Ayah:
TAFSIR SURAT AL-MUMTAHANAH ( Perempuan Yang Diuji )
TAFSIR SURAT AL-MUMTAHANAH ( Perempuan Yang Diuji )
Madaniyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
Ayah: 1 - 9 #
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي تُسِرُّونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنْتُمْ وَمَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ (1) إِنْ يَثْقَفُوكُمْ يَكُونُوا لَكُمْ أَعْدَاءً وَيَبْسُطُوا إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ وَأَلْسِنَتَهُمْ بِالسُّوءِ وَوَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ (2) لَنْ تَنْفَعَكُمْ أَرْحَامُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَفْصِلُ بَيْنَكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (3) قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ إِلَّا قَوْلَ إِبْرَاهِيمَ لِأَبِيهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَا أَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَإِلَيْكَ أَنَبْنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (4) رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا وَاغْفِرْ لَنَا رَبَّنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (5) لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيهِمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ (6) عَسَى اللَّهُ أَنْ يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِينَ عَادَيْتُمْ مِنْهُمْ مَوَدَّةً وَاللَّهُ قَدِيرٌ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (7) لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ (8) إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (9)}.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengam-bil musuhKu dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan juga (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Rabbmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalanKu dan mencari keridhaanKu (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barang-siapa di antara kamu yang melakukannya, maka sungguh dia telah tersesat dari jalan yang lurus. Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan mengumbar tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti(mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir. Karib kerabat dan anak-anakmu sekali-kali tiada bermanfaat bagimu pada Hari Kiamat. Dia akan memisahkan antara kamu. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. Sungguh telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada diri Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka, 'Sesung-guhnya kami berlepas diri (anti) dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.' Kecuali perka-taan Ibrahim kepada bapaknya, 'Sungguh aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari (siksaan) Allah terhadapMu.' (Ibrahim berkata), 'Ya Rabb kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali. Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Rabb kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Maha-bijaksana.' Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari kemudian. Dan ba-rangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Mahakaya lagi Maha Terpuji. Mudah-mudahan Allah menimbul-kan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Mahakuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadi-kan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim." (Al-Mumtahanah: 1-9).
Banyak ahli tafsir n menyebutkan bahwa sebab turunnya ayat-ayat mulia dalam surat ini berkenaan dengan kisah Hatib bin Abu Balta'ah, ketika Nabi a tengah siap berperang dalam peristiwa penaklukan Makkah.[118] Hatib mengirim surat untuk kaum musyrikin Makkah memberitahukan keberangkatan Rasulullah a ke Makkah agar dengan surat itu Hatib mendapat bantuan (bagi keluarganya) di tengah mereka, dan bukan karena keraguan dan kemunafikan. Surat itu dikirim lewat seorang wanita. Nabi a diberitahukan (melalui wahyu) perihal Hatib kemudian mengirim utusan untuk menemui wanita itu sebelum sampai ke Makkah dan suratnya diambil. Nabi a pun mencela Hatib, ia pun menyampaikan alasan yang kemudian diterima oleh Nabi a. Ayat-ayat ini berisi larangan keras untuk bersikap loyal ter-hadap orang-orang kafir dari kalangan musyrik dan lainnya serta memberikan rasa kasih sayang pada mereka. Karena hal itu mena-fikan keimanan dan berseberangan dengan Agama Nabi Ibrahim, kekasih Allah, bertentangan dengan akal yang mengharuskan benar-benar mewaspadai musuh yang sama sekali tidak menyisa-kan usaha sedikit pun dalam memusuhi serta selalu memanfaatkan kesempatan untuk mencelakai musuhnya.
#
{1} فقال تعالى: {يا أيُّها الذين آمنوا}؛ أي: اعملوا بمقتضى إيمانكم من ولايةِ مَنْ قام بالإيمان ومعاداة من عاداه؛ فإنَّه عدوٌّ لله وعدوٌّ للمؤمنين، فـ {لا تتَّخذوا عدوِّي وعدوَّكم أولياءَ تُلْقون إليهم بالمودَّة}؛ أي: تسارعون في مودَّتهم والسعي في أسبابها؛ فإنَّ المودَّة إذا حصلت؛ تبعتْها النصرةُ والموالاةُ، فخرج العبد من الإيمان، وصار من جملة أهل الكفران [وانفصل عن أهل الإيمان]. وهذا المتَّخذُ للكافر وليًّا عادمُ المروءة أيضاً؛ فإنَّه كيف يوالي أعدى أعدائه، الذي لا يريد له إلاَّ الشرَّ، ويخالف ربَّه ووليَّه الذي يريد به الخير، ويأمره به ويحثُّه عليه. ومما يدعو المؤمن أيضاً إلى معاداة الكفار أنَّهم قد كفروا بما جاء المؤمنين من الحقِّ، ولا أعظم من هذه المخالفة والمشاقَّة؛ فإنَّهم قد كفروا بأصل دينكم، وزعموا أنَّكم ضلاَّلٌ على غير هدىً، والحالُ أنَّهم كفروا بالحقِّ الذي لا شكَّ فيه ولا مريةَ، ومن ردَّ الحقَّ؛ فمحالٌ أن يوجد له دليلٌ أو حجَّةٌ تدلُّ على صحة قوله. بل مجرَّد العلم بالحقِّ يدلُّ على بطلان قول من ردَّه وفساده. ومن عداوتهم البليغة أنَّهم {يُخْرِجون الرسولَ وإيَّاكم}: أيُّها المؤمنون من دياركم ويشرِّدونكم من أوطانكم ولا ذنبَ لكم في ذلك عندهم إلاَّ أنكم تؤمنون {بالله ربِّكم}: الذي يتعيَّن على الخلق كلِّهم القيام بعبوديَّته؛ لأنَّه ربَّاهم، وأنعم عليهم بالنِّعم الظاهرة والباطنة [وهو اللَّه تعالى]، فلمَّا أعرضوا عن هذا الأمر الذي هو أوجبُ الواجبات وقمتُم به؛ عادَوْكم وأخرجوكم من أجله من دياركم، فأيُّ دين وأيُّ مروءة وعقل يبقى مع العبد إذا والى الكفار الذين هذا وصفُهم في كلِّ زمانٍ أو مكان، ولا يمنعهم منه إلاَّ خوفٌ أو مانعٌ قويٌّ. {إن كنتُم خرجتُم جهاداً في سبيلي وابتغاء مرضاتي}؛ أي: إن كان خروجُكم مقصودُكم به الجهادُ في سبيل الله لإعلاء كلمة الله وابتغاء رضاه؛ فاعملوا بمقتضى هذا من موالاة أولياء الله ومعاداة أعدائهِ؛ فإنَّ هذا من أعظم الجهاد في سبيله، ومن أعظم ما يتقرَّب به المتقرِّبون إلى الله ويبتغون به رضاه. {تُسِرُّون إليهم بالمودَّةِ وأنا أعلمُ بما أخفيتُم وما أعلنتُم}؛ أي: كيف تسرُّون المودَّة للكافرين وتخفونها مع علمكم أنَّ الله عالمٌ بما تخفون وما تعلنون؛ فهو وإن خفي على المؤمنين؛ فلا يخفى على الله تعالى، وسيجازي العباد بما يعلمه منهم من الخير والشرِّ. {ومن يَفْعَلْه منكم}؛ أي: موالاة الكافرين بعدما حذَّركم الله منها، {فقد ضلَّ سواءَ السبيل}: لأنَّه سلك مسلكاً مخالفاً للشرع وللعقل والمروءة الإنسانيَّة.
