Ayah:
TAFSIR SURAT AL-A’RAF ( Tempat Tertinggi )
TAFSIR SURAT AL-A’RAF ( Tempat Tertinggi )
Makkiyah
Ayah: 1 - 7 #
{المص (1) كِتَابٌ أُنْزِلَ إِلَيْكَ فَلَا يَكُنْ فِي صَدْرِكَ حَرَجٌ مِنْهُ لِتُنْذِرَ بِهِ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ (2) اتَّبِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ (3) وَكَمْ مِنْ قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا فَجَاءَهَا بَأْسُنَا بَيَاتًا أَوْ هُمْ قَائِلُونَ (4) فَمَا كَانَ دَعْوَاهُمْ إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا إِلَّا أَنْ قَالُوا إِنَّا كُنَّا ظَالِمِينَ (5) فَلَنَسْأَلَنَّ الَّذِينَ أُرْسِلَ إِلَيْهِمْ وَلَنَسْأَلَنَّ الْمُرْسَلِينَ (6) فَلَنَقُصَّنَّ عَلَيْهِمْ بِعِلْمٍ وَمَا كُنَّا غَائِبِينَ (7)}.
"Alif lam mim shad. Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu ka-renanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang-orang kafir) dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman. Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selainNya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya). Betapa banyaknya negeri yang telah Kami binasakan, maka datanglah siksaan Kami (menimpa penduduk)nya di waktu mereka berada di malam hari, atau di waktu mereka sedang beristirahat di tengah hari. Maka tidaklah ada keluhan mereka di waktu datang kepada mereka siksaan Kami, kecuali mengatakan, 'Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zhalim.' Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (Kami). Maka sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada mereka (apa-apa yang telah mereka perbuat), sedang (Kami) mengetahui (keadaan mereka), dan Kami sekali-kali tidak jauh (dari mereka)." (Al-A'raf: 1-7).
#
{1 ـ 2} يقول تعالى لرسوله محمد - صلى الله عليه وسلم - مبيناً له عظمة القران: {كتابٌ أنْزِلَ إليك}؛ أي: كتابٌ جليلٌ حوى كلَّ ما يحتاج إليه العباد وجميع المطالب الإلهيَّة والمقاصد الشرعيَّة محكماً مفصلاً. فلا يكنْ في صدرِكَ منه {حَرَجٌ}؛ أي: ضيقٌ وشكٌّ واشتباهٌ، بل لتعلمْ أنه تنزيلٌ من حكيم حميد، لا يأتيه الباطل من بين يديه ولا من خلفه ، فلينشرِحْ له صدرُك، ولتطمئنَّ به نفسُك، ولْتصدعْ بأوامره ونواهيه، ولا تخش لائماً ومعارضاً؛ {لتنذرَ به}: الخلق وتَعِظهم وتذكِّرهم فتقوم الحجة على المعاندين، {و} ليكنْ {ذكرى للمؤمنينَ}؛ كما قال تعالى: {وذكِّرْ فإنَّ الذِّكرى تنفعُ المؤمنينَ}: يتذكَّرون به الصراط المستقيم، وأعماله الظاهرة والباطنة، وما يحول بين العبد وبين سلوكه.
(1-2) Allah تعالى berfirman kepada RasulNya, menjelaskan keagungan al-Qur`an kepadanya, ﴾ كِتَٰبٌ أُنزِلَ إِلَيۡكَ ﴿ "Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu." Yakni kitab mulia yang memuat segala sesuatu yang dibutuhkan oleh semua hamba, dan seluruh tuntutan-tuntutan ilahiyah, serta tujuan-tujuan syar'i yang akurat lagi ter-perinci. Maka janganlah ada rasa di dadamu karenanya, ﴾ حَرَجٞ ﴿ "ke-sempitan." Yakni kesulitan, keraguan dan kebimbangan. Bahkan agar kamu mengetahui bahwa ia diturunkan dari Dzat Yang Maha-bijaksana lagi Maha terpuji. Tidak ada kebatilan yang datang dari hadapanNya dan tidak pula dari belakangNya. Oleh karena itu hendaknya dadamu menjadi lapang karenanya, jiwamu menjadi tenang dengannya, dan kamu mau menjelaskan perintah-perintah dan larangan-larangannya (kepada para hamba). Jangan takut ke-pada orang yang mencela dan menentang, ﴾ لِتُنذِرَ بِهِۦ ﴿ "supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu", kepada seluruh manusia, kamu menasihati dan mengingatkan mereka, sehingga hujjah menjadi tegak atas orang-orang yang menentang, ﴾ وَذِكۡرَىٰ لِلۡمُؤۡمِنِينَ ﴿ "dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman." Sebagaimana Firman Allah تعالى, ﴾ وَذَكِّرۡ فَإِنَّ ٱلذِّكۡرَىٰ تَنفَعُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ 55 ﴿ "Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringa-tan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman." (Adz-Dzariyat: 55). Dengan kitab itu mereka mengingat jalan yang lurus, amal-amal mereka yang lahir maupun yang batin, dan apa yang menjadi penghalang bagi hamba untuk menitinya."
#
{3} ثم خاطب الله العباد، ولفتهم إلى الكتاب، فقال: {اتَّبِعوا ما أنزِلَ إليكم من ربِّكم}؛ أي: الكتاب الذي أريد إنزاله لأجلكم، وهو {من ربِّكم}، الذي يريد أن يُتِمَّ تربيتَه لكم، فأنزل عليكم هذا الكتاب الذي إن اتبعتموه كملتْ تربيتُكم وتمَّتْ عليكم النعمةُ وهُديتم لأحسن الأعمال والأخلاق ومعاليها، {ولا تتَّبِعوا من دونِهِ أولياءَ}؛ أي: تتولَّونهم، وتتَّبعون أهواءهم، وتتركون لأجلها الحقَّ، {قليلاً ما تَذَكَّرونَ}: فلو تذكَّرتم وعرفتم المصلحة؛ لما آثرتُم الضارَّ على النافع والعدوَّ على الولي.
(3) Kemudian Allah berbicara kepada hamba-hambaNya dan mengarahkan pandangan mereka kepada kitab ini. Dia berfir-man, ﴾ ٱتَّبِعُواْ مَآ أُنزِلَ إِلَيۡكُم مِّن رَّبِّكُمۡ ﴿ "Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu." Yakni kitab yang memang diturunkan demi kamu dan ia ﴾ مِّن رَّبِّكُمۡ ﴿ "dari Rabbmu," yang ingin menyempurnakan pendidikan-Nya kepadamu. Maka Dia menurunkan kepadamu kitab ini yang mana jika kamu mengikutinya, maka pendidikanmu sempurna, nikmatNya atasmu menjadi lengkap dan kamu dibimbing kepada amal dan akhlak terbaik dan termulia. ﴾ وَلَا تَتَّبِعُواْ مِن دُونِهِۦٓ أَوۡلِيَآءَۗ ﴿ "Dan ja-nganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selainNya." Yakni kamu menjadikan mereka sebagai pemimpin, mengikuti hawa nafsu me-reka dan karenanya kamu meninggalkan kebenaran. ﴾ قَلِيلٗا مَّا تَذَكَّرُونَ ﴿ "Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (dari padanya)." Sekiranya kamu mengambil pelajaran dan mengetahui maslahatnya, niscaya kamu tidak akan mengutamakan yang membahayakan daripada yang bermanfaat, dan mengutamakan musuh daripada teman.
#
{4} ثم حذرهم عقوباته للأمم الذين كذبوا ما جاءتهم به رسلهم فلا يشابهوهم، فقال: {وكم من قريةٍ أهلكْناها فجاءها بأسُنا}؛ أي: عذابُنا الشديد، {بياتاً أو هم قائلونَ}؛ أي: في حين غفلتهم وعلى غِرَّتهم غافلون، لم يخطر الهلاكُ على قلوبهم، فحين جاءهم العذاب؛ لم يدفعوه عن أنفسهم، ولا أغنت عنهم آلهتهم التي كانوا يرجونهم، ولا أنكروا ما كانوا يفعلونه من الظلم والمعاصي.
(4) Kemudian Allah memperingatkan mereka terhadap huku-man-hukumanNya yang menimpa umat-umat yang mendustakan apa yang dibawa oleh Rasul mereka, agar mereka tidak meniru umat-umat itu. Dia berfirman, ﴾ وَكَم مِّن قَرۡيَةٍ أَهۡلَكۡنَٰهَا فَجَآءَهَا بَأۡسُنَا ﴿ "Betapa banyaknya negeri yang telah Kami binasakan, maka datanglah siksaan Kami (menimpa penduduk)nya." Yakni azab kami yang keras, ﴾ بَيَٰتًا أَوۡ هُمۡ قَآئِلُونَ ﴿ "di waktu mereka berada di malam hari, atau di waktu mereka sedang beristirahat di tengah hari." Yakni pada waktu mereka lalai, pada waktu mereka bersantai, di mana mereka sama sekali tidak menyangka akan ter-timpa kebinasaan, sehingga manakala azab datang, mereka tidak bisa melindungi diri mereka. Tuhan-tuhan mereka yang mereka harapkan tidak berguna sedikit pun bagi mereka dan tidak pula mengingkari kezhaliman dan kemaksiatan yang mereka lakukan.
#
{5} {فما كان دَعْواهم إذ جاءَهُم بأسُنا إلَّا أن قالوا إنا كنَّا ظالمينَ}؛ كما قال تعالى: {وكم قَصَمْنا من قريةٍ كانت ظالمةً وأنشأنا بعدَها قوماً آخرينَ. فلما أحسُّوا بأسَنا إذا هُم منها يركُضونَ. لا تركُضوا وارجِعوا إلى ما أُتْرِفْتُم فيه ومساكِنِكُم لعلَّكم تُسْألونَ. قالوا يا وَيْلنا إنَّا كنَّا ظالمينَ. فما زالتْ تلك دعواهُم حتَّى جَعَلْناهم حصيداً خامدينَ}.
(5) ﴾ فَمَا كَانَ دَعۡوَىٰهُمۡ إِذۡ جَآءَهُم بَأۡسُنَآ إِلَّآ أَن قَالُوٓاْ إِنَّا كُنَّا ظَٰلِمِينَ ﴿ "Maka tidaklah ada keluhan mereka di waktu datang kepada mereka siksaan Kami, kecuali mengatakan, 'Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zhalim'." Sebagaimana Firman Allah تعالى, ﴾ وَكَمۡ قَصَمۡنَا مِن قَرۡيَةٖ كَانَتۡ ظَالِمَةٗ وَأَنشَأۡنَا بَعۡدَهَا قَوۡمًا ءَاخَرِينَ 11 فَلَمَّآ أَحَسُّواْ بَأۡسَنَآ إِذَا هُم مِّنۡهَا يَرۡكُضُونَ 12 لَا تَرۡكُضُواْ وَٱرۡجِعُوٓاْ إِلَىٰ مَآ أُتۡرِفۡتُمۡ فِيهِ وَمَسَٰكِنِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تُسۡـَٔلُونَ 13 قَالُواْ يَٰوَيۡلَنَآ إِنَّا كُنَّا ظَٰلِمِينَ 14 فَمَا زَالَت تِّلۡكَ دَعۡوَىٰهُمۡ حَتَّىٰ جَعَلۡنَٰهُمۡ حَصِيدًا خَٰمِدِينَ 15 ﴿ "Dan berapa banyak (penduduk) negeri yang zhalim yang telah Kami binasakan, dan Kami adakan sesudah mereka itu kaum yang lain (sebagai penggantinya). Maka tatkala mereka merasakan azab Kami, tiba-tiba mereka melarikan diri dari negerinya. Janganlah kamu lari tergesa-gesa, kembalilah kamu kepada nikmat yang telah kamu rasakan dan kepada tempat-tempat kediamanmu (yang baik), supaya kamu ditanya. Mereka berkata, 'Aduhai, celaka kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zhalim'. Maka tetaplah demikian keluhan mereka, sehingga Kami jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak dapat hidup lagi." (Al-Anbiya`: 11-15).
#
{6} وقوله: {فَلَنَسْأَلَنَّ الذين أرسِل إليهم}؛ أي: لنسألن الأمم الذين أرسل الله إليهم المرسلين عما أجابوا [به] رسلهم، {وَيَوْمَ يُناديهم فَيَقولُ ماذا أجبتُمُ المرسلينَ ... } الآيات، {وَلَنَسْأَلَنَّ المرسلينَ}: عن تبليغهم لرسالات ربِّهم وعما أجابتهم به أممهم.
(6) Dan FirmanNya, ﴾ فَلَنَسۡـَٔلَنَّ ٱلَّذِينَ أُرۡسِلَ إِلَيۡهِمۡ ﴿ "Maka sesungguh-nya kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka", tentang bagaimana mereka menjawab rasul-rasul itu. ﴾ وَيَوۡمَ يُنَادِيهِمۡ فَيَقُولُ مَاذَآ أَجَبۡتُمُ ٱلۡمُرۡسَلِينَ 65 ﴿ "Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya ber-kata, 'Apakah jawabanmu kepada para rasul?'" (Al-Qashash: 65). ﴾ وَلَنَسۡـَٔلَنَّ ٱلۡمُرۡسَلِينَ ﴿ "Dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (Kami)." Tentang penyampaian mereka terhadap risalah Allah dan apa jawaban umat mereka kepada mereka.
#
{7} {فَلَنَقُصَّنَّ عليهم}؛ أي: على الخلق كلهم ما عملوا، {بعلم}: منه تعالى لأعمالهم، {وما كُنا غائبينَ}: في وقت من الأوقات؛ كما قال تعالى: {أحصاه الله وَنَسُوه}، وقال تعالى: {ولقد خَلَقْنا فوقَكم سبعَ طرائقَ وما كُنَّا عن الخلق غافلين}.
(7) ﴾ فَلَنَقُصَّنَّ عَلَيۡهِم ﴿ "Maka sesungguhnya akan kami kabarkan kepada mereka (apa-apa yang telah mereka perbuat)." Yakni kepada seluruh manusia apa yang telah mereka perbuat. ﴾ بِعِلۡمٖۖ ﴿ "Sedang (Kami) me-ngetahui (keadaan mereka)", terhadap amal-amal mereka. ﴾ وَمَا كُنَّا غَآئِبِينَ ﴿ "Dan Kami sekali-kali tidak jauh (dari mereka)." Sebagaimana Firman Allah تعالى, ﴾ أَحۡصَىٰهُ ٱللَّهُ وَنَسُوهُۚ ﴿ "Allah mengumpulkan (mencatat) amal mereka padahal mereka telah melupakannya." (Al-Mujadalah: 6). Dan juga Firman Allah, ﴾ وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا فَوۡقَكُمۡ سَبۡعَ طَرَآئِقَ وَمَا كُنَّا عَنِ ٱلۡخَلۡقِ غَٰفِلِينَ 17 ﴿ "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit). Dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami)."(Al-Mukminun: 17).
Kemudian Allah menjelaskan balasan amal. Dia berfirman,
Ayah: 8 - 9 #
{وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (8) وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ (9)}
"Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barangsiapa yang ringan tim-bangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami." (Al-A'raf: 8-9).
#
{8} أي: والوزن يوم القيامة يكون بالعدل والقسط الذي لا جَوْر فيه ولا ظلم بوجه. {فمن ثَقُلَتْ موازينُه}: بأن رَجَحَتْ كفةُ حسناته على سيئاته، {فأولئك هم المفلحونَ}؛ أي: الناجون من المكروه، المدركون للمحبوب، الذين حصل لهم الربح العظيم والسعادة الدائمة.
(8) Yakni timbangan pada Hari Kiamat adalah timbangan yang adil yang tidak ada unsur kesewenang-wenangan dan kezha-liman padanya. ﴾ فَمَن ثَقُلَتۡ مَوَٰزِينُهُۥ ﴿ "Maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya", di mana daun timbangan kebaikan lebih berat dari-pada daun timbangan keburukan, ﴾ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ﴿ "maka mereka itulah orang-orang yang beruntung." Yakni orang-orang yang selamat dari apa yang dibenci, dan meraih apa yang diharapkan. Orang-orang yang mendapatkan keuntungan besar dan kebahagiaan yang terus menerus.
#
{9} {ومن خفَّتْ موازينُه}: بأن رجحتْ سيئاتُه وصار الحكم لها، {فأولئك الذين خسروا أنفسهم}: إذ فاتهم النعيمُ المقيمُ وحصل لهم العذابُ الأليم، {بما كانوا بآياتِنا يَظْلِمونَ}: فلم ينقادوا لها كما يجبُ عليهم ذلك.
(9) ﴾ وَمَنۡ خَفَّتۡ مَوَٰزِينُهُۥ ﴿ "Dan barangsiapa yang ringan timbangan kebaikannya", di mana keburukannya lebih berat dan hukumnya berdasarkan kepadanya, ﴾ فَأُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُم ﴿ "maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri", karena mereka gagal menda-patkan nikmat abadi dan justru mendapatkan azab yang pedih. ﴾ بِمَا كَانُواْ بِـَٔايَٰتِنَا يَظۡلِمُونَ ﴿ "Disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami." Mereka tidak tunduk kepadanya padahal itu adalah wajib atas mereka.
Ayah: 10 #
{وَلَقَدْ مَكَّنَّاكُمْ فِي الْأَرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ (10)}
"Dan sungguh Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur." (Al-A'raf: 10).
#
{10} يقول تعالى ممتنًّا على عباده بذكر المسكن والمعيشة: {ولقد مكَّنَّاكم في الأرض}؛ أي: هيأناها لكم بحيث تتمكَّنون من البناء عليها وحرثها ووجوه الانتفاع بها، {وجَعَلْنا لكم فيها معايشَ}: مما يخرج من الأشجار والنبات ومعادن الأرض وأنواع الصنائع والتجارات؛ فإنه هو الذي هيَّأها وسخَّر أسبابها، {قليلاً ما تشكُرون}: الله الذي أنعم عليكم بأصناف النعم، وصَرَفَ عنكم النقم.
(10) Allah تعالى menjelaskan nikmatNya kepada hamba-ham-baNya berupa tempat tinggal dan kehidupan. ﴾ وَلَقَدۡ مَكَّنَّٰكُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Dan sungguh Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi." Yakni Kami menyiapkannya untukmu di mana kamu bisa mem-bangun bangunan di atasnya, menanam tanaman dan mengambil manfaat-manfaat. ﴾ وَجَعَلۡنَا لَكُمۡ فِيهَا مَعَٰيِشَۗ ﴿ "Dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan," dari hasil pohon-pohonan, tanaman, tambang bumi, dan berbagai macam kerajinan dan perniagaan. Sesungguhnya Dia-lah yang menyiapkannya dan menundukkan sebab-sebabnya. ﴾ قَلِيلٗا مَّا تَشۡكُرُونَ ﴿ "Amat sedikitlah kamu bersyukur," ke-pada Allah yang telah melimpahkan nikmat-nikmat kepadamu dan menolak berbagai kesulitan darimu.
Ayah: 11 - 15 #
{وَلَقَدْ خَلَقْنَاكُمْ ثُمَّ صَوَّرْنَاكُمْ ثُمَّ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ لَمْ يَكُنْ مِنَ السَّاجِدِينَ (11) قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ (12) قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُونُ لَكَ أَنْ تَتَكَبَّرَ فِيهَا فَاخْرُجْ إِنَّكَ مِنَ الصَّاغِرِينَ (13) قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ (14) قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ (15)}.
"Dan sungguh Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat, 'Bersujudlah kamu kepada Adam.' Maka mereka pun bersujud kecuali iblis, ia tidak termasuk mereka yang bersujud. Allah berfirman, 'Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?' Iblis menjawab, 'Saya lebih baik daripadanya. Engkau menciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.' Allah berfirman, 'Turunlah kamu dari surga itu, karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka keluarlah. Sesungguh-nya kamu termasuk orang-orang yang hina.' Iblis menjawab, 'Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan.' Allah berfirman, 'Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh'." (Al-A'raf: 11-15).
#
{11} يقول تعالى مخاطباً لبني آدم: {ولقد خَلَقْناكم}: بخلق أصلِكم ومادَّتكم التي منها خرجتُم؛ أبيكم آدم عليه السلام، {ثم صوَّرْناكم}: في أحسن صورة وأحسن تقويم، وعلَّمه [اللهُ] تعالى ما به تكمُلُ صورتُه الباطنةُ؛ أسماءَ كل شيء، ثم أمر الملائكة الكرام أن يسجُدوا لآدم إكراماً واحتراماً وإظهاراً لفضلِهِ، فامتثلوا أمر ربهم، {فَسَجدوا} كلُّهم أجمعون {إلا إبليس}: أبى أن يسجدَ له تكبُّراً عليه وإعجاباً بنفسه.
(11) Allah تعالى berfirman kepada Bani Adam, ﴾ وَلَقَدۡ خَلَقۡنَٰكُمۡ ﴿ "Dan sungguh Kami telah menciptakan kamu." Dengan menciptakan asal-usul dan bahan yang darinya kamu keluar, yaitu bapakmu Adam عليه السلام. ﴾ ثُمَّ صَوَّرۡنَٰكُمۡ ﴿ "Lalu kami bentuk tubuhmu", dengan bentuk dan wujud yang paling baik, dan Allah mengajarkan kepadanya apa yang melengkapi gambaran batinnya, yaitu nama-nama segala sesuatu, kemudian Dia memerintahkan para malaikat yang mulia agar bersujud kepada Adam sebagai penghormatan, penghargaan, dan kemuliaan terhadap keutamaannya, lalu para malaikat pun tunduk kepada perintah Allah. ﴾ فَسَجَدُوٓاْ ﴿ "Maka mereka pun bersu-jud", seluruhnya ﴾ إِلَّآ إِبۡلِيسَ ﴿ "kecuali iblis." Iblis menolak bersujud karena kesombongan diri dan ujub terhadap dirinya.
#
{12} فوبَّخه الله على ذلك، وقال ما منعك أن تسجد لما خلقت بيديَّ أي شرفته وفضلته بهذه الفضيلة التي لم تكن لغيرِهِ، فعصيتَ أمري وتهاونت بي. {قال} إبليسُ معارضاً لربِّه: {أنا خيرٌ منه}، ثم برهن على هذه الدعوى الباطلة بقوله له: {خلَقْتَني من نارٍ وخلقتَهُ من طينٍ}: وموجب هذا أن المخلوق من نار أفضل من المخلوق من طين لعلوِّ النار على الطين وصعودها. وهذا القياس من أفسد الأقيسة؛ فإنه باطلٌ من عدة أوجه: منها: أنه في مقابلة أمر الله له بالسجود، والقياس إذا عارض النصَّ فإنه قياسٌ باطل؛ لأنَّ المقصود بالقياس أن يكون الحكم الذي لم يأت فيه نصٌّ يقارب الأمور المنصوص عليها ويكون تابعاً لها، فأما قياس يعارضها ويلزم من اعتباره إلغاء النصوص؛ فهذا القياس من أشنع الأقيسة. ومنها: أنَّ قولَه: {أنا خيرٌ منه}؛ بمجرَّدها كافية لنقص إبليس الخبيث؛ فإنَّه برهن على نقصه بإعجابه بنفسه وتكبُّره والقول على الله بلا علم، وأيُّ نقص أعظم من هذا؟! ومنها: أنه كَذَبَ في تفضيل مادة النار على مادة الطين والتراب؛ فإنَّ مادة الطين فيها الخشوعُ والسكونُ والرزانةُ، ومنها تظهر بركات الأرض من الأشجار وأنواع النبات على اختلاف أجناسه وأنواعه، وأما النار؛ ففيها الخفة والطيش والإحراق.
(12) Maka Allah mencelanya karena itu, Dia berfirman, Me-ngapa kamu menolak bersujud kepada dia yang telah Aku ciptakan dengan kedua TanganKu. Yakni Aku memuliakannya dan membe-rinya keutamaan dengan keutamaan yang tidak diberikan kepada selainnya. Kamu mendurhakai perintahKu dan meremehkanKu. ﴾ قَالَ ﴿ "Dia berkata", iblis menentang Tuhannya, ﴾ أَنَا۠ خَيۡرٞ مِّنۡهُ ﴿ "Saya lebih baik daripadanya." Kemudian dia berdalil atas klaim yang batil ini dengan ucapannya. ﴾ خَلَقۡتَنِي مِن نَّارٖ وَخَلَقۡتَهُۥ مِن طِينٖ ﴿ "Engkau menciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah." Konsekuensinya ada-lah bahwa apa yang diciptakan dari api adalah lebih baik dari apa yang diciptakan dari tanah, karena api di atas tanah. Ini adalah kias paling rusak. Ia batil dari berbagai segi: Di antaranya bahwa ia merupakan bentuk penentangan ter-hadap perintah sujud dari Allah, dan suatu kias yang bertentangan dengan dalil adalah kias batil, karena maksud dari kias adalah men-jadikan hukum yang tidak ada dalil padanya mendekati perkara yang ada dalil padanya dan mengikutinya. Adapun kias yang ber-tabrakan dengannya yang jika ia diambil maka ia berkonsekuensi dibuangnya dalil, maka ini merupakan kias paling buruk. Di antaranya juga, bahwa ucapannya, ﴾ أَنَا۠ خَيۡرٞ مِّنۡهُ ﴿ "Saya lebih baik daripadanya." Sudah cukup dengan sendirinya menunjukkan keku-rangan iblis yang busuk, karena dia telah membuktikan kekura-ngannya dengan ujub dan takaburnya. Berbicara atas nama Allah tanpa ilmu. Adakah kekurangan yang lebih besar dari ini? Di antaranya juga, bahwa dia telah berdusta dalam mengung-gulkan api di atas tanah, karena tanah mengandung ketenangan, ketenteraman, dan keseimbangan. Darinya muncul keberkahan bumi dari pohon-pohonan dan berbagai macam tanaman dengan berbagai jenis dan macamnya. Lain halnya dengan api, ia membakar, mudah terombang-ambing dan ceroboh.
#
{13} ولهذا؛ لما جرى من إبليس ما جرى؛ انحطَّ من مرتبته العالية إلى أسفل السافلين، فقال الله له: اهبطْ {منها} أي: من الجنة، {فما يكونُ لك أن تتكبَّرَ فيها}: لأنها دار الطيبين الطاهرين، فلا تَليقُ بأخبث خَلْق الله وأشرهم، {فاخرُجْ إنَّك من الصاغرين}؛ أي: المهانين الأذلين؛ جزاء على كبره وعجبه بالإهانة والذل.
(13) Oleh karena itu, manakala terjadi penentangan dari iblis, maka dia terdegradasi ke derajat yang paling rendah. Allah berfirman kepadanya, turunlah kamu ﴾ مِنۡهَا ﴿"dari surganya," yakni dari surga. ﴾ فَمَا يَكُونُ لَكَ أَن تَتَكَبَّرَ فِيهَا ﴿ "Karena kamu tidak sepatutnya menyom-bongkan diri di dalamnya." Karena ia adalah rumah orang-orang yang baik lagi suci, maka ia tidak layak dihuni oleh makhluk yang paling buruk dan paling jahat. ﴾ فَٱخۡرُجۡ إِنَّكَ مِنَ ٱلصَّٰغِرِينَ ﴿ "Maka keluarlah, sesungguh-nya kamu termasuk orang-orang yang hina." Yakni termasuk orang-orang yang hina-dina sebagai balasan atas kesombongan dan ujubnya.
#
{14 ـ 15} فلما أعلن عدوُّ الله بعداوة الله وعداوة آدم وذريَّته؛ سأل الله النَّظِرة والإمهال إلى يوم البعث؛ ليتمكَّنَ من إغواءِ ما يقدِرُ عليه من بني آدم، ولما كانت حكمة الله مقتضيةً لابتلاء العباد واختبارهم ليتبيَّنَ الصادق من الكاذب ومَن يطيعه ومن يطيع عدوَّه؛ أجابه لما سأل، فقال: {إنَّك من المُنظَرينَ}.
(14-15) Ketika musuh Allah mengumumkan permusuhan-nya kepada Allah, Adam dan anak cucunya, dia meminta kepada Allah penangguhan tempo sampai Hari Kebangkitan, agar dapat menyesatkan Bani Adam dengan apa yang dia mampu. Manakala hikmah Allah menuntut adanya ujian kepada hamba-hambaNya agar jelas mana yang benar keimanannya dan mana yang dusta, siapa yang taat kepadaNya dan siapa yang taat kepada musuhNya, maka Allah mengabulkan permintaannya. Dia berfirman, ﴾ إِنَّكَ مِنَ ٱلۡمُنظَرِينَ ﴿ "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."
Ayah: 16 - 17 #
{قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ (16) ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ (17)}
"Iblis menjawab, 'Karena Engkau telah menghukum saya ter-sesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalanMu yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)'." (Al-A'raf: 16-17).
#
{16} أي: قال إبليس لَمَّا أُبْلِسَ وأَيِسَ من رحمة الله: {فبما أغْوَيْتَني لأقعدنَّ لهم}؛ أي: للخلق {صراطك المستقيم}؛ أي: لألزمنَّ الصِّراط، ولأسعى غاية جهدي على صدِّ الناس عنه وعدم سلوكهم إياه.
(16) Yakni iblis berkata manakala dia telah putus harapan dan putus asa dari rahmat Allah, ﴾ فَبِمَآ أَغۡوَيۡتَنِي لَأَقۡعُدَنَّ لَهُمۡ ﴿ "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-ha-langi)" mereka, yakni manusia ﴾ صِرَٰطَكَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ ﴿ "dari jalanMu yang lurus." Yakni aku akan menguntit jalan dan aku benar-benar akan berusaha dengan segenap kemampuanku untuk mencegah orang-orang dari-nya agar tidak melewati jalan itu.
#
{17} {ثمَّ لآتِيَنَّهُم مِنْ بينِ أيديهم ومن خلفِهم وعن أيمانِهِم وعن شمائِلِهم}؛ أي: من جميع الجهات والجوانب، ومن كل طريق يتمكن فيه من إدراك بعض مقصوده فيهم، ولما علم الخبيثُ أنهم ضعفاء قد تغلب الغفلةُ على كثير منهم، وكان جازماً ببذل مجهوده على إغوائهم؛ ظنَّ ـ وصدق ظنُّه ـ فقال: {ولا تجدُ أكثرَهُم شاكرينَ}: فإنَّ القيام بالشكر من سلوك الصراط المستقيم، وهو يريدُ صدَّهم عنه وعدم قيامهم به؛ قال تعالى: {إنَّما يَدْعو حِزْبَه ليكونوا من أصحابِ السَّعير}، وإنما نَبَّهَنا الله على ما قال، وعزم على فعله، لنأخذَ منه حِذْرَنا، ونستعدَّ لعدوِّنا، ونحترزَ منه بعلْمِنا بالطُرُق التي يأتي منها ومداخله التي ينفذ منها؛ فله تعالى علينا بذلك أكمل نعمة.
(17) ﴾ ثُمَّ لَأٓتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيۡنِ أَيۡدِيهِمۡ وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ أَيۡمَٰنِهِمۡ وَعَن شَمَآئِلِهِمۡۖ ﴿ "Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka." Yakni dari segala arah dan jurusan dan dari segala jalan yang padanya dia mampu mewujudkan maksudnya pada mereka. Manakala iblis yang buruk ini mengetahui bahwa mereka adalah lemah, kelalaian telah menguasai banyak dari mereka, dan dia sendiri telah bertekad bulat untuk mengeluarkan segala upaya-nya untuk menyesatkan mereka, maka dia mengira –dan memang perkiraannya benar– dia berkata, ﴾ وَلَا تَجِدُ أَكۡثَرَهُمۡ شَٰكِرِينَ ﴿ "Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)." Karena bersyukur termasuk meniti jalan yang lurus. Sementara dia ingin menghalang-halangi manusia darinya dan dari bersyukur. Allah تعالى berfirman, ﴾ إِنَّمَا يَدۡعُواْ حِزۡبَهُۥ لِيَكُونُواْ مِنۡ أَصۡحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ 6 ﴿ "Karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala." (Fathir: 6). Allah memperingatkan kita dari apa yang iblis katakan dan dia tekadkan untuk melakukannya, agar kita berhati-hati darinya, bersiap-siap menghadapi musuh kita, menjaga diri darinya. Dengan kita berilmu (mengetahui) jalan-jalan dari mana dia datang, dan celah-celah di mana dia menyusup darinya, maka dengan itu Allah telah memberi nikmat kepada kita dengan kenikmatan yang paling sempurna.
Ayah: 18 #
{قَالَ اخْرُجْ مِنْهَا مَذْءُومًا مَدْحُورًا لَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنْكُمْ أَجْمَعِينَ (18)}.
"Allah berfirman, 'Keluarlah kamu dari surga itu sebagai yang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya'." (Al-A'raf: 18).
#
{18} أي: قال الله لإبليس لما قال ما قال: {اخرُجْ منها}: خروج صَغار واحتقار، لا خروج إكرام، بل {مذؤوماً}؛ أي: مذموماً، {مدحوراً}: مبعداً عن الله وعن رحمته وعن كل خير. {لأملأنَّ جهنَّم}: منك وممَّن تَبِعَكَ منهم {أجمعين}: وهذا قَسَمٌ من الله تعالى أن النار دار العصاة، لا بد أن يملأها من إبليس وأتباعه من الجن والإنس.
(18) Yakni Allah تعالى berfirman kepada iblis ketika dia menga-takan apa yang dikatakannya, ﴾ ٱخۡرُجۡ مِنۡهَا ﴿ "Keluarlah kamu dari surga itu", dalam keadaan hina-dina, bukan mulia, akan tetapi ﴾ مَذۡءُومٗا مَّدۡحُورٗاۖ ﴿ "sebagai yang terhina lagi terusir." Dalam keadaan dijauhkan dari Allah, dari RahmatNya, dan dari segala kebaikan. ﴾ لَأَمۡلَأَنَّ جَهَنَّمَ ﴿ "Be-nar-benar Aku akan mengisi Neraka Jahanam", denganmu dan dengan orang-orang yang mengikutimu ﴾ أَجۡمَعِينَ ﴿ "semuanya." Ini adalah sum-pah dari Allah bahwa neraka adalah tempat para ahli maksiat. Dia pasti memenuhinya dengan iblis dan para pengikutnya dari go-longan jin dan manusia.
Kemudian Allah memperingatkan Adam terhadap kejahatan dan fitnah iblis. Maka Dia berfirman,
Ayah: 19 - 23 #
{وَيَاآدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ (19) فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطَانُ لِيُبْدِيَ لَهُمَا مَا وُورِيَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْآتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهَاكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّا أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخَالِدِينَ (20) وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ (21) فَدَلَّاهُمَا بِغُرُورٍ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَنَادَاهُمَا رَبُّهُمَا أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُلْ لَكُمَا إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُبِينٌ (22) قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ (23)}
"(Dan Allah berfirman), 'Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua ter-masuk orang-orang yang zhalim.' Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya, dan setan berkata, 'Rabb kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malai-kat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga).' Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya, 'Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu ber-dua.' Maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah po-hon itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Rabb mereka menyeru mereka, 'Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku katakan kepadamu, 'Se-sungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu ber-dua.' Keduanya berkata, 'Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri. Dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi'." (Al-A'raf: 19-23).
#
{19} أي: أمر الله تعالى آدم وزوجته حواء التي أنعم الله بها عليه ليسكن إليها أن يأكلا من الجنة حيث شاءا ويتمتعا فيها بما أرادا؛ إلا أنه عيَّن لهما شجرةً ونهاهما عن أكلها، والله أعلم ما هي، وليس في تعيينها فائدةٌ لنا، وحرَّم عليهما أكلها؛ بدليل قوله: {فتكونا من الظالمين}.
(19) Yakni, Allah memerintahkan Adam dan istrinya, Haw-wa` yang Allah berikan kepada Adam sebagai nikmat agar dia merasa tenteram karenanya. Allah memerintahkan mereka berdua untuk makan dari surga apa saja yang mereka inginkan, dan me-nikmati di dalamnya apa saja yang mereka sukai. Hanya saja Dia menentukan sebuah pohon dan melarang mereka untuk memakan-nya. Allah lebih mengetahui pohon apa itu. Pohon apa tepatnya tidaklah penting bagi kita untuk mengetahuinya. Pohon ini diha-ramkan atas mereka berdua dengan dalil FirmanNya, ﴾ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "Lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zhalim."
#
{20} فلم يزالا ممتثلينِ لأمر الله حتى تغلغل إليهما عدوُّهما إبليس بمكره، فوسوس لهما وسوسةً خدَعَهما بها وموَّه عليهما وقال: {ما نهكُما ربُّكما عن هذه الشجرة إلَّا أن تكونا مَلَكَيْن}؛ أي: من جنس الملائكة، {أو تكونا مِنَ الخالدينَ}: كما قال في الآية الأخرى: {هل أدُلُّكَ على شجرةِ الخُلْدِ وملكٍ لا يَبْلى}.
(20) Keduanya senantiasa menaati perintah Allah sampai iblis datang kepada mereka dengan makarnya. Dia menggoda me-reka berdua dengan godaan yang menipu dan memperdaya kedua-nya. Dia berkata, ﴾ مَا نَهَىٰكُمَا رَبُّكُمَا عَنۡ هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةِ إِلَّآ أَن تَكُونَا مَلَكَيۡنِ ﴿ "Rabb kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat", yakni dari jenis malaikat. ﴾ أَوۡ تَكُونَا مِنَ ٱلۡخَٰلِدِينَ ﴿ "Atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)." Seperti disebutkan di ayat yang lain, ﴾ هَلۡ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ ٱلۡخُلۡدِ وَمُلۡكٖ لَّا يَبۡلَىٰ 120 ﴿ "Maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi (keabadian) dan kerajaan yang tidak akan binasa?" (Thaha: 120).
#
{21} ومع قوله هذا أقسم لهما بالله: {إني لكما لمن الناصحين}؛ أي: من جملة الناصحين؛ حيث قلت لكما ما قلتُ.
(21) Tetapi bersama ucapannya (yang menyesatkan) itu dia bersumpah dengan Nama Allah di depan keduanya, ﴾ إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ ٱلنَّٰصِحِينَ ﴿ "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua." Yakni termasuk dalam golongan para pemberi nasi-hat di mana aku telah berkata kepada kalian berdua apa yang aku katakan ini.
#
{22} فاغترَّا بذلك، وغلبت الشهوة في تلك الحال على العقل، {فدلاَّهما}؛ أي: أنزلهما عن رتبتهما العالية التي هي البعدُ عن الذنوب والمعاصي إلى التلوُّث بأوضارِها، فأقدما على أكلها، {فلمَّا ذاقا الشجرةَ بَدَتْ لهما سوآتُهما}؛ أي: ظهرت عورة كل منهما بعدما كانت مستورةً، فصار للعري الباطن من التقوى في هذه الحال أثرٌ في اللباس الظاهر حتى انخلع، فظهرت عوراتُهما، ولما ظهرتْ عوراتُهما؛ خَجِلا وجَعَلا يخصِفان على عوراتهما من أوراق شجر الجنة ليستترا بذلك، {وناداهما ربهما}: وهما بتلك الحال ـ موبِّخاً ومعاتباً ـ: {ألم أنْهَكُما عن تلكما الشجرةِ وأقل لكما إنَّ الشيطان لكما عدوٌّ مبينٌ}: فَلِمَ اقترفتُما المنهيَّ وأطعتما عدوَّكما؟!
(22) Keduanya tertipu dengan godaan iblis, nafsu dalam kondisi itu mengalahkan akal. ﴾ فَدَلَّىٰهُمَا ﴿ "Maka setan membujuk kedua-nya (untuk memakan buah itu)." Yakni setan menurunkan keduanya dari derajat yang tinggi, yaitu bersihnya mereka dari dosa-dosa dan kemaksiatan kepada pengotoran diri dengan kotoran-kotorannya, maka keduanya pun makan buah pohon itu. ﴾ فَلَمَّا ذَاقَا ٱلشَّجَرَةَ بَدَتۡ لَهُمَا سَوۡءَٰتُهُمَا ﴿ "Tatkala keduanya telah merasai buah pohon itu, nampaklah bagi kedua-nya aurat-auratnya." Yakni tampaklah aurat mereka setelah sebelum-nya tertutup. Dalam kondisi ini ketelanjangan batin dari takwa mempengaruhi pakaian lahir, sehingga ia pun terlepas, maka ter-bukalah aurat keduanya. Tatkala aurat keduanya terlihat, keduanya malu dan mulai menutupinya dengan daun-daun surga. ﴾ وَنَادَىٰهُمَا رَبُّهُمَآ ﴿ "Kemudian Rabb mereka menyeru mereka." Mencela dan menyalahkan mereka -sementara mereka dalam kondisi seperti itu-. ﴾ أَلَمۡ أَنۡهَكُمَا عَن تِلۡكُمَا ٱلشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَآ إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ لَكُمَا عَدُوّٞ مُّبِينٞ ﴿ "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku katakan kepadamu, 'Sesungguhnya setan itu ada-lah musuh yang nyata bagi kamu berdua." Mengapa kamu berdua me-lakukan yang dilarang dan menaati musuhmu?
#
{23} فحينئذٍ مَنَّ الله عليهما بالتوبة وقَبولها، فاعترفا بالذنب، وسألا من الله مغفرتَه، فقالا: {ربَّنا ظَلمْنا أنفُسَنا وإن لم تغفرْ لنا وترحَمْنا لَنَكونَنَّ من الخاسرينَ}؛ أي: قد فعلنا الذنب الذي نبَّهتنا عنه وأضررنا بأنفسنا باقتراف الذنب، وقد فعلنا سببَ الخسار إن لم تغفرْ لنا بمحو أثر الذنب وعقوبته وترحَمْنا بقَبول التوبة والمعافاة من أمثال هذه الخطايا، فغفر الله لهما ذلك، وعصى آدمُ ربَّه فغوى. ثم اجتباه ربُّه فتاب عليه وهَدَى. هذا وإبليس مستمرٌّ على طغيانِهِ، غير مقلع من عصيانه؛ فمن أشبه آدم بالاعتراف وسؤال المغفرة والندم والإقلاع إذا صدرت منه الذُّنوب؛ اجتباهُ ربُّه وهداه، ومن أشبهَ إبليس إذا صدر منه الذنبُ لا يزالُ يزدادُ من المعاصي؛ فإنه لا يزداد من الله إلا بعداً.
(23) Pada saat itu Allah memberi keduanya nikmat untuk bertaubat dan sekaligus menerimanya, keduanya mengakui dosa yang mereka lakukan kemudian memohon ampunan kepada Allah, keduanya berkata ﴾ رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ ﴿ "Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri. Dan jika Engkau tidak me-ngampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." Yakni kami melakukan dosa yang telah Engkau peringatkan kepada kami. Kami telah merugikan diri kami sendiri dengan melakukan dosa. Kami telah melakukan penye-bab kerugian, jika Engkau tidak mengampuni kami dengan meng-hapus akibat dosa dan hukumannya, menyayangi kami dengan menerima taubat, dan memaafkan kami dari dosa-dosa seperti ini. Maka Allah pun mengampuni keduanya. Adam telah bersalah ke-pada Rabbnya maka dia tersesat. Kemudian Rabbnya memilihnya dan menerima taubatnya dan memberinya petunjuk. Adapun iblis, maka ia tidak mau berhenti dari kesewenang-wenangannya dan tidak mau meninggalkan kemaksiatannya. Barangsiapa yang meniru Adam dengan mengakui dosa dan memohon ampunan, menyesal dan meninggalkan dosa jika dia melakukannya, maka Rabbnya akan memilihnya dan memberinya petunjuk. Barangsiapa yang meniru iblis jika dia melakukan dosa di mana dia semakin menam-bah kemaksiatan, maka dia hanya menjauhkan dirinya dari Allah.
Ayah: 24 - 26 #
{[قَالَ اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ] (24) قَالَ فِيهَا تَحْيَوْنَ وَفِيهَا تَمُوتُونَ وَمِنْهَا تُخْرَجُونَ (25) يَابَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ (26)}.
"Allah berfirman, 'Turunlah kamu sekalian, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan.' Allah berfirman, 'Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.' Hai anak Adam, sesungguh-nya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat." (Al-A'raf: 24-26).
#
{24 ـ 25} أي: لما أهبط الله آدم وزوجته وذريتهما إلى الأرض؛ أخبرهما بحال إقامتهم فيها، وأنه جعل لهم فيها حياةً، يتلوها الموتُ مشحونةً بالامتحان والابتلاء، وأنهم لا يزالون فيها، يرسِلُ إليهم رسلَه، ويُنْزِلُ عليهم كتبه، حتى يأتِيَهُمُ الموت فيدفَنون فيها، ثم إذا استكملوا بَعَثَهم اللهُ، وأخرجهم منها إلى الدارِ التي هي الدار حقيقة، التي هي دار المقامة.
(24-25) Yakni, manakala Allah menurunkan Adam dan is-trinya dan keturunan mereka ke bumi, Dia memberitakan kepada keduanya tentang keadaan kehidupan mereka di sana, bahwa Dia menjadikan padanya kehidupan yang akan disusul dengan kema-tian, yang akan diiringi dengan ujian dan cobaan, dan mereka se-nantiasa di dalamnya. Dia mengutus rasul-rasul kepada mereka, menurunkan kitab-kitab kepada mereka, sampai kematian datang dan mereka dikubur di dalamnya. Kemudian jika telah sempurna, maka Allah akan membangkitkan mereka dan mengeluarkan mere-ka darinya ke alam yang merupakan alam yang sebenarnya yaitu alam Akhirat.
#
{26} ثم امتنَّ عليهم بما يسَّر لهم من اللباس الضروري واللباس الذي المقصود منه الجمال، وهكذا سائر الأشياء كالطعام والشراب والمراكب والمناكح، ونحوها قد يسر الله للعباد ضروريَّها ومكمِّل ذلك، وبيَّن لهم أن هذا ليس مقصوداً بالذات، وإنَّما أنزله الله ليكون معونةً لهم على عبادته وطاعته، ولهذا قال: {ولباسُ التَّقوى ذلك خيرٌ}: من اللباس الحسيِّ؛ فإن لباس التقوى يستمرُّ مع العبد ولا يبلى ولا يبيد، وهو جمال القلب والروح، وأما اللباس الظاهريُّ؛ فغايتُه أن يستُر العورة الظاهرة في وقت من الأوقات، أو يكون جمالاً للإنسان، وليس وراء ذلك منه نفع. وأيضاً؛ فبتقدير عدم هذا اللباس تنكشف عورتُهُ الظاهرةُ التي لا يضرُّه كشفُها مع الضرورة، وأما بتقدير عدم لباس التقوى؛ فإنها تنكشف عورته الباطنة، وينال الخزيَ والفضيحة. وقوله: {ذلك من آيات الله لعلَّهم يذَّكَّرونَ}؛ أي: ذلك المذكور لكم من اللباس مما تذكرون به ما ينفعُكم، ويضرُّكم، وتستعينون باللباس الظاهر على الباطن.
(26) Kemudian Allah memberi nikmat kepada mereka de-ngan apa yang Dia sediakan untuk mereka berupa pakaian pokok dan pakaian lain yang tujuannya adalah keindahan. Begitu pula kebutuhan lainnya, seperti makanan, minuman, kendaraan, perni-kahan, dan perkara-perkara lain yang disediakan oleh Allah bagi manusia; baik yang bersifat pokok maupun yang bersifat peleng-kap. Kemudian Dia menjelaskan kepada mereka bahwa semua itu bukanlah tujuan itu sendiri, akan tetapi Allah menyediakannya se-bagai pendukung dan penopang untuk beribadah dan melakukan ketaatan kepadaNya. Oleh karena itu Dia berfirman, ﴾ وَلِبَاسُ ٱلتَّقۡوَىٰ ذَٰلِكَ خَيۡرٞۚ ﴿ "Dan pakaian takwa itulah yang paling baik," daripada pakaian badan, karena pakaian takwa akan selalu bersama hamba, tidak usang dan tidak rusak. Ia adalah keindahan hati dan rohani. Ada-pun pakaian yang nampak, maka ia hanyalah menutupi aurat yang nampak pada suatu waktu atau ia menjadi keindahan bagi pema-kainya. Di balik itu tidak ada lagi kegunaan. Seandainya pakaian ini tidak ada, maka aurat lahirnya terlihat di mana tidak mengapa membukanya dalam keadaan darurat. Adapun seandainya pakaian takwa tidak ada, maka aurat batinnya akan terlihat dan dia akan mendapat kehinaan dan aib. FirmanNya, ﴾ ذَٰلِكَ مِنۡ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمۡ يَذَّكَّرُونَ ﴿ "Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat." Yakni, pakaian yang disebutkan itu termasuk yang mengingatkanmu tentang apa-apa yang berguna dan apa yang tidak berguna bagimu, dan kamu memakai pakaian lahir sebagai sarana untuk menopang batin.
Ayah: 27 #
{يَابَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ (27)}
"Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapak-mu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman." (Al-A'raf: 27).
#
{27} يقول تعالى محذِّراً لبني آدم أن يفعل بهم الشيطان كما فعل بأبيهم: {يا بني آدم لا يَفْتِنَنَّكُمُ الشيطانُ}: بأن يزيِّن لكم العصيانَ ويدعوكم إليه ويرغِّبكم فيه فتنقادون له، {كما أخرجَ أبَوَيْكم من الجنة}: وأنزلهما من المحلِّ العالي إلى أنزل منه؛ فأنتم يريد أن يفعل بكم كذلك ولا يألو جهده عنكم حتى يفتِنَكم إن استطاع؛ فعليكم أن تجعلوا الحَذَرَ منه في بالكم، وأن تَلْبَسوا لامةَ الحرب بينَكم وبينه، وأن لا تغفلوا عن المواضع التي يدخل منها إليكم. فإنَّه يراقِبُكم على الدوام، و {يراكم هو وقَبيلُهُ}: من شياطين الجن {من حيث لا تَرَوْنَهم إنا جعلنا الشياطينَ أولياءَ للذين لا يؤمنونَ}: فعدمُ الإيمان هو الموجبُ لعقد الولاية بين الإنسان والشيطان. {إنَّه ليسَ له سلطانٌ على الذين آمنوا وَعلى ربِّهِمْ يَتَوَكَّلونَ. إنَّما سلطانُهُ على الذين يَتَوَلَّوْنَهُ والذين هم بِهِ مشركونَ}.
(27) Allah تعالى memperingatkan Bani Adam agar tidak diper-lakukan oleh setan seperti dia melakukan itu kepada bapak mereka. ﴾ يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ لَا يَفۡتِنَنَّكُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ ﴿ "Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu da-pat ditipu oleh setan." Di mana dia menghiasi kemaksiatan kepadamu, mengajakmu dan mendorongmu untuk melakukannya lalu kamu pun tunduk kepadanya. ﴾ كَمَآ أَخۡرَجَ أَبَوَيۡكُم مِّنَ ٱلۡجَنَّةِ ﴿ "Sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga." Dia menurunkan kedua-nya dari tempat yang tinggi kepada yang paling rendah darinya. Setan juga ingin melakukan itu kepadamu, dia memfokuskan sega-la usahanya sehingga dia dapat menipumu jika dia mampu. Maka hendaknya kamu selalu menanamkan kewaspadaan di benakmu. Pakailah baju perang untuk menghadapinya, dan jangan melupakan celah-celah di mana darinya dia dapat masuk kepadamu, karena dia selalu memata-mataimu. ﴾ يَرَىٰكُمۡ هُوَ وَقَبِيلُهُۥ ﴿ "Sesungguhnya ia dan pe-ngikut-pengikutnya melihat kamu", dari kalangan jin ﴾ مِنۡ حَيۡثُ لَا تَرَوۡنَهُمۡۗ إِنَّا جَعَلۡنَا ٱلشَّيَٰطِينَ أَوۡلِيَآءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ ﴿ "dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman." Kekufuranlah yang menjadi pemicu tersambungnya hubungan pertemanan antara ma-nusia dengan setan. ﴾ إِنَّهُۥ لَيۡسَ لَهُۥ سُلۡطَٰنٌ عَلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ 99 إِنَّمَا سُلۡطَٰنُهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ يَتَوَلَّوۡنَهُۥ وَٱلَّذِينَ هُم بِهِۦ مُشۡرِكُونَ 100 ﴿ "Sesungguhnya setan itu tidak memiliki kekuasaan apa pun atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Rabbnya. Sesungguh-nya kekuasaannya (setan) hanyalah atas orang-orang yang menjadikan-nya sebagai pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah." (An-Nahl: 99-100).
Ayah: 28 - 30 #
{وَإِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آبَاءَنَا وَاللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا قُلْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (28) قُلْ أَمَرَ رَبِّي بِالْقِسْطِ وَأَقِيمُوا وُجُوهَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ (29) فَرِيقًا هَدَى وَفَرِيقًا حَقَّ عَلَيْهِمُ الضَّلَالَةُ إِنَّهُمُ اتَّخَذُوا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ (30)}.
"Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka ber-kata, 'Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya.' Kata-kanlah, 'Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) per-buatan yang keji.' Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. Katakanlah, 'Rabbku menyuruh men-jalankan keadilan.' Dan (katakanlah), 'Luruskanlah muka (diri)mu di setiap shalat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ke-taatanmu kepadaNya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali kepada-Nya.' Sebagian diberiNya petunjuk dan sebagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. Sesungguhnya mereka menjadikan setan-setan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk." (Al-A'raf: 28-30).
#
{28} يقول تعالى مبيِّناً لقبح حال المشركين الذين يفعلون الذنوب وينسبون أن اللهَ أمرهم بها: {وإذا فعلوا فاحشةً}: وهي كل ما يُستفحش ويُستقبح، ومن ذلك طوافهم بالبيت عراة، {قالوا وَجَدْنا عليها آباءَنا}: وصَدَقوا في هذا، {واللهُ أمَرَنا بها}: وكذبوا في هذا، ولهذا ردَّ الله عليهم هذه النسبة، فقال: {قل إنَّ الله لا يأمرُ بالفحشاء}؛ أي: لا يليق بكماله وحكمته أن يأمر عبادَه بتعاطي الفواحش، لا هذا الذي يفعله المشركون ولا غيره، {أتقولونَ على الله ما لا تَعْلَمونَ}: وأيُّ افتراء أعظم من هذا؟
(28) Allah تعالى menjelaskan buruknya keadaan orang-orang musyrik yang melakukan dosa dan mengklaim bahwasanya Allah telah menyuruh mereka melakukannya. ﴾ وَإِذَا فَعَلُواْ فَٰحِشَةٗ ﴿ "Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji." Yaitu segala sesuatu yang buruk lagi jelek, di antaranya adalah thawaf di Ka'bah dengan telanjang. ﴾ قَالُواْ وَجَدۡنَا عَلَيۡهَآ ءَابَآءَنَا ﴿ "Mereka berkata, 'Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu'." Mereka benar dalam hal itu. ﴾ وَٱللَّهُ أَمَرَنَا بِهَاۗ ﴿ "Dan Allah menyuruh kami mengerjakannya." Dalam hal ini me-reka berdusta. Oleh karena itu Allah membantah penisbatan ini. Dia berfirman, ﴾ قُلۡ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَأۡمُرُ بِٱلۡفَحۡشَآءِۖ ﴿ "Katakanlah, 'Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji'." Yakni tidak layak dengan kesempurnaanNya dan hikmahNya, Dia menyuruh hamba-hambaNya melakukan perbuatan keji. Tidak yang dilakukan orang-orang musyrik itu dan tidak pula lainnya. ﴾ أَتَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ ﴿ "Me-ngapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?" Adakah kedustaan yang lebih besar dari ini?
#
{29} ثم ذكر ما يأمر به، فقال: {قل أمَرَ ربِّي بالقِسْط}؛ أي: بالعدل في العبادات والمعاملات، لا بالظلم والجور، {وأقيموا وجوهَكم عند كلِّ مسجدٍ}؛ أي: توجَّهوا لله، واجتهدوا في تكميل العبادات، خصوصاً الصلاة، أقيموها ظاهراً وباطناً، ونقُّوها من كل مُنَقِّص ومفسد. {وادعوه مخلصين له الدينَ}؛ أي: قاصدين بذلك وجهه وحدَه لا شريك له، والدعاء يشمل دعاء المسألة ودعاء العبادة؛ أي: لا تريدُون ولا تقصدون من الأغراض في دعائكم سوى عبودية الله ورضاه، {كما بدأكم}: أول مرة {تعودونَ}: للبعث؛ فالقادر على بدء خلقكم قادرٌ على إعادته، بل الإعادةُ أهون من البداءَة.
(29) Kemudian Allah menyebutkan apa yang diperintah-kanNya, ﴾ قُلۡ أَمَرَ رَبِّي بِٱلۡقِسۡطِۖ ﴿ "Katakanlah, 'Rabbku menyuruh menjalankan keadilan." Adil dalam ibadah dan muamalat, bukan dengan kezha-liman dan kesewenang-wenangan. ﴾ وَأَقِيمُواْ وُجُوهَكُمۡ عِندَ كُلِّ مَسۡجِدٖ ﴿ "Dan (katakanlah), 'Luruskanlah muka (diri)mu di setiap shalat." Yakni menghadaplah kepada Allah, ber-sungguh-sungguhlah dalam menyempurnakan ibadah, khususnya shalat. Tegakkanlah ia lahir dan batin. Bersihkan ia dari segala yang mengurangi dan merusaknya. ﴾ وَٱدۡعُوهُ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَۚ ﴿ "Dan berdoalah (sembahlah) Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepadaNya." Yakni, bertujuan dengan itu WajahNya semata, tidak ada sekutu bagiNya. Doa di sini mencakup doa permohonan dan doa ibadah, yakni janganlah kamu mencari tujuan dan sasaran dalam doamu selain penghambaan kepada Allah dan ridhaNya. ﴾ كَمَا بَدَأَكُمۡ ﴿ "Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu", pada per-mulaan. ﴾ تَعُودُونَ ﴿ "(Demikian pulalah) kamu akan kembali kepadaNya," de-ngan dibangkitkan. Yang mampu menciptakanmu pertama kali pasti mampu mengembalikannya, bahkan lebih mudah daripada menciptakan pertama kali.
#
{30} {فريقاً}: منكم، {هَدَى}: اللهُ؛ أي: وفَّقهم للهداية ويسَّر لهم أسبابها وصرف عنهم موانعها، {وفريقاً حقَّ عليهم الضَّلالة}؛ أي: وجبت عليهم الضَّلالة بما تسبَّبوا لأنفسهم وعملوا بأسباب الغواية. فإنَّهم {اتَّخذوا الشياطينَ أولياء من دون اللهِ}؛ ومن يتَّخذ الشيطان وليًّا من دون الله؛ فقد خسر خسراناً مُبِيناً؛ فحين انسلخوا من ولاية الرحمن واستحبوا ولاية الشيطان؛ حصل لهم النصيبُ الوافر من الخذلان، ووُكِلوا إلى أنفسهم فخسروا أشد الخسران. وهم يحسبونَ {أنَّهم مهتدونَ}: لأنهم انقلبت عليهم الحقائقُ، فظنُّوا الباطل حقًّا والحقَّ باطلاً. وفي هذه الآيات دليلٌ على أن الأوامر والنواهي تابعة للحكمة والمصلحة؛ حيث ذكر تعالى أنه لا يُتَصَوَّر أن يأمر بما تستفحشه وتنكره العقول، وأنه لا يأمر إلا بالعدل والإخلاص. وفيه دليلٌ على أن الهداية بفضل الله ومَنِّه، وأن الضلالة بخذلانه للعبد إذ تولى ـ بجهله وظلمه ـ الشيطانَ، وتسبَّب لنفسه بالضلال، وأن من حسب أنه مهتدٍ وهو ضالٌّ فإنه لا عذر له؛ لأنه متمكِّن من الهدى، وإنما أتاه حسبانه من ظلمه بترك الطريق الموصل إلى الهدى.
(30) ﴾ فَرِيقًا ﴿ "Sebagian", dari mereka ﴾ هَدَىٰ ﴿ "diberiNya petun-juk", oleh Allah. Yakni Allah memberinya taufik kepada hidayah, memudahkan sebab-sebabnya bagi mereka, dan menepis pengha-lang-penghalangnya. ﴾ وَفَرِيقًا حَقَّ عَلَيۡهِمُ ٱلضَّلَٰلَةُۚ ﴿ "Dan sebagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka." Yakni mereka pasti akan sesat karena mereka sendiri yang melakukan sebab-sebabnya untuk diri mereka, karena mereka ﴾ ٱتَّخَذُواْ ٰٱلشَّيَٰطِينَ أَوۡلِيَآءَ مِن دُونِ ٱللَّهِ ﴿ "menjadikan setan-setan pelindung (mereka) selain Allah." Barangsiapa menjadikan setan sebagai pelin-dung selain Allah, maka dia telah merugi dengan kerugian yang nyata. Manakala mereka berlepas diri dari perlindungan Allah dan masuk ke dalam perlindungan setan, maka mereka mendapatkan bagian kekalahan yang melimpah dan dijadikan bersandar kepada diri mereka, sehingga merugilah mereka dengan kerugian yang be-sar, padahal mereka mengira, ﴾ أَنَّهُم مُّهۡتَدُونَ ﴿ "bahwa mereka mendapat petunjuk." Karena Hakikat perkaranya telah terbalik bagi mereka. Mereka mengira bahwa yang batil adalah benar dan yang benar adalah batil. Ayat-ayat ini mengandung dalil bahwa perintah dan larangan berinduk kepada hikmah dan kemaslahatan, di mana Allah menya-takan bahwa Dia tidak mungkin memerintahkan sesuatu yang keji dan diingkari oleh akal, dan bahwa Dia tidak memerintahkan ke-cuali yang adil penuh keikhlasan. Dalam ayat ini terdapat dalil bahwa hidayah akan didapatkan dengan karunia dan nikmat Allah, sementara kesesatan adalah jika Allah menelantarkan hamba, karena dengan kebodohan dan kezha-limannya dia menjadikan setan sebagai pelindung, dan dia menye-babkan kesesatan untuk dirinya sendiri, dan bahwa barangsiapa menduga dirinya di atas petunjuk padahal sebenarnya dia sesat, maka tidak ada udzur baginya (yakni udzurnya tidak akan diteri-ma), karena dia tetap berpeluang mendapatkan petunjuk, akan te-tapi dugaannya itu datang kepadanya hanyalah dari kezhalimannya dengan berpaling dari jalan yang mengantarkan kepada petunjuk.
Ayah: 31 #
{يَابَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ (31)}
"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (Al-A'raf: 31).
#
{31} يقول تعالى بعدما أنزل على بني آدم لباساً يواري سوآتهم وريشاً: {يا بني آدم خُذوا زينتكم عند كل مسجدٍ}؛ أي: استروا عوراتكم عند الصلاة كلِّها فرضها ونفلها؛ فإن سترها زينة للبدن؛ كما أن كشفها يدع البدن قبيحاً مشوهاً، ويحتمل أنَّ المراد بالزينة هنا ما فوق ذلك من اللباس النظيف الحسن. ففي هذا الأمر بستر العورة في الصلاة وباستعمال التجمل فيها ونظافة السترة من الأدناس والأنجاس. ثم قال: {وكلوا واشربوا}؛ أي: مما رزقكم الله من الطيبات، {ولا تسرِفوا}: في ذلك، والإسراف إما أن يكون بالزيادة على القدر الكافي والشره في المأكولات التي تضر بالجسم، وإما أن يكون بزيادة الترفُّه والتنوُّق في المآكل والمشارب واللباس، وإما بتجاوز الحلال إلى الحرام. {إنَّه لا يحبُّ المسرفين}: فإن السرف يبغضه الله، ويضرُّ بدن الإنسان ومعيشته، حتى إنه ربما أدَّت به الحالُ إلى أن يعجز عما يجب عليه من النفقات. ففي هذه الآية الكريمة الأمر بتناول الأكل والشرب والنهي عن تركهما وعن الإسراف فيهما.
(31) Setelah Allah تعالى menurunkan kepada Bani Adam pa-kaian untuk menutupi auratnya dan pakaian indah untuk perhiasan, Allah berfirman, ﴾ يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمۡ عِندَ كُلِّ مَسۡجِدٖ ﴿ "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid." Yakni tutuplah auratmu pada waktu shalat, baik yang wajib atau yang sunnah, ka-rena menutupnya adalah perhiasan bagi tubuh sebagaimana mem-bukanya berarti membiarkan tubuh dalam keadaan buruk dan tidak pantas. Ada kemungkinan bahwa yang dimaksud dengan perhiasan di sini adalah lebih dari sekedar berpakaian yaitu pakaian yang bersih dan baik. Ini mengandung perintah menutup aurat dalam shalat dan memperindah diri di dalamnya serta kebersihan pakaian tersebut dari kotoran dan najis. Kemudian Dia berfirman, ﴾ وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ ﴿ "Makan dan minumlah." Yakni dari yang baik-baik yang Allah rizkikan kepadamu. ﴾ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْۚ ﴿ "Dan janganlah berlebih-lebihan", dalam hal itu. Berlebih-lebihan bisa dengan melampaui batas kemewahan dalam makan, minum dan berpakaian, dan bisa pula dengan me-lampaui batas yang halal kepada yang haram. ﴾ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ ﴿ "Se-sungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan," karena sikap berlebih-lebihan itu dibenci oleh Allah, membahaya-kan tubuh dan kehidupan manusia, bahkan bisa menyebabkan ketidakmampuan untuk memberi nafkah. Jadi ayat ini mengandung perintah makan dan minum dan larangan meninggalkannya serta larangan berlebih-lebihan padanya.
Ayah: 32 - 33 #
{قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (32) قُلْ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (33)}.
"Katakanlah, 'Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkanNya untuk hamba-hambaNya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rizki yang baik?' Katakan-lah, 'Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman da-lam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di Hari Kiamat.' Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. Katakanlah, 'Rabbku hanya mengharamkan per-buatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharam-kan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu keta-hui'." (Al-A'raf: 32-33).
#
{32} يقول تعالى منكراً على من تعنَّت وحرَّم ما أحلَّ الله من الطيبات: {قل مَنْ حَرَّمَ زينةَ الله التي أخرج لعباده}: من أنواع اللباس على اختلاف أصنافه والطيبات من الرزق من مأكل ومشرب بجميع أنواعه؛ أي: من هذا الذي يقدم على تحريم ما أنعم الله بها على العباد؟ ومن ذا الذي يضيِّق عليهم ما وسعه الله؟ وهذا التوسيع من الله لعباده بالطيبات جعله لهم ليستعينوا به على عبادته فلم يُبِحْه إلا لعباده المؤمنين، ولهذا قال: {قل هي للذين آمنوا في الحياة الدُّنيا خالصةً يوم القيامة}؛ أي: لا تبعة عليهم فيها. ومفهوم الآية أن من لم يؤمن بالله بل استعان بها على معاصيه؛ فإنها غير خالصة له ولا مباحة، بل يعاقب عليها وعلى التنعُّم بها، ويسأل عن النعيم يوم القيامة. {كذلك نفصِّل الآيات}؛ أي: نوضحها ونبيِّنها، {لقوم يعلمون}: لأنهم الذين ينتفعون بما فصَّله الله من الآيات، ويعلمون أنها من عند الله، فيعقلونها ويفهمونها.
(32) Allah تعالى mengingkari orang yang keras kepala dan mengharamkan hal-hal yang baik yang dihalalkan oleh Allah. Dan berfirman, ﴾ قُلۡ مَنۡ حَرَّمَ زِينَةَ ٱللَّهِ ٱلَّتِيٓ أَخۡرَجَ لِعِبَادِهِۦ ﴿ "Katakanlah, 'Siapakah yang meng-haramkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkanNya untuk hamba-hambaNya," dari berbagai macam pakaian dengan berbagai macam jenisnya, dan rizki yang baik-baik, berupa makanan dan minuman dengan beragam macamnya. Yakni siapakah gerangan yang berani mengharamkan apa yang Allah halalkan sebagai nikmat kepada hamba-hambaNya? Siapakah gerangan yang mempersulit kepada mereka apa yang telah dilonggarkan Allah? Allah memberikan ke-longgaran kepada hamba-hambaNya berupa hal-hal yang baik-baik agar hamba-hambaNya menggunakannya sebagai penolong dalam beribadah kepadaNya, maka Dia tidak membolehkannya kecuali hanya untuk hamba-hambaNya yang beriman. Oleh karena itu Dia berfirman, ﴾ قُلۡ هِيَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا خَالِصَةٗ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۗ ﴿ "Katakanlah, 'Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di Hari Kiamat." Yakni tidak ada persoalan atas mereka padanya. Mafhum ayat ini bahwa barangsiapa yang ti-dak beriman kepada Allah bahkan dia menggunakan kebaikan yang dirizkikan oleh Allah sebagai sarana untuk bermaksiat kepadaNya, maka ia tidaklah khusus untuk mereka dan tidak pula dibolehkan untuk mereka, bahkan dia dihukum karenanya dan atas penggu-naannya, dan nikmat-nikmat itu akan ditanyakan kepadanya pada Hari Kiamat. ﴾ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ ٱلۡأٓيَٰتِ ﴿ "Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu." Kami menerangkan dan merincinya ﴾ لِقَوۡمٖ يَعۡلَمُونَ ﴿ "bagi orang-orang yang mengetahui." Karena mereka itulah yang mengambil manfaat dari ayat-ayat yang dijelaskan oleh Allah dan mereka mengetahui bahwa ia dari Allah, lalu mereka memahaminya dan merenung-kannya.
#
{33} ثم ذكر المحرمات التي حرَّمها الله في كلِّ شريعة من الشرائع، فقال: {قلْ إنَّما حرَّم ربِّي الفواحش}؛ أي: الذنوب الكبار التي تُستفحش، وتستقبح لشناعتها وقبحها، وذلك كالزِّنا واللواط ونحوهما. وقوله: {ما ظهر منها وما بطن}؛ أي: الفواحش التي تتعلَّق بحركات البدن والتي تتعلَّق بحركات القلوب؛ كالكبر والعُجْب والرياء والنفاق ونحو ذلك، {والإثم والبغي بغير الحقِّ}؛ أي: الذنوب التي تؤثم وتوجب العقوبة في حقوق الله، والبغي على الناس في دمائهم وأموالهم وأعراضهم. فدخل في هذا الذنوب المتعلقة بحق الله والمتعلقة بحق العباد، {وأن تشرِكوا بالله ما لم ينزِّلْ به سلطاناً}؛ أي: حجة، بل أنزل الحجة والبرهان على التوحيد. والشرك هو أن يُشْرَكَ مع الله في عبادته أحدٌ من الخلق، وربما دخل في هذا الشرك الأصغر؛ كالرياء والحلف بغير الله ونحو ذلك، {وأن تقولوا على الله ما لا تعلمونَ}: في أسمائِهِ وصفاتِهِ وأفعالِهِ وشرعِهِ؛ فكل هذه قد حرمها الله ونهى العباد عن تعاطيها؛ لما فيها من المفاسد الخاصة والعامة، ولما فيها من الظلم والتجري على الله والاستطالة على عباد الله وتغيير دين الله وشرعه.
