Ayah:
TAFSIR SURAT AZ-ZUKHRUF (Perhiasan)
TAFSIR SURAT AZ-ZUKHRUF (Perhiasan)
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."
Ayah: 1 - 5 #
{حم (1) وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ (2) إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (3) وَإِنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيمٌ (4) أَفَنَضْرِبُ عَنْكُمُ الذِّكْرَ صَفْحًا أَنْ كُنْتُمْ قَوْمًا مُسْرِفِينَ (5)}.
"Ha Mim. Demi Kitab (al-Qur`an) yang menerangkan. Se-sungguhnya Kami menjadikan al-Qur`an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami(nya). Dan sesungguhnya al-Qur`an itu dalam induk al-Kitab (Lauhil Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan al-Qur`an kepa-damu, karena kamu adalah kaum yang melampaui batas?" (az-Zukhruf: 1-5).
#
{1 ـ 3} هذا قسمٌ بالقرآن على القرآن، فأقسم بالكتاب المبين، وأطلق، ولم يذكُرِ المتعلَّق؛ ليدلَّ على أنه مبينٌ لكل ما يحتاج إليه العباد من أمور الدُّنيا والدِّين والآخرة. {إنَّا جَعَلْناه قرآناً عربيًّا}: هذا المقسَم عليه أنَّه جُعِلَ بأفصح اللغاتِ وأوضحِها وأبينها، وهذا من بيانه. وذكر الحكمةَ في ذلك، فقال: {لعلَّكم تعقلونَ}؛ ألفاظَه ومعانيَه لتيسُّرها وقربها من الأذهان.
(1-3) Ini adalah sumpah dengan al-Qur`an terhadap al-Qur`an. Allah سبحانه وتعالى bersumpah dengan al-Qur`an yang nyata secara mutlak dan tidak menyebutkan sesuatu yang dikaitkan dengannya, untuk menunjukkan bahwa al-Qur`an menjelaskan segala masalah dunia-akhirat yang diperlukan para hamba. ﴾ إِنَّا جَعَلۡنَٰهُ قُرۡءَٰنًا عَرَبِيّٗا ﴿ "Sesungguhnya Kami menjadikan al-Qur`an dalam bahasa Arab." Inilah yang disumpahkan, al-Qur`an dijadikan dengan bahasa yang paling fasih, jelas dan nyata. Dan inilah salah satu dari penjelasannya. Allah سبحانه وتعالى menyebutkan hikmah mengenai hal itu seraya berfirman, ﴾ لَّعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ ﴿ "Supaya kamu memahami-(nya)," kata-kata dan maknanya agar mudah dan dekat di pende-ngaran.
#
{4} {وإنَّه}؛ أي: هذا الكتاب {لدينا} في الملأ الأعلى في أعلى الرُّتب وأفضلها {لَعَلِيٌّ حكيمٌ}؛ أي: لعليٌّ في قدره وشرفه ومحله، حكيم فيما يشتمل عليه من الأوامر والنواهي والأخبار؛ فليس فيه حكمٌ مخالفٌ للحكمة والعدل والميزان.
(4) ﴾ وَإِنَّهُۥ فِيٓ أُمِّ ٱلۡكِتَٰبِ لَدَيۡنَا ﴿ "Dan sesungguhnya al-Qur`an itu dalam induk al-Kitab (Lauhil Mahfuzh) di sisi Kami," berada di al-Mala` al-A'la di tingkat paling atas dan paling mulia, ﴾ لَعَلِيٌّ حَكِيمٌ ﴿ "adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah," yaitu, benar-benar tinggi dalam tingkatan, kemuliaan, dan posisi-nya, bijaksana dalam segala perintah, larangan, dan berita yang tercakup. Di dalamnya tidak ada hukum yang berseberangan de-ngan hikmah, keadilan, dan keseimbangan.
#
{5} ثم أخبر تعالى أنَّ حكمته وفضلَه يقتضي أنْ لا يتركَ عباده هملاً لا يرسل إليهم رسولاً ولا ينزل عليهم كتاباً ولو كانوا مسرفين ظالمين، فقال: {أفنضرِبُ عنكم الذِّكْرَ صفحاً}؛ أي: أفنعرض عنكم ونترك إنزال الذِّكر إليكم ونضرب عنكم صفحاً لأجل إعراضِكم وعدم انقيادِكم [له]، بل ننزل عليكم الكتابَ، ونوضِّح لكم فيه كلَّ شيءٍ؛ فإنْ آمنتُم به واهتديتُم؛ فهو من توفيقِكم، وإلاَّ؛ قامت عليكم الحجَّة، وكنتُم على بيِّنة من أمركم.
(5) Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى mengabarkan bahwa hikmah dan karuniaNya mengharuskan tidak membiarkan para hambanya begitu saja, dan tidak mengutus rasul dan tidak menurunkan kitab kepada mereka meski mereka melampaui batas dan berbuat zhalim. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ أَفَنَضۡرِبُ عَنكُمُ ٱلذِّكۡرَ صَفۡحًا ﴿ "Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan al-Qur`an kepadamu," yaitu apakah Kami berpaling dari kalian dan tidak menurunkan peringatan kepada kalian dan berhenti menurunkan al-Qur`an karena kalian berpaling dan tidak tunduk kepada Allah سبحانه وتعالى? Meski demikian, Allah سبحانه وتعالى tetap menurunkan al-Qur`an dan memberi penjelasan segala sesuatu kepada kalian. Bila kalian beriman dan menjadikannya sebagai petunjuk, itulah taufik untuk kalian, namun bila tidak dipercayai dan tidak dijadikan sebagai petunjuk, maka hujjah telah tegak atas kalian dan kalian berada di atas kejelasan berbagai hal.
Ayah: 6 - 8 #
{وَكَمْ أَرْسَلْنَا مِنْ نَبِيٍّ فِي الْأَوَّلِينَ (6) وَمَا يَأْتِيهِمْ مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (7) فَأَهْلَكْنَا أَشَدَّ مِنْهُمْ بَطْشًا وَمَضَى مَثَلُ الْأَوَّلِينَ (8)}.
"Berapa banyaknya nabi-nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat yang terdahulu. Dan tiada seorang nabi pun datang kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. Maka telah Kami binasakan orang-orang yang lebih besar ke-kuatannya dari mereka itu (musyrikin Makkah) dan telah terdahulu (tersebut dalam al-Qur`an) perumpamaan umat-umat masa dahulu." (Az-Zukhruf: 6-8).
#
{6 ـ 8} يقول تعالى: إنَّ هذه سنَّتُنا في الخلق أن لا نَتْرُكَهم هملاً؛ فكم {أرسَلْنا من نبيٍّ في الأوَّلين}: يأمرونهم بعبادة الله وحده لا شريك له، ولم يزل التكذيبُ موجوداً في الأمم. {وما يأتيهم من نبيٍّ إلاَّ كانوا به يستهزِئونَ}: جَحْداً لما جاء به، وتكبُّراً على الحقِّ، {فأهْلَكْنا أشدَّ} من هؤلاء {بطشاً}؛ أي: قوة وأفعالاً وآثاراً في الأرض، {ومضى مَثَلُ الأوَّلين}؛ أي: مضت أمثالُهم وأخبارُهم وبيَّنَّا لكم منها ما فيه عبرةٌ ومزدجَرٌ عن التكذيب والإنكار.
(6-8) Allah سبحانه وتعالى berfirman, bahwa ini adalah ketetapan Kami pada makhluk, untuk tidak membiarkan mereka sia-sia,﴾ أَرۡسَلۡنَا مِن نَّبِيّٖ فِي ٱلۡأَوَّلِينَ ﴿ "Berapa banyaknya nabi-nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat yang terdahulu," memerintahkan mereka untuk menyem-bah Allah سبحانه وتعالى semata, yang tidak ada sekutu bagiNya. Akan tetapi sikap mendustakan tetap saja ada di berbagai umat.﴾ وَمَا يَأۡتِيهِم مِّن نَّبِيٍّ إِلَّا كَانُواْ بِهِۦ يَسۡتَهۡزِءُونَ ﴿ "Dan tiada seorang nabi pun datang kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya," karena membantah ajaran yang dibawa serta merasa congkak pada kebenaran.﴾ فَأَهۡلَكۡنَآ أَشَدَّ ﴿ "Maka telah Kami binasakan orang-orang yang lebih besar," dari mereka, ﴾ بَطۡشٗا ﴿ "kekuatannya," yaitu kekuatan, tindakan, dan bekas-bekasnya di bumi, ﴾ وَمَضَىٰ مَثَلُ ٱلۡأَوَّلِينَ ﴿ "Dan telah terdahulu (tersebut dalam al-Qur`an) perumpamaan umat-umat masa dahulu," yaitu, orang-orang seperti mereka dan berita mereka telah berlalu, dan Kami juga telah menjelaskan pelajaran dan larangan untuk tidak mendus-takan dan mengingkari. 9
Ayah: 9 - 14 #
{وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزِيزُ الْعَلِيمُ (9) الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ مَهْدًا وَجَعَلَ لَكُمْ فِيهَا سُبُلًا لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (10) وَالَّذِي نَزَّلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَنْشَرْنَا بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا كَذَلِكَ تُخْرَجُونَ (11) وَالَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْفُلْكِ وَالْأَنْعَامِ مَا تَرْكَبُونَ (12) لِتَسْتَوُوا عَلَى ظُهُورِهِ ثُمَّ تَذْكُرُوا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ إِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُولُوا سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ (13) وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ (14)}].
"Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka, 'Siapakah yang menciptakan langit dan bumi,' niscaya mereka akan men-jawab, 'Semuanya diciptakan oleh Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.' Yang menjadikan bumi untuk kamu sebagai tempat menetap dan Dia membuat jalan-jalan di atas bumi untuk kamu supaya kamu mendapat petunjuk. Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur). Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi. Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Rabbmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan, 'Mahasuci Dia yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Rabb kami'." (Az-Zukhruf: 9-14).
#
{9} يخبر تعالى عن المشركين أنَّك لو {سألتَهم مَنْ خَلَقَ السمواتِ والأرضَ ليقولنَّ}: الله وحدَه لا شريك له. {العزيز}: الذي دانت لعزَّته جميع المخلوقات. {العليم}: بظواهر الأمور وبواطنها وأوائلها وأواخراها. فإذا كانوا مقرِّين بذلك؛ فكيف يجعلون له الولدَ والصاحبةَ والشريكَ؟! وكيف يشركون به من لا يَخْلُقُ ولا يرزقُ ولا يميتُ ولا يحيي؟!
(9) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan tentang orang-orang musyrik, bahwa jika engkau bertanya kepada mereka, ﴾ سَأَلۡتَهُم مَّنۡ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ لَيَقُولُنَّ ﴿ "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Niscaya mereka akan menjawab," hanya Allah سبحانه وتعالى semata, yang tidak ada sekutu bagiNya, ﴾ ٱلۡعَزِيزُ ﴿ "Yang Mahaperkasa," yang semua makhluk tunduk kepada keperkasaanNya, ﴾ ٱلۡعَلِيمُ ﴿ "Lagi Maha Mengetahui" semua masalah-masalah zahir dan batin, permulaan dan akhirnya. Bila mereka mengakui hal itu, lantas mengapa mereka menganggap Allah سبحانه وتعالى memiliki anak, pendamping dan sekutu? Dan bagaimana mereka menyekutukanNya dengan sesuatu yang tidak bisa men-ciptakan, memberi rizki, mematikan, dan menghidupkan?
#
{10} ثم ذكر أيضاً من الأدلَّة الدالَّة على كمال نعمته واقتداره بما خَلَقه لعباده من الأرض التي مَهَدها وجعلها قراراً للعباد يتمكَّنون فيها من كلِّ ما يريدون، {وجَعَلَ لكم فيها سُبُلاً}؛ أي: جعل منافذ بين سلاسل الجبال المتَّصلة تنفُذون منها إلى ما ورائها من الأقطار، {لعلَّكم تهتدونَ}: في السير في الطرق ولا تضيعون، ولعلَّكم أيضاً تهتدون في الاعتبار بذلك والادِّكار فيه.
(10) Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى juga menyebutkan berbagai dalil yang menunjukkan kesempurnaan nikmat dan kekuasaanNya dengan apa-apa yang diciptakan untuk hamba-hambaNya, seperti bumi yang dihamparkan dan dijadikan sebagai tempat menetap untuk para hamba yang memungkinkan mereka melakukan apa pun yang diinginkan. ﴾ وَجَعَلَ لَكُمۡ فِيهَا سُبُلٗا ﴿ "Dan Dia membuat jalan-jalan di atas bumi untuk kamu," yaitu, Allah سبحانه وتعالى membuatkan jalan-jalan di antara gunung-gunung, dari jalan itu kalian menembus berbagai wilayah di baliknya, ﴾ لَّعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ ﴿ "supaya kamu mendapat petun-juk" kala menempuh perjalanan, agar kalian tidak tersesat dan supaya kalian juga mendapat petunjuk dengan mengambil i'tibar (pelajaran) serta mengingat Allah karenanya.
#
{11} {والذي نَزَّلَ من السماءِ ماءً بقدرٍ}: لا يزيدُ ولا ينقُص، ويكون أيضاً بمقدار الحاجةِ؛ لا ينقُصُ بحيث لا يكون فيه نفعٌ، ولا يزيدُ بحيث يضرُّ العباد والبلاد، بل أغاث به العبادَ، وأنقذ به البلادَ من الشدَّة، ولهذا قال: {فأنشَرْنا به بلدةً ميتاً}؛ أي: أحييناها بعد موتها، {كذلك تُخْرَجونَ}؛ أي: فكما أحيا الأرض الميتة الهامدة بالماء؛ كذلك يحييكم بعدما تستكملونَ في البرزخ ليجازِيَكم بأعمالكم.
(11) ﴾ وَٱلَّذِي نَزَّلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءَۢ بِقَدَرٖ ﴿ "Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan)," tidak lebih dan tidak kurang dan juga sesuatu ukuran yang diperlukan. Tidak kurang sekiranya tidak terdapat manfaat padanya dan tidak lebih sekiranya mem-bahayakan para hamba dan negeri, tapi dengan air itu Allah سبحانه وتعالى menolong para hamba dan menyelamatkan negeri dari kesempitan. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَأَنشَرۡنَا بِهِۦ بَلۡدَةٗ مَّيۡتٗاۚ ﴿ "Lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati," yakni, Kami menghidupkannya setelah kematiannya. ﴾ كَذَٰلِكَ تُخۡرَجُونَ ﴿ "Seperti itulah kamu akan dike-luarkan (dari dalam kubur)," yakni, sebagaimana Allah سبحانه وتعالى menghidup-kan bumi mati dengan air, seperti itu juga Allah سبحانه وتعالى menghidupkan kembali kalian setelah kalian berada di alam barzakh untuk mem-beri balasan berdasarkan amal perbuatan kalian.
#
{12} {والذي خَلَقَ الأزواجَ كلَّها}؛ أي: الأصناف جميعها مما تُنْبِتُ الأرض ومن أنفسِهم ومما لا يعلمون؛ من ليل ونهار، وحرٍّ وبرد، وذكر وأنثى ... وغير ذلك، {وجعل لكم من الفُلْكِ}؛ أي: السفن البحريَّة الشراعيَّة والناريَّة ما تركبون، {و} من {الأنعام ما تركبونَ}.
(12) ﴾ وَٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡأَزۡوَٰجَ كُلَّهَا ﴿ "Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan," yaitu seluruh jenis yang tumbuh di bumi dan dari diri kalian serta segala sesuatu yang tidak kalian ketahui seperti waktu malam dan siang, hangat dan dingin, lelaki dan perempuan dan lain sebagainya, ﴾ وَجَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلۡفُلۡكِ ﴿ "dan menjadikan untukmu kapal," yaitu kapal laut dan kendaraan yang kalian tumpangi, ﴾ وَ﴿ "dan," dari ﴾ ٱلۡأَنۡعَٰمِ مَا تَرۡكَبُونَ ﴿ "binatang ternak yang kamu tunggangi."
#
{13} {لتستووا على ظهورِهِ}: وهذا شامل لظهورِ الفُلك ولظهور الأنعام؛ أي: لتستقرُّوا عليها. {ثم تذكروا نعمةَ ربِّكم إذا استويتُم عليه}: بالاعتراف بالنعمة لمن سخَّرها والثناء عليه تعالى بذلك، ولهذا قال: {وتقولوا سبحانَ الذي سخَّر لنا هذا وما كُنَّا له مقرِنينَ}؛ أي: لولا تسخيره لنا ما سَخَّر من الفلك والأنعام؛ ما كنا مُطيقينَ لذلك وقادِرين عليه، ولكن من لطفِهِ وكرمِهِ تعالى سخَّرها وذلَّلها ويسَّر أسبابها. والمقصودُ من هذا بيانُ أن الربَّ الموصوفَ بما ذكره من إفاضة النِّعم على العبادِ هو الذي يستحقُّ أن يُعبد، ويصلَّى له ويُسجَد.
(13) ﴾ لِتَسۡتَوُۥاْ عَلَىٰ ظُهُورِهِۦ ﴿ "Supaya kamu duduk di atas punggungnya," ini mencakup punggung kapal dan binatang. Artinya, agar kalian tegak di atasnya. ﴾ ثُمَّ تَذۡكُرُواْ نِعۡمَةَ رَبِّكُمۡ إِذَا ٱسۡتَوَيۡتُمۡ عَلَيۡهِ ﴿ "Kemudian kamu ingat nikmat Rabbmu apabila kamu telah duduk di atasnya," dengan menga-kui nikmat Dzat yang menundukkannya dan memujiNya atas hal itu. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَتَقُولُواْ سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَٰذَا وَمَا كُنَّا لَهُۥ مُقۡرِنِينَ ﴿ "Dan supaya kamu mengucapkan, 'Mahasuci Dia yang telah me-nundukkan semua ini bagi kami padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya'." Maksudnya, andaikan Allah سبحانه وتعالى tidak menundukkan kapal dan binatang bagi kami, pasti kami tidak kuasa dan mampu atasnya. Tapi karena kelembutan dan kemuliaanNya, Allah سبحانه وتعالى menundukkan dan memudahkan sebab-sebabnya. Maksud dari semua ini adalah penjelasan bahwa Rabb yang disifati sebagai yang memberi nikmat kepada para hamba itulah Yang berhak disembah, shalat, dan sujud kepadaNya.[87]
Ayah: 15 - 25 #
{وَجَعَلُوا لَهُ مِنْ عِبَادِهِ جُزْءًا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَكَفُورٌ مُبِينٌ (15) أَمِ اتَّخَذَ مِمَّا يَخْلُقُ بَنَاتٍ وَأَصْفَاكُمْ بِالْبَنِينَ (16) وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحْمَنِ مَثَلًا ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ (17) أَوَمَنْ يُنَشَّأُ فِي الْحِلْيَةِ وَهُوَ فِي الْخِصَامِ غَيْرُ مُبِينٍ (18) وَجَعَلُوا الْمَلَائِكَةَ الَّذِينَ هُمْ عِبَادُ الرَّحْمَنِ إِنَاثًا أَشَهِدُوا خَلْقَهُمْ سَتُكْتَبُ شَهَادَتُهُمْ وَيُسْأَلُونَ (19) وَقَالُوا لَوْ شَاءَ الرَّحْمَنُ مَا عَبَدْنَاهُمْ مَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ (20) أَمْ آتَيْنَاهُمْ كِتَابًا مِنْ قَبْلِهِ فَهُمْ بِهِ مُسْتَمْسِكُونَ (21) بَلْ قَالُوا إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آثَارِهِمْ مُهْتَدُونَ (22) وَكَذَلِكَ مَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتْرَفُوهَا إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ (23) قَالَ أَوَلَوْ جِئْتُكُمْ بِأَهْدَى مِمَّا وَجَدْتُمْ عَلَيْهِ آبَاءَكُمْ قَالُوا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُونَ (24) فَانْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ (25)}.
"Dan mereka menjadikan sebagian dari hamba-hambaNya sebagai bagian dariNya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang nyata (terhadap rahmat Allah). Patutkah Dia mengambil anak perempuan dari yang diciptakan-Nya dan Dia mengkhususkan buat kamu anak laki-laki? Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah; jadilah mukanya hitam pekat sedang dia amat menahan sedih. Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran. Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mana mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyak-sikan penciptaan malaikat-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai pertanggungjawaban. Dan mereka berkata, 'Jikalau Allah Yang Maha Pemurah menghen-daki, tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat).' Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga belaka. Atau adakah Kami memberikan sebuah kitab kepada mereka sebelum al-Qur`an lalu mereka berpegang dengan kitab itu? Bahkan mereka berkata, 'Se-sungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang menda-pat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka.' Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata, 'Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka.' (Rasul itu) berkata, 'Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?' Mereka menjawab, 'Se-sungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya.' Maka Kami binasakan mereka, maka perha-tikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu." (Az-Zukhruf: 15-25).
#
{15} يخبر تعالى عن شناعةِ قول المشركين الذين جعلوا لله تعالى ولداً، وهو الواحد الأحدُ الفرد الصَّمد، الذي لم يتَّخذ صاحبة ولا ولداً، ولم يكنْ له كفُواً أحدٌ. وأنَّ ذلك باطلٌ من عدة أوجه: منها: أنَّ الخلقَ كلَّهم عباده، والعبوديَّة تنافي الولادة. ومنها: أنَّ الولد جزءٌ من والدِهِ، والله تعالى بائنٌ من خلقِهِ مباينٌ لهم في صفاته ونعوت جلاله، والولدُ جزءٌ من الوالدِ؛ فمحالٌ أن يكون لله تعالى ولدٌ.
