى: {فاسجُدْ واقْتَرِبْ}، وفي هذه الآية، وفي قوله: {وإذا سألك عبادي عنِّي فإنِّي قريبٌ أجيبُ دعوةَ الدَّاعي}، وهذا النوع قربٌ يقتضي إلطافه تعالى وإجابته لدعواتهم وتحقيقه لمراداتهم، ولهذا يقرن باسمه القريب اسمه المجيب.
(61) (وَ) "Dan" Kami utus, ﴾ إِلَىٰ ثَمُودَ ﴿ "kepada Tsamud", mereka adalah 'Ad yang kedua yang terkenal yang tinggal di Hijr dan Wadil Qura ﴾ أَخَاهُمۡ ﴿ "saudara mereka" dalam nasab ﴾ صَٰلِحٗاۚ ﴿ "Shaleh." Hamba Allah dan RasulNya yang menyeru mereka kepada beribadah hanya kepada Allah. Dia berkata, ﴾ قَالَ يَٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ ﴿ "Hai kaumku, sembahlah Allah." Tauhidkanlah Dia dan ikhlaskanlah agama untukNya. ﴾ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥۖ ﴿ "Sekali-kali tidak ada bagimu tuhan selain Dia." Tidak dari penduduk langit atau bumi. ﴾ هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Dia telah menciptakan-mu dari bumi (tanah)," yakni menciptakan kamu di dalamnya, ﴾ وَٱسۡتَعۡمَرَكُمۡ فِيهَا ﴿ "dan menjadikan kamu pemakmurnya." Menjadikanmu sebagai khalifah di dalamnya dan memberimu nikmat lahir dan batin, dan menempatkanmu di bumi. Kamu membangun, menanam sesuka-mu, mengambil manfaatnya dan mengeruk keuntungannya. Karena Dia tidak memiliki sekutu dalam semua itu, maka janganlah kamu menyekutukanNya dengan sesuatu. ﴾ فَٱسۡتَغۡفِرُوهُ ﴿ "Karena itu mohonlah ampunanNya", dari kekufuran, kesyirikan, kemaksiatan yang telah kamu lakukan. Tinggalkanlah semua itu ﴾ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِۚ ﴿ "kemudian ber-taubatlah kepadaNya." Yakni kembalilah kepadaNya dengan bertaubat yang nasuhah. ﴾ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٞ مُّجِيبٞ ﴿ "Sesungguhnya Rabbku amat dekat (rah-matNya) lagi memperkenankan (doa hambaNya)." Yakni dekat kepada orang yang berdoa kepadaNya dengan doa permintaan dan doa ibadah, menjawabNya dengan mengabulkan permintaannya, me-nerima ibadahnya dan memberinya pahala yang besar. Ketahuilah bahwa kedekatan Allah ada dua macam: umum dan khusus. Yang pertama adalah kedekatan umum, yaitu kede-katan dengan ilmuNya dari seluruh makhlukNya, kedekatan ini tersebut dalam Firman Allah, ﴾ وَنَحۡنُ أَقۡرَبُ إِلَيۡهِ مِنۡ حَبۡلِ ٱلۡوَرِيدِ 16 ﴿ "Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." (Qaf: 16). Yang kedua adalah kedekatan khusus yaitu, kedekatanNya kepada orang-orang yang beribadah, memohon dan mencintaiNya. Ia tersebut dalam Firman Allah, ﴾ وَٱسۡجُدۡۤ وَٱقۡتَرِب۩ 19 ﴿ "Dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Rabb)." (Al-Alaq: 19), dan dalam Firman Allah تعالى, ﴾ وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ ﴿ "Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan per-mohonan orang yang berdoa." (Al-Baqarah: 186). Kedekatan ini adalah kedekatan yang menuntut kasih sayang Allah (kepada hamba-hambaNya), jawabanNya terhadap doa-doa mereka, dan mewujudkan keinginan-keinginan mereka. Oleh karena itu, nama al-Qarib disandingkan dengan nama al-Mujib.
#
{62} فلما أمرهم نبيُّهم صالحٌ عليه السلام ورغَّبهم في الإخلاص لله وحده؛ ردُّوا عليه دعوته، وقابلوه أشنع المقابلة. و {قالوا يا صالحُ قد كنتَ فينا مرجُوًّا قبلَ هذا}؛ أي: قد كنَّا نرجوك ونؤمِّل فيك العقل والنفع، وهذا شهادةٌ منهم لنبيِّهم صالح: أنَّه ما زال معروفاً بمكارم الأخلاق ومحاسن الشيم، وأنَّه من خيار قومه، ولكنَّه لمَّا جاءهم بهذا الأمر الذي لا يوافِقُ أهواءهم الفاسدة؛ قالوا هذه المقالة التي مضمونُها أنَّك قد كنتَ كاملاً، والآن أخلفتَ ظنَّنا فيك، وصرتَ بحالةٍ لا يُرجى منك خيرٌ، وذنبه ما قالوه عنه، [وهو قولهم]: {أتَنْهانا أن نعبُدَ ما يعبُدُ آباؤنا}: وبزعمهم أنَّ هذا من أعظم القدح في صالح؛ كيف قَدَحَ في عقولهم وعقول آبائهم الضالِّين؟! وكيف ينهاهم عن عبادة مَنْ لا ينفع ولا يضرُّ ولا يغني شيئاً من الأحجار والأشجار ونحوها، وأمرهم بإخلاص الدِّين لله ربِّهم الذي لم تزلْ نِعَمُهُ عليهم تَتْرى وإحسانُهُ عليهم دائماً ينزِلُ، الذي ما بهم من نعمةٍ إلا منه، ولا يدفع عنهم السيئات إلا هو؟! {وإنَّنا لفي شكٍّ مما تدعونا إليه مُرِيبٍ}؛ أي: ما زلنا شاكِّين فيما دعوتَنا إليه شكًّا مؤثِّراً في قلوبنا الريب.
(62) Tatkala Nabi mereka, Shaleh عليه السلام memerintahkan dan mendorong mereka kepada keikhlasan hanya kepada Allah semata maka mereka menolak dakwahnya dan menyambutnya dengan sambutan yang buruk. ﴾ قَالُواْ يَٰصَٰلِحُ قَدۡ كُنتَ فِينَا مَرۡجُوّٗا قَبۡلَ هَٰذَآۖ ﴿ "Kaum Tsamud berkata, 'Hai Shaleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan." Kami mengharapkan dan menung-gu-nunggu manfaat dan pendapat yang baik darimu. Ini adalah kesaksian dari mereka kepada Nabi mereka, Shaleh, bahwa dia masih terkenal dengan kemuliaan akhlak dan kebaikan sifat, bahwa dia termasuk orang terpilih dari kaumnya, akan tetapi ketika Shaleh hadir dengan perkara yang tidak sesuai hawa nafsu mereka yang rusak, maka mereka mengucapkan kata-kata ini yang isinya adalah bahwa kamu –hai Shaleh– adalah orang yang sempurna sebelum-nya, tetapi sekarang kamu menyelisihi dugaan kami padamu, kamu sekarang dalam keadaan tidak lagi diharapkan kebaikannya. Dosa-Shaleh adalah apa yang mereka katakan tentangnya [ini merupakan perkataan mereka] yaitu, ﴾ أَتَنۡهَىٰنَآ أَن نَّعۡبُدَ مَا يَعۡبُدُ ءَابَآؤُنَا ﴿ "Apakah kamu me-larang kami untuk menyembah tuhan yang disembah oleh bapak-bapak kami?" Menurut mereka, ini adalah perkara terbesar yang menco-reng Shaleh. Bagaimana dia mencela akal mereka dan akal nenek moyang mereka yang tersesat? Bagaimana dia melarang mereka menyembah yang tidak bermanfaat dan tidak bermudarat serta tidak berguna sedikit pun dari batu, pohon dan lain-lain, dan dia memerintahkan mereka mengikhlaskan agama hanya kepada Allah, Rabb mereka yang senantiasa melimpahkan nikmat-nikmat kepada mereka terus menerus, kebaikanNya kepada mereka selalu turun, yang mana tiada nikmat pada mereka kecuali dariNya dan tiada yang menangkal keburukan kecuali Dia? ﴾ وَإِنَّنَا لَفِي شَكّٖ مِّمَّا تَدۡعُونَآ إِلَيۡهِ مُرِيبٖ ﴿ "Dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisah-kan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami." Yakni kami masih ragu terhadap dakwahmu dengan keraguan yang berpengaruh pada hati kami.
#
{63} وبزعمهم أنَّهم لو علموا صحَّة ما دعاهم إليه؛ لاتَّبعوه، وهم كَذَبَةٌ في ذلك، ولهذا بيَّن كذِبَهم في قوله: {قال يا قومِ أرأيتُم إن كنتُ على بيِّنةٍ من ربِّي}؛ أي: برهان ويقين منِّي، {وآتاني منه رحمةً}؛ أي: مَنَّ عليَّ برسالته ووحيه؛ أي: أفأتابعكم على ما أنتم عليه وما تدعونني إليه. {فمن ينصُرُني من الله إن عصيتُهُ فما تزيدونَني غير تخسيرٍ}؛ أي: غير خسار وتَباب وضرر.
(63) Mereka mengklaim bahwa seandainya mereka menge-tahui kebenaran dakwahnya niscaya mereka akan mengikutinya, padahal sebenarnya mereka berdusta dalam hal ini. Oleh karena itu, Shaleh menjelaskan kedustaan mereka dengan ucapannya. ﴾ قَالَ يَٰقَوۡمِ أَرَءَيۡتُمۡ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٖ مِّن رَّبِّي ﴿ "Shaleh berkata, 'Hai kaumku, bagaimana pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Rabbku." Yakni dalil dan keyakinan dariku. ﴾ وَءَاتَىٰنِي مِنۡهُ رَحۡمَةٗ ﴿ "Dan Dia memberiku rahmat (kenabian) dariNya." Maksudnya, Dia memberiku nikmat wahyu dan kerasulan lalu apakah aku mengikuti keyakinanmu dan dakwahmu? ﴾ فَمَن يَنصُرُنِي مِنَ ٱللَّهِ إِنۡ عَصَيۡتُهُۥۖ فَمَا تَزِيدُونَنِي غَيۡرَ تَخۡسِيرٖ ﴿ "Maka siapakah yang akan meno-longku dari (azab) Allah jika aku mendurhakaiNya. Sebab itu kamu tidak menambah apa pun kepadaku selain dari kerugian." Yakni selain keka-lahan, kesialan, dan kemudaratan.
#
{64} {ويا قوم هذه ناقةُ الله لكم آيةً}: لها شِرْبٌ من البئر يوماً، ثم يشربون كلُّهم مِنْ ضَرْعها، ولهم شِرْبُ يوم معلوم، {فَذَروها تأكُلْ في أرض الله}؛ أي: ليس عليكم من مؤنتها وعلفها شيءٌ، {ولا تمسُّوها بسوءٍ}؛ أي: بعقرٍ؛ {فيأخُذَكم عذابٌ قريبٌ}.
(64) ﴾ وَيَٰقَوۡمِ هَٰذِهِۦ نَاقَةُ ٱللَّهِ لَكُمۡ ءَايَةٗۖ ﴿ "Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu", ia memiliki hari untuk minum dari sumur kemudian mereka me-merah air susunya, dan mereka pun memiliki hari untuk minum pula. ﴾ فَذَرُوهَا تَأۡكُلۡ فِيٓ أَرۡضِ ٱللَّهِۖ ﴿ "Sebab itu biarkanlah ia makan di bumi Allah", perawatan dan makanannya bukan tanggung jawabmu se-dikit pun. ﴾ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوٓءٖ ﴿ "Dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun." Yakni menyembelihnya ﴾ فَيَأۡخُذَكُمۡ عَذَابٞ قَرِيبٞ ﴿ "yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat."
#
{65} {فعقروها فقال}: لهم صالحٌ: {تمتَّعوا في دارِكُم ثلاثة أيَّام ذلك وعدٌ غير مكذوبٍ}: بل لا بدَّ من وقوعه.
(65) ﴾ فَعَقَرُوهَا فَقَالَ ﴿ "Mereka membunuh unta itu, maka Shaleh berkata", kepada mereka, ﴾ تَمَتَّعُواْ فِي دَارِكُمۡ ثَلَٰثَةَ أَيَّامٖۖ ذَٰلِكَ وَعۡدٌ غَيۡرُ مَكۡذُوبٖ ﴿ "Ber-sukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan." Ia pasti terjadi.
#
{66} {فلمَّا جاء أمرُنا}: بوقوع العذاب، {نجَّيْنا صالحاً والذين آمنوا معه برحمةٍ منَّا ومِنْ خِزْي يومِئِذٍ}؛ أي: نجيناهم من العذاب والخزي والفضيحة. {إنَّ ربَّك هو القويُّ العزيز}: ومن قوَّته وعزَّته أن أهلك الأممَ الطاغيةَ ونجَّى الرسلَ وأتباعهم.
(66) ﴾ فَلَمَّا جَآءَ أَمۡرُنَا ﴿ "Maka tatkala datang urusan kami, dengan terjadinya azab, ﴾ نَجَّيۡنَا صَٰلِحٗا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ بِرَحۡمَةٖ مِّنَّا وَمِنۡ خِزۡيِ يَوۡمِئِذٍۚ ﴿ "Kami selamatkan Shaleh beserta orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat dari Kami, dan (Kami selamatkan) dari kehinaan di hari itu." Yakni Kami menyelamatkan mereka dari azab, kehinaan dan kenistaan. ﴾ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ ٱلۡقَوِيُّ ٱلۡعَزِيزُ ﴿ "Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah Yang Mahakuat lagi Mahaperkasa." Termasuk kekuatan dan keperkasaanNya adalah Dia membinasakan umat-umat yang melampaui batas dan menye-lamatkan para rasul dan pengikutnya.
#
{67} وأخذت {الذين ظلموا الصيحة}: فقطعت قلوبهم؛ {فأصبحوا في ديارهم جاثمين}؛ أي: خامدين لا حراك لهم.
(67) ﴾ وَأَخَذَ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ ٱلصَّيۡحَةُ ﴿ "Dan satu suara keras yang meng-guntur menimpa orang-orang yang zhalim itu", ia memutuskan jantung mereka, ﴾ فَأَصۡبَحُواْ فِي دِيَٰرِهِمۡ جَٰثِمِينَ ﴿ "lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya." Tergeletak bertumbangan tanpa bergerak.
#
{68} {كأن لم يَغْنَوْا فيها}؛ أي: كأنهم لما جاءهم العذاب ما تمتَّعوا في ديارهم ولا أنسوا فيها ولا تنعَّموا بها يوماً من الدَّهر، قد فارقهم النعيمُ، وتناولهم العذابُ السرمديُّ، الذي لا ينقطع، الذي كأنه لم يزل. {ألا إنَّ ثمودَ كَفَروا ربَّهم}؛ أي: جحدوه بعد أن جاءتهم الآيةُ المبصرةُ. {ألا بُعداً لِثمودَ}: فما أشقاهم وأذلَّهم! نستجير بالله من عذاب الدُّنيا وخزيها.
(68) ﴾ كَأَن لَّمۡ يَغۡنَوۡاْ فِيهَآۗ ﴿ "Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu." Maksudnya, ketika azab datang kepada mereka seolah-olah mereka tidak bernikmat ria di negeri mereka, tidak tenteram padanya dan tidak bersuka ria sesaat pun. Nikmat telah berpisah dari mereka, azab yang terus menerus tak terhenti telah mencaplok mereka, seolah-olah ia masih terasa. ﴾ أَلَآ إِنَّ ثَمُودَاْ كَفَرُواْ رَبَّهُمۡۗ ﴿ "Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari tuhan mereka." Maksudnya, mereka ingkar setelah ayat-ayat Allah yang terang datang kepada mereka. ﴾ أَلَا بُعۡدٗا لِّثَمُودَ ﴿ "Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud", be-tapa hina dan sengsaranya mereka. Kita berlindung kepada Allah dari azab dan kehinaan dunia.
Ayah: 69 - 83 #
{وَلَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُنَا إِبْرَاهِيمَ بِالْبُشْرَى قَالُوا سَلَامًا قَالَ سَلَامٌ فَمَا لَبِثَ أَنْ جَاءَ بِعِجْلٍ حَنِيذٍ (69) فَلَمَّا رَأَى أَيْدِيَهُمْ لَا تَصِلُ إِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمِ لُوطٍ (70) وَامْرَأَتُهُ قَائِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَاهَا بِإِسْحَاقَ وَمِنْ وَرَاءِ إِسْحَاقَ يَعْقُوبَ (71) قَالَتْ يَاوَيْلَتَى أَأَلِدُ وَأَنَا عَجُوزٌ وَهَذَا بَعْلِي شَيْخًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عَجِيبٌ (72) قَالُوا أَتَعْجَبِينَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ رَحْمَتُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ إِنَّهُ حَمِيدٌ مَجِيدٌ (73) فَلَمَّا ذَهَبَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ الرَّوْعُ وَجَاءَتْهُ الْبُشْرَى يُجَادِلُنَا فِي قَوْمِ لُوطٍ (74) إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَحَلِيمٌ أَوَّاهٌ مُنِيبٌ (75) يَاإِبْرَاهِيمُ أَعْرِضْ عَنْ هَذَا إِنَّهُ قَدْ جَاءَ أَمْرُ رَبِّكَ وَإِنَّهُمْ آتِيهِمْ عَذَابٌ غَيْرُ مَرْدُودٍ (76) وَلَمَّا جَاءَتْ رُسُلُنَا لُوطًا سِيءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَقَالَ هَذَا يَوْمٌ عَصِيبٌ (77) وَجَاءَهُ قَوْمُهُ يُهْرَعُونَ إِلَيْهِ وَمِنْ قَبْلُ كَانُوا يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ قَالَ يَاقَوْمِ هَؤُلَاءِ بَنَاتِي هُنَّ أَطْهَرُ لَكُمْ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ فِي ضَيْفِي أَلَيْسَ مِنْكُمْ رَجُلٌ رَشِيدٌ (78) قَالُوا لَقَدْ عَلِمْتَ مَا لَنَا فِي بَنَاتِكَ مِنْ حَقٍّ وَإِنَّكَ لَتَعْلَمُ مَا نُرِيدُ (79) قَالَ لَوْ أَنَّ لِي بِكُمْ قُوَّةً أَوْ آوِي إِلَى رُكْنٍ شَدِيدٍ (80) قَالُوا يَالُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَصِلُوا إِلَيْكَ فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِنَ اللَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ أَحَدٌ إِلَّا امْرَأَتَكَ إِنَّهُ مُصِيبُهَا مَا أَصَابَهُمْ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ أَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيبٍ (81) فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ (82) مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَ وَمَا هِيَ مِنَ الظَّالِمِينَ بِبَعِيدٍ (83)}.
" Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan, 'Selamat.' Ibrahim menjawab, 'Selamatlah,' maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang." (Hud:69) "Maka tatkala dia melihat tangan mereka tidak menjamah-nya, Ibrahim mencurigai perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata, 'Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth.' Dan istrinya berdiri (di sampingnya) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishak, dan dari Ishak (akan lahir putranya), Ya'qub. Istrinya ber-kata, 'Sungguh mengherankan, mungkinkah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamiku dalam keadaan yang sudah tua pula. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh.' Para malaikat itu berkata, 'Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah. (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkahanNya, dicurahkan atas kamu, hai Ahlul Bait! Sesung-guhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.' Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya, dia pun bertanya jawab dengan (malaikat-malaikat) Kami tentang kaum Luth. Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah." (Hud: 70-75) "Hai Ibrahim, tinggalkanlah tanya jawab ini. Sesungguhnya telah datang ketetapan Rabbmu. Dan sesungguhnya mereka itu akan didatangi azab yang tidak dapat ditolak. Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata, 'Ini adalah hari yang amat sulit.' Dan datanglah kepa-danya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata, 'Hai kaumku, inilah putri-putri (negeri)ku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemar-kan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal.' Mereka menjawab, 'Sungguh kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan (syahwat) terhadap putri-putrimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki'." (Hud: 76-79) "Luth berkata, 'Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan).' Para utusan (malaikat) berkata, 'Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Rabbmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam, dan janganlah seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu Shubuh, bukankah Shubuh itu sudah dekat. Maka tatkala datang azab Kami, maka Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Rabbmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zhalim." (Hud: 80-83)
#
{69} أي: {ولقد جاءتْ رُسُلُنا}: من الملائكة الكرام رسولَنا {إبراهيمَ} الخليل {بالبشرى}؛ أي: بالبشارة بالولد حين أرسلهم الله لإهلاك قوم لوط وأمَرَهم أنْ يمرُّوا على إبراهيم فيبشِّروه بإسحاق، فلما دخلوا عليه، {قالوا سلاماً قال سلامٌ}؛ أي: سلَّموا عليه وردَّ عليهم السلام. ففي هذا مشروعية السلام، وأنَّه لم يزْل من ملَّة إبراهيم عليه السلام، وأنَّ السلام قبل الكلام، وأنَّه ينبغي أن يكون الردُّ أبلغَ من الابتداء؛ لأنَّ سلامهم بالجملة الفعليَّة الدالَّة على التجدُّد، وردُّه بالجملة الاسمية الدالَّة على الثُّبوت والاستمرار، وبينهما فرقٌ كبيرٌ؛ كما هو معلومٌ في علم العربية. {فما لَبِثَ}: إبراهيمُ لما دخلوا عليه، {أن جاء بعجل حنيذ}؛ أي: بادر لبيته فاستحضر لأضيافه عجلاً مشويًّا على الرَّضْفِ سميناً، فقرَّبه إليهم فقال: ألا تأكلونَ.
(69) ﴾ وَلَقَدۡ جَآءَتۡ رُسُلُنَآ ﴿ "Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada", ﴾ إِبۡرَٰهِيمَ ﴿ Ibrahim", al-Khalil Rasul Kami, ﴾ بِٱلۡبُشۡرَىٰ ﴿ "dengan membawa kabar gembira." Yakni kabar gembira seorang anak, ketika Allah mengutus mereka untuk mem-binasakan kaum Luth. Allah memerintahkan mereka agar singgah pada Ibrahim untuk menyampaikan berita gembira dengan lahir-nya Ishaq. Ketika para malaikat itu datang kepada Ibrahim, ﴾ قَالُواْ سَلَٰمٗاۖ قَالَ سَلَٰمٞۖ ﴿ "mereka mengucapkan, 'Salaman' (selamat). Ibrahim menjawab, 'Salamun' (selamatlah)." Maksudnya para malaikat itu mengucapkan salam, dan Ibrahim menjawab salamnya. Ini menunjukkan disya-riatkannya memberi salam. Ia adalah syariat agama Ibrahim عليه السلام, ia diucapkan sebelum berbicara. Hendaknya jawaban salam lebih mendalam daripada memberi salam, karena salam mereka meng-gunakan jumlah fi'liyah (kalimat verbal) yang menunjukkan peru-bahan kepada yang baru, dan jawabannya menggunakan kalimat ismiyah (kalimat non verbal) yang menunjukkan ketetapan dan ke-langgengan. Terdapat perbedaan besar di antara keduanya sebagai-mana hal itu diketahui dalam ilmu bahasa Arab. ﴾ فَمَا لَبِثَ ﴿ "Maka tidak lama", setelah mereka, datanglah Ibrahim ﴾ أَن جَآءَ بِعِجۡلٍ حَنِيذٖ ﴿ "menyu-guhkan daging anak sapi yang dipanggang." Maksudnya dia langsung menghadirkan untuk tamu-tamunya daging anak sapi yang gemuk yang dibakar di atas batu panas. Ibrahim menyuguhkannya seraya berkata, "Makanlah."
#
{70} {فلمَّا رأى أيديَهم لا تصلُ إليه}؛ أي: إلى تلك الضيافة، {نَكِرَهُم وأوجس منهم خِيفةً}: وظنَّ أنهم أتوه بشرٍّ ومَكْروه، وذلك قبلَ أن يعرِفَ أمرَهم، فقالوا: {لا تخفْ إنَّا أرْسِلْنا إلى قوم لوطٍ}؛ أي: إنَّا رسلُ الله، أرسلنا الله إلى إهلاك قوم لوطٍ.
(70) ﴾ فَلَمَّا رَءَآ أَيۡدِيَهُمۡ لَا تَصِلُ إِلَيۡهِ ﴿ "Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya", yakni hidangan tersebut ﴾ نَكِرَهُمۡ وَأَوۡجَسَ مِنۡهُمۡ خِيفَةٗۚ ﴿ "Ibrahim mencurigai perbuatan mereka." Ibrahim mengira mereka ha-dir dengan tujuan buruk, itu sebelum dia mengetahui siapa mereka, maka mereka berkata, ﴾ لَا تَخَفۡ إِنَّآ أُرۡسِلۡنَآ إِلَىٰ قَوۡمِ لُوطٖ ﴿ "Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth." Maksudnya, kami adalah utusan Allah, Allah mengutus kami untuk membinasakan kaum Luth.
#
{71} وامرأة إبراهيم {قائمةٌ}: تخدُمُ أضيافَه، {فضَحِكَتْ}: حين سمعتْ بحالهم وما أرسلوا به تعجُّباً، {فبشَّرْناها بإسحاقَ ومن وراءِ إسحاق يعقوبَ}.
(71) ﴾ وَٱمۡرَأَتُهُۥ قَآئِمَةٞ ﴿ "Dan istrinya berdiri (di balik tirai)", melayani tamu. ﴾ فَضَحِكَتۡ ﴿ "Lalu dia tersenyum." Takjub ketika mendengar kata-kata mereka dan tugas yang mereka bawa. ﴾ فَبَشَّرۡنَٰهَا بِإِسۡحَٰقَ وَمِن وَرَآءِ إِسۡحَٰقَ يَعۡقُوبَ ﴿ "Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir putranya), Ya'qub."
#
{72} فتعجَّبت من ذلك و {قالتْ يا وَيْلتا أألِدُ وأنا عجوزٌ وهذا بعلي شيخاً}: فهذان مانعان من وجود الولد. {إنَّ هذا لشيءٌ عجيبٌ}.
(72) Istri Ibrahim kaget dengan hal itu, d a n ﴾ قَالَتۡ يَٰوَيۡلَتَىٰٓ ءَأَلِدُ وَأَنَا۠ عَجُوزٞ وَهَٰذَا بَعۡلِي شَيۡخًاۖ ﴿ "Istrinya berkata, 'Sungguh mengherankan, mungkin-kah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua pula?" Kedua per-kara ini menghalangi lahirnya anak. ﴾ إِنَّ هَٰذَا لَشَيۡءٌ عَجِيبٞ ﴿ "Sesungguh-nya ini benar-benar suatu yang sangat aneh."
#
{73} {قالوا أتَعْجَبين من أمرِ الله}: فإنَّ أمره لا عجب فيه؛ لنفوذ مشيئته التامَّة في كل شيءٍ؛ فلا يُستغرب على قدرته شيء، وخصوصاً فيما يدبِّره ويمضيه لأهل هذا البيت المبارك. {رحمةُ الله وبركاتُهُ} عليكم أهل البيت؛ أي: لا تزال رحمته وإحسانه وبركاته، وهي الزيادة من خيره وإحسانه وحلول الخير الإلهي على العبد. {عليكم أهلَ البيت إنَّه حميدٌ مجيدٌ}؛ أي: حميد الصفات؛ لأنَّ صفاته صفات كمال، حميدُ الأفعال؛ لأنَّ أفعاله إحسانٌ وجودٌ وبرٌّ وحكمةٌ وعدلٌ وقِسْطٌ. {مجيدٌ}: والمجد هو عظمة الصفات وسَعَتُها؛ فله صفات الكمال، وله من كلِّ صفةِ كمالٍ أكملُها وأتمُّها وأعمُّها.
(73) ﴾ قَالُوٓاْ أَتَعۡجَبِينَ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۖ ﴿ "Para malaikat itu berkata, 'Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah?" KetetapanNya tidaklah meng-herankan karena keinginanNya pada segala sesuatu pasti terlaksana, tidak ada yang mengherankan sedikit pun pada kodratNya khu-susnya sesuatu yang Dia atur dan tetapkan untuk penghuni rumah yang penuh berkah ini. ﴾ رَحۡمَتُ ٱللَّهِ وَبَرَكَٰتُهُۥ عَلَيۡكُمۡ أَهۡلَ ٱلۡبَيۡتِۚ ﴿ "(Itu adalah) rahmat Allah dan keberkahanNya, terlimpahkan atas kalian hai Ahlul Bait," mak-sudnya, senantiasa rahmatNya, kebaikanNya dan keberkahanNya yang merupakan tambahan dari kebaikanNya dan turunnya ke-baikan Ilahi kepada hamba (semua itu) selalu dicurahkan kepadamu hai Ahlul Bait. ﴾ إِنَّهُۥ حَمِيدٞ مَّجِيدٞ ﴿ "Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah." Dzat yang sifat-sifatNya terpuji karena sifat-sifat-Nya adalah sifat kesempurnaan, Dzat yang perbuatanNya terpuji karena perbuatanNya adalah kebaikan, kemuliaan, kemurahan, hikmah dan keadilan serta keberimbangan. ﴾ مَّجِيدٞ ﴿ "Lagi Maha Pemu-rah." Al-Majdu adalah keagungan dan keluasan sifat, Dia memiliki sifat-sifat kesempurnaan, dan Dia memiliki dari sifat-sifat kesem-purnaan itu sifat yang tersempurna dan terluas.
#
{74} {فلما ذَهَبَ عن إبراهيم الرَّوْعُ}: الذي أصابه من خيفة أضيافه، {وجاءتْه البُشرى}: بالولد؛ التفتَ حينئذٍ إلى مجادلة الرسل في إهلاك قوم لوطٍ، وقال لهم: {إنَّ فيها لوطاً. قالوا نحنُ أعلمُ بمَن فيها لَنُنَجِيَنَّه وأهْلَه إلاَّ امرأتَهُ}.
(74) ﴾ فَلَمَّا ذَهَبَ عَنۡ إِبۡرَٰهِيمَ ٱلرَّوۡعُ ﴿ "Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim", ketakutan yang menghinggapinya karena tamu-tamunya, ﴾ وَجَآءَتۡهُ ٱلۡبُشۡرَىٰ ﴿ "dan berita gembira telah datang kepadanya", yaitu berita kelahiran anak, maka Ibrahim pada saat itu beralih kepada tema dialog kerasulan (dengan para malaikat itu) tentang dibinasakan-nya umat Luth, dia berkata kepada mereka, ﴾ إِنَّ فِيهَا لُوطٗاۚ قَالُواْ نَحۡنُ أَعۡلَمُ بِمَن فِيهَاۖ لَنُنَجِّيَنَّهُۥ وَأَهۡلَهُۥٓ إِلَّا ٱمۡرَأَتَهُۥ ﴿ "Sesungguhnya di kota itu ada Luth." Para malaikat berkata, "Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya." (Al-An-kabut: 32).
#
{75} {إنَّ إبراهيم لحليمٌ}؛ أي: ذو خُلُق [حسنٍ] وسعة صدر وعدم غضب عند جهل الجاهلين، {أوَّاهٌ}؛ أي: متضرِّع إلى الله في جميع الأوقات، {منيبٌ}؛ أي: رجَّاع إلى الله بمعرفته ومحبَّته والإقبال عليه والإعراض عمَّن سِواه؛ فلذلك كان يجادِلُ عن مَنْ حَتَّم الله بهلاكهم.
(75) ﴾ إِنَّ إِبۡرَٰهِيمَ لَحَلِيمٌ ﴿ "Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar se-orang yang penyantun." Yakni pemilik akhlak yang baik, dada yang lapang dan tidak marah ketika terjadi kejahilan dari orang-orang yang jahil. ﴾ أَوَّٰهٞ ﴿ "Lagi penghiba." Yakni orang yang merendahkan diri kepada Allah dalam setiap waktu, ﴾ مُّنِيبٞ ﴿ "dan suka kembali ke-pada Allah," dengan mengetahuiNya, mencintaiNya, menghadap kepadaNya dan berpaling dari selainNya. Oleh karena itu, dia men-debat orang yang ditetapkan binasa oleh Allah.
#
{76} فقيل له: {يا إبراهيمُ أعْرِضْ عن هذا}: الجدال. {إنَّه قد جاءَ أمرُ ربِّك}: بهلاكهم، {وإنَّهم آتيهم عذابٌ غيرُ مردودٍ}: فلا فائدة في جدالك.
(76) Dikatakan kepada Ibrahim, ﴾ يَٰٓإِبۡرَٰهِيمُ أَعۡرِضۡ عَنۡ هَٰذَآۖ ﴿ "Hai Ibra-him, tinggalkanlah tanya jawab ini, yakni berdebat, ﴾ إِنَّهُۥ قَدۡ جَآءَ أَمۡرُ رَبِّكَۖ ﴿ sesungguhnya telah datang ketetapan Rabbmu", untuk membinasakan mereka. ﴾ وَإِنَّهُمۡ ءَاتِيهِمۡ عَذَابٌ غَيۡرُ مَرۡدُودٖ ﴿ "Dan sesungguhnya mereka itu akan dida-tangi azab yang tidak dapat ditolak." Sehingga debatmu tidak berguna.
#
{77} {ولما جاءت رسُلُنا}؛ أي: الملائكة الذين صدروا من إبراهيم، لما أتوا {لوطاً سيء بهم}؛ أي: شقَّ عليه مجيئهم، {وضاق بهم ذَرْعاً وقال هذا يومٌ عصيبٌ}؛ أي: شديدٌ حرجٌ؛ لأنَّه علم أنَّ [قومَه] لا يتركونَهم؛ لأنَّهم في صور شباب جردٍ مردٍ في غاية الكمال والجمال.
(77) ﴾ وَلَمَّا جَآءَتۡ رُسُلُنَا ﴿ "Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu." Para malaikat yang sebelumnya hadir kepada Ibrahim, ketika mereka datang kepada ﴾ لُوطٗا سِيٓءَ بِهِمۡ ﴿ "Luth, dia merasa susah." Yakni kedatangan mereka membuatnya berat.﴾ وَضَاقَ بِهِمۡ ذَرۡعٗا وَقَالَ هَٰذَا يَوۡمٌ عَصِيبٞ ﴿ "Dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata, 'Ini adalah hari yang amat sulit'." Yakni benar-benar sulit karena dia tahu pasti bahwa kaumnya tidak membiarkan mereka, karena mereka hadir dalam bentuk pemuda yang mulus tak ber-kumis dan berjanggut dan sangat tampan.
#
{78} ولهذا وَقَعَ ما خطر بباله، فجاءه {قومُهُ يُهْرَعونَ إليه}؛ أي: يسرعون ويبادرون يريدون أضيافه بالفاحشة التي كانوا يعملونها، ولهذا قال: {ومِن قَبْلُ كانوا يعملون السِّيئاتِ}؛ أي: الفاحشة التي ما سبقهم عليها أحدٌ من العالمين. {قال يا قوم هؤلاءِ بناتي هُنَّ أطهرُ لكم}: من أضيافي ـ وهذا كما عَرَضَ سليمانُ - صلى الله عليه وسلم - على المرأتين أن يَشُقَّ الولد المختصم فيه لاستخراج الحقِّ ـ ولعلمه أنَّ بناته ممتنعٌ منالهنَّ ولا حقَّ لهم فيهنَّ، والمقصود الأعظم دفعُ هذه الفاحشة الكبرى. {فاتَّقوا الله ولا تُخْزونِ في ضيفي}؛ أي: إما أن تُراعوا تقوى الله، وإما أن تراعوني في ضَيْفي ولا تخزونِي عندهم. {أليس منكم رجلٌ رشيدٌ}: فينهاكم ويزجُرُكم. وهذا دليلٌ على مروجهم وانحلالهم من الخير والمروءة.
(78) Oleh karena itu, apa yang terlintas di benaknya benar-benar terjadi maka ﴾ وَجَآءَهُۥ قَوۡمُهُۥ يُهۡرَعُونَ إِلَيۡهِ ﴿ "datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas." Yakni dengan cepat dan tergesa-gesa meng-inginkan perbuatan keji yang mereka lakukan kepada tamu-tamu-nya. Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ وَمِن قَبۡلُ كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ٱلسَّيِّـَٔاتِۚ ﴿ "Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji." Yaitu perbuatan keji yang tidak seorang pun di dunia ini yang men-dahului mereka dalam hal tersebut. ﴾ قَالَ يَٰقَوۡمِ هَٰٓؤُلَآءِ بَنَاتِي هُنَّ أَطۡهَرُ لَكُمۡۖ ﴿ "Luth berkata, 'Hai kaumku, inilah putri-putri (negeri)ku, mereka lebih suci bagimu'," daripada tamu-tamuku –ini seperti Sulaiman yang mena-warkan kepada dua orang wanita yang bersengketa pada seorang anak agar anak itu dibelah menjadi dua untuk menyingkap kebe-naran– dan karena Luth mengetahui bahwa putri-putri (negeri)nya tidak akan mereka dapatkan dan mereka tidak berhak pada mereka, dan tujuan besar dari Luth adalah menolak perbuatan keji yang besar ini. ﴾ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُخۡزُونِ فِي ضَيۡفِيٓۖ ﴿ "Maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini." Yaitu dengan cara jagalah ketakwaan kepada Allah atau hargailah tamu-tamuku, jangan kalian membuatku malu di hadapan mereka.﴾ أَلَيۡسَ مِنكُمۡ رَجُلٞ رَّشِيدٞ ﴿ "Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?" Yang melarang dan mencegahmu. Ini adalah dalil atas pengabaian dan penyimpangan mereka dari kebaikan dan karakter pribadi.
