TAFSIR SURAT GHAFIR
( Yang Mengampuni )
TAFSIR SURAT GHAFIR
( Yang Mengampuni )
Makkiyah
{حم (1) تَنْزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (2) غَافِرِ الذَّنْبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيدِ الْعِقَابِ ذِي الطَّوْلِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ إِلَيْهِ الْمَصِيرُ (3)}.
"Ha Mim. Kitab ini diturunkan dari Allah Yang Mahaper-kasa lagi Maha Mengetahui, Yang mengampuni dosa dan menerima taubat, lagi keras hukumanNya; Yang mempunyai karunia. Tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia. Hanya kepada-Nya-lah
(semua makhluk) kembali."
(Ghafir: 1-3).
#
{1 ـ 3} يخبر تعالى عن كتابِهِ العظيم وأنَّه صادرٌ ومنزَّلٌ من الله المألوه المعبود لكمالِهِ وانفرادِهِ بأفعالِهِ. {العزيز}: الذي قَهَرَ بعزَّته كلَّ مخلوق. {العليم}: بكل شيء، {غافرِ الذنبِ}: للمذنبين، {وقابلِ التَّوْبِ}: من التائبين، {شديدِ العقابِ}: على من تجرَّأ على الذُّنوب ولم يَتُبْ منها، {ذي الطَّوْلَ}؛ أي: التفضُّل والإحسان الشامل. فلمَّا قرَّر ما قرَّر من كماله، وكان ذلك موجباً لأن يكون وحدَه المألوهَ الذي تُخْلَصُ له الأعمالُ؛ قال: {لا إله إلاَّ هو إليه المصيرُ}.
ووجهُ المناسبة بذِكْر نزول القرآن من الله الموصوفِ بهذه الأوصافِ أنَّ هذه الأوصافَ مستلزمةٌ لجميع ما يشتملُ عليه القرآنُ من المعاني؛ فإنَّ القرآن: إما إخبارٌ عن أسماء اللهِ وصفاتِهِ وأفعالِهِ، وهذه أسماءٌ وأوصافٌ وأفعالٌ. وإمَّا إخبارٌ عن الغيوبِ الماضيةِ والمستقبلةِ؛ فهي من تعليم العليم لعبادِهِ. وإمَّا إخبارٌ عن نعمه العظيمة وآلائِهِ الجسيمة وما يوصِلُ إلى ذلك من الأوامر؛ فذلك يدلُّ عليه قوله: {ذي الطَّوْل}. وإما إخبارٌ عن نقمِهِ الشديدةِ وعمَّا يوجِبُها ويقتضيها من المعاصي؛ فذلك يدلُّ عليه قولُه: {شديد العقاب}. وإما دعوةٌ للمذنبين إلى التوبةِ والإنابةِ والاستغفار؛ فذلك يدلُّ عليه قوله: {غافرِ الذَّنْبِ وقابلِ التَّوْبِ شديدِ العقابِ}. وإما إخبارٌ بأنَّه وحدَه المألوهُ المعبودُ وإقامةُ الأدلةِ العقليةِ والنقليةِ على ذلك والحث عليه والنهي عن عبادة ما سوى الله وإقامةِ الأدلة العقليَّة والنقليَّة على فسادِها والترهيب منها؛ فذلك يدلُّ عليه قولُهُ تعالى: {لا إله إلاَّ هو}. وإمَّا إخبارٌ عن حكمِهِ الجزائيِّ العدل وثواب المحسنين وعقاب العاصينَ؛ فهذا يدلُّ عليه قوله: {إليه المصيرُ}. فهذا جميعُ ما يشتملُ عليه القرآنُ من المطالبِ العالياتِ.
(1) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan tentang KitabNya yang agung, yaitu bahwa sesungguhnya ia berasal dan diturunkan dari sisi Allah yang berhak dipuja dan disembah, karena kemaha-sempurnaanNya dan keesaanNya dalam segala perbuatanNya.
﴾ ٱلۡعَزِيزِ
﴿ "Yang Mahaperkasa" yang dengan keperkasaanNya Dia menundukkan (mengalahkan) semua makhluk.
﴾ ٱلۡعَلِيمِ
﴿ "Lagi Maha Mengetahui" segala sesuatu.
﴾ غَافِرِ ٱلذَّنۢبِ
﴿ "Yang mengampuni dosa" orang-orang yang berbuat dosa.
﴾ وَقَابِلِ ٱلتَّوۡبِ
﴿ "Dan menerima taubat" dari orang-orang yang ber-taubat.
﴾ شَدِيدِ ٱلۡعِقَابِ
﴿ "Lagi keras hukumanNya" terhadap siapa saja yang lancang berbuat dosa dan tidak bertaubat darinya.
﴾ ذِي ٱلطَّوۡلِۖ
﴿ "Yang mempunyai karunia," maksudnya, pemilik karunia dan kebaikan yang menyeluruh.
Setelah Allah menetapkan sebagian dari kemahasempurnaan-Nya, dan hal itu memastikan bahwa hanya Dia saja yang berhak disembah, yang semua amal ibadah hanya dimurnikan untukNya, maka karena itu Dia kemudian berfirman, ﴾ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۖ إِلَيۡهِ ٱلۡمَصِيرُ
﴿ "Tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia. Hanya kepadaNya-lah (semua makhluk) kembali."
Sisi korelasi penyebutan turunnya al-Qur`an dari sisi Allah yang mempunyai sifat-sifat tersebut tadi adalah bahwa sifat-sifat tersebut memastikan seluruh makna yang terkandung di dalam al-Qur`an. Karena itu, sesungguhnya (isi) al-Qur`an boleh jadi adalah informasi tentang nama-nama, sifat-sifat, dan af'al (perbuatan-per-buatan) Allah, dan ini adalah nama-nama, sifat-sifat dan af'al, dan boleh jadi informasi tentang hal-hal yang ghaib yang telah lalu dan yang akan datang, dan ini adalah pemberitahuan (pengajaran) dari yang Maha Mengetahui kepada hamba-hambaNya. Boleh jadi pula informasi tentang karunia-karuniaNya yang sangat besar dan nikmat-nikmatNya yang luar biasa dan segala perintah yang me-ngantarkan kepada nikmat-nikmat tersebut. Yang demikian ini ditunjukkan oleh FirmanNya, ﴾ ذِي ٱلطَّوۡلِۖ
﴿ "Yang mempunyai karunia." Boleh jadi juga informasi tentang hukumanNya yang sangat keras dan hal-hal apa saja yang menyebabkan dan memastikannya dari berbagai perbuatan maksiat. Hal ini ditunjukkan oleh FirmanNya, ﴾ شَدِيدِ ٱلۡعِقَابِ
﴿ "Yang amat keras hukumanNya." Boleh jadi juga seruan kepada orang-orang yang berdosa untuk bertaubat, berinabah dan memohon ampun (kepada Allah). Ini diisyaratkan oleh FirmanNya, ﴾ غَافِرِ ٱلذَّنۢبِ وَقَابِلِ ٱلتَّوۡبِ شَدِيدِ ٱلۡعِقَابِ
﴿ "Yang mengampuni dosa dan menerima taubat lagi keras hukumanNya." Boleh jadi juga informasi bahwa hanya Dia yang berhak diibadahi dan disembah, kemudian ber-bagai dalil aqli dan naqli dikemukakan untuknya, himbauan untuk beribadah kepadaNya dan larangan beribadah kepada selain Dia, serta penegakan argumen-argumen naqli dan aqli terhadap ketidak-benaran penyembahan kepada selain Allah itu serta ancamannya. Itulah sebabnya Dia berfirman, ﴾ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۖ
﴿ "Tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia." Serta boleh jadi juga informasi (pemberita-an) tentang balasanNya yang sangat adil dan pahala bagi orang-orang yang berbuat baik serta siksaan bagi orang-orang yang dur-haka. Hal ini diisyaratkan oleh FirmanNya, ﴾ إِلَيۡهِ ٱلۡمَصِيرُ ﴿ "Hanya ke-padaNya-lah
(semua makhluk) kembali." Itulah yang dicakup di dalam al-Qur`an berupa al-Mathalib al-'Aliyah
(nilai-nilai luhur).
{مَا يُجَادِلُ فِي آيَاتِ اللَّهِ إِلَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَا يَغْرُرْكَ تَقَلُّبُهُمْ فِي الْبِلَادِ (4) كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَالْأَحْزَابُ مِنْ بَعْدِهِمْ وَهَمَّتْ كُلُّ أُمَّةٍ بِرَسُولِهِمْ لِيَأْخُذُوهُ وَجَادَلُوا بِالْبَاطِلِ لِيُدْحِضُوا بِهِ الْحَقَّ فَأَخَذْتُهُمْ فَكَيْفَ كَانَ عِقَابِ (5) وَكَذَلِكَ حَقَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّهُمْ أَصْحَابُ النَّارِ (6)}.
"Tidak ada yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah kecuali orang-orang yang kafir. Karena itu janganlah pulang balik mereka dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperda-yakan kamu. Sebelum mereka, kaum Nuh dan golongan-golongan yang bersekutu sesudah mereka telah mendustakan dan tiap-tiap umat telah merencanakan makar terhadap rasul mereka untuk menawannya dan mereka membantah dengan batil untuk mele-nyapkan kebenaran dengan yang batil itu; karena itu Aku azab mereka. Maka betapa pedihnya azabKu. Dan demikianlah, telah pasti berlaku ketetapan azab Rabbmu terhadap orang-orang kafir, karena sesungguhnya mereka adalah penghuni neraka."
(Ghafir: 4-6).
#
{4} يخبر تبارك وتعالى أنَّه ما يجادِلُ في آياتِه إلاَّ الذينَ كَفَروا، والمرادُ بالمجادلة هنا المجادلةُ لردِّ آيات الله ومقابلَتِها بالباطل؛ فهذا من صنيع الكفارِ، وأمَّا المؤمنونَ؛ فيخضعون للحقِّ لِيُدْحِضوا به الباطلَ ، ولا ينبغي للإنسان أن يغترَّ بحالةِ الإنسان الدنيويَّة ويظنَّ أنَّ إعطاء اللهِ إيَّاه في الدُّنيا دليلٌ على محبَّتِهِ له وأنَّه على الحقِّ، ولهذا قال: {فلا يَغْرُرْكَ تقلُّبُهم في البلادِ}؛ أي: تردُّدهم فيها بأنواع التجاراتِ والمكاسبِ، بل الواجبُ على العبدِ أن يَعْتَبِرَ الناس بالحقِّ وينظُرَ إلى الحقائق الشرعيَّةِ ويزنَ بها الناسَ، ولا يزنُ الحقَّ بالناس كما عليه مَنْ لا علم ولا عقلَ له.
(4) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan bahwa tidak ada yang memper-debatkan ayat-ayatNya selain orang-orang yang kafir. Yang dimak-sud memperdebatkan di sini adalah perdebatan untuk menolak ayat-ayat Allah dan meresponsnya dengan cara yang tidak benar. Inilah bagian dari perilaku orang-orang kafir. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tunduk kepada kebenaran dan dengannya mereka mencampakkan kebatilan.
[81]
Maka hendaknya seseorang tidak terpedaya dengan kondisi duniawi seseorang, dan hendaknya ia tidak mengira bahwa pem-berian Allah yang dilimpahkan kepadanya di dunia ini adalah sebagai bukti atas cinta Allah kepadanya, dan bahwa dia berada dalam kebenaran! Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ فَلَا يَغۡرُرۡكَ تَقَلُّبُهُمۡ فِي ٱلۡبِلَٰدِ ﴿ "Karena itu janganlah pulang balik mereka dengan bebas dari suatu kota ke kota yang lain memperdayakan kamu." Maksudnya, pulang-pergi
(bolak-balik) mereka di negeri ini dengan berbagai bentuk pernia-gaan dan usaha bisnis
(jangan sampai membuatmu terlena). Malah yang wajib atas setiap orang adalah menilai orang lain dari sisi kebenarannya dan melihat kepada nilai-nilai syariat
(norma-norma agama) dan dengannya ia menilai manusia; jangan menilai kebe-naran dengan manusia, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak berilmu dan tidak berakal!
#
{5} ثم هدَّدَ مَنْ جادَلَ بآيات الله لِيُبْطِلَها كما فعل مَنْ قَبْلَه من الأمم من {قوم نوح} وعاد {والأحزاب من بعدِهِم}، الذين تحزَّبوا وتجمَّعوا على الحقِّ ليبطلوه وعلى الباطل لينصُروه، {و} أنَّه بلغت بهم الحالُ وآلَ بهم التحزُّبُ إلى أنَّه {همَّتْ كلُّ أمةٍ}: من الأمم {برسولهم ليأخذوهُ}؛ أي: يقتلوه، وهذا أبلغ ما يكون للرسل، الذين هم قادةُ أهل الخير، الذين معهم الحقُّ الصرفُ، الذي لا شك فيه ولا اشتباه، همُّوا بقتلهم؛ فهل بعد هذا البغي والضلال والشقاء إلاَّ العذاب العظيم الذي لا يخرجون منه؟! ولهذا قال في عقوبتهم الدنيويَّة والأخرويَّة: {فأخذْتُهم}؛ أي: بسبب تكذيبهم وتحزُّبهم {فكيف كان عقاب}: كان أشدَّ العقاب وأفظَعَه، إنْ هو إلا صيحةٌ أو حاصبٌ ينزل عليهم، أو يأمر الأرضَ أن تأخُذَهم أو البحرَ أن يُغْرقَهم؛ فإذا هم خامدونَ.
(5) Kemudian Allah mengancam siapa saja yang memper-debatkan ayat-ayat Allah dengan tujuan merusaknya
(menolaknya) sebagaimana telah dilakukan oleh umat-umat sebelumnya dari ﴾ قَوۡمُ نُوحٖ
﴿ "kaum Nuh" dan 'Ad ﴾ وَٱلۡأَحۡزَابُ مِنۢ بَعۡدِهِمۡۖ
﴿ "dan golongan-go-longan yang bersekutu sesudah mereka" yang berkoalisi dan bergabung untuk memberangus kebenaran dan (sebaliknya) membela keba-tilan. ﴾ و َ
﴿ "Dan" keadaannya sampai membuat mereka, dan koalisi mereka, telah menyeret mereka untuk melakukan tindakan,﴾ هَمَّت كُلُّ أُمَّةِۭ
﴿ "tiap-tiap umat telah merencanakan," maksudnya, tiap-tiap umat telah merencanakan makar ﴾ بِرَسُولِهِمۡ لِيَأۡخُذُوهُۖ
﴿ "terhadap rasul mereka untuk menawannya." Maksudnya, untuk membunuhnya.
Inilah cobaan hebat yang dihadapi oleh para rasul, para pe-lopor ahli kebaikan, yang membawa kebenaran murni yang tidak ada keraguan atau ketidakjelasan padanya. Kaum yang bersekutu itu benar-benar telah merencanakan untuk membunuh mereka. Maka apakah sesudah kezhaliman, kesesatan, dan kesengsaraan ini ada hal lain selain azab yang berat yang bisa membebaskan mereka darinya?! Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman tentang hukuman duniawi dan ukhrawi mereka, ﴾ فَأَخَذۡتُهُمۡۖ
﴿ "karena itu Aku azab mereka" disebabkan pendustaan yang mereka lakukan dan persekutuan jahat mereka itu. ﴾ فَكَيۡفَ كَانَ عِقَابِ ﴿ "Maka betapa pedihnya azabKu," ia adalah azab yang paling berat dan paling keji, ia tiada lain adalah suara keras atau bencana yang menimpa mereka dari langit, atau Allah memerintahkan kepada bumi untuk menelan mereka, atau kepada laut untuk menenggelamkan mereka. Maka mereka pun menjadi mati tidak berdaya.
#
{6} {وكذلك حَقَّتْ كلمةُ ربِّك على الذين كَفَروا}؛ أي: كما حقَّتْ على أولئك حقَّتْ عليهم كلمةُ الضلال التي نشأت عنها كلمةُ العذاب، ولهذا قال: {إنَّهم أصحابُ النارِ}.
(6) ﴾ وَكَذَٰلِكَ حَقَّتۡ كَلِمَتُ رَبِّكَ عَلَى ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ
﴿ "Dan demikianlah, telah pasti berlaku ketetapan azab Rabbmu terhadap orang-orang kafir," maksudnya, sebagaimana ketetapan azab itu telah ditetapkan terhadap orang-orang terdahulu, maka demikian pula ketetapan kesesatan telah dipastikan terhadap mereka, yang karenanya azab ditimpakan kepada mereka. Maka dari itu dikatakan, ﴾ أَنَّهُمۡ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِ ﴿ "sesung-guhnya mereka adalah penghuni neraka."
{الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ (7) رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (8) وَقِهِمُ السَّيِّئَاتِ وَمَنْ تَقِ السَّيِّئَاتِ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمْتَهُ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (9)}
"Yang memikul 'Arasy dan malaikat yang berada di sekeli-lingnya bertasbih memuji Rabbnya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman, 'Ya Rabb kami, rahmat dan ilmuMu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan meng-ikuti jalanMu dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala. Ya Rabb kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang shalih di antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Dan peliharalah mereka dari keburukan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari keburukan pada hari itu, maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar'."
(Ghafir: 7-9).
#
{7} يخبرُ تعالى عن كمال لطفِهِ تعالى بعباده المؤمنين، وما قيَّض لأسباب سعادتِهِم من الأسباب الخارجة عن قُدَرِهم من استغفار الملائكةِ المقرَّبين لهم ودعائِهِم لهم بما فيه صلاحُ دينِهم وآخرتِهِم، وفي ضمن ذلك الإخبار عن شرف حملة العرشِ ومَنْ حولَه وقُرْبِهِم من ربِّهم وكثرة عبادتهم ونُصحهم لعبادِ الله لعلمهم أنَّ الله يحبُّ ذلك منهم، فقال: {الذين يحملونَ العرشَ}؛ أي: عرش الرحمن، الذي هو سقف المخلوقات وأعظمها وأوسعها وأحسنها وأقربها من الله تعالى، الذي وسع الأرض والسماوات والكرسيَّ، وهؤلاء الملائكة قد وَكَلَهُمُ الله تعالى بحمل عرشه العظيم؛ فلا شكَّ أنهم من أكبر الملائكة وأعظمهم وأقواهم، واختيار الله لهم لحمل عرشه وتقديمهم في الذكر وقربهم منه يدلُّ على أنهم أفضل أجناس الملائكة عليهم السلام؛ قال تعالى: {ويحملُ عرشَ ربِّك فوقَهم يومئذٍ ثمانيةٌ}، {ومَنْ حولَه}: من الملائكة المقرَّبين في المنزلة والفضيلة، {يسبِّحون بحمد ربِّهم}: هذا مدح لهم بكثرة عبادتهم لله تعالى، وخصوصاً التسبيح والتحميد، وسائر العبادات تدخل في تسبيح الله وتحميده؛ لأنها تنزيهٌ له عن كون العبد يصرفها لغيره وحمدٌ له تعالى، بل الحمدُ هو العبادة لله تعالى، وأما قول العبد: «سبحان الله وبحمده»؛ فهو داخلٌ في ذلك، وهو من جملة العبادات، {ويستغفرون للذين آمنوا}: وهذا من جملة فوائد الإيمان وفضائله الكثيرة جدًّا؛ أن الملائكة الذين لا ذنوب عليهم يستغفرون لأهل الإيمان؛ فالمؤمن بإيمانه تسبَّب لهذا الفضل العظيم.
ولمَّا كانت المغفرةُ لها لوازمُ لا تتمُّ إلا بها ـ غير ما يتبادر إلى كثير من الأذهان أنَّ سؤالَها وطلبَها غايتُهُ مجرّد مغفرة الذنوب ـ ذكر تعالى صفةَ دعائهم لهم بالمغفرة بذكر ما لا تتمُّ إلاَّ به، فقال: {ربَّنا وسعتَ كل شيء رحمة وعلماً}: فعلمك قد أحاط بكلِّ شيء، لا يخفى عليك خافيةٌ ولا يعزُبُ عن علمك مثقال ذرةٍ في الأرض ولا في السماء ولا أصغر من ذلك ولا أكبر، ورحمتُك وسعتْ كلَّ شيء؛ فالكون علويُّه وسفليُّه قد امتلأ برحمة الله تعالى، ووسعتهم، ووصل إلى ما وصل إليه خلقه، {فاغْفِرْ للذين تابوا}: من الشرك والمعاصي، {واتَّبعوا سبيلك}: باتِّباع رسلك بتوحيدك وطاعتك، {وقِهِمْ عذابَ الجحيم}؛ أي: قهم العذاب نفسه، وقِهِم أسباب العذاب.
(7) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan tentang kesempurnaan kemaha-lembutanNya terhadap hamba-hambaNya yang beriman dan ber-bagai sebab-sebab yang di luar kemampuan mereka yang telah Dia sediakan untuk kebahagiaan mereka, seperti permohonan ampunan para malaikat al-muqarrabin untuk mereka dan doa-doanya untuk kebaikan agama dan akhirat mereka. Dan di dalam kabar itu ter-dapat informasi tentang kemuliaan para malaikat yang bertugas memikul Arasy dan para malaikat lainnya yang berada di dekat-nya, serta kedekatan mereka dari Allah, Rabb mereka, dan betapa banyaknya ibadah
(pengabdian mereka kepada Allah) dan nasihat mereka kepada hamba-hamba Allah, karena mereka mengetahui bahwa Allah mencintai perbuatan yang mereka lakukan itu. Allah berfirman, ﴾ ٱلَّذِينَ يَحۡمِلُونَ ٱلۡعَرۡشَ
﴿ "Yang memikul 'Arasy," maksudnya, Arasy Allah Yang Maha Pengasih, yang merupakan atap bagi seluruh makhluk, ia adalah makhluk yang paling besar, paling luas, paling indah dan terdekat kepada Allah سبحانه وتعالى, yang luasnya melebihi langit, bumi, dan kursiNya. Para malaikat tersebut telah diberi tugas oleh Allah سبحانه وتعالى untuk memikul 'ArasyNya yang agung itu. Maka tidak diragukan bahwa mereka lebih besar, lebih agung, dan lebih kuat daripada para malaikat lainnya. Mereka dipilih oleh Allah untuk memikul 'ArasyNya dan diistimewakan dengan dzikir dan dekat dariNya, membuktikan bahwa mereka adalah jenis malaikat yang paling utama. Allah سبحانه وتعالى berfirman,
﴾ وَيَحۡمِلُ عَرۡشَ رَبِّكَ فَوۡقَهُمۡ يَوۡمَئِذٖ ثَمَٰنِيَةٞ 17
﴿
"Dan ada delapan malaikat yang memikul Arasy Rabbmu pada saat itu." (Al-Haqqah: 17).
﴾ وَمَنۡ حَوۡلَهُۥ
﴿ "Dan para malaikat yang berada di sekelilingnya," yaitu para malaikat yang didekatkan karena kedudukan dan keutamaan mereka, ﴾ يُسَبِّحُونَ بِحَمۡدِ رَبِّهِمۡ
﴿ "bertasbih memuji Rabbnya." Ini adalah suatu sanjungan buat mereka karena betapa banyaknya ibadah mereka kepada Tuhannya, terutama ibadah dalam bentuk tasbih dan tahmid. Semua bentuk ibadah-ibadah lainnya adalah termasuk dalam tasbih dan tahmid kepada Allah. Sebab, ia merupakan pe-nyucian terhadap Allah dari perbuatan mengalihkan ibadah-ibadah kepada selain Dia, dan merupakan pujian kepadaNya. Bahkan pu-jian itu adalah ibadah kepada Allah سبحانه وتعالى. Adapun ucapan seseorang, "Subhanallah wa bihamdih," termasuk di dalamnya dan merupakan salah satu bentuk ibadah. ﴾ وَيَسۡتَغۡفِرُونَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْۖ
﴿ "Dan mereka meminta-kan ampun bagi orang-orang yang beriman." Ini adalah salah satu di antara faidah-faidah dan keutamaan-keutamaan beriman yang sangat banyak itu, yaitu di mana para malaikat yang sama sekali tidak mempunyai dosa memohonkan ampun untuk orang-orang yang beriman. Jadi, seorang Mukmin, karena imannya memperoleh karunia yang sangat agung ini.
Oleh karena ampunan itu mempunyai sebab-sebab lazim yang tidak akan bisa diperoleh tanpanya, -tidak seperti yang terbesit dalam banyak dugaan orang, yaitu bahwa memohon dan meminta ampunan itu bisa diperoleh, yang ujungnya adalah hanya sekedar pengampunan dosa- maka Allah menyebutkan pola permohonan para malaikat tersebut untuk orang-orang yang beriman supaya diberi ampun, yaitu menyebutkan hal-hal yang harus, yang tidak akan pernah tercapai kecuali dengannya, seraya berfirman, ﴾ رَبَّنَا وَسِعۡتَ كُلَّ شَيۡءٖ رَّحۡمَةٗ وَعِلۡمٗا
﴿ "Ya Rabb kami, rahmat dan ilmuMu meliputi segala sesuatu." Jadi, ilmu pengetahuanMu sudah meliputi segala sesuatu, tidak ada sesuatu apa pun yang tersembunyi dariMu dan tidak ada sesuatu apa pun sebesar dzarrah (biji sawi) di bumi atau di langit, atau yang lebih kecil atau yang lebih besar darinya yang lepas dari pengetahuanMu. Dan rahmatMu (kasih sayangMu) meliputi segala sesuatu. Alam semesta, yang di atas dan yang di bawah telah dipenuhi oleh rahmat Allah سبحانه وتعالى dan meliputi mereka semuanya dan yang telah sampai kepada apa yang telah dirasakan oleh makhlukNya. ﴾ فَٱغۡفِرۡ لِلَّذِينَ تَابُواْ
﴿ "Maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat" dari syirik dan maksiat, ﴾ وَٱتَّبَعُواْ سَبِيلَكَ
﴿ "dan mengikuti jalanMu," yaitu mengikuti para rasulMu dengan mengesakanMu dan taat kepadaMu, ﴾ وَقِهِمۡ عَذَابَ ٱلۡجَحِيمِ ﴿ "dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala," maksudnya, lindungi-lah mereka dari azab itu sendiri dan lindungilah mereka dari se-gala sebab-sebab yang dapat menceburkan mereka ke dalam azab tersebut.
#
{8} {ربَّنا وأدْخِلْهم جناتِ عدن التي وَعَدتَهم}: على ألسنة رسلك {ومَن صَلَحَ}؛ أي: صلح بالإيمان والعمل الصالح {من آبائهم وأزواجهم}: زوجاتهم وأزواجهنَّ وأصحابهم ورفقائهم {وذُرِّيَّاتهم إنَّك أنت العزيز}: القاهر لكل شيء؛ فبعزَّتك تغفر ذنوبهم، وتكشف عنهم المحذور، وتوصِلُهم بها إلى كلِّ خير. {الحكيم}: الذي يضع الأشياء مواضعها؛ فلا نسألك يا ربَّنا أمراً تقتضي حكمتك خلافه، بل من حكمتك التي أخبرت بها على ألسنة رسلك واقتضاها فضلُك المغفرة للمؤمنين.
(8) ﴾ رَبَّنَا وَأَدۡخِلۡهُمۡ جَنَّٰتِ عَدۡنٍ ٱلَّتِي وَعَدتَّهُمۡ
﴿ "Ya Rabb kami, dan masuk-kanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka" melalui lisan para rasulMu, ﴾ وَمَن صَلَحَ
﴿ "dan orang-orang shalih," maksudnya, orang yang shalih karena beriman dan beramal kebajikan, ﴾ مِنۡ ءَابَآئِهِمۡ وَأَزۡوَٰجِهِمۡ
﴿ "di antara bapak-bapak dan istri-istri mereka," maksudnya, istri-istri mereka, suami-suami mereka, para sahabat dan rekan-rekan mereka, ﴾ وَذُرِّيَّٰتِهِمۡۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡعَزِيزُ
﴿ "dan ketu-runan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah yang Mahaperkasa," Yang Mengalahkan segala sesuatu, maka dengan keperkasaanMu itulah Engkau mengampuni mereka dan mengangkat segala mara-bahaya dari mereka serta mengantarkan mereka dengannya kepada segala kebaikan, ﴾ ٱلۡحَكِيمُ ﴿ "lagi Mahabijaksana" Yang meletakkan segala sesuatu tepat pada tempat-tempatnya. Kami tidak memohon kepadaMu, wahai Rabb kami suatu perkara yang kebijakanMu menghendaki lain dari itu, melainkan dari kebijaksanaanMu yang telah Engkau beritakan melalui lisan para rasulMu dan menjadi tun-tutan karuniaMu, yaitu ampunan bagi orang-orang yang beriman.
#
{9} {وقِهِمُ السيئاتِ}؛ أي: الأعمال السيئة وجزاءها؛ لأنها تسوء صاحبها، {ومَن تَقِ السيئاتِ يومئذ}؛ أي: يوم القيامةِ {فقد رحمتَه}: لأنَّ رحمتك لم تزل مستمرةً على العباد، لا يمنعها إلاَّ ذنوب العباد وسيئاتُهم؛ فمن وقيته السيئات؛ وفَّقْته للحسنات وجزائها الحسن. {وذلك}؛ أي: زوال المحذور بوقاية السيئات وحصول المحبوب بحصول الرحمة؛ {هو الفوزُ العظيم}: الذي لا فوز مثله، ولا يتنافسُ المتنافسون بأحسن منه.
وقد تضمَّن هذا الدعاء من الملائكة: كمال معرفتهم بربِّهم، والتوسُّل إلى الله بأسمائه الحسنى التي يحبُّ من عباده التوسُّل بها إليه، والدُّعاء بما يناسب ما دعوا الله فيه. فلما كان دعاؤهم بحصول الرحمة وإزالة أثر ما اقتضته النفوس البشرية التي علم الله نَقْصَها واقتضاءها لما اقتضته من المعاصي ونحو ذلك من المبادئ والأسباب التي قد أحاط الله بها علماً؛ توسَّلوا بالرحيم العليم. وتضمَّن كمالَ أدبهم مع الله تعالى بإقرارهم بربوبيَّته لهم الربوبيَّة العامَّة والخاصَّة، وأنه ليس لهم من الأمر شيءٌ، وإنَّما دعاؤهم لربِّهم صدر من فقير بالذات من جميع الوجوه لا يُدلي على ربِّه بحالة من الأحوال، إن هو إلاَّ فضلُ الله وكرمه وإحسانه. وتضمَّن موافقتهم لربِّهم تمام الموافقة؛ بمحبَّة ما يحبُّه من الأعمال، التي هي العبادات التي قاموا بها واجتهدوا اجتهاد المحبين، ومن العمال الذين هم المؤمنون، الذين يحبُّهم الله تعالى من بين خلقه؛ فسائر الخلق المكلفين يبغضهم الله إلا المؤمنين منهم؛ فمن محبة الملائكة لهم دعوا الله واجتهدوا في صلاح أحوالهم؛ لأن الدعاء للشخص من أدلِّ الدلائل على محبته؛ لأنَّه لا يدعو إلا لمن يحبه.
وتضمن ما شرحه الله، وفصَّله من دعائهم ـ بعد قوله: {يستغفرون للذين آمنوا} ـ التنبيهَ اللطيفَ على كيفيَّة تدبُّر كتابه، وأن لا يكون المتدبِّر مقتصراً على مجرد معنى اللفظ بمفرده، بل ينبغي له أن يتدبَّر معنى اللفظ؛ فإذا فهمه فهماً صحيحاً على وجهه؛ نظر بعقله إلى ذلك الأمر والطرق الموصلة إليه، وما لا يتمُّ إلا به، وما يتوقَّف عليه؛ وجزم بأنَّ الله أراده؛ كما يجزم أنه أراد المعنى الخاصَّ الدالَّ عليه اللفظ، والذي يوجب الجزم له، بأنَّ الله أراده أمران: أحدهما: معرفته وجزمه بأنه من توابع المعنى والمتوقّف عليه. الثاني: علمه بأن الله بكل شيء عليم، وأن الله أمر عباده بالتدبُّر والتفكُّر في كتابه. وقد علم تعالى ما يلزم من تلك المعاني، وهو المخبر بأن كتابه هدىً ونورٌ وتبيانٌ لكل شيء، وأنَّه أفصح الكلام وأجلُّه إيضاحاً؛ فبذلك يحصلُ للعبد من العلم العظيم والخير الكثير بحسب ما وفَّقه الله له.
