Ayah:
TAFSIR SURAT AS-SAJDAH ( Sujud )
TAFSIR SURAT AS-SAJDAH ( Sujud )
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
Ayah: 1 - 3 #
{الم (1) تَنْزِيلُ الْكِتَابِ لَا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ بَلْ هُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أَتَاهُمْ مِنْ نَذِيرٍ مِنْ قَبْلِكَ لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ (3)}
"Alif Lam Mim. Turunnya al-Qur`an yang tidak ada keraguan padanya, dari Rabb semesta alam. Tetapi mengapa mereka me-ngatakan, 'Dia Muhammad mengada-adakannya.' Sebenarnya al-Qur`an itu adalah kebenaran dari Rabbmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk." (As-Sajdah: 1-3).
#
{2} يخبر تعالى أنَّ هذا الكتاب الكريم تنزيلٌ نزل من ربِّ العالمين، الذي ربَّاهم بنعمتِهِ، ومن أعظم ما ربَّاهم به هذا الكتاب، الذي فيه كلُّ ما يُصْلِحُ أحوالَهم ويتمِّم أخلاقَهم، وأنَّه لا ريبَ فيه ولا شكَّ ولا امتراءَ.
(2) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan bahwa sesungguhnya kitab suci al-Qur`an ini adalah diturunkan dari Rabb semesta alam, yang telah mengatur (dan membimbing) mereka dengan nikmat-nikmatNya. Dan di antara nikmat yang terbesar yang dengannya Dia mem-bimbing mereka adalah kitab suci al-Qur`an ini, yang di dalamnya terdapat segala yang dapat memperbaiki keadaan (dan kondisi) mereka dan menyempurnakan akhlak mereka, dan bahwa sesung-guhnya tiada keraguan sedikit pun di dalamnya.
#
{3} ومع ذلك؛ قالَ المكذِّبون للرسول الظالمونَ في ذلك: افتراه محمدٌ واختلَقَه من عند نفسه! وهذا من أكبر الجراءة على إنكارِ كلام اللَّه، ورَمْي محمدٍ بأعظم الكذِبِ، وقدرة الخَلْق على كلام مثل كلام الخالق، وكلُّ واحد من هذه، من الأمور العظائم، قال الله رادًّا على من قال: افتراه: {بل هو الحقُّ}: الذي لا يأتيه الباطلُ من بين يديه ولا من خلفِهِ تنزيلٌ من حكيم حميدٍ {من ربِّكَ}: أنزله رحمةً للعباد، {لِتُنذِرَ قوماً ما أتاهم من نذيرٍ من قبلِكَ}؛ أي: هم في حال ضرورة وفاقةٍ لإرسال الرسول وإنزال الكتاب لعدم النذير، بل هم في جهلهم يَعْمَهون، وفي ظُلمة ضلالهم يتردَّدون، فأنزلنا الكتاب عليك، {لعلَّهم يهتدونَ}: من ضلالهم، فيعرفون الحقَّ ويؤثِرونَه. وهذه الأشياء التي ذَكَرها الله كلُّها مناقضةٌ لتكذيبهم له، وإنَّها تقتضي منهم الإيمان والتصديق التامَّ به، وهو كونُه من ربِّ العالَمين، وأنَّه حقٌّ، والحق مقبولٌ على كلِّ حال، وأنه لا ريبَ فيه بوجه من الوجوه؛ فليس فيه ما يوجب الريبة؛ لا بخبر غير مطابق للواقع ، ولا بخفاء واشتباه معانيه، وأنهم في ضرورة وحاجة إلى الرسالة، وأن فيه الهداية لكلِّ خير وإحسان.
(3) Sekalipun demikian, orang-orang yang mendustakan Rasulullah dan mereka zhalim dalam hal ini berkata, "Ia dibuat-buat oleh Muhammad dan diada-adakannya dari dirinya sendiri!" Ini tentu merupakan kelancangan terbesar untuk mengingkari kalamullah dan menuduh Muhammad dengan kedustaan yang pa-ling besar (serta menganggap) makhluk mempunyai kemampuan mengeluarkan kalam sebagaimana kalam dari Sang Pencipta. Ma-sing-masing dari salah satu perbuatan ini termasuk perkara yang sangat besar. Allah سبحانه وتعالى berfirman seraya membantah orang yang mengata-kan, "Dia telah membuat-buatnya," ﴾ بَلۡ هُوَ ٱلۡحَقُّ ﴿ "Sebenarnya al-Qur`an itu adalah kebenaran," yang tidak akan dihampiri oleh kebatilan dari depan ataupun dari belakangnya. Ia diturunkan dari Dzat Yang Mahabijaksana lagi Maha Terpuji. ﴾ مِن رَّبِّكَ ﴿ "Dari Rabbmu," Dia menurunkannya sebagai rahmat bagi hamba-hambaNya, ﴾ لِتُنذِرَ قَوۡمٗا مَّآ أَتَىٰهُم مِّن نَّذِيرٖ مِّن قَبۡلِكَ ﴿ "agar kamu mem-beri peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu." Maksudnya, mereka sedang dalam kondisi sangat membutuhkan diutusnya seorang rasul dan diturunkannya kitab suci, karena tidak adanya orang yang mem-berikan peringatan, bahkan mereka terombang-ambing di dalam kebodohan mereka, dan bimbang di dalam gelap kesesatan, maka dari itu Kami menurunkan kitab ini kepadamu, ﴾ لَعَلَّهُمۡ يَهۡتَدُونَ ﴿ "mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk," dari kesesatan mereka, sehingga mereka mengetahui yang benar dan mengutamakannya. Semua hal yang disebutkan oleh Allah di atas, semuanya ber-lawanan dengan pendustaan mereka terhadapnya, dan sesungguh-nya ia menuntut mereka beriman dan membenarkan sepenuhnya padanya, yaitu keberadaannya berasal dari Rabb semesta alam, dan bahwa sesungguhnya ia benar, dan yang benar itu diterima bagaimana pun keadaannya, dan bahwa sesungguhnya ia sama sekali tidak mengandung keraguan dari sisi manapun, karena tidak ada di dalamnya yang mengharuskan keraguan, baik karena berita (informasi) yang tidak sesuai dengan realita ataupun karena kekeringan dan kesamaran makna-maknanya; dan bahwa mereka sedang berada dalam kondisi sangat memerlukan dan membutuh-kan kepada risâlah (kerasulan) dan bahwa di dalamnya terdapat hidayah (petunjuk) bagi setiap kebaikan dan perbuatan baik.
Ayah: 4 - 9 #
{اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا شَفِيعٍ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ (4) يُدَبِّرُ الْأَمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ (5) ذَلِكَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (6) الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ (7) ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ (8) ثُمَّ سَوَّاهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُوحِهِ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ (9)}
"Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan sesuatu yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arasy. Tidak ada bagi kamu selain dariNya seorang penolong pun dan tidak pula seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian ia (urusan itu) naik kepadaNya dalam satu hari yang kadar lamanya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu. Yang demikian itu ialah Dzat Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Yang Mahaperkasa lagi Maha Penya-yang, Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemu-dian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina. Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya dari ruhNya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi kamu sedikit sekali bersyukur." (As-Sajdah: 4-9).
#
{4} يخبر تعالى عن كمال قدرته بخلقه السماوات والأرض في ستة أيام، أولها يوم الأحد، وآخرها الجمعة، مع قدرته على خلقها بلحظة، ولكنَّه تعالى رفيقٌ حكيمٌ، {ثم استوى على العرش}: الذي هو سقفُ المخلوقات استواءً يليقُ بجلالِهِ، {ما لكم من دونِهِ من وليٍّ}: يتولاَّكم في أمورِكم فينفَعُكم {ولا شفيع}: يشفعُ لكم إنْ توجَّه عليكم العقاب. {أفلا تتذكَّرونَ}: فتعلمون أنَّ خالق الأرض والسماواتِ، المستوي على العرش العظيم، الذي انفرد بتدبيركم وتولِّيكم، وله الشفاعةُ كلُّها، هو المستحقُّ لجميع أنواع العبادة!
(4) Allah سبحانه وتعالى memberitakan tentang kesempurnaan kekua-saanNya dengan menciptakan langit dan bumi dalam enam hari. Awal mulanya adalah Hari Ahad dan terakhir adalah Hari Jum'at, sekalipun sebenarnya Dia mampu menciptakannya hanya dalam sekejap waktu, akan tetapi Allah سبحانه وتعالى Maha Pengasih lagi Mahabi-jaksana. ﴾ ثُمَّ ٱسۡتَوَىٰ عَلَى ٱلۡعَرۡشِۖ ﴿ "Kemudian Dia bersemayam di atas Arasy," yang merupakan atap seluruh makhluk, sebagai suatu tindakan bersemayam yang sesuai dengan keagunganNya. ﴾ مَا لَكُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَلِيّٖ ﴿ "Tidak ada bagi kamu selain dariNya seorang penolong pun" yang meno-long kalian dalam segala urusan kalian, kemudian Dia memberikan kepada kalian manfaat. ﴾ وَلَا شَفِيعٍۚ ﴿ "Dan tidak pula seorang pemberi syafa'at," yang bisa memberikan syafa'at kepada kalian jika siksaan diarahkan kepada kalian. ﴾ أَفَلَا تَتَذَكَّرُونَ ﴿ "Maka apakah kamu tidak mem-perhatikan?" Lalu kalian mengetahui bahwa sesungguhnya Pencipta bumi dan langit, yang bersemayan di atas Arasy yang agung, yang hanya Dia semata yang mengurusi kalian dan melindungi kalian, dan hanya milikNya-lah semua syafa'at, Dia-lah yang berhak men-dapatkan segala macam bentuk ibadah!
