TAFSIR SURAT AL-AN'AM
( Binatang Ternak )
TAFSIR SURAT AL-AN'AM
( Binatang Ternak )
Makkiyah
{الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ ثُمَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ (1) هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ طِينٍ ثُمَّ قَضَى أَجَلًا وَأَجَلٌ مُسَمًّى عِنْدَهُ ثُمَّ أَنْتُمْ تَمْتَرُونَ (2)}.
"Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi, dan mengadakan gelap dan terang, kemudian
(sekalipun demikian) orang-orang yang kafir mempersekutukan
(sesuatu) de-ngan Tuhan mereka. Dia-lah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal
(kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan
(untuk berbangkit) yang ada pada sisiNya
(yang Dia sendirilah yang mengetahuinya), kemudian kamu ma-sih ragu-ragu
(tentang kebangkitan itu)."
(Al-An'am: 1-2).
#
{1} هذا إخبارٌ عن حمدِهِ والثناء عليه بصفات الكمال ونعوت العظمة والجلال عموماً وعلى هذه المذكورات خصوصاً؛ فحمد نفسه على خلقه السماوات والأرض الدالَّةِ على كمال قدرته وسعة علمه ورحمته وعموم حكمته وانفراده بالخلق والتدبير، وعلى جَعْلِهِ الظلماتِ والنور، وذلك شاملٌ للحسيِّ من ذلك؛ كالليل والنهار والشمس والقمر، والمعنوي؛ كظلمات الجهل والشَّكِّ والشِّرك والمعصية والغفلة ونور العلم والإيمان واليقين والطاعة، وهذا كلُّه يدلُّ دلالة قاطعة أنه تعالى هو المستحقُّ للعبادة وإخلاص الدين له، ومع هذا الدليل ووضوح البرهان: {ثم الذين كَفَروا بربِّهم يعدِلون}؛ [أي: يعدلون] به سواه؛ يسوُّونهم به في العبادة والتعظيم، مع أنَّهم لم يساووا الله في شيء من الكمال، وهم فقراء عاجزون ناقصون من كل وجه.
(1) Ini adalah pemberitahuan tentang pujian dan sanjungan kepadaNya dengan sifat-sifat kesempurnaan, keagungan dan ke-muliaan, khususnya sifat-sifat yang disebut di dalamnya. Allah memuji DiriNya atas penciptaanNya terhadap langit dan bumi yang membuktikan kesempurnaan kemampuanNya, keluasan ilmu dan rahmatNya, keumuman hikmahNya dan kesendirianNya dalam penciptaan dan pengaturan, dan Dia juga memuji DiriNya atas penciptaanNya terhadap kegelapan dan cahaya. Itu meliputi hal yang konkret seperti malam dan siang, matahari dan rembulan, juga meliputi yang abstrak seperti kegelapan kebodohan, keraguan, kesyirikan, kemaksiatan, kelalaian dan cahaya ilmu, keimanan, keyakinan dan ketaatan. Semua ini menunjukkan dengan penun-jukan yang pasti bahwa Allah berhak atas ibadah dan pengikhlas-an agama untukNya. Walaupun dengan dalil yang jelas dan bukti yang nyata, ﴾ ثُمَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِرَبِّهِمۡ يَعۡدِلُونَ ﴿ "kemudian
(sekalipun demikian) orang-orang yang kafir mempersekutukan
(sesuatu) dengan Tuhan mereka." Maksudnya, mereka menyamakan yang lain denganNya dalam ibadah dan pengagungan, padahal mereka yang disamakan dengan Allah itu tidak menandingi Allah dalam sifat-sifat kesempurnaan sedikit pun. Mereka itu miskin, lemah, dan kurang dalam segala segi.
#
{2} {هو الذي خَلَقَكُم من طينٍ}: وذلك بخَلْقِ مادَّتكم وأبيكم آدم عليه السلام. {ثم قضى أجلاً}؛ أي: ضرب لمدَّة إقامتكم في هذه الدار أجلاً تتمَتَّعون به، وتُمْتَحنون، وتُبْتَلَون بما يرسل إليهم به رسله؛ ليبلُوَكُم أيُّكم أحسنُ عملاً، ويعمِّرَكُم، ما يتذكَّر فيه من تذكَّر. {وأجلٌ مسمًّى عنده}: وهي الدار الآخرةُ التي ينتقل العباد إليها من هذه الدار، فيجازيهم بأعمالهم من خير وشر، {ثمَّ}: مع هذا البيان التامِّ وقطع الحجة {أنتم تَمْتَرون}؛ أي: تشكُّون في وعد الله ووعيدِهِ ووقوع الجزاء يوم القيامة.
وذكر الله الظُّلمات بالجمع لكثرة موادِّها وتنوُّع طرقها، ووحَّد النور لكون الصراط الموصلة إلى الله واحدةً لا تعدُّد فيها، وهي الصراط المتضمِّنة للعلم بالحق والعمل به؛ كما قال تعالى: {وأنَّ هذا صراطي مستقيماً فاتَّبِعوه ولا تَتَّبعوا السُّبُلَ فَتَفَرَّق بكم عن سبيلِهِ}.
(2) ﴾ هُوَ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن طِينٖ
﴿ "Dia-lah Yang menciptakan kamu dari tanah," yang demikian itu dengan menciptakan bahan dasar dirimu (yang berasal dari tanah) dan bapakmu, Adam عليه السلام (yang juga dari tanah). ﴾ ثُمَّ قَضَىٰٓ أَجَلٗاۖ
﴿ "Sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu)," maksudnya, Dia menjatah hidupmu di dunia ini, dengannya kamu bersenang-senang, kamu diuji dengan syariat para rasul yang di-utus kepadamu demi menguji siapa yang berbuat terbaik di antara kamu dan memberimu umur yang mana orang yang berusaha mengingatnya tidak akan ingat. ﴾ وَأَجَلٞ مُّسَمًّى عِندَهُۥۖ
﴿ "Dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisiNya (yang Dia sendirilah yang mengetahuinya)," yaitu alam Akhirat di mana manusia pindah ke sana dari alam ini lalu Dia membalas mereka sesuai dengan perbuatan mereka, baik dan buruk. ﴾ ثُمَّ
﴿ "Kemudian," walaupun dengan penjelasan yang sempurna yang memangkas hujjah, ﴾ أَنتُمۡ تَمۡتَرُونَ
﴿ "kamu masih ragu-ragu (tentang kebangkitan itu)." Maksudnya, kamu meragukan janji pahala Allah dan ancaman siksaNya setelah terjadinya pembalasan pada Hari Kiamat.
Allah menyebutkan kegelapan dengan bentuk jamak, karena bahannya banyak dan jalannya bermacam-macam, sementara cahaya disebutkan dengan kata tunggal, karena jalan yang meng-antarkan kepada Allah adalah satu, tanpa ragam yaitu jalan yang mengandung ilmu tentang kebenaran dan pengamalannya, seba-gaimana FimanNya,
﴾ وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِي مُسۡتَقِيمٗا فَٱتَّبِعُوهُۖ وَلَا تَتَّبِعُواْ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمۡ عَن سَبِيلِهِۦۚ ﴿
"Dan bahwa
(yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah ia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan
(yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya."
(Al-An'am: 153).
{وَهُوَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَفِي الْأَرْضِ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ (3)}.
"Dan Dia-lah Allah
(Yang disembah), baik di langit maupun di bumi, Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui
(pula) apa yang kamu usahakan."
(Al-An'am: 3).
#
{3} أي: وهو المألوهُ المعبودُ، {في السموات وفي الأرض}: فأهلُ السماء والأرض متعبِّدون لربِّهم خاضعون لعظمتِهِ مستكينون لعزِّه وجلاله؛ الملائكةُ المقرَّبون والأنبياءُ والمرسلون والصِّدِّيقون والشهداء والصالحون. وهو تعالى {يَعْلَمُ سِرَّكم وجَهْرَكم ويعلمُ ما تكسِبون}: فاحذروا معاصيه وارغبوا في الأعمال التي تقرِّبكم منه، وتُدْنيكم من رحمتِهِ، واحذروا من كلِّ عمل يبعدكم منه ومن رحمته.
(3) Dia adalah yang dipertuhankan dan disembah ﴾ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَفِي ٱلۡأَرۡضِ
﴿ "di langit maupun di bumi," yaitu, penduduk langit dan bumi yang terdiri dari para malaikat yang dekat, para nabi yang diutus, para shiddiqin, syuhada, dan orang-orang shalih, mereka menyembah Rabb mereka, tunduk kepada kebesaranNya, pasrah kepada kemuliaan dan keperkasaanNya. Dan Allah ﴾ يَعۡلَمُ سِرَّكُمۡ وَجَهۡرَكُمۡ وَيَعۡلَمُ مَا تَكۡسِبُونَ ﴿ "mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui
(pula) apa yang kamu usahakan." Maka ber-hati-hatilah untuk bermaksiat kepadaNya, rajin-rajinlah beramal yang mendekatkanmu kepadaNya dan mengantarkanmu kepada rahmatNya, dan jauhilah setiap amal yang menjauhkanmu dari-Nya dan dari rahmatNya.
{وَمَا تَأْتِيهِمْ مِنْ آيَةٍ مِنْ آيَاتِ رَبِّهِمْ إِلَّا كَانُوا عَنْهَا مُعْرِضِينَ (4) فَقَدْ كَذَّبُوا بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُمْ فَسَوْفَ يَأْتِيهِمْ أَنْبَاءُ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (5) أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ قَرْنٍ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَكُمْ وَأَرْسَلْنَا السَّمَاءَ عَلَيْهِمْ مِدْرَارًا وَجَعَلْنَا الْأَنْهَارَ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمْ فَأَهْلَكْنَاهُمْ بِذُنُوبِهِمْ وَأَنْشَأْنَا مِنْ بَعْدِهِمْ قَرْنًا آخَرِينَ (6)}.
"Dan tak ada suatu ayat pun dari ayat-ayat Tuhan yang sampai kepada mereka, melainkan mereka selalu berpaling dari padanya
(mendustakannya). Sungguh mereka telah mendustakan yang haq
(al-Qur`an) tatkala sampai kepada mereka, maka kelak akan sampai kepada mereka
(kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka olok-olok. Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal
(generasi itu), telah Kami teguhkan ke-dudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum per-nah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka, dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain."
(Al-An'am: 4-6).
#
{4} هذا إخبارٌ منه تعالى عن إعراض المشركين وشدَّة تكذيبهم وعداوتهم، وأنهم لا تنفع فيهم الآيات حتى تَحِلَّ بهم المَثُلات، فقال: {وما تأتيهم من آيةٍ من آيات ربِّهم}: الدالَّة على الحقِّ دلالة قاطعة، الداعية لهم إلى اتِّباعه وقبوله، {إلَّا كانوا عنها معرِضين}: لا يُلقون لها بالاً ولا يُصْغونَ لها سمعاً، قد انصرفت قلوبُهم إلى غيرها، وولَّوْها أدبارَهم.
(4) Ini adalah pemberitahuan dari Allah سبحانه وتعالى tentang berpa-lingnya orang-orang musyrik, kerasnya pendustaan dan permusuh-an mereka, ayat-ayat tersebut tidak berguna bagi mereka sampai azab turun menimpa mereka. Dia berfirman,﴾ وَمَا تَأۡتِيهِم مِّنۡ ءَايَةٖ مِّنۡ ءَايَٰتِ رَبِّهِمۡ
﴿ "Dan tak ada suatu ayat pun dari ayat-ayat Tuhan yang sampai kepada mereka." Ayat yang menunjukkan kebenaran secara pasti yang mengajak mereka kepada penerimaan dan ketaatan, ﴾ إِلَّا كَانُواْ عَنۡهَا مُعۡرِضِينَ ﴿ "melainkan mereka selalu berpaling dari padanya
(mendustakannya)." Mereka tidak memperhatikan dan tidak mendengarnya. Hati me-reka sibuk dengan yang lain dan mereka membelakanginya.
#
{5} {فقد كذَّبوا بالحقِّ لما جاءهم}: والحقُّ حقُّه أن يُتَّبع ويُشكر الله على تيسيره لهم وإتيانهم به، فقابلوه بضدِّ ما يجب مقابلته به، فاستحقوا العقاب الشديد. {فسوف يأتيهم أنباء ما كانوا به يستهزِئون}؛ أي: فسوف يَرَوْن ما استهزؤوا به أنَّه الحقُّ والصدق، ويُبَيِّنُ الله للمكذِّبين كذبهم وافتراءهم، وكانوا يستهزئون بالبعث والجنة والنار؛ فإذا كان يوم القيامة؛ قيل للمكذبين: هذه النارُ التي كنتم بها تكذِّبون، وقال تعالى: {وأقْسَموا باللهِ جَهْدَ أيْمانِهِمْ لا يَبْعَثُ اللهُ مَنْ يَموتُ بَلى وَعْداً عليهِ حقًّا ولكنَّ أكْثَرَ الناس لا يعلمونَ. لِيُبَيِّنَ لهم الذي يختلفونَ فيه ولِيَعْلَمَ الذين كفروا أنَّهم كانوا كاذبين}.
(5) ﴾ فَقَدۡ كَذَّبُواْ بِٱلۡحَقِّ لَمَّا جَآءَهُمۡ
﴿ "Sungguh mereka telah mendustakan yang haq (al-Qur`an) tatkala sampai kepada mereka." Yang haq adalah berhak diikuti, disyukuri atas kemudahan dan penghadirannya oleh Allah kepada mereka, akan tetapi mereka menyikapinya dengan sikap yang tidak semestinya, maka mereka berhak atas hukuman yang keras. ﴾ فَسَوۡفَ يَأۡتِيهِمۡ أَنۢبَٰٓؤُاْ مَا كَانُواْ بِهِۦ يَسۡتَهۡزِءُونَ
﴿ "Maka kelak akan sampai kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka olok-olok." Maksudnya, mereka akan melihat bahwa apa yang me-reka olok-olok itu adalah kebenaran dan kejujuran. Dan Allah menjelaskan kepada para pendusta akan dusta dan kebohongan mereka, dulu mereka memperolok-olok Hari Kebangkitan, surga dan neraka. Dan pada Hari Kiamat dikatakan kepada orang-orang yang mendustakan, "Inilah neraka yang dulu kamu dustakan." Allah berfirman,
﴾ وَأَقۡسَمُواْ بِٱللَّهِ جَهۡدَ أَيۡمَٰنِهِمۡ لَا يَبۡعَثُ ٱللَّهُ مَن يَمُوتُۚ بَلَىٰ وَعۡدًا عَلَيۡهِ حَقّٗا وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ 38 لِيُبَيِّنَ لَهُمُ ٱلَّذِي يَخۡتَلِفُونَ فِيهِ وَلِيَعۡلَمَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّهُمۡ كَانُواْ كَٰذِبِينَ 39 ﴿
"Mereka bersumpah dengan Nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh, 'Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati'.
(Tidak demikian), bahkan
(pasti Allah akan membangkitkannya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. Agar Allah menjelaskan kepada mereka sesuatu yang mereka perselisihkan itu, dan agar orang-orang kafir itu mengetahui bahwasanya mereka adalah orang-orang yang berdusta."
(An-Nahl: 38-39).
#
{6} ثم أمرهم أن يعتبروا بالأمم السابقة، فقال: {ألَم يَرَوْا كم أهلكنا من قبلهم من قرنٍ}؛ أي: كم تتابع إهلاكنا للأمم المكذِّبين وأمهلناهم قبل ذلك الإهلاك بأن {مَكَّنَّاهم في الأرض ما لم نمكِّنْ}: لهؤلاء من الأموال والبنين والرفاهية، {وأرْسَلْنا السماءَ عليهم مِدراراً وجعلنا الأنهار تجري من تحتهم}: تُنْبِتُ لهم بذلك ما شاء الله من زروع وثمار يتمتَّعون بها ويتناولون منها ما يشتهون، فلم يشكروا الله على نِعَمِهِ، بل أقبلوا على الشهوات، وألهتهم [أنواع] اللَّذَّات، فجاءتهم رسلهم بالبينات، فلم يصدِّقوها، بل ردُّوها وكذَّبوها، فأهلكهم الله بذُنوبهم، وأنشأ من بعدهم قَرْناً آخرين؛ فهذه سُنَّةُ الله ودأبه في الأمم السابقين واللاحقين؛ فاعتبروا بمن قَصَّ الله عليكم نبأهم.
(6) Kemudian Allah memerintahkan mereka mengambil pelajaran dari umat-umat terdahulu. Dia berfirman, ﴾ أَلَمۡ يَرَوۡاْ كَمۡ أَهۡلَكۡنَا مِن قَبۡلِهِم مِّن قَرۡنٖ
﴿ "Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi-generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka," maksud-nya, berapa banyak Kami membinasakan umat-umat yang mendus-takan secara bergantian, dan sebelum mereka dibinasakan Kami telah memberi mereka kesempatan dengan ﴾ مَّكَّنَّٰهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ مَا لَمۡ نُمَكِّن
﴿ "meneguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan" kepada mereka berupa harta, anak ke-turunan, dan kemakmuran. ﴾ وَأَرۡسَلۡنَا ٱلسَّمَآءَ عَلَيۡهِم مِّدۡرَارٗا وَجَعَلۡنَا ٱلۡأَنۡهَٰرَ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهِمۡ ﴿ "Dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka." Dengan itu ia menumbuh-kan untuk mereka apa yang dikehendaki oleh Allah berupa pohon-pohon dan buah-buahan yang mereka nikmati, dan mereka makan sesuai selera mereka, tetapi mereka tidak mensyukuri Allah atas nikmat-nikmatNya, mereka justru berpaling kepada hawa nafsu. Kenikmatan dengan berbagai macamnya telah melenakan mereka. Maka Rasul-rasul datang kepada mereka dengan
(membawa) bukti-bukti kebenaran tetapi mereka tidak membenarkannya. Justru mereka menolak dan mendustakannya. Karena dosa-dosa mereka, maka Allah membinasakan mereka dan menumbuhkan generasi yang baru sesudah mereka. Ini adalah sunnatullah yang berlaku pada umat-umat terdahulu dan yang berikut, maka ambillah pelajaran dari orang-orang yang telah Allah ceritakan kepadamu.
{وَلَوْ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ كِتَابًا فِي قِرْطَاسٍ فَلَمَسُوهُ بِأَيْدِيهِمْ لَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ مُبِينٌ (7) وَقَالُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ مَلَكٌ وَلَوْ أَنْزَلْنَا مَلَكًا لَقُضِيَ الْأَمْرُ ثُمَّ لَا يُنْظَرُونَ (8) وَلَوْ جَعَلْنَاهُ مَلَكًا لَجَعَلْنَاهُ رَجُلًا وَلَلَبَسْنَا عَلَيْهِمْ مَا يَلْبِسُونَ (9)}
"Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri, tentulah orang-orang yang kafir itu berkata, 'Ini tidak lain ha-nyalah sihir yang nyata.' Dan mereka berkata, 'Mengapa tidak di-turunkan kepadanya
(Muhammad) seorang malaikat?' Dan kalau Kami turunkan
(kepadanya) seorang malaikat, tentu selesailah urusan itu, kemudian mereka tidak diberi tangguh
(sedikit pun). Dan kalau Kami jadikan rasul itu
(dari) malaikat, tentulah Kami jadikan dia berupa laki-laki dan
(jika Kami jadikan dia berupa laki-laki), Kami pun akan jadikan mereka tetap ragu sebagaima-na kini mereka ragu."
(Al-An'am: 7-9).
#
{7} هذا إخبارٌ من الله لرسوله عن شدَّة عناد الكافرين، وأنَّه ليس تكذيبهم لقصورٍ فيما جئتهم به ولا لجهل منهم بذلك، وإنما ذلك ظلمٌ وبغيٌ لا حيلة لكم فيه، فقال: {ولو نزَّلْنا عليك كتاباً في قِرْطاس فلَمَسوه بأيديهم}: وتيقَّنوه، {لقال الذين كفروا}: ظلماً وعلواً: {إن هذا إلا سحرٌ مبينٌ}؛ فأيُّ بينةٍ أعظم من هذه البينة، وهذا قولهم الشنيع فيها، حيث كابروا المحسوس الذي لا يمكن من له أدنى مُسْكَةٍ من عقله دفعه؟!
(7) Ini adalah pemberitahuan dari Allah kepada RasulNya tentang kerasnya penentangan orang-orang kafir, dan bahwa pen-dustaan mereka bukan karena terbatasnya sesuatu yang kamu bawa kepada mereka dan bukan karena kebodohan mereka terha-dapnya, akan tetapi karena kezhaliman dan kedurhakaan. Di dalam-nya tidak ada tipu daya untukmu, FirmanNya, ﴾ وَلَوۡ نَزَّلۡنَا عَلَيۡكَ كِتَٰبٗا فِي قِرۡطَاسٖ فَلَمَسُوهُ بِأَيۡدِيهِمۡ
﴿ "Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu mereka dapat memegangnya dengan tangan mereka sendiri...," dan mereka pun meyakininya, ﴾ لَقَالَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ
﴿ "tentulah orang-orang yang kafir itu berkata," karena kezhaliman dan kesombongan mereka, ﴾ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا سِحۡرٞ مُّبِينٞ ﴿ "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata." Bukti mana yang lebih besar daripada bukti ini? Namun demikian mereka mengucapkan ucapan yang buruk, mereka menyombongkan diri di hadapan sesuatu yang konkret di mana orang yang memiliki sedikit akal pun tidak akan menolaknya.
#
{8} {وقالوا} أيضاً تعنُّتاً مبنيًّا على الجهل وعدم العلم بالمعقول: {لولا أُنزِلَ عليه مَلَكٌ}؛ أي: هلاَّ أُنْزِل مع محمدٍ مَلَك يعاوِنُه ويساعده على ما هو عليه؛ بزعمهم أنَّه بشرٌ وأنَّ رسالة الله لا تكون إلا على أيدي الملائكة. قال الله في بيان رحمته ولطفه بعباده حيث أرسل إليهم بشراً منهم يكون الإيمان بما جاء به عن علم وبصيرةٍ وغيبٍ: {ولو أنزَلْنا مَلَكاً}: برسالتنا؛ لكان الإيمانُ لا يصدُرُ عن معرفةٍ بالحقِّ، ولكان إيماناً بالشهادة الذي لا ينفع شيئاً وحده، هذا إن آمنوا، والغالب أنهم لا يؤمنون بهذه الحالة، فإذا لم يؤمنوا؛ {لَقُضِيَ الأمرُ}: بتعجيل الهلاك عليهم وعدم إنظارِهم؛ لأنَّ هذه سنة الله فيمن طَلَبَ الآيات المقترحة فلم يؤمن بها؛ فإرسال الرسول البشريِّ إليهم بالآيات البيِّنات التي يعلمُ الله أنها أصلحُ للعباد وأرفق بهم مع إمهال الله للكافرين والمكذِّبين خيرٌ لهم وأنفعُ، فطلبُهم لإنزال المَلَكِ شرٌّ لهم لو كانوا يعلمون.
(8) ﴾ وَقَالُواْ
﴿ "Dan mereka berkata," dengan keras kepala yang dilandasi oleh kebodohan dan ketidaktahuan terhadap perkara yang masuk akal, ﴾ لَوۡلَآ أُنزِلَ عَلَيۡهِ مَلَكٞۖ
﴿ "Mengapa tidak diturunkan kepada-nya (Muhammad) seorang malaikat?" Mengapa tidak diturunkan bersama Muhammad seorang malaikat yang menolongnya dan membantunya dalam menunaikan tugasnya dengan anggapan da-ri mereka bahwa dia adalah manusia, sementara risalah Allah tidak akan sampai kecuali melalui tangan para malaikat. Allah menjelas-kan rahmat dan kasih sayangNya kepada hamba-hambaNya di mana Dia mengutus -kepada mereka- manusia dari kalangan mereka sendiri, agar keimanan kepada syariat yang dibawanya adalah didasari ilmu, bashirah dan secara ghaib. ﴾ وَلَوۡ أَنزَلۡنَا مَلَكٗا
﴿ "Dan kalau Kami turunkan (kepadanya) seorang malaikat," dengan membawa ri-salah Kami, niscaya iman tersebut tidak didasari oleh pengetahuan terhadap kebenaran dan niscaya iman tersebut hanya didasari de-ngan perkara yang kasat mata, yang iman itu sendiri sama sekali tidak berguna. Itu adalah kalau mereka beriman, namun biasanya mereka tidak beriman dalam keadaan tersebut. Jika mereka tidak beriman, ﴾ لَّقُضِيَ ٱلۡأَمۡرُ ﴿ "tentu selesailah urusan itu," dengan menyegera-kan kebinasaan kepada mereka dan tidak ada penundaan lagi bagi mereka, karena ini adalah sunnatullah yang berlaku pada orang yang meminta turunnya ayat yang diusulkan lalu tidak beriman kepadanya. Pengutusan seorang rasul manusia kepada mereka dengan membawa ayat-ayat yang jelas di mana Allah mengetahui bahwa ia lebih baik dan lebih lembut bagi para hamba disertai pe-nangguhanNya terhadap orang-orang kafir yang mendustakan Allah adalah lebih baik dan lebih berguna bagi mereka, jadi tun-tutan mereka agar malaikat turun adalah lebih buruk bagi mereka jika mereka mengetahui.
#
{9} ومع ذلك؛ فالمَلَك لو أُنزِل عليهم وأُرْسِل؛ لم يطيقوا التلقِّي عنه ولا احتملوا ذلك ولا أطاقته قُواهم الفانية، فلو {جَعَلْناه ملكاً لجعلناه رجلاً}: لأنَّ الحكمة لا تقتضي سوى ذلك، {ولَلَبَسْنا عليهم ما يَلْبِسونَ}؛ أي: ولكان الأمر مختلطاً عليهم وملبوساً، وذلك بسبب ما لَبَّسوه على أنفسهم؛ فإنهم بَنَوا أمرهم على هذه القاعدة التي فيها اللَّبْس وعدم بيان الحق، فلما جاءهم الحقُّ بطرقه الصحيحة وقواعده التي هي قواعدُه؛ لم يكنْ ذلك هدايةً لهم إذا اهتدى بذلك غيرهم، والذنب ذنبهم؛ حيث أغلقوا على أنفسهم باب الهدى، وفتحوا أبواب الضلال.
(9) Walaupun begitu, seandainya seorang malaikat diutus dan diturunkan, niscaya mereka tidak mampu mengambil ilmu darinya dan mereka tidak kuasa, dan kekuatan mereka yang fana tidak akan memikulnya. ﴾ جَعَلۡنَٰهُ مَلَكٗا لَّجَعَلۡنَٰهُ رَجُلٗا
﴿ "Dan kalau Kami jadikan rasul itu (dari) malaikat, tentulah Kami jadikan dia berupa laki-laki," karena hikmah tidak menuntut selain itu. ﴾ وَلَلَبَسۡنَا عَلَيۡهِم مَّا يَلۡبِسُونَ ﴿ "Kami pun akan jadikan mereka tetap ragu sebagaimana kini mereka ragu." Maksudnya, niscaya perkaranya tetap rancu dan campur baur, hal itu karena mereka sendiri yang membuat kerancuan itu atas diri mereka karena mereka sendirilah yang membangun perkara mere-ka di atas kaidah yang rancu dan tidak jelas kebenarannya. Mana-kala kebenaran datang kepada mereka dengan jalan-jalannya yang benar dan kaidahnya yang merupakan kaidahnya yang benar, hal itu tetap tidak menjadi petunjuk bagi mereka walaupun selain me-reka mendapatkan petunjuk darinya. Dosanya adalah dosa mereka, yang mana mereka telah menutup pintu hidayah dari diri mereka dan membuka pintu kesesatan.
{وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِينَ سَخِرُوا مِنْهُمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (10) قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ ثُمَّ انْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ (11)}
"Dan sungguh beberapa rasul sebelum kamu telah diolok-olok, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka balasan
(azab) olok-olokan mereka. Katakanlah, 'Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu'."
(Al-An'am: 10-11).
#
{10} يقول تعالى مسلياً لرسوله ومصبِّراً ومتهدداً أعداءه ومتوعداً: {ولقد استُهْزِئ برسل من قبلِكَ}: لما جاؤوا أممهم بالبينات؛ كذَّبوهم واستهزؤوا بهم وبما جاؤوا به، فأهلكهم الله بذلك الكفر والتكذيب، ووفَّى لهم من العذاب أكمل نصيب، {فحاق بالذين سَخِروا منهم ما كانوا به يستهزِئونَ}: فاحذروا أيُّها المكذبون أن تستمِرُّوا على تكذيبكم، فيصيبكم ما أصابهم.
(10) Allah menghibur dan menyabarkan RasulNya, serta mengancam musuh-musuhnya, ﴾ وَلَقَدِ ٱسۡتُهۡزِئَ بِرُسُلٖ مِّن قَبۡلِكَ
﴿ "Dan sung-guh beberapa rasul sebelum kamu telah diolok-olok," ketika mereka datang kepada umat-umat mereka dengan keterangan-keterangan, mereka mendustakan rasul-rasul itu dan menghina mereka serta syariat yang mereka bawa, maka Allah membinasakan mereka de-ngan kekufuran dan pendustaan itu, dan membalas mereka dengan azab yang setimpal. ﴾ فَحَاقَ بِٱلَّذِينَ سَخِرُواْ مِنۡهُم مَّا كَانُواْ بِهِۦ يَسۡتَهۡزِءُونَ ﴿ "Maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka ba-lasan
(azab) olok-olokan mereka." Waspadalah wahai para pendusta, jangan terus menerus di atas pendustaanmu, maka kamu pun ter-timpa apa yang menimpa mereka.
#
{11} فإن شككتُم في ذلك أو ارتَبْتم؛ {فسيروا في الأرض ثم انظُروا كيف كان عاقبةُ المكذِّبين}؛ فلن تجدوا إلا قوماً مُهْلَكين، وأمماً في المَثُلات تالفين، قد أوحشت منهم المنازل، وعَدِمَ من تلك الرُّبوع كلُّ متمتِّع بالسرور نازل، أبادهم الملك الجبار، وكان نبؤهم عِبرةً لأولي الأبصار. وهذا السير المأمور به سير القلوب والأبدان الذي يتولَّد منه الاعتبار، وأما مجرَّد النظر من غير اعتبار؛ فإن ذلك لا يفيد شيئاً.
(11) Jika kamu bimbang atau ragu dalam perkara ini, maka ﴾ سِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ ثُمَّ ٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلۡمُكَذِّبِينَ ﴿ "berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang men-dustakan itu." Kamu tidak mendapatkan kecuali kaum yang dibi-nasakan dan umat yang bergelimpangan diterpa azab dan dalam keadaan rusak. Negeri-negeri sepi, daerah-daerah itu pun lengang, seluruh penikmat kebahagiaan luruh, Maharaja yang berkuasa membinasakan mereka, berita mereka menjadi pelajaran bagi ulil abshar. Perjalanan yang diperintahkan ini adalah perjalanan hati dan badan yang menghasilkan pembelajaran. Adapun sekedar me-lihat tanpa mengambil pelajaran, maka ia sama sekali tidak berguna.
{قُلْ لِمَنْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلْ لِلَّهِ كَتَبَ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَا رَيْبَ فِيهِ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (12)}.
"Katakanlah, 'Kepunyaan siapakah sesuatu yang ada di la-ngit dan di bumi?' Katakanlah, 'Kepunyaan Allah.' Dia telah mene-tapkan atas diriNya kasih sayang. Dia sungguh-sungguh akan menghimpun kamu pada Hari Kiamat yang tidak ada keraguan terhadapnya. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman'."
(Al-An'am: 12).
#
{12} يقول تعالى لنبيه - صلى الله عليه وسلم -: {قُلْ} لهؤلاء المشركين [باللهِ] مقرِّراً لهم وملزماً بالتوحيد: {لِمَن ما في السموات والأرض}؛ أي: من الخالق لذلك المالك له المتصرِّف فيه؟ {قُلْ} لهم: {لله}، وهم مقرُّون بذلك لا ينكرونه، أفلا حين اعترفوا بانفرادِ الله بالملك والتدبير أن يعترِفوا له بالإخلاص والتوحيد؟ وقوله: {كَتَبَ على نفسه الرحمةَ}؛ أي: العالم العلويُّ والسفليُّ تحت ملكه وتدبيرِهِ، وهو تعالى قد بَسَطَ عليهم رحمته وإحسانه، وتغمَّدهم برحمته وامتنانه، وكتب على نفسه كتاباً: أنَّ رحمته تغلب غضبه، وأن العطاء أحبُّ إليه من المنع، وأن الله قد فتح لجميع العباد أبواب الرحمة إن لم يغلقوا عليهم أبوابها بذُنوبهم، ودعاهم إليها إن لم تمنعهم من طلبها معاصيهم وعيوبهم. وقوله: {لَيَجْمَعَنَّكم إلى يوم القيامة لا ريبَ فيه}: وهذا قَسَمٌ منه، وهو أصدق المخبرين، وقد أقام على ذلك من الحجج والبراهين ما يجعله حقَّ اليقين، ولكن أبى الظالمون إلا جحوداً، وأنكروا قدرة الله على بعث الخلائِق، فأوضعوا في معاصيه، وتجرَّؤوا على الكفر به، فخسروا دنياهم وأخراهم، ولهذا قال: {الذين خَسِروا أنفسَهم فهم لا يؤمنونَ}.
(12) Allah berfirman kepada NabiNya, ﴾ قُل
﴿ "Katakanlah" kepada orang-orang yang musyrik kepada Allah, demi menetapkan dan mewajibkan tauhid atas mereka, ﴾ لِّمَن مَّا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ
﴿ "Kepu-nyaan siapakah sesuatu yang ada di langit dan di bumi?" Maksudnya, siapa pencipta, pemilik, dan pengaturnya? ﴾ قُل
﴿ "Katakanlah" ke-pada mereka, ﴾ لِّلَّهِۚ
﴿ "Kepunyaan Allah." Mereka mengakui dan tidak mengingkari hal itu. Mengapa setelah mereka mengakui bahwa Allah pencipta dan pengatur tanpa sekutu, mereka tidak mengakui keikhlasan dan tauhid untukNya? FirmanNya, ﴾ كَتَبَ عَلَىٰ نَفۡسِهِ ٱلرَّحۡمَةَۚ
﴿ "Dia telah menetapkan atas diriNya kasih sayang." Maksudnya, alam atas dan alam bawah berada di bawah kekuasaan dan pengaturan-Nya. Allah telah membentangkan rahmat dan kebaikanNya, me-naungi mereka dengan rahmat dan nikmatNya, Dia telah mene-tapkan untuk diriNya, "Bahwa rahmat-rahmatNya mengalahkan kemarahanNya, memberi adalah lebih Dia cintai daripada tidak memberi, bahwa Allah telah membuka pintu-pintu rahmat untuk seluruh hamba jika mereka tidak menutupnya atas diri mereka dengan dosa-dosa mereka. Dia pun telah menyeru mereka kepada-nya jika mencarinya tidak terhalang oleh kesalahan dan kemak-siatan mereka." FirmanNya, ﴾ لَيَجۡمَعَنَّكُمۡ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ لَا رَيۡبَ فِيهِۚ
﴿ "Dia sungguh-sungguh akan menghimpun kamu pada Hari Kiamat yang tidak ada keraguan terhadapnya." Ini adalah sumpah dari Allah, dan Dia adalah pemberi kabar terjujur, Dia telah menegakkan bukti-bukti dan argumentasi-argumentasi yang mencapai tingkatan haq al-yaqin, akan tetapi orang-orang zhalim hanya mengingkari, mereka meng-ingkari kekuasaan Allah dalam membangkitkan para makh-luk, mereka tenggelam ke dalam kemaksiatan, dan berani kafir kepadaNya, maka mereka merugi dunia dan akhirat. Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ فَهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ ﴿ "Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman."
{وَلَهُ مَا سَكَنَ فِي اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (13) قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَتَّخِذُ وَلِيًّا فَاطِرِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ يُطْعِمُ وَلَا يُطْعَمُ قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَسْلَمَ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (14) قُلْ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ (15) مَنْ يُصْرَفْ عَنْهُ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمَهُ وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْمُبِينُ (16) وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ وَإِنْ يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (17) وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ (18) قُلْ أَيُّ شَيْءٍ أَكْبَرُ شَهَادَةً قُلِ اللَّهُ شَهِيدٌ بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ وَأُوحِيَ إِلَيَّ هَذَا الْقُرْآنُ لِأُنْذِرَكُمْ بِهِ وَمَنْ بَلَغَ أَئِنَّكُمْ لَتَشْهَدُونَ أَنَّ مَعَ اللَّهِ آلِهَةً أُخْرَى قُلْ لَا أَشْهَدُ قُلْ إِنَّمَا هُوَ إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنَّنِي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ (19) الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمُ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (20)}.
"Dan kepunyaan Allah-lah segala yang ada pada malam dan siang hari. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Katakanlah, 'Apakah akan aku jadikan pelindung selain dari Allah yang menjadikan langit dan bumi, padahal Dia yang memberi makan dan tidak diberi makan?' Katakanlah, 'Se-sungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang per-tama kali menyerahkan diri
(kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu termasuk golongan orang-orang musyrik.' Katakanlah, 'Sesungguhnya aku takut azab hari yang besar
(Hari Kiamat), jika aku mendurhakai Tuhanku'. Barangsiapa yang dijauhkan azab darinya pada hari itu, maka sungguh Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah keberuntungan yang nyata. Jika Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakuasa atas tiap-tiap sesuatu. Dan Dia-lah yang berkuasa atas sekalian hamba-hambaNya. Dan Dia-lah Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. Katakanlah, 'Siapakah yang lebih kuat persaksian-nya?' Katakanlah, 'Allah.' Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan al-Qur`an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang mana al-Qur`an sampai
(kepadanya). Apakah kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di samping Allah? Katakanlah, 'Aku tidak mengakui.' Katakanlah, 'Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan
(dengan Allah).' Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya, mereka mengenalnya
(Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak beriman
(kepada Allah)."
(Al-An'am: 13-20).
Ketahuilah bahwa surat ini mengandung penetapan tauhid dengan segala dalil aqli dan naqli bahkan hampir seluruhnya ten-tang tauhid yang membantah orang-orang musyrik yang mendus-takan RasulNya. Dalam ayat-ayat ini Allah menjelaskan sesuatu yang dengannya petunjuk menjadi jelas dan syirik pun terbabat.
#
{13} فذكر أن {له} تعالى {ما سَكَنَ في الليل والنهار}، وذلك هو المخلوقاتُ كلُّها من آدميِّها وجنِّها وملائكتها وحيواناتها وجماداتها؛ فالكلُّ خَلْقٌ مدبَّرون وعبيدٌ مسخَّرون لربِّهم العظيم القاهر المالك؛ فهل يصحُّ في عقل ونقل أن يُعْبَدَ من هؤلاء المماليك الذي لا نفع عنده ولا ضُرَّ ويُتْرَكَ الإخلاصُ للخالق المدبِّر المالك الضارِّ النافع؟! أم العقول السليمة والفطر المستقيمة تدعو إلى إخلاص العبادة والحبِّ والخوف والرجاء لله ربِّ العالمين؟ {السميع}: لجميع الأصوات على اختلاف اللُّغات بتفنُّن الحاجات. {العليم}: بما كان وما يكونُ وما لم يكنْ لو كان كيف كان يكونُ، المطَّلع على الظواهر والبواطن.
(13) Allah menyebutkan bahwa ﴾ لَهُۥ
﴿ "kepunyaan Allah-lah, ﴾ مَا سَكَنَ فِي ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِۚ
﴿ "segala yang ada pada malam dan siang hari." Itu adalah seluruh makhluk, yang terdiri dari manusia, jin, malaikat, hewan, dan benda-benda mati. Semuanya adalah makhluk yang diatur, hamba yang tunduk kepada Tuhannya Yang Mahaagung, Maha Berkuasa dan Maha Memiliki. Apakah sah menurut dalil aqli dan naqli jika para hamba yang tidak memiliki manfaat dan mudarat disembah sementara keikhlasan kepada pencipta, penga-tur, pemilik, yang memiliki manfaat dan mudarat ditinggalkan? Ataukah justru akal yang sehat dan fitrah yang lurus mengajak kepada pengikhlasan ibadah, kecintaan, takut dan harapan kepa-da Allah Rabbul alamin? ﴾ ٱلسَّمِيعُ
﴿ "Dia-lah Yang Maha Mendengar" semua suara dengan berbagai bahasa dan bermacam-macam ke-pentingan. ﴾ ٱلۡعَلِيمُ ﴿ "Lagi Maha Mengetahui" apa yang telah terjadi, apa yang sedang terjadi dan apa yang akan terjadi jika ia telah terjadi, maka bagaimanapun keadaannya pasti terjadi, Yang me-ngetahui lahir dan batin.
#
{14} {قل} لهؤلاء المشركين بالله: {أغيرَ الله أتَّخِذُ وليًّا}: من هؤلاء المخلوقات العاجزة يتولاَّني وينصُرُني؛ فلا أتَّخذ من دونه تعالى وليًّا؛ لأنَّه {فاطر السموات والأرض}؛ أي: خالقهما ومدبِّرهما، {وهو يُطْعِمُ ولا يُطْعَمُ}؛ أي: وهو الرازق لجميع الخلق من غير حاجةٍ منه تعالى إليهم؛ فكيف يَليقُ أن أتَّخِذَ وليًّا غير الخالق الرازق الغني الحميد. {قل إنِّي أمِرْتُ أن أكونَ أولَ من أسلم}: لله بالتوحيدِ وأنقاد له بالطاعةِ؛ لأنِّي أولى من غيري بامتثال أوامر ربِّي، {ولا تكوننَّ من المشركين}؛ أي: ونُهيت أيضاً عن أن أكون من المشركين؛ لا في اعتقادِهِم، ولا في مجالستهم، ولا في الاجتماع بهم؛ فهذا أفرضُ الفروض عليَّ وأوجب الواجبات.
(14) ﴾ قُلۡ
﴿ "Katakanlah" kepada orang-orang yang menye-kutukan Allah dengan sesuatu, ﴾ أَغَيۡرَ ٱللَّهِ أَتَّخِذُ وَلِيّٗا
﴿ "Apakah akan aku ja-dikan pelindung selain dari Allah," dari kalangan para makhluk yang lemah yang akan menolong dan melindungiku. Aku tidak menja-dikan selain Allah sebagai penolong, karena Dia adalah, ﴾ فَاطِرِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ
﴿ "Yang menjadikan langit dan bumi," dan pengatur keduanya. ﴾ وَهُوَ يُطۡعِمُ وَلَا يُطۡعَمُۗ
﴿ "Padahal Dia yang memberi makan dan tidak diberi makan." Maksudnya, Dia-lah Pemberi rizki seluruh makhluk tanpa ada kepentingan dariNya kepada mereka. Bagaimana layak bagiku menjadikan penolong selain Allah sang pencipta, pemberi rizki, yang kaya lagi terpuji? ﴾ قُلۡ إِنِّيٓ أُمِرۡتُ أَنۡ أَكُونَ أَوَّلَ مَنۡ أَسۡلَمَۖ
﴿ "Katakanlah, 'Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama kali menyerahkan diri" kepada Allah dengan tauhid dan pasrah ke-padaNya dengan ketaatan, karena aku lebih berhak daripada orang lain untuk menaati perintah-perintah Allah. ﴾ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ﴿ "Dan jangan sekali-kali kamu termasuk golongan orang-orang musyrik." Maksudnya, aku juga dilarang masuk ke dalam golongan orang-orang musyrik, tidak pada akidah mereka, tidak bergaul dan tidak berkumpul dengan mereka. Ini adalah kewajiban paling kuat dan paling wajib atasku.
#
{15} {قل إنِّي أخافُ إن عصيتُ ربِّي عذابَ يوم عظيم}: فإنَّ المعصية في الشرك توجِبُ الخلود في النار وسَخَطَ الجبار.
(15) ﴾ قُلۡ إِنِّيٓ أَخَافُ إِنۡ عَصَيۡتُ رَبِّي عَذَابَ يَوۡمٍ عَظِيمٖ ﴿ "Katakanlah, 'Sesung-guhnya aku takut azab hari yang besar
(Hari Kiamat), jika aku mendur-hakai Tuhanku'." Karena kemaksiatan dalam bentuk syirik meng-haruskan kekekalan dalam neraka dan kemurkaan Allah Yang Mahaperkasa.
#
{16} وذلك اليوم هو اليوم الذي يُخاف عذابُه ويُحذر عقابُه؛ لأنه من صُرِفَ عنه العذابُ يومئذٍ فهو المرحومُ، ومن نجا فيه فهو الفائز حَقًّا؛ كما أنَّ من لم ينجُ منه؛ فهو الهالك الشقيُّ.
(16) Hari itu adalah hari yang azabnya ditakuti dan ancam-annya diwaspadai, karena barangsiapa terhindar dari azab pada hari itu, maka dialah orang yang dirahmati. Barangsiapa yang se-lamat, maka dia benar-benar sebagai pemenang sebagaimana orang yang celaka lagi sengsara adalah orang yang tidak selamat pada hari itu.
#
{17} ومن أدلة توحيده أنه تعالى المنفرد بكشف الضَّرَّاء وجلب الخير والسَّرَّاء، ولهذا قال: {وإن يَمسَسْكَ الله بضُرٍّ}: من فقرٍ أو مرضٍ أو عسرٍ أو غمٍّ أو همٍّ أو نحوه، {فلا كاشفَ له إلَّا هو وإن يَمْسَسْكَ بخيرٍ فهو على كل شيء قديرٌ}: فإذا كان وحدَه النافعَ الضارَّ؛ فهو الذي يستحقُّ أن يُفْرَدَ بالعبوديَّة والإلهيَّة.
(17) Di antara dalil tauhidNya adalah bahwa hanya Allah sendiri sajalah yang mengangkat kesulitan dan mendatangkan kebaikan dan kebahagiaan. Oleh karena itu, Dia berfirman, ﴾ وَإِن يَمۡسَسۡكَ ٱللَّهُ بِضُرّٖ
﴿ "Jika Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu," berupa kemiskinan atau sakit atau kesulitan atau kecemasan atau kesedihan atau lainnya, ﴾ فَلَا كَاشِفَ لَهُۥٓ إِلَّا هُوَۖ وَإِن يَمۡسَسۡكَ بِخَيۡرٖ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ﴿ "maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakuasa atas tiap-tiap sesuatu." Jika Dia-lah satu-satunya yang memberi manfaat dan menimpakan mudarat, maka Dia-lah semata yang berhak untuk disembah dan dipertuhankan.
#
{18} {وهو القاهرُ فوق عبادِهِ}: فلا يتصرَّفُ منهم متصرِّف ولا يتحرَّك متحرِّك ولا يسكن ساكنٌ إلا بمشيئتِهِ، وليس للملوك وغيرهم الخروجُ عن ملكه وسلطانِهِ، بل هم مدبَّرون مقهورون؛ فإذا كان هو القاهرَ وغيرُه مقهوراً؛ كان هو المستحقَّ للعبادة. {وهو الحكيم}: فيما أمَرَ به ونهى، وأثابَ وعاقبَ، وفيما خَلَقَ وقدَّر، {الخبير}: المطَّلع على السرائر والضمائر وخفايا الأمور، وهذا كلُّه من أدلة التوحيد.
(18) ﴾ وَهُوَ ٱلۡقَاهِرُ فَوۡقَ عِبَادِهِۦۚ
﴿ "Dan Dia-lah yang berkuasa atas seka-lian hamba-hambaNya." Tidak ada salah seorang pun dari mereka yang bertindak, bergerak, dan diam melainkan dengan kehendak-Nya. Para raja dan lain-lainnya tidak akan keluar dari kerajaan dan kekuasaanNya, justru mereka diatur dan dikuasai. Jika Dia adalah penguasa sementara yang lain dikuasai, maka Dialah yang berhak diibadahi. ﴾ وَهُوَ ٱلۡحَكِيمُ
﴿ "Dan Dia-lah Yang Mahabijaksana" da-lam sesuatu yang Dia perintahkan dan Dia larang, dalam memberi pahala dan menghukum, dalam mencipta dan menakdirkan. ﴾ ٱلۡخَبِيرُ ﴿ "Lagi Maha Mengetahui." Yang mengetahui apa yang disimpan dan dirahasiakan serta perkara-perkara yang samar. Ini semua adalah termasuk dalil tauhid.
#
{19} {قل} لهم لمَّا بيَّنَّا لهم الهدى وأوضحنا لهم المسالك: {أيُّ شيء أكبرُ شهادةً}: على هذا الأصل العظيم، {قل اللهُ} أكبرُ شهادةً؛ فهو {شهيدٌ بيني وبينَكم}؛ فلا أعظمَ منه شهادةً ولا أكبرَ، وهو يشهدُ لي بإقراره وفعلِهِ، فَيُقِرُّني على ما قلتُ لكم؛ كما قال تعالى: {ولو تَقَوَّلَ عَلَيْنا بَعْضَ الأقاويل لأخَذْنا منه باليمين ثم لَقَطَعْنا منه الوتينَ}؛ فالله حكيمٌ قديرٌ، فلا يليق بحكمتِهِ وقدرتِهِ أن يقرَّ كاذباً عليه، زاعماً أنَّ الله أرسلَه ولم يرسِلْه، وأن الله أمره بدعوة الخلق ولم يأمره، وأن الله أباح له دماء من خالفَه وأموالهم ونساءهم وهو مع ذلك يصدِّقه بإقرارِهِ وبفعلِهِ، فيؤيِّده على ما قال بالمعجزاتِ الباهرةِ والآياتِ الظاهرة، وينصرُهُ ويخذِلُ مَن خالفه وعاداه؛ فأيُّ شهادةٍ أكبرُ من هذه الشهادة. وقوله: {وأُوْحيَ إليَّ هذا القرآن لأنذِرَكُم به ومَن بَلَغَ}؛ أي: وأوحى الله إليَّ هذا القرآن الكريم لمنفعتِكم ومصلحتِكم؛ لأنْذِرَكُم به من العقاب الأليم، والنّذارة إنما تكون بذكر ما ينذِرُهم به من الترغيب والترهيب وببيان الأعمال والأقوال الظاهرة والباطنة التي مَن قام بها فقد قَبِلَ النذارة؛ فهذا القرآن فيه النذارةُ لكم أيُّها المخاطَبون وكل مَن بَلَغَهُ القرآن إلى يوم القيامة؛ فإن فيه بيان كلِّ ما يُحتاج إليه من المطالب الإلهية.
لما بيَّن تعالى شهادَته التي هي أكبر الشهادات على توحيدِهِ؛ قال: قلْ لهؤلاء المعارضين لخبر الله والمكذِّبين لرسله: {أئنَّكم لَتشهدونَ أنَّ مع الله آلهةً أخرى قل لا أشهدُ}؛ أي: إن شهدوا؛ فلا تشهدْ معهم، فوازنْ بين شهادةِ أصدق القائلين وربِّ العالمين، وشهادة أزكى الخلق المؤيَّدة بالبراهين القاطعة والحجج الساطعة على توحيد الله وحدَه لا شريك له، وشهادةِ أهل الشِّرك الذين مَرَجَتْ عقولُهم وأديانُهم وفَسَدَتْ آراؤهم وأخلاقهم وأضحكوا على أنفسهم العقلاءَ، بل خالفتْ شهادتُهم فِطَرَهم وتناقضتْ أقوالُهم على إثبات أنَّ مع الله آلهةً أخرى مع أنه لا يقومُ على ما خالفوه أدنى شُبهة فضلاً عن الحُجج، واختر لنفسك أيَّ الشهادتين إن كنت تعقلُ، ونحن نختارُ لأنفسنا ما اختارَه الله لنبيِّه الذي أمرنا الله بالاقتداء به فقال: {قلْ إنَّما هو إله واحدٌ}؛ أي: منفرد لا يستحقُّ العبوديَّة والإلهية سواه كما أنه المنفرد بالخلق والتدبير. {وإنني بريءٌ مما تشرِكون} به من الأوثان والأنداد وكل ما أُشْرِكَ به مع الله. فهذا حقيقة التوحيد: إثبات الإلهية لله، ونفيها عما عداه.
(19) ﴾ قُلۡ
﴿ "Katakanlah" kepada mereka tatkala Kami menje-laskan petunjuk kepada mereka dan menerangkan kepada mereka jalan-jalan, ﴾ أَيُّ شَيۡءٍ أَكۡبَرُ شَهَٰدَةٗۖ
﴿ "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?" Di atas dasar agung ini. ﴾ قُلِ ٱللَّهُۖ
﴿ "Katakanlah, 'Allah'," yang lebih kuat persaksianNya, karena Dia ﴾ شَهِيدُۢ بَيۡنِي وَبَيۡنَكُمۡۚ
﴿ "menjadi saksi antara aku dan kamu." Tiada yang lebih kuat dan lebih besar persaksiannya daripada Dia. Dia bersaksi untukku dengan persetujuan dan per-buatanNya. Dia menyetujui apa yang aku ucapkan kepadamu sebagaimana Allah berfirman,
﴾ وَلَوۡ تَقَوَّلَ عَلَيۡنَا بَعۡضَ ٱلۡأَقَاوِيلِ 44 لَأَخَذۡنَا مِنۡهُ بِٱلۡيَمِينِ 45 ثُمَّ لَقَطَعۡنَا مِنۡهُ ٱلۡوَتِينَ 46
﴿
"Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perka-taan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya." (Al-Haqqah: 44-46).
Allah Mahabijaksana lagi Maha Berkuasa. Tidak layak -dengan kebijaksanaan dan kekuasaanNya- Dia membiarkan pendusta atas namaNya dengan klaim bahwa Allah mengutusnya padahal Dia tidak mengutusnya, bahwa Allah memerintahkannya berdakwah kepada manusia padahal Dia tidak memerintahkannya, bahwa Allah menghalalkan untuknya harta, darah, dan wanita orang-orang yang menyelisihinya. Dengan kebohongannya tersebut, maka tidak layak Allah membenarkannya dengan pengakuan dan per-buatanNya. Lalu Dia mendukungnya dengan ayat-ayat yang jelas dan mukjizat-mukjizat yang mengagumkan, menolongnya dan melecehkan orang yang menyelisihi dan memusuhinya. Adakah persaksian yang lebih besar dari ini?
FirmanNya, ﴾ وَأُوحِيَ إِلَيَّ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانُ لِأُنذِرَكُم بِهِۦ وَمَنۢ بَلَغَۚ
﴿ "Dan al-Qur`an ini di-wahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepada-mu dan kepada orang-orang yang mana al-Qur`an sampai (kepadanya)." Maksudnya, Allah mewahyukan al-Qur`an yang mulia ini kepa-daku untuk kebaikan dan kemaslahatanmu, dan dengannya aku memberimu peringatan adanya hukuman yang pedih. Peringatan itu dengan menyebutkan sesuatu yang mereka diperingatkan darinya yang meliputi targhib (anjuran) dan tarhib (ancaman) dan penjelasan tentang perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan lahir dan batin, di mana barangsiapa yang melakukannya, maka dia telah menerima peringatan.
Al-Qur`an ini mengandung peringatan bagimu wahai orang-orang yang al-Qur`an ini berbicara kepadanya dan orang-orang yang mana al-Qur`an sampai kepadanya hingga Hari Kiamat; di dalamnya terdapat penjelasan tentang tuntutan-tuntutan ilahiyah yang diperlukan.
Manakala Allah menjelaskan kesaksianNya yang merupakan kesaksian terbesar atas tauhid, Dia berfirman, "Katakanlah kepada orang-orang yang menentang berita Allah dan yang mendustakan rasul-rasulNya, ﴾ أَئِنَّكُمۡ لَتَشۡهَدُونَ أَنَّ مَعَ ٱللَّهِ ءَالِهَةً أُخۡرَىٰۚ قُل لَّآ أَشۡهَدُۚ
﴿ 'Apakah kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan yang lain di samping Allah?' Kata-kanlah, 'Aku tidak mengakui'."
Maksudnya, jika mereka bersaksi maka janganlah kamu ber-saksi bersama mereka. Bandingkan antara kesaksian Allah yang paling benar FirmanNya, Tuhan semesta alam disertai kesaksian makhluk tersuci yang ditopang dengan bukti-bukti yang kuat dan argumen-argumen yang valid atas keesaan Allah semata tanpa sekutu bagiNya dengan kesaksian orang-orang musyrik yang akal dan agamanya rusak, pendapat dan akalnya kacau dan mengun-dang tertawaan orang-orang yang berakal kepada mereka, bahkan kesaksian mereka menyelisihi fitrah mereka, dan ucapan-ucapan mereka saling bertentangan dalam menetapkan bahwa ada tuhan-tuhan lain bersama Allah, padahal tidak ada syubhat yang paling ringan yang menyelisihi pendapat mereka, apalagi jika ada argu-men kuat. Jika kamu berakal, maka pilihlah untuk dirimu satu dari dua kesaksian sementara kami sendiri memilih untuk kami syariat yang Allah pilih untuk NabiNya yang Allah perintahkan kepada kami agar meneladaninya. Allah berfirman, ﴾ قُل لَّآ أَشۡهَدُۚ قُلۡ إِنَّمَا هُوَ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞ
﴿ "Katakanlah, 'Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa'." Tidak ada yang berhak disembah dan dipertuhankan selain-Nya sebagaimana Dia adalah Esa dalam penciptaan dan penga-turan. ﴾ وَإِنَّنِي بَرِيٓءٞ مِّمَّا تُشۡرِكُونَ ﴿ "Dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan
(dengan Allah)," berupa berhala-berhala, sesembahan-sesembahan lain dan semua yang disekutukan dengan Allah. Inilah hakikat tauhid penetapan ketuhanan kepada Allah dan menafikannya dari selainNya.
#
{20} لما بيَّن شهادته وشهادة رسوله على التوحيد وشهادة المشركين الذين لا علمَ لديهم على ضدِّه؛ ذكر أنَّ أهل الكتاب من اليهود والنصارى {يعرِفونَه}؛ أي: يعرفون صحة التوحيد، {كما يعرِفون أبناءَهم}؛ أي: لا شكَّ عندهم فيه بوجهٍ؛ كما أنهم لا يشتَبِهون بأولادهم، خصوصاً البنين الملازمين في الغالب لآبائهم، ويُحتمل أن الضمير عائد إلى الرسول محمد - صلى الله عليه وسلم -، وأن أهل الكتاب لا يشتبِهون بصحَّة رسالته ولا يمترون بها لما عندهم من البشارات به ونعوتِهِ التي تنطبق عليه ولا تَصْلُحُ لغيره، والمعنيان متلازمان. قوله: {الذين خَسِروا أنفُسَهم}؛ أي: فَوَّتوها ما خُلِقَتْ له من الإيمان والتوحيد وحَرَموها الفضل من الملك المجيد، {فهم لا يؤمنون}: فإذا لم يوجدِ الإيمان منهم؛ فلا تسألْ عن الخسارِ والشرِّ الذي يحصل لهم.
(20) Manakala Allah menjelaskan persaksianNya, persak-sian RasulNya atas tauhid, dan persaksian kaum musyrikin yang tidak memiliki ilmu atas kesyirikannya, Dia menyebutkan bahwa Ahli Kitab, Yahudi, dan Nasrani, ﴾ يَعۡرِفُونَهُۥ
﴿ "mereka mengenalnya," yakni mengenal kebenaran tauhid, ﴾ كَمَا يَعۡرِفُونَ أَبۡنَآءَهُمُۘ
﴿ "seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri." Maksudnya, tidak ada keraguan dalam diri mereka kepadanya sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka dengan baik khususnya anak-anak yang selalu dekat dengan orang tuanya. Ada kemungkinan bahwa kata ganti di sini kembali kepada Rasulullah, Muhammad ﷺ.
Ahli kitab mengetahui dengan jelas kebenaran kerasulannya, mereka tidak meragukannya, karena mereka mengetahui berita-berita gembira tentang kedatangannya dan sifat-sifatnya yang se-suai dengannya yang tidak cocok untuk selainnya. Kedua makna ini saling terkait satu dengan yang lain.
FirmanNya, ﴾ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ
﴿ "Orang-orang yang merugikan di-rinya," maksudnya, menyia-nyiakan apa yang diciptakan untuk-nya berupa iman dan tauhid, dan melepaskan kemuliaan dari Allah Yang Mahamulia lagi Mahakaya, ﴾ فَهُمۡ لَا يُؤۡمِنُونَ ﴿ "maka mereka itu tidak beriman
(kepada Allah)." Jika mereka tidak memiliki iman, maka jangan bertanya tentang kerugian dan keburukan yang ter-jadi pada mereka.
{وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ كَذَّبَ بِآيَاتِهِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ (21)}.
"Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang mem-buat-buat suatu kedustaan terhadap Allah, atau mendustakan ayat-ayatNya? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan."
(Al-An'am: 21).
#
{21} أي: لا أعظم ظلماً وعناداً ممَّن كان فيه أحد الوصفين؛ فكيف لو اجتمعا: افتراء الكذب على الله، أو التكذيب بآياته التي جاءت بها المرسلون؟! فإنَّ هذا أظلم الناس، والظالم لا يفلِحُ أبداً، ويدخل في هذا كلُّ من كذب على الله بادِّعاء الشريك له والعوين، أو زعم أنه ينبغي أن يُعْبَدَ غيره، أو اتَّخذ له صاحبةً أو ولداً، وكلُّ من ردَّ الحقَّ الذي جاءت به الرسل أو من قام مقامهم.
(21) Maksudnya, tidak ada kezhaliman dan kesombongan yang lebih besar daripada orang yang dalam dirinya terdapat satu dari dua sifat. Bagaimana jika keduanya terkumpul, yaitu berdus-ta atas Nama Allah atau mendustakan ayat-ayatNya yang dibawa oleh para Rasul? Dia adalah orang terzhalim, dan orang yang zha-lim tidak akan beruntung untuk selama-lamanya. Termasuk dalam hal ini adalah semua yang berdusta atas Nama Allah dengan meng-klaim bahwa Dia mempunyai sekutu dan penolong atau dia meng-klaim sesembahan lain bersamaNya atau mengangkat istri dan anak untukNya. Dan termasuk juga semua yang menolak kebenar-an yang dibawa oleh Rasul atau orang-orang yang menggantikan kedudukan mereka.
{وَيَوْمَ نَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا ثُمَّ نَقُولُ لِلَّذِينَ أَشْرَكُوا أَيْنَ شُرَكَاؤُكُمُ الَّذِينَ كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ (22) ثُمَّ لَمْ تَكُنْ فِتْنَتُهُمْ إِلَّا أَنْ قَالُوا وَاللَّهِ رَبِّنَا مَا كُنَّا مُشْرِكِينَ (23) انْظُرْ كَيْفَ كَذَبُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ (24)}
"Dan
(ingatlah) hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya, kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik, 'Di manakah sesembahan-sesembahan kamu yang dahulu kamu katakan
(sebagai sekutu-sekutu Kami)?' Kemudian tiadalah fitnah mereka, kecuali mengatakan, 'Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah.' Lihatlah, bagaimana mereka telah berdusta terhadap diri mereka sendiri dan hilanglah dari mereka sesembahan-sesembahan yang dahulu mereka ada-adakan."
(Al-An'am: 22-24).
#
{22} يخبر تعالى عن مآل أهل الشرك يوم القيامة، وأنهم يُسْألون ويُوَبَّخُونَ فيُقال لهم: أين شركائي الذين كُنْتُم تزعمونَ؛ أي: إن الله ليس له شريك، وإنَّما ذلك على وجه الزعم منهم والافتراء.
(22) Allah memberitakan tentang tempat kembali orang-orang musyrik pada Hari Kiamat, mereka ditanya dan dicemooh, "Mana sekutu-sekutuKu yang kalian klaim?" Maksudnya, Allah tidak memiliki sekutu. Hal tersebut hanya sekedar klaim dan ke-dustaan mereka.
#
{23} {ثم لم تكن فتنتُهم}؛ أي: لم يكن جوابُهم حين يُفتنون ويُختبرون بذلك السؤال إلاَّ إنكارَهم لشِرْكهم وحَلِفَهم أنهم ما كانوا مشركين.
(23) ﴾ ثُمَّ لَمۡ تَكُن فِتۡنَتُهُمۡ ﴿ "Kemudian tiadalah fitnah mereka." Mak-sudnya, jawaban mereka manakala mereka ditanya dan diuji dengan pertanyaan itu tidak lain hanyalah pengingkaran terhadap kesyirikan mereka, dan mereka berani bersumpah bahwa mereka tidak menyekutukan Allah.
#
{24} {انظر}: متعجباً منهم ومن أحوالهم، {كيف كَذَبوا على أنفسهم}؛ أي: كذبوا كذباً عاد بالخَسارِ على أنفسهم وضَرَّهُم ـ واللهِ ـ غايةَ الضَّرر، {وَضَلَّ عنهم ما كانوا يفترونَ}: من الشُّركاء الذين زعَموهم مع الله، تعالى الله عن ذلك علوًّا كبيراً.
(24) ﴾ ٱنظُرۡ
﴿ "Lihatlah," dengan keheranan kepada mereka dan kepada keadaan mereka, ﴾ كَيۡفَ كَذَبُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡۚ
﴿ "bagaimana mereka berdusta terhadap diri mereka sendiri." Mereka melakukan kedustaan yang kerugiannya menimpa diri mereka sendiri dan memudarat-kan mereka dengan berat. ﴾ وَضَلَّ عَنۡهُم مَّا كَانُواْ يَفۡتَرُونَ ﴿ "Dan hilanglah dari mereka sesembahan-sesembahan yang dahulu mereka ada-adakan." Yakni sekutu-sekutu yang mereka klaim bersama Allah. Mahasuci Allah dari apa yang mereka katakan.
{وَمِنْهُمْ مَنْ يَسْتَمِعُ إِلَيْكَ وَجَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَنْ يَفْقَهُوهُ وَفِي آذَانِهِمْ وَقْرًا وَإِنْ يَرَوْا كُلَّ آيَةٍ لَا يُؤْمِنُوا بِهَا حَتَّى إِذَا جَاءُوكَ يُجَادِلُونَكَ يَقُولُ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلَّا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ (25)}.
"Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan
(ba-caan)mu, padahal Kami telah meletakkan penutup di atas hati mereka
(sehingga mereka tidak) memahaminya, dan
(Kami letak-kan) sumbatan di telinganya. Dan jika pun mereka melihat segala tanda
(kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata, 'Al-Qur`an ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu'."
(Al-An'am: 25).
#
{25} أي: ومن هؤلاء المشركين قومٌ يحمِلُهم بعض الأوقات بعض الدواعي إلى الاستماع [لما تقول]، ولكنه استماعٌ خالٍ من قصد الحقِّ واتباعِهِ، ولهذا لا ينتفعونَ بذلك الاستماع لعدم إرادتِهِم للخير. {وجَعَلْنا على قلوبهم أكِنَّةً}؛ أي: أغطيةً وأغشيةً لئلاَّ يَفْقَهوا كلام الله، فصان كلامَه عن أمثال هؤلاء. {وفي آذانِهِم}: جعلنا {وَقْراً}؛ أي: صمماً، فلا يستمِعون ما ينفعهم، {وإن يَرَوْا كلَّ آيةٍ لا يؤمنوا بها}: وهذا غاية الظُّلم والعناد: أنَّ الآيات البيِّنات الدالَّة على الحقِّ لا ينقادون لها ولا يصدِّقون بها، بل يجادِلون الحق بالباطل لِيُدْحِضوه، ولهذا قال: {حتَّى إذا جاؤوك يجادِلونك يقولُ الذين كفروا إنْ هذا إلَّا أساطيرُ الأوَّلين}؛ أي: مأخوذ من صحف الأولين المسطورة التي ليست عن الله ولا عن رسله، وهذا من كفرِهم، وإلاَّ؛ فكيف يكون هذا الكتاب الحاوي لأنباء السابقين واللاحقين والحقائق التي جاءت بها الأنبياء والمرسلون والحق والقسط والعدل التام من كل وجهٍ أساطير الأولين؟!
(25) Di antara orang-orang musyrik itu terdapat sekelom-pok orang yang pada sebagian waktu terdorong untuk mendengar apa yang kamu katakan, akan tetapi hal itu merupakan kegiatan mendengar tanpa bermaksud mengikuti kebenaran, oleh karena itu mereka tidak dapat mengambil manfaat darinya, karena mereka tidak menginginkan kebaikan. ﴾ وَجَعَلۡنَا عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ أَكِنَّةً
﴿ "Padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka," maksudnya, meletakkan peng-halang dan tabir sehingga mereka tidak memahami kalamullah. Dia melindungi kalamNya dari orang-orang yang seperti mereka. ﴾ وَفِيٓ ءَاذَانِهِمۡ
﴿ "Dan di telinga mereka," Kami letakkan ﴾ وَقۡرٗاۚ
﴿ "sumbatan." Yakni ketulian, maka mereka tidak mendengar apa yang bermanfaat bagi mereka. ﴾ وَإِن يَرَوۡاْ كُلَّ ءَايَةٖ لَّا يُؤۡمِنُواْ بِهَاۖ
﴿ "Dan jika pun mereka melihat se-gala tanda (kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya."
Ini benar-benar kezhaliman dan sikap keras kepala, mereka tidak tunduk dan mempercayai bukti-bukti yang menunjukkan kepada kebenaran bahkan mereka membantah kebenaran dengan kebatilan untuk menghancurkannya. Oleh karena itu Allah berfir-man, ﴾ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءُوكَ يُجَٰدِلُونَكَ يَقُولُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِنۡ هَٰذَآ إِلَّآ أَسَٰطِيرُ ٱلۡأَوَّلِينَ ﴿ "Sehingga apabila mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu ber-kata, 'Al-Qur`an ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu'." Maksudnya, al-Qur`an ini diambil dari buku-buku orang terdahu-lu yang tertulis, bukan dari Allah dan bukan dari rasul-rasulNya. Ini termasuk kekufuran mereka, jika tidak, mana mungkin kitab ini -yang menghimpun berita-berita orang terdahulu dan orang-orang yang datang kemudian serta hakikat-hakikat yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul dan keadilan yang sempurna- dikatakan dongengan orang-orang terdahulu?
