TAFSIR SURAT AR-RAHMAN
( Yang Maha Pengasih )
TAFSIR SURAT AR-RAHMAN
( Yang Maha Pengasih )
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
{الرَّحْمَنُ (1) عَلَّمَ الْقُرْآنَ (2) خَلَقَ الْإِنْسَانَ (3) عَلَّمَهُ الْبَيَانَ (4) الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ (5) وَالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ (6) وَالسَّمَاءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزَانَ (7) أَلَّا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ (8) وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ (9) وَالْأَرْضَ وَضَعَهَا لِلْأَنَامِ (10) فِيهَا فَاكِهَةٌ وَالنَّخْلُ ذَاتُ الْأَكْمَامِ (11) وَالْحَبُّ ذُو الْعَصْفِ وَالرَّيْحَانُ (12) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (13)}.
"
(Rabb) Yang Maha Pengasih. Yang telah mengajarkan al-Qur`an. Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara. Matahari dan bulan
(beredar) menurut perhitungan. Dan bintang-bintang dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepadaNya. Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca
(keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu. dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk
(Nya). Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
(Ar-Rahman: 1-13).
#
{1} هذه السورة الكريمة الجليلةُ افتتحها باسمه الرحمن، الدالِّ على سعة رحمته وعموم إحسانه وجزيل برِّه وواسع فضله، ثم ذَكَرَ ما يدلُّ على رحمته وأثرها الذي أوصله الله إلى عباده من النعم الدينيَّة والدنيويَّة والأخرويَّة، وبعد كل جنس ونوع من نعمه ينبِّه الثقلين لشكره ويقول: {فبأيِّ آلاء ربِّكما تكذِّبان}.
(1) Surat yang mulia nan agung ini Allah awali dengan
(salah satu) NamaNya, yaitu ar-Rahman
(Yang Maha Pengasih), yang menunjukkan betapa luas rahmat dan pemberianNya, serta betapa melimpah kebaikan dan karuniaNya. Kemudian Allah menyebutkan apa yang menunjukkan rahmatNya serta pengaruh yang Allah berikan kepada para hamba berupa nikmat keduniaan, keagamaan, dan keakhiratan. Setelah Allah menyebutkan segala macam dan jenis kenikmatanNya, selanjutnya Dia memperingatkan jin dan manusia untuk bersyukur kepadaNya, dengan berfirman, ﴾ فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ﴿ "Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
#
{2} فذكر أنه: {علم القرآن}؛ أي: علَّم عباده ألفاظه ومعانيه ويسَّرها على عباده، وهذا أعظم منَّة ورحمة رحم بها العباد، حيث أنزل عليهم قرآناً عربياً بأحسن الألفاظ وأوضح المعاني ، مشتملٌ على كلِّ خير، زاجرٌ عن كلِّ شرٍّ.
(2) Allah سبحانه وتعالى menyebutkan
(dalam ayat ini) bahwa Dia ﴾ عَلَّمَ ٱلۡقُرۡءَانَ ﴿ "telah mengajarkan Al-Qur`an," yakni mengajarkan para ham-baNya lafazh-lafazh dan makna al-Qur`an serta memudahkannya untuk mereka. Hal ini merupakan karunia teragung dan kasih sayang yang Dia anugerahkan kepada hamba-hambaNya, di mana Dia سبحانه وتعالى telah menurunkan al-Qur`an berbahasa Arab dengan lafazh paling indah dan makna paling jelas, yang mencakup segala bentuk kebaikan dan mencegah dari segala kejahatan.
#
{3 ـ 4} {خلق الإنسان}: في أحسن تقويم، كامل الأعضاء، مستوفَى الأجزاء، محكم البناء، قد أتقن البارئ تعالى البديع خلقه أيَّ إتقان، وميَّزه على سائر الحيوانات بأن {علَّمه البيانَ}؛ أي: التبيين عمَّا في ضميره. وهذا شاملٌ للتعليم النُّطقيِّ والتعليم الخطِّيِّ؛ فالبيان الذي ميَّز الله به الآدميَّ على غيره من أجلِّ نعمه وأكبرها عليه.
(3-4) ﴾ خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ
﴿ "Dia menciptakan manusia" dalam bentuk yang sebaik-baiknya, dengan anggota badan yang sempurna dan bentuk tubuh yang mantap. Allah سبحانه وتعالى benar-benar telah mencipta-kannya dengan sempurna, dan telah memberinya keistimewaan sehingga berbeda dengan binatang, di mana Dia سبحانه وتعالى ﴾ عَلَّمَهُ ٱلۡبَيَانَ ﴿ "mengajarnya pandai berbicara," untuk dapat menjelaskan apa yang ada di dalam hatinya. Hal ini mencakup pengajaran berbicara dan menulis. Oleh karena itu, kemampuan berbicara
(menjelaskan) yang dengannya Allah سبحانه وتعالى mengistimewakan manusia daripada makhluk lainnya, adalah di antara nikmat yang paling agung dan paling besar.
#
{5} {الشمسُ والقمرُ بحُسْبانٍ}؛ أي: خلق الله الشمس والقمر وسخَّرهما يجريان بحساب مقنَّن وتقدير مقدَّر رحمةً بالعباد وعنايةً بهم، وليقوم بذلك من مصالحهم ما يقوم، وليعرفوا عدد السنين والحساب.
(5) ﴾ ٱلشَّمۡسُ وَٱلۡقَمَرُ بِحُسۡبَانٖ ﴿ "Matahari dan bulan
(beredar) menurut perhitungan," yakni Allah سبحانه وتعالى menciptakan matahari dan bulan serta menundukkan keduanya untuk beredar sesuai dengan perhitungan yang cermat dan terencana sebagai bentuk rahmat dan perhatian Allah kepada para hamba, sebagai kemaslahatan bagi mereka, dan agar mereka mengetahui bilangan tahun dan perhitungan
(waktu).
#
{6} {والنجم والشجر يسجُدان}؛ أي: نجوم السماء وأشجار الأرض تعرِفُ ربَّها وتسجُد له وتطيع وتخضع وتنقاد لما سخَّرها له من مصالح عباده ومنافعهم.
(6) ﴾ وَٱلنَّجۡمُ وَٱلشَّجَرُ يَسۡجُدَانِ ﴿ "Dan bintang-bintang dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepadaNya," yakni, bintang-bintang di langit dan pohon-pohon di bumi, semuanya mengetahui Rabb mereka, sujud kepadaNya, taat, tunduk dan patuh
(dengan melaksanakan) tujuan ia diciptakan dan ditundukkan sebagai kemaslahatan bagi para hamba.
#
{7 ـ 8} {والسماء رفعها}: سقفاً للمخلوقات الأرضيَّة، {ووضع} [اللَّه] {الميزان}؛ أي: العدل بين العبادِ في الأقوال والأفعال، وليس المراد به الميزان المعروف وحده، بل هو كما ذكرنا؛ يدخل فيه الميزان المعروف والمكيال الذي تُكال به الأشياء والمقادير والمساحات التي تُضْبَط بها المجهولات والحقائق التي يُفْصَل بها بين المخلوقات ويُقام بها العدل بينهم، ولهذا قال: {ألاَّ تَطْغَوْا في الميزان}؛ أي: أنزل الله الميزان لئلاَّ تتجاوزوا الحدَّ في الميزان؛ فإنَّ الأمر لو كان يرجع إلى عقولكم وآرائكم؛ لحصل من الخلل ما الله به عليم، ولفسدت السماواتُ والأرض ومن فيهنَّ.
(7-8) ﴾ وَٱلسَّمَآءَ رَفَعَهَا
﴿ "Dan Allah telah meninggikan langit," seba-gai atap bagi makhluk bumi, ﴾ وَوَضَعَ ٱلۡمِيزَانَ
﴿ "dan Dia meletakkan neraca (keadilan)," yakni keadilan di antara para hamba, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Bukan hanya neraca (mizan) yang kita ketahui, akan tetapi yang dimaksudkan dalam ayat ini adalah se-perti yang kami kemukakan, termasuk di dalamnya mizan tersebut, juga alat untuk menakar barang, alat-alat untuk mengetahui segala sesuatu yang belum diketahui, serta hakikat kebenaran yang de-ngannya diputuskan perkara makhluk dan ditegakkan keadilan di antara mereka. Oleh sebab itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ أَلَّا تَطۡغَوۡاْ فِي ٱلۡمِيزَانِ ﴿ "Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu," yakni, Allah سبحانه وتعالى meletakkan neraca
(keadilan) agar mereka tidak melampaui batas di dalam timbangan, karena apabila perkara ini dikembalikan kepada akal dan pemikiran kalian, niscaya akan terjadi kekacauan yang Allah Mahatahu akan hal itu, dan akan rusaklah langit dan bumi serta apa yang ada pada keduanya.