#
{5} {يدبِّرُ الأمرَ}: القدريَّ والأمر الشرعيَّ، الجميع هو المنفرد بتدبيره، نازلةٌ تلك التدابير من عند الملك القدير، {من السماء إلى الأرض}: فيُسْعِدُ بها ويشقي، ويُغني ويُفقر، ويعزُّ ويذلُّ ويكرِم ويُهين، ويرفع أقواماً ويضع آخرينَ، وينزِّل الأرزاق، {ثم يَعْرُجُ إليه}؛ أي: الأمر ينزِلُ من عنده، ويعرُجُ إليه {في يوم كان مقدارُهُ ألفَ سنةٍ ممَّا تعدُّونَ}: وهو يعرُجُ إليه، ويصِلُه في لحظة.
(5) ﴾ يُدَبِّرُ ٱلۡأَمۡرَ ﴿ "Dia mengatur urusan" yang bersifat taqdiri dan urusan yang bersifat syar'i, semuanya Dia-lah semata yang Esa mengaturnya, pengaturan-pengaturan semua itu turun dari sisi Dzat Yang Maharaja lagi Mahakuasa, ﴾ مِنَ ٱلسَّمَآءِ إِلَى ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "dari langit ke bumi," lalu dengannya Dia membahagiakan dan menyengsarakan, menjadikan kaya dan menjadikan fakir, memuliakan dan menghina-kan, menjadikan terhormat dan menjadikan terhina, mengangkat derajat suatu kaum dan menggugurkan martabat yang lain, dan Dia menurunkan rizki, ﴾ ثُمَّ يَعۡرُجُ إِلَيۡهِ ﴿ "kemudian ia (urusan itu) naik kepadaNya" Maksudnya, perintah (urusan) turun dari sisiNya dan naik kepadaNya, ﴾ فِي يَوۡمٖ كَانَ مِقۡدَارُهُۥٓ أَلۡفَ سَنَةٖ مِّمَّا تَعُدُّونَ ﴿ "dalam satu hari yang kadar lamanya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu," ia naik kepadaNya dan sampai kepadaNya dalam sesaat.
#
{6} {ذلك}: الذي خلق تلك المخلوقات العظيمة، الذي استوى على العرش العظيم، وانفرد بالتدابير في المملكة، {عالمُ الغيب والشهادة العزيزُ الرحيم}: فبسعة علمِهِ وكمال عزَّتِهِ وعموم رحمتِهِ أوجَدَها، وأوْدَعَ فيها من المنافع ما أوْدَعَ، ولم يعسُرْ عليه تدبيرُها.
(6) ﴾ ذَٰلِكَ ﴿ "Yang demikian itu" yang telah menciptakan makh-luk-makhluk yang sangat agung itu, yang bersemayam di atas Arasy yang agung dan sendirian mengatur dan mengurus segala urusan dalam kerajaanNya, ﴾ عَٰلِمُ ٱلۡغَيۡبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ ٱلۡعَزِيزُ ٱلرَّحِيمُ ﴿ "ialah Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dzat Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang," maka dengan keluasan ilmuNya, kesempurnaan keperkasaanNya, keuniversalan rahmatNya, Dia mengadakannya dan meletakkan padanya berbagai manfaat sebanyak-banyaknya, dan sama sekali tidak sulit bagiNya mengurusinya.
#
{7} {الذي أحسنَ كلَّ شيءٍ خَلَقَه}؛ أي: كلّ مخلوقٍ خلقَهُ الله؛ فإنَّ الله أحسن خلقَه، وخَلَقَهُ خلقاً يليقُ به ويوافِقُه؛ فهذا عامٌّ، ثم خصَّ الآدميَّ لشرفِهِ وفضلِهِ، فقال: {وبدأ خَلْقَ الإنسانِ من طينٍ}: وذلك بخلق آدم عليه السلام أبي البشر.
(7) ﴾ ٱلَّذِيٓ أَحۡسَنَ كُلَّ شَيۡءٍ خَلَقَهُۥۖ ﴿ "Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya." Maksudnya, setiap makhluk diciptakan oleh Allah, maka sesungguhnya Allah menciptakannya sebaik-baiknya, dan Dia menciptakannya dengan penciptaan yang sesuai dengannya dan serasi dengannya. Ini berlaku umum. Kemudian Dia menyebutkan secara khusus (penciptaan) manusia karena ke-muliaan dan kelebihannya, seraya berfirman, ﴾ وَبَدَأَ خَلۡقَ ٱلۡإِنسَٰنِ مِن طِينٖ ﴿ "Dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah," yaitu dengan menciptakan Adam عليه السلام, bapak seluruh umat manusia.
#
{8} {ثم جعل نَسْلَه}؛ أي: ذريَّة آدم ناشئة {من ماء مَهين}: وهو النطفةُ المستقذرةُ الضعيفة.
(8) ﴾ ثُمَّ جَعَلَ نَسۡلَهُۥ ﴿ "Kemudian Dia menjadikan keturunannya," anak keturunan Adam yang tumbuh berkembang ﴾ مِّن مَّآءٖ مَّهِينٖ ﴿ "dari saripati air yang hina" yaitu mani yang menjijikkan lagi sangat lemah.
#
{9} {ثم سوَّاه} بلحمِهِ وأعضائِهِ وأعصابه وعروقِهِ، وأحسن خِلْقَتَه، ووضع كلَّ عضو منه بالمحلِّ الذي لا يليقُ به غيره، {ونفخ فيه من روحِهِ}: بأن أرسل إليه المَلَكَ؛ فينفخ فيه الروحَ، فيعود بإذن الله حيواناً بعد أن كان جماداً، {وجَعَلَ لكم السمعَ والأبصارَ}؛ أي: ما زال يعطيكم من المنافع شيئاً فشيئاً حتى أعطاكم السمع والأبصار {والأفئدة قليلاً ما تشكُرون}: الذي خلقكم، وصوَّركم.
(9) ﴾ ثُمَّ سَوَّىٰهُ ﴿ "Kemudian Dia menyempurnakannya," dengan dagingnya, anggota-anggota tubuhnya, otot-ototnya, pembuluh-pembuluh darahnya, memperindah ciptaannya, dan menempatkan setiap anggota badan darinya pada tempat yang tidak layak untuk selain itu, ﴾ وَنَفَخَ فِيهِ مِن رُّوحِهِۦۖ ﴿ "dan meniupkan ke dalamnya dari ruhNya" dengan cara mengutus seorang malaikat, lalu dia meniupkan ruh padanya, maka dia pun menjadi hewan (makhluk hidup) dengan izin Allah, setelah sebelumnya merupakan benda mati,﴾ وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَٰرَ ﴿ "dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan," maksudnya, Dia terus menganugerahkan kepada kalian berbagai hal yang berguna sedikit demi sedikit hingga menganugerahkan kalian pendengaran dan penglihatan, ﴾ وَٱلۡأَفۡـِٔدَةَۚ قَلِيلٗا مَّا تَشۡكُرُونَ ﴿ "dan hati; tetapi kamu sedikit sekali bersyukur" kepada yang telah menciptakan kalian dan memberi rupa kepada kalian.
Ayah: 10 - 11 #
{وَقَالُوا أَإِذَا ضَلَلْنَا فِي الْأَرْضِ أَإِنَّا لَفِي خَلْقٍ جَدِيدٍ بَلْ هُمْ بِلِقَاءِ رَبِّهِمْ كَافِرُونَ (10) قُلْ يَتَوَفَّاكُمْ مَلَكُ الْمَوْتِ الَّذِي وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ (11)}
"Dan mereka berkata, 'Apakah bila kami telah lenyap di dalam tanah, kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?' Bahkan mereka terhadap pertemuan dengan Rabbnya meng-ingkari. Katakanlah, 'Malaikat maut yang diserahi untuk mencabut nyawamu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Rabb-mulah kamu akan dikembalikan." (As-Sajdah: 10-11).
#
{10} أي: قال المكذِّبون بالبعثِ على وجه الاستبعاد: {أإذا ضلَلْنا في الأرض}؛ أي: بَلينا وتمزَّقْنا وتفرَّقْنا في المواضع التي لا تعلم، {أإنَّا لَفي خلقٍ جديدٍ}؛ أي: لمبعوثون بعثاً جديداً؛ بزعمهم أن هذا من أبعد الأشياء! وذلك بقياسهم قدرة الخالق على قُدَرِهِم ، وكلامهم هذا ليس لطلب الحقيقة، وإنَّما هو ظلمٌ وعنادٌ وكفرٌ بلقاء ربهم وجحدٌ، ولهذا قال: {بل هم بلقاءِ ربِّهم كافرونَ}: فكلامُهم عُلِمَ مصدرُهُ وغايتُهُ، وإلاَّ؛ فلو كان قصدُهم بيان الحق لبُيِّنَ لهم من الأدلَّة القاطعة على ذلك ما يجعله مشاهداً للبصيرة بمنزلة الشمس للبصر، ويكفيهم أنهم عندهم علمٌ أنهم قد ابتُدِئوا من العدم؛ فالإعادةُ أسهلُ من الابتداء، وكذلك الأرضُ الميتة ينزِلُ الله عليها المطرَ فتحيا بعد موتها، وينبتُ به متفرِّقُ بذورها.