(15) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan kejinya perkataan orang-orang musyrik yang menganggap Allah سبحانه وتعالى memiliki anak, padahal Dia-lah Yang Maha Esa, Maha Tunggal dan Tempat bergantung segala sesuatu, yang tidak memiliki pendamping dan tidak juga anak dan tidak ada satu sekutu pun bagiNya. Anggapan tersebut batil dari berbagai segi; pertama, semua makhluk adalah hamba-hambaNya sedangkan ubudiyah itu menafikan memiliki anak. Kedua, anak adalah bagian dari ayah, sedangkan Allah سبحانه وتعالى berbeda dengan makhlukNya dari segi sifat-sifat dan keluhuranNya. Karena itu, mustahil bagi Allah سبحانه وتعالى memiliki anak.
#
{16} ومنها: أنَّهم يزعُمون أنَّ الملائكةَ بناتُ الله، ومن المعلوم أنَّ البناتِ أدونُ الصنفينِ؛ فكيف يكون لله البناتُ ويصطفيهم بالبنين ويفضِّلهم بها؟! فإذاً؛ يكونون أفضلَ من الله! تعالى اللهُ عن ذلك علوًّا كبيراً!
(16) Ketiga, mereka mengira bahwa para malaikat adalah putri-putri Allah سبحانه وتعالى. Dan sudah dimaklumi bahwa perempuan itu adalah yang lebih rendah di antara dua golongan, lantas bagaimana Allah سبحانه وتعالى memiliki anak perempuan sedangkan mereka memilih anak lelaki, serta lebih memuliakan diri mereka dengannya. Artinya, mereka lebih mulia dari Allah سبحانه وتعالى. Mahatinggi Allah سبحانه وتعالى dari hal itu karena kesombongan dan kecongkakan.
#
{17}: ومنها: أنَّ الصنف الذي نَسبوه لله ـ وهو البنات ـ أدون الصنفين وأكرههما لهم، حتى إنَّهم من كراهتهم لذلك {إذا بُشِّرَ أحدُهم بما ضَرَبَ للرحمن مثلاً ظلَّ وجهُهُ مسودًّا}؛ من كراهته وشدَّة بغضه؛ فكيف يجعلون لله ما يكرهون؟!
(17) Keempat, jenis yang dinasabkan kepada Allah سبحانه وتعالى –yakni, perempuan– adalah jenis yang lebih rendah dan lebih mereka benci, hingga begitu bencinya mereka karena hal itu, ﴾ وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِمَا ضَرَبَ لِلرَّحۡمَٰنِ مَثَلٗا ظَلَّ وَجۡهُهُۥ مُسۡوَدّٗا ﴿ "apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar gembira dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah Yang Maha Pemurah; jadilah mukanya hitam pekat" dan murka. Lantas bagaimana mereka menjadikan sesuatu yang mereka benci untuk Allah سبحانه وتعالى?
#
{18} ومنها: أنَّ الأنثى ناقصةٌ في وصفها وفي منطقها وبيانها، ولهذا قال تعالى: {أوَمَن يُنَشَّأ في الحِلْيَةِ}؛ أي: يجمَّل فيها لنقص جمالِهِ، فيجمَّل بأمرٍ خارج منه ، {وهو في الخصام}؛ أي: عند الخصام الموجب لإظهارِ ما عند الشخص من الكلام {غيرُ مبينٍ}؛ أي: غير مبينٍ لحجَّته ولا مفصح عمَّا احتوى عليه ضميرُه؛ فكيف ينسبونهنَّ لله تعالى؟!
(18) Kelima, golongan wanita memiliki kekurangan dari segi sifat, cara bicara dan penjelasan, karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ أَوَمَن يُنَشَّؤُاْ فِي ٱلۡحِلۡيَةِ ﴿ "Dan apakah patut (menjadi anak Allah), orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan," yaitu, diberi perhiasan karena kurang elok, diberi perhiasan dengan sesuatu dari luar, ﴾ وَهُوَ فِي ٱلۡخِصَامِ ﴿ "sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran," yaitu pada saat pertengkaran yang mengharuskan seseorang menampakkan ucapannya, ﴾ غَيۡرُ مُبِينٖ ﴿ "yang tidak nyata," yaitu tidak diperjelas dengan hujjah dan penjelas dari apa yang terdapat dalam benaknya. Lantas bagaimana mereka menisbatkan anak perempuan pada Allah سبحانه وتعالى?
#
{19} ومنها: أنَّهم {جعلوا الملائكة الذين هم عبادُ الرحمن إناثاً}: فتجرؤوا على الملائكة العباد المقرَّبين، ورقَّوهم عن مرتبة العبادة والذُّلِّ إلى مرتبة المشاركة لله في شيء من خواصِّه، ثم نزلوا بهم عن مرتبةِ الذُّكوريَّة إلى مرتبة الأنوثيَّة؛ فسبحان من أظهر تناقضَ مَنْ كَذَبَ عليه وعاند رسله! ومنها: أنَّ الله ردَّ عليهم بأنَّهم لم يشهدوا خَلْقَ الله لملائكته؛ فكيف يتكلَّمون بأمرٍ من المعلوم عند كلِّ أحدٍ أنَّه ليس لهم به علمٌ؟! ولكن لا بدَّ أن يُسألوا عن هذه الشهادة، وستُكْتَبُ عليهم ويعاقَبون عليها.
(19) Keenam, mereka ﴾ وَجَعَلُواْ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةَ ٱلَّذِينَ هُمۡ عِبَٰدُ ٱلرَّحۡمَٰنِ إِنَٰثًاۚ ﴿ "men-jadikan malaikat-malaikat yang mana mereka itu adalah hamba-hamba Allah Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan," mereka bersikap sembrono terhadap para malaikat, para hamba yang men-dekatkan diri kepada Allah سبحانه وتعالى. Mereka mengangkat mereka dari derajat sebagai hamba dan ketundukan ke tingkat sekutu bagi Allah سبحانه وتعالى dalam sesuatu yang menjadi kekhususanNya serta menurunkan martabat kejantanan para malaikat ke tingkat feminis. Mahasuci Dzat yang menampakkan kerancuan orang yang mendustakanNya dan menentang rasulNya. Ketujuh, Allah سبحانه وتعالى menolak mereka bahwa mereka tidak me-nyaksikan penciptaan malaikat, lantas bagaimana mereka mem-bicarakan sesuatu yang telah diketahui semua orang bahwa mereka tidak memiliki ilmu? Mereka harus ditanyakan tentang kesaksian ini. Persaksian itu dicatat sebagai dosa atas mereka dan mereka akan disiksa karenanya.
#
{20} وقوله تعالى: {وقالوا لو شاء الرحمنُ ما عَبَدْناهُم}: فاحتجُّوا على عبادتهم الملائكة بالمشيئةِ، وهي حجةٌ لم يزل المشركونَ يطرِقونها، وهي حجةٌ باطلةٌ في نفسها عقلاً وشرعاً؛ فكلُّ عاقل لا يقبلُ الاحتجاج بالقدر، ولو سَلَكَه في حالةٍ من أحواله؛ لم يثبت عليها قدمه، وأمّا شرعاً؛ فإنَّ الله تعالى أبطل الاحتجاج به، ولم يذكُرْه عن غير المشركين به المكذِّبين لرسله؛ فإنَّ الله تعالى قد أقام الحجَّة على العباد؛ فلم يبقَ لأحدٍ عليه حجةٌ أصلاً، ولهذا قال هنا: {ما لهم بذلك من علم إنْ هم إلاَّ يَخْرُصونَ}؛ أي: يتخرَّصون تخرُّصاً لا دليل عليه، ويتخبَّطون خَبْطَ عشواء.
(20) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَقَالُواْ لَوۡ شَآءَ ٱلرَّحۡمَٰنُ مَا عَبَدۡنَٰهُمۗ ﴿ "Dan mereka berkata, 'Jikalau Allah Yang Maha Pemurah menghendaki, tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat)'." Mereka berhujjah atas penyem-bahan mereka terhadap para malaikat dengan kehendak. Itulah hujjah yang tetap saja didengung-dengungkan oleh orang-orang musyrik yang merupakan hujjah batil dengan sendirinya secara logis dan syariat. Semua orang yang berakal tidak menerima hujjah takdir, dan andai yang bersangkutan menempuh di antara salah satu kondisinya, pasti pendirian mereka tidak kuat. Dan secara syariat, Allah سبحانه وتعالى tidak membenarkan berhujjah dengan takdir dan tidak menyebutnya dari selain orang-orang yang menyekutukan-Nya dan mendustakan RasulNya. Allah سبحانه وتعالى telah menegakkan hujjah atas para hamba sehingga tidak tersisa satu hujjah pun bagi setiap orang. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ مَّا لَهُم بِذَٰلِكَ مِنۡ عِلۡمٍۖ إِنۡ هُمۡ إِلَّا يَخۡرُصُونَ ﴿ "Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga belaka," yaitu hanya menduga tanpa didasari dalil dan hanya serampangan saja.
#
{21} ثم قال: {أم آتيناهُم كتاباً من قبلِهِ فهم به مستمسكون}: يخبِرُهم بصحَّة أفعالهم وصدق أقوالهم؟! ليس الأمر كذلك؛ فإنَّ الله أرسل محمداً نذيراً إليهم، وهم لم يأتهم نذيرٌ غيره؛ أي: فلا عقل ولا نقل، وإذا انتفى الأمران؛ فلا ثَمَّ إلاَّ الباطل.
(21) Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ أَمۡ ءَاتَيۡنَٰهُمۡ كِتَٰبٗا مِّن قَبۡلِهِۦ فَهُم بِهِۦ مُسۡتَمۡسِكُونَ ﴿ "Atau adakah Kami memberikan sebuah kitab kepada mereka sebelum al-Qur`an lalu mereka berpegang dengan kitab itu?" Artinya, seakan Allah سبحانه وتعالى memberitahu mereka benarnya tindakan serta perkataan mereka. Tetapi sama sekali tidak demikian, karena Allah سبحانه وتعالى telah mengutus Muhammad sebagai pemberi kabar ancaman kepada mereka dan tidak ada orang lain yang memberi peringatan selain beliau. Mereka tidak memiliki dalil aqli dan juga naqli. Ketika kedua dalil tersebut tidak ada, berarti yang ada hanya kebatilan.
#
{22} نعم؛ لهم شبهةٌ من أوهى الشُّبه، وهي تقليد آبائهم الضالِّين، الذين ما زال الكفرة يردُّون بتقليدهم دعوة الرسل، ولهذا قال هنا: {بل قالوا إنَّا وَجَدْنا آباءَنا على أمَّةٍ}؛ أي: على دين وملَّة، {وإنَّا على آثارهم مهتدون}؛ أي: فلا نتَّبع ما جاء به محمدٌ - صلى الله عليه وسلم -.
(22) Ya, mereka memiliki syubhat yang paling lemah, yaitu hanya mengikuti nenak moyang mereka yang sesat. Mereka adalah orang-orang yang selalu menentang seruan para rasul karena mengikuti nenek moyang mereka. Karena itu dalam ayat ini Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ بَلۡ قَالُوٓاْ إِنَّا وَجَدۡنَآ ءَابَآءَنَا عَلَىٰٓ أُمَّةٖ ﴿ "Bahkan mereka berkata, 'Se-sungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama'," yaitu berada di atas ajaran dan aliran, ﴾ وَإِنَّا عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِم مُّهۡتَدُونَ ﴿ "dan se-sungguhnya kami adalah orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka," karena itu, kami tidak mengikuti agama yang dibawa Muhammad a.
#
{23} {وكذلك ما أرسلنا من قبلِكَ في قريةٍ من نذيرٍ إلاَّ قال مترفوها}؛ أي: منعَّموها وملؤها الذين أطغَتْهم الدُّنيا وغرَّتهم الأموال واستكبروا على الحقِّ: {إنَّا وجَدْنا آباءنا على أمَّةٍ وإنَّا على آثارهم مقتدون}؛ أي: فهؤلاء ليسوا ببدع منهم، وليسوا بأول من قال هذه المقالة. وهذا الاحتجاج من هؤلاء المشركين الضالِّين بتقليدهم لآبائِهِم الضالِّين ليس المقصودُ به اتباعَ الحقِّ والهدى، وإنَّما هو تعصبٌ محضٌ، يُرادُ به نصرة ما معهم من الباطل.
(23) ﴾ وَكَذَٰلِكَ مَآ أَرۡسَلۡنَا مِن قَبۡلِكَ فِي قَرۡيَةٖ مِّن نَّذِيرٍ إِلَّا قَالَ مُتۡرَفُوهَآ ﴿ "Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata," yaitu orang-orang yang hidup mewah dan para pem-besar yang dibuat angkuh oleh dunia dan tertipu karena harta, serta merasa tinggi hati terhadap kebenaran, ﴾ إِنَّا وَجَدۡنَآ ءَابَآءَنَا عَلَىٰٓ أُمَّةٖ وَإِنَّا عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِم مُّقۡتَدُونَ ﴿ "Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami meng-anut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka." Artinya, mereka itu bukanlah orang-orang pertama dan mereka bukanlah orang yang pertama kali mengucapkan kata-kata itu. Inilah hujjah orang-orang musyrik yang sesat karena mengikuti nenek moyang mereka yang sesat. Mereka tidak bermaksud meng-ikuti kebenaran dan petunjuk, tapi hanya karena rasa fanatisme semata yang dimaksudkan untuk menolong kebatilan mereka.
#
{24} ولهذا كلُّ رسول يقول لِمَنْ عارَضَه بهذه الشُّبهة الباطلة: {أولو جئتُكم بأهدى ممَّا وَجَدْتُم عليه آباءَكم}؛ أي: أفتتَّبعوني لأجل الهُدى؟ {قالوا إنَّا بما أرْسِلْتُم به كافرونَ}: فعُلِمَ بهذا أنَّهم ما أرادوا اتِّباعَ الحقِّ والهدى، وإنَّما قصدُهم اتِّباع الباطل والهوى.
(24) Karena itu, setiap rasul menanggapi orang yang menen-tangnya dengan syubhat batil ini dengan, ﴾ قَٰلَ أَوَلَوۡ جِئۡتُكُم بِأَهۡدَىٰ مِمَّا وَجَدتُّمۡ عَلَيۡهِ ءَابَآءَكُمۡۖ ﴿ "berkata, 'Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih (nyata) memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya'," yaitu, maukah kalian mengikuti demi petunjuk? ﴾ قَالُوٓاْ إِنَّا بِمَآ أُرۡسِلۡتُم بِهِۦ كَٰفِرُونَ ﴿ "Mereka menjawab, 'Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya." Ber-dasar tanggapan mereka itu dapat diketahui bahwa mereka tidak ingin mengikuti kebenaran dan petunjuk tapi hanya ingin mengikuti kebatilan dan kemauan hawa nafsu mereka.
#
{25} {فانتَقَمْنا منهم}: بتكذيبِهم الحقَّ وردِّهم إيَّاه بهذه الشبهة الباطلة، {فانظُرْ كيف كان عاقبةُ المكذِّبين}: فليحذرْ هؤلاء أن يستمرُّوا على تكذيبهم فيصيبهم ما أصابهم.
(25) ﴾ فَٱنتَقَمۡنَا مِنۡهُمۡۖ ﴿ "Maka Kami binasakan mereka," karena sikap mendustakan dan penentangan mereka terhadap kebenaran de-ngan syubhat batil itu. ﴾ فَٱنظُرۡ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلۡمُكَذِّبِينَ ﴿ "Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan itu." Maka hen-daklah mereka itu waspada agar tidak terus mendustakan agar mereka tidak tertimpa sebagaimana yang pernah menimpa orang-orang sebelum mereka.
Ayah: 26 - 32 #
{وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ (26) إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ (27) وَجَعَلَهَا كَلِمَةً بَاقِيَةً فِي عَقِبِهِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (28) بَلْ مَتَّعْتُ هَؤُلَاءِ وَآبَاءَهُمْ حَتَّى جَاءَهُمُ الْحَقُّ وَرَسُولٌ مُبِينٌ (29) وَلَمَّا جَاءَهُمُ الْحَقُّ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ وَإِنَّا بِهِ كَافِرُونَ (30) وَقَالُوا لَوْلَا نُزِّلَ هَذَا الْقُرْآنُ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيمٍ (31) أَهُمْ يَقْسِمُونَ رَحْمَتَ رَبِّكَ نَحْنُ قَسَمْنَا بَيْنَهُمْ مَعِيشَتَهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَرَفَعْنَا بَعْضَهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَتَّخِذَ بَعْضُهُمْ بَعْضًا سُخْرِيًّا وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ (32)}.
"Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya, 'Sesungguhnya aku anti terhadap apa yang kamu sem-bah, tetapi (aku menyembah Rabb) Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku.' Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunan-nya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu. Tetapi Aku telah memberikan kenikmatan hidup kepada mereka dan kepada bapak-bapak mereka sehingga datanglah kepada mereka kebenaran (al-Qur`an) dan seorang rasul yang memberi penjelasan. Dan takkala kebenaran (al-Qur`an) itu datang kepada mereka, mereka berkata, 'Ini adalah sihir dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingkarinya.' Dan mereka berkata, 'Mengapa al-Qur`an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Makkah dan Tha`if) ini? Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." (Az-Zukhruf: 26-32).
#
{26} يخبر تعالى عن ملَّة إبراهيم الخليل عليه السلام، الذي ينتسب إليه أهلُ الكتاب والمشركون، وكلُّهم يزعم أنَّه على طريقته، فأخبر عن دينِهِ الذي ورَّثَه في ذرِّيَّته، فقال: {وإذْ قال إبراهيمُ لأبيه وقومِهِ}: الذين اتَّخذوا من دون الله آلهةً يعبُدونهم ويتقرَّبون إليهم: {إنَّني براءٌ ممَّا تعبدونَ}؛ أي: مبغضٌ له مجتنبٌ معادٍ لأهله.
(26) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan tentang agama Nabi Ibrahim عليه السلام, kekasih dekat Allah سبحانه وتعالى, agama yang diklaim oleh ahli kitab dan orang-orang musyrik sebagai agama mereka, di mana masing-masing mengklaim berada di atas agama Ibrahim. Allah سبحانه وتعالى mem-beritahukan tentang agama Ibrahim yang diwariskan pada ketu-runannya, maka FirmanNya, ﴾ وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوۡمِهِۦٓ ﴿ "Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya," yaitu orang-orang yang menyembah tuhan-tuhan lain bersama Allah سبحانه وتعالى, mereka menyembah dan mendekatkan diri kepada mereka, ﴾ إِنَّنِي بَرَآءٞ مِّمَّا تَعۡبُدُونَ ﴿ "Sesungguhnya aku anti terhadap apa yang kamu sembah," yakni, mem-bencinya, menjauhi dan menentang para penganutnya.
#
{27} {إلاَّ الذي فَطَرني}؛ فإنِّي أتولاَّه وأرجو أن يَهْدِيَني للعلم بالحقِّ والعمل بالحقِّ؛ فكما فَطَرني ودَبَّرَني بما يُصْلِحُ بدني ودُنياي، فسيهديني لما يُصْلِحُ ديني وآخرتي.
(27) ﴾ إِلَّا ٱلَّذِي فَطَرَنِي ﴿ "Tetapi (aku menyembah Rabb) Yang menja-dikanku," aku menjadikanNya sebagai pelindungku dan aku meng-harap agar Dia memberi petunjuk kepadaku ilmu dan mengamal-kan kebenaran. Sebagaimana Dia menciptakanku dan mengaturku dengan apa-apa yang menjadikan agama dan duniaku menjadi baik, Dia juga akan memberi petunjuk untukku kepada apa-apa yang menjadikan agama dan akhiratku baik.
#
{28} {وجَعَلَها}؛ أي: هذه الخصلَة الحميدَة التي هي أمُّ الخصال وأساسُها، وهي إخلاصُ العبادة لله وحده، والتبرِّي من عبادة ما سواه {كلمةً باقيةً في عقبِه}؛ أي: في ذرِّيَّتِهِ ، {لعلَّهم}: إليها {يرجِعونَ}: لشهرتها عنه وتوصيته لذُرِّيَّتِهِ وتوصية بعض بنيه كإسحاق ويعقوب لبعض؛ كما قال تعالى: {ومَن يرغَبُ عن مِلَّةِ إبراهيم إلاَّ من سَفِهَ نفسه ... } إلى آخر الآيات.
(28) ﴾ وَجَعَلَهَا ﴿ "Dan (Ibrahim) menjadikan kalimat tauhid itu," perkara terpuji yang merupakan induk dan asas segala perkara, yaitu memurnikan ibadah hanya untuk Allah سبحانه وتعالى semata dan mele-paskan diri (anti) dari menyembah sesuatu pun selainNya, sebagai ﴾ كَلِمَةَۢ بَاقِيَةٗ فِي عَقِبِهِۦ ﴿ "kalimat yang kekal pada keturunannya," yaitu pada anak cucunya, ﴾ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ ﴿ "supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid itu." Karena masyhur dari Nabi Ibrahim dan diwasiatkan kepada keturunannya dan diwasiatkan pada beberapa anaknya seperti Ishaq dan Ya'qub pada sebagian yang lain, senada dengan Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ وَمَن يَرۡغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبۡرَٰهِـۧمَ إِلَّا مَن سَفِهَ نَفۡسَهُۥۚ وَلَقَدِ ٱصۡطَفَيۡنَٰهُ فِي ٱلدُّنۡيَاۖ وَإِنَّهُۥ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ لَمِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ 130 ﴿ "Dan tidak ada yang benci kepada agama Nabi Ibrahim, kecuali orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah me-milihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang yang shalih." (Al-Baqarah: 130).