(1) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ﴿ "Hai orang-orang yang beriman," maksudnya, lakukanlah tuntutan keimanan kalian de-ngan bersikap loyal terhadap orang yang menunaikan keimanan dan memusuhi orang yang memusuhinya, karena sesungguhnya ia adalah musuh Allah سبحانه وتعالى dan musuh orang-orang yang beriman, ﴾ لَا تَتَّخِذُواْ عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمۡ أَوۡلِيَآءَ تُلۡقُونَ إِلَيۡهِم بِٱلۡمَوَدَّةِ ﴿ "janganlah kamu mengambil mu-suhKu dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang," maksudnya, bersegera dalam mencintai mereka dan melakukan sebab-sebabnya karena kecintaan itu jika tulus akan disertai oleh pertolongan dan sikap loyal, dengan demikian seorang hamba akan keluar dari keimanan dan termasuk dalam kalangan orang-orang kafir. Maksudnya, terpisah dari orang-orang yang beriman. Orang Mukmin yang menjadikan orang kafir sebagai penolong juga tidak memiliki harga diri, sebab bagaimana bisa menjadikan musuh se-bagai pemimpinnya yang hanya menghendaki keburukan baginya serta menentang Rabbnya dan para kekasihNya yang menghendaki kebaikan padanya dengan memerintahkan dan mendorong pada kebaikan. Di antara faktor yang menyebabkan orang Mukmin memusuhi orang-orang kafir adalah karena orang-orang kafir mengingkari kebenaran yang dibawa oleh orang-orang Mukmin. Tidak ada pembangkangan yang lebih berat dari pengingkaran seperti ini. Karena mereka telah kufur dengan pangkal agama kalian, mereka mengira bahwa kalian berada dalam kesesatan, tidak berada di atas petunjuk, padahal sebenarnya merekalah yang kafir terhadap kebenaran yang tidak ada keraguannya. Siapa pun yang menolak kebenaran, maka mustahil baginya memiliki dalil atau hujjah atas kebenaran pandangannya. Bahkan hanya dengan mengetahui ke-benaran saja sudah bisa menunjukkan batilnya pandangan orang yang menolaknya. Di antara puncak permusuhan mereka adalah ﴾ يُخۡرِجُونَ ٱلرَّسُولَ وَإِيَّاكُمۡ ﴿ "mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu," wahai orang-orang yang beriman dari kampung halaman kalian dan mengusir kalian dari negeri kalian, padahal kalian tidak bersalah selain hanya ka-rena kalian beriman ﴾ بِٱللَّهِ رَبِّكُمۡ ﴿ "kepada Allah, Rabbmu," Yang harus disembah oleh seluruh makhluk, karena Dia adalah Rabb mereka serta yang memberikan berbagai nikmat, baik yang lahir maupun yang batin. Dia-lah Allah سبحانه وتعالى. Ketika mereka berpaling dari hal ini yang merupakan kewajiban pertama dan utama sedangkan kalian menunaikannya, mereka pun memusuhi kalian dan mengusir ka-lian dari kampung halaman kalian karena keimanan. Lantas agama apa, harga diri yang mana serta akal mana yang masih tersisa bagi seorang hamba yang beriman yang menjadikan orang-orang kafir sebagai penolong, yang seperti itulah sifat mereka di setiap waktu dan tempat. Tidak ada yang menghalangi mereka dari permusuhan itu selain rasa takut atau adanya penghalang yang kuat. ﴾ إِن كُنتُمۡ خَرَجۡتُمۡ جِهَٰدٗا فِي سَبِيلِي وَٱبۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِيۚ ﴿ "Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada jalanKu dan mencari keridhaanKu (janganlah kamu berbuat demikian)." Maksudnya, jika kalian pergi berniat untuk jihad di jalan Allah سبحانه وتعالى untuk menegakkan kalimat Allah سبحانه وتعالى serta mencari ridhaNya, maka ketahuilah tuntutan hal ini dengan bersikap loyal terhadap para kekasih Allah سبحانه وتعالى dan memusuhi para musuh Allah سبحانه وتعالى, karena inilah jihad di jalan Allah سبحانه وتعالى yang paling agung dan di antara salah satu amalan yang bisa mendekatkan diri kepada Allah سبحانه وتعالى dan mencari keridhaanNya. ﴾ تُسِرُّونَ إِلَيۡهِم بِٱلۡمَوَدَّةِ وَأَنَا۠ أَعۡلَمُ بِمَآ أَخۡفَيۡتُمۡ وَمَآ أَعۡلَنتُمۡۚ ﴿ "Kamu memberitahukan se-cara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan." Maksudnya, mengapa kalian menyembunyikan rasa kasih sayang terhadap orang-orang kafir padahal kalian me-ngetahui bahwa Allah سبحانه وتعالى mengetahui apa yang kalian sembunyikan dan apa yang kalian nyatakan. Meskipun hal itu tidak diketahui oleh orang-orang yang beriman tapi tidak samar bagi Allah سبحانه وتعالى. Allah سبحانه وتعالى akan memberi balasan pada hamba-hambaNya berdasarkan amalan yang diperbuat, baik dan buruknya. ﴾ وَمَن يَفۡعَلۡهُ مِنكُمۡ ﴿ "Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya," yaitu loyal terhadap orang-orang kafir setelah diperingatkan Allah سبحانه وتعالى, ﴾ فَقَدۡ ضَلَّ سَوَآءَ ٱلسَّبِيلِ ﴿ "maka sungguh dia telah tersesat dari jalan yang lurus," karena ia me-nempuh jalan yang berseberangan dengan syariat, akal, dan harga diri kemanusiaan.
#
{2} ثم بيَّن تعالى شدَّة عداوتهم تهييجاً للمؤمنين على عداوتهم: {إن يَثْقَفوكم}؛ أي: يجدوكم وتسنح لهم الفرصة في أذاكم، {يكونوا لكم أعداءً}: ظاهرين، {ويَبْسُطوا إليكم أيدِيَهم}: بالقتل والضَّرب ونحو ذلك، {وألسنَتَهم بالسوءِ}؛ أي: بالقول الذي يسوء من شَتْمٍ وغيره، {وودُّوا لو تكفُرون}: فإنَّ هذا غاية ما يريدون منكم.
(2) Kemudian Allah سبحانه وتعالى menjelaskan hebatnya permusuhan orang-orang kafir sebagai dorongan bagi orang-orang Mukmin agar memusuhi mereka. ﴾ إِن يَثۡقَفُوكُمۡ ﴿ "Jika mereka menangkap kamu," maksudnya, bertemu dengan kalian dan berkesempatan untuk mencelakai kalian, ﴾ يَكُونُواْ لَكُمۡ أَعۡدَآءٗ ﴿ "niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu" secara nyata, ﴾ وَيَبۡسُطُوٓاْ إِلَيۡكُمۡ أَيۡدِيَهُمۡ وَأَلۡسِنَتَهُم بِٱلسُّوٓءِ ﴿ "dan meng-umbar tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti (mu)," de-ngan cara membunuh, memukul, dan lain sebagainya, serta dengan kata-kata yang menyakiti seperti celaan dan lainnya. ﴾ وَوَدُّواْ لَوۡ تَكۡفُرُونَ ﴿ "Dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir." Inilah puncak yang mereka inginkan darimu.
#
{3} فإن احتجَجْتُم وقلتُم: نوالي الكفار لأجل القرابة والأموال؛ فلن تغنيَ عنكم أَموالُكم ولا أولادُكم من الله شيئاً {والله بما تعملون بصيرٌ} فلذلك حذَّركم من موالاة الكافرين الذين تضرُّكم موالاتهم.