(10) Maksudnya, orang-orang yang mendustakan kebang-kitan berkata dengan nada mengingkari, ﴾ أَءِذَا ضَلَلۡنَا فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Apakah bila kami telah lenyap di dalam tanah," maksudnya, kami telah hancur, tercabik-cabik dan tercerai berai di beberapa tempat yang tidak diketahui, ﴾ أَءِنَّا لَفِي خَلۡقٖ جَدِيدِۭۚ ﴿ "apakah kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?" Maksudnya, kami benar-benar dibangkitkan kembali dalam kehidupan yang baru? Menurut anggapan mereka hal ini merupakan sesuatu yang sangat tidak mungkin! Hal itu karena mereka menganalogikan kekuasaan sang Pencipta dengan kekuasaan mereka. Perkataan mereka ini sebenarnya bukan dalam rangka mencari kebenaran, akan tetapi sebenarnya hanyalah (se-buah) kezhaliman, sikap keras kepala, ingkar dan kekafiran ter-hadap perjumpaan dengan Allah, maka dari itu Allah berfirman, ﴾ بَلۡ هُم بِلِقَآءِ رَبِّهِمۡ كَٰفِرُونَ ﴿ "Bahkan mereka terhadap pertemuan dengan Rabbnya mengingkari." Jadi, perkataan mereka diketahui darimana sumber-nya dan tujuannya. Dan jika tidak demikian, maka kalau sekiranya tujuan mereka adalah menjelaskan yang benar, niscaya benar-benar Dia menjelaskan kepada mereka berbagai dalil yang akurat (pasti) yang menunjukkan bahwa semua itu benar, hal yang menjadikan-nya dapat disaksikan oleh mata hati, tak ubahnya seperti matahari bagi pandangan mata; dan sudah cukup bagi mereka bahwa se-sungguhnya mereka sudah tahu bahwa mereka telah diadakan pada awalnya dari ketiadaan. Maka "mengulangi (penciptaan)" itu lebih mudah daripada "memulai". Dan demikian pula tanah yang mati (tandus), Allah menurunkan hujan di atasnya, lalu tanah itu pun menjadi hidup (subur) setelah (sebelumnya) ia mati, dan de-ngannya Allah menumbuhkan berbagai macam biji-bijian.
#
{11} {قل يتوفَّاكم مَلَكُ الموت الذي وُكِّلَ بكم}؛ أي: جعله الله وكيلاً على قبض الأرواح، وله أعوان، {ثمَّ إلى ربِّكُم تُرجعونَ}: فيجازيكم بأعمالكم، وقد أنكرتُم البعث؛ فانظُروا ماذا يفعلُ الله بكم.
(11) ﴾ قُلۡ يَتَوَفَّىٰكُم مَّلَكُ ٱلۡمَوۡتِ ٱلَّذِي وُكِّلَ بِكُمۡ ﴿ "Katakanlah, 'Malaikat maut yang diserahi untuk mencabut nyawamu akan mematikan kamu'." Mak-sudnya, malaikat yang telah ditugaskan oleh Allah untuk mencabut ruh, dan ia mempunyai banyak malaikat pembantu, ﴾ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمۡ تُرۡجَعُونَ ﴿ "kemudian hanya kepada Rabbmulah kamu akan dikembalikan." Lalu Allah memberikan balasan kepada kalian sesuai dengan amal per-buatan kalian; dan kalian telah mengingkari kebangkitan, maka tunggulah apa yang dilakukan Allah terhadap kalian.
Ayah: 12 - 14 #
{وَلَوْ تَرَى إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ (12) وَلَوْ شِئْنَا لَآتَيْنَا كُلَّ نَفْسٍ هُدَاهَا وَلَكِنْ حَقَّ الْقَوْلُ مِنِّي لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ (13) فَذُوقُوا بِمَا نَسِيتُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا إِنَّا نَسِينَاكُمْ وَذُوقُوا عَذَابَ الْخُلْدِ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (14)}
"Dan (alangkah ngerinya) jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Rabbnya, 'Ya Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami, niscaya kami akan mengerjakan amal shalih, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin.' Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuknya, akan tetapi telah tetaplah perkataan dariKu. Sesungguhnya akan Aku penuhi Neraka Jahanam itu dengan jin dan manusia bersama-sama. Maka kalian rasailah disebabkan kalian melupakan akan pertemuan dengan harimu ini; sesungguhnya Kami telah melupakan kamu pula dan rasakanlah siksa yang kekal, di-sebabkan amal yang selalu kamu kerjakan." (As-Sajdah: 12-14).
#
{12} لما ذكر تعالى رجوعَهم إليه يوم القيامةِ؛ ذكر حالَهم في مقامهم بين يديه، فقال: {ولو ترى إذِ المجرِمونَ}: الذين أصرُّوا على الذنوبِ العظيمة، {ناكِسوا رؤوسِهِم عند ربِّهم}: خاشعين خاضعين، أذلاَّء مقرِّين [بجرمهم] ، سائلين الرجعة قائلين: {ربَّنا أبْصَرْنا وسَمِعْنا}؛ أي: بان لنا الأمرُ ورأيناه عياناً، فصار عينَ يقينٍ، {فارْجِعْنا نعملْ صالحاً إنَّا موقِنونَ}؛ أي: صار عندَنا الآن يقينٌ بما كنا نكذِّب به؛ أي: لرأيت أمراً فظيعاً وحالاً مزعجة وأقواماً خاسرين وسؤالاً غير مجابٍ؛ لأنَّه قد مضى وقتُ الإمهال.
(12) Setelah Allah menjelaskan kepulangan mereka kepada-Nya pada Hari Kiamat nanti, Dia menjelaskan kondisi mereka di saat menghadap di hadapanNya, seraya berfirman, ﴾ وَلَوۡ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلۡمُجۡرِمُونَ ﴿ "Dan (alangkah ngerinya) jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu," maksudnya, orang-orang yang terus melakukan dosa-dosa besar itu, ﴾ نَاكِسُواْ رُءُوسِهِمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ ﴿ "menundukkan kepalanya di hadapan Rabbnya" dengan tunduk, patuh dan hina, sambil meng-akui dosa-dosa mereka[52] lagi memohon agar dikembalikan ke dunia, seraya mengatakan, ﴾ رَبَّنَآ أَبۡصَرۡنَا وَسَمِعۡنَا ﴿ "Ya Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar." Maksudnya, permasalahan sudah jelas sekarang bagi kami, dan kami pun telah melihatnya dengan mata kepala kami, hingga menjadi pandangan yang sangat meyakinkan,﴾ فَٱرۡجِعۡنَا نَعۡمَلۡ صَٰلِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ ﴿ "maka kembalikanlah kami, niscaya kami akan mengerjakan amal shalih, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin." Mak-sudnya, kami sekarang sudah mempunyai keyakinan dengan sesuatu yang dahulu kami pernah dustakan. Maksudnya, niscaya kamu melihat suatu perkara yang sangat mengerikan dan kondisi yang sangat menakutkan, orang-orang yang merugi dan permo-honan yang tidak pernah dikabulkan, karena waktu penangguhan sudah berlalu.
#
{13} وكلُّ هذا بقضاءِ الله وقدرِهِ؛ حيث خلَّى بينَهم وبين الكفر والمعاصي؛ فلهذا قال: {ولو شِئْنا لآتَيْنا كلَّ نفس هُداها}؛ أي: لهدينا الناس كلَّهم وجَمَعْناهم على الهدى، فمشيئتُنا صالحةٌ لذلك، ولكنَّ الحكمة تأبى أن يكونوا كلُّهم على الهدى، ولهذا قال: {ولكنْ حقَّ القولُ مني}؛ أي: وجب وثبت ثبوتاً لا تغيُّر فيه، {لأملأنَّ جهنَّم من الجِنَّةِ والناس أجمعينَ}: فهذا الوعدُ لا بدَّ منه ولا محيدَ عنه؛ فلابدَّ من تقرير أسبابه من الكفرِ والمعاصي.
(13) Semua ini terjadi berdasarkan keputusan Allah dan takdirNya, yang mana Dia telah membiarkan mereka melakukan kekafiran dan berbagai maksiat. Maka dari itu, Dia berfirman,﴾ وَلَوۡ شِئۡنَا لَأٓتَيۡنَا كُلَّ نَفۡسٍ هُدَىٰهَا ﴿ "Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami akan berikan kepada tiap-tiap jiwa petunjuknya." Maksudnya, niscaya Kami memberi petunjuk kepada manusia semuanya, dan Kami himpun mereka berpegang teguh kepada petunjuk, sebab kehendak (ma-syi`ah) Kami layak untuk itu, akan tetapi hikmah (kebijaksanaan) itu tidak menghendaki kalau mereka semua berpegang teguh pada petunjuk (hidayah). Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ وَلَٰكِنۡ حَقَّ ٱلۡقَوۡلُ مِنِّي ﴿ "Akan tetapi telah tetaplah perkataan dariKu" maksudnya, telah menjadi wajib pasti dengan kepastian yang tidak akan ada perubahan padanya, ﴾ لَأَمۡلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ ٱلۡجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ أَجۡمَعِينَ ﴿ "Sesungguhnya akan Aku penuhi Neraka Jahanam itu dengan jin dan manusia bersama-sama." Ini adalah ancaman yang pasti, dan tidak akan bisa lari darinya, maka harus ditegaskan penyebabnya, yaitu kekafiran dan maksiat.