#
{29} فلم تزلْ هذه الكلمة موجودةً في ذرِّيَّته عليه السلام حتى دخلهم التَّرفُ والطغيانُ، فقال تعالى: {بل متَّعْتُ هؤلاء وآباءَهم}: بأنواع الشَّهَوات، حتى صارت هي غايتهم ونهاية مقصودِهم، فلم تزلْ يتربَّى حبُّها في قلوبهم، حتى صارت صفاتٍ راسخةً وعقائدَ متأصلةً. {حتى جاءهم الحقُّ}: الذي لا شكَّ فيه ولا مِرْيَةَ ولا اشتباه، {ورسولٌ مبينٌ}؛ أي: بيِّن الرسالة، قامت أدلَّة رسالته قياماً باهراً بأخلاقه ومعجزاتِهِ، وبما جاء به، وبما صدَّق به المرسلين وبنفس دعوتِهِ - صلى الله عليه وسلم -.
(29) Kalimat tauhid itu senantiasa ada pada keturunan Nabi Ibrahim hingga kemewahan dan sikap melampaui batas masuk dalam diri mereka. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ بَلۡ مَتَّعۡتُ هَٰٓؤُلَآءِ وَءَابَآءَهُمۡ ﴿ "Tetapi Aku telah memberikan kenikmatan hidup kepada mereka dan kepada bapak-bapak mereka," dengan berbagai kesenangan hingga kesenangan menjadi tujuan dan puncak tujuan mereka, rasa cinta pada kese-nangan senantiasa tumbuh di hati mereka hingga menjadi sifat lekat dan keyakinan yang mengakar, ﴾ حَتَّىٰ جَآءَهُمُ ٱلۡحَقُّ ﴿ "sehingga datang-lah kepada mereka kebenaran (al-Qur`an)," yang tidak menyimpan keraguan dan keserupaan, ﴾ وَرَسُولٞ مُّبِينٞ ﴿ "dan seorang rasul yang mem-beri penjelasan," yang menjelaskan risalah. Dalil-dalil kerasulannya tegak secara nyata pada akhlak dan mukjizat-mukjizatnya serta apa yang dibawanya serta ajaran yang membenarkan para rasul yang sama dengan seruan Nabi Muhammad a.
#
{30} {ولمَّا جاءهم الحقُّ}: الذي يوجِبُ على من له أدنى دينٍ ومعقول أن يَقْبَلَه وينقادَ له، {قالوا هذا سحرٌ وإنَّا به كافرونَ}: وهذا من أعظم المعاندة والمشاقَّة؛ فإنَّهم لم يكتفوا بمجرَّد الإعراض عنه، بل ولا جحده، فلم يرضَوْا حتى قدحوا به قدحاً شنيعاً، وجعلوه بمنزلة السحر الباطل الذي لا يأتي به إلاَّ أخبثُ الخلق وأعظمُهم افتراءً، والذي حَمَلَهم على ذلك طغيانُهم بما متَّعهم الله به وآباءهم.
(30) ﴾ وَلَمَّا جَآءَهُمُ ٱلۡحَقُّ ﴿ "Pada saat kebenaran datang pada mereka," yang mengharuskan orang berakal dan memiliki agama meski hanya sedikit untuk menerima dan tunduk padanya, ﴾ قَالُواْ هَٰذَا سِحۡرٞ وَإِنَّا بِهِۦ كَٰفِرُونَ ﴿ "mereka berkata, 'Ini adalah sihir dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingkarinya'." Dan inilah salah satu bentuk penentangan dan keberatan terbesar mereka. Mereka tidak hanya berpaling dari kebenaran dan mengingkarinya. Mereka belum puas hingga menuduhnya secara keji. Mereka menganggapnya sebagai sihir batil yang hanya dibawa oleh makhluk paling keji dan paling pandai berdusta. Yang mendorong mereka melakukan hal itu adalah keangkuhan mereka yang melampaui batas karena berbagai nikmat yang diberikan oleh Allah سبحانه وتعالى kepada mereka dan nenek moyang mereka.
#
{31} {وقالوا}: مقترحينَ على الله بعقولهم الفاسدة: {لولا نُزِّلَ هذا القرآنُ على رجل من القريتينِ عظيمٍ}؛ أي: معظَّم عندهم مبجَّل من أهل مكة أو أهل الطائف؛ كالوليد بن المغيرة ونحوه ممَّن هو عندَهم عظيم.
(31) ﴾ وَقَالُواْ ﴿ "Dan mereka berkata," seraya membuat usulan kepada Allah سبحانه وتعالى berdasarkan akal rusak mereka, ﴾ لَوۡلَا نُزِّلَ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانُ عَلَىٰ رَجُلٖ مِّنَ ٱلۡقَرۡيَتَيۡنِ عَظِيمٍ ﴿ "Mengapa al-Qur`an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Makkah dan Tha`if) ini," yaitu orang terhormat di kalangan mereka dari kalangan Makkah dan Tha`if seperti al-Walid bin al-Mughirah dan lainnya yang merupakan orang-orang besar bagi mereka.
#
{32} قال الله ردًّا لاقتراحهم: {أهم يقسِمونَ رحمةَ ربِّكَ}؛ أي: أهُم الخزَّانُ لرحمة الله، وبيدهم تدبيرُها، فيعطون النبوَّة والرسالة من يشاؤون، ويمنعونها ممَّن يشاؤون؟! {نحن قسَمْنا بينَهم معيشَتَهم في الحياة الدُّنيا ورَفَعْنا بعضَهم فوق بعض درجاتٍ}؛ أي: في الحياة الدُّنيا، {و} الحال أنَّ رحمةَ {ربِّك خيرٌ ممَّا يجمعونَ}: من الدُّنيا؛ فإذا كانت معايشُ العبادِ وأرزاقُهم الدنيويَّة بيد الله تعالى، هو الذي يقسِمُها بين عباده، فيبسِطُ الرزق على من يشاءُ ويضيِّقُه على مَن يشاءُ بحسب حكمته؛ فرحمتُه الدينيَّةُ ـ التي أعلاها النبوَّة والرسالة ـ أولى وأحرى أن تكونَ بيدِ الله تعالى؛ فالله أعلمُ حيثُ يجعلُ رسالَتَه. فعُلم أنَّ اقتراحهم ساقطٌ لاغٍ، وأنَّ التدبير للأمور كلِّها دينيِّها ودنيويِّها بيد الله وحده، هذا إقناعٌ لهم من جهة غلطهم في الاقتراح الذي ليس في أيديهم منه شيءٌ، إن هو إلاَّ ظلمٌ منهم وردٌّ للحقِّ. وقولهم: {لولا نُزِّلَ هذا القرآنُ على رجل من القريتين عظيم}: لو عرفوا حقائقَ الرجال والصفاتِ التي بها يُعْرَفُ علوُّ قدر الرجل، وعِظَمُ منزلته عند الله وعند خلقِهِ؛ لعلموا أنَّ محمد بن عبد الله بن عبد المطلب هو أعظمُ الرجال قدراً، وأعلاهم فخراً، وأكملُهم عقلاً، وأغزرُهم علماً، وأجلُّهم رأياً وعزماً وحزماً، وأكملُهم خلقاً، وأوسعُهم رحمةً، وأشدُّهم شفقةً، وأهداهم وأتقاهم، وهو قطبُ دائرة الكمال، وإليه المنتهى في أوصاف الرجال، ألا وهو رجلُ العالم على الإطلاق؛ يعرف ذلك أولياؤه وأعداؤه؛ إلاَّ من ضلَّ وكابَرَ؛ فكيف يُفَضِّلُ عليه المشركون مَنْ لم يَشُمَّ مثقال ذرَّةٍ مِنْ كَماله، ومَنْ حَزْمُه ومنتهى عقلِهِ أنْ جعل إلهه الذي يعبُدُه ويدعوه ويتقرَّب إليه صنماً أو شجراً أو حجراً لا يضرُّ ولا ينفع ولا يُعطي ولا يمنعُ، وهو كَلٌّ على مولاه، يحتاجُ لمن يقوم بمصالحه؟! فهل هذا إلا من فعل السُّفهاء والمجانين؟! فكيف يُجعلُ مثلُ هذا عظيماً؟! أم كيف يُفَضَّلُ على خاتم الرسل وسيد ولد آدم - صلى الله عليه وسلم -؟! ولكنَّ الذين كفروا لا يعقلون. وفي هذه الآية تنبيهٌ على حكمة الله تعالى في تفضيل الله بعضَ العباد على بعض في الدُّنيا؛ {ليتَّخِذَ بعضُهم بعضاً سخريًّا}؛ أي: ليسخِّر بعضُهم بعضاً في الأعمال والحِرَف والصنائع؛ فلو تساوى الناس في الغنى ولم يحتج بعضُهم إلى بعض؛ لتعطَّلَت كثيرٌ من مصالحهم ومنافعهم. وفيها دليلٌ على أنَّ نعمتَه الدينيَّة خير من النعمة الدنيويَّة؛ كما قال تعالى في الآية الأخرى: {قل بفضل اللهِ وبرحمتِهِ فبذلك فَلْيَفْرَحوا هو خيرٌ ممَّا يجمعونَ}.
(32) Allah سبحانه وتعالى berfirman seraya menyangkal usulan mereka, ﴾ أَهُمۡ يَقۡسِمُونَ رَحۡمَتَ رَبِّكَۚ ﴿ "Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu," artinya, apakah mereka memegang perbendaharaan rahmat Allah سبحانه وتعالى dan pengaturan rahmat ada dia tangan mereka sehingga mereka bisa memberikan kenabian dan risalah pada siapa saja yang mereka kehendaki serta menahannya dari siapa saja yang mereka kehen-daki? ﴾ نَحۡنُ قَسَمۡنَا بَيۡنَهُم مَّعِيشَتَهُمۡ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۚ وَرَفَعۡنَا بَعۡضَهُمۡ فَوۡقَ بَعۡضٖ دَرَجَٰتٖ ﴿ "Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat," yakni, dalam kehidupan dunia, ﴾ و َ ﴿ "dan" (padahal) وَرَحۡمَتُ رَبِّكَ خَيۡرٞ مِّمَّا يَجۡمَعُونَ ﴿ "Rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang me-reka kumpulkan," dari dunia. Mengingat penghidupan para hamba serta rizki duniawi mereka berada di Tangan Allah سبحانه وتعالى yang mana Dia-lah yang mem-bagikannya di antara para hamba, Dia memperluas rizki bagi siapa saja yang dikehendaki dan menyempitkannya bagi siapa saja yang dikehendaki berdasarkan kebijaksanaanNya, maka, rahmat dunia-wiNya –yang mana yang tertinggi darinya adalah rahmat kenabian dan risalah– tentu lebih utama dan layak berada di Tangan Allah سبحانه وتعالى. Allah سبحانه وتعالى lebih tahu di mana menempatkan tugas kerasulan. Sehingga dapat diketahui bahwa usulan orang-orang musyrik gugur serta sia-sia dan pengaturan seluruh masalah, baik yang bersifat duniawi dan Agama berada di Tangan Allah سبحانه وتعالى semata. Ini adalah pemuasan bagi mereka dari segi kesalahan dalam membuat usulan yang sama sekali tidak mereka kuasai. Itu semua tidak lain hanyalah kezhaliman dari mereka dan penentangan terhadap ke-benaran. Perkataan mereka, ﴾ لَوۡلَا نُزِّلَ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانُ عَلَىٰ رَجُلٖ مِّنَ ٱلۡقَرۡيَتَيۡنِ عَظِيمٍ ﴿ "Mengapa al-Qur`an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Makkah dan Tha`if) ini," andai saja mereka mengetahui haki-kat orang-orang besar dan sifat-sifat yang dengannya bisa diketahui tingginya derajat seseorang serta agungnya derajat di sisi Allah سبحانه وتعالى dan makhlukNya, pasti mereka mengetahui bahwa Nabi Muham-mad bin Abdullah bin Abdul Muththalib adalah orang yang paling agung derajatnya, paling tinggi kebanggaannya, paling sempurna akalnya, paling banyak ilmunya, paling agung pandangan dan tekadnya, paling sempurna akhlaknya, paling luas kasih sayangnya, sangat berbelas kasih, orang yang paling mendapat petunjuk, dan paling bertakwa. Beliaulah kutub inti kesempurnaan, pada diri beliau bermuara sifat-sifat lelaki sejati. Beliaulah lelaki paling segalanya di dunia secara mutlak. Dan itu diketahui oleh kawan maupun lawan, kecuali orang-orang yang sesat dan angkuh. Maka bagaimana orang seperti itu bisa lebih mengutamakan orang-orang musyrik yang seberat biji sawi sekalipun tidak dapat menyamai tingkat kesempurnaan beliau, dan siapa pun yang tekad dan puncak akalnya adalah menjadikan patung, pohon, batu sebagai tuhan yang disembah dan dijadikan sebagai tempat mendekatkan diri, padahal tidak bisa membahayakan dan juga tidak bisa memberi manfaat, padahal ia sendiri bergantung pada Rabbnya dan memer-lukan bantuan orang untuk kepentingannya? Hanya orang-orang bodoh dan gila yang melakukan hal ini. Lantas bagaimana orang seperti itu dijadikan orang besar, atau bagaimana bisa lebih diuta-makan daripada penutup para rasul dan penghulu anak cucu Nabi Adam عليه السلام? Tapi orang-orang kafir tidak berakal. Dalam ayat ini terdapat peringatan atas hikmah Allah سبحانه وتعالى da-lam hal melebihkan sebagian orang atas yang lain di dunia, ﴾ لِّيَتَّخِذَ بَعۡضُهُم بَعۡضٗا سُخۡرِيّٗاۗ ﴿ "agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain," yaitu agar sebagian dari mereka menguasa atas sebagian yang lain dalam tugas, pekerjaan, dan perindustrian. Andai semua orang sama dari segi kekayaan, pasti tidak ada yang saling memer-lukan satu sama lain dan pasti banyak kepentingan dan manfaat mereka yang terbengkalai. Di dalam ayat ini juga terdapat dalil bahwa nikmat agama lebih baik daripada nikmat duniawi, sebagaimana yang difirman-kan Allah سبحانه وتعالى dalam ayat lainnya, ﴾ قُلۡ بِفَضۡلِ ٱللَّهِ وَبِرَحۡمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلۡيَفۡرَحُواْ هُوَ خَيۡرٞ مِّمَّا يَجۡمَعُونَ 58 ﴿ "Katakanlah, 'Dengan karunia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia dan rahmatNya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan'." (Yunus: 58).
Ayah: 33 - 35 #
{وَلَوْلَا أَنْ يَكُونَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً لَجَعَلْنَا لِمَنْ يَكْفُرُ بِالرَّحْمَنِ لِبُيُوتِهِمْ سُقُفًا مِنْ فِضَّةٍ وَمَعَارِجَ عَلَيْهَا يَظْهَرُونَ (33) وَلِبُيُوتِهِمْ أَبْوَابًا وَسُرُرًا عَلَيْهَا يَتَّكِئُونَ (34) وَزُخْرُفًا وَإِنْ كُلُّ ذَلِكَ لَمَّا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةُ عِنْدَ رَبِّكَ لِلْمُتَّقِينَ (35)}.
"Dan sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia menjadi umat yang satu (dalam kekafiran), tentulah Kami buatkan bagi orang-orang yang kafir kepada (Rabb) Yang Maha Pemurah loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak) yang mereka naiki. Dan (Kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka dan (begitu pula) dipan-dipan yang mereka bertelekan atasnya. Dan (Kami buatkan pula) per-hiasan-perhiasan (dari emas untuk mereka). Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Rabbmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (Az-Zukhruf: 33-35).
#
{33 ـ 35} يخبر تعالى بأنَّ الدُّنيا لا تسوى عنده شيئاً، وأنَّه لولا لطفُه ورحمتُه بعباده التي لا يقدم عليها شيئاً؛ لوسَّع الدُّنيا على الذين كفروا توسيعاً عظيماً، ولَجَعَلَ {لبيوتهم سُقُفاً من فضَّة ومعارجَ}؛ أي: درجاً من فضة، {عليها يظهرونَ}: إلى سطوحهم، {ولبيوتِهِم أبواباً وسُرراً عليها يتَّكِئونَ}: من فضَّة، ولجعل لهم {زُخْرفاً}؛ أي: لزخرف لهم دُنياهم بأنواع الزخارف وأعطاهم ما يشتهون، ولكن منعه من ذلك رحمتُه بعباده؛ خوفاً عليهم من التسارع في الكفر وكثرة المعاصي بسبب حبِّ الدُّنيا. ففي هذا دليلٌ على أنَّه يمنع العبادَ بعضَ أمور الدُّنيا منعاً عامًّا أو خاصًّا لمصالحهم، وأنَّ الدُّنيا لا تزن عند الله جناح بعوضة. وأنَّ كلَّ هذه المذكورات متاعُ الحياة الدُّنيا منغصة مكدرة فانية، وأنَّ الآخرة عند الله تعالى خيرٌ للمتَّقين لربِّهم بامتثال أوامره واجتناب نواهيه؛ لأنَّ نعيمَها تامٌّ كاملٌ من كلِّ وجهٍ، وفي الجنة ما تشتهيه الأنفس وتلذُّ الأعين، وهم فيها خالدون. فما أشدَّ الفرقَ بين الدارين!
(33-35) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan bahwa dunia tidak bernilai apa pun di sisiNya dan seandainya bukan karena kelembutan dan rahmatNya terhadap hamba-hambaNya yang tidak terlalu agresif mencari dunia, niscaya Allah سبحانه وتعالى amat melapangkan dunia bagi orang-orang kafir, dan menjadikan ﴾ لِبُيُوتِهِمۡ سُقُفٗا مِّن فِضَّةٖ وَمَعَارِجَ ﴿ "loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak)" ﴾ عَلَيۡهَا يَظۡهَرُونَ ﴿ "yang mereka naiki," yakni ke atapnya, ﴾ وَلِبُيُوتِهِمۡ أَبۡوَٰبٗا وَسُرُرًا عَلَيۡهَا يَتَّكِـُٔونَ ﴿ "dan (Kami buatkan pula) pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka dan (begitu pula) dipan-dipan yang mereka bertelekan atasnya," yang terbuat dari perak, dan pasti Allah سبحانه وتعالى menjadikan bagi mereka ﴾ وَزُخۡرُفٗاۚ ﴿ "perhiasan-perhiasan (dari emas untuk mereka)." Artinya, niscaya Allah سبحانه وتعالى menghiasi dunia mereka dengan berbagai macam perhiasan, dan pasti memberi apa pun yang mereka inginkan, tapi hal itu terhalang oleh rahmatNya pada hamba-hambaNya karena khawatir mereka akan cepat kufur dan banyaknya kemaksiatan karena cinta dunia. Dalam ayat ini terdapat petunjuk bahwa Allah سبحانه وتعالى menghalangi sebagian orang dari hal-hal duniawi secara umum dan khusus untuk kepentingan-kepentingan mereka, dan dunia itu tidak me-nyamai sayap nyamuk pun di sisi Allah سبحانه وتعالى. Dan yang disebutkan itu tadi hanyalah nikmat-nikmat duniawi yang kotor dan fana, dan akhirat di sisi Allah سبحانه وتعالى lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa kepada Rabb mereka dengan mengerjakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya, karena nikmat akhirat adalah nikmat yang sempurna dari berbagai segi. Di dalam surga terdapat apa pun yang diinginkan jiwa dan dipandang nikmat oleh mata. Mereka kekal di dalamnya. Alangkah berbedanya kedua negeri akhirat itu.
Ayah: 36 - 39 #
{وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ (36) وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ (37) حَتَّى إِذَا جَاءَنَا قَالَ يَالَيْتَ بَيْنِي وَبَيْنَكَ بُعْدَ الْمَشْرِقَيْنِ فَبِئْسَ الْقَرِينُ (38) وَلَنْ يَنْفَعَكُمُ الْيَوْمَ إِذْ ظَلَمْتُمْ أَنَّكُمْ فِي الْعَذَابِ مُشْتَرِكُونَ (39)}
"Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran (Rabb) Yang Maha Pemurah (al-Qur`an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada Kami (di Hari Kiamat), dia berkata, 'Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masyriq dan maghrib, maka setan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia).' (Harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu di hari itu; karena kamu telah menganiaya (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu bersekutu dalam azab itu." (Az-Zukhruf: 36-39).
#
{36} يخبر تعالى عن عقوبَتهِ البليغةِ بمن أعرضَ عن ذكرِهِ، فقال: {ومن يَعْشُ}؛ أي: يعرِضُ ويصدُّ {عن ذِكْرِ الرحمن}: الذي هو القرآنُ العظيمُ، الذي هو أعظم رحمة رحم بها الرحمن عبادَه؛ فمن قَبِلَها؛ فقد قبل خير المواهب، وفاز بأعظم المطالب والرغائب، ومن أعرض عنها وردَّها؛ فقد خاب وخسِرَ خسارةً لا يسعدُ بعدها أبداً، وقيَّض له الرحمن شيطاناً مريداً يقارِنُه ويصاحِبُه ويعِدُه ويمنِّيه ويؤزُّه إلى المعاصي أزًّا.
(36) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan tentang hukumanNya yang amat dahsyat bagi orang yang berpaling dari peringatanNya, di mana Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَمَن يَعۡشُ ﴿ "Barangsiapa yang berpaling," yaitu berpaling dan menghalang-halangi, ﴾ عَن ذِكۡرِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ﴿ "dari penga-jaran (Rabb) Yang Maha Pemurah," yaitu al-Qur`an yang agung yang merupakan rahmat terbesar Allah سبحانه وتعالى Yang Maha Pemurah terhadap para hambaNya; di mana siapa pun yang menerimanya, berarti telah menerima pemberian terbaik serta mendapatkan tujuan dan keinginan terbesar, dan siapa pun yang berpaling dan menolaknya, berarti ia amat merugi dan tidak akan mendapatkan kebahagiaan selamanya setelah itu, Allah سبحانه وتعالى menjadikan setan sebagai teman yang menyertainya, yang memberinya janji, memberinya angan-angan, dan menolongnya pada kemaksiatan.