(3) Jika kalian beralasan bahwa kalian bersikap loyal terha-dap orang-orang kafir karena kekerabatan dan bisnis, maka ingat-lah bahwa harta dan anak-anak kalian sama sekali tidak berguna bagi kalian di hadapan Allah سبحانه وتعالى. ﴾ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٞ ﴿ "Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." Karena itu Allah سبحانه وتعالى memperingat-kan kalian dengan keras agar tidak bersikap loyal terhadap orang-orang kafir, karena sikap seperti ini akan membahayakan kalian.
#
{4} {قد} كان {لكم}: يا معشر المؤمنينَ، {أسوةٌ حسنةٌ}؛ أي: قدوةٌ صالحةٌ وائتمامٌ ينفعكم {في إبراهيم والذين معه}: من المؤمنين؛ لأنَّكم قد أمرتم أن تتَّبعوا ملَّة إبراهيم حنيفاً، {إذْ قالوا لقومهم إنا بُرءَاءُ منكم وممَّا تعبُدون من دونِ اللهِ}؛ أي: إذ تبرأ إبراهيم عليه السلام ومَنْ معه من المؤمنين من قومهم المشركين وممَّا يعبُدون من دون الله، ثم صرَّحوا بعداوتهم غاية التصريح، فقالوا: {كَفَرْنا بكم وبدا}؛ أي: ظهر وبان {بينَنا وبينَكم العداوةُ والبغضاءُ}؛ أي: البغض بالقلوب وزوال مودَّتها والعداوة بالأبدان. وليس لتلك العداوة والبغضاء وقتٌ ولا حدٌّ، بل ذلك {أبداً} ما دمتم مستمرِّين على كفركم، {حتى تؤمِنوا بالله وحدَه}؛ أي: فإذا آمنتم بالله وحده؛ زالت العداوةُ والبغضاءُ وانقلبتْ مودَّةً وولايةً؛ فلكم أيُّها المؤمنون أسوةٌ حسنةٌ في إبراهيم ومن معه في القيام بالإيمان والتوحيد ولوازم ذلك ومقتضياته وفي كلِّ شيءٍ تَعَبَّدُوا به لله وحده، {إلاَّ}: في خصلةٍ واحدةٍ، وهي: {قولَ إبراهيمَ لأبيه}: آزر المشرك الكافر المعاند حين دعاه إلى الإيمان والتوحيدِ، فامتنع، فقال إبراهيمُ له: {لأستغفرنَّ لك و}: الحال أني لا {أملِكُ لك من اللهِ من شيءٍ}: ولكنِّي أدعو ربِّي عسى أن لا أكونَ بدعاءِ ربِّي شقيًّا، فليس لكم أن تقتدوا بإبراهيم في هذه الحالة التي دعا بها للمشرك، فليس لكم أن تدعوا للمشركين وتقولوا: إنَّا في ذلك متَّبِعون لملَّة إبراهيم؛ فإنَّ الله ذَكَرَ عذرَ إبراهيم في ذلك بقوله: {وما كان استغفارُ إبراهيمَ لأبيهِ إلاَّ عن مَوْعِدَةٍ وَعَدَها إيَّاه فلمَّا تَبَيَّنَ له أنَّه عدوٌّ لله تبرَّأ منه ... } الآية، ولكم أسوةٌ حسنةٌ في إبراهيم ومن معه حين دَعَوُا الله وتوكَّلوا عليه وأنابوا إليه واعترفوا بالعجز والتقصير، فقالوا: {ربَّنا عليك توكَّلْنا}؛ أي: اعتمدنا عليك في جلب ما ينفعنا ودفع ما يضرُّنا ووثقنا بك يا ربَّنا في ذلك، {وإليك أنَبْنا}؛ أي: رجعنا إلى طاعتك ومرضاتك وجميع ما يقرِّبُ إليك؛ فنحن في ذلك ساعون، وبفعل الخيرات مجتهدون، ونعلم أنَّا إليك نصيرُ، فسنستعدُّ للقدوم عليك، ونعمل ما يزلفنا إليك.
(4) ﴾ قَدۡ كَانَتۡ لَكُمۡ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ ﴿"Sungguh telah ada suri tauladan yang baik bagimu," maksudnya, panutan yang baik dan figur yang berguna bagi kalian wahai sekalian orang-orang Mukmin, ﴾ فِيٓ إِبۡرَٰهِيمَ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ ﴿ "pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia," dari kalang-an orang-orang yang beriman, karena kalian diperintahkan untuk mengikuti agama Ibrahim عليه السلام yang lurus,﴾ إِذۡ قَالُواْ لِقَوۡمِهِمۡ إِنَّا بُرَءَٰٓؤُاْ مِنكُمۡ وَمِمَّا تَعۡبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ ﴿ "ketika mereka berkata kepada kaum mereka, 'Sesungguh-nya kami berlepas diri (anti) dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah'," maksudnya, pada saat Nabi Ibrahim عليه السلام dan orang-orang yang beriman bersama beliau berlepas diri dari kaum mereka yang musyrik dan berlepas diri dari apa pun yang mereka sembah selain Allah سبحانه وتعالى, kemudian mereka benar-benar menegaskan sikap permusuhan mereka terhadap orang-orang kafir seraya berkata, ﴾ كَفَرۡنَا بِكُمۡ وَبَدَا بَيۡنَنَا وَبَيۡنَكُمُ ٱلۡعَدَٰوَةُ وَٱلۡبَغۡضَآءُ ﴿ "Kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian," maksudnya sikap benci di hati dan lenyapnya kasih sayang serta permusuhan dengan raga. Permusuhan dan kebencian tersebut tidak terbatas waktu, tapi berlaku ﴾ أَبَدًا ﴿ "buat selama-lamanya," selama kalian tetap berada dalam kekafiran, ﴾ حَتَّىٰ تُؤۡمِنُواْ بِٱللَّهِ وَحۡدَهُۥٓ ﴿ "sampai kamu beriman kepada Allah saja." Maksudnya, jika kalian beriman pada Allah سبحانه وتعالى yang Esa, sikap permusuhan dan kebencian hilang dan berubah menjadi kasih sayang dan saling tolong-menolong. Kalian wahai orang-orang yang beriman, memiliki teladan baik pada diri Nabi Ibrahim dan orang-orang yang beriman bersama beliau yang menu-naikan keimanan dan tauhid serta menunaikan konsekuensi-kon-sekuensi iman dan tauhid dan dalam segala hal yang dengannya mereka beribadah kepada Allah سبحانه وتعالى semata. ﴾ إِلَّا ﴿ "Kecuali," dalam satu hal, yaitu ﴾ قَوۡلَ إِبۡرَٰهِيمَ لِأَبِيهِ ﴿ "perkataan Ibrahim kepada bapaknya," Azar, si musyrik lagi kafir dan penentang, ketika diajak untuk beriman dan bertauhid namun enggan, Ibrahim berkata padanya, ﴾ لَأَسۡتَغۡفِرَنَّ لَكَ ﴿ "Sungguh aku akan memohonkan ampunan bagi kamu," namun ﴾ وَمَآ أَمۡلِكُ لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن شَيۡءٖۖ ﴿ "aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari (siksaan) Allah terhadapmu." Akan tetapi aku berdoa pada Rabbku agar dengan doaku aku tidak menjadi orang yang sengsara. Dan Anda semua wahai orang-orang yang beriman, jangan mengikuti Ibrahim dalam hal ini yang berdoa untuk orang musyrik. Kalian tidak boleh mendoakan orang-orang musyrik dengan berkata, "Kami mengikuti agama Nabi Ibrahim dalam mendoakan orang-orang musyrik, karena Allah سبحانه وتعالى menyebutkan udzur Ibrahim dalam FirmanNya, ﴾ وَمَا كَانَ ٱسۡتِغۡفَارُ إِبۡرَٰهِيمَ لِأَبِيهِ إِلَّا عَن مَّوۡعِدَةٖ وَعَدَهَآ إِيَّاهُ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُۥٓ أَنَّهُۥ عَدُوّٞ لِّلَّهِ تَبَرَّأَ مِنۡهُۚ إِنَّ إِبۡرَٰهِيمَ لَأَوَّٰهٌ حَلِيمٞ 114 ﴿ "Dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapak-nya, tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri darinya. Sesungguh-nya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi penyantun." (At-Taubah: 114). Kalian juga memiliki teladan baik pada diri Nabi Ibrahim dan orang-orang yang beriman bersamanya ketika mereka berdoa pada Allah سبحانه وتعالى, bertawakal dan kembali padaNya, mereka juga mengakui kelemahan dan kurang menunaikan kewajiban dengan sempurna, mereka berkata, ﴾ رَّبَّنَا عَلَيۡكَ تَوَكَّلۡنَا ﴿ "Hanya kepada Engkaulah kami bertawakal," maksudnya, kami bergantung padaMu untuk mendapatkan apa pun yang berguna bagi kami dan menjauhi apa pun yang membahayakan kami, kami percaya padaMu wahai Rabb dalam hal itu, ﴾ وَإِلَيۡكَ أَنَبۡنَا ﴿ "dan hanya kepada Engkau-lah kami ber-taubat," maksudnya, kami kembali pada ketaatan dan ridhaMu wahai Rabb Kami dan segala sesuatu yang bisa mendekatkan kami padaMu. Kami menunaikan semua hal itu. Kami berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menunaikan segala kebaikan. Kami mengetahui bahwa kepadaMu-lah kami kembali. Untuk itu kami mempersiapkan diri untuk mendatangiMu dan kami melakukan apa pun yang mendekatkan diri kami padaMu.
