Ayah:
TAFSIR SURAT YUNUS ( Nabi Yunus )
TAFSIR SURAT YUNUS ( Nabi Yunus )
Makkiyah
Ayah: 1 - 2 #
{الر تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْحَكِيمِ (1) أَكَانَ لِلنَّاسِ عَجَبًا أَنْ أَوْحَيْنَا إِلَى رَجُلٍ مِنْهُمْ أَنْ أَنْذِرِ النَّاسَ وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا أَنَّ لَهُمْ قَدَمَ صِدْقٍ عِنْدَ رَبِّهِمْ قَالَ الْكَافِرُونَ إِنَّ هَذَا لَسَاحِرٌ مُبِينٌ (2)}.
"Alif lam ra. Inilah ayat-ayat al-Qur`an yang mengandung hikmah. Patutkah menjadi keheranan bagi manusia bahwa Kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka, 'Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang ber-iman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Rabb mereka.' Orang-orang kafir berkata, 'Sesungguhnya orang ini (Mu-hammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata'." (Yunus: 1-2).
#
{1} يقول تعالى: {الر تلك آياتُ الكتاب الحكيم}: وهو هذا القرآنُ، المشتمل على الحكمة والأحكام، الدالَّةُ آياتُه على الحقائق الإيمانية والأوامر والنواهي الشرعيَّة، الذي على جميع الأمة تلقِّيه بالرِّضا والقَبول والانقياد.
(1) Allah تعالى berfirman, ﴾ الٓرۚ تِلۡكَ ءَايَٰتُ ٱلۡكِتَٰبِ ٱلۡحَكِيمِ ﴿ "Alif lam ra. Ini-lah ayat-ayat al-Qur`an yang mengandung hikmah." Ia adalah al-Qur`an yang berisi hikmah dan hukum, ayat-ayatNya menunjukkan haki-kat-hakikat iman, larangan-larangan dan perintah-perintah syar'i yang wajib diterima dengan kerelaan dan sambutan serta ketun-dukan oleh seluruh umat.
#
{2} ومع هذا؛ فأعرض أكثرهُم فهم لا يعلمون، فتعجبوا {أن أوْحَيْنا إلى رجل منهم أن أنذِرِ الناس}: عذابَ الله، وخوِّفْهم نِقَمَ الله، وذكِّرهم بآيات الله، {وبشِّر الذين آمنوا}: إيماناً صادقاً {أنَّ لهم قَدَمَ صدقٍ عند ربِّهم}؛ أي: لهم جزاء موفر وثوابٌ مذخور عند ربِّهم بما قدَّموه وأسلفوه من الأعمال الصالحة الصادقة، فتعجَّب الكافرون من هذا الرجل العظيم تعجُّباً حملهم على الكفر به! فَـ {قال الكافرون} عنه: {إنَّ هذا لَساحرٌ مُبينٌ}؛ أي: بيِّن السحر، لا يَخْفى بزعمهم على أحدٍ، وهذا مِن سَفَهِهِم وعنادهم؛ فإنَّهم تعجَّبوا من أمر ليس مما يُتَعَجَّب منه ويُستغرب، وإنما يُتَعَجَّب من جهالتهم وعدم معرفتهم بمصالحهم؛ كيف لم يؤمنوا بهذا الرسول الكريم الذي بَعَثَهُ الله من أنفسهم؛ يعرفونه حقَّ المعرفة، فردُّوا دعوته، وحرصوا على إبطال دينه؟! والله متمُّ نوره ولو كره الكافرون.
(2) Meskipun demikian, kebanyakan mereka berpaling, maka mereka tidak mengetahui, mereka heran, ﴾ أَنۡ أَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ رَجُلٖ مِّنۡهُمۡ أَنۡ أَنذِرِ ٱلنَّاسَ ﴿ "bahwa Kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka, 'Be-rilah peringatan kepada manusia," terhadap azab Allah, takut-takutilah mereka dengan siksaNya dan ingatkanlah mereka dengan ayat-ayat Allah, ﴾ وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ ﴿ "dan gembirakanlah orang-orang beriman", dengan iman yang benar, ﴾ أَنَّ لَهُمۡ قَدَمَ صِدۡقٍ عِندَ رَبِّهِمۡۗ ﴿ "bahwa mereka mempunyai ke-dudukan yang tinggi di sisi Rabb mereka." Maksudnya mereka mem-punyai balasan yang melimpah dan pahala yang tersimpan di sisi Allah karena amal-amal shalih yang benar yang mereka kerjakan dahulu. Orang-orang kafir merasa heran terhadap orang agung ini dengan keheranan yang membuat mereka mengingkarinya. ﴾ قَالَ ٱلۡكَٰفِرُونَ ﴿ "Orang-orang kafir berkata," yaitu tentangnya ﴾ إِنَّ هَٰذَا لَسَٰحِرٞ مُّبِينٌ ﴿ "Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata." Yakni dengan sihir yang jelas, tidak samar bagi siapa pun menurut mereka. Ini adalah kebodohan dan pengingkaran mereka. Mereka merasa heran terhadap suatu perkara yang tidak layak dianggap suatu keheranan dan keanehan. Padahal seharus-nya yang dianggap suatu yang mengherankan itu justru kebodohan mereka terhadap kemaslahatan mereka, bagaimana (mungkin bisa terjadi) mereka tidak beriman kepada Rasulullah yang mulia yang diutus oleh Allah dari kalangan mereka sendiri. Mereka benar-benar mengenalnya, akan tetapi menentang dakwahnya dan berusaha membatalkan agamanya. Allah akan tetap menyempurnakan caha-yaNya meskipun orang-orang kafir membencinya. 9
Ayah: 3 - 4 #
{إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ مَا مِنْ شَفِيعٍ إِلَّا مِنْ بَعْدِ إِذْنِهِ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (3) إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا وَعْدَ اللَّهِ حَقًّا إِنَّهُ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ لِيَجْزِيَ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ بِالْقِسْطِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ (4)}.
"Sesungguhnya Rabbmu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorang pun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izinNya. (Dzat) yang demi-kian itulah Allah, Rabbmu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? Hanya kepadaNya-lah kamu se-muanya akan kembali, sebagai janji yang benar dari Allah, sesung-guhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit), agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan amal shalih dengan adil. Sedangkan orang-orang kafir mendapatkan minuman air yang panas dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka." (Yunus: 3-4).
#
{3} يقول تعالى مبيناً لربوبيَّتِهِ وإلهيَّتِهِ وعظمتِهِ: {إنَّ ربَّكم الله الذي خَلَقَ السمواتِ والأرض في ستَّة أيام}: مع أنه قادرٌ على خلقها في لحظة واحدة، ولكن لما له في ذلك من الحكمة الإلهية، ولأنَّه رفيقٌ في أفعاله، ومن جملة حكمته فيها أنَّه خلقها بالحقِّ وللحقِّ؛ ليُعْرَفَ بأسمائه وصفاته، ويُفْرَدَ بالعبادة. {ثم}: بعد خَلْق السماوات والأرض {استوى على العرش}: استواءً يليقُ بعظمتِهِ {يدبِّرُ الأمرَ}: في العالم العلويِّ والسفليِّ؛ من الإماتة والإحياء، وإنزال الأرزاق، ومداولة الأيام بين الناس، وكشف الضُّرِّ عن المضرورين، وإجابة سؤال السائلين؛ فأنواع التدابير نازلةٌ منه وصاعدةٌ إليه، وجميع الخلق مذعِنون لعزِّه خاضعون لعظمته وسلطانه. {ما من شفيع إلاَّ من بعد إذنِهِ}: فلا يُقْدِمُ أحدٌ منهم على الشفاعة، ولو كان أفضل الخلق، حتى يأذن الله، ولا يأذنُ إلا لمن ارتضى، ولا يرتضي إلا أهل الإخلاص والتوحيد له. {ذلكم}: الذي هذا شأنُه {الله ربُّكم}؛ أي: هو الله الذي له وصفُ الإلهيَّة الجامعة لصفات الكمال، ووصف الربوبيَّة الجامع لصفات الأفعال. {فاعبُدوه}؛ أي: أفردوه بجميع ما تقدرون عليه من أنواع العبوديَّة. {أفلا تَذَكَّرونَ}: الأدلَّة الدالَّة على أنه وحده المعبودُ المحمودُ ذو الجلال والإكرام.
(3) Allah تعالى berfirman menjelaskan rububiyah, uluhiyah dan kebesaranNya, ﴾ إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٖ ﴿ "Sesungguhnya Rabbmu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari," padahal Dia mampu menciptakannya dalam sekejap, akan tetapi (hal itu Dia lakukan) karena Dia mempunyai hikmah ilahiyah di dalamnya, dan karena Dia lembut dalam perbuatanNya. Dan di antara hikmahNya padanya adalah bahwa Dia menciptakannya dengan kebenaran dan untuk kebenaran, dan agar Dia dikenal de-ngan nama-nama dan sifatNya, serta diesakan dengan ibadah, ﴾ ثُمَّ ﴿ "kemudian" setelah penciptaan langit dan bumi. ﴾ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۖ ﴿ "Dia bersemayam di atas Arasy", dengan bersemayam yang sesuai dengan kebesaranNya ﴾ يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَۖ ﴿ "untuk mengatur segala urusan", di langit dan di bumi, berupa menghidupkan dan mematikan, menurunkan rizki, memutar hari di antara manusia, mengangkat kesulitan dari orang-orang yang tertimpa kesulitan, menjawab permohonan orang-orang yang memohon kepadaNya. Segala macam penataan turun dariNya dan naik kepadaNya. Seluruh makhluk tunduk kepada keperkasaanNya, patuh kepada kebesaran dan kekuasaanNya. ﴾ مَا مِن شَفِيعٍ إِلَّا مِنۢ بَعۡدِ إِذۡنِهِۦۚ ﴿ "Tiada seorang pun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izinNya." Tiada seorang pun dari mereka berani memberi syafa'at meski dia adalah makhluk terbaik sehingga Allah mengizinkannya, dan Dia tidak mengizinkan kecuali kepada orang yang diridhaiNya, dan Dia tidak ridha kecuali kepada ahli tauhid dan keikhlasan kepadaNya. ﴾ ذَٰلِكُمُ ﴿ "(Dzat) yang demikian itulah", yang keadaanNya seperti ini adalah ﴾ ٱللَّهُ رَبُّكُمۡ ﴿ "Allah, Rabbmu." Dia-lah Allah yang memiliki sifat ilahiyah yang meliputi seluruh sifat-sifat kesempurnaan dan sifat rububiyah yang meliputi seluruh sifat-sifat perbuatan. ﴾ فَٱعۡبُدُوهُۚ ﴿ "Maka sembahlah Dia." Esakanlah da-lam segala bentuk ibadah yang kamu mampu. ﴾ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ﴿ "Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?" dari dalil-dalil yang menun-jukkan bahwa hanya Dia yang berhak disembah, dipuji, pemilik kebesaran dan kemuliaan?
#
{4} فلما ذكر حكمه القدريَّ، وهو التدبيرُ العامُّ، وحكمَهُ الدينيَّ، وهو شرعه الذي مضمونه ومقصوده عبادته وحده لا شريك له؛ ذكر الحكمَ الجزائيَّ، وهو مجازاته على الأعمال بعد الموت، فقال: {إليه مرجِعُكم جميعاً}؛ أي: سيجمعكم بعد موتكم لميقاتِ يوم معلوم. {إنه يبدأ الخلق ثم يعيدُه}: فالقادر على ابتداء الخلق قادرٌ على إعادته، والذي يرى ابتداءه بالخلق ثم ينكِرُ إعادته للخلق؛ فهو فاقدُ العقل، منكرٌ لأحد المثلين؛ مع إثبات ما هو أولى منه؛ فهذا دليلٌ عقليٌّ واضحٌ على المعاد. ثم ذكر الدليل النقليَّ، فقال: {وَعْدَ الله حقًّا}؛ أي: وعدُه صادِقٌ لا بُدَّ من إتمامه، {ليجزِيَ الذين آمنوا}: بقلوبهم بما أمرهم الله بالإيمان به، {وعملوا الصالحاتِ}: بجوارِحِهم من واجباتٍ ومستحبَّاتٍ {بالقِسْطِ}؛ أي: بإيمانهم وأعمالهم جزاءً قد بيَّنه لعباده وأخبر أنه لا تعلم نفسٌ ما أخْفِيَ لهم من قُرَّةِ أعينٍ. {والذين كفروا}: بآيات الله، وكذَّبوا رسل الله {لهم شرابٌ من حميم}؛ أي: ماء حارٌّ يشوي الوجوه ويقطع الأمعاء، {وعذابٌ أليمٌ}: من سائر أصناف العذاب، {بما كانوا يكفُرون}؛ أي: بسبب كفرهم وظلمهم، وما ظَلَمَهُمُ الله ولكن أنْفُسَهم يظلِمون.
(4) Manakala Dia menyebutkan hukumNya yang bersifat Qadari yaitu penataan yang umum dan hukumNya yang bersifat diniyah yaitu syariatNya di mana kandungan dan maksudnya ada-lah ibadah kepadaNya semata, tidak ada sekutu bagiNya, maka Dia menyebutkan hukum jaza'i yaitu pembalasanNya terhadap amal sesudah mati. Dia berfirman, ﴾ إِلَيۡهِ مَرۡجِعُكُمۡ جَمِيعٗاۖ ﴿ "Hanya kepadaNya-lah kamu semuanya akan kembali." Maksudnya Dia akan mengumpulkan sesudah matimu pada hari pertemuan yang ditentukan. ﴾ إِنَّهُۥ يَبۡدَؤُاْ ٱلۡخَلۡقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥ ﴿ "Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada permulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbang-kit)." Dzat yang mampu menciptakan makhluk dari permulaan pas-tilah mampu mengembalikannya. Orang yang melihat penciptaan dari permulaan kemudian mengingkari pembangkitan makhluk kembali adalah orang yang tak berakal, dia mengingkari satu dari dua hal yang sama persis dengan menetapkan sesuatu yang lebih layak daripadanya. Ini adalah dalil aqli yang jelas atas hari kebang-kitan. Kemudian Allah menyebutkan dalil naqli, maka Dia berfir-man,[1] وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقًّاۚ ﴿ "Sebagai janji yang benar dari Allah." Maksudnya janjiNya adalah benar, ia pasti disempurnakan, ﴾ لِيَجۡزِيَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ﴿ "agar Dia memberi pembalasan kepada orang-orang yang beriman", dengan hati mereka kepada sesuatu yang diperintahkan oleh Allah untuk diimani, ﴾ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ ﴿ "dan yang mengerjakan amal shalih", meliputi yang wajib dan yang dianjurkan dengan anggota badan mereka ﴾ بِٱلۡقِسۡطِۚ ﴿ "dengan adil." Yakni dengan iman dan amal mereka sebagai balasan yang telah Dia jelaskan dan sampaikan kepada hamba-ham-baNya bahwa ia adalah kenikmatan yang rahasianya tidak diketahui oleh jiwa. ﴾ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ﴿ "Sedangkan orang-orang kafir", kepada ayat-ayat Allah dan mendustakan rasul-rasul Allah, ﴾ لَهُمۡ شَرَابٞ مِّنۡ حَمِيمٖ ﴿ "me-reka mendapatkan minuman air yang panas", yang membakar wajah dan menghancurkan isi perut, ﴾ وَعَذَابٌ أَلِيمُۢ ﴿ "dan azab yang pedih", berupa berbagai macam bentuk azab ﴾ بِمَا كَانُواْ يَكۡفُرُونَ ﴿ "disebabkan kekafiran mereka", maksudnya disebabkan kekafiran dan kezhaliman mereka, Allah tidak menzhalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzhalimi diri mereka sendiri.
Ayah: 5 - 6 #
{هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (5) إِنَّ فِي اخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَّقُونَ (6)}.
"Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan ber-cahaya dan Dia menetapkan manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan haq. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada sesuatu yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaanNya) bagi orang-orang yang bertakwa." (Yunus: 5-6).
#
{5 ـ 6} لما قرَّر ربوبيَّته وإلهيَّته؛ ذكر الأدلة العقليَّة الأفقيَّة الدالَّة على ذلك وعلى كماله في أسمائه وصفاته؛ من الشمس والقمر والسماوات والأرض: وجميع ما خلق فيهما من سائر أصناف المخلوقات، وأخبر أنها آياتٌ {لقوم يعلمون} و {لقوم يتَّقون}؛ فإنَّ العلم يهدي إلى معرفة الدِّلالة فيها وكيفيَّة استنباط الدلائل على أقرب وجه، والتقوى تُحْدِثُ في القلب الرغبة في الخير والرهبة من الشرِّ، الناشِئَيْن عن الأدلَّة والبراهين وعن العلم واليقين. وحاصل ذلك أنَّ مجرَّد خلق هذه المخلوقات بهذه الصفة دالٌّ على كمال قدرة الله تعالى وعلمه وحياته وقيُّوميته، وما فيها من الإحكام والإتقان والإبداع والحُسْن دالٌّ على كمال حكمة الله وحسن خَلْقه وسعة علمِهِ، وما فيها من أنواع المنافع والمصالح ـ كجَعْل الشمس ضياءً والقمر نوراً يحصل بهما من النفع الضروريِّ وغيره مما يحصُلُ ـ يدلُّ ذلك على رحمة الله تعالى واعتنائه بعبادِهِ وسَعَة برِّه وإحسانه، وما فيها من التخصيصات دالٌّ على مشيئة الله وإرادته النافذة، وذلك دالٌّ على أنه وحده المعبودُ المحبوبُ المحمودُ ذو الجلال والإكرام والأوصاف العظام، الذي لا تنبغي الرغبةُ والرهبةُ إلا إليه، ولا يُصْرَفُ خالصُ الدُّعاء إلا له لا لغيره من المخلوقات المربوبات المفتقِرات إلى الله في جميع شؤونها. وفي هذه الآيات الحثُّ والترغيب على التفكر في مخلوقات الله والنظر فيها بعين الاعتبار؛ فإنَّ بذلك تنفسح البصيرة ويزدادُ الإيمان والعقل وتقوى القريحة، وفي إهمال ذلك تهاونٌ بما أمر الله به، وإغلاقٌ لزيادة الإيمان، وجمودٌ للذهن والقريحة.
(5-6) Manakala Allah menetapkan rububiyah dan uluhiyah-Nya, maka Dia menjelaskan dalil-dalil aqli dan ufuki yang menun-jukkan hal itu, dan menunjukkan kesempurnaanNya dalam nama-nama dan sifat-sifatNya, berupa matahari, rembulan, langit dan bumi serta segala sesuatu yang Dia ciptakan padanya dalam bentuk berbagai macam makhluk, lalu Dia menyatakan bahwa itu adalah tanda-tanda kebesaranNya ﴾ لِقَوۡمٖ يَعۡلَمُونَ ﴿ "bagi kaum yang mengetahui", dan ﴾ لِّقَوۡمٖ يَتَّقُونَ ﴿ "bagi kaum yang bertakwa." Sesungguhnya ilmu membimbing kepada pengetahuan tentang indikasi padanya dan bagaimana mengambil kesimpulan dari indikasi tersebut dengan jalan yang paling mudah. Takwa memunculkan keinginan di dalam hati kepada kebaikan dan rasa takut kepada keburukan yang mun-cul dari dalil-dalil dan bukti-bukti, serta dari ilmu dan keyakinan. Hasil dari itu adalah bahwa hanya dengan penciptaan makh-luk-makhluk dengan kriteria seperti ini saja telah menunjukkan kesempurnaan kodrat Allah, ilmuNya, kehidupanNya, dan keman-dirianNya, sedangkan sesuatu yang dikandungnya berupa kebaikan, ketepatan, kecanggihan dan kerapian adalah menunjukkan kesem-purnaan hikmah Allah, kebaikan penciptaanNya dan keluasan ilmuNya, sedangkan sesuatu yang dikandung di dalamnya berupa berbagai macam manfaat dan kemaslahatan -seperti menjadikan matahari bersinar, bulan bercahaya yang dengannya terwujud ke-gunaan mendasar seperti yang telah terwujud-, itu menunjukkan rahmat Allah, perhatianNya kepada hamba-hambaNya, keluasan kebaikanNya. Sedangkan sesuatu yang dikandung di dalamnya berupa kekhususan-kekhususan yang menunjukkan kehendak Allah yang pasti terjadi, hal itu menunjukkan bahwa hanya Dia yang di-sembah yang dicintai yang dipuji, pemilik keagungan, kemuliaan dan sifat-sifat yang agung yang mana tidak sepatutnya ada cinta dan takut kecuali kepadaNya. Doa murni tidak diberikan secara tulus kecuali kepadaNya bukan kepada makhluk yang dipelihara yang memerlukan Allah dalam seluruh urusannya. Ayat-ayat ini mengandung dorongan dan ajakan untuk me-renungkan makhluk-makhluk Allah, melihatnya untuk mengambil pelajaran, karena dengan itu bashirah bisa meluas, iman dan akal bertambah dan daya pikir menguat. Tidak melakukan itu berarti meremehkan apa yang diperintahkan oleh Allah, menutup pintu bertambahnya iman, menyebabkan kebekuan akal dan pikiran.
Ayah: 7 - 8 #
{إِنَّ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا وَرَضُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاطْمَأَنُّوا بِهَا وَالَّذِينَ هُمْ عَنْ آيَاتِنَا غَافِلُونَ (7) أُولَئِكَ مَأْوَاهُمُ النَّارُ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (8)}.
"Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempat-nya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan." (Yunus: 7-8).
#
{7} يقول تعالى: {إن الذين لا يرجون لقاءنا}؛ أي: لا يطمعون بلقاء الله، الذي هو أكبر ما طمع فيه الطامعون، وأعلى ما أمَّله المؤمِّلون، بل أعرضوا عن ذلك، وربَّما كذَّبوا به، {ورضوا بالحياة الدُّنيا}: بدلاً عن الآخرة، {واطمأنُّوا بها}؛ أي: ركنوا إليها، وجعلوها غاية أمرهم ونهاية قصدهم؛ فسعوا لها، وأكبُّوا على لَذَّاتها وشهواتها؛ بأيِّ طريقٍ حصلتْ حصَّلوها، ومن أيِّ وجه لاحتِ ابتدروها، قد صرفوا إراداتهم ونيَّاتهم وأفكارهم وأعمالهم إليها، فكأنَّهم خُلِقوا للبقاء فيها، وكأنَّها ليست بدارِ مَمَرٍّ يتزوَّد فيها المسافرون إلى الدار الباقية التي إليها يرحل الأولون والآخرون وإلى نعيمها ولذَّاتها شمَّر الموفَّقون. {والذين هم عن آياتنا غافلون}: فلا ينتفعون بالآيات القرآنيَّة ولا بالآيات الأفقيَّة والنفسيَّة، والإعراضُ عن الدليل مستلزمٌ للإعراض والغفلة عن المدلول المقصودِ.
(7) Allah تعالى berfirman, ﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ لَا يَرۡجُونَ لِقَآءَنَا ﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami." Maksudnya tidak ingin bertemu Allah yang meru-pakan keinginan terbesar yang diinginkan oleh orang-orang yang ingin, harapan tertinggi yang diharapkan oleh orang-orang yang berharap, mereka justru berpaling darinya bahkan mendustakannya, ﴾ وَرَضُواْ بِٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا ﴿ "dan merasa puas dengan kehidupan dunia", sebagai ganti kehidupan akhirat, ﴾ وَٱطۡمَأَنُّواْ بِهَا ﴿ "serta merasa tenteram dengan kehidupan itu", maksudnya mereka bersandar kepadanya, menja-dikannya sebagai target dan sasaran akhir mereka, maka mereka berusaha untuknya, tenggelam di dalam kenikmatan dan syahwat-nya, dengan cara apa pun dia mendapatkannya, dari arah mana pun ia muncul, maka dengan segera ia disambarnya. Mereka memfokus-kan keinginan, niat, pikiran dan pekerjaan mereka kepadanya, se-akan-akan mereka diciptakan agar kekal di dalamnya, seakan-akan ia bukanlah alam singgahan yang mana orang-orang musafir ber-bekal darinya menuju kampung yang kekal yang mana orang-orang terdahulu dan yang datang kemudian berangkat kepada kenikmatan dan kelezatannya. Orang-orang yang diberi taufik menyingsingkan lengan baju (untuk mendapatkannya). ﴾ وَٱلَّذِينَ هُمۡ عَنۡ ءَايَٰتِنَا غَٰفِلُونَ ﴿ "Dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami," mereka tidak mengambil manfaat dari ayat-ayat al-Qur`an, tidak pula dari ayat-ayat yang ada di dalam diri dan cakrawala, padahal berpaling dari dalil berarti berpaling dan lalai dari apa yang menjadi maksud dari dalil itu.
#
{8} {أولئك}: الذين هذا وصفُهم، {مأواهُمُ النار}؛ أي: مقرُّهم ومسكنُهم التي لا يرحلون عنها؛ {بما كانوا يكسِبون}: من الكفر والشرك وأنواع المعاصي.
(8) ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ ﴿ "Mereka itu", dengan sifat-sifat tersebut ﴾ مَأۡوَىٰهُمُ ٱلنَّارُ ﴿ "tempatnya ialah neraka." Yakni tempat tinggalnya untuk selama-lamanya yang tidak mereka tinggalkan ﴾ بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ ﴿ "disebab-kan apa yang selalu mereka kerjakan", berupa kekufuran, kesyirikan dan berbagai macam kemaksiatan.
Manakala Dia menyebutkan hukuman mereka, maka Dia me-nyebutkan pahala orang-orang yang taat, Dia berfirman,
Ayah: 9 - 10 #
{إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُمْ بِإِيمَانِهِمْ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ (9) دَعْوَاهُمْ فِيهَا سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيهَا سَلَامٌ وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (10)}.
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih, mereka diberi petunjuk oleh Rabb mereka karena keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam Surga yang penuh kenikmatan. Doa mereka di dalamnya ialah, 'Subhanakallahumma', dan salam penghormatan mereka ialah, 'Salam.' Dan penutup doa mereka ialah, 'Alhamdulillahi Rabbil alamin'." (Yunus: 9-10).
#
{9} يقول تعالى: {إن الذين آمنوا وعملوا الصالحات}؛ أي: جمعوا بين الإيمان والقيام بموجبه ومقتضاه من الأعمال الصالحة، المشتملة على أعمال القلوب وأعمال الجوارح، على وجه الإخلاص والمتابعة. {يهديهم ربُّهم بإيمانهم}؛ أي: بسبب ما معهم من الإيمان يُثيبهم الله أعظم الثواب، وهو الهداية، فيُعَلِّمهم ما ينفعهم، ويَمُنُّ عليهم بالأعمال الناشئة عن الهداية، ويهديهم للنظر في آياته، ويهديهم في هذه الدار إلى الصراط المستقيم، وفي الصراط المستقيم، وفي دار الجزاء إلى الصراط الموصل إلى جنات النعيم، ولهذا قال: {تجري من تحتِهِمُ الأنهارُ}: الجارية على الدوام. {في جنات النعيم}: أضافها الله إلى النعيم لاشتمالها على النعيم التامِّ؛ نعيم القلب بالفرح والسرور والبهجة والحبور ورؤية الرحمن وسماع كلامه والاغتباط برضاه وقربه ولقاء الأحبَّة والإخوان والتمتُّع بالاجتماع بهم وسماع الأصوات المطربات والنغمات المشجيات والمناظر المفرحات، ونعيم البدن بأنواع المآكل والمشارب والمناكح ونحو ذلك مما لا تعلمه النفوس ولا خطر ببال أحدٍ، أو قدر أن يصِفَه الواصفون.
(9) Allah تعالى berfirman, ﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ ﴿ "Sesung-guhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih." Maksudnya, mereka menggabungkan antara iman dan pelaksanaan terhadap amal shalih yang merupakan konsekuensi dan tuntutannya yang mencakup amal hati dan anggota badan dengan keikhlasan dan mengikuti tuntunan Rasul, ﴾ يَهۡدِيهِمۡ رَبُّهُم بِإِيمَٰنِهِمۡۖ ﴿ "mereka diberi pe-tunjuk oleh Rabb mereka karena keimanannya." Maksudnya karena keimanannya, maka Allah membalas mereka dengan pahala yang besar yaitu hidayah. Dia mengajarkan kepada mereka sesuatu yang berguna bagi mereka, memberi mereka nikmat dengan amal yang timbul dari hidayah, memberi petunjuk kepada mereka untuk meng-kaji ayat-ayatNya, memberi mereka petunjuk di alam ini kepada jalan yang lurus dan pada saat berada di jalan yang lurus serta (petunjuk) di alam pembalasan kepada jalan yang mengantarkan kepada Surga kenikmatan. Oleh karena itu, Dia berfirman, ﴾ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهِمُ ٱلۡأَنۡهَٰرُ ﴿ "di bawah mereka mengalir sungai-sungai", yang terus me-nerus mengalir ﴾ فِي جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ ﴿ "di dalam Surga yang penuh kenikmatan." Allah menisbatkannya kepada kenikmatan karena ia mengandung kenikmatan yang sempurna; kenikmatan hati dengan kebahagiaan, kesenangan, kelezatan, melihat Allah, menyimak FirmanNya, ber-bangga dengan ridhaNya dan kedekatan kepadaNya, bertemu saudara-saudara dan orang-orang terkasih, berkumpul dengan mereka, mendengar suara yang menyenangkan, alunan yang merdu dan pemandangan yang menenangkan. Juga nikmat jasmani de-ngan berbagai macam minuman, makanan, pernikahan dan lain-lain yang tidak diketahui oleh jiwa dan tidak terlintas di benak siapa pun atau ada yang mampu untuk menyifatinya.
#
{10} {دعواهم فيها سبحانك اللهمَّ}؛ أي: عبادتهم فيها لله أولها تسبيحٌ لله وتنزيهٌ له عن النقائص، وآخرها تحميدٌ لله؛ فالتكاليف سقطت عنهمفي دار الجزاء، وإنما بقي لهم أكملُ اللَّذَّات، الذي هو ألذُّ عليهم من المآكل اللَّذيذة، ألا وهو ذِكْرُ الله الذي تطمئنُّ به القلوب وتفرحُ به الأرواح، وهو لهم بمنزلة النفس من دون كلفةٍ ومشقَّةٍ. {و} أما تحيَّتُهم فيما بينَهم عند التلاقي والتَّزاور؛ فهو السلامُ؛ أي: كلامٌ سالمٌ من اللغو والإثم، موصوفٌ بأنه {سلامٌ}. وقد قيل في تفسير قوله: {دعواهُم فيها سبحانك [اللهمّ] ... } إلى آخر الآية: إن أهل الجنة إذا احتاجوا إلى الطعام والشراب ونحوهما؛ قالوا: سبحانك اللهمَّ! فَأُحْضِرَ لهم في الحال، فإذا فرغوا قالوا: {الحمدُ لله ربِّ العالمين}.
(10) ﴾ دَعۡوَىٰهُمۡ فِيهَا سُبۡحَٰنَكَ ٱللَّهُمَّ ﴿ "Doa mereka di dalamnya ialah, 'Subha-nakallahumma', maksudnya ibadah mereka di dalamnya kepada Allah yang pertama adalah tasbih dan menyucikan Allah dari keku-rangan, dan yang terakhir adalah tahmid kepada Allah. Beban taklif gugur dari mereka di alam pembalasan. Yang tersisa bagi mereka adalah kenikmatan yang sempurna, yang lebih lezat bagi mereka daripada makanan yang lezat yaitu dzikrullah yang dengannya hati menjadi tenang, dan ruh menjadi bahagia. Ia bagi mereka sama dengan bernafas tanpa usaha dan kesulitan. ﴾ و َ ﴿ "Dan," adapun penghormatan mereka dalam perkara di antara mereka pada saat saling berkunjung dan bertemu adalah salam, yaitu ucapan yang bebas dari dosa dan hal yang tak berguna yang disifati bahwa ia adalah ﴾ سَلَٰمٞۚ ﴿ "salam". Ada yang menafsirkan Firman Allah, ﴾ دَعۡوَىٰهُمۡ فِيهَا سُبۡحَٰنَكَ ٱللَّهُمَّ ﴿ "Doa mereka di dalamnya ialah, 'Subhanakallahumma'… dan seterusnya," bahwa jika penduduk Surga menginginkan makanan, minuman dan lain-lain lalu mereka mengucapkan subhanakallahumma, maka ia dihadirkan saat itu juga, jika mereka selesai, maka mereka meng-ucapkan, ﴾ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Segala puji hanya bagi Allah Rabb alam semesta."
Ayah: 11 #
{وَلَوْ يُعَجِّلُ اللَّهُ لِلنَّاسِ الشَّرَّ اسْتِعْجَالَهُمْ بِالْخَيْرِ لَقُضِيَ إِلَيْهِمْ أَجَلُهُمْ فَنَذَرُ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ (11)}.
"Dan kalau sekiranya Allah menyegerakan keburukan bagi manusia sebagaimana permintaan mereka untuk menyegerakan kebaikan, pastilah diakhiri umur mereka. Maka Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, bingung di dalam kesesatan mereka." (Yunus: 11).
#
{11} وهذا من لطفه وإحسانه بعباده: أنَّه لو عجَّل لهم الشرَّ إذا أتَوْا بأسبابه وبادَرَهم بالعقوبة على ذلك كما يعجِّل لهم الخير إذا أَتَوْا بأسبابه؛ {لَقُضِيَ إليهم أجلُهم}؛ أي: لمحقتهم العقوبة، ولكنه تعالى يمهِلُهم ولا يهملهم ويعفو عن كثيرٍ من حقوقه؛ فلو يؤاخذ الله الناس بظلمهم؛ ما ترك على ظهرها من دابَّة، ويدخل في هذا أن العبد إذا غضب على أولاده أو أهله أو ماله ربَّما دعا عليهم دعوةً لو قُبِلَتْ منه؛ لهلكوا ولأضرَّه ذلك غاية الضرر، ولكنَّه تعالى حليمٌ حكيمٌ. وقوله: {فَنَذَرُ الذين لا يرجون لقاءنا}؛ أي: لا يؤمنون بالآخرة؛ فلذلك لا يستعدُّون لها ولا يعملون ما يُنجيهم من عذاب الله، {في طغيانِهِم}؛ أي: باطلهم الذي جاوزوا به الحقَّ والحدَّ {يعمهون}: يترَّددون حائرين، لا يهتدون السبيل، ولا يوفَّقون لأقوم دليل، وذلك عقوبة لهم على ظلمهم وكفرهم بآيات الله.
(11) Ini termasuk kasih sayang dan kebaikan Allah kepada hamba-hambaNya bahwa seandainya Dia menyegerakan keburukan dan hukuman kepada mereka jika mereka melakukan sebab-sebab-nya sebagaimana Dia menyegerakan kebaikan kepada mereka jika mereka melakukan sebab-sebabnya ﴾ لَقُضِيَ إِلَيۡهِمۡ أَجَلُهُمۡۖ ﴿ "pastilah diakhiri umur mereka." Yakni hukuman itu akan membinasakan mereka, akan tetapi Allah memberi tempo kepada mereka dan tidak melalaikan mereka, Dia memaafkan banyak hak-hakNya, seandainya Dia meng-hukum manusia karena kezhalimannya, pastilah Dia tidak mem-biarkan seorang pun di muka bumi, termasuk dalam hal ini adalah bahwa seorang hamba jika dia marah kepada anak-anaknya atau keluarganya atau hartanya bisa saja dia mendoakan tidak baik yang mungkin saja jika dikabulkan pastilah mereka binasa, dan hal itu sangat merugikannya, akan tetapi Allah Mahabijaksana dan Maha-lembut. FirmanNya, ﴾ فَنَذَرُ ٱلَّذِينَ لَا يَرۡجُونَ لِقَآءَنَا ﴿ "Maka Kami biarkan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami," yakni tidak beriman kepada akhirat, oleh karena itu dia tidak bersiap-siap un-tuknya dan melakukan apa yang menyelamatkan mereka dari azab Allah. FirmanNya ﴾ فِي طُغۡيَٰنِهِمۡ يَعۡمَهُونَ ﴿ "bingung di dalam kesesatan mereka", yakni kebatilan di mana mereka melebihi batas-batas kebenaran. ﴾ يَعۡمَهُونَ ﴿ "bingung", mondar-mandir kebingungan, tidak mengetahui jalan, tidak dibimbing kepada jalan yang lurus. Hal itu sebagai hu-kuman kepada mereka atas kezhaliman dan kekufuran mereka kepada ayat-ayat Allah.
Ayah: 12 #
{وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ الضُّرُّ دَعَانَا لِجَنْبِهِ أَوْ قَاعِدًا أَوْ قَائِمًا فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُ ضُرَّهُ مَرَّ كَأَنْ لَمْ يَدْعُنَا إِلَى ضُرٍّ مَسَّهُ كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْمُسْرِفِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (12)}.
"Dan apabila manusia ditimpa bahaya, maka dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi tatkala Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Be-gitulah dijadikan terasa indah bagi orang-orang yang melampaui batas itu apa yang selalu mereka kerjakan." (Yunus: 12).
#
{12} وهذا إخبارٌ عن طبيعة الإنسان من حيث هو، وأنَّه إذا مسَّه ضرٌّ من مرض أو مصيبة؛ اجتهد في الدعاء، وسأل الله في جميع أحواله؛ قائماً وقاعداً ومضطجعاً، وألحَّ في الدعاء؛ ليكشف الله عنه ضرَّه، {فلما كشفنا عنه ضُرَّه مَرَّ كأن لم يَدْعُنا إلى ضُرٍّ مسَّه}؛ أي: استمر في غفلته معرضاً عن ربِّه كأنه ما جاءه ضرٌّ فكشفه الله عنه؛ فأيُّ ظلم أعظم من هذا الظلم؛ يطلب من الله قضاء غرضه؛ فإذا أناله إياه؛ لم ينظرْ إلى حقِّ ربِّه؛ وكأنه ليس عليه لله حقٌّ؟! وهذا تزيينٌ من الشيطان زيَّن له ما كان مستهجناً مستقبحاً في العقول والفطر، {كذلك زُيِّن للمسرفين}؛ أي: المتجاوزين للحدِّ {ما كانوا يعملونَ}.
(12) Ini adalah penjelasan tentang tabiat dasar manusia, bahwa jika ditimpa kesulitan berupa penyakit atau musibah, maka dia bersungguh-sungguh berdoa, memohon kepada Allah di setiap keadaannya dalam keadaan berdiri, duduk dan berbaring, dia terus menerus berdoa agar Allah mengangkat kesulitannya. ﴾ فَلَمَّا كَشَفۡنَا عَنۡهُ ضُرَّهُۥ مَرَّ كَأَن لَّمۡ يَدۡعُنَآ إِلَىٰ ضُرّٖ مَّسَّهُۥۚ ﴿ "Tetapi tatkala Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya." Maksudnya terus dalam kelalaiannya, berpaling dari Rabbnya seolah-olah dia tidak ditimpa kesulitan yang telah Allah hilangkan. Kezhaliman mana yang lebih besar daripada ini? Dia meminta kepada Rabbnya agar mewujudkan maksudnya, lalu ketika Dia memberikannya, maka hamba itu tidak memperhatikan hak Rabbnya seolah-olah Rabbnya tidak memiliki hak atasnya. Ini ada-lah bentuk pemberian rasa indah dari setan, dia menjadikan apa yang buruk dan busuk menurut akal dan fitrah sebagai sesuatu yang baik. ﴾ كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلۡمُسۡرِفِينَ ﴿ "Begitulah dijadikan terasa indah bagi orang-orang yang melampaui batas itu", yaitu yang melanggar aturan-aturan Allah, ﴾ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴿ apa yang selalu mereka kerjakan."