#
{37} {وإنَّهم لَيَصُدُّونهم عن السبيل}؛ أي: الصراط المستقيم والدين القويم، {ويحسَبون أنَّهم مهتدونَ}: بسبب تزيين الشيطانِ للباطل وتحسينِهِ له وإعراضِهِم عن الحقِّ، فاجتمع هذا وهذا. فإن قيل: فهل لهذا من عذرٍ من حيث إنَّه ظنَّ أنَّه مهتدٍ وليس كذلك؟ قيل: لا عذر لهذا وأمثاله الذين مصدرُ جهلهم الإعراضُ عن ذكرِ الله مع تمكُّنهم على الاهتداء، فزهدوا في الهدى مع القدرة عليه، ورغِبوا في الباطل؛ فالذنبُ ذنبُهم والجرم جرمُهم.
(37) ﴾ وَإِنَّهُمۡ لَيَصُدُّونَهُمۡ عَنِ ٱلسَّبِيلِ ﴿ "Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar," yaitu jalan dan agama yang lurus, ﴾ وَيَحۡسَبُونَ أَنَّهُم مُّهۡتَدُونَ ﴿ "dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk," disebabkan oleh tindakan setan yang menghiasi kebatilan untuk mereka serta berpalingnya mereka dari kebenaran, sehingga keduanya menyatu. Bila ada yang bertanya, "Apakah orang seperti ini mendapatkan udzur karena ia mengira mendapatkan petunjuk padahal tidak?" Jawabannya adalah, tidak ada udzur bagi orang seperti ini dan juga orang-orang yang sama, yang kebodohan mereka bersumber dari berpaling dari peringatan Allah سبحانه وتعالى, padahal sebenarnya mereka bisa mengikuti petunjuk. Mereka merasa cukup dengan petunjuk (tidak membutuhkannya) padahal sebenarnya mereka mampu dan mereka menyukai keba-tilan. Maka dosa dan tindakan jahat adalah milik mereka.
#
{38} فهذه حالةُ هذا المعرِض عن ذكرِ الله في الدُّنيا مع قرينه، وهو الضَّلال والغيُّ وانقلاب الحقائق، وأما حاله إذا جاء ربَّه في الآخرة؛ فهو شرُّ الأحوال، وهو الندم والتحسُّر والحزن الذي لا يُجْبَر مصابُه والتبرِّي من قرينه، ولهذا قال تعالى: {حتى إذا جاءنا قال يا ليتَ بيني وبينَكَ بُعْدَ المشرقينِ فبئس القرينُ}؛ كما في قوله تعالى: {ويومَ يَعَضُّ الظالمُ على يديه يقولُ يا ليتني اتَّخذتُ مع الرسولِ سبيلاً. يا ويلتَى ليتني لم أتَّخِذْ فلاناً خليلاً. لقدْ أضَلَّني عن الذِّكْرِ بعد إذ جاءني وكان الشيطانُ للإنسانِ خَذولاً}.
(38) Inilah kondisi orang yang berpaling dari peringatan Allah سبحانه وتعالى di dunia bersama qarinnya, yaitu kesesatan dan memutar-balik kebenaran. Sedangkan kondisinya ketika mendatangi Rabbnya di akhirat adalah kondisi yang paling buruk, yaitu penyesalan dan kesedihan yang tidak bisa diobati dan berlepas diri dari qarinnya. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman,﴾ حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَنَا قَالَ يَٰلَيۡتَ بَيۡنِي وَبَيۡنَكَ بُعۡدَ ٱلۡمَشۡرِقَيۡنِ فَبِئۡسَ ٱلۡقَرِينُ ﴿ "Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang ke-pada Kami (di Hari Kiamat), dia berkata, "Aduhai, semoga (jarak) antara-ku dan kamu seperti jarak antara masyriq dan maghrib, maka setan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia)," seperti yang difirmankan dalam ayat lain, ﴾ وَيَوۡمَ يَعَضُّ ٱلظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيۡهِ يَقُولُ يَٰلَيۡتَنِي ٱتَّخَذۡتُ مَعَ ٱلرَّسُولِ سَبِيلٗا 27 يَٰوَيۡلَتَىٰ لَيۡتَنِي لَمۡ أَتَّخِذۡ فُلَانًا خَلِيلٗا 28 لَّقَدۡ أَضَلَّنِي عَنِ ٱلذِّكۡرِ بَعۡدَ إِذۡ جَآءَنِيۗ وَكَانَ ٱلشَّيۡطَٰنُ لِلۡإِنسَٰنِ خَذُولٗا 29 ﴿ "Dan (ingatlah) hari (ketika) orang yang zhalim itu menggigit dua tangannya, seraya berkata, 'Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan (yang lurus) bersama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan jadi teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari al-Qur`an ketika al-Qur`an telah datang kepadaku. Dan setan itu tidak akan menolong manusia'." (Al-Furqan: 27-29).
#
{39} وقوله تعالى: {ولَن يَنفَعَكُم اليومَ إذ ظلمتُم أنَّكم في العذابِ مشترِكونَ}؛ أي: ولا ينفعكم يوم القيامةِ اشتراكُكم في العذاب أنتم وقرناؤكم وأخلاَّؤكم، وذلك لأنكم اشتركتُم في الظُّلم فاشتركتم في عقابه وعذابِهِ، ولن ينفَعَكم أيضاً روح التسلِّي في المصيبة؛ فإنَّ المصيبة إذا وقعت في الدُّنيا واشترك فيها المعاقَبون؛ هان عليهم بعضُ الهون، وتسلَّى بعضُهم ببعضٍ، وأما مصيبةُ الآخرة؛ فإنَّها جَمَعَتْ كلَّ عقابٍ ما فيه أدنى راحةٍ، حتى ولا هذه الراحة. نسألُك يا ربَّنا العافيةَ وأن تُريحنا برحمتِكَ.
(39) Firman Allah تعالى, ﴾ وَلَن يَنفَعَكُمُ ٱلۡيَوۡمَ إِذ ظَّلَمۡتُمۡ أَنَّكُمۡ فِي ٱلۡعَذَابِ مُشۡتَرِكُونَ ﴿ "(Harapanmu itu) sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu di hari itu, karena kamu telah menganiaya (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu bersekutu dalam azab itu." Maksudnya, pada Hari Kiamat ketika kalian bersama-sama dengan teman dan karib kalian sama sekali tidak berguna bagi kalian. Hal itu karena kalian besama-sama da-lam kezhaliman, karena itu kalian juga mengikuti mereka dalam hukuman dan azabNya. Dan juga tidak berguna bagi kalian ruh pelipur lara dari musibah. Sebab bila musibah menimpa di dunia dan dirasa oleh banyak orang, maka musibah tersebut akan terasa ringan. Sedangkan musibah akhirat itu menyatukan berbagai siksaan yang tidak ada istirahatnya sedikit pun, tidak ada istirahat yang kita kenal ini. Kami memohon keselamatan padaMu wahai Rabb dan berilah kami kenikmatan dengan rahmatMu.
Ayah: 40 - 45 #
{أَفَأَنْتَ تُسْمِعُ الصُّمَّ أَوْ تَهْدِي الْعُمْيَ وَمَنْ كَانَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ (40) فَإِمَّا نَذْهَبَنَّ بِكَ فَإِنَّا مِنْهُمْ مُنْتَقِمُونَ (41) أَوْ نُرِيَنَّكَ الَّذِي وَعَدْنَاهُمْ فَإِنَّا عَلَيْهِمْ مُقْتَدِرُونَ (42) فَاسْتَمْسِكْ بِالَّذِي أُوحِيَ إِلَيْكَ إِنَّكَ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (43) وَإِنَّهُ لَذِكْرٌ لَكَ وَلِقَوْمِكَ وَسَوْفَ تُسْأَلُونَ (44) وَاسْأَلْ مَنْ أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رُسُلِنَا أَجَعَلْنَا مِنْ دُونِ الرَّحْمَنِ آلِهَةً يُعْبَدُونَ (45)}
"Maka apakah kamu dapat menjadikan orang yang tuli bisa mendengar atau (dapatkah) kamu memberi petunjuk kepada orang yang buta dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata? Sungguh, jika Kami mewafatkan kamu (sebelum kamu mencapai kemenangan) maka sesungguhnya Kami akan menyiksa mereka (di akhirat). Atau Kami memperlihatkan kepadamu (azab) yang telah Kami (Allah) ancamkan kepada mereka. Maka sesung-guhnya Kami berkuasa atas mereka. Maka berpegang teguhlah kamu kepada Agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesung-guhnya kamu berada di atas jalan yang lurus. Dan sesungguhnya al-Qur`an itu benar-benar suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab. Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu, 'Adakah Kami menentukan ilah-ilah untuk disem-bah selain Allah Yang Maha Pemurah?'" (Az-Zukhruf: 40-45).
#
{40} يقولُ تعالى لرسولِهِ - صلى الله عليه وسلم - مسلياً له عن امتناع المكذِّبين عن الاستجابة له وأنَّهم لا خيرَ فيهم ولا فيهم زكاءٌ يدعوهم إلى الهدى: {أفأنتَ تُسْمِعُ الصُّمَّ}؛ أي: الذين لا يسمعون، {أو تَهْدي العُمْيَ}: الذين لا يبصرون أو تهدي مَنْ هو {في ضلال مبين}؛ أي: بيِّن واضح لعلمِهِ بضلالِهِ ورضاه به؛ فكما أنَّ الأصمَّ لا يسمعُ الأصوات، والأعمى لا يبصِر، والضالَّ ضلالاً مبيناً لا يهتدي؛ فهؤلاء قد فسدتْ فِطَرُهم وعقولُهم بإعراضهم عن الذِّكر، واستحدثوا عقائدَ فاسدةً وصفاتٍ خبيثةً تمنعهم وتَحولُ بينَهم وبينَ الهُدى، وتوجِبُ لهم الازديادَ من الرَّدى.
(40) Allah سبحانه وتعالى berfirman kepada RasulNya, Muhammad a, seraya memberi hiburan atas keengganan orang-orang yang men-dustakan, dan tidak mau mengikuti seruan beliau a, dan bahwa-sanya tidak ada kebaikan pada diri mereka dan tidak ada kesucian dalam diri mereka untuk diajak menuju petunjuk, ﴾ أَفَأَنتَ تُسۡمِعُ ٱلصُّمَّ ﴿ "Maka apakah kamu dapat menjadikan orang yang tuli bisa mendengar," yaitu orang-orang yang tidak mendengar, ﴾ أَوۡ تَهۡدِي ٱلۡعُمۡيَ ﴿ "atau (da-patkah) kamu memberi petunjuk kepada orang yang buta," yakni, orang-orang yang tidak melihat. Ataukah engkau bisa memberi petunjuk pada orang ﴾ فِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ ﴿ "yang tetap dalam kesesatan yang nyata," yaitu terang dan jelas, karena ia mengetahui kesesatan tapi ridha dengannya. Sebagaimana orang tuli tidak mendengar suara dan orang buta tidak bisa melihat, begitu juga orang yang amat tersesat dengan nyata juga tidak bisa mendapat petunjuk. Fitrah dan akal sehat mereka rusak karena berpaling dari peringatan. Mereka mem-buat-buat keyakinan palsu dan sifat-sifat keji yang menghalangi antara mereka dengan petunjuk yang mengharuskan mereka ter-jerembab dalam kebinasaan.
#
{41} فهؤلاء لم يبقَ إلاَّ عذابُهم ونَكالُهم إمَّا في الدُّنيا أو في الآخرة، ولهذا قال تعالى: {فإمَّا نَذْهَبَنَّ بك فإنَّا منهم منتَقِمونَ}؛ أي: فإنْ ذهَبْنا بك قبل أن نُرِيَكَ ما نعِدُهم من العذابِ؛ فاعلمْ بخبرنا الصادق أنَّا منهم منتقمون.
(41) Tidak tersisa apa pun buat mereka selain azab dan hukuman, baik di dunia ataupun di akhirat. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَإِمَّا نَذۡهَبَنَّ بِكَ فَإِنَّا مِنۡهُم مُّنتَقِمُونَ ﴿ "Sungguh, jika Kami mewafatkan kamu (sebelum kamu mencapai kemenangan), maka sesungguhnya Kami akan menyiksa mereka (di akhirat)," yaitu, bila Kami mewafatkanmu sebelum Kami memberitahukan azab yang Kami ancamkan pada mereka, maka ketahuilah dengan berita Kami yang benar bahwa Kami benar-benar akan menyiksa mereka yang mendustakan.
#
{42} {أو نُرِيَنَّكَ الذي وَعَدْناهم}: من العذاب، {فإنَّا عليهم مقتدرونَ}: ولكن ذلك متوقِّف على اقتضاءِ الحكمة لتعجيلِهِ أو تأخيرِهِ؛ فهذه حالك وحالُ هؤلاء المكذِّبين.
(42) ﴾ أَوۡ نُرِيَنَّكَ ٱلَّذِي وَعَدۡنَٰهُمۡ ﴿ "Atau Kami memperlihatkan kepadamu (azab) yang telah Kami (Allah) ancamkan kepada mereka," berupa azab, ﴾ فَإِنَّا عَلَيۡهِم مُّقۡتَدِرُونَ ﴿ "maka sesungguhnya Kami berkuasa atas mereka," tapi hal itu bergantung pada putusan hikmah Allah سبحانه وتعالى, apakah azabnya dipercepat atau ditunda. Inilah kondisimu bersama mereka yang mendustakan.
#
{43} وأمَّا أنت؛ {فاستمسِكْ بالذي أوحِيَ إليك}: فعلاً واتِّصافاً بما يأمر بالاتِّصاف به، ودعوةً إليه، وحرصاً على تنفيذِهِ بنفسك وفي غيرك. {إنَّك على صراطٍ مستقيم}: موصل إلى اللهِ وإلى دارِ كرامتِهِ، وهذا مما يوجِبُ عليك زيادةَ التمسُّك به والاهتداء، إذا علمتَ أنَّه حقٌّ وعدلٌ وصدقٌ تكون بانياً على أصل أصيل، إذا بنى غيرُكَ على الشكوكِ والأوهام والظُّلم والجَوْر.
(43) Sedangkan engkau, ﴾ فَٱسۡتَمۡسِكۡ بِٱلَّذِيٓ أُوحِيَ إِلَيۡكَۖ ﴿ "maka berpegang teguhlah kamu kepada Agama yang telah diwahyukan kepadamu," baik tindakan maupun sifat terhadap sifat yang diperintahkan dan menyeru padanya serta berusaha untuk melaksanakannya pada dirimu sendiri dan pada orang lain. ﴾ إِنَّكَ عَلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ ﴿ "Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus," yang menghantarkan kepada Allah سبحانه وتعالى dan kepada tempat kemuliaanNya. Inilah yang membuatmu untuk semakin berpegang teguh dan mendapatkan petunjuk bila kau mengetahui bahwa Agama itu adalah benar, adil, jujur, berdiri di atas dasar yang kokoh, sementara yang lain membangun keyakinannya di atas keraguan, dugaan, dan kezhaliman.
#
{44} {وإنَّه}؛ أي: هذا القرآن الكريم، ذِكْرٌ {لك ولقومِكَ}؛ أي: فخرٌ لكم ومنقبةٌ جليلةٌ ونعمةٌ لا يقادر قدرها ولا يعرف وصفها، ويذكِّرُكم أيضاً ما فيه من الخير الدنيويِّ والأخرويِّ، ويحثُّكم عليه، ويذكِّرُكم الشرَّ ويرهِّبُكم عنه. {وسوف تُسألونَ}: عنه؛ هل قُمتم به فارتفعتُم وانتفعتُم؟ أم لم تقوموا به فيكون حجةً عليكم وكفراً منكم بهذه النعمة؟
(44) ﴾ وَإِنَّهُۥ لَذِكۡرٞ لَّكَ وَلِقَوۡمِكَۖ ﴿ "Dan sesungguhnya al-Qur`an itu benar-benar suatu kemuliaan besar bagimu dan bagi kaummu," yaitu kebang-gaan bagimu, kebajikan agung serta nikmat yang tidak terkira dan tidak diketahui sifatnya serta mengingatkanmu juga pada kebaikan dunia dan akhirat serta mendorongmu padanya. Juga mengingat-kanmu pada keburukan dan memperingatkanmu darinya. ﴾ وَسَوۡفَ تُسۡـَٔلُونَ ﴿ "Dan kelak kamu akan diminta pertanggungan jawab" darinya, apakah kalian menunaikannya sehingga derajat kalian tinggi serta kalian mendapat manfaat, ataukah kalian tidak menunaikannya sehingga menjadi hujjah yang akan melawan kalian serta sebagai suatu kekufuran dari kalian dengan nikmat ini?
#
{45} {واسأل مَنْ أرْسَلْنا من قبلك من رسِلنا أجعلنا من دونِ الرحمن آلهةً يُعْبَدون}: حتى يكون للمشركين نوعُ حجَّةٍ يتَّبِعون فيها أحداً من الرسل؛ فإنَّك لو سألتهم واستخبرت عن أحوالهم؛ لم تجدْ أحداً منهم يدعو إلى اتِّخاذ إلهٍ آخر مع الله، وأنَّ كلَّ الرُّسل من أوَّلهم إلى آخرِهم يدعون إلى عبادةِ الله وحدَه لا شريك له؛ قال تعالى: {ولقد بَعَثْنا في كلِّ أمَّةٍ رسولاً أنِ اعبُدوا الله واجْتَنِبوا الطاغوتَ}، وكلُّ رسول بعثه الله يقولُ لقومه: {اعبُدوا الله ما لَكُم من إلهٍ غيرُه}، فدلَّ هذا أنَّ المشركين ليس لهم مستندٌ في شركهم لا من عقل صحيح ولا نقل عن الرسل.
(45) ﴾ وَسۡـَٔلۡ مَنۡ أَرۡسَلۡنَا مِن قَبۡلِكَ مِن رُّسُلِنَآ أَجَعَلۡنَا مِن دُونِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ءَالِهَةٗ يُعۡبَدُونَ ﴿ "Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu, 'Adakah Kami menentukan sesembahan-sesembahan untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah'," sehingga orang-orang musyrik memiliki semacam hujjah yang mereka ikuti dari salah seorang rasul tersebut? Bila kau bertanya dan mencari tahu kondisi mereka (para rasul), kau tidak akan mendapatkan satu pun dari mereka yang menyeru untuk menjadikan tuhan lain bersama Allah سبحانه وتعالى. Se-mua rasul dari yang pertama hingga yang terakhir sama menyeru untuk menyembah Allah سبحانه وتعالى semata, Yang tidak ada sekutu bagiNya. Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِي كُلِّ أُمَّةٖ رَّسُولًا أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُواْ ٱلطَّٰغُوتَۖ ﴿ "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), 'Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut'." (An-Nahl: 36). Semua rasul yang diutus Allah سبحانه وتعالى mengatakan pada kaumnya, ﴾ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥٓۚ ﴿ "Sembahlah Allah, tidak ada bagi kalian Tuhan lain selainNya." Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang musyrik tidak memiliki sandaran dalam kesyirikan mereka, bukan berasal dari akal sehat dan juga bukan dari berita para rasul.
Ayah: 46 - 56 #
{وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِآيَاتِنَا إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ فَقَالَ إِنِّي رَسُولُ رَبِّ الْعَالَمِينَ (46) فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِآيَاتِنَا إِذَا هُمْ مِنْهَا يَضْحَكُونَ (47) وَمَا نُرِيهِمْ مِنْ آيَةٍ إِلَّا هِيَ أَكْبَرُ مِنْ أُخْتِهَا وَأَخَذْنَاهُمْ بِالْعَذَابِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (48) وَقَالُوا يَاأَيُّهَ السَّاحِرُ ادْعُ لَنَا رَبَّكَ بِمَا عَهِدَ عِنْدَكَ إِنَّنَا لَمُهْتَدُونَ (49) فَلَمَّا كَشَفْنَا عَنْهُمُ الْعَذَابَ إِذَا هُمْ يَنْكُثُونَ (50) وَنَادَى فِرْعَوْنُ فِي قَوْمِهِ قَالَ يَاقَوْمِ أَلَيْسَ لِي مُلْكُ مِصْرَ وَهَذِهِ الْأَنْهَارُ تَجْرِي مِنْ تَحْتِي أَفَلَا تُبْصِرُونَ (51) أَمْ أَنَا خَيْرٌ مِنْ هَذَا الَّذِي هُوَ مَهِينٌ وَلَا يَكَادُ يُبِينُ (52) فَلَوْلَا أُلْقِيَ عَلَيْهِ أَسْوِرَةٌ مِنْ ذَهَبٍ أَوْ جَاءَ مَعَهُ الْمَلَائِكَةُ مُقْتَرِنِينَ (53) فَاسْتَخَفَّ قَوْمَهُ فَأَطَاعُوهُ إِنَّهُمْ كَانُوا قَوْمًا فَاسِقِينَ (54) فَلَمَّا آسَفُونَا انْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَأَغْرَقْنَاهُمْ أَجْمَعِينَ (55) فَجَعَلْنَاهُمْ سَلَفًا وَمَثَلًا لِلْآخِرِينَ (56)}
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya. Maka Musa berkata, 'Sesungguhnya aku adalah utusan dari Rabb seru sekalian alam.' Maka tatkala dia datang kepada mereka dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami dengan serta merta mereka menertawakannya. Dan tidaklah Kami perli-hatkan kepada mereka suatu mukjizat kecuali mukjizat itu lebih besar dari mukjizat-mukjizat yang sebelumnya. Dan Kami tim-pakan kepada mereka azab supaya mereka kembali (ke jalan yang benar). Dan mereka berkata, 'Hai ahli sihir, berdoalah kepada Rabbmu untuk (melepaskan) kami sesuai dengan apa yang telah dijanjikanNya kepadamu; sesungguhnya kami (jika doamu dika-bulkan) benar-benar akan menjadi orang yang mendapat petunjuk. Maka tatkala Kami hilangkan azab itu dari mereka, dengan serta merta mereka memungkiri (janjinya). Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata, 'Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku. Bukankah aku lebih baik dari orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya). Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas atau ma-laikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya?' Maka Fir'aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu) lalu me-reka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik. Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut), dan Kami jadikan mereka sebagai pelajaran dan contoh bagi orang-orang yang kemudian." (Az-Zukhruf: 46-56).