#
{5} {ربَّنا لا تجعَلْنا فتنةً للذين كفروا}؛ أي: لا تسلِّطْهم علينا بذنوبنا، فيفتنونا، ويمنعونا مما يقدرون عليه من أمور الإيمان، ويفتتنون أيضاً بأنفسهم؛ فإنَّهم إذا رأوا لهم الغلبة؛ ظنُّوا أنَّهم على الحقِّ وأنَّا على الباطل، فازدادوا كفراً وطغياناً، {واغفِرْ لنا}: ما اقترفنا من الذُّنوب والسيئات وما قصَّرْنا به من المأمورات. {ربَّنا إنَّك أنت العزيز}: القاهر لكلِّ شيءٍ. {الحكيمُ}: الذي يضع الأشياء مواضعها؛ فبعزَّتك وحكمتك انصُرْنا على أعدائنا، واغفر لنا ذنوبنا، وأصلِحْ عيوبنا.
(5) ﴾ رَبَّنَا لَا تَجۡعَلۡنَا فِتۡنَةٗ لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ ﴿ "Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir." Maksudnya, janganlah Engkau membuat mereka menguasai kami karena dosa-dosa kami sehingga mereka akan memfitnah kami dan mengha-langi kami dari keimanan sehingga mereka sendiri juga terfitnah, karena jika mereka melihat diri mereka mendapatkan kemenangan, mereka akan mengira bahwa mereka berada di atas kebenaran dan kami berada di atas kebatilan sehingga mereka semakin kufur dan membangkang. ﴾ وَٱغۡفِرۡ لَنَا ﴿ "Dan ampunilah kami," dosa-dosa dan ke-salahan-kesalahan yang kami lakukan serta perintah-perintah yang tidak kami tunaikan secara sempurna. ﴾ رَبَّنَآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ ﴿ "Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau, Engkau-lah Yang Mahaperkasa." Maha Memaksa segala sesuatu ﴾ ٱلۡحَكِيمُ ﴿ "lagi Mahabijaksana." Yang meletakkan segala sesuatu di tempatnya. Dengan keperkasaan dan kebijaksanaanMu, tolonglah kami dari musuh-musuh kami, ampunilah dosa-dosa kami dan perbaikilah kekurangan-kekurangan kami.
#
{6} ثم كرَّر الحثَّ لهم على الاقتداء بهم وقال: {لقد كان لكم فيهم أسوةٌ حسنةٌ}: وليس كلُّ أحدٍ تسهُلُ عليه هذه الأسوة، وإنما تسهل على من {كان يرجو اللهَ واليومَ الآخرَ}: فإنَّ الإيمان واحتساب الأجر والثواب يسهِّل على العبد كلَّ عسير، ويقلِّل لديه كلَّ كثير، ويوجِبُ له [الإكثار مِن] الاقتداء بعباد الله الصالحين والأنبياء والمرسلين؛ فإنَّه يرى نفسه مفتقراً [و] مضطرًّا إلى ذلك غاية الاضطرار، {ومن يتولَّ}: عن طاعة الله والتأسِّي برسل الله؛ فلن يضرَّ إلاَّ نفسه، ولا يضرُّ الله شيئاً، {فإنَّ الله هو الغنيُّ}: الذي له الغنى التامُّ المطلقُ من جميع الوجوه؛ فلا يحتاج إلى أحدٍ من خلقه بوجه. {الحميدُ}: في ذاته [وأسمائه] وصفاته وأفعاله؛ فإنَّه محمود على ذلك كله.
(6) Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى mengulang kembali dorongan agar orang-orang yang beriman mengikuti teladan Nabi Ibrahim عليه السلام dan orang-orang yang bersama beliau seraya berfirman, ﴾ لَقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِيهِمۡ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ ﴿ "Sungguh pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu." Teladan ini tidak mudah bagi setiap orang namun akan terasa mudah bagi orang ﴾ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَۚ ﴿ "yang meng-harap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari kemudian." Karena sesungguhnya iman dan mengharapkan pahala bisa memudahkan semua yang sulit bagi hamba, memperkecil semua yang banyak dan mengharuskannya untuk meneladani hamba-hamba Allah سبحانه وتعالى yang shalih dan para nabi serta rasul. Karena ia menilai dirinya amat memerlukan hal itu. ﴾ وَمَن يَتَوَلَّ ﴿ "Dan barangsiapa yang berpaling" dari ketaatan terhadap Allah dan meneladani para rasulNya, itu hanya akan membahayakan dirinya sendiri, sama sekali tidak akan membahayakan Allah سبحانه وتعالى; ﴾ فَإِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡغَنِيُّ ﴿ "sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Mahakaya," bagiNya kekayaan yang sempurna dan mutlak dari berbagai segi, tidak memerlukan satu pun dari makhlukNya sama sekali, ﴾ ٱلۡحَمِيدُ ﴿ "lagi Maha Terpuji," dalam DzatNya, nama-namaNya, sifat-sifatNya dan perbuatanNya. Sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى terpuji di atas semua itu.
#
{7} ثم أخبر تعالى أنَّ هذه العداوة التي أمَرَ [اللَّهُ] بها المؤمنين للمشركين ووصفهم بالقيام بها؛ أنَّهم ما داموا على شركهم وكفرهم، وأنَّهم إن انتقلوا إلى الإيمان؛ فإنَّ الحكم يدور مع علته، والمودَّة الإيمانيَّة ترجع؛ فلا تيأسوا أيُّها المؤمنون من رجوعهم إلى الإيمان؛ {فعسى اللهُ أن يجعلَ بينكم وبين الذين عادَيْتُم منهم مودةً}: سببها رجوعهم إلى الإيمان. {والله قديرٌ}: على كلِّ شيءٍ، ومن ذلك هداية القلوب وتقليبها من حال إلى حال. {والله غفورٌ رحيمٌ}: لا يتعاظمُهُ ذنبٌ أن يغفِرَه ولا [يكبر عليه] عيبٌ أن يستُرَه، {قلْ يا عبادي الذين أسْرَفوا على أنفسِهِم لا تَقْنَطوا من رحمةِ الله إنَّ اللهَ يغفرُ الذُّنوب جميعاً إنَّه هو الغفورُ الرحيمُ}. وفي هذه الآية إشارةٌ وبشارةٌ بإسلام بعض المشركين، الذين كانوا إذ ذاك أعداء للمؤمنين، وقد وقع ذلك، ولله الحمد والمنة.
