Ayah:
TAFSIR SURAT AL-HADID ( Besi )
TAFSIR SURAT AL-HADID ( Besi )
Madaniyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
Ayah: 1 - 6 #
{سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (1) لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (2) هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (3) هُوَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِي الْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (4) لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ (5) يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَهُوَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (6)}.
"Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi ber-tasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. KepunyaanNya-lah kera-jaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Dia-lah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; Kemudian Dia bersemayam di atas Arasy. Dia menge-tahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar darinya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. KepunyaanNya-lah kerajaan langit dan bumi, dan kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan. Dia-lah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasuk-kan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati." (Al-Hadid: 1-6).
#
{1} يخبرُ تعالى عن عظمته وجلاله وسعة سلطانِهِ أنَّ جميع {ما في السمواتِ والأرض} من الحيوانات الناطقة [والصامتة] وغيرها والجوامد تسبِّحُ بحمد ربِّها وتنزِّهه عمَّا لا يليق بجلاله، وأنها قانتةٌ لربِّها، منقادةٌ لعزَّته، قد ظهرت فيها آثار حكمته، ولهذا قال: {وهو العزيز الحكيم}؛ فهذا فيه بيان عموم افتقار المخلوقات العلويَّة والسفليَّة لربِّها في جميع أحوالها، وعموم عزَّته وقهره للأشياء كلِّها، وعموم حكمته في خلقه وأمره.
(1) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan tentang keagungan dan kemulia-anNya, serta keluasan kekuasaanNya, bahwasanya ﴾ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ ﴿ "semua yang berada di langit dan yang berada di bumi," dari makhluk yang dapat berbicara hingga yang tidak dapat berbicara, dan juga benda-benda padat, bertasbih memuji Rabbnya dan menyucikan-Nya dari segala sesuatu yang tidak pantas bagiNya. Semuanya taat kepada Rabbnya dan tunduk kepada kekuasaanNya. Pada semua benda tersebut terlihat pengaruh-pengaruh hikmahNya. Karena itulah Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ ﴿ "Dan Dia-lah Yang Maha-perkasa lagi Mahabijaksana." Di dalam ayat ini terdapat penjelasan bahwa seluruh makhluk yang ada di langit maupun di bumi me-merlukan Allah سبحانه وتعالى di berbagai kondisinya secara umum, kekuasaan dan keperkasaan Allah سبحانه وتعالى atas segala sesuatu dan kebijaksanaan Allah سبحانه وتعالى dalam mencipta dan menetapkan urusan.
#
{2} ثم أخبر عن عموم ملكه، فقال: {له ملكُ السمواتِ والأرضِ يحيي ويميتُ}؛ أي: هو الخالق لذلك، الرازق المدبِّر لها بقدرته، {وهو على كلِّ شيءٍ قديرٌ}.
(2) Kemudian Allah سبحانه وتعالى mengabarkan kepemilikanNya yang menyeluruh seraya berfirman, ﴾ لَهُۥ مُلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ يُحۡيِۦ وَيُمِيتُۖ ﴿ "Kepunya-anNya-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan." Maksudnya, Dia-lah yang menciptakan semua itu, Yang Memberi rizki dan Mengatur dengan kekuasaanNya. ﴾ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٌ ﴿ "Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu."
#
{3} {هو الأولُ}: الذي ليس قبلَه شيءٌ. {والآخر}: الذي ليس بعدَه شيءٌ. {والظاهر}: الذي ليس فوقَه شيءٌ. {والباطن}: الذي ليس دونَه شيءٌ. {وهو بكلِّ شيءٍ عليمٌ}: قد أحاط علمُه بالظواهر والبواطن والسرائر والخفايا والأمور المتقدِّمة والمتأخِّرة.
(3) ﴾ هُوَ ٱلۡأَوَّلُ ﴿ "Dia-lah Yang Awal," yang sebelumNya tidak ada sesuatu pun, ﴾ وَٱلۡأٓخِرُ ﴿ "dan Yang Akhir," yang sesudahNya tidak ada sesuatu pun, ﴾ وَٱلظَّٰهِرُ ﴿ "Yang Zhahir," yang di atasNya tidak ada sesuatu pun, ﴾ وَٱلۡبَاطِنُۖ ﴿ "dan Yang Bathin," yang di bawahNya tidak ada sesuatu pun, ﴾ وَهُوَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٌ ﴿ "dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu," pengetahuanNya meliputi segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi, meliputi segala rahasia dan segala hal yang telah terdahulu dan yang akan terjadi kemudian.
#
{4} {هو الذي خلق السمواتِ والأرضَ في ستَّة أيام}: أولُها يومُ الأحد، وآخرُها يومُ الجمعة، {ثم استوى على العرش}: استواءً يَليقُ بجلاله فوق جميع خلقه، {يعلم ما يَلِجُ في الأرض}: من حبٍّ وحيوانٍ ومطرٍ وغير ذلك، {وما يخرج منها}: من نبتٍ وشجرٍ وحيوان وغير ذلك، {وما ينزِلُ من السماء}: من الملائكة والأقدار والأرزاق، {وما يَعْرُجُ فيها}: من الملائكة والأرواح والأدعية والأعمال وغير ذلك، {وهو معكم أينما كُنتم}؛ كقوله: {ما يكون من نجوى ثلاثةٍ إلاَّ هو رابِعُهم ولا خمسةٍ إلاَّ هو سادسُهم ولا أدنى من ذلك ولا أكثر إلاَّ هو معهم أينما كانوا}: وهذه المعيَّة معيَّةُ العلم والاطِّلاع، ولهذا توعَّد ووعد بالمجازاة بالأعمال بقوله: {والله بما تعلمون بصيرٌ}؛ أي: هو تعالى بصيرٌ بما يصدر منكم من الأعمال وما صدرت عنه تلك الأعمال من برٍّ وفجورٍ؛ فمجازيكمعليها وحافظها عليكم.
(4) ﴾ هُوَ ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٖ ﴿ "Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa," dimulai dari Hari Ahad dan ber-akhir pada Hari Jum'at, ﴾ ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۖ ﴿ "kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy," bersemayam dengan cara yang sesuai dengan ke-agunganNya di atas seluruh makhlukNya. ﴾ يَعۡلَمُ مَا يَلِجُ فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi," baik yang berupa biji-bijian, hewan, hujan, dan lainnya, ﴾ وَمَا يَخۡرُجُ مِنۡهَا ﴿ "dan apa yang keluar darinya," baik berupa tumbuh-tumbuhan, pepohonan, hewan, dan lainnya, ﴾ وَمَا يَنزِلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ ﴿ "dan apa yang turun dari langit," yaitu para malaikat, ruh, takdir, dan rizki, ﴾ وَمَا يَعۡرُجُ فِيهَاۖ ﴿ "dan apa yang naik kepa-danya," yaitu para malaikat, ruh, doa, amalan-amalan shalih, dan lainnya. ﴾ وَهُوَ مَعَكُمۡ أَيۡنَ مَا كُنتُمۡۚ ﴿ "Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada," ini semakna dengan Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ مَا يَكُونُ مِن نَّجۡوَىٰ ثَلَٰثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمۡ وَلَا خَمۡسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمۡ وَلَآ أَدۡنَىٰ مِن ذَٰلِكَ وَلَآ أَكۡثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمۡ أَيۡنَ مَا كَانُواْۖ ﴿ "Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tidak (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama me-reka di manapun mereka berada." (Mujadilah: 7). Allah سبحانه وتعالى bersama hambaNya maksudnya adalah Allah سبحانه وتعالى selalu mengetahui dan melihat (mereka). Karena itulah Allah سبحانه وتعالى membe-rikan peringatan akan adanya pembalasan atas segala perbuatan dengan berfirman, ﴾ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٞ ﴿ "Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." Maksudnya, Allah سبحانه وتعالى mengetahui apa saja yang kalian kerjakan serta kebaikan dan keburukan yang muncul dari pekerjaan tersebut, selanjutnya kalian akan diberi balasan dan Allah سبحانه وتعالى memelihara balasan amal itu untuk kalian.
#
{5} {له ما في السمواتِ والأرضِ}: ملكاً وخلقاً وعبيداً يتصرَّف فيهم بما شاءه من أوامره القدريَّة والشرعيَّة الجارية على الحكمة الربَّانيَّة، {وإلى الله تُرْجَعُ الأمور}: من الأعمال والعمال، فيعرض عليه العبادُ، فيميز الخبيثُ من الطيِّب، ويجازي المحسن بإحسانه والمسيء بإساءته.
(5) ﴾ لَّهُۥ مُلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ ﴿ "KepunyaanNya-lah kerajaan langit dan bumi," kerajaan, makhluk, dan hamba. Allah سبحانه وتعالى mengatur semuanya sesuai dengan yang dikehendaki berupa takdir dan syariat yang berlaku berdasarkan hikmah rabbani. ﴾ وَإِلَى ٱللَّهِ تُرۡجَعُ ٱلۡأُمُورُ ﴿ "Dan kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan," segala pekerjaan dan perbuatan. Semua manusia akan memperlihatkan amalannya kepada Allah سبحانه وتعالى dan Allah سبحانه وتعالى membedakan antara yang buruk dan yang baik, ke-mudian orang yang berbuat baik dibalas karena kebaikannya dan yang berbuat buruk dibalas karena keburukannya.
#
{6} {يولِجُ الليل في النَّهار ويولِجُ النهارَ في الليل}؛ أي: يدخِلُ الليل على النهار، فيغشيهم الليل بظلامه، فيسكنون ويهدؤون، ثم يُدْخِلُ النهار على الليل، فيزول ما على الأرض من الظلام، ويضيء الكون، فيتحرَّك العباد، ويقومون إلى مصالحهم ومعايشهم، ولا يزال اللهُ يكوِّر الليلَ على النهار والنهارَ على الليل، ويداول بينهما في الزيادة والنقص والطول والقصر، حتى تقومَ بذلك الفصول وتستقيمَ الأزمنة ويحصلَ من المصالح بذلك ما يحصل ، فتبارك الله ربُّ العالمين، وتعالى الكريم الجواد الذي أنعم على عباده بالنعم الظاهرة والباطنة، {وهو عليمٌ بذات الصُّدور}؛ أي: بما يكون في صدور العالمين، فيوفِّق مَنْ يعلم أنَّه أهلٌ لذلك، ويخذُلُ من يعلم أنَّه لا يَصْلُحُ لهدايتِهِ.
(6) ﴾ يُولِجُ ٱلَّيۡلَ فِي ٱلنَّهَارِ وَيُولِجُ ٱلنَّهَارَ فِي ٱلَّيۡلِۚ ﴿ "Dia-lah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam," mak-sudnya, Allah سبحانه وتعالى memasukkan siang ke dalam malam kemudian diselimuti dengan kegelapan sehingga manusia merasa aman dan tenang. Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى memasukkan malam ke dalam siang sehingga kegelapan yang ada di bumi pun sirna. Bumi disinari dan manusia pun bergerak melakukan pekerjaan demi kepentingan dan kehidupan mereka. Allah سبحانه وتعالى senantiasa memutar siang ke dalam malam dan malam ke dalam siang dengan adanya tambahan dan pengurangan waktu serta panjang dan pendeknya waktu, sehingga musim dan masa menjadi stabil dan berbagai kepentingan pun di-dapatkan. Mahasuci Allah سبحانه وتعالى, Rabb seluruh alam. Mahaagung dan Mulia Allah yang memberi nikmat kepada seluruh hambaNya dengan berbagai macam nikmat yang nampak dan yang samar. ﴾ وَهُوَ عَلِيمُۢ بِذَاتِ ٱلصُّدُورِ ﴿ "Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati." Maksud-nya, Allah سبحانه وتعالى mengetahui seluruh isi hati makhluk di seluruh alam ini. Allah سبحانه وتعالى memberikan taufik pada siapa saja yang diketahui Allah سبحانه وتعالى sebagai orang yang pantas untuk menerimanya dan me-rendahkan orang yang diketahui sebagai orang yang tidak patut menerima hidayahNya.
Ayah: 7 - 11 #
{آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَأَنْفِقُوا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلَفِينَ فِيهِ فَالَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَأَنْفَقُوا لَهُمْ أَجْرٌ كَبِيرٌ (7) وَمَا لَكُمْ لَا تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالرَّسُولُ يَدْعُوكُمْ لِتُؤْمِنُوا بِرَبِّكُمْ وَقَدْ أَخَذَ مِيثَاقَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (8) هُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ عَلَى عَبْدِهِ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَإِنَّ اللَّهَ بِكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ (9) وَمَا لَكُمْ أَلَّا تُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلِلَّهِ مِيرَاثُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا يَسْتَوِي مِنْكُمْ مَنْ أَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ أُولَئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنْفَقُوا مِنْ بَعْدُ وَقَاتَلُوا وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (10) مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ وَلَهُ أَجْرٌ كَرِيمٌ (11)}.