(33) Kemudian Allah menyebutkan hal-hal yang diharam-kan dalam setiap syariat, Dia berfirman, ﴾ قُلۡ إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ ٱلۡفَوَٰحِشَ ﴿ "Katakan-lah, 'Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji'." Yakni dosa-dosa besar yang keji, yang dipandang keji karena keburukan dan kejelekannya, seperti zina, homoseksual, dan lain-lain. FirmanNya, ﴾ مَا ظَهَرَ مِنۡهَا وَمَا بَطَنَ ﴿ "Baik yang nampak ataupun yang tersembunyi." Yakni perbuatan keji yang berkaitan dengan gerakan-gerakan badan dan yang berkaitan dengan amalan-amalan hati seperti, sombong, ujub (bangga diri), riya', nifak, dan lain-lain. ﴾ وَٱلۡإِثۡمَ وَٱلۡبَغۡيَ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّ ﴿ "Dan per-buatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar." Yakni dosa-dosa yang diganjar siksa dan mengakibatkan hukuman pada hak-hak Allah, dan pelanggaran kepada manusia berkenaan dengan darah, harta, dan kehormatan mereka. Dalam hal ini ia mencakup dosa-dosa kepada Allah dan dosa-dosa kepada manusia. ﴾ وَأَن تُشۡرِكُواْ بِٱللَّهِ مَا لَمۡ يُنَزِّلۡ بِهِۦ سُلۡطَٰنٗا ﴿ "(Mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu." Bahkan Dia menurun-kan bukti dan dalil atas tauhid. Syirik adalah menyekutukan Allah dengan seorang makhluk dalam beribadah, bisa pula termasuk da-lam hal ini adalah syirik kecil, seperti riya`, dan bersumpah dengan nama selain Allah dan lain-lain. ﴾ وَأَن تَقُولُواْ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ ﴿ "Dan (mengha-ramkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui," dalam nama-namaNya, sifat-sifatNya, perbuatan-perbuatanNya dan syariatNya. Semua ini diharamkan oleh Allah dan Dia melarang hamba-hambaNya untuk melakukannya, karena ia mengandung kerusakan, baik yang bersifat khusus dan umum. Karena ia mengan-dung kezhaliman dan kelancangan terhadap Allah dan kezhaliman kepada hamba-hamba Allah serta perubahan pada agama dan sya-riat Allah.
Ayah: 34 #
{وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ (34)}.
"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila te-lah datang waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya ba-rang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya." (Al-A'raf: 34).
#
{34} أي: وقد أخرج الله بني آدم إلى الأرض، وأسكنهم فيها، وجعل لهم أجلاً مسمًّى، لا تتقدَّم أمة من الأمم على وقتها المسمَّى ولا تتأخَّر، لا الأمم المجتمعة ولا أفرادها.
(34) Yakni, Allah telah mengeluarkan Bani Adam (dari surga) ke bumi, mengizinkan mereka tinggal di dalamnya, menentukan ajal untuk mereka, tidak ada umat yang maju atau mundur dari ajal yang telah ditentukan; tidak secara bersamaan dan tidak pula secara sendiri-sendiri.
Ayah: 35 - 36 #
{يَابَنِي آدَمَ إِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي فَمَنِ اتَّقَى وَأَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (35) وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (36)}.
"Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul dari kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayatKu, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidak-lah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu peng-huni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (Al-A'raf: 35-36).
#
{35} لما أخرج الله بني آدم من الجنة؛ ابتلاهم بإرسال الرسل وإنزال الكتب عليهم يقصُّون عليهم آيات الله ويبيِّنون لهم أحكامه. ثم ذكر فضلَ من استجاب لهم وخسارَ من لم يستجبْ لهم، فقال: {فمنِ اتَّقى}: ما حرم الله من الشرك والكبائر والصغائر، {وأصلح}: أعماله الظاهرة والباطنة، {فلا خوفٌ عليهم}: من الشرِّ الذي قد يخافه غيرهم، {ولا هم يحزنونَ}: على ما مضى. وإذا انتفى الخوفُ والحزنُ؛ حصل الأمنُ التامُّ والسعادة والفلاح الأبدي.
(35) Manakala Allah mengeluarkan Bani Adam dari surga, Allah menguji mereka dengan mengutus para rasul dan menurun-kan kitab-kitab kepada mereka, para rasul itu membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah dan menjelaskan hukum-hukumNya. Ke-mudian Allah menjelaskan keutamaan orang yang menjawab se-ruan rasul dan kerugian orang yang tidak menjawab. Dia berfirman, ﴾ فَمَنِ ٱتَّقَىٰ ﴿ "Maka barangsiapa yang bertakwa", takut dari syirik, dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil yang diharamkan oleh Allah, ﴾ وَأَصۡلَحَ ﴿ "dan mengadakan perbaikan", dengan amal lahir dan batin, ﴾ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ ﴿ "maka tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka", dari keburukan yang mungkin ditakutkan oleh selain mereka, ﴾ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ﴿ "dan tidak (pula) mereka bersedih hati," terhadap yang telah berlalu, dan jika rasa takut dan sedih telah hilang, maka rasa aman yang sempurna, kebaha-giaan, dan keberuntungan abadi akan diraih.
#
{36} {والذين كذَّبوا بآياتنا واستكبروا عنها}؛ أي: لا آمنت بها قلوبهم ولا انقادت لها جوارحهم، {أولئك أصحابُ النار هم فيها خالدون}: كما استهانوا بآياته، ولازموا التكذيب بها؛ أهينوا بالعذابِ الدائم الملازم.
(36) ﴾ وَٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَا وَٱسۡتَكۡبَرُواْ عَنۡهَآ ﴿ "Dan orang-orang yang men-dustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya." Yakni hati mereka tidak beriman kepadanya dan anggota badan mereka tidak tunduk kepadanya, ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ﴿ "mereka itu peng-huni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." Sebagaimana mereka meremehkan ayat-ayatNya dan selalu mendustakannya, maka me-reka pun dihinakan dengan azab yang berkepanjangan.
Ayah: 37 - 39 #
{فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ أُولَئِكَ يَنَالُهُمْ نَصِيبُهُمْ مِنَ الْكِتَابِ حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمْ رُسُلُنَا يَتَوَفَّوْنَهُمْ قَالُوا أَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالُوا ضَلُّوا عَنَّا وَشَهِدُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ (37) [قَالَ ادْخُلُوا فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ فِي النَّارِ كُلَّمَا دَخَلَتْ أُمَّةٌ لَعَنَتْ أُخْتَهَا حَتَّى إِذَا ادَّارَكُوا فِيهَا جَمِيعًا قَالَتْ أُخْرَاهُمْ لِأُولَاهُمْ رَبَّنَا هَؤُلَاءِ أَضَلُّونَا فَآتِهِمْ عَذَابًا ضِعْفًا مِنَ النَّارِ قَالَ لِكُلٍّ ضِعْفٌ وَلَكِنْ لَا تَعْلَمُونَ (38) وَقَالَتْ أُولَاهُمْ لِأُخْرَاهُمْ فَمَا كَانَ لَكُمْ عَلَيْنَا مِنْ فَضْلٍ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْسِبُونَ (39)]}.
"Maka siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang mem-buat-buat dusta terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayatNya? Orang-orang itu akan memperoleh bagian yang telah ditentukan untuknya dalam kitab (Lauh Mahfuzh), hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (malaikat) untuk mengambil nyawa-nya, (di waktu itu) utusan Kami bertanya, 'Di mana (berhala-ber-hala) yang biasa kamu sembah selain Allah?' Orang-orang musyrik itu menjawab, 'Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami,' dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang kafir . Allah berfirman, 'Masuklah kamu se-kalian ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kamu. Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), dia mengutuk kawannya (yang menyesatkannya), sehingga apabila mereka masuk semuanya, berkatalah orang-orang yang masuk belakangan di antara mereka kepada orang-orang yang masuk terdahulu, 'Ya Rabb kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka.' Allah berfirman, 'Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, akan tetapi kamu tidak mengetahui.' Dan ber-kata orang-orang yang masuk terdahulu di antara mereka kepada orang-orang yang masuk belakangan, 'Kamu tidak mempunyai kelebihan sedikit pun atas kami, maka rasakanlah siksaan karena perbuatan yang telah kamu lakukan'." (Al-A'raf: 37-39).
#
{37} أي: لا أحد أظلم {ممَّنِ افترى على الله كذباً}: بنسبة الشريك له والنقص له والتقوُّل عليه ما لم يقل، {أو كذَّب بآياته}: الواضحة المبينة للحقِّ المبين الهادية إلى الصراط المستقيم؛ فهؤلاء وإن تمتعوا بالدنيا ونالهم نصيبهم مما كان مكتوباً لهم في اللوح المحفوظ؛ فليس ذلك بمغنٍ عنهم شيئاً، يتمتَّعون قليلاً ثم يعذَّبون طويلاً. {حتى إذا جاءتهم رسُلُنا يتوفَّوْنهم}؛ أي: الملائكة الموكلون بقبض أرواحهم واستيفاء آجالهم، {قالوا}: لهم في تلك الحالة توبيخاً وعتاباً: {أين ما كنتم تَدْعون من دونِ الله}: من الأصنام والأوثان؛ فقد جاء وقت الحاجة إن كان فيها منفعةٌ لكم أو دفع مضرة، {قالوا ضَلُّوا عنا}؛ أي: اضمحلوا وبطلوا، وليسوا مغنين عنَّا من عذاب الله من شيء، {وشهدوا على أنفسِهم أنهم كانوا كافرين}: مستحقين للعذاب المهين الدائم.
(37) Yakni tidak seorang pun yang lebih zhalim, ﴾ مِمَّنِ ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا ﴿ "daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah," de-ngan menisbatkan sekutu bagiNya, kekurangan kepadaNya dan berkata atas namaNya apa yang tidak dikatakanNya, ﴾ أَوۡ كَذَّبَ بِـَٔايَٰتِهِۦٓۚ ﴿ "atau mendustakan ayat-ayatNya?" Yang menjelaskan lagi menerang-kan kebenaran yang nyata yang menunjukkan kepada jalan yang lurus. Walaupun mereka itu menikmati dunia dan mendapatkan bagian mereka seperti yang telah tertulis di Lauh Mahfuzh, tetapi itu tidak berguna apa pun baginya. Mereka mendapatkan nikmat sebentar, kemudian diazab dalam waktu yang panjang. ﴾ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَتۡهُمۡ رُسُلُنَا يَتَوَفَّوۡنَهُمۡ ﴿ "Hingga bila datang kepada mereka utusan-utusan Kami (ma-laikat) untuk mengambil nyawanya." Yakni para malaikat yang ditu-gaskan mencabut nyawa dan memenuhi ajal mereka. ﴾ قَالُوٓاْ ﴿ "Utusan Kami bertanya", kepada mereka dalam kondisi itu dengan mencela dan menyalahkan. ﴾ أَيۡنَ مَا كُنتُمۡ تَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِۖ ﴿ "Di mana (berhala-berhala) yang biasa kamu sembah selain Allah?" Yakni patung-patung dan ber-hala-berhala. Sekaranglah waktunya diperlukan, kalau memang mereka mampu memberi manfaat atau menolak mudarat. ﴾ قَالُواْ ضَلُّواْ عَنَّا ﴿ "Orang-orang musyrik itu menjawab, 'Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami'." Yakni hilang dan tak berguna. Tidak bergu-na bagi kami untuk melindungi sedikit pun dari azab Allah. ﴾ وَشَهِدُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ أَنَّهُمۡ كَانُواْ كَٰفِرِينَ ﴿ "Dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang kafir," yang berhak mendapatkan azab yang pedih lagi kekal.
#
{38 ـ 39} فقالت لهم الملائكة: {ادخُلوا في أمم}؛ أي: في جملة أمم {قد خلت من قبلكم من الجنِّ والإنس}؛ أي: مضوا على ما مضيتم عليه من الكفر والاستكبار، فاستحق الجميعُ الخزيَ والبوارَ. {كلَّما دخلتْ أمةٌ}: من الأمم العاتية النار، {لعنتْ أختَها}؛ كما قال تعالى: {ويومَ القيامةِ يكفُرُ بعضُكم ببعضٍ ويلعنُ بعضكم بعضاً}، {حتَّى إذا ادَّاركوا فيها جميعاً}؛ أي: اجتمع في النار جميع أهلها من الأولين والآخرين والقادة والرؤساء والمقلِّدين الأتباع، {قالت أخراهم}؛ أي: متأخروهم المتبعون للرؤساء، {لأولاهم}: أي: لرؤسائهم شاكين إلى الله إضلالهم إياهم: {ربَّنا هؤلاء أضلُّونا فآتهم عذاباً ضعفاً من النار}؛ أي: عذِّبْهم عذاباً مضاعفاً لأنَّهم أضلُّونا وزينوا لنا الأعمال الخبيثة. فقالت {أولاهم لأخراهم}؛ أي: الرؤساء قالوا لأتباعهم: {فما كان لكم علينا من فضل}؛ أي: قد اشتركنا جميعاً في الغيِّ والضلال، وفي فعل أسباب العذاب؛ فأيُّ فضلٍ لكم علينا؟ {قال} اللَّه: {لكلٍّ} منكم {ضعفٌ}: ونصيب من العذاب، {فذوقوا العذاب بما كنتم تكسِبونَ}: ولكنه من المعلوم أن عذاب الرؤساء وأئمة الضلال أبلغُ وأشنعُ من عذاب الأتباع؛ كما أنَّ نعيم أئمة الهدى ورؤسائه أعظم من ثواب الأتباع؛ قال تعالى: {الذين كَفَروا وصدُّوا عن سبيل اللهِ زِدْناهم عذاباً فوق العذابِ بما كانوا يُفْسِدون}. فهذه الآيات ونحوها دلَّت على أن سائر أنواع المكذبين بآيات الله مخلَّدون في العذاب مشتركون فيه وفي أصله، وإن كانوا متفاوتين في مقداره بحسب أعمالهم وعنادهم وظلمهم وافترائهم وأن مودتهم التي كانت بينَهم في الدُّنيا تنقلب يوم القيامة عداوةً وملاعنةً.
(38-39) Maka malaikat-malaikat berkata kepada mereka, ﴾ ٱدۡخُلُواْ فِيٓ أُمَمٖ ﴿ "Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat." Yakni dalam kumpulan umat ﴾ قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِكُم مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ ﴿ "jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kamu." Yakni mereka yang telah berlalu sama seperti kamu berlalu di atas kekufuran dan ke-sombongan, maka semuanya berhak mendapatkan kehinaan dan kebinasaan. ﴾ كُلَّمَا دَخَلَتۡ أُمَّةٞ ﴿ "Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka)", dari umat-umat yang menentang. ﴾ لَّعَنَتۡ أُخۡتَهَاۖ ﴿ "Dia mengutuk kawannya (yang menyesatkannya)." Seperti Firman Allah yang lain. ﴾ ثُمَّ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ يَكۡفُرُ بَعۡضُكُم بِبَعۡضٖ وَيَلۡعَنُ بَعۡضُكُم بَعۡضٗا ﴿ "Kemudian di Hari Kiamat sebagian kamu mengingkari sebagian yang (lain) dan sebagian kamu melaknati sebagian (yang lain)." (Al-An-kabut: 25). ﴾ حَتَّىٰٓ إِذَا ٱدَّارَكُواْ فِيهَا جَمِيعٗا ﴿ "Sehingga apabila mereka masuk semuanya." Yakni seluruh penghuninya dari orang-orang terdahulu, orang-orang belakangan, para pembesar, para pemimpin, para pengikut dan para pengekor, semuanya telah berkumpul di neraka. ﴾ قَالَتۡ أُخۡرَىٰهُمۡ ﴿ "Berkatalah orang-orang yang masuk belakangan." Yakni para pengikut para pemimpin, ﴾ لِأُولَىٰهُمۡ ﴿ "kepada orang-orang yang masuk terdahulu." Yakni para pemimpin. Para pengikut itu mengadukan kepada Allah penyesatan para pemimpin kepada mereka, ﴾ رَبَّنَا هَٰٓؤُلَآءِ أَضَلُّونَا فَـَٔاتِهِمۡ عَذَابٗا ضِعۡفٗا مِّنَ ٱلنَّارِۖ ﴿ "Ya Rabb kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka." Yakni siksalah mereka dengan siksaan yang berlipat ganda karena mereka telah menyesatkan kami dan menghiasi perbuatan buruk bagi kami. ﴾ وَقَالَتۡ أُولَىٰهُمۡ لِأُخۡرَىٰهُمۡ ﴿ "Dan berkata orang-orang yang masuk terdahulu di antara mereka kepada orang-orang yang masuk belakangan." Yakni para pemimpin berkata kepada para pengikut, ﴾ فَمَا كَانَ لَكُمۡ عَلَيۡنَا مِن فَضۡلٖ ﴿ "Kamu tidak mempunyai kelebihan sedikit pun atas kami." Yakni, kita melakukan penyelewengan dan kesesatan secara bersama-sama, melakukan sebab azab secara bersama-sama, lalu keutamaan apa yang kamu miliki dibanding kami? ﴾ قَالَ ﴿ "Allah berfirman, ﴾ لِكُلّٖ ﴿ Ma-sing-masing" darimu ﴾ ضِعۡفٞ ﴿ "mendapat (siksaan) yang berlipat ganda" dan mendapat bagian dari api neraka. ﴾ فَذُوقُواْ ٱلۡعَذَابَ بِمَا كُنتُمۡ تَكۡسِبُونَ ﴿ "Maka rasakanlah siksaan karena perbuatan yang telah kamu lakukan." Akan tetapi seperti yang sudah diketahui bahwa azab bagi para pemim-pin tentu lebih pedih dan lebih berat daripada azab para pengikut, sebagaimana nikmat yang didapatkan oleh para imam pemberi petunjuk adalah lebih besar daripada yang akan didapatkan oleh para pengikut. Allah تعالى berfirman, ﴾ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَصَدُّواْ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ زِدۡنَٰهُمۡ عَذَابٗا فَوۡقَ ٱلۡعَذَابِ بِمَا كَانُواْ يُفۡسِدُونَ 88 ﴿ "Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan." (An-Nahl: 88). Ayat-ayat ini dan yang sepertinya menunjukkan bahwa para pendusta terhadap ayat-ayat Allah akan dikekalkan di dalam azab, mereka sama-sama mendapatkannya, walaupun kadar azab yang mereka dapatkan berbeda-beda menurut amal, pengingkaran, ke-zhaliman, dan kedustaan mereka, dan bahwa kasih sayang di antara mereka di dunia, pada Hari Kiamat akan berubah menjadi permu-suhan dan saling laknat.
Ayah: 40 - 41 #
{إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ (40) لَهُمْ مِنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ (41)}.
"Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demi-kianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang ber-buat kejahatan. Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah Kami mem-beri balasan kepada orang-orang yang zhalim." (Al-A'raf: 40-41).
#
{40} يخبر تعالى عن عقاب من كذَّب بآياته فلم يؤمنْ بها مع أنها آيات بيناتٌ واستكبر عنها فلم ينقدْ لأحكامها بل كذَّب، وتولى أنهم آيسون من كلِّ خير؛ فلا تفتَّحُ أبوابُ السماء لأرواحهم إذا ماتوا، وصعدت تريد العروجَ إلى الله، فتستأذنُ، فلا يؤذَنُ لها؛ كما لم تصعدْ في الدنيا إلى الإيمان بالله ومعرفته ومحبته، كذلك لا تصعد بعد الموت؛ فإن الجزاء من جنس العمل. ومفهوم الآية أنَّ أرواح المؤمنين المنقادين لأمرِ الله المصدِّقين بآياته تفتَّح لها أبواب السماء حتى تعرج إلى الله، وتصل إلى حيث أراد الله من العالم العلويِّ، وتبتهجَ بالقرب من ربِّها والحظُوةِ برضوانه. وقوله عن أهل النار: {ولا يدخُلونَ الجنَّة حتى يلجَ الجملُ}: وهو البعير المعروف {في سَمِّ الخِياطِ}؛ أي: حتى يدخُلَ البعير الذي هو من أكبر الحيوانات جسماً في خرق الإبرة الذي هو من أضيق الأشياء. وهذا من باب تعليق الشيء بالمحال؛ أي: فكما أنه محالٌ دخول الجمل في سَمِّ الخياطِ؛ فكذلك المكذِّبون بآيات الله محالٌ دخولهم الجنة؛ قال تعالى: {إنَّه من يُشْرِكْ بالله فقد حرَّم اللهُ عليه الجنةَ ومأواه النارُ}؛ وقال هنا: {وكذلك نَجْزي المجرمينَ}؛ أي: الذين كَثُرَ إجرامُهم، واشتدَّ طغيانُهم.
(40) Allah تعالى memberitakan hukuman orang-orang yang mendustakan ayat-ayatNya dan tidak beriman kepadanya, padahal ia adalah ayat-ayat yang jelas. Mereka menyombongkan diri dari-nya, tidak tunduk kepada hukum-hukumnya, bahkan mereka men-dustakan dan berpaling. Allah mengabarkan bahwa mereka berpu-tus asa dari segala kebaikan. Jika mereka mati, maka pintu-pintu langit tidak dibuka untuk roh mereka, roh itu naik kepada Allah lalu meminta izin dan tidak diizinkan, sebagaimana di dunia ia tidak sudi beriman kepada Allah, mengetahui dan mencintaiNya, maka setelah mati, Allah tidak sudi kepadanya, karena balasan akan sesuai dengan jenis amalnya. Mafhum ayat ini bahwa roh orang-orang Mukmin yang tunduk kepada perintah Allah dan membenarkan ayat-ayatNya, dibukakan untuknya pintu-pintu langit, sehingga ia dapat naik kepada Allah dan ia sampai di alam yang tinggi yang diinginkan oleh Allah, ia berbahagia karena kedekatannya dengan Rabbnya dan mendapat-kan ridhaNya. FirmanNya tentang penduduk neraka, ﴾ وَلَا يَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ ٱلۡجَمَلُ ﴿ "Dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk" yaitu unta yang sudah dikenal, ﴾ فِي سَمِّ ٱلۡخِيَاطِۚ ﴿ "ke lubang jarum." Yakni sehingga unta yang merupakan binatang bertubuh besar masuk ke lubang jarum yang merupakan lubang tersempit. Ini merupakan ungkapan mengaitkan sesuatu dengan sesuatu yang mustahil. Yakni sebagaimana unta mustahil dapat masuk ke dalam lubang jarum, maka orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah juga mus-tahil masuk surga. Allah تعالى berfirman, ﴾ إِنَّهُۥ مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ ٱلۡجَنَّةَ وَمَأۡوَىٰهُ ٱلنَّارُۖ ﴿ "Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka." (Al-Ma`idah: 72). Di sini Allah berfirman, ﴾ وَكَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلۡمُجۡرِمِينَ ﴿ "Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan." Yakni orang-orang yang banyak berbuat kejahatan dan sangat melampaui batas.
#
{41} {لهم من جهنَّمَ مِهادٌ}؛ أي: فراش من تحتهم، {ومن فوقِهِم غَواشٍ}؛ أي: ظلل من العذاب تغشاهم، {وكذلك نَجْزي الظالمين}: لأنفسهم جزاءً وفاقاً، وما ربُّك بظلام للعبيد.
(41) ﴾ لَهُم مِّن جَهَنَّمَ مِهَادٞ ﴿ "Mereka mempunyai tikar tidur dari api ne-raka." Yakni kasur di bawah mereka. ﴾ وَمِن فَوۡقِهِمۡ غَوَاشٖۚ ﴿ "Dan di atas mereka ada selimut (api neraka)." Yakni naungan azab yang menutupi mereka. ﴾ وَكَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zhalim", kepada diri mereka sebagai balasan yang setimpal, dan Allah tidaklah menzhalimi hamba-hambaNya.
Ayah: 42 - 43 #
{وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (42) وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (43)}
"Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shalih, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri sese-orang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. Dan Kami cabut segala macam kedengkian yang berada di dalam dada mere-ka, mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata, 'Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Rabb kami, membawa kebenaran.' Dan diserukan kepa-da mereka, 'Itulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan'." (Al-A'raf: 42-43).
#
{42} لما ذكر تعالى عقاب العاصين الظالمين؛ ذَكَرَ ثواب المطيعين، فقال: {والذين آمنوا}: بقلوبهم، {وعملوا الصالحات}: بجوارحهم؛ فجمعوا بين الإيمان والعمل، بين الأعمال الظاهرة والأعمال الباطنة، بين فعل الواجبات وترك المحرمات، ولما كان قوله: {وعَمِلوا الصالحاتِ} لفظاً عامًّا يشمل جميع الصالحات الواجبة والمستحبة، وقد يكون بعضها غير مقدور للعبد؛ قال تعالى: {لا نُكَلِّفُ نفساً إلَّا وُسْعَها}؛ أي: بمقدار ما تسعه طاقتها ولا يعسر على قدرتها؛ فعليها في هذه الحال أن تتقي الله بحسب استطاعتها، وإذا عجزت عن بعض الواجبات التي يقدر عليها غيرها؛ سقطت عنها؛ كما قال تعالى: {لا يُكَلِّفُ اللهُ نفساً إلاَّ وُسْعَها}، {لا يُكَلِّفُ الله نفساً إلاَّ ما آتاها}، {ما جَعَلَ عليكم في الدِّينِ مِنْ حَرَج}، {فاتَّقوا الله ما استطعتُم}؛ فلا واجب مع العجز، ولا محرَّم مع الضرورة. {أولئك}؛ أي: المتصفون بالإيمان والعمل الصالح، {أصحابُ الجنة هم فيها خالدون}؛ أي: لا يحولون عنها ولا يبغون بها بدلاً؛ لأنهم يَرَوْن فيها من أنواع اللَّذَّات وأصناف المشتهيات ما تقفُ عنده الغايات، ولا يطلب أعلى منه.
(42) Manakala Allah menyebutkan hukuman orang-orang yang durhaka lagi zhalim, maka setelah itu Dia juga menyebutkan pahala orang-orang yang taat. Dia berfirman, ﴾ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ﴿ "Dan orang-orang yang beriman", dengan hati mereka, ﴾ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ ﴿ "dan mengerjakan amal-amal yang shalih", dengan anggota tubuh mereka. Mereka mengumpulkan antara iman dan amal, antara amalan lahir dengan amalan batin, antara melakukan yang wajib dan menjauhi yang haram. Karena FirmanNya, ﴾ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ ﴿ "Dan mengerjakan amal shalih," adalah bersifat umum mencakup seluruh amal shalih yang wajib dan yang dianjurkan, dan bisa jadi sebagian darinya di luar kemampuan seorang hamba, maka Allah berfirman, ﴾ لَا نُكَلِّفُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَآ ﴿ "Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." Yakni sesuai dengan ke-mampuannya dan tidak melebihi batas kekuatannya, maka dalam kondisi tersebut dia wajib bertakwa kepada Allah sebatas kemam-puannya. Jika dia tidak mampu melakukan sebagian yang wajib di mana selainnya mampu melakukannya, maka ia gugur darinya, sebagaimana Firman Allah, ﴾ لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ ﴿ "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesang-gupannya." (Al-Baqarah: 286). ﴾ لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا مَآ ءَاتَىٰهَاۚ ﴿ "Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (seke-dar) apa yang Allah berikan kepadanya." (Ath-Thalaq: 7). ﴾ وَمَا جَعَلَ عَلَيۡكُمۡ فِي ٱلدِّينِ مِنۡ حَرَجٖۚ ﴿ "Dia sekali-kali tidak menjadikan kesempitan untukmu di dalam agama." (Al-Hajj: 78). ﴾ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ مَا ٱسۡتَطَعۡتُمۡ ﴿ "Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu." (At-Taghabun: 16). Tiada kewajiban karena ketidakmampuan, dan tiada yang diharamkan pada waktu darurat. ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ ﴿ "Mereka itulah", yaitu orang-orang yang menyandang Iman dan mengerjakan amal shalih, adalah ﴾ أَصۡحَٰبُ ٱلۡجَنَّةِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ﴿ "penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya." Yakni, mereka tidak berpindah darinya. Tidak mencari pengganti karena mereka telah mendapatkan berbagai macam kelezatan dan kenikmatan yang tiada tertandingi dan tidak ada yang lebih dari itu.
#
{43} {ونزعنا ما في صُدورهم من غِلٍّ}: وهذا من كرمه وإحسانِهِ على أهل الجنة؛ أنَّ الغلَّ الذي كان موجوداً في قلوبهم والتنافس الذي بينهم أن الله يقلعه ويزيله حتى يكونوا إخواناً متحابِّين وأخلاَّء متصافين؛ قال تعالى: {ونزعنا ما في صدورهم من غلٍّ إخواناً على سُرُرٍ متقابلينَ}، ويخلُقُ الله لهم من الكرامة ما به يحصُلُ لكلِّ واحد منهم الغِبْطَةَ والسرور، ويرى أنه لا فوق ما هو فيه من النعيم نعيمٌ؛ فبهذا يأمنون من التحاسد والتباغض؛ لأنه قد فقدت أسبابه. [و] قوله: {تجري من تحتهم الأنهار}؛ أي: يفجِّرونها تفجيراً حيث شاؤوا وأين أرادوا، إن شاؤوا في خلال القصور أو في تلك الغرف العاليات أو في رياض الجنات من تحت تلك الحدائق الزاهرات، أنهار تجري في غير أخدود، وخيراتٌ ليس لها حدٌّ محدودٌ. {و} لهذا لما رأوا ما أنعم الله عليهم وأكرمهم به؛ {قالوا الحمدُ لله الذي هدانا لهذا}: بأن منَّ علينا وأوحى إلى قلوبنا فآمنت به وانقادتْ للأعمال الموصلةِ إلى هذه الدار، وحفظ الله علينا إيماننا وأعمالَنا حتى أوصَلَنا بها إلى هذه الدار، فنعم الربُّ الكريم الذي ابتدأنا بالنعم، وأسدى من النعم الظاهرة والباطنة ما لا يحصيه المحصون ولا يعدُّه العادُّون. {وما كنَّا لنهتديَ لولا أن هدانا الله}؛ أي: ليس في نفوسنا قابليةٌ للهدى، لولا أنَّه تعالى منَّ بهدايته واتِّباع رسله، {لقد جاءت رسُلُ ربِّنا بالحق}؛ أي: حين كانوا يتمتَّعون بالنعيم الذي أخبرت به الرسل وصار حقَّ يقينٍ لهم بعد أن كان علم يقينٍ لهم قالوا: لقد تحقَّقنا ورأينا ما وعدتنا به الرسلُ وأنَّ جميع ما جاؤوا به حقُّ اليقين لامِرْيَةَ فيه ولا إشكال. {ونودوا}: تهنئةً لهم وإكراماً وتحية واحتراماً {أن تِلْكُمُ الجنة أورثتموها}؛ أي: كنتم الوارثين لها، وصارت إقطاعاً لكم إذ كان إقطاع الكفار النار، أورثتموها {بما كنتم تعملونَ}: قال بعضُ السلف: أهل الجنة نَجَوْا من النار بعفو الله، وأدخلوا الجنة برحمة الله، واقتسموا المنازل، وورثوها بالأعمال الصالحة، وهي من رحمته، بل من أعلى أنواع رحمته.
(43) ﴾ وَنَزَعۡنَا مَا فِي صُدُورِهِم مِّنۡ غِلّٖ ﴿ "Dan Kami cabut segala macam ke-dengkian yang berada di dalam dada mereka." Ini termasuk kemurahan dan kebaikan Allah kepada penghuni surga. Bahwa Allah mencabut dan menghilangkan kebencian dan persaingan yang ada di dalam hati mereka sehingga mereka menjadi bersaudara dan berteman yang saling mencintai. Allah تعالى berfirman, ﴾ وَنَزَعۡنَا مَا فِي صُدُورِهِم مِّنۡ غِلٍّ إِخۡوَٰنًا عَلَىٰ سُرُرٖ مُّتَقَٰبِلِينَ 47 ﴿ "Dan Kami lenyapkan segala rasa dengki yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan." (Al-Hijr: 47). Allah menciptakan kemuliaan untuk mereka yang dengannya masing-masing mendapatkan kebahagiaan dan saling ridha satu sama lain. Dia melihat tidak ada nikmat di atas nikmat yang dia rasakan. Dengan ini tidak ada saling dengki dan benci karena pe-nyebabnya telah hilang. Dan FirmanNya, ﴾ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهِمُ ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ ﴿ "Mengalir di bawah mereka sungai-sungai." Yakni mereka dapat memancarkan-nya sesuka mereka, di mana pun mereka inginkan. Jika mereka mau, maka di sela-sela istana-istana, atau di kamar-kamar yang tinggi, atau di kebun-kebun surga di bawah pohon-pohon yang rindang, sungai-sungai mengalir tanpa aliran, kenikmatan yang tak berba-tas. ﴾ و َ ﴿ "Dan" karena itu manakala mereka melihat kenikmatan dan kemuliaan yang Allah berikan kepada mereka, ﴾ قَالُواْ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي هَدَىٰنَا لِهَٰذَا ﴿ "mereka berkata, 'Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini'," dengan memberi nikmat kepada kami, me-nuntun hati kami, sehingga hati kami beriman dan tunduk kepada amal kebaikan yang membimbing kami kepada rumah (surga) ini. Allah menjaga iman kami dan amal kami sehingga mengantarkan kami kepada tempat ini, maka alangkah mulianya Rabb Yang Mulia yang memberi kita nikmat-nikmat dan melimpahkannya, baik lahir maupun batin yang tidak terhitung oleh siapa pun (dari hamba-Nya). ﴾ وَمَا كُنَّا لِنَهۡتَدِيَ لَوۡلَآ أَنۡ هَدَىٰنَا ٱللَّهُۖ ﴿ "Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk." Yakni kami tidak mungkin mau menerima petunjuk dan mengikuti rasul-rasulNya seandainya Allah tidak memberikan hidayahNya. ﴾ لَقَدۡ جَآءَتۡ رُسُلُ رَبِّنَا بِٱلۡحَقِّۖ ﴿ "Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Rabb kami, membawa kebena-ran." Yakni ketika mereka bernikmat ria dengan kenikmatan yang pernah dikabarkan oleh para rasul dan ia menjadi haqqul yaqin sete-lah sebelumnya adalah ilmul yaqin, mereka berkata, "Sungguh kami telah melihat dan membuktikan apa yang diberitakan oleh para rasul bahwa seluruh apa yang mereka bawa tidak ada keraguan padanya. ﴾ وَنُودُوٓاْ ﴿ "Dan diserukan kepada mereka", sebagai penghor-matan dan penghargaan kepada mereka, ﴾ أَن تِلۡكُمُ ٱلۡجَنَّةُ أُورِثۡتُمُوهَا ﴿ "Itulah surga yang diwariskan kepadamu." Yakni kamu adalah pewarisnya dan ia menjadi bagianmu, karena neraka adalah bagian orang-orang kafir. Kamu mendapatkannya, ﴾ بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ﴿ "disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan." Sebagian ulama Salaf berkata, "Penghuni surga selamat dari neraka dengan ampunan Allah, mereka masuk surga dengan Rahmat Allah, mereka membagi-bagi tempat dan mewarisinya dengan amal shalih dan ia dengan Rahmat Allah, bah-kan termasuk RahmatNya yang paling tinggi." 9
Ayah: 44 - 45 #
{وَنَادَى أَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابَ النَّارِ أَنْ قَدْ وَجَدْنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا فَهَلْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا قَالُوا نَعَمْ فَأَذَّنَ مُؤَذِّنٌ بَيْنَهُمْ أَنْ لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ (44) الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا وَهُمْ بِالْآخِرَةِ كَافِرُونَ (45)}.
"Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada penghuni-peng-huni neraka (dengan mengatakan), 'Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Rabb kami menjanjikan-nya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Rabb kamu menjanjikannya (kepada-mu)?' Mereka (penduduk neraka) menjawab, 'Betul.' Kemudian se-orang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu, 'Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zhalim, (yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan me-reka kafir kepada kehidupan Akhirat'." (Al-A'raf: 44-45).
#
{44 ـ 45} يقول تعالى بعد ما ذكر استقرار كلٍّ من الفريقين في الدارين ووجدا ما أخبرت به الرُّسل ونطقتْ به الكتبُ من الثواب والعقاب: إن أهل الجنة نادوا أصحاب النار بأن قالوا: {أن قد وَجَدْنا ما وَعَدَنا ربُّنا حقًّا}: حين وعدنا على الإيمان والعمل الصالح الجنة، فأدخلناها وأرانا ما وصفه لنا، {فهل وجدتُم ما وعدكم ربكم}: على الكفر والمعاصي {حقًّا قالوا نعم}: قد وجدناه حقًّا، فتبين للخلق كلِّهم بياناً لا شكَّ فيه صدق وعد الله، ومن أصدق من الله قيلاً، وذهبت عنهم الشكوك والشبه، وصار الأمر حقَّ اليقين، وفرح المؤمنون بوعد الله واغتبطوا، وأيس الكفار من الخير، وأقروا على أنفسهم بأنهم مستحقون للعذاب. {فأذَّن مؤذنٌ بينهم}؛ أي: بين أهل النار وأهل الجنة بأن قال: {أن لعنةُ الله}؛ أي: بعده وإقصاؤه عن كل خير {على الظالمين}: إذ فتح الله لهم أبوابَ رحمتِهِ، فصدَفوا أنفسهم عنها ظلماً وصدُّوا عن سبيل الله بأنفسهم وصدُّوا غيرهم فضلُّوا وأضلُّوا. والله تعالى يريد أن تكون مستقيمةً ويعتدل سير السالكين إليه، وهؤلاء يريدونها {عِوَجاً}: منحرفةً صادةً عن سواء السبيل. {وهم بالآخرة كافرونَ}: وهذا الذي أوجب لهم الانحرافَ عن الصراط والإقبالَ على شهوات النفوس المحرَّمة عدمُ إيمانهم بالبعث، وعدم خوفهم من العقاب ورجائهم للثواب. ومفهوم هذا [النداء] أن رحمة الله على المؤمنين، وبرَّه شاملٌ لهم، وإحسانه متواترٌ عليهم.
(44-45) Allah تعالى berfirman setelah menyebutkan bahwa masing-masing kelompok menempati tempat masing-masing. Ke-duanya mendapatkan kebenaran pahala dan azab yang disampai-kan oleh para rasul dan dinyatakan oleh kitab-kitab, bahwa pendu-duk surga memanggil penghuni neraka dengan mengatakan, ﴾ أَن قَدۡ وَجَدۡنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقّٗا ﴿ "Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Rabb kami menjanjikannya kepada kami." Ketika Dia menjan-jikan surga dengan iman dan amal shalih, lalu Dia memasukkan kami dan menunjukkan apa yang Dia jelaskan kepada kami.﴾ فَهَلۡ وَجَدتُّم مَّا وَعَدَ رَبُّكُمۡ حَقّٗاۖ ﴿ "Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Rabb kamu menjanjikannya (kepadamu)?" akibat keku-furan dan kemaksiatan. ﴾ قَالُواْ نَعَمۡۚ ﴿ "Mereka (penduduk neraka) menjawab, 'Betul'." Yakni kami benar-benar mendapatkannya. Maka terbuk-tilah bagi seluruh makhluk dengan bukti yang tidak ada keraguan padanya akan kebenaran janji Allah. Dan siapakah yang lebih jujur ucapannya daripada Allah? Keraguan dan kebimbangan telah lenyap dari mereka. Perkaranya telah menjadi haqqul yaqin. Orang-orang Mukmin bangga dan berbahagia dengan janji Allah, sementara orang-orang kafir berputus asa dari kebaikan dan mereka mengakui bahwa mereka berhak mendapatkan azab. ﴾ فَأَذَّنَ مُؤَذِّنُۢ بَيۡنَهُمۡ ﴿ "Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu." Yakni di antara penduduk surga dan penghuni neraka dengan ber-kata, ﴾ أَن لَّعۡنَةُ ٱللَّهِ ﴿ "Kutukan Allah," pengusiran dan penjauhan dari segala kebaikan, ﴾ عَلَى ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "ditimpakan kepada orang-orang yang zha-lim." Karena Allah telah membuka pintu RahmatNya untuk mereka, tetapi mereka berpaling darinya karena kezhaliman, dan mereka menghalang-halangi diri mereka sendiri dan juga orang lain dari jalan Allah, maka mereka itu sesat dan menyesatkan. Allah تعالى meng-inginkan jalan itu lurus dan mengarahkan para penitinya kepada-nya, sementara mereka menginginkannya ﴾ عِوَجٗا ﴿ "menjadi bengkok", menyimpang dan justru menghalang-halangi dari jalan yang lurus. ﴾ وَهُم بِٱلۡأٓخِرَةِ كَٰفِرُونَ ﴿ "Dan mereka kafir kepada kehidupan Akhirat." Dan ini-lah yang menyebabkan mereka menyimpang dari jalan yang lurus dan gemar menerima keinginan syahwat jiwa yang diharamkan adalah karena ketidakimanan mereka kepada Hari Kebangkitan, tidak takut kepada azab dan tidak mengharapkan pahala. Mafhum dari seruan malaikat ini adalah bahwa Rahmat Allah melimpah ke-pada orang-orang beriman, kebaikanNya meliputi dan menaungi mereka.
Ayah: 46 - 49 #
{وَبَيْنَهُمَا حِجَابٌ وَعَلَى الْأَعْرَافِ رِجَالٌ يَعْرِفُونَ كُلًّا بِسِيمَاهُمْ وَنَادَوْا أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَنْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ لَمْ يَدْخُلُوهَا وَهُمْ يَطْمَعُونَ (46) وَإِذَا صُرِفَتْ أَبْصَارُهُمْ تِلْقَاءَ أَصْحَابِ النَّارِ قَالُوا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (47) وَنَادَى أَصْحَابُ الْأَعْرَافِ رِجَالًا يَعْرِفُونَهُمْ بِسِيمَاهُمْ قَالُوا مَا أَغْنَى عَنْكُمْ جَمْعُكُمْ وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ (48) أَهَؤُلَاءِ الَّذِينَ أَقْسَمْتُمْ لَا يَنَالُهُمُ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلَا أَنْتُمْ تَحْزَنُونَ (49)}
"Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada batas, dan di atas A'raf itu ada orang-orang yang mengenal ma-sing-masing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda mereka. Dan mereka menyeru penduduk surga, 'Salamun 'alaikum (salam sejahtera atas kalian).' Mereka belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin segera (memasukinya). Dan apabila pandangan me-reka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata, 'Ya Rabb kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zhalim itu.' Dan orang-orang yang di atas A'raf me-manggil beberapa orang (pemuka-pemuka orang kafir) yang mereka mengenalnya dengan tanda-tandanya dengan mengatakan, 'Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang selalu kamu sombongkan itu, tidaklah memberi manfaat kepadamu.' (Orang-orang di atas A'raf bertanya kepada penghuni neraka, 'Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah bahwa mereka tidak akan mendapat Rahmat Allah.' (Kepada orang-orang Mukmin itu dikatakan), 'Masuklah ke dalam surga, tidak ada kekhawatiran terhadapmu dan tidak (pula) kamu bersedih hati'." (Al-A'raf: 46-49).
#
{46} أي: وبين أصحاب الجنة وأصحاب النار حجابٌ يُقال له: الأعراف، لا من الجنة ولا من النار، يشرف على الدارين، وينظُر من عليه حال الفريقين، وعلى هذا الحجاب رجالٌ يعرفونَ كلًّا من أهل الجنة والنار بسيماهم؛ أي: علاماتهم التي بها يُعْرَفون ويُمَيَّزون؛ فإذا نظروا إلى أهل الجنة؛ نادَوْهم: {أن سلامٌ عليكم}؛ أي: يحيُّونهم ويسلِّمون عليهم، وهم إلى الآن لم يدخلوا الجنة، ولكنهم يطمعون في دخولها، ولم يجعل الله الطمع في قلوبهم إلا لما يُريد بهم من كرامته.
(46) Yakni di antara penduduk surga dengan penghuni neraka terdapat pembatas yang bernama al-A'raf, tidak dari surga tidak pula dari neraka, menghadap ke surga dan neraka. Siapa yang di situ dapat melihat keadaan kedua golongan ini. Di atas pemba-tasnya itu terdapat orang-orang yang mengenal masing-masing dari penduduk surga dan penghuni neraka dengan tanda-tanda mereka, yakni dengan ciri khas yang dengannya mereka dibeda-kan. Jika mereka melihat kepada penduduk surga, mereka berseru kepada mereka, ﴾ أَن سَلَٰمٌ عَلَيۡكُمۡۚ ﴿ "Salamun 'alaikum (salam sejahtera atas kalian)." Yakni mereka memberi hormat dan salam kepada mereka, akan tetapi mereka sampai saat itu belum masuk surga, walaupun demikian mereka sangat berhasrat untuk memasukinya dan Allah tidak menjadikan hasrat di dalam hati mereka kecuali karena ke-muliaanNya yang Dia inginkan untuk mereka.
#
{47} {وإذا صُرِفَتْ أبصارُهم تِلْقاءَ أصحابِ النَّارِ}: ورأوا منظراً شنيعاً وهولاً فظيعاً، {قالوا ربَّنا لا تَجْعَلْنا مع القوم الظالمين}: فأهل الجنة إذا رآهم أهلُ الأعراف يطمعون أن يكونوا معهم في الجنة ويحيُّونهم ويسلِّمون عليهم، وعند انصراف أبصارهم بغير اختيارهم لأهل النار يستجيرون [بالله] من حالهم هذا على وجه العموم.
(47) ﴾ وَإِذَا صُرِفَتۡ أَبۡصَٰرُهُمۡ تِلۡقَآءَ أَصۡحَٰبِ ٱلنَّارِ ﴿ "Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka," mereka melihat pemandangan yang mengerikan dan ketakutan yang mencekam. ﴾ قَالُواْ رَبَّنَا لَا تَجۡعَلۡنَا مَعَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "Mereka berkata, 'Ya Rabb kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zhalim itu." Jika orang-orang yang ada di al-A'raf melihat penduduk surga, mereka berhasrat bisa bersama mereka di surga, memberi hormat dan salam kepada mereka. Manakala pandangan mereka tertuju secara tidak sengaja kepada penghuni neraka, maka mereka memohon perlindungan kepada Allah dari keadaan buruk mereka secara umum.
#
{48} ثم ذكر الخصوص بعد العموم، فقال: {ونادى أصحابُ الأعراف رجالاً يعرفونهم بسيماهُم}: وهم من أهل النار، وقد كانوا في الدنيا لهم أبهة وشرفٌ وأموالٌ وأولادٌ، فقال لهم أصحاب الأعراف حين رأوهم منفردين في العذاب بلا ناصرٍ ولا مغيث: {ما أغنى عنكُم جمعُكم}: في الدُّنيا الذي تستدفِعون به المكاره، وتوسلون به إلى مطالبكم في الدُّنيا؛ فاليوم اضمحل ولا أغنى عنكم شيئاً، وكذلك أيُّ شيءٍ نفعكم استكباركم على الحقِّ وعلى ما جاء به وعلى مَن اتبعه؟!
(48) Kemudian Allah menyebutkan yang khusus setelah yang umum. Dia berfirman, ﴾ وَنَادَىٰٓ أَصۡحَٰبُ ٱلۡأَعۡرَافِ رِجَالٗا يَعۡرِفُونَهُم بِسِيمَىٰهُمۡ ﴿ "Dan orang-orang yang di atas A'raf memanggil beberapa orang (pemuka-pemuka orang kafir) yang mereka mengenalnya dengan tanda-tandanya." Mereka adalah penduduk neraka, mereka di dunia memiliki kebanggaan, kehormatan, harta dan anak-anak. Maka orang-orang al-A'raf ber-kata kepada mereka ketika melihat mereka terbenam dalam azab tanpa seorang pun penolong dan pembantu, ﴾ مَآ أَغۡنَىٰ عَنكُمۡ جَمۡعُكُمۡ وَمَا كُنتُمۡ تَسۡتَكۡبِرُونَ ﴿ "harta yang kamu kumpulkan dan apa yang selalu kamu som-bongkan itu, tidaklah memberi manfaat kepadamu" yakni, bahwa harta di dunia, yang dengannya kamu menolak hal-hal yang tidak kamu inginkan, dan dengannya kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan di dunia, pada hari ini ia lenyap tak berbekas, tak berguna sedikit pun bagimu. Begitu pula kesombongan menolak kebenaran dan kesombonganmu kepada orang yang membawanya dan me-ngikutinya, sama sekali tidak berguna bagimu.
#
{49} ثم أشاروا لهم إلى أناس من أهل الجنة كانوا في الدنيا فقراء ضعفاء يستهزئ بهم أهل النار، فقالوا لأهل النار: {أهؤلاء}: الذين أدخلهم الله الجنة، {الذين أقسمتُم لا ينالُهُم الله برحمةٍ}: احتقاراً لهم وازدراءً وإعجاباً بأنفسكم، قد حنثتم في أيمانكم، وبدا لكم من الله ما لم يكن لكم في حساب. {ادخلوا الجنة}: بما كنتم تعملونَ؛ أي: قيل لهؤلاء الضعفاء إكراماً واحتراماً: ادخلوا الجنة بأعمالكم الصالحة، {لا خوفٌ عليكم}: فيما يُستقبل من المكاره، {ولا أنتم تحزنونَ}: على ما مضى، بل آمنون مطمئنُّون فرحون بكل خير. وهذا كقولِهِ تعالى: {إنَّ الذين أجرموا كانوا من الذين آمنوا يضحكونَ. وإذا مَرُّوا بهم يتغامَزون ... } إلى أن قال: {فاليومَ الذين آمنوا مِنَ الكُفَّارِ يضحكون. على الأرائكِ ينظُرونَ}. واختلف أهل العلم والمفسِّرون من هم أصحاب الأعراف وما أعمالهم، والصحيح من ذلك أنهم قوم تساوت حسناتهم وسيئاتهم؛ فلا رجحتْ سيئاتهم فدخلوا النار، ولا رجحت حسناتهم فدخلوا الجنة، فصاروا في الأعراف ما شاء الله، ثم إن الله تعالى يدخِلُهم برحمته الجنة؛ فإن رحمته تسبق وتغلب غضبه، ورحمته وسعت كلَّ شيءٍ.
(49) Kemudian mereka menunjuk kepada orang-orang dari penduduk surga yang dahulu di dunia adalah orang-orang miskin papa yang dilecehkan oleh penghuni neraka. Mereka berkata kepada penghuni neraka ﴾ أَهَٰٓؤُلَآءِ ﴿ "Itukah orang-orang", yang dimasukkan Allah ke surga, ﴾ ٱلَّذِينَ أَقۡسَمۡتُمۡ لَا يَنَالُهُمُ ٱللَّهُ بِرَحۡمَةٍۚ ﴿ "Yang kamu telah bersumpah bahwa mereka tidak akan mendapat Rahmat Allah?" sebagai pelecehan dan penghinaan kepada mereka serta kesombongan dari kalian. Kamu telah melanggar sumpahmu dan ternyata Allah memperla-kukan mereka tidak seperti yang kamu kira. ﴾ ٱدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ ﴿ "(Kepada orang Mukmin itu dikatakan), 'Masuklah ke dalam surga", karena amal yang dulu kamu kerjakan. Yakni dikatakan kepada orang-orang lemah itu sebagai penghormatan dan penghargaan kepada mereka, "masuklah surga dengan amal shalihmu." ﴾ لَا خَوۡفٌ عَلَيۡكُمۡ ﴿ "Tidak ada kekhawatiran terhadapmu", terhadap hal-hal yang tidak diinginkan di masa depan. ﴾ وَلَآ أَنتُمۡ تَحۡزَنُونَ ﴿ "Dan tidak (pula) kamu bersedih hati", atas perkara yang telah berlalu. Justru kalian akan merasa aman, tenang dan berbahagia dengan segala kebaikan. Ini seperti Firman Allah تعالى, ﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ أَجۡرَمُواْ كَانُواْ مِنَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ يَضۡحَكُونَ 29 وَإِذَا مَرُّواْ بِهِمۡ يَتَغَامَزُونَ 30 ﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang da-hulunya (di dunia) menertawakan orang-orang yang beriman. Dan apa-bila orang-orang yang beriman berlalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya." (Al-Muthaffifin: 29-30). Sampai kepada FirmanNya, ﴾ فَٱلۡيَوۡمَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنَ ٱلۡكُفَّارِ يَضۡحَكُونَ 34 عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِ يَنظُرُونَ 35 ﴿ "Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir, mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang." (Al-Muthaffifin: 34-35). Para ulama dan ahli tafsir berbeda pendapat tentang siapa Ashhabul A'raf itu dan apa amal mereka. Yang benar dari pendapat-pendapat itu adalah bahwa mereka adalah orang-orang yang ber-imbang kebaikan dan keburukannya. Keburukan mereka tidak lebih berat sehingga mereka masuk neraka, dan kebaikan mereka juga ti-dak lebih berat sehingga mereka masuk surga, maka mereka berada di al-A'raf sesuai dengan kehendak Allah, kemudian Allah dengan RahmatNya memasukkan mereka ke surga, karena RahmatNya mendahului dan mengungguli murkaNya dan RahmatNya meli-puti segala sesuatu.
Ayah: 50 - 53 #
{وَنَادَى أَصْحَابُ النَّارِ أَصْحَابَ الْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكَافِرِينَ (50) الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فَالْيَوْمَ نَنْسَاهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَاءَ يَوْمِهِمْ هَذَا وَمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ (51) وَلَقَدْ جِئْنَاهُمْ بِكِتَابٍ فَصَّلْنَاهُ عَلَى عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (52) هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا تَأْوِيلَهُ يَوْمَ يَأْتِي تَأْوِيلُهُ يَقُولُ الَّذِينَ نَسُوهُ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ فَهَلْ لَنَا مِنْ شُفَعَاءَ فَيَشْفَعُوا لَنَا أَوْ نُرَدُّ فَنَعْمَلَ غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ قَدْ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ (53)}
"Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga, 'Limpahkan-lah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah dirizkikan Allah kepadamu.' Mereka (penghuni surga) menjawab, 'Sesung-guhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir, (yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda-gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka.' Maka pada hari (Kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (al-Qur`an) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami, menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Tiadalah mereka menunggu-nunggu kecuali (terlak-sananya kebenaran) al-Qur`an itu. Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan al-Qur`an itu, berkatalah orang-orang yang melupa-kannya sebelum itu. 'Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Rabb kami membawa yang haq, maka adakah bagi kami pemberi sya-fa'at yang akan memberi syafa'at bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?' Sungguh mereka telah merugikan diri mereka sendiri dan telah lenyaplah dari mereka tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan." (Al-A'raf: 50-53).
#
{50 ـ 52} أي: ينادي أصحاب النار أصحاب الجنة حين يبلغُ منهم العذابُ كلَّ مبلغ وحين يمسُّهم الجوع المفرط والظمأ الموجع؛ يستغيثون بهم فيقولون: {أفيضوا علينا من الماءِ أو ممَّا رزقكم الله}: من الطعام، فأجابهم أهل الجنة بقولهم: {إنَّ الله حرَّمَهما}؛ أي: ماء الجنة وطعامها {على الكافرين}: وذلك جزاء لهم على كفرهم بآيات الله واتخاذهم دينهم الذي أُمروا أن يستقيموا عليه ووُعدوا بالجزاء الجزيل عليه {لهواً ولعباً}؛ أي: لهت قلوبهم وأعرضت عنه ولعبوا واتَّخذوه سخريًّا، أو أنهم جعلوا بدل دينهم اللهو واللعب، واستعاضوا بذلك عن الدين القيم، {وغرَّتْهم الحياة الدنيا}: بزينتها وزخرفها وكثرة دعاتِها، فاطمأنوا إليها ورضوا بها وفرحوا وأعرضوا عن الآخرة ونسوها. {فاليوم ننساهم}؛ أي: نتركهم في العذاب، {كما نسوا لقاء يومهم هذا}: فكأنهم لم يُخْلقوا إلا للدُّنيا، وليس أمامهم عرض ولا جزاء، {وما كانوا بآياتنا يجحدون}: والحال أن جحودهم هذا لا عن قصور في آيات الله وبيِّناته، بل قد {جئناهم بكتابٍ فصَّلْناه}؛ أي: بينا فيه جميع المطالب التي يحتاج إليها الخلق {على علم}؛ من الله بأحوال العباد في كل زمان ومكان، وما يصلُحُ لهم وما لا يصلُحُ ليس تفصيله تفصيل غير عالم بالأمور، فتجهله بعض الأحوال فيحكم حكماً غير مناسب، بل تفصيل من أحاط علمه بكل شيء ووسعتْ رحمتُهُ كلَّ شيء. {هدىً ورحمةً لقوم يؤمنون}؛ أي: تحصل للمؤمنين بهذا الكتاب الهداية من الضلال وبيان الحق والباطل والغي والرشد، ويحصُل أيضاً لهم به الرحمة، وهي الخير والسعادة في الدنيا والآخرة، فينتفي عنهم بذلك الضلال والشقاء.
(50-52) Yakni penghuni neraka memanggil penduduk surga ketika mereka mendapatkan azab yang sangat pedih, dan ketika kelaparan yang sangat dan kehausan yang mencekik menerpa me-reka, mereka memanggil dan meminta tolong kepada penduduk surga. ﴾ أَفِيضُواْ عَلَيۡنَا مِنَ ٱلۡمَآءِ أَوۡ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُۚ ﴿ "Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah dirizkikan Allah kepadamu." Lalu pendu-duk surga menjawab, ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ حَرَّمَهُمَا ﴿ "Sesungguhnya Allah telah meng-haramkan keduanya." Yakni air dan makanan surga ﴾ عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ ﴿ "Atas orang-orang kafir." Dan hal itu adalah sebagai balasan kepada me-reka atas kekufuran mereka kepada ayat-ayat Allah dan mereka menjadikan agama yang mereka diperintahkan agar teguh di atas-nya dan dijanjikan dengan balasan besar atasnya, ﴾ لَهۡوٗا وَلَعِبٗا ﴿ "sebagai main-main dan senda-gurau." Yakni hati mereka lalai darinya dan berpaling, mereka main-main dan menjadikannya sebagai bahan cemoohan, atau mereka mengganti agama mereka dengan main-main dan senda gurau. Mereka menukar agama yang lurus dengan itu. ﴾ وَغَرَّتۡهُمُ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَاۚ ﴿ "Dan kehidupan dunia telah menipu mereka", dengan perhiasannya, keindahannya, dan banyaknya propaganda-nya. Mereka cenderung kepadanya, rela dan berbahagia dengannya dan mereka lupa dan berpaling dari Akhirat. ﴾ فَٱلۡيَوۡمَ نَنسَىٰهُمۡ ﴿ "Maka pada Hari (Kiamat) ini, Kami melupakan mereka." Yakni Kami mem-biarkan mereka di dalam azab, ﴾ كَمَا نَسُواْ لِقَآءَ يَوۡمِهِمۡ هَٰذَا ﴿ "sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini." Seolah-olah me-reka hanya diciptakan untuk dunia semata dan di belakang hari nanti tidak ada perhitungan dan balasan amal bagi mereka, ﴾ وَمَا كَانُواْ بِـَٔايَٰتِنَا يَجۡحَدُونَ ﴿ "dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami." Padahal pengingkaran mereka itu bukan karena keter-batasan pada ayat-ayat Allah dan kejelasannya, justru ﴾ جِئۡنَٰهُم بِكِتَٰبٖ فَصَّلۡنَٰهُ ﴿ "Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (al-Qur`an) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya." Yakni Kami jelaskan padanya se-luruh tuntutan yang dibutuhkan oleh manusia ﴾ عَلَىٰ عِلۡمٍ ﴿ "atas dasar pengetahuan Kami." Yakni atas dasar pengetahuan dari Allah terha-dap keadaan para hamba di setiap waktu dan tempat, serta apa yang baik dan apa yang tidak baik bagi mereka. Perinciannya bukan perincian orang yang tidak memiliki pengetahuan terhadap per-kara-perkara, sehingga ia tidak mengetahui sebagian kondisi yang akibatnya dia mengeluarkan hukum yang tidak sesuai. Akan teta-pi ini adalah perincian Dzat yang IlmuNya meliputi segala sesuatu dan RahmatNya meliputi segala sesuatu, ﴾ هُدٗى وَرَحۡمَةٗ لِّقَوۡمٖ يُؤۡمِنُونَ ﴿ "yang menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." Yakni dengan kitab ini orang-orang Mukmin mendapatkan hidayah dari kesesatan, penjelasan tentang yang haq dan yang batil, demikian juga penyimpangan dan kebenaran. Dengannya pula mereka juga mendapatkan rahmat, yaitu kebahagiaan dan kebaikan dunia dan akhirat, sehingga lenyaplah kesesatan dan kesengsaraan.
#
{53} وهؤلاء الذين حقَّ عليهم العذاب لم يؤمنوا بهذا الكتاب العظيم ولا انقادوا لأوامره ونواهيه، فلم يبق فيهم حيلة إلاَّ استحقاقُهم أن يحلَّ بهم ما أخبر به القرآن، ولهذا قال: {هل ينظُرون إلا تأويلَه}؛ أي: وقوع ما أخبر به؛ كما قال يوسف عليه السلام حين وقعت رؤياه: {هذا تأويلُ رؤيايَ مِن قَبْلُ}. {يومَ يأتي تأويلُهُ يقول الذين نسوه من قبل}: متندِّمين متأسِّفين على ما مضى متشفِّعين في مغفرة ذنوبهم مقرِّين بما أخبرت به الرسل: {قد جاءت رُسُلُ ربِّنا بالحقِّ فهل لنا من شفعاءَ فيشفعوا لنا أو نُردُّ}: إلى الدنيا؛ {فنعملَ غير الذي كُنَّا نعملُ}: وقد فات الوقتُ عن الرُّجوع إلى الدنيا؛ فما تنفعُهم شفاعة الشافعين. وسؤالهم الرجوع إلى الدنيا ليعملوا غيرَ عملهم كذبٌ منهم، مقصودُهم به دفعُ ما حلَّ بهم؛ قال تعالى: {ولو رُدُّوا لَعادوا لِما نُهوا عنه وإنَّهم لَكاذبونَ}. {قد خسروا أنفسَهم}: حين فوَّتوها الأرباحَ وسَلَكوا بها سبيل الهلاك، وليس ذلك كخسران الأموال والأثاث أو الأولاد، إنما هذا خسرانٌ لا جُبْرانَ لمصابِهِ. {وضلَّ عنهم ما كانوا يفترونَ}: في الدُّنيا مما تُمَنِّيهم أنفسُهم به، ويعدُهم به الشيطان، قدموا على ما لم يكن لهم في حساب، وتبيَّن لهم باطلهم وضلالهم، وصدق ما جاءتهم به الرسل.
(53) Orang-orang yang ditimpa azab itu tidak beriman ke-pada kitab yang agung ini, tidak pula tunduk kepada perintah dan larangannya, maka tidak ada alasan bagi mereka kecuali bahwa mereka berhak menerima apa yang diberitakan oleh al-Qur`an. Oleh karena itu Allah berfirman, ﴾ هَلۡ يَنظُرُونَ إِلَّا تَأۡوِيلَهُۥۚ ﴿ "Tiadalah mereka menunggu-nunggu kecuali (terlaksananya kebenaran) al-Qur`an itu." Yakni terjadinya apa yang diberitakannya seperti kata Nabi Yusuf عليه السلام manakala mimpinya terbukti, "Inilah tabir mimpiku yang dahulu itu." ﴾ يَوۡمَ يَأۡتِي تَأۡوِيلُهُۥ يَقُولُ ٱلَّذِينَ نَسُوهُ مِن قَبۡلُ ﴿ "Pada hari datangnya kebenaran pem-beritaan al-Qur`an itu, berkatalah orang-orang yang melupakannya sebe-lum itu," dalam keadaan menyesal dan bersedih atas apa yang telah berlalu, memohon syafa'at agar dosa-dosa mereka diampuni, me-ngakui apa yang diberitakan oleh para rasul, ﴾ قَدۡ جَآءَتۡ رُسُلُ رَبِّنَا بِٱلۡحَقِّ فَهَل لَّنَا مِن شُفَعَآءَ فَيَشۡفَعُواْ لَنَآ أَوۡ نُرَدُّ ﴿ "sesungguhnya telah datang rasul-rasul Rabb kami membawa yang haq, maka adakah bagi kami pemberi syafa'at yang akan memberi syafa'at bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan", ke dunia, ﴾ فَنَعۡمَلَ غَيۡرَ ٱلَّذِي كُنَّا نَعۡمَلُۚ ﴿ "sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?" Waktunya telah berlalu, tidak mungkin kem-bali ke dunia, dan syafa'at pemberi syafa'at tidaklah berguna bagi mereka. Permintaan agar mereka dikembalikan ke dunia untuk beramal dengan selain amal mereka yang dulu adalah dusta belaka, tujuan mereka hanya membela diri (untuk menghindari) dari apa yang menimpa mereka. ﴾ وَلَوۡ رُدُّواْ لَعَادُواْ لِمَا نُهُواْ عَنۡهُ وَإِنَّهُمۡ لَكَٰذِبُونَ 28 ﴿ "Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguh-nya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka." (Al-An'am: 28). ﴾ قَدۡ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ ﴿ "Sungguh mereka telah merugikan diri mereka sendi-ri", di mana mereka menyia-nyiakan keberuntungan dan mengam-bil jalan kebinasaan. Hal itu tidak seperti kerugian harta, perkakas dan anak-anak, akan tetapi ini adalah kerugian yang tidak mungkin tergantikan. ﴾ وَضَلَّ عَنۡهُم مَّا كَانُواْ يَفۡتَرُونَ ﴿ "Dan telah lenyaplah dari mereka tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan", di dunia yang mereka harap-harapkan dan dijanjikan oleh setan, mereka melakukan apa yang tidak pernah mereka perhitungkan, dan teranglah kebatilan dan kesesatannya, serta terbukti dan benarlah apa yang dibawa oleh para rasul.
Ayah: 54 #
{إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ (54)}.
"Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah mencip-takan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengiku-tinya dengan cepat, dan (diciptakanNya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintahNya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Ma-hasuci Allah, Rabb semesta alam." (Al-A'raf: 54).
#
{54} يقول تعالى مبيناً أنه الربُّ المعبود وحده لا شريك له: {إنَّ ربَّكم اللهُ الذي خَلَقَ السمواتِ والأرضَ}: وما فيهما على عظمهما وسعتهما وإحكامهما وإتقانهما وبديع خلقهما {في ستة أيام}: أولها يوم الأحد، وآخرها يوم الجمعة. فلما قضاهما وأودع فيهما من أمره ما أودع؛ {استوى}: تبارك وتعالى {على العرش}: العظيم الذي يسع السماوات والأرض وما فيهما وما بينهما؛ استوى استواءً يليق بجلاله وعظمته وسلطانه، فاستوى على العرش، واحتوى على الملك، ودبر الممالك، وأجرى عليهم أحكامه الكونيّة وأحكامه الدينيّة، ولهذا قال: {يُغْشي الليلَ}: المظلم {النهارَ}؛ المضيء، فيظلم ما على وجه الأرض، ويسكُن الآدميون، وتأوي المخلوقات إلى مساكنها، ويستريحون من التعب والذهاب والإياب الذي حصل لهم في النهار. {يطلُبُه حثيثاً}: كلَّما جاء الليل؛ ذهب النهار، وكلَّما جاء النهار؛ ذهب الليل ... وهكذا أبداً على الدوام حتى يطوي الله هذا العالم، وينتقل العباد إلى دار غير هذه الدار. {والشمس والقمر والنجوم مسخرات بأمره}؛ أي: بتسخيره وتدبيره الدالِّ على ما له من أوصاف الكمال، فخلقها وعظمها دالٌّ على كمال قدرته، وما فيها من الإحكام والانتظام والإتقان دالٌّ على كمال حكمته، وما فيها من المنافع والمصالح الضروريَّة وما دونها دالٌّ على سعة رحمته، وذلك دال على سعة علمه، وأنه الإله الحقُّ الذي لا تنبغي العبادة إلا له. {ألا له الخَلْق والأمر}؛ أي: له الخلق الذي صدرت عنه جميع المخلوقات علويّها وسفليّها أعيانها وأوصافها وأفعالها والأمر المتضمن للشرائع والنبوات؛ فالخلق يتضمَّن أحكامه الكونيَّة القدريَّة، والأمر يتضمَّن أحكامه الدينيَّة الشرعيَّة، وثم أحكام الجزاء، وذلك يكون في دار البقاء. {تبارك الله}؛ أي: عَظُم وتعالى وكثر خيره وإحسانه، فتبارك في نفسه لعظمة أوصافه وكمالها، وبارك في غيره بإحلال الخير الجزيل والبر الكثير؛ فكل بركة في الكون فمن آثار رحمته، ولهذا قال: {تبارك الله ربُّ العالمين}.
