Ayah:
TAFSIR SURAT AD-DUKHAN ( Asap )
TAFSIR SURAT AD-DUKHAN ( Asap )
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."
Ayah: 1 - 16 #
{حم (1) وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ (2) إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ (4) أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ (5) رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (6) رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا إِنْ كُنْتُمْ مُوقِنِينَ (7) لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ رَبُّكُمْ وَرَبُّ آبَائِكُمُ الْأَوَّلِينَ (8) بَلْ هُمْ فِي شَكٍّ يَلْعَبُونَ (9) فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ (10) يَغْشَى النَّاسَ هَذَا عَذَابٌ أَلِيمٌ (11) رَبَّنَا اكْشِفْ عَنَّا الْعَذَابَ إِنَّا مُؤْمِنُونَ (12) أَنَّى لَهُمُ الذِّكْرَى وَقَدْ جَاءَهُمْ رَسُولٌ مُبِينٌ (13) ثُمَّ تَوَلَّوْا عَنْهُ وَقَالُوا مُعَلَّمٌ مَجْنُونٌ (14) إِنَّا كَاشِفُو الْعَذَابِ قَلِيلًا إِنَّكُمْ عَائِدُونَ (15) يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرَى إِنَّا مُنْتَقِمُونَ (16)}
"Ha Mim. Demi Kitab (al-Qur`an) yang menjelaskan, se-sungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang di-berkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah yang mengutus (rasul-rasul), sebagai rahmat dari Rabb-mu. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, Rabb Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, jika kamu adalah orang yang meyakini. Tidak ada Rabb (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan. (Dia-lah) Rabb-mu dan Rabb bapak-bapakmu yang terdahulu. Tetapi mereka bermain-main dalam keragu-raguan. Maka tunggulah hari ke-tika langit membawa kabut yang nyata yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih. (Mereka berdoa), 'Ya Rabb kami, lenyap-kanlah dari kami azab itu. Sesungguhnya kami akan beriman.' Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi pen-jelasan, kemudian mereka berpaling darinya dan berkata, 'Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang gila.' Sesungguhnya (kalau) Kami akan me-lenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar). (Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami ada-lah Pemberi balasan." (Ad-Dukhan: 1-16).
#
{1 ـ 3} هذا قسمٌ بالقرآن على القرآن، فأقسم بالكتاب المبين لكلِّ ما يحتاج إلى بيانه أنَّه أنزله {في ليلةٍ مباركةٍ}؛ أي: كثيرة الخير والبركة، وهي ليلةُ القدرِ، التي هي خيرٌ من ألف شهرٍ، فأنزل أفضلَ الكلام بأفضل الليالي والأيام على أفضل الأنام بلغة العرب الكرام؛ لينذِرَ به قوماً عمَّتهم الجهالةُ وغلبت عليهم الشَّقاوة، فيستضيئوا بنوره، ويقتبِسوا من هُداه، ويسيروا وراءه، فيحصُلُ لهم الخير الدنيويُّ والخير الأخرويُّ، ولهذا قال: {إنَّا كُنَّا منذِرينَ}.
(1-3) Ini adalah sumpah dengan al-Qur`an atas al-Qur`an sendiri. Allah سبحانه وتعالى bersumpah dengan al-Kitab yang nyata untuk segala sesuatu yang perlu dijelaskan, bahwa Dia menurunkannya ﴾ فِي لَيۡلَةٖ مُّبَٰرَكَةٍۚ ﴿ "pada suatu malam yang diberkahi," yaitu yang banyak kebaikan dan berkahnya, yaitu malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah سبحانه وتعالى menurunkan perkataan ter-baik, di malam terbaik dan di hari terbaik kepada manusia yang juga terbaik dengan Bahasa Arab yang mulia, agar dijadikan seba-gai peringatan bagi kaum yang dilanda kebodohan dan dikuasai oleh kesengsaraan, agar mereka bisa menjadikannya sebagai cahaya dan mengambilnya serta berjalan di belakangnya, agar kebaikan dunia dan akhirat didapatkan, karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ ﴿ "Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan."
#
{4} {فيها}؛ أي: في تلك الليلة الفاضلة التي نَزَلَ فيها القرآن، {يُفْرَقُ كلُّ أمرٍ حكيم}؛ أي: يفصل ويميَّز ويُكتب كلُّ أمر قدريٍّ وشرعيٍّ حكم الله به. وهذه الكتابة والفرقان الذي يكون في ليلة القدر إحدى الكتابات التي تُكتب وتميَّز، فتطابق الكتابَ الأوَّلَ الذي كتبَ الله به مقاديرَ الخلائق وآجالهم وأرزاقهم وأعمالهم وأحوالهم. ثم إنَّ الله تعالى قد وَكَلَ ملائكةً تكتب ما سيجري على العبد وهو في بطن أمِّه. ثم وَكَلَهم بعد خروجه إلى الدنيا؛ وَكَلَ به كراماً كاتبين يكتبون ويحفظون عليه أعماله. ثم إنَّه تعالى يقدِّرُ في ليلة القدر ما يكونُ في السنةِ، وكلُّ هذا من تمام علمه وكمال حكمتِهِ وإتقان حفظِهِ واعتنائه تعالى بخلقه.
(4) ﴾ فِيهَا ﴿ "Pada malam itu," yakni di malam yang utama itu di mana al-Qur`an diturunkan, ﴾ يُفۡرَقُ كُلُّ أَمۡرٍ حَكِيمٍ ﴿ "dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah." Maksudnya, dijelaskan dan dibedakan serta dituliskan segala urusan takdir dan syariat yang telah ditetap-kan oleh Allah سبحانه وتعالى. Penulisan dan pembedaan yang ada pada malam Lailatul Qadar merupakan salah satu pencatatan yang ditetapkan dan dibedakan, sehingga sesuai dengan pencatatan pertama yang telah ditetapkan Allah سبحانه وتعالى yang menetapkan takdir seluruh makh-luk, berupa ajal, rizki, perbuatan dan kondisi mereka. Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى mewakilkan kepada para malaikat untuk menulis apa yang akan berlaku pada setiap hamba ketika berada di perut ibunya. Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى mewakilkan mereka pada saat manusia keluar ke alam dunia untuk mencatat amal perbuatannya. Allah سبحانه وتعالى mene-tapkan apa pun yang akan terjadi selama satu tahun pada malam Lailatul Qadar. Semua itu karena sempurnanya ilmu, hikmah, ke-rapian, penjagaan, serta perhatian Allah سبحانه وتعالى pada makhlukNya.
#
{5} {أمراً من عندنا}؛ أي: هذا الأمر الحكيم أمرٌ صادرٌ من عندنا. {إنَّا كنَّا مرسلينَ}: للرسل ومنزلينَ للكتب، والرسلُ تبلِّغ أوامر المرسَل وتخبِرُ بأقدارِهِ.
(5) ﴾ أَمۡرٗا مِّنۡ عِندِنَآۚ ﴿ "(Yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami," yakni, urusan bijak ini berasal dari sisi Kami. ﴾ إِنَّا كُنَّا مُرۡسِلِينَ ﴿ "Sesung-guhnya Kami adalah yang mengutus," yakni, para rasul dan Kami menurunkan al-Kitab. Para rasul menyampaikan perintah-perintah yang dititahkan dan memberitahukan keputusan-keputusanNya.
#
{6} {رحمةً من ربِّك}؛ أي: إن إرسال الرسل وإنزال الكتب التي أفضلُها القرآن رحمةٌ من ربِّ العباد بالعباد؛ فما رحم الله عبادَه برحمةٍ أجلَّ من هدايتهم بالكتب والرسل، وكلُّ خير ينالونه في الدُّنيا والآخرة؛ فإنَّه من أجل ذلك وبسببه. {إنَّه هو السميعُ العليم}؛ أي: يسمع جميع الأصوات، ويعلم جميع الأمور الظاهرة والباطنة، وقد علم تعالى ضرورةَ العباد إلى رسله وكتبه، فرحمهم بذلك ومنَّ عليهم؛ فلله تعالى الحمدُ والمنةُ والإحسان.
