TAFSIR SURAT AN-NAHL
( Lebah )
TAFSIR SURAT AN-NAHL
( Lebah )
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang"
{أَتَى أَمْرُ اللَّهِ فَلَا تَسْتَعْجِلُوهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ (1) يُنَزِّلُ الْمَلَائِكَةَ بِالرُّوحِ مِنْ أَمْرِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ أَنْ أَنْذِرُوا أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاتَّقُونِ (2)}
"Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta-minta agar disegerakan
(datang)nya. Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan. Dia menurunkan para malaikat dengan
(membawa) wahyu dengan perintahNya kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya, yaitu, 'Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Aku, maka hendak-lah kamu bertakwa kepadaKu'."
(An-Nahl: 1-2).
#
{1} يقول تعالى مقرِّباً لما وعد به محققاً لوقوعه: {أتى أمرُ الله فلا تستعجلوه}: فإنه آتٍ، وما هو آتٍ فإنَّه قريبٌ. {سبحانه وتعالى عما يشركون}: من نسبة الشريك والولد والصاحبة والكفؤ وغير ذلك مما نسبه إليه المشركون مما لا يليق بجلاله أو ينافي كماله.
(1) Allah تعالى berfirman dalam rangka mendekatkan
(waktu) kedatangan ketetapanNya yang telah Dia janjikan dan memastikan kejadiannya, ﴾ أَتَىٰٓ أَمۡرُ ٱللَّهِ فَلَا تَسۡتَعۡجِلُوهُۚ
﴿ "Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta-minta agar disegerakan (datang)nya," sesungguhnya ia akan tiba. Dan setiap sesuatu yang pasti datang, berarti dekat.
﴾ سُبۡحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشۡرِكُونَ ﴿ "Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan," yang berbentuk penisbatan sekutu, anak, istri, padanan, dan lain sebagainya, yang dilekatkan oleh kaum musyrikin kepada Allah, yang tidak pantas dengan keagungan Allah dan menafikan kesempurnaanNya.
#
{2} ولما نزَّه نفسَه عما وَصَفَهُ به أعداؤه؛ ذَكَرَ الوحي الذي ينزِّله على أنبيائه مما يجب اتباعه في ذكر ما يُنسب لله من صفات الكمال، فقال: {ينزِّلُ الملائكة بالرُّوح من أمره}؛ أي: بالوحي الذي به حياة الأرواح، {على مَن يشاءُ من عبادِهِ}: ممَّن يعلمه صالحاً لتحمُّل رسالته. وزبدة دعوة الرسل كلِّهم ومدارها على قوله: {أنْ أنذروا أنَّه لا إله إلاَّ أنا} ؛ أي: على معرفة الله تعالى، وتوحُّده في صفات العظمة، التي هي صفات الألوهيَّة، وعبادته وحده لا شريك له؛ فهي التي أنزل بها كتبه، وأرسل رسله، وجعل الشرائع كلها تدعو إليها، وتحثُّ، وتجاهد مَنْ حاربها، وقام بضدِّها.
(2) Sesudah Allah menyucikan diriNya dari sifat-sifat yang disandangkan oleh para musuhNya bagiNya, maka Allah menye-butkan wahyu yang Dia turunkan kepada para nabiNya, yang mesti diikuti dalam aspek penyebutan sifat-sifat kesempurnaan yang dinisbatkan kepada Allah. Allah berfirman, ﴾ يُنَزِّلُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةَ بِٱلرُّوحِ مِنۡ أَمۡرِهِۦ
﴿ "Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) wahyu dengan pe-rintahNya" yaitu dengan wahyu yang menjadi sumber kehidupan jiwa-jiwa manusia, ﴾ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦٓ
﴿ "kepada siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambaNya," yaitu insan-insan yang Allah ketahui layak mengemban risalahNya.
Dan substansi dakwah dan protes para rasul secara keseluruh-an tertuang pada FirmanNya, ﴾ أَنۡ أَنذِرُوٓاْ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ ﴿ "Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Aku," yaitu bertumpu pada ma'rifatullah
(pengenalan Allah) تعالى, pengesaanNya dalam sifat-sifat keagungan yang meru-pakan sifat-sifat uluhiyah
(ketuhanan), dan peribadahan kepadaNya semata tidak ada sekutu bagiNya. Inilah alasan mengapa Allah menurunkan kitab-kitabNya, mengutus para rasul dan menggaris-kan
(aturan-aturan) seluruh syariat yang menyeru dan mengarah-kan kepadanya, melawan pihak-pihak yang memerangi dan melan-carkan perlawanan terhadapnya. 9
Berikutnya, Allah menerangkan bukti-bukti yang menguatkan hal itu. Allah berfirman,
{خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ تَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ (3) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ نُطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُبِينٌ (4) وَالْأَنْعَامَ خَلَقَهَا لَكُمْ فِيهَا دِفْءٌ وَمَنَافِعُ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ (5) وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ وَحِينَ تَسْرَحُونَ (6) وَتَحْمِلُ أَثْقَالَكُمْ إِلَى بَلَدٍ لَمْ تَكُونُوا بَالِغِيهِ إِلَّا بِشِقِّ الْأَنْفُسِ إِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ (7) وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً وَيَخْلُقُ مَا لَا تَعْلَمُونَ (8) وَعَلَى اللَّهِ قَصْدُ السَّبِيلِ وَمِنْهَا جَائِرٌ وَلَوْ شَاءَ لَهَدَاكُمْ أَجْمَعِينَ (9)}.
"Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. Mahatinggi Allah daripada sesuatu yang mereka persekutukan. Dia telah men-ciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata. Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada
(bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat, dan sebagiannya kamu makan. Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kan-dang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan. Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukar-an
(yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Rabbmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dan
(Dia telah mencipta-kan) kuda, bagal, dan keledai, agar kamu menungganginya dan
(menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan sesuatu yang kamu tidak ketahui. Dan hak bagi Allah
(menerangkan) jalan yang lurus, dan di antara jalan-jalan ada yang bengkok. Dan jikalau Dia menghendaki, tentulah Dia memberi petunjuk kamu semuanya
(ke-pada jalan yang benar)."
(An-Nahl: 3-9).
Surat ini dinamakan juga dengan nama surat an-Ni'am (nikmat-nikmat). Karena Allah menyebutkan inti-inti kenikmatan dan pon-dasi-pondasinya di bagian awalnya. Sementara di penghujung surat, Dia (memerinci) pelengkap dan penyempurna kenikmatan itu.
#
{3} فأخبر أنه {خلق السموات والأرض بالحقِّ}؛ ليستدلَّ بهما العبادُ على عظمة خالقهما وما له من نعوت الكمال، ويعلموا أنه خلقهما مسكناً لعباده الذين يعبدونه بما يأمرهم به من الشرائع التي أنزلها على ألسنة رسله، ولهذا نزَّه نفسه عن شرك المشركين به، فقال: {تعالى عما يشركون}، أي: تنزَّه وتعاظم عن شركهم؛ فإنه الإله حقًّا، الذي لا تنبغي العبادة والحبُّ والذُّلُّ إلا له تعالى.
(3) Allah memberitahukan bahwasanya, ﴾ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ بِٱلۡحَقِّۚ
﴿ "Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq," supaya hamba-hambaNya menjadikan keduanya sebagai bukti keagungan Sang Pencipta keduanya, dan sifat-sifat kesempurnaan milikNya, serta agar mereka mengetahui bahwa Dia menciptakan keduanya untuk tempat kediaman bagi hamba-hambaNya yang menyembahNya berdasarkan sesuatu yang Allah titahkan kepada mereka, berupa aturan-aturan syariat yang Allah turunkan melalui keterangan para RasulNya. Untuk itu, Dia menyucikan diriNya dari bentuk syirik kaum yang musyrikin yang menyekutukan (sesuatu) denganNya. Allah berfirman, ﴾ تَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشۡرِكُونَ ﴿ "Mahatinggi Allah daripada se-suatu yang mereka persekutukan," maksudnya Allah berlepas diri dan Mahaagung dari kesyirikan mereka. Sesungguhnya Dia adalah tuhan yang sebenarnya. Tidak seyogyanya peribadahan, mahabbah
(rasa kecintaan), dan ketundukan diperuntukkan melainkan kepada-Nya تعالى.
#
{4} ولما ذكر خلق السماوات [والأرض] ؛ ذكر خَلْقَ ما فيهما، وبدأ بأشرف ذلك، وهو الإنسان، فقال: {خلق الإنسان من نُطفةٍ}: لم يزل يدبِّرها ويرقيها وينمِّيها حتى صارت بشراً تامًّا كامل الأعضاء الظاهرة والباطنة، قد غمره بنعمه الغزيرة، حتى إذا استتمَّ فَخَرَ بنفسه وأُعْجِب بها. {فإذا هو خصيمٌ مبينٌ}: يُحتمل أن المراد: فإذا هو خصيمٌ لربِّه؛ يكفر به، ويجادل رسلَه، ويكذِّب بآياته، ونسي خلقَه الأوَّل، وما أنعم الله عليه به من النعم، فاستعان بها على معاصيه.
ويُحتمل أنَّ المعنى أنَّ الله أنشأ الآدميَّ من نطفةٍ، ثم لم يزل ينقله من طَوْرٍ إلى طَوْرٍ، حتى صار عاقلاً، متكلِّماً، ذا ذهن ورأي، يخاصم ويجادل؛ فليشكرِ العبدُ ربَّه الذي أوصله إلى هذه الحال، التي ليس في إمكانه القدرة على شيء منها.
(4) Usai membicarakan penciptaan langit
(dan bumi), Allah menyebutkan penciptaan segenap makhluk yang menghuni kedua-nya. Dia mengawalinya dengan ciptaan yang termulia, yaitu ma-nusia. Allah berfirman, ﴾ خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ مِن نُّطۡفَةٖ
﴿ "Dia telah menciptakan manusia dari mani," Allah senantiasa mengatur, menumbuhkan dan mengembangkan (nuthfah tersebut) sampai menjadi manusia yang sempurna, lengkap anggota-anggota tubuh luar ataupun dalam-nya. Dia telah memolesnya dengan beragam karunia yang melimpah. Sampai manakala ia telah menjelma manusia dewasa, maka ia mem-banggakan diri dan terpesona dengan dirinya. ﴾ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٞ مُّبِينٞ ﴿ "Tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata." Maksud ayat ini bisa meng-arah kepada pengertian, yaitu tiba-tiba ia memusuhi Rabbnya, mengingkariNya, menyanggah para RasulNya dan mendustakan ayat-ayatNya serta melupakan penciptaan dirinya pertama kali serta curahan kenikmatan Allah padanya. Ia justru memanfaatkan-nya untuk bermaksiat kepadaNya.
Ayat tersebut juga mengandung pengertian makna, bahwasa-nya Allah menciptakan seorang manusia dari cairan mani. Selanjut-nya, Dia senantiasa mentransfernya dari satu fase menuju fase be-rikutnya sampai terbentuk manusia yang berakal lagi dapat berbicara, mempunyai akal dan pemikiran, yang bisa menentang dan mem-bantah. Maka hendaknya seorang hamba bersyukur kepada Rabb-nya yang telah mengantarkannya menuju kondisi demikian ini, yang sedikit pun dia tidak mempunyai kemampuan melakukan-nya sendiri.
#
{5} {والأنعامَ خلقها لكم}؛ أي: لأجلكم ولأجل منافعكم ومصالحكم، من جملة منافعها العظيمة، أنَّ {لكم فيها دفءٌ}: مما تتَّخذون من أصوافها وأوبارها وأشعارها وجلودِها من الثياب والفرش والبيوت. {و} لكم فيها {منافعُ}: غيرُ ذلك، {ومنها تأكلون}.
(5) ﴾ وَٱلۡأَنۡعَٰمَ خَلَقَهَاۖ لَكُمۡ
﴿ "Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu," maksudnya bagi kalian dan untuk kemanfaatan dan kebaikan kalian. Di antara bentuk kegunaannya yang penting, ﴾ لَكُمۡ فِيهَا دِفۡءٞ
﴿ "padanya ada (bulu) yang menghangatkan," kalian mem-buat pakaian-pakaian, permadani dan rumah yang (bahan-bahan-nya) berasal dari bulu-bulu domba, kapas, rambut dan kulit-kulit-nya ﴾ و َ
﴿ "dan" bagi kalian ﴾ مَنَٰفِعَ
﴿ "berbagai jenis manfaat" yang lain-nya ﴾ وَمِنۡهَا تَأۡكُلُونَ ﴿ "dan sebagiannya kamu makan."
#
{6} {ولكُم فيها جمالٌ حين تُريحونَ وحين تَسْرَحون}؛ أي: في وقت رواحها وراحتها وسكونها ووقت حركتها وسرحها، وذلك أنَّ جمالها لا يعود إليها منه شيءٌ؛ فإنَّكم أنتم الذين تتجمَّلون بها كما تتجملون بثيابكم وأولادكم وأموالكم وتُعْجَبون بذلك.
(6) ﴾ وَلَكُمۡ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ وَحِينَ تَسۡرَحُونَ ﴿ "Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan", maksudnya pada waktu sore hari, saat istirahat dan diamnya serta waktu aktifitas dan berkeliarannya di tempat gembalaan. Lantaran pandangan yang indah itu tidak dirasakan oleh binatang tersebut sedikit pun. Kalianlah pihak yang memperindah diri dengannya sebagaimana kalian menghiasi diri dengan aneka pakaian, keber-adaan anak-anak dan harta kekayaan dan kalian terpesona dengan-nya.
[14]
#
{7} {وتحملُ أثقالَكم}: من الأحمال الثقيلة، بل وتحملكم أنتم، {إلى بلدٍ لم تكونوا بالغيه إلاَّ بِشِقِّ الأنفس}: ولكن الله ذلَّلها لكم؛ فمنها ما تركبونه، ومنها ما تحملون عليه ما تشاؤون من الأثقال إلى البلدان البعيدة والأقطار الشاسعة. {إنَّ ربَّكم لرءوفٌ رحيمٌ}: إذ سخَّر لكم ما تضطرُّون إليه وتحتاجونه؛ فله الحمدُ كما ينبغي لجلال وجهه وعظيم سلطانه وسعة جوده وبرِّهِ.
(7) ﴾ وَتَحۡمِلُ أَثۡقَالَكُمۡ
﴿ "Dan ia memikul beban-bebanmu," yaitu beban-beban yang berat, bahkan (juga) membawa kalian, ﴾ إِلَىٰ بَلَدٖ لَّمۡ تَكُونُواْ بَٰلِغِيهِ إِلَّا بِشِقِّ ٱلۡأَنفُسِۚ
﴿ "ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri," akan tetapi Allah menundukkan binatang-binatang tersebut bagi kalian. Di antaranya, terdapat binatang yang kalian tunggangi (sebagai kendaraan), dan ada pula yang kalian beri beban dengan barang-barang berat yang kalian inginkan, menuju negeri-negeri yang jauh dan wilayah-wilayah yang luas.
﴾ إِنَّ رَبَّكُمۡ لَرَءُوفٞ رَّحِيمٞ ﴿ "Sesungguhnya Rabbmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang," lantaran menundukkan
(fasilitas) bagi kalian yang memang sangat kalian perlukan dan butuhkan. BagiNya sanjungan, sesuai dengan keagungan WajahNya dan be-sarnya kekuasaanNya serta atas luasnya kemurahan dan kebaikan-Nya.
#
{8} {والخيلَ والبغالَ والحميرَ}: سخَّرناها لكم؛ {لتَرْكَبوها وزينةً}؛ أي: تارة تستعملونها للضرورة في الركوب، وتارة لأجل الجمال والزينة، ولم يذكر الأكل؛ لأنَّ البغال والحمير محرَّم أكلها، والخيل لا تستعمل في الغالب للأكل، بل يُنهى عن ذبحها لأجل الأكل خوفاً من انقطاعها، وإلاَّ؛ فقد ثبت في «الصحيحين» أنَّ النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - أذن في لحوم الخيل. {ويخلق ما لا تعلمونَ}: مما يكون بعد نزول القرآن من الأشياء التي يركبها الخلقُ في البَرِّ والبحرِ والجوِّ ويستعملونها في منافعهم ومصالحهم؛ فإنَّه لم يذكُرْها بأعيانها؛ لأنَّ الله تعالى لم يذكر في كتابه إلا ما يعرفُهُ العباد أو يعرفون نظيرَه، وأمَّا ما ليس له نظيرٌ؛ فإنَّه لو ذُكِرَ؛ لم يعرِفوه ولم يفهموا المراد منه، فيَذْكُرُ أصلاً جامعاً يدخُلُ فيه ما يعلمون وما لا يعلمون؛ كما ذكر نعيم الجنة، وسمَّى منه ما نعلم ونشاهد نظيره؛ كالنخل والأعناب، والرمَّان وأجمل ما لا نعرف له نظيراً في قوله: {فيهما من كلِّ فاكهةٍ زوجانِ}؛ فكذلك هنا ذكر ما نعرفه من المراكب؛ كالخيل والبغال والحمير والإبل والسفن، وأجمل الباقي في قوله: {ويَخْلُقُ ما لا تعلمون}.
(8) ﴾ وَٱلۡخَيۡلَ وَٱلۡبِغَالَ وَٱلۡحَمِيرَ
﴿ "Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal, dan keledai," Kami menundukkannya bagi kalian ﴾ لِتَرۡكَبُوهَا وَزِينَةٗۚ
﴿ "agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan," maksudnya suatu waktu, kalian menggunakannya untuk keperluan tunggangan, kadang-kadang memfungsikannya untuk keindahan dan perhiasan. Manfaat konsumsi tidak disebutkan (oleh Allah) karena bagal (per-anakan kuda dan keledai) dan keledai haram dikonsumsi. Sedang-kan kuda, pada umumnya tidak dimanfaatkan untuk di konsumsi. Bahkan muncul larangan penyembelihannya untuk tujuan konsumsi, karena dikhawatirkan akan menyebabkan kelangkaannya. Dan bila bukan karena (alasan ini), maka sebetulnya terdapat riwayat dalam ash-Shahihain, bahwasanya Nabi mengizinkan (mengonsumsi) daging-daging kuda (sebagai dispensasi).[15]
﴾ وَيَخۡلُقُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ
﴿ "Dan Dia menciptakan apa yang kamu tidak ke-tahui," yang muncul setelah al-Qur`an turun, berupa jenis-jenis alat transportasi yang dikendarai manusia di daratan, lautan, dan udara, dan mereka mempergunakannya untuk kepentingan-kepentingan dan kemaslahatan mereka. Sesungguhnya, jenis-jenis alat transportasi itu belum disebutkan oleh Allah satu-persatu. Sebab, Allah hanya mengungkapkan dalam KitabNya hal-hal yang diketahui oleh para hambaNya atau mereka mengerti obyek yang serupa dengannya. Tentang obyek yang tidak ada padanannya, maka bila disampaikan, niscaya mereka tidak mengenalnya dan tidak memahami maksud yang terkandung di dalamnya. Maka, Allah menyebutkan satu kaidah dasar yang menyeluruh, sehingga tercakup di dalamnya segala yang mereka ketahui dan yang tidak mereka ketahui. Seba-gaimana Allah menyebutkan kenikmatan di surga. Dia menyebutkan –dari surga– hal-hal yang kita ketahui dan dapat menyaksikan obyek yang serupa dengannya, seperti pohon kurma, anggur dan delima. Dan Dia menyebutkan secara global obyek-obyek yang kita tidak mengenal padanannya. Hal ini tertuang pada Firman Allah,
﴾ فِيهِمَا مِن كُلِّ فَٰكِهَةٖ زَوۡجَانِ 52
﴿
"Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasang-pasangan." (Ar-Rahman: 52).
Begitu pula di sini, Allah memerinci aneka tunggangan yang kita mengenalnya, seperti kuda, bagal, keledai dan unta serta kapal laut. Dan Dia menyebutkan (alat transportasi lain) secara global dalam FirmanNya, ﴾ وَيَخۡلُقُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ ﴿ "Dan Dia menciptakan sesuatu yang kamu tidak ketahui."
#
{9} ولما ذكر تعالى الطريق الحسيَّ، وأنَّ الله قد جعل للعباد ما يقطعونه به من الإبل وغيرها؛ ذكر الطريق المعنويَّ الموصل إليه، فقال: {وعلى الله قَصْدُ السبيل}؛ أي: الصراط المستقيم، الذي هو أقرب الطرق وأخصرها، موصل إلى الله وإلى كرامته، وأما الطريقُ الجائر في عقائده وأعماله، وهو كلُّ ما خالف الصراط المستقيم؛ فهو قاطعٌ عن الله، موصلٌ إلى دار الشقاء، فسلك المهتدون الصراط المستقيم بإذن ربِّهم، وضلَّ الغاوون عنه، وسلكوا الطرق الجائرة. {ولو شاء لهداكم أجمعين}: ولكنه هدى بعضاً كرماً وفضلاً، ولم يهدِ آخرين حكمةً منه وعدلاً.
(9) Setelah Allah menceritakan jalan hissi
(inderawi) dan Dia telah menciptakan –bagi para hambaNya– sarana untuk menempuh-nya, berupa binatang unta dan hewan tunggangan lainnya, maka Dia menyebutkan jalan maknawi
(abstrak), yang akan mengantar-kan kepadaNya, ﴾ وَعَلَى ٱللَّهِ قَصۡدُ ٱلسَّبِيلِ
﴿ "Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus," yaitu jalan yang lurus, yang merupakan lintasan paling pintas dan pendek, menuju kepada Allah dan ke tempat kemuliaanNya. Tentang jalan yang menyimpang dari akidah dan amalannya, maka itu adalah setiap jalan yang bertentangan dengan jalan yang lurus. Jalan ini memutuskan akses menuju kepada Allah, menyeret ke tempat kebinasaan. Orang-orang yang telah meraih hidayah, menelusuri jalan yang lurus dengan izin Rabb mereka, sementara orang-orang yang sesat mengalami salah jalan darinya dan berjalan di atas jalan-jalan yang menyimpang.
﴾ وَلَوۡ شَآءَ لَهَدَىٰكُمۡ أَجۡمَعِينَ ﴿ "Dan jikalau Dia menghendaki, tentulah Dia memberi petunjunk kamu semuanya
(kepada jalan yang benar)," akan tetapi, Dia hanya memberikan hidayah bagi sebagian manusia, sebagai bentuk pemuliaan dan pengutamaan
(dariNya), dan tidak mencurahkan hidayah kepada sebagian lain lantaran terkandung unsur hikmah dan keadilan dariNya.
{هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لَكُمْ مِنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ (10) يُنْبِتُ لَكُمْ بِهِ الزَّرْعَ وَالزَّيْتُونَ وَالنَّخِيلَ وَالْأَعْنَابَ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (11)}.
"Dia-lah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya menyubur-kan tumbuh-tumbuhan, yang pada
(tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan."
(An-Nahl: 10-11).
#
{10 ـ 11} بذلك على كمال قدرة الله الذي أنزل هذا الماء من السحابِ الرقيق اللطيف ورحمته، حيث جعل فيه ماء غزيراً منه يشربون، وتشربُ مواشيهم، ويسقون منه حروثَهم، فتخرج لهم الثمرات الكثيرة والنعم الغزيرة.
(10-11) (Kalian memikirkan) dengan itu, tentang sempurna-nya kekuasaan Allah yang telah menurunkan air ini dari awan yang tipis lagi lembut, dan
(tentang sempurnanya) rahmatNya. Buktinya, Allah menjadikannya air yang tercurah banyak, mereka minum darinya, dan binatang-binatang ternak mereka pun minum darinya. Mereka mengairi tanah-tanah pertanian mereka dengan sebagian-nya. Sehingga keluarlah buah-buahan yang banyak dan kenikmatan-kenikmatan yang melimpah.
{وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومُ مُسَخَّرَاتٌ بِأَمْرِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (12)}.
"Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan
(untukmu) dengan perintahNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang mema-hami
(nya)."
(An-Nahl: 12).
#
{12} أي: سخَّر لكم هذه الأشياء لمنافعكم وأنواع مصالحكم؛ بحيث لا تستغنون عنها أبداً؛ فبالليل تسكنون وتنامون وتستريحون، وبالنهار تنتشرون في معايِشِكم ومنافع دينكم ودنياكم، وبالشمس والقمر من الضياء والنور والإشراق وإصلاح الأشجار والثمار والنبات وتجفيف الرطوبات وإزالة البرودة الضارَّة للأرض وللأبدان وغير ذلك من الضروريَّات والحاجيات التابعة لوجود الشمس والقمر، وفيهما وفي النُّجوم من الزينة للسماء والهداية في ظلمات البرِّ والبحر ومعرفة الأوقات وحساب الأزمنة ما تتنوَّع دلالاتها وتتصرَّف آياتها، ولهذا جمعها في قوله: {إنَّ في ذلك لآياتٍ لقوم يعقلونَ}؛ أي: لمن لهم عقولٌ يستعملونها في التدبُّر والتفكُّر فيما هي مهيئة له مستعدَّة، تعقِل ما تراه وتسمعُه، لا كنظر الغافلين الذين حظُّهم من النظر حظُّ البهائم التي لا عقل لها.
(12) Maksudnya, Dia menundukkan hal-hal tersebut bagi kalian, semata-mata untuk berbagai macam kepentingan dan jenis-jenis kemaslahatan kalian, yang kalian tidak mungkin mengesam-pingkannya sama sekali. Di malam hari, kalian berada dalam ke-tenangan, tidur dan beristirahat. Di siang hari, kalian bertebaran untuk mengais mata pencaharian dan kebaikan agama dan duniawi. Dan dengan keberadaan matahari dan bulan,
(kalian menikmati) pancaran cahaya dan sinar, kehangatan di pagi hari,
(dapat mela-kukan) reboisasi pada pohon-pohon, tanaman-tanaman dan tumbuh-tumbuhan, mengeringkan benda-benda yang basah, menghilangkan kelembaban yang membahayakan tanah dan tubuh dan lain seba-gainya, yang merupakan bagian dari kebutuhan-kebutuhan primer dan sekunder, yang tergantung sekali dengan eksistensi matahari dan bulan.
Pada matahari, bulan dan bintang-bintang terdapat unsur keindahan bagi langit, petunjuk arah dalam kegelapan di daratan maupun lautan, mengetahui waktu dan perhitungan masa, yang mana kandungan petunjuk dan tanda-tandanya sangat beragam. Untuk itu, Allah menyatukannya dalam FirmanNya, ﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّقَوۡمٖ يَعۡقِلُونَ ﴿ "Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami
(nya)," yaitu bagi mereka yang mempunyai akal-akal yang mereka manfaatkan untuk merenungi dan memikirkan segala sesuatu yang telah disiap-kan untuknya, dia bisa memikirkan segala sesuatu yang dilihat dan didengarnya. Bukan seperti pandangan kaum yang lalai yang porsi analisanya adalah sebagaimana analisa hewan yang tidak berakal.
{وَمَا ذَرَأَ لَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُخْتَلِفًا أَلْوَانُهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَذَّكَّرُونَ (13)}.
"Dan Dia
(menundukkan pula) sesuatu yang Dia ciptakan un-tuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguh-nya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kekuasa-an Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran."
(An-Nahl: 13).
#
{13} أي: فيما ذرأ الله ونشر للعباد من كلِّ ما على وجه الأرض من حيوان وأشجار ونبات وغير ذلك مما تختلفُ ألوانه وتختلف منافعه آيةٌ على كمال قدرة الله وعميم إحسانِهِ وسَعَةِ برِّه وأنَّه الذي لا تنبغي العبادة إلاَّ له وحدَه لا شريك له. {لقوم يذكرونَ}؛ أي: يستحضرون في ذاكرتهم ما ينفعُهم من العلم النافع ويتأمَّلون ما دعاهم الله إلى التأمُّل فيه حتى يتذكَّروا بذلك ما هو دليل عليه.
(13) Maksudnya, pada benda-benda yang Allah ciptakan dan tebar bagi para hambaNya, berupa semua wujud yang berada di permukaan bumi, seperti binatang-binatang, pepohonan, tanam-tanaman dan lain sebagainya, yang berbeda-beda warnanya dan bervariasi kegunaannya terdapat bukti kesempurnaan kekuasaan Allah dan meratanya curahan kebaikan dan luasnya kebajikannya, dan bahwa Dia-lah Dzat yang tidak sepatutnya ibadah
(dikerjakan) kecuali bagiNya semata, tiada sekutu bagiNya.
﴾ لِّقَوۡمٖ يَذَّكَّرُونَ ﴿ "Bagi kaum yang mengambil pelajaran," yaitu yang membayangkan dalam ingatan mereka hal-hal yang bermanfaat bagi mereka, berupa ilmu yang berguna dan merenungkan obyek-obyek yang Allah mengajak mereka untuk merenunginya. Dengan itu, mereka memikirkan hal-hal yang menjadi bukti tentang Allah.
{وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (14)}.
"Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan
(untukmu), agar kamu dapat memakan darinya daging yang segar
(ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu men-cari
(keuntungan) dari karuniaNya, dan supaya kamu bersyukur."
(An-Nahl: 14).
#
{14} أي: [و] هو وحده لا شريك له {الذي سخَّر البحر}: وهيَّأه لمنافعكم المتنوِّعة؛ {لتأكلوا منه لحماً طريًّا}: وهو السمك والحوتُ الذي يصطادونه منه، {وتستخرِجوا منه حِلْيَةً تلبسَونها}: فتزيدُكم جمالاً وحُسناً إلى حسنكم. {وترى الفُلْكَ}؛ أي: السفن والمراكب {مواخِرَ فيه}؛ أي: تَمْخَرُ البحر العجاجَ الهائلَ بمقَدَّمها حتى تسلك فيه من قطرٍ إلى آخر تحمل المسافرين وأرزاقهم وأمتعتهم وتجاراتهم التي يطلبون بها الأرزاق وفضل الله عليهم. {ولعلَّكم تشكُرون}: الذي يسَّر لكم هذه الأشياء وهيَّأها وتُثنون على الله الذي مَنَّ بها؛ فلله تعالى الحمدُ والشكر والثناء؛ حيث أعطى العباد من مصالحهم ومنافعهم فوق ما يطلبون وأعلى مما يتمنَّوْن وآتاهم من كلِّ ما سألوه لا نحصي ثناء عليه، بل هو كما أثنى على نفسه.
(14) Maknanya,
[وَ] "Dan" Dia-lah Dzat yang sendiri, tidak ada sekutu bagiNya ﴾ ٱلَّذِي سَخَّرَ ٱلۡبَحۡرَ
﴿ "yang menundukkan lautan (untuk-mu)," dan menyediakannya demi kemanfaatan-kemanfaatan kalian yang variatif, ﴾ لِتَأۡكُلُواْ مِنۡهُ لَحۡمٗا طَرِيّٗا
﴿ "agar kamu dapat memakan dari-nya daging yang segar (ikan)," yaitu ikan-ikan dan binatang air yang kalian buru, ﴾ وَتَسۡتَخۡرِجُواْ مِنۡهُ حِلۡيَةٗ تَلۡبَسُونَهَاۖ
﴿ "dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai," sehingga menambah keindahan dan keelokan pada kalian atas pesona yang sudah melekat pada kalian.
﴾ وَتَرَى ٱلۡفُلۡكَ
﴿ "Dan kamu melihat bahtera," yaitu kapal-kapal dan perahu-perahu, ﴾ مَوَاخِرَ فِيهِ
﴿ "berlayar padanya," yaitu membelah lautan yang bergelombang lagi menakutkan, dengan moncong bagian depannya sehingga dapat berlalu di atasnya dari satu wi-layah ke tempat lain, membawa para penumpang, hasil-hasil rizki mereka, barang bawaan serta perniagaan mereka yang mereka jadi-kan sarana untuk mengais rizki-rizki dan kemurahan Allah atas mereka.
﴾ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ ﴿ "Dan supaya kamu bersyukur,"
(kepada Dzat) yang telah memudahkan semua ini bagi kalian dan menyuguhkan-nya, dan menyanjung Allah atas karuniaNya atas kalian. Bagi Allah تعالى segala pujian, syukur dan sanjungan. Pasalnya, Allah telah mem-berikan bagi hamba-hambaNya hal-hal yang menjadi kemaslahatan dan kepentingan mereka, melebihi apa yang mereka cari dan lebih tinggi daripada sesuatu yang mereka harapkan. Dia menganugerahi mereka segala yang mereka minta. Kita tidak dapat menghitung sanjungan atasNya, akan tetapi Dia adalah sebagaimana Dia menyan-jung diriNya.
{وَأَلْقَى فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَأَنْهَارًا وَسُبُلًا لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (15) وَعَلَامَاتٍ وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُونَ (16)}.
"Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu,
(dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk. Dan
(Dia menciptakan) tanda-tanda
(penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah, mereka mendapat petunjuk."
(An-Nahl: 15-16).
#
{15 ـ 16} أي: {وألقى}: الله تعالى لأجل عباده {في الأرض رواسيَ}: وهي الجبال العظام؛ لئلاَّ تميدَ بهم وتضطربَ بالخلق، فيتمكَّنون من حرث الأرض والبناء والسير عليها، ومن رحمته تعالى أنْ جعل فيها أنهاراً يسوقها من أرض بعيدةٍ إلى أرض مضطرَّة إليها؛ لسقيهم وسقي مواشيهم وحروثهم؛ أنهاراً على وجه الأرض وأنهاراً في بطنها يستخرجونها بحفرها حتى يصلوا إليها فيستخرجونها بما سخَّر الله لهم من الدوالي والآلات ونحوها، ومن رحمته أنْ جعلَ في الأرض سُبُلاً؛ أي: طرقاً توصِلُ إلى الديار المتنائية. {لعلَّكم تهتدونَ}: السبيل إليها، حتى إنك تجدُ أرضاً مشتبكةً بالجبال مسلسلةً فيها، وقد جعل الله فيما بينها منافذ ومسالك للسالكين.
(15-16) ﴾ وَأَلۡقَىٰ
﴿ "Dan Dia menancapkan," Allah تعالى yang me-nancapkan untuk (kebaikan) para hambaNya, ﴾ فِي ٱلۡأَرۡضِ رَوَٰسِيَ
﴿"gu-nung-gunung di bumi," yaitu gunung-gunung yang besar, supaya bumi tidak bergerak-gerak dan tergoncang bersama manusia. Hingga mereka mampu bercocok tanam, membangun rumah dan berjalan di atas permukaannya. Di antara rahmat Allah تعالى, adalah Dia men-jadikan sungai-sungai yang digiring dari wilayah yang jauh menuju tanah yang membutuhkannya, sebagai minuman mereka dan bina-tang-binatang mereka serta (pengairan) tanaman-tanaman pertani-an mereka; sungai-sungai itu (ada yang berada di permukaan tanah dan (ada) sungai-sungai yang terpendam di dalamnya (artesis). Mereka mengeksplorasinya dengan menggalinya (terlebih dahulu) hingga menemukannya dengan bantuan penggerek-penggerek tim-ba dan alat-alat lainnya. Bukti rahmatNya yang lain, Allah mencipta-kan jalur-jalur di bumi, yaitu jalan-jalan yang menghubungkan ke perkampungan yang saling berjauhan, ﴾ لَّعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ ﴿ "agar kamu mendapat petunjuk," jalan menuju ke arahnya. Sampai-sampai eng-kau akan menjumpai daratan yang bergandengan dengan gunung-gunung, yang membentuk barisan padanya, dan Allah telah mem-buatkan celah-celah dan lintasan-lintasan di tengah-tengahnya bagi para peniti jalan.
{أَفَمَنْ يَخْلُقُ كَمَنْ لَا يَخْلُقُ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ (17) وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ (18) وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُسِرُّونَ وَمَا تُعْلِنُونَ (19) وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَخْلُقُونَ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ (20) أَمْوَاتٌ غَيْرُ أَحْيَاءٍ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ (21) إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ قُلُوبُهُمْ مُنْكِرَةٌ وَهُمْ مُسْتَكْبِرُونَ (22) لَا جَرَمَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ (23)}.
"Maka, apakah
(Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan
(apa-apa), maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan Allah mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan. Dan berhala-berhala yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat sesuatu apa pun, sedang berhala-berhala itu
(sendiri) dibuat orang.
(Berhala-berhala itu) benda mati, tidak hidup, dan berhala-berhala itu tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan. Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak ber-iman kepada Hari Akhirat, hati mereka mengingkari
(keesaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong. Tidak diragukan lagi bahwa Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong."
(An-Nahl: 17-23).
#
{17} لما ذكر تعالى ما خَلَقَهُ من المخلوقات العظيمة وما أنعم به من النعم العميمة؛ ذكر أنه لا يشبهه أحدٌ، ولا كفء له ولا ندَّ له، فقال: {أفمن يَخْلُقُ}: جميع المخلوقات، وهو الفعَّال لما يريد، {كمن لا يَخْلُقُ}: شيئاً لا قليلاً ولا كثيراً. {أفلا تَذَكَّرونَ}: فتعرفون أن المنفرد بالخلق أحقُّ بالعبادة كلِّها؛ فكما أنه واحدٌ في خلقه وتدبيره؛ فإنَّه واحدٌ في إلهيَّتِه وتوحيده وعبادته، وكما أنَّه ليس له مشاركٌ إذ أنشأكم وأنشأ غيركم؛ فلا تجعلوا له أنداداً في عبادته، بل أخلصوا له الدين.
(17) Setelah Allah تعالى menyampaikan tentang makhluk-makhluk ciptaanNya yang besar dan kenikmatan-kenikmatan yang Allah limpahkan, maka Dia menyebutkan bahwa tidak ada satu pun makhluk yang menyerupaiNya, tiada padanan dan tandingan bagiNya. Dia berfirman, ﴾ أَفَمَن يَخۡلُقُ
﴿ "Maka, apakah (Allah) yang men-ciptakan," seluruh makhluk ciptaan, dan Dia Mahakuasa melaksa-nakan apa yang dikehendakiNya, ﴾ كَمَن لَّا يَخۡلُقُۚ
﴿ "sama dengan yang tidak dapat menciptakan," apa pun, sedikit mau pun banyak. ﴾ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ ﴿ "Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran," sehingga kalian pun menyadari bahwa satu-satunya Dzat yang menciptakan itu adalah Dzat yang paling berhak menerima seluruh ibadah. Se-bagaimana halnya Allah Maha Esa dalam penciptaan dan pengatur-an, maka Dia juga Maha Esa dalam penyembahan, pengesaan, dan peribadahan. Seperti halnya, Dia tidak memiliki sekutu, saat men-ciptakan kalian dan orang lainnya, maka jangan sekali-kali kalian menjadikan tandingan-tandingan bagiNya dalam peribadahan kepadaNya. Bahkan, murnikanlah ibadah bagiNya semata.