#
{9} {وأقيموا الوزنَ بالقسطِ}؛ أي: اجعلوه قائماً بالعدل، الذي تصل إليه مقدرتكم وإمكانكم، {ولا تُخْسِروا الميزانَ}؛ أي: لا تنقصوه وتعملوا بضدِّه، وهو الجور والظلم والطغيان.
(9) ﴾ وَأَقِيمُواْ ٱلۡوَزۡنَ بِٱلۡقِسۡطِ
﴿ "Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil," artinya, jadikanlah timbangan itu untuk menegakkan keadilan, yang mana kemampuan dan kecakapan kalian sampai kepadanya. ﴾ وَلَا تُخۡسِرُواْ ٱلۡمِيزَانَ ﴿ "Dan janganlah kamu mengurangi neraca itu," yakni janganlah menguranginya dan melakukan sebaliknya, yakni keti-dakadilan, kezhaliman, dan kesewenang-wenangan.
#
{10} {والأرضَ وضعها}: الله على ما كانت عليه من الكثافة والاستقرار واختلاف أوصافها وأحوالها {للأنام}؛ أي: للخلق؛ لكي يستقرُّوا عليها، وتكون لهم مهاداً وفراشاً، يبنون بها ويحرُثون ويغرِسون ويحفرون، ويسلكون سُبُلَها فجاجاً، وينتفعون بمعادنها، وجميع ما فيها مما تدعو إليه حاجتهم بل ضرورتهم.
(10) ﴾ وَٱلۡأَرۡضَ وَضَعَهَا
﴿ "Dan Allah telah meratakan bumi," yang memiliki ketebalan, kepadatan, keberagaman sifat dan kondisi, ﴾ لِلۡأَنَامِ ﴿ "untuk makhluk
(Nya)," agar mereka tinggal di atasnya dan bumi itu menjadi tempat tidur bagi mereka. Di sana mereka mem-bangun
(rumah tempat tinggal), bercocok tanam, mengolah tanah, menggali
(sumur), menapaki jalan-jalan yang luas, memanfaatkan hasil tambang, dan
(memanfaatkan) segala sesuatunya yang men-jadi kebutuhan mereka.
Kemudian Allah سبحانه وتعالى menyebutkan sebagian makanan pokok yang ada di atas bumi, dengan FirmanNya,
#
{11} {فيها فاكهةٌ}: وهي جميع الأشجار التي تثمر الثمراتِ التي يتفكَّه بها العبادُ من العنب والتين والرمان والتُّفاح وغير ذلك، {والنَّخْلُ ذاتُ الأكمام}؛ أي: ذات الوعاء الذي ينفلق عن القِنْوان التي تَخْرُجُ شيئاً فشيئاً حتى تتمَّ فتكون قوتاً يدَّخر ويؤكل ويتزوَّد منه المقيم والمسافر وفاكهةً لذيذةً من أحسن الفواكه.
(11) ﴾ فِيهَا فَٰكِهَةٞ
﴿ "Di bumi itu ada buah-buahan," yakni, semua jenis pepohonan yang menghasilkan buah-buahan yang dapat dinikmati oleh para hamba, berupa buah anggur, buah tin, buah delima, buah apel, dan selainnya, ﴾ وَٱلنَّخۡلُ ذَاتُ ٱلۡأَكۡمَامِ ﴿ "dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang," memiliki kelopak yang merekah dari tandan kemudian keluar sedikit demi sedikit hingga sempurna menjadi makanan pokok yang disimpan, dimakan dan dijadikan sebagai bekal, baik oleh musafir maupun orang yang mukim, serta menjadi buah-buahan terbaik yang lezat dan nikmat.
#
{12} {والحبُّ ذو العصفِ}؛ أي: ذو الساق الذي يُداس فينتفع بتبنه للأنعام وغيرها، ويدخل في ذلك حبُّ البُرِّ والشعير والذُّرة والأرز والدخن وغير ذلك، {والريحانُ}: يُحتمل أنَّ المراد به جميع الأرزاق التي يأكلها الآدميُّون، فيكون هذا من باب عطف العامِّ على الخاصِّ، ويكون الله [تعالى] قد امتنَّ على عباده بالقوت والرزق عموماً وخصوصاً. ويُحتمل أنَّ المراد بالريحان الريحان المعروف، وأنَّ الله امتنَّ على عباده بما يسَّره في الأرض من أنواع الروائح الطيبة والمشامِّ الفاخرة التي تسرُّ الأرواح وتنشرح لها النفوس.
(12) ﴾ وَٱلۡحَبُّ ذُو ٱلۡعَصۡفِ
﴿ "Dan biji-bijian yang berkulit," yakni me-miliki tangkai yang ditebah sehingga bermanfaat untuk binatang ternak dan selainnya. Termasuk di dalamnya, biji gandum, beras gandum, jagung, padi, jewawut dan selainnya. ﴾ وَٱلرَّيۡحَانُ ﴿ "Dan bunga-bunga yang harum baunya," ada kemungkinan bahwa yang dimaksud dengan Firman Allah سبحانه وتعالى ini adalah segala macam rizki yang dikonsumsi oleh manusia, sehingga kalimat ini merupakan pengindukan yang umum kepada yang khusus, yang artinya Allah سبحانه وتعالى telah mengaruniakan kepada para hambaNya berupa makanan dan segala macam rizki, baik secara umum maupun secara khusus. Dan dimungkinkan juga bahwa yang dimaksud dengan ar-Raihan di sini adalah tumbuh-tumbuhan berbau harum yang telah diketa-hui. Artinya bahwa Allah سبحانه وتعالى telah menganugerahkan kepada para hambaNya apa-apa yang menyenangkan di bumi, berupa segala macam yang berbau wangi yang dapat menyegarkan jiwa dan menyenangkan hati.
#
{13} ولما ذَكَرَ جملةً كثيرةً من نعمه التي تشاهد بالأبصار والبصائر، وكان الخطابُ للثَّقلين الجن والإنس؛ قررهم تعالى بنعمه، فقال: {فبأيِّ آلاءِ ربِّكما تكذِّبانِ}؛ أي: فبأيِّ نعم الله الدينيَّة والدنيويَّة تكذِّبان؟ وما أحسن جواب الجن حين تلا عليهم النبيُّ - صلى الله عليه وسلم - هذه السورة؛ فكلَّما مرَّ بقوله: {فبأيِّ آلاءِ ربِّكما تكذِّبان}؛ قالوا: ولا بشيءٍ من آلائك ربنا نكذِّبُ؛ فلك الحمد. فهكذا ينبغي للعبد إذا تليت عليه نعم الله وآلاؤه أن يُقِرَّ بها ويشكر ويحمد الله عليها.
(13) Setelah Allah سبحانه وتعالى menyebutkan banyak dari nikmat-nikmatNya yang dapat disaksikan dengan mata dan pandangan hati, di mana pesan ini ditujukan kepada jin dan manusia, Dia سبحانه وتعالى menyatakan nikmat-nikmatNya kepada mereka dengan berfirman, ﴾ فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
﴿ "Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?" Yakni, nikmat din dan keduniaan manakah yang kalian dustakan? Dan alangkah bagusnya jawaban jin ketika Nabi a membacakan surat ini kepada mereka, setiap sampai kepada Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ﴿ "Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?" Mereka menjawab, "Tidak ada satu pun nikmat dariMu yang kami dustakan wahai Rabb kami, maka bagiMu-lah segala pujian."
[109] Demikianlah yang seharusnya dilaku-kan oleh hamba, apabila disebutkan kepadanya nikmat dan karunia Allah, hendaknya ia mengakui dan mensyukurinya serta memuji Allah سبحانه وتعالى atasnya.
Kemudian Allah تعالى berfirman,
{خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ (14) وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ (15) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (16)}.
"Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembi-kar, Dia menciptakan jin dari nyala api. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
(Ar-Rahman: 14-16).
#
{14} وهذا من نعمه تعالى على عباده؛ حيث أراهم من آثارِ قدرتِهِ وبديع صنعته أنْ {خَلَقَ} أبا {الإنسان}، وهو آدم عليه السلام، {من صلصالٍ كالفخَّارِ}؛ أي: من طينٍ مبلول، قد أحكم بلَّه وأتقن، حتى جفَّ فصار له صلصلةٌ وصوتٌ يشبه صوت الفخَّار، وهو الطين المشويُّ.