#
{14} {فذوقوا بما نَسيتُم لقاء يومِكُم هذا}؛ أي: يقال للمجرمين الذين ملكهم الذلُّ، وسألوا الرجعة إلى الدُّنيا؛ ليستدركوا ما فاتهم: قد فات وقت الرجوع، ولم يبق إلاَّ العذابُ، فذوقوا العذابَ الأليم بما نسيتُم لقاء يومِكُم هذا، وهذا النسيانُ نسيانُ ترك؛ أي: بما أعرضتُم عنه، وتركتُم العمل له، وكأنّكم غير قادمين عليه ولا ملاقيه. {إنَّا نَسيناكُم}؛ أي: تركناكم بالعذاب جزاءً من جنس عملِكُم؛ فكما نَسيتم نُسيتم، {وذوقوا عذابَ الخُلْدِ}؛ أي: العذاب غير المنقطع؛ فإنَّ العذاب إذا كان له أجلٌ وغايةٌ؛ كان فيه بعضُ التنفيس والتخفيف، وأمَّا عذابُ جهنَّم ـ أعاذنا الله منه ـ؛ فليس فيه روحُ راحةٍ ولا انقطاع لعذابهم فيها؛ {بما كنتُم تعملون}: من الكفر والفسوقِ والمعاصي.
(14) ﴾ فَذُوقُواْ بِمَا نَسِيتُمۡ لِقَآءَ يَوۡمِكُمۡ هَٰذَآ ﴿ "Maka kalian rasailah disebab-kan kalian melupakan akan pertemuan dengan harimu ini." Maksudnya, akan dikatakan kepada para pelaku dosa yang telah diselimuti oleh rasa hina dan memohon supaya dikembalikan lagi ke dunia untuk mendapatkan apa yang telah terlewatkan, "Sesungguhnya waktu kembali sudah lewat, tidak ada lagi yang tersisa kecuali azab. Maka rasakanlah azab yang sangat perih disebabkan kalian melupakan pertemuan dengan hari ini." Lupa di sini adalah lupa dalam arti mengabaikan. Maksudnya, disebabkan sesuatu yang kalian berpa-ling darinya, dan kalian tidak beramal untuknya, dan seakan-akan kalian tidak akan pernah datang kepadanya dan tidak akan men-jumpainya. ﴾ إِنَّا نَسِينَٰكُمۡۖ ﴿ "Sesungguhnya Kami telah melupakan kamu pula," maksudnya, Kami tinggalkan kalian dengan siksaan sebagai ba-lasan atas perbuatan kalian. Maka karena kalian melupakan, Kami pun melupakan kalian, ﴾ وَذُوقُواْ عَذَابَ ٱلۡخُلۡدِ ﴿ "dan rasakanlah siksa yang kekal," yaitu siksaan yang tiada hentinya. Sebab, suatu siksaan, kalau mempunyai batas waktu dan akhirannya, maka di situ terdapat se-dikit waktu untuk bernafas dan keringanan. Adapun siksa Neraka Jahanam, –semoga Allah melindungi kita darinya–, maka tidak ada sedikit waktu pun untuk istirahat dan tidak akan pernah ada hentinya bagi siksaan mereka di dalamnya; ﴾ بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ﴿ "disebab-kan amal yang selalu kamu kerjakan," yaitu kekafiran, kefasikan, dan berbagai maksiat.
Ayah: 15 - 17 #
{إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ (15) تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (16) فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (17)}
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami, adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (kami), niscaya mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Rabbnya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Rabbnya dengan rasa takut dan harap, dan mereka me-nafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. Tidak satu jiwa pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu sesuatu yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap amal yang telah mereka kerjakan." (As-Sajdah: 15-17).
#
{15} لما ذَكَرَ الكافرين بآياته وما أعدَّ لهم من العذاب؛ ذَكَرَ المؤمنين بها ووَصْفَهم وما أعدَّ لهم من الثواب، فقال: {إنَّما يؤمنُ بآياتنا}؛ أي: إيماناً حقيقيًّا مَنْ يوجد منه شواهدُ الإيمان، وهم {الذين إذا ذُكِّروا} بآياتِ ربِّهم، فتُلِيَتْ عليهم آيات القرآن، وأتتهم النصائحُ على أيدي رسل الله، ودُعوا إلى التذكُّر؛ سمعوها فقبلوها وانقادوا و {خرُّوا سُجَّداً}؛ أي: خاضعين لها خضوعَ ذِكْرٍ لله وفرح بمعرفتِهِ، {وسبَّحوا بحمدِ ربِّهم وهم لا يستكْبِرونَ}: لا بقلوبِهِم ولا بأبدانِهِم فيمتنعون من الانقيادِ لها، بل متواضعون لها، قد تَلَقَّوْها بالقَبول والتسليم وقابَلوها بالانشراح والتسليم، وتوصَّلوا بها إلى مرضاة الربِّ الرحيم، واهتَدَوا بها إلى الصراط المستقيم.
(15) Ketika Allah سبحانه وتعالى menjelaskan (keadaan) orang-orang kafir terhadap ayat-ayatNya dan azab yang telah Dia siapkan untuk mereka, maka Dia menjelaskan tentang orang-orang yang beriman kepadanya, ciri mereka, dan pahala yang telah disediakan untuk mereka, seraya berfirman, ﴾ إِنَّمَا يُؤۡمِنُ بِـَٔايَٰتِنَا ﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami," yakni dengan iman yang hakiki, yaitu orang yang mempunyai tanda-tanda keimanan, dan mereka adalah ﴾ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُواْ ﴿ "orang-orang yang apabila diperingatkan," de-ngan ayat-ayat Rabb (Allah), lalu dibacakan kepada mereka ayat-ayat al-Qur`an, dan mereka dihadapkan kepada nasihat-nasihat para utusan Allah serta diajak untuk menghayatinya, maka mereka menyimaknya lalu menerimanya dan mereka tunduk, s e r t a ﴾ خَرُّواْۤ سُجَّدٗاۤ ﴿ "mereka menyungkur sujud," maksudnya, patuh kepadanya dengan tunduk mengingat Allah dan gembira karena bisa menge-nalNya. ﴾ وَسَبَّحُواْ بِحَمۡدِ رَبِّهِمۡ وَهُمۡ لَا يَسۡتَكۡبِرُونَ۩ ﴿ "Dan bertasbih serta memuji Rabb-nya, sedang mereka tidak menyombongkan diri," tidak dengan hati mereka dan tidak pula dengan jasad mereka lalu enggan untuk tunduk kepada ayat-ayatNya. Bahkan mereka merendahkan diri terhadapnya, dan mereka menghadapinya dengan menerimanya, berserah diri dan meresponnya dengan lapang hati dan berserah diri. Mereka berupaya dengannya untuk meraih keridhaan Allah, Rabb yang Maha Penyayang, dan mereka menjadikannya sebagai pedoman menuju jalan yang lurus.
#
{16} {تتجافى جُنوبهم عن المضاجِع}؛ أي: ترتفع جنوبُهم وتنزعجُ عن مضاجِعِها اللذيذِة إلى ما هو ألذُّ عندهم منه وأحبُّ إليهم، وهو الصلاة في الليل ومناجاة الله تعالى، ولهذا قال: {يَدْعون ربَّهم}؛ أي: في جلب مصالِحِهم الدينيَّة والدنيويَّة ودفع مضارِّهما {خوفاً وطمعاً}؛ أي: جامعين بين الوصفينِ؛ خوفاً أن تُرَدَّ أعمالُهم، وطمعاً في قبولها؛ خوفاً من عذاب الله، وطمعاً في ثوابه، {وممَّا رزَقْناهم}: من الرزق قليلاً أو كثيراً، {يُنفِقونَ}: ولم يذكُر قيد النفقة، ولا المنفَق عليه؛ ليدلَّ على العموم؛ فإنَّه يدخُلُ فيه النفقة الواجبة؛ كالزكوات والكفارات ونفقة الزوجات والأقارب، والنفقة المستحبَّة في وجوه الخير، والنفقة والإحسان المالي خيرٌ مطلقاً؛ سواء وافق فقيراً أو غنيًّا ، قريباً أو بعيداً، ولكن الأجر يتفاوت بتفاوتِ النفع، فهذا عملهم.
(16) ﴾ تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمۡ عَنِ ٱلۡمَضَاجِعِ ﴿ "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya," maksudnya, punggung mereka jauh dan tidak betah dari tempat tidurnya yang empuk, beralih kepada sesuatu yang lebih lezat darinya dan lebih mereka cintai, yaitu shalat di keheningan malam dan bermunajat kepada Allah سبحانه وتعالى. Maka dari itu Dia berfir-man, ﴾ يَدۡعُونَ رَبَّهُمۡ ﴿ "Sedang mereka berdoa kepada Rabbnya," maksudnya, dalam mencari kebaikan agama dan dunia mereka, dan dalam menolak segala sesuatu yang bisa membahayakan keduanya,﴾ خَوۡفٗا وَطَمَعٗا ﴿ "dengan rasa takut dan harap." Maksudnya, dengan memadu-kan antara dua sifat (rasa); takut kalau amal ibadah mereka ditolak dan sangat berharap agar diterima; takut akan azab Allah dan sangat mengharapkan pahalaNya, ﴾ وَمِمَّا رَزَقۡنَٰهُمۡ ﴿ "dan dari sebagian apa yang Kami berikan kepada mereka," yaitu rizki yang sedikit atau banyak, ﴾ يُنفِقُونَ ﴿ "mereka menafkahkan." Di sini tidak disebutkan batasan nafkahnya dan tidak pula orang yang dinafkahi agar me-nunjukkan kepada makna umum (luas). Jadi masuk di dalamnya nafkah wajib, seperti zakat, membayar kaffarat, nafkah untuk istri dan kerabat dekat, dan nafkah yang dianjurkan dalam jalan-jalan kebaikan. Nafkah dan ihsan dalam bentuk harta itu baik secara mutlak, sama saja apakah jatuh kepada orang fakir atau orang kaya, kepada kerabat dekat atau kerabat jauh. Akan tetapi pahalanya tentu berbeda-beda sesuai dengan perbedaan kegunaannya. Inilah perbuatan (amal) mereka.