#
{79} فـ {قَالُوا} له: {لقد علمتَ ما لنا في بناتِكَ من حقٍّ وإنَّك لتعلمُ ما نريدُ}؛ أي: لا نريد إلاَّ الرجال، ولا لنا رغبةٌ في النساء.
(79) ﴾ قَالُواْ ﴿ "Mereka menjawab", kepadanya. ﴾ لَقَدۡ عَلِمۡتَ مَا لَنَا فِي بَنَاتِكَ مِنۡ حَقّٖ وَإِنَّكَ لَتَعۡلَمُ مَا نُرِيدُ ﴿ "Sungguh kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan (syahwat) terhadap putri-putrimu, dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki." Maksudnya, kami hanya menginginkan laki-laki, kami tidak menginginkan pe-rempuan.
#
{80} فاشتدَّ قلقُ لوطٍ عليه الصلاة والسلام و {قال لو أنَّ لي بكم قوَّةً أو آوي إلى ركنٍ شديدٍ}؛ كقبيلة مانعةٍ؛ لمنعتكم. وهذا بحسب الأسباب المحسوسة، وإلاَّ؛ فإنَّه يأوي إلى أقوى الأركان، وهو الله الذي لا يقوم لقوته أحدٌ.
(80) Luth عليه السلام semakin cemas saja, maka dia berkata, ﴾ قَالَ لَوۡ أَنَّ لِي بِكُمۡ قُوَّةً أَوۡ ءَاوِيٓ إِلَىٰ رُكۡنٖ شَدِيدٖ 80 ﴿ "Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)." Seperti kabilah yang tangguh, niscaya aku akan melarang kalian. Ini adalah berdasarkan sebab-sebab yang kongkret, jika tidak, maka dia berlindung kepada tempat sandaran terkuat, yaitu Allah yang tak seorang pun mampu melawanNya.
#
{81} ولهذا لمَّا بَلَغَ الأمرُ منتهاه واشتدَّ الكربُ؛ {قالوا} له: {إنَّا رسلُ ربِّك}؛ أي: أخبروه بحالهم ليطمئنَّ قلبُه، {لن يَصِلوا إليكَ}: بسوءٍ. ثم قال جبريل بجناحِهِ، فطمس أعينَهم، فانطلقوا يتوعَّدون لوطاً بمجيء الصبح، وأمر الملائكةُ لوطاً أن يَسْرِيَ بأهله {بِقِطْع من الليل}؛ أي: بجانب منه قبل الفجر بكثير؛ ليتمكَّنوا من البعدِ عن قريتهم، {ولا يلتفتْ منكُم أحدٌ}؛ أي: بادروا بالخروج، وليكن همُّكم النجاءَ، ولا تلتفِتوا إلى ما وراءكم، {إلاَّ امرأتَكَ إنَّه مصيبُها}: من العذاب {ما أصابهم}؛ لأنَّها تشارِكُ قومها في الإثم، فتدلُّهم على أضياف لوطٍ إذا نزل به أضيافٌ. {إنَّ موعِدَهم الصُّبحُ}: فكأنَّ لوطاً استعجلَ ذلك، فقيل له: {أليس الصبحُ بقريبٍ}.
(81) Oleh karena itu, ketika urusannya telah memuncak dan perkaranya bertambah sulit, ﴾ قَالُواْ ﴿ "para utusan (malaikat) berkata" kepada Luth, ﴾ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ ﴿ "Sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Rabbmu." Maksudnya, mereka membuka identitas mereka agar Luth tenang hatinya. ﴾ لَن يَصِلُوٓاْ إِلَيۡكَۖ ﴿ "Sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu", dengan keburukan, kemudian Jibril berkata dengan menggerakkan sayapnya, lalu dia menyapu mata mereka. Lalu mereka beranjak pergi dengan mengancam Luth (untuk mem-balas) pada waktu hadirnya Shubuh. Para malaikat memerintahkan Luth agar membawa keluarganya pergi ﴾ بِقِطۡعٖ مِّنَ ٱلَّيۡلِ ﴿ "di akhir malam," jauh sebelum Shubuh (tiba) agar bisa menjauhi desa mereka. ﴾ وَلَا يَلۡتَفِتۡ مِنكُمۡ أَحَدٌ ﴿ "Dan janganlah seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang." Yakni cepat-cepatlah pergi, yang penting kamu selamat, janganlah menengok ke belakang. ﴾ إِلَّا ٱمۡرَأَتَكَۖ إِنَّهُۥ مُصِيبُهَا ﴿ "Kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa" azab ﴾ مَآ أَصَابَهُمۡۚ ﴿ "yang menimpa mere-ka." Karena dia berserikat dalam dosanya bersama kaumnya, dialah yang mengabarkan kepada kaumnya tentang kehadiran tamu-tamu kepada Luth. ﴾ إِنَّ مَوۡعِدَهُمُ ٱلصُّبۡحُۚ ﴿ "Sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu Shubuh", seakan-akan Luth menginginkannya cepat, maka dikatakan kepadanya, ﴾ أَلَيۡسَ ٱلصُّبۡحُ بِقَرِيبٖ ﴿ "Bukankah Shubuh itu sudah dekat?"
#
{82} {فلما جاء أمرُنا}: بنزولِ العذاب وإحلاله فيهم {جَعَلْنا}: ديارهم {عالِيَها سافِلَها}؛ أي: قلبناها عليهم، {وأمْطَرْنا عليها حجارةً من سِجِّيلٍ}؛ أي: من حجارة النار الشديدة الحرارة، {منضودٍ}؛ أي: متتابعة تتبع من شذَّ عن القرية.
(82) ﴾ فَلَمَّا جَآءَ أَمۡرُنَا ﴿ "Maka tatkala datang azab Kami", menimpa mereka, ﴾ جَعَلۡنَا ﴿ "Kami jadikan" negeri kaum Luth, ﴾ عَٰلِيَهَا سَافِلَهَا ﴿ "yang di atas ke bawah (Kami balikkan)", maksudnya kami balikkan atas mereka, ﴾ وَأَمۡطَرۡنَا عَلَيۡهَا حِجَارَةٗ مِّن سِجِّيلٖ ﴿ "dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar", dari batu api yang sangat panas ﴾ مَّنضُودٖ ﴿ "dengan bertubi-tubi", maksudnya bertubi-tubi mengejar orang yang kabur dari negeri itu.
#
{83} {مسوَّمةً عند ربِّك}؛ أي: معلمة عليها علامة العذاب والغضب، {وما هي من الظالمينَ}: الذين يشابهون لفعل قوم لوطٍ، {ببعيد}: فليحذرِ العبادُ أن يفعلوا كفعلهم؛ لئلاَّ يصيبَهم ما أصابهم.
(83) ﴾ مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَۖ ﴿ "Yang diberi tanda oleh Rabbmu," maksud-nya diberi alamat dengan alamat azab dan murka. ﴾ وَمَا هِيَ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ بِبَعِيدٖ ﴿ "Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zhalim," yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth. Maka hendaknya manusia berhati-hati dengan tidak melakukannya agar tidak diazab seperti azab mereka.
Ayah: 84 - 95 #
{وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ وَلَا تَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِنِّي أَرَاكُمْ بِخَيْرٍ وَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُحِيطٍ (84) وَيَاقَوْمِ أَوْفُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ (85) بَقِيَّتُ اللَّهِ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِحَفِيظٍ (86) قَالُوا يَاشُعَيْبُ أَصَلَاتُكَ تَأْمُرُكَ أَنْ نَتْرُكَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا أَوْ أَنْ نَفْعَلَ فِي أَمْوَالِنَا مَا نَشَاءُ إِنَّكَ لَأَنْتَ الْحَلِيمُ الرَّشِيدُ (87) قَالَ يَاقَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَرَزَقَنِي مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَمَا أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَى مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ (88) وَيَاقَوْمِ لَا يَجْرِمَنَّكُمْ شِقَاقِي أَنْ يُصِيبَكُمْ مِثْلُ مَا أَصَابَ قَوْمَ نُوحٍ أَوْ قَوْمَ هُودٍ أَوْ قَوْمَ صَالِحٍ وَمَا قَوْمُ لُوطٍ مِنْكُمْ بِبَعِيدٍ (89) وَاسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي رَحِيمٌ وَدُودٌ (90) قَالُوا يَاشُعَيْبُ مَا نَفْقَهُ كَثِيرًا مِمَّا تَقُولُ وَإِنَّا لَنَرَاكَ فِينَا ضَعِيفًا وَلَوْلَا رَهْطُكَ لَرَجَمْنَاكَ وَمَا أَنْتَ عَلَيْنَا بِعَزِيزٍ (91) قَالَ يَاقَوْمِ أَرَهْطِي أَعَزُّ عَلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَاتَّخَذْتُمُوهُ وَرَاءَكُمْ ظِهْرِيًّا إِنَّ رَبِّي بِمَا تَعْمَلُونَ مُحِيطٌ (92) وَيَاقَوْمِ اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ سَوْفَ تَعْلَمُونَ مَنْ يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَمَنْ هُوَ كَاذِبٌ وَارْتَقِبُوا إِنِّي مَعَكُمْ رَقِيبٌ (93) وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا شُعَيْبًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَأَخَذَتِ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ (94) كَأَنْ لَمْ يَغْنَوْا فِيهَا أَلَا بُعْدًا لِمَدْيَنَ كَمَا بَعِدَتْ ثَمُودُ (95)}.
"Dan kepada (penduduk) Madyan (Kami utus) saudara me-reka, Syu'aib. Dia berkata, 'Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Ilah bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan. Sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu), dan sesungguhnya aku khawatir terha-dapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat).' (Dan Syu'aib berkata), 'Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan. Sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu.' Mereka berkata, 'Hai Syu'aib, apakah shalatmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan tuhan yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami mem-perbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami. Sesungguh-nya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal'." (Hud: 84-87) "Syu'aib berkata, 'Hai kaumku, bagaimana pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Rabbku dan Dia menganu-gerahiku dari padaNya rizki yang baik (patutkah aku menyalahi perintahNya). Dan aku tidak berkehendak menyalahimu (dengan mengerjakan) sesuatu yang aku larangkan untukmu. Tidaklah aku bermaksud melainkan (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal, dan hanya kepadaNya-lah aku kembali. Hai kaumku, janganlah per-tentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tempatnya) dari kamu. Dan mohonlah ampun kepada Rabb-mu kemudian bertaubatlah kepadaNya. Sesungguhnya Rabbku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.' Mereka berkata, 'Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu, dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami; kalau tidaklah karena keluargamu, tentu-lah kami telah merajammu, sedang kamu pun bukanlah seorang yang berwibawa di sisi kami'." (Hud: 88-91). "Syu'aib menjawab, 'Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah, sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu? Sesungguhnya (pengetahuan) Rabbku meliputi apa yang kamu kerjakan.' Dan (dia berkata), 'Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, sesung-guhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang ber-dusta. Dan tunggulah azab (Rabb), sesungguhnya aku pun menunggu bersama kamu.' Dan tatkala datang azab Kami, maka Kami se-lamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengannya dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zhalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka bergelimpangan di tempat tinggalnya. Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, kebinasaanlah bagi pen-duduk Madyan sebagaimana kaum Tsamud telah binasa." (Hud: 92:95)
#
{84} أي: {و} أرسلنا {إلى مدينَ}: القبيلة المعروفة، الذين يسكنون مَدْيَنَ، في أدنى فلسطين، {أخاهم}: في النسب، {شُعيباً}: لأنَّهم يعرفونه ويتمكَّنون من الأخذ عنه، فقال لهم: {يا قومِ اعبُدوا الله ما لكم من إلهٍ غيرُه}؛ أي: أخلصوا له العبادة؛ فإنَّهم كانوا يشرِكون [به]، وكانوا مع شركهم يَبْخَسون المكيال والميزان، ولهذا نهاهم عن ذلك، فقال: {ولا تَنقُصوا المِكْيال والميزانَ}: بل أوفوا الكيل والميزان بالقسط. {إني أراكُم بخيرٍ}؛ أي: بنعمة كثيرةٍ وصحَّة وكثرة أموال وبنين؛ فاشكُروا الله على ما أعطاكم، ولا تكفروا بنعمة الله فيزيلها عنكم. {وإنِّي أخافُ عليكم عذابَ يوم محيطٍ}؛ أي: عذاباً يحيط بكم ولا يُبقي منكم باقيةً.
(84) (وَ) "Dan" Kami utus ﴾ إِلَىٰ مَدۡيَنَ ﴿ "kepada (penduduk) Mad-yan", Madyan adalah kabilah yang terkenal yang tinggal di Madyan, dekat Palestina, ﴾ أَخَاهُمۡ ﴿ "saudara mereka", senasab, yaitu ﴾ شُعَيۡبٗاۚ ﴿ "Syu'aib." Karena mereka mengenalnya dan bisa mengambil agama darinya. Syu'aib berkata kepada mereka, ﴾ يَٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥۖ ﴿ "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada tuhan bagimu selain Dia." Maksudnya, ikhlaskanlah ibadah kepadaNya, karena mereka ketika itu menyekutukanNya dengan sesuatu, di samping itu me-reka berlaku culas dalam timbangan dan takaran. Oleh karena itu, Syu'aib melarang mereka melakukan itu, dia berkata,﴾ وَلَا تَنقُصُواْ ٱلۡمِكۡيَالَ وَٱلۡمِيزَانَۖ ﴿ "Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan", akan tetapi penuhilah timbangan dan takaran dengan adil. ﴾ إِنِّيٓ أَرَىٰكُم بِخَيۡرٖ ﴿ "Sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu)." Maksudnya, berada dalam kenikmatan yang melimpah, kesehatan dan harta serta anak-anak, maka bersyukurlah kepada Allah atas pemberianNya kepadamu. Jangan kufur terhadap nikmat Allah karena Dia bisa mencabutnya darimu. ﴾ وَإِنِّيٓ أَخَافُ عَلَيۡكُمۡ عَذَابَ يَوۡمٖ مُّحِيطٖ ﴿ "Dan sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang mem-binasakan (Kiamat)." Yakni azab yang mengelilingimu dan tidak menyisakan apa pun.
#
{85} {ويا قوم أوفوا المكيالَ والميزان بالقِسْطِ}؛ أي: بالعدل الذي ترضَوْن أن تعطوه، {ولا تَبخَسوا الناس أشياءهم}؛ أي: لا تنقصوا من أشياء الناس، فتسرقوها بأخذها بنقص المكيال والميزان، {ولا تَعْثَوْا في الأرض مفسِدينَ}: فإنَّ الاستمرار على المعاصي يفسِدُ الأديان والعقائد والدِّين والدُّنيا ويهلِكُ الحرثَ والنسل.
(85) ﴾ وَيَٰقَوۡمِ أَوۡفُواْ ٱلۡمِكۡيَالَ وَٱلۡمِيزَانَ بِٱلۡقِسۡطِۖ ﴿ "Hai kaumku, cukupkan-lah takaran dan timbangan dengan adil", yang mana kamu rela agar diperlakukan demikian. ﴾ وَلَا تَبۡخَسُواْ ٱلنَّاسَ أَشۡيَآءَهُمۡ ﴿ "Dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka." Maksudnya, janganlah mengurangi hak-hak manusia dengan melakukan kecurangan de-ngan mengurangi timbangan dan takaran. ﴾ وَلَا تَعۡثَوۡاْ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُفۡسِدِينَ ﴿ "Dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat ke-rusakan." Karena terus-menerus berbuat maksiat akan merusak agama, akidah, dunia, dan membinasakan tanaman dan ternak.
#
{86} {بقيةُ الله خيرٌ لكم}؛ أي: يكفيكم ما أبقى الله لكم من الخير وما هو لكم؛ فلا تطمَعوا في أمرٍ لكم عنه غُنيةٌ وهو ضارٌّ لكم جدًّا، {إن كنتُم مؤمنينَ}: فاعملوا بمقتضى الإيمان. {وما أنا عليكم بحفيظٍ}؛ أي: لست بحافظٍ لأعمالكم ووكيل عليها، وإنَّما الذي يحفظها الله تعالى، وأمَّا أنا فأبلِّغكم ما أرسلتُ به.
(86) ﴾ بَقِيَّتُ ٱللَّهِ خَيۡرٞ لَّكُمۡ ﴿ "Sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagimu." Maksudnya, sesuatu yang disisakan untukmu dari kebaikan dan sesuatu yang ada padamu adalah cukup bagimu. Ja-ngan tamak kepada sesuatu yang kamu tidak memerlukannya dan justru merugikanmu. ﴾ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَۚ ﴿ "Jika kamu orang-orang yang beriman," maka lakukanlah sesuai dengan tuntutan iman. ﴾ وَمَآ أَنَا۠ عَلَيۡكُم بِحَفِيظٖ ﴿ "Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu." Aku bukanlah penjaga dan penanggung jawab amalmu. Yang menjaganya adalah Allah, aku cuma menyampaikan risalah yang diamanatkan kepa-daku.