(14) Ini merupakan nikmat-nikmat Allah تعالى yang Dia anu-gerahkan kepada para hambaNya, di mana Dia سبحانه وتعالى memperlihatkan kepada mereka di antara bukti KuasaNya dan keindahan ciptaan-Nya, dengan ﴾ خَلَقَ
﴿ "menciptakan" bapak moyang ﴾ ٱلۡإِنسَٰنَ
﴿ "ma-nusia" yaitu Nabi Adam عليه السلام, ﴾ مِن صَلۡصَٰلٖ كَٱلۡفَخَّارِ ﴿ "dari tanah kering seperti tembikar," maksudnya dari tanah basah yang telah Dia ko-kohkan sampai kering sehingga kemudian menjadi tanah yang memiliki kekeringan dan suara seperti suara tembikar, yaitu tanah yang terbakar.
#
{15} {وخلق الجانَّ}؛ أي: أبا الجنِّ، وهو إبليس لعنه الله {من مارج من نارٍ}؛ أي: من لهب النار الصافي، أو الذي قد خالطه الدخان. وهذا يدلُّ على شرف عنصر الآدميِّ المخلوق من الطين والتراب، الذي هو محل الرزانة والثقل والمنافع؛ بخلاف عنصر الجانِّ، وهو النار، التي هي محلُّ الخفَّة والطيش والشرِّ والفساد.
(15) ﴾ وَخَلَقَ ٱلۡجَآنَّ
﴿ "Dia menciptakan jin" maksudnya, bapak moyang jin, yaitu iblis –semoga Allah melaknatnya– ﴾ مِن مَّارِجٖ مِّن نَّارٖ ﴿ "dari nyala api," maksudnya, dari nyala api yang tulen, atau yang telah bercampur dengan asap. Ini menunjukkan kemuliaan unsur manusia yang diciptakan dari tanah yang merupakan tempat ke-mantapan, berat, dan sarat dengan manfaat. Berbeda halnya dengan unsur jin yaitu api yang merupakan keringanan
(enteng), keburukan, dan kerusakan.
#
{16} ولما بيَّن خَلْقَ الثَّقَلَين ومادة ذلك ، وكان ذلك مِنَّةً منه تعالى عليهم ؛ قال: {فبأيِّ آلاءِ ربِّكما تكذِّبانِ}؟!
(16) Tatkala menjelaskan penciptaan jin dan manusia serta materi untuk menciptakannya, yang mana hal itu merupakan anu-gerah Allah تعالى atas mereka, Dia سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ﴿ "Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
{رَبُّ الْمَشْرِقَيْنِ وَرَبُّ الْمَغْرِبَيْنِ (17) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (18)}.
"Rabb yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Rabb yang memelihara kedua tempat terbenamnya. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
(Ar-Rahman: 17-18).
#
{17 ـ 18} أي: هو تعالى ربُّ كلِّ ما أشرقت عليه الشمس والقمر والكواكب النيِّرة، وكلِّ ما غربت عليه، وكلِّ ما كانا فيه؛ فالجميع تحت تدبيره وربوبيته، وثنَّاهما هنا باعتبار مشارقها شتاءً وصيفاً. والله أعلم.
(17-18) Maksudnya, Allah سبحانه وتعالى adalah Rabb segala sesuatu yang matahari, bulan, dan bintang-bintang yang bercahaya terbit terhadapnya, dan Rabb segala sesuatu yang apa saja terbenam da-rinya, serta segala sesuatu yang keduanya ada padanya. Semuanya berada di bawah pengaturan dan rububiyahNya. Di dalam ayat ini Allah menyebutkan timur dan barat dalam bentuk mutsanna
(dua) menurut tempat terbit musim dingin dan musim panas. Wallahu a'lam.
{مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ (19) بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَا يَبْغِيَانِ (20) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (21) يَخْرُجُ مِنْهُمَا اللُّؤْلُؤُ وَالْمَرْجَانُ (22) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (23)}.
"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya ke-mudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(Dari keduanya keluar mutiara dan marjan. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?" (Ar-Rahman: 19-23).
#
{19 ـ 23} المراد بالبحرين: البحر العذب والبحر المالح؛ فهما يلتقيان [كلاهما]، فيصبُّ العذب في البحر المالح ويختلطان ويمتزجان، ولكنَّ الله تعالى جعل بينهما برزخاً من الأرض، حتى لا يبغي أحدهما على الآخر، ويحصُلَ النفع بكلٍّ منهما؛ فالعذب منه يشربون وتشرب أشجارهم وزروعهم وحروثهم، والملح به يطيبُ الهواء ويتولَّد الحوت والسمك واللؤلؤ والمرجان، ويكون مستقرًّا مسخراً للسفن والمراكب، ولهذا قال:
(19-23) Yang dimaksud dengan dua lautan adalah laut tawar dan laut asin, keduanya saling bertemu sehingga yang tawar mengenai yang asin dan bercampur. Akan tetapi Allah سبحانه وتعالى telah menjadikan di antara keduanya batas pemisah dari tanah sehingga salah satunya tidak melampaui yang lain dan keduanya memiliki manfaat masing-masing. Laut tawar sebagai minuman jin dan manusia, pepohonan, serta sawah ladang mereka. Sedangkan laut yang asin menjadikan udara segar dan menghasilkan berbagai macam ikan, mutiara serta marjan, dan menjadi tempat berlayar bagi kapal dan perahu.
Oleh karena itu Dia سبحانه وتعالى berfirman,
{وَلَهُ الْجَوَارِ الْمُنْشَآتُ فِي الْبَحْرِ كَالْأَعْلَامِ (24) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (25)}.
"Dan kepunyaanNya-lah bahtera-bahtera yang tinggi layar-nya di lautan laksana gunung-gunung. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
(Ar-Rahman: 24-25).
#
{24 ـ 25} أي: وسخَّر تعالى لعباده السفن الجواري التي تمخرُ البحر وتشقُّه بإذن الله، التي ينشئها الآدميون، فتكون من عِظَمِها وكبرها كالأعلام، وهي الجبال العظيمة، فيركبها الناس، ويحملون عليها أمتعتهم وأنواع تجاراتهم وغير ذلك ممّا تدعو إليه حاجتهم وضرورتهم، وقد حفظها حافظُ السماواتِ والأرض، وهذه من نعم الله الجليلة، ولهذا قال: {فبأيِّ آلاء ربِّكما تكذِّبان}؟!
(24-25) Maksudnya, Allah سبحانه وتعالى menciptakan bagi para ham-baNya bahtera-bahtera yang mengarungi dan memecah lautan dengan izin Allah, yang mana bahtera-bahtera tersebut dibuat oleh manusia sehingga karena besarnya laksana al-A'lam, yaitu gunung-gunung yang menjulang tinggi. Kemudian manusia menaikinya dan membawa di atasnya segala macam barang dagangan mereka serta segala sesuatu yang menjadi kebutuhan pokok mereka. Dan sungguh Allah Sang Penjaga langit dan bumi telah menjaga dan memeliharanya, hal itu merupakan nikmat Allah yang sangat agung. Oleh sebab itu Dia سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ﴿ "Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
{كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ (26) وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ (27) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (28)}.
"Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
(Ar-Rahman: 26-28).
#
{26 ـ 28} أي: كلُّ مَن على الأرض من إنسٍ وجنٍّ ودوابٍّ وسائر المخلوقات يفنى [ويموت] ويبيد، ويبقى الحيُّ الذي لا يموت، {ذو الجلال والإكرام}؛ أي: ذو العظمة والكبرياء والمجد، الذي يعظَّم ويبجَّل ويجلُّ لأجله، والإكرام الذي هو سعة الفضل والجود، الذي يكرم أولياءه وخواصَّ خلقه بأنواع الإكرام، الذي يكرِمُه أولياؤه ويجلُّونه ويعظِّمونه ويحبُّونه وينيبون إليه ويعبدونه. {فبأيِّ آلاء ربِّكما تكذِّبانِ}؟!
(26-28) Maksudnya, semua yang ada di bumi, baik manu-sia, jin, binatang maupun semua makhluk akan mati dan binasa, dan tetap kekallah Allah Yang Mahahidup
(Kekal) Yang tidak akan mati. ﴾ ذُو ٱلۡجَلَٰلِ وَٱلۡإِكۡرَامِ
﴿ "Yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan," maksudnya memiliki keagungan, kebesaran, dan kemuliaan, yang diagungkan, dibesarkan dan dimuliakan karenanya. Dan memiliki kemuliaan, yakni keluasan anugerah dan derma, di mana Dia سبحانه وتعالى memuliakan para kekasih dan para hamba istimewaNya dengan berbagai macam kemuliaan. Dan para waliNya memuliakan, membesarkan, mengagungkan, mencintaiNya serta kembali dan beribadah kepadaNya. ﴾ فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ﴿ "Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
{يَسْأَلُهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ (29) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (30)}.
"Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap waktu Dia dalam kesibukan. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
(Ar-Rahman: 29-30).
#
{29 ـ 30} أي: هو الغنيُّ بذاته عن جميع مخلوقاته، وهو واسعُ الجود والكرم، فكلُّ الخلق مفتقرون إليه، يسألونه جميع حوائجهم بحالهم ومقالهم، ولا يستغنون عنه طرفةَ عينٍ ولا أقلَّ من ذلك، وهو تعالى {كلَّ يوم هو في شأنٍ}: يغني فقيراً ويجبرُ كسيراً ويعطي قوماً، ويمنع آخرينَ، ويميتُ، ويُحيي، ويخفض، ويرفع ، لا يشغلُه شأنٌ عن شأنٍ، ولا تغلِّطُه المسائل، ولا يبرِمُه إلحاح الملحين، ولا طول مسألةِ السائلين. فسبحان الكريم الوهَّاب، الذي عمَّت مواهبه أهل الأرض والسماواتِ، وعمَّ لطفه جميع الخلق في كلِّ الآنات واللحظات، وتعالى الذي لا يمنعه من الإعطاء معصيةُ العاصين ولا استغناءُ الفقراء الجاهلين به وبكرمِهِ.
وهذه الشؤون التي أخبر أنَّه [تعالى] {كلَّ يوم هو في شأنٍ}: هي تقاديره وتدابيره التي قدَّرها في الأزل وقضاها، لا يزال تعالى يمضيها وينفذها في أوقاتها التي اقتضتها حكمته، وهي أحكامُه الدينيَّة التي هي الأمر والنهي، والقدريَّة التي يُجريها على عباده مدَّة مقامهم في هذه الدار، حتى إذا تمَّتْ هذه الخليقة، وأفناهم الله تعالى، وأراد أن ينفِّذَ فيهم أحكام الجزاء ويريهم من عدله وفضله وكثرة إحسانه ما به يعرِفونه ويوحِّدونه؛ نقل المكلَّفين من دار الابتلاء والامتحان إلى دار الحيوان، وفرغ حينئذٍ لتنفيذ هذه الأحكام التي جاء وقتُها، وهو المراد بقولِهِ:
(29-30) Maksudnya, Dia Mahakaya dengan DzatNya
(tidak membutuhkan apa pun) dari semua makhlukNya. Dia Maha Luas kedermawanan dan kemuliaanNya. Semua makhluk membutuh-kanNya, di mana mereka selalu memohon segala macam kebu-tuhan mereka kepadaNya, baik dengan kondisi maupun dengan ucapan mereka. Mereka akan selalu membutuhkanNya setiap waktu dan setiap saat, dan Dia سبحانه وتعالى ﴾ كُلَّ يَوۡمٍ هُوَ فِي شَأۡنٖ
﴿ "setiap waktu dalam kesibukan," mencukupkan orang fakir, menutupi kebutuhan orang yang sedang kekurangan, memberi kepada suatu kaum dan mena-han dari kaum yang lain, mematikan dan menghidupkan, meren-dahkan dan mengangkat derajat, namun tidak ada satu urusan pun yang menyibukkanNya dari urusan yang lain. Tidak akan membuatNya marah dengan banyaknya permintaan, tidak akan jemu dengan orang yang selalu dan terus menerus memohon ke-padaNya. Mahasuci Allah Yang Mahamulia lagi Maha Memberi, yang pemberianNya meliputi seluruh penghuni bumi dan langit, dan kemurahanNya meliputi seluruh makhluk di setiap waktu dan masa. Mahatinggi Allah yang anugerahNya tidak terhenti oleh kemaksiatan orang yang bermaksiat dan sikap ketidakbutuhan orang-orang fakir yang bodoh kepadaNya dan kepada kederma-wananNya.
Kesibukan-kesibukan yang Allah سبحانه وتعالى kabarkan melalui Fir-manNya, ﴾ كُلَّ يَوۡمٍ هُوَ فِي شَأۡنٖ ﴿ "Setiap waktu Dia dalam kesibukan" adalah: Ketentuan takdir dan segala pengaturanNya yang telah Dia takdir-kan dan Dia tentukan sejak zaman azali. Dia selalu menakdirkan dan melaksanakan ketentuan-ketentuan tersebut pada waktu-wak-tunya yang sesuai dengan tuntutan hikmahNya. Yaitu hukum-hukumNya yang berkenaan dengan agama yang mencakup perin-tah dan larangan, dan takdir yang Dia berlakukan terhadap para hambaNya selama mereka hidup di dunia ini. Hingga tatkala sem-purna
(usai) semua perkara tersebut, Allah تعالى akan membinasakan mereka dan kemudian memberlakukan pembalasan atas segala amal perbuatan mereka dan memperlihatkan kepada mereka keadilan dan karunia serta kebaikanNya yang berlimpah, yang dengannya mereka mengetahui dan mentauhidkanNya. Dia سبحانه وتعالى memindahkan makhluk yang dibebani syariat dari tempat ujian dan cobaan menuju tempat kehidupan yang sebenarnya. Ketika itulah dilaksanakan keputusan
(pengadilan) yang telah datang waktunya, dan inilah yang dimaksudkan dalam FirmanNya,
{سَنَفْرُغُ لَكُمْ أَيُّهَ الثَّقَلَانِ (31) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (32)}.
"Kami akan memperhatikan sepenuhnya kepadamu hai manu-sia dan jin. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
(Ar-Rahman: 31-32).
#
{31 ـ 32} أي: سَنَفْرُغُ لحسابكم ومجازاتكم بأعمالكم التي عملتموها في دار الدُّنيا.
(31-32) Maksudnya, Kami akan memperhatikan sepenuh-nya perhitungan dan pembalasan segala amal perbuatan kalian yang telah kalian lakukan di dunia.
{يَامَعْشَرَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ تَنْفُذُوا مِنْ أَقْطَارِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ فَانْفُذُوا لَا تَنْفُذُونَ إِلَّا بِسُلْطَانٍ (33) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (34)}].
"Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus
(melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
(Ar-Rahman: 33-34).
#
{33 ـ 34} أي: إذا جمعهم الله في موقف القيامة؛ أخبرهم بعجزهم وضَعْفهم وكمال سلطانِهِ ونفوذ مشيئتِهِ وقدرتِهِ، فقال معجِّزاً لهم: {يا معشر الجنِّ والإنسِ إنِ اسْتَطَعْتُم أن تَنفُذوا من أقطارِ السمواتِ والأرضِ}؛ أي: تجدون مسلكاً ومنفذاً تخرجون به عن ملك الله وسلطانه، {فانفُذوا لا تَنفُذونَ إلاَّ بسلطانٍ}؛ أي: لا تخرجون منه إلاَّ بقوَّةٍ وتسلُّطٍ منكم وكمال قدرةٍ، وأنَّى لهم ذلك وهم لا يملكون لأنفسهم نفعاً ولا ضرًّا ولا موتاً ولا حياةً ولا نشوراً؛ ففي ذلك الموقف لا يتكلَّم أحدٌ إلاَّ بإذنه، ولا تسمعُ إلاَّ همساً، وفي ذلك الموقف يستوي الملوك والمماليك والرؤساء والمرؤوسون والأغنياء والفقراء.
(33-34) Maksudnya, apabila Allah سبحانه وتعالى mengumpulkan me-reka semua di Hari Kiamat kelak, Allah kemudian mengabarkan kepada mereka akan ketidakberdayaan dan kelemahan mereka serta kesempurnaan kekuatan Allah dan berlakunya kehendak dan kekuasaanNya. Dia سبحانه وتعالى berfirman dengan menyatakan ketidakber-dayaan mereka, ﴾ يَٰمَعۡشَرَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ إِنِ ٱسۡتَطَعۡتُمۡ أَن تَنفُذُواْ مِنۡ أَقۡطَارِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ
﴿ "Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) pen-juru langit dan bumi," maksudnya, (jika kalian) menemukan jalan keluar sehingga kalian bisa melewatinya untuk keluar dari kerajaan dan kekuasaan Allah, ﴾ فَٱنفُذُواْۚ لَا تَنفُذُونَ إِلَّا بِسُلۡطَٰنٖ ﴿ "maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan" maksudnya, kalian tidak akan bisa keluar darinya melainkan dengan kekuatan dan kemampuan yang sempurna. Namun bagaimana mungkin mereka bisa melakukan itu semua, sedangkan mereka sendiri sama sekali tidak mampu mendatangkan suatu kemanfaatan pun bagi dirinya, tidak memiliki kuasa untuk
(menolak) kemudaratan dari dirinya, tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak pula membang-kitkan. Pada hari itu tidak ada seorang pun yang
(dapat) berbicara kecuali dengan izinNya, engkau tidak akan mendengar kecuali bisikan saja. Pada hari itu akan sama antara raja dengan rakyat, antara pimpinan dengan yang dipimpin dan antara yang kaya dengan yang miskin.