"Berimanlah kamu kepada Allah dan RasulNya dan nafkah-kanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar. Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah pada-hal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Rabbmu. Dan sesungguhnya Dia telah mengambil perjanjianmu jika kamu adalah orang-orang yang beriman. Dia-lah yang menurunkan kepada hambaNya ayat-ayat yang terang (al-Qur`an) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesung-guhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu. Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (kemenangan). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Hadid: 7-10).
#
{7} يأمر تعالى عبادَه بالإيمان به، وبرسوله وبما جاء به، وبالنفقة في سبيله من الأموال التي جعلها الله في أيديهم واستخْلَفَهم عليها؛ لينظر كيف يعملونَ. ثم لمَّا أمرهم بذلك؛ رغَّبهم وحثَّهم عليه بذكر ما رتَّب عليه من الثواب، فقال: {فالذين آمنوا منكم وأنفقوا لهم أجرٌ كبيرٌ}؛ أي: الذين جمعوا بين الإيمان بالله ورسوله والنفقة في سبيله لهم أجرٌ كبيرٌ، أعظمه وأجلُّه رِضا ربِّهم والفوزُ بدار كرامته وما فيها من النعيم المقيم الذي أعدَّه الله للمؤمنين والمجاهدين.
(7) Allah سبحانه وتعالى memerintahkan seluruh hambaNya agar beriman padaNya, beriman kepada RasulNya dan risalah yang dibawanya. Allah سبحانه وتعالى juga memerintahkan agar para hambaNya membelanja-kan harta yang diberikan Allah سبحانه وتعالى pada mereka dan juga menjadi-kan mereka sebagai khalifah dalam menggunakan harta itu. Allah سبحانه وتعالى mendorong mereka untuk membelanjakan harta tersebut di jalanNya dengan memberitahukan pahala yang akan didapatkan. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَأَنفَقُواْ لَهُمۡ أَجۡرٞ كَبِيرٞ ﴿ "Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar." Dan pahala yang paling besar adalah keridhaan Rabb mereka serta memperoleh tempat kemuliaanNya yang berisi berbagai kenikmatan abadi yang disediakan Allah سبحانه وتعالى untuk mereka yang beriman dan berjihad tersebut.
#
{8} ثم ذكر السَّبب الداعي لهم إلى الإيمان وعدم المانع منه، فقال: {وما لكم لا تؤمنونَ بالله والرسولُ يَدْعوكم لِتُؤْمِنوا بربِّكُم وقد أخذ ميثاقَكُم إن كنتُم مؤمنينَ}؛ أي: وما الذي يمنعكم من الإيمانِ والحالُ أنَّ الرسول محمداً - صلى الله عليه وسلم - أفضلُ الرسل وأكرمُ داعٍ دعا إلى الله يدعوكم؟! فهذا مما يوجِبُ المبادرة إلى إجابة دعوتِهِ والتلبيةِ والإجابةِ للحقِّ الذي جاء به، وقد أخذ عليكم العهدَ والميثاق بالإيمان إن كنتُم مؤمنين.
(8) Kemudian Allah سبحانه وتعالى menyebutkan sebab yang mendorong mereka untuk beriman dan jangan berpaling dari keimanan seraya berfirman, ﴾ وَمَا لَكُمۡ لَا تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلرَّسُولُ يَدۡعُوكُمۡ لِتُؤۡمِنُواْ بِرَبِّكُمۡ وَقَدۡ أَخَذَ مِيثَٰقَكُمۡ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ ﴿ "Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Rabbmu. Dan sesungguhnya Dia telah mengambil perjanjianmu jika kamu adalah orang-orang yang ber-iman." Maksudnya, apakah gerangan yang menghalangi kalian untuk beriman, padahal Muhammad a adalah rasul terbaik dan penyeru paling mulia yang menyeru kalian menuju Allah سبحانه وتعالى. Inilah faktor yang seharusnya mengharuskan mereka untuk segera me-menuhi seruan beliau menuju kebenaran yang dibawa beliau dan Allah سبحانه وتعالى telah mengambil perjanjian dari kalian untuk beriman, jika memang kalian adalah orang-orang yang beriman.
#
{9} ومع ذلك من لطفه وعنايته بكم أنَّه لم يكتفِ بمجرَّد دعوة الرسول الذي هو أشرف العالَم، بل أيَّده بالمعجزات، ودلَّكم على صدق ما جاء به بالآيات البيِّنات؛ فلهذا قال: {هو الذي يُنَزِّلُ على عبدِهِ آياتٍ بيناتٍ}؛ أي: ظاهرات تدلُّ أهل العقول على صحَّة جميع ما جاء به، وأنَّه الحقُّ اليقين؛ {لِيُخْرِجَكم}: بإرسال الرسول إليكم وما أنزله الله على يده من الكتاب والحكمة {من الظُّلُمات إلى النور}؛ أي: من ظلمات الجهل والكفر إلى نور العلم والإيمان. وهذا من رحمته بكم ورأفته؛ حيث كان أرحم بعباده من الوالدة بولدها، {وإنَّ الله بكم لَرءوفٌ رحيمٌ}.
(9) Namun demikian, meski Nabi Muhammad a bersifat lemah lembut dan begitu memperhatikan kalian, tidak cukup hanya karena seruan rasul yang sebenarnya adalah makhluk paling mulia, akan tetapi Allah سبحانه وتعالى menguatkannya dengan berbagai muk-jizat dan menunjukkan kalian akan kebenaran apa yang beliau bawa melalui ayat-ayat yang terang. Oleh karena itu Dia سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ هُوَ ٱلَّذِي يُنَزِّلُ عَلَىٰ عَبۡدِهِۦٓ ءَايَٰتِۭ بَيِّنَٰتٖ ﴿ "Dia-lah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (al-Qur`an)" maksudnya, tanda-tanda yang jelas yang menunjukkan orang-orang yang memiliki akal akan kebenaran seluruh yang beliau bawa, dan bahwasanya ia adalah kebenaran yang pasti. ﴾ لِّيُخۡرِجَكُم ﴿ "Supaya Dia mengeluarkan kamu" dengan mengutus seorang Rasul kepada kalian, serta al-Kitab dan as-Sunnah yang diturunkan Allah سبحانه وتعالى di tangannya, ﴾ مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۚ ﴿ "dari kegelapan kepada cahaya." Maksudnya, dari gelapnya kebodohan dan kekufuran menuju cahaya ilmu dan iman. Inilah di antara kasih sayang dan cintaNya kepada kalian, karena Dia adalah Maha Pemurah kepada seluruh hambaNya melebihi cinta seorang ayah terhadap anaknya, ﴾ وَإِنَّ ٱللَّهَ بِكُمۡ لَرَءُوفٞ رَّحِيمٞ ﴿ "dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu."
#
{10} {وما لكم ألاَّ تُنفِقوا في سبيل اللهِ وللهِ ميراثُ السمواتِ والأرض}؛ أي: وما الذي يمنعكم من النَّفقة في سبيل الله؟ وهي طرق الخير كلُّها، ويوجب لكم أن تبخلوا، {و} الحال أنَّه ليس لكم شيءٌ، بل {لله ميراثُ السمواتِ والأرض}: فجميع الأموال ستنتقلُ من أيديكم أو تنقلون عنها، ثم يعود الملك إلى مالكه تبارك وتعالى؛ فاغتنموا الإنفاق ما دامت الأموال في أيديكم، وانتهِزوا الفرصة. ثم ذَكَرَ تعالى تفاضُلَ الأعمال بحسب الأحوال والحكمة الإلهيَّة، فقال: {لا يستوي منكم من أنفقَ من قبل الفتح وقاتَلَ أولئك أعظمُ درجةً من الذين أنفقوا من بعدُ وقاتَلوا}: المراد بالفتح هنا هو فتحُ الحُدَيْبِيَةِ، حين جرى من الصُّلح بين الرسول وبين قريش، مما هو أعظم الفتوحات التي حصل فيها نشرُ الإسلام واختلاطُ المسلمين بالكافرين والدَّعوة إلى الدين من غير معارض، فدخل الناس من ذلك الوقت في دين الله أفواجاً، واعتزَّ الإسلام عزًّا عظيماً، وكان المسلمون قبل هذا الفتح لا يقدرون على الدَّعوة إلى الدين في غير البقعة التي أسلم أهلُها كالمدينة وتوابعها، وكان مَنْ أسلم من أهل مكَّة وغيرها من ديار المشركين يُؤْذَى ويَخَافُ؛ فلذلك كان مَنْ أسلم قبل الفتح [وأنفق] وقاتل أعظمَ درجةً وأجراً وثواباً ممَّن لم يسلمْ ويقاتِلْ وينفقْ إلاَّ بعد ذلك؛ كما هو مقتضى الحكمة، ولهذا كان السابقون وفضلاء الصحابة غالبهم أسلم قبل الفتح. ولمَّا كان التفضيلُ بين الأمور قد يُتَوَهَّم منه نقصٌ وقدحٌ في المفضول؛ احترز تعالى من هذا بقوله: {وكلًّا وَعَدَ الله الحسنى}؛ أي: الذين أسلموا وقاتلوا وأنفقوا من قبل الفتح وبعده كلُّهم وَعَدَه الله الجنة. وهذا يدلُّ على فضل الصحابة كلِّهم رضي الله عنهم، حيث شهد الله لهم بالإيمان ووعَدَهم الجنة. {والله بما تعملونَ خبيرٌ}: فيجازي كلًّا منكم على ما يعلمه من عمله.
(10) ﴾ وَمَا لَكُمۡ أَلَّا تُنفِقُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلِلَّهِ مِيرَٰثُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ ﴿ "Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi," maksud-nya, apa gerangan yang mencegah kalian untuk membelanjakan harta di jalan Allah سبحانه وتعالى yang merupakan jalan seluruh kebaikan, mengapa kalian bersikap kikir padahal kalian sama sekali tidak memiliki apa pun, tapi ﴾ وَلِلَّهِ مِيرَٰثُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ ﴿ "Allah-lah yang mempu-sakai (mempunyai) langit dan bumi," dan seluruhnya akan berpindah dari tangan kalian atau dipindahkan dari kalian kemudian kepe-milikannya akan berpindah pada Pemilik sejatiNya yang Mahasuci dan Mahatinggi. Untuk itu manfaatkan harta kalian untuk berinfak selagi masih berada di tangan kalian dan gunakanlah kesempatan tersebut secara maksimal. Kemudian Allah سبحانه وتعالى menjelaskan perbedaan tingkat amal ber-dasarkan kondisi dan hikmah ilahiyah seraya berfirman, ﴾ لَا يَسۡتَوِي مِنكُم مَّنۡ أَنفَقَ مِن قَبۡلِ ٱلۡفَتۡحِ وَقَٰتَلَۚ أُوْلَٰٓئِكَ أَعۡظَمُ دَرَجَةٗ مِّنَ ٱلَّذِينَ أَنفَقُواْ مِنۢ بَعۡدُ وَقَٰتَلُواْۚ ﴿ "Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan. Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu." Yang dimaksud penaklukan (kemenangan) dalam ayat ini adalah perjanjian Hudaibiyah, pada saat terjadinya perjanjian antara Rasulullah a dengan kaum Quraisy yang merupakan penaklukan (kemenangan) terbesar, sehingga Islam pun tersebar luas, kaum Muslimin juga berbaur dengan orang-orang kafir untuk diseru masuk ke dalam Agama Islam tanpa adanya halangan apa pun. Kala itu tidak sedikit orang-orang masuk Islam secara bergelom-bang, sehingga Islam menjadi kuat dan besar. Sebelum terjadinya perjanjian Hudaibiyah ini, Kaum Muslimin sama sekali tidak mampu menyeru orang-orang untuk masuk Islam selain di tempat-tempat yang penduduknya telah masuk Islam sebelumnya seperti Madinah dan sekelilingnya. Dan sebelum ter-jadinya perjanjian Hudaibiyah ini, orang-orang yang masuk Islam yang berada di kawasan kafir mendapatkan siksaan dan merasa takut. Karena itu, orang yang masuk Islam sebelum peristiwa Hudaibiyah, membelanjakan harta serta berjihad, itu pahalanya lebih besar dari orang yang masuk Islam, berperang dan membe-lanjakan hartanya setelah peristiwa Hudaibiyah sesuai kebijakan Allah سبحانه وتعالى. Karena itulah sebagian besar generasi pertama yang masuk Islam serta para pembesar sahabat masuk Islam sebelum penaklukan Hudaibiyah. Mengingat pembedaan pahala amal antara kedua masa terse-but bisa menimbulkan kesalahpahaman yang membuat seseorang meremehkan amalan yang pahalanya lebih kecil, Allah سبحانه وتعالى mencegah pintu kesalahpahaman tersebut seraya berfirman, ﴾ وَكُلّٗا وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ ﴿ "Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik." Maksudnya, orang-orang yang masuk Islam, berjihad dan berinfak, baik sebelum maupun sesudah kemenangan Hudaibiyah, semuanya dijanjikan surga oleh Allah سبحانه وتعالى karena Allah سبحانه وتعالى bersaksi atas keimanan mereka dan menjanjikan surga bagi mereka, ﴾ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِيرٞ ﴿ "dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan," Allah سبحانه وتعالى akan membalas masing-masing dari kalian berdasarkan amalan yang dikerjakan.