Ayah: 13 - 14 #
{وَلَقَدْ أَهْلَكْنَا الْقُرُونَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَمَّا ظَلَمُوا وَجَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ وَمَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا كَذَلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ (13) ثُمَّ جَعَلْنَاكُمْ خَلَائِفَ فِي الْأَرْضِ مِنْ بَعْدِهِمْ لِنَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ (14)}.
"Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat yang sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezhaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa. Kemudian Kami menjadikanmu sebagai pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat." (Yunus: 13-14).
#
{13} يخبر تعالى أنه أهلك الأمم الماضية بظلمهم وكفرهم بعدما جاءتهم البيناتُ على أيدي الرسل تبيِّن الحقَّ، فلم ينقادوا لها، ولم يؤمنوا، فأحلَّ بهم عقابه الذي لا يُرَدُّ عن كلِّ مجرم متجرِّئ على محارم الله، وهذه سنته في جميع الأمم.
(13) Allah memberitahukan bahwa Dia membinasakan umat-umat yang telah lampau karena kezhaliman dan kekufuran mereka setelah datangnya keterangan yang jelas kepada mereka melalui tangan para rasul untuk menjelaskan kebenaran, tetapi me-reka menolak tunduk kepadanya dan tidak beriman, maka Allah menurunkan siksanya yang tidak bisa ditolak yang menimpa semua pendosa yang berani melanggar batasan-batasan Allah. Ini adalah sunnatullah pada seluruh umat.
#
{14} {ثم جعلناكم}؛ أيها: المخاطبون {خلائفَ في الأرض من بعدِهِم لننظر كيف تعملون}؛ فإن أنتم اعتبرتُم، واتَّعظتم بمن قبلكم، واتَّبعتم آيات الله، وصدَّقتم رسله؛ نجوتُم في الدنيا والآخرة، وإن فعلتُم كفعل الظالمين قبلكم؛ أحلَّ بكم ما أحلَّ بهم، ومَنْ أنذرَ فقد أعذرَ.
(14) ﴾ ثُمَّ جَعَلۡنَٰكُمۡ ﴿ "Kemudian Kami menjadikanmu." Yaitu, orang-orang yang ayat ini ditujukan kepadanya. ﴾ خَلَٰٓئِفَ فِي ٱلۡأَرۡضِ مِنۢ بَعۡدِهِمۡ لِنَنظُرَ كَيۡفَ تَعۡمَلُونَ ﴿ "Sebagai pengganti-pengganti (mereka) di muka bumi sesudah mereka, supaya Kami memperhatikan bagaimana kamu berbuat." Jika ka-mu mengambil pelajaran dan nasihat dari orang-orang sebelummu, mengikuti ayat-ayat Allah, membenarkan rasul-rasulNya, niscaya kamu selamat di dunia dan akhirat. Jika kamu berbuat seperti apa yang diperbuat oleh orang-orang zhalim sebelummu, niscaya Dia menurunkan kepadamu azab yang telah Dia turunkan kepada me-reka, dan siapa yang memberi peringatan maka dia telah memiliki (alasan) udzur (di hadapan Allah).
Ayah: 15 - 17 #
{وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آيَاتُنَا بَيِّنَاتٍ قَالَ الَّذِينَ لَا يَرْجُونَ لِقَاءَنَا ائْتِ بِقُرْآنٍ غَيْرِ هَذَا أَوْ بَدِّلْهُ قُلْ مَا يَكُونُ لِي أَنْ أُبَدِّلَهُ مِنْ تِلْقَاءِ نَفْسِي إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ (15) قُلْ لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا تَلَوْتُهُ عَلَيْكُمْ وَلَا أَدْرَاكُمْ بِهِ فَقَدْ لَبِثْتُ فِيكُمْ عُمُرًا مِنْ قَبْلِهِ أَفَلَا تَعْقِلُونَ (16) فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْمُجْرِمُونَ (17)}.
"Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata, maka orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata, 'Datangkanlah al-Qur`an yang lain dari ini atau gantilah ia.' Katakanlah (wahai Muhammad), 'Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Rabbku kepada siksa hari yang besar (Kiamat).' Katakanlah (wahai Muhammad), 'Jikalau Allah menghendaki, niscaya aku tidak membacakannya kepadamu, dan Allah tidak (pula) memberitahukannya kepadamu.' Sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu beberapa lama sebelumnya (al-Qur`an turun). Maka apakah kamu tidak memikirkannya? Maka siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayatNya? Sesungguhnya, tiadalah beruntung orang-orang yang berbuat dosa." (Yunus: 15-17).
#
{15} يذكر تعالى تعنُّت المكذِّبين لرسوله محمد - صلى الله عليه وسلم -، وأنهم إذا تُتلى عليهم آيات الله القرآنية المبيِّنة للحقِّ؛ أعرضوا عنها، وطلبوا وجوه التعنُّت، فقالوا جراءة منهم وظلماً: {ائت بقرآنٍ غير هذا أو بدِّلْه}: فقبَّحهم الله؛ ما أجرأهم على الله وأشدَّهم ظلماً وردًّا لآياته! فإذا كان الرسول العظيم يأمره الله أن يقول لهم: {قلْ ما يكون لي}؛ أي: ما ينبغي ولا يَليقُ {أن أبدِّلَه من تلقاء نفسي}؛ فإني رسولٌ محضٌ، ليس لي من الأمر شيء. {إنْ أتَّبِعُ إلا ما يوحى إليَّ}؛ أي: ليس لي غير ذلك؛ فإني عبدٌ مأمور، {إني أخاف إن عصيتُ ربي عذابَ يوم عظيم}: فهذا قولُ خير الخلق وأدبُه مع أوامر ربِّه ووحيه؛ فكيف بهؤلاء السفهاء الضالِّين الذين جمعوا بين الجهل والضَّلال والظُّلم والعناد والتعنُّت والتعجيز لربِّ العالمين؛ أفلا يخافون عذابَ يوم عظيم؟! فإن زعموا أنَّ قصدهم أن يتبيَّن لهم الحقُّ بالآيات التي طلبوا؛ فهم كَذَبة في ذلك؛ فإنَّ الله قد بيَّن من الآيات ما يؤمن على مثله البشر، وهو الذي يصرِّفها كيف يشاء؛ تابعاً لحكمته الربانيَّة ورحمته بعباده.
(15) Allah menyebutkan penentangan orang-orang yang mendustakan RasulNya, Muhammad bahwa jika ayat-ayat Allah yang ada di dalam al-Qur`an yang menjelaskan kebenaran dibacakan kepada mereka, maka mereka berpaling darinya, mereka menun-jukkan penentangan, dengan keberanian dan kezhaliman mereka berkata, ﴾ ٱئۡتِ بِقُرۡءَانٍ غَيۡرِ هَٰذَآ أَوۡ بَدِّلۡهُۚ ﴿ "Datangkanlah al-Qur`an yang lain dari ini atau gantilah ia." Semoga Allah menimpakan keburukan kepada mereka, betapa beraninya mereka kepada Allah, betapa besarnya kezhaliman dan penolakan mereka terhadap ayat-ayatNya. Maka Allah memerintahkan Rasulullah yang agung agar menjawab me-reka, ﴾ قُلۡ مَا يَكُونُ لِيٓ ﴿ "Katakanlah (wahai Muhammad), 'Tidaklah patut bagiku", yakni tidak pantas dan tidak layak ﴾ أَنۡ أُبَدِّلَهُۥ مِن تِلۡقَآيِٕ نَفۡسِيٓۖ ﴿ "meng-gantinya dari pihak diriku sendiri." Aku hanya seorang Rasul murni, aku tidak memiliki sesuatu hak pun dari perkara ini,﴾ إِنۡ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰٓ إِلَيَّۖ ﴿ "aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku." Aku tidak memiliki (hak) selain itu karena aku hanyalah seorang hamba yang tunduk. ﴾ إِنِّيٓ أَخَافُ إِنۡ عَصَيۡتُ رَبِّي عَذَابَ يَوۡمٍ عَظِيمٖ ﴿ "Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Rabbku kepada siksa hari yang besar (Kiamat)." Ini ada-lah ucapan dan adab makhluk terbaik kepada wahyu dan perintah Rabbnya. Lalu bagaimana dengan orang-orang bodoh yang sesat yang mengumpulkan antara kebodohan, kesesatan, kezhaliman, penentangan, pengingkaran dan pelemahan terhadap Rabbul 'alamin. Apakah mereka tidak takut azab hari yang besar? Jika mereka meng-klaim bahwa maksud mereka adalah agar tersibak kebenaran dengan ayat-ayat yang mereka tuntut maka mereka telah berdusta dalam hal ini, karena Allah telah menjelaskan ayat-ayat yang semestinya membuat orang beriman, Dia-lah yang mengaturnya bagaimana Dia berkehendak yang mengikuti kepada hikmah Rabbaniyah dan rahmatNya kepada hamba-hambaNya.
#
{16} {قل لو شاء الله ما تلوتُه عليكم ولا أدراكم به فقد لبِثْتُ فيكم عُمُراً} طويلاً {من قبله}؛ أي: قبل تلاوته وقبل درايتكم به وأنا ما خَطَر على بالي ولا وقع في ظني. {أفلا تعقلونَ}: أنِّي حيث لم أتقوَّلُه في مدة عمري، ولا صَدَر مني ما يدلُّ على ذلك؛ فكيف أتقوَّله بعد ذلك، وقد لبثت فيكم عمراً طويلاً، تعرفون حقيقة حالي، بأني أميٌّ لا أقرأ، ولا أكتب، ولا أدرس، ولا أتعلَّم من أحدٍ، فأتيتُكم بكتاب عظيم أعجز الفصحاء وأعيا العلماء؛ فهل يمكن مع هذا أن يكون من تلقاء نفسي؟! أم هذا دليلٌ قاطع أنه تنزيل من حكيم حميد؟! فلو أعملتم أفكاركم وعقولكم، وتدبَّرتم حالي وحال هذا الكتاب؛ لجزمتم جزماً لا يقبل الرَّيْب بصدقِهِ، وأنَّه الحقُّ الذي ليس بعده إلا الضلال، ولكن إذا أبيتم إلا التكذيب والعناد؛ فأنتم لا شكَّ أنكم ظالمون.
(16) ﴾ قُل لَّوۡ شَآءَ ٱللَّهُ مَا تَلَوۡتُهُۥ عَلَيۡكُمۡ وَلَآ أَدۡرَىٰكُم بِهِۦۖ فَقَدۡ لَبِثۡتُ فِيكُمۡ عُمُرٗا ﴿ "Katakanlah (wahai Muhammad), 'Jikalau Allah menghendaki, niscaya aku tidak membacakannya kepadamu dan Allah tidak (pula) memberitahu-kannya kepadamu.' Sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu beberapa lama." Dengan waktu yang cukup panjang ﴾ مِّن قَبۡلِهِۦٓۚ ﴿ "sebelumnya (al-Qur`an turun)." Yakni sebelum membacakannya dan sebelum kamu mengetahuinya sementara aku sendiri tidak terlintas di benakku dan tidak terpikir di pikiranku. ﴾ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ ﴿ "Maka apakah kamu tidak memikirkannya?" Bahwa aku tidak mengada-adakannya seumur hidupku dan tidak pula bersumber dariku apa yang menunjukkan hal itu, lalu bagaimana mungkin aku mengada-adakannya sesudah itu, sementara aku te-lah hidup lama di lingkunganmu, kamu mengenal keadaanku yang sebenarnya bahwa aku adalah ummi tak membaca, tak menulis, tak belajar dari siapa pun, lalu aku hadir kepadamu dengan kitab yang agung yang melemahkan orang-orang yang fasih dan melelahkan para ulama. Apakah dengan itu masih mungkin bahwa ia adalah bersumber dariku sendiri? Atau justru ia adalah dalil yang pasti bahwa ia adalah diturunkan dari Dzat Yang Mahabijaksana lagi Mahaterpuji? Jika kamu memakai pikiran dan akalmu, kamu me-renungkan keadaanku dan keadaan kitab ini niscaya kamu pasti memastikan tanpa keraguan bahwa ia adalah benar, bahwa ia ada-lah kebenaran yang tidak ada (sesuatu) setelahnya melainkan ke-sesatan, akan tetapi kamu hanya menginginkan pendustaan dan penentangan, tanpa ragu kamu adalah orang-orang yang zhalim.
#
{17} و {منْ أظلمُ ممَّن افترى على الله كَذِباً أو كَذَّبَ بآياتِهِ}؛ فلو كنتُ متقوِّلاً؛ لكنتُ أظلم الناس، وفاتني الفلاحُ، ولم تَخْفَ عليكم حالي، ولكني جئتُكم بآيات الله، فكذَّبْتم بها، فتعيَّن فيكم الظُّلم، ولا بدَّ أن أمركم سيضمحلُّ ولن تنالوا الفلاح ما دمتُم كذلك. ودلَّ قوله: {قال الذينَ لا يرجونَ لقاءنا ... } الآية: أنَّ الذي حَمَلَهم على هذا التعنُّت الذي صدر منهم هو عدمُ إيمانهم بلقاء الله وعدمُ رجائه وأنَّ مَن آمن بلقاء الله؛ فلا بدَّ أن ينقادَ لهذا الكتاب ويؤمنَ به، لأنَّه حسن القصد.
(17) Dan ﴾ مَن أَظۡلَمُ مِمَّنِ ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا أَوۡ كَذَّبَ بِـَٔايَٰتِهِۦٓۚ ﴿ "siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang mengada-adakan kedustaan terha-dap Allah atau mendustakan ayat-ayatNya?" Kalau aku mengada-ada, maka aku adalah orang yang paling zhalim, keberuntungan lenyap dariku dan keadaanku pun tidak samar bagimu, akan tetapi aku datang kepadamu dengan ayat-ayat Allah lalu kamu mendustakan-nya maka kezhaliman terpastikan ada padamu, perkaramu harus lenyap dan kamu tidak akan mendapatkan keberuntungan selama kamu sebagaimana demikian. Firman Allah, ﴾ قَالَ ٱلَّذِينَ لَا يَرۡجُونَ لِقَآءَنَا ﴿ "Orang-orang yang tidak berharap pertemuan dengan kami berkata", me-nunjukkan bahwa faktor pendorong penentangan yang bersumber dari mereka adalah kekufuran mereka kepada pertemuan dengan Allah dan tidak mengharapkannya, dan bahwa siapa yang beriman kepada pertemuan dengan Allah, maka dia pasti tunduk kepada kitab ini, beriman kepadanya, karena tujuannya baik.
Ayah: 18 #
{وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللَّهَ بِمَا لَا يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ (18)}.
"Dan mereka menyembah selain dari Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudaratan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata, 'Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah.' Katakanlah, 'Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahuiNya, baik di langit dan tidak (pula) di bumi?' Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan (itu)." (Yunus: 18).
#
{18} يقول تعالى: {ويعبُدون}؛ أي: المشركون المكذِّبون لرسول الله - صلى الله عليه وسلم - {من دونِ الله ما لا يضرُّهم ولا ينفعُهم}؛ أي: لا تملك لهم مثقال ذرة من النفع ولا تدفع عنهم شيئاً {ويقولون}: قولاً خالياً من البرهان: {هؤلاء شفعاؤنا عند الله}؛ أي: يعبدونهم ليقرِّبوهم إلى الله ويشفعوا لهم عنده، وهذا قول من تلقاء أنفسهم، وكلامٌ ابتكروه هم، ولهذا قال مبطلاً لهذا القول: {قل أتنبِّئون الله بما لا يعلم في السموات ولا في الأرض}؛ أي: الله تعالى هو العالم الذي أحاط علماً بجميع ما في السماوات والأرض، وقد أخبركم بأنَّه ليس له شريكٌ ولا إله معه؛ فأنتم يا معشر المشركين تزعُمون أنه يوجد له فيها شركاء، أفتخبرونه بأمر خفي عليه وعلمتموه؟! أأنتم أعلم أم الله؟! فهل يوجد قولٌ أبطلُ من هذا القول المتضمِّن أن هؤلاء الضلال الجهال السفهاء أعلم من رب العالمين؟! فليكتف العاقلُ بمجرَّد تصوُّر هذا القول؛ فإنه يجزم بفساده وبطلانه. {سبحانه وتعالى عما يشركونَ}؛ أي: تقدَّس وتنزَّه أن يكون له شريك أو نظير، بل هو الله الأحدُ الفردُ الصمدُ الذي لا إله في السماوات والأرض إلا هو، وكلُّ معبودٍ في العالم العلويِّ والسفليِّ سواه فإنه باطلٌ عقلاً وشرعاً وفطرةً، {ذلك بأنَّ الله هو الحقُّ وأن ما يدعون من دونه هو الباطل وأنَّ الله هو العليُّ الكبيرُ}.
(18) Allah تعالى berfirman, ﴾ وَيَعۡبُدُونَ ﴿ "Dan mereka menyem-bah", yaitu orang-orang musyrik yang mendustakan Rasulullah ﴾ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمۡ وَلَا يَنفَعُهُمۡ ﴿ "selain dari Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudaratan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan." Yakni ia tidak memiliki sedikit pun manfaat untuk mereka dan tidak menolak apa pun dari mereka. ﴾ وَيَقُولُونَ ﴿ "Dan mereka berkata", de-ngan ucapan kosong tanpa bukti, ﴾ هَٰٓؤُلَآءِ شُفَعَٰٓؤُنَا عِندَ ٱللَّهِۚ ﴿ "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah." Mereka menyembah-nya agar bisa mendekatkannya kepada Allah dan memberi syafa'at kepada mereka di sisiNya. Ini adalah ucapan yang mereka ada-ada-kan dari diri mereka sendiri, ucapan yang mereka buat-buat. Oleh karena itu, Allah berfirman membatalkan ucapan tersebut, ﴾ قُلۡ أَتُنَبِّـُٔونَ ٱللَّهَ بِمَا لَا يَعۡلَمُ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَلَا فِي ٱلۡأَرۡضِۚ ﴿ "Katakanlah, 'Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahuiNya, baik di langit dan tidak (pula) di bumi?'" Maksudnya, Allah Maha Mengetahui dengan ilmu yang meliputi apa yang ada di langit dan di bumi, Dia telah mengabar-kan kepadamu bahwa Dia tidak memiliki sekutu dan bahwa tidak ada Rabb bersamaNya. Kamu wahai orang-orang musyrik meng-klaim bahwa Dia memiliki sekutu di alam ini, apakah kamu me-nyampaikan berita yang samar padahal kamu mengetahuinya? Siapa yang lebih tahu, Allah ataukah kamu? Adakah ucapan yang lebih batil daripada ucapan yang mengandung kesimpulan bahwa orang-orang bodoh lagi sesat itu lebih tahu daripada Allah Rabbul 'alamin? Cukuplah bagi orang yang berakal dengan hanya membayangkan pendapat ini, karena ia dipastikan batil dan rusak. ﴾ سُبۡحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشۡرِكُونَ ﴿ "Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka perseku-tukan (itu)." Maksudnya, Mahasuci Allah, Dia tidak memiliki partner atau sekutu, akan tetapi Dia adalah Maha Esa, tempat bergantung para makhluk, tiada Rabb di langit dan di bumi melainkan Dia, se-mua yang disembah di langit dan di bumi selainNya adalah batil secara akal, syara' dan fitrah, ﴾ ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦ هُوَ ٱلۡبَٰطِلُ وَأَنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡعَلِيُّ ٱلۡكَبِيرُ 62 ﴿ "(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dia-lah (Rabb) Yang Haq, dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil. Dan sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar." (Al-Hajj: 62).
Ayah: 19 - 20 #
{وَمَا كَانَ النَّاسُ إِلَّا أُمَّةً وَاحِدَةً فَاخْتَلَفُوا وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَبِّكَ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ فِيمَا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ (19) وَيَقُولُونَ لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ آيَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَقُلْ إِنَّمَا الْغَيْبُ لِلَّهِ فَانْتَظِرُوا إِنِّي مَعَكُمْ مِنَ الْمُنْتَظِرِينَ (20)}.
"Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau bukanlah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Rabbmu dahulu, pastilah telah diberi keputusan di antara mereka, tentang apa yang mereka perselisihkan itu. Dan mereka berkata, 'Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu keterangan (mukjizat) dari Rabbnya?' Maka katakanlah, 'Sesung-guhnya yang ghaib itu kepunyaan Allah, sebab itu tunggu (sajalah) olehmu, sesungguhnya aku bersamamu termasuk orang-orang yang menunggu'." (Yunus: 19-20).
#
{19} أي: {وما كان الناس إلا أمَّةً واحدةً}: متفقين على الدين الصحيح، ولكنهم اختلفوا، {فبعث الله الرسل مبشِّرين ومنذرين وأنزل معهم الكتاب ليحكم بين الناس فيما اختلفوا فيه}. {ولولا كلمةٌ سبقتْ من ربِّك}: بإمهال العاصين وعدم معاجلتهم بذنوبهم، {لَقُضِيَ بينهم}: بأن ننجِّي المؤمنين ونهلك الكافرين المكذِّبين، وصار هذا فارقاً بينهم {فيما فيه يختلفون}، ولكنه أراد امتحانهم وابتلاء بعضهم ببعض؛ ليتبيَّن الصادق من الكاذب.
(19) ﴾ وَمَا كَانَ ٱلنَّاسُ إِلَّآ أُمَّةٗ وَٰحِدَةٗ ﴿ "Manusia dahulunya hanyalah satu umat", mereka bersepakat pada agama yang benar, akan tetapi (setelah itu) mereka berselisih. ﴾ فَبَعَثَ ٱللَّهُ ٱلنَّبِيِّـۧنَ مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ وَأَنزَلَ مَعَهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ بِٱلۡحَقِّ لِيَحۡكُمَ بَيۡنَ ٱلنَّاسِ فِيمَا ٱخۡتَلَفُواْ فِيهِۚ ﴿ "Maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang per-kara yang mereka perselisihkan." (Al-Baqarah: 213). ﴾ وَلَوۡلَا كَلِمَةٞ سَبَقَتۡ مِن رَّبِّكَ ﴿ "Kalau bukanlah karena suatu ketetap-an yang telah ada dari Rabbmu dahulu", dengan memberikan tempo kepada orang-orang yang durhaka dan tidak menyegerakan azab kepada mereka, ﴾ لَقُضِيَ بَيۡنَهُمۡ ﴿ "pastilah telah diberi keputusan di antara mereka", dengan menyelamatkan orang-orang Mukmin dan mem-binasakan orang-orang kafir yang mendustakan, dan itu menjadi pembeda antara mereka ﴾ فِيمَا فِيهِ يَخۡتَلِفُونَ ﴿ "tentang apa yang mereka perselisihkan itu." Akan tetapi Dia ingin menguji sebagian dari me-reka dengan sebagian yang lain agar jelas mana yang benar dan mana yang dusta.
#
{20} {ويقولون}؛ أي: المكذبون المتعنِّتون: {لولا أنزِلَ عليه آيةٌ من ربِّه}؛ يعنون: آيات الاقتراح التي يعيِّنونها؛ كقولهم: {لولا أنزل إليه مَلَكٌ فيكونَ معه نذيرًا ... } الآيات، وكقولهم: {وقالوا لن نؤمنَ لك حتى تَفْجُرَ لنا من الأرض يَنبوعاً ... } الآيات. {فقل}: لهم إذا طلبوا منك آيةً: {إنما الغيبُ لله}؛ أي: هو المحيط علماً بأحوال العباد، فيدبِّرهم بما يقتضيه علمه فيهم وحكمته البديعة، وليس لأحدٍ تدبيرٌ في حكم ولا دليل ولا غاية ولا تعليل. {فانتظروا إني معكم من المنتظرين}؛ أي: كل ينتظر بصاحبه ما هو أهلٌ له فانظروا لمن تكون العاقبة.
(20) ﴾ وَيَقُولُونَ ﴿ "Dan mereka berkata", yakni orang-orang yang mendustakan lagi menentang, ﴾ لَوۡلَآ أُنزِلَ عَلَيۡهِ ءَايَةٞ مِّن رَّبِّهِۦۖ ﴿ "mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu keterangan (mukjizat) dari Rabbnya?" Mereka memaksudkan ayat-ayat yang mereka usulkan seperti ucapan mereka, ﴾ لَوۡلَآ أُنزِلَ إِلَيۡهِ مَلَكٞ فَيَكُونَ مَعَهُۥ نَذِيرًا 7 ﴿ "Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malai-kat itu memberikan peringatan bersama-sama dengannya?" (Al-Furqan: 7). Dan perkataan mereka, ﴾ وَقَالُواْ لَن نُّؤۡمِنَ لَكَ حَتَّىٰ تَفۡجُرَ لَنَا مِنَ ٱلۡأَرۡضِ يَنۢبُوعًا 90 ﴿ "Dan mereka berkata, 'Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami'." (Al-Isra`: 90). ﴾ فَقُلۡ ﴿ "Maka katakanlah", kepada mereka jika mereka menun-tut ayat-ayat kepadamu, ﴾ إِنَّمَا ٱلۡغَيۡبُ لِلَّهِ ﴿ "sesungguhnya yang ghaib itu kepunyaan Allah." Maksudnya, Dia-lah yang ilmuNya meliputi sega-la keadaan manusia, Dia mengatur mereka sesuai dengan tuntutan ilmuNya dan hikmahNya yang indah, tak seorang pun memiliki hak mengatur hukum, dalil, tujuan akhir dan penjelasan alasan hu-kum. ﴾ فَٱنتَظِرُوٓاْ إِنِّي مَعَكُم مِّنَ ٱلۡمُنتَظِرِينَ ﴿ "Sebab itu tunggu (sajalah) olehmu, sesungguhnya aku bersamamu termasuk orang-orang yang menunggu." Maksudnya, masing-masing menunggu apa yang akan diperoleh oleh kawannya, lihatlah siapa pemilik akibat (baik).
Ayah: 21 #
{وَإِذَا أَذَقْنَا النَّاسَ رَحْمَةً مِنْ بَعْدِ ضَرَّاءَ مَسَّتْهُمْ إِذَا لَهُمْ مَكْرٌ فِي آيَاتِنَا قُلِ اللَّهُ أَسْرَعُ مَكْرًا إِنَّ رُسُلَنَا يَكْتُبُونَ مَا تَمْكُرُونَ (21)}.
"Dan apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat, sesudah (datangnya) bahaya menimpa mereka, tiba-tiba mereka mempunyai tipu daya dalam (menentang) tanda-tanda kekuasaan Kami. Katakanlah, 'Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya itu).' Sesungguhnya malaikat-malaikat Kami mencatat tipu dayamu." (Yunus: 21).
#
{21} يقول تعالى: {وإذا أذَقْنا الناس رحمةً من بعد ضرَّاء مسَّتهم}: كالصحة بعد المرض والغنى بعد الفقر والأمن بعد الخوف؛ نسوا ما أصابهم من الضرَّاء، ولم يشكُروا الله على الرخاء والرحمة، بل استمرُّوا في طغيانهم ومكرهم، ولهذا قال: {إذا لهم مكرٌ في آياتنا}؛ أي: يسعَوْن بالباطل ليبطلوا به الحق. {قل اللهُ أسرعُ مكراً}: فإنَّ المكرَ السيئ لا يحيق إلا بأهله؛ فمقصودهم منعكسٌ عليهم، ولم يسلموا من التَبِعَة، بل تكتب الملائكة عليهم ما يعملون، ويحصيه الله عليهم، ثم يجازيهم الله عليه أوفر الجزاء.
(21) Allah تعالى berfirman, ﴾ وَإِذَآ أَذَقۡنَا ٱلنَّاسَ رَحۡمَةٗ مِّنۢ بَعۡدِ ضَرَّآءَ مَسَّتۡهُمۡ ﴿ "Dan apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat, sesudah (datang-nya) bahaya menimpa mereka", seperti kesembuhan setelah sakit, ke-kayaan setelah kemiskinan, rasa aman setelah rasa takut, mereka melupakan kesulitan yang menimpa, mereka tidak mensyukuri Allah atas rahmat dan kemakmuran, mereka justru terus berjalan di atas penyelewengan dan makar. Oleh karena itu, Dia berfirman, ﴾ إِذَا لَهُم مَّكۡرٞ فِيٓ ءَايَاتِنَاۚ ﴿ "Tiba-tiba mereka mempunyai tipu daya dalam (menen-tang) tanda-tanda kekuasaan Kami." Mereka berusaha membatalkan kebenaran dengan kebatilan. ﴾ قُلِ ٱللَّهُ أَسۡرَعُ مَكۡرًاۚ ﴿ "Katakanlah, 'Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya itu)'." Karena makar yang buruk hanya akan menimpa pemiliknya, senjata makan tuan, mereka tidak terbebas dari resiko buruk, para malaikat mencatat apa yang mereka kerjakan, lalu Allah menghitungnya atas mereka, kemudian Allah membalas mereka dengan balasan yang setimpal.
Ayah: 22 - 23 #
{هُوَ الَّذِي يُسَيِّرُكُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ حَتَّى إِذَا كُنْتُمْ فِي الْفُلْكِ وَجَرَيْنَ بِهِمْ بِرِيحٍ طَيِّبَةٍ وَفَرِحُوا بِهَا جَاءَتْهَا رِيحٌ عَاصِفٌ وَجَاءَهُمُ الْمَوْجُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ أُحِيطَ بِهِمْ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ لَئِنْ أَنْجَيْتَنَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ (22) فَلَمَّا أَنْجَاهُمْ إِذَا هُمْ يَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا بَغْيُكُمْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ مَتَاعَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُكُمْ فَنُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (23)}.
"Dia-lah Rabb yang menjadikanmu dapat berjalan di daratan dan (berlayar) di lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka ber-gembira karenanya, lalu datanglah angin badai, dan (apabila) ge-lombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepadaNya semata-mata. (Mereka berkata), 'Sesungguhnya jika Engkau menyelamat-kan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur.' Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezhaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kezhalimanmu akan menimpa dirimu sendiri, (hasil kezhalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi, kemudian kepada Kamilah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (Yunus: 22-23).
#
{22 ـ 23} لما ذكر تعالى القاعدة العامة في أحوال الناس عند إصابة الرحمة لهم بعد الضرَّاء واليُسر بعد العسر؛ ذَكَرَ حالةً تؤيِّد ذلك، وهي حالهم في البحر عند اشتداده والخوف من عواقبه، فقال: {هو الذي يُسَيِّرُكم في البرِّ والبحر}: بما يسَّر لكم من الأسباب المسيَّرة لكم فيها وهداكم إليها. {حتى إذا كنتُم في الفُلك}؛ أي: السفن البحريَّة، {وجَرَيْنَ بهم بريح طيِّبة}: موافقة لما يهوونه من غير انزعاج ولا مشقَّة، {وفرحوا بها}: واطمأنُّوا إليها؛ فبينما هم كذلك؛ إذ جاءتهم {ريحٌ عاصفٌ}: شديدة الهبوب، {وجاءهُم الموجُ من كلِّ مكان وظنُّوا أنهم أحيطَ بهم}؛ أي: عرفوا أنه الهلاك، فانقطع حينئذٍ تعلُّقهم بالمخلوقين، وعرفوا أنه لا يُنجيهم من هذه الشدَّة إلا الله وحده، فدعوه {مخلصين له الدين}: ووعدوا من أنفسهم على وجه الإلزام، فقالوا: {لئنْ أنجَيْتَنا من هذه لنكوننَّ من الشاكرينَ. فلما أنجاهم إذا هم يبغونَ في الأرض بغير الحقِّ}؛ أي: نسوا تلك الشدة وذلك الدعاء وما ألزموه أنفسهم، فأشركوا بالله مَن اعترفوا أنه لا يُنجيهم من الشدائد ولا يدفع عنهم المضايق؛ فهلا أخلصوا لله العبادة في الرخاء كما أخلصوه في الشدة؟! ولكنَّ هذا البغي يعود وَبالُه عليهم، ولهذا قال: {يا أيُّها الناس إنَّما بغيكم على أنفسكم متاعَ الحياة الدُّنيا}؛ أي: غاية ما تؤمِّلون ببغيكم وشرودكم عن الإخلاص لله أن تنالوا شيئاً من حُطام الدُّنيا وجاهها النزر اليسير الذي سينقضي سريعاً ويمضي جميعاً ثم تنتقلون عنه بالرغم. {ثم إلينا مرجِعُكم}: في يوم القيامة، {فننبِّئكم بما كنتُم تعملونَ}: وفي هذا غايةُ التحذير لهم عن الاستمرار على عملهم.
(22-23) Manakala Allah menetapkan kaidah umum ten-tang keadaan manusia pada saat mendapatkan kemudahan setelah kesulitan, kebahagiaan setelah kesedihan, maka Dia menyebutkan keadaan yang mendukung hal tersebut yaitu keadaan mereka di laut yang bergejolak dan ketakutan mereka terhadap akibatnya. Dia berfirman, ﴾ هُوَ ٱلَّذِي يُسَيِّرُكُمۡ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِۖ ﴿ "Dia-lah Rabb yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, dan (berlayar) di lautan." Dengan sebab-sebab yang Dia menunjukkannya kepadamu dan memudahkannya untukmu. ﴾ حَتَّىٰٓ إِذَا كُنتُمۡ فِي ٱلۡفُلۡكِ ﴿ "Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera", yaitu kapal laut, ﴾ وَجَرَيۡنَ بِهِم بِرِيحٖ طَيِّبَةٖ ﴿ "dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik", yang sesuai dengan keinginan mereka tanpa gejolak dan kesulitan, ﴾ وَفَرِحُواْ بِهَا ﴿ "dan mereka bergembira karenanya", dan mereka tenang kepadanya, manakala mereka dalam kondisi tersebut, tiba-tiba datang kepada mereka ﴾ رِيحٌ عَاصِفٞ ﴿ "angin badai", yang sangat kencang. ﴾ وَجَآءَهُمُ ٱلۡمَوۡجُ مِن كُلِّ مَكَانٖ وَظَنُّوٓاْ أَنَّهُمۡ أُحِيطَ بِهِمۡ ﴿ "Dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah ter-kepung (bahaya)." Maksudnya, mereka mengetahui bahwa itu adalah kematian, maka ketika itu terputus sudah ketergantungan mereka dengan makhluk. Mereka menyadari bahwa yang bisa menyelamat-kan mereka dari kesulitan ini hanyalah Allah semata, maka mereka memohon kepadaNya ﴾ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ ﴿ "dengan mengikhlaskan ketaatan kepadaNya semata-mata." Mereka berjanji kepada diri mereka sendiri dengan pasti. ﴾ لَئِنۡ أَنجَيۡتَنَا مِنۡ هَٰذِهِۦ لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّٰكِرِينَ 22 فَلَمَّآ أَنجَىٰهُمۡ إِذَا هُمۡ يَبۡغُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّۗ ﴿ "(Mereka berkata), 'Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang ber-syukur'. Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka mem-buat kezhaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar." Maksudnya, mereka melupakan kesulitan dan doa tersebut serta apa yang me-reka wajibkan atas diri mereka sendiri, lalu mereka menyekutukan Allah dengan sesuatu yang dia sendiri mengakui bahwa dia tidak mampu menepis kesulitan dan mengangkat musibah. Mengapa mereka tidak mengikhlaskan ibadah kepada Allah dalam keadaan senang sebagaimana mengikhlaskannya dalam keadaan sulit? Akan tetapi akibat dari kezhalimannya akan kembali menimpa dirinya sendiri. Oleh karena itu, Dia berfirman, ﴾ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّمَا بَغۡيُكُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِكُمۖ مَّتَٰعَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ ﴿ "Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kezhalimanmu akan menim-pa dirimu sendiri, (hasil kezhalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi." Maksudnya, paling-paling yang kamu harapkan dan kamu dapatkan dari kezhalimanmu dan penyimpanganmu dari keikhlasan kepada Allah hanyalah bagian kecil dari dunia dan kedudukannya yang rendah yang akan lenyap dengan cepat dan berlalu dengan segera lalu kamu pun meninggalkannya walaupun kamu tidak meng-inginkannya. ﴾ ثُمَّ إِلَيۡنَا مَرۡجِعُكُمۡ ﴿ "Kemudian kepada Kamilah kembalimu", pada Hari Kiamat ﴾ فَنُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ﴿ "lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." Ini adalah peringatan keras kepada mereka agar tidak terus menerus berjalan di atas perbuatan mereka.
Ayah: 24 #
{إِنَّمَا مَثَلُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْأَنْعَامُ حَتَّى إِذَا أَخَذَتِ الْأَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ أَهْلُهَا أَنَّهُمْ قَادِرُونَ عَلَيْهَا أَتَاهَا أَمْرُنَا لَيْلًا أَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنَاهَا حَصِيدًا كَأَنْ لَمْ تَغْنَ بِالْأَمْسِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (24)}.
"Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu karena air itu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) per-hiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah azab Kami kepadanya di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman-tanamannya) lak-sana tanaman-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berpikir." (Yu-nus: 24).
#
{24} وهذا المثل من أحسن الأمثلة، وهو مطابقٌ لحالة الدنيا؛ فإنَّ لذَّاتها وشهواتها وجاهها ونحو ذلك يزهو لصاحبه إن زها وقتاً قصيراً؛ فإذا استكمل وتمَّ؛ اضمحلَّ وزال عن صاحبه أو زال صاحبه عنه، فأصبح صِفْرَ اليدين منها، ممتلئ القلب من همِّها وحزنها وحسرتها؛ فذلك {كماءٍ أنزلناه من السماء فاختلط به نباتُ الأرض}؛ أي: نبت فيها من كل صنفٍ وزوج بهيج، {مما يأكلُ الناس}: كالحبوب والثمار، {و} مما تأكل {الأنعامُ}: كأنواع العشب والكلأ المختلف الأصناف. {حتى إذا أخذتِ الأرضُ زُخْرُفَها وازَّيَّنَتْ}؛ أي: تزخرفت في منظرها واكتست في زينتها فصارت بهجةً للناظرين ونزهةً للمتفرِّجين وآيةً للمتبصِّرين، فصرت ترى لها منظراً عجيباً ما بين أخضر وأصفر وأبيض وغيره. {وظنَّ أهلُها أنَّهم قادرون عليها}؛ أي: حصل معهم طمعٌ بأن ذلك سيستمرُّ ويدوم لوقوف إرادتهم عنده وانتهاء مطالبهم فيه؛ فبينما هم في تلك الحالة؛ أتاها أَمْرُ اللهِ {ليلاً أو نهاراً فجعلناها حصيداً كأن لم تَغْنَ بالأمس}؛ أي: كأنها ما كانت، فهذه حالة الدُّنيا سواء بسواء. {كذلك نفصِّل الآيات}؛ أي: نبيِّنُها ونوضِّحها بتقريب المعاني إلى الأذهان وضرب الأمثال، {لقوم يتفكَّرون}؛ أي: يُعْمِلونَ أفكارهم فيما ينفعهم، وأما الغافل المعرضُ؛ فهذا لا تنفعه الآيات، ولا يزيلُ عنه الشكَّ البيانُ.