#
{87} {قالوا يا شُعيبُ أصلاتُكَ تأمُرُك أن نَتْرُكَ ما يعبدُ آباؤنا}؛ أي: قالوا ذلك على وجه التهكُّم بنبيِّهم والاستبعاد لإجابتهم له، ومعنى كلامهم: أنَّه لا موجب لنهيك لنا إلاَّ أنك تصلي لله وتتعبَّد له؛ أفإنْ كنتَ كذلك؛ أفيوجِبُ لنا أن نتركَ ما يعبدُ آباؤنا لقولٍ ليس عليه دليلٌ إلاَّ أنه موافقٌ لك؟! فكيف نتَّبعك ونترك آباءنا الأقدمين أولي العقول والألباب؟! وكذلك لا يوجِبُ قولُك لنا أن نفعلَ في أموالنا ما قلتَ لنا من وفاء الكيل والميزان وأداء الحقوق الواجبة فيها، بل لا نزالُ نفعل فيها ما شئنا؛ لأنَّها أموالُنا، فليس لك فيها تصرُّف، ولهذا قالوا في تهكُّمهم: {إنَّك لأنتَ الحليمُ الرشيدُ}؛ أي: أئنك أنت الذي الحلم والوَقارُ لك خُلُقٌ والرُّشْدُ لك سجيَّةٌ؛ فلا يصدُرُ عنك إلا رشدٌ، ولا تأمرُ إلاَّ برشدٍ، ولا تنهى إلاَّ عن غيٍّ؟! أي: ليس الأمر كذلك، وقصدُهم أنَّه موصوفٌ بعكس هذين الوصفين: بالسَّفه والغواية؛ أي: أن المعنى: كيف تكونُ أنت الحليم الرشيد، وآباؤنا هم السفهاء الغاوين؟! وهذا القول الذي أخرجوه بصيغة التهكُّم وأنَّ الأمر بعكسه ليس كما ظنُّوه، بل الأمر كما قالوه: إنَّ صلاته تأمُرُه أن ينهاهم عمَّا كان يعبدُ آباؤهم الضالُّون وأن يفعلوا في أموالهم ما يشاؤون؛ فإنَّ الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر، وأيُّ فحشاء ومنكرٍ أكبر من عبادة غير الله، ومن منع حقوق عباد الله، أو سرقتها بالمكاييل والموازين، وهو عليه الصلاة والسلام الحليم الرشيد؟!
(87) ﴾ قَالُوٓاْ يَٰشُعَيۡبُ أَصَلَوٰتُكَ تَأۡمُرُكَ أَن نَّتۡرُكَ مَا يَعۡبُدُ ءَابَآؤُنَآ ﴿ "Mereka berkata, 'Hai Syu'aib, apakah shalatmu menyuruhmu agar kami meninggalkan tuhan yang disembah oleh bapak-bapak kami." Maksudnya, mereka mengatakan itu sebagai ejekan terhadap nabi mereka dan ketidak-mungkinan mengikutinya. Makna dari apa yang mereka katakan adalah bahwa laranganmu untuk kami, hanyalah mewajibkan agar kamu shalat dan beribadah kepada Allah (semata), jika kamu me-mang demikian maka apakah itu mengharuskan kami meninggal-kan tuhan yang disembah oleh nenek moyang kami karena suatu ucapan yang tak berdalil, melainkan hanya karena ia sesuai dengan-mu? Bagaimana kami mengikutimu dan meninggalkan nenek mo-yang kami orang-orang yang berakal dan berpemikiran? Begitu pula kata-katamu kepada kami, tidak mengharuskan kami melakukan pada harta kami seperti apa yang kamu katakan kepada kami berupa memenuhi takaran timbangan dan menunaikan hak-hak yang wajib padanya, akan tetapi kami tetap melakukan apa yang kami kehen-daki karena ia adalah harta kami, kamu tak memiliki hak apa pun. Oleh karena itu, mereka mengejeknya dengan berkata, ﴾ إِنَّكَ لَأَنتَ ٱلۡحَلِيمُ ٱلرَّشِيدُ ﴿ "Sesungguhnya kamu adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal." Maksudnya, bukankah kamu adalah orang dengan kelembutan, kasih sayang dan ketenangan yang telah menjadi sifat dan pembawaaanmu, tidak ada yang kamu lakukan kecuali kebaik-an, kamu tidak memerintahkan kecuali kebaikan dan kamu tidak melarang kecuali keburukan? Yakni perkaranya tidak begitu, mak-sud mereka adalah bahwa Syu'aib memiliki sifat yang bertentangan dengan dua sifat tersebut yaitu kebodohan dan kesesatan, jadi mak-sudnya adalah: bagaimana kamu menjadi orang yang penyantun lagi berakal sedangkan nenek moyang kami adalah orang-orang bodoh yang sesat? Kata-kata yang mereka lontarkan adalah dengan nada mengejek dan bahwa perkaranya adalah sebaliknya, tidaklah seperti yang mereka kira, justru perkaranya seperti yang mereka katakan bahwa shalatnya memintanya melarang kaumnya menyem-bah tuhan yang disembah oleh nenek moyang mereka yang sesat dan (melarang) memperbuat apa yang mereka inginkan pada harta mereka karena shalat melarang perbuatan keji dan mungkar. Ada-kah kemungkaran dan perbuatan keji yang lebih besar daripada penyembahan kepada selain Allah dan daripada mencurangi hak hamba-hamba Allah atau mencurinya dengan timbangan dan ta-karan. Syu'aiblah orang yang penyantun lagi berakal.
#
{88} {قال} لهم شعيبٌ: {يا قوم أرأيتُم إن كنتُ على بيِّنةٍ من ربِّي}؛ أي: يقين وطمأنينة في صحَّة ما جئت به، {ورَزَقَني منه رزقاً حسناً}؛ أي: أعطاني الله من أصناف المال ما أعطاني، {و} أنا لا {أريدُ أن أخالِفَكم إلى ما أنهاكم عنه}: فلستُ أريدُ أنْ أنهاكم عن البَخْس في المكيال والميزان وأفعله أنا حتى تتطرق إليَّ التُّهمة في ذلك، بل ما أنهاكم عن أمر إلا وأنا أول مبتدرٍ لتركِهِ. {إن أريدُ إلاَّ الإصلاح ما استطعتُ}؛ أي: ليس لي من المقاصد إلاَّ أن تَصْلُحَ أحوالكم وتستقيم منافعكم، وليس لي من المقاصد الخاصَّة لي وحدي شيءٌ بحسب استطاعتي. ولما كان هذا فيه نوعُ تزكيةٍ للنفس؛ دَفَعَ هذا بقوله: {وما توفيقي إلاَّ بالله}؛ أي: وما يحصل لي من التوفيق لفعل الخير و الانفكاك عن الشرِّ إلاَّ بالله تعالى، لا بحولي ولا بقوَّتي. {عليه توكلتُ}؛ أي: اعتمدتُ في أموري ووثقتُ في كفايته. {وإليه أنيبُ}: في أداء ما أمرني به من أنواع العبادات، وفي هذا التقرُّب إليه بسائر أفعال الخيرات، وبهذين الأمرين تستقيمُ أحوال العبد، وهما الاستعانةُ بربِّه والإنابة إليه؛ كما قال تعالى: {فاعبُدْه وتوكَّلْ عليه}. وقال: {إيَّاك نعبدُ وإيَّاك نستعينُ}.
(88) ﴾ قَالَ ﴿ "Syu'aib berkata", kepada mereka,﴾ يَٰقَوۡمِ أَرَءَيۡتُمۡ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٖ مِّن رَّبِّي ﴿ "Hai kaumku, bagaimana pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Rabbku." Yakni keyakinan dan ketenangan ten-tang kebenaran agama yang aku bawakan, ﴾ وَرَزَقَنِي مِنۡهُ رِزۡقًا حَسَنٗاۚ ﴿ "dan Dia menganugerahiku dari padaNya rizki yang baik (patutkah aku menya-lahi perintahNya)?" Yakni Allah memberiku berbagai macam harta kekayaan. ﴾ و َ ﴿ "Dan" aku tidak ﴾ أُرِيدُ أَنۡ أُخَالِفَكُمۡ إِلَىٰ مَآ أَنۡهَىٰكُمۡ عَنۡهُۚ ﴿ "berke-hendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larangkan untukmu." Aku tidak ingin melarangmu dari perbuatan curang da-lam timbangan dan takaran sedangkan aku melakukannya sehingga akibatnya adalah aku dituduh dalam hal itu, justru tidaklah aku melarang suatu perkara melainkan akulah orang pertama yang meninggalkannya. ﴾ إِنۡ أُرِيدُ إِلَّا ٱلۡإِصۡلَٰحَ مَا ٱسۡتَطَعۡتُۚ ﴿ "Tidaklah aku bermaksud melainkan (men-datangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan." Aku tidak me-miliki tujuan melainkan agar keadaanmu baik dan kemanfaatanmu lurus, aku tidak memiliki sedikit tujuan pribadi menurut kesang-gupanku. Ketika ini mengandung pujian terhadap diri sendiri maka dia menepisnya dengan ucapan, ﴾ وَمَا تَوۡفِيقِيٓ إِلَّا بِٱللَّهِۚ ﴿ "Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah." Maksudnya, taufik yang aku dapatkan untuk melakukan kebaikan dan menghindari keja-hatan, tidak lain kecuali dari Allah, bukan karena daya dan kekuat-anku. ﴾ عَلَيۡهِ تَوَكَّلۡتُ ﴿ "Hanya kepada Allah aku bertawakal." Aku bersandar kepadaNya dalam urusanku, dan aku percaya dengan jaminanNya. ﴾ وَإِلَيۡهِ أُنِيبُ ﴿ "Dan hanya kepadaNya-lah aku kembali," dalam menunaikan ibadah yang Dia perintahkan kepadaku. Dalam hal ini terdapat makna usaha mendekatkan diri kepadaNya dengan perbuatan-perbuatan baik. Dengan dua perkara ini, segala urusan seorang hamba menjadi lurus yaitu meminta pertolongan kepada Allah dan kembali kepadaNya sebagaimana FirmanNya, ﴾ فَٱعۡبُدۡهُ وَتَوَكَّلۡ عَلَيۡهِۚ ﴿ "Maka sembahlah Dia, dan bertawakallah kepadaNya."(Hud: 123), Dan Dia berfirman, ﴾ إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ 5 ﴿ "Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan." (Al-Fatihah: 5).
#
{89} {ويا قوم لا يجرمنَّكم شِقاقي}؛ أي: لا تحملنَّكم مخالفتي ومشاقَّتي، {أن يصيبَكُم}: من العقوبات، {مثلُ ما أصاب قومَ نوحٍ أو قومَ هودٍ أو قومَ صالحٍ وما قومُ لوطٍ منكم ببعيد}: لا في الدار ولا في الزمان.
(89) ﴾ وَيَٰقَوۡمِ لَا يَجۡرِمَنَّكُمۡ شِقَاقِيٓ ﴿ "Hai kaumku, janganlah pertentangan antara aku (dengan kamu) menyebabkan kamu menjadi jahat." Yakni, pertentangan dan perselisihan antara kita, jangan memicumu ber-laku tidak baik ﴾ أَن يُصِيبَكُم ﴿ "hingga kamu ditimpa" azab,﴾ مِّثۡلُ مَآ أَصَابَ قَوۡمَ نُوحٍ أَوۡ قَوۡمَ هُودٍ أَوۡ قَوۡمَ صَٰلِحٖۚ وَمَا قَوۡمُ لُوطٖ مِّنكُم بِبَعِيدٖ ﴿ "seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaum Luth tidak (pula) jauh (tem-patnya) dari kamu." Tidak jauh tempatnya dan tidak pula masanya.
#
{90} {واستغفِروا ربَّكم}: عما اقترفتم من الذُّنوب، {ثمَّ توبوا إليه}: فيما يستقبل من أعماركم بالتوبة النَّصوح والإنابة إليه بطاعته وترك مخالفته. {إنَّ ربِّي رحيمٌ ودودٌ}: لمن تاب وأناب؛ يرحمه فيغفر له ويتقبَّل توبته ويحبُّه. ومعنى الودود من أسمائه تعالى: أنَّه يحبُّ عباده المؤمنين ويحبُّونه؛ فهو فعولٌ بمعنى فاعل ومعنى مفعول.
(90) ﴾ وَٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ ﴿ "Dan mohonlah ampun kepada Rabbmu", dari dosa-dosa yang kamu lakukan, ﴾ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِۚ ﴿ "kemudian bertaubat-lah kepadaNya," dalam sisa umurmu dengan taubat nasuhah, kembali kepadaNya dengan menaatiNya dan tidak menyelisihiNya.﴾ إِنَّ رَبِّي رَحِيمٞ وَدُودٞ ﴿ "Sesungguhnya Rabbku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih," bagi yang bertaubat dan kembali kepadaNya, Dia merahmatinya, mengampuninya, mencintainya dan menerima taubatnya. Al-Wadud adalah Nama Allah. Makna wadud adalah bahwa Allah mencintai hamba-hamba yang beriman, dan mereka pun men-cintaiNya. Ia adalah bentuk فَعُوْلٌ dengan makna فَاعِلٌ dan مَفْعُوْلٌ.
#
{91} {قالوا يا شعيبُ ما نَفْقَهُ كثيراً مما تقولُ}؛ أي: تضجَّروا من نصائحِهِ ومواعظِهِ لهم، فقالوا: ما نفقهُ كثيراً مما تقولُ، وذلك لبُغْضِهم لما يقولُ ونفرتهم عنه. {وإنَّا لنراك فينا ضعيفاً}؛ أي: في نفسك، لست من الكبار والرؤساء، بل من المستضعفين. {ولولا رهطُكَ}؛ أي: جماعتك وقبيلتك، {لَرَجَمْناك وما أنت علينا بعزيز}؛ أي: ليس لك قَدْرٌ في صدورنا ولا احترامٌ في أنفسنا، وإنما احترمنا قبيلتك بتركنا إياك.
(91) ﴾ قَالُواْ يَٰشُعَيۡبُ مَا نَفۡقَهُ كَثِيرٗا مِّمَّا تَقُولُ ﴿ "Mereka berkata, 'Hai Syu'aib, kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan itu." Mereka gerah dengan nasihat-nasihat dan wejangan-wejangannya kepada mereka, mereka pun berkata, "Kami tidak banyak mengerti tentang apa yang kamu katakan." Itu karena kebencian mereka dan ketidak-senangannya terhadap kata-kata Syu'aib. ﴾ وَإِنَّا لَنَرَىٰكَ فِينَا ضَعِيفٗاۖ ﴿ "Dan sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah di antara kami", kamu bukan seorang pemimpin besar, kamu hanya-lah orang rendahan. ﴾ وَلَوۡلَا رَهۡطُكَ ﴿ "Kalau tidaklah karena keluargamu." Yakni kabilahmu dan orang-orangmu ﴾ لَرَجَمۡنَٰكَۖ وَمَآ أَنتَ عَلَيۡنَا بِعَزِيزٖ ﴿ "tentulah kami telah merajammu, sedang kamu pun bukanlah seorang yang berwi-bawa di sisi kami." Kamu tidak memiliki harga di hati kami dan ke-hormatan pada diri kami, kami membiarkanmu karena kami me-mandang kabilahmu.
#
{92} {قال} لهم مترقِّقاً لهم: {يا قومِ أرَهْطي أعزُّ عليكم من الله}؛ أي: كيف تراعونني لأجل رَهْطي ولا تراعونني لله، فصار رَهْطي أعزَّ عليكم من الله. {واتَّخذتُموه وراءكم ظِهْرِيًّا}؛ أي: نبذتُم أمر الله وراء ظهوركم، ولم تُبالوا به، ولا خِفْتُم منه. {إنَّ ربِّي بما تعملون محيطٌ}: لا يخفى عليه من أعمالكم مثقالُ ذرَّة في الأرض ولا في السماء، فسيُجازيكم على ما عملتم أتمَّ الجزاء.
(92) ﴾ قَالَ ﴿ "Syu'aib menjawab", kepada mereka dengan lem-but, ﴾ يَٰقَوۡمِ أَرَهۡطِيٓ أَعَزُّ عَلَيۡكُم مِّنَ ٱللَّهِ ﴿ "Hai kaumku, apakah keluargaku lebih terhormat menurut pandanganmu daripada Allah." Yakni, bagaimana bisa kamu memperhatikanku demi kaumku dan bukan memperha-tikanku demi Allah sehingga kaumku lebih mulia daripada Allah. ﴾ وَٱتَّخَذۡتُمُوهُ وَرَآءَكُمۡ ظِهۡرِيًّاۖ ﴿ "Sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang terbuang di belakangmu?" Yakni kamu membuang perintah Allah di belakang punggungmu, tak mempedulikannya dan kamu tidak takut kepa-daNya. ﴾ إِنَّ رَبِّي بِمَا تَعۡمَلُونَ مُحِيطٞ ﴿ "Sesungguhnya (pengetahuan) Rabbku meliputi apa yang kamu kerjakan." Tidak ada sekecil pun amalmu yang di langit dan di bumi yang samar dariNya, sehingga Dia akan mem-balasmu sesuai dengan perbuatanmu dengan sempurna.
#
{93} {و} لما أعيَوْه وعجز عنهم؛ قال: {يا قوم اعملوا على مكانتِكُم}؛ أي: على حالتكم ودينكم. {إنِّي عامل سوف تعلمونَ من يأتيه عذابٌ يُخزيه}: ويحلُّ عليه عذابٌ مقيمٌ، أنا أم أنتم، وقد علموا ذلك حين وقع عليهم العذابُ، {وارتقِبوا}: ما يحلُّ بي. {إنِّي معكم رقيبٌ} ما يَحِلُّ بكم.
(93) Manakala mereka membuatnya lelah dan dia pun ber-putus asa dari mereka, maka Syu'aib berkata kepada mereka,﴾ وَيَٰقَوۡمِ ٱعۡمَلُواْ عَلَىٰ مَكَانَتِكُمۡ ﴿ "Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu." Yakni sesuai dengan keadaan dan keyakinanmu. ﴾ إِنِّي عَٰمِلٞۖ سَوۡفَ تَعۡلَمُونَ مَن يَأۡتِيهِ عَذَابٞ يُخۡزِيهِ ﴿ "Sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya", azab yang kekal menimpanya, apakah aku atau kamu. Mereka me-ngetahui itu ketika azab benar-benar menimpa mereka. ﴾ وَٱرۡتَقِبُوٓاْ ﴿ "Dan tunggulah azab (Rabb)", yang akan menimpaku. ﴾ إِنِّي مَعَكُمۡ رَقِيبٞ ﴿ "Sesungguhnya aku pun menunggu bersama kamu," apa yang akan menimpamu.
#
{94} {ولما جاء أمرُنا}: بإهلاك قوم شعيب، {نجَّيْنا شُعيباً والذين آمنوا معه برحمةٍ منَّا وأخذتِ الذين ظلموا الصيحةُ فأصبحوا في ديارِهم جاثمينَ}: لا تَسْمَعُ لهم صوتاً، ولا ترى منهم حركةً.