(6) ﴾ رَحۡمَةٗ مِّن رَّبِّكَۚ ﴿ "Sebagai rahmat dari Rabbmu," yakni, sesung-guhnya pengutusan para rasul dan diturunkannya kitab-kitab suci di mana al-Qur`an adalah yang terbaik, merupakan rahmat dari Rabb para hamba terhadap para hamba. Tidaklah Allah سبحانه وتعالى memberi rahmat kepada para hamba yang lebih agung daripada petunjuk dengan kitab suci dan para rasul. Mereka mendapatkan semua ke-baikan, baik di dunia maupun di akhirat, karena itulah tujuan dan sebab diturunkannya kitab suci dan diutusnya para rasul. ﴾ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ ﴿ "Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui," yakni, mendengar segala suara, mengetahui segala hal yang lahir dan batin. Allah سبحانه وتعالى mengetahui pentingnya para rasul dan kitab suci untuk para hamba. Karena itu Allah سبحانه وتعالى merahmati mereka dan menganugerahkan para rasul dan kitab suci untuk mereka. Segala puji, karunia, dan kebaikan hanya bagi Allah سبحانه وتعالى semata.
#
{7 ـ 8} {ربِّ السموات والأرض وما بينهما}؛ أي: خالق ذلك ومدبِّره والمتصرِّف فيه بما يشاء، {إن كنتُم موقِنين}؛ أي: عالمين بذلك علماً مفيداً لليقين؛ فاعْلموا أنَّ الربَّ للمخلوقات هو إلهها الحقُّ، ولهذا قال: {لا إله إلاَّ هو}؛ أي: لا معبود إلاَّ وجهه، {يحيي ويميتُ}؛ أي: هو المتصرِّف وحده بالإحياء والإماتة، وسيجمعكم بعد موتكم فيَجْزيكم بعَمَلِكم، إن خيراً فخيرٌ، وإن شرًّا فشرٌّ. {ربُّكم وربُّ آبائكم الأوَّلين}؛ أي: ربُّ الأوَّلين والآخرين؛ مربِّيهم بالنعم، الدافع عنهم النقم.
(7-8) ﴾ رَبِّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَآۖ ﴿ "Rabb Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya," yakni, Pencipta langit dan bumi serta Pengatur dan menggunakannya sebagaimana yang Dia kehendaki, ﴾ إِن كُنتُم مُّوقِنِينَ ﴿ "jika kamu adalah orang yang meyakini," yakni, mengetahui hal itu secara pasti dan yakin. Untuk itu ketahuilah bahwa Tuhan yang menciptakan para makhluk itulah sesembahan mereka yang benar, karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ﴿ "Tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia," yaitu tidak ada Yang berhak diibadahi selain Dia, ﴾ يُحۡيِۦ وَيُمِيتُۖ ﴿ "Yang menghidupkan dan Yang mematikan." Artinya, Dia-lah sendiri yang memiliki otoritas menghidupkan dan mematikan serta akan mengumpulkan kalian setelah kematian dan memberi balasan atas amal perbuatan kalian. Perbuatan baik dibalas baik dan perbuatan buruk dibalas buruk. ﴾ رَبُّكُمۡ وَرَبُّ ءَابَآئِكُمُ ٱلۡأَوَّلِينَ ﴿ "(Dia-lah) Rabbmu dan Rabb bapak-bapakmu yang terdahulu," yakni, Rabb orang-orang terdahulu dan yang kemudian, Yang mengatur me-reka dengan berbagai nikmat dan menghindarkan berbagai siksaan dari mereka.
#
{9} فلما قرَّر تعالى ربوبيَّته وألوهيَّته بما يوجب العلم التامَّ ويدفعُ الشكَّ؛ أخبر أنَّ الكافرين مع هذا البيان: {في شكٍّ يلعبونَ}؛ أي: منغمرون في الشُّكوك والشُّبهات، غافلون عمَّا خُلقوا له، قد اشتغلوا باللعب الباطل الذي لا يُجدي عليهم إلاَّ الضَّرر.
(9) Kala Allah سبحانه وتعالى menegaskan rububiyah dan uluhiyahNya yang mewajibkan untuk diketahui secara sempurna dan menghi-langkan keraguan, Allah سبحانه وتعالى memberitahukan bahwa orang-orang kafir meski dengan penjelasan seperti ini, ﴾ فِي شَكّٖ يَلۡعَبُونَ ﴿ "mereka bermain-main dalam keragu-raguan," yakni, tenggelam dalam kera-guan dan syubhat, melalaikan tujuan kenapa mereka diciptakan dan lebih sibuk dengan permainan-permainan batil yang tidak bermanfaat bagi mereka, justru hanya memudaratkan.
#
{10 ـ 16} {فارتقِبْ}؛ أي: انتظر فيهم العذابَ؛ فإنَّه قد قربَ وآنَ أوانه، {يومَ تأتي السماءُ بدخانٍ مبينٍ. يغشى الناسَ}؛ أي: يعمُّهم ذلك الدخان، ويقال لهم: {هذا عذابٌ أليمٌ}. واختلف المفسِّرون في المراد بهذا الدُّخان: فقيل: إنَّه الدخان الذي يغشى الناسَ ويعمُّهم حين تقرب النار من المجرمين في يوم القيامة، وأنَّ الله توعَّدهم بعذاب يوم القيامةِ، وأمر نبيَّه أن ينتظر بهم ذلك اليوم. ويؤيد هذا المعنى أنَّ هذه الطريقة هي طريقةُ القرآن في توعُّد الكفَّار والتأنِّي بهم وترهيبهم بذلك اليوم وعذابه وتسلية الرسول والمؤمنين بالانتظار بمن آذاهم. ويؤيِّده أيضاً أنَّه قال في هذه الآية: {أنَّى لهم الذِّكْرى وقد جاءَهُم رسولٌ مبينٌ}، وهذا يُقال يومَ القيامةِ للكفار حين يطلبون الرجوعَ إلى الدُّنيا، فيقال: قد ذهب وقتُ الرجوع. وقيل: إنَّ المراد بذلك ما أصاب كفارَ قريش حين امتنعوا من الإيمان واستَكْبروا على الحقِّ، فدعا عليهم النبيُّ - صلى الله عليه وسلم -، فقال: «اللهمَّ أعِنِّي عليهم بسنينَ كَسِني يوسُفَ». فأرسل الله عليهم الجوع العظيم، حتى أكلوا الميتات والعظام، وصاروا يَرَوْنَ الذي بين السماء والأرض كهيئة الدخان، وليس به، وذلك من شدَّة الجوع، فيكون على هذا قولُه: {يوم تأتي السماءُ بدخانٍ}: أن ذلك بالنسبة إلى أبصارهم وما يشاهدون، وليس بدخانٍ حقيقةً، ولم يزالوا بهذه الحالة حتى اسْتَرْحموا رسولَ الله - صلى الله عليه وسلم -، وسألوه أن يَدْعُوَ اللهَ لهم أن يكشِفَه الله عنهم، [فَدَعا رَبَّه]؛ فكشفه الله عنهم، وعلى هذا فيكون قوله: {إنَّا كاشِفو العذابِ قليلاً إنَّكم عائدونَ}: إخبارٌ بأنَّ الله سيصرِفُه عنهم ، وتوعُّدٌ لهم أن يعودوا إلى الاستكبار والتكذيب، وإخبارٌ بوقوعه، فوقع، وأنَّ الله سيعاقِبُهم بالبطشة الكبرى، قالوا: وهي وقعةُ بدرٍ. وفي هذا القول نظرٌ ظاهرٌ. وقيل: إنَّ المراد بذلك أن ذلك من أشراط الساعة، وأنَّه يكون في آخرِ الزَّمان دخانٌ يأخذُ بأنفاس الناس ويصيبُ المؤمنين منه كهيئةِ الدُّخان. والقول هو الأول. وفي الآية احتمالُ أنَّ المراد بقوله: {فارْتَقِبْ يوم تأتي السماءُ بدُخانٍ مبينٍ. يغشى الناسَ هذا عذابٌ أليمٌ. ربَّنا اكشِفْ عنَّا العذابَ إنَّا مؤمنونَ. أنَّى لهم الذِّكرى وقد جاءهُم رسولٌ مبينٌ. ثم تولَّوا عنه وقالوا معلمٌ مجنونٌ}: أنَّ هذا كلَّه [يكون] يوم القيامةِ، وأنَّ قولَه تعالى: {إنَّا كاشفو العذابِ قليلاً إنَّكم عائدونَ. يوم نَبْطِشُ البطشةَ الكُبرى إنَّا منتقمونَ}: أنَّ هذا ما وقع لقريش كما تقدم. وإذا أنزلت هذه الآيات على هذين المعنيين؛ لم تجد في اللفظ ما يمنعُ من ذلك، بل تَجِدُها مطابقةً لهما أتمَّ المطابقة، وهذا الذي يظهر عندي ويترجَّح. والله أعلم.