وقد كان في تفسيرنا هذا كثيرٌ من هذا منَّ به الله علينا، وقد يخفى في بعض الآيات مأخذه على غير المتأمِّل صحيح الفكرة، ونسأله تعالى أن يفتح علينا من خزائن رحمته ما يكون سبباً لصلاح أحوالنا وأحوال المسلمين، فليس لنا إلا التعلُّق بكرمه والتوسُّل بإحسانه الذي لا نزال نتقلَّب فيه في كل الآنات وفي جميع اللحظات، ونسأله من فضله أن يقينا شرَّ أنفسنا المانع والمعوق لوصول رحمته؛ إنَّه الكريم الوهاب، الذي تفضل بالأسباب ومسبباتها. وتضمَّن ذلك أن المقارن من زوج وولد وصاحب يَسْعَدُ بقرينه ويكون اتِّصاله به سبباً لخير يحصل له خارج عن عمله، وسبب عمله؛ كما كانت الملائكة تدعو للمؤمنين ولمن صَلَحَ من آبائهم وأزواجهم وذرياتهم، وقد يقال: إنه لا بدَّ من وجود صلاحهم؛ لقوله: {ومَن صَلَحَ}؛ فحينئذ يكون ذلك من نتيجة عملهم. والله أعلم.
(9) ﴾ وَقِهِمُ ٱلسَّيِّـَٔاتِۚ
﴿ "Dan peliharalah mereka dari keburukan," yakni, dari amal perbuatan jahat dan balasannya, sebab ia akan mendatangkan keburukan bagi pelakunya.
﴾ وَمَن تَقِ ٱلسَّيِّـَٔاتِ يَوۡمَئِذٖ
﴿ "Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari keburukan pada hari itu," maksudnya, pada Hari Kiamat, ﴾ فَقَدۡ رَحِمۡتَهُۥۚ
﴿ "maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya," sebab rahmatMu terus tercurah kepada manusia, tidak ada yang bisa menghalanginya kecuali dosa mereka dan amal perbuatan buruk mereka. Maka siapa saja yang Engkau pelihara dari kebu-rukan dan Engkau bimbing ia untuk beramal kebajikan dan mem-peroleh pahalanya yang sangat besar, ﴾ وَذَٰلِكَ
﴿ "dan itulah," yakni, hilangnya hal-hal yang membahayakan karena dipelihara dari keburukan-keburukan dan karena tercapainya hal-hal yang disukai dengan tercapainya rahmat itu, ﴾ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ
﴿ "adalah kemenangan yang besar" yang tidak ada kemenangan yang sebanding dengan-nya dan tidak ada pula yang diperlombakan oleh manusia yang lebih baik darinya.
Doa para malaikat di atas mengandung dalil sempurnanya pengetahuan mereka tentang Tuhannya, juga (disyariatkannya) bertawasul kepada Allah dengan nama-namaNya yang indah yang Dia suka kalau hamba-hambaNya bertawasul kepadaNya dengan nama-nama tersebut dan memohon dengan apa-apa yang sangat pantas untuk dijadikan doa kepadaNya. Oleh karena doa mereka demi tercapainya rahmat dan dihapusnya segala bekas dosa yang telah dikerjakan oleh jiwa manusia yang telah diketahui oleh Allah kelemahan dan akibatnya karena kemaksiatan-kemaksiatan yang telah dilakukannya, dan prinsip-prinsip serta sebab-sebab lainnya yang semua itu telah diketahui Allah, maka para malaikat bertawa-sul dengan اَلرَّحِيْمُ dan اَلْعَلِيْمُ (Yang Maha Pengasih lagi Maha Menge-tahui).
(Doa di atas juga) mengandung makna kesempurnaan etika (adab) mereka terhadap Allah سبحانه وتعالى, di mana mereka mengikrarkan rububiyahNya terhadap mereka dengan rububiyah yang umum dan yang khusus, dan ikrar mereka bahwa mereka sama sekali tidak memiliki wewenang sedikitpun. Doa yang mereka lakukan kepada Allah itu benar-benar hanya berasal dari hamba yang faqir (butuh) dari segala sisinya, tidak pernah berjasa sedikitpun kepada Rabb, melainkan semua itu adalah murni merupakan karunia Allah, ke-murahan dan kebaikanNya. Dan ia juga mengandung makna sikap sempurna mereka yang selalu sejalan dengan kehendak Allah, yaitu mencintai amal perbuatan apa saja yang dicintaiNya, yang sebenarnya ia adalah berupa amal ibadah yang mereka lakukan, dan mereka bersungguh-sungguh seperti kesungguhan orang-orang yang mencintai, dan dari para pengabdi yang mana mereka adalah orang-orang Mukmin yang dicintai Allah سبحانه وتعالى di antara makh-lukNya.
Semua makhluk yang mukallaf itu dibenci oleh Allah kecuali orang-orang yang beriman di antara mereka. Dan di antara bentuk kecintaan para malaikat kepada mereka adalah mereka berdoa kepada Allah dan berusaha keras untuk kebaikan kondisi mereka. Sebab doa bagi seseorang adalah merupakan bukti yang paling tinggi yang menunjukkan kecintaannya (kepada orang yang di-doakannya), ia tidak akan berdoa kecuali untuk orang yang dicin-tainya.
Dan juga mengandung makna tentang apa yang Allah uraikan dan rincikan dari doa mereka setelah FirmanNya, ﴾ وَيَسۡتَغۡفِرُونَ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْۖ
﴿ "Mereka memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman," yaitu peringatan yang sangat lembut tentang bagaimana mentadabburi (menghayati) KitabNya, dan seharusnya orang yang menghayati, tidak berhenti hanya sekedar pada lafazhnya saja, melainkan se-mestinya ia menghayati makna yang terkandung di dalam lafazh itu. Lalu apabila ia telah memahaminya dengan pemahaman yang benar sebagaimana mestinya, maka ia mencermati dengan akal pikirannya kepada perintah (yang terkandung dalam lafazh terse-but. Pent) dan kepada metode-metode yang dapat mengantarkan kepadanya, kepada apa-apa yang tidak akan bisa tercapai kecuali dengannya, dan kepada apa yang menjadi sandarannya, lalu me-mastikan bahwa itulah yang Allah kehendaki, dan sebagaimana Dia pastikan bahwa Dia menghendaki makna khusus yang dikan-dung oleh lafazh itu. Dan yang wajib dipastikan bahwa Allah meng-hendakinya adalah dua hal: Pertama, pengetahuan dan keyakinan-nya bahwasanya makna tersebut termasuk bagian dari makna (lafazh) dan yang dimaksud. Kedua, pengetahuannya bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, dan bahwa Allah memerintah hamba-hambaNya untuk menghayati makna-makna kitabNya. Dia-lah yang menginformasikan bahwa kitabNya itu adalah pe-tunjuk, cahaya, dan penjelasan bagi segala sesuatu, dan ia adalah ungkapan (perkataan) yang paling fasih dan paling jelas. Maka dengan demikian seseorang akan memperoleh ilmu yang sangat agung dan kebaikan yang berlimpah sesuai dengan bimbingan Allah kepadanya.
Dan di dalam tafsir kami ini terdapat hal-hal seperti ini yang sangat banyak sekali, Allah telah mengaruniakan kepada kami, yang kadang-kadang pada sebagian ayat tidak tampak bagi orang yang tidak merenungkan akan kebenaran makna tersebut. Kami memohon kepada Allah سبحانه وتعالى, semoga Dia berkenan membukakan kepada kami sebagian dari perbendaharaan rahmatNya yang men-jadi sebab bagi kebaikan (keshalihan) kondisi kami dan kondisi kaum Muslimin. Kami tidak memiliki selain ketergantungan kepada kemurahanNya dan bertawasul dengan kebaikanNya yang terus kami panjatkan pada setiap saat dan setiap waktu. Dan kami me-mohon kepadaNya sebagian dari karuniaNya untuk memelihara kami dari kejahatan jiwa kami yang selalu menjadi penghalang dan rintangan untuk memperoleh rahmatNya. Sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Maha Pemberi, yang telah mengaruniakan segala sebab-sebab dan faktor-faktornya.
Dan doa itu juga mengandung makna bahwa pendamping, yaitu seperti istri, anak, dan sahabat akan merasa berbahagia de-ngan teman karibnya, dan bahkan hubungannya dengannya men-jadi sebab bagi kebaikan yang ia raih di luar amalnya dan menjadi sebab amalnya, sebagaimana para malaikat mendoakan orang-orang Mukmin dan orang-orang shalih dari bapak-bapak mereka, istri-istri, dan anak keturunan mereka.
Jadi, harus ada keshalihan mereka, sebab Allah berfirman, ﴾ وَمَن صَلَحَ ﴿ "Dan orang-orang shalih," barulah yang demikian itu merupakan hasil dari amal mereka. Wallahu a'lam.
{إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنَادَوْنَ لَمَقْتُ اللَّهِ أَكْبَرُ مِنْ مَقْتِكُمْ أَنْفُسَكُمْ إِذْ تُدْعَوْنَ إِلَى الْإِيمَانِ فَتَكْفُرُونَ (10) قَالُوا رَبَّنَا أَمَتَّنَا اثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا اثْنَتَيْنِ فَاعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَى خُرُوجٍ مِنْ سَبِيلٍ (11) ذَلِكُمْ بِأَنَّهُ إِذَا دُعِيَ اللَّهُ وَحْدَهُ كَفَرْتُمْ وَإِنْ يُشْرَكْ بِهِ تُؤْمِنُوا فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ (12)}.
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir diseru, 'Sesungguhnya kebencian Allah lebih besar daripada kebencianmu kepada dirimu sendiri karena kamu diseru untuk beriman tapi kamu kafir.' Mereka menjawab, 'Ya Rabb kami, Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali pula, lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka adakah suatu jalan untuk keluar?' Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja yang disembah, dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan. Maka keputusan adalah pada Allah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar."
(Ghafir: 10-12).
#
{10} يخبر تعالى عن الفضيحة والخزي الذي يصيب الكافرين وسؤالهم الرجعةَ والخروجَ من النار، وامتناع ذلك عليهم وتوبيخهم، فقال: {إنَّ الذين كفروا}: أطلقه ليشملَ أنواع الكفر كلَّها من الكفر بالله أو بكتبه أو برسله أو باليوم الآخر، حين يدخلون النار، ويُقِرُّون أنهم مستحقُّونها؛ لما فعلوه من الذنوب والأوزار، فيمقتون أنفسهم لذلك أشدَّ المقت، ويغضبون عليها غاية الغضب، فينادَوْن عند ذلك ويقال لهم: {لَمَقْتُ الله}؛ أي: إياكم إذ تُدْعَون إلى الإيمان فتكفرون؛ أي: حين دعتْكُم الرسل وأتباعهم إلى الإيمان، وأقاموا لكم من البيناتِ ما تبين به الحقُّ، فكفرتم وزهدتم في الإيمان الذي خلقكم الله له، وخرجتُم من رحمته الواسعة، فمقتكم وأبغضكم؛ فهذا {أكبر من مقتِكُم أنفسَكم}؛ أي: فلم يزل هذا المقت مستمرًّا عليكم، والسخط من الكريم حالاًّ بكم، حتى آلت بكم الحال إلى ما آلت؛ فاليوم حلَّ عليكم غضبُ الله وعقابه، حين نال المؤمنون رضوانَ الله وثوابه.
(10) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan tentang kenistaan dan kehinaan yang menimpa orang-orang kafir, dan tentang permohonan mereka untuk dikembalikan ke dunia dan dikeluarkan dari neraka serta ketidakmungkinan hal tersebut bagi mereka dan cercaan terhadap mereka, seraya berfirman, ﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ
﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang kafir," yang di sini diungkapkan secara umum, agar makna-nya meliputi segala bentuk kekafiran, seperti kafir terhadap Allah, terhadap kitab-kitabNya, para RasulNya dan terhadap Hari Ke-mudian. Nanti pada saat mereka masuk ke neraka dan mereka mengakui bahwa mereka memang berhak (pantas) memasukinya karena berbagai dosa dan kejahatan yang telah mereka lakukan, lalu mereka membenci diri mereka sendiri karenanya dengan ke-bencian yang paling hebat, mereka sangat memurkainya dengan puncak kemurkaan, maka mereka pun diseru pada saat itu dan dikatakan kepada mereka, ﴾ لَمَقۡتُ ٱللَّهِ
﴿ "Sesungguhnya kebencian Allah" terhadap kalian, karena saat kalian diajak untuk beriman namun kalian mengingkari, yakni, pada saat para rasul dan para pengikut-nya menyeru kalian untuk beriman dan mengemukakan berbagai bukti penjelasan yang dengannya kebenaran menjadi jelas, namun kalian mengingkarinya dan kalian tidak mau beriman, padahal itu adalah tujuan Allah menciptakan kalian, dan kalian pun keluar dari rahmatNya yang Mahaluas itu, maka dari itu Dia membenci dan memurkai kalian, maka yang demikian ini, ﴾ أَكۡبَرُ مِن مَّقۡتِكُمۡ أَنفُسَكُمۡ ﴿ "lebih besar daripada kebencianmu kepada dirimu sendiri." Maksudnya, kebencian ini akan terus melanda kalian dan kemurkaan dari Allah yang Maha Pemurah menimpa kalian, hingga kalian menjadi seperti yang sedang kalian rasakan ini. Maka pada hari ini, kemurkaan dan hukuman Allah menimpa kalian, di mana pada saat yang sama orang-orang yang beriman memperoleh keridhaan Allah dan pa-halaNya.
#
{11} فتمنَّوا الرجوع و {قالوا ربَّنا أمتَّنا اثنتين}: يريدون الموتةَ الأولى وما بين النفختين على ما قيل، أو العدم المحض قبل إيجادهم ثم أماتهم بعد ما أوجدهم، {وأحْيَيْتنا اثنتين}: الحياة الدنيا والحياة الأخرى، {فاعتَرَفْنا بذُنوبنا فهل إلى خروج من سبيل}؛ أي: تحسَّروا وقالوا ذلك، فلم يفد ولم ينجعْ.
(11) Lalu mereka berangan-angan kembali ke dunia dan ﴾ قَالُواْ رَبَّنَآ أَمَتَّنَا ٱثۡنَتَيۡنِ
﴿ "mereka berkata, 'Ya Rabb kami, Engkau telah memati-kan kami dua kali," yang mereka maksud adalah kematian yang pertama dan kematian yang terjadi antara dua tiupan sangkakala menurut suatu pendapat, atau ketiadaan total sebelum mereka diciptakan lalu mereka dimatikan sesudah itu. ﴾ وَأَحۡيَيۡتَنَا ٱثۡنَتَيۡنِ
﴿ "Dan telah menghidupkan kami dua kali pula," kehidupan dunia dan kehi-dupan akhirat, ﴾ فَٱعۡتَرَفۡنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلۡ إِلَىٰ خُرُوجٖ مِّن سَبِيلٖ ﴿ "lalu kami mengakui dosa-dosa kami; maka adakah suatu jalan untuk keluar?" Maksudnya, mereka mengeluh dan mengatakan perkataan tersebut, namun
(hal itu) tidak berguna dan tidak bermanfaat.
#
{12} ووبِّخوا على عدم فعل أسباب النجاة، فقيل لهم: {ذلكم بأنَّه إذا دُعِيَ الله وحده}؛ أي: إذا دعي لتوحيده وإخلاص العمل له ونُهي عن الشرك به، {كفرتم}: به، واشمأزَّتْ لذلك قلوبكم ونفرتُم غاية النفور، {وإن يُشْرَكْ به تؤمنوا}؛ أي: هذا الذي أنزلكم هذا المنزل وبوأكم هذا المقيل والمحلَّ أنكم تكفرونَ بالإيمان وتؤمنون بالكفر، ترضَوْن بما هو شرٌّ وفسادٌ في الدنيا والآخرة، وتكرهون ما هو خيرٌ وصلاحٌ في الدنيا والآخرة، تؤثرون سبب الشقاوة والذلِّ والغضب، وتزهدون بما هو سببُ الفوز والفلاح والظفر: {وإن يَرَوْا سبيل الرُّشْدِ لا يتَّخذوه سبيلاً وإن يَرَوْا سبيل الغَيِّ يتَّخذوه سبيلاً}. {فالحكم لله العليِّ الكبير}: العلي: الذي له العلو المطلق من جميع الوجوه: علو الذات، وعلو القدر، وعلو القهر، ومن علو قدره كمالُ عدله تعالى، وأنَّه يضع الأشياء مواضعها، ولا يساوي بين المتقين والفجار. الكبير الذي له الكبرياء والعظمة والمجد في أسمائه وصفاته وأفعاله، المتنزِّه عن كل آفة وعيب ونقص؛ فإذا كان الحكم له تعالى، وقد حكم عليكم بالخلود الدائم؛ فحكمه لا يغيَّر ولا يبدَّل.
(12) Mereka dicerca karena tidak melakukan sebab-sebab keselamatan. Dikatakan kepada mereka, ﴾ ذَٰلِكُم بِأَنَّهُۥٓ إِذَا دُعِيَ ٱللَّهُ وَحۡدَهُۥ
﴿ "Yang demikian itu adalah karena apabila Allah saja yang disembah," yakni, apabila diserukan untuk mengesakan Allah dan mengikhlas-kan amal kepadaNya serta menjauhi perbuatan syirik kepadaNya ﴾ كَفَرۡتُمۡ
﴿ "kamu kafir" kepadaNya, hati kalian merasa jijik terhadap hal itu dan kalian benar-benar sangat menghindar, ﴾ وَإِن يُشۡرَكۡ بِهِۦ تُؤۡمِنُواْۚ
﴿ "dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan," yakni, inilah yang telah menceburkan kalian kepada jurang ini dan menempatkan kalian pada tempat ini, yaitu kalian kafir kepada iman dan kalian (sebaliknya) mempercayai kekafiran. Kalian rela dengan keburukan dan kerusakan di dunia dan akhirat, dan kalian tidak menyukai apa yang menjadi kebaikan dan keshalihan di dunia dan akhirat. Kalian lebih mengutamakan sebab-sebab kesengsaraan, kehinaan, dan murka, dan kalian tidak menyukai sebab-sebab kemenangan, keberuntungan, dan nasib baik.
﴾ وَإِن يَرَوۡاْ سَبِيلَ ٱلرُّشۡدِ لَا يَتَّخِذُوهُ سَبِيلٗا وَإِن يَرَوۡاْ سَبِيلَ ٱلۡغَيِّ يَتَّخِذُوهُ سَبِيلٗاۚ
﴿
"Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tak mau menempuhnya, dan jika mereka melihat jalan yang mem-bawa kepada kesesatan, maka mereka menempuhnya." (Al-A'raf: 146).
﴾ فَٱلۡحُكۡمُ لِلَّهِ ٱلۡعَلِيِّ ٱلۡكَبِيرِ ﴿ "Maka keputusan adalah pada Allah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar," Yang Mahatinggi, yang milikNya-
lah ketinggian absolut dari semua sisinya: Ketinggian Dzat, ketinggian kedudukan, dan ketinggian keperkasaan. Di antara ketinggian ke-dudukanNya adalah kemahasempurnaan keadilanNya, yang Dia menempatkan tiap sesuatu masing-masing pada tempatnya dan Dia tidak menyamakan orang-orang yang bertakwa dengan para pelaku dosa.
Yang Mahabesar, yang hanya milikNya-lah kebesaran, ke-agungan, dan kemuliaan pada nama-nama, sifat-sifat, dan perbuat-an-perbuatanNya, Yang Mahasuci dari segala penyakit, cela, dan kekurangan. Apabila keputusan itu adalah milikNya dan Dia telah memutuskan kekekalan abadi terhadap kalian, maka keputusan-Nya tidak akan dirubah atau diganti.
{هُوَ الَّذِي يُرِيكُمْ آيَاتِهِ وَيُنَزِّلُ لَكُمْ مِنَ السَّمَاءِ رِزْقًا وَمَا يَتَذَكَّرُ إِلَّا مَنْ يُنِيبُ (13) فَادْعُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ (14) رَفِيعُ الدَّرَجَاتِ ذُو الْعَرْشِ يُلْقِي الرُّوحَ مِنْ أَمْرِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ لِيُنْذِرَ يَوْمَ التَّلَاقِ (15) يَوْمَ هُمْ بَارِزُونَ لَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْهُمْ شَيْءٌ لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ (16) الْيَوْمَ تُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ لَا ظُلْمَ الْيَوْمَ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ (17)}.
"Dia-lah yang memperlihatkan kepadamu beberapa tanda-tandaNya dan menurunkan rizki dari langit. Dan tiadalah menda-pat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan kepatuhan kepadaNya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai. Yang Mahatinggi derajatNya, Yang mempunyai 'Arasy, Yang mengutus Jibril dengan perintahNya kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya, supaya dia memperingatkan tentang Hari Pertemuan , yaitu hari ketika mereka keluar, tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. 'Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?' Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang di-usahakannya. Tidak ada kezhaliman pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya."
(Ghafir: 13-17).
#
{13} يذكر تعالى نعمه العظيمة على عباده بتبيين الحقِّ من الباطل بما يُري عباده من آياته النفسيَّة والآفاقيَّة والقرآنيَّة الدالَّة على كل مطلوب مقصودٍ، الموضِّحة للهدى من الضلال، بحيث لا يبقى عند الناظر فيها والمتأمِّل لها أدنى شكٍّ في معرفة الحقائق، وهذا من أكبر نعمه على عباده حيث لم يبق الحق مشتبهاً ولا الصواب ملتبساً بل نوَّع الدلالات ووضَّح الآيات؛ ليهلك من هلك عن بيِّنة ويحيا من حيَّ عن بيِّنة، وكلما كانت المسائل أجلَّ وأكبر؛ كانت الدلائل عليها أكثر وأيسر؛ فانظر إلى التوحيد، لما كانت مسألتُه من أكبر المسائل، بل أكبرها؛ كثرت الأدلة عليها العقليَّة والنقليَّة وتنوَّعت، وضرب الله لها الأمثال، وأكثر لها من الاستدلال، ولهذا ذكرها في هذا الموضع، ونبَّه على جملة من أدلتها، فقال: {فادْعوا اللهَ مخلصينَ له الدينَ}.
ولما ذكر أنَّه يري عباده آياته؛ نبَّه على آية عظيمة، فقال: {وينزِّلُ لكم من السماء رزقاً}؛ أي: مطراً به ترتزقون وتعيشون أنتم وبهائمكم، وذلك يدلُّ على أن النعم كلَّها منه؛ فمنه نعم الدين، وهي المسائل الدينيَّة والأدلة عليها وما يتبع ذلك من العمل بها، والنعم الدنيويَّة كلها كالنعم الناشئة عن الغيث الذي تحيا به البلاد والعباد، وهذا يدلُّ دلالةً قاطعةً أنه وحده هو المعبودُ الذي يتعيَّن إخلاص الدين له؛ كما أنه وحده المنعم. {وما يتذكَّرُ}: بالآيات حين يُذَكَّر بها {إلاَّ مَن ينيبُ}: إلى الله تعالى بالإقبال على محبَّته وخشيته وطاعته والتضرُّع إليه؛ فهذا الذي ينتفع بالآيات، وتصير رحمةً في حقِّه، ويزداد بها بصيرة.
(13) Allah سبحانه وتعالى menyebutkan nikmat-nikmatNya yang sangat besar atas hamba-hambaNya yaitu telah menjelaskan yang haq dari yang batil, dengan cara memperlihatkan kepada mereka ayat-ayat
(tanda-tanda)Nya di dalam diri manusia, di jagat raya dan di dalam al-Qur`an, yang membuktikan segala yang dicari lagi diinginkan, yang menjelaskan petunjuk dari kesesatan, sehingga tidak ada sedikit keraguan apa pun dalam mengetahui kenyataan yang sebe-narnya bagi orang yang mengamati dan orang yang merenung-kannya. Ini merupakan bagian dari nikmatNya yang terbesar atas hamba-hambaNya, sehingga yang haq
(kebenaran) tidak menjadi samar dan yang benar tidak campur aduk. Bahkan Allah meragam-kan bukti-bukti dan menjelaskan tanda-tanda agar orang yang binasa itu binasa berdasarkan bukti yang pasti dan supaya orang yang hidup itu hidup berdasarkan bukti yang pasti pula. Semakin besar dan agung permasalahan-permasalahnya, maka bukti-bukti yang membuktikannya semakin banyak dan semakin mudah. Per-hatikanlah masalah tauhid! Oleh karena permasalahan tauhid itu merupakan permasalahan yang paling besar, bahkan yang terbesar, maka dalil-dalil aqli dan naqli yang membuktikannya pun sangat banyak dan beragam. Dan Allah سبحانه وتعالى memberikan berbagai perum-pamaan untuknya dan Allah juga memberikan cara-cara pembuk-tian
(dalil) yang banyak. Maka dari itu, pada tempat ini Dia menye-butkannya dan menjelaskan sejumlah dari dalil-dalilnya, seraya berfirman, ﴾ فَٱدۡعُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ
﴿ "Maka sembahlah Allah dengan me-murnikan kepatuhan kepadaNya."
Setelah Allah menjelaskan bahwasanya Dia memperlihatkan beberapa ayat-ayatNya kepada hamba-hambaNya, maka Dia meng-ingatkan akan satu ayat (tanda) yang sangat besar dan luar biasa, seraya berfirman, ﴾ وَيُنَزِّلُ لَكُم مِّنَ ٱلسَّمَآءِ رِزۡقٗاۚ
﴿ "Dan Dia menurunkan rizki dari langit," maksudnya, hujan yang dengannya kalian diberi rizki dan kalian beserta hewan ternak kalian hidup. Itu membuktikan bahwa semua nikmat (karunia) adalah berasal dariNya.
Di antara karuniaNya adalah agama. Ia adalah permasalahan-permasalahan religi dengan dalil-dalilnya serta pengamalannya. Semua nikmat duniawi, seperti nikmat yang timbul akibat hujan yang dengannya daerah-daerah dan manusia bisa hidup, mem-buktikan dengan pasti bahwasanya hanya Dia-lah yang berhak disembah, dan ketaatan harus murni kepadaNya, sebagaimana Dia sematalah pemberi nikmat. ﴾ وَمَا يَتَذَكَّرُ
﴿ "Dan tiadalah mendapat pelajaran" dari tanda-tanda ketika ia diingatkan dengannya ﴾ إِلَّا مَن يُنِيبُ ﴿ "kecuali orang-orang yang kembali" kepada Allah سبحانه وتعالى dengan memusatkan diri mencintaiNya, takut kepadaNya, taat kepadaNya dan merendahkan diri di hadapanNya. Inilah orang yang bisa mengambil manfaat
(pelajaran) dari tanda-tanda itu, dan tanda-tanda itu menjadi rahmat baginya dan dengannya ia menjadi lebih mengetahui
(sadar).
#
{14} ولما كانتِ الآياتُ تثمر التذكُّر، والتذكُّر يوجب الإخلاص لله؛ رتَّب الأمر على ذلك بالفاء الدالة على السببية، فقال: {فادعوا الله مخلصين له الدِّينَ}: وهذا شاملٌ لدعاء العبادة ودعاء المسألة. والإخلاص معناه تخليصُ القصدِ لله تعالى في جميع العبادات الواجبة والمستحبة، حقوق الله وحقوق عباده؛ أي: أخلصوا لله تعالى في كلِّ ما تدينونه به، وتتقرَّبون به إليه، {ولو كره الكافرونَ}: لذلك؛ فلا تبالوا بهم، ولا يثنكم ذلك عن دينِكم، ولا تأخذكم بالله لومةُ لائم؛ فإنَّ الكافرين يكرهون الإخلاصَ لله وحدَه غايةَ الكراهة؛ كما قال تعالى: {وإذا ذُكِرَ الله وحده اشمأزَّتْ قلوبُ الذين لا يؤمنون بالآخرة وإذا ذُكِرَ الذين من دونِهِ إذا هم يَسْتَبْشِرون}.
(14) Oleh karena ayat-ayat
(tanda-tanda) itu membuahkan kesadaran dan kesadaran menimbulkan keikhlasan kepada Allah, maka perintah untuk memurnikan kepatuhan kepadaNya didahu-lui dengan "fa" yang bermakna sababiyah
(yang menunjukkan sebab akibat), seraya berfirman ﴾ فَٱدۡعُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ
﴿ "Maka sembahlah Allah dengan memurnikan kepatuhan kepadaNya." Perintah ini mencakup doa ibadah dan doa mas`alah (permohonan). Ikhlash di sini artinya memurnikan niat hanya kepada Allah سبحانه وتعالى dalam seluruh bentuk ibadah yang wajib dan yang sunnah, hak-hak Allah dan hak-hak hamba-hambaNya. Maksudnya, ikhlaskanlah untuk Allah سبحانه وتعالى setiap apa yang kalian jadikan sebagai agama dan apa yang kalian jadi-kan sebagai taqarrub kepadaNya, ﴾ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡكَٰفِرُونَ
﴿ "meskipun orang-orang kafir tidak menyukai" hal itu, jangan hiraukan mereka dan hal itu jangan sampai menghalangi kalian dari agama kalian, dan jangan sampai cacian orang yang mencaci membuat kalian diam, sebab orang-orang kafir itu memang selalu membenci ikhlash (tauhid) kepada Allah dengan sebenci-bencinya, seperti yang di-firmankan oleh Allah سبحانه وتعالى,
﴾ وَإِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَحۡدَهُ ٱشۡمَأَزَّتۡ قُلُوبُ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأٓخِرَةِۖ وَإِذَا ذُكِرَ ٱلَّذِينَ مِن دُونِهِۦٓ إِذَا هُمۡ يَسۡتَبۡشِرُونَ 45 ﴿
"Dan apabila nama Allah saja yang disebut, kesallah hati orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat; dan apabila nama sembahan-sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati."
(Az-Zumar: 45).
#
{15} ثم ذَكَرَ من جلاله وكماله ما يقتضي إخلاص العبادة له، فقال: {رفيع الدرجات ذو العرش}؛ أي: العلي الأعلى، الذي استوى على العرش واختصَّ به وارتفعتْ درجاتُه ارتفاعاً بايَنَ به مخلوقاتِهِ وارتفع به قدرُهُ وجلَّت أوصافُهُ وتعالت ذاتُه أن يتقرَّب إليه إلا بالعمل الزكي الطاهر المطهَّر، وهو الإخلاص الذي يرفع درجات أصحابه ويقرِّبهم إليه ويجعلهم فوق خلقِهِ. ثم ذكر نعمته على عباده بالرسالة والوحي، فقال: {يُلقي الرُّوحَ}؛ أي: الوحي الذي للأرواح والقلوب بمنزلة الأرواح للأجساد؛ فكما أنَّ الجسد بدون الروح لا يحيا ولا يعيش؛ فالروح والقلب بدون روح الوحي لا يَصْلُحُ ولا يفلحُ؛ فهو تعالى {يُلْقي الرُّوحَ من أمرِهِ}: الذي فيه نفع العباد ومصلحتهم {على مَن يشاءُ من عبادِهِ}: وهم الرسل الذين فضَّلهم، واختصَّهم لوحيه ودعوة عباده.