(7) Kemudian Allah سبحانه وتعالى mengabarkan bahwa permusuhan yang diperintahkan oleh Allah سبحانه وتعالى kepada orang-orang yang ber-iman terhadap orang-orang musyrik serta diperintahkan agar dilakukan ini adalah selama mereka berada di dalam kesyirikan dan kekufuran. Jika mereka beriman, hukum pun berubah sesuai penyebabnya; maksudnya, rasa cinta dengan didasari keimanan kembali. Karena itu, janganlah kalian wahai orang-orang yang ber-iman berputus asa untuk menyeru mereka kembali pada keimanan, ﴾ عَسَى ٱللَّهُ أَن يَجۡعَلَ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَ ٱلَّذِينَ عَادَيۡتُم مِّنۡهُم مَّوَدَّةٗۚ ﴿ "mudah-mudahan Allah menimbul-kan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka," yang disebabkan oleh kembalinya mereka pada ke-imanan. ﴾ وَٱللَّهُ قَدِيرٞۚ ﴿ "dan Allah Mahakuasa" atas segala sesuatu, yang di antaranya adalah memberikan petunjuk pada hati dan merubah-rubahnya dari satu kondisi ke kondisi lain. ﴾ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ ﴿ "Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Tidak ada dosa yang karena besarnya membuatNya tidak memberi ampunan dan tidak ada aib yang karena beratnya membuatNya tidak menutupinya. ﴾ قُلۡ يَٰعِبَادِيَ ٱلَّذِينَ أَسۡرَفُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُواْ مِن رَّحۡمَةِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغۡفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًاۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ 53 ﴿ "Katakanlah, 'Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terha-dap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang'." (Az-Zumar: 53). Dalam ayat ini terdapat kabar gembira islamnya sebagian orang-orang musyrik yang pada saat itu memusuhi orang-orang Mukmin. Hal itu terjadi. Segala puji dan karunia hanya bagi Allah سبحانه وتعالى semata.
#
{8} ولمَّا نزلت هذه الآيات الكريمات المهيِّجةُ على عداوة الكافرين؛ وقعتْ من المؤمنين كلَّ موقع، وقاموا بها أتمَّ القيام، وتَأثَّموا من صِلَةِ بعض أقاربهم المشركين، وظنُّوا أنَّ ذلك داخل فيما نهى الله عنه، فأخبرهم الله أن ذلك لا يدخُلُ في المحرم، فقال: {لا ينهاكُمُ الله عن الذين لم يقاتِلوكم في الدِّينِ ولم يُخْرِجُوكم من دياركُم أن تَبَرُّوهم وتُقْسِطوا إليهم إنَّ الله يحبُّ المقسِطينَ}؛ أي: لا ينهاكم الله عن البرِّ والصِّلة والمكافأة بالمعروف والقسطِ للمشركين من أقاربكم وغيرهم؛ حيث كانوا بحالٍ لم ينتصبوا لقتالكم في الدين والإخراج من دياركم؛ فليس عليكم جناحٌ أن تَصِلوهم؛ فإنَّ صِلَتَهم في هذه الحالة لا محذورَ فيها ولا تَبِعَةَ ؛ كما قال تعالى في الأبوين الكافرين إذا كان ولدهما مسلماً: {وإن جاهَداك على أن تشرِكَ بي ما ليس لك به علمٌ فلا تُطِعْهما وصاحِبْهما في الدُّنيا معروفاً}.
(8) Ketika turun ayat-ayat mulia ini yang mendorong orang-orang Mukmin untuk memusuhi orang-orang kafir; terjadilah ber-bagai peperangan di antara orang Mukmin dan orang kafir dan orang-orang Mukmin melakukannya dengan sempurna. Mereka merasa berdosa karena telah menyambung kekerabatan dengan keluarganya yang musyrik, mereka mengira bahwa itu termasuk dalam larangan Allah سبحانه وتعالى. Allah سبحانه وتعالى kemudian memberitahukan bahwa hal itu tidak termasuk dalam larangan seraya berfirman,﴾ لَّا يَنۡهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ لَمۡ يُقَٰتِلُوكُمۡ فِي ٱلدِّينِ وَلَمۡ يُخۡرِجُوكُم مِّن دِيَٰرِكُمۡ أَن تَبَرُّوهُمۡ وَتُقۡسِطُوٓاْ إِلَيۡهِمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُقۡسِطِينَ ﴿ "Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." Maksudnya, Allah سبحانه وتعالى tidak melarang kalian untuk berbuat baik, menyambung tali kekerabatan, memberi balasan baik dan berbuat adil terhadap orang-orang musyrik dari kalangan ke-rabat dan yang lainnya jika mereka tidak memerangi kalian karena agama dan tidak mengusir kalian dari kampung halaman dan negeri kalian. Kalian tidak berdosa jika menyambung tali kekera-batan dengan mereka, sebab menyambung tali kekerabatan dengan orang-orang musyrik dalam kondisi seperti ini tidak terlarang se-bagaimana Firman Allah سبحانه وتعالى tentang orang tua kafir yang memiliki anak Muslim, ﴾ وَإِن جَٰهَدَاكَ عَلَىٰٓ أَن تُشۡرِكَ بِي مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٞ فَلَا تُطِعۡهُمَاۖ وَصَاحِبۡهُمَا فِي ٱلدُّنۡيَا مَعۡرُوفٗاۖ ﴿ "Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan sesuatu dengan Aku yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik." (Luqman: 15).
#
{9} وقوله: {إنَّما ينهاكُم اللهُ عن الذين قاتَلوكم في الدِّين}؛ أي: لأجل دينكم؛ عداوةً لدين الله ولِمَنْ قام به، {وأخْرَجوكم من دِياركم وظاهَروا}؛ أي: عاونوا غيرهم {على إخراجِكم}: نهاكم الله {أن تَوَلَّوهم}: بالنصرة والموَّدة بالقول والفعل، وأما بِرُّكم وإحسانُكم الذي ليس بتولٍّ للمشركين؛ فلم ينهكم الله عنه، بل ذلك داخلٌ في عموم الأمر بالإحسان إلى الأقارب وغيرهم من الآدميين وغيرهم، {ومن يَتَوَلَّهم} منكم {فأولئك هم الظالمونَ}: وذلك الظلمُ يكون بحسب التولِّي؛ فإنْ كان تولياً تامًّا؛ كان ذلك كفراً مخرجاً عن دائرة الإسلام وتحت ذلك من المراتب ما هو غليظٌ وما هو دونه.