(10-16) ﴾ فَٱرۡتَقِبۡ ﴿ "Maka tunggulah," yakni, nantikanlah azab yang akan ditimpakan terhadap mereka karena waktunya telah dekat, ﴾ يَوۡمَ تَأۡتِي ٱلسَّمَآءُ بِدُخَانٖ مُّبِينٖ 10 يَغۡشَى ٱلنَّاسَۖ ﴿ "hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia," yakni, diliputi oleh kabut itu, di mana dikatakan kepada mereka, ﴾ هَٰذَا عَذَابٌ أَلِيمٞ ﴿ "Inilah azab yang pedih." Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang maksud dari kabut ini. Ada yang berpendapat bahwa kabut tersebut ialah yang meliputi manusia ketika neraka mendekati orang-orang berdosa pada Hari Kiamat, Allah سبحانه وتعالى mengancamkan siksa Hari Kiamat pada mereka dan memerintahkan nabiNya untuk menanti hari itu bersama mereka. Penafsiran ini dikuatkan bahwa cara tersebut adalah cara al-Qur`an dalam memberi ancaman kepada orang-orang kafir serta menakut-nakuti mereka akan azab pada hari itu, serta sebagai pelipur lara untuk para rasul dan orang-orang yang beriman dengan menanti orang-orang yang menyakiti mereka. Juga dikuatkan dengan Firman Allah سبحانه وتعالى dalam ayat berikut, ﴾ أَنَّىٰ لَهُمُ ٱلذِّكۡرَىٰ وَقَدۡ جَآءَهُمۡ رَسُولٞ مُّبِينٞ ﴿ "Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penje-lasan." Hal ini dikatakan pada Hari Kiamat untuk orang-orang kafir ketika mereka meminta untuk dikembalikan ke dunia, dijawab, "Waktu kembali sudah lenyap." Yang lain menafsirkan, maksudnya adalah, kondisi yang me-nimpa orang-orang kafir Quraisy ketika mereka enggan beriman dan bersikap tinggi hati terhadap kebenaran hingga Nabi a men-doakan mereka, اَللّٰهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَيْهِمْ بِسِنِيْنَ كَسِنِيْ يُوْسُفَ. "Ya Allah, tolonglah aku atas mereka dengan (menimpakan mereka) tahun-tahun paceklik sebagaimana tahun-tahun paceklik Nabi Yusuf."[88] Kemudian Allah سبحانه وتعالى mengirimkan kelaparan hebat hingga orang-orang kafir Quraisy makan bangkai dan tulang, lalu mereka melihat semacam kabut di antara langit dan bumi padahal tidak ada, hal itu dikarenakan hebatnya rasa lapar. Berdasarkan penafsiran di atas, maka maksud Firman Allah سبحانه وتعالى, "Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata," adalah berkaitan dengan penglihatan serta apa yang mereka saksi-kan, padahal bukan kabut sesungguhnya. Mereka (orang-orang kafir Quraisy) tetap berada dalam kondisi seperti itu hingga mereka meminta belas kasih Rasulullah a dan memintanya agar berdoa kepada Allah سبحانه وتعالى untuk melenyapkan derita mereka. Rasulullah a berdoa kepada Rabbnya dan kesengsaraan dilenyapkan. Atas penafsiran ini, maka maksud Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ إِنَّا كَاشِفُواْ ٱلۡعَذَابِ قَلِيلًاۚ إِنَّكُمۡ عَآئِدُونَ ﴿ "Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar)," adalah pemberitahuan bahwa Allah سبحانه وتعالى akan melenyapkannya dari mereka dan ancaman bagi mereka bila kembali lagi pada kesombongan dan pendustaan, serta pemberitahuan akan terjadinya hal tersebut dan benar-benar terjadi. Dan Allah سبحانه وتعالى kelak akan menyiksa mereka dengan siksaan yang besar. Menurut para ahli tafsir yang dimak-sud adalah peristiwa Perang Badar. Dalam pendapat ini terdapat pandangan yang jelas. Yang lain menafsirkan, hal itu merupakan salah satu tanda Kiamat. Di akhir zaman akan ada kabut yang mencabut nyawa manusia, orang-orang yang beriman akan terkena layaknya kabut. Pendapat yang benar adalah pendapat pertama.[89] Dalam ayat ini terdapat kemungkinan bahwa yang dimaksud oleh Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ فَٱرۡتَقِبۡ يَوۡمَ تَأۡتِي ٱلسَّمَآءُ بِدُخَانٖ مُّبِينٖ 10 يَغۡشَى ٱلنَّاسَۖ هَٰذَا عَذَابٌ أَلِيمٞ 11 رَّبَّنَا ٱكۡشِفۡ عَنَّا ٱلۡعَذَابَ إِنَّا مُؤۡمِنُونَ 12 أَنَّىٰ لَهُمُ ٱلذِّكۡرَىٰ وَقَدۡ جَآءَهُمۡ رَسُولٞ مُّبِينٞ 13 ثُمَّ تَوَلَّوۡاْ عَنۡهُ وَقَالُواْ مُعَلَّمٞ مَّجۡنُونٌ 14 ﴿ "Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata, yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih, (mereka berdoa), 'Ya Rabb kami, lenyapkanlah dari kami azab itu, sesungguhnya kami akan beriman.' Bagaimanakah mereka dapat menerima peringatan, padahal telah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan, ke-mudian mereka berpaling darinya dan berkata, 'Dia adalah seorang yang menerima ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang gila'," bahwa semua ini akan terjadi pada Hari Kiamat dan Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ إِنَّا كَاشِفُواْ ٱلۡعَذَابِ قَلِيلًاۚ إِنَّكُمۡ عَآئِدُونَ 15 يَوۡمَ نَبۡطِشُ ٱلۡبَطۡشَةَ ٱلۡكُبۡرَىٰٓ إِنَّا مُنتَقِمُونَ 16 ﴿ "Sesungguhnya (kalau) Kami akan melenyapkan siksaan itu agak sedikit sesungguhnya kamu akan kembali (ingkar). (Ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah Pemberi balasan," akan menimpa orang-orang kafir Quraisy sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Dan bila ayat-ayat di atas diturunkan dengan kedua makna tersebut, maka tidak terdapat adanya sesuatu yang menghalangi-nya, justru kata-kata dalam ayat-ayat di atas sesuai dengan kedua makna tersebut. Dan inilah pendapat yang kuat menurut saya. Wallahu a'lam.
Ayah: 17 - 33 #
{وَلَقَدْ فَتَنَّا قَبْلَهُمْ قَوْمَ فِرْعَوْنَ وَجَاءَهُمْ رَسُولٌ كَرِيمٌ (17) أَنْ أَدُّوا إِلَيَّ عِبَادَ اللَّهِ إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ (18) وَأَنْ لَا تَعْلُوا عَلَى اللَّهِ إِنِّي آتِيكُمْ بِسُلْطَانٍ مُبِينٍ (19) وَإِنِّي عُذْتُ بِرَبِّي وَرَبِّكُمْ أَنْ تَرْجُمُونِ (20) وَإِنْ لَمْ تُؤْمِنُوا لِي فَاعْتَزِلُونِ (21) فَدَعَا رَبَّهُ أَنَّ هَؤُلَاءِ قَوْمٌ مُجْرِمُونَ (22) فَأَسْرِ بِعِبَادِي لَيْلًا إِنَّكُمْ مُتَّبَعُونَ (23) وَاتْرُكِ الْبَحْرَ رَهْوًا إِنَّهُمْ جُنْدٌ مُغْرَقُونَ (24) كَمْ تَرَكُوا مِنْ جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (25) وَزُرُوعٍ وَمَقَامٍ كَرِيمٍ (26) وَنَعْمَةٍ كَانُوا فِيهَا فَاكِهِينَ (27) كَذَلِكَ وَأَوْرَثْنَاهَا قَوْمًا آخَرِينَ (28) فَمَا بَكَتْ عَلَيْهِمُ السَّمَاءُ وَالْأَرْضُ وَمَا كَانُوا مُنْظَرِينَ (29) وَلَقَدْ نَجَّيْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنَ الْعَذَابِ الْمُهِينِ (30) مِنْ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ كَانَ عَالِيًا مِنَ الْمُسْرِفِينَ (31) وَلَقَدِ اخْتَرْنَاهُمْ عَلَى عِلْمٍ عَلَى الْعَالَمِينَ (32) وَآتَيْنَاهُمْ مِنَ الْآيَاتِ مَا فِيهِ بَلَاءٌ مُبِينٌ (33)}
"Sungguh sebelum mereka telah Kami uji kaum Fir'aun dan telah datang kepada mereka seorang rasul yang mulia, (dengan berkata), 'Serahkan kepadaku hamba-hamba Allah (Bani Israil yang kamu perbudak). Sesungguhnya aku adalah utusan (Allah) yang dipercaya kepadamu, dan janganlah kamu menyombong-kan diri terhadap Allah. Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata. Dan sesungguhnya aku berlindung kepada Rabbku dan Rabbmu, dari keinginanmu me-rajamku, dan jika kamu tidak beriman kepadaku, maka biar-kanlah aku (memimpin Bani Israil).' Kemudian Musa berdoa kepada Rabbnya, 'Sesungguhnya mereka ini adalah kaum yang berdosa (segerakanlah azab kepada mereka).' (Allah berfirman), 'Maka berjalanlah kamu dengan membawa hamba-hambaKu pada malam hari, sesungguhnya kamu akan dikejar, dan biar-kanlah laut itu tetap terbelah. Sesungguhnya mereka adalah tentara yang akan ditenggelamkan. Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan, dan kebun-kebun serta tempat-tempat yang indah-indah, dan kesenangan-kesenangan yang mereka menikmatinya, demikianlah. Dan Kami wariskan semua itu kepada kaum yang lain. Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan mereka pun tidak diberi tangguh. Dan sungguh telah Kami selamatkan Bani Israil dari siksaan yang menghinakan, dari (azab) Fir'aun. Sesungguhnya dia adalah orang yang sombong, salah seorang dari orang-orang yang me-lampaui batas. Dan sungguh telah Kami pilih mereka dengan pengetahuan (Kami) atas bangsa-bangsa. Dan Kami telah mem-berikan kepada mereka di antara tanda-tanda kekuasaan (Kami) sesuatu yang di dalamnya terdapat nikmat yang nyata'." (Ad-Dukhan: 17-33).