والفائدة في إرسال الرسل هو تحصيل سعادة العبادِ في دينهم ودنياهم وآخرتهم، وإزالة الشقاوة عنهم في دينهم ودنياهم وآخرتهم، ولهذا قال: {لِيُنذِرَ}: من ألقى الله إليه الوحي {يَوْمَ التَّلاقِ}؛ أي: يخوِّف العباد بذلك ويحثهم على الاستعداد له بالأسباب المنجية مما يكون فيه؛ وسمَّاه يوم التلاق لأنَّه يلتقي فيه الخالق والمخلوق، والمخلوقون بعضُهم مع بعض، والعاملون وأعمالُهم وجزاؤهم.
(15) Kemudian Allah menjelaskan bagian dari kebesaran dan kesempurnaanNya, hal yang menuntut keharusan memurnikan ibadah kepadaNya, seraya berfirman, ﴾ رَفِيعُ ٱلدَّرَجَٰتِ ذُو ٱلۡعَرۡشِ
﴿ "Yang Mahatinggi derajatNya, Yang mempunyai 'Arasy," yakni, Yang Maha-tinggi lagi Tertinggi, yang bersemayam di atas Arasy dan itu adalah keistimewaanNya. Derajatnya tinggi dengan ketinggian yang men-jadikan Dia terpisah dari semua makhlukNya dan dengan itu pula martabatNya semakin tinggi, sifat-sifatNya luhur, DzatNya Maha-tinggi, tidak bisa didekati kecuali dengan amal yang bersih lagi suci dan menyucikan, yaitu ikhlash yang bisa mengangkat derajat para pelakunya, mendekatkan mereka kepadaNya dan menjadikan mereka berada di atas makhlukNya.
Kemudian Allah mengingatkan akan nikmatNya atas hamba-hambaNya berupa kerasulan dan wahyu seraya berfirman,﴾ يُلۡقِي ٱلرُّوحَ
﴿ "Yang menyampaikan ruh." Maksudnya adalah: Wahyu yang bagi ruh dan hati laksana ruh bagi jasad. Jasad tanpa ruh tidak akan bisa hidup, dan demikian pula ruh dan hati tanpa ruh wahyu tidak bisa menjadi baik dan tidak akan beruntung. Maka Allah سبحانه وتعالى ﴾ يُلۡقِي ٱلرُّوحَ مِنۡ أَمۡرِهِۦ
﴿ "yang menyampaikan ruh dengan perintahNya" yang di dalamnya terkandung kebaikan dan kemaslahatan bagi manusia, ﴾ عَلَىٰ مَن يَشَآءُ مِنۡ عِبَادِهِۦ
﴿ "kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya," yaitu, para rasul yang telah Dia utamakan dan diistime-wakan dengan wahyu dan berdakwah kepada hamba-hambaNya.
Faidah dari diutusnya para rasul adalah menggapai kebaha-giaan untuk manusia di dunia, agama dan akhirat mereka, dan menghilangkan kesengsaraan dari mereka dalam urusan dunia, agama, dan akhirat mereka, maka dari itu Dia berfirman, ﴾ لِيُنذِرَ
﴿ "Supaya dia memperingatkan." Maksudnya, supaya orang yang diberi wahyu oleh Allah itu memberikan peringatan, ﴾ يَوۡمَ ٱلتَّلَاقِ ﴿ "tentang Hari Pertemuan." Maksudnya, supaya ia mempertakuti manusia akan hari itu dan menghimbau mereka untuk mempersiapkan diri dengan melakukan sebab-sebab yang dapat menyelamatkan diri mereka dari apa yang akan terjadi pada hari itu. Allah menyebut-nya yaumut talaq
(hari pertemuan) adalah karena pada hari itu sang Khaliq
(Pencipta) bertemu dengan makhluk-makhlukNya, dan pertemuan antara sesama mereka serta pertemuan para pelaku de-ngan amal-amal perbuatannya dan juga balasannya untuk mereka.
#
{16} {يومَ هم بارزونَ}؛ أي: ظاهرون على الأرض، وقد اجتمعوا في صعيدٍ واحدٍ لا عوجَ ولا أمتَ فيه، يسمعهم الداعي وينفذهم البصر. {لا يخفى على الله منهم شيءٌ}: لا من ذواتهم ولا من أعمالهم ولا من جزاء تلك الأعمال {لِمَنِ الملكُ اليومَ}؛ أي: من هو المالك لذلك اليوم العظيم الجامع للأوَّلين والآخرين، أهل السماواتِ وأهل الأرض، الذي انقطعت فيه الشركة في الملك وتقطَّعت الأسباب، ولم يبقَ إلا الأعمال الصالحة أو السيئة، الملك {لله الواحدِ القهارِ}؛ أي: المنفرد في ذاته وأسمائه وصفاته وأفعاله؛ فلا شريك له في شيءٍ منها بوجه من الوجوه. القهارُ لجميع المخلوقات، الذي دانتْ له المخلوقات وذلَّت وخضعتْ، خصوصاً في ذلك اليوم الذي عَنَتْ فيه الوجوهُ للحيِّ القيُّوم، يومئذٍ لا تَكَلَّم نفسٌ إلا بإذنه.
(16) ﴾ يَوۡمَ هُم بَٰرِزُونَۖ
﴿ "Yaitu hari ketika mereka keluar," yakni, tampak di atas bumi dan mereka berkumpul di satu padang yang datar yang tidak ada cekung atau gundukannya. Mereka akan di-perdengarkan oleh seorang penyeru, dan mata mereka akan benar-benar melihat, ﴾ لَا يَخۡفَىٰ عَلَى ٱللَّهِ مِنۡهُمۡ شَيۡءٞۚ
﴿ "tiada suatu pun yang tersembunyi bagi Allah" dari bagian-bagian jasad mereka, amal mereka ataupun balasan atas amal-amal mereka tersebut.
﴾ لِّمَنِ ٱلۡمُلۡكُ ٱلۡيَوۡمَۖ
﴿ "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Mak-sudnya, siapakah yang memiliki hari yang sangat dahsyat yang menghimpun seluruh umat manusia yang terdahulu dan yang terkemudian, para penghuni langit dan para penghuni bumi, yang pada hari itu semua perserikatan terputus, tidak ada sesuatu pun yang tersisa selain amal-amal shalih dan amal-amal buruk? Kera-jaan itu adalah, ﴾ لِلَّهِ ٱلۡوَٰحِدِ ٱلۡقَهَّارِ ﴿ "kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan." Yakni, Yang Esa pada Dzat, nama-nama, sifat-sifat, dan perbuatan-perbuatanNya, tidak ada sekutu apa pun bagiNya dalam semua itu dari sisi manapun, Maha Mengalahkan seluruh makhlukNya, yang kepadaNya-lah seluruh makhluk tunduk, hina dan patuh, terutama pada hari itu, hari yang semua wajah tunduk kepada Yang Mahahidup lagi Maha Mengurusi makhlukNya, tidak ada seorang pun yang berbicara kecuali dengan izin dariNya.
#
{17} {اليومَ تُجزى كلُّ نفس بما كَسَبَتْ}: في الدنيا من خيرٍ وشرٍّ قليل وكثير. {لا ظُلْمَ اليوم}: على أحد بزيادة في سيئاته أو نقص من حسناته. {إنَّ الله سريعُ الحساب}؛ أي: لا تستبطئوا ذلك اليوم؛ فإنَّه آتٍ، وكلُّ آتٍ قريب، وهو أيضاً سريع المحاسبة لعباده يوم القيامةِ لإحاطة علمِهِ وكمال قدرتِهِ.
(17) ﴾ ٱلۡيَوۡمَ تُجۡزَىٰ كُلُّ نَفۡسِۭ بِمَا كَسَبَتۡۚ
﴿ "Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya" di dunia, yang baik dan yang buruk, yang sedikit ataupun yang banyak. ﴾ لَا ظُلۡمَ ٱلۡيَوۡمَۚ
﴿ "Tidak ada kezhaliman pada hari ini" terhadap seseorang, dengan ditambah kejahatan-kejahatannya atau dikurangi sebagian dari kebaikan-kebaikannya.
﴾ إِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ ﴿ "Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya." Maksudnya, jangan kalian menganggap hari itu masih sangat jauh, karena ia pasti datang, dan setiap yang pasti datang itu dekat. Dan Dia juga sangat cepat perhitunganNya terhadap hamba-hambaNya pada Hari Kiamat itu karena pengetahuanNya yang meliputi dan kemahasempurnaan kekuasaanNya.
{وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْآزِفَةِ إِذِ الْقُلُوبُ لَدَى الْحَنَاجِرِ كَاظِمِينَ مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا شَفِيعٍ يُطَاعُ (18) يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ (19) وَاللَّهُ يَقْضِي بِالْحَقِّ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِهِ لَا يَقْضُونَ بِشَيْءٍ إِنَّ اللَّهَ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (20)}.
"Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat, ketika hati menyesak sampai di kerongkongan dengan menahan kese-dihan. Orang-orang yang zhalim tidak mempunyai teman setia seorang pun dan tidak pula mempunyai seorang pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya. Dia mengetahui pengkhianatan pan-dangan mata dan apa yang disembunyikan oleh hati. Dan Allah menghukum dengan haq. Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tiada dapat menghukum dengan suatu apa pun. Sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
(Ghafir: 18-20).
#
{18} يقول تعالى لنبيِّه محمد - صلى الله عليه وسلم -: {وأنذِرْهم يومَ الآزفةِ}؛ أي: يوم القيامةِ التي قد، أزفت وقرُبت، وآن الوصول إلى أهوالها وقلاقلها وزلازلها. {إذِ القلوبُ لدى الحناجر}؛ أي: قد ارتفعت وبقيت أفئدتُهم هواءً ووصلت القلوبُ من الروع والكرب إلى الحناجر شاخصةً أبصارهم {كاظمين}: لا يتكلَّمون إلاَّ مَنْ أذن له الرحمن وقال صواباً، وكاظمين على ما في قلوبهم من الروع الشديد والمزعجات الهائلة. {ما للظالمينَ من حميم}؛ أي: قريب ولا صاحب {ولا شفيع يُطاع}: لأنَّ الشُّفعاء لا يشفعون في الظالم نفسه بالشرك، ولو قُدِّرَتْ شفاعتُهم؛ فالله تعالى لا يرضى شفاعتَهم فلا يقبلُها.
(18) Allah سبحانه وتعالى berfirman kepada nabiNya, Nabi Muhammad a, ﴾ وَأَنذِرۡهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡأٓزِفَةِ
﴿ "Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat," maksudnya, Hari Kiamat yang sesungguhnya telah dekat dan waktunya sudah hampir mencapai kepada prahara, keganasan, dan kegoncangannya, ﴾ إِذِ ٱلۡقُلُوبُ لَدَى ٱلۡحَنَاجِرِ
﴿ "ketika hati menyesak sampai di kerongkongan," yakni, sudah naik menyesak dan hatinya sudah menjadi hampa dan ruh menyesak ke kerongkongan karena rasa takut dan kengerian hebat yang menyelimuti dengan mata terbela-lak, ﴾ كَٰظِمِينَۚ
﴿ "dengan menahan kesedihan," di mana mereka tidak berbicara kecuali orang yang diberi izin oleh Allah Yang Rahman, dan ia mengatakan yang benar, mereka menahan rasa takut yang sangat dahsyat. ﴾ مَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ حَمِيمٖ
﴿ "Orang-orang yang zhalim tidak mempunyai teman setia seorang pun," tidak teman dekat ataupun sa-habat karib, ﴾ وَلَا شَفِيعٖ يُطَاعُ ﴿ "dan tidak pula mempunyai seorang pemberi syafa'at yang dipatuhi," karena para pemberi syafa'at tidak akan dapat memberikan syafa'at terhadap orang zhalim karena berbuat syirik. Kalaupun dipastikan bisa memberikan syafa'at, namun Allah tidak akan meridhai syafa'atnya dan tidak memperkenankannya.
#
{19} {يعلم خائنةَ الأعين}: وهو النظرُ الذي يُخفيه العبد من جليسِهِ ومقارنِهِ، وهو نظر المسارقة، {وما تُخفي الصدورُ}: مما لم يبيِّنه العبد لغيره؛ فالله تعالى يعلم ذلك الخفيَّ؛ فغيره من الأمور الظاهرة من باب أولى وأحرى.
(19) ﴾ يَعۡلَمُ خَآئِنَةَ ٱلۡأَعۡيُنِ
﴿ "Dia mengetahui pengkhianatan pandangan mata." Maksudnya, pandangan yang disembunyikan oleh sese-orang dari temannya dan dari rekan-rekannya, yaitu mencuri pan-dangan, ﴾ وَمَا تُخۡفِي ٱلصُّدُورُ ﴿ "dan apa yang disembunyikan oleh hati" dari hal-hal yang tidak dijelaskan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi Allah سبحانه وتعالى mengetahui semua yang tersembunyi itu, apalagi perkara-perkara yang nyata, tentu Dia lebih mengetahui lagi.
#
{20} {والله يقضي بالحقِّ}: لأنَّ قوله حقٌّ وحكمَه الشرعيَّ حقٌّ وحكمَه الجزائيَّ حقٌّ، وهو المحيط علماً وكتابةً وحفظاً بجميع الأشياء، وهو المنزَّه عن الظلم والنقص وسائر العيوب، وهو الذي يقضي قضاءه القدريَّ، الذي إذا شاء شيئاً كان، وما لم يشأ لم يكنْ، وهو الذي يقضي بين عبادِهِ المؤمنين والكافرين في الدنيا ويفصِلُ بينهم بفتح ينصُرُ به أولياءه وأحبابه. {والذين يدعون من دونِهِ}: وهذا شاملٌ لكلِّ ما عُبد من دون الله، {لا يقضون بشيء}: لعجزِهم وعدم إرادتهم للخير واستطاعتهم لفعله. {إنَّ الله هو السميع}: لجميع الأصوات باختلاف اللغات على تفنُّن الحاجات. {البصير}: بما كان، وما يكون، وما يُبْصَرُ، وما لا يُبْصَرُ، وما يعلم العبادُ وما لا يعلمونَ.
قال في أول هاتين الآيتين: {وأنذِرْهم يومَ الآزفة}، ثم وصفها بهذه الأوصاف المقتضيةِ للاستعداد لذلك اليوم العظيم؛ لاشتمالها على الترغيب والترهيب.
(20) ﴾ وَٱللَّهُ يَقۡضِي بِٱلۡحَقِّۖ
﴿ "Dan Allah menghukum dengan haq," se-bab FirmanNya adalah haq dan hukum syariatNya juga haq serta hukum balasanNya pun haq. Dia-lah yang meliputi segala sesuatu dengan ilmuNya, catatan maupun pemeliharaan. Dia-lah Yang Suci dari perbuatan zhalim, kekurangan, dan dari seluruh cacat. Dia-lah yang memutuskan keputusan takdirNya yang apabila Dia menghendaki sesuatu, pasti terjadi, dan bila tidak Dia kehendaki, tidak terjadi. Dan Dia-lah yang memberikan keputusan di antara segenap hamba-hambaNya yang beriman dan yang kafir di dunia dan memisah di antara mereka dengan suatu kemenangan yang dengannya Dia membela para wali dan hamba-hamba yang di-cintaiNya.
﴾ وَٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦ
﴿ "Dan sembahan-sembahan yang mereka sem-bah selain Allah." Ini mencakup segala sesuatu yang disembah selain Allah, ﴾ لَا يَقۡضُونَ بِشَيۡءٍۗ
﴿ "tiada dapat menghukum dengan suatu apa pun," karena mereka lemah dan tidak mempunyai keinginan kepada kebaikan dan tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya.
﴾ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلسَّمِيعُ
﴿ "Sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Men-dengar" segenap suara dengan berbagai macam perbedaan bahasa dan beragamnya kebutuhan, ﴾ ٱلۡبَصِيرُ
﴿ "lagi Maha Melihat"[82] terhadap apa yang terjadi dan yang akan terjadi, dan apa yang bisa dilihat dan apa yang tidak bisa dilihat, apa yang diketahui oleh manusia dan apa yang tidak mereka ketahui.
Pada awal dua ayat di atas Dia berfirman, ﴾ وَأَنذِرۡهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡأٓزِفَةِ ﴿ "Berilah mereka peringatan dengan hari yang dekat," kemudian Dia menyifatinya
(mendeskripsikannya) dengan beberapa sifat yang bisa mengantarkan kepada persiapan untuk menghadapi hari nan dahsyat itu, karena sifat-sifat tersebut mengandung dorongan
(dari satu sisi) dan ancaman
(dari sisi yang lainnya).
{أَوَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ كَانُوا مِنْ قَبْلِهِمْ كَانُوا هُمْ أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَآثَارًا فِي الْأَرْضِ فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ وَمَا كَانَ لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَاقٍ (21) ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانَتْ تَأْتِيهِمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَكَفَرُوا فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ إِنَّهُ قَوِيٌّ شَدِيدُ الْعِقَابِ (22)}.
"Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, lalu memperhatikan betapa kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Mereka adalah lebih hebat kekuatannya daripada mereka dan bekas-bekas mereka di muka bumi, maka Allah meng-azab mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan mereka tidak mempunyai seorang pelindung dari azab Allah. Yang demikian itu adalah karena telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata lalu mereka kafir; maka Allah mengazab mereka. Sesungguhnya Dia Mahakuat lagi Maha-keras hukumanNya."
(Ghafir: 21-22).
#
{21 ـ 22} يقول تعالى: {أوَلَم يسيروا في الأرض}؛ أي: بقلوبهم وأبدانهم سَيْرَ نظرٍ واعتبار وتفكُّر في الآثار، فينظروا كيف كان عاقبة الذين من قبلهم من المكذِّبين، فسيجدونها شرَّ العواقب، عاقبة الهلاك والدمار والخزي والفضيحة، وقد كانوا أشدَّ قوَّةً من هؤلاء في العدد والعُدد وكبر الأجسام، {و} أشدَّ {آثاراً في الأرضِ}: من البناء والغرس، وقوةُ الآثار تدلُّ على قوة المؤثِّر فيها وعلى تمنُّعه بها، {فأخَذَهم الله}: بعقوبته {بذنوبهم}: حين أصرُّوا واستمرُّوا عليها. {إنَّه قويٌّ شديد العقاب}: فلم تغنِ قوتهم عند قوةِ الله شيئاً، بل من أعظم الأمم قوة قومُ عاد الذين قالوا مَنْ أشدُّ منا قوَّةً؟! أرسل الله إليهم ريحاً أضعفت قواهم ودمَّرتهم كلَّ تدمير.
(21-22) Allah سبحانه وتعالى berfirman, ﴾ أَوَلَمۡ يَسِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ
﴿ "Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi," yakni, dengan jiwa dan raga mereka dengan perjalanan untuk merenungkan, mengambil pelajaran dan memikirkan tentang bekas-bekasnya. Lalu mereka melihat bagaimana akhir kesudahan orang-orang sebelum mereka di antara orang-orang yang mendustakan. Tentu mereka akan menjumpainya sebagai seburuk-buruk kesudahan, kesudahan berupa kebinasaan, kehancuran, kenistaan, dan kehina-an. Padahal mereka sebelumnya adalah jauh lebih kuat daripada mereka (yang sekarang) dari sisi jumlah, persiapan, dan kebesaran postur tubuh, ﴾ وَ
﴿ "dan" lebih kuat ﴾ وَءَاثَارٗا فِي ٱلۡأَرۡضِ
﴿ "bekas-bekas mereka di muka bumi," yang terdiri dari berbagai bangunan dan tanaman. Kekuatan bekas (peninggalan) membuktikan kekuatan para pelakunya dan menunjukkan bahwa mereka menikmatinya. ﴾ فَأَخَذَهُمُ ٱللَّهُ
﴿ "Maka Allah mengazab mereka" dengan siksaanNya ﴾ بِذُنُوبِهِمۡ
﴿ "disebabkan dosa-dosa mereka," ketika mereka tetap dan terus mela-kukannya. ﴾ إِنَّهُۥ قَوِيّٞ شَدِيدُ ٱلۡعِقَابِ ﴿ "Sesungguhnya Dia Mahakuat lagi Mahakeras hukumanNya." Maka kekuatan mereka sama sekali tidak ada gunanya sedikitpun di sisi Allah. Bahkan di antara umat yang paling besar kekuatannya adalah kaum 'Ad yang telah berkata, "Siapa di antara kita yang lebih kuat?!" Maka Allah meniupkan angin kepada mereka yang melumpuhkan kekuatan mereka. Angin itu membinasakan mereka dengan total.
Kemudian Allah menyebutkan satu contoh kondisi orang-orang yang mendustakan para rasulNya, yaitu Fir'aun beserta bala tentaranya, seraya berfirman,
{وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِآيَاتِنَا وَسُلْطَانٍ مُبِينٍ (23) إِلَى فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَقَارُونَ فَقَالُوا سَاحِرٌ كَذَّابٌ (24) فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْحَقِّ مِنْ عِنْدِنَا قَالُوا اقْتُلُوا أَبْنَاءَ الَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ وَاسْتَحْيُوا نِسَاءَهُمْ وَمَا كَيْدُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ (25) وَقَالَ فِرْعَوْنُ ذَرُونِي أَقْتُلْ مُوسَى وَلْيَدْعُ رَبَّهُ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُبَدِّلَ دِينَكُمْ أَوْ أَنْ يُظْهِرَ فِي الْأَرْضِ الْفَسَادَ (26) وَقَالَ مُوسَى إِنِّي عُذْتُ بِرَبِّي وَرَبِّكُمْ مِنْ كُلِّ مُتَكَبِّرٍ لَا يُؤْمِنُ بِيَوْمِ الْحِسَابِ (27) وَقَالَ رَجُلٌ مُؤْمِنٌ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَكْتُمُ إِيمَانَهُ أَتَقْتُلُونَ رَجُلًا أَنْ يَقُولَ رَبِّيَ اللَّهُ وَقَدْ جَاءَكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ مِنْ رَبِّكُمْ وَإِنْ يَكُ كَاذِبًا فَعَلَيْهِ كَذِبُهُ وَإِنْ يَكُ صَادِقًا يُصِبْكُمْ بَعْضُ الَّذِي يَعِدُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ (28) يَاقَوْمِ لَكُمُ الْمُلْكُ الْيَوْمَ ظَاهِرِينَ فِي الْأَرْضِ فَمَنْ يَنْصُرُنَا مِنْ بَأْسِ اللَّهِ إِنْ جَاءَنَا قَالَ فِرْعَوْنُ مَا أُرِيكُمْ إِلَّا مَا أَرَى وَمَا أَهْدِيكُمْ إِلَّا سَبِيلَ الرَّشَادِ (29) وَقَالَ الَّذِي آمَنَ يَاقَوْمِ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ مِثْلَ يَوْمِ الْأَحْزَابِ (30) مِثْلَ دَأْبِ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَالَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ وَمَا اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعِبَادِ (31) وَيَاقَوْمِ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ يَوْمَ التَّنَادِ (32) يَوْمَ تُوَلُّونَ مُدْبِرِينَ مَا لَكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ عَاصِمٍ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ (33) وَلَقَدْ جَاءَكُمْ يُوسُفُ مِنْ قَبْلُ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا زِلْتُمْ فِي شَكٍّ مِمَّا جَاءَكُمْ بِهِ حَتَّى إِذَا هَلَكَ قُلْتُمْ لَنْ يَبْعَثَ اللَّهُ مِنْ بَعْدِهِ رَسُولًا كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ مُرْتَابٌ (34) الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِ اللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَانٍ أَتَاهُمْ كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ وَعِنْدَ الَّذِينَ آمَنُوا كَذَلِكَ يَطْبَعُ اللَّهُ عَلَى كُلِّ قَلْبِ مُتَكَبِّرٍ جَبَّارٍ (35) وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَاهَامَانُ ابْنِ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَبْلُغُ الْأَسْبَابَ (36) أَسْبَابَ السَّمَاوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ كَاذِبًا وَكَذَلِكَ زُيِّنَ لِفِرْعَوْنَ سُوءُ عَمَلِهِ وَصُدَّ عَنِ السَّبِيلِ وَمَا كَيْدُ فِرْعَوْنَ إِلَّا فِي تَبَابٍ (37) وَقَالَ الَّذِي آمَنَ يَاقَوْمِ اتَّبِعُونِ أَهْدِكُمْ سَبِيلَ الرَّشَادِ (38) يَاقَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ (39) مَنْ عَمِلَ سَيِّئَةً فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ يُرْزَقُونَ فِيهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ (40) وَيَاقَوْمِ مَا لِي أَدْعُوكُمْ إِلَى النَّجَاةِ وَتَدْعُونَنِي إِلَى النَّارِ (41) تَدْعُونَنِي لِأَكْفُرَ بِاللَّهِ وَأُشْرِكَ بِهِ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَأَنَا أَدْعُوكُمْ إِلَى الْعَزِيزِ الْغَفَّارِ (42) لَا جَرَمَ أَنَّمَا تَدْعُونَنِي إِلَيْهِ لَيْسَ لَهُ دَعْوَةٌ فِي الدُّنْيَا وَلَا فِي الْآخِرَةِ وَأَنَّ مَرَدَّنَا إِلَى اللَّهِ وَأَنَّ الْمُسْرِفِينَ هُمْ أَصْحَابُ النَّارِ (43) فَسَتَذْكُرُونَ مَا أَقُولُ لَكُمْ وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ (44) فَوَقَاهُ اللَّهُ سَيِّئَاتِ مَا مَكَرُوا وَحَاقَ بِآلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ (45) النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ (46)}.
"Dan sungguh telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, kepada Fir'aun, Haman dan Qarun; maka mereka berkata, '
(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta.' Maka tatkala Musa datang kepada mereka mem-bawa kebenaran dari sisi Kami mereka berkata, 'Bunuhlah anak-anak orang-orang yang beriman bersamanya dan biarkanlah hidup wanita-wanita mereka.' Dan tipu daya orang-orang kafir itu tak lain hanyalah sia-sia
(belaka). Dan Fir'aun berkata
(kepada pem-besar-pembesarnya), 'Biarkanlah aku membunuh Musa dan hen-daklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan keru-sakan di muka bumi.' Dan Musa berkata, 'Sesungguhnya aku berlindung kepada Tuhanku dan Tuhanmu dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada hari berhisab.' Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata, 'Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan, 'Tu-hanku ialah Allah', padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia seorang pendusta, maka dialah yang menanggung
(dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar, niscaya sebagian
(bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu.' Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.
(Musa berkata), 'Hai kaumku, untukmulah kerajaan pada hari ini dengan berkuasa di muka bumi. Siapakah yang akan me-nolong kita dari azab Allah jika azab itu menimpa kita?' Fir'aun berkata, 'Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar.' Dan orang yang beriman itu berkata, 'Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa
(bencana) seperti peristiwa kehancuran golongan yang bersekutu.
(Yakni) seperti keadaan kaum Nuh, Ad, Tsamud dan orang-orang yang datang sesudah mereka. Dan Allah tidak menghendaki ber-buat kelaliman terhadap hamba-hambaNya. Hai kaumku, sesung-guhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggil-me-manggil,
(yaitu) hari
(ketika) kamu
(lari) berpaling ke belakang, tidak ada bagimu seorang pun yang menyelamatkan kamu dari
(azab) Allah, dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya seorang pun yang akan memberi petunjuk. Dan sesungguh-nya telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan, tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu berkata, 'Allah tidak akan mengirim seorang
(rasul pun) sesudah-nya.' Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang melam-paui batas dan ragu-ragu.
(Yaitu) orang-orang yang memperdebat-kan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. Amat besar kemurkaan
(bagi mereka) di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang. Dan berkatalah Fir'aun, 'Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi, su-paya aku sampai ke pintu-pintu,
(yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku meman-dangnya seorang pendusta.' Demikianlah, dijadikan Fir'aun me-mandang baik perbuatan yang buruk itu, dan dia dihalangi dari jalan
(yang benar); dan tidaklah tipu daya Fir'aun itu melainkan membawa kerugian. Orang yang beriman itu berkata, 'Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kese-nangan
(sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalas melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan ba-rangsiapa mengerjakan amal yang shalih, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rizki di dalamnya tanpa hisab. Hai kaumku, bagaimanakah kamu, aku menyeru kamu kepada kesela-matan, tetapi kamu menyeru aku ke neraka?
(Kenapa) kamu me-nyeruku supaya kafir kepada Allah dan mempersekutukanNya dengan apa yang tidak kuketahui padahal aku menyeru kamu
(ber-iman) kepada Yang Mahaperkasa lagi Maha Pengampun? Sudah pasti bahwa apa yang kamu seru supaya aku
(beriman) kepada-nya tidak dapat memperkenankan seruan apa pun, baik di dunia maupun di akhirat. Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka. Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kukatakan kepada kamu. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.' Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat.
(Dikatakan kepada malaikat), 'Ma-sukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras'."
(Ghafir: 23-46).
#
{23} أي: {ولقد أرسلنا}: إلى جنس هؤلاء المكذِّبين {موسى}: ابن عمران {بآياتِنا}: العظيمة الدالَّة دلالة قطعيةً على حقيقة ما أُرْسِل به وبطلان ما عليه مَنْ أرسل إليهم من الشرك وما يتبعه {وسلطانٍ مبين}؛ أي: حجة بيِّنة تتسلَّط على القلوب فتذعِنُ لها كالحيَّة والعصا ونحوهما من الآيات البيِّنات التي أيَّد الله بها موسى، ومكَّنه من ما دعا إليه من الحقِّ.
(23) ﴾ وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا
﴿ "Dan sungguh telah Kami utus" kepada orang-orang yang mendustakan itu secara umum, ﴾ مُوسَىٰ
﴿ "Musa" bin Imran, ﴾ بِـَٔايَٰتِنَا
﴿ "dengan membawa ayat-ayat Kami" yang sangat agung yang membuktikan dengan pasti hakikat ajaran yang kare-nanya ia diutus, dan kebatilan apa yang dianut oleh orang-orang yang kepada mereka Musa diutus, yaitu syirik dan segala perang-katnya, ﴾ وَسُلۡطَٰنٖ مُّبِينٍ ﴿ "dan keterangan yang nyata," maksudnya, hujjah
(mukjizat, bukti, keterangan) yang sangat jelas dapat me-nguasai hati hingga membuatnya tunduk, seperti ular besar dan tongkat dan beberapa mukjizat-mukjizat lainnya yang dengannya Allah memperkuat Nabi Musa عليه السلام dan meneguhkannya pada kebenaran yang diserukannya.
#
{24} والمبعوث إليهم {فرعون وهامان}: وزيره {وقارون}: الذي كان من قوم موسى فبغى عليهم بمالِهِ، فكلُّهم ردُّوا عليه أشدَّ الردِّ، وقالوا: {ساحرٌ كذابٌ}.
(24) Yang menjadi sasaran adalah, ﴾ فِرۡعَوۡنَ وَهَٰمَٰنَ
﴿ "Fir'aun dan Haman" yang merupakan menterinya ﴾ وَقَٰرُونَ
﴿ "dan Qarun" yang termasuk kaum Nabi Musa yang membangkang terhadapnya karena harta kekayaannya. Semuanya menolak Nabi Musa dengan penolakan yang sengit terhadap (seruan) Nabi Musa bahkan me-reka mengatakan, ﴾ سَٰحِرٞ كَذَّابٞ ﴿ "Ia adalah seorang ahli sihir yang pendusta."