(9) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ إِنَّمَا يَنۡهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ قَٰتَلُوكُمۡ فِي ٱلدِّينِ ﴿ "Sesungguh-nya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena Agama," maksudnya, demi agama kalian, memusuhi agama kalian dan orang yang menegakkannya, ﴾ وَأَخۡرَجُوكُم مِّن دِيَٰرِكُمۡ وَظَٰهَرُواْ ﴿ "dan mengusir kamu dari negerimu dan mem-bantu," yakni membantu orang lain, ﴾ عَلَىٰٓ إِخۡرَاجِكُمۡ ﴿ "untuk mengusirmu." Allah سبحانه وتعالى melarang kalian menjadikan mereka sebagai pemimpin kalian dengan memberikan bantuan dan sikap kasih sayang, baik dengan perkataan maupun perbuatan. Adapun perbuatan baik kalian terhadap orang-orang kafir di luar koridor sikap loyalitas tidaklah terlarang, namun termasuk dalam keumuman perintah berbuat baik terhadap kerabat dan orang lain bahkan terhadap selain manusia. ﴾ وَمَن يَتَوَلَّهُمۡ ﴿ "Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan," dari kalangan kalian, ﴾ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ ﴿ "maka mereka itulah orang-orang yang zhalim." Kezhaliman itu berdasarkan sikap menja-dikan mereka sebagai kawan. Jika hal itu dilakukan secara penuh, maka perbuatan itu adalah suatu kekufuran yang mengeluarkan pelakunya dari Islam. Dan di bawah tingkatan ini ada juga ting-katan yang besar dan yang lebih kecil dari itu.
Ayah: 10 - 11 #
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا جَاءَكُمُ الْمُؤْمِنَاتُ مُهَاجِرَاتٍ فَامْتَحِنُوهُنَّ اللَّهُ أَعْلَمُ بِإِيمَانِهِنَّ فَإِنْ عَلِمْتُمُوهُنَّ مُؤْمِنَاتٍ فَلَا تَرْجِعُوهُنَّ إِلَى الْكُفَّارِ لَا هُنَّ حِلٌّ لَهُمْ وَلَا هُمْ يَحِلُّونَ لَهُنَّ وَآتُوهُمْ مَا أَنْفَقُوا وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ أَنْ تَنْكِحُوهُنَّ إِذَا آتَيْتُمُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ وَلَا تُمْسِكُوا بِعِصَمِ الْكَوَافِرِ وَاسْأَلُوا مَا أَنْفَقْتُمْ وَلْيَسْأَلُوا مَا أَنْفَقُوا ذَلِكُمْ حُكْمُ اللَّهِ يَحْكُمُ بَيْنَكُمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (10) وَإِنْ فَاتَكُمْ شَيْءٌ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ إِلَى الْكُفَّارِ فَعَاقَبْتُمْ فَآتُوا الَّذِينَ ذَهَبَتْ أَزْوَاجُهُمْ مِثْلَ مَا أَنْفَقُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ (11)}.
"Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang ke-imanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman, maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami-suami) mereka mahar yang telah mereka bayar. Dan tiada dosa atasmu menga-wini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir; dan hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar; dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah hukum Allah yang ditetap-kanNya di antara kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha-bijaksana. Dan jika seseorang dari istri-istrimu lari kepada orang kafir, lalu kamu mengalahkan mereka maka bayarkanlah kepada orang-orang yang lari istrinya itu mahar sebanyak yang telah mereka bayar. Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepadaNya kamu beriman." (Al-Mumtahanah: 10-11).
#
{10} لما كان صلح الحديبية؛ صالَحَ النبيُّ - صلى الله عليه وسلم - المشركين على أنَّ مَن جاء منهم إلى المسلمين مسلماً؛ أنَّه يردُّ إلى المشركين، وكان هذا لفظاً عامًّا مطلقاً يدخل في عمومه النساء والرجال، فأمَّا الرجال؛ فإنَّ الله لم ينه رسولَه عن ردِّهم إلى الكفار وفاءً بالشرط وتتميماً للصلح الذي هو من أكبر المصالح، وأمَّا النساءُ؛ فلمَّا كان ردُّهنَّ فيه مفاسد كثيرةٌ؛ أمرَ المؤمنين إذا جاءهم {المؤمناتُ مهاجراتٍ}: وشَكُّوا في صدق إيمانهنَّ أن يمتحنوهنَّ ويختبروهنَّ بما يظهر به من صدقهنَّ من أيمانٍ مغلظةٍ وغيرها؛ فإنَّه يُحْتمل أن يكون إيمانُها غيرَ صادقٍ، بل رغبةً في زوج أو بلدٍ أو غير ذلك من المقاصد الدنيويِّة؛ فإنْ كُنَّ بهذا الوصف؛ تعيَّن ردُّهنَّ وفاءً بالشرط من غير حصول مفسدةٍ؛ وإن امتحنوهنَّ فوجدنَ صادقاتٍ، أو علموا ذلك منهنَّ من غير امتحانٍ؛ فلا يَرْجِعوهنَّ إلى الكفار. {لا هنَّ حلٌّ لهم ولا هم يَحِلُّون لهنَّ}: فهذه مفسدةٌ كبيرةٌ [في ردهنَّ] راعاها الشارع وراعى أيضاً الوفاء بالشرط؛ بأن يُعطوا الكفار أزواجهنَّ ما أنفقوا عليهنَّ من المهر وتوابعه عوضاً عنهنَّ، ولا جناح حينئذٍ على المسلمين أن ينكحوهنَّ، ولو كان لهنَّ أزواجٌ في دار الشرك، ولكن بشرطِ أن يؤتوهنَّ أجورهنَّ من المهر والنفقة، وكما أنَّ المسلمة لا تحلُّ للكافر؛ فكذلك الكافرة لا تحلُّ للمسلم [أن يمسكها] ما دامت على كفرها؛ غير أهل الكتاب، ولهذا قال تعالى: {ولا تُمسِكوا بعِصَم الكَوافِرِ}. وإذا نهي عن الإمساك بعصمتها؛ فالنهي عن ابتداء تزويجها أولى، {واسألوا ما أنفقتم}: أيُّها المؤمنون حين ترجِعُ زوجاتكم مرتداتٍ إلى الكفار؛ فإذا كان الكفار يأخذون من المسلمين نفقة من أسلمت من نسائهم؛ استحقَّ المسلمون أن يأخذوا مقابلة ما ذهب من زوجاتهم إلى الكفار. وفي هذا دليلٌ على أنَّ خُروجَ البُضْع من الزوج متقوَّمٌ؛ فإذا أفسد مفسدٌ نكاح امرأة رجل برضاع أو غيره؛ كان عليه ضمانُ المهرِ. وقوله: {ذلكم حكم الله}؛ أي: ذلكم الحكم الذي ذكره الله وبيَّنه لكم حكمُ الله؛ بيَّنه لكم ووضَّحه. {والله عليمٌ حكيمٌ}: فيعلم تعالى ما يصلح لكم من الأحكام، فيشرعه بحسب حكمته ورحمته.