#
{18} {وإن تَعُدُّوا نعمة الله}: عدداً مجرداً عن الشكر، {لا تُحصوها}: فضلاً عن كونكم تشكُرونها؛ فإنَّ نعمه الظاهرة والباطنة على العباد بعدد الأنفاس واللحظات، من جميع أصناف النعم، مما يعرف العباد ومما لا يعرفون، وما يدفع عنهم من النقم؛ فأكثر من أن تحصى. {إنَّ الله لغفورٌ رحيمٌ}: يرضى منكم باليسير من الشكر مع إنعامه الكثير.
(18) ﴾ وَإِن تَعُدُّواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ
﴿ "Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah," (menghitung) jumlahnya tanpa disertai rasa syukur ﴾ لَا تُحۡصُوهَآۗ
﴿ "niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya" apalagi bila (ter-gerak) untuk mensyukurinya. Sungguh, nikmat-nikmatNya yang lahiriah dan batiniah bagi hamba-hambaNya adalah sebanyak jum-lah tarikan nafas dan detik-detik waktu dari segala macam kenik-matan, yang diketahui oleh mereka dan yang tidak mereka ketahui, dan keburukan-keburukan yang telah Allah singkirkan dari mereka, maka terlalu banyak bila akan diperhitungkan.
﴾ إِنَّ ٱللَّهَ لَغَفُورٞ رَّحِيمٞ ﴿ "Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Peng-ampun lagi Maha Penyayang" Dia ridha dengan rasa syukur kalian yang sedikit, meskipun curahan nikmatNya sangat banyak.
#
{19 ـ 20} وكما أن رحمته واسعةٌ وجوده عميمٌ ومغفرته شاملةٌ للعباد؛ فعلمه محيطٌ بهم، يعلم ما يسرُّون وما يعلنون بخلاف مَنْ عُبِد من دونه فإنهم {لا يَخْلُقون شيئاً}: قليلاً ولا كثيراً. {وهم يُخْلَقون}؛ فكيف يَخْلُقون شيئاً مع افتقارهم في إيجادهم إلى الله تعالى؟!
(19-20) Sebagaimana rahmatNya luas, kebaikanNya merata, dan ampunanNya menghampiri seluruh hambaNya, maka ilmu-Nya pun meliputi mereka semua. Dia mengetahui ungkapan yang mereka sembunyikan dan ucapan yang mereka nyatakan. Berbeda halnya dengan obyek yang disembah selain Allah, sesungguhnya mereka ini, ﴾ لَا يَخۡلُقُونَ شَيۡـٔٗا
﴿ "tidak dapat membuat sesuatu apa pun," sedikit ataupun banyak. ﴾ وَهُمۡ يُخۡلَقُونَ ﴿ "Sedang berhala-berhala itu
(sendiri) di-buat orang." Bagaimana mungkin mereka bisa membuat sesuatu, kalau masih membutuhkan Allah تعالى untuk mengadakan wujud mereka?
#
{21 ـ 22} ومع هذا؛ ليس فيهم من أوصاف الكمال شيء لا علمٌ ولا غيره. {أمواتٌ غير أحياء}: فلا تسمع ولا تُبْصِر ولا تَعْقِلُ شيئاً، أفتُتَّخَذُ هذه آلهة من دون ربِّ العالمين؟! فتبًّا لعقول المشركين ما أضلَّها وأفسدَها؛ حيث ضلَّت في أظهر الأشياء فساداً، وسوَّوا بين الناقص من جميع الوجوه؛ فلا أوصاف كمال، ولا شيء من الأفعال! وبين الكامل من جميع الوجوه الذي له كلُّ صفة كمال وله من تلك الصفة أكملها وأعظمها؛ فله العلم المحيطُ بكلِّ الأشياء والقدرةُ العامَّة والرحمة الواسعة التي ملأت جميع العوالم والحمدُ والمجدُ والكبرياء والعظمة التي لا يقدر أحدٌ من الخلق أن يحيطَ ببعض أوصافه، ولهذا قال: {إلهكم إلهٌ واحدٌ}: وهو الله الأحد الفرد الصمد، الذي لم يلدْ، ولم يولدْ، ولم يكنْ له كفواً أحدٌ؛ فأهل الإيمان والعقول أجلَّتْه قلوبُهم، وعظَّمته، وأحبَّته حبًّا عظيماً، وصرفوا له كلَّ ما استطاعوا من القربات البدنيَّة والماليَّة وأعمال القلوب وأعمال الجوارح، وأثنَوْا عليه بأسمائِهِ الحسنى وصفاتِهِ وأفعاله المقدسة.
و {الذين لا يؤمنونَ بالآخرة قلوبُهُم مُنْكِرَةٌ}: لهذا الأمر العظيم، الذي لا ينكِرُه إلاَّ أعظم الخَلْق جهلاً وعناداً، وهو توحيد الله. {وهم مستكبرونَ}: عن عبادته.
(21-22) Kendatipun demikian, tidak ada sifat kesempurnaan yang melekat pada mereka, tidak ilmu dan tidak pula sesuatu lain-nya. ﴾ أَمۡوَٰتٌ غَيۡرُ أَحۡيَآءٖۖ
﴿ "(Berhala-berhala itu) benda mati tidak hidup," tidak bisa mendengar, tidak mampu melihat dan tidak dapat memahami sedikit pun. Apakah makhluk semacam ini patut dijadikan sesem-bahan selain Rabb semesta alam? Kecelakaanlah bagi akal-akal kaum musyrikin, alangkah sesat dan rusaknya. Ia mengalami kesesatan pada masalah yang sangat nyata kepincangannya, ia menyamakan antara benda yang mempunyai kekurangan dari segala segi, tidak memiliki sifat-sifat kesempurnaan dan tidak memiliki (kemampuan) berbuat apa pun, dibandingkan dengan Yang Mahasempurna di-pandang dari segala aspek, yang mempunyai setiap sifat kesempur-naan. Dia memiliki kesempurnaan dan keagungan yang puncak pada sifat-sifat tersebut. Dia mempunyai ilmu yang meliputi segala sesuatu, kekuasaan yang merata, rahmat yang luas (yang melingkupi seluruh sisi alam semesta), pujian, kemuliaan, kesombongan dan keagungan yang tidak ada satu makhluk pun yang berkutik untuk meliputi pada sebagian sifat-sifatNya itu. Karena itu, Dia berfirman, ﴾ إِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۚ
﴿ "Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa," Dia-lah Allah, al-Ahad (Yang Mahasatu), al-Fard (Yang Mahatunggal) lagi tempat bergantung segala sesuatu, yang tidak beranak dan tiada diperanak-kan, dan tidak ada seorang pun yang setara denganNya. Orang-orang yang beriman dan mempunyai akal-akal sehat, kalbu-kalbu mereka memuliakan dan mengagungkan Allah, serta mencintai-Nya dengan kecintaan yang besar. Mereka mengarahkan bagiNya seluruh apa yang mereka bisa lakukan, berupa ibadah-ibadah bada-niyyah (fisik) dan maliyyah (dengan pengeluaran materi), amalan-amalan hati dan anggota tubuh lainnya, dan menyanjung Allah dengan nama-namaNya yang baik dan sifat-sifatNya yang suci.
﴾ فَٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأٓخِرَةِ قُلُوبُهُم مُّنكِرَةٞ
﴿ "Maka orang-orang yang tidak ber-iman kepada Hari Akhirat, hati mereka mengingkari (keesaan Allah)," untuk perkara yang besar ini, yang tidak diingkari kecuali oleh makhluk ciptaan yang paling parah kebodohan dan pertentangannya, yaitu mengenai tauhidullah (keesaan Allah). ﴾ وَهُم مُّسۡتَكۡبِرُونَ ﴿ "Sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong," untuk beribadah kepada-Nya.
#
{23} {لا جَرَمَ}؛ أي: حقًّا لا بدَّ {أنَّ الله يعلم ما يُسِرُّون وما يُعْلِنون}: من الأعمال القبيحة. {إنَّه لا يحبُّ المستكبرين}: بل يبغضهم أشدَّ البغض، وسيجازيهم من جنس عملهم. {إنَّ الذين يستكبِرون عن عبادتي سيدخلون جهنَّم داخرين}.
(23) ﴾ لَا جَرَمَ
﴿ "Tidak diragukan lagi," dengan seyakin-yakin-nya, pasti ﴾ أَنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعۡلِنُونَۚ
﴿ "bahwa Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan.," berupa amalan-amalan yang buruk. ﴾ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡتَكۡبِرِينَ
﴿ "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong," bahkan Dia sangat membenci mereka dan akan memberi balasan kepada mereka dengan balasan yang serupa dengan tingkah-polah mereka. (Yaitu),
﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِي سَيَدۡخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ 60 ﴿
"Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari me-nyembahKu akan masuk Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina."
(Al-Mu`min: 60).
{وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ مَاذَا أَنْزَلَ رَبُّكُمْ قَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ (24) لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ (25) قَدْ مَكَرَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَأَتَى اللَّهُ بُنْيَانَهُمْ مِنَ الْقَوَاعِدِ فَخَرَّ عَلَيْهِمُ السَّقْفُ مِنْ فَوْقِهِمْ وَأَتَاهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ (26) ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُخْزِيهِمْ وَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَائِيَ الَّذِينَ كُنْتُمْ تُشَاقُّونَ فِيهِمْ قَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ إِنَّ الْخِزْيَ الْيَوْمَ وَالسُّوءَ عَلَى الْكَافِرِينَ (27) الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ فَأَلْقَوُا السَّلَمَ مَا كُنَّا نَعْمَلُ مِنْ سُوءٍ بَلَى إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (28) فَادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا فَلَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ (29)}.
"Dan apabila dikatakan terhadap mereka 'Apakah yang telah diturunkan Rabbmu?' Mereka menjawab, 'Dongeng-dongengan orang-orang dahulu.'
(Ucapan mereka) menyebabkan mereka me-mikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada Hari Kiamat, dan sebagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun
(bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu. Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar, maka Allah meng-hancurkan rumah-rumah mereka dari pondasinya, lalu atap
(rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas, dan datanglah azab itu ke-pada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari. Kemudian Allah menghinakan mereka di Hari Kiamat, dan berfirman, 'Di manakah sekutu-sekutuKu itu
(yang karena membelanya) kamu selalu memusuhi mereka
(nabi-nabi dan orang-orang Mukmin).' Berkatalah orang-orang yang telah diberi ilmu, 'Sesungguhnya ke-hinaan dan azab hari ini ditimpakan atas orang-orang yang kafir.'
(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zhalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri
(sambil berkata); 'Kami sekali-kali tidak menger-jakan suatu kejahatan pun.'
(Malaikat menjawab), 'Ada, sesung-guhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan.' Maka masukilah pintu-pintu Neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyom-bongkan diri itu."
(An-Nahl: 24-29).
#
{24} يقول تعالى مخبراً عن شدَّة تكذيب المشركين بآيات الله: {وإذا قيلَ لهم ماذا أنْزَلَ ربُّكم}؛ أي: إذا سئلوا عن القرآنِ والوحي الذي هو أكبر نعمةٍ أنعم الله بها على العباد؛ فماذا قولكم به؟ وهل تشكرون هذه النعمة وتعترفون بها أم تكفرون وتعاندون؟ فيكون جوابهم أقبحَ جواب وأسمجه، فيقولون عنه: إنَّه {أساطيرُ الأولين}؛ أي: كذبٌ اختلقه محمدٌ على الله، وما هو إلاَّ قَصَصُ الأوَّلين التي يتناقلها الناس جيلاً بعد جيل، منها الصدق ومنها الكذب.
(24) Allah تعالى berfirman untuk mengabarkan tentang dahsyat-nya pendustaan kaum musyrikin terhadap ayat-ayat Allah, ﴾ وَإِذَا قِيلَ لَهُم مَّاذَآ أَنزَلَ رَبُّكُمۡ
﴿ "Dan apabila dikatakan terhadap mereka, 'Apakah yang telah diturunkan Rabbmu'." Maksudnya, bila mereka disodori per-tanyaan mengenai al-Qur`an dan wahyu yang merupakan anugerah terbesar yang dicurahkan oleh Allah kepada para hambaNya, "Apa-kah komentar kalian tentangnya? Apakah kalian akan mensyukuri karunia ini dan mengakuinya, ataukah mengingkari dan memerangi-nya?" Ternyata, jawaban mereka merupakan respon terburuk dan paling kasar. Mereka mengatakan, ﴾ أَسَٰطِيرُ ٱلۡأَوَّلِينَ ﴿ "Dongeng-dongeng-an orang-orang dahulu." Maksudnya, merupakan kebohongan yang direkayasa oleh Muhammad atas nama Allah. Tidaklah al-Qur`an itu melainkan hanya kumpulan kisah orang-orang terdahulu yang tersebar di kalangan orang-orang dari generasi ke generasi, sebagian kisahnya nyata dan dan sebagian lagi
(hanya) dusta.
#
{25} فقالوا هذه المقالة، ودعوا أتباعهم إليها، وحَمَلوا وِزْرهم ووِزْرَ من انقاد لهم إلى يوم القيامة، وقوله: {ومِنْ أوزار الذين يُضِلُّونهم بغير علم}؛ أي: من أوزار المقلِّدين الذين لا علم عندَهم إلاَّ ما دَعَوْهم إليه، فيحملون إثم ما دَعَوْهم إليه وأما الذين يعلمون؛ فكلٌّ مستقلٌّ بِجُرمه؛ لأنَّه عرف ما عرفوا. {ألا ساء ما يَزِرونَ}؛ أي: بئس ما حملوا من الوزر المثقِلِ لظهورهم من وِزْرهم ووِزْر من أضلُّوه.
(25) Mereka melontarkan omongan ini dan membujuk para pengikut mereka untuk membenarkannya serta
(nekat) memikul dosa-dosa orang-orang yang patuh kepada mereka sampai Hari Kiamat. Firman Allah, ﴾ وَمِنۡ أَوۡزَارِ ٱلَّذِينَ يُضِلُّونَهُم بِغَيۡرِ عِلۡمٍۗ
﴿ "Dan sebagian dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikit pun (bahwa mereka disesatkan)," yaitu sebagian dosa-dosa orang-orang yang meng-ikuti mereka (muqallidin), yang tidak berbekal ilmu apa pun kecuali hanya mengikuti ajakan mereka. Akibatnya, mereka harus memikul dosa ajakan yang mereka arahkan kepada muqallidin. Adapun orang-orang yang mengetahui persoalan ini, maka masing-masing bertang-gungjawab atas kesalahannya, lantaran dia telah mengetahui apa yang mereka ketahui. ﴾ أَلَا سَآءَ مَا يَزِرُونَ ﴿ "Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu," maksudnya betapa buruknya beban dosa yang memayahkan punggung-punggung mereka yang mesti mereka pikul, yang terdiri dari dosa-dosa mereka sendiri dan dosa-dosa dari orang-orang yang telah berhasil mereka sesatkan.
#
{26 ـ 27} {قد مَكَرَ الذين من قبلهم}: برسلهم، واحتالوا بأنواع الحيل على ردِّ ما جاؤوهم به، وبنوا من مكرهم قصوراً هائلةً، {فأتى الله بنيانَهم من القواعِدِ}؛ أي: جاءها الأمر من أساسها وقاعدتها، {فخرَّ عليهم السقفُ من فوقِهِم}: فصار ما بَنَوْه عذاباً عُذِّبوا به. {وأتاهُمُ العذابُ من حيثُ لا يشعرونَ}: وذلك أنَّهم ظنُّوا أن هذا البنيان سينفعهم ويقيهم العذاب، فصار عذابُهم فيما بَنَوْه وأصَّلوه. وهذا من أحسن الأمثال في إبطال الله مَكْرَ أعدائه؛ فإنَّهم فكَّروا وقدَّروا فيما جاءت به الرسل لما كذَّبوه وجعلوا لهم أصولاً وقواعدَ من الباطل يرجعون إليها ويردُّون بها ما جاءت به الرسل، واحتالوا أيضاً على إيقاع المكروه والضرر بالرسل ومَنْ تَبِعَهم، فصار مكرُهم وبالاً عليهم، فصار تدبيرهم فيه تدميرهم، ذلك لأنَّ مكرهم سيِّئٌ، ولا يَحيق المكر السيِّئ إلاَّ بأهله. هذا في الدُّنيا، ولعذاب الآخرة أخزى، ولهذا قال: {ثم يوم القيامةِ يُخزيهم}؛ أي: يفضحُهم على رؤوس الخلائق ويبيِّن لهم كَذِبَهم وافتراءهم على الله. {ويقول أين شركائيَ الذين كنتُم تُشاقُّون فيهم}؛ أي: تحاربون وتعادون الله وحِزْبه لأجلهم تزعمون أنَّهم شركاء لله؛ فإذا سألهم هذا السؤال؛ لم يكن لهم جواب إلاَّ الإقرار بضلالهم والاعتراف بعنادهم، فيقولون: {ضَلُّوا عنَّا وَشَهِدوا على أنفِسِهم أنَّهم كانوا كافرينَ}: {قال الذين أوتوا العلم}؛ أي: العلماء الربانيُّون: {إنَّ الخِزْيَ اليومَ}؛ أي: يوم القيامة، [{والسوء}؛ أي]: العذاب {على الكافرين}. وفي هذا فضيلة أهل العلم، وأنَّهم الناطقون بالحقِّ في هذه الدُّنيا ويوم يقوم الأشهاد، وأنَّ لقولهم اعتباراً عند الله وعند خلقه.
(26-27) ﴾ قَدۡ مَكَرَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ
﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar," terhadap para rasul mereka dan ingin mengecoh dengan berbagai rekayasa untuk me-nolak risalah yang dibawa oleh para rasul kepada mereka. Di an-tara bentuk makar mereka adalah, membangun istana-istana yang luar biasa besarnya ﴾ فَأَتَى ٱللَّهُ بُنۡيَٰنَهُم مِّنَ ٱلۡقَوَاعِدِ
﴿ "maka Allah menghancur-kan rumah-rumah mereka dari pondasinya," maksudnya, Allah men-datangkan hukuman bencana yang menerjang rumah-rumah itu dari dasar dan pondasinya, ﴾ فَخَرَّ عَلَيۡهِمُ ٱلسَّقۡفُ مِن فَوۡقِهِمۡ
﴿ "lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas," maka gedung yang mereka bangun berubah menjadi siksaan, mereka tersiksa karenanya, ﴾ وَأَتَىٰهُمُ ٱلۡعَذَابُ مِنۡ حَيۡثُ لَا يَشۡعُرُونَ
﴿ "dan datanglah azab itu kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari," demikian itu, lantaran mereka menyangka bahwa bangunan itu akan bermanfaat bagi mereka dan melindungi mereka dari azab. Akhirnya, siksaan (yang menimpa) mereka bersumber dari rumah yang mereka bangun dan mereka dirikan sendiri. Ini termasuk bentuk perumpamaan terbaik perihal Allah menggugurkan makar para musuhNya. Mereka telah memeras pikiran dan memperkirakan tentang risalah yang disampaikan oleh para rasul ketika mereka mendustakannya. Untuk menghadapi para rasul, mereka membuat asas-asas dan kaidah-kaidah yang batil, yang mereka jadikan rujukan untuk menolak risalah yang dibawa oleh para rasul. Mereka juga menerapkan siasat untuk me-nimpakan hal-hal buruk dan bahaya pada para rasul dan para peng-ikut mereka. Maka, usaha makar mereka ini justru berubah menjadi bencana bagi mereka, strategi yang mereka susun menjadi sumber kehancuran mereka. Hal ini karena usaha makar mereka sungguh tidak baik, dan tidaklah tindakan makar itu melainkan akan kembali menimpa pelakunya. Ini akibat buruk mereka di dunia, dan sung-guh siksaan akhirat lebih menghinakan lagi. Untuk itu, Allah ber-firman, ﴾ ثُمَّ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ يُخۡزِيهِمۡ
﴿ "Kemudian Allah menghinakan mereka di Hari Kiamat," maksudnya mempermalukan mereka di hadapan seluruh makhluk dan menjelaskan kedustaan dan kebohongan mereka yang mengatas-namakan Allah. ﴾ وَيَقُولُ أَيۡنَ شُرَكَآءِيَ ٱلَّذِينَ كُنتُمۡ تُشَٰٓقُّونَ فِيهِمۡۚ
﴿ "Dan berfirman, 'Di manakah sekutu-sekutuKu itu (yang karena membelanya) kamu selalu memusuhi mereka (nabi-nabi dan orang-orang Mukmin)'," maksudnya kalian memerangi dan memusuhi Allah dan golonganNya. Karena mereka (sekutu-sekutu itu), kalian mempunyai asumsi bahwa mereka merupakan sekutu-sekutu bagi Allah. Apabila Allah menanyakan hal ini kepada mereka, niscaya mereka tidak mempunyai jawaban selain pengakuan atas kesesatan dan permusuhan mereka. Mereka mengakui,
﴾ ضَلُّواْ عَنَّا وَشَهِدُواْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ أَنَّهُمۡ كَانُواْ كَٰفِرِينَ 37
﴿
"Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami, dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir." (Al-A'raf: 37).
﴾ قَالَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ
﴿ "Berkatalah orang-orang yang telah diberi ilmu," yaitu para ulama rabbani, ﴾ إِنَّ ٱلۡخِزۡيَ ٱلۡيَوۡمَ
﴿ "Sesungguhnya kehinaan pada hari ini," yaitu Hari Kiamat, ﴾ وَٱلسُّوٓءَ
﴿ "dan keburukan," yaitu azab ﴾ عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ ﴿ "ditimpakan atas orang-orang yang kafir." Dalam ayat ini termuat keterangan tentang keutamaan para ulama, dan bahwa mereka adalah para juru bicara yang menyampaikan kebenaran di dunia ini dan pada hari ketika para saksi hadir, dan ucapan mereka memiliki tempat di sisi Allah dan para makhluk.
#
{28} ثم ذكر ما يفعل بهم عند الوفاةِ وفي القيامة، فقال: {الذين تتوفَّاهم الملائكةُ ظالمي أنفُسِهِم}؛ أي: تتوفَّاهم في هذه الحال التي كَثُر فيها ظلمُهم وغيُّهم، وقد علم ما يلقى الظلمة في ذلك المقام من أنواع العذاب والخزي والإهانة. {فألقَوُا السَّلَم}؛ أي: استسلموا وأنكروا ما كانوا يعبُدونهم من دون الله، وقالوا: {ما كُنَّا نعملُ مِنْ سوءٍ}: فيُقال لهم: {بلى}: كنتُم تعملون السوءَ. فَـ {إنَّ الله عليم بما كنتُم تعملون}: فلا يُفيدكم الجحود شيئاً. وهذا في بعض مواقف القيامة؛ ينكرون ما كانوا عليه في الدُّنيا؛ ظنًّا أنه ينفعهم؛ فإذا شهدت عليهم جوارِحُهم، وتبيَّن ما كانوا عليه؛ أقرُّوا واعترفوا، ولهذا لا يدخلون النار حتى يعترِفوا بذُنوبهم.
(28) Berikutnya, dibeberkan kejadian-kejadian yang ditimpa-kan kepada mereka di saat kematian dan Hari Kiamat ﴾ ٱلَّذِينَ تَتَوَفَّىٰهُمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ ظَالِمِيٓ أَنفُسِهِمۡۖ
﴿ "(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zhalim kepada diri mereka sendiri," maksudnya orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam kondisi ter-sebut, adalah orang yang sarat dengan tindak kezhaliman dan ke-sesatan mereka. Dan sungguh, sudah dimaklumi bersama segala sesuatu yang mendera orang-orang yang berbuat aniaya pada momen itu, berupa aneka macam bentuk siksa, kehinaan, dan kenistaan.
﴾ فَأَلۡقَوُاْ ٱلسَّلَمَ
﴿ "lalu mereka menyerah diri," maksudnya mereka ber-pasrah diri dan mengingkari sesembahan yang dahulu mereka sembah selain Allah. Mereka berkata, ﴾ مَا كُنَّا نَعۡمَلُ مِن سُوٓءِۭۚ
﴿ "Kami sekali-kali tidak mengerjakan suatu kejahatan pun." Maka dikatakan kepada mereka ﴾ بَلَىٰٓۚ
﴿ "Ya, ada," kalian memang pernah berbuat kejelekan. Maka ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمُۢ بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ﴿ "sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan," pengingkaran kalian tidak berguna sama sekali. Dialog ini terjadi pada sebagian peristiwa di Hari Kiamat, mereka tidak mengakui apa yang mereka perbuat di dunia, dengan asumsi akan bermanfaat bagi mereka. Manakala anggota-anggota tubuh bersaksi buruk atas mereka, maka menjadi jelaslah fakta tindakan mereka terdahulu. Mereka
(akhirnya) meng-amini dan mengakui
(nya). Oleh karena itu, mereka tidak dimasuk-kan neraka sampai mengeluarkan pengakuan atas dosa-dosa mereka.
#
{29} فإذا دخلوا أبواب جهنَّم، كلُّ أهل عمل يدخُلون من الباب اللائق بحالهم؛ فبئسَ {مثوى المتكبِّرين}: نار جهنم؛ فإنَّها مثوى الحسرة والندم، ومنزل الشقاء والألم، ومحلُّ الهموم والغموم، وموضعُ السَّخَط من الحيِّ القيُّوم، لا يُفَتَّر عنهم من عذابها، ولا يُرْفَع عنهم يوماً من أليم عقابها، قد أعرض عنهم الربُّ الرحيم، وأذاقهم العذاب العظيم.
(29) Apabila mereka memasuki pintu-pintu Neraka Jahanam, maka setiap orang yang mengamalkan suatu amalan akan mema-suki pintunya yang sesuai dengan kondisinya. Maka, itu adalah sejelek-jelek, ﴾ مَثۡوَى ٱلۡمُتَكَبِّرِينَ ﴿ "tempat orang-orang yang menyombong-kan diri," yaitu Neraka Jahanam. Sesungguhnya ia merupakan tem-pat kesedihan dan penyesalan, hunian
(yang sarat) kesengsaraan dan kepedihan, sumber kegelisahan dan kerisauan, pusat kemurka-an dari Dzat Yang Mahahidup kekal lagi terus mengurusi
(makhluk-Nya). Siksaan tidak dikendorkan atas mereka, dan kepedihan hu-kumannya tidak pernah dihentikan bagi mereka. Rabb yang Maha Penyayang telah berpaling dari mereka, dan menimpakan siksaan berat pada mereka.
{وَقِيلَ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا مَاذَا أَنْزَلَ رَبُّكُمْ قَالُوا خَيْرًا لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ وَلَدَارُ الْآخِرَةِ خَيْرٌ وَلَنِعْمَ دَارُ الْمُتَّقِينَ (30) جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ لَهُمْ فِيهَا مَا يَشَاءُونَ كَذَلِكَ يَجْزِي اللَّهُ الْمُتَّقِينَ (31) الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (32)}.
"Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa, 'Apakah yang telah diturunkan oleh Rabbmu?' Mereka menjawab, '
(Allah telah menurunkan) kebaikan.' Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat
(pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa.
(Yaitu) Surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikian-lah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa,
(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan
(kepada mereka), 'Semoga ke-selamatan terlimpahkan kepada kalian, masuklah kalian ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kalian kerjakan'."
(An-Nahl: 30-32).
#
{30} لما ذَكَرَ الله قيل المكذبين بما أنزل الله؛ ذَكَرَ ما قاله المتَّقون، وأنَّهم اعترفوا وأقرُّوا بأنَّ ما أنزل الله نعمةٌ عظيمةٌ وخيرٌ عظيمٌ امتنَّ الله به على العباد، فقبلوا تلك النعمة، وتلقَّوْها بالقَبول والانقياد، وشكروا الله عليها، فعَلِموها وعملوا بها. {للذين أحسنوا}: في عبادة الله تعالى وأحسنوا إلى عباد الله؛ فلهم {في هذه الدُّنيا حسنةٌ}: رزقٌ واسعٌ وعيشةٌ هنيَّةٌ وطمأنينةُ قلبٍ وأمنٌ وسرورٌ. {ولدار الآخرة خيرٌ}: من هذه الدار وما فيها من أنواع اللذَّات والمشتهيات؛ فإنَّ هذه نعيمها قليلٌ محشوٌّ بالآفات منقطع؛ بخلاف نعيم الآخرة، ولهذا قال: {ولنعم دارُ المتَّقين}.
(30) Ketika Allah mengemukakan komentar orang-orang yang mendustakan risalah yang Allah turunkan, maka Allah me-nyebutkan ungkapan kaum muttaqin
(orang-orang yang bertakwa), bahwa mereka mengakui dan menetapkan bahwa risalah yang di-turunkan oleh Allah merupakan anugerah besar dan kebaikan yang agung, yang Allah limpahkan kepada para hambaNya. Mereka menerima karunia itu, merengkuhnya dengan tulus dan kepatuhan, dan mereka mensyukurinya. Mereka menyadari kenikmatan itu dan mengaplikasikan ajarannya.
﴾ لِّلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ
﴿ "Orang-orang yang berbuat baik mendapat," mak-sudnya, di dalam beribadah kepada Allah, orang-orang yang ber-buat baik mendapatkan, ﴾ فِي هَٰذِهِ ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٞۚ
﴿ "di dunia ini (pembalasan) yang baik," yaitu rizki yang lapang, kehidupan yang nyaman, keten-traman hati, dan rasa aman serta kebahagiaan. ﴾ وَلَدَارُ ٱلۡأٓخِرَةِ خَيۡرٞۚ
﴿ "Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik," daripada kampung (dunia) ini dan seluruh isinya yang berupa kelezatan-kelezatan dan hal-hal yang mengasyikkan. Sesungguhnya kenikmatan dunia cuma sedikit, penuh dengan kerusakan, lagi bersifat terputus (fana). Ber-beda halnya dengan kenikmatan akhirat. Karena itu, Allah ber-firman, ﴾ وَلَنِعۡمَ دَارُ ٱلۡمُتَّقِينَ ﴿ "Dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa."
#
{31 ـ 32} {جناتُ عَدْنٍ يدخلونها تجري من تحتها الأنهار لهم فيها ما يشاؤون}؛ أي: مهما تمنَّته أنفسهم وتعلَّقت به إراداتهم؛ حصل لهم على أكمل الوجوه وأتمِّها؛ فلا يمكنُ أن يطلُبوا نوعاً من أنواع النعيم الذي فيه لَذَّةُ القلوب وسرور الأرواح؛ إلاَّ وهو حاضرٌ لديهم، ولهذا يُعطي الله أهل الجنة كلَّ ما تمنَّوْه عليه، حتى إنَّه يذكِّرهم أشياء من النعيم لم تخطر على قلوبهم؛ فتبارك الذي لا نهاية لكرمِهِ ولا حدَّ لجوده، الذي ليس كمثله شيءٌ في صفات ذاته وصفات أفعاله وآثار تلك النعوت وعظمةِ الملك والملكوت. {كذلك يَجْزي الله المتَّقين}: لِسَخَطِ الله وعذابِهِ؛ بأداء ما أوجبه عليهم من الفروض والواجبات المتعلقة بالقلب والبدن واللسان من حقِّه وحقِّ عباده، وترك ما نهاهم الله عنه. {الذين تتوفَّاهم الملائكةُ}: مستمرِّين على تقواهم، {طيبين}؛ أي: طاهرين مطهَّرين من كل نقص ودنَس يتطرَّق إليهم ويُخِلُّ في إيمانهم، فطابت قلوبهم بمعرفة الله ومحبَّته، وألسنتهم بذكرِهِ والثناء عليه، وجوارِحُهم بطاعته والإقبال عليه. {يقولون سلامٌ عليكم}؛ أي: التحية الكاملة حاصلةٌ لكم، والسلامة من كلِّ آفة، وقد سلمتُم من كلِّ ما تكرهون. {ادخُلوا الجنَّة بما كنتُم تعملونَ}: من الإيمان بالله والانقياد لأمرِهِ؛ فإنَّ العمل هو السبب والمادة والأصلُ في دخول الجنة والنجاة من النار، وذلك العمل حصل لهم برحمة الله ومنَّته، لا بحولهم وقوَّتهم.
(31-32) ﴾ جَنَّٰتُ عَدۡنٖ يَدۡخُلُونَهَا تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ لَهُمۡ فِيهَا مَا يَشَآءُونَۚ
﴿ "(Yaitu) Surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai. Di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang me-reka kehendaki," maksudnya apa pun yang mereka angan-angankan dan kehendak mereka telah terpaku dengannya, niscaya akan te-realisasikan bagi mereka dalam bentuk yang paling sempurna lagi lengkap. Tidaklah mereka mencari suatu jenis kenikmatan yang membekaskan kesenangan hati dan kebahagiaan jiwa melainkan pasti muncul di hadapan mereka. Oleh sebab itu, Allah memberi kepada para penghuni surga apa saja yang mereka idam-idamkan. Sampai-sampai Allah mengingatkan mereka sekian banyak kenik-matan yang tidak pernah terbetik dalam hati mereka. Mahaberkah Allah yang tiada penghujung bagi kemurahanNya dan tiada batas bagi kedermawananNya, yang tiada sesuatu pun yang serupa de-nganNya dalam sifat-sifat DzatNya, sifat-sifat perbuatanNya dan pengaruh-pengaruh sifat-sifat tersebut serta keagungan kepemilikan dan kerajaanNya. ﴾ كَذَٰلِكَ يَجۡزِي ٱللَّهُ ٱلۡمُتَّقِينَ
﴿ "Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa," (yang memelihara diri) dari kemurkaan Allah dan siksaNya dengan cara mengerjakan ke-wajiban-kewajiban dan kefardhuan-kefardhuan yang Allah tetapkan pada mereka, yang berhubungan dengan hati, jasmani, dan lisan yang menjadi hak Allah dan hak sesama manusia, dan meninggal-kan hal-hal yang dilarang oleh Allah.
﴾ ٱلَّذِينَ تَتَوَفَّىٰهُمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ
﴿ "(Yaitu) orang-orang yang diwafatkan oleh para malaikat," senantiasa menjaga ketakwaan mereka ﴾ طَيِّبِينَ
﴿ "dalam keadaan baik," maksudnya, suci dan menyucikan dari segala aib dan kotoran yang mengenai mereka dan menorehkan dampak buruk pada iman mereka. Hati mereka menjadi baik karena ma'rifatullah dan kecintaan kepadaNya, lisan-lisan mereka menjadi baik lantar-an mengingat Allah dan memujiNya, dan anggota tubuh mereka baik dengan ketaatan dan menghadapkan wajah kepadaNya.
﴾ يَقُولُونَ سَلَٰمٌ عَلَيۡكُمُ
﴿ "Dengan mengatakan (kepada mereka), 'Semoga keselamatan tercurahkan kepada kalian'," maksudnya ucapan penghor-matan yang sempurna diperuntukkan bagi kalian dan keselamatan dari setiap gangguan. Sungguh, kalian telah bebas dari segala yang kalian benci. ﴾ ٱدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ﴿ "Masuklah kalian ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kalian kerjakan," dalam bentuk keiman-an kepada Allah, kepatuhan kepada perintahNya. Sesungguhnya amalan merupakan penyebab, materi dan asas untuk masuk surga dan selamat dari api neraka. Amalan itu bisa terlaksana bagi mereka atas dasar rahmat Allah dan karuniaNya, bukan atas daya dan ke-kuatan mereka.
{هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ أَمْرُ رَبِّكَ كَذَلِكَ فَعَلَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَمَا ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (33) فَأَصَابَهُمْ سَيِّئَاتُ مَا عَمِلُوا وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (34)}.
"Tidaklah yang ditunggu-tunggu orang kafir melainkan da-tangnya para malaikat kepada mereka atau datangnya perintah Rabbmu. Demikianlah yang telah diperbuat oleh orang-orang
(kafir) sebelum mereka. Dan Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang selalu menganiaya diri mereka sendiri. Maka mereka ditimpa oleh
(akibat) kejahatan perbuatan mereka, dan mereka di-liputi oleh azab yang selalu mereka perolok-olokkan."
(An-Nahl: 33-34).
#
{33} يقول تعالى: هل ينظُرُ هؤلاء الذين جاءتهم الآيات فلم يؤمنوا وذُكِّروا فلم يتذكَّروا، {إلاَّ أن تأتِيَهُمُ الملائكةُ}: لقبض أرواحهم، {أو يأتي أمرُ ربِّك}: بالعذاب الذي سيحِلُّ بهم؛ فإنَّهم قد استحقُّوا لوقوعه فيهم. {كذلك فَعَلَ الذين من قبلهم}: كذَّبوا وكفروا، ثم لم يؤمنوا، حتى نزل بهم العذاب. {وما ظلمهم الله}؛ إذ عذَّبهم، {ولكن كانوا أنفسَهم يظلِمونَ}؛ فإنَّها مخلوقةٌ لعبادة الله؛ ليكونَ مآلُها إلى كرامة الله، فظلموها وتركوا ما خُلِقَتْ له وعرَّضوها للإهانة الدائمة والشقاء الملازم.
(33) Allah تعالى berkata, "Tidaklah mereka
(yang didatangi oleh ayat-ayat, namun mereka tidak beriman dan telah diingatkan, na-mun tidak sudi mengambil pelajaran) menunggu, ﴾ إِلَّآ أَن تَأۡتِيَهُمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ
﴿ "selain dari datangnya para malaikat kepada mereka," untuk mencabut nyawa-nyawa mereka, ﴾ أَوۡ يَأۡتِيَ أَمۡرُ رَبِّكَۚ
﴿ "atau datangnya perintah Rabb-mu," dengan membawa siksa yang akan menghampiri mereka. Se-sungguhnya mereka sudah pantas untuk diberi siksa. ﴾ كَذَٰلِكَ فَعَلَ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۚ
﴿ "Demikianlah yang telah diperbuat oleh orang-orang (kafir) se-belum mereka," mereka mendustakan dan mengingkari. Lantas tidak sudi beriman sampai siksaan turun menerjang mereka, ﴾ وَمَا ظَلَمَهُمُ ٱللَّهُ
﴿ "dan Allah tidak menganiaya mereka," ketika menimpakan siksaan pada mereka, ﴾ وَلَٰكِن كَانُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ يَظۡلِمُونَ ﴿ "akan tetapi merekalah yang selalu menganiaya diri mereka sendiri," karena mereka itu diciptakan untuk misi beribadah kepada Allah, agar tempat kembalinya di tempat kemuliaan Allah. Mereka telah berbuat aniaya kepada jiwa-jiwa mereka, mengesampingkan tujuan penciptaannya dan me-nyodorkannya di bawah ancaman kehinaan yang abadi dan ke-sengsaraan yang selalu membuntuti.