(94) ﴾ وَلَمَّا جَآءَ أَمۡرُنَا ﴿ "Dan tatkala datang azab Kami", yang mem-binasakan kaum Syu'aib, ﴾ نَجَّيۡنَا شُعَيۡبٗا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ بِرَحۡمَةٖ مِّنَّا وَأَخَذَتِ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ ٱلصَّيۡحَةُ فَأَصۡبَحُواْ فِي دِيَٰرِهِمۡ جَٰثِمِينَ ﴿ "Kami selamatkan Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersama-sama dengannya dengan rahmat dari Kami, dan orang-orang yang zhalim dibinasakan oleh satu suara yang mengguntur, lalu jadilah mereka mati bergelimpangan di rumahnya." (Sehingga) kamu tidak lagi mendengar suara mereka, dan tidak melihat gerakan mereka.
#
{95} {كأن لم يَغْنَوْا فيها}؛ أي: كأنهم ما أقاموا في ديارهم ولا تنَّعموا فيها حين أتاهم العذاب. {ألا بعداً لمدين}: إذْ أهلكها اللهُ وأخزاها، {كما بَعِدَتْ ثمودُ}؛ أي: قد اشتركت هاتان القبيلتان في السَّحق والبُعد والهلاك. وشعيبٌ عليه السلام كان يسمى خطيب الأنبياء؛ لحسن مراجعته لقومه. وفي قصته من الفوائد والعبر شيء كثير: منها: أن الكفار كما يعاقَبون ويخاطَبون بأصل الإسلام؛ فكذلك بشرائعه وفروعه؛ لأنَّ شعيباً دعا قومه إلى التوحيد وإلى إيفاء المكيال والميزان، وجعل الوعيد مرتباً على مجموع ذلك. ومنها: أن نقصَ المكاييل والموازين من كبائر الذُّنوب وتخشى العقوبة العاجلة على من تعاطى ذلك، وأنَّ ذلك من سرقة أموال الناس، وإذا كان سرقتهم في المكاييل والموازين موجبةً للوعيد؛ فسرِقَتُهم على وجه القهر والغلبة من باب أولى وأحرى. ومنها: أنَّ الجزاء من جنس العمل؛ فمن بَخَسَ أموال الناس يريد زيادة ماله؛ عوقِبَ بنقيض ذلك، وكان سبباً لزوال الخير الذي عنده من الرزق؛ لقوله: {إني أراكم بخيرٍ}؛ أي: فلا تتسبَّبوا إلى زواله بفعلكم. ومنها: أن على العبد أن يَقْنَعَ بما آتاه الله ويَقْنَعَ بالحلال عن الحرام وبالمكاسب المباحة عن المكاسب المحرمة، وأنَّ ذلك خيرٌ له؛ لقوله: {بقيَّةُ الله خيرٌ لكم}؛ ففي ذلك من البركة وزيادة الرزق ما ليس في التكالب على الأسباب المحرَّمة من المَحْق وضدِّ البركة. ومنها: أن ذلك من لوازم الإيمان وآثاره؛ فإنَّه رتب العمل به على وجود الإيمان، فدلَّ على أنَّه إذا لم يوجد العمل؛ فالإيمان ناقصٌ أو معدومٌ. ومنها: أنَّ الصلاة لم تزل مشروعة للأنبياء المتقدِّمين، وأنَّها من أفضل الأعمال، حتى إنه متقرِّر عند الكفار فضلها وتقديمها على سائر الأعمال، وأنها تنهى عن الفحشاء والمنكر، وهي ميزانٌ للإيمان وشرائعه؛ فبإقامتها تكمُلُ أحوال العبدِ، وبعدم إقامتها تختلُّ أحواله الدينيَّة. ومنها: أنَّ المال الذي يرزقُهُ الله الإنسان، وإنْ كان الله قد خوَّله إياه؛ فليس له أن يصنع فيه ما يشاء؛ فإنه أمانةٌ عنده، عليه أن يقيم حقَّ الله فيه بأداء ما فيه من الحقوق والامتناع من المكاسب التي حرَّمها الله ورسوله، لا كما يزعمه الكفار ومن أشبههم؛ أنَّ أموالهم لهم أن يصنعوا فيها ما يشاؤون ويختارون، سواءٌ وافقَ حكمَ الله أو خالفه. ومنها: أن من تَكْمِلَةِ دعوة الداعي وتمامها: أن يكونَ أول مبادرٍ لما يأمر غيره به وأول منتهٍ عما ينهى غيره عنه؛ كما قال شعيبٌ عليه السلام: {وما أريدُ أنْ أخالِفَكم إلى ما أنهاكم عنه}، ولقوله تعالى: {يا أيُّها الذين آمنوا لم تقولونَ ما لا تفعلونَ [كَبُرَ مقتًا عند اللهِ أن تقولوا ما لا تفعلون]}. ومنها: أن وظيفة الرسل وسنَّتهم وملَّتهم إرادةُ الإصلاح بحسب القدرة والإمكان، فيأتون بتحصيل المصالح وتكميلها أو بتحصيل ما يُقْدَرُ عليه منها، وبدفع المفاسدِ وتقليلها، ويراعون المصالح العامة على المصالح الخاصة. وحقيقة المصلحة هي التي تَصْلُح بها أحوال العباد، وتستقيم بها أمورهم الدينيَّة والدنيويَّة. ومنها: أنَّ مَن قام بما يقدِرُ عليه من الإصلاح؛ لم يكن مَلوماً ولا مَذْموماً في عدم فعله ما لا يقدِرُ عليه؛ فعلى العبدِ أن يُقيم من الإصلاح في نفسه وفي غيره ما يقدِرُ عليه. ومنها: أنَّ العبد ينبغي له أن لا يتَّكل على نفسه طرفة عين، بل لا يزال مستعيناً بربِّه، متوكِّلاً عليه، سائلاً له التوفيق، وإذا حصل له شيءٌ من التوفيق؛ فلينسبه لِموليهِ ومُسْديه ولا يُعْجَب بنفسه؛ لقوله: {وما توفيقي إلاَّ بالله عليه توكلتُ وإليه أُنيبُ}. ومنها: الترهيب بأخذات الأمم، وما جرى عليهم، وأنه ينبغي أنْ تُذْكَرَ القَصصُ التي فيها إيقاعُ العقوبات بالمجرمين في سياق الوعظ والزجر؛ كما أنه ينبغي ذِكْرُ ما أكرم الله به أهل التقوى عند الترغيب والحثِّ على التقوى. ومنها: أن التائب من الذنب كما يُسمح له عن ذنبه ويُعفى عنه؛ فإنَّ الله تعالى يحبُّه ويودُّه، ولا عبرة بقول من يقول: إنَّ التائبَ إذا تاب؛ فحسبُه أن يُغْفَرَ له ويعودَ عليه العفو، وأما عَوْدُ الودِّ والحبِّ؛ فإنه لا يعودُ؛ فإنَّ الله قال: {واستغفِروا ربَّكم ثمَّ توبوا إليه إنَّ ربي رحيمٌ ودودٌ}. ومنها: أنَّ الله يدفع عن المؤمنين بأسبابٍ كثيرةٍ قد يعلمون بعضها وقد لا يعلمون شيئاً منها، وربما دَفَعَ عنهم بسبب قبيلتهم وأهل وطنهم الكفار؛ كما دفع الله عن شعيبٍ رجمَ قومِهِ بسبب رهطِهِ. وأنَّ هذه الروابط التي يحصُلُ بها الدفع عن الإسلام والمسلمين لا بأس بالسعي فيها، بل ربَّما تعيَّن ذلك؛ لأنَّ الإصلاح مطلوبٌ على حسب القدرة والإمكان؛ فعلى هذا لو ساعد المسلمون الذين تحت ولاية الكفار، وعملوا على جعل الولاية جمهوريَّةً يتمكَّن فيها الأفرادُ والشعوبُ من حقوقهم الدينيَّة والدنيويَّة؛ لكان أولى من استسلامهم لدولةٍ تقضي على حقوقهم الدينيَّة والدنيويَّة، وتحرص على إبادتها وجعلهم عَمَلَةً وخدماً لهم. نعم؛ إنْ أمكن أن تكون الدولة للمسلمين وهم الحكام؛ فهو المتعيِّن، ولكن لعدم إمكان هذه المرتبة؛ فالمرتبة التي فيها دفعٌ ووقايةٌ للدين والدنيا مقدمة. والله أعلم.
(95) ﴾ كَأَن لَّمۡ يَغۡنَوۡاْ فِيهَآۗ ﴿ "Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu." Maksudnya, seakan-akan mereka tidak pernah tinggal di kampung mereka itu dan tidak merasakan kemakmuran di da-lamnya ketika azab datang kepada mereka. ﴾ أَلَا بُعۡدٗا لِّمَدۡيَنَ ﴿ "Ingatlah, kebinasaanlah bagi penduduk Madyan." Ketika Allah membinasakan dan menghinakan mereka. ﴾ كَمَا بَعِدَتۡ ثَمُودُ ﴿ "Sebagaimana kaum Tsamud telah binasa." Kedua kabilah ini sama-sama berserikat dalam kemur-kaan, laknat dan kebinasaan. Syu'aib عليه السلام terkenal dengan julukan, Khatibul Anbiya` karena dialognya yang bagus kepada kaumnya. Pada kisahnya terdapat banyak faidah dan pelajaran. Di antaranya: kaum kafir diazab dan diberi khitab tentang aki-dah Islam, demikian pula syariat dan cabang-cabang Islam karena Syu'aib menyeru kaumnya kepada tauhid dan kepada pemenuhan timbangan dan takaran, dan Syu'aib menyatakan bahwa ancaman Allah berkait dengan kedua hal tersebut. Di antaranya: Mengurangi takaran dan timbangan termasuk dosa besar. Barangsiapa yang melakukan itu, maka dikhawatirkan ditimpa azab dunia, hal itu termasuk mencuri harta orang-orang. Jika mencuri lewat takaran dan timbangan mengundang azab, maka mengambil dengan paksa dan terang-terangan adalah lebih meng-undang dan lebih layak mendapat azab. Di antaranya: balasan itu berasal dari jenis perbuatan. Barang-siapa yang mengurangi harta manusia untuk menambah hartanya maka dia akan dibalas dengan sebaliknya. Itu menjadi penyebab lenyapnya kebaikan dari rizki yang ada pada dirinya. Hal ini sesuai dengan ucapan Syu'aib, ﴾ إِنِّيٓ أَرَىٰكُم بِخَيۡرٖ ﴿ "Sesungguhnya aku melihatmu dalam kebaikan." (Hud: 84). Maksudnya, maka kamu jangan menjadi penyebab hilangnya kebaikan itu karena perbuatanmu. Di antaranya: Hendaknya seorang hamba merasa cukup de-ngan rizki Allah, merasa cukup dengan halal tanpa haram. Cukup dengan usaha-usaha yang halal tanpa usaha-usaha yang haram. Hal itu adalah lebih baik baginya berdasarkan ucapan Syu'aib, ﴾ بَقِيَّتُ ٱللَّهِ خَيۡرٞ لَّكُمۡ ﴿ "Sisa (keuntungan) dari Allah adalah lebih baik bagimu." (Hud: 86). Hal itu mengandung keberkahan dan tambahan rizki yang tidak terkandung pada sikap rakus atas usaha-usaha yang haram yang mencabut keberkahan rizki. Di antaranya: Bahwa hal itu termasuk tuntutan dan buah iman, karena dia mengkaitkan hal itu dengan keberadaan iman, ini me-nunjukkan bahwa apabila amal perbuatan tidak ada, maka iman itu berkurang atau tidak ada. Di antaranya: Shalat senantiasa disyariatkan kepada para nabi terdahulu, ia termasuk amal perbuatan yang paling utama, sam-pai-sampai orang-orang kafir pun mengakui keutamaannya dan keunggulannya di atas amal-amal yang lain. Shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Ia adalah timbangan bagi iman dan syariat-syariatnya. Dengan menegakkannya, keadaan seorang hamba menjadi sempurna dan dengan meninggalkannya, keadaan agamanya menjadi berantakan. Di antaranya: Harta yang Allah rizkikan kepada manusia, meskipun Allah telah memberikannya kepadanya, dia tetap tidak boleh berbuat pada harta itu sesukanya karena ia adalah amanat di tangannya. Dia harus menunaikan hak Allah pada harta itu de-ngan menunaikan kewajiban-kewajiban yang terkait dengannya, menjauhi usaha-usaha yang dilarang oleh Allah dan RasulNya, tidak sebagaimana yang diklaim oleh orang-orang kafir dan yang seperti mereka bahwa mereka boleh melakukan apa yang mereka sukai pada harta mereka, menyelarasi hukum Allah atau menye-lisihinya. Di antaranya: Termasuk kelengkapan dan kesempurnaan dakwah seorang da'i adalah hendaknya dia menjadi orang pertama yang melakukan perintahnya sendiri ketika dia memerintahkannya kepada orang lain, dan orang pertama yang meninggalkan larang-annya sendiri yang mana dia larangkan untuk orang lain sebagai-mana Syu'aib عليه السلام berkata, ﴾ وَمَآ أُرِيدُ أَنۡ أُخَالِفَكُمۡ إِلَىٰ مَآ أَنۡهَىٰكُمۡ عَنۡهُۚ ﴿ "Dan aku tidak berkehendak menyalahimu dengan melakukan apa yang aku larang." (Hud: 88) Sebagaimana Firman Allah, ﴾ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفۡعَلُونَ 2 كَبُرَ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ أَن تَقُولُواْ مَا لَا تَفۡعَلُونَ 3 ﴿ "Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan." (Ash-Shaf: 2-3). Di antaranya: Tugas, agama dan Sunnah Rasul adalah berkehen-dak untuk memperbaiki menurut kemampuan dan kemungkinan, mereka berusaha mewujudkan kebaikan dan menyempurnakannya atau mewujudkan sesuatu yang mereka mampu untuk mewujud-kannya, menolak dan meminimalkan kerusakan serta menjaga kepentingan umum di atas kepentingan khusus. Hakikat kemaslahatan itu adalah sesuatu yang dengannya kemaslahatan manusia bisa diwujudkan, urusan agama dan dunia mereka menjadi lurus. Di antaranya: Barangsiapa melakukan perbaikan sebatas ke-mampuannya, maka dia tidak dicela dan disalahkan pada bagian yang dia tidak lakukan karena dia tidak mampu. Seorang hamba harus melakukan perbaikan pada diri dan orang lain semampunya. Di antaranya: Hendaknya seorang hamba tidak bergantung kepada dirinya sekejap pun, tetapi hendaklah dia senantiasa me-minta tolong kepada Rabbnya, bertawakal kepadaNya dan meminta taufik, jika dia mendapatkan taufik, maka hendaknya dia menis-batkannya kepada Pemberinya, dan jangan ujub terhadap dirinya sendiri sebagaimana Syu'aib berkata, ﴾ وَمَا تَوۡفِيقِيٓ إِلَّا بِٱللَّهِۚ عَلَيۡهِ تَوَكَّلۡتُ وَإِلَيۡهِ أُنِيبُ 88 ﴿ "Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal, dan hanya kepadaNya-lah aku kem-bali." (Hud: 88) Di antaranya: Mewaspadai azab-azab yang menimpa umat-umat terdahulu dan apa yang terjadi pada mereka, hendaknya kisah-kisah tentang azab para pelaku dosa disampaikan untuk memberi nasihat dan peringatan, sebagaimana kisah-kisah tentang balasan Allah kepada orang-orang yang bertakwa disampaikan untuk me-macu dan mendorong kepada ketakwaan. Di antaranya: Orang yang bertaubat dari dosa sebagaimana dosanya dimaafkan dan diampuni, maka dia juga dicintai dan disu-kai oleh Allah, tidak perlu memandang ucapan orang yang berkata, "Bahwa orang yang bertaubat sudah cukup baginya kalau diampuni dan dimaafkan." Masalah dicintai dan disukai oleh Allah, maka itu tidak terjadi, (yang benar adalah yang pertama) karena Allah ber-firman, ﴾ وَٱسۡتَغۡفِرُواْ رَبَّكُمۡ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِۚ إِنَّ رَبِّي رَحِيمٞ وَدُودٞ 90 ﴿ "Dan mohonlah ampun kepada Rabbmu, kemudian bertaubatlah kepadaNya. Sesungguhnya Rabbku Maha Penyayang lagi Maha Pengasih." (Hud: 90) Di antaranya: Allah membela orang-orang Mukmin dengan banyak sebab, mereka mungkin mengetahui sebagian sebab dari-nya, dan mungkin pula tidak mengetahui sedikit pun darinya, dan mungkin saja Allah membelanya melalui kabilahnya dan penduduk negerinya yang kafir, sebagaimana Allah menjaga Syu'aib dari rajam kaumnya dengan sebab kabilahnya. Sesungguhnya hubungan seperti ini yang dengannya pem-belaan kepada Islam bisa diwujudkan boleh-boleh saja dilakukan, bahkan bisa jadi harus dilakukan, karena usaha perbaikan selalu dituntut berdasarkan kemungkinan dan kemampuan. Berdasarkan hal ini, seandainya kaum Muslimin yang berada di bawah kepemim-pinan orang-orang kafir berpartisipasi dan berusaha menjadikan pemerintahan dalam bentuk republik (atas dasar demokrasi, pent.) yang dengannya pribadi dan masyarakat Muslimin bisa menda-patkan hak-hak agama dan dunia, niscaya itu lebih baik daripada tunduk kepada negara yang membunuh hak-hak agama dan dunia mereka, dan berusaha memberangus mereka, menjadikan mereka hanya sebagai kuli dan pembantu untuk mereka. Benar, jika me-mungkinkan negara itu dipegang oleh kaum Muslimin dan kaum Musliminlah yang menjadi pemimpinnya, maka itu harus dipilih, akan tetapi jika ini tidak mungkin, maka tingkatan di bawahnya yang memberi perlindungan bagi agama dan dunia harus didahu-lukan. Wallahu a'lam.
Ayah: 96 - 101 #
{وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِآيَاتِنَا وَسُلْطَانٍ مُبِينٍ (96) إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ فَاتَّبَعُوا أَمْرَ فِرْعَوْنَ وَمَا أَمْرُ فِرْعَوْنَ بِرَشِيدٍ (97) يَقْدُمُ قَوْمَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَوْرَدَهُمُ النَّارَ وَبِئْسَ الْوِرْدُ الْمَوْرُودُ (98) وَأُتْبِعُوا فِي هَذِهِ لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ بِئْسَ الرِّفْدُ الْمَرْفُودُ (99) ذَلِكَ مِنْ أَنْبَاءِ الْقُرَى نَقُصُّهُ عَلَيْكَ مِنْهَا قَائِمٌ وَحَصِيدٌ (100) وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَكِنْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ فَمَا أَغْنَتْ عَنْهُمْ آلِهَتُهُمُ الَّتِي يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ لَمَّا جَاءَ أَمْرُ رَبِّكَ وَمَا زَادُوهُمْ غَيْرَ تَتْبِيبٍ (101)}.