#
{11} ثم حثَّ على النفقة في سبيله؛ لأنَّ الجهاد متوقِّف على النفقة فيه وبذل الأموال في التجهُّز له، فقال: {مَن ذا الذي يُقْرِضُ الله قرضاً حسناً}: وهي النفقة الطيِّبة التي تكون خالصةً لوجه الله موافقةً لمرضاة الله من مال حلال طيبٍ طيبةً به نفسه، وهذا من كرم الله تعالى؛ حيث سمَّاه قرضاً، والمال ماله، والعبيد عبيده ، ووعد بالمضاعفة عليه أضعافاً كثيرةً، وهو الكريم الوهَّابُ، وتلك المضاعفة محلُّها وموضعها يوم القيامةِ، يوم كلٌّ يتبيَّن فقرُه، ويحتاج إلى أقلِّ شيءٍ من الجزاء الحسن، ولهذا قال:
(11) Kemudian Allah سبحانه وتعالى menganjurkan untuk berinfak di jalanNya, sebab aktivitas jihad bergantung pada tersedianya dana serta harta untuk mempersiapkan jihad, seraya berfirman, ﴾ مَّن ذَا ٱلَّذِي يُقۡرِضُ ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنٗا ﴿ "Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik," yaitu infak yang baik yang diberikan secara ikhlas se-mata karena Allah سبحانه وتعالى dan demi mengharap ridhaNya yang berasal dari harta halal yang diberikan secara suka rela. Inilah di antara kemuliaan Allah سبحانه وتعالى yang menyebut infak dengan pinjaman, padahal harta yang dibelanjakan itu adalah harta Allah سبحانه وتعالى dan manusia pun milikNya. Allah سبحانه وتعالى menjanjikan pahala yang berlipat ganda padanya dan Dia-lah Yang Mahamulia lagi Maha Pemberi. Pahala yang dilipatgandakan tersebut berlaku di Hari Kiamat, yaitu suatu hari yang masing-masing orang terlihat dengan jelas kefakirannya yang amat memerlukan balasan baik meski sedikit. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman,
Ayah: 12 - 15 #
{يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ بُشْرَاكُمُ الْيَوْمَ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (12) يَوْمَ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آمَنُوا انْظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِنْ نُورِكُمْ قِيلَ ارْجِعُوا وَرَاءَكُمْ فَالْتَمِسُوا نُورًا فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُ (13) يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ قَالُوا بَلَى وَلَكِنَّكُمْ فَتَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ وَتَرَبَّصْتُمْ وَارْتَبْتُمْ وَغَرَّتْكُمُ الْأَمَانِيُّ حَتَّى جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ وَغَرَّكُمْ بِاللَّهِ الْغَرُورُ (14) فَالْيَوْمَ لَا يُؤْخَذُ مِنْكُمْ فِدْيَةٌ وَلَا مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مَأْوَاكُمُ النَّارُ هِيَ مَوْلَاكُمْ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (15)}.
"(Yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang Mukmin laki-laki dan perempuan sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, (dikatakan kepada mereka), 'Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.' Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang ber-iman, 'Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahayamu.' Dikatakan (kepada mereka), 'Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu).' Lalu diada-kan di antara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa. Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang Mukmin) seraya berkata, 'Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?' Mereka menjawab, 'Benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga datanglah ketetapan Allah; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (setan) yang amat penipu. Maka pada hari ini tidak diterima tebusan dari kamu dan tidak pula dari orang-orang kafir. Tempat kamu ialah neraka. Ialah tempat berlindungmu. Dan dia adalah seburuk-buruk tempat kembali." (Al-Hadid: 12-15).
#
{12} يقول تعالى مبيناً لفضل الإيمان واغتباط أهله به يوم القيامةِ: {يوم تَرى المؤمنينَ والمؤمناتِ يسعى نورُهم بين أيديهم وبأيْمانِهِم}؛ أي: إذا كان يوم القيامةِ، وكوِّرَتِ الشمسُ وخسفَ القمرُ وصار الناس في الظُّلمة، ونُصِبَ الصراط على متن جهنم؛ فحينئذٍ ترى المؤمنين والمؤمنات يسعى نورُهم بين أيديهم وبأيمانهم، فيمشون بنورهم وأيمانهم في ذلك الموقف الهائل الصعب كلٌّ على قَدْرِ إيمانه، ويبشَّرون عند ذلك بأعظم بشارة، فيُقالُ: {بُشراكم اليومَ جناتٌ تجري من تحتِها الأنهارُ خالدين فيها ذلك هو الفوزُ العظيمُ}: فلله ما أحلى هذه البشارة بقلوبهم وألذَّها لنفوسهم؛ حيث حصل لهم كلُّ مطلوب محبوب، ونجوا من كلِّ شرٍّ ومرهوب.
(12) Allah سبحانه وتعالى berfirman seraya menjelaskan keutamaan iman serta keberuntungan para pemilik keimanan pada Hari Kiamat sehingga yang lain merasa iri, ﴾ يَوۡمَ تَرَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ يَسۡعَىٰ نُورُهُم بَيۡنَ أَيۡدِيهِمۡ وَبِأَيۡمَٰنِهِمۖ ﴿ "(Yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang Mukmin laki-laki dan pe-rempuan sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka." Maksudnya, ketika Hari Kiamat terjadi, ketika matahari digulung, rembulan pun mengalami gerhana, manusia pun berada dalam kegelapan, shirath ditegakkan di atas Neraka Jahanam, pada hari itu orang-orang Mukmin, baik lelaki maupun perempuan ter-lihat cahayanya, cahaya mereka berjalan di hadapan dan di sebelah kanan mereka, mereka pun berjalan dengan cahaya di depan dan sebelah kanan mereka. Di tempat yang amat mengerikan itu, ma-sing-masing orang berdasarkan keimanannya. Dan orang-orang yang beriman kala itu diberi kabar gembira besar seraya dikatakan, ﴾ بُشۡرَىٰكُمُ ٱلۡيَوۡمَ جَنَّٰتٞ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ﴿ "Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga yang mengalir di bawahnya sungai-su-ngai, yang kamu kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar." Demi Allah, alangkah bergembiranya hati mereka dengan kabar gembira ini dan alangkah nikmat terasa dalam diri mereka, karena mereka memperoleh segala yang diminta dan selamat dari segala keburukan dan semua yang ditakutkan.
#
{13} فإذا رأى المنافقون المؤمنين يمشون بنورهم ، وهم قد طُفِئَ نورُهم وبقوا في الظُّلمات حائرين؛ قالوا للمؤمنين: {انظُرونا نَقْتَبِسْ من نورِكم}؛ أي: أمهلونا لننال من نوركم ما نمشي به لننجوَ من العذاب، فـ {قيلَ} لهم: {ارجِعوا وراءَكُم فالْتَمِسوا نوراً}؛ أي: إن كان ذلك ممكناً، والحال أنَّ ذلك غير ممكن، بل هو من المحالات، فضُرِبَ بين المؤمنين والمنافقين {بسورٍ}؛ أي: حائط منيع وحصنٍ حصينٍ {له بابٌ باطنُه فيه الرحمةُ}: وهو الذي يلي المؤمنين، {وظاهرُهُ من قِبَلِهِ العذابُ}: وهو الذي يلي المنافقين.
(13) Pada saat orang-orang munafik melihat orang-orang Mukmin berjalan dengan cahaya mereka, di mana cahaya orang-orang munafik kala itu padam dan mereka berada dalam kegelapan dan kebimbangan, mereka berkata pada orang-orang yang beriman, ﴾ ٱنظُرُونَا نَقۡتَبِسۡ مِن نُّورِكُمۡ ﴿ "Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil seba-gian dari cahayamu," maksudnya, berjalanlah pelan-pelan dan tung-gulah kami agar kami sedikit memperoleh cahaya kalian supaya dapat kami jadikan lentera untuk berjalan di dalam kegelapan dan agar kami selamat dari siksaan. ﴾ قِيلَ ٱرۡجِعُواْ وَرَآءَكُمۡ فَٱلۡتَمِسُواْ نُورٗاۖ ﴿ "Dikatakan (kepada mereka), 'Kembalilah kamu ke belakang dan carilah sendiri cahaya (untukmu)'," maksudnya, jika memang hal itu mungkin, padahal sebenarnya tidak mungkin dan mustahil. ﴾ فَضُرِبَ بَيۡنَهُم بِسُورٖ ﴿ "Lalu diada-kan di antara mereka dinding," yaitu dinding yang menghalangi serta benteng yang menjaga, ﴾ لَّهُۥ بَابُۢ بَاطِنُهُۥ فِيهِ ٱلرَّحۡمَةُ وَظَٰهِرُهُۥ مِن قِبَلِهِ ٱلۡعَذَابُ ﴿ "yang mem-punyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa." Siksa itulah yang menyertai kaum munafik.
#
{14} فينادي المنافقونَ المؤمنين، فيقولونَ تضرُّعاً وترحُّماً: {ألم نكن معكُمْ}: في الدُّنيا نقول: لا إله إلاَّ الله، ونصلِّي ونصوم ونجاهد ونعمل مثل عملكم؟ {قالوا بلى}: كنتم معنا في الدنيا وعملتُم في الظاهر مثلَ عملنا، ولكنَّ أعمالَكم أعمالُ المنافقين من غيرِ إيمانٍ ولا نيَّةٍ صادقةٍ صالحةٍ، {بل فَتَنتُم أنفسَكم [وتربَّصْتُم] وارْتَبْتُم}؛ أي: شككتم في خبر الله الذي لا يقبل شكًّا، {وغرَّتْكُم الأماني}: الباطلة؛ حيث تمنَّيتم أن تنالوا منالَ المؤمنين وأنتم غير موقنين، {حتى جاء أمرُ الله}؛ أي: حتى جاءكم الموتُ وأنتم بتلك الحالة الذَّميمة، {وغَرَّكم بالله الغَرورُ}: وهو الشيطانُ الذي زين لكم الكفر والريبَ فاطمأننتم به، ووثقتم بوعدِهِ وصدَّقتم خبره.
(14) Orang-orang munafik pun memanggil-manggil orang-orang yang beriman, mereka berkata dengan suara rendah dan meminta belas kasih, ﴾ أَلَمۡ نَكُن مَّعَكُمۡۖ ﴿ "Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu," ketika di dunia kami mengucapkan "Tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah سبحانه وتعالى, kami juga shalat, puasa dan mengerjakan amal seperti halnya kalian?" ﴾ قَالُواْ بَلَىٰ ﴿ "Mereka menjawab, 'Benar'," kalian bersama-sama kami ketika di dunia dan kalian juga mengerjakan amalan yang secara zahir se-perti yang kami lakukan, hanya saja amalan kalian adalah amalan orang-orang munafik tanpa didasari iman dan niat tulus serta baik, ﴾ وَلَٰكِنَّكُمۡ فَتَنتُمۡ أَنفُسَكُمۡ وَتَرَبَّصۡتُمۡ وَٱرۡتَبۡتُمۡ ﴿ "tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu (kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu," kalian mera-gukan berita Allah سبحانه وتعالى yang seharusnya tidak diragukan, karena ﴾ وَغَرَّتۡكُمُ ٱلۡأَمَانِيُّ ﴿ "kalian ditipu oleh angan-angan kosong" yang batil, di mana kalian hanya mengkhayalkan meraih apa yang diraih oleh orang-orang Mukmin padahal kalian tidak yakin, ﴾ ﮓ ﮔ ﮕ ﮖ ﴿ "se-hingga datanglah ketentuan Allah," hingga kematian pun menjemput kalian sedangkan kalian masih tetap berada dalam situasi tercela seperti itu, ﴾ وَغَرَّكُم بِٱللَّهِ ٱلۡغَرُورُ ﴿ "dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (setan) yang amat penipu." Yaitu setan yang menghiasi kekufuran dan keraguan pada kalian sehingga kalian merasa aman dan kalian pun percaya pada janji setan dan membenarkan kabar yang disam-paikan setan.