(10) Pada saat terjadi perjanjian Hudaibiyah, Nabi a meng-adakan perjanjian dengan kaum musyrik; (yang di antara isi ke-sepakatannya adalah) bahwa siapa pun yang datang bergabung dengan kaum Muslimin dalam keadaan masuk Islam harus dikem-balikan dalam barisan orang-orang musyrik. Kata-kata ini bersifat umum dan mutlak yang mencakup kalangan perempuan dan lelaki. Berkaitan dengan kalangan lelaki, Allah سبحانه وتعالى tidak melarang RasulNya untuk mengembalikannya ke barisan orang-orang kafir sebagai pemenuhan atas syarat perjanjian serta penyempurna per-janjian yang termasuk perjanjian terbesar itu. Sedangkan berkaitan dengan golongan wanita, karena jika dikembalikan lagi ke barisan orang-orang kafir dapat membawa petaka besar, Allah سبحانه وتعالى memerintahkan orang-orang Mukmin jika ﴾ إِذَا جَآءَكُمُ ٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ مُهَٰجِرَٰتٖ ﴿ "datang berhijrah kepadamu perempuan-perem-puan yang beriman," sedangkan mereka meragukan kebenaran iman wanita-wanita yang berhijrah ini, boleh diuji supaya diketahui ke-benaran iman dan sikap mereka, sebab bisa jadi keimanan mereka tidak benar namun hanya sekedar menginginkan suami, tempat tinggal, atau tujuan-tujuan duniawi lain. Jika wanita-wanita yang datang berhijrah bersifat dan bertujuan seperti ini, harus dikem-balikan lagi ke barisan orang-orang kafir untuk menepati syarat perjanjian tanpa harus menimbulkan dampak yang berbahaya. Tapi ketika diuji dan diketahui kebenaran iman mereka atau dapat diketahui kebenaran iman sebagian dari mereka tanpa ujian terlebih dahulu, maka tidak boleh dikembalikan dalam barisan orang-orang kafir, ﴾ لَا هُنَّ حِلّٞ لَّهُمۡ وَلَا هُمۡ يَحِلُّونَ لَهُنَّۖ ﴿ "mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal bagi mereka." Karena mengem-balikan wanita-wanita beriman ke dalam barisan orang-orang kafir berdampak bahaya berdasarkan pandangan syariat, di samping untuk memenuhi persyaratan perjanjian dengan cara mengganti-kan belanja dan mahar atau yang lain untuk kemudian diserahkan pada orang-orang kafir sebagai ganti dari wanita-wanita beriman yang berhijrah. Pada saat itu, tidak berdosa bagi orang-orang Mukmin untuk menikahi mereka meski mereka memiliki suami di negeri kafir, dengan catatan, wanita yang dinikahi harus diberi nafkah serta mahar. Karena wanita Muslimah tidak halal bagi orang kafir, maka wanita kafir juga tidak halal bagi orang Muslim untuk dinikahi selama wanita tersebut berada dalam kekafiran, bukan ahli kitab. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَلَا تُمۡسِكُواْ بِعِصَمِ ٱلۡكَوَافِرِ ﴿ "Dan janganlah kamu tetap berpegang pada tali (perkawinan) dengan perempuan-perempuan kafir," karena Allah سبحانه وتعالى melarang untuk ber-pegang pada tali perkawinan dengan wanita-wanita kafir, maka memulai untuk menikahinya lebih terlarang. ﴾ وَسۡـَٔلُواْ مَآ أَنفَقۡتُمۡ ﴿ "Dan hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar," hai orang-orang yang beriman, ketika istri-istri kalian murtad dan kembali lagi kepada kekafiran. Karena orang-orang kafir berhak mendapatkan kompensasi dari orang-orang Muslim karena ada wanita yang masuk Islam, kaum Muslimin juga berhak mendapatkan kompen-sasi dari orang-orang kafir jika ada wanita dari kalangan Muslimah yang murtad. Dalam ayat ini terdapat dalil yang menunjukkan bahwa pa-sangan suami-istri yang berlepas diri dari ikatan pernikahan harus dibayar. Maka jika ada hal-hal yang membatalkan pernikahan seperti karena penyusuan dan lainnya, maka pihak suami harus menanggung maharnya. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ ذَٰلِكُمۡ حُكۡمُ ٱللَّهِ ﴿ "Demikian-lah hukum Allah," maksudnya, hukum yang disebutkan oleh Allah سبحانه وتعالى pada kalian itu adalah hukum Allah سبحانه وتعالى, Allah سبحانه وتعالى menjelaskannya untuk kalian. ﴾ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٞ ﴿ "Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha-bijaksana." Allah سبحانه وتعالى mengetahui hukum yang bermanfaat bagi kalian kemudian disyariatkanNya sesuai hikmah dan kasih sayangNya.
#
{11} وقوله: {وإن فاتَكم شيءٌ من أزواجِكم إلى الكفَّار}: بأن ذهبنَ مرتدَّاتٍ، {فعاقبتُم فآتوا الذين ذهبتْ أزواجُهم مثل ما أنفقوا}: كما تقدَّم أنَّ الكفار إذا كانوا يأخذون بدل ما يفوت من أزواجهم إلى المسلمين؛ فمن ذهبت زوجتُه من المسلمين إلى الكفار، وفاتت عليه؛ فعلى المسلمين أن يعطوه من الغنيمة بدل ما أنفق. {واتَّقوا الله الذي أنتم به مؤمنونَ}: فإيمانكم بالله يقتضي منكم أن تكونوا ملازمين للتقوى على الدَّوام.
(11) Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ وَإِن فَاتَكُمۡ شَيۡءٞ مِّنۡ أَزۡوَٰجِكُمۡ إِلَى ٱلۡكُفَّارِ ﴿ "Dan jika seseorang dari istri-istrimu lari kepada orang kafir," karena murtad, ﴾ فَعَاقَبۡتُمۡ فَـَٔاتُواْ ٱلَّذِينَ ذَهَبَتۡ أَزۡوَٰجُهُم مِّثۡلَ مَآ أَنفَقُواْۚ ﴿ "lalu kamu mengalahkan mereka maka bayarkanlah kepada orang-orang yang lari istrinya itu mahar seba-nyak yang telah mereka bayar." Ini sebagaimana yang disebutkan sebe-lumnya, karena orang-orang kafir berhak mendapatkan kompensasi atas istri-istri mereka yang bergabung dalam barisan orang-orang Muslim. Sebaliknya, orang-orang Muslim yang kehilangan istri-istrinya karena bergabung dalam barisan orang-orang kafir juga berhak mendapatkan kompensasi dari orang-orang kafir sebagai ganti dari sejumlah uang yang pernah diberikan.﴾ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِيٓ أَنتُم بِهِۦ مُؤۡمِنُونَ ﴿ "Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepadaNya kamu beriman." Yakni, keimanan kalian terhadap Allah سبحانه وتعالى mengharuskan kalian untuk selalu bertakwa selamanya.
Ayah: 12 #
{يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءَكَ الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ عَلَى أَنْ لَا يُشْرِكْنَ بِاللَّهِ شَيْئًا وَلَا يَسْرِقْنَ وَلَا يَزْنِينَ وَلَا يَقْتُلْنَ أَوْلَادَهُنَّ وَلَا يَأْتِينَ بِبُهْتَانٍ يَفْتَرِينَهُ بَيْنَ أَيْدِيهِنَّ وَأَرْجُلِهِنَّ وَلَا يَعْصِينَكَ فِي مَعْرُوفٍ فَبَايِعْهُنَّ وَاسْتَغْفِرْ لَهُنَّ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (12)}.
"Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Allah; tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Mumtahanah: 12).
#
{12} هذه الشروط المذكورة في هذه الآية تسمَّى مبايعة النساء، اللاتي كنَّ يبايِعْنَّ على إقامة الواجبات المشتركة التي تجب على الذُّكور والنساء في جميع الأوقات، وأما الرجال؛ فيتفاوتُ ما يلزمُهم بحسب أحوالهم ومراتبهم وما يتعيَّن عليهم، فكان النبيُّ - صلى الله عليه وسلم - يمتثل ما أمره الله [به]، فكان إذا جاءته النساءُ يبايِعْنَه والتزمن بهذه الشروط؛ بايَعَهُنَّ وجَبَرَ قلوبَهُنَّ، واستغفر لهنَّ الله فيما يحصل منهنَّ من التقصير وأدخلهنَّ في جملة المؤمنين، {على أن لا يُشْرِكنَ بالله شيئاً}: بل يفرِدْنَ الله وحده بالعبادة، {ولا يَقْتُلْنَ أولادهنَّ}: كما يجري لنساء الجاهليَّة الجهلاء، {ولا يَزْنينَ}: كما كان ذلك موجوداً كثيراً في البغايا وذوات الأخدان، {ولا يأتين ببُهتانٍ يفترينَه بين أيديهنَّ وأرجُلهنَّ}: والبهتان الافتراء على الغير؛ أي: لا يفترين بكلِّ حالة، سواءً أتعلَّقت بهنَّ مع أزواجهنَّ أو تعلَّق ذلك بغيرهم، {ولا يَعْصينَكَ في معروفٍ}؛ أي: لا يعصينك في كلِّ أمرٍ تأمرهنَّ به؛ لأنَّ أمرك لا يكون إلاَّ بمعروفٍ، ومن ذلك طاعتهنَّ لك في النهي عن النياحة وشقِّ الجيوب وخمش الوجوه والدُّعاء بدعوى الجاهلية، {فبايِعْهُنَّ}: إذا التزمنَ بجميع ما ذُكِر، {واستَغْفِرْ لهنَّ اللهَ}: عن تقصيرهنَّ وتطييباً لخواطرهنَّ. {إنَّ الله غفورٌ}؛ أي: كثير المغفرة للعاصين والإحسان إلى المذنبين التائبين. {رحيمٌ}: وسعت رحمتُه كلَّ شيءٍ وعمَّ إحسانُه البَرايا.