#
{34} {فأصابهم سيِّئاتُ ما عملوا}؛ أي: عقوبات أعمالهم وآثارها، {وحاق بهم}؛ أي: نزل {ما كانوا به يستهزئون}: فإنهم كانوا إذا أخبرتهم رسلُهم بالعذاب؛ استهزؤوا به، وسخروا ممَّن أخبر به، فحلَّ بهم ذلك الأمر الذي سخروا منه.
(34) ﴾ فَأَصَابَهُمۡ سَيِّـَٔاتُ مَا عَمِلُواْ
﴿ "Maka mereka ditimpa oleh (akibat) kejahatan perbuatan mereka," yaitu hukuman-hukuman atas amalan-amalan mereka dan dampak buruknya, ﴾ وَحَاقَ بِهِم
﴿ "dan mereka di-liputi oleh azab," yaitu petaka ﴾ مَّا كَانُواْ بِهِۦ يَسۡتَهۡزِءُونَ ﴿ "yang selalu mereka perolok-olokkan," mereka itu bila menerima informasi tentang azab dari para rasul, niscaya mereka melontarkan ejekan kepadanya dan mencemooh orang yang memberitahukannya. Akibatnya, perkara yang mereka cemoohkan melanda mereka.
{وَقَالَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا عَبَدْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ نَحْنُ وَلَا آبَاؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ كَذَلِكَ فَعَلَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَهَلْ عَلَى الرُّسُلِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (35)}.
"Dan berkatalah orang-orang musyrik, 'Jika Allah menghen-daki, niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apa pun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatu pun tanpa
(izin)Nya.' Demikianlah yang diperbuat orang-orang sebelum mereka; maka tidaklah kewajiban atas para rasul, melainkan menyampaikan
(amanat Allah) dengan terang."
(An-Nahl: 35).
#
{35} أي: احتجَّ المشركون على شركهم بمشيئة الله، وأنَّ الله لو شاء ما أشركوا ولا حرَّموا شيئاً من الأنعام التي أحلَّها؛ كالبحيرة والوصيلة والحام ونحوها من دونه، وهذه حجَّةٌ باطلةٌ؛ فإنَّها لو كانت حقًّا؛ ما عاقب الله الذين من قبلهم حيث أشركوا به، فعاقبهم أشدَّ العقاب؛ فلو كان يحبُّ ذلك منهم؛ لما عذَّبهم. وليس قصدهم بذلك إلاَّ ردَّ الحقِّ الذي جاءت به الرسل، وإلاَّ؛ فعندهم علمٌ أنه لا حجَّة لهم على الله؛ فإنَّ الله أمرهم ونهاهم، ومكَّنهم من القيام بما كلَّفهم، وجعل لهم قوَّة ومشيئة تصدُر عنها أفعالهم؛ فاحتجاجُهم بالقضاء والقَدَر من أبطل الباطل، هذا وكل أحدٍ يعلم بالحسِّ قدرة الإنسان على كُلِّ فعلٍ يريده من غير أن ينازِعَه منازِعٌ؛ فجمعوا بين تكذيب الله وتكذيب رسُلِهِ وتكذيب الأمور العقليَّة والحسيَّة. {فهل على الرُّسل إلاَّ البلاغُ المبين}؛ أي: البيِّن الظاهر الذي يَصِلُ إلى القلوب ولا يبقى لأحدٍ على الله حجَّة؛ فإذا بَلَّغَتْهُمُ الرسل أمرَ ربِّهم ونهيَه ـ واحتجُّوا عليهم بالقَدَر ـ؛ فليس للرسل من الأمر شيء، وإنما حسابُهم على الله عزَّ وجلَّ.
(35) Kaum musyrikin membela diri atas tindakan syirik mereka dengan
(dalih) masyi`atullah
(kehendak Allah). Bahwa, se-kiranya Allah tidak menghendaki, niscaya mereka tidak akan ber-buat syirik dan tidak mengharamkan sesuatu apa pun dari binatang-binatang ternak yang Allah halalkan. Seperti mengharamkan bahi-rah
[16], washilah
[17], ham
[18] dan binatang lain bukan karena Allah. Ini me-rupakan argumentasi yang batil. Sekiranya pembelaan jenis ini tepat, niscaya Allah tidak akan menghukum orang-orang sebelum mereka yang telah menyekutukan suatu obyek denganNya. Allah meng-hukum mereka dengan siksa yang sangat berat. Seandainya Allah menyukai praktik itu, maka Dia tidak menyiksa mereka.
Tidaklah maksud mereka dengan ungkapan itu melainkan untuk menampik kebenaran yang dibawa oleh para rasul. Kalau tidak untuk tujuan demikian, sebetulnya mereka itu mengetahui bahwa tidak ada hujjah
(pembelaan diri) bagi mereka untuk meng-gugat Allah. Allah sudah memerintahkan dan melarang mereka, serta memudahkan mereka untuk menjalankan beban yang mesti mereka pikul. Dia telah menciptakan kekuatan dan kehendak bagi mereka yang menjadi sumber perbuatan mereka. Gugatan mereka dengan menggunakan
(dalih) ketentuan qadha dan qadar adalah termasuk kebatilan yang fatal. Demikianlah, dengan inderanya, se-tiap orang mengetahui kemampuan orang lain untuk mengerjakan sebuah perbuatan yang ia inginkan tanpa ada pihak yang mengham-batnya. Maka, mereka telah menggabungkan antara sikap pendus-taan kepada Allah dan pendustaan terhadap para rasul dan pen-dustaan terhadap perkara-perkara yang dapat dicerna oleh akal dan indera.
﴾ فَهَلۡ عَلَى ٱلرُّسُلِ إِلَّا ٱلۡبَلَٰغُ ٱلۡمُبِينُ ﴿ "Maka tidaklah kewajiban atas para rasul, melainkan menyampaikan
(amanat Allah) dengan terang," yaitu yang jelas lagi tampak yang sampai menembus ke dalam hati, dan yang tidak menyisakan alasan bagi seseorang di hadapan Allah. Apabila para rasul telah menyampaikan kepada mereka perintah dan lara-ngan yang berasal dari Rabb mereka, -sementara mereka mengelak di hadapan para rasul dengan argumentasi bahwa takdir telah ter-tuliskan– maka tidak ada wewenang bagi para rasul sedikit pun. Perhitungan tentang mereka di sisi Allah r.
{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ (36) إِنْ تَحْرِصْ عَلَى هُدَاهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ يُضِلُّ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ (37)}.
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan), 'Sembahlah Allah
(saja), dan jauhilah thaghut itu,' maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan
(rasul-rasul). Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka mendapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tidak mem-beri petunjuk kepada orang yang disesatkanNya, dan sekali-kali mereka tidak mempunyai penolong."
(An-Nahl: 36-37).
#
{36} يخبر تعالى أن حجَّته قامت على جميع الأمم، وأنَّه ما من أمَّة متقدِّمة أو متأخِّرة إلاَّ وبعث الله فيها رسولاً، وكلُّهم متَّفقون على دعوةٍ واحدةٍ ودينٍ واحدٍ، وهو عبادةُ الله وحدَه لا شريك له. {أنِ اعبُدوا الله واجتَنِبوا الطاغوت}: فانقسمت الأمم بحسب استجابتها لدعوة الرسل وعدمها قسمين: {فمنهم مَنْ هَدى الله}: فاتَّبعوا المرسَلين علماً وعملاً، {ومنهم مَنْ حَقَّتْ عليه الضَّلالة}: فاتَّبع سبيل الغيِّ. {فسيروا في الأرض}: بأبدانِكم وقلوبِكم، {فانظُروا كيف كانَ عاقبةُ المكذِّبين}: فإنَّكم سترون من ذلك العجائب؛ فلا تجدُ مكذِّباً إلاَّ كان عاقبته الهلاك.
(36) Allah تعالى memberitahukan bahwa hujjahNya telah tegak di hadapan seluruh umat manusia, dan bahwa tidaklah ada sebuah umat yang telah berlalu atau datang belakangan, melainkan Allah pasti telah mengutus seorang rasul di tengah mereka. Mereka se-mua sepakat pada satu dakwah dan satu ajaran, yaitu beribadah ke-pada Allah semata, tiada sekutu bagiNya. ﴾ أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُواْ ٱلطَّٰغُوتَۖ
﴿ "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu," maka, umat manusia terbagi-bagi berdasarkan sambutan baiknya kepada para rasul atau tidak, menjadi dua golongan: ﴾ فَمِنۡهُم مَّنۡ هَدَى ٱللَّهُ
﴿ "Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah," mereka mengikuti para utusan Allah dalam aspek ilmu dan amalan, ﴾ وَمِنۡهُم مَّنۡ حَقَّتۡ عَلَيۡهِ ٱلضَّلَٰلَةُۚ
﴿ "dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesat-an baginya," lalu dia menelusuri jalan kesesatan, ﴾ فَسِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ
﴿ "maka berjalanlah kamu di muka bumi," dengan raga dan hati kalian, ﴾ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلۡمُكَذِّبِينَ ﴿ "dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan
(rasul-rasul)," karena kalian bakal menyaksikan keanehan-keanehan. Tidaklah engkau jumpai orang yang mendusta-kan
(rasul) melainkan pasti kesudahannya adalah kebinasaan.
#
{37} {إن تحرِصْ على هداهم}: وتبذل جهدك في ذلك، {فإنَّ الله لا يَهْدي من يُضِلُّ}: ولو فعل كلَّ سببٍ؛ لم يهده إلاَّ الله. {وما لهم من ناصرينَ}: ينصُرونهم من عذاب الله، ويَقونَهم بأسَه.
(37) ﴾ إِن تَحۡرِصۡ عَلَىٰ هُدَىٰهُمۡ
﴿ "Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka mendapat petunjuk," dan kamu mengerahkan kemampuan-mu dalam usaha itu ﴾ فَإِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي مَن يُضِلُّۖ
﴿ "maka sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang disesatkanNya," meskipun rasul telah melakukan berbagai usaha sebab (kausalitas), tidak ada yang memberinya petunjuk kecuali Allah. ﴾ وَمَا لَهُم مِّن نَّٰصِرِينَ 37 ﴿ "Dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong," yang akan mengentas-kan mereka dari azab Allah dan melindungi mereka dari siksaNya.
{وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَا يَبْعَثُ اللَّهُ مَنْ يَمُوتُ بَلَى وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (38) لِيُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي يَخْتَلِفُونَ فِيهِ وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّهُمْ كَانُوا كَاذِبِينَ (39) إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَا أَرَدْنَاهُ أَنْ نَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (40)}.
"Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh, 'Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.'
(Tidak demikian), bahkan
(pasti Allah akan membangkit-kannya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. Agar Allah menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu, dan agar orang-orang kafir itu mengetahui bahwasanya mereka adalah orang-orang yang berdusta. Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepada-nya, 'Kun
(jadilah),' maka jadilah ia."
(An-Nahl: 38-40).
#
{38} يخبر تعالى عن المشركين المكذِّبين لرسوله أنَّهم {أقسموا بالله جَهْدَ أيمْانِهِم}؛ أي: حلفوا أيماناً مؤكَّدة مغلَّظة على تكذيب الله وأن الله لا يَبْعَثُ الأموات ولا يقدِرُ على إحيائهم بعد أن كانوا تراباً. قال تعالى مكذِّباً لهم: {بلى} سيبعثُهم ويجمعُهم ليوم لا ريبَ فيه. {وعداً عليه حقًّا}: لا يُخْلِفُه ولا يغيِّره. {ولكنَّ أكثر الناس لا يعلمونَ}: ومن جهلهم العظيم إنكارُهم البعث والجزاء.
(38) Allah تعالى memberitahukan kondisi kaum musyrikin yang mendustakan RasulNya bahwasanya mereka, ﴾ وَأَقۡسَمُواْ بِٱللَّهِ جَهۡدَ أَيۡمَٰنِهِمۡ
﴿ "bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sung-guh," maksudnya mereka bersumpah dengan berbagai bentuk sum-pah yang kuat lagi tegas untuk mendustakan Allah, bahwa Allah tidak akan membangkitkan orang-orang yang sudah mati, lagi tidak mampu menghidupkan mereka sesudah menjadi debu. Allah ber-firman untuk menampik pernyataan dusta mereka, ﴾ بَلَىٰ
﴿ "(Tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitkannya)," Dia akan mem-bangkitkan mereka dan menghimpun mereka di hari yang tidak diragukan lagi (kedatangannya). ﴾ وَعۡدًا عَلَيۡهِ حَقّٗا
﴿ "Sebagai suatu janji yang benar dari Allah," Dia tidak mengingkari dan merubahnya, ﴾ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ ﴿ "akan tetapi kebanyakan manusia tiada menge-tahui," di antara contoh kebodohan mereka yang parah, adalah peng-ingkaran mereka terhadap Hari Kebangkitan dan Pembalasan.
#
{39 ـ 40} ثم ذكر الحكمة في الجزاء والبعث، فقال: {ليبيِّنَ لهم الذي يختلفونَ فيه}: من المسائل الكبار والصغار، فيبيِّن حقائقها ويوضِّحها، {ولِيَعْلَمَ الذين كفروا أنَّهم كانوا كاذبين}: [حين] يَرَوْن أعمالهم حَسَراتٍ عليهم، وما نفعتهم آلهتُهم التي يَدْعون مع الله من شيء لمَّا جاء أمرُ ربِّك، وحين يَرَوْنَ ما يعبُدون حطباً لجهنَّم، وتكوَّر الشمس والقمر، وتتناثر النُّجوم، ويتَّضح لمن يعبُدُها أنها عبيدٌ مسخَّرات، وأنهنَّ مفتقراتٌ إلى الله في جميع الحالات، وليس ذلك على الله بصعبٍ ولا شديدٍ؛ فإنَّه إذا أراد شيئاً قال له كن فيكون من غير منازعةٍ ولا امتناع، بل يكون على طِبْقِ ما أراده وشاءه.
(39-40) Kemudian Allah menyebutkan hikmah kenapa di-adakan Hari Pembalasan dan Hari Kebangkitan. Allah berfirman, ﴾ لِيُبَيِّنَ لَهُمُ ٱلَّذِي يَخۡتَلِفُونَ فِيهِ
﴿ "Agar Allah menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu," berupa persoalan-persoalan yang besar dan kecil. Allah menjelaskan hakikat (kebenarannya) dan memaparkan-nya, ﴾ وَلِيَعۡلَمَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَنَّهُمۡ كَانُواْ كَٰذِبِينَ
﴿ "dan agar orang-orang kafir itu me-ngetahui bahwasanya mereka adalah orang-orang yang berdusta," sampai akhirnya mereka menyaksikan amalan-amalan mereka sebagai pe-nyesalan bagi diri mereka. Tuhan-tuhan sesembahan mereka yang dahulu mereka seru (diibadahi) bersama dengan Allah tidaklah ber-manfaat sama sekali ketika telah datang keputusan Rabbmu. Dan tatkala mereka menyaksikan sesembahan-sesembahan mereka men-jadi kayu bakar bagi Neraka Jahanam, saat matahari dan bulan di-gulung, dan bintang-bintang berhamburan dan saat sesembahan itu telah jelas bahwa ia adalah hamba yang tunduk lagi membutuh-kan bantuan Allah dalam setiap kondisi –sementara hal itu bukan merupakan perkara yang sulit atau pelik bagi Allah– maka di sisi yang lain, apabila Dia menghendaki sesuatu, niscaya Dia (cukup) berfirman, ﴾ كُن فَيَكُونُ ﴿ 'Jadilah, maka akan terjadi' tanpa ada ada per-lawanan atau pencegahan. Bahkan benar-benar akan terjadi persis seperti yang diinginkan dan dikehendakiNya.
{وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَلَأَجْرُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (41) الَّذِينَ صَبَرُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (42)}
"Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui,
(yaitu) orang-orang yang sabar, dan
(hanya) kepada Rabb saja mereka bertawakal."
(An-Nahl: 41-42).
#
{41} يخبر تعالى بفضل المؤمنين الممتحنين، {الذين هاجروا في الله}؛ أي: في سبيله وابتغاء مرضاته، {من بعدِ ما ظُلِموا}: بالأذيَّة والمحنة من قومهم، الذين يفتِنونَهم ليردُّوهم إلى الكفر والشرك، فتركوا الأوطان والخُلاَّن، وانتقلوا عنها لأجل طاعة الرحمن، فذكر لهم ثوابين: ثواباً عاجلاً في الدُّنيا من الرزق الواسع والعيش الهنيء الذي رأوه عياناً بعدما هاجروا وانتصروا على أعدائهم وافتتحوا البلدان وغَنِموا منها الغنائم العظيمة فتموَّلوا وآتاهم الله في الدُّنيا حسنةً. {ولأجْرُ الآخرة}: الذي وَعَدَهم على لسان رسوله خيرٌ و {أكبرُ} من أجر الدنيا؛ كما قال تعالى: {الذين آمنوا وهاجَروا وجاهدوا في سبيل الله أعظمُ درجةً عند الله وأولئك هم الفائزونَ. يبشِّرُهم ربُّهم برحمةٍ منه ورضوانٍ وجناتٍ لهم فيها نعيم مقيمٌ. خالدينَ فيها أبداً إنَّ الله عندَه أجرٌ عظيمٌ}. وقوله: {لو كانوا يعلمون}؛ أي: لو كان لهم علمٌ ويقينٌ بما عند الله من الأجِر والثواب لِمَنْ آمنَ به وهاجرَ في سبيله؛ لم يتخلَّفْ عن ذلك أحدٌ.
(41) Allah تعالى memberitahukan keutamaan orang-orang Muk-minin yang telah diuji, ﴾ وَٱلَّذِينَ هَاجَرُواْ فِي ٱللَّهِ
﴿ "dan orang-orang yang ber-hijrah karena Allah," di jalanNya dan dalam upaya mencari keridhaan-Nya, ﴾ مِنۢ بَعۡدِ مَا ظُلِمُواْ
﴿ "sesudah mereka dianiaya," dengan gangguan dan ujian dari kaum mereka, yang melancarkan gangguan kepada me-reka untuk mengembalikan mereka ke dalam kekufuran dan ke-syirikan. Lalu mereka rela meninggalkan kampung halaman dan orang-orang tercinta, pindah meninggalkannya demi ketaatan ke-pada ar-Rahman, maka Allah menyebutkan bagi mereka dua pahala; (pertama) pahala yang bersifat segera di dunia, berupa rizki yang luas, penghidupan yang enak yang telah mereka saksikan dengan mata kepala mereka sendiri setelah berhijrah, menang atas para musuh mereka dan mampu menaklukkan berbagai wilayah negeri, serta mendapatkan berbagai harta rampasan yang banyak sehingga mereka mempunyai harta yang berlimpah. Allah pun menganugerahi mereka kebaikan di dunia ini. (Kedua), ﴾ وَلَأَجۡرُ ٱلۡأٓخِرَةِ
﴿ "dan sesung-guhnya pahala di akhirat," yang sudah Allah janjikan bagi mereka melalui lisan RasulNya adalah lebih baik dan, ﴾ أَكۡبَرُۚ
﴿ " lebih besar" daripada pahala duniawi. Sebagaimana Firman Allah تعالى,
﴾ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَٰهَدُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمۡوَٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡ أَعۡظَمُ دَرَجَةً عِندَ ٱللَّهِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَآئِزُونَ 20 يُبَشِّرُهُمۡ رَبُّهُم بِرَحۡمَةٖ مِّنۡهُ وَرِضۡوَٰنٖ وَجَنَّٰتٖ لَّهُمۡ فِيهَا نَعِيمٞ مُّقِيمٌ 21 خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥٓ أَجۡرٌ عَظِيمٞ 22
﴿
"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan. Rabb mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat, keridhaan dan surga dariNya, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar." (At-Taubah: 20-22).
Sedangkan Firman Allah, ﴾ لَوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ ﴿ "kalau mereka mengetahui," maksudnya, seandainya mereka memiliki ilmu dan keyakinan ten-tang kenikmatan yang ada di sisi Allah berupa ganjaran dan pahala buat orang yang beriman kepadaNya dan berhijrah di jalanNya, maka tidak akan ada seorang pun yang mengurungkan diri darinya.
#
{42} ثم ذَكَرَ وصف أوليائه، فقال: {الذين صَبَروا}: على أوامر الله، وعن نواهيه، وعلى أقدار الله المؤلمة، وعلى الأذيَّة فيه والمحن. {وعلى ربِّهم يتوكَّلون}؛ أي: يعتمدون عليه في تنفيذ محابِّه لا على أنفسهم، وبذلك تنجحُ أمورُهم وتستقيم أحوالُهم؛ فإنَّ الصبر والتوكُّل ملاكُ الأمور كلِّها؛ فما فات أحداً شيءٌ من الخير إلا لعدم صبرِهِ وبَذْلِ جهدِهِ فيما أريد منه أو لعدم توكُّله واعتماده على الله.
(42) Kemudian Allah menyebutkan sifat-sifat para kekasih-Nya
(para waliNya) dengan berfirman, ﴾ ٱلَّذِينَ صَبَرُواْ
﴿ "(yaitu) orang-orang yang sabar," dalam (melaksanakan) perintah-perintah Allah dan larangan-laranganNya, sabar atas takdir-takdir Allah yang tidak mengenakkan dan bersabar atas gangguan dan cobaan-cobaan. ﴾ وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ ﴿ "Dan hanya kepada Rabb saja mereka bertawakal," mak-sudnya bersandar kepadaNya dalam menjalankan hal-hal yang di-cintaiNya, tidak bersandar pada diri mereka sendiri. Dengan ini, urusan-urusan mereka lancar dan kondisi-kondisi mereka stabil. Sesungguhnya kesabaran dan tawakal adalah kekuatan segala per-kara. Tidaklah ada kebaikan yang lepas dari seseorang melainkan pasti lantaran ketidaksabarannya dan tidak adanya pengerahan kemampuan untuk mewujudkan apa yang diinginkannya atau tidak bertawakal dan berserah diri kepadaNya.
{وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (43) بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (44)}
"Dan Kami tidaklah mengutus sebelum kamu, melainkan orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, keterangan-keterangan
(mukjizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur`an, agar kamu me-nerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka, supaya mereka memikirkan."
(An-Nahl: 43-44).
#
{43} يقول تعالى لنبيِّه محمد - صلى الله عليه وسلم -: {وما أرسْلنا من قبلِكَ إلاَّ رجالاً}؛ أي: لستَ ببدع من الرسل، فلم نرسِلْ قبلَكَ ملائكةً، بل رجالاً كاملين لا نساءً. {نوحي إليهم}: من الشرائع والأحكام ما هو من فضلِهِ وإحسانِهِ على العبيد، من غير أن يأتوا بشيءٍ من قِبَل أنفسهم. {فاسألوا أهل الذِّكْر}؛ أي: الكتب السابقة {إنْ كنتُم لا تعلمونَ}: نبأ الأوَّلين، وشكَكْتم، هل بَعَثَ الله رجالاً؟ فاسألوا أهل العلم بذلك، الذين نزلتْ عليهم الزُّبر والبيِّنات، فعلموها وفهموها؛ فإنَّهم كلهم قد تقرَّر عندهم أنَّ الله ما بعث إلاَّ رجالاً يوحي إليهم من أهل القرى.
وعموم هذه الآية فيها مدحُ أهل العلم، وأنَّ أعلى أنواعه العلم بكتاب الله المنزل؛ فإنَّ الله أمر مَنْ لا يعلم بالرجوع إليهم في جميع الحوادث، وفي ضمنه تعديلٌ لأهل العلم وتزكيةٌ لهم؛ حيث أمر بسؤالهم، وأنّ بذلك يخرج الجاهل من التَّبِعة، فدلَّ على أنَّ الله ائتمنهم على وحيه وتنزيله، وأنهم مأمورون بتزكية أنفسهم والاتصاف بصفات الكمال.
(43) Allah تعالى berkata kepada NabiNya, Muhammad ﷺ, ﴾ وَمَآ أَرۡسَلۡنَا مِن قَبۡلِكَ إِلَّا رِجَالٗا
﴿ "Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, ke-cuali orang-orang lelaki," maksudnya engkau bukanlah orang baru dari kalangan rasul. Kami tidak pernah mengutus malaikat sebelum-mu, tetapi kaum lelaki yang sempurna, bukan kalangan wanita, ﴾ نُّوحِيٓ إِلَيۡهِمۡۖ
﴿ "yang Kami beri wahyu kepada mereka," berupa syariat-syariat dan hukum-hukum yang menjadi bagian kemurahan dan curahan kebaikan Allah kepada para hambaNya, tanpa menyodor-kan sesuatu dari diri mereka pribadi, ﴾ فَسۡـَٔلُوٓاْ أَهۡلَ ٱلذِّكۡرِ
﴿ "maka bertanya-lah kepada orang yang mempunyai pengetahuan," maksudnya orang-orang yang mempunyai pengetahuan mengenai kitab-kitab terdahulu.
﴾ إِن كُنتُمۡ ل َ ا تَعۡلَمُونَ ﴿ "Jika kamu tidak mengetahui," sejarah orang-orang terdahulu dan kalian dihinggapi keraguan, apakah Allah itu meng-utus kaum lelaki
(dari bangsa manusia)? Maka tanyakanlah kepada orang-orang yang berpengetahuan mengenai itu, yang mana kitab-kitab dan bukti-bukti yang nyata telah diturunkan kepada mereka, lalu mereka mengetahui dan memahaminya. Sesungguhnya telah mapan pada keyakinan mereka bahwasanya Allah tidak mengutus kecuali kaum lelaki yang telah diwahyukan kepada mereka
(wahyu) dari kalangan penduduk kampung setempat.
Di dalam kandungan umum ayat ini, terdapat pujian bagi para ahli ilmu, dan bahwasanya jenis ilmu yang paling tinggi kedudukan-nya, ialah ilmu tentang Kitabullah yang diturunkan. Sesungguhnya Allah telah menyuruh orang yang tidak berilmu
(tidak tahu) untuk mendatangi para ahli ilmu dalam semua permasalahan. Dalam keterangan ini, termuat ta'dil
(penetapan citra baik) bagi ahli ilmu dan tazkiyah
(rekomendasi baik) bagi mereka, lantaran Allah meme-rintahkan untuk bertanya kepada mereka. Dengan tindakan ini, seorang yang jahil
(tidak tahu) akan keluar dari lingkaran ikut-ikut-an saja. Maka, hal ini menunjukkan bahwa Allah mempercayakan mereka atas wahyu dan kitab yang diturunkanNya, dan
(menanda-kan) bahwa mereka diperintah untuk membersihkan jiwa-jiwa me-reka dan menghiasi diri dengan sifat-sifat yang baik.
#
{44} وأفضل أهل الذكر أهل هذا القرآن العظيم؛ فإنهم أهل الذكر على الحقيقة، وأولى من غيرهم بهذا الاسم، ولهذا قال تعالى: {وأنْزَلْنا إليك الذِّكر}؛ أي: القرآن الذي فيه ذِكْر ما يحتاج إليه العباد من أمور دينهم ودنياهم الظاهرة والباطنة، {لِتُبَيِّنَ للناس ما نُزِّلَ إليهم}: وهذا شاملٌ لتبيين ألفاظه وتبيين معانيه. {ولعلَّهم يتفكَّرون}: فيه، فيستخرجون من كنوزه وعلومه بحسب استعدادهم وإقبالهم عليه.
(44) Orang berpengetahuan yang paling utama, ialah orang yang menguasai al-Qur`an yang agung. Sesungguhnya mereka itu orang yang berpengetahuan dengan sebenarnya, dan lebih pantas menyandang predikat ini dibandingkan pihak lain. Oleh karena itu, Allah تعالى berfirman, ﴾ وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ٱلذِّكۡرَ
﴿ "Dan Kami turunkan kepadamu adz-Dzikr," yaitu al-Qur`an yang berisikan peringatan tentang apa saja yang dibutuhkan para hamba, yang bertalian dengan urusan agama dan duniawi mereka, yang zahir maupun yang batin. ﴾ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيۡهِمۡ
﴿ "Agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka," tujuan ini mencakup penjelasan la-fazh-lafazh dan makna-maknanya, ﴾ وَلَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ ﴿ "dan supaya mereka memikirkan," memikirkannya, hingga berhasil mengeksplorasi segala perbendaharaan
(manfaat) dan ilmu-ilmunya sesuai dengan bekal dan atensi mereka kepada al-Qur`an.
{أَفَأَمِنَ الَّذِينَ مَكَرُوا السَّيِّئَاتِ أَنْ يَخْسِفَ اللَّهُ بِهِمُ الْأَرْضَ أَوْ يَأْتِيَهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ (45) أَوْ يَأْخُذَهُمْ فِي تَقَلُّبِهِمْ فَمَا هُمْ بِمُعْجِزِينَ (46) أَوْ يَأْخُذَهُمْ عَلَى تَخَوُّفٍ فَإِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ (47)}.
"Maka apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman
(dari bencana) ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari, atau Allah mengazab mereka di waktu mereka dalam perjalanan, maka sekali-kali mereka tidak dapat menolak
(azab itu), atau Allah mengazab mereka dalam ke-adaan takut
(dari azab). Maka sesungguhnya Rabbmu adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."
(An-Nahl: 45-47).
#
{45 ـ 47} هذا تخويفٌ من الله تعالى لأهل الكفر والتكذيب وأنواع المعاصي من أن يأخذَهم بالعذاب على غِرَّة وهم لا يشعرون: إمَّا أن يأخُذَهم العذاب من فوقهم، أو من أسفل منهم بالخَسْفِ وغيره، وإما في حال تقلُّبهم وشغلهم وعدم خطور العذاب ببالهم، وإما في حال تخوُّفهم من العذاب؛ فليسوا بمعجزِين الله في حالة من هذه الأحوال، بل هم تحت قبضته، ونواصيهم بيده، ولكنه رءوف رحيم، لا يعاجل العاصين بالعقوبة، بل يمهلهم ويعافيهم ويرزقهم، وهم يؤذونه ويؤذون أولياءه، ومع هذا يَفْتَحُ لهم أبواب التوبة، ويدعوهم إلى الإقلاع عن السيئات التي تضرُّهم، ويَعِدُهم بذلك أفضلَ الكرامات ومغفرةَ ما صدر منهم من الذنوب؛ فليستحِ المجرمُ من ربِّه أن تكون نعمُ اللهِ عليه نازلةً في جميع [اللحظات] ومعاصيه صاعدة إلى ربِّه في كلِّ الأوقات، وليعلم أنَّ الله يمهلُ ولا يهملُ، وأنه إذا أخذ العاصي؛ أخذه أَخْذَ عزيزٍ مقتدرٍ؛ فليتبْ إليه، وليرجعْ في جميع أموره إليه؛ فإنَّه رءوف رحيم؛ فالبدارَ البدارَ إلى رحمته الواسعة، وبرِّه العميم، وسلوك الطرق الموصلة إلى فضل الربِّ الرحيم، ألا وهي تقواه، والعمل بما يحبُّه ويرضاه.
(45-47) Ini adalah intimidasi dari Allah terhadap orang-orang yang kufur, mendustakan dan suka berbuat berbagai jenis maksiat berupa siksaan yang Allah timpakan kepada mereka dalam kelengahan mereka tanpa mereka sadari, baik dengan menimpakan siksa pada mereka dari arah atas atau dari arah bawah mereka dengan cara menenggelamkan bumi atau bentuk lainnya. Atau saat mereka mondar-mandir, sibuk, tanpa terbetik datangnya siksaan pada benak mereka. Atau manakala mereka dirundung rasa takut oleh siksa. Mereka tidak mampu melumpuh-kan Allah dalam setiap kondisi di atas. Mereka itu berada di bawah genggamanNya. Ubun-ubun mereka berada di TanganNya. Akan tetapi, Dia Maha Pemurah lagi Penyayang, tidak menyegerakan siksa pada orang-orang yang berbuat maksiat. Bahkan memberikan penangguhan bagi mereka dan memaafkan mereka dan tetap men-curahkan rizki kepada mereka. Sementara itu, mereka masih saja menyakiti Allah dan mengganggu wali-waliNya. Walaupun de-mikian
(sepak-terjang mereka), Allah masih membukakan pintu taubat bagi mereka, mengajak mereka untuk meninggalkan per-buatan-perbuatan jelek yang membahayakan mereka, dan memberi-kan janji kepada mereka dengan kemuliaan yang paling tinggi dan ampunan atas dosa-dosa yang berasal dari mereka. Hendaknya orang-orang jahat malu kepada Rabbnya, ketika nikmat-nikmat-Nya senantiasa terkucurkan pada dirinya setiap
(detik), sedangkan maksiat-maksiatnya selalu mengarah kepada Rabbnya setiap waktu. Hendaknya dia mengetahui bahwasanya Allah sedang memberikan penangguhan, bukan mengesampingkannya. Bila Allah mulai menyiksa orang yang bermaksiat, maka Dia menyiksanya dengan siksaan Dzat Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa. Mestinya dia bertaubat kepadaNya dan kembali dalam seluruh urusannya kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bersegeralah, bersegeralah menjemput rahmat Allah yang luas dan kebaikanNya yang merata, dan meniti jalan-jalan yang meng-hubungkan kepada kemurahan Allah, Rabb Yang Maha Pengasih. Ketahuilah, itu adalah ketakwaan kepadaNya dan mengamalkan amalan yang Dia cintai dan ridhai.
{أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى مَا خَلَقَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ يَتَفَيَّأُ ظِلَالُهُ عَنِ الْيَمِينِ وَالشَّمَائِلِ سُجَّدًا لِلَّهِ وَهُمْ دَاخِرُونَ (48) وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مِنْ دَابَّةٍ وَالْمَلَائِكَةُ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ (49) يَخَافُونَ رَبَّهُمْ مِنْ فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ (50)}.
"Dan apakah mereka tidak memperhatikan kepada segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan sujud kepada Allah, se-dang mereka berendah diri. Dan kepada Allah sajalah bersujud se-gala sesuatu yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan
(juga) para malaikat, sedang mereka
(malaikat) tidak menyombongkan diri. Mereka takut kepada Rabb mereka yang ber-kuasa atas mereka, dan melaksanakan apa yang diperintahkan
(kepada mereka)."
(An-Nahl: 48-50).
#
{48} يقول تعالى: {أولم يروا}؛ أي: الشاكُّون في توحيد ربِّهم وعظمته وكماله، {إلى ما خَلَقَ الله من شيء}؛ أي: إلى جميع مخلوقاته، وكيف تتفيَّأ أظلتها {عن اليمين والشمائل سُجَّداً لله}؛ أي: كلها ساجدةٌ لرِّبها خاضعة لعظمته وجلاله، {وهم داخِرونَ}؛ أي: ذليلون تحت التسخير والتدبير والقهر، ما منهم أحدٌ إلاَّ وناصيته بيد الله وتدبيره عنده.
(48) Allah تعالى berfirman, ﴾ أَوَلَمۡ يَرَوۡاْ
﴿ "Dan apakah mereka tidak memperhatikan," yaitu orang-orang yang dilanda keraguan tentang keesaan Rabb mereka, dan keagungan serta kesempurnaanNya, ﴾ إِلَىٰ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ مِن شَيۡءٖ
﴿ "kepada segala sesuatu yang telah diciptakan Allah," maksudnya, kepada seluruh makhlukNya dan bagaimana bayangan-nya berbolak-balik, ﴾ عَنِ ٱلۡيَمِينِ وَٱلشَّمَآئِلِ سُجَّدٗا لِّلَّهِ
﴿ "ke kanan dan ke kiri dalam keadaan sujud kepada Allah," maksudnya semua bersujud kepada Rabbnya, tunduk kepada keagungan dan kebesaranNya, ﴾ وَهُمۡ دَٰخِرُونَ ﴿ "sedang mereka berendah diri," maksudnya, dalam keadaan hina-dina, berada di bawah pengendalian, pengaturan dan kekuatan-
(Nya). Tiada seorang pun dari mereka kecuali ubun-ubunnya ber-ada di Tangan Allah, dan pengaturannya berada di sisiNya.
#
{49} {ولله يسجد ما في السمواتِ وما في الأرضِ من دابَّة}: من الحيوانات الناطقة والصامتة، {والملائكةُ}: الكرام، خصَّهم بعد العموم لفضلهم وشرفهم وكثرة عبادتهم، ولهذا قال: {وهم لا يستكْبِرونَ}؛ أي: عن عبادته؛ على كثرتهم وعظمة أخلاقهم وقوَّتهم؛ كما قال تعالى: {لن يستنكفَ المسيحُ أن يكون عبداً لله ولا الملائكة المقربون}.
(49) ﴾ وَلِلَّهِۤ يَسۡجُدُۤ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِ مِن دَآبَّةٖ
﴿ "Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi," dari bangsa makhluk yang bisa berkomunikasi mau-pun yang tidak bisa berbicara, ﴾ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ
﴿ "dan (juga) para malaikat," yang mulia. Allah menyebutkan mereka secara khusus setelah kon-teks yang umum, lantaran keutamaan dan kemuliaan serta tinggi-nya intensitas ibadah mereka. Karena itu, Allah berfirman, ﴾ وَهُمۡ لَا يَسۡتَكۡبِرُونَ
﴿ "sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri," dari ber-ibadah kepadaNya, meski mereka berjumlah banyak, berakhlak agung dan berkekuatan (penuh),
﴾ لَّن يَسۡتَنكِفَ ٱلۡمَسِيحُ أَن يَكُونَ عَبۡدٗا لِّلَّهِ وَلَا ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ ٱلۡمُقَرَّبُونَۚ وَمَن يَسۡتَنكِفۡ عَنۡ عِبَادَتِهِۦ وَيَسۡتَكۡبِرۡ فَسَيَحۡشُرُهُمۡ إِلَيۡهِ جَمِيعٗا 172 ﴿
"Al-Masih sama sekali tidak enggan menjadi hamba Allah, dan be-gitu pula para malaikat yang terdekat
(kepada Allah). Dan barangsiapa enggan menyembahNya dan menyombongkan diri, maka Allah akan me-ngumpulkan mereka semua kepadaNya."
(An-Nisa`: 172).