#
{17} لما ذكر تعالى تكذيبَ من كذَّب الرسول محمداً - صلى الله عليه وسلم -؛ ذكر أن لهم سلفاً من المكذِّبين، فذكر قصَّتهم مع موسى، وما أحلَّ الله بهم؛ ليرتدعَ هؤلاء المكذِّبون عن ما هم عليه، فقال: {ولقد فتنَّا قبلهم قوم فرعون}؛ أي: ابتليناهم واختبرناهم بإرسال رسولنا موسى بن عمران إليهم، الرسول الكريم الذي فيه من الكرم ومكارم الأخلاق ما ليس في غيره.
(17) Ketika Allah سبحانه وتعالى menyebutkan pendustaan orang-orang yang mendustakan Rasul Muhammad a, Allah سبحانه وتعالى menyebutkan bahwa mereka memiliki panutan dari orang-orang yang mendus-takan sebelumnya. Allah سبحانه وتعالى menyebutkan kisah mereka bersama Musa dan apa yang Allah سبحانه وتعالى timpakan pada mereka agar mereka yang mendustakan agama yang dibawa Muhammad a gentar. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَلَقَدۡ فَتَنَّا قَبۡلَهُمۡ قَوۡمَ فِرۡعَوۡنَ ﴿ "Sungguh sebelum mereka telah Kami uji kaum Fir'aun," yaitu Kami uji dan tes mereka dengan diutusnya rasul Kami, Musa bin Imran, kepada mereka, seorang rasul mulia yang di dalam dirinya terdapat kemuliaan dan akhlak baik yang tidak dimiliki oleh yang lain.
#
{18} {أنْ أدُّوا إليَّ عبادَ الله}؛ أي: قال لفرعون وملئهِ: أدُّوا إليَّ عباد الله؛ يعني بهم: بني إسرائيل؛ أي: أرسلوهم وأطلقوهم من عذابكم وسومكم إيَّاهم سوء العذاب؛ فإنَّهم عشيرتي وأفضل العالمين في زمانهم، وأنتم قد ظلمتُموهم واستعبدتُموهم بغير حقٍّ، فأرسلوهم ليعبدوا ربَّهم. {إنِّي لكم رسولٌ أمينٌ}؛ أي: رسول من ربِّ العالمين، أمينٌ على ما أرسلني به، لا أكتُمُكم منه شيئاً، ولا أزيد فيه ولا أنقُصُ، وهذا يوجبُ تمامَ الانقياد له.
(18) ﴾ أَنۡ أَدُّوٓاْ إِلَيَّ عِبَادَ ٱللَّهِۖ ﴿ "Serahkan kepadaku hamba-hamba Allah (Bani Israil yang kamu perbudak)." Artinya, Nabi Musa berkata ke-pada Fir'aun dan kaumnya, "Serahkanlah Bani Israil dan lepaskan mereka dari siksaan pedih kalian, karena mereka adalah kaumku dan orang-orang terbaik di masa mereka, kalian telah menzhalimi mereka dan memperbudak mereka tanpa hak, lepaskan mereka agar mereka menyembah Rabb mereka, ﴾ إِنِّي لَكُمۡ رَسُولٌ أَمِينٞ ﴿ "sesungguh-nya aku adalah utusan (Allah) yang dipercaya kepadamu," yaitu utusan dari Rabb semesta alam, dipercaya atas apa yang diutuskan padaku. Dan ini mengharuskan ketundukan Fir'aun padanya secara sem-purna.
#
{19} {وأن لا تَعْلوا على الله}: بالاستكبار عن عبادتِهِ والعلوِّ على عباد الله. {إنِّي آتيكُم بسلطانٍ مبينٍ}؛ أي: بحجَّة بيِّنةٍ ظاهرةٍ، وهو ما أتى به من المعجزات الباهرات والأدلَّة القاهرات.
(19) ﴾ وَأَن لَّا تَعۡلُواْ عَلَى ٱللَّهِۖ ﴿ "Dan janganlah kamu menyombongkan diri terhadap Allah," dengan merasa sombong untuk menyembahNya serta tinggi hati terhadap hamba-hamba Allah سبحانه وتعالى, ﴾ إِنِّيٓ ءَاتِيكُم بِسُلۡطَٰنٖ مُّبِينٖ ﴿ "sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata." Yaitu dengan hujjah jelas dan nyata. Itulah mukjizat-mukjizat nyata dan bukti-bukti yang kuat dan memaksa yang dibawa Musa عليه السلام.
#
{20} فكذَّبوه وهمُّوا بقتله، فلجأ إلى الله من شرِّهم، فقال: {وإنِّي عذتُ بربِّي وربِّكم أن تَرْجُمونِ}؛ أي: تقتلوني أشرَّ القِتلاتِ بالرجم بالحجارة.
(20) Tapi mereka mendustakannya dan hendak membunuh beliau. Musa عليه السلام kembali kepada Rabbnya dari keburukan mereka seraya berkata, ﴾ وَإِنِّي عُذۡتُ بِرَبِّي وَرَبِّكُمۡ أَن تَرۡجُمُونِ ﴿ "Dan sesungguhnya aku ber-lindung kepada Rabbku dan Rabbmu, dari keinginanmu merajamku," yakni, kalian membunuhku dengan cara paling buruk, yaitu dengan cara melempari dengan batu.
#
{21} {وإن لم تؤمنوا لي فاْعَتِزلوِن}؛ أي: لكم ثلاث مراتب: الإيماُن بي، وهو مقصودي منكم. فإنْ لم تَحْصُل منكم هذه المرتبة؛ فاعتزلون لا عليَّ ولا لي؛ فاكفوني شرَّكم. فلم تحُصل منهم المرتبة الأولى ولا الثانية، بل لم يزالوا متمرِّدين عاتين على الله محاربين لنبيِّه موسى عليه السلام غير ممكِّنين له من قومه بني إسرائيل.
(21) ﴾ وَإِن لَّمۡ تُؤۡمِنُواْ لِي فَٱعۡتَزِلُونِ ﴿ "Dan jika kamu tidak beriman kepadaku, maka biarkanlah aku (memimpin Bani Israil)." Artinya, kalian memiliki tiga alternatif; beriman kepadaku dan itulah yang aku inginkan dari kalian, bila alternatif ini tidak kalian lakukan, maka tinggalkan aku, aku tidak menanggung apa pun dan aku tidak mendapatkan apa pun, jangan kau ganggu aku. Tapi alternatif pertama dan kedua tidak mereka lakukan, justru mereka tetap membangkang kepada Allah سبحانه وتعالى dan memusuhi nabiNya, Musa عليه السلام, tanpa memberinya kesempatan untuk mengajak kaumnya, Bani Israil.
#
{22} {فدعا ربَّه أنَّ هؤلاء قومٌ مجرمونَ}؛ أي: قد أجرموا جرماً يوجب تعجيل العقوبةِ، فأخبر عليه السلام بحالهم، وهذا دعاء بالحال التي هي أبلغ من المقال؛ كما قال عن نفسه عليه السلام: {ربِّ إنِّي لما أنزلتَ إليَّ من خيرٍ فقيرٌ}.