(24) Ini adalah perumpamaan yang merupakan salah satu perumpamaan yang terbaik, pas dengan keadaan dunia, karena kenikmatan, syahwat, kedudukannya dan lain-lain menjadi indah –jika ia menjadi indah dalam waktu singkat-, jika ia telah lengkap dan sempurna maka ia terkikis dan terlepas dari pemiliknya atau pemiliknya terlepas darinya, maka kedua tangannya hampa, hati-nya penuh dengan kecemasan, kesedihan dan penyesalan karena-nya, hal itu seperti ﴾ كَمَآءٍ أَنزَلۡنَٰهُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ فَٱخۡتَلَطَ بِهِۦ نَبَاتُ ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu karena air itu tumbuhlah tanaman-ta-naman bumi dengan subur." Maksudnya, tumbuh padanya dari segala jenis dan pasangan yang indah. ﴾ مِمَّا يَأۡكُلُ ٱلنَّاسُ ﴿ "Di antaranya ada yang dimakan manusia", seperti biji-bijian dan buah-buahan, ﴾ و َ ﴿ "dan" apa yang dimakan oleh ﴾ وَٱلۡأَنۡعَٰمُ ﴿ "binatang ternak." Seperti rerumputan dan daun-daunan yang beraneka ragam. ﴾ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَخَذَتِ ٱلۡأَرۡضُ زُخۡرُفَهَا وَٱزَّيَّنَتۡ ﴿ "Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pu-la) perhiasannya." Maksudnya, indah pemandangannya, ia berhias dengan daun-daunnya maka ia menjadi kebahagiaan bagi orang-orang yang memandang, ketenangan bagi orang yang membuang penat dan tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang merenung-kan. Kamu pun melihat pemandangan yang unik, hijau, kuning putih dan lain-lain. ﴾ وَظَنَّ أَهۡلُهَآ أَنَّهُمۡ قَٰدِرُونَ عَلَيۡهَآ ﴿ "Dan pemilik-pemilik-nya mengira bahwa mereka pasti menguasainya." Maksudnya, mereka ingin itu berlangsung terus menerus karena memang itulah yang mereka cari dan inginkan, akan tetapi manakala mereka dalam kon-disi tersebut, datanglah keputusan Allah, ﴾ لَيۡلًا أَوۡ نَهَارٗا فَجَعَلۡنَٰهَا حَصِيدٗا كَأَن لَّمۡ تَغۡنَ بِٱلۡأَمۡسِۚ ﴿ "di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanaman-nya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin." Maksudnya, seolah-olah tak pernah ada. Ini ada-lah keadaan dunia, sama persis. ﴾ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ ٱلۡأٓيَٰتِ ﴿ "Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami)." Maksudnya, Kami mene-rangkannya dengan mendekatkan makna-maknanya kepada akal dengan membuat perumpamaan ﴾ لِقَوۡمٖ يَتَفَكَّرُونَ ﴿ "kepada orang-orang yang berpikir", memakai akal mereka untuk yang bermanfaat bagi mereka. Adapun orang yang lalai dan berpaling, maka tanda-tanda kebesaran Allah tidak berguna baginya, keterangan tidak mengikis keraguannya.
Manakala Allah menyebutkan keadaan dunia dan hasil dari kenikmatannya, maka Dia menanamkan kecintaan manusia kepada alam akhirat yang kekal.
Ayah: 25 - 26 #
{وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلَامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (25) لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلَا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلَا ذِلَّةٌ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (26)}.
"Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (Surga), dan menun-juki orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus (Islam). Orang-orang yang berbuat baik mendapatkan pahala yang terbaik (Surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni Surga, mereka kekal di dalamnya." (Yunus: 25-26).
#
{25} عمَّ تعالى عباده بالدعوة إلى دار السلام والحثِّ على ذلك والترغيب، وخصَّ بالهداية من شاء استخلاصه واصطفاءه؛ فهذا فضلُه وإحسانُه، والله يختصُّ برحمته من يشاءُ، وذلك عدلُه وحكمته، وليس لأحدٍ عليه حُجَّةٌ بعد البيان والرسل، وسمى الله الجنة دار السلام لسلامتها من جميع الآفات والنقائص، وذلك لكمال نعيمها وتمامه وبقائه وحسنه من كلِّ وجه.
(25) Allah mengajak, mendorong dan menganjurkan hamba-hambaNya secara umum kepada Darussalam, dan Dia mengkhusus-kan hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki untuk dipilih dan diangkatNya. Ini adalah karunia dan kebaikanNya, dan Allah meng-khususkan rahmatNya kepada hambaNya yang Dia kehendaki. Itu adalah keadilan dan hikmahNya, tidak ada seorang pun yang memiliki hujjah setelah adanya penjelasan dan diutusnya Rasul. Allah menamankan Surga dengan Darussalam karena ia selamat dari segala cacat dan kekurangan, dan hal itu karena kesempurnaan nikmatnya, kelengkapannya, kekekalannya dan keindahannya dari segala segi.
#
{26} ولما دعا إلى دار السلام؛ كأن النفوس تشوَّقت إلى الأعمال الموجبة لها الموصلة إليها، فأخبر عنها بقوله: {للذين أحسنوا الحُسنى وزيادةٌ}؛ أي: للذين أحسنوا في عبادة الخالق، بأنْ عبدوه على وجه المراقبة والنصيحة في عبوديَّته، وقاموا بما قدروا عليه منها، وأحسنوا إلى عباد الله، بما يقدرون عليه من الإحسان القوليِّ والفعليِّ: من بذل الإحسان الماليِّ والإحسان البدنيِّ والأمر بالمعروف والنهي عن المنكر وتعليم الجاهلين ونصيحة المعرضين وغير ذلك من وجوه البرِّ والإحسان؛ فهؤلاء الذين أحسنوا لهم الحسنى، وهي الجنة الكاملة في حسنها، وزيادةٌ، وهي النظر إلى وجه الله الكريم، وسماع كلامه، والفوز برضاه، والبهجة بقربه؛ فبهذا حصل لهم أعلى ما يتمنَّاه المتمنُّون، ويسأله السائلون. ثم ذكر اندفاع المحذور عنهم، فقال: {ولا يَرْهَقُ وجوهَهم قَتَرٌ ولا ذِلَّةٌ}؛ أي: لا ينالهم مكروهٌ بوجه من الوجوه؛ لأنَّ المكروه إذا وقع بالإنسان؛ تبيَّن ذلك في وجهه وتغيَّر وتكدَّر. وأما هؤلاء؛ فكما قال الله عنهم: {تعرِفُ في وجوههم نَضْرَةَ النعيم}، أولئك أصحاب الجنة الملازمون لها هم فيها خالدون، لا يحولون، ولا يزولون، ولا يتغيَّرون.
(26) Manakala Dia mengajak kepada Darussalam maka se-akan-akan jiwa itu berhasrat kepada amal perbuatan yang mengan-tarkan kepada surga, maka Dia menyampaikannya dengan Firman-Nya, ﴾ لِّلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ ٱلۡحُسۡنَىٰ وَزِيَادَةٞۖ ﴿ "Orang-orang yang berbuat baik mendapatkan pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya." Maksudnya, orang-orang yang berbuat baik dalam beribadah kepada Allah hendaklah beribadah kepadaNya dengan pijakan muraqabah (merasa diawasi), dan ketulusan dalam beribadah, serta melaksanakan apa yang dia mampu darinya. Mereka juga berbuat baik kepada hamba-hamba Allah dengan apa yang mereka mampu, berupa perbuatan baik yang bersifat perkataan, dan perbuatan: memberikan kebaikan materi, kebaikan jasmani, amar ma'ruf, nahi mungkar, mengajar orang-orang bodoh, memberi nasihat kepada orang-orang yang berpaling dan kebaikan-kebaikan yang lain. Orang-orang yang berbuat baik itulah yang mendapatkan kebaikan yaitu Surga yang sempurna kebaikannya dan sebuah tambahan yaitu melihat Wajah Allah yang mulia, mendengar FirmanNya, meraih ridhaNya, berbahagia dengan kedekatan kepadaNya. Dengan ini terwujudlah harapan tertinggi yang diharapkan oleh orang-orang yang berharap dan sesuatu yang dimohon oleh orang-orang yang memohon. Kemudian Dia menyebutkan lenyapnya ketakutan mereka, Dia berfirman, ﴾ وَلَا يَرۡهَقُ وُجُوهَهُمۡ قَتَرٞ وَلَا ذِلَّةٌۚ ﴿ "Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan." Maksudnya, mereka tidak di-timpa sesuatu yang tidak diinginkan dari segi apa pun, karena jika sesuatu yang tidak diinginkan menimpa manusia, maka hal itu akan terbaca di wajahnya, ia akan kusut dan suram. Adapun mereka (yang beramal shalih), maka Allah berfirman tentang mereka, ﴾ تَعۡرِفُ فِي وُجُوهِهِمۡ نَضۡرَةَ ٱلنَّعِيمِ 24 ﴿ "Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan." (Al-Muthaffifin: 24). Mereka itu adalah penduduk surga yang tinggal kekal di dalamnya, tidak berpindah, tidak lenyap dan tidak akan berubah.
Ayah: 27 #
{وَالَّذِينَ كَسَبُوا السَّيِّئَاتِ جَزَاءُ سَيِّئَةٍ بِمِثْلِهَا وَتَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ مَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ عَاصِمٍ كَأَنَّمَا أُغْشِيَتْ وُجُوهُهُمْ قِطَعًا مِنَ اللَّيْلِ مُظْلِمًا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (27)}.
"Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Mereka tidak memiliki seorang pelindung pun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang ge-lap gulita. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalam-nya." (Yunus: 27).
#
{27} لما ذكر أصحاب الجنة؛ ذكر أصحاب النار، فذكر أن بضاعتهم التي اكتسبوها في الدنيا هي الأعمال السيِّئة المُسْخِطَة لله من أنواع الكفر والتَّكذيب وأصناف المعاصي، فجزاؤهم سيئةٌ مثلها؛ أي: جزاء يسؤوهم بحسب ما عملوا من السيئات على اختلاف أحوالهم، {وترهَقُهم}؛ أي: تغشاهم {ذِلَّةٌ}: في قلوبهم وخوفٌ من عذاب الله لا يدفعه عنهم دافعٌ ولا يعصِمُهم منه عاصمٌ، وتسري تلك الذِّلَّة الباطنة إلى ظاهرهم، فتكون سواداً في وجوههم. {كأنَّما أغْشِيَتْ وجوههم قطعاً من الليل مظلماً أولئك أصحابُ النار هم فيها خالدونَ}: فكم بين الفريقين من الفَرْقِ! ويا بُعْدَ ما بينهما من التفاوت! {وجوهٌ يومئذ ناضرةٌ. إلى ربِّها ناظِرَةٌ. ووجوهٌ يومئذٍ باسرةٌ. تَظُنُّ أنْ يُفْعَلَ بها فاقرةٌ}، {وجوهٌ يومئذٍ مسفرةٌ. ضاحكةٌ مستبشرةٌ. ووجوهٌ يومئذٍ عليها غَبَرَةٌ. ترهَقُها قَتَرةٌ. أولئك هم الكفرة الفجرة}.
(27) Manakala Allah menyebutkan penduduk Surga, maka Dia menyebutkan penghuni Neraka, lalu Dia menyebutkan bahwa barang dagangan mereka yang mereka dapatkan di dunia adalah amal-amal buruk yang mengundang murka Allah berupa berbagai macam kekufuran, pendustaan dan kemaksiatan, maka balasan mereka adalah keburukan sepertinya yakni balasan yang menye-dihkan mereka menurut keburukan yang mereka lakukan sesuai dengan perbedaan keadaan mereka, ﴾ وَتَرۡهَقُهُمۡ ﴿ "Dan mereka ditutupi", maksudnya dinaungi ﴾ ذِلَّةٞۖ ﴿ "kehinaan" di hati mereka dan ketakutan terhadap azab Allah, tidak ada yang melindungi mereka darinya dan tidak ada yang membentengi. Kehinaan batin itu merembet kepada lahir mereka, maka wajah mereka menghitam,﴾ كَأَنَّمَآ أُغۡشِيَتۡ وُجُوهُهُمۡ قِطَعٗا مِّنَ ٱلَّيۡلِ مُظۡلِمًاۚ أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ﴿ "seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah peng-huni Neraka, mereka kekal di dalamnya." Berapa (jauh) beda antara kedua golongan? Betapa jauhnya jurang antara keduanya. ﴾ وُجُوهٞ يَوۡمَئِذٖ نَّاضِرَةٌ 22 إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٞ 23 وَوُجُوهٞ يَوۡمَئِذِۭ بَاسِرَةٞ 24 تَظُنُّ أَن يُفۡعَلَ بِهَا فَاقِرَةٞ 25 ﴿ "Wajah-wajah (orang-orang Mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnya-lah mereka melihat. Dan wajah-wajah (orang-orang kafir) pada hari itu muram, mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat." (Al-Qiyamah: 22-25). ﴾ وُجُوهٞ يَوۡمَئِذٖ مُّسۡفِرَةٞ 38 ضَاحِكَةٞ مُّسۡتَبۡشِرَةٞ 39 وَوُجُوهٞ يَوۡمَئِذٍ عَلَيۡهَا غَبَرَةٞ 40 تَرۡهَقُهَا قَتَرَةٌ 41 أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡكَفَرَةُ ٱلۡفَجَرَةُ 42 ﴿ "Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa dan gembira ria. Dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu, dan ditutup lagi oleh kegelapan. Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka." ('Abasa: 38-42).
Ayah: 28 - 30 #
{وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ نَقُولُ لِلَّذِينَ أَشْرَكُوا مَكَانَكُمْ أَنْتُمْ وَشُرَكَاؤُكُمْ فَزَيَّلْنَا بَيْنَهُمْ وَقَالَ شُرَكَاؤُهُمْ مَا كُنْتُمْ إِيَّانَا تَعْبُدُونَ (28) فَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ إِنْ كُنَّا عَنْ عِبَادَتِكُمْ لَغَافِلِينَ (29) هُنَالِكَ تَبْلُو كُلُّ نَفْسٍ مَا أَسْلَفَتْ وَرُدُّوا إِلَى اللَّهِ مَوْلَاهُمُ الْحَقِّ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ (30)}.
"(Ingatlah) suatu hari (ketika itu) Kami mengumpulkan me-reka semuanya, kemudian Kami berkata kepada orang-orang yang mempersekutukan (Rabb), 'Tetaplah kamu dan sekutu-sekutumu di tempatmu itu.' Lalu Kami pisahkan mereka, dan berkatalah se-kutu-sekutu mereka, 'Kamu sekali-kali tidak pernah menyembah kami. Dan cukuplah Allah menjadi saksi antara kami dengan kamu, bahwa kami tidak tahu menahu tentang penyembahanmu (kepada kami).' Di tempat itu (Padang Mahsyar), tiap-tiap diri merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya dahulu, dan mereka dikembalikan kepada Allah, Pelindung mereka yang sebenarnya dan lenyaplah dari mereka apa yang mereka ada-adakan." (Yunus: 28-30).
#
{28} يقول تعالى: {ويوم نَحْشُرُهم جميعاً}؛ أي: نجمع جميع الخلائق لميعاد يوم معلوم، ونحضِرُ المشركين وما كانوا يعبدون من دون الله، {ثم نقولُ للذين أشركوا مكانَكم أنتم وشركاؤكم}؛ أي: الْزَمُوا مكانكم ليقعَ التَّحاكمُ والفَصْلُ بينكم وبينهم، {فَزَيَّلْنا بينَهم}؛ أي: فرَّقنا بينهم بالبعد البدني والقلبي، فحصلت بينَهم العداوةُ الشديدةُ بعد أن بَذَلوا لهم في الدُّنيا خالص المحبَّة وصفو الوداد، فانقلبت تلك المحبَّة والولاية بغضاً وعداوة. وتبرأ شركاؤهم منهم وقالوا: {ما كنتُم إيَّانا تعبدونَ}: فإننا ننزِّه الله أن يكون له شريكٌ أو نديدٌ.
(28) Allah تعالى berfirman, ﴾ وَيَوۡمَ نَحۡشُرُهُمۡ جَمِيعٗا ﴿ "(Ingatlah) suatu hari (ketika itu) Kami mengumpulkan mereka semuanya." Maksudnya, kami mengumpulkan seluruh makhluk untuk pertemuan pada hari yang telah ditentukan, Kami hadirkan orang-orang musyrik dan tuhan yang mereka sembah selain Allah, ﴾ ثُمَّ نَقُولُ لِلَّذِينَ أَشۡرَكُواْ مَكَانَكُمۡ أَنتُمۡ وَشُرَكَآؤُكُمۡۚ ﴿ "kemudian Kami berkata kepada orang-orang yang mempersekutukan (Rabb), 'Tetaplah kamu dan sekutu-sekutumu di tempatmu itu'." Mak-sudnya, tetaplah di tempatmu agar bisa diambil keputusan antara dirinya dengan dirimu. ﴾ فَزَيَّلۡنَا بَيۡنَهُمۡۖ ﴿ "Lalu Kami pisahkan mereka", yakni Kami pisahkan mereka secara fisik dan hati, maka terjadilah di antara mereka permusuhan yang kuat setelah sebelumnya di dunia mereka memberikan cinta dan kasih yang tulus. Kecintaan dan pertemanan itu berubah menjadi permusuhan dan kebencian. Sekutu-sekutu mereka berlepas diri dari mereka dan berkata, ﴾ مَّا كُنتُمۡ إِيَّانَا تَعۡبُدُونَ ﴿ "Kamu sekali-kali tidak pernah menyembah kami", karena kami menyucikan Allah dari sekutu atau rekanan.
#
{29} {فكفى بالله شهيداً بيننا وبينكم إن كُنَّا عن عبادتكم لَغافلين}: ما أمرناكم بها ولا دعوناكم لذلك، وإنما عبدتم من دعاكم إلى ذلك، وهو الشيطان؛ كما قال تعالى: {ألم أعْهَدْ إليكم يا بني آدمَ أن لا تعبُدوا الشيطان إنَّه لكم عدوٌّ مبينٌ}، وقال: {ويومَ يحشُرُهم جميعاً ثم يقولُ للملائكة أهؤلاءِ إيَّاكم كانوا يعبدُونَ. قالوا سبحانَكَ أنت وَلِيُّنا من دونِهِم بل كانوا يعبُدونَ الجِنَّ أكثرُهُم بهم مؤمنونَ}: فالملائكة الكرام والأنبياء والأولياء ونحوهم يتبرؤون ممَّن عبدهم يوم القيامة، ويتنصَّلون من دعائهم إياهم إلى عبادتهم، وهم الصادقون البارُّون في ذلك.
(29) ﴾ فَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدَۢا بَيۡنَنَا وَبَيۡنَكُمۡ إِن كُنَّا عَنۡ عِبَادَتِكُمۡ لَغَٰفِلِينَ ﴿ , "Dan cukuplah Allah menjadi saksi antara kami dengan kamu, bahwa kami tidak tahu menahu tentang penyembahanmu (kepada kami)." Kami tidak meme-rintahkanmu dengannya dan kami pun tidak mengajakmu kepa-danya. Kamu hanyalah menyembah makhluk yang mengajakmu kepada itu, yaitu setan sebagaimana Firman Allah تعالى, ﴾ أَلَمۡ أَعۡهَدۡ إِلَيۡكُمۡ يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ أَن لَّا تَعۡبُدُواْ ٱلشَّيۡطَٰنَۖ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ 60 ﴿ "Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu." (Yasin: 60). Dan Allah تعالى berfirman, ﴾ وَيَوۡمَ يَحۡشُرُهُمۡ جَمِيعٗا ثُمَّ يَقُولُ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ أَهَٰٓؤُلَآءِ إِيَّاكُمۡ كَانُواْ يَعۡبُدُونَ 40 قَالُواْ سُبۡحَٰنَكَ أَنتَ وَلِيُّنَا مِن دُونِهِمۖ بَلۡ كَانُواْ يَعۡبُدُونَ ٱلۡجِنَّۖ أَكۡثَرُهُم بِهِم مُّؤۡمِنُونَ 41 ﴿ "Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Dia berfirman kepada para malaikat, 'Apakah mereka dahulu menyembah kepadamu?' Malaikat-malaikat itu menjawab, 'Maha-suci Engkau, Engkau-lah Pelindung kami, bukan mereka, bahkan mereka telah menyembah jin, kebanyakan mereka beriman kepada jin itu'." (Saba': 40-41). Para malaikat yang mulia, para Nabi, para wali dan lain-lain pada Hari Kiamat berlepas diri dari siapa yang menyembahnya. Mereka tidak mengakui bahwa mereka telah mengajak manusia agar menyembahnya, dan mereka itu adalah orang yang benar lagi baik dalam hal itu.
#
{30} فحينئذٍ يتحسَّر المشركون حسرةً لا يمكن وصفها، ويعلمون مقدار ما قدَّموا من الأعمال وما أسلفوا من رديء الخصال، ويتبيَّن لهم يومئذٍ أنهم كانوا كاذبين، وأنهم مفترون على الله، قد ضلَّت عبادتهم واضمحلَّت معبوداتهم وتقطَّعت بهم الأسباب والوسائل، ولهذا قال: {هنالك}؛ أي: في ذلك اليوم، {تَبْلو كلُّ نفس ما أسلفتْ}: أي: تتفقَّد أعمالها وكسبها وتتبعه بالجزاء وتجازى بحسبه إن خيراً فخيرٌ وإن شرًّا فشرٌّ، {وضلَّ عنهم ما كانوا يفترونَ}: من قولهم بصحَّة ما هم عليه من الشرك، وأنَّ ما يعبدون من دون الله تنفعهم، وتدفع عنهم العذاب.
(30) Pada saat itu, orang-orang musyrik menyesal dengan penyesalan yang tidak mungkin digambarkan. Mereka mengetahui kadar amal yang mereka lakukan dan sifat buruk yang mereka be-rikan. Pada hari itu jelaslah bagi mereka bahwa mereka adalah para pendusta dan bahwa mereka adalah orang-orang yang mengada-ada atas nama Allah. Ibadah mereka sesat, sesembahan mereka terkikis, segala sebab dan sarana telah terputus. Oleh karena itu, Allah تعالى berfirman, ﴾ هُنَالِكَ ﴿ "Di tempat itu", maksudnya pada hari itu ﴾ تَبۡلُواْ كُلُّ نَفۡسٖ مَّآ أَسۡلَفَتۡۚ ﴿ "tiap-tiap diri merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya dahulu." Mereka mencari-cari amal perbuatan dan hasil usahanya lalu menantikan balasan. Ia dibalas dengan balasan yang sesuai, jika baik maka baik, jika buruk maka buruk.﴾ وَضَلَّ عَنۡهُم مَّا كَانُواْ يَفۡتَرُونَ ﴿ "Dan lenyaplah dari mereka apa yang mereka ada-adakan." Yaitu ucapan mereka tentang kebenaran syirik yang mereka pegang, dan bahwa tuhan yang mereka sembah selain Allah memberi me-reka manfaat dan menangkis azab dari mereka.
Ayah: 31 - 33 #
{قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ (31) فَذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلَّا الضَّلَالُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ (32) كَذَلِكَ حَقَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ عَلَى الَّذِينَ فَسَقُوا أَنَّهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (33)}.
"Katakanlah, 'Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pende-ngaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?' Maka mereka akan menjawab, 'Allah.' Maka katakanlah, 'Mengapa kamu tidak ber-takwa (kepadaNya)?' Maka (Dzat yang demikian) itulah Allah, Rabb kamu yang sebenarnya, maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)? Demikianlah telah tetap kalimat (hukuman) Rabbmu terhadap orang-orang yang fasik, karena sesungguhnya mereka tidak beriman." (Yunus: 31-33).
#
{31} أي: قل لهؤلاء الذين أشركوا بالله ما لم ينزِّلْ به سلطاناً محتجًّا عليهم بما أقرُّوا به من توحيد الرُّبوبية على ما أنكروه من توحيد الإلهية: {قُلْ من يرزُقكم من السماء والأرض}: بإنزال الأرزاق من السماء وإخراج أنواعها من الأرض وتيسير أسبابها فيها. {أم من يملِكُ السمع والأبصار}؛ أي: من هو الذي خلقهما وهو مالكهما؟ وخصَّهما بالذكر من باب التنبيه على المفضول بالفاضل، ولكمال شرفهما ونفعهما. {ومن يُخْرِجُ الحيَّ من الميِّت}؛ كإخراج أنواع الأشجار والنبات من الحبوب والنَّوى، وإخراج المؤمن من الكافر، والطائر من البيضة ... ونحو ذلك، {ويخرِجُ الميِّتَ من الحيِّ}: عكس هذه المذكورات. {ومن يدبِّر الأمرَ}: في العالم العلويِّ والسفليِّ، وهذا شاملٌ لجميع أنواع التدابير الإلهيَّة؛ فإنك إذا سألتهم عن ذلك؛ {فسيقولونَ اللهُ}: لأنهم يعترفون بجميع ذلك، وأنَّ الله لا شريك له في شيء من المذكورات، {فقل} لهم إلزاماً بالحجَّة: {أفلا تتَّقون}: الله فتُخْلِصون له العبادة وحدَه لا شريك له، وتخلَعون ما تعبدُون من دونِهِ من الأنداد والأوثان.
(31) Maksudnya, katakan kepada mereka yang menyeku-tukan Allah dengan sesuatu yang mana Dia (sendiri) tidak menu-runkan hujjah yang bisa dijadikan alasan atas mereka pada tauhid rububiyah yang mereka akui atas tauhid uluhiyah yang mereka ing-kari. ﴾ قُلۡ مَن يَرۡزُقُكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Katakanlah, 'Siapakah yang memberi rizki kepadamu dari langit dan bumi'," dengan menurunkan rizki dari langit dan mengeluarkan macam-macamnya dari bumi dan memu-dahkan sebab-sebabnya padanya? ﴾ أَمَّن يَمۡلِكُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَٰرَ ﴿ "Atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan." Maksudnya, siapa yang menciptakan keduanya dan Dia sekaligus pemiliknya? Keduanya disebut secara khusus untuk mengingatkan yang lebih utama dengan yang utama dan karena kemuliaan dan manfaatnya yang sempurna. ﴾ وَمَن يُخۡرِجُ ٱلۡحَيَّ مِنَ ٱلۡمَيِّتِ ﴿ "Dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati." Seperti menumbuhkan bermacam-macam pohon dan tumbuh-tumbuhan dari biji-bijian, mengeluarkan orang Mukmin dari kafir, burung dari telur dan lain-lain? ﴾ وَيُخۡرِجُ ٱلۡمَيِّتَ مِنَ ٱلۡحَيِّ ﴿ "Dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup." Kebalikan dari yang sebelumnya? ﴾ وَمَن يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَۚ ﴿ "Dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Di langit dan di bumi? Ini mencakup seluruh bentuk pengaturan Ilahiyah. Jika kamu menanyakan itu kepada mereka, ﴾ فَسَيَقُولُونَ ٱللَّهُۚ ﴿ "maka mereka akan menjawab, 'Allah'." Karena mereka mengakui semua itu bahwa Allah tidak memiliki sekutu dalam segala hal tersebut. ﴾ فَقُلۡ ﴿ "Maka katakanlah", kepada mereka sebagai pelaziman argumentasi-mu, ﴾ أَفَلَا تَتَّقُونَ ﴿ "mengapa kamu tidak bertakwa (kepadaNya)?" Apakah demi Allah kamu mengikhlaskan ibadah hanya kepadaNya tanpa sekutu bagiNya dan membuang sekutu-sekutu dan Rabb-rabb lain yang kamu sembah selain Allah?
#
{32} {فذلِكُم}: الذي وصف نفسه بما وصفها به {الله ربُّكم}؛ أي: المألوه المعبود المحمود المربِّي جميع الخلق بالنِّعم، وهو {الحقُّ فماذا بعد الحقِّ إلا الضلالُ}: فإنه تعالى المنفرد بالخلق والتدبير لجميع الأشياء، الذي ما بالعباد من نعمة إلا منه، ولا يأتي بالحسنات إلا هو، ولا يدفع السيئات إلا هو، ذو الأسماء الحسنى والصفات الكاملة العظيمة والجلال والإكرام. {فأنَّى تُصْرَفون}: عن عبادة مَنْ هذا وصفُه إلى عبادة الذي ليس له من وجوده إلا العدم ولا يملِكُ لنفسه نفعاً ولا ضرًّا ولا موتاً ولا حياةً ولا نُشوراً؛ فليس له من الملك مثقال ذرة، ولا شركة له بوجهٍ من الوجوه، ولا يشفع عند الله إلا بإذنه.
(32) ﴾ فَذَٰلِكُمُ ﴿ "Maka (Dzat yang demikian) itu", yang menyifati diriNya dengan sifat yang disebutkan, ﴾ ٱللَّهُ رَبُّكُمُ ﴿ "itulah Allah Rabb-mu." Yakni yang dipertuhankan lagi disembah, yang dipuji, yang melindungi semua makhluk dengan nikmatNya. Dia adalah ﴾ ٱلۡحَقُّۖ فَمَاذَا بَعۡدَ ٱلۡحَقِّ إِلَّا ٱلضَّلَٰلُۖ ﴿ "yang sebenarnya, maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan." Karena Allah yang memegang hak Pencip-taan dan Pengaturan terhadap segala sesuatu. Tidak ada satu nikmat pun pada manusia melainkan dariNya. Tidak ada yang mendatang-kan kebaikan kecuali Dia. Tidak ada yang menolak keburukan ke-cuali Dia, Pemilik Asma`ul Husna dan sifat-sifat yang sempurna yang agung lagi mulia dan terpuji. ﴾ فَأَنَّىٰ تُصۡرَفُونَ ﴿ "Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?" Dari penghambaan kepada Dzat yang sifatNya demikian kepada penghambaan kepada yang tidak memiliki -dari keberadaannya- kecuali ketiadaan. Tidak memiliki (untuk dirinya sendiri) manfaat, mudarat, kematian, kehidupan dan kebangkitan, tidak memiliki kekuasaan sedikit pun, tidak memiliki sekutu dari segi manapun dan tidak ada syafa'at di sisiNya kecuali dengan izin dariNya.
#
{33} فتبًّا لمن أشرك به، وويحاً لمن كفر به؛ لقد عَدِموا عقولَهم بعد أن عَدِموا أديانهم، بل فقدوا دنياهم وأخراهم، ولهذا قال تعالى عنهم: {كذلك حقَّت كلمةُ ربِّك على الذين فَسَقوا أنَّهم لا يؤمنون}: بعد أن أراهم الله من الآيات البيِّنات والبراهين النيِّرات ما فيه عبرةٌ لأولي الألباب وموعظةٌ للمتَّقين وهدىً للعالمين.
(33) Celakalah orang yang menyekutukan sesuatu dengan-Nya. Binasalah orang yang kafir kepadaNya, mereka kehilangan akal setelah kehilangan agama, bahkan kehilangan dunia dan akhi-ratNya. Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ كَذَٰلِكَ حَقَّتۡ كَلِمَتُ رَبِّكَ عَلَى ٱلَّذِينَ فَسَقُوٓاْ أَنَّهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ ﴿ "Demikianlah telah tetap kalimat (hukuman) Rabbmu terhadap orang-orang yang fasik, karena sesungguhnya mereka tidak beriman", setelah Allah menunjukkan kepada mereka ayat-ayat yang jelas dan bukti-bukti yang gamblang yang cukup menjadi pelajaran bagi ulil albab, nasihat bagi orang-orang yang bertakwa dan petunjuk bagi alam semesta.
Ayah: 34 - 36 #
{قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ قُلِ اللَّهُ يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ (34) قُلْ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ قُلِ اللَّهُ يَهْدِي لِلْحَقِّ أَفَمَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ أَحَقُّ أَنْ يُتَّبَعَ أَمَّنْ لَا يَهِدِّي إِلَّا أَنْ يُهْدَى فَمَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ (35) وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلَّا ظَنًّا إِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ (36)}.
"Katakanlah, 'Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang dapat memulai penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali?' Katakanlah, 'Allah-lah yang memulai Penciptaan makhluk, kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali, maka bagaimana bisa (terjadi) kamu dipalingkan (kepada menyembah yang selain Allah)?' Katakanlah, 'Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang menunjuki kepada kebenaran?' Kata-kanlah, 'Allah-lah yang menunjuki kepada kebenaran.' Maka apa-kah orang-orang yang menunjuki kepada kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk? Mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagai-manakah kamu mengambil keputusan? Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persang-kaan itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." (Yunus: 34-36).
#
{34} يقول تعالى مبيِّناً عجز آلهة المشركين وعدم اتِّصافها بما يوجب اتِّخاذها آلهةً مع الله: {قل هل مِنْ شركائِكم مَن يَبْدَأ الخلقَ}؛ أي: يبتديه، {ثم يُعيده}: وهذا استفهامٌ بمعنى النفي والتقرير؛ أي: ما منهم أحدٌ يبدأ الخلق ثم يعيدُه، وهي أضعف من ذلك وأعجزُ، {قل الله يبدأ الخَلْق ثم يُعيده}: من غير مشاركٍ ولا معاونٍ له على ذلك. {فأنَّى تؤفَكون}؛ أي: تصرفون وتُحرفون عن عبادة المنفرد بالابتداء والإعادة إلى عبادة مَنْ لا يَخْلُقُ شيئاً وهم يُخْلَقون.
(34) Allah تعالى berfirman menjelaskan kelemahan tuhan-tuhan orang musyrik, dan bahwa ia tidak memiliki sifat-sifat yang membuatnya layak dipertuhankan bersama Allah, ﴾ قُلۡ هَلۡ مِن شُرَكَآئِكُم مَّن يَبۡدَؤُاْ ٱلۡخَلۡقَ ﴿ "Katakanlah, 'Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang dapat memulai penciptaan makhluk'," yakni menciptakannya ﴾ ثُمَّ يُعِيدُهُۥۚ ﴿ kemu-dian mengulanginya (menghidupkannya) kembali?" Ini adalah perta-nyaan dengan makna penetapan dan penafian, maksudnya tak satu pun dari mereka yang menciptakan dan mengembalikan makhluk, ia lebih lemah dan lebih tidak mampu daripada itu. ﴾ قُلِ ٱللَّهُ يَبۡدَؤُاْ ٱلۡخَلۡقَ ثُمَّ يُعِيدُهُۥۖ ﴿ "Katakanlah, 'Allah-lah yang memulai Penciptaan makhluk, ke-mudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali'," tanpa sekutu dan tanpa pembantu dalam hal itu. ﴾ فَأَنَّىٰ تُؤۡفَكُونَ ﴿ "Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (kepada menyembah yang selain Allah)?" Yakni kamu di-palingkan dan dibelokkan dari penghambaan kepada Dzat yang memulai penciptaan dan mengembalikanNya kepada yang tidak menciptakan apa pun bahkan ia yang diciptakan.
#
{35} {قل هل من شركائِكُم من يَهْدي إلى الحقِّ}: ببيانه وإرشاده أو بإلهامه وتوفيقه، {قل اللهُ}: وحده {يَهْدي}: إلى الحقِّ بالأدلَّة والبراهين وبالإلهام والتوفيق والإعانة إلى سلوك أقوم طريق. {أمَّنْ لا يَهِدِّي}؛ أي: لا يهتدي {إلاَّ أن يُهْدى}: لعدم علمه ولضلاله، وهي شركاؤهم التي لا تهدي ولا تهتدي إلا أن تُهدى. {فما لكم كيف تحكُمون}؛ أي: أيُّ شيء جعلكم تحكمون هذا الحكم الباطل بصحَّة عبادة أحدٍ مع الله بعد ظهور الحجة والبرهان أنه لا يستحقُّ العبادة إلا الله وحدَه؟! فإذا تبيَّن أنه ليس في آلهتهم التي يعبُدون مع اللَّه أوصافٌ معنويَّة ولا أوصافٌ فعليَّة تقتضي أن تُعبد مع الله، بل هي متَّصفة بالنقائص الموجبة لبطلان إلهيَّتها؛ فلأيِّ شيء جُعِلتْ مع الله آلهة؟!
(35) ﴾ قُلۡ هَلۡ مِن شُرَكَآئِكُم مَّن يَهۡدِيٓ إِلَى ٱلۡحَقِّۚ ﴿ "Katakanlah, 'Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang menunjuki kepada kebenaran?'" Dengan men-jelaskannya, menunjukkannya, mengilhamkannya dan memberikan taufik kepadanya. ﴾ قُلِ ٱللَّهُ ﴿ "Katakanlah, 'Allah-lah'," hanya Dia semata, ﴾ يَهۡدِي ﴿ "yang menunjuki", kepada kebenaran dengan dalil-dalil, bukti-bukti, ilham, taufik dan pertolongan untuk meniti jalan yang lurus. ﴾ أَمَّن لَّا يَهِدِّيٓ إِلَّآ أَن يُهۡدَىٰۖ ﴿ "Ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk?" Karena kebodohan dan kesesatannya, ia adalah sekutu-sekutu mereka yang tidak mendapat petunjuk dan tidak memberi petunjuk kecuali jika ia diberi petunjuk. ﴾ فَمَا لَكُمۡ كَيۡفَ تَحۡكُمُونَ ﴿ "Mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagaima-nakah kamu mengambil keputusan?" Maksudnya apa yang membuat-mu mengambil keputusan batil ini dengan menetapkan kebenaran beribadah kepada seseorang bersama Allah setelah munculnya hujjah dan bukti bahwa tidak ada yang berhak atas ibadah kecuali hanya Allah semata? Jika telah terbukti bahwa tuhan-tuhan yang mereka sembah tidak memiliki sifat-sifat ma'nawi dan fi'li yang membuatnya berhak untuk disembah bersama Allah, justru ia me-miliki kekurangan-kekurangan yang membuktikan kebatilan ke-tuhanannya, maka dengan dasar apa ia dijadikan sebagai tuhan bersama Allah?
#
{36} فالجواب: إنّ هذا من تزيين الشيطان للإنسان أقبحَ البهتان وأضلَّ الضلال، حتى اعتقد ذلك، وألفه، وظنَّه حقًّا وهو لا شيء، ولهذا قال: {وما يتَّبِعُ الذين يدعون من دون الله شركاء}؛ أي: ما يتبعون في الحقيقة شركاء لله؛ فإنه ليس لله شريكٌ أصلاً عقلاً ولا نقلاً، وإنَّما يتَّبِعون الظَّنَّ، و {إنَّ الظنَّ لا يغني من الحقِّ شيئاً}: فسمَّوها آلهة وعبدوها مع الله؛ {إن هي إلا أسماءٌ سمَّيْتموها أنتم وآباؤكم ما أنزلَ الله بها من سلطانٍ}. {إنَّ الله عليمٌ بما يفعلون}: وسيجازيهم على ذلك بالعقوبة البليغة.
(36) Jawabannya adalah bahwa itu termasuk bisikan setan kepada manusia, ia menghiasi kedustaan terburuk dan kesesatan tersesat sampai manusia meyakini hal itu, mengakrabinya dan men-duganya benar, padahal ia bukan apa-apa. Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ وَمَا يَتَّبِعُ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ شُرَكَآءَۚ ﴿ "Dan orang-orang yang menyeru sekutu-sekutu selain Allah, tidak-lah mengikuti (suatu keyakinan)." (Yunus: 66). Maksudnya, sebenarnya mereka tidak mengikuti sekutu-se-kutu bagi Allah, karena pada dasarnya Allah tidak memiliki sekutu sama sekali baik secara aql maupun naql, mereka hanyalah mengikuti dugaan. ﴾ إِنَّ ٱلظَّنَّ لَا يُغۡنِي مِنَ ٱلۡحَقِّ شَيۡـًٔاۚ ﴿ "Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran." Mereka menamakan-nya Rabb dan menyembahnya bersama Allah. ﴾ إِنۡ هِيَ إِلَّآ أَسۡمَآءٞ سَمَّيۡتُمُوهَآ أَنتُمۡ وَءَابَآؤُكُم مَّآ أَنزَلَ ٱللَّهُ بِهَا مِن سُلۡطَٰنٍۚ ﴿ "Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan nenek moyang-mu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu." (An-Najm: 23). ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمُۢ بِمَا يَفۡعَلُونَ ﴿ "Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." Dia akan membalas mereka dengan hukuman yang berat.