(54) Allah تعالى menetapkan bahwa Dia-lah satu-satunya Rabb yang berhak disembah, tiada sekutu bagiNya. ﴾ إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ ﴿ "Sesungguhnya Rabbmu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi," dan apa yang ada pada keduanya dengan kebesaran, keluasan, kekuatan dan kecanggihan langit dan bumi, ditambah penciptaan keduanya yang unik, ﴾ فِي سِتَّةِ أَيَّامٖ ﴿ "dalam enam masa", dimulai dari Hari Ahad dan diakhiri Hari Jum'at. Ketika Dia telah menyelesaikan keduanya, dan Dia letakkan berbagai hal pada kedua-nya. ﴾ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۖ ﴿ "Lalu Dia bersemayam di atas Arasy", yang agung yang luasnya mampu mencakup langit dan bumi, apa yang ada padanya, dan apa yang ada di antara keduanya. Dia bersemayam sesuai dengan kebesaran, keagungan dan kemahakuasaanNya. Dia bersemayam di atas Arasy, Menguasai kerajaanNya, Mengatur makhlukNya dan memperlakukan kepada mereka hukum-hukum-Nya, baik kauniyah maupun diniyah, oleh karena itu Dia berfirman, ﴾ يُغۡشِي ٱلَّيۡلَ ﴿ "Dia menutupkan malam", yang gelap ﴾ ٱلنَّهَارَ ﴿ "kepada siang", yang terang. Malam menutupi apa yang ada di permukaan bumi, manusia beristirahat, para makhluk pulang ke tempat tinggalnya, mereka beristirahat dari aktivitas harian yang mereka lakukan di siang hari. ﴾ يَطۡلُبُهُۥ حَثِيثٗا ﴿ "Yang mengikutinya dengan cepat", setiap kali malam datang, maka siang pun berlalu, setiap kali siang datang maka malam pun berlalu. Begitulah terus menerus sampai Allah menutup alam ini dan para hamba berpindah dari alam ini, ke alam yang lain. ﴾ وَٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَ وَٱلنُّجُومَ مُسَخَّرَٰتِۭ بِأَمۡرِهِۦٓۗ ﴿ "Dan (diciptakanNya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintahNya." Yakni dengan pengaturanNya yang menunjukkan kesempurnaan sifat-sifatNya, Dia menciptakan dan mengagungkannya yang me-nunjukkan akan kesempurnaan KuasaNya. Kekuatan, dan kecang-gihan yang ada padanya membuktikan kesempurnaan hikmahNya. Dan berbagai manfaat dan maslahat yang ada padanya membukti-kan keluasan RahmatNya. Itu semua adalah bukti keluasan ilmu-Nya, dan bahwa Dia-lah Tuhan yang haq, hanya Dia-lah yang ber-hak untuk di ibadahi. ﴾ أَلَا لَهُ ٱلۡخَلۡقُ وَٱلۡأَمۡرُۗ ﴿ "Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah." Yakni, Dia adalah pemilik hak mencipta yang dari pen-ciptaan itulah semua makhluk ini menjadi ada; baik yang di atas, yang di bawah, dzatnya, sifatnya, perbuatannya, dan perintah yang meliputi syariat dan kenabian. Hak penciptaan mencakup hukum-hukumNya yang kauniyah dan qadariyah, sementara hak memerin-tah mencakup hukum-hukumNya yang diniyah syar'iyah dan sete-rusnya adalah hukum pembalasan dan hal itu di alam kekekalan (akhirat). ﴾ تَبَارَكَ ٱللَّهُ ﴿ "Mahasuci Allah." Yakni, Allah Mahaagung, Maha-tinggi kebaikanNya, Mahabanyak kebaikanNya, Mahasuci Allah pada diriNya karena keagungan dan kesempurnaan sifatNya. Dia memberkahi makhlukNya dengan melimpahkan kebaikan yang be-sar dan banyak. Semua berkah alam ini adalah berkat RahmatNya. Oleh karena itu Dia berfirman, ﴾ تَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Mahasuci Allah Rabb semesta alam."
Manakala Allah menjelaskan kebesaran dan keagunganNya yang memberikan bukti pada para pemilik akal bahwa hanya Dia Rabb yang berhak disembah dan yang dituju dalam segala kebutuh-an, maka Dia memerintahkan apa yang menjadi konsekuensinya. Dia berfirman.
Ayah: 55 - 56 #
{ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ (55) وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ (56)}.
"Berdoalah kepada Rabbmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat keru-sakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya, dan ber-doalah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." (Al-A'raf: 55-56).
#
{55} الدعاء يدخل فيه دعاء المسألة ودعاء العبادة، فأمر بدعائه {تضرعاً}؛ أي: إلحاحاً في المسألة ودؤوباً في العبادة، {وخُفية}؛ أي: لا جهراً وعلانيةً يُخاف منه الرياء، بل خفية وإخلاصاً لله تعالى. {إنه لا يحبُّ المعتدين}؛ أي: المتجاوزين للحدِّ في كل الأمور، ومن الاعتداء كون العبد يسأل الله مسائل لا تصلح له، أو يتنطع في السؤال، أو يبالغ في رفع صوته بالدعاء؛ فكلُّ هذا داخل في الاعتداء المنهيِّ عنه.
(55) Doa meliputi doa permohonan dan doa ibadah. Dia memerintahkan kita untuk berdoa kepadaNya, ﴾ تَضَرُّعٗا ﴿ "dengan be-rendah diri." Yakni terus menerus dalam memohon dan ulet dalam beribadah, ﴾ وَخُفۡيَةًۚ ﴿ "dan suara yang lembut." Yakni tidak keras dan terang-terangan yang ditakutkan timbul riya'. Akan tetapi dengan lembut dan ikhlas kepadaNya تعالى. ﴾ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُعۡتَدِينَ ﴿ "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." Yaitu orang-orang yang melampaui batas dalam segala urusan, termasuk di da-lamnya adalah permintaan seorang hamba kepada Allah terhadap sesuatu yang tidak layak, atau terlalu berlebihan dalam menfasih-fasihkan kalimat doa, atau berlebih-lebihan dalam mengeraskan doanya. Semua itu termasuk dalam sikap berlebih-lebihan yang di-larang.
#
{56} {ولا تفسدوا في الأرض}: بعمل المعاصي {بعد إصلاحها}: بالطاعات؛ فإن المعاصي تفسد الأخلاق والأعمال والأرزاق؛ كما قال تعالى: {ظهر الفسادُ في البرِّ والبحر بما كسبتْ أيدي الناس}: كما أنَّ الطاعات تصلُحُ بها الأخلاق والأعمال والأرزاق وأحوال الدُّنيا والآخرة. {وادعوه خوفاً وطمعاً}؛ أي: خوفاً من عقابه، وطمعاً في ثوابه، طمعاً في قبولها وخوفاً من ردِّها، لا دعاء عبد مدلٍّ على ربه، قد أعجبته نفسه، ونزَّل نفسه فوق منزلته، أو دعاء من هو غافل لاهٍ. وحاصل ما ذكر الله من آداب الدعاء: الإخلاصُ فيه لله وحده؛ لأنَّ ذلك يتضمَّنه الخفية، وإخفاءه وإسراره، وأن يكون القلبُ خائفاً طامعاً لا غافلاً ولا آمناً ولا غير مبالٍ بالإجابة، وهذا من إحسان الدعاء؛ فإن الإحسان في كل عبادة بَذْلُ الجهد فيها وأداؤها كاملةً لا نقصَ فيها بوجه من الوجوه. ولهذا قال: {إنَّ رحمةَ الله قريبٌ من المحسنين}: في عبادة الله، المحسنين إلى عباد الله، فكلَّما كان العبد أكثر إحساناً؛ كان أقرب إلى رحمة ربِّه، وكان ربُّه قريباً منه برحمته. وفي هذا من الحثِّ على الإحسان ما لا يخفى.
(56) ﴾ وَلَا تُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi", dengan kemaksiatan ﴾ بَعۡدَ إِصۡلَٰحِهَا ﴿ "sesudah (Allah) memperbaikinya," dengan ketaatan, karena kemaksiatan dapat me-rusak akhlak, amal, dan rizki, sebagaimana Firman Allah تعالى, ﴾ ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ ﴿ "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia." (Ar-Rum: 41). Sebagaimana akhlak, amal, rizki, keadaan dunia dan akhirat menjadi baik dengan ketaatan. ﴾ وَٱدۡعُوهُ خَوۡفٗا وَطَمَعًاۚ ﴿ "Dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabul-kan)." Yakni takut kepada azabNya dan berharap pahalaNya, ber-harap diterima dan takut ditolak, bukan doa seorang hamba yang lancang kepada Rabbnya yang mengagumi dirinya dan menduduk-kannya di atas kedudukan yang semestinya, atau doa dari hamba yang lupa dan lalai. Kesimpulan dari adab doa yang Allah sebutkan adalah, hen-daknya doa itu diikhlaskan hanya kepada Allah semata, karena hal itu merupakan sikap merendahkan suara, memelankan dan mera-hasiakannya. Hendaknya hati kita ketika berdoa adalah hati yang takut nan penuh berharap, bukan hati yang lalai, merasa yakin pasti diterima, atau tidak peduli doa itu dikabulkan atau tidak. Ini adalah termasuk berbuat baik dalam doa, karena berbuat baik da-lam ibadah adalah mengerahkan usaha padanya dan menunaikan-nya dengan sempurna, tidak ada kekurangan sedikit pun. Oleh karena itu Dia berfirman, ﴾ إِنَّ رَحۡمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ مِّنَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ﴿ "Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik", dalam beribadah kepada Allah, berbuat baik kepada hamba-hamba Allah. Semakin banyak seorang hamba berbuat baik, maka dia semakin dekat kepada rahmat Allah, dan Allah pun dekat kepadanya de-ngan RahmatNya. Ini adalah dorongan kepada berbuat baik yang sangat jelas.
Ayah: 57 - 58 #
{وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ حَتَّى إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَيِّتٍ فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ كَذَلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (57) وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ وَالَّذِي خَبُثَ لَا يَخْرُجُ إِلَّا نَكِدًا كَذَلِكَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُونَ (58)}.
"Dan Dia-lah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan RahmatNya (hujan), hingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanam-tanamannya hanya tumbuh merana. De-mikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur." (Al-A'raf: 57-58).
#
{57} بين تعالى أثراً من آثار قدرته ونفحة من نفحات رحمته، فقال: {وهو الذي يرسل الرياح بشراً بين يدي رحمته}؛ أي: الرياح المبشرات بالغيث، التي تثيره بإذن الله من الأرض، فيستبشر الخلق برحمة الله، وترتاح لها قلوبهم قبل نزوله. {حتى إذا أقلَّت}: الرياح {سحاباً ثقالاً}: قد أثاره بعضها، وألفه ريحٌ أخرى وألقحه ريح أخرى، {سُقْناه لبلدٍ ميِّتٍ}: قد كادت تهلك حيواناتُهُ وكاد أهله أن ييأسوا من رحمة الله. {فأنزلنا به}؛ أي: بذلك البلد الميت {الماء}: الغزير من ذلك السحاب، وسخَّر الله له ريحاً تدره وريحاً تفرِّقه بإذن الله. فأنبتنا به من كلِّ الثمرات: فأصبحوا مستبشرين برحمة الله، راتعين بخير الله. وقوله: {كذلك نخرِجُ الموتى لعلَّكم تَذَكَّرون}؛ أي: كما أحيينا الأرض بعد موتها بالنبات كذلك نخرج الموتى من قبورهم بعدما كانوا رفاتاً متمزِّقين. وهذا استدلال واضح؛ فإنه لا فرق بين الأمرين؛ فمنكِرُ البعثِ استبعاداً له مع أنه يرى ما هو نظيره من باب العناد وإنكار المحسوسات. وفي هذا الحثُّ على التذكُّر والتفكُّر في آلاء الله والنظر إليها بعين الاعتبار والاستدلال لا بعين الغفلة والإهمال.
(57) Allah تعالى menjelaskan salah satu bukti kuasaNya dan salah satu bentuk karuniaNya. Dia berfirman, ﴾ وَهُوَ ٱلَّذِي يُرۡسِلُ ٱلرِّيَٰحَ بُشۡرَۢا بَيۡنَ يَدَيۡ رَحۡمَتِهِۦۖ ﴿ "Dan Dia-lah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan RahmatNya (hujan)." Yakni angin yang membawa hujan, yang memicu hujan dari bumi dengan izin Allah, maka makhluk bersuka cita dengan rahmat Allah dan hati mereka menjadi tenang sebelum ia turun. ﴾ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَقَلَّتۡ سَحَابٗا ثِقَالٗا ﴿ "Hingga apabila angin itu membawa awan mendung." Sebagian darinya meniupnya, lalu ia bertemu dengan angin yang lain, dan bersatu dengan angin yang lain lagi. ﴾ سُقۡنَٰهُ لِبَلَدٖ مَّيِّتٖ ﴿ "Kami halau ke suatu daerah yang tandus", hewan-hewannya hampir mati dan penduduknya hampir berputus asa dari rahmat Allah. ﴾ فَأَنزَلۡنَا بِهِ ﴿ "Lalu Kami turunkan", pada daerah yang tandus itu ﴾ ٱلۡمَآءَ ﴿ "hujan" yang deras dari awan itu. Allah me-ngirimkan angin yang mengucurkannya dan angin yang meratakan-nya dengan izin Allah, lalu Kami tumbuhkan dengannya tumbuh-tumbuhan, maka mereka bersuka cita dengan rahmat Allah, dan menikmati kebaikan Allah. FirmanNya, ﴾ كَذَٰلِكَ نُخۡرِجُ ٱلۡمَوۡتَىٰ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ ﴿ "Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran." Yakni, sebagaimana Kami hidupkan bumi setelah ia mati dengan tumbuh-tumbuhan, maka begitu pula Kami mengeluarkan orang-orang mati dari kubur mereka setelah sebe-lumnya mereka adalah tulang belulang yang tercecer. Ini adalah argumen yang sangat jelas, karena di antara kedua perkara tersebut tidak ada perbedaan. Orang yang mengingkari Hari Kebangkitan karena menurutnya mustahil, padahal dia melihat hal yang sama dengannya adalah orang yang sombong yang mengingkari hal-hal kongkrit. Ini mengandung dorongan untuk merenungkan dan me-mikirkan nikmat-nikmat Allah dengan mata yang dapat mengambil pelajaran dan ibrah, bukan mata yang penuh dengan kelalaian dan kelengahan.
Ayah: 59 - 64 #
{لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ فَقَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ (59) قَالَ الْمَلَأُ مِنْ قَوْمِهِ إِنَّا لَنَرَاكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (60) قَالَ يَاقَوْمِ لَيْسَ بِي ضَلَالَةٌ وَلَكِنِّي رَسُولٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (61) أُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنْصَحُ لَكُمْ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ (62) أَوَعَجِبْتُمْ أَنْ جَاءَكُمْ ذِكْرٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَلَى رَجُلٍ مِنْكُمْ لِيُنْذِرَكُمْ وَلِتَتَّقُوا وَلَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (63) فَكَذَّبُوهُ فَأَنْجَيْنَاهُ وَالَّذِينَ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ وَأَغْرَقْنَا الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا عَمِينَ (64)}.
"Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata, 'Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada tuhan bagimu selainNya.' Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (Kiamat)." (Al-A'raf: 59). "Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata, 'Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata.' Nuh menjawab, 'Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikit pun, tetapi aku adalah utusan dari Rabb semesta alam. Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Rabbku dan aku memberi nasihat ke-padamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ke-tahui. Dan apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Rabbmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepada-mu dan mudah-mudahan kamu bertakwa dan supaya kamu men-dapat rahmat.' Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bah-tera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya)."(Al-'Araf: 60-64).
#
{59} فقال عن نوح أول المرسلين: {لقد أرسلنا نوحاً إلى قومه}: يدعوهم إلى عبادة الله وحده حين كانوا يعبدُون الأوثان، {فقال}: لهم: {يا قوم اعبُدوا الله}؛ أي: وحدوه، {ما لكم من إلهٍ غيرُهُ}: لأنه الخالق الرازق المدبِّر لجميع الأمور، وما سواه مخلوقٌ مدبَّر ليس له من الأمر شيء. ثم خوَّفهم إن لم يطيعوه عذابَ الله، فقال: {إنِّي أخافُ عليكم عذابَ يوم عظيم}: وهذا من نصحه عليه الصلاة والسلام وشفقته عليهم؛ حيث خاف عليهم العذاب الأبديَّ والشقاء السرمديَّ؛ كإخوانه من المرسلين، الذين يشفِقون على الخَلْق أعظم من شفقة آبائهم وأمهاتهم.
(59) Allah تعالى berfirman tentang Nuh, Rasul pertama, ﴾ لَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوۡمِهِۦ ﴿ "Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaum-nya." Dia mengajak mereka supaya beribadah kepada Allah semata manakala mereka menyembah berhala-berhala. ﴾ فَقَالَ ﴿ "Lalu ia ber-kata", kepada mereka, ﴾ يَٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ ﴿ "wahai kaumku sembahlah Allah." Yakni tauhidkanlah Dia. ﴾ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥٓ ﴿ "Sekali-kali tak ada tuhan bagimu selainNya," karena Dia adalah Pencipta, Pemberi rizki dan Pengatur segala sesuatu, sedangkan selainNya adalah makhluk yang diatur yang tidak memiliki perkara sedikit pun. Kemudian dia menakut-nakuti mereka dengan azab Allah jika mereka tidak menaatinya, ﴾ إِنِّيٓ أَخَافُ عَلَيۡكُمۡ عَذَابَ يَوۡمٍ عَظِيمٖ ﴿ "Sesungguhnya (kalau kamu ti-dak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (Kiamat)." Ini termasuk kepedulian dan kasih sayang Nuh kepada kaumnya, di mana dia mengkhawatirkan azab dan kesengsaraan abadi menimpa mereka, sama seperti saudara-saudaranya para rasul yang lain yang menyayangi manusia melebihi kasih sayang bapak ibu mereka.
#
{60} فلما قال لهم هذه المقالة؛ ردُّوا عليه أقبح ردٍّ، فقال {الملأ من قومِهِ}؛ أي: الرؤساء الأغنياء المتبوعون، الذين قد جرت العادة باستكبارهم على الحقِّ وعدم انقيادهم للرسل: {إنا لنراك في ضلال مبين}: فلم يكفِهِم قبَّحَهُمُ اللهُ أنهم لم ينقادوا له، بل استكبروا عن الانقياد له، وقدحوا فيه أعظم قدح، ونسبوه إلى الضلال، ولم يكتفوا بمجرَّد الضلال، حتَّى جعلوه ضلالاً مبيناً واضحاً لكلِّ أحدٍ!! وهذا من أعظم أنواع المكابرة، التي لا تروج على أضعف الناس عقلاً، وإنَّما هذا الوصف منطبقٌ على قوم نوح، الذين جاؤوا إلى أصنام قد صوَّروها ونحتوها بأيديهم من الجمادات التي لا تسمع ولا تبصِرُ ولا تغني عنهم شيئاً، فنزَّلوها منزلة فاطر السماوات، وصرفوا لها ما أمكنهم من أنواع القُرُبات، فلولا أنَّ لهم أذهاناً تقوم بها حُجَّة الله عليهم؛ لَحُكِمَ عليهم بأن المجانين أهدى منهم، بل هم أهدى منهم وأعقل.
(60) Manakala Nuh mengatakan itu kepada mereka, mereka menjawabnya dengan jawaban terburuk, ﴾ قَالَ ٱلۡمَلَأُ مِن قَوۡمِهِۦٓ ﴿ "Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata." Yakni orang-orang kaya, para pemim-pin yang diikuti yang telah terbiasa menyombongkan diri di depan kebenaran dan pembangkangan kepada para rasul, ﴾ إِنَّا لَنَرَىٰكَ فِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ ﴿ "Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata." Mereka tidak merasa cukup –semoga Allah menjelek-kan mereka– hanya dengan pembangkangan. Bahkan lebih dari itu, mereka menyombongkan diri dari tunduk kepadanya. Mereka men-celanya dengan celaan yang paling pedas. Mereka menisbatkannya kepada kesesatan. Tidak sebatas sesat, lebih dari itu mereka menya-takannya dengan kesesatan yang nyata lagi jelas bagi siapa pun. Ini termasuk bentuk kesombongan diri yang paling besar yang tidak akan dilakukan oleh orang yang paling lemah akalnya sekalipun. Justru kriteria ini pas benar untuk kaum Nuh, yang mendatangi berhala-berhala yang mereka bikin dan mereka bentuk dengan tangan mereka dari benda mati yang tidak bisa mendengar, tidak bisa melihat dan tidak berguna sedikit pun, tetapi mereka mem-posisikannya sebagai pencipta langit. Kepada berhala-berhala itu mereka memberikan berbagai macam ibadah. Sekiranya mereka tidak memiliki akal yang dengannya hujjah Allah tegak atas mereka, niscaya mereka dinyatakan lebih sesat daripada orang-orang gila. Justru orang-orang gila itu lebih berakal dan lebih mendapatkan petunjuk daripada mereka.
#
{61 ـ 62} فرد نوح عليهم رَدًّا لطيفاً وترقَّق لهم لعلهم ينقادون له، فقال: {يا قوم ليس بي ضلالةٌ}؛ أي: لست ضالاًّ في مسألة من المسائل من جميع الوجوه، وإنما أنا هادٍ مهتدٍ، بل هدايتُهُ عليه الصلاة والسلام من جنس هداية إخوانِهِ أولي العزم من المرسلين، أعلى أنواع الهدايات وأكملها وأتمها، وهي هداية الرسالة التامَّة الكاملة، ولهذا قال: {ولكنِّي رسولٌ من ربِّ العالمينَ}؛ أي: ربي وربكم ورب جميع الخلق، الذي ربَّى جميع الخلق بأنواع التربية، الذي من أعظم تربيته أن أرسل إلى عباده رسلاً تأمرهم بالأعمال الصالحة والأخلاق الفاضلة والعقائد الحسنة، وتنهاهم عن أضدادها، ولهذا قال: {أبلِّغُكم رسالاتِ ربِّي وأنصحُ لكم}؛ أي: وظيفتي تبليغكم ببيان توحيده وأوامره ونواهيه على وجه النصيحة لكم والشفقة عليكم، {وأعلمُ من اللهِ مالا تعلمونَ}: فالذي يتعيَّن أن تطيعوني وتنقادوا لأمري إن كنتم تعلمونَ.
(61-62) Nuh menjawab dengan halus, dia bersikap lemah lembut dengan harapan mereka akan tunduk. Nuh berkata, ﴾ يَٰقَوۡمِ لَيۡسَ بِي ضَلَٰلَةٞ ﴿ "Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikit pun." Yakni aku bukanlah orang yang sesat dalam satu persoalan pun. Akan tetapi aku hanyalah pemberi petunjuk yang diberi petunjuk. Hida-yahnya adalah seperti hidayah saudara-saudaranya para rasul ulul azmi, hidayah tertinggi, terlengkap dan tersempurna. Oleh karena itu dia berkata, ﴾ وَلَٰكِنِّي رَسُولٞ مِّن رَّبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Tetapi aku adalah utusan dari Rabb semesta alam." Yakni Rabbku, Rabbmu dan Rabb seluruh makh-luk, yang mendidik seluruh makhluk dengan segala bentuk pendi-dikan, di mana salah satu pendidikanNya yang paling agung adalah bahwa Dia mengutus para rasul kepada hamba-hambaNya yang mengajak mereka kepada amal shalih, akhlak yang mulia dan aki-dah yang lurus, dan melarang dari yang sebaliknya. Oleh karena itu dia berkata, ﴾ أُبَلِّغُكُمۡ رِسَٰلَٰتِ رَبِّي وَأَنصَحُ لَكُمۡ ﴿ "Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Rabbku dan aku memberi nasihat kepadamu."Yakni tu-gasku adalah menyampaikan kepadamu dengan menjelaskan tauhid kepadaNya, perintah-perintahNya dan larangan-laranganNya, se-mata-mata karena dasar kasih sayang dan memberi nasihat. ﴾ وَأَعۡلَمُ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ ﴿ "Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui." Yang mengharuskanmu menaatiku dan tunduk kepada perintahku jika kamu mengetahui.
#
{63} {أوَعَجِبْتُم أن جاءكم ذِكْرٌ من ربِّكم على رجل منكم}؛ أي: كيف تعجبون من حالة لا ينبغي العجب منها، وهو أن جاءكم التذكير والموعظة والنصيحة على يد رجل منكم، تعرفون حقيقتَه وصدقَه وحالَه؛ فهذه الحال من عناية الله بكم وبرِّه وإحسانه الذي يُتَلَقَّى بالقبول والشكر. وقوله: {لِيُنذِرَكُم ولتتَّقوا ولعلَّكم تُرحمون}؛ أي: لينذركم العذاب الأليم، وتفعلوا الأسباب المنجية من استعمال تقوى الله ظاهراً وباطناً، وبذلك تحصُلُ عليهم، وتنزل رحمة الله الواسعة.
(63) ﴾ أَوَعَجِبۡتُمۡ أَن جَآءَكُمۡ ذِكۡرٞ مِّن رَّبِّكُمۡ عَلَىٰ رَجُلٖ مِّنكُمۡ ﴿ "Dan apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepada kamu peringatan dari Rabbmu dengan perantaraan seorang laki-laki dari golonganmu." Yakni bagai-mana kamu merasa heran terhadap sesuatu yang tidak perlu dihe-rankan, yakni peringatan, nasihat dan petuah datang kepadamu melalui tangan seorang laki-laki darimu, di mana kamu mengetahui hakikatnya, kejujurannya dan keadaannya. Keadaan ini termasuk perhatian Allah kepadamu dan kebaikanNya yang semestinya di-sambut dengan penerimaan dan rasa syukur. ﴾ لِيُنذِرَكُمۡ وَلِتَتَّقُواْ وَلَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ ﴿ "Agar dia memberi peringatan kepadamu dan mudah-mudahan kamu bertakwa dan supaya kamu mendapat rahmat?" Yakni agar dia memberi peringatan kepadamu dari azab yang pe-dih, kemudian kamu melakukan sebab-sebab keselamatan berupa takwa kepada Allah, lahir dan batin. Dengan itu mereka meraih se-bab-sebab itu dan rahmat Allah yang luas pun turun kepada mereka.
#
{64} فلم يفد فيهم ولا نَجَحَ، {فكذَّبوه فأنجَيْناه والذين معه في الفُلْك}؛ أي: السفينة التي أمر الله نوحاً عليه السلام بصنعها، وأوحى إليه أن يحمِلَ من كلِّ صنف من الحيوانات زوجين اثنين وأهله ومَنْ آمن معه، فحملهم فيها، ونجَّاهم الله بها. {وأغرقنا الذين كذَّبوا بآياتنا إنَّهم كانوا قوماً عَمِينَ}: عن الهدى، أبصروا الحقَّ، وأراهم الله على يد نوح من الآيات البيناتِ ما به يؤمِنُ أولو الألباب، فسخروا منه، واستهزؤوا به، وكفروا.
(64) Ajakan Nuh tidak mereka terima.﴾ فَكَذَّبُوهُ فَأَنجَيۡنَٰهُ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥ فِي ٱلۡفُلۡكِ ﴿ "Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera." Yakni perahu yang dibuat oleh Nuh atas perintah Allah, dan Dia mewahyukan kepadanya agar membawa dari masing-masing sepasang binatang dan membawa pula keluarganya dan orang-orang yang beriman bersamanya, maka Nuh membawa mereka dan Allah menyelamat-kan mereka dengan perahu tersebut. ﴾ وَأَغۡرَقۡنَا ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَآۚ إِنَّهُمۡ كَانُواْ قَوۡمًا عَمِينَ ﴿ "Dan kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya)", dari hidayah. Mereka melihat kebenaran dan Allah telah memper-lihatkan tanda-tandaNya yang jelas melalui Nuh yang dengannya orang-orang yang berakal beriman kepadanya, tetapi mereka men-cemooh, menghina, dan kufur kepadanya.
Ayah: 65 - 72 #
{وَإِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ أَفَلَا تَتَّقُونَ (65) قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ إِنَّا لَنَرَاكَ فِي سَفَاهَةٍ وَإِنَّا لَنَظُنُّكَ مِنَ الْكَاذِبِينَ (66) قَالَ يَاقَوْمِ لَيْسَ بِي سَفَاهَةٌ وَلَكِنِّي رَسُولٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (67) أُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنَا لَكُمْ نَاصِحٌ أَمِينٌ (68) أَوَعَجِبْتُمْ أَنْ جَاءَكُمْ ذِكْرٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَلَى رَجُلٍ مِنْكُمْ لِيُنْذِرَكُمْ وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ قَوْمِ نُوحٍ وَزَادَكُمْ فِي الْخَلْقِ بَسْطَةً فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (69) قَالُوا أَجِئْتَنَا لِنَعْبُدَ اللَّهَ وَحْدَهُ وَنَذَرَ مَا كَانَ يَعْبُدُ آبَاؤُنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ (70) قَالَ قَدْ وَقَعَ عَلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ رِجْسٌ وَغَضَبٌ أَتُجَادِلُونَنِي فِي أَسْمَاءٍ سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا نَزَّلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ فَانْتَظِرُوا إِنِّي مَعَكُمْ مِنَ الْمُنْتَظِرِينَ (71) فَأَنْجَيْنَاهُ وَالَّذِينَ مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَقَطَعْنَا دَابِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَمَا كَانُوا مُؤْمِنِينَ (72)}.
"Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum 'Ad saudara me-reka, Hud. Ia berkata, 'Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada tuhan bagimu (yang berhak disembah) selainNya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepadaNya?' Pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya berkata, 'Sesungguhnya kami benar-benar me-mandang kamu dalam keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang-orang yang berdusta.' Hud berkata, 'Hai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal sedikit pun, tetapi aku ini adalah utusan dari Rabb semesta alam'." (Al-A'raf: 65-67). "'Aku menyampaikan amanat-amanat Rabbku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasihat yang terpercaya bagimu.' Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringa-tan dari Rabbmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu. Dan ingatlah oleh kamu seka-lian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Rabb telah me-lebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Mereka berkata, 'Apakah kamu datang kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak kami? Maka datang-kanlah azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu terma-suk orang-orang yang benar." (Al-A'raf: 68-70). "Ia berkata, 'Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan kemarahan dari Rabbmu.' Apakah kamu sekalian hendak ber-bantah dengan aku tentang nama-nama (berhala) yang kamu dan nenekmu menamakannya, padahal Allah sekali-kali tidak menu-runkan hujjah untuk itu. Maka tunggulah (azab itu), sesungguh-nya aku juga termasuk orang yang menunggu bersama kamu. Maka Kami selamatkan Hud beserta orang-orang yang bersamanya de-ngan rahmat yang besar dari Kami, dan Kami tumpas orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, dan tiadalah mereka orang-orang yang beriman." (Al-A'raf: 71-72).
#
{65} أي: {و}: أرسلنا {إلى عادٍ}: ـ الأولى، الذين كانوا في أرض اليمن ـ {أخاهم}: في النسب {هوداً}: عليه السلام، يدعوهم إلى التوحيد، وينهاهم عن الشرك، والطغيان في الأرض، فقال لهم: {يا قوم اعبُدوا اللهَ ما لكم من إلهٍ غيره أفلا تتقون}: سَخَطَهُ وعذابَهُ إن أقمتم على ما أنتم عليه.
(65) (وَ) "Dan" Kami telah mengutus ﴾ إِلَىٰ عَادٍ ﴿ "kepada kaum 'Ad" yang pertama, yang ada di bumi Yaman, ﴾ أَخَاهُمۡ ﴿ "saudara me-reka", dari nasab ﴾ هُودٗاۚ ﴿ "Hud عليه السلام", menyeru mereka kepada tauhid, melarang mereka dari syirik, dan berbuat semena-mena di muka bumi. Dia berkata kepada mereka, ﴾ يَٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥٓۚ أَفَلَا تَتَّقُونَ ﴿ "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada tuhan bagimu (yang berhak disembah) selainNya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?" Apakah kamu tidak takut dari azab dan siksaNya jika kamu tetap memegang apa yang kamu pegang.
#
{66} فلم يستجيبوا ولا انقادوا، فقال {الملأُ الذين كفروا من قومِهِ}: رادِّين لدعوته قادحين في رأيه: {إنا لنراك في سَفاهةٍ وإنا لنظنُّك من الكاذبين}؛ أي: ما نراك إلاَّ سفيهاً غير رشيد، ويغلب على ظنِّنا أنك من جملة الكاذبين. وقد انقلبت عليهم الحقيقةُ واستحكم عماهم حيث رموا نبيَّهم عليه السلام بما هم متَّصفون به، وهو أبعدُ الناس عنه؛ فإنهم السفهاء حقًّا الكاذبون، وأيُّ سفهٍ أعظم ممَّن قابل أحقَّ الحقِّ بالردِّ والإنكار، وتكبَّر عن الانقياد للمرشدين والنصحاء، وانقاد قلبُهُ وقالبه لكلِّ شيطان مريدٍ، ووضع العبادة في غير موضعها، فعَبَدَ من لا يغني عنه شيئاً من الأشجار والأحجار؟! وأيُّ كذب أبلغ من كذب من نسب هذه الأمور إلى الله تعالى؟!
(66) Tetapi mereka tidak tunduk dan menyambut baik ﴾ قَالَ ٱلۡمَلَأُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِن قَوۡمِهِۦٓ ﴿ "Pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya berkata", membantah ajakannya dan mencela pendapatnya, ﴾ إِنَّا لَنَرَىٰكَ فِي سَفَاهَةٖ وَإِنَّا لَنَظُنُّكَ مِنَ ٱلۡكَٰذِبِينَ ﴿ "Sesungguhnya kami benar-benar memandang kamu dalam keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang-orang yang berdusta." Yakni kami tidak melihatmu melainkan orang yang bodoh dan tidak berakal. Menurut kami ka-mu termasuk orang-orang yang berdusta. Hakikat kebenaran bagi mereka telah terbalik dan kebodohan telah menguasai mereka, di mana mereka menuduh Nabi mereka dengan kriteria yang justru merekalah yang memilikinya, sementara dia adalah orang yang pa-ling jauh darinya. Mereka itulah pendusta sebenarnya. Kebodohan mana yang lebih besar daripada orang yang menyambut kebenaran paling benar dengan penolakan dan pengingkaran, dan menyom-bongkan diri kepada para pembimbing dan para pemberi nasihat. Hati dan fisik mereka tunduk kepada setan yang durhaka, meletak-kan ibadah tidak pada tempatnya. Dia menyembah pohon dan batu yang tidak berguna sedikit pun. Adakah dusta yang lebih berat da-ripada orang yang menisbatkan perkara-perkara ini kepada Allah?
#
{67} {قال يا قوم ليس بي سفاهةٌ}: بوجهٍ من الوجوه، بل هو الرسول المرشدُ الرشيدُ، {ولكنِّي رسولٌ من ربِّ العالمين}.
(67) ﴾ قَالَ يَٰقَوۡمِ لَيۡسَ بِي سَفَاهَةٞ ﴿ "Hud berkata, 'Hai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal sedikit pun'." Justru dia adalah seorang Rasul yang membimbing lagi lurus. ﴾ وَلَٰكِنِّي رَسُولٞ مِّن رَّبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Tetapi aku ini adalah utusan dari Rabb semesta alam."
#
{68} {أبلِّغُكم رسالاتِ ربِّي وأنا لكم ناصحٌ أمين}: فالواجب عليكم أن تتلقَّوا ذلك بالقبول والانقياد وطاعة رب العباد.
(68) ﴾ أُبَلِّغُكُمۡ رِسَٰلَٰتِ رَبِّي وَأَنَا۠ لَكُمۡ نَاصِحٌ أَمِينٌ ﴿ "Aku menyampaikan amanat-amanat Rabbku kepadamu dan aku hanyalah pemberi nasihat yang ter-percaya bagimu." Yakni wajib atasmu menyambut itu dengan penuh penerimaan dan ketundukan serta ketaatan kepada Rabb para hamba.
#
{69} {أوَعَجِبْتُم أن جاءكم ذِكْرٌ من ربِّكم على رجل منكُم لِيُنذِرَكُم}؛ أي: كيف تعجبون من أمر لا يُتَعَجَّبُ منه، وهو أن الله أرسل إليكم رجلاً منكم، تعرفون أمره، يذكِّركم بما فيه مصالحكم، ويحثُّكم على ما فيه النفع لكم، فتعجَّبتم من ذلك تعجُّب المنكرين. {واذْكُروا إذْ جَعَلَكم خلفاء من بعد قوم نوح}؛ أي: واحمدوا ربَّكم، واشكُروه إذ مَكَّنَ لكم في الأرض، وجعلكم تخلُفون الأمم الهالكة الذين كذَّبوا الرسل، فأهلكهم الله، وأبقاكم لينظر كيف تعملون، واحذروا أن تقيموا على التكذيب كما أقاموا، فيصيبكم ما أصابهم، {و} اذكروا نعمة الله عليكم التي خصَّكم بها، وهي أن {زادكم في الخلق بَسْطَةً}: في القوة وكبر الأجسام وشدَّة البطش، {فاذكُروا آلاءَ اللهِ}؛ أي: نعمه الواسعة وأياديه المتكررة، {لعلَّكُم}: إذا ذَكَرْتُموها بشكرها وأداء حقِّها، {تفلحونَ}؛ أي: تفوزون بالمطلوب، وتنجون من المرهوب.
(69) ﴾ أَوَعَجِبۡتُمۡ أَن جَآءَكُمۡ ذِكۡرٞ مِّن رَّبِّكُمۡ عَلَىٰ رَجُلٖ مِّنكُمۡ لِيُنذِرَكُمۡۚ ﴿ "Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Rabb-mu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peri-ngatan kepadamu?" Yakni bagaimana kamu merasa heran terhadap suatu perkara yang tidak perlu diherankan, yaitu bahwa Allah me-ngutus seorang laki-laki kepadamu, kamu mengenalnya, dia meng-ingatkanmu dengan apa yang baik bagimu, mendorongmu kepada yang bermanfaat bagimu, lalu kamu pun heran seperti herannya para pengingkar. ﴾ وَٱذۡكُرُوٓاْ إِذۡ جَعَلَكُمۡ خُلَفَآءَ مِنۢ بَعۡدِ قَوۡمِ نُوحٖ ﴿ "Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-peng-ganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh." Yakni bersyukur dan pujilah Rabbmu karena Dia telah menempatkanmu di muka bumi dan menjadikanmu sebagai penerus umat-umat yang telah binasa yang mendustakan para rasul, lalu Allah membinasakan mereka, dan menyisakanmu untuk mengetahui bagaimana kamu beramal. Waspadalah jangan sampai kamu mendustakan seperti mereka mendustakan, akibatnya adalah apa yang menimpa mereka akan menimpamu. (وَ) " Dan" ingatlah nikmat Allah kepadamu yang Dia khususkan kepadamu yaitu ﴾ ز َ ا د َ ك ُ م ْ فِي ٱلۡخَلۡقِ بَصۜۡطَةٗۖ ﴿ "Rabb telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu)." Dalam urusan kekuatan, ukuran tubuh dan kekuatan tenaga. ﴾ فَٱذۡكُرُوٓاْ ءَالَآءَ ٱللَّهِ ﴿ "Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah", yang luas dan karunia-Nya yang berulang-ulang, ﴾ لَعَلَّكُمۡ ﴿ "supaya kamu" jika kamu meng-ingatnya dengan mensyukurinya dan menunaikan haknya ﴾ تُفۡلِحُونَ ﴿ "mendapat keberuntungan." Yakni kamu beruntung meraih yang di-inginkan dan selamat dari yang ditakutkan.
#
{70} فوعظهم وذكَّرهم وأمرهم بالتوحيد وذكر لهم وصف نفسه وأنه ناصح أمين، وحذَّرهم أن يأخذهم اللهُ كما أخذ من قبلهم، وذكَّرهم نعم الله عليهم وإدرار الأرزاق إليهم، فلم ينقادوا ولا استجابوا، فقالوا متعجِّبين من دعوته ومخبرين له أنهم من المحال أن يطيعوه: {أجئتَنا لنعبدَ اللهَ وحدَهُ ونَذَرَ ما كان يعبدُ آباؤنا}: قبَّحهم الله، جعلوا الأمر الذي هو أوجبُ الواجبات وأكملُ الأمور من الأمور التي لا يعارضون بها ما وجدوا عليه آباءهم، فقدَّموا ما عليه الآباء الضالون من الشرك وعبادة الأصنام على ما دعت إليه الرسل من توحيد الله وحده لا شريك له وكذبوا نبيهم وقالوا: {ائتنا بما تعِدُنا إن كنتَ من الصادقين}: وهذا الاستفتاحُ منهم على أنفسهم.
(70) Selanjutnya Hud menasihati dan mengingatkan serta memerintahkan mereka kepada tauhid, dia menjelaskan siapa di-rinya, bahwa dia adalah pemberi nasihat yang dipercaya. Dia mem-peringatkan mereka agar waspada terhadap azab Allah kepada mereka seperti yang telah Dia timpakan kepada orang-orang se-belum mereka. Dia mengingatkan mereka dengan nikmat-nikmat Allah dan pelimpahan rizki kepada mereka, tetapi mereka tidak merespon dan tidak tunduk. Mereka menjawab dengan penuh ke-heranan terhadap dakwahnya dan menyatakan bahwa mustahil mereka akan menaatinya. ﴾ أَجِئۡتَنَا لِنَعۡبُدَ ٱللَّهَ وَحۡدَهُۥ وَنَذَرَ مَا كَانَ يَعۡبُدُ ءَابَآؤُنَا ﴿ "Apa-kah kamu datang kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak kami?" Se-moga Allah memperburuk mereka, mereka menjadikan perkara yang merupakan kewajiban paling wajib dan perkara paling sem-purna termasuk perkara-perkara yang dengannya mereka memper-tentangkannya dengan apa yang dianut oleh nenek moyang mereka. Mereka mendahulukan kesyirikan dan penyembahan berhala yang dianut oleh nenek moyang mereka daripada tauhid kepada Allah semata yang tiada sekutu bagiNya yang didakwahkan oleh para rasul. Dan mereka berkata, ﴾ فَأۡتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ ﴿ "Maka da-tangkanlah azab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar." Ini adalah tantangan dari mereka agar di-timpakan azab atas mereka.
#
{71} فقال لهم هودٌ عليه السلام: {قد وَقَعَ عليكم من ربِّكم رجْسٌ وغضبٌ}؛ أي: لا بدَّ من وقوعه؛ فإنه قد انعقدت أسبابه وحان وقتُ الهلاك. {أتجادِلونَني في أسماءٍ سمَّيْتموها أنتم وآباؤكم}؛ أي: كيف تجادلون على أمور لا حقائق لها وعلى أصنام سمَّيْتُموها آلهة وهي لا شيء من الإلهية فيها ولا مثقال ذرَّة و {ما أنزل الله بها من سلطانٍ}؛ فإنها لو كانت صحيحةً؛ لأنزل الله بها سلطانًا، فعدم إنزاله له دليلٌ على بطلانها؛ فإنه ما من مطلوب ومقصود ـ وخصوصاً الأمورَ الكبارَ ـ إلا وقد بيَّن الله فيها من الحجج ما يدلُّ عليها ومن السلطان ما لا تخفى معه، {فانتظروا}: ما يقعُ بكم من العقاب الذي وَعَدْتكم به. {إنِّي معكم من المنتظرين}: وفرق بين الانتظارَيْن؛ انتظارِ مَنْ يخشى وقوع العقاب ومَنْ يرجو من الله النصر والثواب.
(71) Hud عليه السلام berkata kepada mereka, ﴾ قَدۡ وَقَعَ عَلَيۡكُم مِّن رَّبِّكُمۡ رِجۡسٞ وَغَضَبٌۖ ﴿ "Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan kemarahan dari Rabbmu." Yakni azab itu pasti terjadi, karena penyebab-penye-babnya telah terpenuhi dan waktu kebinasaan telah tiba. ﴾ أَتُجَٰدِلُونَنِي فِيٓ أَسۡمَآءٖ سَمَّيۡتُمُوهَآ أَنتُمۡ وَءَابَآؤُكُم ﴿ "Apakah kamu sekalian hendak berbantah de-nganku tentang nama-nama (berhala) yang kamu dan nenek moyangmu menamakannya", yakni, bagaimana kamu mendebat perkara-perkara yang tidak ada hakikatnya dan dalam perkara berhala yang kamu namakan sebagai tuhan padahal ia sama sekali tidak memiliki sifat ketuhanan. ﴾ مَّا نَزَّلَ ٱللَّهُ بِهَا مِن سُلۡطَٰنٖۚ ﴿ "Padahal Allah sekali-kali tidak me-nurunkan hujjah untuk itu." Seandainya berhala-berhala itu adalah benar, niscaya Allah akan menurunkan hujjah untuk itu. Tidak turunnya hujjah tentang hal itu adalah bukti kebatilannya, karena tidak ada perkara yang menjadi suatu tujuan –lebih-lebih perkara-perkara besar– kecuali Allah telah menjelaskan hujjah-hujjahNya yang memadahi dan ilmu yang tidak samar sedikit pun. ﴾ فَٱنتَظِرُوٓاْ ﴿ "Maka tunggulah (azab itu)", yang akan menimpamu yang telah aku janjikan kepadamu. ﴾ إِنِّي مَعَكُم مِّنَ ٱلۡمُنتَظِرِينَ ﴿ "Sesungguhnya aku juga termasuk orang yang menunggu bersama kamu." Meski kedua penung-guan itu tidaklah sama, menunggunya orang yang cemas terhadap turunnya azab dan menunggunya orang yang berharap pertolongan dan pahala dari Allah.
#
{72} ولهذا فتح الله بين الفريقين فقال: {فأنجَيْناه}؛ أي: هوداً، {والذين} آمنوا معه {برحمةٍ منا}: فإنه الذي هداهم للإيمان، وجعل إيمانهم سبباً ينالون به رحمته، فأنجاهم برحمته، {وقطَعْنا دابر الذين كذَّبوا بآياتنا}؛ أي: استأصلناهم بالعذاب الشديد الذي لم يُبْق منهم أحداً، وسَلَّطَ الله عليهم {الريح العقيم. ما تَذَرُ من شيءٍ أتت عليه إلا جعلته كالرَّميم}، {فأهْلِكوا فأصبحوا لا يُرى إلاَّ مساكِنُهم فانْظُرْ كيف كان عاقبةُ المنذَرين}، الذين أقيمت عليهم الحُجج فلم ينقادوا لها، وأمِروا بالإيمان فلم يؤمنوا، فكان عاقِبَتُهم الهلاك والخزي والفضيحة، {وأُتْبِعوا في هذه الدُّنيا لعنةً ويومَ القيامةِ. ألا إنَّ عاداً كَفَروا ربَّهم ألا بُعْداً لعادٍ قوم هود}. وقال هنا: {وقَطَعْنا دابرَ الذين كذَّبوا بآياتنا وما كانوا مؤمنينَ}: بوجهٍ من الوجوه، بل وَصْفُهمُ التكذيب والعناد، ونعتُهُم الكِبْر والفساد.
(72) Oleh karena itu Allah membedakan kedua golongan. Dia berfirman, ﴾ فَأَنجَيۡنَٰهُ ﴿ "Maka Kami selamatkan dia", yakni Hud, ﴾ وَٱلَّذِينَ ﴿ "beserta orang-orang" yang beriman bersamanya, ﴾ بِرَحۡمَةٖ مِّنَّا ﴿ "dengan rahmat yang besar dari Kami." Karena Dia-lah yang memberi mereka petunjuk kepada keimanan dan menjadikan iman mereka sebagai sebab mereka mendapatkan rahmat, maka Allah menyela-matkan mereka dengan RahmatNya, ﴾ وَقَطَعۡنَا دَابِرَ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَاۖ ﴿ "dan Kami tumpas orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami." Yakni kami binasakan mereka dengan azab yang keras yang tidak menyi-sakan seorang pun dari mereka. Allah mengirim kepada mereka angin yang membinasakan, angin itu tidak membiarkan sesuatu pun yang dilandanya, melainkan dijadikannya seperti serbuk. Orang-orang yang telah ditegakkan hujjah atas mereka tetapi mereka tidak tunduk kepadanya, dan mereka diperintahkan agar beriman tetapi mereka tidak beriman, maka akibatnya adalah ke-binasaan, kehinaan, dan kesengsaraan. ﴾ وَأُتۡبِعُواْ فِي هَٰذِهِ ٱلدُّنۡيَا لَعۡنَةٗ وَيَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۗ أَلَآ إِنَّ عَادٗا كَفَرُواْ رَبَّهُمۡۗ أَلَا بُعۡدٗا لِّعَادٖ قَوۡمِ هُودٖ 60 ﴿ "Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di Hari Kiamat. Ingatlah, sesungguhnya kaum 'Ad itu kafir kepada Rabb mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum 'Ad (yaitu) kaum Hud itu." (Hud: 60). Dan di sini Allah berfirman, ﴾ وَقَطَعۡنَا دَابِرَ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَاۖ وَمَا كَانُواْ مُؤۡمِنِينَ ﴿ "Dan Kami tumpas orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan tiadalah mereka orang-orang yang beriman" sedikit pun, justru sifat mereka adalah pendustaan dan pengingkaran. Ciri mereka adalah kesombongan dan kerusakan.
Ayah: 73 - 79 #
{وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ قَدْ جَاءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ هَذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (73) وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِنْ سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ (74) قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لِلَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا لِمَنْ آمَنَ مِنْهُمْ أَتَعْلَمُونَ أَنَّ صَالِحًا مُرْسَلٌ مِنْ رَبِّهِ قَالُوا إِنَّا بِمَا أُرْسِلَ بِهِ مُؤْمِنُونَ (75) قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا بِالَّذِي آمَنْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ (76) فَعَقَرُوا النَّاقَةَ وَعَتَوْا عَنْ أَمْرِ رَبِّهِمْ وَقَالُوا يَاصَالِحُ ائْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ (77) فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ (78) فَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَاقَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَةَ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ وَلَكِنْ لَا تُحِبُّونَ النَّاصِحِينَ (79)}.
"Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shalih. Ia berkata, 'Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Ilah bagimu selainNya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Rabbmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih. Dan ingatlah olehmu di waktu Allah menjadikan kamu pengganti-peng-ganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan." (Al-A'raf: 73-74). "Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaum-nya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka, 'Tahukah kamu bahwa Shalih diutus (menjadi rasul) oleh Rabbnya?' Mereka menjawab, 'Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Shalih diutus untuk menyam-paikannya.' Orang-orang yang menyombongkan diri berkata, 'Se-sungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu.' Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Rabb. Dan mereka berkata, 'Hai Shalih, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah).' Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka. Maka Shalih meninggalkan mereka seraya berkata, 'Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Rabb-ku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu, tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat'." (Al-A'raf: 75- 79).
#
{73} أي: {و} أرسلنا {إلى ثمود}: القبيلة المعروفة الذين كانوا يسكُنون الحِجْر وما حوله من أرض الحجاز وجزيرة العرب، أرسل الله إليهم {أخاهم صالحاً}: نبيًّا يدعوهم إلى الإيمان والتوحيد وينهاهم عن الشرك والتنديد، فقال: {يا قوم اعبدوا الله مالَكُم من إلهٍ غيره}: دعوتُهُ عليه الصلاة والسلام من جنس دعوة إخوانه من المرسلين: الأمر بعبادةِ الله وبيان أنه ليس للعباد إله غير الله. {قد جاءتْكم بينةٌ من ربِّكم}؛ أي: خارق من خوارق العادات التي لا تكون إلا آية سماويَّة لا يقدر الناس عليها، ثم فسَّرها بقوله: {هذه ناقةُ الله لكم آية}؛ أي: هذه ناقةٌ شريفةٌ فاضلةٌ لإضافتها إلى الله تعالى إضافة تشريف، لكم فيها آية عظيمة، وقد ذكر وجه الآية في قوله: {لها شِرْبٌ ولكم شِرْبُ يوم معلوم}، وكان عندهم بئر كبيرةٌ، وهي المعروفة ببئر الناقة، يتناوبونها هم والناقة، للناقة يوم تشربها ويشربون اللبن من ضرعها، ولهم يوم يردونها وتصدر الناقة عنهم. وقال لهم نبيُّهم صالح عليه السلام: {فذَروها تأكلْ في أرض الله}: فلا عليكم من مؤونتها شيء، {ولا تَمَسُّوها بسوءٍ}؛ أي: بعقر أو غيره، {فيأخذَكُم عذابٌ أليم}.
(73) (وَ) "Dan" Kami telah mengutus, ﴾ إِلَىٰ ثَمُودَ ﴿ "kepada kaum Tsamud", kabilah terkenal yang mendiami Hijr dan sekitarnya di tanah Hijaz dan jazirah Arab. Allah mengutus kepada mereka ﴾ أَخَاهُمۡ صَٰلِحٗاۚ ﴿ "saudara mereka, Shalih," sebagai Nabi yang mengajak mereka kepada iman dan tauhid dan melarang mereka dari kekufuran dan kesyirikan. Maka Shalih berkata ﴾ يَٰقَوۡمِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥۖ ﴿ "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada ilah bagimu selainNya." Dakwah Shalih sama dengan dakwah saudara-saudaranya para Nabi yang lain, yaitu perintah beribadah kepada Allah dan penje-lasan bahwa hanya Dia-lah yang berhak disembah. ﴾ قَدۡ جَآءَتۡكُم بَيِّنَةٞ مِّن رَّبِّكُمۡۖ ﴿ "Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Rabbmu." Yakni salah satu mukjizat yang tidak lain kecuali dari la-ngit di mana manusia tidak mampu mendatangkannya. Kemudian Shalih menjelaskan mukjizat itu ﴾ هَٰذِهِۦ نَاقَةُ ٱللَّهِ لَكُمۡ ءَايَةٗۖ ﴿ "Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu." Yakni ini adalah unta yang mulia lagi utama karena ia disandarkan kepada Allah sebagai bentuk penghormatan. Padanya terdapat tanda yang besar bagimu. Tanda ini disebutkan dalam FirmanNya, ﴾ لَّهَا شِرۡبٞ وَلَكُمۡ شِرۡبُ يَوۡمٖ مَّعۡلُومٖ 155 ﴿ "Ia mempunyai giliran untuk mendapatkan air, dan kamu mempu-nyai giliran pula untuk mendapatkan air di hari yang tertentu." (Asy-Syu'ara: 155). Tsamud memiliki sumur yang besar, ia terkenal dengan su-mur unta, mereka dan unta itu saling bergiliran. Satu hari unta itu minum dari sumur dan mereka minum air susunya, dan sehari beri-kutnya mereka minum dari sumur dan unta itu menjauh. Lalu Nabi mereka, Shalih عليه السلام berkata kepada mereka, ﴾ فَذَرُوهَا تَأۡكُلۡ فِيٓ أَرۡضِ ٱللَّهِۖ ﴿ "Maka biarkanlah dia makan di bumi Allah." Makanannya bukan tang-gung jawabmu sedikit pun. ﴾ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوٓءٖ ﴿ "Dan janganlah kamu meng-ganggunya dengan gangguan apa pun", dengan menyembelihnya atau dengan yang lain, ﴾ فَيَأۡخُذَكُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ ﴿ "(yang karenanya) kamu akan di-timpa siksaan yang pedih."
#
{74} {واذْكُروا إذ جَعَلَكُم خلفاءَ}: في الأرض تتمتَّعون بها وتدركون مطالبكم، {من بعد عادٍ}: الذين أهلكهم الله وجعَلَكم خلفاء من بعدهم، {وبوَّأكم في الأرض}؛ أي: مكَّن لكم فيها وسهَّل لكم الأسباب الموصلة إلى ما تريدون وتبتغون، {تتَّخذونَ من سهولها قصوراً}؛ أي: الأراضي السهلة التي ليست بجبال بيوتاً، ومن الجبال بيوتاً ينحتونها كما هو مشاهدٌ إلى الآن أعمالهم التي في الجبال من المساكن والحِجْر ونحوها، وهي باقية ما بقيت الجبال. {فاذكروا آلاء الله}؛ أي: نعمه وما خوَّلكم من الفضل والرزق والقوة، {ولا تعثَوا في الأرض مفسدين}؛ أي: لا تُخَرِّبوا في الأرض بالفساد والمعاصي؛ فإن المعاصي تدع الديارَ العامرةَ بلاقِعَ، وقد أخلتْ ديارَهُم منهم، وأبقتْ مساكِنَهم موحشةً بعدَهم.
(74) ﴾ وَٱذۡكُرُوٓاْ إِذۡ جَعَلَكُمۡ خُلَفَآءَ ﴿ "Dan ingatlah olehmu di waktu Rabb menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa)", di bumi, yang padanya kamu bersenang-senang dan meraih keinginanmu. ﴾ مِنۢ بَعۡدِ عَادٖ ﴿ "sesudah kaum 'Ad", yang telah dibinasakan oleh Allah lalu Allah menjadikanmu pengganti sesudah mereka. ﴾ وَبَوَّأَكُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "dan memberikan tempat bagimu di bumi." Yakni mengizinkanmu hidup padanya dan memudahkan sarana-sarana yang dengannya kamu meraih apa yang kamu inginkan dan kamu perlukan. ﴾ تَتَّخِذُونَ مِن سُهُولِهَا قُصُورٗا ﴿ "Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar." Yakni tanah-tanah datar yang bukan gunung, dan di sana kamu membangun istana-istana. Dan dari gunung-gunung kamu mema-hatnya untuk kamu jadikan[70] sebagai rumah, sebagai-mana ia bisa dilihat sampai sekarang, peninggalan-peninggalan mereka di gu-nung yang ada di Hijr dan sekelilingnya. Ia tetap ada selama gunung itu ada. ﴾ فَٱذۡكُرُوٓاْ ءَالَآءَ ٱللَّهِ ﴿ "Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah", yakni berupa karunia, rizki, serta kekuatan yang diberikanNya kepada-mu. ﴾ وَلَا تَعۡثَوۡاْ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُفۡسِدِينَ ﴿ "Dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan." Yakni jangan kamu menghancurkan bumi dengan kerusakan dan kemaksiatan, karena kemaksiatan dapat merubah negeri-negeri yang makmur menjadi kubangan keseng-saraan, negeri-negeri itu telah sepi dari penduduknya, sehingga suasananya pun mencekam dan menakutkan.
#
{75} {قال الملأُ الذين استكبروا من قومِهِ}؛ أي: الرؤساء والأشراف الذين تكبروا عن الحق، {للذين استضعفوا}: ولما كان المستضعَفون ليسوا كلُّهم مؤمنين؛ قالوا: {لِمَنْ آمن منهم أتعلَمون أنَّ صالحاً مرسلٌ من ربِّه}؛ أي: أهو صادقٌ أم كاذب؟ فقال المستضعفون: إنَّا بالذي {أرسِلَ به مؤمنونَ} من توحيد الله والخبر عنه وأمره ونهيه.
(75) ﴾ قَالَ ٱلۡمَلَأُ ٱلَّذِينَ ٱسۡتَكۡبَرُواْ مِن قَوۡمِهِۦ ﴿ "Pemuka-pemuka yang me-nyombongkan diri di antara kaumnya berkata." Yakni para pemimpin dan pembesar yang menyombongkan diri dari kebenaran ﴾ لِلَّذِينَ ٱسۡتُضۡعِفُواْ ﴿ "kepada orang-orang yang dianggap lemah." Karena tidak semua orang lemah itu beriman, maka mereka berkata, ﴾ لِمَنۡ ءَامَنَ مِنۡهُمۡ أَتَعۡلَمُونَ أَنَّ صَٰلِحٗا مُّرۡسَلٞ مِّن رَّبِّهِۦۚ ﴿ "Yang telah beriman di antara mereka, 'Tahu-kah kamu bahwa Shalih diutus (menjadi rasul) oleh Rabbnya?" Yakni apakah dia benar atau dusta? Lalu orang-orang lemah itu menjawab, ﴾ إِنَّا بِمَآ أُرۡسِلَ بِهِۦ مُؤۡمِنُونَ ﴿ "Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Shalih diutus untuk menyampaikannya." Yakni tauhid kepada Allah, berita tentangNya, perintah dan laranganNya.
#
{76} {قال الذين استكبَروا إنَّا بالذي آمنتُم به كافرونَ}: حَمَلَهُمُ الكِبْرُ أن لا ينقادوا للحقِّ الذي انقاد له الضعفاء.
(76) ﴾ قَالَ ٱلَّذِينَ ٱسۡتَكۡبَرُوٓاْ إِنَّا بِٱلَّذِيٓ ءَامَنتُم بِهِۦ كَٰفِرُونَ ﴿ "Orang-orang yang menyombongkan diri berkata, 'Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu'." Kesombongan me-nyeret mereka sehingga mereka menolak tunduk kepada kebenaran seperti orang-orang yang lemah.
#
{77} {فعقروا الناقة}: التي توعَّدهم إن مسوها بسوء أن يصيبَهم عذابٌ أليم. {وعَتَوا عن أمر ربِّهم}؛ أي: قسوا عنه واستكبروا عن أمره الذي مَنْ عتا عنه أذاقه العذاب الشديد، لا جرم أحلَّ الله بهم من النَّكال ما لم يُحِلَّ بغيرِهم. {وقالوا}: مع هذه الأفعال متجرِّئين على الله معجِزين له غير مبالين بما فعلوا بل مفتخرين بها: {يا صالحُ ائتِنا بما تعِدُنا}: - إن كنت من الصادقين - من العذاب، فقال: {تمتَّعوا في دارِكم ثلاثةَ أيَّام ذلك وعدٌ غيرُ مكذوبٍ}.
(77) ﴾ فَعَقَرُواْ ٱلنَّاقَةَ ﴿ "Kemudian mereka sembelih unta betina itu." Di mana Shalih telah mengancam mereka dengan siksa yang pedih jika mereka berani mengganggunya. ﴾ وَعَتَوۡاْ عَنۡ أَمۡرِ رَبِّهِمۡ ﴿ "Dan mereka berlaku angkuh terhadap perintah Rabb." Yakni mereka menolaknya dengan menyombongkan diri terhadap perintah Allah, di mana barangsiapa bersikap demikian maka Allah akan menimpakan azab yang pedih padanya. ﴾ وَقَالُواْ ﴿ "Dan mereka berkata", ditambah dengan perbuatan-perbuatan tersebut yang menunjukkan kelancangan dan keberanian menentang Allah tanpa mempedulikan apa yang me-reka katakan justru mereka membanggakannya,﴾ يَٰصَٰلِحُ ٱئۡتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ إِن كُنتَ مِنَ ٱلۡمُرۡسَلِينَ ﴿ "Hai Shalih, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)." Maka Shalih menjawab, ﴾ تَمَتَّعُواْ فِي دَارِكُمۡ ثَلَٰثَةَ أَيَّامٖۖ ذَٰلِكَ وَعۡدٌ غَيۡرُ مَكۡذُوبٖ 65 ﴿ "Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari, itu ada-lah janji yang tidak dapat didustakan." (Hud: 65).
#
{78} {فأخذتهم الرجفةُ فأصبحوا في دارِهِم جاثمين}: على ركبهم قد أبادهم الله وقطع دابرهم.
(78) ﴾ فَأَخَذَتۡهُمُ ٱلرَّجۡفَةُ فَأَصۡبَحُواْ فِي دَارِهِمۡ جَٰثِمِينَ ﴿"Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka," dalam keadaan berlutut Allah membinasakan dan menumpas mereka.
#
{79} {فتولَّى عنهم}: صالحٌ عليه السلام حين أحلَّ الله بهم العذاب، {وقال}: مخاطباً لهم توبيخاً وعتاباً بعدما أهلكهم الله: {يا قوم لقد أبلغتُكُم رسالةَ ربِّي ونصحتُ لكم}؛ أي: جميع ما أرسلني الله به إليكم قد أبلغتُكم به وحرصت على هدايتكم واجتهدتُ في سلوككم الصراط المستقيم والدين القويم، {ولكن لا تحبُّونَ الناصحين}: بل رددتُم قول النُّصحاء، وأطعتم كلَّ شيطان رجيم. واعلم أن كثيراً من المفسِّرين يذكرون في هذه القصة أنَّ الناقة خرجت من صخرةٍ صماء ملساء اقترحوها على صالح، وأنها تمخَّضت تمخُّض الحامل، فخرجت الناقة وهم ينظرون، وأن لها فصيلاً حين عقروها رغى ثلاث رغيات وانفلق له الجبل ودخل فيه، وأن صالحاً عليه السلام قال لهم: آية نزول العذاب بكم أن تصبحوا في اليوم الأول من الأيام الثلاثة ووجوهكم مصفرَّة، واليوم الثاني محمرَّة، والثالث مسودَّة، فكان كما قال. وهذا من الإسرائيليات التي لا ينبغي نقلها في تفسير كتاب الله، وليس في القرآن ما يدلُّ على شيء منها بوجه من الوجوه، بل لو كانت صحيحةً لَذَكَرها الله تعالى؛ لأن فيها من العجائب والعبر والآيات ما لا يهمله تعالى ويدع ذِكْرَهُ حتى يأتي من طريق مَنْ لا يوثَق بنقله، بل القرآن يكذِّب بعض هذه المذكورات؛ فإنَّ صالحاً قال لهم: {تمتَّعوا في دارِكُم ثلاثة [أيام]}؛ أي: تنعَّموا وتلذَّذوا بهذا الوقت القصير جدًّا؛ فإنه ليس لكم من المتاع واللَّذَّة سوى هذا، وأيُّ لذَّة وتمتُّع لمن وعدهم نبيُّهم وقوع العذاب وذكر لهم وقوع مقدِّماته فوقعت يوماً فيوماً على وجهٍ يعمُّهم ويشمُلهم؛ لأن احمرار وجوههم واصفرارها واسودادها من العذاب؟! هل هذا إلا مناقض للقرآن ومضادٌّ له؟! فالقرآن فيه الكفاية والهداية عن ما سواه. نعم؛ لو صحَّ شيء عن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - مما لا يناقض كتاب الله؛ فعلى الرأس والعين، وهو مما أمر القرآن باتباعه: {وما آتاكُمُ الرسولُ فُخذوه وما نهاكم عنه فانتَهوا}. وقد تقدَّم أنه لا يجوز تفسير كتاب الله بالأخبار الإسرائيليَّة، ولو على تجويز الرواية عنهم بالأمور التي لا يُجْزَمُ بكذِبِها؛ فإنَّ معاني كتاب الله يقينيَّة، وتلك أمور لا تصدَّق ولا تكذَّب؛ فلا يمكن اتفاقهما.
(79) ﴾ فَتَوَلَّىٰ عَنۡهُمۡ ﴿ "Maka Shalih meninggalkan mereka", pada waktu Allah menimpakan azab kepada mereka, ﴾ وَقَالَ ﴿ "seraya berkata", kepada mereka dalam rangka menghinakan dan mencela mereka setelah Allah membinasakan mereka, ﴾ يَٰقَوۡمِ لَقَدۡ أَبۡلَغۡتُكُمۡ رِسَالَةَ رَبِّي وَنَصَحۡتُ لَكُمۡ ﴿ "Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Rabbku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu." Yakni segala apa yang Allah mengutusku dengannya kepadamu, aku telah me-nyampaikannya kepadamu. Aku telah berusaha memberimu petun-juk dan aku pun telah berupaya membawamu ke jalan yang lurus dan agama yang benar. ﴾ وَلَٰكِن لَّا تُحِبُّونَ ٱلنَّٰصِحِينَ ﴿ "Tetapi kamu tidak menyu-kai orang-orang yang memberi nasihat." Justru kamu menolak ucapan orang-orang yang tulus memberi nasihat dan menaati semua setan yang terkutuk. Ketahuilah, bahwa banyak ahli tafsir yang menyebutkan pada kisah ini bahwa unta betina itu keluar dari batu besar yang licin atas permintaan mereka kepada Shalih, bahwa batu itu mengejang seperti wanita hamil yang mau melahirkan, lalu unta itu keluar dan mereka melihatnya. Manakala mereka menyembelihnya, ia memi-liki anak, lalu ia bersuara tiga kali sehingga gunung terbelah dan ia pun masuk ke dalamnya. Dan Shalih berkata kepada mereka bahwa tanda turunnya azab adalah wajahmu menguning di hari pertama dari tiga hari yang dijanjikan, pada hari kedua memerah, dan pada hari ketiga menghitam, maka terjadilah seperti yang dikatakannya. Ini termasuk kisah-kisah Isra`iliyat yang tidak semestinya di-nukil dalam tafsir terhadap kitabullah, padahal di dalam al-Qur`an tidak ada yang menunjukkan hal itu sama sekali, justru kalau ia benar pastilah Allah تعالى akan menyebutkannya, karena padanya terdapat keajaiban, pelajaran, dan tanda kebesaranNya yang tidak mungkin dilalaikan oleh Allah dan ditinggalkan sampai ia diceri-takan oleh orang yang penukilannya tidak dipercaya. Bahkan al-Qur`an mendustakan sebagian yang disebutkan, karena Shalih ber-kata kepada mereka, ﴾ تَمَتَّعُواْ فِي دَارِكُمۡ ثَلَٰثَةَ أَيَّامٖۖ ﴿ "Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari." (Hud: 65). Yakni bersenang-senanglah dalam waktu yang sangat pendek ini, karena kamu tidak memiliki kenikmatan dan kesenangan ke-cuali ini. Kenikmatan dan kesukaan apa bagi orang yang diancam oleh Nabi mereka dengan azab dan Nabi itu menyebutkan kejadian-kejadian yang menjadi pendahuluan azab tersebut, lalu ia terjadi hari demi hari dalam bentuk yang meliputi dan mencakup mereka, karena memerahnya wajah mereka, menguning dan menghitam-nya termasuk azab? Bukankah ini adalah bertentangan dengan al-Qur`an dan bertabrakan dengannya? Al-Qur`an sudah cukup dan ia sebagai petunjuk dari selainnya. Benar, jika sesuatu darinya di-tetapkan secara shahih dari Rasulullah ﷺ yang tidak bertentangan dengan al-Qur`an maka wajib diterima dan ia termasuk yang harus diikuti menurut al-Qur`an. ﴾ وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمۡ عَنۡهُ فَٱنتَهُواْۚ ﴿ "Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah." (Al-Hasyr: 7). Dan telah dijelaskan bahwa tidak boleh menafsirkan Kitabul-lah dengan berita-berita Isra`iliyat, walaupun ada pendapat yang membolehkan meriwayatkan dari mereka dalam perkara-perkara yang tidak dipastikan dustanya, karena makna al-Qur`an bersifat yakin, sementara berita-berita Isra`iliyat merupakan perkara-perka-ra yang tidak dibenarkan dan juga tidak didustakan, jadi keduanya tidak mungkin dipertemukan.
Ayah: 80 - 84 #
{وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ (80) إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ (81) وَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَنْ قَالُوا أَخْرِجُوهُمْ مِنْ قَرْيَتِكُمْ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ (82) فَأَنْجَيْنَاهُ وَأَهْلَهُ إِلَّا امْرَأَتَهُ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ (83) وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُجْرِمِينَ (84)}.
"Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya, 'Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji itu yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu. Sesungguhnya kamu men-datangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.' Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan, 'Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kota ini; sesungguh-nya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura menyucikan diri.' Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibi-nasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perlihatkanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu." (Al-A'raf: 80-84).
#
{80} أي: {و} اذكر عبدنا {لوطاً}: عليه الصلاة والسلام؛ إذ أرسلناه إلى قومه؛ يأمُرُهم بعبادة الله وحدَه، وينهاهم عن الفاحشة التي ما سبقَهم بها أحدٌ من العالمين؛ فقال: {أتأتونَ الفاحشةَ}؛ أي: الخصلة التي بلغت في العِظَم والشَّناعة إلى أن استغرقتْ أنواعَ الفحش، {ما سَبَقَكم بها من أحدٍ من العالمين}: فكونُها فاحشةً من أشنع الأشياء، وكونُهم ابتدعوها، وابتَكَروها، وسَنُّوها لمن بعدَهم من أشنع ما يكونُ أيضاً.