#
{46} لما قال تعالى: {واسألْ مَنْ أرسلْنا من قبلك من رسلنا أجَعَلْنا من دونِ الرحمن آلهةً يُعْبَدون}؛ بيَّن تعالى حالَ موسى ودعوتَهُ التي هي أشهرُ ما يكونُ من دَعَوات الرسل، ولأنَّ الله تعالى أكثر من ذِكْرِها في كتابه، فذكر حالَه مع فرعون [فقال]: {ولقد أرْسَلْنا موسى بآياتنا}: التي دلَّت دلالةً قاطعةً على صحَّة ما جاء به؛ كالعصا والحية وإرسال الجراد والقمَّل ... إلى آخر الآيات، {إلى فرعون وملئِهِ فقال إنِّي رسولُ ربِّ العالمين}: فدعاهم إلى الإقرار بربِّهم، ونهاهم عن عبادةِ ما سواه.
(46) Ketika Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَسۡـَٔلۡ مَنۡ أَرۡسَلۡنَا مِن قَبۡلِكَ مِن رُّسُلِنَآ أَجَعَلۡنَا مِن دُونِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ءَالِهَةٗ يُعۡبَدُونَ ﴿ "Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu, 'Adakah Kami menentukan sesembahan-sesembahan untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah'." Allah سبحانه وتعالى menjelaskan kondisi Nabi Musa عليه السلام dan seruannya yang meru-pakan seruan termasyhur di antara para rasul, dan juga karena Allah سبحانه وتعالى sering menyebutnya di dalam al-Qur`an. Allah سبحانه وتعالى menye-butkan kondisinya bersama Fir'aun seraya berfirman, ﴾ وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا مُوسَىٰ بِـَٔايَٰتِنَآ ﴿ "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan mem-bawa mukjizat-mukjizat Kami," yang secara pasti menunjukkan ke-benaran yang dibawanya seperti tongkat, ular, belalang, kutu dan mukjizat lain untuk Fir'aun dan tentaranya (pemuka kaumnya) seraya berkata, ﴾ إِنِّي رَسُولُ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Sesungguhnya aku adalah utusan dari Rabb seru sekalian alam," Musa mengajak mereka untuk mengakui Rabb mereka dan melarang mereka untuk menyembah selainNya.
#
{47 ـ 48} {فلمَّا جاءهم بآياتِنا إذا هم منها يضحَكونَ}؛ أي: ردُّوها وأنكروها واستهزؤوا بها ظلماً وعلوًّا، فلم يكنْ لقصورٍ بالآيات وعدم وضوح فيها، ولهذا قال: {وما نُريهم من آيةٍ إلاَّ هي أكبرُ من أختِها}؛ أي: الآيةُ المتأخرةُ أعظم من السابقة، {وأخذناهم بالعذاب}: كالجراد والقمل والضفادع والدَّم آياتٍ مفصلاتٍ، {لعلَّهم يرجِعون}: إلى الإسلام ويُذْعِنون له؛ ليزولَ شركهم وشرُّهم.
(47-48) ﴾ فَلَمَّا جَآءَهُم بِـَٔايَٰتِنَآ إِذَا هُم مِّنۡهَا يَضۡحَكُونَ ﴿ "Maka tatkala dia datang kepada mereka dengan membawa mukjizat-mukjizat Kami, dengan serta merta mereka menertawakannya," yaitu mereka menolak, menging-kari, dan menertawakannya secara zhalim dan sombong. Hal itu bukan karena kekurangan dalam tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى dan bukan karena kurang jelasnya tanda-tanda itu, karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَمَا نُرِيهِم مِّنۡ ءَايَةٍ إِلَّا هِيَ أَكۡبَرُ مِنۡ أُخۡتِهَاۖ ﴿ "Dan tidaklah Kami perlihatkan kepada mereka suatu mukjizat kecuali mukjizat itu lebih besar dari mukjizat-mukjizat yang sebelumnya," artinya, tanda-tanda kebe-saran Allah سبحانه وتعالى yang belakangan lebih besar dari yang sebelumnya. ﴾ وَأَخَذۡنَٰهُم بِٱلۡعَذَابِ ﴿ "Dan Kami timpakan kepada mereka azab," seperti de-ngan belalang, kutu, katak, dan darah sebagai tanda-tanda kebe-saran yang memberi penjelasan. ﴾ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ ﴿ "Supaya mereka kembali (ke jalan yang benar)," pada Islam dan tunduk padanya, agar kesyi-rikan dan keburukan mereka sirna.
#
{49} {وقالوا} عندما نزل عليهم العذاب: {يا أيُّها الساحرُ}: يعنون: موسى عليه السلام، وهذا إمَّا من باب التهكُّم به، وإمَّا أن يكون هذا الخطاب عندهم مدحاً، فتضرَّعوا إليه بأن خاطبوه بما يخاطبون به مَنْ يزعُمون أنَّهم علماؤهم، وهم السحرة، فقالوا: {يا أيها الساحرُ ادعُ لنا ربَّك بما عَهِدَ عندك}؛ أي: بما خصَّك الله به وفضَّلك به من الفضائل والمناقب أن يكشفَ عنَّا العذاب، {إنَّنا لمهتدونَ}: إنْ كشف الله عنَّا ذلك.
(49) ﴾ وَقَالُواْ ﴿ "Dan mereka berkata," ketika azab menimpa mereka, ﴾ يَٰٓأَيُّهَ ٱلسَّاحِرُ ﴿ "Hai ahli sihir," maksud mereka adalah Nabi Musa عليه السلام. Perkataan ini mungkin merupakan celaan atau mungkin perkataan ini bagi mereka adalah sebuah pujian. Mereka tunduk padanya dengan menggunakan nada bicara layaknya berbicara dengan pembesar-pembesar mereka, yaitu para tukang sihir, me-reka berkata, ﴾ يَٰٓأَيُّهَ ٱلسَّاحِرُ ٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ بِمَا عَهِدَ عِندَكَ ﴿ "Hai ahli sihir, berdoalah kepada Rabbmu untuk (melepaskan) kami sesuai dengan apa yang telah dijanjikanNya kepadamu," dengan sesuatu yang dikhususkan Allah سبحانه وتعالى padamu dan dilebihkan padamu dengan berbagai kelebihan dan kebajikan agar Dia melenyapkan siksaan dari kami, ﴾ إِنَّنَا لَمُهۡتَدُونَ ﴿ "sesungguhnya kami (jika doamu dikabulkan) benar-benar akan menjadi orang yang mendapat petunjuk," bila Allah سبحانه وتعالى melenyapkan siksaan ini dari kami.
#
{50} {فلمَّا كَشَفْنا عنهم العذابَ إذا هم ينكُثون}؛ أي: لم يفوا بما قالوا، بل غدروا، واستمرُّوا على كفرهم، وهذا كقولِهِ تعالى: {فأرسَلْنا عليهم الطُّوفان والجرادَ والقمَّلَ والضفادع والدَّم آياتٍ مفصَّلات فاستكبروا وكانوا قوماً مجرِمين}، ولما وقع عليهم الرجزُ؛ قالوا: {يا موسى ادعُ لنا رَبَّكَ بما عهدَ عندك لئنْ كَشَفْتَ عنَّا الرجزَ لنؤمننَّ لك ولنرسلنَّ معك بني إسرائيلَ. فلمَّا كَشَفْنا عنهم الرِّجْزَ إلى أجل هم بالغوه إذا هم ينكُثونَ}.
(50) ﴾ فَلَمَّا كَشَفۡنَا عَنۡهُمُ ٱلۡعَذَابَ إِذَا هُمۡ يَنكُثُونَ ﴿ "Maka tatkala Kami hilang-kan azab itu dari mereka, dengan serta merta mereka memungkiri (janji-nya)," artinya mereka tidak menepati ucapan, tapi mereka malah mengingkari dan terus berada dalam kekufuran. Hal ini seperti yang difirmankan Allah سبحانه وتعالى, ﴾ فَأَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِمُ ٱلطُّوفَانَ وَٱلۡجَرَادَ وَٱلۡقُمَّلَ وَٱلضَّفَادِعَ وَٱلدَّمَ ءَايَٰتٖ مُّفَصَّلَٰتٖ فَٱسۡتَكۡبَرُواْ وَكَانُواْ قَوۡمٗا مُّجۡرِمِينَ 133 ﴿ "Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak, dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa." (Al-A'raf: 133). Ketika larangan itu menimpa mereka, mereka berkata, ﴾ يَٰمُوسَى ٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ بِمَا عَهِدَ عِندَكَۖ لَئِن كَشَفۡتَ عَنَّا ٱلرِّجۡزَ لَنُؤۡمِنَنَّ لَكَ وَلَنُرۡسِلَنَّ مَعَكَ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ 134 فَلَمَّا كَشَفۡنَا عَنۡهُمُ ٱلرِّجۡزَ إِلَىٰٓ أَجَلٍ هُم بَٰلِغُوهُ إِذَا هُمۡ يَنكُثُونَ 135 ﴿ "Hai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Rabbmu dengan (perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu. Sesungguh-nya jika kamu dapat menghilangkan azab itu dari kami, pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu." Maka setelah Kami hilangkan azab itu dari mereka hingga batas waktu yang mereka sampai kepadanya, tiba-tiba mereka mengingkarinya." (Al-A'raf: 134-135).
#
{51} {ونادى فرعونُ في قومه قال}: مستعلياً بباطلِهِ قد غرَّه مُلكه وأطغاه مالُه وجنودُه: {يا قوم أليس لي ملكُ مصرَ}؛ أي: ألست المالك لذلك المتصرف فيه؟ {وهذه الأنهار تجري من تحتي}؛ أي: الأنهار المنسحبة من النيل في وسط القصور والبساتين. {أفلا تبصِرونَ}: هذا الملكَ الطويلَ العريض؟! وهذا من جهله البليغ؛ حيث افتخر بأمرٍ خارج عن ذاته، ولم يفخرْ بأوصافٍ حميدةٍ، ولا أفعال سديدةٍ.
(51) ﴾ وَنَادَىٰ فِرۡعَوۡنُ فِي قَوۡمِهِۦ قَالَ ﴿ "Dan Fir'aun berseru kepada kaum-nya (seraya) berkata," dengan rasa tinggi hati karena kebatilannya, kekuasaan membuatnya tertipu, harta dan bala tentara membuat-nya melampaui batas, ﴾ يَٰقَوۡمِ أَلَيۡسَ لِي مُلۡكُ مِصۡرَ ﴿ "Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku," yaitu, bukankah aku penguasa dan yang mengaturnya? ﴾ وَهَٰذِهِ ٱلۡأَنۡهَٰرُ تَجۡرِي مِن تَحۡتِيٓۚ ﴿ "Dan sungai-sungai ini mengalir di bawahku," yaitu sungai-sungai yang mengalir dari sungai Nil di tengah istana dan kebun, ﴾ أَفَلَا تُبۡصِرُونَ ﴿ "apakah kalian tidak me-mandang," kerajaan yang panjang dan luas ini? Inilah puncak kebo-dohan Fir'aun karena merasa bangga dengan sesuatu yang berada di luar kuasa dirinya, bukan berbangga diri dengan sifat-sifat yang terpuji atau tindakan-tindakan lurus.
#
{52} {أم أنا خيرٌ من هذا الذي هو مَهينٌ}؛ يعني قبَّحه الله بالمَهينِ موسى بن عمران كليم الرحمن الوجيه عند الله؛ أي: أنا العزيز وهو الذَّليل المهان المحتقر؛ فأَيُّنا خيرٌ؟! {و} مع هذا؛ فلا {يكادُ يُبينُ} عما في ضميرِهِ بالكلام؛ لأنَّه ليس بفصيح اللسان، وهذا ليس من العيوب في شيءٍ، إذا كان يُبين ما في قلبِهِ، ولو كان ثقيلاً عليه الكلام.
(52) ﴾ أَمۡ أَنَا۠ خَيۡرٞ مِّنۡ هَٰذَا ٱلَّذِي هُوَ مَهِينٞ ﴿ "Bukankah aku lebih baik dari orang yang hina ini?" Fir'aun, semoga Allah سبحانه وتعالى memburukkannya, menghina Nabi Musa bin 'Imran, kalimullah yang terpandang di sisi Allah سبحانه وتعالى. Artinya, aku (Fir'aun) perkasa sedangkan ia (Musa عليه السلام) hina, manakah di antara kami yang lebih baik? Di samping itu ﴾ ل َ ا يَكَادُ يُبِينُ ﴿ "hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)," dari dasar benaknya dengan perkataan, sebab Nabi Musa tidak bisa berbicara fasih. Ini sama sekali bukanlah cacat jika Musa bisa mengucapkan apa yang ada di benaknya meski untuk berbicara terasa berat baginya.
#
{53} ثم قال فرعونُ: {فلولا ألْقِيَ عليه أسورةٌ من ذهبٍ}؛ أي: فهلاَّ كان موسى بهذه الحالة: أن يكون مزيناً مجملاً بالحُلِيِّ والأساور، {أو جاء معه الملائكة مقترنين}: يعاونونه على دعوته ويؤيِّدونه على قوله.
(53) Selanjutnya Fir'aun berkata, ﴾ فَلَوۡلَآ أُلۡقِيَ عَلَيۡهِ أَسۡوِرَةٞ مِّن ذَهَبٍ ﴿ "Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas," yaitu, me-ngapa Musa tidak seperti ini, berhiaskan perhiasan gelang, ﴾ أَوۡ جَآءَ مَعَهُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ مُقۡتَرِنِينَ ﴿ "atau malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya," menolong seruannya dan memperkokoh perka-taannya.
#
{54} {فاستخفَّ قومَه فأطاعوه}؛ أي: استخفَّ عقولَهم بما أبدى لهم من هذه الشُّبه، التي لا تسمن ولا تغني من جوع، ولا حقيقة تحتها، وليست دليلاً على حقٍّ ولا على باطل، ولا تروج إلاَّ على ضعفاء العقول؛ فأيُّ دليل يدلُّ على أن فرعون محقٌّ لكون ملك مصرَ له وأنهاره تجري من تحته؟! وأيُّ دليل يدلُّ على بطلان ما جاء به موسى لقلَّة أتباعِهِ وثقل لسانِهِ وعدم تحليةِ الله له؟! ولكنَّه لقي ملأ لا معقول عندَهم؛ فمهما قال؛ اتَّبعوه؛ من حقٍّ وباطل. {إنَّهم كانوا قوماً فاسقينَ}: فبسبب فسقِهِم قيَّض لهم فرعونَ، يزيِّن لهم الشركَ والشرَّ.
(54) ﴾ فَٱسۡتَخَفَّ قَوۡمَهُۥ فَأَطَاعُوهُۚ ﴿ "Maka Fir'aun mempengaruhi kaum-nya (dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya," yakni, mem-pengaruhi akal kaumnya dengan menampakkan syubhat itu, yang tidak bisa menggemukkan dan tidak bisa menghilangkan rasa lapar, tidak ada hakikatnya, dan bukan dalil atas kebenaran atau kebatilan. Syubhat itu hanya diucapkan oleh orang-orang yang lemah akal. Dalil apa yang menunjukkan bahwa Fir'aun benar hanya karena dia menjadi raja Mesir dan sungai-sungai mengalir di bawahnya? Dalil apa yang menunjukkan kebatilan agama yang dibawa Nabi Musa hanya karena minimnya pengikut, berat lidah-nya dan tidak diberi perhiasan oleh Allah سبحانه وتعالى? Nabi Musa berhadap-an dengan sekelompok besar yang tidak bisa menerima apa-apa yang logis (masuk akal), maka apapun yang dikatakan Fir'aun, baik yang benar maupun yang batil, mereka ikuti saja.﴾ إِنَّهُمۡ كَانُواْ قَوۡمٗا فَٰسِقِينَ ﴿ "Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik," sebab kefasikan mereka adalah karena Fir'aun menghiasi kesyirikan dan keburukan untuk mereka.
#
{55 ـ 56} {فلمَّا آسفونا}؛ أي: أغضبونا بأفعالهم، {انتَقَمْنا منهم فأغْرَقْناهم أجمعين. فجعلناهم سَلَفاً ومثلاً للآخرين}: ليعتبر بهم المعتبرونَ، ويتَّعِظَ بأحوالهم المتَّعظون.
(55-56) ﴾ فَلَمَّآ ءَاسَفُونَا ﴿ "Maka tatkala mereka membuat Kami murka," yaitu membuat Kami murka karena perbuatan-perbuatan mereka, ﴾ ٱنتَقَمۡنَا مِنۡهُمۡ فَأَغۡرَقۡنَٰهُمۡ أَجۡمَعِينَ 55 فَجَعَلۡنَٰهُمۡ سَلَفٗا وَمَثَلٗا لِّلۡأٓخِرِينَ 56 ﴿ "Kami menghukum mereka lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut), dan Kami jadikan mereka sebagai pelajaran dan contoh bagi orang-orang yang kemudian," agar orang-orang menjadikannya seba-gai pelajaran dan agar dijadikan sebagai nasihat bagi orang-orang yang mau menjadikannya sebagai nasihat.
Ayah: 57 - 65 #
{وَلَمَّا ضُرِبَ ابْنُ مَرْيَمَ مَثَلًا إِذَا قَوْمُكَ مِنْهُ يَصِدُّونَ (57) وَقَالُوا أَآلِهَتُنَا خَيْرٌ أَمْ هُوَ مَا ضَرَبُوهُ لَكَ إِلَّا جَدَلًا بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ (58) إِنْ هُوَ إِلَّا عَبْدٌ أَنْعَمْنَا عَلَيْهِ وَجَعَلْنَاهُ مَثَلًا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ (59) وَلَوْ نَشَاءُ لَجَعَلْنَا مِنْكُمْ مَلَائِكَةً فِي الْأَرْضِ يَخْلُفُونَ (60) وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ فَلَا تَمْتَرُنَّ بِهَا وَاتَّبِعُونِ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ (61) وَلَا يَصُدَّنَّكُمُ الشَّيْطَانُ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (62) وَلَمَّا جَاءَ عِيسَى بِالْبَيِّنَاتِ قَالَ قَدْ جِئْتُكُمْ بِالْحِكْمَةِ وَلِأُبَيِّنَ لَكُمْ بَعْضَ الَّذِي تَخْتَلِفُونَ فِيهِ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ (63) إِنَّ اللَّهَ هُوَ رَبِّي وَرَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ هَذَا صِرَاطٌ مُسْتَقِيمٌ (64) فَاخْتَلَفَ الْأَحْزَابُ مِنْ بَيْنِهِمْ فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْ عَذَابِ يَوْمٍ أَلِيمٍ (65)}.
"Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya. Dan mereka berkata, 'Manakah yang lebih baik, sesembahan-sesembahan kami atau dia (Isa).' Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepa-damu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar. Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil. Dan kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan sebagai gantimu di muka bumi malaikat-malaikat yang turun temurun. Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang Hari Kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah aku. Inilah jalan yang lurus. Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan; sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu. Dan tatkala Isa datang membawa keterangan, dia berkata, 'Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmah dan untuk menjelas-kan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada)ku.' Sesung-guhnya Allah Dia-lah Rabbku dan Rabbmu, maka sembahlah Dia; ini adalah jalan yang lurus. Maka berselisihlah golongan-golongan (yang terdapat) di antara mereka; lalu kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang zhalim yakni siksaan hari yang pedih (kiamat)." (Az-Zukhruf: 57-65).
#
{57} يقول تعالى: {ولما ضُرِبَ ابنُ مريم مثلاً}؛ أي: نُهي عن عبادته وجُعلت عبادتُه بمنزلة عبادة الأصنام والأنداد، {إذا قومُك}: المكذِّبون لك {منه}؛ أي: من أجل هذا المثل المضروب، {يَصُدُّون}؛ أي: يستلجُّون في خصومتهم لك ويصيحون ويزعُمون أنَّهم قد غَلَبوا في حجَّتهم وأفلجوا.
(57) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَلَمَّا ضُرِبَ ٱبۡنُ مَرۡيَمَ مَثَلًا ﴿ "Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan," yaitu dilarang untuk disembah dan penyembahannya disamakan seperti penyembahan terhadap patung dan sekutu-sekutu, ﴾ إِذَا قَوۡمُكَ ﴿ "tiba-tiba kaummu (Quraisy)," yang mendustakanmu, yang ﴾ مِنۡهُ ﴿ "karenanya," yaitu karena perumpamaan yang dibuat ini, ﴾ يَصِدُّونَ ﴿ "mereka bersorak," yakni, karena berkeras hati dalam memusuhimu, berteriak dan me-ngira bahwa mereka menang dan beruntung dalam hujjah mereka.