Ayah: 37 - 41 #
{وَمَا كَانَ هَذَا الْقُرْآنُ أَنْ يُفْتَرَى مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ الْكِتَابِ لَا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (37) أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِثْلِهِ وَادْعُوا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (38) بَلْ كَذَّبُوا بِمَا لَمْ يُحِيطُوا بِعِلْمِهِ وَلَمَّا يَأْتِهِمْ تَأْوِيلُهُ كَذَلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الظَّالِمِينَ (39) وَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ لَا يُؤْمِنُ بِهِ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِينَ (40) وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ (41)}.
"Tidaklah mungkin al-Qur`an ini dibuat oleh selain Allah, akan tetapi (al-Qur`an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebe-lumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Rabb semesta alam. Atau (patutkah) mereka mengatakan, 'Muhammad membuat-buatnya.' Katakanlah, '(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.' Bahkan yang sebenar-nya, mereka mendustakan apa yang mereka belum mengetahuinya dengan sempurna padahal penjelasannya belum datang kepada mereka. Demikianlah orang-orang yang sebelum mereka telah men-dustakan (rasul). Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang zhalim itu. Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada al-Qur`an, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Rabbmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Jika mereka men-dustakanmu, maka katakanlah, 'Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan'." (Yu-nus: 37-41).
#
{37} يقول تعالى: {وما كان هذا القرآن أن يُفْتَرى من دون الله}؛ أي: غير ممكن ولا متصوَّر أن يُفترى هذا القرآن على الله [تعالى]؛ لأنه الكتابُ العظيم، الذي لا يأتيه الباطل من بين يديه ولا من خلفه، تنزيلٌ من حكيمٍ حميدٍ، وهو الكتاب الذي لو اجتمعت الإنسُ والجنُّ على أن يأتوا بمثله لا يأتون بمثله ولو كان بعضُهم لبعض ظهيراً، وهو الكتاب الذي تكلَّم به ربُّ العالمين؛ فكيف يقدِرُ أحدٌ من الخلق أن يتكلم بمثله أو بما يقاربه والكلام تابع لعظمة المتكلم ووصفه؟!! فإن كان أحدٌ يماثل اللهَ في عظمتِهِ وأوصاف كمالِهِ؛ أمكن أن يأتي بمثل هذا القرآن، ولو تنزَّلنا على الفرض والتقدير، فتقوَّله أحدٌ على ربِّ العالمين؛ لعاجله بالعقوبة وبادره بالنَّكال. ولكنَّ الله أنزل هذا الكتاب رحمةً للعالمين وحجَّةً على العباد أجمعين، أنزله {تصديقَ الذي بين يديه}: من كتب الله السماوية؛ بأن وافَقَها وصدَّقها بما شهدت به وبشَّرت بنزوله، فوقع كما أخبرت، {وتفصيلَ الكتاب}: للحلال والحرام والأحكام الدينيَّة والقدريَّة والإخبارات الصادقة. {لا ريبَ فيه من ربِّ العالمين}؛ أي: لا شكَّ ولا مِرْيَةَ فيه بوجهٍ من الوجوه، بل هو الحقُّ اليقين، تنزيلٌ من ربِّ العالمين، الذي ربَّى جميع الخلق بنعمه، ومن أعظم أنواع تربيته أن أنزلَ عليهم هذا الكتاب الذي فيه مصالحهم الدينيَّة والدنيويَّة، المشتمل على مكارم الأخلاق ومحاسن الأعمال.
(37) Allah تعالى berfirman, ﴾ وَمَا كَانَ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانُ أَن يُفۡتَرَىٰ مِن دُونِ ٱللَّهِ ﴿ "Tidaklah mungkin al-Qur`an ini dibuat oleh selain Allah", maksudnya mustahil, tidak bisa dibayangkan al-Qur`an ini dibuat oleh selain Allah karena ia adalah kitab yang agung, tiada kebatilan yang hadir dari depan dan belakangnya. Ia diturunkan dari Allah Yang Mahabijaksana lagi Mahaterpuji, ia adalah kitab di mana seandainya jin dan manusia berkumpul untuk membuat yang sepertinya niscaya mereka tidak mampu membuat yang sepertinya meskipun sebagian dari mereka menolong sebagian yang lain, ia adalah kitab yang dengannya Rabbul 'alamin berfirman, bagaimana mungkin ada makhluk yang bisa berbicara sepertinya atau yang mendekatinya sementara ucapan itu menginduk kepada kebesaran dan sifat pembicara? Jika ada se-seorang yang menandingi Allah dalam kebesaranNya dan sifat-sifat kesempurnaanNya, maka dia mungkin menghadirkan seperti al-Qur`an ini. Seandainya kita berandai-andai bahwa ada orang yang berdusta atas nama Allah Rabbul 'alamin, niscaya Dia akan segera menghukum dan mengazabnya. Akan tetapi Allah menurunkan kitab ini sebagai rahmat bagi alam semesta dan sebagai hujjah atas seluruh manusia. Dia menu-runkannya ﴾ تَصۡدِيقَ ٱلَّذِي بَيۡنَ يَدَيۡهِ ﴿ "untuk membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya", dari kitab-kitab Samawi yakni dengan menyetujui dan membenarkan kesaksian dan berita gembira tentang turunnya maka ia pun terjadi seperti yang diberitakan, ﴾ وَتَفۡصِيلَ ٱلۡكِتَٰبِ ﴿ "dan menjelas-kan hukum-hukum yang telah ditetapkannya;" halal, haram, hukum-hukum diniyah, qadariyah dan berita-berita yang benar.﴾ لَا رَيۡبَ فِيهِ مِن رَّبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Rabb se-mesta alam", tanpa sedikit pun kebimbangan di dalamnya dari sudut pandang apa pun, ia adalah kebenaran yang yakin, diturunkan dari Rabbul 'alamin yang mengatur seluruh makhluk dengan nikmatNya. Dan di antara pengaturanNya yang besar adalah diturunkanNya kitab yang berisi kemaslahatan diniyah dan duniawiyah mereka yang mengandung kesempurnaan akhlak dan kebaikan amal.
#
{38} {أم يقولون}؛ أي: المكذِّبون به عناداً وبغياً: {افتراه}: محمدٌ على الله واختلقه، {قل}: لهم ملزماً لهم بشيءٍ، إن قدروا عليه؛ أمكن ما ادَّعوه، وإلاَّ كان قولهم باطلاً: {فأتوا بسورةٍ مثلِهِ وادْعوا مَنِ استطعتُم من دون الله إن كنتُم صادقينَ}: يعاونكم على الإتيان بسورةٍ مثله، وهذا محالٌ، ولو كان ممكناً؛ لادَّعوا قدرتهم على ذلك، ولأتوا بمثله، ولكنْ لما بانَ عجزُهم؛ تبيَّن أن ما قالوه باطلٌ، لا حظَّ له من الحجة.
(38) ﴾ أَمۡ يَقُولُونَ ﴿ "Atau (patutkah) mereka mengatakan", yakni orang-orang yang mendustakannya dengan kesombongan dan pe-nentangan, ﴾ ٱفۡتَرَىٰهُۖ ﴿ "Muhammad membuat-buatnya", dengan berdusta atas nama Allah. ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah", dengan menyuruh sesuatu kepada mereka, jika mereka mampu maka apa yang mereka klaim itu memungkinkan, jika tidak maka ucapan mereka adalah kebatilan. ﴾ فَأۡتُواْ بِسُورَةٖ مِّثۡلِهِۦ وَٱدۡعُواْ مَنِ ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ﴿ "(Kalau benar yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar," yang membantumu menghadirkan satu surat yang sama dengannya. Ini mustahil, kalau mungkin tentulah mereka telah menyatakan mampu melakukan itu dan tentulah mereka menghadirkan sepertinya, akan tetapi ketika ketidakmampuan mereka terbukti, maka terbuktilah bahwa yang mereka katakan itu adalah batil tanpa berdasar sama sekali.
#
{39} والذي حملهم على التكذيب بالقرآن المشتمل على الحقِّ الذي لا حقَّ فوقه أنَّهم لم يحيطوا به علماً؛ فلو أحاطوا به علماً وفهِموه حقَّ فهمِهِ؛ لأذعنوا بالتصديق به، وكذلك إلى الآن لم يأتهم تأويلُهُ الذي وعدهم أن يُنْزِلَ بهم العذابَ، ويُحِلَّ بهم النَّكالَ، وهذا التكذيب الصادرُ منهم من جنس تكذيب مَن قَبْلِهم، ولهذا قال: {كذلك كذَّب الذين من قبلهم فانظُرْ كيف كان عاقبةُ الظالمينَ}: وهو الهلاك الذي لم يبقِ منهم أحداً؛ فليحذر هؤلاء أن يستمرُّوا على تكذيبهم، فيحلَّ بهم ما أحلَّ بالأمم المكذبين والقرون المهلكين. وفي هذا دليلٌ على التثبُّت في الأمور، وأنه لا ينبغي للإنسان أن يبادِرَ بقَبول شيء أو ردِّه قبل أن يحيطَ به علماً.
(39) Yang membuat mereka mendustakan al-Qur`an yang mengandung kebenaran yang tiada kebenaran di atasnya adalah bahwa mereka belum mengetahui dengan sempurna. Seandainya mereka mengetahuinya dengan sempurna dan memahaminya dengan baik niscaya mereka akan membenarkannya. Begitu pula sampai sekarang penjelasannya belum datang kepada mereka di mana Allah menjanjikan akan menurunkan azabNya dan menimpa-kan siksaNya kepada mereka, pendustaan yang keluar dari mereka ini sama dengan pendustaan orang-orang yang sebelum mereka. Oleh karena itu, Dia berfirman,﴾ كَذَٰلِكَ كَذَّبَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَٱنظُرۡ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "Demikianlah orang-orang yang sebelum mereka telah mendus-takan (rasul). Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang zhalim itu." Yaitu kebinasaan yang tak menyisakan seorang pun dari mereka, hendaklah mereka mewaspadai jika mereka terus menerus mendustakannya yang akibatnya adalah turunnya azab kepada mereka seperti yang telah turun kepada orang-orang yang mendus-takan sebelum mereka. Ini mengandung dalil atas anjuran berhati-hati dalam setiap perkara, bahwa setiap orang jangan menerima atau menolak sesuatu sebelum mengetahuinya dengan baik.
#
{40} {ومنهم مَن يؤمنُ به}؛ أي: بالقرآن وما جاء به، {ومنهم من لا يؤمنُ به وربُّك أعلم بالمفسدين}: وهم الذين لا يؤمنون به على وجه الظُّلم والعناد والفساد، فسيجازيهم على فسادهم بأشدِّ العذاب.
(40) ﴾ وَمِنۡهُم مَّن يُؤۡمِنُ بِهِۦ ﴿ "Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada al-Qur`an", maksudnya beriman dengan al-Qur`an dan sesuatu yang dibawanya. ﴾ وَمِنۡهُم مَّن لَّا يُؤۡمِنُ بِهِۦۚ وَرَبُّكَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُفۡسِدِينَ ﴿ "Dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Rabb-mu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan." Yaitu orang-orang yang tidak beriman kepadanya dengan dasar kezha-liman, penentangan dan kerusakan, maka Dia akan membalas ke-rusakan mereka dengan azab yang paling berat.
#
{41} {وإن كَذَّبوكَ}: فاستمرَّ على دعوتك، وليس عليك من حسابهم من شيء، وما من حسابِكَ عليهم من شيءٍ، لكلٍّ عمله. {فقل لي عملي ولكم عمُلكم أنتم بريئون مما أعملُ وأنا بريٌ مما تعملون}؛ كما قال تعالى: {مَنْ عَمِلَ صالحاً فلنفسِهِ ومن أساء فَعَلَيْها}.
(41) ﴾ وَإِن كَذَّبُوكَ ﴿ "Jika mereka mendustakan kamu", maka terus-lah berdakwah, urusan mereka bukan tanggunganmu, urusanmu pun bukan tanggung jawab mereka, masing-masing mempunyai pekerjaan sendiri-sendiri. ﴾ فَقُل لِّي عَمَلِي وَلَكُمۡ عَمَلُكُمۡۖ أَنتُم بَرِيٓـُٔونَ مِمَّآ أَعۡمَلُ وَأَنَا۠ بَرِيٓءٞ مِّمَّا تَعۡمَلُونَ ﴿ "Maka katakan-lah, 'Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap sesuatu yang aku kerjakan, dan aku pun berlepas diri terhadap sesuatu yang kamu kerjakan'." Seperti Firman Allah, ﴾ مَّنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا فَلِنَفۡسِهِۦۖ وَمَنۡ أَسَآءَ فَعَلَيۡهَاۗ ﴿ "Barangsiapa yang mengerjakan amal yang shalih maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang berbuat jahat, maka (dosanya) atas dirinya sendiri." (Fushshilat: 46).
Ayah: 42 - 44 #
{وَمِنْهُمْ مَنْ يَسْتَمِعُونَ إِلَيْكَ أَفَأَنْتَ تُسْمِعُ الصُّمَّ وَلَوْ كَانُوا لَا يَعْقِلُونَ (42) وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْظُرُ إِلَيْكَ أَفَأَنْتَ تَهْدِي الْعُمْيَ وَلَوْ كَانُوا لَا يُبْصِرُونَ (43) إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا وَلَكِنَّ النَّاسَ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (44)}.
"Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkanmu. Apakah kamu dapat menjadikan orang-orang tuli itu mendengar walaupun mereka tidak mengerti. Dan di antara mereka ada orang yang melihat kepadamu. Apakah dapat kamu memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta, walaupun mereka tidak dapat memperhatikan. Sesungguhnya Allah tidak berbuat zhalim kepada manusia sedikit pun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zha-lim kepada diri mereka sendiri." (Yunus: 42-44).
#
{42} يخبر تعالى عن بعض المكذِّبين للرسول ولما جاء به: {و} إنَّ {منهم مَن يستمعون}: إلى النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - وقت قراءته للوحي، لا على وجه الاسترشاد، بل على وجه التفرُّج والتكذيب وتطلُّب العثرات، وهذا استماعٌ غير نافع ولا مجدٍ على أهله خيراً، لا جرم انسدَّ عليهم باب التوفيق وحرموا من فائدة الاستماع، ولهذا قال: {أفأنت تُسْمِعُ الصُّمَّ ولو كانوا لا يعقلون}: وهذا الاستفهام بمعنى النفي المتقرِّر؛ أي: لا تُسمع الصمَّ الذين لا يستمعون القول ولو جهرتَ به، وخصوصاً إذا كان عقلُهم معدوماً؛ فإذا كان من المحال إسماع الأصمِّ الذي لا يعقل للكلام؛ فهؤلاء المكذِّبون كذلك ممتنعٌ إسماعك إيَّاهم إسماعاً ينتفعون به، وأما سماع الحجة؛ فقد سمعوا ما تقومُ عليهم به حجَّة الله البالغة؛ فهذا طريقٌ عظيمٌ من طرق العلم قد انسدَّ عليهم، وهو طريق المسموعات المتعلِّقة بالخبر.
(42) Allah mengabarkan sebagian dari para pendusta Ra-sulullah dan sesuatu yang dia bawa. ﴾ وَمِنۡهُم مَّن يَسۡتَمِعُونَ ﴿ "Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkanmu." Maksudnya, mendengarkan kepada Nabi pada saat membaca wahyu, bukan untuk mengambil petunjuk, akan tetapi untuk mencari celah (kesalahan), mendusta-kan dan mencari-cari ketergelinciran. Mendengar seperti ini tidak berguna sedikit pun dan pelakunya tidak akan mendapatkan ke-baikan, maka tidak aneh jika pintu taufik tertutup bagi mereka, dan mereka tidak mendapatkan faidah mendengar. Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ أَفَأَنتَ تُسۡمِعُ ٱلصُّمَّ وَلَوۡ كَانُواْ لَا يَعۡقِلُونَ ﴿ "Apakah kamu dapat menjadikan orang-orang tuli itu mendengar walaupun mereka tidak mengerti." Per-tanyaan ini berarti penafian yang menetapkan, yakni kamu tidak dapat membuat orang yang tuli itu mendengarmu meski kamu bisa mengeraskan suaramu, lebih-lebih jika dia kehilangan akalnya. Jika tidak mungkin bisa membuat orang tuli yang tidak memahami Ka-lamullah untuk mendengar, maka orang-orang yang mendustakan itupun demikian. Kamu tidak akan mampu membuat mereka men-dengar dengan pendengaran yang bermanfaat. Adapun sekedar kamu memperdengarkan tegaknya hujjah, maka mereka telah men-dengar sesuatu yang dengannya hujjah Allah yang mendalam bisa tegak. Ini adalah jalan ilmu yang agung yang telah tertutup dari mereka yaitu jalan mendengar yang berkaitan dengan berita.
#
{43} ثم ذكر انسداد الطريق الثاني، وهو طريق النظر فقال: {ومنهم من ينظرُ إليك}: فلا يفيدُه نظرُه إليك، ولا سَبَرَ أحوالك شيئاً فكما أنَّك لا تهدي العمي ولو كانوا لا يبصرون؛ فكذلك لا تهدي هؤلاء؛ فإذا فسدت عقولُهم وأسماعهم وأبصارهم التي هي الطرق الموصلة إلى العلم ومعرفة الحقائق؛ فأين الطريق الموصل لهم إلى الحق؟! ودلَّ قوله: {ومنهم من ينظُرُ إليك ... } الآية: أن النظر إلى حالة النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - وهديه وأخلاقه وأعماله وما يدعو إليه من أعظم الأدلَّة على صدقه وصحَّة ما جاء به، وأنَّه يكفي البصير عن غيره من الأدلة.
(43) Kemudian Allah menyebutkan tertutupnya jalan yang kedua yaitu jalan penglihatan, Dia berfirman, ﴾ وَمِنۡهُم مَّن يَنظُرُ إِلَيۡكَۚ ﴿ "Dan di antara mereka ada orang yang melihat kepadamu", tetapi penglihatan-nya kepadamu tidak berguna baginya dan tidak mengungkap apa pun dari keadaanmu. Sebagaimana kamu tidak memberi petunjuk kepada orang buta yang tidak bisa melihat maka kamu pun tidak bisa memberi petunjuk kepada mereka. Jika akal, pendengaran dan penglihatan mereka rusak yang mana semua itu adalah jalan yang mengantarkan kepada ilmu dan pengetahuan tentang hakikat, maka di manakah jalan yang mengantarkan mereka kepada kebenaran? FirmanNya, ﴾ وَمِنۡهُم مَّن يَنظُرُ إِلَيۡكَۚ أَفَأَنتَ تَهۡدِي ٱلۡعُمۡيَ وَلَوۡ كَانُواْ لَا يُبۡصِرُونَ ﴿ "Dan di antara mereka ada orang yang melihat kepadamu, apakah dapat kamu memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta, walaupun mereka tidak dapat memperhatikan", menunjukkan bahwa melihat keadaan, petun-juk, akhlak, perbuatan dan dakwah Nabi adalah salah satu bukti terbesar atas kebenarannya dan kebenaran sesuatu yang dibawanya, ia cukup bagi orang yang melek dari melihat dalil yang lainnya.
#
{44} وقوله: {إنَّ الله لا يظلِمُ الناس شيئاً}: فلا يزيدُ في سيِّئاتهم ولا يَنْقُص من حسناتهم، {ولكنَّ الناس أنفسهم يَظْلِمونَ}: يجيئهم الحقُّ قلا يقبلونه، فيعاقِبُهم الله بعد ذلك بالطبع على قلوبهم، والختم على أسماعهم وأبصارهم.
(44) FirmanNya, ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَظۡلِمُ ٱلنَّاسَ شَيۡـٔٗا ﴿ "Sesungguhnya Allah tidak berbuat zhalim kepada manusia sedikit pun", tidak menambah keburukannya dan tidak mengurangi kebaikannya. ﴾ وَلَٰكِنَّ ٱلنَّاسَ أَنفُسَهُمۡ يَظۡلِمُونَ ﴿ "Akan tetapi manusia itulah yang berbuat zhalim kepada diri me-reka sendiri." Kebenaran datang kepada mereka tetapi mereka meno-laknya maka setelah itu Allah menghukumnya dengan mengunci hatinya, menutup pendengaran dan penglihatannya.
Ayah: 45 #
{وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ كَأَنْ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا سَاعَةً مِنَ النَّهَارِ يَتَعَارَفُونَ بَيْنَهُمْ قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ (45)}.
"Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengum-pulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat saja di siang hari (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah, dan mereka tidak mendapat petunjuk." (Yunus: 45).
#
{45} يخبر تعالى عن سرعة انقضاء الدنيا، وأن الله تعالى إذا حشر الناس وجمعهم ليوم لا ريبَ فيه كأنَّهم ما لبثوا إلا ساعةً من نهار، وكأنَّه ما مرَّ عليهم نعيمٌ ولا بؤسٌ، وهم يتعارفون بينهم كحالهم في الدنيا؛ ففي هذا اليوم يربح المتَّقون، ويخسر {الذين كذَّبوا بلقاء الله وما كانوا مهتدين} إلى الصراط المستقيم والدين القويم حيث فاتهم النعيمُ، واستحقُّوا دخول النار.
(45) Allah mengabarkan tentang cepatnya dunia berakhir, bahwa jika Allah membangkitkan dan mengumpulkan manusia pada hari yang tidak ada keraguan padanya maka mereka seolah-olah tidak hidup kecuali hanya sesaat saja di siang hari. Seolah-olah mereka tidak merasakan nikmat atau kesengsaraan, mereka saling mengenal seperti keadaan mereka di dunia. Pada hari itu, orang-orang yang bertakwa beruntung, dan merugilah ﴾ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِلِقَآءِ ٱللَّهِ وَمَا كَانُواْ مُهۡتَدِينَ ﴿ "orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah, dan mereka tidak mendapat petunjuk", kepada jalan yang lurus dan agama yang benar di mana mereka kehilangan nikmat dan berhak masuk neraka.
Ayah: 46 #
{وَإِمَّا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ الَّذِي نَعِدُهُمْ أَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَإِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ اللَّهُ شَهِيدٌ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ (46)}.
"Dan jika Kami perlihatkan kepadamu sebagian dari (siksa) yang Kami ancamkan kepada mereka, (tentulah kamu akan me-lihatnya), atau (jika) Kami wafatkan kamu (sebelum itu), maka kepada Kami jualah mereka kembali, dan Allah menjadi saksi atas apa yang mereka kerjakan." (Yunus: 46).
#
{46} أي: لا تحزن أيها الرسول على هؤلاء المكذِّبين، ولا تستعجلْ لهم؛ فإنهم لا بدَّ أن يصيبهم الذي نَعِدُهم من العذاب: إما في الدنيا فتراه بعينك وتَقَرُّ به نفسُك، وإما في الآخرة بعد الوفاء؛ فإنَّ مرجِعَهم إلى الله، وسينبِّئهم بما كانوا يعملون أحصاهُ [اللهُ] ونسوهُ، والله على كلِّ شيءٍ شهيدٌ؛ ففيه الوعيد الشديد لهم والتسلية للرسول الذي كذَّبه قومُه وعاندوه.
(46) Yakni jangan bersedih wahai Rasulullah terhadap orang-orang yang mendustakan itu, jangan terburu-buru karena mereka pasti akan ditimpa azab yang Kami janjikan, bisa di dunia yang kamu melihatnya dan membuat jiwamu tetap tenang, bisa di akhirat sesudah wafat, karena tempat kembali mereka adalah ke-pada Allah, dan Dia memberitahukan apa yang mereka lakukan. Allah mencatatnya walaupun mereka telah melupakannya, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Ini mengandung ancaman yang berat kepada mereka dan sekaligus hiburan kepada Rasul yang didustakan dan ditentang kaumnya.
Ayah: 47 - 49 #
{وَلِكُلِّ أُمَّةٍ رَسُولٌ فَإِذَا جَاءَ رَسُولُهُمْ قُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ (47) وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (48) قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي ضَرًّا وَلَا نَفْعًا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ إِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ (49)}.
"Tiap-tiap umat mempunyai rasul, maka apabila telah da-tang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil, dan mereka (sedikit pun) tidak dianiaya. Mereka mengatakan, 'Bilakah (datangnya) ancaman itu, jika memang kamu orang-orang yang benar?' Katakanlah, 'Aku tidak berkuasa mendatangkan ke-mudaratan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah.' Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat meng-undurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukan-(nya)." (Yunus: 47-49).
#
{47} يقول تعالى: {ولكلِّ أمةٍ}: من الأمم الماضية {رسولٌ}: يدعوهم إلى توحيد الله ودينه. فإذا جاءهم {رسولُهم} بالآيات؛ صدَّقه بعضُهم وكذَّبه آخرون، فيقضي الله بينَهم بالقسط بنجاة المؤمنين وإهلاك المكذبين. {وهم لا يُظْلَمونَ}: بأن يعذَّبوا قبل إرسال الرسول وبيان الحجَّة، أو يعذَّبوا بغير جرمهم.
(47) Allah تعالى berfirman, ﴾ وَلِكُلِّ أُمَّةٖ ﴿ "Tiap-tiap umat", dari umat-umat yang telah berlalu ﴾ رَّسُولٞۖ ﴿ "mempunyai rasul", yang meng-ajak kepada tauhid dan agamaNya. Jika ﴾ رَسُولُهُمۡ ﴿ "Rasul mereka" telah datang dengan ayat-ayat Allah, maka ada yang membenarkan dan ada pula yang mendustakan, maka Allah memutuskan di antara mereka dengan adil dengan menyelamatkan orang-orang Mukmin dan membinasakan orang-orang yang mendustakan. ﴾ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ ﴿ "Dan mereka (sedikit pun) tidak dianiaya", dengan disiksa sebelum diutusnya Rasul dan penegakan hujjah atau mereka diazab tanpa ada dosa.
#
{48 ـ 49} فليحذر المكذِّبون لك من مشابهة الأمم المهلَكين فيحلَّ بهم ما حلَّ بأولئك ولا يستبطئوا العقوبة ويقولوا: {متى هذا الوعدُ إن كنتُم صادقينَ}: فإنَّ هذا ظلمٌ منهم؛ حيث طَلَبوه من النبيِّ - صلى الله عليه وسلم -؛ فإنه ليس له من الأمر شيءٌ، وإنما عليه البلاغ والبيان للناس، وأما حسابُهم وإنزال العذاب عليهم؛ فمن الله تعالى، يُنزَّلُ عليهم إذا جاء الأجلُ الذي أجَّله فيه والوقت الذي قدَّره فيه الموافقُ لحكمته الإلهية؛ فإذا جاء ذلك الوقت؛ لا يستأخرون ساعة ولا يستقدمون. فليحذرِ المكذِّبون من الاستعجال؛ فإنهم مستعجلون بعذاب الله الذي إذا نزل لا يُرَدُّ بأسُه عن القوم المجرمين. ولهذا قال:
(48-49) Hendaknya orang-orang yang mendustakanmu mewaspadai sikap menyerupai umat-umat yang dibinasakan se-hingga mereka bisa ditimpa azab yang telah menimpa mereka (yang terdahulu), janganlah menantang azab Allah dan mengatakan, ﴾ مَتَىٰ هَٰذَا ٱلۡوَعۡدُ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ﴿ "Bilakah (datangnya) ancaman itu, jika memang kamu orang-orang yang benar?" Karena ini adalah kezhaliman dari mereka di mana mereka menuntutnya dari Nabi, padahal dia tidak sedikit pun memiliki hak dalam urusan ini, tugasnya hanyalah menyam-paikan dan menjelaskan kepada manusia. Adapun hisab mereka dan penurunan azab atas mereka maka ia dari Allah, Dia menurun-kannya kepada mereka jika tiba waktu dan saat yang ditentukan dan diletakkan olehNya yang sesuai dengan hikmah Ilahiyah. Jika waktu tersebut telah hadir maka mereka tidak bisa menunda dan memajukannya sesaat pun. Orang-orang yang mendustakan hen-daklah mewaspadai sikap menuntut turunnya azab karena mereka menuntut disegerakannya azab Allah yang mana jika ia turun maka azabnya tidak tertolak dari orang-orang yang berdosa. Oleh karena itu, Dia berfirman,
Ayah: 50 - 52 #
{قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَتَاكُمْ عَذَابُهُ بَيَاتًا أَوْ نَهَارًا مَاذَا يَسْتَعْجِلُ مِنْهُ الْمُجْرِمُونَ (50) أَثُمَّ إِذَا مَا وَقَعَ آمَنْتُمْ بِهِ آلْآنَ وَقَدْ كُنْتُمْ بِهِ تَسْتَعْجِلُونَ (51) ثُمَّ قِيلَ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا ذُوقُوا عَذَابَ الْخُلْدِ هَلْ تُجْزَوْنَ إِلَّا بِمَا كُنْتُمْ تَكْسِبُونَ (52)}.
"Katakanlah, 'Terangkan kepadaku, jika datang kepada kamu sekalian siksaanNya di waktu malam atau di siang hari, apakah orang-orang yang berdosa itu minta disegerakan juga?' Kemudian apakah setelah terjadinya (azab itu), kamu baru mempercayainya? Apakah sekarang (baru kamu mempercayai), padahal sebelumnya kamu selalu meminta supaya disegerakan? Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang zhalim (musyrik) itu, 'Rasakanlah oleh-mu siksaan yang kekal, tidaklah kamu diberi balasan melainkan dengan apa yang telah kamu kerjakan'." (Yunus: 50-52).
#
{50} يقول تعالى: {قل أرأيتُم إن أتاكُم عذابُه بياتاً}: وقت نومكم بالليل، {أو نهاراً}: في وقت غفلتكم، {ماذا يَسْتَعْجِلُ منه المجرمون}؛ أي: أيَّ بشارة استعجلوا بها، وأيَّ عقاب ابتدروه؟
(50) Allah تعالى berfirman, ﴾ قُلۡ أَرَءَيۡتُمۡ إِنۡ أَتَىٰكُمۡ عَذَابُهُۥ بَيَٰتًا ﴿ "Katakanlah, 'Terangkan kepadaku, jika datang kepada kamu sekalian siksaanNya di waktu malam," pada waktu kamu tidur di malam hari. ﴾ أَوۡ نَهَارٗا ﴿ "Atau di siang hari", pada waktu kamu lalai. ﴾ مَّاذَا يَسۡتَعۡجِلُ مِنۡهُ ٱلۡمُجۡرِمُونَ ﴿ "Apakah orang-orang yang berdosa itu minta disegerakan juga?" Maksudnya berita apa yang ingin mereka segerakan kehadirannya, dan azab apa yang mereka inginkan?
#
{51} {أثُمَّ إذا ما وقع آمنتُم به}: فإنه لا ينفع الإيمان حين حلول عذاب الله، ويقال لهم توبيخاً وعتاباً في تلك الحال التي زعموا أنهم يؤمنون: {آلآن}: تؤمنون في حال الشدَّة والمشقَّة، {وقد كنتُم به تستعجلونَ}: فإنَّ سنة الله في عباده أنه يعتبهم إذا استعتبوه قبل وقوع العذاب؛ فإذا وقع العذابُ؛ لا ينفع نفساً إيمانُها؛ كما قال تعالى عن فرعون لما أدركه الغرق: {قالَ آمنتُ أنَّه لا إله إلاَّ الذي آمنت به بنو إسرائيل وأنا من المسلمينَ}، وأنَّه يُقال له: {آلان وقد عصيتَ قبلُ وكنت من المفسدين}، وقال تعالى: {فلم يكُ ينفعُهم إيمانُهم لما رأوا بأسنا سُنَّةَ الله التي قد خَلَتْ في عبادِهِ}، وقال هنا: {أثُمَّ إذا ما وقع آمنتُم به آلآنَ}: تدَّعون الإيمان ، {وقد كنتُم به تستعجلون}: فهذا ما عملت أيديكم، وهذا ما استعجلتُم به.
(51) ﴾ أَثُمَّ إِذَا مَا وَقَعَ ءَامَنتُم بِهِۦٓۚ ﴿ "Kemudian apakah setelah terjadinya (azab itu), kamu baru mempercayainya?" Iman tidak lagi berguna pada waktu azab Allah turun. Dikatakan kepada mereka sebagai bentuk penyalahan dan pencacian dalam kondisi tersebut yang mana me-reka mengaku beriman. ﴾ ءَآلۡـَٰٔنَ ﴿ "Apakah sekarang", kamu beriman dalam kondisi sulit dan susah. ﴾ وَقَدۡ كُنتُم بِهِۦ تَسۡتَعۡجِلُونَ ﴿ "Padahal sebelumnya kamu selalu meminta supaya disegerakan?" Karena Sunnah Allah yang berlaku bagi hamba-hambaNya adalah bahwa Dia memperingat-kan mereka ketika mereka minta diturunkan peringatan sebelum azab itu turun dan jika azab telah turun, maka iman seseorang tidak lagi berguna sebagaimana Firman Allah tentang Fir'aun pada saat dia tenggelam. ﴾ قَالَ ءَامَنتُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱلَّذِيٓ ءَامَنَتۡ بِهِۦ بَنُوٓاْ إِسۡرَٰٓءِيلَ وَأَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ 90 ﴿ "Berkatalah dia, 'Saya percaya bahwa tidak ada Rabb melainkan Rabb yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (Yunus: 90). Maka dikatakan kepadanya, ﴾ ءَآلۡـَٰٔنَ وَقَدۡ عَصَيۡتَ قَبۡلُ وَكُنتَ مِنَ ٱلۡمُفۡسِدِينَ 91 ﴿ "Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan?" (Yunus: 91). Dan Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَلَمۡ يَكُ يَنفَعُهُمۡ إِيمَٰنُهُمۡ لَمَّا رَأَوۡاْ بَأۡسَنَاۖ سُنَّتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِي قَدۡ خَلَتۡ فِي عِبَادِهِۦۖ ﴿ "Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah Sunnah Allah yang telah berlaku terhadap ham-ba-hambaNya." (Al-Mu`min: 85). Di sini Allah تعالى berfirman, ﴾ أَثُمَّ إِذَا مَا وَقَعَ ءَامَنتُم بِهِۦٓۚ ءَآلۡـَٰٔنَ ﴿ "Kemudian apakah setelah terjadinya (azab itu), kamu baru mempercayainya? Apa-kah sekarang", kamu mengaku beriman ﴾ وَقَدۡ كُنتُم بِهِۦ تَسۡتَعۡجِلُونَ ﴿ "padahal sebelumnya kamu selalu meminta supaya disegerakan?" Ini adalah akibat perbuatanmu, inilah yang kamu tuntut agar ia disegerakan.
#
{52} {ثم قيل للذين ظلموا}: حين يوفون أعمالهم يوم القيامة: {ذوقوا عذابَ الخُلْدِ}؛ أي: العذاب الذي تخلدون فيه، ولا يَفْتُرُ عنكم ساعة. {هل تُجْزَوْنَ إلا بما كنتُم تكسِبون}: من الكفر والتكذيب والمعاصي.
(52) ﴾ ثُمَّ قِيلَ لِلَّذِينَ ظَلَمُواْ ﴿ "Kemudian dikatakan kepada orang-orang yang zhalim (musyrik) itu", manakala amal mereka dibalas pada Hari Kiamat, ﴾ ذُوقُواْ عَذَابَ ٱلۡخُلۡدِ ﴿ "Rasakanlah olehmu siksaan yang kekal", yakni azab di mana kamu kekal di dalamnya tidak terhenti sesaat pun da-rimu. ﴾ هَلۡ تُجۡزَوۡنَ إِلَّا بِمَا كُنتُمۡ تَكۡسِبُونَ ﴿ "Tidaklah kamu diberi balasan melainkan dengan apa yang telah kamu kerjakan", dari kekufuran, pendustaan, dan kemaksiatan.
Ayah: 53 - 56 #
{وَيَسْتَنْبِئُونَكَ أَحَقٌّ هُوَ قُلْ إِي وَرَبِّي إِنَّهُ لَحَقٌّ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ (53) وَلَوْ أَنَّ لِكُلِّ نَفْسٍ ظَلَمَتْ مَا فِي الْأَرْضِ لَافْتَدَتْ بِهِ وَأَسَرُّوا النَّدَامَةَ لَمَّا رَأَوُا الْعَذَابَ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ (54) أَلَا إِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَلَا إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (55) هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (56)}.
"Dan mereka menanyakan kepadamu, 'Benarkah (azab yang dijanjikan) itu?' Katakanlah, 'Ya demi Rabbku, sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput (darinya).' Dan kalau setiap diri yang zhalim (musyrik) itu mempunyai segala apa yang ada di bumi ini, tentu dia menebus dirinya dengan itu, dan mereka menyembunyikan penyesalannya ketika mereka telah menyaksikan azab itu. Dan telah diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dianiaya. Ingatlah, sesungguh-nya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan di bumi. Ingatlah, sesungguhnya janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui(nya). Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembalikan." (Yunus: 53-56).
#
{53} يقول تعالى لنبيِّه - صلى الله عليه وسلم -: {ويستنبئونك أحقٌّ هو}؛ أي: يستخبرك المكذِّبون على وجه التعنُّت والعناد لا على وجه التبيُّن والاسترشاد. {أحقٌّ هو}؛ أي: أصحيح حشر العباد وبعثهم بعد موتهم ليوم المعاد وجزاء العباد بأعمالهم إن خيراً فخيرٌ وإن شرًّا فشرٌّ؟ {قل}: لهم مقسماً على صحَّته مستدلاًّ عليه بالدليل الواضح والبرهان: {إي ورَبِّي إنَّه لحقٌّ}: لا مِرْيَةَ فيه ولا شبهة تعتريه، {وما أنتُم بمعجِزين}: لله أن يبعثكم؛ فكما ابتدأ خلقكم ولم تكونوا شيئاً؛ كذلك يعيدكم مرَّة أخرى ليجازِيَكم بأعمالكم.
(53) Allah تعالى berfirman kepada NabiNya, ﴾ وَيَسۡتَنۢبِـُٔونَكَ أَحَقٌّ هُوَۖ ﴿ "Dan mereka menanyakan kepadamu, 'Benarkah (azab yang dijanjikan) itu?" Maksudnya, orang-orang yang mendustakan menanyakan kepadamu dengan dasar penentangan dan penolakan bukan dengan dasar mencari kejelasan dan petunjuk. ﴾ أَحَقٌّ هُوَۖ ﴿ "Benarkah (azab yang dijanjikan) itu?" Maksudnya, apakah benar kebangkitan manusia dari kubur dan dikumpulkannya mereka untuk hari pembalasan kepada hamba-hamba sesuai dengan amal mereka, jika baik maka baik jika buruk maka buruk? ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah", kepada mereka dengan bersumpah atas kebenarannya dengan berdalil kepada dalil yang jelas dan bukti yang kuat. ﴾ إِي وَرَبِّيٓ إِنَّهُۥ لَحَقّٞۖ ﴿ "Ya demi Rabbku, se-sungguhnya azab itu adalah benar", tanpa ada keraguan dan kebim-bangan di dalamnya. ﴾ وَمَآ أَنتُم بِمُعۡجِزِينَ ﴿ "Dan kamu sekali-kali tidak bisa luput (darinya)." Maksudnya, kamu tidak mampu menghalangi Allah untuk membangkitkanmu, sebagaimana Dia menciptakanmu per-tama kali sementara kamu belum menjadi apa pun maka Dia pun akan mengembalikanmu sekali lagi untuk membalas perbuatanmu.