(80) ﴾ وَلُوطًا ﴿ "Dan (Kami juga telah mengutus) Luth عليه السلام", ke-pada kaumnya untuk memerintahkan mereka agar beribadah hanya kepada Allah semata, dan melarang mereka dari perbuatan keji yang tidak pernah dilakukakan oleh seorang pun di dunia sebelum mereka. Luth berkata, ﴾ أَتَأۡتُونَ ٱلۡفَٰحِشَةَ ﴿ "Mengapa kamu mengerjakan per-buatan keji itu?" Yakni perbuatan yang sangat keji lagi buruk yang mencapai tingkat keburukan tertinggi ﴾ مَا سَبَقَكُم بِهَا مِنۡ أَحَدٖ مِّنَ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?" Di samping ia adalah perbuatan keji yang merupakan perkara terbu-ruk, mereka jugalah yang memulai menemukannya dan mencon-tohkannya bagi orang-orang setelah mereka, ini juga merupakan perbuatan terburuk.
#
{81} ثم بيَّنها بقوله: {إنَّكم لَتأتونَ الرجال شهوةً من دون النساء}؛ أي: كيف تَذَرون النساء التي خلقهنَّ الله لكم، وفيهنَّ المستمتَعُ الموافق للشهوة والفطرة، وتقبِلون على أدبار الرجال، التي هي غايةُ ما يكون في الشناعة والخبث، محلٌّ تخرج منه الأنتان والأخباث التي يُسْتَحى من ذكرِها فضلاً عن ملامستها وقربها. {بل أنتم قومٌ مسرفونَ}؛ أي: متجاوِزون لما حدَّه الله، متجرِّئون على محارمه.
(81) Kemudian Luth menjelaskannya dengan ucapannya, ﴾ إِنَّكُمۡ لَتَأۡتُونَ ٱلرِّجَالَ شَهۡوَةٗ مِّن دُونِ ٱلنِّسَآءِۚ ﴿ "Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita." Yakni bagaimana kamu tidak berhasrat kepada para wanita yang dicip-takan oleh Allah untukmu dan padanya terdapat kenikmatan yang sesuai dengan hasrat dan fitrah, justru kamu berhasrat kepada du-bur laki-laki yang sangat kotor dan menjijikkan, jalan yang keluar darinya kotoran busuk yang untuk menyebutnya pun memalukan lebih-lebih menyentuh dan mendekatinya, ﴾ بَلۡ أَنتُمۡ قَوۡمٞ مُّسۡرِفُونَ ﴿ "Malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas." Yakni kamu adalah orang-orang yang melanggar batasan Allah dan berani menentang perkara-perkara yang dilarangNya.
#
{82} {وما كانَ جوابَ قومِهِ إلَّا أن قالوا أخرِجوهِم من قريتِكُم إنَّهم أناسٌ يتطهَّرونَ}؛ أي: يتنزَّهون عن فعل الفاحشة، {وما نَقَموا منهم إلاَّ أن يؤمنوا باللهِ العزيز الحميد}.
(82) ﴾ وَمَا كَانَ جَوَابَ قَوۡمِهِۦٓ إِلَّآ أَن قَالُوٓاْ أَخۡرِجُوهُم مِّن قَرۡيَتِكُمۡۖ إِنَّهُمۡ أُنَاسٞ يَتَطَهَّرُونَ ﴿ "Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan, 'Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura menyucikan diri'." Yakni sok suci (pura-pura menjauhkan diri) dari perbuatan keji, ﴾ وَمَا نَقَمُواْ مِنۡهُمۡ إِلَّآ أَن يُؤۡمِنُواْ بِٱللَّهِ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡحَمِيدِ 8 ﴿ "Dan mereka tidak menyiksa orang-orang Mukmin itu melainkan karena orang-orang Mukmin itu beriman kepada Allah Yang Mahaper-kasa lagi Maha Terpuji." (Al-Buruj: 8).
#
{83} {فأنجيناه وأهلَهُ إلَّا امرأتَهُ كانت من الغابرينَ}؛ أي: الباقين المعذَّبين؛ أمره الله أن يسري بأهله ليلاً؛ فإنَّ العذابَ مصبِّحٌ قومَه، فسرى بهم إلاَّ امرأته أصابها ما أصابهم.
(83) ﴾ فَأَنجَيۡنَٰهُ وَأَهۡلَهُۥٓ إِلَّا ٱمۡرَأَتَهُۥ كَانَتۡ مِنَ ٱلۡغَٰبِرِينَ ﴿ "Kemudian Kami sela-matkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya, dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan)." Yakni yang tertinggal dan di-timpa azab. Allah memerintahkan Luth agar menyingkir di waktu malam karena azab akan turun di pagi hari. Maka Luth membawa keluarganya kecuali istrinya, ia tertimpa apa yang menimpa kaum-nya.
#
{84} {وأمطَرْنا عليهم مطراً}؛ أي: حجارة حارَّة شديدةً من سِجِّيل، وجعل الله عالِيَها سافِلَها، {فانظرْ كيف كان عاقبةُ المجرِمين}: الهلاك والخزي الدائم.
(84) ﴾ وَأَمۡطَرۡنَا عَلَيۡهِم مَّطَرٗاۖ ﴿ "Dan Kami turunkan kepada mereka hujan", batu panas lagi keras dari tanah yang terbakar, dan Allah membalik kota mereka, di mana Allah menjadikan bagian atasnya menjadi bawah. ﴾ فَٱنظُرۡ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلۡمُجۡرِمِينَ ﴿ "Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu." Kebinasaan dan kehinaan untuk selama-lamanya.
Ayah: 85 - 93 #
{وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ قَدْ جَاءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ فَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (85) وَلَا تَقْعُدُوا بِكُلِّ صِرَاطٍ تُوعِدُونَ وَتَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِهِ وَتَبْغُونَهَا عِوَجًا وَاذْكُرُوا إِذْ كُنْتُمْ قَلِيلًا فَكَثَّرَكُمْ وَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ (86) وَإِنْ كَانَ طَائِفَةٌ مِنْكُمْ آمَنُوا بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ وَطَائِفَةٌ لَمْ يُؤْمِنُوا فَاصْبِرُوا حَتَّى يَحْكُمَ اللَّهُ بَيْنَنَا وَهُوَ خَيْرُ الْحَاكِمِينَ (87) قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لَنُخْرِجَنَّكَ يَاشُعَيْبُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَكَ مِنْ قَرْيَتِنَا أَوْ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَا قَالَ أَوَلَوْ كُنَّا كَارِهِينَ (88) قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللَّهِ كَذِبًا إِنْ عُدْنَا فِي مِلَّتِكُمْ بَعْدَ إِذْ نَجَّانَا اللَّهُ مِنْهَا وَمَا يَكُونُ لَنَا أَنْ نَعُودَ فِيهَا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّنَا وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ (89) وَقَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ لَئِنِ اتَّبَعْتُمْ شُعَيْبًا إِنَّكُمْ إِذًا لَخَاسِرُونَ (90) فَأَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دَارِهِمْ جَاثِمِينَ (91) الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَأَنْ لَمْ يَغْنَوْا فِيهَا الَّذِينَ كَذَّبُوا شُعَيْبًا كَانُوا هُمُ الْخَاسِرِينَ (92) فَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَاقَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ فَكَيْفَ آسَى عَلَى قَوْمٍ كَافِرِينَ (93)}.
"Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan sau-dara mereka, Syu'aib. Ia berkata, "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Ilah bagimu selainNya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Rabbmu. Maka sempurna-kanlah takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya. Yang de-mikian itu lebih baik bagimu jika kamu benar-benar orang-orang yang beriman." (Al-A'raf: 85). "Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan dengan me-nakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Dan ingatlah di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesu-dahan orang-orang yang berbuat kerusakan. Jika ada segolongan dari kamu beriman kepada apa yang aku diutus untuk menyam-paikannya dan ada (pula) segolongan yang tidak beriman, maka bersabarlah, hingga Allah menetapkan hukumnya di antara kita; dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya." (Al-A'raf: 86-87). "Pemuka-pemuka dari kaum Syu'aib yang menyombongkan diri berkata, 'Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, kecuali kamu kembali kepada agama kami.' Syu'aib berkata, 'Dan apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak menyukainya'." (Al-A'raf: 88). "Sungguh kami telah mengada-adakan kebohongan yang be-sar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah menyelamatkan kami dari padanya. Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Rabb kami menghendaki-(nya). Pengetahuan Rabb kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakal. Ya Rabb kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya. Pemuka-pemuka kaum Syu'aib yang kafir berkata (kepada sesamanya), 'Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syu'aib, tentu kamu jika berbuat demikian (menjadi) orang-orang yang merugi'." (Al-A'raf: 89-90). "Kemudian mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka. (Yaitu) orang-orang yang mendustakan Syu'aib seolah-olah mereka belum pernah berdiam di kota itu; orang-orang yang mendustakan Syu'aib mereka itulah orang-orang yang merugi. Maka Syu'aib me-ninggalkan mereka seraya berkata, 'Hai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat-amanat Rabbku dan aku telah memberi nasihat kepadamu. Maka bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir'." (Al-A'raf: 91-93).
#
{85} أي: {و} أرسلنا إلى القبيلة المعروفة بمدين {أخاهم}: في النسب، {شُعَيْباً}: يدعوهم إلى عبادة الله وحده لا شريك له، ويأمرهم بإيفاء المكيال والميزان، وأن لا يبخسوا الناس أشياءهم، وأن لا يعثَوْا في الأرض مفسدين بالإكثار من عمل المعاصي، ولهذا قال: {ولا تفسدوا في الأرض بعد إصلاحها ذلكم خير لكم إن كنتم مؤمنين}: فإنَّ ترك المعاصي امتثالاً لأمر الله وتقرُّباً إليه خيرٌ وأنفع للعبد من ارتكابها الموجب لسخط الجبار وعذاب النار.
(85) (وَ) "Dan (Kami telah mengutus)", kepada kabilah yang terkenal di Madyan, ﴾ أَخَاهُمۡ ﴿ "saudara mereka", dari nasab ﴾ شُعَيۡبٗاۚ ﴿ "Syu'aib." Yang mengajak mereka untuk beribadah hanya kepada Allah semata, tiada sekutu bagiNya. Memerintahkan mereka agar memenuhi timbangan dan takaran, agar mereka tidak mengurangi hak-hak manusia, dan agar mereka jangan berbuat kerusakan di muka bumi dengan memperbanyak kemaksiatan padanya. Oleh karena itu dia berkata, ﴾ وَلَا تُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ بَعۡدَ إِصۡلَٰحِهَاۚ ذَٰلِكُمۡ خَيۡرٞ لَّكُمۡ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ ﴿ "Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu benar-benar orang-orang yang beriman." Karena meninggalkan kemaksiatan demi menjalankan perintah Allah dan mendekatkan diri kepadaNya adalah lebih baik dan lebih berguna bagi seorang hamba daripada melakukannya yang mana ia menyebabkan ke-murkaan dari Allah dan azab neraka.
#
{86} {ولا تقعُدوا}: للناس {بكلِّ صراطٍ}؛ أي: طريق من الطرق التي يكثُرُ سلوكها؛ تحذِّرون الناس منها، و {توعِدونَ}: من سلكها، {وتَصُدُّون عن سبيل الله}: من أراد الاهتداء به، {وتبغونَها عِوَجاً}؛ أي: تبغون سبيل الله تكون معوجَّة، وتميلونها اتِّباعاً لأهوائكم، وقد كان الواجب عليكم وعلى غيركم الاحترام والتعظيم للسبيل التي نصبها الله لعباده، ليسلكوها إلى مرضاته ودار كرامته ورحمهم بها أعظمَ رحمةٍ، وتَصَدَّون لنصرتها والدعوة إليها والذبِّ عنها، لا أن تكونوا أنتم قطاع طريقها الصّادِّين الناس عنها؛ فإنَّ هذا كفرٌ لنعمة الله ومحادَّة لله وجعل أقوم الطرق وأعدلها مائلةً، وتشنِّعون على من سلكها، {واذكُروا}: نعمة الله عليكم {إذ كُنتُم قليلاً فكثَّرَكم}؛ أي: نمَّاكم بما أنعم عليكم من الزوجات والنسل والصحة، وأنه ما ابتلاكم بوباء أو أمراض من الأمراض المقلِّلة لكم، ولا سلَّط عليكم عدوًّا يجتاحُكم، ولا فرَّقكم في الأرض، بل أنعم عليكم باجتماعكم وإدرار الأرزاق وكثرة النسل. {وانظروا كيف كان عاقبةُ المفسدين}: فإنكم لا تجدون في جموعهم إلاَّ الشتات، ولا في ربوعهم إلاَّ الوَحْشة والانبتات، ولم يورثوا ذِكْراً حسناً، بل أُتْبِعوا في هذه الدُّنيا لعنةً ويوم القيامة [أشد] خزياً وفضيحة.
(86) ﴾ وَلَا تَقۡعُدُواْ ﴿ "Dan janganlah kamu duduk" menghadang orang ﴾ بِكُلِّ صِرَٰطٖ ﴿ "di tiap-tiap jalan." Yaitu jalan yang banyak dila-lui oleh orang-orang, kamu memperingatkan orang-orang darinya, ﴾ تُوعِدُونَ ﴿ "dengan menakut-nakuti", orang-orang yang melewatinya ﴾ وَتَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ﴿ "dan menghalang-halangi orang yang beriman dari jalan Allah." Yakni orang yang ingin menjadikannya sebagai petun-juk. ﴾ وَتَبۡغُونَهَا عِوَجٗاۚ ﴿ "Dan menginginkan agar jalan Allah itu menjadi bengkok." Dan kamu membelokkannya demi mengikuti hawa nafsu-mu. Semestinya kamu dan orang-orang selainmu menghargai dan menghormati jalan-jalan yang Allah letakkan bagi hamba-hamba-Nya, agar mereka bisa menitinya kepada ridha Allah dan rumah kemuliaanNya yang dengannya Dia merahmati mereka dengan rahmat terbesar. Semestinya kamu menolongnya, menyerukan ke-padanya dan membelanya, bukan malah kamu menjadi pembegal yang menghadang orang-orang darinya, karena ini adalah meru-pakan bentuk kekufuran kepada nikmat Allah dan penentangan kepada Allah serta menjadikan jalan yang paling lurus dan paling adil sebagai jalan yang bengkok, dan kamu menyalahkan orang-orang yang menitinya. ﴾ وَٱذۡكُرُوٓاْ ﴿ "Dan ingatlah", nikmat Allah atas kalian, ﴾ إِذۡ كُنتُمۡ قَلِيلٗا فَكَثَّرَكُمۡۖ ﴿ "di waktu dahulunya kamu berjumlah sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu." Yakni menumbuh-biakkanmu dengan istri, anak-anak dan kesehatan yang Dia berikan kepadamu, bahwa Dia tidak mengujimu dengan wabah atau penya-kit yang mengurangi jumlahmu. Dia juga tidak menguasakanmu kepada musuh yang menumpasmu dan mencerai-beraikanmu di muka bumi. Justru Dia memberimu nikmat dengan kesatuanmu, pelimpahan rizki dan banyaknya keturunan.﴾ وَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلۡمُفۡسِدِينَ ﴿ "Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan." Kamu tidak melihat mereka kecuali tercerai berai, yang ada di negeri mereka hanyalah kesunyian dan porak poranda. Mereka tidak meninggalkan nama yang baik, justru di du-nia ini mereka mendapatkan laknat, sementara pada Hari Kiamat mereka lebih hina dan sengsara.
#
{87} {وإن كان طائفةٌ منكُم آمنوا بالذي أرْسِلْتُ به وطائفةٌ لم يؤمنوا}: وهم الجمهور منهم، {فاصبِروا حتى يحكُمَ اللهُ بيننا وهو خيرُ الحاكمينَ}: فينصر المحقَّ، ويوقع العقوبة على المبطل.
(87) ﴾ وَإِن كَانَ طَآئِفَةٞ مِّنكُمۡ ءَامَنُواْ بِٱلَّذِيٓ أُرۡسِلۡتُ بِهِۦ وَطَآئِفَةٞ لَّمۡ يُؤۡمِنُواْ ﴿ "Jika ada segolongan dari kamu beriman kepada apa yang aku diutus untuk me-nyampaikannya dan ada (pula) segolongan yang tidak beriman." Yaitu yang tidak beriman itu adalah mayoritas dari mereka. ﴾ فَٱصۡبِرُواْ حَتَّىٰ يَحۡكُمَ ٱللَّهُ بَيۡنَنَاۚ وَهُوَ خَيۡرُ ٱلۡحَٰكِمِينَ ﴿ "maka bersabarlah, hingga Allah menetapkan hu-kumnya di antara kita dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya." Allah akan memenangkan (menolong) yang haq dan mengazab yang batil.
#
{88} {قال الملأُ الذين استَكْبَروا من قومِهِ}: وهم الأشرافُ والكبراءُ منهم، الذين اتَّبعوا أهواءهم ولهوا بلذاتهم، فلما أتاهم الحقُّ ورأوه غير موافق لأهوائهم الرديئة؛ ردُّوه، واستكبروا عنه، فقالوا لنبيِّهم شعيب ومن معه من المؤمنين المستضعفين: {لنخرجَنَّكَ يا شعيبُ والذين آمنوا معك من قريتِنا أو لتعودُنَّ في مِلَّتنا}: استعملوا قوَّتهم السَّبُعية في مقابلة الحقِّ، ولم يراعوا ديناً ولا ذمَّةً ولا حقًّا، وإنما راعوا واتبعوا أهواءهم وعقولهم السفيهة، التي دلَّتهم على هذا القول الفاسد، فقالوا إمَّا أن ترجع أنت ومن معك إلى ديننا أو لنخرجنَّكم من قريتنا؛ فشعيبٌ عليه الصلاة والسلام كان يدعوهم طامعاً في إيمانهم، والآن لم يَسْلَم [من شرهم] حتى توعَّدوه إن لم يتابعهم بالجلاء عن وطنه الذي هو ومن معه أحقُّ به منهم. فقال لهم شعيبٌ عليه الصلاة والسلام متعجباً من قولهم: {أوَلَوْ كنَّا كارهينَ}؛ أي: أنتابعكم على دينكم وملَّتكم الباطلة ولو كُنَّا كارهين لها لعلمنا ببطلانها؛ فإنما يدعَى إليها من له نوعُ رغبة فيها، أما من يعلن بالنهي عنها والتشنيع على من اتَّبعها؛ فكيف يُدعى إليها.
(88) ﴾ قَالَ ٱلۡمَلَأُ ٱلَّذِينَ ٱسۡتَكۡبَرُواْ مِن قَوۡمِهِۦ ﴿ "Pemuka-pemuka dari kaum Syu'aib yang menyombongkan diri berkata." Orang-orang besar yang dihor-mati di kalangan mereka, yang mengikuti hawa nafsu mereka dan bermain-main dengan kemewahan mereka, begitu kebenaran da-tang kepada mereka dan ternyata ia tidak sesuai dengan hawa nafsu rendah mereka, maka mereka menentangnya dan menyombong-kan diri darinya. Mereka berkata kepada Nabi mereka Syu'aib dan orang-orang lemah yang beriman bersamanya. ﴾ لَنُخۡرِجَنَّكَ يَٰشُعَيۡبُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَكَ مِن قَرۡيَتِنَآ أَوۡ لَتَعُودُنَّ فِي مِلَّتِنَاۚ ﴿ "Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu'aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, kecuali kamu kembali kepada agama kami." Mereka menggunakan kekuatan premanisme dalam menghadapi kebenaran tanpa mempedulikan agama, perjanjian dan hak, mereka hanya memperhatikan dan me-ngikuti hawa nafsu dan akal bodoh mereka, yang menunjukkan mereka kepada ucapan buruk ini, maka mereka berkata, "Kamu dan orang-orangmu kembali kepada agama kami, atau kami me-ngusirmu dari desa ini." Syu'aib berdakwah kepada mereka karena berharap mereka mau beriman, sekarang justru dia diancam oleh mereka dengan pengusiran dari negerinya jika dia tidak mengikuti mereka, padahal dia dan orang-orang yang bersamanya adalah lebih berhak daripada mereka. Syu'aib menjawab mereka dengan keheranan terhadap ucapan mereka, ﴾ أَوَلَوۡ كُنَّا كَٰرِهِينَ ﴿ "Dan apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak menyukainya?" Yakni apa-kah kami akan mengikuti agamamu dan ajaranmu yang batil itu meskipun kami membencinya karena kami mengetahui kebatilan-nya. Semestinya yang diajak kepadanya adalah orang yang memiliki kecenderungan kepadanya. Adapun orang yang secara terbuka melarangnya dan menyalahkan orang yang mengikutinya, bagai-mana dia diajak kepadanya.
#
{89} {قدِ افتَرَيْنا على الله كذباً إن عُدْنا في ملَّتكم بعد إذ نجَّانا الله منها}؛ أي: اشهدوا علينا أننا إن عُدنا [فيها] بعد ما نجَّانا الله منها وأنقذنا من شرِّها أننا كاذبون مفترون على الله الكذب؛ فإننا نعلمُ أنه لا أعظم افتراء ممَّن جعل لله شريكاً وهو الواحد الأحد الفرد الصمد الذي لم يتَّخذ صاحبة ولا ولداً ولا شريكاً في الملك. {وما يكونُ لنا أن نعودَ فيها}؛ أي: يمتنع على مثلنا أن نعودَ فيها؛ فإنَّ هذا من المحال، فآيَسَهم عليه الصلاة والسلام من كونه يوافقهم من وجوهٍ متعددةٍ. من جهة أنهم كارهون لها مبغضون لما هم عليه من الشرك. ومن جهة أنه جعل ما هم عليه كذباً وأشهدهم أنه إنِ اتَّبَعَهم ومن معه فإنَّهم كاذبون. ومنها اعترافُهم بمنَّة الله عليهم إذ أنقذهم الله منها، ومنها أنَّ عودَهم فيها بعدما هداهم الله من المحالات بالنظر إلى حالتهم الراهنة وما في قلوبهم من تعظيم الله تعالى والاعتراف له بالعبوديَّة وأنه الإله وحده الذي لا تنبغي العبادة إلاَّ له وحده لا شريك له، وأنَّ آلهة المشركين أبطل الباطل وأمحل المحال، وحيث إنَّ اللهَ منَّ عليهم بعقول يعرفون بها الحقَّ والباطل والهدى والضلال، وأما من حيث النظر إلى مشيئة الله وإرادته النافذة في خلقه التي لا خروجَ لأحدٍ عنها ولو تواترتِ الأسبابُ وتوافقت القوى؛ فإنَّهم لا يحكمون على أنفسهم أنهم سيفعلون شيئاً أو يتركونه، ولهذا استثنى: {وما يكونُ لنا أن نعودَ فيها إلا أن يشاء اللهُ ربُّنا}؛ أي: فلا يمكننا ولا غيرنا الخروج عن مشيئته التابعة لعلمه وحكمته، وقد {وَسِعَ ربُّنا كلَّ شيءٍ علماً}: فيعلم ما يصلُح للعباد، وما يدبِّرُهم عليه. {على الله توكَّلْنا}؛ أي: اعتمدنا أنه سيثبِّتنا على الصراط المستقيم، وأن يعصِمَنا من جميع طرق الجحيم؛ فإن من توكَّل على الله كفاه ويسَّر له أمر دينه ودنياه. {ربَّنا افتحْ بينَنا وبين قومِنا بالحقِّ}؛ أي: انصر المظلوم وصاحب الحق على الظالم المعاند للحق، {وأنت خيرُ الفاتحين}: وفتحُهُ تعالى لعباده نوعان: فتحُ العلم بتبيين الحقِّ من الباطل والهدى من الضلال ومَنْ هو المستقيمُ على الصراط ممَّن هو منحرفٌ عنه. والنوع الثاني: فتحُهُ بالجزاء وإيقاع العقوبة على الظالمين، والنجاة والإكرام للصالحين. فسألوا الله أن يفتحَ بينَهم وبين قومهم بالحقِّ والعدل، وأن يريَهم من آياتِهِ وعِبَرِهِ ما يكون فاصلاً بين الفريقين.
(89) ﴾ قَدِ ٱفۡتَرَيۡنَا عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا إِنۡ عُدۡنَا فِي مِلَّتِكُم بَعۡدَ إِذۡ نَجَّىٰنَا ٱللَّهُ مِنۡهَاۚ ﴿ "Sungguh kami mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kem-bali kepada agamamu, sesudah Allah menyelamatkan kami daripadanya." Yakni, bersaksilah atas kami jika kami kembali kepadanya setelah Allah menyelamatkan kami darinya dan mengentaskan kami dari keburukannya maka kami adalah orang-orang yang berbohong dan berdusta atas nama Allah, karena kami mengetahui bahwa tidak ada dusta yang lebih besar daripada orang yang menjadikan sekutu bagi Allah, padahal Dia adalah Yang Maha Esa, Maha Tunggal, Tempat bergantung para makhluk yang tidak beristri dan tidak beranak dan tidak memiliki sekutu dalam kerajaanNya. ﴾ وَمَا يَكُونُ لَنَآ أَن نَّعُودَ فِيهَآ ﴿ "Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya." Yakni tidak mungkin bagi orang-orang seperti kami kembali lagi padanya, ini mustahil. Syu'aib membuat mereka tidak lagi berharap darinya untuk mengikuti mereka dari beberapa segi: Dari segi bahwa dia dan orang-orang yang beriman bersama-nya membenci dan tidak menyukai kesyirikan yang dipegang oleh kaumnya. Dari segi bahwa dia menjadikan apa yang mereka anut seba-gai kedustaan dan dia meminta mereka untuk bersaksi apabila dia dan orang-orang yang bersamanya mengikuti mereka, maka dia dan orang-orang yang bersamanya adalah orang-orang yang ber-dusta. Di antaranya juga pengakuan mereka terhadap nikmat Allah kepada mereka di mana Dia telah menyelamatkan mereka darinya. Di antaranya juga bahwa kembalinya mereka kepadanya se-telah Allah memberi petunjuk kepada mereka adalah termasuk per-kara yang mustahil jika melihat kepada keadaan mereka saat ini dan apa yang tertanam dalam hati mereka berupa pengagungan kepada Allah, pengakuan ubudiyah kepadaNya, bahwa hanya Dia-lah yang berhak atas ibadah semata tiada sekutu bagiNya, bahwa tuhan-tuhan kaum musyrikin adalah kebatilan paling batil dan ke-mustahilan paling mustahil, di mana Allah telah menganugerahkan akal kepada mereka yang dengannya mereka mengetahui kebenar-an dan kebatilan, serta petunjuk dan kesesatan. Adapun dari segi kehendak dan keinginan Allah yang pasti berlaku pada makhlukNya, di mana tidak seorang pun yang bisa menghindar darinya walaupun segala sebab dan kekuatan terkum-pul dan tersedia, maka mereka tidak memutuskan atas diri mereka bahwa mereka akan melakukan atau meninggalkan sesuatu. Oleh karena itu mereka mengecualikan dengan mengatakan, ﴾ إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ رَبُّنَاۚ ﴿ "Kecuali jika Allah, Rabb kami menghendaki(nya)." Yakni, tidak mungkin bagi kami ataupun selain kami yang bisa lolos dari ke-hendakNya yang berdasarkan kepada Ilmu dan HikmahNya. Dan sungguh ﴾ وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيۡءٍ عِلۡمًاۚ ﴿ "Pengetahuan Rabb kami meliputi segala se-suatu." Dia mengetahui apa yang baik bagi hamba-hambaNya dan apa yang menjadi aturanNya pada mereka. ﴾ عَلَى ٱللَّهِ تَوَكَّلۡنَاۚ ﴿ "Kepada Allah sajalah kami bertawakal." Yakni kami percaya bahwa Dia akan meneguhkan kami di atas jalan yang lurus dan melindungi kami dari seluruh jalan neraka, karena barangsiapa yang bertawakal kepada Allah maka Dia akan mencukupkannya dan memudahkan untuknya urusan agama dan dunianya. ﴾ رَبَّنَا ٱفۡتَحۡ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَ قَوۡمِنَا بِٱلۡحَقِّ ﴿ "Ya Rabb kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil)." Yakni tolonglah orang yang dizhalimi dan pemilik hak atas orang yang zhalim, penentang kebenaran. ﴾ وَأَنتَ خَيۡرُ ٱلۡفَٰتِحِينَ ﴿ "Dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya." Kepu-tusanNya kepada hamba-hambaNya ada dua macam: keputusan ilmu dengan menjelaskan kebenaran dan kebatilan, serta petunjuk dan kesesatan, dan siapa yang tegak lurus di atas jalan dan siapa yang membelot darinya. Adapun yang kedua adalah keputusannya dengan pembalasan dan hukuman kepada orang-orang yang zhalim, serta keselamatan dan kemuliaan bagi orang-orang yang shalih. Maka mereka memohon kepada Allah keputusan di antara mereka dengan kaumnya dengan benar dan adil, dan supaya Dia menun-jukkan ayat-ayat dan pelajaran-pelajarannya yang menjadi kepu-tusan bagi kedua belah pihak.
#
{90} {وقال الملأُ الذين كفروا من قومه}: محذِّرين عن اتِّباع شعيب: {لئن اتَّبعتم شعيباً إنَّكم إذاً لخاسرونَ}: هذا ما سوَّلت لهم أنفسهم؛ أن الخسارة والشقاء في اتباع الرشد والهدى، ولم يدروا أن الخسارة كلَّ الخسارة في لزوم ما هم عليه من الضلال والإضلال، وقد علموا ذلك حين وقع بهم النَّكال.
(90) ﴾ وَقَالَ ٱلۡمَلَأُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِن قَوۡمِهِۦ ﴿ "Pemuka-pemuka kaum Syu'aib yang kafir berkata (kepada sesamanya)", memperingatkan agar tidak meng-ikuti Syu'aib ﴾ لَئِنِ ٱتَّبَعۡتُمۡ شُعَيۡبًا إِنَّكُمۡ إِذٗا لَّخَٰسِرُونَ ﴿ "Sesungguhnya jika kamu meng-ikuti Syu'aib tentu kamu jika berbuat demikian (menjadi) orang-orang yang merugi." Ini termasuk tipuan dari diri mereka, bahwa kerugian dan kesengsaraan ada pada mengikuti kebenaran dan petunjuk. Mereka tidak menyadari bahwa seluruh kerugian berporos pada sikap mereka, berpegang kepada kesesatan dan usaha penyesatan kepada orang lain. Dan mereka mengetahui itu manakala azab te-lah turun menimpa mereka.
#
{91} {فأخذتْهُمُ الرجفةُ}؛ أي: الزلزلة الشديدة، {فأصبحوا في دارهم جاثمينَ}؛ أي: صرعى ميِّتين هامدين.
(91) ﴾ فَأَخَذَتۡهُمُ ٱلرَّجۡفَةُ ﴿ "Kemudian mereka ditimpa gempa", yang dahsyat. ﴾ فَأَصۡبَحُواْ فِي دَارِهِمۡ جَٰثِمِينَ ﴿ "Maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah-rumah mereka", yakni tersungkur mati dan tidak bergerak.
#
{92} قال تعالى ناعياً حالَهم: {الذين كذَّبوا شعيباً كأن لم يَغْنَوْا فيها}؛ أي: كأنهم ما أقاموا في ديارهم، وكأنهم ما تمتَّعوا في عَرَصاتهم، ولا تفيَّئوا في ظلالها، ولا غنوا في مسارح أنهارها، ولا أكلوا من ثمار أشجارها، فأخذهم العذاب فنقلهم من مورد اللهو واللعب واللَّذَّات إلى مستقرِّ الحزن والشقاء والعقاب والدرَكات، ولهذا قال: {الذين كذَّبوا شُعيباً كانوا هم الخاسرينَ}؛ أي: الخسار محصورٌ فيهم؛ لأنهم خسروا أنفسهم وأهليهم يوم القيامة، ألا ذلك هو الخسران المبين، لا مَنْ قالوا لهم: {لئنِ اتَّبعتُم شعيباً إنَّكم إذاً لخاسرونَ}.
(92) Allah تعالى berfirman mencela keadaan mereka, ﴾ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ شُعَيۡبٗا كَأَن لَّمۡ يَغۡنَوۡاْ فِيهَاۚ ﴿ "(Yaitu) orang-orang yang mendustakan Syu'aib seolah-olah mereka belum pernah berdiam di kota itu." Yakni seolah-olah me-reka tidak pernah tinggal di negeri mereka, seolah-olah mereka tidak pernah bersuka ria di halamannya, tidak pernah berteduh padanya, tidak pernah bermain-main di aliran sungainya, dan tidak pernah makan dari buah-buahannya. Mereka ditimpa oleh azab yang mem-bawa mereka dari segala permainan, kesenangan dan kenikmatan, kepada rumah kesedihan, kesengsaraan, azab dan kehinaan. Oleh karena itu Dia berfirman, ﴾ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ شُعَيۡبٗا كَانُواْ هُمُ ٱلۡخَٰسِرِينَ ﴿ "Orang-orang yang mendustakan Syu'aib mereka itulah orang-orang yang merugi." Yakni bahwa kerugian hanya untuk mereka saja, karena diri mereka dan keluarga mereka merugi di Hari Kiamat. Bukankah itu meru-pakan kerugian yang nyata, bukan orang-orang yang dikatakan kepada mereka, ﴾ لَئِنِ ٱتَّبَعۡتُمۡ شُعَيۡبًا إِنَّكُمۡ إِذٗا لَّخَٰسِرُونَ 90 ﴿ "Jika kamu mengikuti Syu'aib tentu kamu jika berbuat demikian (menjadi) orang-orang yang merugi." (Al-A'raf: 90)
#
{93} فحين هلكوا تولَّى عنهم نبيُّهم عليه الصلاة والسلام، {وقال} معاتباً وموبِّخاً ومخاطباً لهم بعد موتهم: {يا قوم لقد أبلغتُكم رسالاتِ ربِّي}؛ أي: أوصلتها إليكم وبيَّنتها حتَّى بلغت منكم أقصى ما يمكن أن تصل إليه وخالطت أفئدتكم، {ونصحتُ لكم}: فلم تقَبلوا نُصحي ولا انقدتم لإرشادي، بل فسقتُم وطغيتم؛ {فكيف آسى على قوم كافرينَ}؛ أي: فكيف أحزن على قوم لا خيرَ فيهم، أتاهم الخيرُ فردُّوه ولم يقبلوه، ولا يَليقُ بهم إلا الشرُّ؛ فهؤلاء غير حقيقين أن يُحْزَنَ عليهم، بل يُفْرَحُ بإهلاكهم ومَحْقِهم؛ فعياذاً بك اللهمَّ من الخزي والفضيحة! وأيُّ شقاء وعقوبة أبلغ من أن يصلوا إلى حالة يتبرأ منهم أنصح الخلق لهم؟!
(93) Manakala mereka binasa, Nabi mereka meninggalkan mereka, ﴾ وَقَالَ ﴿ "seraya berkata", kepada mereka setelah mereka mati dalam rangka menyalahkan dan mencela mereka, ﴾ يَٰقَوۡمِ لَقَدۡ أَبۡلَغۡتُكُمۡ رِسَٰلَٰتِ رَبِّي ﴿ "Hai kaumku, sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat-amanat Rabbku." Yakni aku telah menyampaikannya dan menjelaskannya kepadamu sehingga ia mencapai sejauh apa yang bisa dicapai pada dirimu dan ia pun telah mencapai hatimu, ﴾ وَنَصَحۡتُ لَكُمۡۖ ﴿ "dan aku telah memberi nasihat kepadamu." Tetapi kamu tidak menerima nasihatku dan tidak mendengarkan petunjukku, justru kamu bersikap fasik dan melampaui batas. ﴾ فَكَيۡفَ ءَاسَىٰ عَلَىٰ قَوۡمٖ كَٰفِرِينَ ﴿ "Bagaimana aku akan bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir?" Yakni, bagaimana aku bersedih kepada kaum yang tidak ada ke-baikan bagi mereka, di mana kebaikan mendatangi mereka tetapi mereka malah menolaknya dan tidak menerimanya, maka tidak ada yang layak bagi mereka kecuali keburukan. Mereka itu tidak layak dikasihani, justru kebinasaan mereka disyukuri. Kami ber-lindung kepadaMu ya Allah dari kehinaan dan kenistaan. Adakah kesengsaraan dan hukuman yang lebih berat daripada mereka yang telah mencapai tingkat bahwa orang yang paling tulus kepada me-reka berlepas diri dari mereka.
Ayah: 94 - 95 #
{وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا أَخَذْنَا أَهْلَهَا بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَضَّرَّعُونَ (94) ثُمَّ بَدَّلْنَا مَكَانَ السَّيِّئَةِ الْحَسَنَةَ حَتَّى عَفَوْا وَقَالُوا قَدْ مَسَّ آبَاءَنَا الضَّرَّاءُ وَالسَّرَّاءُ فَأَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (95)}
"Kami tidaklah mengutus seorang nabi pun kepada suatu negeri, (lalu penduduknya mendustakan nabi itu), melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri. Kemudian Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga (keturunan dan harta mereka) bertambah banyak, dan mereka berkata, 'Sesungguhnya nenek moyang kami pun telah merasakan penderitaan dan kese-nangan,' maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan seko-nyong-konyong sedang mereka tidak menyadarinya." (Al-A'raf: 94-95).
#
{94} يقول تعالى: {وما أرسلنا في قرية من نبيٍّ}: يدعوهم إلى عبادة الله، وينهاهم عن ما هم فيه من الشرِّ، فلم ينقادوا له؛ إلاَّ ابتلاهم الله {بالبأساءِ والضرَّاءِ}؛ أي: بالفقر والمرض وأنواع البلايا، {لعلهم}: إذا أصابتهم؛ خضعتْ نفوسُهم؛ فتضرعوا إلى الله، واستكانوا للحق.
(94) Allah تعالى berfirman, ﴾ وَمَآ أَرۡسَلۡنَا فِي قَرۡيَةٖ مِّن نَّبِيٍّ ﴿ "Kami tidaklah mengutus seorang nabi pun kepada suatu negeri", yang mengajak me-reka untuk beribadah kepada Allah dan melarang keburukan yang ada pada mereka, tetapi mereka tidak tunduk kepadanya, kecuali Allah akan menimpakan kepada mereka ﴾ بِٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ ﴿ "kesempitan dan penderitaan," yakni dengan kemiskinan, penyakit dan musibah-musibah lainnya, ﴾ لَعَلَّهُمۡ ﴿ "supaya mereka", jika musibah itu menim-pa mereka, jiwa mereka tunduk lalu mereka merendahkan diri dan menaati kebenaran.
#
{95} {ثم}: إذا لم يُفِدْ فيهم واستمرَّ استكبارُهم وازداد طغيانُهم، {بدَّلْنا مكانَ السيئةِ الحسنةَ}: فأَدَرَّ عليهم الأرزاق، وعافى أبدانهم، ورفع عنهم البلايا، {حتى عَفَوْا}؛ أي: كثروا وكثرتْ أرزاقُهم وانبسطوا في نعمة الله وفضله ونسوا ما مرَّ عليهم من البلايا ، {وقالوا قد مسَّ آباءنا الضَّرَّاءُ والسَّرَّاءُ}؛ أي: هذه عادة جارية لم تزل موجودة في الأولين واللاحقين؛ تارة يكونون في سرَّاء، وتارة في ضرَّاء، وتارة في فرح، ومرة في ترح؛ على حسب تقلُّبات الزمان وتداول الأيام، وحسبوا أنها ليست للموعظة والتذكير ولا للاستدراج والنكير، حتى إذا اغتبطوا وفرحوا بما أوتوا، وكانت الدُّنيا أسرَّ ما كانت إليهم. أخذْناهم بالعذاب {بغتةً وهم لا يشعُرون}؛ أي: لا يخطُرُ لهم الهلاك على بالٍ، وظنُّوا أنهم قادرون على ما آتاهم الله، وأنهم غير زائلين ولا منتقلين عنه.
(95) ﴾ ثُمَّ ﴿ "Kemudian", jika musibah tersebut tidak berguna pada mereka, justru kesombongan mereka berlanjut dan kezhali-man mereka bertambah ﴾ بَدَّلۡنَا مَكَانَ ٱلسَّيِّئَةِ ٱلۡحَسَنَةَ ﴿ "Kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan." Dia melimpahkan berbagai rizki kepada mereka, memberi badan mereka kesehatan dan mengangkat mu-sibah dari mereka ﴾ حَتَّىٰ عَفَواْ ﴿ "hingga (keturunan dan harta mereka) ber-tambah banyak." Mereka menjadi banyak, rizki mereka melimpah, nikmat dan karunia Allah terbentang luas pada mereka dan mere-ka melupakan musibah yang menimpa mereka. ﴾ وَّقَالُواْ قَدۡ مَسَّ ءَابَآءَنَا ٱلضَّرَّآءُ وَٱلسَّرَّآءُ ﴿ "Dan mereka berkata, 'Sesungguhnya nenek moyang kami pun telah merasakan penderitaan dan kesenangan." Yakni ini adalah kebia-saan yang akan selalu berlaku dan senantiasa ada pada orang-orang dahulu dan orang-orang berikutnya, di mana terkadang mereka dalam kemudahan, terkadang mereka dalam kesulitan, terkadang dalam kebahagiaan dan terkadang dalam kesedihan, sesuai dengan perubahan zaman dan bergantinya hari-hari, dan mereka mengira bahwa itu bukan untuk pelajaran dan peringatan, tidak pula untuk istidraj, sehingga ketika mereka telah berbangga dan berbahagia dengan apa yang mereka dapatkan, dan dunia merupakan sesuatu yang paling membahagiakan mereka, maka Kami menurunkan azab kepada mereka ﴾ بَغۡتَةٗ وَهُمۡ لَا يَشۡعُرُونَ ﴿ "dengan sekonyong-konyong sedang mereka tidak menyadarinya." Yakni kebinasaan yang tak terlintas di benak mereka, mereka mengira bahwa mereka menguasai apa yang Allah berikan kepada mereka dan bahwa mereka tidak akan binasa dan berpindah darinya.
Ayah: 96 - 99 #
{وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (96) أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ (97) أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ (98) أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ (99)}
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan ber-takwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka. Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka se-dang tidur. Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain. Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga). Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi." (Al-A'raf: 96-99).
#
{96} لما ذكر تعالى أنَّ المكذِّبين للرسل يُبتلون بالضراء موعظةً وإنذاراً، وبالسراء استدراجاً ومكراً؛ ذكر أنَّ أهل القُرى لو آمنوا بقلوبهم إيماناً صادقاً صدقتْه الأعمالُ، واستعملوا تقوى الله تعالى ظاهراً وباطناً بترك جميع ما حرَّم الله [تعالى]؛ لفتحَ عليهم بركاتِ السَّماء والأرض، فأرسل السماء عليهم مدراراً، وأنبتَ لهم من الأرض ما به يعيشون وتعيشُ بهائمهُم في أخصب عيش وأغزر رزق من غير عناء ولا تعبٍ ولا كدٍّ ولا نصبٍ، ولكنهم لم يؤمنوا ويتَّقوا، {فأخذناهم بما كانوا يكسِبون}: بالعقوبات والبلايا ونزع البركات وكثرة الآفات، وهي بعض جزاء أعمالهم، وإلاَّ؛ فلو آخذهم بجميع ما كسبوا؛ ما ترك على ظهرها من دابَّةٍ، {ظَهَرَ الفسادُ في البرِّ والبحر بما كَسَبَتْ أيدي الناس لِيُذيقَهم بعضَ الذي عملوا لعلَّهم يرجِعون}.
(96) Manakala Allah تعالى menjelaskan bahwa orang-orang yang mendustakan para rasul diuji dengan kesusahan sebagai na-sihat dan peringatan, dan dengan kemudahan sebagai istidraj dan tipuan, maka kemudian Allah menjelaskan bahwa seandainya pen-duduk negeri itu beriman dengan hati mereka secara benar yang dibuktikan dengan amal, mereka bertakwa kepada Allah lahir dan batin, dengan meninggalkan seluruh yang diharamkan oleh Allah تعالى, niscaya Allah akan membukakan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi, Dia akan menurunkan hujan dengan deras dan menumbuhkan bumi dengan apa yang mereka bisa hidup de-ngannya juga ternak-ternak mereka dalam kehidupan paling subur dan rizki paling melimpah tanpa kelelahan, tanpa kesusahan, tanpa kelebihan dan tanpa kesulitan. Akan tetapi mereka tidak beriman dan bertakwa, ﴾ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ ﴿ "maka Kami siksa mereka dise-babkan perbuatan mereka", dengan azab, musibah, dicabutnya keber-kahan dan banyaknya penyakit, di mana ia adalah merupakan se-bagian dari balasan amal mereka, sebab jika tidak demikian, maka seandainya Dia menghukum mereka karena semua dosa mereka, niscaya Dia tidak akan menyisakan satu binatang melata pun di atas muka bumi. Allah تعالى berfirman, ﴾ ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ 41 ﴿ "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka seba-gian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (Ar-Rum: 41).
#
{97} {أفأمِنَ أهلُ القرى}؛ أي: المكذبة بقرينة السياق، {أن يأتِيَهُم بأسُنا}؛ أي: عذابنا الشديد، {بَياتاً وهم نائمون}؛ أي: في غفلتهم وغرتهم وراحتهم.
(97) ﴾ أَفَأَمِنَ أَهۡلُ ٱلۡقُرَىٰٓ ﴿ "Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman." Yakni penduduk yang mendustakan sesuai dengan konteks. ﴾ أَن يَأۡتِيَهُم بَأۡسُنَا ﴿ "Dari kedatangan siksaan Kami", yang keras ﴾ بَيَٰتٗا وَهُمۡ نَآئِمُونَ ﴿ "kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?" Yakni dalam keadaan mereka lalai, lengah dan enak-enakan.
#
{98} {أوَ أمِنَ أهلُ القرى أن يأتِيَهم بأسُنا ضحىً وهم يلعبونَ}: أيُّ شيءٍ يؤمِّنُهم من ذلك وهم قد فعلوا أسبابه وارتكبوا من الجرائم العظيمة ما يوجب بعضُه الهلاك.
(98) ﴾ أَوَأَمِنَ أَهۡلُ ٱلۡقُرَىٰٓ أَن يَأۡتِيَهُم بَأۡسُنَا ضُحٗى وَهُمۡ يَلۡعَبُونَ ﴿ "Atau apakah pendu-duk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang ber-main." Apa yang membuat mereka merasa aman dari hal itu, se-mentara mereka telah melakukan sebab-sebab datangnya azab dan melakukan dosa-dosa besar yang sebagian darinya menyebabkan kebinasaan.
#
{99} {أفأمنوا مَكْرَ الله}: حيث يستدرِجُهم من حيث لا يعلمونَ، ويُملي لهم إنَّ كيده متين. {فلا يأمنُ مكرَ اللهِ إلا القومُ الخاسرون}: فإنَّ من أمِنَ من عذاب الله؛ فإنه لم يصدِّق بالجزاء على الأعمال ولا آمن بالرسل حقيقة الإيمان. وهذه الآية الكريمة فيها من التخويف البليغ على أنَّ العبد لا ينبغي له أن يكون آمناً على ما معه من الإيمان، بل لا يزالُ خائفاً وَجِلاً أن يُبتلى ببليَّةٍ تسلب ما معه من الإيمان، وأن لا يزال داعياً بقوله: يا مقلب القلوب! ثبِّتْ قلبي على دينك، وأن يعمل ويسعى في كلِّ سبب يخلِّصه من الشرِّ عند وقوع الفتن؛ فإنَّ العبد ولو بلغت به الحال ما بلغتْ؛ فليس على يقين من السلامة.
(99) ﴾ أَفَأَمِنُواْ مَكۡرَ ٱللَّهِۚ ﴿ "Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)?" Di mana Dia menarik mereka kepada kebinasaan secara berangsur-angsur dari arah yang tidak mereka duga dan Dia memberikan penangguhan. Sesungguhnya rencanaNya amat teguh. ﴾ فَلَا يَأۡمَنُ مَكۡرَ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ ﴿ "Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi." Karena barangsiapa merasa aman dari azab Allah, berarti dia tidak mem-percayai balasan amal perbuatan dan tidak pula beriman kepada para rasul dengan iman yang sebenarnya. Ayat ini mengandung peringatan yang mendalam bahwa seorang hamba tidak sepatutnya merasa aman terhadap keimanan yang dimilikinya, justru hendaknya dia merasa takut dan khawatir jika ditimpa sebuah ujian yang dapat melenyapkan imannya, hen-daknya dia selalu berdoa "Wahai Dzat yang membolak balikkan hati, teguhkanlah hati kami di atas iman." Hendaknya dia beramal dan berusaha melalui berbagai cara yang bisa membebaskannya dari keburukan pada saat terjadinya fitnah-fitnah, karena seorang hamba walaupun dia telah mencapai apa yang telah dicapai, dia tidak benar-benar yakin bisa selamat.
Ayah: 100 - 102 #
{أَوَلَمْ يَهْدِ لِلَّذِينَ يَرِثُونَ الْأَرْضَ مِنْ بَعْدِ أَهْلِهَا أَنْ لَوْ نَشَاءُ أَصَبْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَنَطْبَعُ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَسْمَعُونَ (100) تِلْكَ الْقُرَى نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَائِهَا وَلَقَدْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا بِمَا كَذَّبُوا مِنْ قَبْلُ كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِ الْكَافِرِينَ (101) وَمَا وَجَدْنَا لِأَكْثَرِهِمْ مِنْ عَهْدٍ وَإِنْ وَجَدْنَا أَكْثَرَهُمْ لَفَاسِقِينَ (102)}.
"Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mewarisi suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu kami azab mereka karena dosa-dosanya, dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mende-ngar (pelajaran lagi)? Negeri-negeri (yang telah Kami binasakan) itu, Kami ceritakan sebagian dari berita-beritanya kepadamu. Dan sungguh telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, maka mereka (juga) tidak ber-iman kepada apa yang dahulunya mereka telah mendustakannya. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang kafir. Dan Kami tidak mendapati kebanyakan mereka memenuhi janji. Sesung-guhnya Kami mendapati kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." (Al-A'raf: 100-102).
#
{100} يقول تعالى منبهاً للأمم الغابرين بعد هلاك الأمم الغابرين: {أوَلَمْ يَهْدِ للذين يرِثون الأرض من بعدِ أهلها أن لو نشاءُ أصبْناهم بذُنوبهم}؛ أي: أوَلم يتبيَّن ويتَّضح للأمم الذين ورثوا الأرض بعد إهلاك من قبلَهم بذنوبهم ثم عملوا كأعمال أولئك المهلَكين، أوَلم يهتدوا أنَّ الله لو شاء لأصابَهم بذُنوبهم؛ فإنَّ هذه سنته في الأولين والآخرين. وقوله: {ونطبَعُ على قلوبهم فهم لا يسمعونَ}؛ أي: إذا نبَّههم الله فلم ينتبهوا، وذكَّرهم فلم يتذكَّروا، وهداهم بالآيات والعِبَر فلم يهتَدوا؛ فإنَّ الله تعالى يعاقِبُهم ويطبعُ على قلوبهم فيعلوها الرَّانُ والدَّنَسُ حتى يُخْتَمَ عليها فلا يدخُلها حقٌّ ولا يصلُ إليها خيرٌ ولا يسمعون ما ينفعهم، وإنَّما يسمعون ما به تقوم الحجَّةُ عليهم.
(100) Allah تعالى berfirman dalam rangka memberi peringa-tan kepada umat-umat yang tersisa[71] setelah binasanya umat-umat yang tersisa,[72] ﴾ أَوَلَمۡ يَهۡدِ لِلَّذِينَ يَرِثُونَ ٱلۡأَرۡضَ مِنۢ بَعۡدِ أَهۡلِهَآ أَن لَّوۡ نَشَآءُ أَصَبۡنَٰهُم بِذُنُوبِهِمۡۚ ﴿ "Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mewarisi suatu negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau Kami menghendaki tentu kami azab mereka karena dosa-dosanya." Yakni, apakah belum jelas dan terang bagi umat-umat yang mewarisi bumi setelah dibinasakannya umat-umat sebelum mereka karena dosa-dosanya kemudian mereka me-lakukan apa yang dilakukan oleh umat yang dibinasakan itu. Apa-kah mereka tidak menyadari jika Allah menghendaki niscaya Dia menimpakan azabNya kepada mereka disebabkan dosa-dosa me-reka, karena ini adalah sunnahNya yang berlalu pada orang-orang terdahulu dan orang-orang yang berikutnya. FirmanNya, ﴾ وَنَطۡبَعُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ فَهُمۡ لَا يَسۡمَعُونَ ﴿ "Dan Kami kunci mati hati mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)?" Yakni, jika Allah telah mem-peringatkan mereka akan tetapi mereka tidak kunjung menyadari, Dia mengingatkan mereka tetapi mereka tidak mau ingat, Dia mem-beri petunjuk kepada kebenaran melalui ayat-ayat dan pelajaran-pelajaran tetapi mereka tidak juga beriman, maka Allah menghu-kum mereka dan mengunci hati mereka yang akhirnya dikotori oleh noda dan karat, sampai hatinya terstempel (tertutupi), sehingga tidak ada kebenaran dan kebaikan yang dapat sampai kepadanya, dan mereka tidak mendengar apa yang berguna bagi mereka, me-reka hanya mendengar apa yang dengannya hujjah menjadi tegak atas mereka.
#
{101} {تلك القرى}: الذين تقدَّم ذِكْرُهم، {نَقُصُّ عليك من أنبائها}: ما يحصُلُ به عبرة للمعتبرين، وازدجارٌ للظالمين، وموعظة للمتقين، {ولقد جاءتْهم رسُلُهم بالبيناتِ}؛ أي: [ولقد] جاءت هؤلاء المكذبين رسُلُهم تدعوهم إلى ما فيه سعادتهم، وأيَّدهم الله بالمعجزات الظاهرة والبيِّنات المبيِّنات للحقِّ بياناً كاملاً، ولكنهم لم يُفِدْهم هذا ولا أغنى عنهم شيئاً؛ {فما كانوا ليؤمِنوا بما كذَّبوا من قبلُ}؛ أي: بسبب تكذيبهم وردِّهم الحقّ أول مرة ما كان يهديهم للإيمان جزاءً لهم على ردِّهم الحق؛ كما قال تعالى: {ونقلِّبُ أفْئِدَتَهم وأبصارَهم كما لم يؤمنوا به أولَ مرَّةٍ ونَذَرُهم في طغيانِهِم يعمَهونَ}، {كذلك يطبعُ الله على قلوب الكافرين}: عقوبةً منه، وما ظلمهم الله، ولكنهم ظلموا أنفسهم.
(101) ﴾ تِلۡكَ ٱلۡقُرَىٰ ﴿ "Negeri-negeri (yang telah Kami binasakan) itu", yang disebutkan di atas, ﴾ نَقُصُّ عَلَيۡكَ مِنۡ أَنۢبَآئِهَاۚ ﴿ "Kami ceritakan sebagian dari berita-beritanya kepadamu." Yang dengannya orang-orang bisa mengambil pelajaran, orang-orang zhalim tergugah dari kezhaliman-nya dan orang-orang yang bertakwa mengambil nasihat darinya. ﴾ وَلَقَدۡ جَآءَتۡهُمۡ رُسُلُهُم بِٱلۡبَيِّنَٰتِ ﴿ "Dan sungguh telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata." Yakni orang-orang yang mendustakan itu telah didatangi oleh rasul-rasul mereka yang menyeru kepada kebahagiaan, Allah mengukuhkan mereka dengan berbagai mukjizat yang jelas lagi terang dan menerangkan kebenaran dengan sempurna, akan tetapi ia tidak berguna dan ber-manfaat sedikit pun bagi mereka. ﴾ فَمَا كَانُواْ لِيُؤۡمِنُواْ بِمَا كَذَّبُواْ مِن قَبۡلُۚ ﴿ "Maka mereka (juga) tidak beriman kepada apa yang dahulunya mereka telah mendustakannya." Yakni, sebab pendustaan dan penolakan mereka terhadap kebenaran sejak awal, maka Dia tidak memberi mereka petunjuk kepada iman sebagai balasan atas penolakan me-reka terhadap kebenaran. ﴾ وَنُقَلِّبُ أَفۡـِٔدَتَهُمۡ وَأَبۡصَٰرَهُمۡ كَمَا لَمۡ يُؤۡمِنُواْ بِهِۦٓ أَوَّلَ مَرَّةٖ وَنَذَرُهُمۡ فِي طُغۡيَٰنِهِمۡ يَعۡمَهُونَ 110 ﴿ "Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (al-Qur`an) pada permu-laannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat." (Al-An'am: 110). ﴾ كَذَٰلِكَ يَطۡبَعُ ٱللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِ ٱلۡكَٰفِرِينَ ﴿ "Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang kafir." Sebagai hukuman dariNya, dan Allah tidak menzhalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzhalimi diri mereka sendiri.
#
{102} {وما وَجَدْنا لأكثرِهم من عهدٍ}؛ أي: وما وجدنا لأكثر الأمم الذين أرسل الله إليهم الرسل من عهد؛ أي: من ثبات والتزام لوصية الله التي أوصى بها جميع العالمين، ولا انقادوا لأوامره التي ساقها إليهم على ألسنة رسله. {وإن وَجَدْنا أكْثَرَهُم لفاسقينَ}؛ أي: خارجين عن طاعة الله، متَّبعين لأهوائهم بغير هدىً من الله؛ فالله تعالى امتحن العباد بإرسال الرسل وإنزال الكتب، وأمرهم باتِّباع عهده وهداه، فلم يمتثلْ لأمره إلا القليل من الناس، الذين سبقتْ لهم من الله سابقةُ السعادة، وأما أكثر الخلق؛ فأعرضوا عن الهدى، واستكبروا عما جاءت به الرسل، فأحلَّ الله بهم من عقوباتِهِ المتنوِّعة ما أحلَّ.
(102) ﴾ وَمَا وَجَدۡنَا لِأَكۡثَرِهِم مِّنۡ عَهۡدٖۖ ﴿ "Dan Kami tidak mendapati keba-nyakan mereka memenuhi janji." Yakni, Kami tidak mendapati keba-nyakan umat yang diutus kepada mereka rasul-rasul itu menepati janji, yakni keteguhan dan komitmen dalam memegang wasiat Allah bagi seluruh alam, mereka juga tidak tunduk kepada perintah-pe-rintahNya yang Dia sampaikan melalui para rasul. ﴾ وَإِن وَجَدۡنَآ أَكۡثَرَهُمۡ لَفَٰسِقِينَ ﴿ "Sesungguhnya Kami mendapati kebanyakan mereka orang-orang yang fasik." Menyimpang dari ketaatan kepada Allah, mengikuti hawa nafsu tanpa petunjuk dari Allah تعالى. Allah menguji para hamba dengan mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitab, serta memerintahkan mereka agar memenuhi perjanjianNya dan meng-ikuti petunjukNya, tetapi yang bersedia tunduk kepada perintah-Nya hanyalah sedikit dari mereka, orang-orang yang telah ditulis (ditetapkan) akan berbahagia oleh Allah. Adapun mayoritas ma-nusia maka mereka berpaling dari petunjuk dan menyombongkan diri dari apa yang dibawa oleh rasul-rasul, maka Allah pun menim-pakan kepada mereka dari hukuman-hukumanNya yang berma-cam-macam.
Ayah: 103 - 171 #
{ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ مُوسَى بِآيَاتِنَا إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ فَظَلَمُوا بِهَا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ (103) وَقَالَ مُوسَى يَافِرْعَوْنُ إِنِّي رَسُولٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (104) حَقِيقٌ عَلَى أَنْ لَا أَقُولَ عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ قَدْ جِئْتُكُمْ بِبَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ فَأَرْسِلْ مَعِيَ بَنِي إِسْرَائِيلَ (105) قَالَ إِنْ كُنْتَ جِئْتَ بِآيَةٍ فَأْتِ بِهَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ (106) فَأَلْقَى عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُبِينٌ (107) وَنَزَعَ يَدَهُ فَإِذَا هِيَ بَيْضَاءُ لِلنَّاظِرِينَ (108) قَالَ الْمَلَأُ مِنْ قَوْمِ فِرْعَوْنَ إِنَّ هَذَا لَسَاحِرٌ عَلِيمٌ (109) يُرِيدُ أَنْ يُخْرِجَكُمْ مِنْ أَرْضِكُمْ فَمَاذَا تَأْمُرُونَ (110) قَالُوا أَرْجِهْ وَأَخَاهُ وَأَرْسِلْ فِي الْمَدَائِنِ حَاشِرِينَ (111) يَأْتُوكَ بِكُلِّ سَاحِرٍ عَلِيمٍ (112) وَجَاءَ السَّحَرَةُ فِرْعَوْنَ قَالُوا إِنَّ لَنَا لَأَجْرًا إِنْ كُنَّا نَحْنُ الْغَالِبِينَ (113) قَالَ نَعَمْ وَإِنَّكُمْ لَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ (114) قَالُوا يَامُوسَى إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ نَحْنُ الْمُلْقِينَ (115) قَالَ أَلْقُوا فَلَمَّا أَلْقَوْا سَحَرُوا أَعْيُنَ النَّاسِ وَاسْتَرْهَبُوهُمْ وَجَاءُوا بِسِحْرٍ عَظِيمٍ (116) وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ (117) فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (118) فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ (119) وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ (120) قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ (121) رَبِّ مُوسَى وَهَارُونَ (122) قَالَ فِرْعَوْنُ آمَنْتُمْ بِهِ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ إِنَّ هَذَا لَمَكْرٌ مَكَرْتُمُوهُ فِي الْمَدِينَةِ لِتُخْرِجُوا مِنْهَا أَهْلَهَا فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ (123) لَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلَافٍ ثُمَّ لَأُصَلِّبَنَّكُمْ أَجْمَعِينَ (124) قَالُوا إِنَّا إِلَى رَبِّنَا مُنْقَلِبُونَ (125) وَمَا تَنْقِمُ مِنَّا إِلَّا أَنْ آمَنَّا بِآيَاتِ رَبِّنَا لَمَّا جَاءَتْنَا رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ (126) وَقَالَ الْمَلَأُ مِنْ قَوْمِ فِرْعَوْنَ أَتَذَرُ مُوسَى وَقَوْمَهُ لِيُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَيَذَرَكَ وَآلِهَتَكَ قَالَ سَنُقَتِّلُ أَبْنَاءَهُمْ وَنَسْتَحْيِي نِسَاءَهُمْ وَإِنَّا فَوْقَهُمْ قَاهِرُونَ (127) قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ اسْتَعِينُوا بِاللَّهِ وَاصْبِرُوا إِنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ (128) قَالُوا أُوذِينَا مِنْ قَبْلِ أَنْ تَأْتِيَنَا وَمِنْ بَعْدِ مَا جِئْتَنَا قَالَ عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُهْلِكَ عَدُوَّكُمْ وَيَسْتَخْلِفَكُمْ فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ (129) وَلَقَدْ أَخَذْنَا آلَ فِرْعَوْنَ بِالسِّنِينَ وَنَقْصٍ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ (130) فَإِذَا جَاءَتْهُمُ الْحَسَنَةُ قَالُوا لَنَا هَذِهِ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَطَّيَّرُوا بِمُوسَى وَمَنْ مَعَهُ أَلَا إِنَّمَا طَائِرُهُمْ عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (131) وَقَالُوا مَهْمَا تَأْتِنَا بِهِ مِنْ آيَةٍ لِتَسْحَرَنَا بِهَا فَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ (132) فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ آيَاتٍ مُفَصَّلَاتٍ فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْمًا مُجْرِمِينَ (133) وَلَمَّا وَقَعَ عَلَيْهِمُ الرِّجْزُ قَالُوا يَامُوسَى ادْعُ لَنَا رَبَّكَ بِمَا عَهِدَ عِنْدَكَ لَئِنْ كَشَفْتَ عَنَّا الرِّجْزَ لَنُؤْمِنَنَّ لَكَ وَلَنُرْسِلَنَّ مَعَكَ بَنِي إِسْرَائِيلَ (134) فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُمُ الرِّجْزَ إِلَى أَجَلٍ هُمْ بَالِغُوهُ إِذَا هُمْ يَنْكُثُونَ (135) فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَأَغْرَقْنَاهُمْ فِي الْيَمِّ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا عَنْهَا غَافِلِينَ (136) وَأَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذِينَ كَانُوا يُسْتَضْعَفُونَ مَشَارِقَ الْأَرْضِ وَمَغَارِبَهَا الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ الْحُسْنَى عَلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ بِمَا صَبَرُوا وَدَمَّرْنَا مَا كَانَ يَصْنَعُ فِرْعَوْنُ وَقَوْمُهُ وَمَا كَانُوا يَعْرِشُونَ (137) وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتَوْا عَلَى قَوْمٍ يَعْكُفُونَ عَلَى أَصْنَامٍ لَهُمْ قَالُوا يَامُوسَى اجْعَلْ لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ (138) إِنَّ هَؤُلَاءِ مُتَبَّرٌ مَا هُمْ فِيهِ وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (139) قَالَ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِيكُمْ إِلَهًا وَهُوَ فَضَّلَكُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ (140) وَإِذْ أَنْجَيْنَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ يُقَتِّلُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ وَفِي ذَلِكُمْ بَلَاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ (141) وَوَاعَدْنَا مُوسَى ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً وَقَالَ مُوسَى لِأَخِيهِ هَارُونَ اخْلُفْنِي فِي قَوْمِي وَأَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيلَ الْمُفْسِدِينَ (142) وَلَمَّا جَاءَ مُوسَى لِمِيقَاتِنَا وَكَلَّمَهُ رَبُّهُ قَالَ رَبِّ أَرِنِي أَنْظُرْ إِلَيْكَ قَالَ لَنْ تَرَانِي وَلَكِنِ انْظُرْ إِلَى الْجَبَلِ فَإِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهُ فَسَوْفَ تَرَانِي فَلَمَّا تَجَلَّى رَبُّهُ لِلْجَبَلِ جَعَلَهُ دَكًّا وَخَرَّ مُوسَى صَعِقًا فَلَمَّا أَفَاقَ قَالَ سُبْحَانَكَ تُبْتُ إِلَيْكَ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُؤْمِنِينَ (143) قَالَ يَامُوسَى إِنِّي اصْطَفَيْتُكَ عَلَى النَّاس بِرِسَالَاتِي وَبِكَلَامِي فَخُذْ مَا آتَيْتُكَ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ (144) وَكَتَبْنَا لَهُ فِي الْأَلْوَاحِ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْعِظَةً وَتَفْصِيلًا لِكُلِّ شَيْءٍ فَخُذْهَا بِقُوَّةٍ وَأْمُرْ قَوْمَكَ يَأْخُذُوا بِأَحْسَنِهَا سَأُرِيكُمْ دَارَ الْفَاسِقِينَ (145) سَأَصْرِفُ عَنْ آيَاتِيَ الَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَإِنْ يَرَوْا كُلَّ آيَةٍ لَا يُؤْمِنُوا بِهَا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الرُّشْدِ لَا يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا وَإِنْ يَرَوْا سَبِيلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلًا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا عَنْهَا غَافِلِينَ (146) وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَلِقَاءِ الْآخِرَةِ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ هَلْ يُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (147) وَاتَّخَذَ قَوْمُ مُوسَى مِنْ بَعْدِهِ مِنْ حُلِيِّهِمْ عِجْلًا جَسَدًا لَهُ خُوَارٌ أَلَمْ يَرَوْا أَنَّهُ لَا يُكَلِّمُهُمْ وَلَا يَهْدِيهِمْ سَبِيلًا اتَّخَذُوهُ وَكَانُوا ظَالِمِينَ (148) وَلَمَّا سُقِطَ فِي أَيْدِيهِمْ وَرَأَوْا أَنَّهُمْ قَدْ ضَلُّوا قَالُوا لَئِنْ لَمْ يَرْحَمْنَا رَبُّنَا وَيَغْفِرْ لَنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ (149) وَلَمَّا رَجَعَ مُوسَى إِلَى قَوْمِهِ غَضْبَانَ أَسِفًا قَالَ بِئْسَمَا خَلَفْتُمُونِي مِنْ بَعْدِي أَعَجِلْتُمْ أَمْرَ رَبِّكُمْ وَأَلْقَى الْأَلْوَاحَ وَأَخَذَ بِرَأْسِ أَخِيهِ يَجُرُّهُ إِلَيْهِ قَالَ ابْنَ أُمَّ إِنَّ الْقَوْمَ اسْتَضْعَفُونِي وَكَادُوا يَقْتُلُونَنِي فَلَا تُشْمِتْ بِيَ الْأَعْدَاءَ وَلَا تَجْعَلْنِي مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (150) قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِأَخِي وَأَدْخِلْنَا فِي رَحْمَتِكَ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ (151) إِنَّ الَّذِينَ اتَّخَذُوا الْعِجْلَ سَيَنَالُهُمْ غَضَبٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَذِلَّةٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُفْتَرِينَ (152) وَالَّذِينَ عَمِلُوا السَّيِّئَاتِ ثُمَّ تَابُوا مِنْ بَعْدِهَا وَآمَنُوا إِنَّ رَبَّكَ مِنْ بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَحِيمٌ (153) وَلَمَّا سَكَتَ عَنْ مُوسَى الْغَضَبُ أَخَذَ الْأَلْوَاحَ وَفِي نُسْخَتِهَا هُدًى وَرَحْمَةٌ لِلَّذِينَ هُمْ لِرَبِّهِمْ يَرْهَبُونَ (154) وَاخْتَارَ مُوسَى قَوْمَهُ سَبْعِينَ رَجُلًا لِمِيقَاتِنَا فَلَمَّا أَخَذَتْهُمُ الرَّجْفَةُ قَالَ رَبِّ لَوْ شِئْتَ أَهْلَكْتَهُمْ مِنْ قَبْلُ وَإِيَّايَ أَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ السُّفَهَاءُ مِنَّا إِنْ هِيَ إِلَّا فِتْنَتُكَ تُضِلُّ بِهَا مَنْ تَشَاءُ وَتَهْدِي مَنْ تَشَاءُ أَنْتَ وَلِيُّنَا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الْغَافِرِينَ (155) وَاكْتُبْ لَنَا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ إِنَّا هُدْنَا إِلَيْكَ قَالَ عَذَابِي أُصِيبُ بِهِ مَنْ أَشَاءُ وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ (156) الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ أُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (157) قُلْ يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (158) وَمِنْ قَوْمِ مُوسَى أُمَّةٌ يَهْدُونَ بِالْحَقِّ وَبِهِ يَعْدِلُونَ (159) وَقَطَّعْنَاهُمُ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ أَسْبَاطًا أُمَمًا وَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى إِذِ اسْتَسْقَاهُ قَوْمُهُ أَنِ اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ فَانْبَجَسَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ وَظَلَّلْنَا عَلَيْهِمُ الْغَمَامَ وَأَنْزَلْنَا عَلَيْهِمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَى كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (160) وَإِذْ قِيلَ لَهُمُ اسْكُنُوا هَذِهِ الْقَرْيَةَ وَكُلُوا مِنْهَا حَيْثُ شِئْتُمْ وَقُولُوا حِطَّةٌ وَادْخُلُوا الْبَابَ سُجَّدًا نَغْفِرْ لَكُمْ خَطِيئَاتِكُمْ سَنَزِيدُ الْمُحْسِنِينَ (161) فَبَدَّلَ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ قَوْلًا غَيْرَ الَّذِي قِيلَ لَهُمْ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِجْزًا مِنَ السَّمَاءِ بِمَا كَانُوا يَظْلِمُونَ (162) وَاسْأَلْهُمْ عَنِ الْقَرْيَةِ الَّتِي كَانَتْ حَاضِرَةَ الْبَحْرِ إِذْ يَعْدُونَ فِي السَّبْتِ إِذْ تَأْتِيهِمْ حِيتَانُهُمْ يَوْمَ سَبْتِهِمْ شُرَّعًا وَيَوْمَ لَا يَسْبِتُونَ لَا تَأْتِيهِمْ كَذَلِكَ نَبْلُوهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ (163) وَإِذْ قَالَتْ أُمَّةٌ مِنْهُمْ لِمَ تَعِظُونَ قَوْمًا اللَّهُ مُهْلِكُهُمْ أَوْ مُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا قَالُوا مَعْذِرَةً إِلَى رَبِّكُمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ (164) فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ أَنْجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُوا بِعَذَابٍ بَئِيسٍ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ (165) فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَا نُهُوا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ (166) وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكَ لَيَبْعَثَنَّ عَلَيْهِمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ يَسُومُهُمْ سُوءَ الْعَذَابِ إِنَّ رَبَّكَ لَسَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ (167) وَقَطَّعْنَاهُمْ فِي الْأَرْضِ أُمَمًا مِنْهُمُ الصَّالِحُونَ وَمِنْهُمْ دُونَ ذَلِكَ وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (168) فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ وَرِثُوا الْكِتَابَ يَأْخُذُونَ عَرَضَ هَذَا الْأَدْنَى وَيَقُولُونَ سَيُغْفَرُ لَنَا وَإِنْ يَأْتِهِمْ عَرَضٌ مِثْلُهُ يَأْخُذُوهُ أَلَمْ يُؤْخَذْ عَلَيْهِمْ مِيثَاقُ الْكِتَابِ أَنْ لَا يَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ وَدَرَسُوا مَا فِيهِ وَالدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ (169) وَالَّذِينَ يُمَسِّكُونَ بِالْكِتَابِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ الْمُصْلِحِينَ (170) وَإِذْ نَتَقْنَا الْجَبَلَ فَوْقَهُمْ كَأَنَّهُ ظُلَّةٌ وَظَنُّوا أَنَّهُ وَاقِعٌ بِهِمْ خُذُوا مَا آتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاذْكُرُوا مَا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (171)}.