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan tanda-tanda (kekuasaan) Kami dan mukjizat yang nyata, kepada Fir'aun dan pemimpin-pemimpin kaumnya, tetapi mereka mengikuti perin-tah Fir'aun, padahal perintah Fir'aun sekali-kali bukanlah (perin-tah) yang benar. Ia berjalan di muka kaumnya di Hari Kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan. Dan mereka selalu diikuti dengan ku-tukan di dunia dan (begitu pula) di Hari Kiamat. Laknat itu sebu-ruk-buruk tempat yang didatangi. Itu adalah sebagian dari berita-berita negeri (yang telah dibinasakan) yang kami ceritakan kepa-damu (Muhammad); di antara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya dan ada (pula) yang telah musnah. Dan kami tidaklah menganiaya mereka, tetapi merekalah yang meng-aniaya diri mereka sendiri, karena tiadalah bermanfaat sedikit pun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Rabbmu datang. Dan sembahan-sembahan itu ti-daklah menambah kepada mereka melainkan kebinasaan belaka." (Hud: 96-101)
#
{96} يقول تعالى: {ولقد أرسلنا موسى}: ابن عمران {بآياتنا}: الدالَّة على صدق ما جاء به؛ كالعصا واليد ونحوهما من الآيات التي أجراها الله على يدي موسى عليه السلام، {وسلطانٍ مُبينٍ}؛ أي: حجة ظاهرة بيِّنة ظهرتْ ظهور الشمس.
(96) ﴾ وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا مُوسَىٰ ﴿ "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa", bin Imran ﴾ بِـَٔايَٰتِنَا ﴿ "dengan tanda-tanda (kekuasaan) Kami", yang menunjukkan kebenaran agama yang dibawanya seperti tongkat, tangan dan tanda-tanda yang lain yang Allah berlakukan melalui tangan Musa, ﴾ وَسُلۡطَٰنٖ مُّبِينٍ ﴿ "dan mukjizat yang nyata." Yakni hujjah yang jelas dan gamblang yang muncul seperti matahari.
#
{97} {إلى فرعونَ وملئِهِ}؛ أي: أشراف قومه؛ لأنَّهم المتبوعون، وغيرهم تَبَع لهم، فلم ينقادوا لما مع موسى من الآيات التي أراهم إيَّاها كما تقدم بسطُها في سورة الأعراف، ولكنهم {اتَّبعوا أمرَ فرعون وما أمرُ فرعونَ برشيدٍ}: بل هو ضالٌّ غاوٍ لا يأمر إلا بما هو ضررٌ محضٌ.
(97) ﴾ إِلَىٰ فِرۡعَوۡنَ وَمَلَإِيْهِۦ ﴿ "Kepada Fir'aun dan pemimpin-pemim-pin kaumnya", maksudnya tokoh kaumnya, karena mereka diikuti, sedangkan selain mereka adalah pengikut bagi mereka. Mereka tidak tunduk pada mukjizat yang dibawa oleh Musa dan ditunjuk-kannya kepada mereka seperti yang telah dirinci di surat al-A'raf, mereka justru ﴾ فَٱتَّبَعُوٓاْ أَمۡرَ فِرۡعَوۡنَۖ وَمَآ أَمۡرُ فِرۡعَوۡنَ بِرَشِيدٖ ﴿ "mengikuti perintah Fir'aun, padahal perintah Fir'aun sekali-kali bukanlah (perintah) yang benar." Fir'aun adalah sesat dan menyimpang, dia tidak memerintahkan kecuali kepada kemudaratan murni.
#
{98} لا جرم لمَّا اتَّبعه قومُه؛ أرداهم وأهلكهم؛ {يَقْدُمُ قومَه يوم القيامة فأوردَهم النارَ وبئس الوِرْدُ المورودُ}.
(98) Tidak aneh ketika kaumnya mengikutinya, maka Fir'aun mencelakakan dan membinasakan mereka. ﴾ يَقۡدُمُ قَوۡمَهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ فَأَوۡرَدَهُمُ ٱلنَّارَۖ وَبِئۡسَ ٱلۡوِرۡدُ ٱلۡمَوۡرُودُ ﴿ "Ia berjalan di muka kaumnya di Hari Kiamat lalu memasukkan mereka ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang didatangi."
#
{99} {وأُتْبِعوا في هذه}؛ أي: في الدنيا {لعنةً ويوم القيامةِ}؛ أي: يلعنهم الله وملائكته والناسُ أجمعون في الدنيا والآخرة. {بئس الرِّفْدُ المرفودُ}؛ أي: بئس ما اجتمع لهم، وترادَفَ عليهم من عذاب الله ولعنة الدُّنيا والآخرة.
(99) ﴾ وَأُتۡبِعُواْ فِي هَٰذِهِۦ ﴿ "Dan mereka selalu diikuti" di dunia ini ﴾ لَعۡنَةٗ وَيَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۚ ﴿ "dengan kutukan dan (begitu pula) di Hari Kiamat." Allah, malaikat, dan semua manusia melaknat mereka di dunia dan akhirat. ﴾ بِئۡسَ ٱلرِّفۡدُ ٱلۡمَرۡفُودُ ﴿ "Laknat itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan." Maksudnya, ia adalah sejelek-jelek sesuatu yang terkumpul untuk mereka. Azab Allah dan laknat dunia dan akhirat menumpuk pada mereka.
#
{100} ولما ذكر قصص هؤلاء الأمم مع رسلهم؛ قال الله تعالى لرسوله: {ذلك من أنباءِ القُرى نقصُّه عليك}: لتنذر به ويكونَ آية على رسالتك وموعظةً وذكرى للمؤمنين. {منها قائمٌ}: لم يتلفْ بل بقي من آثار ديارهم ما يدلُّ عليهم. {و} منها {حصيدٌ}: قد تهدَّمت مساكنهم، واضمحلَّت منازلهم فلم يبقَ لها أثرٌ.
(100) Tatkala Allah menyebutkan kisah-kisah umat dengan rasul-rasul mereka, maka Allah berfirman kepada RasulNya,﴾ ذَٰلِكَ مِنۡ أَنۢبَآءِ ٱلۡقُرَىٰ نَقُصُّهُۥ عَلَيۡكَۖ ﴿ "Itu adalah sebagian dari berita-berita negeri (yang telah dibinasakan) yang Kami ceritakan kepadamu (Muhammad)", agar kamu memperingatkan manusia dengannya, sebagai bukti kerasulanmu, nasihat dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. ﴾ مِنۡهَا قَآئِمٞ ﴿ "Di antara negeri-negeri itu ada yang masih kedapatan bekas-bekasnya", belum hilang sama sekali, masih ada bekas-bekas negeri yang me-nunjukkannya. ﴾ و َ ﴿ "Dan" darinya ﴾ ح َ ص ِ ي ْ د ٌ ﴿ "ada (pula) yang telah musnah." Tempat tinggal mereka terkikis habis, tak berbekas dan tidak ada tanda-tandanya.
#
{101} {وما ظَلَمْناهم}: بأخذهم بأنواع العقوبات، {ولكن ظَلَموا أنفسَهم}: بالشرك والكفر والعناد. {فما أغنتْ عنهم آلهتُهم التي يَدْعون من دون الله من شيءٍ لمَّا جاء أمرُ ربِّك}: وهكذا كلُّ من التجأ إلى غير الله؛ لم ينفعْه ذلك عند نزول الشدائد. {وما زادوهم غير تَتْبيبٍ}؛ أي: خسار ودمار بالضدِّ مما خطر ببالهم.
(101) ﴾ وَمَا ظَلَمۡنَٰهُمۡ ﴿ "Dan Kami tidaklah menganiaya mereka", de-ngan menimpakan berbagai azab kepada mereka, ﴾ وَلَٰكِن ظَلَمُوٓاْ أَنفُسَهُمۡۖ ﴿ "tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri", dengan syirik, kufur dan penentangan. ﴾ فَمَآ أَغۡنَتۡ عَنۡهُمۡ ءَالِهَتُهُمُ ٱلَّتِي يَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ مِن شَيۡءٖ لَّمَّا جَآءَ أَمۡرُ رَبِّكَۖ ﴿ "Karena itu tiadalah bermanfaat sedikit pun kepada mereka sem-bahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Rabbmu datang." Begitulah semua orang yang berlindung kepada selain Allah, ia tidak dapat melindunginya pada waktu azab itu turun. ﴾ وَمَا زَادُوهُمۡ غَيۡرَ تَتۡبِيبٖ ﴿ "Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka melainkan kebinasaan belaka." Kerugian dan kebinasaan, tidak seperti yang terlintas di benak mereka.
Ayah: 102 #
{وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ (102)}.
"Dan begitulah azab Rabbmu, apabila Dia mengazab pendu-duk negeri-negeri yang berbuat zhalim. Sesungguhnya azabNya itu sangat pedih lagi keras." (Hud: 102).
#
{102} أي: يقصِمُهم بالعذاب، ويبيدهم، ولا ينفعهم ما كانوا يَدْعون من دون الله من شيءٍ.
(102) Maksudnya, azab meluluhlantakkan dan menghancur-kan mereka. Tuhan yang mereka sembah selain Allah tidak berguna sedikit pun bagi mereka.
Ayah: 103 - 108 #
{إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِمَنْ خَافَ عَذَابَ الْآخِرَةِ ذَلِكَ يَوْمٌ مَجْمُوعٌ لَهُ النَّاسُ وَذَلِكَ يَوْمٌ مَشْهُودٌ (103) وَمَا نُؤَخِّرُهُ إِلَّا لِأَجَلٍ مَعْدُودٍ (104) يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَسَعِيدٌ (105) فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ (106) خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ (107) وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ (108)}.
"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Hari Kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disak-sikan (oleh segala sesuatu). Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu. Di kala datang hari itu, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izinNya, maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam ne-raka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih). Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Rabbmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Rabb-mu Maha Pelaksana terhadap sesuatu yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Rabbmu menghendaki (yang lain), sebagai karunia yang tiada putus-putusnya." (Hud: 103-108).
#
{103} {إن في ذلك}: المذكور من أخذه للظالمين بأنواع العقوبات، {لآية لمَنْ خاف عذابَ الآخرة}؛ أي: لعبرةً ودليلاً على أنَّ أهل الظُّلم والإجرام لهم العقوبة الدنيويَّة والعقوبة الأخرويَّة. ثم انتقل من هذا إلى وصفِ الآخرة، فقال: {ذلك يومٌ مجموع له الناس}؛ أي: جُمِعوا لأجل ذلك اليوم للمجازاة وليظهر لهم من عظمة الله وسلطانه وعدله العظيم ما به يعرِفونه حقَّ المعرفة. {وذلك يومٌ مشهودٌ}؛ أي: يشهده الله وملائكتُه وجميعُ المخلوقين.
(103) ﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ ﴿ "Sesungguhnya pada yang demikian itu", azab Allah yang disebutkan yang menghancurkan orang-orang yang zhalim itu, ﴾ لَأٓيَةٗ لِّمَنۡ خَافَ عَذَابَ ٱلۡأٓخِرَةِۚ ﴿ "benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat." Maksudnya, sungguh me-ngandung pelajaran dan dalil bahwa orang-orang zhalim dan para pelaku kejahatan akan ditimpa hukuman dunia dan akhirat. Ke-mudian Allah berpindah dari pembahasan ini kepada penjelasan akhirat. Dia berfirman, ﴾ ذَٰلِكَ يَوۡمٞ مَّجۡمُوعٞ لَّهُ ٱلنَّاسُ ﴿ "Hari Kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)nya." Maksudnya, mereka dikumpulkan pada hari itu untuk mendapat-kan balasan dan untuk memperlihatkan kepada mereka kebesaran dan keagungan serta keadilan Allah yang besar yang dengannya mereka akan mengenalNya dengan sebenarnya. ﴾ وَذَٰلِكَ يَوۡمٞ مَّشۡهُودٞ ﴿ "Dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala sesuatu)." Yakni disaksikan oleh Allah, malaikat, dan seluruh makhluk.
#
{104} {وما نؤخِّرُه}؛ أي: إتيان يوم القيامة، {إلاَّ لأجل مَعْدودٍ}: إذا انقضى أجل الدُّنيا، وما قدر الله فيها من الخلق؛ فحينئذٍ ينقلهم إلى الدار الأخرى، ويُجري عليهم أحكامه الجزائيَّة، كما أجرى عليهم في الدُّنيا أحكامه الشرعيَّة.
(104) ﴾ وَمَا نُؤَخِّرُهُۥٓ ﴿ "Dan Kami tiadalah mengundurkannya." Yakni kedatangan Hari Kiamat, ﴾ إِلَّا لِأَجَلٖ مَّعۡدُودٖ ﴿ "melainkan sampai waktu yang tertentu." Jika masa dunia telah habis dan penciptaan di dalamnya yang telah ditakdirkan oleh Allah (telah selesai), maka pada saat itu Dia memindahkan mereka ke alam akhirat dan memberlakukan kepada mereka hukum-hukumNya yang jaza`iyah (balasan) seba-gaimana di dunia Dia telah memberlakukan kepada mereka hukum-hukumNya syar'iyyah.
#
{105} {يومَ يأتِ}: ذلك اليومُ ويجتمعُ الخلق، {لا تَكَلَّمُ نفسٌ إلا بإذنِهِ}: حتى الأنبياء والملائكة الكرام لا يشفعون إلا بإذنِهِ. {فمنهم}؛ أي: الخلق {شقيٌّ وسعيدٌ}: فالأشقياء هم الذين كفروا بالله، وكذَّبوا رسله وعَصَوا أمره، والسعداء هم المؤمنون المتَّقون.
(105) ﴾ يَوۡمَ يَأۡتِ ﴿ "Di kala datang hari itu", di mana seluruh makhluk berkumpul, ﴾ لَا تَكَلَّمُ نَفۡسٌ إِلَّا بِإِذۡنِهِۦۚ ﴿ "tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izinNya", bahkan para malaikat, para nabi yang mulia tidak memberi syafa'at kecuali dengan izinNya. ﴾ فَمِنۡهُمۡ شَقِيّٞ وَسَعِيدٞ ﴿ "Maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia." Orang-orang yang celaka adalah orang-orang yang kafir kepada Allah, mendustakan rasul-rasulNya dan menyelisihi perintahNya, sedangkan orang-orang yang berbahagia adalah orang-orang Mukmin yang bertakwa.
#
{106} وأما جزاؤهم: {فأما الذين شَقُوا}؛ أي: حصلت لهم الشقاوة والخزي والفضيحة {ففي النار}: منغمسون في عذابها مشتدٌّ عليهم عقابها. {لهم فيها}: من شدَّة ما هم فيه {زفيرٌ وشهيقٌ}: وهو أشنع الأصوات وأقبحُها.
(106) Mengenai balasan mereka. ﴾ فَأَمَّا ٱلَّذِينَ شَقُواْ ﴿ "adapun orang-orang yang celaka", kesengsaraan, kehinaan dan rasa malu terjadi pada mereka, ﴾ فَفِي ٱلنَّارِ ﴿ "maka (tempatnya) di dalam neraka", terbenam di dalam azabnya dengan hukuman yang berat di dalamnya. ﴾ لَهُمۡ فِيهَا ﴿ "Di dalamnya mereka", karena beratnya siksa ﴾ زَفِيرٞ وَشَهِيقٌ ﴿ "mengeluar-kan dan menarik nafas (dengan merintih)", suara yang paling jelek dan paling buruk.
#
{107} {خالدين فيها}؛ أي: في النار التي هذا عذابُها، {ما دامتِ السمواتُ والأرضُ إلاَّ ما شاء ربُّك}؛ أي: خالدين فيها أبداً إلاَّ المدَّة التي شاء الله أن لا يكونوا فيها، وذلك قبل دخولها؛ كما قاله جمهور المفسرين؛ فالاستثناء على هذا راجعٌ إلى ما قبل دخولها؛ فهم خالدون فيها جميع الأزمان سوى الزمن الذي قبل الدخول فيها. {إنَّ ربَّك فعَّالٌ لما يريد}: فكل ما أراد فعله واقتضته حكمتُه؛ فَعَلَه تبارك وتعالى، لا يردُّه أحدٌ عن مُراده.
(107) ﴾ خَٰلِدِينَ فِيهَا ﴿ "Mereka kekal di dalamnya", yakni, di neraka dengan azab yang demikian ﴾ مَا دَامَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ إِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَۚ ﴿ "selama ada langit dan bumi, kecuali jika Rabbmu menghendaki (yang lain)." Yakni, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya kecuali batas waktu yang dikehendaki Allah agar mereka tidak berada di dalamnya. Hal itu sebelum mereka masuk ke dalamnya sebagaimana yang dikatakan oleh mayoritas ahli tafsir. Jadi pengecualian atas hal ini kembali kepada sebelum mereka memasukinya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya kecuali waktu di mana mereka belum memasukinya. ﴾ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٞ لِّمَا يُرِيدُ ﴿ "Sesungguhnya Rabbmu Maha Pelak-sana terhadap apa yang Dia kehendaki." Semua yang diinginkan oleh Allah untuk dilakukan dan dituntut oleh hikmahNya maka Allah pasti melakukannya, tiada seorang pun yang menghalangi Allah dari keinginanNya.
#
{108} {وأما الذين سُعِدوا}؛ أي: حصلت لهم السعادة والفلاح والفوز، {ففي الجنَّة خالدين فيها ما دامت السمواتُ والأرض إلاَّ ما شاء ربُّك}: ثمَّ أكَّد ذلك بقوله: {عطاءً غير مجذودٍ}؛ أي: ما أعطاهم الله من النعيم المقيم واللَّذة العالية؛ فإنَّه دائمٌ مستمرٌّ غير منقطع بوقت من الأوقات. نسأل الله الكريم من فضله.