#
{54} {و} إذا كانت القيامة، فلو {أنَّ لكلِّ نفس ظلمتْ}: بالكفر والمعاصي جميع {ما في الأرض}: من ذهب وفضَّة وغيرهما؛ لتفتدي به من عذاب الله، {لافتدتْ به}: ولما نَفَعَها ذلك، وإنما النفع والضُّرُّ والثواب والعقاب على الأعمال الصالحة والسيئة، {وأسرُّوا}؛ أي: الذين ظلموا، {الندامةَ لما رأوا العذابَ}: ندموا على ما قدَّموا ولات حين مناص، {وقُضِيَ بينهم بالقِسْطِ}؛ أي: العدل التامِّ الذي لا ظلم ولا جور فيه بوجه من الوجوه.
(54) (وَ) "Dan" pada Hari Kiamat kalau ﴾ أَنَّ لِكُلِّ نَفۡسٖ ظَلَمَتۡ ﴿ "se-tiap diri yang zhalim (musyrik) itu memiliki", dengan kekufuran dan kemaksiatan ﴾ مَا فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "segala sesuatu yang ada di bumi ini", dalam bentuk emas, perak dan lainnya untuk digunakan menebus azab Allah, ﴾ لَٱفۡتَدَتۡ بِهِۦۗ ﴿ "tentu dia menebus dirinya dengan itu." Namun itu semua tidaklah berguna baginya karena manfaat dan mudarat, pahala dan hukuman berdasarkan pada perbuatan baik atau buruk. ﴾ وَأَسَرُّواْ ﴿ "Dan mereka menyembunyikan" yakni mereka orang-orang yang zhalim, ﴾ ٱلنَّدَامَةَ لَمَّا رَأَوُاْ ٱلۡعَذَابَۖ ﴿ "penyesalannya ketika mereka telah menyaksikan azab itu." Mereka menyesal atas apa yang mereka la-kukan, dan pada waktu itu tidak ada lagi tempat aman. ﴾ وَقُضِيَ بَيۡنَهُم بِٱلۡقِسۡطِ ﴿ "Dan telah diberi keputusan di antara mereka dengan adil." Ke-adilan yang sempurna yang tidak ada kezhaliman padanya dari segi apa pun.
#
{55} {ألا إن لله ما في السموات والأرض}: يحكم فيهم بحكمه الدينيِّ والقَدَريِّ، وسيحكم فيهم بحكمه الجزائيِّ، ولهذا قال: {ألا إنَّ وعدَ الله حقٌّ ولكن أكثرهم لا يعلمون}: فلذلك لا يستعدُّون للقاء الله، بل ربَّما لم يؤمنوا به، وقد تواترت عليه الأدلَّة القطعيَّة والبراهين النقليَّة والعقليَّة.
(55) ﴾ أَلَآ إِنَّ لِلَّهِ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۗ ﴿ "Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan di bumi." Dia menetapkan hukum pada mereka dengan hukum diniyah dan qadariyah, dan Dia akan menetapkan hukum pada mereka dengan hukum jaza'i. Oleh karena itu, Dia berfirman, ﴾ أَلَآ إِنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقّٞ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ ﴿ "Ingatlah, sesungguh-nya janji Allah itu benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui-(nya)." Oleh karena itu, mereka tidak bersiap-siap untuk bertemu Allah bahkan mungkin mereka tidak beriman kepadanya, padahal dalil-dalil yang pasti dan bukti-bukti aqli dan naqli telah mendu-kungnya.
#
{56} {هو يُحيي ويُميتُ}؛ أي: هو المتصرِّف بالإحياء والإماتة وسائر أنواع التدابير لا شريك له في ذلك. {وإليه تُرجعون}: يوم القيامة، فيجازيكم بأعمالكم خيرها وشرِّها.
(56) ﴾ هُوَ يُحۡيِۦ وَيُمِيتُ ﴿ "Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan." Maksudnya Dia-lah Allah yang memiliki otoritas menghidupkan, mematikan dan aturan-aturan lainnya. Dalam hal itu Dia tidak ber-sekutu. ﴾ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ ﴿ "Dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembalikan," pada Hari Kiamat, maka Dia membalasmu sesuai dengan amalmu baik dan buruknya.
Ayah: 57 - 58 #
{يَاأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ (57) قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ (58)}.
"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pela-jaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah, 'Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmatNya itu adalah lebih baik daripada sesuatu yang mereka kumpulkan'." (Yunus: 57-58).
#
{57} يقول تعالى مرغِّباً للخلقِ في الإقبال على هذا الكتاب الكريم بذكْر أوصافه الحسنة الضروريَّة للعباد فقال: {يا أيُّها الناس قد جاءتكم موعظةٌ من ربِّكم}؛ أي: تعظكم وتنذركم عن الأعمال الموجبة لسخط الله، المقتضية لعقابه، وتحذِّركم عنها ببيان آثارها ومفاسدها، {وشفاءٌ لما في الصدور}: وهو هذا القرآن، شفاءٌ لما في الصدور من أمراض الشهوات الصَّادة عن الانقياد للشرع، وأمراض الشُّبهات القادحة في العلم اليقينيِّ؛ فإنَّ ما فيه من المواعظ والترغيب والترهيب والوعد والوعيد مما يوجب للعبد الرغبة والرهبة، وإذا وُجِدَتْ فيه الرغبة في الخير والرَّهبة عن الشرِّ ونمتا على تكرُّر ما يرد إليها من معاني القرآن؛ أوجب ذلك تقديم مراد الله على مراد النفس، وصار ما يرضي اللهَ أحبَّ إلى العبد من شهوة نفسه، وكذلك ما فيه من البراهين والأدلَّة التي صرَّفها الله غاية التصريف وبيَّنها أحسن بيان مما يزيل الشُّبه القادحة في الحقِّ ويصل به القلب إلى أعلى درجات اليقين، وإذا صحَّ القلب من مرضه، ورَفَلَ بأثواب العافية؛ تبعتْه الجوارحُ كلُّها؛ فإنها تصلُح بصلاحه وتفسُد بفساده. {وهدىً ورحمةٌ للمؤمنين}: فالهدى هو العلم بالحقِّ والعمل به، والرحمةُ هي ما يحصل من الخير والإحسان والثواب العاجل والآجل لمن اهتدى به؛ فالهدى أجلُّ الوسائل، والرحمةُ أكملُ المقاصد والرغائب، ولكنْ لا يهتدي به ولا يكون رحمةً إلاَّ في حقِّ المؤمنين، وإذا حصل الهدى وحلَّت الرحمة الناشئة عنه؛ حصلت السعادةُ والفلاح والربح والنجاح والفرح والسرور.
(57) Allah تعالى menganjurkan manusia agar memperhatikan kitab yang mulia ini dengan menyebutkan sifat-sifatnya yang baik yang dibutuhkan bagi manusia, seraya Dia berfirman,﴾ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَتۡكُم مَّوۡعِظَةٞ مِّن رَّبِّكُمۡ ﴿ "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabbmu", yang menasehatimu dan memperingatkan-mu dari amalan yang mendatangkan murka Allah yang menyebab-kan siksaNya, ia memperingatkanmu dengan menjelaskan akibat buruknya, ﴾ وَشِفَآءٞ لِّمَا فِي ٱلصُّدُورِ ﴿ "dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada", ia adalah al-Qur`an ini, penyembuh bagi sesuatu yang ada di dalam dada berupa penyakit hawa nafsu yang menghalangi ketundukan kepada syariat dan penyakit-penyakit syubhat yang menodai ilm al-Yaqin, karena apa yang dikandungnya berupa targhib (anjuran) dan tarhib (ancaman), janji pahala dan an-caman siksa, membuat seorang hamba merasa cinta dan takut. Jika pada diri hamba terdapat kacintaan kepada kebaikan dan rasa takut kepada keburukan dan keduanya tumbuh berdasarkan makna-makna al-Qur`an yang merasuk padanya, maka hal itu akan mendo-rongnya mendahulukan keinginan Allah di atas keinginan dirinya, dan apa yang menyebabkan ridha Allah lebih dipentingkan dari-pada syahwat dirinya sendiri. Begitu pula bukti-bukti dan dalil yang dikandungnya yang dipaparkan oleh Allah yang sangat baik dan dijelaskan olehNya dengan sangat jelas yang mengikis syubhat yang menodai kebenaran dan mengantarkan hati kepada derajat yakin tertinggi, jika hati sehat, tidak sakit, dan ia dihiasi dengan pakaian keselamatan, maka seluruh anggota tubuh mengikutinya, karena anggota tubuh akan baik disebabkan oleh baiknya hati dan akan buruk disebabkan buruknya hati. ﴾ وَهُدٗى وَرَحۡمَةٞ لِّلۡمُؤۡمِنِينَ ﴿ "Dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." Petunjuk adalah ilmu tentang kebenaran dan peng-amalannya. Rahmat adalah kebaikan dan pahala dunia dan akhirat yang didapatkan oleh orang yang mendapatkan petunjuk, sedang-kan hidayah adalah sarana paling mulia dan rahmat adalah sasaran dan target paling sempurna, akan tetapi hidayah dan rahmat itu tidak berlaku kecuali pada orang-orang yang beriman, jika hidayah telah didapatkan dan rahmat yang timbul darinya juga telah diraih, maka terwujudlah kebahagiaan, keberuntungan, keberhasilan, dan ketentraman.
#
{58} ولذلك أمر تعالى بالفرح بذلك، فقال: {قلْ بفضل الله}: الذي هو القرآنُ، الذي هو أعظم نعمة ومِنَّة وفضل تفضَّل الله به على عباده، ورحمتِهِ: الدين والإيمان وعبادة الله ومحبَّته ومعرفته. {فبذلك فَلْيَفْرَحوا هو خيرٌ مما يجمعون}: من متاع الدُّنيا ولذَّاتها؛ فنعمة الدين المتَّصلة بسعادة الدارين لا نسبة بينها وبين جميع ما في الدُّنيا مما هو مضمحلٌّ زائل عن قريب. وإنَّما أمر الله تعالى بالفرح بفضله ورحمته؛ لأنَّ ذلك مما يوجب انبساط النفس ونشاطها وشكرها لله تعالى وقوَّتها وشدَّة الرغبة في العلم والإيمان الداعي للازدياد منهما، وهذا فرحٌ محمودٌ؛ بخلاف الفرح بشهوات الدُّنيا ولذَّاتها أو الفرح بالباطل؛ فإنَّ هذا مذمومٌ؛ كما قال تعالى عن قوم قارون له: {لا تَفْرَحْ إنَّ الله لا يحبُّ الفرحين}، وكما قال تعالى في الذين فرحوا بما عندهم من الباطل المناقض لما جاءت به الرسل: {فلَّما جاءتْهم رسلُهم بالبيِّناتِ فرحوا بما عندَهم من العلم}.
(58) Oleh karena itu, Allah memerintahkan agar berbahagia dengan itu seraya berfirman, ﴾ قُلۡ بِفَضۡلِ ٱللَّهِ ﴿ "Katakanlah, 'Dengan Karunia Allah'." Yaitu al-Qur`an yang merupakan nikmat, karunia, pembe-rian dan keutamaan terbesar yang Allah limpahkan kepada hamba-hambaNya. RahmatNya adalah agama, iman, ibadah kepada Allah, mencintaiNya, dan mengetahuiNya. ﴾ فَبِذَٰلِكَ فَلۡيَفۡرَحُواْ هُوَ خَيۡرٞ مِّمَّا يَجۡمَعُونَ ﴿ "Hen-daklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmatNya itu adalah lebih baik daripada sesuatu yang mereka kumpulkan," dalam bentuk kenikmatan dunia dan kelezatannya. Nikmat agama yang berkaitan dengan kebahagiaan dunia dan akhirat tidak bisa diban-dingkan dengan apa yang dikumpulkan di dunia yang dalam waktu dekat akan lenyap dan menghilang. Allah memerintahkan berba-hagia dengan karunia dan rahmatNya karena hal itu memang me-nyebabkan kebahagiaan, semangat, kekuatan serta keinginan kuat bagi jiwa untuk meraih ilmu dan iman dan meningkatkan keduanya serta bersyukur kepada Allah, ini adalah kebahagiaan yang dipuji. Lain halnya berbahagia dengan syahwat, kenikmatan dunia atau berbahagia dengan kebatilan. Ini adalah tercela sebagaimana Fir-man Allah tentang ucapan kaum Qarun kepadanya. ﴾ لَا تَفۡرَحۡۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡفَرِحِينَ 76 ﴿ "Janganlah kamu terlalu bangga, sesungguhnya Allah tidak menyu-kai orang-orang yang terlalu membanggakan diri." (Al-Qashash: 76). Dan sebagaimana Firman Allah tentang orang-orang yang berbahagia dengan kebatilan yang mereka ikuti yang bertentangan dengan apa yang dibawa oleh para rasul, ﴾ فَلَمَّا جَآءَتۡهُمۡ رُسُلُهُم بِٱلۡبَيِّنَٰتِ فَرِحُواْ بِمَا عِندَهُم مِّنَ ٱلۡعِلۡمِ ﴿ "Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul (yang diutus kepa-da) mereka dengan membawa keterangan-keterangan, maka mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka." (Al-Mu`min: 83).
Ayah: 59 - 60 #
{قُلْ أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ لَكُمْ مِنْ رِزْقٍ فَجَعَلْتُمْ مِنْهُ حَرَامًا وَحَلَالًا قُلْ آللَّهُ أَذِنَ لَكُمْ أَمْ عَلَى اللَّهِ تَفْتَرُونَ (59) وَمَا ظَنُّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَشْكُرُونَ (60)}.
"Katakanlah, 'Terangkanlah kepadaku tentang rizki yang di-turunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal.' Katakanlah, 'Apakah Allah telah mem-berikan izin kepadamu (tentang ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah?' Apakah dugaan orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah pada Hari Kiamat? Sesungguh-nya Allah benar-benar mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukuri(nya)." (Yunus: 59-60).
#
{59} يقول تعالى منكراً على المشركين الذين ابتدعوا تحريم ما أحلَّ الله وتحليلَ ما حرَّمه: {قلْ أرأيتُم ما أنزل الله لكم من رزقٍ}؛ يعني: أنواع الحيوانات المحلَّلة التي جعلها الله رزقاً لهم ورحمة في حقِّهم، قل لهم موبِّخاً على هذا القول الفاسد: {آللهُ أذِنَ لكم أم على الله تفترونَ}: ومن المعلوم أنَّ الله لم يأذنْ لهم؛ فعُلِمَ أنهم مفترون.
(59) Allah تعالى berfirman mengingkari orang-orang musyrikin yang melakukan bid'ah dengan mengharamkan apa yang dihalal-kan Allah dan menghalalkan apa yang diharamkan Allah,﴾ قُلۡ أَرَءَيۡتُم مَّآ أَنزَلَ ٱللَّهُ لَكُم مِّن رِّزۡقٖ ﴿ "Katakanlah, 'Terangkanlah kepadaku tentang rizki yang diturunkan Allah kepadamu'." Yakni bermacam-macam hewan yang dihalalkan yang Allah jadikan sebagai rizki dan karunia bagi mereka, katakanlah kepada mereka dengan mencela pendapat yang rusak tersebut, ﴾ ءَآللَّهُ أَذِنَ لَكُمۡۖ أَمۡ عَلَى ٱللَّهِ تَفۡتَرُونَ ﴿ "Apakah Allah telah mem-berikan izin kepadamu (tentang ini) atau kamu mengada-adakan saja ter-hadap Allah?" Sebagaimana diketahui bahwa Allah tidak mengizinkan mereka, maka diketahuilah bahwa mereka telah melakukan kebo-hongan.
#
{60} {وما ظنُّ الذين يفترون على الله الكذبَ يوم القيامة}: أن يفعل الله بهم من النَّكال ويُحِلَّ بهم من العقاب؛ قال تعالى: {ويومَ القيامة ترى الذين كذبوا على الله وجوهُهُم مسودَّةٌ}. {إنَّ الله لذو فضل على الناس}: كثير وذو إحسان جزيل. ولكنَّ أكثر الناس لا يشكرون، إما أن لا يقوموا بشكرها، وإما أن يستعينوا بها على معاصيه، وإما أن يحرِّموا منها، ويردُّوا ما منَّ الله به على عباده، وقليلٌ منهم الشاكر الذي يعترف بالنعمة، ويثني بها على الله، ويستعين بها على طاعته. ويستدل بهذه الآية على أنَّ الأصل في جميع الأطعمة الحلُّ؛ إلاَّ ما وَرَدَ الشرع بتحريمه؛ لأن الله أنكر على من حرَّم الرزق الذي أنزله لعباده.
(60) ﴾ وَمَا ظَنُّ ٱلَّذِينَ يَفۡتَرُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۗ ﴿ "Apakah dugaan orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah pada Hari Kia-mat?" Azab dan siksa apa yang akan Allah timpakan kepada mereka. Allah تعالى berfirman, ﴾ وَيَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ تَرَى ٱلَّذِينَ كَذَبُواْ عَلَى ٱللَّهِ وُجُوهُهُم مُّسۡوَدَّةٌۚ ﴿ "Dan pada Hari Kiamat, kamu akan melihat orang-orang yang ber-buat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam." (Az-Zumar: 60). ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ لَذُو فَضۡلٍ عَلَى ٱلنَّاسِ ﴿ "Sesungguhnya Allah benar-benar mempu-nyai karunia (yang dilimpahkan) atas manusia." Dia adalah Pemilik ke-baikan yang besar dan karunia yang luas, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur, bisa jadi mereka sama sekali tidak men-syukurinya, bisa pula ia digunakan untuk bermaksiat kepadaNya, bisa dengan mengharamkannya dan menolak sesuatu yang Allah limpahkan kepada hamba-hambaNya, hanya sedikit dari mereka yang bersyukur yang mengakui nikmat dan memuji Allah dan menggunakannya dalam ketaatan kepadaNya. Ayat ini dijadikan dalil bahwa pada dasarnya seluruh maka-nan itu adalah halal kecuali yang ada pengharamannya dari syara'. Karena itu Allah mengingkari orang-orang yang mengharamkan rizkiNya yang diturunkan untuk hamba-hambaNya.
Ayah: 61 #
{وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِنْ قُرْآنٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَبِّكَ مِنْ مِثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (61)}.
"Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari al-Qur`an dan kamu tidak mengerjakan suatu pe-kerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Rabbmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (Yunus: 61).
#
{61} يخبر تعالى عن عموم مشاهدته واطِّلاعه على جميع أحوال العباد في حركاتهم وسَكَناتهم، وفي ضمن هذا الدعوة لمراقبته على الدوام، فقال: {وما تكونُ في شأنٍ}؛ أي: حال من أحوالك الدينيَّة والدنيويَّة، {وما تتلو منه من قرآنٍ}؛ أي: وما تتلو من القرآن الذي أوحاه الله إليك، {ولا تعملون من عمل}: صغيرٍ أو كبيرٍ، {إلاَّ كنَّا عليكم شهوداً إذ تُفيضون فيه}؛ أي: وقت شروعكم فيه واستمراركم على العمل به، فراقبوا الله في أعمالكم، وأدُّوها على وجه النصيحة والاجتهاد فيها، وإيَّاكم وما يَكره الله تعالى؛ فإنه مطَّلع عليكم عالمٌ بظواهركم وبواطنكم. {وما يعزُبُ عن ربِّك}؛ أي: ما يُغابُ عن علمه وسمعه وبصره ومشاهدته {من مثقال ذرَّةٍ في الأرض ولا في السماء ولا أصغرَ من ذلك ولا أكبرَ إلا في كتابٍ مُبين}؛ أي: قد أحاط به علمُه وجرى به قلمُه. وهاتان المرتبتان من مراتب القضاء والقدر كثيراً ما يُقرِنُ الله بينهما، وهما العلم المحيط بجميع الأشياء وكتابته المحيطة بجميع الحوادث؛ كقوله تعالى: {ألم تَعْلَمْ أنَّ الله يعلمُ ما في السماء والأرض إنَّ ذلك في كتابٍ إنَّ ذلك على الله يسيرٌ}.
(61) Allah mengabarkan tentang luasnya pengetahuan dan penglihatanNya terhadap segala keadaan manusia dalam gerakan dan diam mereka. Termasuk dalam pembahasan ini adalah dak-wah pada muraqabahnya Allah secara terus-menerus, ﴾ وَمَا تَكُونُ فِي شَأۡنٖ ﴿ "Kamu tidak berada dalam suatu keadaan." Yakni, keadaan diniyah dan duniawiyah ﴾ وَمَا تَتۡلُواْ مِنۡهُ مِن قُرۡءَانٖ ﴿ "dan tidak membaca suatu ayat dari al-Qur`an." Yakni apa yang kamu baca dari al-Qur`an yang Allah wahyukan kepadamu, ﴾ وَلَا تَعۡمَلُونَ مِنۡ عَمَلٍ ﴿ "dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan", besar atau kecil ﴾ إِلَّا كُنَّا عَلَيۡكُمۡ شُهُودًا إِذۡ تُفِيضُونَ فِيهِۚ ﴿ "melain-kan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya." Yakni di waktu kamu memulai mengerjakannya dan dalam keadaan terus melakukannya, hendaknya kamu merasa Allah mengawasimu dalam perbuatanmu, maka lakukanlah dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh. Jauhilah sesuatu yang dibenci Allah karena Dia melihat dan mengawasi lahir dan batinmu. ﴾ وَمَا يَعۡزُبُ عَن رَّبِّكَ ﴿ "Dan tidak luput dari pengetahuan Rabbmu." Yakni tidak ada yang samar dari ilmu, pendengaran, penglihatan dan pengawasan Allah, ﴾ مِن مِّثۡقَالِ ذَرَّةٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِي ٱلسَّمَآءِ وَلَآ أَصۡغَرَ مِن ذَٰلِكَ وَلَآ أَكۡبَرَ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مُّبِينٍ ﴿ "biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar daripada itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." IlmuNya telah mencakupnya dan penaNya telah mencatatnya. Kedua tingkatan ini adalah termasuk tingkatan qadha dan qadar yang sering Allah sandingkan yaitu ilmu yang meliputi segala sesuatu dan kitabah (tulisan) yang meliputi segala peristiwa, seperti FirmanNya, ﴾ أَلَمۡ تَعۡلَمۡ أَنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ مَا فِي ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِۚ إِنَّ ذَٰلِكَ فِي كِتَٰبٍۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ 70 ﴿ "Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah menge-tahui apa saja yang ada di langit dan di bumi. Sesungguhnya yang demi-kian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah." (Al-Hajj: 70).
Ayah: 62 - 64 #
{أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62) الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (63) لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ لَا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (64)}.
"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada ke-khawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Mereka mendapatkan berita gembira dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar." (Yunus: 62-64).
#
{62} يخبر تعالى عن أوليائه وأحبائه ويذكر أعمالهم وأوصافهم وثوابهم، فقال: {ألا إنَّ أولياء الله لا خوفٌ عليهم}: فيما يستقبلونه مما أمامهم من المخاوف والأهوال، {ولا هم يحزنونَ}: على ما أسلفوا؛ لأنهم لم يسلِفوا إلاَّ صالح الأعمال، وإذا كانوا لا خوفٌ عليهم ولا هم يحزنون؛ ثبت لهم الأمنُ والسعادةُ والخير الكثير الذي لا يعلمه إلا الله تعالى.
(62) Allah mengabarkan tentang wali-waliNya dan orang-orang yang dicintaiNya dengan menyebutkan perbuatan, sifat dan pahala mereka, ﴾ أَلَآ إِنَّ أَوۡلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ ﴿ "Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka", dalam hal ketakutan dan kekhawatiran yang ada di depan mereka yang mereka hadapi, ﴾ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ﴿ "dan tidak (pula) mereka bersedih hati", atas apa yang telah berlalu karena masa lalu mereka hanyalah amal kebaikan. Jika mereka tidak takut dan tidak bersedih, maka yang ada untuk mereka adalah rasa aman, kebahagiaan yang melimpah yang hanya diketahui oleh Allah.
#
{63} ثم ذكر وصفَهم، فقال: {الذين آمنوا}: بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر وبالقدر خيره وشرِّه، وصدَّقوا إيمانهم باستعمال التقوى بامتثال الأوامر واجتناب النواهي؛ فكلُّ من كان مؤمناً تقيًّا؛ كان لله تعالى وليًّا.
(63) Kemudian Allah menyebutkan sifat mereka, seraya Dia berfirman, ﴾ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ﴿ "(Yaitu) orang-orang yang beriman", kepada Allah, malaikatNya, kitabNya, RasulNya, Hari Akhir, takdir baik dan buruknya, mereka membuktikan amal mereka dengan mema-kai ketakwaan dengan menaati perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan. Semua orang Mukmin yang bertakwa, maka dia adalah wali Allah.
#
{64} و {لهم البُشرى في الحياة الدنيا وفي الآخرة}: أما البشارة في الدُّنيا؛ فهي الثناء الحسن والمودَّة في قلوب المؤمنين والرؤيا الصالحة وما يراه العبد من لطف الله به وتيسيره لأحسن الأعمال والأخلاق وصرفه عن مساوئ الأخلاق، وأما في الآخرة؛ فأولها البشارة عند قبض أرواحهم؛ كما قال تعالى: {إنَّ الذين قالوا ربُّنا الله ثم استقاموا تتنزَّلُ عليهم الملائكة ألا تخافوا ولا تحزنوا وأبشروا بالجنَّة التي كنتُم توعَدون}: وفي القبر ما يُبَشَّر به من رضا الله تعالى والنعيم المقيم، وفي الآخرة تمام البشرى بدخول جنات النعيم والنجاة من العذاب الأليم. {لا تبديلَ لكلماتِ الله}: بل ما وعد الله؛ فهو حقٌّ لا يمكن تغييره ولا تبديله؛ لأنَّه الصادق في قيله، الذي لا يقدر أحدٌ أن يخالفه فيما قدره وقضاه. {ذلك هو الفوزُ العظيمُ}: لأنه اشتمل على النجاة من كلِّ محذور، والظَّفر بكل مطلوب محبوب، وحَصَرَ الفوز فيه؛ لأنه لا فوز لغير أهل الإيمان والتقوى. والحاصل أنَّ البُشرى شاملةٌ لكل خير وثواب رتَّبه الله في الدنيا والآخرة على الإيمان والتقوى، ولهذا أطلق ذلك فلم يقيِّده.
(64) ﴾ لَهُمُ ٱلۡبُشۡرَىٰ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِۚ ﴿ "Mereka mendapatkan be-rita gembira dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat." Adapun berita gembira di dunia maka ia adalah pujian yang baik, kecintaan di hati orang-orang Mukmin, mimpi yang baik dan apa yang dirasakan oleh seorang hamba dalam bentuk kasih sayang Allah kepadanya, kemudahanNya kepada amal dan akhlak yang terbaik dan penghindaranNya dari akhlak yang buruk. Sedangkan di akhirat maka yang pertama adalah berita gembira pada saat ar-wah mereka diambil sebagaimana Firman Allah, ﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَٰمُواْ تَتَنَزَّلُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ وَأَبۡشِرُواْ بِٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِي كُنتُمۡ تُوعَدُونَ 30 ﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Rabb kami ialah Allah', kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), 'Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) Surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu'." (Fushshilat: 30). Dan di dalam kubur ada berita gembira untuknya berupa ridha Allah dan nikmat yang dirasakan, dan di akhirat ada berita gembira yang sempurna dengan masuk surga dan selamat dari azab neraka. ﴾ لَا تَبۡدِيلَ لِكَلِمَٰتِ ٱللَّهِۚ ﴿ "Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah." Akan tetapi apa yang Allah janjikan maka itulah kebenaran yang tidak mungkin dirubah dan diganti karena Dia Mahabenar dalam FirmanNya yang tidak seorang pun mampu menyelisihiNya dalam takdir dan keputusanNya. ﴾ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ﴿ "Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar." Karena ia mengan-dung keselamatan dari yang dikhawatirkan, kemenangan meraih apa yang diinginkan, keberuntungan dibatasi padanya karena tidak ada keberuntungan untuk selain ahli iman dan takwa. Alhasil bahwa berita gembira meliputi seluruh kebaikan dan pahala yang dikaitkan oleh Allah di dunia dan akhirat dengan iman dan takwa. Oleh karenanya, Dia menyebutkannya secara mutlak dan tidak membatasinya.
Ayah: 65 #
{وَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ إِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (65)}.
"Janganlah kamu sedih oleh perkataan mereka. Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya adalah kepunyaan Allah. Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Yunus: 65).
#
{65} أي: ولا يحزُنْك قول المكذِّبين فيك من الأقوال التي يتوصَّلون بها إلى القدح فيك وفي دينك؛ فإن أقوالهم لا تُعِزُّهم ولا تضرُّك شيئاً. {إنَّ العزَّة لله جميعاً}؛ يؤتيها من يشاء ويمنعها ممن يشاء، قال تعالى: {من كان يريد العزة فلله العزة جميعاً} أي: فليطلبها بطاعته؛ بدليل قوله بعده: {إليه يصعدُ الكَلِمُ الطِّيبُ والعمل الصالح يرفعُه}: ومن المعلوم أنك على طاعة الله، وأنَّ العزَّة لك ولأتباعك من الله. {ولله العزَّةُ ولرسوله وللمؤمنين}. وقوله: {هو السميع العليم}؛ أي سمعه قد أحاط بجميع الأصوات؛ فلا يخفى عليه شيء منها؛ وعلمه قد أحاط بجميع الظواهر والبواطن؛ فلا يَعْزُبُ عنه مثقالُ ذرة في السماوات والأرض ولا أصغر من ذلك ولا أكبر، وهو تعالى يسمعُ قولك وقول أعدائك فيك، ويعلم ذلك تفصيلاً؛ فاكتفِ بعلم الله وكفايته؛ فمن يتَّق الله فهو حسبه.
(65) Maksudnya, ucapan orang-orang yang mendustakan-mu itu jangan membuatmu bersedih yaitu ucapan-ucapan yang mengandung penghinaan kepadamu dan kepada agamamu karena ucapan-ucapan mereka itu tidak membuat mereka mulia dan tidak membuatmu merugi. ﴾ إِنَّ ٱلۡعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًاۚ ﴿ "Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya adalah kepunyaan Allah." Dia berikan kepada orang yang Dia kehendaki dan tidak Dia berikan kepada orang yang Dia ke-hendaki, Firman Allah, ﴾ مَن كَانَ يُرِيدُ ٱلۡعِزَّةَ فَلِلَّهِ ٱلۡعِزَّةُ جَمِيعًاۚ ﴿ "Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya." (Fathir: 10). Carilah ia dengan ketaatan kepadaNya dengan dalil Firman-Nya sesudahnya, ﴾ إِلَيۡهِ يَصۡعَدُ ٱلۡكَلِمُ ٱلطَّيِّبُ وَٱلۡعَمَلُ ٱلصَّٰلِحُ يَرۡفَعُهُۥۚ ﴿ "KepadaNya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih dinaikkannya." (Fathir: 10). Seperti yang telah diketahui bahwa kamu di atas ketaatan kepada Allah, dan bahwa kemuliaanmu dan pengikutmu adalah dari Allah. Allah تعالى berfirman, ﴾ وَلِلَّهِ ٱلۡعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِۦ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ ﴿ "Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi RasulNya dan bagi orang-orang Mukmin." (Al-Munafiqun: 8). FirmanNya, ﴾ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ ﴿ "Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." Maksudnya, pendengarannya meliputi segala suara, tak sedikit pun darinya yang samar bagiNya, ilmuNya meli-puti yang lahir dan yang batin, tidak luput dariNya sebesar dzarrah pun, di langit dan di bumi, tidak lebih kecil darinya dan tidak lebih besar. Allah mendengar ucapanmu dan ucapan musuh-musuhmu tentangmu. Dia mengetahui itu secara terperinci. Cukuplah untuk-mu ilmu dan perlindungan Allah, dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, maka Dia akan mencukupkannya.
Ayah: 66 - 67 #
{أَلَا إِنَّ لِلَّهِ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَتَّبِعُ الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ شُرَكَاءَ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ (66) هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ (67)}.
"Ingatlah, sesungguhnya kepunyaan Allah semua yang ada di langit dan semua yang ada di bumi. Dan orang-orang yang me-nyeru sekutu-sekutu selain Allah, tidaklah mengikuti (suatu keyaki-nan). Tidaklah mereka mengikuti melainkan prasangka belaka, dan mereka hanyalah menduga-duga. Dia-lah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah). Se-sungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekua-saan Allah) bagi orang-orang yang mendengar." (Yunus: 66-67).
#
{66} يخبر تعالى أن له ما في السماوات والأرض خلقاً وملكاً [وعبيدًا]، يتصرَّف فيهم بما يشاء من أحكامه؛ فالجميع مماليك لله مسخَّرون مدبَّرون لا يستحقُّون شيئاً من العبادة وليسوا شركاء لله بوجه من الوجوه، ولهذا قال: {وما يتَّبع الذين يدعون من دون الله شركاء إن يتَّبِعون إلاَّ الظَّنَّ}: الذي لا يغني من الحقِّ شيئاً، {وإنْ هم إلاَّ يخرصُون}: في ذلك خرصٌ وإفك وبهتان؛ فإن كانوا صادقين في أنها شركاء لله؛ فليُظْهِروا من أوصافها ما تستحقُّ به مثقال ذرَّة من العبادة؛ فلن يستطيعوا؛ فهل منهم أحدٌ يخلق شيئاً أو يرزق أو يملك شيئاً من المخلوقات أو يدبِّر الليل والنهار الذي جعله الله قياماً للناس؟!
(66) Allah mengabarkan bahwa Dia-lah pemilik segala yang ada di langit dan di bumi sebagai makhluk dan hambaNya. Dia bertindak pada mereka dengan hukum-hukum yang dikehendaki-Nya. Semuanya adalah di bawah kepemilikan Allah, mereka tunduk dan diatur (oleh Allah), tidak berhak disembah sedikit pun dan bu-kanlah sekutu-sekutu bagi Allah sedikit pun. Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ وَمَا يَتَّبِعُ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ شُرَكَآءَۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ ﴿ "Dan orang-orang yang menyeru sekutu-sekutu selain Allah, tidaklah mengikuti (suatu keyakinan). Tidaklah mereka mengikuti melainkan prasangka be-laka", yang tidak berguna sedikit pun untuk kebenaran. ﴾ وَإِنۡ هُمۡ إِلَّا يَخۡرُصُونَ ﴿ "Dan mereka hanyalah menduga-duga." Hal itu mengandung prasangka, dusta dan kepalsuan. Jika mereka benar bahwa yang mereka sembah itu adalah sekutu bagi Allah, maka hendaknya mereka menunjukkan sifat-sifatnya yang dengannya ia memang la-yak disembah, sedikit saja, dan mereka tidak akan mampu. Adakah di antara mereka yang mampu menciptakan sesuatu atau memberi rizki atau menguasai makhluk sedikit saja atau mengatur malam dan siang yang dijadikan oleh Allah sebagai tiang kehidupan ma-nusia?
#
{67} و {هو الذي جعل لكم الليل لتسكنوا فيه}: في النوم والراحة بسبب الظلمة التي تغشى وجه الأرض؛ فلو استمرَّ الضياءُ؛ لما قروا ولما سكنوا. {و} جعل الله {النهار مبصراً}؛ أي: مضيئاً يبصر به الخلقُ فيتصرَّفون في معايشهم ومصالح دينهم ودنياهم. {إنَّ في ذلك لآيات لقوم يسمعون}: عن الله سمعَ فَهْم وقَبول واسترشاد، لا سمع تعنُّت وعناد؛ فإنَّ في ذلك لآيات لقوم يسمعون يستدلُّون بها على أنه وحده المعبود، وأنَّه الإله الحق، وأن إلهية ما سواه باطلة، وأنه الرءوف الرحيم العليم الحكيم.
(67) ﴾ هُوَ ٱلَّذِي جَعَلَ لَكُمُ ٱلَّيۡلَ لِتَسۡكُنُواْ فِيهِ ﴿ "Dia-lah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya", maksudnya, pada tidur dan istirahat karena kegelapan yang menyelimuti wajah bumi, kalau siang itu berlangsung terus maka mereka tidak dapat istirahat dan tidak tenang. (وَ) "Dan" Allah menjadikan ﴾ ٱلنَّهَارَ مُبۡصِرًاۚ ﴿ "siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah)." Dengannya makhluk bisa melihat, maka mereka melakukan aktivitas hidup me-reka dan mewujudkan kepentingan agama dan dunia mereka.﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَسۡمَعُونَ ﴿ "Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar", dari Allah dengan pendengaran yang dilandasi oleh pemahaman, pene-rimaan dan keinginan mendapatkan petunjuk, bukan pendengaran untuk menentang dan melawan, karena pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengar, mereka berdalil dengannya berdasarkan bahwa hanya Allah-lah yang berhak untuk disembah, Dia-lah tuhan yang benar dan bahwa ketuhanan selain-Nya adalah batil dan bahwa Dia adalah Dzat yang Maha Pengasih, Penyayang, Mengetahui lagi Bijaksana.
Ayah: 68 - 70 #
{قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ هُوَ الْغَنِيُّ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ إِنْ عِنْدَكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ بِهَذَا أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (68) قُلْ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ (69) مَتَاعٌ فِي الدُّنْيَا ثُمَّ إِلَيْنَا مَرْجِعُهُمْ ثُمَّ نُذِيقُهُمُ الْعَذَابَ الشَّدِيدَ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ (70)}.
"Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata, 'Allah mempunyai anak.' Mahasuci Allah, Dia-lah Yang Mahakaya, kepu-nyaanNya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak-lah kamu mempunyai hujjah tentang ini. Pantaskah kamu menga-takan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui? Katakanlah, 'Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak beruntung.' (Bagi mereka) kesenangan (se-mentara) di dunia, kemudian kepada Kamilah mereka kembali, kemudian Kami rasakan kepada mereka siksa yang berat, disebab-kan kekafiran mereka." (Yunus: 68-70).@
#
{68} يقول تعالى مخبراً عن بهت المشركين لربِّ العالمين: {قالوا اتَّخذ الله ولداً}: فنزَّه نفسه عن ذلك بقوله: {سبحانه}؛ أي: تنزه عما يقول الظالمون في نسبة النقائص إليه علوًّا كبيراً. ثم برهن عن ذلك بعدة براهين: أحدها قوله: {هو الغنيُّ}؛ أي: الغِنَى منحصرٌ فيه، وأنواع الغنى مستغرقة فيه؛ فهو الغني الذي له الغنى التامُّ بكل وجه واعتبار من جميع الوجوه؛ فإذا كان غنيًّا من كل وجه؛ فلأيِّ شيء يتَّخذ الولد؟! ألحاجة منه إلى الولد؟ فهذا منافٍ لغناه؛ فلا يتَّخِذ أحدًا ولداً إلا لنقص في غناه؟! البرهان الثاني قوله: {له ما في السموات وما في الأرض}: وهذه كلمة جامعة عامةٌ، لا يخرج عنها موجودٌ من أهل السماوات والأرض، الجميع مخلوقون عبيدٌ مماليك، ومن المعلوم أن هذا الوصفَ العامَّ ينافي أن يكون له [منهم] ولدٌ؛ فإنَّ الولد من جنس والده، لا يكون مخلوقاً ولا مملوكاً؛ فملكيَّته لما في السماوات والأرض عموماً تنافي الولادة. البرهان الثالث قوله: {إن عندكم من سُلطانٍ بهذا}؛ أي: هل عندكم من حجَّةٍ وبرهان يدلُّ على أنَّ لله ولداً؟! فلو كان لهم دليلٌ؛ لأبدَوْه، فلما تحدَّاهم وعجَّزهم عن إقامة الدليل؛ عُلم بطلان ما قالوه، وأنَّ ذلك قولٌ بلا علم، ولهذا قال: {أتقولون على الله ما لا تعلمون}: فإنَّ هذا من أعظم المحرَّمات.