{وَهُمْ يَنْهَوْنَ عَنْهُ وَيَنْأَوْنَ عَنْهُ وَإِنْ يُهْلِكُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (26)}.
"Mereka melarang
(orang lain) mendengarkan al-Qur`an dan mereka sendiri menjauhkan diri darinya, dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak menya-dari."
(Al-An'am: 26).
#
{26} {وهم}؛ أي: المشركون بالله المكذِّبون لرسوله يجمعون بين الضَّلال والإضلال؛ ينهون الناس عن اتباع الحقِّ، ويحذِّرونهم منه، ويبعدون بأنفسهم عنه، ولن يضرُّوا الله ولا عباده المؤمنين بفعلهم هذا شيئاً. {إن يُهلكون إلا أنفُسَهم وما يشعرونَ}: بذلك.
(26) ﴾ وَهُمۡ
﴿ "Dan mereka," yakni orang-orang yang menye-kutukan Allah dan mendustakan para Rasul menggabungkan antara sesat dan menyesatkan (orang lain), mereka melarang manu-sia mengikuti kebenaran, memperingatkan dan menjauhkan mereka darinya. Apa yang mereka lakukan ini tidak sedikit pun merugi-kan Allah dan hamba-hambaNya yang beriman. ﴾ وَإِن يُهۡلِكُونَ إِلَّآ أَنفُسَهُمۡ وَمَا يَشۡعُرُونَ ﴿ "Dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka tidak menyadari" hal itu.
{وَلَوْ تَرَى إِذْ وُقِفُوا عَلَى النَّارِ فَقَالُوا يَالَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (27) بَلْ بَدَا لَهُمْ مَا كَانُوا يُخْفُونَ مِنْ قَبْلُ وَلَوْ رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (28) وَقَالُوا إِنْ هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوثِينَ (29)}
"Dan jika kamu
(Muhammad) melihat ketika mereka diha-dapkan ke neraka, lalu mereka berkata, 'Kiranya kami dikembali-kan
(ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman,'
(tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan). Tetapi
(sebenarnya) telah nyata bagi mereka sesuatu yang dahulu selalu mereka sembunyi-kan. Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada kesyirikan yang mana mereka telah dilarang me-ngerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka. Dan tentu mereka akan mengatakan
(pula), 'Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia saja, dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan'."
(Al-An'am: 27-29).
#
{27} يقول تعالى مخبراً عن حال المشركين يوم القيامة وإحضارهم النار: {ولو ترى إذْ وُقِفوا على النار}: ليوبَّخوا ويُقَرَّعوا؛ لرأيت أمراً هائلاً وحالاً مفظعة، ولرأيتهم كيف أقرُّوا على أنفسهم بالكفر والفسوق، وتمنَّوا أنْ لو يُرَدُّوا إلى الدُّنيا، {فقالوا يا لَيْتَنا نُرَدُّ ولا نكذِّبَ بآيات ربِّنا ونكونَ من المؤمنين}.
(27) Allah menyampaikan berita tentang orang-orang musyrik di Hari Kiamat manakala mereka dihadirkan di neraka, ﴾ وَلَوۡ تَرَىٰٓ إِذۡ وُقِفُواْ عَلَى ٱلنَّارِ
﴿ "Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka," untuk dicemooh dan diazab, niscaya kamu melihat perkara yang menakutkan dan keadaan yang mengerikan, dan melihat bagaimana mereka mengakui kekufuran dan kefasik-an atas diri mereka, mereka berharap dikembalikan ke dunia. ﴾ فَقَالُواْ يَٰلَيۡتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِـَٔايَٰتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ﴿ "Lalu mereka berkata, 'Kiranya kami dikembalikan
(ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman,'
(tentulah kamu melihat suatu peristiwa yang mengharukan)."
#
{28} {بل بدا لهم ما كانوا يُخفون من قبلُ}: فإنهم كانوا يُخفون في أنفسهم أنَّهم كانوا كاذبين، ويبدو في قلوبهم في كثير من الأوقات، ولكن الأغراض الفاسدة صدَّتهم عن ذلك وصَدَفَتْ قلوبَهم عن الخير، وهم كَذَبَةٌ في هذه الأمنية، وإنما قصدهم أن يدفعوا بها عن أنفسهم العذاب. فلو {رُدُّوا لعادوا لما نُهوا عنه وإنَّهم لكاذبون}.
(28) ﴾ بَلۡ بَدَا لَهُم مَّا كَانُواْ يُخۡفُونَ مِن قَبۡلُۖ
﴿ "Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi mereka sesuatu yang dahulu selalu mereka sembunyikan." Mereka menyembunyikan pada diri mereka bahwa mereka adalah para pembohong, dan kebenaran yang mereka ketahui muncul pada hati mereka dalam banyak kesempatan, akan tetapi tujuan-tujuan buruk menghalangi mereka dari itu dan memalingkan hati mere-ka dari kebaikan. Dan dalam hal ini mereka adalah para pembual, karena tujuan mereka itu sebenarnya adalah hendak menolak azab dari diri mereka. Kalaupun ﴾ رُدُّواْ لَعَادُواْ لِمَا نُهُواْ عَنۡهُ وَإِنَّهُمۡ لَكَٰذِبُونَ ﴿ "mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada kesyirikan yang mana mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka."
#
{29} {وقالوا} منكرين للبعثِ: {إن هي إلَّا حياتُنا الدُّنيا}؛ أي: ما حقيقة الحال والأمر وما المقصودُ من إيجادِنا إلاَّ الحياة الدُّنيا وحدها، {وما نحن بمبعوثينَ}.
(29) ﴾ وَقَالُوٓاْ
﴿ "Dan tentu mereka akan mengatakan (pula)," yakni para pengingkar Hari Kebangkitan, ﴾ إِنۡ هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا ٱلدُّنۡيَا
﴿ "Hidup hanya-lah kehidupan kita di dunia saja." Perkara dan kondisi sebenarnya serta tujuan kita diciptakan adalah hanya untuk kehidupan dunia semata. ﴾ وَمَا نَحۡنُ بِمَبۡعُوثِينَ ﴿ "Dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan."
{وَلَوْ تَرَى إِذْ وُقِفُوا عَلَى رَبِّهِمْ قَالَ أَلَيْسَ هَذَا بِالْحَقِّ قَالُوا بَلَى وَرَبِّنَا قَالَ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُونَ (30)}.
"Dan seandainya kamu melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya
(tentulah kamu melihat peristiwa yang meng-harukan). Allah berfirman, 'Bukankah
(kebangkitan) ini benar?' Mereka menjawab, 'Sungguh benar, demi Tuhan kami.' Allah ber-firman, 'Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu meng-ingkari
(nya)'."
(Al-An'am: 30).
#
{30} أي: {ولو ترى} الكافرينَ {إذ وُقِفوا على ربِّهم}؛ لرأيت أمراً عظيماً وهولاً جسيماً، {قال} لهم موبخاً ومقرعاً: {أليس هذا} الذي تَرَوْنَ من العذاب {بالحقِّ قالوا بلى وربِّنا}: فأقرُّوا واعترفوا حيث لا ينفعُهم ذلك، {قال فذوقوا العذابَ بما كنتُم تكفُرون}.
(30) ﴾ وَلَوۡ تَرَىٰٓ
﴿ "Dan seandainya kamu melihat" orang-orang kafir, ﴾ إِذۡ وُقِفُواْ عَلَىٰ رَبِّهِمۡۚ
﴿ "ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya," nis-caya kamu melihat perkara yang besar dan ketakutan yang amat sangat. ﴾ قَالَ
﴿ "Allah berfirman," mencela dan memojokkan mereka, ﴾ أَلَيۡسَ
﴿ "Bukankah (kebangkitan) ini," yakni azab yang kamu lihat ini ﴾ بِٱلۡحَقِّۚ قَالُواْ بَلَىٰ وَرَبِّنَاۚ
﴿ "benar?" Mereka menjawab, "Sungguh benar, demi Tuhan kami." Mereka mengakui, tetapi itu tidaklah berguna.﴾ قَالَ فَذُوقُواْ ٱلۡعَذَابَ بِمَا كُنتُمۡ تَكۡفُرُونَ ﴿ "Allah berfirman, 'Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkari
(nya)'."
{قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَاحَسْرَتَنَا عَلَى مَا فَرَّطْنَا فِيهَا وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَى ظُهُورِهِمْ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ (31)}.
"Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan per-temuan mereka dengan Allah, sehingga apabila Kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata, 'Alangkah besar-nya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang Kiamat itu,' sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amatlah buruk sesuatu yang mereka pikul itu."
(Al-An'am: 31).
#
{31} أي: قد خاب وخَسِرَ وحُرِمَ الخيرُ كلُّه من كذَّب بلقاء الله، فأوجب له هذا التكذيبُ الاجتراء على المحرَّمات واقتراف الموبقات، {حتى إذا جاءتْهم الساعةُ}: وهم على أقبح حال وأسوئهِ، فأظهروا غايةَ الندم، {وقالوا يا حسرتنا على ما فرطنا فيها}: ولكن هذا تحسر ذهب وقته، {وهم يحملون أوزارهم على ظهورهم ألا ساء ما يزِرونَ}: فإنَّ وِزْرَهُم وزرٌ يُثْقِلُهم ولا يقدرون على التخلُّص منه، ولهذا خُلِّدوا في النار، واستحقوا التأبيد في غضب الجبار.
(31) Orang yang mendustakan pertemuannya dengan Allah, telah merugi, menyesal dan gagal meraih segala kebaikan, lalu pendustaan ini menyeret mereka kepada keberanian melakukan perkara-perkara yang diharamkan dan mengerjakan dosa-dosa yang membinasakan. ﴾ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَتۡهُمُ ٱلسَّاعَةُ
﴿ "Sehingga apabila Kiamat datang kepada mereka," sementara mereka berada dalam kondisi terburuk dan terjelek; mereka menampakkan penyesalan mendalam.﴾ قَالُواْ يَٰحَسۡرَتَنَا عَلَىٰ مَا فَرَّطۡنَا فِيهَا
﴿ "Mereka berkata, 'Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang Kiamat itu'," akan tetapi itu adalah penyesalan yang kadaluwarsa. ﴾ وَهُمۡ يَحۡمِلُونَ أَوۡزَارَهُمۡ عَلَىٰ ظُهُورِهِمۡۚ أَلَا سَآءَ مَا يَزِرُونَ ﴿ "Sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat-lah buruk apa yang mereka pikul itu." Dosa mereka memberatkan mereka. Mereka tidak mampu membebaskan diri darinya. Oleh karena itu mereka kekal di neraka dan berhak mendapat murka Allah untuk selama-lamanya.
{وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ (32)}.
"Dan bukanlah
(kesibukan) kehidupan dunia ini, melainkan hanya main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung Akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?"
(Al-An'am: 32).
#
{32} هذه حقيقة الدُّنيا وحقيقة الآخرة: أما حقيقة الدنيا؛ فإنها لعب ولهو، لعب في الأبدان، ولهو في القلوب؛ فالقلوب لها والهةٌ، والنفوس لها عاشقةٌ، والهموم فيها متعلقةٌ، والاشتغال بها كلعب الصبيان. وأما الآخرة؛ فإنَّها {خيرٌ للذين يتَّقون}؛ في ذاتها وصفاتها، وبقائها ودوامها، وفيها ما تشتهيه الأنفُسُ وتَلَذُّ الأعينُ؛ من نعيم القلوب والأرواح، وكثرة السرور والأفراح، ولكنها ليست لكلِّ أحدٍ، وإنما هي للمتَّقين، الذين يفعلون أوامر الله، ويتركون نواهِيَهُ وزواجِرَه، {أفلا تعقِلون}؛ أي: أفلا يكون لكم عقولٌ بها تدرِكون أيَّ الدارين أحق بالإيثارِ؟!
(32) Ini adalah hakikat dunia dan akhirat. Adapun hakikat dunia, maka ia adalah main-main dan senda gurau, main-main pada badan dan senda gurau pada hati. Hati cenderung kepadanya, jiwa mencintainya, ambisi-ambisi terkait dengannya, dan menyibukkan diri dengannya adalah seperti permainan anak-anak. Adapun Akhi-rat, maka ia ﴾ خَيۡرٞ لِّلَّذِينَ يَتَّقُونَۚ
﴿ "lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa," dalam dzat, sifat, kekekalan, dan kelanggengannya. Di dalamnya terdapat apa yang diinginkan oleh jiwa dan dinikmati oleh mata, berupa kenikmatan hati dan ruh, dan banyaknya kebahagiaan dan kesenangan, akan tetapi kenikmatan akhirat bukan untuk semua orang. Ia hanya untuk orang-orang yang bertakwa yang menjalan-kan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya. ﴾ أَفَلَا تَعۡقِلُونَ ﴿ "Maka tidakkah kamu memahaminya?" Maksudnya, apa-kah kamu tidak memiliki akal yang dengannya kamu mengetahui rumah manakah yang lebih layak diutamakan?
{قَدْ نَعْلَمُ إِنَّهُ لَيَحْزُنُكَ الَّذِي يَقُولُونَ فَإِنَّهُمْ لَا يُكَذِّبُونَكَ وَلَكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآيَاتِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ (33) وَلَقَدْ كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوا عَلَى مَا كُذِّبُوا وَأُوذُوا حَتَّى أَتَاهُمْ نَصْرُنَا وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ وَلَقَدْ جَاءَكَ مِنْ نَبَإِ الْمُرْسَلِينَ (34) وَإِنْ كَانَ كَبُرَ عَلَيْكَ إِعْرَاضُهُمْ فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَبْتَغِيَ نَفَقًا فِي الْأَرْضِ أَوْ سُلَّمًا فِي السَّمَاءِ فَتَأْتِيَهُمْ بِآيَةٍ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَمَعَهُمْ عَلَى الْهُدَى فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْجَاهِلِينَ (35)}.
"Sungguh, Kami mengetahui bahwasanya sesuatu yang me-reka katakan itu menyedihkan hatimu,
(janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zhalim itu mengingkari ayat-ayat Allah. Dan sungguh telah didustakan
(pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan
(yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tak seorang pun yang dapat merubah kalimat-kalimat
(janji-janji) Allah. Dan sungguh telah datang kepadamu sebagian dari berita rasul-rasul itu. Dan jika keberpalingan me-reka
(darimu) terasa amat berat bagimu, maka jika kamu dapat membuat lubang di bumi atau tangga ke langit lalu kamu dapat mendatangkan mukjizat kepada mereka,
(maka buatlah). Kalau Allah menghendaki, tentu saja Allah menjadikan mereka semua berada dalam petunjuk, sebab itu janganlah kamu sekali-kali ter-masuk orang-orang yang jahil."
(Al-An'am: 33-35).
#
{33} أي: قد نعلم أنَّ الذي يقول المكذِّبون فيك يَحْزُنُك ويسوؤك، ولم نأمُرْك بما أمَرْناك به من الصبر إلاَّ لِتَحْصَلَ لك المنازلُ العالية، والأحوال الغاليةُ؛ فلا تظنَّ أنَّ قولَهم صادرٌ عن اشتباهٍ في أمرك وشكٍّ فيك؛ {فإنَّهم لا يكذِّبونَك}: لأنهم يعرفون صِدْقَكَ ومَدْخَلَك ومَخْرَجَك وجميع أحوالك، حتى إنَّهم كانوا يسمُّونه قبل بعثتِهِ الأمين، {ولكنَّ الظالمينَ بآياتِ الله يَجْحَدونَ}؛ أي: فإنَّ تكذيبهم لآيات الله التي جعلها الله على يديك.
(33) Kami mengetahui bahwa sesuatu yang diucapkan pa-ra pendusta kepadamu telah membuatmu sedih dan susah. Kami tidak memintamu bersabar kecuali agar kamu mendapatkan de-rajat yang tinggi dan posisi yang mulia. Jangan mengira bahwa ucapan mereka keluar karena ketidaktahuan dan keraguan ten-tang keadaanmu, ﴾ فَإِنَّهُمۡ لَا يُكَذِّبُونَكَ
﴿ "karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu." Karena mereka mengetahui kejujuranmu, jalan masuk, jalan keluarmu dan seluruh keadaanmu. Bahkan mereka menamakanmu -sebelum kamu diutus- dengan al-Amin.﴾ وَلَٰكِنَّ ٱلظَّٰلِمِينَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ يَجۡحَدُونَ ﴿ "Akan tetapi orang-orang yang zhalim itu menging-kari ayat-ayat Allah." Maksudnya, pendustaan mereka adalah ke-pada ayat-ayat Allah yang Allah berikan kepadamu.
#
{34} {ولقد كُذِّبَتْ رسلٌ من قبلك فصبروا على ما كُذِّبوا وأوذوا حتى أتاهم نصرُنا}: فاصبرْ كما صبروا؛ تظفرْ كما ظفروا، {ولقد جاءك من نبإِ المرسلين}؛ ما به يَثْبُتُ فؤادُك، ويطمئنُّ به قلبك.
(34) ﴾ وَلَقَدۡ كُذِّبَتۡ رُسُلٞ مِّن قَبۡلِكَ فَصَبَرُواْ عَلَىٰ مَا كُذِّبُواْ وَأُوذُواْ حَتَّىٰٓ أَتَىٰهُمۡ نَصۡرُنَاۚ
﴿ "Dan sungguh telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka." Ber-sabarlah seperti mereka, niscaya kamu beruntung seperti mereka. ﴾ وَلَقَدۡ جَآءَكَ مِن نَّبَإِيْ ٱلۡمُرۡسَلِينَ ﴿ "Dan sungguh telah datang kepadamu sebagian dari berita rasul-rasul itu." Yang dengannya Kami meneguhkan dan menenangkan hatimu.
#
{35} {وإن كان كَبُرَ عليك إعراضُهم}؛ أي: شقَّ عليك من حرصِك عليهم ومحبَّتِك لإيمانهم؛ فابذلْ وسعكَ في ذلك؛ فليس في مقدورك أن تهدي من لم يُرِدِ الله هدايَتَه. {فإنِ استطعتَ أن تبتغيَ نفقاً في الأرض أو سُلَّماً في السماء فتأتيهم بآية}؛ أي: فافعل ذلك؛ فإنه لا يفيدُهم شيئاً، وهذا قطعٌ لطمعه في هدايته أشباه هؤلاء المعاندين، {ولو شاء الله لَجَمعهم على الهُدى}: ولكنَّ حكمته تعالى اقتضت أنَّهم يَبْقَوْن على الضلال، {فلا تكوننَّ من الجاهلينَ}: الذين لا يعرِفون حقائق الأمور ولا ينزِلونها على منازلها.
(35) ﴾ وَإِن كَانَ كَبُرَ عَلَيۡكَ إِعۡرَاضُهُمۡ
﴿ "Dan jika keberpalingan mereka (dari-mu) terasa amat berat bagimu," karena kesungguhan dan kecintaan-mu terhadap keimanan mereka, maka kerahkan kemampuanmu dalam hal itu karena memberi petunjuk kepada orang yang mana Allah tidak ingin memberinya petunjuk bukanlah dalam jangkau-an kemampuanmu. ﴾ فَإِنِ ٱسۡتَطَعۡتَ أَن تَبۡتَغِيَ نَفَقٗا فِي ٱلۡأَرۡضِ أَوۡ سُلَّمٗا فِي ٱلسَّمَآءِ فَتَأۡتِيَهُم بِـَٔايَةٖۚ
﴿ "Maka jika kamu dapat membuat lubang di bumi atau tangga ke langit lalu kamu dapat mendatangkan mukjizat kepada mereka," maka laku-anlah itu, namun hal itu tidaklah berguna apa pun bagi mereka. Ini adalah pemupusan keinginan kuat Muhammad untuk memberi hidayah kepada orang-orang yang ingkar tersebut. ﴾ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَجَمَعَهُمۡ عَلَىٰ ٱلۡهُدَىٰۚ
﴿ "Kalau Allah menghendaki, tentu saja Allah menjadikan mereka semua dalam petunjuk," akan tetapi hikmahNya menuntut kebera-daan mereka dalam kesesatan. ﴾ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡجَٰهِلِينَ ﴿ "Sebab itu janganlah kamu sekali-kali termasuk orang-orang yang jahil." Yaitu orang-orang yang tidak mengetahui hakikat perkara dan tidak meletakkannya pada tempatnya.
{إِنَّمَا يَسْتَجِيبُ الَّذِينَ يَسْمَعُونَ وَالْمَوْتَى يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ ثُمَّ إِلَيْهِ يُرْجَعُونَ (36) وَقَالُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ آيَةٌ مِنْ رَبِّهِ قُلْ إِنَّ اللَّهَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنَزِّلَ آيَةً وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (37)}
"Hanya orang-orang yang mendengar sajalah yang mema-tuhi
(seruan Allah). Dan orang-orang yang mati
(hatinya), akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepadaNya-lah mereka dikem-balikan. Dan mereka
(orang-orang musyrik Makkah) berkata, 'Mengapa tidak diturunkan kepadanya
(Muhammad) suatu muk-jizat dari Tuhannya?' Katakanlah, 'Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mukjizat, tetapi kebanyakan mereka tidak me-ngetahui'."
(Al-An'am: 36-37).
#
{36} يقول تعالى لنبيِّه - صلى الله عليه وسلم -: {إنَّما يستجيب} لدعوتك ويلبِّي رسالتك وينقادُ لأمرك ونهيك، {الذين يسمعونَ}: بقلوبهم ما ينفعُهم، وهم أولو الألباب والأسماع، والمراد بالسماع هنا سماعُ القلب والاستجابة، وإلا فمجرَّد سماع الأذن يشترك فيه البَرُّ والفاجر، فكل المكلَّفين قد قامت عليهم حجة الله تعالى باستماع آياته، فلم يبق لهم عذرٌ في عدم القبول. {والموتى يبعثُهُم اللهُ ثم إليه يُرْجَعون}: يُحتمل أنَّ المعنى مقابل للمعنى المذكور؛ أي: إنما يستجيب لك أحياءُ القلوب، وأما أموات القلوب الذين لا يشعرون بسعادتهم ولا يُحِسُّون بما ينجيهم؛ فإنهم لا يستجيبون لك ولا ينقادون، وموعدهم القيامة، يبعثهم الله ثم إليه يُرْجَعون. ويحتمل أنَّ المراد بالآية على ظاهرِها، وأنَّ الله تعالى يقرِّر المعادَ، وأنه سيبعث الأموات يوم القيامة، ثم ينبِّئهم بما كانوا يعملون، ويكون هذا متضمِّنا للترغيب في الاستجابة لله ورسوله، والترهيب من عدم ذلك.
(36) Allah berfirman kepada NabiNya, ﴾ إِنَّمَا يَسۡتَجِيبُ
﴿ "Yang mematuhi" seruanmu dan mengikuti risalahmu serta taat kepada perintah dan laranganmu, hanyalah ﴾ ٱلَّذِينَ يَسۡمَعُونَۘ
﴿ "orang-orang yang mendengar" dengan hatinya apa yang bermanfaat untuknya. Me-reka itu adalah orang-orang yang berakal dan mendengar. Yang dimaksud dengan "mendengar" di sini adalah mendengar dengan hati dengan rasa yang penuh ketaatan, kalau bukan itu maksud-nya, maka mendengar hanya kegiatan yang bisa dilakukan oleh orang baik dan jahat. Semua mukallaf -dengan mendengar ayat-ayatNya- berarti hujjah Allah telah tegak atasnya dan tidak ada alasan baginya untuk menolak.
﴾ وَٱلۡمَوۡتَىٰ يَبۡعَثُهُمُ ٱللَّهُ ثُمَّ إِلَيۡهِ يُرۡجَعُونَ ﴿ "Dan orang-orang yang mati
(hatinya), akan dibangkitkan oleh Allah, kemudian kepadaNya-lah mereka dikemba-likan." Ada kemungkinan maknanya adalah makna yang mengim-bangi makna sebelumnya, yakni yang menjawabmu hanyalah orang-orang yang hatinya hidup. Adapun orang-orang yang hatinya mati yang tidak merasakan kebahagiaannya, tidak menyadari sesuatu yang menyelamatkannya, maka mereka itu tidak menjawabmu, tidak tunduk kepadamu, dan waktu yang dijanjikan untuk mereka adalah Hari Kiamat, di mana Allah membangkitkan mereka lalu kepadaNya dia dikembalikan. Ada kemungkinan bahwa yang di-maksud oleh ayat adalah secara zahirnya, bahwa Allah menetap-kan Hari Kebangkitan dan bahwa Dia akan membangkitkan yang mati pada Hari Kiamat kemudian memberitahu mereka apa yang dahulu mereka kerjakan. Dan ini mengandung dorongan untuk menjawab panggilan Allah dan RasulNya serta ancaman meninggal-kannya.
#
{37} {وقالوا}؛ أي: المكذبون بالرسول تعنُّتاً وعناداً: {لولا نُزِّلَ عليه آيةٌ من ربِّه}؛ يعنون بذلك آيات الاقتراح التي يقترِحونها بعقولهم الفاسدة وآرائهم الكاسدة؛ كقولهم: {وقالوا لن نؤمنَ لك حتى تَفْجُرَ لنا من الأرض يَنبوعاً. أو تكون لك جنَّةٌ من نخيل وعنبٍ فتفجِّرَ الأنهار خلالها تفجيراً. أو تُسْقِطَ السماءَ كما زعمتَ علينا كِسَفاً أو تأتي بالله والملائكة قبيلاً ... } الآيات. {قل}: مجيباً لقولهم: {إن الله قادرٌ على أن ينزِّل آيةً}: فليس في قدرته قصور عن ذلك، كيف وجميع الأشياء منقادةٌ لعزَّته مذعنة لسلطانه. ولكنَّ أكثر الناس لا يعلمونَ، فهم لجهلهم وعدم علمهم يطلبون ما هو شرٌّ لهم من الآيات، التي لو جاءتهم فلم يؤمنوا بها؛ لَعوجِل {وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ (38)} وا بالعقاب؛ كما هي سنة الله التي لا تبديل لها، ومع هذا؛ فإنْ كان قصدُهم الآيات التي تبيِّن لهم الحقَّ وتوضِّح السبيل؛ فقد أتى محمدٌ - صلى الله عليه وسلم - بكلِّ آية قاطعةٍ، وحُجَّةٍ ساطعةٍ، دالَّةٍ على ما جاء به من الحق، بحيث يتمكَّن العبدُ في كل مسألة من مسائل الدين أن يَجِدَ فيما جاء به عدَّة أدلَّة عقليَّة ونقليَّة؛ بحيث لا تبقي في القلوب أدنى شكٍّ وارتياب، فتبارك الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحقِّ وأيَّده بالآيات البيِّنات لِيَهْلِكَ من هَلَكَ عن بينة ويحيا من حَيَّ عن بينةٍ، وإن الله لسميعٌ عليمٌ.
(37) ﴾ وَقَالُواْ
﴿ "Dan mereka (orang-orang musyrik Makkah) ber-kata," yakni orang-orang yang mendustakan Rasulullah ﷺ karena keras kepala dan sombong, ﴾ لَوۡلَا نُزِّلَ عَلَيۡهِ ءَايَةٞ مِّن رَّبِّهِۦۚ
﴿ "Mengapa tidak di-turunkan kepadanya (Muhammad) suatu mukjizat dari Tuhannya?" Maksudnya adalah, mukjizat-mukjizat yang mereka usulkan de-ngan akal mereka yang rusak dan pertimbangan mereka yang basi seperti ucapan mereka,
﴾ وَقَالُواْ لَن نُّؤۡمِنَ لَكَ حَتَّىٰ تَفۡجُرَ لَنَا مِنَ ٱلۡأَرۡضِ يَنۢبُوعًا 90 أَوۡ تَكُونَ لَكَ جَنَّةٞ مِّن نَّخِيلٖ وَعِنَبٖ فَتُفَجِّرَ ٱلۡأَنۡهَٰرَ خِلَٰلَهَا تَفۡجِيرًا 91 أَوۡ تُسۡقِطَ ٱلسَّمَآءَ كَمَا زَعَمۡتَ عَلَيۡنَا كِسَفًا أَوۡ تَأۡتِيَ بِٱللَّهِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ قَبِيلًا 92
﴿
"Dan mereka berkata, 'Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami, atau kamu mempunyai sebuah kebun kurma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya. Atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana yang kamu katakan, atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami'." (Al-Isra`: 90-92).
﴾ قُلۡ
﴿ "Katakanlah," untuk menjawab ucapan mereka, ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ قَادِرٌ عَلَىٰٓ أَن يُنَزِّلَ ءَايَةٗ ﴿ "Sesungguhnya Allah kuasa menurunkan suatu mukjizat." Tidak ada kelemahan dalam Qudrat Allah, bagaimana
(bisa terjadi) sementara segala sesuatu pasrah dan tunduk di hadapan kemulia-an dan kekuasaanNya? Akan tetapi kebanyakan orang tidak me-ngetahui. Karena kebodohan dan ketidaktahuan, mereka meminta sesuatu yang lebih buruk daripada mukjizat-mukjizat yang mana jika ia datang lalu mereka tidak beriman kepadanya, niscaya azab akan disegerakan atas mereka sebagaimana ia menjadi sunnatullah yang tidak ada perubahan.
Walaupun begitu, jika maksud mereka adalah mukjizat-muk-jizat yang menjelaskan kebenaran dan menerangkan jalan bagi mereka, maka Muhammad ﷺ telah hadir dengan seluruh mukjizat yang pasti, hujjah yang kuat yang menunjukkan kebenaran apa yang dia bawa, di mana dalam setiap masalah agama, seorang hamba bisa menemukan beberapa dalil aqli maupun naqli yang tidak menyi-sakan sedikit pun kebimbangan dan keraguan di dalam hati pada ayat Allah yang dia bawa. Mahasuci Allah yang telah mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, dan Dia mendukungnya dengan mukjizat-mukjizat yang jelas agar orang yang binasa menjadi binasa dalam kejelasan dan yang hidup menjadi hidup dalam kejelasan, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
{وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُمْ مَا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ (38)}
"Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan
(semuanya adalah) umat-umat
(juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam al-Kitab, kemudian kepada Tuhan-lah mereka dihimpunkan."
(Al-An'am: 38).
#
{38} أي: جميع الحيوانات الأرضية والهوائية من البهائم والوحوش والطيور كلُّها أممٌ أمثالُكم، خلَقْناها كما خلَقْناكم، ورزقْناها كما رزقناكم، ونفذتْ فيها مشيئتُنا وقدرتُنا كما كانت نافذة فيكم. {ما فرَّطْنا في الكتاب من شيء}؛ أي: ما أهملنا ولا أغفلنا في اللوح المحفوظ شيئاً من الأشياء، بل جميعُ الأشياء ـ صغيرها وكبيرها ـ مثبتةٌ في اللوح المحفوظ على ما هي عليه، فتقع جميع الحوادث طِبْقَ ما جرى به القلم. وفي هذه الآية دليلٌ على أن الكتاب الأول قد حوى جميع الكائنات، وهذا أحدُ مراتب القضاء والقدر؛ فإنها أربعُ مراتب: علمُ الله الشامل لجميع الأشياء، وكتابُهُ المحيط بجميع الموجودات، ومشيئتُهُ وقدرتُهُ النافذة العامَّة لكلِّ شيءٍ، وخَلْقُه لجميع المخلوقات حتى أفعال العباد. ويُحتمل أنَّ المراد بالكتاب هذا القرآن، وأنَّ المعنى كالمعنى في قوله تعالى: {ونَزَّلْنا عَلَيْكَ الكِتابَ تِبيْاناً لِكُلِّ شيءٍ}. وقوله: {ثمَّ إلى رَبِّهِمْ يُحْشَرونَ}؛ أي: جميع الأمم تُحشر وتُجمع إلى الله في موقف القيامة، في ذلك الموقف العظيم الهائل، فيجازيهم بعدلِهِ وإحسانِهِ، ويُمضي عليهم حُكمَهُ الذي يَحْمَدُه عليه الأولون والآخرون؛ أهل السماء وأهل الأرض.
(38) Seluruh hewan darat dan udara, binatang-binatang ternak, binatang liar dan burung-burung, semuanya adalah umat-umat sepertimu. Kami menciptakannya seperti Kami mencipta-kanmu. Kami memberi rizki kepadanya seperti Kami memberi rizki kepadamu. Kehendak dan kekuasaan Kami berlaku bagi mereka seperti ia berlaku padamu. ﴾ مَّا فَرَّطۡنَا فِي ٱلۡكِتَٰبِ مِن شَيۡءٖۚ
﴿ "Dan tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam al-Kitab," maksudnya, Kami tidak me-lalaikan dan melupakan sedikit pun dari sesuatu yang ada di Lauh al-Mahfuzh, bahkan segala sesuatu yang besar dan yang kecil ter-cantum di Lauh al-Mahfuzh seperti apa adanya, seluruh peristiwa terjadi sesuai dengan apa yang tertulis oleh pena. Ayat ini mengan-dung dalil bahwa kitab yang pertama meliputi segala yang ada. Ini adalah salah satu tingkatan Qadha` dan Qadar. Ia adalah empat tingkatan: Ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu, kitabNya yang mencakup seluruh yang ada, kehendak dan kodratNya yang ber-laku menyeluruh atas segala sesuatu, dan penciptaanNya terhadap seluruh makhluk sampai perbuatan manusia. Ada kemungkinan bahwa yang dimaksud dengan "al-Kitab" di sini adalah al-Qur`an, dan maknanya adalah seperti makna FirmanNya,
﴾ وَنَزَّلۡنَا عَلَيۡكَ ٱلۡكِتَٰبَ تِبۡيَٰنٗا لِّكُلِّ شَيۡءٖ
﴿
"Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur`an) untuk men-jelaskan segala sesuatu." (An-Nahl: 89).
﴾ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمۡ يُحۡشَرُونَ ﴿ "Kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpun-kan." Maksudnya, seluruh umat dihimpun dan dikumpulkan ke-pada Allah pada pengadilan Kiamat, yaitu saat yang besar dan menakutkan. Lalu Dia membalas mereka dengan keadilan dan kebaikanNya, dan Dia memperlakukan hukumNya atas mereka yang dipuji oleh orang-orang terdahulu dan yang datang belakang-an, dari penduduk langit dan bumi.
{وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا صُمٌّ وَبُكْمٌ فِي الظُّلُمَاتِ مَنْ يَشَإِ اللَّهُ يُضْلِلْهُ وَمَنْ يَشَأْ يَجْعَلْهُ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (39)}.
"Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami ada-lah tuli, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapa yang dikehendaki Allah
(kesesatannya), niscaya Dia menyesatkanNya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah
(untuk diberiNya petun-juk), niscaya Dia menjadikannya berada di atas jalan yang lurus."
(Al-An'am: 39).
#
{39} هذا بيانٌ لحال المكذِّبين بآيات الله المكذِّبين لرسله: أنَّهم قد سدُّوا على أنفسهم باب الهُدى، وفتحوا باب الرَّدى، وأنهم {صُمٌّ} عن سماع الحقِّ، {بُكْمٌ} عن النُّطق به؛ فلا ينطِقون إلا بالباطل ، {في الظُّلمات}؛ أي: منغمِسون في ظلمات الجهل والكفر والظُّلم والعناد والمعاصي، وهذا من إضلال اللهِ إيَّاهم؛ فمن {يَشَإِ اللهُ يُضْلِلْهُ ومن يَشَأ يَجْعَلْهُ على صراطٍ مستقيم}؛ لأنَّه المنفرد بالهداية والإضلال بحسبِ ما اقتضاه فضله وحكمته.
(39) Ini adalah penjelasan tentang keadaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan mendustakan Rasul-rasulNya bahwa mereka telah menutup pintu hidayah dari diri mereka dan membuka pintu kesesatan, bahwa mereka ﴾ صُمّٞ
﴿ "pekak" dari men-dengar kebenaran, ﴾ وَبُكۡمٞ
﴿ "dan bisu," tidak mampu berbicara de-ngannya, mereka hanya bisa berbicara dengan kebatilan. ﴾ فِي ٱلظُّلُمَٰتِۗ
﴿ "Dan berada dalam gelap gulita." Maksudnya, mereka tenggelam da-lam kegelapan kebodohan, kekufuran, kezhaliman, pengingkaran, dan kemaksiatan. Ini termasuk penyesatan Allah kepada mereka. ﴾ مَن يَشَإِ ٱللَّهُ يُضۡلِلۡهُ وَمَن يَشَأۡ يَجۡعَلۡهُ عَلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ ﴿ "Barangsiapa yang dikehendaki Allah
(kesesatannya), niscaya Dia menyesatkanNya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah
(untuk diberiNya petunjuk), niscaya Dia menja-dikannya berada di atas jalan yang lurus." Karena Dia-lah yang memo-nopoli hidayah dan penyesatan sesuai dengan tuntutan karunia dan hikmahNya.
{قُلْ أَرَأَيْتَكُمْ إِنْ أَتَاكُمْ عَذَابُ اللَّهِ أَوْ أَتَتْكُمُ السَّاعَةُ أَغَيْرَ اللَّهِ تَدْعُونَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (40) بَلْ إِيَّاهُ تَدْعُونَ فَيَكْشِفُ مَا تَدْعُونَ إِلَيْهِ إِنْ شَاءَ وَتَنْسَوْنَ مَا تُشْرِكُونَ (41)}
"Katakanlah, 'Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu, atau datang kepadamu Hari Kiamat, apakah kamu menyeru
(tuhan) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar?
(Tidak), tetapi hanya Dia-lah yang kamu seru, maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepadaNya jika Dia menghendaki, dan kamu tinggalkan sembahan-sembahan yang kamu sekutukan
(dengan Allah)'."
(Al-An'am: 40-41).
#
{40} يقول تعالى لرسوله: {قُلْ} للمشركين بالله العادلينَ به غيره: {أرأيْتَكُم إن أتاكم عذابُ اللهِ أو أتَتْكُمُ الساعةُ أغير الله تدعونَ إن كنتم صادقين}؛ أي: إذا حَصَلَتْ هذه المشقات وهذه الكروب التي يُضْطَرُّ إلى دفعِها؛ هل تدعونَ آلهتكم وأصنامكم أم تدعونَ ربَّكم المَلِكَ الحقَّ المبين؟
(40) Allah berfirman kepada RasulNya, ﴾ قُلۡ
﴿ "Katakanlah" kepada orang-orang musyrik yang menyimpang dariNya kepada yang lain, ﴾ أَرَءَيۡتَكُمۡ إِنۡ أَتَىٰكُمۡ عَذَابُ ٱللَّهِ أَوۡ أَتَتۡكُمُ ٱلسَّاعَةُ أَغَيۡرَ ٱللَّهِ تَدۡعُونَ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ﴿ "Te-rangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu, atau datang kepadamu Hari Kiamat, apakah kamu menyeru
(tuhan) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar?" Maksudnya, jika kesulitan-kesulitan dan kesengsaraan-kesengsaraan itu yang harus diangkat, apakah kamu memanggil tuhan-tuhanmu dan berhala-berhalamu ataukah kamu berdoa kepada Maharaja Yang Mahabenar yang sangat jelas?
#
{41} {بل إيَّاه تدعونَ فيكشِفُ ما تدعونَ إليه إن شاءَ وَتَنْسَوْنَ ما تُشْرِكون}: فإذا كانت هذه حالُكم مع أندادِكُم عند الشدائد؛ تَنْسَوْنَهم لعلمِكُم أنهم لا يملِكون لكم ضَرًّا ولا نفعاً ولا موتاً ولا حياة ولا نشوراً، وتخلِصونَ لله الدعاءَ؛ لِعلْمِكُم أنَّه هو الضارُّ النافعُ المجيبُ لدعوةِ المضطرِّ؛ فما بالُكم في الرخاء تُشْرِكونَ به وتجعلونَ له شركاء؟! هل دلَّكم على ذلك عقلٌ أو نقلٌ؟ أم عندَكم من سلطان بهذا؟ أم تفترونَ على الله الكذب؟
(41) ﴾ بَلۡ إِيَّاهُ تَدۡعُونَ فَيَكۡشِفُ مَا تَدۡعُونَ إِلَيۡهِ إِن شَآءَ وَتَنسَوۡنَ مَا تُشۡرِكُونَ ﴿ "Tetapi hanya Dia-lah yang kamu seru, maka Dia menghilangkan bahaya yang karena-nya kamu berdoa kepadaNya jika Dia menghendaki, dan kamu tinggal-kan sembahan-sembahan yang kamu sekutukan
(dengan Allah)." Maksud-nya, jika demikian keadaanmu dengan sesembahan-sesembahanmu yang mana pada waktu sulit kamu melupakannya karena kamu mengetahui bahwa sesembahan itu tidak memiliki manfaat dan mudarat, dan tidak memiliki hak mematikan, menghidupkan, dan membangkitkanmu. Justru kamu malah mengikhlaskan doa kepa-da Allah, karena kamu mengetahui bahwa Dia-lah yang mendatang-kan mudarat dan manfaat, yang menjawab doa orang yang dalam kesulitan. Mengapa dalam keadaan suka kamu menyekutukanNya dengan sesuatu dan membuat tandingan-tandingan untukNya? Adakah dalil aqli dan naqli yang menunjukkanmu kepada itu? Ada-kah kamu mempunyai ilmu tentang itu? Ataukah kamu berdusta atas Nama Allah?
{وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُمْ بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ (42) فَلَوْلَا إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا وَلَكِنْ قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (43) فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ (44) فَقُطِعَ دَابِرُ الْقَوْمِ الَّذِينَ ظَلَمُوا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (45)}.
"Dan sungguh Kami telah mengutus
(rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan
(menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon
(kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak memohon
(kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bah-kan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menampakkan kepada mereka bagusnya kemaksiatan yang selalu mereka kerja-kan? Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, maka Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa me-reka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. Maka orang-orang yang zhalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam."
(Al-An'am: 42-45).
#
{42} يقول تعالى: {ولقد أرْسَلْنا إلى أمم من قبلِكَ}: من الأمم السالفينَ، والقرونِ المتقدِّمينَ، فكذَّبوا رُسَلنا، وجحدوا بآياتنا، {فأخذْناهم بالبأساءِ والضَّرَّاء}؛ أي: بالفقر والمرض والآفات والمصائب رحمةً منَّا بهم، {لعلَّهم يَتَضَرَّعونَ} إلينا، ويلجؤون عند الشدةِ إلينا.
(42) Allah berfirman, ﴾ وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَآ إِلَىٰٓ أُمَمٖ مِّن قَبۡلِكَ
﴿ "Dan sungguh Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu," dari umat-umat terdahulu dan abad-abad yang lampau, lalu mere-ka mendustakan rasul-rasul Kami dan mengingkari ayat-ayat Kami. ﴾ فَأَخَذۡنَٰهُم بِٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ
﴿ "Kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan." Yakni kemiskinan, penyakit, dan musibah-musibah sebagai rahmat dari Kami untuk mereka. ﴾ لَعَلَّهُمۡ يَتَضَرَّعُونَ ﴿ "Supaya mereka memohon dengan tunduk merendahkan diri" kepada Kami, dan kembali kepada Kami pada saat sulit.
#
{43} {فلولا إذ جاءهم بأسنا تضرعوا ولكن قست قلوبهم}؛ أي: استحجرت فلا تلين للحقِّ، {وزيَّن لهم الشيطانُ ما كانوا يعملونَ}: فظنُّوا أنَّ ما هم عليه دينُ الحق، فتمتَّعوا في باطلهم برهةً من الزمان، ولعب بعقولهم الشيطان.
(43) ﴾ فَلَوۡلَآ إِذۡ جَآءَهُم بَأۡسُنَا تَضَرَّعُواْ وَلَٰكِن قَسَتۡ قُلُوبُهُمۡ
﴿ "Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras" membatu sehingga ia tidak lunak untuk menerima kebenar-an. ﴾ وَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴿ "Dan setan pun menampakkan ke-pada mereka bagusnya kemaksiatan yang selalu mereka kerjakan." Maka mereka mengira bahwa sesuatu yang mereka pegang adalah agama yang benar, sehingga mereka menikmati kebatilan sesaat, dan setan mempermainkan akal mereka.
#
{44} {فلمَّا نَسُوا ما ذُكِّروا به فَتَحْنا عليهم أبوابَ كلِّ شيءٍ}: من الدنيا ولذَّاتها وغفلاتها، {حتى إذا فرحوا بما أوتوا أخَذْناهم بغتةً فإذا هم مُبْلِسونَ}؛ أي: آيسون من كل خيرٍ، وهذا أشدُّ ما يكون من العذاب: أن يُؤْخَذوا على غِرَّةٍ وغفلةٍ وطمأنينةٍ؛ ليكون أشد لعقوبتهم، وأعظم لمصيبتهم.
(44) ﴾ فَلَمَّا نَسُواْ مَا ذُكِّرُواْ بِهِۦ فَتَحۡنَا عَلَيۡهِمۡ أَبۡوَٰبَ كُلِّ شَيۡءٍ
﴿ "Tatkala mere-ka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka," berupa dunia dengan kesenangan dan kelalaiannya.﴾ حَتَّىٰٓ إِذَا فَرِحُواْ بِمَآ أُوتُوٓاْ أَخَذۡنَٰهُم بَغۡتَةٗ فَإِذَا هُم مُّبۡلِسُونَ ﴿ "Sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." Maksudnya, mereka berputus asa dari segala kebaikan,
dan ini adalah azab yang paling berat: diazab dalam keadaan senang, lalai dan tidak terduga; hal itu adalah hukuman paling keras dan musibah paling besar bagi mereka.
#
{45} {فقُطِعَ دابرُ القوم الذين ظلموا}؛ أي: اصطلموا العذاب، وتقطَّعت بهم الأسباب {والحمدُ لله ربِّ العالمين}: على ما قضاه وقدَّره من هلاك المكذِّبين؛ فإنَّ بذلك تتبيَّن آياتُهُ وإكرامُهُ لأوليائِهِ، وإهانتُهُ لأعدائِهِ، وصدقُ ما جاءت به المرسلون.
(45) ﴾ فَقُطِعَ دَابِرُ ٱلۡقَوۡمِ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْۚ
﴿ "Maka orang-orang yang zhalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya." Maksudnya, mereka tengge-lam dalam azab, dan sebab-sebab pun terputus. ﴾ وَٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam," atas apa yang Dia tetap-kan dan Dia takdirkan, berupa binasanya orang-orang yang men-dustakan. Dengan itu jelaslah ayat-ayatNya dan pemuliaanNya kepada wali-waliNya, penghinaanNya kepada musuh-musuhNya, serta kebenaran ayat-ayat yang dibawa oleh para Rasul.
{قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ أَخَذَ اللَّهُ سَمْعَكُمْ وَأَبْصَارَكُمْ وَخَتَمَ عَلَى قُلُوبِكُمْ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِهِ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ ثُمَّ هُمْ يَصْدِفُونَ (46) قُلْ أَرَأَيْتَكُمْ إِنْ أَتَاكُمْ عَذَابُ اللَّهِ بَغْتَةً أَوْ جَهْرَةً هَلْ يُهْلَكُ إِلَّا الْقَوْمُ الظَّالِمُونَ (47)}.
"Katakanlah, 'Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?' Perhatikanlah, bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran
(Kami), kemudian mereka tetap berpaling
(juga)? Katakanlah, 'Terangkanlah kepadaku, jika datang siksaan Allah kepadamu dengan sekonyong-konyong atau terang-terangan, apakah ada yang dibinasakan
(Allah) selain dari orang-orang yang zhalim?'"
(Al-An'am: 46-47).
#
{46} يخبر تعالى أنَّه كما هو المتفرِّد بخَلْق الأشياء وتدبيرها؛ فإنَّه المنفرد بالوحدانيَّةِ والإلهية، فقال: قل: {أرأيتُم إن أخذ الله سمعكم وأبصاركم وخَتَمَ على قلوبكم}: فبقيتُم بلا سمع ولا بصر ولا عقل. {من إلهٌ غيرُ الله يأتيكم به}: فإذا لم يكن غير الله يأتي بذلك؛ فلم عبدتُم معه من لا قدرةَ له على شيءٍ إلاَّ إذا شاءه الله؟ وهذا من أدلة التوحيد وبطلان الشرك، ولهذا قال: {انظرْ كيف نصرِّفُ الآياتِ}؛ أي: ننوِّعها، ونأتي بها في كلِّ فنٍّ، ولتنير الحقَّ، وتتبيَّن سبيل المجرمين. {ثم هم}: مع هذا البيان التامِّ، {يصدِفونَ}: عن آيات الله، ويعرِضون عنها.
(46) Allah memberitakan bahwa sebagaimana Dia yang sendirian dalam penciptaan makhluk dan pengaturannya, maka Dia pulalah yang bersendirian dalam keesaan dan ketuhanan. Dia berfirman, ﴾ قُلۡ أَرَءَيۡتُمۡ إِنۡ أَخَذَ ٱللَّهُ سَمۡعَكُمۡ وَأَبۡصَٰرَكُمۡ وَخَتَمَ عَلَىٰ قُلُوبِكُم
﴿ "Katakanlah, 'Terang-kanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu'," maka kamu hidup tanpa pendengaran, tanpa penglihatan, dan tanpa akal. ﴾ مَّنۡ إِلَٰهٌ غَيۡرُ ٱللَّهِ يَأۡتِيكُم بِهِۗ
﴿ "Siapakah tuhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?" Jika tidak ada selain Allah yang mendatangkan itu, maka mengapa kamu menyembah sesuatu bersama Allah, yang tidak memiliki kekuatan apa pun kecuali jika Allah berkehendak? Ini adalah bukti kebenaran tauhid dan kebatilan syirik. Oleh karena itu Allah berfirman,﴾ ٱنظُرۡ كَيۡفَ نُصَرِّفُ ٱلۡأٓيَٰتِ
﴿ "Perhatikanlah, bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami)." Maksudnya, perhatikanlah bagaimana Kami menghadirkannya dengan bentuk yang bermacam-macam. Kami menghadirkannya dalam setiap disiplin ilmu untuk mene-rangi kebenaran dan menelusuri jalan para pelaku kejahatan. ﴾ ثُمَّ هُمۡ
﴿ "Kemudian mereka," setelah penjelasan lengkap ini, ﴾ يَصۡدِفُونَ ﴿ "tetap berpaling
(juga)" dari ayat-ayat Allah dan melengos darinya.
#
{47} {قل أرأيْتَكُم}؛ أي: أخبروني {إن أتاكم عذابُ الله بغتةً أو جهرةً}؛ أي: مفاجأةً أو قد تقدَّم أمامه مقدماتٌ تعلمون بها وقوعَه، {هل يُهْلَكُ إلَّا القومُ الظالمون}: الذين صاروا سبباً لوقوع العذابِ بهم بظلمِهم وعنادِهم؛ فاحذروا أن تقيموا على الظُّلم؛ فإنه الهلاك الأبدي، والشقاءُ السرمديُّ.
(47) ﴾ قُلۡ أَرَءَيۡتَكُمۡ
﴿ "Katakanlah, 'Terangkanlah kepadaku'." Beri-takan kepadaku, ﴾ إِنۡ أَتَىٰكُمۡ عَذَابُ ٱللَّهِ بَغۡتَةً أَوۡ جَهۡرَةً
﴿ "jika datang siksaan Allah kepadamu dengan sekonyong-konyong atau terang-terangan." Maksud-nya, secara tiba-tiba, atau sebelumnya telah didahului oleh muka-dimah yang dengannya kamu mengetahui terjadinya,﴾ هَلۡ يُهۡلَكُ إِلَّا ٱلۡقَوۡمُ ٱلظَّٰلِمُونَ ﴿ "Apakah ada yang dibinasakan
(Allah) selain dari orang-orang yang zhalim?" Yaitu orang yang menjadi pemicu turunnya azab kepada mereka akibat kezhaliman dan pengingkarannya. Waspadalah! Jangan berjalan di atas kezhaliman, karena ia adalah kebinasaan dan kesengsaraan yang kekal abadi.
{وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ فَمَنْ آمَنَ وَأَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (48) وَالَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا يَمَسُّهُمُ الْعَذَابُ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ (49)}.
"Dan tidaklah Kami utus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, mereka akan ditimpa siksa disebabkan mereka selalu berbuat fasik."
(Al-An'am: 48-49).
#
{48} يذكر تعالى زبدةَ ما أرسل به المرسلين أنَّه البِشارة والنِّذارة، وذلك مستلزمٌ لبيان: المبشِّر والمبَشَّر به والأعمال التي إذا عملها العبدُ حصلت له البشارة، والمنْذِر والمنذَر والمنْذَر به والأعمال التي من عَمِلَها حقَّت عليه النِّذارة، ولكن الناس انقَسموا بحسب إجابتهم لدعوتهم وعدمها إلى قسمين: {فَمنْ آمنَ وأصلحَ}؛ أي: آمن باللهِ وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر، وأصلح إيمانه وأعماله ونيَّته، {فلا خوفٌ عليهم}: فيما يُستقبل، {ولا هم يحزنونَ}: على ما مضى.
(48) Allah menyebutkan inti risalah para Rasul bahwa ia merupakan berita gembira dan peringatan. Hal itu menuntut pen-jelasan tentang pembawa berita gembira, yang diberi berita gem-bira dan amal yang jika dilakukan oleh seorang hamba, maka dia mendapatkan berita gembira. Juga penjelasan tentang pemberi peringatan, sesuatu yang diperingatkan dan orang yang diberi peringatan dan perbuatan-perbuatan yang jika dilakukan, maka dia berhak diperingatkan. Akan tetapi manusia terbagi menjadi dua dari segi apakah mereka menjawab dakwah para rasul atau tidak; ﴾ فَمَنۡ ءَامَنَ وَأَصۡلَحَ
﴿ "Barangsiapa yang beriman dan mengadakan per-baikan," yakni beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan Hari Akhir dan dia memperbaiki iman, amal, dan niatnya, ﴾ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ
﴿ "maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka," terhadap apa yang akan datang, ﴾ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ﴿ "dan tidak
(pula) mereka bersedih hati," terhadap apa yang telah berlalu.
#
{49} {والذين كذَّبوا بآياتِنا يَمَسُّهُم العذابُ}؛ أي: ينالُهم ويذوقونه، {بما كانوا يفسقون}.
(49) ﴾ وَٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَا يَمَسُّهُمُ ٱلۡعَذَابُ
﴿ "Dan orang-orang yang mendus-takan ayat-ayat Kami, mereka akan ditimpa siksa," yang mereka dapat-kan dan rasakan, ﴾ بِمَا كَانُواْ يَفۡسُقُونَ ﴿ "disebabkan mereka selalu berbuat fasik."
{قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَى وَالْبَصِيرُ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ (50)}.
"Katakanlah, 'Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa per-bendaharaan Allah ada padaku dan tidak
(pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak
(pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.' Katakanlah, 'Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat?' Maka apakah kamu tidak me-mikirkan
(nya)."
(Al-An'am: 50).
#
{50} يقول تعالى لنبيِّه - صلى الله عليه وسلم - المقترِحين عليه الآياتِ، أو القائلينَ له إنَّما تدعونا لنتَّخِذَك إلهاً مع الله: {لا أقولُ لكم عندي خزائنُ الله}؛ أي: مفاتيح رزقِهِ ورحمتِهِ، {ولا أعلم الغيبَ}: وإنَّما ذلك كلُّه عند الله؛ فهو الذي ما يفتحُ للناس من رحمةٍ فلا ممسك لها وما يمسكُ فلا مرسلَ له من بعدِهِ، وهو وحده عالمُ الغيب والشهادة فلا يُظْهِرُ على غيبِهِ أحداً إلا من ارتضى من رسول. {ولا أقولُ لكم إني مَلَكٌ}: فأكون نافذَ التصرُّف قويًّا، فلست أدَّعي فوق منزلتي التي أنزلني الله بها، {إن أتَّبِعُ إلَّا ما يُوحى إليَّ}؛ أي: هذا غايتي ومنتهى أمري وأعلاه، إنْ أتَّبِع إلاَّ ما يوحى إليَّ، فأعمل به في نفسي، وأدعو الخلق كلَّهم إلى ذلك؛ فإذا عُرِفت منزلتي؛ فلأي شيء يبحثُ الباحث معي أو يطلب مني أمراً لست أدَّعيه؟! وهل يُلْزَمُ الإنسان بغير ما هو بصددِهِ؟! ولأي شيء إذا دعوتكم بما يوحى إليَّ أن تلزموني أني أدَّعي لنفسي غير مرتبتي؟! وهل هذا إلا ظلمٌ منكم وعنادٌ وتمرُّدٌ؟! قل لهم في بيان الفرق بينَ مَنْ قَبِلَ دعوتي وانقاد لما أوحي إليَّ وبين من لم يكن كذلك: {قُلْ هل يَسْتوي الأعمى والبصيرُ أفلا تتفكَّرونَ}: فتنزِلون الأشياءَ منازلَها وتختارون ما هو أولى بالاختيار والإيثار.
(50) Allah berfirman kepada NabiNya agar berkata kepada orang-orang yang mengusulkan turunnya ayat-ayat Allah atau kepada orang-orang yang berkata kepadanya bahwa kamu hanya mengajak kami untuk menyekutukan Allah dengan sesuatu, ﴾ لَّآ أَقُولُ لَكُمۡ عِندِي خَزَآئِنُ ٱللَّهِ
﴿ "Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaha-raan Allah ada padaku." Maksudnya, kunci-kunci rizki dan rahmat-Nya. ﴾ وَلَآ أَعۡلَمُ ٱلۡغَيۡبَ
﴿ "Dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib." Karena semua itu hanyalah hak Allah, Dia-lah yang membuka rahmatNya kepada manusia, maka tidak ada yang bisa mengha-langi, dan apa yang dihalangi oleh Allah, maka tidak ada yang mampu melepaskannya sesudahnya. Hanya Dia yang mengetahui alam ghaib dan alam nyata. Dia tidak menunjukkan ghaibNya ke-pada seorang pun kecuali RasulNya yang diridhaiNya.
﴾ وَلَآ أَقُولُ لَكُمۡ إِنِّي مَلَكٌۖ
﴿ "Dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku seorang malaikat." Sehingga aku menjadi pelaksana per-buatan yang kuat. Aku tidak mengklaim mempunyai kedudukan tinggi daripada kedudukan lebih yang Allah berikan kepadaku. ﴾ إِنۡ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰٓ إِلَيَّۚ
﴿ "Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku." Ini adalah tujuanku, ujung dan akhir perkaraku, aku hanya sekedar mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku. Aku mengamalkannya untuk diriku sendiri dan mengajak seluruh manusia kepadanya.
Jika kedudukanku telah diketahui, maka untuk apa orang masih mencari-cari atau menuntut sesuatu dariku yang tidak aku klaim? Apakah seseorang diharuskan memikul sesuatu yang bukan kewajibanNya? Untuk apa -apabila aku mendakwahimu dengan ayat yang diwahyukan kepadaku- kamu menuduhku telah meng-klaim kedudukan tinggi yang bukan milikku? Bukankah itu hanya kezhaliman, pengingkaran, dan kebengalan darimu? Katakanlah kepada mereka tentang perbedaan antara orang yang menerima dakwahku, tunduk kepada apa yang diwahyukan kepadaku de-ngan orang yang tidak demikian, ﴾ قُلۡ هَلۡ يَسۡتَوِي ٱلۡأَعۡمَىٰ وَٱلۡبَصِيرُۚ أَفَلَا تَتَفَكَّرُونَ ﴿ "Katakanlah, 'Apakah sama orang yang buta dengan orang yang meli-hat?' Maka apakah kamu tidak memikirkan
(nya)?" Lalu kamu mendu-dukkan perkaranya di tempat yang semestinya, dan kamu memi-lih yang lebih baik dan lebih layak untuk dipilih.
{وَأَنْذِرْ بِهِ الَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْ يُحْشَرُوا إِلَى رَبِّهِمْ لَيْسَ لَهُمْ مِنْ دُونِهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيعٌ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ (51) وَلَا تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ مَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِنْ شَيْءٍ وَمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِمْ مِنْ شَيْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُونَ مِنَ الظَّالِمِينَ (52) وَكَذَلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لِيَقُولُوا أَهَؤُلَاءِ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنْ بَيْنِنَا أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِالشَّاكِرِينَ (53) وَإِذَا جَاءَكَ الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِنَا فَقُلْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَ أَنَّهُ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ سُوءًا بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَصْلَحَ فَأَنَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (54) وَكَذَلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ وَلِتَسْتَبِينَ سَبِيلُ الْمُجْرِمِينَ (55)}.
"Dan berilah peringatan dengan ayat yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpun kepada Tuhannya
(pada Hari Kiamat), sedang bagi mereka tidak ada seorang pelin-dung dan pemberi syafa'at pun selain dari Allah, agar mereka bertakwa. Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang me-nyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka menghendaki WajahNya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka, dan mereka pun tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu, yang menyebabkan kamu
(berhak) mengusir mereka, sehingga kamu termasuk orang-orang yang zhalim. Dan demikianlah, telah Kami uji sebagian mereka
(orang-orang yang kaya) dengan sebagian mereka
(orang-orang miskin), supaya
(orang-orang yang kaya itu) berkata, 'Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?'
(Allah berfirman), 'Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur
(kepadaNya)?' Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah, 'Salamun alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas DiriNya kasih sayang,
(yaitu) bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakan-nya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.' Dan demikianlah Kami te-rangkan ayat-ayat al-Qur`an,
(supaya jelas jalan orang-orang yang shalih) dan supaya jelas
(pula) jalan orang-orang yang berdosa."
(Al-An'am: 51-55).
#
{51} هذا القرآن نذارةٌ للخلق كلِّهم، ولكن إنَّما ينتفع به {الذين يخافون أن يُحْشَروا إلى ربِّهم}؛ فهم متيقِّنون للانتقال من هذه الدار إلى دار القرار؛ فلذلك يستصحِبون ما ينفعهم ويَدَعون ما يضرُّهم. {ليس لهم من دونه}؛ أي: من دون الله {وليٌّ ولا شفيعٌ}؛ أي: لا من يتولى أمرهم فيحصِّلُ لهم المطلوب، ويدفعُ عنهم المحذور، ولا من يشفعُ لهم؛ لأن الخلق كلَّهم ليس لهم من الأمر شيء. {لعلهم يتَّقون}: الله بامتثال أوامرِهِ واجتنابِ نواهيه؛ فإنَّ الإنذار موجب لذلك وسبب من أسبابه.
(51) Al-Qur`an ini adalah peringatan bagi semua makhluk, akan tetapi yang mengambil manfaat hanyalah ﴾ ٱلَّذِينَ يَخَافُونَ أَن يُحۡشَرُوٓاْ إِلَىٰ رَبِّهِمۡ
﴿ "orang-orang yang takut akan dihimpun kepada Tuhannya (pada Hari Kiamat)." Mereka yakin bahwa mereka akan berpindah dari alam ini ke alam kekekalan. Oleh karena itu, mereka mengambil apa yang bermanfaat dan membuang apa yang merugikan.﴾ لَيۡسَ لَهُم مِّن دُونِهِۦ وَلِيّٞ وَلَا شَفِيعٞ
﴿ "Sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa'at." Tidak ada -selain Allah- yang mengurusi perkara mereka lalu dia mewujudkan sesuatu yang dicari dan menolak se-suatu yang ditakuti. Tidak pula ada yang memberi syafa'at kepada mereka. ﴾ لَّعَلَّهُمۡ يَتَّقُونَ ﴿ "Agar mereka bertakwa" kepada Allah dengan menaati perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, karena peringatan menuntut hal itu, dan ia adalah salah satu sebabnya.
#
{52} {ولا تطردِ الذين يدعون ربَّهم بالغداة والعشي يريدون وجهه}؛ أي: لا تطرد عنك وعن مجالستك أهل العبادة والإخلاص رغبةً في مجالسة غيرهم، من الملازمين لدعاءِ ربِّهم دعاء العبادة بالذِّكر والصلاة ونحوها ودعاء المسألة في أول النهار وآخره، وهم قاصدون بذلك وجه الله، ليس لهم من الأغراض سوى ذلك الغرض الجليل؛ فهؤلاء ليسوا مستحقين للطرد والإعراض عنهم، بل هم مستحقُّون لموالاتهم ومحبتهم وإدنائهم وتقريبهم؛ لأنهم الصفوة من الخلق ـ وإن كانوا فقراء ـ الأعزاء في الحقيقة، وإن كانوا عند الناس أذلاء. {ما عليك من حسابِهِم من شيءٍ وما من حسابِكَ عليهم من شيءٍ}؛ أي: كلٌّ له حسابُهُ وله عملُهُ الحسنُ وعملُهُ القبيحُ، {فتطرُدَهم فتكونَ من الظالمين}: وقد امتثلَ - صلى الله عليه وسلم - هذا الأمر أشدَّ امتثال، فكان إذا جلس الفقراء من المؤمنين؛ صبَّر نفسه معهم، وأحسن معاملتهم، وألان لهم جانبه، وحسَّن خلقه، وقرَّبهم منه، بل كانوا هم أكثر أهل مجلسِهِ رضي الله عنهم.
وكان سبب نزول هذه الآيات أن أناساً من قريش أو من أجلاف العرب قالوا للنبيِّ - صلى الله عليه وسلم -: إن أردتَ أن نؤمنَ لك ونتَّبِعَكَ؛ فاطردْ فلاناً وفلاناً ـ أناساً من فقراء الصحابة ـ؛ فإنا نستحي أن ترانا العرب جالسين مع هؤلاء الفقراء. فحَمَلَهُ حبُّه لإسلامهم واتِّباعهم له فحدَّثته نفسُه بذلك، فعاتبه الله بهذه الآيات ونحوها.
(52) ﴾ وَلَا تَطۡرُدِ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ رَبَّهُم بِٱلۡغَدَوٰةِ وَٱلۡعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجۡهَهُۥۖ
﴿ "Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka menghendaki WajahNya." Janganlah kamu mengusir orang-orang ahli ibadah dan ikhlas dari dirimu dan dari teman bergaulmu karena kamu ingin bergaul dengan se-lain mereka. (Janganlah kamu mengusir) orang-orang yang selalu berdoa kepada Tuhan mereka dengan doa ibadah melalui dzikir, shalat, dan lain-lain serta doa permintaan di awal dan akhir siang, dan yang mereka cari adalah Wajhullah.
Mereka tidak mempunyai tujuan selain tujuan yang mulia ini, mereka tidak layak untuk diusir dan diacuhkan. Justru mereka berhak untuk diberikan loyalitas, dicintai, dibantu, dan didekati, karena mereka adalah manusia pilihan -walaupun mereka adalah orang-orang miskin- orang-orang mulia dalam arti sebenarnya, walaupun di mata manusia mereka diremehkan.
﴾ مَا عَلَيۡكَ مِنۡ حِسَابِهِم مِّن شَيۡءٖ وَمَا مِنۡ حِسَابِكَ عَلَيۡهِم مِّن شَيۡءٖ
﴿ "Kamu tidak memi-kul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka, dan mereka pun tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu." Maksudnya, masing-masing memiliki hisab dan amalnya yang baik dan yang buruk, ﴾ فَتَطۡرُدَهُمۡ فَتَكُونَ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "yang menyebabkan kamu
(berhak) mengusir mereka, sehingga kamu termasuk orang-orang yang zhalim." Rasulullah telah benar-benar menaati perintah ini, jika orang-orang Mukmin yang miskin duduk bersamanya, maka beliau menyabarkan dirinya terhadap mereka, bergaul baik dengan mereka, bersikap ramah, berperilaku baik, dan mendekatkan diri-nya kepada mereka, bahkan mereka adalah mayoritas ahli maje-lisnya.
Penyebab turunnya ayat-ayat ini adalah bahwa beberapa kalangan orang-orang Quraisy atau orang-orang Arab yang keras berkata kepada Nabi, "Jika kamu ingin kami beriman dan meng-ikutimu, maka usirlah fulan dan fulan -orang-orang fakir dari kalangan sahabat- karena kami malu jika orang-orang Arab meli-hat kami duduk dengan orang-orang miskin itu."
[62] Karena begitu inginnya Nabi mengislamkan mereka, dan agar mereka meng-ikutinya, maka hatinya mempunyai kecenderungan ke sana, maka Allah memperingatkannya dengan ayat-ayat ini dan sejenisnya.
#
{53} {وكذلك فَتَنَّا بعضَهم ببعضٍ ليقولوا أهؤلاءِ مَنَّ الله عليهم من بيننا}؛ أي: هذا من ابتلاء الله لعبادِهِ حيث جعل بعضَهم غنيًّا وبعضهم فقيراً وبعضهم شريفاً وبعضهم وضيعاً؛ فإذا مَنَّ الله بالإيمان على الفقير أو الوضيع، كان ذلك محلَّ محنةٍ للغني والشريف؛ فإنْ كان قصدُهُ الحقَّ واتباعه؛ آمن وأسلم ولم يمنعْه من ذلك مشاركة الذي يراه دونه بالغنى أو الشرف، وإن لم يكن صادقاً في طلب الحقِّ؛ كانت هذه عقبةً تردُّه عن اتِّباع الحق، وقالوا محتقرين لمن يَرَوْنَهم دونهم: {أهؤلاءِ مَنَّ الله عليهم من بيننا}: فمنعهم هذا من اتباع الحق لعدم زكائهم. قال الله مجيباً لكلامهم المتضمِّن الاعتراض على الله في هداية هؤلاء وعدم هدايتهم هم: {أليس اللهُ بأعلمَ بالشاكرينَ} الذين يعرِفون النعمةَ ويُقِرُّون بها ويقومون بما تقتضيه من العمل الصالح، فيضع فضلَه ومنَّته عليهم دون من ليس بشاكرٍ؛ فإنَّ الله تعالى حكيمٌ لا يضع فضله عند من ليس له بأهل، وهؤلاء المعترضون بهذا الوصف بخلاف مَنْ مَنَّ الله عليهم بالإيمان من الفقراء وغيرهم؛ فإنهم هم الشاكرون.