#
{17} وأمَّا جزاؤهم؛ فقال: {فلا تعلمُ نفسٌ}: يدخل فيه جميعُ نفوس الخلق؛ لكونه نكرةً في سياق النفي؛ أي: فلا يعلمُ أحدٌ {ما أُخْفِيَ لهم من قُرَّةِ أعينٍ}: من الخير الكثير والنعيم الغزير والفرح والسرور واللَّذَّة والحبور؛ كما قال تعالى على لسان رسوله: «أعددتُ لِعبادي الصالحين ما لا عينٌ رأت، ولا أذنٌ سمعت، ولا خَطَرَ على قلب بشر »؛ فكما صلُّوا في الليل ودعوا وأخفوا العمل؛ جازاهم من جنس عملهم، فأخفى أجرهم، ولهذا قال: {جزاءً بما كانوا يَعْمَلونَ}.
(17) Adapun balasan untuk mereka, Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ فَلَا تَعۡلَمُ نَفۡسٞ ﴿ "Tidak satu jiwa pun mengetahui," termasuk di dalamnya seluruh jiwa manusia, karena bentuk kata (nafs) di sini "nakirah" dalam kontek negatif (nafi). Maksudnya, maka tidak seorang pun yang tahu ﴾ مَّآ أُخۡفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعۡيُنٖ ﴿ "apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu yang menyedapkan pandangan mata," berupa kebaikan yang berlimpah, kenikmatan yang tercurah, kebahagiaan, kesenangan, kelezatan dan kesukaan, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah سبحانه وتعالى melalui lisan RasulNya, أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ. "Aku telah menyediakan untuk hamba-hambaKu yang shalih apa-apa yang tidak pernah dilihat mata, tidak pula didengar telinga dan tidak pula terlintas dalam hati manusia."[53] Sebagaimana mereka shalat di keheningan malam dalam ber-doa, dan mereka menyembunyikan amal, maka Allah membalas mereka dengan balasan dari jenis amal mereka, dan Dia menyem-bunyikan pula pahala untuk mereka. Maka dari itu Dia berfirman, ﴾ جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴿ "Sebagai balasan terhadap amal yang telah mereka ker-jakan."
Ayah: 18 - 20 #
{أَفَمَنْ كَانَ مُؤْمِنًا كَمَنْ كَانَ فَاسِقًا لَا يَسْتَوُونَ (18) أَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ جَنَّاتُ الْمَأْوَى نُزُلًا بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (19) وَأَمَّا الَّذِينَ فَسَقُوا فَمَأْوَاهُمُ النَّارُ كُلَّمَا أَرَادُوا أَنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا أُعِيدُوا فِيهَا وَقِيلَ لَهُمْ ذُوقُوا عَذَابَ النَّارِ الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ (20)}
"Maka apakah orang yang beriman sama seperti orang yang fasik. Mereka tidak sama. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih, maka bagi mereka surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala terhadap amal yang telah me-reka kerjakan. Dan adapun orang-orang yang fasik, maka tempat mereka adalah neraka, setiap kali mereka hendak keluar darinya, mereka dikembalikan lagi ke dalamnya, dan dikatakan kepada mereka, 'Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendusta-kannya'." (As-Sajdah: 18-20).
#
{18} ينبِّه تعالى العقول على ما تقرَّرَ فيها من عدم تساوي المتفاوتَيْنِ المتبايِنَيْن، وأن حكمته تقتضي عدم تساويهما، فقال: {أفمن كان مؤمناً}: قد عَمَرَ قلبَه بالإيمان، وانقادتْ جوارِحُه لشرائعه، واقتضى إيمانُه آثاره وموجباتِه من ترك مساخِطِ الله التي يضرُّ وجودها بالإيمان، {كمن كان فاسقاً}: قد خرب قلبُه وتعطَّل من الإيمان، فلم يكن فيه وازعٌ دينيٌّ، فأسرعتْ جوارحُه بموجبات الجهل والظلم في كلِّ إثم ومعصيةٍ، وخرج بفسقِهِ عن طاعة ربِّه، أفيستوي هذان الشخصان؟! {لا يستوونَ}: عقلاً وشرعاً؛ كما لا يستوي الليل والنهار والضياء والظلمة، وكذلك لا يستوي ثوابُهما في الآخرة.
(18) Allah سبحانه وتعالى mengingatkan kepada akal atas sesuatu yang telah dipastikannya, yaitu tidak ada kesamaan (antara) dua orang yang berbeda lagi bertentangan, dan bahwa sesungguhnya kebijak-sanaanNya mengharuskan ketidaksamaan keduanya, seraya ber-firman, ﴾ أَفَمَن كَانَ مُؤۡمِنٗا ﴿ "Maka apakah orang yang beriman," yang telah menghidupkan hatinya dengan iman, dan seluruh anggota tubuh-nya tunduk kepada syariat-syariatNya dan imannya menuntut jejak-jejaknya dan faktor yang mewajibkannya, yaitu meninggalkan segala hal yang dimurkai Allah, yang eksistensinya membahaya-kan imannya, ﴾ كَمَن كَانَ فَاسِقٗاۚ ﴿ "sama seperti orang yang fasik," yang hatinya rusak dan kosong dari iman, tidak ada kecenderungan agama di dalamnya, sehingga seluruh anggota tubuhnya mudah mewajibkan kebodohan dan kezhaliman pada setiap dosa dan maksiat, dan karena kefasikannya ia keluar dari ketaatan kepada Rabbnya. Apakah sama dua sosok manusia ini? ﴾ لَّا يَسۡتَوُۥنَ ﴿ "Mereka tidak sama," menurut akal maupun menurut agama, seperti tidak samanya malam dengan siang, cahaya dengan kegelapan, demikian pula tidak sama balasan untuk keduanya di akhirat.
#
{19} {أمَّا الذين آمنوا وعَمِلوا الصالحاتِ}: من فروض ونوافلَ، {فلهم جناتُ} {المأوى}؛ أي: الجنات التي هي مأوى اللذَّات، ومعدنُ الخيرات، ومحلُّ الأفراح، ونعيمُ القلوب والنفوس والأرواح، ومحلُّ الخلود، وجوار الملك المعبود، والتمتُّع بقربه والنظر إلى وجهه وسماع خطابه، {نُزُلاً}: لهم؛ أي: ضيافةً وقِرىً؛ {بما كانوا يعملونَ}: فأعمالُهم التي تَفَضَّلَ الله بها عليهم هي التي أوصلَتْهم لتلك المنازل الغالية العالية، التي لا يمكن التوصُّل إليها ببذل الأموال، ولا بالجنود والخدم، ولا بالأولاد، بل ولا بالنفوس والأرواح، ولا يتقرَّب إليها بشيء أصلاً سوى الإيمان والعمل الصالح.
(19) ﴾ أَمَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ ﴿ "Adapun orang-orang yang ber-iman dan mengerjakan amal-amal shalih," yang fardhu dan yang sun-nah, ﴾ فَلَهُمۡ جَنَّٰتُ ٱلۡمَأۡوَىٰ ﴿ "maka bagi mereka surga-surga tempat kediaman," maksudnya, surga-surga yang merupakan tempat segala kelezatan dan tempat tinggal segala kebaikan, tempat segala kegembiraan, kenikmatan hati, jiwa dan ruh, tempat keabadian, tempat berte-tangga dengan Maharaja Yang Berhak disembah, dan kenikmatan dekat dariNya, melihat WajahNya dan mendengarkan sapaanNya, ﴾ نُزُلَۢا ﴿ "sebagai pahala" untuk mereka. Maksudnya, sebagai jamuan dan hidangan tamu, ﴾ بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴿ "terhadap amal yang telah mereka kerjakan." Amal perbuatan mereka (yang telah Allah karuniakan kepada mereka) itulah yang telah mengantar mereka kepada dera-jat-derajat yang sangat berharga lagi tinggi itu, yang tidak mungkin dicapai dengan mengorbankan harta, maupun dengan bala tentara, para pembantu dan tidak pula dengan anak-anak, dan bahkan tidak pula dengan jiwa dan ruh, serta tidak pula bisa mendekat kepadanya dengan sesuatu apa pun selain dengan iman dan amal shalih.
#
{20} {وأمَّا الذين فَسَقوا فمأواهُمُ النارُ}؛ أي: مقرُّهم ومحلُّ خلودهم النارُ، التي جمعت كلَّ عذابٍ وشقاءٍ، ولا يُفَتَّرُ عنهم العقابُ ساعة، {كلَّما أرادوا أن يَخْرُجوا منها أُعيدوا فيها}: فكلَّما حدَّثتهم إرادتُهم بالخروج لبلوغ العذابِ منهم كلَّ مبلغ؛ رُدُّوا إليها، فذهب عنهم روح ذلك الفرج، واشتدَّ عليهم الكرب، {وقيل لهم ذوقوا عذابَ النارِ الذي كنتُم به تكذِّبون}.