Kemudian Allah سبحانه وتعالى menyebutkan apa yang telah Dia siapkan untuk mereka di hari itu,
{يُرْسَلُ عَلَيْكُمَا شُوَاظٌ مِنْ نَارٍ وَنُحَاسٌ فَلَا تَنْتَصِرَانِ (35) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (36)}.
"Kepada kamu,
(jin dan manusia) dilepaskan nyala api dan cairan tembaga, maka kamu tidak dapat menyelamatkan diri
(dari padanya). Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
(Ar-Rahman: 35-36).
#
{35 ـ 36} أي: {يرسَل عليكما} لهبٌ صافٍ من النار {ونحاسٌ} وهو اللهب الذي قد خالَطَه الدخانُ. والمعنى: أنَّ هذين الأمرين الفظيعين يرسلانِ عليكما [يا معشر الجن والإنس] ويحيطانِ بكما فلا تنتصران؛ لا بناصرٍ من أنفسكم، ولا بأحدٍ ينصُرُكم من دون الله. ولما كان تخويفُهُ لعباده نعمةً منه عليهم وسوطاً يسوقهم به إلى أعلى المطالب وأشرف المواهب؛ ذكر منَّته بذلك فقال: {فبأيِّ آلاءِ ربِّكما تكذِّبانِ}؟!
(35-36) ﴾ يُرۡسَلُ عَلَيۡكُمَا شُوَاظٞ
﴿ "Kepada kamu, (jin dan manusia) di-lepaskan nyala api," yaitu jilatan api neraka ﴾ وَنُحَاسٞ
﴿ "dan an-Nuhas," yaitu nyala api yang telah bercampur dengan asap. Maknanya adalah, bahwa dua hal yang sangat mengerikan itu dilepaskan kepada kalian wahai segenap bangsa jin dan manusia sehingga keduanya meliputi kalian, maka kalian tidak akan dapat menyela-matkan diri. Kalian tidak dapat menyelamatkan diri dan tidak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan diri kalian kecuali Allah سبحانه وتعالى. Dan tatkala peringatan yang menakutkan dari Allah bagi para hambaNya adalah merupakan bentuk kenikmatan dariNya atas mereka dan sebagai cambuk yang akan mengantarkan mereka kepada keinginan tertinggi dan cita-cita termulia, maka kemudian Allah menyebutkan karuniaNya akan hal itu seraya berfirman, ﴾ فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ﴿ "Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
[{فَإِذَا انْشَقَّتِ السَّمَاءُ فَكَانَتْ وَرْدَةً كَالدِّهَانِ (37) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (38) فَيَوْمَئِذٍ لَا يُسْأَلُ عَنْ ذَنْبِهِ إِنْسٌ وَلَا جَانٌّ (39) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (40) يُعْرَفُ الْمُجْرِمُونَ بِسِيمَاهُمْ فَيُؤْخَذُ بِالنَّوَاصِي وَالْأَقْدَامِ (41) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (42)}].
"Maka apabila langit telah terbelah sehingga menjadi merah mawar seperti
(kilapan) minyak. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Pada waktu itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandanya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki mereka. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
(Ar-Rahman: 37-42).
#
{37 ـ 38} {فإذا انشقَّتِ السماءُ}؛ أي: يوم القيامة من الأهوال وكثرة البلبال وترادُف الأوجال، فانخسفتْ شمسُها وقمرُها، وانتثرتْ نجومُها؛ {فكانت}: من شدَّة الخوفِ والانزعاج {وردةً كالدِّهانِ}؛ أي: كانت كالمهل والرصاص المذابِ ونحوه. {فبأيِّ آلاء ربِّكما تكذِّبان}؟!
(37-38) ﴾ فَإِذَا ٱنشَقَّتِ ٱلسَّمَآءُ
﴿ "Maka apabila langit telah terbelah" yaitu pada Hari Kiamat karena kengerian, kedahsyatan, dan ke-takutan yang sangat, sehingga matahari dan bulan mengalami gerhana, dan bintang-bintang jatuh berserakan ﴾ فَكَانَتۡ
﴿ "sehingga menjadi" karena begitu dahsyat dan menakutkannya ﴾ وَرۡدَةٗ كَٱلدِّهَانِ
﴿ "merah mawar seperti (kilapan) minyak" seperti perak yang diluluh-kan dan semisalnya, ﴾ فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ﴿ "Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
#
{39 ـ 40} {فيومئذٍ لا يُسأل عن ذنبه إنسٌ ولا جانٌّ}؛ أي: سؤال استعلام بما وقع؛ لأنَّه تعالى عالم الغيب والشهادة والماضي والمستقبل، ويريد أن يجازي العباد بما علمه من أحوالهم، وقد جعل لأهل الخيرِ والشرِّ يوم القيامةِ علاماتٍ يُعرفون بها؛ كما قال تعالى: {يومَ تَبْيَضُّ وجوهٌ وتَسْوَدُّ وجوهٌ}.
(39-40) ﴾ فَيَوۡمَئِذٖ لَّا يُسۡـَٔلُ عَن ذَنۢبِهِۦٓ إِنسٞ وَلَا جَآنّٞ
﴿ "Pada waktu itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya," maksudnya, pertanyaan untuk mengetahui apa yang telah terjadi, karena Allah سبحانه وتعالى Maha Menge-tahui yang ghaib dan yang nampak, yang telah berlalu maupun yang akan datang. Dan Allah akan membalas (segala perbuatan) para hamba dengan apa yang Dia ketahui dari segala kondisi mereka. Dan pada Hari Kiamat telah dijadikan tanda-tanda yang dengannya dapat diketahui para pelaku kebaikan dan para pelaku kejahatan, sebagaimana Firman Allah تعالى dalam ayat yang lain,
﴾ يَوۡمَ تَبۡيَضُّ وُجُوهٞ وَتَسۡوَدُّ وُجُوهٞۚ ﴿
"Pada hari di waktu itu ada wajah-wajah yang berseri dan ada pula wajah-wajah yang hitam muram."
(Ali Imran: 106).
#
{41 ـ 42} وقال هنا: {يُعْرَفُ المجرمون بسيماهم فيؤخَذُ بالنواصي والأقدام. فبأيِّ آلاءِ ربِّكما تكذِّبانِ}؛ أي: فيؤخذ بنواصي المجرمين وأقدامهم، فيُلْقَوْنَ في النار ويُسحبون إليها. وإنَّما يسألهم تعالى سؤال توبيخ وتقريرٍ بما وقع منهم، وهو أعلم به منهم، ولكنَّه تعالى يريد أن تَظْهَرَ للخلق حجَّته البالغة وحكمته الجليلة.
(41-42) Di sini kemudian Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَيَوۡمَئِذٖ لَّا يُسۡـَٔلُ عَن ذَنۢبِهِۦٓ إِنسٞ وَلَا جَآنّٞ 39 فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 40 ﴿ "Orang-orang yang berdosa dikenal dengan tanda-tandanya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki me-reka. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?" Maksudnya, ubun-ubun dan kaki mereka dipegang untuk kemu-dian mereka diseret dan dilemparkan ke dalam api neraka. Perta-nyaan Allah dalam ayat ini hanyalah sebagai celaan dan pembuktian akan apa yang telah mereka lakukan. Pada hakikatnya Dia lebih mengetahui daripada mereka, hanya saja Allah سبحانه وتعالى menghendaki agar keagungan hujjah dan hikmahNya tampak disaksikan oleh seluruh makhlukNya.
{هَذِهِ جَهَنَّمُ الَّتِي يُكَذِّبُ بِهَا الْمُجْرِمُونَ (43) يَطُوفُونَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ حَمِيمٍ آنٍ (44) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (45)}.
"Inilah neraka Jahanam yang didustakan oleh orang-orang berdosa. Mereka berkeliling di antaranya dan di antara air yang mendidih yang memuncak panasnya. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
(Ar-Rahman: 43-45).
#
{43 ـ 45} أي: يقالُ للمكذِّبين بالوعد والوعيد حين تُسَعَّر الجحيم: {هذه جهنَّمُ التي يكذِّبُ بها المجرمون}: فلْيهنهم تكذيبُهم بها، ولْيذوقوا من عذابها ونَكالها وسعيرها وأغلالها ما هو جزاءٌ لهم على تكذيبهم ، يطوفون بين أطباق الجحيم ولهبها، {وبين حميم آنٍ}؛ أي: ماء حارٍّ جدًّا قد انتهى حرُّه، وزمهريرٍ قد اشتدَّ بردُه وقرُّه. {فبأيِّ آلاءِ ربِّكما تكذِّبانِ}؟!