#
{25} {فلمَّا جاءَهم بالحقِّ من عندِنا}: وأيَده الله بالمعجزات الباهرةِ الموجبة لتمام الإذعانِ؛ لم يقابلوها بذلك، ولم يكفِهِم مجرَّدُ الترك والإعراض، بل ولا إنكارها ومعارضتها بباطلهم، بل وصلتْ بهم الحالُ الشنيعة إلى أن {قالوا اقْتُلوا أبناءَ الذين آمنوا معه واسْتَحْيوا نساءَهم وما كَيْدُ الكافرينَ}: حيث كادوا هذه المكيدَة وزعموا أنَّهم إذا قَتَلوا أبناءَهم لم يَقْوَوْا، وبَقُوا في رقِّهم وتحت عبوديَّتهم. فما كيدهم {إلاَّ في ضلال}: حيث لم يتمَّ لهم ما قصدوا، بل أصابهم ضدُّ ما قصدوا، أهلكهم اللهُ، وأبادَهم عن آخرِهم.
قاعدة: وتدبَّر هذه النكتة التي يكثر مرورُها بكتاب الله تعالى إذا كان السياقُ في قصَّة معيَّنة أو على شيء معيَّن، وأراد الله أن يحكُمَ على ذلك المعيَّن بحكم لا يختصُّ به؛ ذَكَرَ الحُكْمَ وعلَّقه على الوصف العامِّ؛ ليكون أعمَّ، وتندرج فيه الصورةُ التي سيق الكلام لأجلها، وليندفع الإيهام باختصاص الحكم بذلك المعيَّن؛ فلهذا لم يقلْ: وما كيدُهم إلاَّ في ضلال، بل قال: {وَما كَيْدُ الكافرين إلاَّ في ضلال}.
(25) ﴾ فَلَمَّا جَآءَهُم بِٱلۡحَقِّ مِنۡ عِندِنَا
﴿ "Maka tatkala Musa datang kepada mereka membawa kebenaran dari sisi Kami," dan ia pun diperkuat oleh Allah dengan beberapa mukjizat yang sangat hebat yang memaksa mereka harus benar-benar tunduk, namun mereka tidak menerima-nya, bahkan mereka tidak cukup hanya dengan sikap mengabaikan dan berpaling, dan bahkan tidak sekedar mengingkari dan menen-tangnya dengan kebatilan mereka, justru sampai pada tindakan yang sangat keji sekali, di m a n a ﴾ قَالُواْ ٱقۡتُلُوٓاْ أَبۡنَآءَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ وَٱسۡتَحۡيُواْ نِسَآءَهُمۡۚ وَمَا كَيۡدُ ٱلۡكَٰفِرِينَ
﴿ "mereka berkata, 'Bunuhlah anak-anak orang-orang yang beriman bersamanya dan biarkanlah hidup wanita-wanita mereka.' Dan tipu daya orang-orang kafir itu tidak lain" di mana mereka telah merencanakan tipudaya ini dan mereka beranggapan bahwa apabila mereka membunuh anak-anak lelaki para pengikut Musa itu, maka mereka tidak akan pernah menjadi kuat dan mereka akan tetap dalam perbudakan dan di bawah kendali mereka. Maka tipu daya mereka itu tidak lain ﴾ إِلَّا فِي ضَلَٰلٖ
﴿ "hanyalah sia-sia," karena apa yang mereka inginkan tidak terjadi. Malah mereka ditimpa oleh kebalikan apa yang mereka rencanakan itu, di mana Allah membinasakan dan memusnahkan mereka secara total.
Di sini Ada Satu Kaidah Penting: Renungkanlah satu poin yang banyak disebutkan di dalam Kitabullah ini, yaitu apabila konteksnya adalah tentang satu kisah tertentu atau atas suatu permasalahan tertentu, sedangkan yang Allah سبحانه وتعالى inginkan adalah memberikan keputusan terhadapnya dengan suatu hukum (kepu-tusan) yang tidak hanya khusus dengannya, maka Allah menyebut-kan hukuman tersebut dan menetapkannya dengan ungkapan yang bersifat umum agar bermakna lebih luas, termasuk di dalamnya bentuk (putusan) yang karenanya kalimat tersebut dipaparkan, dan supaya asumsi bahwa hukum tersebut khusus untuk sesuatu yang khusus tersebut menjadi tidak ada. Maka dari itu Dia tidak mengatakan, وَمَا كَيْدُهُمْ إِلَّا فِي ضَلَالٍ (dan tipu daya mereka tidak lain melainkan sia-sia belaka), melainkan Dia berfirman, ﴾ وَمَا كَيۡدُ ٱلۡكَٰفِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَٰلٖ ﴿ "Dan tipu daya orang-orang kafir itu tidak lain melainkan sia-sia belaka."
#
{26} و {قال فرعونُ}: متكبِّراً متجبِّراً مغرِّراً لقومه السفهاء: {ذَروني أقْتُلْ موسى ولْيَدْع ربَّه}؛ أي: زعم قبَّحه الله أنه لولا مراعاةُ خواطر قومه؛ لقتله، وأنه لا يمنعُه منه دعاءُ ربِّه. ثم ذكر الحاملَ له على إرادةِ قتلِهِ، وأنه نصحٌ لقومه وإزالةٌ للشرِّ في الأرض، فقال: {إني أخافُ أن يُبَدِّلَ دينَكُم}: الذي أنتم عليه {أو أن يُظْهِرَ في الأرض الفساد}: وهذا من أعجب ما يكون! أن يكون شرُّ الخلق ينصحُ الناسَ عن اتِّباع خير الخلق. هذا من التمويه والترويج الذي لا يدخُلُ إلاَّ عقل مَنْ قال الله فيهم: {فاستخفَّ قومَه فأطاعوه إنَّهم كانوا قوماً فاسقينَ}.
(26) ﴾ وَقَالَ فِرۡعَوۡنُ
﴿ "Dan Fir'aun berkata" dengan rasa som-bong, congkak dan memperdaya kaumnya yang dungu, ﴾ ذَرُونِيٓ أَقۡتُلۡ مُوسَىٰ وَلۡيَدۡعُ رَبَّهُۥٓۖ
﴿ "Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia me-mohon kepada Rabbnya." Ia mengklaim, mudah-mudahan Allah menghinakannya, bahwa kalau saja tidak karena menjaga perasaan kaumnya tentu ia telah membunuhnya; dan mengklaim bahwa doa Nabi Musa kepada Tuhannya tidak akan bisa menghalanginya. Kemudian Fir'aun menjelaskan hal yang telah menyeretnya untuk membunuh Nabi Musa, yaitu sebagai kesetiaannya kepada kaum (rakyat)nya dan keinginan memberantas kejahatan di muka bumi ini, seraya berkata, ﴾ إِنِّيٓ أَخَافُ أَن يُبَدِّلَ دِينَكُمۡ
﴿ "Karena sesungguhnya aku khawatir ia akan menukar agama kalian" yang kalian anut ini, ﴾ أَوۡ أَن يُظۡهِرَ فِي ٱلۡأَرۡضِ ٱلۡفَسَادَ
﴿ "atau menimbulkan kerusakan di muka bumi."
Sungguh sangat mengherankan! Bagaimana manusia yang paling jahat menasihati masyarakat untuk tidak mengikuti manu-sia pilihan! Itu semua adalah tindakan pengelabuan dan propa-ganda yang tidak akan ada yang mengikutinya kecuali akal orang yang disebutkan oleh Allah,
﴾ فَٱسۡتَخَفَّ قَوۡمَهُۥ فَأَطَاعُوهُۚ إِنَّهُمۡ كَانُواْ قَوۡمٗا فَٰسِقِينَ 54 ﴿
"Maka Fir'aun membodoh-bodohi kaumnya
(dengan perkataan itu) lalu mereka patuh kepadanya. Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik."
(Az-Zukhruf: 54).
#
{27} {وقال موسى}: حين قال فرعونُ تلك المقالَة الشنيعةَ التي أوجَبَها له طغيانُه واستعان فيها بقوَّته واقتدارِهِ مستعيناً بربِّه: {إنِّي عذتُ بربِّي وربِّكم}؛ أي: امتنعتُ بربوبيَّته التي دبَّر بها جميع الأمور {من كل متكبِّرٍ لا يؤمنُ بيوم الحساب}؛ أي: يحمله تكبُّره وعدمُ إيمانه بيوم الحساب على الشرِّ والفسادِ، يدخُلُ فيه فرعونُ وغيره كما تقدَّم قريباً في القاعدة، فمنعه الله تعالى بلطفه من كلِّ متكبِّرٍ لا يؤمن بيوم الحساب، وقيَّض له من الأسباب ما اندفع به عنه شرُّ فرعونَ وملئه.
(27) ﴾ وَقَالَ مُوسَىٰٓ
﴿ "Dan Musa berkata" ketika Fir'aun menga-takan perkataan keji tadi, yang lahir karena keangkuhannya dengan menggunakan kekuatan dan kekuasaannya, sambil Nabi Musa meminta pertolongan kepada Rabbnya, ﴾ إِنِّي عُذۡتُ بِرَبِّي وَرَبِّكُم
﴿ "Se-sungguhnya aku berlindung kepada Rabbku dan Rabb kalian" Maksud-nya: Aku berlindung kepada RububiyahNya yang dengannya Dia mengatur segala urusan, ﴾ مِّن كُلِّ مُتَكَبِّرٖ لَّا يُؤۡمِنُ بِيَوۡمِ ٱلۡحِسَابِ ﴿ "dari setiap orang yang menyombongkan diri, yang tidak beriman kepada hari berhisab." Maksudnya, kesombongan dan keengganannya untuk beriman kepada hari perhitungan amal
(kiamat) telah menyeretnya untuk berbuat kejahatan dan kerusakan.
Fir'aun dan yang lainnya masuk ke dalam hukum ini sebagai-mana telah dijelaskan pada kaidah di atas. Dan Allah سبحانه وتعالى melindungi Nabi Musa عليه السلام dengan kelembutanNya dari setiap orang yang menyombongkan diri yang tidak beriman kepada Hari Kiamat, dan Allah telah membentangkan segala sebab
(cara) yang dengannya ia selamat dari kejahatan Fir'aun dan para pembesarnya.
#
{28} ومن جملة الأسباب هذا الرجل المؤمن الذي من آل فرعون من بيت المملكةِ، لا بدَّ أن يكونَ له كلمةٌ مسموعةٌ، وخصوصاً إذا كان يظهِرُ موافقتَهم ويكتُمُ إيمانه؛ فإنهم يراعونَه في الغالب ما لا يراعونَه لو خالفهم في الظاهر؛ كما منع الله رسولَه محمداً - صلى الله عليه وسلم - بعمه أبي طالب من قريش؛ حيث كان أبو طالب كبيراً عندهم موافقاً لهم على دينهم، ولو كان مسلماً؛ لم يحصلْ منه ذلك المنع، فقال ذلك الرجل المؤمن الموفَّق العاقل الحازم مقبِّحاً فعل قومه وشناعة ما عزموا عليه: {أتَقْتُلونَ رجلاً أن يقولَ ربِّيَ اللهُ}؛ أي: كيف تستحلُّون قتلَه وهذا ذنبُه وجرمُه أَنَّه يقولَ ربِّيَ الله، ولم يكن أيضاً قولاً مجرَّداً عن البيناتِ، ولهذا قال: {وقد جاءكم بالبيِّناتِ من ربِّكم}: لأنَّ بيِّنته اشتهرت عندهم اشتهاراً علم به الصغيرُ والكبيرُ؛ أي: فهذا لا يوجب قتله؛ فهلاَّ أبطلتم قبل ذلك ما جاء به من الحقِّ، وقابلتم البرهان ببرهان يردُّه ثم بعد ذلك نظرتُم هل يحلُّ قتلُه إذا ظهرتم عليه بالحجة أم لا؟! فأما وقد ظهرت حجَّته واستعلى برهانه؛ فبينكم وبين حِلِّ قتله مفاوزُ تنقطع بها أعناق المطيِّ.
ثم قال لهم مقالةً عقليةً تقنِعُ كلَّ عاقل بأيِّ حالة قُدِّرت، فقال: {وإنْ يكُ كاذباً فعليه كذِبُه وإن يكُ صادقاً يصِبْكُم بعض الذي يعدكم}: أي: موسى بين أمرين إما كاذب في دعواه أو صادق فيها، فإن كان كاذباً فكذبه عليه وضرره مختصٌّ به، وليس عليكم في ذلك ضررٌ؛ حيث امتنعتُم من إجابته وتصديقه، وإن كان صادقاً، وقد جاءكم بالبينات وأخبركم أنَّكم إنْ لم تجيبوه عذَّبَكم الله عذاباً في الدُّنيا وعذاباً في الآخرة؛ فإنَّه لا بدَّ أن يصيبَكم بعضُ الذي يعِدُكم، وهو عذاب الدنيا. وهذا من حسن عقلِهِ ولطف دفعِهِ عن موسى؛ حيث أتى بهذا الجواب الذي لا تشويش فيه عليهم، وجعلَ الأمر دائراً بين تلك الحالتين، وعلى كلِّ تقدير؛ فقتله سفهٌ وجهلٌ منكم.
ثم انتقل ـ رضي الله عنه وأرضاه وغفر له ورحمه ـ إلى أمرٍ أعلى من ذلك وبيان قرب موسى من الحقِّ فقال: {إن الله لا يهدي من هو مسرف}؛ أي؛ متجاوز الحد بترك الحق والإقبال على الباطل، {كذابٌ}: بنسبته ما أسرف فيه إلى الله؛ فهذا لا يهديه الله إلى طريق الصواب؛ لا في مدلوله، ولا في دليله، ولا يوفَّق للصراط المستقيم؛ أي: وقد رأيتُم ما دعا موسى إليه من الحقِّ وما هداه الله إلى بيانِهِ من البراهين العقليَّة والخوارق السماويَّة؛ فالذي اهتدى هذا الهدى لا يمكنُ أن يكون مسرفاً ولا كاذباً. وهذا دليلٌ على كمال علمِهِ وعقلِهِ ومعرفتِهِ بربِّه.
(28) Di antara sebab-sebab itu adalah seorang lelaki ber-iman dari kaum Fir'aun yang berasal dari istana kerajaan, yang pasti memiliki ucapan-ucapan yang didengar, terutama apabila menampakkan keberpihakannya kepada mereka dan merahasiakan imannya. Mereka biasanya tentu menaruh perhatian kepadanya, dan sebaliknya, mereka tidak akan menaruh perhatian kepadanya kalau ia menampakkan sikap berseberangan dengan mereka. Seba-gaimana Allah سبحانه وتعالى telah melindungi Nabi Muhammad a dari kaum Quraisy melalui pamannya, Abu Thalib, yang mana Abu Thalib adalah tokoh yang disegani di kalangan mereka, dan seagama de-ngan mereka. Kalau seandainya saja dia adalah seorang Muslim, tentu perlindungan itu tidak akan terjadi darinya.
Lelaki beriman yang cerdas lagi tegas
(dari istana Fir'aun) itu berkata dengan nada mencemooh tindakan kaumnya dan kekejian rencana yang hendak mereka lakukan, ﴾ أَتَقۡتُلُونَ رَجُلًا أَن يَقُولَ رَبِّيَ ٱللَّهُ
﴿ "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena ia menyatakan, 'Rabbku ialah Allah?'" Maksudnya, bagaimana kalian menghalalkan pembunuhannya, padahal dosa dan kejahatannya adalah karena ia mengucapkan "Tuhanku adalah Allah?!" Perkataan lelaki ini juga bukan perkataan yang kosong dari argumen. Maka dari itu ia berkata, ﴾ وَقَدۡ جَآءَكُم بِٱلۡبَيِّنَٰتِ مِن رَّبِّكُمۡۖ
﴿ "Padahal dia (Nabi Musa) telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Rabbmu," ka-rena keterangan (bukti, mukjizat, dan argumen)nya sudah sangat populer di kalangan mereka, diketahui oleh anak kecil dan orang dewasa. Artinya, orang itu tidak boleh dibunuh hanya karena alasan seperti ini. Maka kenapa kalian tidak membatalkan terlebih dahulu kebenaran yang ia bawa dan kalian respons argumennya dengan argumen yang dapat mencampakkannya, baru setelah itu kalian lihat apakah halal (pantas) membunuhnya apabila kalian telah unggul atasnya berdasarkan argumen atau tidak?! Sekarang sungguh hujjahnya telah mengungguli dan argumennya menang, sehingga ada jarak pemisah yang sangat jauh antara kalian dengan dia yang dengannya kalian tidak punya alasan untuk membunuh-nya!
Lalu lelaki beriman itu mengatakan kepada mereka satu per-kataan logis yang dapat meyakinkan setiap orang yang berakal da-lam kondisi seperti apa pun adanya, seraya berkata, ﴾ وَإِن يَكُ كَٰذِبٗا فَعَلَيۡهِ كَذِبُهُۥۖ وَإِن يَكُ صَادِقٗا يُصِبۡكُم بَعۡضُ ٱلَّذِي يَعِدُكُمۡۖ
﴿ "Dan jika ia seorang pendusta, maka dialah yang menanggung dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar, niscaya sebagian yang diancamkannya kepadamu akan menimpa-mu." Maksudnya, Nabi Musa itu ada pada dua kemungkinan: Se-bagai seorang pendusta dalam klaimnya atau sebagai seorang yang benar. Jika ia adalah seorang pendusta, maka kedustaannya dan bahaya kedustaannya hanya akan menimpa dirinya sendiri, tidak ada bahaya apa pun terhadap kalian dalam masalah ini, di mana kalian telah menolak seruannya dan menolak untuk mempercayai-nya. Tetapi jika ia benar, sedangkan ia telah datang kepada kalian dengan membawa bukti-bukti dan ia pun telah menyampaikan kepada kalian bahwa jika kalian tidak menerimanya, niscaya kalian diazab oleh Allah dengan satu azab di dunia ini dan satu azab lagi di akhirat nanti. Sesungguhnya sebagian apa yang diancamkannya terhadap kalian pasti akan menimpa kalian, dan itu adalah azab di dunia.
Ini adalah bagian dari kecerdasan akalnya dan kelembutan pembelaannya untuk Nabi Musa, di mana ia telah mengemukakan jawaban yang tidak ada kekacauannya terhadap mereka, dan ia telah menempatkan permasalahan berkisar antara dua kondisi. Yang jelas, membunuhnya adalah suatu kedunguan dan kebodohan dari kalian.
Setelah itu orang yang beriman tersebut (semoga Allah me-ridhai, mengampuni, dan merahmatinya) beralih kepada perkara yang lebih tinggi dari itu dan penjelasan tentang kedekatan Nabi Musa kepada kebenaran, seraya berkata,﴾ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي مَنۡ هُوَ مُسۡرِفٞ
﴿ "Se-sungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang berlebih-lebihan." Maksudnya, melampaui batas, karena meninggalkan yang haq dan mengutamakan yang batil, ﴾ كَذَّابٞ ﴿ "lagi pendusta" karena menisbat-kan tindakan melampaui batas itu kepada Allah. Maka orang seperti ini tidak akan diberi petunjuk oleh Allah menuju jalan kebenaran, baik pada maknanya ataupun pada dalilnya. Dan Allah tidak akan membimbingnya kepada jalan yang lurus. Maksudnya, kalian telah melihat kebenaran yang diserukan oleh Nabi Musa dan argumen-argumen logis
(aqli) dan mukjizat-mukjizat samawi yang telah Allah tunjukkan kepadanya untuk dijelaskan. Maka orang yang berpe-doman kepada petunjuk ini tidak mungkin seorang yang melam-paui batas ataupun seorang pendusta.
Ini juga membuktikan kematangan ilmunya, kecerdasan akal dan ma'rifatnya tentang Allah.
#
{29} ثم حذَّر قومه ونَصَحهم وخوَّفهم عذابَ الآخرة ونهاهم عن الاغترار بالمُلْك الظاهر، فقال: {يا قوم لكم الملكُ اليومَ}؛ أي: في الدنيا {ظاهرين في الأرض}: على رعيَّتِكم تنفِّذون فيهم ما شئتم من التدبير؛ فهَبْكم حصل لكم ذلك وتمَّ ولن يتمَّ؛ {فَمن ينصرُنا من بأس الله}؛ أي: عذابه {إن جاءنا}. وهذا من حسن دعوتِهِ؛ حيث جعلَ الأمرَ مشتركاً بينه وبينهم بقوله: {فمن ينصُرُنا}، وقوله: {إن جاءنا}؛ ليفهِمَهم أنَّه ينصحُ لهم كما ينصحُ لنفسه ويرضى لهم ما يرضى لنفسه، فَـ {قَالَ فرعونُ}: معارضاً له في ذلك ومغرِّراً لقومه أن يتَّبعوا موسى: {ما أريكم إلاَّ ما أرى وما أهديكم إلاَّ سبيل الرشادِ}: وصدق في قوله: {ما أريكم إلاَّ ما أرى}، ولكن ما الذي رأى؟! رأى أن يستخفَّ قومَه فيتابعوه ليقيمَ بهم رياسته، ولم يَرَ الحقَّ معه، بل رأى الحقَّ مع موسى وجحد به مستيقناً له، وكذب في قوله: {ما أهديكم إلاَّ سبيل الرشادِ}؛ فإنَّ هذا قلبٌ للحقِّ؛ فلو أمرهم باتِّباعه اتِّباعاً مجرداً على كفره وضلاله؛ لكان الشرُّ أهونَ، ولكنه أمرهم باتِّباعه، وزعم أنَّ في اتِّباعه اتِّباعَ الحقِّ، وفي اتِّباع الحقِّ اتباعَ الضلال.
(29) Kemudian orang Mukmin itu mewanti-wanti kaumnya, menasihati mereka, dan mempertakuti dengan azab alam akhirat, ia juga mencegah mereka untuk tidak terpesona dengan kekuasaan yang nampak, seraya berkata, ﴾ يَٰقَوۡمِ لَكُمُ ٱلۡمُلۡكُ ٱلۡيَوۡمَ
﴿ "Hai kaumku, un-tukmulah kerajaan pada hari ini," maksudnya, di dunia ini, ﴾ ظَٰهِرِينَ فِي ٱلۡأَرۡضِ
﴿ "dengan berkuasa di muka bumi" terhadap rakyat kalian, di mana kalian memberlakukan aturan apa saja yang kalian kehendaki terhadap mereka. Andaikata hal itu benar-benar kalian raih dan kalian miliki, ﴾ فَمَن يَنصُرُنَا مِنۢ بَأۡسِ ٱللَّهِ
﴿ "maka siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah," yakni, siksaanNya, ﴾ إِن جَآءَنَاۚ
﴿ "jika ia datang me-nimpa kita!" Ini adalah bagian dari kepandaiannya dalam berdak-wah, di mana permasalahan ia jadikan sebagai permasalahan ber-sama di antara mereka, dengan mengatakan, ﴾ فَمَن يَنصُرُنَا
﴿ "Siapakah yang akan menolong kita" dan perkataannya, ﴾ إِن جَآءَنَاۚ
﴿ "jika ia datang menimpa kita." Ini untuk memberikan pemahaman kepada mereka bahwasanya ia menasihati mereka sebagaimana halnya (pada saat yang sama. Pent) ia menasihati dirinya sendiri, dan ia mengingin-kan bagi mereka apa yang ia inginkan bagi dirinya sendiri.
Maka, ﴾ قَالَ فِرۡعَوۡنُ
﴿ "Fir'aun berkata" dengan menentangnya dan mempropaganda kaumnya agar tidak mengikuti Nabi Musa, ﴾ مَآ أُرِيكُمۡ إِلَّا مَآ أَرَىٰ وَمَآ أَهۡدِيكُمۡ إِلَّا سَبِيلَ ٱلرَّشَادِ
﴿ "Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepa-damu selain jalan yang benar." Ia benar pada ucapannya,﴾ مَآ أُرِيكُمۡ إِلَّا مَآ أَرَىٰ
﴿ "Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pan-dang baik," tetapi apa yang ia pandang baik itu?! Ia memandang untuk membodoh-bodohi kaumnya agar mereka mengikutinya sehingga ia bisa melanggengkan kekuasaannya terhadap mereka. Ia tidak memandang kebenaran ada pada pihaknya, bahkan ia me-lihat kebenaran ada pada pihak Nabi Musa, namun ia mengingkari padahal hatinya meyakininya. Dan Fir'aun berdusta pada ucapan-nya, ﴾ وَمَآ أَهۡدِيكُمۡ إِلَّا سَبِيلَ ٱلرَّشَادِ ﴿ "Dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar," sebab ini adalah tindakan membalik kebe-naran. Kalau saja ia memerintahkan kepada mereka untuk meng-ikutinya, murni atas kekafiran dan kesesatannya, tentu keburukan-nya lebih ringan. Tetapi malah ia memerintah mereka mengikuti-nya sambil mengklaim, bahwa kalau mengikuti dirinya berarti mengikuti kebenaran, sedangkan kalau mengikuti kebenaran
(yang ada pada Nabi Musa, pent) berarti mengikuti kesesatan.
#
{30} {وقال الذي آمنَ}: مكرِّراً دعوة قومه، غير آيس من هدايتهم؛ كما هي حالةُ الدُّعاة إلى الله تعالى؛ لا يزالون يدعون إلى ربِّهم، ولا يردُّهم عن ذلك رادٌّ، ولا يثنيهم عتوُّ مَنْ دَعَوْه عن تكرار الدعوة، فقال لهم: {يا قوم إنِّي أخاف عليكم مثلَ يوم الأحزاب}؛ يعني: الأمم المكذِّبين الذين تحزَّبوا على أنبيائهم واجتمعوا على معارضتهم.
(30) ﴾ وَقَالَ ٱلَّذِيٓ ءَامَنَ
﴿ "Dan orang yang beriman itu berkata" mengulangi kembali dakwah (menyeru) kaumnya, di mana ia tidak berputus asa dalam membawa mereka menuju hidayah, seperti halnya kebiasaan para da'i yang mengajak kepada Allah سبحانه وتعالى, mereka terus dan selalu mengajak kepada Allah سبحانه وتعالى, tidak ada sesuatu apa pun yang mampu merintangi mereka, dan kecongkakan orang-orang yang mereka seru tidak dapat membuat mereka surut untuk terus berdakwah. Maka ia berkata kepada mereka, ﴾ يَٰقَوۡمِ إِنِّيٓ أَخَافُ عَلَيۡكُم مِّثۡلَ يَوۡمِ ٱلۡأَحۡزَابِ ﴿ "Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa seperti peristiwa kehancuran golongan yang bersekutu," yakni, umat-umat yang mendustakan yang bersatu
(berkoalisi) untuk memerangi para nabi mereka dan bersatu menentangnya.
#
{31} ثم بيَّنهم فقال: {مثل دأب قوم نوح وعادٍ وثمودَ والذين من بعدِهم}؛ أي: مثل عادتهم في الكفر والتكذيب، وعادة الله فيهم بالعقوبة العاجلة في الدنيا قبل الآخرة، {وما الله يريدُ ظلماً للعبادِ}: فيعذِّبُهم بغير ذنب أذنبوه ولا جرم أسْلَفوه.
(31) Kemudian orang yang beriman itu menjelaskan kepada mereka, seraya berkata, ﴾ مِثۡلَ دَأۡبِ قَوۡمِ نُوحٖ وَعَادٖ وَثَمُودَ وَٱلَّذِينَ مِنۢ بَعۡدِهِمۡۚ
﴿ "Seperti keadaan kaum Nuh, 'Ad, Tsamud dan orang-orang yang datang sesudah mereka." Maksudnya, seperti kebiasaan mereka dalam kekafiran dan mendustakan. Dan kebiasaan Allah (sunnatullah) terhadap mereka adalah menimpakan siksa dadakan di dunia sebelum di akhirat. ﴾ وَمَا ٱللَّهُ يُرِيدُ ظُلۡمٗا لِّلۡعِبَادِ ﴿ "Dan Allah tidak menghendaki berbuat kezhaliman terhadap hamba-hambaNya." Allah tidak akan mengazab mereka tanpa perbuatan dosa yang mereka lakukan dan tanpa kejahatan yang telah mereka perbuat.
#
{32} ولمَّا خوَّفهم العقوباتِ الدنيويةَ؛ خوَّفهم العقوباتِ الأخرويةَ، فقال: {ويا قوم إنِّي أخاف عليكم يومَ التَّناد}؛ أي: يوم القيامة؛ حين ينادي أهلُ الجنة أهل النار: {أن قد وجَدْنا ما وعَدَنا ربُّنا حقًّا ... } إلى آخر الآيات، {ونادى أصحابُ النارِ أصحابَ الجنَّة أن أفيضوا علينا من الماءِ أو ممَّا رزَقَكُم الله قالوا إنَّ الله حرَّمَهما على الكافرين}، وحين ينادي أهلُ النار مالكاً: {ليقضِ علينا ربُّك}، فيقول: {إنَّكم ماكثون}، وحين ينادون ربَّهم: {ربَّنا أخْرِجْنا منها فإنْ عُدْنا فإنَّا ظالمون}، فيجيبهم: {اخسؤوا فيها ولا تكلِّمونِ}، وحين يُقالُ للمشركين: {ادْعوا شركاءَكم فَدَعَوْهم فلم يستجيبوا لهم}.
(32) Setelah ia mempertakuti mereka dengan azab-azab duniawi, maka ia pertakuti pula dengan azab-azab akhirat seraya berkata, ﴾ وَيَٰقَوۡمِ إِنِّيٓ أَخَافُ عَلَيۡكُمۡ يَوۡمَ ٱلتَّنَادِ
﴿ "Hai kaumku, sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan siksaan hari panggil-memanggil," maksud-nya, Hari Kiamat saat para penghuni surga memanggil-manggil para penghuni neraka. (Allah berfirman),
﴾ وَنَادَىٰٓ أَصۡحَٰبُ ٱلۡجَنَّةِ أَصۡحَٰبَ ٱلنَّارِ أَن قَدۡ وَجَدۡنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقّٗا فَهَلۡ وَجَدتُّم مَّا وَعَدَ رَبُّكُمۡ حَقّٗاۖ قَالُواْ نَعَمۡۚ فَأَذَّنَ مُؤَذِّنُۢ بَيۡنَهُمۡ أَن لَّعۡنَةُ ٱللَّهِ عَلَى ٱلظَّٰلِمِينَ 44 ٱلَّذِينَ يَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ وَيَبۡغُونَهَا عِوَجٗا وَهُم بِٱلۡأٓخِرَةِ كَٰفِرُونَ 45 وَبَيۡنَهُمَا حِجَابٞۚ وَعَلَى ٱلۡأَعۡرَافِ رِجَالٞ يَعۡرِفُونَ كُلَّۢا بِسِيمَىٰهُمۡۚ وَنَادَوۡاْ أَصۡحَٰبَ ٱلۡجَنَّةِ أَن سَلَٰمٌ عَلَيۡكُمۡۚ لَمۡ يَدۡخُلُوهَا وَهُمۡ يَطۡمَعُونَ 46 وَإِذَا صُرِفَتۡ أَبۡصَٰرُهُمۡ تِلۡقَآءَ أَصۡحَٰبِ ٱلنَّارِ قَالُواْ رَبَّنَا لَا تَجۡعَلۡنَا مَعَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلظَّٰلِمِينَ 47 وَنَادَىٰٓ أَصۡحَٰبُ ٱلۡأَعۡرَافِ رِجَالٗا يَعۡرِفُونَهُم بِسِيمَىٰهُمۡ قَالُواْ مَآ أَغۡنَىٰ عَنكُمۡ جَمۡعُكُمۡ وَمَا كُنتُمۡ تَسۡتَكۡبِرُونَ 48 أَهَٰٓؤُلَآءِ ٱلَّذِينَ أَقۡسَمۡتُمۡ لَا يَنَالُهُمُ ٱللَّهُ بِرَحۡمَةٍۚ ٱدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ لَا خَوۡفٌ عَلَيۡكُمۡ وَلَآ أَنتُمۡ تَحۡزَنُونَ 49 وَنَادَىٰٓ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِ أَصۡحَٰبَ ٱلۡجَنَّةِ أَنۡ أَفِيضُواْ عَلَيۡنَا مِنَ ٱلۡمَآءِ أَوۡ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُۚ قَالُوٓاْ إِنَّ ٱللَّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ 50
﴿
"Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada penghuni-peng-huni neraka (dengan mengatakan), 'Sesungguhnya kami dengan sebenar-nya telah memperoleh apa yang Tuhan kami janjikan kepada kami; maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa (azab) yang Tuhan kamu janjikan (kepadamu)?' Mereka (penduduk neraka) menjawab, 'Betul.' Kemudian seorang penyeru (malaikat) mengumumkan di antara kedua golongan itu, 'Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang lalim, (yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan mereka kafir kepada kehidupan akhirat.' Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada batas; dan di atas A'raf itu ada orang-orang yang mengenal masing-masing dari dua golongan itu dengan tanda-tanda mereka. Dan mereka menyeru penduduk surga, 'Salamun 'alaikum.' Mereka belum lagi memasukinya, sedang mereka ingin segera (memasukinya). Dan apa-bila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata, 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang lalim itu.' Dan orang-orang yang di atas A'raf memanggil beberapa orang (pemuka-pemuka orang kafir) yang mereka mengenalnya dengan tanda-tandanya dengan mengatakan, 'Harta yang kamu kumpul-kan dan apa yang selalu kamu sombongkan itu, tidaklah memberi manfaat kepadamu.' (Orang-orang yang di atas A'raf bertanya kepada penghuni neraka), 'Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?' (Kepada orang Mukmin itu dikata-kan), 'Masuklah ke dalam surga, tidak ada kekhawatiran terhadapmu dan tidak (pula) kamu bersedih hati.' Dan penghuni neraka menyeru peng-huni surga, 'Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah dirizkikan Allah kepadamu.' Mereka (penghuni surga) menjawab, 'Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu bagi orang-orang kafir'."(Al-A'raf: 44-50).