(20) ﴾ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ فَسَقُواْ فَمَأۡوَىٰهُمُ ٱلنَّارُۖ ﴿ "Dan adapun orang-orang yang fasik, maka tempat mereka adalah neraka," maksudnya, tempat tinggal mereka dan tempat keabadian mereka adalah neraka, yang men-cakup segala bentuk azab dan kesengsaraan, bahkan siksaan tidak dihentikan di dalamnya sesaat pun, ﴾ كُلَّمَآ أَرَادُوٓاْ أَن يَخۡرُجُواْ مِنۡهَآ أُعِيدُواْ فِيهَا ﴿ "setiap kali mereka hendak keluar darinya, mereka dikembalikan lagi ke dalam-nya." Setiap kali kehendak mereka berbisik kepada mereka untuk keluar karena azab yang menimpa telah benar-benar mencapai puncaknya, maka mereka dikembalikan lagi kepadanya. Maka hilanglah dari mereka ruh keselamatan itu dan makin dahsyatlah kesengsaraan menimpa mereka, ﴾ وَقِيلَ لَهُمۡ ذُوقُواْ عَذَابَ ٱلنَّارِ ٱلَّذِي كُنتُم بِهِۦ تُكَذِّبُونَ ﴿ "dan dikatakan kepada mereka, 'Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya'."
Demikianlah siksa neraka yang menjadi tempat tinggal dan kediaman mereka. Sedangkan azab yang terjadi sebelum itu dan sebagai pengantar (muqaddimah)nya adalah azab di alam barzakh. Azab ini disebutkan dalam FirmanNya,
Ayah: 21 #
{وَلَنُذِيقَنَّهُمْ مِنَ الْعَذَابِ الْأَدْنَى دُونَ الْعَذَابِ الْأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (21)}
"Dan sungguh Kami merasakan kepada mereka sebagian azab yang ringan sebelum azab yang lebih besar (di akhirat); mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar)." (As-Sajdah: 21).
#
{21} أي: ولنذيقنَّ الفاسقين المكذِّبين نموذجاً من العذاب الأدنى، وهو عذاب البرزخ، فنذيقهم طرفاً منه قبل أن يموتوا: إما بعذابٍ بالقتل ونحوه كما جرى لأهل بدر من المشركين، وإمَّا عند الموت؛ كما في قوله تعالى: {ولو ترى إذِ الظالمونَ في غَمَراتِ الموتِ والملائكةُ باسطوا أيديهم أخرِجوا أنفُسَكُم اليومَ تُجْزَوْنَ عذابَ الهُونِ}، ثم يكمل لهم العذابُ الأدنى في برزَخِهم. وهذه الآيةُ من الأدلة على إثبات عذاب القبر، ودلالتُها ظاهرةٌ؛ فإنَّه قال: {وَلَنُذيقَنَّهم من العذاب الأدنى}؛ أي: بعض وجزء منه، فدلَّ على أن ثَمَّ عذاباً أدنى قبل العذاب الأكبر، وهو عذاب النار، ولما كانت الإذاقة من العذابِ الأدنى في الدنيا قد لا يَتَّصلُ بها الموت، فأخبر تعالى أنَّه يذيقُهم ذلك؛ لعلَّهم يرجِعون إليه، ويتوبون من ذنوبهم؛ كما قال تعالى: {ظَهَرَ الفسادُ في البرِّ والبحرِ بما كَسَبَتْ أيدي الناس لِيُذيقَهم بعضَ الذي عَمِلوا لعلَّهم يرجِعونَ}.
(21) Maksudnya, dan sungguh Kami akan merasakan kepada orang-orang fasik yang mendustakan itu satu contoh dari azab yang ringan, yaitu azab di alam barzakh. Kami akan membuat mereka merasakan sebagian darinya sebelum mereka mati, baik dalam bentuk azab berupa pembunuhan dan yang serupa dengan-nya, sebagaimana terjadi kepada kaum musyrikin dalam perang Badar, ataupun di saat mereka mati, seperti yang disebutkan dalam FirmanNya, ﴾ وَلَوۡ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلظَّٰلِمُونَ فِي غَمَرَٰتِ ٱلۡمَوۡتِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ بَاسِطُوٓاْ أَيۡدِيهِمۡ أَخۡرِجُوٓاْ أَنفُسَكُمُۖ ٱلۡيَوۡمَ تُجۡزَوۡنَ عَذَابَ ٱلۡهُونِ ﴿ "Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zhalim itu berada dalan tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, sambil berkata, 'Keluarkanlah nyawamu.' Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang menghinakan." (Al-An'am: 93). Lalu azab yang ringan itu disempurnakan bagi mereka di alam barzakh. Ayat ini termasuk dalil yang menetapkan adanya siksa kubur, dan penunjukannya sangat jelas, karena Allah سبحانه وتعالى berfirman,﴾ وَلَنُذِيقَنَّهُم مِّنَ ٱلۡعَذَابِ ٱلۡأَدۡنَىٰ ﴿ "Dan sungguh Kami merasakan kepada mereka sebagian azab yang ringan." Maksudnya, sebagian darinya. Hal ini menunjuk-kan bahwa di sana ada azab yang ringan sebelum azab yang lebih besar, yaitu azab neraka. Oleh karena penimpaan azab yang ringan di dunia kadang-kadang tidak berhubungan dengan kematian, maka Allah سبحانه وتعالى mengabarkan bahwasanya Dia akan merasakannya kepada mereka, barangkali dengannya mereka mau kembali kepa-daNya dan bertaubat dari dosa-dosa mereka, sebagaimana Allah berfirman, ﴾ ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ 41 ﴿ "Telah nampak kerusakan di darat dan laut disebabkan karena per-buatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (Ar-Rum: 41).
Ayah: 22 #
{وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِآيَاتِ رَبِّهِ ثُمَّ أَعْرَضَ عَنْهَا إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ (22)}
"Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Rabbnya, kemudian ia berpaling darinya. Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa." (As-Sajdah: 22).
#
{22} أي: لا أحد أظلمُ وأزيدُ تعدِّياً ممَّنْ ذُكِّرَ بآيات ربِّه، التي أوصلها إليه ربُّه، الذي يريد تربيتَه وتكميلَ نعمتِهِ عليه على يدِ رسلِهِ، تأمره وتذكِّره مصالحه الدينيَّة والدنيويَّة، وتنهاه عن مضارِّه الدينيَّة والدنيويَّة، التي تقتضي أنْ يقابِلَها بالإيمان والتسليم والانقياد والشكر، فقابلها هذا الظالمُ بضدِّ ما ينبغي، فلم يؤمنْ بها ولا اتَّبَعها، بل أعرض عنها وتركها وراء ظهرِهِ؛ فهذا من أكبر المجرمين، الذين يستحقُّون شديد النقمة، ولهذا قال: {إنَّا من المجرِمين منتَقِمون}.
(22) Maksudnya, tidak seorang pun yang lebih zhalim dan lebih melampaui batas daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Rabbnya, yang disampaikan kepadanya oleh Rabbnya, yang hendak membimbingnya dan menyempurnakan nikmatNya kepadanya melalui para RasulNya. Mereka memerin-tahnya dan mengingatkannya akan kemaslahatan-kemaslahatan agama dan dunianya, dan mencegahnya dari segala sesuatu yang bisa membahayakan agama dan dunianya, yang semestinya harus disambutnya dengan iman dan sikap pasrah, tunduk dan bersyu-kur. Namun, si zhalim ini meresponnya dengan kebalikan yang sepantasnya. Ia tidak beriman kepadanya dan tidak pula meng-ikutinya, bahkan dia berpaling darinya dan meninggalkannya di belakang punggungnya. Ini merupakan bagian dari orang yang paling berdosa yang berhak menerima dahsyatnya pembalasan. Maka dari itu, Allah berfirman, ﴾ إِنَّا مِنَ ٱلۡمُجۡرِمِينَ مُنتَقِمُونَ ﴿ "Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa."
Ayah: 23 - 25 #
{وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ فَلَا تَكُنْ فِي مِرْيَةٍ مِنْ لِقَائِهِ وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِبَنِي إِسْرَائِيلَ (23) وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ (24) إِنَّ رَبَّكَ هُوَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ (25)}
"Dan sungguh telah Kami berikan kepada Musa al-Kitab, maka janganlah kamu ragu-ragu menerimanya, dan Kami men-jadikan al-Kitab itu petunjuk bagi Bani Israil. Dan Kami jadikan dari mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan mereka meyakini ayat-ayat Kami. Sesungguhnya Rabbmu, Dia-lah yang memberi-kan keputusan di antara mereka pada Hari Kiamat tentang apa yang selalu mereka perselisihkan padanya." (As-Sajdah: 23-25).
#
{23} لما ذكر تعالى آياتِهِ التي ذَكَّرَ بها عباده، وهو القرآن الذي أنزله على محمدٍ - صلى الله عليه وسلم -، ذكر أنه ليس ببدع من الكتب، ولا من جاء به بغريب من الرسل، فقد آتى اللَّه {موسى الكتابَ}: الذي هو التوراة المصدِّقَةُ للقرآن، التي قد صَدَّقَها القرآنُ، فتطابق حقُّهما، وثبت برهانُهما. {فلا تكن في مريةٍ من لقائِهِ}: لأنَّه قد تواردتْ أدلَّة الحق وبيناتُه، فلم يبق للشكِّ والمريةِ محلٌّ، {وجعلناه}؛ أي: الكتاب الذي آتيناه موسى {هدىً لبني إسرائيلَ}: يهتدونَ به في أصول دينهم، وفروعهم، وشرائعه موافقةٌ لذلك الزمان في بني إسرائيل، وأما هذا القرآن الكريم؛ فجعله الله هدايةً للناس كلِّهم؛ لأنَّه هدايةٌ للخلق في أمر دينهم ودُنياهم إلى يوم القيامة، وذلك لكمالِهِ وعلوِّه، {وإنَّه في أمِّ الكتاب لَدَيْنا لَعَلِيٌّ حكيمٌ}.