#
{15} {فاليومَ لا يؤخَذُ منكم فديةٌ ولا من الذين كفروا}: ولو افتديتم بملء الأرض ذهباً ومثله معه؛ لما تقبل منكم. {مأواكُمُ النارُ}؛ أي: مستقرُّكم، {هي مولاكم}: التي تتولاَّكم وتضمُّكم إليها، {وبئس المصير}: النار؛ قال تعالى: {وأمَّا مَنْ خَفَّتْ موازينُه. فأمُّه هاويةٌ وما أدراك ما هيه. نارٌ حاميةٌ}.
(15) ﴾ فَٱلۡيَوۡمَ لَا يُؤۡخَذُ مِنكُمۡ فِدۡيَةٞ وَلَا مِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْۚ ﴿ "Maka pada hari ini tidak diterima tebusan dari kamu dan tidak pula dari orang-orang kafir." An-daikan kalian menebus dengan emas sepenuh bumi dan seperti-nya juga, tentu tidak akan diterima. ﴾ مَأۡوَىٰكُمُ ٱلنَّارُۖ ﴿ "Tempat kamu ialah Neraka." Maksudnya, tempat tinggal kalian. ﴾ هِيَ مَوۡلَىٰكُمۡۖ ﴿ "Ialah tempat berlindungmu." Yang meladeni dan mengitari kalian, ﴾ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ ﴿ "dan ia adalah seburuk-buruk tempat kembali," yaitu neraka. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَأَمَّا مَنۡ خَفَّتۡ مَوَٰزِينُهُۥ 8 فَأُمُّهُۥ هَاوِيَةٞ 9 وَمَآ أَدۡرَىٰكَ مَا هِيَهۡ 10 نَارٌ حَامِيَةُۢ 11 ﴿ "Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah Neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas." (Al-Qari'ah: 8-11).
Ayah: 16 - 17 #
{أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ (16) اعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يُحْيِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (17)}.
"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka terhadap dzikrullah (al-Qur`an) dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan jangan-lah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik. Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesung-guhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya." (Al-Hadid: 16-17).
#
{16} لما ذكر حال المؤمنين والمؤمنات والمنافقين والمنافقات في الدار الآخرة؛ كان ذلك مما يدعو القلوب إلى الخشوع لربِّها والاستكانة لعظمته، فعاتب الله المؤمنين على عدم ذلك، فقال: {ألم يأنِ للذين آمنوا أن تَخْشَعَ قلوبُهم لذِكْرِ الله وما نَزَلَ من الحقِّ}؛ أي: ألم يأتِ الوقتُ الذي به تلينُ قلوبهم وتخشعُ لذِكْر الله الذي هو القرآن وتنقادُ لأوامره وزواجره وما نَزَلَ من الحقِّ الذي جاء به محمدٌ - صلى الله عليه وسلم -، وهذا فيه الحثُّ على الاجتهاد على خشوع القلب لله تعالى ولما أنزله من الكتاب والحكمة، وأن يتذكَّر المؤمنون المواعظ الإلهيَّة والأحكام الشرعيَّة كلَّ وقت ويحاسبوا أنفسَهم على ذلك، {ولا يكونوا كالذين أوتوا الكتاب من قَبْلُ فطال عليهم الأمدُ}؛ أي: ولا يكونوا كالذين أنزل الله عليهم الكتابَ الموجبَ لخشوع القلب والانقياد التامِّ، ثم لم يدوموا عليه، ولا ثَبَتوا، بل طال عليهم الزمان، واستمرَّتْ بهم الغفلةُ، فاضمحلَّ إيمانُهم وزال إيقانهم؛ {فقستْ قلوبُهم وكثيرٌ منهم فاسقونَ}: فالقلوب تحتاجُ في كلِّ وقتٍ إلى أن تُذَكَّرَ بما أنزل الله وتناطق بالحكمة، ولا ينبغي الغفلة عن ذلك؛ فإنَّه سببٌ لقسوة القلب وجمود العين.
(16) Pada saat Allah سبحانه وتعالى menjelaskan kondisi orang-orang Mukmin dan munafik di akhirat, baik lelaki maupun perempuan, hal itu menyerukan hati agar khusyu' terhadap Rabbnya serta merasa rendah karena keagunganNya. Allah سبحانه وتعالى mencela seraya mendidik orang Mukmin karena tidak mengkhusyu'kan dan me-rendahkan hati di hadapan keagunganNya seraya berfirman, ﴾ أَلَمۡ يَأۡنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَن تَخۡشَعَ قُلُوبُهُمۡ لِذِكۡرِ ٱللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ ٱلۡحَقِّ ﴿ "Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka terhadap dzikrullah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka)," maksudnya, apakah belum tiba waktunya bagi hati untuk melunak dan merasa khusyu' terhadap dzikrullah, yaitu al-Qur`an, serta taat terhadap perintah-perintah dan laranganNya dan kebenaran yang diturunkan pada Muhammad a. Dalam ayat ini terdapat dorongan untuk mengkhusyu'kan hati kepada Allah سبحانه وتعالى secara sungguh-sungguh, mengkhusyu'kan hati terhadap al-Qur`an dan as-Sunnah serta mengingat petuah-petuah ilahiyah serta hukum-hukum syariat di setiap waktu serta mengintrospeksi diri untuk hal itu, ﴾ وَلَا يَكُونُواْ كَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ مِن قَبۡلُ فَطَالَ عَلَيۡهِمُ ٱلۡأَمَدُ ﴿ "Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka," maksudnya, jangan menjadi seperti orang-orang yang diberi kitab sebelumnya yang mengharuskan mereka untuk khusyu' dan taat secara total, namun mereka tidak bisa menunaikannya dengan lama bahkan masa pun berlalu, kelalaian mereka berlanjut hingga keimanan dan keyakinan mereka lenyap, ﴾ فَقَسَتۡ قُلُوبُهُمۡۖ وَكَثِيرٞ مِّنۡهُمۡ فَٰسِقُونَ ﴿ "lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyak-an di antara mereka adalah orang-orang yang fasik." Hati setiap saat memerlukan peringatan al-Qur`an yang diturunkan Allah سبحانه وتعالى dan berbicara dengan hikmah, tidak sepatutnya lalai dari hal itu, ka-rena lalai dari al-Qur`an dan berdzikir merupakan sebab kerasnya hati dan membekunya air mata.
#
{17} {اعلموا أنَّ الله يُحيي الأرض بعد موتِها قد بَيَّنَّا لكم الآياتِ لعلَّكم تَعْقِلونَ}: فإن الآيات تدلُّ العقول على المطالب الإلهيَّة، والذي أحيا الأرض بعد موتها قادرٌ على أن يُحْيِيَ الأموات بعد موتهم فيجازِيَهم بأعمالهم، والذي أحيا الأرض بعد موتها بماء المَطرِ، قادرٌ على أن يُحْيِيَ القلوب الميتة بما أنزله من الحقِّ على رسوله. وهذه الآية تدلُّ على أنه لا عقل لمن لَم يهتدِ بآيات الله ولم ينقدْ لشرائع الله.
(17) ﴾ ٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ يُحۡيِ ٱلۡأَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِهَاۚ قَدۡ بَيَّنَّا لَكُمُ ٱلۡأٓيَٰتِ لَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ ﴿ "Ketahui-lah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran (Kami) supaya kamu memikirkannya." Karena tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى menunjukkan akal pada perintah-perintah ila-hiyah. Dzat yang kuasa menghidupkan bumi setelah sebelumnya mati juga kuasa menghidupkan orang-orang mati setelah meninggal dunia kemudian diberi balasan atas amal perbuatannya. Dzat yang menghidupkan bumi dengan air hujan setelah sebelumnya mati juga kuasa menghidupkan hati yang mati dengan kebenaran yang diturunkan oleh Allah سبحانه وتعالى kepada RasulNya. Ayat ini menunjukkan bahwa orang yang tidak bisa men-dapatkan petunjuk dari tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى dan tidak tunduk pada peraturan-peraturan Allah سبحانه وتعالى adalah orang-orang yang tidak berakal.
Ayah: 18 - 19 #
{إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ (18) وَالَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ أُولَئِكَ هُمُ الصِّدِّيقُونَ وَالشُّهَدَاءُ عِنْدَ رَبِّهِمْ لَهُمْ أَجْرُهُمْ وَنُورُهُمْ وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ (19)}.
"Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah, baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak. Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, mereka itu orang-orang yang Shiddiqin dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Rabb mereka. Bagi mereka pahala dan cahaya mereka. Dan (sedangkan) orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka." (Al-Hadid: 18-19).
#
{18} {إنَّ المصَّدِّقينَ والمُصَّدِّقاتِ}: بالتشديد؛ أي: الذين أكثروا من الصدقات الشرعيَّة والنفقات المرضيَّة، {وأقرضوا الله قرضاً حسناً}: بأن قدَّموا من أموالهم في طرق الخيرات ما يكون ذخراً لهم عند ربِّهم، {يضاعَفُ لهم}: الحسنة بعشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف إلى أضعافٍ كثيرةٍ، {ولهم أجرٌ كريمٌ}: وهو ما أعدَّه الله لهم في الجنة ممَّا لا تعلمُه النفوس.
(18) ﴾ إِنَّ ٱلۡمُصَّدِّقِينَ وَٱلۡمُصَّدِّقَٰتِ ﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah, baik laki-laki maupun perempuan," dengan tasydid pada kata اَلْمُصَّدِّقِيْنَ dan اَلْمُصَّدِّقَات yakni orang-orang yang banyak bersede-kah yang ditetapkan syariat dan memberikan nafkah yang baik, ﴾ وَأَقۡرَضُواْ ٱللَّهَ قَرۡضًا حَسَنٗا ﴿ "dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik," dengan cara membelanjakan harta mereka untuk kebaikan yang menjadi simpanan bagi mereka di sisi Rabb mereka, ﴾ يُضَٰعَفُ لَهُمۡ ﴿ "niscaya akan dilipatgandakan," pahala kebaikan sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali sampai tidak terhingga, ﴾ وَلَهُمۡ أَجۡرٞ كَرِيمٞ ﴿ "dan bagi mereka pahala yang mulia," yakni, pahala yang disediakan Allah سبحانه وتعالى bagi mereka di surga yang tidak diketahui oleh jiwa.
#
{19} {والذين آمنوا باللهِ ورسلِهِ}: والإيمانُ عند أهل السُّنَّة ما دلَّ عليه الكتاب والسنة، هو قول القلب واللسان وعمل القلب واللسان والجوارح، فيشمل ذلك جميع شرائع الدين الظاهرة والباطنة، فالذين جمعوا [بين] هذه الأمور {هم الصدِّيقون}؛ أي: الذين مرتبتهم فوق مرتبة عموم المؤمنين ودون مرتبة الأنبياء. وقوله: {والشهداءُ عند ربِّهم لهم أجرُهم ونورُهم}؛ كما ورد في الحديث الصحيح: «إنَّ في الجنَّة مائةَ درجةٍ، ما بين كلِّ درجتين كما بين السماء والأرض، أعدَّها الله للمجاهدين في سبيله». وهذا يقتضي شدَّة علوِّهم ورفعتهم وقربهم من الله تعالى، {والذين كفروا وكَذَّبوا بآياتِنا أولئك أصحابُ الجحيم}: فهذه الآيات جمعت أصناف الخلق المتصدِّقين والصِّديقين والشهداء وأصحاب الجحيم، فالمتصدِّقون الذين [كان] جُلُّ عملهم الإحسان إلى الخلق وبذلُ النفع لهم بغاية ما يمكنهم، خصوصاً بالنفع بالمال في سبيل الله، والصِّدِّيقون هم الذين كمَّلوا مراتب الإيمان والعمل الصالح والعلم النافع واليقين الصادق، والشهداء هم الذين قاتلوا في سبيل الله لإعلاء كلمة الله، وبَذَلوا أنفسَهم وأموالهم فَقُتِلوا، وأصحاب الجحيم هم الكفار الذين كذَّبوا بآيات الله. وبقي قسمٌ ذكرهم الله في سورة فاطر، وهم المقتصدون الذين أدَّوا الواجبات وتركوا المحرمات؛ إلاَّ أنَّهم حصل منهم بعض التقصير بحقوق الله وحقوق عباده؛ فهؤلاء مآلهم الجنة ، وإن حصل لبعضهم عقوبة ببعض ما فعل.