"Kemudian Kami utus Musa sesudah rasul-rasul itu memba-wa ayat-ayat Kami kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya, lalu mereka mengingkari ayat-ayat itu. Maka perhatikanlah ba-gaimana akibat orang-orang yang membuat kerusakan. Dan Musa berkata, 'Hai Fir'aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Rabb semesta alam, wajib atasku tidak berkata atas Nama Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya aku datang kepadamu de-ngan membawa bukti yang nyata dari Rabbmu, maka lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersamaku'." (Al-'Araf: 103-105). "Fir'aun menjawab, 'Jika benar kamu membawa suatu bukti, maka datangkanlah bukti itu jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang benar.' Maka Musa menjatuhkan tongkatnya, lalu se-ketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya. Dan ia mengeluarkan tangannya, maka seketika itu juga tangan itu men-jadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya. Pemuka-pemuka kaum Fir'aun berkata, 'Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang pandai, yang bermaksud hendak mengeluar-kan kamu dari negerimu.' (Fir'aun berkata), 'Maka apakah yang kamu anjurkan?' Pemuka-pemuka itu menjawab, 'Beri tangguhlah dia dan saudaranya serta kirimlah ke kota-kota beberapa orang yang akan mengumpulkan (ahli-ahli sihir), supaya mereka mem-bawa kepadamu semua ahli sihir yang pandai'." (Al-'Araf: 106-112). "Dan beberapa ahli sihir itu datang kepada Fir'aun menga-takan, '(Apakah) sesungguhnya kami akan mendapat upah, jika kamilah yang menang?' Fir'aun menjawab, 'Ya, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang dekat (kepa-daku).' Ahli-ahli sihir berkata, 'Hai Musa, kamukah yang akan melempar lebih dahulu, ataukah kami yang akan melemparkan?'" (Al-'Araf: 113-115). "Musa menjawab, 'Lemparkanlah (lebih dahulu)!' Maka tat-kala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang-orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatang-kan sihir yang besar (menakjubkan).' Dan Kami wahyukan kepada Musa, 'Lemparkanlah tongkatmu!' Maka sekonyong-konyong tong-kat itu menelan apa yang mereka sulapkan. Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina'." (Al-A'raf: 116-119). "Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata, 'Kami beriman kepada Rabb semesta alam, (yaitu) Rabb Musa dan Harun.' Fir'aun berkata, 'Apakah kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu, sesungguhnya (perbuatan) ini adalah suatu muslihat yang telah kamu rencanakan di dalam kota ini, untuk mengeluarkan pendu-duknya dari padanya; maka kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu ini); sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kakimu dengan bersilang secara bertimbal balik, kemudian sungguh-sungguh aku akan menyalib kamu semuanya'." (Al-A'raf: 120-124). "Ahli-ahli sihir itu menjawab, 'Sesungguhnya kepada Rabb-lah kami kembali. Dan kamu tidak menyalahkan kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Rabb kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami.' (Mereka berdoa), 'Ya Rabb ka-mi, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepadaMu).' Berkatalah pembesar-pembesar dari kaum Fir'aun (kepada Fir'aun), 'Apakah kamu mem-biarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkan kamu serta ilah-ilahmu.' Fir'aun menjawab, 'Akan kita bunuh anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka dan sesungguhnya kita ber-kuasa penuh di atas mereka.' Musa berkata kepada kaumnya, 'Mo-honlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; Sesungguhnya bumi ini kepunyaan Allah yang dipusakakanNya kepada siapa yang dikehendakiNya dari hamba-hambaNya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa'." (Al-A'raf: 125-128). "Kaum Musa berkata, 'Kami telah ditindas (oleh Fir'aun) se-belum kamu datang kepada kami dan sesudah kamu datang.' Musa menjawab, 'Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khafilah di bumi(Nya), maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu.' Dan sesungguhnya kami telah menghu-kum (Fir'aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kema-rau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran. Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata, 'Ini adalah karena (usaha) kami.' Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab ke-sialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Keta-huilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (Al-A'raf: 129-131). "Mereka berkata, 'Bagaimanapun kamu mendatangkan kete-rangan kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu, maka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu.' Maka Kami kirimkan kepada mereka air bah, belalang, kutu, katak, dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa. Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah diterangkan itu) mereka pun berkata, 'Hai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Rabbmu dengan (perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu dari kami, pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israil pergi bersa-mamu.' Maka setelah Kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang mereka sampai kepadanya, tiba-tiba mereka mengingkarinya." (Al-A'raf: 132-135). "Kemudian Kami menghukum mereka, maka Kami tenggelam-kan mereka di laut disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu. Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah tertindas itu negeri-negeri bagian timur bumi dan bagian baratnya yang te-lah Kami beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Rabbmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir'aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka." (Al-A'raf: 136-137). "Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang sedang me-nyembah berhala mereka, Bani Israil berkata, 'Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempu-nyai beberapa tuhan (berhala).' Musa menjawab, 'Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat tuhan). Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan oleh kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang selalu mereka kerjakan.' Musa menjawab, 'Patutkah aku mencari tuhan untuk kamu yang selain dari Allah, padahal Dia-lah yang telah melebihkan kamu atas se-gala umat. Dan (ingatlah hai Bani Israil), ketika Kami menyelamat-kanmu dari (Fir'aun) dan kaumnya, yang mengazab kamu dengan azab yang sangat jahat, yaitu mereka membunuh anak-anak lela-kimu dan membiarkan hidup wanita-wanitamu. Dan pada yang demikian itu cobaan yang besar dari Rabbmu'." (Al-A'raf: 138-141). "Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurna-lah waktu yang telah ditentukan Rabbnya empat puluh malam. Dan berkatalah Musa kepada saudaranya yaitu Harun, 'Gantikan-lah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan jangan-lah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan.' Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Rabbnya telah berfirman (langsung kepadanya), berkatalah Musa, 'Ya Rabbku, nampakkanlah (diriMu) kepadaku agar aku dapat melihat kepadaMu.' Rabb berfirman, 'Kamu sekali-kali tak sanggup untuk melihatKu, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagaimana sediakala) niscaya kamu dapat melihatKu.' Tatkala Rabbnya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata, 'Mahasuci Engkau, aku bertaubat kepadaMu dan aku orang yang pertama-tama beriman'." (Al-A'raf: 142-143). "Allah berfirman, 'Hai Musa sesungguhnya Aku memilih (me-lebihkan) kamu dari manusia yang lain (di masamu) untuk mem-bawa risalahKu dan untuk berbicara langsung denganKu, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur.' Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; maka (Kami berfirman), 'Berpeganglah padanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasik'." (Al-A'raf: 144-145). "Aku memalingkan orang-orang yang menyombongkan diri-nya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda ke-kuasaanKu. Jika mereka melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan me-reka selalu lalai dari padanya." (Al-A'raf: 146). "Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemui akhirat, maka sia-sialah perbuatan mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan. Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gu-nung Thur, membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengeta-hui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sesembahan) dan mereka adalah orang-orang yang zhalim. Dan setelah mereka sangat menyesali perbua-tannya dan mengetahui bahwa mereka sesat, mereka pun berkata, 'Sungguh jika Rabb kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang merugi'." (Al-A'raf: 147-149). "Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkatalah dia, 'Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Rabbmu.' Dan Musa melemparkan luh-luh (Tau-rat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya. Harun berkata, 'Hai anak ibuku, sesung-guhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka mau membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zhalim.' Musa berdoa, 'Ya Rabbku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmatMu, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang.' Sesungguhnya orang-orang yang menjadikan anak lembu (sebagai sembahannya), kelak akan menimpa mereka kemurkaan dari Rabb mereka dan kehinaan dalam kehidupan di dunia. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang membuat-buat kebohongan." (Al-A'raf: 150-152). "Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian ber-taubat sesudah itu dan beriman; sesungguhnya Rabb kamu, sesu-dah taubat yang disertai dengan iman itu adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sesudah amarah Musa menjadi reda, maka dia mengambil (kembali) luh-luh (Taurat) itu; dan dalam tulisan-nya terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada Rabbnya. Dan Musa memilih tujuh puluh orang dari ka-umnya untuk (memohon taubat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Maka ketika mereka digoncang gempa bumi, Musa berkata, 'Ya Rabbku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Eng-kau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami. Itu hanyalah cobaan dariMu, Engkau sesat-kan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkau-lah yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau-lah pemberi ampun yang sebaik-baiknya." (Al-A'raf: 153-155). "Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepadaMu. Allah berfirman, 'SiksaKu akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku ke-hendaki dan rahmatKu meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmatKu untuk orang-orang yang bertakwa, yang me-nunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami'." (Al-A'raf: 156). "(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur`an), mereka itulah orang-orang yang beruntung." (Al-A'raf: 157). "Katakanlah, 'Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan yang mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan RasulNya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimatNya (kitab-kitabNya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk.' Dan di antara kaum Musa itu terdapat suatu umat yang memberi petunjuk (ke-pada manusia) dengan hak dan dengan hak itulah mereka menja-lankan keadilan." (Al-A'raf: 158-159). "Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar, dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu!' Maka memancarlah dari padanya dua belas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. Dan Kami naungkan awan di atas mereka, dan Kami tu-runkan kepada mereka manna dan salwa. (Kami berfirman), 'Ma-kanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rizkikan kepada-mu.' Mereka tidak menganiaya Kami, tetapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri." (Al-A'raf: 160). "Dan (ingatlah), ketika dikatakan kepada mereka (Bani Israil), 'Diamlah di negeri ini saja (Baitul Maqdis) dan makanlah dari (hasil bumi)nya di mana saja kamu kehendaki.' Dan katakanlah, 'Bebaskanlah kami dari dosa kami dan masukilah pintu gerbang-nya sambil membungkuk, niscaya Kami ampuni kesalahan-kesa-lahanmu.' Kelak akan Kami tambah (pahala) kepada orang-orang yang berbuat baik. Maka orang-orang yang zhalim di antara mereka itu mengganti (perkataan itu) dengan perkataan yang tidak dika-takan kepada mereka, maka Kami timpakan kepada mereka azab dari langit disebabkan kezhaliman mereka." (Al-A'raf: 161-162). "Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada Hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikian-lah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik. Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, 'Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab dengan azab yang amat keras?' Mereka menjawab, 'Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Rabbmu, dan supaya mereka bertakwa'." (Al-A'raf: 163-164). "Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zhalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang mereka dilarang mengerjakannya, Kami katakan kepada mereka, 'Jadilah kamu kera yang hina.' Dan (ingatlah), ketika Rabbmu memberita-hukan, bahwa sesungguhnya Dia akan mengirim kepada mereka (orang-orang Yahudi) sampai Hari Kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang seburuk-buruknya. Sesung-guhnya Rabbmu amat cepat siksaNya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang shalih dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran)." (Al-A'raf: 165-168). "Maka datanglah sesudah mereka generasi (yang jahat) yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini, dan berkata, 'Kami akan diberi ampun.' Dan kelak jika datang kepada mereka harta benda dunia sebanyak itu (pula), niscaya mereka akan mengambilnya (juga). Bukankah perjanjian Taurat sudah diambil dari mereka, yaitu bahwa mereka tidak akan menga-takan terhadap Allah kecuali yang benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya? Dan kampung akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa. Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti. Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan al-Kitab (Taurat) serta mendirikan shalat, (akan diberi pa-hala), karena sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan." (Al-A'raf: 169-170). "Dan (ingatlah), ketika Kami mengangkat bukit ke atas me-reka seakan-akan bukit naungan awan dan mereka yakin bahwa bukit itu akan jatuh menimpa mereka. (Dan Kami katakan kepada mereka), 'Peganglah dengan teguh apa yang telah Kami berikan kepadamu, serta ingatlah selalu (amalkanlah) apa yang tersebut di dalamnya supaya kamu menjadi orang-orang yang bertakwa'." (Al-A'raf:171).
#
{103} أي: ثم بعثنا من بعد أولئك الرسل موسى الكليم الإمام العظيم والرسول الكريم إلى قوم عتاةٍ جبابرةٍ ـ وهم فرعون وملؤه من أشرافهم وكبرائهم ـ فأراهم من آيات الله العظيمة ما لم يشاهَدْ له نظيرٌ. {فظلموا بها}: بأن لم ينقادوا لحقِّها الذي مَن لم ينقدْ له فهو ظالمٌ، بل استكبروا عنها، {فانظرْ كيفَ كان عاقبةُ المفسدينَ}: كيف أهلَكَهُمُ الله وأتْبَعَهم الذمَّ واللعنة في الدنيا، ويوم القيامة بئس الرِّفْدُ المرفود.
(103) Yakni, kemudian Kami mengutus setelah para rasul itu, Musa yang pernah diajak berbicara langsung oleh Allah, pe-mimpin yang agung, seorang Rasul yang mulia kepada kaum yang bengal lagi sombong yaitu Fir'aun dan para pemuka kaumnya serta bala tentaranya, maka Allah menunjukkan kepada mereka ayat-ayatNya yang besar yang tidak ada tandingannya, ﴾ فَظَلَمُواْ بِهَاۖ ﴿ "Lalu mereka mengingkari ayat-ayat itu." Dengan tidak tunduk kepada ke-benarannya, di mana siapa yang tidak tunduk kepadanya maka dia adalah orang zhalim, namun justru menyombongkan diri kepada-nya. ﴾ فَٱنظُرۡ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلۡمُفۡسِدِينَ ﴿ "Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang membuat kerusakan." Bagaimana Allah membinasa-kan mereka dan menambahkan celaan dan laknat atas mereka di dunia, dan pada Hari Kiamat mereka akan mendapatkan seburuk-buruk pemberian.
#
{104} وهذا مجمل فصَّله بقوله: {وقال موسى}: حين جاء إلى فرعون يدعوه إلى الإيمان: {يا فرعونُ إنِّي رسولٌ من ربِّ العالَمين}؛ أي: إني رسولٌ من مُرسِل عظيم، وهو ربُّ العالَمين، الشامل للعالم العلويِّ والسفليِّ، مربِّي جميع خلقِهِ بأنواع التدابير الإلهيَّة، التي من جملتها أنه لا يترُكُهم سدىً، بل يرسل إليهم الرسل مبشِّرين ومنذرين، وهو الذي لا يقدر أحدٌ أن يتجرَّأ عليه ويدَّعي أنه أرسله ولم يرسله.
(104) Ini adalah pernyataan global yang diperinci dengan FirmanNya, ﴾ وَقَالَ مُوسَىٰ ﴿ "Dan Musa berkata", manakala dia datang kepada Fir'aun untuk mengajaknya kepada iman, ﴾ يَٰفِرۡعَوۡنُ إِنِّي رَسُولٞ مِّن رَّبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Hai Fir'aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari Rabb semesta alam." Yakni, aku adalah Rasul dari Pengutus yang Agung yaitu Rabb semesta alam, alam tinggi dan alam rendah, Pengurus seluruh makhlukNya dengan berbagai macam tatanan Ilahiyah, yang di antaranya adalah bahwa Dia tidak membiarkan mereka hidup secara sia-sia, tetapi Dia mengutus para rasul sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan, di mana tidak seorang pun yang berani atasnya dan mengklaim bahwa Dia mengutusnya pa-dahal tidak mengutusnya.
#
{105} فإذا كان هذا شأنه، وأنا قد اختارني واصطفاني لرسالته؛ فحقيقٌ عليَّ أن لا أكذب عليه ولا أقول عليه إلا الحقَّ؛ فإني لو قلتُ غير ذلك؛ لعاجلني بالعقوبة، وأخذني أخذ عزيز مقتدر؛ فهذا موجبٌ لأن ينقادوا له ويتَبعوه، خصوصاً وقد جاءهم ببيِّنة من الله واضحةٍ على صحَّة ما جاء به من الحقِّ، فوجب عليهم أن يعملوا بمقصود رسالته، ولها مقصودان عظيمان: إيمانُهم به واتِّباعُهم له، وإرسالُ بني إسرائيل الشعب الذي فضَّله الله على العالمين أولاد الأنبياء وسلسلة يعقوب عليه السلام الذي موسى عليه الصلاة والسلام واحدٌ منهم.
(105) Jika urusannya memang begitu, sedangkan aku telah dipilih dan diangkat untuk memikul risalahNya, maka tidak se-pantasnya bagiku untuk berdusta atasNya dan tidak mengatakan atasNya kecuali kebenaran, karena jika aku berkata selain itu, maka Dia pasti menyegerakan hukuman kepadaku, dan pasti Dia akan mengazabku dengan azab dari Yang Mahaperkasa lagi Maha Ber-kuasa. Ini merupakan kenyataan yang mengharuskan mereka un-tuk tunduk dan mengikutinya, lebih-lebih dia telah datang kepada mereka dengan bukti kuat dari Allah yang menunjukkan kebenaran apa yang dibawanya, maka wajib atas mereka menjalankan tujuan risalahnya yang merupakan dua tujuan besar, yaitu agar mereka beriman kepadaNya, mengikutiNya dan melepaskan Bani Israil, bangsa yang diberi keutamaan oleh Allah, putra-putra para nabi dan keturunan Ya'qub, di mana Musa عليه السلام adalah salah satu dari mereka.
#
{106} فقال له فرعون: {إن كنتَ جئتَ بآيةٍ فأت بها إن كنتَ من الصادقين}.
(106) Fir'aun menjawab, ﴾ إِن كُنتَ جِئۡتَ بِـَٔايَةٖ فَأۡتِ بِهَآ إِن كُنتَ مِنَ ٱلصَّٰدِقِينَ ﴿ "Jika benar kamu membawa suatu bukti, maka datangkanlah bukti itu jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang benar."
#
{107} {فألقى} موسى {عصاه}: في الأرض، {فإذا هي ثعبانٌ مبينٌ}؛ أي: حية ظاهرةٌ تسعى وهم يشاهدونها.
(107) ﴾ فَأَلۡقَىٰ عَصَاهُ ﴿ "Maka Musa menjatuhkan tongkatnya", di tanah. ﴾ فَإِذَا هِيَ ثُعۡبَانٞ مُّبِينٞ ﴿ "Lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya." Yakni, ular yang nyata merayap dan mereka me-nyaksikannya.
#
{108} {ونزع يده}: من جيبه، {فإذا هي بيضاء للناظرين}: من غير سوءٍ؛ فهاتان آيتان كبيرتان دالَّتان على صحة ما جاء به موسى وصدقِهِ، وأنَّه رسولُ ربِّ العالمين.
(108) ﴾ وَنَزَعَ يَدَهُۥ ﴿ "Dan ia mengeluarkan tangannya", dari saku-nya, ﴾ فَإِذَا هِيَ بَيۡضَآءُ لِلنَّٰظِرِينَ ﴿ "maka ketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya." Tanpa aib. Ini adalah dua mukjizat besar yang menunjukkan kebenaran apa yang dibawa oleh Musa dan bahwa dia adalah benar-benar utusan Rabbul 'Alamin.
#
{109} ولكن الذين لا يؤمنون لو جاءتهم كلُّ آيةٍ لا يؤمنون حتى يروا العذاب الأليم؛ فلهذا {قال الملأ من قوم فرعون} حين بهرهم ما رأوا من الآيات ولم يؤمنوا وطلبوا لها التأويلات الفاسدة: {إنَّ هذا لساحرٌ عليمٌ}؛ أي: ماهرٌ في سحره.
(109) Akan tetapi orang-orang yang tidak beriman, seandai-nya semua ayat datang kepada mereka, mereka tetap tidak beriman sampai mereka melihat azab yang pedih. Oleh karena itu, ﴾ قَالَ ٱلۡمَلَأُ مِن قَوۡمِ فِرۡعَوۡنَ ﴿ "pemuka-pemuka kaum Fir'aun berkata", manakala mereka terkagum-kagum dengan mukjizat, tetapi mereka tidak mau ber-iman, maka mereka mencari-cari takwil yang rusak. ﴾ إِنَّ هَٰذَا لَسَٰحِرٌ عَلِيمٞ ﴿ "Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang pandai." Yang pintar menyihir.
#
{110} ثم خوَّفوا ضعفاءَ الأحلام وسفهاء العقول بأنه {يريدُ} موسى بفعلِهِ هذا {أن يخرِجَكم من أرضكم}؛ أي: يريد أن يجليكم من أوطانكم، {فماذا تأمرونَ}؟ أي: إنهم تشاوروا فيما بينهم ما يفعلون بموسى، وما يندفع به ضررهم بزعمهم عنهم؛ فإنَّ ما جاء به إن لم يقابَلْ بما يبطِلُه ويدحضه، وإلا؛ دخل في عقول أكثر الناس.
(110) Kemudian mereka itu menakut-nakuti orang-orang yang berakal lemah lagi bodoh bahwa Musa, ﴾ يُرِيدُ ﴿ "bermaksud hen-dak", dengan perbuatannya tersebut ﴾ أَن يُخۡرِجَكُم مِّنۡ أَرۡضِكُمۡۖ ﴿ "mengeluarkan-mu dari negerimu." Yakni dia ingin mengusirmu dari tanah tumpah darahmu. ﴾ فَمَاذَا تَأۡمُرُونَ ﴿ "Fir'aun berkata, 'Maka apakah yang kamu an-jurkan?'" Yakni mereka saling bertukar pikiran di antara mereka terkait dengan apa yang dilakukan oleh Musa dan bagaimana cara menangkis kemudaratan –menurut klaim mereka– dari mereka, karena jika apa yang dibawa oleh Musa tidak ditangkal dan diban-tah, maka bisa-bisa ia menyusup ke pikiran banyak orang.
#
{111 ـ 112} فحينئذ انعقد رأيهم إلى أن قالوا لفرعون: {أرْجِهِ وأخاه}؛ أي: احبسهما وأمهلهما، وابعثْ في المدائن أناساً يحشُرون أهل المملكة ويأتون بكل سَحَّارٍ عليم؛ أي: يجيئون بالسحرة المهرة؛ ليقابلوا ما جاء به موسى، فقالوا: يا موسى {اجعلْ بيننا وبينَكَ موعداً لا نُخْلِفُهُ نحن ولا أنت مكاناً سُوىً. قال موعِدْكم يومُ الزينةِ وأن يُحْشَرَ الناس ضحىً. فتولَّى فرعونُ فجمَعَ كيدَه ثم أتى}.
(111-112) Pada saat itu pendapat mereka bersatu dengan mengatakan kepada Fir'aun, ﴾ أَرۡجِهۡ وَأَخَاهُ ﴿ "Beri tangguhlah dia dan sau-daranya." Yakni tahan dan beri mereka berdua waktu, dan utuslah orang-orang ke penjuru kota untuk mengumumkan kepada pen-duduknya agar mereka menghadirkan semua penyihir yang ahli, yakni mereka mendatangkan para penyihir yang mumpuni, untuk melawan apa yang dibawa oleh Musa, maka mereka berkata, ﴾ فَٱجۡعَلۡ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَكَ مَوۡعِدٗا لَّا نُخۡلِفُهُۥ نَحۡنُ وَلَآ أَنتَ مَكَانٗا سُوٗى 58 قَالَ مَوۡعِدُكُمۡ يَوۡمُ ٱلزِّينَةِ وَأَن يُحۡشَرَ ٱلنَّاسُ ضُحٗى 59 فَتَوَلَّىٰ فِرۡعَوۡنُ فَجَمَعَ كَيۡدَهُۥ ثُمَّ أَتَىٰ 60 ﴿ "'(Wahai Musa), buatlah suatu waktu untuk pertemuan antara kami dan kamu, yang kami tidak akan menyalahinya dan tidak (pula) kamu di suatu tempat yang pertengahan (letaknya).' Musa berkata, 'Waktu untuk pertemuan (kami dengan) kamu itu ialah di hari raya dan hendaklah ma-nusia dikumpulkan pada waktu matahari sepenggalahan naik.' Maka Fir'aun meninggalkan (tempat itu), lalu mengatur tipu dayanya, kemu-dian dia datang." (Thaha: 58-60).
#
{113} وقال هنا: {وجاء السحرةُ فرعونَ}: طالبين منه الجزاء إن غلبوا، فقالوا: {إنَّ لنا لأجراً إن كُنَّا نحنُ الغالبينَ}.
(113) Di sini Allah تعالى berfirman, ﴾ وَجَآءَ ٱلسَّحَرَةُ فِرۡعَوۡنَ ﴿ "Dan be-berapa ahli sihir itu datang kepada Fir'aun." Menuntut balasan (upah) jika mereka menang. Mereka berkata, ﴾ إِنَّ لَنَا لَأَجۡرًا إِن كُنَّا نَحۡنُ ٱلۡغَٰلِبِينَ ﴿ "(Apakah) sesungguhnya kami akan mendapat upah, jika kamilah yang menang?"
#
{114} فقالَ فرعونُ: {نعم}: لكم أجر، {وإنَّكم لمن المقرَّبين}: فوعَدَهم الأجر والتقريب وعلو المنزلة عنده؛ ليجتهدوا ويبذُلوا، وسعهم وطاقتهم في مغالبة موسى.
(114) Fir'aun menjawab, ﴾ نَعَمۡ ﴿ "Ya", kamu akan mendapat imbalan. ﴾ وَإِنَّكُمۡ لَمِنَ ٱلۡمُقَرَّبِينَ ﴿ "Dan sesungguhnya kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang dekat (kepadaku)." Fir'aun menjanjikan balasan, kedekatan, dan kedudukan tinggi di sisinya agar mereka serius dan mengeluarkan segala daya dan upaya mereka dalam mengalahkan Musa.
#
{115} فلما حضروا مع موسى بحضرة الخلق العظيم، {قالوا}: على وجه التألِّي وعدم المبالاة بما جاء به موسى، {يا موسى إما أن تُلْقِيَ}: ما معك، {وإما أن نكونَ نحنُ الملقينَ}.
(115) Manakala mereka hadir bersama Musa di depan kha-layak yang berjumlah besar, ﴾ قَالُواْ ﴿ "Mereka berkata", dengan ber-sumpah tanpa memandang sama sekali kepada apa yang dibawa oleh Musa, ﴾ يَٰمُوسَىٰٓ إِمَّآ أَن تُلۡقِيَ ﴿ "Hai Musa kamukah yang akan melempar-kan lebih dahulu", apa yang ada padamu, ﴾ وَإِمَّآ أَن نَّكُونَ نَحۡنُ ٱلۡمُلۡقِينَ ﴿ "ataukah kami yang akan melemparkan?"
#
{116} فقالَ موسى: {ألقوا}: لأجل أن يرى الناسُ ما معهم وما مع موسى، {فلما ألقَوْا}: حبالَهم وعصيَّهم إذا هي من سحرهم كأنها حياتٌ تسعى، فسحروا {أعين الناس واسترهبوهم وجاؤوا بسحرٍ عظيم}: لم يوجدْ له نظيرٌ من السحر.
(116) Musa menjawab, ﴾ أَلۡقُواْۖ ﴿ "Lemparkanlah (lebih dahulu)." Agar orang-orang melihat apa yang mereka miliki dari apa yang Musa miliki. ﴾ فَلَمَّآ أَلۡقَوۡاْ ﴿ "Maka tatkala mereka melemparkan", tambang-tambang dan tongkat-tongkat mereka sehingga nampak menjadi seperti ular yang melata, mereka menyulap, ﴾ أَعۡيُنَ ٱلنَّاسِ وَٱسۡتَرۡهَبُوهُمۡ وَجَآءُو بِسِحۡرٍ عَظِيمٖ ﴿ "mata orang-orang dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menakjubkan)." Sihir yang tak tertandingi.
#
{117} {وأوحَيْنا إلى موسى أن ألقِ عصاك}: فألقاها، {فإذا هي}: حيَّةٌ تسعى فتلقفت جميعَ ما يأفِكونَ؛ أي: يكذِّبون به ويموِّهون.
(117) ﴾ وَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنۡ أَلۡقِ عَصَاكَۖ ﴿ "Dan Kami wahyukan kepada Musa, 'Lemparkanlah tongkatmu'." Maka Musa melemparkannya, ﴾ فَإِذَا هِيَ ﴿ "maka sekonyong-konyong tongkat itu menjadi", ular yang melata, maka ia menelan sulap mereka, yakni kebohongan dan kedustaan mereka.
#
{118} {فوقع الحقُّ}؛ أي: تبين، وظهر، واستعلن في ذلك المجمع، {وبَطَلَ ما كانوا يعملون}.
(118) ﴾ فَوَقَعَ ٱلۡحَقُّ ﴿ "Karena itu nyatalah yang benar", yakni jelas dan nyata serta unggul di perkumpulan itu, ﴾ وَبَطَلَ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴿ "dan batallah yang selalu mereka kerjakan."
#
{119} {فغُلِبوا هنالك}؛ أي: في ذلك المقام، {وانقلبوا صاغرينَ}؛ أي: حقيرين قد اضمحلَّ باطلُهم وتلاشى سحرهم ولم يحصُل لهم المقصود الذي ظنوا حصوله.
(119) ﴾ فَغُلِبُواْ هُنَالِكَ ﴿ "Maka mereka kalah di tempat itu." Yakni di pertandingan itu, ﴾ وَٱنقَلَبُواْ صَٰغِرِينَ ﴿ "dan jadilah mereka orang-orang yang hina", lagi dina. Kebatilan mereka terkikis dan sihir mereka kalah dan mereka gagal mendapat apa yang mereka ingin dapatkan.
#
{120 ـ 122} وأعظم من تبيَّن له الحقُّ العظيم أهل الصنف والسحر [الذين] يعرفون من أنواع السحر وجزئياتِهِ ما لا يعرفه غيرُهم، فعرفوا أن هذه آية عظيمة من آيات الله، لا يدان لأحد بها، فألقي {السحرةُ ساجدينَ. قالوا آمنا بربِّ العالمين. ربِّ موسى وهارون}؛ أي: وصدَّقنا بما بُعِثَ به موسى من الآيات البينات.
(120-122) Orang yang paling jelas mengetahui kebenaran yang agung adalah orang-orang yang berpikiran obyektif dan ahli sihir yang mengetahui macam-macam sihir dan detail-detailnya yang tidak diketahui oleh selain mereka. Mereka mengetahui bahwa itu adalah mukjizat besar dari Allah, tak ada yang mampu menan-dinginya, maka ﴾ وَأُلۡقِيَ ٱلسَّحَرَةُ سَٰجِدِينَ 120 قَالُوٓاْ ءَامَنَّا بِرَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ 121 رَبِّ مُوسَىٰ وَهَٰرُونَ 122 ﴿ "ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud. Mereka berkata, 'Kami beriman kepada Rabb semesta alam (yaitu) Rabb Musa dan Harun'." Yakni kami membenarkan ayat-ayat yang jelas yang di-bawa oleh Musa.
#
{123} فقال لهم {فرعونُ} متهدِّداً لهم على الإيمان: {آمنتُم به قبل أن آذنَ لكم}: كان الخبيث حاكماً مستبداً على الأبدان والأقوال، قد تقرَّر عنده وعندهم أن قوله هو المطاع وأمره نافذٌ فيهم ولا خروج لأحدٍ عن قوله وحكمه، وبهذه الحالة تنحطُّ الأمم وتضعف عقولها ونفوذها وتعجز عن المدافعة عن حقوقها، ولهذا قال الله عنه: {فاستخفَّ قومَه فأطاعوه}، وقال هنا: {آمنتُم به قبلَ أن آذنَ لكم}؛ أي: فهذا سوءُ أدبٍ منكم وتجرُّؤ عليَّ، ثم موَّه على قومه وقال: {إنَّ هذا لَمَكرٌ مكرتُموه في المدينة لتُخْرِجوا منها أهلها}؛ أي: إن موسى كبيركم الذي علَّمكم السحر، فتواطأتم أنتم وهو على أن تنغلِبوا له فيظهرَ فتتَّبعونه ثم يتَّبعكم الناس أو جمهورهم، فتُخْرِجوا منها أهلها، وهذا كذب يعلم هو ومن سبر الأحوال أن موسى عليه الصلاة والسلام لم يجتمع بأحدٍ منهم، وأنهم جُمِعوا على نظر فرعون ورسله، وأن ما جاء به موسى آية إلهيَّة، وأن السحرة قد بذلوا مجهودهم في مغالبة موسى حتى عجزوا وتبيَّن لهم الحق فاتبعوه. ثم توعَّدهم فرعون بقوله: فلسوف {تعلمونَ}: ما أحِلُّ بكم من العقوبة.
(123) ﴾ قَالَ فِرۡعَوۡنُ ﴿ "Fir'aun berkata", kepada mereka dengan mengancam karena iman mereka, ﴾ ءَامَنتُم بِهِۦ قَبۡلَ أَنۡ ءَاذَنَ لَكُمۡۖ ﴿ "Apakah kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu?" Orang busuk ini adalah penguasa otoriter yang sewenang-wenang dalam mem-perlakukan fisik dan pendapat rakyatnya. Telah menjadi semacam ketetapan baginya dan rakyatnya bahwa pendapatnya harus didengar dan perintahnya harus terlaksana, tak seorang pun boleh keluar dari ucapan dan hukumnya. Dengan kondisi seperti ini mental mereka merosot, akal dan tindakan mereka lemah, serta tidak mampu membela hak-hak mereka. Oleh karena itu, Allah berfirman tentangnya, ﴾ فَٱسۡتَخَفَّ قَوۡمَهُۥ فَأَطَاعُوهُۚ ﴿ "Maka Fir'aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya." (Az-Zukhruf: 54). Di sini dia berkata, ﴾ ءَامَنتُم بِهِۦ قَبۡلَ أَنۡ ءَاذَنَ لَكُمۡۖ ﴿ "Apakah kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu?" Ini adalah sikap ke-kurangajaran darimu dan kelancangan kepadaku. Kemudian dia mengaburkan sikap kaumnya dengan berkata, ﴾ إِنَّ هَٰذَا لَمَكۡرٞ مَّكَرۡتُمُوهُ فِي ٱلۡمَدِينَةِ لِتُخۡرِجُواْ مِنۡهَآ أَهۡلَهَاۖ ﴿ "Sesungguhnya (perbuatan) ini adalah suatu muslihat yang telah kamu rencanakan di dalam kota ini, untuk mengeluarkan penduduk-nya dari padanya." Yakni sesungguhnya Musa adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir, kamu telah bersepakat dengannya di mana seakan-akan kalian tunduk padanya, lalu dia menang dan kamu mengikutinya, kemudian orang-orang atau mayoritas dari mereka mengikutimu, lalu kamu mengusir penduduknya darinya. Ini ada-lah kedustaan yang dia sendiri dan orang-orang yang mengetahui situasi, mengetahui bahwa Musa tidak bersekongkol dengan siapa pun dari mereka. Bahwa mereka itu dikumpulkan menurut perin-tah Fir'aun melalui kaki tangannya. Bahwa apa yang dibawa oleh Musa adalah mukjizat Ilahiyah. Bahwa ahli sihir itu telah mengeluar-kan segala kemampuan mereka untuk mengalahkan Musa namun mereka kalah, lalu kebenaran menjadi jelas bagi mereka dan mereka pun mengikutinya. Kemudian Fir'aun mengancam mereka dengan mengatakan, ﴾ فَسَوۡفَ تَعۡلَمُونَ ﴿ "Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuat-anmu ini)." Yakni, hukuman yang aku siapkan untukmu.
#
{124} {لأقطِّعنَّ أيديَكم وأرجلَكم من خلافٍ}: زعم الخبيثُ أنَّهم مفسدون في الأرض، وسيصنع بهم ما يُصنع بالمفسدين من تقطيع الأيدي والأرجل من خلافٍ؛ أي: اليد اليمنى والرجل اليسرى، {ثم لأصَلِّبَنَّكُم}: في جذوع النخل؛ لتختَزوا بزعمه {أجمعينَ}؛ أي: لا أفعل هذا الفعل بأحدٍ دون أحدٍ، بل كلُّكم سيذوق هذا العذاب.
(124) ﴾ لَأُقَطِّعَنَّ أَيۡدِيَكُمۡ وَأَرۡجُلَكُم مِّنۡ خِلَٰفٖ ﴿ "Sesungguhnya aku akan memo-tong tangan dan kakimu dengan bersilang secara bertimbal balik." Orang busuk ini mengklaim bahwa mereka sebagai perusak di muka bumi, di mana dia akan memperlakukan mereka layaknya orang-orang yang merusak, dipotong tangan dan kaki secara berselang-seling, yakni tangan kanan dan kaki kiri. ﴾ ثُمَّ لَأُصَلِّبَنَّكُمۡ ﴿ "Kemudian sungguh-sungguh aku akan menyalibmu", di batang pohon kurma agar kamu kapok -menurut anggapannya- ﴾ أَجۡمَعِينَ ﴿ "semua." Yakni aku mem-perlakukan ini tidak hanya kepada beberapa orang saja, akan tetapi semuanya akan mendapatkannya.
#
{125} فقال السحرة الذين آمنوا لفرعون حين تهدَّدهم: {إنَّا إلى ربِّنا منقلبونَ}؛ أي: فلا نبالي بعقوبتك؛ فالله خيرٌ وأبقى؛ فاقضِ ما أنت قاضٍ.
(125) Para penyihir yang beriman itu berkata kepada Fir'aun yang mengancam mereka, ﴾ إِنَّآ إِلَىٰ رَبِّنَا مُنقَلِبُونَ ﴿"Sesungguhnya kepada Rabb-lah kami kembali." Yakni kami tidak peduli dengan hukumanmu. Allah lebih baik dan lebih kekal, lakukan saja apa yang kamu mau.
#
{126} {وما تَنقِمُ منَّا}؛ أي: وما تعيب منَّا على إنكارك علينا وتوعُّدك لنا؛ فليس لنا ذنبٌ {إلَّا أنْ آمنَّا بآيات ربِّنا لما جاءتْنا} ؛ فإنْ كان هذا ذنباً يُعاب عليه ويستحقُّ صاحبه العقوبة؛ فهو ذنبُنا. ثم دعوا الله أن يثبِّتهم ويصبِّرهم، فقالوا: {ربَّنا أفرغْ}؛ أي: أفض {عليْنا صبراً}؛ أي: عظيماً كما يدلُّ عليه التنكير؛ لأنَّ هذه محنة عظيمة تؤدي إلى ذهاب النفس، فيحتاج فيها من الصبر إلى شيء كثير؛ ليثبت الفؤاد ويطمئن المؤمن على إيمانِهِ ويزول عنه الانزعاج الكثير. {وتوفَّنا مسلمينَ}؛ أي: منقادين لأمرك متَّبعين لرسولك. والظاهر أنه أوقع بهم ما توعَّدهم عليه، وأنَّ الله تعالى ثبَّتهم على الإيمان.
(126) ﴾ وَمَا تَنقِمُ مِنَّآ ﴿ "Dan kamu tidak menyalahkan kami." Yakni kamu tidak mencela kami atas pengingkaranmu kepada kami dan ancamanmu kepada kami, kami tidak mempunyai dosa, ﴾ إِلَّآ أَنۡ ءَامَنَّا بِـَٔايَٰتِ رَبِّنَا لَمَّا جَآءَتۡنَاۚ ﴿ "melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Rabb kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami." Jika ini memang dosa yang dicela atasnya dan pelakunya berhak atas hukuman, maka ini adalah dosa kami. Kemudian mereka memohon kepada Allah agar memberi mereka keteguhan dan kesabaran, mereka ber-kata, ﴾ رَبَّنَآ أَفۡرِغۡ عَلَيۡنَا صَبۡرٗا ﴿ "Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami." Yakni kesabaran yang besar. Ini ditunjukkan oleh kata صَبْرًا dengan bentuk nakirah karena ini adalah ujian besar yang berujung kepada kematian, maka ia memerlukan kesabaran besar agar hati tetap teguh dan orang mukmin tetap tenang dengan imannya serta agar kepanikan sirna darinya. ﴾ وَتَوَفَّنَا مُسۡلِمِينَ ﴿ "Dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepadaMu)." Yakni dalam keadaan tun-duk kepada perintahMu dan mengikuti RasulMu. Dan yang zahir bahwa ancaman Fir'aun benar-benar dilakukan kepada mereka dan bahwa Allah meneguhkan mereka di atas iman.
#
{127} هذا وفرعون وملؤه وعامتهم المتبعون للملأ قد استكبروا عن آيات الله وجحدوا بها ظلماً وعلوًّا وقالوا لفرعون مهيجين له على الإيقاع بموسى وزاعمين أن ما جاء باطل وفساد: {أتذرُ موسى وقومَه ليفسِدوا في الأرض}: بالدعوة إلى الله وإلى مكارم الأخلاق ومحاسن الأعمال التي هي الصلاح في الأرض وما هم عليه هو الفساد، ولكنَّ الظالمين لا يبالون بما يقولون، {وَيَذَرَكَ وآلهتَكَ}؛ أي: يدعك أنت وآلهتك، وينهى عنك، ويصد الناس عن اتباعك، فقال فرعونُ مجيباً لهم بأنه سيدع بني إسرائيل مع موسى بحالةٍ لا ينمون فيها ويأمنُ فرعونُ وقومُه بزعمه من ضررهم: {سَنُقَتِّلُ أبناءَهم ونستحيي نساءَهم}؛ أي: نستبقيهنَّ فلا نقتلهنَّ؛ فإذا فعلْنا ذلك؛ أمنَّا مِن كثرتِهِم، وكنَّا مستخدمين لباقيهم ومسخِّرين لهم على ما نشاء من الأعمال، {وإنَّا فوقَهم قاهرونَ}: لا خروج لهم عن حكمنا ولا قدرة. وهذا نهاية الجَبَروت من فرعون والعتوِّ والقسوة.
(127) Fir'aun dengan kaki tangannya dan mayoritas dari mereka yang mengikuti para pembesar di kalangan mereka telah menyombongkan diri di depan ayat-ayat Allah dan mengingkari-nya karena kezhaliman dan kesombongan. Mereka berkata kepada Fir'aun dalam rangka menghasutnya agar mengazab Musa dengan alasan bahwa apa yang dibawanya adalah batil dan merupakan kerusakan di muka bumi, ﴾ أَتَذَرُ مُوسَىٰ وَقَوۡمَهُۥ لِيُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakan di negeri ini (Mesir)," dengan dakwah menyeru agar mereka beriman kepada Allah, kepada kemuliaan akhlak dan kebaikan amal yang merupa-kan kebaikan di muka bumi? Justru merekalah yang berada di atas kerusakan, akan tetapi orang-orang zhalim bersikap masa bodoh terhadap apa yang mereka katakan. ﴾ وَيَذَرَكَ وَءَالِهَتَكَۚ ﴿ "Dan meninggal-kanmu serta tuhan-tuhanmu." Yakni membiarkanmu dan tuhan-tu-hanmu, dia melarangmu dan menghalang-halangi manusia dari mengikutimu. Maka Fir'aun menjawab mereka dengan mengata-kan bahwa dia akan membiarkan Musa dengan Bani Israil dalam kondisi di mana mereka tidak dapat berkembang, dan Fir'aun de-ngan kaki tangannya merasa aman dari bahaya mereka. Katanya, ﴾ سَنُقَتِّلُ أَبۡنَآءَهُمۡ وَنَسۡتَحۡيِۦ نِسَآءَهُمۡ ﴿ "Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka." Yakni kita membiar-kan anak-anak perempuan itu hidup, kita tidak membunuhnya. Jika kita melakukan itu, maka kita akan aman dari kekuatan me-reka yang berjumlah banyak, sisanya kita perbudak dan kita atur sesuai dengan kehendak kita. ﴾ وَإِنَّا فَوۡقَهُمۡ قَٰهِرُونَ ﴿ "Dan sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas mereka." Mereka tidak memiliki kemam-puan untuk melepaskan diri dari hukum kita. Ini adalah puncak kesombongan, kezhaliman, dan kebengisan Fir'aun.
#
{128} فقال {موسى لقومه}: موصياً لهم ـ في هذه الحالة التي لا يقدرون معها على شيء ولا مقاومة ـ بالمقاومة الإلهية والاستعانة الربانيَّة: {استعينوا بالله}؛ أي: اعتمدوا عليه في جلب ما ينفعكم ودفع ما يضرُّكم، وثِقوا بالله أنه سيتمُّ أمركم، {واصبروا}؛ أي: الزموا الصبر على ما يحلُّ بكم منتظرين للفرج. {إنَّ الأرض لله}: ليست لفرعون ولا لقومه حتى يتحكَّموا فيها، {يورِثُها مَن يشاءُ من عبادِهِ}؛ أي: يداولها بين الناس على حسب مشيئته وحكمته، ولكن العاقبة للمتَّقين؛ فإنهم وإن امتُحِنوا مدة ابتلاء من الله وحكمة؛ فإنَّ النصر لهم، {والعاقبةُ}: الحميدة لهم على قومهم. وهذه وظيفة العبد؛ أنَّه عند القدرة أن يفعل من الأسباب الدافعة عنه أذى الغير ما يقدر عليه وعند العجز أن يصبر ويستعين الله وينتظر الفرج.
(128) ﴾ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوۡمِهِ ﴿ "Maka Musa berkata kepada kaumnya," me-wasiatkan kepada mereka dalam keadaan tersebut di mana mereka tidak memiliki apa pun untuk melawan, dengan perlawanan Ila-hiyah dan bantuan Rabbaniyah. ﴾ ٱسۡتَعِينُواْ بِٱللَّهِ ﴿ "Mohonlah pertolongan kepada Allah." Yakni bersandarlah kepadaNya dalam meraih apa yang bermanfaat bagimu dan menolak apa yang memudaratkan-mu. Percayalah kepada Allah bahwa Dia akan menyempurnakan perkaramu, ﴾ وَٱصۡبِرُوٓاْۖ ﴿ "Dan bersabarlah." Yakni pegang teguhlah ke-sabaran atas apa yang menimpamu dengan berharap kelapangan di balik ujian ini. ﴾ إِنَّ ٱلۡأَرۡضَ لِلَّهِ ﴿ "Sesungguhnya bumi ini kepunyaan Allah." Bukan milik Fir'aun, bukan pula milik kaumnya sehingga mereka bisa semena-mena di atasnya. ﴾ يُورِثُهَا مَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦۖ ﴿ "Dipu-sakakanNya kepada siapa yang dikehendakiNya dari hamba-hambaNya." Yakni merotasinya di antara manusia menurut hikmah dan kehen-dakNya, akan tetapi kesudahan yang baik tetap milik orang-orang yang bertakwa. Walaupun mereka itu diuji beberapa lama berda-sarkan hikmah dari Allah, tetapi kemenangan adalah milik mereka. ﴾ وَٱلۡعَٰقِبَةُ ﴿ "Dan kesudahan yang baik", adalah untuk mereka. Ini ada-lah tugas seorang hamba, di mana pada waktu memiliki kemam-puan, dia harus melakukan cara untuk menolak gangguan orang lain dari dirinya sebatas kemampuan itu dan pada saat lemah hen-daknya dia bersabar, memohon pertolongan kepada Allah dan menunggu datangnya kelapangan.
#
{129} {قالوا}: لموسى متضجِّرين من طول ما مكثوا في عذاب فرعون وأذيَّته: {أوذينا من قبل أن تأتِيَنا}: فإنهم يسوموننا سوء العذاب يذبِّحون أبناءنا ويستحيون نساءنا، {ومن بعدِ ما جئتنا}: كذلك، فقال لهم موسى مرجياً لهم بالفرج والخلاص من شرِّهم: {عسى ربُّكم أن يُهْلِكَ عدوَّكم ويستخلِفَكم في الأرض}؛ أي: يمكِّنكم فيها ويجعل لكم التدبير فيها، {فينظرَ كيف تعملونَ}: هل تشكُرون أم تكفُرون؟ وهذا وعدٌ أنجزه الله لمَّا جاء الوقت الذي أراده الله.
(129) ﴾ قَالُوٓاْ ﴿ "Mereka berkata", kepada Musa mengeluhkan siksaan Fir'aun yang menimpa mereka dalam kurun waktu yang lama, ﴾ أُوذِينَا مِن قَبۡلِ أَن تَأۡتِيَنَا ﴿ "Kami telah ditindas (oleh Fir'aun) sebelum kamu datang kepada kami." Mereka menimpakan siksaan yang buruk kepada kami, mereka membunuh anak-anak laki-laki kami dan membiarkan anak-anak perempuan kami, ﴾ وَمِنۢ بَعۡدِ مَا جِئۡتَنَاۚ ﴿ "dan se-sudah kamu datang", juga demikian. Musa menjawab mereka dengan memberi harapan kemenangan dan kebebasan dari kejahatan me-reka. ﴾ عَسَىٰ رَبُّكُمۡ أَن يُهۡلِكَ عَدُوَّكُمۡ وَيَسۡتَخۡلِفَكُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi-(Nya)." Yakni menjadikanmu pengendali dan pemegang urusan di dalamnya. ﴾ فَيَنظُرَ كَيۡفَ تَعۡمَلُونَ ﴿ "Maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu." Apakah kamu akan bersyukur atau kufur? Ini adalah janji yang Allah laksanakan manakala telah tiba waktu yang telah diinginkan oleh Allah.
#
{130} قال الله تعالى في بيان ما عامل به آلَ فرعون في هذه المدة الأخيرة ـ إنها على عادته وسنته في الأمم أن يأخُذَهم {بالبأساء والضرَّاء لعلهم يضَّرَّعون} الآيات ـ: {ولقد أخذنا آل فرعون بالسنين}؛ أي: بالدُّهور والجدب، {ونقص من الثمرات لعلهم يذَّكَّرون}؛ أي: يتَّعظون أنَّ ما حلَّ بهم وأصابهم معاتبة من الله لهم لعلَّهم يرجِعون عن كفرهم، فلم ينجعْ فيهم ولا أفاد، بل استمرُّوا على الظُّلم والفساد.
(130) Allah تعالى berfirman dalam rangka menjelaskan per-lakuanNya terhadap keluarga Fir'aun di waktu akhir-akhir ini, ia seperti biasa dan sesuai dengan sunnahNya pada umat-umat yang telah lalu, di mana Dia menimpakan, ﴾ بِٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ لَعَلَّهُمۡ يَضَّرَّعُونَ 94 ﴿ "Azab dan kesulitan agar mereka tunduk dengan merendahkan diri." (Al-A'raf: 93) وَلَقَدۡ أَخَذۡنَآ ءَالَ فِرۡعَوۡنَ بِٱلسِّنِينَ ﴿ "Dan sesungguhnya Kami telah meng-hukum (Fir'aun dan) kaumnya dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang." Yakni kekeringan dan paceklik. ﴾ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمۡ يَذَّكَّرُونَ ﴿ "dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pela-jaran." Yakni supaya mereka menyadari bahwa apa yang menimpa dan apa yang terjadi pada mereka adalah pelajaran dari Allah, agar mereka meninggalkan kekufuran. Tetapi hal itu tidak berguna dan berpengaruh bagi mereka, justru mereka terus di atas kezhaliman dan kerusakan.
#
{131} {فإذا جاءتهم الحسنةُ}؛ أي: الخصب وإدرار الرزق، {قالوا لنا هذه}؛ أي: نحن مستحقُّون لها، فلم يشكروا الله عليها، {وإن تصِبْهم سيئةٌ}؛ أي: قحط وجدب، {يطَّيَّروا بموسى ومن معه}؛ أي: يقولوا: إنما جاءنا بسبب مجيء موسى واتباع بني إسرائيل له. قال الله تعالى: {ألا إنَّما طائِرُهم عند الله}؛ أي: بقضائه وقدرته، ليس كما قالوا، بل إن ذنوبهم وكفرهم هو السبب في ذلك، بل أكثرهم لا يعلمونَ؛ أي: فلذلك قالوا ما قالوا.
(131) ﴾ فَإِذَا جَآءَتۡهُمُ ٱلۡحَسَنَةُ ﴿ "Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran." Yakni kesuburan dan kelimpahan rizki, ﴾ قَالُواْ لَنَا هَٰذِهِۦۖ ﴿ "Mereka berkata, 'Ini adalah karena (usaha) kami'." Yakni, kami berhak atasnya. Mereka tidak bersyukur kepada Allah atas karunia tersebut. ﴾ وَإِن تُصِبۡهُمۡ سَيِّئَةٞ ﴿ "Dan jika mereka ditimpa kesusahan." Yakni kekeringan dan paceklik, ﴾ يَطَّيَّرُواْ بِمُوسَىٰ وَمَن مَّعَهُۥٓۗ ﴿ "mereka melemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya." Yakni mereka ber-kata, "Kesialan ini menimpa kami karena kedatangan Musa dan karena Bani Israil mengikutinya." Allah menjawab, ﴾ أَلَآ إِنَّمَا طَٰٓئِرُهُمۡ عِندَ ٱللَّهِ ﴿ "Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah." Yakni dengan qadha dan qadarNya, tidak seperti yang me-reka katakan, justru penyebabnya adalah kekufuran dan dosa-dosa mereka, tetapi kebanyakan dari mereka tidak mengetahui, oleh karena itu mereka berkata begitu.
#
{132} {وقالوا}: مبيِّنين لموسى أنهم لا يزالون ولا يزولون عن باطلهم: {مهما تأتِنا به من آيةٍ لِتَسْحَرَنا بها فما نحن لك بمؤمنين}؛ أي: قد تقرَّر عندنا أنك ساحرٌ؛ فمهما جئت بآية؛ جزمنا أنها سحرٌ؛ فلا نؤمن لك ولا نصدِّق. وهذا غاية ما يكون من العناد أن يبلغ بالكافرين إلى أن تستوي عندهم الحالات سواء نزلت عليهم الآيات أم لم تنزل.
(132) ﴾ وَقَالُواْ ﴿ "Dan mereka berkata", menjelaskan kepada Musa bahwa mereka senantiasa dan tetap akan berada pada keba-tilan. ﴾ مَهۡمَا تَأۡتِنَا بِهِۦ مِنۡ ءَايَةٖ لِّتَسۡحَرَنَا بِهَا فَمَا نَحۡنُ لَكَ بِمُؤۡمِنِينَ ﴿ "Bagaimanapun kamu men-datangkan keterangan kepada kami untuk menyihir kami dengan keterangan itu, maka kami sekali-kali tidak akan beriman kepadamu." Yakni, kami telah yakin bahwa dirimu adalah penyihir, meskipun kamu datang dengan membawa mukjizat, kami tetap yakin bahwa kamu adalah penyihir, maka kami tidak mempercayaimu dan beriman kepada-mu. Ini adalah puncak pengingkaran orang-orang kafir itu, di mana keadaannya adalah sama saja, mukjizat turun atau tidak.
#
{133} {فأرسلنا عليهم الطوفان}؛ أي: الماء الكثير الذي أغرق أشجارهم وزروعهم وأضرَّهم ضرراً كثيراً، {والجراد}: فأكل ثمارَهم وزروعَهم ونباتهم، {والقُمَّلَ}: قيل: إنه الدُّباء؛ أي: صغار الجراد، والظاهر أنه القمل المعروف، {والضفادع}: فملأت أوعيتهم وأقلقتهم وآذتهم أذيَّة شديدةً، {والدم}: إما أن يكونَ الرعاف، أو كما قال كثير من المفسرين: إنَّ ماءهم الذي يشربون انقلب دماً، فكانوا لا يشربون إلاَّ دماً ولا يطبخون [إلاّ بدم]. {آياتٍ مفصَّلاتٍ}؛ أي: أدلَّة وبيِّنات على أنَّهم كانوا كاذبين ظالمين، وعلى أن ما جاء به موسى حقٌّ وصدقٌ. {فاستكبروا}: لما رأوا الآيات، {وكانوا}: في سابق أمرهم {قوماً مجرمين}: فلذلك عاقبهم الله تعالى بأن أبقاهم على الغيِّ والضلال.
(133) ﴾ فَأَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِمُ ٱلطُّوفَانَ ﴿ "Maka Kami kirimkan kepada mereka air bah." Yakni banjir bandang yang menenggelamkan pohon-pohon dan tanaman-tanaman serta merugikan mereka dengan kerugian yang besar, ﴾ وَٱلۡجَرَادَ ﴿ "dan belalang", yang melahap buah-buahan, tanaman, dan pertanian mereka, ﴾ وَٱلۡقُمَّلَ ﴿ "dan kutu", yakni belalang kecil, dan yang zahir adalah bahwa ia adalah kutu yang dikenal, ﴾ وَٱلضَّفَادِعَ ﴿ "dan katak", yang memenuhi tempat-tempat air mereka sehingga mengganggu mereka dan membuat mereka sangat tidak nyaman, ﴾ وَٱلدَّمَ ﴿ "dan darah", bisa jadi ia adalah mimisan, atau se-perti yang dikatakan oleh banyak ahli tafsir bahwa air yang mereka minum berubah menjadi darah, sehingga mereka tidak minum ke-cuali darah dan tidak memasak kecuali dengan darah, ﴾ ءَايَٰتٖ مُّفَصَّلَٰتٖ ﴿ "sebagai bukti yang jelas." Yakni sebagai dalil dan bukti kongkrit bahwa mereka itulah orang-orang yang berdusta lagi zhalim, dan bahwa apa yang dibawa oleh Musa adalah kebenaran, ﴾ فَٱسۡتَكۡبَرُواْ ﴿ "tetapi mereka tetap menyombongkan diri", tatkala melihat ayat-ayat itu, ﴾ وَكَانُواْ ﴿ "dan mereka", dulu ﴾ قَوۡمٗا مُّجۡرِمِينَ ﴿ "adalah kaum yang berdosa." Oleh karena itu Allah menghukum mereka dengan tetap membiar-kan mereka di atas kesesatan dan penyimpangan.
#
{134} {ولما وقع عليهم الرِّجْزُ}؛ أي: العذاب؛ يحتمل أنَّ المراد به الطاعون كما قاله كثيرٌ من المفسِّرين، ويحتمل أن يُراد به ما تقدَّم من الآيات الطوفان والجراد والقمَّل والضفادع والدَّم؛ فإنها رجزٌ وعذابٌ، وإنهم كلَّما أصابهم واحد منها؛ {قالوا يا موسى ادعُ لنا ربك بما عَهدَ عندك}؛ أي: تشفَّعوا بموسى بما عَهدَ الله عنده من الوحي والشرع. {لئن كشفتَ عنَّا الرِّجْزَ لنؤمننَّ لك ولنرسلنَّ معك بني إسرائيل}: وهم في ذلك كذبةٌ لا قصدَ لهم إلا زوالُ ما حلَّ بهم من العذاب، وظنُّوا إذا رفع لا يصيبهم غيره.
(134) ﴾ وَلَمَّا وَقَعَ عَلَيۡهِمُ ٱلرِّجۡزُ ﴿ "Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah diterangkan itu)." Yakni siksa. Ada kemungkinan bahwa ia adalah penyakit tha'un sebagaimana dinyatakan oleh banyak ahli tafsir, dan kemungkinan pula bencana yang telah disebutkan di atas, yaitu banjir, belalang, kutu, katak dan darah, karena semua ini adalah siksa dan azab. Setiap kali satu darinya menimpa mereka, ﴾ قَالُواْ يَٰمُوسَى ٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ بِمَا عَهِدَ عِندَكَۖ ﴿ "mereka pun berkata, 'Hai Musa, mohonlah untuk kami kepada Rabbmu dengan (perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu'." Yakni mereka meminta perantara kepada Musa dengan wahyu dan syariat yang Allah berikan kepadanya. ﴾ لَئِن كَشَفۡتَ عَنَّا ٱلرِّجۡزَ لَنُؤۡمِنَنَّ لَكَ وَلَنُرۡسِلَنَّ مَعَكَ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ﴿ "Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu daripada kami, pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu." Dan mereka itu adalah para pendusta, maksud mereka hanyalah bagai-mana azab ini selesai, mereka mengira bahwa jika ia selesai maka tidak ada azab yang lain.
#
{135} {فلما كشَفْنا عنهم الرِّجْزَ إلى أجل هم بالغوهُ}؛ أي: إلى مدة قدر الله بقاءهم إليها، وليس كشفاً مؤبَّداً، وإنما هو موقت، {إذا هم ينكُثون}: العهد الذي عاهدوا عليه موسى ووعدوه بالإيمان به وإرسال بني إسرائيل؛ فلا آمنوا به ولا أرسلوا معه بني إسرائيل، بل استمرُّوا على كفرهم يعمهون وعلى تعذيب بني إسرائيل دائبين.
(135) ﴾ فَلَمَّا كَشَفۡنَا عَنۡهُمُ ٱلرِّجۡزَ إِلَىٰٓ أَجَلٍ هُم بَٰلِغُوهُ ﴿ "Maka setelah Kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang mereka sampai kepadanya." Yakni sampai waktu di mana Allah menentukan kebera-daannya pada mereka, bukan pengangkatan azab untuk seterusnya, akan tetapi hanya sementara, ﴾ إِذَا هُمۡ يَنكُثُونَ ﴿ "tiba-tiba mereka menging-karinya." Yakni janji yang mereka sampaikan kepada Musa bahwa mereka akan beriman kepadanya dan membiarkan Bani Israil ber-samanya. Mereka tidak beriman kepada Musa dan tidak pula me-lepas Bani Israil bersamanya, justru mereka terus berjalan di atas kekufuran tanpa peduli dan tetap menyiksa Bani Israil secara terus-menerus.
#
{136} {فانتقمنا منهم}؛ أي: حين جاء الوقت الموقَّت لهلاكهم؛ أمر الله موسى أن يسري ببني إسرائيل ليلاً، وأخبره أن فرعون سيتبعُهم هو وجنوده. {فأرسلَ فرعونُ في المدائن حاشرين} يجمعونَ الناس لِيَتْبَعوا بني إسرائيل، وقالوا لهم: {إنَّ هؤلاء لَشِرْذمةٌ قليلون. وإنَّهم لنا لغائظونَ. وإنَّا لجميعٌ حاذرون. فأخْرَجْناهم من جناتٍ وعيون. وكنوزٍ ومقام كريم. كذلك وأورَثْناها بني إسرائيل. فأتْبعوهم مشرقينَ. فلما تراءى الجمعانِ قال أصحابُ موسى إنا لَمُدْرَكونَ. قال كلاَّ إن معي ربي سيهدين. فأوحَيْنا إلى موسى أنِ اضرِبْ بعصاك البحرَ فانفلق فكان كلُّ فرقٍ كالطودِ العظيم. وأزلفنا ثَمَّ الآخرين. وأنجينا موسى ومن معه أجمعين. ثم أغرقنا الآخرين}. وقال هنا: {فأغرَقْناهم في اليمِّ بأنَّهم كذَّبوا بآياتنا وكانوا عنها غافلين}؛ أي: بسبب تكذيبهم بآيات الله، وإعراضهم عمَّا دلَّت عليه من الحقِّ.
(136) ﴾ فَٱنتَقَمۡنَا مِنۡهُمۡ ﴿ "Kemudian Kami menghukum mereka." Yakni pada waktu kebinasaan mereka telah tiba. Allah memerintahkan Musa agar membawa Bani Israil di malam hari. Dan Allah mem-beritahukan kepada Musa bahwa Fir'aun dengan bala tentaranya akan mengejar mereka. ﴾ فَأَرۡسَلَ فِرۡعَوۡنُ فِي ٱلۡمَدَآئِنِ حَٰشِرِينَ 53 ﴿ "Kemudian Fir'aun mengirimkan orang yang mengumpulkan (ten-taranya) ke kota-kota." (Asy-Syu'ara`: 53). Untuk mengumpulkan orang-orang guna mengejar Bani Israil, Fir'aun dan bala tentaranya berkata kepada mereka, ﴾ إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ لَشِرۡذِمَةٞ قَلِيلُونَ 54 وَإِنَّهُمۡ لَنَا لَغَآئِظُونَ 55 وَإِنَّا لَجَمِيعٌ حَٰذِرُونَ 56 فَأَخۡرَجۡنَٰهُم مِّن جَنَّٰتٖ وَعُيُونٖ 57 وَكُنُوزٖ وَمَقَامٖ كَرِيمٖ 58 كَذَٰلِكَۖ وَأَوۡرَثۡنَٰهَا بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ 59 فَأَتۡبَعُوهُم مُّشۡرِقِينَ 60 فَلَمَّا تَرَٰٓءَا ٱلۡجَمۡعَانِ قَالَ أَصۡحَٰبُ مُوسَىٰٓ إِنَّا لَمُدۡرَكُونَ 61 قَالَ كـَلَّآۖ إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهۡدِينِ 62 فَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنِ ٱضۡرِب بِّعَصَاكَ ٱلۡبَحۡرَۖ فَٱنفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرۡقٖ كَٱلطَّوۡدِ ٱلۡعَظِيمِ 63 وَأَزۡلَفۡنَا ثَمَّ ٱلۡأٓخَرِينَ 64 وَأَنجَيۡنَا مُوسَىٰ وَمَن مَّعَهُۥٓ أَجۡمَعِينَ 65 ثُمَّ أَغۡرَقۡنَا ٱلۡأٓخَرِينَ 66 ﴿ "Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar golongan kecil, dan sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita, dan sesungguhnya kita benar-benar golongan yang selalu berjaga-jaga'. Maka Kami keluarkan Fir'aun dan kaumnya dari taman-taman dan mata air, dan (dari) perbendaharaan dan kedudukan yang mulia, demi-kianlah halnya dan Kami anugerahkan semuanya (itu) kepada Bani Israil. Maka Fir'aun dan bala tentaranya dapat menyusul mereka di waktu ma-tahari terbit. Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, 'Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul.' Musa menjawab, 'Sekali-kali tidak akan tersusul, sesungguhnya Rabbku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku'. Lalu Kami wah-yukan kepada Musa, 'Pukullah lautan itu dengan tongkatmu'. Maka ter-belahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelam-kan golongan yang lain itu." (Asy-Syu'ara`: 54-66). Allah berfirman di dalam surat al-A'raf ini, ﴾ فَأَغۡرَقۡنَٰهُمۡ فِي ٱلۡيَمِّ بِأَنَّهُمۡ كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَا وَكَانُواْ عَنۡهَا غَٰفِلِينَ ﴿ "Maka Kami tenggelamkan mereka di laut disebab-kan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka adalah orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami itu." Yakni disebabkan oleh pendus-taan mereka kepada ayat-ayat Allah dan berpalingnya mereka dari kebenaran yang datang kepada mereka.
#
{137} {وأورثنا القوم الذين كانوا يُسْتَضْعَفونَ}: في الأرض؛ أي: بني إسرائيل الذين كانوا خدمة لآل فرعون يسومونهم سوء العذاب، أورثهم الله {مشارقَ الأرض ومغاربها}: والمراد بالأرض ها هنا أرض مصر التي كانوا فيها مستضعفين أذلين؛ أي: ملَّكهم الله جميعها ومكَّنهم فيها، {التي باركنا فيها وتمَّتْ كلمةُ ربك الحسنى على بني إسرائيل بما صبروا}: حين قال لهم موسى: {استعينوا باللَّهِ واصبِروا إنَّ الأرضَ للَّه يورِثها من يشاءُ من عباده والعاقبةُ للمتَّقين}، {ودمَّرْنا ما كان يصنعُ فرعونُ وقومُهُ}: من الأبنية الهائلة والمساكن المزخرفة، {وما كانوا يعرِشون}: فتلك بيوتهم [خاوية] بما ظلموا إن في ذلك لآية لقوم يعلمون.