(68) Allah berfirman mengabarkan kedustaan orang-orang musyrik kepada Allah Rabbul 'alamin. ﴾ قَالُواْ ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ وَلَدٗاۗ ﴿ "Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata, 'Allah mempunyai anak'." Maka Allah menyucikan diriNya dengan ﴾ سُبۡحَٰنَهُۥۖ ﴿ "Mahasuci Allah." Yakni dari apa yang dikatakan oleh orang-orang zhalim dengan menisbatkan kekurangan kepadaNya dan Mahatinggi Allah dari hal itu. Kemudian Allah menyodorkan beberapa bukti. Pertama: FirmanNya, ﴾ هُوَ ٱلۡغَنِيُّۖ ﴿ "Dia-lah Yang Mahakaya", yakni kekayaan terbatas padaNya, macam-macam kekayaan hanya ada padaNya, Dia-lah Yang Mahakaya dengan kekayaan yang sempurna dari segala segi dan pandangan, jika Dia Mahakaya dari segala segi maka untuk apa Dia memiliki anak? Apakah karena Dia membu-tuhkan kepada anak? Ini jelas bertentangan dengan kekayaanNya dan tidak ada seorang pun yang memiliki anak kecuali karena ada-nya kekurangan pada kekayaannya. Bukti kedua: FirmanNya, ﴾ لَهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۚ ﴿ "Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi." Ini adalah kalimat yang umum lagi menyeluruh tidak ada sesuatu pun yang ada di langit dan di bumi yang keluar darinya, semuanya adalah makhluk lagi hamba yang dikuasai dan seperti yang sudah dimaklumi bahwa sifat umum ini bertentangan dengan kepemilikan anak dari mereka karena anak dari jenis orang tuanya, dia bukan makhluk bukan pula yang dimiliki, kepemilikan Allah terhadap apa yang ada di langit dan di bumi bertentangan dengan keperanakan. Bukti ketiga: إِنۡ عِندَكُم مِّن سُلۡطَٰنِۭ بِهَٰذَآۚ ﴿ "Tidaklah kamu mempunyai hujjah tentang ini." Yakni apakah kamu mempunyai bukti dan dalil bahwa Allah mempunyai anak? Seandainya mereka memiliki dalil niscaya mereka pasti menyodorkannya, maka ketika Allah menen-tang mereka dan mereka pun tidak mampu menegakkan dalil maka diketahuilah kebatilan apa yang mereka ucapkan dan bahwa hal itu adalah ucapan tanpa ilmu, oleh karena itu Dia berfirman,﴾ أَتَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ ﴿ "Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?" Ini adalah termasuk perkara yang besar.
#
{69 ـ 70} {قل إنَّ الذين يفترون على الله الكذبَ لا يفلحون}؛ أي: لا ينالون مطلوبهم ولا يحصُل لهم مقصودهم، وإنما يتمتَّعون في كفرهم وكذبهم في الدُّنيا قليلاً، ثم ينتقلون إلى الله ويرجعون إليه، فيذيقهم {العذاب الشديد بما كانوا يكفرون}، وما ظلمهم الله، ولكن أنفسهم يظلمون.
(69-70) ﴾ قُلۡ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَفۡتَرُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَ لَا يُفۡلِحُونَ ﴿ "Katakanlah, 'Se-sungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak beruntung'." Maksudnya, mereka tidak meraih keinginan mereka dan maksud mereka tidak terwujud. Mereka hanya menik-mati kekufuran dan kedustaan mereka sedikit di dunia kemudian mereka berpindah dan kembali kepada Allah maka Dia menimpa-kan kepada mereka, ﴾ ٱلۡعَذَابَ ٱلشَّدِيدَ بِمَا كَانُواْ يَكۡفُرُونَ ﴿ "siksa yang berat, disebabkan kekafiran mereka." Dan Allah tidak menzhalimi mereka, tetapi merekalah yang menzhalimi diri sendiri.
Ayah: 71 - 73 #
{وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ نُوحٍ إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ يَاقَوْمِ إِنْ كَانَ كَبُرَ عَلَيْكُمْ مَقَامِي وَتَذْكِيرِي بِآيَاتِ اللَّهِ فَعَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْتُ فَأَجْمِعُوا أَمْرَكُمْ وَشُرَكَاءَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُنْ أَمْرُكُمْ عَلَيْكُمْ غُمَّةً ثُمَّ اقْضُوا إِلَيَّ وَلَا تُنْظِرُونِ (71) فَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَمَا سَأَلْتُكُمْ مِنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى اللَّهِ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ (72) فَكَذَّبُوهُ فَنَجَّيْنَاهُ وَمَنْ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ وَجَعَلْنَاهُمْ خَلَائِفَ وَأَغْرَقْنَا الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُنْذَرِينَ (73)}.
"Dan bacakanlah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu dia berkata kepada kaumnya, 'Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). Kemudian janganlah kepu-tusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku. Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikit pun darimu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepadaNya).' Lalu mereka mendustakan Nuh, maka Kami menye-lamatkannya dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami jadikan mereka itu memegang kekuasaan, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang di-beri peringatan itu." (Yunus: 71-73).
#
{71} يقول تعالى لنبيه: واتلُ على قومك {نبأ نوح}: في دعوته لقومه حين دعاهم إلى الله مدةً طويلةً فمكث فيهم ألف سنة إلا خمسين عاماً، فلم يزدهم دعاؤه إياهم إلا طغياناً، فتملَّلوا منه وسئموا، وهو عليه الصلاة والسلام غير متكاسل ولا متوانٍ في دعوتهم، فقال لهم: {يا قوم إن كانَ كَبُرَ عليكم مَقامي وتذكيري بآيات الله}؛ أي: إن كان مقامي عندكم وتذكيري إيَّاكم ما ينفعهم بآيات الله الأدلَّة الواضحة البيِّنة، قد شقَّ عليكم، وعَظُم لديكم، وأردتم أن تنالوني بسوء أو تردُّوا الحقَّ. {فعلى الله توكَّلْتُ}؛ أي: اعتمدتُ على الله في دفع كلِّ شرٍّ يُراد بي وبما أدعو إليه؛ فهذا جندي وعدتي. وأنتم؛ فأتوا بما قدرتم عليه من أنواع العُدَد والعَدَد، {فأجمِعوا أمركم}: كلكم بحيث لا يتخلَّف منكم أحدٌ ولا تدَّخروا من مجهودكم شيئاً، {و} أحضروا {شركاءكم}: الذين كنتم تعبدونهم وتوالونهم من دون الله ربِّ العالمين، {ثم لا يكُنْ أمرُكم عليكم غُمَّةً}؛ أي: مشتبهاً خفيًّا، بل ليكنْ ذلك ظاهراً علانيةً. {ثم اقضوا إليَّ}؛ أي: اقضوا عليَّ بالعقوبة والسوء الذي في إمكانكم، {ولا تنظرون}؛ أي: لا تمهلوني ساعةً من نهار. فهذا برهانٌ قاطعٌ وآيةٌ عظيمةٌ على صحة رسالته وصدق ما جاء به؛ حيث كان وحده لا عشيرة تحميه ولا جنود تؤويه، وقد بَادَى قومه بتسفيه آرائهم وفساد دينهم وعَيْب آلهتهم، وقد حملوا من بغضه وعداوته ما هو أعظم من الجبال الرواسي، وهم أهل القدرة والسطوة، وهو يقولُ لهم: اجتمعوا أنتم وشركاؤكم ومن استطعتم، وأبدوا كلَّ ما تقدرون عليه من الكيد، فأوقعوا بي إن قدرتُم على ذلك، فلم يقدروا على شيءٍ من ذلك، فعُلِمَ أنه الصادق حقًّا، وهم الكاذبون فيما يدعون.
(71) Allah berfirman kepada NabiNya, "Bacakanlah kepada kaummu, ﴾ نَبَأَ نُوحٍ ﴿ "berita penting tentang Nuh", tentang dakwahnya kepada kaumnya ketika dia mengajak kepada Allah dalam jangka waktu yang panjang, dia tinggal pada mereka selama 950 tahun, akan tetapi dakwahnya tidak menambahkan (keimanan) untuk me-reka melainkan pelampauan batas, mereka jenuh dan bosan darinya padahal Nuh bukanlah orang yang malas dan asal-asalan dalam berdakwah kepada mereka, dia berkata kepada mereka, ﴾ يَٰقَوۡمِ إِن كَانَ كَبُرَ عَلَيۡكُم مَّقَامِي وَتَذۡكِيرِي بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ﴿ "Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah." Maksudnya, jika keberadaanku dan peringatanku dengan ayat-ayat Allah yang merupakan dalil yang jelas lagi terang itu tidak berguna bagimu, memberatkan dan menyusahkanmu lalu kamu ingin me-nimpakan keburukan kepadaku atau kamu ingin menolak kebenar-an, ﴾ فَعَلَى ٱللَّهِ تَوَكَّلۡتُ ﴿ "maka kepada Allah-lah aku bertawakal." Maksud-nya, aku bersandar kepada Allah dalam melawan keburukan yang hendak ditimpakan kepadaku dan kepada dakwahku. Ini adalah tentara dan senjataku sementara kamu silakan saja menghadirkan sejumlah (kekuatan) dan senjata yang kamu kehendaki. ﴾ فَأَجۡمِعُوٓاْ أَمۡرَكُمۡ ﴿ "Karena itu bulatkanlah keputusanmu," semuanya, dan tak seorang pun yang tertinggal serta jangan simpan sedikit pun dayamu. ﴾ و َ ﴿ "Dan" hadirkanlah, ﴾ شُرَكَآءَكُمۡ ﴿ "sekutu-sekutumu (untuk membinasakan-ku)," yang mana kamu menyembah dan bersikap loyal kepada mereka, yaitu selain Allah Rabb semesta alam. ﴾ ثُمَّ لَا يَكُنۡ أَمۡرُكُمۡ عَلَيۡكُمۡ غُمَّةٗ ﴿ "Kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan." Yakni samar dan rancu, akan tetapi hendaknya ia jelas lagi terang. ﴾ ثُمَّ ٱقۡضُوٓاْ إِلَيَّ ﴿ "Lalu lakukanlah terhadap diriku", dengan menimpakan hukuman dan kebu-rukan yang kamu mampu. ﴾ وَلَا تُنظِرُونِ ﴿ "Dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku." Maksudnya, jangan menundaku walaupun sesaat. Ini adalah bukti yang pasti dan ayat yang agung atas kebena-ran risalah dan ajaran yang dibawanya di mana dia sendirian, tanpa keluarga yang melindunginya dan tidak ada tentara yang mem-belanya walaupun begitu Nuh berani secara terbuka menyatakan bodohnya pendapat mereka, rusaknya ajaran mereka, dan aibnya tuhan-tuhan mereka. Mereka menyimpan kebencian dan permu-suhan kepada Nuh lebih besar daripada gunung yang tegak menju-lang, dan mereka adalah kaum yang kuat lagi mampu, tetapi Nuh berkata kepada mereka, "Berkumpullah kamu dengan sekutu-se-kutumu serta siapa pun yang kamu mampu (meminta bantuannya), perlihatkanlah tipu daya apa saja yang kamu bisa, lalu timpakan itu kepadaku kalau kamu mampu melakukan hal itu, tapi kamu tidak akan bisa melakukan itu kepadaku." Maka terbuktilah bahwa Nuh benar, dan mereka adalah pendusta dalam apa yang mereka klaim.
#
{72} ولهذا قال: {فإن تولَّيْتم}: عن ما دعوتكم إليه؛ فلا موجب لتولِّيكم؛ لأنه تبيَّن أنكم لا تولون عن باطل إلى حقٍّ، وإنما تولُّون عن حقٍّ قامت الأدلَّة على صحته إلى باطل قامت الأدلَّة على فساده، ومع هذا؛ {فما سألتكم من أجرٍ}: على دعوتي وعلى إجابتكم، فتقولوا: هذا جاءنا ليأخذ أموالنا فتمتنعون لأجل ذلك. {إن أجري إلاَّ على الله}؛ أي: لا أريدُ الثواب والجزاء إلا منه، {و} أيضاً؛ فإني ما أمرتكم بأمر وأخالفكم إلى ضدِّه. بل {أمِرْتُ أن أكون من المسلمين}: فأنا أولُ داخل وأولُ فاعل لما أمرتكم به.
(72) Oleh karena itu, dia berkata, ﴾ فَإِن تَوَلَّيۡتُمۡ ﴿ "Jika kamu ber-paling (dari peringatanku)", dari apa yang aku serukan kepadamu, maka kamu tidak memiliki alasan dalam keberpalinganmu itu ka-rena terbukti bahwa kamu tidak berpaling dari kebatilan kepada kebenaran, akan tetapi kamu berpaling dari kebenaran di mana dalil-dalil telah membuktikan kebenarannya kepada kebatilan di mana dalil-dalil telah membuktikan kebatilannya, meskipun begitu ﴾ فَمَا سَأَلۡتُكُم مِّنۡ أَجۡرٍۖ ﴿ "aku tidak meminta upah sedikit pun darimu", atas dak-wahku dan jawabanmu, akibatnya kamu akan berkata, "Orang ini datang untuk mengambil harta kami." Akibatnya kamu menolakku karenanya. ﴾ إِنۡ أَجۡرِيَ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِۖ ﴿ "Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka", maksudnya, aku tidak menginginkan pahala dan balasan kecuali dari Allah. Dan juga aku tidak memerintahkanmu lalu aku menyelisihinya, akan tetapi ﴾ وَأُمِرۡتُ أَنۡ أَكُونَ مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ ﴿ "aku disuruh su-paya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepadaNya)." Aku adalah orang pertama yang masuk dan melakukan apa yang aku perintahkan kepada kalian.
#
{73} {فكذَّبوه}: بعدما دعاهم ليلاً ونهاراً وسرًّا وجهاراً فلم يزِدْهم دعاؤه إلا فراراً. {فنجَّيْناه ومن معه في الفلك}: الذي أمرناه أن يصنعه بأعيننا، وقلنا له: إذا فار التنُّور؛ فاحمل فيها من كلٍّ زوجين اثنين، وأهلَك؛ إلاَّ مَن سَبَقَ عليه القول، ومَنْ آمن، ففعل ذلك، فأمر الله السماء بماءٍ منهمرٍ، وفجَّر الأرض عيوناً فالتقى الماء على أمرٍ قد قُدِرَ، وحملناهُ على ذاتِ ألواح ودُسُر، تجري بأعيننا. {وجعلناهم خلائف}: في الأرض بعد إهلاك المكذِّبين، ثم بارك الله في ذرِّيَّته وجعل ذريته هم الباقين، ونشرهم في أقطار الأرض، {وأغرقنا الذين كذبوا بآياتنا}: بعد ذلك البيان وإقامة البرهان. {فانظرْ كيف كان عاقبةُ المنذَرين}: وهو الهلاك المخزي واللعنة المتتابعة عليهم في كلِّ قرنٍ يأتي بعدهم، لا تسمع فيهم إلا لوماً، ولا ترى إلا قدحاً وذمًّا؛ فليحذر هؤلاء المكذِّبون أن يحلَّ بهم ما حلَّ بأولئك الأقوام المكذِّبين من الهلاك والخزي والنَّكال.
(73) ﴾ فَكَذَّبُوهُ ﴿ "Lalu mereka mendustakan Nuh", setelah dia me-nyeru mereka siang dan malam, diam-diam dan terang-terangan, dan seruannya hanya menyebabkan mereka semakin menjauh. ﴾ فَنَجَّيۡنَٰهُ وَمَن مَّعَهُۥ فِي ٱلۡفُلۡكِ ﴿ "Maka Kami menyelamatkannya dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera", yang Kami perintahkan kepada-nya agar dia membuatnya dengan mata (pengawasan) Kami, dan Kami katakan kepadanya, "Jika dapur pengapian telah mendidih maka angkutlah dari masing-masing jenis binatang satu pasang dan keluargamu (kecuali orang yang terkena ketetapan (takdir) terdahulu) serta orang-orang yang beriman," maka Nuh melaksa-nakannya lalu Allah menurunkan hujan deras, memancarkan mata air lalu air itu bertemu sesuai dengan perintah yang ditakdirkan, maka Kami membawanya di atas bahtera yang berjalan dengan mata (pengawasan) Kami. ﴾ وَجَعَلۡنَٰهُمۡ خَلَٰٓئِفَ ﴿ "Dan Kami jadikan mereka itu memegang kekua-saan", di bumi setelah orang-orang yang mendustakan dibinasakan kemudian Allah memberkahi anak cucunya dan menjadikan anak cucunya yang tersisa serta menebarkan mereka di muka bumi.﴾ وَأَغۡرَقۡنَا ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَاۖ ﴿ "Dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami," setelah penjelasan itu dan penegakan bukti.﴾ فَٱنظُرۡ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلۡمُنذَرِينَ ﴿ "Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu." Yakni kebinasaan yang menghinakan dan laknat yang terus menerus atas mereka pada setiap abad yang da-tang sesudah mereka. Kamu tidak mendengar pada mereka kecuali cercaan dan kamu tidak melihat kecuali celaan dan cibiran. Hen-daknya orang-orang yang mendustakan itu mewaspadai azab siksa dan kebinasaan yang bisa menimpa mereka, sebagaimana azab telah menimpa orang-orang yang mendustakan.
Ayah: 74 #
{ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْ بَعْدِهِ رُسُلًا إِلَى قَوْمِهِمْ فَجَاءُوهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا بِمَا كَذَّبُوا بِهِ مِنْ قَبْلُ كَذَلِكَ نَطْبَعُ عَلَى قُلُوبِ الْمُعْتَدِينَ (74)}.
"Kemudian sesudah Nuh, Kami utus beberapa rasul kepada kaum mereka (masing-masing), maka rasul-rasul itu datang ke-pada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka tidak hendak beriman karena mereka dahulu telah (biasa) mendustakannya. Demikianlah Kami mengunci mati hati orang-orang yang melampaui batas." (Yunus: 74).
#
{74} أي: ثم بعثنا من بعد نوح عليه السلام، {رسلاً إلى قومِهم}: المكذِّبين يدعونهم إلى الهدى ويحذِّرونهم من أسباب الرَّدى، {فجاؤوهم بالبيِّنات}؛ أي: كل نبي أيدَّ دعوته بالآيات الدالَّة على صحة ما جاء به. {فما كانوا ليؤمنوا بما كذَّبوا به من قبلُ}؛ يعني: أن الله تعالى عاقبهم حيث جاءهم الرسول فبادروا بتكذيبه، طبع الله على قلوبهم، وحال بينهم وبين الإيمان بعد أن كانوا متمكِّنين منه؛ كما قال تعالى: {ونقلِّبُ أفئِدَتَهم وأبصارهم كما لم يؤمنوا به أولَ مرَّةٍ}. ولهذا قال هنا: {كذلك نطبعُ على قلوب المعتدين}؛ أي: نختم عليها فلا يدخلها خيرٌ، وما ظلمهم الله، ولكنَّهم ظلموا أنفسهم بردِّهم الحقَّ لما جاءهم وتكذيبهم الأول.
(74) Maksudnya, kemudian Kami mengutus sesudah Nuh عليه السلام ﴾ رُسُلًا إِلَىٰ قَوۡمِهِمۡ ﴿ "beberapa rasul kepada kaum mereka (masing-masing)", yang mendustakan (ajaran Nuh), kemudian rasul-rasul itu menyeru kepada hidayah dan memperingatkan sebab-sebab kebinasaan.﴾ فَجَآءُوهُم بِٱلۡبَيِّنَٰتِ ﴿ "Maka rasul-rasul itu datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata." Maksudnya semua Nabi meno-pang dakwahnya dengan ayat-ayat yang menunjukkan kebenaran sesuatu yang didakwahkannya, ﴾ فَمَا كَانُواْ لِيُؤۡمِنُواْ بِمَا كَذَّبُواْ بِهِۦ مِن قَبۡلُۚ ﴿ "tetapi mereka tidak hendak beriman karena mereka dahulu telah (biasa) mendustakan-nya." Maksudnya, bahwa Allah menghukum mereka di mana mereka didatangi oleh seorang rasul tetapi mereka segera menyambutnya dengan pendustaan, Allah mengunci hati mereka dan menghalangi keimanan setelah sebelumnya mereka masih mungkin mendapat-kannya, sebagaimana Firman Allah, ﴾ وَنُقَلِّبُ أَفۡـِٔدَتَهُمۡ وَأَبۡصَٰرَهُمۡ كَمَا لَمۡ يُؤۡمِنُواْ بِهِۦٓ أَوَّلَ مَرَّةٖ ﴿ "Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka sebagaimana mereka belum pernah beriman kepadanya (al-Qur`an) pada permulaannya." (Al-An'am: 110). Oleh karena itu, Allah berfirman di sini ﴾ كَذَٰلِكَ نَطۡبَعُ عَلَىٰ قُلُوبِ ٱلۡمُعۡتَدِينَ ﴿ "Demikianlah Kami mengunci mati hati orang-orang yang melampaui batas." Maksudnya, Kami menutupnya dengan rapat sehingga tidak ada kebaikan yang sampai kepadanya. Allah tidak menzhalimi me-reka, akan tetapi merekalah yang menzhalimi diri mereka dengan menolak dan mendustakan kebenaran yang datang kepada mereka pertama kali.
Ayah: 75 - 93 #
{ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ مُوسَى وَهَارُونَ إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ بِآيَاتِنَا فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْمًا مُجْرِمِينَ (75) فَلَمَّا جَاءَهُمُ الْحَقُّ مِنْ عِنْدِنَا قَالُوا إِنَّ هَذَا لَسِحْرٌ مُبِينٌ (76) قَالَ مُوسَى أَتَقُولُونَ لِلْحَقِّ لَمَّا جَاءَكُمْ أَسِحْرٌ هَذَا وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُونَ (77) قَالُوا أَجِئْتَنَا لِتَلْفِتَنَا عَمَّا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا وَتَكُونَ لَكُمَا الْكِبْرِيَاءُ فِي الْأَرْضِ وَمَا نَحْنُ لَكُمَا بِمُؤْمِنِينَ (78) وَقَالَ فِرْعَوْنُ ائْتُونِي بِكُلِّ سَاحِرٍ عَلِيمٍ (79) فَلَمَّا جَاءَ السَّحَرَةُ قَالَ لَهُمْ مُوسَى أَلْقُوا مَا أَنْتُمْ مُلْقُونَ (80) فَلَمَّا أَلْقَوْا قَالَ مُوسَى مَا جِئْتُمْ بِهِ السِّحْرُ إِنَّ اللَّهَ سَيُبْطِلُهُ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ (81) وَيُحِقُّ اللَّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ (82) فَمَا آمَنَ لِمُوسَى إِلَّا ذُرِّيَّةٌ مِنْ قَوْمِهِ عَلَى خَوْفٍ مِنْ فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِمْ أَنْ يَفْتِنَهُمْ وَإِنَّ فِرْعَوْنَ لَعَالٍ فِي الْأَرْضِ وَإِنَّهُ لَمِنَ الْمُسْرِفِينَ (83) وَقَالَ مُوسَى يَاقَوْمِ إِنْ كُنْتُمْ آمَنْتُمْ بِاللَّهِ فَعَلَيْهِ تَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُسْلِمِينَ (84) فَقَالُوا عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (85) وَنَجِّنَا بِرَحْمَتِكَ مِنَ الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (86) وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى وَأَخِيهِ أَنْ تَبَوَّآ لِقَوْمِكُمَا بِمِصْرَ بُيُوتًا وَاجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ قِبْلَةً وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ (87) وَقَالَ مُوسَى رَبَّنَا إِنَّكَ آتَيْتَ فِرْعَوْنَ وَمَلَأَهُ زِينَةً وَأَمْوَالًا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّوا عَنْ سَبِيلِكَ رَبَّنَا اطْمِسْ عَلَى أَمْوَالِهِمْ وَاشْدُدْ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُوا حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ (88) قَالَ قَدْ أُجِيبَتْ دَعْوَتُكُمَا فَاسْتَقِيمَا وَلَا تَتَّبِعَانِّ سَبِيلَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ (89) وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ (90) آلْآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ (91) فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ (92) وَلَقَدْ بَوَّأْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ مُبَوَّأَ صِدْقٍ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ فَمَا اخْتَلَفُوا حَتَّى جَاءَهُمُ الْعِلْمُ إِنَّ رَبَّكَ يَقْضِي بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ (93)}.
"Kemudian sesudah rasul-rasul itu, Kami utus Musa dan Harun kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya, dengan (mem-bawa) tanda-tanda (mukjizat-mukjizat) Kami, maka mereka me-nyombongkan diri dan mereka adalah orang-orang yang berdosa. Dan tatkala telah datang kepada mereka kebenaran dari sisi Kami, mereka berkata, 'Sesungguhnya ini adalah sihir yang nyata.' Musa berkata, 'Apakah kamu mengatakan terhadap kebenaran ketika ia datang kepadamu, sihirkah ini? Padahal ahli-ahli sihir itu tidak-lah mendapat kemenangan.' Mereka berkata, 'Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya, dan supaya kamu berdua mempunyai kekuasaan di muka bumi? Kami tidak akan memper-cayai kamu berdua.' Fir'aun berkata (kepada pemuka kaumnya), 'Datangkanlah kepadaku semua ahli-ahli sihir yang pandai!' Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka, 'Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan'." (Yunus: 75-80) "Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata kepada me-reka, 'Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidakbenarannya.' Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan. Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapanNya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya). Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir'aun itu berbuat sewenang-we-nang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas. Musa berkata, 'Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakallah kepadaNya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri.' Lalu mereka berkata, 'Kepada Allah-lah kami bertawakal! Ya Rabb kami, janganlah Eng-kau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zhalim'." (Yunus: 81-85) "Dan selamatkanlah kami dengan rahmatMu dari (tipu daya) orang-orang yang kafir. Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya, 'Kalian berdua ambillah beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah shalat serta gembira-kanlah orang-orang yang beriman.' Musa berkata, 'Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia. Ya Rabb kami akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalanMu. Ya Rabb kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat siksaan yang pedih.' Allah berfirman, 'Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui'." (Yunus: 86-89) "Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam, berkatalah dia, 'Saya percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya ter-masuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).' Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang ber-buat kerusakan? Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang da-tang sesudahmu, dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia le-ngah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. Dan sesungguhnya Kami telah menempatkan Bani Israil di tempat kediaman yang bagus dan Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik. Maka mereka tidak berselisih, kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan (yang tersebut dalam Taurat). Sesungguhnya Rabbmu akan memutuskan antara mereka di Hari Kiamat tentang sesuatu yang mereka per-selisihkan itu." (Yunus: 90-93)
#
{75} أي: ثم بعثْنا من بعد هؤلاء الرسل الذين أرسلهم الله إلى القوم المكذِّبين المهلَكين {موسى}: ابن عمران كليم الرحمن أحد أولي العزم من المرسلين وأحد الكبار المقتدى بهم المنزَّل عليهم الشرائع المعظَّمة الواسعة. {و} جعلنا معه أخاه {هارون} وزيراً. بعثناهما {إلى فرعون ومَلَئِهِ}؛ أي: كبار دولته ورؤسائهم؛ لأنَّ عامتهم تَبَعٌ للرؤساء، {بآياتنا}: الدالة على صدق ما جاء به من توحيد الله والنهي عن عبادة ما سوى الله تعالى. {فاستكبروا}: عنها ظلماً وعلوًّا بعدما استيقنوها، {وكانوا قوماً مجرِمين}؛ أي: وصفهم الإجرام والتكذيب.
(75) Maksudnya, kemudian Kami mengutus (setelah para rasul yang Allah utus kepada kaum yang mendustakan yang di-binasakan) ﴾ مُّوسَىٰ ﴿ "Musa" bin Imran, Rasul yang berbicara kepada Allah (Kalimurrahman), salah seorang rasul Ulul Azmi, salah seorang Rasul besar yang diteladani oleh mereka yang mana syariat yang agung lagi luas diturunkan kepadanya, dan Kami menjadikan Harun saudaranya sebagai pendukungnya. Kami mengutus keduanya, ﴾ إِلَىٰ فِرۡعَوۡنَ وَمَلَإِيْهِۦ ﴿ "kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya." Yakni para pemimpin dan pembesar kaumnya, karena mayoritas mereka mengikuti para pemimpin ﴾ بِـَٔايَٰتِنَا ﴿ "dengan (membawa) tanda-tanda (mukjizat-mukjizat) Kami", yang menunjukkan ajaran yang dibawa-nya yaitu tauhid dan larangan menyembah selainNya. ﴾ فَٱسۡتَكۡبَرُواْ ﴿ "Maka mereka menyombongkan diri", darinya sebagai bentuk kezha-liman dan tinggi hati setelah meyakininya. ﴾ وَكَانُواْ قَوۡمٗا مُّجۡرِمِينَ ﴿ "Dan mereka adalah orang-orang yang berdosa." Allah telah memvonis me-reka sebagai orang-orang yang (bergelimang) dosa dan mendusta-kan (ajaran Nuh).
#
{76} {فلما جاءهم الحقُّ من عندنا}: الذي هو أكبر أنواع الحقِّ وأعظمُها، وهو من عند الله، الذي خضعت لعظمته الرقاب، وهو ربُّ العالمين المربِّي جميع خلقه بالنعم، فلما جاءهم الحقُّ من عند الله على يد موسى؛ ردُّوه فلم يقبلوه، و {قالوا إنَّ هذا لسحرٌ مبينٌ}: لم يكفهم قبحهم الله إعراضهم ولا ردُّهم إياه، حتى جعلوه أبطل الباطل، وهو السحر الذي حقيقته التمويه، بل جعلوه سحراً مبيناً ظاهراً، وهو الحقُّ المبين.
(76) ﴾ فَلَمَّا جَآءَهُمُ ٱلۡحَقُّ مِنۡ عِندِنَا ﴿ "Dan tatkala telah datang kepada me-reka kebenaran dari sisi Kami", yang merupakan kebenaran terbesar dan teragung. Ia dari sisi Allah yang mana seluruh leher tunduk kepada keagunganNya. Dia adalah Rabb semesta alam yang men-didik makhlukNya dengan nikmat-nikmatNya. Tatkala kebenaran dari Allah datang kepada mereka melalui Musa, maka mereka me-nolaknya dan tidak menerimanya. ﴾ قَالُوٓاْ إِنَّ هَٰذَا لَسِحۡرٞ مُّبِينٞ ﴿ "Mereka berkata, 'Sesungguhnya ini adalah sihir yang nyata'." Mereka merasa tidak cukup –semoga Allah menimpakan keburukan kepada mereka– dengan berpaling dan menolak lebih dari itu, mereka menjadikan-nya sebagai kebatilan yang paling batil yaitu sihir yang hakikat sebenarnya adalah bualan, bahkan mereka menjadikannya sebagai sihir yang jelas lagi nyata padahal sebenarnya ia adalah kebenaran yang nyata.
#
{77} ولهذا {قال} لهم {موسى} موبخاً لهم عن ردِّهم الحقَّ الذي لا يردُّه إلا أظلم الناس: {أتقولون للحقِّ لما جاءكم}؛ أي: أتقولون: إنَّه سحرٌ مبينٌ. {أسحرٌ هذا}؛ أي: فانظروا وصفه وما اشتمل عليه؛ فبمجرَّد ذلك يجزم بأنه الحق، {ولا يفلح الساحرون}: لا في الدنيا ولا في الآخرة؛ فانظروا لمن تكون له العاقبة، ولمن له الفلاحُ وعلى يديه النجاحُ، وقد علموا بعد ذلك وظهر لكلِّ أحدٍ أن موسى عليه السلام هو الذي أفلح، وفاز بظَفَر الدُّنيا والآخرة.
(77) Oleh karena itu, ﴾ قَالَ مُوسَىٰٓ ﴿ "Musa berkata", kepada me-reka sebagai bentuk pencelaan atas penolakan terhadap kebenaran yang tidak ditolak kecuali oleh orang yang paling zhalim.﴾ أَتَقُولُونَ لِلۡحَقِّ لَمَّا جَآءَكُمۡۖ ﴿ "Apakah kamu mengatakan terhadap kebenaran ketika ia datang kepadamu." Maksudnya, apakah kamu berkata bahwa ia adalah sihir yang nyata, ﴾ أَسِحۡرٌ هَٰذَا ﴿ "sihirkah ini?" Maksudnya, lihatlah sifatnya dan apa yang dikandungnya maka hanya dengan itu bisa dipastikan bahwa ia adalah kebenaran, ﴾ وَلَا يُفۡلِحُ ٱلسَّٰحِرُونَ ﴿ "padahal ahli-ahli sihir itu tidaklah mendapat kemenangan." Tidak di dunia dan tidak di akhirat. Lihatlah siapakah yang meraih akibat yang baik, siapa yang ber-untung, siapa yang berhasil, setelah itu mereka mengetahui dan setiap orang melihat bahwa Musalah yang menang dan beruntung dengan keberuntungan dunia dan akhirat.
#
{78} {قالوا} لموسى رادِّين لقوله بما لا يرد به: {أجئتنا لِتَلْفِتَنا عمَّا وَجَدْنا عليه آباءنا}؛ أي: أجئتنا لتصدَّنا عما وَجَدْنا عليه آباءنا من الشرك وعبادة غير الله وتأمرنا بأن نعبد الله وحده لا شريك له؛ فجعلوا قول آبائهم الضالين حجَّة يردُّون بها الحقَّ الذي جاءهم به موسى عليه السلام. وقوله: {وتكون لكما الكبرياءُ في الأرض}؛ أي: وجئتمونا لتكونوا أنتم الرؤساء ولتخرِجونا من أراضينا؟ وهذا تمويهٌ منهم وترويجٌ على جهالهم وتهييجٌ لعوامِّهم على معاداة موسى وعدم الإيمان به، وهذا لا يحتجُّ به من عرف الحقائق وميَّز بين الأمور؛ فإنَّ الحجج لا تُدفَعُ إلا بالحجج والبراهين، وأما من جاء بالحقِّ؛ فَرُدَّ قوله بأمثال هذه الأمور؛ فإنها تدلُّ على عجز موردها عن الإتيان بما يردُّ القول الذي جاء به خصمه؛ لأنه لو كان له حجَّة؛ لأوردها، ولم يلجأ إلى قوله: قصدك كذا أو مرادك كذا، سواء كان صادقاً في قوله وإخباره عن قصد خصمه أم كاذباً، مع أنَّ موسى عليه الصلاة والسلام كلُّ من عرف حاله وما يدعو إليه؛ عرف أنه ليس له قصدٌ في العلو في الأرض، وإنما قصده كقصد إخوانه المرسلين، هداية الخلق وإرشادهم لما فيه نفعهم. ولكن حقيقة الأمر كما نطقوا به بقولهم: {وما نحن لكما بمؤمنين}؛ أي: تكبُّراً وعناداً، لا لبطلان ما جاء به موسى وهارون، ولا لاشتباهٍ فيه، ولا لغير ذلك من المعاني سوى الظلم والعدوان وإرادة العلوِّ الذي رموا به موسى وهارون.
(78) ﴾ قَالُوٓاْ ﴿ "Mereka berkata", kepada Musa, sebagai bentuk penolakan ucapannya dengan apa yang mana dia tidak mampu untuk menolaknya. ﴾ أَجِئۡتَنَا لِتَلۡفِتَنَا عَمَّا وَجَدۡنَا عَلَيۡهِ ءَابَآءَنَا ﴿ "Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya." Maksudnya, apakah kamu datang kepada kami untuk menghalangi kami dari syirik dan ibadah kepada selain Allah yang kami dapati turun temurun dari nenek moyang kami dan memerintahkan kami agar menyembah Allah semata tanpa sekutu bagiNya. Mereka menjadikan ucapan nenek moyang mereka yang sesat sebagai hujjah yang dengannya mereka menolak kebenaran yang dibawa oleh Musa عليه السلام. Dan FirmanNya, ﴾ وَتَكُونَ لَكُمَا ٱلۡكِبۡرِيَآءُ فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Dan supaya kamu ber-dua mempunyai kekuasaan di muka bumi?" Maksudnya, kamu datang kepada kami agar kamu menjadi pemimpin dan mengusir kami dari tanah air kami? Ini adalah tipuan dari mereka, promosi terhadap kebodohan mereka dan provokasi kepada orang awam agar me-musuhi Musa dan tidak beriman kepadanya. Ini tidak dijadikan sebagai hujjah oleh orang yang mengetahui hakikat dan mampu membedakan perkara-perkara, karena hujjah tidak ditolak kecuali dengan hujjah dan bukti. Adapun orang yang hadir membawa kebenaran lalu kebena-rannya ditolak dengan ucapan yang seperti ini maka itu menunjuk-kan kelemahan orang yang menghadirkannya untuk mendatangkan argumen yang bisa menolak pendapat lawan dialognya, karena seandainya dia mempunyai hujjah, niscaya dia menurunkannya dan tidak mengucapkan, "Tujuanmu adalah begini-begini, atau targetmu adalah ini dan ini." Sama saja dia jujur atau dusta dalam ucapannya dan pemberitaannya tentang maksud lawannya, padahal setiap orang yang mengetahui keadaan Musa dan ajaran yang didakwah-kannya, niscaya dia akan mengetahui bahwa dia sama sekali tidak memiliki tujuan berkuasa di muka bumi, tujuan Musa sama dengan tujuan para rasul yang lain: memberi petunjuk dan membimbing manusia kepada apa yang bermanfaat bagi mereka. Akan tetapi perkara sebenarnya adalah apa yang mereka ungkapkan sendiri dengan ucapannya, ﴾ وَمَا نَحۡنُ لَكُمَا بِمُؤۡمِنِينَ ﴿ "Kami tidak akan mempercayai kamu berdua." Sebagai bentuk pengingkaran dan kesombongan bu-kan karena kebatilan apa yang dibawa oleh Musa dan Harun, tidak pula karena kerancuan padanya dan tidak pula karena makna-makna lainnya kecuali karena kezhaliman, permusuhan dan kekuasaan yang mereka tuduhkan kepada Musa dan Harun.
#
{79} {وقال فرعون}؛ معارضاً للحقِّ الذي جاء به موسى ومغالباً لملئِهِ وقومه: {ائتوني بكلِّ ساحر عليم}؛ أي: ماهر بالسحر متقن له. فأرسل في مدائن مصر من أتاه بأنواع السَّحرة على اختلاف أجناسهم وطبقاتهم.