(22) ﴾ فَدَعَا رَبَّهُۥٓ أَنَّ هَٰٓؤُلَآءِ قَوۡمٞ مُّجۡرِمُونَ ﴿ "Kemudian Musa berdoa kepada Rabbnya, 'Sesungguhnya mereka ini adalah kaum yang berdosa (segera-kanlah azab kepada mereka)'," yakni, mereka melakukan dosa yang mewajibkan disegerakannya siksaan. Nabi Musa memberitahukan kondisi mereka. Ini adalah doa dengan kondisi yang lebih mengena daripada doa dengan kata-kata sebagaimana yang Nabi Musa doa-kan untuk dirinya sendiri, ﴾ رَبِّ إِنِّي لِمَآ أَنزَلۡتَ إِلَيَّ مِنۡ خَيۡرٖ فَقِيرٞ 24 ﴿ "Ya Rabbku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku." (Al-Qashash: 24).
#
{23} فأمره الله أن يسريَ بعباده ليلاً، وأخبره أنَّ فرعون وقومه سيتَّبِعونه.
(23) Kemudian Allah سبحانه وتعالى memerintahkan agar pergi bersama hamba-hambaNya di malam hari dan Allah سبحانه وتعالى memberitahukan bahwa Fir'aun dan kaumnya akan mengikutinya.
#
{24} {واتْرُكِ البحرَ رهواً}؛ [أي: بحاله]، وذلك أنَّه لما سرى موسى ببني إسرائيل كما أمره الله، ثم تبعهم فرعونُ، فأمر الله موسى أن يضرِبَ البحر، فضربه، فصار اثني عشر طريقاً، وصار الماء من بين تلك الطرق كالجبال العظيمةِ، فسلكه موسى وقومُه، فلما خرجوا منه؛ أمره الله أن يترُكَه {رهواً}؛ أي: بحاله؛ ليسلُكَه فرعونُ وجنودُه. {إنَّهم جندٌ مغرَقون}: فلمَّا تكامل قومُ موسى خارجين منه وقومُ فرعونَ داخلينَ فيه؛ أمره الله تعالى أن يَلْتَطِمَ عليهم، فغرقوا عن آخرهم، وتركوا ما مُتِّعوا به من الحياة الدُّنيا، وأورثه الله بني إسرائيل الذين كانوا مستعبَدِين لهم.
(24) ﴾ وَٱتۡرُكِ ٱلۡبَحۡرَ رَهۡوًاۖ ﴿ "Dan biarkanlah laut itu tetap terbelah," yaitu seperti kondisinya. Hal itu karena ketika Musa dan Bani Israil pergi di malam hari sebagaimana diperintahkan Allah سبحانه وتعالى dan diikuti oleh Fir'aun, Allah سبحانه وتعالى memerintahkan Nabi Musa عليه السلام untuk memukul laut kemudian berubah menjadi dua belas jalan. Air laut yang ada di sela-sela jalan itu seperti gunung besar. Musa dan kaumnya pun melintas. Ketika mereka keluar dari laut, Allah سبحانه وتعالى memerintahkan Nabi Musa عليه السلام untuk membiarkannya tetap terbelah agar dilintasi oleh Fir'aun dan bala tentaranya, ﴾ إِنَّهُمۡ جُندٞ مُّغۡرَقُونَ ﴿ "sesungguhnya me-reka adalah tentara yang akan ditenggelamkan." Ketika seluruh kaum Nabi Musa عليه السلام keluar dari air dan kaum Fir'aun masuk, Allah سبحانه وتعالى memerintahkan Nabi Musa عليه السلام untuk memukul ke arah mereka dan mereka semua tenggelam dan meninggalkan semua kenikmatan dunia. Allah سبحانه وتعالى menjadikan Bani Israil yang pernah diperbudak oleh mereka sebagai yang mewarisi mereka.
#
{25 ـ 28} ولهذا قال: {كم تركوا من جناتٍ وعيونٍ. وزروع ومقام كريم. ونعمةٍ كانوا فيها فاكهينَ. كذلك وأوْرَثْناها}؛ أي: هذه النعمة المذكورة {قوماً آخرينَ}. وفي الآية الأخرى: {كذلك وأوْرَثْناها بني إسرائيلَ}.
(25-28) Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ كَمۡ تَرَكُواْ مِن جَنَّٰتٖ وَعُيُونٖ 25 وَزُرُوعٖ وَمَقَامٖ كَرِيمٖ 26 وَنَعۡمَةٖ كَانُواْ فِيهَا فَٰكِهِينَ 27 كَذَٰلِكَۖ وَأَوۡرَثۡنَٰهَا ﴿ "Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan, dan kebun-kebun serta tem-pat-tempat yang indah-indah, dan kesenangan-kesenangan yang mereka menikmatinya, demikianlah dan Kami wariskan" nikmat t e r s e b u t ﴾ قَوۡمًا ءَاخَرِينَ 28 ﴿ "kepada kaum yang lain." Dalam ayat lain, ﴾ كَذَٰلِكَۖ وَأَوۡرَثۡنَٰهَا بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ 59 ﴿ "Seperti itulah Kami mewariskannya untuk Bani Israil." (Asy-Syu'ara`: 59).
#
{29} {فما بكتْ عليهم السماءُ والأرضُ}؛ أي: لمَّا أتلفهم الله وأهلكهم لم تبكِ عليهم السماء والأرض؛ أي: لم يُحزنْ عليهم ولم يُؤس على فراقهم، بل كلٌّ استبشر بهلاكِهِم وتلفِهِم، حتى السماء والأرض؛ لأنَّهم ما خَلَّفوا من آثارِهم إلاَّ ما يسوِّدُ وجوهَهم ويوجبُ عليهم اللعنةَ والمقتَ من العالمين. {وما كانوا مُنظَرين}؛ أي: ممهَلين عن العقوبة، بل اصطلمتْهم في الحال.
(29) ﴾ فَمَا بَكَتۡ عَلَيۡهِمُ ٱلسَّمَآءُ وَٱلۡأَرۡضُ ﴿ "Maka langit dan bumi tidak me-nangisi mereka," yakni, ketika Allah سبحانه وتعالى melenyapkan dan membina-sakan mereka, langit dan bumi tidak menangisi mereka, maksud-nya tidak bersedih atas mereka dan tidak berduka karena berpisah dengan mereka. Bahkan semuanya hingga langit dan bumi bergem-bira karena kebinasaan dan lenyapnya Fir'aun dan kaumnya, sebab mereka tidak meninggalkan jejak apa pun selain apa yang membuat kelam wajah mereka dan mengharuskan mereka mendapatkan laknat serta kemurkaan seluruh alam, bahkan seketika itu juga mereka diratakan dengan tanah.
#
{30 ـ 31} ثم امتنَّ تعالى على بني إسرائيلَ، فقال: {ولقد نَجَّيْنا بني إسرائيلَ من العذابِ المهينِ}: الذي كانوا فيه {من فرعونَ}: إذ يذبحُ أبناءَهم ويستحيي نساءَهم، {إنَّه كان عالياً}؛ أي: مستكبراً في الأرض بغير الحقِّ، {من المسرفين}: المتجاوزين لحدودِ الله المتجرِّئين على محارمه.
(30-31) Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى memberikan karunia pada Bani Israil seraya berfirman, ﴾ وَلَقَدۡ نَجَّيۡنَا بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ مِنَ ٱلۡعَذَابِ ٱلۡمُهِينِ ﴿ "Dan sungguh telah Kami selamatkan Bani Israil dari siksaan yang menghinakan," yang pernah mereka alami, ﴾ مِن فِرۡعَوۡنَۚ ﴿ "dari (azab) Fir'aun," karena Fir'aun menyembelih anak-anak lelaki mereka dan membiarkan wanita hidup. ﴾ إِنَّهُۥ كَانَ عَالِيٗا ﴿ "Sesungguhnya dia adalah orang yang sombong," yaitu bersikap tinggi hati di bumi tanpa hak, dan ﴾ مِّنَ ٱلۡمُسۡرِفِينَ ﴿ "salah seorang dari orang-orang yang melampaui batas," yang melanggar hu-kum-hukum Allah سبحانه وتعالى dan berani menerjang larangan-laranganNya.
#
{32} {ولقد اختَرْناهم}؛ أي: اصطفيناهم وانتَقَيْناهم {على علم}: منَّا بهم وباستحقاقهم لذلك الفضل {على العالَمين}؛ أي: عالمي زمانهم ومَنْ قبلهم وبعدَهم، حتى أتى اللهُ بأمة محمدٍ - صلى الله عليه وسلم - ففضَلوا العالمينَ كلَّهم، وجعلهم الله خير أمَّة أخرجت للناس، وامتنَّ عليهم بما لم يمتنَّ به على غيرهم.