#
{50} {يخافون ربَّهم من فوقهم}: لمَّا مدحَهم بكَثْرَةِ الطاعة والخضوع لله؛ مدحَهم بالخوفِ من الله الذي هو فوقهم بالذات والقهر وكمال الأوصاف؛ فهم أذلاَّء تحت قهره. {ويفعلون ما يؤمرون}؛ أي: مهما أمرهم الله تعالى؛ امتثلوا لأمره طوعاً واختياراً. وسجود المخلوقات لله تعالى قسمان: سجودُ اضطرار ودلالةٍ على ما له من صفات الكمال، وهذا عامٌّ لكل مخلوق من مؤمنٍ وكافرٍ وبَرٍّ وفاجرٍ وحيوانٍ ناطقٍ وغيرِه. وسجودُ اختيارٍ يختصُّ بأوليائه وعباده المؤمنين من الملائكة وغيرهم من المخلوقات.
(50) ﴾ يَخَافُونَ رَبَّهُم مِّن فَوۡقِهِمۡ
﴿ "Mereka takut kepada Rabb mereka yang berkuasa atas mereka." Setelah Allah menyanjung mereka atas banyak-nya amalan ketaatan mereka dan ketundukan mereka kepada Allah, maka Allah juga memuji mereka atas rasa takut mereka kepada Allah yang berada di atas mereka, dengan DzatNya, kekuasaanNya dan kesempurnaan sifat-sifatNya. Mereka itu makhluk-makhluk lemah di bawah kekuasaanNya. ﴾ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ۩ ﴿ "Dan melaksanakan apa yang diperintahkan
(kepada mereka)," maksudnya apa pun yang Allah تعالى perintahkan kepada mereka, maka mereka menaati pe-rintahNya, dengan kerelaan dan kemauan sendiri.
Dan sujud para makhluk pada Allah تعالى terbagi menjadi dua: Sujud terpaksa dan tunduk atas sifat-sifat kesempurnaanNya. Sujud jenis ini bersifat umum, mencakup seluruh makhluk, baik seorang Mukmin maupun kafir, orang baik dan jelek, makhluk yang ber-bicara atau tidak. Dan
(kedua) sujud
(dengan kerelaan) berdasar-kan pilihannya, yang khusus terjadi pada wali-waliNya dan hamba-hambaNya yang beriman dari kalangan malaikat dan makhluk lainnya.
{وَقَالَ اللَّهُ لَا تَتَّخِذُوا إِلَهَيْنِ اثْنَيْنِ إِنَّمَا هُوَ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَإِيَّايَ فَارْهَبُونِ (51) وَلَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَهُ الدِّينُ وَاصِبًا أَفَغَيْرَ اللَّهِ تَتَّقُونَ (52) وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ (53) ثُمَّ إِذَا كَشَفَ الضُّرَّ عَنْكُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِنْكُمْ بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُونَ (54) لِيَكْفُرُوا بِمَا آتَيْنَاهُمْ فَتَمَتَّعُوا فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ (55)}.
"Allah berfirman, 'Janganlah kamu menyembah dua tuhan; sesungguhnya Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah kepadaKu saja kamu takut. Dan kepunyaanNya-lah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi, dan untukNya-lah ketaatan itu selama-lamanya. Maka mengapa kamu bertakwa kepada selain Allah. Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah
(datangnya), kemudian bila kamu ditimpa oleh kemudaratan, maka hanya kepadaNya-lah kamu meminta pertolongan. Kemu-dian apabila Dia telah menghilangkan kemudaratan itu darimu, tiba-tiba sebahagian darimu mempersekutukan Rabbnya dengan
(yang lain), biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka; maka bersenang-senanglah kamu. Kelak kamu akan mengetahui
(akibatnya)'."
(An-Nahl: 51-55).
#
{51} يأمر تعالى بعبادته وحده لا شريك له، ويستدلُّ على ذلك بانفراده بالنعم [والوحدانية]، فقال: و {لا تتَّخذوا إلهين اثنين}؛ أي: تجعلون له شريكاً في إلهيَّته، وهو {إنَّما هو إلهٌ واحدٌ}: متوحِّد في الأوصاف العظيمة، متفرِّد بالأفعال كلِّها؛ فكما أنَّه الواحد في ذاته وأسمائِهِ ونعوته وأفعاله؛ فَلْتُوحِّدوه في عبادته، ولهذا قال: {فإيَّايَ فارْهَبونِ}؛ أي: خافوني، وامتثلوا أمري، واجتنبوا نهيي من غير أن تشركوا شيئاً من المخلوقات؛ فإنَّها كلها لله تعالى مملوكة.
(51) Allah تعالى memerintahkan
(para makhluk) untuk beriba-dah kepadaNya saja, tiada sekutu bagiNya. Dia menunjukkan bukti petunjuk dengan kemampuanNya mencurahkan kenikmatan sendirian
(tanpa bantuan orang lain) dan
(keesaanNya). Lalu Allah berfirman, ﴾ لَا تَتَّخِذُوٓاْ إِلَٰهَيۡنِ ٱثۡنَيۡنِۖ
﴿ "Janganlah kamu menyembah dua tuhan," maksudnya engkau menjadikan sekutu bagiNya dalam uluhiyah-Nya, padahal, ﴾ إِنَّمَا هُوَ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞ
﴿ "sesungguhnya Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa," esa dalam sifat-sifat keagunganNya dan tunggal dengan semua perbuatanNya. Sebagaimana Dia Esa dalam DzatNya, nama-nama dan sifat-sifat serta perbuatan-perbuatanNya, maka esakanlah Dia dalam ibadah. Karena itu, Allah berfirman, ﴾ فَإِيَّٰيَ فَٱرۡهَبُونِ ﴿ "Maka hendak-lah kepadaKu saja kamu takut." Maksudnya, takutlah kepadaKu, taati-lah perintahKu, jauhilah laranganKu, tanpa menyekutukanKu de-ngan suatu makhluk pun, karena ia semuanya adalah makhlukKu
#
{52} فـ {لَه ما في السموات والأرضِ وله الدِّينُ واصِباً}؛ أي: الدين والعبادة والذُّلُّ في جميع الأوقاتِ لله وحدَه على الخلق أن يُخْلِصوه لله ويَنْصَبِغوا بعبوديَّته. {أفغير الله تتَّقونَ}: من أهل الأرض أو أهل السماوات؛ فإنَّهم لا يملِكون لكم ضرًّا ولا نفعاً، والله المنفرد بالعطاء والإحسان.
(52) ﴾ وَلَهُۥ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَهُ ٱلدِّينُ وَاصِبًاۚ
﴿ "Dan kepunyaanNya-lah segala sesuatu yang ada di langit dan bumi, dan untukNya-lah ketaatan itu se-lama-lamanya," maksudnya agama, ibadah, perendahan diri di se-luruh waktu adalah bagi Allah semata. Kewajiban para makhluk untuk memurnikannya bagi Allah, dan tenggelam dalam berubudi-yah kepadaNya. ﴾ أَفَغَيۡرَ ٱللَّهِ تَتَّقُونَ ﴿ "Maka mengapa kamu bertakwa kepada selain Allah," dari kalangan penghuni bumi atau penghuni langit. Sesungguhnya mereka itu tidak memegang kendali bahaya dan kemanfaatan bagi kalian. Allah-lah, satu-satunya Dzat yang memberi dan mencurahkan kebaikan.
#
{53} {وما بكم من نعمةٍ}: ظاهرةٍ وباطنةٍ {فمِنَ الله}: لا أحد يَشْرَكُه فيها، {ثم إذا مسَّكُم الضُّرُّ}: من فقر ومرض وشدَّة {فإليه تجأرونَ}؛ أي: تضجُّون بالدُّعاء والتضرُّع لعلمكم أنَّه لا يدفعُ الضرَّ والشدَّة إلاَّ هو؛ فالذي انفرد بإعطائكم ما تحبُّون، وصرف ما تكرهون، هو الذي لا تنبغي العبادة إلا له وحده.
(53) ﴾ وَمَا بِكُم مِّن نِّعۡمَةٖ
﴿ "Dan apa saja nikmat yang ada padamu," nikmat lahiriah ataupun batiniah, ﴾ فَمِنَ ٱللَّهِۖ
﴿ "maka dari Allah-lah (da-tangnya)," tiada seorang pun yang menyertai Allah di dalamnya, ﴾ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ ٱلضُّرُّ
﴿ "kemudian bila kamu ditimpa oleh kemudaratan," baik berupa kemiskinan, penyakit, dan keadaan yang menyulitkan, ﴾ فَإِلَيۡهِ تَجۡـَٔرُونَ ﴿ "maka hanya kepadaNya-lah kamu meminta pertolongan," maksudnya mendengung-dengungkan doa dan permohonan, karena kalian mengetahui, bahwa tidak ada yang sanggup menyingkirkan keburukan dan kesengsaraan selain Dia. Dia-lah satu-satunya Dzat yang memegang kendali pencurahan karunia kepada kalian berupa apa saja yang kalian inginkan, dan membelokkan apa saja yang kalian benci. Dia-lah Dzat yang tidak sepatutnya ibadah dikerjakan kecuali diarahkan kepadaNya.
#
{54 ـ 55} ولكنَّ كثيراً من الناس يظلمون أنفسهم ويجحدون نعمةَ الله عليهم إذا نجَّاهم من الشدَّة ـ فصاروا في حال الرخاء ـ؛ أشركوا به بعض مخلوقاته الفقيرة، ولهذا قال: {ليكفروا بما آتيناهم}؛ أي: أعطيناهم؛ حيث نَجَّيْنَاهم من الشدة، وخلَّصناهم من المشقَّة. {فتمتَّعوا}: في دُنياكم قليلاً {فسوف تعلمونَ}: عاقبة كفرِكُم.
(54-55) Namun, kebanyakan orang masih berbuat aniaya kepada diri sendiri dan mengingkari nikmat Allah pada mereka, bila telah diselamatkan oleh Allah dari kondisi buruk mereka. Lalu ketika dalam suasana kegembiraan, mereka menjadi orang-orang yang menyekutukan Allah dengan sebagian makhluk yang tiada punya apa-apa. Untuk itu Allah berfirman, ﴾ لِيَكۡفُرُواْ بِمَآ ءَاتَيۡنَٰهُمۡۚ
﴿ "Biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka," mak-sudnya sesuatu yang Kami berikan kepada mereka di mana kami menyelamatkan mereka dari kesengsaraan dan membebaskan mereka dari kesulitan, ﴾ فَتَمَتَّعُواْ
﴿ "maka bersenang-senanglah kamu," sejenak di dunia kalian, ﴾ فَسَوۡفَ تَعۡلَمُونَ ﴿ "Kelak kamu akan mengetahui
(akibatnya)," yaitu akibat kekufuran mereka.
{وَيَجْعَلُونَ لِمَا لَا يَعْلَمُونَ نَصِيبًا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ تَاللَّهِ لَتُسْأَلُنَّ عَمَّا كُنْتُمْ تَفْتَرُونَ (56) وَيَجْعَلُونَ لِلَّهِ الْبَنَاتِ سُبْحَانَهُ وَلَهُمْ مَا يَشْتَهُونَ (57) وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ (58) يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ (59) لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ مَثَلُ السَّوْءِ وَلِلَّهِ الْمَثَلُ الْأَعْلَى وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (60)}.
"Dan mereka menyediakan untuk berhala-berhala yang me-reka tiada mengetahui
(kekuasaannya), satu bagian dari rizki yang telah Kami berikan kepada mereka. Demi Allah, sesungguhnya kamu akan ditanyai tentang apa yang telah kamu ada-adakan. Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Mahasuci Allah, sedang untuk mereka sendiri
(mereka tetapkan) apa yang mereka sukai
(yaitu anak-anak laki-laki). Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan
(kelahiran) anak perempuan, hi-tamlah
(merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia me-nyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memelihara-nya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah
(hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk; dan Allah mem-punyai sifat yang Mahatinggi; dan Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana."
(An-Nahl: 56-60).
#
{56} يخبر تعالى عن جهل المشركين وظلمهم وافترائهم على الله الكذب، وأنَّهم يجعلون لأصنامهم التي لا تعلمُ ولا تنفعُ ولا تضرُّ نصيباً مما رزقهم الله وأنعم به عليهم، فاستعانوا برزقِهِ على الشرك به، وتقرَّبوا به إلى أصنام منحوتةٍ؛ كما قال تعالى: {وجعلوا لله مما ذَرَأ من الحَرْث والأنعام نصيباً فقالوا هذا لله بزعمِهِم وهذا لشركائِنا فما كانَ لشرَكائِهِم فلا يَصِلُ إلى الله ... } الآية. {تالله لَتُسْألُنَّ عما كنتُم تفترون}: ويُقال: {آللهُ أمركم بهذا أم على الله تفترون}؟ وما ظنُّ الذين يفترون على الله الكذب يوم القيامة؟! فيعاقبهم على ذلك أشدَّ العقوبة.
(56) Allah تعالى memberitahukan tentang kebodohan kaum musyrikin dan tindakan kezhaliman mereka serta kedustaan mereka atas nama Allah. Mereka itu telah menyediakan bagian rizki yang Allah berikan dan karuniakan kepada mereka untuk berhala-ber-hala yang tidak dapat mengetahui, tidak sanggup memberi manfaat dan kemudaratan. Jadi, mereka menggunakan
(fasilitas) rizkiNya untuk berbuat syirik kepadaNya dan mendekatkan diri dengan-nya kepada berhala-berhala yang berpahat, sebagaimana Firman Allah,
﴾ وَجَعَلُواْ لِلَّهِ مِمَّا ذَرَأَ مِنَ ٱلۡحَرۡثِ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ نَصِيبٗا فَقَالُواْ هَٰذَا لِلَّهِ بِزَعۡمِهِمۡ وَهَٰذَا لِشُرَكَآئِنَاۖ فَمَا كَانَ لِشُرَكَآئِهِمۡ فَلَا يَصِلُ إِلَى ٱللَّهِۖ
﴿
"Dan mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah, lalu mereka berkata sesuai dengan persangkaan mereka, 'Ini untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami.' Maka sajian-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah." (Al-An'am: 136).
﴾ تَٱللَّهِ لَتُسۡـَٔلُنَّ عَمَّا كُنتُمۡ تَفۡتَرُونَ
﴿ "Demi Allah, sesungguhnya kamu akan ditanyai tentang apa yang telah kamu ada-adakan," akan dikatakan ke-pada mereka,
﴾ ءَآللَّهُ أَذِنَ لَكُمۡۖ أَمۡ عَلَى ٱللَّهِ تَفۡتَرُونَ 59 ﴿
"Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu
(tentang ini) atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah?"
(Yunus: 59).
Apakah dugaan orang-orang yang mengadakan kebohongan terhadap Allah pada Hari Kiamat? Akibatnya, Allah menyiksa me-reka dengan hukuman yang sangat dahsyat.
#
{57 ـ 59} {ويجعلون لله البناتِ}: حيث قالوا عن الملائكةِ العبادِ المقرَّبين: إنَّهم بناتُ الله، {ولهم ما يشتهونَ}؛ أي: لأنفسهم الذُّكور، حتى إنهم يكرهون البنات كراهةً شديدةً؛ فكان أحدهم {إذا بُشِّرَ بالأنثى ظلَّ وجهُهُ مسودًّا}: من الغمِّ الذي أصابه، {وهو كظيمٌ}؛ أي: كاظم على الحزن والأسف إذ بُشِّرَ بأنثى، وحتى إنه يُفْتَضَح عند أبناء جنسه، ويتوارى منهم من سوء ما بُشِّرَ به، ثم يُعْمِلُ فكرَه ورأيَه الفاسد فيما يصنع بتلك البنت التي بُشِّرَ بها: {أيُمْسِكُه على هُوْنٍ}؛ أي: يتركها من غير قتل على إهانةٍ وذلٍّ، {أم يدسُّه في التُّراب}؛ أي: يدفنها وهي حيَّة، وهو الوأدُ الذي ذمَّ الله به المشركين. {ألا ساء ما يحكُمون}: إذ وصفوا الله بما لا يَليق بجلاله من نسبة الولد إليه، ثم لم يكفِهِم هذا حتى نسبوا له أردأ القسمين، وهو الإناث اللاتي يأنفون بأنفسهم عنها ويكرهونها؛ فكيف ينسبونها لله تعالى؟! فبئس الحكم حكمهم.
(57-59) ﴾ وَيَجۡعَلُونَ لِلَّهِ ٱلۡبَنَٰتِ
﴿ "Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan," yang mana mengatakan tentang malaikat, para penyembah lagi yang dekat (dengan Allah), mereka itu putri-putri Allah, ﴾ وَلَهُم مَّا يَشۡتَهُونَ
﴿ "sedang untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) sesuatu yang mereka sukai," yaitu anak-anak laki-laki bagi diri mereka. Sampai membuat mereka membenci anak-anak perempuan dengan kebencian yang besar. Salah seorang dari mereka pun bersikap, ﴾ وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِٱلۡأُنثَىٰ ظَلَّ وَجۡهُهُۥ مُسۡوَدّٗا
﴿ "apabila seseorang dari mereka diberi ka-bar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) muka-nya," karena kerisauan yang menimpanya, ﴾ وَهُوَ كَظِيمٞ
﴿ "dan dia sangat marah," yaitu marah lantaran kesedihan dan penyesalan karena mendapat kabar (kelahiran) anak perempuan. Kejadian ini bahkan sampai berakibat dia (merasa) reputasinya dicemari di hadapan kaumnya, dan dia pun menyembunyikan diri dari orang banyak disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Lantas, ia mengerahkan pikiran dan nalarnya yang sudah rusak mengenai tindakan apa yang akan ia perbuat berkaitan dengan anak perem-puannya yang mana dia mendapat kabar dalam (wujud) itu.
﴾ أَيُمۡسِكُهُۥ عَلَىٰ هُونٍ
﴿ "Apakah dia akan memeliharanya dengan menang-gung kehinaan," maksudnya membiarkannya tanpa menghabisi nya-wanya dengan menanggung kehinaan dan kenistaan, ﴾ أَمۡ يَدُسُّهُۥ فِي ٱلتُّرَابِۗ
﴿ "ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)," mengu-burnya dalam keadaan hidup. Tindakan itulah yang disebut pengu-buran (al-Wa`du) yang dicela oleh Allah pada kaum musyrikin. ﴾ أَلَا سَآءَ مَا يَحۡكُمُونَ ﴿ "Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetap-kan itu," lantaran mereka menyandangkan sifat kepada Allah dengan sifat-sifat yang tidak pantas dengan kebesaranNya, berupa penis-batan anak kepadaNya. Kemudian, tidak berhenti di sini, bahkan mereka menisbatkan jenis anak yang terburuk
(menurut mereka) yaitu anak-anak perempuan yang mereka sangat antipati dan mem-bencinya
(kepada Allah). Mengapa mereka menisbatkannya kepada Allah تعالى? Maka sejelek-jelek ketetapan adalah ketetapan mereka.
#
{60} ولما كان هذا من أمثال السَّوْء التي نسبها إليه أعداؤه المشركون؛ قال تعالى: {للذين لا يؤمنون بالآخرة مَثَلُ السَّوْء}؛ أي: المثل الناقص والعيب التامُّ. {ولله المَثَل الأعلى}: وهو كلُّ صفة كمال، وكلُّ كمال في الوجود فالله أحقُّ به من غير أن يستلزم ذلك نقصاً بوجه، وله المثل الأعلى في قلوب أوليائه، وهو التعظيم والإجلال والمحبَّة والإنابة والمعرفة. {وهو العزيزُ}: الذي قَهَرَ جميع الأشياء، وانقادت له المخلوقاتُ بأسرها. {الحكيمُ}: الذي يَضَعُ الأشياء مواضِعَها فلا يأمر ولا يفعل إلا ما يُحمد عليه، ويُثنى على كماله فيه.
(60) Manakala ini termasuk perumpamaan buruk yang di-lekatkan kepada Allah oleh para musuhNya dari kalangan kaum musyrikin, maka Allah berfirman, ﴾ لِلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأٓخِرَةِ مَثَلُ ٱلسَّوۡءِۖ
﴿ "Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk," yaitu sifat negatif dan aib yang klimaks, ﴾ وَلِلَّهِ ٱلۡمَثَلُ ٱلۡأَعۡلَىٰۚ
﴿ "dan Allah mempunyai sifat yang Mahatinggi," maksudnya setiap sifat kesempurnaan. Dan setiap kesempurnaan di alam semesta ini, maka Allah lebih berhak dengannya tanpa mengakibatkan efek kekura-ngan dari sisi manapun. Dan Allah mempunyai sifat yang Maha-tinggi di hati para waliNya, berupa pengagungan, penghormatan, kecintaan, inabah dan ma'rifah, ﴾ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ
﴿ "dan Dia-lah Yang Maha-perkasa," yang mengalahkan segala sesuatu, dan semua makhluk tunduk kepadaNya secara keseluruhan, ﴾ ٱلۡحَكِيمُ ﴿ "lagi Mahabijaksa-na," yang telah meletakkan segala sesuatu
(persis) pada tempatnya, tidak menetapkan perintah atau berbuat kecuali yang berdampak pujian dan sanjungan atas kesempurnaanNya dalam urusan itu.
{وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِظُلْمِهِمْ مَا تَرَكَ عَلَيْهَا مِنْ دَابَّةٍ وَلَكِنْ يُؤَخِّرُهُمْ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ (61)}.
"Jikalau Allah menghukum manusia karena kezhalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkanNya di muka bumi sesuatu pun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktu
(yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat meng-undurkannya barang sesaat pun dan tidak
(pula) mendahulukannya."
(An-Nahl: 61).
#
{61} لما ذكر تعالى ما افتراه الظالمون عليه؛ ذَكَرَ كمال حلمِهِ وصبرِهِ، فقال: {ولو يؤاخِذُ الله الناس بظلمِهِم}: من غير زيادة ولا نقص، {ما تَرَكَ} على ظهرها {من دابَّة}؛ أي: لأهلك المباشرين للمعصية وغيرهم من أنواع الدوابِّ والحيوانات؛ فإنَّ شؤم المعاصي يَهْلِكُ به الحرث والنسل. {ولكن يؤخِّرُهم}: عن تعجيل العقوبة عليهم، {إلى أجل مسمًّى}: وهو يوم القيامة. {فإذا جاء أجلُهم لا يستأخِرونَ ساعةً ولا يستقدِمونَ}: فليَحْذَروا ما داموا في وقتِ الإمهال قبل أن يجيء الوقتُ الذي لا إمهالَ فيه.
(61) Usai menyebutkan kebohongan yang diadakan oleh orang-orang yang zhalim terhadap Allah, maka Allah تعالى menyebut-kan kesempurnaan sifat santun dan sabarNya. Allah berfirman, ﴾ وَلَوۡ يُؤَاخِذُ ٱللَّهُ ٱلنَّاسَ بِظُلۡمِهِم
﴿ "Jikalau Allah menghukum manusia karena kezha-limannya," tanpa penambahan maupun pengurangan ﴾ مَّا تَرَكَ
﴿ "nis-caya tidak akan ditinggalkanNya," di muka bumi ﴾ مِن دَآبَّةٖ
﴿ "sesuatu pun dari makhluk yang melata," maksudnya pasti Allah membinasakan orang-orang yang berbuat kemaksiatan dan lainnya, dari kalangan hewan melata dan binatang-binatang. Sesungguhnya, efek buruk kemaksiatan bisa mengakibatkan kehancuran tanaman dan kelang-sungan makhluk hidup. ﴾ وَلَٰكِن يُؤَخِّرُهُمۡ
﴿ "Tetapi Allah menangguhkan me-reka," dari penyegeraan hukuman pada mereka ﴾ إِلَىٰٓ أَجَلٖ مُّسَمّٗىۖ
﴿ "sam-pai kepada waktu yang ditentukan," yaitu Hari Kiamat ﴾ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمۡ لَا يَسۡتَـٔۡخِرُونَ سَاعَةٗ وَلَا يَسۡتَقۡدِمُونَ ﴿ "Maka apabila telah tiba waktu
(yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak
(pula) mendahulukannya," maka hendaklah mereka berhati-hati selama masih dalam masa penangguhan, sebelum datangnya waktu yang tiada penundaan lagi di dalamnya.
{وَيَجْعَلُونَ لِلَّهِ مَا يَكْرَهُونَ وَتَصِفُ أَلْسِنَتُهُمُ الْكَذِبَ أَنَّ لَهُمُ الْحُسْنَى لَا جَرَمَ أَنَّ لَهُمُ النَّارَ وَأَنَّهُمْ مُفْرَطُونَ (62) تَاللَّهِ لَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَهُوَ وَلِيُّهُمُ الْيَوْمَ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (63)}.
"Dan mereka menetapkan bagi Allah sesuatu yang mereka sendiri membencinya, dan lidah mereka mengucapkan kedustaan, yaitu bahwa merekalah yang akan mendapat kebaikan. Tiadalah diragukan bahwa nerakalah bagi mereka, dan bahwa mereka segera dimasukkan
(ke dalamnya). Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi setan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan me-reka
(yang buruk), maka setan menjadi pemimpin mereka di hari itu, dan mereka mendapatkan azab yang pedih."
(An-Nahl: 62-63).
#
{62} يخبر تعالى أنَّ المشركين {يجعلون لله ما يكرهون}: من البنات ومن الأوصاف القبيحة، وهو الشرك؛ بصرف شيء من العبادات إلى بعض المخلوقات التي هي عبيدٌ لله؛ فكما أنهم يكرهون ولا يرضَوْن أن يكونَ عبيدُهم ـ وهم مخلوقون من جنسِهم ـ شركاءَ لهم فيما رزقهم الله؛ فكيف يَجْعَلون له شركاءَ من عبيده؟ {و}: هم مع هذه الإساءة العظيمةِ، {تَصِفُ ألسنتُهم الكَذِبَ أنَّ لهم الحسنى}؛ أي: أن لهم الحالة الحسنة في الدنيا والآخرة؛ ردَّ عليهم بقوله: {لا جَرَمَ أنَّ لهم النارَ وأنَّهم مُفْرَطونَ}: مقدمون إليها، ماكثون فيها، غير خارجين منها أبداً.
(62) Allah تعالى mengabarkan bahwasanya kaum musyrikin ﴾ يَجۡعَلُونَ لِلَّهِ مَا يَكۡرَهُونَۚ
﴿ " menetapkan bagi Allah sesuatu yang mereka sendiri membencinya," berupa (penisbatan) anak perempuan dan sifat-sifat buruk (kepadaNya), yaitu perbuatan syirik dengan mengarahkan sebagian dari peribadahan kepada sejumlah makhluk yang sebenar-nya merupakan hamba Allah. Sebagaimana mereka itu benci dan tidak rela kalau budak mereka –padahal mereka sejenis– menjadi sekutu mereka dalam rizki yang Allah berikan kepada mereka, lalu kenapa mereka menetapkan beberapa sekutu bagi Allah yang ber-asal dari hambaNya? ﴾ و َ
﴿ "Dan," mereka bersama perbuatan buruk yang besar ini ﴾ ت َ ص ِ ف ُ أَلۡسِنَتُهُمُ ٱلۡكَذِبَ أَنَّ لَهُمُ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ
﴿ "lidah mereka mengucap-kan kedustaan, yaitu bahwa merekalah yang akan mendapat kebaikan," maksudnya bahwa mereka akan menjumpai keadaan yang baik di dunia dan akhirat. Maka Allah membantah mereka dengan ber-firman, ﴾ لَا جَرَمَ أَنَّ لَهُمُ ٱلنَّارَ وَأَنَّهُم مُّفۡرَطُونَ ﴿ "Tiadalah diragukan bahwa nerakalah bagi mereka, dan bahwa mereka segera dimasukkan
(ke dalamnya)," mereka didahulukan masuk ke neraka, tinggal di dalamnya, tidak keluar darinya selamanya.
#
{63} بين تعالى لرسوله - صلى الله عليه وسلم - أنه ليس هو أول رسول كُذِّب، فقال تعالى: {تاللهِ لقد أرسَلْنا إلى أمم من قبلِكَ}: رسلاً يدعونَهم إلى التوحيد، {فزيَّنَ لهم الشيطانُ أعمالَهم}: فكذَّبوا الرسل، وزعموا أنَّ ما هم عليه هو الحقُّ المنجِّي من كلِّ مكروه، وأنَّ ما دعت إليه الرسل؛ فهو بخلاف ذلك، فلما زيَّن لهم الشيطان أعمالَهم؛ صار {وليُّهم}: في الدنيا، فأطاعوه واتَّبعوه وتولَّوْه، {أفتتَّخِذونَهُ وذُرِّيَّتَهُ أولياء من دوني وهم لكم عدوٌّ بئسَ للظالمينَ بدلاً}. {ولهم عذابٌ أليمٌ}: في الآخرة؛ حيث تولَّوا عن ولاية الرحمن ورَضُوا بولاية الشيطان، فاستحقُّوا لذلك عذاب الهوان.
(63) Allah تعالى menerangkan kepada RasulNya bahwa dia bukanlah utusan Allah yang pertama kali yang didustakan. Allah berfirman, ﴾ تَٱللَّهِ لَقَدۡ أَرۡسَلۡنَآ إِلَىٰٓ أُمَمٖ مِّن قَبۡلِكَ
﴿ "Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu," be-berapa rasul yang menyeru mereka kepada tauhid ﴾ فَزَيَّنَ لَهُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ أَعۡمَٰلَهُمۡ
﴿ "tetapi setan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuat-an mereka (yang buruk)," sehingga mereka (berani) mendustakan para rasul, dan mengklaim bahwa keyakinan yang mereka pegangi itulah yang benar yang akan menyelamatkan dari setiap bencana, sedangkan dakwah yang diserukan oleh para rasul, menyelisihi hal itu. Ketika setan berhasil menjadikan mereka memandang baik per-buatan (yang buruk), maka jadilah setan itu ﴾ وَلِيُّهُمُ
﴿ "pemimpin me-reka," di dunia. Mereka menaati setan, mengikuti dan mengangkat-nya sebagai pimpinan.
﴾ أَفَتَتَّخِذُونَهُۥ وَذُرِّيَّتَهُۥٓ أَوۡلِيَآءَ مِن دُونِي وَهُمۡ لَكُمۡ عَدُوُّۢۚ بِئۡسَ لِلظَّٰلِمِينَ بَدَلٗا 50
﴿
"Patutkah kamu menjadikan dia dan keturunan-keturunannya se-bagai pemimpin selainKu. Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zhalim." (Al-Kahfi: 50)
﴾ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ ﴿ "Dan mereka mendapatkan azab yang pedih," di akhi-rat
(kelak), lantaran berbelok arah dari kepemimpinan ar-Rahman, dan rela dengan komando setan. Karena itu, mereka pantas untuk dihukum dengan siksaan kehinaan.
{[وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (64)]}.
{وَاللَّهُ أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَحْيَا بِهِ الْأَرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ (65)}.
"Dan Kami tidak menurunkan kepadamu al-Kitab
(al-Qur`an) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
[19] Dan Allah menurunkan dari langit air
(hujan), dan dengan air itu dihidupkanNya bumi sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang mendengarkan
(pelajaran)."
(An-Nahl: 64-65).
#
{65} عن الله مواعظه وتذكيره، فيستدلُّون بذلك على أنَّه وحده المعبود، الذي لا تنبغي العبادة إلاَّ له وحده؛ لأنَّه المنعم بإنزال المطر وإنبات جميع أصناف النبات، وعلى أنه على كلِّ شيءٍ قديرٌ، وأنَّ الذي أحيا الأرض بعد موتها قادرٌ على إحياء الأموات، وأن الذي نشر هذا الإحسان لذو رحمةٍ واسعةٍ وجودٍ عظيمٍ.
(64-65) Mengenai Allah, melalui curahan nasihat-nasihat dan peringatan-peringatanNya, maka orang-orang mengambilnya se-bagai dalil bahwasanya Allah, Dia-lah Dzat Yang disembah, yang peribadahan itu tidak patut dikerjakan kecuali bagiNya semata. Sebab, Dia-lah Dzat yang mencurahkan kenikmatan dengan turun-nya hujan, tumbuhnya seluruh jenis tanaman
(dan sebagai dalil) bahwasanya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu, dan bahwa Dzat yang menghidupkan bumi setelah kematiannya, sanggup untuk menghidupkan orang-orang yang sudah mati, dan bahwa Dzat yang menebarkan kebaikan ini betul-betul mempunyai rahmat yang luas dan kemurahan yang agung.
{وَإِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ لَبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِلشَّارِبِينَ (66) وَمِنْ ثَمَرَاتِ النَّخِيلِ وَالْأَعْنَابِ تَتَّخِذُونَ مِنْهُ سَكَرًا وَرِزْقًا حَسَنًا إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (67)}
"Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar ter-dapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari sesuatu yang berada dalam perutnya
(berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminum-nya. Dan dari buah kurma dan anggur, kamu membuat minuman yang memabukkan dan yang baik. Sesungguhnya pada yang demi-kian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan."
(An-Nahl: 66-67).
#
{66} أي: {إنَّ لكُم في الأنعام}: التي سخَّرها الله لمنافعكم، {لعبرةً}: تستدلُّون بها على كمال قدرة الله وسعة إحسانه؛ حيث أسقاكم من بطونها المشتملة على الفَرْث والدَّم، فأخرج من بين ذلك لبناً خالصاً من الكدر سائغاً للشاربين للذَّته ولأنه يُسقي ويغذي؛ فهل هذه إلاَّ قدرة إلهيَّة لا أمور طبيعيَّة؟! فأي شيء في الطبيعة يقلب العلف الذي تأكُلُه البهيمة والشراب الذي تشربه من الماء العذب والملح لبناً خالصاً سائغاً للشاربين؟!
(66) Maksudnya, ﴾ وَإِنَّ لَكُمۡ فِي ٱلۡأَنۡعَٰمِ
﴿ "Dan sesungguhnya bagimu pada binatang ternak itu," yang Allah tundukkan bagi kepentingan-kepentingan kalian ﴾ لَعِبۡرَةٗۖ ﴿ "benar-benar terdapat pelajaran," dengan itu, engkau membuktikan kesempurnaan kekuasaan Allah dan luas-nya kebaikan Allah, lantaran Allah memberikan minuman bagi kalian dari perut-perut binatang-binatang tersebut yang berisi ko-toran dan darah. Allah mengalirkan dari tempat antara keduanya air susu yang bersih dari kekeruhan sehingga mudah ditelan oleh orang-orang yang meminumnya untuk kesenangan. Susu ini mem-berikan cairan dan nutrisi. Bukankah kejadian ini tiada lain meru-pakan kekuasaan ilahi, bukan kejadian-kejadian alam belaka? Ke-kuatan alamiah apakah yang dapat menjelmakan pakan ternak yang dimakan oleh binatang ternak dan minuman yang ia minum, ber-asal dari air yang tawar dan zat asin menjadi air susu yang murni, mudah dikonsumsi oleh orang-orang yang meminumnya?
#
{67} وجعل تعالى لعباده من ثمرات النخيل والأعناب منافع للعباد ومصالح من أنواع الرزق الحسن الذي يأكُلُه العباد طريًّا ونضيجاً وحاضراً ومدَّخراً وطعاماً وشراباً يُتَّخَذُ من عصيرها ونبيذها ومن السَّكَر الذي كان حلالاً قبل ذلك، ثمَّ إن الله نَسَخَ حِلَّ المسكرات وأعاض عنها بالطيِّبات من الأنبذة وأنواع الأشربة اللذيذة المباحة، ولهذا قال من قال: إنَّ المراد بالسَّكَر هنا الطعام والشراب اللذيذ، وهو أولى من القول الأول. {إنَّ في ذلك لآية لقوم يعقلونَ}: عن الله كمال اقتداره؛ حيث أخرجها من أشجارٍ شبيهةٍ بالحطب، فصارت ثمرةً لذيذةً وفاكهةً طيبةً، وعلى شمول رحمته؛ حيث عمَّ بها عباده، ويسَّرها لهم، وأنَّه الإله المعبود وحَده؛ حيثُ إنه المنفردُ بذلك.
(67) Dan Allah menciptakan bagi para hambaNya dari buah-buah kurma dan anggur berbagai macam kegunaan dan kemasla-hatan bagi mereka, yang berbentuk rizki yang baik yang dikonsumsi oleh para manusia dalam keadaan segar, matang, siap saji dan bisa disimpan dan sebagai makanan dan minuman yang bisa dijadikan jus dan fermentasinya dan minuman keras yang sebelumnya halal diperbolehkan. Kemudian Allah menaskh
(menghapus) halalnya minuman yang memabukkan dan menggantikannya dengan ba-rang-barang yang baik seperti jenis-jenis nabidz
(hasil fermentasi dari buah) dan berbagai macam minuman yang lezat dan diperbo-lehkan. Oleh karena itu ada orang yang berpendapat, "Maksud 'memabukkan' di sini adalah makanan dan minuman yang nikmat." Pendapat ini lebih utama daripada pendapat yang pertama. Allah berfirman, ﴾ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَةٗ لِّقَوۡمٖ يَعۡقِلُونَ ﴿ "Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Allah) bagi orang yang memikir-kan," yaitu memikirkan tentang kesempurnaan kekuasaan Allah, karena Dia mengeluarkannya dari pepohonan yang mirip dengan kayu bakar, kemudian berubah menjadi buah-buahan yang lezat, enak dimakan dan baik. Dan
(itu membuktikan) meratanya cakupan rahmatNya, karena ia merata pada seluruh hambaNya, memudah-kannya bagi mereka,
(menunjukkan) bahwa Dia-lah sesembahan yang
(berhak) diibadahi semata, sebab Allah satu-satunya Dzat yang
(mampu) melakukan itu.
{وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ (68) ثُمَّ كُلِي مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ فَاسْلُكِي سُبُلَ رَبِّكِ ذُلُلًا يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (69)}.
"Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah, 'Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibuat manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudah-kan
(bagimu).' Dari perut lebah itu keluar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang me-nyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan."
(An-Nahl: 68-69).
#
{68 ـ 69} في خلق هذه النَّحلة الصغيرة، التي هداها الله هذه الهداية العجيبة، ويَسَّر لها المراعي، ثم الرجوع إلى بيوتها التي أصلحتها بتعليم الله لها وهدايته لها، ثم يخرج من بطونها هذا العسل اللذيذ مختلف الألوان بحسب اختلاف أرضها ومراعيها؛ فيه شفاء للناس من أمراض عديدة؛ فهذا دليلٌ على كمال عناية الله تعالى وتمام لطفه بعباده، وأنَّه الذي لا ينبغي أن يُحَبَّ غيره، ويُدْعى سواه.