Dan ketika para penghuni neraka memanggil Malik,
﴾ وَنَادَوۡاْ يَٰمَٰلِكُ لِيَقۡضِ عَلَيۡنَا رَبُّكَۖ قَالَ إِنَّكُم مَّٰكِثُونَ 77
﴿
"Mereka berseru, 'Hai malaikat Malik, biarlah Rabbmu membunuh kami saja.' Lalu ia jawab, 'Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)'." (Az-Zukhruf: 77).
Dan ketika mereka menyeru Tuhan mereka,
﴾ رَبَّنَآ أَخۡرِجۡنَا مِنۡهَا فَإِنۡ عُدۡنَا فَإِنَّا ظَٰلِمُونَ 107 قَالَ ٱخۡسَـُٔواْ فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ 108
﴿
"Ya Rabb kami, keluarkanlah kami darinya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zhalim." Lalu Allah menjawab mereka, dengan berfirman,"Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku." (Al-Mu`minun: 107-108).
Dan ketika dikatakan kepada kaum musyrikin,
﴾ ٱدۡعُواْ شُرَكَآءَكُمۡ فَدَعَوۡهُمۡ فَلَمۡ يَسۡتَجِيبُواْ لَهُمۡ ﴿
"Serulah olehmu sekutu-sekutu kamu," lalu mereka menyerunya, maka sekutu-sekutu itu tidak memperkenankan
(seruan) mereka."
(Al-Qashash: 64).
#
{33} فخوَّفهم رضي الله عنه هذا اليوم المهول، وتوجَّع لهم إن أقاموا على شركِهِم بذلك، ولهذا قال: {يوم تولُّون مدبرينَ}؛ أي: قد ذهب بكم إلى النار. {ما لكم من الله من عاصم}: لا من أنفسكم قوَّة تدفعون بها عذابَ الله ولا ينصرُكم من دونِهِ من أحدٍ، {يوم تُبْلى السرائرُ. فما له من قوَّةٍ ولا ناصرٍ}. {ومن يُضْلِلِ الله فما له من هادٍ}: لأن الهدى بيد الله تعالى. فإذا منع عبدَه الهدى لعلمِهِ أنه غير لائق به لخبثه؛ فلا سبيل إلى هدايته.
(33) Ia pun mempertakuti mereka,
(semoga Allah meridhai-nya) akan hari yang sangat mengerikan ini dan ia merasa sangat prihatin terhadap mereka jika mereka tetap dalam kesyirikan. Maka dari itu ia berkata, ﴾ يَوۡمَ تُوَلُّونَ مُدۡبِرِينَ
﴿ "Hari ketika kamu berpaling ke bela-kang,"maksudnya, hari itu telah menyeret kalian ke neraka, ﴾ مَا لَكُم مِّنَ ٱللَّهِ مِنۡ عَاصِمٖۗ
﴿ "tidak ada bagimu seorang pun yang menyelamatkan kamu dari Allah," dan tidak ada pula kekuatan dari diri kalian untuk menolak azab Allah dan tidak ada pula seorang pun yang bisa menolong kalian selain Dia.
﴾ يَوۡمَ تُبۡلَى ٱلسَّرَآئِرُ 9 فَمَا لَهُۥ مِن قُوَّةٖ وَلَا نَاصِرٖ 10
﴿
"Pada hari ditampakkan segala rahasia, maka sekali-kali tidak ada bagi manusia itu suatu kekuatan pun dan tidak (pula) seorang penolong." (Ath-Thariq: 9-10).
﴾ وَمَن يُضۡلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنۡ هَادٖ ﴿ "Dan siapa yang disesatkan Allah, niscaya tidak ada baginya seorang pun yang akan memberi petunjuk," sebab pe-tunjuk itu ada di Tangan Allah سبحانه وتعالى. Maka apabila Allah mencegah petunjuk bagi seorang hamba karena Dia tahu bahwa ia tidak laik mendapat petunjuk karena kebusukannya, maka tidak ada jalan apa pun untuk memberinya petunjuk.
#
{34} {ولقد جاءكم يوسفُ}: بنُ يعقوب عليهما السلام {من قبل}: إتيان موسى بالبينات الدَّالَّة على صدقه، وأمركم بعبادة ربِّكم وحده لا شريك له، {فما زلتُم في شكٍّ مما جاءكم به}: في حياته، {حتى إذا هَلَكَ}: ازداد شكُّكم وشرككم، {وقلتم لن يبعثَ الله من بعده رسولاً}؛ أي: هذا ظنكم الباطل وحسبانكم الذي لا يليق بالله تعالى؛ فإنَّه تعالى لا يترك خلقه سدى لا يأمرهم وينهاهم، بل يرسل إليهم رسله؛ وظنٌّ أنَّ الله لا يرسل رسولاً ظنُّ ضلال، ولهذا قال: {كذلك يضلُّ الله من هو مسرفٌ [مرتابٌ] }: وهذا هو وصفهم الحقيقيُّ الذي وصفوا به موسى ظلماً وعلوًّا؛ فهم المسرفون بتجاوزهم الحقَّ وعدولهم عنه إلى الضلال، وهم الكذبةُ حيث نسبوا ذلك إلى الله وكذَّبوا رسوله؛ فالذي وصفُه السرفُ والكذبُ لا ينفكُّ عنهما لا يهديه الله ولا يوفِّقه للخير؛ لأنه ردَّ الحقَّ بعد أن وصل إليه وعرفه؛ فجزاؤه أن يعاقِبَه الله بأن يَمْنَعَه الهدى؛ كما قال تعالى: {فلما زاغوا أزاغَ الله قلوبَهم}، {ونقلِّبُ أفئدتَهم وأبصارَهم كما لم يؤمِنوا به أولَ مرَّةٍ ونَذَرُهم في طغيانهم يَعْمَهون}، {واللهُ لا يهدي القوم الظالمينَ}.
(34) ﴾ وَلَقَدۡ جَآءَكُمۡ يُوسُفُ
﴿ "Dan sungguh telah datang Yusuf ke-padamu," yakni, Yusuf bin Ya'qub عليه السلام, ﴾ مِن قَبۡلُ
﴿ "sebelumnya," mak-sudnya, sebelum kedatangan Nabi Musa, dengan mukjizat-muk-jizat yang membuktikan kebenarannya, dan ia perintahkan kepada kalian untuk beribadah hanya kepada Allah, tanpa mempersekutu-kanNya, ﴾ فَمَا زِلۡتُمۡ فِي شَكّٖ مِّمَّا جَآءَكُم بِهِۦۖ
﴿ "tetapi kamu senantiasa dalam kera-guan tentang apa yang dibawanya kepadamu," pada masa hidupnya, ﴾ حَتَّىٰٓ إِذَا هَلَكَ
﴿ "sehingga ketika dia telah meninggal," kalian bertambah ragu dan makin berbuat syirik, ﴾ قُلۡتُمۡ لَن يَبۡعَثَ ٱللَّهُ مِنۢ بَعۡدِهِۦ رَسُولٗاۚ
﴿ "kamu berkata, 'Allah tidak akan mengirim seorang rasul pun sesudahnya'." Itulah dugaan palsu kalian dan perkiraan kalian yang sesungguh-nya sangat tidak laik bagi Allah سبحانه وتعالى. Sebab, Allah سبحانه وتعالى tidak akan mem-biarkan manusia ini sia-sia; tidak memerintah mereka dan tidak melarang mereka. Tetapi Allah mengutus rasul-rasulNya kepada mereka. Maka dugaan bahwa Allah tidak mengutus seorang rasul adalah dugaan sesat, maka dari itu Dia berfirman, ﴾ كَذَٰلِكَ يُضِلُّ ٱللَّهُ مَنۡ هُوَ مُسۡرِفٞ مُّرۡتَابٌ
﴿ "Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang melampaui batas dan ragu-ragu."
Itulah karakter mereka yang sesungguhnya, yang telah mem-buat mereka berlaku zhalim dan congkak terhadap Nabi Musa. Maka mereka adalah orang-orang yang berlebih-lebihan karena telah melampaui kebenaran dan berpaling darinya menuju kese-satan. Mereka adalah para pendusta di mana mereka menisbatkan semua itu kepada Allah سبحانه وتعالى dan mendustakan para RasulNya.
Jadi, orang yang karakternya melampaui batas dan dusta, di-mana keduanya tidak pernah terlepas darinya adalah orang yang tidak akan diberi hidayah oleh Allah dan tidak dibimbing kepada kebaikan. Sebab ia telah menolak kebenaran setelah kebenaran itu sampai kepadanya dan setelah ia ketahui. Maka balasannya adalah, Allah menghukumnya dengan menghalangi hidayah darinya, se-bagaimana FirmanNya,
﴾ فَلَمَّا زَاغُوٓاْ أَزَاغَ ٱللَّهُ قُلُوبَهُمۡۚ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَٰسِقِينَ 5
﴿
"Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memaling-kan hati mereka; dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang fasik." (Ash-Shaf: 5).
﴾ وَنُقَلِّبُ أَفۡـِٔدَتَهُمۡ وَأَبۡصَٰرَهُمۡ كَمَا لَمۡ يُؤۡمِنُواْ بِهِۦٓ أَوَّلَ مَرَّةٖ وَنَذَرُهُمۡ فِي طُغۡيَٰنِهِمۡ يَعۡمَهُونَ 110
﴿
"Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (al-Qur`an) pada per-mulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat." (Al-An'am: 110).
﴾ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ 258 ﴿
"Dan Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim."
(Al-Baqarah: 258).
#
{35} ثم ذكر وصفَ المسرف الكذاب، فقال: {الذين يجادلونَ في آياتِ الله}: التي بينت الحقَّ من الباطل وصارت من ظهورها بمنزلة الشمس للبصر؛ فهم يجادلون فيها على وضوحها لِيَدْفَعوها ويُبْطِلوها {بغير سلطانٍ أتاهم}؛ أي: بغير حجَّة وبرهان، وهذا وصفٌ لازمٌ لكلِّ من جادل في آيات الله؛ فإنَّه من المحال أن يجادلَ بسلطان؛ لأن الحقَّ لا يعارضه معارضٌ؛ فلا يمكن أن يعارضَ بدليل شرعيِّ أو عقليٍّ أصلاً. {كَبُرَ}: ذلك القول المتضمِّن لردِّ الحقِّ بالباطل {مقتاً عند الله وعند الذين آمنوا}: فالله أشدُّ بغضاً لصاحبه؛ لأنَّه تضمَّن التكذيب بالحقِّ والتصديق بالباطل ونسبته إليه، وهذه أمورٌ يشتدُّ بغض الله لها ولمن اتَّصف بها، وكذلك عباده المؤمنون يمقتون على ذلك أشدَّ المقت موافقةً لربهم، وهؤلاء خواصُّ خلق الله تعالى؛ فمقتُهم دليلٌ على شناعة مَن مقتوه. {كذلك}؛ أي: كما طبع على قلوب آل فرعون، {يطبعُ الله على كلِّ قلبِ متكبرٍ جبارٍ}: متكبر في نفسه على الحقِّ بردِّه وعلى الخلق باحتقارِهِم، جبارٍ بكثرة ظلمه وعدوانه.
(35) Kemudian Allah menyebutkan sifat orang yang me-lampaui batas lagi pendusta, seraya berfirman, ﴾ ٱلَّذِينَ يُجَٰدِلُونَ فِيٓ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ
﴿ "Orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah" yang menjelaskan kebenaran dari kebatilan, yang karena sangat jelasnya ayat-ayat itu hingga laksana mentari bagi pandangan mata. Mereka memperde-batkannya sekalipun ayat-ayat itu sudah sangat jelas sekali, agar mereka bisa menolak dan membatalkannya, ﴾ بِغَيۡرِ سُلۡطَٰنٍ أَتَىٰهُمۡۖ
﴿ "tanpa alasan yang sampai kepada mereka." Maksudnya, tanpa argumen dan alasan yang benar.
Ini adalah karakter pokok setiap orang yang memperdebat-kan ayat-ayat Allah. Sebab, mustahil ia akan bisa berdebat berda-sarkan argumen (dalil yang benar), sebab kebenaran itu tidak bisa ditentang oleh siapa pun. Maka ia sama sekali tidak mungkin me-nolak (menentang)nya dengan dalil syar'i atau dalil aqli.
﴾ كَبُرَ
﴿ "Amat besar" ucapan yang mengandung penolakan terhadap kebenaran dengan batil itu, dan m e r u p a k a n ﴾ مَقۡتًا عِندَ ٱللَّهِ وَعِندَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْۚ
﴿ "kemurkaan di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman." Jadi, Allah sangat murka terhadap pengucapnya, sebab ucapannya mengandung pendustaan terhadap kebenaran dan membenarkan kebatilan serta menisbatkannya kepada Allah. Ini semua adalah perkara-perkara yang membuat Allah sangat murka kepadanya dan kepada siapa saja yang berkarakterkan demikian. Dan demikian pula hamba-hambaNya yang beriman sangat mem-benci perbuatan tersebut dengan sebenci-bencinya, sejalan dengan Tuhan mereka. Mereka adalah manusia-manusia pilihan Allah سبحانه وتعالى. Dan kebencian mereka adalah bukti atas kekejian orang yang me-reka benci.
﴾ كَذَٰلِكَ
﴿ "Demikianlah" sebagaimana Allah mengunci mati hati keluarga Fir'aun, maka ﴾ يَطۡبَعُ ٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ قَلۡبِ مُتَكَبِّرٖ جَبَّارٖ ﴿ "Allah mengunci mati setiap hati orang yang sombong dan sewenang-wenang," yang me-nyombongkan diri terhadap kebenaran dengan menolaknya dan terhadap manusia dengan meremehkan mereka; sewenang-wenang dengan banyak berbuat zhalim dan jahat.
#
{36 ـ 37} {وقال فرعونُ}: معارضاً لموسى ومكذِّباً له في دعوته إلى الإقرار بربِّ العالمين الذي على العرش استوى وعلى الخلق اعتلى: {يا هامانُ ابنِ لي صرحاً}؛ أي: بناءً عظيماً مرتفعاً، والقصد منه: لعلي أطلع {إلى إله موسى وإنِّي لأظنُّه كاذباً}: في دعواه أن لنا ربًّا، وأنه فوق السماواتِ، ولكنه يريد أن يحتاط فرعون ويختبر الأمر بنفسه، قال الله تعالى في بيان الذي حمله على هذا القول: {وكذلك زُيِّنَ لفرعونَ سوءُ عملِهِ}: فزُيِّن له العمل السيئ، فلم يزل الشيطان يزيِّنه وهو يدعو إليه ويحسِّنه حتى رآه حسناً ودعا إليه وناظر مناظرة المحقِّين وهو من أعظم المفسدين. {وصُدَّ عن السبيل}: الحق بسبب الباطل الذي زُيِّن له. {وما كيدُ فرعونَ}: الذي أراد أن يكيد به الحقَّ ويوهم به الناس أنه محقٌّ وأن موسى مبطلٌ {إلاَّ في تبابٍ}؛ أي: خسارٍ وبوارٍ، لا يفيده إلا الشقاء في الدنيا والآخرة.
(36-37) ﴾ وَقَالَ فِرۡعَوۡنُ
﴿ "Dan berkatalah Fir'aun" seraya menen-tang Nabi Musa عليه السلام dan mendustakan dakwah beliau untuk ber-iman kepada rabbul 'alamin yang bersemayam di 'Arasy dan Maha-tinggi di atas makhlukNya, ﴾ يَٰهَٰمَٰنُ ٱبۡنِ لِي صَرۡحٗا
﴿ "Hai Haman, buatkanlah bagiku sebuah bangunan yang tinggi," maksudnya, sebuah bangunan raksasa yang sangat tinggi. Tujuannya adalah agar aku bisa melihat, ﴾ إِلَىٰٓ إِلَٰهِ مُوسَىٰ وَإِنِّي لَأَظُنُّهُۥ كَٰذِبٗاۚ
﴿ "Tuhannya Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta" dalam dakwaannya (klaimnya) bahwa kita mempunyai Rabb, dan bahwa Rabb itu di atas langit sana. Fir'aun sebenarnya hanya ingin mewaspadai dan menguji permasalahan secara langsung. Allah سبحانه وتعالى berfirman dalam menjelas-kan apa yang menyeret Fir'aun mengucapkan perkataan tersebut. ﴾ وَكَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِفِرۡعَوۡنَ سُوٓءُ عَمَلِهِۦ
﴿ "Demikianlah dijadikan Fir'aun memandang baik perbuatan yang buruk itu." Dihiasi baginya agar dia memandang baik perbuatan jahatnya itu, dan setan pun terus memperindahnya, menyerukannya dan menghiasinya, hingga Fir'aun melihatnya indah lalu menyerukannya dan melakukan perdebatan seolah-olah perdebatan orang yang berbuat kebenaran, padahal ia sebenarnya adalah pembuat kerusakan terbesar. ﴾ وَصُدَّ عَنِ ٱلسَّبِيلِۚ
﴿ "Dan dia dihalangi dari jalan" kebenaran disebabkan kebatilan yang dihiaskan kepada-nya.
﴾ وَمَا كَيۡدُ فِرۡعَوۡنَ
﴿ "Dan tidaklah tipu daya Fir'aun itu," yaitu yang ia maksudkan untuk memberangus kebenaran dan mengela-bui manusia bahwa dia adalah yang benar sedangkan Nabi Musa adalah yang berbuat kebatilan, ﴾ إِلَّا فِي تَبَابٖ ﴿ "melainkan membawa kerugian," maksudnya, kegagalan dan sia-sia, tidak menguntung-kannya sama sekali, melainkan kesengsaraan baginya dan bagi orang yang mengikutinya di dunia dan di akhirat.
#
{38} {وقال الذي آمنَ}: معيداً نصيحته لقومه: {يا قوم اتَّبعونِ أهْدِكُم سبيل الرشادِ}: لا كما يقولُ لكم فرعونُ؛ فإنه لا يهديكم إلا طريق الغيِّ والفساد.
(38) ﴾ وَقَالَ ٱلَّذِيٓ ءَامَنَ
﴿ "Orang yang beriman itu berkata" meng-ulangi nasihatnya kepada kaumnya, ﴾ يَٰقَوۡمِ ٱتَّبِعُونِ أَهۡدِكُمۡ سَبِيلَ ٱلرَّشَادِ ﴿ "Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar," tidak seperti yang dikatakan kepada kalian oleh Fir'aun, sebab dia tidak menunjukkan kepada kalian kecuali jalan kesesatan dan kerusakan.
#
{39} {يا قوم إنَّما هذه الحياةُ الدنيا متاعٌ}: يُتَمَتَّع بها ويُتَنَعَّم قليلاً، ثم تنقطع وتضمحلُّ؛ فلا تغرَّنَّكم وتخدعنَّكم عما خلقتم له. {وإن الآخرةَ هي دارُ القرارِ}: التي هي محلُّ الإقامة ومنزل السكون والاستقرار؛ فينبغي لكم أن تؤثروها وتعملوا لها عملاً يسعِدُكم فيها.
(39) ﴾ يَٰقَوۡمِ إِنَّمَا هَٰذِهِ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا مَتَٰعٞ
﴿ "Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan ini hanyalah kesenangan," disenangi dan dinikmati hanya sebentar saja, lalu terputus dan sirna. Maka janganlah kalian tertipu atau terpedaya dari tujuan kalian diciptakan. ﴾ وَإِنَّ ٱلۡأٓخِرَةَ هِيَ دَارُ ٱلۡقَرَارِ ﴿ "Dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal," yang menjadi tempat tinggal, tempat kedamaian, dan ketentraman. Maka hendak-nya kalian mengutamakannya dan melakukan amalan untuknya yang dapat membuat kalian bahagia di dalamnya.
#
{40} {من عمل سيئةً}: من شرك أو فسوق أو عصيان {فلا يُجْزى إلا مثلَها}؛ أي: لا يجازَى إلا بما يسؤوه ويحزنه؛ لأن جزاء السيئة السوء. {ومن عمل صالحاً من ذكرٍ أو أنثى}: من أعمال القلوب والجوارح وأقوال اللسان؛ {فأولئك يدخُلون الجنةَ يُرزقون فيها بغير حسابٍ}؛ أي: يعطَوْن أجرهم بلا حدٍّ ولا عدٍّ، بل يعطيهم الله ما لا تبلغه أعمالهم.
(40) ﴾ مَنۡ عَمِلَ سَيِّئَةٗ
﴿ "Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat" seperti syirik, kefasikan, atau maksiat, ﴾ فَلَا يُجۡزَىٰٓ إِلَّا مِثۡلَهَاۖ
﴿ "maka dia tidak akan dibalas melainkan sebanding dengan kejahatan itu." Maksud-nya, tidak dibalas kecuali dengan balasan yang membuatnya buruk dan sedih, karena balasan kejahatan adalah keburukan.
﴾ وَمَنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ
﴿ "Dan barangsiapa yang menger-jakan amal yang shalih baik laki-laki maupun perempuan," baik berupa amalan-amalan hati, anggota tubuh, atau ucapan-ucapan lisan, ﴾ فَأُوْلَٰٓئِكَ يَدۡخُلُونَ ٱلۡجَنَّةَ يُرۡزَقُونَ فِيهَا بِغَيۡرِ حِسَابٖ ﴿ "maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rizki di dalamnya tanpa hisab." Maksudnya, mereka di-beri balasan pahala tanpa batas dan tanpa hitungan, malah ia diberi balasan oleh Allah dengan balasan yang jauh melebihi apa yang bisa dicapai oleh amal-amal mereka.
#
{41} {ويا قوم مالي أدعوكُم إلى النجاةِ}: بما قلت لكم، {وتدعونَني إلى النار}: بترك اتِّباع نبيِّ الله موسى عليه السلام.
(41) ﴾ وَيَٰقَوۡمِ مَا لِيٓ أَدۡعُوكُمۡ إِلَى ٱلنَّجَوٰةِ
﴿ "Hai kaumku, bagaimanakah kamu, aku menyeru kamu kepada keselamatan" dengan apa yang telah aku katakan kepada kalian, ﴾ وَتَدۡعُونَنِيٓ إِلَى ٱلنَّارِ ﴿ "tetapi kamu menyeru aku ke neraka" dengan tidak mau mengikuti Nabiyullah Musa عليه السلام.
#
{42} ثم فسر ذلك فقال: {تدعونني لأكفرَ بالله وأشركَ به ما ليس لي به علمٌ}: أنَّه يستحقُّ أن يُعْبَدَ من دون الله، والقول على الله بلا علم من أكبرِ الذُّنوب وأقبحها. {وأنا أدعوكُم إلى العزيز}: الذي له القوةُ كلُّها، وغيره ليس بيدِهِ من الأمر شيء: {الغفَّار}: الذي يسرف العباد على أنفسهم ويتجرؤون على مساخطه، ثم إذا تابوا وأنابوا إليه؛ كفَّر عنهم السيئاتِ والذنوبَ ودفع موجباتها من العقوبات الدنيويَّة والأخرويَّة.
(42) Lalu orang Mukmin itu menguraikannya seraya ber-kata, ﴾ تَدۡعُونَنِي لِأَكۡفُرَ بِٱللَّهِ وَأُشۡرِكَ بِهِۦ مَا لَيۡسَ لِي بِهِۦ عِلۡمٞ
﴿ "Kamu menyeruku supaya aku kafir kepada Allah dan mempersekutukanNya dengan apa yang tidak kuketahui," bahwasanya ia berhak disembah selain Allah. Padahal berkata atas nama Allah tanpa ilmu adalah termasuk dosa yang paling besar dan paling buruk, ﴾ وَأَنَا۠ أَدۡعُوكُمۡ إِلَى ٱلۡعَزِيزِ
﴿ "sedangkan aku menyeru kamu kepada Yang Mahaperkasa" yang kepunyaanNya sajalah seluruh kekuatan, sedangkan selain Dia sama sekali tidak mempunyai wewenang apa pun, ﴾ ٱلۡغَفَّٰرِ ﴿ "lagi Maha Pengampun" yang apabila manusia melampaui batas diri mereka dan lancang melakukan apa-apa yang dimurkai Allah, lalu ia bertaubat dan kembali kepadaNya, maka Dia hapus dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan mereka dan mencegah akibat buruknya, yaitu hukuman dan siksa dunia dan akhirat.
#
{43} {لا جَرَمَ}؛ أي: حقاً يقيناً {أنَّ ما تدعونني إليه ليس له دعوةٌ في الدنيا ولا في الآخرة}؛ أي: لا يستحقُّ [مِن] الدعوة إليه والحثِّ على اللجأ إليه في الدُّنيا ولا في الآخرة لعجزه ونقصه، وأنَّه لا يملك نفعاً ولا ضرًّا ولا موتاً ولا حياةً ولا نشوراً، {وأنَّ مردَّنا إلى الله}: تعالى فسيجازي كلَّ عامل بعمله، {وأنَّ المسرفين هم أصحابُ النار}: وهم الذين أسرفوا على أنفسِهم بالتجرِّي على ربِّهم بمعاصيه والكفر به دون غيرهم.
(43) ﴾ لَا جَرَمَ
﴿ "Sudah pasti," maksudnya, yang sudah pasti dan yakin ﴾ أَنَّمَا تَدۡعُونَنِيٓ إِلَيۡهِ لَيۡسَ لَهُۥ دَعۡوَةٞ فِي ٱلدُّنۡيَا وَلَا فِي ٱلۡأٓخِرَةِ
﴿ "bahwa apa yang kamu serukan kepadaku itu tidak dapat memperkenankan seruan apa pun, baik di dunia maupun di akhirat." Maksudnya, tidak berhak diseru-kan kepadanya dan tidak pula dijadikan sandaran di dunia dan di akhirat karena ketidakberdayaan dan kelemahannya, dan karena ia tidak bisa memberikan manfaat ataupun menimpakan marabahaya, tidak bisa mematikan, menghidupkan ataupun membangkitkan. ﴾ وَأَنَّ مَرَدَّنَآ إِلَى ٱللَّهِ
﴿ "Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah" سبحانه وتعالى, lalu Dia akan memberikan balasan kepada setiap orang sesuai dengan perbuatannya. ﴾ وَأَنَّ ٱلۡمُسۡرِفِينَ هُمۡ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِ ﴿ "Dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itulah penghuni neraka." Mereka-lah orang-orang yang telah melampaui batas terhadap diri mereka dengan lancang terhadap Allah, melakukan kemaksiatan dan keka-firan kepadaNya.
#
{44} فلما نصحهم وحذَّرهم وأنذرهم ولم يطيعوه ولا وافقوه؛ قال لهم: {فستذكرونَ ما أقول لكم}: من هذه النصيحة، وسترون مغبَّة عدم قبولها حين يحلُّ بكم العقاب وتحرمون جزيل الثواب، {وأفوِّضُ أمري إلى الله}؛ أي: ألجأ إليه وأعتصمُ وألقي أموري كلَّها لديه وأتوكَّل عليه في مصالحي ودفع الضرر الذي يصيبني منكم أو من غيركم. {إنَّ الله بصيرٌ بالعباد}: يعلمُ أحوالكم وما يستحقُّون: يعلم حالي وضَعْفي فيمنعني منكم ويكفيني شرَّكم، ويعلم أحوالَكم فلا تتصرَّفون إلاَّ بإرادتِهِ ومشيئتِهِ؛ فإنْ سلَّطكم عليَّ؛ فبحكمة منه تعالى وعن إرادتِهِ ومشيئتِهِ صَدَرَ ذلك.
(44) Setelah ia menasihati mereka, mengingatkan dan me-wanti-wanti mereka, namun mereka tetap tidak mematuhinya dan tidak pula mereka menyetujuinya, maka ia berkata kepada mereka ﴾ فَسَتَذۡكُرُونَ مَآ أَقُولُ لَكُمۡۚ
﴿ "Kelak kamu akan ingat kepada apa yang kuka-takan kepadamu" dari nasihat ini, dan kalian melihat akibat buruk dari tidak menerima nasihatku ini pada saat siksa menimpa kalian nanti dan saat kalian tidak diberi limpahan pahala.﴾ وَأُفَوِّضُ أَمۡرِيٓ إِلَى ٱللَّهِۚ
﴿ "Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah." Maksudnya, aku bersandar kepada Allah, berlindung kepadaNya dan aku serahkan semua urusanku semuanya ke hadiratNya, dan aku bertawakal kepadaNya dalam segala maslahatku dan dalam mencegah bahaya yang akan menimpaku dari kalian, atau dari orang lain selain kalian.
﴾ إِنَّ ٱللَّهَ بَصِيرُۢ بِٱلۡعِبَادِ ﴿ "Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hambaNya." Dia mengetahui keadaan dan perihal kalian dan apa yang berhak kalian peroleh. Dia mengetahui keadaanku dan ketidakberdayaanku, lalu Dia akan melindungiku dari kalian dan memeliharaku dari kejahatan kalian; dan Dia mengetahui keadaan kalian. Oleh karena itu kalian tidak akan berbuat melainkan atas kehendak dan kemauanNya. Jika Dia menjadikan kalian mengua-saiku, maka itu berdasarkan hikmah
(kebijaksanaan)Nya, dan ber-dasarkan kehendak dan kemauanNya semua itu terjadi.
#
{45 ـ 46} {فوقاه الله سيئاتِ ما مَكَروا}؛ أي: وقى الله القويُّ الرحيم ذلك الرجلَ المؤمن الموفَّق عقوباتِ ما مكر فرعونُ وآله له من إرادة إهلاكه وإتلافه لأنه بادأهم بما يكرهون وأظهر لهم الموافقةَ التامَّة لموسى عليه السلام، ودعاهم إلى ما دعاهم إليه موسى، وهذا أمرٌ لا يحتملونه، وهم الذين لهم القدرةُ إذ ذاك، وقد أغضبهم واشتدَّ حَنَقُهم عليه، فأرادوا به كيداً، فحفظه الله من كيدهم ومكرهم، وانقلب كيدُهم ومكرُهم على أنفسهم. {وحاق بآل فرعونَ سوءُ العذاب}: أغرقهم الله تعالى في صبيحة واحدةٍ عن آخرهم، وفي البرزخ: {النار يُعْرَضون عليها غدُوًّا وعشيًّا ويوم تقومُ الساعة أدخِلوا آلَ فرعونَ أشدَّ العذاب}: فهذه العقوبات الشنيعة التي تحل بالمكذِّبين لرسل الله المعاندين لأمره.