(32) ﴾ وَلَقَدِ ٱخۡتَرۡنَٰهُمۡ ﴿ "Dan sungguh telah Kami pilih mereka," yakni, Kami seleksi mereka ﴾ عَلَىٰ عِلۡمٍ ﴿ "dengan pengetahuan (Kami)," yakni, berdasarkan pengetahuan Kami pada mereka dan keberhakan mereka atas keutamaan, ﴾ عَلَى ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "atas bangsa-bangsa," yakni, atas bangsa-bangsa di masa mereka dan orang-orang sebelum serta sesudah mereka hingga umat Muhammad a datang, mereka adalah umat terbaik secara keseluruhan. Allah سبحانه وتعالى menjadikan umat Muhammad a sebagai umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia dan memberi mereka karunia yang tidak diberikan pada umat lain.
#
{33} {وآتَيْناهم}؛ أي: بني إسرائيل {من الآياتِ}: الباهرة والمعجزات الظاهرةِ {ما فيه بلاءٌ مبينٌ}؛ أي: إحسانٌ كثيرٌ ظاهرٌ منَّا عليهم وحجَّة عليهم على صحَّة ما جاءهم به نبيُّهم موسى عليه السلام.
(33) . ﴾ وَءَاتَيۡنَٰهُم ﴿ "Dan Kami telah memberikan kepada mereka," yakni, Bani Israil, ﴾ مِّنَ ٱلۡأٓيَٰتِ ﴿ "di antara tanda-tanda kekuasaan (Kami)," yang nyata dan mukjizat terang, ﴾ مَا فِيهِ بَلَٰٓؤٞاْ مُّبِينٌ ﴿ "sesuatu yang di dalamnya terdapat nikmat yang nyata," yaitu kebaikan yang banyak dan nyata yang diberikan kepada mereka serta sebagai hujjah atas kebenaran risalah yang dibawa oleh nabi mereka, Musa عليه السلام.
Ayah: 34 - 37 #
{إِنَّ هَؤُلَاءِ لَيَقُولُونَ (34) إِنْ هِيَ إِلَّا مَوْتَتُنَا الْأُولَى وَمَا نَحْنُ بِمُنْشَرِينَ (35) فَأْتُوا بِآبَائِنَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (36) أَهُمْ خَيْرٌ أَمْ قَوْمُ تُبَّعٍ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ أَهْلَكْنَاهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ (37)}
"Sesungguhnya mereka (kaum musyrikin) itu benar-benar berkata, 'Tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami sekali-kali tidak akan dibangkitkan, maka datangkanlah (kembali) bapak-bapak kami jika kamu memang orang-orang yang benar.' Apakah mereka (kaum musyrikin) yang lebih baik ataukah kaum Tubba' dan orang-orang yang sebelum mereka? Kami telah membinasakan mereka karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berdosa." (Ad-Dukhan: 34-37).
#
{34 ـ 35} يخبر تعالى {إنَّ هؤلاء}: المكذِّبين، يقولون: مستبعِدين للبعث والنُّشور: {إنْ هي إلاَّ موتَتُنا الأولى وما نحنُ بمُنشَرينَ}؛ أي: ما هي إلاَّ الحياة الدُّنيا؛ فلا بعثَ ولا نشورَ، ولا جنةَ ولا نارَ.
(34-35) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan bahwa, ﴾ إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ ﴿ "sesung-guhnya mereka (kaum musyrikin) itu," yang mendustakan berkata seraya mengingkari Hari Kebangkitan, ﴾ إِنۡ هِيَ إِلَّا مَوۡتَتُنَا ٱلۡأُولَىٰ وَمَا نَحۡنُ بِمُنشَرِينَ ﴿ "Tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami sekali-kali tidak akan dibangkitkan," yakni, tidak ada kehidupan lain selain ke-hidupan dunia, tidak ada kebangkitan, surga atau neraka.
#
{36} ثم قالوا متجرِّئين على ربِّهم معجزين له: {فأتوا بآبائِنا إن كنتُم صادقينَ}: وهذا من اقتراح الجَهَلَةِ المعانِدين في مكان سحيقٍ؛ فأيُّ ملازمة بين صدق الرسول - صلى الله عليه وسلم - وأنَّه متوقِّف على الإتيان بآبائهم؛ فإنَّ الآيات قد قامت على صدِق ما جاءهم به وتواترتْ تواتراً عظيماً من كلِّ وجه؟!
(36) Selanjutnya mereka berkata dengan lancang terhadap Rabb mereka dan melemahkan Nabi Muhammad a, ﴾ فَأۡتُواْ بِـَٔابَآئِنَآ إِن كُنتُمۡ صَٰدِقِينَ ﴿ "Maka datangkanlah (kembali) bapak-bapak kami jika kamu memang orang-orang yang benar." Inilah usulan orang-orang bodoh lagi menentang yang jauh. Apa korelasinya antara kebenaran Rasulullah a dengan dihidupkannya bapak-bapak mereka. Telah banyak tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى berlaku sebagai bukti kebenaran risalah yang dibawa Rasulullah a kepada mereka dan sudah sangat masyhur didengar dari generasi ke generasi secara berantai dari berbagai segi.
#
{37} قال تعالى: {أهم خيرٌ}؛ أي: هؤلاء المخاطبون، {أم قومُ تُبَّع والذين من قبلِهِم أهْلَكْناهم إنَّهم كانوا مجرمين}؟ فإنَّهم ليسوا خيراً منهم، وقد اشتركوا في الإجرام؛ فليتوقَّعوا من الهلاك ما أصاب إخوانهم المجرمين.
(37) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ أَهُمۡ خَيۡرٌ ﴿ "Apakah mereka (kaum musyrikin) yang lebih baik," yakni, mereka yang menjadi obyek dialog, ﴾ أَمۡ قَوۡمُ تُبَّعٖ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ أَهۡلَكۡنَٰهُمۡۚ إِنَّهُمۡ كَانُواْ مُجۡرِمِينَ ﴿ "ataukah kaum Tubba' dan orang-orang yang sebelum mereka? Kami telah membinasakan mereka karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berdosa," orang-orang kafir Quraisy tidak lebih baik dari mereka dan orang-orang kafir telah sama-sama melakukan dosa. Untuk itu hendaklah mereka mengharap kebinasaan seperti yang pernah menimpa kawan-kawan mereka sesama pendosa.
Ayah: 38 - 42 #
{وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ (38) مَا خَلَقْنَاهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (39) إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ مِيقَاتُهُمْ أَجْمَعِينَ (40) يَوْمَ لَا يُغْنِي مَوْلًى عَنْ مَوْلًى شَيْئًا وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ (41) إِلَّا مَنْ رَحِمَ اللَّهُ إِنَّهُ هُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (42)}.
"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak men-ciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. Sesungguhnya hari keputusan (Hari Kiamat) itu adalah hari yang dijanjikan bagi mereka semuanya, yaitu hari yang seorang karib tidak dapat memberi manfaat kepada karibnya sedikitpun, dan mereka tidak akan mendapat pertolongan, kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang." (Ad-Dukhan: 38-42).
#
{38 ـ 39} يخبر تعالى عن كمال قدرتِهِ وتمام حكمتِهِ، وأنَّه ما خَلَقَ السماواتِ والأرض لاعباً، ولا لهواً، وسدىً من غير فائدة، وأنَّه ما خلقهما {إلاَّ بالحقِّ}؛ أي: نفسُ خلقهما بالحقِّ، وخلقُهما مشتملٌ على الحقِّ، وأنه أوجدهما لِيَعبدوه وحدَه لا شريك له، وليأمر العبادَ وينهاهم ويثيبَهم ويعاقِبَهم. {ولكنَّ أكثرَهم لا يعلمونَ}؛ فلذلك لم يتفكَّروا في خَلْقِ السماواتِ والأرض.
(38-39) Allah سبحانه وتعالى memberitahukan tentang kesempurnaan Kuasa dan hikmahNya, Dia tidak menciptakan langit dan bumi karena sia-sia dan main-main tanpa adanya guna, Allah سبحانه وتعالى tidak menciptakan keduanya ﴾ إِلَّا بِٱلۡحَقِّ ﴿ "melainkan dengan haq." Yakni, penciptaan keduanya itu sendiri dengan haq dan penciptaannya mengandung haq. Allah سبحانه وتعالى menciptakan keduanya agar mereka semua hanya menyembahNya semata, Yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan agar Allah سبحانه وتعالى memerintah, melarang, memberi pahala dan menyiksa para hamba. ﴾ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ ﴿ "Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui," karena itu mereka tidak mau merenung-kan penciptaan langit dan bumi.