(12) Syarat-syarat yang disebutkan dalam ayat ini disebut sebagai mubaya'at an-nisa' (bai'at kaum wanita) yang pernah me-reka buat agar kewajiban-kewajiban bersama antara kaum lelaki maupun perempuan ditunaikan di berbagai waktu. Adapun kaum lelaki, kewajiban-kewajiban mereka berbeda-beda sesuai kondisi, dan derajat, serta kewajiban yang harus mereka tunaikan. Nabi a menunaikan apa yang diperintahkan Allah سبحانه وتعالى. Jika ada kaum wanita datang berbai'at dan komit terhadap syarat-syaratnya, Rasulullah a membai'at mereka, menghibur hati mereka dan me-mintakan ampunan pada Allah سبحانه وتعالى untuk mereka dari segala ke-kurangan yang pernah mereka lakukan. Kemudian Rasulullah a memasukkan mereka ke dalam golongan kaum Mukminin, dengan syarat ﴾ عَلَىٰٓ أَن لَّا يُشۡرِكۡنَ بِٱللَّهِ شَيۡـٔٗا ﴿ "bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Allah," dan wajib mengesakan Allah سبحانه وتعالى semata dalam beribadah, ﴾ وَلَا يَقۡتُلۡنَ أَوۡلَٰدَهُنَّ ﴿ "dan tidak akan membunuh anak-anaknya," seperti yang pernah dilakukan pada kaum wanita di masa jahiliyah oleh orang-orang bodoh, ﴾ وَلَا يَزۡنِينَ ﴿ "dan tidak berzina," se-bagaimana yang dulunya banyak tersebar dan dilakukan oleh para pelacur, ﴾ وَلَا يَأۡتِينَ بِبُهۡتَٰنٖ يَفۡتَرِينَهُۥ بَيۡنَ أَيۡدِيهِنَّ وَأَرۡجُلِهِنَّ ﴿ "tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka." اَلْبُهْتَانُ adalah berkata dusta atas nama orang lain, maksudnya tidak berbuat dusta yang diada-adakan, baik yang berhubungan dengan suami-suami mereka atau yang berkaitan dengan orang lain, ﴾ وَلَا يَعۡصِينَكَ فِي مَعۡرُوفٖ ﴿ "dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik," maksudnya, tidak mendurhakaimu dalam kebaikan yang kau perintahkan pada mereka, karena perintahmu adalah kebaikan, dan termasuk di antaranya mereka harus menaatimu dalam larangan untuk meratapi mayit, merobek saku baju, memu-kul-mukul muka serta mengucapkan doa-doa jahiliyah. ﴾ فَبَايِعۡهُنَّ ﴿ "Maka terimalah janji setia mereka," jika mereka komit terhadap semua hal yang telah disebutkan, ﴾ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُنَّ ٱللَّهَۚ ﴿ "dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka," dari kekurangan-kekurangan mereka dan juga sebagai pelipur lara bagi mereka. ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ ﴿ "Sesungguh-nya Allah Maha Pengampun," Yang banyak ampunanNya untuk orang-orang yang durhaka dan berbuat baik kepada para pendosa yang mau bertaubat. ﴾ رَّحِيمٞ ﴿ "Lagi Maha Penyayang," yang kasih sayangNya meliputi segala sesuatu dan kebaikanNya meliputi seluruh makhluk.
Ayah: 13 #
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ قَدْ يَئِسُوا مِنَ الْآخِرَةِ كَمَا يَئِسَ الْكُفَّارُ مِنْ أَصْحَابِ الْقُبُورِ (13)}.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah, sungguh mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa." (Al-Mumtahanah: 13).
#
{13} أي: يا أيُّها المؤمنون إن كنتُم مؤمنين بربِّكم، ومتَّبعين لرضاه، ومجانبين لسخطه، {لا تَتَوَلَّوا قوماً غضب الله عليهم}: وإنَّما غضب عليهم لكفرهم، وهذا شاملٌ لجميع أصناف الكفار، {قد يَئِسوا من الآخرةِ}؛ أي: قد حُرِموا من خير الآخرة، فليس لهم منها نصيبٌ؛ فاحذروا أن تَتَوَلَّوهم فتوافقوهم على شرِّهم وشركهم ، فتُحرموا خير الآخرة كما حُرِمُوا. وقوله: {كما يئِس الكفَّار من أصحاب القبور}: حين أفضوا إلى الدار الآخرة، وشاهدوا حقيقة الأمر، وعلموا علم اليقين أنَّهم لا نصيب لهم منها. ويُحتمل أنَّ المعنى: قد يئسوا من الآخرة؛ أي: قد أنكروها وكفروا بها؛ فلا يُسْتَغربُ حينئذٍ منهم الإقدام على مساخط الله وموجباتِ عذابِه، وإياسهم من الآخرة كما يئس الكفارُ المنكرون للبعث في الدُّنيا من رجوع أصحاب القبور إلى الله تعالى.
(13) Maksudnya, hai orang-orang yang beriman, jika kalian benar-benar beriman kepada Rabb kalian, meniti ridhaNya dan menjauhi murkaNya, ﴾ لَا تَتَوَلَّوۡاْ قَوۡمًا غَضِبَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِمۡ ﴿ "janganlah kamu jadi-kan penolongmu kaum yang dimurkai Allah," yang dimurkai karena kekufuran mereka. Ini mencakup seluruh golongan orang-orang kafir. ﴾ قَدۡ يَئِسُواْ مِنَ ٱلۡأٓخِرَةِ ﴿ "Sungguh mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat," maksudnya, mereka terhalang dari kebaikan akhirat, me-reka tidak mendapatkan bagian apa pun dari akhirat. Waspadalah agar jangan menjadikan mereka sebagai penolongmu, supaya kalian tidak memiliki keburukan dan kesyirikan seperti halnya mereka, sehingga kalian akan terhalang dari kebaikan akhirat seperti halnya mereka. Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ كَمَا يَئِسَ ٱلۡكُفَّارُ مِنۡ أَصۡحَٰبِ ٱلۡقُبُورِ ﴿ "Sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa" ketika mereka menuju negeri akhirat, menyaksikan kebenaran akhirat dan benar-benar mengetahui secara yakin bahwa mereka tidak mendapatkan bagian apa pun di akhirat. Kemungkinan makna orang-orang kafir berputus asa dari akhirat adalah karena mereka mengingkari dan mengkufurinya. Karena itu, tidaklah mengherankan jika orang-orang kafir pada saat itu menuju kemurkaan Allah سبحانه وتعالى dan siksaNya. Mereka berputus asa dari akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang mengingkari Hari Kebangkitan ketika berada di dunia merasa putus asa dari kembalinya penghuni kubur menuju Allah سبحانه وتعالى.
Selesai tafsir Surat al-Mumtahanah. Wallahu a'lam.