(45-46) ﴾ فَوَقَىٰهُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِ مَا مَكَرُواْۖ
﴿ "Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka." Allah Yang Mahakuat lagi Maha Pengasih memelihara lelaki beriman yang mendapat hidayah itu dari keburukan apa yang telah direncanakan oleh Fir'aun, dan Allah melindungiNya dari rencana Fir'aun untuk membunuh dan membinasakannya karena ia telah menampakkan kepada mereka sikap yang tidak mereka sukai dan ia menampakkan kepada me-reka bahwa ia berpihak kepada Nabi Musa عليه السلام. Ia mengajak mereka kepada apa yang diserukan oleh Nabi Musa.
Ini adalah perkara yang mereka tidak sanggup melakukannya padahal pada saat itu mereka adalah orang-orang yang berkuasa (sangat kuat). Lelaki ini telah membuat mereka sangat marah dan jengkel kepadanya.
Maka dari itu mereka hendak melakukan tipudaya terhadap-nya, namun Allah melindunginya dari tipudaya dan rencana jahat mereka. Tipudaya dan rencana jahat mereka berbalik menimpa mereka sendiri. ﴾ وَحَاقَ بِـَٔالِ فِرۡعَوۡنَ سُوٓءُ ٱلۡعَذَابِ
﴿ "Dan Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk." Allah menenggelamkan mereka semuanya dalam satu pagi hari; dan di alam barzakh kemudian, ﴾ ٱلنَّارُ يُعۡرَضُونَ عَلَيۡهَا غُدُوّٗا وَعَشِيّٗاۚ وَيَوۡمَ تَقُومُ ٱلسَّاعَةُ أَدۡخِلُوٓاْ ءَالَ فِرۡعَوۡنَ أَشَدَّ ٱلۡعَذَابِ ﴿ "kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadi-nya Kiamat
(dikatakan kepada malaikat), 'Masukkanlah Fir'aun dan kaum-nya ke dalam azab yang sangat keras'." Itulah siksaan dan hukuman yang sangat keji yang ditimpakan terhadap orang-orang yang men-dustakan para utusan Allah dan membangkang terhadap perintah-Nya.
{وَإِذْ يَتَحَاجُّونَ فِي النَّارِ فَيَقُولُ الضُّعَفَاءُ لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنْتُمْ مُغْنُونَ عَنَّا نَصِيبًا مِنَ النَّارِ (47) قَالَ الَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُلٌّ فِيهَا إِنَّ اللَّهَ قَدْ حَكَمَ بَيْنَ الْعِبَادِ (48) وَقَالَ الَّذِينَ فِي النَّارِ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ادْعُوا رَبَّكُمْ يُخَفِّفْ عَنَّا يَوْمًا مِنَ الْعَذَابِ (49) قَالُوا أَوَلَمْ تَكُ تَأْتِيكُمْ رُسُلُكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا بَلَى قَالُوا فَادْعُوا وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ (50)}.
"Dan ketika mereka berbantah-bantahan dalam neraka, maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri, 'Sesungguhnya kami adalah pengikut-pe-ngikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami seba-gian azab api neraka?' Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab, 'Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka karena sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba
(Nya).' Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga Neraka Jahanam, 'Mohonkanlah pada Rabbmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari.' Penjaga Jahanam berkata, 'Dan apakah belum datang ke-padamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?' Mereka menjawab, 'Benar, sudah datang.' Penjaga-penjaga Jaha-nam bekata, 'Berdoalah kamu!' Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka."
(Ghafir: 47-50).
#
{47} يخبر تعالى عن تخاصم أهل النار وعتاب بعضهم بعضاً واستغاثتهم بخَزَنَةِ النار وعدم الفائدة في ذلك، فقال: {وإذْ يتحاجُّون في النار}: يحتجُّ التابعون بإغواء المتبوعين، ويتبرّأ المتبوعون من التابعين، {فيقولُ الضعفاءُ}؛ أي: الأتباع للقادة الذين استكبروا على الحق ودَعَوْهم إلى ما استكبروا لأجله: {إنَّا كنَّا لكم تبَعاً}: أنتم أغويتُمونا وأضللتُمونا، وزيَّنتم لنا الشرك والشرَّ، {فهل أنتم مُغنونَ عنَّا نصيباً من النارِ}؛ أي: ولو قليلاً.
(47) Allah سبحانه وتعالى menginformasikan tentang pertengkaran para penghuni neraka, cacian sebagian mereka terhadap sebagian yang lain, permintaan keselamatan mereka kepada para malaikat penjaga neraka dan tidak bergunanya semua itu, seraya berfirman, ﴾ وَإِذۡ يَتَحَآجُّونَ فِي ٱلنَّارِ
﴿ "Dan ketika mereka berbantah-bantahan dalam neraka," di mana para pengikut memprotes para pemimpinnya karena mereka telah menyesatkan, sedangkan para pemimpin itu berlepas tangan dari mereka, ﴾ فَيَقُولُ ٱلضُّعَفَٰٓؤُاْ
﴿ "orang-orang yang lemah berkata," maksudnya, para pengikut kepada para pemimpin yang menyombongkan diri terhadap kebenaran dan mengajak mereka kepada apa yang mereka sombongkan itu, ﴾ إِنَّا كُنَّا لَكُمۡ تَبَعٗا
﴿ "Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu." Kalianlah yang telah menyesatkan kami dan memperindah syirik dan kejahatan untuk kami, ﴾ فَهَلۡ أَنتُم مُّغۡنُونَ عَنَّا نَصِيبٗا مِّنَ ٱلنَّارِ ﴿ "maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebagian azab api neraka," walaupun hanya sedikit saja?
#
{48} {قال الذين استكْبروا}: مبيِّنين لعجزهم ونفوذِ الحكم الإلهيِّ في الجميع: {إنَّا كلٌّ فيها إنَّ الله قد حكم بين العباد}: وجعل لكلٍّ قسطَه من العذاب؛ فلا يزاد في ذلك ولا ينقص منه ولا يغيَّر ما حكم به الحكيم.
(48) ﴾ قَالَ ٱلَّذِينَ ٱسۡتَكۡبَرُوٓاْ
﴿ "Orang-orang yang menyombongkan diri menjawab," menjelaskan ketidakberdayaan mereka dan hebatnya keputusan ilahi terhadap semua (makhluk),﴾ إِنَّا كُلّٞ فِيهَآ إِنَّ ٱللَّهَ قَدۡ حَكَمَ بَيۡنَ ٱلۡعِبَادِ ﴿ "Sesungguhnya kita semua sama-sama dalam neraka karena sesungguhnya Allah telah menetapkan keputusan antara hamba-hamba-
(Nya), dan Dia telah menetapkan bagian dari azab terhadap masing-masing, Dia tidak akan menambahkannya, tidak akan mengurangi-nya dan tidak pula akan merubah apa yang telah ditetapkan oleh Yang Mahabijaksana itu.
#
{49} {وقال الذين في النار}: من المستكبرين والضعفاء {لخزنةِ جهنَّم ادْعوا ربَّكم يخفِّفْ عنَّا يوماً من العذاب}: لعله تحصُلُ بعض الراحة.
(49) ﴾ وَقَالَ ٱلَّذِينَ فِي ٱلنَّارِ
﴿ "Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata," mereka adalah sebagian dari orang-orang yang menyom-bongkan diri dan orang-orang yang lemah, ﴾ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ٱدۡعُواْ رَبَّكُمۡ يُخَفِّفۡ عَنَّا يَوۡمٗا مِّنَ ٱلۡعَذَابِ ﴿ "kepada penjaga-penjaga Neraka Jahanam, 'Mohonkanlah pada Rabbmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari'," dengan harapan supaya ada sedikit istirahat.
#
{50} فَـ {قالُوا} لهم موبِّخين ومبيِّنين أن شفاعتهم لا تنفعهم ودعاؤهم لا يفيدهم شيئاً: {أولم تَكُ تأتيكم رسلُكُم بالبيناتِ}: التي تبيَّنتم بها الحقَّ والصراط المستقيم وما يقرِّب من الله وما يُبعِدُ منه، {قالوا بلى}: قد جاؤونا بالبينات، وقامت علينا حجَّةُ الله البالغة، فظلمنا وعاندنا الحقَّ بعدما تبيَّن، {قالوا}؛ أي: الخزنة لأهل النار متبرِّئين من الدعاء لهم والشفاعة: {فادعوا}: أنتم، ولكن هذا الدعاء هل يغني شيئاً أم لا؟ قال تعالى: {وما دعاءُ الكافرين إلاَّ في ضلال}؛ أي: باطل لاغٍ؛ لأنَّ الكفر محبطٌ لجميع الأعمال صادٌّ لإجابة الدعاء.
(50) Lalu ﴾ قَالُوٓاْ
﴿ "Penjaga Jahanam berkata" dengan nada mencela dan menjelaskan bahwa syafa'at mereka (para penjaga Jahanam) tidak bermanfaat bagi mereka dan doa mereka pun tidak berguna sama sekali. ﴾ أَوَلَمۡ تَكُ تَأۡتِيكُمۡ رُسُلُكُم بِٱلۡبَيِّنَٰتِۖ
﴿ "Dan apakah belum datang kepadamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-kete-rangan," yang dengannya kalian dapat mengetahui kebenaran dan jalan yang lurus, apa yang dapat mendekat kepadaNya dan yang menjauhkan dariNya? ﴾ قَالُواْ بَلَىٰۚ
﴿ "Mereka menjawab, 'Benar'," mereka sudah datang kepada kami dengan bukti-bukti, dan hujjah yang pasti pun telah ditegakkan terhadap kami. Namun kami berbuat zhalim dan kami menentang kebenaran itu sesudah menjadi jelas bagi kami. ﴾ قَالُواْ
﴿ "Mereka berkata," maksudnya, para penjaga neraka kepada para penghuni neraka sambil berlepas diri dari doa dan syafa'at untuk mereka, ﴾ فَٱدۡعُواْۗ
﴿ "Berdoalah" kalian. Akan tetapi doa tersebut bermanfaat ataukah tidak!? Allah berfirman, ﴾ وَمَا دُعَٰٓؤُاْ ٱلۡكَٰفِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَٰلٍ ﴿ "Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka." Mak-sudnya, batal dan sia-sia, hal itu karena kekafiran itu menggugur-kan semua amal-amal shalih dan menjadi penghalang untuk dika-bulkannya doa.
{إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ (51) يَوْمَ لَا يَنْفَعُ الظَّالِمِينَ مَعْذِرَتُهُمْ وَلَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ (52)}.
"Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman pada kehidupan dunia dan pada hari berdiri-nya saksi-saksi, hari yang tidak berguna bagi orang-orang zhalim permintaan maafnya dan bagi merekalah laknat dan bagi mereka-lah tempat tinggal yang buruk."
(Ghafir: 51-52).
#
{51} لما ذَكَرَ عقوبةَ آل فرعون في الدنيا والبرزخ ويوم القيامة، وذَكَرَ حالةَ أهل النار الفظيعة الذين نابذوا رسله وحاربوهم؛ قال: {إنَّا لننصرُ رُسُلَنا والذين آمنوا في الحياة الدُّنيا}؛ أي: بالحجة والبرهان والنصر، وفي الآخرة بالحكم ولأتباعهم بالثواب ولمن حاربهم بشدَّة العذاب.
(51) Setelah Allah menyebutkan siksaan keluarga Fir'aun di dunia, di alam Barzakh dan pada Hari Kiamat dan menyebutkan kondisi ahli neraka yang sangat mengerikan, yaitu mereka yang telah menentang dan memerangi rasul-rasulNya, maka Allah ber-firman, ﴾ إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا ﴿ "Sesungguhnya Kami me-nolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman pada kehidupan dunia," yaitu, dengan hujjah, argumen dan pertolongan, dan di akhirat dengan keputusan, untuk para pengikutnya dengan pahala dan untuk orang-orang yang memeranginya dengan azab yang amat sangat dahsyat.
#
{52} {يوم لا ينفعُ الظالمين معذِرَتُهم}: حين يعتذرون، {ولهم اللعنةُ ولهم سوءُ الدار}؛ أي: الدار السيئة التي تَسوء نازليها.
(52) ﴾ يَوۡمَ لَا يَنفَعُ ٱلظَّٰلِمِينَ مَعۡذِرَتُهُمۡۖ
﴿ "Hari yang tidak berguna bagi orang-orang zhalim permintaan maafnya" saat mereka meminta maaf, ﴾ وَلَهُمُ ٱللَّعۡنَةُ وَلَهُمۡ سُوٓءُ ٱلدَّارِ ﴿ "dan bagi merekalah laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk," yaitu, negeri yang sangat buruk yang menyiksa penghuninya.
{وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْهُدَى وَأَوْرَثْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ الْكِتَابَ (53) هُدًى وَذِكْرَى لِأُولِي الْأَلْبَابِ (54) فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ (55)}.
"Dan sesungguhnya telah Kami berikan petunjuk kepada Musa; dan Kami wariskan Taurat kepada Bani Israil, untuk men-jadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berpikir. Maka bersabarlah kamu, karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu dan bertasbihlah seraya memuji Rabbmu pada waktu petang dan pagi."
(Ghafir: 53-55).
#
{53 ـ 54} لما ذكر ما جرى لموسى وفرعون وما آل إليه أمرُ فرعون وجنودِهِ، ثم ذكر الحكم العامَّ الشامل له ولأهل النار؛ ذكر أنه أعطى موسى {الهدى}؛ أي: الآيات والعلم الذي يهتدي به المهتدون، {وأوْرَثْنا بني إسرائيل الكتابَ}؛ أي: جعلناه متوارثاً بينهم من قرن إلى آخر، وهو التوراة، وذلك الكتاب مشتملٌ على الهدى، الذي هو العلم بالأحكام الشرعيَّة وغيرها، وعلى التذكُّر للخير بالترغيب فيه وعن الشرِّ بالترهيب عنه، وليس ذلك لكلِّ أحدٍ، وإنما هو {لأولي الألباب}.
(53-54) Setelah Allah menjelaskan apa yang telah terjadi terhadap Nabi Musa عليه السلام dan Fir'aun dan akhir kesudahan peng-ikut Fir'aun dan pasukannya, kemudian menjelaskan keputusan umum yang menyeluruh untuknya dan untuk para penghuni ne-raka, maka di sini Allah سبحانه وتعالى menjelaskan bahwa Dia mengaruniakan kepada Nabi Musa ﴾ ٱلۡهُدَىٰ
﴿ "petunjuk," yaitu, mukjizat-mukjizat dan ilmu yang dijadikan petunjuk oleh orang-orang yang menda-pat petunjuk, ﴾ وَأَوۡرَثۡنَا بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱلۡكِتَٰبَ
﴿ "dan Kami wariskan al-Kitab kepada Bani Israil." Maksudnya, Kami menjadikannya saling diwa-risi di antara mereka dari generasi ke generasi, yaitu kitab Taurat. Kitab tersebut berisikan petunjuk, yang pada dasarnya adalah ilmu tentang hukum-hukum syar'i dan lain-lainnya, dan juga anjuran kepada kebajikan dan ancaman dari kejahatan. Hal itu tidak dimiliki oleh setiap orang, ia hanya ﴾ لِأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ ﴿ "bagi orang-orang yang ber-pikir."
#
{55} {فاصبرْ}: يا أيها الرسولُ كما صبر مَنْ قبلك من أولي العزم المرسلين، {إنَّ وعدَ الله حقٌّ}؛ أي: ليس مشكوكاً فيه أو فيه ريبٌ أو كذبٌ حتى يعسر عليك الصبر، وإنما هو الحقُّ المحض والهدى الصِّرف الذي يصبر عليه الصابرون ويجتهد في التمسُّك به أهل البصائر؛ فقوله: {إنَّ وعد الله حقٌّ}: من الأسباب التي تحثُّ على الصبر على طاعة الله وعن ما يكره الله، {واستغفرْ لذنِبكَ}: المانع لك من تحصيل فوزِك وسعادتِك، فأمره بالصبر الذي فيه يحصُلُ المحبوب، وبالاستغفار الذي فيه دفع المحذور، وبالتسبيح بحمد الله تعالى، خصوصاً {بالعشيِّ والإبكارِ}: اللذين هما أفضل الأوقات، وفيهما من الأوراد والوظائف الواجبة والمستحبَّة ما فيهما؛ لأنَّ في ذلك عوناً على جميع الأمور.
(55) ﴾ فَٱصۡبِرۡ
﴿ "Maka bersabarlah kamu" wahai Rasul, sebagai-mana para Ulil 'Azmi sebelummu telah bersabar, ﴾ إِنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقّٞ
﴿ "karena sesungguhnya janji Allah itu benar," maksudnya, tidak ada keraguan di dalamnya ataupun kedustaan, sehingga kamu harus merasa sulit untuk sabar. Sesungguhnya ia adalah kebenaran murni dan petunjuk belaka yang karenanya kaum yang sabar bersabar dan orang-orang yang berakal bersungguh-sungguh berpegang teguh kepadanya.
Ungkapan ﴾ إِنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقّٞ
﴿ "Sesungguhnya janji Allah itu benar" termasuk ungkapan yang menghimbau untuk bersikap sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah dan menjauhi apa yang tidak Allah sukai.
﴾ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لِذَنۢبِكَ
﴿ "Dan mohonlah ampunan untuk dosamu" yang menghalangimu untuk meraih kemenangan dan kebahagiaanmu. Jadi, Allah memerintahkannya untuk bersabar yang dengannya harapan dapat dicapai, dan disuruh beristighfar yang di dalamnya terkandung perlindungan dari hal yang membahayakan, dan ber-tasbih memuji Allah سبحانه وتعالى terutama ﴾ بِٱلۡعَشِيِّ وَٱلۡإِبۡكَٰرِ ﴿ "pada waktu pe-tang dan pagi," yang keduanya merupakan dua waktu yang paling utama. Pada keduanya dilaksanakan berbagai wirid, tugas-tugas yang wajib dan yang sunnah; karena semua itu menjadi perto-longan atas semua persoalan.
{إِنَّ الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِ اللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَانٍ أَتَاهُمْ إِنْ فِي صُدُورِهِمْ إِلَّا كِبْرٌ مَا هُمْ بِبَالِغِيهِ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (56)}.
"Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka, tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah kesombongan yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, maka mintalah per-lindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat."
(Ghafir: 56).
#
{56} يخبر تعالى أنَّ من جادل في آياته لِيُبْطِلَها بالباطل بغير بيِّنةٍ من أمره ولا حجَّةٍ أنَّ هذا صادرٌ من كبرٍ في صدورهم على الحقِّ وعلى مَنْ جاء به؛ يريدون الاستعلاء عليه بما معهم من الباطل؛ فهذا قصدهم ومرادُهم، ولكنَّ هذا لا يتمُّ لهم، وليسوا ببالغيه؛ فهذا نصٌّ صريح وبشارةٌ بأن كل من جادل الحقَّ أنه مغلوبٌ، وكل من تكبر عليه فهو في نهايته ذليلٌ، {فاستعذْ}؛ أي: اعتصم والجأ {بالله}: ولم يذكرْ ما يستعيذ منه إرادةً للعموم؛ أي: استعذْ بالله من الكبر الذي يوجب التكبُّر على الحقِّ، واستعذ بالله من شياطين الإنس والجنِّ، واستعذ بالله من جميع الشرور. {إنَّه هو السميع}: لجميع الأصوات على اختلافها. {البصيرُ}: بجميع المرئياتِ بأيِّ محلٍّ وموضع وزمان كانت.
(56) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan bahwasanya orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayatNya untuk membatalkannya dengan kebatilan tanpa bukti yang jelas dariNya dan tanpa hujjah
(argu-men), adalah bersumber dari kesombongan yang ada dalam dada mereka terhadap kebenaran dan terhadap orang yang membawa kebenaran itu. Mereka ingin menguasainya
(menganiayanya) dengan kebatilan yang mereka miliki. Inilah tujuan dan keinginan mereka. Namun semua ini tidak akan terjadi dan mereka tidak akan mencapainya. Ini adalah nash
(pernyataan) yang sangat tegas dan berita gembira bahwa setiap orang yang memperdebatkan kebenaran pasti kalah, dan siapa saja yang menyombongkan diri terhadapnya, maka pada akhirnya ia hina.
﴾ فَٱسۡتَعِذۡ
﴿ "maka mintalah perlindungan," maksudnya, maka berlindung dan kembalilah ﴾ بِٱللَّهِۖ
﴿ "kepada Allah." Di sini tidak dise-butkan permohonan perlindungan dari apa, adalah agar maknanya umum. Maka maknanya adalah: Mintalah perlindungan kepada Allah dari sifat sombong yang bisa berakibat takabbur terhadap kebenaran, dan mohonlah perlindungan dari setan-setan jin dan manusia, serta mohonlah perlindungan kepada Allah dari seluruh kejahatan.
﴾ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ
﴿ "Sesungguhnya Dia Maha Mendengar" segenap suara dengan berbagai perbedaannya, ﴾ ٱلۡبَصِيرُ ﴿ "lagi Maha Melihat" seluruh yang dapat dilihat di mana saja dan kapan saja.
{لَخَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ أَكْبَرُ مِنْ خَلْقِ النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (57) وَمَا يَسْتَوِي الْأَعْمَى وَالْبَصِيرُ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَلَا الْمُسِيءُ قَلِيلًا مَا تَتَذَكَّرُونَ (58) إِنَّ السَّاعَةَ لَآتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يُؤْمِنُونَ (59)}.
"Sungguh penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tiada me-ngetahui. Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah pula sama orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal shalih dengan orang-orang yang durhaka. Sedi-kit sekali kamu mengambil pelajaran. Sesungguhnya Hari Kiamat pasti akan datang, tiada keraguan tentangnya, akan tetapi keba-nyakan manusia tidak beriman."
(Ghafir: 57-59).
#
{57} يخبر تعالى بما تقرَّر في العقول أنَّ {خلق السماواتِ والأرض} على عظمهما وسعتهما أعظمُ و {أكبرُ من خلق الناس}؛ فإنَّ الناس بالنسبة إلى خلقِ السماوات والأرض من أصغر ما يكون؛ فالذي خَلَقَ الأجرام العظيمة وأتقنها قادرٌ على إعادة الناس بعد موتهم من باب أولى وأحرى، وهذا أحد الأدلَّة العقليَّة الدالَّة على البعث دلالة قاطعةً بمجرَّد نظر العاقل إليها، يستدلُّ بها استدلالاً لا يقبل الشكَّ والشُّبهة بوقوع ما أخبرت به الرسل من البعث؛ وليس كلُّ أحد يجعل فكره لذلك، ويقبل بتدبُّرِه، ولهذا قال: {ولكنَّ أكثر الناس لا يعلمونَ}: ولذلك لا يعتبرون بذلك، ولا يجعلونه منهم على بالٍ.
(57) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan apa yang sudah diterima oleh akal sehat bahwa ﴾ لَخَلۡقُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ
﴿ "Sungguh penciptaan langit dan bumi," dengan segala kebesaran dan keluasan keduanya lebih agung dan ﴾ أَكۡبَرُ مِنۡ خَلۡقِ ٱلنَّاسِ
﴿ "lebih besar daripada penciptaan manusia." Manusia, bila dibandingkan dengan langit dan gunung sungguh sangat amat kecil sekali. Maka yang telah kuasa menciptakan planet-planet raksasa dan dengan sangat rapi itu kuasa pula mengulangi penciptaan manusia. Ini adalah salah satu bukti (dalil) rasional yang membuktikan kebenaran kebangkitan dengan pembuktian yang pasti walau hanya dengan perenungan pikiran sederhana padanya, ia dapat dibuktikan dengan pembuktian yang tidak me-nerima keraguan dan kerancuan tentang benarnya apa yang disam-paikan oleh para rasul, seperti akan dihidupkannya kembali ma-nusia. Dan tidak setiap orang mengarahkan pikirannya ke sana dan konsentrasi merenungkannya. Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ ﴿ "Akan tetapi kebanyakan manusia tiada me-ngetahui." Maka dari itu mereka tidak mengambil pelajaran, dan tidak pula mereka menghiraukannya.
#
{58} ثم قال تعالى: {وما يستوي الأعمى والبصيرُ والذين آمنوا وعَمِلوا الصالحات ولا المسيءُ}؛ أي: كما لا يستوي الأعمى والبصير؛ كذلك لا يستوي مَن آمنَ بالله وعمل الصالحات ومَن كان مستكبراً على عبادة ربِّه، مقدِماً على معاصيه، ساعياً في مساخطه، {قليلاً ما تتذكَّرونَ}؛ أي: تذكُّركم قليلٌ، وإلاَّ؛ فلو تذكَّرتم مراتبَ الأمور ومنازل الخير والشرِّ والفرق بين الأبرار والفجار، وكانت لكم هِمَّةٌ عليَّةٌ؛ لآثرتم النافع على الضارِّ، والهدى على الضلال، والسعادة الدائمة على الدنيا الفانية.
(58) Kemudian Allah berfirman, ﴾ وَمَا يَسۡتَوِي ٱلۡأَعۡمَىٰ وَٱلۡبَصِيرُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَلَا ٱلۡمُسِيٓءُۚ
﴿ "Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah pula sama orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal shalih dengan orang-orang yang durhaka." Mak-sudnya, sebagaimana halnya tidak sama orang yang buta dengan yang melihat, maka demikian pula tidak sama orang yang beriman kepada Allah dan beramal shalih dengan orang yang menyom-bongkan diri untuk beribadah kepada Allah, berani melakukan kemaksiatan-kemaksiatan dan selalu melakukan perbuatan-per-buatan yang dimurkaiNya. ﴾ قَلِيلٗا مَّا تَتَذَكَّرُونَ ﴿ "Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran." Maksudnya, kesadaran kalian sangat minim sekali. Sebab, seandainya kalian menyadari tingkatan-tingkatan berbagai perkara, kedudukan kebaikan-kebaikan dan keburukan, dan perbedaan antara orang-orang yang berbakti dengan orang-orang yang durhaka sedangkan kalian mempunyai keinginan tinggi tentu kalian mengutamakan yang bermanfaat daripada yang buruk, petunjuk daripada kesesatan dan kebahagiaan abadi dari-pada dunia fana ini.
#
{59} {إنَّ الساعة لآتيةٌ لا ريبَ فيها}: قد أخبرت بها الرسل الذين هم أصدق الخلق، ونطقت بها الكتب السماويَّة التي جميع أخبارها أعلى مراتب الصدق، وقامت عليها الشواهدُ المرئيَّة والآيات الأفقيَّة. {ولكنَّ أكثر الناس لا يؤمنونَ} مع هذه الأمور التي توجب كمال التصديق والإذعان.
(59) ﴾ إِنَّ ٱلسَّاعَةَ لَأٓتِيَةٞ لَّا رَيۡبَ فِيهَا
﴿ "Sesungguhnya Hari Kiamat pasti akan datang, tiada keraguan tentangnya." Sudah diberitakan oleh semua rasul yang merupakan manusia yang paling jujur dan dibicarakan oleh kitab-kitab suci samawi yang seluruh informasinya merupa-kan tingkatan kebenaran yang paling tinggi, dan telah dibuktikan oleh berbagai bukti-bukti yang dapat dilihat dan tanda-tanda di alam semesta, ﴾ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يُؤۡمِنُونَ ﴿ "akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman" terhadap permasalahan-permasalahan yang mengharuskan penuh keimanan dan rasa tunduk.
{وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ (60)}.
"Dan Rabbmu berfirman, 'Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina'."
(Ghafir: 60).
#
{60} هذا من لطفه بعباده ونعمته العظيمة؛ حيث دعاهم إلى ما فيه صلاح دينهم ودنياهم وأمرهم بدعائه دعاء العبادة ودعاء المسألة ووعدهم أن يستجيبَ لهم، وتوعَّد من استكبر عنها، فقال: {إنَّ الذين يستكْبِرونَ عن عبادتي سَيَدْخُلونَ جهنَّمَ داخِرين}؛ أي: ذليلين حقيرين، يجتمعُ عليهم العذابُ والإهانة جزاءً على استكبارهم.
(60) Ini adalah bagian dari kelembutan Allah terhadap hamba-hambaNya dan nikmatNya yang sangat besar, di mana Dia menyeru mereka kepada apa yang di dalamnya terdapat kebaikan bagi Agama dan dunia mereka, dan Dia perintahkan mereka untuk berdoa dengan doa ibadah dan doa permohonan, dan Dia berjanji kepada mereka akan mengabulkannya, dan sebaliknya Dia-pun mengancam siapa yang menyombongkan diri terhadapnya, seraya berfirman, ﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِي سَيَدۡخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ ﴿ "Sesungguh-nya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina." Maksudnya, dengan nista dan terhina, azab dan penghinaan ditimpakan terhadapnya sebagai balasan atas kesombongannya.
{اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ (61) ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُؤْفَكُونَ (62) كَذَلِكَ يُؤْفَكُ الَّذِينَ كَانُوا بِآيَاتِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ (63) اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ قَرَارًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَتَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ (64) هُوَ الْحَيُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (65)}.
"Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang bende-rang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur. Yang demikian itu adalah Allah, Rabbmu, Pencipta segala sesuatu, tiada yang berhak disembah selain Dia; maka bagaimanakah kamu dapat dipalingkan?! Seperti demikianlah di-palingkan orang-orang yang selalu mengingkari ayat-ayat Allah. Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu sebagai tempat mene-tap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membagus-kan rupamu serta memberi rizki dengan sebagian yang baik-baik. Yang demikian adalah Allah Rabbmu, Mahaagung Allah, Rabb semesta alam. Dia-lah Yang Hidup kekal, tiada tuhan yang berhak disembah selain Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadah kepadaNya. Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam."
(Ghafir: 61-65).
Renungkanlah ayat-ayat suci ini yang menunjukkan betapa luasnya rahmat Allah, limpahan karuniaNya dan kewajiban ber-syukur kepadaNya, kemahasempurnaan KuasaNya, keagungan otoritasNya, kemahaluasan kerajaanNya, keuniversalan ciptaan-Nya terhadap segala sesuatu, kemahasempurnaan hidupNya, dan kebersifatanNya dengan pujian atas setiap sifat-sifat sempurna yang dimilikiNya dan perbuatan-perbuatan baik yang dilakukanNya, kesempurnaan rububiyah dan keesaanNya dalam rububiyah itu. Dan sesungguhnya seluruh pengendalian di alam atas (langit) dan alam bawah (bumi) di masa yang telah berlalu, yang sekarang dan yang akan datang ada di Tangan Allah سبحانه وتعالى. Tidak seorang pun me-miliki urusan (kendali) dan tidak pula memiliki kekuasaan sedi-kitpun. Maka renungan ini akan menghasilkan keyakinan bahwa sesungguhnya Allah سبحانه وتعالى-lah yang berhak disembah dan diibadahi, tidak ada seorang pun selain Dia yang berhak diibadahi sedikitpun, sebagaimana semua itu tidak memiliki rububiyah sedikitpun! Dan hal ini juga akan melahirkan hati yang penuh dengan ma'rifatullah, kecintaan kepadaNya, takut, dan berharap kepadaNya.