(68-69) Pada penciptaan binatang lebah yang mungil ini, yang Allah berikan petunjuk kepadanya dengan petunjuk yang mengagumkan, dan Dia memudahkan habitat makanannya, lantas kembali ke sarang-sarangnya yang ia renovasi berdasarkan arahan dan petunjuk dari Allah kepadanya, kemudian mengeluarkan dari perut-perutnya madu lezat yang beraneka warna, sesuai dengan latar belakang tanah dan habitatnya, yang mana pada madu itu terdapat penyembuh bagi umat manusia dari banyak penyakit, maka semua ini menjadi bukti kesempurnaan perhatian Allah تعالى dan kesempurnaan sifat kelembutanNya kepada para hambaNya, dan bahwa Dia-lah Dzat yang tidak patut ada pihak selainNya yang dicinta dan diseru dalam doa.
{وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ ثُمَّ يَتَوَفَّاكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْ لَا يَعْلَمَ بَعْدَ عِلْمٍ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ قَدِيرٌ (70)}.
"Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah
(pikun), supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha-kuasa."
(An-Nahl: 70).
#
{70} يخبر تعالى أنه الذي خَلَقَ العباد ونقلهم في الخليقة طوراً بعد طور، ثم بعد أن يستكملوا آجالهم يتوفَّاهم، ومنهم من يُعَمِّرُهُ حتى يُرَدَّ {إلى أرذل العُمُر}؛ أي: أخسّه، الذي يبلغ به الإنسان إلى ضَعْف القوى الظاهرة والباطنة، حتى العقل الذي هو جوهر الإنسان يزيد ضَعْفُهُ، حتى إنَّه ينسى ما كان يعلمه، ويصير عقلُهُ كعقل الطفل، ولهذا قال: {لِكَيْ لا يعلم بعدَ علم شيئاً إنَّ الله عليمٌ قديرٌ}؛ أي: قد أحاط علمه وقدرته بجميع الأشياء، ومن ذلك ما يُنَقِّلُ به الآدميَّ من أطوار الخلقة خلقاً بعد خلقٍ؛ كما قال تعالى: {الله الذي خَلَقَكُم من ضَعْفٍ ثم جعل من بعدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثم جعل من بعد قُوَّةٍ ضعفاً وشيبةً يَخْلُقُ ما يشاء وهو العليم القديرُ}.
(70) Allah تعالى memberitahukan bahwa Dia-lah Dzat yang menciptakan manusia dan mentransfer mereka dalam proses pen-ciptaan dari satu fase ke fase berikutnya. Selanjutnya, ketika mereka telah menepati semua ajal-ajal, maka Allah mewafatkan mereka. Di antara mereka ada yang dipanjangkan usianya, sampai dikembali-kan, ﴾ إِلَىٰٓ أَرۡذَلِ ٱلۡعُمُرِ
﴿ "kepada umur yang paling lemah (pikun)," yaitu usia yang paling nista. Yang mana pada usia itu, manusia mencapai batas kelemahan dari kekuatan fisik zahir dan batin. Bahkan akal yang menjadi permata manusia pun mengalami pertambahan kelemah-an. Hingga dia pun lupa apa saja yang dahulu ia ketahui. Daya tang-kap akalnya ibarat daya tangkap seorang anak kecil. Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ لِكَيۡ لَا يَعۡلَمَ بَعۡدَ عِلۡمٖ شَيۡـًٔاۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٞ قَدِيرٞ
﴿ "supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu pun yang diketahuinya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahakuasa," maksudnya ilmu dan kekuasaan Allah meliputi seluruh perkara. Termasuk dalam kategori itu ada-lah, keadaan yang memindahkan seorang anak manusia dari proses penciptaan ke proses penciptaan berikutnya. Allah berfirman,
﴾ ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن ضَعۡفٖ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ ضَعۡفٖ قُوَّةٗ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعۡدِ قُوَّةٖ ضَعۡفٗا وَشَيۡبَةٗۚ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُۚ وَهُوَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡقَدِيرُ 54 ﴿
"Allah, Dia-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemu-dian Dia menjadikan
(kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan
(kamu) sesudah kuat itu lemah
(kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendakiNya, dan Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Mahakuasa."
(Ar-Rum: 54).
{وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ فَمَا الَّذِينَ فُضِّلُوا بِرَادِّي رِزْقِهِمْ عَلَى مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَهُمْ فِيهِ سَوَاءٌ أَفَبِنِعْمَةِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ (71)}.
"Dan Allah melebihkan sebagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rizki, tetapi orang-orang yang dilebihkan
(rizkinya itu) tidak mau memberikan rizki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama
(merasakan) rizki itu. Maka me-ngapa mereka mengingkari nikmat Allah?"
(An-Nahl: 71).
#
{71} وهذا من أدلة توحيده وقبح الشرك به؛ يقول تعالى: كما أنكم مشتركون بأنَّكم مخلوقون مرزوقون؛ إلاَّ أنَّه تعالى {فضَّلَ بعضَكم على بعض في الرزق}: فجعل منكم أحراراً لهم مالٌ وثروةٌ، ومنكم أرقَّاء لهم لا يملكونَ شيئاً من الدنيا؛ فكما أن سادتهم الذين فضَّلهم الله عليهم بالرزق ليسوا {برادِّي رزقِهِم على ما مَلَكَتْ أيمانُهم فهم فيه سواءٌ}: ويرون هذا من الأمور الممتنعة؛ فكذلك مَنْ أشركتُم بها مع الله؛ فإنَّها عبيدٌ ليس لها من الملك مثقال ذَرَّةٍ؛ فكيف تجعلونها شركاء لله تعالى؟! هل هذا إلاَّ مِنْ أعظم الظُّلم والجحود لنعم الله، ولهذا قال: {أفبنعمةِ الله يَجْحَدُونَ}؛ فلو أقرُّوا بالنعمة ونسبوها إلى مَنْ أولاها؛ لما أشركوا به أحداً.
(71) Ini bagian dari dalil-dalil tauhid dan buruknya syirik kepada Allah. Allah berfirman, sebagaimana kalian sama dengan yang lain, makhluk ciptaan dan mendapat kucuran rizki. Hanya saja, Allah تعالى ﴾ فَضَّلَ بَعۡضَكُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖ فِي ٱلرِّزۡقِۚ
﴿ "melebihkan sebagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rizki," Dia menjadikan sebagian kalian orang-orang yang merdeka, mempunyai uang dan harta. Sebagian lagi, budak belian, tidak memiliki hak milik terhadap dunia sedikit pun. Sebagaimana para tuan yang telah Kami utamakan atas mereka dengan (kucuran) rizki, (tapi) mereka itu tidak mau, ﴾ بِرَآدِّي رِزۡقِهِمۡ عَلَىٰ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُهُمۡ فَهُمۡ فِيهِ سَوَآءٌۚ
﴿ "memberikan rizki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rizki itu," para tuan itu memandang santunan ini termasuk perkara yang dilarang. Maka, begitu pula, makhluk yang engkau sekutukan bersama Allah, karena ia hanyalah budak, tidak memegang kendali kerajaan sebesar biji dzarrah sekali pun. Mengapa kalian menjadikannya sebagai seku-tu-sekutu bagi Allah تعالى? Tidaklah perbuatan itu melainkan termasuk kezhaliman yang paling besar dan pengingkaran terhadap kenik-matan-kenikmatan Allah. Oleh sebab itu, Allah berfirman, ﴾ أَفَبِنِعۡمَةِ ٱللَّهِ يَجۡحَدُونَ ﴿ "Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?," Seki-ranya mereka itu mau mengakui nikmat Allah dan menisbatkan-nya kepada Dzat yang memberikannya, niscaya mereka tidak akan menyekutukan sesuatu pun dengan Allah.
{وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ (72)}.
"Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rizki dari yang baik-baik. Maka menga-pakah mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah?"
(An-Nahl: 72).
#
{72} يخبر تعالى عن منَّته العظيمة على عباده؛ حيث جعل لهم أزواجاً ليسكنُوا إليها، وجعل لهم من أزواجهم أولاداً تَقَرُّ بهم أعينُهم ويخدِمونهم ويقضونَ حوائِجَهم وينتفعونَ بهم من وجوهٍ كثيرةٍ، ورزَقَهم من الطيبات من المآكل والمشارب والنِّعم الظاهرة التي لا يقدِرُ العبادُ أن يُحْصوها. {أفبالباطلِ يؤمنونَ وبنعمةِ الله هم يكفُرون}؛ أي: أيؤمنون بالباطل الذي لم يكن شيئاً مذكوراً، ثم أوجَدَه الله، وليس له من وجوده سوى العدم؟ فلا تَخْلُقُ ولا تَرْزُقُ ولا تدبِّرُ من الأمور شيئاً، وهذا عامٌّ لكلِّ ما عُبِدَ من دون الله؛ فإنَّها باطلةٌ؛ فكيف يتَّخذها المشركون من دون الله. {وبنعمة الله هم يكفرون}: يجحَدونها، يستعينون بها على معاصي الله والكفر به، هل هذا إلاَّ من أظلم الظُّلم وأفجر الفجور وأسفه السَّفَه؟!
(72) Allah تعالى mengabarkan tentang anugerahNya yang agung kepada para hambaNya. Dia telah menjadikan istri-istri bagi mereka supaya mereka merasa tentram kepada mereka, dan menjadikan bagi mereka dari istri-istri mereka itu anak-anak yang membuat pandangan mata mereka menjadi sejuk, anak-anak itu pun melayani orang tua dan menyelesaikan kebutuhan-kebutuhan orang tua dan dapat berguna bagi orang tua dari sisi yang banyak. Allah memberikan rizki yang baik-baik bagi mereka, berupa makan-an-makanan dan minuman-minuman serta beraneka kenikmatan lahiriah yang tidak mampu dihitung oleh para hamba.
﴾ أَفَبِٱلۡبَٰطِلِ يُؤۡمِنُونَ
﴿ "Maka mengapakah mereka beriman kepada yang batil," maksudnya apakah mereka justru mengimani kebatilan yang sebelumnya bukan menjadi sesuatu yang pernah disebut-sebut. Kemudian Allah menciptakannya di saat ia tidak memiliki wujud kecuali ketiadaan? Sesembahan-sesembahan itu tidak mampu men-ciptakan, memberi rizki, dan tidak mengatur urusanurusan sedikit pun. Hukum ini umum pada semua obyek yang disembah selain Allah, karena ia batil. Mengapa kaum musyrikin menjadikannya sebagai tuhan selain Allah, ﴾ وَبِنِعۡمَتِ ٱللَّهِ هُمۡ يَكۡفُرُونَ ﴿ "dan mengingkari nikmat Allah," mengingkarinya dan malah menggunakannya untuk ber-maksiat kepada Allah dan berbuat kufur kepadaNya? Tidaklah ini melainkan termasuk kezhaliman yang paling besar, tindakan ke-jahatan yang paling parah dan kebodohan yang paling fatal.
{وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَهُمْ رِزْقًا مِنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ شَيْئًا وَلَا يَسْتَطِيعُونَ (73) فَلَا تَضْرِبُوا لِلَّهِ الْأَمْثَالَ إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (74) ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا عَبْدًا مَمْلُوكًا لَا يَقْدِرُ عَلَى شَيْءٍ وَمَنْ رَزَقْنَاهُ مِنَّا رِزْقًا حَسَنًا فَهُوَ يُنْفِقُ مِنْهُ سِرًّا وَجَهْرًا هَلْ يَسْتَوُونَ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (75) وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا رَجُلَيْنِ أَحَدُهُمَا أَبْكَمُ لَا يَقْدِرُ عَلَى شَيْءٍ وَهُوَ كَلٌّ عَلَى مَوْلَاهُ أَيْنَمَا يُوَجِّهْهُ لَا يَأْتِ بِخَيْرٍ هَلْ يَسْتَوِي هُوَ وَمَنْ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَهُوَ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (76)}.
"Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberikan rizki kepada mereka sedikit pun dari langit dan bumi, dan tidak berkuasa
(sedikit pun). Maka janganlah kamu meng-adakan sekutu-sekutu bagi Allah. Sesungguhnya Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. Allah membuat perumpamaan de-ngan seorang hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat ber-tindak terhadap sesuatu pun dan seorang yang Kami beri rizki yang baik dari Kami, lalu dia menafkahkan sebagian dari rizki itu secara sembunyi dan secara terang-terangan. Adakah mereka itu sama? Segala puji hanya bagi Allah. Tetapi kebanyakan mereka tidak me-ngetahui. Dan Allah membuat
(pula) perumpamaan dua orang le-laki yang seorang bisu, tidak dapat berbuat sesuatu pun, dan dia menjadi beban atas penanggungnya, ke mana saja ia disuruh oleh penanggungnya itu, niscaya dia tidak dapat mendatangkan suatu kebajikan pun. Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia berada pula di atas jalan yang lurus?"
(An-Nahl: 73-76).
#
{73 ـ 74} يخبر تعالى عن جهل المشركين وظلمهم، أنَّهم يعبدون من دونه آلهة اتَّخذوها شركاءَ لله، والحال أنَّهم لا يملكون لهم رزقاً من السماوات والأرض؛ فلا يُنْزِلون مطراً ولا رزقاً، ولا يُنْبِتون من نبات الأرض شيئاً، ولا يملِكون مثقال ذرَّةٍ في السماواتِ والأرض، ولا يستطيعون لو أرادوا؛ فإنَّ غير المالك للشيء ربَّما كان له قوَّة واقتدارٌ على ما ينفع من يتَّصل به، وهؤلاء لا يملكون ولا يقدرون؛ فهذه صفة آلهتهم؛ كيف جعلوها مع الله وشبَّهوها بمالك الأرض والسماوات الذي له الملك كلُّه والحمد كلُّه والقوة كلُّها، ولهذا قال: {فلا تضرِبوا لله الأمثالَ}: المتضمِّنة للتسوية بينه وبين خلقه. {إنَّ الله يعلمُ وأنتمُ لا تعلمونَ}: فعلينا أن لا نقولَ عليه بلا علم، وأن نسمعَ ما ضَرَبُه العليم من الأمثال؛ فلهذا ضَرَبَ تعالى مَثَلَيْنِ له ولمن يُعْبَدُ من دونِهِ:
(73-74) Allah تعالى memberitahukan tentang kebodohan kaum musyrikin dan kezhaliman mereka, bahwa mereka itu menyembah sesembahan selain Allah, yang mereka daulat sebagai sekutu bagi Allah. Padahal, realitanya, sesembahan-sesembahan tersebut tidak dapat memberikan rizki kepada mereka sedikit pun dari langit dan bumi, tidak sanggup menurunkan hujan dan rizki, tidak menumbuh-kan tanaman apa pun dari tanah, tidak mempunyai
(kekuasaan) seukuran biji dzarrah sekalipun di langit maupun di bumi, mereka itu tidak berdaya, sekiranya mau melakukannya. Sesungguhnya, orang yang bukan pemilik
(dari) sesuatu, boleh jadi dia mempunyai kekuatan dan kekuasaan untuk menyalurkan manfaat bagi orang yang berhubungan dengan dirinya. Akan tetapi, sesembahan-sesem-bahan itu tidak mempunyai
(kekuasaan) dan tidak berkuasa. Inilah karakter sesembahan mereka. Bagaimana bisa mereka menjadikan-nya
(sekutu) bersama Allah dan menyerupakannya dengan Pemilik bumi dan langit, yang mana Dia memiliki seluruh kerajaan dan se-mua sanjungan dan segenap kekuatan?
Untuk itu, Allah berfirman, ﴾ فَلَا تَضۡرِبُواْ لِلَّهِ ٱلۡأَمۡثَالَۚ
﴿ "Maka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah," yang memuat unsur mak-na penyerupaan antara Allah dengan makhlukNya." ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ وَأَنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ ﴿ "Sesungguhnya Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui," kewajiban kita, adalah tidak berkata atas namaNya tanpa ilmu, dan
(kewajiban kita) adalah mendengarkan perumpamaan yang telah ditetapkan oleh Allah Yang Maha Mengetahui. Karena itu, Allah menetapkan dua permisalan bagiNya dan obyek yang disembah selainNya.
#
{75} أحدهما: عبدٌ مملوكٌ؛ أي: رقيق لا يملك نفسَه ولا يملكُ من المال والدُّنيا شيئاً، والثاني: حرٌّ غنيٌّ قد رزقه الله منه رزقاً حسناً من جميع أصناف المال، وهو كريمٌ محبٌّ للإحسان؛ فهو ينفِقُ منه سرًّا وجهراً؛ هل يستوي هذا وذاك؟! لا يستويانِ؛ مع أنَّهما مخلوقان، غير محال استواؤُهما؛ فإذا كانا لا يستويان؛ فكيف يستوي المخلوقُ العبدُ الذي ليس له ملكٌ ولا قدرةٌ ولا استطاعةٌ، بل هو فقير من جميع الوجوه، بالربِّ الخالق المالك لجميع الممالك، القادر على كلِّ شيءٍ؟! ولهذا حمد نفسه واختصَّ بالحمدِ بأنواعه، فقال: {الحمدُ لله}: فكأنَّه قيلَ: إذا كان الأمرُ كذلك؛ فلم سوَّى المشركون آلهتهم بالله؟! قال: {بل أكثرُهم لا يعلمونَ}: فلو علموا حقيقة العلم؛ لم يتجرَّؤوا على الشرك العظيم.
(75) Pertama, budak yang dimiliki
(orang): Yaitu orang yang tidak merdeka, tidak memiliki dirinya sendiri dan juga tidak bisa memiliki hak kepemilikan harta maupun dunia sedikit pun. Kedua, orang yang merdeka lagi mempunyai kekayaan. Ia telah menerima rizki yang baik-baik dari Allah dari berbagai bentuk kekayaan. Orang ini, dermawan, suka berbuat baik, menyumbang secara sem-bunyi-sembunyi dan terang-terangan. Apakah dua orang ini sama? Tidak sama, padahal keduanya adalah makhluk yang tidak menu-tup kemungkinan terjadinya sifat persamaan antara keduanya. Apa-bila dua obyek ini saja tidak sama, lalu bagaimana bisa seorang makhluk yang dimiliki, yang tidak mempunyai kerajaan, kekuasa-an dan kemampuan, bahkan makhluk itu sangat membutuhkan
(pertolongan pihak lain) dari segala aspek, disamakan dengan Rabb, Pencipta, Pemilik segenap kerajaan dan Mahakuasa atas segala sesuatu? Karena itu, Allah menyanjung DzatNya dan memegang sendiri keistimewaan pujian dengan segala jenisnya. Allah berfirman, ﴾ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِۚ
﴿ "Segala puji hanya bagi Allah," jadi, seolah-olah dikatakan, "Bila faktanya demikian, mengapa kaum musyrikin menyamakan sesembahan-sesembahan mereka dengan Allah?" Allah berfirman, ﴾ بَلۡ أَكۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ ﴿ "Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui," seki-ranya mereka mengetahui dengan sebenarnya, niscaya mereka tidak akan berani berbuat kesyirikan yang besar.
#
{76} والمثل الثاني: مَثَلُ {رجلين أحدُهما أبكمُ}: لا يسمعُ ولا ينطِقُ، و {لا يقدِرُ على شيءٍ}: لا قليل ولا كثير، {وهو كَلٌّ على مولاه}؛ أي: يخدمه مولاه ولا يستطيع هو أن يخدِمَ نفسه؛ فهو ناقصٌ من كلِّ وجه، فهل يَسْتَوي هذا ومَنْ كان {يأمُرُ بالعدل وهو على صراطٍ مستقيم}: فأقوالُهُ عدلٌ وأفعاله مستقيمةٌ؛ فكما أنهما لا يستويان؛ فلا يستوي مَنْ عُبِدَ من دون الله وهو لا يقدِرُ على شيء من مصالحه؛ فلولا قيامُ الله بها؛ لم يستطعْ شيئاً منها، لا يكون كفواً ولا ندًّا لمن لا يقولُ إلاَّ الحقَّ، ولا يفعلُ إلاَّ ما يُحْمَدُ عليه.
(76) Perumpamaan kedua; yaitu permisalan ﴾ رَّجُلَيۡنِ أَحَدُهُمَآ أَبۡكَمُ
﴿ "dua orang lelaki yang seorang bisu," tidak dapat mendengar lagi tidak dapat berbicara, ﴾ لَا يَقۡدِرُ عَلَىٰ شَيۡءٖ
﴿ "tidak dapat berbuat sesuatu pun," per-buatan yang sedikit maupun yang banyak ﴾ وَهُوَ كَلٌّ عَلَىٰ مَوۡلَىٰهُ
﴿ "dan dia menjadi beban atas penanggungnya," sang tuan justru melayaninya, ia tidak mampu mengurus diri sendiri, mempunyai kekurangan dalam setiap aspek. Apakah sama orang ini dengan ﴾ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَهُوَ عَلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ ﴿ "orang yang menyuruh berbuat keadilan dan dia berada di jalan yang lurus," ucapan-ucapannya adil dan perbuatan-perbuat-annya lurus. Sebagaimana dua orang ini tidak sama, maka tidak sama pula obyek yang disembah selain Allah, padahal ia tidak mampu berbuat sesuatu untuk memenuhi kemaslahatan-kemaslahat-annya. Kalau bukan karena bantuan dari Allah, niscaya dia tidak bisa melakukan apa pun, tidak bisa menjadi penyetara maupun tandingan bagi Dzat yang tidak berbicara melainkan dengan kebenar-an dan tidak berbuat melainkan perbuatan yang terpuji.
{وَلِلَّهِ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا أَمْرُ السَّاعَةِ إِلَّا كَلَمْحِ الْبَصَرِ أَوْ هُوَ أَقْرَبُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (77)}.
"Dan kepunyaan Allah-lah segala apa yang tersembunyi di langit dan bumi. Tidaklah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat
(lagi). Sesungguhnya Allah Maha-kuasa atas segala sesuatu."
(An-Nahl: 77).
#
{77} أي: هو تعالى المنفرد بغيبِ السماوات والأرض؛ فلا يعلم الخفايا والبواطنَ والأسرارَ إلاَّ هو، ومن ذلك علمُ الساعة؛ فلا يدري أحدٌ متى تأتي إلا اللهُ؛ فإذا جاءت وتجلَّت؛ لم تكنْ {إلاَّ كلمح البصرِ أو هو أقربُ}: من ذلك، فيقومُ الناس من قبورِهم إلى يوم بعثِهِم ونُشورِهم، وتفوتُ الفرصُ لمَنْ يريد الإمهال. {إنَّ الله على كلِّ شيءٍ قديرٌ}: فلا يُستغرب على قدرته الشاملة إحياؤه للموتى.
(77) Maksudnya, Dia-lah Dzat satu-satunya yang mengetahui alam ghaib di langit dan bumi. Tidak ada yang mengetahui hal-hal yang tersembunyi, sesuatu yang batin dan rahasia kecuali Dia. Ter-masuk juga ilmu tentang Hari Kiamat, tiada seorang pun yang me-ngetahui kapan datang masanya kecuali Allah. Jika telah tiba dan muncul, maka tidaklah kejadian kiamat itu, ﴾ إِلَّا كَلَمۡحِ ٱلۡبَصَرِ أَوۡ هُوَ أَقۡرَبُۚ
﴿ "melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi)," dari kedipan mata. Orang-orang bangkit dari kubur-kubur mereka pada hari kebangkitan dan penyebaran mereka, dan kesempatan sudah hilang bagi orang yang menginginkan penangguhan waktu lagi. ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ﴿ "Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu," maka jangan dianggap aneh kekuasaanNya yang sempur-na untuk menghidupkan orang-orang yang telah mati.
{وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (78)}.
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam ke-adaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pen-dengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur."
(An-Nahl: 78).
#
{78} أي: هو المنفرد بهذه النِّعم؛ حيث {أخرجكم من بطون أمَّهاتِكم لا تعلمونَ شيئاً}: ولا تقدِرون على شيءٍ. ثم إنَّه {جَعَلَ لكم السمعَ والأبصارَ والأفئدةَ}: خصَّ هذه الأعضاء الثلاثة لشرفِها وفضلِها ولأنَّها مفتاحٌ لكلِّ علم؛ فلا وَصَلَ للعبد علمٌ إلاَّ مِنْ أحدِ هذه الأبواب الثلاثة، وإلاَّ؛ فسائر الأعضاء والقوى الظاهرة والباطنة هو الذي أعطاهم إيَّاها وجعل يُنَمِّيها فيهم شيئاً فشيئاً إلى أن يصل كلُّ أحدٍ إلى الحالة اللائقة به، وذلك لأجل أن يشكروا الله باستعمال ما أعطاهم من هذه الجوارح في طاعة الله؛ فمن استعملها في غير ذلك؛ كانتْ حجَّةً عليه، وقابل النعمة بأقبح المعاملة.
(78) Dia-lah Dzat satu-satunya yang mencurahkan kenikmat-an-kenikmatan ini, yang mana, ﴾ أَخۡرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ شَيۡـٔٗا
﴿ "me-ngeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui se-suatu pun," tidak berdaya untuk berbuat apa pun. Kemudian Dia ﴾ وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَٰرَ وَٱلۡأَفۡـِٔدَةَ ﴿ "memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati," secara khusus, Allah menyebutkan tiga anggota tubuh ini, karena nilai kemuliaan dan keutamaannya
(yang lebih), dan karena ketiganya merupakan kunci pembuka ilmu. Tidak ada ilmu yang sampai kepada seorang hamba melainkan melalui salah satu dari tiga pintu itu. Apabila tidak demikian, maka seluruh anggota tubuh dan kekuatan lahiriah dan batiniah, Allah-lah yang memberikannya kepada mereka. Dia senantiasa menumbuhkannya sedikit demi sedikit, sampai seseorang berada dalam kondisinya yang ideal. Hal itu, tujuannya agar mereka bersyukur kepada Allah dengan cara memakai piranti anggota tubuh yang Allah berikan kepada mereka dalam rangka ketaatan kepada Allah. Siapa saja yang menggunakan-nya untuk tujuan selain itu, maka anggota tubuh itu akan menjadi penggugat buruk atas dirinya yang telah membalas kenikmatan dengan timbal balik yang buruk.
{أَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ مُسَخَّرَاتٍ فِي جَوِّ السَّمَاءِ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا اللَّهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (79)}.
"Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimu-dahkan terbang di angkasa bebas. Tidak ada yang menahannya melainkan Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang beriman."
(An-Nahl: 79).
#
{79} أي: لأنهم المنتفعون بآيات الله، المتفكِّرون فيما جُعِلَتْ آيةٌ عليه، وأما غيرهم؛ فإنَّ نظرهم نظرُ لهوٍ وغفلةٍ. ووجه الآية فيها أنَّ الله تعالى خَلَقَها بخلقةٍ تَصْلُحُ للطيران، ثم سخَّر لها هذا الهواء اللطيف، ثم أودعَ فيها من قوَّة الحركة ما قدرت به على ذلك، وذلك دليلٌ على حكمتِهِ وعلمِهِ الواسع وعنايتِهِ الربانيَّة بجميع مخلوقاتِهِ وكمال اقتدارِهِ؛ تبارك ربُّ العالمين.
(79) Maksudnya, mereka itulah kaum yang bisa meraih man-faat dengan ayat-ayat Allah, yang memikirkan tentang ayat-ayat yang dijadikan petunjuk kepadaNya. Sementara itu, selain kaum Mukminin, maka sesungguhnya pandangan mereka itu adalah pan-dangan main-main dan kelalaian. Korelasinya dengan ayat ini, bah-wa Allah telah menciptakan burung dalam rupa penciptaan yang mendukungnya untuk terbang. Kemudian Allah mengondisikan angin yang lembut untuknya. Selanjutnya memasang kekuatan ge-rakan pada burung itu yang bisa membuatnya terbang. Ini meru-pakan petunjuk atas hikmah dan ilmu Allah yang luas serta perhati-an rabbaniNya terhadap seluruh makhluk dan
(pertanda) kesem-purnaan kekuasaanNya, Mahaberkah Allah, Penguasa alam semesta.
{وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ سَكَنًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ جُلُودِ الْأَنْعَامِ بُيُوتًا تَسْتَخِفُّونَهَا يَوْمَ ظَعْنِكُمْ وَيَوْمَ إِقَامَتِكُمْ وَمِنْ أَصْوَافِهَا وَأَوْبَارِهَا وَأَشْعَارِهَا أَثَاثًا وَمَتَاعًا إِلَى حِينٍ (80) وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِمَّا خَلَقَ ظِلَالًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُمْ بَأْسَكُمْ كَذَلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ (81) فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (82) يَعْرِفُونَ نِعْمَتَ اللَّهِ ثُمَّ يُنْكِرُونَهَا وَأَكْثَرُهُمُ الْكَافِرُونَ (83)}.
"Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tem-pat tinggal, dan Dia menjadikan bagimu rumah-rumah
(kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan
(mem-bawa)nya di waktu kamu bepergian dan di waktu kamu bermukim, dan
(dijadikanNya pula) dari bulu domba, bulu unta dan bulu kam-bing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan
(yang kamu pakai) sampai waktu
(tertentu). Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari sesuatu yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian
(baju besi) yang memeliharamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmatNya atasmu agar kamu berserah diri
(ke-padaNya). Jika mereka tetap berpaling, maka sesungguhnya kewa-jiban yang dibebankan atasmu
(Muhammad) hanyalah menyampai-kan
(amanat Allah) dengan terang. Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir."
(An-Nahl: 80-83).
#
{80} يذكِّر تعالى عبادَه نعمه، ويستدعي منهم شكرها والاعتراف بها، فقال: {والله جعل لكم من بيوتِكُم سَكَناً}: في الدُّور والقصور ونحوها، تُكِنُّكم من الحرِّ والبرد، وتستُركم أنتم وأولادكم وأمتعتكم، وتتَّخذون فيها البيوت والغرف، والبيوت التي هي لأنواع منافعكم ومصالحكم، وفيها حفظٌ لأموالكم وحُرَمِكم وغيرِ ذلك من الفوائد المشاهدة. {وجعلَ لكُم من جلودِ الأنعام}: إما من الجلدِ نفسِهِ، أو مما نَبَتَ عليه من صوفٍ وشعرٍ ووبرٍ، {بيوتاً تَسْتَخِفُّونها}؛ أي: خفيفة الحمل تكون لكم في السفر، والمنازل التي لا قَصْدَ لكم في استيطانها، فتقيكم من الحرِّ والبرد والمطرِ، وتقي متاعكم من المطر. {و} جعل لكم {من أصوافِها}؛ أي: الأنعام، {وأوبارِها وأشعارِها أثاثاً}: وهذا شاملٌ لكلِّ ما يُتَّخذ منها من الآنية والأوعية والفُرُش والألبسة والأجِلَّة وغير ذلك. {ومتاعاً إلى حينٍ}؛ أي: تتمتَّعون بذلك في هذه الدُّنيا وتنتفعون بها؛ فهذا مما سخَّر الله العباد لصنعته وعمله.
(80) Allah تعالى mengingatkan para hambaNya kepada nikmat-nikmatNya dan mengundang mereka untuk mensyukuri dan meng-akuinya. Allah berfirman, ﴾ وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنۢ بُيُوتِكُمۡ سَكَنٗا
﴿ "Dan Allah men-jadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal," di apartemen-aparteman, istana-istana dan tempat tinggal lain yang serupa yang melindungi kalian dari sengatan panas dan dingin, dan menutupi kalian, anak-anak dan harta-benda kalian. Di sana, kalian membuat rumah-rumah dan kamar-kamar. Rumah fungsinya untuk berbagai macam kepentingan dan kemaslahatan kalian. Di dalamnya kekayaan dan istri-istri kalian terlindung, dan fungsi-fungsi lainnya yang da-pat disaksikan bersama.
﴾ وَجَعَلَ لَكُم مِّن جُلُودِ ٱلۡأَنۡعَٰمِ
﴿ "Dan Dia menjadikan bagimu dari kulit bina-tang ternak," baik dari kulit itu sendiri atau dari bulu yang tumbuh darinya, seperti bulu domba, bulu unta maupun bulu kambing ﴾ بُيُوتٗا تَسۡتَخِفُّونَهَا
﴿ "rumah-rumah (kemah-kemah) yang kamu merasa ringan (membawa)nya," maksudnya membawanya sangat ringan saat kalian dalam perjalanan jauh, dan di tempat-tempat tinggal yang kalian tidak berniat untuk menetap di sana. Maka kemah itu mampu me-lindungi kalian dari panas dan dingin, serta hujan, dan melindungi barang-barang kalian dari air hujan, ﴾ و َ
﴿ "dan" menjadikan bagi kalian ﴾ م ِ ن ْ أَصۡوَافِهَا
﴿ "dari bulu domba," yaitu binatang-binatang ternak ﴾ وَأَوۡبَارِهَا وَأَشۡعَارِهَآ أَثَٰثٗا
﴿ "bulu unta dan bulu kambing alat-alat rumah tangga," ini umum, mencakup semua peralatan yang digunakan, seperti bejana, kantung-kantung, kasur-kasur, pakaian-pakaian dan lain-lain. ﴾ وَمَتَٰعًا إِلَىٰ حِينٖ ﴿ "Dan perhiasan
(yang kamu pakai) sampai waktu
(ter-tentu)," maksudnya kalian menikmatinya di kehidupan dunia ini dan meraih kemanfaatan darinya. Ini termasuk yang Allah kerah-kan bagi para hambaNya untuk diproduksi dan dibuat.
#
{81} {واللهُ جَعَلَ لكم مما خَلَقَ}؛ أي: من مخلوقاته التي لا صنعةَ لكم فيها، {ظلالاً}: وذلك كأظِلَّة الأشجار والجبال والآكام ونحوِهِا. {وجعل لكُم من الجبال أكناناً}؛ أي: مغارات تُكِنُّكم من الحرِّ والبرد والأمطار والأعداء. {وجَعَلَ لكم سرابيلَ}؛ أي: ألبسة وثياباً، {تقيكُمُ الحرَّ}: ولم يذكُرِ الله البردَ؛ لأنَّه قد تقدَّم أنَّ هذه السورة أولها في أصول النعم وآخرها في مكمِّلاتها ومتمِّماتها، ووقاية البرد من أصول النِّعم؛ فإنَّه من الضرورة وقد ذكره في أولها في قوله: {لكُم فيها دِفْءٌ ومنافعُ}. و {تقيكُم بأسَكُم}؛ أي: وثياباً تَقيكم وقت البأس والحرب من السلاح، وذلك كالدُّروع والزُّرود ونحوها. {كذلك يُتِمُّ نعمتَه عليكم}: حيث أسبغَ عليكم من نعمِهِ ما لا يدخُلُ تحت الحصر. {لعلَّكم}: إذا ذكرتُم نعمة الله ورأيتموها غامرةً لكم من كلِّ وجه؛ {تُسْلِمونَ}: لعظمتِهِ وتنقادون لأمرِهِ وتصرفونها في طاعة مُوليها ومُسْديها؛ فكثرةُ النعم من الأسباب الجالبة من العباد مزيدَ الشُّكر والثناء بها على الله تعالى.
(81) ﴾ وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّمَّا خَلَقَ
﴿ "Dan Allah menjadikan bagimu dari sesuatu yang telah Dia ciptakan," yaitu dari makhluk-makhluk ciptaan-Nya, tidak ada andil tangan kalian padanya ﴾ ظِلَٰلٗا
﴿ "tempat ber-naung," seperti naungan pepohonan, gunung-gunung, perbukitan dan lain-lain ﴾ وَجَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلۡجِبَالِ أَكۡنَٰنٗا
﴿ "dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung," yaitu gua-gua yang melin-dungi kalian dari sengatan panas, dingin, dan hujan-hujan serta para musuh ﴾ وَجَعَلَ لَكُمۡ سَرَٰبِيلَ
﴿ "dan Dia jadikan bagimu pakaian," yaitu pakaian-pakaian dan baju-baju ﴾ تَقِيكُمُ ٱلۡحَرَّ
﴿ "yang memeliharamu dari panas," Allah tidak menyebutkan dingin (dalam konteks ini) karena pada ayat sudah berlalu menyebutkan bahwasanya surat ini dari permulaannya terfokuskan pada penjelasan inti-inti kenikmat-an, sedangkan penghujung surat, berbicara tentang pelengkap dan penyempurnanya, dan perlindungan diri dari hawa dingin termasuk inti dari kenikmatan. Karena itu termasuk kebutuhan yang men-desak, sementara Allah telah menyebutkannya di awal surat ini de-ngan berfirman,
﴾ لَكُمۡ فِيهَا دِفۡءٞ وَمَنَٰفِعُ
﴿
"Padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat." (An-Nahl: 5).
﴾ وَسَرَٰبِيلَ تَقِيكُم بَأۡسَكُمۡۚ
﴿ "Dan pakaian (baju besi) yang memeliharamu dalam peperangan," maksudnya melindungi kalian dari senjata saat terjadinya pertempuran dan peperangan, berupa persenjataan, pa-kaian besi yang berantai dan lain-lain.
﴾ كَذَٰلِكَ يُتِمُّ نِعۡمَتَهُۥ عَلَيۡكُمۡ
﴿ "Demikianlah Allah menyempurnakan nik-matNya atasmu," dengan menyempurnakan nikmat-nikmatNya pada kalian, yang tidak bisa dibatasi, ﴾ لَعَلَّكُمۡ
﴿ "agar kalian," jika kalian mengingat nikmat Allah dan menyaksikannya begitu berlimpah bagi kalian dari semua sisi ﴾ تُسۡلِمُونَ ﴿ "berserah diri
(kepadaNya)," kepada keagunganNya, dan patuh terhadap perintahNya dan mempergunakannya dalam ketaatan kepada Dzat yang memberi dan mencurahkannya. Banyaknya kenikmatan Allah termasuk faktor penyebab yang mendatangkan tambahan syukur dan pujian-nya kepada Allah تعالى atas nikmat tersebut dari hamba-hambaNya.
#
{82} ولكنْ أبى الظالمونَ إلاَّ تمرُّداً وعناداً، ولهذا قال الله عنهم: {فإنْ تَوَلَّوا}: عن الله وعن طاعته بعدما ذُكِّروا بنعمه وآياته، {فإنَّما عليك البلاغُ المبين}: ليس عليك من هدايتهم وتوفيقهم شيءٌ، بل أنت مطالَبٌ بالوعظ والتَّذْكير والإنذار والتحذير.