(137) ﴾ وَأَوۡرَثۡنَا ٱلۡقَوۡمَ ٱلَّذِينَ كَانُواْ يُسۡتَضۡعَفُونَ ﴿ "Dan Kami pusakakan ke-pada kaum yang telah ditindas itu", di bumi. Yakni Bani Israil yang dulu adalah pelayan bagi keluarga Fir'aun yang telah menimpakan kepada mereka azab yang buruk. Allah mempusakakan kepada mereka ﴾ مَشَٰرِقَ ٱلۡأَرۡضِ وَمَغَٰرِبَهَا ﴿ "negeri-negeri bagian timur bumi dan bagian baratnya." Yang dimaksud dengan bumi di sini adalah bumi Mesir di mana padanyalah mereka ditindas dan dijajah, yakni Allah menguasakannya kepada mereka dan menjadikan mereka pengua-sanya. ﴾ ٱلَّتِي بَٰرَكۡنَا فِيهَاۖ وَتَمَّتۡ كَلِمَتُ رَبِّكَ ٱلۡحُسۡنَىٰ عَلَىٰ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ بِمَا صَبَرُواْۖ ﴿ "Yang telah Kami beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Rabbmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka." Mana-kala Musa berkata kepada mereka, ﴾ ٱسۡتَعِينُواْ بِٱللَّهِ وَٱصۡبِرُوٓاْۖ إِنَّ ٱلۡأَرۡضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦۖ وَٱلۡعَٰقِبَةُ لِلۡمُتَّقِينَ 128 ﴿ "Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah, sesungguh-nya bumi (ini) kepunyaan Allah, dipusakakanNya kepada siapa yang di-kehendakiNya dari hamba-hambaNya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (Al-A'raf: 128). ﴾ وَدَمَّرۡنَا مَا كَانَ يَصۡنَعُ فِرۡعَوۡنُ وَقَوۡمُهُۥ ﴿ "Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir'aun dan kaumnya", yakni bangunan-bangunan yang besar dan tempat tinggal yang indah, ﴾ وَمَا كَانُواْ يَعۡرِشُونَ ﴿ "dan apa yang telah dibangun mereka." Itulah rumah-rumah mereka yang han-cur karena kezhaliman mereka, sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mengetahui.
#
{138} {وجاوزنا ببني إسرائيل البحر}: بعدما أنجاهم الله من عدوِّهم فرعون وقومه وأهلكهم الله، وبنو إسرائيل ينظرون، {فأتَوْا}؛ أي: مرُّوا {على قوم يعكُفون على أصنامٍ لهم}؛ أي: يقيمون عندها ويتبرَّكون بها ويعبُدونها، فقالوا من جهلهم وسَفَهِهم لنبيِّهم موسى بعدما أراهم الله من الآيات ما أراهم: {يا موسى اجعلْ لنا إلهاً كما لهم آلهةٌ}؛ أي: اشرع لنا أن نتَّخذ أصناماً آلهة كما اتَّخذها هؤلاء، فقال لهم موسى: {إنَّكم قومٌ تجهلونَ}: وأيُّ جهل أعظم من جَهِل ربَّه وخالقَه، وأراد أن يسوِّيَ به غيره ممَّن لا يملِكُ نفعاً ولا ضرًّا ولا موتاً ولا حياةً ولا نشوراً؟!
(138) ﴾ وَجَٰوَزۡنَا بِبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱلۡبَحۡرَ ﴿ "Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu", setelah Allah menyelamatkan mereka dari musuh mereka, yaitu Fir'aun dan bala tentaranya, di mana Allah telah membinasakan mereka sementara Bani Israil melihatnya. ﴾ فَأَتَوۡاْ ﴿ "Maka setelah mereka sampai", yakni melewati ﴾ عَلَىٰ قَوۡمٖ يَعۡكُفُونَ عَلَىٰٓ أَصۡنَامٖ لَّهُمۡۚ ﴿ "kepada suatu kaum yang sedang menyembah berhala mereka." Yakni mereka berdiam padanya, ngalap berkah padanya, dan menyem-bahnya, lalu mereka berkata kepada Nabi mereka, Musa عليه السلام, karena kebodohan dan ketidaktahuan mereka, setelah sebelumnya Allah menunjukkan kepada mereka ayat-ayatNya. ﴾ يَٰمُوسَى ٱجۡعَل لَّنَآ إِلَٰهٗا كَمَا لَهُمۡ ءَالِهَةٞۚ ﴿ "Hai Musa buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana me-reka mempunyai beberapa tuhan (berhala)." Yakni izinkan kami men-jadikan berhala-berhala sebagai tuhan kami seperti yang mereka lakukan. Maka Musa menjawab, ﴾ إِنَّكُمۡ قَوۡمٞ تَجۡهَلُونَ ﴿ "Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)." Adakah kejahilan yang lebih besar daripada kejahilan orang tentang Tuhan dan Penciptanya dan dia ingin menyamakanNya dengan selainNya yang tidak dapat mendatangkan manfaat, mudarat, kematian, ke-hidupan dan kebangkitan?
#
{139} ولهذا قال لهم موسى: {إنَّ هؤلاء مُتَبَّرٌ ما هم فيه وباطلٌ ما كانوا يعملونَ}: لأن دعاءهم إياها باطلٌ وهي باطلة بنفسها؛ فالعمل باطلٌ وغايته باطلةٌ.
(139) Oleh karena itu Musa berkata kepada mereka, ﴾ إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ مُتَبَّرٞ مَّا هُمۡ فِيهِ وَبَٰطِلٞ مَّا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴿ "Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan oleh kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang selalu mereka kerjakan." Karena doa mereka kepada berhala-berhala itu adalah batil dan ia sendiri adalah batil, amal dan tujuannya adalah sama-sama batil.
#
{140} {قال أغيرَ الله أبغيكم إلهاً}؛ أي: أطلب لكم إلهاً غير الله المألوه الكامل في ذاته وصفاته وأفعاله. {وهو فضَّلكم على العالمين}: فيقتضي أن تقابلوا فضله وتفضيله بالشكرِ، وذلك بإفراد الله وحدَه بالعبادة والكفرِ بما يُدعى من دونه.
(140) ﴾ قَالَ أَغَيۡرَ ٱللَّهِ أَبۡغِيكُمۡ إِلَٰهٗا ﴿ "Musa menjawab, 'Patutkah aku mencari tuhan untuk kamu yang selain dari Allah." Yakni aku mencari tuhan selain Allah yang disembah lagi sempurna pada dzatnya, sifat-sifatnya dan perbuatan-perbuatannya, ﴾ وَهُوَ فَضَّلَكُمۡ عَلَى ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "padahal Dia-lah yang telah melebihkan kamu atas segala umat." Ini me-nuntutmu menyambut nikmat dan karuniaNya dan mensyukuri hal itu dengan mengesakanNya dalam beribadah dan mengingkari apa yang dipertuhankan selainNya.
#
{141} ثم ذكَّرهم ما امتنَّ الله به عليهم فقال: {وإذ أنجيناكم من آل فرعونَ}؛ أي: من فرعون وآله، {يسومونكم سوءَ العذابِ}؛ أي: يوجِّهون إليكم من العذاب أسوأه، وهو أنهم كانوا يذبحون {أبناءكم ويَسْتَحيون نساءَكم وفي ذلِكم}؛ أي: النجاة من عذابهم، {بلاءٌ من ربِّكم عظيمٌ}؛ أي: نعمةٌ جليلةٌ ومنحةٌ جزيلةٌ، أو وفي ذلك العذاب الصادر منهم لكم بلاءٌ من ربِّكم عليكم عظيم.
(141) Kemudian Musa mengingatkan mereka dengan nik-mat Allah kepada mereka, dia berkata, ﴾ وَإِذۡ أَنجَيۡنَٰكُم مِّنۡ ءَالِ فِرۡعَوۡنَ ﴿ "Dan (ingatlah hai Bani Israil), ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Fir'aun) dan kaumnya." Yakni Fir'aun dan bala tentaranya ﴾ يَسُومُونَكُمۡ سُوٓءَ ٱلۡعَذَابِ ﴿ "yang mengazab kamu dengan azab yang sangat jahat." Yakni menim-pakan kepadamu azab paling buruk, di mana mereka menyembe-lih ﴾ أَبۡنَآءَكُمۡ وَيَسۡتَحۡيُونَ نِسَآءَكُمۡۚ وَفِي ذَٰلِكُم ﴿ "anak-anak lelakimu dan membiarkan hidup wanita-wanitamu. Dan pada yang demikian itu", yakni kebebasan dari azab mereka adalah ﴾ بَلَآءٞ مِّن رَّبِّكُمۡ عَظِيمٞ ﴿ "cobaan yang besar dari Rabbmu." Yakni nikmat yang besar dan karunia yang agung. Atau pada azab yang mereka timpakan itu terdapat ujian besar dari Rabbmu.
#
{142} فلما ذكَّرهم موسى ووعظهم؛ انتَهَوْا عن ذلك، ولما أتمَّ الله نعمته عليهم بالنجاة من عدوهم وتمكينهم في الأرض؛ أرادَ تبارك وتعالى أن يُتِمَّ نعمته عليهم بإنزال الكتاب الذي فيه الأحكام الشرعيَّة والعقائد المرضيَّة، فواعد موسى ثلاثين ليلة، وأتمَّها بعشر، فصارت أربعين ليلة؛ ليستعدَّ موسى ويتهيَّأ لوعد الله ويكون لنزولها موقع كبير لديهم وتشوق إلى إنزالها، ولما ذهب موسى إلى ميقات ربِّه، قال لهارون موصياً له على بني إسرائيل من حرصه عليهم وشفقته: {اخْلُفْني في قَوْمي}؛ أي: كنْ خليفتي فيهم، واعمل فيهم بما كنت أعمل، {وأصلِحْ}؛ أي: اتَّبع طريق الصلاح، {ولا تتَّبِعْ سبيلَ المفسدين}: وهم الذين يعملون بالمعاصي.
(142) Manakala Musa menasihati dan mengingatkan me-reka, mereka pun menghentikan apa yang mereka inginkan berupa berhala, dan ketika Allah menyempurnakan nikmatNya dengan keselamatan dari musuh mereka dan kekuasaan di muka bumi, maka Allah سبحانه وتعالى ingin menyempurnakan nikmatNya dengan menu-runkan kitab yang padanya terdapat hukum-hukum syariat dan akidah yang lurus. Maka Allah menjanjikan kepada Musa tiga puluh malam ditambah dengan sepuluh jadi empat puluh malam, agar Musa bersiap-siap untuk memenuhi panggilan janji Allah dan agar turunnya kitab itu sangat dinantikan dan dirindukan. Manakala Musa pergi untuk bermunajat kepada Rabbnya, Musa mewasiat-kan Bani Israil kepada Harun, hal itu karena kasih sayangnya dan ketulusannya kepada mereka. ﴾ ٱخۡلُفۡنِي فِي قَوۡمِي ﴿ "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku." Yakni jadilah kamu penggantiku dan lakukan kepada mereka apa yang aku lakukan. ﴾ وَأَصۡلِحۡ ﴿ "Dan perbaikilah", yakni ikutilah jalan kebaikan. ﴾ وَلَا تَتَّبِعۡ سَبِيلَ ٱلۡمُفۡسِدِينَ ﴿ "Dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan." Yaitu orang-orang yang berbuat kemaksiatan.
#
{143} {ولمَّا جاء موسى لميقاتنا}: الذي وقَّتْناه له لإنزال الكتاب، {وكلَّمَه ربُّه}: بما كلَّمه من وحيه وأمره ونهيه؛ تشوَّق إلى رؤية الله، ونَزَعَتْ نفسُه لذلك حبًّا لربِّه ومودَّة لرؤيته، فـ {قال ربِّ أرني أنظرْ إليك}، فقال الله: {لن تَراني}؛ أي: لن تقدِرَ الآن على رؤيتي؛ فإنَّ الله تبارك وتعالى أنشأ الخلق في هذه الدار على نشأة لا يقدرون بها ولا يثبتون لرؤية الله، وليس في هذا دليلٌ على أنَّهم لا يرونه في الجنة؛ فإنه قد دلَّت النصوص القرآنيَّة والأحاديث النبويَّة على أن أهل الجنة يرون ربَّهم تبارك وتعالى ويتمتَّعون بالنظر إلى وجهه الكريم. وأنه يُنْشِئُهم نشأةً كاملةً يقدرون معها على رؤية الله تعالى، ولهذا رتَّب الله الرؤية في هذه الآية على ثبوت الجبل، فقال مقنعاً لموسى في عدم إجابتِهِ للرؤية: {ولكِنِ انظرْ إلى الجبل فإنِ استقرَّ مكانَه}: إذا تجلَّى اللهُ له، {فسوف تراني فلمَّا تجلَّى ربُّه للجبل}: الأصمِّ الغليظ، {جعله دكًّا}؛ أي: انهال مثل الرمل انزعاجاً من رؤية الله وعدم ثبوتٍ لها، {وخرَّ موسى}: حين رأى ما رأى، صَعِقاً فتبيَّن له حينئذٍ أنه إذا لم يثبت الجبلُ لرؤية الله؛ فموسى أولى أن لا يثبتَ لذلك، واستغفر ربَّه لما صدر منه من السؤال الذي لم يوافقْ موضعاً، و {قالَ سبحانك}؛ أي: تنزيهاً لك وتعظيماً عما لا يليق بجلالك، {تبتُ إليك}: من جميع الذنوب وسوء الأدب معك، {وأنا أول المؤمنين}؛ أي: جدَّد عليه الصلاة والسلام إيمانه بما كمَّل اللهُ له مما كان يجهله قبل ذلك.
(143) ﴾ وَلَمَّا جَآءَ مُوسَىٰ لِمِيقَٰتِنَا ﴿ "Dan tatkala Musa datang untuk (mu-najat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan", untuknya untuk menurunkan kitab, ﴾ وَكَلَّمَهُۥ رَبُّهُۥ ﴿ "dan Rabbnya telah berfirman (langsung) kepadanya", berfirman langsung dengan wahyuNya, pe-rintah dan laranganNya, Musa berkeinginan untuk melihat Allah, jiwanya mengharapkan itu karena kecintaannya kepada Rabbnya dan sangat ingin melihatNya. ﴾ قَالَ رَبِّ أَرِنِيٓ أَنظُرۡ إِلَيۡكَۚ ﴿ "Berkatalah Musa, 'Ya Rabbku, nampakkanlah (diriMu) kepadaku agar aku dapat melihat kepadaMu." Allah menjawab, ﴾ لَن تَرَىٰنِي ﴿ "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihatKu." Yakni sekarang kamu tidak akan mampu melihatKu, karena Allah سبحانه وتعالى menciptakan makhluk di dunia ini dalam kondisi di mana mereka tidak akan kuat dan tidak akan mampu melihat Allah. Ini tidak menunjukkan bahwa mereka tidak dapat melihat-Nya di surga, karena dalil-dalil dari al-Qur`an dan as-Sunnah telah menunjukkan bahwa penduduk surga akan melihat Rabb mereka dan menikmati melihat kepada wajahNya Yang Mulia. Dan bahwa Allah تعالى menghidupkan mereka secara sempurna yang dengannya mereka mampu melihat Allah تعالى. Oleh karena itu Allah mengait-kan kemungkinan melihat dengan ketetapan gunung. Allah تعالى menenangkan Musa karena tidak bisa mengabulkan permintaannya. ﴾ وَلَٰكِنِ ٱنظُرۡ إِلَى ٱلۡجَبَلِ فَإِنِ ٱسۡتَقَرَّ مَكَانَهُۥ ﴿ "Tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagaimana sediakala)", jika Allah menampakkan diri kepadanya ﴾ فَسَوۡفَ تَرَىٰنِيۚ فَلَمَّا تَجَلَّىٰ رَبُّهُۥ لِلۡجَبَلِ ﴿ "niscaya ka-mu dapat melihatKu. Tatkala Rabbnya menampakkan diri kepada gunung itu", yang bisu lagi keras. ﴾ جَعَلَهُۥ دَكّٗا ﴿ "Dijadikannya gunung itu han-cur luluh." Yakni hancur berkeping-keping ibarat kerikil, karena kegoncangannya dan tidak kuatnya ia melihat Allah. ﴾ وَخَرَّ مُوسَىٰ صَعِقٗاۚ ﴿ "Dan Musa pun jatuh pingsan," ketika melihat apa yang dilihat. Ma-ka jelaslah bagi Musa pada saat itu bahwa jika gunung saja tidak kuat melihat Allah, maka Musa lebih tidak kuat melihatNya. Musa memohon ampun kepada Allah تعالى karena telah meminta sesuatu yang tidak pada tempatnya. ﴾ قَالَ سُبۡحَٰنَكَ ﴿ "Musa berkata, 'Mahasuci Engkau'." Yakni Aku menyucikan dan mengagungkanMu dari apa yang tidak layak dengan kebesaranMu. ﴾ تُبۡتُ إِلَيۡكَ ﴿ "Aku bertaubat kepada Engkau", dari segala dosa dan kekurangajaran kepadaMu. ﴾ وَأَنَا۠ أَوَّلُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ﴿ "Dan aku orang yang pertama-tama beriman." Yakni Musa menyempurna-kan imanNya dengan sesuatu yang sebelum-nya tidak dia ketahui.
#
{144} فلما منعه الله من رؤيته بعدما كان متشوقاً إليها؛ أعطاه خيراً كثيراً، فقال: {يا موسى إنِّي اصطفيتُك على الناس}؛ أي: اخترتك واجتبيتك وفضَّلتك وخصصتك بفضائل عظيمة ومناقب جليلة، {برسالاتي}: التي لا أجعلها ولا أخصُّ بها إلا أفضل الخلق، {وبكلامي}: إيَّاك من غير واسطة، وهذه فضيلة اختُصَّ بها موسى الكليم، وعُرِف بها من بين إخوانه من المرسلين، {فخُذْ ما آتيتُك}: من النعم، وخذ ما آتيتُك من الأمر والنهي بانشراح صدرٍ، وتلقَّه بالقَبول والانقياد، {وكن من الشاكرين}: لله على ما خصَّك وفضَّلك.
(144) Manakala Allah tidak memberikan kesempatan ke-pada Nabi Musa untuk melihatNya setelah sebelumnya dia sangat menginginkannya, maka Allah memberikan kepadanya kebaikan yang banyak. Allah تعالى berfirman, ﴾ يَٰمُوسَىٰٓ إِنِّي ٱصۡطَفَيۡتُكَ عَلَى ٱلنَّاسِ ﴿ "Hai Musa sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dari manusia yang lain (di masamu)." Yakni Aku memilihmu, mengangkatmu, melebihkan-mu, dan mengkhususkanmu dengan keutamaan-keutamaan yang besar dan kemuliaan-kemuliaan yang agung, ﴾ بِرِسَٰلَٰتِي ﴿ "untuk mem-bawa risalahKu." Di mana Aku tidak mengkhususkan dan memberi-kannya kecuali kepada orang yang paling mulia, ﴾ وَبِكَلَٰمِي ﴿ "dan untuk berbicara langsung denganKu", tanpa perantara. Ini adalah keutamaan khusus Musa al-Kalim (Rasul Allah yang diajak berbicara langsung oleh Allah) dan dia dikenal di kalangan saudara-saudaranya para rasul yang lain dengan itu. ﴾ فَخُذۡ مَآ ءَاتَيۡتُكَ ﴿ "Sebab itu berpegang teguh-lah kepada apa yang Aku berikan kepadamu." Yakni dari nikmat-nikmat, dan ambillah perintah dan larangan yang Aku berikan kepadamu dengan lapang dada, terimalah ia dengan ketundukan, ﴾ وَكُن مِّنَ ٱلشَّٰكِرِينَ ﴿ "dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur," kepada Allah atas apa yang Dia khususkan dan karuniakan kepadamu.
#
{145} {وكتبنا له في الألواح من كلِّ شيء}: يحتاج إليه العباد {موعظة}: ترغِّب النفوس في أفعال الخير وترهِّبهم من أفعال الشر، {وتفصيلاً لكلِّ شيء}: من الأحكام الشرعيَّة والعقائد والأخلاق والآداب، {فخذْها بقوَّةٍ}؛ أي: بجدٍّ واجتهاد على إقامتها، {وأمُرْ قومَك يأخذوا بأحسنها}: وهي الأوامر الواجبة والمستحبَّة؛ فإنها أحسنها. وفي هذا دليلٌ على أن أوامر الله في كل شريعة كاملة عادلة حسنة. {سأريكم دارَ الفاسقينَ}: بعدما أهلكهم الله وأبقى ديارهم عبرةً بعدهم يعتبر بها المؤمنون الموفَّقون المتواضعون.
(145) ﴾ وَكَتَبۡنَا لَهُۥ فِي ٱلۡأَلۡوَاحِ مِن كُلِّ شَيۡءٖ ﴿ "Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat) segala sesuatu", yang dibutuhkan oleh para hamba ﴾ مَّوۡعِظَةٗ ﴿ "sebagai pelajaran" yang mendorong jiwa untuk berbuat kebaikan dan menakutinya untuk berbuat keburukan. ﴾ وَتَفۡصِيلٗا لِّكُلِّ شَيۡءٖ ﴿ "Dan penjelasan bagi segala sesuatu", dari hukum-hukum syar'i, akidah, akhlak dan adab. ﴾ فَخُذۡهَا بِقُوَّةٖ ﴿ "Maka (Kami berfirman), 'Berpeganglah kepadanya dengan teguh." Yakni dengan sungguh-sungguh dan serius dalam menegakkannya. ﴾ وَأۡمُرۡ قَوۡمَكَ يَأۡخُذُواْ بِأَحۡسَنِهَاۚ ﴿ "Dan suruhlah kaummu berpegang kepada (perintah-perintahnya) dengan sebaik-baiknya." Yaitu perintah-perintah yang bersifat wajib dan dianjurkan, karena ia adalah yang terbaik. Di dalam penjelasan ini terdapat dalil bahwa perintah Allah dalam setiap syariat adalah sempurna, adil, dan baik. ﴾ سَأُوْرِيكُمۡ دَارَ ٱلۡفَٰسِقِينَ ﴿ "Nanti Aku akan memper-lihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasik." Setelah Allah mem-binasakan mereka dan menyisakan negeri-negeri mereka sebagai pelajaran sesudah mereka bagi orang-orang Mukmin yang diberi taufik lagi rendah diri.9
#
{146} وأما غيرهم؛ فقال عنهم: {سأصرِفُ عن آياتي}؛ أي: عن الاعتبار في الآيات الأفقية والنفسيَّة والفهم لآيات الكتاب، {الذين يتكبَّرون في الأرض بغير الحقِّ}؛ أي: يتكبَّرون على عباد الله وعلى الحقِّ وعلى من جاء به؛ فمن كان بهذه الصفة؛ حَرَمَهُ الله خيراً كثيراً، وخَذَلَه، ولم يَفْقَهْ من آيات الله ما ينتفع به، بل ربَّما انقلبت عليه الحقائقُ واستحسن القبيحَ، {وإن يَرَوْا كلَّ آيةٍ لا يؤمنوا بها}: لإعراضهم واعتراضهم ومحادَّتهم لله ورسوله، {وإن يَرَوْا سبيلَ الرُّشد}؛ أي: الهدى والاستقامة، وهو الصراط الموصل إلى الله وإلى دار كرامته، {لا يتَّخذوه [سبيلاً]}؛ أي: لا يسلكوه ولا يرغبوا فيه، {وإن يَرَوْا سبيلَ الغَيِّ}؛ أي: الغواية الموصل لصاحبه إلى دار الشقاء، {يتَّخذوه سبيلاً}. والسبب في انحرافهم هذا الانحراف، {ذلك بأنَّهم كذَّبوا بآياتنا وكانوا عنها غافلين}: فردُّهم لآيات الله وغفلتُهم عمَّا يُراد بها واحتقارهم لها هو الذي أوجب لهم من سلوك طريق الغي وترك طريق الرُّشْدِ ما أوجب.
(146) Adapun selain mereka, maka Allah berfirman tentang mereka, ﴾ سَأَصۡرِفُ عَنۡ ءَايَٰتِيَ ﴿ "Aku akan memalingkan dari tanda-tanda kekua-saanKu." Yakni dari mengambil pelajaran dari ayat-ayat yang ada di langit dan yang ada pada diri manusia dan pemahaman terhadap ayat-ayat kitab ﴾ ٱلَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّ ﴿ "orang-orang yang menyom-bongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar." Yakni mereka menyombongkan diri kepada hamba-hamba Allah dan kepada kebe-naran serta kepada pembawanya. Siapa saja yang memiliki kriteria ini, maka Allah tidak akan memberikan kebaikan kepadanya, Allah akan menelantarkannya dan dia tidak dapat memahami ayat-ayat Allah yang bermanfaat bagi diri bahkan bisa jadi hakikat-hakikat perkara menjadi jungkir balik baginya yang selanjutnya dia meng-anggap yang buruk sebagai sesuatu yang baik. ﴾ وَإِن يَرَوۡاْ كُلَّ ءَايَةٖ لَّا يُؤۡمِنُواْ بِهَا ﴿ " Jika mereka melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya." Karena mereka berpaling, menyangkal dan menentang Allah dan RasulNya. ﴾ وَإِن يَرَوۡاْ سَبِيلَ ٱلرُّشۡدِ ﴿ "Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk", yang lurus dan benar, yaitu jalan yang mengantarkan kepada Allah dan kepada rumah kemuliaan-Nya (surga), ﴾ لَا يَتَّخِذُوهُ سَبِيلٗا ﴿ "mereka tidak mau menempuhnya." Yakni mereka tidak mau menitinya dan tidak menyukainya. ﴾ وَإِن يَرَوۡاْ سَبِيلَ ٱلۡغَيِّ ﴿ "Tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan", yakni kesesatan yang mengantarkan pelakunya kepada rumah kesengsaraan (mereka), ﴾ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلٗاۚ ﴿ "mereka terus menempuhnya." Penyebab penyimpangan mereka seperti itu karena ﴾ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَا وَكَانُواْ عَنۡهَا غَٰفِلِينَ ﴿ "yang de-mikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya." Penolakan mereka terhadap ayat-ayat Allah, kelalaiannya terhadap maksudnya dan pelecehannya terhadapnya adalah penyebab mereka menempuh jalan kesesatan dan mening-galkan jalan lurus.
#
{147} {والذين كذبوا بآياتنا}: العظيمة الدالَّة على صحَّة ما أرسلنا به رسلنا، {ولقاء الآخرة حَبِطَتْ أعمالُهم}: لأنَّها على غير أساس، وقد فقد شرطها، وهو الإيمان بآيات الله والتصديق بجزائه. {هل يُجْزَوْنَ}: في بطلان أعمالهم وحصول ضدِّ مقصودهم {إلَّا ما كانوا يعملونَ}: فإن أعمال مَنْ لا يؤمن باليومِ الآخر لا يرجو فيها ثواباً، وليس لها غايةٌ تنتهي إليه؛ فلذلك اضمحلَّت وبطلت.
(147) ﴾ وَٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَا ﴿ "Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami", yang agung, yang menunjukkan kebenaran rasul-rasul yang telah Kami utus, ﴾ وَلِقَآءِ ٱلۡأٓخِرَةِ حَبِطَتۡ أَعۡمَٰلُهُمۡۚ ﴿ "dan mendus-takan akan menemui Akhirat, maka sia-sialah perbuatan mereka." Karena perbuatan tersebut tidak dilakukan di atas fondasi syariat dan telah hilang darinya syarat diterimanya, yaitu beriman kepada ayat-ayat-Nya dan membenarkan balasanNya. ﴾ هَلۡ يُجۡزَوۡنَ ﴿ "Mereka tidak diberi balasan", tentang amal perbuatan mereka yang sia-sia dan terjadinya apa yang tidak mereka harapkan ﴾ إِلَّا مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴿ "selain dari apa yang telah mereka kerjakan." Sesungguhnya amal perbuatan orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir tidak ada pahala yang di-harapkan padanya dan tidak memiliki tujuan yang dicapai. Oleh karena itu ia batal dan sia-sia.
#
{148} {واتَّخذ قوم موسى مِن بعدِهِ من حُلِيِّهم عجلاً جسداً}: صاغه السامِرِيُّ وألقى عليه قبضةً من أثر الرسول فصار {له خُوارٌ} وصوتٌ، فعبدوه واتَّخذوه إلهاً، وقال: هذا إلهكم وإله موسى، فنسي موسى، وذهب يطلبه، وهذا من سفههم وقلة بصيرتهم؛ كيف اشتبه عليهم ربُّ الأرض والسماوات بعجل من أنقص المخلوقات؟! ولهذا قال مبيناً أنه ليس فيه من الصفات الذاتيَّة ولا الفعليَّة ما يوجِب أن يكون إلهاً: {ألم يَرَوْا أنَّه لا يكلِّمهم}؛ أي: وعدم الكلام نقصٌ عظيمٌ؛ فهم أكمل حالة من هذا الحيوان أو الجماد الذي لا يتكلَّم، {ولا يهديهم سبيلاً}؛ أي: لا يدلُّهم طريقاً دينيًّا ولا يحصِّل لهم مصلحةً دنيويَّةً؛ لأن من المتقرِّر في العقول والفطر أنَّ اتِّخاذَ إلهٍ لا يتكلم ولا ينفع ولا يضرُّ من أبطل الباطل وأسمج السفه، ولهذا قال: {اتَّخذوه وكانوا ظالمينَ}: حيث وضعوا العبادة في غير موضعها، وأشركوا بالله ما لم ينزِّل به سلطاناً. وفيها دليلٌ على أنَّ من أنكر كلام الله؛ فقد أنكر خصائص إلهيَّة الله تعالى؛ لأن الله ذكر أن عدم الكلام دليلٌ على عدم صلاحيَّة الذي لا يتكلَّم للإلهيَّة.
(148) ﴾ وَٱتَّخَذَ قَوۡمُ مُوسَىٰ مِنۢ بَعۡدِهِۦ مِنۡ حُلِيِّهِمۡ عِجۡلٗا جَسَدٗا ﴿ "Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh", yang dibuat oleh Samiri dan dia masukkan bekas jejak Rasul ke dalamnya, maka ia ﴾ لَّهُۥ خُوَارٌۚ ﴿ "bersuara." Maka mereka pun menyembahnya dan menjadikannya sebagai tuhan. Samiri berkata "Ini adalah tuhanmu dan tuhan Musa. Musa lupa sehingga dia pergi untuk mencarinya." Ini adalah ke-bodohan mereka dan minimnya ilmu mereka. Bagaimana mereka tidak bisa membedakan antara Tuhan langit dan bumi dengan anak sapi makhluk yang paling hina? Oleh karena itu Allah menjelaskan bahwa ia tidak memiliki sifat-sifat dzat dan perbuatan yang me-nunjukkan bahwa ia adalah tuhan. ﴾ أَلَمۡ يَرَوۡاْ أَنَّهُۥ لَا يُكَلِّمُهُمۡ ﴿ "Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka." Bisu adalah kekurangan yang nyata. Mereka sendiri lebih baik keadaannya daripada hewan atau benda mati yang tidak ber-bicara, ﴾ وَلَا يَهۡدِيهِمۡ سَبِيلًاۘ ﴿ "dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka?" Yakni ia tidak dapat menunjukkan mereka jalan agama dan tidak dapat menghasilkan kebaikan dunia untuk mereka, kare-na sudah diketahui oleh akal bahwa menyembah tuhan yang tidak bisa bicara, tidak bisa memberi manfaat maupun mudarat termasuk kebatilan yang paling batil dan kedunguan yang paling dungu. ﴾ ٱتَّخَذُوهُ وَكَانُواْ ظَٰلِمِينَ ﴿ "Mereka menjadikannya (sebagai sesembahan) dan mereka adalah orang-orang yang zhalim." Di mana mereka meletak-kan ibadah tidak pada tempatnya dan menyekutukan Allah tanpa bukti dalil dariNya. Dalam ayat ini terdapat petunjuk bahwa siapa yang mengingkari Kalamullah berarti mengingkari kekhususan uluhiyah Allah تعالى, karena Allah menyebutkan bahwa ketidakmam-puan berbicara adalah dalil ketidaklayakannya untuk dijadikan sebagai tuhan.
#
{149} {ولمَّا}: رجع موسى إلى قومه، فوجدهم على هذه الحال، وأخبرهم بضلالهم؛ ندموا، و {سُقِطَ في أيديهم}؛ أي: من الهمِّ والندم على فعلهم، {ورأوا أنَّهم قد ضلُّوا}: فتنصَّلوا إلى الله وتضرَّعوا، {وقالوا لئن لم يرحَمْنا ربُّنا}: فيدُّلنا عليه، ويرزقنا عبادته، ويوفِّقُنا لصالح الأعمال، {ويغفِرْ لنا}: ما صدر منا من عبادة العجل؛ {لَنَكونَنَّ من الخاسرينَ}: الذين خسروا الدنيا والآخرة.
(149) ﴾ وَلَمَّا ﴿ "Dan manakala", Musa kembali kepada kaum-nya, dia mendapati mereka dalam keadaan tersebut. Musa menje-laskan kesesatan mereka, dan mereka pun menyesal. ﴾ سُقِطَ فِيٓ أَيۡدِيهِمۡ ﴿ "Mereka sangat menyesali perbuatannya." Yakni bersedih tanda pe-nyesalan atas perbuatan mereka, ﴾ وَرَأَوۡاْ أَنَّهُمۡ قَدۡ ضَلُّواْ ﴿ "dan mengetahui bahwa mereka telah sesat", mereka pun kembali kepada Allah dan merendahkan diri di hadapanNya. ﴾ قَالُواْ لَئِن لَّمۡ يَرۡحَمۡنَا رَبُّنَا ﴿ "Mereka pun berkata, 'Sungguh jika Rabb kami tidak memberi rahmat kepada kami," dengan membimbing kita kepada jalan yang lurus, memberi taufik kepada ibadah kepadaNya dan kepada amal-amal shalih, ﴾ وَيَغۡفِرۡ لَنَا ﴿ "dan tidak mengampuni kami", atas dosa menyembah anak sapi yang telah kami lakukan, ﴾ لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ ﴿ "pastilah kami menjadi orang-orang yang merugi," yang merugi di dunia dan di Akhirat.
#
{150} {ولما رجع موسى إلى قومِهِ غضبان أسِفاً}؛ أي: ممتلئاً غضباً وغيظاً عليهم لتمام غيرته عليه [الصلاة و] السلام وكمال نصحه وشفقته، {قال بئسَما خَلَفْتُموني من بعدي}؛ أي: بئس الحالة التي خلفتموني بها من بعد ذهابي عنكم؛ فإنها حالةٌ تفضي إلى الهلاك الأبدي والشقاء السرمديِّ. {أعَجِلْتُم أمرَ ربِّكُم}: حيث وَعَدَكم بإنزال الكتاب فبادرتُم برأيكم الفاسد إلى هذه الخصلة القبيحة، {وألقى الألواحَ}؛ أي: رماها من الغضب، {وأخذ برأس أخيه}: هارونَ ولحيتِهِ، {يجرُّه إليه}: وقال له: {ما منعك إذ رأيتَهم ضلُّوا. أن لا تتَّبِعَني أفعصيتَ أمري}: لك بقولي: {اخلُفْني في قومي وأصْلِحْ ولا تتَّبِعْ سبيل المفسدين}؟! فقال: {يا ابنَ أمَّ لا تأخُذْ بلحيتي ولا برأسي إني خشيتُ أن تقولَ فرَّقْتَ بين بني إسرائيل ولم ترقُبْ قولي} و {قال} هنا: {ابنَ أمَّ}: هذا ترقيقٌ لأخيه بذكر الأمِّ وحدها، وإلاَّ فهو شقيقه لأمِّه وأبيه. {إنَّ القوم استضعفوني}؛ أي: احتقروني حين قلتُ لهم: يا قوم! إنما فُتِنْتُم به، وإنَّ ربَّكم الرحمن؛ فاتَّبِعوني وأطيعوا أمري، {وكادوا يَقْتُلونَني}؛ أي: فلا تظنَّ بي تقصيراً، {فلا تُشْمِتْ بيَ الأعداء}: بنهرِك لي ومسِّك إيَّايَ بسوءٍ فإنَّ الأعداء حريصون على أن يجدوا عليَّ عثرةً أو يطَّلعوا لي على زَلَّة، {ولا تجعلني مع القوم الظالمين}: فتعامِلُني معاملتهم.
(150) ﴾ وَلَمَّا رَجَعَ مُوسَىٰٓ إِلَىٰ قَوۡمِهِۦ غَضۡبَٰنَ أَسِفٗا ﴿ "Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati." Yakni Musa dipenuhi oleh amarah dan emosi kepada mereka karena kecemburuannya yang besar terhadap Allah تعالى dan kasih sayang serta ketulusan-nya yang sempurna. ﴾ قَالَ بِئۡسَمَا خَلَفۡتُمُونِي مِنۢ بَعۡدِيٓۖ ﴿ "Berkatalah dia, 'Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku'." Yakni alangkah buruknya keadaan kalian setelah kepergianku dari kalian, sesungguhnya ia adalah keadaan yang menyeret kepada kebinasaan dan kesengsaraan untuk selama-lamanya. ﴾ أَعَجِلۡتُمۡ أَمۡرَ رَبِّكُمۡۖ ﴿ "Apakah kamu hendak mendahului janji Rabbmu?" Di mana Dia telah menjan-jikan kepadamu untuk menurunkan kitab tetapi kamu tergesa-gesa dengan akalmu yang rusak sehingga melakukan perbuatan buruk ini. ﴾ وَأَلۡقَى ٱلۡأَلۡوَاحَ ﴿ "Dan Musa pun melemparkan luh-luh (Taurat) itu." Yakni dia melemparnya karena marah. ﴾ وَأَخَذَ بِرَأۡسِ أَخِيهِ ﴿ "Dan memegang (rambut) kepala saudaranya", Harun dan juga jenggotnya, ﴾ يَجُرُّهُۥٓ إِلَيۡهِۚ ﴿ "sambil menariknya ke arahnya." Dan Musa berkata kepadanya, ﴾ مَا مَنَعَكَ إِذۡ رَأَيۡتَهُمۡ ضَلُّوٓاْ 92 أَلَّا تَتَّبِعَنِۖ أَفَعَصَيۡتَ أَمۡرِي 93 ﴿ "Apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka telah sesat, (sehingga) kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu telah (se-ngaja) mendurhakai perintahku?" (Thaha: 92-93), kepadamu dengan ucapanku, ﴾ ٱخۡلُفۡنِي فِي قَوۡمِي وَأَصۡلِحۡ وَلَا تَتَّبِعۡ سَبِيلَ ٱلۡمُفۡسِدِينَ 142 ﴿ "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan." (Al-A'raf: 142). Harun menjawab, ﴾ قَالَ يَبۡنَؤُمَّ لَا تَأۡخُذۡ بِلِحۡيَتِي وَلَا بِرَأۡسِيٓۖ إِنِّي خَشِيتُ أَن تَقُولَ فَرَّقۡتَ بَيۡنَ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ وَلَمۡ تَرۡقُبۡ قَوۡلِي 94 ﴿ "Hai putra ibuku, janganlah kamu pegang jenggotku dan jangan (pula) kepalaku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku), 'Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak me-melihara amanatku'." (Thaha: 94). Dan di sini Harun menjawab, ﴾ قَالَ ٱبۡنَ أُمَّ ﴿ "Hai anak ibuku", ucapan ini untuk melunakkan Musa dengan hanya menyinggung ibu saja. Namun demikian, sebenarnya dia adalah saudara kandung-nya. ﴾ إِنَّ ٱلۡقَوۡمَ ٱسۡتَضۡعَفُونِي ﴿ "Sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah." Yakni mereka meremehkanku ketika aku berkata kepada mereka, "Wahai kaum, kalian hanya difitnah dengannya dan bahwa Rabbmu adalah Allah Yang Maha Rahman, maka ikutilah aku dan taatilah perintahku. ﴾ وَكَادُواْ يَقۡتُلُونَنِي ﴿ "Dan hampir-hampir mereka membu-nuhku." Yakni janganlah kamu mendugaku lalai. ﴾ فَلَا تُشۡمِتۡ بِيَ ٱلۡأَعۡدَآءَ ﴿ "Sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku", dengan hardikanmu kepadaku dan perlakuan burukmu kepadaku, karena musuh-musuh selalu berusaha dengan sungguh-sungguh dalam memunculkan kesalahan dan menemukan kekeliruan pada-ku, ﴾ وَلَا تَجۡعَلۡنِي مَعَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zhalim." Lalu kamu memperlakukanku seperti mereka.
#
{151} فندم موسى عليه السلام على ما استعجل من صنعِهِ بأخيه قبل أن يعلم براءتَهُ مما ظنَّه فيه من التقصير، و {قال ربِّ اغفِرْ لي ولأخي}: هارون، {وأدخِلْنا في رحمتِكَ}؛ أي: في وسطها، واجعل رحمتك تحيطُ بنا من كل جانب؛ فإنها حصنٌ حصينٌ من جميع الشرور وثَمَّ كلُّ خير وسرور. {وأنت أرحمُ الراحمين}؛ أي: أرحم بنا من كلِّ راحم، أرحم بنا من آبائنا وأمَّهاتنا وأولادنا وأنفسنا.
(151) Musa عليه السلام menyesal atas perbuatannya yang terburu-buru terhadap saudaranya sebelum dia mengetahui bahwa sauda-ranya tidak seperti yang dia duga. Musa berkata, ﴾ قَالَ رَبِّ ٱغۡفِرۡ لِي وَلِأَخِي ﴿ "Ya Rabbku, ampunilah aku dan saudaraku", Harun. ﴾ وَأَدۡخِلۡنَا فِي رَحۡمَتِكَۖ ﴿ "Dan masukkanlah kami ke dalam rahmatMu." Yakni di dalamnya, ja-dikanlah rahmatMu meliputi kami dari segala segi karena ia adalah benteng yang kokoh dari segala keburukan dan di sanalah seluruh kebaikan dan kebahagiaan. ﴾ وَأَنتَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ ﴿ "Dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang." Yakni, lebih menyayangi kami dari seluruh penyayang, lebih sayang kepada kami daripada bapak, ibu, anak dan diri kami sendiri.
#
{152} قال الله تعالى مبيناً حال أهل العجل الذين عبدوه: {إنَّ الذين اتَّخذوا العجل}؛ أي: إلهاً، {سينالُهم غضبٌ من ربِّهم وذلَّةٌ في الحياة الدُّنيا}: كما أغضبوا ربَّهم واستهانوا بأمره. {وكذلك نجزي المفترين}: فكلُّ مفترٍ على الله كاذب على شرعه متقوِّل عليه ما لم يقلْ؛ فإنَّ له نصيباً من الغضب من الله والذُّلِّ في الحياة الدنيا.
(152) Allah تعالى menjelaskan keadaan para penyembah anak sapi. ﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُواْ ٱلۡعِجۡلَ ﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang menjadikan anak lembu (sebagai sesembahannya)", yakni sebagai tuhan, ﴾ سَيَنَالُهُمۡ غَضَبٞ مِّن رَّبِّهِمۡ وَذِلَّةٞ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۚ ﴿ "kelak akan menimpa mereka kemurkaan dari Rabb mereka dan kehinaan dalam kehidupan di dunia." Sebagaimana mereka telah membuat Rabb mereka marah dan meremehkan pe-rintahNya. ﴾ وَكَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلۡمُفۡتَرِينَ ﴿ "Demikianlah Kami memberi balasan ke-pada orang-orang yang membuat-buat kebohongan." Semua pendusta atas nama Allah, pembohong atas syariatNya, dan mengucapkan sesuatu atas namaNya apa yang tidak Dia katakan; akan menda-patkan bagian dari murka Allah dan kehinaan di dunia.
#
{153} وقد نالهم غضبُ الله حيث أمرهم أن يقتُلوا أنفسهم، وأنَّه لا يرضى الله عنهم إلاَّ بذلك، فقتل بعضُهم بعضاً، وانجلت المعركة على قتلى كثيرةٍ، ثم تاب الله عليهم بعد ذلك، ولهذا ذكر حكماً عامًّا يدخُلون فيه هم وغيرهم، فقال: {والذين عمِلوا السيئاتِ}: من شرك وكبائر وصغائر، {ثم تابوا من بعدها}: بأن ندموا على ما مضى وأقلعوا عنها وعزموا على أن لا يعودوا، {وآمنوا}: بالله وبما أوجبَ الله الإيمان به، ولا يتمُّ الإيمان إلا بأعمال القلوب وأعمال الجوارح المترتِّبة على الإيمان. {إنَّ ربَّك من بعدها}؛ أي: بعد هذه الحالة ـ حالة التوبة من السيئات والرجوع إلى الطاعات ـ {لغفورٌ}: يغفر السيئات ويمحوها، ولو كانت قُراب الأرض. {رحيمٌ}: بقبول التوبة والتوفيق لأفعال الخير وقبولها.
(153) Mereka telah mendapatkan murka dari Allah, di mana Dia memerintahkan mereka membunuh diri mereka, dan bahwa Allah tidak meridhai mereka kecuali dengan itu. Lalu sebagian dari mereka membunuh sebagian yang lain dan pembunuhan tersebut memakan korban yang banyak, kemudian Allah mengampuni me-reka setelah itu. Oleh karena itu Allah menyebutkan hukum secara umum, di mana mereka dan selain mereka masuk ke dalamnya. ﴾ وَٱلَّذِينَ عَمِلُواْ ٱلسَّيِّـَٔاتِ ﴿ "Orang-orang yang mengerjakan kejahatan", baik dosa syirik, dosa besar, dan dosa kecil, ﴾ ثُمَّ تَابُواْ مِنۢ بَعۡدِهَا ﴿ "kemudian bertau-bat sesudah itu." Yakni mereka menyesalinya, meninggalkannya, dan bertekad tidak kembali mengulangnya ﴾ وَءَامَنُوٓاْ ﴿ "dan beriman", kepada Allah dan kepada apa yang Allah wajibkan untuk diimani, dan iman tidak sempurna kecuali dengan amalan hati dan amalan anggota badan yang merupakan tuntutan iman, ﴾ إِنَّ رَبَّكَ مِنۢ بَعۡدِهَا ﴿ "se-sungguhnya Rabbmu, sesudah taubat yang disertai dengan iman itu." Yakni setelah keadaan ini keadaan taubat dari kejahatan dan kem-bali kepada ketaatan, ﴾ لَغَفُورٞ ﴿ "adalah Maha Pengampun", mengam-puni keburukan dan menghapusnya meskipun ia sepenuh jagad, ﴾ رَّحِيمٞ ﴿ "lagi Maha Penyayang," dengan menerima taubat dan mem-beri taufik untuk dapat beramal shalih dan menerimanya.
#
{154} {ولما سَكَتَ عن موسى الغضبُ}؛ أي: سكن غضبه وتراجعت نفسُهُ، وعَرَفَ ما هو فيه؛ اشتغل بأهمِّ الأشياء عنده، فَأَخَذَ {الألواحَ}: التي ألقاها، وهي ألواحٌ عظيمة المقدار جليلةٌ {في نُسْخَتِها}؛ أي: مشتملة ومتضمِّنة {هدىً ورحمةٌ}؛ أي: فيها الهدى من الضَّلالة، وبيان الحقِّ من الباطل، وأعمال الخير وأعمال الشر، والهدى لأحسن الأعمال والأخلاق والآداب، ورحمة وسعادة لمن عمل بها وعلم أحكامها ومعانيها، ولكن؛ ليس كل أحدٍ يقبل هدى الله ورحمته، وإنما يقبلُ ذلك، وينقاد له، ويتلقَّاه بالقَبول، {الذين هُم لربِّهم يرهَبونَ}؛ أي: يخافون منه ويخشونه، وأما مَنْ لم يخفِ الله ولا المقام بين يديه؛ فإنه لا يزداد بها إلا عتوًّا ونفوراً، وتقوم عليه حجة الله فيها.
(154) ﴾ وَلَمَّا سَكَتَ عَن مُّوسَى ٱلۡغَضَبُ ﴿ "Sesudah amarah Musa menjadi reda." Yakni kemarahannya reda, jiwanya tenang, dan dapat mengu-asai dirinya, maka dia mulai melakukan perkara paling penting padanya, maka dia mengambil ﴾ ٱلۡأَلۡوَاحَۖ ﴿ "Luh-luh (Taurat) itu", yang dia lemparkan, dan ia adalah luh-luh yang mulia dan berukuran besar, ﴾ وَفِي نُسۡخَتِهَا ﴿ "dan dalam tulisannya", yakni mengandung dan berisi ﴾ هُدٗى وَرَحۡمَةٞ ﴿ "petunjuk dan rahmat." Yakni, di dalamnya terda-pat petunjuk dari kesesatan, penjelasan tentang kebenaran dari kebatilan, perbuatan baik dan perbuatan buruk, petunjuk kepada amalan, akhlak, dan adab terbaik, serta rahmat dan kebahagiaan bagi yang melaksanakannya dan mengetahui hukum-hukum dan makna-maknanya. Akan tetapi tidak semua orang mau menerima petunjuk Allah dan RahmatNya. Yang bersedia menerima, menaati, dan tunduk kepadanya adalah ﴾ لِّلَّذِينَ هُمۡ لِرَبِّهِمۡ يَرۡهَبُونَ ﴿ "orang-orang yang takut kepada Rabbnya." Adapun orang yang tidak takut kepada Allah dan tidak pula kepada pengadilan di hadapanNya, maka ia hanya menambah kesombongannya dan penolakannya, dan hujjah Allah pun tegak atasnya.
#
{155} {و} لما تاب بنو إسرائيل، وتراجعوا إلى رُشْدِهم، {اختار موسى} منهم {سبعين رجلاً}: من خيارهم ليعتذروا لقومهم عند ربِّهم، ووعدهم الله ميقاتاً يحضُرون فيه، فلما حضروا؛ قالوا: يا موسى! أرِنا الله جهرةً! فتجرؤوا على الله جراءة كبيرة، وأساؤوا الأدب معه، فأخذتهم الرجفةُ، فصعقوا وهلكوا، فلم يزل موسى عليه الصلاة والسلام يتضرَّع إلى الله ويتبتَّل ويقول: {ربِّ لو شئتَ أهلكتَهم من قبلُ}: أن يحضُروا، ويكونون في حالة يعتذرون فيها لقومهم فصاروا هم الظالمين. {أتُهْلِكُنا بما فعل السفهاءُ منَّا}؛ أي: ضعفاء العقول سفهاء الأحلام، فتضرَّع إلى الله، واعتذر بأنَّ المتجرِّئين على الله ليس لهم عقولٌ كاملةٌ تردعُهم عما قالوا وفعلوا، وبأنهم حصل لهم فتنةٌ يخطر بها الإنسان ويخاف من ذهاب دينه، فقال: {إنْ هي إلَّا فتنتُك تُضِلُّ بها من تشاءُ وتهدي من تشاءُ أنت وَلِيُّنا فاغْفِرْ لنا وارْحَمْنا وأنت خير الغافرين}؛ أي: أنت خير من غفر، وأولى من رحم، وأكرم من أعطى وتفضَّل، فكأنَّ موسى عليه الصلاة والسلام قال: المقصود يا ربِّ بالقصد الأول لنا كلّنا، هو التزام طاعتك والإيمان بك، وأن من حَضَرَه عقله ورشده وتمَّ على ما وهبته من التوفيق؛ فإنه لم يزل مستقيماً، وأما من ضَعُفَ عقلُه وسَفِه رأيُهُ وصرفته الفتنة؛ فهو الذي فعل ما فعل لذينك السببين، ومع هذا؛ فأنت أرحم الراحمين وخير الغافرين؛ فاغفر لنا وارحمنا! فأجاب الله سؤاله، وأحياهم من بعد موتهم، وغفر لهم ذنوبهم.
(155) Dan tatkala Bani Israil bertaubat serta kembali ke jalan mereka yang lurus ﴾ وَٱخۡتَارَ مُوسَىٰ ﴿ "Musa memilih", dari mereka ﴾ سَبۡعِينَ رَجُلٗا ﴿ "tujuh puluh orang", terbaik di antara mereka untuk memohon maaf kepada Allah bagi kaum mereka. Allah menjanjikan kepada mereka waktu di mana mereka bisa menghadirinya. Manakala me-reka telah hadir, mereka berkata, "Wahai Musa, tunjukkanlah Allah kepada kami secara nyata." Mereka telah berkata sangat lancang kepada Allah, bersikap kurang ajar kepadaNya, maka mereka pun digoncang gempa, sehingga mereka pingsan dan binasa, maka Musa tiada henti-hentinya berdoa merendahkan diri kepada Allah dan berkata, ﴾ رَبِّ لَوۡ شِئۡتَ أَهۡلَكۡتَهُم مِّن قَبۡلُ ﴿ "Ya Rabbku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka sebelum ini." Yakni sebelum mereka hadir dan mereka dalam keadaan memohon maaf untuk kaum mereka, justru mereka sekarang menjadi orang-orang yang zhalim. ﴾ أَتُهۡلِكُنَا بِمَا فَعَلَ ٱلسُّفَهَآءُ مِنَّآۖ ﴿ "Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami?" Yakni orang-orang berakal bodoh dan berpikiran pandir. Musa merendahkan diri kepada Allah dan memohon pemakluman karena orang-orang yang berbuat kelancangan tersebut tidak memiliki akal yang sem-purna yang menjaga mereka sehingga mereka tidak mengucapkan dan melakukan demikian, dan bahwa telah terjadi fitnah pada diri mereka yang terlintas pada diri seseorang dan dia khawatir agama-nya akan lenyap. Maka dia berkata, ﴾ إِنۡ هِيَ إِلَّا فِتۡنَتُكَ تُضِلُّ بِهَا مَن تَشَآءُ وَتَهۡدِي مَن تَشَآءُۖ أَنتَ وَلِيُّنَا فَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَاۖ وَأَنتَ خَيۡرُ ٱلۡغَٰفِرِينَ ﴿ "Itu hanyalah cobaan dariMu, Engkau sesat-kan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri pe-tunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkau-lah Yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau-lah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya." Yakni Engkau adalah sebaik-baik pemaaf, sebaik-baik yang menyayangi, dan semulia-mulia pemberi karunia. Seakan-akan Musa عليه السلام berkata, "Wahai Rabb, yang dimaksud dengan tujuan pertama bagi kami semua adalah menaatiMu dan beriman kepadaMu, dan bahwa orang yang ber-akal, mengerti, dan memahaminya dengan sempurna sesuai dengan taufik yang telah Engkau berikan, maka ia tetap bersikap lurus. Adapun orang yang lemah akalnya, pandir pemikirannya, dan di-belokkan oleh fitnah, maka dialah yang melakukan pelanggaran itu, meskipun demikian Engkau adalah sebaik-baik Penyayang dan sebaik-baik Pengampun, maka ampunilah dan sayangilah kami." Maka Allah mengabulkan permintaan Musa dan menghidupkan mereka setelah mereka mati dan mengampuni dosa-dosa mereka.
#
{156} وقال موسى في تمام دعائه: {واكتبْ لنا في هذه الدنيا حسنةً}: من علم نافع ورزق واسع وعمل صالح، {وفي الآخرة}: حسنة، وهي ما أعد الله لأوليائه الصالحين من الثواب. {إنَّا هُدْنا إليك}؛ أي: رجعنا مقرِّين بتقصيرنا منيبين في جميع أمورنا، {قال} الله تعالى: {عذابي أصيبُ به من أشاءُ}: ممَّن كان شقيًّا متعرضاً لأسبابه، {ورحمتي وسعتْ كلَّ شيء}: من العالم العلويِّ والسفليِّ؛ البر والفاجر، المؤمن والكافر؛ فلا مخلوق إلا وقد وصلت إليه رحمة الله وغمره فضله وإحسانه، ولكن الرحمة الخاصة المقتضية لسعادة الدنيا والآخرة ليست لكل أحد، ولهذا قال عنها: {فسأكتُبها للذين يتَّقون}: المعاصي صغارها وكبارها، {ويؤتون الزَّكاة}: الواجبة مستحقيها، {والذين هم بآياتنا يؤمنون}.
(156) Musa menyempurnakan doanya, ﴾ وَٱكۡتُبۡ لَنَا فِي هَٰذِهِ ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٗ ﴿ "Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini", berupa ilmu yang bermanfaat, rizki yang lapang, dan amal yang shalih. ﴾ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ ﴿ "dan di Akhirat", yakni dengan kebajikan, yaitu pahala yang Allah sediakan untuk hamba-hambaNya yang shalih. ﴾ إِنَّا هُدۡنَآ إِلَيۡكَۚ ﴿ "Sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepadaMu." Yakni kami kem-bali dengan mengakui kelalaian kami. Kami kembali kepadaMu dalam segala urusan kami. ﴾ قَالَ عَذَابِيٓ أُصِيبُ بِهِۦ مَنۡ أَشَآءُۖ ﴿ "Allah berfirman, 'SiksaKu akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki," dari kala-ngan orang yang sengsara yang menentang sebab-sebabnya. ﴾ وَرَحۡمَتِي وَسِعَتۡ كُلَّ شَيۡءٖۚ ﴿ "Dan RahmatKu meliputi segala sesuatu," meliputi langit dan bumi, orang baik dan orang jahat, Mukmin dan kafir, tiada makhluk kecuali rahmat Allah telah dia rasakan, karunia dan ke-baikanNya telah dia cicipi, akan tetapi rahmat yang khusus yang berkonsekuensi kepada kebahagiaan dunia dan akhirat tidak dira-sakan oleh semua orang. Oleh karena itu Dia berfirman tentangnya, ﴾ فَسَأَكۡتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ﴿ "Maka akan Aku tetapkan RahmatKu untuk orang-orang yang bertakwa", dari kemaksiatan besar dan kecil, ﴾ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ ﴿ "yang menunaikan zakat", yang wajib ditunaikan kepada yang ber-hak, ﴾ وَٱلَّذِينَ هُم بِـَٔايَٰتِنَا يُؤۡمِنُونَ ﴿ "dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami."
#
{157} ومن تمام الإيمان بآيات الله معرفة معناها والعمل بمقتضاها، ومن ذلك اتباع النبي - صلى الله عليه وسلم - ظاهراً وباطناً في أصول الدين وفروعه: {الذين يتَّبِعون الرسول النبيَّ الأميَّ}: احترازٌ عن سائر الأنبياء؛ فإن المقصود بهذا محمد بن عبد الله بن عبد المطلب والسياق في أحوال بني إسرائيل، وأن الإيمان بالنبيِّ محمد - صلى الله عليه وسلم - شرطٌ في دخولهم في الإيمان، وأن المؤمنين به المتَّبعين هم أهل الرحمة المطلقة التي كتبها الله لهم، ووصفه بالأمي لأنَّه من العرب الأمة الأميَّة التي لا تقرأ ولا تكتب وليس عندها قبل القرآن كتاب. {الذي يجِدونَهُ مكتوباً عندَهم في التوراة والإنجيل}: باسمه وصفته التي من أعظمها وأجلِّها ما يدعو إليه وينهى عنه، وأنه {يأمُرُهم بالمعروف}: وهو كل ما عُرِفَ حسنُهُ وصلاحه ونفعه. {وينهاهم عن المنكر}: وهو كلُّ ما عرف قبحه في العقول والفطر، فيأمرهم بالصلاة والزكاة والصوم والحج وصلة الأرحام وبر الوالدين والإحسان إلى الجار والمملوك وبذل النفع لسائر الخلق والصدق والعفاف والبر والنصيحة وما أشبه ذلك، وينهى عن الشرك بالله وقتل النفوس بغير حق والزِّنا وشرب ما يسكر العقل والظلم لسائر الخلق والكذب والفجور ونحو ذلك؛ فأعظم دليل يدلُّ على أنه رسول الله ما دعا إليه وأمر به ونهى عنه وأحلَّه وحرَّمه؛ فإنه يُحِلُّ الطيبات: من المطاعم والمشارب والمناكح. {ويحرِّمُ عليهم الخبائث}: من المطاعم والمشارب والمناكح والأقوال والأفعال. {ويَضَعُ عنهم إصْرَهُم والأغلال التي كانت عليهم}؛ أي: ومِنْ وَصْفِهِ أنَّ دينه سهلٌ سَمْحٌ ميسَّر لا إصر فيه ولا أغلال ولا مشقات ولا تكاليف ثقال. {فالذين آمنوا به وعزَّروه}؛ أي: عظَّموه وبجَّلوه، {ونصروه واتَّبعوا النور الذي أنزلَ معه}: وهو القرآن الذي يُستضاء به في ظلمات الشَّكِّ والجهالات، ويقتدى به إذا تعارضت المقالات. {أولئك هم المفلحون}: الظافرون بخير الدُّنيا والآخرة، والناجون من شرِّهما؛ لأنَّهم أتوا بأكبر أسباب الفلاح، وأما مَن لم يؤمنْ بهذا النبيِّ الأميِّ، ويعزِّره، وينصره، ولم يتَّبع النور الذي أنزل معه؛ فأولئك هم الخاسرون.
(157) Di antara kesempurnaan iman kepada ayat-ayat Allah adalah mengetahui maknanya dan menjalankan konsekuensinya. Termasuk dalam hal ini adalah mengikuti Nabi ﷺ lahir dan batin dalam perkara agama, baik yang ushul (pokok) maupun yang furu' (cabang). ﴾ ٱلَّذِينَ يَتَّبِعُونَ ٱلرَّسُولَ ٱلنَّبِيَّ ٱلۡأُمِّيَّ ﴿ "(Yaitu) orang-orang yang meng-ikuti Rasul, Nabi yang ummi." Dikatakan ummi agar nabi-nabi yang lain tidak termasuk di dalamnya, karena yang dimaksud di sini adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib, sementara konteks ayatnya adalah tentang Bani Israil, bahwa iman kepada Nabi Muhammad adalah syarat atas mereka untuk masuk ke dalam iman, bahwa orang-orang yang beriman kepadanya yang mengiku-tinya adalah orang-orang yang mendapatkan rahmat yang mutlak yang telah Allah tulis untuk mereka. Allah menyifatinya dengan ummi karena dia dari bangsa Arab umat yang ummi, tidak menulis dan tidak membaca, dan sebelum al-Qur`an turun mereka tidak memiliki kitab. ﴾ ٱلَّذِي يَجِدُونَهُۥ مَكۡتُوبًا عِندَهُمۡ فِي ٱلتَّوۡرَىٰةِ وَٱلۡإِنجِيلِ ﴿ "Yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka." Dengan nama dan sifatnya di mana yang paling mulia dan paling agung adalah apa yang dia dakwahkan dan apa yang dia larang. ﴾ يَأۡمُرُهُم بِٱلۡمَعۡرُوفِ ﴿ "Yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf." Yaitu semua yang diketahui kebaikannya, kebagusannya, dan man-faatnya. ﴾ وَيَنۡهَىٰهُمۡ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ ﴿ "dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar." Yaitu semua yang dikenal buruknya menurut akal dan fitrah. Dia memerintahkan mereka untuk shalat, zakat, puasa, haji, silaturahim, berbakti kepada kedua orang tua, berbuat baik kepada tetangga dan hamba sahaya, memberikan manfaat kepada seluruh makhluk, kejujuran, kesucian diri, kebaikan, nasihat, dan lain-lain. Dia melarang syirik kepada Allah, membunuh tanpa ala-san yang benar, zina, minum khamar, kezhaliman kepada makhluk lain, dusta, dosa, dan lain-lain. Bukti paling agung bahwa dia adalah Rasul Allah adalah apa yang dia dakwahkan dan dia perintahkan dan apa yang dia larang, apa yang dia halalkan dan apa yang dia haramkan. Dia menghalalkan yang baik-baik dari makanan, mi-numan, dan pernikahan, ﴾ وَيُحَرِّمُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡخَبَٰٓئِثَ ﴿ "dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk", dari makanan, minuman, pernikahan, ucapan dan perbuatan, ﴾ وَيَضَعُ عَنۡهُمۡ إِصۡرَهُمۡ وَٱلۡأَغۡلَٰلَ ٱلَّتِي كَانَتۡ عَلَيۡهِمۡۚ ﴿ "dan mem-buang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka." Yakni di antara sifatnya adalah bahwa agamanya mudah, ringan, tidak sulit, tidak ada beban, tidak ada belenggu, tidak ada kesulitan, dan tidak ada pembebanan syariat yang berat. ﴾ فَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِهِۦ وَعَزَّرُوهُ ﴿ "Maka orang-orang yang beriman kepada-nya, memuliakannya", yakni mengagungkannya dan menghormati-nya. ﴾ وَنَصَرُوهُ وَٱتَّبَعُواْ ٱلنُّورَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ مَعَهُۥٓ ﴿ "Menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya", yaitu al-Qur`an yang mene-rangi di kegelapan keraguan dan kebodohan, dijadikan pegangan pada saat terjadi pertentangan pendapat. ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ﴿ "Mereka itulah orang-orang yang beruntung." Yang meraih kebaikan di dunia dan akhirat, yang selamat dari keburukan dunia dan akhirat, karena mereka melakukan sebab keberuntungan terbesar. Adapun orang yang tidak beriman kepada Nabi ummi ini, tidak memuliakannya, tidak menolongnya, dan tidak mengikuti cahaya yang dibawanya, maka dia adalah orang-orang yang merugi.
#
{158} ولما دعا أهل التوراة من بني إسرائيل إلى اتباعه، وكان ربما توهَّم متوهِّم أن الحكم مقصورٌ عليهم، أتى بما يدلُّ على العموم، فقال: {قلْ يا أيُّها الناس إني رسولُ الله إليكم جميعاً}؛ أي: عربيّكم وعجميّكم، أهل الكتاب منكم وغيرهم، {الذي له ملكُ السموات والأرض}: يتصرَّف فيهما بأحكامه الكونيَّة والتدابير السلطانيَّة وبأحكامه الشرعيَّة الدينيَّة، التي من جملتها أن أرسل إليكم رسولاً عظيماً يدعوكم إلى الله وإلى دار كرامته، ويحذِّركم من كلِّ ما يباعدكم منه ومن دار كرامته. {لا إله إلاَّ هو}؛ أي: لا معبود بحقٍّ إلا الله وحده لا شريك له، ولا تُعْرَفُ عبادته إلا من طريق رسله. {يحيي ويميتُ}؛ أي: من جملة تدابيره الإحياء والإماتة، التي لا يشاركه فيها أحدٌ، التي جعل الله الموت جسراً ومعبراً، يُعبَرُ منه إلى دار البقاء التي من آمن بها صدَّق الرسول محمداً - صلى الله عليه وسلم - قطعاً. {فآمنوا بالله ورسولِهِ النبيِّ الأميِّ}: إيماناً في القلب متضمناً لأعمال القلوب والجوارح، {الذي يؤمِنُ بالله وكلماته}؛ أي: آمنوا بهذا الرسول المستقيم في عقائده وأعماله، {واتَّبِعوه لعلكم تهتدونَ}: في مصالِحِكم الدينيَّة والدنيويَّة؛ فإنكم إذا لم تتَّبعوه؛ ضللتم ضلالاً بعيداً.
(158) Manakala ahli Taurat dari Bani Israil diajak untuk me-ngikuti Nabi Muhammad, dan mungkin ada yang mengira bahwa ajakan tersebut hanya terbatas kepada mereka, maka dihadirkan lafazh yang menunjukkan keumuman, maka Allah berfirman, ﴾ قُلۡ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنِّي رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيۡكُمۡ جَمِيعًا ﴿ "Katakanlah, 'Hai manusia, sesungguh-nya aku adalah utusan Allah kepadamu semua'." Yakni bangsa Arab dan yang non Arab, ahli kitab dan yang bukan ahli kitab. ﴾ ٱلَّذِي لَهُۥ مُلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ ﴿ "Yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi." Dia bertindak pada keduanya dengan hukum-hukumNya yang kauniyah, peraturan-peraturan kekuasaanNya, dan hukum-hukum syar'iyah diniyah yang di antaranya adalah bahwa Dia mengutus kepadamu seorang Rasul yang agung yang mengajakmu kepada Allah dan kepada rumah kemuliaanNya (surga), dan memperingat-kanmu dari setiap perkara yang menjauhkanmu dariNya dan dari rumah kemuliaanNya. ﴾ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ﴿ "Tidak ada tuhan (yang berhak di-sembah) selain Dia." Yakni tidak ada yang berhak disembah dengan benar kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, dan cara beribadah kepadaNya tidak diketahui kecuali melalui rasul-rasulNya. ﴾ يُحۡيِۦ وَيُمِيتُۖ ﴿ "Yang menghidupkan dan mematikan." Yakni di antara PengaturanNya adalah menghidupkan dan mematikan, di mana tidak ada seorang pun yang menyertaiNya dalam hal ini di mana Allah menjadikan kematian sebagai jembatan penyeberangan ke rumah kekekalan di mana barangsiapa yang beriman kepada-nya, pasti akan membenarkan Rasul. ﴾ فَـَٔامِنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِ ٱلنَّبِيِّ ٱلۡأُمِّيِّ ﴿ "Maka berimanlah kamu kepada Allah dan RasulNya, Nabi yang ummi." Iman dengan hati yang mencakup amal hati dan anggota badan. ﴾ ٱلَّذِي يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ وَكَلِمَٰتِهِۦ ﴿ "Yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-ka-limatNya (kitab-kitabNya)." Yakni berimanlah kepada Rasul yang lurus ini dalam akidah dan perbuatannya. ﴾ وَٱتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ ﴿ "Dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk," kepada kebaikan duniamu dan agamamu, karena jika kamu tidak mengikutinya, maka kamu akan tersesat dengan kesesatan yang sangat jauh.
#
{159} {ومن قوم موسى أمَّةٌ}؛ أي: جماعة، {يهدون بالحقِّ وبه يعدِلونَ}؛ أي: يهدون [به] الناس في تعليمهم إياهم وفتواهم لهم، ويعدِلون به بينهم في الحكم بينهم قضاياهم؛ كما قال تعالى: {وَجَعَلْناهم أئمةً يهدون بأمرِنا لما صبروا وكانوا بآياتنا يوقنون}. وفي هذا فضيلةٌ لأمة موسى عليه الصلاة والسلام، وأنَّ الله تعالى جعل منهم هُداةً يهدون بأمره. وكأنَّ الإتيان بهذه الآية الكريمة فيه نوعُ احتراز مما تقدَّم؛ فإنه تعالى ذكر فيما تقدَّم جملةً من معايب بني إسرائيل المنافية للكمال المناقضة للهداية، فربما توهَّم متوهِّم أن هذا يعمُّ جميعهم، فذكر تعالى أن منهم طائفة مستقيمة هادية مهدية.