(43-45) Maksudnya, dikatakan kepada orang-orang yang mendustakan janji dan ancaman Allah ketika neraka dinyalakan, ﴾ هَٰذِهِۦ جَهَنَّمُ ٱلَّتِي يُكَذِّبُ بِهَا ٱلۡمُجۡرِمُونَ
﴿ "Inilah Neraka Jahanam yang didustakan oleh orang-orang berdosa," kehinaanlah yang mereka rasakan akibat pen-dustaan tersebut, dan biarlah mereka merasakan azab, kengerian, nyala api, dan belenggu Neraka Jahanam yang merupakan balasan atas pengingkaran mereka. Mereka berkeliling di antara jilatan api neraka, ﴾ وَبَيۡنَ حَمِيمٍ ءَانٖ
﴿ "dan di antara air yang mendidih yang memuncak panasnya," yaitu air sangat panas yang telah mencapai puncak panasnya, dan air sangat dingin yang telah sampai pada puncak kedinginannya. ﴾ فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ﴿ "Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
Dan setelah Allah سبحانه وتعالى menyebutkan apa-apa yang ditimpakan terhadap orang-orang yang berdosa, maka Dia kemudian menye-butkan balasan bagi orang-orang yang bertakwa lagi takut kepada-Nya, maka FirmanNya,
{وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ (46) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (47) ذَوَاتَا أَفْنَانٍ (48) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (49) فِيهِمَا عَيْنَانِ تَجْرِيَانِ (50) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (51) فِيهِمَا مِنْ كُلِّ فَاكِهَةٍ زَوْجَانِ {(52) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (53) مُتَّكِئِينَ عَلَى فُرُشٍ بَطَائِنُهَا مِنْ إِسْتَبْرَقٍ وَجَنَى الْجَنَّتَيْنِ دَانٍ (54) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (55) فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ (56) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (57) كَأَنَّهُنَّ الْيَاقُوتُ وَالْمَرْجَانُ (58) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (59) هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ (60) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (61) وَمِنْ دُونِهِمَا جَنَّتَانِ (62) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (63) مُدْهَامَّتَانِ (64) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (65) فِيهِمَا عَيْنَانِ نَضَّاخَتَانِ (66) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (67) فِيهِمَا فَاكِهَةٌ وَنَخْلٌ وَرُمَّانٌ (68) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (69) فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ (70) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (71) حُورٌ مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ (72) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (73) لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ (74) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (75) مُتَّكِئِينَ عَلَى رَفْرَفٍ خُضْرٍ وَعَبْقَرِيٍّ حِسَانٍ (76) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (77) تَبَارَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِي الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ (78)}.
"Dan bagi orang yang takut saat menghadap Rabbnya ada dua surga. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Kedua surga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasang-pasangan. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Mereka bertelekan di atas perma-dani yang sebelah dalamnya dari sutra, dan buah-buahan surga itu dapat
(dipetik) dari dekat. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka
(penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Seakan-akan bidadari-bidadari itu permata yakut dan marjan. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Tidak ada ba-lasan kebaikan kecuali kebaikan
(pula). Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Dan selain dari surga itu ada dua surga lagi. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Kedua surga itu
(kelihatan) hijau tua warnanya. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Di dalam kedua surga itu ada dua mata air yang memancar. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Di dalam keduanya ada
(macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dus-takan? Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?
(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Mereka tidak pernah disentuh oleh manu-sia sebelum mereka
(penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani yang indah. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan? Mahaagung nama Rabbmu Yang Mempunyai Kebesaran dan Karunia."
(Ar-Rahman: 46-78).
#
{46 ـ 47} أي: وللذي خاف ربَّه وقيامه عليه، فترك ما نهى عنه، وفعل ما أمره به؛ له {جنَّتانِ} من ذهبٍ آنيتهما وحليتهما وبنيانهما وما فيهما، إحدى الجنتين جزاءً على ترك المنهيَّات، والأخرى على فعل الطَّاعات.
(46-47) Maksudnya, orang yang takut kepada Rabbnya dan takut saat akan menghadap kepadaNya, sehingga dengan itu dia meninggalkan apa yang dilarang Allah dan menunaikan apa yang diperintahkanNya, maka baginya ﴾ جَنَّتَانِ ﴿ "ada dua surga" yang ter-buat dari emas, berupa bejana-bejana, perhiasan dan bangunan maupun segala sesuatu yang ada di dalam keduanya. Salah satu surga adalah sebagai balasan meninggalkan larangan-larangan, sedangkan surga yang lain adalah sebagai balasan melakukan ketaatan-ketaatan.
#
{48 ـ 49} ومن أوصاف تلك الجنتين أنَّهما {ذواتا أفنانٍ}؛ أي: فيهما من ألوان النَّعيم المتنوِّعة؛ نعيم الظاهر والباطن؛ ما لا عينٌ رأتْ ولا أذنٌ سمعتْ ولا خطرَ على قلب بشرٍ؛ أي: فيهما الأشجار الكثيرة الزاهرة، ذوات الغصون الناعمة، التي فيها الثمار اليانعة الكثيرة اللَّذيذة.
(48-49) Dan di antara sifat-sifat kedua surga itu adalah bahwa ﴾ ذَوَاتَآ أَفۡنَانٖ ﴿ "kedua surga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan" maksudnya, di dalam dua surga tersebut terdapat beraneka ragam kenikmatan yang bermacam-macam, baik nikmat lahir maupun nikmat batin, yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam benak manusia, yaitu di dalam keduanya terdapat pepohonan yang sangat banyak nan indah, yang memiliki ranting-ranting halus
(enak dipandang), dan terdapat padanya buah-buahan yang matang dan sangat banyak lagi enak rasanya.
#
{50 ـ 51} وفي تلك الجنتين {عينانِ تجريانِ}: يفجِّرونَهما على ما يريدون ويشتَهون.
(50-51) Di dalam dua surga tersebut ﴾ عَيۡنَانِ تَجۡرِيَانِ ﴿ "ada dua buah mata air yang mengalir" di mana mereka
(para penghuni surga) dapat mengalirkannya sesuai dengan kemauan dan keinginan mereka.
#
{52 ـ 53} {فيهما من كلِّ فاكهةٍ}: من جميع أصناف الفواكه {زوجان}؛ أي: صنفان؛ كلُّ صنف له لَذَّةٌ ولونٌ ليس للنوع الآخر.
(52-53) ﴾ فِيهِمَا مِن كُلِّ فَٰكِهَةٖ
﴿ "Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan" dari semua macam buah-buahan ﴾ زَوۡجَانِ ﴿ "yang berpasang-pasangan" yaitu memiliki dua macam, setiap macam buah-buahan tersebut memiliki kelezatan dan warna yang tidak ada pada macam buah-buahan yang lain.
#
{54 ـ 55} {متكئين على فرشٍ بطائِنُها من إستبرقٍ}: هذه صفة فُرُشِ أهل الجنَّة وجلوسهم عليها، وأنَّهم متَّكئون عليها؛ أي: جلوسَ تمكُّن واستقرار وراحةٍ؛ كجلوس الملوك على الأسرَّة، وتلك الفُرُش لا يعلم وصفَها وحسنَها إلاَّ الله تعالى ، حتى إنَّ بطائنها التي تلي الأرض منها من إستبرقٍ وهو أحسن الحرير وأفخره؛ فكيف بظواهرها التي يباشرون ، {وجنى الجنَّتينِ دانٍ}: الجنى هو الثمر المستوي؛ أي: وثمر هاتين الجنتين قريبُ التناول، ينالُه القائم والقاعدُ والمضطجع.
(54-55) ﴾ مُتَّكِـِٔينَ عَلَىٰ فُرُشِۭ بَطَآئِنُهَا مِنۡ إِسۡتَبۡرَقٖۚ
﴿ "Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra." Ini adalah ciri-ciri per-madani penghuni surga dan bagaimana mereka duduk di atasnya, yaitu mereka bertelekan di atas permadani tersebut, duduk nya-man, tenang dan menyenangkan, sebagaimana duduknya raja di atas singgasana. Permadani-permadani itu tidak ada yang me-ngetahui gambaran ciri khas dan keindahannya kecuali Allah تعالى, sampai sebelah dalamnya yang langsung bersentuhan dengan tanah terbuat dari kain sutra yang paling bagus dan paling mewah, maka bagaimana halnya dengan bagian atasnya yang langsung bersentuhan dengan mereka? ﴾ وَجَنَى ٱلۡجَنَّتَيۡنِ دَانٖ ﴿ "Dan buah-buahan surga itu dapat
(dipetik) dari dekat." اَلْجَنَى adalah buah-buahan yang datar, yakni, buah-buahan yang ada di dua surga ini dekat
(mudah) untuk dipetik, di mana dapat diambil oleh orang yang
(dalam keadaan) berdiri, duduk maupun berbaring.