(19) ﴾ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦٓ ﴿ "Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya." Iman menurut Ahlussunnah sebagaimana yang ditunjukkan oleh al-Qur`an dan as-Sunnah, adalah ucapan hati dan lisan serta amalan hati, lisan dan raga. Semua itu mencakup seluruh syariat agama baik yang lahir maupun yang batin. Orang-orang yang melakukan semua hal i n i ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلصِّدِّيقُونَۖ ﴿ "mereka itu orang-orang yang Shiddiqin," yaitu orang yang tingkatnya di atas orang-orang Mukmin secara umum dan berada di bawah tingkatan para nabi. Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ وَٱلشُّهَدَآءُ عِندَ رَبِّهِمۡ لَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ وَنُورُهُمۡۖ ﴿ "Dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Rabb mereka. Bagi mereka pahala dan cahaya mereka," sebagaimana yang disebutkan dalam hadits shahih, إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ، مَا بَيْنَ كُلِّ دَرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ، أَعَدَّهَا اللّٰهُ لِلْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ. "Sesungguhnya di dalam surga terdapat seratus tingkat, jarak antara masing-masing tingkatan sejauh antara langit dan bumi, yang disediakan Allah untuk orang-orang yang berjihad di jalanNya." Hadits ini menunjukkan tingginya tempat mereka serta de-katnya mereka dengan Allah سبحانه وتعالى. ﴾ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَكَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَآ أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلۡجَحِيمِ ﴿ "Dan (sedangkan) orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah peng-huni-penghuni neraka." Ayat-ayat ini merangkum tingkatan-tingkatan manusia yaitu; orang-orang yang gemar bersedekah, orang-orang yang membenar-kan, para syuhada dan para penghuni Neraka Jahim. Orang-orang yang gemar bersedekah, amal terbesar mereka adalah berbuat baik terhadap sesama serta mencurahkan segala sesuatu yang berguna bagi mereka, khususnya dalam membelanjakan harta di jalan Allah سبحانه وتعالى. Sedangkan orang-orang yang benar (shiddiqun) adalah mereka yang menyempurnakan tingkatan-tingkatan iman, amal shalih, ilmu yang berguna dan keyakinan tulus. Para syuhada adalah mereka yang berjuang di jalan Allah سبحانه وتعالى untuk menjunjung tinggi kalimat Allah سبحانه وتعالى, mereka mencurahkan harta dan jiwa raga untuk berperang. Dan para penghuni Neraka Jahim itu adalah orang-orang kafir yang mendustakan ayat-ayat Allah سبحانه وتعالى. Masih ada lagi satu golongan yang disebutkan Allah سبحانه وتعالى dalam surat Fathir, yaitu para muqtashidun, yaitu mereka yang menunaikan kewajiban-ke-wajiban dan menjauhi semua yang diharamkan, hanya saja mereka melakukan beberapa kekurangan dalam menunaikan hak-hak Allah سبحانه وتعالى dan hak-hak sesama manusia. Tempat kembali tingkatan ini adalah surga meski ada di antara mereka yang mendapatkan hukuman terlebih dahulu sebagai balasan atas sebagian amal per-buatannya (yang buruk).
Ayah: 20 - 21 #
{اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ (20) سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (21)}.
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanaman-nya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaanNya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah ke-senangan yang menipu. Berlomba-lombalah kamu kepada (men-dapatkan) ampunan dari Rabbmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasulNya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (Al-Hadid: 20-21).
#
{20} يخبر تعالى عن حقيقة الدُّنيا وما هي عليه، ويبيِّن غايتها وغاية أهلها؛ بأنَّها {لعبٌ ولهوٌ}: تلعب بها الأبدان وتلهو بها القلوب، وهذا مصداقُه ما هو موجودٌ وواقعٌ من أبناء الدُّنيا؛ فإنَّك تجِدُهم قد قطعوا أوقاتَ عُمُرِهِم بلهوِ قلوبهم وغفلتهم عن ذكر الله وعمَّا أمامهم من الوعد والوعيد، وتراهم قد اتَّخذوا دينَهم لعباً ولهواً؛ بخلاف أهل اليقظة وعُمَّال الآخرة؛ فإنَّ قلوبَهم معمورةٌ بذكر الله ومعرفته ومحبَّته، وقد شغلوا أوقاتهم بالأعمال التي تقرِّبهم إلى الله من النفع القاصر والمتعدِّي. وقوله: {وزينةٌ}؛ أي: تزين في اللباس والطعام والشراب والمراكب والدُّور والقصور والجاه وغير ذلك، {وتفاخرٌ بينكم}؛ أي: كلُّ واحدٍ من أهلها يريد مفاخرةَ الآخر، وأن يكونَ هو الغالبَ في أمورها، والذي له الشهرةُ في أحوالها، {وتكاثرٌ في الأموال والأولادِ}؛ أي: كلٌّ يريدُ أن يكون هو الكاثر لغيره في المال والولد، وهذا مصداقُهُ وقوعُهُ من محبِّي الدُّنيا والمطمئنين إليها؛ بخلاف مَنْ عَرَفَ الدُّنيا وحقيقتها، فجعلها معبراً، ولم يجعلها مستقرًّا، فنافس فيما يقرِّبُه إلى الله، واتَّخذ الوسائل التي توصلُه إلى دار كرامته ، وإذا رأى من يكاثُره وينافسه في الأموال والأولاد؛ نافَسَه بالأعمال الصالحة. ثم ضرب للدُّنيا مثلاً بغيثٍ نزل على الأرض، فاختلط به نباتُ الأرض مما يأكُلُ الناسُ والأنعام، حتى إذا أخذتِ الأرضُ زُخْرُفَها، وأعجب نباتُه الكفارَ الذين قَصَروا نَظَرَهم وهِمَمَهم على الدُّنيا ؛ جاءها من أمرِ الله ما أتلفها، فهاجتْ ويبستْ وعادتْ إلى حالها الأولى ؛ كأنَّه لم ينبتْ فيها خضراءُ ولا رُإِيَ لها مَرْأَى أنيق، كذلك الدُّنيا؛ بينما هي زاهيةٌ لصاحبها زاهرةٌ؛ مهما أراد من مطالبها حصل، ومهما توجَّه لأمر من أمورها؛ وجد أبوابه مفتَّحة؛ إذ أصابها القَدَرُ، فأذهبها من يده، وأزال تسلُّطه عليها، أو ذهب به عنها، فرحل منها صفر اليدين؛ لم يتزَّود منها سوى الكفن، فتبًّا لمن أضحتْ هي غايةَ أمنيَّته ولها عمله وسعيه. وأما العمل للآخرة؛ فهو الذي ينفع ويُدَّخر لصاحبه ويصحب العبدَ على الأبد، ولهذا قال تعالى: {وفي الآخرة عذابٌ شديدٌ ومغفرةٌ من الله ورضوانٌ}؛ أي: حال الآخرة ما يخلو من هذين الأمرين: إمَّا العذابُ الشديدُ في نار جهنَّم وأغلالها وسلاسلها وأهوالها لمن كانت الدُّنيا هي غايتَهُ ومنتهى مطلبِهِ، فتجرَّأ على معاصي الله، وكذَّب بآيات الله، وكفر بأنعم الله، وإمَّا مغفرةٌ من الله للسيئات، وإزالةُ العقوبات، ورضوانٌ من الله يُحِلُّ من أحَلَّه عليه دارَ الرضوان لمن عرف الدُّنيا وسعى للآخرة سعيها؛ فهذا كلُّه مما يدعو إلى الزهد في الدنيا والرغبة في الآخرة، ولهذا قال: {وما الحياةُ الدُّنيا إلاَّ متاعُ الغُرور}؛ أي: إلاَّ متاعٌ يُتَمَتَّعُ به ويُنْتَفَعُ به ويُسْتَدْفَعُ به الحاجات؛ لا يغترُّ به ويطمئنُّ إليه إلاَّ أهل العقول الضعيفة، الذين يغرُّهم بالله الغرور.
(20) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan hakikat dunia dan seluruh isinya, dan Allah سبحانه وتعالى menjelaskan kesudahan dunia dan kesudahan manusia yang menghuninya, bahwa dunia adalah ﴾ لَعِبٞ وَلَهۡوٞ ﴿ "per-mainan dan suatu yang melalaikan." Raga manusia bermain-main de-ngan dunia dan hati mereka lalai. Hal ini terjadi dan berlaku bagi mereka yang mencintai dunia. Anda melihat mereka menghabiskan sebagian besar usia mereka dengan kelalaian hati serta lalai untuk mengingat Allah سبحانه وتعالى serta lalai akan janji dan ancaman yang ada di hadapan mereka. Anda juga melihat mereka menjadikan agama sebagai permainan dan kelalaian. Lain halnya dengan orang-orang yang sadar dan bekerja untuk akhirat. Hati mereka penuh dengan dzikir, ma'rifah dan mahabbah. Mereka gunakan sebagian besar waktu mereka untuk amalan-amalan yang mendekatkan mereka kepada Allah سبحانه وتعالى sehingga tidak sempat melakukan perbuatan-per-buatan yang kurang bermanfaat. Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ وَزِينَةٞ ﴿ "perhiasan," maksudnya, berhias dalam pakaian, makanan, minuman, kendaraan, rumah, istana, penampilan, dan lainnya, ﴾ وَتَفَاخُرُۢ بَيۡنَكُمۡ ﴿ "dan bermegah-megah antara kamu," maksudnya, masing-masing orang yang memiliki tiap-tiap perhiasan dunia saling membangga-banggakan diri terhadap yang lain dan selalu berusaha untuk menjadi yang terdepan di bidang-nya dan yang kondisinya ternama, ﴾ وَتَكَاثُرٞ فِي ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَوۡلَٰدِۖ ﴿ "serta ber-bangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak," maksudnya, ma-sing-masing ingin menjadi yang terbanyak dari segi harta dan anak dari yang lain. Ini terjadi pada mereka yang gila dunia dan merasa tenang terhadap dunia. Lain halnya orang yang mengetahui dunia dan hakikatnya. Mereka menjadikan dunia sebagai tempat berlalu, bukan dijadikan sebagai tempat tinggal. Mereka selalu berlomba-lomba dan menyaingi segala hal yang bisa mendekatkan diri kepada Allah سبحانه وتعالى dengan menggunakan berbagai media yang bisa mengantarkan menuju surga, tempat kemuliaan Allah سبحانه وتعالى, ketika melihat orang yang menyainginya dengan memperbanyak harta dan anak, dihadapinya dengan memperbanyak amalan-amalan shalih. Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى membuat perumpamaan bagi dunia yaitu seperti air hujan yang turun ke bumi dan berbaur dengan tumbuh-tumbuhan yang dimakan oleh manusia dan juga hewan, hingga ketika bumi menampakkan keindahannya, tumbuh-tum-buhan itu pun membuat orang-orang kafir heran, tetapi lalai dari memperhatikannya, pandangan dan perhatian mereka hanya ter-tuju pada dunia. Kemudian datanglah sesuatu yang menghancur-kan tanaman tersebut atas perintah dari Allah سبحانه وتعالى hingga tanaman itu pun rusak, mengering dan kembali pada kondisi semula, seolah-olah sama sekali tidak pernah menghijau dan tidak pernah dilihat menarik. Seperti itu juga dunia, pada saat menyinari para penggila-nya, apa pun yang diinginkan selalu terpenuhi, apa pun yang di-kehendaki pasti menemukan pintunya yang terbuka, di saat seperti itu, tiba-tiba takdirnya datang dan melenyapkan semua yang ada di tangannya, melenyapkan semua kekuasaan yang dimiliki dan menghilangkan semua itu darinya. Ia pun meninggalkan dunia dengan tangan hampa. Tidak berbekal apa pun selain sehelai kain kafan. Amat celakalah orang yang menjadikan dunia sebagai tujuan dari angan-angannya serta tujuan dari segala usaha dan pekerja-annya. Lain halnya dengan amalan-amalan akhirat yang berguna dan disimpan untuk para pemiliknya yang akan selalu menemani hamba selamanya. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ عَذَابٞ شَدِيدٞ وَمَغۡفِرَةٞ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَٰنٞۚ ﴿ "Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan am-punan dari Allah serta keridhaanNya." Maksudnya, hanya ada dua kemungkinan di akhirat: Siksaan pedih di Neraka Jahanam dengan belenggu, rantai dan kengeriannya bagi orang yang menjadikan dunia sebagai tujuan dan puncak keinginannya sehingga berlaku sembrono dengan berbagai kemaksiatan, mendustakan ayat-ayat Allah سبحانه وتعالى dan mengkufuri semua nikmat Allah سبحانه وتعالى, atau ampunan dari semua kesalahan dari Allah سبحانه وتعالى, penghapusan dari berbagai hukuman dan keridhaan Allah yang berhak diperoleh oleh orang yang berhak mendapatkannya, berada di tempat keridhaan bagi orang yang mengetahui hakikat dunia dan mengerahkan segenap usahanya untuk kepentingan akhirat. Karena itulah Allah سبحانه وتعالى ber-firman, ﴾ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلۡغُرُورِ ﴿ "Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." Maksudnya, tidak lain hanyalah kesenangan yang dinikmati dan dipakai untuk berbagai keperluan yang tidak akan menipu dan membuat tenang kecuali orang yang lemah akalnya, yaitu mereka yang tertipu oleh dunia terhadap Allah سبحانه وتعالى.