(53) ﴾ وَكَذَٰلِكَ فَتَنَّا بَعۡضَهُم بِبَعۡضٖ لِّيَقُولُوٓاْ أَهَٰٓؤُلَآءِ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنۢ بَيۡنِنَآۗ
﴿ "Dan demikianlah, telah Kami uji sebagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata, 'Orang-orang semacam inikah dari antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?'" Maksudnya, ini termasuk ujian Allah kepada hamba-hambaNya yang mana Dia menjadikan sebagian dari mereka kaya dan sebagian lagi miskin, sebagian mulia dan sebagian lain rendah. Jika Allah menganugerahkan iman kepada orang miskin atau orang rendahan, maka itu adalah ujian bagi orang yang kaya dan mulia, jika yang dicari dan dituju oleh-nya adalah kebenaran, maka orang kaya tersebut akan beriman dan masuk Islam, dia tidak terhalang oleh kenyataan bahwa orang yang miskin lagi rendah itu akan menjadi sama dengannya dalam hal itu. Jika dia tidak jujur dalam mencari kebenaran, maka hal itu menjadi batu penghalang untuk mengikuti kebenaran. Mereka me-ngatakan kepada orang-orang yang mereka anggap lebih rendah darinya dengan penuh cibiran, ﴾ أَهَٰٓؤُلَآءِ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنۢ بَيۡنِنَآۗ
﴿ "Orang-orang semacam inikah dari antara kita yang diberi anugerah oleh Allah?" Hal itu menghalangi mereka untuk mengikuti kebenaran karena tidak adanya kebersihan dalam hati mereka. Allah menjawab ucap-an mereka yang mengandung sanggahan kepada Allah dalam memberi petunjuk kepada orang-orang yang dianggap rendah itu dan tidak memberikannya kepada mereka,
﴾ أَلَيۡسَ ٱللَّهُ بِأَعۡلَمَ بِٱلشَّٰكِرِينَ ﴿ "
(Allah berfirman), 'Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur
(kepadaNya)?'" Orang-orang yang mengetahui nikmat, mengakuinya, dan melakukan amal shalih yang merupakan tuntutannya, maka Allah memberikan karunia dan nikmatNya kepadanya, bukan kepada yang tidak bersyukur, karena Allah Mahabijaksana; Dia tidak memberikan karuniaNya pada orang yang tidak berhak. Orang-orang yang me-nentang dengan kriteria ini tidaklah sama dengan orang-orang fakir dan lainnya yang diberi nikmat iman oleh Allah, mereka ini adalah orang-orang yang bersyukur.
#
{54} ولما نهى الله رسوله عن طردِ المؤمنين القانتين؛ أمره بمقابلتِهِم بالإكرام والإعظام والتبجيل والاحترام، فقال: {وإذا جاءَكَ الذين يؤمنونَ بآياتِنا فَقُلْ سلامٌ عليكم}؛ أي: وإذا جاءك المؤمنون؛ فحيِّهم، ورحِّبْ بهم، ولقِّهم منك تحيةً وسلاماً، وبشِّرهم بما ينشِّط عزائمهم وهممهم من رحمة الله وسعة جوده وإحسانه، وحُثَّهم على كل سبب وطريق يوصِلُ لذلك، ورهِّبْهم من الإقامة على الذُّنوب، وأمُرْهم بالتوبة من المعاصي لينالوا مغفرةَ ربِّهم وجوده، ولهذا قال: {كَتَبَ ربُّكم على نفسِهِ الرحمةَ أنَّه من عَمِلَ منكم سوءاً بجهالةٍ ثمَّ تاب من بعدِهِ وأصلحَ}؛ أي: فلا بدَّ مع ترك الذُّنوب والإقلاع والندم عليها من إصلاح العمل وأداء ما أوجبَ الله وإصلاح ما فَسَدَ من الأعمال الظاهرة والباطنة؛ فإذا وُجِدَ ذلك كله؛ {فإنَّه غفورٌ رحيمٌ}؛ أي: صبَّ عليهم من مغفرتِهِ ورحمتِهِ بحسب ما قاموا به مما أمرهم به.
(54) Manakala Allah melarang mengusir kaum Mukminin yang patuh, maka Dia memerintahkannya untuk memuliakan me-reka dengan cara menghormati, menghargai, dan mengagungkan mereka. Allah berfirman, ﴾ وَإِذَا جَآءَكَ ٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِـَٔايَٰتِنَا فَقُلۡ سَلَٰمٌ عَلَيۡكُمۡۖ
﴿ "Apa-bila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah, 'Salamun alaikum'." Maksudnya, jika orang-orang Mukmin datang kepadamu, maka hormatilah mereka, sambutlah mereka, terimalah mereka dengan salam penghormatan, sampai-kan kepada mereka berita gembira berupa rahmat Allah dan ke-luasan karuniaNya yang bisa memompa semangat dan keinginan mereka, doronglah mereka kepada semua jalan dan sebab yang mengantarkan kepadanya. Takut-takutilah mereka dari melaku-kan dosa secara terus menerus, perintahkan mereka agar bertau-bat dari dosa-dosa supaya mereka mendapatkan ampunan dan karunia Allah.
Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ كَتَبَ رَبُّكُمۡ عَلَىٰ نَفۡسِهِ ٱلرَّحۡمَةَ أَنَّهُۥ مَنۡ عَمِلَ مِنكُمۡ سُوٓءَۢا بِجَهَٰلَةٖ ثُمَّ تَابَ مِنۢ بَعۡدِهِۦ وَأَصۡلَحَ
﴿ "Tuhanmu telah menetapkan atas DiriNya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat se-telah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan," maksudnya, di samping meninggalkan dosa, menyesal, dan berhenti darinya, dia juga berupaya memperbaiki amal, menunaikan apa yang Allah wajibkan dan menambal amal-amal lahir batin yang rusak, jika semua itu ada, ﴾ فَأَنَّهُۥ غَفُورٞ رَّحِيمٞ ﴿ "maka sesungguhnya Allah Maha Peng-ampun lagi Maha Penyayang." Yakni, Dia mencurahkan ampunan dan rahmatNya berdasarkan apa yang mereka lakukan terhadap perintahNya.
#
{55} {وكذلك نفصِّلُ الآياتِ}؛ أي: نوضِّحها ونبيِّنها ونميِّز بين طريق الهدى من الضلال والغي والرشاد؛ ليهتديَ بذلك المهتدون ويتبيَّن الحقُّ الذي ينبغي سلوكه. {ولتستبينَ سبيلُ المجرمين}: الموصلةُ إلى سَخَطِ الله وعذابه؛ فإنَّ سبيل المجرمين إذا استبانت واتَّضحت؛ أمكنَ اجتنابُها والبعدُ منها؛ بخلاف ما لو كانت مشتبهةً ملتبسةً؛ فإنه لا يحصُلُ هذا المقصود الجليل.
(55) ﴾ وَكَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ ٱلۡأٓيَٰتِ
﴿ "Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat." Maksudnya, Kami jelaskan, Kami paparkan dan Kami beda-kan antara jalan petunjuk dengan jalan kesesatan, antara jalan yang benar dengan jalan yang menyimpang, agar orang-orang yang mendapat petunjuk, menjadikannya sebagai petunjuk, sedangkan kebenaran yang semestinya diikuti menjadi jelas. ﴾ وَلِتَسۡتَبِينَ سَبِيلُ ٱلۡمُجۡرِمِينَ ﴿ "
(Supaya jelas jalan orang-orang yang shalih) dan supaya jelas
(pula) jalan orang-orang yang berdosa," yang mengantarkan kepada murka Allah dan azabNya. Jika jalan orang-orang yang berdosa telah je-las dan terungkap, maka ia bisa dijauhi dan dihindari. Lain halnya jika ia masih rancu dan samar, dalam kondisi ini, tujuan yang mu-lia tidak tercapai.
{قُلْ إِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَعْبُدَ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ قُلْ لَا أَتَّبِعُ أَهْوَاءَكُمْ قَدْ ضَلَلْتُ إِذًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُهْتَدِينَ (56) قُلْ إِنِّي عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَكَذَّبْتُمْ بِهِ مَا عِنْدِي مَا تَسْتَعْجِلُونَ بِهِ إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ يَقُصُّ الْحَقَّ وَهُوَ خَيْرُ الْفَاصِلِينَ (57) قُلْ لَوْ أَنَّ عِنْدِي مَا تَسْتَعْجِلُونَ بِهِ لَقُضِيَ الْأَمْرُ بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِالظَّالِمِينَ (58)}
"Katakanlah, 'Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah.' Katakanlah, 'Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika ber-buat demikian dan tidaklah
(pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.' Katakanlah, 'Sesungguhnya aku
(berada) di atas hujjah yang nyata
(al-Qur`an) dari Tuhanku, sedang kamu mendustakannya.' Bukanlah wewenangku
(untuk menurunkan azab) yang kamu tuntut untuk disegerakan kedatangannya. Me-netapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya, dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik. Katakan-lah, 'Kalau sekiranya ada padaku azab yang kamu minta supaya disegerakan kedatangannya, tentu urusan yang ada antara aku dan kamu telah diselesaikan Allah. Dan Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang zhalim'."
(Al-An'am: 56-58).
#
{56} يقول تعالى لنبيِّه - صلى الله عليه وسلم -: {قُلْ} لهؤلاء المشركين الذين يَدْعون مع الله آلهةً أخرى: {إني نُهيت أن أعبدَ الذين تدعون من دونِ الله}: من الأنداد والأوثان التي لا تملك نفعاً ولا ضرًّا ولا موتاً ولا حياةً ولا نشوراً؛ فإن هذا باطلٌ، وليس لكم فيه حجةٌ ولا شبهةٌ إلاَّ اتباع الهوى الذي اتِّباعه أعظم الضلال. ولهذا قال: {قل لا أتَّبِعُ أهواءَكم قد ضللتُ إذاً}؛ أي: إن اتَّبعت أهواءكم، {وما أنا من المهتدينَ}: بوجهٍ من الوجوه.
(56) Allah berfirman kepada NabiNya, ﴾ قُلۡ
﴿ "Katakanlah" kepada orang-orang musyrik yang menyembah tuhan lain bersa-ma Allah, ﴾ إِنِّي نُهِيتُ أَنۡ أَعۡبُدَ ٱلَّذِينَ تَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِۚ
﴿ "Sesungguhnya aku dila-rang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah," berupa sekutu-sekutu dan berhala-berhala yang tidak memiliki manfaat, mudarat, dan tidak mematikan, menghidupkan dan membang-kitkan manusia kembali. Ini adalah kebatilan, kamu tidak memi-liki argumentasi atau syubhat kecuali mengikuti hawa nafsu di mana mengikutinya adalah kesesatan paling besar. Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ قُل لَّآ أَتَّبِعُ أَهۡوَآءَكُمۡ قَدۡ ضَلَلۡتُ إِذٗا
﴿ "Katakanlah, 'Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat de-mikian'." Maksudnya, jika aku mengikuti hawa nafsumu ﴾ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُهۡتَدِينَ ﴿ "Dan tidaklah
(pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk," dari segi manapun.
#
{57} وأما ما أنا عليه من توحيد الله وإخلاص العمل له؛ فإنه هو الحقُّ الذي تقوم عليه البراهين والأدلة القاطعة، وأنا {على بيِّنة من ربي}؛ أي: على يقين مبينٍ بصحته وبطلان ما عداه. وهذه شهادةٌ من الرسول جازمةٌ لا تقبل التردُّد، وهو أعدل الشهود [من الخلق] على الإطلاق، فصدَّق بها المؤمنون، وتبيَّن لهم من صحَّتها وصدقها بحسب ما مَنَّ الله به عليهم، ولكنكم أيها المشركون {كذبتم به}، وهو لا يستحقُّ هذا منكم، ولا يَليقُ به إلاَّ التصديق، وإذا استمررتُم على تكذيبكم؛ فاعلموا أنَّ العذابَ واقعٌ بكم لا محالةَ، وهو عند الله، هو الذي ينزله عليكم إذا شاء وكيف شاء، وإن استعجلتم به؛ فليس بيدي من الأمر شيء، {إن الحُكْمُ إلا للهِ}؛ فكما أنه هو الذي حكم بالحكم الشرعيِّ فأمر ونهى؛ فإنه سيحكم بالحكم الجزائيِّ فيثيب ويعاقب بحسب ما تقتضيه حكمته؛ فالاعتراض على حكمه مطلقاً مدفوع، وقد أوضح السبيل وقصَّ على عباده الحقَّ قصًّا قَطَعَ به معاذيرَهم وانقطعتْ له حُجَّتُهم؛ ليهلِك مَن هَلَكَ عن بيِّنة ويحيا من حيَّ عن بيِّنة. {وهو خيرُ الفاصلينَ}: بين عبادِهِ في الدُّنيا والآخرة، فيفصل بينهم فصلاً يحمدُه عليه حتى من قضى عليه ووجَّه الحق نحوه.
(57) Adapun mentauhidkan Allah dan mengikhlaskan amal kepadaNya yang aku pegang, maka ia adalah kebenaran yang ber-pijak kepada bukti-bukti dan dalil-dalil yang pasti. Dan aku ﴾ عَلَىٰ بَيِّنَةٖ مِّن رَّبِّي
﴿ "(berada) di atas hujjah yang nyata (al-Qur`an) dari Tuhanku." Maksudnya, saya berpedoman pada keyakinan yang jelas dengan kebenaran al-Qur`an dan kebatilan selainnya.
Ini adalah kesaksian dari Rasulullah yang pasti lagi tidak mengenal keraguan. Dia adalah saksi paling adil dari makhluk se-cara mutlak lalu orang-orang Mukmin membenarkannya. Kebe-naran dan keabsahannya telah terbukti bagi mereka bergantung kepada apa yang Allah limpahkan kepada mereka. Akan tetapi kamu wahai orang-orang musyrik, ﴾ وَكَذَّبۡتُم بِهِۦۚ
﴿ "kamu mendus-takannya." Padahal ia tidak patut kamu dustakan. Yang patut un-tuknya hanyalah pembenaran terhadapnya. Jika kamu masih terus menerus mendustakan, maka ketahuilah bahwa azab pasti menim-pamu, tidak bisa tidak. Azab tersebut ada di sisi Allah. Dia yang menurunkannya kepadamu jika Dia berkehendak dan bagaimana pun caranya Dia berkehendak. Jika kamu tergesa-gesa dengannya, maka aku tidak memiliki hak mengatur sedikit pun dalam hal ini, karena yang ﴾ إِنِ ٱلۡحُكۡمُ إِلَّا لِلَّهِۖ
﴿ "menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah."
Sebagaimana Dia telah meletakkan hukum syar'i; Dia meme-rintahkan dan melarang, maka Dia pun menetapkan hukum juz'i, maka Dia membalas dan mengazab berdasarkan tuntutan hikmah-Nya. Maka menyanggah hukumNya secara mutlak tidaklah dite-rima. Dia telah menjelaskan jalan dan menerangkan kebenaran kepada hamba-hambaNya dengan keterangan yang memangkas dalih dan hujjah mereka agar orang yang binasa menjadi binasa dengan jelas, dan orang yang hidup menjadi hidup dengan jelas. ﴾ وَهُوَ خَيۡرُ ٱلۡفَٰصِلِينَ ﴿ "Dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik" di an-tara hamba-hambaNya di dunia dan akhirat. Dia memutuskan di antara mereka dengan keputusan yang terbaik bahkan dipuji oleh orang yang terhukum dan orang yang kebenaran ditujukan kepa-danya.
#
{58} {قل} للمستعجلين بالعذاب جهلاً وعناداً وظلماً: {لو أنَّ عندي ما تستعجلونَ به لَقُضِيَ الأمرُ بيني وبينكم}: فأوقعتُه بكم، ولا خير لكم في ذلك، ولكنَّ الأمر عند الحليم الصبور الذي يعصيه العاصون ويتجرَّأ عليه المتجرِّئون وهو يعافيهم ويرزقُهم ويسدي عليهم نعمه الظاهرة والباطنة. {والله أعلم بالظالمين}: لا يخفى عليه من أحوالهم شيءٌ فيمهِلُهم ولا يهمِلُهم.
(58) ﴾ قُل
﴿ "Katakanlah" kepada orang-orang yang meminta disegerakannya azab karena kebodohan, pengingkaran, dan ke-zhaliman, ﴾ لَّوۡ أَنَّ عِندِي مَا تَسۡتَعۡجِلُونَ بِهِۦ لَقُضِيَ ٱلۡأَمۡرُ بَيۡنِي وَبَيۡنَكُمۡۗ
﴿ "Kalau sekiranya ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya disegerakan kedatangan-nya, tentu urusan yang ada antara aku dan kamu telah diselesaikan Allah." Lalu aku menimpakannya atasmu dan dalam hal itu tidak ada kebaikan untukmu, akan tetapi perkaranya di Tangan Allah yang Mahabijaksana dan sabar, walaupun orang-orang durhaka dan berani bermaksiat kepadaNya. Dia tetap membiarkan mereka, memberi rizki kepada mereka, dan melimpahkan nikmat-nikmat-Nya kepada mereka, lahir dan batin. ﴾ وَٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "Dan Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang zhalim." Tiada sedikit pun keadaan mereka yang samar bagiNya, Dia menunda tetapi tidak lalai.
{وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ (59)}.
"Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya
(pula), dan tidak ada sebutir biji pun yang jatuh dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata
(Lauh Mahfuzh)."
(Al-An'am: 59).
#
{59} هذه الآية العظيمة من أعظم الآيات تفصيلاً لعلمه المحيط، وأنَّه شامل للغيوب كلِّها، التي يُطْلِعُ منها ما شاء من خلقه، وكثير منها طوى علمَهُ عن الملائكة المقرَّبين والأنبياء المرسلين فضلاً عن غيرهم من العالمين، وأنَّه يعلم ما في البراري والقفار من الحيوانات والأشجار والرمال والحصى والتراب، وما في البحار من حيواناتها ومعادنها وصيدها وغير ذلك مما تحتويه أرجاؤها ويشتمل عليه ماؤها. {وما تسقُطُ من ورقةٍ}: من أشجار البر والبحر والبلدان والقفر والدنيا والآخرة إلاَّ يعلمها، {ولا حبةٍ في ظلمات الأرض}: من حبوب الثمار والزُّروع وحبوب البذور التي يبذرها الخلقُ وبذور النوابت البريَّة التي ينشأ منها أصناف النباتات، {ولا رطبٍ ولا يابس}: هذا عموم بعد خصوص {إلَّا في كتابٍ مبينٍ}: وهو اللوحُ المحفوظُ؛ قد حواها واشتمل عليها، وبعضُ هذا المذكور يبهر عقول العقلاء، ويذهِلُ أفئدة النبلاء، فدلَّ هذا على عظمة الربِّ العظيم وسعته في أوصافه كلِّها، وأنَّ الخلق من أولهم إلى آخرهم لو اجتمعوا على أن يحيطوا ببعض صفاته؛ لم يكنْ لهم قدرةٌ ولا وسعٌ في ذلك، فتبارك الربُّ العظيم الواسع العليم الحميد المجيد الشهيد المحيط، وجلَّ مِن إلهٍ لا يُحْصي أحدٌ ثناءً عليه، بل هو كما أثنى على نفسِهِ وفوق ما يثني عليه عباده. فهذه الآية دلَّت على علمه المحيط بجميع الأشياء وكتابه المحيط بجميع الحوادث.
(59) Ayat yang agung ini termasuk ayat terbesar yang men-jelaskan ilmu Allah yang menyeluruh bahwa ia meliputi seluruh yang ghaib, yang mana sebagian darinya Dia tunjukkan kepada siapa yang dikehendakiNya, dan masih banyak ilmuNya yang tidak Dia ungkapkan kepada para malaikat yang dekat dan para Nabi yang diutus, lebih-lebih makhluk lain selain mereka. Bahwa Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di tempat-tempat sepi yang mencakup binatang, pepohonan, pasir, kerikil dan debu, dan hewan yang berada di laut, berupa binatang, tambang, ikan, dan lain-lainnya yang dikandung oleh airnya.
﴾ وَمَا تَسۡقُطُ مِن وَرَقَةٍ
﴿ "Dan tiada sehelai daun pun yang gugur" dari pohon darat, laut, kota, desa, dunia dan akhirat kecuali Dia menge-tahuinya. ﴾ وَلَا حَبَّةٖ فِي ظُلُمَٰتِ ٱلۡأَرۡضِ
﴿ "Dan tidak ada sebutir biji pun yang jatuh dalam kegelapan bumi," berupa biji-bijian, buah-buahan dan tanaman, biji-biji yang ditanam oleh manusia, dan biji-biji tanaman di darat yang menjadi cikal tumbuh-tumbuhan, ﴾ وَلَا رَطۡبٖ وَلَا يَابِسٍ
﴿ "dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering." Ini menyebutkan yang umum setelah yang khusus, ﴾ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مُّبِينٖ ﴿ "melainkan tertulis dalam kitab yang nyata." Maksudnya, Lauh Mahfuzh. Ia mencakup dan mengandungnya, dan sebagian yang disebutkan ini mencengang-kan akal orang-orang yang berakal dan mengagumkan hati orang-orang yang mulia. Ini adalah bukti keagungan Allah Yang Maha-agung dan keluasanNya dalam seluruh sifat-sifatNya, dan jika seluruh makhluk dari yang pertama sampai yang terakhir bersatu untuk mengetahui sebagian dari sifat-sifatNya, niscaya mereka tidak memiliki daya dan kekuatan untuk itu.
Maka Mahasuci Allah Yang Mahaagung, Mahaluas, Maha Mengetahui, Maha Terpuji, Mahamulia, Maha Menyaksikan dan Maha Meliputi. Alangkah mulianya Dia sebagai Tuhan, yang tidak ada seorang pun mampu menghitung pujian atasNya. Akan tetapi Dia sebagaimana yang Dia pujikan untukNya sendiri, dan di atas pujian yang diucapkan oleh hamba-hambaNya. Ayat ini menun-jukkan ilmuNya yang meliputi segala sesuatu dan kitabNya yang mencakup seluruh peristiwa.
{وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَى أَجَلٌ مُسَمًّى ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (60) وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَيُرْسِلُ عَلَيْكُمْ حَفَظَةً حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا وَهُمْ لَا يُفَرِّطُونَ (61) ثُمَّ رُدُّوا إِلَى اللَّهِ مَوْلَاهُمُ الْحَقِّ أَلَا لَهُ الْحُكْمُ وَهُوَ أَسْرَعُ الْحَاسِبِينَ (62)}
"Dan Dia-lah yang menidurkan kamu di malam hari, dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur
(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan. Dan Dia-lah yang mempunyai kekuasaan terting-gi di atas semua hambaNya, dan Dia mengutus kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewa-jibannya. Kemudian mereka
(hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah, bahwa se-gala hukum
(pada hari itu) adalah kepunyaanNya. Dan Dia-lah Pembuat perhitungan yang paling cepat."
(Al-An'am: 60-62).
Semua ini adalah penetapan uluhiyah Allah, bantahan kepa-da orang-orang musyrik, dan keterangan bahwa Dia-lah yang berhak untuk dicintai, dihormati, dimuliakan, dan diagungkan.
#
{60} فأخبر أنه وحده المتفرِّدُ بتدبير عباده في يقظتهم ومنامهم، وأنه يتوفَّاهم بالليل وفاة النوم، فتهدأ حركاتهم وتستريح أبدانهم، ويبعثهم في اليقظة من نومهم؛ ليتصرَّفوا في مصالحهم الدينيَّة والدنيويَّة، وهو تعالى يعلم ما جَرَحوا وما كَسَبوا من تلك الأعمال، ثم لا يزال تعالى هكذا يتصرَّف فيهم حتى يستوفوا آجالهم، فيَقضي بهذا التدبير أجلٌ مسمّى، وهو أجل الحياة، وأجل آخر فيما بعد ذلك، وهو البعث بعد الموت، ولهذا قال: {ثم إليه مرجِعُكم}: لا إلى غيره، {ثم ينبِّئكُم بما كنتم تعملون}: من خير وشر.
(60) Dia memberitakan bahwa hanya Dia-lah yang meng-atur hamba-hambaNya pada waktu mereka bangun dan tidur, bahwa Dia mewafatkan mereka di malam hari dalam arti menidur-kan, gerakan mereka berhenti dan badan mereka beristirahat. Dia membangunkan mereka dari tidur agar bisa beraktifitas demi kemaslahatan dunia dan agama. Dia mengetahui amal-amal yang mereka lakukan. Begitulah Allah mengatur mereka sampai ajal mereka sempurna, Dia mengatur itu dalam ajal yang ditentukan, yaitu waktu kehidupan dan ajal yang lain setelah itu, yaitu kebang-kitan sesudah kematian. Oleh karena itu, Dia berfirman, ﴾ ثُمَّ إِلَيۡهِ مَرۡجِعُكُمۡ
﴿ "Kemudian kepada Allah-lah kamu kembali," bukan kepada selainNya. ﴾ ثُمَّ يُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ﴿ "Lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan," baik dan buruk.
#
{61} {وهو} تعالى {القاهرُ فوقَ عبادِهِ}: يُنَفِّذُ فيهم إرادته الشاملةَ ومشيئته العامة، فليسوا يملكون من الأمر شيئاً، ولا يتحرَّكون ولا يسكنون إلاَّ بإذنه، ومع ذلك؛ فقد وَكَّلَ بالعباد حفظةً من الملائكة يحفظون العبدَ ويحفظون عليه ما عَمِلَ؛ كما قال تعالى: {وإنَّ عليكم لَحافظينَ. كراماً كاتبينَ. يعلمونَ ما تفعلونَ}، {عن اليمينِ وعن الشمال قعيدٌ. ما يَلْفِظُ من قول إلا لَدَيْهِ رقيبٌ عتيدٌ}: فهذا حفظه لهم في حال الحياة. {حتى إذا جاء أحَدَكُمُ الموتُ توفَّتْه رُسُلُنا}؛ أي: الملائكة الموكلون بقبض الأرواح، {وهم لا يُفَرِّطون} في ذلك؛ فلا يزيدون ساعةً مما قَدَّرَ اللهُ، وقضاه، ولا يُنْقِصون، ولا ينفِّذون من ذلك إلا بحسب المراسيم الإلهيَّة والتقادير الربانيَّة.
(61) ﴾ وَهُوَ
﴿ "Dan Dia-lah" Allah سبحانه وتعالى, ﴾ ٱلۡقَاهِرُ فَوۡقَ عِبَادِهِۦۖ
﴿ "Yang mem-punyai kekuasaan tertinggi di atas semua hambaNya." Dia memberla-kukan IradahNya yang luas dan kehendakNya yang umum kepada mereka. Hamba-hamba itu tidak sedikit pun memiliki perkara, mereka tidak bergerak dan tidak diam kecuali dengan izinNya. Walaupun demikian, Dia telah menugaskan para malaikat penjaga kepada hamba-hambaNya yang menjaga para hamba dan menja-ga apa yang dikerjakannya, sebagaimana Firman Allah,
﴾ وَإِنَّ عَلَيۡكُمۡ لَحَٰفِظِينَ 10 كِرَامٗا كَٰتِبِينَ 11 يَعۡلَمُونَ مَا تَفۡعَلُونَ 12
﴿
"Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerja-kan." (Al-Infithar: 10-12).
﴾ إِذۡ يَتَلَقَّى ٱلۡمُتَلَقِّيَانِ عَنِ ٱلۡيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ قَعِيدٞ 17 مَّا يَلۡفِظُ مِن قَوۡلٍ إِلَّا لَدَيۡهِ رَقِيبٌ عَتِيدٞ 18
﴿
"Seseorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekat-nya malaikat pengawas yang selalu hadir." (Qaf: 17-18).
Ini adalah penjagaanNya kepada mereka pada waktu mereka hidup. ﴾ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَكُمُ ٱلۡمَوۡتُ تَوَفَّتۡهُ رُسُلُنَا
﴿ "Sehingga apabila kematian datang kepada salah seorang di antara kamu, dia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami." Yakni para malaikat yang ditugasi mencabut nyawa.﴾ وَهُمۡ لَا يُفَرِّطُونَ ﴿ "Dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajiban-nya" dalam hal itu, mereka tidak menambah satu saat pun yang ditakdirkan Allah, mereka tidak menguranginya dan tidak mela-kukan itu kecuali menurut rancangan dan takdir Ilahiyah.
#
{62} {ثم}: بعد الموت والحياة البرزخيَّة وما فيها من الخير والشر، {رُدُّوا إلى الله مولاهم الحقِّ}؛ أي: الذي تولاَّهم بحكمه القدري فنفذ فيهم ما شاء من أنواع التدبير، ثم تولاَّهم بأمره ونهيه وأرسل إليهم الرسل وأنزل عليهم الكتب، ثم رُدُّوا إليه ليتولَّى الحكم فيهم بالجزاء. ويثيبَهم على ما عملوا من الخيرات ويعاقِبَهم على الشرور والسيئات، ولهذا قال: {ألا له الحكمُ}: وحدَه لا شريك له، {وهو أسرعُ الحاسبينَ}: لكمال علمِهِ وحفظِهِ لأعمالهم بما أثبته في اللوح المحفوظ ثم أثبتته ملائكته في الكتاب الذي بأيديهم.
فإذا كان تعالى هو المنفرد بالخلق والتدبير، وهو القاهر فوق عباده، وقد اعتنى بهم كل الاعتناء في جميع أحوالهم، وهو الذي له الحكم القدري والحكم الشرعي والحكم الجزائي؛ فأين للمشركين العدول عن مَن هذا وصفه ونعته إلى عبادة من ليس له من الأمر شيء ولا عنده مثقال ذرةٍ من النفع ولا له قدرة وإرادة، أما والله؛ لو علموا حلم الله عليهم، وعفوه ورحمته بهم، وهم يبارزونه بالشرك والكفران، ويتجرؤون على عظمته بالإفك والبهتان، وهو يعافيهم ويرزقهم؛ لانجذبت دواعيهم إلى معرفته، وذهلت عقولهم في حبِّه، ولمقتوا أنفسهم أشدَّ المقت حيث انقادوا لداعي الشيطان، الموجب للخزي والخسران، ولكنهم قومٌ لا يعقلون.
(62) ﴾ ثُمَّ
﴿ "Kemudian" setelah kematian dan kehidupan di alam Barzakh dengan kebaikan dan keburukannya, ﴾ رُدُّوٓاْ إِلَى ٱللَّهِ مَوۡلَىٰهُمُ ٱلۡحَقِّۚ
﴿ "mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya," maksudnya, Dzat yang menguasai mere-ka dengan hukum takdirNya memberlakukan kepada mereka bermacam-macam tatanan sesuai dengan kehendakNya. Kemu-dian Dia menguasai mereka dengan perintah dan laranganNya. Dia mengutus para Rasul kepada mereka dan menurunkan kitab-kitab lalu mereka dikembalikan kepadaNya agar Dia memutuskan balasanNya bagi mereka. Dia membalas kebaikan mereka dengan pahala dan mengazab kejahatan yang mereka kerjakan. Oleh ka-rena itu Dia berfirman, ﴾ أَلَا لَهُ ٱلۡحُكۡمُ
﴿ "Ketahuilah, bahwa segala hukum (pada hari itu) adalah kepunyaanNya" semata tanpa sekutu bagiNya. ﴾ وَهُوَ أَسۡرَعُ ٱلۡحَٰسِبِينَ ﴿ "Dan Dia-lah Pembuat perhitungan yang paling cepat." Karena kesempurnaan ilmu dan penjagaanNya terhadap amal-amal mereka sesuai dengan apa yang Dia tetapkan di Lauh al-Mahfuzh lalu dengan apa yang dicatat oleh para malaikat dalam kitab-kitab mereka.
Jika Allah adalah Dzat yang sendirian dalam mencipta dan mengatur, Dia Mahakuasa atas hamba-hambaNya, Dia sangat memperhatikan mereka dalam segala keadaan. Dia-lah pemilik hukum takdir, hukum syar'i, dan hukum pembalasan, lalu bagai-mana orang-orang musyrik membelot dari Dzat yang sifatNya demikian menuju penyembahan kepada sesuatu yang tidak me-miliki sedikit pun perkara, tidak pula memiliki manfaat sedikit pun walaupun sebesar biji sawi dan tidak memiliki kemampuan dan keinginan? Demi Allah, jika mereka mengetahui kebijaksana-an Allah kepada mereka, ampunan dan rahmatNya kepada mereka, sementara mereka menentangNya dengan kekufuran dan kesyi-rikan, mereka berani berbohong dan berdusta atas kebesaranNya, namun Dia terus memberi rizki dan keselamatan kepada mereka, tentunya muncul pendorong pada diri mereka untuk mengetahui-Nya, akal mereka pun larut dalam mencintaiNya, dan mereka akan marah besar terhadap diri mereka yang telah patuh kepada ajakan-ajakan setan yang mengantarkan kepada kehinaan dan kerugian, akan tetapi mereka adalah kaum yang tidak berakal.
{قُلْ مَنْ يُنَجِّيكُمْ مِنْ ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ تَدْعُونَهُ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً لَئِنْ أَنْجَانَا مِنْ هَذِهِ لَنَكُونَنَّ مِنَ الشَّاكِرِينَ (63) قُلِ اللَّهُ يُنَجِّيكُمْ مِنْهَا وَمِنْ كُلِّ كَرْبٍ ثُمَّ أَنْتُمْ تُشْرِكُونَ (64)}.
"Katakanlah, 'Siapakah yang dapat menyelamatkanmu dari bencana di darat dan laut, yang kamu berdoa kepadaNya dengan berendah diri dan dengan suara yang lembut
(dengan mengatakan), 'Sungguh jika Dia menyelamatkan kami dari
(bencana) ini, ten-tulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.' Katakanlah, 'Allah-lah yang menyelamatkanmu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan, kemudian kamu kembali memperseku-tukanNya'."
(Al-An'am: 63-64).
#
{63} أي: {قل}: للمشركين بالله الداعين معه آلهةً أخرى ملزماً لهم بما أثبتوه من توحيد الربوبية على ما أنكروه من توحيد الإلهية، {مَنْ يُنَجِّيكم من ظلماتِ البرِّ والبحر}؛ أي: شدائدهما ومشقاتهما وحين يتعذَّر أو يتعسَّر عليكم وجه الحيلة، فتدعون ربكم تضرُّعاً بقلبٍ خاضع ولسان لا يزال يَلْهَجُ بحاجته في الدُّعاء وتقولون وأنتم في تلك الحال: {لَئِنْ أنجانا من هذه}: الشدة التي وقعنا فيها، {لَنَكونَنَّ من الشاكرينَ}: لله؛ أي: المعترفين بنعمتِهِ، الواضعينَ لها في طاعة ربِّهم، الذين حفظوها عن أن يبذلوها في معصيته.
(63) ﴾ قُلۡ
﴿ "Katakanlah" kepada orang-orang musyrik yang menyembah tuhan-tuhan lain bersama Allah demi menggiring mereka dari tauhid rububiyah yang telah mereka tetapkan kepada tauhid uluhiyah yang mereka ingkari, ﴾ مَن يُنَجِّيكُم مِّن ظُلُمَٰتِ ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ
﴿ "Sia-pakah yang dapat menyelamatkanmu dari bencana di darat dan laut?" Maksudnya, kesulitan dan kesengsaraan pada keduanya pada saat jalan keselamatan tertutup atau tersumbat bagimu lalu kamu ber-doa kepada Tuhanmu dengan rendah diri, hati yang tunduk dan lisan yang terus menerus mengucapkan hajatnya di dalam doa. Kamu berkata di dalam kondisi itu, ﴾ لَّئِنۡ أَنجَىٰنَا مِنۡ هَٰذِهِۦ
﴿ "Sungguh jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini," maksudnya, dari kesulitan yang menimpa kami ini, ﴾ لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّٰكِرِينَ ﴿ "tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur" kepada Allah, yakni mengakui nikmat-nikmat-Nya, meletakkannya pada jalan ketaatan dan menjaganya dengan tidak meletakkan pada kemaksiatan.
#
{64} {قل الله ينجيكم منها ومن كل كربٍ}؛ أي: من هذه الشدة الخاصة، ومن جميع الكروب العامة، {ثم أنتم تشركونَ}: لا تفون لله بما قلتُم، وتنسَوْن نعمه عليكم؛ فأي برهان أوضح من هذا على بطلان الشرك وصحة التوحيد.
(64) ﴾ قُلِ ٱللَّهُ يُنَجِّيكُم مِّنۡهَا وَمِن كُلِّ كَرۡبٖ
﴿ "Katakanlah, 'Allah menyelamat-kan kamu dari bencana itu dan dari segala macam kesusahan'." Yakni dari bencana ini secara khusus dan dari bencana-bencana yang lain secara umum. ﴾ ثُمَّ أَنتُمۡ تُشۡرِكُونَ ﴿ "Kemudian kamu kembali mempersekutu-kanNya." Kamu tidak menepati janjimu kepada Allah, dan melupa-kan nikmat-nikmatNya atasmu. Bukti mana yang lebih jelas dari-pada ini atas kebenaran tauhid dan kebatilan syirik?
{قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ (65) وَكَذَّبَ بِهِ قَوْمُكَ وَهُوَ الْحَقُّ قُلْ لَسْتُ عَلَيْكُمْ بِوَكِيلٍ (66) لِكُلِّ نَبَإٍ مُسْتَقَرٌّ وَسَوْفَ تَعْلَمُونَ (67)}
"Katakanlah, 'Dia-lah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atasmu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan
(yang saling ber-tentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain. Perhatikanlah, bagaimana Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti, agar mereka mema-hami
(nya).' Dan kaummu mendustakannya
(azab) padahal azab itu benar adanya. Katakanlah, 'Aku ini bukanlah orang yang di-serahi untuk mengurus urusanmu.' Untuk tiap-tiap berita
(yang dibawa oleh rasul-rasul) ada
(waktu) terjadinya, dan kelak kamu akan mengetahui."
(Al-An'am: 65-67).
#
{65} أي: هو تعالى قادرٌ على إرسال العذاب إليكم من كل جهة، {من فوقِكم أو من تحتِ أرجُلِكم أو يَلْبِسَكُم}؛ أي: يَخْلُطَكم {شيعاً ويذيقَ بعضَكم بأسَ بعض}؛ أي: في الفتنة وقتل بعضكم بعضاً؛ فهو قادر على ذلك كله؛ فاحذروا من الإقامة على معاصيه فيصيبكم من العذاب ما يتلفكم ويمحقكم، ومع هذا؛ فقد أخبر أنه قادر على ذلك، ولكن من رحمته أن رفع عن هذه الأمة العذاب من فوقهم بالرجم والحصب ونحوه ومن تحت أرجلهم بالخسف، ولكن عاقَبَ من عاقَبَ منهم بأن أذاق بعضهم بأس بعض وسلَّط بعضهم على بعض بهذه العقوبات المذكورة عقوبةً عاجلةً يراها المعتبرون ويشعر بها العاملون. {انظر كيف نصرِّفُ الآياتِ}؛ أي: ننوِّعُها ونأتي بها على أوجهٍ كثيرةٍ، وكلُّها دالةٌ على الحق، {لعلَّهم يفقهون}؛ أي: يفهمون ما خُلقوا من أجله ويفقهون الحقائق الشرعية والمطالب الإلهية.
(65) Allah سبحانه وتعالى mampu mengirimkan azab kepadamu dari segala penjuru, ﴾ مِّن فَوۡقِكُمۡ أَوۡ مِن تَحۡتِ أَرۡجُلِكُمۡ أَوۡ يَلۡبِسَكُمۡ شِيَعٗا وَيُذِيقَ بَعۡضَكُم بَأۡسَ بَعۡضٍۗ
﴿ "dari atasmu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain." Maksudnya, memasuk-kanmu dalam fitnah, sebagian darimu membunuh sebagian yang lain. Dia berkuasa atas semua itu, maka waspadalah jika kamu bermaksiat, karena dengan itu kamu tertimpa siksa yang meng-hancurkan dan membinasakanmu. Walaupun demikian, Dia tetap menyampaikan, bahwa Dia mampu melakukannya, akan tetapi Dia mengangkat azab dari umat ini dari atasnya disebabkan rah-matNya dalam bentuk hujan batu dan sejenisnya, dan dari bawah kaki mereka dalam bentuk penenggelaman, akan tetapi Dia meng-hukum orang yang menganiaya orang lain, dengan cara menimpa-kan penindasan sebagian orang kepada sebagian yang lain, dan sebagian menghancurkan sebagian yang lain sebagai hukuman yang disegerakan di mana orang-orang yang mengambil pelajaran dapat melihatnya dan orang-orang yang melakukannya merasa-kannya.
﴾ ٱنظُرۡ كَيۡفَ نُصَرِّفُ ٱلۡأٓيَٰتِ
﴿ "Perhatikanlah, bagaimana Kami mendatang-kan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti." Maksudnya, Kami mendatangkannya dalam berbagai jenis dan menghadirkannya dalam bermacam-macam bentuk, seluruhnya menunjukkan kebe-naran. ﴾ لَعَلَّهُمۡ يَفۡقَهُونَ ﴿ "Agar mereka memahami
(nya)." Yakni mema-hami sesuatu yang mana mereka diciptakan karenanya dan mema-hami hakikat-hakikat syariat dan tuntutan-tuntutan ilahi.
#
{66} {وكذَّب به}؛ أي: بالقرآن {قومُك وهو الحقُّ}: الذي لا مِرْيَةَ فيه ولا شك يعتريه. {قل لستُ عليكم بوكيل}: أحفظُ أعمالَكم وأجازيكم عليها، وإنَّما أنا منذرٌ ومبلِّغ.
(66) ﴾ وَكَذَّبَ بِهِۦ قَوۡمُكَ
﴿ "Dan kaummu mendustakannya," yakni al-Qur`an. ﴾ وَهُوَ ٱلۡحَقُّۚ
﴿ "Padahal azab itu benar adanya," yang tak ada ke-bimbangan dan keraguan yang menyusupinya. ﴾ قُل لَّسۡتُ عَلَيۡكُم بِوَكِيلٖ ﴿ "Katakanlah, 'Aku ini bukanlah orang yang diserahi untuk mengurus urusanmu'," menjaga amalmu dan membalas kejahatanmu, akan tetapi aku hanyalah penyampai dan pemberi peringatan.
#
{67} {لكلِّ نبإٍ مستقرٌّ}؛ أي: وقتٌ يستقرُّ فيه وزمانٌ لا يتقدَّم عنه ولا يتأخر، {وسوف تعلمونَ}: ما توعدون به من العذاب.
(67) ﴾ لِّكُلِّ نَبَإٖ مُّسۡتَقَرّٞۚ
﴿ "Untuk tiap-tiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya." Maksudnya, waktu kejadiannya, tidak maju dan tidak pula mundur. ﴾ وَسَوۡفَ تَعۡلَمُونَ ﴿ "Dan kelak kamu akan mengetahui" azab yang dijanjikan kepadamu.
{وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ وَإِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلَا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَى مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (68) وَمَا عَلَى الَّذِينَ يَتَّقُونَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِنْ شَيْءٍ وَلَكِنْ ذِكْرَى لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ (69)}
"Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olok ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. Dan jika setan menjadi-kanmu lupa
(akan larangan ini), maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zhalim itu sesudah teringat
(akan larangan itu). Dan tidak ada pertanggungan jawab sedikit pun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka, akan tetapi
(kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa."
(Al-An'am : 68-69).
#
{68} المراد بالخوض في آيات الله التكلُّم بما يخالف الحقَّ من تحسين المقالات الباطلة والدعوة إليها ومدح أهلها والإعراض عن الحقِّ والقدح فيه وفي أهله؛ فأمر الله رسوله أصلاً وأمته تبعاً إذا رأوا من يخوض بآياتِ الله بشيء مما ذُكِرَ بالإعراض عنهم وعدم حضور مجالس الخائضين بالباطل والاستمرار على ذلك حتى يكونَ البحثُ والخوضُ في كلام غيره؛ فإذا كان في كلام غيره؛ زال النهي المذكور؛ فإن كان مصلحةً؛ كان مأموراً به، وإن كان غير ذلك؛ كان غير مفيد ولا مأمور به، وفي ذمِّ الخوض بالباطل حثٌّ على البحث والنظر والمناظرة بالحق.
ثم قال: {وإما ينسينَّك الشيطانُ}؛ أي: بأن جلستَ معهم على وجه النسيان والغفلة، {فلا تقعُدْ بعد الذِّكرى مع القوم الظالمين}: يشملُ الخائضين بالباطل وكلَّ متكلِّم بمحرَّم أو فاعل لمحرم؛ فإنه يحرم الجلوس والحضور عند حضور المنكر الذي لا يقدِرُ على إزالته، هذا النهي والتحريم لمن جلس معهم، ولم يستعمل تقوى الله بأن كان يشارِكُهم في القول والعمل المحرم أو يسكت عنهم وعن الإنكار؛ فإن استعمل تقوى الله تعالى بأن كان يأمرهم بالخير وينهاهم عن الشرِّ والكلام الذي يصدُرُ منهم؛ فيترتَّب على ذلك زوال الشر أو تخفيفه؛ فهذا ليس عليه حرجٌ ولا إثم، ولهذا قال:
(68) Yang dimaksud dengan memperolok-olok ayat Allah adalah berbicara dengan berdasarkan sesuatu yang menyelisihi kebenaran, mempercantik ucapan-ucapan yang batil, menyerukan kepadanya, memuji para pengusungnya, berpaling dari kebenaran, mencelanya dan mencela para pengikutnya; maka Allah memerin-tahkan RasulNya sebagai teladan dan umatnya sebagai pengikut bahwa jika mereka melihat orang-orang yang demikian agar ber-paling dari mereka dengan tidak menghadiri majelis-majelis mereka yang batil dan terus menerus bersikap demikian sampai inti pem-bicaraan dan pembahasan mereka berpindah topik. Jika berpindah topik, maka larangan itu pun terangkat, dan jika mengandung ke-maslahatan, maka ia diperintahkan. Jika selain itu maka ia tidak bermanfaat dan tidak diperintahkan. Larangan berbicara dengan batil mengandung anjuran untuk belajar dan mengkaji serta ber-dialog dalam kebenaran.
Kemudian Dia berfirman, ﴾ وَإِمَّا يُنسِيَنَّكَ ٱلشَّيۡطَٰنُ
﴿ "Dan jika setan men-jadikan kamu lupa (akan larangan ini)." Yakni kamu duduk bersama mereka karena lupa dan lalai, ﴾ فَلَا تَقۡعُدۡ بَعۡدَ ٱلذِّكۡرَىٰ مَعَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zhalim itu sesudah ter-ingat
(akan larangan itu)," meliputi orang-orang yang menenggelam-kan diri dengan kebatilan, dan semua orang yang berbicara dengan yang diharamkan atau melakukan perbuatan yang diharamkan. Haram hukumnya duduk dan hadir pada kemungkaran yang mana dia tidak mampu mengingkarinya. Larangan dan pengharaman ini adalah bagi orang yang duduk bersama mereka dan dia tidak menggunakan takwa kepada Allah,
(dalam menjalani kehidupan) yang mana dia mengikuti mereka dalam ucapan dan perbuatan yang haram atau mendiamkan mereka dan mendiamkan kemungkaran. Jika dia menggunakan takwa kepada Allah dengan memerintahkan kebaikan kepada mereka dan melarang mereka dari keburukan serta pembicaraan berasal dari mereka, sehingga hilanglah atau menipislah keburukan, maka tidak mengapa dan tidak ada dosa bagi orang ini. Oleh karena itu Dia berfirman.
#
{69} {وما على الذين يتَّقون من حسابِهم من شيءٍ ولكن ذِكْرى لعلَّهم يتَّقون}؛ أي: ولكن لِيذكِّرَهم ويَعِظَهم لعلَّهم يتَّقون الله تعالى. وفي هذا دليلٌ على أنه ينبغي أن يستعملَ المذكِّر من الكلام ما يكون أقربَ إلى حصول مقصود التقوى، وفيه دليلٌ على أنه إذا كان التذكير والوعظ مما يزيد الموعوظَ شرًّا إلى شرِّه؛ كان تركُهُ هو الواجب ؛ لأنَّه إذا ناقض المقصود؛ كان تركُهُ مقصوداً.
(69) ﴾ وَمَا عَلَى ٱلَّذِينَ يَتَّقُونَ مِنۡ حِسَابِهِم مِّن شَيۡءٖ وَلَٰكِن ذِكۡرَىٰ لَعَلَّهُمۡ يَتَّقُونَ ﴿ "Dan tidak ada pertanggungan jawab sedikit pun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka; akan tetapi
(kewajiban mereka ialah) meng-ingatkan agar mereka bertakwa." Maksudnya, untuk mengingatkan dan menasihati mereka, mudah-mudahan mereka bertakwa kepa-da Allah. Dalam hal ini terdapat dalil bahwa orang yang memberi nasihat harus menggunakan kata-kata yang paling dekat untuk membawanya kepada takwa kepada Allah. Dalam hal ini juga ter-dapat dalil bahwa jika peringatan dan nasihat hanya menambah keburukan di atas keburukannya, maka meninggalkannya adalah wajib, karena bila pemberian nasihat itu bertentangan dengan mak-sud, maka meninggalkan nasihat berfungsi sebagai maksud nasihat itu sendiri.
{وَذَرِ الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَعِبًا وَلَهْوًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَذَكِّرْ بِهِ أَنْ تُبْسَلَ نَفْسٌ بِمَا كَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيعٌ وَإِنْ تَعْدِلْ كُلَّ عَدْلٍ لَا يُؤْخَذْ مِنْهَا أُولَئِكَ الَّذِينَ أُبْسِلُوا بِمَا كَسَبُوا لَهُمْ شَرَابٌ مِنْ حَمِيمٍ وَعَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْفُرُونَ (70)}
"Dan tinggalkanlah orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai bahan permainan dan senda gurau, dan mereka telah ditipu oleh kehidupan dunia. Dan peringatkanlah
(mereka) dengan al-Qur`an itu agar masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka karena perbuatannya sendiri. Tidak akan ada baginya pelindung dan tidak
(pula) pemberi syafa'at selain Allah. Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusan pun, niscaya itu tidak akan diterima darinya. Mereka itulah orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka, disebabkan perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka
(disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka da-hulu."
(Al-An'am: 70).
#
{70} المقصود من العباد أن يُخْلِصوا لله الدين بأن يعبُدوه وحدَه لا شريك له ويبذُلوا مقدورَهم في مرضاتِهِ ومَحَابِّه، وذلك متضمِّن لإقبال القلب على الله وتوجُّهه إليه وكون سعي العبد نافعاً، وجِدًّا لا هزلاً، وإخلاصاً لوجه الله لا رياء وسمعة، هذا هو الدين الحقيقي الذي يُقالُ له: دينٌ، فأما من زعم أنه على الحقِّ، وأنه صاحب دين وتقوى، وقد اتَّخذ دينه لعباً ولهواً؛ بأنْ لَهَا قلبُهُ عن محبة الله ومعرفته، وأقبل على كلِّ ما يضرُّه، ولَهَا في باطله، ولعب فيه ببدنِهِ؛ لأن العمل والسعي إذا كان لغير الله؛ فهو لعبٌ؛ فهذا أمر الله تعالى أن يُتْرَكَ ويحذرَ ولا يغترَّ به، وتنظر حاله، ويحذر من أفعاله ، ولا يغتر بتعويقه عما يقرب إلى الله.
{وذكِّر به}؛ أي: ذكِّر بالقرآن ما ينفع العباد أمراً وتفصيلاً وتحسيناً له بذكر ما فيه من أوصاف الحسن، وما يضرُّ العباد نهياً عنه وتفصيلاً لأنواعه وبيان ما فيه من الأوصاف القبيحة الشنيعة الداعية لتركِهِ، وكلُّ هذا لئلا تُبْسَلَ نفسٌ بما كَسَبَتْ؛ أي: قبل اقتحام العبد للذنوب وتجرُّئِهِ على علاَّم الغيوب واستمراره على ذلك المرهوب؛ فذكِّرْها وَعِظْهَا لترتدعَ وتنزجرَ وتكفَّ عن فعلها.
وقوله: {ليس لها من دونِ الله وليٌّ ولا شفيعٌ}؛ أي: قبل أن تحيطَ بها ذنوبُها ثم لا ينفعُها أحدٌ من الخلق لا قريبٌ ولا صديقٌ ولا يتولاَّها من دون الله أحدٌ ولا يشفع لها شافعٌ. {وإن تَعْدِلْ كلَّ عَدْل}؛ أي: تفتدي بكل فداءٍ ولو بملء الأرض ذهباً {لا يُؤْخَذْ منها}؛ أي: لا يُقبل ولا يُفيد. {أولئك}: الموصوفون بما ذُكِرَ {الذين أُبْسِلوا}؛ أي: أهلِكوا وأيسوا من الخير، وذلك {بما كَسَبوا لهم شرابٌ من حميم}؛ أي: ماء حارٌّ قد انتهى حرُّه يَشْوي وجوههم ويقطع أمعاءهم {وعذابٌ أليمٌ بما كانوا يكفرون}.
(70) Yang dituntut dari para hamba adalah mengikhlaskan agama hanya kepada Allah dengan menyembahNya semata tanpa sekutu bagiNya, mengeluarkan segala daya untuk meraih keridha-an dan kecintaanNya. Tuntutan itu mengandung pengonsentrasian hati dengan mengarahkannya kepada Allah, dan hendaknya usaha seorang hamba itu bermanfaat, serius dan tidak main-main, ikhlas hanya karena WajahNya, bukan karena riya` dan sum'ah. Inilah agama yang hakiki yang disebut sebagai 'agama'. Adapun orang yang mengklaim bahwa dia di atas kebenaran, dan bahwa dia adalah ahli takwa dan agama sementara dia telah menjadikan agamanya sebagai bahan main-main dan olok-olok, maka hatinya lalai dari mencintai dan mengenal Allah, dia melakukan semua yang merugi-kannya, tenggelam dalam kebatilan, dan bermain-main dengan badannya. Karena perbuatan dan usaha yang bukan karena Allah, maka ia adalah main-main. Yang demikian ini Allah meminta agar ditinggalkan, diwaspadai, tidak terkecoh dengannya, keadaannya diteliti, perbuatannya diwaspadai dan jangan tertipu dengan sikap-nya yang menghalang-halangi apa yang mendekatkan kepada Allah.
﴾ وَذَكِّرۡ بِهِۦٓ
﴿ "Dan peringatkanlah (mereka) dengannya," maksud-nya, dengan al-Qur`an sesuatu yang bermanfaat bagi manusia sebagai perintah, penjelasan, pendekatan yang baik dengan menye-butkan sifat-sifat kebaikan yang ada padanya, dan menyebutkan sifat-sifat yang merugikan bagi manusia sebagai pelarangan, men-jelaskan jenis-jenisnya, menjelaskan sifat-sifat buruk dan jelek yang ada padanya yang mendorongnya untuk meninggalkannya. Semua itu agar orang tidak diazab karena apa yang dia lakukan, yakni sebelum seorang hamba terjun ke dalam dosa dan menantang Dzat yang Maha Mengetahui perkara-perkara yang ghaib serta terus menerus melakukan perbuatan-perbuatan yang ditakuti. Berilah dia peringatan dan nasihat agar dia jera, berhenti dan tidak mela-kukannya lagi.
FirmanNya, ﴾ لَيۡسَ لَهَا مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلِيّٞ وَلَا شَفِيعٞ
﴿ "Tidak akan ada bagi-nya pelindung dan tidak (pula) pemberi syafa'at selain Allah." Yakni sebelum dosa-dosa meliputinya yang mana tidak seorang pun makhluk yang bisa memberinya manfaat, baik itu kerabat dan teman. Tidak ada seorang pun selain Allah yang mengurusinya, dan tak seorang pun memberi syafa'at kepadanya. ﴾ وَإِن تَعۡدِلۡ كُلَّ عَدۡلٖ
﴿ "Dan jika ia menebus dengan segala macam tebusan pun," maksudnya, me-nebusnya dengan sepenuh tebusan, walaupun dengan emas sepe-nuh bumi, ﴾ لَّا يُؤۡخَذۡ مِنۡهَآۗ
﴿ "niscaya tidak akan diterima darinya." Maksudnya, tebusan tersebut tidak diterima dan tidak berguna. ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ
﴿ "Mereka itulah" maksudnya, orang-orang dengan kriteria di atas, adalah ﴾ ٱلَّذِينَ أُبۡسِلُواْ
﴿ "orang-orang yang dijerumuskan ke dalam neraka." Mak-sudnya, dibinasakan, dan tidak ada lagi harapan baik bagi mereka, hal itu ﴾ بِمَا كَسَبُواْۖ لَهُمۡ شَرَابٞ مِّنۡ حَمِيمٖ
﴿ "disebabkan perbuatan mereka sendiri. Bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang sedang mendidih." Yakni air yang panas, sehingga karena sangat panasnya ia melepuhkan wajah dan memotong usus-usus mereka, ﴾ وَعَذَابٌ أَلِيمُۢ بِمَا كَانُواْ يَكۡفُرُونَ ﴿ "dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu."
{قُلْ أَنَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُنَا وَلَا يَضُرُّنَا وَنُرَدُّ عَلَى أَعْقَابِنَا بَعْدَ إِذْ هَدَانَا اللَّهُ كَالَّذِي اسْتَهْوَتْهُ الشَّيَاطِينُ فِي الْأَرْضِ حَيْرَانَ لَهُ أَصْحَابٌ يَدْعُونَهُ إِلَى الْهُدَى ائْتِنَا قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَأُمِرْنَا لِنُسْلِمَ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ (71) وَأَنْ أَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَاتَّقُوهُ وَهُوَ الَّذِي إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ (72) وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ وَيَوْمَ يَقُولُ كُنْ فَيَكُونُ قَوْلُهُ الْحَقُّ وَلَهُ الْمُلْكُ يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ (73)}
"Katakanlah, 'Apakah kita akan menyeru selain dari Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak
(pula) mendatangkan kemudaratan kepada kita? Dan
(apakah) kita akan dikembalikan ke belakang, sesudah Allah mem-beri petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh setan di pesawangan yang menakutkan dalam keadaan bingung? Dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus
(dengan mengatakan), 'Marilah ikuti kami.' Katakan-lah, 'Sesungguhnya petunjuk Allah itulah
(yang sebenarnya) petunjuk, dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam. Dan agar mendirikan shalat serta bertakwa kepa-daNya.' Dan Dia-lah Tuhan Yang kepadaNya-lah kamu akan dihimpunkan. Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataanNya di waktu Dia menga-takan, 'Jadilah, lalu terjadilah,' dan di TanganNya-lah segala ke-kuasaan di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dia-lah Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui."
(Al-An'am : 71-73).
#
{71} {قل} يا أيها الرسولُ للمشركين بالله، الداعين معه غيرَه، الذين يدعونكم إلى دينهم؛ مبيناً وشارحاً لوصف آلهتهم التي يكتفي العاقل بذِكْرِ وصفها عن النهي عنها؛ فإنَّ كلَّ عاقل إذا تصوَّر مذهب المشركين؛ جزم ببطلانِهِ قبل أن تُقام البراهين على ذلك، فقال: {أنَدْعو من دونِ الله ما لا يَنفَعُنا ولا يضرُّنا}؟ وهذا وصفٌ يدخل فيه كلُّ من عُبِدَ من دون الله؛ فإنه لا ينفع ولا يضرُّ، وليس له من الأمر شيء، إن الأمر إلا لله. {ونُرَدُّ على أعقابنا بعد إذ هدانا الله}؛ أي: وننقلب بعد هداية الله لنا إلى الضلال، ومن الرشد إلى الغيِّ، ومن الصراط الموصل إلى جنات النعيم إلى الطرق التي تُفْضي بسالِكِها إلى العذاب الأليم!! فهذه حالٌ لا يرتضيها ذو رشدٍ، وصاحبها {كالذي استهوتْه الشياطينُ في الأرض}؛ أي: أضلَّته وتيَّهته عن طريقه ومنهجه الموصل إلى مقصده، فبقي {حيرانَ له أصحابٌ يدعونَه إلى الهدى}، والشياطين يدعونه إلى الردى، فبقي بين الداعيين حائراً، وهذه حال الناس كلِّهم؛ إلا من عصمه الله تعالى؛ فإنهم يجدون فيهم جواذب ودواعي متعارضة؛ داعي الرسالة والعقل الصحيح والفطرة المستقيمة يدعونَه إلى الهدى والصعود إلى أعلى عليين، ودواعي الشيطان ومن سَلَكَ مسلَكَه والنفس الأمارة بالسوء يدعونه إلى الضلال والنزول إلى أسفل سافلين؛ فمن الناس من يكونُ مع دواعي الهدى في أمورِهِ كلِّها أو أغلبها، ومنهم من بالعكس من ذلك، ومنهم من يتساوى لديه الداعيانِ ويتعارضُ عندَهُ الجاذبانِ، وفي هذا الموضع تعرف أهل السعادة من أهل الشقاوة.
وقوله: {قل إن هدى الله هو الهدى}؛ أي: ليس الهدى إلا الطريق التي شرعها الله على لسان رسوله، وما عداه فهو ضلالٌ وردىً وهلاكٌ. {وأُمِرْنا لِنُسْلِمَ لربِّ العالمينَ}: بأنْ ننقادَ لتوحيدِهِ ونستسلمَ لأوامرِهِ ونواهيهِ وندخلَ تحت [رِقٍّ] عبوديَّته؛ فإنَّ هذا أفضل نعمة أنعم الله بها على العباد، وأكمل تربية أوصلها إليهم.
(71) ﴾ قُلۡ
﴿ "Katakanlah," wahai Rasulullah kepada orang-orang yang menyekutukan Allah dengan sesuatu, yang menyem-bah selainNya bersamaNya, yang mengajakmu kepada agama mereka dengan menjelaskan dan menerangkan keadaan tuhan-tuhan mereka di mana hanya dengan menjelaskan keadaannya sudah cukup bagi orang yang berakal untuk meninggalkannya. Karena setiap orang yang berakal, jika dia membayangkan madzhab orang-orang musyrik, maka dia telah dapat memastikan kebatilan-nya sebelum bukti-buktinya ditampakkan.
﴾ أَنَدۡعُواْ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَنفَعُنَا وَلَا يَضُرُّنَا
﴿ "Apakah kita akan menyeru selain Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudaratan kepada kita." Ini adalah kriteria semua yang disembah selain Allah, ia tidak mendatang-kan manfaat dan tidak mendatangkan mudarat, tidak pula memiliki sedikit pun perkara, karena segala urusan ada di Tangan Allah. ﴾ وَنُرَدُّ عَلَىٰٓ أَعۡقَابِنَا بَعۡدَ إِذۡ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ
﴿ "Dan (apakah) kita akan dikembalikan ke bela-kang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita." Maksudnya, kami berbalik kepada kesesatan setelah sebelumnya Allah memberikan petunjuk, kepada penyimpangan setelah sebelumnya di atas jalan yang lurus, dan kepada jalan-jalan yang mengantarkan penitinya kepada azab yang pedih setelah sebelumnya berada di atas jalan yang mengantarkannya kepada surga kenikmatan.
Ini adalah keadaan yang tidak diinginkan oleh pemilik akal yang lurus. Pemiliknya ﴾ كَٱلَّذِي ٱسۡتَهۡوَتۡهُ ٱلشَّيَٰطِينُ فِي ٱلۡأَرۡضِ
﴿ "seperti orang yang telah disesatkan oleh setan di pesawangan yang menakutkan." Maksud-nya, setan menyesatkannya, membingungkannya dari jalan dan manhajnya yang mengantarkannya kepada tujuannya, maka dia ﴾ حَيۡرَانَ لَهُۥٓ أَصۡحَٰبٞ يَدۡعُونَهُۥٓ إِلَى ٱلۡهُدَى
﴿ "dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus," dan setan-setan yang mengajaknya kepada kehancuran, maka dia kebingung-an di antara dua penyeru, dan ini adalah keadaan semua manusia kecuali manusia yang dijaga oleh Allah, mereka mendapati dorongan-dorongan dan seruan-seruan yang saling bertentangan, pada diri mereka ada penyeru kepada agama yang benar, akal yang lurus dan fitrah yang benar; penyeru yang mengajaknya kepada petunjuk dan naik kepada Illiyyin tertinggi.
Ada pula penyeru-penyeru setan dan orang-orang yang mengikuti jalannya serta jiwa yang selalu mengajak kepada kebu-rukan. Mereka itu mengajaknya kepada kesesatan dan terjun kepada derajat paling rendah. Di antara manusia ada orang-orang yang bersama para penyeru kepada petunjuk dalam seluruh perkaranya atau mayoritas darinya. Di antara mereka ada juga yang sebalik-nya. Di antara mereka juga ada orang di mana kedua penyeru itu berimbang dalam dirinya. Kedua pendorong itu saling tarik mena-rik. Dan dalam kondisi ini kamu dapat mengetahui orang-orang yang berbahagia dan orang-orang yang sengsara.
FirmanNya, ﴾ قُلۡ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلۡهُدَىٰۖ
﴿ "Katakanlah, 'Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk'." Maksudnya, petunjuk itu hanyalah jalan yang disyariatkan oleh Allah melalui lisan RasulNya, dan apa yang selainnya adalah kesesatan, kehan-curan, dan kebinasaan. ﴾ وَأُمِرۡنَا لِنُسۡلِمَ لِرَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam," dengan tunduk kepada
(kewajiban) mentauhidkanNya, taat kepada perintah-perintahNya dan
(menjauhi) larangan-laranganNya. Kita masuk ke dalam ling-karan ubudiyah, karena ini adalah nikmat terbaik yang Allah beri-kan kepada para hamba dan pendidikan paling sempurna yang dia anugerahkan kepada mereka.
#
{72} {وأن أقيموا الصلاة}؛ أي: وأُمِرْنا أن نقيمَ الصلاة بأركانها وشروطها وسننها ومكمِّلاتها، {واتَّقوه}: بفعل ما أمر به واجتناب ما عنه نهى. {وهو الذي إليه تُحشرون}؛ أي: تجمعون ليوم القيامة، فيجازيكم بأعمالكم خيرها وشرها.
(72) ﴾ وَأَنۡ أَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ
﴿ "Dan agar mendirikan shalat." Maksud-nya, kami diperintahkan untuk mendirikannya dengan rukun-rukun, syarat-syarat, sunnah-sunnah dan penyempurna-penyempur-nanya. ﴾ وَٱتَّقُوهُۚ
﴿ "Serta bertakwa kepadaNya," dengan melakukan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang. ﴾ وَهُوَ ٱلَّذِيٓ إِلَيۡهِ تُحۡشَرُونَ ﴿ "Dan Dia-lah Tuhan Yang kepadaNya-lah kamu akan dihimpunkan." Kamu dikumpulkan pada Hari Kiamat, lalu Dia membalasmu se-suai dengan perbuatanmu, baik dan buruknya.
#
{73} {وهو الذي خلق السموات والأرض بالحقِّ}: ليأمرَ العباد وينهاهم ويثيبَهم ويعاقِبَهم، {ويومَ يقولُ كُن فيكونُ قولُهُ الحقُّ}: الذي لا مِرْيَةَ فيه ولا مثنوية ولا يقولُ شيئاً عبثاً. {وله الملك يوم يُنفخ في الصور}؛ أي: يوم القيامة خصَّه بالذِّكر مع أنه مالك كل شيء؛ لأنه تنقطع فيه الأملاك، فلا يبقى مَلِكٌ إلا الله الواحد القهار. {عالم الغيب والشهادة وهو الحكيم الخبير}: الذي له الحكمة التامة، والنعمة السابغة، والإحسان العظيم، والعلم المحيط بالسرائر والبواطن والخفايا، لا إله إلا هو، ولا ربَّ سواه.
(73) ﴾ وَهُوَ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ بِٱلۡحَقِّۖ
﴿ "Dan Dia-lah yang men-ciptakan langit dan bumi dengan benar." Untuk memerintahkan para hamba, melarang, membalas, dan menghukum mereka. ﴾ وَيَوۡمَ يَقُولُ كُن فَيَكُونُۚ قَوۡلُهُ ٱلۡحَقُّۚ
﴿ "Dan benarlah perkataanNya di waktu Dia mengatakan, 'Jadilah', lalu terjadilah," yang tidak ada kebimbangan padanya, tidak ada pengulangan, dan Dia tidak mengucapkan sesuatu yang sia-sia. ﴾ وَلَهُ ٱلۡمُلۡكُ يَوۡمَ يُنفَخُ فِي ٱلصُّورِۚ
﴿ "Dan di TanganNya-lah segala kekuasaan di waktu sangkakala ditiup." Maksudnya, Hari Kiamat. Ia disebut se-cara khusus, padahal Dia penguasa segala sesuatu karena pada hari itu segala kekuasaan terputus. Tidak ada yang berkuasa kecuali Allah yang Maha Esa lagi Maha Berkuasa. ﴾ عَٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِۚ وَهُوَ ٱلۡحَكِيمُ ٱلۡخَبِيرُ ﴿ "Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dia-lah Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui." Pemilik hikmah yang sem-purna, nikmat yang menyeluruh, kebaikan yang besar, ilmu yang mencakup segala yang rahasia, yang batin dan yang samar, yang tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia dan tiada Rabb selainNya.
{وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا آلِهَةً إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (74) وَكَذَلِكَ نُرِي إِبْرَاهِيمَ مَلَكُوتَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ الْمُوقِنِينَ (75) [فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ اللَّيْلُ رَأَى كَوْكَبًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَا أُحِبُّ الْآفِلِينَ (76) فَلَمَّا رَأَى الْقَمَرَ بَازِغًا قَالَ هَذَا رَبِّي فَلَمَّا أَفَلَ قَالَ لَئِنْ لَمْ يَهْدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ الْقَوْمِ الضَّالِّينَ (77) فَلَمَّا رَأَى الشَّمْسَ بَازِغَةً قَالَ هَذَا رَبِّي هَذَا أَكْبَرُ فَلَمَّا أَفَلَتْ قَالَ يَاقَوْمِ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ (78) إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (79) وَحَاجَّهُ قَوْمُهُ قَالَ أَتُحَاجُّونِّي فِي اللَّهِ وَقَدْ هَدَانِ وَلَا أَخَافُ مَا تُشْرِكُونَ بِهِ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ رَبِّي شَيْئًا وَسِعَ رَبِّي كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ (80) وَكَيْفَ أَخَافُ مَا أَشْرَكْتُمْ وَلَا تَخَافُونَ أَنَّكُمْ أَشْرَكْتُمْ بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَانًا فَأَيُّ الْفَرِيقَيْنِ أَحَقُّ بِالْأَمْنِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (81) الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ (82) وَتِلْكَ حُجَّتُنَا آتَيْنَاهَا إِبْرَاهِيمَ عَلَى قَوْمِهِ نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشَاءُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ] (83)}
"Dan
(ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya
(Azar), 'Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihatmu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata.' Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan
(Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan
(Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu ter-masuk orang-orang yang yakin. Ketika malam menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang
(lalu) dia berkata, 'Inilah Rabbku.' Tetapi tatkala bintang itu tenggelam, dia berkata, 'Saya tidak suka ke-pada yang tenggelam.' Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit, dia berkata, 'Inilah Rabbku.' Tetapi setelah bulan itu tenggelam, dia berkata, 'Sesungguhnya jika Rabbku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.' Kemu-dian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata, 'Inilah Rabbku, ini yang lebih besar,' maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata, 'Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku meng-hadapkan diriku kepada
(Rabb) yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukanNya.' Dan dia di-bantah oleh kaumnya. Dia berkata, 'Apakah kamu hendak mem-bantahku tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah mem-beri petunjuk kepadaku. Dan aku tidak takut kepada
(malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Rabbku menghendaki sesuatu
(dari malapetaka) itu. Pengetahuan Rabbku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran
(darinya)?
(Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak takut mempersekutukan Allah dengan sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukanNya? Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan
(dari malapetaka), jika kamu mengetahui?' Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezhaliman
(syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Rabbmu Maha-bijaksana lagi Maha Mengetahui."
(Al-An'am: 74-83).
#
{74} يقول تعالى: واذكُرْ قصة إبراهيم عليه الصلاة والسلام مثنياً عليه ومعظماً في حال دعوته إلى التوحيد ونهيه عن الشرك. {إذ قال إبراهيمُ لأبيه آزَرَ أتتَّخِذُ أصناماً آلهةً}؛ أي: لا تنفع ولا تضرُّ، وليس لها من الأمر شيء، {إني أراك وقومَكَ في ضلال مبينٍ}: حيث عبدتُم مَن لا يستحقُّ من العبادة شيئاً، وتركتُم عبادةَ خاِلقِكُم ورازِقِكم ومدبِّرِكم.
(74) Di sini Allah mengatakan, Ceritakanlah kisah Ibrahim dengan menyanjung dan menghormatinya dalam kondisi di mana dia mengajak kepada tauhid dan melarang syirik.﴾ وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِيمُ لِأَبِيهِ ءَازَرَ أَتَتَّخِذُ أَصۡنَامًا ءَالِهَةً
﴿ "Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapak-nya (Azar), 'Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan?'" Yang tidak mampu menghadirkan manfaat dan mudarat, dan yang tidak memiliki hak sedikit pun dalam segala urusan. ﴾ إِنِّيٓ أَرَىٰكَ وَقَوۡمَكَ فِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ ﴿ "Sesungguhnya aku melihatmu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata." Yang mana kamu menyembah sesuatu yang sedikit pun tidak berhak untuk disembah, sementara kamu mening-galkan penyembahan kepada penciptamu, pemberi rizkimu, dan pengaturmu.
#
{75} {وكذلك}: حين وفَّقناه للتوحيد والدعوة إليه، {نُري إبراهيمَ ملكوتَ السمواتِ والأرضِ}؛ أي: ليرى ببصيرتِهِ ما اشتملتْ عليه من الأدلة القاطعة والبراهين الساطعة، {وَلِيَكونَ من الموقنينَ}: فإنه بحسب قيام الأدلَّة يحصُلُ له الإيقان والعلم التامُّ بجميع المطالب.
(75) ﴾ وَكَذَٰلِكَ
﴿ "Dan demikianlah," ketika Kami memberi taufik kepadanya menuju tauhid dan dakwah kepadanya, ﴾ نُرِيٓ إِبۡرَٰهِيمَ مَلَكُوتَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ
﴿ "Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi," agar dia melihat dengan bashirah dalil yang kuat dan bukti-bukti yang jelas yang dikandung-nya. ﴾ وَلِيَكُونَ مِنَ ٱلۡمُوقِنِينَ ﴿ "Dan
(Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin." Karena berdasarkan tegaknya dalil, dia mendapatkan keyakinan dan ilmu yang sempurna dengan segala tuntutan.
#
{76} {فلما جَنَّ عليه الليلُ}؛ أي: أظلم، {رأى كوكباً}: لعله من الكواكب المضيئة؛ لأنَّ تخصيصَه بالذكر يدلُّ على زيادتِهِ عن غيره، ولهذا ـ والله أعلم ـ قال من قال: إنه الزُّهرة، {قال هذا ربي}؛ أي: على وجه التنزُّل مع الخصم؛ أي: هذا ربي؛ فهلمَّ ننظرْ: هل يستحقُّ الربوبيَّة؟ وهل يقوم لنا دليلٌ على ذلك؟ فإنه لا ينبغي لعاقل أن يتَّخذ إلهه هواه بغير حُجَّة ولا برهان، {فلمَّا أفَلَ}؛ أي: غاب ذلك الكوكب، {قال لا أحبُّ الآفلينَ}؛ أي: الذي يغيبُ ويختفي عمَّن عبده؛ فإنَّ المعبود لا بدَّ أن يكون قائماً بمصالح مَن عَبَدَهُ ومدبِّراً له في جميع شؤونه، فأما الذي يَمضي وقتٌ كثيرٌ وهو غائبٌ؛ فمن أين يستحقُّ العبادة، وهل اتِّخاذُهُ إلهاَ إلاَّ من أسفه السَّفه وأبطل الباطل؟!
(76) ﴾ فَلَمَّا جَنَّ عَلَيۡهِ ٱلَّيۡلُ رَءَا كَوۡكَبٗاۖ
﴿ "Ketika malam menjadi gelap, dia me-lihat sebuah bintang." Mungkin ia bintang yang bersinar, karena peng-khususannya dalam penyebutan menunjukkan bahwa dia lebih daripada yang lain. Oleh karena itu, wallahu a'lam, ada yang menga-takan bahwa itu adalah bintang Venus. ﴾ قَالَ هَٰذَا رَبِّيۖ
﴿ "(Lalu) dia berkata, 'Inilah Tuhanku'." Maksudnya, dia berkata, "Inilah Rabbku," dengan nada merendah, namun menentang.
Lalu marilah kita lihat, apakah dia berhak memperoleh rubu-biyah? Apakah kita memiliki dalil dalam hal ini? Karena seorang yang berakal tidak layak menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan tanpa bukti dan dalil. ﴾ فَلَمَّآ أَفَلَ
﴿ "Tetapi tatkala bintang itu tenggelam," maksudnya, bintang itu menghilang. ﴾ قَالَ لَآ أُحِبُّ ٱلۡأٓفِلِينَ ﴿ "Dia ber-kata, 'Saya tidak suka kepada yang tenggelam'," maksudnya, yang meng-hilang dan bersembunyi dari orang yang menyembahnya, karena yang disembah harus mengurusi kepentingan-kepentingan orang yang menyembahnya, dan harus berfungsi sebagai pengaturnya dalam segala urusannya. Adapun yang tenggelam dalam waktu yang lama, maka bagaimana mungkin dia berhak disembah? Bu-kankah menjadikannya sebagai tuhan termasuk kebodohan besar dan kebatilan yang parah?
#
{77} {فلما رأى القمر بازغاً}؛ أي: طالعاً، ورأى زيادَتَه على نور الكواكب ومخالفته لها، {قال هذا ربِّي}: تنزُّلاً، {فلمَّا أفَلَ قال لَئِن لَمْ يَهْدِني ربِّي لأكوننَّ من القوم الضالين}: فافتقر غاية الافتقار إلى هداية ربِّه، وعلم أنه إن لم يهدِهِ الله؛ فلا هاديَ له، وإن لم يُعِنْه على طاعته؛ فلا معين له.
(77) ﴾ فَلَمَّا رَءَا ٱلۡقَمَرَ بَازِغٗا
﴿ "Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit," dan dia melihatnya lebih dan berbeda dengan cahaya bintang, ﴾ قَالَ هَٰذَا رَبِّيۖ
﴿ "dia berkata, 'Inilah Tuhanku'." Dengan nada merendah. ﴾ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَئِن لَّمۡ يَهۡدِنِي رَبِّي لَأَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلضَّآلِّينَ ﴿ "Tetapi setelah bulan itu ter-benam, dia berkata, 'Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat'." Maka dia benar-benar membutuhkan hidayah dari Tuhannya. Dia menya-dari jika Dia tidak memberinya petunjuk, maka tak ada yang mem-beri petunjuk kepadanya. Jika Dia tidak membantunya dalam menaatiNya, maka tiada penolong baginya.
#
{78} {فلما رأى الشمس بازغةً قال هذا ربِّي هذا أكبرُ}: من الكوكب ومن القمر، {فلما أفلتْ}: تقرَّر حينئذٍ الهُدى، واضمحل الرَّدى فـ {قال يا قوم إني بريءٌ مما تشركونَ}: حيث قام البرهانُ الصادق الواضح على بطلانِهِ.
(78) ﴾ فَلَمَّا رَءَا ٱلشَّمۡسَ بَازِغَةٗ قَالَ هَٰذَا رَبِّي هَٰذَآ أَكۡبَرُۖ
﴿ "Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata, 'Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar'," daripada bintang dan bulan. ﴾ فَلَمَّآ أَفَلَتۡ
﴿ "Maka tatkala matahari itu telah terbenam," terungkaplah petunjuk untuknya. Pada saat itu hi-langlah kebodohan. ﴾ قَالَ يَٰقَوۡمِ إِنِّي بَرِيٓءٞ مِّمَّا تُشۡرِكُونَ ﴿ "Dia berkata, 'Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan'." Yang mana dalil yang benar dan jelas menyatakan kebatilannya.
#
{79} {إني وجهتُ وجهيَ للذي فطر السمواتِ والأرضَ حنيفاً}؛ أي: لله وحده، مقبلاً عليه، معرضاً عن من سواه، {وما أَنَا من المشركين}: فتبرَّأ من الشرك، وأذعن بالتوحيد، وأقام على ذلك البرهان.
وهذا الذي ذكرنا في تفسير هذه الآيات هو الصواب، وهو أنَّ المقامَ مقامُ مناظرةٍ من إبراهيم لقومِهِ وبيانُ بطلان إلهيَّة هذه الأجرام العلويَّة وغيرها، وأما من قال: إنه مقامُ نظرٍ في حال طفوليَّته؛ فليس عليه دليلٌ.
(79) ﴾ إِنِّي وَجَّهۡتُ وَجۡهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ حَنِيفٗاۖ
﴿ "Sesungguh-nya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar," yang hanya milik Allah semata, menghadap kepadaNya dan berpaling dari selainNya. ﴾ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ﴿ "Dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukanNya." Dia berlepas diri dari kesyirikan, tunduk kepada tauhid, dan menegakkan dalil atas itu.
Apa yang kami sebutkan dalam penafsiran ayat-ayat ini adalah yang benar, yakni bahwa konteksnya adalah perdebatan antara Ibrahim dengan kaumnya, dan penjelasan batilnya penuhanan terhadap planet-planet ini dan lain-lainnya. Adapun orang yang berpendapat bahwa itu terjadi pada waktu dia masih muda sebagai proses pencarian, maka pendapat ini tidak berdasar.
#
{80} {وحاجَّه قومُه قال أتُحاجُّونِّي في الله وقد هدانِ}: أيُّ فائدةٍ لمحاجَّة من لم يتبيَّنْ له الهدى؟ فأما من هداه الله ووصلَ إلى أعلى درجات اليقين؛ فإنه هو بنفسه يدعو الناس إلى ما هو عليه. {ولا أخافُ ما تشرِكونَ به}: فإنَّها لن تضرَّني ولن تمنعَ عني من النفع شيئاً، {إلَّا أن يشاء ربِّي شيئاً وَسِعَ ربِّي كلَّ شيءٍ علماً أفلا تتذكَّرونَ}: فتعلمون أنه وحدَه المعبودُ المستحقُّ للعبودية.
(80) ﴾ وَحَآجَّهُۥ قَوۡمُهُۥۚ قَالَ أَتُحَٰٓجُّوٓنِّي فِي ٱللَّهِ وَقَدۡ هَدَىٰنِۚ
﴿ "Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata, 'Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku'." Apa gunanya mendebat orang yang mana petunjuk belum jelas baginya? Adapun orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan mencapai de-rajat yakin tertinggi, maka dengan sendirinya dia mengajak orang-orang kepada apa yang dipegangnya. ﴾ وَلَآ أَخَافُ مَا تُشۡرِكُونَ بِهِۦٓ
﴿ "Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sesembahan-sesembahan yang kamu persekutukan dengan Allah." Karena ia tidak akan mampu menda-tangkan mudarat dan tidak bisa menghalangi manfaat sedikit pun dariku. ﴾ إِلَّآ أَن يَشَآءَ رَبِّي شَيۡـٔٗاۚ وَسِعَ رَبِّي كُلَّ شَيۡءٍ عِلۡمًاۚ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ ﴿ "Kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu
(dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat meng-ambil pelajaran
(darinya)?" Maka kamu pun mengetahui bahwa Dia-lah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah.
#
{81} {وكيف أخاف ما أشركتم}: وحالُها حالُ العجز وعدم النفع، {ولا تخافونَ أنَّكم أشركتُم بالله ما لم ينزِّلْ به عليكم سلطاناً}؛ أي: إلا بمجرَّد اتِّباع الهوى؟! {فأيُّ الفريقين أحقُّ بالأمن إن كنتُم تعلمونَ}؟!
(81) ﴾ وَكَيۡفَ أَخَافُ مَآ أَشۡرَكۡتُمۡ
﴿ "Bagaimana aku takut kepada sesembahan-sesembahan yang kamu persekutukan (dengan Allah)," se-mentara keadaannya adalah lemah dan tidak berguna.
﴾ وَلَا تَخَافُونَ أَنَّكُمۡ أَشۡرَكۡتُم بِٱللَّهِ مَا لَمۡ يُنَزِّلۡ بِهِۦ عَلَيۡكُمۡ سُلۡطَٰنٗاۚ
﴿ "Padahal kamu tidak takut mempersekutukan Allah dengan sesembahan-sesembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu untuk mempersekutukan-Nya." Kecuali hanya mengikuti hawa nafsu. ﴾ فَأَيُّ ٱلۡفَرِيقَيۡنِ أَحَقُّ بِٱلۡأَمۡنِۖ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ﴿ "Maka manakah di antara dua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan
(dari malaikat), jika kamu mengetahui?"
#
{82} قال الله تعالى فاصلاً بين الفريقين: {الذين آمنوا ولم يلبِسوا}؛ أي: يخلُطوا {إيمانَهم بظُلْم أولئك لهمُ الأمنُ وهم مهتدونَ}: الأمنُ من المخاوف والعذاب والشقاء، والهداية إلى الصراط المستقيم؛ فإن كانوا لم يلبِسوا إيمانَهم بظلم مطلقاً لا بشركٍ ولا بمعاصٍ؛ حصل لهم الأمنُ التامُّ والهداية التامَّة، وإن كانوا لم يلبِسوا إيمانَهم بالشرك وحده، ولكنَّهم يعملون السيئاتِ؛ حصل لهم أصلُ الهداية وأصل الأمنِ، وإن لم يحصل لهم كمالها. ومفهوم الآية الكريمة: أنَّ الذين لم يحصُل لهم الأمران؛ لم يحصُل لهم هدايةٌ ولا أمنٌ، بل حظُّهم الضلالُ والشقاءُ.
(82) Allah berfirman untuk memberi keputusan kepada ke-dua kelompok, ﴾ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَلَمۡ يَلۡبِسُوٓاْ إِيمَٰنَهُم بِظُلۡمٍ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡأَمۡنُ وَهُم مُّهۡتَدُونَ ﴿ "Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman
(syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keaman-an, dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." Aman dari ketakutan, azab, dan kesengsaraan serta mendapatkan hidayah kepada jalan yang lurus. Jika mereka tidak mencampur iman dengan kezhaliman secara mutlak, baik itu syirik dan kemaksiatan, maka mereka mendapatkan rasa aman dan hidayah yang sempurna.
Jika mereka tidak mencampurnya dengan kesyirikan saja, na-mun mereka masih melakukan keburukan-keburukan, maka mereka mendapatkan pokok hidayah dan pokok rasa aman walaupun ke-sempurnaannya tidak tercapai. Pengertian dari ayat yang mulia ini adalah bahwa orang-orang yang tidak mencapai dua perkara itu, maka mereka juga tidak mendapatkan hidayah dan rasa aman. Akan tetapi bagian yang mereka dapatkan adalah kesesatan dan kesengsaraan.
#
{83} ولما حكم لإبراهيم عليه السلام بما بيَّن به من البراهين القاطعة قال: {وتلكَ حُجَّتُنا آتَيْناها إبراهيمَ على قومِهِ}؛ أي: علا بها عليهم وفلجهم بها. {نرفعُ درجاتٍ من نشاءُ}: كما رفعنا درجاتِ إبراهيم عليه السلام في الدنيا والآخرة؛ فإنَّ العلم يرفعُ اللهُ به صاحِبَه فوق العباد درجاتٍ، خصوصاً العالم العامل المعلِّم؛ فإنه يجعلُه الله إماماً للناس بحسب حاله، تُرمق أفعالُهُ، وتُقتفى آثارُه، ويُستضاء بنوره، ويُمشى بعلمه في ظلمة ديجوره؛ قال تعالى: {يرفع اللهُ الذين آمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات}. {إنَّ ربَّك حكيمٌ عليمٌ}: فلا يضعُ العلم والحكمةَ إلاَّ في المحلِّ اللائق بها، وهو أعلم بذلك المحلِّ، وبما ينبغي له.
(83) Manakala Allah menetapkan untuk Nabi Ibrahim de-ngan menjelaskan padanya tentang bukti-bukti yang kuat, maka Dia berfirman, ﴾ وَتِلۡكَ حُجَّتُنَآ ءَاتَيۡنَٰهَآ إِبۡرَٰهِيمَ عَلَىٰ قَوۡمِهِۦۚ
﴿ "Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya." Ibrahim mengungguli dan mengalahkan mereka dengannya. ﴾ نَرۡفَعُ دَرَجَٰتٖ مَّن نَّشَآءُۗ
﴿ "Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat," se-bagaimana Kami meninggikan derajat Ibrahim di dunia dan akhirat. Allah mengangkat pemilik ilmu beberapa derajat bagi yang beramal lagi mendidik. Allah menjadikannya sebagai pemimpin menurut keadaannya, perbuatannya dicermati, langkahnya diikuti, cahaya-nya diambil, dan ilmunya digunakan sebagai pegangan dalam ke-gelapan. Allah berfirman,
﴾ يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ
﴿
"Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa dera-jat." (Al-Mujadilah: 11).
﴾ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٞ ﴿ "Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui." Dia tidak meletakkan ilmu dan hikmah kecuali di tempat yang sesuai dengannya, dan Dia lebih mengetahui tem-pat itu dan yang seharusnya.
{وَوَهَبْنَا لَهُ إِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ كُلًّا هَدَيْنَا وَنُوحًا هَدَيْنَا مِنْ قَبْلُ وَمِنْ ذُرِّيَّتِهِ دَاوُودَ وَسُلَيْمَانَ وَأَيُّوبَ وَيُوسُفَ وَمُوسَى وَهَارُونَ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (84) وَزَكَرِيَّا وَيَحْيَى وَعِيسَى وَإِلْيَاسَ كُلٌّ مِنَ الصَّالِحِينَ (85) وَإِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَيُونُسَ وَلُوطًا وَكُلًّا فَضَّلْنَا عَلَى الْعَالَمِينَ (86) وَمِنْ آبَائِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَإِخْوَانِهِمْ وَاجْتَبَيْنَاهُمْ وَهَدَيْنَاهُمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (87) ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (88) أُولَئِكَ الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ فَإِنْ يَكْفُرْ بِهَا هَؤُلَاءِ فَقَدْ وَكَّلْنَا بِهَا قَوْمًا لَيْسُوا بِهَا بِكَافِرِينَ (89) أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهْ قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْعَالَمِينَ (90)}.
"Dan Kami telah menganugerahkan Ishaq dan Ya'qub kepa-danya. Kepada keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk, dan kepada Nuh sebelum itu
(juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebagian dari keturunannya
(Nuh) yaitu Dawud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun. Demikianlah Kami memberi ba-lasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Zakaria, Yahya, Isa, dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shalih. Dan Isma'il, Ilyasa', Yunus, dan Luth, masing-masing telah Kami lebih-kan derajatnya di atas umat
(di masanya)?
(Dan Kami lebihkan pula derajat) sebagian dari bapak-bapak mereka, keturunan mereka, dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah memilih mereka
(untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus. Itulah petunjuk Allah, yang dengan-nya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. Mereka itulah orang-orang yang telah Kami berikan ke-pada mereka kitab, hikmah
(pemahaman agama), dan kenabian. Jika orang-orang
(Quraisy) itu mengingkarinya
(yang tiga macam itu), maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sekalipun tidak akan mengingkarinya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petun-juk mereka. Katakanlah, 'Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan
(al-Qur`an).' Al-Qur`an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala umat."
(Al-An'am: 84-90).
Ketika Allah menyebutkan hamba dan KhalilNya, Ibrahim dan menyebutkan nikmatNya kepadanya dalam bentuk ilmu, dakwah, dan kesabaran, maka Allah menyebutkan anugerahNya kepadanya berupa anak keturunan yang shalih dan baik, dan bah-wa Allah menjadikan makhluk tersuci dari keturunannya. Alangkah utama dan mulianya dia, yang tidak ada contoh semisal yang mem-bandinginya. Dia berfirman,
#
{84} {ووهبنا له إسحاقَ ويعقوبَ}: ابنه الذي هو إسرائيلُ أبو الشعب الذي فضَّله الله على العالمين، {كُلًّا} منهما هَدَيْناهُ الصراطَ المستقيم في علمه وعمله، و {نوحاً} هديناهُ {من قبلُ}، وهدايته من أعلى أنواع الهدايات الخاصة التي لم تحصَلْ إلا لأفرادٍ من العالم، وهم أولو العزم من الرسل، الذي هو أحدهم، {ومن ذُرِّيَّتِهِ} ـ: يُحتمل أنَّ الضمير عائدٌ إلى نوح؛ لأنه أقرب مذكور، ولأن الله ذكر مع مَن ذَكَرَ لوطاً، وهو من ذُرِّيَّةِ نوح لا من ذُرِّيَّة إبراهيم؛ لأنه ابن أخيه، ويحتمل أن الضمير يعود إلى إبراهيم؛ لأنَّ السياق في مدحه والثناء عليه، ولوطٌ وإن لم يكن من ذُرِّيَّتِهِ؛ فإنه ممَّن آمن على يده، فكان منقبةُ الخليل وفضيلتُه بذلك أبلغَ من كونه مجردَ ابن له. ـ {داودَ وسليمانَ} ابنَ داود {وأيوبَ ويوسفَ} ابن يعقوبَ {وموسى وهارون} ابني عِمْران. {وكذلك}: كما أصلحنا ذُرِّيَّة إبراهيم الخليل لأنَّه أحسن في عبادة ربِّه وأحسن في نفع الخلق، كذلك {نَجْزي المحسنين}: بأن نجعلَ لهم من الثناء الصدق والذُّرِّيَّة الصالحة بحسب إحسانهم.
(84) ﴾ وَوَهَبۡنَا لَهُۥٓ إِسۡحَٰقَ وَيَعۡقُوبَۚ
﴿ "Dan Kami telah menganugerahkan Ishaq dan Ya'qub kepadanya." Ya'qub adalah Putra Ishaq. Ya'qub di-gelari Israil, bapak beberapa suku bangsa yang mana Allah meng-utamakannya di alam dunia. ﴾ كُلًّا
﴿ "Kepada keduanya masing-masing," Kami telah memberinya petunjuk ke jalan yang lurus pada ilmu dan amalnya. ﴾ وَنُوحًا
﴿ "Dan kepada Nuh," Kami juga memberi-nya petunjuk ﴾ مِن قَبۡلُۖ
﴿ "sebelum itu (juga)." Dan hidayahnya terma-suk bentuk hidayah tertinggi yang bersifat khusus yang hanya di-dapatkan oleh beberapa orang di alam ini, dan mereka adalah ulul azmi yang berasal dari para Rasul yang mana salah satunya adalah dia. ﴾ وَمِن ذُرِّيَّتِهِۦ
﴿ "Dan kepada sebagian dari keturunannya." Ada ke-mungkinan kata gantinya adalah kembali kepada Nuh, karena dialah yang disebut paling dekat, karena Allah menyebutkan Luth bersama yang lain, dan ia termasuk keturunan Nuh, bukan Ibrahim, karena dia adalah keponakannya. Ada kemungkinan juga kata gan-tinya kembali kepada Ibrahim karena konteks ayat ini tentang pu-jian dan sanjungan kepadanya, dan Luth walaupun dia bukan termasuk keturunannya, tetapi dia termasuk yang beriman berkat dirinya, maka keutamaan dan keunggulan Ibrahim al-Khalil lebih tinggi daripada sekedar sebagai anaknya. ﴾ دَاوُۥدَ وَسُلَيۡمَٰنَ
﴿ "Yaitu Da-wud, Sulaiman" bin Dawud. ﴾ وَأَيُّوبَ وَيُوسُفَ
﴿ "Dan Ayyub dan Yusuf" bin Ya'qub. ﴾ وَمُوسَىٰ وَهَٰرُونَۚ
﴿ "Dan Musa dan Harun." Keduanya adalah putra Imran. ﴾ وَكَذَٰلِكَ
﴿ "Demikianlah," sebagaimana Kami menjadi-kan anak keturunan Ibrahim sebagai orang-orang yang baik karena dia telah beribadah kepada Tuhannya dengan baik dan memberi manfaat kepada makhluk dengan baik. Begitu pula ﴾ نَجۡزِي ٱلۡمُحۡسِنِينَ ﴿ "Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik," dengan menjadikan nama yang baik dan keturunan yang shalih untuk me-reka sesuai dengan kebaikan mereka.
#
{85} {وزكريا ويحيى}: ابنه، {وعيسى} ابن مريم، {وإلياس كلٌّ}: من هؤلاء {من الصالحين}: في أخلاقهم وأعمالهم وعلومهم، بل هم سادةُ الصالحين وقادتِهم وأئمتهم.
(85) ﴾ وَزَكَرِيَّا وَيَحۡيَىٰ
﴿ "Dan Zakaria dan Yahya" bin Zakaria. ﴾ وَعِيسَىٰ
﴿ "Dan Isa" putra Maryam. ﴾ وَإِلۡيَاسَۖ كُلّٞ
﴿ "Dan Ilyas. Semuanya," mereka-mereka itu ﴾ مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ﴿ "termasuk orang-orang yang shalih," dalam akhlak, amal mereka, dan ilmu, bahkan mereka adalah pemimpin, imam, dan panutan orang-orang shalih.
#
{86} {وإسماعيل} ابن إبراهيم، أبو الشعب الذي هو أفضل الشعوب، وهو الشعب العربي، ووالد سيد ولد آدم محمد - صلى الله عليه وسلم -، {ويونُس} ابن متى، {ولوطاً} ابن هارون أخي إبراهيم، {وكلًّا}: من هؤلاء الأنبياء والمرسلين {فضَّلْنا على العالمين}: لأن درجات الفضائل أربع، وهي التي ذكرها الله بقوله: {ومَن يُطِع اللهَ والرَّسولَ فأولئكَ مع الذين أنعمَ اللهُ عليهم من النبيِّين والصدِّيقين والشهداء والصالحين}: فهؤلاء من الدرجة العليا، بل هم أفضل الرسل على الإطلاق، فالرسل الذين قصَّهم الله في كتابه أفضلُ ممَّن لم يَقْصُصْ علينا نبأهم بلا شك.
(86) ﴾ وَإِسۡمَٰعِيلَ
﴿ "Dan Isma'il" bin Ibrahim, bapak bangsa yang merupakan bangsa paling mulia yakni bangsa Arab, bapak dari Sayyid anak cucu Adam, Muhammad. ﴾ وَيُونُسَ
﴿ "Dan Yunus" bin Matta. ﴾ وَلُوطٗاۚ
﴿ "Dan Luth" bin Harun, saudara Ibrahim. ﴾ وَكُلّٗا
﴿ "Dan masing-masingnya," dari para Nabi dan Rasul itu ﴾ فَضَّلۡنَا عَلَى ٱلۡعَٰلَمِينَ
﴿ "Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya)." Karena derajat keutamaan ada empat, yaitu yang disebutkan oleh Allah dalam FirmanNya.
﴾ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَۚ ﴿
"Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul
(Nya), mereka akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, dari kalangan para nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih."
(An-Nisa`: 69).
Mereka itu termasuk ke dalam derajat yang tinggi, bahkan mereka adalah rasul-rasul terbaik secara mutlak. Para Rasul yang kisahnya Allah ceritakan di dalam kitabNya adalah lebih utama dari-pada yang tidak diceritakan, tanpa ragu.
#
{87} {ومن آبائهم}؛ أي: آباء هؤلاء المذكورين، {وذُرِّيَّاتهم وإخوانهم}؛ أي: وهدينا من آباء هؤلاء وذُرِّيَّاتهم وإخوانهم، {واجتبيناهم}؛ أي: اخترناهم، {وهديناهُم إلى صراط مستقيم}.
(87) ﴾ وَمِنۡ ءَابَآئِهِمۡ
﴿ "(Dan Kami lebihkan pula derajat) sebagian dari bapak-bapak mereka," yaitu bapak-bapak mereka yang disebut. ﴾ وَذُرِّيَّٰتِهِمۡ وَإِخۡوَٰنِهِمۡۖ
﴿ "Dan keturunan mereka dan saudara-saudara mereka." Maksud-nya, Kami juga memberi petunjuk kepada bapak-bapak, keturunan, dan saudara-saudara mereka. ﴾ وَٱجۡتَبَيۡنَٰهُمۡ وَهَدَيۡنَٰهُمۡ إِلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ ﴿ "Dan Kami telah memilih mereka
(untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki mereka ke jalan yang lurus."
#
{88 ـ 89} {ذلك}: الهدى المذكور {هُدى الله}: الذي لا هدى إلا هداه. {يهدي به من يشاءُ من عبادِهِ}: فاطلبوا منه الهُدى؛ فإنّه إنْ لم يهدِكُم؛ فلا هادي لكم غيره، وممن شاء هدايته هؤلاء المذكورين. {ولو أشركوا}: على الفَرَض والتقدير، {لَحَبِطَ عنهم ما كانوا يعملون}: فإن الشرك محبطٌ للعمل موجبٌ للخلودِ في النار؛ فإذا كان هؤلاء الصفوة الأخيار لو أشركوا ـ وحاشاهم ـ لحبطتْ أعمالُهم؛ فغيرُهم أولى.
(88-89) ﴾ ذَٰلِكَ
﴿ "Itulah," petunjuk yang disebutkan adalah ﴾ هُدَى ٱللَّهِ
﴿ "Petunjuk Allah," yang tiada petunjuk selain petunjukNya. ﴾ يَهۡدِي بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦۚ
﴿ "Yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya." Maka carilah petunjuk dariNya, karena jika Dia tidak memberimu petunjuk, maka tidak ada pemberi petunjuk untukmu selainNya, dan di antara orang yang mana Allah berkehendak untuk memberi petunjuk adalah orang-orang yang telah disebutkan.
﴾ وَلَوۡ أَشۡرَكُواْ
﴿ "Seandainya mereka mempersekutukan Allah," menu-rut kepastian dan perkiraan, ﴾ لَحَبِطَ عَنۡهُم مَّا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴿ "niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." Karena syirik mele-nyapkan amal dan menyebabkan kekekalan di dalam neraka. Jika orang-orang mulia lagi terpilih itu melakukan kesyirikan, -dan ini mustahil- niscaya amal-amal mereka lenyap, lebih-lebih selain mereka.
#
{90} {أولئك}: المذكورون {الذين هدى الله فبهداهُمُ اقْتَدِهْ}؛ أي: امش أيها الرسول، الكريمُ خلفَ هؤلاءِ الأنبياءِ الأخيارِ واتَّبعْ ملتَهم. وقد امتثل - صلى الله عليه وسلم - فاهتدى بهدي الرسل قبله، وجمع كلَّ كمال فيهم، فاجتمعت لديه فضائل وخصائص فاق بها جميع العالمين، وكان سيد المرسلين وإمام المتقين صلوات الله وسلامه عليه وعليهم أجمعين. وبهذا الملحظ استدلَّ بهذه من استدلَّ من الصحابة أن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - أفضل الرسل كلهم، {قل} للذين أعرضوا عن دعوتك: {لا أسألكم عليه أجراً}؛ أي: لا أطلبُ منكم مغرماً ومالاً جزاء عن إبلاغي إياكم ودعوتي لكم، فيكون من أسباب امتناعكم، إنْ أجري إلاَّ على الله. {إنْ هو إلا ذِكرى للعالمين}: يتذكَّرون به ما ينفعُهم فيفعلونَه وما يضُرُّهم فيذرونَه، ويتذكَّرون به معرفةَ ربِّهم بأسمائه وأوصافه، ويتذكَّرون به الأخلاق الحميدةَ والطُّرق الموصلة إليها، والأخلاق الرذيلة والطرق المفضية إليها؛ فإذا كان ذكرى للعالمين؛ كان أعظم نعمة أنعم الله بها عليهم، فعليهم قبولها، والشكر عليها.
(90) ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ
﴿ "Mereka itulah," maksudnya yang disebutkan adalah ﴾ ٱلَّذِينَ هَدَى ٱللَّهُۖ فَبِهُدَىٰهُمُ ٱقۡتَدِهۡۗ
﴿ "orang-orang yang telah diberi petun-juk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka." Maksudnya, berjalan-lah wahai Rasul yang mulia di belakang para Nabi yang terpilih itu, ikutilah agama mereka. Rasulullah telah taat, dia mengambil petunjuk dari petunjuk para Rasul sebelumnya. Dia mengumpul-kan semua kesempurnaan pada mereka, maka terkumpullah padanya keutamaan-keutamaan dan keistimewaan yang dengan-nya dia mengungguli seluruh alam. Dia adalah sayyid para Rasul, imam orang-orang yang bertakwa.
Dari segi ini kalangan para sahabat berdalil dengannya bahwa Rasulullah adalah Rasul paling utama. ﴾ قُل
﴿ "Katakanlah" kepada orang-orang yang berpaling dari dakwahmu, ﴾ لَّآ أَسۡـَٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ أَجۡرًاۖ
﴿ "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (al-Qur`an)." Mak-sudnya, aku tidak meminta harta dan bayaran kepadamu sebagai upah atas tabligh dan dakwahku kepadamu, karena itu bisa menjadi sebab penolakanmu, balasanku hanyalah pada Allah.﴾ إِنۡ هُوَ إِلَّا ذِكۡرَىٰ لِلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Al-Qur`an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala umat." Dengan al-Qur`an mereka ingat apa yang berguna bagi me-reka lalu mereka melakukannya, sedangkan yang membahayakan mereka, maka mereka menjauhinya, dengannya mereka ingat pengetahuan tentang Tuhan mereka dengan nama-nama dan sifat-sifatNya, dengannya mereka ingat akhlak-akhlak yang terpuji dan sarana-sarana yang mengantarkan kepadanya, dan akhlak-akhlak yang tercela dan sarana-sarana yang mengantarkan kepadanya, dan ia adalah peringatan bagi seluruh alam. Itu adalah nikmat terbesar bagi mereka, maka mereka harus menerima dan mensyukurinya.
{وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِذْ قَالُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى بَشَرٍ مِنْ شَيْءٍ قُلْ مَنْ أَنْزَلَ الْكِتَابَ الَّذِي جَاءَ بِهِ مُوسَى نُورًا وَهُدًى لِلنَّاسِ تَجْعَلُونَهُ قَرَاطِيسَ تُبْدُونَهَا وَتُخْفُونَ كَثِيرًا وَعُلِّمْتُمْ مَا لَمْ تَعْلَمُوا أَنْتُمْ وَلَا آبَاؤُكُمْ قُلِ اللَّهُ ثُمَّ ذَرْهُمْ فِي خَوْضِهِمْ يَلْعَبُونَ (91)}.
"Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya di kala mereka berkata, 'Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia.' Katakanlah, 'Siapakah yang menu-runkan kitab
(Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan
(sebagiannya) dan kamu sembunyikan sebagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengeta-hui
(nya)?' Katakanlah, 'Allah-lah
(yang menurunkannya),' kemu-dian
(sesudah kamu menyampaikan al-Qur`an kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya."
(Al-An'am: 91).
#
{91} هذا تشنيعٌ على من نفى الرسالة من اليهود والمشركين وزَعَمَ أنَّ الله ما أنزل على بشر من شيء؛ فمن قال هذا؛ فما قَدَرَ الله حقَّ قدرِهِ ولا عظَّمه حقَّ عظمته؛ إذ هذا قدحٌ في حكمته، وزعمٌ أنه يترك عباده هملاً لا يأمرهم ولا ينهاهم، ونفيٌ لأعظم مِنَّةٍ امْتَنَّ الله بها على عباده، وهي الرسالة التي لا طريق للعباد إلى نيل السعادة والكرامة والفلاح إلا بها؛ فأيُّ قدح في الله أعظم من هذا؟!
{قل} لهم ملزماً بفساد قولهم وقَرِّرْهم بما به يُقِرُّون: {من أنزل الكتابَ الذي جاء به موسى}: وهو التوراة العظيمة {نوراً}: في ظلمات الجهل، {وهدىً}: من الضلالة، وهادياً إلى الصراط المستقيم علماً وعملاً، وهو الكتاب الذي شاع وذاع وملأ ذكرُهُ القلوب والأسماع، حتى إنهم جعلوا يتناسَخونه في القراطيس ويتصرَّفون فيه بما شاؤوا؛ فما وافق أهواءهم منه؛ أبدَوْه وأظهروه، وما خالف ذلك؛ أخفَوْه وكتموه، وذلك كثير. {وعُلِّمْتُم}: من العلوم التي بسبب ذلك الكتاب الجليل {ما لم تعلموا أنتم ولا آباؤكم}.
فإذا سألتهم عن من أنزل هذا الكتاب الموصوف بتلك الصفات؛ فأجب عن هذا السؤال و {قلِ اللهُ}: الذي أنزله، فحينئذٍ يتضح الحق، وينجلي مثل الشمس؛ وتقوم عليهم الحجة. {ثم} إذا ألزمتهم بهذا الإلزام {ذَرْهم في خوضِهِم يلعبونَ}؛ أي: اتركهم يخوضوا في الباطل ويلعبوا بما لا فائدةَ فيه حتى يُلاقوا يومَهم الذي يوعدون.
(91) Ini adalah celaan terhadap orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik yang mengingkari kerasulan, dan mereka mengklaim bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia. Barangsiapa mengucapkan itu, maka mereka tidak meng-hormati, dan tidak mengagungkan Allah dengan yang semestinya, karena ini adalah celaan kepada hikmahNya, dan klaim buruk bahwa Dia membiarkan hamba-hambaNya begitu saja tanpa di-perintah dan dilarang, dan merupakan penafian terhadap nikmat terbesar yang diberikan oleh Allah kepada hambaNya. Ia adalah risalah di mana tidak ada jalan bagi hamba untuk mendapatkan kebahagiaan, kemuliaan, dan keberuntungan kecuali dengannya. Adakah celaan kepada Allah yang lebih besar dari ini?
﴾ قُلۡ
﴿ "Katakanlah," kepada mereka dengan (perkataan) yang memastikan rusaknya pendapat mereka, tetapkanlah dengan se-suatu yang diakui oleh mereka, ﴾ مَنۡ أَنزَلَ ٱلۡكِتَٰبَ ٱلَّذِي جَآءَ بِهِۦ مُوسَىٰ
﴿ "Siapakah yang menurunkan kitab yang dibawa oleh Musa," yaitu Taurat yang besar ﴾ نُورٗا
﴿ "sebagai cahaya" dalam kegelapan kebodohan, ﴾ وَهُدٗى
﴿ "dan petunjuk" dari kesesatan, petunjuk kepada jalan yang lurus sesuai ilmu dan amal. Ia adalah kitab yang terkenal dan tersebar, namanya memenuhi hati dan pendengaran sehingga mereka menulisnya di atas kertas dan mengubahnya sesuai dengan yang mereka inginkan, apa yang sesuai dengan keinginan mereka, maka mereka menampakkannya dan apa yang tidak, maka mereka me-nyembunyikannya, dan itu banyak. ﴾ وَعُلِّمۡتُم
﴿ "Padahal telah diajarkan kepadamu" ilmu-ilmu dengan kitab yang agung itu, ﴾ مَّا لَمۡ تَعۡلَمُوٓاْ أَنتُمۡ وَلَآ ءَابَآؤُكُمۡۖ
﴿ "apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya)?"
Jika kamu tanyakan kepada mereka siapa yang menurunkan kitab dengan kriteria-kriteria ini, maka jawablah pertanyaan ini dan ﴾ قُلِ ٱللَّهُۖ
﴿ "Katakanlah, 'Allah-lah'," yang menurunkannya. Pada saat itu kebenaran menjadi jelas dan terang seperti matahari, dan hujjah pun tegak atas mereka. ﴾ ثُمَّ
﴿ "Kemudian (sesudah kamu menyam-paikan al-Qur`an kepada mereka)," jika kamu telah melazimkan mereka menerima, ﴾ ذَرۡهُمۡ فِي خَوۡضِهِمۡ يَلۡعَبُونَ ﴿ "biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya." Maksudnya, biarkanlah mereka tenggelam dalam kebatilan dan bermain-main dengan
(hal-hal) yang tiada berguna sampai mereka bertemu hari yang dijanjikan.
{وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ مُصَدِّقُ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَلِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَهُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ (92)}.
"Dan ini
(al-Qur`an) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi, membenarkan kitab-kitab yang
(diturunkan) se-belumnya, dan agar kamu memberi peringatan kepada
(penduduk) Ummul Qura
(Makkah) dan orang-orang yang di luar lingkungan-nya. Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya
(al-Qur`an), dan mereka selalu memeli-hara shalatnya."
(Al-An'am: 92).
#
{92} أي: {وهذا}: القرآن الذي {أنزلناه} إليك {مباركٌ}؛ أي: وصفه البركة، وذلك لكثرة خيراتِهِ وسعة مَبَرَّاتِهِ {مصدقُ الذي بين يديه}؛ أي: موافقٌ للكتب السابقة وشاهدٌ لها بالصدق، {ولِتُنذِرَ أمَّ القُرى ومن حولَها}؛ أي: وأنزلناه أيضاً لتنذرَ أمَّ القرى ـ وهي مكة المكرمة ـ ومن حولها من ديار العرب، بل ومن سائر البلدان، فتحذِّر الناس عقوبة الله وأخذه الأمم، وتحذِّرهم مما يوجب ذلك. {والذين يؤمنون بالآخرة يؤمنون به}: لأنَّ الخوف إذا كان في القلب؛ عمرتْ أركانُهُ وانقادَ لمراضي الله، {وهم على صلاتهم يحافظونَ}؛ أي: يداومون عليها ويحفظون أركانها وحدودَها وشروطها وآدابها ومكمِّلاتها. جعلنا الله منهم.
(92) ﴾ وَهَٰذَا
﴿ "Dan ini," al-Qur`an yang ﴾ أَنزَلۡنَٰهُ
﴿ "Kami turun-kan" kepadamu. ﴾ مُبَارَكٞ
﴿ "Yang diberkahi," maksudnya, Allah mem-berinya sifat keberkahan. Hal itu karena kebaikannya yang banyak dan luas. ﴾ مُّصَدِّقُ ٱلَّذِي بَيۡنَ يَدَيۡهِ
﴿ "Membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya." Maksudnya, sesuai dengan kitab-kitab sebelumnya dan bersaksi atas kebenarannya. ﴾ وَلِتُنذِرَ أُمَّ ٱلۡقُرَىٰ وَمَنۡ حَوۡلَهَاۚ
﴿ "Dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Makkah) dan orang-orang yang di luar lingkungannya." Maksudnya, Kami menurunkan al-Qur`an juga agar kamu memberi peringatan kepada penduduk Ummul Qura -Makkah al-Mukarramah- dan daerah Arab sekeli-lingnya bahkan seluruh negeri. Peringatkan manusia dari azab Allah dan siksaNya terhadap umat-umat, peringatkan mereka dari penyebabnya. ﴾ وَٱلَّذِينَ يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأٓخِرَةِ يُؤۡمِنُونَ بِهِۦۖ
﴿ "Orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (al-Qur`an)," karena jika rasa takut dalam hati telah memenuhi seluruh bagian-nya, maka ia akan tunduk kepada keridhaanNya. ﴾ وَهُمۡ عَلَىٰ صَلَاتِهِمۡ يُحَافِظُونَ ﴿ "Dan mereka selalu memelihara shalatnya." Mereka terus-menerus menetapinya, menjaga rukun-rukun, batasan-batasan, syarat-syarat, adab-adab, dan penyempurna-penyempurnanya. Semoga Allah menjadikan kita termasuk dari mereka.
{وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِيَ إِلَيَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَيْءٌ وَمَنْ قَالَ سَأُنْزِلُ مِثْلَ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَوْ تَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلَائِكَةُ بَاسِطُو أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنْفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنْتُمْ عَنْ آيَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ (93) وَلَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَادَى كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَتَرَكْتُمْ مَا خَوَّلْنَاكُمْ وَرَاءَ ظُهُورِكُمْ وَمَا نَرَى مَعَكُمْ شُفَعَاءَكُمُ الَّذِينَ زَعَمْتُمْ أَنَّهُمْ فِيكُمْ شُرَكَاءُ لَقَدْ تَقَطَّعَ بَيْنَكُمْ وَضَلَّ عَنْكُمْ مَا كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ (94)}.
"Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang mem-buat kedustaan terhadap Allah atau yang berkata, 'Telah diwah-yukan kepada saya,' padahal tidak ada sesuatu pun diwahyukan kepadanya, dan orang yang berkata, 'Saya akan menurunkan se-perti apa yang diturunkan Allah.' Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zhalim
(berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya,
(sambil berkata), 'Keluarkan nyawamu.' Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah
(perkataan) yang tidak benar dan
(karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya. Dan sungguh kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana Kami menciptakanmu pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu
(di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu, dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafa'at yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. Sungguh telah terputuslah
(pertalian) antara kamu dan telah lenyap dari kamu sesuatu yang dahulu kamu berdusta dengannya
(di dunia)."
(Al-An'am : 93-94).
#
{93} يقول تعالى: لا أحد أعظم ظلماً ولا أكبر جُرماً ممَّن كَذَبَ على الله بأن نسب إلى الله قولاً أو حكماً وهو تعالى بريء منه، وإنما كان هذا أظلم الخلق؛ لأن فيه من الكذب وتغيير الأديان أصولها وفروعها ونسبة ذلك إلى الله ما هو من أكبر المفاسد، ويدخل في ذلك ادِّعاء النبوة، وأنَّ الله يوحي إليه، وهو كاذب في ذلك؛ فإنَّه مع كذبه على الله وجرأته على عظمته وسلطانه يوجب على الخلق أن يتَّبِعوه ويجاهِدَهم على ذلك ويستحلَّ دماء مَن خالفه وأموالهم. ويدخل في هذه الآية كلُّ من ادَّعى النبوة كمسيلمة الكذاب والأسود العنسي والمختار وغيرهم ممن اتصف بهذا الوصف. {ومن قال سأنزِلُ مثلَ ما أنزلَ الله}؛ أي: ومن أظلم ممَّن زعم أنه يقدر على ما يقدر الله عليه ويجاري الله في أحكامه ويشرعُ من الشرائع كما يشرعه الله. ويدخل في هذا كل من يزعم أنه يقدِرُ على معارضة القرآن، وأنَّه في إمكانه أن يأتي بمثله! وأي ظلم أعظمُ من دعوى الفقير العاجز بالذات الناقص من كل وجه، مشاركةَ القوي الغني الذي له الكمال المطلق من جميع الوجوه في ذاته وأسمائه وصفاته؟!
ولما ذمَّ الظالمين؛ ذَكَرَ ما أعدَّ لهم من العقوبة في حال الاحتضار ويوم القيامة، فقال: {وَلَوْ تَرى إذ الظالمونَ في غَمَراتِ الموتِ}؛ أي: شدائدِهِ وأهواله الفظيعة وكُرَبه الشنيعة؛ لرأيت أمراً هائلاً وحالةً لا يقدر الواصف أن يصفها. {والملائكة باسطو أيديهم}: إلى أولئك الظالمين المحتضرينَ بالضَّرب والعذاب؛ يقولون لهم عند منازعة أرواحهم وقلقها وتعصِّيها عن الخروج من الأبدان: {أخْرِجوا أنفُسَكُم اليومَ تُجْزَوْنَ عذاب الهُونِ}؛ أي: العذاب الشديد الذي يُهينكم ويُذِلُّكم، والجزاء من جنس العمل؛ فإنَّ هذا العذاب {بما كُنتم تقولونَ على الله غير الحقِّ}: من كذبِكم عليه وردِّكم للحقِّ الذي جاءت به الرسل، {وكنتُم عن آياتِهِ تستكبرونَ}؛ أي: تَرَفَّعُون عن الانقياد لها والاستسلام لأحكامها.
وفي هذا دليل على عذاب البرزخ ونعيمه؛ فإنَّ هذا الخطاب والعذاب الموجه إليهم إنما هو عند الاحتضار وقُبيل الموت وبعده. وفيه دليل على أن الرُّوح جسم يدخُلُ، ويخرُجُ، ويخاطَب، ويساكِن الجسد، ويفارقه.
(93) Allah menjelaskan bahwa tidak ada seorang pun yang kezhaliman dan kejahatannya lebih besar daripada orang yang berdusta atas Nama Allah dengan menisbatkan ucapan atau hukum kepada Allah padahal Allah terbebas darinya. Orang ini adalah orang terzhalim, karena perbuatannya mengandung kedustaan, dia mengubah agama, furu' dan ushulnya, dan menisbatkannya kepada Allah, dan ini adalah kerusakan terbesar. Termasuk dalam hal ini adalah klaim kenabian, bahwa Allah mewahyukan kepada-nya, padahal dalam hal tersebut dia dusta. Di samping dia telah berdusta atas Nama Allah dan kelancangannya terhadap kebesaran dan kekuasaanNya, dia juga telah mewajibkan manusia untuk meng-ikutinya, dan berjihad melawan mereka di atas dasar itu
(jika tidak mau mengikutinya) serta menghalalkan darah dan harta orang-orang yang menyelisihinya.
Termasuk di dalam ayat ini adalah setiap orang yang mengaku sebagai nabi seperti Musailamah al-Kadzdzab, al-Aswad al-Ansi, al-Mukhtar, dan lain-lain yang mengikuti sifat ini.
﴾ وَمَن قَالَ سَأُنزِلُ مِثۡلَ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُۗ
﴿ "Dan orang yang berkata, 'Saya akan menu-runkan seperti apa yang diturunkan Allah'." Maksudnya, siapa yang lebih zhalim daripada orang yang mengklaim bahwa dirinya mampu melakukan apa yang dilakukan oleh Allah, menandingi hukum-hukumNya, dan membuat syariat seperti Allah? Termasuk di da-lamnya semua orang yang mengklaim bahwa dia mampu menan-tang al-Qur`an, bahwa dia mampu menghadirkan yang sepertinya. Kezhaliman mana yang lebih besar daripada klaim orang miskin lagi lemah lagi kurang dari berbagai segi bahwa dirinya mampu menandingi Yang Mahakuat, Mahakaya, pemilik kesempurnaan yang mutlak dari berbagai segi, pada dzat, nama, dan sifatNya?
Manakala Allah mencela orang-orang zhalim, maka Dia me-nyebutkan siksa yang Dia siapkan untuk mereka pada waktu mereka hadir di Hari Kiamat. Dia berfirman, ﴾ وَلَوۡ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلظَّٰلِمُونَ فِي غَمَرَٰتِ ٱلۡمَوۡتِ
﴿ "Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zhalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakaratul maut." Maksudnya, berada dalam kesulitan dan sekarat yang menyakitkan dan pende-ritaannya yang berat, niscaya kamu akan melihat perkara yang menakutkan dan keadaan yang sulit untuk digambarkan. ﴾ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ بَاسِطُوٓاْ أَيۡدِيهِمۡ
﴿ "Sedang para malaikat memukul dengan tangannya," kepada orang-orang zhalim yang kematiannya diiringi oleh pukulan dan siksaan. Para malaikat itu berkata kepada mereka pada waktu me-narik ruhnya dan (sulitnya ia) keluar dari badannya, ﴾ أَخۡرِجُوٓاْ أَنفُسَكُمُۖ ٱلۡيَوۡمَ تُجۡزَوۡنَ عَذَابَ ٱلۡهُونِ
﴿ "Keluarkan nyawamu." Di hari ini kamu dibalas de-ngan siksaan yang sangat menghinakan." Maksudnya, azab yang keras yang menghinakanmu. Dan balasan itu dari jenis perbuatan itu sendiri, karena azab ini ﴾ بِمَا كُنتُمۡ تَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ غَيۡرَ ٱلۡحَقِّ
﴿ "disebabkan kamu se-lalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar." Karena Kedustaanmu atasnya dan penolakanmu terhadap kebenaran yang dibawa oleh para Rasul. ﴾ وَكُنتُمۡ عَنۡ ءَايَٰتِهِۦ تَسۡتَكۡبِرُونَ ﴿ "Dan
(karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya." Maksudnya, kamu tidak mau tunduk dan berserah diri kepada hukum-hukumNya.
Ini mengandung dalil atas azab dan nikmat kubur. Pembica-raan dan azab yang diarahkan kepada mereka ini terjadi pada waktu hadirnya kematian, sebelum dan sesudahnya. Ini juga menunjuk-kan bahwa ruh adalah materi, ia keluar dan masuk, diajak bicara, tinggal di dalam tubuh dan meninggalkannya.
#
{94} فهذه حالهم في البرزخ، وأما يوم القيامة؛ فإنهم إذا وردوها؛ وردوها مفلسين فرادى بلا أهل ولا مال ولا أولاد ولا جنودٍ ولا أنصارٍ؛ كما خلقهم الله أول مرة، عارين من كل شيء؛ فإن الأشياء إنما تُتَمَوَّلُ وتحصُل بعد ذلك بأسبابها التي هي أسبابها، وفي ذلك اليوم تنقطع جميع الأمور التي كانت مع العبد في الدنيا سوى العمل الصالح والعمل السيئ الذي هو مادة الدار الآخرة الذي تنشأ عنه ويكون حسنها وقبحها وسرورها وغمومها وعذابها ونعيمها بحسب الأعمال؛ فهي التي تنفع أو تضرُّ وتسوء أو تسرُّ، وما سواها من الأهل والولد والمال والأنصار فعواري خارجية وأوصاف زائلة وأحوال حائلة، ولهذا قال تعالى: {ولقد جئتُمونا فُرادى كما خلقْناكم أولَ مرةٍ وتركتُم ما خوَّلْناكم}؛ أي: أعطيناكُم وأنعمنا به عليكم {وراءَ ظهورِكم}: لا يُغنون عنكم شيئاً، {وما نرى معكم شُفعاءَكُم الذين زعمتُم أنهم فيكم شركاءُ}: فإن المشركين يشركون بالله ويعبُدون معه الملائكة والأنبياء والصالحين وغيرهم، وهم كلُّهم لله، ولكنهم يجعلون لهذه المخلوقات نصيباً من أنفسهم وشركة في عبادتهم، وهذا زعمٌ منهم وظلمٌ؛ فإن الجميع عبيد لله، والله مالكهم والمستحقُّ لعبادتهم؛ فشركُهم في العبادة وصرفها لبعض العبيد تنزيلٌ لهم منزلة الخالق المالك، فيوبَّخون يوم القيامة، ويُقال لهم هذه المقالة {ما نرى معكم شفعاءَكم الذين زعمتُم أنهم فيكم شركاء لقد تقطَّع بينَكم}؛ أي: تقطَّعت الوصل والأسباب بينكم وبين شركائكم من الشفاعة وغيرها، فلم تنفعْ ولم تُجْدِ شيئاً. {وضلَّ عنكم ما كنتُم تزعُمون}: من الرِّبح والأمن والسعادة والنجاة التي زيَّنها لكم الشيطانُ وحسَّنها في قلوبكم، فنطقتْ بها ألسنتكُم، واغتررتُم بهذا الزعم الباطل الذي لا حقيقةَ له حين تبيَّن لكم نقيضُ ما كنتم تزعُمون، وظهر أنَّكم الخاسرون لأنفسكم وأهليكم وأموالكم.
(94) Ini adalah keadaan mereka di alam Barzakh. Adapun pada Hari Kiamat, maka mereka menghadirinya dalam keadaan tidak membawa apa-apa, sendiri-sendiri tanpa keluarga, tanpa harta, tanpa anak, tanpa tentara dan penolong sebagaimana keada-annya saat pertama kali diciptakan oleh Allah, ia telanjang dari segala sesuatu, karena segala sesuatu hanya diraih dan didapatkan setelah itu dengan sebab-sebabnya yang mana faktor tersebut merupakan sebab-sebabnya, dan pada hari itu segala perkara yang berhubungan dengan hamba di dunia terputus kecuali amal baik dan amal buruk yang menjadi bahan rumah akhirat yang tumbuh darinya. Kebaikan, keburukan, kebahagiaan, kesedihan, azab dan nikmatnya adalah berdasarkan amal.
Amallah yang bermanfaat atau bermudarat, menyedihkan atau membahagiakan, sedang selain itu berupa keluarga, anak, harta dan penolong, maka semua itu adalah faktor luar, dan semua itu tidak termasuk kriteria. Oleh karena itu Allah berfirman, ﴾ وَلَقَدۡ جِئۡتُمُونَا فُرَٰدَىٰ كَمَا خَلَقۡنَٰكُمۡ أَوَّلَ مَرَّةٖ وَتَرَكۡتُم مَّا خَوَّلۡنَٰكُمۡ
﴿ "Dan sungguh kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana Kami menciptakanmu pada mulanya, dan kamu tinggalkan apa yang telah Kami karuniakan kepadamu," yakni, yang Kami berikan sebagai nikmat kepadamu, ﴾ وَرَآءَ ظُهُورِكُمۡۖ
﴿ "di belakangmu," karena ia tidak berguna apa pun untukmu. ﴾ وَمَا نَرَىٰ مَعَكُمۡ شُفَعَآءَكُمُ ٱلَّذِينَ زَعَمۡتُمۡ أَنَّهُمۡ فِيكُمۡ شُرَكَٰٓؤُاْۚ
﴿ "Dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafa'at yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu."
Orang-orang musyrik menyekutukan Allah, mereka menyem-bah para malaikat, para Nabi, orang-orang shalih, dan lain-lain ber-samaNya, padahal mereka semua adalah milik Allah, akan tetapi mereka memberikan bagian dari diri mereka kepada makhluk-makhluk ini dan melakukan kesyirikan dalam beribadah. Ini adalah klaim batil dan kezhaliman dari mereka, karena semuanya adalah hamba Allah, Allah adalah Maharaja yang berhak mereka sembah. Kesyirikan mereka dalam ibadah dengan memberikannya kepada para hamba adalah mengangkat mereka menduduki posisi pen-cipta dan pemilik. Maka pada Hari Kiamat mereka dicela dan dika-takan kepada mereka ucapan ini, ﴾ م َ ا نَرَىٰ مَعَكُمۡ شُفَعَآءَكُمُ ٱلَّذِينَ زَعَمۡتُمۡ أَنَّهُمۡ فِيكُمۡ شُرَكَٰٓؤُاْۚ لَقَد تَّقَطَّعَ بَيۡنَكُمۡ
﴿ "Dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafa'at yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu, sungguh terputuslah pertalian antara kamu." Maksudnya, terputuslah hubungan dan ikatan antara kamu dengan sekutu-sekutumu da-lam bentuk syafa'at dan lain-lain. Ia tidak bermanfaat dan tidak berguna apa pun. ﴾ وَضَلَّ عَنكُم مَّا كُنتُمۡ تَزۡعُمُونَ ﴿ "Dan telah lenyap darimu sesuatu yang dahulu kamu berdusta dengannya
(di dunia)," berupa keun-tungan, keamanan, kebahagiaan, dan keselamatan yang dihiasi dan dijadikan indah oleh setan dalam hatimu, dan lisanmu meng-ucapkan itu. Kamu terkecoh dengan klaim batil yang tidak ada hakikatnya pada waktu terbuktinya lawan dari klaimmu, dan ter-nyata kamu adalah orang yang merugi pada diri, harta, dan jiwamu.
{إِنَّ اللَّهَ فَالِقُ الْحَبِّ وَالنَّوَى يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَمُخْرِجُ الْمَيِّتِ مِنَ الْحَيِّ ذَلِكُمُ اللَّهُ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ (95) فَالِقُ الْإِصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (96) وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ النُّجُومَ لِتَهْتَدُوا بِهَا فِي ظُلُمَاتِ الْبَرِّ وَالْبَحْرِ قَدْ فَصَّلْنَا الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (97) وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ فَمُسْتَقَرٌّ وَمُسْتَوْدَعٌ قَدْ فَصَّلْنَا الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَفْقَهُونَ (98)}.
"Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup.
(Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristi-rahat, dan
(menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. Dan Dia-lah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan laut. Sungguh Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran
(Kami) kepada orang-orang yang mengetahui. Dan Dia-lah yang menciptakan kamu dari diri yang satu, maka
(bagimu) ada tempat menetap dan tempat penyimpanan. Sungguh telah Kami jelaskan tanda-tanda kebe-saran Kami kepada orang-orang yang mengetahui."
(Al-An'am: 95-98).
#
{95} يخبر تعالى عن كماله وعظمةِ سلطانه وقوة اقتداره وسعة رحمته وعموم كرمه وشدة عنايته بخلقه، فقال: {إنَّ الله فالقُ الحبِّ} شاملٌ لسائر الحبوب التي يباشر الناس زرعَها، والتي لا يباشِرونها منها؛ كالحبوب التي يبثها الله في البراري والقفار، فيفلق الحبوب عن الزروع والنوابت على اختلاف أنواعها وأشكالها ومنافعها، ويفلق النوى عن الأشجار من النخيل والفواكه وغير ذلك، فينتفع الخلقُ من الآدميين والأنعام والدواب، ويرتعون فيما فَلَقَ الله من الحبِّ والنوى، ويقتاتون وينتفعون بجميع أنواع المنافع التي جعلها الله في ذلك، ويريهم الله من برِّه وإحسانه ما يبهر العقول ويُذْهِلُ الفحول، ويريهم من بدائع صنعته وكمال حكمته ما به يعرفونه ويوحِّدونه ويعلمون أنه هو الحقُّ وأن عبادة ما سواه باطلة. {يُخْرِجُ الحيَّ من الميِّت}: كما يخرِجُ من المنيِّ حيواناً ومن البيضة فرخاً ومن الحبِّ والنوى زرعاً وشجراً، {ومُخْرِجُ الميِّتِ}: وهو الذي لا نموَّ فيه أو لا روح {من الحيِّ}: كما يخرِجُ من الأشجار والزُّروع النوى والحب، ويخرِجُ من الطائر بيضاً ونحو ذلك. {ذلكم} الذي فعل ما فعل وانفردَ بخلقِ هذه الأشياء وتدبيرِها {اللهُ ربُّكم}؛ أي: الذي له الألوهيَّة والعبادة على خلقه أجمعينَ، وهو الذي ربَّى جميع العالَمين بنعمِهِ وغذَّاهم بكرمه، {فأنَّى تؤفَكونَ}؛ أي: فأنَّى تصرَفون وتَصُدُّون عن عبادة من هذا شأنه إلى عبادة من لا يملك لنفسه نفعاً ولا ضرًّا ولا موتاً ولا حياةً ولا نشوراً؟
(95) Allah menyampaikan tentang kesempurnaanNya, ke-agungan kekuasaanNya, potensi kekuatanNya, keluasan rahmatNya, kemurahanNya yang universal dan perhatianNya yang mendalam kepada makhlukNya. Dia berfirman, ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ فَالِقُ ٱلۡحَبِّ
﴿ "Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan." Mencakup seluruh biji-bijian yang ditanam oleh manusia dan yang tidak mereka tanam seperti biji-bijian yang Allah tebarkan di tanah-tanah yang sepi lagi kosong. Biji-bijian itu tumbuh menjadi tanaman-tanaman yang bermacam-macam, serta berbeda-beda bentuk dan kegunaannya. Allah juga menumbuhkan biji-bijian dari pohon, berupa pohon kurma, buah-buahan, dan lain-lain, maka makhluk Allah seperti manusia, ternak, dan binatang memanfaatkannya.
Mereka menikmati apa yang telah ditumbuhkan dari butir dan biji-bijian itu, mereka menjadikannya sebagai bahan makanan dan mengambil manfaat dengan berbagai macam pemanfaatan yang Allah jadikan padanya. Allah menunjukkan kepada mereka kebaik-an dan kemurahanNya yang mengagumkan akal dan menakjubkan orang-orang yang berakal cemerlang. Dia menunjukkan kepada mereka keunikan penciptaanNya dan kesempurnaan hikmahNya kepada mereka di mana dengannya mereka mengenalNya, mentau-hidkanNya, menyadari bahwa Dia-lah Yang Mahabenar dan bahwa penghambaan kepada selainNya adalah batil.
﴾ يُخۡرِجُ ٱلۡحَيَّ مِنَ ٱلۡمَيِّتِ
﴿ "Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati," sebagaimana Dia mengeluarkan hewan dari air mani, anak ayam dari telur, dan tanaman serta tumbuh-tumbuhan dari biji-bijian. ﴾ وَمُخۡرِجُ ٱلۡمَيِّتِ
﴿ "Dan mengeluarkan yang mati," yang tidak tumbuh atau tidak bernyawa ﴾ مِنَ ٱلۡحَيِّۚ
﴿ "dari yang hidup," sebagaimana Dia menge-luarkan biji-bijian dari tanaman dan tumbuh-tumbuhan dan Dia mengeluarkan telur dari burung dan sebagainya. ﴾ ذَٰلِكُمُ
﴿ "(Yang memiliki sifat-sifat) demikian," maksudnya yang melakukan apa yang dilakukan dan bersendirian dalam penciptaan dan pengaturan se-gala sesuatu ﴾ ٱللَّهُ رَبُّكُمۡۖ
﴿ "Ialah Allah Tuhanmu." Pemilik hak uluhiyah dan ibadah atas seluruh makhluk. Dia-lah yang menumbuhkan seluruh alam dengan nikmatNya dan memberi makan mereka de-ngan kemurahanNya. ﴾ فَأَنَّىٰ تُؤۡفَكُونَ ﴿ "Maka mengapa kamu masih ber-paling?" Maksudnya, mengapa kamu berpaling dan menolak ibadah dari Dzat yang keadaanNya adalah demikian, dengan berpaling menuju ibadah kepada sesuatu yang tidak memiliki manfaat, mu-darat dan tidak memiliki hak mematikan, menghidupkan, dan membangkitkan dirinya?
#
{96} ولما ذكر تعالى مادة خلق الأقواتِ؛ ذكر مِنَّته بتهيئة المساكن وخلقه كلَّ ما يحتاجُ إليه العباد من الضياء والظلمة وما يترتَّب على ذلك من أنواع المنافع والمصالح، فقال: {فالقُ الإصباح}؛ أي: كما أنه فالق الحبِّ والنَّوى، كذلك هو فالقُ ظلمةِ الليل الداجي الشامل لما على وجه الأرض بضياء الصُّبح الذي يفلقه شيئاً فشيئاً، حتى تذهبَ ظلمةُ الليل كلُّها ويخلُفُها الضياءُ والنورُ العامُّ الذي يتصرَّف به الخلقُ في مصالحهم ومعايشهم ومنافع دينهم ودنياهم.