#
{40} {إنَّ يوم الفصل}: وهو يوم القيامة، الذي يفصِلُ الله به بين الأولين والآخرين وبين كل مختلفين، {ميقاتُهم}؛ أي: الخلائق {أجمعين}: كلُّهم سيجمعُهم الله فيه، ويحضِرُهم ويحضِرُ أعمالهم، ويكون الجزاء عليها.
(40) ﴾ إِنَّ يَوۡمَ ٱلۡفَصۡلِ ﴿ "Sesungguhnya hari keputusan," yakni, Hari Kiamat yang di hari itu Allah سبحانه وتعالى memberi putusan antara orang-orang pertama dan orang-orang terakhir dan memberi keputusan antara setiap orang yang berselisih, ﴾ مِيقَٰتُهُمۡ ﴿ "adalah hari yang di-janjikan" untuk para makhluk, ﴾ أَجۡمَعِينَ ﴿ "semuanya," yakni, semua-nya akan dikumpulkan oleh Allah سبحانه وتعالى pada hari itu. Allah سبحانه وتعالى meng-hadirkan mereka dan mendatangkan amal perbuatan mereka, dan berdasarkan amal itulah balasan berlaku.
#
{41} لا ينفع {مولى عن مولى شيئاً}: لا قريب عن قريبه، ولا صديق عن صديقه، {ولا هم يُنصَرونَ}؛ أي: يمنعون من عذاب الله عزَّ وجلَّ؛ لأنَّ أحداً من الخلق لا يملك من الأمر شيئاً.
(41) Tidaklah berguna, ﴾ مَوۡلًى عَن مَّوۡلٗى شَيۡـٔٗا ﴿ "seorang karib kepada karibnya sedikitpun," tidak orang dekat pada orang terdekatnya, tidak teman pada temannya. ﴾ وَلَا هُمۡ يُنصَرُونَ ﴿ "Dan mereka tidak akan mendapat pertolongan," yakni, yang dapat menolak untuknya dari azab Allah r karena setiap makhluk sama sekali tidak berkuasa atas urusan itu.
#
{42} {إلاَّ مَن رَحِمَ اللهُ إنَّه هو العزيزُ الرحيمُ}: فإنَّه هو الذي ينتفع ويرتفع برحمةِ الله تعالى التي تسبَّب إليها، وسعى لها سعيها في الدنيا. ثم قال تعالى:
(42) ﴾ إِلَّا مَن رَّحِمَ ٱللَّهُۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ ﴿ "Kecuali orang yang diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang," karena dialah orang yang mendapatkan guna dan derajat, berkat rahmat Allah سبحانه وتعالى yang menjadi penyebabnya dan mereka lakukan semasa di dunia. Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى berfirman,
Ayah: 43 - 50 #
{إِنَّ شَجَرَتَ الزَّقُّومِ (43) طَعَامُ الْأَثِيمِ (44) كَالْمُهْلِ يَغْلِي فِي الْبُطُونِ (45) كَغَلْيِ الْحَمِيمِ (46) خُذُوهُ فَاعْتِلُوهُ إِلَى سَوَاءِ الْجَحِيمِ (47) ثُمَّ صُبُّوا فَوْقَ رَأْسِهِ مِنْ عَذَابِ الْحَمِيمِ (48) ذُقْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْكَرِيمُ (49) إِنَّ هَذَا مَا كُنْتُمْ بِهِ تَمْتَرُونَ (50)}.
"Sesungguhnya pohon zaqqum itu, makanan orang yang ba-nyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas. Peganglah dia kemudian seretlah dia ke tengah-tengah neraka. Kemudian tuang-kanlah di atas kepalanya siksaan (dari) air yang amat panas. Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia. Sesungguhnya ini adalah azab yang dahulu kamu selalu meragu-kannya." (Ad-Dukhan: 43-50).
#
{43 ـ 50} لما ذَكَرَ يوم القيامة، وأنه يفصِلُ بين عباده فيه؛ ذَكَرَ افتراقهم إلى فريقين: فريقٍ في الجنة، وفريقٍ في السعير، وهم الآثمون بعمل الكفر والمعاصي، وأنَّ طعامهم {شجرة الزَّقُّوم}: شرُّ الأشجار وأفظعُها، وأنَّ طعامها {كالمهل}؛ أي: كالصديد المنتن خبيث الريح والطعم شديد الحرارة، {يَغْلي في} بطونهم {كغَلْي الحميم}، ويُقال للمعذَّب: {ذُقْ}: هذا العذاب الأليم والعقاب الوخيم، {إنَّك أنتَ العزيزُ الكريمُ}؛ أي: بزعمك أنك عزيزٌ ستمتنع من عذاب الله، وأنك كريم على الله لا يصيبُك بعذابٍ؛ فاليوم تبيَّن لك أنَّك أنت الذَّليل المهان الخسيس. {إنَّ هذا} العذاب العظيم، {ما كنتُم به تمترونَ}؛ أي: تشكُّون؛ فالآن صار عندكم حقَّ اليقين.
(43-50) Ketika Allah سبحانه وتعالى menyebutkan Hari Kiamat dan Dia memberi putusan terhadap sesama hambanya di hari itu, selan-jutnya Allah سبحانه وتعالى menyebutkan dua golongan hamba-hambaNya; golongan yang ada di surga dan golongan yang ada di neraka. Golongan kedua adalah orang-orang berdosa karena mengerjakan kekufuran dan kemaksiatan. Makanan mereka adalah ﴾ شَجَرَتَ ٱلزَّقُّومِ ﴿ "pohon zaqqum," pohon yang paling buruk dan keji, rasanya ﴾ كَٱلۡمُهۡلِ ﴿ "seperti kotoran minyak," yaitu seperti kotoran minyak yang berbau busuk dan rasanya amat panas, ﴾ يَغۡلِي فِي ٱلۡبُطُونِ كَغَلۡيِ ٱلۡحَمِيمِ ﴿ "yang men-didih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang sangat panas," dan dikatakan kepada orang yang disiksa, ﴾ ذُقۡ ﴿ "Rasakanlah," azab yang pedih dan siksaan yang menyakitkan ini, ﴾ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡكَرِيمُ ﴿ "sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia," yakni, karena kau mengira bahwa kau adalah orang perkasa dan akan dapat menangkal azab Allah سبحانه وتعالى dan kau orang mulia sehingga Allah سبحانه وتعالى tidak boleh menimpakan azab padamu. Pada hari ini terlihat jelas bahwa kau adalah orang tercela, hina, dan rendah.﴾ إِنَّ هَٰذَا مَا كُنتُم بِهِۦ تَمۡتَرُونَ ﴿ "Sesungguhnya ini adalah azab yang dahulu kamu selalu meragu-kannya," yakni, engkau sangsikan dan sekarang menjadi kebenaran yang meyakinkan bagi kalian.
Ayah: 51 - 59 #
{إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي مَقَامٍ أَمِينٍ (51) فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ (52) يَلْبَسُونَ مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَقَابِلِينَ (53) كَذَلِكَ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ (54) يَدْعُونَ فِيهَا بِكُلِّ فَاكِهَةٍ آمِنِينَ (55) لَا يَذُوقُونَ فِيهَا الْمَوْتَ إِلَّا الْمَوْتَةَ الْأُولَى وَوَقَاهُمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ (56) فَضْلًا مِنْ رَبِّكَ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (57) فَإِنَّمَا يَسَّرْنَاهُ بِلِسَانِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ (58) فَارْتَقِبْ إِنَّهُمْ مُرْتَقِبُونَ (59)}
"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, (yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air, mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan. Demikianlah, dan Kami berikan kepada mereka bidadari. Di dalamnya mereka meminta segala macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatiran), mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka, sebagai karunia dari Rabbmu. Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar. Sesungguhnya Kami mudahkan al-Qur`an itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran. Maka tunggulah; sesungguhnya mereka itu menunggu (pula)." (Ad-Dukhan: 51-59).