#
{21} ثم أمر بالمسابقة إلى مغفرة الله ورضوانه وجنته، وذلك يكون بالسعي بأسباب المغفرةِ من التوبة النَّصوح، والاستغفار النَّافع، والبعد عن الذُّنوب ومظانِّها، والمسابقة إلى رضوان الله بالعمل الصالح، والحرص على ما يُرضي الله على الدَّوام من الإحسان في عبادة الخالق، والإحسان إلى الخلق بجميع وجوه النفع، ولهذا ذكر الله الأعمالَ الموجبةَ لذلك، فقال: {وجنَّةٍ عرضُها السمواتُ والأرضُ أعِدَّتْ للذين آمنوا باللهِ ورسلِهِ}، والإيمانُ بالله ورُسُلِهِ يدخلُ فيه أصولُ الدِّين وفروعها. {ذلك فضلُ الله يؤتيهِ مَن يشاءُ}؛ أي: هذا الذي بيَّنَّاه لكم وذَكَرْنا [لكم فيه] الطُّرُقَ الموصلة إلى الجنة والطُّرُقَ الموصلة إلى النار، وأنَّ ثواب الله بالأجر الجزيل والثواب الجميل من أعظم منَّته على عباده وفضله، {والله ذو الفضل العظيم}: الذي لا يُحصى ثناءٌ عليه، بل هو كما أثنى على نفسه، وفوق ما يُثني عليه أحدٌ من خلقه.
(21) Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى memerintahkan untuk berlomba-lomba menggapai ampunan, keridhaan, dan surgaNya. Hal itu bisa dicapai dengan melakukan berbagai sebab-sebab ampunan seperti taubat yang sungguh-sungguh, istighfar yang berguna, jauh dari dosa dan perantaranya, berlomba-lomba menggapai keridha-an Allah سبحانه وتعالى dengan amal shalih, berusaha terus melakukan semua amalan yang diridhai Allah سبحانه وتعالى berupa ibadah secara baik, bersikap baik terhadap sesama makhluk dengan berbagai perbuatan yang berguna. Karena itu Allah سبحانه وتعالى menyebutkan amalan-amalan yang mewajibkan pelakunya mendapatkan semua itu seraya berfirman, ﴾ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا كَعَرۡضِ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ أُعِدَّتۡ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦۚ ﴿ "Dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya." Termasuk iman kepada Allah سبحانه وتعالى dan RasulNya adalah seluruh pokok-pokok agama dan cabang-cabangnya. ﴾ ذَٰلِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُۚ ﴿ "Itulah karunia Allah, diberikanNya kepada siapa yang dikehendakiNya." Maksudnya, balasan untuk kalian yang Kami jelaskan ini berupa jalan yang mengantarkan kalian menuju surga dan jalan yang mengantarkan kalian menuju neraka, dan sesungguhnya pahala Allah سبحانه وتعالى yang diberikan dengan balasan yang besar merupakan pemberian dan karunia terbesar untuk hamba-hambaNya, ﴾ وَٱللَّهُ ذُو ٱلۡفَضۡلِ ٱلۡعَظِيمِ ﴿ "Dan Allah mempunyai karunia yang besar," yang pujianNya tidak terhingga, seperti Dia memuji diriNya, lebih dari pujian seluruh makhlukNya.
Ayah: 22 - 24 #
{مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22) لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (23) الَّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ (24)}.
"Tiada sesuatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesung-guhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelas-kan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gem-bira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri. (Yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah), maka sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Mahakaya lagi Maha Terpuji." (Al-Hadid: 22-24).
#
{22} يقول تعالى مخبراً عن عموم قضائِهِ وقدرِهِ: {ما أصابَ من مصيبةٍ في الأرض ولا في أنفسِكُم}: وهذا شاملٌ لعموم المصائب التي تُصيبُ الخلق من خيرٍ وشرٍّ؛ فكلُّها قد كُتِبَتْ في اللوح المحفوظ صغيرها وكبيرها، وهذا أمرٌ عظيمٌ لا تحيطُ به العقول، بل تَذْهلُ عنده أفئدةُ أولي الألباب، ولكنَّه على الله يسيرٌ.
(22) Allah سبحانه وتعالى berfirman mengabarkan luasnya Qadha` dan QadarNya, ﴾ مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِيٓ أَنفُسِكُمۡ ﴿ "Tiada sesuatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri," ini mencakup seluruh musibah yang menimpa makhluk, baik dan buruknya, semuanya, baik yang kecil maupun yang besar telah tertulis di Lauhul Mahfuzh. Ini merupakan sesuatu yang besar dan agung yang tidak bisa dicerna akal, bahkan bisa mengacaukan hati orang-orang yang berakal, namun hal itu mudah bagi Allah سبحانه وتعالى.
#
{23} وأخبر الله عبادَه بذلك لأجل أن تتقرَّرَ هذه القاعدة عندهم، ويبنوا عليها ما أصابهم من الخير والشرِّ؛ فلا يأسَوْا، ويحزنوا على ما فاتهم، مما طَمِحَتْ له أنفسُهم وتشوَّفوا إليه؛ لعلمِهِم أنَّ ذلك مكتوبٌ في اللوح المحفوظ، لا بدَّ من نفوذه ووقوعه؛ فلا سبيل إلى دفعِهِ، ولا يفرحوا بما آتاهم الله فرحَ بَطَرٍ وأشَرٍ؛ لعلمهم أنَّهم ما أدركوه بحولهم وقوَّتهم، وإنَّما أدركوه بفضل الله ومنِّه، فيشتغلوا بشكر مَنْ أولى النِّعم ودفع النِّقم، ولهذا قال: {واللهُ لا يحبُّ كلَّ مختالٍ فخورٍ}؛ أي: متكبِّر فظٍّ غليظٍ معجبٍ بنفسه فخورٍ بنعم الله ينسبها إلى نفسه وتُطغيه وتُلهيه؛ كما قال تعالى: {وإذا أذَقْناه رحمةً منَّا قال إنَّما أوتيتُهُ على علم بَلْ هي فتنةٌ}.
(23) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan hal itu kepada para hambaNya agar kaidah ini lekat di hati mereka. Agar mereka merujukkan se-mua kebaikan dan keburukan berdasarkan kaidah tersebut supaya mereka tidak merasa putus asa dan bersedih atas sesuatu yang luput dari mereka, di samping agar hati mereka tidak tamak dan memburu apa yang tidak didapatkan, karena mereka mengetahui bahwa hal itu telah tertulis di Lauhul Mahfuzh yang pasti berlaku dan terjadi; tidak ada cara untuk menolaknya. Tujuan lain adalah agar manusia tidak terlalu bergembira dengan bersikap sombong terhadap pemberian Allah سبحانه وتعالى, karena mereka mengetahui bahwa semua yang didapat bukan karena usaha dan daya mereka, namun didapatkan karena karunia dan pemberian Allah سبحانه وتعالى, sehingga mereka sibuk bersyukur pada Allah سبحانه وتعالى yang memberikan berbagai kenikmatan dan mencegah azab. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٖ فَخُورٍ ﴿ "Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri." Yaitu, orang angkuh, berhati keras, kasar, merasa kagum terhadap diri sendiri, membanggakan diri dengan berbagai nikmat Allah سبحانه وتعالى yang dinyatakan sebagai hasil usahanya sendiri, hingga ia pun melampaui batas dan melalaikan kenikmatan-kenikmatan itu. Sejalan dengan Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ فَإِذَا مَسَّ ٱلۡإِنسَٰنَ ضُرّٞ دَعَانَا ثُمَّ إِذَا خَوَّلۡنَٰهُ نِعۡمَةٗ مِّنَّا قَالَ إِنَّمَآ أُوتِيتُهُۥ عَلَىٰ عِلۡمِۭۚ بَلۡ هِيَ فِتۡنَةٞ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ 49 ﴿ "Maka apabila manusia ditimpa bahaya, ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata, 'Sesung-guhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku.' Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui." (Az-Zumar: 49).
#
{24} {الذين يَبْخَلونَ ويأمُرونَ الناس بالبُخْلِ}؛ أي: يجمعون بين الأمرين الذَّميمين اللذين كلٌّ منهما كافٍ في الشرِّ: البخل، وهو منع الحقوق الواجبة، ويأمرون الناس بذلك، فلم يكفِهِم بُخْلُهم، حتى أمروا الناس بذلك، وحثُّوهم [على] هذا الخلق الذميم بقولهم وفعلهم، وهذا من إعراضهم عن طاعة ربِّهم وتولِّيهم عنها، {ومن يَتَوَلَّ}: عن طاعة اللهِ؛ فلا يضرُّ إلاَّ نفسه، ولن يضرَّ الله شيئاً، {فإنَّ الله هو الغنيُّ الحميدُ}: الذي غناه من لوازم ذاته، الذي له مُلْكُ السماواتِ والأرض، وهو الذي أغنى عبادَه وأقْناهم، الحميدُ الذي له كلُّ اسم حسنٍ ووصفٍ كامل وفعل جميل يستحقُّ أن يُحْمَدَ عليه ويُثْنى ويُعَظَّم.
(24) ﴾ ٱلَّذِينَ يَبۡخَلُونَ وَيَأۡمُرُونَ ٱلنَّاسَ بِٱلۡبُخۡلِۗ ﴿ "(Yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir." Maksudnya, mereka me-madukan dua hal tercela yang masing-masing dari keduanya sudah cukup buruk, yaitu kikir dengan cara menahan hak yang wajib serta memerintahkan orang lain untuk bersikap serupa. Mereka tidak cukup hanya bersikap kikir saja hingga mereka pun meme-rintahkan orang lain untuk bersikap kikir pula dan mendorong mereka untuk bersifat tercela dengan perkataan dan perbuatan. Inilah salah satu dari bentuk berpaling dari ketaatan kepada Allah سبحانه وتعالى, ﴾ وَمَن يَتَوَلَّ ﴿ "dan barangsiapa yang berpaling" dari ketaatan terhadap Allah سبحانه وتعالى, maka ia hanya membahayakan dirinya sendiri, sama se-kali tidak akan membahayakan Allah سبحانه وتعالى, ﴾ فَإِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلۡغَنِيُّ ٱلۡحَمِيدُ ﴿ "maka sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Mahakaya lagi Maha Terpuji," yang kekayaanNya merupakan kemestian dari DzatNya yang bagiNya-lah kerajaan langit dan bumi, Dia-lah yang memberi kecukupan hamba-hambaNya dan memberi mereka makan. Maha Terpuji, yang bagiNya nama baik dan sifat sempurna, serta perbuatan baik yang berhak dipuji, disanjung, dan diagungkan.
Ayah: 25 - 27 #
{لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنْزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ وَرُسُلَهُ بِالْغَيْبِ إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ (25) وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا وَإِبْرَاهِيمَ وَجَعَلْنَا فِي ذُرِّيَّتِهِمَا النُّبُوَّةَ وَالْكِتَابَ فَمِنْهُمْ مُهْتَدٍ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ (26) ثُمَّ قَفَّيْنَا عَلَى آثَارِهِمْ بِرُسُلِنَا وَقَفَّيْنَا بِعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَآتَيْنَاهُ الْإِنْجِيلَ وَجَعَلْنَا فِي قُلُوبِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ رَأْفَةً وَرَحْمَةً وَرَهْبَانِيَّةً ابْتَدَعُوهَا مَا كَتَبْنَاهَا عَلَيْهِمْ إِلَّا ابْتِغَاءَ رِضْوَانِ اللَّهِ فَمَا رَعَوْهَا حَقَّ رِعَايَتِهَا فَآتَيْنَا الَّذِينَ آمَنُوا مِنْهُمْ أَجْرَهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ (27)}.
"Sungguh Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan ber-sama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah menge-tahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasulNya, pada-hal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa. Dan sungguh Kami telah mengutus Nuh dan Ibrahim dan Kami jadikan pada keturunan keduanya kenabian dan al-Kitab, maka di antara mereka ada yang menerima petunjuk dan banyak di antara mereka yang fasik. Kemudian Kami iringi di belakang mereka dengan rasul-rasul Kami dan Kami iringi (pula) dengan Isa putra Maryam; dam Kami berikan kepadanya Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang yang fasik." (Al-Hadid: 25-27).