#
{58} {وقالوا أآلهتنُا خيرٌ أم هو}؛ يعني: عيسى؛ حيث نُهي عن عبادة الجميع، وشورك بينهم بالوعيد على من عَبَدهم، ونزل أيضاً قوله تعالى: {إنَّكم وما تَعْبُدونَ من دونِ الله حَصَبُ جهنَّمَ أنتُم لها وارِدونَ}. ووجه حجَّتهم الظالمة أنَّهم قالوا: قد تقرَّر عندنا وعندك يا محمدُ أنَّ عيسى من عبادِ الله المقرَّبين الذين لهم العاقبة الحسنة؛ فَلِمَ سوَّيْت بينه وبينها في النهي عن عبادة الجميع؟! فلولا أن حجَّتك باطلةٌ؛ لم تتناقضْ؟! ولم قلت: {إنَّكم وما تعبُدون من دون الله حَصَبُ جهنَّم أنتم لها وارِدونَ}؟! وهذا اللفظ بزعمهم يعمُّ الأصنام وعيسى؛ فهل هذا إلاَّ تناقضٌ؟ وتناقضُ الحجَّة دليلٌ على بطلانها! هذا أنهى ما يقررون به هذه الشبهة الذين فرحوا بها واستبشروا وجعلوا يصدُّون ويتباشرون. وهي ـ ولله الحمدُ ـ من أضعف الشُّبه وأبطلها؛ فإنَّ تسوية الله بين النهي عن عبادة المسيح وبين النهي عن عبادة الأصنام؛ لأنَّ العبادة حقٌّ لله تعالى، لا يستحقُّها أحدٌ من الخلق لا الملائكة المقرَّبون ولا الأنبياء المرسلون ولا من سواهم من الخلق؛ فأيُّ شبهةٍ في تسوية النهي عن عبادة عيسى وغيره؟!
(58) ﴾ وَقَالُوٓاْ ءَأَٰلِهَتُنَا خَيۡرٌ أَمۡ هُوَۚ ﴿ "Dan mereka berkata, 'Manakah yang lebih baik sesembahan-sesembahan kami atau dia?'," yakni, Nabi Isa عليه السلام, di mana mereka dilarang untuk menyembah semuanya (termasuk Nabi Isa), serta kebersamaan mereka dalam ancaman bagi yang menyembah mereka. Saat itu turun juga Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ إِنَّكُمۡ وَمَا تَعۡبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنتُمۡ لَهَا وَٰرِدُونَ 98 ﴿ "Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahanam, kamu pasti masuk ke dalamnya." (Al-Anbiya`: 98). Sisi kezhaliman hujjah mereka adalah karena mereka ber-kata, "Sudah menjadi ketetapan bagi kami dan bagimu, wahai Muhammad bahwa Isa adalah salah seorang hamba Allah سبحانه وتعالى yang mendekatkan diri, yang memiliki kesudahan yang baik, lantas mengapa kau samakan antara Isa dengan patung dalam larangan penyembahan tersebut semuanya, andai hujjahmu benar tentu tidak ditentang, lantas mengapa kau juga berkata, ﴾ إِنَّكُمۡ وَمَا تَعۡبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنتُمۡ لَهَا وَٰرِدُونَ 98 ﴿ "Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahanam, kamu pasti masuk ke dalamnya." (Al-Anbiya`: 98). Nash ayat ini menurut mereka mencakup patung-patung dan Nabi Isa, ini tidak lain adalah kontradiksi dan kontradiksinya dalam hujjah menunjukkan bahwa ia batil. Inilah puncak syubhat yang mereka yakini, mereka yang bergembira karenanya dan me-reka juga menghadang dan saling memberi kabar gembira. Tapi –alhamdulillah– syubhat tersebut adalah yang paling lemah dan batil karena penyamaan antara larangan untuk menyembah Isa dan larangan untuk menyembah patung adalah karena penyembahan merupakan hak Allah سبحانه وتعالى semata, dan tidak berhak bagi salah satu pun makhluk, tidak pula para malaikat yang mendekatkan diri, tidak pula para nabi yang diutus dan tidak pula makhluk lain selain mereka. Syubhat macam apa dalam menyamakan larangan penyembahan Nabi Isa dan lainnya?
#
{59} وليس تفضيل عيسى [عليه] السلام وكونِهِ مقرّباً عند ربِّه ما يدلُّ على الفرق بينَه وبينَها في هذا الموضع، وإنَّما هو كما قال تعالى: {إنْ هو إلاَّ عبدٌ أنْعَمْنا عليه}: بالنبوَّة والحكمة والعلم والعمل، {وجَعَلْناه مثلاً لبني إسرائيل}: يعرِفون به قدرةَ الله تعالى على إيجادِهِ من دون أبٍ. وأمَّا قوله تعالى: {إنَّكم وما تعبدونَ من دونِ الله حَصَبُ جهنَّم أنتم لها واردونَ}؛ فالجواب عنها من ثلاثة أوجه: أحدها: أنَّ قوله: {إنَّكم وما تعبُدونَ من دونِ الله} أنَّ {ما} اسمٌ لما لا يعقل لا يدخل فيه المسيح ونحوه. الثاني: أنَّ الخطاب للمشركين الذين بمكَّة وما حولها، وهم إنَّما يعبدون أصناماً وأوثاناً ولا يعبدون المسيح. الثالث: أنَّ الله قال بعد هذه الآية: {إنَّ الذين سبقتْ لهم منَّا الحُسنى أولئك عنها مبعَدونَ}؛ فلا شكَّ أن عيسى وغيره من الأنبياء والأولياء داخلونَ في هذه الآية.
(59) Nabi Isa عليه السلام diutamakan dan predikatnya sebagai yang dekat dengan Allah سبحانه وتعالى sama sekali tidak menunjukkan adanya sesuatu yang membedakan antaranya dengan patung dan berhala dalam hal penyembahan selain Allah سبحانه وتعالى, itu hanyalah seperti yang difirmankan Allah سبحانه وتعالى, ﴾ إِنۡ هُوَ إِلَّا عَبۡدٌ أَنۡعَمۡنَا عَلَيۡهِ ﴿ "Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat," berupa kenabian, hikmah, ilmu, dan amal, ﴾ وَجَعَلۡنَٰهُ مَثَلٗا لِّبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ﴿ "dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil," di mana de-ngan Nabi Isa عليه السلام, mereka mengetahui Kuasa Allah سبحانه وتعالى yang men-ciptakannya tanpa ayah. Sedangkan Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ إِنَّكُمۡ وَمَا تَعۡبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنتُمۡ لَهَا وَٰرِدُونَ 98 ﴿ "Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahanam, kamu pasti masuk ke dalamnya." (Al-Anbiya`: 98), terdapat tiga hal untuk menjawabnya: Pertama, Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ إِنَّكُمۡ وَمَا تَعۡبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ ﴿ "Se-sungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah," ﴾ مَا﴿ adalah isim (noun) untuk sesuatu yang tidak berakal yang tidak mencakup Nabi Isa dan lainnya. Kedua, dialog ini tertuju pada kaum musyrikin yang berada di Makkah dan sekitarnya. Mereka hanya menyembah patung dan berhala, tidak menyembah Nabi Isa عليه السلام. Ketiga, Allah سبحانه وتعالى berfirman setelah ayat ni, ﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ سَبَقَتۡ لَهُم مِّنَّا ٱلۡحُسۡنَىٰٓ أُوْلَٰٓئِكَ عَنۡهَا مُبۡعَدُونَ 101 ﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka." (Al-Anbiya`: 101), dan tidak diragukan bahwa Nabi Isa dan para nabi lain serta para wali termasuk dalam ayat ini.
#
{60} ثم قال تعالى: {ولو نشاءُ لَجَعَلْنا منكم ملائكةً في الأرض يخلُفون}؛ أي: لجعلنا بَدَلَكم ملائكةً يخلُفونكم في الأرض، ويكونون في الأرض حتى نرسل إليهم ملائكةً من جنسهم، وأما أنتم يا معشرَ البشر؛ فلا تطيقونَ أن ترسل إليكم الملائكةُ؛ فمن رحمة الله بكم أن أرسلَ إليكم رُسُلاً من جنسكم تتمكَّنون من الأخذ عنهم.
(60) Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَلَوۡ نَشَآءُ لَجَعَلۡنَا مِنكُم مَّلَٰٓئِكَةٗ فِي ٱلۡأَرۡضِ يَخۡلُفُونَ ﴿ "Dan kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan sebagai gantimu di muka bumi malaikat-malaikat yang turun temurun." Artinya, niscaya Kami jadikan para malaikat sebagai pengganti kalian dan mereka tetap berada di bumi hingga Kami mengutus malaikat (sebagai rasul) dari jenis mereka. Sedangkan kalian wahai para manusia! Kalian tidak akan mampu bila para malaikat diutus se-bagai rasul untuk kalian. Karena rahmat Allah سبحانه وتعالى terhadap kalian, Allah سبحانه وتعالى mengutus rasul dari jenis kalian sehingga memungkinkan bagi kalian untuk belajar darinya.
#
{61} {وإنَّه لَعِلْمٌ للساعة}؛ أي: وإنَّ عيسى عليه السلام لدليلٌ على الساعة، وأنَّ القادر على إيجادِهِ من أمٍّ بلا أبٍ قادرٌ على بعثِ الموتى من قبورِهم، أو: وإنَّ عيسى عليه السلام سينزلُ في آخر الزمان ويكونُ نزولُه علامةً من علامات الساعة، {فلا تَمْتَرُنَّ بها}؛ أي: لا تشكُّنَّ في قيام الساعة؛ فإنَّ الشكَّ فيها كفر، {واتَّبعونِ}: بامتثال ما أمرتُكم واجتنابِ ما نهيتُكم، {هذا صراطٌ مستقيمٌ}: موصلٌ إلى الله عزَّ وجلَّ.
(61) ﴾ وَإِنَّهُۥ لَعِلۡمٞ لِّلسَّاعَةِ ﴿ "Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang Hari Kiamat," maksudnya, Nabi Isa عليه السلام benar-benar tanda atas Hari Kiamat dan sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى Yang Kuasa menciptakannya dari seorang ibu tanpa ayah juga mampu menghidupkan orang-orang mati dari kubur. Atau, Nabi Isa عليه السلام akan turun di akhir zaman dan turunnya Nabi Isa adalah salah satu tanda datangnya Hari Kiamat. ﴾ فَلَا تَمۡتَرُنَّ بِهَا ﴿ "Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu," yakni, janganlah kalian meragukan Hari Kiamat sebab meragukan Hari Kiamat adalah suatu kekufuran, ﴾ وَٱتَّبِعُونِۚ ﴿ "dan ikutilah aku," dengan menjalankan apa yang aku perintahkan dan menjauhi apa yang aku larang. ﴾ هَٰذَا صِرَٰطٞ مُّسۡتَقِيمٞ ﴿ "Inilah jalan yang lurus," yang menghantarkan kepada Allah r.
#
{62} {ولا يَصُدَّنَّكُمُ الشيطانُ}: عما أمركم الله به؛ فإنَّ الشيطانَ {لكم عدوٌّ مبينٌ}: حريصٌ على إغوائكم، باذلٌ جهدَه في ذلك.
(62) ﴾ وَلَا يَصُدَّنَّكُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُۖ ﴿ "Dan janganlah kamu sekali-kali dipaling-kan oleh setan," dari apa yang Allah سبحانه وتعالى perintahkan, karena setan adalah ﴾ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٞ ﴿ "musuh yang nyata bagimu," yang amat ingin menyesatkanmu dengan usaha paling keras untuk itu.
#
{63} {ولمَّا جاء عيسى بالبيِّناتِ}: الدالَّة على صدق نبوَّته وصحَّة ما جاءهم به من إحياء الموتى وإبراء الأكمه والأبرص ونحو ذلك من الآيات، {قال}: لبني إسرائيل: {قد جئتُكم بالحكمةِ}: النبوَّة والعلم بما ينبغي على الوجه الذي ينبغي، {ولأبيِّنَ لكم بعضَ الذي تختلفون فيه}؛ أي: أبين لكم صوابَه وجوابَه، فيزول عنكم بذلك اللبس، فجاء عليه السلام مكمِّلاً ومتمِّماً لشريعة موسى عليه السلام ولأحكام التوراة، وأتى ببعض التسهيلاتِ الموجبة للانقياد له وقَبول ما جاءهم به. {فاتَّقوا الله وأطيعونِ}؛ أي: اعبدوا الله وحدَه لا شريك له، وامتثلوا أمره، واجتنبوا نهيَه، وآمنوا بي، وصدِّقوني، وأطيعون.
(63) ﴾ وَلَمَّا جَآءَ عِيسَىٰ بِٱلۡبَيِّنَٰتِ ﴿ "Dan tatkala Isa datang membawa ke-terangan," yang menunjukkan atas kebenaran nubuwwah (kenabian) dan kebenaran mukjizat yang dibawanya seperti menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang buta dan mukjizat lain, ﴾ قَالَ ﴿ "ia berkata," kepada Bani Israil, ﴾ قَدۡ جِئۡتُكُم بِٱلۡحِكۡمَةِ ﴿ "Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmah," yakni, kenabian dan ilmu yang selayaknya, ﴾ وَلِأُبَيِّنَ لَكُم بَعۡضَ ٱلَّذِي تَخۡتَلِفُونَ فِيهِۖ ﴿ "dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya." Maksud-nya, aku menjelaskan kebenaran dan jawabannya pada kalian se-hingga kesulitan itu hilang dari kalian. Nabi Isa عليه السلام datang untuk menyempurnakan dan melengkapi syariat Nabi Musa عليه السلام dan juga hukum-hukum Taurat. Nabi Isa عليه السلام datang dengan membawa beberapa kemudahan yang meng-haruskan risalah beliau untuk dipatuhi dan diterima. ﴾ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ ﴿ "Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada)ku," yakni, sem-bahlah Allah سبحانه وتعالى semata yang tidak ada sekutu bagiNya, kerjakan perintahNya, jauhi laranganNya dan berimanlah padaku, benarkan aku dan ikutilah aku.
#
{64} {إنَّ الله هو ربِّي وربُّكم فاعبُدوه هذا صراطٌ مستقيمٌ}: ففيه الإقرارُ بتوحيدِ الرُّبوبيَّة بأنَّ الله هو المربِّي جميع خلقه بأنواع النِّعم الظاهرة والباطنة، والإقرارُ بتوحيد العبوديَّة بالأمر بعبادة الله وحدَه لا شريك له، وإخبار عيسى عليه السلام أنَّه عبدٌ من عباد الله، ليس كما قال النصارى فيه: إنَّه ابنُ الله أو ثالثُ ثلاثة، والإخبارُ بأنَّ هذا المذكور صراطٌ مستقيمٌ موصلٌ إلى الله وإلى جنَّته.
(64) ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ رَبِّي وَرَبُّكُمۡ فَٱعۡبُدُوهُۚ هَٰذَا صِرَٰطٞ مُّسۡتَقِيمٞ ﴿ "Sesungguhnya Allah, Dia-lah Rabbku dan Rabbmu, maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus." Dalam pernyataan ini terdapat pengakuan akan tauhid ru-bubiyah karena sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى adalah Dzat Yang Mengatur seluruh makhluk dengan berbagai nikmat, baik yang lahir maupun yang batin, serta pengakuan akan tauhid ubudiyah berupa perintah untuk menyembah Allah سبحانه وتعالى semata yang tidak ada sekutu bagiNya serta pemberitahuan bahwa Nabi Isa عليه السلام adalah salah seorang hamba Allah سبحانه وتعالى, tidak seperti yang dikatakan orang-orang Nasrani bahwa ia adalah putra Allah سبحانه وتعالى atau salah satu dari tiga unsur (trinitas). Di dalam ayat ini juga terdapat pemberitahuan bahwa semua yang tersebut itu adalah jalan yang lurus yang menghantar-kan kepada Allah سبحانه وتعالى dan kepada surgaNya.
#
{65} فلما جاءهم عيسى عليه السلام بهذا، {اختلف الأحزابُ}: المتحزِّبون على التكذيب، {من بينِهِم}: كلٌّ قال بعيسى عليه السلام مقالةً باطلةً وردَّ ما جاء به؛ إلاَّ من هدى الله من المؤمنين، الذين شهدوا له بالرسالة، وصدَّقوا بكل ما جاء به، وقالوا: إنَّه عبدُ الله ورسوله. {فويلٌ للذين ظلموا [من عذاب يوم أليم]}؛ أي: ما أشدَّ حزن الظالمين! وما أعظم خسارَهم في ذلك اليوم!
(65) Ketika Nabi Isa عليه السلام datang kepada mereka dengan membawa risalah itu, ﴾ فَٱخۡتَلَفَ ٱلۡأَحۡزَابُ ﴿ "maka berselisihlah golongan-golongan (yang terdapat)," mereka yang berpihak pada kedustaan, ﴾ مِنۢ بَيۡنِهِمۡۖ ﴿ "di antara mereka," masing-masing mengatakan perkataan batil tentang Nabi Isa dan menolak risalah yang dibawanya kecuali orang-orang beriman yang mendapat petunjuk Allah سبحانه وتعالى, mereka yang bersaksi atas kerasulannya dan membenarkan apa yang di-bawanya dan mengatakan bahwa Nabi Isa عليه السلام adalah hamba dan rasul Allah سبحانه وتعالى. ﴾ فَوَيۡلٞ لِّلَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنۡ عَذَابِ يَوۡمٍ أَلِيمٍ ﴿ "Lalu kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang zhalim dari siksaan hari yang pedih (kiamat)," yaitu, alangkah besarnya kesedihan orang-orang zhalim dan alangkah besarnya kerugian mereka pada hari itu.
Ayah: 66 - 73 #
{هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا السَّاعَةَ أَنْ تَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ (66) الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ (67) يَاعِبَادِ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ وَلَا أَنْتُمْ تَحْزَنُونَ (68) الَّذِينَ آمَنُوا بِآيَاتِنَا وَكَانُوا مُسْلِمِينَ (69) ادْخُلُوا الْجَنَّةَ أَنْتُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ تُحْبَرُونَ (70) يُطَافُ عَلَيْهِمْ بِصِحَافٍ مِنْ ذَهَبٍ وَأَكْوَابٍ وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنْفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنْتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (71) وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (72) لَكُمْ فِيهَا فَاكِهَةٌ كَثِيرَةٌ مِنْهَا تَأْكُلُونَ (73)}
"Mereka tidak menunggu kecuali kedatangan Hari Kiamat kepada mereka dengan tiba-tiba, sedang mereka tidak menyadari-nya. Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. 'Hai hamba-hambaKu, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang ber-iman kepada ayat-ayat Kami dan mereka dahulu adalah orang-orang yang berserah diri. Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan istri-istri kamu digembirakan. Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala, dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.' Dan itulah surga yang diwa-riskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. Di dalam surga itu ada buah-buahan yang banyak untuk-mu yang sebagiannya kamu makan." (Az-Zukhruf: 66-73).
#
{66} يقول تعالى: ما ينتظر المكذِّبون؟! وما يتوقَّعون {إلاَّ الساعة أن تأتِيَهم بغتةً وهم لا يشعرونَ}؛ أي: فإذا جاءت؛ فلا تسألوا عن أحوال من كَذَّب بها واستهزأ بمن جاء بها.
(66) Allah سبحانه وتعالى berfirman bahwa tidaklah orang-orang yang mendustakan itu menanti dan mengharapkan, ﴾ إِلَّا ٱلسَّاعَةَ أَن تَأۡتِيَهُم بَغۡتَةٗ وَهُمۡ لَا يَشۡعُرُونَ ﴿ "kecuali kedatangan Hari Kiamat kepada mereka dengan tiba-tiba, sedang mereka tidak menyadarinya," yaitu ketika Hari Kiamat terjadi, maka jangan kalian menanyakan kondisi orang-orang yang mendustakannya dan mencemooh orang yang membawa berita tentangnya.
#
{67} وإن الأخِلاَّء يومَ القيامةِ، المتخالِّين على الكفر والتكذيب ومعصية الله، {بعضُهم لبعض عدوٌّ}: لأنَّ خُلَّتَهم ومحبَّتهم في الدُّنيا لغير الله، فانقلبت يوم القيامة عداوة {إلاَّ المتَّقين}: للشرك والمعاصي؛ فإنَّ محبَّتهم تدوم وتتَّصل بدوام مَنْ كانت المحبَّة لأجلِهِ.
(67) Teman-teman akrab pada Hari Kiamat yang saling berteman dalam kekufuran, pendustaan, dan kemaksiatan, ﴾ بَعۡضُهُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ ﴿ "sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain," karena persahabatan dan saling mencintai di antara mereka di dunia bu-kan karena Allah سبحانه وتعالى, sehingga berubah menjadi permusuhan pada Hari Kiamat, ﴾ إِلَّا ٱلۡمُتَّقِينَ ﴿ "kecuali orang-orang yang bertakwa," yang menjaga diri dari kesyirikan dan kemaksiatan, cinta mereka abadi dan menyatu dengan keabadian cinta karena Allah سبحانه وتعالى.
#
{68} ثُمَّ ذكر ثواب المتَّقين، وأنَّ الله تعالى يناديهم يوم القيامةِ بما يسرُّ قلوبَهم ويذهب عنهم كلَّ آفةٍ وشرٍّ، فيقول: {يا عبادِ لا خوفٌ عليكُم اليومَ ولا أنتُم تَحْزَنونَ}؛ أي: لا خوفٌ يلحقُكم فيما تستقبِلونه من الأمور، ولا حزنٌ يُصيبُكم فيما مضى منها، وإذا انتفى المكروه من كلِّ وجه؛ ثبت المحبوب المطلوب.