ولما كان الخلقُ محتاجين إلى السكون والاستقرار والراحة التي لا تتمُّ إلا بوجود النهار والنور؛ {جعل}: الله الليلَ سَكَناً يسكن فيه الآدميُّون إلى دورهم ومنامهم والأنعامُ إلى مأواها والطيورُ إلى أوكارها فتأخذ نصيبها من الراحة، ثم يزيل الله ذلك بالضياء، وهكذا أبداً إلى يوم القيامة. {و} جعل تعالى {الشمسَ والقمرَ حُسْباناً}: بهما تُعرف الأزمنة والأوقات؛ فتنضبِطُ بذلك أوقات العبادات وآجال المعاملات، ويُعْرَفُ بها مدة ما مضى من الأوقات التي لولا وجودُ الشمس والقمر وتناوُبُهما واختلافُهما لما عَرَفَ ذلك عامة الناس واشتركوا في علمه، بل كان لا يعرفه إلا أفرادٌ من الناس بعد الاجتهاد، وبذلك يفوت من المصالح الضرورية ما يفوت. {ذلك}: التقدير المذكور، {تقديرُ العزيز العليم}: الذي من عزَّته انقادت له هذه المخلوقاتُ العظيمة فَجَرَتْ مذلَّلة مسخَّرة بأمره، بحيثُ لا تتعدَّى ما حدَّه الله لها ولا تتقدَّم عنه ولا تتأخَّر، العليم الذي أحاط علمُهُ بالظواهر والبواطن والأوائل والأواخر. ومن الأدلة العقلية على إحاطة علمِهِ تسخيرُ هذه المخلوقات العظيمة على تقديرٍ ونظام بديع تَحير العقول في حسنِهِ وكماله وموافقته للمصالح والحكم.
(96) Manakala Allah menyebutkan bahan penciptaan makan-an pokok, maka Dia juga menyebutkan nikmatNya dengan menye-diakan tempat tinggal, dan Dia menciptakan cahaya dan kegelapan yang dibutuhkan oleh para hamba dan manfaat serta maslahat yang diakibatkannya. Dia berfirman, ﴾ فَالِقُ ٱلۡإِصۡبَاحِ
﴿ "Dia menyingsingkan pagi," sebagaimana Dia menumbuhkan biji-bijian, maka Dia juga membelah kegelapan malam yang menyelimuti permukaan bumi dengan cahaya pagi yang melenyapkannya sedikit demi sedikit sampai kegelapan malam sirna seluruhnya dan berganti dengan cahaya yang menyebar. Dengan pergantian masa tersebut, manusia beraktifitas dalam maslahat dan kehidupan mereka, dan dalam kemanfaatan agama dan dunia mereka.
Ketika manusia membutuhkan ketenangan dan ketentram-an, serta istirahat yang tidak terjadi kecuali dengan adanya siang dan cahaya, maka ﴾ جَعَلَ
﴿ "Dia menjadikan" malam untuk istirahat. Manusia beristirahat di rumah-rumah dan tempat tidur mereka di malam hari, ternak ke kandangnya, burung ke sarangnya, maka masing-masing mengambil bagian istirahatnya. Kemudian Allah menggantikannya dengan cahaya, dan begitulah seterusnya sampai Hari Kiamat. ﴾ و َ
﴿ "Dan Allah" menjadikan ﴾ ٱلشَّمۡسَ وَٱلۡقَمَرَ حُسۡبَانٗاۚ
﴿ "matahari dan bulan untuk perhitungan." Dengan keduanya diketahui waktu dan masa. Dengan itu waktu-waktu ibadah dan muamalat dipatok dan diketahui. Dengannya diketahui waktu-waktu yang telah ber-lalu, yang mana kalau bukan karena matahari, rembulan, dan per-gantian keduanya silih berganti, niscaya orang-orang tidaklah mengetahuinya, akan tetapi yang mengetahuinya hanyalah bebe-rapa orang, itu pun setelah upaya yang keras yang karenanya ada beberapa kemaslahatan yang tidak tercapai.
﴾ ذَٰلِكَ تَقۡدِيرُ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡعَلِيمِ ﴿ "Itulah ketentuan Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui." Yang mana di antara keperkasaanNya adalah tunduknya makhluk yang besar ini, maka ia pun berjalan dengan tunduk dan patuh kepada perintahNya, yang mana ia tidak me-lampaui batasan yang diletakkan oleh Allah, tidak maju dan tidak mundur darinya. Dia Maha Mengetahui, di mana ilmuNya meliputi yang lahir, yang batin, yang pertama dan yang terakhir. Di antara dalil aqli atas keluasan ilmuNya adalah pengendalian makhluk-makhluk yang besar ini dengan tatanan dan aturan yang konkret yang mencengangkan akal dalam kebaikan, kesempurnaan, dan kesesuaiannya dengan kemaslahatan dan hikmah.
#
{97} {وهو الذي جعل لكم النُّجومَ لِتَهْتَدوا بها في ظلمات البرِّ والبحر}: حين تشتبه عليكم المسالك، ويتحيَّر في سيره السالك، فجعل الله النجوم هدايةً للخلق إلى السبيل التي يحتاجون إلى سلوكها لمصالحهم وتجاراتهم وأسفارهم، منها نجومٌ لا تزال تُرى ولا تسيرُ عن محلِّها، ومنها ما هو مستمرُّ السير يعرِفُ سيرَه أهلُ المعرفة بذلك، ويعرفون به الجهاتِ والأوقاتِ. ودلَّت هذه الآيةُ ونحوها على مشروعيَّة تعلُّم سير الكواكب ومحالِّها الذي يسمَّى علم التسيير؛ فإنه لا تتمُّ الهداية ولا تُمْكِنُ إلاَّ بذلك.
{قد فصَّلْنا الآياتِ}؛ أي: بيَّناها ووضَّحناها وميَّزنا كل جنس ونوع منها عن الآخر بحيث صارت آياتُ الله باديةً ظاهرة، {لقوم يعلمونَ}؛ أي: لأهل العلم والمعرفة؛ فإنَّهم الذين يوجَّه إليهم الخطاب، ويُطلب منهم الجواب؛ بخلاف أهل الجهل والجفاء المعرضين عن آيات الله وعن العلم الذي جاءت به الرسل؛ فإن البيان لا يفيدُهم شيئاً، والتفصيل لا يزيل عنهم ملتبساً، والإيضاح لا يكشف لهم مشكلاً.
(97) ﴾ وَهُوَ ٱلَّذِي جَعَلَ لَكُمُ ٱلنُّجُومَ لِتَهۡتَدُواْ بِهَا فِي ظُلُمَٰتِ ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِۗ
﴿ "Dan Dia-lah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan laut." Manakala jalan-jalan mem-bingungkanmu, peniti jalan tidak mengetahui jalan mana yang diambil, maka Allah menjadikan bintang-bintang sebagai petunjuk bagi manusia ke jalan yang harus mereka lalui kepada kepenting-an perniagaan dan perjalanan mereka. Di antaranya adalah bintang-bintang tertentu yang selalu terlihat dan tetap di tempat, ada pula yang selalu bergerak. Gerakannya diketahui oleh ahlinya, dan dengannya mereka mengetahui waktu dan arah. Ayat ini dan yang semisal dengannya menunjukkan anjuran mempelajari gerakan-gerakan dan orbit-orbitnya yang dinamakan dengan ilmu per-gerakan bintang karena fungsi bintang sebagai petunjuk tidak ter-capai kecuali dengan itu.
﴾ قَدۡ فَصَّلۡنَا ٱلۡأٓيَٰتِ
﴿ "Sungguh Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran Kami," maksudnya, Kami telah menjelaskan dan mene-rangkannya, dan Kami telah membedakan setiap jenis dan macam-nya dengan selainnya yang mana tanda-tanda kebesaran Allah menjadi nampak dan jelas, ﴾ لِقَوۡمٖ يَعۡلَمُونَ ﴿ "kepada orang-orang yang mengetahui," maksudnya, bagi ahli ilmu dan ahli pengetahuan alam, karena merekalah yang dituju oleh khithabullah
(titah Allah), dan jawabannya dituntut dari mereka. Hal ini berbeda dengan kaum jahil dan keras kepala yang berpaling dari tanda-tanda kebesaran Allah dan berpaling dari ilmu yang dibawa oleh para rasul, karena penjelasan tidak akan bermanfaat bagi mereka sama sekali, peme-rincian tidak akan menghilangkan kerancuan mereka, dan pene-rangan tidak akan membuka kesulitan mereka.
#
{98} {وهو الذي أنشأكم من نفس واحدة}: وهو آدمُ عليه السلام، أنشأ الله منه هذا العنصر الآدميَّ الذي قد ملأ الأرض، ولم يزل في زيادة ونموٍّ، الذي قد تفاوت في أخلاقه وخلقه وأوصافه تفاوتاً لا يمكن ضبطه، ولا يُدْرَكُ وصفُه، وجعل الله لهم مستقرًّا؛ أي: منتهى ينتهون إليه وغاية يُساقون إليها، وهي دار القرار التي لا مستقرَّ وراءها ولا نهايةَ فوقَها؛ فهذه الدار هي التي خلق الخلق لسكناها، وأوجدوا في الدنيا ليسعوا في أسبابها التي تنشأ عليها وتعمر بها، وأودعهم الله في أصلاب آبائهم وأرحام أمهاتهم، ثم في دار الدنيا، ثم في البرزخ؛ كلُّ ذلك على وجه الوديعة التي لا تستقرُّ ولا تثبت، بل ينتقل منها، حتى يوصل إلى الدار التي هي المستقر، وأما هذه الدار؛ فإنَّها مستودعٌ وممرٌّ. {قد فصَّلْنا الآيات لقوم يفقهون}: عن الله آياتِهِ، ويفهمون عنه حججَهُ وبيِّناتِهِ.
(98) ﴾ وَهُوَ ٱلَّذِيٓ أَنشَأَكُم مِّن نَّفۡسٖ وَٰحِدَةٖ
﴿ "Dan Dia-lah yang menciptakan kamu dari diri yang satu." Yaitu Adam, Allah menciptakan bangsa manusia yang memenuhi bumi adalah berasal darinya dan mereka terus bertambah dan berkembang dengan perangai, bentuk pencip-taan, dan karakter yang berbeda-beda, sehingga sulit untuk dipa-parkan dan dijelaskan. Allah menjadikan untuk mereka tempat kembali, yakni akhir hidup mereka dan tujuan di mana mereka nanti akan digiring ke sana yaitu alam akhirat yang tidak ada lagi alam sesudahnya dan tidak ada waktu akhir sesudahnya, sedang-kan alam ini di mana makhluk diciptakan untuk tinggal di dalam-nya, maka mereka diciptakan di dunia agar berusaha memperoleh sarana-sarananya, di mana dia tumbuh dan berkembang dengannya. Allah menitipkan mereka di tulang punggung (sulbi) bapak mereka dan rahim ibu mereka kemudian ke alam dunia dan akhirnya alam Barzakh. Semua itu hanyalah sementara, tidak menetap dan kekal, akan tetapi dia berpindah darinya, sehingga sampai ke alam yang menjadi tempat tinggal permanen. Adapun dunia ini, maka ia ha-nyalah tempat berlalu dan simpanan. ﴾ قَدۡ فَصَّلۡنَا ٱلۡأٓيَٰتِ لِقَوۡمٖ يَفۡقَهُونَ ﴿ "Sung-guh telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui" tentang ayat-ayatNya dan memahami hujjah-hujjah dan keterangan-keteranganNya.
{وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَأَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُتَرَاكِبًا وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَجَنَّاتٍ مِنْ أَعْنَابٍ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ انْظُرُوا إِلَى ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَيَنْعِهِ إِنَّ فِي ذَلِكُمْ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (99)}
"Dan Dia-lah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak, dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan
(Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Per-hatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan
(perhatikan pula) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman."
(Al-An'am: 99).
#
{99} وهذا من أعظم مننه العظيمة التي يضطرُّ إليها الخلق من الآدميين، وغيرهم، وهو أنه أنزل من السماء ماء متتابعاً وقت حاجة الناس إليه، فأنبت الله به كل شيء مما يأكل الناس والأنعام، فرتع الخلق بفضل الله وانبسطوا برزقِهِ وفرحوا بإحسانه وزال عنهم الجدب واليأس والقحط، ففرحتِ القلوبُ وأسفرتِ الوجوه وحصل للعباد من رحمة الرحمن الرحيم ما به يتمتَّعون وبه يرتعون، مما يوجِبُ لهم أن يبذُلوا جهدهم في شكر من أسدى النعم وعبادته والإنابة إليه والمحبة له.
ولما ذكر عموم ما ينبت بالماء من أنواع الأشجار والنبات؛ ذَكَرَ الزرع والنخل لكثرة نفعهما وكونهما قوتاً لأكثر الناس، فقال: {فأخرجنا منه خَضِراً نخرِجُ منه}؛ أي: من ذلك النبات الخضر {حبًّا متراكباً}: بعضُه فوق بعض من بُرٍّ وشعير وذرة وأرز وغير ذلك من أصناف الزروع، وفي وصفه بأنه متراكبٌ إشارة إلى أنَّ حبوبه متعددة، وجميعها تستمدُّ من مادةٍ واحدةٍ، وهي لا تختلط، بل هي متفرِّقة الحبوب مجتمعة الأصول، وإشارة أيضاً إلى كثرتها وشمول ريعها وغلتها؛ ليبقى أصل البذر، ويبقى بقية كثيرةٌ للأكل والادِّخار. {ومن النخل}: أخرج اللهُ {من طَلْعِها}: وهو الكُفُرَّى والوعاء قبل ظهور القنو منه، فيخرج من ذلك الوعاء {قِنْوانٌ دانيةٌ}؛ أي: قريبة سهلة التناول متدلية على من أرادها؛ بحيث لا يعسُرُ التناول من النخل، وإن طالت؛ فإنه يوجد فيها كَرَبٌ ومراقي يَسْهُلُ صعودها. {و}: أخرج تعالى بالماء {جناتٍ من أعناب والزيتون والرمان}: فهذه من الأشجار الكثيرة النفع العظيمة الوقع؛ فلذلك خصَّصها الله بالذِّكر بعد أن عمَّ جميع الأشجار والنوابت. وقوله: {مشتبهاً وغير متشابهٍ}: يحتملُ أن يرجعَ إلى الرُّمَّانِ والزيتون؛ أي: مشتبهاً في شجره وورقه غير متشابه في ثمره، ويحتمل أن يرجع ذلك إلى سائر الأشجار والفواكه، وأن بعضها مشتبه؛ يشبه بعضه بعضاً، ويتقارب في بعض أوصافه، وبعضها لا مشابهة بينه وبين غيره، والكل ينتفع به العباد ويتفكَّهون، ويقتاتون ويعتبرون، ولهذا أمر تعالى بالاعتبار به، فقال: {انظروا}: نظر فكرٍ واعتبار {إلى ثمره}؛ أي: الأشجار كلها، خصوصاً النخل، {إذا أثْمَرَ وينعِهِ}؛ أي: انظروا إليه وقت إطلاعه ووقت نضجه وإيناعه؛ فإن في ذلك عبراً وآياتٍ يُستدلُّ بها على رحمة الله وسَعَة إحسانِهِ وجودِهِ وكمال اقتداره وعنايته بعباده، ولكن ليس كل أحدٍ يَعْتَبِرُ ويتفكَّر، وليس كلُّ من تفكَّر؛ أدرك المعنى المقصود، ولهذا قَيَّدَ تعالى الانتفاع بالآيات بالمؤمنين، فقال: {إنَّ في ذلكم لآياتٍ لقوم يؤمنونَ}: فإن المؤمنين يحمِلُهم ما معهم من الإيمان على العمل بمقتضياته ولوازمه التي منها التفكر في آيات الله والاستنتاج منها ما يراد منها وما تدلُّ عليه عقلاً وفطرةً وشرعاً.
(99) Ini adalah salah satu nikmatNya yang besar yang di-perlukan oleh manusia dan lain-lainnya yaitu bahwa Allah menu-runkan air dari langit yang datang silih berganti di saat orang-orang memerlukannya. Lalu Allah menumbuhkan segala sesuatu yang dimakan oleh manusia dan binatang, maka makhluk menikmati karunia Allah, hidup lapang dengan rizkiNya, dan bersuka cita dengan kebaikanNya. Kekeringan, kekurangan dan paceklik lenyap dari mereka. Hati berbunga-bunga, wajah berseri-seri, para hamba meraih rahmat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang berupa sesuatu yang dengannya mereka merasakan nikmat dan suka cita. Hal itu mengharuskan mereka mengeluarkan upaya untuk mensyukuri Dzat yang telah melimpahkan nikmat-nikmat, dengan menyembahNya, kembali kepadaNya, dan mencintaiNya.
Manakala Dia menyebutkan bermacam pohon dan tumbuhan yang ditumbuhkan oleh air, Dia menyebutkan tanaman pangan dan pohon kurma karena manfaatnya yang banyak, dan dia sebagai makanan pokok bagi manusia. Dia berfirman, ﴾ فَأَخۡرَجۡنَا مِنۡهُ خَضِرٗا نُّخۡرِجُ مِنۡهُ
﴿ "Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang meng-hijau, Kami keluarkan darinya," maksudnya, dari tanaman yang hijau itu, ﴾ حَبّٗا مُّتَرَاكِبٗا
﴿ "butir yang banyak," sebagian di atas sebagian yang lain, berupa gandum, jewawut, jagung, padi, dan tanaman-tanaman pangan lainnya. Dan dari penjelasan ini menunjukkan bahwa butir-nya bermacam-macam. Semuanya berasal dari bahan yang satu yang tidak tercampur aduk. Bahkan ia berupa butir-butir yang terpisah-pisah dari asal yang satu, dan ia juga menunjukkan ke-pada banyaknya dan keluasan hasil dan produknya, agar asal bijinya tetap ada sementara sisanya dalam jumlah yang besar dimakan dan disimpan.
﴾ وَمِنَ ٱلنَّخۡلِ
﴿ "Dan dari pohon kurma," Allah mengeluarkan ﴾ مِن طَلۡعِهَا
﴿ "dari mayangnya," yaitu janjang dan manggar sebelum tangkai-tangkai yang menjulai itu muncul, maka dari janjang tersebut ﴾ قِنۡوَانٞ دَانِيَةٞ
﴿ "terurai tangkai-tangkai yang menjulai," Maksudnya, tangkai yang dekat, mudah diambil, merunduk kepada orang yang ingin memetiknya tanpa kesulitan. Walaupun ia panjang, namun pada-nya terdapat pelepah dan tatakan yang memudahkan untuk me-manjatnya. ﴾ و َ
﴿ "Dan," dengan air itu Allah m e n g e l u a r k a n ﴾ وَجَنَّٰتٖ مِّنۡ أَعۡنَابٖ وَٱلزَّيۡتُونَ وَٱلرُّمَّانَ
﴿ "kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima." Ini termasuk pohon yang banyak dan besar manfaat dan kegunaannya. Oleh karena itu, Allah menyebutkan secara khusus setelah menyebutkan pohon dan tumbuhan secara umum.
FirmanNya, ﴾ مُشۡتَبِهٗا وَغَيۡرَ مُتَشَٰبِهٍۗ
﴿ "Yang serupa dan yang tidak seru-pa." Ada kemungkinan ia kembali kepada delima dan zaitun, yakni serupa pohon dan daunnya namun tidak serupa buahnya. Ada ke-mungkinan lain, ia kembali kepada semua pohon dan buah-buahan. Sebagian darinya mirip dengan sebagian yang lain dan ciri-cirinya tidak jauh berbeda, dan sebagian yang lain benar-benar berbeda. Dari semuanya itu manusia mengambil manfaat, menikmati buah-buahan dan menjadikannya sebagai bahan makanan dan mereka juga bisa mengambil pelajaran.
Oleh karena itu, Allah memerintahkan agar mengambil pela-jaran darinya. Dia berfirman, ﴾ ٱنظُرُوٓاْ
﴿ "Perhatikanlah," dengan pere-nungan demi mendapatkan pelajaran ﴾ إِلَىٰ ثَمَرِهِۦٓ
﴿ "buahnya," buah seluruh pohon, khususnya kurma, ﴾ إِذَآ أَثۡمَرَ وَيَنۡعِهِۦٓۚ
﴿ "di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pula) kematangannya." Maksudnya, perhati-kanlah waktu ia muncul dan waktu ia matang dan ranum. Karena hal itu mengandung pelajaran-pelajaran dan tanda-tanda kebesaran Allah sebagai bukti rahmatNya, keluasan karunia dan kemurahan-Nya, serta kesempurnaan kodrat, dan perhatianNya kepada hamba-hambaNya. Akan tetapi tidak semua orang mau memperhatikan dan mengambil pelajaran, dan tidak semua yang merenungkan pasti mengetahui rahasia yang dimaksud. Oleh karena itu, Allah membatasi pengambilan manfaat dari tanda-tanda kebesaran Allah pada orang-orang Mukmin.
Dia berfirman, ﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكُمۡ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يُؤۡمِنُونَ ﴿ "Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman." Karena orang-orang Mukmin terdorong oleh iman mereka untuk beramal sesuai dengan tuntutan dan kelazimannya yang mana salah satunya adalah tafakkur terhadap ayat-ayat Allah, meng-ambil hasil dari maksud dan targetnya dari segi akal, fitrah, dan syariat.
{وَجَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ الْجِنَّ وَخَلَقَهُمْ وَخَرَقُوا لَهُ بَنِينَ وَبَنَاتٍ بِغَيْرِ عِلْمٍ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يَصِفُونَ (100) بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَنَّى يَكُونُ لَهُ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُنْ لَهُ صَاحِبَةٌ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (101) ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ (102) لَا تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ (103) قَدْ جَاءَكُمْ بَصَائِرُ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ أَبْصَرَ فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ عَمِيَ فَعَلَيْهَا وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِحَفِيظٍ (104)}.
"Dan mereka
(orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka bohong
(dengan mengatakan), 'Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan,' tanpa
(berdasar) ilmu pengetahuan. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan. Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu, dan Dia mengetahui segala sesuatu.
(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah, Tuhan kamu, tidak ada tuhan
(yang berhak disembah) kecuali Dia, Pen-cipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia, dan Dia adalah Peme-lihara segala sesuatu, Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu, dan Dia-lah Yang Mahahalus lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang, maka barangsiapa melihat
(kebenaran itu), maka
(manfaatnya) bagi dirinya sendiri, dan barangsiapa buta
(tidak melihat kebenaran itu), maka kemu-daratannya kembali kepadanya. Dan aku
(Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara
(mu)."
(Al-An'am: 100-104).
#
{100} يخبر تعالى أنه مع إحسانه لعباده وتعرفه إليهم بآياته البينات وحججه الواضحات؛ أن المشركين به من قريش وغيرهم جعلوا له شركاء يدعونهم ويعبُدونهم من الجنِّ والملائكة، الذين هم خَلْقٌ مِن خَلْق الله، ليس فيهم من خصائص الربوبيَّة والألوهيَّة شيء، فجعلوها شركاء لمن له الخلقُ والأمرُ، وهو المنعم بسائر أصناف النعم، الدافع لجميع النقم، وكذلك خَرَقَ المشركون؛ أي: ائتفكوا وافتروا من تلقاء أنفسهم لله بنينَ وبناتٍ بغير علم منهم، ومن أظلم ممن قال على الله بلا علم، وافترى عليه أشنعَ النَّقص الذي يجب تنزيهُ الله عنه، ولهذا نزَّه نفسه عما افتراه عليه المشركون، فقال: {سبحانَه وتعالى عمَّا يَصِفونَ}؛ فإنه تعالى الموصوف بكل كمالٍ، المنزَّه عن كل نقصٍ وآفةٍ وعَيْبٍ.
(100) Allah memberitakan -walaupun Dia telah memberi-kan kebaikan kepada hamba-hambaNya, menjelaskan kepada mereka dengan ayat-ayat yang jelas dan hujjah yang nyata- bahwa orang-orang musyrik dari kalangan Quraisy dan lain-lain mengangkat tandingan untukNya. Mereka berdoa dan beribadah kepada makh-luk dari kalangan jin dan malaikat, di mana mereka adalah makhluk Allah yang tidak sedikit pun memiliki keistimewaan rububiyah dan uluhiyah. Mereka menjadikannya sebagai tandingan bagi pemilik hak penciptaan dan pemberi perintah, pemberi seluruh nikmat yang bermacam-macam, dan penolak seluruh kesulitan.
Begitulah orang-orang musyrik membuat kebohongan dan kedustaan dari diri mereka bahwa Allah mempunyai anak-anak laki-laki dan perempuan tanpa dasar ilmu sama sekali. Siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang berkata atas Nama Allah tanpa ilmu, dan berdusta atasNya dengan menisbatkan kekurang-an paling buruk di mana Allah wajib disucikan darinya? Oleh karena itu, Allah menyucikan DiriNya dari kedustaan orang-orang musyrik. Dia berfirman, ﴾ سُبۡحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يَصِفُونَ ﴿ "Mahasuci Allah dan Maha-tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan." Karena Dia adalah Allah, Dzat yang memiliki seluruh sifat kesempurnaan yang disucikan dari segala aib, cacat, dan kekurangan.
#
{101} {بديع السموات والأرض}؛ أي: خالقهما ومتقن صنعتهما على غير مثال سبق بأحسن خلق ونظام وبهاء لا تقترحُ عقول أولي الألباب مثله، وليس له في خلقهما مشارك. {أنَّى يكونُ له ولدٌ ولم تكن له صاحبةٌ}؛ أي: كيف يكون لله الولد وهو الإله السيد الصمد الذي لا صاحبةَ له؛ أي: لا زوجة، وهو الغني عن مخلوقاته، وكلها فقيرةٌ إليه مضطرةٌ في جميع أحوالها إليه، والولد لا بدَّ أن يكون من جنس والده، والله خالق كل شيء، وليس شيءٌ من المخلوقات مشابهاً لله بوجه من الوجوه. ولما ذكر عمومَ خَلْقِهِ للأشياء؛ ذكر إحاطة علمه بها، فقال: {وهو بكلِّ شيءٍ عليمٌ}، وفي ذكر العلم بعد الخلق إشارة إلى الدليل العقلي إلى ثبوت علمه، وهو هذه المخلوقات وما اشتملت عليه من النظام التامِّ والخلق الباهر؛ فإنَّ في ذلك دلالة على سَعَة علم الخالق وكمال حكمته؛ كما قال تعالى: {ألا يعلمُ مَنْ خَلَقَ وهو اللطيف الخبير}، وكما قال تعالى: {وهو الخلاَّقُ العليم}.
(101) ﴾ بَدِيعُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ
﴿ "Dia Pencipta langit dan bumi." Mak-sudnya, pencipta keduanya dengan sangat baik dan kokoh dengan penciptaan terbaik, pengaturan dan kemegahan tanpa contoh sebelumnya, di mana akal orang-orang yang berakal tidak dapat mengusulkan sepertinya. Dan Dia tidak mempunyai rekan dalam menciptakan keduanya.
﴾ أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُۥ وَلَدٞ وَلَمۡ تَكُن لَّهُۥ صَٰحِبَةٞۖ
﴿ "Bagaimana Dia mempunyai anak pada-hal Dia tidak mempunyai istri." Maksudnya, bagaimana Allah mem-punyai anak sementara Dia adalah Tuhan, pemilik dan tempat bergantung (bagi seluruh makhluk) dan yang tidak beristri? Dia Mahakaya dari makhluk-makhlukNya, sementara makhluk-makhlukNya memerlukan dan membutuhkanNya, dan anak harus berasal dari jenis orang tuanya, sedangkan Allah adalah pencipta segala sesuatu dan tiada satu pun makhluk yang menyerupai Allah dari segi mana pun.
Manakala Dia menyebutkan penciptaanNya yang menyeluruh terhadap seluruh makhluk, Dia menyebutkan keluasan ilmuNya terhadap makhlukNya. Dia berfirman, ﴾ وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ
﴿ "Dia menge-tahui segala sesuatu." Dalam penyebutan ilmu setelah penciptaan mengandung isyarat kepada dalil aqli tentang ketetapan ilmuNya, yaitu makhluk-makhluk ini dengan keserasiannya yang sempurna dan penciptaan yang mengagumkan. Hal itu benar-benar mengan-dung bukti atas keluasan ilmu sang pencipta dan kesempurnaan hikmahNya sebagaimana Allah berfirman,
﴾ أَلَا يَعۡلَمُ مَنۡ خَلَقَ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلۡخَبِيرُ 14
﴿
"Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Mahahalus lagi Maha Mengetahui." (Al-Mulk: 14).
Dan sebagaimana Allah berfirman,
﴾ وَهُوَ ٱلۡخَلَّٰقُ ٱلۡعَلِيمُ 81 ﴿
"Dan Dia-lah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui."
(Yasin: 81).
#
{102} ذلكم الذي خلق ما خلق وقدَّر ما قدَّر؛ {اللهُ ربُّكم}؛ أي: المألوهُ المعبودُ الذي يستحقُّ نهاية الذُّلِّ ونهاية الحبِّ، الربُّ الذي ربَّى جميع الخلق بالنعم، وصرف عنهم صنوف النقم، خالق كل شيءٍ لا إله إلا هو {فاعبدوه}؛ أي: إذا استقرَّ وثبت أنه الله الذي لا إله إلاَّ هو؛ فاصرِفوا له جميع أنواع العبادة، وأخلصوها لله، واقصدوا بها وجهه؛ فإنَّ هذا هو المقصود من الخلق الذي خُلِقوا لأجله، {وما خَلَقْتُ الجنَّ والإنسَ إلا لِيَعبُدُونِ}. {وهو على كل شيء وكيل}، أي: جميع الأشياء تحت وكالة الله وتدبيره خلقاً وتدبيراً وتصريفاً. ومن المعلوم أن الأمر المتصرَّف فيه يكون استقامته وتمامه وكمال انتظامه بحسب حال الوكيل عليه، ووكالته تعالى على الأشياء ليست من جنس وكالة الخلق؛ فإن وكالتهم وكالة نيابة، والوكيل فيها تابع لموكله، وأما الباري تبارك وتعالى؛ فوكالته من نفسه لنفسه، متضمنة لكمال العلم وحسن التدبير والإحسان فيه والعدل، فلا يمكن أحداً أن يستدرك على الله، ولا يرى في خلقه خللاً ولا فطوراً، ولا في تدبيره نقصاً وعيباً، ومن وكالته أنه تعالى توكَّل ببيان دينه وحفظه عن المزيلات والمغيِّرات، وأنه تولَّى حفظ المؤمنين وعصمتهم عما يزيل إيمانهم ودينهم.
(102) Dzat yang menciptakan apa yang diciptakan dan menentukan apa yang ditentukan, ﴾ ٱللَّهُ رَبُّكُمۡۖ
﴿ "Dia-lah Allah, Tuhan-mu," maksudnya, Dzat yang dipertuhankan dan disembah, yang berhak mendapatkan ketundukan dan kecintaan sempurna. Tuhan yang mengurusi seluruh makhluk dengan melimpahkan nikmat-nikmatNya dan menolak seluruh kesulitan dari mereka. Dia adalah Pencipta segala sesuatu yang tidak ada tuhan yang berhak disem-bah kecuali Dia. ﴾ فَٱعۡبُدُوهُۚ
﴿ "Maka sembahlah Dia." Maksudnya, jika telah terbukti dengan meyakinkan bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, maka berikan kepadaNya seluruh bentuk ibadah, ikhlaskanlah ia untukNya, dan maksudkanlah untuk wajah-Nya, karena inilah maksud dari penciptaan manusia,
﴾ وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ 56
﴿
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu." (Adz-Dzariyat: 56).
﴾ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ وَكِيلٞ ﴿ "Dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu." Maksudnya, segala sesuatu berada di bawah pemeliharaan dan pengawasan Allah, baik dari segi penciptaan, penataan, dan peng-aturan. Sudah diketahui bahwa perkara yang diatur, kesempurnaan-nya, kelengkapan dan keserasiannya tergantung kepada keadaan pemeliharanya, dan pemeliharaan Allah terhadap segala sesuatu tidak seperti pemeliharaan makhluk, karena pemeliharaan makh-luk adalah pemeliharaan yang bersifat penggantian, dan pelaksana hanya menginduk kepada pemberi hak pemeliharaan tersebut. Lain halnya dengan Allah Yang Maha Pencipta, pemeliharaanNya ada-lah berasal dari DiriNya sendiri untuk DiriNya, yang mencakup kesempurnaan ilmu, kebaikan pengurusan dan adil. Maka tidak seorang pun yang mungkin bisa mengkritik Allah dan tidak mung-kin melihat ada kekurangan tidak juga kelemahan pada makhluk ciptaanNya dan tidak pula ketimpangan dan cacat pada pengatur-anNya. Di antara pemeliharaan Allah adalah bahwa Dia menjelas-kan agamaNya dan menjaganya dari perkara-perkara yang bisa menghapus dan merubahnya, dan bahwa Dia-lah yang menjaga orang-orang Mukmin dan memelihara mereka dari perkara-perkara yang merusak iman dan akidahnya.
#
{103} {لا تدركه الأبصار}: لعظمته وجلالِهِ وكماله، أي: لا تحيط به الأبصار وإن كانت تراه وتفرح بالنظر إلى وجهه الكريم، فنَفْيُ الإدراك لا يَنْفي الرؤية، بل يثبتها بالمفهوم؛ فإنه إذا نفى الإدراك الذي هو أخص أوصاف الرؤية؛ دلَّ على أن الرؤية ثابتة؛ فإنه لو أراد نفي الرؤية؛ لقال: لا تراه الأبصارُ ... ونحو ذلك، فعلم أنه ليس في الآية حجة لمذهب المعطلة الذين ينفون رؤية ربِّهم في الآخرة، بل فيها ما يدل على نقيض قولهم. {وهو يدرِكُ الأبصار}؛ أي: هو الذي أحاط علمُهُ بالظواهر والبواطن، وسمعُهُ بجميع الأصوات الظاهرة والخفية، وبصرُهُ بجميع المبصرات صغارها وكبارها، ولهذا قال: {وهو اللطيف الخبير}؛ أي: الذي لَطُفَ علمه وخبرته ودقَّ حتى أدرك السرائر والخفايا والخبايا والبواطن، ومن لطفه أنه يسوقُ عبدَه إلى مصالح دينه، ويوصلها إليه بالطرق التي لا يشعر بها العبد ولا يسعى فيها، ويوصله إلى السعادة الأبدية والفلاح السرمديِّ من حيث لا يحتسب، حتى إنه يقدِّرُ عليه الأمورَ التي يكرهها العبدُ ويتألَّمُ منها ويدعو اللهَ أن يزيلَها؛ لعلمه أن دينَهُ أصلح؛ وأن كمالَه متوقِّفٌ عليها؛ فسبحان اللطيفِ لما يشاء الرحيم بالمؤمنين.
(103) ﴾ لَّا تُدۡرِكُهُ ٱلۡأَبۡصَٰرُ
﴿ "Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata," karena kebesaran, keagungan dan kesempurnaanNya, mak-sudnya, mata penglihatan tidak bisa mengetahuiNya dari segala segi walaupun mata bisa melihatNya dan bergembira dengan melihat kepada wajahNya yang mulia. Penafian terhadap penge-tahuan tidak berarti menafikan penglihatan, justru ia menetapkan-nya dengan cara pemahaman (mafhum), karena ketika ayat tersebut menafikan "pengetahuan" (idrak) yang mana ia merupakan sifat "penglihatan" (ru'yah) yang paling khusus, maka hal itu menunjuk-kan bahwa "penglihatan" adalah tetap (tsabit) dan tidak dinafikan.
Seandainya ayat ini hendak menafikan "penglihatan" niscaya ia akan mengatakan, "Tidak dilihat oleh mata," atau ucapan lain yang sejenis. Dari sini diketahui bahwa dalam ayat ini tidak terdapat dalil yang mendukung pendapat para pengingkar sifat Allah yang meniadakan kemungkinan melihat Allah di Akhirat. Justru ayat ini mengandung bantahan terhadap pendapat tersebut.
﴾ وَهُوَ يُدۡرِكُ ٱلۡأَبۡصَٰرَۖ
﴿ "Sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu." Maksudnya, Dia-lah yang ilmuNya meliputi lahir dan batin. Pen-dengaranNya meliputi seluruh suara yang samar dan yang jelas, dan penglihatanNya meliputi segala yang terlihat, baik kecil mau-pun yang besar.
Oleh karenanya, Dia berfirman, ﴾ وَهُوَ ٱللَّطِيفُ ٱلۡخَبِيرُ ﴿ "Dan Dia-lah Yang Mahahalus lagi Maha Mengetahui." Maksudnya, ilmu dan penge-tahuanNya cermat dan teliti sehingga Dia mengetahui sesuatu yang rahasia, yang samar, yang tersembunyi dan yang tersimpan. Dan di antara kelembutan Allah adalah bahwa Dia membimbing hamba-Nya kepada kemaslahatan agamanya, mengantarkannya kepadanya dengan cara di mana hamba itu tidak merasa dan tidak berusaha padanya.
Dia mengantarkannya pada kebahagiaan abadi dan keberun-tungan yang kekal dari arah yang tidak diduga, bahkan Dia mentak-dirkan perkara-perkara yang tidak disukai dan dirasa sakit oleh hamba sehingga dia memohon kepadaNya agar menyembuhkan-nya. Hal tersebut karena Dia mengetahui bahwa agamaNya lebih baik dan bahwa kesempurnaan agamaNya bergantung kepada ujian tersebut. Mahasuci Allah Yang Mahalembut kepada apa yang Dia Kehendaki, Maha Penyayang kepada orang-orang Mukmin.
#
{104} {قد جاءكم بصائرُ من ربِّكم فمن أبصر فلنفسِهِ ومن عَمِيَ فعليها وما أنا عليكم بحفيظٍ}: لما بيَّن تعالى من الآيات البينات والأدلة الواضحات الدالة على الحقِّ في جميع المطالب والمقاصد؛ نبَّه العباد عليها، وأخبر أن هدايتهم وضدها لأنفسهم، فقال: {قد جاءَكُم بصائِرُ من ربِّكُم}؛ أي: آيات تبيِّن الحقَّ وتجعله للقلب بمنزلة الشمس للأبصار؛ لما اشتملت عليه من فصاحة اللفظ وبيانه ووضوحه ومطابقته للمعاني الجليلة والحقائق الجميلة؛ لأنَّها صادرةٌ من الربِّ الذي ربَّى خلقه بصنوف نعمه الظاهرة والباطنة، التي من أفضلها وأجلها تبيين الآيات وتوضيح المشكلات. {فمن أبصر}: بتلك الآياتِ مواقعَ العبرة وعمل بمقتضاها {فلنفسه}: فإنَّ الله هو الغنيُّ الحميد، ومن عَمِيَ بأن بُصِّرَ فلم يَتَبَصَّر، وزُجِرَ فلم ينزجِرْ، وبُيِّن له الحقُّ فما انقاد له ولا تواضع؛ فإنما عماه مضرَّتُه عليه. {وما أنا}: أيها الرسول، {عليكم بحفيظٍ}: أحفظ أعمالَكم وأراقِبُها على الدوام، إنما عليَّ البلاغُ المبين، وقد أدَّيته وبلَّغت ما أنزل الله إليَّ؛ فهذه وظيفتي، وما عدا ذلك فلست موظفاً فيه.
(104) ﴾ قَدۡ جَآءَكُم بَصَآئِرُ مِن رَّبِّكُمۡۖ فَمَنۡ أَبۡصَرَ فَلِنَفۡسِهِۦۖ وَمَنۡ عَمِيَ فَعَلَيۡهَاۚ وَمَآ أَنَا۠ عَلَيۡكُم بِحَفِيظٖ
﴿ "Sungguh bukti-bukti yang terang telah datang dari Rabbmu, maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri, dan barangsiapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemu-daratannya kembali kepadanya. Dan aku (maksudnya Muhammad) sekali-kali bukanlah pemeliharamu." Manakala Allah menjelaskan ayat-ayat yang jelas dan bukti-bukti yang nyata yang menunjukkan kepada kebenaran dalam seluruh tuntutan dan tujuan, maka Dia mengingat-kan hamba-hambaNya terhadapnya dan Dia menyatakan bahwa petunjuk dan kesesatan mereka adalah untuk mereka sendiri. Dia berfirman, ﴾ قَدۡ جَآءَكُم بَصَآئِرُ مِن رَّبِّكُمۡۖ
﴿ "Sungguh telah datang dari Tuhanmu bukti-bukti yang terang." Maksudnya, ayat-ayat yang menjelaskan kebenaran dan menjadikannya di dalam hati seperti matahari bagi mata karena sesuatu yang dikandungnya, berupa kefasihan dan kegamblangan ditambah dengan kesesuaiannya dengan makna-makna yang mulia dan hakikat-hakikat yang indah karena ia datang dari Tuhan yang mengatur makhluk dengan seluruh nikmatNya, lahir dan batin di mana yang paling utama dan paling berharga adalah penjelasan ayat-ayat dan keterangan tentang persoalan-persoalan yang dibutuhkan.
﴾ فَمَنۡ أَبۡصَرَ
﴿ "Maka barangsiapa melihat (kebenaran itu)," maksud-nya dengan ayat-ayat itu tempat-tempat pelajaran dan beramal dengan sesuatu yang ditunjukkannya, ﴾ فَلِنَفۡسِهِۦۖ
﴿ "maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri." Karena Allah adalah Dzat Yang Mahakaya lagi Maha Terpuji. Dan barangsiapa buta, dia ditunjukkan, akan tetapi ia tidak membuka matanya, diperingatkan tetapi tidak mengindah-kan, dijelaskan kebenaran kepadanya akan tetapi dia menolak tun-duk dan mengikutinya, maka mudarat kebutaan itu menimpa dirinya sendiri. Katakanlah wahai Rasul, ﴾ وَمَآ أَنَا۠
﴿ "Dan aku bukanlah," yakni, Rasulullah ﷺ ﴾ عَلَيۡكُم بِحَفِيظٖ ﴿ "pemelihara
(mu)." Maksudnya, memelihara dan mengawasi amalmu secara terus menerus. Akan tetapi tugasku hanyalah menyampaikan dengan jelas, dan aku telah melaksanakannya dan menyampaikan apa yang Allah turunkan kepadaku. Inilah tugasku dan selain itu bukanlah urusanku.
{[وَكَذَلِكَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ وَلِيَقُولُوا دَرَسْتَ وَلِنُبَيِّنَهُ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (105) اتَّبِعْ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ (106) وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا أَشْرَكُوا وَمَا جَعَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا وَمَا أَنْتَ عَلَيْهِمْ بِوَكِيلٍ (107)] وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ كَذَلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ مَرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (108)}.
"Demikianlah Kami mengulang-ulangi ayat-ayat Kami supa-ya
(orang-orang yang beriman mendapat petunjuk) dan yang meng-akibatkan orang-orang musyrik berkata, 'Kamu telah mempelajari ayat-ayat itu
(dari Ahli Kitab),' dan supaya Kami menjelaskan al-Qur`an itu kepada orang-orang yang mengetahui. Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu, tidak ada tuhan
(yang berhak disembah) kecuali Dia, dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya mereka tidak mempersekutukan
(Nya). Dan Kami tidak menjadikan kamu pemelihara bagi mereka, dan kamu sekali-kali bukanlah pemeli-hara bagi mereka.
[63] Dan janganlah kamu memaki sesembahan-sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik peker-jaan mereka. Kemudian mereka kembali kepada Tuhan mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan."
(Al-An'am: 105-108).
#
{108} ينهى الله المؤمنين عن أمر كان جائزاً بل مشروعاً في الأصل، وهو سبُّ آلهة المشركين التي اتُّخذت أوثاناً وآلهة مع الله، التي يُتَقَرَّب إلى الله بإهانتها وسبها، ولكن لمَّا كان هذا السبُّ طريقاً إلى سبِّ المشركين لربِّ العالمين، الذي يجب تنزيه جنابه العظيم عن كل عيبٍ وآفةٍ وسبٍّ وقدح؛ نهى الله عن سبِّ آلهة المشركين؛ لأنهم يحمون لدينهم ويتعصَّبون له؛ لأن كلَّ أمة زين الله لهم عملهم فرأوه حسناً وذبوا عنه ودافعوا بكل طريق، حتى إنهم يسبُّون الله ربَّ العالمين الذي رسخت عظمتُهُ في قلوب الأبرار والفجار إذا سبَّ المسلمون آلهتهم، ولكن الخلقَ كلَّهم مرجعُهم ومآلُهم إلى الله يوم القيامة، يعرَضون عليه وتعرَضُ أعمالهم، فينبِّئهم بما كانوا يعملون من خيرٍ وشرٍّ.
وفي هذه الآية الكريمة دليلٌ للقاعدة الشرعيَّة، وهو أن الوسائل تُعتبر بالأمور التي توصِلُ إليها، وأن وسائل المحرم ـ ولو كانت جائزة ـ تكون محرمةً إذا كانت تفضي إلى الشرِّ.
(108) Allah melarang orang-orang Mukmin dari satu per-kara yang pada dasarnya dibolehkan bahkan dianjurkan, yaitu mencela tuhan-tuhan milik orang-orang musyrik yang disembah dan dipertuhankan bersama Allah, di mana menghinanya dan men-celanya mendekatkan kepada Allah. Akan tetapi karena celaan terhadap tuhan mereka merupakan jalan bagi mereka untuk men-cela Allah, Rabbul alamin, yang mana Dia harus disucikan dari se-gala aib, cacat, celaan, dan hinaan, maka Allah melarang mencela tuhan-tuhan kaum musyrikin, karena mereka membela dan fanatik kepada agamanya. Karena Allah menghiasi amal setiap umat, maka mereka memandangnya baik, membelanya, dan memperjuangkan-nya dengan berbagai cara bahkan mereka mencela Allah, -Rabbul alamin di mana keagunganNya telah terpatri di hati orang-orang baik dan durhaka- apabila kaum Muslimin mencelanya. Akan te-tapi tempat kembali semua manusia pada Hari Kiamat adalah kepada Allah. Mereka akan menghadap kepadaNya, amal-amal mereka akan disodorkan lalu Dia akan menjelaskan kepada mereka kebaikan dan keburukan apa yang mereka lakukan.
Ayat yang mulia ini adalah dalil bagi kaidah syar'i yaitu bahwa sarana ditimbang dengan tujuannya, sarana kepada yang haram -walaupun pada dasarnya dibolehkan- adalah haram jika ia menye-ret kepada keburukan.
{ وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَئِنْ جَاءَتْهُمْ آيَةٌ لَيُؤْمِنُنَّ بِهَا قُلْ إِنَّمَا الْآيَاتُ عِنْدَ اللَّهِ وَمَا يُشْعِرُكُمْ أَنَّهَا إِذَا جَاءَتْ لَا يُؤْمِنُونَ (109) وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ (110) وَلَوْ أَنَّنَا نَزَّلْنَا إِلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةَ وَكَلَّمَهُمُ الْمَوْتَى وَحَشَرْنَا عَلَيْهِمْ كُلَّ شَيْءٍ قُبُلًا مَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُونَ (111)}.
"Mereka bersumpah dengan Nama Allah dengan segala kesung-guhan, bahwa sungguh jika datang kepada mereka sesuatu mukjizat, pastilah mereka beriman kepadaNya. Katakanlah, 'Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu hanya berada di sisi Allah.' Dan apakah yang memberitahukan kepadamu bahwa apabila mukjizat datang mereka tidak akan beriman? Dan
(begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka sebagaimana mereka belum pernah beriman kepadanya
(al-Qur`an) pada permulaannya dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat."
(Al-An'am: 109-110).
"Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan
(pula) segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya me-reka tidak
(juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui."
(Al-An'am: 111).
#
{109} أي: وأقسم المشركون المكذِّبون للرسول محمد - صلى الله عليه وسلم - {بالله جَهْدَ أيمانِهِم}؛ أي: قسماً اجتهدوا فيه وأكَّدوه، {لئن جاءتْهم آيةٌ}: تدلُّ على صدق محمد - صلى الله عليه وسلم -، {ليؤمنُنَّ بها}: وهذا الكلام الذي صدر منهم لم يكن قصدُهم فيه الرشاد، وإنما قصدُهم دفع الاعتراض عليهم وردُّ ما جاء به الرسول قطعاً؛ فإنَّ الله أيَّد رسوله - صلى الله عليه وسلم - بالآيات البينات والأدلة الواضحات التي عند الالتفات لها لا تَبْقَى أدنى شُبهة ولا إشكال في صحَّة ما جاء به؛ فطلبهم بعد ذلك للآيات من باب التعنُّت الذي لا يلزم إجابته، بل قد يكون المنع من إجابتهم أصلح لهم؛ فإنَّ الله جرت سنَّتُهُ في عباده أن المقترحين للآيات على رسلهم إذا جاءتهم فلم يؤمنوا بها أنه يعاجلهم بالعقوبة، ولهذا قال: {قل إنَّما الآياتُ عند الله}؛ أي: هو الذي يرسلها إذا شاء، ويمنعها إذا شاء، ليس لي من الأمر شيء، فطلبُكم مني الآيات ظلمٌ وطلبٌ لما لا أملك، وإنما توجَّهون إلى توضيح ما جئتكم به وتصديقه، وقد حصل، ومع ذلك؛ فليس معلوماً أنَّهم إذا جاءتهم الآيات يؤمنون ويصدِّقون، بل الغالب ممن هذه حاله [أنه] لا يؤمن، ولهذا قال: {وما يشعِرُكم أنها إذا جاءتْ لا يؤمنونَ}.
(109) Orang-orang musyrik yang mendustakan Rasul Muhammad bersumpah ﴾ بِٱللَّهِ جَهۡدَ أَيۡمَٰنِهِمۡ
﴿ "dengan Nama Allah dengan segala kesungguhan." Maksudnya, sumpah yang mereka tegaskan dan mereka tekankan, ﴾ لَئِن جَآءَتۡهُمۡ ءَايَةٞ
﴿ "sungguh jika datang kepada me-reka sesuatu mukjizat," yang menunjukkan kebenaran Muhammad, ﴾ لَّيُؤۡمِنُنَّ بِهَاۚ
﴿ "pastilah mereka beriman kepadaNya." Ucapan yang mereka katakan ini tidak bertujuan baik, akan tetapi tujuannya hanyalah menyangkal bantahan yang ditujukan kepada mereka dan menolak apa yang dibawa oleh Rasul dengan pasti, Allah telah mendukung RasulNya dengan mukjizat-mukjizat yang jelas dan dalil yang kuat di mana jika ia dilihat, maka tidak tersisa sedikit pun syubhat dan persoalan tentang kebenaran sesuatu yang dibawanya.
Permintaan mereka terhadap mukjizat setelah itu hanyalah permintaan yang menyusahkan yang tidak perlu dipenuhi. Bahkan terkadang pelarangan untuk menjawab pertanyaan mereka adalah lebih banyak kemaslahatannya bagimu karena sunnatullah yang berlaku pada manusia adalah bahwa orang-orang yang menuntut turunnya mukjizat kepada Rasul-rasul mereka, apabila ia diturun-kan lalu mereka tidak beriman kepadanya, maka Allah menyege-rakan azab kepada mereka. Oleh karena itu Allah berfirman,﴾ قُلۡ إِنَّمَا ٱلۡأٓيَٰتُ عِندَ ٱللَّهِۖ
﴿ "Katakanlah, 'Sesungguhnya mukjizat-mukjizat itu hanya berada di sisi Allah'." Maksudnya, Allah-lah yang menurunkannya jika Dia berkehendak, dan menahannya jika Dia berkehendak. Urusannya sedikit pun bukanlah di tanganku, tuntutanmu kepa-daku terhadap mukjizat bukanlah pada tempatnya. Tuntutan ter-hadap apa yang tidak aku miliki. Seharusnya tuntutan tersebut ditujukan untuk meminta penjelasan ayat yang aku sampaikan kepadamu dan tuntutan penjelasan tentang pembenarannya. Itu telah terjadi. Walaupun begitu tidak bisa dipastikan bahwa sean-dainya mukjizat itu turun, mereka akan beriman dan memperca-
yainya. Justru pada umumnya orang yang keadaannya begini malah tidak beriman. Oleh karena itu, Dia berfirman, ﴾ وَمَا يُشۡعِرُكُمۡ أَنَّهَآ إِذَا جَآءَتۡ لَا يُؤۡمِنُونَ ﴿ "Dan apakah yang memberitahukan kepadamu bahwa apabila mukjizat datang mereka tidak akan beriman?"
#
{110} {ونُقَلِّبُ أفئدتَهم وأبصارَهم كما لم يؤمِنوا به أولَ مرةٍ ونذرُهم في طُغيانهم يعمَهونَ}؛ أي: ونعاقبهم إذا لم يؤمنوا أول مرة يأتيهم فيه الداعي وتقوم عليهم الحجَّة بتقليب القلوب والحيلولة بينهم وبين الإيمان وعدم التوفيق لسلوك الصراط المستقيم، وهذا من عدل الله وحكمته بعباده؛ فإنهم الذين جَنَوْا على أنفسهم، وفُتح لهم الباب فلم يدخلوا، وبُيِّن لهم الطريق فلم يسلكوا؛ فبعد ذلك إذا حُرِموا التوفيق؛ كان مناسباً لأحوالهم.
(110) ﴾ وَنُقَلِّبُ أَفۡـِٔدَتَهُمۡ وَأَبۡصَٰرَهُمۡ كَمَا لَمۡ يُؤۡمِنُواْ بِهِۦٓ أَوَّلَ مَرَّةٖ وَنَذَرُهُمۡ فِي طُغۡيَٰنِهِمۡ يَعۡمَهُونَ ﴿ "Dan
(begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka se-perti mereka belum pernah beriman kepadanya
(al-Qur`an) pada permu-laannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat." Kami menghukum mereka jika mereka tidak beriman pertama kali, pada saat itu penyeru mendatangi mereka dan hujjah pun telah tegak atas mereka dengan memalingkan hati mereka, menghalangi mereka dari keimanan, dan tidak memberi mereka taufik kepada jalan yang lurus. Ini adalah keadilan Allah dan hik-mahNya kepada hamba-hambaNya, karena merekalah yang mena-nam untuk diri mereka, pintu telah dibuka di depan mereka tetapi mereka tidak memasukinya. Jalan telah dijelaskan tetapi mereka tidak melewatinya. Jika setelah itu mereka gagal mendapatkan taufik, maka itu sudah sesuai dengan kondisi mereka.
#
{111} وكذلك تعليقهم الإيمان بإرادتهم ومشيئتهم وحدهم وعدم الاعتماد على الله من أكبر الغلط؛ فإنهم لو جاءتهم الآياتُ العظيمة من تنزيل الملائكة إليهم يشهدون للرسول بالرسالة وتكليم الموتى وبعثهم بعد موتهم، وحشرنا عليهم كلَّ شيءٍ حتى يكلِّمهم قبلاً ومشاهدةً ومباشرة بصدق ما جاء به الرسول؛ ما حَصَلَ لهم الإيمان إذا لم يشأ الله إيمانهم، ولكن أكثرهم يجهلون؛ فلذلك رتَّبوا إيمانهم على مجرد إتيان الآيات، وإنما العقل والعلم أن يكون العبد مقصوده اتِّباع الحق، ويطلبه بالطرق التي بيَّنها الله، ويعمل بذلك، ويستعين ربَّه في اتباعه، ولا يتَّكل على نفسه وحوله وقوته، ولا يطلب من الآيات الاقتراحية ما لا فائدة فيه.
(111) Begitu pula mereka menggantungkan iman kepada keinginan dan kehendak mereka semata tanpa bersandar kepada Allah, itu adalah kesalahan besar. Jika mukjizat-mukjizat besar da-tang kepada mereka seperti turunnya para malaikat kepada mereka, mereka memberi kesaksian kepada Rasulullah tentang risalah yang dibawanya, dialog mereka dengan orang-orang mati dan kebang-kitan mereka setelah mereka mati, dan Kami kumpulkan segala mukjizat di hadapan mereka sehingga ia berbicara kepada mereka berhadap-hadapan, melihat langsung tentang kebenaran sesuatu yang dibawa oleh Rasul, semua itu tidak membuat mereka beriman jika Allah tidak menghendaki mereka beriman.
Akan tetapi kebanyakan dari mereka tidak mengetahui, oleh karena itu, mereka hanya menggantungkan iman mereka kepada turunnya mukjizat, padahal sesuai dengan tuntutan akal dan ilmu, hendaknya tujuan seorang hamba adalah ketundukan kepada kebe-naran, hendaknya dia mencarinya dengan cara yang telah dijelaskan oleh Allah lalu mengamalkannya dan memohon pertolongan kepada Tuhannya dalam mengikutinya, bukan bersandar kepada dirinya, kepada daya dan kekuatannya serta tidak menuntut turunnya muk-jizat-mukijizat yang justru tidak ada manfaat padanya.
{وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ (112) وَلِتَصْغَى إِلَيْهِ أَفْئِدَةُ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ وَلِيَرْضَوْهُ وَلِيَقْتَرِفُوا مَا هُمْ مُقْتَرِفُونَ (113)}.
"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu mu-suh, yaitu setan-setan
(dari jenis) manusia dan
(dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu
(manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. Dan
(juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada ke-hidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan sesuatu yang mereka
(setan) kerjakan."
(Al-An'am: 112-113).
#
{112} يقول تعالى مسلياً لرسولِه [محمدٍ]- صلى الله عليه وسلم -: وكما جعلنا لك أعداء يردُّون دعوتك ويحاربونك ويحسدونك؛ فهذه سنتنا أن نجعل لكلِّ نبي نرسله إلى الخلق أعداءً من شياطين الإنس والجن يقومون بضد ما جاءت به الرسل، {يوحي بعضُهم إلى بعض زُخْرُفَ القول غروراً}؛ أي: يزين بعضُهم لبعض الأمر الذي يدعون إليه من الباطل ويزخرفونَ له العبارات حتى يجعلوه في أحسن صورة ليغترَّ به السفهاءُ وينقادَ له الأغبياءُ الذين لا يفهمون الحقائق ولا يفقهون المعاني، بل تعجبهم الألفاظ المزخرفة والعبارات المموِّهة، فيعتقدون الحقَّ باطلاً والباطل حقًّا.
(112) Allah menghibur RasulNya Muhammad dengan me-ngatakan, "Kami menjadikan untukmu musuh-musuh yang menolak dakwahmu, memerangi dan memusuhimu serta hasud kepadamu," karena ini adalah sunnah Kami di mana setiap Nabi yang Kami utus kepada manusia pasti memiliki musuh-musuh dari kalangan jin dan manusia yang melawan ajaran yang dibawa oleh para Rasul. ﴾ يُوحِي بَعۡضُهُمۡ إِلَىٰ بَعۡضٖ زُخۡرُفَ ٱلۡقَوۡلِ غُرُورٗاۚ ﴿ "Sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu
(manusia)." Maksudnya, sebagian mereka menghiasi kebatilan yang mereka serukan dengan kebaikan kepada sebagian yang lain, dan memperindah kata-kata sehingga mereka menyulapnya dalam ben-tuk yang paling baik untuk mengelabui orang-orang bodoh dan menipu orang-orang pandir yang tidak memahami hakikat yang sebenarnya dan tidak mengerti makna yang sesungguhnya. Mereka terkagum-kagum oleh kata-kata indah dan ungkapan yang mem-pesona, lalu mereka meyakini kebenaran sebagai kebatilan dan kebatilan sebagai kebenaran.
#
{113} ولهذا قال تعالى: {ولِتَصْغَى إليه}؛ أي: ولتميلَ إلى ذلك الكلام المزخرف {أفئدةُ الذين لا يؤمنون بالآخرة}: لأن عدم إيمانهم باليوم الآخر وعدم عقولهم النافعة يحمِلُهم على ذلك، {ولِيَرْضَوْه}: بعد أن يَصْغَوا إليه، فيصغَوْن إليه أولاً، فإذا مالوا إليه ورأوا تلك العبارات المستحسنة؛ رضوه وزُيِّن في قلوبهم وصار عقيدةً راسخةً وصفة لازمة، ثم ينتجُ من ذلك أن يقترفوا من الأعمال والأقوال ما هم مقترفون؛ أي: يأتون من الكذب بالقول والفعل ما هو من لوازم تلك العقائد القبيحة؛ فهذه حال المفترين شياطين الإنس والجن المستجيبين لدعوتهم، وأما أهل الإيمان بالآخرة وأولو العقول الوافية والألباب الرزينة؛ فإنهم لا يغترُّون بتلك العبارات، ولا تخلبهم تلك التمويهات، بل همَّتهم مصروفةٌ إلى معرفة الحقائق، فينظرون إلى المعاني التي يدعو إليها الدعاة؛ فإن كانت حقًّا؛ قبلوها وانقادوا لها، ولو كُسِيَتْ عباراتٍ رديةً وألفاظاً غير وافية، وإن كانت باطلاً؛ ردُّوها على من قالها، كائناً مَن كان، ولو ألبست من العبارات المستحسنة ما هو أرقُّ من الحرير.
ومن حكمةِ اللهِ تعالى في جعله للأنبياء أعداءً وللباطل أنصاراً قائمين بالدعوة إليه: أن يحصُلَ لعبادِهِ الابتلاءُ والامتحانُ؛ ليتميَّز الصادقُ من الكاذب، والعاقل من الجاهل، والبصير من الأعمى. ومن حكمتِهِ: أنَّ في ذلك بياناً للحقِّ وتوضيحاً له؛ فإنَّ الحقَّ يستنير ويتَّضح إذا قام الباطل يصارعه ويقاومه؛ فإنه حينئذ يتبيَّن من أدلة الحقِّ وشواهده الدالة على صدقه وحقيقته ومن فساد الباطل وبطلانه ما هو من أكبر المطالب التي يتنافس فيها المتنافسون.
(113) Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ وَلِتَصۡغَىٰٓ إِلَيۡهِ
﴿ "Agar cenderung kepada bisikan itu," maksudnya, condong kepada ucapan yang indah tersebut ﴾ أَفۡـِٔدَةُ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأٓخِرَةِ
﴿ "hati kecil orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat." Karena ketidakimanan mereka kepada Hari Akhir dan ketiadaan akal mereka yang berguna yang telah membawa mereka kepada hal tersebut.
﴾ وَلِيَرۡضَوۡهُ ﴿ "Agar mereka merasa senang kepadanya," setelah mereka cenderung kepadanya. Mereka cenderung kepadanya lebih dahulu, lalu apabila mereka condong kepadanya dan melihat kata-kata indah itu, maka mereka rela menerimanya, dan ia dihiasi dengan kesesatan di dalam hati mereka lalu menjadi keyakinan yang ter-patri dan sifat yang tidak terpisahkan, kemudian akibat dari itu adalah munculnya perbuatan-perbuatan dan perkataan yang telah diperbuat oleh setan yakni mereka mendatangkan ucapan dan perbuatan dusta yang merupakan konsekuensi dari keyakinan-keyakinan buruk itu. Inilah keadaan orang-orang yang berdusta, setan-setan manusia dan jin yang menjawab ajakan mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepada Hari Akhir, para pemilik akal yang sempurna, dan pemikiran yang terukur, maka mereka tidak tertipu oleh kata-kata tersebut, mereka tidak terjerat oleh jebakan-jebakan tersebut, justru semangat mereka diarahkan untuk menge-tahui hakikat-hakikat
(keimanan kepada Hari Akhir), mereka mene-laah makna-makna yang dilontarkan oleh para penyeru, jika benar maka mereka menerimanya dan tunduk kepadanya meskipun ia dibungkus dengan kata-kata yang kurang dan ungkapan-ungkapan yang tidak memadai, dan jika ia batil maka mereka mengembalikan-nya kepada pengusungnya, siapa pun dia, meskipun ia dibungkus dengan kata-kata yang indah yang lebih lembut dari sutra.
Di antara hikmah Allah menjadikan musuh-musuh bagi para nabi dan penyokong bagi kebatilan yang menyerukan kepada kebatilan adalah sebagai realisasi ujian kepada manusia agar orang yang benar dengan orang yang dusta, orang yang berakal dengan orang bodoh, orang yang melihat dengan orang yang buta menjadi terbedakan. Dan di antara hikmahNya adalah bahwa hal itu me-ngandung penjelasan dan keterangan terhadap kebenaran, karena kebenaran menjadi bercahaya dan bersinar jika kebatilan berdiri melawan dan memusuhinya, dalam kondisi itu dalil-dalil dan bukti-bukti kebenaran menjadi nyata yang menunjukkan kepada kebenaran dan hakikatnya, begitu pula kerusakan dan keburukan kebatilan akan terlihat secara nyata yang mana itu termasuk target besar, yang dicari-cari oleh orang-orang yang berlomba-lomba mencarinya.
{أَفَغَيْرَ اللَّهِ أَبْتَغِي حَكَمًا وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ إِلَيْكُمُ الْكِتَابَ مُفَصَّلًا وَالَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْلَمُونَ أَنَّهُ مُنَزَّلٌ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ (114) وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (115)}.
"Maka patutkah aku mencari hakim selain dari Allah, pada-hal Dia-lah yang telah menurunkan kitab
(al-Qur`an) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami berikan kitab ke-pada mereka, mereka mengetahui bahwa al-Qur`an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah sekali-kali kamu termasuk orang yang ragu-ragu. Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu
(al-Qur`an), sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah kalimat-kalimatNya, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
(Al-An'am: 114-115).
#
{114} أي: قلْ يا أيُّها الرسولُ: {أفغير الله أبتغي حَكَماً}: أحاكم إليه وأتقيَّد بأوامره ونواهيه؛ فإن غير الله محكومٌ عليه لا حاكم، وكلُّ تدبير وحكم للمخلوق؛ فإنه مشتمل على النقص والعيب والجور، وإنما الذي يجب أن يُتَّخذ حاكماً؛ فهو الله وحده لا شريك له، الذي له الخلق والأمر {الذي أنزل إليكم الكتاب مفصَّلاً}؛ أي: موضحاً فيه الحلال والحرام والأحكام الشرعية وأصول الدين وفروعه، الذي لا بيان فوقَ بيانِهِ، ولا برهانَ أجلى من برهانه، ولا أحسن منه حكماً، ولا أقوم قيلاً؛ لأنَّ أحكامه مشتملة على الحكمة والرحمة، وأهل الكتب السابقة من اليهود والنصارى يعترفون بذلك و {يعلمونَ أنَّه منزَّلٌ من ربِّك بالحقِّ}: ولهذا تواطأت الإخبارات، {فلا} تَشُكَّنَّ في ذلك ولا {تكوننَّ من الممترين}.
(114) Katakan wahai Rasul, ﴾ أَفَغَيۡرَ ٱللَّهِ أَبۡتَغِي حَكَمٗا
﴿ "Maka patut-kah aku mencari hakim selain dari Allah?" Aku berhukum dan berpe-gang kepada perintah-perintahNya dan larangan-laranganNya, karena selain Allah adalah obyek hukum bukan peletak hukum. Semua pengaturan dan hukum manusia pasti mengandung cacat, kekurangan, dan kezhaliman. Yang semestinya dijadikan sebagai hakim adalah Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, yang memiliki hak mencipta dan memerintah.
﴾ وَهُوَ ٱلَّذِيٓ أَنزَلَ إِلَيۡكُمُ ٱلۡكِتَٰبَ مُفَصَّلٗاۚ
﴿ "Padahal Dia-lah yang telah menu-runkan kitab (al-Qur`an) kepadamu dengan terperinci?" Maksudnya, di dalamnya dijelaskan halal haram, hukum-hukum syar'i, pokok-pokok dan cabang-cabang agama yang tidak ada penjelasan di atas penjelasanNya, tidak ada bukti yang lebih jelas daripada buktiNya, tidak ada yang lebih baik hukumnya daripada Dia, tidak ada yang lebih benar perkataannya daripada Dia, karena hukum-hukumNya mengandung hikmah dan rahmat, dan Ahli Kitab; orang-orang Yahudi dan Nasrani dahulu mengakui itu.
﴾ يَعۡلَمُونَ أَنَّهُۥ مُنَزَّلٞ مِّن رَّبِّكَ بِٱلۡحَقِّۖ
﴿ "Mereka mengetahui bahwa al-Qur`an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya." Oleh karena itu, berita-berita tentangnya berkesesuaian, ﴾ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡمُمۡتَرِينَ ﴿ "maka janganlah sekali-kali kamu termasuk orang yang ragu-ragu."
#
{115} ثم وصف تفصيلها فقال: {وتمَّتْ كلمةُ ربِّك صدقاً وعدلاً}؛ أي: صدقاً في الإخبار وعدلاً في الأمر والنهي؛ فلا أصدق من أخبار الله التي أودعها هذا الكتاب العزيز، ولا أعدل من أوامره ونواهيه، {لا مبدِّلَ لكلماتِهِ}؛ حيثُ حفظها وأحكمها بأعلى أنواع الصدق وبغاية الحقِّ؛ فلا يمكن تغييرها ولا اقتراح أحسن منها. {وهو السميع}: لسائر الأصوات، باختلاف اللغات، على تفنن الحاجات، {العليم}: الذي أحاط علمُهُ بالظواهر والبواطن والماضي والمستقبل.
(115) Kemudian Allah menjelaskan perinciannya, Dia ber-firman, ﴾ وَتَمَّتۡ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدۡقٗا وَعَدۡلٗاۚ
﴿ "Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (al-Qur`an), sebagai kalimat yang benar dan adil." Maksudnya, "benar" dalam berita dan "adil" dalam perintah dan larangan. Tidak ada yang lebih benar daripada berita-berita Allah yang dimuat di dalam kitab yang mulia ini, tidak ada yang lebih adil daripada perintah-perintah dan laranganNya. ﴾ لَّا مُبَدِّلَ لِكَلِمَٰتِهِۦۚ
﴿ "Tidak ada yang dapat merubah kalimat-kalimatNya." Karena Dia menjaganya dan melin-dunginya dengan bentuk kebenaran tertinggi dan dengan kebenaran paling mulia, maka tidak mungkin merubahnya dan tidak ada pen-dapat yang diusulkan yang lebih baik darinya.
﴾ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ
﴿ "Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar" seluruh suara dengan bahasa yang berbeda-beda dan kepentingan yang bermacam-macam. ﴾ ٱلۡعَلِيمُ ﴿ "Lagi Maha Mengetahui," Dzat Yang ilmuNya me-liputi yang lahir, yang batin, yang lampau dan yang akan datang.
{وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ (116) إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ مَنْ يَضِلُّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ (117)}.