#
{25} يقول تعالى: {ولقد أرْسَلْنا رُسُلَنا بالبيِّناتِ}: وهي الأدلَّة والشواهد والعلامات الدَّالَّة على صدق ما جاؤوا به وحقِّيَّتِهِ، {وأنزلنا معهم الكتابَ}: وهو اسم جنس يَشْمَلُ سائر الكتب التي أنزلها الله لهداية الخلق وإرشادهم ما ينفعهم في دينهم ودنياهم، {والميزانَ}: وهو العدلُ في الأقوال والأفعال، والدين الذي جاءت به الرُّسل كلُّه عدلٌ وقسطٌ في الأوامر والنَّواهي وفي معاملات الخَلْق وفي الجنايات والقِصاص والحدود والمواريث وغير ذلك، وذلك {ليقومَ الناسُ بالقسطِ}: قياماً بدين الله، وتحصيلاً لمصالحهم التي لا يمكنُ حصرُها وعدُّها، وهذا دليلٌ على أنَّ الرسل متَّفقون في قاعدة الشرع، وهو القيامُ بالقسط، وإنِ اختلفتْ صورُ العدل بحسب الأزمنة والأحوال، {وأنزَلْنا الحديدَ فيه بأسٌ شديدٌ}: من آلات الحرب؛ كالسلاح والدُّروع وغير ذلك، {ومنافعُ للناس}: وهو ما يشاهَدُ من نفعه في أنواع الصِّناعات والحرف والأواني وآلات الحَرْثِ، حتى إنَّه قَلَّ أن يوجَدَ شيءٌ إلاَّ وهو يحتاجُ إلى الحديد، {ولِيَعْلَمَ اللهُ مَن يَنصُرُه ورُسُلَه بالغيب}؛ أي: ليقيم تعالى سوقَ الامتحان بما أنزله من الكتاب والحديد، فيتبيَّن من ينصُرُه وينصُرُ رسله في حالة الغيب، التي ينفع فيها الإيمان قبل الشهادة، التي لا فائدة بوجود الإيمان فيها؛ لأنَّه حينئذٍ يكون ضروريًّا. {إنَّ الله لَقَوِيٌّ عزيزٌ}؛ أي: لا يعجِزُه شيءٌ ولا يفوته هاربٌ، ومن قوَّته وعزَّته أن أنزل الحديدَ الذي منه الآلاتُ القويَّة، ومن قوَّته وعزَّته أنه قادرٌ على الانتصار من أعدائه، ولكنَّه يبتلي أولياءه بأعدائه؛ ليعلم من ينصرُهُ بالغيب. وقَرَنَ تعالى بهذا الموضع بين الكتاب والحديد؛ لأنَّ بهذين الأمرين ينصر الله دينه ويُعلي كلمته: بالكتاب الذي فيه الحجَّة والبرهان، والسيف الناصر بإذن الله، وكلاهما قيامُهُ بالعدل والقِسْط، الذي يستدلُّ به على حكمةِ الباري وكماله وكمال شريعتِهِ التي شرعها على ألسنة رسله.
(25) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ لَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا رُسُلَنَا بِٱلۡبَيِّنَٰتِ ﴿ "Sungguh Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata," berupa dalil, bukti, dan tanda-tanda yang menunjukkan kebenaran risalah yang mereka bawa, ﴾ وَأَنزَلۡنَا مَعَهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ ﴿ "dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab." اَلْكِتَابُ di sini adalah kata benda umum (isim jenis) yang mencakup seluruh kitab yang ditu-runkan Allah سبحانه وتعالى sebagai petunjuk untuk makhluk dan mengarah-kan mereka pada apa-apa yang berguna bagi mereka, baik di dunia maupun di akhirat. ﴾ وَٱلۡمِيزَانَ ﴿ "Dan neraca," yakni timbangan ke-adilan terhadap perkataan dan perbuatan, dan agama yang dibawa oleh para rasul seluruhnya adil dalam hal perintah dan larangan dan juga dalam interaksi manusia dari segi pidana, qishash, hukum had, hukum waris dan lainnya. Hal itu ﴾ لِيَقُومَ ٱلنَّاسُ بِٱلۡقِسۡطِۖ ﴿ "supaya manusia dapat melaksanakan keadilan." Menegakkan agama Allah سبحانه وتعالى dan mewujudkan kemaslahatan mereka yang tidak mungkin bisa dihitung. Hal ini membuktikan bahwa para rasul itu sama dalam kaidah dasar syariat, yaitu menegakkan keadilan meski bentuknya berbeda-beda sesuai kondisi dan waktu. ﴾ وَأَنزَلۡنَا ٱلۡحَدِيدَ فِيهِ بَأۡسٞ شَدِيدٞ ﴿ "Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat," sebagai alat-alat perang seperti pedang, baju besi, dan lainnya, ﴾ وَمَنَٰفِعُ لِلنَّاسِ ﴿ "dan berbagai manfaat bagi ma-nusia," yang manfaatnya bisa dibuktikan di berbagai jenis produksi, pekerjaan, perabotan, dan alat-alat bercocok tanam hingga hampir semua benda pasti memerlukan besi. ﴾ وَلِيَعۡلَمَ ٱللَّهُ مَن يَنصُرُهُۥ وَرُسُلَهُۥ بِٱلۡغَيۡبِۚ ﴿ "(Supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasulNya padahal Allah tidak dilihatnya." Agar Allah سبحانه وتعالى menguji dengan sesuatu yang diturun-kan dari al-Kitab dan besi, sehingga akan terlihat jelas siapa yang menolong para rasulNya sekalipun Allah سبحانه وتعالى tidak dilihatnya, di mana percaya terlebih dahulu lebih berguna baginya sebelum me-nyaksikan secara langsung, yang andai rasa percaya dan keimanan tidak ada, tentu tidak berguna, karena pada waktu itu keimanan amat penting. ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٞ ﴿ "Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperka-sa." Maksudnya, tidak ada yang bisa mengalahkanNya dan tidak ada sesuatu pun yang luput dariNya. Dan di antara kekuatan dan keperkasaanNya adalah menu-runkan besi yang menjadi alat-alat kekuatan. Dan di antara ke-kuatan dan keperkasaanNya, Dia mampu mengalahkan musuh-musuhNya, hanya saja Dia hendak menguji para penolongNya terhadap musuh-musuhNya agar Dia mengetahui siapakah yang menolongNya padahal Dia tidak terlihat olehnya. Dalam ayat ini Allah سبحانه وتعالى menyandingkan al-Kitab (kitab suci-nya) dengan besi karena dengan kedua hal tersebut Allah سبحانه وتعالى meno-long agama dan meninggikan kalimatNya. Dengan kitab suci yang di dalamnya terdapat hujjah dan bukti nyata dan pedang yang bisa mendapatkan kemenangan dengan izin Allah سبحانه وتعالى, kedua hal tersebut menegakkan keadilan yang bisa dipakai sebagai petunjuk atas hikmah serta kemuliaan Allah سبحانه وتعالى dan juga kemuliaan syariat-Nya yang disyariatkan melalui lisan para rasul.
#
{26} ولما ذكر نبوَّة الأنبياء عموماً؛ ذكر من خواصِّهم النَّبِيَّيْنِ الكريميْنِ نوحاً وإبراهيم، اللَّذين جعل الله النبوَّة والكتاب في ذُرِّيَّتهما، فقال: {ولقد أرسَلْنا نوحاً وإبراهيم وجَعَلْنا في ذُرِّيَّتِهِما النبوَّةَ والكتابَ}؛ أي: الأنبياء المتقدِّمين والمتأخِّرين، كلُّهم من ذُرِّيَّة نوح وإبراهيم عليهما السلام، وكذلك الكتب كلُّها نزلت على ذُرِّيَّة هذين النبيَّيْنِ الكريميْنِ. {فمنهم}؛ أي: ممَّن أرسلنا إليهم الرسل {مهتدٍ}: بدعوتهم، منقادٌ لأمرهم، مسترشدٌ بهداهم، {وكثيرٌ منهم فاسقون}؛ أي: خارجون عن طاعة الله وطاعة رسله ؛ كما قال تعالى: {وما أكثر الناس ولو حرصْتَ بمؤمنينَ}.
(26) Pada saat Allah سبحانه وتعالى menyebutkan kenabian para nabi secara umum, Allah سبحانه وتعالى menyebutkan secara khusus dua nabi mulia di antara mereka, yaitu Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim yang pada keturunan mereka, Allah سبحانه وتعالى mengumpulkan kenabian dan kitab. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا نُوحٗا وَإِبۡرَٰهِيمَ وَجَعَلۡنَا فِي ذُرِّيَّتِهِمَا ٱلنُّبُوَّةَ وَٱلۡكِتَٰبَۖ ﴿ "Dan sungguh Kami telah mengutus Nuh dan Ibrahim dan Kami jadikan pada keturunan keduanya kenabian dan al-Kitab," yakni para nabi yang terdahulu dan yang datang kemudian, semuanya berasal dari ke-turunan Nabi Nuh عليه السلام dan Nabi Ibrahim عليه السلام. Begitu juga semua kitab samawi, semuanya diturunkan pada keturunan kedua nabi mulia ini. ﴾ فَمِنۡهُم ﴿ "Maka di antara mereka," yaitu kaum yang kepada me-reka Kami utuskan para rasul, ﴾ مُّهۡتَدٖۖ ﴿ "ada yang menerima petunjuk," atas seruan mereka, mematuhi perintah mereka dan menjadikan arahan mereka sebagai petunjuk, ﴾ وَكَثِيرٞ مِّنۡهُمۡ فَٰسِقُونَ ﴿ "dan banyak di antara mereka yang fasik," yaitu melenceng dari ketaatan terhadap Allah سبحانه وتعالى dan ketaatan terhadap para rasulNya. Ini semakna dengan Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ وَمَآ أَكۡثَرُ ٱلنَّاسِ وَلَوۡ حَرَصۡتَ بِمُؤۡمِنِينَ 103 ﴿ "Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman walaupun kamu sangat menginginkannya." (Yusuf: 103).
#
{27} {ثم قَفَّيْنا}؛ أي: أتبعنا {على آثارِهم برُسُلِنا وقفَّيْنا بعيسى ابن مريم}: خصَّ الله عيسى عليه السلام؛ لأنَّ السياق مع النصارى، الذين يزعُمون اتِّباع عيسى، {وآتَيْناه الإنجيل}: الذي هو من كتب الله الفاضلة، {وجَعَلْنا في قلوب الذين اتَّبعوه رأفةً ورحمةً}؛ كما قال تعالى: {لَتَجِدَنَّ أشدَّ الناس عداوةً للذين آمنوا اليهودَ والذين أشركوا ولَتَجِدَنَّ أقرَبَهم مودَّةً للذين آمنوا الذين قالوا إنا نصارى ذلك بأنَّ منهم قِسِّيسينَ ورُهْباناً وأنَّهم لا يستكبرونَ ... } الآيات، ولهذا كان النصارى ألين من غيرهم قلوباً حين كانوا على شريعة عيسى عليه السلام، {ورهبانيةً ابْتَدَعوها}: والرهبانيَّة العبادةُ؛ فهم ابتدعوا من عند أنفسهم عبادةً، ووظَّفوها على أنفسهم، والتزموا لوازم ما كتبها الله عليهم ولا فرضها، بل هم الذين التزموا بها من تلقاء أنفسهم؛ قصْدُهم بذلك رضا الله، ومع ذلك؛ {فما رَعَوْها حقَّ رعايتها}؛ أي: ما قاموا بها، ولا أدَّوْا حقوقها، فقصَّروا من وجهين: من جهة ابتداعهم، ومن جهة عدم قيامهم بما فَرَضوه على أنفسهم. فهذه الحالُ هي الغالبُ من أحوالهم، ومنهم من هو مستقيمٌ على أمر الله، ولهذا قال: {فآتَيْنا الذين آمنوا منهم أجْرَهُم}؛ أي: الذين آمنوا بمحمدٍ - صلى الله عليه وسلم - مع إيمانهم بعيسى؛ كلٌّ أعطاه الله على حسب إيمانِهِ، {وكثيرٌ منهم فاسقونَ}.