(82) Akan tetapi, kaum yang berbuat zhalim enggan melaku-kan syukur kecuali pelanggaran dan penentangan. Karena itu, Allah berfirman tentang mereka, ﴾ فَإِن تَوَلَّوۡاْ
﴿ "Jika mereka tetap berpaling," dari Allah dan dari ketaatan kepadaNya setelah diingatkan dengan ke-nikmatan-kenikmatan serta ayat-ayatNya, ﴾ فَإِنَّمَا عَلَيۡكَ ٱلۡبَلَٰغُ ٱلۡمُبِينُ ﴿ "maka sesungguhnya kewajiban yang dibebankan atasmu
(Muhammad) hanyalah menyampaikan
(amanat Allah) dengan terang," tiada tanggungan apa pun atas dirimu untuk memberikan hidayah dan taufik bagi mereka. Engkau hanya dituntut untuk menasihati, mengingatkan, memberi peringatan dan ancaman.
#
{83} فإذا أدَّيْت ما عليك؛ فحسابُهم على الله؛ فإنَّهم يَرَوْنَ الإحسان ويعرفون نعمةَ الله، ولكنَّهم يُنْكِرونَها ويَجْحَدونها. {وأكثرُهُم الكافرونَ}: لا خير فيهم، وما ينفعهم توالي الآيات؛ لفساد مشاعرهم وسوء قصودهم، وسيَرَوْنَ جزاء الله لكلِّ جبارٍ عنيدٍ كفورٍ للنعم متمرِّدٍ على الله وعلى رسله.
(83) Apabila engkau menjalankan kewajibanmu maka kamu tidak berdosa, lalu perhitungan tentang mereka adalah menjadi urusan Allah. Padahal mereka itu menyaksikan curahan kebaikan dan mengetahui kenikmatan Allah. Akan tetapi, mereka menging-kari dan menampik
(pengakuan)nya ﴾ وَأَكۡثَرُهُمُ ٱلۡكَٰفِرُونَ ﴿ "dan ke-banyakan mereka adalah orang-orang yang kafir," tidak ada kebaikan pada mereka, tanda-tanda kebesaran Allah yang datang bergantian tidak bermanfaat bagi mereka, lantaran rusaknya perasaan mereka dan buruknya niatan mereka. Mereka akan menghadapi balasan Allah bagi setiap orang yang sombong, sangat keras kepala dan sangat mengingkari nikmat-nikmatNya serta menentang Allah dan para RasulNya.
{وَيَوْمَ نَبْعَثُ مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا ثُمَّ لَا يُؤْذَنُ لِلَّذِينَ كَفَرُوا وَلَا هُمْ يُسْتَعْتَبُونَ (84) وَإِذَا رَأَى الَّذِينَ ظَلَمُوا الْعَذَابَ فَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ وَلَا هُمْ يُنْظَرُونَ (85) وَإِذَا رَأَى الَّذِينَ أَشْرَكُوا شُرَكَاءَهُمْ قَالُوا رَبَّنَا هَؤُلَاءِ شُرَكَاؤُنَا الَّذِينَ كُنَّا نَدْعُو مِنْ دُونِكَ فَأَلْقَوْا إِلَيْهِمُ الْقَوْلَ إِنَّكُمْ لَكَاذِبُونَ (86) وَأَلْقَوْا إِلَى اللَّهِ يَوْمَئِذٍ السَّلَمَ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَفْتَرُونَ (87)}.
"Dan
(ingatlah) akan hari
(ketika) Kami bangkitkan dari tiap-tiap umat seorang saksi
(rasul), kemudian tidak diizinkan kepada orang-orang yang kafir
(untuk membela diri), dan tidak
(pula) me-reka dibolehkan meminta maaf. Dan apabila orang-orang zhalim telah menyaksikan azab, maka tidaklah diringankan azab bagi mereka dan tidak pula mereka diberi tangguh. Dan apabila orang-orang yang mempersekutukan
(Allah) melihat sekutu-sekutu me-reka, mereka berkata, 'Ya Rabb kami, mereka inilah sekutu-sekutu kami yang mereka dahulu kami sembah selain dariMu.' Lalu seku-tu-sekutu mereka mengatakan kepada mereka, 'Sesungguhnya kamu benar-benar orang yang dusta.' Dan mereka menyatakan ketunduk-annya kepada Allah pada hari itu, dan hilanglah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan."
(An-Nahl: 84-87).
#
{84 ـ 85} يخبر تعالى عن حال هؤلاء الذين كفروا في يوم القيامة، وأنَّه لا يُقبل لهم عذرٌ ولا يُرْفَعُ عنهم العقاب، وأنَّ شركاءهم تتبرَّأ منهم، ويقرُّون على أنفسهم بالكفر والافتراء على الله، فقال: {ويومَ نبعثُ من كلِّ أمةٍ شهيداً}: يشهدُ عليها بأعمالهم وماذا أجابوا به الدَّاعي إلى الهدى، وذلك الشهيد الذي يبعثُهُ الله أزكى الشهداء وأعدلهم، وهم الرسل الذين إذا شهدوا؛ تمَّ عليهم الحكم. {ثم لا يؤذَنُ للذين كفروا}: في الاعتذار؛ لأنَّ اعتذارهم بعدما علموا يقيناً بطلانَ ما هم عليه اعتذارٌ كاذبٌ لا يفيدُهم شيئاً، وإنْ طَلَبوا أيضاً الرجوع إلى الدُّنيا ليستدركوا؛ لم يُجابوا ولم يُعْتَبوا، بل يبادِرُهم العذاب الشديد الذي لا يخفَّف عنهم من غير إنظارٍ ولا إمهالٍ من حين يرونه؛ لأنَّهم لا حسنات لهم، وإنَّما تعدُّ أعمالهم وتُحصى ويوقَفون عليها، ويُقَرَّرُون بها، ويُفْتَضَحون.
(84-85) Allah تعالى mengabarkan mengenai kondisi orang-orang kafir di Hari Kiamat, dan bahwa dalih alasan tidak diterima dari mereka dan tidak
(pula) dihilangkan hukuman dari mereka, para sekutu mereka berlepas diri dari mereka
(para penyembahnya) dan mengakui bahwa mereka berbuat kekufuran dan mengadakan kedustaan kepada Allah. Allah berfirman, ﴾ وَيَوۡمَ نَبۡعَثُ مِن كُلِّ أُمَّةٖ شَهِيدٗا
﴿ "Dan (ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan dari tiap-tiap umat seorang saksi (rasul)," yang akan bersaksi atas mereka terhadap amal perbuatan mereka, dan apakah jawaban yang mereka sampaikan terhadap penyeru kepada hidayah. Saksi tersebut yang Allah bang-kitkan adalah saksi yang terbersih lagi paling adil. Mereka itu ada-lah para rasul yang bila telah mengeluarkan persaksian mereka, maka jatuhlah keputusan atas orang-orang kafir tersebut.
﴾ ثُمَّ لَا يُؤۡذَنُ لِلَّذِينَ كَفَرُواْ ﴿ "Kemudian tidak diizinkan kepada orang-orang yang kafir," untuk mengajukan alasan. Sebab pengajuan alasan pasca mereka mengetahui kebatilan keyakinan yang mereka pegangi, merupakan alasan yang dusta, tiada berguna bagi mereka sama sekali. Seandainya mereka meminta untuk
(diberi kesempatan) kem-bali ke dunia lagi, untuk mengoreksi diri, niscaya tidak akan di-kabulkan dan tidak diberi masa penundaan. Akan tetapi, siksa yang dahsyat akan segera menghampiri mereka, tidak diringankan atas mereka, tanpa ada masa penungguan maupun penangguhan sejak pertama kali mereka melihat siksa itu. Karena mereka tidak mem-punyai kebaikan. Amal perbuatan
(buruk) mereka akan dihitung. Mereka disuruh berdiri mempertanggungjawabkan amalan-amalan-nya,
(disebutkan satu-persatu) agar mereka dibuat mengakuinya lalu dipermalukan.
#
{86} {وإذا رأى الذين أشركوا شركاءهم}: يوم القيامة، وعلموا بطلانها، ولم يمكِنْهم الإنكار، {قالوا ربَّنا هؤلاء شركاؤنا الذين كُنَّا ندعو من دونِكَ}: ليس عندها نفعٌ ولا شفعٌ، فنوَّهوا بأنفسهم ببطلانها، وكفروا بها، وبدت البغضاءُ والعداوةُ بينَهم وبينَها، {فألقَوْا إليهم القول}؛ أي: ردَّتْ عليهم شركاؤهم عليهم قولهم، فقالت لهم: {إنَّكم لكاذبون}: حيثُ جعلتُمونا شركاء لله وعبدتُمونا معه، فلم نأمُرْكم بذلك، ولا زَعَمْنا أنَّ فينا استحقاقاً للألوهيَّة؛ فاللوم عليكم.
(86) ﴾ وَإِذَا رَءَا ٱلَّذِينَ أَشۡرَكُواْ شُرَكَآءَهُمۡ
﴿ "Dan apabila orang-orang yang mempersekutukan (Allah) melihat sekutu-sekutu mereka," pada Hari Kiamat, dan mereka menyadari kebatilannya, tanpa mampu meng-ingkarinya, ﴾ قَالُواْ رَبَّنَا هَٰٓؤُلَآءِ شُرَكَآؤُنَا ٱلَّذِينَ كُنَّا نَدۡعُواْ مِن دُونِكَۖ
﴿ "mereka berkata, 'Ya Rabb kami, mereka inilah sekutu-sekutu kami yang mereka dahulu kami sembah selain dariMu'." Mereka itu tidak mempunyai keman-faatan dan bantuan pertolongan. Mereka mengisyaratkan pada (aspek) kebatilannya dan mengingkarinya. Mulailah benih kebencian dan permusuhan antara mereka dan sekutu-sekutu itu. ﴾ فَأَلۡقَوۡاْ إِلَيۡهِمُ ٱلۡقَوۡلَ
﴿ "Lalu sekutu-sekutu mereka mengatakan kepada mereka," maksud-nya para sekutu itu pun membantah perkataan mereka, dan berkata kepada mereka, ﴾ إِنَّكُمۡ لَكَٰذِبُونَ ﴿ "Sesungguhnya kamu benar-benar orang yang dusta," lantaran menjadikan kami sebagai sekutu bagi Allah dan menyembah kami bersamaNya. Kami tidak pernah me-nyuruh kalian untuk melakukannya, dan kami pun tidak pernah mengklaim bahwa kami pantas menyandang uluhiyah. Celaan itu hanya tertuju pada kalian
(saja).
#
{87} فحينئذٍ استسلموا لله، وخضعوا لحكمه، وعلموا أنهم مستحقون للعذاب، {وضلَّ عنهم ما كانوا يفترون}: فدخلوا النارَ وقد امتلأت قلوبُهم من مَقْتِ أنفسهم ومن حَمْدِ ربِّهم، وأنَّه لم يعاقِبْهم إلاَّ بما كسبوا.
(87) Pada saat itulah, mereka pasrah kepada Allah, tunduk terhadap keputusanNya, meyakini bahwa mereka pantas menerima siksa ﴾ وَضَلَّ عَنۡهُم مَّا كَانُواْ يَفۡتَرُونَ ﴿ "dan hilanglah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan," maksudnya mereka masuk neraka, dalam ke-adaan hati mereka tersesak kegeraman terhadap diri sendiri, dan sarat dengan pujian kepada Rabb mereka, dan bahwa Dia tidak menghukum kecuali disebabkan perbuatan mereka.
{الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ زِدْنَاهُمْ عَذَابًا فَوْقَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوا يُفْسِدُونَ (88)}.
"Orang-orang yang kafir dan menghalangi
(manusia) dari jalan Allah, niscaya Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan."
(An-Nahl: 88).
#
{88} حيث كفروا بأنفسهم، وكذَّبوا بآيات الله، وحاربوا رُسُلَه، وصدُّوا الناس عن سبيل الله، وصاروا دعاةً إلى الضلال، فاستحقُّوا مضاعفة العذاب كما تضاعَفَ جرمُهم، وكما أفسدوا في أرض الله.
(88) Lantaran mereka sendiri berbuat kekufuran, mendusta-kan ayat-ayat Allah dan memerangi para RasulNya serta mengha-lang-halangi orang dari jalan Allah, dengan itu, mereka menjadi para penyeru kepada kesesatan, hingga berhak untuk menerima siksaan yang berlipatganda sebagaimana kejahatan mereka juga bertumpuk-tumpuk dan sebagaimana mereka telah melakukan ke-rusakan di bumi Allah.
{وَيَوْمَ نَبْعَثُ فِي كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا عَلَيْهِمْ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَجِئْنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَى هَؤُلَاءِ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ (89)}.
"
(Dan ingatlah) akan hari
(ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab
(al-Qur`an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri."
(An-Nahl: 89).
#
{89} لما ذَكَرَ فيما تقدَّم أنه يبعث في كلِّ أمةٍ شهيداً؛ ذكر ذلك أيضاً هنا، وخصَّ منهم هذا الرسول الكريم، فقال: {وجئنا بك شهيداً على هؤلاء}؛ أي: على أمَّتك تشهد عليهم بالخير والشرِّ، وهذا من كمال عدل الله تعالى؛ أنَّ كلَّ رسول يشهدُ على أمَّته؛ لأنَّه أعظمُ اطِّلاعاً من غيره على أعمال أمته، وأعدل وأشفقُ من أن يشهدَ عليهم إلاَّ بما يستحقُّون، وهذا كقوله تعالى: {وكذلك جَعَلْناكم أمَّةً وسطاً لتكونوا شهداء على الناس ويكون الرسول عليكم شهيداً}، وقال تعالى: {فكيف إذا جِئْنا من كلِّ أمَّةٍ بشهيدٍ وجئنا بك على هؤلاء شهيداً. يومئذٍ يَوَدُّ الذين كفروا وعَصَوُا الرسولَ لو تُسَوَّى بهم الأرضُ}. وقوله: {ونزَّلْنا عليك الكتابَ تبياناً لكلِّ شيءٍ}: في أصول الدين وفروعه، وفي أحكام الدارين، وكل ما يحتاج إليه العبادُ؛ فهو مبيَّن فيه أتمُّ تبيين، بألفاظ واضحةٍ ومعانٍ جليَّةٍ، حتى إنَّه تعالى يُثَنِّي فيه الأمور الكبار التي يحتاجُ القلب لمرورها عليه كلَّ وقتٍ وإعادتها في كلِّ ساعةٍ ويعيدُها ويُبديها بألفاظٍ مختلفةٍ وأدلَّةٍ متنوعةٍ لتستقرَّ في القلوب فتثمرَ من الخير والبرِّ بحسب ثبوتها في القلب، وحتى إنه تعالى يجمع في اللفظ القليل الواضح معاني كثيرةً يكون اللفظُ لها كالقاعدة والأساس. واعتبر هذا بالآية التي بعد هذه الآية، وما فيها من أنواع الأوامر والنواهي التي لا تُحصر.
فلما كان هذا القرآن تبياناً لكلِّ شيءٍ؛ صار حجَّة الله على العباد كلِّهم، فانقطعت به حجَّةُ الظالمين، وانتفع به المسلمونَ، فصار هدىً لهم يهتدون به إلى أمر دينهم ودُنياهم ورحمةً ينالون به كلَّ خير في الدُّنيا والآخرة؛ فالهدى ما نالوا به من علم نافع وعمل صالح، والرحمة ما ترتَّب على ذلك من ثواب الدُّنيا والآخرة؛ كصلاح القلب وبرِّه وطمأنينتِهِ، وتمام العقل الذي لا يتمُّ إلاَّ بتربيتِهِ على معانيه التي هي أجلُّ المعاني وأعلاها، والأعمال الكريمة والأخلاق الفاضلة والرزق الواسع والنصر على الأعداء بالقَوْل والفعل ونَيْل رضا الله تعالى وكرامتِهِ العظيمة التي لا يعلم ما فيها من النعيم المقيم إلاَّ الربُّ الرحيم.
(89) Setelah Allah menyampaikan pada keterangan sebelum-nya, bahwa Dia membangkitkan seorang saksi pada setiap umat manusia, maka di sini Allah juga menyebutkan perihal tersebut. Secara khusus Allah membicarakan RasulNya yang mulia
(Muham-mad). Allah berfirman, ﴾ وَجِئۡنَا بِكَ شَهِيدًا عَلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِۚ
﴿ "Dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas (seluruh) umat manusia," maksud-nya atas umatmu, bersaksi atas mereka dengan kebaikan dan ke-burukan. Ini termasuk kesempurnaan sifat keadilan Allah تعالى, bahwa setiap rasul bersaksi atas umatnya (sendiri). Pasalnya, dia adalah orang yang paling mengetahui amalan perbuatan umatnya daripada rasul lainnya, dan lebih adil lagi lebih sayang untuk (tidak) bersaksi atas mereka kecuali yang sesuai dengan apa yang berhak mereka terima. Keterangan ini seperti Firman Allah تعالى,
﴾ وَكَذَٰلِكَ جَعَلۡنَٰكُمۡ أُمَّةٗ وَسَطٗا لِّتَكُونُواْ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ وَيَكُونَ ٱلرَّسُولُ عَلَيۡكُمۡ شَهِيدٗاۗ
﴿
"Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia, dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu." (Al-Baqarah: 143).
Dan Allah تعالى juga berfirman,
﴾ فَكَيۡفَ إِذَا جِئۡنَا مِن كُلِّ أُمَّةِۭ بِشَهِيدٖ وَجِئۡنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰٓؤُلَآءِ شَهِيدٗا 41 يَوۡمَئِذٖ يَوَدُّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَعَصَوُاْ ٱلرَّسُولَ لَوۡ تُسَوَّىٰ بِهِمُ ٱلۡأَرۡضُ
﴿
"Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti) apabila Kami men-datangkan seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatang-kan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu. Pada hari itu, orang-orang kafir dan orang-orang yang mendurhakai rasul, ingin supaya mereka diratakan dengan tanah." (An-Nisa`: 41-42).
FirmanNya, ﴾ وَنَزَّلۡنَا عَلَيۡكَ ٱلۡكِتَٰبَ تِبۡيَٰنٗا لِّكُلِّ شَيۡءٖ ﴿ "Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab
(al-Qur`an) untuk menjelaskan segala sesuatu," dalam masalah prinsip-prinsip agama atau cabang-cabangnya, tentang hukum-hukum di dunia dan akhirat serta segala yang diperlukan oleh para hamba. Ia benar-benar telah dijelaskan dengan paripurna, dengan teks-teks yang jelas dan makna-makna yang terang. Bahkan Allah kerap mengulang-ulang persoalan-persoalan besar yang di-butuhkan oleh hati karena
(sering) bersentuhan dengannya setiap saat dan bolak-balik
(mengerjakannya) setiap waktu, dan
(Dia) me-nyuguhkan kembali dan memperlihatkannya dengan lafazh-lafazh yang berbeda-beda dan bukti-bukti
(nyata) yang beraneka ragam, agar meresap dalam hati, sehingga membuahkan kebaikan dan kebajikan sesuai dengan kekonsistenannya di dalam hati. Bahkan Allah juga menyatukan dalam sebuah ungkapan ringan yang jelas, maknanya banyak, sehingga lafazh tersebut berperan sebagai kaidah dan dasar. Masuk dalam kategori ini, yaitu ayat-ayat yang datang setelah ayat ini, yang mengandung berbagai macam perintah dan larangan yang tidak terhitung banyaknya.
Ketika al-Qur`an adalah penjelas bagi segala sesuatu, maka ia menjadi hujjah Allah di hadapan para hambaNya seluruhnya. Aki-batnya, hujjah-hujjah orang-orang yang berbuat aniaya terlumpuh-kan. Sementara kaum Muslimin mereguk kemanfaatan darinya, hingga menjadi sumber hidayah bagi mereka, menuntun dalam masalah agama dan dunia, dan sebagai rahmat yang mengantarkan mereka dapat menggapai kebaikan dunia dan akhirat. Hidayah yang mereka rengkuh berupa ilmu yang bermanfaat dan amal shalih. Se-dangkan bentuk rahmahnya adalah dampak
(baik) dari hidayah tersebut, berupa pahala dunia dan akhirat, seperti keshalihan, ke-baikan dan ketenangan hati, kematangan akal yang tidak terwujud kecuali dengan membinanya berdasarkan nilai-nilainya yang me-rupakan nilai-nilai yang paling agung dan luhur, perbuatan-perbuat-an yang mulia, akhlak yang utama, rizki yang lapang, kemenangan atas para musuh dengan ucapan dan perbuatan, dan menggapai keridhaan Allah تعالى serta
(suguhan) kemuliaanNya yang agung yang kenikmatan abadi di dalamnya tidak diketahui kecuali oleh Allah, Rabb Yang Maha Penyayang.
{إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (90)}
"Sesungguhnya Allah menyuruh
(kamu) berlaku adil dan ber-buat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran."
(An-Nahl: 90).
#
{90} فالعدل الذي أمر الله به يشملُ العدلَ في حقِّه وفي حقِّ عباده؛ فالعدلُ في ذلك أداءُ الحقوق كاملةً موفورةً؛ بأن يؤدِّيَ العبد ما أوجب الله عليه من الحقوق الماليَّة والبدنيَّة والمركَّبة منهما في حقِّه وحقِّ عباده، ويعامل الخلق بالعدل التامِّ، فيؤدِّي كلُّ والٍ ما عليه تحت ولايتِهِ، سواء في ذلك ولاية الإمامة الكبرى وولاية القضاء ونواب الخليفة ونواب القاضي. والعدل: هو ما فَرَضَه الله عليهم في كتابه وعلى لسان رسوله وأمرهم بسلوكه، ومن العدل في المعاملات أن تعامِلَهم في عقود البيع والشراء وسائر المعاوضات بإيفاء جميع ما عليك؛ فلا تبخسُ لهم حقًّا، ولا تغشُّهم ولا تخدعُهم وتظلِمُهم؛ فالعدل واجبٌ، والإحسان فضيلةٌ مستحبٌّ، وذلك كنفع الناس بالمال والبدن والعلم وغير ذلك من أنواع النفع، حتى يدخلَ فيه الإحسان إلى الحيوان البهيم المأكول وغيره، وخصَّ الله إيتاء ذي القُربى وإن كان داخلاً في العموم؛ لتأكُّد حقِّهم وتعيُّن صلتهم وبرِّهم والحرص على ذلك، ويدخل في ذلك جميع الأقارب؛ قريبهم وبعيدهم، لكن كلُّ مَن كان أقربَ كان أحقَّ بالبرِّ. وقوله: {وينهى عن الفحشاءِ}: وهو كلُّ ذنبٍ عظيم استفحشته الشرائعُ والفِطَر؛ كالشركِ بالله والقتل بغير حقٍّ والزِّنا والسرقة والعُجب والكِبْر واحتقار الخلق وغير ذلك من الفواحش، ويدخل في المنكر كلُّ ذنبٍ ومعصيةٍ متعلِّق بحقِّ الله تعالى، وبالبغي كلُّ عدوان على الخلق في الدِّماء والأموال والأعراض. فصارت هذه الآية جامعةً لجميع المأمورات والمنهيَّات، لم يبقَ شيءٌ إلاَّ دخل فيها. فهذه قاعدةٌ ترجع إليها سائر الجزئيَّات؛ فكلُّ مسألة مشتملة على عدل أو إحسان أو إيتاء ذي القربى؛ فهي مما أمر الله به، وكلُّ مسألةٍ مشتملة على فحشاء أو منكَر أو بغي؛ فهي مما نهى الله عنه، وبها يُعْلَمُ حُسنُ ما أمر الله به وقُبح ما نهى عنه، وبها يُعتبر ما عند الناس من الأقوال، وتردُّ إليها سائر الأحوال؛ فتبارَكَ مَن جعل في كلامِهِ الهدى والشفاء والنور والفرقان بين جميع الأشياء، ولهذا قال: {يعظِكُم}؛ به، أي: بما بيَّنه لكم في كتابه بأمركم بما فيه غاية صلاحكم ونهيكم عما فيه مضرَّتكم. {لعلَّكم تذكَّرون}: ما يعظِكُم به فتفهمونه وتعقِلونه؛ فإنَّكم إذا تذكَّرتموه وعقلتموه؛ عملتم بمقتضاه، فسعدتُم سعادةً لا شقاوة معها.
(90) Sikap keadilan yang Allah perintahkan, mencakup ke-adilan terhadap hakNya dan hak para hambaNya. Sikap keadilan dalam masalah itu, dengan cara menjalankan hak-hak yang ada secara komplet lagi utuh. Caranya, seorang hamba melaksanakan apa yang Allah wajibkan atas dirinya, berupa hak-hak yang berkait-an dengan kekayaan, fisik dan kombinasi antara keduanya berhu-bungan dengan hakNya dan hak-hak para hambaNya, bergaul de-ngan manusia dengan keadilan yang utuh. Setiap pemegang tang-gung jawab harus menjalankan kewajiban yang berada di bawah tanggungannya, baik ia memegang kekuasaan tertinggi atau kekuasa-an peradilan, atau wakil penguasa maupun wakil hakim. Jadi, ke-adilan hakikatnya adalah segala yang Allah wajibkan atas para hamba dalam kitabNya melalui lisan RasulNya dan memerintahkan mereka untuk menjalankannya. Termasuk
(cermin) keadilan dalam bermuamalah, adalah engkau berinteraksi dengan mereka pada transaksi jual-beli dan transaksi timbal balik lainnya dengan meme-nuhi segala yang menjadi kewajibanmu. Jangan sekali-kali mengu-rangi hak mereka, jangan menipu mereka, atau memperdayai me-reka dan jangan pula menzhalimi mereka. Keadilan wajib
(ditegak-kan).
Perbuatan ihsan
(baik) merupakan perilaku luhur lagi dianjur-kan. Misalnya, memberi bantuan kepada orang lain dalam bentuk uang, bantuan fisik, ilmu dan faidah lainnya. Masuk dalam penger-tian ini, berbuat baik kepada binatang, yang bisu dan dikonsumsi serta makhluk lainnya.
Secara khusus Allah menyinggung pemberian kepada kaum kerabat, kendatipun sudah masuk dalam konteks umum, untuk menekankan tentang hak mereka dan keharusan untuk menjalin hubungan dengan mereka dan bersikap baik kepada mereka serta bersemangat untuk memenuhinya. Masuk dalam pengertian ini, seluruh kaum kerabat, yang dekat ataupun yang jauh. Akan tetapi, semakin dekat hubungan
(darah)nya
(dengan kita), maka ia semakin berhak menerima kebaikan.
Firman Allah, ﴾ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ
﴿ "Dan Allah melarang dari perbuat-an keji," yaitu seluruh perbuatan dosa besar yang dinilai bejat oleh syariat dan fitrah manusia, semisal perbuatan syirik kepada Allah, membunuh tanpa alasan yang dibenarkan, zina, pencurian, bangga diri, sombong, menghinakan orang lain dan perbuatan keji lainnya.
Termasuk dalam makna kemungkaran adalah, setiap dosa dan maksiat yang berkaitan dengan hak Allah تعالى. Sedangkan tin-dakan permusuhan yaitu setiap permusuhan terhadap sesama me-nyangkut darah, harta, dan kehormatan. Maka, ayat ini menghim-pun seluruh perintah dan larangan, tidak ada yang tersisa melain-kan pasti masuk ke dalamnya.
Ini merupakan kaidah yang menjadi acuan dalam perkara-perkara parsial lainnya. Setiap persoalan yang menyangkut keadil-an, kebaikan atau pemberian kepada kaum kerabat, maka itu ter-masuk perkara yang Allah perintahkan. (Sebaliknya), setiap masalah yang memuat unsur kekejian, kemungkaran atau permusuhan, maka termasuk perkara yang Allah larang.
Melalui ayat ini, dapat diketahui keindahan perintah yang Allah tetapkan, dan keburukan sesuatu yang Allah larang. Dengan dasar ayat ini pula, ucapan-ucapan dan tindakan-tindakan yang ada pada orang-orang diperhitungkan dan diacukan kepadanya di se-tiap kondisi. Mahaberkah Allah, Dzat yang menjadikan pada Fir-man-firmanNya unsur hidayah, penyembuh dan cahaya serta pem-beda antara segala sesuatu. Karenanya, Allah berfirman, ﴾ يَعِظُكُمۡ
﴿ "Dia memberi pengajaran kepadamu," dengannya. Maksudnya dengan penjelasan yang disampaikan olehNya kepada kalian dalam Kitab-Nya, maka Dia memerintahkan kalian perkara yang berisi kebaikan bagi kalian dan melarang kalian dari perbuatan yang mengandung bahaya bagi kalian ﴾ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ ﴿ "agar kamu dapat mengambil pelajaran," yaitu sesuatu yang memberimu pelajaran, sehingga kamu memahami dan menyerapnya. Sesungguhnya kalian jika dapat me-ngambil pelajaran dan memahaminya dan mengetahui isi kandu-ngannya, maka kalian pun akan berbahagia dengan kebahagiaan yang tidak disertai oleh celaka.
Setelah memerintahkan perkara yang wajib dalam substansi syariat, maka Allah memerintahkan untuk memenuhi apa yang di-wajibkan seorang hamba pada dirinya.
Allah berfirman,
{وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلَا تَنْقُضُوا الْأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلًا إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ (91) وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا تَتَّخِذُونَ أَيْمَانَكُمْ دَخَلًا بَيْنَكُمْ أَنْ تَكُونَ أُمَّةٌ هِيَ أَرْبَى مِنْ أُمَّةٍ إِنَّمَا يَبْلُوكُمُ اللَّهُ بِهِ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ (92)}.
"Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji, dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah
(mu) itu, sesu-dah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu
(terhadap sumpah-sumpah itu). Sesungguhnya Allah menge-tahui apa yang kamu perbuat. Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah
(per-janjian)mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di Hari Kiamat akan dijelaskanNya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu."
(An-Nahl: 91-92).
#
{91} وهذا يشمَلُ جميع ما عاهد العبدُ عليه ربَّه من العبادات والنذور والأيمان التي عقدها إذا كان الوفاء بها برًّا، ويشمل أيضاً ما تعاقد عليه هو وغيره؛ كالعهود بين المتعاقدين، وكالوعد الذي يعده العبدُ لغيره ويؤكِّده على نفسه؛ فعليه في جميع ذلك الوفاء وتتميمها مع القدرة، ولهذا نهى الله عن نقضِها، فقال: {ولا تنقُضوا الأيمان بعد توكيدها}: بعقدها على اسم الله تعالى. {وقد جعلتُمُ الله عليكم}: أيها المتعاقدون، {كفيلاً}: فلا يَحِلُّ لكم أن لا تُحْكِموا ما جعلتم الله عليكم كفيلاً، فيكون ذلك تركُ تعظيم الله واستهانةٌ به، وقد رضي الآخر منك باليمين والتوكيد الذي جعلتَ الله فيه كفيلاً؛ فكما ائتمنك وأحسن ظنَّه فيك؛ فَلْتَفِ له بما قلت وأكَّدته. {إنَّ الله يعلم ما تفعلونَ}: فيجازي كلَّ عامل بعمله على حسب نيَّته ومقصدِهِ.
(91) Dan kandungan ayat ini mencakup seluruh hal yang dijanjikan seorang hamba kepada Rabbnya, berupa berbagai jenis ibadah, nadzar, sumpah yang telah dia tetapkan, jika pelaksanaan-nya merupakan sebuah kebajikan. Kandungan ayat ini juga menca-kup akad yang telah dia langsungkan dengan orang lain, seperti
(isi) akad antara dua orang yang menjalin akad perjanjian, dan se-perti janji yang disampaikan oleh seorang hamba kepada orang lain dan ia telah meneguhkannya pada dirinya. Pada semua perka-ra itu, dia wajib memenuhi dan menyempurnakannya bila mampu. Oleh karena itu, Allah melarang pembatalannya. Allah berfirman, ﴾ وَلَا تَنقُضُواْ ٱلۡأَيۡمَٰنَ بَعۡدَ تَوۡكِيدِهَا
﴿ "Dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu, sesudah meneguhkannya," menetapkannya atas Nama Allah تعالى. ﴾ وَقَدۡ جَعَلۡتُمُ ٱللَّهَ عَلَيۡكُمۡ
﴿ "Sedang kamu telah menjadikan Allah atas kamu," wahai orang-orang yang saling membuat perjanjian-perjanjian ﴾ كَفِيلًاۚ
﴿ "sebagai saksi," maka kalian tidak boleh untuk tidak melangsungkan perkara yang mana Allah kamu jadikan sebagai saksinya. Akibatnya, engkau tidak mengagungkan Allah dan mela-kukan pelecehan terhadapNya. Pihak lain telah ridha dengan sum-pah dan penekanan yang mana kamu jadikan Allah padanya se-bagai saksi. Sebagaimana ia telah mempercayaimu dan berprasangka baik kepadamu, maka, tepatilah apa yang engkau ucapkan dan tegaskan kepadanya. ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ يَعۡلَمُ مَا تَفۡعَلُونَ ﴿ "Sesungguhnya Allah me-ngetahui apa yang kamu perbuat," lalu Allah akan membalas setiap pelaku perbuatan atas dasar amalannya sesuai dengan niat dan maksudnya.
#
{92} {ولا تكونوا}: في نقضِكُم للعهودِ بأسوأ الأمثال وأقبحها وأدلِّها على سفه متعاطيها، وذلك {كالتي} تَغْزِلُ غزلاً قويًّا؛ فإذا استحكم وتمَّ ما أريد منه؛ نَقَضَتْه فجعلتْه {أنْكاثاً}: فتعبت على الغزل، ثم على النقض، ولم تستفدْ سوى الخيبة والعناء وسفاهة العقل ونقص الرأي؛ فكذلك مَنْ نَقَضَ ما عاهد عليه؛ فهو ظالمٌ جاهلٌ سفيهٌ ناقص الدين والمروءة. وقوله: {تتَّخذون أيمانكم دَخَلاً بينَكم أن تكونَ أمَّةٌ هي أربى من أمَّةٍ}؛ أي: لا تنبغي هذه الحالة منكم؛ تعقدون الأيمان المؤكَّدة، وتنتظِرون فيها الفرصَ: فإذا كان العاقدُ لها ضعيفاً غير قادرٍ على الآخر؛ أتمَّها لا لتعظيم العقد واليمين، بل لعجزِهِ. وإن كان قويًّا يرى مصلحتَهَ الدنيويَّة في نقضِها؛ نَقَضَها غيرَ مبالٍ بعهدِ الله ويمينِه، كلُّ ذلك دَوَراناً مع أهوية النفوس وتقديماً لها على مراد الله منكم وعلى المروءة الإنسانيَّة والأخلاق المرضيَّة؛ لأجل أن تكون أمة أكثر عدداً وقوَّة من الأخرى. وهذا ابتلاء من الله وامتحان يبتليكم [الله] به؛ حيث قيَّضَ من أسباب المِحَنِ الذي يُمْتَحَنُ به الصادق الوفيُّ من الفاجر الشقيِّ. {وليبيِّننَّ لكم يومَ القيامةِ ما كنتُم فيه تختلفونَ}: فيجازي كلًّا بعمله ، ويخزي الغادرَ.
(92) ﴾ وَلَا تَكُونُواْ
﴿ "Dan janganlah kamu," saat membatalkan per-janjian-perjanjian, menjadi masuk dalam perumpamaan yang ter-buruk, paling jelek dan benar-benar menunjukkan kebodohan orang yang menjalankannya. Yaitu ﴾ كَٱلَّتِي
﴿ "seperti seorang perempuan," yang memintal (benang) dengan pintalan yang kuat, lalu ketika telah kokoh dan terealisasikan apa yang ia inginkan, maka dia mengurai-kannya dan menjadikannya ﴾ أَنكَٰثٗا
﴿ "bercerai berai kembali." Sudah kepayahan dalam memintal dan kelelahan untuk menguraikannya, namun dia tidak mendapatkan manfaat (dari perbuatannya) selain kegagalan, kepayahan, dan ketololan akalnya serta kepincangan pikiran. Begitu pula orang yang mengurai perjanjian yang telah dia tetapkan. Ia adalah orang yang berbuat zhalim, bodoh, idiot, kurang agama dan tata krama. Firman Allah, ﴾ تَتَّخِذُونَ أَيۡمَٰنَكُمۡ دَخَلَۢا بَيۡنَكُمۡ أَن تَكُونَ أُمَّةٌ هِيَ أَرۡبَىٰ مِنۡ أُمَّةٍۚ
﴿ "Kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain," maksudnya, kondisi demikian ini tidak pantas terjadi pada kalian, yaitu menetapkan sumpah-sumpah yang diteguhkan dan menunggu-nunggu kesempatan, lalu ketika pembuat perjanjian lemah, tidak mampu mengalahkan pihak lain, maka dia memenuhi perjanjian tersebut, bukan karena niatan untuk mengagungkan perjanjian dan sumpah, tetapi untuk melemahkan-nya. Apabila posisinya kuat dan melihat adanya kepentingan dunia-wi dalam pembatalannya, maka dia menggugurkannya, tanpa peduli dengan janji dan sumpahnya kepada Allah. Kejadian-kejadian itu semua terjadi berdasarkan hawa nafsu jiwanya dan lebih mengu-tamakannya daripada keinginan Allah dan norma-norma kemanu-siaan dan moral yang terpuji. Agar kalian menjadi umat yang lebih besar jumlah dan kekuatannya dibandingkan umat lainnya. Ini me-rupakan ujian dan cobaan dari Allah agar [Allah] menguji kalian dengannya melalui cara mendatangkan berbagai sebab kausalitas terjadinya cobaan yang menjadi alat penguji bagi orang yang jujur lagi menepati (janjinya) (dibedakan) dari orang yang jahat lagi ce-laka. ﴾ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ مَا كُنتُمۡ فِيهِ تَخۡتَلِفُونَ ﴿ "Dan sesungguhnya di Hari Kiamat akan dijelaskanNya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu," maka Allah memberi alasan kepada setiap orang dengan amalan-nya, dan menghinakan orang yang melanggar janji.
{وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَلَتُسْأَلُنَّ عَمَّا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (93)}.
"Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat
(saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan."
(An-Nahl: 93).
#
{93} أي: {لو شاء الله} لجَمَعَ الناس على الهدى، وجعلهم {أمَّةً واحدةً}: ولكنَّه تعالى المنفرد بالهداية والإضلال، وهدايتُهُ وإضلالُهُ من أفعاله التابعة لعلمِهِ وحكمتِهِ، يعطي الهداية من يستحقُّها فضلاً، ويمنعُها مَنْ لا يستحقُّها عدلاً {ولَتُسْألُنَّ عما كُنتم تعملونَ}: من خيرٍ وشرٍّ، فيجازيكم عليها أتمَّ الجزاء وأعدله.