Dua perkara, yaitu mengenal dan beribadah kepadaNya ada-lah merupakan tujuan Allah menciptakan makhluk (manusia) ini. Kedua perkara inilah tujuan yang diinginkan oleh Allah سبحانه وتعالى bagi hamba-hambaNya, dan kedua perkara ini pulalah yang dapat mengantarkan kepada setiap kebaikan, kemenangan, keshalihan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dua perkara ini adalah karu-nia yang paling mulia secara keseluruhan. Kedua perkara ini, jika terabaikan, maka terabaikan pula segala kebaikan dan datanglah segala keburukan. Kami memohon kepada Allah, semoga Dia ber-kenan memenuhi hati kami dengan ma'rifat kepadaNya dan men-cintaiNya, dan semoga Dia menjadikan gerak-gerik kami yang nampak dan yang tidak nampak tulus ikhlas demi keridhaanNya, patuh kepada perintahNya. Sesungguhnya tiada permohonan yang berat bagiNya dan tiada pemberian yang menyusahkanNya.
#
{61} فقوله تعالى: {الله الذي جعل لكم الليل}؛ أي: لأجلكم جعل الله الليل مظلماً، {لتسكنوا فيه}: من حركاتكم التي لو استمرَّت لضرَّت؛ فتأوون إلى فرشكم، ويلقي الله عليكم النوم الذي يستريحُ به القلبُ والبدنُ، وهو من ضروريات الآدميِّ، لا يعيش بدونه، ويسكن فيه أيضاً كلُّ حبيب إلى حبيبه، ويجتمع الفكر، وتقلُّ الشواغل. {و} جعل تعالى {النهار مبصراً}: منيراً بالشمس المستمرَّة في الفلك، فتقومون من فرشكم إلى أشغالِكم الدينيَّة والدنيويَّة؛ هذا لذكرِهِ وقراءته، وهذا لصلاته، وهذا لطلبه العلم ودراستِهِ، وهذا لبيعه وشرائه، وهذا لبنائه أو حدادته أو نحوها من الصناعات، وهذا لسفرِهِ برًّا وبحراً، وهذا لفلاحته، وهذا لتصليح حيواناته. {إنَّ الله لَذو فضل}؛ أي: عظيم كما يدلُّ عليه التنكيرُ {على الناس}: حيث أنعم عليهم بهذه النعم وغيرها، وصرف عنهم النقم، وهذا يوجبُ عليهم تمام شكره وذكره. {ولكنَّ أكثر الناس لا يشكرونَ}: بسبب جهلهم وظلمهم. {وقليلٌ من عبادي الشكورُ}، الذين يقرُّون بنعمة ربِّهم ويخضعون لله ويحبُّونه، ويصرفونها في طاعة مولاهم ورضاه.
(61) Firman Allah سبحانه وتعالى, ﴾ ٱللَّهُ ٱلَّذِي جَعَلَ لَكُمُ ٱلَّيۡلَ
﴿ "Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu," maksudnya, karena kalianlah Allah menjadikan malam itu gelap ﴾ لِتَسۡكُنُواْ فِيهِ
﴿ "supaya kamu beristirahat padanya" dari gerak aktivitas kalian yang kalau seandainya ia terus tanpa henti, maka akan berakibat buruk. Kalian beristirahat di tempat tidur kalian dan Allah kemudian menidurkan kalian yang dengannya pikiran dan badan menjadi istirahat. Tidur merupakan kebutuhan primer manusia, ia tidak akan bisa hidup tanpa tidur.
Pada malam hari juga setiap kekasih merasakan kedamaian kepada kekasihnya, pikiran bisa fokus dan segala yang menyibuk-kan berkurang. ﴾ و َ
﴿ "Dan" Allah سبحانه وتعالى menjadikan ﴾ وَٱلنَّهَارَ مُبۡصِرًاۚ
﴿ "siang terang benderang," dengan adanya matahari yang berotasi di ufuk, lalu kalian bangun dari tempat tidur kembali kepada kesi-bukan Agama dan dunia kalian. Sebagian waktu untuk berdzikir dan membaca dan sebagian untuk shalat, sebagian lagi untuk menuntut ilmu dan belajar, sebagian lagi untuk aktivitas jual-beli, untuk membangun, untuk menempa besi dan untuk berbagai ak-tivitas produksi lainnya. Sebagian lagi untuk bepergian jauh lewat darat maupun laut, untuk bercocok tanam, dan untuk mengurusi hewan-hewan ternaknya. ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ لَذُو فَضۡلٍ
﴿ "Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia" yang sangat besar sekali, ﴾ عَلَى ٱلنَّاسِ
﴿ "atas manusia," di mana Dia karuniakan kepada mereka nikmat-nikmat ini dan yang lainnya, dan Dia jauhkan berbagai bencana dari mereka. Ini semua mengharuskan bersyukur penuh dan ber-dzikir kepadaNya. ﴾ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَشۡكُرُونَ
﴿ "Akan tetapi keba-nyakan manusia tidak bersyukur," disebabkan oleh kebodohan dan kezhaliman mereka.
﴾ وَقَلِيلٞ مِّنۡ عِبَادِيَ ٱلشَّكُورُ 13 ﴿
"Dan sedikit sekali di antara hamba-hambaKu yang bersyukur."
(Saba`: 13.).
Yaitu yang mengakui nikmat-nikmat dari Allah, mereka tun-duk kepadaNya dan mencintaiNya, seraya menggunakan nikmat-nikmat tersebut dalam rangka taat kepadaNya dan mencari keri-dhaanNya.
#
{62} {ذلكم}: الذي فعلَ ما فعلَ {الله ربُّكم}؛ أي: المنفرد بالإلهية والمنفرد بالرُّبوبية؛ لأنَّ انفراده بهذه النعم من ربوبيَّته، وإيجابها للشكر من ألوهيَّته.
{خالقُ كلِّ شيءٍ}: تقريرُ لربوبيته ، {لا إله إلا هو}: تقريرٌ أنَّه المستحقُّ للعبادة وحده لا شريكَ له. ثم صرح بالأمر بعبادتِهِ، فقال: {فأنَّى تُؤفَكونَ}؛ أي: كيف تُصرفون عن عبادتِهِ وحدَه لا شريك له بعدما أبانَ لكم الدليلَ، وأنار لكم السبيل.
(62) ﴾ ذَٰلِكُمُ
﴿ "Yang demikian itu," Yang melakukan semua itu ﴾ ٱللَّهُ رَبُّكُمۡ
﴿ "adalah Allah, Rabbmu," yakni, Yang Esa dalam ulu-hiyahNya (sebagai satu-satunya yang berhak disembah) dan Esa dalam rububiyahNya (sebagai satu-satunya yang mencipta dan mengatur alam semesta). Sebab keesaanNya dalam memberikan nikmat-nikmat tersebut adalah bagian dari rububiyahNya, dan di-wajibkannya bersyukur adalah bagian dari uluhiyahNya.
﴾ خَٰلِقُ كُلِّ شَيۡءٖ
﴿ "Pencipta segala sesuatu." Ini adalah pernyataan tentang RububiyahNya[83] ﴾ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۖ
﴿ "tiada tuhan yang berhak disem-bah selain Dia," adalah pernyataan bahwa Dia-lah yang berhak di-sembah, tidak ada sekutu bagiNya. Kemudian ditegaskan perintah untuk menyembahNya, seraya berfirman, ﴾ فَأَنَّىٰ تُؤۡفَكُونَ ﴿ "maka bagai-manakah kamu dapat dipalingkan?!" Maksudnya, bagaimana kalian berpaling dari ibadah kepadaNya semata, tiada sekutu bagiNya setelah ditegaskan dalilnya kepada kalian dan ditampakkan jalan-nya kepada kalian?
#
{63} {كذلك يُؤْفَكُ الذين كانوا بآيات الله يَجْحَدونَ}؛ أي: عقوبةً على جحدهم لأيات الله وتعدِّيهم على رسله؛ صُرِفوا عن التوحيد والإخلاص؛ كما قال تعالى: {وإذا ما أنزلت سورةٌ نَظَرَ بعضهم إلى بعض هل يراكم من أحدٍ ثم انصرفوا صَرَفَ الله قلوبَهم بأنَّهم قومٌ لا يفقهون}.
(63) ﴾ كَذَٰلِكَ يُؤۡفَكُ ٱلَّذِينَ كَانُواْ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ يَجۡحَدُونَ
﴿ "Seperti demikianlah dipalingkan orang-orang yang selalu mengingkari ayat-ayat Allah." Yakni, sebagai hukuman atas kekafiran mereka terhadap ayat-ayat Allah dan atas sikap zhalim mereka terhadap rasul-rasulNya, maka mereka dipalingkan dari tauhid dan keikhlasan, sebagaimana difirmankanNya,
﴾ وَإِذَا مَآ أُنزِلَتۡ سُورَةٞ نَّظَرَ بَعۡضُهُمۡ إِلَىٰ بَعۡضٍ هَلۡ يَرَىٰكُم مِّنۡ أَحَدٖ ثُمَّ ٱنصَرَفُواْۚ صَرَفَ ٱللَّهُ قُلُوبَهُم بِأَنَّهُمۡ قَوۡمٞ لَّا يَفۡقَهُونَ 127 ﴿
"Dan apabila diturunkan satu surat, sebagian mereka memandang kepada sebagian yang lain
(sambil berkata), 'Adakah seorang dari
(orang-orang Muslimin) yang melihat kamu?' Sesudah itu pun mereka pergi. Allah telah memalingkan hati mereka disebabkan mereka adalah kaum yang tidak mengerti."
(At-Taubah: 127).
#
{64} {الله الذي جَعَلَ لكم الأرضَ قراراً}؛ أي: قارَّةً ساكنةً مهيأةً لكلِّ مصالحكم، تتمكَّنون من حرثها وغرسها والبناء عليها والسفر والإقامة فيها، {والسماء بناء}: سقفاً للأرض الذي أنتم فيها، قد جعل الله فيها ما تنتفعون به من الأنوار والعلامات، التي يُهتدى بها في ظلمات البرِّ والبحر، {وصوَّركم فأحسن صُوَرَكم}: فليس في جنس الحيوانات أحسنُ صورةً من بني آدم؛ كما قال تعالى: {لقد خَلَقْنا الإنسان في أحسن تقويم}، وإذا أردت أن تعرفَ حسنَ الآدميِّ وكمال حكمةِ الله تعالى فيه؛ فانْظُرْ إليه عضواً عضواً؛ هل تجدُ عضواً من أعضائه يليقُ به ويصلحُ أن يكون في غير محلِّه، وانظر أيضاً إلى الميل الذي في القلوب بعضهم لبعض؛ هل تجدُ ذلك في غير الآدميِّين، وانظر إلى ما خصَّه الله به من العقل والإيمان والمحبَّة والمعرفة التي هي أحسن الأخلاق المناسبة لأجمل الصور. {ورزَقَكُم من الطيباتِ}: وهذا شاملٌ لكلِّ طيِّب من مأكل ومشربٍ ومنكح وملبسٍ ومنظرٍ ومسمع وغير ذلك من الطيِّبات التي يسَّرها الله لعبادِهِ ويسَّر لهم أسبابها ومنعهم من الخبائث التي تضادُّها وتضرُّ أبدانهم وقلوبَهم وأديانَهم. {ذلكم}: الذي دبَّر الأمور وأنعم عليكم بهذه النعم، {اللهُ ربُّكم فتبارَكَ الله ربُّ العالمين}؛ أي: تعاظم وكَثُر خيرُه وإحسانُه، المربِّي جميع العالمين بنعمه.
(64) ﴾ ٱللَّهُ ٱلَّذِي جَعَلَ لَكُمُ ٱلۡأَرۡضَ قَرَارٗا
﴿ "Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu sebagai tempat menetap." Maksudnya, diam, tenang lagi disiapkan untuk segala kemaslahatan kalian, kalian dapat me-nyangkulnya, menanam tanaman di atasnya, membuat bangunan di atasnya, bepergian jauh dan tinggal padanya, ﴾ وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءٗ
﴿ "dan langit sebagai atap," yakni, atap bagi bumi yang mana kalian berada di dalamnya. Dan Allah telah menjadikan di dalamnya (jagat raya ini) apa-apa yang kalian dapat manfaatkan, seperti berbagai cahaya dan tanda-tanda (bintang-bintang) yang dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam kegelapan di darat dan di lautan.
﴾ وَصَوَّرَكُمۡ فَأَحۡسَنَ صُوَرَكُمۡ
﴿ "Dan membentuk kamu lalu membagus-kan rupamu." Tidak ada pada jenis hewan yang lebih indah bentuk-nya dan rupanya daripada manusia, sebagaimana Allah firmankan,
﴾ لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ فِيٓ أَحۡسَنِ تَقۡوِيمٖ 4
﴿
"Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (At-Tin: 4).
Jika Anda ingin mengetahui keindahan rupa manusia dan kesempurnaan kebijaksanaan Allah سبحانه وتعالى padanya, maka lihatlah ia pada tiap-tiap anggota tubuhnya satu persatu. Apakah Anda temu-kan salah satu dari anggota tubuh Anda yang sangat serasi dengan-nya dan pantas untuk ditempatkan bukan pada tempatnya? Dan cobalah perhatikan juga kecenderungan yang ada di dalam hati hewan-hewan itu, apakah Anda jumpai pada selain manusia? Dan perhatikan pula keistimewaan yang Allah anugerahkan kepadanya, seperti akal, iman, rasa cinta, dan ma'rifat yang merupakan sifat-sifat (akhlak) yang terbaik yang hanya pantas untuk bentuk (rupa) yang paling indah.
﴾ وَرَزَقَكُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِۚ
﴿ "Serta memberi rizki kamu dengan sebagian yang baik-baik," ini mencakup segala rizki yang baik dari makanan, minuman, perkawinan, pakaian, penglihatan dan pendengaran serta berbagai kebaikan lainnya yang Allah mudahkan bagi hamba-hambaNya dan Dia gampangkan sebab-sebabnya, dan Dia cegah mereka dari hal-hal yang keji yang berlawanan dengannya dan membahayakan fisik, jiwa, dan agama mereka.
﴾ ذَٰلِكُمُ
﴿ "Yang demikian," Yang mengatur segala urusan dan mengaruniakan nikmat-nikmat tersebut kepada kalian, ﴾ ٱللَّهُ رَبُّكُمۡۖ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "adalah Allah Rabbmu, Mahaagung Allah, Rabb semesta alam." Mahabesar, Maha banyak kebaikan dan ihsanNya, Pengatur seluruh alam dengan segala nikmat-nikmatNya.
#
{65} {هو الحيُّ}: الذي له الحياة الكاملة التامةُ المستلزمةُ لما تستلزمه من صفاتِهِ الذاتيَّة التي لا تتمُّ حياته إلاَّ بها؛ كالسمع والبصر والقدرة والعلم والكلام وغير ذلك من صفات كمالِهِ ونعوتِ جلالِهِ. {لا إله إلاَّ هو}؛ أي: لا معبود بحقٍّ إلاَّ وجهه الكريم، {فادْعوه}: وهذا شاملٌ لدعاء العبادة ودعاء المسألة {مخلصينَ له الدينَ}؛ أي: اقصدوا بكلِّ عبادة ودعاءٍ وعمل وجهَ الله تعالى؛ فإنَّ الإخلاص هو المأمور به؛ كما قال تعالى: {وما أمِروا إلاَّ لِيَعْبُدوا الله مخلصينَ له الدينَ حنفاء}. {الحمدُ لله ربِّ العالمينَ}؛ أي: جميع المحامد والمدائح والثناء؛ بالقول كنطق الخلق بذكره، والفعل كعبادتِهم له؛ كل ذلك لله تعالى وحده لا شريك له؛ لكماله في أوصافه وأفعاله وتمام نعمِهِ.
(65) ﴾ هُوَ ٱلۡحَيُّ
﴿ "Dia-lah Yang Mahahidup" yang memiliki kehidupan sempurna lagi paripurna yang menuntut adanya sifat-sifat dzatiyah yang pasti dimilikiNya, yang kehidupanNya tidak akan sempurna kecuali dengan adanya, seperti, mendengar, meli-hat, kuasa, berilmu, berbicara, dan sifat-sifat kesempurnaan dan kebesaranNya yang lain.
﴾ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ
﴿ "Tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia." Tiada sembahan yang haq melainkan Dia, Yang Mahamulia, ﴾ فَٱدۡعُوهُ
﴿ "maka berdoalah kepadaNya." Ini mencakup doa ibadah dan doa per-mohonan, ﴾ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَۗ
﴿ "dengan memurnikan ibadah kepadaNya." Maksudnya, niatilah dalam setiap ibadah, doa, dan amal untuk mendapat keridhaan Allah سبحانه وتعالى. Sebab, ikhlas-lah yang diperintah-kan, sebagaimana ditegaskan oleh FirmanNya,
﴾ وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ
﴿
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama yang lurus." (Al-Bayyinah: 5).
﴾ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam." Maksudnya, seluruh bentuk pujian, sanjungan, dan persembahan dengan ucapan, seperti ucapan manusia yang menyebutNya dan dengan pekerjaan, seperti beribadah kepadaNya, semua itu adalah hanya untuk Allah سبحانه وتعالى semata, tiada sekutu bagiNya, karena kesem-purnaan sifat-sifat, perbuatan, dan nikmat-nikmatNya.
{قُلْ إِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَعْبُدَ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَمَّا جَاءَنِيَ الْبَيِّنَاتُ مِنْ رَبِّي وَأُمِرْتُ أَنْ أُسْلِمَ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ (66) هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ يُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ ثُمَّ لِتَكُونُوا شُيُوخًا وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى مِنْ قَبْلُ وَلِتَبْلُغُوا أَجَلًا مُسَمًّى وَلَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (67) هُوَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ فَإِذَا قَضَى أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (68)}.
"Katakanlah, 'Sesungguhnya aku dilarang menyembah sem-bahan yang kamu sembah selain Allah setelah datang kepadaku keterangan-keterangan dari Rabbku; dan aku diperintahkan supaya tunduk patuh kepada Rabb semesta alam. Dia-lah yang mencipta-kan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian supaya kamu sampai kepada masa dewasa, kemu-dian sampai tua, dan di antara kamu ada yang diwafatkan sebe-lum itu, serta supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami. Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia menetapkan suatu urusan, Dia ha-nya berkata kepadanya, 'Jadilah', maka jadilah ia."
(Ghafir: 66-68).
#
{66} لما ذَكَرَ الأمر بإخلاص العبادة لله وحده، وذَكَرَ الأدلَّة على ذلك والبينات؛ صرَّح بالنهي عن عبادة ما سواه، فقال: {قل} يا أيُّها النبيُّ، {إنِّي نهيتُ أن أعبدَ الذين تدعونَ من دونِ الله}: من الأوثان والأصنام، وكلُّ ما عُبِدَ من دون الله، ولستُ على شكٍّ من أمري، بل على يقينٍ وبصيرةٍ، ولهذا قال: {لَمَّا جاءنِيَ البيناتُ من ربِّي وأمرتُ أن أسلم لربِّ العالمين}: بقلبي ولساني وجوارحي؛ بحيث تكون منقادةً لطاعتِهِ مستسلمةً لأمره، وهذا أعظم مأمورٍ به على الإطلاق؛ كما أن النهي عن عبادة ما سواه أعظمُ منهيٍّ عنه على الإطلاق.
(66) Setelah Allah menjelaskan perintah ikhlas beribadah kepada Allah semata dan menyebutkan dalil-dalilnya dan bukti-buktinya, maka Dia secara tegas melarang ibadah kepada selain-Nya, seraya berfirman, ﴾ قُلۡ
﴿ "Katakanlah" wahai Nabi, ﴾ إِنِّي نُهِيتُ أَنۡ أَعۡبُدَ ٱلَّذِينَ تَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ
﴿ "Sesungguhnya aku dilarang menyembah sembahan yang kamu sembah selain Allah," seperti berhala dan patung-patung serta segala apa saja yang disembah dari selain Allah. Aku sama sekali tidak ragu terhadap perkaraku ini, melainkan benar-benar atas dasar keyakinan dan pengetahuan yang dalam, dan karena itu beliau berkata, ﴾ لَمَّا جَآءَنِيَ ٱلۡبَيِّنَٰتُ مِن رَّبِّي وَأُمِرۡتُ أَنۡ أُسۡلِمَ لِرَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "Setelah datang kepadaku keterangan-keterangan dari Rabbku; dan aku diperintah-kan supaya tunduk patuh kepada Rabb semesta alam" dengan hati, lisan, dan seluruh anggota tubuhku, sehingga semuanya tunduk taat ke-padaNya, berserah diri kepada perintahNya. Ini adalah perintah yang paling agung secara mutlak, sebagaimana halnya larangan beribadah kepada selainNya merupakan larangan yang paling agung secara mutlak.
#
{67} ثم قرَّر هذا التوحيدَ بأنه الخالق لكم والمطوِّر لخلقتِكم؛ فكما خلقكم وحدَه؛ فاعبدوه وحدَه، فقال: {هو الذي خَلَقَكم من ترابٍ}: وذلك بخلقة أصلكم وأبيكم آدم عليه السلام، {ثم من نطفةٍ}: وهذا ابتداءُ خلق سائر النوع الإنسانيِّ ما دام في بطن أمِّه، فنبَّه بالابتداء على بقيَّة الأطوار من العلقة فالمضغة فالعظام فنفخ الروح، {ثم يخرِجُكم طفلاً ثم}: هكذا تنتقلون في الخلقة الإلهية حتى {تبلغوا أشدَّكم}: من قوة العقل والبدن وجميع قواه الظاهرة والباطنة، {ثم لِتكونوا شيوخاً ومنكم مَنْ يُتَوَفَّى من قبلُ}: بلوغ الأشدِّ، {ولِتَبْلُغوا}: بهذه الأطوار المقدَّرة [إلى] أجَلٍ {مسمًّى}: تنتهي عنده أعمارُكم. {ولعلَّكم تعقلونَ}: أحوالكم فتعلمونَ أنَّ المطورَ لكم في هذه الأطوار كامل الاقتدار، وأنَّه الذي لا تنبغي العبادةُ إلاَّ له، وأنَّكم ناقصون من كلِّ وجه.
(67) Kemudian Allah menetapkan tauhid ini, yaitu bahwa sesungguhnya Dia-lah Pencipta kalian dan yang mengembangkan fase-fase penciptaan kalian. Oleh karena Dia semata yang mencip-takan kalian, maka sembahlah Dia semata, seraya berfirman,﴾ هُوَ ٱلَّذِي خَلَقَكُم مِّن تُرَابٖ
﴿ "Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah" yakni, ketika menciptakan asal usul kalian dan bapak pertama kalian, Adam عليه السلام, ﴾ ثُمَّ مِن نُّطۡفَةٖ
﴿ "kemudian dari setetes mani," ini adalah per-mulaan penciptaan seluruh jenis manusia saat masih dalam rahim ibunya.
Allah mengingatkan dengan permulaan penciptaan atas fase-fase lainnya, seperti segumpal darah, lalu segumpal daging, kemu-dian tulang belulang dan pada akhirnya peniupan ruh,﴾ ثُمَّ يُخۡرِجُكُمۡ طِفۡلٗا ثُمَّ
﴿ "kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian," demikianlah kalian berproses dalam penciptaan ilahi h i n g g a ﴾ لِتَبۡلُغُوٓاْ أَشُدَّكُمۡ
﴿ "sampai kepada masa dewasa," yang terdiri dari kekuatan akal, tubuh dan seluruh kekuatan lahir dan batin.﴾ ثُمَّ لِتَكُونُواْ شُيُوخٗاۚ وَمِنكُم مَّن يُتَوَفَّىٰ مِن قَبۡلُۖ
﴿ "kemudian sampai tua, dan di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu," yakni sebelum mencapai usia dewasa. ﴾ وَلِتَبۡلُغُوٓاْ
﴿ "Serta supaya kamu sampai" melalui fase-fase yang telah ditetapkan ini hingga batas ajal ﴾ مُّسَمّٗى
﴿ "yang ditentukan" di mana usia kalian berakhir di situ, ﴾ وَلَعَلَّكُمۡ تَعۡقِلُونَ ﴿ "dan supaya kamu me-mahami," kondisi kalian, sehingga kalian mengetahui bahwa yang menumbuhkan kalian dalam fase-fase tersebut Sempurna kekua-saanNya, dan hanya Dia-lah yang pantas disembah, sedangkan kalian lemah
(berkekurangan) dari segala sisi.
#
{68} {هو الذي يُحيي ويميتُ}؛ أي: هو المنفرد بالإحياء والإماتة؛ فلا تموت نفسٌ بسبب أو بغير سبب إلاَّ بإذنِهِ {وما يُعَمَّرُ من مُعَمَّرٍ ولا يَنْقُصُ من عمرِهِ إلاَّ في كتاب إنَّ ذلك على الله يسيرٌ}. {فإذا قضى أمراً}: جليلاً أو حقيراً {فإنَّما يقول له كن فيكونُ}: لا ردَّ في ذلك ولا مثنويَّة ولا تمنُّع.
(68) ﴾ هُوَ ٱلَّذِي يُحۡيِۦ وَيُمِيتُۖ
﴿ "Dia-lah yang menghidupkan dan me-matikan." Maksudnya, Dia-lah yang sendirian menghidupkan dan mematikan. Maka tidak ada jiwa yang mati karena satu sebab atau tanpa sebab melainkan dengan izinNya.
﴾ وَمَا يُعَمَّرُ مِن مُّعَمَّرٖ وَلَا يُنقَصُ مِنۡ عُمُرِهِۦٓ إِلَّا فِي كِتَٰبٍۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ 11
﴿
"Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab. Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah." (Fathir: 11).
﴾ فَإِذَا قَضَىٰٓ أَمۡرٗا
﴿ "Maka apabila Dia menetapkan suatu urusan" yang mulia atau yang hina, ﴾ فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ ﴿ "Dia hanya berkata kepada-nya, 'Jadilah', maka jadilah ia," tidak tertolak, tidak tertangguhkan, dan tidak terhalangi padanya.
{أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آيَاتِ اللَّهِ أَنَّى يُصْرَفُونَ (69) الَّذِينَ كَذَّبُوا بِالْكِتَابِ وَبِمَا أَرْسَلْنَا بِهِ رُسُلَنَا فَسَوْفَ يَعْلَمُونَ (70) إِذِ الْأَغْلَالُ فِي أَعْنَاقِهِمْ وَالسَّلَاسِلُ يُسْحَبُونَ (71) فِي الْحَمِيمِ ثُمَّ فِي النَّارِ يُسْجَرُونَ (72) ثُمَّ قِيلَ لَهُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ تُشْرِكُونَ (73) مِنْ دُونِ اللَّهِ قَالُوا ضَلُّوا عَنَّا بَلْ لَمْ نَكُنْ نَدْعُو مِنْ قَبْلُ شَيْئًا كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ الْكَافِرِينَ (74) ذَلِكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَفْرَحُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَمْرَحُونَ (75) ادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا فَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ (76)}.
"Apakah kamu tidak melihat kepada orang-orang yang mem-bantah ayat-ayat Allah, bagaimanakah mereka dapat dipalingkan. Yaitu orang-orang yang mendustakan al-Kitab dan wahyu yang dibawa rasul-rasul Kami yang telah Kami utus. Kelak mereka akan mengetahui, ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, seraya mereka diseret ke dalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar di dalam api, kemudian dikatakan kepada mereka, 'Manakah berhala-berhala yang selalu kamu persekutukan selain Allah?' Mereka menjawab, 'Mereka telah hilang lenyap dari kami, bahkan kami dahulu tidak pernah menyembah sesuatu.' Seperti demikianlah Allah menyesatkan orang-orang kafir. Yang demikian itu disebabkan karena kamu bersuka ria di muka bumi dengan tidak benar dan karena kamu selalu bersuka ria. Masuklah kamu ke pintu-pintu Neraka Jahanam, dan kamu kekal di dalamnya. Dan itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong."
(Ghafir: 69-76).
#
{69} {ألم تر إلى الذين يجادِلون في آيات الله}: الواضحة البيِّنة متعجباً من حالهم الشنيعة، {أنَّى يُصْرَفونَ}؛ أي: كيف ينعدِلون عنها؟! وإلى أيِّ شيء يذهبونَ بعد البيانِ التامِّ؟! هل يجدون آياتٍ بيِّنات تعارض آيات الله؟! لا والله. أم يجدون شُبهاً توافقُ أهواءهم ويصولون بها لأجل باطِلِهم؟!
(69) ﴾ أَلَمۡ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ يُجَٰدِلُونَ فِيٓ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ
﴿ "Apakah kamu tidak melihat kepada orang-orang yang membantah ayat-ayat Allah" yang sangat jelas sekali, dengan rasa heran terhadap sikap mereka yang sangat keji. ﴾ أَنَّىٰ يُصۡرَفُونَ ﴿ "Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan," yakni, bagai-mana mereka bisa berpaling darinya?! Kemana mereka pergi setelah penjelasan yang sangat sempurna itu?! Apakah mereka menemukan ayat-ayat lain yang jelas yang melawan ayat-ayat Allah?! Sekali-kali tidak, demi Allah. Ataukah justru mereka menemukan syubhat-syubhat
(pemikiran-pemikiran rancu) yang sejalan dengan ke-inginan nafsu mereka yang dengannya mereka membantah demi kebatilan mereka?!
#
{70 ـ 72} فبئس ما استبدلوا واختاروا لأنفسهم بتكذيبهم بالكتاب الذي جاءهم من الله وبما أرسل الله به رسله الذين هم خيرُ الخلق وأصدقُهم وأعظمُهم عقولاً؛ فهؤلاء لا جزاء لهم سوى النار الحامية، ولهذا توعَّدهم الله بعذابها، فقال: {فسوف يعلمونَ إذِ الأغلالُ في أعناقِهِم}: التي لا يستطيعون معها حركةً، {والسلاسلُ}: التي يقرنون بها هم وشياطينهم {يُسْحَبونَ. في الحميم}؛ أي: الماء الذي اشتدَّ غليانُه وحرُّه، {ثم في النار يُسْجَرونَ}: يوقدُ عليهم اللهبُ العظيم، فيُصْلَون بها، ثم يوبَّخون على شركهم وكذبهم.
(70-72) Sungguh betapa amat buruk sekali apa yang mereka tukar dan mereka pilih untuk diri mereka, dengan mendustakan al-Kitab yang ia bawa dari sisi Allah dan apa yang karenanya Allah mengutus rasul-rasulNya, yang merupakan manusia-manusia terbaik, terjujur, terbesar akalnya. Maka mereka
(yang menentang itu) balasannya tidak lain hanyalah neraka yang panas. Maka dari itu Allah mengancam mereka dengan azab neraka, seraya berfirman, ﴾ فَسَوۡفَ يَعۡلَمُونَ 70 إِذِ ٱلۡأَغۡلَٰلُ فِيٓ أَعۡنَٰقِهِمۡ
﴿ "Kelak mereka akan mengetahui, ketika belenggu dipasang di leher mereka," yang karenanya mereka tidak dapat bergerak, ﴾ وَٱلسَّلَٰسِلُ
﴿ "dan rantai" yang diikatkan kepada mereka dan kepada setan-setan ﴾ يُسۡحَبُونَ 71 فِي ٱلۡحَمِيمِ
﴿ "seraya mereka diseret ke dalam air yang sangat panas," yakni, air yang sudah sangat mendidih dan mencapai puncak panasnya. ﴾ ثُمَّ فِي ٱلنَّارِ يُسۡجَرُونَ ﴿ "Ke-mudian mereka dibakar di dalam api," yakni bagi mereka dinyalakan luapan api yang sangat besar, lalu mereka dimasukkan ke dalamnya, kemudian mereka dicela atas perbuatan syirik dan dusta mereka.