(108) ﴾ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ سُعِدُواْ ﴿ "Adapun orang-orang yang berbahagia", yang meraih kebahagiaan, kemenangan, dan keberuntungan,﴾ فَفِي ٱلۡجَنَّةِ خَٰلِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ إِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَۖ ﴿ "maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Rabbmu menghendaki (yang lain)", kemudian Dia menegaskannya dengan FirmanNya, ﴾ عَطَآءً غَيۡرَ مَجۡذُوذٖ ﴿ "sebagai karunia yang tiada putus-putusnya." Nikmat yang kekal dan kelezatan yang tinggi yang Allah berikan kepada mereka akan berlangsung terus, tak terputus sesaat pun. Kita memohon kepada Allah dari karuniaNya.
Ayah: 109 #
{فَلَا تَكُ فِي مِرْيَةٍ مِمَّا يَعْبُدُ هَؤُلَاءِ مَا يَعْبُدُونَ إِلَّا كَمَا يَعْبُدُ آبَاؤُهُمْ مِنْ قَبْلُ وَإِنَّا لَمُوَفُّوهُمْ نَصِيبَهُمْ غَيْرَ مَنْقُوصٍ (109)}.
"Maka janganlah kamu berada dalam keragu-raguan tentang apa yang disembah oleh mereka. Mereka tidaklah menyembah me-lainkan sebagaimana nenek moyang mereka menyembah dahulu. Dan sesungguhnya Kami pasti akan menyempurnakan dengan secukup-cukupnya pembalasan (terhadap) mereka dengan tidak dikurangi sedikit pun." (Hud: 109).
#
{109} يقول الله تعالى لرسوله محمدٍ - صلى الله عليه وسلم -: {فلا تكُ في مِرْيَةٍ ممَّا يعبدُ هؤلاء}: المشركون؛ أي: لا تشكَّ في حالهم، وأنَّ ما هم عليه باطلٌ؛ فليس لهم دليلٌ شرعيٌّ ولا عقليٌّ، وإنما دليلُهم وشبهتهم أنهم يعبُدون كما يعبُدُ آباؤهم من قبلُ، ومن المعلوم أن هذا ليس بشبهةٍ فضلاً عن أن يكون دليلاً؛ لأنَّ أقوال ما عدا الأنبياء يحتجُّ لها لا يحتج بها، خصوصاً أمثال هؤلاء الضالين، الذين كثر خطؤهم وفساد أقوالهم في أصول الدين؛ فإنَّ أقوالهم وإن اتَّفقوا عليها؛ فإنَّها خطأ وضلال {وإنَّا لَمُوفُّوهم نصيبَهم غير منقوص}؛ أي: لا بدَّ أن ينالهم نصيبُهم من الدُّنيا مما كتب لهم، وإن كَثُر ذلك النصيب أو راق في عينك؛ فإنَّه لا يدلُّ على صلاح حالهم؛ فإنَّ الله يعطي الدُّنيا من يحبُّ ومن لا يحبُّ، ولا يعطي الإيمان والدين الصحيح إلاَّ من يُحِبُّ. والحاصلُ أنَّه لا يُغترُّ باتفاق الضالين على قول الضالين من آبائهم الأقدمين، ولا على ما خوَّلهم الله، وآتاهم من الدنيا.
(109) Allah berfirman kepada RasulNya, Muhammad, ﴾ فَلَا تَكُ فِي مِرۡيَةٖ مِّمَّا يَعۡبُدُ هَٰٓؤُلَآءِۚ ﴿ "Maka janganlah kamu berada dalam keragu-raguan tentang apa yang disembah oleh mereka." Yaitu orang-orang musyrik, maksudnya jangan meragukan mereka, dan bahwa apa yang mereka kerjakan itu adalah kebatilan. Mereka tidak memiliki dalil aqli dan tidak pula syar'i. Dalil dan syubhat mereka adalah terbatas pada tindakan mereka mengikuti nenek moyang mereka saja, maka me-reka menyembah apa yang disembah oleh nenek moyang mereka sebelumnya, dan termasuk hal yang sudah dimaklumi bahwa ini bukanlah syubhat, terlebih lagi menjadi dalil, karena ucapan selain Nabi bukanlah dalil, khususnya (ucapan) semisal orang-orang yang sesat itu yang kesalahannya banyak, pendapat mereka rusak dalam perkara pokok agama, karena pendapat mereka, meskipun mereka bersepakat, ia tetap salah dan sesat. ﴾ وَإِنَّا لَمُوَفُّوهُمۡ نَصِيبَهُمۡ غَيۡرَ مَنقُوصٖ ﴿ "Dan sesungguhnya Kami pasti akan menyempurnakan dengan secukup-cukup-nya pembalasan (terhadap) mereka dengan tidak dikurangi sedikit pun." Maksudnya, mereka pasti mendapatkan bagian mereka di dunia dari apa yang telah ditulis untuk mereka meskipun bagian tersebut melimpah ruah dalam pandanganmu, karena ia tidak menunjukkan kebaikan mereka, karena Allah memberikan dunia kepada orang yang dicintaiNya dan yang tidak dicintaiNya, sementara Dia tidak memberikan iman dan agama yang benar kecuali kepada yang di-cintaiNya. Alhasil, jangan terkecoh dengan kesepakatan orang-orang sesat atas perkataan orang-orang yang sesat dari kalangan nenek moyang, dan jangan pula (terkecoh) dengan sesuatu yang Allah berikan kepada mereka di dunia ini.
Ayah: 110 - 113 #
{وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ فَاخْتُلِفَ فِيهِ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَبِّكَ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ وَإِنَّهُمْ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مُرِيبٍ (110) وَإِنَّ كُلًّا لَمَّا لَيُوَفِّيَنَّهُمْ رَبُّكَ أَعْمَالَهُمْ إِنَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (111) فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (112) وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ مِنْ أَوْلِيَاءَ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ (113)}.
"Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kitab (Taurat) kepada Musa, lalu diperselisihkan tentang kitab itu. Dan seandai-nya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Rabbmu, niscaya telah ditetapkan hukuman di antara mereka. Dan sesungguhnya mereka (orang-orang kafir Makkah) dalam keraguan yang mengge-lisahkan terhadap al-Qur`an. Dan sesungguhnya kepada masing-masing (mereka yang berselisih itu) pasti Rabbmu akan menyem-purnakan dengan cukup (balasan) pekerjaan mereka. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepada-mu dan (juga) orang yang telah bertaubat besertamu, dan jangan-lah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zhalim sehingga kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolong pun selain dari pada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan." (Hud: 110-113).
#
{110} يخبر تعالى أنه آتى موسى الكتاب الذي هو التوراة، الموجب للاتفاق على أوامره ونواهيه والاجتماع، ولكن مع هذا؛ فإنَّ المنتسبين إليه اختلفوا فيه اختلافاً أضرَّ بعقائدهم وبجامعتهم الدينيَّة. {ولولا كلمةٌ سبقتْ من ربِّك}: بتأخيرهم وعدم معاجلتهم بالعذاب، {لَقُضِيَ بينَهم}: بإحلال العقوبة بالظَّالم، ولكنَّه تعالى اقتضت حكمته أن أخَّر القضاء بينَهم إلى يوم القيامة، وبَقوا في شكٍّ مريبٍ. وإذا كانت هذه حالُهم مع كتابهم؛ فمع القرآن الذي أوحاه الله إليك غير مستغربٍ من طائفة اليهود أن لا يؤمنوا به، وأن يكونوا في شكٍّ منه مريب.
(110) Allah mengabarkan bahwa Dia telah memberi Musa kitab Taurat yang mewajibkan kesepakatan atas perintah-perintah dan larangan-laranganNya, akan tetapi meskipun begitu, orang-orang yang menisbatkan diri kepadanya berselisih dengan perseli-sihan yang merugikan akidah mereka dan kesatuan agama mereka. ﴾ وَلَوۡلَا كَلِمَةٞ سَبَقَتۡ مِن رَّبِّكَ ﴿ "Dan seandainya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Rabbmu", dengan menangguhkan mereka dan tidak menyegerakan azab kepada mereka, ﴾ لَقُضِيَ بَيۡنَهُمۡۚ ﴿ "niscaya telah ditetap-kan hukuman di antara mereka," dengan ditimpakannya azab kepada orang zhalim akan tetapi hikmah Allah menuntut ditundanya ke-putusan di antara mereka sampai Hari Kiamat dan mereka diam dalam keraguan pertanyaan. Jika begini sikap mereka terhadap kitab mereka, bersama al-Qur`an yang Allah wahyukan kepadamu, maka tidaklah aneh jika ada sebagian dari orang-orang Yahudi yang tidak beriman kepadanya dan mereka selalu meragukannya.
#
{111} {وإن كُلاًّ لَمَّا لَيُوَفِّيَنَّهُم ربُّك أعمالَهم}؛ أي: لا بدَّ أن يقضي الله بينهم يوم القيامة بحكمه العدل، فيجازي كلاًّ بما يستحقُّه. {إنه بما يعملون}: من خير وشرٍّ، {خبيرٌ}: فلا يَخْفى عليه شيء من أعمالهم؛ دقيقِها وجليلِها.
(111) ﴾ وَإِنَّ كُلّٗا لَّمَّا لَيُوَفِّيَنَّهُمۡ رَبُّكَ أَعۡمَٰلَهُمۡۚ ﴿ "Dan sesungguhnya kepada masing-masing (mereka yang berselisih itu) pasti Rabbmu akan menyem-purnakan dengan cukup (balasan) pekerjaan mereka." Maksudnya, Allah pasti akan memutuskan di antara mereka pada Hari Kiamat dengan hukumNya yang adil, lalu masing-masing dibalas dengan sesuatu yang menjadi haknya. ﴾ إِنَّهُۥ بِمَا يَعۡمَلُونَ ﴿ "Sesungguhnya Dia terhadap apa yang mereka kerjakan", dari yang baik dan yang buruk, ﴾ خَبِيرٞ ﴿ "Maha Mengetahui," tidak sedikit pun dari amal mereka yang samar bagi-Nya, kecil dan besarnya.
#
{112} ثم لما أخبر بعدم استقامتهم التي أوجبتِ اختلافَهم وافتراقَهم؛ أمر نبيَّه محمداً - صلى الله عليه وسلم - ومَنْ معه من المؤمنين أن يستقيموا كما أمِروا، فيسلكوا ما شرعه الله من الشرائع، ويعتقِدوا ما أخبر الله به من العقائد الصحيحة، ولا يَزيغوا عن ذلك يمنةً ولا يسرةً، ويدوموا على ذلك، ولا يَطْغَوْا بأنْ يتجاوزوا ما حدَّه الله لهم من الاستقامة، وقوله: {إنَّه بما تعملون بصيرٌ}؛ أي: لا يخفى عليه من أعمالكم شيء، وسيجازيكم عليها. ففيه ترغيبٌ لسلوك الاستقامة وترهيبٌ من ضدِّها.
(112) Manakala Allah mengabarkan tidak istiqamahnya mereka yang menjadi penyebab perselisihan dan perpecahan mereka, maka Allah memerintahkan NabiNya dan orang-orang Mukmin yang bersamanya agar beristiqamah sebagaimana yang diperintah-kan kepada mereka, maka mereka meniti syariat-syariat yang telah Allah syariatkan, meyakini akidah-akidah yang benar yang dika-barkan oleh Allah, tidak menyimpang dari hal tersebut ke kanan atau ke kiri dan hendaknya mereka selalu begitu, tidak melampaui batas dari istiqamah yang telah diletakkan oleh Allah. FirmanNya, ﴾ إِنَّهُۥ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٞ ﴿ "Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." Tidak sedikit pun dari amalmu yang samar bagiNya, Dia akan membalasmu atasnya. Ayat ini mengandung dorongan untuk beristiqamah dan melarang sebaliknya.
#
{113} ولهذا حذَّرهم عن الميل إلى من تعدَّى الاستقامة، فقال: {ولا تَرْكَنوا}؛ [أي: لا تميلوا] {إلى الذين ظلموا}: فإنَّكم إذا ملتم إليهم وافقتموهم على ظلمهم أو رضيتم ما هم عليه من الظُّلم؛ {فَتَمَسَّكُم النارُ}: إن فعلتُم ذلك. {وما لكم من دون الله من أولياء}: يمنعونكم من عذاب الله، ولا يحصِّلون لكم شيئاً من ثواب الله. {ثم لا تُنصرون}؛ أي: لا يدفع عنكم العذابُ إذا مسَّكم. ففي هذه الآية التحذير من الركون إلى كلِّ ظالم، والمرادُ بالرُّكون: الميل والانضمام إليه بظلمه وموافقته على ذلك والرضا بما هو عليه من الظلم، وإذا كان هذا الوعيد في الركون إلى الظلمة؛ فكيف حال الظلمة بأنفسهم؟! نسأل الله العافية من الظلم.
(113) Oleh karena itu, Allah memperingatkan mereka dari kecenderungan kepada orang yang melewati batas istiqamah, Dia berfirman, ﴾ وَلَا تَرۡكَنُوٓاْ إِلَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ ﴿ "Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zhalim", karena jika kamu cenderung kepada me-reka, maka kamu menyepakati kezhaliman mereka atau rela terha-dap kezhaliman mereka. ﴾ فَتَمَسَّكُمُ ٱلنَّارُ ﴿ "Sehingga kamu disentuh api neraka", jika kamu melakukan itu. ﴾ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِنۡ أَوۡلِيَآءَ ﴿ "Dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolong pun selain dari pada Allah", yang bisa melindungimu dari azab Allah, dan tidak ada pe-nolong yang membuatmu memperoleh pahala Allah sedikit pun. ﴾ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ ﴿ "Kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan", azab tidak dihalangi darimu jika ia menimpamu. Ayat ini berisi peringatan terhadap sikap rukun kepada orang zhalim, dan yang dimaksud dengan rukun adalah kecenderungan, bergabung kepadanya dalam kezhalimannya, menyetujuinya dan rela dengan kezhalimannya. Jika ini adalah ancaman terhadap rukun kepada orang-orang zhalim lalu bagaimana (parahnya) keadaan orang-orang zhalim itu sendiri? Semoga Allah menyelamatkan kita dari kezhaliman.
Ayah: 114 - 115 #
{وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ (114) وَاصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ (115)}.
"Dan dirikanlah shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan dari malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan." (Hud: 114-115).
#
{114} يأمر تعالى بإقامة الصلاة كاملة {طَرَفي النهار}؛ أي: أوله وآخره، ويدخل في هذا صلاة الفجر وصلاتا الظهر والعصر، {وزُلَفاً من الليل}: ويدخل في ذلك صلاة المغرب والعشاء، ويتناول ذلك قيام الليل؛ فإنَّها مما تُزْلِفُ العبد وتقرِّبه إلى الله تعالى. {إنَّ الحسنات يُذْهِبْنَ السيِّئاتِ}؛ أي: فهذه الصلوات الخمس وما ألحق بها من التطوُّعات من أكبر الحسنات، وهي مع أنها حسنات تقرِّب إلى الله وتوجِبُ الثواب؛ فإنَّها تُذْهِبُ السيِّئات وتمحوها، والمرادُ بذلك الصغائر؛ كما قيَّدتها الأحاديث الصحيحة عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم -؛ مثل قوله: «الصلوات الخمس، والجمعة إلى الجمعة، ورمضان إلى رمضان؛ مكفراتٌ لما بينهنَّ ما اجتُنِبَتِ الكبائر» ، بل كما قيَّدتها الآية التي في سورة النساء، وهي قوله عزَّ وجلَّ: {إن تَجْتَنِبوا كبائِرَ ما تُنْهَوْنَ عنه نكفِّر عنكم سيئاتِكم وندخِلْكم مُدْخلاً كريماً}. {ذلك}: لعل الإشارة لكلِّ ما تقدَّم؛ من لزوم الاستقامة على الصراط المستقيم، وعدم مجاوزته وتعدِّيه، وعدم الرُّكون إلى الذين ظلموا، والأمر بإقامة الصلاة، وبيان أنَّ الحسنات يُذْهِبْنَ السيئات؛ الجميع {ذكرى للذاكرينَ}: يفهمون بها ما أمرهم الله به ونهاهم، ويمتثلون لتلك الأوامر الحسنة المثمِرَة للخيرات الدَّافعة للشُّرور والسيئات.
(114) Allah تعالى memerintahkan untuk mendirikan shalat secara sempurna, ﴾ طَرَفَيِ ٱلنَّهَارِ ﴿ "pada kedua tepi siang (pagi dan petang)." Yakni di awal dan di akhirnya, termasuk dalam hal ini Shalat Shu-buh, Zhuhur dan Ashar. ﴾ وَزُلَفٗا مِّنَ ٱلَّيۡلِۚ ﴿ "Dan pada bagian permulaan dari malam." Termasuk di dalamnya Shalat Maghrib dan Isya`, dan itu juga mencakup shalat malam karena ia termasuk yang mendekat-kan seorang hamba kepada Allah. ﴾ إِنَّ ٱلۡحَسَنَٰتِ يُذۡهِبۡنَ ٱلسَّيِّـَٔاتِۚ ﴿ "Sesungguh-nya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk." Maksudnya, shalat lima waktu ini dan shalat-shalat sunnah yang mengikutinya adalah termasuk kebaikan yang paling besar, di samping ia adalah kebaikan yang mendekatkan kepada Allah dan mengundang pahala Allah, ia juga menghapus keburukan dan menghilangkannya, yang dimaksud dengan itu adalah dosa-dosa kecil sebagaimana hadits-hadits shahih dari Nabi membatasinya demikian. Seperti sabda Nabi, اَلصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ. "Shalat lima waktu, Shalat Jum'at ke Jum'at (berikutnya), Ramadhan ke Ramadhan (berikutnya) adalah pelebur (dosa) yang terletak di antara-nya, selama dosa-dosa besar dijauhi."[4] Bahkan seperti yang dibatasi oleh ayat yang ada di surat an-Nisa` yaitu FirmanNya, ﴾ إِن تَجۡتَنِبُواْ كَبَآئِرَ مَا تُنۡهَوۡنَ عَنۡهُ نُكَفِّرۡ عَنكُمۡ سَيِّـَٔاتِكُمۡ وَنُدۡخِلۡكُم مُّدۡخَلٗا كَرِيمٗا 31 ﴿ "Jika kalian menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang mana kalian dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan-mu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)." (An-Nisa`: 31). ﴾ ذَٰلِكَ ﴿ "Itulah" bisa jadi isyaratnya kembali kepada semua yang disebutkan berupa istiqamah di atas jalan yang lurus, tidak melang-gar dan melampaui batasnya, tidak rukun kepada orang-orang zha-lim, perintah menegakkan shalat dan penjelasan bahwa kebaikan itu melenyapkan keburukan, semua itu adalah, ﴾ ذِكۡرَىٰ لِلذَّٰكِرِينَ ﴿ "peri-ngatan bagi orang-orang yang ingat." Mereka memahami apa yang diperintahkan dan dilarang oleh Allah dengannya, dan menaati perintah yang baik itu yang membuahkan kebaikan yang menangkal keburukan dan kejahatan.