#
{56 ـ 59} {فيهنَّ قاصراتُ الطرفِ}؛ أي: قد قصرنَ طرفهنَّ على أزواجهنَّ من حسنهم وجمالهم وكمال محبتهنَّ لهم، وقصرنَ أيضاً طرفَ أزواجهنَّ عليهنَّ من حسنهنَّ وجمالهنَّ ولَذَّةِ وصالهنَّ وشدَّة محبَّتهنَّ، {لم يطمثهنَّ إنسٌ قبلَهم ولا جانٌّ}؛ أي: لم ينلهنَّ أحدٌ قبلهم من الإنس والجنِّ، بل هنَّ أبكارٌ عربٌ متحبِّباتٌ إلى أزواجهنَّ؛ بحسن التبعُّل والتغنُّج والملاحة والدَّلال، ولهذا قال: {كأنهنَّ الياقوت والمرجان}، وذلك لصفائهنَّ وجمال منظرهنَّ وبهائهنَّ.
(56-59) ﴾ فِيهِنَّ قَٰصِرَٰتُ ٱلطَّرۡفِ
﴿ "Di dalam surga itu ada bidadari-bi-dadari yang sopan menundukkan pandangannya," maksudnya, mereka hanya memandang suami-suami mereka karena ketampanan dan keindahan wajah (para suami) serta kesempurnaan cinta mereka terhadap para suami mereka. Dan mereka juga menjadikan para suami menundukkan pandangan, sehingga hanya memandang mereka karena kecantikan dan keindahan wajah mereka dan kese-nangan untuk selalu berhubungan dengan mereka serta kecintaan yang begitu mendalam kepada mereka. ﴾ لَمۡ يَطۡمِثۡهُنَّ إِنسٞ قَبۡلَهُمۡ وَلَا جَآنّٞ
﴿ "Tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin" maksudnya, mereka tidak pernah dijamah oleh seorang pun sebelum para penghuni surga yang menjadi suami mereka, baik dari manusia maupun jin, bahkan mereka adalah para perawan yang ramah dan penuh kasih kepada suami-suami mereka, dengan bersikap baik dalam bergaul, riang, manis dan manja, oleh karena itu Allah ber-firman, ﴾ كَأَنَّهُنَّ ٱلۡيَاقُوتُ وَٱلۡمَرۡجَانُ ﴿ "Seakan-akan bidadari-bidadari itu permata yakut dan marjan." Yang demikian itu karena kejernihan mereka dan keindahan serta kecantikan wajah dan penampilan mereka.
#
{60 ـ 61} {هل جزاءُ الإحسان إلاَّ الإحسان}؛ أي: هل جزاء مَن أحسن في عبادة الخالق، ونفع عبيدَه إلاَّ أن يُحْسَنَ إليه بالثواب الجزيل والفوز الكبير والنعيم المقيم والعيش السليم؟ فهاتان الجنَّتان العاليتان للمقرَّبين.
(60-61) ﴾ هَلۡ جَزَآءُ ٱلۡإِحۡسَٰنِ إِلَّا ٱلۡإِحۡسَٰنُ ﴿ "Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan
(pula)," maksudnya, tidak ada balasan bagi sese-orang yang telah beribadah kepada sang Pencipta dengan baik dan memberikan manfaat bagi hambaNya yang lain, melainkan dia akan dibalas dengan kebaikan
(pula) dengan pahala yang melimpah, kemenangan besar, kenikmatan abadi, dan kehidupan sejahtera. Maka dua surga yang tinggi ini adalah bagi orang-orang didekat-kan
(kepada Allah سبحانه وتعالى).
#
{62 ـ 69} {ومن دونِهما جنَّتانِ}: من فضَّة بنيانهما وحليتهما وآنيتهما وما فيهما لأصحاب اليمين، وتلك الجنتانِ {مدهامَّتان}؛ أي: سوداوان من شدَّة الخضرة والريِّ ، {فيهما عينان نَضَّاختانِ}؛ أي: فوَّارتان، {فيهما فاكهةٌ}: من جميع أصناف الفواكه، وأخصُّها النخل والرمان، اللذان فيهما من المنافع ما فيهما.
(62-69) ﴾ وَمِن دُونِهِمَا جَنَّتَانِ
﴿ "Dan selain dari surga itu ada dua surga lagi" yang terbuat dari perak, yakni bentuk bangunan, per-hiasan, bejana-bejana dan apa yang ada pada keduanya yang di-peruntukkan bagi golongan kanan. Kedua surga tersebut ﴾ مُدۡهَآمَّتَانِ
﴿ "(kelihatan) hijau tua warnanya," yakni keduanya berwarna hijau pekat karena sangat hijau dan subur. ﴾ فِيهِمَا عَيۡنَانِ نَضَّاخَتَانِ
﴿ "Di dalam kedua surga itu ada dua mata air yang memancar," yakni memancur. ﴾ فِيهِمَا فَٰكِهَةٞ وَنَخۡلٞ وَرُمَّانٞ ﴿ "Di dalam keduanya ada
(macam-macam) buah-buahan" dari berbagai macam jenis buah-buahan, khususnya kurma dan delima yang memiliki sangat banyak manfaat dan kegunaannya.
#
{70 ـ 75} {فيهنَّ}؛ أي: في الجنات كلِّها {خيراتٌ حسانٌ}؛ أي: خيرات الأخلاق حسان الأوجه، فجمعنَ بين جمال الظاهر والباطن وحسن الخَلْق والخُلُق. {حورٌ مقصوراتٌ في الخيام}؛ أي: محبوسات في خيام اللؤلؤ، قد تهيأنَ وأعددنَ أنفسهنَّ لأزواجهنَّ، ولا ينفي ذلك خروجهنَّ في البساتين ورياض الجنة كما جرت العادةُ لبنات الملوك المخدَّرات الخَفِرات ، {لم يطمثهنَّ إنسٌ قبلهم ولا جانٌّ. فبأيِّ آلاء ربِّكما تكذِّبان}؟!
(70-75) ﴾ فِيهِنَّ
﴿ "Di dalamnya" maksudnya di dalam semua surga tersebut ﴾ خَيۡرَٰتٌ حِسَانٞ
﴿ "ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik," yakni memiliki akhlak yang mulia dan wajah yang rupawan, di mana mereka telah mengumpulkan antara keindahan lahir dan batin serta keelokan bentuk penciptaan dan akhlak. ﴾ حُورٞ مَّقۡصُورَٰتٞ فِي ٱلۡخِيَامِ
﴿ "(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah," maksudnya dipingit di kemah-kemah yang terbuat dari mutiara, yang telah menyiapkan diri mereka untuk (menyam-but kedatangan) suami-suami mereka, akan tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk keluar ke kebun-kebun dan taman-taman sebagaimana yang biasa dilakukan oleh anak-anak raja yang dipingit. ﴾ لَمۡ يَطۡمِثۡهُنَّ إِنسٞ قَبۡلَهُمۡ وَلَا جَآنّٞ 74 فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ 75 ﴿ "Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka
(penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
#
{76 ـ 77} {متَّكئين على رفرفٍ خضرٍ}؛ أي: أصحاب هاتين الجنتين متَّكأهم على الرفرف الأخضر، وهي الفرش التي تحت المجالس العالية، التي قد زادت على مجالسهم، فصار لها رفرفة من وراء مجالسهم؛ لزيادة البهاء وحسن المنظر، {وعبقريٍّ حسانٍ}: العبقريُّ نسبةً لكلِّ منسوج نسجاً حسناً فاخراً، ولهذا وصفها بالحسن الشامل لحسن الصفة و [حسن] المنظر ونعومة الملمس وهاتان الجنتان دون الجنتين الأولَيَيْن؛ كما نصَّ الله على ذلك بقوله: {ومن دونِهِما جنَّتانِ}، وكما وصف الأوليين بعدَّة أوصاف لم يصِفْ به الأخريين، فقال في الأوليين: {فيهما عينان تجريانِ}، وفي الأخريين: {عينان نضَّاختان}: ومن المعلوم الفرق بين الجارية والنضَّاخة، وقال في الأوليين: {ذواتا أفنانٍ}، ولم يقلْ ذلك في الأخريين، وقال في الأوليين: {فيهما من كلِّ فاكهةٍ زوجانِ}، وفي الأخريين: {فيهما فاكهةٌ ونخلٌ ورمانٌ}، وقد عُلِمَ ما بين الوصفين من التفاوت. وقال في الأوليين: {متَّكئين على فرشٍ بطائنها من إستبرقٍ وجنى الجنَّتين دانٍ}، ولم يقلْ ذلك في الأخريين، بل قال: {متكئينَ على رفرفٍ خضرٍ وعبقريٍّ حسانٍ}، وقال في الأوليين في وصف نسائهم وأزواجهم: {فيهن قاصراتُ الطرفِ [لم يطمثهن إنس قبلهم ولا جان]}، وفي الأخريين: {حور مقصوراتٌ في الخيام}، وقد عُلم التفاوت بين ذلك، وقال في الأوليين: {هل جزاءُ الإحسان إلاَّ الإحسانُ}، فدلَّ ذلك أنَّ الأوليين جزاء المحسنين، ولم يقل ذلك في الأخيرتين، ومجرَّد تقديم الأوليين على الأخريين يدلُّ على فضلهما.