(93) Maksudnya, ﴾ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ
﴿ "Dan kalau Allah menghendaki," niscaya Dia menyatukan manusia di atas petunjuk dan menjadikan kalian ﴾ أُمَّةٗ وَٰحِدَةٗ
﴿ "satu umat (saja)," akan tetapi, Allah-lah satu-satunya yang memegang kendali hidayah dan penyesatan. Pemberian hi-dayah dan penyesatanNya termasuk dalam perbuatan-perbuatan Allah yang mengacu pada ilmu dan hikmahNya. Dia memberikan hidayah kepada orang yang berhak sebagai bentuk keutamaanNya, dan Dia menghalang-halangi hidayah dari orang yang tidak pantas menerimanya sebagai bentuk keadilanNya. ﴾ وَلَتُسۡـَٔلُنَّ عَمَّا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ﴿ "Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan," berupa perbuatan yang baik dan buruk. Allah akan membalas me-reka atas amal perbuatan mereka dengan balasan yang setimpal dan paling adil.
{وَلَا تَتَّخِذُوا أَيْمَانَكُمْ دَخَلًا بَيْنَكُمْ فَتَزِلَّ قَدَمٌ بَعْدَ ثُبُوتِهَا وَتَذُوقُوا السُّوءَ بِمَا صَدَدْتُمْ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَلَكُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (94)}.
"Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu, yang menyebabkan kaki
(mu) tergelincir sesudah kokoh tegaknya, dan kamu rasakan keburukan karena kamu menghalangi
(manusia) dari jalan Allah, dan kamu mendapatkan azab yang pedih."
(An-Nahl: 94).
#
{94} أي: {ولا تتَّخذوا أيمانكم}: وعهودكم ومواثيقكم تَبَعاً لأهوائِكم، متى شئتُم وفَّيْتُم بها، ومتى شئتُم نَقَضْتُموها؛ فإنَّكم إذا فعلتُم ذلك؛ تَزِلُّ أقدامُكم بعد ثبوتها على الصِّراط المستقيم. {وتذوقوا السُّوء}؛ أي: العذاب الذي يسوؤكم ويَحْزُنكم. {بما صدَدتُم عن سبيل الله}: حيث ضللتُم وأضللتُم غيركم. {ولكم عذابٌ عظيمٌ}: مضاعف.
(94) ﴾ وَلَا تَتَّخِذُوٓاْ أَيۡمَٰنَكُمۡ
﴿ "Dan janganlah kamu jadikan sumpah-sum-pahmu," dan perjanjian-perjanjian serta fakta kerjasamamu mem-perturutkan hawa nafsu kalian. Kapan kalian mau menepatinya, maka kalian jalankan, dan kapan saja kalian ingin membatalkan, maka (langsung) kalian lakukan. Sesungguhnya jika kalian berbuat semacam ini, niscaya kaki kalian tergelincir sesudah kokoh tegak-nya di atas jalan lurus ﴾ وَتَذُوقُواْ ٱلسُّوٓءَ
﴿ "dan kamu rasakan keburukan," maksudnya siksa yang memperburuk dan menyedihkan kalian ﴾ بِمَا صَدَدتُّمۡ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ
﴿ "karena kamu menghalangi (manusia) dari jalan Allah," lantaran kalian telah sesat dan menyesatkan orang lain ﴾ وَلَكُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٞ ﴿ "dan kamu mendapatkan azab yang pedih," yang berlipat-lipat.
{وَلَا تَشْتَرُوا بِعَهْدِ اللَّهِ ثَمَنًا قَلِيلًا إِنَّمَا عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (95) مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (96) مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (97)}.
"Dan janganlah kamu tukar perjanjianmu dengan Allah de-ngan harga yang sedikit
(murah). Sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apa yang dari sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan ke-pada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya ke-hidupan yang baik, dan sungguh akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
(An-Nahl: 95-97).
#
{95} يحذِّر تعالى عباده من نقض العهود والأيمان لأجل مَتاع الدُّنيا وحطامها، فقال: {ولا تشتروا بعهِد الله ثَمَناً قليلاً}: تنالونه بالنَّقْض وعدم الوفاء. {إنَّما عند الله}: من الثواب العاجل والآجل لمن آثر رضاه وأوفى بما عاهد عليه الله، {هو خيرٌ لكم}: من حطام الدُّنيا الزائلة {إن كنتم تعلمونَ}.
(95) Allah تعالى memperingatkan para hambaNya dari
(tin-dakan) membatalkan janji-janji dan sumpah-sumpah karena
(ingin mendapatkan) kenikmatan dan kekayaan dunia. Allah berfirman, ﴾ وَلَا تَشۡتَرُواْ بِعَهۡدِ ٱللَّهِ ثَمَنٗا قَلِيلًاۚ
﴿ "Dan janganlah kamu tukar perjanjianmu dengan Allah dengan harga yang sedikit (murah)," yaitu kalian mendapatkan dunia (ditukar) dengan membatalkan dan tidak menepatinya. ﴾ إِنَّمَا عِندَ ٱللَّهِ
﴿ "Sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah," berupa balasan se-gera (di dunia) dan ganjaran menyusul (di akhirat) adalah bagi orang yang lebih mengutamakan ridha Allah dan menepati apa yang telah dia tetapkan kepada Allah ﴾ هُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡ
﴿ "itulah yang lebih baik bagimu," daripada kenikmatan dunia yang fana ﴾ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ﴿ "jika kamu mengetahui."
#
{96} فآثِروا ما يبقى على ما يفنى؛ فإنَّ الذي {عندكم}: ولو كَثُر جدًّا لا بدَّ أن ينفدَ ويفنى، {وما عند الله باقٍ}: ببقائِهِ، لا يفنى ولا يزول؛ فليس بعاقل من آثر الفاني الخسيس على الباقي النفيس، وهذا كقولِهِ تعالى: {بل تؤثِرون الحياةَ الدُّنيا والآخرة خيرٌ وأبقى}. {وما عندَ الله خيرٌ للأبرار}. وفي هذا الحث والترغيب على الزُّهد في الدنيا، خصوصاً الزُّهد المتعيِّن، وهو الزُّهد فيما يكون ضرراً على العبد ويوجب له الاشتغال عما أوجب الله عليه وتقديمه على حقِّ الله؛ فإنَّ هذا الزُّهد واجبٌ. ومن الدواعي للزُّهد أن يقابلَ العبد لَذَّاتِ الدُّنيا وشهواتها بخيرات الآخرة؛ فإنَّه يجد من الفرق والتفاوت ما يدعوه إلى إيثار أعلى الأمرين، وليس الزُّهد الممدوح هو الانقطاع للعبادات القاصرة؛ كالصلاة والصيام والذِّكْر ونحوها، بل لا يكون العبدُ زاهداً زهداً صحيحاً حتَّى يقوم بما يقدِرُ عليه من الأوامر الشرعيَّة الظاهرة والباطنة، ومن الدعوة إلى الله وإلى دينه بالقول والفعل؛ فالزهدُ الحقيقيُّ هو الزهد فيما لا ينفعُ في الدين والدُّنيا، والرغبةُ والسعي في كلِّ ما ينفع. {ولنجزينَّ الذين صبروا}: على طاعة الله وعن معصيته، وفَطَموا أنفسَهم عن الشهوات الدنيويَّة المضرَّة بدينهم؛ {أجْرَهم بأحسنِ ما كانوا يعملون}: الحسنةُ بعشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف إلى أضعاف كثيرة؛ فإنَّ الله لا يضيع أجر من أحسن عملاً.
(96) Maka utamakanlah kenikmatan yang lestari di atas ke-nikmatan yang fana. Sesungguhnya ﴾ م َ ا عِندَكُمۡ
﴿ "apa yang ada di sisimu," meskipun berjumlah banyak sekali, pasti akan lenyap dan hilang ﴾ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ بَاقٖۗ
﴿ "dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal," dengan ke-abadian yang Allah tetapkan baginya, tidak hilang dan tidak sirna. Maka bukanlah insan yang cerdik orang yang lebih mengedepankan barang yang (akan) sirna lagi bernilai rendah di atas kenikmatan yang lestari lagi bernilai tinggi. Pengertian ini senada dengan kan-dungan Firman Allah,
﴾ بَلۡ تُؤۡثِرُونَ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا 16 وَٱلۡأٓخِرَةُ خَيۡرٞ وَأَبۡقَىٰٓ 17
﴿
"Tetapi kamu (orang-orang kafir) lebih mengutamakan kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal." (Al-A'la: 16-17).
﴾ وَمَا عِندَ ٱللَّهِ خَيۡرٞ لِّلۡأَبۡرَارِ 198
﴿
"Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti." (Ali Imran: 198).
Padanya terdapat himbauan dan anjuran untuk bersifat zuhud di dunia, terutama sifat zuhud yang sudah semestinya ditempuh. Yaitu zuhud dari perkara-perkara yang akan menjadi bahaya pada seorang hamba dan menimbulkan kesibukan seorang hamba se-hingga melupakan hal-hal yang diwajibkan Allah atas dirinya dan mendahulukannya atas hak Allah. Sesungguhnya zuhud inilah yang mesti ada.
Di antara faktor pendorong untuk berzuhud, adalah hendak-nya seorang hamba membandingkan kenikmatan-kenikmatan dunia dan godaan-godaan syahwatnya dengan kebaikan-kebaikan di akhi-rat. (Dengan itu), dia akan menjumpai perbedaan dan jenjang yang berpotensi mengajaknya untuk lebih mengutamakan perkara yang paling luhur dari dua perkara itu. Bukanlah termasuk zuhud yang terpuji, yaitu dengan mengasingkan diri untuk beribadah saja dengan ibadah qashirah (yang hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri), seperti Shalat, puasa, dzikir dan lainnya. Bahkan seorang hamba tidak di-sebut zuhud dengan cara yang benar, sampai dia mengerjakan perin-tah-perintah agama yang mampu dia kerjakan, yang zahir dan batin, dakwah kepada Allah dan kepada agamaNya melalui ucapan dan tindakan. Zuhud yang sebenarnya, ialah merasa tidak butuh kepada sesuatu yang tidak bermanfaat bagi agama dan dunia, dan beranimo serta berusaha berbuat yang bermanfaat. ﴾ وَلَنَجۡزِيَنَّ ٱلَّذِينَ صَبَرُوٓاْ
﴿ "Dan se-sungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar," atas ketaatan kepada Allah dan bersabar dari maksiat kepadaNya dan mengekang jiwa-jiwa mereka dari jeratan syahwat dunia yang berbahaya bagi agamanya, ﴾ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴿ "dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan," satu kebaikan di-ganjar sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat, sampai peng-gandaan hitungan yang banyak sekali. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik
#
{97} ولهذا ذكر جزاء العاملين في الدُّنيا والآخرة فقال: {مَنْ عمل صالحاً من ذَكَرٍ أو أنثى وهو مؤمنٌ}: فإنَّ الإيمان شرطٌ في صحَّة الأعمال الصالحة وقَبولها، بل لا تسمَّى أعمالاً صالحة إلاَّ بالإيمان، والإيمان مقتضٍ لها؛ فإنَّه التصديق الجازم المثمِرُ لأعمال الجوارح من الواجبات والمستحبَّات؛ فمَنْ جَمَعَ بين الإيمان والعمل الصالح؛ {فَلَنُحْيِيَنَّهُ حياةً طيبةً}: وذلك بطمأنينة قلبه وسكون نفسه وعدم التفاتِهِ لما يُشَوِّش عليه قلبه ويرزُقُه الله رزقاً حلالاً طيّباً من حيث لا يحتسب. {ولنجزِيَنَّهم}: في الآخرة {أجرَهم بأحسنِ ما كانوا يعملونَ}: من أصناف اللذَّات؛ ممَّا لا عينٌ رأتْ، ولا أذنٌ سمعتْ، ولا خطرَ على قلب بشر، فيؤتيه الله في الدُّنيا حسنةً وفى الآخرة حسنةً.
(97) Oleh karena itu, Allah menyebutkan balasan bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia dan akhirat, ﴾ مَنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ
﴿ "Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman." Sesungguhnya keberada-an iman menjadi syarat sah dan diterimanya amalan shalih. Bahkan tidak bisa disebut amal shalih kecuali disertai dengan keimanan. (Karena) iman menuntut (munculnya) amal shalih. Sesungguhnya iman adalah pembenaran yang teguh lagi membuahkan amalan-amalan anggota badan, baik perbuatan yang wajib maupun sunnah. Barangsiapa telah mengkombinasikan antara iman dan amal shalih, ﴾ فَلَنُحۡيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةٗ طَيِّبَةٗۖ
﴿ "maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik." Hal tersebut dengan pemberian ketentraman hati dan ketenangan jiwa serta tiada menoleh kepada obyek yang mengganggu hatinya, dan Allah memberinya rizki yang halal lagi baik dari arah yang tidak disangka-sangkanya ﴾ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ
﴿ "dan sung-guh akan Kami berikan balasan kepada mereka," di akhirat ﴾ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ﴿ "dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan," berupa aneka kenikmatan
(surgawi) yang tidak pernah dilihat oleh pandangan mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terbetik di dalam hati manusia. Maka Allah mem-berinya kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. 9
{فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ (98) إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (99) إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ (100)}.
"Apabila kamu membaca al-Qur`an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. Sesungguh-nya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang ber-iman dan bertawakal kepada Rabbnya. Sesungguhnya kekuasaan-nya
(setan) hanyalah atas orang-orang yang menjadikannya seba-gai pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah."
(An-Nahl: 98-100).
#
{98 ـ 100} أي: فإذا أردت القراءة لكتاب الله الذي هو أشرفُ الكُتُب وأجلُّها، وفيه صلاحُ القلوب والعلوم الكثيرة؛ فإنَّ الشيطان أحرصُ ما يكون على العبد عند شروعِهِ في الأمور الفاضلة، فيسعى في صرفِهِ عن مقاصدِها ومعانيها؛ فالطريق إلى السلامة من شرِّه الالتجاءُ إلى الله والاستعاذة به من شرِّه، فيقول القارئ: أعوذُ بالله من الشيطان الرجيم؛ متدبِّراً لمعناها، معتمداً بقلبه على الله في صرفه عنه، مجتهداً في دفع وسواسه وأفكاره الرَّديئة، مجتهداً على السبب الأقوى في دفعه، وهو التحلِّي بحِلْية الإيمان والتوكُّل؛ فإنَّ الشيطان {ليس له سلطانٌ}؛ أي: تسلُّط {على الذين آمنوا وعلى ربِّهم}: وحده لا شريك له، {يتوكَّلونَ}: فيدفع الله عن المؤمنين المتوكِّلين عليه شرَّ الشيطان ولا يبقى له عليهم سبيلٌ. {إنَّما سلطانُه}؛ أي: تسلُّطه {على الذين يَتَوَلَّوْنه}؛ أي: يجعلونه لهم وليًّا، وذلك بتخلِّيهم عن ولاية الله، ودخولهم في طاعة الشيطان، وانضمامهم لحزبه؛ فهم الذين جعلوا له ولايةً على أنفسهم، فأزَّهم إلى المعاصي أزًّا، وقادهم إلى النار قَوْداً.
(98-100) Maksudnya, jika kamu hendak membaca Kitabullah yang merupakan kitab termulia dan paling agung, -di dalamnya terkandung muatan yang memperbaiki hati dan ilmu yang banyak-, maka sesungguhnya setan sangat antusias menggoda seorang hamba saat ia akan memulai mengerjakan amalan-amalan yang utama, lalu berusaha untuk membelokkannya dari tujuan dan nilai-nilainya. Jalan menuju keselamatan dari gangguan setan ialah kembali ke-pada Allah dan berlindung kepada Allah dari kejahatannya, mem-baca, أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
(aku berlindung kepadaNya dari godaan setan yang terkutuk) dengan merenungi maknanya dan hatinya berserah diri kepada Allah agar menyingkirkan setan darinya, tekun untuk mengenyahkan bisikan-bisikan dan imajinasi-imajinasinya, mengerahkan tenaga untuk menempuh faktor paling kuat guna mengusirnya. Yaitu menghiasi diri dengan baju iman dan tawakal. Sesungguhnya setan itu ﴾ لَيۡسَ لَهُۥ سُلۡطَٰنٌ
﴿ "tidak ada kekuasaannya," mak-sudnya, penguasaan ﴾ عَلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ
﴿ "atas orang-orang yang beriman, dan kepada Rabbnya," semata, tiada sekutu bagiNya ﴾ يَتَوَكَّلُونَ
﴿ "mereka bertawakal," maka Allah menyingkirkan keburukan setan dari kaum Mukminin yang bertawakal kepadaNya, hingga tiada celah tersisa baginya atas mereka. ﴾ إِنَّمَا سُلۡطَٰنُهُۥ
﴿ "Sesungguhnya ke-kuasaannya (setan) hanyalah," maksudnya, p e n g u a s a a n n y a ﴾ عَلَى ٱلَّذِينَ يَتَوَلَّوۡنَهُۥ ﴿ "atas orang-orang yang menjadikannya sebagai pemimpin," men-jadikannya sebagai pemimpin bagi mereka. Demikian itu, dengan cara melepaskan diri dari
(bimbingan) kepemimpinan Allah dan masuk ke dalam ketaatan kepada setan serta bergabung dengan pasukannya. Mereka sendirilah yang memberikan
(tongkat) kepe-mimpinan bagi setan atas diri mereka. Maka setan betul-betul men-dorong mereka ke kubangan maksiat dan menghalau mereka ke neraka dengan sungguh-sungguh.
{وَإِذَا بَدَّلْنَا آيَةً مَكَانَ آيَةٍ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يُنَزِّلُ قَالُوا إِنَّمَا أَنْتَ مُفْتَرٍ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (101) قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آمَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ (102)}.
"Dan apabila Kami mengganti suatu ayat dengan ayat yang lain padahal Allah lebih mengetahui apa yang diturunkanNya, me-reka berkata, 'Sesungguhnya kamu adalah orang yang mengada-adakan saja.' Bahkan kebanyakan mereka tiada mengetahui. Kata-kanlah, 'Ruhul Qudus
(Jibril) menurunkan al-Qur`an itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan
(hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri
(kepada Allah)'."
(An-Nahl: 101-102).
#
{101} يذكُر تعالى أنَّ المكذِّبين بهذا القرآن يتتبَّعون ما يَرَوْنَه حجَّة لهم، وهو أنَّ الله تعالى هو الحاكم الحكيم، الذي يَشْرَع الأحكام ويبدِّل حكماً مكان آخر؛ لحكمته ورحمته؛ فإذا رأوه كذلك؛ قدحوا في الرسول وبما جاء به، و {قالوا إنما أنت مُفْتَرٍ}، قال الله تعالى: {بل أكثُرهم لا يعلمونَ}: فهم جهالٌ، لا علم لهم بربِّهم ولا بشرعِهِ، ومن المعلوم أن قدح الجاهل بلا علم لا عبرةَ به؛ فإنَّ القدح في الشيء فرعٌ عن العلم به وما يشتمل عليه مما يوجب المدح والقدح.
(101) Allah تعالى memperingatkan bahwa kaum yang mendus-takan al-Qur`an ini, mencari-cari ayat yang bisa mereka pakai untuk pembelaan diri, yaitu bahwa Allah تعالى adalah Dzat Yang Maha Menetapkan lagi Bijaksana, mensyariatkan hukum-hukum dan meng-ganti hukum di tempat lainnya karena
(dorongan) sifat bijaksana dan rahmatNya. Bila mereka menyaksikan penggantian ini, maka mereka mencela kehormatan Rasulullah dan risalah yang beliau bawa. ﴾ قَالُوٓاْ إِنَّمَآ أَنتَ مُفۡتَرِۭۚ
﴿ "Mereka berkata, 'Sesungguhnya kamu adalah orang yang mengada-adakan saja'," maka Allah membantah mereka dengan berfirman, ﴾ بَلۡ أَكۡثَرُهُمۡ لَا يَعۡلَمُونَ ﴿ "Bahkan kebanyakan mereka tiada mengetahui," mereka itu bodoh
(tentang masalah ini), tidak mem-punyai ilmu tentang Rabb mereka dan syariatNya. Sudah diketahui
(bersama), bahwasanya tuduhan yang dilancarkan orang bodoh, tanpa dasar ilmu, adalah tidak perlu diperhitungkan. Sesungguh-nya komentar
(miring) tentang sesuatu merupakan bagian dari pe-ngetahuannya tentang masalah tersebut dan merupakan isi kandu-ngannya yang menghasilkan keluarnya pujian atau cemoohan.
#
{102} ولهذا ذكر تعالى حكمته في ذلك، فقال: {قل نَزَّلَه رُوحُ القُدُس}: وهو جبريلُ الرسول المقدَّس المنزَّه عن كلِّ عيب وخيانةٍ وآفةٍ، {بالحقِّ}؛ أي: نزوله بالحقِّ، وهو مشتملٌ على الحقِّ في أخباره وأوامره ونواهيه؛ فلا سبيل لأحدٍ أن يَقْدَحَ فيه قدحاً صحيحاً؛ لأنَّه إذا عُلِمَ أنَّه الحقُّ؛ عُلِمَ أنَّ ما عارَضَه وناقَضَه باطلٌ. {ليثبِّتَ الذين آمنوا}: عند نزول آياتِهِ وتوارُدِها عليهم وقتاً بعد وقتٍ؛ فلا يزال الحقُّ يصلُ إلى قلوبهم شيئاً فشيئاً، حتى يكون إيمانهم أثبتَ من الجبال الرواسي. وأيضاً؛ فإنَّهم يعلمون أنَّه الحقُّ، وإذا شرع حكماً من الأحكام، ثم نَسَخَه؛ علموا أنه أبدله بما هو مثلُه أو خيرٌ منه لهم، وأنَّ نسخَه هو المناسب للحكمة الربانيَّة والمناسبة العقليَّة. {وهدىً وبشرى للمسلمين}؛ أي: يهديهم إلى حقائق الأشياء، ويبيِّن لهم الحقَّ من الباطل والهدى من الضَّلال، ويبشِّرهم أنَّ لهم أجراً حسناً ماكثين فيه أبداً. وأيضاً؛ فإنه كلَّما نزل شيئاً فشيئاً؛ كان أعظم هدايةً وبشارةً لهم مِنْ لو أتاهم جملةً واحدةً وتفرَّق الفكرُ فيه، بل يُنْزِلُ الله حكماً وتارة أكثر؛ فإذا فهِموه وعَقَلوه وعَرَفوا المراد منه وتروَّوْا منه؛ أنزل نظيره ... وهكذا. ولذلك بلغ الصحابة رضي الله عنهم به مبلغاً عظيماً، وتغيَّرت أخلاقهم وطبائعهم، وانتقلوا إلى أخلاق وعوائد وأعمال فاقوا بها الأوَّلين والآخرين، وكان أعلى وأولى لمن بعدَهم أن يتربَّوا بعلومه، ويتخلَّقوا بأخلاقه، ويستضيئوا بنورِهِ في ظُلمات الغيِّ والجهالات، ويجعلوه إمامهم في جميع الحالات. فبذلك تستقيم أمورهم الدينيَّة والدنيويَّة.
(102) Oleh karena itu, Allah تعالى menyebutkan
(sifat) hikmah-Nya dalam perkara ini. Allah berfirman, ﴾ قُلۡ نَزَّلَهُۥ رُوحُ ٱلۡقُدُسِ
﴿ "Kata-kanlah, 'Ruhul Qudus menurunkan al-Qur`an itu'," yaitu Jibril, utusan yang suci lagi bebas dari sifat cacat, pengkhianatan dan kekurangan yang lain, ﴾ بِٱلۡحَقِّ
﴿ "dengan benar," maksudnya turunnya dengan ke-benaran, berisi kebenaran dalam berita-beritanya, perintah-perintah-nya dan larangan-larangannya. Tidak ada cara bagi siapa pun untuk melancarkan kritikan (miring) kepadanya dengan alasan yang akurat. Pasalnya, bila telah diketahui bahwa al-Qur`an adalah ke-benaran, maka diketahui pula bahwa yang melawan dan menen-tangnya berarti batil ﴾ لِيُثَبِّتَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
﴿ "untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman," ketika ayat turun dan datang kepada mereka, dari waktu ke waktu. Kebenaran senantiasa mengalir ke kalbu-kalbu mereka sedikit demi sedikit, sampai keimanan mereka lebih kokoh daripada gunung yang terpancang kokoh.
Begitu pula, mereka mengetahui bahwa al-Qur`an adalah se-buah kebenaran, jika Allah mensyariatkan sebuah hukum kemudian menghapusnya (diganti dengan hukum yang lain) niscaya mereka mengetahui bahwa Allah menggantinya dengan yang semisalnya atau yang lebih baik darinya bagi mereka, dan mereka meyakini bahwasanya penggantian hukum tersebut itulah yang sejalan dengan hikmah ilahi dan korelasi yang rasional ﴾ وَهُدٗى وَبُشۡرَىٰ لِلۡمُسۡلِمِينَ ﴿ "dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri
(kepada Allah)," maksudnya, petunjuk yang menuntun mereka ke-pada inti-inti permasalahan, menjelaskan bagi mereka kebenaran dari kebatilan, hidayah dari kesesatan, memberi kabar gembira kepada mereka bahwa mereka mendapatkan pahala yang baik, me-netap di sana selama-lamanya. Begitu pula, setiap sesuatu turun sedikit demi sedikit, maka itu menjadi lebih besar pengaruh hidayah dan kabar gembiranya bagi mereka, daripada datang kepada mereka sekali saja secara sekaligus. Pikiran pun tercerai-berai menghadapi-nya. Akan tetapi,
(cara yang ditempuh), Allah menurunkan satu hukum atau kadang-kadang lebih. Bila mereka telah memahami dan mencernanya serta mengetahui maksud kandungan dari hukum tersebut dan telah menguasainya, maka Allah menurunkan hukum yang semisalnya… demikian seterusnya.
Karena itu, para sahabat telah mencapai tingkatan tinggi dalam menguasainya. Perilaku dan tabiat mereka berubah baik, beralih ke akhlak dan kebiasaan serta tindak-tanduk yang sanggup mengalah-kan generasi pertama manusia dan generasi terakhir dengannya. Maka, idealnya dan sepatutnya generasi setelah mereka terdidik dengan ilmu-ilmu al-Qur`an, dan menghiasi diri dengan akhlaknya, mencari bimbingan melalui cahayanya di dalam kegelapan kesesat-an dan kebodohan-kebodohan, mendaulatnya sebagai panutan me-reka dalam seluruh kondisi. Dengan itu, urusan-urusan agama dan duniawi mereka akan lurus.
{وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّهُمْ يَقُولُونَ إِنَّمَا يُعَلِّمُهُ بَشَرٌ لِسَانُ الَّذِي يُلْحِدُونَ إِلَيْهِ أَعْجَمِيٌّ وَهَذَا لِسَانٌ عَرَبِيٌّ مُبِينٌ (103) إِنَّ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ لَا يَهْدِيهِمُ اللَّهُ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (104) إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ (105)}.
"Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata, 'Sesungguhnya al-Qur`an itu diajarkan oleh seorang manusia ke-padanya
(Muhammad).' Padahal bahasa orang yang mereka tuduh-kan
(bahwa) Muhammad belajar kepadanya adalah bahasa 'Ajam, sedang al-Qur`an adalah dalam Bahasa Arab yang terang. Sesung-guhnya orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah
(al-Qur`an), maka Allah tidak akan memberi petunjuk kepada me-reka, dan mereka mendapatkan azab yang pedih. Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta."
(An-Nahl: 103-105).
#
{103} يخبر تعالى عن قِيل المشركين المكذِّبين لرسوله: {أنَّهم يقولونَ إنَّما يعلِّمُه}: هذا الكتاب الذي جاء به، {بَشَرٌ}: وذلك البشرُ الذي يشيرون إليه أعجميُّ اللسان. {وهذا}: القرآن {لسانٌ عربيٌّ مبينٌ}: هل هذا القول ممكنٌ أو له حظٌّ من الاحتمال؟! ولكن الكاذب يكذِبُ ولا يفكِّر فيما يؤول إليه كذبه، فيكون في قوله من التناقض والفساد ما يوجب ردَّه بمجرَّد تصوُّره.
(103) Allah تعالى mengabarkan mengenai komentar kaum musyrikin yang mendustakan RasulNya, ﴾ أَنَّهُمۡ يَقُولُونَ إِنَّمَا يُعَلِّمُهُۥ
﴿ "Bahwa mereka berkata, 'Sesungguhnya al-Qur`an itu diajarkan kepadanya (Mu-hammad)'," maksudnya kitab yang ia bawa ini (diajarkan oleh) ﴾ بَشَرٞۗ
﴿ "seorang manusia," padahal orang yang mereka maksud adalah ber-bahasa A'jam. ﴾ وَهَٰذَا
﴿ "Sedang ini," yaitu al-Qur`an ﴾ لِسَانٌ عَرَبِيّٞ مُّبِينٌ ﴿ "adalah dalam Bahasa Arab yang terang," apakah ucapan semacam ini mungkin terjadi atau masih mengandung sisi kebenaran? Akan tetapi, seorang pendusta hanya ingin berbohong, tanpa berpikir tentang muara omongan dustanya. Karena itu, dalam ungkapan-nya terkandung unsur saling bertolak belakang dan kerusakan yang mengharuskan penolakannya, dengan hanya mengimajinasikan faktanya
(yang tidak mungkin terjadi).
#
{104} {إنَّ الذين لا يؤمنون بآيات الله}: الدالَّة دلالة صريحةً على الحقِّ المبين فيردُّونها ولا يقبلونها، {لا يهديهِمُ الله}: حيث جاءهم الهدى فردُّوه فعوقِبوا بحِرْمانِهِ وخِذْلان الله لهم. {ولهم}: في الآخرة {عذابٌ أليمٌ}.
(104) ﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ
﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah (al-Qur`an)," yang menunjukkan dengan tegas kepada kebenaran yang nyata, maka mereka justru menolak dan tidak (sudi) menerimanya. ﴾ لَا يَهۡدِيهِمُ ٱللَّهُ
﴿ "Allah tidak akan memberi petunjuk kepada mereka," lantaran hidayah telah datang kepada mereka, namun mereka menolak. Akibatnya, mereka didera hukuman, berupa terhalangi (dari rahmat) dan dibiarkan oleh Allah tanpa bimbingan. ﴾ وَلَهُمۡ
﴿ "Dan mereka mendapatkan," di akhirat ﴾ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿ "azab yang pedih."
#
{105} {إنما يفتري الكذب}؛ أي: إنما يصدُرُ افتراء الكذب من {الذين لا يؤمنون بآيات الله}: كالمعاندين لرسولِهِ من بعد ما جاءتهم البيناتُ. {وأولئك هم الكاذبونَ}؛ أي: الكذب منحصرٌ فيهم، وعليهم أولى بأن يطلق من غيرهم. وأما محمدٌ - صلى الله عليه وسلم - المؤمن بآيات الله الخاضع لربِّه؛ فمُحالٌ أن يكذِبَ على الله، ويتقوَّل عليه ما لم يَقُلْ، فأعداؤه رَمَوْه بالكذب الذي هو وصفُهم، فأظهر الله خِزْيهم وبيَّن فضائحهم؛ فله تعالى الحمد.
(105) ﴾ إِنَّمَا يَفۡتَرِي ٱلۡكَذِبَ
﴿ "Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah," maksudnya aksi kebohongan semata-mata muncul dari ﴾ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِۖ
﴿ "orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah," semisal para penentang Rasulullah, setelah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata ﴾ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡكَٰذِبُونَ ﴿ "dan mereka itulah orang-orang pendusta," maksudnya praktik kedusta-an sudah terpola pada mereka. Predikat ini lebih pantas dilontar-kan kepada mereka daripada orang lain. Sementara itu, Muhammad yang beriman kepada ayat-ayat Allah, yang patuh kepada Rabbnya, mustahil beliau berdusta atas Nama Allah dan mengada-adakan perkataan atas NamaNya yang tidak pernah difirmankanNya. Para musuh menuduh beliau dengan kedustaan yang sebenarnya men-jadi predikat mereka. Maka, Allah memperlihatkan kehinaan mereka dan menerangkan keburukan-keburukan mereka. BagiNya تعالى se-gala pujian.
{مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (106) ذَلِكَ بِأَنَّهُمُ اسْتَحَبُّوا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا عَلَى الْآخِرَةِ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ (107) أُولَئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (108) لَا جَرَمَ أَنَّهُمْ فِي الْآخِرَةِ هُمُ الْخَاسِرُونَ (109)}.
"Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman
(maka dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman
(maka dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk ke-kafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya, dan mereka menda-patkan azab yang besar. Yang demikian itu disebabkan karena se-sungguhnya mereka lebih mencintai kehidupan dunia daripada akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengar-an, dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai. Pastilah bahwa mereka di akhirat nanti adalah orang-orang yang merugi."
(An-Nahl: 106-109).
#
{106 ـ 108} يخبر تعالى عن شناعة حال مَن كَفَرَ به من بعد إيمانه فعمي بعدما أبصر، ورجع إلى الضلال بعدما اهتدى، وشَرَحَ صدرَه بالكفر راضياً به مطمئنًّا: أنَّ لهم الغضبَ الشديدَ من الربِّ الرحيم، الذي إذا غَضِبَ؛ لم يَقُمْ لغضبِهِ شيء وغضب عليهم كلُّ شيء. {ولهم عذابٌ عظيمٌ}؛ أي: في غاية الشدَّة، مع أنَّه دائمٌ أبداً. وذلك أنَّهم {استحبُّوا الحياة الدُّنيا على الآخرة}: حيث ارتدُّوا على أدبارهم؛ طمعاً في شيء من حطام الدُّنيا، ورغبةً فيه، وزهداً في خير الآخرة.
فلمَّا اختاروا الكفر على الإيمان؛ منعهم الله الهداية، فلم يهدِهم؛ لأنَّ الكفر وصفُهم، فطبع على قلوبهم؛ فلا يدخُلُها خيرٌ، وعلى سمعهم وعلى أبصارهم؛ فلا ينفذُ منها ما ينفعهم ويصل إلى قلوبهم، فشملتْهم الغفلةُ وأحاط بهم الخِذْلان وحُرِموا رحمة الله التي وسعت كلَّ شيء، وذلك أنَّها أتتهم فردُّوها وعُرِضَتْ عليهم فلم يقبَلوها.
(106-108 ) Allah تعالى memberitahukan tentang kebejatan kon-disi orang yang mengingkariNya setelah sebelumnya pernah ber-iman. Ia menjadi buta setelah dapat memandang
(dengan mata-nya), ia kembali kepada kesesatan sesudah
(mengenyam) hidayah, melapangkan dadanya untuk kekufuran dalam keadaan ridha dan tenang dengannya, mereka itu mendapatkan kemurkaan yang besar dari Rabb yang Maha Penyayang, yang jika Dia marah, maka tidak ada sesuatu pun yang bisa menahan kemarahanNya, dan semua akan ikut memurkai mereka. ﴾ وَلَهُمۡ عَذَابٌ عَظِيمٞ
﴿ "Dan mereka menda-patkan azab yang besar," yaitu pada puncak kedahsyatannya, serta bersifat abadi selama-lamanya. Demikian itu, karena mereka, ﴾ بِأَنَّهُمُ ٱسۡتَحَبُّواْ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا عَلَى ٱلۡأٓخِرَةِ ﴿ "lebih mencintai kehidupan dunia daripada akhirat," mereka berbalik murtad lagi, lantaran rakus untuk mengais secuil harta dunia dan menyukainya, kurang perhatian terhadap kebaikan akhirat.
Ketika mereka lebih memilih kekufuran dibandingkan keiman-an, maka Allah menghalangi hidayah dari mereka, lalu tidak me-nunjuki mereka. Karena kekufuran sudah menjadi sifat mereka sehingga terpatri pada hati-hati mereka, maka kebaikan pun tidak mampu menembusnya. Hati dan pandangan mereka pun terpatri. Maka hal-hal yang bermanfaat bagi mereka tidak bisa masuk pada alat indera itu dan tidak bisa mencapai hati mereka. Kelalaian telah menyelimuti mereka dan keterlantaran
(dari perhatian Allah) telah melingkupi mereka. Maka, mereka terganjal
(untuk dapat meraih) rahmat Allah yang meliputi segala sesuatu. Demikian ini, karena telah datang hidayah kepada mereka, namun mereka tolak. Dan telah disuguhkan kepada mereka, akan tetapi mereka tidak sudi menerimanya.
#
{109} {لا جرم أنهم في الآخرة هم الخاسرون}: الذين خسروا أنفسهم وأموالهم وأهليهم يوم القيامة، وفاتهم النعيمُ المقيمُ، وحصلوا على العذاب الأليم، وهذا بخلاف من أُكْرِه على الكفر وأُجْبِر عليه، وقلبُهُ مطمئنٌ بالإيمان راغبٌ فيه؛ فإنَّه لا حرج عليه ولا إثم، ويجوزُ له النُّطق بكلمة الكفر عند الإكراه عليها.
ودلَّ ذلك على أنَّ كلام المكره على الطلاق أو العتاق أو البيع أو الشراء أو سائر العقود أنَّه لا عبرةَ به ولا يترتَّب عليه حكمٌ شرعيٌّ؛ لأنَّه إذا لم يعاقَبْ على كلمة الكفر إذا أكره عليها؛ فغيرُها من باب أولى وأحرى.
(109) ﴾ أَنَّهُمۡ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ ﴿ "Pastilah bahwa mereka di akhirat nanti adalah orang-orang yang merugi," orang-orang yang me-rugi atas dirinya, jiwa, dan kekayaan, serta keluarga di Hari Kiamat. Kenikmatan yang lestari telah terlewatkan oleh mereka. Mereka memperoleh siksaan yang pedih. Kondisi ini berbeda dengan orang yang dipaksa untuk berbuat kufur dan dipecundangi untuk mela-kukannya, sedangkan hatinya masih tenang dengan keimanannya dan mencintainya, maka sesungguhnya hal itu tidak masalah bagi-nya dan tidak ada dosa. Ia boleh berbicara dengan kalimat kekufur-an saat dipaksa untuk melakukannya.
Hal ini menunjukkan bahwa perkataan orang yang dipaksa untuk mentalak, memerdekakan budaknya, menjual atau membeli dan
(pemaksaan di) seluruh bentuk akad tidaklah bisa dijadikan pedoman dan tidak berdampak munculnya hukum syar'i. Sebab, jika ia saja tidak dihukum atas ucapan kekufurannya ketika dipaksa, maka permasalahan lain lebih utama dan lebih pantas lagi
(untuk tidak dikenai sanksi).
{ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ هَاجَرُوا مِنْ بَعْدِ مَا فُتِنُوا ثُمَّ جَاهَدُوا وَصَبَرُوا إِنَّ رَبَّكَ مِنْ بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَحِيمٌ (110) يَوْمَ تَأْتِي كُلُّ نَفْسٍ تُجَادِلُ عَنْ نَفْسِهَا وَتُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ (111)}.
"Dan sesungguhnya Rabbmu
(Pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, kemudian mereka ber-jihad dan sabar. Sesungguhnya Rabbmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Ingatlah) suatu hari
(ke-tika) tiap-tiap jiwa datang untuk membela dirinya sendiri, dan bagi tiap-tiap jiwa disempurnakan
(balasan) perbuatan yang telah dikerjakannya, sedang mereka tidak dianiaya
(dirugikan)."
(An-Nahl: 110-111).
#
{110} أي: ثم {إنَّ ربَّك}: الذي ربَّى عباده المخلصين بلطفه وإحسانه {لغفور رحيمٌ} لمن هاجر في سبيله، وخلَّى دياره وأمواله طالباً لمرضاةِ الله، وفُتِنَ على دينه ليرجعَ إلى الكفر، فثبت على الإيمان، وتخلَّص ما معه من اليقين، ثم جاهد أعداء الله لِيُدْخِلَهم في دين الله بلسانِهِ ويدِهِ، وصَبَرَ على هذه العبادات الشاقَّة على أكثر الناس؛ فهذه أكبرُ الأسباب التي تُنال بها أعظم العطايا وأفضل المواهب، وهي مغفرة الله للذنوب صغارها وكبارها، المتضمِّن ذلك زوال كلِّ أمرٍ مكروه، ورحمته العظيمة التي بها صلحت أحوالهم واستقامت أمور دينهم ودنياهم؛ فلهم الرحمة من الله في يوم القيامة.
(110) Kemudian ﴾ إِنَّ رَبَّكَ
﴿ "sesungguhnya Rabbmu," yang telah memelihara para hambaNya yang ikhlas (kepadaNya) dengan sifat kelembutan dan kebaikanNya, ﴾ لَغَفُورٞ رَّحِيمٞ ﴿ "benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang," bagi orang-orang yang berhijrah di jalanNya, meninggalkan kampung halaman dan harta-bendanya demi mencari keridhaan Allah dan ditimpa fitnah ujian pada agama-nya agar mau kufur kembali, lalu dia tetap teguh di atas keimanan, dan keyakinan telah meresap, kemudian dia berjihad memerangi musuh-musuh Allah untuk tujuan memasukkan mereka ke dalam agama Allah dengan lisan dan kekuatannya, bersabar atas ibadah-ibadah yang berat menurut kebanyakan orang, maka semua ini adalah faktor terpenting untuk meraih anugerah terbesar dan pem-berian paling istimewa yaitu ampunan Allah terhadap dosa-dosa, kecil ataupun besar yang mencakup sirnanya semua hal yang di-benci dan rahmatNya yang agung yang menjadi sumber kebaikan kondisi-kondisi mereka, lurusnya urusan-urusan agama dan dunia-wi mereka. Mereka mendapatkan rahmat dari Allah di Hari Kiamat.
#
{111} حين {تأتي كلُّ نفس تجادِلُ عن نفسها}: كلٌّ يقول: نفسي نفسي، لا يهمُه سوى نفسه؛ ففي ذلك اليوم يفتقر العبدُ إلى حصول مثقال ذرَّة من الخير. {وتُوفَّى كلُّ نفس ما عملت}: من خيرٍ وشرٍّ. {وهم لا يُظْلَمونَ}: فلا يزادُ في سيئاتهم، ولا يُنْقَصُ من حسناتهم. {فاليوم لا تُظْلَمُ نفسٌ شيئاً ولا تُجْزَوْن إلاَّ ما كنتُم تعملونَ}.
(111) Manakala ﴾ تَأۡتِي كُلُّ نَفۡسٖ تُجَٰدِلُ عَن نَّفۡسِهَا
﴿ "tiap-tiap jiwa datang untuk membela dirinya sendiri." Setiap orang berkata, "Urusanku sen-diri, urusanku sendiri." Tidak terpikirkan kecuali dirinya sendiri, maka pada hari itu, seorang hamba membutuhkan kebaikan walau-pun hanya seberat biji dzarrah ﴾ وَتُوَفَّىٰ كُلُّ نَفۡسٖ مَّا عَمِلَتۡ
﴿ "Dan bagi tiap-tiap jiwa disempurnakan (balasan) perbuatan yang telah dikerjakannya," berupa amal kebaikan atau kejelekan ﴾ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ ﴿ "sedang mereka tidak dianiaya
(dirugikan)," tidak ditambahi pada kejelekan mereka dan tidak dikurangi kebaikan-kebaikan mereka.
{وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ (112) وَلَقَدْ جَاءَهُمْ رَسُولٌ مِنْهُمْ فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمُ الْعَذَابُ وَهُمْ ظَالِمُونَ (113)}.
"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan
(dengan) se-buah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rizkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi
(penduduk)-nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasa-kan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri; tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan oleh azab, dan mereka adalah orang-orang yang zhalim."
(An-Nahl: 112-113).
#
{112 ـ 113} وهذه القرية هي مكَّة المشرَّفة التي كانت آمنةً مطمئنةً لا يُهاج فيها أحدٌ، وتحترِمها الجاهليَّةُ الجَهْلاءُ، حتى إنَّ أحدهم يجد قاتلَ أبيه وأخيه فلا يَهيجُهُ مع شدَّة الحميَّة فيهم والنعرة العربيَّة، فحصل لها من الأمن التامِّ ما لم يحصلْ لسواها، وكذلك الرزق الواسع، كانت بلدة ليس فيها زرعٌ ولا شجرٌ، ولكنْ يسَّرَ الله لها الرزقَ يأتيها من كلِّ مكان، فجاءهم رسولٌ منهم يعرِفون أمانته وصدقَه؛ يدعُوهم إلى أكمل الأمور، وينهاهم عن الأمور السيِّئة، فكذَّبوه وكفروا بنعمة الله عليهم، فأذاقهم الله ضدَّ ما كانوا فيه، وألبسهم {لباس الجوع} الذي هو ضدُّ الرَّغَدِ، {والخوفِ} الذي هو ضدُّ الأمن، وذلك بسبب صنيعهم وكفرِهم وعدم شُكْرِهم، وما ظَلَمَهُمُ الله ولكنْ كانوا أنفسَهم يظلمِونَ.
(112-113) Negeri yang dimaksud ini adalah Makkah al-Mu-karramah, yang sebelumnya diliputi rasa aman dan ketentraman, tidak ada seorang pun terusik di tempat itu. Bangsa Jahiliyah yang berkubang dalam kebodohan pun menghormatinya. Bahkan
(peng-hormatan mereka sampai pada level bila) salah seorang dari mereka menjumpai pembunuh ayah atau pembunuh saudaranya, maka ia tidak akan mengusiknya, kendatipun patriotisme mereka begitu dahsyat dan sikap arogansi Arab masih ada. Maka tumbuhlah rasa aman yang sempurna di sana yang tidak terjadi di tempat lain. Be-gitu pula rizki yang melimpah. Sebelumnya, Makkah merupakan kota tanpa tanaman, atau pepohonan. Akan tetapi, Allah memudah-kan rizki datang kepadanya dari setiap penjuru. Lantas, datang seorang rasul kepada mereka dari kalangan mereka sendiri, yang mereka ketahui sifat amanah dan kejujurannya, mengajak mereka kepada perkara yang paling sempurna, melarang dari hal-hal yang buruk. Tetapi, mereka mendustakannya dan mengingkari kenik-matan Allah atas mereka. Akibatnya, Allah menimpakan pada mereka keadaan yang berlawanan dengan keadaan sebelumnya, dan Allah merasakan kepada mereka ﴾ لِبَاسَ ٱلۡجُوعِ
﴿ "pakaian kelaparan," yang berlawanan dengan kehidupan yang enak ﴾ وَٱلۡخَوۡفِ ﴿ "dan ke-takutan," yang berlawanan dengan stabilitas keamanan. Demikian itu, karena ulah dan kekufuran mereka serta sikap mereka yang tidak mensyukuri
(nikmat Allah). Allah tidak menganiaya mereka. Akan tetapi, mereka itulah yang menganiaya diri mereka sendiri.
{فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ (114) إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَلَا عَادٍ فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (115) وَلَا تَقُولُوا لِمَا تَصِفُ أَلْسِنَتُكُمُ الْكَذِبَ هَذَا حَلَالٌ وَهَذَا حَرَامٌ لِتَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ إِنَّ الَّذِينَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُونَ (116) مَتَاعٌ قَلِيلٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (117) وَعَلَى الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا مَا قَصَصْنَا عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (118)}.
"Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu menyembah hanya kepadaNya saja. Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu
(memakan) bangkai, darah, daging babi, dan hewan yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak me-nganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta, 'Ini halal dan ini haram,' untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.
(Itu ada-lah) kesenangan yang sedikit; dan mereka mendapatkan azab yang pedih. Dan terhadap orang-orang Yahudi, Kami haramkan apa yang telah Kami ceritakan dahulu kepadamu; dan Kami tiada mengania-ya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri."
(An-Nahl: 114-118).
#
{114} يأمر عباده بأكل ما رزقهم الله من الحيوانات والحبوب والثمار وغيرها. {حلالاً طيِّباً}؛ أي: حالة كونها متَّصفة بهذين الوصفين؛ بحيث لا تكون مما حرَّم الله أو أثراً من غَصْبٍ ونحوه؛ فتمتَّعوا بما خَلَقَ الله لكم من غير إسرافٍ ولا تَعَدٍّ. {واشكُروا نعمةَ الله}: بالاعتراف بها بالقلب، والثناء على الله بها، وصرفها في طاعة الله. {إن كنتُم إيَّاه تعبُدون}؛ أي: إن كنتُم مخلصين له العبادةَ؛ فلا تشكُروا إلاَّ إيَّاه، ولا تنسَوا المنعم.
(114) Allah memerintahkan para hambaNya untuk mengon-sumsi rizki yang telah Allah berikan, yang berbentuk binatang, biji-bijian, buah-buahan dan lainnya, ﴾ حَلَٰلٗا طَيِّبٗا
﴿ "yang halal lagi baik," yaitu keadaan yang memenuhi dua sifat ini, bukan termasuk yang diharamkan oleh Allah atau hasil dari ghashab dan cara perolehan yang buruk lainnya. Bersenang-senanglah dengan sesuatu yang Allah ciptakan bagi kalian tanpa unsur boros maupun melampaui batas. ﴾ وَٱشۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ
﴿ "Dan syukurilah nikmat Allah," melalui pe-ngakuan dengan hati, pujian kepada Allah atas nikmat itu dan menggunakannya dalam ketaatan kepada Allah ﴾ إِن كُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ ﴿ "jika kamu menyembah hanya kepadaNya saja," maksudnya jika kalian benar-benar memurnikan ibadah bagiNya. Janganlah bersyukur kecuali kepadaNya dan jangan sekali-kali engkau melupakan Dzat Yang Memberi kenikmatan.
#
{115} {إنَّما حرَّم عليكم}: الأشياء المضرَّة تنزيهاً لكم، وذلك: كالميتة، ويدخُلُ في ذلك كلُّ ما كان موته على غير ذكاةٍ مشروعة، ويُستثنى منه ميتة الجرادِ والسمكِ. {والدَّمَ}: المسفوح، وأما ما يبقى في العروق واللحم؛ فلا يضرُّ. {ولحم الخنزير}: لقذارتِهِ وخبثِهِ، وذلك شامل للحمه وشحمه وجميع أجزائه. {وما أُهِلَّ لغير الله به}: كالذي يذبح للأصنام والقبور ونحوها؛ لأنه مقصودٌ به الشرك. {فمن اضْطُرَّ}: إلى شيء من المحرَّمات؛ بأن حملته الضرورةُ وخاف إن لم يأكُلْ أن يَهْلِكَ؛ فلا جناحَ عليه إذا لم يكن باغياً أو عادياً؛ أي: إذا لم يُرِدْ أكل المحرَّم، وهو غير مضطرٍّ ولا متعدٍّ الحلال إلى الحرام أو متجاوزٍ لما زادَ على قَدْرِ الضرورة؛ فهذا الذي حرَّمه الله من المباحات.
(115) ﴾ إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيۡكُمُ
﴿ "Sesungguhnya Allah hanya mengharam-kan atasmu," hal-hal yang menyebabkan kemudaratan, dalam rangka membersihkan kalian, contohnya bangkai. Termasuk dalam kate-gori bangkai, semua binatang yang kematiannya tidak melalui pe-nyembelihan syar'i, dengan pengecualian bangkai belalang dan ikan. ﴾ وَٱلدَّمَ
﴿ "dan darah," yang mengalir. Sementara darah yang masih tersisa (menempel) di aliran-aliran darah dan daging, tidak masa-lah, ﴾ وَلَحۡمَ ٱلۡخِنزِيرِ
﴿ "dan daging babi," lantaran kekotoran dan keburuk-an yang terdapat padanya. Hal ini mencakup daging, lemak, dan seluruh bagian tubuhnya, ﴾ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيۡرِ ٱللَّهِ بِهِۦۖ
﴿ "dan hewan yang disem-belih dengan menyebut nama selain Allah," seperti binatang yang disem-belih untuk berhala-berhala, kuburan, dan lainnya, karena ia dimak-sudkan untuk suatu kesyirikan. ﴾ فَمَنِ ٱضۡطُرَّ ﴿ "Tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya," yaitu memakan barang yang diharamkan, karena keadaan darurat menjeratnya dan khawatir akan binasa bila tidak makan, maka tidak masalah baginya
(untuk memakannya) selama tidak berbuat aniaya dan tidak pula melampaui batas. Mak-sudnya, tidak berkehendak makan yang haram ketika dalam kondisi yang tidak memaksa, dan tanpa melampaui batas yang dihalalkan ke barang yang diharamkan, atau melewati batas dengan menam-bah kadar yang diperbolehkan dalam kondisi darurat. Inilah yang diharamkan oleh Allah dari barang-barang yang diperbolehkan.
#
{116} {ولا تقولوا لما تَصِفُ ألسنتُكم الكَذِبَ هذا حلالٌ وهذا حرامٌ}؛ أي: لا تحرِّموا وتحلِّلوا من تلقاء أنفسكم كذباً وافتراءً على الله وتقوُّلاً عليه؛ {لتَفْتَروا على الله الكذِبَ إنَّ الذين يفترونَ على الله الكَذِبَ لا يفلِحونَ}: لا في الدُّنيا ولا في الآخرة، ولا بدَّ أن يُظْهِرَ الله خِزْيَهم.
(116) ﴾ وَلَا تَقُولُواْ لِمَا تَصِفُ أَلۡسِنَتُكُمُ ٱلۡكَذِبَ هَٰذَا حَلَٰلٞ وَهَٰذَا حَرَامٞ
﴿ "Dan jangan-lah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu se-cara dusta, 'Ini halal dan ini haram'." Maksudnya janganlah kalian mengharamkan dan menghalalkan sendiri sebagai bentuk kedusta-an, kebohongan dan mengada-adakan perkataan atas Nama Allah ﴾ لِّتَفۡتَرُواْ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَفۡتَرُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَ لَا يُفۡلِحُونَ ﴿ "untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung," di dunia maupun akhi-rat. Allah pasti akan memperlihatkan kehinaan mereka.
#
{117} وإن تمتَّعوا في الدُّنيا؛ فإنَّه {متاعٌ قليلٌ}: ومصيرهم إلى النار، {ولهم عذابٌ أليمٌ}.
(117) Jika mereka sempat bersenang-senang di dunia, maka sesungguhnya ﴾ مَتَٰعٞ قَلِيلٞ
﴿ "(itu adalah) kesenangan yang sedikit," dan tempat kembali mereka adalah neraka ﴾ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ ﴿ "dan mereka men-dapatkan azab yang pedih."
#
{118} فالله تعالى ما حرَّم علينا إلاَّ الخبيثات تفضُّلاً منه وصيانةً عن كلِّ مستقذرٍ، وأما الذين هادوا؛ فحرَّم الله عليهم طيباتٍ أُحِلَّت لهم بسبب ظُلْمِهم عقوبةً لهم؛ كما قَصَّه في سورة الأنعام في قوله: {وعلى الذين هادوا حَرَّمْنا كلَّ ذي ظُفُرٍ ومن البقر والغنم حرَّمْنا عليهم شحومَهُما إلاَّ ما حَمَلَتْ ظهورُهما أوِ الحوايا أو ما اختلَطَ بعظمٍ ذلك جزيناهم ببغيهم وإنَّا لصادقونَ}.
(118) Tidaklah Allah mengharamkan sesuatu melainkan pas-ti itu adalah hal-hal yang buruk sebagai bentuk kemurahan dari-Nya dan perlindungan
(bagi kalian) dari segala yang menjijikkan. Sedangkan orang-orang Yahudi, Allah mengharamkan barang-barang yang baik atas mereka yang sebelumnya halal bagi mereka, lantaran ulah kezhaliman mereka dan sebagai hukuman bagi mereka. Sebagaimana telah Allah ceritakan kisah ini di dalam Surat al-An'am dalam FirmanNya,
﴾ وَعَلَى ٱلَّذِينَ هَادُواْ حَرَّمۡنَا كُلَّ ذِي ظُفُرٖۖ وَمِنَ ٱلۡبَقَرِ وَٱلۡغَنَمِ حَرَّمۡنَا عَلَيۡهِمۡ شُحُومَهُمَآ إِلَّا مَا حَمَلَتۡ ظُهُورُهُمَآ أَوِ ٱلۡحَوَايَآ أَوۡ مَا ٱخۡتَلَطَ بِعَظۡمٖۚ ذَٰلِكَ جَزَيۡنَٰهُم بِبَغۡيِهِمۡۖ وَإِنَّا لَصَٰدِقُونَ 146 ﴿
"Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku, dan dari sapi dan domba,
(maka) Kami haramkan lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang melekat di punggung keduanya atau yang di dalam perut besar atau yang bercampur dengan tulang. De-mikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka. Dan se-sungguhnya Kami adalah Mahabenar."
(Al- An'am: 146).
{ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ عَمِلُوا السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابُوا مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَأَصْلَحُوا إِنَّ رَبَّكَ مِنْ بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَحِيمٌ (119)}.
"Kemudian, sesungguhnya Rabbmu
(mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemu-dian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki
(dirinya). Se-sungguhnya Rabbmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(An-Nahl: 119).
#
{119} وهذا حضٌّ منه لعبادِهِ على التوبة ودعوةٌ لهم إلى الإنابة، فأخبر أنَّ من عمل سوءاً {بجهالةٍ}: بعاقبةٍ ما تَجْني عليه، ولو كان متعمِّداً للذنب؛ فإنَّه لا بدَّ أن ينقص ما في قلبه من العلم وقتَ مقارفة الذنب؛ فإذا تاب وأصلح بأنْ تَرَكَ الذنب وندم عليه وأصلح أعمالَه؛ فإنَّ الله يغفر له ويرحمُه ويتقبَّل توبتَه ويعيدُه إلى حالته الأولى أو أعلى منها.
(119) Ini merupakan anjuran bagi para hamba untuk ber-taubat kepada Allah dan ajakan bagi mereka untuk kembali
(kepada Allah). Dia mengabarkan bahwa siapa saja yang berbuat keburukan, ﴾ بِجَهَٰلَةٖ ﴿ "karena kebodohannya," maksudnya bodoh pada akibat buruk yang akan dia petik, meskipun dia sengaja melakukannya, maka sesungguhnya pasti ilmu yang ada di dalam hatinya berkurang saat berbuat dosa. Bila dia bertaubat dan memperbaiki diri, dengan meninggalkan dosa dan menyesalinya serta memperbaiki amalnya, maka sesungguhnya Allah akan mengampuninya dan merahmati-nya serta menerima taubatnya dan mengembalikan dirinya kepada keadaan semula atau lebih tinggi.
{إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (120) شَاكِرًا لِأَنْعُمِهِ اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (121) وَآتَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ (122) ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (123)}.
"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat di-jadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan.
(Lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilih-nya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus. Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia. Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang shalih. Kemudian Kami wahyukan kepadamu
(Muhammad), 'Ikutilah agama Ibrahim, se-orang yang hanif.' dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Rabb."
(An-Nahl: 120-123).
#
{120} يخبر تعالى عمَّا فَضَّلَ به خليلَه إبراهيم عليه الصلاة والسلام وخصَّه به من الفضائل العالية والمناقب الكاملة، فقال: {إنَّ إبراهيم كان أمَّةً}؛ أي: إماماً جامعاً لخصال الخير هادياً مهتدياً، {قانتاً لله}؛ أي: مديماً لطاعة ربِّه مخلصاً له الدين، {حنيفاً}: مقبلاً على الله بالمحبَّة والإنابة والعبوديَّة، معرضاً عمَّن سواه. {ولم يَكُ من المشركين}: في قولِهِ وعمله وجميع أحواله؛ لأنَّه إمام الموحدين الحنفاء.
(120) Allah تعالى memberitahukan tentang hal-hal yang mem-buat Allah mengutamakan kekasihNya, Ibrahim عليه السلام dengan itu dan perkara-perkara yang Allah mengistimewakan beliau dengannya, berupa keutamaan yang luhur dan kebaikan-kebaikan yang sem-purna. Allah berfirman, ﴾ إِنَّ إِبۡرَٰهِيمَ كَانَ أُمَّةٗ
﴿ "Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan," maksudnya imam panutan, yang menghimpun sifat-sifat kebaikan, memberi petunjuk dan penuh dengan hidayah ﴾ قَانِتٗا لِّلَّهِ
﴿ "lagi patuh kepada Allah," maksud-nya, selalu sibuk dalam ketaatan kepada Rabbnya, mengikhlaskan agama bagiNya ﴾ حَنِيفٗا
﴿ "dan hanif," selalu menghadap kepada Allah dengan mahabbah, inabah, dan ubudiyah, serta berpaling dari selain-Nya ﴾ وَلَمۡ يَكُ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ﴿ "dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan," di seluruh ucapan, perbuatan, dan semua kondisinya. Sebab beliau adalah panutan kaum muwahhidin
(orang-orang yang bertauhid) yang lurus.
#
{121} {شاكراً لأنعمِهِ}؛ أي: آتاه الله في الدُّنيا حسنةً، وأنعم عليه بنعمٍ ظاهرةٍ وباطنةٍ، فقام بشكرها، فكان نتيجةُ هذه الخصال الفاضلة أنِ {اجتباه} ربُّه واختصَّه بخلَّته وجعله من صفوة خلقِهِ وخيار عباده المقرَّبين. {وهداه إلى صراطٍ مستقيم}: في علمه وعمله، فعلم بالحقِّ وآثره على غيره.
(121) ﴾ شَاكِرٗا لِّأَنۡعُمِهِۚ
﴿ "(Lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah," maksudnya Allah menganugerahkan kepada beliau kebaik-an di dunia dan mencurahkan pada beliau kenikmatan yang zahir maupun batin. Beliau pun melaksanakan kewajiban mensyukuri-nya, maka hal itu menjadi buah dari kebaikan-kebaikan yang utama ini. ﴾ ٱجۡتَبَىٰهُ
﴿ "Allah telah memilihnya," Rabbnya telah memilihnya dan mengistimewakannya sebagai kekasihNya dan menjadikan-nya golongan terpilih dari makhlukNya dan kalangan terpilih dari para hambaNya yang berkedudukan dekat denganNya. ﴾ وَهَدَىٰهُ إِلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ ﴿ "Dan menunjukinya kepada jalan yang lurus," pada amalan dan perbuatannya. Beliau mengetahui kebenaran, lalu lebih meng-utamakannya daripada yang lain.
#
{122} {وآتيناه في الدُّنيا حسنةً}: رزقاً واسعاً، وزوجةً حسناء، وذرِّيَّة صالحين، وأخلاقاً مرضية. {وإِنَّه في الآخرة لمنَ الصَّالحين}: الذين لهم المنازل العاليةُ والقُرْبُ العظيم من الله تعالى.
(122) ﴾ وَءَاتَيۡنَٰهُ فِي ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٗۖ
﴿ "Dan Kami berikan kepadanya kebaikan di dunia," rizki yang melimpah ruah, istri-istri yang cantik dan ke-turunan-keturunan yang shalih, serta budi pekerti yang diridhai ﴾ وَإِنَّهُۥ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ لَمِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ﴿ "Dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar ter-masuk orang-orang yang shalih," yaitu orang-orang yang meraih ke-dudukan yang tinggi dan kedekatan yang agung dengan Allah تعالى.
#
{123} ومن أعظم فضائله أنَّ الله أوحى لسيِّد الخلق وأكملِهِم أن يتَّبع ملَّة إبراهيم ويقتدي به هو وأمَّته.
(123) Dan di antara keutamaan beliau yang luar biasa, bahwa Allah mewahyukan kepada penghulu para makhluk dan insan yang paling sempurna Muhammad ﷺ untuk mengikuti ajaran Ibrahim dan agar beliau dan umat Islam meneladaninya.
{إِنَّمَا جُعِلَ السَّبْتُ عَلَى الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ وَإِنَّ رَبَّكَ لَيَحْكُمُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ (124)}.
"Sesungguhnya diwajibkan
(menghormati) hari Sabtu atas orang-orang
(Yahudi) yang berselisih padanya. Dan sesungguhnya Rabbmu benar-benar akan memberi keputusan di antara mereka pada Hari Kiamat terhadap apa yang telah mereka perselisihkan itu."
(An-Nahl: 124).
#
{124} يقول تعالى: {إنَّما جُعِلَ السَّبْتُ}؛ أي: فرضاً {على الذين اختلفوا فيه}: حين ضلُّوا عن يوم الجمعة، وهم اليهود، فصار اختلافهم سبباً لأن يجب عليهم في السبتِ احترامه وتعظيمه، وإلاَّ؛ فالفضيلةُ الحقيقيَّة ليوم الجمعة، الذي هدى الله هذه الأمة إليه. {وإنَّ ربَّك لَيحكُمُ بينهم يوم القيامة فيما كانوا فيه يختلفون}: فيبيِّن لهم المحقَّ من المبطِل والمستحقَّ للثواب ممن استحقَّ العذاب.
(124) Allah تعالى berfirman, ﴾ إِنَّمَا جُعِلَ ٱلسَّبۡتُ
﴿ "Sesungguhnya di-wajibkan (menghormati) hari Sabtu," sebagai k e w a j i b a n ﴾ عَلَى ٱلَّذِينَ ٱخۡتَلَفُواْ فِيهِۚ
﴿ "atas orang-orang (Yahudi) yang berselisih padanya," ketika mereka menyimpang dari pilihan hari Jum'at. Mereka itu adalah bangsa Yahudi. Maka, pertentangan mereka menjelma sebagai faktor penye-bab agar hari Sabtu harus mereka hormati dan agungkan. Apabila tidak demikian, maka keutamaan yang hakiki adalah bagi hari Jum'at yang Allah menunjuki umat ini (untuk mengagungkan)nya. ﴾ وَإِنَّ رَبَّكَ لَيَحۡكُمُ بَيۡنَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ فِيمَا كَانُواْ فِيهِ يَخۡتَلِفُونَ ﴿ "Dan sesungguhnya Rabb-mu benar-benar akan memberi keputusan di antara mereka pada Hari Kiamat terhadap apa yang telah mereka perselisihkan itu," lalu menerang-kan bagi mereka orang yang benar dan yang keliru, orang yang berhak menerima pahala dan orang yang berhak disiksa. 9
{ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ (125)}.
"Serulah
(manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Rabbmu Dia-lah yang lebih mengetahui ten-tang siapa yang tersesat dari jalanNya, dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."
(An-Nahl: 125).
#
{125} أي: ليكن دعاؤك للخلق مسلمهم وكافرهم إلى سبيل ربِّك المستقيم المشتمل على العلم النافع والعمل الصالح، {بالحكمة}؛ أي: كل أحدٍ على حسب حاله وفَهْمه وقَبوله وانقياده، ومن الحكمة الدعوةُ بالعلم لا بالجهل، والبدأة بالأهمِّ فالأهمِّ، وبالأقربِ إلى الأذهان والفهم، وبما يكون قَبوله أتمَّ، وبالرفق واللين؛ فإنِ انقاد بالحكمة، وإلاَّ؛ فينتقل معه بالدعوة بالموعظة الحسنة، وهو الأمر والنهي المقرون بالترغيب والترهيب: إما بما تشتمل عليه الأوامر من المصالح وتعدادها والنواهي من المضار وتعدادها، وإما بذكر إكرام من قامَ بدين الله وإهانةِ من لم يقُم به، وإما بذكر ما أعدَّ الله للطائعين من الثواب العاجل والآجل وما أعدَّ للعاصين من العقاب العاجل والآجل؛ فإن كان المدعوُّ يرى أن ما [هو] عليه حقٌّ، أو كان داعيةً إلى الباطل؛ فيجادَلُ بالتي هي أحسن، وهي الطُّرق التي تكون أدعى لاستجابته عقلاً ونقلاً، ومن ذلك الاحتجاج عليه بالأدلَّة التي كان يعتقدها؛ فإنَّه أقرب إلى حصول المقصود وأن لا تؤدِّي المجادلة إلى خصام أو مشاتمةٍ تذهب بمقصودها ولا تحصُل الفائدة منها، بل يكون القصدُ منها هداية الخلق إلى الحقِّ لا المغالبة ونحوها. وقوله: {إنَّ ربَّك هو أعلم بمن ضلَّ عن سبيله}؛ علم السبب الذي أدَّاه إلى الضلال، وعلم أعماله المترتِّبة على ضلالته، وسيجازيه عليها. {وهو أعلم بالمهتدين}: علم أنَّهم يَصْلُحون للهداية فهداهم، ثم منَّ عليهم فاجتباهم.
(125) Hendaknya ajakanmu kepada umat manusia, yang Muslim maupun kafir tertuju kepada jalan Rabbmu yang lurus yang mengandung ilmu yang bermanfaat dan amalan shalih. ﴾ بِٱلۡحِكۡمَةِ
﴿ "Dengan hikmah," maksudnya, setiap orang sesuai dengan keada-an dan pemahaman serta sambutan dan ketaatannya. Termasuk hikmah dalam berdakwah adalah berdakwah dengan dasar ilmu, bukan kebodohan, memulai dengan perkara yang paling penting (sesuai dengan skala prioritas), lalu yang lebih penting daripada (yang sesudahnya) dan yang lebih dekat dengan alam pikiran me-reka dan mudah dipahami, dengan cara (simpatik) yang lebih men-datangkan sambutan lebih baik, dengan penuh kelembutan dan per-suasif. Bila sudah tunduk dengan cara hikmah, (maka itu sangat bagus). Jika tidak mempan, maka beralih kepada metode dakwah dengan pelajaran yang baik. Yaitu dengan perintah dan larangan, yang diiringi dengan targhib (anjuran keutamaan) dan tarhib (anca-man). Baik dengan (menyampaikan) kemaslahatan yang terkandung oleh perintah-perintah dan menghitung-hitungnya dan bahaya yang terkandung dalam larangan-larangan dan menginventaris-nya, atau dengan menyebutkan kemuliaan yang diraih oleh orang-orang yang menegakkan agama Allah dan penghinaan yang diterima orang yang tidak menjalankannya. Maupun dengan menyebutkan sesuatu yang telah Allah sediakan bagi orang-orang yang taat berupa balasan baik di dunia dan akhirat, dan sesuatu yang dipersiapkan oleh Allah bagi para pelaku maksiat, berupa hukuman dunia dan akhirat.
Bila obyek dakwah mengklaim keyakinan yang dipegang teguh olehnya merupakan kebenaran (padahal salah) atau ia se-orang propagandis kebatilan, maka ditempuh cara bantahan dengan cara yang lebih baik. Yaitu cara-cara yang bisa lebih efektif agar dia menyambut dakwah secara nalar maupun lewat dalil naqli. Terma-suk, mengemukakan argumentasi untuk menyerangnya dengan membawakan dalil-dalil yang dia yakini (selanjutnya dibantah satu-persatu).
Sesungguhnya metode ini lebih efektif merealisasikan tujuan dakwah, dan jangan sampai adu argumentasi mengarah kepada pertikaian atau saling mencela yang akan memupus tujuan dakwah itu sendiri dan tidak muncul manfaat darinya. Akan tetapi, sasaran-nya adalah memberi hidayah kepada umat manusia, bukan untuk mengalahkan mereka atau tujuan buruk lainnya. Firman Allah, ﴾ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ
﴿ "Sesungguhnya Rabbmu Dia-lah yang lebih me-ngetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya," Maha Mengetahui latar belakang yang menyeretnya kepada kesesatan, dan Mengetahui perbuatan-perbuatan yang menyebabkannya kepada kesesatannya, dan Allah akan membalasinya dengan setimpal. ﴾ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ ﴿ "Dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petun-juk," Allah mengetahui bahwa mereka pantas menerima hidayah, lantas menganugerahkannya kepada mereka dan memilih mereka.
{وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ (126) وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَلَا تَكُ فِي ضَيْقٍ مِمَّا يَمْكُرُونَ (127) إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ (128)}.
"Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, maka sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. Bersabarlah
(hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan
(pertolongan) Allah, dan janganlah kamu bersedih hati terhadap
(kekafiran) mereka, dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan."
(An-Nahl: 126-128).
#
{126} يقول تعالى مبيحاً للعدل ونادباً للفضل والإحسان: {وإنْ عاقَبْتُم}: مَنْ أساء إليكم بالقول والفعل، {فعاقِبوا بمثل ما عُوقِبْتُم به}: من غير زيادةٍ منكم على ما أجراه معكم. {ولَئِن صبرتُم}: عن المعاقبة وعفوتُم عن جرمهم، {لهو خيرٌ للصَّابرينَ}: من الاستيفاء، وما عند الله خيرٌ لكم وأحسن عاقبةً؛ كما قال تعالى: {فمن عفا وأصْلَحَ فأجْرُهُ على الله}.
(126) Allah تعالى berfirman untuk memperbolehkan
(pemba-lasan yang) adil dan menganjurkan sikap utama dan kebaikan, ﴾ وَإِنۡ عَاقَبۡتُمۡ
﴿ "Dan jika kamu memberikan balasan," barangsiapa yang melan-carkan perbuatan buruk kepada kalian lewat ucapan dan tindakan, ﴾ فَعَاقِبُواْ بِمِثۡلِ مَا عُوقِبۡتُم بِهِۦۖ
﴿ "maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu," tanpa tambahan dari kalian atas apa yang dia perlakukan kepada kalian. ﴾ وَلَئِن صَبَرۡتُمۡ
﴿ "Akan tetapi jika kamu bersabar," (untuk tidak melakukan) pembalasan, dan kalian memaafkan kejahatannya, ﴾ لَهُوَ خَيۡرٞ لِّلصَّٰبِرِينَ
﴿ "sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar," daripada melancarkan pembalasan. Pahala di sisi Allah lebih baik bagi kalian, dan lebih baik kesudahannya, sebagaimana Firman Allah,
﴾ فَمَنۡ عَفَا وَأَصۡلَحَ فَأَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۚ ﴿
"Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas
(tanggungan) Allah."
(Asy-Syura: 40).
#
{127 ـ 128} ثم أمر رسوله بالصبر على دعوةِ الخلق إلى الله والاستعانة بالله على ذلك وعدم الاتِّكال على النفس، فقال: {واصْبِرْ وما صَبْرُكَ إلاَّ بالله}: هو الذي يُعينك عليه ويُثَبِّتُك. {ولا تَحْزَنْ عليهم}: إذا دعوتَهم فلم تَرَ منهم قَبولاً لدعوتِكَ؛ فإنَّ الحزن لا يُجْدي عليك شيئاً. {ولا تَكُ في ضَيْقٍ}؛ أي: شدَّة وحَرَج {مما يمكُرون}: فإنَّ مكرهم عائدٌ إليهم، وأنت من المتَّقين المحسنين، والله مع المتقين المحسنين بعونه وتوفيقه وتسديده، وهم الذين اتَّقوا الكفر والمعاصي، وأحسنوا في عبادة الله؛ بأن عبدوا الله كأنَّهم يرونَه؛ فإنْ لَم يكُونوا يَرَوْنه فإنَّه يراهم، والإحسان إلى الخلق ببذل النفع لهم من كل وجه. نسأل الله أن يَجْعَلَنا من المتقين المحسنين.
(127-128) Kemudian Allah memerintahkan RasulNya untuk bersabar ketika mendakwahi umat manusia menuju Allah dan me-minta pertolongan kepadaNya dalam menjalankannya, serta tidak bersandar pada diri sendiri semata. Allah berfirman, ﴾ وَٱصۡبِرۡ وَمَا صَبۡرُكَ إِلَّا بِٱللَّهِۚ
﴿ "Bersabarlah (hai Muhammad), dan tiadalah kesabaranmu itu me-lainkan dengan (pertolongan) Allah," Allah-lah yang menolong dan meneguhkanmu ﴾ وَلَا تَحۡزَنۡ عَلَيۡهِمۡ
﴿ "dan janganlah kamu bersedih hati ter-hadap (kekafiran) mereka," jika engkau telah menyeru mereka, namun tidak melihat gejala sambutan terhadap dakwahmu. Maka sesung-guhnya kesedihan sama sekali tidak berguna bagimu. ﴾ وَلَا تَكُ فِي ضَيۡقٖ
﴿ "Dan janganlah kamu bersempit dada," maksudnya kegetiran dan ke-tidaknyamanan ﴾ مِّمَّا يَمۡكُرُونَ ﴿ "terhadap apa yang mereka tipu dayakan," karena sesungguhnya perbuatan makar mereka hanya berbalik kepada mereka sendiri.
Engkau adalah termasuk orang-orang yang bertakwa lagi ber-buat baik. Allah bersama orang-orang yang bertakwa lagi berbuat baik dengan pertolongan, taufik dan bimbinganNya. Mereka itu adalah orang-orang yang menjaga diri dari kekufuran dan maksiat, dan telah berbuat baik dalam ibadah mereka kepada Allah, dengan cara menyembahNya seolah-olah melihatNya, lalu jika mereka tidak melihatNya, maka
(mereka yakin) bahwa Allah melihat mereka, dan mereka berbuat ihsan kepada sesama dengan mencurahkan kemanfaatan bagi mereka dari semua sisi.
Kami memohon kepada Allah untuk menjadikan kita sekalian dari kalangan orang-orang yang bertakwa dan berbuat ihsan.
Sudah tuntas tafsir Surat an-Nahl, Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.