#
{51 ـ 53} هذا جزاءُ المتَّقين لله، الذي اتَّقوا سَخَطه وعذابه بتركهم المعاصي وفعلهم الطاعات، فلمَّا انتفى السخط عنهم والعذابُ؛ ثبت لهم الرِّضا من الله والثواب العظيم في ظلٍّ ظليل من كثرة الأشجار والفواكه، وعيونٍ سارحةٍ تجري من تحتهم الأنهار يفجِّرونها تفجيراً، في جنات النعيم، فأضاف الجناتِ إلى النعيم؛ لأن كُلَّ ما اشتملت عليه، كله نعيمٌ وسرورٌ كامل من كلِّ وجهٍ، ما فيه منغصٌ ولا مكدرٌ بوجه من الوجوه، ولباسُهم من الحرير الأخضر من السندس والإستبرق؛ أي: غليظ الحرير ورقيقه ممَّا تشتهيهُ أنفسُهم، {متقابلين}: في قلوبهم ووجوههم في كمال الراحة والطمأنينة والمحبَّة والعشرة الحسنة والآداب المستحسنة.
(51-53) Inilah balasan orang-orang yang bertakwa kepada Allah سبحانه وتعالى. Orang-orang yang menjaga diri dari murka dan azab Allah سبحانه وتعالى dengan cara menjauhi segala kemaksiatan dan mengerjakan berbagai ketaatan. Kala murka dan azab tidak ada, yang ada bagi mereka adalah keridhaan dan pahala besar dari Allah سبحانه وتعالى dalam naungan teduh banyaknya pepohonan dan buah-buahan serta mata air yang mengalir, di bawah mereka sungai mengalir deras di dalam surga yang penuh kenikmatan. Allah سبحانه وتعالى menyandingkan surga pada kenikmatan, karena semua yang terdapat dalam surga adalah kenikmatan. Semuanya adalah kenikmatan dan kebahagiaan sempurna dari berbagai sisi. Tidak ada sesuatu pun yang kotor dan keruh secara mutlak. Pakaian mereka terbuat dari sutera hijau yang tebal dan tipis yang disukai jiwa, dan mereka ﴾ مُّتَقَٰبِلِينَ ﴿ "sa-ling berhadap-hadapan," di hati dan wajah mereka dalam sempurna-nya kenikmatan, kedamaian, cinta kasih, pergaulan, dan etika baik.
#
{54} {كذلك}: النعيم التام والسرور الكامل، {وزوَّجْناهم بحورٍ} ؛ أي: نساء جميلات من جمالهنَّ وحسنهنَّ أنَّه يَحارُ الطرفُ في حسنهنَّ، وينبهر العقل بجمالهنَّ وينخلبُ اللبُّ لكمالهن، {عينٍ}؛ أي: ضخام الأعين حسانها.
(54) ﴾ كَذَٰلِكَ ﴿ "Demikianlah," kenikmatan dan kebahagiaan sempurna, ﴾ وَزَوَّجۡنَٰهُم بِحُورٍ ﴿ "dan Kami berikan kepada mereka bidadari," wanita-wanita rupawan. Begitu rupawannya hingga membuat tatapan mata bimbang, akal tercengang karena kecantikan mereka dan hati terpanah karena kesempurnaan mereka. Dan kata ﴾ عِينٖ ﴿ yakni, mata mereka lebar dan indah.
#
{55} {يَدْعون فيها}: أي: الجنة {بكلِّ فاكهةٍ}: مما له اسمٌ في الدُّنيا ومما لا يوجدُ له اسمٌ ولا نظير في الدنيا؛ فمهما طلبوه من أنواع الفاكهة وأجناسها؛ أحضر لهم في الحال من غير تعبٍ ولا كلفةٍ، آمنين من انقطاع ذلك، وآمنين من مضرَّته، وآمنين من كلِّ مكدِّر، وآمنين من الخروج منها والموت.
(55) ﴾ يَدۡعُونَ فِيهَا ﴿ "Mereka meminta di dalamnya," yakni, di surga, ﴾ بِكُلِّ فَٰكِهَةٍ ﴿ "segala macam buah-buahan," yang sebagian namanya terdapat di dunia dan juga yang tidak ada padanannya di dunia. Kala penduduk surga menginginkan macam dan jenis buah-buahan apa pun, seketika itu juga buah yang diinginkannya datang tanpa bersusah payah dan mereka aman dari terputusnya buah yang diharapkan (selalu ada dan tidak musiman), aman dari bahaya, kotoran dan aman untuk tidak dikeluarkan dari surga serta terbebas dari kematian.
#
{56} ولهذا قال: {لا يذوقون فيها الموتَ إلاَّ الموتةَ الأولى}؛ أي: ليس فيها موتٌ بالكلِّية، ولو كان فيها موتٌ يُستثنى؛ لم يستثنِ الموتةَ الأولى التي هي الموتة في الدنيا، فتمَّ لهم كلُّ محبوب مطلوب، {ووقاهم عذابَ الجحيم}.
(56) Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman,﴾ لَا يَذُوقُونَ فِيهَا ٱلۡمَوۡتَ إِلَّا ٱلۡمَوۡتَةَ ٱلۡأُولَىٰۖ ﴿ "Mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali mati di dunia," yakni, tidak ada kematian dalam surga secara keseluruhan. Andai di surga ada kematian yang dikecualikan, tentu kematian pertama yang ada di dunia tidak dikecualikan. Semua yang mereka damba dan harap ada secara sempurna. ﴾ وَوَقَىٰهُمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِيمِ ﴿ "Dan Allah memelihara mereka dari azab ne-raka."
#
{57} {فضلاً من ربِّك}؛ أي: حصول النعيم واندفاع العذاب عنهم من فضل الله عليهم وكرمِهِ؛ فإنَّه تعالى هو الذي وفَّقهم للأعمال الصالحة، التي بها نالوا خير الآخرة وأعطاهم أيضاً ما لمْ تبلُغْه أعمالُهم. {ذلك هو الفوزُ العظيمُ}: وأيُّ فوزٍ أعظمُ من نيل رضوان الله وجنَّته والسلامة من عذابه وسخطِهِ.
(57) ﴾ فَضۡلٗا مِّن رَّبِّكَۚ ﴿ "Sebagai karunia dari Rabbmu," yakni, diraih-nya kenikmatan dan terhindarnya dari azab adalah berkat karunia dan kebaikan Allah سبحانه وتعالى pada mereka, karena Dia-lah yang menolong mereka untuk mengerjakan amal shalih yang dengan amal itu me-reka mendapatkan kebaikan akhirat. Mereka juga diberi sesuatu yang tidak digapai oleh amal mereka. ﴾ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ﴿ "Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar," dan keberuntungan apa lagi yang lebih besar dari mendapat-kan keridhaan Allah سبحانه وتعالى dan surgaNya serta selamat dari azab dan murkaNya?
#
{58} {فإنما يَسَّرْناه}؛ أي: القرآن {بلسانِكَ}؛ أي: سهَّلْناه بلسانك الذي هو أفصحُ الألسنةِ على الإطلاق وأجلُّها، فتيسر به لفظه، وتيسر به معناه، {لعلَّهم يتذكَّرون}: ما فيه نفعُهم فيفعلونَه، وما فيه ضررُهم فيترُكونه.
(58) ﴾ فَإِنَّمَا يَسَّرۡنَٰهُ بِلِسَانِكَ ﴿ "Sesungguhnya Kami mudahkan al-Qur`an itu dengan bahasamu," yaitu Kami memudahkannya dengan bahasa-mu yang merupakan bahasa paling fasih dan mulia secara mutlak. Dengan bahasa itu, kata-kata dan makna al-Qur`an menjadi mudah, ﴾ لَعَلَّهُمۡ يَتَذَكَّرُونَ ﴿ "supaya mereka mendapat pelajaran," manfaat yang terdapat di dalamnya sehingga mereka bisa melaksanakannya dan bahaya yang ada di dalamnya sehingga mereka bisa meninggal-kannya.
#
{59} {فارتَقِبْ}؛ أي: انتظرْ ما وعدك ربُّك من الخير والنصر. {إنَّهم مرتقبونَ}: ما يحلُّ بهم من العذاب، وفرقٌ بين الارتقابين: رسول الله وأتباعه يرتقبون الخير في الدُّنيا والآخرة، وضدُّهم يرتقبون الشرَّ في الدُّنيا والآخرة.
(59) ﴾ فَٱرۡتَقِبۡ ﴿ "Maka tunggulah," yakni, tunggulah kebaikan dan kemenangan yang dijanjikan Rabbmu padamu, ﴾ إِنَّهُم مُّرۡتَقِبُونَ ﴿ "sesungguhnya mereka itu menunggu (pula)" azab yang akan menimpa mereka. Perbedaan yang jauh antara kedua penantian. Rasulullah a dan para pengikutnya menantikan kebaikan dunia dan akhirat sedangkan penentang mereka menanti keburukan dunia dan akhirat.
Selesai Tafsir Surat ad-Dukhan. Segala puji dan karunia hanya bagi Allah سبحانه وتعالى semata.