"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalanNya, dan Dia lebih mengetahui tentang orang-orang yang mendapat petunjuk."
(Al-An'am: 116-117).
#
{116} يقول تعالى لنبيِّه محمد - صلى الله عليه وسلم - محذراً عن طاعة أكثر الناس: {وإن تُطِعْ أكثرَ مَنْ في الأرض يضلُّوكَ عن سبيل الله}: فإنَّ أكثرهم قدِ انحرفوا في أديانهم وأعمالهم وعلومهم؛ فأديانُهم فاسدةٌ، وأعمالُهم تبعٌ لأهوائِهِم، وعلومُهم ليس فيها تحقيقٌ ولا إيصالٌ لسواء الطريق، بل غايتُهم أنَّهم يتَّبعون الظنَّ الذي لا يغني من الحقِّ شيئاً، ويتخرَّصون في القول على الله ما لا يعلمون.
(116) Allah memperingatkan NabiNya agar tidak menu-ruti mayoritas manusia. Dia berfirman, ﴾ وَإِن تُطِعۡ أَكۡثَرَ مَن فِي ٱلۡأَرۡضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ ﴿ "Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah." Karena kebanyakan manusia telah menyimpang dalam agama, amal, dan ilmunya. Agama mereka rusak, amal mereka memper-turutkan hawa nafsu, ilmu mereka serabutan, tak bisa mengantar-kan kepada jalan yang lurus, hanya sebatas mengikuti praduga yang tidak berguna sedikit pun bagi kebenaran dan berspekulasi dalam memberikan pernyataan atas Nama Allah tanpa landasan ilmu.
#
{117} ومَن كان بهذه المثابة؛ فحريٌّ أن يحذِّر اللهُ منه عبادَه ويصفُ لهم أحواله؛ لأنَّ هذا وإن كان خطاباً للنبي - صلى الله عليه وسلم -؛ فإنَّ أمتَه أسوةٌ له في سائر الأحكام التي ليست من خصائصه، والله تعالى أصدقُ قيلاً وأصدقُ حديثاً، و {هو أعلم بمن يَضِلُّ عن سبيله}، وأعلم بمن يهتدي ويهدي، فيجب عليكم أيُّها المؤمنون أن تتَّبعوا نصائحه وأوامره ونواهيه؛ لأنه أعلم بمصالحكم، وأرحم بكم من أنفسكم.
ودلت هذه الآية على أنه لا يستدل على الحقِّ بكثرة أهله، ولا يدلُّ قلةُ السالكين لأمرٍ من الأمور أن يكون غير حقٍّ، بل الواقع بخلاف ذلك؛ فإنَّ أهل الحقِّ هم الأقلون عدداً الأعظمون عند الله قدراً وأجراً، بل الواجب أن يستدلَّ على الحق والباطل بالطرق الموصلة إليه.
(117) Orang yang seperti inilah yang layak Allah peringat-kan hamba-hambaNya darinya dan menjelaskan keadaannya ke-pada mereka. Karena ini, walaupun ia ditujukan kepada nabi, akan tetapi umatnya mengikutinya dalam hukum-hukum lainnya yang bukan kekhususannya. Perkataan dan pembicaraan Allah adalah yang paling benar dan ﴾ هُوَ أَعۡلَمُ مَن يَضِلُّ عَن سَبِيلِهِۦۖ ﴿ "Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalanNya." Dan Dia lebih mengetahui tentang orang yang mendapat petunjuk dan memberi petunjuk, maka wajib atasmu wahai orang-orang Mukmin untuk mengikuti nasihat-nasihat, perintah-perintah, dan larangan-larangan-Nya, karena Dia lebih mengetahui kemaslahatanmu dan lebih me-nyayangimu daripada dirimu sendiri.
Ayat ini menunjukkan bahwa kebenaran tidak dibuktikan dengan banyaknya pendukung, dan minimnya pendukung dalam salah satu perkara tidak menunjukkan bahwa itu tidak di atas ke-benaran, tetapi yang realistis adalah kebalikan dari itu, para peng-ikut kebenaran lebih minim jumlahnya, akan tetapi kedudukan dan pahala mereka lebih besar di sisi Allah. Yang wajib adalah mencari dalil kebenaran dan kebatilan dengan jalan yang mengantarkan kepadanya.
{فَكُلُوا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ بِآيَاتِهِ مُؤْمِنِينَ (118) وَمَا لَكُمْ أَلَّا تَأْكُلُوا مِمَّا ذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَقَدْ فَصَّلَ لَكُمْ مَا حَرَّمَ عَلَيْكُمْ إِلَّا مَا اضْطُرِرْتُمْ إِلَيْهِ وَإِنَّ كَثِيرًا لَيُضِلُّونَ بِأَهْوَائِهِمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِالْمُعْتَدِينَ (119)}
"Maka makanlah binatang-binatang
(yang halal) yang disebut Nama Allah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepada ayat-ayatNya. Mengapa kamu tidak mau memakan
(binatang-binatang yang halal) yang disebut Nama Allah ketika menyembelih-nya? Padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepadamu sesuatu yang diharamkanNya atasmu, kecuali sesuatu yang ter-paksa kamu memakannya. Dan sesungguhnya kebanyakan
(dari manusia) benar-benar hendak menyesatkan
(orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas."
(Al-An'am: 118-119).
#
{118 ـ 119} يأمر تعالى عباده المؤمنين بمقتضى الإيمان، وأنهم إن كانوا مؤمنين؛ فليأكلوا مما ذُكِرَ اسم الله عليه من بهيمة الأنعام وغيرها من الحيوانات المحلَّلة، ويعتقدوا حلَّها، ولا يفعلوا كما يفعله أهل الجاهلية من تحريم كثير من الحلال ابتداعاً من عند أنفسهم وإضلالاً من شياطينهم؛ فذكر الله أنَّ علامة المؤمن مخالفةُ أهل الجاهلية في هذه العادة الذميمة المتضمِّنة لتغيير شرع الله، وأنَّه أي شيء يمنعُهم من أكل ما ذُكِر اسم الله عليه؛ وقد فصَّل الله لعباده ما حرَّم عليهم وبيَّنه ووضَّحه، فلم يبق فيه إشكالٌ ولا شبهةٌ توجِبُ أن يمتنعَ من أكل بعض الحلال خوفاً من الوقوع في الحرام.
ودلت الآية الكريمة على أن الأصل في الأشياء والأطعمة الإباحة، وأنه إذا لم يرد الشرعُ بتحريم شيءٍ منها؛ فإنَّه باق على الإباحة؛ فما سكتَ الله عنه؛ فهو حلالٌ؛ لأنَّ الحرام قد فصَّله الله؛ فما لم يفصِّله الله؛ فليس بحرام. ومع ذلك؛ فالحرام الذي قد فصَّله الله وأوضحه قد أباحه عند الضرورة والمخمصة؛ كما قال تعالى: {حُرِّمَتْ عليكمُ الميتةُ والدمُ ولحمُ الخنزيرِ ... } إلى أن قال: {فمنِ اضْطُرَّ في مخمصةٍ غير متجانفٍ لإثم فإنَّ الله غفورٌ رحيمٌ}.
ثم حذر عن كثير من الناس، فقال: {وإنَّ كثيراً لَيُضِلُّونَ بأهوائهم}؛ أي: بمجرَّد ما تهوى أنفسهم {بغيرِ علم}: ولا حجَّة؛ فليحذرِ العبد من أمثال هؤلاء، وعلامتُهم كما وصَفَهم الله لعبادِهِ أنَّ دعوتَهم غير مبنيَّة على برهانٍ ولا لهم حجَّة شرعيَّة، وإنما يوجد لهم شبهٌ بحسب أهوائهم الفاسدة، وآرائهم القاصرة؛ فهؤلاء معتدونَ على شرع الله وعلى عبادِ الله، والله لا يحبُّ المعتدين؛ بخلاف الهادين المهتدين؛ فإنهم يدعون إلى الحقِّ والهدى، ويؤيِّدون دعوتهم بالحجج العقليَّة والنقليَّة، ولا يتَّبعون في دعوتهم إلا رضا ربِّهم والقرب منه.
(118-119) Allah memerintahkan orang-orang beriman de-ngan tuntutan iman, bahwa jika mereka adalah orang-orang yang beriman maka hendaknya mereka memakan binatang ternak dan binatang-binatang lain yang dihalalkan yang disembelih dengan menyebut Nama Allah dan meyakini kehalalannya. Janganlah me-reka melakukan apa yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah yaitu mengharamkan apa-apa yang dihalalkan dalam jumlah banyak dan itu mereka adakan dari diri mereka sendiri, dan penyesatan dari setan-setan mereka. Maka Allah menjelaskan bahwa tanda se-orang Mukmin adalah dia menyelisihi orang-orang jahiliyah pada kebiasaan yang tercela ini yang mengandung penyimpangan ter-hadap syariat Allah. Apa gerangan yang menghalangi mereka untuk memakan sesuatu yang telah disebut Nama Allah saat menyem-belihnya sementara Allah telah menjelaskan dan memaparkan se-cara terperinci apa-apa yang diharamkan atas mereka? Tidak ada lagi syubhat dan persoalan yang mengharuskan mereka menolak makan sebagian yang halal karena takut terjatuh pada yang haram.
Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa pada dasarnya segala sesuatu dan makanan itu adalah mubah, dan bahwa pada dasarnya segala sesuatu jika tidak ada dalil syariat yang mengha-ramkan sesuatu darinya, maka ia tetap berada di atas kehalalannya. Sesuatu yang tidak Allah bahas adalah halal, karena Dia telah me-rinci yang haram, maka sesuatu yang tidak Dia rinci berarti tidak haram, walaupun begitu dalam keadaan terpaksa dan kelaparan sesuatu yang haram yang telah dijelaskan oleh Allah secara rinci adalah dihalalkan, sebagaimana FirmanNya,
﴾ حُرِّمَتۡ عَلَيۡكُمُ ٱلۡمَيۡتَةُ وَٱلدَّمُ وَلَحۡمُ ٱلۡخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيۡرِ ٱللَّهِ بِهِۦ وَٱلۡمُنۡخَنِقَةُ وَٱلۡمَوۡقُوذَةُ وَٱلۡمُتَرَدِّيَةُ وَٱلنَّطِيحَةُ وَمَآ أَكَلَ ٱلسَّبُعُ إِلَّا مَا ذَكَّيۡتُمۡ وَمَا ذُبِحَ عَلَى ٱلنُّصُبِ وَأَن تَسۡتَقۡسِمُواْ بِٱلۡأَزۡلَٰمِۚ ذَٰلِكُمۡ فِسۡقٌۗ ٱلۡيَوۡمَ يَئِسَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِن دِينِكُمۡ فَلَا تَخۡشَوۡهُمۡ وَٱخۡشَوۡنِۚ ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗاۚ فَمَنِ ٱضۡطُرَّ فِي مَخۡمَصَةٍ غَيۡرَ مُتَجَانِفٖ لِّإِثۡمٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ 3
﴿
"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (da-ging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang di-sembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepadaKu. Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agamamu. Barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Ma`idah: 3).
Kemudian Allah memperingatkan kebanyakan manusia, Dia berfirman, ﴾ وَإِنَّ كَثِيرٗا لَّيُضِلُّونَ بِأَهۡوَآئِهِم
﴿ "Dan sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar-benar hendak menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka." Maksudnya, hanya dengan memperturutkan apa yang diinginkan oleh diri mereka ﴾ بِغَيۡرِ عِلۡمٍۚ ﴿ "tanpa pengetahuan," dan tanpa hujjah. Maka hendaknya hamba-hamba Allah berhati-hati dengan orang-orang yang seperti mereka. Tanda-tanda mereka seperti yang dijelaskan oleh Allah adalah bahwa ajakan mereka tidak dilandasi dengan bukti dan mereka tidak memiliki dalil syar'i, hanya sekedar syubhat-syubhat menurut hawa nafsu mereka yang rusak dan akal mereka yang terbatas. Orang-orang itu adalah orang-orang yang telah membuat pelanggaran terhadap syariat Allah dan terhadap hamba-hambaNya, dan Allah tidak menyukai orang-orang yang melanggar. Lain halnya dengan orang-orang yang mendapatkan petunjuk dan memberi petunjuk, mereka menyeru kepada petunjuk dan kebenaran. Mereka menopang dakwah me-reka dengan hujjah aqli dan naqli, dan dalam dakwah, mereka hanya mengikuti dan mencari ridha serta kedekatan kepadaNya.
{وَذَرُوا ظَاهِرَ الْإِثْمِ وَبَاطِنَهُ إِنَّ الَّذِينَ يَكْسِبُونَ الْإِثْمَ سَيُجْزَوْنَ بِمَا كَانُوا يَقْتَرِفُونَ (120)}
"Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembu-nyi. Sesungguhnya orang-orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi penjelasan
(pada Hari Kiamat), disebabkan sesuatu yang telah mereka kerjakan."
(Al-An'am: 120).
#
{120} المراد بالإثم: جميع المعاصي التي تؤثم العبدَ؛ أي: توقعه في الإثم والحَرَج من الأشياء المتعلِّقة بحقوق الله وحقوق عباده، فنهى الله عبادَهُ عن اقتراف الإثم الظاهر والباطن؛ أي: السر والعلانية المتعلِّقة بالبدن والجوارح والمتعلقة بالقلب، ولا يتمُّ للعبد ترك المعاصي الظاهرة والباطنة إلا بعد معرفتها والبحث عنها، فيكون البحث عنها ومعرفة معاصي القلب والبدن والعلم بذلك واجباً متعيناً على المكلَّف، وكثيرٌ من الناس تخفى عليه كثيرٌ من المعاصي، خصوصاً معاصي القلب؛ كالكبر والعجب والرياء ... ونحو ذلك حتى إنّه يكون به كثيرٌ منها وهو لا يحسُّ به ولا يشعر، وهذا من الإعراض عن العلم وعدم البصيرة.
ثم أخبر تعالى أن الذين يكسبون الإثم الظاهر والباطن سيُجْزَون على حسب كسبهم وعلى قدر ذنوبهم قلَّت أو كثرت، وهذا الجزاء يكون في الآخرة، وقد يكون في الدُّنيا؛ يعاقَب العبد فيخفَّف عنه بذلك من سيئاته.
(120) Yang dimaksud dengan dosa adalah seluruh kemak-siatan yang membuat pelakunya berdosa yakni terjerumus ke dalam dosa dan kesengsaraan dalam perkara-perkara yang berkaitan dengan hak-hak Allah dan hak-hak hamba-hambaNya. Allah me-larang hamba-hambaNya melakukan dosa lahir dan batin yakni yang rahasia dan yang jelas yang berkaitan dengan tubuh dan ang-gotanya, dan yang berkaitan dengan hati. Dan seorang hamba tidak meninggalkan kemaksiatan lahir batin kecuali setelah dia menge-tahui dan mencarinya, maka mencari dan mengetahui kemaksiat-an hati dan badan adalah sesuatu yang wajib atas setiap mukallaf. Banyak orang tidak mengenal banyak kemaksiatan, lebih-lebih kemaksiatan hati seperti kikir, ujub, riya' dan sebagainya sehingga banyak orang tertimpa olehnya sementara dia tidak menyadari dan merasa, dan ini termasuk berpaling dari ilmu dan tidak adanya bashirah.
Kemudian Allah menjelaskan bahwa orang-orang yang mela-kukan dosa lahir dan batin akan dibalas sesuai dengan hasil per-buatannya dan sesuai dengan kadar dosanya, sedikit atau banyak. Balasan ini akan hadir di Akhirat, dan bisa jadi seorang hamba dihukum di dunia, maka hal itu mengurangi keburukannya.
{وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ (121)}
"Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut Nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya per-buatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu, dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik."
(Al-An'am: 121).
#
{121} ويدخل تحت هذا المنهي عنه ما ذُكِرَ عليه اسم غير الله؛ كالذي يُذبح للأصنام وآلهة المشركين ؛ فإنَّ هذا مما أُهلَّ لغير الله به المحرَّم بالنصِّ عليه خصوصاً.
ويدخل في ذلك متروك التسمية مما ذبح لله كالضحايا والهدايا، أو للحم والأكل، إذا كان الذابح متعمِّداً ترك التسمية عند كثير من العلماء، ويخرج من هذا العموم الناسي بالنصوص الأخر الدالة على رفع الحرج عنه.
ويدخل في هذه الآية ما مات بغير ذكاة من الميتات؛ فإنها مما لم يذكر اسم الله عليه، ونص الله عليها بخصوصها في قوله: {حُرِّمَتْ عليكم الميتةُ}، ولعلها سبب نزول الآية؛ لقوله: {وإنَّ الشياطينَ لَيوحون إلى أوليائهم ليجادِلوكم} بغير علم؛ فإن المشركين حين سمعوا تحريم الله ورسوله للميتة وتحليله للمذكاة، وكانوا يستحلون أكل الميتة قالوا معاندة لله ورسوله ومجادلة بغير حجة ولا برهان: أتأكلونَ ما قتلتُم ولا تأكلون ما قَتَلَ الله يعنون بذلك الميتة؟! وهذا رأي فاسدٌ لا يستند على حجة ولا دليل، بل يستند إلى آرائهم الفاسدة التي لو كان الحق تبعاً لها لفسدت السماوات والأرض ومن فيهن؛ فتبًّا لمن قدَّم هذه العقول على شرع الله وأحكامه الموافقة للمصالح العامة والمنافع الخاصة. ولا يُستغرب هذا منهم؛ فإن هذه الآراء وأشباهها صادرة عن وحي أوليائهم من الشياطين الذين يريدون أن يُضِلُّوا الخلق عن دينهم ويدعوهم ليكونوا من أصحاب السعير. {وإنْ أطعتُموهم}: في شركهم وتحليلهم الحرام وتحريمهم الحلال، {إنَّكم لمشركونَ}؛ لأنكم اتَّخذتموهم أولياء من دون الله، ووافقتموهم على ما به فارقوا المسلمين؛ فلذلك كان طريقكم طريقهم.
ودلت هذه الآية الكريمة على أن ما يقع في القلوب من الإلهامات والكشوف التي يكثر وقوعها عند الصوفية ونحوهم لا تدلُّ بمجرَّدها على أنها حقٌّ ولا تصدَّق حتى تعرض على كتاب الله وسنة رسوله؛ فإن شهدا لها بالقبول؛ قبلت، وإن ناقضتْهما؛ رُدَّتْ، وإن لم يعلم شيء من ذلك؛ توقف فيها ولم تصدَّق ولم تكذَّب؛ لأن الوحي والإلهام يكون من الرحمن ويكون من الشيطان؛ فلا بد من التمييز بينهما والفرقان، وبعدم التفريق بين الأمرين حصل من الغلط والضلال ما لا يحصيه إلا الله.
(121) Termasuk dalam larangan ini adalah binatang yang disembelih dengan menyebut nama selain nama Allah seperti yang disembelih untuk berhala dan tuhan-tuhan orang-orang musyrik, karena ini termasuk ke dalam kategori yang disembelih bukan ka-rena Allah yang secara khusus diharamkan oleh dalil.
Termasuk dalam larangan ini adalah binatang yang disembelih tanpa menyebut nama Allah yang disembelih karena Allah seperti dhahaya
(sembelihan kurban) dan hadyu
(sembelihan untuk dam haji) atau untuk sekedar dimakan dagingnya, jika penyembelihnya se-ngaja meninggalkan basmalah menurut pendapat mayoritas ulama. Dan tidak termasuk ke dalam keumuman ini adalah orang yang lupa, dengan adanya dalil-dalil lain yang menunjukkan diampuni-nya dosa darinya.
Termasuk ke dalam ayat ini adalah bangkai yang mati tanpa disembelih, ia termasuk yang tidak disebut nama Allah padanya dan Allah secara khusus menyatakannya di dalam FirmanNya,
﴾ حُرِّمَتۡ عَلَيۡكُمُ ٱلۡمَيۡتَةُ
﴿
"Diharamkan bagimu bangkai." (Al-Ma`idah: 3).
Dan bisa jadi ia adalah sebab turunnya ayat ini berdasarkan FirmanNya, ﴾ وَإِنَّ ٱلشَّيَٰطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰٓ أَوۡلِيَآئِهِمۡ لِيُجَٰدِلُوكُمۡۖ
﴿ "Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu" tanpa ilmu, karena manakala orang-orang musyrik mendengar pengharaman Allah terhadap bangkai dan penghalalanNya terhadap binatang sembelihan sementara mereka menghalalkan memakan bangkai, maka mereka menentang dan mendebat Allah dan Rasul-Nya tanpa ilmu dan bukti, "Apakah kamu makan binatang yang kamu bunuh sementara kamu tidak memakan binatang yang di-bunuh oleh Allah." Maksud "binatang yang dibunuh Allah" adalah bangkai. Ini adalah akal yang rusak yang tak berpijak kepada hujjah dan dalil, akan tetapi hanya berpijak kepada akal mereka yang rusak di mana jika seandainya kebenaran itu meng-ikutinya, niscaya bumi, langit, dan apa yang ada padanya akan rusak. Maka celaka-lah orang yang mendahulukan akal rusak seperti ini daripada syariat dan hukum Allah yang sesuai dengan kemaslahatan umum dan manfaat khusus. Ini tidaklah mengherankan, karena akal-akal seperti ini adalah hasil dari bisikan setan yang merupakan wali mereka, di mana mereka berkeinginan untuk menyesatkan manu-sia dari agamanya dan mengajak mereka agar menjadi penduduk neraka.
﴾ وَإِنۡ أَطَعۡتُمُوهُمۡ
﴿ "Dan jika kamu menuruti mereka" dalam kesyirik-an mereka, penghalalan yang haram dan pengharaman yang halal, ﴾ إِنَّكُمۡ لَمُشۡرِكُونَ ﴿ "sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik." Karena kamu telah mengangkat mereka sebagai wali-walimu selain Allah, dan kamu menyetujui perbuatan mereka yang menyelisihi kaum Muslimin, maka jalanmu sama dengan jalan mereka.
Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa ilham-ilham dan kasyaf yang terjadi di dalam hati yang banyak diklaim oleh orang-orang sufi dan semisalnya tidak menunjukkan dengan sendirinya bahwa ia adalah benar. Ia tidak dibenarkan sebelum ditimbang dengan kitabullah dan sunnah RasulNya. Jika keduanya meneri-manya, maka ia diterima dan jika tidak, maka ia ditolak. Jika salah satu darinya tidak diketahui, maka ia belum bisa disikapi, tidak dibenarkan dan tidak didustakan, karena bisikan dan ilham bisa berasal dari Allah bisa pula dari setan, maka harus dilakukan pem-bedaan antara keduanya, karena kesalahan dan kesesatan yang hanya diketahui oleh Allah akan terjadi jika tidak dilakukan pem-bedaan.
{أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا كَذَلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (122) وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا فِي كُلِّ قَرْيَةٍ أَكَابِرَ مُجْرِمِيهَا لِيَمْكُرُوا فِيهَا وَمَا يَمْكُرُونَ إِلَّا بِأَنْفُسِهِمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (123) وَإِذَا جَاءَتْهُمْ آيَةٌ قَالُوا لَنْ نُؤْمِنَ حَتَّى نُؤْتَى مِثْلَ مَا أُوتِيَ رُسُلُ اللَّهِ اللَّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ سَيُصِيبُ الَّذِينَ أَجْرَمُوا صَغَارٌ عِنْدَ اللَّهِ وَعَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا كَانُوا يَمْكُرُونَ (124)}
"Dan apakah orang yang sudah mati kemudian Kami hidup-kan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang yang dengan cahaya itu dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya? Demikianlah dijadi-kan terasa indah bagi orang-orang kafir itu apa yang telah mereka kerjakan. Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu. Dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya. Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka, mereka berkata, 'Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah.' Allah lebih mengetahui pada siapa Dia menempatkan tugas kera-sulan. Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya."
(Al-An'am: 122-124).
#
{122} يقول تعالى: {أوَمَن كان}: من قبل هداية الله له {مَيْتاً}: في ظلمات الكفر والجهل والمعاصي، {فأحييناهُ}: بنور العلم والإيمان والطاعة، فصار يمشي بين الناس في النور، متبصراً في أموره، مهتدياً لسبيله، عارفاً للخير، مؤثراً له، مجتهداً في تنفيذه في نفسه وغيره، عارفاً بالشر، مبغضاً له، مجتهداً في تركه وإزالته عن نفسه وعن غيره، أفيستوي هذا بمن هو في الظلمات؟ ظلمات الجهل والغي والكفر والمعاصي، {ليس بخارج منها}، قد التبستْ عليه الطرق، وأظلمت عليه المسالكُ، فحضره الهمُّ والغمُّ والحزن والشقاء، فنبه تعالى العقولَ بما تدركه وتعرفه أنه لا يستوي هذا ولا هذا كما لا يستوي الليل والنهار والضياء والظلمة والأحياء والأموات، فكأنه قيل: فكيف يؤثِرُ مَن له أدنى مُسْكةٍ من عقل أن يكون بهذه الحالة وأن يبقى في الظلمات متحيراً؟! فأجاب بأنه {زُيِّنَ للكافرين ما كانوا يعملونَ}، فلم يزل الشيطانُ يحسِّنُ لهم أعمالهم ويزيِّنُها في قلوبهم حتى استحسنوها ورأوها حقًّا وصار ذلك عقيدةً في قلوبهم وصفةً راسخةً ملازمةً لهم؛ فلذلك رضوا بما هم عليه من الشرِّ والقبائح.
(122) Allah berfirman, ﴾ أَوَمَن كَانَ
﴿ "Dan apakah orang" yang belum diberi hidayah oleh Allah ﴾ مَيۡتٗا
﴿ "yang sudah mati," dalam kegelapan, kekufuran, kebodohan, dan kemaksiatan, ﴾ فَأَحۡيَيۡنَٰهُ
﴿ "ke-mudian Kami hidupkan" dengan cahaya ilmu, iman, dan ketaatan, lalu dia berjalan dengan cahaya di antara manusia, mengetahui perkara-perkaranya, mengetahui jalannya, mengenal dan meng-utamakan kebaikan, bersungguh-sungguh menerapkannya pada dirinya dan orang lain, mengetahui keburukan, membencinya, ber-sungguh-sungguh meninggalkannya dan menghilangkannya dari diri dan orang lain, apakah orang ini sama dengan orang yang ada di dalam kegelapan, baik kegelapan kebodohan, kesesatan, keku-furan, dan kemaksiatan?
﴾ لَيۡسَ بِخَارِجٖ مِّنۡهَاۚ
﴿ "Yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya." Jalan-jalan menjadi rancu, dan rambu-rambu menjadi gelap, maka kese-dihan, kegalauan, kesedihan, dan kesengsaraan menghadirinya. Maka Allah mengingatkan akal dengan apa yang ia kenal dan ia ketahui bahwa ini tidaklah sama dengan itu sebagaimana malam tidaklah sama dengan siang, keterang-benderangan tidaklah sama dengan kegelapan, orang hidup tidaklah sama dengan orang mati, seolah-olah dikatakan, "Bagaimana mungkin orang yang mempu-nyai sedikit akal rela dalam keadaan seperti ini, dalam kegelapan-kegelapan kebingungan?" Maka Dia menjawab b a h w a ﴾ زُيِّنَ لِلۡكَٰفِرِينَ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴿ "dijadikan terasa indah bagi orang-orang kafir itu apa yang telah mereka kerjakan." Setan terus menjadikan amal mereka tampak bagus dan menghiasinya di dalam hati mereka sehingga mereka memandangnya baik dan melihatnya benar, maka ia pun menjadi akidah di dalam hati mereka dan sifat yang terpatri yang selalu mengiringi mereka, oleh karena itu, mereka rela dengan keburukan dan kejahatan yang mereka alami.
#
{123} وهؤلاء الذين في الظلمات يعمهون وفي باطلهم يتردَّدون غير متساوين؛ فمنهم القادةُ والرؤساء والمتبوعون، ومنهم التابعون المرؤوسون، والأولون منهم الذين فازوا بأشقى الأحوال، ولهذا قال: {وكذلك جَعَلْنا في كلِّ قريةٍ أكابرَ مجرِميها}؛ أي: الرؤساء الذين قد كبر جرمهم واشتدَّ طغيانهم؛ {ليمكُروا فيها}: بالخديعة والدعوة إلى سبيل الشيطان ومحاربة الرسل وأتباعهم بالقول والفعل، وإنما مكرهم وكيدهم يعود على أنفسهم؛ لأنهم يمكُرون ويمكُر الله والله خير الماكرين.
وكذلك يجعل الله كبار أئمة الهدى وأفاضلهم يناضلون هؤلاء المجرمين ويردُّون عليهم أقوالهم، ويجاهدونهم في سبيل الله، ويسلكون بذلك السُّبُل الموصلة إلى ذلك، ويعينهم الله، ويسدِّد رأيهم، ويثبِّت أقدامهم، ويداوِلُ الأيام بينَهم وبين أعدائهم حتى يَدولَ الأمر في عاقبته بنصرِهِم وظهورِهم. والعاقبة للمتقين.
(123) Orang-orang yang kebingungan dalam kegelapan dan buta di dalam kebatilan serta yang berada dalam keadaan bimbang adalah tidaklah sama. Di antara mereka adalah para pemimpin, para kepala dan figur publik, serta ada pula pengikut yang dipimpin. Yang pertamalah yang beruntung mendapatkan keadaan paling sengsara. Oleh karena itu Dia berfirman, ﴾ وَكَذَٰلِكَ جَعَلۡنَا فِي كُلِّ قَرۡيَةٍ أَكَٰبِرَ مُجۡرِمِيهَا
﴿ "Dan demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar." Maksudnya, para pemimpin di mana keja-hatannya besar dan pembangkangannya sangat parah. ﴾ لِيَمۡكُرُواْ فِيهَاۖ ﴿ "Agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu," dengan tipuan dan seruan kepada jalan setan, memusuhi para Rasul dan peng-ikutnya dengan ucapan dan perbuatan. Hanya saja tipu daya dan makar mereka justru kembali kepada diri mereka sendiri karena mereka membuat makar sementara Allah juga membuat makar, dan Dia adalah sebaik-baik pembuat makar.
Begitu juga Allah menjadikan imam-imam besar dalam hida-yah dan orang-orang mulia yang melawan para penjahat itu, yang membantah pendapat-pendapat mereka, yang berjihad di jalan Allah melawan mereka, dan meniti jalan-jalan yang mengantarkan kepadanya. Allah membantu mereka, meluruskan pendapat mereka dan meneguhkan kaki mereka. Allah menjadikan hari-hari silih berganti di antara mereka dengan musuh-musuh mereka sehingga akhir perkaranya adalah kemenangan dan keunggulan mereka, dan akibat baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.
#
{124} وإنما ثبتَ أكابر المجرمين على باطلهم، وقاموا بردِّ الحقِّ الذي جاءت به الرسل، حسداً منهم وبغياً، فقالوا: {لن نؤمنَ حتَّى نُؤتى مثلَ ما أوتي رسلُ الله}: من النبوة والرسالة، وفي هذا اعتراض منهم على الله، وعجبٌ بأنفسهم، وتكبُّرٌ على الحقِّ الذي أنزله على أيدي رسله، وتحجُّرٌ على فضل الله وإحسانه، فردَّ الله عليهم اعتراضهم الفاسد، وأخبر أنهم لا يصلحون للخير، ولا فيهم ما يوجِبُ أن يكونوا من عبادِ الله الصالحين، فضلاً أن يكونوا من النبيين والمرسلين، فقال: {الله أعلم حيثُ يجعلُ رسالَتَه}؛ فمَنْ عَلِمَهُ يَصْلُحُ لها ويقوم بأعبائها وهو متَّصفٌ بكلِّ خلق جميل ومتبرئ من كل خلق دنيء، أعطاه الله ما تقتضيه حكمتُه أصلاً وتبعاً، ومَن لم يكن كذلك؛ لم يضع أفضل مواهبه عند من لا يستأهله ولا يزكو عنده.
وفي هذه الآية دليل على كمال حكمة الله تعالى: لأنَّه وإن كان تعالى رحيماً واسع الجود كثير الإحسان؛ فإنه حكيمٌ لا يضع جوده إلا عند أهله. ثم توعَّد المجرمين، فقال: {سيصيبُ الذين أجرموا صَغارٌ عند الله}؛ أي: إهانةٌ وذُلٌّ؛ كما تكبَّروا على الحقِّ؛ أذلَّهم الله، {وعذابٌ شديدٌ بما كانوا يمكُرون}؛ أي: بسبب مكرِهم لا ظلماً منه تعالى.
(124) Para penjahat besar itu kukuh di atas kebatilannya dan menolak kebenaran yang dibawa oleh para Rasul karena ha-sad dan dengki, mereka berkata, ﴾ لَن نُّؤۡمِنَ حَتَّىٰ نُؤۡتَىٰ مِثۡلَ مَآ أُوتِيَ رُسُلُ ٱللَّهِۘ
﴿ "Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah," berupa kenabian dan kerasulan. Ini mengandung penentangan mereka kepada Allah, bangga terhadap diri mereka, sombong terhadap kebenaran yang Dia turunkan melalui para rasul, dan penolakan terhadap keutama-an dan kebaikan Allah, maka Allah menjawab tantangan mereka yang rusak. Dia menyatakan bahwa mereka tidak layak mendapat-kan kebaikan. Pada mereka tidak terdapat sesuatu yang bisa mem-buat mereka menjadi hamba-hamba Allah yang shalih. Apalagi menjadi nabi dan Rasul. Allah berfirman, ﴾ ٱللَّهُ أَعۡلَمُ حَيۡثُ يَجۡعَلُ رِسَالَتَهُۥۗ
﴿ "Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan." Barangsiapa yang Allah mengetahuinya layak mendapatkannya, mampu menunaikan tanggung jawabnya, mempunyai segala sifat yang baik, dan terbebas dari segala akhlak yang tercela, maka Allah memberinya apa yang menjadi tuntutan hikmahNya, baik secara independen maupun menginduk, dan barangsiapa yang tidak de-mikian, maka Dia tidak akan meletakkan pemberianNya yang paling utama pada orang yang tidak kapabel dan tidak suci di sisiNya.
Ayat ini mengandung dalil kesempurnaan hikmah Allah, ka-rena walaupun Dia Maha Pengasih, Maha Pemurah, Mahaluas KaruniaNya, namun Dia adalah Mahabijaksana, tidak meletakkan karuniaNya kecuali pada orang yang layak. Kemudian Allah meng-ancam orang-orang yang berbuat kejahatan. Dia berfirman,﴾ ٱلَّذِينَ أَجۡرَمُواْ صَغَارٌ عِندَ ٱللَّهِ
﴿ "Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah." Yakni kehinaan dan kenistaan, Allah menghinakan mereka akibat kesombongan mereka terhadap kebenaran.﴾ وَعَذَابٞ شَدِيدُۢ بِمَا كَانُواْ يَمۡكُرُونَ ﴿ "Dan siksa yang keras itu disebabkan mereka selalu membuat tipu daya." Maksudnya, disebabkan makar mereka, bukan karena Allah menzhalimi mereka.
{فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ (125)}
"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan petunjuk kepadanya, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk
(memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki ke-sesatannya oleh Allah, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman."
(Al-An'am: 125).
#
{125} يقول تعالى مبيِّناً لعبادِهِ علامة سعادة العبد وهدايته وعلامة شقاوته وضلاله: إنَّ مَن انشرح صدره للإسلام؛ أي: اتسع وانفسح فاستنار بنور الإيمان وحيي بضوء اليقين فاطمأنت بذلك نفسه وأحبَّ الخير وطوَّعت له نفسُهُ فعلَه متلذذاً به غير مستثقل؛ فإن هذا علامة على أن اللهَ قد هداه ومنَّ عليه بالتوفيق وسلوك أقوم الطريق، وأنَّ علامة من يُرِدِ اللهُ {أن يُضِلَّه}: أنه {يجعلْ صدرَه ضيِّقاً حَرَجاً}؛ أي: في غاية الضيق عن الإيمان والعلم واليقين، قد انغمس قلبُهُ في الشبهات والشهوات، فلا يصل إليه خير، لا ينشرحُ قلبه لفعل الخير. كأنه من ضيقه وشدَّته يكاد {يَصَّعَّدُ في السماء}؛ أي: كأنه يكلَّف الصعود إلى السماء الذي لا حيلة فيه، وهذا سببه عدم إيمانهم؛ هو الذي أوجب أن يجعل الله الرجس عليهم؛ لأنهم سدُّوا على أنفسهم باب الرحمة والإحسان، وهذا ميزان لا يعول وطريق لا يتغير؛ فإنَّ مَن أعطى واتَّقى وصدَّق بالحسنى؛ ييسِّره الله لليسرى، ومن بخل واستغنى وكذب بالحسنى؛ فسيُيَسِّره للعسرى.
(125) Allah menjelaskan kepada hamba-hambaNya tanda-tanda kebahagiaan, hidayah, kesengsaraan, dan kesesatan seorang hamba, "Sesungguhnya orang yang dadanya terbuka untuk Islam dan disinari cahaya iman, ia hidup dengan sinar yakin, maka jiwa-nya tenteram, mencintai kebaikan, melakukannya dengan jiwa yang rela, merasakan kenikmatan tanpa merasa berat; ini adalah tanda bahwa Allah telah memberinya petunjuk, menganugerahkan taufik kepadanya sehingga dia mampu meniti jalan lurus. Dan bahwa tanda orang yang Allah ingin ﴾ أَن يُضِلَّهُۥ
﴿ "menyesatkannya" adalah, ﴾ يَجۡعَلۡ صَدۡرَهُۥ ضَيِّقًا حَرَجٗا
﴿ "Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit." Mak-sudnya, dadanya sangat sempit dari iman, ilmu dan yakin. Hatinya telah terbenam di dalam syubhat dan syahwat sehingga tidak ada kebaikan yang masuk ke dalamnya, dan hatinya tidak lapang dalam melakukan kebaikan, saking sempit dan sesaknya, seolah-olah ﴾ يَصَّعَّدُ فِي ٱلسَّمَآءِۚ ﴿ "ia sedang mendaki ke langit." Maksudnya, seolah-olah dia dipaksa naik ke langit di mana dia tidak mempunyai cara untuk menghindarinya. Penyebabnya adalah ketidakimanan me-reka. Ketidakimanan merekalah yang menyebabkan Allah menim-pakan siksa kepada mereka, karena mereka sendirilah yang menutup pintu rahmat dan kebaikan dari diri mereka. Ini adalah parameter yang adil dan jalan yang tidak berubah. Barangsiapa yang memberi, bertakwa dan membenarkan kebaikan, maka Allah memudahkan-nya kepada kebaikan. Dan barangsiapa yang kikir, merasa kaya dan mendustakan kebaikan, maka Allah akan memudahkannya kepada kesulitan.
{وَهَذَا صِرَاطُ رَبِّكَ مُسْتَقِيمًا قَدْ فَصَّلْنَا الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَذَّكَّرُونَ (126) لَهُمْ دَارُ السَّلَامِ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَهُوَ وَلِيُّهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (127)}.
"Dan inilah jalan Tuhanmu,
(jalan) yang lurus. Sungguh Kami telah menjelaskan ayat-ayat
(Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran. Bagi mereka
(disediakan) darussalam
(surga) pada sisi Tuhannya, dan Dia-lah Pelindung mereka disebabkan amal-amal shalih yang selalu mereka kerjakan."
(Al-An'am: 126-127).
#
{126} أي: معتدلاً موصلاً إلى الله وإلى دار كرامتِهِ، قد بُيِّنَتْ أحكامُه، وفصِّلت شرائعه، وميز الخير من الشر. ولكن هذا التفصيل والبيان ليس لكل أحد، إنما هو {لقومٍ يَذَّكَّرونَ}؛ فإنهم الذين علموا فانتفعوا بعلمهم، وأعد الله لهم الجزاء الجزيل والأجر الجميل.
(126) Maksudnya, jalan yang seimbang dan mengantarkan kepada Allah dan kepada rumah kemuliaanNya. Hukum-hukumNya telah dijelaskan, syariat-syariatNya telah diperinci, kebaikan dan keburukan telah dibedakan, akan tetapi perincian dan penjelasan ini bukan untuk setiap orang, ia hanya untuk ﴾ لِقَوۡمٖ يَذَّكَّرُونَ ﴿ "orang-orang yang mengambil pelajaran." Karena merekalah orang-orang yang mengetahui dan mengambil manfaat dari ilmunya, dan Allah menyiapkan untuk mereka balasan yang besar dan pahala yang baik.
#
{127} فلهذا قال: {لهم دارُ السلام عند ربِّهم}، وسميت الجنة دار السلام لسلامتها من كل عيب وآفة وكَدَرٍ وهمٍّ وغمٍّ وغير ذلك من المنغِّصات، ويلزم من ذلك أن يكون نعيمُها في غاية الكمال ونهاية التمام؛ بحيث لا يقدر على وصفه الواصفون، ولا يتمنَّى فوقه المتمنون؛ من نعيم الروح والقلب والبدن، ولهم فيها ما تشتهيه الأنفس وتلذُّ الأعين وهم فيها خالدون. {وهو وَليُّهم}: الذي تولَّى تدبيرهم وتربيتهم، ولطفَ بهم في جميع أمورهم، وأعانهم على طاعتِهِ، ويسَّر لهم كل سبب موصل إلى محبَّته، وإنما تولاَّهم بسبب أعمالهم الصالحة ومقدِّماتهم التي قصدوا بها رضا مولاهم؛ بخلاف مَن أعرض عن مولاه، واتَّبع هواه؛ فإنه سلَّطَ عليه الشيطان، فتولاَّه، فأفسد عليه دينَه ودُنياه.
(127) Oleh karena itu Dia berfirman, ﴾ لَهُمۡ دَارُ ٱلسَّلَٰمِ عِندَ رَبِّهِمۡۖ
﴿ "Bagi mereka (disediakan) darussalam (surga)." Surga dinamakan darus-salam karena keselamatannya dari segala kekurangan, cacat, keke-ruhan, kesedihan, kecemasan, dan pengganggu-pengganggu lainnya. Hal itu secara otomatis menunjukkan bahwa nikmatnya benar-benar sempurna dan benar-benar lengkap di mana orang yang ingin menjelaskannya tidak mampu untuk menjelaskannya. Para pengkhayal tidak akan berkhayal melebihi hakikatnya, berupa nik-mat rohani, hati, dan badan. Mereka mendapatkan sesuatu yang diinginkan oleh jiwa dan dinikmati oleh mata, dan mereka kekal di dalamnya.
﴾ وَهُوَ وَلِيُّهُم ﴿ "Dan Dia-lah Pelindung mereka," Yang mengatur dan mendidik mereka, menyayangi mereka dalam segala perkara mereka, membantu mereka untuk menaatiNya, memudahkan un-tuk mereka segala sebab yang mengantarkan kepada kecintaanNya. Dia melindungi mereka karena amal baik mereka dan persembahan mereka di mana tujuan mereka adalah ridha Allah, lain halnya dengan orang yang berpaling dari pelindungNya dan mengikuti hawa nafsunya, dia dikuasai oleh setan, maka setanlah yang meng-urusinya sehingga ia merusak agama dan dunianya.
{وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَامَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِنَ الْإِنْسِ وَقَالَ أَوْلِيَاؤُهُمْ مِنَ الْإِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلْتَ لَنَا قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ (128) وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (129) يَامَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا قَالُوا شَهِدْنَا عَلَى أَنْفُسِنَا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَشَهِدُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَنَّهُمْ كَانُوا كَافِرِينَ (130) ذَلِكَ أَنْ لَمْ يَكُنْ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا غَافِلُونَ (131) وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ (132) وَرَبُّكَ الْغَنِيُّ ذُو الرَّحْمَةِ إِنْ يَشَأْ يُذْهِبْكُمْ وَيَسْتَخْلِفْ مِنْ بَعْدِكُمْ مَا يَشَاءُ كَمَا أَنْشَأَكُمْ مِنْ ذُرِّيَّةِ قَوْمٍ آخَرِينَ (133) إِنَّ مَا تُوعَدُونَ لَآتٍ وَمَا أَنْتُمْ بِمُعْجِزِينَ (134) قُلْ يَاقَوْمِ اعْمَلُوا عَلَى مَكَانَتِكُمْ إِنِّي عَامِلٌ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَنْ تَكُونُ لَهُ عَاقِبَةُ الدَّارِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الظَّالِمُونَ (135)}.
"Dan
(ingatlah) hari di waktu Allah menghimpun mereka se-muanya,
(dan Allah berfirman), 'Hai golongan jin
(setan), sungguh kamu telah banyak
(menyesatkan) manusia.' Lalu kawan-kawan mereka dari golongan manusia berkata, 'Ya Tuhan kami, sebagian dari kami telah mendapat kesenangan dari sebagian
(yang lain), dan kami telah sampai kepada waktu yang Engkau tentukan bagi kami.' Allah berfirman, 'Neraka itulah tempat diammu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki
(yang lain).' Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang yang zhalim itu menjadi teman bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan. Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan ayat-ayatKu kepadamu dan memberi peringatan kepadamu mengenai pertemuanmu dengan hari ini? Mereka berkata, 'Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri.' Kehidupan dunia telah menipu mereka, dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir. Yang demikian itu karena Tuhanmu tidaklah membinasakan kota-kota secara aniaya, sedang penduduknya dalam keadaan lengah. Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat
(seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. Dan Tuhanmu Mahakaya, lagi mempunyai rahmat. Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkanmu dan menggantimu dengan siapa yang dikehendakiNya setelah kamu
(musnah), seba-gaimana Dia telah menjadikanmu dari keturunan orang-orang lain. Sesungguhnya sesuatu yang dijanjikan kepadamu pasti datang, dan kamu sekali-kali tidak sanggup menolaknya. Katakanlah, 'Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat
(pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah
(di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini.' Sesungguhnya, orang-orang yang zhalim itu tidak akan menda-pat keberuntungan."
(Al-An'am: 128-135).
#
{128} يقول تعالى: {ويوم يحشُرُهم جميعاً}؛ أي: جميع الثقلين من الإنس والجن، مَنْ ضلَّ منهم ومَنْ أضلَّ غيره، فيقول موبخاً للجنِّ الذين أضلُّوا الإنس وزيَّنوا لهم الشرَّ وأزُّوهم إلى المعاصي: {يا معشر الجنِّ قد استكثرتُم من الإنس}؛ أي: من إضلالهم وصدِّهم عن سبيل الله؛ فكيف أقدمتم على محارمي، وتجرَّأتم على معاندة رسلي، وقمتم محاربين لله، ساعين في صدِّ عباد الله عن سبيله إلى سبيل الجحيم؟! فاليوم حقَّت عليكم لعنتي، ووجبت لكم نقمتي، وسنزيدكم من العذاب بحسب كفرِكُم وإضلالكم لغيرِكم، وليس لكم عذرٌ به تعتذِرون، ولا ملجأ إليه تلجؤون، ولا شافع يشفع، ولا دعاء يُسمع! فلا تسأل حينئذٍ عما يحل بهم من النَّكال والخِزْي والوَبال، ولهذا لم يذكِر الله لهم اعتذاراً، وأما أولياؤهم من الإنس؛ فأبدوا عذراً غير مقبول، فقالوا: {ربَّنا استمتعَ بعضُنا ببعض}؛ أي: تمتَّع كلٌّ من الجني والإنسي بصاحبه وانتفع به؛ فالجنيُّ يستمتع بطاعة الإنسيِّ له وعبادته وتعظيمه واستعاذته به، والإنسيُّ يستمتع بنيل أغراضه وبلوغه بحسب خدمة الجنيِّ له بعض شهواته؛ فإن الإنسيَّ يعبُدُ الجنيَّ فيخدمُهُ الجنيُّ ويحصِّلُ له بعض الحوائج الدنيويَّة؛ أي: حصل منا من الذنوب ما حصل، ولا يمكن ردُّ ذلك. {وبَلَغْنا أجَلَنا الذي أجَّلْتَ لنا}؛ أي: وقد وصلنا المحل الذي تُجازي فيه بالأعمال؛ فافعل بنا الآن ما تشاء، واحكم فينا بما تريدُ، قد انقطعت حُجَّتُنا، ولم يبق لنا عذرٌ، والأمر أمرُك والحكم حكمُك، وكأَن في هذا الكلام منهم نوع تضرُّع وترقُّق، ولكن في غير أوانه، ولهذا حكم فيهم بحكمه العادل، الذي لا جَوْر فيه، فقال: {النارُ مَثْواكم خالدين فيها}، ولما كان هذا الحكم من مقتضى حكمتِهِ وعلمِهِ؛ ختم الآية بقوله: {إنَّ ربَّك حكيمٌ عليمٌ}؛ فكما أن علمه وسع الأشياء كلَّها وعمَّها؛ فحكمتُهُ الغائيةُ شملت الأشياء، وعمَّتها، ووسعتها.
(128) Allah berfirman, ﴾ وَيَوۡمَ يَحۡشُرُهُمۡ جَمِيعٗا
﴿ "Dan (ingatlah) hari di waktu Allah menghimpun mereka semuanya." Yakni seluruh manu-sia dan jin, baik yang sesat di antara mereka dan menyesatkan yang lain. Dia berfirman, mencela jin yang menyesatkan manusia, meng-hiasi keburukan bagi mereka, dan mendorong mereka kepada ke-maksiatan, ﴾ يَٰمَعۡشَرَ ٱلۡجِنِّ قَدِ ٱسۡتَكۡثَرۡتُم مِّنَ ٱلۡإِنسِۖ
﴿ "Hai golongan jin (setan), sungguh kamu telah banyak (menyesatkan) manusia." Maksudnya, kamu banyak menyesatkan dan menghalangi manusia dari jalan Allah, bagaimana kamu berani melanggar batasan-batasanKu, kamu berani menentang rasul-rasulKu, kamu berperan memerangi Allah, berusaha menghalang-halangi hamba-hamba Allah dari jalan Allah kepada jalan neraka? Pada hari ini laknatKu menimpamu, murka-Ku adalah balasanmu, dan Kami akan menambah azabmu berda-sarkan kekufuran dan penyesatanmu kepada orang lain. Kamu tidak mempunyai dalih yang bisa kamu sodorkan sebagai alasan, tidak ada tempat berlindung bagimu, tidak ada pemberi syafa'at dan tidak ada permohonan yang didengarkan, pada hari ini kamu jangan bertanya tentang azab, siksa, dan kehinaan yang menimpa mereka.
Oleh karena itu, Allah tidak menyebutkan alasan untuk me-reka. Adapun teman-teman mereka dari kalangan manusia, maka mereka menyodorkan alasan yang mengada-ada. Mereka berkata, ﴾ رَبَّنَا ٱسۡتَمۡتَعَ بَعۡضُنَا بِبَعۡضٖ
﴿ "Ya Tuhan kami, sebagian dari kami telah menda-pat kesenangan dari sebagian (yang lain)." Maksudnya, masing-masing dari jin dan manusia mendapatkan kesenangan dan manfaat dari yang lain. Jin merasa senang dengan ketaatan manusia kepadanya, dia menikmati ibadah, penghormatan, dan permohonan perlindung-an manusia kepadanya, sementara manusia mendapatkan kese-nangan dengan mendapatkan apa yang diinginkan dan diimpikan dengan pelayanan yang dilakukan oleh jin untuknya dalam seba-gian ambisinya.
Manusia menyembah jin lalu jin menjadi khadamnya dengan mewujudkan keperluan-keperluan dunia untuknya. Maksudnya mewujudkan dosa-dosa kami yang telah terjadi, dan hal tersebut tidak mungkin ditolak. ﴾ وَبَلَغۡنَآ أَجَلَنَا ٱلَّذِيٓ أَجَّلۡتَ لَنَاۚ
﴿ "Dan kami telah sampai kepada waktu yang Engkau tentukan bagi kami." Maksudnya, kami telah sampai di tempat yang mana amalan-amalan akan dibalas, maka lakukanlah kepada kami apa yang Engkau kehendaki, putus-kanlah apa yang Engkau kehendaki pada kami, hujjah kami telah habis, kami sudah tidak memiliki alasan lagi. Perkaranya adalah perkaraMu dan hukumnya adalah hukumMu. Seakan-akan ucapan yang mereka katakan ini mengandung kerendahan dan kepasrah-an, namun dilakukan bukan pada waktunya (yang tepat). Oleh karena itu, Allah memutuskan dengan keputusanNya yang adil yang tidak ada kezhaliman padanya. Dia berfirman, ﴾ ٱلنَّارُ مَثۡوَىٰكُمۡ خَٰلِدِينَ فِيهَآ
﴿ "Neraka itulah tempat diammu sedang kamu kekal di dalamnya," karena keputusan ini berasal dari tuntutan hikmah dan ilmunya, maka Dia menutup ayat dengan FirmanNya, ﴾ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٞ ﴿ "Se-sungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui." Seba-gaimana ilmuNya meliputi dan mencakup segala sesuatu, maka hikmah tujuanNya juga meliputi dan mencakup segala sesuatu.
#
{129} {وكذلك نُوَلِّي بعضَ الظالمين بعضاً بما كانوا يكسِبون}؛ أي: وكما ولَّيْنا الجنَّ المردة وسلَّطْناهم على إضلال أوليائهم من الإنس وعقَدْنا بينهم عقد الموالاة والموافقة بسبب كسبِهم وسعيهم بذلك؛ كذلك من سنَّتنا أن نولِّي كلَّ ظالم ظالماً مثلَه يؤزُّه إلى الشرِّ ويحثُّه عليه ويزهِّده في الخير وينفِّره عنه، وذلك من عقوبات الله العظيمة الشنيع أثرها البليغ خطرها، والذنب ذنبُ الظالم؛ فهو الذي أدخل الضرر على نفسه وعلى نفسه جنى، وما ربك بظلاَّم للعبيد.
ومن ذلك أنَّ العباد إذا كَثُرَ ظلمُهم وفسادُهم ومنعُهم الحقوق الواجبة؛ وُلِّي عليهم ظلمةٌ يسومونهم سوء العذاب، ويأخذون منهم بالظُّلم والجَوْر أضعاف ما منعوا من حقوق الله وحقوق عباده على وجه غير مأجورين فيه ولا محتسبين؛ كما أن العباد إذا صلحوا واستقاموا؛ أصلح الله رعاتهم، وجعلهم أئمة عدل وإنصاف، لا ولاة ظلم واعتساف.
(129) ﴾ وَكَذَٰلِكَ نُوَلِّي بَعۡضَ ٱلظَّٰلِمِينَ بَعۡضَۢا بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ ﴿ "Dan demikianlah Kami jadikan sebagian orang-orang yang zhalim itu menjadi teman bagi sebagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan." Maksudnya, sebagaimana Kami jadikan jin yang bengal sebagai wali dan ber-kuasa menyesatkan teman-temannya dari kalangan manusia, Kami hubungkan juga mereka dengan jalinan pertemanan dan kesesuaian disebabkan oleh usaha dan jerih payah mereka, maka termasuk sunnah Kami adalah menjadikan orang zhalim sebagai wali bagi orang zhalim yang lain yang mendorong dan meng-hasudnya kepada keburukan, menjauhkan dan menghindarkannya dari kebaikan. Hal itu termasuk hukuman Allah yang keras, yang buruk pengaruhnya, yang mendalam bahayanya, dan yang me-nanggung dosa adalah orang yang zhalim, dialah yang mengundang dan memetik mudarat bagi dirinya sendiri, dan Tuhanmu tidaklah menzhalimi hamba-hambaNya.
Termasuk dalam hal ini adalah jika kezhaliman manusia, kerusakan dan penolakan manusia untuk menunaikan hak-hak yang wajib telah memuncak, maka Allah akan memunculkan orang zhalim yang menguasai mereka dan menimpakan azab yang buruk kepada mereka. Dia akan memerintah mereka dengan kezhaliman dan kesewenang-wenangan yang jauh lebih besar daripada hak-hak Allah dan hamba-hambaNya yang tidak mereka tunaikan dengan tidak diberi balasan dan pahala padanya, sebagaimana jika manu-sia baik dan lurus, maka Allah memperbaiki pemimpin mereka, menjadikan mereka sebagai pemimpin-pemimpin yang adil dan bukan pemimpin zhalim lagi lalim.
#
{130} ثم وبَّخ الله جميع من أعرض عن الحق وردَّه من الجنِّ والإنس، وبيَّن خطأهم، فاعترفوا بذلك، فقال: {يا مَعْشَرَ الجنِّ والإنسِ ألم يأتِكُم رسلٌ منكم يقصُّونَ عليكُم آياتي}: الواضحات البيِّنات التي فيها تفاصيل الأمر والنهي والخير والشرِّ والوعد والوعيد، {وينذِرونَكم لقاءَ يومِكم هذا}: ويعلِّمونكم أنَّ النجاةَ فيه والفوزَ إنَّما هو بامتثال أوامر الله واجتناب نواهيه، وأنَّ الشقاء والخسران في تضييع ذلك، فأقروا بذلك واعترفوا، فقالوا: بلى، {شَهِدْنا على أنفُسِنا وغرَّتْهُمُ الحياةُ الدُّنيا}: بزينتها وزُخرفها ونعيمها، فاطمأنوا بها ورضوا وألهتْهم عن الآخرةِ، {وشهِدوا على أنفسهم أنَّهم كانوا كافرين}: فقامت عليهم حجةُ الله، وعَلِمَ حينئذٍ كلُّ أحدٍ حتى هم بأنفسهم عدلَ الله فيهم، [فقال لهم حاكماً عليهم بالعذاب الأليم: ادخُلوا في جملة أمم قد خلت من قبلكم من الجنِّ والإنس؛ صنعوا كصنيعكم، واستمتعوا بخلاقهم كما استمتعتم، وخاضوا بالباطل كما خضتم؛ إنهم كانوا خاسرين؛ أي: الأولون من هؤلاء والآخرون، وأيُّ خسرانٍ أعظم من خسران جنات النعيم وحرمان جوار أكرم الأكرمين] ؟!
(130) Kemudian Allah mencela semua orang yang berpa-ling dari kebenaran dan menolaknya, baik yang berasal dari ka-langan jin dan manusia. Dia menjelaskan kesalahan mereka, maka mereka mengakui itu. Dia berfirman, ﴾ يَٰمَعۡشَرَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ أَلَمۡ يَأۡتِكُمۡ رُسُلٞ مِّنكُمۡ يَقُصُّونَ عَلَيۡكُمۡ ءَايَٰتِي
﴿ "Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu" yang jelas dan terang yang terdapat padanya perincian perintah, larangan, kebaikan, keburukan, janji pahala, dan ancaman siksa, ﴾ وَيُنذِرُونَكُمۡ لِقَآءَ يَوۡمِكُمۡ هَٰذَاۚ
﴿ "dan memberi peringatan kepadamu terhadap pertemuanmu dengan hari ini?" Dan mengajarkan kepadamu bahwa keselamatan dan keberuntungan hanya didapat dengan menaati perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-laranganNya, dan bahwa kesengsaraan dan kerugian terletak pada penyia-nyiaan semua itu? Maka mereka mengakui itu. Mereka berkata, "Benar, ﴾ شَهِدۡنَا عَلَىٰٓ أَنفُسِنَاۖ وَغَرَّتۡهُمُ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا
﴿ 'Kami menjadi saksi atas diri kami sendiri', namun kehidupan dunia telah menipu mereka," dengan perhiasan, keindahan dan kenikmatannya, maka mereka condong kepadanya dan menerimanya, dan itu melalaikan mereka dari Akhi-rat. ﴾ وَشَهِدُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ أَنَّهُمۡ كَانُواْ كَٰفِرِينَ ﴿ "Dan mereka menjadi saksi atas diri mereka sendiri, bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir." Maka hujjah Allah pun tegak atas mereka, dan pada saat itu, semua orang mengetahui bahkan diri mereka sendiri mengetahui keadilan Allah pada mereka.
(Maka Allah menyatakan hukumNya atas mereka dengan azab yang pedih, "Masuklah kamu ke dalam deretan umat-umat yang telah berlalu sebelummu dari kalangan jin dan manusia di mana mereka melakukan seperti yang kamu lakukan. Mereka bersenang-senang dengan kekayaan mereka seperti yang kamu lakukan. Mereka bersenang-senang dengan kekayaan mereka se-perti kamu pun bersenang-senang. Mereka terjun ke dalam keba-tilan sepertimu. Mereka adalah orang-orang yang merugi, yakni orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir dari mereka. Ada-kah kerugian yang lebih besar daripada kerugian surga kenikmat-an dan lenyapnya perlindungan dari Allah Yang Maha Pemurah?).
[64]
#
{132} ولكنَّهم وإن اشتركوا في الخسران؛ فإنهم يتفاوتون في مقداره تفاوتاً عظيماً، {ولكلٍّ}: منهم {درجات مما عملوا}: بحسب أعمالهم، لا يُجعل قليل الشرِّ منهم ككثيره، ولا التابع كالمتبوع، ولا المرؤوس كالرئيس؛ كما أن أهل الثواب والجنة وإن اشتركوا في الربح والفلاح ودخول الجنة؛ فإن بينهم من الفرق ما لا يعلمه إلا الله، مع أنهم كلهم [قد] رضوا بما آتاهم مولاهم وقنعوا بما حباهم، فنسأله تعالى أن يجعلَنا من أهل الفردوس الأعلى التي أعدَّها الله للمقربين من عباده والمصطَفَيْن من خلقه وأهل الصفوة من أهل وداده. {وما ربُّك بغافل عما يعملونَ} فيجازي كلًّا بحسب عمله، وبما يعلمه من مقصده.
(132) Walaupun mereka sama-sama merugi, akan tetapi kerugian mereka berbeda-beda dengan perbedaan yang besar. ﴾ وَلِكُلّٖ
﴿ "Dan masing-masing orang" dari mereka ﴾ دَرَجَٰتٞ مِّمَّا عَمِلُواْۚ
﴿ "memperoleh derajat-derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya." Sesuai dengan amal mereka, sedikit keburukan tidak disamakan dengan banyaknya, pengikut tidaklah sama dengan yang diikuti, yang dipimpin tidaklah sama dengan yang memimpin. Sebagai-mana penduduk surga, walaupun mereka sama-sama masuk surga, mendapatkan keuntungan dan kemenangan, akan tetapi di antara mereka terdapat perbedaan yang hanya diketahui oleh Allah, mes-kipun masing-masing dari mereka telah rela menerima apa yang Allah berikan kepadanya dan cukup dengan apa yang dilimpah-kan kepadanya. Kami memohon kepada Allah agar menjadikan kami termasuk penduduk Surga Firdaus yang tertinggi yang Allah sediakan bagi hamba-hambaNya yang dekat, makhlukNya yang terpilih dan orang-orang khusus dari orang-orang yang dicintaiNya.
﴾ وَمَا رَبُّكَ بِغَٰفِلٍ عَمَّا يَعۡمَلُونَ ﴿ "Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan." Maka masing-masing dibalas sesuai dengan amalnya dan sesuai dengan maksud yang diketahuiNya.
#
{133} وإنما أمر الله العباد بالأعمال الصالحة ونهاهم عن الأعمال السيئة رحمةً بهم وقصداً لمصالحهم، وإلاَّ؛ فهو الغني بذاته عن جميع مخلوقاته؛ فلا تنفعه طاعة الطائعين؛ كما لا تضره معصية العاصين. {إن يشأ يُذْهِبْكم}: بالإهلاك، {ويستخلِفْ من بعدِكم ما يشاء كما أنشأكم من ذُرِّيَّة قوم آخرين}: فإذا عرفتم بأنكم لا بدَّ أن تنتقلوا من هذه الدار كما انتقل غيركم، وترحلون منها وتخلونها لمن بعدكم كما رَحَلَ عنها مَنْ قبلكم وخلَّوها لكم؛ فَلِمَ اتَّخذتموها قراراً، وتوطنتم بها، ونسيتم أنها دار ممرٍّ، لا دار مقرٍّ وأن أمامكم داراً هي الدار التي جمعتْ كلَّ نعيم وسلمتْ من كلِّ آفة ونقص؟ وهي الدار التي يسعى إليها الأوَّلون والآخرون، ويرتحل نحوها السابقون واللاحقون، التي إذا وصلوها؛ فثم الخلودُ الدائم والإقامة اللازمة والغاية التي لا غاية وراءها والمطلوب الذي ينتهي إليه كل مطلوب والمرغوب الذي يضمحلُّ دونه كل مرغوب، هنالك والله ما تشتهيه الأنفس وتلذُّ الأعين ويتنافس فيه المتنافسون من لذَّة الأرواح وكثرة الأفراح ونعيم الأبدان والقلوب والقرب من علام الغيوب؛ فلله همةٌ تعلَّقت بتلك الكرامات، وإرادة سَمَتْ إلى أعلى الدرجات، وما أبخس حظَّ من رضي بالدُّون، وأدنى همة من اختار صفقة المغبون!
(133) Allah memerintahkan amal shalih kepada hamba-hambaNya dan melarang amal buruk sebagai bentuk kasih sayang terhadap mereka dan bertujuan mewujudkan kebaikan bagi mereka, karena jika tidak, maka Dia Mahakaya dengan DzatNya dan tidak membutuhkan makhluk-makhlukNya. Ketaatan orang-orang yang taat tidak berguna bagiNya, dan kedurhakaan orang yang durha-ka tidaklah merugikannya.
﴾ إِن يَشَأۡ يُذۡهِبۡكُمۡ وَيَسۡتَخۡلِفۡ مِنۢ بَعۡدِكُم مَّا يَشَآءُ كَمَآ أَنشَأَكُم مِّن ذُرِّيَّةِ قَوۡمٍ ءَاخَرِينَ ﴿ "Jika Dia menghendaki, niscaya Dia memusnahkan kamu, dan menggan-timu dengan siapa yang dikehendakiNya setelah kamu
(musnah), seba-gaimana Dia telah menjadikan kamu dari keturunan orang-orang lain." Jika kamu mengetahui bahwa kamu pasti berpindah dari alam ini sebagaimana selainmu juga berpindah, kamu pasti pergi darinya dan meninggalkannya untuk orang-orang sesudahmu sebagaimana orang-orang sebelummu telah berpindah darinya, pergi darinya dan meninggalkannya untukmu, lalu mengapa kamu menjadikannya sebagai tempat tinggal permanen, kamu tinggal padanya dan kamu lupa bahwa ia hanyalah tempat singgah sementara, bukan tempat menetap, dan bahwa di depanmu terdapat alam yang menghim-pun seluruh kenikmatan dan terbebas dari segala kekurangan dan aib? Ia adalah alam di mana orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir berjuang mendapatkannya, orang-orang terdahulu dan yang datang kemudian berpindah ke sana, yang mana jika mereka telah sampai kepadanya, maka di dalamnya terdapat kekekalan selama-lamanya, tempat tinggal abadi, tujuan yang di belakangnya tidak ada tujuan lagi, sesuatu yang didambakan di mana seluruh dambaan terhenti padanya, sesuatu yang diinginkan di mana se-gala yang diinginkan sirna di bawahnya. Di sana demi Allah, ter-dapat apa yang diinginkan oleh jiwa, yang dinikmati oleh mata, padanya orang-orang berlomba-lomba mendapatkan kenikmatan ruh, kebahagiaan yang banyak, nikmat-nikmat badan dan hati serta kedekatan kepada Allah Yang Maha Mengetahui yang ghaib.
Alangkah mulianya semangat yang berkaitan dengan kemu-liaan itu dan keinginan yang terangkat ke derajat yang tertinggi. Dan betapa hinanya bagian orang yang rela dengan kerendahan, dan betapa rendahnya semangat orang yang rela dengan pernia-gaan yang melenakan.
#
{134} ولا يستبعد المعرض الغافل سرعة الوصول إلى هذه الدار؛ فإنَّ {ما توعدونَ لآتٍ وما أنتُم بمعجزينَ}: لله، فارِّين من عقابه؛ فإنَّ نواصِيَكم تحت قبضته، وأنتم تحت تدبيره وتصرفه.
(134) Orang yang berpaling lagi lalai jangan meyakini bah-wa untuk sampai kepada alam ini memerlukan waktu yang lama karena ﴾ إِنَّ مَا تُوعَدُونَ لَأٓتٖۖ وَمَآ أَنتُم بِمُعۡجِزِينَ ﴿ "sesungguhnya sesuatu yang dijanjikan kepadamu pasti datang, dan kamu sekali-kali tidak sanggup menolaknya." Maksudnya, menolak dari Allah, tidak sanggup lari dari azabnya karena ubun-ubunmu berada dalam genggamanNya, dan kamu berada di bawah pengaturan dan penataanNya.
#
{135} {قل}: يا أيها الرسولُ لقومك إذا دعوتَهم إلى الله وبينت لهم مآلهم وما عليهم من حقوقه فامتنعوا من الانقياد لأمرِهِ واتَّبعوا أهواءهم واستمروا على شركهم: {يا قومِ اعملوا على مكانتِكُم}؛ أي: على حالتكم التي أنتم عليها ورضيتموها لأنفسكم، {إني عاملٌ}: على أمر الله ومتبعٌ لمراضي الله: {فسوف تعلمونَ من تكونُ له عاقبةُ الدار}: أنا أو أنتم، وهذا من الإنصاف بموضع عظيم؛ حيث بيَّن الأعمال وعامليها، وجعل الجزاء مقروناً بنظر البصير، ضارباً فيه صفحاً عن التصريح الذي يغني عنه التلويح، وقد علم أن العاقبة الحسنة في الدنيا والآخرة للمتقين، وأن المؤمنين لهم عُقبى الدار، وأنَّ كلَّ معرض عن ما جاءت به الرسل عاقبته عاقبة سوء وشر، ولهذا قال: {إنه لا يفلحُ الظالمونَ}: فكلُّ ظالم وإن تمتَّع في الدُّنيا بما تمتع به؛ فنهايته فيه الاضمحلال والتلف؛ إن الله ليملي للظالم حتى إذا أخذه لم يُفْلِتْه.