(23) Ketika Allah سبحانه وتعالى menjelaskan ayat-ayatNya yang de-ngannya Dia mengingatkan hamba-hambaNya, yaitu al-Qur`an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad a, maka Dia menjelas-kan bahwa al-Qur`an ini bukan sesuatu yang baru dari kitab-kitab suci, dan tidak pula Rasul yang membawanya adalah asing dari kalangan para rasul, karena sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى telah memberi-kan ﴾ مُوسَى ٱلۡكِتَٰبَ ﴿ "kepada Musa al-Kitab," yaitu Taurat yang mem-benarkan al-Qur`an, yang juga telah dibenarkan oleh al-Qur`an. Maka kebenaran keduanya pun sejalan (sama) dan bukti keduanya pun telah terbukti. ﴾ فَلَا تَكُن فِي مِرۡيَةٖ مِّن لِّقَآئِهِۦۖ ﴿ "Maka janganlah kamu ragu-ragu menerimanya," karena sesungguhnya dalil-dalil kebenaran dan bukti-buktinya sudah sangat banyak (mutawatir), sehingga tidak ada tempat bagi keraguan dan kebimbangan, ﴾ وَجَعَلۡنَٰهُ ﴿ "dan Kami menjadikannya," maksudnya, menjadikan al-Kitab yang Kami beri-kan kepada Musa ﴾ هُدٗى لِّبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ﴿ "sebagai petunjuk bagi Bani Israil," yang mereka berpedoman kepadanya dalam prinsip-prinsip agama mereka dan cabang-cabangnya, dan syariat-syariatnya sejalan dengan zaman kala itu pada Bani Israil. Adapun al-Qur`an Suci ini maka ia dijadikan oleh Allah سبحانه وتعالى sebagai pedoman bagi manusia seluruhnya, sebab ia adalah hidayah (pedoman) bagi segenap ma-nusia dalam masalah agama dan dunia mereka hingga Hari Kiamat kelak. Hal itu karena kesempurnaan dan ketinggiannya. ﴾ وَإِنَّهُۥ فِيٓ أُمِّ ٱلۡكِتَٰبِ لَدَيۡنَا لَعَلِيٌّ حَكِيمٌ 4 ﴿ "Dan sesungguhnya al-Qur`an itu dalam induk al-Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah." (Az-Zukhruf: 4).
#
{24} {وجَعَلْنا منهم}؛ أي: من بني إسرائيل، {أئمة يهدونَ بأمرِنا}؛ أي: علماء بالشرع وطرق الهداية مهتدين في أنفسهم يهدون غيرهم بذلك الهدى؛ فالكتاب الذي أُنْزِل إليهم هدى، والمؤمنون به منهم على قسمين: أئمَّة يهدون بأمرِ الله، وأتباعٌ مهتدون بهم، والقسمُ الأول أرفع الدرجات بعد درجة النبوَّة والرسالة، وهي درجة الصديقين، وإنما نالوا هذه الدرجة العالية، {لما صبروا}: على التعلُّم والتعليم والدَّعوة إلى الله والأذى في سبيله، وكفُّوا نفوسَهم عن جِماحها في المعاصي واسترسالِها في الشهوات. {وكانوا بآياتِنا يوقِنونَ}؛ أي: وصلوا في الإيمان بآيات الله إلى درجة اليقين، وهو العلم التامُّ الموجب للعمل، وإنَّما وصلوا إلى درجة اليقين؛ لأنَّهم تعلَّموا تعلُّما صحيحاً، وأخذوا المسائل عن أدلتها المفيدة لليقين، فما زالوا يتعلَّمون المسائل، ويستدلُّون عليها بكثرة الدَّلائل، حتى وصلوا لذاك؛ فبالصبر واليقين تُنال الإمامة في الدين.
(24) ﴾ وَجَعَلۡنَا مِنۡهُمۡ ﴿ "Dan Kami jadikan dari mereka itu," maksud-nya, di antara Bani Israil itu, ﴾ أَئِمَّةٗ يَهۡدُونَ بِأَمۡرِنَا ﴿ "pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami," maksudnya, ulama-ulama yang menguasai ilmu syariat dan cara-cara memberi hida-yah, mereka mendapat petunjuk pada diri mereka sendiri lalu mem-beri petunjuk kepada selain mereka dengan petunjuk itu. Al-Kitab yang diturunkan kepada mereka adalah petunjuk orang-orang yang beriman kepadanya, dan mereka terbagi menjadi dua: Para pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Allah, dan para pengikut yang berpedoman kepada mereka. Golongan yang pertama tentu lebih tinggi derajatnya, setelah derajat kenabian dan kerasulan. Ia adalah derajat orang-orang shiddiqin. Sebenarnya mereka meraih derajat tersebut adalah ﴾ لَمَّا صَبَرُواْۖ ﴿ "ketika mereka sabar"dalam belajar dan mengajar, dalam berdakwah kepada Allah dan terhadap cobaan di jalanNya. Dan mereka menahan nafsu (diri) mereka dari rongrongannya untuk berbuat maksiat dan kecende-rungannya kepada kesenangan-kesenangan nafsu, ﴾ وَكَانُواْ بِـَٔايَٰتِنَا يُوقِنُونَ ﴿ "dan mereka meyakini ayat-ayat Kami," maksudnya, mereka dalam keimanan telah mencapai (dengan ayat-ayat Allah), kepada derajat yakin, yaitu ilmu yang sempurna yang membuahkan amal. Sesung-guhnya mereka bisa mencapai derajat yakin adalah karena mereka belajar secara benar dan mereka mengambil permasalahan-perma-salahan dari dalil-dalilnya yang menghasilkan keyakinan. Mereka pun terus mempelajari permasalahan-permasalahan dan mereka berargumen untuknya dengan banyak dalil hingga mereka men-capai kepadanya. Maka dengan sabar dan yakin akhirnya mereka meraih kepemimpinan dalam agama.
#
{25} وثمَّ مسائلُ اختلف فيها بنو إسرائيل، منهم من أصاب فيها الحقَّ، ومنهم من أخطأه خطأ أو عمداً، والله تعالى {يَفْصِلُ بينَهم يوم القيامةِ فيما كانوا فيه يختلفونَ}: وهذا القرآن يقصُّ على بني إسرائيل بعض الذي يختلفون فيه؛ فكلُّ خلاف وقع بينهم، ووُجِدَ في القرآن تصديقٌ لأحد القولين؛ فهو الحقُّ، وما عداه مما خالفه باطلٌ.
(25) Kemudian di sana ada beberapa masalah yang diper-selisihkan oleh Bani Israil, di antara mereka ada yang memperoleh yang benar dan ada pula yang keliru, tidak sengaja atau sengaja, maka Allah سبحانه وتعالى ﴾ يَفۡصِلُ بَيۡنَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ فِيمَا كَانُواْ فِيهِ يَخۡتَلِفُونَ ﴿ "Dia-lah yang mem-berikan keputusan di antara mereka pada Hari Kiamat tentang apa yang selalu mereka perselisihkan padanya." Dan al-Qur`an ini menceritakan kepada Bani Israil sebagian dari permasalahan yang telah mereka perselisihkan. Setiap perselisihan yang terjadi di antara mereka sementara di dalam al-Qur`an terdapat pembenarannya untuk salah satu dari dua pendapat, maka itulah yang benar, sedangkan yang lain yang menyelisihinya, itulah yang batil.
Ayah: 26 - 27 #
{أَوَلَمْ يَهْدِ لَهُمْ كَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِنَ الْقُرُونِ يَمْشُونَ فِي مَسَاكِنِهِمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ أَفَلَا يَسْمَعُونَ (26) أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا نَسُوقُ الْمَاءَ إِلَى الْأَرْضِ الْجُرُزِ فَنُخْرِجُ بِهِ زَرْعًا تَأْكُلُ مِنْهُ أَنْعَامُهُمْ وَأَنْفُسُهُمْ أَفَلَا يُبْصِرُونَ (27)}
"Dan apakah tidak menjadi petunjuk bagi mereka, berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan sedangkan mereka sendiri berjalan di tempat-tempat kediaman mereka itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda. Maka apakah mereka tidak mendengarkan? Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanam-tanaman yang darinya binatang-binatang ternak mereka makan, dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memper-hatikan?" (As-Sajdah: 26-27).
#
{26} يعني: أولم يتبيَّن لهؤلاء المكذِّبين للرسول ويهديهم إلى الصواب كم أهْلَكْنا قبلهم من القرون الذين سَلَكوا مسلَكَهم، {يمشون في مساكنهم}: فيشاهِدونها عياناً؛ كقوم هود وصالح وقوم لوط. {إنَّ في ذلك لآياتٍ}: يستدلُّ بها على صدق الرسل التي جاءتهم، وبطلان ما هم عليه من الشرك والشرِّ، وعلى أنَّ مَنْ فعل مثل فعلهم؛ فُعِلَ بهم كما فُعِلَ بأشياعه من قبل، وعلى أنَّ الله تعالى مجازي العباد وباعثهم للحشر والتناد. {أفلا يسمعونَ}: آيات الله، فيعونَها، فينتفِعون بها؛ فلو كان لهم سمعٌ صحيحٌ وعقلٌ رجيحٌ؛ لم يقيموا على حالةٍ يجزم بها بالهلاك.