(27) ﴾ ثُمَّ قَفَّيۡنَا ﴿ "Kemudian Kami iringi," yakni, Kami sambung, ﴾ عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِم بِرُسُلِنَا وَقَفَّيۡنَا بِعِيسَى ٱبۡنِ مَرۡيَمَ ﴿ "di belakang mereka dengan rasul-rasul Kami dan Kami iringi (pula) dengan Isa putra Maryam." Allah سبحانه وتعالى secara khusus menyebut Nabi Isa عليه السلام, karena alur pembicaraan ini untuk orang-orang Nasrani, mereka yang mengklaim sebagai pengikut Nabi Isa عليه السلام, ﴾ وَءَاتَيۡنَٰهُ ٱلۡإِنجِيلَۖ ﴿ "Dan Kami berikan kepadanya Injil," yang termasuk salah satu kitab Allah سبحانه وتعالى yang mulia,﴾ وَجَعَلۡنَا فِي قُلُوبِ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُ رَأۡفَةٗ وَرَحۡمَةٗۚ ﴿ "dan Kami jadikan dalam hati orang-orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang." Ini sejalan dengan Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ ٱلنَّاسِ عَدَٰوَةٗ لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱلۡيَهُودَ وَٱلَّذِينَ أَشۡرَكُواْۖ وَلَتَجِدَنَّ أَقۡرَبَهُم مَّوَدَّةٗ لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱلَّذِينَ قَالُوٓاْ إِنَّا نَصَٰرَىٰۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّ مِنۡهُمۡ قِسِّيسِينَ وَرُهۡبَانٗا وَأَنَّهُمۡ لَا يَسۡتَكۡبِرُونَ 82 ﴿ "Sungguh kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhan-nya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sungguh kamu dapati orang-orang yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata, 'Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.' Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesung-guhnya mereka tidak menyombongkan diri." (Al-Ma`idah: 82). Karena itulah orang-orang Nasrani adalah orang-orang yang paling berhati lunak ketika mereka masih berada di atas syariat Nabi Isa عليه السلام, ﴾ وَرَهۡبَانِيَّةً ٱبۡتَدَعُوهَا ﴿ "dan mereka mengada-adakan rahbaniy-yah." Rahbaniyyah adalah ibadah; mereka membuat-buat ibadah sendiri. Ibadah-ibadah karangan mereka itu mereka wajibkan atas diri mereka, padahal Allah سبحانه وتعالى tidak mewajibkannya atas mereka, tapi mereka sendirilah yang mewajibkannya atas diri mereka sen-diri dengan niat mendapatkan keridhaan Allah سبحانه وتعالى, namun demikian ﴾ فَمَا رَعَوۡهَا حَقَّ رِعَايَتِهَاۖ ﴿ "mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya." Maksudnya, mereka tidak menunaikannya dan tidak melaksanakan hak-haknya. Dengan demikian mereka mela-kukan dua kelalaian. Mengarang-ngarang sendiri (ajaran agama) dan tidak menunaikan tugas yang mereka sendiri yang mewajib-kannya pada diri mereka. Inilah kondisi umum mereka. Namun di antara mereka ada juga yang konsisten di atas perintah Allah سبحانه وتعالى, karena itulah Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَـَٔاتَيۡنَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنۡهُمۡ أَجۡرَهُمۡۖ ﴿ "Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahala-nya," yaitu mereka yang beriman kepada Nabi Muhammad a di samping beriman kepada Nabi Isa عليه السلام, masing-masing diberi balasan oleh Allah سبحانه وتعالى berdasarkan ke-imanannya. ﴾ وَكَثِيرٞ مِّنۡهُمۡ فَٰسِقُونَ ﴿ "Dan banyak di antara mereka orang-orang yang fasik."
Ayah: 28 - 29 #
{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (28) لِئَلَّا يَعْلَمَ أَهْلُ الْكِتَابِ أَلَّا يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَأَنَّ الْفَضْلَ بِيَدِ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (29)}.
"Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertak-walah kepada Allah dan berimanlah kepada RasulNya, niscaya Allah memberikan rahmatNya kepadamu dua bagian, dan men-jadikan untukmu cahaya, yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Kami terangkan yang demikian itu) supaya ahli Kitab mengetahui bahwa mereka tiada mendapat sedikitpun akan karunia Allah (jika mereka tidak beriman kepada Muhammad), dan bahwasanya karunia itu adalah di Tangan Allah. Dia berikan karunia itu kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan Allah mem-punyai karunia yang besar." (Al-Hadid: 28-29).
#
{28} وهذا الخطابُ يُحتمل أنه خطابٌ لأهل الكتاب، الذين آمنوا بموسى وعيسى عليهما السلام؛ يأمرهم أن يعملوا بمقتضى إيمانهم؛ بأن يتَّقوا الله فيتركوا معاصِيَه ويؤمنوا برسوله محمدٍ - صلى الله عليه وسلم -، وأنَّهم إن فعلوا ذلك؛ أعطاهم الله {كِفْلَيْنِ من رحمتِهِ}؛ أي: نصيبين من الأجر؛ نصيبٍ على إيمانهم بالأنبياء الأقدمين، ونصيبٍ على إيمانهم بمحمدٍ - صلى الله عليه وسلم -. ويُحتمل أن يكون الأمرُ عامًّا؛ يدخل فيه أهلُ الكتابِ وغيرُهم، وهذا الظاهر، وأنَّ الله أمرَهَم بالإيمان والتَّقوى، الذي يدخُلُ فيه جميع الدين ظاهره وباطنه أصوله وفروعه، وأنَّهم إن امتثلوا هذا الأمر العظيم؛ أعطاهم [اللَّه] {كِفْلَيْنِ من رحمتِهِ}؛ لا يعلم قدرهما ولا وصفَهما إلاَّ الله تعالى: أجرٌ على الإيمان وأجرٌ على التقوى، أو أجرٌ على امتثال الأوامر وأجرٌ على اجتناب النَّواهي، أو أنَّ التَّثنية المراد بها تكرار الإيتاء مرةً بعد أخرى. {ويَجْعَل لكم نوراً تمشون به}؛ أي: يعطيكم علماً وهدىً ونوراً تمشون به في ظُلُمات الجهل، ويغفر لكم السيئات، {والله ذو الفضل العظيم}: فلا يُسْتَغْرَبُ كثرةُ هذا الثواب على فضل ذي الفضل العظيم، الذي عمَّ فضلُه أهلَ السماواتِ والأرض؛ فلا يخلو مخلوقٌ من فضله طرفةَ عينٍ ولا أقلَّ من ذلك.
(28) Ada kemungkinan pembicaraan (pesan) ayat ini ditu-jukan kepada ahli kitab, yaitu orang-orang yang beriman kepada Nabi Musa عليه السلام dan Nabi Isa عليه السلام. Allah سبحانه وتعالى memerintah mereka mengerjakan tuntutan keimanan mereka, yaitu bertakwa kepada Allah سبحانه وتعالى dan meninggalkan berbagai kemaksiatan serta beriman kepada RasulNya, Muhammad a. Jika mereka mau mengerjakan hal itu, maka Allah سبحانه وتعالى, memberi mereka ﴾ كِفۡلَيۡنِ مِن رَّحۡمَتِهِۦ ﴿ "dua bagian dari rahmatNya." Maksudnya, dua bagian pahala, satu bagian atas keimanan mereka terhadap para nabi terdahulu dan satu bagian lain atas keimanan mereka kepada Nabi Muhammad a. Kemungkinan lain, ayat ini bersifat perintah umum yang mencakup ahli kitab dan lainnya dan inilah kemungkinan yang zahir. Allah سبحانه وتعالى memerintah semua manusia untuk beriman dan bertakwa yang mencakup seluruh bagian agama, baik secara lahir maupun batin, baik yang pokok maupun cabang-cabangnya. Jika mereka mau mengerjakan semua perintah agung ini, Allah سبحانه وتعالى pasti memberikan ﴾ كِفۡلَيۡنِ مِن رَّحۡمَتِهِۦ ﴿ "dua bagian dari rahmatNya," tidak ada yang mengetahui ukuran serta sifatnya kecuali hanya Allah سبحانه وتعالى semata. Satu bagian atas keimanan dan bagian lain atas ketakwaan. Atau satu bagian pahala atas pelaksanaan berbagai perintah dan satu bagian pahala lain karena meninggalkan berbagai larangan, atau kemungkinan bahwa penyebutan bentuk ganda dalam ayat ini menunjukkan pemberian pahala yang berulang. ﴾ وَيَجۡعَل لَّكُمۡ نُورٗا تَمۡشُونَ بِهِۦ ﴿ "Dan menjadikan untukmu cahaya, yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan," maksudnya, memberi kalian ilmu dan cahaya yang kalian jadikan lentera untuk berjalan dalam gelapnya kebo-dohan dan agar penghuni langit dan bumi memintakan ampunan untuk kalian. ﴾ وَٱللَّهُ ذُو ٱلۡفَضۡلِ ٱلۡعَظِيمِ ﴿ "Dan Allah memiliki karunia yang besar." Sehingga banyaknya pahala yang diberikan oleh Pemilik karunia yang besar itu tidak perlu diherani; karuniaNya meliputi seluruh penghuni langit dan bumi. Tidak ada satu makhluk pun yang terlepas dari karunia Allah سبحانه وتعالى barang sekejap mata sekalipun bahkan tidak lebih sedikit dari itu.
#
{29} وقوله: {لئلاَّ يعلم أهلُ الكتاب ألاَّ يقدِرونَ على شيءٍ من فضل الله}؛ أي: بيَّنا لكم فضلنا وإحساننا لمن آمن إيماناً عامًّا واتَّقى الله وآمن برسوله؛ لأجل أن يكونَ عند أهل الكتاب علمٌ بأنَّهم لا يقدرونَ على شيءٍ من فضل الله؛ أي: لا يحجُرون على الله بحسب أهوائهم وعقولهم الفاسدة، فيقولون: {لن يدخُلَ الجنَّةَ إلاَّ مَن كان هوداً أو نَصارى}، ويَتَمَنَّوْنَ على الله الأمانيَّ الفاسدةَ، فأخبر الله تعالى [أن] المؤمنين برسوله محمدٍ - صلى الله عليه وسلم -، المتَّقين لله أنَّ لهم كِفْلَيْنِ من رحمته ونوراً ومغفرةً؛ رغماً على أنوف أهل الكتاب، وليعلموا {أنَّ الفضلَ بيد الله يؤتيه من يشاءُ}: ممَّنِ اقتضت حكمتُه تعالى أن يؤتِيَه من فضله، {والله ذو الفضل العظيم}: الذي لا يقادَرُ قدرُه.
(29) ﴾ لِّئَلَّا يَعۡلَمَ أَهۡلُ ٱلۡكِتَٰبِ أَلَّا يَقۡدِرُونَ عَلَىٰ شَيۡءٖ مِّن فَضۡلِ ٱللَّهِ ﴿ "(Kami terang-kan yang demikian itu) supaya ahli Kitab mengetahui bahwa mereka tiada mendapat sedikitpun akan karunia Allah (jika mereka tidak beriman kepada Muhammad)." Maksudnya, karunia dan kebaikan Kami yang Kami jelaskan kepada kalian ini adalah untuk orang yang beriman secara umum dan bertakwa kepada Allah سبحانه وتعالى serta beriman kepada RasulNya, agar orang-orang ahli kitab mengetahui bahwa mereka sama sekali tidak mampu menguasai karunia Allah سبحانه وتعالى sedikit pun. Maksudnya, mereka tidak bisa menahan Allah سبحانه وتعالى karena keinginan dan akal mereka yang rusak. Mereka berkata, ﴾ وَقَالُواْ لَن يَدۡخُلَ ٱلۡجَنَّةَ إِلَّا مَن كَانَ هُودًا أَوۡ نَصَٰرَىٰۗ ﴿ "Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata, 'Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi dan Nasrani'." (Al-Baqarah: 111). Mereka juga berangan-angan terhadap Allah سبحانه وتعالى secara tidak benar. Kemudian Allah سبحانه وتعالى memberitahukan bahwa orang-orang yang beriman terhadap Rasulullah a dan bertakwa kepada Allah سبحانه وتعالى akan mendapatkan dua bagian rahmat Allah سبحانه وتعالى dan juga men-dapatkan cahaya serta ampunan, meski ahli kitab memandang rendah, supaya mereka mengetahui ﴾ وَأَنَّ ٱلۡفَضۡلَ بِيَدِ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُۚ ﴿ "bahwa-sanya karunia itu adalah di Tangan Allah, yang Dia berikan kepada siapa yang dikehendakiNya," berdasarkan kebijakan hikmahNya untuk memberikan karuniaNya. ﴾ وَٱللَّهُ ذُو ٱلۡفَضۡلِ ٱلۡعَظِيمِ ﴿ "Dan Allah mempunyai karunia yang besar," yang ukurannya tidak diketahui.
Selesai tafsir Surat al-Hadid. Segala puji dan karunia hanya bagi Allah سبحانه وتعالى semata.