(79) ﴾ وَقَالَ فِرۡعَوۡنُ ﴿ "Fir'aun berkata (kepada pemuka kaumnya)", sebagai bentuk penentangan kepada kebenaran yang dibawa oleh Musa dan menunjukkan kekuatannya di depan kaum dan pengi-kutnya, ﴾ ٱئۡتُونِي بِكُلِّ سَٰحِرٍ عَلِيمٖ ﴿ "Datangkanlah kepadaku semua ahli-ahli sihir yang pandai." Yakni ahli dan mumpuni dalam urusan sihir, maka Fir'aun meminta agar para penyihir yang mahir dalam berbagai jenis dan bentuknya dihadirkan dari seluruh penjuru Mesir.
#
{80} {فلما جاء السحرة}: للمغالبة لموسى ، {قال لهم موسى ألقوا ما أنتم ملقون}؛ أي: أيَّ شيء أردتم، لا أعيِّن لكم شيئاً، وذلك لأنَّه جازمٌ بغلبتِهِ غير مبالٍ بهم وبما جاؤوا به.
(80) ﴾ فَلَمَّا جَآءَ ٱلسَّحَرَةُ ﴿ "Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang", untuk bertarung melawan Musa, ﴾ قَالَ لَهُم مُّوسَىٰٓ أَلۡقُواْ مَآ أَنتُم مُّلۡقُونَ ﴿ "Musa berkata kepada mereka, 'Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan'." Yakni apa pun yang kamu inginkan tanpa harus aku tentukan, hal itu karena Musa yakin dapat mengalahkan mereka, tak peduli mereka dan apa yang mereka hadirkan. @
#
{81} {فلما ألقوا}: حبالَهم وعصيَّهم إذا هي كأنها حيَّاتٌ تسعى، فقال {موسى ما جئتم به السحر}؛ أي: هذا السحر الحقيقي العظيم، ولكن مع عظمته {إنَّ الله سيبطِلُه إنَّ الله لا يُصْلِحُ عمل المفسدين}؛ فإنَّهم يريدون بذلك نصر الباطل على الحق، وأيُّ فساد أعظم من هذا؟! وهكذا كل مفسد عمل عملاً واحتال كيداً أو أتى بمكرٍ؛ فإنَّ عملَه سيبطُل ويضمحلُّ، وإن حصل لعمله روجان في وقت ما؛ فإن مآله الاضمحلال والمَحْق، وأما المصلحون الذين قصدُهم بأعمالهم وجهُ الله تعالى، وهي أعمال ووسائل نافعةٌ مأمورٌ بها؛ فإنَّ الله يصلحُ أعمالهم ويرقِّيها ويُنَمِّيها على الدوام.
(81) ﴾ فَلَمَّآ أَلۡقَوۡاْ ﴿ "Maka setelah mereka lemparkan", tambang-tambang dan tongkat-tongkat mereka, maka seolah-olah ia adalah ular yang merayap. ﴾ قَالَ مُوسَىٰ مَا جِئۡتُم بِهِ ٱلسِّحۡرُۖ ﴿ "Musa berkata, 'Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir'." Ini adalah sihir yang besar, walau-pun ia besar, akan tetapi ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ سَيُبۡطِلُهُۥٓ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُصۡلِحُ عَمَلَ ٱلۡمُفۡسِدِينَ ﴿ "sesung-guhnya Allah akan menampakkan ketidakbenarannya. Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan." Karena mereka menginginkan (dengan hal tersebut) untuk mendukung kebatilan di atas kebenaran, adakah kerusakan yang lebih besar daripada ini? Begitulah setiap perusak melakukan sesuatu lalu dia membuat tipu daya dan makar, per-buatannya pasti batal dan terkikis, meskipun dalam waktu tertentu apa yang dilakukannya cukup laris, akan tetapi ujung-ujungnya adalah habis dan lenyap. Adapun orang-orang yang memperbaiki diri yang mana tujuan dari perbuatan mereka adalah Wajah Allah dan ia adalah perbuatan-perbuatan dan sarana-sarana yang berguna yang diperintahkan, maka Allah memperbaiki perbuatan mereka, menjunjungnya dan menumbuhkannya selalu.
#
{82} فألقى موسى عصاه، فتلقَّفت جميع ما صنعوا، فبطل سِحْرُهم، واضمحلَّ باطلهم. {و} أحقَّ {اللهُ الحقَّ بكلماته ولو كره المجرمون}: فألقي السحرة حين تبيَّن لهم الحقُّ، فتوعَّدهم فرعون بالصلب وتقطيع الأيدي والأرجل، فلم يبالوا بذلك، وثبتوا على إيمانهم.
(82) Musa melempar tongkatnya, ia pun melahap semua apa yang mereka bikin lalu batallah sihir mereka, lenyaplah kebatilan mereka. ﴾ وَيُحِقُّ ٱللَّهُ ٱلۡحَقَّ بِكَلِمَٰتِهِۦ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡمُجۡرِمُونَ ﴿ "Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapanNya walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya)." Maka ahli sihir itu tunduk kepada Musa ketika jelas bagi mereka kebenaran, Fir'aun mengancam mereka akan menyalib dan memotong tangan dan kaki mereka, tetapi mereka tidak gentar dan tetap teguh beriman.
#
{83} وأما فرعون ومَلَؤه وأتباعهم؛ فلم يؤمن منهم أحدٌ، بل استمرُّوا في طغيانهم يعمهون، ولهذا قال: {فما آمن لموسى إلا ذُرِّيَّةٌ من قومه}؛ أي: شباب من بني إسرائيل صبروا على الخوف لما ثبت في قلوبهم الإيمان، {على خوفٍ من فرعون ومَلَئِهم أن يفتِنَهم}: عن دينهم. {وإنَّ فرعونَ لعالٍ في الأرض}؛ أي: له القهر والغلبة فيها؛ فحقيقٌ بهم أن يخافوا من بطشته، {و} خصوصاً {إنه كان من المسرفين}؛ أي: المتجاوزين للحدِّ في البغي والعدوان. والحكمة ـ والله أعلم ـ بكونه ما آمن لموسى إلا ذُرِّيَّةٌ من قومه: أنَّ الذُّرِّيَّة والشباب أقبلُ للحقِّ وأسرع له انقياداً؛ بخلاف الشيوخ ونحوهم ممَّن تربَّى على الكفر؛ فإنهم بسبب ما مكث في قلوبهم من العقائد الفاسدة أبعد من الحقِّ من غيرهم.
(83) Adapun Fir'aun dengan kaum dan pembesarnya serta pengikut mereka maka tidak seorang pun dari mereka yang ber-iman bahkan mereka terus terlelap di dalam kesesatan mereka. Oleh karena itu Allah berfirman, ﴾ فَمَآ ءَامَنَ لِمُوسَىٰٓ إِلَّا ذُرِّيَّةٞ مِّن قَوۡمِهِۦ ﴿ "Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa)." Yakni anak-anak muda Bani Israil yang sabar dalam meng-hadapi rasa takut karena iman yang bercokol di dalam hatinya ﴾ عَلَىٰ خَوۡفٖ مِّن فِرۡعَوۡنَ وَمَلَإِيْهِمۡ أَن يَفۡتِنَهُمۡۚ ﴿ "dalam keadaan takut bahwa Fir'aun dan pe-muka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka", karena agama mereka. ﴾ وَإِنَّ فِرۡعَوۡنَ لَعَالٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Sesungguhnya Fir'aun itu berbuat semena-mena di muka bumi", maksudnya dia mempunyai kekuasaan dan kekuatan maka pantas mereka takut terhadap ancamannya, lebih-lebih karena dia ﴾ وَإِنَّهُۥ لَمِنَ ٱلۡمُسۡرِفِينَ ﴿ "termasuk orang-orang yang melampaui batas." Mak-sudnya, dia termasuk orang-orang yang melamapui batas dalam urusan melanggar dan menganiaya. Hikmah –wallahu a'lam– dari berimannya anak-anak muda dari Bani Israil kepada Musa adalah karena anak-anak muda lebih bisa menerima dan menaati kebenar-an, lain halnya dengan orang-orang tua yang hidup di atas kekufur-an, mereka lebih jauh dari kebenaran disebabkan karena keyakinan yang rusak yang ada di dalam hati mereka.
#
{84} {وقال موسى}: موصياً لقومه بالصبر، ومذكِّراً لهم ما يستعينون به على ذلك، فقال: {يا قوم إن كنتُم آمنتُم بالله}: فقوموا بوظيفة الإيمان، وعلى الله {توكَّلوا إن كنتُم مسلمينَ}؛ أي: اعتمدوا عليه والجؤوا إليه واستنصروه.
(84) ﴾ وَقَالَ مُوسَىٰ ﴿ "Musa berkata", dalam keadaan mewasiatkan kaumnya supaya bersabar, mengingatkan mereka dengan apa me-reka meminta pertolongan dalam hal itu, dia berkata, ﴾ يَٰقَوۡمِ إِن كُنتُمۡ ءَامَنتُم بِٱللَّهِ ﴿ "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah," maka lakukanlah konsekuensi iman, ﴾ تَوَكَّلُوٓاْ إِن كُنتُم مُّسۡلِمِينَ ﴿ "dan bertakwalah kepadaNya saja jika kamu benar-benar orang yang berserah diri." Maksudnya, berpe-ganglah kepadaNya, kembalilah kepadaNya dan mohonlah perto-longan kepadaNya.
#
{85} {فقالوا}: ممتثلين لذلك: {على الله توكَّلْنا ربَّنا لا تَجْعَلْنا فتنةً للقوم الظالمين}؛ أي: لا تسلطهم علينا فَيَفْتِنُونا أو يَغْلِبُونا، فَيُفْتَنُون بذلك، ويقولون: لو كانوا على حقٍّ لما غُلِبوا.
(85) ﴾ فَقَالُواْ ﴿ "Lalu mereka berkata", sebagai bentuk ketaatan dalam hal ini, ﴾ عَلَى ٱللَّهِ تَوَكَّلۡنَا رَبَّنَا لَا تَجۡعَلۡنَا فِتۡنَةٗ لِّلۡقَوۡمِ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "Kepada Allah-lah kami bertawakal ! Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zhalim." Maksudnya, janganlah Engkau men-jadikan mereka berkuasa atas kami yang akibatnya mereka akan menyiksa dan mengalahkan kami. Maka Bani Israil pun terfitnah oleh hal itu, dan mereka berkata, "Kalau mereka berpegang teguh pada kebenaran, niscaya mereka tidak dikalahkan."
#
{86} {ونجِّنا برحمتك من القوم الكافرين}: لنسلم من شرِّهم ولنقيم على ديننا على وجهٍ نتمكَّن به من إقامة شرائعه وإظهاره من غير معارض ولا منازع.
(86) ﴾ وَنَجِّنَا بِرَحۡمَتِكَ مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ ﴿ "Dan selamatkanlah kami dengan rahmatMu dari (tipu daya) orang-orang yang kafir." Agar kami selamat dari kejahatan mereka dan agar kami berdiri tegak di atas agama kami dengan baik sehingga kami mampu menegakkan dan menam-pakkan syariat tanpa penentang dan pelawan.
#
{87} {وأوحينا إلى موسى وأخيه}: حين اشتدَّ الأمر على قومهما من فرعون وقومه وحرصوا على فتنتهم عن دينهم، {أن تبوَّآ لقومكما بمصر بيوتاً}؛ أي: مروهم أن يجعلوا لهم بيوتاً يتمكَّنون به من الاستخفاء فيها، {واجعلوا بيوتَكم قبلةً}؛ أي: اجعلوها محلاًّ تصلون فيها حيث عجزتم عن إقامة الصلاة في الكنائس والبيع العامَّة. {وأقيموا الصلاة}: فإنها معونةٌ على جميع الأمور، {وبشِّر المؤمنين}: بالنصر والتأييد وإظهار دينهم؛ فإن مع العسر يسراً، إن مع العسر يسراً. وحين اشتدَّ الكرب وضاق الأمر؛ فرَّجه الله ووسعه.
(87) ﴾ وَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰ وَأَخِيهِ ﴿ "Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya", ketika keadaan pada kaumnya semakin sulit akibat ulah Fir'aun dan kaumnya, dan mereka berusaha memfitnah me-reka dari agama mereka, ﴾ أَن تَبَوَّءَا لِقَوۡمِكُمَا بِمِصۡرَ بُيُوتٗا ﴿ "kalian berdua ambillah beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu." Maksudnya, perintahkan mereka agar mendirikan rumah yang bisa mereka pakai untuk bersembunyi di dalamnya. ﴾ وَٱجۡعَلُواْ بُيُوتَكُمۡ قِبۡلَةٗ ﴿ "Dan jadikanlah rumah-rumahmu itu tempat shalat." Maksudnya, ja-dikan rumahmu tempat untuk shalat di mana kamu tidak mampu melakukannya di tempat-tempat ibadah umum. ﴾ وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَۗ ﴿ "Dan dirikanlah shalat," karena ia adalah penolong dalam segala urusan. ﴾ وَبَشِّرِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَۖ ﴿ "Serta gembirakanlah orang-orang yang beriman," dengan kemenangan, dukungan dan unggulnya agama mereka, karena akan selalu ada kemudahan di balik kesulitan-kesulitan, sesung-guhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, ketika keadaannya semakin sulit dan susah maka Allah akan menghilangkan dan me-mudahkannya.
#
{88} فلما رأى موسى القسوة والإعراض من فرعون وملئهم؛ دعا عليهم وأمَّن هارون على دعائه، فقال: {ربَّنا إنك آتيت فرعونَ وملأَهُ زينةً}: يتزينون بها من أنواع الحليِّ والثياب والبيوت المزخرفة والمراكب الفاخرة والخدام، {وأموالاً}: عظيمةً {في الحياة الدُّنيا ربَّنا لِيُضِلُّوا عن سبيلك}؛ أي: إن أموالهم لم يستعينوا بها إلاَّ على الإضلال في سبيلك فيَضِلُّون ويُضِلُّون. {ربَّنا اطمسْ على أموالهم}؛ أي: أتلفها عليهم إما بالهلاك وإما بجعلها حجارةً غير منتفع بها، {واشدُدْ على قلوبهم}؛ أي: قسِّها، {فلا يؤمنوا حتَّى يَرَوُا العذاب الأليم}: قال ذلك غضباً عليهم حيث تجرؤوا على محارم الله وأفسدوا عباد الله وصدُّوا عن سبيله، ولكمال معرفته بربِّه بأنَّ الله سيعاقبهم على ما فعلوا بإغلاق باب الإيمان عليهم.
(88) Tatkala Musa melihat Fir'aun dan kaumnya semakin keras dan menentang, maka dia mendoakan kejelekan atas mereka dan Harun mengamini doanya, dia berkata,﴾ رَبَّنَآ إِنَّكَ ءَاتَيۡتَ فِرۡعَوۡنَ وَمَلَأَهُۥ زِينَةٗ ﴿ "Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan", yang mereka pakai dari ber-bagai jenis perhiasan, pakaian, istana-istana yang indah, kendaraan yang mewah dan pelayan-pelayan. ﴾ وَأَمۡوَٰلٗا ﴿ "dan harta", yang ba-nyak, ﴾ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّواْ عَن سَبِيلِكَۖ ﴿ "dalam kehidupan dunia. Ya Rabb kami akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalanMu." Mereka tidak memakai harta mereka kecuali untuk menyesatkan orang-orang dari jalanMu, maka mereka sesat dan menyesatkan. ﴾ رَبَّنَا ٱطۡمِسۡ عَلَىٰٓ أَمۡوَٰلِهِمۡ ﴿ "Ya Rabb kami, binasakanlah harta benda mereka", maksudnya lenyapkanlah harta mereka dengan cara diludeskan atau ia dijadi-kan batu yang tidak berguna. ﴾ وَٱشۡدُدۡ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ ﴿ "Dan kunci matilah hati mereka." Yakni jadikanlah ia keras. ﴾ فَلَا يُؤۡمِنُواْ حَتَّىٰ يَرَوُاْ ٱلۡعَذَابَ ٱلۡأَلِيمَ ﴿ "Sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat siksaan yang pedih." Musa mengatakan ini karena marah kepada mereka di mana mereka berani melanggar hal-hal yang diharamkan Allah, merusak hamba-hamba Allah dan menghalang-halangi dari jalanNya, karena Musa tahu betul bahwa Allah akan menghukum mereka atas perbuatan mereka dengan menutup pintu iman atas mereka.
#
{89} {قال} الله تعالى: {قد أُجيبتْ دعوتُكما}: هذا دليلٌ على أن موسى يدعو وهارون يؤمِّن على دعائه، وإن الذي يؤمِّن يكون شريكاً للداعي في ذلك الدعاء. {فاستقيما}: على دينكما، واستمرَّا على دعوتكما، {ولا تتَّبِعانِّ سبيل الذين لا يعلمون}؛ أي: لا تتبعانِّ سبيل الجهَّال الضلاَّل، المنحرفين عن الصراط المستقيم، المتَّبعين لطرق الجحيم.
(89) ﴾ قَالَ ﴿ "Allah berfirman, ﴾ قَدۡ أُجِيبَت دَّعۡوَتُكُمَا ﴿ 'Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua." Ini adalah dalil bahwa Musa berdoa sedangkan Harun mengamini doanya, dan bahwa orang yang mengamini doa adalah rekan orang yang berdoa dalam doa itu, ﴾ فَٱسۡتَقِيمَا ﴿ "sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus", di atas agama kamu berdua dan teruslah berdakwah. ﴾ وَلَا تَتَّبِعَآنِّ سَبِيلَ ٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَ ﴿ "Dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui." Maksudnya, jangan mengikuti orang-orang bodoh yang sesat yang menyimpang dari jalan yang lurus yang mengikuti jalan Neraka Jahim.
#
{90} فأمر الله موسى أن يسري ببني إسرائيل ليلاً، وأخبره أنهم سَيَتَّبِعُونه ، وأرسل فرعونُ في المدائن حاشرين يقولون: إنَّ هؤلاء ـ أي: موسى وقومه ـ لشرذِمَةٌ قليلون. وإنَّهم لنا لغائظونَ. وإنا لجميعٌ حاذرونَ. فجمع جنودَه قاصيهم ودانيهم، فأتبعهم بجنوده بغياً وعدواً؛ أي: خروجهم باغين على موسى وقومه ومعتدين في الأرض، وإذا اشتدَّ البغي واستحكم الذنبُ؛ فانتظِر العقوبةَ. {وجاوزنا ببني إسرائيل البحر}: وذلك أنَّ الله أوحى إلى موسى لما وصل البحر أن يضرِبَه بعصاه، فضربه، فانفلق اثني عشر طريقاً، وسلكه بنو إسرائيل، وساق فرعون وجنودهم خلفهم داخلين، فلما استكمل موسى وقومُه خارجين من البحر وفرعونُ وجنودُه داخلين فيه؛ أمر الله البحر، فالتطم على فرعون وجنوده، فأغرقَهم وبنو إسرائيل ينظُرون، حتى إذا أدرك فرعونَ الغرقُ وجزم بهلاكه؛ {قال آمنتُ أنَّه لا إله إلاَّ الذي آمنتْ به بنو إسرائيلَ}: وهو الله الإله الحقُّ الذي لا إله إلا هو، {وأنا من المسلمينَ}؛ أي: المنقادين لدين الله، ولما جاء به موسى.
(90) Allah memerintahkan Musa agar membawa Bani Israil pergi di waktu malam. Allah mengabarkan bahwa mereka akan mengikutinya. Fir'aun membuat pengumuman di seluruh penjuru negeri bahwa mereka itu –Musa dan kaumnya– hanyalah segelintir orang pinggiran. Mereka marah kepada kami dan kita mewaspadai mereka. Fir'aun mengumpulkan bala tentaranya dari atasan sampai bawahan. Dia dengan bala tentaranya mengejar Bani Israil dengan kesombongan dan permusuhan, mereka hendak menangkap Musa dan membuat kerusakan di bumi. Jika kekejian telah memuncak dan dosa telah menguat maka tunggulah azab dari Allah. ﴾ وَجَٰوَزۡنَا بِبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱلۡبَحۡرَ ﴿ "Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut." Hal itu karena Allah mewahyukan kepada Musa tatkala dia sampai di laut agar memukul laut dengan tongkatnya. Musa memukulnya, maka terbelahlah dua belas jalan, Bani Israil melaluinya, Fir'aun te-rus menguntit dengan bala tentaranya di belakangnya. Ketika Musa dan kaumnya telah sampai di daratan ujung sedangkan Fir'aun dengan bala tentaranya masih di tengah laut, maka Allah memerin-tahkan kepada laut untuk menelan Fir'aun dan bala tentaranya, maka ia pun memakan Fir'aun dan bala tentaranya. Mereka teng-gelam dengan dilihat oleh Bani Israil. Manakala Fir'aun tenggelam dan dia yakin akan mati, ﴾ قَالَ ءَامَنتُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱلَّذِيٓ ءَامَنَتۡ بِهِۦ بَنُوٓاْ إِسۡرَٰٓءِيلَ ﴿ "berkatalah dia, 'Saya percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan (Rabb) yang diperca-yai oleh Bani Israil'." Yaitu Allah Rabb Yang Mahabenar, yang tiada Rabb melainkan Dia, ﴾ وَأَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ ﴿ "dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." Yakni tunduk kepada agama Allah dan ajaran yang dibawa Musa.
#
{91} قال الله تعالى مبيِّناً أنَّ هذا الإيمان في هذه الحالة غير نافع له: {آلآنَ}: تؤمن وتقرُّ برسول الله، {وقد عصيتَ قبلُ}؛ أي: بارزت بالمعاصي والكفر والتكذيب، {وكنت من المفسدينَ}: فلا ينفعُك الإيمان كما جرتْ عادةُ الله أن الكفار إذا وصلوا إلى هذه الحالة الاضطراريَّة أنَّه لا ينفعهم إيمانهم؛ لأنَّ إيمانهم صار إيماناً مشاهداً؛ كإيمان من ورد القيامة، والذي ينفعُ إنما هو الإيمان بالغيب.
(91) Allah تعالى berfirman menjelaskan bahwa iman dalam kondisi seperti ini tidaklah berguna baginya. ﴾ ءَآلۡـَٰٔنَ ﴿ "Apakah sekarang (baru kamu percaya)", beriman dan mengakui Rasul Allah,﴾ وَقَدۡ عَصَيۡتَ قَبۡلُ ﴿ "padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu." Maksud-nya, kamu terang-terangan bermaksiat, mengingkari dan mendus-takan, ﴾ وَكُنتَ مِنَ ٱلۡمُفۡسِدِينَ ﴿ "dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan?" Iman tidak berguna bagimu sebagaimana Sunnatullah yang berlaku bahwa jika orang kafir telah sampai kepada keadaan darurat ini, maka imannya tidak berguna baginya karena imannya adalah iman kepada sesuatu yang terlihat sebagaimana iman orang pada saat Kiamat tiba. Iman yang berguna itu adalah iman kepada yang ghaib.
#
{92} {فاليوم ننجِّيك ببدنِكَ لتكون لمن خلفك آيةً}: قال المفسِّرون: إنَّ بني إسرائيل لما في قلوبهم من الرعب العظيم من فرعون، كأنَّهم لم يصدِّقوا بإغراقه، وشكُّوا في ذلك، فأمر الله البحر أن يلقِيَهُ على نجوة مرتفعةٍ ببدنه؛ ليكون لهم عبرة وآية. {وإنَّ كثيراً من الناس عن آياتنا لغافلون}: فلذلك تمرُّ عليهم وتتكرَّر فلا ينتفعون بها؛ لعدم إقبالهم عليها، وأما من له عقلٌ وقلبٌ حاضر؛ فإنَّه يرى من آيات الله ما هو أكبر دليل على صحَّة ما أخبرت به الرسل.
(92) ﴾ فَٱلۡيَوۡمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنۡ خَلۡفَكَ ءَايَةٗۚ ﴿ "Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu." Ahli tafsir menyatakan bahwa Bani Israil ketika di dalam hatinya terdapat ketakutan yang sangat ter-hadap Fir'aun, maka mereka sepertinya tidak percaya kalau Fir'aun telah tenggelam, mereka meragukan itu. Maka Allah memerintah-kan laut agar melemparkan Fir'aun ke atas agar ia menjadi tanda dan pelajaran bagi mereka. ﴾ وَإِنَّ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلنَّاسِ عَنۡ ءَايَٰتِنَا لَغَٰفِلُونَ ﴿ "Dan sesung-guhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami." Oleh karena itu, tanda-tanda tersebut lewat berulang-ulang tetapi mereka tidak mengambil manfaat darinya karena mereka tidak memperhatikannya. Adapun orang dengan akal dan hati yang hadir[2] maka dia dapat melihat ayat-ayat Allah sebagai dalil terbesar atas kebenaran sesuatu yang diberitakan oleh para rasul.
#
{93} {ولقد بوَّأنا بني إسرائيل مُبَوَّأ صِدْقٍ}؛ أي: أنزلهم الله وأسكنهم في مساكن آل فرعون، وأورثهم أرضهم وديارهم، {ورزقناهم من الطيِّباتِ}: من المطاعم والمشارب وغيرهما، {فما اختلفوا}: في الحقِّ {حتَّى جاءهم العلمُ}: الموجب لاجتماعهم وائتلافهم، ولكن بغى بعضهم على بعضٍ، وصار لكثيرٍ منهم أهوية وأغراض تخالف الحقَّ، فحصل بينهم من الاختلاف شيء كثيرٌ. {إنَّ ربَّك يقضي بينَهم يوم القيامة فيما كانوا فيه يختلفون}: بحكمه العدل الناشئ عن علمه التامِّ وقدرته الشاملة. وهذا هو الداء الذي يعرض لأهل الدين الصحيح، وهو أنَّ الشيطان إذا أعجزوه أن يطيعوه في ترك الدين بالكلِّيَّة، سعى في التحريش بينهم وإلقاء العداوة والبغضاء، فحصل من الاختلاف ما هو موجبُ ذلك، ثم حصل من تضليل بعضهم لبعضٍ وعداوة بعضهم لبعض ما هو قرَّة عين اللعين، وإلا؛ فإذا كان ربُّهم واحداً ورسولهم واحداً ودينهم واحداً ومصالحهم العامة متَّفقة؛ فلأيِّ شيء يختلفون اختلافاً يفرِّق شملهم ويشتِّت أمرهم ويَحُلُّ رابطتهم ونظامهم فيفوِّتُ من مصالحهم الدينيَّة والدنيويَّة ما يفوِّت ويموت من دينهم بسبب ذلك ما يموت؟! فنسألك اللهمَّ لطفاً بعبادك المؤمنين، يجمع شملهم، ويرأبُ صدعَهم، ويردُّ قاصِيَهم على دانيهم يا ذا الجلال والإكرام!
(93) ﴾ وَلَقَدۡ بَوَّأۡنَا بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ مُبَوَّأَ صِدۡقٖ ﴿ "Dan sesungguhnya Kami telah menempatkan Bani Israil di tempat kediaman yang bagus." Maksudnya, Allah menempatkan mereka di kediaman keluarga Fir'aun dan menjadikan Bani Israil sebagai pewaris negeri dan tempat tinggal mereka. ﴾ وَرَزَقۡنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ ﴿ "Dan Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik", berupa makanan, minuman dan lain-lain, ﴾ فَمَا ٱخۡتَلَفُواْ ﴿ "maka mereka tidak berselisih", tentang kebenaran, ﴾ حَتَّىٰ جَآءَهُمُ ٱلۡعِلۡمُۚ ﴿ "kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan (yang tersebut dalam Taurat)." Yang membuat mereka bersatu dan bersepakat, akan tetapi seba-gian berbuat aniaya kepada sebagian yang lain, banyak dari mereka mempunyai ambisi dan tendensi yang menyelisihi kebenaran, maka terjadilah banyak perselisihan di kalangan mereka.﴾ إِنَّ رَبَّكَ يَقۡضِي بَيۡنَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ فِيمَا كَانُواْ فِيهِ يَخۡتَلِفُونَ ﴿ "Sesungguhnya Rabbmu akan memutuskan antara mereka di Hari Kiamat tentang sesuatu yang mereka perselisihkan itu", dengan keputusanNya yang adil yang dilandasi ilmuNya yang sem-purna dan kodratNya yang menyeluruh. Inilah penyakit yang menimpa pengikut agama yang benar yaitu ketika setan telah berputus asa untuk mereka taati secara ke-seluruhan maka dia berusaha memprovokasi dan memicu sikap kebencian dan permusuhan di antara mereka, maka terjadilah per-selisihan yang merupakan akibat dari itu. Selanjutnya sebagian me-nyatakan sebagian yang lain sesat, sebagian memusuhi sebagian yang lain, dan hal itu membuat setan yang terlaknat berbahagia, karena jika tidak (berselisih maka dia akan berduka), lalu apabila Rabb mereka adalah satu, Rasul mereka adalah satu, agama mereka adalah satu dan kepentingan umum mereka adalah satu, maka atas dasar apa mereka berbeda-beda dengan perbedaan yang memecah kesatuan mereka, memporak-porandakan barisan mereka, mem-bongkar ikatan dan tatanan mereka. Akibatnya adalah terbengka-lainya kemaslahatan mereka baik diniyah maupun duniawiyah dan matinya sebagian dari agama mereka? Kami memohon kepada-Mu ya Allah kasih sayang kepada hamba-hambaMu yang beriman, agar Engkau menyatukan barisan mereka, memperbaiki celah me-reka dan mengembalikan yang jauh kepada yang dekat dari mereka wahai pemilik kemuliaan dan kebesaran.
Ayah: 94 - 95 #
{فَإِنْ كُنْتَ فِي شَكٍّ مِمَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ فَاسْأَلِ الَّذِينَ يَقْرَءُونَ الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكَ لَقَدْ جَاءَكَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ (94) وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ فَتَكُونَ مِنَ الْخَاسِرِينَ (95)}.
"Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang sesuatu yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakan-lah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelummu. Sesung-guhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Rabbmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. Dan sekali-kali janganlah kamu termasuk orang-orang yang men-dustakan ayat-ayat Allah sehingga menyebabkanmu termasuk orang-orang yang rugi." (Yunus: 94-95).
#
{94} يقول تعالى لنبيِّه محمدٍ - صلى الله عليه وسلم -: {فإن كنتَ في شكٍّ مما أنزلنا إليك}: هل هو صحيحٌ أم غير صحيح، {فاسأل الذين يقرؤون الكتاب من قبلك}؛ أي: اسأل أهل الكتب المنصفين والعلماء الراسخين؛ فإنهم سيقرُّون لك بصدق ما أخبرت به وموافقته لما معهم. فإن قيل: إن كثيراً من أهل الكتاب من اليهود والنصارى، بل ربما كان أكثرهم ومعظمهم، كذَّبوا رسول الله، وعاندوه، وردُّوا عليه دعوته، والله تعالى أمر رسوله أن يستشهدَ بهم، وجعل شهادتَهم حجةً لما جاء به وبرهاناً على صدقه؛ فكيف يكونُ ذلك؟! فالجوابُ عن هذا من عدة أوجه: منها: أنَّ الشهادة إذا أضيفت إلى طائفةٍ أو أهل مذهبٍ أو بلدٍ ونحوهم؛ فإنَّها إنما تتناول العدول الصادقين منهم، وأما مَنْ عداهم؛ فلو كانوا أكثر من غيرهم؛ فلا عبرة فيهم؛ لأن الشهادة مبنيَّة على العدالة والصدق، قد حصل ذلك بإيمان كثيرٍ من أحبارهم الرَّبانيِّين؛ كعبد الله بن سلام وأصحا به وكثيرٍ ممَّن أسلم في وقت النبيِّ - صلى الله عليه وسلم - وخلفائه ومن بعدهم. ومنها: أن شهادة أهل الكتاب للرسول مبنيَّة على كتابهم التوراة الذي ينتسبون إليه؛ فإذا كان موجوداً في التوراة ما يوافق القرآن ويصدِّقُه ويشهدُ له بالصحَّة؛ فلو اتَّفقوا من أولهم وآخرهم على إنكار ذلك؛ لم يقدحْ بما جاء به الرسول. ومنها: أنَّ الله تعالى أمر رسوله أن يستشهد بأهل الكتاب على صحَّة ما جاءه وأظهر ذلك وأعلنه على رؤوس الأشهاد، ومن المعلوم أن كثيراً منهم من أحرص الناس على إبطال دعوة الرسول محمدٍ - صلى الله عليه وسلم -؛ فلو كان عندهم ما يردُّ ما ذكره الله؛ لأبدَوْه وأظهروه وبيَّنوه، فلما لم يكنْ شيءٌ من ذلك؛ كان عدم ردِّ المعادي وإقرار المستجيب من أدلِّ الأدلَّة على صحَّة هذا القرآن وصدقه. ومنها: أنه ليس أكثر أهل الكتاب ردَّ دعوة الرسول، بل أكثرُهم استجاب لها وانقاد طوعاً واختياراً؛ فإنَّ الرسولَ بُعِثَ وأَكْثَرُ أهل الأرض المتديِّنين أهل الكتاب ، فلم يمكثْ دينُه مدةً غير كثيرة حتى انقاد للإسلام أكثر أهل الشام ومصر والعراق وما جاورها من البلدان التي هي مقرُّ دين أهل الكتاب ولم يبقَ إلا أهل الرياسات الذين آثروا رياساتهم على الحقِّ ومَنْ تبِعَهم من العوامِّ الجهلة ومن تديَّن بدينهم اسماً لا معنى؛ كالإفرنج الذين حقيقة أمرهم أنَّهم دهريَّة منحلُّون عن جميع أديان الرسل، وإنَّما انتسبوا للدين المسيحيِّ ترويجاً لملكهم وتمويهاً لباطلهم؛ كما يعرف ذلك من عرف أحوالهم البيِّنة الظاهرة. وقوله: {لقد جاءك الحق}؛ أي: الذي لا شكَّ فيه بوجه من الوجوه، {من ربِّك فلا تكوننَّ من الممترينَ }: كقوله تعالى: {كتابٌ أُنزِلْ إليكَ فلا يكن في صدرك حرجٌ منه}.
(94) Allah تعالى berfirman kepada NabiNya, Muhammad, ﴾ فَإِن كُنتَ فِي شَكّٖ مِّمَّآ أَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ﴿ "Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang sesuatu yang Kami turunkan kepadamu," apakah ia benar atau tidak benar, ﴾ فَسۡـَٔلِ ٱلَّذِينَ يَقۡرَءُونَ ٱلۡكِتَٰبَ مِن قَبۡلِكَۚ ﴿ "maka tanya-kanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelummu." Maksudnya, tanyakan kepada ahli kitab yang obyektif dan ulama yang ilmunya mendalam, karena mereka pasti mengakui kebenaran beritamu dan bahwa ia sesuai dengan apa yang ada pada mereka. Jika dikatakan bahwa banyak dari ahli kitab Yahudi dan Nasrani bahkan mungkin kebanyakan dari mereka mendustakan Rasulullah, menentangnya dan menolak dakwahnya sedangkan Allah memerintahkan RasulNya agar menjadikan mereka saksi dan menjadikan kesaksian mereka sebagai hujjah atas apa yang dibawa-nya dan bukti atas kebenarannya, bagaimana itu bisa terjadi? Ja-wabannya dari beberapa segi: Di antaranya: Jika kesaksian disandarkan kepada kelompok orang atau pengikut aliran atau penduduk suatu daerah dan lain-lain, maka ia hanya mencakup orang-orang adil yang jujur dari mereka. Adapun selain mereka meskipun lebih banyak jumlahnya, maka mereka tidak dijadikan pedoman, karena kesaksian berpijak kepada keadilan dan kejujuran, dan hal itu telah terbukti dengan berimannya banyak rahib Rabbaniyin dari mereka, seperti Abdullah bin Salam dan kawan-kawannya dan masih banyak lagi yang ber-iman pada masa nabi dan para khalifah serta tabi'in yang sesudah mereka. Di antaranya: Bahwa kesaksian ahli kitab kepada Rasul dida-sarkan kepada kitab mereka yaitu Taurat yang mana mereka me-nisbatkan diri mereka kepadanya. Jika di dalam Taurat terdapat sesuatu yang sesuai dengan al-Qur`an, membenarkan dan mengakui keshahihannya, namun semua ahli kitab dari awal sampai akhir bersepakat mengingkari hal itu, maka hal itu tidak menodai sesuatu yang dibawa oleh Rasul. Di antaranya: Allah memerintahkan RasulNya agar menjadi-kan ahli kitab sebagai saksi atas kebenaran sesuatu yang dibawanya, Nabi menampakkan dan menunjukkan hal itu di depan khalayak umum, dan sebagaimana yang sudah diketahui bahwa kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang berusaha dengan serius mem-batalkan dakwah Rasulullah Muhammad. Jika mereka memiliki sesuatu yang bisa menangkal sesuatu yang dinyatakan Allah, nis-caya mereka akan memunculkan, menampakkan dan menjelaskan-nya. Ketika hal yang demikian itu tidak terjadi, maka tidak adanya penolakan dari musuh dan pengakuan para pengikut adalah bukti kuat atas keabsahan al-Qur`an dan kebenarannya. Di antaranya: Mayoritas ahli kitab tidak menolak dakwah Nabi, justru kebanyakan dari mereka mengikuti dan tunduk kepa-danya dengan suka rela. Rasul diutus, sementara kebanyakan pen-duduk bumi yang beragama adalah ahli kitab, sehingga dakwah Nabi tidak perlu waktu lama hingga kebanyakan penduduk Syam, Mesir, Irak dan kota-kota di sekitarnya yang merupakan pusat agama ahli kitab tunduk kepada Islam kecuali para pemegang kekuasaan yang lebih mementingkan kekuasaan di atas kebenaran dan orang-orang awam yang bodoh yang mengikuti mereka serta orang-orang yang beragama dengan agama mereka hanya sekedar nama saja bukan hakikat yang sebenarnya seperti orang-orang Eropa yang pada hakikatnya adalah Dahriyin yang tidak terikat dengan agama para rasul, mereka mengaku Nasrani hanya untuk mendukung ke-kuasaan mereka dan menutupi kebatilan mereka sebagaimana hal itu diketahui oleh orang-orang yang mengetahui keadaan mereka yang jelas lagi nyata. FirmanNya, ﴾ لَقَدۡ جَآءَكَ ٱلۡحَقُّ ﴿ "Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu", yang tidak ada keraguan padanya sedikit pun ﴾ مِن رَّبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡمُمۡتَرِينَ ﴿ "dari Rabbmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu ter-masuk orang-orang yang ragu-ragu." Seperti Firman Allah, ﴾ كِتَٰبٌ أُنزِلَ إِلَيۡكَ فَلَا يَكُن فِي صَدۡرِكَ حَرَجٞ مِّنۡهُ ﴿ "Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka jangan-lah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya." (Al-A'raf : 2).
#
{95} {ولا تكونَنَّ من الذين كذَّبوا بآيات الله فتكون من الخاسرين}: وحاصل هذا أنَّ الله نهى عن شيئين: الشكِّ في هذا القرآن، والامتراء منه. وأشد من ذلك التكذيب به، وهو آيات الله البينات، التي لا تقبل التكذيب بوجه، ورتَّب على هذا الخسار، وهو عدم الربح أصلاً، وذلك بفوات الثواب في الدنيا والآخرة، وحصول العقاب في الدنيا والآخرة، والنهي عن الشيء أمرٌ بضدِّه، فيكون أمراً بالتصديق التامِّ بالقرآن وطمأنينة القلب إليه والإقبال عليه علماً وعملاً؛ فبذلك يكون العبدُ من الرابحين، الذين أدركوا أجلَّ المطالب وأفضل الرغائب وأتمَّ المناقب، وانتفى عنهم الخسارُ.