فبهذه الأوجه يُعْرَفُ فضلُ الأوليين على الأخريين، وأنهما معدَّتان للمقرَّبين من الأنبياء والصدِّيقين وخواصِّ عباد الله الصالحين، وأنَّ الأخريين معدَّتان لعموم المؤمنين. وفي كلٍّ من الجنات المذكورات ما لا عينٌ رأتْ ولا أذنٌ سمعتْ ولا خطر على قلب بشرٍ، وفيهنَّ ما تشتهيه الأنفسُ وتلذُّ الأعين، وأهلهنَّ في غاية الراحة والرضا والطمأنينة وحسن المأوى، حتى إنَّ كلَّ واحدٍ منهم لا يرى أحداً أحسن حالاً منه ولا أعلى من نعيمِهِ الذي هو فيه.
(76-77) ﴾ مُتَّكِـِٔينَ عَلَىٰ رَفۡرَفٍ خُضۡرٖ
﴿ "Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau," maksudnya, mereka para penghuni dua surga itu duduk bertelekan di atas bantal-bantal yang berwarna hijau, yaitu bantal (alas) yang berada di bawah[110] tempat duduk yang tinggi, yang menambah (ketinggian) tempat duduk mereka, sehingga terlihat bertumpuk rapi dari arah belakang tempat duduk mereka, karena bertambahnya keelokan dan keindahan pemandangan. ﴾ وَعَبۡقَرِيٍّ حِسَانٖ
﴿ "Dan permadani yang indah." اَلْعَبْقَرِيُّ adalah penisbatan segala sesuatu yang ditenun dengan tenunan indah dan mewah, oleh karena itulah Allah سبحانه وتعالى menyifatinya dengan keindahan yang menyeluruh disebabkan karena ia memiliki sifat yang indah, elok dipandang dan halus disentuh.
Dua surga tersebut berbeda dengan dua surga yang disebut-kan di awal tadi, sebagaimana hal itu disebutkan oleh Allah تعالى dalam FirmanNya, ﴾ وَمِن دُونِهِمَا جَنَّتَانِ
﴿ "Dan selain dari surga itu ada dua surga lagi." Dan sebagaimana juga Allah telah menyifati (meng-gambarkan) dua surga yang pertama dengan berbagai sifat yang berbeda dengan sifat dua surga lainnya, Dia berfirman tentang dua surga pertama, ﴾ فِيهِمَا عَيۡنَانِ تَجۡرِيَانِ
﴿ "Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir" sedangkan tentang dua surga lainnya dia berfirman, ﴾ فِيهِمَا عَيۡنَانِ نَضَّاخَتَانِ
﴿ "Di dalam kedua surga itu ada dua mata air yang memancar," dan tentunya telah diketahui adanya per-bedaan antara mengalir dan memancar. Kemudian Allah berfirman tentang dua surga yang pertama, ﴾ ذَوَاتَآ أَفۡنَانٖ
﴿ "Kedua surga itu mem-punyai pohon-pohonan dan buah-buahan" dan Dia tidak menyebutkan hal itu dalam dua surga lainnya, sebagaimana Dia juga berfirman tentang dua surga yang pertama, ﴾ فِيهِمَا مِن كُلِّ فَٰكِهَةٖ زَوۡجَانِ
﴿ "Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasang-pasangan" sedangkan tentang dua surga lainnya Dia berfirman,﴾ فِيهِمَا فَٰكِهَةٞ وَنَخۡلٞ وَرُمَّانٞ
﴿ "Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima," dan telah diketahui pula adanya perbedaan yang jauh antara dua penyifatan di atas. Allah berfirman tentang dua surga yang pertama, ﴾ مُتَّكِـِٔينَ عَلَىٰ فُرُشِۭ بَطَآئِنُهَا مِنۡ إِسۡتَبۡرَقٖۚ وَجَنَى ٱلۡجَنَّتَيۡنِ دَانٖ
﴿ "Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra, dan buah-buahan surga itu dapat (dipetik) dari dekat" dan tidak menyatakan hal itu dalam menyifati dua surga lainnya, akan tetapi Dia berfirman, ﴾ مُتَّكِـِٔينَ عَلَىٰ رَفۡرَفٍ خُضۡرٖ وَعَبۡقَرِيٍّ حِسَانٖ
﴿ "Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani yang indah." Dia berfirman tentang dua surga pertama, ﴾ فِيهِنَّ قَٰصِرَٰتُ ٱلطَّرۡفِ لَمۡ يَطۡمِثۡهُنَّ إِنسٞ قَبۡلَهُمۡ وَلَا جَآنّٞ
﴿ "Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin" sedangkan tentang dua surga lainnya Dia berfirman, ﴾ حُورٞ مَّقۡصُورَٰتٞ فِي ٱلۡخِيَامِ
﴿ "(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah," dan pada kedua penyifatan tersebut terdapat perbedaan sebagaimana telah diketahui.
Tentang dua surga yang pertama Dia juga berfirman, ﴾ هَلۡ جَزَآءُ ٱلۡإِحۡسَٰنِ إِلَّا ٱلۡإِحۡسَٰنُ ﴿ "Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan
(pula)." Ayat ini menunjukkan bahwa dua surga yang pertama tersebut adalah sebagai balasan bagi orang-orang yang berbuat kebaikan
(al-Muhsinin), dan Allah سبحانه وتعالى tidak menyatakan akan hal itu dalam menyifati dua surga terakhir. Dengan menyebutkan dua surga pertama itu terlebih dahulu menunjukkan akan keutamaan kedua surga tersebut.
Dengan beberapa aspek yang telah disebutkan di atas, dapat diketahui bahwa dua surga pertama adalah lebih utama daripada dua surga yang disebutkan selanjutnya. Kedua surga tersebut telah dipersiapkan bagi orang-orang yang didekatkan kepada Allah
(al-Muqarrabin) dari kalangan para nabi, para shiddiqin, dan orang-orang pilihan dari hamba-hamba Allah yang shalih. Sedangkan kedua surga lainnya dipersiapkan bagi orang-orang yang beriman secara umum. Dan di setiap dari surga-surga tersebut
(terdapat berbagai macam kenikmatan) yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terbesit dalam benak manusia, di dalamnya terdapat segala sesuatu yang diinginkan oleh jiwa-jiwa dan nikmat dipandang, para penghuni-nya berada pada puncak kenikmatan, keridhaan, ketenangan dan tempat tinggal yang membahagiakan, hingga setiap dari mereka tidak melihat ada orang lain yang keadaannya lebih baik darinya dan tidak melihat ada orang lain yang mendapatkan kenikmatan lebih melimpah daripada yang sedang ia rasakan.
#
{78} ولمَّا ذكر سعةَ فضله وإحسانه؛ قال: {تبارك اسمُ ربِّك ذي الجلال والإكرام}؛ أي: تعاظم وكثر خيره الذي له الجلال الباهر والمجدُ الكامل والإكرام لأوليائه.
(78) Tatkala Allah سبحانه وتعالى menyebutkan keluasan anugerah dan karuniaNya, Dia berfirman, ﴾ تَبَٰرَكَ ٱسۡمُ رَبِّكَ ذِي ٱلۡجَلَٰلِ وَٱلۡإِكۡرَامِ ﴿ "Mahaagung nama Rabbmu Yang Mempunyai Kebesaran dan Karunia." Yakni, betapa agung dan melimpah karunia kebaikan Allah سبحانه وتعالى Yang memiliki keagungan yang gemilang, kemuliaan yang sempurna, dan karunia bagi hamba-hamba kesayanganNya.
Telah selesai tafsir Surat ar-Rahman.
Segala pujian, syukur, dan sanjungan kebaikan hanya bagi Allah سبحانه وتعالى.