(68) Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menyebutkan pahala orang-orang yang bertakwa. Pada Hari Kiamat Allah سبحانه وتعالى akan memanggil me-reka dengan panggilan yang membuat hati mereka senang dan menghilangkan semua bencana dan keburukan seraya berfirman, ﴾ يَٰعِبَادِ لَا خَوۡفٌ عَلَيۡكُمُ ٱلۡيَوۡمَ وَلَآ أَنتُمۡ تَحۡزَنُونَ ﴿ "Hai hamba-hambaKu, tiada kekha-watiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati." Maksudnya, tidak ada ketakutan yang akan mendatangi kalian dari berbagai hal yang kalian hadapi dan tidak ada kesedihan yang akan menimpa kalian karena sesuatu yang telah berlalu. Manakala segala yang ditakuti dari berbagai hal tidak ada, yang ada adalah apa-apa yang disenangi dan diharapkan.
#
{69} {الذين آمنوا بآياتنا وكَانوا مُسلِمِينَ}؛ أي: وصفهم الإيمانُ بآيات الله، وذلك يشمل للتصديق بها، وما لا يتمُّ التصديق إلاَّ به من العلم بمعناها والعمل بمقتضاها، وكانوا مسلمينَ لله منقادينَ له في جميع أحوالِهِم، فجمعوا بين الاتِّصاف بعمل الظاهر والباطن.
(69) ﴾ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِـَٔايَٰتِنَا وَكَانُواْ مُسۡلِمِينَ ﴿ "(Yaitu) orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami dan mereka dahulu adalah orang-orang yang berserah diri." Artinya, Allah سبحانه وتعالى menyifati mereka sebagai orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Allah سبحانه وتعالى dan hal itu mencakup pembenaran terhadap ayat tersebut serta segala sesuatu yang mana pembenaran tidak akan berarti kecuali dengannya seperti mengetahui maknanya dan mengamalkan tuntutannya. Mereka adalah orang-orang yang menyerahkan diri kepada Allah سبحانه وتعالى, tunduk padaNya di berbagai kondisi mereka. Mereka menya-tukan sifat antara praktik lahir dan batin.
#
{70} {ادخُلوا الجنَّةَ}: التي هي دارُ القرار {أنتُم وأزواجُكم}؛ أي: مَنْ كان على مثل عملِكُم من كلِّ مقارن لكم من زوجةٍ وولدٍ وصاحبٍ وغيرهم، {تُحْبَرونَ}؛ أي: تَنعمون وتُكْرمون، ويأتيكم من فضل ربِّكم من الخيرات والسرور والأفراح واللَّذَّات ما لا تُعَبِّرُ الألسنُ عن وصفه.
(70) ﴾ ٱدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ ﴿ "Masuklah kamu ke dalam surga," yang me-rupakan tempat keabadian, ﴾ أَنتُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ ﴿ "kamu dan istri-istri kamu," yaitu orang yang memiliki amal sepertimu dari semua orang yang menyertaimu seperti istri, anak, teman, dan lainnya, di mana kalian ﴾ تُحۡبَرُونَ ﴿ "digembirakan," yakni, diberi nikmat dan dimuliakan, dan berbagai kebaikan dan karunia Allah سبحانه وتعالى mendatangi kalian, kegembiraan, kebahagiaan, kelezatan, dan segala sesuatu yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
#
{71} {يطافُ عليهم بصحافٍ من ذهبٍ وأكوابٍ}؛ أي: تدور عليهم خدَّامهم من الولدانِ المخلَّدين بطعامِهم بأحسنِ الأواني وأفخرِها، وهي صحافُ الذهب، وبشرابهم بألطف الأواني، وهي الأكواب التي لا عرى لها، وهي من أصفى الأواني، من فضة أعظم من صفاءِ القوارير، {وفيها}؛ أي: الجنة {ما تشتهيه الأنفسُ وتلذُّ الأعينُ}: وهذا اللفظ جامعٌ، يأتي على كلِّ نعيم وفرح وقرَّة عين وسرور قلبٍ؛ فكلُّ ما تشتهيه النُّفوس من مطاعم ومشارب وملابس ومناكح، ولذّته العيون من مناظر حسنةٍ وأشجارٍ محدقةٍ ونعم مونقةٍ ومبانٍ مزخرفةٍ؛ فإنَّه حاصلٌ فيها معدٌّ لأهلها على أكمل الوجوه وأفضلها؛ كما قال تعالى: {لهم فيها فاكهةٌ ولهم ما يَدَّعونَ}. {وأنتم فيها خالدونَ}: وهذا هو تمامُ نعيم أهل الجنة، وهو الخُلْدُ الدائمُ فيها، الذي يتضمَّن دوام نعيمِها وزيادتَه وعدم انقطاعه.
(71) ﴾ يُطَافُ عَلَيۡهِم بِصِحَافٖ مِّن ذَهَبٖ وَأَكۡوَابٖۖ ﴿ "Diedarkan kepada mereka piring-piring dari emas, dan piala-piala." Maksudnya, para pelayan mengelilingi mereka dari kalangan anak-anak kecil yang kekal dengan membawa berbagai makanan dengan bejana terbaik dan termewah, yaitu piring-piring yang terbuat dari emas dan mi-numan dengan berbagai gelas paling halus, yaitu gelas yang tidak ada pegangannya yang merupakan gelas terbening terbuat dari perak yang jauh lebih bening dari mutiara. ﴾ وَفِيهَا مَا تَشۡتَهِيهِ ٱلۡأَنفُسُ وَتَلَذُّ ٱلۡأَعۡيُنُۖ ﴿ "Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata." Ini adalah kalimat menyeluruh yang mencakup segala kenikmatan, kebahagiaan, ketentraman mata dan hati. Semua yang diinginkan oleh jiwa berupa makanan, minuman, pakaian, pasangan, kenikmatan mata seperti peman-dangan indah, pohon, kebun, kenikmatan indah yang berhias dan lainnya terdapat di dalam surga yang disiapkan untuk penghuni-nya dalam bentuk yang paling sempurna dan utama. Seperti yang disebutkan dalam Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ لَهُمۡ فِيهَا فَٰكِهَةٞ وَلَهُم مَّا يَدَّعُونَ 57 ﴿ "Bagi mereka di dalamnya buah-buahan dan bagi mereka apa-apa yang disiapkan." (Yasin: 57). ﴾ وَأَنتُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ﴿ "Dan kamu kekal di dalamnya." Inilah kesem-purnaan nikmat penghuni surga, yaitu kekal selamanya di dalam surga yang mencakup kekekalan dan bertambahnya nikmat dan tidak terputus.
#
{72} {وتلك الجنَّة}: الموصوفة بأكمل الصفات هي {التي أورِثْتُموها بما كُنتُم تعملونَ}؛ أي: أورثكم الله إيَّاها بأعمالكم، وجعلها من فضلِهِ جزاء لها، وأودع فيها من رحمتِهِ ما أودعَ.
(72) ﴾ وَتِلۡكَ ٱلۡجَنَّةُ ﴿ "Dan itulah surga," yang disifati dengan sifat-sifat paling sempurna, itulah yang ﴾ أُورِثۡتُمُوهَا بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ﴿ "di-wariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan." Artinya, Allah سبحانه وتعالى mewariskan (menganugerahkan) surga-surga itu untuk kalian karena amal perbuatan kalian dan dijadikannya sebagai balasan atas amal-amal kalian karena karuniaNya. Dan di dalamnya Allah سبحانه وتعالى menyimpan berbagai rahmatNya.
#
{73} {لكم فيها فاكهةٌ كثيرةٌ}؛ كما في الآية الأخرى: {فيهما من كلِّ فاكهةٍ زوجانِ}، {منها تأكلونَ}؛ أي: مما تتخيَّرون من تلك الفواكه الشهيَّة والثمار اللذَّيذة تأكلون.
(73) ﴾ لَكُمۡ فِيهَا فَٰكِهَةٞ كَثِيرَةٞ ﴿ "Di dalam surga itu ada buah-buahan yang banyak," sebagaimana dalam ayat lain, ﴾ فِيهِمَا مِن كُلِّ فَٰكِهَةٖ زَوۡجَانِ 52 ﴿ "Di dalam kedua surga itu ada aneka buah-buahan yang berpasang-pasangan." (Ar-Rahman: 52). ﴾ مِّنۡهَا تَأۡكُلُونَ ﴿ "Yang sebagiannya kamu makan," yaitu, buah-buahan nikmat dan buah lezat yang kalian pilih untuk dimakan. Ketika Allah سبحانه وتعالى menyebutkan kenikmatan surga, selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menyebutkan siksa Jahanam seraya berfirman dalam ayat selan-jutnya,
Ayah: 74 - 78 #
{إِنَّ الْمُجْرِمِينَ فِي عَذَابِ جَهَنَّمَ خَالِدُونَ (74) لَا يُفَتَّرُ عَنْهُمْ وَهُمْ فِيهِ مُبْلِسُونَ (75) وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا هُمُ الظَّالِمِينَ (76) وَنَادَوْا يَامَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ قَالَ إِنَّكُمْ مَاكِثُونَ (77) لَقَدْ جِئْنَاكُمْ بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ (78)}.
"Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab Neraka Jahanam. Tidak diringankan azab itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa. Dan tidaklah Kami meng-aniaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Mereka berseru, 'Hai Malik, biarlah Rabbmu membunuhi kami saja.' Dia menjawab, 'Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).' Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci kepada kebenaran itu." (Az-Zukhruf: 74-78).
#
{74} {إنَّ المجرمينَ}: الذين أجرموا بكفرهم وتكذيبهم {في عذاب جهنَّم}؛ أي: منغمرون فيه، محيطٌ بهم العذاب من كلِّ جانب، {خالدونَ}: فيه لا يخرُجونَ منه أبداً.
(74) ﴾ إِنَّ ٱلۡمُجۡرِمِينَ ﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang berdosa," yakni, orang-orang yang berdosa karena kekufuran dan pendusta-an mereka, ﴾ فِي عَذَابِ جَهَنَّمَ خَٰلِدُونَ ﴿ "kekal di dalam azab Neraka Jahanam," mereka diliputi oleh azab dari berbagai sisi dan mereka tidak bisa keluar dari Neraka Jahanam itu selama-lamanya.
#
{75} و {لا يُفَتَّرُ عنهم}: العذابُ ساعةً [لا بإزالته] ولا بتهوين عذابه، {وهم فيه مُبْلِسونَ}؛ أي: آيسون من كلِّ خير، غير راجين للفرج، وذلك أنَّهم ينادون ربَّهم، فيقولون: {ربَّنا أخْرِجْنا منها فإنْ عُدْنا فإنَّا ظالمونَ. قال اخسؤوا فيها ولا تُكَلِّمونَ}.
(75) ﴾ لَا يُفَتَّرُ عَنۡهُمۡ ﴿ "Tidak diringankan azab itu dari mereka," ba-rang sebentar pun, tidak dihilangkan dan tidak pula diringankan, ﴾ وَهُمۡ فِيهِ مُبۡلِسُونَ ﴿ "dan mereka di dalamnya berputus asa," yaitu berputus asa dari berbagai kebaikan, tidak mengharapkan terlepas karena mereka berkata seraya menyeru Rabb mereka, ﴾ رَبَّنَآ أَخۡرِجۡنَا مِنۡهَا فَإِنۡ عُدۡنَا فَإِنَّا ظَٰلِمُونَ 107 قَالَ ٱخۡسَـُٔواْ فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ 108 ﴿ "Ya Rabb kami, keluarkanlah kami darinya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zhalim." Allah berfirman, "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku." (Al-Mu`minun: 107-108).
#
{76} وهذا العذابُ العظيم بما قدَّمت أيديهم وبما ظلموا به أنفسَهم، والله لم يظلِمْهم ولم يعاقِبْهم بلا ذنبٍ ولا جرم.
(76) Siksaan besar ini disebabkan oleh perbuatan yang me-reka lakukan dan karena kezhaliman mereka terhadap diri sendiri. Allah سبحانه وتعالى tidak menzhalimi dan tidak menyiksa mereka tanpa dosa dan kesalahan.
#
{77} {ونادوا}: وهم في النار لعلَّهم يحصل لهم استراحةٌ: {يا مالِكُ ليقضِ علينا ربُّك}؛ أي: لِيُمِتْنا فنستريحَ؛ فإنَّنا في غمٍّ شديدٍ وعذابٍ غليظٍ لا صبر لنا عليه ولا جَلَد، فَـ {قال} لهم مالكٌ خازنُ النار حين طلبوا منه أن يَدْعُوَ الله لهم أن يقضي عليهم: {إنَّكم ماكثونَ}؛ أي: مقيمون فيها لا تخرجون عنها أبداً، فلم يحصُلْ لهم ما قصدوه، بل أجابهم بنقيض قصدِهِم، وزادَهم غمًّا إلى غمِّهم.
(77) ﴾ وَنَادَوۡاْ ﴿ "Mereka berseru," ketika berada di neraka itu dengan harapan agar dapat istirahat, ﴾ يَٰمَٰلِكُ لِيَقۡضِ عَلَيۡنَا رَبُّكَۖ ﴿ "Hai Malik, biarlah Rabbmu membunuhi kami saja," yaitu, hendaklah Dia mema-tikan kami agar kami lega, karena kami berada dalam kesedihan luar biasa dan siksaan yang berat yang tidak bisa ditanggung de-ngan sabar. ﴾ قَالَ ﴿ "Dia menjawab," yakni malaikat penjaga neraka, ketika mereka memintanya untuk berdoa kepada Allah سبحانه وتعالى untuk mereka agar mereka dimatikan saja, ﴾ إِنَّكُم مَّٰكِثُونَ ﴿ "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)." Artinya, tetap berada di dalamnya dan tidak akan keluar selamanya dan mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, tapi Malaikat penjaga neraka menjawab dengan membalikkan keinginan mereka. Malaikat semakin membuat me-reka berduka.
#
{78} ثم وبَّخهم بما فعلوا، فقال: {لقد جئناكم بالحقِّ}: الذي يوجب عليكم أن تتَّبِعوه، فلو تبعْتُموه؛ لفزتُم وسعدتُم، {ولكنَّ أكثركم للحقِّ كارهونَ}: فلذلك شقيتُم شقاوةً لا سعادة بعدها.
(78) Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى mencela mereka atas perbuatan yang mereka lakukan seraya berfirman, ﴾ لَقَدۡ جِئۡنَٰكُم بِٱلۡحَقِّ ﴿ "Sesungguh-nya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu," yang wajib kalian ikuti. Andai kalian mengikutinya, pasti kalian berun-tung dan berbahagia, ﴾ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَكُمۡ لِلۡحَقِّ كَٰرِهُونَ ﴿ "tetapi kebanyakan di antara kamu benci kepada kebenaran itu," karena itu kalian amat sengsara, yang tidak ada lagi kebahagiaan setelahnya. 9
Ayah: 79 - 80 #
{أَمْ أَبْرَمُوا أَمْرًا فَإِنَّا مُبْرِمُونَ (79) أَمْ يَحْسَبُونَ أَنَّا لَا نَسْمَعُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ بَلَى وَرُسُلُنَا لَدَيْهِمْ يَكْتُبُونَ (80)}
"Bahkan mereka telah menetapkan satu tipu daya (jahat), maka sesungguhnya Kami akan membalas tipu daya mereka. Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka." (Az-Zukhruf: 79-80).
#
{79} يقول تعالى: {أم أبرموا}؛ أي: أبرمَ المكذِّبون بالحقِّ المعاندون له {أمراً}؛ أي: كادوا كيداً ومكروا للحقِّ ولمن جاء بالحقِّ ليدحضوه بما موَّهوا من الباطل المزخرف المزوَّق، {فإنَّا مبرِمون}؛ أي: محكمون أمراً ومدبِّرون تدبيراً يعلو تدبيرَهم وينقضُهُ ويبطِلُه. وهو ما قيَّضه الله من الأسباب والأدلَّة لإحقاق الحقِّ وإبطال الباطل؛ كما قال تعالى: {بل نَقْذِفُ بالحقِّ على الباطل فيدمغُهُ}.
(79) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ أَمۡ أَبۡرَمُوٓاْ ﴿ "Bahkan mereka telah mene-tapkan," maksudnya, orang-orang yang mendustakan kebenaran dan menentangnya menetapkan, ﴾ أَمۡرٗا ﴿ "satu tipu daya (jahat)," yaitu mereka merencanakan makar jahat terhadap kebenaran dan orang yang membawanya, agar mereka bisa menangkalnya dengan kebatilan yang dihiasi. ﴾ فَإِنَّا مُبۡرِمُونَ ﴿ "Maka sesungguhnya Kami akan membalas tipu daya mereka," artinya, menetapkan suatu urusan dan merencanakan sesuatu yang mengalahkan rencana mereka serta membatalkannya. Itulah sebab-sebab dan dalil-dalil yang ditetap-kan oleh Allah سبحانه وتعالى untuk membatalkan kebatilan, sebagaimana yang difirmankanNya, ﴾ بَلۡ نَقۡذِفُ بِٱلۡحَقِّ عَلَى ٱلۡبَٰطِلِ فَيَدۡمَغُهُۥ ﴿ "Sebenarnya Kami melontarkan yang haq kepada yang batil lalu yang haq itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap." (Al-Anbiya`: 18).
#
{80} {أم يحسبونَ}: بجهلهم وظلمِهِم {أنَّا لا نسمعُ سرَّهم}: الذي لم يتكلَّموا به، بل هو سرٌّ في قلوبهم، {ونجواهم}؛ أي: كلامهم الخفيَّ الذي يتناجَوْن به؛ أي: فلذلك أقدموا على المعاصي، وظنُّوا أنَّها لا تبعةَ لها ولا مجازاة على ما خفي منها، فردَّ الله عليهم بقوله: {بلى}؛ أي: إنا نعلم سرَّهم ونجواهم، {ورسُلُنا}: الملائكة الكرام {لديهم يكتُبونَ}: كلَّ ما عملوه، وسيحفظُ ذلك عليهم حتى يَرِدوا القيامةَ فيجدوا ما عملوا حاضراً، ولا يظلم ربُّك أحداً.
(80) ﴾ أَمۡ يَحۡسَبُونَ ﴿ "Apakah mereka mengira," dengan kebodohan dan kezhaliman mereka, ﴾ أَنَّا لَا نَسۡمَعُ سِرَّهُمۡ ﴿ "bahwa Kami tidak mendengar rahasia," yang tidak mereka katakan, lebih dari itu adalah rahasia di dalam hati, ﴾ وَنَجۡوَىٰهُمۚ ﴿ "dan bisikan-bisikan mereka," pembicaraan lirih yang mereka bisikkan? Karena itulah mereka melakukan kemaksiatan dan mereka mengira tidak ada yang mengintai dan tidak ada yang akan membalas atas rahasia mereka. Allah سبحانه وتعالى me-nanggapi mereka dengan berfirman, ﴾ بَلَىٰ ﴿ "Sebenarnya (Kami men-dengar)," yaitu, Kami mengetahui rahasia dan bisikan mereka, ﴾ وَرُسُلُنَا ﴿ "dan utusan-utusan Kami," yaitu para malaikat mulia, yang ﴾ لَدَيۡهِمۡ يَكۡتُبُونَ ﴿ "selalu mencatat di sisi mereka"; semua yang mereka lakukan akan dicatat hingga mereka datang di Hari Kiamat, mereka mendapatkan amalan mereka hadir, dan Rabbmu tidak menzhalimi seorang pun.
Ayah: 81 - 83 #
{قُلْ إِنْ كَانَ لِلرَّحْمَنِ وَلَدٌ فَأَنَا أَوَّلُ الْعَابِدِينَ (81) سُبْحَانَ رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُونَ (82) فَذَرْهُمْ يَخُوضُوا وَيَلْعَبُوا حَتَّى يُلَاقُوا يَوْمَهُمُ الَّذِي يُوعَدُونَ (83)}.
"Katakanlah, 'Jika benar (Rabb) Yang Maha Pemurah mem-punyai anak laki-laki, maka akulah (Muhammad) orang pertama yang menyembah (anak itu). Mahasuci Rabb Yang mempunyai langit dan bumi, Rabb Yang mempunyai Arasy, dari apa yang mereka sifatkan itu.' Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kesesatan) dan bermain-main sampai mereka menemui hari yang dijanjikan kepada mereka." (Az-Zukhruf: 81-83).
#
{81} أي: قل يا أيُّها الرسول الكريم للذين جعلوا لله ولداً، وهو الواحد الأحد، الفرد الصَّمد، الذي لم يتَّخذ صاحبة ولا ولداً، ولم يكن له كفواً أحدٌ: {قل إن كان للرحمن ولدٌ فأنا أوَّلُ العابدينَ}: لذلك الولد؛ لأنه جزءٌ من والده، وأنا أولى الخلق انقياداً للأوامر المحبوبة لله، ولكنِّي أولُ المنكرين لذلك، وأشدُّهم له نفياً، فعلم بذلك بطلانه؛ فهذا احتجاجٌ عظيم عند من عرفَ أحوال الرسل، وأنَّه إذا علم أنَّهم أكملُ الخلق، وأنَّ كلَّ خير فهم أول الناس سبقاً إليه وتكميلاً له. وكلُّ شرٍّ فهم أولُ الناس تركاً له وإنكاراً له وبعداً منه؛ فلو كان للرحمن ولدٌ، وهو الحقُّ؛ لكان محمدُ بنُ عبد الله أفضلَ الرسل أول مَنْ عَبَدَه، ولم يسبقْه إليه المشركون. ويُحتمل أنَّ معنى الآية: لو كان للرحمن ولدٌ؛ فأنا أولُ العابدين لله، ومن عبادتي لله إثباتُ ما أثبته ونفيُ ما نفاه؛ فهذا من العبادة القوليَّة الاعتقاديَّة، ويلزم من هذا لو كان حقًّا؛ لكنتُ أول مثبتٍ له، فعلم بذلك بطلانُ دعوى المشركين وفسادها عقلاً ونقلاً.