#
{115} ولكن تلك الأمور تحتاج إلى مجاهدة النفس والصبر عليها، ولهذا قال: {واصبِرْ}؛ أي: احبس نفسك على طاعة اللَّه وعن معصيته وإلزامها لذلك واستمرَّ ولا تضجر. {فإنَّ اللَّه لا يُضيعُ أجْرَ المحسنينَ}: بل يتقبَّل اللَّه عنهم أحسن الذي عملوا ويَجْزيهم أجْرَهم بأحسن ما كانوا يعملون. وفي هذا ترغيبٌ عظيمٌ للزوم الصبر بتشويق النفس الضعيفة إلى ثواب الله كلَّما وَنَتْ وَفَتَرَتْ.
(115) Akan tetapi perkara-perkara tersebut membutuhkan keteguhan dan kesabaran jiwa. Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ وَٱصۡبِرۡ ﴿ "Dan bersabarlah", yakni tahanlah dirimu atas ketaatan kepada Allah dan tahanlah dari kemaksiatan kepadaNya. Teguh-kanlah dirimu, teruskanlah atas hal itu dan jangan mengeluh,﴾ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجۡرَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ﴿ "karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan." Akan tetapi Dia menerima dari mereka sesuatu yang terbaik yang mereka kerjakan, dan mem-balas mereka dengan balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan. Ini mengandung dorongan yang besar kepada kesabaran de-ngan cara membuat jiwa yang lemah rindu kepada pahala setiap kali ia jenuh dan bosan.
Ayah: 116 #
{فَلَوْلَا كَانَ مِنَ الْقُرُونِ مِنْ قَبْلِكُمْ أُولُو بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِي الْأَرْضِ إِلَّا قَلِيلًا مِمَّنْ أَنْجَيْنَا مِنْهُمْ وَاتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَا أُتْرِفُوا فِيهِ وَكَانُوا مُجْرِمِينَ (116)}.
"Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang dari pada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebagian kecil di antara orang-orang yang telah Kami selamatkan di antara mereka, sedangkan orang-orang yang zhalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka ada-lah orang-orang yang berdosa." (Hud: 116).
#
{116} لمَّا ذكر تعالى إهلاك الأمم المكذِّبة للرسل، وأنَّ أكثرهم منحرفون عن أهل الكتب الإلهية، وذلك كلُّه يقضي على الأديان بالذَّهاب والاضمحلال؛ ذكر أنَّه لولا أنه جعل في القرون الماضية بقايا من أهل الخير، يدعون إلى الهدى وينهون عن الفساد والرَّدى، فحصل من نفعهم، وأبقيت به الأديان، ولكنَّهم قليلون جدًّا ، وغاية الأمر أنَّهم نجوا باتِّباعهم المرسلين، وقيامهم بما قاموا به من دينهم، وبكون حجَّة الله أجراها على أيديهم؛ ليهلك من هَلَكَ عن بيِّنة ويحيا من حَيَّ عن بيَّنة {و} لكن {اتَّبع الذين ظلموا ما أُتْرِفوا فيه}؛ أي: اتَّبعوا ما هم فيه من النعيم والترف، ولم يبغوا به بدلاً. {وكانوا مجرمين}؛ أي: ظالمين باتِّباعهم ما أترِفوا فيه، فلذلك حقَّ عليهم العقابُ واستأصلهم العذابُ. وفي هذا حثٌّ لهذه الأمة أن يكون فيهم بقايا؛ مصلحون لما أفسد الناس، قائمون بدين الله، يدعون من ضلَّ إلى الهدى، ويصبرون منهم على الأذى، ويبصِّرونهم من العمى، وهذه الحالة أعلى حالة يرغب فيها الراغبون، وصاحبها يكون إماماً في الدين؛ إذا جعل عمله خالصاً لربِّ العالمين.
(116) Tatkala Allah تعالى menyebutkan pembinasaan umat-umat yang mendustakan para rasul dan bahwa kebanyakan dari mereka menyimpang dari Ahli Kitab Ilahiyah, dan semua itu me-matikan dan melenyapkan agama-agama, maka Dia menyebutkan bahwa mengapa tidak dijadikan (dari umat-umat yang telah berlalu) sisa-sisa orang yang baik yang menyeru kepada petunjuk, melarang kerusakan dan penyimpangan sehingga terwujudlah manfaat me-reka yang dengannya agama-agama terpelihara? akan tetapi mereka sangat sedikit sekali.[5] Intinya mereka itu selamat karena mengikuti rasul-rasul, dan mereka melaksanakan ajaran agama mereka, dan ia adalah hujjah Allah yang Allah berlakukan melalui tangan mereka agar orang yang binasa menjadi binasa dengan kejelasan, dan orang yang hidup menjadi hidup dengan kejelasan, ﴾ و َ ﴿ "dan" akan tetapi ﴾ ا ت ّ َ ب َ ع َ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ مَآ أُتۡرِفُواْ فِيهِ ﴿ "orang-orang yang zhalim hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka", maksudnya mereka mempertu-rutkan kenikmatan dan kemewahan yang mereka rasakan, dan ti-dak menginginkan penggantinya. ﴾ وَكَانُواْ مُجۡرِمِينَ ﴿ "Dan mereka adalah orang-orang yang berdosa", lagi zhalim dengan mengikuti kemewahan. Oleh karena itu, mereka ditimpa dan dibinasakan oleh siksa dan azab. Ini mengandung dorongan bagi umat ini agar tetap ada sisa-sisa orang yang memperbaiki apa yang dirusak oleh manusia, me-reka tegak berpegang teguh dengan agama Allah, menyeru orang yang sesat kepada petunjuk, bersabar atas gangguan dari mereka, mengentaskan mereka dari ketidaktahuan. Ini adalah posisi tertinggi yang diminati oleh orang yang berminat, pemilik kedudukan ini adalah seorang imam dalam agama, apabila perbuatannya diikh-laskan kepada Allah, Rabb semesta alam.
Ayah: 117 #
{وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ (117)}.
"Dan Rabbmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zhalim, sedang penduduknya orang-orang yang ber-buat kebaikan." (Hud: 117).
#
{117} أي: وما كان الله ليهلك القرى بظُلم منه لهم والحالُ أنَّهم {مصلحون}؛ أي: مقيمون على الصلاح مستمرون عليه؛ فما كان الله ليهلكهم إلا إذا ظلموا، وقامت عليهم حجَّة الله. ويُحتمل أنَّ المعنى: وما كان ربُّك لِيُهْلِكَ القرى بظلمهم السابق إذا رجعوا وأصلحوا عملهم؛ فإنَّ الله يعفو عنهم، ويمحو ما تقدَّم من ظلمهم.
(117) Maksudnya, Allah tidak patut membinasakan sebuah negeri secara zhalim, padahal mereka itu ﴾ مُصۡلِحُونَ ﴿ "berbuat kebaik-an." Yakni mereka berjalan di atas kebaikan dengan terus menerus, maka Allah tidak patut membinasakannya kecuali jika mereka ber-buat zhalim dan hujjah Allah telah tegak atasnya. Bisa jadi maknanya adalah bahwa Allah tidak akan membina-sakan negeri karena kezhalimannya terdahulu, jika mereka bertau-bat dan memperbaiki amal perbuatannya, karena Allah memaafkan mereka dan menghapus kezhaliman mereka yang telah lalu.
Ayah: 118 - 119 #
{وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ (118) إِلَّا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (119)}
"Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manu-sia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Rabbmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan. Sesungguhnya Aku akan memenuhi Neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya." (Hud: 118-119).
#
{118} يخبر تعالى أنه لو شاء لجعل الناس أمَّة واحدة على الدين الإسلامي؛ فإنَّ مشيئته غير قاصرة، ولا يمتنعُ عليه شيءٌ،، ولكنَّه اقتضت حكمته أن لا يزالون مختلفين، مخالفين للصراط المستقيم، متَّبعين السبل الموصلة إلى النار، كلٌّ يرى الحقَّ فيما قاله والضَّلال في قول غيره.
(118) Allah mengabarkan bahwa kalau Dia berkehendak, niscaya Dia menjadikan manusia umat yang satu, berpegang teguh pada agama Islam karena kehendak Allah tiada berbatas, tak ada satu pun yang menghalangiNya, akan tetapi hikmahNya menuntut mereka terus berselisih, menyelisihi jalan yang lurus, mengikuti jalan yang mengantarkan kepada neraka. Masing-masing melihat kebenaran pada dirinya dan kesesatan pada orang lain.
#
{119} {إلاَّ مَن رَحِمَ ربُّك}: فهداهم إلى العلم بالحقِّ والعمل به والاتفاق عليه؛ فهؤلاء سبقت لهم سابقةُ السعادة وتداركتْهم العنايةُ الربَّانية والتوفيق الإلهيُّ، وأما من عداهم؛ فهم مخذولون مَوْكولون إلى أنفسهم. وقوله: {ولذلك خَلَقَهم}؛ أي: اقتضت حكمته أنَّه خلقهم ليكون منهم السعداء والأشقياء والمتفقون والمختلفون والفريق الذي هدى الله والفريق الذي حقت عليهم الضلالة؛ ليتبيَّن للعباد عدلُه وحكمتُه، وليُظْهِر ما كمن في الطباع البشرية من الخير والشرِّ، وليقوم سوقُ الجهاد والعبادات التي لا تتمُّ ولا تستقيم إلا بالامتحان والابتلاء، {و} لأنَّه {تمَّتْ كلمةُ ربِّك لأملأنَّ جهنَّم من الجِنَّة والناس أجمعينَ}: فلا بدَّ أن ييسِّر للنار أهلاً يعملون بأعمالها الموصلة إليها.
(119) ﴾ إِلَّا مَن رَّحِمَ رَبُّكَۚ ﴿ "Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu." Lalu Dia membimbing mereka kepada ilmu tentang kebenaran, mengamalkannya dan bersepakat di atasnya. Mereka itu telah ditakdirkan kebahagiaan bagi mereka dan memperoleh perhatian Rabbani dan taufik Ilahi. Adapun selain mereka, maka mereka adalah orang-orang yang tertipu yang bersandar kepada dirinya sendiri, FirmanNya, ﴾ وَلِذَٰلِكَ خَلَقَهُمۡۗ ﴿ "Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka." Maksudnya hikmahNya menuntut bahwa Dia menciptakan mereka agar ada di antara mereka yang berbahagia dan ada yang sengsara, yang sepakat dan yang berselisih, ada ke-lompok yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada kelompok yang ditakdirkan untuknya kesesatan agar keadilan dan hikmahNya diketahui oleh manusia, dan agar apa yang tersimpan dalam tabiat manusia dari kebaikan dan keburukan diketahui, serta agar medan jihad dan ibadah menjadi tegak yang mana ia tidak terlaksana dan tercapai kecuali dengan ujian. ﴾ و َ ﴿ "Dan" karenanya, ﴾ ت َ م ّ َ ت ْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمۡلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ ٱلۡجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ أَجۡمَعِينَ ﴿ "Kalimat Rabbmu (keputusanNya) telah ditetap-kan. Sesungguhnya Aku akan memenuhi Neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya", pasti Dia akan memudahkan penghuni neraka yang melakukan perbuatan neraka untuk meng-antarkan kepadanya.
Ayah: 120 - 123 #
{وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ (120) وَقُلْ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنَّا عَامِلُونَ (121) وَانْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ (122) وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ (123)}.
"Dan semua kisah dari rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hati-mu, dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman. Dan katakanlah kepada orang-orang yang tidak beriman, 'Berbuatlah menurut kedudukanmu, sesungguhnya kami pun berbuat (pula). Dan tunggulah (akibat perbuatanmu), sesungguhnya Kami pun menunggu (pula).' Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan bumi, dan kepadaNya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakallah kepadaNya. Dan sekali-kali Rabbmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan." (Hud: 120-123).
#
{120} لما ذكر في هذه السورة من أخبار الأنبياء ما ذَكَرَ؛ ذَكَرَ الحكمة في ذِكْر ذلك، فقال: {وكلًّا نَقُصُّ عليك من أنباء الرُّسل ما نثبِّتُ به فؤادك}؛ أي: قلبك؛ ليطمئن، ويثبت، ويصبر كما صبر أولو العزم من الرسل؛ فإنَّ النفوس تأنَس بالاقتداء وتنشَط على الأعمال، وتريد المنافسة لغيرها، ويتأيَّد الحقُّ بذِكْر شواهده وكثرة من قام به. {وجاءك في هذه}: السورة {الحقُّ}: اليقينُ فلا شكَّ فيه بوجهٍ من الوجوه؛ فالعلم بذلك من العلم بالحقِّ الذي هو أكبر فضائل النفوس. {وموعظةٌ وذِكرى للمؤمنينَ}؛ أي: يتَّعظون به فيرتدعون عن الأمور المكروهة ويتذكَّرون الأمور المحبوبة لله فيفعلونها.
(120) Tatkala Allah menyebutkan di surat ini berita-berita tentang para Nabi, maka Dia menyebutkan hikmah dari itu semua seraya berfirman, ﴾ وَكُلّٗا نَّقُصُّ عَلَيۡكَ مِنۡ أَنۢبَآءِ ٱلرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِۦ فُؤَادَكَۚ ﴿ "Dan semua kisah dari rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu", agar hatimu teguh, tenang dan bersabar sebagaimana kesabaran rasul-rasul ulul azmi karena jiwa itu merasa tenang dengan meneladani dan menjadi giat untuk ber-amal, serta ingin menyaingi yang lain, dan kebenaran menjadi kuat dengan menyebutkan saksi-saksinya dan banyaknya pendukung. ﴾ وَجَآءَكَ فِي هَٰذِهِ ٱلۡحَقُّ ﴿ "Dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran", yang yakin tanpa ada sedikit pun keraguan dari sisi mana pun. Ilmu tentang hal itu termasuk ilmu tentang kebenaran yang merupakan keutamaan jiwa yang paling besar ﴾ وَمَوۡعِظَةٞ وَذِكۡرَىٰ لِلۡمُؤۡمِنِينَ ﴿ "serta peng-ajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman." Maksudnya, mereka mengambil pelajaran darinya, maka mereka menahan diri dari perkara-perkara yang buruk dan mengingat perkara yang di-cintai Allah lalu mereka melakukannya.
#
{121} وأما من ليس من أهل الإيمان؛ فلا تنفعُهم المواعظُ وأنواع التذكير، ولهذا قال: {وقلْ للذينَ لا يؤمنون}: بعدما قامت عليهم الآيات: {اعْمَلوا على مكانتِكُم}؛ أي: حالتكم التي أنتم عليها، {إنَّا عاملونَ}: على ما كنَّا عليه.
(121) Adapun orang yang bukan termasuk ahli iman, maka nasihat dan peringatan yang bermacam-macam tidaklah berguna bagi mereka. Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ وَقُل لِّلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ ﴿ "Dan katakanlah kepada orang-orang yang tidak beriman", setelah ayat-ayat tegak atas mereka, ﴾ ٱعۡمَلُواْ عَلَىٰ مَكَانَتِكُمۡ ﴿ "berbuatlah menurut kedudukan-mu." Yakni keadaanmu di mana kamu berada di atasnya. ﴾ إِنَّا عَٰمِلُونَ ﴿ "Sesungguhnya kami pun berbuat (pula)." Di atas apa yang kami yakini.
#
{122} {وانتظروا}: ما يحِلُّ بنا، {إنا منتظرون}: ما يحلُّ بكم.
(122) ﴾ وَٱنتَظِرُوٓاْ ﴿ "Dan tunggulah (akibat perbuatanmu)", apa yang akan menimpamu. ﴾ إِنَّا مُنتَظِرُونَ ﴿ "Sesungguhnya kami pun menunggu (pula)" apa yang akan menimpamu.
#
{123} وقد فصَل الله بين الفريقين، وأرى عبادَه نَصْرَه لعبادِه المؤمنين، وقَمْعَه لأعداء الله المكذبين. {ولله غيبُ السمواتِ والأرض}؛ أي: ما غاب فيهما من الخفايا والأمور الغيبيَّة، {وإليه يُرْجَعُ الأمرُ كلُّه}: من الأعمال والعمال، فيميز الخبيثُ من الطيِّب، {فاعبُدْه وتوكَّلْ عليه}؛ أي: قم بعبادته، وهي جميع ما أمر الله به مما تقدر عليه. {وتوكَّلْ على الله}: في ذلك. {وما ربُّك بغافل عما تعملون}: من الخير والشرِّ، بل قد أحاط علمُه بذلك، وجرى به قلمه، وسيجري عليه حكمه وجزاؤه.
(123) Allah telah membedakan kedua kelompok tersebut, Dia menunjukkan pertolonganNya kepada hamba-hambaNya yang beriman dan hukumanNya kepada musuh-musuhNya yang men-dustakan. ﴾ وَلِلَّهِ غَيۡبُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan bumi." Yakni perkara-perkara yang ghaib dan perkara-perkara yang samar pada keduanya. ﴾ وَإِلَيۡهِ يُرۡجَعُ ٱلۡأَمۡرُ كُلُّهُۥ ﴿ "Dan kepadaNya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya", dari amal per-buatan dan pelakunya sehingga dibedakanlah antara yang baik dan yang buruk. ﴾ فَٱعۡبُدۡهُ وَتَوَكَّلۡ عَلَيۡهِۚ ﴿ "Maka sembahlah Dia, dan bertawakallah kepadaNya." Yakni lakukanlah ibadah kepadaNya yaitu seluruh apa yang Allah perintahkan yang kamu mampu untuk melakukannya. ﴾ وَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ ﴿ "Dan bertawakallah kepadaNya", dalam hal itu. ﴾ وَمَا رَبُّكَ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُونَ ﴿ "Dan sekali-kali Rabbmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan", berupa kebaikan dan keburukan. IlmuNya meliputi semua itu, pe-naNya telah mencatatnya, hikmah dan balasanNya akan berlaku atas itu.
Selesai tafsir surat Hud. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Semoga shalawat dan salam tercurahkan atas Nabi Muhammad ﷺ. Selesai ditulis pada Sabtu, 21 Rabiul Akhir 1347 H.