(135) ﴾ قُلۡ
﴿ "Katakanlah," wahai Rasul kepada kaummu jika kamu mengajak mereka kepada Allah, jelaskanlah tempat kembali mereka kepada mereka dan hak-hakNya yang wajib atas mereka lalu mereka menolak tunduk kepada perintahNya, mengikuti hawa nafsu mereka dan terus berjalan di atas kesyirikan,﴾ يَٰقَوۡمِ ٱعۡمَلُواْ عَلَىٰ مَكَانَتِكُمۡ
﴿ "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu pada tem-pat berpijakmu." Maksudnya berbuatlah pada tempat berpijakmu di mana kamu berada di atasnya dan kamu merelakannya untuk dirimu. ﴾ إِنِّي عَامِلٞۖ
﴿ "Sesungguhnya aku pun berbuat (pula)," dengan berpedoman pada perintah dari Allah dan mengikuti ridha Allah. ﴾ فَسَوۡفَ تَعۡلَمُونَ مَن تَكُونُ لَهُۥ عَٰقِبَةُ ٱلدَّارِۚ
﴿ "Kelak kamu akan mengetahui, sia-pakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik dari dunia ini." Aku atau kamu. Ini termasuk obyektifitas dengan nilai tinggi di mana Dia menjelaskan amal perbuatan dan pelakunya, men-jadikan balasan terkait dengan pandangan orang yang mengetahui, memaparkannya dengan terbuka dan jelas sehingga tidak memer-lukan isyarat. Telah diketahui bahwa akibat yang baik di dunia dan akhirat adalah milik orang-orang yang bertakwa, bahwa orang-orang Mukmin adalah pemilik hasil yang baik dari dunia ini, dan bahwa setiap orang yang berpaling dari sesuatu yang dibawa oleh para Rasul, akibatnya adalah akibat buruk. Oleh karena itu Allah berfirman, ﴾ إِنَّهُۥ لَا يُفۡلِحُ ٱلظَّٰلِمُونَ ﴿ "Sesungguhnya, orang-orang yang zhalim itu tidak akan mendapat keberuntungan." Semua orang yang zhalim walaupun dia menikmati dunia dengan kenikmatannya, tetap saja akhirnya adalah ketiadaan dan kebinasaan. Sesungguh-nya Allah mendikte orang zhalim sehingga manakala Dia meng-ambilnya, maka dia tidak akan lolos.
{وَجَعَلُوا لِلَّهِ مِمَّا ذَرَأَ مِنَ الْحَرْثِ وَالْأَنْعَامِ نَصِيبًا فَقَالُوا هَذَا لِلَّهِ بِزَعْمِهِمْ وَهَذَا لِشُرَكَائِنَا فَمَا كَانَ لِشُرَكَائِهِمْ فَلَا يَصِلُ إِلَى اللَّهِ وَمَا كَانَ لِلَّهِ فَهُوَ يَصِلُ إِلَى شُرَكَائِهِمْ سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ (136) وَكَذَلِكَ زَيَّنَ لِكَثِيرٍ مِنَ الْمُشْرِكِينَ قَتْلَ أَوْلَادِهِمْ شُرَكَاؤُهُمْ لِيُرْدُوهُمْ وَلِيَلْبِسُوا عَلَيْهِمْ دِينَهُمْ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ (137) وَقَالُوا هَذِهِ أَنْعَامٌ وَحَرْثٌ حِجْرٌ لَا يَطْعَمُهَا إِلَّا مَنْ نَشَاءُ بِزَعْمِهِمْ وَأَنْعَامٌ حُرِّمَتْ ظُهُورُهَا وَأَنْعَامٌ لَا يَذْكُرُونَ اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا افْتِرَاءً عَلَيْهِ سَيَجْزِيهِمْ بِمَا كَانُوا يَفْتَرُونَ (138) وَقَالُوا مَا فِي بُطُونِ هَذِهِ الْأَنْعَامِ خَالِصَةٌ لِذُكُورِنَا وَمُحَرَّمٌ عَلَى أَزْوَاجِنَا وَإِنْ يَكُنْ مَيْتَةً فَهُمْ فِيهِ شُرَكَاءُ سَيَجْزِيهِمْ وَصْفَهُمْ إِنَّهُ حَكِيمٌ عَلِيمٌ (139) قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ قَتَلُوا أَوْلَادَهُمْ سَفَهًا بِغَيْرِ عِلْمٍ وَحَرَّمُوا مَا رَزَقَهُمُ اللَّهُ افْتِرَاءً عَلَى اللَّهِ قَدْ ضَلُّوا وَمَا كَانُوا مُهْتَدِينَ (140)}
"Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah, lalu mereka ber-kata sesuai dengan persangkaan mereka, 'Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami.' Maka sajian-sajian yang diperuntuk-kan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah, dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Amat buruklah ketetapan mereka itu. Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadi-kan kebanyakan dari orang-orang yang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan untuk mengaburkan agama mereka. Dan kalau Allah menghen-daki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan sesuatu yang mereka ada-adakan. Dan mereka menga-takan, 'Inilah binatang ternak dan tanaman yang dilarang, tidak boleh memakannya, kecuali orang yang kami kehendaki,' menurut anggapan mereka, dan ada binatang ternak yang diharamkan me-nungganginya dan binatang ternak yang mereka tidak menyebut nama Allah di waktu menyembelihnya, semata-mata membuat kedustaan terhadap Allah. Kelak Allah akan membalas mereka atas apa yang selalu mereka ada-adakan. Dan mereka mengata-kan, 'Apa yang dalam perut binatang ternak ini adalah khusus untuk pria kami, dan diharamkan atas wanita kami,' dan jika yang dalam perut itu dilahirkan mati, maka pria dan wanita sama-sama boleh memakannya. Kelak Allah akan membalas mereka atas ke-tetapan mereka. Sesungguhnya Allah Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. Sungguh rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan lagi tidak mengetahui, dan mereka meng-haramkan sesuatu yang telah Allah rizkikan kepada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah. Sungguh mereka telah sesat, dan tidaklah mereka mendapat petunjuk."
(Al-An'am: 136-140).
#
{136} يخبر تعالى عما عليه المشركون المكذِّبون للنبي - صلى الله عليه وسلم - من سفاهة العقل وخفة الأحلام والجهل البليغ، وعدَّد تبارك وتعالى شيئاً من خرافاتهم؛ لينبِّه بذلك على ضلالهم والحذر منهم، وأن معارضة أمثال هؤلاء السفهاء للحقِّ الذي جاء به الرسول لا تقدح فيه أصلاً؛ فإنَّهم لا أهليَّة لهم في مقابلة الحق، فذكر من ذلك أنهم: {جعلوا للهِ} نصيباً {مما ذَرَأ من الحَرْثِ والأنعام}: ولشركائهم من ذلك نصيباً، والحال أنَّ الله تعالى هو الذي ذرأه للعباد وأوجده رزقاً، فجمعوا بين محذورين محظورين، بل ثلاثة محاذير:
منَّتهم على الله في جعلهم له نصيباً مع اعتقادهم أنَّ ذلك منهم تبرُّع.
وإشراك الشركاء الذين لم يرزُقوهم ولم يوجدوا لهم شيئاً في ذلك.
وحكمهم الجائر في أنَّ ما كان للهِ لم يبالوا به ولم يهتمُّوا، ولو كان واصلاً إلى الشركاء وما كان لشركائهم؛ اعتنوا به واحتفظوا به ولم يصلْ إلى الله منه شيءٌ، وذلك أنهم إذا حصل لهم من زروعهم وثمارهم وأنعامهم التي أوجدها الله لهم شيء؛ جعلوه قسمينِ: قسماً قالوا: هذا لله بقولهم وزعمهم، وإلاَّ؛ فالله لا يقبلُ إلا ما كان خالصاً لوجهه ولا يقبلُ عمل مَن أشرك به، وقسماً جعلوه حصة شركائِهِم من الأوثان والأنداد؛ فإن وصل شيء مما جعلوه لله واختلط بما جعلوه لغيره؛ لم يبالوا بذلك، وقالوا: الله غنيٌّ عنه فلا يردُّونه، وإن وصل شيءٌ مما جعلوه لآلهتهم إلى ما جعلوه لله؛ ردُّوه إلى محلِّه، وقالوا: إنها فقراء، لا بدَّ من ردِّ نصيبها؛ فهل أسوأ من هذا الحكم وأظلم حيث جعلوا ما للمخلوق يجتهد فيه وينصح ويحفظ أكثر مما يفعل بحقِّ الله.
ويحتمل أن تأويل الآية الكريمة ما ثبت في «الصحيح» عن النبي - صلى الله عليه وسلم -: أنَّه قال عن الله تعالى: أنّه قال: «أنا أغنى الشُّركاءِ عن الشرك، مَنْ أشرك معي شيئاً؛ تركتُه وشِرْكَه» ، وأنَّ معنى الآية أنَّ ما جعلوه وتقربوا به لأوثانهم فهو تقرُّبٌ خالصٌ لغير الله، ليس لله منه شيءٌ، وما جعلوه لله على زعمهم؛ فإنه لا يصل إليه؛ لكونِهِ شركاً، بل يكون حظَّ الشركاء والأنداد؛ لأن الله غنيٌّ عنه، لا يقبل العمل الذي أشرك به معه أحدٌ من الخلق.
(136) Allah menyampaikan kebodohan akal, kerancuan pemikiran dan kebodohan yang mendalam yang dimiliki oleh orang-orang musyrik yang mendustakan Nabi. Allah membongkar sedi-kit khurafat mereka untuk memperingatkan kesesatan mereka, dan agar ia diwaspadai, dan bahwa penentangan dari orang-orang se-misal mereka terhadap kebenaran yang dibawa oleh Rasul sama sekali tidak menodainya, karena mereka tidak layak untuk meng-hadapi kebenaran. Allah menjelaskan sebagian dari itu, bahwa mereka ﴾ وَجَعَلُواْ لِلَّهِ مِمَّا ذَرَأَ مِنَ ٱلۡحَرۡثِ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ نَصِيبٗا ﴿ "memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah." Sementara sesembahan mereka juga mendapatkan satu bagian, padahal sebenarnya Allah-lah yang menciptakan dan meng-adakan rizki untuk hamba-hambaNya, maka mereka menggabung-
kan antara dua perkara dosa yang dikhawatirkan bahkan tiga:
Pertama, jasa mereka kepada Allah dengan memberikan ba-gian untukNya meskipun mereka meyakini bahwa itu adalah sukarela dari mereka.
Kedua, menyamakan sesembahan itu dengan Allah padahal sesembahan itu tidak memberi mereka rizki dan tidak mencipta-kan sedikit pun darinya.
Ketiga, keputusan mereka yang tidak adil bahwa mereka tidak mempedulikan dan tidak memperhatikan sesuatu yang diberikan kepada Allah walaupun ia sampai kepada sesembahan-sesembahan mereka. Sebaliknya yang diberikan kepada sesembahan-sesem-bahan, maka mereka menjaga dan memperhatikannya, dan tidak sedikit pun yang sampai kepada Allah darinya. Hal itu jika mereka mendapatkan rizki dari tanaman, buah-buahan, dan ternak mereka, maka mereka membaginya menjadi dua bagian. Satu bagian me-reka katakan, "Ini untuk Allah," menurut klaim mereka, karena jika tidak, maka Allah tidak menerima kecuali apa yang diikhlaskan demi WajahNya. Dia tidak menerima amal orang yang menyekutu-kanNya, sedangkan bagian lain, maka mereka menjadikannya se-bagai bagian untuk sesembahan-sesembahan mereka dalam bentuk berhala dan tandingan-tandingan. Mereka tidak mempedulikan jika sesuatu yang mereka peruntukkan bagi Allah sampai dan bercam-pur dengan sesuatu yang mereka peruntukkan untuk selainNya.
Mereka berkata, "Allah tidak membutuhkannya." Maka me-reka tidak mengembalikannya
(kepada Allah). Sebaliknya jika sesuatu yang mereka peruntukkan bagi sesembahan-sesembahan bercampur dengan sesuatu yang mereka peruntukkan bagi Allah, maka mereka memisahkannya dan mengembalikannya ke tempat-nya, maka mereka berkata, "Ia miskin, bagiannya harus dikembali-kan." Adakah hukum yang lebih buruk dan lebih zhalim daripada ini, di mana mereka bersungguh-sungguh, menjaga dan mengikhlas-kan diri untuk sesuatu yang diberikan kepada makhluk sementara sebaliknya pada hak Allah?
Ayat yang mulia ini bisa pula ditafsirkan dengan hadits yang ada dalam ash-Shahih dari Nabi bahwa Nabi bersabda,
قَالَ اللّٰهُ: أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ، مَنْ أَشْرَكَ مَعِيْ شَيْئًا تَرَكْتُهُ وَشَرِيْكَهُ.
"Allah berfirman, 'Aku adalah sekutu
(maksudnya dalam anggap-an mereka) yang tidak membutuhkan sekutu. Barangsiapa menyekutu-kanKu dengan sesuatu, maka Aku meninggalkannya dan sekutunya'."
[65]
Jadi makna ayat ini adalah, bahwa sesuatu yang mereka per-untukkan dan persembahkan untuk berhala-berhala adalah ibadah yang murni kepada selain Allah. Allah tidak mendapatkan sedikit pun darinya. Apa yang menurut klaim mereka diperuntukkan bagi Allah, maka ia tetap tidak sampai kepadaNya karena itu adalah kesyirikan. Ia adalah bagian bagi sesembahan-sesembahan dan tandingan-tandingan itu, karena Allah tidak memerlukannya, dan Dia tidak menerima amal yang padanya terdapat unsur syirik de-ngan salah satu makhlukNya.
#
{137} ومن سَفَه المشركين وضلالهم أنه {زَيَّنَ لكثيرٍ من المشركين} شركاؤهم ـ أي: رؤساؤهم وشياطينهم ـ قتلَ أولادهم، وهو الوأد الذين يدفنون أولادهم خشية الافتقار والإناث خشية العار، وكل هذا من خدع الشياطين الذين يريدون أن يُرْدوهم بالهلاك ويَلْبِسوا عليهم دينهم فيفعلون الأفعال التي في غاية القبح، ولا يزال شركاؤهم يزيِّنونها لهم حتى تكونَ عندهم من الأمور الحسنة والخصال المستحسنة، ولو شاء الله أن يمنَعَهم ويحَولَ بينهم وبين هذه الأفعال ويمنعَ أولادَهم عن قتل الأبوين لهم؛ ما فعلوه، ولكنِ اقتضتْ حكمتُهُ التخليةَ بينهم وبين أفعالهم؛ استدراجاً منه لهم وإمهالاً لهم وعدم مبالاة بما هم عليه، ولهذا قال: {فذَرْهُم وما يفترونَ}؛ أي: دعهم مع كذِبِهم وافترائهم، ولا تحزن عليهم؛ فإنَّهم لن يضرُّوا الله شيئاً.
(137) Dan di antara kebodohan dan kesesatan orang-orang musyrik adalah bahwa pemimpin-pemimpin mereka ﴾ زَيَّنَ لِكَثِيرٖ مِّنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ
﴿ "telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang yang musyrik itu memandang baik." Maksudnya, para pembesar dan para pemimpin mereka menjadikan indah pembunuhan terhadap anak-anak mereka, yaitu menguburkan hidup-hidup anak laki-laki karena takut miskin dan anak perempuan karena takut malu. Semua itu termasuk tipuan setan yang ingin menjerumuskan mereka ke dalam kebinasaan dan merancukan agama mereka, akibatnya mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang sangat buruk. Para pembe-sar mereka terus menerus menghiasinya bagi mereka sehingga me-nurut mereka hal tersebut termasuk perkara dan sifat yang baik. Seandainya Allah berkehendak melarang dan menghalang-halangi mereka dari perbuatan-perbuatan ini, serta melindungi anak-anak mereka dari pembunuhan yang dilakukan kedua orang tua mereka, niscaya mereka tidak akan mampu melakukannya, akan tetapi hikmahNya membiarkan mereka melakukan hal itu sebagai tipu daya dariNya kepada mereka dan penundaan kepada mereka serta ketidakpedulianNya terhadap keadaan mereka. Oleh karena itu, Dia berfirman, ﴾ فَذَرۡهُمۡ وَمَا يَفۡتَرُونَ ﴿ "Maka tinggalkanlah mereka dan sesuatu yang mereka ada-adakan." Maksudnya, biarkan mereka dengan kebohongan dan kedustaannya. Jangan sedih atas tindakan buruk mereka, karena mereka tidak merugikan Allah sedikit pun.
#
{138} ومن أنواع سفاهتهم أن الأنعام التي أحلَّها الله لهم عموماً وجعلها رزقاً ورحمة يتمتَّعون بها وينتفعون قد اخترعوا فيها بدعاً وأقوالاً من تلقاء أنفسهم؛ فعندهم اصطلاح في بعض الأنعام والحرث أنهم يقولون فيها: {هذه أنعامٌ وحَرْثٌ حِجْرٌ}؛ أي: محرم. لا يطعمه {إلا من نشاء}؛ أي: لا يجوز أن يَطْعَمُه أحدٌ إلاَّ مَن أردنا أن يُطعمه أو وصفناه بوصفٍ من عندنا، وكلُّ هذا بزعمهم لا مستندَ لهم ولا حجة إلا أهويتهم وآراؤهم الفاسدة.
وأنعام ليست محرمةً من كل وجه، بل يحرِّمون ظهورها؛ أي: بالركوب والحمل عليها، ويحمون ظهرها، ويسمونها الحام.
وأنعام لا يذكرون اسم الله عليها، بل يذكرون اسم أصنامهم وما كانوا يعبدون من دون الله عليها، وينسبون تلك الأفعال إلى الله، وهم كَذَبَةٌ فُجَّارٌ في ذلك. {سيجزيهم بما كانوا يفترونَ}: على الله من إحلال الشرك وتحريم الحلال من الأكل والمنافع.
(138) Di antara bentuk kebodohan mereka adalah bahwa binatang ternak yang secara umum telah dihalalkan oleh Allah, dan dijadikan sebagai rizki dan rahmat di mana mereka menikmati-nya dan mengambil manfaatnya, namun mereka mengada-adakan keyakinan dan ucapan dari diri mereka sendiri, mereka memiliki istilah sendiri pada sebagian binatang ternak dan tanaman, mereka mengatakan, ﴾ هَٰذِهِۦٓ أَنۡعَٰمٞ وَحَرۡثٌ حِجۡرٞ
﴿ "Inilah binatang ternak dan tanaman yang dilarang." Maksudnya, diharamkan, tidak ada yang memakan-nya ﴾ إِلَّا مَن نَّشَآءُ
﴿ "kecuali orang yang kami kehendaki." Maksudnya, tidak seorang pun boleh memakannya kecuali orang yang kami inginkan atau dia memiliki kriteria khusus menurut kami. Semua ini hanya sekedar klaim mereka tanpa pijakan dan hujjah kecuali hanya hawa nafsu dan akal mereka yang rusak.
Adapula binatang ternak yang tidak diharamkan dari segala segi, hanya punggungnya saja yang diharamkan, maksudnya mereka dilarang mengendarai dan memberi beban kepadanya, mereka melindungi punggungnya, dan mereka menamakannya Ham.
Adapula binatang ternak di mana mereka tidak menyebut nama Allah saat menyembelihnya, akan tetapi menyebut nama berhala-berhala dan sesembahan-sesembahan yang mereka sem-bah selain Allah, mereka menyandarkan perbuatan itu kepada Allah, maka mereka semua adalah orang-orang fajir lagi pendusta. ﴾ سَيَجۡزِيهِم بِمَا كَانُواْ يَفۡتَرُونَ ﴿ "Kelak Allah akan membalas mereka atas apa yang selalu mereka ada-adakan" atas nama Allah dalam bentuk penghalalan syirik, pengharaman makanan dan manfaat yang halal.
#
{139} ومن آرائهم السخيفة أنهم يجعلون بعض الأنعام ويعيِّنونها محرماً ما في بطنها على الإناث دون الذكور، فيقولون: {ما في بطونِ هذه الأنعام خالصةٌ لذكورنا}؛ أي: حلال لهم لا يشاركهم فيها النساء. {ومحرَّمٌ على أزواجنا}؛ أي: نسائنا، هذا إذا وُلِدَ حيًّا، وإن يكن ما في بطنها يولد ميتاً؛ فهم فيه شركاء؛ أي: فهو حلال للذكور والإناث. {سيَجْزيهم}: الله {وَصْفَهُمْ}: حيث وصفوا ما أحلَّه الله بأنه حرام، ووصفوا الحرام بالحلال، فناقضوا شرع الله وخالفوه ونسبوا ذلك إلى الله. {إنَّه حكيمٌ}؛ حيث أمهل لهم ومكَّنهم مما هم فيه من الضلال، {عليمٌ}: بهم لا تخفى عليه خافيةٌ، وهو تعالى يعلم بهم، وبما قالوه عليه، وافتَرَوْه وهو يعافيهم، ويرزقهم جل جلاله.
(139) Di antara keyakinan mereka yang buruk adalah bahwa mereka menentukan sebagian binatang ternak, lalu mereka menentukan janin yang ada di perutnya sebagai sesuatu yang haram untuk wanita dan tidak bagi laki-laki. Mereka berkata,﴾ مَا فِي بُطُونِ هَٰذِهِ ٱلۡأَنۡعَٰمِ خَالِصَةٞ لِّذُكُورِنَا
﴿ "Janin yang dalam perut binatang ternak ini adalah khusus untuk pria kami." Maksudnya, hanya halal untuk kaum laki-laki saja, dan tidak halal untuk wanita. ﴾ وَمُحَرَّمٌ عَلَىٰٓ أَزۡوَٰجِنَاۖ
﴿ "Dan diharamkan atas wanita kami." Ini jika janin itu lahir dalam ke-adaan hidup. Jika ia dilahirkan dalam keadaan mati, maka ia halal untuk semuanya, yakni halal untuk laki-laki dan wanita.﴾ سَيَجۡزِيهِمۡ وَصۡفَهُمۡۚ
﴿ "Kelak Allah akan membalas mereka terhadap ketetapan mereka," di mana mereka menetapkan sesuatu yang dihalalkan oleh Allah sebagai sesuatu yang haram, dan menetapkan yang haram menjadi halal, maka mereka menentang dan menyelisihi syariat Allah dan mereka menisbatkannya kepada Allah.
﴾ إِنَّهُۥ حَكِيمٌ
﴿ "Sesungguhnya Allah Mahabijaksana," di mana Dia menunda mereka dan menempatkan mereka di dalam kesesatan yang mereka alami. ﴾ عَلِيمٞ ﴿ "Lagi Maha Mengetahui," keadaan me-reka, tidak ada yang samar bagiNya. Dia mengetahui mereka, me-ngetahui apa yang mereka katakan dan mereka nisbatkan secara dusta kepadaNya sementara Dia terus memberi mereka rizki dan keselamatan.
#
{140} ثم بيَّن خُسرانهم وسفاهةَ عقولهم، فقال: {قد خَسِرَ الذين قتلوا أولادَهم سفهاً بغير علم}؛ أي: خسروا دينهم وأولادهم وعقولهم، وصار وصفهم بعد العقول الرزينة السَّفَه المردي والضلال، {وحرَّموا ما رزقهم الله}؛ أي: ما جعله رحمة لهم وساقه رزقاً لهم، فردُّوا كرامة ربِّهم، ولم يكتفوا بذلك، بل وصفوها بأنها حرام وهي من أحلِّ الحلال، وكل هذا {افتراءٌ على الله}؛ أي: كذب يَكْذِب به كلُّ معاندٍ كفارٍ، {قد ضَلُّوا وما كانوا مهتدينَ}؛ أي: قد ضلُّوا ضلالاً بعيداً ولم يكونوا مهتدينَ في شيءٍ من أمورِهم.
(140) Kemudian Allah menjelaskan kerugian dan kebodoh-an akal mereka. Dia berfirman, ﴾ قَدۡ خَسِرَ ٱلَّذِينَ قَتَلُوٓاْ أَوۡلَٰدَهُمۡ سَفَهَۢا بِغَيۡرِ عِلۡمٖ
﴿ "Sungguh rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka karena ke-bodohan lagi tidak mengetahui." Maksudnya, mereka rugi agama, anak, dan akal. Ciri mereka berubah dari pemilik akal yang baik menjadi pemilik kedunguan dan kesesatan yang buruk. ﴾ وَحَرَّمُواْ مَا رَزَقَهُمُ ٱللَّهُ
﴿ "Dan mereka mengharamkan sesuatu yang telah Allah rizkikan kepada mereka." Maksudnya, mereka mengharamkan sesuatu yang Allah jadikan sebagai rahmat bagi mereka dan sesuatu yang Dia limpahkan sebagai rizki bagi mereka. Mereka menolak karunia tuhan mereka, tidak sebatas itu saja bahkan mereka menyatakannya haram. Padahal sebenarnya ia termasuk yang paling halal, semua itu adalah ﴾ ٱفۡتِرَآءً عَلَى ٱللَّهِۚ
﴿ "semata-mata mengada-adakan terhadap Allah." Maksudnya, kedustaan yang dilancarkan oleh setiap kafir yang menentang. ﴾ قَدۡ ضَلُّواْ وَمَا كَانُواْ مُهۡتَدِينَ ﴿ "Sungguh mereka telah sesat dan tidaklah mereka mendapat petunjuk." Maksudnya, mereka tersesat dengan kesesatan yang jauh dan tidak mendapatkan petunjuk sedikit pun dalam urusan-urusan mereka.
{وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ جَنَّاتٍ مَعْرُوشَاتٍ وَغَيْرَ مَعْرُوشَاتٍ وَالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا أُكُلُهُ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ كُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَآتُوا حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ (141)}
"Dan Dia-lah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa
(bentuk dan warnanya), namun tidak sama
(rasanya). Makanlah dari buah-nya
(yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikan-lah haknya di hari memetik hasilnya
(dengan dikeluarkan zakatnya), dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."
(Al-An'am: 141).
#
{141} لما ذكر تعالى تصرُّفَ المشركين في كثير مما أحلَّه الله لهم من الحروث والأنعام؛ ذكر تبارك وتعالى نعمتَه عليهم بذلك ووظيفَتَهم اللازمة عليهم في الحروثِ والأنعام، فقال: {وهو الذي أنشأ جناتٍ}؛ أي: بساتين فيها أنواع الأشجار المتنوعة والنباتات المختلفة، {معروشاتٍ وغير معروشاتٍ}؛ أي: بعض تلك الجنات مجعولٌ لها عريشٌ تنتشر عليه الأشجار ويعاونها في النهوض عن الأرض، وبعضها خالٍ من العروش تنبُتُ على ساقٍ أو تنفرش في الأرض. وفي هذا تنبيهٌ على كَثرة منافعها وخيراتها، وأنه تعالى علَّم العباد كيف يعرشونها وينمونها. {و}: أنشأ تعالى {النخل والزرع مختلفاً أُكُلُه}؛ أي: كله في محل واحد، ويشرب من ماء واحد، ويفضل الله بعضه على بعض في الأكل، وخص تعالى النخل والزرع على اختلاف أنواعه لكثرة منافعها ولكونها هي القوتُ لأكثر الخلق. {و} أنشأ تعالى {الزيتونَ والرُّمانَ متشابهاً}: في شجره، {وغير متشابهٍ}: في ثمره وطعمه، كأنه قيل: لأي شيء أنشأ الله هذه الجنات؟ وما عطف عليها؟ فأخبر أنه أنشأها لمنافع العباد، فقال: {كلوا من ثمرِهِ}؛ أي: النخل والزرع، {إذا أثمر وآتوا حَقَّه يومَ حصادِهِ}؛ أي: أعطوا حقَّ الزرع، وهو الزكاة ذات الأنصباء المقدَّرة في الشرع؛ أمرهم أن يعطوها يوم حصادها، وذلك لأنَّ حصادَ الزرع بمنزلة حَوَلان الحول؛ لأنه الوقت الذي تتشوَّف إليه نفوس الفقراء، ويسهُلُ حينئذٍ إخراجُه على أهل الزرع، ويكون الأمر فيها ظاهراً لمن أخرجها حتى يتميَّز المخرِج ممَّن لا يخرج.
وقوله: {ولا تسرفوا}؛ يعمُّ النهي عن الإسراف في الأكل، وهو مجاوزة الحدِّ والعادة. وأن يأكلَ صاحبُ الزرعِ أكلاً يضرُّ بالزكاة، والإسراف في إخراج حقِّ الزرع بحيث يخرِجُ فوقَ الواجبِ عليه أو يضرُّ نفسه أو عائلتَه أو غرماءَه؛ فكلُّ هذا من الإسراف الذي نهى الله عنه الذي لا يحبُّه الله بل يبغِضُه، ويمقتُ عليه.
وفي هذه الآية دليلٌ على وجوب الزكاة في الثمار، وأنه لا حَوْلَ لها، بل حولُها حصادُها في الزروع وجذاذ النخيل، وأنه لا تتكرَّر فيها الزكاة لو مكثت عند العبد أحوالاً كثيرةً إذا كانت لغير التجارة؛ لأنَّ الله لم يأمر بالإخراج منه إلاَّ وقتَ حصادِهِ، وأنَّه لو أصابها آفةٌ قبل ذلك بغير تفريط من صاحب الزرع والثمر؛ أنه لا يضمنها، وأنه يجوز الأكل من النخل والزرع قبل إخراج الزكاة منه، وأنه لا يُحْسَبُ ذلك من الزكاة، بل يزكِّي المال الذي يبقى بعده، وقد كان النبي - صلى الله عليه وسلم - يَبْعَثُ خارصاً يخرُصُ للناس ثمارَهم ويأمرُهُ أن يَدَعَ لأهلها الثلث أو الربع بحسب ما يعتريها من الأكل وغيره من أهلها وغيرهم.
(141) Manakala Allah menjelaskan tindakan orang-orang musyrik terhadap banyak tanaman dan binatang ternak yang dihalalkan oleh Allah untuk mereka, maka Allah menjelaskan nikmatNya kepada mereka dengan itu, dan tugas mereka yang semestinya mereka lakukan pada tanaman dan binatang ternak, Dia berfirman, ﴾ وَهُوَ ٱلَّذِيٓ أَنشَأَ جَنَّٰتٖ
﴿ "Dan Dia-lah yang menjadikan kebun-kebun," maksudnya, kebun-kebun yang di dalamnya terdapat ber-bagai macam pohon dan tanaman yang berbeda-beda, ﴾ مَّعۡرُوشَٰتٖ وَغَيۡرَ مَعۡرُوشَٰتٖ
﴿ "yang berjunjung dan yang tidak berjunjung." Maksudnya, sebagian dari kebun-kebun itu memiliki penyangga-penyangga, di mana tanaman merambat melaluinya sehingga ia terangkat dari bumi, dan sebagian lain tidak memiliki penyangga, maka ia tumbuh melata di permukaan bumi.
Ini mengandung isyarat kepada banyaknya manfaat dan ke-baikannya. Dan bahwa Allah mengajarkan kepada manusia bagai-mana mereka menjunjung kebun-kebun itu dan menumbuhkan-nya. Dan Allah menumbuhkan ﴾ وَٱلنَّخۡلَ وَٱلزَّرۡعَ مُخۡتَلِفًا أُكُلُهُۥ
﴿ "pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya." Maksudnya, semua-nya di satu tempat, dan disiram dengan air yang sama, namun Allah membedakan rasa antara yang ini dengan yang itu. Allah mengkhususkan pohon kurma dan tanaman pangan dengan ber-bagai bentuknya karena manfaatnya yang banyak dan karena ia adalah sumber makanan manusia. Dan Allah menumbuhkan ﴾ وَٱلزَّيۡتُونَ وَٱلرُّمَّانَ مُتَشَٰبِهٗا
﴿ "zaitun dan delima yang serupa" pohonnya, ﴾ وَغَيۡرَ مُتَشَٰبِهٖۚ
﴿ "namun tidak sama," buah dan rasanya. Seolah-olah ada yang bertanya, "Untuk apa Allah menumbuhkan kebun-kebun ini dan buah-buahan yang disebutkan sesudahnya?" Maka Allah men-jelaskan bahwa Dia menumbuhkannya untuk kebaikan manusia. Dia berfirman, ﴾ كُلُواْ مِن ثَمَرِهِۦٓ
﴿ "Makanlah dari buahnya." Yakni kurma dan tanaman pangan ﴾ إِذَآ أَثۡمَرَ وَءَاتُواْ حَقَّهُۥ يَوۡمَ حَصَادِهِۦۖ
﴿ "bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya." Maksudnya, tunaikan-lah hak tanaman pangan yaitu zakat dengan nishab-nishab yang telah ditentukan dalam agama.
Allah memerintahkan mereka membayarnya pada waktu pa-nen, karena masa panen tanaman pangan ibarat perubahan masa, karena ia adalah waktu di mana hati orang-orang miskin menunggu-nunggunya, maka pada saat itu membayarnya adalah mudah bagi para pemilik tanaman pangan, dan perkaranya pun jelas bagi yang membayarnya, sehingga menjadi jelaslah siapa yang membayar zakat dan siapa yang tidak membayarnya.
FirmanNya, ﴾ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْۚ ﴿ "Dan janganlah kamu berlebih-lebihan." Ini meliputi larangan berlebih-lebihan dalam makan, yaitu yang melebihi batas dan kebiasaan. Ini juga termasuk larangan bagi pe-milik tanaman untuk memakan dari tanamannya sampai pada batas merugikan zakat. Termasuk pula berlebih-lebihan dalam mengeluarkan hak tanaman di mana dia mengeluarkannya mele-bihi kewajibannya atau merugikan diri atau keluarganya atau orang yang memiliki hutang atasnya. Semua itu termasuk berlebih-lebihan yang dilarang, dibenci, tidak disukai bahkan dimurkai oleh Allah.
Ayat ini mengandung dalil atas kewajiban zakat hasil buah-buahan dan bahwa ia tidak perlu haul
(melewati masa satu tahun). Akan tetapi haulnya adalah saat panen pada tanaman pangan dan petikan kurma, dan bahwa zakatnya tidak berulang-ulang walau-pun ia dimiliki oleh seseorang dalam waktu bertahun-tahun, jika bukan untuk perniagaan, karena Allah tidak memerintahkan un-tuk mengeluarkan zakatnya kecuali saat panen, bahwa jika ia terkena musibah tanpa adanya unsur kelalaian dari pemiliknya maka dia tidak harus menggantinya. Dia boleh makan dari tanam-an dan kurma sebelum ia dizakati dan bahwa yang dimakan itu tidak dihitung ke dalam zakat, akan tetapi yang dizakati adalah harta yang tersisa.
Rasulullah pernah mengutus juru taksir untuk menaksir hasil kebun milik kaum Muslimin, dan Rasulullah memerintahkannya agar membiarkan untuk pemiliknya sepertiga atau seperempat
[66] menurut kebiasaan yang dimakan oleh pemiliknya dan selainnya.
{وَمِنَ الْأَنْعَامِ حَمُولَةً وَفَرْشًا كُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (142) ثَمَانِيَةَ أَزْوَاجٍ مِنَ الضَّأْنِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْمَعْزِ اثْنَيْنِ قُلْ آلذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ أَمِ الْأُنْثَيَيْنِ أَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ أَرْحَامُ الْأُنْثَيَيْنِ نَبِّئُونِي بِعِلْمٍ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (143) وَمِنَ الْإِبِلِ اثْنَيْنِ وَمِنَ الْبَقَرِ اثْنَيْنِ قُلْ آلذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ أَمِ الْأُنْثَيَيْنِ أَمَّا اشْتَمَلَتْ عَلَيْهِ أَرْحَامُ الْأُنْثَيَيْنِ أَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ وَصَّاكُمُ اللَّهُ بِهَذَا فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا لِيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (144)}.
"Dan di antara binatang ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang bukan untuk pengangkutan. Makan-lah dari rizki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu,
(yaitu) delapan binatang yang berpa-sangan, sepasang dari domba dan sepasang dari kambing. Kata-kanlah, 'Apakah dua yang jantan yang diharamkan Allah ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betina-nya?' Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan, jika kamu memang orang-orang yang benar. Dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah, 'Apakah dua yang jantan diharamkan ataukah dua yang betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya. Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini bagimu? Maka siapakah yang lebih zhalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan?' Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim."
(Al-An'am: 142-144).
#
{142} أي: {و} خلق وأنشأ {من الأنعام حَمُولةً وفَرْشاً}؛ أي: بعضها تحملون عليه وتركبونه، وبعضها لا تصلح للحمل والركوب عليها لِصغَرِها كالفُصلان ونحوها، وهي الفرش؛ فهي من جهة الحمل والركوب تنقسم إلى هذين القسمين. وأما من جهة الأكل وأنواع الانتفاع؛ فإنها كلها تؤكل وينتفع بها، ولهذا قال: {كُلوا ممَّا رَزَقَكُمُ الله ولا تتَّبِعوا خطواتِ الشيطانِ}؛ أي: طرقه وأعماله التي من جملتها أن تُحَرِّموا بعض ما رزقكم الله. {إنَّه لكم عدوٌّ مبينٌ}: فلا يأمركم إلا بما فيه مضرتكم وشقاؤكم الأبدي.
(142) ﴾ و َ
﴿ "Dan" Dia menciptakan dan m e n u m b u h k a n ﴾ مِن ٱلۡأَنۡعَٰمِ حَمُولَةٗ وَفَرۡشٗاۚ
﴿ "di antara binatang ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang bukan untuk pengangkutan." Mak-sudnya, sebagian kamu tunggangi dan kamu beri beban pada punggungnya. Sebagian lain tidak layak untuk ditunggangi dan dibebani karena belum cukup umur seperti anak unta dan sebagai-nya dan inilah yang disebut al-Farsy. Jadi binatang ternak dilihat dari sisi ia ditunggangi dan dibebani terbagi menjadi dua bagian ini. Adapun dari segi konsumsi dan manfaat yang lain maka semuanya dimakan dan diambil manfaatnya. Oleh karena itu Dia berfirman, ﴾ كُلُواْ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ
﴿ "Makanlah dari rizki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan." Yakni jalan-jalannya dan amal perbuatannya di mana di antaranya adalah pengharaman terhadap sebagian yang dirizkikan oleh Allah kepadamu. ﴾ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ ﴿ "Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu." Dia hanya memerintahkanmu kepada kerugian dan kesengsaraan abadi.
#
{143} وهذه الأنعام التي امتنَّ الله بها على عباده، وجعلها كلَّها حلالاً طيباً، فصَّلها بأنها: {ثمانيةُ أزواجٍ من الضأن اثنين}: ذكر وأنثى، {ومن المعز اثنين}: كذلك؛ فهذه أربعةٌ، كلُّها داخلةٌ فيما أحلَّ الله، لا فرق بين شيءٍ منها؛ فقلْ لهؤلاء المتكلِّفين الذين يحرمون منها شيئاً دون شيء أو يحرمون بعضها على الإناث دون الذكور ملزماً لهم بعدم وجود الفرق بين ما أباحوا منها وحرموا: {آلذَّكَرَيْنِ}: من الضأن والمعز {حرَّمَ}: الله فلستم تقولون بذلك وتطردونه، {أم الأُنثيين}: حرم الله من الضأن والمعز؛ فليس هذا قولكم؛ لا تحريم الذكور الخُلَّص، ولا الإناث الخُلَّص من الصنفين، بقي إذا كان الرحم مشتملاً على ذكر وأنثى أو على مجهول، فقال: {أم}: تحرمون {ما اشتملت عليه أرحام الأنثيين}؛ أي: أنثى الضأن وأنثى المعز من غير فرق بين ذكر وأنثى؛ فلستُم تقولون أيضاً بهذا القول؛ فإذا كنتم لا تقولون بأحدِ هذه الأقوال الثلاثة التي حصرت الأقسام الممكنة في ذلك؛ فإلى أي شيء تذهبون؟ {نبِّئوني بعلم إن كنتُم صادقينَ}: في قولِكم ودعواكم.
ومن المعلوم أنهم لا يمكنهم أن يقولوا قولاً سائغاً في العقل إلا واحداً من هذه الثلاثة، وهم لا يقولون بشيء منها، إنما يقولون: إن بعضَ الأنعام التي يصطَلِحون عليها اصطلاحاتٍ من عند أنفسهم حرامٌ على الإناثِ دون الذكور، أو محرَّمة في وقت من الأوقات، أو نحو ذلك من الأقوال التي يعلم علماً لا شكَّ فيه أنَّ مصدرها من الجهل المركب والعقول المختلة المنحرفة والآراء الفاسدة، وأنَّ الله ما أنزل بما قالوه من سلطان، ولا لهم عليه حجة ولا برهان.
(143) Allah merinci binatang ternak yang Allah berikan se-bagai nikmat bagi hamba-hambaNya, dan dijadikan halal serta baik, ﴾ ثَمَٰنِيَةَ أَزۡوَٰجٖۖ مِّنَ ٱلضَّأۡنِ ٱثۡنَيۡنِ
﴿ "(yaitu) delapan binatang yang berpasangan, sepasang dari domba," jantan dan betina, ﴾ وَمِنَ ٱلۡمَعۡزِ ٱثۡنَيۡنِۗ
﴿ "dan sepa-sang dari kambing," jantan dan betina. Ini berarti empat. Semuanya termasuk yang Allah halalkan, tidak ada perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya. Maka katakanlah kepada orang-orang yang memaksakan diri dengan mengharamkan sebagian darinya dan menghalalkan sebagian yang lain, atau mengharamkannya khusus buat kaum wanita, dan bukan kaum laki-laki dengan me-nekankan kepada mereka bahwa tidak ada perbedaan antara apa yang mereka haramkan dengan apa yang mereka halalkan. ﴾ ءَآلذَّكَرَيۡنِ
﴿ "Apakah dua yang jantan," yakni dari domba dan kambing ﴾ حَرَّمَ
﴿ "yang diharamkan" oleh Allah? Lalu kamu tidak mengatakan itu dan kamu menolaknya? ﴾ أَمِ ٱلۡأُنثَيَيۡنِ
﴿ "Ataukah dua yang betina?" "Allah mengharamkan dari kambing dan domba," juga bukan ucapanmu? Tidak pengharaman jantan saja dan tidak pula peng-haraman betina saja dari kedua jenis tersebut. Maka (kemungkinan) yang tersisa adalah, jika rahim mengandung jantan dan betina sekaligus atau yang tidak diketahui. Dia berfirman, ﴾ أَمۡ
﴿ "Ataukah," kamu mengharamkan ﴾ م َ ا ٱشۡتَمَلَتۡ عَلَيۡهِ أَرۡحَامُ ٱلۡأُنثَيَيۡنِۖ
﴿ "janin yang ada dalam kandungan dua betinanya?" Yakni betina domba dan betina kambing tanpa pembedaan antara janin jantan dan betina. Kamu pun tidak berpendapat demikian. Jika kamu tidak memilih satu dari tiga kemungkinan ini padahal tidak ada yang keempat, lalu ke mana arah pendapatmu? ﴾ نَبِّـُٔونِي بِعِلۡمٍ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ﴿ "Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan, jika kamu memang orang-orang yang benar" dalam ucapan dan klaimmu.
Jelas sekali bahwa mereka tidak mungkin mengucapkan pen-dapat yang masuk akal kecuali satu dari tiga kemungkinan terse-but, padahal mereka tidak menyatakan satu pun darinya. Mereka hanya menyatakan bahwa sebagian binatang ternak yang mereka beri istilah tersendiri oleh mereka sendiri adalah haram untuk wanita bukan laki-laki atau diharamkan dalam kondisi tertentu saja atau ucapan yang sepertinya, yang diketahui tanpa ragu bahwa sumbernya adalah kebodohan rangkap, akal yang rusak dan penda-pat yang miring, dan bahwa Allah tidak menurunkan ilmu terkait dengan apa yang mereka katakan. Mereka juga tidak memiliki hujjah dan bukti atas hal itu.
#
{144} ثم ذكر في الإبل والبقر مثل ذلك، فلما بيَّن بطلان قولهم وفساده؛ قال لهم قولاً لا حيلة لهم في الخروج من تَبِعَتِهِ إلا في اتباع شرع الله، {أم كنتُم شهداءَ إذ وصَّاكم اللهُ}؛ أي: لم يبق عليكم إلا دعوى لا سبيل لكم إلى صدقها وصحتها، وهي أن تقولوا: إن الله وصَّانا بذلك وأوحى إلينا كما أوحى إلى رسله، بل أوحى إلينا وحياً مخالفاً لما دعت إليه الرسل ونزلت به الكتب، وهذا افتراءٌ لا يجهلُه أحدٌ، ولهذا قال: {فمن أظلم ممَّنِ افترى على الله كذباً ليضلَّ الناس بغير علم}؛ أي: مع كذبه وافترائه على الله قصدُهُ بذلك [إضلال] عباد الله عن سبيل الله بغير بيِّنةٍ منه ولا برهانٍ ولا عقلٍ ولا نقلٍ. {إنَّ الله لا يهدي القوم الظالمين}: الذين لا إرادةَ لهم في غير الظلم والجور والافتراء على الله.
(144) Kemudian Allah menjelaskan tentang unta dan sapi dengan penjelasan yang sama. Manakala Allah menjelaskan keba-tilan dan kerusakan ucapan mereka, maka Allah berfirman kepada mereka dengan perkataan yang membuat mereka tidak mampu lolos dari konsekuensinya kecuali hanya dengan mengikuti syari-at, ﴾ أَمۡ كُنتُمۡ شُهَدَآءَ إِذۡ وَصَّىٰكُمُ ٱللَّهُ
﴿ "Apakah kamu menyaksikan di waktu Allah menetapkan ini bagimu?" Maksudnya, yang tersisa padamu hanyalah sekedar klaim di mana kamu tidak mampu membukti-kan kebenarannya. Yaitu hendaknya kamu berkata, "Sesungguhnya Allah menetapkan itu kepada kami dan mewahyukan sebagaima-na Dia mewahyukan kepada rasul-rasulNya, bahkan Allah mewah-yukan kepada kami dengan wahyu yang menyelisihi wahyu para Rasul dan yang disampaikan oleh kitab-kitab." Ini adalah kedustaan yang diketahui oleh semua orang. Oleh karena itu Allah berfirman, ﴾ فَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّنِ ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبٗا لِّيُضِلَّ ٱلنَّاسَ بِغَيۡرِ عِلۡمٍۚ
﴿ "Maka siapakah yang lebih zhalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan?" Maksudnya, ditam-bah dengan kedustaan dan kebohongannya atas nama Allah dengan maksud menyesatkan hamba-hamba Allah dari jalan Allah tanpa bukti, argumen, akal dan dalil. ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "Sesung-guhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim," yang tidak memiliki kemauan selain menzhalimi, berlaku sewenang-wenang dan berdusta atas Nama Allah.
{قُلْ لَا أَجِدُ فِي مَا أُوحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلَى طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ إِلَّا أَنْ يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا مَسْفُوحًا أَوْ لَحْمَ خِنْزِيرٍ فَإِنَّهُ رِجْسٌ أَوْ فِسْقًا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَإِنَّ رَبَّكَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (145) وَعَلَى الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا كُلَّ ذِي ظُفُرٍ وَمِنَ الْبَقَرِ وَالْغَنَمِ حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ شُحُومَهُمَا إِلَّا مَا حَمَلَتْ ظُهُورُهُمَا أَوِ الْحَوَايَا أَوْ مَا اخْتَلَطَ بِعَظْمٍ ذَلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِبَغْيِهِمْ وَإِنَّا لَصَادِقُونَ (146)}
"Katakanlah, 'Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang di-wahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi, karena sesungguhnya semua itu kotor, atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak meng-inginkannya dan tidak
(pula) melampaui batas, maka sesungguh-nya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku, dan dari sapi dan domba. Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang melekat di punggung kedua-nya atau yang di perut besar dan usus atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka, dan sesungguhnya Kami adalah Mahabenar."
(Al-An'am: 145-146).
#
{145} لما ذكر تعالى ذمَّ المشركين على ما حرَّموا من الحلال ونسبوه إلى الله وأبطل قولهم؛ أمر تعالى رسولَه أن يبيِّن للناس ما حرَّمه الله عليهم؛ ليعلموا أنَّ ما عدا ذلك حلالٌ؛ مَنْ نسب تحريمه إلى الله فهو كاذب مبطل؛ لأنَّ التحريم لا يكون إلا من عند الله على لسان رسوله، وقد قال لرسوله: {قل لا أجِدُ فيما أوحي إليَّ محرَّماً على طاعم}؛ أي: محرَّماً أكله؛ بقطع النظر عن تحريم الانتفاع بغير الأكل وعدمه، {إلاَّ أن يكون ميتةً}: والميتة ما مات بغير ذكاةٍ شرعيةٍ؛ فإنَّ ذلك لا يحلُّ؛ كما قال تعالى: {حُرِّمَتْ عليكمُ الميتةُ والدَّمُ ولحمُ الخنزيرِ}، {أو دماً مَسْفوحاً}: وهو الدمُ الذي يخرج من الذبيحة عند ذكاتها؛ فإنه الدَّمُ الذي يضرُّ احتباسه في البدن؛ فإذا خرج من البدن؛ زال الضرر بأكل اللحم.
ومفهوم هذا اللفظ أنَّ الدَّمَ الذي يبقى في اللحم والعروق بعد الذبح أنه حلالٌ طاهرٌ، {أو لحم خنزيرٍ فإنه رجسٌ}؛ أي: فإن هذه الأشياء الثلاثة رجسٌ؛ أي: خبث نجس مضرٌّ حرمه الله لطفاً بكم ونزاهة لكم عن مقاربة الخبائث {أو}: إلا أن يكونَ {فسقاً أهِلَّ لغيرِ الله به}؛ أي: إلا أن تكون الذبيحةُ مذبوحةً لغير الله من الأوثان والآلهة التي يعبُدها المشركون؛ فإن هذا من الفسق الذي هو الخروج عن طاعة الله إلى معصيته. ومع هذا؛ فهذه الأشياء المحرَّمات؛ مَن اضْطُرَّ إليها؛ أي: حملته الحاجة والضرورة إلى أكل شيء منها بأن لم يكن عنده شيء وخاف على نفسه التلف، {غيرَ باغٍ ولا عادٍ}؛ أي: {غير باغٍ}؛ أي: مريد لأكلها من غير اضطرار، ولا متعدًّ؛ أي: متجاوز للحدِّ؛ بأن يأكل زيادة عن حاجته، {فمَنِ اضطُرَّ غير باغٍ ولا عادٍ فإنَّ ربَّك غفور رحيم}؛ أي: فالله قد سامح من كان بهذه الحال.
واختلف العلماء رحمهم الله في هذا الحصر المذكور في هذه الآية مع أن ثَمَّ محرماتٌ لم تُذْكَر فيها كالسباع وكل ذي مخلب من الطير ونحو ذلك: فقال بعضهم: إن هذه الآية نازلة قبل تحريم ما زاد على ما ذُكِرَ فيها؛ فلا ينافي هذا الحصر المذكور فيها التحريمَ المتأخِّرَ بعد ذلك؛ لأنه لم يجده فيما أوحي إليه في ذلك الوقت.
وقال بعضهم: إن هذه الآية مشتملة على سائرِ المحرَّمات، بعضها صريحاً وبعضها يُؤْخَذ من المعنى وعموم العلة؛ فإنَّ قوله تعالى في تعليل الميتة والدم ولحم الخنزير أو الأخير منها فقط: {فإنَّه رِجْسٌ}: وصفٌ شاملٌ لكلِّ محرَّم؛ فإنَّ المحرمات كلَّها رجسٌ وخبثٌ، وهي من الخبائث المستقذرة التي حرَّمها الله على عبادِهِ صيانةً لهم وتكرمةً عن مباشرة الخبيث الرجس، ويؤخذ تفاصيل الرجس المحرَّم من السُّنَّةِ؛ فإنها تفسِّرُ القرآنَ وتبيِّنُ المقصودَ منه.
فإذا كان الله تعالى لم يحرِّم من المطاعم إلا ما ذُكِرَ، والتحريمُ لا يكونُ مصدرُهُ إلا شرعَ الله؛ دلَّ ذلك على أن المشركين الذين حَرَّموا ما رزقهم اللهُ مفترون على الله، متقوِّلون عليه ما لم يقلْ.
وفي هذه الآية احتمالٌ قويٌّ لولا أن الله ذكر فيها الخنزير، وهو أن السياق في نقض أقوال المشركين المتقدِّمة في تحريمهم لما أحلَّه الله وخوضهم بذلك بحسب ما سوَّلت لهم أنفسهم، وذلك في بهيمة الأنعام خاصة، وليس منها محرم إلاَّ ما ذكر في الآية؛ الميتة منها وما أهِلَّ لغير الله به، وما سوى ذلك؛ فحلال. ولعل مناسبة ذكر الخنزير هنا على هذا الاحتمال أنَّ بعض الجهَّال قد يُدْخِلُهُ في بهيمة الأنعام، وأنه نوعٌ من أنواع الغنم؛ كما قد يتوهَّمه جهلة النصارى وأشباههم، فينمونها كما ينمون المواشي، ويستحلُّونها، ولا يفرِّقون بينها وبين الأنعام.
(145) Manakala Allah mencela orang-orang musyrik atas tindakan mereka yang mengharamkan yang halal, lalu mereka menisbatkan itu kepada Allah, dan Allah membatalkan ucapan mereka, maka Allah memerintahkan RasulNya untuk menerang-kan sesuatu yang diharamkan oleh Allah kepada mereka agar mereka mengetahui bahwa sesuatu yang selain itu adalah halal. Siapa yang menisbatkan pengharamannya kepada Allah, maka dia adalah pendusta dan pembual, karena pengharaman tidak akan terjadi kecuali berasal dari sisi Allah melalui lisan RasulNya, dan Dia telah berfirman kepada RasulNya, ﴾ قُل لَّآ أَجِدُ فِي مَآ أُوحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلَىٰ طَاعِمٖ
﴿ "Katakanlah, 'Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan ke-padaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya'." Maksudnya, diharamkan "memakannya" tanpa melihat kepada diharamkan atau tidak diharamkan "pemanfaatan lain selain me-makannya." ﴾ إِلَّآ أَن يَكُونَ مَيۡتَةً
﴿ "Kecuali kalau makanan itu bangkai." Bangkai adalah binatang yang mati tanpa disembelih secara syar'i, sesungguhnya ia tidak halal sebagaimana Firman Allah,
﴾ حُرِّمَتۡ عَلَيۡكُمُ ٱلۡمَيۡتَةُ وَٱلدَّمُ وَلَحۡمُ ٱلۡخِنزِيرِ
﴿
"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, dan daging babi." (Al-Ma`idah: 3).
﴾ أَوۡ دَمٗا مَّسۡفُوحًا
﴿ "Atau darah yang mengalir." Yaitu darah yang keluar dari binatang sembelihan pada waktu ia disembelih. Ia adalah darah yang jika tertahan di dalam tubuh, maka ia membahayakan. Jika ia keluar maka bahaya "makan dagingnya" telah lenyap.
Mahfum lafazh ini adalah bahwa darah yang tersisa di dalam daging dan urat setelah penyembelihan adalah halal lagi suci. ﴾ أَوۡ لَحۡمَ خِنزِيرٖ فَإِنَّهُۥ رِجۡسٌ
﴿ "Atau daging babi, karena sesungguhnya semua itu kotor." Maksudnya, tiga perkara ini adalah kotor yakni buruk, na-jis lagi membahayakan. Allah mengharamkannya karena kasih sayangNya kepadamu dan demi menyucikanmu dari perbuatan kotor. ﴾ أَوۡ
﴿ "Atau" binatang itu adalah ﴾ فِسۡقًا أُهِلَّ لِغَيۡرِ ٱللَّهِ بِهِۦۚ
﴿ "binatang yang disembelih atas nama selain Allah." Maksudnya, kecuali jika sembelihan itu disembelih untuk selain Allah berupa berhala-berhala dan sesembahan-sesembahan yang dipuja oleh orang-orang musyrik, karena ia termasuk kefasikan yang merupakan penyim-pangan dari ketaatan kepada Allah kepada kemaksiatan kepadaNya. Perkara-perkara yang diharamkan ini (walaupun ia diharamkan) akan tetapi bagi siapa yang dalam kondisi terpaksa, maksudnya keterpaksaan dan kebutuhan mendesaknya untuk makan sesuatu darinya yang mana dia tidak lagi memiliki sesuatu yang halal, dan dia khawatir mati, ﴾ غَيۡرَ بَاغٖ وَلَا عَادٖ
﴿ "sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas." Maksudnya, dia tidak ingin me-makannya jika tidak dalam kondisi darurat dan tidak pula melebihi batas dengan makan melampaui batas apa yang diperlukan, ﴾ فَإِنَّ رَبَّكَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ
﴿ "maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Maksudnya, Allah memaafkan orang yang dalam kondisi tersebut.
Para ulama berbeda pendapat tentang pembatasan yang disebutkan dalam ayat ini meskipun ada perkara-perkara lain selainnya yang diharamkan dan tidak disebutkan padanya seperti binatang buas, burung pemilik cakar dan sebagainya. Sebagian ulama menyatakan bahwa ayat ini turun sebelum pengharaman selainnya yang lebih dari itu, maka pembatasan yang disebutkan di dalam ayat ini tidak menafikan pengharaman yang hadir setelah itu, karena ia belum ada dalam sesuatu yang diwahyukan kepada-nya pada waktu itu.
Yang lain berpendapat bahwa ayat ini mencakup seluruh perkara-perkara yang diharamkan, sebagian darinya disebutkan secara jelas sedangkan yang lain diambil dari makna dan keumum-an illat, karena Firman Allah yang menjelaskan illat bangkai, darah dan daging babi atau yang terakhir saja, adalah ﴾ فَإِنَّهُۥ رِجۡسٌ ﴿ "karena sesungguhnya semua itu kotor." Ini adalah kriteria yang mencakup segala yang diharamkan karena semua perkara yang diharamkan adalah kotor lagi buruk. Ia termasuk perkara-perkara yang kotor lagi buruk yang diharamkan atas hamba-hambaNya demi melin-dungi mereka dan memuliakan mereka agar tidak berinteraksi dengan sesuatu yang buruk lagi kotor, dan perincian yang kotor yang diharamkan adalah diambil dari sunnah, karena ia menafsir-kan al-Qur`an dan menjelaskan maksud darinya.
Jika Allah tidak mengharamkan makanan kecuali sesuatu yang telah disebutkan, dan pengharaman hanya bersumber kepada sya-riat Allah, maka hal itu menunjukkan bahwa orang-orang musyrik yang mengharamkan sesuatu yang Allah rizkikan kepada mereka adalah pelaku kebohongan atas nama Allah dan menisbatkan se-suatu kepadaNya secara dusta.
Ayat ini akan mengandung beberapa kemungkinan kuat jika Allah tidak menyebutkan babi di dalamnya, hal tersebut disebab-kan bahwa konteksnya adalah bantahan pendapat orang-orang musyrik yang telah disinggung di atas di mana mereka mengharam-kan apa yang dihalalkan oleh Allah dan kelancangan mereka da-lam memasuki pembahasan itu sesuai dengan godaan hawa nafsu mereka, dan itu pada binatang ternak secara khusus, yang mana dari binatang ternak itu tidak ada yang haram kecuali apa yang disebutkan di dalam ayat yaitu bangkai dan apa yang disembelih bukan karena Allah. Sedangkan selain itu maka ia adalah halal. Mungkin disinggungnya babi di sini berdasarkan kemungkinan ini, bahwa sebagian orang-orang bodoh mungkin memasukkannya ke dalam binatang ternak, bahwa ia adalah salah satu jenis kambing sebagaimana hal itu dikira oleh sebagian orang-orang Nasrani dan orang-orang yang seperti mereka, lalu mereka mengembangkannya sebagaimana menernakkan binatang ternak, menghalalkannya dan tidak membedakannya dengan ternak.
#
{146} فهذا المحرَّم على هذه الأمة كلِّها من باب التنزيه لهم والصيانة، وأما ما حُرِّم على أهل الكتاب؛ فبعضه طيب، ولكنه حُرِّم عليهم عقوبةً لهم، ولهذا قال: {وعلى الذين هادوا حَرَّمْنا كلَّ ذي ظُفُرٍ}: وذلك كالإبل وما أشبهها. وحرمنا عليهم من البقر والغنم بعضَ أجزائها، وهو شحومها وليس المحرَّم جميع الشحوم منها، بل شحم الإلية والثرب، ولهذا استثنى الشحم الحلال من ذلك، فقال: {إلَّا ما حَمَلَتْ ظهورُهُما أو الحوايا}؛ أي: الشحم المخالط للأمعاء، {أو ما اختلط بعظم ذلك} ـ: التحريم على اليهود ـ {جَزَيْناهم بِبَغْيهم}؛ أي: ظلمهم وتعدِّيهم في حقوق الله وحقوق عباده، فحرَّم الله عليهم هذه الأشياء عقوبةً لهم ونكالاً. {وإنا لصادقون}: في كلِّ ما نقول ونفعل ونحكم به، ومَن أصدقُ من الله حديثاً؟ ومن أحسنُ من الله حكماً لقوم يوقنون؟
(146) Semua yang diharamkan atas umat ini adalah sebagai penjaga dan perlindungan. Adapun apa yang diharamkan atas Ahli Kitab, maka sebagian darinya adalah baik, akan tetapi ia diharam-kan atas mereka sebagai hukuman atas mereka. Oleh karena itu Dia berfirman, ﴾ وَعَلَى ٱلَّذِينَ هَادُواْ حَرَّمۡنَا كُلَّ ذِي ظُفُرٖۖ
﴿ "Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku." Hal itu seperti unta dan yang sejenisnya, dan Kami haramkan sebagian dari bagian sapi dan kambing yaitu lemaknya, walaupun bukan seluruh lemak, akan tetapi hanya lemak bokong dan lemak tipis yang ada di usus. Oleh karena itu, ada pengecualian lemak yang halal darinya.
FirmanNya, ﴾ إِلَّا مَا حَمَلَتۡ ظُهُورُهُمَآ أَوِ ٱلۡحَوَايَآ
﴿ "Selain lemak yang me-lekat di punggung keduanya atau yang di perut besar." Maksudnya, lemak yang melilit usus, ﴾ أَوۡ مَا ٱخۡتَلَطَ بِعَظۡمٖۚ ذَٰلِكَ
﴿ "atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah" pengharaman atas orang-orang Yahudi. ﴾ جَزَيۡنَٰهُم بِبَغۡيِهِمۡۖ
﴿ "Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka." Maksudnya, karena kezhaliman dan pelanggaran mereka terha-dap hak-hak Allah dan hak-hak hamba-hambaNya, maka Allah mengharamkan semua ini sebagai balasan dan hukuman atas me-reka. ﴾ وَإِنَّا لَصَٰدِقُونَ ﴿ "Dan sesungguhnya Kami adalah Mahabenar" dalam segala yang Kami katakan, Kami perbuat, dan Kami putuskan. Siapakah yang lebih benar pembicaraannya daripada Allah? Sia-pakah yang lebih baik hukumnya daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?
{فَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ رَبُّكُمْ ذُو رَحْمَةٍ وَاسِعَةٍ وَلَا يُرَدُّ بَأْسُهُ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينَ (147)}
"Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah, 'Tuhan-mu mempunyai rahmat yang luas, dan siksaNya tidak dapat dito-lak dari kaum yang berdosa'."
(Al-An'am: 147).
#
{147} أي: فإن كذَّبك هؤلاء المشركون؛ فاسْتَمِرَّ على دعوتهم بالترغيب والترهيب، وأخبرْهم بأن الله {ذو رحمةٍ واسعةٍ}؛ أي: عامة شاملة لجميع المخلوقات كلِّها؛ فسارِعوا إلى رحمته بأسبابها التي رأسُها وأُسُّها ومادتها تصديق محمد - صلى الله عليه وسلم - فيما جاء به. {ولا يُرَدُّ بأسُهُ عن القوم المجرمين}؛ أي: الذين كَثُرَ إجرامهم وذنوبهم؛ فاحذَروا الجرائم الموصلة لبأس الله التي أعظمها ورأسها تكذيب محمد - صلى الله عليه وسلم -.
(147) Jika orang-orang musyrik itu mendustakanmu, maka teruslah dalam dakwah dengan targhib dan tarhib
(anjuran dan ancaman). Katakan kepada mereka bahwa Allah, ﴾ ذُو رَحۡمَةٖ وَٰسِعَةٖ
﴿ "mem-punyai rahmat yang luas," yakni, umum, yang meliputi seluruh makhluk, maka bersegeralah kepada rahmatNya dengan sebab-sebabnya di mana yang terpenting dan yang menjadi pijakannya adalah membenarkan syariat yang dibawa oleh Muhammad.﴾ وَلَا يُرَدُّ بَأۡسُهُۥ عَنِ ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡمُجۡرِمِينَ ﴿ "Dan siksaNya tidak dapat ditolak dari kaum yang berdosa," yakni, orang-orang dengan dosa dan kejahatan yang me-numpuk. Waspadalah terhadap dosa-dosa yang mengantarkan kepada azab Allah, di mana dosa paling besar dan yang menjadi kepalanya adalah mendustakan Muhammad.
{سَيَقُولُ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا أَشْرَكْنَا وَلَا آبَاؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ شَيْءٍ كَذَلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ حَتَّى ذَاقُوا بَأْسَنَا قُلْ هَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوهُ لَنَا إِنْ تَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَخْرُصُونَ (148) قُلْ فَلِلَّهِ الْحُجَّةُ الْبَالِغَةُ فَلَوْ شَاءَ لَهَدَاكُمْ أَجْمَعِينَ (149)}.
"Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, akan menga-takan, 'Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukanNya dan tidak
(pula) kami mengha-ramkan sesuatu apa pun.' Demikian pulalah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan
(para rasul) sampai mereka merasakan siksaan Kami. Katakanlah, 'Adakah kamu mempunyai suatu pengetahuan sehingga kamu dapat mengemukakannya ke-pada kami?' Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanya berdusta. Katakanlah, 'Allah mem-punyai hujjah yang jelas lagi kuat', maka jika Dia menghendaki, pasti Dia memberi petunjuk kepada kamu semuanya."
(Al-An'am: 148-149).
#
{148} هذا إخبار من الله أن المشركين سيحتجُّون على شركهم وتحريمهم ما أحل الله بالقضاء والقدر، ويجعلون مشيئة الله الشاملة لكلِّ شيءٍ من الخير والشرِّ حجةً لهم في دفع اللوم عنهم، وقد قالوا ما أخبر الله أنهم سيقولونه؛ كما قال في الآية الأخرى: {وقال الذين أشْرَكوا لو شاءَ اللهُ ما عَبَدْنا من دونِهِ من شيءٍ ... } الآية فأخبر تعالى أنَّ هذه الحجة لم تزل الأممُ المكذِّبة تدفعُ بها عنهم دعوةَ الرسل ويحتجُّون بها، فلم تُجْدِ فيهم شيئاً ولم تنفعْهم، فلم يزلْ هذا دأبَهم حتى أهلكهم الله وأذاقهم بأسه؛ فلو كانت حجةً صحيحةً؛ لدفعتْ عنهم العقابَ، ولَمَا أحلَّ الله بهم العذاب؛ لأنَّه لا يحلُّ بأسه إلا بمن استحقه فعلم أنها حجة فاسدة وشبهة كاسدة من عدة أوجه:
منها: ما ذكر الله من أنها لو كانت صحيحةً لم تحلَّ بهم العقوبة.
ومنها: أن الحجة لا بدَّ أن تكون حجةً مستندةً إلى العلم والبرهان، فأما إذا كانت مستندةً إلى مجرَّد الظنِّ والخرص الذي لا يغني من الحقِّ شيئاً؛ فإنها باطلة، ولهذا قال: {قل هل عندَكم من علم فتخرِجوه لنا}؛ فلو كان لهم علمٌ ـ وهم خصومٌ ألدَّاء ـ لأخرجوه، فلما لم يخرِجوه؛ عُلِمَ أنه لا علم عندهم. {إن تتَّبعون إلَّا الظَّنَّ وإنْ أنتم إلَّا تَخْرُصُونَ}: ومن بنى حُججه على الخرص والظنِّ؛ فهو مبطل خاسر؛ فكيف إذا بناها على البغي والعناد والشرِّ والفساد.
(148) Ini adalah pemberitahuan dari Allah bahwa orang-orang musyrik akan berdalil kepada Qadha` dan Qadar atas ke-syirikan mereka dan pengharaman mereka terhadap sesuatu yang dihalalkan oleh Allah, mereka menjadikan kehendak Allah yang meliputi segala sesuatu, baik yang baik maupun yang buruk seba-gai dalil bagi mereka untuk menepis celaan yang mengarah kepada mereka, mereka telah mengatakan sesuatu yang Allah nyatakan bahwa mereka akan mengatakannya sebagaimana FirmanNya dalam ayat lain,
﴾ وَقَالَ ٱلَّذِينَ أَشۡرَكُواْ لَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ مَا عَبَدۡنَا مِن دُونِهِۦ
﴿
"Dan berkatalah orang-orang musyrik, 'Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apa pun selain Dia...'" (An-Nahl: 35).
Allah memberitahukan bahwa dalil ini selalu digunakan oleh umat-umat yang mendustakan para Rasul untuk menolak dakwah mereka, padahal dalil ini sama sekali tidak menolong dan membantu mereka. Begitulah mereka, sampai akhirnya Allah membinasakan mereka dan menimpakan azabNya. Seandainya ia merupakan dalil yang benar, niscaya dalil itu melindungi mereka dari azab, dan niscaya Allah tidak menurunkan azabNya, karena azabNya hanya akan menimpa orang-orang yang berhak mene-rimanya. Dari sini diketahui bahwa berdalil kepada Qadha` dan Qadar atas kekufuran dan kemaksiatan adalah dalil yang rusak dan syubhat yang tidak laku ditinjau dari berbagai segi.