(81) Maksudnya, katakanlah wahai Rasul yang mulia ke-pada orang-orang yang menganggap Allah سبحانه وتعالى mempunyai anak, padahal Dia adalah Masa Esa dan Tunggal, hanya Dia tempat ber-gantung segala sesuatu yang tidak memiliki pendamping dan tidak juga anak, Dia tidak memiliki sekutu satu pun, ﴾ قُلۡ إِن كَانَ لِلرَّحۡمَٰنِ وَلَدٞ فَأَنَا۠ أَوَّلُ ٱلۡعَٰبِدِينَ ﴿ "Katakanlah, 'Jika benar (Rabb) Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orang pertama yang menyembah'," yakni anak itu, karena anak adalah bagian dari ayahnya. Aku adalah makhluk yang paling berhak tunduk pada perintah-perintah yang dicintai Allah سبحانه وتعالى tapi aku adalah orang pertama yang memungkiri hal itu dan paling menafikannya. Dengan demikian, kebatilan anggapan mereka diketahui. Ini adalah hujjah yang agung bagi orang yang mengetahui kondisi para Rasul, dan bahwasanya bila diketahui bahwa Muhammad a adalah makhluk paling sempurna, maka dialah orang pertama yang terlebih dahulu mengetahui ke-baikan dan menyempurnakannya, dan dialah orang pertama yang terlebih dahulu mengetahui keburukan dan meninggalkan serta mengingkarinya, serta jauh darinya. Andai Allah سبحانه وتعالى memiliki anak, pasti Muhammad bin Abdullah, rasul terbaik, adalah rasul pertama yang menyembahnya dan tidak didahului oleh orang-orang musyrik. Kemungkinan makna lain ayat ini: Andaikan Allah سبحانه وتعالى memi-liki anak, aku adalah orang pertama yang menyembahnya untuk Allah سبحانه وتعالى. Termasuk ibadahku kepada Allah سبحانه وتعالى adalah menetapkan apa pun yang telah ditetapkanNya dan menafikan apa pun yang dinafikanNya. Inilah ibadah yang bersifat ucapan dan I'tiqadiyah (keyakinan) (yang merupakan ibadah lisan dan hati). Sebagai ke-harusan atas hal ini, bila memang anggapan orang-orang musyrik benar, tentu aku adalah orang pertama yang menetapkannya. Dengan demikian diketahui kebatilan klaim orang-orang musyrik itu serta rusaknya secara logika dan naqli.
#
{82} {سبحانَ ربِّ السمواتِ والأرض ربِّ العرش عمَّا يصفونَ}: من الشريك والظَّهير والعوين والولد وغير ذلك مما نسبه إليه المشركون.
(82) ﴾ سُبۡحَٰنَ رَبِّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبِّ ٱلۡعَرۡشِ عَمَّا يَصِفُونَ ﴿ "Mahasuci Rabb Yang mempunyai langit dan bumi, Rabb Yang mempunyai Arasy, dari apa yang mereka sifatkan itu," dari sekutu, penolong, pembantu, anak, dan lainnya yang dinisbatkan oleh orang-orang musyrik.
#
{83} {فَذَرْهم يخوضوا ويلعبوا}؛ أي: يخوضوا بالباطل ويلعبوا بالمحال؛ فعلومُهم ضارةٌ غير نافعةٍ، وهي الخوض والبحث بالعلوم التي يعارِضون بها الحقَّ وما جاءت به الرسل، وأعمالهم لعبٌ وسفاهةٌ لا تزكِّي النفوس ولا تثمِرُ المعارفَ، ولهذا توعَّدهم بما أمامهم يوم القيامةِ، فقال: {حتى يلاقوا يومَهم الذي يوعَدونَ}: فسيعلمون فيه ماذا حَصَّلوا، وما حَصَلوا عليه من الشقاءِ الدائم والعذاب المستمرِّ.
(83) ﴾ فَذَرۡهُمۡ يَخُوضُواْ وَيَلۡعَبُواْ ﴿ "Maka biarkanlah mereka tenggelam (dalam kesesatan) dan bermain-main," yakni tenggelam dalam keba-tilan dan bermain-main dengan kemustahilan. Ilmu mereka mem-bahayakan dan tidak berguna, karena mereka menyelami dan me-neliti berbagai ilmu yang digunakan untuk menentang kebenaran yang dibawa oleh para rasul. Semua tindakan mereka adalah permainan dan kebodohan yang tidak bisa menyucikan jiwa dan membuahkan pengetahuan. Oleh sebab itulah Allah سبحانه وتعالى mengancam mereka dengan sesuatu di hadapan mereka pada Hari Kiamat se-raya berfirman, ﴾ حَتَّىٰ يُلَٰقُواْ يَوۡمَهُمُ ٱلَّذِي يُوعَدُونَ ﴿ "Sampai mereka menemui hari yang dijanjikan kepada mereka," mereka akan mengetahui apa yang mereka dapatkan berupa kesengsaraan abadi dan siksa yang terus menerus.
Ayah: 84 - 89 #
{وَهُوَ الَّذِي فِي السَّمَاءِ إِلَهٌ وَفِي الْأَرْضِ إِلَهٌ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْعَلِيمُ (84) وَتَبَارَكَ الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا وَعِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (85) وَلَا يَمْلِكُ الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الشَّفَاعَةَ إِلَّا مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ (86) وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ (87) وَقِيلِهِ يَارَبِّ إِنَّ هَؤُلَاءِ قَوْمٌ لَا يُؤْمِنُونَ (88) فَاصْفَحْ عَنْهُمْ وَقُلْ سَلَامٌ فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (89)}.
"Dan Dia-lah sesembahan di langit dan sesembahan di bumi dan Dia-lah Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui. Dan Mahasuci (Rabb) Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan apa yang ada di antara keduanya; dan di sisiNya-lah pengetahuan tentang Hari Kiamat dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembali-kan. Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafa'at; akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa'at ialah) orang yang bersyahadat (bersaksi) yang haq (tauhid) dan mereka meyakini(nya). Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, 'Siapakah yang menciptakan mereka,' niscaya mereka menjawab, 'Allah,' maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah), dan (Allah mengetahui) ucapan Muhammad, 'Ya Rabbku, sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak beriman.' Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka dan katakanlah, 'Salam (selamat tinggal).' Kelak me-reka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk)." (Az-Zukhruf: 84-89).
#
{84} يخبر تعالى أنَّه وحده المألوهُ المعبودُ في السماواتِ والأرض، فأهل السماوات كلُّهم، والمؤمنون من أهل الأرض يعبدُونَه ويعظِّمونه ويخضعون لجلاله ويفتِقرون لكماله، {تسبِّحُ له السمواتُ السبع والأرضُ ومن فيهن}، {وإن من شيءٍ إلاَّ يسبِّحُ بحمدِه}، {ولله يسجُدُ من في السمواتِ والأرض طوعاً وكرهاً}. فهو تعالى المألوه المعبودُ الذي يألهه الخلائق كلُّهم طائعين مختارين وكارهين، وهذه كقولِهِ تعالى: {وهو الله في السماواتِ وفي الأرض}؛ أي: ألوهيَّته ومحبته فيهما وأما هو فإنه فوق عرشه بائن من خلقه متوحدٌ بجلاله متمجدٌ بكماله. {وهو الحكيمُ}: الذي أحكم ما خلقه، وأتقن ما شرعه؛ فما خلق شيئاً إلاَّ لحكمةٍ، ولا شرع شيئاً إلاَّ لحكمةٍ، وحكمهُ القدريُّ والشرعيُّ والجزائيُّ مشتملٌ على الحكمة، {العليم}: بكلِّ شيء، يعلم السِّر وأخفى، ولا يعزُبُ عنه مثقالُ ذرَّة في العالم العلويِّ والسفليِّ ولا أصغر منها ولا أكبر.
(84) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan bahwa hanya Dia semata yang berhak dipertuhankan dan disembah di langit dan di bumi. Semua penghuni langit dan orang-orang beriman yang ada di bumi me-nyembah dan mengagungkanNya serta tunduk pada keagungan-Nya. Mereka memerlukanNya karena kesempurnaanNya, ﴾ تُسَبِّحُ لَهُ ٱلسَّمَٰوَٰتُ ٱلسَّبۡعُ وَٱلۡأَرۡضُ وَمَن فِيهِنَّۚ وَإِن مِّن شَيۡءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمۡدِهِۦ وَلَٰكِن لَّا تَفۡقَهُونَ تَسۡبِيحَهُمۡۚ ﴿ "Bertasbih untukNya tujuh langit dan bumi serta apa pun yang ada padanya dan tidaklah segala sesuatu melainkan bertasbih dengan memujiNya." (Al-Isra`: 44). ﴾ وَلِلَّهِۤ يَسۡجُدُۤ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ طَوۡعٗا وَكَرۡهٗا ﴿ "Dan kepada Allah sujud semua yang ada di langit dan di bumi secara suka rela dan terpaksa." (Ar-Ra'd: 15). Hanya Dia-lah Yang dipertuhankan dan disembah; yang di-sembah oleh seluruh makhluk secara suka rela dan terpaksa. Dan ini sebagaimana Firman Allah سبحانه وتعالى,, ﴾ وَهُوَ ٱللَّهُ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَفِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Dan Dia-lah Allah di langit dan di bumi." (Al-An'am: 3). Yakni, predikatnya sebagai yang disembah dan dicintai ada pada keduanya. Sedangkan Dia berada di atas ArasyNya, berbeda dengan makhlukNya, sendiri dengan keluhuran, terpuji dengan kesempurnaanNya. ﴾ وَهُوَ ٱلۡحَكِيمُ ﴿ "Dan Dia-lah Yang Mahabijaksana," Yang Mahabijak-sana terhadap apa yang diciptakan dan Yang Maha Menyempur-nakan apa yang disyariatkan. Allah سبحانه وتعالى tidak menciptakan sesuatu pun melainkan karena suatu kebijaksanaan dan tidak mensyariat-kan sesuatu melainkan untuk suatu hikmah. ﴾ ٱلۡعَلِيمُ ﴿ "Lagi Maha Mengetahui" segala sesuatu, Mengetahui yang rahasia dan tersem-bunyi, tidak ada sebesar biji atom pun yang luput dariNya, baik yang ada di alam atas maupun alam bawah, tidak pula yang lebih kecil atau lebih besar dari biji atom.
#
{85} {وتبارك الذي له ملك السمواتِ والأرض وما بينهما}: {تبارك}؛ بمعنى: تعالى وتعاظم وكثُر خيرُه واتَّسعت صفاتُه وعظُم ملكُه، ولهذا ذكر سَعَةَ ملكِه للسمواتِ والأرض وما بينهما، وسَعَةَ علمِهِ، وأنَّه بكلِّ شيءٍ عليمٌ، حتى إنه تعالى انفردَ بعلم الغيوب ، التي لم يطَّلع عليها أحدٌ من الخلق؛ لا نبيٌّ مرسلٌ ولا ملكٌ مقربٌ، ولهذا قال: {وعنده علمُ الساعةِ}: قدَّم الظرفَ ليفيد الحصر؛ أي: لا يعلم متى تجيء الساعةُ إلاَّ هو. ومن تمام ملكِهِ وسعته أنَّه مالك الدُّنيا والآخرة، ولهذا قال: {وإليه ترجعون}؛ أي: في الآخرة فيحكم بينكم بحكمِهِ العدل.
(85) ﴾ وَتَبَارَكَ ٱلَّذِي لَهُۥ مُلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَا ﴿ "Dan Mahasuci (Rabb) Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan apa yang ada di antara keduanya." ﴾ وَتَبَارَكَ ﴿ "Mahasuci," yaitu Mahatinggi dan Agung, ba-nyak kebaikanNya, luas sifat-sifatNya, agung kerajaanNya, luas ilmuNya, Maha Mengetahui segala sesuatu, hingga Dia sendiri yang mengetahui keghaiban yang tidak satu pun dari makhlukNya tahu; tidak nabi yang diutus dan tidak pula malaikat yang dekat dengan Allah. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَعِندَهُۥ عِلۡمُ ٱلسَّاعَةِ ﴿ "Dan di sisiNya-lah pengetahuan tentang Hari Kiamat." Zharf (kata kete-rangan tempat dan waktu) didahulukan untuk menunjukkan pem-batasan. Yaitu, hanya Dia yang mengetahui kapan tibanya Hari Kiamat. Di antara kesempurnaan kerajaanNya adalah Dia me-nguasai kerajaan dunia dan akhirat. Karena itu Dia berfirman, ﴾ وَإِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ ﴿ "Dan hanya kepadaNya-lah kamu dikembalikan," yaitu di akhirat, Allah سبحانه وتعالى akan menghukumi secara adil di antara kalian.
#
{86} ومن تمام ملكِهِ أنَّه لا يملكُ أحدٌ من خلقِهِ من الأمر شيئاً، ولا يقدِم على الشفاعة عنده أحدٌ إلاَّ بإذنه. {ولا يملكُ الذين يدعونَ من دونِهِ الشفاعةَ}؛ أي: كلُّ مَنْ دُعِيَ من دون الله من الأنبياء والملائكة وغيرهم لا يملكونَ الشفاعةَ ولا يشفعونَ إلاَّ بإذن الله ولا يشفعونَ إلاَّ لِمن ارتضى، ولهذا قال: {إلاَّ مَنْ شَهِدَ بالحقِّ}؛ أي: نطق بلسانه مقرًّا بقلبه عالماً بما شهد به، ويشترطُ أن تكونَ شهادته بالحقِّ، وهو الشهادةُ لله تعالى بالوحدانيَّةِ، ولرسله بالنبوَّة والرسالة، وصحَّة ما جاؤوا به من أصول الدين وفروعه وحقائقه وشرائعه؛ فهؤلاء الذين تنفع فيهم شفاعةُ الشافعين، وهؤلاء الناجون من عقاب الله، الحائزون لثوابه.
(86) Di antara kesempurnaan kekuasaanNya adalah, tidak ada satu pun dari makhlukNya yang berkuasa atas sesuatu pun, tidak ada seorang pun yang dapat memberi syafa'at tanpa izinNya, ﴾ وَلَا يَمۡلِكُ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِهِ ٱلشَّفَٰعَةَ ﴿ "dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tidak dapat memberi syafa'at," dengan kata lain, semua yang disembah selain Allah سبحانه وتعالى dari para nabi, malaikat, dan lainnya, tidak berkuasa atas syafa'at dan tidak bisa memberikan-nya tanpa izin dari Allah سبحانه وتعالى dan mereka pun tidak bisa memberi syafa'at kecuali bagi orang yang diridhai Allah سبحانه وتعالى. Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ إِلَّا مَن شَهِدَ بِٱلۡحَقِّ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ ﴿ "Akan tetapi (orang yang dapat memberi syafa'at ialah) orang yang bersyahadat (bersaksi) dengan yang haq (tauhid) dan mereka meyakini(nya)," yakni, mengucapkan dengan lisan, mengakui dengan hati dan mengetahui apa yang dipersaksi-kan tersebut. Disyaratkan persaksiannya harus benar, yaitu bersaksi untuk Allah سبحانه وتعالى dengan keesaan, bersaksi untuk para rasul dengan kenabian dan risalah dan membenarkan apa yang mereka bawa berupa asas dan cabang Agama, hakikat dan syariat Agama. Me-reka itulah orang-orang yang akan bisa mendapatkan faidah dari syafa'at orang-orang yang memberi syafa'at dan mereka adalah orang-orang yang selamat dari siksa Allah سبحانه وتعالى serta beruntung men-dapatkan pahalaNya.
#
{87} ثم قال تعالى: {ولئن سألتَهم مَن خَلَقَهُم لَيقولنَّ اللهُ}؛ أي: ولئن سألت المشركين عن توحيد الربوبيَّة ومَن هو الخالق؛ لأقرُّوا أنَّه الله وحدَه لا شريك له، {فأنَّى يُؤْفَكونَ}؛ أي: فكيف يُصْرَفون عن عبادة الله والإخلاص له وحدَه؟! فإقرارهُم بتوحيد الرُّبوبيَّة يلزمهم به الإقرار بتوحيد الألوهية، وهو من أكبر الأدلَّة على بطلان الشرك.
(87) Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ وَلَئِن سَأَلۡتَهُم مَّنۡ خَلَقَهُمۡ لَيَقُولُنَّ ٱللَّهُۖ ﴿ "Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, 'Siapakah yang men-ciptakan mereka?' Niscaya mereka menjawab, 'Allah'." Maksudnya, jika kau bertanya pada orang-orang musyrik tentang tauhid rubu-biyah dan siapakah Pencipta itu, pasti mereka mengakui bahwa Dia-lah Allah سبحانه وتعالى, yang tidak ada sekutu bagiNya, ﴾ فَأَنَّىٰ يُؤۡفَكُونَ ﴿ "Maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?" Artinya, bagaimanakah mereka bisa dipalingkan dari menyembah Allah سبحانه وتعالى dan ikhlas semata karenaNya? Pengakuan mereka akan tauhid rububiyah mengharuskan mereka bertauhid uluhiyah yang merupakan dalil terbesar atas batilnya kesyirikan.
#
{88} {وقيله ياربِّ إنَّ هؤلاء قومٌ لا يؤمنون}: هذا معطوف على قولِهِ: {وعندهُ علمُ الساعةِ}؛ أي: وعنده علم قيلِهِ؛ أي: الرسول - صلى الله عليه وسلم - شاكياً لربِّهِ تكذيب قومِهِ، متحزِّناً على ذلك، متحسِّراً على عدم إيمانهم؛ فالله تعالى عالمٌ بهذه الحال، قادرٌ على معاجلتهم بالعقوبة، ولكنه تعالى حليمٌ، يمهلُ العباد، ويستأني بهم لعلَّهم يتوبون ويرجِعون.
(88) ﴾ وَقِيلِهِۦ يَٰرَبِّ إِنَّ هَٰٓؤُلَآءِ قَوۡمٞ لَّا يُؤۡمِنُونَ ﴿ "Dan (Allah mengetahui) ucapan Muhammad, 'Ya Rabbku, sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak beriman'." Kalimat ini ma'thuf kepada Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ وَعِندَهُۥ عِلۡمُ ٱلسَّاعَةِ ﴿ "Dan di sisiNya pengetahuan Hari Kiamat," yaitu, dan di sisiNya-lah pengetahuan tentang apa yang Muhammad a ucapkan seraya mengeluh pada Rabbnya akan kedustaan kaumya karena merasa sedih atas hal itu serta menyesali ketidakberimanan mereka. Allah سبحانه وتعالى mengetahui kondisi ini dan Mahakuasa untuk menyegerakan siksaan untuk mereka, tapi Allah سبحانه وتعالى Mahasabar yang menangguhkan para hamba, karena Allah سبحانه وتعالى mengetahui bahwa mereka akan bertaubat dan kembali (kepadaNya).
#
{89} ولهذا قال: {فاصفحْ عنهم وقُلْ سلامٌ}؛ أي: اصفح عنهم ما يأتيك من أذيَّتِهِمْ القوليَّة والفعليَّة، واعفُ عنهم، ولا يبدر منك لهم إلاَّ السلامُ الذي يقابِل به أولو الألباب والبصائر للجاهلين؛ كما قال تعالى عن عباده الصالحين: {وإذا خاطَبَهُمُ الجاهلونَ}؛ أي: خطاباً بمقتضى جهلهم، {قالوا سلاماً}. فامتثل - صلى الله عليه وسلم - لأمر ربِّه، وتلقَّى ما يصدُرُ إليه من قومِهِ وغيرهم من الأذى بالعفو والصفح، ولم يقابِلْهم عليه السلام إلاَّ بالإحسان إليهم والخطاب الجميل؛ فصلوات الله وسلامُه على مَن خصه الله بالخُلُق العظيم الذي فَضَلَ به أهلَ الأرض والسماء، وارتفعَ به أعلى من كواكبِ الجوزاءِ، وقوله: {فسوفَ يَعلمونَ}؛ أي: غِبَّ ذُنوبهم وعاقبةَ جُرمهم.
(89) Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَٱصۡفَحۡ عَنۡهُمۡ وَقُلۡ سَلَٰمٞۚ ﴿ "Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka dan katakanlah, 'Salam (sela-mat tinggal)'," yakni, berpalinglah dari gangguan mereka, baik gang-guan lisan maupun tindakan, serta maafkan mereka, jangan kau sahuti mereka kecuali dengan ucapan salam yang biasa diucapkan oleh orang-orang berakal dan memiliki mata hati untuk orang-orang bodoh, sebagaimana yang difirmankan Allah سبحانه وتعالى tentang hamba-hambaNya yang shalih, ﴾ وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلۡجَٰهِلُونَ ﴿ "Dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka," yakni, sesuai dengan ucapan kebodohan mereka, ﴾ قَالُواْ سَلَٰمٗا ﴿ "mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." Rasulullah a melaksanakan perintah Rabbnya dan menghadapi gangguan dari kaumnya dan orang lain dengan memaafkan dan berpaling. Dia hanya menghadapinya dengan kebaikan dan tutur kata yang baik. Semoga kesejahteraan serta keselamatan Allah سبحانه وتعالى senantiasa terlimpah pada orang yang dikhususkan oleh Allah سبحانه وتعالى dengan akhlak yang agung, dengan akhlak itu Rasulullah a menjadi makhluk utama penghuni langit dan bumi. Dengan akhlak itu beliau terangkat tinggi melebihi bintang. Dan Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ فَسَوۡفَ يَعۡلَمُونَ ﴿ "Kelak mereka akan me-ngetahui (nasib mereka yang buruk)," yakni akibat dosa dan kejahatan mereka.
Selesai Tafsir Surat az-Zukhruf. Segala puji dan karunia hanya bagi Allah سبحانه وتعالى semata.