(159) ﴾ وَمِن قَوۡمِ مُوسَىٰٓ أُمَّةٞ ﴿ "Dan di antara kaum Musa itu terdapat suatu umat." Yakni jamaah, ﴾ يَهۡدُونَ بِٱلۡحَقِّ وَبِهِۦ يَعۡدِلُونَ ﴿ "Yang memberi pe-tunjuk (kepada manusia) dengan hak dan dengan yang hak itulah mereka menjalankan keadilan." Yakni mereka memberi petunjuk kepada ma-nusia dengan pengajaran dan fatwa kepada mereka dan berlaku adil di antara mereka dalam memutuskan perkara-perkara di an-tara mereka, sebagaimana Firman Allah تعالى, ﴾ وَجَعَلۡنَا مِنۡهُمۡ أَئِمَّةٗ يَهۡدُونَ بِأَمۡرِنَا لَمَّا صَبَرُواْۖ وَكَانُواْ بِـَٔايَٰتِنَا يُوقِنُونَ 24 ﴿ "Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan mereka meyakini ayat-ayat Kami." (As-Sajdah: 24). Ini menunjukkan keutamaan umat Nabi Musa عليه السلام, dan bahwa Allah تعالى menjadikan di antara mereka orang-orang yang memberi petunjuk dengan perintahNya. Dan sepertinya ayat yang mulia ini hadir untuk menepis kesalahan pemahaman dari penjelasan-penje-lasan sebelumnya, karena dalam ayat-ayat sebelumnya Allah me-nyebutkan sekumpulan aib Bani Israil yang bertentangan dan ber-tabrakan dengan hidayah dan kesempurnaan, mungkin saja ada yang menduga salah bahwa hal itu ada pada Bani Israil semuanya, maka Allah menyebutkan bahwa di antara mereka ada sekelompok orang yang lurus yang mendapat petunjuk dan memberi petunjuk tersebut kepada orang lain.
#
{160} {وقطَّعناهم}؛ أي: قسَّمناهم {اثنتي عشرة أسباطاً أمماً}؛ أي: اثنتي عشرة قبيلةً متعارفةً متوالفةً، كل بني رجل من أولاد يعقوب قبيلة، {وأوحينا إلى موسى إذِ استسقاه قومُهُ}؛ أي: طلبوا منه أن يدعو الله تعالى أن يسقيهم ماء يشربون منه وتشرب منه مواشيهم، وذلك لأنَّهم ـ والله أعلم ـ في محلٍّ قليل الماء، فأوحى الله لموسى إجابة لِطلبَتِهِم: {أنِ اضربْ بعصاك الحجرَ}: يُحتمل أنه حجرٌ معيَّن، ويُحتمل أنه اسم جنس يشمل أي حجر كان، فضربه، {فانبَجَستْ}؛ أي: انفجرت من ذلك الحجر {اثنتا عشرة عيناً}: جارية سارحة، {قد علم كلُّ أناس مشرَبَهم}؛ أي: قد قسم على كل قبيلة من تلك القبائل الاثنتي عشرة، وجعل لكلٍّ منهم عيناً، فعلموها، واطمأنُّوا واستراحوا من التعب والمزاحمة، وهذا من تمام نعمة الله عليهم، {وظلَّلْنا عليهم الغمام}: فكان يستُرهم من حرِّ الشمس، {وأنزلنا عليهم المنَّ}: وهو الحلوى، {والسَّلوى}: وهو لحم طير من أحسن أنواع الطيور وألذِّها، فجمع الله لهم بين الظلال والشراب والطعام الطيب من الحلوى واللحوم على وجه الراحة والطمأنينة، وقيل لهم: {كلوا من طيِّبات ما رَزَقْناكم وما ظلمونا}: حين لم يشكُروا الله ولم يقوموا بما أوجب الله عليهم. {ولكن كانوا أنفسَهم يظلمونَ}: حيث فوَّتوها كلَّ خير وعرَّضوها للشرِّ والنقمة، وهذا كان مدة لبثهم في التيه.
(160) ﴾ وَقَطَّعۡنَٰهُمُ ٱثۡنَتَيۡ عَشۡرَةَ أَسۡبَاطًا أُمَمٗاۚ ﴿ "Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar." Yakni dua belas suku yang selalu mengenal dan berhubungan baik. Setiap ke-turunan seorang laki-laki dari anak-anak Ya'qub adalah satu suku. ﴾ وَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ إِذِ ٱسۡتَسۡقَىٰهُ قَوۡمُهُۥٓ ﴿ "Dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya." Yakni mereka meminta kepada-nya untuk berdoa kepada Allah تعالى agar memberi mereka air untuk minum mereka dan ternak mereka, hal itu karena –wallahu a'lam– mereka berada di daerah minim air. Maka Allah menjawab permin-taan mereka dengan mewahyukan kepada Musa, ﴾ أَنِ ٱضۡرِب بِّعَصَاكَ ٱلۡحَجَرَۖ ﴿ "Pukullah batu itu dengan tongkatmu." Ada kemungkinan ia adalah batu tertentu, ada kemungkinan ia adalah jenis batu apa saja. Musa memukulnya. ﴾ فَٱنۢبَجَسَتۡ ﴿ "maka memancarlah", dari batu tersebut ﴾ ٱثۡنَتَا عَشۡرَةَ عَيۡنٗاۖ ﴿ "dua belas mata air", mengalir. ﴾ قَدۡ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٖ مَّشۡرَبَهُمۡۚ ﴿ "Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum ma-sing-masing." Yakni mata air itu terbagi menjadi dua belas sesuai dengan jumlah suku Bani Israil, masing-masing suku dengan mata airnya, mereka mengetahuinya, mereka tenang, terbebas dari kele-lahan dan tanpa berdesak-desakan, dan ini termasuk kesempurnaan nikmat Allah kepada mereka. ﴾ وَظَلَّلۡنَا عَلَيۡهِمُ ٱلۡغَمَٰمَ ﴿ "Dan Kami naungkan awan di atas mereka." Ia melindungi mereka dari panas matahari. ﴾ وَأَنزَلۡنَا عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَنَّ ﴿ "Dan Kami turunkan kepada mereka manna", yaitu sesuatu yang manis (seperti madu. Ed) وَٱلسَّلۡوَىٰۖ ﴿ "dan salwa", yaitu daging burung terbaik dan terlezat. Allah mengumpulkan untuk mereka naungan awan, minuman, dan makanan yang enak yaitu manna dan salwa yang didapat tanpa lelah dan capek. Dikatakan kepada mereka, ﴾ كُلُواْ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقۡنَٰكُمۡۚ وَمَا ظَلَمُونَا ﴿ 'Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rizkikan kepadamu'. Mereka tidak menganiaya Kami," manakala mereka tidak bersyukur kepada Allah dan tidak menunaikan apa yang Allah wajibkan atas mereka. ﴾ وَلَٰكِن كَانُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ يَظۡلِمُونَ ﴿ "Tetapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri." Di mana mereka menyia-nyiakan kebaikan dan menentang resiko keburukan dan azab. Ini terjadi pada masa di mana mereka tersesat dari bumi.
#
{161} {وإذ قيلَ لهم اسكنوا هذه القريةَ}؛ أي: ادخلوها لتكون وطناً لكم ومسكناً، وهي إيلياء، {وكلوا منها حيث شئتُم}؛ أي: قرية كانت كثيرة الأشجار غزيرة الثمار رغيدة العيش؛ فلذلك أمرهم الله أن يأكلوا منها حيث شاؤوا، {وقولوا}: حين تدخلون الباب: {حِطَّةٌ}؛ أي: احطُطْ عنَّا خطايانا واعفُ عنا، {وادخُلوا الباب سجَّداً}؛ أي خاضعين لربكم مستكينين لعزَّته شاكرين لنعمته؛ فأمرهم بالخضوع وسؤال المغفرة، ووعدهم على ذلك مغفرة ذنوبهم والثواب العاجل والآجل، فقال: {نغفر لكم خطيئاتِكُم سنزيدُ المحسنينَ}: من خير الدنيا والآخرة.
(161) ﴾ وَإِذۡ قِيلَ لَهُمُ ٱسۡكُنُواْ هَٰذِهِ ٱلۡقَرۡيَةَ ﴿ "Dan (ingatlah), ketika dikatakan kepada mereka (Bani Israil), 'Diamlah di negeri ini saja (Baitul Maqdis)'." Yakni masuklah ke dalamnya agar ia menjadi tempat tinggal dan negerimu, yaitu Ailia (Baitul Maqdis). ﴾ وَكُلُواْ مِنۡهَا حَيۡثُ شِئۡتُمۡ ﴿ "Dan makanlah dari (hasil bumi)nya di mana saja kamu kehendaki." Yakni negeri dengan pohon yang lebat dan buah yang banyak serta kehi-dupan yang nyaman. Oleh karena itu Allah memerintahkan mereka agar makan darinya sesuka mereka. ﴾ وَقُولُواْ ﴿ "Dan katakanlah", ketika kamu masuk, ﴾ حِطَّةٞ ﴿ "Bebaskanlah kami dari dosa kami." Yakni ha-puskanlah kesalahan kami dan maafkanlah kami. ﴾ وَٱدۡخُلُواْ ٱلۡبَابَ سُجَّدٗا ﴿ "Dan masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk." Yakni dengan merendahkan diri kepada Allah, mengakui kebesaranNya dan mensyukuri nikmatNya. Allah memerintahkan mereka agar tunduk dan memohon ampunan, dan menjanjikan mereka ampunan atas dosa-dosa mereka dan pahala di dunia dan Akhirat. Dia berfirman, ﴾ نَّغۡفِرۡ لَكُمۡ خَطِيٓـَٰٔتِكُمۡۚ سَنَزِيدُ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ﴿ "Niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu. Kelak akan Kami tambah (pahala) kepada orang-orang yang berbuat baik." Dari kebaikan dunia dan akhirat.
#
{162} فلم يمتثلوا هذا الأمر الإلهيَّ، بل بدَّل الذين ظلموا منهم؛ أي: عصوا الله واستهانوا بأمره {قولاً غير الذي قيل لهم}: فقالوا بدل طلب المغفرة وقولهم حطة: حبَّة في شعيرة، وإذا بدلوا القول مع يسره وسهولته؛ فتبديلهم للفعل من باب أولى، ولهذا دخلوا يزحفون على أَسْتَاهِهم، {فأرسلنا عليهم}: حين خالفوا أمر الله وعَصَوْه {رِجزاً من السماء}؛ أي: عذاباً شديداً إما الطاعون وإما غيره من العقوبات السماويَّة، وما ظلمهم الله بعقابه، وإنَّما كان ذلك {بما كانوا يظلمونَ}.
(162) Mereka tidak menggubris perintah Ilahi ini, justru orang-orang zhalim dari mereka merubahnya, yakni mereka me-langgar dan meremehkan perintah Allah. ﴾ قَوۡلًا غَيۡرَ ٱلَّذِي قِيلَ لَهُمۡ ﴿ "dengan perkataan yang tidak dikatakan kepada mereka", sebagai ganti meminta ampun dan mengucapkan "hiththah", mereka berkata, "Satu biji gandum." Jika mereka merubah ucapan meski ia sangat mudah, maka mereka lebih berani lagi merubah perbuatan. Oleh karena itu mereka masuk dengan cara mengesot. ﴾ فَأَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِمۡ ﴿ "Maka Kami timpakan kepada mereka", ketika mereka menyelisihi perintah Allah dan durhaka kepadaNya, ﴾ رِجۡزٗا مِّنَ ٱلسَّمَآءِ ﴿ "azab dari langit." Yakni azab yang berat, bisa jadi tha'un atau azab dari langit yang lain, Allah tidak menzhalimi mereka dengan azabNya, akan tetapi hal itu ﴾ كَانُواْ يَظۡلِمُونَ ﴿ "disebabkan kezhaliman mereka."
#
{163} {واسْألْهُم}؛ أي: اسأل بني إسرائيل {عن القرية التي كانت حاضرةَ البحر}؛ أي: على ساحله في حال تعدِّيهم وعقاب الله إيَّاهم، {إذ يَعْدونَ في السبتِ}: وكان الله تعالى قد أمرهم أن يعظِّموه ويحترموه ولا يصيدوا فيه صيداً، فابتلاهُم الله وامتحنهم، فكانت الحيتان تأتيهم يومَ سبتهم شُرَّعاً؛ أي: كثيرة طافية على وجه البحر. {ويوم لا يَسْبِتونَ}؛ أي: إذا ذهب يوم السبت {لا تأتيهم}؛ أي: تذهب في البحر فلا يرون منها شيئاً. {كذلك نبلوهُم بما كانوا يفسُقون}: ففسقُهم هو الذي أوجب أن يبتلِيَهم الله وأن تكون لهم هذه المحنة، وإلاَّ؛ فلو لم يفسُقوا؛ لعافاهم الله، ولما عرَّضهم للبلاء والشرِّ.
(163) ﴾ وَسۡـَٔلۡهُمۡ عَنِ ٱلۡقَرۡيَةِ ٱلَّتِي كَانَتۡ حَاضِرَةَ ٱلۡبَحۡرِ ﴿ "Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut", di pantai ketika mereka melanggar dan Allah menghukum mereka ﴾ إِذۡ يَعۡدُونَ فِي ٱلسَّبۡتِ ﴿ "ketika mereka melanggar aturan pada Hari Sabtu." Padahal Allah تعالى telah memerintahkan mereka agar menghormatinya dan mengagungkannya dengan tidak menangkap ikan pada hari itu, lalu Allah menguji mereka, di mana pada Hari Sabtu ikan-ikan be-sar muncul di permukaan laut dalam jumlah yang banyak. ﴾ وَيَوۡمَ لَا يَسۡبِتُونَ ﴿ "Dan di hari-hari yang bukan Sabtu." Yakni jika Hari Sabtu berlalu ﴾ لَا تَأۡتِيهِمۡۚ ﴿ "ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka." Yakni ia menghilang dan mereka tidak melihat seekor pun. ﴾ كَذَٰلِكَ نَبۡلُوهُم بِمَا كَانُواْ يَفۡسُقُونَ ﴿ "Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka ber-laku fasik." Kefasikan mereka yang menyebabkan Allah menguji mereka dengan ujian tersebut, karena jika mereka tidak demikian, niscaya Allah membebaskan mereka dan tidak menimpakan ujian dan keburukan kepada mereka.
#
{164} فتحيلوا على الصيد، فكانوا يحفرون لها حفراً، وينصبون لها الشباك؛ فإذا جاءت يوم السبت ووقعت في تلك الحفر والشِّباك؛ لم يأخذوها في ذلك اليوم؛ فإذا جاء يوم الأحد؛ أخذوها، وكثر فيهم ذلك، وانقسموا ثلاث فرق: معظمهم اعتَدَوا وتجرَّؤوا وأعلنوا بذلك. وفرقةٌ أعلنت بنهيهم والإنكار عليهم. وفرقةٌ اكتفتْ بإنكار أولئك عليهم ونهيهم لهم وقالوا: {لم تَعِظونَ قوماً اللهُ مهلِكُهم أو معذِّبهم عذاباً شديداً}: كأنَّهم يقولون: لا فائدة في وعظ مَن اقتحم محارم الله ولم يُصْغِ للنصيح بل استمرَّ على اعتدائه وطغيانه؛ فإنه لا بد أن يعاقبهم الله إما بهلاك أو عذاب شديد. فقال الواعظون: نعظهم وننهاهم {معذرةً إلى ربِّكم}؛ أي: لنُعْذَرَ فيهم، {ولعلَّهم يتَّقون}؛ أي: يتركون ما هم فيه من المعصية؛ فلا نيأس من هدايتهم؛ فربَّما نجع فيهم الوعظ وأثر فيهم اللوم، وهذا المقصود الأعظم من إنكار المنكر؛ ليكون معذرة وإقامة حجةٍ على المأمور المنهي، ولعل الله أن يهديه فيعمل بمقتضى ذلك الأمر والنهي.
(164) Namun mereka tetap berburu dengan membuat tipuan, mereka menggali lubang-lubang dan memasang jaring-jaring, jika Hari Sabtu tiba, maka ikan-ikan itu tertangkap ke dalam lubang-lubang dan jaring-jaring tersebut, tetapi mereka tidak mengambil-nya pada hari itu, jika Hari Ahad tiba, maka mereka mengambilnya dan hal itu sering terjadi pada mereka. Mereka terbagi menjadi tiga kelompok. Mayoritas dari mereka tidak mengindahkan dan mereka melanggar secara terang-terangan. Kelompok kedua melarang dan mengingkari perbuatan kelompok mayoritas. Dan kelompok ketiga merasa cukup dengan apa yang dilakukan oleh kelompok kedua. Kelompok ini berkata, ﴾ لِمَ تَعِظُونَ قَوۡمًا ٱللَّهُ مُهۡلِكُهُمۡ أَوۡ مُعَذِّبُهُمۡ عَذَابٗا شَدِيدٗاۖ ﴿ "Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Sepertinya mereka berkata, "Tidak ada gunanya menasihati orang yang berani melang-gar larangan Allah dan tidak menghiraukan nasihat yang tulus, tetapi justru tetap teguh di atas pelanggaran dan kezhaliman, karena Allah pasti akan menghukum mereka, baik dengan kebinasaan atau azab yang pedih." Orang-orang yang memberi nasihat menjawab, "Kami melarang dan menasihati mereka, ﴾ مَعۡذِرَةً إِلَىٰ رَبِّكُمۡ ﴿ 'agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Rabbmu.' Yakni agar kami dimaafkan berkenaan dengan apa yang mereka lakukan, ﴾ وَلَعَلَّهُمۡ يَتَّقُونَ ﴿ "dan supaya mereka bertakwa." Yakni mereka meninggal-kan kemaksiatan yang mereka lakukan. Maka kami tidak berputus asa dari usaha memberi petunjuk kepada mereka, bisa jadi nasihat kami mujarab pada mereka, larangan kami didengar oleh mereka, dan inilah tujuan terbesar dari pengingkaran terhadap kemungka-ran, agar ia berfungsi sebagai alasan dan penegakan hujjah atas yang diperintah dan yang dilarang, dan semoga Allah memberinya petunjuk lalu dia melaksanakan tuntutan dari perintah dan lara-ngan tersebut.
#
{165} {فلما نسوا ما ذُكِّروا به}؛ أي: تركوا ما ذُكِّروا به واستمروا على غَيِّهم واعتدائهم، {أنْجَيْنا الذين ينهون عن السوء}: وهكذا سنة الله في عباده أن العقوبة إذا نزلت نجا منها الآمرون بالمعروف والناهون عن المنكر، {وأخذنا الذين ظلموا}: وهم الذين اعتدَوْا في السبت {بعذابٍ بئيس}؛ أي: شديد {بما كانوا يفسُقون}. وأما الفرقة الأخرى التي قالت للناهين: لم تعِظون قوماً الله مهلكهم؛ فاختلف المفسرون في نجاتِهِم وهلاكهم، والظاهرُ أنهم كانوا من الناجين؛ لأنَّ الله خصَّ الهلاك بالظالمين، وهو لم يذكر أنهم ظالمون، فدلَّ على أن العقوبة خاصَّة بالمعتدين في السبت، ولأنَّ الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر فرضُ كفاية إذا قام به البعض سقط عن الآخرين؛ فاكتفوا بإنكار أولئك، ولأنهم أنكروا عليهم بقولهم: {لم تَعِظونَ قوماً الله مهلِكُهم أو معذِّبهم عذاباً شديداً}: فأبدَوْا من غضبهم عليهم ما يقتضي أنَّهم كارهون أشدَّ الكراهة لفعلهم، وأنَّ الله سيعاقبهم أشدَّ العقوبة.
(165) ﴾ فَلَمَّا نَسُواْ مَا ذُكِّرُواْ بِهِۦٓ ﴿ "Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperintahkan kepada mereka." Mereka meninggalkan apa yang diperingatkan kepada mereka dan mereka terus berjalan di atas pelanggaran dan kesesatan. ﴾ أَنجَيۡنَا ٱلَّذِينَ يَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلسُّوٓءِ ﴿ "Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat." Begitulah sunnah Allah pada hamba-hambaNya, bahwa jika azab telah turun, maka yang selamat adalah orang-orang yang beramar ma'ruf dan bernahi mungkar. ﴾ وَأَخَذۡنَا ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ ﴿ "Dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zhalim." Yaitu orang-orang yang melanggar pada Hari Sabtu ﴾ بِعَذَابِۭ بَـِٔيسِۭ بِمَا كَانُواْ يَفۡسُقُونَ ﴿ "siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik." Adapun kelompok yang lain yang berkata kepada orang-orang yang melarang, ﴾ لِمَ تَعِظُونَ قَوۡمًا ٱللَّهُ مُهۡلِكُهُمۡ ﴿ "Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka." Maka ahli tafsir berbeda pen-dapat tentang apakah mereka selamat atau tidak, dan sepertinya mereka itu selamat, karena Allah mengkhususkan kebinasaan bagi orang-orang yang zhalim, sedangkan Dia tidak menyatakan mereka sebagai orang-orang yang zhalim. Ini menunjukkan bahwa azab hanya menimpa orang-orang yang melanggar di Hari Sabtu saja. Di samping itu amar ma'ruf dan nahi mungkar adalah fardhu ki-fayah. Jika ia telah ditunaikan oleh sebagian orang, maka ia gugur dari sebagian yang lain, maka mereka merasa cukup dengan peng-ingkaran orang-orang yang mengingkari, dan karena sebenarnya mereka juga mengingkari dengan ucapan mereka, ﴾ لِمَ تَعِظُونَ قَوۡمًا ٱللَّهُ مُهۡلِكُهُمۡ أَوۡ مُعَذِّبُهُمۡ عَذَابٗا شَدِيدٗاۖ ﴿ "Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" (Al-A'raf: 164). Mereka menampakkan kemarahan kepada orang-orang zhalim itu yang menunjukkan bahwa mereka sangat membenci perbuatan mereka dan bahwa Allah akan mengazab mereka atasnya.
#
{166} {فلما عَتَوْا عما نُهوا عنه}؛ أي: قسوا فلم يلينوا ولا اتَّعظوا، {قلنا لهم} قولاً قدريًّا: {كونوا قردةً خاسئين}: فانقلبوا بإذن الله قردةً وأبعدهم الله من رحمته.
(166) ﴾ فَلَمَّا عَتَوۡاْ عَن مَّا نُهُواْ عَنۡهُ ﴿ "Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang mereka dilarang mengerjakannya." Yakni, hati mereka keras, menolak dan tidak mau menerima nasihat. ﴾ قُلۡنَا لَهُمۡ ﴿ "Kami katakan kepadanya", dengan perkataan sebagai takdir. ﴾ كُونُواْ قِرَدَةً خَٰسِـِٔينَ ﴿ "Jadilah kamu kera yang hina." Mereka berubah menjadi kera dengan izin Allah dan Allah menjauhkan mereka dari RahmatNya.
#
{167} ثم ذكر ضَرْبَ الذلة والصغار على من بقي منهم، فقال: {وإذ تأذَّنَ ربُّك}؛ أي: أعلم إعلاماً صريحاً، {ليبعثنَّ عليهم إلى يوم القيامة من يسومُهم سوء العذاب}؛ أي: يهينُهم ويذلُّهم، {إنَّ ربَّك لسريع العقاب}: لمن عصاه، حتى إنه يعجِّل له العقوبة في الدنيا. {وإنَّه لغفورٌ رحيم}: لمن تاب إليه وأناب؛ يغفر له الذُّنوب، ويستُر عليه العيوب، ويرحمه بأن يتقبَّل منه الطاعات ويثيبه عليها بأنواع المثوبات، وقد فعل الله بهم ما وعدهم به؛ فلا يزالون في ذلٍّ وإهانة، تحت حكم غيرهم، لا تقوم لهم رايةٌ ولا ينصر لهم عَلَمٌ.
(167) Kemudian Allah menyebutkan kehinaan dan kenis-taan yang menimpa orang-orang yang tersisa dari mereka. Dia ber-firman, ﴾ وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكَ ﴿ "Dan (ingatlah), ketika Rabbmu memberitahukan", dengan pemberitahuan yang jelas, ﴾ لَيَبۡعَثَنَّ عَلَيۡهِمۡ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ مَن يَسُومُهُمۡ سُوٓءَ ٱلۡعَذَابِۗ ﴿ "bahwa sesungguhnya Dia akan mengirim kepada mereka (orang-orang yahudi) sampai Hari Kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang seburuk-buruknya." Yakni yang menghina-kan dan merendahkan mereka. ﴾ إِنَّ رَبَّكَ لَسَرِيعُ ٱلۡعِقَابِ ﴿ "Sesunggguhnya Rabbmu amat cepat siksaNya", kepada orang yang mendurhakaiNya, bahwa Dia bisa menyegerakan hukuman di dunia kepadanya. ﴾ وَإِنَّهُۥ لَغَفُورٞ رَّحِيمٞ ﴿ "Dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penya-yang," bagi yang kembali dan bertaubat kepadaNya. Dia mengam-puni dosanya dan menutupi aib-aibnya, menyayanginya dengan menerima ketaatan dan membalasnya dengan berbagai macam balasan. Allah telah merealisasikan janjiNya pada mereka, maka mereka selalu dalam kehinaan dan kerendahan dijajah oleh bangsa lain, tidak ada panji dan bendera mereka yang tegak dengan kokoh.
#
{168} {وقطَّعناهم في الأرض أمماً}؛ أي: فرَّقناهم ومزَّقناهم في الأرض بعدما كانوا مجتمعين، {منهم الصالحون}: القائمون بحقوق الله وحقوق عباده، {ومنهم دون ذلك}؛ أي: دون الصلاح: إما مقتصدون، وإما الظالمون لأنفسهم. {وبَلَوْناهم}: على عادتنا وسنَّتنا {بالحسنات والسيئات}؛ أي: باليُسْر والعُسْر، {لعلَّهم يرجِعون}: عما هم عليه مقيمون من الرَّدى، ويراجعون ما خُلقوا له من الهدى، فلم يزالوا بين صالح وطالح ومقتصدٍ.
(168) ﴾ وَقَطَّعۡنَٰهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ أُمَمٗاۖ ﴿ "Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan." Yakni Kami memecah dan mencerai-beraikan mereka setelah sebelumnya mereka berkumpul. ﴾ مِّنۡهُمُ ٱلصَّٰلِحُونَ ﴿ "Di antaranya ada orang-orang yang shalih." Yaitu orang-orang yang melaksanakan hak-hak Allah dan hak-hak hamba-ham-baNya. ﴾ وَمِنۡهُمۡ دُونَ ذَٰلِكَۖ ﴿ "Dan di antaranya ada yang tidak demikian." Yakni di bawah yang pertama. Bisa jadi mereka adalah orang-orang pertengahan, dan bisa pula orang-orang yang menzhalimi diri me-reka. ﴾ وَبَلَوۡنَٰهُم ﴿ "Dan Kami coba mereka", berdasarkan kebiasaan dan sunnah Kami, ﴾ بِٱلۡحَسَنَٰتِ وَٱلسَّيِّـَٔاتِ ﴿ "dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk." Yakni dengan kemudahan dan kesu-litan ﴾ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ ﴿ "agar mereka kembali (kepada kebenaran)", dari kese-satan di mana mereka berada di dalamnya, dan mereka berpegang kepada petunjuk yang karenanya mereka diciptakan. Di antara mereka selalu ada orang yang baik, tengah-tengah, dan yang buruk.
#
{169} حتى خلف {من بعدِهم خَلْفٌ}: زاد شرُّهم {ورثوا}: بعدهم {الكتابَ}: وصار المرجع فيه إليهم، وصاروا يتصرَّفون فيه بأهوائهم، وتُبْذَلُ لهم الأموال ليفْتُوا ويحكموا بغير الحقِّ، وفشت فيهم الرشوة. {يأخُذون عَرَضَ هذا الأدنى ويقولونَ}: مقرِّين بأنه ذنب وأنهم ظلمة: {سَيُغْفَرُ لنا}: وهذا قول خالٍ من الحقيقة؛ فإنه ليس استغفاراً وطلباً للمغفرة على الحقيقة؛ فلو كان ذلك؛ لندموا على ما فعلوا، وعزموا على أن لا يعودوا، ولكنهم إذا أتاهم عرضٌ آخر ورشوةٌ أخرى؛ يأخذوه، فاشتروا بآيات الله ثمناً قليلاً، واستبدلوا الذي هو أدنى بالذي هو خير! قال الله تعالى في الإنكار عليهم وبيان جراءتهم: {ألم يؤخَذْ عليهم ميثاقُ الكتاب أن لا يقولوا على الله إلا الحقَّ}: فما بالُهم يقولون عليه غير الحقِّ اتِّباعاً لأهوائهم وميلاً مع مطامعهم؟! {و} الحالُ أنهم قد {دَرَسوا ما فيه}: فليس عليهم فيه إشكالٌ، بل قد أتوا أمرهم متعمِّدين، وكانوا في أمرهم مستبصرين، وهذا أعظمُ للذنب وأشدُّ للَّوم وأشنع للعقوبة، وهذا من نقص عقولهم وسفاهة رأيهم بإيثار الحياة الدُّنيا على الآخرة، ولهذا قال: {والدارُ الآخرة خيرٌ للذين يتَّقون}: ما حرَّم الله عليهم من المآكل التي تُصاب وتؤكل رشوة على الحكم بغير ما أنزل الله وغير ذلك من أنواع المحرمات. {أفلا تعقلون}؛ أي: أفلا يكون لكم عقولٌ توازن بين ما ينبغي إيثاره وما ينبغي الإيثار عليه، وما هو أولى بالسعي إليه والتقديم له على غيره؟! فخاصيَّة العقل النظر للعواقب، وأما من نَظَرَ إلى عاجل طفيف منقطع يفوِّت نعيماً عظيماً باقياً؛ فأنَّى له العقل والرأي؟!
(169) ﴾ فَخَلَفَ مِنۢ بَعۡدِهِمۡ خَلۡفٞ وَرِثُواْ ﴿ "Maka datanglah sesudah mereka generasi (yang jahat) yang mewarisi", sesudah mereka ﴾ ٱلۡكِتَٰبَ ﴿ "Taurat." Mereka memperlakukan kitab itu menurut hawa nafsu mereka. Mereka disodori harta agar mereka memberi fatwa dan memutus-kan hukum dengan cara yang tidak benar, suap merajalela di ka-langan mereka, ﴾ يَأۡخُذُونَ عَرَضَ هَٰذَا ٱلۡأَدۡنَىٰ وَيَقُولُونَ ﴿ "Yang mengambil harta benda dunia yang rendah ini, dan berkata", mereka mengakui bahwa ia ada-lah dosa dan bahwa mereka adalah orang-orang zhalim, ﴾ سَيُغۡفَرُ لَنَا ﴿ "Kami akan diberi ampun." Ini adalah omong kosong, ia bukan istighfar dan minta ampun yang sebenarnya. Jika memang demikian, niscaya mereka akan menyesal atas apa yang mereka perbuat dan mereka berniat kuat untuk tidak mengulanginya, akan tetapi jika ada harta dan suap lain, maka mereka mengambilnya, mereka menukar ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, mereka mengganti yang baik dengan yang buruk. Allah تعالى mengingkari mereka dan menjelaskan kelancangan mereka. ﴾ أَلَمۡ يُؤۡخَذۡ عَلَيۡهِم مِّيثَٰقُ ٱلۡكِتَٰبِ أَن لَّا يَقُولُواْ عَلَى ٱللَّهِ إِلَّا ٱلۡحَقَّ ﴿ "Bukankah perjanjian Taurat sudah diambil dari mereka, yaitu bahwa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar?" Lalu mengapa mereka berkata atas namaNya tanpa kebenaran karena mengikuti hawa nafsu dan cenderung kepada ambisi mereka, ﴾ وَ﴿ "dan" se-benarnya mereka ﴾ وَدَرَسُواْ مَا فِيهِۗ ﴿ "telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya?" tidak ada persoalan atas mereka padanya, justru mereka melakukan perbuatan mereka itu dalam keadaan sengaja dan me-ngetahui. Ini lebih besar dosanya, lebih buruk celaannya, dan lebih berat siksanya. Ini termasuk kebodohan akal mereka dan keren-dahan pikiran mereka, karena mereka lebih mementingkan dunia daripada akhirat. Oleh karena itu Dia berfirman, ﴾ وَٱلدَّارُ ٱلۡأٓخِرَةُ خَيۡرٞ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَۚ ﴿ "Dan kampung akhirat itu lebih baik bagi mereka yang bertakwa." Dengan menjauhi penghasilan yang bersumber dari suap atas pe-netapan hukum berdasar kepada selain yang diturunkan oleh Allah dan perkara-perkara haram lainnya. ﴾ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ ﴿ "Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti?" Yakni apakah kalian tidak mempunyai akal yang dengannya kalian menimbang apa yang semestinya lebih di-pentingkan, apa yang lebih berhak untuk diusahakan dan didahu-lukan? Tugas akal adalah melihat kepada akibat dari sesuatu. Ada-pun orang yang berpandangan dangkal lagi pendek, dia tidak dapat meraih nikmat agung yang kekal, di mana akal dan pikirannya?
#
{170} وإنما العقلاءُ حقيقة من وصفهم الله بقوله: {والذين يمسِّكونَ بالكتاب}؛ أي: يتمسَّكون به علماً وعملاً، فيعلمون ما فيه من الأحكام والأخبار التي علمها أشرف العلوم، ويعملون بما فيها من الأوامر التي هي قرة العيون وسرور القلوب وأفراح الأرواح وصلاح الدنيا والآخرة. ومن أعظم ما يجب التمسُّك به من المأمورات إقامة الصلاة ظاهراً وباطناً، ولهذا خصها بالذِّكر لفضلها وشرفها وكونها ميزان الإيمان وإقامتها داعيةٌ لإقامة غيرها من العبادات. ولما كان عملهم كلُّه إصلاحاً؛ قال تعالى: {إنَّا لا نُضيعَ أجر المصلحين}: في أقوالهم وأعمالهم ونيَّاتهم، مصلحين لأنفسهم ولغيرهم. وهذه الآية وما أشبهها دلَّت على أنَّ الله بعث رسله عليهم الصلاة والسلام بالصلاح لا بالفساد، وبالمنافع لا بالمضار، وأنَّهم بُعِثوا بصلاح الدارين؛ فكلُّ مَن كان أصلح؛ كان أقرب إلى اتِّباعهم.
(170) Orang-orang yang berakal sebenar-benarnya adalah orang-orang yang dicitrakan oleh Allah dengan FirmanNya, ﴾ وَٱلَّذِينَ يُمَسِّكُونَ بِٱلۡكِتَٰبِ ﴿ "Dan orang-orang yang berpegang teguh dengan al-Kitab (Taurat)." Yakni berpegang teguh dari segi ilmu dan amal, mereka mengetahui hukum-hukum dan berita-berita yang dikandungnya, di mana ilmu tentang itu adalah ilmu yang termulia, mereka men-jalankan perintah-perintah yang dikandungnya yang merupakan ketenangan, kebahagiaan hati dan jiwa serta kemenangan dunia dan akhirat. Dan di antara perintah-perintah agung yang wajib di-pegang adalah mendirikan shalat secara lahir dan batin. Oleh karena itu Allah menyebutkannya secara khusus karena keutamaannya dan kemuliaannya, dan bahwa ia adalah timbangan amal dan penega-kannya mendorong kepada penegakan ibadah-ibadah yang lain. Karena seluruh amal mereka adalah baik, maka Allah berfirman, ﴾ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجۡرَ ٱلۡمُصۡلِحِينَ ﴿ "Sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan," dalam perkataan, perbuatan, dan niat mereka, memperbaiki diri dan orang lain. Ayat ini dan yang sepertinya menunjukkan bahwa Allah mengutus para rasulNya k dengan kebaikan bukan kerusakan, dengan manfaat bukan mudarat, mereka diutus dengan kebaikan dunia dan akhirat. Jadi, semakin seseorang itu baik, maka dia sema-kin dekat kepada sikap mengikuti mereka.
#
{171} ثم قال تعالى: {وإذ نَتَقْنا الجبل فوقَهم}: حين امتنعوا من قَبول ما في التوراة، فألزمهم الله العمل، وَنَتقَ فوق رؤوسهم الجبل، فصار فوقهم: {كأنه ظُلَّة وظنُّوا أنه واقعٌ بهم}، وقيل لهم: {خذوا ما آتيناكم بقوَّةٍ}؛ أي: بجدٍّ واجتهاد. {واذكُروا ما فيه}: دراسة ومباحثة واتصافاً بالعمل به، {لعلَّكم تتَّقون}: إذا فعلتُم ذلك.
(171) Kemudian Allah تعالى berfirman, ﴾ وَإِذۡ نَتَقۡنَا ٱلۡجَبَلَ فَوۡقَهُمۡ ﴿ "Dan (ingatlah), ketika Kami mengangkat bukit ke atas mereka", ketika mereka menolak apa yang ada di dalam Taurat, Dia mewajibkan mereka beramal dan mengangkat gunung di atas mereka, maka gunung pun di atas mereka, ﴾ كَأَنَّهُۥ ظُلَّةٞ وَظَنُّوٓاْ أَنَّهُۥ وَاقِعُۢ بِهِمۡ ﴿ "seakan-akan bukit itu naungan awan dan mereka yakin bahwa bukit itu akan jatuh menimpa mereka." Dan dikatakan kepada mereka, ﴾ خُذُواْ مَآ ءَاتَيۡنَٰكُم بِقُوَّةٖ ﴿ "Peganglah dengan teguh apa yang telah kami berikan kepadamu." Yakni dengan serius dan sungguh-sungguh ﴾ وَٱذۡكُرُواْ مَا فِيهِ ﴿ "serta ingatlah selalu (amalkanlah) apa yang tersebut di dalamnya", dengan mengkaji dan mempelajari serta mengamalkannya ﴾ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ﴿ "supaya kamu menjadi orang-orang yang bertakwa", jika kamu melakukan itu.
Ayah: 172 - 174 #
{وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ (172) أَوْ تَقُولُوا إِنَّمَا أَشْرَكَ آبَاؤُنَا مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا ذُرِّيَّةً مِنْ بَعْدِهِمْ أَفَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ الْمُبْطِلُونَ (173) وَكَذَلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ وَلَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (174)}
"Dan (ingatlah), ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesak-sian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), 'Bukankah Aku ini Rabbmu?' Mereka menjawab, 'Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi.' (Kami lakukan yang demikian itu) agar di Hari Kiamat kamu tidak mengatakan, 'Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Rabb),' atau agar kamu tidak mengatakan, 'Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Rabb sejak dahulu, se-dang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesu-dah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu.' Dan demi-kianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran)." (Al-A'raf: 172-174).
#
{172 ـ 173} يقول تعالى: {وإذْ أخَذَ ربُّك من بني آدمَ من ظهورهم ذُرِّيَّتهم}؛ أي: أخرج من أصلابهم ذريتهم، وجعلهم يتناسلون ويتوالدون قرناً بعد قرنٍ. {و}: حين أخرجهم من بطون أمَّهاتهم وأصلاب آبائهم، {أشهدهم على أنفسِهِم ألستُ بربِّكم}؛ أي: قرَّرهم بإثبات ربوبيَّته بما أودعه في فطرهم من الإقرار بأنه ربُّهم وخالقهم ومليكهم. قالوا: بلى؛ قد أقررنا بذلك؛ فإنَّ الله تعالى فطر عباده على الدين الحنيف القيم، فكلُّ أحدٍ فهو مفطورٌ على ذلك، ولكن الفطرة قد تُغيَّر وتُبدَّل بما يطرأ على العقول والعقائد الفاسدة ، ولهذا {قالوا بلى شَهِدْنا أن تَقولوا يوم القيامةِ إنَّا كنَّا عن هذا غافلين}؛ أي: إنما امتحنَّاكم حتى أقررتم بما تقرَّر عندكم من أنَّ الله تعالى ربُّكم؛ خشية أن تنكِروا يوم القيامة فلا تقرُّوا بشيء من ذلك، وتزعمون أن حجَّة الله ما قامت عليكم، ولا عندكم بها علم، بل أنتم غافلون عنها لاهون؛ فاليوم قد انقطعت حجَّتكم، وثبتت الحجة البالغة لله عليكم. أو تحتجون أيضاً بحجَّة أخرى، فتقولون: {إنَّما أشركَ آباؤنا من قَبْلُ وكُنَّا ذُرِّيَّةً من بعدِهم}: فحذونا حَذْوَهم، وتبعناهم في باطلهم. {أفتهلِكُنا بما فعل المبطلون}؟ فقد أودع الله في فطركم ما يدلُّكم على أن ما مع آبائكم باطلٌ، وأنَّ الحقَّ ما جاءت به الرسل، وهذا يقاوم ما وجدتم عليه آباءكم ويعلو عليه. نعم؛ قد يعرض للعبد من أقوال آبائه الضالِّين ومذاهبهم الفاسدة ما يظنُّه هو الحقَّ، وما ذاك إلا لإعراضه عن حجج الله وبيِّناته وآياته الأفقيَّة والنفسيَّة؛ فإعراضه عن ذلك وإقباله على ما قاله المبطلون، ربَّما صيَّره بحالة يُفضِّل بها الباطل على الحق. هذا هو الصواب في تفسير هذه الآيات، وقد قيل: إن هذا يوم أخذ الله الميثاق على ذريَّة آدم حين استخرجهم من ظهره وأشهدهم على أنفسهم فشهدوا بذلك فاحتجَّ عليهم بما أمرهم به في ذلك الوقت على ظلمهم في كفرهم وعنادهم في الدنيا والآخرة! ولكن ليس في الآية ما يدلُّ على هذا، ولا له مناسبة، ولا تقتضيه حكمة الله تعالى، والواقع شاهدٌ بذلك؛ فإنَّ هذا العهد والميثاق الذي ذَكَروا أنه حين أخْرَجَ اللهُ ذُرِّيَّةَ آدم من ظهره حين كانوا في عالم كالذَّرِّ لا يذكُرُه أحدٌ ولا يخطُرُ ببال آدميٍّ؛ فكيف يحتجُّ الله عليهم بأمرٍ ليس عندهم به خبرٌ ولا له عينٌ ولا أثرٌ؟!
(172-173) Allah تعالى berfirman, ﴾ وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِيٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ ﴿ "Dan (ingatlah), ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka." Yakni Dia mengeluarkan keturunan mereka dari sulbi mereka dan menjadikan mereka beranak pinak dari satu ge-nerasi ke generasi yang lain. (وَ) "Dan", ketika Dia mengeluarkan dari perut ibu mereka dan sulbi bapak mereka, ﴾ وَأَشۡهَدَهُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡۖ ﴿ "Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfir-man), 'Bukankah Aku ini Rabbmu?'" Yakni membuat mereka menga-kui rububiyahNya dengan fitrah yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka mengakui bahwa Dia adalah Rabb, Pencipta, dan Pemilik mereka. Mereka pun menjawab, "Ya kami mengakui itu." Karena sesungguhnya Allah تعالى telah memfitrahkan manusia di atas agama yang lurus dan benar, semua manusia difitrahkan di atas itu, akan tetapi fitrah bisa saja dirubah dan diganti oleh per-kara-perkara yang menyusup kepada akal dari akidah-akidah yang rusak. Oleh karena itu, ﴾ قَالُواْ بَلَىٰ شَهِدۡنَآۚ أَن تَقُولُواْ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنۡ هَٰذَا غَٰفِلِينَ ﴿ "Me-reka menjawab, 'Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi'. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di Hari Kiamat kamu tidak mengatakan, 'Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah ter-hadap ini (keesaan Rabb)'." Yakni Kami mengujimu sehingga kamu mengakui apa yang bersemayam di dalam jiwamu bahwa Allah تعالى adalah Rabbmu, karena bisa saja pada Hari Kiamat kamu meng-ingkari itu dan tidak mengakuinya sedikit pun, dan kamu meng-klaim bahwa hujjah Allah belum tegak atasmu dan kamu pun tidak mempunyai ilmu tentangnya, justru kamu lalai dan teledor darinya. Pada hari ini hujjahmu telah terputus dan yang tegak hanyalah hujjah Allah yang kuat atasmu. Atau bisa jadi kamu berdalih dengan hujjah yang lain, kamu mengatakan, ﴾ إِنَّمَآ أَشۡرَكَ ءَابَآؤُنَا مِن قَبۡلُ وَكُنَّا ذُرِّيَّةٗ مِّنۢ بَعۡدِهِمۡۖ ﴿ "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Rabb sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka." Maka kami mengikuti jejak mereka dan menelusuri kebatilan mereka. ﴾ أَفَتُهۡلِكُنَا بِمَا فَعَلَ ٱلۡمُبۡطِلُونَ ﴿ "Maka apakah Engkau akan membinasakan kami ka-rena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu." Allah telah menye-matkan di dalam jiwamu sesuatu yang menunjukkanmu bahwa apa yang dilakukan oleh nenek moyangmu adalah batil, dan bahwa kebenaran adalah apa yang dibawa oleh para rasul, ini menandingi apa yang dipegang oleh nenek moyangmu dan mengunggulinya. Benar, terkadang ada pendapat dan pemikiran nenek moyang yang sesat yang diyakini sebagai kebenaran, hal itu tidak lain karena dia berpaling dari hujjah-hujjah Allah, keterangan-keterangan dan tanda-tanda kebesaranNya yang terdapat di alam raya atau yang ada pada diri. Berpalingnya dia dari hal itu dan kecenderungannya kepada apa yang diucapkan oleh orang-orang yang menyimpang bisa membawa kepada keadaan di mana dia lebih mementingkan kebatilan di atas kebenaran. Inilah yang benar dalam menafsirkan ayat ini. Ada yang me-ngatakan, bahwa ini terjadi pada hari di mana Allah mengambil perjanjian kepada keturunan Adam ketika Dia mengeluarkan me-reka dari sulbinya dan Allah menuntut mereka bersaksi atas diri mereka lalu mereka bersaksi dengan itu, lalu Dia berhujjah atas mereka dengan apa yang diperintahkannya kepada mereka pada waktu itu atas kezhaliman mereka dalam kekufuran dan penging-karan mereka di dunia dan di akhirat. Akan tetapi dalam ayat ter-sebut tidak terdapat petunjuk ke arah ini, tidak pula ada korelasi dan tidak pula sesuai dengan hikmah Allah تعالى, dan realita pun membuktikan itu, karena perjanjian ini yang mereka katakan bahwa ia terjadi manakala Allah mengeluarkan keturunan Adam dari sulbinya[73] ketika mereka masih di alam seperti atom, tidak seorang pun yang menyinggungnya dan terlintas di benak Bani Adam. Ba-gaimana Allah berhujjah kepada mereka dengan sesuatu di mana mereka tidak memiliki berita tentangnya, tidak memiliki wujud dan bekas?
#
{174} ولهذا؛ لما كان هذا أمراً واضحاً جليًّا؛ قال تعالى: {وكذلك نفصِّل الآيات}؛ أي: نبيِّنها ونوضِّحها، {ولعلَّهم يرجعون}: إلى ما أودع الله في فِطَرِهم وإلى ما عاهدوا الله عليه فيرتدعوا عن القبائح.
(174) Oleh karena itu, karena perkara ini jelas dan nyata, maka Allah تعالى berfirman, ﴾ وَكَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ ٱلۡأٓيَٰتِ وَلَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ 174 ﴿ "Dan de-mikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran)." Kepada apa yang Allah titipkan kepada fitrah mereka dan kepada perjanjian Allah, hal mana itu membuat mereka tidak melakukan perbuatan buruk.9
Ayah: 175 - 178 #
{وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آتَيْنَاهُ آيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ (175) وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ ذَلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (176) سَاءَ مَثَلًا الْقَوْمُ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَأَنْفُسَهُمْ كَانُوا يَظْلِمُونَ (177) مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (178)}.
"Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghen-daki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir. Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zhalim. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petun-juk, dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi." (Al-A'raf: 175- 178).
#
{175} يقول تعالى لنبيه - صلى الله عليه وسلم -: {واتلُ عليهم نبأ الذي آتَيْناه آياتِنا}؛ أي: علمناه [علم] كتاب الله فصار العالم الكبير والحبر النحرير فانسلخ منها فأتبعه الشيطان؛ أي: انسلخ من الاتِّصاف الحقيقيِّ بالعلم بآيات الله؛ فإنَّ العلم بذلك يصيِّر صاحبه متصفاً بمكارم الأخلاق ومحاسن الأعمال ويرقى إلى أعلى الدرجات وأرفع المقامات؛ فترك هذا كتاب الله وراء ظهره، ونبذ الأخلاق التي يأمر بها الكتاب، وخلعها كما يُخْلَعُ اللباس، فلما انسلخ منها؛ أتْبَعَهُ الشيطانُ؛ أي: تسلَّط عليه حين خرج من الحصن الحصين وصار إلى أسفل سافلين، فأزَّه إلى المعاصي أزًّا، {فكان من الغاوين}: بعد أن كان من الراشدين المرشدين.
(175) Allah تعالى berfirman kepada NabiNya ﷺ, ﴾ وَٱتۡلُ عَلَيۡهِمۡ نَبَأَ ٱلَّذِيٓ ءَاتَيۡنَٰهُ ءَايَٰتِنَا ﴿ "Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi al-Kitab)." Yakni Kami mengajarkan kepadanya ilmu tentang kitab Allah se-hingga dia menjadi seorang alim besar, dan cendikiawan yang mum-puni, tetapi dia berlepas diri darinya dan diikuti oleh setan, yakni dia melepaskan diri dari kriteria hakiki seorang ulama yang menge-tahui tentang ayat-ayat Allah, karena ilmu tentang itu seharusnya dapat mengantarkan pemiliknya menjadi orang yang menjunjung tinggi sifat kemuliaan akhlak dan keshalihan amal, dia menapaki derajat dan kedudukan tinggi dan mulia. Akan tetapi orang ini membuang Kitab Allah di belakang punggungnya, mencampak-kan akhlak yang diperintahkan oleh kitab, dia melepasnya seperti melepas pakaian. Maka ketika dia berlepas darinya setan pun mengi-kutinya, yakni setan menguasainya manakala dia keluar dari ben-teng kokoh dan terjerembab ke dalam derajat terendah maka setan menendangnya kepada kemaksiatan. ﴾ فَكَانَ مِنَ ٱلۡغَاوِينَ ﴿ "Maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat." Padahal sebelumnya dia adalah orang yang lurus dan meluruskan.
#
{176} وهذا لأنَّ الله تعالى خَذَلَه ووَكَلَه إلى نفسه؛ فلهذا قال تعالى: {ولو شِئْنا لرَفَعْناه بها}: بأن نوفِّقه للعمل بها، فيرتفع في الدنيا والآخرة، فيتحصَّن من أعدائه، {ولكنَّه}: فعل ما يقتضي الخذلان؛ فأخلدَ إلى الأرضِ؛ أي: إلى الشهوات السفليَّة والمقاصد الدنيويَّة، {واتَّبع هواه}: وترك طاعة مولاه. {فَمَثله}: في شدة حرصه على الدنيا وانقطاع قلبه إليها {كمثل الكلب إن تَحْمِلْ عليه يَلْهَثْ أو تترُكْهُ يلهثْ}؛ أي: لا يزال لاهثاً في كل حال، وهذا لا يزال حريصاً حرصاً قاطعاً قلبه لا يسدُّ فاقتَهُ شيءٌ من الدُّنيا. {ذلك مَثَلُ القوم الذين كذَّبوا بآياتنا}: بعد أن ساقها الله إليهم، فلم ينقادوا لها، بل كذَّبوا بها وردُّوها لهوانهم على الله واتِّباعهم لأهوائهم بغير هدى من الله. {فاقصُص القَصَص لعلَّهم يتفكَّرون}: في ضرب الأمثال وفي العبر والآيات؛ فإذا تفكَّروا؛ علموا، وإذا علموا؛ عملوا.
(176) Ini karena Allah تعالى membiarkannya dan menyandar-kannya kepada dirinya sendiri. Oleh karena itu Allah تعالى berfirman, ﴾ وَلَوۡ شِئۡنَا لَرَفَعۡنَٰهُ بِهَا ﴿ "Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu", dengan memberinya taufik untuk mengamalkannya, sehingga derajatnya terangkat di dunia dan akhirat dan terlindungi dari musuh-musuhnya. ﴾ وَلَٰكِنَّهُۥٓ ﴿ "Tetapi dia", melakukan sesuatu yang menyebabkan kehinaan, dia cenderung kepada dunia, yakni kepada hawa nafsu rendahan dan tujuan duniawi, ﴾ وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُۚ ﴿ "dan menurutkan hawa nafsunya yang ren-dah," serta tidak menaati Rabbnya, ﴾ فَمَثَلُهُۥ ﴿ "maka perumpamaannya", dalam perkara kesungguhannya kepada dunia dan terfokusnya hati kepadanya ﴾ كَمَثَلِ ٱلۡكَلۡبِ إِن تَحۡمِلۡ عَلَيۡهِ يَلۡهَثۡ أَوۡ تَتۡرُكۡهُ يَلۡهَثۚ ﴿ "seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiar-kannya dia mengulurkan lidahnya (juga)." Yakni dia selalu menjulur-kan lidahnya, sementara orang ini selalu berusaha dengan sungguh-sungguh, kebutuhannya tidak tertutupi oleh dunia sedikit pun. ﴾ ذَّٰلِكَ مَثَلُ ٱلۡقَوۡمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَاۚ ﴿ "Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami." Setelah Allah menjelaskannya kepada mereka tetapi mereka tidak tunduk kepadanya, justru me-reka mendustakannya dan menolaknya karena tidak berartinya Allah bagi mereka dan hawa nafsu yang mereka ikuti tanpa petun-juk dari Allah. ﴾ فَٱقۡصُصِ ٱلۡقَصَصَ لَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ ﴿ "Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir," tentang perumpamaan yang dibuat, mengambil pelajaran dari ayat-ayat, jika mereka ber-pikir, mereka mengetahui, jika mereka mengetahui, maka mereka akan beramal.
#
{177} {ساء مَثَلاً القومُ الذين كذَّبوا بآياتِنا وأنفسَهم كانوا يظلمونَ}؛ أي: ساء وقَبُح مَثَلُ مَن كذب بآيات الله، وظلم نفسه بأنواع المعاصي؛ فإنَّ مَثَلَهم مَثَلُ السَّوْء. وهذا الذي آتاه الله آياته يُحتمل أنَّ المرادَ به شخصٌ معيَّن قد كان منه ما ذكره اللهُ فقص اللهُ قصَّته تنبيهاً للعباد، ويُحتمل أنَّ المراد بذلك أنه اسم جنس، وأنَّه شاملٌ لكلِّ من آتاه اللهُ آياته فانسلخ منها. وفي هذه الآيات الترغيب في العمل بالعلم، وأنَّ ذلك رفعة من الله لصاحبه وعصمة من الشيطان، والترهيب من عدم العمل به، وأنه نزولٌ إلى أسفل سافلين وتسليط للشيطان عليه. وفيه أنَّ اتِّباع الهوى وإخلادَ العبد إلى الشهوات يكون سبباً للخذلان.
(177) ﴾ سَآءَ مَثَلًا ٱلۡقَوۡمُ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَا وَأَنفُسَهُمۡ كَانُواْ يَظۡلِمُونَ ﴿ "Amat buruk-lah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zhalim." Yakni, (sungguh) buruk dan jelek perumpamaan orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, dan menzhalimi diri dengan berbagai macam kemaksiatan. Sesungguhnya perumpamaan mereka adalah perumpamaan yang buruk. Orang tersebut yang Allah berikan ayat-ayatNya kepadanya, ada kemungkinan dia adalah orang tertentu yang keadaannya se-perti yang Allah jelaskan maka Allah menceritakan kisahnya untuk memberi peringatan kepada hamba-hambaNya. Ada kemungkinan lain yaitu bahwa maksudnya adalah laki-laki manapun, ia menca-kup semua orang yang diberi ayat oleh Allah lalu dia berlepas diri darinya. Ayat-ayat ini mengandung anjuran beramal dengan ilmu, dan bahwa itu merupakan derajat tinggi yang diberikan oleh Allah ke-pada pelakunya dan pelindung dari setan. Ayat ini juga mengan-dung targhib (ancaman) tidak mengamalkan ilmu yang didapat, dan bahwa ia adalah degradasi kepada derajat paling rendah dan keme-nangan setan atasnya. Ayat ini juga menjelaskan bahwa mengikuti hawa nafsu dan kecenderungan kepada syahwat adalah penyebab kehinaan.
#
{178} ثم قال تعالى مبيناً أنه المنفرد بالهداية والإضلال: {مَن يهدِ الله}: بأن يوفِّقه للخيرات ويعصمه من المكروهات ويعلِّمه ما لم يكن يعلم، {فهو المهتدي}: حقًّا؛ لأنه آثر هدايته تعالى، {ومن يُضْلِلْ}: فيخذله ولا يوفِّقه للخير، {فأولئك هم الخاسرون}: لأنفسهم وأهليهم يوم القيامة، ألا ذلك هو الخسران المبين.
(178) Kemudian Allah تعالى menjelaskan bahwa Dia-lah satu-satunya Pemberi hidayah dan kesesatan. ﴾ مَن يَهۡدِ ٱللَّهُ ﴿ "Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah." Yakni dengan memberinya taufik kepada kebaikan, menjaganya dari keburukan dan mengajarkan apa yang tidak dia ketahui, ﴾ فَهُوَ ٱلۡمُهۡتَدِيۖ ﴿ "maka dialah yang mendapat petunjuk", yang sebenarnya, karena dia mementingkan hidayah Allah تعالى. ﴾ وَمَن يُضۡلِلۡ ﴿ "Dan barangsiapa yang disesatkan Allah", di mana Dia tidak menolongnya dan tidak memberinya taufik kepada kebaikan, ﴾ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ ﴿ "maka merekalah orang-orang yang merugi," diri dan keluarga mereka pada Hari Kiamat. Itulah kerugian yang sebenarnya.
Ayah: 179 #
{وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (179)}.
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi Neraka Jaha-nam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak diperguna-kannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan me-reka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (Al-A'raf: 179).
#
{179} يقول تعالى مبيناً كثرة الغاوين الضالِّين المتَّبعين إبليس اللعين: {ولقد ذَرَأنا}؛ أي: أنشأنا، وبثثنا {لجهنَّم كثيراً من الجنِّ والإنس}: صارت البهائم أحسن حالة منهم. {لهم قلوبٌ لا يفقهون بها}؛ أي: لا يصلُ إليها فقهٌ ولا علمٌ إلاَّ مجرَّد قيام الحجة، {ولهم أعينٌ لا يبصرون بها}: ما ينفعُهم، بل فقدوا منفعتها وفائدتها، {ولهم آذانٌ لا يسمعون بها}: سماعاً يصل معناه إلى قلوبهم. {أولئك}: الذين بهذه الأوصاف القبيحة {كالأنعام}؛ أي: البهائم التي فقدت العقول، وهؤلاء آثروا ما يفنى على ما يبقى فسُلِبوا خاصية العقل. {بل هم أضلُّ}: من البهائم؛ فإنَّ الأنعام مستعملة فيما خُلِقت له، ولها أذهانٌ تدرك بها مضرَّتها من منفعتها؛ فلذلك كانت أحسن حالاً منهم. و {أولئك هم الغافلون}: الذين غفلوا عن أنفع الأشياء؛ غفلوا عن الإيمان بالله وطاعته وذِكْره، خُلِقَتْ لهم الأفئدة والأسماع والأبصار لتكونَ عوناً لهم على القيام بأوامر الله وحقوقه، فاستعانوا بها على ضدِّ هذا المقصود؛ فهؤلاء حقيقون بأن يكونوا ممَّن ذرأ الله لجهنَّم وخلقهم لها؛ فخلقهم للنار وبأعمال أهلها يعملون، وأما مَن استعمل هذه الجوارح في عبادة الله وانصبغ قلبُهُ بالإيمان بالله ومحبَّته ولم يغفل عن الله؛ فهؤلاء أهل الجنة وبأعمال أهل الجنة يعملون.
(179) Allah تعالى menjelaskan banyaknya orang-orang yang tersesat yang mengikuti iblis yang terkutuk. ﴾ وَلَقَدۡ ذَرَأۡنَا ﴿ "Dan sesung-guhnya kami jadikan", yakni Kami ciptakan ﴾ لِجَهَنَّمَ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِۖ ﴿ "untuk isi Neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia", binatang ternak menjadi lebih baik keadaannya daripada mereka. ﴾ لَهُمۡ قُلُوبٞ لَّا يَفۡقَهُونَ بِهَا ﴿ "Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah)." Yakni, tidak ada ilmu dan pemahaman yang sampai kepadanya kecuali hanya sekedar penegakan hujjah. ﴾ وَلَهُمۡ أَعۡيُنٞ لَّا يُبۡصِرُونَ بِهَا ﴿ "Dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak diper-gunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah)." Ia tidak memberi mereka manfaat, justru mereka kehilangan manfaat dan kegunaannya. ﴾ وَلَهُمۡ ءَاذَانٞ لَّا يَسۡمَعُونَ بِهَآۚ ﴿ "Dan mereka mempunyai telinga (te-tapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah)," dengan pendengaran yang maknanya sampai ke dalam hati mereka. ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ ﴿ "Mereka itu", yaitu orang-orang yang memiliki sifat-sifat buruk ini ﴾ كَٱلۡأَنۡعَٰمِ ﴿ "seperti binatang ternak", yang tidak berakal. Mereka itu lebih mementingkan apa yang fana di atas apa yang ke-kal, maka mereka kehilangan keistimewaan akal. ﴾ بَلۡ هُمۡ أَضَلُّۚ ﴿ "Bah-kan mereka lebih sesat lagi", daripada binatang ternak, karena bina-tang ternak digunakan sesuai dengan tabiat penciptaannya, dan ia memiliki insting yang dengannya ia mengetahui apa yang ber-manfaat dan merugikan. Oleh karena itu ia lebih baik keadaannya daripada mereka. ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡغَٰفِلُونَ ﴿ "Mereka itulah orang-orang yang lalai." Orang-orang yang melalaikan sesuatu yang paling berguna, mereka melalaikan iman, ketaatan dan dzikir kepada Allah. Me-reka diberi hati, pendengaran, dan penglihatan agar ia menjadi penolong bagi mereka untuk menjalankan perintah-perintah dan kewajiban-kewajiban dari Allah, tetapi mereka menggunakannya untuk kebalikannya, maka mereka itu memang berhak termasuk orang-orang yang dijadikan oleh Allah untuk isi Neraka Jahanam. Dia menciptakan mereka untuk neraka dan mereka pun melaku-kan perbuatan penduduknya. Adapun orang yang menggunakan anggota-anggota tubuh ini untuk beribadah kepada Allah, hatinya tercetak oleh iman dan kecintaan kepada Allah dan tidak lalai dari Allah, maka mereka adalah penduduk surga dan mereka beramal dengan amal penduduk surga.
Ayah: 180 #
{وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (180)}.
"Hanya milik Allah Asma` al-Husna (nama-nama yang baik), maka mohonlah kepadaNya dengan menyebut Asma` al-Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti me-reka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (Al-A'raf: 180).
#
{180} هذا بيانٌ لعظيم جلاله وسعة أوصافه بأن له الأسماء الحسنى؛ أي: له كل اسم حسن، وضابطه أنه كل اسم دال على صفة كمال عظيمة، وبذلك كانت حسنى؛ فإنها لو دلَّت على غير صفة، بل كانت علماً محضاً؛ لم تكن حسنى، وكذلك لو دلَّت على صفة ليست بصفة كمال، بل إما صفة نقص أو صفة منقسمة إلى المدح والقدح؛ لم تكن حسنى؛ فكلُّ اسم من أسمائه دال على جميع الصفة التي اشتُقَّ منها، مستغرقٌ لجميع معناها، وذلك نحو: {العليم} الدال على أنَّ له علماً محيطاً عامًّا لجميع الأشياء فلا يخرج عن علمه مثقال ذرةٍ في الأرض ولا في السماء، و {الرحيم} الدال على أن له رحمة عظيمة واسعة لكلِّ شيء، و {القدير} الدال على أن له قدرة عامَّة لا يُعْجِزُها شيء ... ونحو ذلك. ومن تمام كونها حسنى أنَّه لا يُدعى إلا بها، ولذلك قال: {فادعوه بها}: وهذا شاملٌ لدعاء العبادة ودعاء المسألة، فيُدعى في كل مطلوب بما يناسب ذلك المطلوب، فيقول الداعي مثلاً: اللهمَّ! اغفر لي، وارحمني؛ إنك أنت الغفور الرحيم. وتب عليَّ يا توَّاب! وارزقني يا رزاق! والطفْ بي يا لطيف! ونحو ذلك. وقوله: {وَذَروا الذين يُلحِدون في أسمائِهِ سيُجْزَوْن ما كانوا يعملون}؛ أي: عقوبة وعذاباً على إلحادهم في أسمائه. وحقيقة الإلحاد: الميلُ بها عما جُعِلَتْ له، إمَّا بأن يسمَّى بها من لا يستحقُّها؛ كتسمية المشركين بها لآلهتهم، وإما بنفي معانيها وتحريفها وأن يجعل لها معنى ما أراده الله ولا رسوله، وإما أن يشبِّه بها غيرها؛ فالواجب أن يُحذر الإلحاد فيها ويُحذر الملحدون فيها. وقد ثبت في الصحيح عن النبيِّ - صلى الله عليه وسلم -: «إنَّ لله تسعةً وتسعين اسماً من أحصاها دخل الجنة».
(180) Ini adalah penjelasan tentang agungnya kemuliaan Allah dan luasnya sifat-sifatNya, bahwa Dia memiliki Asma` al-Husna, yakni Dia mempunyai semua nama yang baik. Pedoman-nya adalah bahwa ia adalah semua nama yang menunjukkan sifat kesempurnaan yang agung. Dengan itu ia menjadi husna, karena jika seandainya ia tidak menunjukkan sifat, hanya sekedar nama saja maka ia bukan husna. Begitu pula jika seandainya ia menun-jukkan sifat yang bukan sifat sempurna, bisa sifat kekurangan atau sifat yang mungkin menunjukkan kekurangan dan kesempurnaan, maka ia bukan husna. Semua nama-nama Allah menunjukkan se-mua sifat yang mana ia diambil darinya yang meliputi seluruh maknanya. Seperti (العَلِيْمُ) yang menunjukkan bahwa Dia memiliki ilmu yang umum lagi menyeluruh serta meliputi segala sesuatu, maka tidak ada sekecil apa pun di bumi dan di langit yang luput dari ilmu Allah. (الرَّحِيْمُ) yang menunjukkan bahwa Dia mempunyai rahmat yang agung yang mencakup segala sesuatu. (الْقَدِيْرُ) yang menunjukkan bahwa Dia memiliki kuasa yang sempurna, tak se-suatu pun yang dapat melemahkanNya. Dan Nama-nama Allah lainnya yang termasuk kesempurnaan husnanya adalah bahwa Dia tidak dipanggil kecuali dengannya. Oleh karena itu Dia berfirman, ﴾ فَٱدۡعُوهُ بِهَاۖ ﴿ "Maka mohonlah kepadaNya dengan menyebut Asma` al-Husna itu." Ini mencakup doa ibadah dan doa meminta. Dia dipanggil dalam setiap keinginan yang sesuai dengan keinginan tersebut. Pemohon misalnya mengucapkan, "Ya Allah, ampunilah aku, sa-yangilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Terimalah taubatku, wahai yang Maha menerima taubat. Berikanlah rizki kepadaku wahai Dzat Yang Memberi rizki. Berle-mah lembutlah kepadaku wahai Dzat Yang Maha Lemah Lembut. Dan yang sepertinya. FirmanNya, ﴾ وَذَرُواْ ٱلَّذِينَ يُلۡحِدُونَ فِيٓ أَسۡمَٰٓئِهِۦۚ سَيُجۡزَوۡنَ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴿ "Dan ting-galkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." Yakni sebagai hukuman dan azab atas pe-nyimpangannya pada Nama-nama Allah. Hakikat penyimpangan yaitu membelokkannya dari apa yang ia dijadikan untuknya. Bisa jadi ia digunakan sebagai nama untuk yang tidak berhak seperti orang-orang musyrikin yang memberi nama tuhan-tuhan mereka dengan nama-namaNya. Bisa jadi dengan meniadakan maknanya dan menyelewengkannya serta menafsirkannya dengan makna yang tidak diinginkan oleh Allah dan RasulNya, bisa pula dengan menyamakan selainNya dengannya. Maka sudah sewajibnya ber-hati-hati terhadap penyimpangan dari para penyimpang padanya. Dalam hadits shahih dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, إِنَّ لِلّٰهِ تِسْعَةً وَتِسْعِيْنَ اِسْمًا، مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ. "Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama. Barangsiapa menghafalnya maka dia masuk surga."[74] 9
Ayah: 181 #
{وَمِمَّنْ خَلَقْنَا أُمَّةٌ يَهْدُونَ بِالْحَقِّ وَبِهِ يَعْدِلُونَ (181)}.
"Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan haq, dan dengan yang haq itu (pula) mereka menjalankan keadilan." (Al-A'raf: 181).
#
{181} أي: ومن جملة من خلقنا أمة فاضلة كاملة في نفسها مكمِّلة لغيرها يهدون أنفسهم وغيرهم بالحقِّ فيعلمون الحقَّ ويعملون به ويعلِّمونه ويدعون إليه وإلى العمل به. {وبه يعدلون}: بين الناس في أحكامهم إذا حكموا في الأموال والدماء والحقوق والمقالات وغير ذلك. وهؤلاء أئمة الهدى ومصابيح الدُّجى، وهم الذين أنعم الله عليهم بالإيمان والعمل الصالح والتواصي بالحقِّ والتواصي بالصبر، وهم الصدِّيقون الذين مرتبتهم تلي مرتبة الرسالة، وهم في أنفسهم مراتب متفاوتة؛ كل بحسب حاله وعلوِّ منزلته؛ فسبحان من يختصُّ برحمته من يشاء والله ذو الفضل العظيم.
(181) Yakni di antara makhluk ciptaan Kami terdapat umat yang utama lagi sempurna pada dirinya dan menyempurnakan yang lain, memberi petunjuk kepada diri dan orang lain dengan kebenaran, mereka mengetahui kebenaran, mengamalkannya, meng-ajarkannya, mendakwahkannya dan mengajak orang lain untuk beramal dengannya. ﴾ وَبِهِۦ يَعۡدِلُونَ ﴿ "Dan dengan yang haq itu (pula) mereka menjalankan keadilan," di antara manusia dalam hukum-hu-kum mereka jika mereka menetapkannya pada harta, darah, hak, pendapat dan lain-lain. Mereka itu adalah para imam hidayah dan lampu di kegelapan. Mereka itulah yang diberi nikmat oleh Allah dengan nikmat iman, amal shalih, saling berwasiat dalam kebena-ran dan kesabaran. Mereka itu adalah para shiddiqin yang mana derajat mereka di bawah derajat kerasulan. Mereka sendiri berting-kat-tingkat. Masing-masing berdasarkan sesuai dengan keadaan dan kedudukannya. Mahasuci Allah yang mengkhususkan Rahmat-Nya kepada yang Dia Kehendaki dan Allah adalah Pemilik karunia yang besar.