#
{73 ـ 74} ويقال {لهم أين ما كنتُم تشركونَ. من دونِ الله}: هل نفعوكم أو دفعوا عنكم بعضَ العذاب؟! {قالوا ضلُّوا عنَّا}؛ أي: غابوا ولم يحضُروا، ولو حَضَروا؛ لم ينفعوا. ثم إنَّهم أنكروا فقالوا: {بل لم نكنْ ندعو من قبلُ شيئاً}: يُحتمل أنَّ مرادهم بذلك الإنكار، وظنُّوا أنه ينفعهم ويفيدهم، ويُحتمل ـ وهو الأظهر ـ أنَّ مرادهم بذلك الإقرار على بطلان إلهيَّة ما كانوا يعبدون، وأنَّه ليس لله شريكٌ في الحقيقة، وإنَّما هم ضالُّون مخطئون بعبادة معدوم الإلهية، ويدلُّ على هذا قوله تعالى: {كذلك يُضِلُّ الله الكافرين}؛ أي: كذلك الضلال الذي كانوا عليه في الدنيا الضلال الواضح لكلِّ أحدٍ، حتى إنهم بأنفسهم يقرُّون ببطلانه يوم القيامة، ويتبيَّن لهم معنى قوله تعالى: {وما يَتَّبِعُ الذين يدعونَ من دون الله شركاءَ إن يَتَّبِعونَ إلاَّ الظنَّ}، ويدلُّ عليه قوله تعالى: {ويوم القيامةِ يكفُرون بشِرْكِكُم}، {ومن أضلُّ ممَّن يدعو من دون الله مَنْ لا يستجيبُ له إلى يوم القيامةِ ... } الآيات.
(73-74) Dan dikatakan ﴾ لَهُمۡ أَيۡنَ مَا كُنتُمۡ تُشۡرِكُونَ 73 مِن دُونِ ٱللَّهِۖ
﴿ "kepada mereka, 'Manakah berhala-berhala yang selalu kamu persekutukan selain Allah?'" Apakah berguna bagi kalian atau dapatkah mereka mele-paskan sebagian azab dari kalian?! ﴾ قَالُواْ ضَلُّواْ عَنَّا
﴿ "Mereka menjawab, 'Mereka telah hilang lenyap dari kami'." Mereka telah tiada dan tidak hadir; dan sekalipun hadir, mereka tidak akan berguna. Kemudian mereka mengingkari seraya berkata, ﴾ بَل لَّمۡ نَكُن نَّدۡعُواْ مِن قَبۡلُ شَيۡـٔٗاۚ
﴿ "Bahkan kami dahulu tidak pernah menyembah sesuatu." Bisa jadi maksud me-reka dari ungkapan ini adalah mengingkari, dan mereka mengira bahwa keingkaran itu berguna dan bermanfaat bagi mereka. Dan bisa juga, dan ini yang lebih kuat, bahwa maksud mereka adalah mengakui kepalsuan ketuhanan apa-apa yang dahulu mereka sem-bah itu, dan sesungguhnya Allah, sebenarnya tidak memiliki se-kutu, dan mereka adalah orang-orang yang sesat dan keliru karena telah menyembah sesuatu yang tidak memiliki sifat-sifat ilahiyah.
Makna ini dikuatkan oleh Firman Allah سبحانه وتعالى,, ﴾ كَذَٰلِكَ يُضِلُّ ٱللَّهُ ٱلۡكَٰفِرِينَ
﴿ "Seperti demikianlah Allah menyesatkan orang-orang kafir." Maksudnya, demikianlah kesesatan yang mereka anut dahulu di dunia adalah kesesatan yang sangat nyata bagi setiap orang, hingga mereka sen-diri akan mengakui kepalsuannya di Hari Kiamat. Dan juga Firman Allah سبحانه وتعالى,
﴾ وَمَا يَتَّبِعُ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ شُرَكَآءَۚ إِن يَتَّبِعُونَ إِلَّا ٱلظَّنَّ
﴿
"Dan orang-orang yang menyeru sekutu-sekutu selain Allah, tidak-lah mengikuti (suatu keyakinan). Mereka tidak mengikuti kecuali pra-sangka belaka." (Yunus: 66).
Juga dikuatkan oleh FirmanNya,
﴾ وَمَنۡ أَضَلُّ مِمَّن يَدۡعُواْ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَن لَّا يَسۡتَجِيبُ لَهُۥٓ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ وَهُمۡ عَن دُعَآئِهِمۡ غَٰفِلُونَ 5 ﴿
"Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan
(doanya) sampai Hari Kiamat."
(Al-Ahqaf: 5).
#
{75} ويقال لأهل النار: {ذلكم}: العذابُ الذي نُوِّعَ عليكم {بما كنتُم تفرحون في الأرض بغير الحقِّ وبما كنتُم تمرحونَ}؛ أي: تفرحون بالباطل الذي أنتم عليه وبالعلوم الذي خالفتم بها علوم الرسل، وتمرحون على عبادِ الله بغياً وعدواناً وظلماً وعصياناً؛ كما قال تعالى في آخر هذه السورة: {فلمَّا جاءَتْهم رسلُهُم بالبيناتِ فَرِحوا بما عندَهم من العلم}، وكما قال قومُ قارون له: {لا تَفْرَحْ إنَّ الله لا يحبُّ الفرحين}، وهذا هو الفرح المذمومُ الموجبُ للعقاب؛ بخلاف الفرح الممدوح، الذي قال الله فيه: {قل بفضل اللهِ وبرحمتِهِ فبذلك فَلْيَفْرَحوا}، وهو الفرح بالعلم النافع والعمل الصالح.
(75) Dan dikatakan kepada para penghuni neraka, ﴾ ذَٰلِكُم
﴿ "Yang demikian itu," maksudnya, azab yang ditimpakan secara be-ragam terhadap kalian itu, ﴾ بِمَا كُنتُمۡ تَفۡرَحُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّ وَبِمَا كُنتُمۡ تَمۡرَحُونَ
﴿ "disebabkan karena kamu bersuka ria di muka bumi dengan tidak benar dan karena kamu selalu bersuka ria." Maksudnya, kalian bersuka ria dengan kebatilan yang kalian anut dan dengan ilmu-ilmu yang dengannya kalian menyelisihi ilmu para rasul, dan kalian memper-mainkan hamba-hamba Allah dengan congkak, zhalim dan durhaka, seperti difirmankan Allah di akhir surat ini,
﴾ فَلَمَّا جَآءَتۡهُمۡ رُسُلُهُم بِٱلۡبَيِّنَٰتِ فَرِحُواْ بِمَا عِندَهُم مِّنَ ٱلۡعِلۡمِ
﴿
"Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul (yang dulu diutus kepada) mereka dengan membawa keterangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka." (Ghafir: 83).
Dan seperti apa yang dikatakan oleh para pengikut Qarun kepadanya,
﴾ لَا تَفۡرَحۡۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡفَرِحِينَ 76
﴿
"Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyu-kai orang-orang yang terlalu membanggakan diri." (Al-Qashash: 76).
Itulah sukaria (kebanggaan) yang tercela yang mengakibat-kan hukuman. Berbeda dengan suka ria yang terpuji, seperti yang Allah katakan,
﴾ قُلۡ بِفَضۡلِ ٱللَّهِ وَبِرَحۡمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلۡيَفۡرَحُواْ ﴿
"Katakanlah, 'Dengan karunia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira'."
(Yunus: 58).
Maksudnya, bergembira dengan ilmu yang bermanfaat dan amal shalih.
#
{76} {ادْخُلوا أبوابَ جهنَّمَ}: كلٌّ بطبقةٍ من طبقاتها على قدرِ عمله {خالدين فيها}: لا يخرجون منها أبداً. {فبئس مثوى المتكبِّرينَ}: مثوىً يُخْزَوْن فيه ويهانون ويُحبسون ويُعذَّبون، ويتردَّدون بين حرِّها وزمهريرها.
(76) ﴾ ٱدۡخُلُوٓاْ أَبۡوَٰبَ جَهَنَّمَ
﴿ "Masuklah kamu ke pintu-pintu Neraka Jahanam," masing-masing sesuai dengan tingkatan-tingkatannya menurut kadar amal perbuatannya, ﴾ خَٰلِدِينَ فِيهَاۖ
﴿ "dengan kekal di da-lamnya," mereka tidak akan keluar darinya selama-lamanya. ﴾ فَبِئۡسَ مَثۡوَى ٱلۡمُتَكَبِّرِينَ ﴿ "Dan itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong," tempat di mana mereka dihinakan, dinistakan, ditahan, dan disiksa. Mereka bolak-balik antara puncak panas dan puncak dinginnya Jahanam.
{فَاصْبِرْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَإِمَّا نُرِيَنَّكَ بَعْضَ الَّذِي نَعِدُهُمْ أَوْ نَتَوَفَّيَنَّكَ فَإِلَيْنَا يُرْجَعُونَ (77)}.
"Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar; maka meskipun Kami perlihatkan kepadamu sebagian siksa yang Kami ancamkan kepada mereka ataupun Kami wafatkan kamu, namun kepada Kami sajalah mereka dikembalikan."
(Ghafir: 77).
#
{77} أي: {فاصبِرْ}: يا أيها الرسولُ على دعوة قومِك وما ينالُك منهم من أذىً، واستَعِنْ على صبرك بإيمانك. {إنَّ وعد الله حقٌّ}: سينصر دينَه ويُعلي كلمتَه وينصرُ رسلَه في الدُّنيا والآخرة، واستعِنْ على ذلك أيضاً بتوقُّع العقوبة بأعدائك في الدُّنيا والآخرة، ولهذا قال: {فإمَّا نُرِيَنَّكَ بعضَ الذي نَعِدُهم}: في الدُّنيا؛ فذاك، {أو نتوفَّيَنَّك}: قبل عقوبتهم، {فإلينا يُرجَعون}: فنجازيهم بأعمالهم؛ فلا تحسبنَّ اللهَ غافلاً عما يعملُ الظالمون.
(77) Maksudnya, ﴾ فَٱصۡبِرۡ
﴿ "maka bersabarlah kamu" wahai Rasul dalam menyeru kaummu dan terhadap gangguan mereka yang menimpamu, dan perkuatlah kesabaranmu dengan imanmu, ﴾ إِنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقّٞۚ
﴿ "sesungguhnya janji Allah adalah benar." Dia akan memenangkan AgamaNya dan meninggikan kalimatNya serta memberikan kemenangan kepada rasul-rasulNya di dunia dan di akhirat. Dan perkuat pula untuk itu dengan kepastian turunnya siksaan terhadap musuh-musuhmu di dunia dan di akhirat nanti. Maka dari itu Dia berfirman, ﴾ فَإِمَّا نُرِيَنَّكَ بَعۡضَ ٱلَّذِي نَعِدُهُمۡ
﴿ "Maka meskipun Kami perlihatkan kepadamu sebagian siksa yang Kami ancamkan kepada mereka" di dunia, maka itu sudah cukup, ﴾ أَوۡ نَتَوَفَّيَنَّكَ
﴿ "ataupun Kami wafatkan kamu" sebelum mereka disiksa, ﴾ فَإِلَيۡنَا يُرۡجَعُونَ ﴿ "namun kepada Kami sajalah mereka dikembalikan," lalu Kami beri mereka balasan atas amal perbuatan mereka. Maka jangan sekali-kali kamu mengira bahwa Allah lalai terhadap apa yang dilakukan oleh orang-orang yang zhalim.
Kemudian Allah menghibur RasulNya dan mempersabarnya dengan cara menceritakan para rasul lainnya, seraya berfirman,
{وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ وَمَا كَانَ لِرَسُولٍ أَنْ يَأْتِيَ بِآيَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ فَإِذَا جَاءَ أَمْرُ اللَّهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُونَ (78)}.
"Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepa-damu dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu muk-jizat melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil."
(Ghafir: 78).
#
{78} أي: {ولقد أرسَلْنا من قبلِكَ رسلاً}: كثيرين إلى قومهم يَدْعونَهم ويصبرونَ على أذاهم. {منهم مَن قَصَصْنا عليك}: خبرهم، {ومنهم مَن لم نَقْصُصْ عليك}: وكل الرسل مدبَّرُون ليس بيدهم شيء من الأمر. {وما كان} لأحدٍ {منهم أن يأتي بآيةٍ}: من الآيات السمعيَّة والعقليَّة {إلاَّ بإذن الله}؛ أي: بمشيئته وأمره؛ فاقتراح المقترح على الرسل الإتيان بالآيات ظلمٌ منهم وتعنُّتٌ وتكذيبٌ بعد أن أيَّدهم الله بالآيات الدالَّة على صدقهم وصحَّة ما جاؤوا به. {فإذا جاء أمر الله}: بالفصل بين الرسل وأعدائِهِم والفتح، {قُضِيَ}: بينهم {بالحقِّ}: الذي يقع الموقع ويوافق الصواب بإنجاء الرسل وأتباعهم وإهلاك المكذِّبين، ولهذا قال: {وخسر هنالك}؛ أي: وقت القضاء المذكور {المبطلونَ}: الذين وصفُهم الباطلُ وما جاؤوا به من العلم والعمل باطلٌ، وغايتهم المقصودة لهم باطلةٌ، فليحذر هؤلاء المخاطبون أن يستمروا على باطلهم، فيخسروا كما خسر أولئك؛ فإنَّ هؤلاء لا خير منهم ولا لهم براءة في الكتب بالنجاة.
(78) ﴾ وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا رُسُلٗا مِّن قَبۡلِكَ
﴿ "Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu," yang cukup banyak, kepada kaumnya masing-masing, menyeru mereka dan mereka pun sabar dalam menghadapi gangguan kaumnya.
﴾ مِنۡهُم مَّن قَصَصۡنَا عَلَيۡكَ
﴿ "Di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu," yakni tentang sejarah mereka, ﴾ وَمِنۡهُم مَّن لَّمۡ نَقۡصُصۡ عَلَيۡكَۗ
﴿ "dan di antara mereka ada pula yang tidak Kami ceritakan kepadamu."
Setiap rasul itu dikendalikan, mereka sama sekali tidak mem-punyai wewenang. ﴾ وَمَا كَانَ
﴿ "Tidak dapat" bagi seorang rasul ﴾ أَن يَأۡتِيَ بِـَٔايَةٍ
﴿ "membawa suatu ayat" dari ayat-ayat naqliyah dan 'aqliyah, ﴾ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ
﴿ "melainkan dengan seizin Allah," maksudnya, dengan kehendak dan perintah Allah. Maka usulan orang yang mengusul-kan kepada rasul agar mendatangkan ayat-ayat adalah perbuatan zhalimnya, sikap keras kepala dan pendustaan setelah para rasul itu diperkuat oleh Allah dengan bukti-bukti yang membuktikan kejujuran mereka dan kebenaran ajaran yang mereka bawa.
﴾ فَإِذَا جَآءَ أَمۡرُ ٱللَّهِ
﴿ "Maka apabila telah datang perintah Allah" untuk memberikan keputusan di antara para rasul dengan musuh-musuh mereka dan kemenangan ﴾ قُضِيَ
﴿ "diputuskan" di antara mereka ﴾ بِٱلۡحَقِّ
﴿ "dengan adil," yang tepat pada tempatnya dan tetap pada yang benar, yaitu dengan menyelamatkan para rasul beserta para pengikutnya dan membinasakan orang-orang yang mendustakan, ﴾ وَخَسِرَ هُنَالِكَ
﴿ "dan ketika itu rugilah," maksudnya, ketika keputusan diputuskan ﴾ ٱلۡمُبۡطِلُونَ ﴿ "orang-orang yang berpegang kepada yang batil," yaitu orang-orang yang karakter mereka adalah palsu dan ilmu dan amal yang mereka bawa pun palsu
(batil). Dan tujuan yang mereka maksud pun adalah batil. Maka hendaknya orang-orang yang ditegur waspada kalau mereka tetap terus dalam keba-tilan, karena mereka akan merugi, sebagaimana orang-orang se-belumnya rugi. Sesungguhnya mereka sama sekali tidak memiliki kebaikan dan tidak pula memiliki pembebasan dalam kitab-kitab suci dengan keselamatan.
{اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَنْعَامَ لِتَرْكَبُوا مِنْهَا وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ (79) وَلَكُمْ فِيهَا مَنَافِعُ وَلِتَبْلُغُوا عَلَيْهَا حَاجَةً فِي صُدُورِكُمْ وَعَلَيْهَا وَعَلَى الْفُلْكِ تُحْمَلُونَ (80) وَيُرِيكُمْ آيَاتِهِ فَأَيَّ آيَاتِ اللَّهِ تُنْكِرُونَ (81)}.
"Allah-lah yang menjadikan binatang ternak untuk kamu, sebagiannya untuk kamu kendarai dan sebagiannya untuk kamu makan. Dan ada manfaat-manfaat yang lain pada binatang ternak itu untuk kamu dan supaya kamu mencapai keperluan yang ter-simpan dalam hati dengan mengendarainya. Dan kamu dapat diangkut dengan mengendarai binatang-binatang itu dan dengan mengendarai bahtera. Dan Dia memperlihatkan kepadamu tanda-tanda; maka tanda-tanda Allah manakah yang kamu ingkari?"
(Ghafir: 79-81).
#
{79 ـ 80} يمتنُّ تعالى على عبادِهِ بما جعل لهم من الأنعام التي بها جملةٌ من الإنعام: منها منافعُ الركوب عليها والحمل، ومنها منافعُ الأكل من لحومها والشربِ من ألبانها، ومنها [منافع] الدفءُ واتِّخاذ الآلات والأمتعة من أصوافها وأوبارها وأشعارها ... إلى غير ذلك من المنافع. {ولتبلغوا عليها حاجةً في صدوركم}: من الوصول إلى الأقطار البعيدة، وحصول السرور بها والفرح عند أهلها. {وعليها وعلى الفُلْكِ تُحْمَلون}؛ أي: على الرواحل البريَّة والفلك البحريَّة يحملكم الله، الذي سخَّرها، وهيَّأ لها ما هيَّأ من الأسباب، التي لا تتمُّ إلاَّ بها.
(79-80) Allah سبحانه وتعالى mengingatkan akan karuniaNya terhadap hamba-hambaNya, di mana Dia telah menciptakan untuk mereka binatang-binatang ternak berkaki empat yang dengannya banyak sekali didapat pemberian nikmat, di antaranya adalah nikmat mengendarainya dan memuatinya dengan muatan. Di antaranya, ada yang dagingnya dimakan dan air susunya diminum. Juga manfaat untuk kehangatan badan dan menjadikannya sebagai alat-alat dan perabot yang dibuat dari kulit, bulu dan rambutnya, serta berbagai manfaat lainnya. ﴾ وَلِتَبۡلُغُواْ عَلَيۡهَا حَاجَةٗ فِي صُدُورِكُمۡ
﴿ "Dan supaya kamu mencapai keperluan yang tersimpan dalam hati dengan mengen-darainya," seperti bisa sampai ke daerah-daerah lain yang sangat jauh, tercapainya rasa senang dan bahagia bagi para penghuninya, ﴾ وَعَلَيۡهَا وَعَلَى ٱلۡفُلۡكِ تُحۡمَلُونَ ﴿ "Dan kamu dapat diangkut dengan mengenda-rai binatang-binatang itu dan dengan mengendarai bahtera
(perahu layar)." Maksudnya, kalian diangkut di atas kendaraan-kendaraan darat dan bahtera laut, di situ kalian diangkut oleh Allah yang telah me-nundukkan kendaraan itu, dan telah menyediakan berbagai fasilitas untuknya yang semua itu tidak bisa dicapai kecuali dengannya.
#
{81} {ويريكم آياتِهِ}: الدالَّة على وحدانيَّته وأسمائه وصفاته، وهذا من أكبر نعمه؛ حيث أشهد عباده آياتِهِ النفسيَّة وآياته الأفقيَّة ونعمَه الباهرة وعدَّدها عليهم ليعرِفوه ويشكُروه ويذكُروه. {فأيَّ آيات الله تُنْكِرونَ}؛ أي: أيُّ آية من آياته لا تعترفون بها؟! فإنَّكم قد تقرَّر عندكم أن جميع الآيات والنعم منه تعالى، فلم يبقَ للإنكار محلٌّ، ولا للإعراض عنها موضعٌ، بل أوجبت لذوي الألباب بَذْلَ الجهد واستفراغَ الوسع للاجتهاد في طاعته والتبتُّل في خدمته والانقطاع إليه.
(81) ﴾ وَيُرِيكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ
﴿ "Dan Dia memperlihatkan kepadamu tanda-tandaNya" yang membuktikan keesaanNya, nama-nama dan sifat-sifatNya. Ini merupakan nikmatNya yang terbesar, di mana Dia mempersaksikan kepada hamba-hambaNya tanda-tandaNya yang sangat berharga di jagat raya dan nikmat-nikmatNya yang luar biasa. Allah menyebut-nyebutnya supaya mereka mengenalNya, bersyukur kepadaNya, dan berdzikir mengingatNya.
﴾ فَأَيَّ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ تُنكِرُونَ ﴿ "Maka tanda-tanda Allah manakah yang kamu ingkari?" Maksudnya, ayat yang mana dari ayat-ayat Allah yang kalian tidak mengakuinya?! Sebab sudah kalian ketahui secara pasti bahwa seluruh ayat-ayat dan nikmat adalah dariNya, sehingga tidak ada jalan untuk mengingkari, dan tidak ada tempat untuk berpaling, bahkan malah mengharuskan orang-orang yang berakal untuk bersungguh-sungguh dan mengorbankan segenap tenaga untuk serius taat kepadaNya dan berkonsentrasi berkhidmah ke-padaNya.
{أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَانُوا أَكْثَرَ مِنْهُمْ وَأَشَدَّ قُوَّةً وَآثَارًا فِي الْأَرْضِ فَمَا أَغْنَى عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (82) فَلَمَّا جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَرِحُوا بِمَا عِنْدَهُمْ مِنَ الْعِلْمِ وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (83) فَلَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا قَالُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَحْدَهُ وَكَفَرْنَا بِمَا كُنَّا بِهِ مُشْرِكِينَ (84) فَلَمْ يَكُ يَنْفَعُهُمْ إِيمَانُهُمْ لَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا سُنَّتَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ فِي عِبَادِهِ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْكَافِرُونَ (85)}.
"Maka apakah mereka tiada mengadakan perjalanan di muka bumi lalu memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Orang-orang sebelum mereka itu lebih hebat ke-kuatannya dan bekas-bekas mereka di muka bumi, tapi apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka. Maka tatkala datang kepada mereka Rasul-rasul mereka dengan membawa ke-terangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu. Maka tatkala mereka melihat azab Kami, mereka berkata, 'Kami beriman hanya kepada Allah saja dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah. Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah Sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hambaNya. Dan di waktu itu binasalah orang-orang kafir."
(Ghafir: 82-85).
#
{82} يحثُّ تعالى المكذِّبين لرسولهم على السَّير في الأرض بأبدانهم وقلوبهم وسؤال العالمين، {فينظروا}: نظرَ فكرٍ واستدلال لا نظر غفلةٍ وإهمال {كيف كان عاقبةُ الذين من قبلِهِم}: من الأمم السالفة؛ كعاد وثمود وغيرهم ممن كانوا أعظم منهم قوَّة وأكثر أموالاً وأشدَّ آثاراً في الأرض من الأبنية الحصينة والغراس الأنيقة والزروع الكثيرة. {فما أغنى عنهم ما كانوا يكسِبونَ}: حين جاءهم أمرُ الله، فلم تغن عنهم قوَّتُهم، ولا افْتَدَوا بأموالهم، ولا تحصَّنوا بحصونهم.
(82) Allah سبحانه وتعالى menghimbau kepada orang-orang yang men-dustakan rasul untuk melakukan perjalanan jauh di muka bumi ini dengan jiwa-raga mereka dan bertanya kepada orang-orang, ﴾ فَيَنظُرُواْ
﴿ "lalu memperhatikan" dengan renungan dan mencari bukti, bukan pandangan lalai atau peremehan, ﴾ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۚ
﴿ "Bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka" dari umat-umat terdahulu, seperti kaum 'Ad, Tsamud dan lain-lain yang dahulu lebih kuat dan lebih banyak harta kekayaannya dan lebih dahsyat peninggalan-peninggalannya di bumi ini, seperti bangun-an-bangunan benteng, tumbuh-tumbuhan yang unik dan pertanian yang sangat banyak, ﴾ فَمَآ أَغۡنَىٰ عَنۡهُم مَّا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ ﴿ "tetapi apa yang mereka usahakan itu tidak dapat menolong mereka." Saat keputusan Allah da-tang kepada mereka, kekuatan mereka sama sekali tidak berguna dan mereka pun tidak bisa menebus diri mereka dengan harta ke-kayaan mereka dan tidak pula dapat bertahan di dalam benteng-benteng mereka.
#
{83} ثم ذَكَرَ جرمَهم الكبير، فقال: {فلمَّا جاءتْهم رسلُهم بالبيناتِ}: من الكتب الإلهيَّة والخوارق العظيمة، والعلم النافع المبيِّن للهدى من الضلال والحق من الباطل، {فرحوا بما عندَهم من العلم}: المناقض لدين الرسل، ومن المعلوم أنَّ فرحهم به يدلُّ على شدَّة رضاهم به وتمسُّكهم ومعاداة الحقِّ الذي جاءت به الرسل وجعل باطلهم حقًّا، وهذا عامٌّ لجميع العلوم التي نوقِضَ بها ما جاءتْ به الرسل، ومن أحقِّها بالدُّخول في هذا، علوم الفلسفة والمنطق اليوناني الذي رُدَّت به كثيرٌ من آيات القرآن، ونَقَّصَتْ قدرَه في القلوب، وجَعَلَتْ أدلَّته اليقينيَّة القاطعة أدلَّة لفظيَّةً لا تفيدُ شيئاً من اليقين، ويقدَّم عليها عقولُ أهل السَّفه والباطل، وهذا من أعظم الإلحاد في آيات الله والمعارضة لها والمناقضة؛ فالله المستعانُ، {وحاق بهم}؛ أي: نزل ما كانوا يستهزئون به من العذاب.
(83) Allah menyebutkan kejahatan besar mereka, seraya berfirman, ﴾ فَلَمَّا جَآءَتۡهُمۡ رُسُلُهُم بِٱلۡبَيِّنَٰتِ
﴿ "Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa keterangan-keterangan," seperti kitab-kitab ilahi dan mukjizat-mukjizat hebat, ilmu yang berman-faat yang membedakan antara hidayah dengan kesesatan, yang haq dengan yang batil, ﴾ فَرِحُواْ بِمَا عِندَهُم مِّنَ ٱلۡعِلۡمِ
﴿ "mereka (justru) merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka" yang berlawanan dengan agama para rasul itu. Padahal sudah dimaklumi bahwa kesenangan mereka menunjukkan kepada betapa sangat rela dan berpegang teguhnya mereka kepadanya, dan betapa mereka me-nentang kebenaran yang dibawa oleh para rasul itu, serta menjadi-kan kebatilan mereka sebagai kebenaran.
Ini umum, mencakup semua ilmu yang digunakan untuk menentang ajaran yang dibawa oleh para rasul. Dan yang paling berhak masuk ke dalam kategori ini adalah ilmu filsafat dan mantiq Yunani yang dengannya banyak sekali ayat-ayat al-Qur`an yang ditolak, dan menyepelekan kedudukannya di dalam hati, dan men-jadikan dalil-dalilnya yang pasti lagi meyakinkan itu sebagai dalil-dalil lafzhi belaka, tidak menginformasikan keyakinan sedikitpun. Dan akal orang-orang dungu lagi sesat pun lebih diutamakan atas ayat-ayat al-Qur`an. Ini merupakan tindakan kekufuran terbesar terhadap ayat-ayat Allah, perlawanan, dan pembatalan terhadap-nya. Hanya kepada Allah-lah kita memohon pertolongan.﴾ وَحَاقَ بِهِم ﴿ "Dan mereka dikepung" mereka dilanda oleh azab yang dahulu mereka perolok-olokkan.
#
{84} {فلمَّا رأوا بأسَنا}؛ أي: عذابنا؛ أقرُّوا حيث لا ينفعهم الإقرار، و {قالوا آمنَّا بالله وحدَه وكَفَرْنا بما كُنَّا به مشركين}: من الأصنام والأوثان، وتبرَّأنا من كلِّ ما خالف الرسل من علم أو عمل.
(84) ﴾ فَلَمَّا رَأَوۡاْ بَأۡسَنَا
﴿ "Maka tatkala mereka melihat azab Kami," maksudnya, siksaan Kami, mereka pun mengakui, di mana penga-kuan sudah tidak berguna lagi. Dan ﴾ قَالُوٓاْ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَحۡدَهُۥ وَكَفَرۡنَا بِمَا كُنَّا بِهِۦ مُشۡرِكِينَ ﴿ "mereka berkata, "Kami beriman hanya kepada Allah saja dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah," yaitu seperti patung dan berhala, dan kami berlepas diri dari apa saja yang menyalahi para rasul, dalam ilmu ataupun amal.
#
{85} {فلم يكُ ينفعُهم إيمانُهم لما رأوا بأسَنا}؛ أي: في تلك الحال، وهذه {سنة الله} وعادتُه {التي خَلَتْ في عبادِهِ}: أنَّ المكذِّبين حين ينزل بهم بأسُ الله وعقابُه إذا آمنوا؛ كان إيمانُهم غيرَ صحيح ولا منجياً لهم من العذاب، وذلك لأنَّه إيمانُ ضرورةٍ؛ قد اضطرُّوا إليه، وإيمانُ مشاهدة، وإنَّما الإيمان [النافع] الذي ينجي صاحبه هو الإيمان الاختياريُّ الذي يكون إيماناً بالغيب، وذلك قبل وجودِ قرائن العذاب، {وخَسِرَ هنالك}؛ أي: وقت الإهلاك وإذاقة البأس {الكافرون}: دينَهم ودُنياهم وأخراهم، ولا يكفي مجرَّد الخسارة في تلك الدار، بل لا بدَّ من خسران يشقي في العذاب الشديد والخلود فيه دائماً أبداً.
(85) ﴾ فَلَمۡ يَكُ يَنفَعُهُمۡ إِيمَٰنُهُمۡ لَمَّا رَأَوۡاْ بَأۡسَنَاۖ
﴿ "Maka iman mereka tiada ber-guna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami," maksudnya, pada saat itu. Inilah ﴾ سُنَّتَ ٱللَّهِ
﴿ "sunnah Allah," yakni kebiasaanNya, ﴾ ٱلَّتِي قَدۡ خَلَتۡ فِي عِبَادِهِۦۖ
﴿ "yang telah berlaku terhadap hamba-hambaNya," yaitu bahwa orang-orang yang mendustakan, pada saat mereka ditimpa azab Allah dan hukumannya, maka mereka pun beriman. Namun, iman mereka tidak benar dan tidak dapat menyelamat-kan mereka dari siksa itu. Hal itu disebabkan karena iman mereka adalah iman terpaksa, mereka terpaksa melakukannya, dan iman setelah menyaksikan siksaan.
Sedangkan iman yang bermanfaat yang dapat menyelamat-kan pelakunya adalah iman yang dilakukan dengan suka hati, yaitu yang merupakan iman dengan yang ghaib, yaitu yang terjadi se-belum ada tanda-tanda azab. ﴾ وَخَسِرَ هُنَالِكَ
﴿ "Dan di waktu itu rugilah," maksudnya, waktu dibinasakan dan ditimpakannya azab, ﴾ ٱلۡكَٰفِرُونَ ﴿ "orang-orang kafir" terhadap agama, dunia, dan akhirat mereka. Ia tidak cukup hanya sekedar kerugian di sana, melainkan harus ada kerugian yang menyengsarakan di dalam azab yang amat dahsyat dan kekal di dalamnya selama-lamanya.
Selesailah Tafsir Surat al-Mu`min (Ghafir), dengan segala puji bagi Allah, kelembutan dan pertolonganNya, bukan karena ke-kuatan dan daya dari kami. Maka segala puji dan syukur hanya untukNya.