Di antaranya: Allah telah menyatakan bahwa azab telah me-nimpa mereka, seandainya ia adalah dalil yang benar, maka hal itu tidak akan terjadi.
Di antaranya: Dalil itu haruslah dalil yang berpijak kepada ilmu dan bukti. Adapun jika ia hanya berpijak kepada dugaan dan prasangka belaka yang tidak berguna sedikit pun di hadapan kebe-naran, maka ia adalah dalil yang batil. Oleh karenanya, Dia berfir-man, ﴾ هَلۡ عِندَكُم مِّنۡ عِلۡمٖ فَتُخۡرِجُوهُ لَنَآۖ
﴿ "Adakah kamu memiliki suatu pengeta-huan sehingga kamu dapat mengemukakannya kepada kami." Jika mereka memiliki ilmu -sementara mereka adalah musuh yang keras- niscaya mereka akan mengeluarkannya. Kenyataannya mereka tidak me-ngeluarkannya. Ini menunjukkan bahwa mereka memang tidak memiliki ilmu. ﴾ إِن تَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ وَإِنۡ أَنتُمۡ إِلَّا تَخۡرُصُونَ ﴿ "Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanya berdusta." Siapa yang melandaskan dalil-dalilnya di atas dugaan dan prasangka, maka dia adalah orang yang mengada-ada lagi merugi. Bagaimana jika dia melandaskannya kepada kedengkian, kebencian, penging-karan, dan kerusakan?
#
{149} ومنها: أن الحجة لله، البالغة، التي لم تبقِ لأحدٍ عذراً، التي اتَّفقت عليها الأنبياء والمرسلون والكتب الإلهية والآثار النبوية والعقول الصحيحة والفطر المستقيمة والأخلاق القويمة، فعلم بذلك أن كلَّ ما خالف هذه الآية القاطعة باطلٌ؛ لأن نقيض الحقِّ لا يكون إلاَّ باطلاً.
ومنها: أن الله تعالى أعطى كلَّ مخلوق قدرةً وإرادةً يتمكَّن بها من فعل ما كُلِّفَ به؛ فلا أوجب الله على أحدٍ ما لا يقدر على فعله، ولا حرَّم على أحدٍ ما لا يتمكَّن على تركه؛ فالاحتجاج بعد هذا بالقضاء والقدر ظلمٌ محضٌ وعنادٌ صرفٌ.
ومنها: أن الله تعالى لم يجبر العباد على أفعالهم، بل جعل أفعالهم تبعاً لاختيارهم؛ فإن شاؤوا فعلوا وإن شاؤوا كَفُّوا، وهذا أمر مشاهدٌ لا ينكره إلا مَن كابر وأنكر المحسوسات؛ فإنَّ كلَّ أحد يفرق بين الحركة الاختياريَّة والحركة القسريَّة، وإن كان الجميع داخلاً في مشيئة الله ومندرجاً تحت إرادته.
ومنها: أن المحتجِّين على المعاصي بالقضاء والقدر يتناقضون في ذلك؛ فإنهم لا يمكنهم أن يطردوا ذلك؛ بل لو أساء إليهم مسيء بضرب أو أخذ مال أو نحو ذلك، واحتج بالقضاء والقدر لما قبلوا منه هذا الاحتجاج ولغضبوا من ذلك أشد الغضب. فيا عجباً كيف يحتجون به على معاصي الله ومساخطه ولا يرضون من أحد أن يحتج به في مقابلة مساخطهم.
ومنها: أن احتجاجهم بالقضاء والقدر ليس مقصوداً، ويعلمون أنَّه ليس بحجةٍ، وإنما المقصود منه دفع الحقِّ ويرون أن الحقَّ بمنزلة الصائل؛ فهم يدفعونه بكلِّ ما يخطر ببالهم من الكلام، [ولو كانوا يعتقدونه خطأً].
(149) Di antaranya adalah bahwa hujjah yang jelas lagi kuat adalah milik Allah yang tidak memberi peluang bagi siapa pun untuk beralasan, di mana para Nabi, para Rasul, kitab-kitab ilahiyah, hadits-hadits Nabi, akal yang benar, fitrah yang lurus dan akhlak yang terpuji bersepakat di atasnya. Dari sini diketahui bahwa semua yang menyelisihi ayat yang tegas ini adalah batil karena lawan kebenaran tidak lain adalah kebatilan.
Di antaranya adalah bahwa Allah memberi makhluk kemam-puan dan keinginan yang dengannya dia mampu melakukan ke-wajiban yang dibebankan kepadanya. Allah tidak mewajibkan sesuatu kepada seseorang yang tidak mampu dia tunaikan, dan Allah juga tidak mengharamkan sesuatu yang tidak mampu dia tinggalkan. Maka setelah ini berdalil kepada Qadha` dan Qadar adalah kezhaliman murni dan pengingkaran asal.
Di antaranya adalah bahwa Allah tidak memaksa hamba-hamba atas perbuatannya
(jabariyah), akan tetapi Dia menjadikan perbuatannya mengikuti keinginannya. Jika mereka mau maka mereka lakukan, jika mereka mau, mereka tinggalkan. Ini adalah perkara nyata, yang mengingkarinya hanyalah orang yang som-bong yang mengingkari sesuatu yang nyata. Semua orang membe-dakan antara gerakan suka rela dengan gerakan terpaksa meskipun semuanya termasuk dalam kehendak dan keinginan Allah.
Di antaranya adalah bahwa orang-orang yang berhujjah dengan Qadha` dan Qadar, maka mereka sendiri memiliki kontradiksi. Mereka tidak mungkin menerapkan hujjah mereka untuk seluruh kondisi. Seandainya ada orang yang berbuat buruk kepadanya dengan memukulnya atau mengambil hartanya lalu dia berdalil kepada Qadha` dan Qadar, niscaya mereka tidak akan menerima-nya, dan mereka akan marah besar. Benar-benar aneh, bagaimana mungkin dalam bermaksiat kepada Allah mereka berdalil kepada Qadha` dan Qadar sementara jika dalil yang sama digunakan untuk sesuatu yang membuat mereka marah, maka mereka tidak mene-rimanya?
Di antaranya adalah bahwa berdalil kepada Qadha` dan Qadar bukanlah target, mereka mengetahui bahwa ia bukanlah dalil, yang mereka targetkan adalah penolakan terhadap kebenar-an. Mereka memandang kebenaran sebagai penyerang berbahaya, maka mereka harus membendungnya dengan segala sesuatu yang terlintas di benak mereka
(walaupun mereka mengetahui bahwa ia adalah salah)[67].
{قُلْ هَلُمَّ شُهَدَاءَكُمُ الَّذِينَ يَشْهَدُونَ أَنَّ اللَّهَ حَرَّمَ هَذَا فَإِنْ شَهِدُوا فَلَا تَشْهَدْ مَعَهُمْ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ وَهُمْ بِرَبِّهِمْ يَعْدِلُونَ (150)}.
"Katakanlah, 'Bawalah kemari saksi-saksi kamu yang dapat mempersaksikan bahwasanya Allah telah mengharamkan
(makan-an yang kamu) haramkan ini.' Jika mereka mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut
(pula) menjadi saksi bersama mereka, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang men-dustakan ayat-ayat Kami dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, sedang mereka mempersekutukan Tuhan mereka."
(Al-An'am: 150).
#
{150} أي: قل لمن حرَّم ما أحل الله ونسب ذلك إلى الله: أحضِروا شهداءكم الذين يشهدون أن الله حرَّم هذا! فإذا قيل لهم هذا الكلام؛ فهم بين أمرين: إما أن لا يحضروا أحداً يشهدُ بهذا، فتكون دعواهم إذاً باطلةً خليةً من الشهود والبرهان. وإما أن يحضِروا أحداً يشهد لهم بذلك، ولا يمكن أن يشهد بهذا إلا كلُّ أفاكٍ أثيم غير مقبول الشهادة، وليس هذا من الأمور التي يصحُّ أن يشهد بها العدولُ، ولهذا قال تعالى ناهياً نبيَّه وأتباعه عن هذه الشهادة: {فإن شهدوا فلا تَشْهَدْ معهم ولا تتَّبِعْ أهواء الذين كذَّبوا بآياتنا والذين لا يؤمنون بالآخرة وهم بربِّهم يعدِلون}؛ أي: يسوون به غيره من الأنداد والأوثان؛ فإذا كانوا كافرين باليوم الآخر غير موحدين لله؛ كانت أهويتهم مناسبة لعقيدتهم، وكانت دائرة بين الشرك والتكذيب بالحق، فحريٌّ بهوىً هذا شأنه أن ينهى الله خيارَ خلقه عن اتِّباعه، وعن الشهادة مع أربابه، وعُلِمَ حينئذٍ أن تحريمهم لما أحلَّ اللهُ صادرٌ عن تلك الأهواء المضلَّة.
(150) Katakanlah kepada orang-orang yang mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah dan menisbatkannya kepada Allah, "Datangkanlah saksi-saksimu yang memberi kesaksian bahwa Allah mengharamkan ini?" Jika ucapan ini disodorkan kepada mereka,
maka mereka berada di antara dua perkara: Bisa jadi mereka tidak menghadirkan seorang pun yang bersaksi atas itu. Sehingga klaim mereka adalah batil yang tak didukung dengan saksi dan bukti. Bisa jadi mereka mendatangkan saksi yang bersaksi untuk mereka dalam perkara ini, dan tidak mungkin ada yang memberi kesaksian dalam hal ini kecuali pendusta lagi pendosa yang kesaksiannya tidak diterima. Perkara ini bukan termasuk perkara yang mungkin ditetapkan dengan kesaksian orang yang adil. Oleh karena itu, Allah melarang NabiNya dan para pengikutnya dari kesaksian ini.
Dia berfirman, ﴾ فَإِن شَهِدُواْ فَلَا تَشۡهَدۡ مَعَهُمۡۚ وَلَا تَتَّبِعۡ أَهۡوَآءَ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَا وَٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأٓخِرَةِ وَهُم بِرَبِّهِمۡ يَعۡدِلُونَ ﴿ "Jika mereka mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut
(pula) menjadi saksi bersama mereka, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, sedang mereka mempersekutukan Tuhan mereka." Maksudnya, mereka menyamakan Allah dengan selainNya dari sesembahan-sesembah-an dan sekutu-sekutu.
Jika mereka tidak beriman kepada Hari Akhir, tidak bertauhid kepada Allah, maka keinginan mereka pun akan sama dengan akidah mereka, ia berkisar di antara kesyirikan dan pendustaan terhadap kebenaran. Maka sudah selayaknya kalau Allah melarang makhlukNya yang terpilih untuk mengikuti hawa nafsu seperti ini dan memberi kesaksian bersama para pendukungnya. Dari sini di-ketahui bahwa pengharaman mereka terhadap apa yang dihalal-kan oleh Allah adalah berasal dari hawa nafsu yang menyesatkan.
{قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (151) وَلَا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّى يَبْلُغَ أَشُدَّهُ وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى وَبِعَهْدِ اللَّهِ أَوْفُوا ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (152) وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (153)}.
"Katakanlah, 'Marilah kubacakan sesuatu yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu,
yaitu: Janganlah kamu mempersekutu-kan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rizki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(mem-bunuhnya) melainkan dengan sesuatu
(sebab) yang benar.' Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami
(nya). Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendati pun dia adalah kerabat
(mu), dan penuhi-lah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat, dan bahwa
(yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah ia, dan janganlah kamu meng-ikuti jalan-jalan
(yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa."
(Al-An'am: 151-153).
#
{151} يقول تعالى لنبيِّه - صلى الله عليه وسلم -: {قل}: لهؤلاء الذين حرَّموا ما أحلَّ الله: {تعالَوْا أتلُ ما حرَّمَ ربُّكم عليكم}: تحريماً عامًّا شاملاً لكل أحد، محتوياً على سائر المحرَّمات من المآكل والمشارب والأقوال والأفعال، {أن لا تشركوا به شيئاً}؛ أي: لا قليلاً ولا كثيراً. وحقيقة الشرك بالله أن يُعْبَدَ المخلوق كما يُعْبَدُ الله أو يعظَّمَ كما يعظَّمُ الله أو يصرفَ له نوعٌ من خصائص الربوبيَّة والإلهيَّة، وإذا تَرَكَ العبدُ الشرك كلَّه؛ صار موحِّداً مخلصاً لله في جميع أحواله؛ فهذا حقُّ الله على عباده: أن يعبُدوه ولا يشرِكوا به شيئاً. ثم بدأ بآكد الحقوق بعد حقه، فقال: {وبالوالدينِ إحساناً}: من الأقوال الكريمة الحسنة والأفعال الجميلة المستحسنة؛ فكلُّ قول وفعل يحصُلُ به منفعة للوالدين أو سرور لهما؛ فإنَّ ذلك من الإحسان، وإذا وُجِدَ الإحسان؛ انتفى العقوق، {ولا تقتلوا أولادكم}: من ذكور وإناث {من إملاق}؛ أي: بسبب الفقر وضيقكم من رزقهم؛ كما كان ذلك موجوداً في الجاهلية القاسية الظالمة، وإذا كانوا منهيِّين عن قتلهم في هذه الحال وهم أولادهم؛ فنهيهم عن قتلهم لغير موجب أو قتل أولاد غيرهم من باب أولى وأحرى. {نحن نرزُقُكم وإياهم}؛ أي: قد تكفَّلنا برزق الجميع، فلستم الذين ترزقون أولادكم، بل ولا أنفسكم، فليس عليكم منهم ضيق. {ولا تقرَبوا الفواحش}: وهي الذنوب العظام المستفحشة {ما ظهر منها وما بطن}؛ أي: لا تقربوا الظاهر منها والخفي أو المتعلق منها بالظاهر والمتعلق بالقلب والباطن، والنهي عن قربان الفواحش أبلغ من النهي عن مجرَّد فعلها؛ فإنه يتناول النهي عن مقدِّماتها ووسائلها الموصلة إليها. {ولا تقتُلوا النفس التي حرَّم الله}: وهي النفس المسلمة من ذكر وأنثى صغير وكبير بَرٍّ وفاجر: والكافرة التي قد عُصِمَتْ بالعهد والميثاق، {إلَّا بالحقِّ}: كالزاني المحصن والنفس بالنفس والتارك لدينه المفارق للجماعة. {ذلكم}: المذكور، {وصَّاكم} [الله] {به لعلَّكم تعقِلون}: عن الله وصيَّته ثم تحفظونها ثم تراعونها وتقومونَ بها. ودلَّت الآية على أنه بحسب عقل العبد يكون قيامه بما أمر الله به.
(151) Allah berfirman kepada NabiNya, ﴾ قُلۡ
﴿ "Katakanlah," kepada orang-orang yang mengharamkan sesuatu yang dihalalkan oleh Allah, ﴾ تَعَالَوۡاْ أَتۡلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمۡ عَلَيۡكُمۡۖ
﴿ "Marilah kubacakan sesuatu yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu." Dengan pengharaman yang bersifat umum, menyeluruh untuk semua orang, mencakup seluruh yang diharamkan, baik itu makanan, minuman, ucapan, dan perbuatan. ﴾ أَلَّا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡـٔٗاۖ
﴿ "Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu." Tidak banyak, tidak pula sedikit.
Hakikat syirik kepada Allah adalah disembahnya makhluk sebagaimana Allah disembah atau dia diagungkan sebagaimana Allah diagungkan atau dia diberi sebagian dari keistimewaan ru-bubiyah dan uluhiyah. Jika seorang hamba meninggalkan seluruh kesyirikan, maka dia menjadi orang yang bertauhid dan ikhlas ke-pada Allah dalam seluruh kondisinya. Ini adalah hak Allah atas hamba-hambaNya yaitu hendaknya mereka menyembahNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu pun. Kemudian Allah memulai dengan hak paling kuat setelah hakNya. Dia berfirman, ﴾ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنٗاۖ
﴿ "Berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak," de-ngan ucapan-ucapan yang baik dan perbuatan-perbuatan yang mulia.
Semua perkataan dan perbuatan yang bermanfaat dan mem-bahagiakan kedua orang tua, maka ia termasuk berbuat baik kepada keduanya. Jika ada perbuatan baik, maka hilanglah kedurhakaan. ﴾ وَلَا تَقۡتُلُوٓاْ أَوۡلَٰدَكُم
﴿ "Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu." Laki-laki dan perempuan ﴾ مِّنۡ إِمۡلَٰقٖ
﴿ "karena takut kemiskinan." Mak-sudnya, disebabkan oleh kesulitan hidup dan kesempitan rizki sebagaimana hal itu terdapat pada masa jahiliyah yang keras lagi zhalim. Jika mereka dilarang membunuhnya dalam kondisi tersebut, sementara mereka adalah anaknya, maka membunuh mereka tanpa alasan atau membunuh anak orang lain adalah lebih layak dan lebih pantas untuk dilarang. ﴾ نَّحۡنُ نَرۡزُقُكُمۡ وَإِيَّاهُمۡۖ
﴿ "Kami akan memberi rizki kepadamu dan kepada mereka." Maksudnya, Kami menjamin semua rizki. Bukan kamu yang memberi rizki kepada anakmu bahkan bukan kamu yang memberi rizki kepada dirimu. Mereka tidak mem-bawamu kepada kesulitan.
﴾ وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلۡفَوَٰحِشَ
﴿ "Dan janganlah kamu mendekati perbuatan-per-buatan yang keji," yaitu dosa-dosa besar yang buruk, ﴾ مَا ظَهَرَ مِنۡهَا وَمَا بَطَنَۖ
﴿ "baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi." Mak-sudnya, janganlah kamu mendekati perbuatan keji yang nampak darinya dan yang samar atau yang berkaitan dengan yang lahir dan yang batin. Larangan mendekati perbuatan keji adalah lebih mendalam daripada larangan melakukannya karena ia meliputi larangan terhadap pengantarnya dan sarananya yang menjadi jembatan kepadanya.
﴾ وَلَا تَقۡتُلُواْ ٱلنَّفۡسَ ٱلَّتِي حَرَّمَ ٱللَّهُ
﴿ "Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah." Yaitu jiwa yang Islam, laki-laki dan wanita, besar dan kecil, orang baik dan orang fasik, dan jiwa orang kafir yang mendapatkan suaka perjanjian dan perdamaian. ﴾ إِلَّا بِٱلۡحَقِّۚ
﴿ "Me-lainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar." Seperti pezina muhshan, pembunuh jiwa dengan sengaja dan orang yang murtad yang me-nyelisihi jamaah. ﴾ ذَٰلِكُمۡ
﴿ "Demikian itu," yakni yang disebutkan, ﴾ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ ﴿ "yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami
(nya)." Maksudnya, kamu memahami wasiat dari Allah kemudian kamu menjaganya, memeliharanya, dan melaku-kannya. Ayat ini menunjukkan bahwa pemahaman seorang hamba bergantung kepada pelaksanaannya terhadap perintah Allah.
#
{152} {ولا تقربوا مال اليتيم}: بأكل أو معاوضة على وجه المحاباة لأنفسكم أو أخذ من غير سبب، {إلا بالتي هي أحسنُ}؛ أي: إلاَّ بالحال التي تصلُحُ بها أموالهم وينتفعون بها، فدل هذا على أنه لا يجوز قربانها والتصرُّف بها على وجه يضرُّ اليتامى أو على وجه لا مضرَّة فيه ولا مصلحة. {حتى يبلغَ}: اليتيم {أشدَّه}؛ أي: حتى يبلغ ويرشد ويعرف التصرف؛ فإذا بلغ أشُدَّه؛ أعطي حينئذ ماله، وتصرف فيه على نظره. وفي هذا دلالة على أن اليتيم قبل بلوغ الأشدِّ محجورٌ عليه، وأن وليَّه يتصرَّف في ماله بالأحظ، وأنَّ هذا الحجر ينتهي ببلوغ الأشدِّ. {وأوفوا الكيلَ والميزان بالقسْط}؛ أي: بالعدل والوفاء التامِّ؛ فإذا اجتهدتم في ذلك؛ فلا {نُكَلِّفُ نفساً إلَّا وُسْعَها}؛ أي بقدر ما تسعه ولا تضيق عنه؛ فمن حرص على الإيفاء في الكيل والوزن، ثم حصل منه تقصيرٌ؛ لم يفرِّط فيه ولم يعلَمْه؛ فإن الله غفور رحيم. وبهذه الآية [ونحوها] استدل الأصوليون بأن الله لا يكلِّف أحداً ما لا يطيق، وعلى أنَّ من اتَّقى الله فيما أمر وفَعَلَ ما يمكِنُهُ من ذلك؛ فلا حرج عليه فيما سوى ذلك.
{وإذا قلتُم}: قولاً تحكمون به بين الناس، وتفصلون بينهم الخطاب، وتتكلَّمون به على المقالات والأحوال، {فاعدِلوا}: في قولكم بمراعاة الصدق فيمن تحبُّون ومَنْ تكرهون والإنصافِ وعدم كتمان ما يلزمُ بيانُهُ؛ فإنَّ الميل على من تكره بالكلام فيه أو في مقالته من الظلم المحرم، بل إذا تكلَّم العالم على مقالات أهل البدع؛ فالواجبُ عليه أن يعطي كلَّ ذي حقٍّ حقَّه وأن يبيِّن ما فيها من الحقِّ والباطل، ويعتبرَ قربَها من الحقِّ وبعدها منه، وذكر الفقهاء أنَّ القاضي يجب عليه العدلُ بين الخصمين في لحظِهِ ولفظِهِ. {وبعهد الله أوفوا}: وهذا يشملُ العهد الذي عاهده عليه العباد؛ من القيام بحقوقه والوفاء بها، ومن العهد الذي يقع التعاهد به بين الخلق؛ فالجميع يجب الوفاءُ به، ويحرُم نقضُه والإخلال به. {ذلكم}: الأحكام المذكورة، {وصَّاكُم} [الله] {به لعلَّكم تَذَكَّرونَ}: ما بيَّنه لكم من الأحكام، وتقومون بوصية الله لكم حقَّ القيام، وتعرفون ما فيها من الحِكم والأحكام.
(152) ﴾ وَلَا تَقۡرَبُواْ مَالَ ٱلۡيَتِيمِ
﴿ "Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim," dengan memakannya atau menukarnya dengan lan-dasan berat sebelah atau mengambil tanpa alasan, ﴾ إِلَّا بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ
﴿ "kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat." Maksudnya, dengan cara yang dengannya harta anak yatim menjadi baik dan mereka meng-ambil manfaat darinya. Ini menunjukkan tidak bolehnya mendekati dan mengambil tindakan padanya dengan cara yang merugikan anak yatim atau dengan cara yang tidak merugikan dan tidak menguntungkan. ﴾ حَتَّىٰ يَبۡلُغَ
﴿ "Hingga ia sampai," maksudnya, anak yatim sampai ﴾ أَشُدَّهُۥۚ
﴿ "dewasa." Yakni sampai ia dewasa, mengerti, dan mengetahui tindakan yang baik. Jika dia sudah mencapai usia dewasa, maka pada saat itu hartanya diserahkan kepadanya, dan dia sendirilah yang bertindak menurut pertimbangannya. Ayat ini mengandung petunjuk bahwa anak yatim tidak boleh bertindak sendiri pada hartanya, dan bahwa walinyalah yang mengurusi har-tanya dengan cara yang lebih baik, dan bahwa ketentuan ini ber-laku sampai dia mencapai usia dewasa.
﴾ وَأَوۡفُواْ ٱلۡكَيۡلَ وَٱلۡمِيزَانَ بِٱلۡقِسۡطِۖ
﴿ "Dan sempurnakanlah takaran dan tim-bangan dengan adil," dengan amanat yang sempurna. Jika kamu telah bersungguh-sungguh, maka ﴾ لَا نُكَلِّفُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۖ
﴿ "Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang pun melainkan sekedar kesanggupan-nya." Maksudnya, berdasarkan kemampuannya tanpa menyulitkan-nya. Barangsiapa telah bersungguh-sungguh memenuhi takaran dan timbangan kemudian terjadi kekurangan tanpa disengaja dan tanpa diketahuinya, maka Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dengan ayat ini dan ayat yang sepertinya para ulama ushul fikih berdalil bahwa Allah tidak membebani sesuatu kepada seseorang yang tidak mampu dilakukannya, dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah dalam perintahNya dan melakukan sesuatu yang dia mampu melakukannya, maka tiada dosa atasnya pada selain itu.
﴾ وَإِذَا قُلۡتُمۡ
﴿ "Dan apabila kamu berkata" suatu perkataan yang dengannya kamu menilai manusia dan memutuskan perkara me-reka serta kamu mengkritik pendapat dan keadaan, ﴾ فَٱعۡدِلُواْ
﴿ "maka hendaklah kamu berlaku adil" pada ucapanmu dengan menjunjung kejujuran pada orang yang kamu cintai dan pada orang yang kamu benci, obyektif tidak menyembunyikan apa yang semestinya di-jelaskan, karena kecenderungan negatif terhadap orang yang kamu benci dalam pembicaraan atau pendapatnya adalah termasuk kezhaliman yang dilarang. Akan tetapi jika seorang ulama berbi-cara tentang pendapat ahli bid'ah, yang wajib atasnya adalah mem-berikan hak kepada yang berhak. Hendaknya dia menjelaskan ke-benaran dan kebatilan yang ada padanya, menimbang kedekatan dan kejauhannya kepada kebenaran.
Para fuqaha menyebutkan bahwa hakim wajib berlaku adil terhadap dua orang yang berseteru pada perhatian dan perkataan-nya. ﴾ وَبِعَهۡدِ ٱللَّهِ أَوۡفُواْۚ
﴿ "Dan penuhilah janji Allah." Ini meliputi perjanjian yang Dia ambil atas hamba-hambaNya dalam bentuk menunaikan hak-hakNya dengan sebaik-baiknya, dan meliputi pula perjanjian yang disepakati di antara manusia. Semuanya wajib dipenuhi dan haram membatalkan serta menelantarkannya. ﴾ ذَٰلِكُمۡ
﴿ "Yang demikian itu," yakni hukum-hukum di atas ﴾ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ ﴿ "diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat" hukum-hukum yang telah dijelaskan kepadamu, dan kamu menunaikan wasiat Allah kepadamu dengan sebaik-baiknya dan kamu mengetahui hikmah-hikmah dan hukum-hukum yang ada padanya.
#
{153} ولما بيَّن كثيراً من الأوامر الكبار والشرائع المهمَّة؛ أشار إليها وإلى ما هو أعمُّ منها، فقال: {وأنَّ هذا صراطي مستقيماً}؛ أي: هذه الأحكام وما أشبهها مما بيَّنه الله في كتابه ووضَّحه لعباده صراطُ الله الموصل إليه وإلى دار كرامته المعتدل السهل المختصر. {فاتَّبِعوه}: لتنالوا الفوزَ والفلاح، وتدركوا الآمالَ والأفراح، {ولا تتَّبِعوا السُّبُلَ}؛ أي: الطرق المخالفة لهذا الطريق، {فتفرَّقَ بكم عن سبيلِهِ}؛ أي: تضلُّكم عنه وتفرِّقكم يميناً وشمالاً؛ فإذا ضللتُم عن الصراط المستقيم؛ فليس ثمَّ إلا طرق توصِلُ إلى الجحيم. {ذلكم وصَّاكم به لعلَّكم تتَّقون}: فإنكم إذا قمتُم بما بيَّنه الله لكم علماً وعملاً؛ صرتُم من المتَّقين وعباد الله المفلحين. ووحَّد الصراطَ وأضافه إليه؛ لأنَّه سبيلٌ واحدٌ موصلٌ إليه، والله هو المعين للسالكين على سلوكِهِ.
(153) Manakala Allah menjelaskan perintah-perintah besar dan syariat-syariat yang penting maka Dia memberi isyarat kepada-nya dan kepada yang lebih umum darinya. Dia berfirman, ﴾ وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِي مُسۡتَقِيمٗا
﴿ "Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus." Maksudnya, hukum-hukum ini dan yang sejenis de-ngannya yang dijelaskan oleh Allah di dalam kitabNya dan Dia terangkan kepada hamba-hambaNya adalah jalan Allah yang meng-antarkan kepadaNya dan kepada rumah kemuliaanNya, dan jalan yang seimbang, mudah lagi singkat. ﴾ فَٱتَّبِعُوهُ
﴿ "Maka ikutilah ia," agar kamu beruntung dan menang, dan meraih impian dan kebahagiaan. ﴾ وَلَا تَتَّبِعُواْ ٱلسُّبُلَ
﴿ "Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)," yaitu jalan-jalan yang menyimpang dari jalan ini. ﴾ فَتَفَرَّقَ بِكُمۡ عَن سَبِيلِهِۦۚ
﴿ "Karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya." Maksud-nya, menyesatkanmu darinya dan memecahkanmu ke kanan dan ke kiri. Jika kamu telah tersesat dari jalan yang lurus, maka yang ada hanyalah jalan menuju Neraka Jahim.
﴾ ذَٰلِكُمۡ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ﴿ "Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa." Karena jika kamu menunaikan sesuatu yang telah dijelaskan oleh Allah kepadamu, baik dari sisi ilmu maupun dari sisi amal, maka kamu termasuk orang-orang yang bertakwa dan hamba Allah yang beruntung. Kata "jalan" disebut-kan dengan kata tunggal dan dinisbatkan kepada Allah karena ia adalah "jalan" yang satu, yang mengantarkan kepadaNya. Dan Allah adalah penolong bagi para peniti untuk menitinya.
{ثُمَّ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ تَمَامًا عَلَى الَّذِي أَحْسَنَ وَتَفْصِيلًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لَعَلَّهُمْ بِلِقَاءِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُونَ (154) وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (155) أَنْ تَقُولُوا إِنَّمَا أُنْزِلَ الْكِتَابُ عَلَى طَائِفَتَيْنِ مِنْ قَبْلِنَا وَإِنْ كُنَّا عَنْ دِرَاسَتِهِمْ لَغَافِلِينَ (156) أَوْ تَقُولُوا لَوْ أَنَّا أُنْزِلَ عَلَيْنَا الْكِتَابُ لَكُنَّا أَهْدَى مِنْهُمْ فَقَدْ جَاءَكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ كَذَّبَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَصَدَفَ عَنْهَا سَنَجْزِي الَّذِينَ يَصْدِفُونَ عَنْ آيَاتِنَا سُوءَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوا يَصْدِفُونَ (157)}.
"Kemudian Kami telah memberikan al-Kitab
(Taurat) kepada Musa untuk menyempurnakan
(nikmat Kami) kepada orang-orang yang berbuat kebaikan, dan untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman
(bahwa) mereka akan menemui Tuhan mereka. Dan al-Qur`an itu adalah kitab yang Kami turunkan, yang diberkati, maka ikutilah ia dan bertakwa-lah, agar kamu diberi rahmat.
(Kami turunkan al-Qur`an itu) agar kamu
(tidak) mengatakan bahwa kitab itu hanya diturunkan ke-pada dua golongan saja sebelum kami, dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan sesuatu yang mereka baca.' Atau agar kamu
(tidak) mengatakan, 'Sungguh jikalau kitab itu diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari mereka.' Sesungguhnya telah datang kepadamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat. Maka siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling darinya? Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksaan yang buruk, disebabkan mereka selalu berpaling."
(Al-An'am: 154-157).
#
{154} {ثم} في هذا الموضع ليس المراد منها الترتيب الزماني؛ فإن زمن موسى عليه السلام متقدِّم على تلاوة الرسول محمد - صلى الله عليه وسلم - هذا الكتاب، وإنما المراد الترتيب الإخباري،. فأخبر أنه آتى {موسى الكتاب}: وهو التوراة {تماماً}: لنعمته وكمالاً لإحسانه، {على الذي أحسن}: من أمة موسى؛ فإنَّ الله أنعم على المحسِنين منهم بنعم لا تُحصى من جُملتها وتمامها إنزال التوراة عليهم، فتمت عليهم نعمةُ الله ووَجَبَ عليهم القيام بشكرها، {وتفصيلاً لكلِّ شيء}: يحتاجون إلى تفصيله من الحلال والحرام والأمر والنهي والعقائد ونحوها، {وهدىً ورحمةً}؛ أي: يهديهم إلى الخير ويعرِّفهم بالشرِّ في الأصول والفروع، {ورحمة}: يحصُلُ به لهم السعادة والرحمة والخير الكثير، {لعلَّهم}: بسبب إنزالنا الكتاب والبيِّنات عليهم {بلقاءِ ربِّهم يؤمنونَ}؛ فإنه اشتمل من الأدلَّة القاطعة على البعث والجزاء بالأعمال، [ما] يوجب لهم الإيمان بلقاء ربِّهم والاستعداد له.
(154) ﴾ ثُمَّ
﴿ "Kemudian" di sini tidak menunjukkan urutan waktu, karena waktu Musa mendahului waktu pembacaan Rasu-lullah, Muhammad ﷺ terhadap kitab ini, akan tetapi yang dimak-sud adalah urutan pemberitahuan. Allah memberitahukan bahwa Dia telah memberi ﴾ مُوسَى ٱلۡكِتَٰبَ
﴿ "Al-Kitab kepada Musa," yaitu Taurat, ﴾ تَمَامًا
﴿ "untuk menyempurnakan" nikmatNya dan pelengkap kebaik-anNya ﴾ عَلَى ٱلَّذِيٓ أَحۡسَنَ
﴿ "kepada orang-orang yang berbuat kebaikan," dari kalangan umat Musa. Karena Allah telah memberi nikmat kepada orang-orang yang berbuat baik di antara mereka dengan nikmat-nikmat yang tidak terhitung, di mana salah satu dari kesempurna-annya adalah diturunkannya Taurat kepada mereka, maka sem-purnalah nikmat Allah kepada mereka dan mereka wajib mensyu-kurinya. ﴾ وَتَفۡصِيلٗا لِّكُلِّ شَيۡءٖ
﴿ "Dan untuk menjelaskan segala sesuatu," berupa halal, haram, perintah, larangan, akidah dan lain-lain, yang perinciannya diperlukan oleh mereka, ﴾ وَهُدٗى
﴿ "dan sebagai petunjuk." Maksudnya, memberi mereka petunjuk kepada kebaikan dan me-ngenalkan keburukan kepada mereka dalam perkara-perkara dasar dan cabang. ﴾ وَرَحۡمَةٗ
﴿ "Dan sebagai rahmat," dengannya mereka men-dapatkan kebahagiaan, rahmat dan kebaikan yang banyak. ﴾ لَّعَلَّهُم
﴿ "Agar mereka," dengan diturunkannya kitab dan penjelasan kepada mereka, ﴾ بِلِقَآءِ رَبِّهِمۡ يُؤۡمِنُونَ ﴿ "beriman
(bahwa) mereka akan menemui Tuhan mereka." Karena ia meliputi dalil-dalil yang pasti tentang balasan amal dan kebangkitan, yang mengharuskan mereka beriman ke-pada pertemuan dengan Allah dan bersiap diri karenanya.
#
{155} {وهذا}: القرآن العظيم والذِّكْر الحكيم، {كتابٌ أنزلْناه مبارَكٌ}؛ أي: فيه الخير الكثير والعلم الغزير، وهو الذي تستمدُّ منه سائر العلوم وتستخرجُ منه البركاتُ؛ فما من خيرٍ إلاَّ وقد دعا إليه ورغَّب فيه وذكر الحِكَمَ والمصالح التي تحثُّ عليه، وما من شرٍّ إلا وقد نهى عنه وحذَّر منه وذكر الأسباب المنفِّرة عن فعله وعواقبها الوخيمة. {فاتَّبعوه}: فيما يأمر به وينهى، وابنوا أصولَ دينِكُم وفروعه عليه. {واتَّقوا}: الله تعالى أن تخالفوا له أمراً {لعلَّكم}: إن اتَّبعتموه {تُرْحَمونَ}: فأكبر سبب لنيل رحمة الله اتِّباعُ هذا الكتاب علماً وعملاً.
(155) ﴾ وَهَٰذَا
﴿ "Dan al-Qur`an itu," adalah al-Qur`an yang agung dan dzikir yang bijak ﴾ كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ مُبَارَكٞ
﴿ "adalah kitab yang Kami turunkan, yang diberkati." Maksudnya, di dalamnya terdapat kebaik-an yang banyak dan ilmu yang melimpah. Darinyalah seluruh ilmu bersumber dan darinyalah seluruh keberkahan dikeluarkan. Tidak ada kebaikan kecuali ia (al-Qur`an) telah menyerukan dan mendo-rong kepadanya. Ia menyebutkan hikmah-hikmah dan kemaslahatan yang mendorong kepadanya. Tidak ada keburukan kecuali ia telah melarangnya, memperingatkannya dan menjelaskan sebab-sebab yang menghindarkannya dari melakukannya dan akibat buruknya. ﴾ فَٱتَّبِعُوهُ
﴿ "Maka ikutilah ia," pada apa yang diperintahkan dan dila-rang, bangunlah perkara-perkara agamamu, baik yang ushul maupun yang furu' di atasnya. ﴾ وَٱتَّقُواْ
﴿ "Dan bertakwalah" kepada Allah dan jangan menyelisihi perintahNya. ﴾ لَعَلَّكُمۡ
﴿ "Agar kamu," jika meng-ikutinya ﴾ تُرۡحَمُونَ ﴿ "diberi rahmat." Penyebab terbesar mendapatkan rahmat Allah adalah mengikuti kitab ini dari segi ilmu dan peng-amalan.
#
{156} {أن تقولوا إنَّما أنزِلَ الكتاب على طائفتين من قبلنا وإن كنَّا عن دراستِهِم لغافلينَ}؛ أي: أنزلنا إليكم هذا الكتاب المبارك قطعاً لحجَّتكم وخشيةَ أن تقولوا إنما أنزل الكتابُ على طائفتين من قبلنا؛ أي اليهود والنصارى. {وإن كنَّا عن دراستِهِم لغافلينَ}؛ أي: تقولون: لم تنزِلْ علينا كتاباً، والكتب التي أنزلتها على الطائفتين ليس لنا بها علمٌ ولا معرفةٌ، فأنزلنا إليكم كتاباً لم ينزل من السماء كتابٌ أجمع ولا أوضح ولا أبين منه.
(156) ﴾ أَن تَقُولُوٓاْ إِنَّمَآ أُنزِلَ ٱلۡكِتَٰبُ عَلَىٰ طَآئِفَتَيۡنِ مِن قَبۡلِنَا وَإِن كُنَّا عَن دِرَاسَتِهِمۡ لَغَٰفِلِينَ
﴿ "(Kami turunkan al-Qur`an itu) agar kamu (tidak) mengatakan bahwa kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan saja sebelum kami, dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca." Mak-sudnya, Kami turunkan kepadamu kitab yang penuh berkah ini secara pasti sebagai hujjah bagimu dan sebagai antisipasi bahwa kamu akan menyatakan bahwa kitab hanya diturunkan kepada dua golongan dari orang-orang sebelum kami yaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani. ﴾ وَإِن كُنَّا عَن دِرَاسَتِهِمۡ لَغَٰفِلِينَ ﴿ "Dan sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca." Maksudnya, kamu mengata-kan, "Engkau belum menurunkan kitab kepada kami sedangkan kitab-kitab yang Engkau turunkan kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani, maka kami tidak memiliki pengetahuan dan ilmu tentang-nya." Maka Kami turunkan sebuah kitab kepadamu. Tiada kitab yang turun dari langit yang lebih komplit, lebih jelas, dan lebih terang darinya.
#
{157} {أو تقولوا لو أنَّا أنزِلَ علينا الكتابُ لَكُنَّا أهدى منهم}؛ أي: إما أن تعتذروا بعدم وصول أصل الهداية إليكم، وإما أن تعتذِروا بعدم كمالها وتمامها، فحصل لكم بكتابكم أصل الهداية وكمالها، ولهذا قال: {فقد جاءكم بينة من ربكم}: وهذا اسم جنسٍ يدخل فيه كل ما يبين الحق، {وهدىً}: من الضلالة، {ورحمةٌ}؛ أي: سعادة لكم في دينكم ودنياكم؛ فهذا يوجِبُ لكم الانقياد لأحكامه والإيمان بأخباره وأنَّ مَنْ لم يرفعْ به رأساً وكذَّب به؛ فإنه أظلم الظالمين. ولهذا قال: {فمَنْ أظلمُ ممَّن كذَّبَ بآيات الله وصَدَفَ عنها}؛ أي: أعرض ونأى بجانبه، {سنجزي الذين يصدِفونَ عن آياتنا سوءَ العذاب}؛ [أي: العذاب] الذي يَسوءُ صاحبه ويشقُّ عليه، {بما كانوا يصدِفونَ}: لأنفسهم ولغيرهم جزاءً لهم على عملهم السيئ، وما ربُّك بظلام للعبيد.
وفي هذه الآيات دليلٌ على أنَّ علم القرآن أجلُّ العلوم وأبركُها وأوسعُها، وأنه به تحصُل الهداية إلى الصراط المستقيم هدايةً تامةً لا يحتاج معها إلى تخرُّص المتكلمين ولا إلى أفكار المتفلسفين ولا لغير ذلك من علوم الأوَّلين والآخرين.
وأنَّ المعروف أنَّه لم ينزل جنسُ الكتاب إلا على الطائفتين؛ من اليهود والنصارى؛ فهم أهل الكتاب عند الإطلاق، لا يدخل فيهم سائر الطوائف؛ لا المجوس ولا غيرهم.
وفيه ما كان عليه الجاهلية قبل نزول القرآن من الجهل العظيم وعدم العلم بما عند أهل الكتاب الذين عندهم، مادةُ العلم، وغفلتُهم عن دراسة كتبهم.
(157) ﴾ أَوۡ تَقُولُواْ لَوۡ أَنَّآ أُنزِلَ عَلَيۡنَا ٱلۡكِتَٰبُ لَكُنَّآ أَهۡدَىٰ مِنۡهُمۡۚ
﴿ "Atau agar kamu (tidak) mengatakan, 'Sesungguhnya jikalau kitab itu diturunkan kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari mereka'." Bisa jadi kamu beralasan tidak sampainya dasar petunjuk kepadamu dan bisa pula kamu beralasan bahwa petunjuk itu tidak lengkap dan tidak sempurna, maka dengan kitabmu ini terpenuhilah dasar petunjuk dan kesempurnaannya. Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ فَقَدۡ جَآءَكُم بَيِّنَةٞ مِّن رَّبِّكُمۡ
﴿ "Sungguh telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Tuhanmu." Ini adalah kata benda yang meliputi segala jenis, maka segala sesuatu yang menjelaskan kebenaran ter-masuk di dalamnya. ﴾ وَهُدٗى
﴿ "Dan petunjuk" dari kesesatan ﴾ وَرَحۡمَةٞۚ
﴿ "dan rahmat." Maksudnya, kebahagiaanmu dalam agama dan du-niamu. Ini mewajibkanmu tunduk kepada hukum-hukumnya dan beriman kepada berita-beritanya, dan bahwa siapa yang tidak mengangkat kepalanya dengannya dan mendustakannya, maka dia adalah orang yang paling zhalim.
Oleh karena itu, Dia berfirman, ﴾ فَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّن كَذَّبَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَصَدَفَ عَنۡهَاۗ
﴿ "Maka siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling dari padanya?" Maksudnya, berpaling dan menyingkir darinya. ﴾ سَنَجۡزِي ٱلَّذِينَ يَصۡدِفُونَ عَنۡ ءَايَٰتِنَا سُوٓءَ ٱلۡعَذَابِ
﴿ "Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksaan yang buruk." Maksudnya, azab yang memperburuk orang yang tertimpa olehnya dan memberatkannya. ﴾ بِمَا كَانُواْ يَصۡدِفُونَ ﴿ "Disebabkan mereka selalu berpaling," untuk diri mereka dan untuk selain mereka, sebagai balasan kepada mereka atas per-buatan buruk mereka, dan Tuhanmu tiada sedikit pun menzhalimi hamba-hambaNya.
Ayat-ayat ini mengandung dalil bahwa ilmu al-Qur`an adalah ilmu paling mulia, paling berkah, dan paling luas. Dengannya diraih petunjuk kepada jalan yang lurus secara sempurna, di mana bersa-manya tidak lagi memerlukan bualan pakar ilmu kalam
(mutakallim), pemikiran ahli filsafat dan tidak pula selain itu dari ilmu orang-orang terdahulu dan yang terakhir.
Sudah dikenal bahwa kitab
(selain al-Qur`an; pent) tidak di-
turunkan kecuali kepada dua golongan: Yahudi dan Nasrani. Mereka itulah Ahli Kitab secara mutlak. Kelompok-kelompok lain tidak termasuk kepadanya, tidak orang-orang Majusi dan tidak pula se-lainnya.
Di dalamnya terdapat keterangan tentang apa yang meraja-lela di masa jahiliyah sebelum al-Qur`an turun, yaitu kebodohan besar dan ketidaktahuan terhadap ilmu yang dimiliki oleh Ahli Kitab serta kelalaian mereka mempelajari kitab mereka.
{هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ آيَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ آمَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ (158)}
"Yang mereka nanti-nanti tidak lain hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka
(untuk mencabut nyawa mereka), atau kedatangan Tuhanmu atau kedatangan sebagian tanda-tanda Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu, iman seseorang tidaklah bermanfaat lagi bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia
(belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya. Katakanlah, 'Tunggulah olehmu, sesungguhnya kami pun menunggu
(pula)'."
(Al-An'am: 158).
#
{158} يقول تعالى: هل ينظر هؤلاء الذين استمر ظلمُهُم وعنادهم، {إلَّا أن يأتِيَهم}؛ مقدمات العذاب ومقدمات الآخرة؛ بأن تأتيهم {الملائكة} لقبض أرواحهم؛ فإنهم إذا وصلوا إلى تلك الحال؛ لم ينفعهم الإيمان ولا صالح الأعمال، {أو يأتي ربُّك}: لفصل القضاء بين العباد ومجازاة المحسنين والمسيئين {أو يأتي بعض آيات ربك}: الدالَّة على قرب الساعة. {يوم يأتي بعضُ آيات ربِّك}: الخارقة للعادة، التي يعلم بها أن الساعة قد دنت وأن القيامة قد اقتربت. {لا ينفعُ نفساً إيمانُها لم تكنْ آمنتْ من قبلُ أو كسبتْ في إيمانها خيراً}؛ أي: إذا وجد بعض آيات الله؛ لم ينفع الكافرَ إيمانُه إنْ آمنَ ولا المؤمنَ المقصرَ أن يزدادَ خيرُهُ بعد ذلك، بل ينفعه ما كان معه من الإيمان قبل ذلك، وما كان له من الخير الموجود قبل أن يأتي بعضُ الآيات. والحكمة في هذا ظاهرة؛ فإنه إنَّما كان الإيمان ينفع إذا كان إيماناً بالغيب وكان اختياراً من العبد. فأما إذا وجدت الآيات؛ صار الأمر شهادةً، ولم يبق للإيمان فائدةٌ؛ لأنه يشبه الإيمان الضروري؛ كإيمان الغريق والحريق ونحوهما ممَّن إذا رأى الموت أقلع عمَّا هو فيه؛ كما قال تعالى: {فلمَّا رأوا بأسنا قالوا آمنَّا بالله وحدَه وكَفَرْنا بما كنا به مشركينَ. فلم يَكُ ينفعُهم إيمانُهم لما رأوا بأسنا سُنَّةَ اللَّهِ التي قد خلتْ في عبادِهِ}
وقد تكاثرت الأحاديث الصحيحة عن النبي - صلى الله عليه وسلم - أنَّ المرادَ ببعض آيات الله طلوعُ الشمس من مغربها، وأنَّ الناس إذا رأوْها؛ آمنوا، فلم ينفعْهم إيمانُهم، ويغلقُ حينئذٍ باب التوبة. ولمَّا كان هذا وعيداً للمكذِّبين بالرسول - صلى الله عليه وسلم - مُنْتَظَراً وهم ينتظرون بالنبي - صلى الله عليه وسلم - وأتباعه قوارعَ الدهر ومصائب الأمور؛ قال: {قل انتَظِروا إنَّا منتَظِرون}: فستعلمون أيُّنا أحقُّ بالأمن.
وفي هذه الآية دليل لمذهب أهل السنة والجماعة في إثبات الأفعال الاختيارية لله تعالى؛ كالاستواء والنزول والإتيان لله تبارك وتعالى من غير تشبيه له بصفات المخلوقين، وفي الكتاب والسنة من هذا شيءٌ كثير.
وفيه أن من جملة أشراط الساعة طلوعَ الشمس من مغربها.
وأنَّ الله تعالى حكيمٌ قد جرت عادته وسنَّته أن الإيمان إنما ينفع إذا كان اختياريًّا لا اضطراريًّا كما تقدَّم، وأن الإنسان يكتسب الخير بإيمانه؛ فالطاعة والبرُّ والتقوى إنما تنفع وتنمو إذا كان مع العبد إيمانٌ، فإذا خلا القلب من الإيمان؛ لم ينفعْه شيءٌ من ذلك.
(158) Allah berfirman, "Tiada yang mereka nanti-nantikan di atas kezhaliman dan pengingkaran mereka hanya ﴾ أَن تَأۡتِيَهُمُ
﴿ "ke-datangan" mukadimah azab dan mukadimah akhirat kepada mereka dengan datangnya ﴾ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ
﴿ "malaikat" kepada mereka untuk men-cabut nyawa mereka. Jika mereka telah sampai pada keadaan ini maka iman dan amal shalih tidaklah berguna bagi mereka. ﴾ أَوۡ يَأۡتِيَ رَبُّكَ
﴿ "Atau kedatangan Tuhanmu," untuk memberikan keputusan di antara manusia dan memberikan balasan kepada orang-orang yang ber-buat baik dan orang-orang yang berbuat buruk. ﴾ أَوۡ يَأۡتِيَ بَعۡضُ ءَايَٰتِ رَبِّكَۗ
﴿ "Atau kedatangan sebagian tanda-tanda Tuhanmu," yang menunjukkan dekatnya Kiamat. ﴾ يَوۡمَ يَأۡتِي بَعۡضُ ءَايَٰتِ رَبِّكَ
﴿ "Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu," yang luar biasa yang dengannya diketahui bahwa Kiamat telah dekat dan bahwa Kiamat sudah di ambang pintu. ﴾ لَا يَنفَعُ نَفۡسًا إِيمَٰنُهَا لَمۡ تَكُنۡ ءَامَنَتۡ مِن قَبۡلُ أَوۡ كَسَبَتۡ فِيٓ إِيمَٰنِهَا خَيۡرٗاۗ
﴿ "Iman seseorang tidaklah bermanfaat lagi bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa imannya." Maksudnya, jika sebagian tanda-tanda Allah telah muncul, maka iman orang kafir tidak berguna jika dia beriman, begitu pula orang-orang Mukmin yang lalai, tidak berguna lagi penambahan kebaikannya sesudah itu. Yang berguna baginya adalah imannya yang telah dia miliki sebe-lum itu, dan kebaikan yang dia laksanakan sebelum munculnya sebagian tanda-tanda tersebut. Hikmah masalah ini sangat jelas. Iman berguna bagi seorang hamba jika ia merupakan iman kepada yang ghaib dan dilakukan atas dasar kemauan seorang hamba. Ada-pun jika tanda-tanda Kiamat telah datang, perkaranya bisa dilihat oleh mata, maka iman tiada lagi berguna, karena ia sama dengan iman terpaksa seperti imannya orang yang tenggelam, imannya orang yang terbakar dan yang sepertinya yang melihat kematian di depan mata, maka dia pun meninggalkan kemaksiatan yang da-hulu dilakukannya sebagaimana Firman Allah,
﴾ فَلَمَّا رَأَوۡاْ بَأۡسَنَا قَالُوٓاْ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَحۡدَهُۥ وَكَفَرۡنَا بِمَا كُنَّا بِهِۦ مُشۡرِكِينَ 84 فَلَمۡ يَكُ يَنفَعُهُمۡ إِيمَٰنُهُمۡ لَمَّا رَأَوۡاْ بَأۡسَنَاۖ سُنَّتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِي قَدۡ خَلَتۡ فِي عِبَادِهِۦۖ
﴿
"Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata, 'Kami beriman hanya kepada Allah saja dan kami kafir kepada sesembahan-sesembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah'. Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hambaNya." (Al-Mu`min: 84-85).
Banyak hadits-hadits shahih dari Nabi[68] yang menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan "ayat" (sebagian tanda Allah) adalah terbitnya matahari dari barat. Bahwa jika manusia telah melihatnya, niscaya mereka semuanya beriman, tetapi iman mereka tidak lagi berguna pada hari itu, dan pintu taubat ditutup. Manakala ini adalah ancaman bagi orang-orang yang mendustakan Rasulullah yang ditunggu-tunggu sementara mereka juga menunggu Nabi dan para pengikutnya tertimpa kesulitan dan musibah kehidupan, maka Allah berfirman, ﴾ قُلِ ٱنتَظِرُوٓاْ إِنَّا مُنتَظِرُونَ ﴿ "Katakanlah, 'Tunggulah olehmu, sesung-guhnya kami pun menunggu
(pula)'." Maka kamu akan mengetahui siapa yang berada di atas kebenaran.
Ayat ini mengandung dalil bagi madzhab Ahlus Sunnah wal Jama'ah dalam menetapkan perbuatan sukarela
(ikhtiyariyah) bagi Allah seperti istiwa`
(bersemayam), nuzul
(turun) dan ityan
(datang) bagi Allah tanpa menyamakannya dengan sifat makhluk. Dan dalil seperti ini sangat banyak di dalam al-Qur`an dan as-Sunnah.
Ayat ini mengandung penjelasan bahwa sebagian tanda-tanda Kiamat adalah terbitnya matahari dari barat.
Bahwasanya Allah Mahabijaksana, dan sunnatullah itu ber-laku, bahwa iman itu berguna selama ia dilakukan secara sukarela bukan terpaksa seperti yang telah dijelaskan, bahwa manusia men-dapatkan kebaikan dengan imannya. Ketaatan, kebaikan dan ke-takwaan hanyalah berguna dan berkembang jika seorang hamba memiliki iman. Jika hati kosong dari iman, maka semua itu sedikit pun tidaklah berguna.
{إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ (159) مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا وَمَنْ جَاءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ (160)}
"Sesungguhnya orang-orang yang memecah-belah agamanya dan mereka
(terpecah) menjadi beberapa golongan, maka tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu terhadap mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah
(terserah) kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka per-buat. Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya
(pahala) sepuluh kali lipat amalnya, dan barangsiapa yang membawa per-buatan yang jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan yang seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya
(dirugikan)."
(Al-An'am: 159-160).
#
{159} يتوعَّد تعالى الذين فرَّقوا دينهم؛ أي: شتَّتوه وتفرَّقوا فيه، وكلٌّ أخذ لنفسه نصيباً من الأسماء التي لا تفيد الإنسان في دينه شيئاً؛ كاليهودية والنصرانية والمجوسية، أو لا يكمل بها إيمانه؛ بأن يأخذ من الشريعة شيئاً ويجعله دينه ويدع مثله أو ما هو أولى منه؛ كما هو حال أهل الفرقة من أهل البدع والضلال والمفرقين للأمة. ودلَّت الآية الكريمة أن الدين يأمر بالاجتماع والائتلاف وينهى عن التفرق والاختلاف في أهل الدين وفي سائر مسائله الأصوليَّة والفروعيَّة، وأمره أن يتبرأ ممَّن فرَّقوا دينهم، فقال: {لستَ منهم في شيءٍ}؛ أي: لست منهم وليسوا منك؛ لأنهم خالفوك وعاندوك. {إنَّما أمرُهم إلى الله}: يردُّون إليه فيجازيهم بأعمالهم، {ثم ينبِّئهم بما كانوا يفعلونَ}.
(159) Allah mengancam orang-orang yang memecah-belah agamanya sehingga mereka telah terpecah-belah di dalamnya, ma-sing-masing orang mengambil nama yang tidak berguna baginya dalam agamanya seperti Yahudi, Nasrani dan Majusi, atau iman-nya tidak sempurna dengannya seperti dengan cara mengambil sesuatu dari syariat dan menjadikannya sebagai agamanya dan meninggalkan yang semisal dengannya atau yang lebih utama darinya sebagaimana yang dilakukan oleh pemecah-belah umat dari kalangan ahli bid'ah dan kesesatan yang memecah belah umat. Ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa agama memerintahkan kepada kesatuan dan persatuan, dan melarang perpecahan dan perselisihan dalam agama dan persoalan-persoalan prinsip mau-pun cabang. Agama memerintahkan untuk melepaskan diri dari orang-orang yang memecah-belah umatnya.
Dia berfirman, ﴾ لَّسۡتَ مِنۡهُمۡ فِي شَيۡءٍۚ
﴿ "Tidak ada sedikit pun tanggung jawabmu terhadap mereka." Maksudnya, kamu tidak termasuk mereka dan mereka tidak termasuk kamu, karena mereka menyelisihi dan menentangmu. ﴾ إِنَّمَآ أَمۡرُهُمۡ إِلَى ٱللَّهِ
﴿ "Sesungguhnya urusan mereka hanya-lah (terserah) kepada Allah." Mereka kembali kepadaNya dan Dia membalas mereka sesuai dengan amal mereka.
﴾ ثُمَّ يُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُواْ يَفۡعَلُونَ ﴿ "Kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat."
#
{160} ثم ذكر صفة الجزاء فقال: {من جاء بالحسنة}: القوليَّة والفعليَّة، الظاهرة والباطنة، المتعلقة بحقِّ الله أو حقِّ خلقه، {فله عشرُ أمثالها}: هذا أقل ما يكون من التضعيف، {ومن جاء بالسيئةِ فلا يُجْزى إلَّا مثلَها}: وهذا من تمام عدله تعالى وإحسانه، وأنه لا يظلم مثقال ذرَّة، ولهذا قال: {وهم لا يُظْلَمون}.
(160) Kemudian Allah menyebutkan sifat balasan. Dia ber-firman, ﴾ مَن جَآءَ بِٱلۡحَسَنَةِ
﴿ "Barangsiapa membawa amal yang baik," perka-taan dan perbuatan, lahir dan batin yang berkait dengan hak Allah dan hak hamba-hambaNya, ﴾ فَلَهُۥ عَشۡرُ أَمۡثَالِهَاۖ
﴿ "maka baginya (pahala) se-puluh kali lipat amalnya." Ini adalah pelipatgandaan minimal.﴾ وَمَن جَآءَ بِٱلسَّيِّئَةِ فَلَا يُجۡزَىٰٓ إِلَّا مِثۡلَهَا
﴿ "Dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat, maka dia tidak diberi pembalasan melainkan yang seimbang dengan kejahatannya." Ini adalah keadilan dan kebaikan Allah yang sempur-na dan bahwa Dia tidak berlaku zhalim sedikit pun. Oleh karena itu dia berfirman, ﴾ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ ﴿ "Sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya
(dirugikan)."
{قُلْ إِنَّنِي هَدَانِي رَبِّي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ دِينًا قِيَمًا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (161) قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (162) لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ (163) قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ وَلَا تَكْسِبُ كُلُّ نَفْسٍ إِلَّا عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ (164) وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ الْأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ (165)}
"Katakanlah, 'Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus,
(yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik.' Katakanlah, 'Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup-ku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagiNya, dan demikian itulah yang diperintahkan kepada-ku, dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri
(kepada Allah).' Katakanlah, 'Apakah aku akan mencari tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seseorang membuat dosa melainkan kemudaratannya kembali kepada dirinya sendiri, dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakanNya kepadamu apa yang kamu perselisihkan?' Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi, dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian
(yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang sesuatu yang diberikanNya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaanNya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(Al-An'am: 161-165).
#
{161} يأمر تعالى نبيَّه - صلى الله عليه وسلم - أنْ يقول ويعلن بما هو عليه من الهداية إلى الصراط المستقيم، الدِّين المعتدل، المتضمِّن للعقائد النافعة والأعمال الصالحة والأمر بكل حسن والنهي عن كل قبيح، الذي عليه الأنبياء والمرسلون، خصوصاً إمام الحنفاء ووالد من بُعِثَ من بعد موته من الأنبياء خليل الرحمن إبراهيم عليه الصلاة والسلام، وهو الدين الحنيف، المائل عن كل دين غير مستقيم من أديان أهل الانحراف كاليهود والنصارى والمشركين. وهذا عمومٌ.
(161) Allah memerintahkan NabiNya agar berkata dan mengumumkan sesuatu yang dipijaknya dalam bentuk hidayah kepada jalan yang lurus, agama yang seimbang yang mengandung akidah-akidah yang berguna, amal yang shalih, perintah kepada semua yang baik, melarang dari segala yang buruk, yang dianut oleh para Nabi dan Rasul Allah, khususnya imam orang-orang yang bertauhid. Bapak para Nabi yang diutus sesudahnya, Khalil ar-Rahman, Ibrahim. Yaitu agama yang lurus yang condong dari semua agama yang tidak lurus yang dianut oleh para penyimpang seperti Yahudi, Nasrani, dan orang-orang musyrik. Ini umum.
#
{162} ثم خصَّص من ذلك أشرف العبادات، فقال: {قلْ إنَّ صلاتي ونسكي}؛ أي: ذبحي، وذلك لشرف هاتين العبادتين وفضلهما ودلالتهما على محبَّة الله تعالى وإخلاص الدين له والتقرُّب إليه بالقلب واللسان والجوارح وبالذبح الذي هو بذل ما تحبُّه النفس من المال لما هو أحبُّ إليها وهو الله تعالى، ومن أخلص في صلاته ونُسُكه؛ استلزم ذلك إخلاصه لله في سائر أعماله. وقوله: {ومحيايَ ومماتي}؛ أي: ما آتيه في حياتي وما يجريه الله عليَّ وما يقدِّر عليَّ في مماتي؛ الجميعُ {للهِ ربِّ العالمين}.
(162) Kemudian Dia mengkhususkan dari itu ibadah yang paling mulia. Dia berfirman, ﴾ قُلۡ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي
﴿ "Katakanlah, 'Sesungguh-nya shalatku, sembelihanku,'." Maksudnya, penyembelihanku. Hal itu karena kemuliaan dua ibadah ini serta keutamaannya, dan ke-duanya merupakan petunjuk kecintaan kepada Allah, pengikhlasan agama untukNya, mendekatkan diri kepadaNya dengan hati dan lisan serta anggota badan. Dan dengan penyembelihan yang meru-pakan pengorbanan harta yang dicintai oleh jiwa demi yang lebih dia cintai, yaitu Allah. Dan barangsiapa ikhlas dalam shalat dan penyembelihannya, maka secara otomatis dia akan ikhlas pada amal-amalnya yang lain. FirmanNya, ﴾ وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي
﴿ "Hidupku dan matiku," yakni apa yang diberikan kepadaku dalam hidupku, apa yang Allah titipkan kepadaku dan apa yang ditakdirkan atasku pada waktu matiku. Semua itu ﴾ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam."
#
{163} {لا شريكَ له}: في العبادة؛ كما أنه ليس له شريكٌ في الملك والتدبير، وليس هذا الإخلاص لله ابتداعاً مني وبدعاً أتيته من تلقاء نفسي، بل {بذلك أمِرْتُ}: أمراً حتماً لا أخرج من التبعة إلا بامتثاله، {وأنا أول المسلمين}: من هذه الأمة.
(163) ﴾ لَا شَرِيكَ لَهُۥۖ
﴿ "Tiada sekutu bagiNya" dalam ibadah, seba-gaimana Dia tidak memiliki sekutu dalam hak kepemilikan dan pengaturan. Keikhlasan kepada Allah ini bukanlah sesuatu yang baru dariku, tidak pula sesuatu yang aku ada-adakan dari diriku sendiri. Akan tetapi ﴾ وَبِذَٰلِكَ أُمِرۡتُ
﴿ "itulah yang diperintahkan kepadaku," secara pasti, di mana aku tidak keluar dari tanggung jawab kecuali dengan menaatinya. ﴾ وَأَنَا۠ أَوَّلُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ ﴿ "Dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri
(kepada Allah)," dari umat ini.
#
{164} {قل أغير الله}: من المخلوقين {أبغي ربًّا}؛ أي: يحسن ذلك، ويليق بي أن أتَّخذ غيره مربياً ومدبراً، والله ربُّ كلِّ شيءٍ؛ فالخلق كلهم داخلون تحت ربوبيته، منقادون لأمره، فتعيَّن عليَّ وعلى غيري أن يَتَّخِذَ اللهَ رَبًّا ويرضى به وأن لا يتعلَّق بأحد من المربوبين الفقراء العاجزين. ثم رغَّب ورهَّب بذلك الجزاء، فقال: {ولا تكسِبُ كلُّ نفس}: ـ من خير وشر.- {إلَّا عليها}؛ كما قال تعالى: {من عمل صالحاً فلنفسِهِ ومن أساءَ فعَلَيْها}، {ولا تزِرُ وازرةٌ وزرَ أخرى}: بل كلٌّ عليه وزرُ نفسِهِ، وإن كان أحد قد تسبَّب في ضلال غيره ووزره؛ فإن عليه وزر التسبب من غير أن ينقص من وِزْرِ المباشر شيء، {ثم إلى ربِّكم مرجِعُكم}: يوم القيامة، {فينبِّئُكم بما كنتُم فيه تختلفونَ }: من خير وشرٍّ، ويجازيكم على ذلك أوفى الجزاء.
(164) ﴾ قُلۡ أَغَيۡرَ ٱللَّهِ أَبۡغِي رَبّٗا
﴿ "Katakanlah, 'Apakah aku akan mencari tuhan selain Allah'." Maksudnya, apakah aku akan mencari tuhan selain Allah dari kalangan makhluk. Layakkah itu bagiku. Baikkah itu bagiku kalau aku menjadikan selainNya sebagai pendidik dan pengaturku sementara Dia adalah Tuhan segala sesuatu? Semua makhluk berada di bawah rububiyahNya dan tunduk kepada perin-tahNya, maka wajib atasku dan atas selainku menjadikan Allah sebagai Tuhan, ridha kepadaNya dan agar tidak bergantung kepada para makhluk yang miskin lagi lemah. Kemudian Allah mendo-rong dan memperingatkan kita dengan balasan itu. Dia berfirman, ﴾ وَلَا تَكۡسِبُ كُلُّ نَفۡسٍ
﴿ "Dan tidaklah seseorang membuat sesuatu," yang baik dan yang buruk ﴾ إِلَّا عَلَيۡهَاۚ
﴿ "melainkan kemudaratannya kembali kepada dirinya sendiri." Sebagaimana Firman Allah,
﴾ مَّنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا فَلِنَفۡسِهِۦۖ وَمَنۡ أَسَآءَ فَعَلَيۡهَاۗ
﴿
"Barangsiapa yang mengerjakan amal yang shalih, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat, maka (dosanya) atas dirinya sendiri." (Fushshilat: 46).
﴾ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٞ وِزۡرَ أُخۡرَىٰۚ
﴿ "Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain." Akan tetapi masing-masing memikul dosanya sendiri-sendiri. Jika seseorang menjadi penyebab kesesatan dan dosa orang lain, maka dia memikul dosa sebagai penyebab tanpa mengurangi dosa pelaku sedikit pun. ﴾ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُم مَّرۡجِعُكُمۡ
﴿ "Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali," pada Hari Kiamat.﴾ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ فِيهِ تَخۡتَلِفُونَ ﴿ "Dan akan diberitakanNya kepadamu apa yang kamu perseli-sihkan." Baik dan buruk, dan membalasmu dengan itu dengan sem-purna.
#
{165} {وهو الذي جعلكم خلائفَ الأرض}؛ أي: يخلُفُ بعضُكم بعضاً، واستخلفكم الله في الأرض، وسخَّر لكم جميع ما فيها، وابتلاكم لينظر كيف تعملونَ، {ورَفَعَ بعضَكم فوق بعضٍ درجات}: في القوة والعافية والرزق والخَلْق والخُلُق؛ {ليبلُوَكُم فيما آتاكم}: فتفاوتت أعمالُكم.
{إنَّ ربَّك سريعُ العقاب}: لمن عصاه وكذَّب بآياتِهِ، {وإنَّه لغفورٌ رحيمٌ}: لمن آمن به وعمل صالحاً، وتاب من الموبقات.
(165) ﴾ وَهُوَ ٱلَّذِي جَعَلَكُمۡ خَلَٰٓئِفَ ٱلۡأَرۡضِ
﴿ "Dan Dia-lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi." Maksudnya, sebagian mengganti-kan (sebagai pemimpin) sebagian yang lain. Allah menempatkan-mu di bumi dan Dia menundukkan sesuatu yang ada padanya untukmu. Dia mengujimu untuk melihat bagaimana kamu beramal. ﴾ وَرَفَعَ بَعۡضَكُمۡ فَوۡقَ بَعۡضٖ دَرَجَٰتٖ
﴿ "Dan Dia meninggikan sebagian kamu atas se-bagian (yang lain) beberapa derajat," dalam kekuatan, keselamatan, rizki, penciptaan, dan akhlak.
﴾ لِّيَبۡلُوَكُمۡ فِي مَآ ءَاتَىٰكُمۡۗ
﴿ "Untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu." Maka amalmu pun berbeda-beda. ﴾ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ ٱلۡعِقَابِ
﴿ "Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaanNya" kepada orang yang durhaka kepadaNya dan mendustakan ayat-ayatNya. ﴾ وَإِنَّهُۥ لَغَفُورٞ رَّحِيمُۢ ﴿ "Dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang," bagi yang beriman kepadanya dan beramal shalih serta bertaubat dari perbuatan-perbuatan dosa besar.
[69]
Ini adalah akhir tafsir Surat al-An'am. Segala puji dan san-jungan adalah milik Allah. Semoga shalawat dan salam yang banyak terlimpahkan kepada Muhammad, keluarga dan sahabat-sahabatNya sampai Hari Kiamat.