Ayah: 182 - 186 #
{وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ (182) وَأُمْلِي لَهُمْ إِنَّ كَيْدِي مَتِينٌ (183) أَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوا مَا بِصَاحِبِهِمْ مِنْ جِنَّةٍ إِنْ هُوَ إِلَّا نَذِيرٌ مُبِينٌ (184) أَوَلَمْ يَنْظُرُوا فِي مَلَكُوتِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا خَلَقَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ وَأَنْ عَسَى أَنْ يَكُونَ قَدِ اقْتَرَبَ أَجَلُهُمْ فَبِأَيِّ حَدِيثٍ بَعْدَهُ يُؤْمِنُونَ (185) مَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَيَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ (186)}.
"Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencanaKu amat teguh. Apakah (mereka lalai) dan tidak memikirkan bahwa teman mereka (Muhammad) tidak berpenyakit gila. Dia (Mu-hammad itu) tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan lagi pemberi penjelasan. Dan apakah mereka tidak memperhati-kan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang dicipta-kan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman selain kepada al-Qur`an itu? Barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tak ada orang yang akan memberi petunjuk padanya. Dan Allah membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan." (Al-A'raf: 182-186).
#
{182} أي: والذين كذَّبوا بآيات الله الدالَّة على صحة ما جاء به محمد - صلى الله عليه وسلم - من الهدى فردُّوها ولم يقبلوها، {سنستدرِجُهم من حيث لا يعلمون}: بأن يدر لهم الأرزاق.
(182) Yakni dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah yang menunjukkan kebenaran hidayah yang dibawa oleh Muhammad ﷺ, lalu mereka menolaknya dan tidak menerimanya. ﴾ سَنَسۡتَدۡرِجُهُم مِّنۡ حَيۡثُ لَا يَعۡلَمُونَ ﴿ "Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui", yakni dengan mengucurkan rizki kepada mereka.
#
{183} {وأملي لهم}؛ أي: أمهلهم حتى يظنُّوا أنهم لا يؤخَذون ولا يعاقَبون، فيزدادون كفراً وطغياناً وشرًّا إلى شرِّهم، وبذلك تزيد عقوبتهم ويتضاعف عذابهم، فيضرُّون أنفسهم من حيث لا يعلمون. ولهذا قال: {إن كيدي متينٌ}؛ أي: قويٌّ بليغٌ.
(183) ﴾ وَأُمۡلِي لَهُمۡۚ ﴿ "Dan Aku memberi tangguh kepada mereka." Yakni Aku menunda mereka sehingga mereka mengira bahwa me-reka dibiarkan dan tidak diazab. Maka kejahatan, kekufuran dan keburukan mereka semakin bertambah. Dengan itu siksa dan azab mereka bertambah, maka tanpa mereka sadari justru mereka meru-gikan diri mereka. Oleh karena itu Allah berfirman, ﴾ إِنَّ كَيۡدِي مَتِينٌ ﴿ "Sesungguhnya rencanaKu amat teguh", yakni kuat lagi kokoh.
#
{184} {أوَ لَمْ يتفكَّروا ما بصاحبهم}: [محمدٍ]- صلى الله عليه وسلم - {من جِنَّةٍ}؛ أي: أولم يُعْمِلوا أفكارهم وينظروا هل في صاحبهم الذي يعرفونه ولا يخفى عليهم من حاله شيءٌ؛ هل هو مجنونٌ؟! فلينظروا في أخلاقه وهديه ودلِّه وصفاته، وينظروا فيما دعا إليه؛ فلا يجدون فيه من الصفات إلا أكملها، ولا من الأخلاق إلا أتمَّها، ولا من العقل والرأي إلا ما فاق به العالمين، ولا يدعو إلا لكلِّ خير، ولا ينهى إلا عن كلِّ شرٍّ! أفبهذا يا أولي الألباب جِنَّة ؟! أم هو الإمام العظيم والناصح المبين والماجد الكريم والرءوف الرحيم؟! ولهذا قال: {إن هو إلا نذيرٌ مبينٌ}؛ أي: يدعو الخلق إلى ما يُنجيهم من العذاب، ويحصِّل لهم الثواب.
(184) ﴾ أَوَلَمۡ يَتَفَكَّرُواْۗ مَا بِصَاحِبِهِم مِّن جِنَّةٍۚ ﴿ "Apakah (mereka lalai) dan tidak memikirkan bahwa teman mereka (Muhammad) tidak berpenyakit gila." Yakni apakah mereka tidak memakai pikiran dan melihat teman mereka yang mereka kenal dan tidak sedikit pun dari keadaannya yang samar bagi mereka, apakah dia gila? Hendaknya mereka me-lihat akhlaknya, sifatnya, perangainya dan tingkah lakunya, juga melihat dakwah yang diserukannya, maka mereka pasti tidak me-nemukan sifat-sifat kecuali yang paling sempurna, tidak mendapati akhlak-akhlak kecuali yang paling utama, dan tidak pula menyak-sikan akal dan pemikiran kecuali ia mengungguli seluruh manusia. Dia tidak berseru kecuali kepada kebaikan, dan tidak melarang ke-cuali dari segala yang buruk. Apakah dengan sifat-sifat seperti ini –wahai orang-orang yang berakal– dia dianggap gila? Ataukah dia adalah imam yang agung, pemberi nasihat yang mulia, yang bersi-fat dermawan, penyayang dan lemah lembut? Oleh karena itu Dia berfirman, ﴾ إِنۡ هُوَ إِلَّا نَذِيرٞ مُّبِينٌ ﴿ "Dia (Muhammad itu) tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan lagi pemberi penjelasan." Yakni mengajak makhluk kepada apa yang dapat menyelamatkan mereka dari azab dan meraih pahala.
#
{185} {أولم ينظروا في مَلَكوت السموات والأرض}: فإنهم إذا نظروا إليها؛ وجدوها أدلة دالة على توحيد ربِّها وعلى ما لَه من صفات الكمال. {و}: كذلك لينظروا إلى جميع {ما خَلَقَ الله من شيء}: فإن جميع أجزاء العالم يدلُّ أعظم دِلالة على علم الله وقدرته وحكمته وسَعَةِ رحمته وإحسانه ونفوذ مشيئته وغير ذلك من صفاته العظيمة الدالَّة على تفرُّده بالخلق والتدبير الموجبة لأن يكون هو المعبودَ المحمودَ المسبَّح الموحَّد المحبوب. وقوله: {وأنْ عسى أن يكونَ قد اقترب أجَلُهم}؛ أي: لينظروا في خصوص حالهم، وينظروا لأنفسهم قبل أن يقتربَ أجلُهم ويفجأهم الموتُ وهم في غفلةٍ معرضونَ؛ فلا يتمكَّنون حينئذٍ من استدراك الفارط. {فبأيِّ حديثٍ بعدَه يؤمنون}؛ أي: إذا لم يؤمنوا بهذا الكتاب الجليل؛ فبأيِّ حديث يؤمنون به؟! أبكتب الكذب والضلال؟! أم بحديث كل مفترٍ دجَّال؟!
(185) ﴾ أَوَلَمۡ يَنظُرُواْ فِي مَلَكُوتِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi." Sesungguhnya jika mereka melihat kepadanya, maka mereka akan mendapatinya sebagai bukti yang menunjukkan keesaan Penciptanya dan kesempurnaan sifat-sifat yang dimilikiNya. ﴾ و َ ﴿ "Dan", begitu pula hendaknya mereka melihat ﴾ م َ ا خَلَقَ ٱللَّهُ مِن شَيۡءٖ ﴿ "segala sesuatu yang diciptakan Allah." Karena seluruh bagian alam raya ini menunjukkan secara jelas kepada ilmu Allah, kodratNya, hikmahNya, keluasan RahmatNya, kebaikanNya, kehendakNya yang pasti terlaksana, dan sifat-sifat agung lainnya yang menunjukkan keesaanNya dalam penciptaan dan pengaturan yang mengantarkan kepada keyakinan bahwa Dia-lah yang berhak disembah, dipuji, disucikan, diesakan dan dicintai. Dan FirmanNya, ﴾ وَأَنۡ عَسَىٰٓ أَن يَكُونَ قَدِ ٱقۡتَرَبَ أَجَلُهُمۡۖ ﴿ "Dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka?" Yakni hendaknya mereka melihat keadaan mereka sendiri secara khusus, melihat diri mereka sebelum ajal datang mendekat dan kematian hadir secara tiba-tiba, sementara mereka dalam ke-adaan lalai dan berpaling, maka dalam kondisi itu mereka tidak mungkin mengejar ketertinggalan. ﴾ فَبِأَيِّ حَدِيثِۭ بَعۡدَهُۥ يُؤۡمِنُونَ ﴿ "Maka kepada berita manakah lagi mereka akan beriman selain kepada al-Qur`an itu?" Yakni jika mereka tidak beriman kepada kitab yang mulia ini, lalu kepada apakah mereka beriman? Apakah kepada kitab-kitab ke-sesatan dan kebatilan? Ataukah kepada ucapan pendusta dan pembual?
#
{186} ولكن الضالَّ لا حيلة فيه ولا سبيل إلى هدايته، ولهذا قال تعالى: {مَن يُضْلِلِ الله فلا هاديَ له وَيَذَرُهم في طغيانِهِم يعمهونَ}؛ أي: متحيَّرون ، يتردَّدون لا يخرجون منه، ولا يهتدون إلى حقٍّ.
(186) Akan tetapi orang yang sesat tidak memiliki cara dan jalan untuk mendapatkan hidayahNya. Oleh karena itu Allah ber-firman, ﴾ مَن يُضۡلِلِ ٱللَّهُ فَلَا هَادِيَ لَهُۥۚ وَيَذَرُهُمۡ فِي طُغۡيَٰنِهِمۡ يَعۡمَهُونَ ﴿ "Barangsiapa yang Allah sesatkan, maka baginya tak ada orang yang akan memberi petunjuk. Dan Allah membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan." Yakni bingung, bimbang, tidak bisa lepas darinya, dan tidak meraih ke-benaran.
Ayah: 187 - 188 #
{يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (187) قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (188)}.
"Mereka menanyakan kepadamu tentang Hari Kiamat, 'Bilakah terjadinya?' Katakanlah, 'Sesungguhnya pengetahuan tentang Hari Kiamat itu adalah pada sisi Rabbku, tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.' Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah, 'Sesungguh-nya pengetahuan tentang Hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.' Katakanlah, 'Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudaratan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku mem-buat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditim-pa kemudaratan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman'." (Al-A'raf: 187-188).
#
{187} يقول تعالى لرسوله محمد - صلى الله عليه وسلم -: {يسألونَك}؛ أي: المكذبون لك المتعنِّتون {عن الساعة أيان مُرْساها}؛ أي: متى وقتها التي تجيء به؟ ومتى تحِلُّ بالخلق؟ {قل إنَّما علمُها عند ربي}؛ أي: إنه تعالى المختصُّ بعلمها، {لا يجلِّيها لوقتها إلا هو}؛ أي: لا يظهرها لوقتها الذي قُدِّر أن تقوم فيه إلا هو. {ثَقُلَتْ في السموات والأرض}؛ أي: خفي علمها على أهل السماوات والأرض واشتدَّ أمرُها أيضاً عليهم فهم من الساعة مشفقون. {لا تأتيكم إلَّا بغتةً}؛ أي: فجأة من حيث لا يشعرون لم يستعدُّوا لها ولم يتهيؤوا لها. {يسألونك كأنَّك حَفِيٌّ عنها}؛ أي: هم حريصون على سؤالك عن الساعة كأنك مستحفٍ عن السؤال عنها، ولم يعلموا أنك لكمال علمك بربِّك وما ينفعُ السؤال عنه غير مبال بالسؤال [عنها، ولا حريص على ذلك، فَلِمَ لا يقتدون بك؟ ويكفون عن الاستحفاء عن هذا السؤال] الخالي من المصلحة المتعذِّر علمه؛ فإنَّه لا يعلمها نبيٌّ مرسلٌ ولا مَلَكٌ مقرَّب، وهي من الأمور التي أخفاها عن الخلق لكمال حكمته وسعة علمه. {قل إنَّما علمُها عند الله ولكنَّ أكثر الناس لا يعلمون}: فلذلك حرصوا على ما لا ينبغي الحرص عليه، وخصوصاً مثل حال هؤلاء الذين يتركون السؤال عن الأهمِّ ويَدَعون ما يجبُ عليهم من العلم، ثم يذهبون إلى ما لا سبيل لأحدٍ أن يدركه ولا هُم مطالبون بعلمه.
(187) Allah تعالى berfirman kepada RasulNya Muhammad ﷺ, ﴾ يَسۡـَٔلُونَكَ ﴿ "Mereka menanyakan kepadamu." Yakni orang-orang yang membangkang dan mendustakanmu ﴾ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَيَّانَ مُرۡسَىٰهَاۖ ﴿ "tentang Hari Kiamat, bilakah terjadinya?" Yakni kapan terjadinya? Kapan ia hadir pada manusia? ﴾ قُلۡ إِنَّمَا عِلۡمُهَا عِندَ رَبِّيۖ ﴿ "Katakanlah, 'Sesungguhnya pengeta-huan tentang Hari Kiamat itu adalah pada sisi Rabbku'." Yakni penge-tahuannya hanya dimiliki oleh Allah. ﴾ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقۡتِهَآ إِلَّا هُوَۚ ﴿ "Tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia." Yakni ia tidak ditampakkan pada waktu yang telah ditentukan untuk terjadi padanya kecuali oleh Allah. ﴾ ثَقُلَتۡ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ ﴿ "Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi." Yakni penge-tahuan tentangnya tidak diketahui oleh penduduk langit dan bumi dan perkaranya pun berat atas mereka. Mereka ketakutan terhadap kiamat. ﴾ لَا تَأۡتِيكُمۡ إِلَّا بَغۡتَةٗۗ ﴿ "Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melain-kan dengan tiba-tiba." Di mana mereka tidak merasa sehingga me-reka tidak bersiap-siap untuk menghadapinya. ﴾ يَسۡـَٔلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنۡهَاۖ ﴿ "Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahui-nya." Yakni mereka terus bertanya kepadamu tentang Hari Kiamat seolah-olah kamu memiliki perhatian besar terhadap pertanyaan seperti ini, sementara mereka tidak menyadari bahwa kamu –karena sempurnanya ilmumu terhadap Rabbmu dan karena tidak bergu-nanya pertanyaan seperti ini– tidak mempedulikan dan tidak mem-perhatikan pertanyaan tentangnya. Mengapa dalam hal ini mereka tidak meneladanimu? Dan menahan diri dari pertanyaan ini yang tidak mengandung kemaslahatan sama sekali, yang ilmunya tidak mungkin diketahui, ia tidak diketahui oleh Nabi yang diutus mau-pun malaikat yang dekat kepada Allah, ia termasuk perkara yang dirahasiakan oleh Allah dari makhlukNya karena hikmahNya yang sempurna dan RahmatNya yang luas. ﴾ قُلۡ إِنَّمَا عِلۡمُهَا عِندَ ٱللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ ﴿ "Katakanlah, 'Sesungguhnya pengetahuan tentang Hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui'." Oleh karena itu mereka memberi perhatian terhadap sesuatu yang tidak selayaknya diperhatikan, lebih-lebih mereka yang tidak ber-tanya tentang perkara yang lebih penting dengan meninggalkan ilmu yang wajib mereka ketahui, kemudian menggantinya dengan pertanyaan yang tidak seorang pun mengetahui jawabannya dan mereka sendiri tidak dituntut untuk mengetahuinya.
#
{188} {قل لا أملِكُ لنفسي نفعاً ولا ضرًّا}: فإني فقير مدبَّر، لا يأتيني خيرٌ إلا من الله، ولا يَدْفَعُ عني الشرَّ إلا هو، وليس لي من العلم إلا ما علمني الله تعالى. {ولو كنتُ أعلم الغيبَ لاستكثرتُ من الخير وما مسَّني السوءُ}؛ أي: لفعلت الأسباب التي أعلم أنها تنتج لي المصالح والمنافع، ولحذرتُ من كلِّ ما يفضي إلى سوءٍ ومكروهٍ؛ لعلمي بالأشياء قبل كونها، وعلمي بما تفضي إليه، ولكني لعدم علمي قد ينالني ما ينالني من السوء وقد يفوتني ما يفوتني من مصالح الدُّنيا ومنافعها؛ فهذا أدلُّ دليل على أني لا علم لي بالغيب. {إن أنا إلا نذيرٌ}: أنذر العقوبات الدينيَّة والدنيويَّة والأخرويَّة، وأبيِّن الأعمال المفضية إلى ذلك وأحذِّر منها. وبشير بالثواب العاجل والآجل، ببيان الأعمال الموصلة إليه والترغيب فيها، ولكن ليس كلُّ أحدٍ يقبل هذه البشارة والنذارة، وإنما ينتفع بذلك ويقبله المؤمنون. وهذه الآيات الكريمات مبيِّنة جهل من يقصد النبي - صلى الله عليه وسلم - ويدعوه لحصول نفع أو دفع ضرٍّ؛ فإنَّه ليس بيده شيء من الأمر، ولا ينفع مَنْ لم ينفعْه الله، ولا يدفعُ الضرَّ عمَّن لم يدفعْه الله عنه، ولا له من العلم إلاَّ ما علَّمه الله [تعالى]، وإنما ينفع مَنْ قَبِلَ ما أرسل به من البشارة والنذارة وعمل بذلك؛ فهذا نفعه عليه السلام الذي فاق نفع الآباء والأمهات والأخلاَّء والإخوان، بما حثَّ العباد على كلِّ خير، وحذَّرهم عن كلِّ شرٍّ، وبينه لهم غاية البيان والإيضاح.
(188) ﴾ قُل لَّآ أَمۡلِكُ لِنَفۡسِي نَفۡعٗا وَلَا ضَرًّا ﴿ "Katakanlah, 'Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudaratan'." Karena sesungguhnya aku adalah hamba fakir yang diatur, kebaik-an tidak datang kepadaku kecuali dari Allah dan tidak ada yang menolak kejahatan dariku kecuali Dia, dan aku pun tidak memiliki ilmu kecuali apa yang diajarkan oleh Allah تعالى kepadaku.﴾ وَلَوۡ كُنتُ أَعۡلَمُ ٱلۡغَيۡبَ لَٱسۡتَكۡثَرۡتُ مِنَ ٱلۡخَيۡرِ وَمَا مَسَّنِيَ ٱلسُّوٓءُۚ ﴿ "Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudaratan." Yakni niscaya aku melakukan sebab-se-bab yang mana aku mengetahui bahwa ia menghasilkan kebaikan dan kemaslahatan untukku dan aku pun akan berhati-hati terhadap segala perkara yang membawaku kepada keburukan dan hal-hal yang tidak diinginkan, karena aku mengetahui perkara-perkara sebelum ia terjadi, dan aku pun mengetahui akibat yang ditimbul-kan. Akan tetapi karena aku sendiri tidak mengetahui, maka terka-dang aku pun ditimpa kemalangan dan aku pun gagal meraih ke-baikan dan kemaslahatan dunia. Ini adalah dalil paling kuat bahwa aku tidak memiliki ilmu ghaib. ﴾ إِنۡ أَنَا۠ إِلَّا نَذِيرٞ ﴿ "Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan", yang memperingatkan azab diniyah, duniawi-yah dan ukhrawiyah. Aku menjelaskan perbuatan-perbuatan yang mengantarkan kepadanya sekaligus memperingatkannya. Aku juga menyampaikan berita gembira pahala dunia dan akhirat, dengan menjelaskan perbuatan-perbuatan yang mengantarkan kepadanya dan mendorong kepadanya. Akan tetapi tidak semua orang mau menerima peringatan dan berita gembira ini. Hanya orang-orang Mukminlah yang mau menerima dan mengambil manfaat darinya. Ayat-ayat yang mulia ini menjelaskan kebodohan orang yang berdoa kepada Nabi untuk mendapatkan kebaikan dan menolak kemudaratan, karena perkaranya tidak berada di tangannya, dan dia tidak dapat memberi manfaat kepada orang yang tidak diberi bermanfaat oleh Allah, dan tidak dapat menolak mudarat dari orang yang tidak dilindungi oleh Allah serta tidak memiliki ilmu kecuali apa yang diajarkan oleh Allah تعالى kepadanya. Ia hanya manfaat bagi orang yang mau menerima berita gembira dan peringatannya serta mengamalkannya. Ini adalah manfaat Nabi yang mengung-guli manfaat bapak, ibu, saudara dan karib, dengan dorongannya kepada semua manusia kepada semua kebaikan, dan peringatannya dari segala keburukan, serta penjelasannya kepada mereka dengan sangat jelas dan gamblang.
Ayah: 189 - 193 #
{هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَجَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا لِيَسْكُنَ إِلَيْهَا فَلَمَّا تَغَشَّاهَا حَمَلَتْ حَمْلًا خَفِيفًا فَمَرَّتْ بِهِ فَلَمَّا أَثْقَلَتْ دَعَوَا اللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنْ آتَيْتَنَا صَالِحًا لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ (189) فَلَمَّا آتَاهُمَا صَالِحًا جَعَلَا لَهُ شُرَكَاءَ فِيمَا آتَاهُمَا فَتَعَالَى اللَّهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ (190) أَيُشْرِكُونَ مَا لَا يَخْلُقُ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ (191) وَلَا يَسْتَطِيعُونَ لَهُمْ نَصْرًا وَلَا أَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُونَ (192) وَإِنْ تَدْعُوهُمْ إِلَى الْهُدَى لَا يَتَّبِعُوكُمْ سَوَاءٌ عَلَيْكُمْ أَدَعَوْتُمُوهُمْ أَمْ أَنْتُمْ صَامِتُونَ (193)}.
"Dia-lah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, istrinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-istri) memohon kepada Allah, Rabbnya seraya berkata, 'Sesungguh-nya jika Engkau memberi kami anak yang sempurna tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur.' Tatkala Allah memberi kepada keduanya seorang anak yang sempurna, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianuge-rahkanNya kepada keduanya itu. Maka Mahatinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan. Apakah mereka mempersekutukan (Allah dengan) berhala-berhala yang tak dapat menciptakan se-suatu pun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang. Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan kepada dirinya sendiri pun ber-hala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan. Dan jika kamu (hai orang-orang musyrik) menyerunya (berhala) untuk memberi petunjuk kepadamu, tidaklah berhala-berhala itu dapat memper-kenankan seruanmu, sama saja (hasilnya) buat kamu menyeru mereka ataupun kamu berdiam diri." (Al-A'raf: 189-193).
#
{189} أي: {هو الذي خلقكم}: أيها الرجال والنساء المنتشرون في الأرض على كثرتكم وتفرُّقكم، {من نفس واحدةٍ}: وهو آدمُ أبو البشر - صلى الله عليه وسلم -، {وجعل منها زوجَها}؛ أي: خلق من آدم زوجته حواء. لأجل أن يسكن إليها، لأنها إذا كانت منه؛ حصل بينهما من المناسبة والموافقة ما يقتضي سكونَ أحدهما إلى الآخر، فانقاد كلٌّ منهما إلى صاحبه بزمام الشهوة. {فلما تغشَّاها}؛ أي: تجلَّلها مجامعاً لها؛ قدَّر الباري أن يوجد من تلك الشهوة ـ وذلك الجماع ـ النسل، فحملتْ {حملاً خفيفاً}، وذلك في ابتداء الحمل لا تحس به الأنثى ولا يثقلها. {فلما} استمرَّت [به] و {أثقلت} به حين كبر في بطنها؛ فحينئذٍ صار في قلوبهما الشفقة على الولد وعلى خروجه حيًّا صحيحاً سالماً لا آفة فيه، فدَعَوَا {الله ربَّهما لئن آتَيْتنَا}: ولداً: {صالحاً}؛ أي: صالح الخلقة تامّها لا نقص فيه، {لنكوننَّ من الشاكرين}.
(189) ﴾ هُوَ ٱلَّذِي خَلَقَكُم ﴿ "Dia-lah Yang menciptakan kamu", wahai kaum laki-laki dan perempuan yang bertebaran di muka bumi de-ngan jumlah yang banyak dan beraneka ragam, ﴾ مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ ﴿ "dari diri yang satu." Yaitu Adam عليه السلام bapak manusia. ﴾ وَجَعَلَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا ﴿ "Dan dari padanya Dia menciptakan istrinya." Yakni menciptakan istrinya Hawwa` dari Adam, agar dia merasa senang kepadanya. Karena jika dia diciptakan dari unsur Adam, maka akan terjadi keserasian dan keharmonisan yang menjadikan masing-masing dari keduanya menjadi tenang dengan yang lain, maka masing-masing dari kedua-nya cenderung kepada yang lain dengan kecenderungan syahwat. ﴾ فَلَمَّا تَغَشَّىٰهَا ﴿ "Maka setelah dicampurinya", yakni digaulinya, dan Allah menakdirkan dari syahwat atau percampuran itu seorang anak, maka dia pun hamil, ﴾ حَمۡلًا خَفِيفٗا ﴿ "mengandung kandungan yang ri-ngan." Hal itu terjadi di awal kehamilan di mana wanita tidak me-rasakan beratnya kehamilan. ﴾ فَلَمَّآ ﴿ "Kemudian tatkala", dia terus berlangsung dan ﴾ أَثۡقَلَت ﴿ "dia merasa berat", ketika kehamilan itu membesar di perutnya, dalam kondisi tersebut dia mulai merin-dukan anaknya. Dia berharap anaknya lahir dalam keadaan sehat dan selamat dari segala cacat. Maka keduanya berdoa ﴾ ٱللَّهَ رَبَّهُمَا لَئِنۡ ءَاتَيۡتَنَا صَٰلِحٗا ﴿ "kepada Allah, Rabbnya seraya berkata, 'Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang sempurna.' Sempurna penciptaannya, tidak ada yang kurang suatu apa pun, ﴾ لَّنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّٰكِرِينَ ﴿ "tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur'."
#
{190} {فلما آتاهما صالحاً}: على وَفْق ما طَلَبَا وتمَّت عليهما النعمة فيه، {جعلا له شركاء فيما آتاهما}؛ أي: جعلا لله شركاء في ذلك الولد الذي انفرد الله بإيجاده والنعمة به وأقرَّ به أعين والديه، فعبَّداه لغير الله: إمّا أن يسمياه بعبد غير الله؛ كعبد الحارث وعبد العزَّى وعبد الكعبة ونحو ذلك، أو يشركا في الله في العبادة بعدما منَّ الله عليهما بما منَّ من النعم التي لا يحصيها أحدٌ من العباد، وهذا انتقالٌ من النوع إلى الجنس؛ فإنَّ أول الكلام في آدم وحواء، ثم انتقل [إلى] الكلام في الجنس، ولا شكَّ أنَّ هذا موجود في الذُّرية كثيراً؛ فلذلك قرَّرهم الله على بطلان الشرك، وأنهم في ذلك ظالمون أشدَّ الظلم، سواء كان الشرك في الأقوال أم في الأفعال؛ فإنَّ الخالق لهم من نفس واحدة، الذي خلق منها زوجها، وجعل لهم من أنفسهم أزواجاً، ثم جعل بينهم من المودَّة والرحمة ما يسكُنُ بعضُهم إلى بعض ويألفه ويلتذُّ به، ثم هداهم إلى ما به تحصل الشهوة واللَّذة والأولاد والنسل، ثم أوجد الذُّرية في بطون الأمهات وقتاً موقَّتاً تتشوَّف إليه نفوسهم ويدعون الله أن يخرِجَه سويًّا صحيحاً، فأتمَّ الله عليهم النعمة، وأنالهم مطلوبهم، أفلا يستحقُّ أن يعبدوه ولا يشركوا به في عبادته أحداً ويخلصوا له الدين؟!
(190) ﴾ فَلَمَّآ ءَاتَىٰهُمَا صَٰلِحٗا ﴿ "Tatkala Allah memberi kepada keduanya seorang anak yang sempurna", sesuai dengan permintaan mereka dan sempurnalah nikmat Allah padanya ﴾ جَعَلَا لَهُۥ شُرَكَآءَ فِيمَآ ءَاتَىٰهُمَاۚ ﴿ "maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianu-gerahkanNya kepada keduanya itu." Yakni keduanya menjadikan se-kutu-sekutu bagi Allah pada anak tersebut. Padahal yang mencip-takannya, menganugerahkannya, dan membahagiakan kedua orang tuanya hanyalah Allah semata. Maka keduanya menjadikannya sebagai hamba selain Allah, bisa dengan memberinya nama dengan nama Abd (hamba) yang disandarkan kepada selain Allah, Abdul Haris, Abdul Uzza, Abdul Ka'bah dan lain-lain. Dan bisa pula ke-duanya menyekutukan Allah dalam ibadah setelah Allah memberi-nya nikmat yang tidak seorang hamba pun mampu menghitungnya. Ini adalah perpindahan dari macam kepada jenis, karena asal pem-bicaraan tentang Adam dan Hawwa`, kemudian berpindah kepada pembicaraan tentang jenis (yakni jenis manusia secara umum), dan tidak diragukan bahwa hal itu banyak terjadi pada keturunan Adam dan Hawwa`. Oleh karena itu Allah menetapkan kebatilan syirik atas mereka dan bahwa dalam hal itu mereka adalah orang-orang zhalim dengan kezhaliman yang paling besar. Tiada beda antara syirik dalam ucapan dan syirik dalam perbuatan. Sesungguhnya Dzat yang menciptakan mereka dari jiwa yang satu yang darinya Dia menciptakan istrinya dan menjadikan untuk mereka pasangan dari jenis mereka sendiri, kemudian menjadikan kasih sayang dan rasa cinta di antara mereka yang menjadikan sebagian merasa se-nang, cinta dan condong kepada sebagian yang lain, kemudian Dia membimbing mereka kepada apa yang dengannya syahwat kenik-matan, anak-anak dan keturunan bisa diraih, kemudian Dia men-ciptakan anak cucu di dalam rahim ibu dalam jangka waktu tertentu yang diidam-idamkan oleh jiwa mereka dan mereka memohon ke-pada Allah agar melahirkannya dalam keadaan sehat dan selamat, lalu Allah menyempurnakan nikmat bagi mereka, serta mewujud-kan keinginan mereka. Apakah Dia tidak berhak disembah tanpa disekutukan dengan sesuatu pun dalam ibadah kepadaNya dengan mengikhlaskan agama hanya kepadaNya?
#
{191 ـ 192} ولكنَّ الأمر جاء على العكس، فأشركوا بالله {مالا يَخْلُقُ شيئاً وهم يُخْلَقونَ. ولا يستطيعون لهم}؛ أي: لعابديها {نصراً ولا أنفسَهم ينصرونَ}: فإذا كانت لا تخلق شيئاً ولا مثقال ذرَّة، بل هي مخلوقة، ولا تستطيع أن تدفع المكروه عن من يعبُدُها ولا عن أنفسها؛ فكيف تُتَّخذ مع الله آلهة؟! إنْ هذا إلا أظلم الظلم وأسفه السفه.
(191-192) Akan tetapi perkaranya justru terbalik. Mereka menyekutukan Allah dengan ﴾ مَا لَا يَخۡلُقُ شَيۡـٔٗا وَهُمۡ يُخۡلَقُونَ 191 وَلَا يَسۡتَطِيعُونَ لَهُمۡ نَصۡرٗا وَلَآ أَنفُسَهُمۡ يَنصُرُونَ ﴿ "berhala-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatu pun. Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan orang. Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan kepada dirinya sendiri pun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan." Jika ia tidak dapat menciptakan sesuatu apa pun bah-kan seberat biji sawi, justru ia adalah yang diciptakan, ia juga tidak mampu menolak hal-hal buruk dari penyembahnya bahkan dari dirinya, lalu bagaimana ia diangkat sebagai tuhan bersama Allah? Ini hanyalah kezhaliman yang paling zhalim dan kebodohan yang paling bodoh.
#
{193} وإن تدعوا أيُّها المشركون، هذه الأصنام التي عبدتم من دون الله {إلى الهدى لا يتَّبعوكم سواءٌ عليكم أدعوتُموهم أم أنتم صامتونَ}: فصار الإنسانُ أحسنَ حالةً منها؛ لأنَّها لا تسمع ولا تبصِرُ ولا تَهْدي ولا تُهْدَى، وكل هذا إذا تصوَّره اللبيب العاقل تصوراً مجرداً؛ جزم ببطلان إلهيتها وسفاهة مَنْ عبدها.
(193) Jika kamu wahai orang-orang musyrik, menyeru ber-hala-berhala yang kamu sembah selain Allah itu ﴾ إِلَى ٱلۡهُدَىٰ لَا يَتَّبِعُوكُمۡۚ سَوَآءٌ عَلَيۡكُمۡ أَدَعَوۡتُمُوهُمۡ أَمۡ أَنتُمۡ صَٰمِتُونَ ﴿ "untuk memberi petunjuk kepadamu, maka tidak-lah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu, sama saja (hasil-nya) buat kamu menyeru mereka ataupun kamu berdiam diri." Manusia lebih baik keadaannya daripadanya, karena ia tidak mendengar, tidak melihat, tidak menunjukkan dan tidak ditunjukkan. Jika orang yang berakal merenungkan hal itu dengan jernih, maka dia memas-tikan kebatilan ketuhanannya dan kebodohan para penyembahnya.
Ayah: 194 - 196 #
{إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ عِبَادٌ أَمْثَالُكُمْ فَادْعُوهُمْ فَلْيَسْتَجِيبُوا لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (194) أَلَهُمْ أَرْجُلٌ يَمْشُونَ بِهَا أَمْ لَهُمْ أَيْدٍ يَبْطِشُونَ بِهَا أَمْ لَهُمْ أَعْيُنٌ يُبْصِرُونَ بِهَا أَمْ لَهُمْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا قُلِ ادْعُوا شُرَكَاءَكُمْ ثُمَّ كِيدُونِ فَلَا تُنْظِرُونِ (195) إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ (196)}.
"Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah berhala-berhala itu lalu biarkanlah mereka memper-kenankan permintaanmu, jika kamu memang orang-orang yang benar. Apakah berhala-berhala mempunyai kaki yang dengan itu ia dapat berjalan, atau mempunyai tangan yang dengan itu ia da-pat memegang dengan keras, atau mempunyai mata yang dengan itu ia dapat melihat, atau mempunyai telinga yang dengan itu ia dapat mendengar? Katakanlah, 'Panggillah berhala-berhalamu yang kamu jadikan sekutu Allah, kemudian lakukanlah tipu daya (untuk mencelakakan)ku, tanpa memberi tangguh (kepadaku). Se-sungguhnya pelindungku ialah Allah yang telah menurunkan al-Kitab (al-Qur`an) dan Dia melindungi orang-orang yang shalih'." (Al-A'raf: 194-196).
#
{194} وهذا من نوع التحدي للمشركين العابدين للأوثان؛ يقول تعالى: {إنَّ الذين تَدْعون من دونِ الله عبادٌ أمثالكم}؛ أي: لا فرق بينكم وبينهم؛ فكلُّكم عبيدٌ لله مملوكون؛ فإن كنتم كما تزعمون صادقين في أنها تستحقُّ من العبادة شيئاً؛ {فادْعوهم فليستجيبوا لكم}: فإن استجابوا لكم وحصَّلوا مطلوبكم، وإلاَّ؛ تبيَّن أنكم كاذبون في هذه الدعوى مفترون على الله أعظم الفرية.
(194) Ini adalah tantangan kepada orang-orang musyrik penyembah berhala. Allah تعالى berfirman, ﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ تَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ عِبَادٌ أَمۡثَالُكُمۡۖ ﴿ "Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu." Yakni tiada beda antara kamu dengan mereka, kalian semua adalah hamba yang diatur oleh Allah, jika klaimmu benar bahwa ia berhak disem-bah, ﴾ فَٱدۡعُوهُمۡ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لَكُمۡ ﴿ "maka serulah berhala-berhala itu lalu biar-kanlah mereka memperkenankan permintaanmu," jika mereka menjawab permohonanmu dan mewujudkan keinginanmu, jika tidak maka jelaslah bahwa klaimmu adalah dusta dan kamu berdusta atas nama Allah dengan kedustaan yang besar.
#
{195} وهذا لا يحتاج إلى تبيين فيه ؛ فإنَّكم إذا نظرتُم إليها؛ وجدتُم صورتها دالةً على أنه ليس لديها من النفع شيء، فليس لها أرجلٌ تمشي بها، ولا أيدٍ تبطش بها، ولا أعينٌ تبصر بها، ولا آذان تسمع بها؛ فهي عادمةٌ لجميع الآلات والقوى الموجودة في الإنسان؛ فإذا كانت لا تجيبكم إذا دعوتموها؛ فهي عبادٌ أمثالكم، بل أنتم أكمل منها وأقوى على كثير من الأشياء؛ فلأيِّ شيء عبدتموها؟! {قل ادعوا شركاءكم ثم كيدونِ فلا تُنظِرونِ}؛ أي: اجتمعوا أنتم وشركاؤكم على إيقاع السوء والمكروه بي من غير إمهال ولا إنظار فإنكم غير بالغين لشيء من المكروه بي.
(195) Ini tidak memerlukan penjelasan padanya karena jika kamu melihat kepadanya, maka bentuknya menunjukkan kepada-mu bahwa ia tidak dapat mendatangkan manfaat sedikit pun. Ia tak berkaki untuk berjalan, tak bertangan untuk bekerja, tak ber-mata untuk melihat, dan tak bertelinga untuk mendengar. Ia tidak memiliki semua kekuatan dan perangkat yang ada pada manusia. Jika ia tidak mampu menjawab seruanmu, maka ia adalah hamba sepertimu, bahkan kamu lebih sempurna dan lebih kuat dari pada-nya dalam banyak hal, maka dengan alasan apa kamu menyembah-nya? ﴾ قُلِ ٱدۡعُواْ شُرَكَآءَكُمۡ ثُمَّ كِيدُونِ فَلَا تُنظِرُونِ ﴿ "Katakanlah, 'Panggillah berhala-ber-halamu yang kamu jadikan sekutu bagi Allah, kemudian lakukanlah tipu daya (untuk mencelakakan)ku, tanpa memberi tangguh (kepadaku)'." Yakni berkumpullah kamu dengan sekutu-sekutumu untuk me-nimpakan kejahatan dan keburukan terhadapku tanpa penundaan dan pengunduran, niscaya kamu tidak akan mampu melakukan itu terhadapku.
#
{196} لأنَّ وَلِيِّيَ اللهُ الذي يتولاَّني فيجلب لي المنافع ويدفع عني المضار. {الذي نزَّل الكتابَ}: الذي فيه الهدى والشفاء والنور، وهو من تولِّيه وتربيته لعباده الخاصة الدينيَّة. {وهو يتولَّى الصالحين}: الذين صلحت نيَّاتهم وأعمالهم وأقوالهم؛ كما قال تعالى: {اللهُ وليُّ الذين آمنوا يخرِجُهم من الظُّلمات إلى النور}؛ فالمؤمنون الصالحون لمَّا تولَّوا ربَّهم بالإيمان والتقوى ولم يتولَّوا غيره ممَّن لا ينفع ولا يضرُّ؛ تولاَّهم الله ولطف بهم وأعانهم على ما فيه الخير والمصلحة لهم في دينهم ودنياهم ودفع عنهم بإيمانهم كلَّ مكروه؛ كما قال تعالى: {إنَّ الله يدافِعُ عن الذين آمنوا}.
(196) Karena waliku (penolongku) adalah Allah yang men-jagaku, Dia-lah yang mendatangkan manfaat bagiku dan menolak mudarat dariku, ﴾ ٱلَّذِي نَزَّلَ ٱلۡكِتَٰبَۖ ﴿ "Yang telah menurunkan al-Kitab (al-Qur`an)." Yang padanya terdapat petunjuk, kesembuhan, dan ca-haya. Ia termasuk perlindungan dan pendidikan diniyahNya yang khusus kepada hamba-hambaNya. ﴾ وَهُوَ يَتَوَلَّى ٱلصَّٰلِحِينَ ﴿ "Dan Dia melin-dungi orang-orang yang shalih", yang niat, amal dan perkataan me-reka adalah baik, sebagaimana Allah تعالى berfirman, ﴾ ٱللَّهُ وَلِيُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ يُخۡرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۖ ﴿ "Allah Pelindung orang-orang yang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)." (Al-Baqarah: 257). Ketika orang-orang Mukmin yang shalih mengangkat Rabb mereka menjadi pelindung, dengan takwa dan iman, dan tidak mengangkat selainNya yang tidak mampu mendatangkan manfaat dan menolak mudarat, maka Allah melindungi mereka, menyaya-ngi mereka dan menolong mereka dalam perkara kebaikan dan kemaslahatan dunia dan agama, serta menolak segala keburukan dari mereka semua, dengan iman mereka, sebagaimana Allah تعالى berfirman, ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ يُدَٰفِعُ عَنِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْۗ ﴿ "Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman." (Al-Hajj: 38).
Ayah: 197 - 198 #
{وَالَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ نَصْرَكُمْ وَلَا أَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُونَ (197) وَإِنْ تَدْعُوهُمْ إِلَى الْهُدَى لَا يَسْمَعُوا وَتَرَاهُمْ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ وَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ (198)}.
"Dan berhala-berhala yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat menolong dirinya sen-diri. Dan jika kamu sekalian menyeru (berhala-berhala) untuk memberi petunjuk, niscaya berhala-berhala itu tidak dapat men-dengarnya. Dan kamu melihat berhala-berhala itu memandang kepadamu padahal ia tidak melihat." (Al-A'raf: 197-198).
#
{197 ـ 198} وهذا أيضاً في بيان عدم استحقاق هذه الأصنام التي يعبُدونها من دون الله شيئاً من العبادة؛ لأنها ليس لها استطاعةٌ ولا اقتدارٌ في نصر أنفسهم ولا في نصر عابديها، وليس لها قوة العقل والاستجابة؛ فلو دعوتَها إلى الهدى؛ لم تهتدِ، وهي صورٌ لا حياة فيها، فتراهم ينظرون إليك وهم لا يبصرونَ حقيقةً؛ لأنهم صوَّروها على صور الحيوانات من الآدميين أو غيرهم، وجعلوا لها أبصاراً وأعضاءً؛ فإذا رأيتها؛ قلت: هذه حيَّة؛ فإذا تأملتها؛ عرفت أنها جمادات لا حراك بها ولا حياة؛ فبأيِّ رأي اتَّخذها المشركون آلهةً مع الله؟! ولأيِّ مصلحة أو نفع عكفوا عندها وتقرَّبوا لها بأنواع العبادات؟! فإذا عُرِفَ هذا؛ عُرِفَ أن المشركين وآلهتهم التي عبدوها ولو اجتمعوا وأرادوا أن يكيدوا من تولاَّه فاطر السماوات والأرض متولِّي أحوال عباده الصالحين؛ لم يقدروا على كيده بمثقال ذرَّةٍ من الشرِّ؛ لكمال عجزهم وعجزها وكمال قوَّة الله واقتداره وقوَّة من احتمى بجلاله وتوكَّل عليه، وقيل: إنَّ معنى قوله: {وتَراهُم ينظُرونَ إليكَ وهم لا يبصِرونَ}: إنَّ الضمير يعود إلى المشركين المكذِّبين لرسول الله - صلى الله عليه وسلم -، فتحسبهم ينظُرون إليك يا رسول الله نظر اعتبارٍ يتبيَّن به الصادق من الكاذب، ولكنهم لا يبصرون حقيقتك وما يتوسَّمه المتوسِّمون فيك من الجمال والكمال والصدق.
(197-198) Ayat ini juga merupakan penjelasan tentang tidak berhaknya berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah untuk disembah, karena berhala-berhala itu tidak memiliki kemampuan dan kekuatan dalam membantu dirinya sendiri apalagi membantu para penyembahnya. Ia tidak memiliki kekuatan akal dan kemam-puan menjawab. Jika kamu menyerunya kepada petunjuk, ia tidak bisa menjawab. Ia hanyalah gambar tanpa kehidupan. Kamu me-lihatnya memandangmu padahal ia sama sekali tidak melihatmu, karena merekalah yang membentuknya dalam bentuk makhluk hidup, seperti manusia dan lain-lain. Mereka memberinya mata dan anggota badan. Jika kamu melihatnya, kamu melihatnya se-perti ia hidup. Jika kamu mengamatinya maka terbukti bahwa ia adalah benda mati yang tak bergerak dan tak hidup. Lalu dengan dasar apa orang-orang musyrik itu menjadikannya sebagai tuhan bersama Allah? Demi kebaikan dan kemaslahatan apa mereka ber-i'tikaf di depannya dan mendekatkan diri dengan berbagai macam ibadah kepadanya. Jika ini telah diketahui, maka diketahuilah bahwa orang-orang musyrik dengan sesembahan-sesembahannya, jika mereka berkumpul dan ingin menimpakan keburukan kepada orang yang dilindungi oleh Pencipta langit dan bumi, yang melindungi hamba-hambaNya yang shalih, niscaya mereka tidak akan mampu menim-pakan keburukan sekecil apa pun, karena sempurnanya ketidak-mampuan mereka dan sesembahan mereka, dan sempurnanya ke-kuatan dan kemampuan Allah serta kekuatan orang yang berlin-dung di bawah perlindunganNya dan bertawakal kepadaNya. Ada yang menyatakan bahwa makna FirmanNya, ﴾ وَتَرَىٰهُمۡ يَنظُرُونَ إِلَيۡكَ وَهُمۡ لَا يُبۡصِرُونَ ﴿ "Dan kamu melihat berhala-berhala itu memandang ke-padamu padahal ia tidak melihat", bahwa dhamir (kata ganti) kem-bali kepada orang-orang musyrik yang mendustakan Rasulullah ﷺ. Kamu mengira mereka melihat kepadamu ya Rasulullah dengan mata perenungan yang dengannya dibedakan antara orang yang benar dan orang yang dusta, padahal sebenarnya mereka tidak melihat hakikatmu. Mereka tidak melihat keindahan, kebenaran, dan kesempurnaanmu.
Ayah: 199 #
{خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ (199)}.
"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh." (Al-A'raf: 199).
#
{199} هذه الآية جامعة لِحُسْنِ الخلق مع الناس وما ينبغي في معاملتهم: فالذي ينبغي أن يعامَلَ به الناس: أن يأخذَ العفوَ؛ أي: ما سمحتْ به أنفسُهم وما سَهُلَ عليهم من الأعمال والأخلاق؛ فلا يكلِّفهم ما لا تسمح به طبائعهم، بل يشكُر من كلِّ أحدٍ ما قابله به من قول وفعل جميل أو ما هو دونَ ذلك، ويتجاوزُ عن تقصيرِهم ويغضُّ طرفه عن نقصهم ولا يتكبَّر على الصغير لصغره ولا ناقص العقل لنقصه ولا الفقير لفقره، بل يعامل الجميع باللُّطف والمقابلة بما تقتضيه الحال وتنشرح له صدورهم. {وأمُرْ بالعُرْفِ}؛ أي: بكل قول حسن وفعل جميل وخلق كامل للقريب والبعيد؛ فاجعل ما يأتي إلى الناس منك إما تعليم علم أو حث على خير من صلة رحم أو برِّ والدين أو إصلاح بين الناس أو نصيحة نافعة أو رأي مصيب أو معاونة على برٍّ وتقوى أو زجر عن قبيح أو إرشاد إلى تحصيل مصلحة دينيَّة أو دنيويَّة. ولما كان لا بدَّ من أذيَّة الجاهل؛ أمر الله تعالى أن يقابَلَ الجاهل بالإعراض عنه وعدم مقابلته بجهله؛ فمن آذاك بقوله أو فعله؛ لا تؤذه، ومن حَرَمَكَ لا تحرِمْه، ومن قطعك فَصِلْه، ومن ظلمك فاعدل فيه.
(199) Ayat ini mengumpulkan kebaikan akhlak dengan ma-nusia dan apa yang harus dilakukan dalam bergaul dengan mereka. Perkara yang selayaknya dijadikan pedoman dalam bergaul dengan manusia adalah memberi maaf, yakni perangai yang disukai oleh diri mereka, serta merupakan perbuatan dan akhlak yang mudah atas mereka. Jangan membebani mereka dengan apa yang tidak sesuai dengan tabiat mereka, akan tetapi berterima kasihlah kepada setiap orang atas apa yang dia dapatkan darinya dalam bentuk ucapan dan perbuatan baik, memaklumi kelalaian dan memaafkan kekurangan mereka. Tidak menyombongkan diri kepada yang lebih kecil karena kecilnya, atau kepada orang bodoh karena kebodohan-nya, atau kepada orang miskin karena kemiskinannya, akan tetapi dia bergaul dengan semuanya dengan lemah lembut dan perlakuan yang sesuai dengan kondisi, dengan dada yang lapang. ﴾ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ ﴿ "Dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf." Yakni mengerjakan semua ucapan dan perbuatan yang baik dan akhlak yang sempurna, baik kepada orang yang dekat maupun kepada orang yang jauh. Jadikanlah sesuatu yang kamu berikan kepada manusia, dalam bentuk pengajaran ilmu atau dorongan kepada kebaikan, berupa silaturahim, berbuat baik kepada kedua orang tua, mendamaikan perselisihan di antara manusia, memberi nasihat yang berguna, memberi pendapat yang benar, tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa, melarang yang buruk, atau memberi petunjuk kepada kemaslahatan agama dan dunia. Karena gangguan dari orang bo-doh adalah suatu keniscayaan, maka Allah تعالى memerintahkan agar menyikapinya dengan berpaling darinya dan tidak membalas ke-bodohannya. Barangsiapa menyakitimu dengan ucapan dan per-buatannya, maka janganlah kamu menyakitinya. Barangsiapa tidak memberimu, maka kamu jangan tidak memberinya. Barangsiapa memutuskanmu, maka kamu jangan memutuskannya, dan barang-siapa menzhalimimu, maka bersikap adillah kepadanya.
Adapun sikap yang layak diberikan oleh seorang hamba ke-pada setan, maka Allah berfirman,
Ayah: 200 - 202 #
{وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (200) إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ (201) وَإِخْوَانُهُمْ يَمُدُّونَهُمْ فِي الْغَيِّ ثُمَّ لَا يُقْصِرُونَ (202)}.
"Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlin-dunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir dan fasik) membantu setan-setan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya (menyesatkan)." (Al-A'raf: 200-202).
#
{200} أي: أيَّ وقت وفي أيِّ حال، {ينزغنَّك من الشيطان نزغٌ}؛ أي: تحس منه بوسوسةٍ وتثبيطٍ عن الخير أو حثٍّ على الشرِّ وإيعازٍ إليه، {فاستعذْ بالله}؛ أي: التجئ واعتصم بالله واحتم بحماه. فإنَّه سميعٌ لما تقول، {عليمٌ}: بنيَّتك وضعفك وقوة التجائك له فسيحميك من فتنته ويقيك من وسوسته؛ كما قال تعالى: {قل أعوذُ بربِّ الناس ... } إلى آخر السورة.
(200) Yakni kapan pun dan dalam kondisi apa pun, ﴾ يَنزَغَنَّكَ مِنَ ٱلشَّيۡطَٰنِ نَزۡغٞ ﴿ "kamu ditimpa sesuatu godaan setan." Yakni kamu mera-sakan godaannya, membuatmu malas berbuat baik atau mendorong-mu dan memacumu berbuat buruk, ﴾ فَٱسۡتَعِذۡ بِٱللَّهِۚ ﴿ "maka berlindunglah kepada Allah." Yakni berlindunglah kepada naungan perlindungan Allah, karena Dia Maha Mendengar apa yang kamu ucapkan. ﴾ عَلِيمٌ ﴿ "Mengetahui" niatmu, kelemahanmu, dan kebutuhanmu akan per-lindunganNya, maka Dia akan melindungimu dari fitnahnya dan menjagamu dari godaannya, sebagaimana Firman Allah تعالى, ﴾ قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ 1 مَلِكِ ٱلنَّاسِ 2 إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ 3 مِن شَرِّ ٱلۡوَسۡوَاسِ ٱلۡخَنَّاسِ 4 ٱلَّذِي يُوَسۡوِسُ فِي صُدُورِ ٱلنَّاسِ 5 مِنَ ٱلۡجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ 6 ﴿ "Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia." (An-Nas: 1-6).
#
{201} ولما كان العبدُ لا بدَّ أن يغفل وينال منه الشيطان الذي لا يزال مرابطاً ينتظر غرَّته وغفلته؛ ذكر تعالى علامة المتَّقين من الغاوين، وأن المتَّقي إذا أحسَّ بذنب ومسَّه طائفٌ من الشيطان فأذنب بفعل محرَّم أو ترك واجبٍ؛ تذكَّر من أي باب أُتِيَ ومن أيِّ مدخل دخل الشيطان عليه، وتذكَّر ما أوجب الله عليه وما عليه من لوازم الإيمان، فأبصر، واستغفر الله تعالى، واستدرك ما فرط منه بالتوبة النصوح والحسنات الكثيرة، فرد شيطانه خاسئاً حسيراً؛ قد أفسد عليه كلَّ ما أدركه منه.
(201) Karena hamba pasti lalai dan setan berhasil menipu-nya karena ia terus bersiap siaga menantikan kelengahan dan ke-lalaiannya, maka Allah تعالى menyebutkan tanda-tanda orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang menyimpang. Adapun orang yang bertakwa, jika dia merasakan dosa dan gangguan dari setan, lalu dia melakukan dosa, dengan melakukan yang haram atau me-ninggalkan yang wajib, maka dia segera sadar dari mana setan da-tang dan dari pintu mana setan masuk kepadanya, dia menyadari apa yang diwajibkan Allah atasnya dan apa yang menjadi tuntutan iman, maka dia memohon ampun kepada Allah, dia menambal apa yang terlewatkan dengan taubat nasuha dan kebaikan yang banyak, maka dia berhasil mengusir setannya dengan hina dina dan mem-porak porandakan apa yang setan dapatkan darinya.
#
{202} وأما إخوان الشياطين وأولياؤهم؛ فإنهم إذا وقعوا في الذُّنوب لا يزالون يمدُّونهم في الغيِّ ذنباً بعد ذنبٍ، ولا يقصرون عن ذلك؛ فالشياطين لا تقصر عنهم بالإغواء؛ لأنها طمعت فيهم حين رأتهم سلسي القياد لها وهم لا يقصرون عن فعل الشرِّ.
(202) Adapun teman-teman dan wali-wali setan, maka me-reka apabila terjatuh ke dalam dosa, mereka terus berada di dalam kesesatan. Mereka melakukan satu dosa kepada dosa yang lain. Bahkan tidak hanya sebatas itu, setan tiada henti-hentinya menye-satkan, karena ia berambisi kepada mereka manakala mereka adalah orang-orang yang mudah dikendalikan dan tiada henti melakukan perbuatan jahat.
Ayah: 203 #
{وَإِذَا لَمْ تَأْتِهِمْ بِآيَةٍ قَالُوا لَوْلَا اجْتَبَيْتَهَا قُلْ إِنَّمَا أَتَّبِعُ مَا يُوحَى إِلَيَّ مِنْ رَبِّي هَذَا بَصَائِرُ مِنْ رَبِّكُمْ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (203)}.
"Dan apabila kamu tidak membawa suatu ayat al-Qur`an kepada mereka, mereka berkata, 'Mengapa tidak kamu buat sen-diri ayat itu?' Katakanlah, 'Sesungguhnya aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan dari Rabbku kepadaku. Al-Qur`an ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Rabbmu, petunjuk dan rah-mat bagi orang-orang yang beriman." (Al-A'raf: 203).
#
{203} أي: لا يزال هؤلاء المكذِّبون لك في تعنُّت وعناد، ولو جاءتهم الآيات الدالَّة على الهدى والرشاد؛ فإذا جئتهم بشيء من الآيات الدالَّة على صدقك؛ لم ينقادوا. {وإذا لم تأتهم بآيةٍ}: من آيات الاقتراح التي يعيِّنونها، {قالوا لولا اجتبيتها}؛ أي: هلاَّ اخترت الآية فصارت الآية الفلانية أو المعجزة الفلانية، كأنك أنت المنزِّل للآيات المدبِّر لجميع المخلوقات، ولم يعلموا أنه ليس لك من الأمر شيء، أو [أنّ المعنى]: لولا اخترعتها من نفسك، {قل إنَّما أتَّبع ما يوحى إليَّ من ربي}: فأنا عبدٌ مُتَّبِعٌ مدبَّر، والله تعالى هو الذي ينزل الآيات ويرسلها على حسب ما اقتضاه حمده، وَطَلبَتْهُ حكمته البالغة؛ فإن أردتم آية لا تضمحلُّ على تعاقب الأوقات وحجة لا تبطل في جميع الآنات؛ فهذا: القرآن العظيم والذكر الحكيم. {بصائرُ من ربِّكم}: يستبصر به في جميع المطالب الإلهيَّة والمقاصد الإنسانيَّة، وهو الدليل والمدلول؛ فمن تفكَّر فيه وتدبَّره؛ علم أنه تنزيلٌ من حكيم حميدٍ، لا يأتيه الباطل من بين يديه ولا من خلفه، وبه قامت الحجَّة على كلِّ من بلغه، ولكن أكثر الناس لا يؤمنون، وإلاَّ؛ فمن آمن؛ فهو {هدىً} له من الضلال {ورحمةٌ} له من الشقاء؛ فالمؤمن مهتدٍ بالقرآن، متَّبع له، سعيدٌ في دنياه وأخراه، وأما من لم يؤمنْ به؛ فإنه ضالٌّ شقيٌّ في الدنيا والآخرة.
(203) Yakni, orang-orang yang mendustakanmu itu senan-tiasa berada di dalam kesombongan dan pengingkaran, meskipun kamu hadir kepada mereka dengan ayat-ayat yang membuktikan hidayah dan jalan lurus. Jika kamu membawa ayat kepada mereka yang menunjukkan kebenaranmu, maka mereka tidak akan tunduk. ﴾ وَإِذَا لَمۡ تَأۡتِهِم بِـَٔايَةٖ ﴿ "Dan apabila kamu tidak membawa suatu ayat", dari ayat-ayat yang mereka usulkan dan tentukan, ﴾ قَالُواْ لَوۡلَا ٱجۡتَبَيۡتَهَاۚ ﴿ "mereka berkata, 'Mengapa tidak kamu buat sendiri ayat itu?'" Yakni mengapa kamu tidak memilih-milih (suatu kalimat yang bisa dijadikan se-bagai) ayat, sehingga ia pun menjadi ayat atau mukjizat tertentu, seolah-olah kamulah yang menurunkan ayat yang mengatur selu-ruh makhluk. Padahal sebenarnya sedikit pun kamu tidak memiliki urusan apa pun dalam hal ini. Atau (maknanya) adalah, mengapa kamu tidak membuatnya sendiri dari dirimu. ﴾ قُلۡ إِنَّمَآ أَتَّبِعُ مَا يُوحَىٰٓ إِلَيَّ مِن رَّبِّيۚ ﴿ "Katakanlah, 'Sesungguhnya aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan dari Rabbku kepadaku'." Aku hanyalah seorang hamba yang meng-ikuti lagi diatur, Allah تعالى-lah yang menurunkan ayat dan mengi-rimkannya sesuai dengan tuntutan kebesaranNya dan hikmahNya yang agung. Jika kamu menginginkan ayat yang tidak tergusur oleh waktu dan hujjah yang tidak luruh dalam segala kesempatan maka ayat tersebut adalah al-Qur`an yang agung yang merupakan dzikir yang penuh hikmah. ﴾ بَصَآئِرُ مِن رَّبِّكُمۡ ﴿ "Al-Qur`an ini adalah bukti-bukti yang nyata dari Rabbmu", yang dijadikan sebagai penerang dalam seluruh tuntutan ilahiyah dan tujuan insaniyah. Ia adalah dalil dan bukti. Barang-siapa yang merenungkan dan memikirkannya, maka dia mengeta-hui bahwa ia turun dari Dzat Yang Mahabijaksana lagi Mahamulia, tiada kebatilan yang hadir dari depannya atau dari belakangnya. Dengannya hujjah menjadi tegak atas semua orang yang menge-tahuinya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman, karena barangsiapa yang beriman maka ia adalah ﴾ وَهُدٗى ﴿ "petunjuk", bagi-nya dari kesesatan ﴾ وَرَحۡمَةٞ ﴿ "dan rahmat", baginya dari kesengsaraan. Seorang Mukmin yang mengikuti al-Qur`an dan mengambil petun-juk darinya, dia akan berbahagia di dunia dan akhiratnya. Adapun orang yang tidak beriman kepadanya, maka dia akan sesat dan sengsara di dunia dan akhirat.
Ayah: 204 #
{وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (204)}.
"Dan apabila dibacakan al-Qur`an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu menda-pat rahmat." (Al-A'raf: 204).
#
{204} هذا الأمر عامٌّ في كلِّ من سمع كتاب الله يتلى؛ فإنه مأمور بالاستماع له والإنصات، والفرق بين الاستماع والإنصات أن الإنصات في الظاهر بترك التحدُّث أو الاشتغال بما يشغل عن استماعه، وأما الاستماع له؛ فهو أن يُلْقِيَ سَمْعَه ويحضِرَ قلبَه ويتدبَّر ما يستمع؛ فإنَّ من لازم على هذين الأمرين حين يُتلى كتاب الله؛ فإنه ينال خيراً كثيراً وعلماً غزيراً وإيماناً مستمرًّا متجدداً وهدىً متزايداً وبصيرةً في دينه، ولهذا رتَّب الله حصول الرحمة عليهما، فدلَّ ذلك على أن مَنْ تُلي عليه الكتاب فلم يستمع له وينصت أنه محروم الحظ من الرحمة، قد فاته خيرٌ كثير. ومن أوكدِ ما يؤمر [به] مستمع القرآن أن يستمعَ له وينصتَ في الصلاة الجهرية إذا قرأ إمامُهُ؛ فإنَّه مأمورٌ بالإنصات حتى إنَّ أكثر العلماء يقولون: إنَّ اشتغاله بالإنصات أولى من قراءته الفاتحة وغيرها.
(204) Perintah ini berlaku umum bagi semua orang yang mendengar al-Qur`an, kitabullah dibaca, dia diperintahkan untuk diam dan mendengarkan. Dan perbedaan di antara keduanya ada­lah bahwa diam secara zahir adalah dengan meninggalkan pembi-caraan atau tidak menyibukkan diri dengan sesuatu yang membuat-nya tidak mendengar. Adapun mendengar, maka maksudnya ada-lah menyimak dengan membuka hati dan merenungkan apa yang didengar. Barangsiapa yang memegang kedua perkara ini ketika kitabullah dibaca, maka dia akan mendapatkan kebaikan yang ba-nyak, ilmu yang melimpah, iman yang terus diperbarui, petunjuk yang selalu bertambah, dan bashirah dalam agamanya. Oleh karena itu Allah mengaitkan diraihnya rahmat dengan kedua perkara ter-sebut. Hal ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang dibacakan al-Qur`an kepadanya, lalu dia tidak mendengar dan tidak diam, maka dia tidak akan meraih bagian rahmat, dan dia telah kehila-ngan kebaikan yang melimpah. Di antara perintah yang ditekankan kepada pendengar al-Qur`an adalah hendaknya dia mendengarkan dan diam untuknya dalam shalat jahriyah ketika imamnya membaca al-Qur`an, dalam kondisi ini dia diperintahkan untuk diam, bahkan kebanyakan ulama berkata bahwa diamnya adalah lebih baik daripada dia mem-baca al-Fatihah atau lainnya.
Ayah: 205 - 206 #
{وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ (205) إِنَّ الَّذِينَ عِنْدَ رَبِّكَ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيُسَبِّحُونَهُ وَلَهُ يَسْجُدُونَ (206)}.
"Dan sebutlah (nama) Rabbmu dalam hatimu dengan me-rendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Rabbmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkanNya dan hanya kepadaNya-lah me-reka bersujud." (Al-A'raf: 205-206).
#
{205} الذكر لله تعالى يكون بالقلب ويكون باللسان ويكون بهما وهو أكمل أنواع الذكر وأحواله، فأمر الله عبده ورسوله محمداً أصلاً وغيره تبعاً بذكر ربِّه في نفسه؛ أي: مخلصاً خالياً، {تضرُّعاً}؛ أي: متضرعاً بلسانك مكرِّراً لأنواع الذكر، {وخِيفةً}: في قلبك؛ بأن تكون خائفاً من الله، وَجِلَ القلب منه خوفاً أن يكون عملك غير مقبول، وعلامة الخوف أن يسعى ويجتهد في تكميل العمل وإصلاحه والنصح به. {ودون الجهر من القول} ـ؛ أي: كن متوسطاً، لا تجهرْ بصلاتك ولا تخافِتْ بها وابتغ بين ذلك سبيلاً ـ {بالغدو}: أول النهار، {والآصال}: آخره، وهذان الوقتان [لذكرِ اللهِ] فيهما مزيَّةٌ وفضيلةٌ على غيرهما. {ولا تكن من الغافلينَ}: الذين نَسُوا الله فأنساهم أنفُسَهم؛ فإنَّهم حُرِموا خير الدنيا والآخرة، وأعرضوا عمَّن كلُّ السعادة والفوز في ذكره وعبوديَّته، وأقبلوا على مَن كلُّ الشقاوة والخيبة في الاشتغال به. وهذه من الآداب التي ينبغي للعبد أن يراعِيَها حقَّ رعايتها، وهي الإكثار من ذكر الله آناء الليل والنهار، خصوصاً طرفي النهار، مخلصاً خاشعاً متضرِّعاً متذللاً ساكناً متواطئاً عليه قلبه ولسانه بأدبٍ ووَقارٍ وإقبال على الدُّعاء والذِّكر وإحضارٍ له بقلبه وعدم غفلة؛ فإنَّ الله لا يستجيبُ دعاءً من قلبٍ غافلٍ لاهٍ.
(205) Dzikir kepada Allah تعالى bisa dengan hati, bisa dengan lisan, bisa dengan keduanya, dan ia adalah bentuk dzikir yang paling sempurna. Allah memerintahkan hamba dan RasulNya Muhammad dan orang-orang yang mengikutinya agar mengingat Allah pada dirinya, yakni dengan ikhlas dan dalam keadaan sendiri, ﴾ تَضَرُّعٗا ﴿ "dengan merendahkan diri", dengan lisanmu, mengulang-ulang ma-cam-macam dzikir, ﴾ وَخِيفَةٗ ﴿ "dan rasa takut", di dalam hatimu, di mana kamu takut kepada Allah, hatimu khawatir dan cemas terha-dap amalmu yang mungkin tidak diterima. Bukti rasa takut terse-but adalah kesungguhan dan keseriusan dalam menyempurnakan, memperbaiki dan mengikhlaskan amal. ﴾ وَدُونَ ٱلۡجَهۡرِ مِنَ ٱلۡقَوۡلِ ﴿ "Dan de-ngan tidak mengeraskan suara." Yakni ambillah jalan tengah. Jangan-lah kamu mengeraskan doamu dan jangan pula menyamarkannya, dan carilah jalan tengah di antara itu. ﴾ بِٱلۡغُدُوِّ وَٱلۡأٓصَالِ ﴿ "Di waktu pagi dan petang." Dua waktu ini memiliki keistimewaan dan keutamaan untuk berdzikir kepada Allah. ﴾ وَلَا تَكُن مِّنَ ٱلۡغَٰفِلِينَ ﴿ "Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." Yaitu orang-orang yang melupakan Allah lalu Allah menjadikan mereka melupakan diri mereka sendiri. Mereka itu adalah orang-orang yang diharamkan untuk mendapat-kan kebaikan dunia dan akhirat. Mereka berpaling dari Dzat di mana kebahagiaan dan keberuntungan didapat dengan mengingatNya dan beribadah kepadaNya, dan justru menghadap kepada sesuatu di mana kerugian dan kesengsaraan adalah karena menyibukkan diri dengannya. Ini termasuk adab yang semestinya dijaga oleh seorang hamba dengan sebaik-baiknya, yaitu memperbanyak dzikrullah di siang dan malam hari, khususnya di awal dan akhir siang, dengan ikhlas, khusyu', merendahkan diri, menundukkan diri, tenang, hati dan lisannya saling mendukung dengan penuh adab, ketenangan, dan berkonsentrasi kepada doa dan dzikir, serta hati yang fokus kepa-danya, dan tidak lalai darinya, karena Allah tidak menerima doa dari hati yang kosong lagi lalai.
#
{206} ثم ذكر تعالى أن له عباداً مستديمين لعبادته، ملازمين لخدمته، وهم الملائكة. فلتعلموا أن الله لا يريدُ أن يتكثَّر بعبادتكم من قلَّة، ولا ليتعزَّز بها من ذِلَّة، وإنما يريدُ نفع أنفسكم، وأن تربحوا عليه أضعاف أضعاف ما عملتم، فقال: {إنَّ الذين عند ربِّك}: من الملائكة المقرَّبين وحملة العرش والكروبيين، {لا يستكبِرون عن عبادته}: بل يُذْعِنون لها وينقادون لأوامر ربِّهم، {ويسبِّحونه}: الليل والنهار لا يفترون. {وله} وحده لا شريك له {يسجُدون}: فليقتَدِ العبادُ بهؤلاء الملائكة الكرام، وليداوِموا على عبادة الملك العلاَّم.
(206) Kemudian Allah تعالى menyebutkan bahwa Dia memi-liki hamba-hamba yang selalu beribadah kepadaNya dan melaya-niNya, yaitu para malaikat. Ketahuilah bahwa Allah tidak ingin memperkaya diri dengan ibadahmu karena kemiskinan dan tidak pula memuliakan diri dari kehinaan. Akan tetapi Dia ingin mem-berimu manfaat dan agar kamu beruntung dengan keberuntungan yang berlipat ganda atas apa yang kamu kerjakan. Dia berfirman, ﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ عِندَ رَبِّكَ ﴿ "Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Rabb-mu", para malaikat yang dekat dan para pengusung Arasy yang setia, ﴾ لَا يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِهِۦ ﴿ "tidaklah merasa enggan menyembah Allah." Bahkan mereka menundukkan diri kepadaNya dan menaati segala perintah Rabb mereka. ﴾ وَيُسَبِّحُونَهُۥ ﴿ "dan mereka mentasbihkanNya", di siang dan malam hari tiada henti. ﴾ وَلَهُۥ ﴿ "dan hanya kepadaNya-lah", semata tanpa sekutu bagiNya, ﴾ يَسۡجُدُونَۤ۩ ﴿ "mereka bersujud." Maka hendaknya para hamba meneladani para malaikat yang mulia itu. Hendaknya mereka menyembah Maha Raja Yang Maha Mengeta-hui secara terus menerus.
Selesai tafsir surat al-A'raf. Segala puji dan syukur hanya ke-pada Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga tercu-rah kepada Muhammad, keluarga dan sahabatnya