(26) Maksudnya, apakah belum menjadi jelas bagi mereka yang mendustakan rasul dan menjadi petunjuk bagi mereka kepada yang benar, berapa banyak sudah Kami binasakan sebelum mereka umat-umat yang telah menempuh jalan mereka, ﴾ يَمۡشُونَ فِي مَسَٰكِنِهِمۡۚ ﴿ "sedangkan mereka sendiri berjalan di tempat-tempat kediaman mereka itu" lalu mereka menyaksikannya dengan pandangan mata kepala mereka, seperti kaum Nabi Hud, Shaleh dan kaum Nabi Luth. ﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٍۚ ﴿ "Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda," yang dapat dijadikan dalil atas kebenaran para rasul yang telah datang kepada mereka, dan atas kebatilan ajaran yang mereka anut, yaitu syirik dan keburukan, serta dalil atas (hukum balasan) bahwa siapa saja yang melakukan seperti perbuatan mereka maka akan diperlakukan sama seperti perlakuan terhadap orang-orang sebelumnya, dan dalil atas (janji Allah) bahwa Allah سبحانه وتعالى pasti memberikan balasan kepada hamba-hambaNya dan pasti menghidupkan mereka kembali untuk dihimpun dan diberi pem-balasan. ﴾ أَفَلَا يَسۡمَعُونَ ﴿ "Maka apakah mereka tidak mendengarkan," ayat-ayat Allah, sehingga mereka menyadarinya lalu mengambil pela-jaran darinya? Kalau saja mereka mempunyai pendengaran yang benar dan akal yang sehat, tentu mereka tidak akan tetap pada kondisi yang memastikan mereka binasa.
#
{27} {أولم يَرَوْا}: بأبصارهم نعمتنا وكمال حكمتنا، {أنَّا نسوقُ الماء إلى الأرض الجرز}: التي لا نبات فيها، فيسوق الله المطر الذي لم يكنْ قبلُ موجوداً فيها، فيفرِغُه فيها من السحاب أو من الأنهار؛ {فنخرِجُ به زرعاً}؛ أي: نباتاً مختلف الأنواع، {تأكُلُ منه أنعامُهم}: وهو نباتُ البهائم {وأنفسُهُم}: وهو طعام الآدميين. {أفلا يبصِرونَ}: تلك المنَّة التي أحيا الله بها البلاد والعباد، فيستبصِرون فيهتدون بذلك البصر وتلك البصيرة إلى الصراط المستقيم؟ ولكن غلب عليهم العمى، واستولتْ عليهم الغفلة، فلم يبصِروا في ذلك بصر الرجال، وإنَّما نظروا إلى ذلك نظر الغفلة ومجرَّد العادة، فلم يوفَّقوا للخير.
(27) ﴾ أَوَلَمۡ يَرَوۡاْ ﴿ "Dan apakah mereka tidak memperhatikan" de-ngan pandangan mata mereka nikmat dan kesempurnaan hikmah Kami, ﴾ أَنَّا نَسُوقُ ٱلۡمَآءَ إِلَى ٱلۡأَرۡضِ ٱلۡجُرُزِ ﴿ "bahwasanya Kami menghalau air ke bumi yang tandus" yang sama sekali tidak ada tumbuh-tumbuhan-nya. Lalu Allah menghalau hujan yang sebelumnya tidak ada padanya, lalu Dia menumpahkannya padanya dari awan atau dari sungai-sungai, ﴾ فَنُخۡرِجُ بِهِۦ زَرۡعٗا ﴿ "lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanam-tanaman," yakni, tumbuh-tumbuhan yang beraneka macam, ﴾ تَأۡكُلُ مِنۡهُ أَنۡعَٰمُهُمۡ ﴿ "yang darinya binatang-binatang ternak mereka makan" yaitu, tumbuh-tumbuhan, makanan, binatang ternak, ﴾ وَأَنفُسُهُمۡۚ ﴿ "dan makanan mereka sendiri," yaitu yang menjadi makanan manusia, ﴾ أَفَلَا يُبۡصِرُونَ ﴿ "Maka apakah mereka tidak memperhatikan," nikmat tersebut yang dengannya Allah سبحانه وتعالى menghidupkan negeri dan manusia. Lalu mereka mengambil pelajaran dan dengan pandangan dan pikiran yang mendalam itu mereka mengambil petunjuk kepada jalan yang lurus? Akan tetapi kebutaan telah menguasai mereka dan kelalaian telah menutupi mereka, sehingga mereka tidak dapat melihat pada-nya dengan pandangan orang-orang lelaki. Mereka hanya melihat kepadanya dengan penglihatan kelalaian dan hanya sekedar ke-biasaan, maka dari itu mereka tidak mendapat bimbingan kepada kebaikan.
Ayah: 28 - 30 #
{وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْفَتْحُ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (28) قُلْ يَوْمَ الْفَتْحِ لَا يَنْفَعُ الَّذِينَ كَفَرُوا إِيمَانُهُمْ وَلَا هُمْ يُنْظَرُونَ (29) فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَانْتَظِرْ إِنَّهُمْ مُنْتَظِرُونَ (30)}
"Dan mereka bertanya, 'Bilakah kemenangan itu, jika kamu memang orang-orang yang benar?' Katakanlah, 'Pada hari keme-nangan itu tidak berguna bagi orang-orang kafir iman mereka, dan tidak pula mereka diberi tangguh.' Maka berpalinglah kamu dari mereka dan tunggulah, sesungguhnya mereka juga menunggu." (As-Sajdah: 28-30).
#
{28} أي: يستعجلُ المجرمون بالعذاب الذي وُعِدوا به على التكذيب جهلاً منهم ومعاندةً، {ويقولونَ متى هذا الفتحُ}: الذي يفتحُ بيننا وبينكم بتعذيبنا على زعمكم {إن كنتُم} [أيها الرسلُ] {صادقينَ}: في دعواكم.
(28) Maksudnya, orang-orang yang berdosa itu minta supaya azab yang dijanjikan (karena pendustaan mereka) disegerakan me-nimpa mereka, sebagai sikap bodoh dan sikap melawan.﴾ وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هَٰذَا ٱلۡفَتۡحُ ﴿ "Dan mereka bertanya, 'Bilakah kemenangan," yang meme-nangkan di antara kami dengan kalian, yaitu dengan mengazab kami, seperti yang diklaim kalian. ﴾ إِن كُنتُمۡ ﴿ "Jika kamu" wahai para rasul ﴾ صَٰدِقِينَ ﴿ "memang orang-orang yang benar," dalam dakwaan kalian.
#
{29} {قُلْ يومَ الفتح}: الذي يحصُلُ به عقابُكم لا تستفيدون به شيئاً؛ فلو كان إذا حَصَلَ؛ حَصَلَ إمهالُكم لتستدركوا ما فاتكم حين صار الأمر عندكم يقيناً؛ لكان لذلك وجه، ولكن إذا جاء يومُ الفتح؛ انقضى الأمرُ، ولم يبق للمحنةِ والابتلاء محلٌّ، فلا {ينفعُ الذين كفروا إيمانُهم}: لأنَّه صار إيمانَ ضرورةٍ، {ولا هم يُنظَرون}؛ أي: يُمْهَلون، فيؤخَّرُ عنهم العذاب، فيستدركون أمرهم.
(29) ﴾ قُلۡ يَوۡمَ ٱلۡفَتۡحِ ﴿ "Katakanlah, 'Pada hari kemenangan itu'," yang ketika itu azab kalian menimpa, kalian sama sekali tidak dapat mengambil manfaat apa pun. Kalau azab itu terjadi, sementara penangguhan kalian telah terjadi di mana kalian bisa mengejar ketinggalan kalian di saat perkaranya sudah menjadi keyakinan bagi kalian maka tentu hal itu masih ada gunanya. Akan tetapi apabila hari kemenangan itu datang niscaya permasalahan sudah selesai dan sudah tidak ada lagi tempat bagi cobaan dan ujian, maka ﴾ لَا يَنفَعُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِيمَٰنُهُمۡ ﴿ "tidak berguna bagi orang-orang kafir iman mereka," karena pada saat itu berarti menjadi iman terpaksa,﴾ وَلَا هُمۡ يُنظَرُونَ ﴿ "dan tidak pula mereka diberi tangguh," maksudnya, tidak diberi waktu, sehingga azab bisa ditunda dari mereka, lalu dengannya mereka dapat mengejar permasalahan mereka.
#
{30} {فأعرض عنهم}: لما وصل خطابهم لك وظلمهم إلى حالة الجَهْل واستعجال العذاب. {وانتظر}: الأمر الذي يَحِلُّ بهم؛ فإنَّه لا بدَّ منه، ولكن له أجلٌ إذا جاء لا يتقدَّم ولا يتأخَّر، {إنَّهم منتظرونَ}: بك رَيْبَ المنون، ومتربِّصون بكم دوائرَ السوء، والعاقبة للتقوى.
(30) ﴾ فَأَعۡرِضۡ عَنۡهُمۡ ﴿ "Maka berpalinglah kamu dari mereka," se-telah perkataan mereka kepadamu dan kezhaliman mereka telah sampai pada tingkat kejahilan dan setelah permintaan agar azab disegerakan. ﴾ وَٱنتَظِرۡ ﴿ "Dan tunggulah," perkaranya yang akan me-nimpa mereka, akan tetapi ia mempunyai waktu batas akhir, yang apabila datang, maka tidak akan diakhirkan lagi, ﴾ إِنَّهُم مُّنتَظِرُونَ ﴿ "sesungguhnya mereka juga menunggu," yakni menunggumu celaka, dan mereka menanti-nanti kesempatan buruk terhadap kalian. Dan keselamatan itu adalah untuk ketakwaan.
Selesailah tafsir Surat as-Sajdah, dengan daya dan kekuatan dari Allah dan karuniaNya. Maka hanya untukNya semata segala puji, puja, dan pengagungan.