(95) ﴾ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَتَكُونَ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ ﴿ "Dan sekali-kali janganlah kamu termasuk orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah sehingga menyebabkanmu termasuk orang-orang yang rugi." Kesim-pulannya adalah bahwa Allah melarang dua perkara: Meragukan al-Qur`an dan mempertanyakan kebenarannya, lebih buruk dari itu adalah mendustakannya. Padahal al-Qur`an itu adalah ayat-ayat Allah yang jelas yang tidak menerima pendustaan dari segi mana-pun. Allah menjadikan kerugian sebagai akibat atas hal ini yaitu ketidakberuntungan dengan pendustaan ini, dan kerugian itu de-ngan lenyapnya pahala di dunia dan akhirat dan diraihnya azab di dunia dan akhirat. Larangan terhadap sesuatu adalah perintah kepada sebaliknya, maka ini berarti perintah untuk membenarkan al-Qur`an secara sempurna, kemantapan hati kepadanya dan mem-perhatikannya dengan mengkaji dan mengamalkannya. Dengan itu seorang hamba termasuk orang-orang yang beruntung yang men-dapatkan keinginan mulia, sasaran yang berharga, dan keutamaan yang sempurna, serta kerugian menjauh darinya.
Ayah: 96 - 97 #
{إِنَّ الَّذِينَ حَقَّتْ عَلَيْهِمْ كَلِمَتُ رَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ (96) وَلَوْ جَاءَتْهُمْ كُلُّ آيَةٍ حَتَّى يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ (97)}.
"Sesungguhnya orang-orang yang kalimat (ketetapan azab) Rabbmu telah pasti terhadap mereka, tidaklah akan beriman, mes-kipun segala macam keterangan datang kepada mereka, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih." (Yunus: 96-97).
#
{96 ـ 97} يقول تعالى: {إنَّ الذين حقَّتْ عليهم كلمةُ ربِّك}؛ أي: إنهم من الضالين الغاوين أهل النار، لا بدَّ أن يصيروا إلى ما قدَّره الله وقضاه؛ فلا يؤمنون ولو جاءتهم كلُّ آية؛ فلا تزيدُهم الآيات إلا طغياناً وغيًّا إلى غيِّهم، وما ظلمهم الله ولكن ظلموا أنفسهم بردِّهم للحقِّ لما جاءهم أول مرة، فعاقبهم الله بأن طبع على قلوبهم وأسماعهم وأبصارهم فلا يؤمنوا حتى يَرَوا العذاب الأليم الذي وُعِدوا به؛ فحينئذٍ يعلمون حقَّ اليقين أنَّ ما هم عليه هو الضلال وأنَّ ما جاءتهم به الرسلُ هو الحقُّ، ولكنْ في وقتٍ لا يُجدي عليهم إيمانهم شيئاً؛ فيومئذٍ لا ينفع الذين ظلموا معذِرَتُهم ولا هم يُسْتَعْتَبون. وأما الآياتُ؛ فإنَّها تنفعُ مَنْ له قلبٌ أو ألقى السمع وهو شهيدٌ.
(96-97) Allah تعالى berfirman, ﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ حَقَّتۡ عَلَيۡهِمۡ كَلِمَتُ رَبِّكَ ﴿ "Se-sungguhnya orang-orang yang kalimat (ketetapan azab) Rabbmu telah pasti terhadap mereka." Yakni mereka termasuk orang-orang yang menyimpang, sesat dan penghuni Neraka. Mereka pasti menuju kepada apa yang ditetapkan dan ditakdirkan oleh Allah. Mereka tidak akan beriman walaupun setiap ayat datang kepadanya. Ayat-ayat Allah hanya menambah kesesatan di atas kesesatan mereka. Allah tidak menzhalimi mereka, akan tetapi merekalah yang men-zhalimi diri mereka sendiri dengan menolak kebenaran manakala ia hadir kepada mereka pertama kali, maka Allah menghukum mereka dengan menutup rapat hati, pendengaran dan penglihatan mereka. Mereka tidak beriman sehingga mereka melihat siksa yang pedih yang dijanjikan kepada mereka. Pada saat itu, mereka menge-tahui haqqul yaqin bahwa apa yang mereka pegang itulah kesesatan sebenarnya dan apa yang dibawa oleh para rasul itulah kebenaran, akan tetapi pada waktu itu iman mereka tidak lagi berguna untuk mereka. Pada hari itu dalih orang-orang zhalim tidak bermanfaat bagi mereka, dan mereka tidak diberi maaf. Adapun ayat-ayat Allah maka ia berguna bagi orang yang berhati atau dia menyimak se-dangkan dia menyaksikan.
Ayah: 98 #
{فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ آمَنَتْ فَنَفَعَهَا إِيمَانُهَا إِلَّا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّا آمَنُوا كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَمَتَّعْنَاهُمْ إِلَى حِينٍ (98)}.
"Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang ber-iman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya melainkan kaum Yunus? Tatkala mereka (Kaum Yunus itu) beriman, Kami hilang-kan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu." (Yunus: 98).
#
{98} يقول تعالى: {فلولا كانت قريةٌ}: من القرى المكذبين، {آمنتْ}: حين رأتِ العذاب، {فنفعها إيمانُها}؛ أي: لم يكن منهم أحدٌ انتفع بإيمانه حين رأى العذاب؛ كما قال تعالى عن فرعون ما تقدَّم قريباً لما قال: {آمنتُ أنَّه لا إله إلا الذي آمنت به بنو إسرائيلَ وأنا من المسلمين}، فقيل له: {آلآن وقد عصيتَ قبلُ وكنتَ من المفسدين}، وكما قال تعالى: {فلمَّا جاءهم بأسُنا قالوا آمنَّا بالله وحدَه وكَفَرْنا بما كُنَّا به مشركين. فلم يك يَنْفَعُهُم إيمانُهم لما رأوا بأسنا سُنَّةَ الله التي قد خلتْ في عباده}، وقال تعالى: {حتى إذا جاء أحدَهُم الموتُ قال ربِّ ارجعونِ. لعلِّي أعملُ صالحاً فيما تركتُ، كلاَّ}، والحكمة في هذا ظاهرةٌ؛ فإنَّ الإيمان الاضطراريَّ ليس بإيمان حقيقة، ولو صرف عنه العذاب والأمر الذي اضطره إلى الإيمان؛ لرجع إلى الكفران. وقوله: {إلاَّ قومَ يونس لما آمنوا بعدما رأوا العذاب كَشَفْنا عنهم عذابَ الخِزْي في الحياة الدُّنيا ومتعناهم إلى حين}: فهم مستَثْنَوْن من العموم السابق، ولا بدَّ لذلك من حكمة لعالم الغيب والشَّهادة لم تصلْ إلينا ولم تدرِكْها أفهامُنا؛ قال الله تعالى: {وإنَّ يونُسَ لمن المرسلين ... } إلى قوله: {فأرسلْناه إلى مائةِ ألفٍ أو يزيدونَ. فآمنوا فمتَّعْناهم إلى حينٍ}. ولعلَّ الحكمة في ذلك أنَّ غيرهم من المهلَكين لو رُدُّوا لعادوا لما نُهوا عنه، وأما قوم يونس؛ فإنَّ اللهَ أعلمَ أنَّ إيمانهم سيستمرُّ، بل قد استمرَّ فعلاً، وثبتوا عليه. والله أعلم.
(98) Allah تعالى berfirman, ﴾ فَلَوۡلَا كَانَتۡ قَرۡيَةٌ ﴿ "Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota", dari kota-kota yang mendustakan ﴾ ءَامَنَتۡ ﴿ "yang beriman", ketika melihat azab. ﴾ فَنَفَعَهَآ إِيمَٰنُهَآ ﴿ "Lalu imannya itu bermanfaat kepadanya." Maksudnya, tak seorang pun mengambil manfaat dari imannya ketika melihat azab, sebagaimana Allah ber-firman tentang Fir'aun dalam ayat yang belum jauh berlalu, ketika dia berkata, ﴾ ءَامَنتُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱلَّذِيٓ ءَامَنَتۡ بِهِۦ بَنُوٓاْ إِسۡرَٰٓءِيلَ وَأَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ 90 ﴿ "Saya percaya bahwa tidak ada Rabb melainkan Rabb yang diper-cayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." (Yunus: 90). Maka dikatakan kepadanya, ﴾ ءَآلۡـَٰٔنَ وَقَدۡ عَصَيۡتَ قَبۡلُ وَكُنتَ مِنَ ٱلۡمُفۡسِدِينَ 91 ﴿ "Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan." (Yunus: 91). Sebagaimana Firman Allah, ﴾ فَلَمَّا رَأَوۡاْ بَأۡسَنَا قَالُوٓاْ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَحۡدَهُۥ وَكَفَرۡنَا بِمَا كُنَّا بِهِۦ مُشۡرِكِينَ 84 فَلَمۡ يَكُ يَنفَعُهُمۡ إِيمَٰنُهُمۡ لَمَّا رَأَوۡاْ بَأۡسَنَاۖ سُنَّتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِي قَدۡ خَلَتۡ فِي عِبَادِهِۦۖ ﴿ "Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata, 'Kami beriman hanya kepada Allah saja dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah'. Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah Sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hambaNya." (Al-Mu`min: 84-85). Firman Allah, ﴾ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ ٱلۡمَوۡتُ قَالَ رَبِّ ٱرۡجِعُونِ 99 لَعَلِّيٓ أَعۡمَلُ صَٰلِحٗا فِيمَا تَرَكۡتُۚ كـَلَّآۚ ﴿ "(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila kema-tian datang kepada seseorang dari mereka, dia berkata, 'Ya Rabbku kemba-likanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang shalih terhadap yang telah aku tinggalkan.' Sekali-kali tidak." (Al-Mu`minun: 99-100). Hikmahnya dalam hal ini jelas karena iman yang terpaksa bu-kanlah iman yang sebenarnya karena seandainya siksa yang memak-sanya beriman dibatalkan niscaya dia kembali kepada kekufuran, FirmanNya, ﴾ إِلَّا قَوۡمَ يُونُسَ لَمَّآ ءَامَنُواْ كَشَفۡنَا عَنۡهُمۡ عَذَابَ ٱلۡخِزۡيِ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَمَتَّعۡنَٰهُمۡ إِلَىٰ حِينٖ ﴿ "Melainkan kaum Yunus? Tatkala mereka (Kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu." Kaum Yunus dikecualikan dari keumuman di atas, dan tentu pasti ada hikmah di balik itu (bagi Allah yang mengetahui yang ghaib dan yang nampak) yang tidak kita ketahui dan tidak terjang-kau oleh pemahaman kita, Allah تعالى berfirman, ﴾ وَإِنَّ يُونُسَ لَمِنَ ٱلۡمُرۡسَلِينَ 139 إِذۡ أَبَقَ إِلَى ٱلۡفُلۡكِ ٱلۡمَشۡحُونِ 140 فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ ٱلۡمُدۡحَضِينَ 141 فَٱلۡتَقَمَهُ ٱلۡحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٞ 142 فَلَوۡلَآ أَنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلۡمُسَبِّحِينَ 143 لَلَبِثَ فِي بَطۡنِهِۦٓ إِلَىٰ يَوۡمِ يُبۡعَثُونَ 144 فَنَبَذۡنَٰهُ بِٱلۡعَرَآءِ وَهُوَ سَقِيمٞ 145 وَأَنۢبَتۡنَا عَلَيۡهِ شَجَرَةٗ مِّن يَقۡطِينٖ 146 وَأَرۡسَلۡنَٰهُ إِلَىٰ مِاْئَةِ أَلۡفٍ أَوۡ يَزِيدُونَ 147 فَـَٔامَنُواْ فَمَتَّعۡنَٰهُمۡ إِلَىٰ حِينٖ 148 ﴿ "Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul, (ingatlah) ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan, kemudian ia ikut berundi lalu ia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya ia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. Kemudian Kami lemparkan ia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit. Dan Kami tum-buhkan untuknya sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus ia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anu-gerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu." (Ash-Shaffat: 139-148). Mungkin hikmahnya adalah bahwa selain mereka dari kala-ngan orang-orang yang celaka, kalau mereka dikembalikan (seperti keadaan mereka semula), niscaya mereka akan kembali kepada sesuatu yang mereka dilarang darinya. Lain halnya dengan kaum Yunus عليه السلام, Allah mengetahui bahwa iman mereka akan berlanjut bahkan memang berlanjut, dan mereka berpegang teguh padanya. Wallahu a'lam. @
Ayah: 99 - 100 #
{وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَآمَنَ مَنْ فِي الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ (99) وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تُؤْمِنَ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَجْعَلُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ (100)}.
"Dan jikalau Rabbmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang ber-iman semuanya? Dan tidak ada seorang pun yang akan beriman melainkan dengan izin Allah, dan Allah menimpakan azab kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya." (Yunus: 99-100).
#
{99} يقول تعالى لنبيِّه محمد - صلى الله عليه وسلم -: {ولو شاء ربُّك لآمن مَن في الأرض كلهم جميعاً}: بأن يلهمهم الإيمان ويوزعَ قلوبهم للتقوى؛ فقدرتُه صالحةٌ لذلك، ولكنَّه اقتضتْ حكمته أن كان بعضهم مؤمنين وبعضهم كافرين. {أفأنت تكرِهُ الناس حتى يكونوا مؤمنين}؛ أي: لا تقدِرُ على ذلك، وليس في إمكانك، ولا قدرة غير الله شيء من ذلك.
(99) Allah تعالى berfirman kepada NabiNya, Muhammad, ﴾ وَلَوۡ شَآءَ رَبُّكَ لَأٓمَنَ مَن فِي ٱلۡأَرۡضِ كُلُّهُمۡ جَمِيعًاۚ ﴿ "Dan jikalau Rabbmu menghendaki, tentu-lah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya", dengan cara mengilhamkan iman kepada mereka dan mengarahkan hati mereka kepada takwa, kodratNya layak untuk itu, akan tetapi hikmahNya menuntut ada yang beriman dan ada yang kafir. ﴾ أَفَأَنتَ تُكۡرِهُ ٱلنَّاسَ حَتَّىٰ يَكُونُواْ مُؤۡمِنِينَ ﴿ "Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?" Maksudnya kamu tidak mampu melakukan itu, hal itu di luar kemampuanmu, karena selain Allah tak ada yang mampu melakukannya.
#
{100} {وما كان لنفس أن تؤمنَ إلاَّ بإذنِ الله}: بإرادته ومشيئته وإذنه القَدَرِيِّ الشرعيِّ؛ فمن كان من الخَلْقِ قابلاً لذلك يزكو عنده الإيمان؛ وفَّقه وهداه، {ويجعلُ الرجسَ}؛ أي: الشرَّ والضلال {على الذين لا يعقلِونَ}: عن الله أوامرَهُ ونواهيه، ولا يُلقون بالاً لنصائحه ومواعظه.
(100) ﴾ وَمَا كَانَ لِنَفۡسٍ أَن تُؤۡمِنَ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ ﴿ "Dan tidak ada seorang pun yang akan beriman melainkan dengan izin Allah", dengan kehendak dan keinginanNya qadariyah dan syar'iyyah. Siapa pun makhluk yang layak untuk itu, yang mana iman tumbuh padanya maka Allah memberinya hidayah dan taufik. ﴾ وَيَجۡعَلُ ٱلرِّجۡسَ ﴿ "Dan Allah menimpa-kan azab", kese-satan dan keburukan ﴾ عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يَعۡقِلُونَ ﴿ "kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya", untuk memikirkan perin-tah-perintah dan larangan-larangan Allah, tidak mempedulikan nasihat-nasihat dan wasiat-wasiatNya.
Ayah: 101 - 103 #
{قُلِ انْظُرُوا مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا تُغْنِي الْآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لَا يُؤْمِنُونَ (101) فَهَلْ يَنْتَظِرُونَ إِلَّا مِثْلَ أَيَّامِ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِهِمْ قُلْ فَانْتَظِرُوا إِنِّي مَعَكُمْ مِنَ الْمُنْتَظِرِينَ (102) ثُمَّ نُنَجِّي رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا كَذَلِكَ حَقًّا عَلَيْنَا نُنْجِ الْمُؤْمِنِينَ (103)}.
"Katakanlah, 'Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.' Tidaklah mereka menunggu-nunggu melainkan (kejadian-kejadian) yang sama dengan kejadian-kejadian (yang menimpa) orang-orang yang telah terdahulu sebelum mereka. Katakanlah, 'Maka tunggu-lah, sesungguhnya aku pun termasuk orang-orang yang menunggu bersama kamu.' Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban atas Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman." (Yunus: 101-103).
#
{101} يدعو تعالى عباده إلى النظر لما في السماوات والأرض، والمراد بذلك نظر الفكر والاعتبار والتأمُّل لما فيها وما تحتوي عليه والاستبصار؛ فإن في ذلك لآياتٍ لقوم يؤمنون وعبراً لقوم يوقنون، تدلُّ على أنَّ الله وحده المعبود المحمود ذو الجلال والإكرام والأسماء والصفات العظام، {وما تُغني الآياتُ والنُّذُر عن قوم لا يؤمنون}؛ فإنهم لا ينتفعون بالآيات؛ لإعراضهم وعنادهم.
(101) Allah mengajak hamba-hambaNya agar melihat se-suatu yang ada di langit dan di bumi, maksudnya adalah melihat dengan merenungkan, memikirkan dan mengambil pelajaran ter-hadap apa yang ada padanya dan apa yang dikandungnya, karena di dalamnya terdapat tanda-tanda bagi kaum yang beriman dan pelajaran bagi kaum yang meyakini. Ia menunjukkan bahwa hanya-lah Allah semata yang disembah, yang dipuji, Pemilik keagungan dan kebesaran, dan Pemilik Asma` dan Sifat yang agung.﴾ وَمَا تُغۡنِي ٱلۡأٓيَٰتُ وَٱلنُّذُرُ عَن قَوۡمٖ لَّا يُؤۡمِنُونَ ﴿ "Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman." Mereka tidak mengambil manfaat dari ayat-ayat Allah karena me-reka berpaling dan menyombongkan diri.
#
{102 ـ 103} {فهل ينتظرون إلاَّ مثلَ أيام الذين خَلَوْا من قبلهم}؛ أي: فهل ينتظر هؤلاء الذين لا يؤمنون بآيات الله بعدَ وضوحها إلاَّ مثلَ أيام الذين خَلَوْا من قبلهم؛ أي: من الهلاك والعقاب؛ فإنَّهم صنعوا كصنيعهم، وسنةُ الله جاريةٌ في الأولين والآخرين. {قُلْ فانتظِروا إني معكم من المنتظرين}: فستعلمون لمَن تكون له العاقبة الحسنةُ والنجاةُ في الدنيا والآخرة. وليست إلاَّ للرسل وأتباعهم، ولهذا قال: {ثم نُنَجِّي رسلنا والذين آمنوا}: من مكاره الدنيا والآخرة وشدائدهما. {كذلك حقًّا علينا}: أوجبناه على أنفسنا، {نُنْجِ المؤمنين}: فإنَّ الله يدافعُ عن الذين آمنوا؛ فإنَّه بحسب ما مع العبد من الإيمان؛ تحصُلُ له النجاة من المكاره.
(102-103) ﴾ فَهَلۡ يَنتَظِرُونَ إِلَّا مِثۡلَ أَيَّامِ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِهِمۡۚ ﴿ "Tidaklah me-reka menunggu-nunggu melainkan (kejadian-kejadian) yang sama dengan kejadian-kejadian (yang menimpa) orang-orang yang telah terdahulu se-belum mereka." Maksudnya, tidaklah orang-orang yang tidak beriman itu menunggu-nunggu ayat-ayat Allah setelah ia jelas melainkan seperti orang-orang yang berlalu sebelum mereka yaitu hari-hari kebinasaan dan azab, karena mereka melakukan yang mereka la-kukan dan Sunnatullah berlaku untuk orang-orang terdahulu dan yang datang berikutnya. ﴾ قُلۡ فَٱنتَظِرُوٓاْ إِنِّي مَعَكُم مِّنَ ٱلۡمُنتَظِرِينَ ﴿ "Katakanlah, 'Maka tunggulah, sesungguhnya aku pun termasuk orang-orang yang menunggu bersama kamu'." Kamu akan mengetahui siapa yang akan mendapatkan akhir yang baik dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ia hanya untuk para Rasul dan pengikut-pengikutnya. Oleh karena itu, Dia berfirman, ﴾ ثُمَّ نُنَجِّي رُسُلَنَا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْۚ ﴿ "Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman", dari kesulitan dan marabahaya dunia dan akhirat. ﴾ كَذَٰلِكَ حَقًّا عَلَيۡنَا ﴿ "Demikianlah menjadi kewajiban atas Kami", yang Kami wajibkan atas Diri Kami ﴾ نُنجِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ﴿ "menyelamatkan orang-orang yang beriman." Allah membela orang-orang yang beriman, berdasarkan keimanan yang dimiliki oleh seorang hamba, maka tercapailah keselamatan untuknya dari mara-bahaya.
Ayah: 104 - 106 #
{قُلْ يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي شَكٍّ مِنْ دِينِي فَلَا أَعْبُدُ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ أَعْبُدُ اللَّهَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (104) وَأَنْ أَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (105) وَلَا تَدْعُ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَ فَإِنْ فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِنَ الظَّالِمِينَ (106)}.
"Katakanlah (wahai Muhammad), 'Hai manusia, jika kamu masih dalam keragu-raguan tentang agamaku, maka (ketahuilah) aku tidak menyembah yang kalian sembah selain Allah, tetapi aku menyembah Allah yang akan mematikan kamu, dan aku telah di-perintah supaya termasuk orang-orang yang beriman.' Dan (aku telah diperintah), 'Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik. Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudarat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zha-lim'." (Yunus: 104-106).
#
{104} يقول تعالى لنبيِّه محمدٍ - صلى الله عليه وسلم - سيد المرسلين وإمام المتقين وخير الموقنين: {قل يا أيُّها الناس إن كنتُم في شكٍّ من ديني}؛ أي: في ريب واشتباه؛ فإني لست في شكٍّ منه، بل لديَّ العلم اليقيني أنه الحقُّ وأن ما تدعون من دون الله باطلٌ، ولي على ذلك الأدلَّةُ الواضحةُ والبراهينُ الساطعةُ، ولهذا قال: {فلا أعبدُ الذين تعبدونَ من دون الله}: من الأنداد والأصنام وغيرهما؛ لأنها لا تَخْلُقُ ولا ترزقُ ولا تدبِّر شيئاً من الأمور، وإنما هي مخلوقةٌ مسخَّرة ليس فيها ما يقتضي عبادتها. {ولكنْ أعبدُ الله الذي يتوفَّاكم}؛ أي: هو الله الذي خلقكم، وهو الذي يميتكم ثم يبعثكم ليجازيكم بأعمالكم؛ فهو الذي يستحقُّ أن يُعبد، ويصلَّى له، [ويخضع]، ويسجد، {وأمِرْتُ أن أكون من المؤمنين}.
(104) Allah تعالى berfirman kepada NabiNya, Muhammad Sayyidil Mursalin, Imamul Muttaqin dan Khairul Muqinin, ﴾ قُلۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِن كُنتُمۡ فِي شَكّٖ مِّن دِينِي ﴿ "Katakanlah, 'Hai manusia, jika kamu masih dalam keragu-raguan tentang agamaku," yakni dalam kebimbangan dan kerancuan, maka aku tidak ragu darinya bahkan aku mempunyai ilmu yang yakin bahwa ia adalah kebenaran, dan sesuatu yang kamu sembah selain Allah adalah batil, dan dalam hal itu aku memiliki bukti-bukti kuat dan alasan-alasan yang jelas. Oleh karena itu, dia berkata, ﴾ فَلَآ أَعۡبُدُ ٱلَّذِينَ تَعۡبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ ﴿ "Maka (ketahuilah) aku tidak menyembah yang kalian sembah selain Allah", dalam bentuk berhala-berhala, sekutu-sekutu dan lain-lain, karena ia tidak menciptakan, tidak memberi rizki dan tidak mengatur perkara apa pun, ia hanya makhluk yang diatur yang padanya tidak terdapat sesuatu yang menjadikannya berhak untuk disembah. ﴾ وَلَٰكِنۡ أَعۡبُدُ ٱللَّهَ ٱلَّذِي يَتَوَفَّىٰكُمۡۖ ﴿ "Tetapi aku menyembah Allah yang akan mematikan kamu." Dia-lah Allah yang menciptakan-mu, Dia pula yang mematikanmu kemudian membangkitkanmu untuk membalas perbuatanmu, Dia-lah yang berhak untuk disem-bah, dilaksanakan shalat untuknya, dipatuhi dan disujudi. ﴾ وَأُمِرۡتُ أَنۡ أَكُونَ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ﴿ "Dan aku telah diperintah supaya termasuk orang-orang yang beriman."
#
{105} {وأن أقِمْ وجهكَ للدين حنيفاً}؛ أي: أخلص أعمالك الظاهرة والباطنة لله، وأقم جميع شرائع الدين، {حنيفاً}؛ أي: مقبلاً على الله معرضاً عما سواه. {ولا تكوننَّ من المشركين}: لا في حالهم ولا تكنْ معهم.
(105) ﴾ وَأَنۡ أَقِمۡ وَجۡهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفٗا ﴿ "Dan (aku telah diperintah), 'Ha-dapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas." Maksudnya, ikhlaskanlah perbuatanmu lahir dan batin untuk Allah, tegakkan-lah seluruh syariat agama ﴾ حَنِيفٗا ﴿ "dengan tulus dan ikhlash" mengha-dapkan diri kepada Allah dan berpaling dari selainNya. ﴾ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ﴿ "Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik", jangan seperti keadaan mereka dan jangan bersama mereka.
#
{106} {ولا تدعُ من دون الله ما لا ينفعُك ولا يضرُّك}: وهذا وصفٌ لكلِّ مخلوق أنه لا ينفع ولا يضرُّ، وإنما النافع الضارُّ هو الله تعالى. {فإن فعلت}؛ أي: دعوت من دون الله ما لا ينفعك ولا يضرك، {فإنَّك إذاً} لمن {الظالمين}؛ أي: الضارين أنفسهم بإهلاكها، وهذا الظلم هو الشرك؛ كما قال تعالى: {إنَّ الشِّرك لظلمٌ عظيمٌ}: فإذا كان خيرُ الخلق لو دعا مع الله غيره؛ لكان من الظالمين المشركين؛ فكيف بغيره؟!
(106) ﴾ وَلَا تَدۡعُ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَنفَعُكَ وَلَا يَضُرُّكَۖ ﴿ "Dan janganlah kamu me-nyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudarat kepadamu selain Allah." Ini adalah sifat setiap makhluk. Ia tidak mendatangkan manfaat dan mudarat. Dzat yang melakukan itu hanyalah Allah. ﴾ فَإِن فَعَلۡتَ ﴿ "Sebab jika kamu berbuat (yang demikian) itu", yakni kamu beribadah kepada selain Allah yang tidak men-datangkan manfaat dan mudarat untukmu, ﴾ فَإِنَّكَ إِذٗا مِّنَ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zhalim." Maksudnya, yang merugikan dirinya sendiri dengan mencelaka-kannya. Kezhaliman ini adalah kesyirikan, sebagaimana Firman Allah, ﴾ إِنَّ ٱلشِّرۡكَ لَظُلۡمٌ عَظِيمٞ 13 ﴿ "Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar ke-zhaliman yang besar." (Luqman: 13). Jika sebaik-baik makhluk seandainya dia beribadah kepada selain Allah bersama Allah, maka dia termasuk orang-orang zha-lim lagi musyrik, maka bagaimana dengan selainnya?
Ayah: 107 #
{وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (107)}.
"Jika Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu, ma-ka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagimu, maka tak ada yang dapat menolak karuniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya, dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Yunus: 107).
#
{107} هذا من أعظم الأدلَّة على أن الله وحده المستحقُّ للعبادة؛ فإنَّه النافع الضارُّ المعطي المانع الذي إذا مسَّ بضُرٍّ كفقر ومرض ونحوها: {فلا كاشف له إلاَّ هو}: لأن الخلق لو اجتمعوا على أن ينفعوا بشيء لم ينفعوا إلا بما كتبه الله ولو اجتمعوا على أن يضرُّوا أحداً؛ لم يقدروا على شيء من ضرره إذا لم يرده [اللهُ]. ولهذا قال: {وإن يُرِدْكَ بخيرٍ فلا رادَّ لفضله}؛ أي: لا يقدر أحدٌ من الخلق أن يردَّ فضله وإحسانه؛ كما قال تعالى: {ما يَفْتَح الله للناس من رحمةٍ فلا مُمْسِكَ لها وما يُمْسِك فلا مرسِلَ له من بعده}. {يصيبُ به مَن يشاء مِن عباده}؛ أي: يختص برحمته من شاء من خلقه والله ذو الفضل العظيم، {وهو الغفور}: لجميع الزَّلات، الذي يوفِّق عبده لأسباب مغفرته، ثم إذا فعلها العبد؛ غفر الله ذنوبه كبارها وصغارها، {الرحيمُ}: الذي وسعت رحمتُه كلَّ شيء ووصل جودُه إلى جميع الموجودات؛ بحيث لا تستغني عن إحسانه طرفة عين. فإذا عرف العبد بالدليل القاطع أن الله هو المنفرد بالنعم وكشف النقم وإعطاء الحسنات وكشف السيئات والكربات، وأنَّ أحداً من الخلق ليس بيده من هذا شيءٌ إلا ما أجراه الله على يده؛ جزم بأنَّ الله هو الحقُّ وأن ما يدعون من دونه هو الباطلُ ولهذا لما بين الدليل الواضح؛ قال بعده:
(107) Ini termasuk dalil paling besar bahwa hanya Allah semata yang berhak untuk disembah karena Dia yang mendatang-kan manfaat dan mudarat, yang memberi dan yang tidak memberi, yang mana jika ada kesulitan menimpa seperti kemiskinan, penyakit dan lain-lain ﴾ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَۖ ﴿ "maka tidak ada yang dapat menghi-langkannya kecuali Dia." Karena jika seluruh makhluk berkumpul untuk memberi manfaat, maka mereka tidak akan dapat memberi manfaat kecuali apa yang telah ditulis oleh Allah, jika mereka hen-dak memudaratkan seseorang maka mereka tidak akan mampu melakukannya jika Allah tidak berkehendak. Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ وَإِن يُرِدۡكَ بِخَيۡرٖ فَلَا رَآدَّ لِفَضۡلِهِۦۚ ﴿ "Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagimu, maka tak ada yang dapat menolak karuniaNya." Maksudnya, tak seorang makhluk pun mampu menolak kebaikan dan karunia-Nya sebagaimana FirmanNya, ﴾ مَّا يَفۡتَحِ ٱللَّهُ لِلنَّاسِ مِن رَّحۡمَةٖ فَلَا مُمۡسِكَ لَهَاۖ وَمَا يُمۡسِكۡ فَلَا مُرۡسِلَ لَهُۥ مِنۢ بَعۡدِهِۦۚ ﴿ "Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya, dan apa saja yang ditahan oleh Allah, maka tidak seorang pun yang sanggup untuk melepas-kannya sesudah itu." (Fathir: 2). ﴾ يُصِيبُ بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦۚ ﴿ "Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya." Maksudnya, Dia mengkhususkan rahmatNya kepada hamba-hambaNya yang di-kehendakiNya, dan Allah adalah pemilik karunia yang agung. ﴾ وَهُوَ ٱلۡغَفُورُ ﴿ "Dan Dia-lah Yang Maha Pengampun", terhadap seluruh kesalahan, yang memberi taufik kepada hamba-hambaNya kepada sebab-sebab ampunanNya kemudian jika hamba tersebut melaku-kannya, maka Dia mengampuni dosa-dosanya yang besar dan yang kecil. ﴾ ٱلرَّحِيمُ ﴿ "Lagi Maha Penyayang." Yang rahmatNya meliputi segala sesuatu, kemurahanNya dirasakan oleh semua yang ada di mana tidak ada yang tidak memerlukan kebaikanNya sedetik pun. Jika seorang hamba mengetahui dengan dalil yang kuat bahwa hanya Allah Pemberi segala nikmat, pengangkat segala kesulitan, Pemberi kebaikan, Penolak kesengsaraan dan marabahaya dan bahwa tak seorang pun makhluk yang memiliki sedikit pun dari semua itu kecuali apa yang Allah titipkan melalui tanganNya, maka dia pasti memastikan bahwa Allah-lah yang haq dan sesuatu yang selainNya adalah batil. Oleh karena itu, ketika Dia menjelaskan dalil yang jelas, maka Dia berfirman setelahNya,
Ayah: 108 - 109 #
{قُلْ يَاأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِوَكِيلٍ (108) وَاتَّبِعْ مَا يُوحَى إِلَيْكَ وَاصْبِرْ حَتَّى يَحْكُمَ اللَّهُ وَهُوَ خَيْرُ الْحَاكِمِينَ (109)}.
"Katakanlah (wahai Muhammad), 'Hai manusia, sesungguh-nya telah datang kepadamu kebenaran (al-Qur`an) dari Rabbmu, sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguh-nya (petunjuk itu) untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya itu mencelakakan di-rinya sendiri. Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu.' Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan, dan Dia adalah Hakim yang se-baik-baiknya." (Yunus: 108-109).
#
{108} أي: {قل}: يا أيها الرسول لما تبيَّن البرهان: {يا أيها الناس قد جاءكم الحقُّ من ربِّكم}؛ أي: الخبر الصادق المؤيَّد بالبراهين الذي لا شكَّ فيه بوجهٍ من الوجوه، وهو واصلٌ إليكم من ربِّكم، الذي من أعظم تربيته لكم أن أنزل إليكم هذا القرآن، الذي فيه تبيانٌ لكلِّ شيء، وفيه من أنواع الأحكام والمطالب الإلهية والأخلاق المَرْضِيَّة ما فيه أعظم تربيةٍ لكم وإحسانٍ منه إليكم؛ فقد تبيَّن الرشد من الغي، ولم يبقَ لأحدٍ شبهة. {فمن اهتدى}: بهدى الله؛ بأن علم الحقَّ وتفهَّمه وآثره على غيره فلنفسه. والله تعالى غنيٌّ عن عباده، وإنَّما ثمرة أعمالهم راجعةٌ إليهم. {ومن ضلَّ}: عن الهدى؛ بأن أعرض عن العلم بالحقِّ أو عن العمل به، {فإنما يَضِلُّ عليها}: ولا يضرُّ الله شيئاً فلا يضر إلا نفسه. {وما أنا عليكم بوكيل}: فأحفظُ أعمالكم وأحاسبكم عليها، وإنَّما أنا لكم نذيرٌ مبينٌ، والله عليكم وكيلٌ؛ فانظروا لأنفسكم ما دمتم في مدة الإمهال.
(108) Maksudnya, ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah", hai Rasul ketika bukti telah jelas, ﴾ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَكُمُ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكُمۡۖ ﴿ "Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu kebenaran (al-Qur`an) dari Rabbmu." Yakni be-rita yang benar yang didukung dengan bukti-bukti yang tidak ada keraguan padanya sedikit pun dalam bentuk apa pun yang hadir kepadamu dari Rabbmu, yang merupakan salah satu bentuk tarbi-yahNya yang besar bagi kalian, bahwa Dia menurunkan al-Qur`an ini, yang berisi penjelasan tentang segala sesuatu. Di dalamnya ter-kandung hukum-hukum dan tuntutan-tuntutan Ilahiyah, akhlak yang diridhai yang membuktikan besarnya nikmat pengaturan dan perhatianNya kepadamu. Sesungguhnya telah jelas jalan yang be-nar daripada jalan yang sesat, tak tersisa syubhat bagi seorang pun. ﴾ فَمَنِ ٱهۡتَدَىٰ ﴿ "Sebab itu barangsiapa yang mendapat petunjuk", dengan hidayah Allah, dengan mengetahui kebenaran, memahaminya dan mementingkannya di atas selainnya maka ia untuk dirinya. Allah Mahakaya terhadap hamba-hambaNya, dan buah amal perbuatan-nya kembali kepadanya. ﴾ وَمَن ضَلَّ ﴿ "Dan barangsiapa yang sesat", dari petunjuk yaitu dengan berpaling dari ilmu tentang kebenaran atau dari mengamalkannya, ﴾ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيۡهَاۖ ﴿ "maka sesungguhnya kesesatan-nya itu mencelakakan dirinya sendiri." Tidak sedikit pun merugikan Allah, ia hanya merugikan dirinya sendiri. ﴾ وَمَآ أَنَا۠ عَلَيۡكُم بِوَكِيلٖ ﴿ "Dan aku bukanlah seorang penjaga terhadap dirimu." Aku menjaga dan menghisab amalmu, aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata, dan Allah-lah yang menjagamu, pikirkanlah untuk dirimu sendiri selama kamu masih dalam tempo penangguhan.
#
{109} {واتبع}: أيها الرسول ما أوحي إليك علماً وعملاً وحالاً ودعوةً إليه، {واصبرْ}: على ذلك؛ فإنَّ هذا أعلى أنواع الصبر، وإنَّ عاقبته حميدةٌ؛ فلا تكسل ولا تضجر، بل دُمْ على ذلك واثبتْ، {حتى يحكم الله}: بينك وبين مَنْ كذَّبك. {وهو خير الحاكمين}: فإنَّ حكمه مشتملٌ على العدل التامِّ والقِسْط الذي يُحمد عليه. وقد امتثل - صلى الله عليه وسلم - أمر ربِّه، وثبت على الصراط المستقيم، حتى أظهر الله دينه على سائر الأديان، ونصره على أعدائه بالسيف والسنان، بعدما نصره الله عليهم بالحجَّة والبرهان، فلله الحمدُ والثناء الحسن كما ينبغي لجلاله وعظمته وكماله وسعة إحسانه.
(109) ﴾ وَٱتَّبِعۡ ﴿ "Dan ikutilah" wahai Rasul apa yang Allah wah-yukan kepadamu dari segi ilmu, amal, keadaan, dan dakwah kepa-danya. ﴾ وَٱصۡبِرۡ ﴿ "Dan bersabarlah" atas itu, karena ini adalah bentuk kesabaran tertinggi dan bahwa hasil akhirnya sangatlah terpuji. Jangan malas dan jangan mengeluh, teguhkanlah dirimu atas itu, ﴾ حَتَّىٰ يَحۡكُمَ ٱللَّهُۚ ﴿ "hingga Allah memberi keputusan", di antara kamu dengan orang-orang yang mendustakanmu. ﴾ وَهُوَ خَيۡرُ ٱلۡحَٰكِمِينَ ﴿ "Dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya." Karena hukumNya pasti adil secara sempurna dan dipuji karenanya. Nabi telah menaati perintah Allah, dia teguh di atas jalan yang lurus sehingga Allah memenangkan agamanya atas agama-agama yang lain, dan menolongnya atas musuh-musuhnya dengan pedang dan tombak setelah sebelumnya menolongnya dengan argumen dan bukti. Segala puji bagi Allah sebagaimana yang patut bagi keagungan, kebesaran, kesempur-naan dan keluasan kebaikanNya.
Selesai tafsir surat Yunus. Alhamdulillahi Rabbil 'alamin.